DEFARM KEDELAI -...

39
LAPORAN AKHIR TAHUN DEFARM KEDELAI Yong Farmanta BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 No. Kode:

Transcript of DEFARM KEDELAI -...

Page 1: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

LAPORAN AKHIR TAHUN

DEFARM KEDELAI

Yong Farmanta

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

No. Kode:

Page 2: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

LAPORAN AKHIR TAHUN

DEMFARM KEDELAI

Yong Farmata Yulie Oktavia Yesmawati

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

2013

Page 3: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga Laporan Akhir Tahun Kegiatan Demfarm Kedelai tahun

2013 dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggung jawaban

terhadap hasil pelaksanaan kegiatan tahun 2013.

Kami menyadari bahwa dalam penyelenggaraan kegiatan dan

penyusunan laporan ini masih banyak ditemui berbagai kendala dan kekurangan.

Kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami jadikan sumber perbaikan,

mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi kita semua. Kepada semua pihak

yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini, diucapkan

terima kasih. Semoga hasil kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi

percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian.

Bengkulu, Desember 2013 Penangggung Jawab,

Yong Farmanta, SP, M.Si

NIP. 19790116 200312 1 002

Page 4: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Demfarm Kedelai

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2013

5. Status Penelitian (L/B) : Baru

6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Yong Farmanta, SP, M.Si

b. Pangkat/Golongan : Penata/IIIc

c. Jabatan : Peneliti Pertama

7. Lokasi : 4 Kabupaten di Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Basah

(LKDRIB)

9. Tahun Mulai : 2013

10. Tahun Selesai : 2014

11. Output Tahunan : (1) Tersebarnya varietas kedelai unggul di

Provinsi Bengkulu dan (2) Teradopsinya

teknologi budidaya kedelai di Provinsi Bengkulu.

12. Output Akhir : Meningkatkan pemahaman petani tentang

aspek- aspek teknis budidaya kedelai.

13. Biaya : Rp. 67.000.000,00 (Enam Puluh Tujuh Juta

Rupiah)

Koordinator Program, Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP. 196904271998031001

Bengkulu, Desember 2013 Penanggung Jawab Kegiatan,

Yong Farmanta, SP., M.Si NIP. 19790116 200312 1 002

Mengetahui: Kepala BBP2TP, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng NIP. 19610802 198903 1 011

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

Page 5: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................... iii DAFTAR TABEL ................................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... v RINGKASAN / SUMMARY ................................................................. vi SUMMARY ........................................................................................ vii I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2. Tujuan ....................................................................................... 3 1.3. Keluaran .................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4 III. PROSEDUR PELAKSANAAN ........................................................ 6 3.1. Lokasi Kegiatan dan Waktu ........................................................ 6 3.2. Cakupan Kegiatan ..................................................................... 6 3.3. Tahapan Pelaksanaan ............................................................... 6 3.3.1. Persiapan ....................................................................... 6 3.3.2. Pelaksanaan Kegiatan ...................................................... 7 3.3.3. Parameter yang Diukur .................................................... 8 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 9 4.1. Koordinasi Intern dan Antar Institusi ........................................... 9 4.2 Pelaksanaan Kegiatan Demfarm Kedeai ....................................... 10 4.3. Inovasi dengan Pendekatan Teknologi PTT .................................. 12 4.4. Komponen Pertumbuhan dan Hasil Demfarm Kedelai .................... 14 V. KESIMPULAN ............................................................................. 17 5.1. Kesimpulan ............................................................................... 17 5.2 Saran........................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18

ANALISIS RESIKO ............................................................................ 19

JADWAL KERJA ................................................................................ 20

PEMBIAYAAN ................................................................................... 21

PERSONALIA .................................................................................... 23

LAMPIRAN ........................................................................................ 24

Page 6: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. CP/CL dan luas lahan kegiatan demfarm kedelai........................... ......... 9 2. Distribusi lokasi dan luasan kegiatan demfarm di 5 kabupaten Provinsi

Bengkulu tahun 2013 .......................................................................... 11 3. Tanggal tanam kedelai kegiatan demfarm di masing-masing kabupaten .. 12 4. Rerata komponen pertumbuhan tanaman kedelai di masing-masing

kabupaten .......................................................................................... 15 5. Rerata komponen hasil tanaman kedelai di masing-masing kabupaten ... 15 6. Daftar penyebaran benih sumber kedelai ke petani dan dinas/instansi Terkait ............................................................................................... 16 7. Daftar resiko pelaksanaan Demfarm tahun 2013 .................................... 19 8. Daftar Penanganan Resiko ................................................................... 19

Page 7: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Gambar kegiatan penanaman (Tanggal 15 Juni 2013) dan keragaan

pertumbuhan tanaman kegiatan Demfarm Kedelai di Kab. Kaur ............. 25 2. Gambar kegiatan penanaman (Tanggal 9 Juni 2013) kegiatan Demfarm

Kedelai di Kab. Rejang Lebong....................................... ..................... 26 3. Gambar kegiatan Demfarm Kedelai di Kab. Seluma ............................... 27 4. Gambar kegiatan Demfarm /Display Varietas Unggul Baru (VUB) Kedelai di lokasi Gelar Teknologi dalam rangka mendukung kegiatan PEDA KTNA ke-14 Provinsi Bengkulu di Kabupaten Mukomuko ................................. 30

Page 8: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

vi

RINGKASAN

1. Judul : Demfarm Kedelai 2. Unit kerja : BPTP Bengkulu 3. Tujuan : 1. Menyebarluaskan varietas unggul spesifik

lokasi kepada petani di Propinsi Bengkulu 2. Mempercepat adopsi komponen teknologi

Kedelai di Propinsi Bengkulu 4. Keluaran : 1. Petani melaksanakan penanaman varietas

unggul spesifik lokasi di lahan usaha taninya. 2. Komponen teknologi budidaya kedelai telah

teradopsi pada tingkat petani 5. Prosedur : Kegiatan demfarm kedelai dilaksanakan di 4

kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong, dan Kaur. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari –Desember 2013. Demfarm yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan Tim Demfarm; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; sosialisasi maupun pelatihan; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Demfarm; pelaksanaan Demfarm VUB); 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan).

6. Capaian : Peningkatan produktivitas tanaman kedelai.

7. Manfaat : 1. Petani melaksanakan penanaman varietas unggul spesifik lokasi di lahan usaha taninya.

2. Komponen teknologi budidaya kedelai telah teradopsi pada tingkat petani.

8. Dampak : Meningkatkan pemahaman petani tentang aspek-aspek teknis budidaya kedelai.

9. Jangka Waktu : 2 tahun 10. Biaya : Rp. 67.000.000,00

(Enam Puluh Tujuh Juta Rupiah)

Page 9: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

vii

SUMMARY

1. Title : Soybeans Demfarm 2. Unit of Work : Assessment Institute for Agriculture Technology of

Bengkulu 3. Objectives : 1. Disseminate specific varieties to farmers in the

Province of Bengkulu 2. Accelerate the adoption of technology

components Soybeans in Bengkulu 4. Output : 1. Planting specific varieties on their farmers land.

2. Adopt technology component soybean cultivation has at the farm land

5. Procedure : Activity demfarm soybean implemented in 4 districts / cities namely Mukomuko regency, Central Bengkulu, Rejang Lebong, and Kaur. Activities doing in January-December 2013. Demfarm done by BPTP Bengkulu include: 1) Team Building Demfarm; 2) The main activities (internal and inter-institutional coordination; socialization and training; provision and distribution of information technology, materials and means of production to Demfarm; implementation Demfarm VUB); 3 ) Reporting (monthly, semester and end of the activity).

6. Achievement : Increased productivity of soybean plants. 7. Benefits : 1. Farmers in planting specific varieties on their farm

land. 2.Technological component adopt soybean cultivation

has at the farm land. 8. Impact : Improving farmers' understanding of the technical

aspects of soybean cultivation. 9. Periode : 2 years 10. Budget : Rp. 67.000.000,00

(sixty seven million)

Page 10: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah

padi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya

akan protein yang memiliki arti penting dalam industri pangan dan pakan.

Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam

rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah

harganya. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan

jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri olahan pangan seperti tahu,

tempe, kecap, susu kedelai, tauco, snack, dan sebagainya. Konsumsi per kapita

pada tahun 1998 sebesar 8,13 kg meningkat menjadi 8,97 kg pada tahun 2004

(Badan Litbang Pertanian, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan

kedelai cenderung meningkat.

Produksi kedelai nasional cenderung menurun sejak tercapainya produksi

tertinggi pada tahun 1992 yang mencapai sekitar 1,6 juta ton (BPS, 2010).

Berkurangnya luas areal tanam adalah penyebab utama menurunnya produksi

sekalipun produktivitas dapat ditingkatkan. Namun peningkatan produktivitaspun

sangat lambat dan sulit karena belum ditemukannya varietas unggul baru yang

mampu meningkatkan produktivitas secara nyata.

Usahatani kedelai dihadapkan kepada resiko yang cukup tinggi

dibandingkan dengan tanaman pangan lain sehingga kurang memiliki keunggulan

kompetitif di tingkat on farm. Ancaman lain terhadap upaya peningkatan

produksi kedelai adalah harga kedelai impor yang lebih murah dan mudah

diperoleh. Kondisi ini makin mendorong menurunnya produksi kedelai domestik

pasca 1992. Varietas unggul baru (VUB) kedelai yang telah dilepas oleh Badan

Litbang Pertanian, menunjukkan potensi hasil yang berkisar antara 2,0-2,5 ton

biji kering/ha. Rendahnya produktivitas di tingkat petani antara lain disebabkan

oleh penggunaan varietas lokal setempat dengan hasil rendah dan penggunaan

benih produksi sendiri oleh petani. Di sisi lain, belum tersedianya benih bermutu

secara luas dan belum diadopsinya teknologi spesifik lokasi secara luas turut

berperan menyulitkan upaya peningkatan produktivitas kedelai.

Page 11: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

2

Peluang peningkatan produksi kedelai menuju swasembada masih cukup

besar terutama melalui peningkatan produktivitas dan perluasan area panen.

Untuk memanfaatkan peluang tersebut diperlukan strategi, dukungan kebijakan

dan program pengembangan yang kondusif yang mampu memberikan insentif

bagi petani kedelai untuk meningkatkan produktivitas per satuan luas lahan. Oleh

karenanya, perlu dilakukan upaya pencapaian peningkatan produksi kedelai

melalui upaya demplot varietas unggul baru (VUB).

Masalah utama dari sub-sektor tanaman pangan khususnya kedelai, padi,

jagung, dan kacang tanah adalah adanya senjang produktivitas (yield gap) di

tingkat petani yang cukup besar. Sumber permasalahan tersebut diantaranya

adalah akibat dari belum diadopsinya teknologi tepat guna yang spesifik lokasi,

pelaksanaan program masih parsial dan belum terintegrasi, serta sinergi program

antar stakeholders pelaksana belum optimal. Hal ini merupakan akibat dari

berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor

pertanian yang sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan.

Konversi lahan produktif tidak dapat dihindarkan dan bahkan secara nasional

diperkirakan lajunya mencapai 100.000 ha/tahun (Ditjen Tanaman Pangan,

2008).

Melalui kegiatan Demfarm diharapkan terjadi perbaikan pemahaman

petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi

dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya.

Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani adalah

melalui demplot tanaman di lahan. Proses diseminasi bagi petani haruslah

dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan

mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by Doing secara partisipatif

merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya

mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu

melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan

pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi.

Petani diharapkan lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti

halnya seorang peneliti dan penyuluh. Demfarm merupakan salah satu media

diseminasi yang cukup efektif dilapangan, dapat langsung dilihat petani yang

diharapkan dapat langsung menerapkan di areal usaha taninya sendiri.

Page 12: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

3

1.2. Tujuan

Tujuan kegiatan Demfarm Kedelai pada tahun 2013 adalah

Menyebarluaskan varietas unggul spesifik lokasi kepada petani serta

Mempercepat adopsi komponen teknologi budidaya tanaman kedelai di Provinsi

Bengkulu.

1.3. Keluaran

a. Melaksanakan penanaman varietas unggul spesifik lokasi dan

peningkatan produksi kedelai di Provinsi Bengkulu.

b. Adopsi komponen teknologi budidaya tanaman kedelai di tingkat petani.

Page 13: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penyediaan dan kecukupan pangan menjadi sangat strategis dan

menentukan stabilitas dan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, ketahanan

pangan merupakan sasaran utama pembangunan nasional. Dengan dukungan

ketahanan yang mantap, dampak berbagai krisis dapat dihindari. Indonesia

diharapkan mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan pada tahun

2014. Di sisi lain dihadapkan pada kondisi iklim yang tidak menentu, sehingga

kita perlu bekerja keras dalam memacu peningkatan dan kontinuitas produksi di

tengah ancaman dampak perubahan iklim. Perubahan iklim berimplikasi terhadap

pergeseran awal musim tanam dan pola tanam , ancaman kekeringan, banjir dan

serangan OPT.

Kedelai mempunyai nilai strategis serta menjadi sumber kalori dan protein

nabati, yang dapat diproses menjadi berbagai produk pangan fermentasi seperti

tempe, kecap, tauco, natto, dan produk pangan non-fermentasi seperti tahu,

susu, yuba, daging tiruan, serta produk minyak kasar untuk pangan dan industri

seperti minyak salad, minyak goreng, mentega putih, margarine. Disamping itu

kedelai juga diproses menjadi produk lesitin untuk pangan dan farmasi seperti

roti, es krim, yoghurt, makanan bayi, kembang gula, obat-obatan, dan produk

kecantikan/ kosmetika, dan produk konsentrat protein untuk pangan dan

farmasi, serta produk bungkil kedelai untuk pakan ternak (Balitbangtan, 2005).

Penganekaragaman pola konsumsi masyarakat adalah dengan memanfaatkan

sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti misalnya kedelai,

jagung, kacang tanah, singkong, dan ubi-jalar.

Dari berbagai tanaman pangan yang diusahakan oleh para petani, maka

keputusan untuk menanam kedelai sangat dipengaruhi oleh penerapan paket

teknologi budidaya kedelai maju di berbagai agro-ekosistem, yaitu meningkatkan

produksi, produktivitas, dan pendapatan petani (Manwan et.al., 1990). Masalah

usahatani kedelai di tingkat petani adalah rendahnya produktivitas dan

terbatasnya peluang perluasan areal panen, kurangnya keahlian dan ketrampilan,

serta rendahnya pennggunaan teknologi yang efisien di berbagai agro-ekosistem

(Sumarno dan Manshuri, 2007). Tingkat partisipasi petani relatif rendah dan

terintegrasi dalam kelompok tani melalui koperasi, sehingga memerlukan pola

Page 14: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

5

kemitraan yang sejajar untuk pengembangan usaha (Lim, 1997). Faktor

pembatas produktivitas adalah pada penyediaan benih bermutu, pola tanam,

introduksi teknologi baru, pengendalian hama penyakit dan gulma, permodalan,

dan kepemilikan lahan. Kelembagaan pendukung seperti penangkar benih dan

penyuluh lapangan masih belum berfungsi (Adisarwanto, 1997; Adnyana dan

Kariyasa, 1997).

Berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman

pangan, khususnya kedelai, telah banyak dilakukan. Menurut Ditjen Tanaman

Pangan (1998), kebijakan yang dilakukan adalah introduksi paket teknologi baru

yang tepat guna, program intensifikasi kedelai IP-300, Gemapalagung (gerakan

mandiri padi, kedelai, dan jagung), dan diversifikasi pangan. Program ini

ditujukan untuk melepaskan diri dari ketergantungan impor kedelai.

Pengembangan sentra produksi kedelai seperti di propinsi Jawa Timur, Jawa

Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Barat, dan Lampung, memerlukan dukungan

lapangan kerja di luar pertanian, mengingat karakteristik kesempatan kerja

sektor pertanian bersifat musiman. Bahkan kedelai dianggap sebagai tanaman

sela setelah tanaman padi, yang kurang diminati petani, sehingga belum dapat

menyerap tenaga kerja cukup banyak. Status tanaman kedelai adalah tanaman

secondary-crops untuk lokasi/daerah sub-tropis. Peningkatan produksi dan

produktivitas kedelai dapat dilakukan melalui: (1) perluasan areal panen di lahan

sawah dan lahan kering (ekstensifikasi), (2) intensifikasi, (3) stabilitas hasil

dengan menangkal hama penyakit dan gulma, (4) penekanan senjang hasil

dengan penyuluhan intensif, penggunaan varietas benih unggul bermutu, pola

tanam, pengolahan tanah, dan pemupukan sesuai dosis anjuran, (5) penekanan

susut hasil melalui perbaikan pascapanen dan rehabilitasi lahan, dan (6)

penetapan harga yang stabil di musim panen dan musim paceklik. Proses

diversifikasi ekonomi pada rumahtangga petani pada umumnya masih terbatas

pada keragaman jenis usahatani, sehingga masih tergolong pada skala usaha

kecil (rumah tangga). Dengan demikian tambahan pendapatan bagi

rumahtangga petani kedelai masih rendah, sehingga sumber pendapatan dan

pembagian kerja dalam keluarga belum mampu meningkatkan kesejahteraan

keluarganya secara proporsional.

Page 15: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

6

III. PROSEDUR

3.1. Lokasi Kegiatan dan Waktu

Kegiatan Demfarm Kedelai dilaksanakan di 5 kabupaten di Propinsi

Bengkulu (Kab. Mukomuko, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kaur dan Seluma)

pada bulan Januari–Desember 2013.

3.2. Cakupan Kegiatan

Pelaksanaan Demfarm Kedelai di 5 kabupaten di Provinsi Bengkulu.

Kabupaten Mukomuko dengan menggunakan Varietas Tanggamus, sedangkan

Kabupaten Kaur, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong dan Seluma menggunakan

Varietas Argomulyo dan Anjasmoro. Menyebarluaskan varietas unggul spesifik

lokasi kepada petani di Propinsi Bengkulu.

Demfarm yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan

Tim Demfarm; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar

institusi; sosialisasi maupun pelatihan; penyediaan dan distribusi bahan

informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Demfarm; pelaksanaan

Demfarm VUB); 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan).

Kegiatan demfarm VUB merupakan contoh pola diseminasi yang dilakukan

langsung secara praktek dan dapat dilihat secara nyata dilapangan. Pada

kegiatan demfarm ini juga dilakukan pembekalan materi budidaya melalui

pertemuan (presentasi dan diskusi) seperti kegiatan sosialisasi dan temu lapang.

Kolaborasi antara teori dan praktek adalah kegiatan dilaksanakan dalam

waktu yang bersamaan pada kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif

singkat.

3.3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

3.3.1. Persiapan.

Penyusunan RODHP

RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP.

RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan

dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan

dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi.

Page 16: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

7

3.3.2. Pelaksanaan Kegiatan

1. Koordinasi intern dan antar institusi.

Koordinasi intern dilaksanakan dengan stakeholder yang berada

di kabupaten untuk berkoordinasi menyampaikan adanya kegiatan

Demfarm Kedelai. Bersama Dinas pertanian dan Badan Pelaksana

Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan mencari daerah yang sesuai

untuk dijadikan lokasi penanaman kedelai.

Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di

provinsi dan kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat

regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk

pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders

(Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan).

Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit

lingkup Badang Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (Balitkabi).

2. Pelaksanaan Demfarm Kedelai

Pelaksanaan kegiatan demfarm kedelai dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut :

Melakukan koordinasi awal ke Dinas Pertanian dan Badan

Pelaksana Penyuluhan Kabupaten untuk meminta saran dalam

pelaksanaan kegiatan.

Penjajakan lokasi demfarm

Penentuan lokasi ; lokasi demfarm diusahakan merupakan lokasi

yang cukup strategis yang mudah dijangkau.

Demfarm bisa diusahakan dilahan sawah maupun lahan kering.

Varietas yang digunakan pada kegiatan demfarm ini adalah :

Argomulyo, Anjasmoro dan Tanggamus.

Demfarm kedelai di laksanakan di 5 kabupaten dengan masing-

masing luasan 1 hektar dengan menggunakan varietas Anjasmoro

dan Argomulyo. Untuk kabupaten Mukomuko dialokasikan kegiatan

dengan luasan 0,23 hektar dengan menggunakan varietas

Tanggamus.

Melakukan pendistribusian benih.

Penanaman dilakukan sesuai jadwal yang telah direncanakan oleh

petani kooperator.

Page 17: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

8

Penyampaian Juklak pelaksanaan demfarm kedelai.

Pengamatan komponen pertumbuhan dan hasil.

Penyusunan laporan.

Perkembangan kegiatan dilaporkan secara periodik yaitu bulanan,

triwulan, semester dan akhir kegiatan.

3.3.3. Parameter yang Diukur

Komponen pertumbuhan dan komponen hasil pada lokasi demfarm.

Komponen teknologi yang diadopsi oleh petani/pengguna.

Frekuensi pendampingan (pelatihan, sosialisasi dan temu lapang

demfarm).

Jumlah dan jenis bahan informasi yang disebarluaskan sebagai bahan

penyuluhan.

Peningkatan produktivitas pada lokasi demfarm

Jumlah benih yang dapat dihasilkan dari kegiatan demfarm

Jumlah rekomendasi teknologi kedelai spesifik lokasi di Provinsi

Bengkulu.

Page 18: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi Intern dan Antar Institusi.

Upaya dalam meningkatkan koordinasi dan keterpaduan kegiatan

demfarm kedelai di Provinsi Bengkulu dilakukan dalam bentuk koordinasi intern

(dalam institusi BPTP Bengkulu) dan koordinasi antar institusi (pusat, daerah

maupun kabupaten). Koordinasi intern telah dilaksanakan, bentuk dari

koordinasinya adalah rapat tim demfarm kedelai dan liason officer (LO)

kabupaten/kota yang dilaksanakan secara rutin setiap tanggal 15 setiap bulannya

dan penyampaian laporan baik secara tertulis maupun lisan kepada Kepala Balai.

Kegiatan ini dalam rangka memberikan arahan dan pembekalan kepada seluruh

anggota tim tentang hal-hal terbaru terkait dengan pelaksanaan demfarm

kedelai, melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan, serta

menetapkan rencana tindak lanjut dari hasil evaluasi.

Koordinasi antar institusi dilaksanakan di tingkat pusat, daerah, maupun

kabupaten. Koordinasi di tingkat pusat yang pernah dilaksanakan diantaranya

adalah pemesanan benih sumber varietas unggul baru (VUB) kedelai ke Balai

Penelitian Kacang dan Umbi-umbian (Balikabi) Malang Jawa Timur.

Koordinasi di tingkat Provinsi Bengkulu adalah Rapat Persiapan SL-PTT

Bengkulu TA. 2013 yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi pada tanggal

16 april 2013. Sedangkan koordinasi tingkaat kabupaten/kota dilaksanakan

dalam rangka menghimpun informasi calon petani calon lokasi (CP/CL) kegiatan

demfarm kedelai pada kabupaten/kota yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari

hasil Koordinasi yang telah dilaksanakan tersebut diperoleh daftar CP/CL untuk

kegiatan demfarm kedelai. Hasil CP/CL dan luas lahan dalam kegiatan defarm

kedelai disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. CP/CL dan luas lahan kegiatan demfarm kedelai.

No Kabupaten Nama Petani Luas lahan (ha)

1. Mukomuko Subar 2,23

2. Kaur Karjito 1

3. Bengkulu Tengah Wagio, Agus, Karpiah, Slamet 1

4. Rejang Lebong Iksan, Ujang 1

Jumlah 5,23

Page 19: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

10

4.2. Pelaksanaan Kegiatan Demfarm Kedelai.

Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan melibatkan

berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang.

demfarm VUB merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara

praktek lapangan.

Demfarm merupakan salah satu metode desiminasi yang paling diminati

oleh sebagian besar petani di Provinsi Bengkulu. Demfarm terbukti mampu

meningkatkan keterlibatan aktif dan dukungan petani serta stakeholders lainnya

secara partisipatif. Kondisi dan kenyataan ini menjadi penting dalam pemilihan

metode diseminasi.

Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan

mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat

(interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers,

1983). Pada kenyataannya proses adopsi dapat dipercepat dan tidak harus

melalui lima tahapan.

Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis,

lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja

dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode

pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun

melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/

membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan

mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi.

Petani cepat menerima dan mengadopsi inovasi teknologi yang sudah

terbukti secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan

serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. Aspek

yang dapat mempercepat proses adopsi dapat ditemukan pada kegiatan display

maupun demfarm. Dengan demfarm/display petani dapat secara langsung

melihat, mengikuti pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mengidentifikasi

kesulitan dan permasalahan, serta menemukan alternatif pemecahan masalah

yang disesuaikan dengan sumberdaya, dana dan kearifan lokal setempat.

Introduksi VUB release terbaru dilakukan untuk mempercepat

penyebarluasan dan adopsi varietas yang dihasilkan oleh Badan Litbang

Pertanian.

Page 20: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

11

Sehubungan dengan adanya dinamika program dari beberapa

dinas/instansi terkait (Dinas Pertanian dan BP4K) kabupaten maka

mengharuskan adanya revisi lokasi serta volume kegiatan demfarm kedelai,

seperti di Kabupaten Mukomuko karena adanya Pekan Daerah (PEDA) KTNA

yang ke-14 tahun 2013 tingkat provinsi yang mengharuskan dinas/instansi terkait

fokus pada lokasi gelar teknologi, dari rencana awal luas tanam 2,23 ha direvisi

menjadi 0,23 ha yang berlokasi di lahan gelar teknologi pada kegiatan PEDA saja.

Sedangkan sisanya dipindahkan ke Kabupaten Seluma. Kegiatan

display/demfarm VUB kedelai di Kabupaten Mukomuko secara khusus

dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan PEDA KTNA yang ke-14 tahun

2013 tingkat provinsi.

Kegiatan demfarm kedelai dilaksanakan di 5 kabupaten (Mukomuko, Kaur,

Bengkulu Tengah, Rejang Lebong dan Seluma) yang terdiri dari 11 orang petani

kooperator dengan luas lahan 5,23 ha. Jumlah benih yang digunakan sebanyak

265 kg dengan kelas benih breeder seed (BS), varietas yang digunakan yaitu

Tanggamus, Anjasmoro dan Argomulyo. Realisasi kegiatan demfarm kedelai

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi lokasi dan luasan kegiatan demfarm di 5 kabupaten Provinsi

Bengkulu tahun 2013.

No Kabupaten Nama Petani Luas lahan (ha)

Jumlah Benih (kg)

Kelas Benih

Varietas

1. Mukomuko Subar 0,23 15 BS Tanggamus

2. Kaur Karjito 1 50 BS Anjasmoro Argomulyo

3. Bengkulu Tengah

1. Wagio 2. Agus 3. Karpiah 4. Slamet

0.25 0.25 0.25 0.25

50 BS Anjasmoro Argomulyo

4. Rejang Lebong 1. Iksan 2. Ujang

0.5 0.5

50 BS Anjasmoro Argomulyo

5. Seluma 1. Sutarman 2. Sumardi 3. Samin

1 0,5 0,5

100 BS Anjasmoro Argomulyo

Jumlah 5,23 265

Tabel 2. menunjukkan bahwa benih kedelai yang diintroduksikan telah

didistribusikan ke 5 kabupaten di Provinsi Bengkulu. Demfarm dilakukan di 5

Kabupaten dengan luasan 5,23 ha meliputi Mukomuko (varietas Tanggamus),

Page 21: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

12

Kaur (varietas Anjasmoro dan Argomulyo), Bengkulu Tengah (varietas Anjasmoro

dan Argomulyo), Rejang Lebong (varietas Anjasmoro dan Argomulyo), dan

Seluma (varietas Anjasmoro dan Argomulyo).

Tahapan selanjutnya adalah pengolahan tanah dan penanaman.

Pengolahan tanah di masing-masing lokasi berbeda karena menyesuaikan musim

tanam dan agroekosistem. Pengolahan tanah merupakan komponen teknologi

pilihan pada PTT tanaman kedelai. Pada lahan kering di Kabupaten Mukomuko,

Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong dilakukan dengan cara olah tanah

sempurna (maximum tillage), sedangkan pada lahan sawah di Kabupaten Kaur

dan Seluma dilakukan dengan cara tanpa olah tanah (minimum tillage).

Pelaksanaan penanaman atau tanggal tanam pada masing-masing lokasi

dilaksanakan pada tanggal yang berbeda-beda karena disesuaikan dengan

kesiapan lahan dan petani kooperator. Adapun tanggal tanam disajikan pada

Tabel 3.

Tabel 3. Tanggal tanam kedelai kegiatan demfarm di masing-masing kabupaten.

No. Kabupaten Tanggal Tanam Pengolahan Tanah Agroekosistem *)

1. Mukomuko 19 April 2013 Maximum Tillage LKDRIB

2. Kaur 15 Juni 2013 Minimum Tillage (TOT)

LSSI

3. Bengkulu Tengah

26 Juni 2013 Minimum Tillage (TOT)

LKDRIB

4. Rejang Lebong 09 Juni 2013 Maximum Tillage LKDTIB

5. Seluma 16-17 Juli 2013 Minimum Tillage (TOT)

LSSI

Keterangan *): LKDRIB = Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Basah

LSSI = Lahan Sawah Semi Intensif

LKDTIB = Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Basah

4.3. Inovasi dengan Pendekatan Teknologi PTT.

Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) kedelai adalah suatu pendekatan

inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani

melalui perakitan teknologi secara partisipatif bersama petani. Prinsip utama

penerapan PTT adalah partisipatif (petani berperan aktif memilih dan menguji

teknologi yang sesuai melalui proses pembelajaran di Laboratorium Lapang),

spesifik lokasi (memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik,

sosial budaya dan ekonomi petani), terpadu (pengelolaan sumber daya tanaman,

Page 22: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

13

tanah dan air secara terpadu), sinergis (pemanfaatan teknologi terbaik dan

memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi), dan dinamis (penerapan

teknologi sesuai perkembangan IPTEK).

Penerapan PTT kedelai diawali dengan pemahaman masalah dan peluang

pengembangan sumber daya dan kondisi lingkungan setempat dengan tujuan 1)

mengumpulkan informasi dan menganalisis masalah, kendala dan peluang usaha

tani kedelai; 2) mengembangkan peluang dalam upaya peningkatan produksi

kedelai; 3) mengidentifikasi teknologi yang sesuai kebutuhan petani di wilayah

setempat. Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT kedelai

dikelompokkan dalam komponen teknologi dasar dan pilihan. Komponen

teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua areal pertanaman

kedelai. Penerapan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan

kemampuan petani setempat. Komponen teknologi dasar adalah sebagai berikut:

1. Varietas unggul baru, yang berdaya hasil tinggi,tahan hama dan

penyakit dan toleran deraan lingkungan.

2. Benih bermutu dan berlabel, benih dengan tingkat kemurnian dan

daya tumbuh tinggi (>85%) yang umumnya ditemukan pada benih

yang berlabel.

3. Pembuatan saluran drainase, diperlukan untuk mengalirkan air ke

areal pertanaman untuk menjaga kelembaban tanah optimal dan

mengalirkan kelebihan air.

4. Pengaturan populasi, berkisar 350-500 ribu tanaman/ha.

5. Pengendalian OPT secara terpadu.

Komponen teknologi pilihan adalah sebagai berikut:

1. Penyiapan lahan, pada lahan kering dilakukan dengan cara olah

tanah sempurna (OTS), dengan cara dibajak menggunakan traktor,

sapi atau cangkul, kemudian digaru dan disisir sampai rata. Pada

lahan sawah setelah padi dengan tanpa olah tanah (TOT) atau olah

tanah minimum.

2. Penyiapan saluran drainase di lahan kering di musim hujan, atau

saluran irigasi di lahan sawah pada musim kemarau.

3. Pembumbunan, dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama

dan pembuatan saluran atau setelah pemupukan kedua (35 HST)

bersamaan dengan penyiangan kedua secara mekanis.

Page 23: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

14

4. Pemberian bahan organik, Bahan organik dapat berupa sisa tanaman,

kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos atau humus. Pupuk organik

dapat diberikan sebagai penutup lubang tanam benih dengan takaran

2-3 t/ha.

5. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis atau

menggunakan herbisida kontak.

6. Panen tepat waktu dan pengeringan segera.

Komponen teknologi PTT kedelai pada lokasi kegiatan demfarm

diterapkan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan petani kooperator, dari 11

komponen teknologi dasar dan pilihan yang diterapkan sebanyak 9 komponen

(81,8 %), sedangkan yang belum diterapkan sebanyak 2 komponen (18,2 %)

yaitu teknologi pengendalian OPT secara terpadu dan pemberian bahan organik.

4.4. Komponen Pertumbuhan dan Hasil Demfarm Kedelai.

Hasil demfarm yang telah selesai dilaksanakan di beberapa Kabupaten

menunjukkan bawah varietas Anjasmoro dan Tanggamus mempunyai potensi

dan peluang dengan pertumbuhan cukup baik untuk dikembangkan secara luas

di Provinsi Bengkulu, potensi tersebut berdasarkan perbandingan antara hasil

demfarm dan deskripsi varietas. Pada komponen pertumbuhan maksimal yang

diamati di Kabupaten Seluma, dimana varietas Anjasmoro dan Argomulyo cukup

adaptif memiliki rerata jumlah cabang masing-masing 6,6 dan 6,0. Rerata tinggi

tanaman masing-masing 55,2 cm dan 50,4 cm. Di Kabupaten Rejang Lebong

vareitas Anjasmoro dan Argomulyo cukup adaptif memiliki rerata jumlah cabang

masing-masing 6,6 dan 6,6. Rerata tinggi tanaman masing-masing 60,2 cm dan

56,4 cm. Sedangkan varietas Tanggamus cukup adaptif di Kabupaten Mukomuko

memiliki rerata jumlah cabang 2,15 dengan tinggi tanaman 89,7 cm (Tabel 4).

Keragaan pertumbuhan dan hasil demfarm kedelai di Kabupaten Kaur dan

Kabupaten Bengkulu Tengah diawal pertumbuhannya cukup baik, namun karena

serangan hama dan penyakit yang sulit dikendalikan menyebabkan kedelai pada

2 lokasi tersebut gagal panen (puso). Untuk lokasi di Kabupaten Kaur gagal

panen disebabkan oleh hama Kerbau yang tidak bisa diantisipasi oleh petani

kooperator. Gagal panen tersebut dibuat berita acara yang ditandatangani oleh

Kepala Desa, Desa Padang Panjang, Petugas Lapang (PPL), dan petani koopertor

(Lampiran 5).

Page 24: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

15

Tabel 4. Rerata komponen pertumbuhan tanaman kedelai di masing-masing

kabupaten.

Lokasi Varietas Jumlah Cabang

Tinggi Tanaman

(cm)

Mukomuko Tanggamus 2,15 89,7

Seluma Anjasmoro 6,6 55,2

Argomulyo 6,0 50,4

Rejang Lebong Anjasmoro 6,6 60,2

Argomulyo 6,6 56,4

Deskripsi Tanggamus 3 – 4 67

Anjasmoro 2,9 - 5,6 64 – 68

Argomulyo 3 – 4 40

Komponen hasil kedelai yang diamati antara lain jumlah polong isi, jumlah

polong hampa, berat 100 biji dan produktivitas, yang diamati pada saat panen.

Di Kabupaten Mukomuko menunjukkan bahwa varietas Tanggamus memiliki

jumlah polong isi 52, jumlah polong hampa 2, berat 100 biji 10,3 g dan

produktivitas 1,1 ton/ha. Sementara komponen hasil tanaman kedelai di

Kabupaten Seluma dan Rejang Lebong masing-masing untuk varietas Anjasmoro

adalah jumlah polong isi (37,3 dan 24,3), jumlah polong hampa (22,8 dan 26,5),

berat 100 biji (14,8 g dan 15,3 g) dan produktivitas (1,8 dan 0,4 ton/ha.

Sedangkan varietas Argomulyo adalah jumlah polong isi (20,5 dan 28,6), jumlah

polong hampa (43,3 dan 43,3), berat 100 biji (16,2 dan 16,8 g) dan produktivitas

(0,5 dan 0,6 ton/ha (Tabel 5).

Tabel 5. Rerata komponen hasil tanaman kedelai di masing-masing kabupaten.

Lokasi Varietas ∑ Polong Isi

∑ Polong hampa

Berat 100 biji (g)

Provitas (ton/ha)

Mukomuko Tanggamus 52 2 10,3 1,1

Seluma Anjasmoro 37,3 22.8 14,8 1,8

Argomulyo 20,5 43.3 16,2 0,5

Rejang Lebong

Anjasmoro 24,3 26,5 15,3 0,4

Argomulyo 28,6 43,3 16,8 0,6

Deskripsi Tanggamus 11,0 1,22

Anjasmoro 16,0 1,5 – 2

Argomulyo 14,8-15,3 2,03 - 2,25

Page 25: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

16

Salah satu tujuan kegiatan demfarm kedelai pada tahun 2013 adalah

menyebarluaskan varietas unggul spesifik lokasi kepada petani, maka hasil panen

yang diperoleh dari beberapa lokasi kegiatan diupayakan untuk dijadikan benih

yang akan disebarluaskan kepada petani untuk ditanam pada musim tanam

berikutnya. Dari hasil panen diperoleh calon benih varietas Anjasmoro sebanyak

1,6 ton dan varietas Argomulyo sebanyak 200 kg. Jenis varietas yang

disebarluaskan berdasarkan preferensi petani dan permintaan dinas/instansi

terkait. Berdasarkan minat dan kesukaan terhadap varietas maka masih

didominasi oleh varietas Anjasmoro. Adapun Penyebaran benih/calon benih

kedelai ke petani dan dinas/instansi terkait disajikan pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Daftar penyebaran benih sumber kedelai ke petani dan dinas/instansi

terkait.

No Varietas Jumlah

(kg) Kelas Benih

Lokasi

1 Anjasmoro 75 FS Dinas Pertanian dan BP2KP Kab. Mukomuko

2 Anjasmoro 660 FS Dinas Pertanian Kab. Rejang Lebong

3 Anjasmoro 600 FS Petani Desa Sukaraja, Kab. Seluma

4 Anjasmoro 30 FS Petani Desa BP-II, Kab. Seluma

5 Anjasmoro 60 FS Petani Desa Maras, Kab. Seluma

6 Anjasmoro 15 FS Petani Kab. Kepahiang

7 Anjasmoro 10 FS Petani Kab. Bengkulu Selatan

8 Anjasmoro 15 FS Petani Desa Sukaraja, Kab. Seluma

Jumlah 1.465

Jenis benih yang telah disebarluaskan adalah varietas Anjasmoro

sebanyak 1.465 kg, kelas benih foundation seed (FS). Dari Tabel 6 ditampilkan

bahwa lokasi dan jumlah benih yang tersebar adalah Dinas Pertanian dan BP2KP

Kabupaten Mukomuko sebanyak 75 kg, Dinas Pertanian Kabupaten Rejang

Lebong 660 kg, petani Desa Sukaraja Kabupaten Seluma 600 kg, petani Desa

Bukit Peninjauan II (BP-II) Kabupaten Seluma 30 kg, petani Desa Maras

Kabupaten Seluma 60 kg, petani Kabupaten Kepahiang 15 kg, petani Kabupaten

Bengkulu Selatan 10 kg dan petani Desa Sukaraja Kabupaten Seluma 15 kg.

Page 26: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

17

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Keragaan pertumbuhan dan hasil demfarm di beberapa Kabupaten

menunjukkan bawah varietas Anjasmoro, Argomulyo dan Tanggamus

mempunyai potensi dan peluang untuk dikembangkan dikembangkan

secara luas di Provinsi Bengkulu dengan pertumbuhan dan

produktivitas cukup baik. Produktivitas varietas Anjasmoro kisaran 0,5-

1,8 ton/ha dan varietas Argomulyo kisaran 0,4-0,6 ton/ha. Sedangkan

varietas Tanggamus 1,1 ton/ha.

2. Komponen teknologi PTT kedelai pada lokasi kegiatan demfarm

diterapkan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan petani kooperator,

dari 11 komponen teknologi dasar dan pilihan yang diterapkan

sebanyak 9 komponen (81,8 %), sedangkan yang belum diterapkan

sebanyak 2 komponen (18,2 %) yaitu teknologi pengendalian OPT

secara terpadu dan pemberian bahan organik.

3. Benih/calon benih yang sudah tersebar kepada petani dan

dinas/instansi terkait sebanyak 1.465 kg dengan rincian sebagai

berikut: Dinas Pertanian dan BP2KP Kabupaten Mukomuko sebanyak

75 kg, Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong 660 kg, petani Desa

Sukaraja Kabupaten Seluma 600 kg, petani Desa Bukit Peninjauan II

(BP-II) Kabupaten Seluma 30 kg, petani Desa Maras Kabupaten

Seluma 60 kg, petani Kabupaten Kepahiang 15 kg, petani Kabupaten

Bengkulu Selatan 10 kg dan petani Desa Sukaraja Kabupaten Seluma

15 kg.

4. Masih rendahnya produktivitas tanaman kedelai pada beberapa lokasi

kegiatan demfarm dipengaruhi oleh adanya serangan hama/penyakit,

musim tanam, pemilihan lokasi yang belum sesuai dan petani kurang

kooperatif.

5.2. Saran

Pemilihan lokasi dan petani kooperator perlu memperhatihan aspek teknis

dan non teknis seperti pengalaman petani dalam budidaya tanam kedelai.

Page 27: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

18

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto,T. 2007. Kedelai Penebar Swadaya, Jakarta. Adnyana, M.O. dan K. Kariyasa. 1997. Fungsi Pertumbuhan Produksi: Kajian

Penentuan Tahun Pelandaian Pertumbuhan Produksi Komoditas Pertanian. Warta Informatika Pertanian. Vol. 7 No. 1.

Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung

PRIMA TANI. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p. BPS Provinsi Bengkulu. 2010. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS

Provinsi Bengkulu. Bengkulu 402 p. Ditjen Tanaman Pangan. 2008. Pedoman Umum: Peningkatan Produksi dan

Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui pelaksanaan SL-PTT. Dirjen Tanaman Pangan. 72 p.

Lim, E. 1997. Pola kemitraan menuju swasembada kedelai. K. Agro Manunggal. Jakarta. Manwan, I., Sumarno, S. Karama, dan A.M. Fagi. 1990. Teknologi peningkatan

produksi kedelai di Indonesia. Laporan Khusus, Pen./02/89. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Sumarno dan A.G. Manshuri. 2007. Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi

Kedelai di Indonesia, Dalam Kedelai Tehnik Produksi dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Page 28: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

19

ANALISIS RESIKO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang

mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.

Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun

strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun

responsif (Tabel 7 dan 8).

Tabel 7. Daftar resiko pelaksanaan Demfarm tahun 2013.

No. Resiko Penyebab Dampak

1. VUB yang akan di implementasikan tidak tersedia

VUB lambat dikirim dari UPBS Balitkabi

Permintaan VUB yang sangat banyak di UPBS Balitkabi

Tabel 8. Daftar Penanganan Resiko

No. Resiko Penyebab Penanganan

1. VUB yang akan di implementasikan tidak tersedia

VUB lambat dikirim dari UPBS Balitkabi

Melakukan koordinasi dengan UPBS Balitkabi mengenai pengiriman benih

Page 29: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

20

JADWAL KERJA

No Uraian kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan RDHP

2 Penyusunan/pembahasan perbaikan RODHP

3 Koordinasi

4 Pelaksanaan

5 Laporan bulanan

6 Laporan tengah tahun

7 Laporan akhir tahun

Page 30: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

21

PEMBIAYAAN

A. Rencana Anggaran Belanja (RAB)

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan

(Rp.000)

Jumlah Biaya

(Rp.000)

1 Belanja Bahan ATK, komputer suply, bahan

informasi dan pelaporan

Bahan pertemuan (apresiasi, temu lapang, temu informasi) dan bahan pendukung lainnya

Konsumsi dalam rangka temu lapang, sosialisasi, validasi, akurasi data

1 paket 1 paket 100 OH

1.500

39.120

40

1.500

39.120

4.000

Jumlah 44.620

2 Honor output kegiatan

UHL Honor Petugas Lapang

200 OH

5 OH

35.000

100.000

7.000

500

Jumlah 7.500

3 Belanja Barang non Operasional Lainnya Pengiriman benih

1 paket

10.500

10.500

Jumlah 10.500

4 Belanja perjalanan lainnya

Perjalanan daerah

12 OH

365.000

4.380

Jumlah 4.380

Total 67.000

B. Realisasi Anggaran

No No Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran

(Rp)

Persentase keuangan

(%)

Persentase Fisik

(%)

1 Belanja Bahan ATK, komputer suply,

bahan informasi, dan pelaporan

Bahan pertemuan (apresiasi, temu lapang, temu informasi) dan bahan pendukung lainnya

Konsumsi dalam rangka temu lapang, sosialisasi,

1.500.000

16.936.875

0

100

43

0

100

50

0

Page 31: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

22

validasi, akurasi data

2 Honor output kegiatan

UHL Honor Petugas Lapang

3.150.000

500.000

45

100

68

100

3 Belanja Barang non operasional Lainnya

Pengiriman benih

10.423.500 99

100

4 Belanja perjalanan lainnya Perjalanan daerah

4.015.000 91,7 100

Jumlah 36.525.375 54,5 61,8

Page 32: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

23

PERSONALIA

No Nama/NIP

Jabatan

Fungsional/ Bidang

keahlian

Jabatan

dalam

Kegiatan

Uraian Tugas

Alokasi

waktu (jam/mi

nggu)

1 Yong Farmanta, SP M,Si 19790116 200312 1 002

Peneliti Petama/

iklim dan tanah

Penjab 1. Mengkoordinir kegiatan mulai

perencanaan sampai

pelaporan.

20

2 Yulie Oktavia, SP 19790721 200912 2 001

PNK/ Budidaya

Tanaman

Anggota 1. Menyusun intrumen

pengumpulan

data 2. Menyusun

laporan lapangan

15

3 Yesmawati, SP

19760912 200912 2 001

Peneliti

Pertama/

Sosial Ekonomi

Pertanian

Anggota 1. Membantu

penanggung-

jawab dalam perencanakan,

pelaksanaan, dan pelaporan

15

Page 33: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

24

LAMPIRAN

Lampiran 1: Gambar kegiatan penanaman (Tanggal 15 Juni 2013) dan keragaan pertumbuhan tanaman kegiatan Demfarm Kedelai di Kab. Kaur.

Page 34: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

25

Lampiran 2: Gambar kegiatan penanaman (Tanggal 9 Juni 2013) kegiatan Demfarm Kedelai di Kab. Rejang Lebong.

Page 35: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

26

Lampiran 3: Gambar kegiatan Demfarm Kedelai di Kab. Seluma.

Lobang tanam dan jarak tanam (16-17 Juli 2013)

Penanaman (16-17 Juli 2013)

Umur 3 HST (20 Juli 2013)

Page 36: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

27

Lanjutan.....

UMUR 1 MST (25 Juli 2013)

Umur 15 HST (3 Agustus 2013)

OPT (23 Agustus 2013)

Page 37: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

28

Lanjutan.....

UMUR 36 HST (23 Agustus 2013)

UMUR 77 HST (3 Oktober 2013)

Page 38: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

29

Lampiran 4: Gambar kegiatan Demfarm /Display Varietas Unggul Baru (VUB) Kedelai di lokasi Gelar Teknologi dalam rangka mendukung kegiatan PEDA KTNA ke-14 Provinsi Bengkulu di Kabupaten Mukomuko.

Kegiatan penanaman

Kegiatan pemumbunan

Kegiatan pemupukan

Page 39: DEFARM KEDELAI - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2014/lapkhir... · sumber karbohidrat, protein, dan mineral selain beras, seperti

30

Lanjutan....

Kegiatan pengamatan OPT

Keragaan pertumbuhan tanaman

Pengamatan/pengambilan data pertumbuhan makksimal dan komponen hasil