Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

39
Komunikasi, Adopsi, dan Difusi Inovasi dalam penyuluhan pertanian Dedi Firmanto

Transcript of Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Page 1: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Komunikasi, Adopsi, dan Difusi Inovasi dalam penyuluhan pertanian

Dedi Firmanto

Page 2: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Dasar – dasar Komunikasi untuk penyuluhan pertanian.a. Pengertian komunikasi (Berlo, 1960) mendefinisikan Secara umum, komunikasi sering di artikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima.

Page 3: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Schramm (1977) mengartikan proses komunikasi sebagai berikut : “Proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai ada saling pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh semua pihak.”

Page 4: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Lanjutan...

Page 5: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

REALITAS PSIKOLOGIS

REALITAS FISIK

REALITAS PSIKOLOGIS

INFORMASI

Intrepretasi

Intrepretasi

Pemahaman

Tindakan

Pemahaman

Tindakan

TINDAKAN KOLEKTIF

Kesepakatan bersama

Pengertian bersama

Realitas sosial (a dan b)

Gambar 6. komponen dasar dari model komunikasi memusat

Page 6: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Tujuan komunikasi Di dalam proses komunikasi, sedikitnya akan terkandung salah satu dari 3 (tiga) macam tujuan komunikasi yaitu ; 1. Informatif, atau memberikan informasi/berita2. Peresuasive, atau membujuk, dan 3. Intertainment, atau memberikan hiburan.

Page 7: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Proses perubahan dalam komunikasi Empat cara merubah prilaku orang yaitu : a. Secara persuasive atau bujukan, yakni

perubahan perilaku yang dilakukan secara menggugah perasaan sasaran bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator.

b. Secara pervasion, atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang – ulang. Sampai sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator.

Page 8: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

c. Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak langsung dengan cara menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. contoh menganjurkan menanam padi dengan pola tanam yang tidak biasa dilakukan petani.

d. Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung dengan memberi sansi (hadiah atau hukuman kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan.

Page 9: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

d. Kejelasan komunikasi : Agar penyuluhan dapat berlangsung secara efektif suatu hal yang harus di utamakan adalah “kejelasan komunikasi”.

1. Unsur pesan ; agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah di upayakan agar pesan tersebut berisi hal – hal yang mudah dipahami.

2. Unsur media/saluran komunikasi; agar pesan dapat diterima maka saluran yang digunakan harus terbebas gangguan (teknis ataupun sosial budaya).

Page 10: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

3. Unsur penyuluh dan sasarannya. Kadangkala gangguan yang sering muncul adalah :

a. Kekurangan keterampilan penyuluh/sasaran untuk berkomunikasi,

b. Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran.

c. Sikap yang kurang saling menerima dengan baik, dan

d. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan sasarannya.

Page 11: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Karena itu, penyuluh dituntut untuk selalu berusaha : a. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi. b. Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa

yang mudah dipahami. c. Untuk bersikap baik (meskipun tahu bahwa

dia tidak disukai).d. Memahami, mengikuti, atau setidak –

tidaknya tidak menyinggung nilai – nilai sosial budaya sasaran (meskipun dia sendiri benar – benar menyukaianya).

Page 12: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

e. Mengefektifkan komunikasi dalam penyuluhan pertanianKendala umum yang menyebabkan kegagalan komunikasi, adalah ; 1. Komunikasi yang tidak efisien karena ;a. Tujuan komunikasi yang tidak jelas, baik

menurut penyuluh maupun bagi masyarakat sasarannya, terutama penyuluh yang kurang melakukan persiapan penyuluhan.

b. Kebiasaan – kebiasaan yang di lakukan oleh komunikator (gerakan – gerakan), ucapan – ucapan yang selalu dilakukan secara berulang – ulang.

Page 13: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

2. Salah pengertian, yang disebabkan karena ; a. Perbedaan tujuan penyuluh yang berbeda

dengan tujuan sasaran nya dan b. Perbedaan latar belakang; pendidikan,

ekonomi, dan sosial budaya penyuluh dengan sasarannya.

Page 14: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Cooley (1971) memberikan acuan untuk mengefktifkan komunikasi dalam penyuluhan, yaitu dengan memperhatikan sbb : 1. Harus di upayakan adanya kepentingan yang

sama (“overlaping of interest”) antara kebutuhan yang dirasakan oleh penyuluh dan masyarakat sasarannya.

2. Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat sasarannya.

Page 15: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

3. Komunikator meyakini keunggulan pesan yang disampaikan, dan ia miliki keyakinan bahwa masyarakat sangat mengharapkan bantuannya.

4. Pesan yang disampaikan harus mengacu kepada keupuasan dan perbaikan mutu – mutu hidup kedua belah pihak (terutama bagi sasaran – nya).

Page 16: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Inovasi sebagai pesan penyuluhan Rogers dan shoemaker (1971) mengartikan

inovasi sebagai ide – ide baru, praktek – praktek baru, atau obyek – obyek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan

Lionberger dan Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekedar sebagai sesuatu yang baru, tetapi lebih luas dari itu, yakni sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam masyarakat atau pada lokalitas tertentu.

Page 17: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

“suatu ide, perilaku, produk, Informasi, dan praktek – praktek baru yang belum banyak di ketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan – perubahan wujudnya perbaikan – perbaikan mutu – mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan” (Totok Mardikanto, 1988)”.

Page 18: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Adopsi Inovasi Dalam Penyuluhan pertaniana. Pengertian adopsi

Adopsi dalam proses penyuluhan (pertanian), pada hakikatnya dapat di artikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa; pengetahuan (cognittive), sikap (affective), maupun ketrampilan (psyhomotoric) pada diri seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya.

Page 19: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Inovasi pesan

Informatif

KOGNITIF Pengetahua

n

PSIKOMOTORIK

keterampilanADOPSI INOVASI

Perubahan prilaku

Persuasif dan AFEKTIF sikap

Gambar 7. Proses Adopsi Inovasi Dalam Penyuluhan

Page 20: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

b. Tahapan adopsiTahapan – tahapan adopsi itu adalah : 1. Awareemess atau kesadaran,yaitu sasaran mulai sadar

tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh 2. Interest atau tumbuhnya minat yang seringkali di

tandai oleh keinginannya untuk mengetahui lebih banyak/jauh tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.

3. Evaluation atau penlaian terhadap baik/buruk atau manfaat yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap pada penilaian ini, masyarakat sasaran tidak hanya melakukan penilaian terhadap aspek ekonomi, maupun aspek – aspek sosial budaya, politis, atau kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional regional.

Page 21: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

4. Trial atau mencoba dalam sekala kecil untuk lebih menyakinkan berdasarkan penilaian dan uji – coba yang telah dilakukan/diamatinya sendiri.

5. Adoption atau penerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji-coba yang telah di lakukan/di amatinya sendiri.

Page 22: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Tahapan adopsi masyarakat sasaran menurut Rogers dan Shoemaker (1971)

Dirasakan menggunakan hati/perasaan

Pengambilan keputusan

Menerima

konfirmasi

Dipikirkan menggunakan akal/pikirannya

Melanjutkan adopsi

Menunda

Menolak

tidak

Melanjutkan

Gambar 8. pengambilan Keputusan Adopst

Page 23: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Margono Slamet (1978) mengemukakan adanya beberapa faktor pribadi dan lingkungan sasaran yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada setiap tahapan adopsi sebagaimana di kemukakan dalam tabel 1.

MENILAI

MENCOBA

MENERAPKAN

Informatif

SADAR MINAT

Intertainment

Gambar 9. Ragam pesan Menurut Tahapan Adopsinya

Persuasif

Page 24: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

TAHAPAN ADOPSI

FAKTOR PRIBADI FAKTOR LINGKUNGAN

Sadar - Kontak dengan sumber –sumber informasi di luar masyarakatnya.

- Kontak dengan individu dan kelompok dalam masyarakatnya.

- Tersedianya media komunikasi

- Adanya kelompok – kelompok masyarakat

- Bahasa dan kebudayaan. Minat - Tingkat kebutuhan

- Kontak dengan sumber informasi- Keaktifan mencari sumber

informasi.

- Adanya sumber informasi secara rinci.

- Dorongan dari warga masyarakat setempat

Menilai - Pengetahuan tentang keuntungan relatif dari praktek yang bersangkutan

- Tujuan dari usahataninya.

- Penerangan tentang keuntungan relatif

- Pengalaman dari petani lain.

- Tipe pertanian dan rerajat komersialitasnya.

Mencoba - Keterampilan spesifik - Kepuasan pada cara – cara lama- Keberanian menanggung resiko.

- Penerangan tentang cara – cara praktek yang spesifik

- Faktor – faktor alam- Faktor – faktor harga

input dan produk Menerapkan - Kepuasan pada pengalaman

pertama- Kemampuan mengelola dengan

cara baru.

- Analisa keberhasilan dan kegagalan.

- Tujuan dan minat keluarga

Page 25: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

c. Faktor –faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi 1. Sifat inovasinya sendiri, baik sifat intrinsik (yang

melekat pada inovasinya sendiri) maupun sifat ekstrinsik (menurut/dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya

Sifat – sifat Intrinsik inovasi itu mencangkup : a. Informasi ilmiah yang melekat/dilekatkan pada

inovasinya. b. Nilai – nilai atau keunggulan – keunggulan yang

melekat pada inovasinya. c. Tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi d. Mudah/tidaknya inovasi tersebut diamati

(observasi) e. Mudah /tidaknya di komunikaiskan

(kekomunikatifan) inovasif. Mudah/tidaknya inovasi tersebut di amati

(observability).

Page 26: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Urutan jenjang kepentingan sifat – sifat inovasi

Sumber; internet

Page 27: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Jan Feb maret

April Mei juni juli agus sept oktb Nop des total

1 4 9 18 30 38 38 30 18 9 4 1 2005 27 68 68 27 5 200

2,5 % 13,5 % 34 % 34 % 13,5 % 2,5 % 100 %

Gambar 10. Hipotesis golongan Masyarakat Sehubungan dengan ragam golongan masyrakat

ditinjau dari kecepatannya mengadopsi inovasi. Lionberger (1960) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi yang meliputi : a. Luas usahatani, semakin luas baiasanya

semakin cepat mengadopsi, karena memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik.

Page 28: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

b. Tingkap pendapatan, seperti halnya tingkat pendapatan seperti hanyal tingkat luas usahatani petani dengan tingkat pendapatan semakin tinggi biasanya akan semakin cepat mengadopsi inovasi.

c. Tingkap pendapatan, seperti halnya tingkat pendapatan seperti hanyal tingkat luas usahatani petani dengan tingkat pendapatan semakin tinggi biasanya akan semakin cepat mengadopsi inovasi.

d. Keberanian mengambil resiko sebab, pada tahap awal biasanya tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan. Karena itu biasnya tidak selalu berhasil seperti yang diharapakan, karena itu, individu yang memiliki keberanian menghadapi resiko biasanya lebih inovatif.

Page 29: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Dixon (1982) mengemukakan beberapa sifat individu yang sangat berperan dalam mempengaruhi kecepataan adopsi inovasi, yang berupa: 1. Prasangka Inter-personal : Adanya sifat kelompok

masyarakat (terutama yang masih tertutup) untuk mencurigai setiap tindakan orang-orang yang berasal dan berada di luar sistem sosialnya, seringkali berpengaruh terhadap kecepatan adopsi inovasi.

2. Pandangan terhadap kondisi lingkungannya yang terbatas ; Adanya sifat kelompok masyarakat (terutama yang masih tertutup) untuk mencurigai setiap tindakan orang-orang yang berasal dan berada di luar sistem sosialnya, seringkali berpengaruh terhadap kecepatan adopsi inovasi.

Page 30: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

3. Pandangan terhadap kondisi lingkungannya yang terbatas ; Foster (1965) dan Shanin (1973) dari hasil pengamatannya menyimpulkan bahwa, kecepatan adopsi inovasi sangat tergan-tung pada persepsi sasaran terhadap keadaan lingkungan sosial di sekitarnya.

4. Sikap terhadap penguasa ; Di dalam kehidupaan sehari-hari, sebenarnya terdapat dualisme tentang sikap masyarakat terhadap penguasanya.

5. Sikap kekeluargaan ; Di dalam sistem sosial yang sikap kekeluargannya masih tebal, adopsi inovasi berlangsung relatif lambat, karena setiap pengambilan keputusan untuk mengadopsi selalu harus menunggu kesepakatan seluruh anggota keluarga atau kerabat-nya.

Page 31: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

6. Fatalisme ; Fatalisme adalah suatu kondisi yang menunjukkan ketidak-mampuan seseorang untuk merencanakan masa depannya sendiri, sebagai akibat dari pengaruh faktor-faktor luar yang tidak mampu dikuasainya.

7. Kelemahan Aspirasi ; Sebagai akibat lanjutan dari kondisi fatalisme adalah lemahnya aspirasi atau cita-cita untuk menikmati kehidupan yang lebih baik.

8. Hanya berfikir untuk hari ini ; Dengan lemahnya aspirasi yang disebabkan oleh fatalisme di atas, warga masyarakat yang bersangkutan tidak pernah berpikir tentang hari esok.

Page 32: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

9. Kosmopolitnes, yaitu tingkat hubungannya dengan “dunia luar” di luar sistem sosialnya sendiri ; Bagi warga masyarakat yang relatif lebih kosmopolit, adopsi inovasi dapat berlangsung lebih cepat.

10. Kemampuan berpikir kritis, dalam arti kemampuan untuk menilai sesuatu keadaan (baik/buruk, pantas/tidak pantas, dll).

11. Tingkat kemajuan peradabannya ; Kemajuan tingkat peradaban, akan sangat menentukan ragam dan mutu kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh setiap individu dalam sistem sosial yang bersang-kutan (Lippit, 1958).

Page 33: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

3. Cara pengambilan keputusan; Terlepas dari ragam karakteristik individu dan masyarakat, cara pengambilan keputusan yang dilakukan untuk mengadopsi sesuatu inovasi juga akan mempengaruhi kecepatan adopsi.

4. Saluran komunikasi yang digunakan; Jika inovasi dapat dengan mudah dan jelas dapat disampaikan lewat media masa atau sebaliknya jika kelompok sasarannya dapat dengan mudah menerima inovasi yang disampaikan melalui media masa, maka proses adopsi akan berlangsung relatif lebih cepat dibanding dengan inovasi yang harus disampaikan lewat media antar pribadi.

Page 34: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

5. Kedekatan penyuluh; Adopsi sangat ditentukan oleh aktifitas yang dilakukan penyuluh, khususnya tentang uapaya yang dilakukan penyuluh untuk mempromosikan inovasinya. Semakin rajin penyuluhnya menawarkan inovasi, proses adopsi akan semakin cepat pula.

Page 35: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

4. Difusi inovasi dalam penyuluhan pertanianA. Pengertian Difusi Proses difusi inovasi adalah, perembesan adopsi

inovasi dari satu individu yang telah mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama.

Berlangsungnya proses difusi inovasi sebenarnya tidak berbeda dengan proses adopsi inovasi. Bedanya adalah, jika dalam proses adopsi pembawa inovasinya berasal dari “luar” sistem sosial masyarakat sasaran, sedang dalam proses difusi, sumber informasi berasal dari dalam sistem sosial masyarakat sasaran itu sendiri.

Page 36: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Setiap penyuluh diharapkan dapat memper-cepat proses adopsi/difusi inovasi, melalui: 

1. Melakukan diagnosa terhadap masalah-masalah masyarakatnya, serta kebutuhan-kebutuhan nyata (real

need) yang belum dirasakan masyarakatnya.2. Membuat masyarakat sasaran menjadi tidak puas

dengan kondisi yang dialaminya, dengan cara menunjukkan: kelemahan-kelemahan mereka, masalah-masalah mereka, adanya kebutuhan-kebutuhan baru yang mendorong mereka untuk siap melakukan perubahan-perubahan;

Page 37: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

3. Menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat sasaran, dan bersamaan dengan itu semakin menunjukkan kesiapannya untuk membantu mereka serta membuat mereka yakin bahwa dia mampu membantu mereka untuk memecahkan masalahnya serta mewujudkan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan baru tadi.

4. Mendukung dan membantu masyarakat sasaran, agar keinginan-keinginan (untuk melakukan perubahan) tadi dapat benar-benar menjadi tindakan nyata untuk melakukan perubahan.

Page 38: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

5. Memantabkan hubungan dengan masyarakat, dan pada akhirnya melepaskan mereka untuk berswakarsa dan berswadaya mela-kukan perubahan-perubahan tanpa harus selalu menggantungkan bantuan guna melaksanakan perubahan-perubahan yang dapat mereka prakarsai dan dilaksanakan sendiri.

Page 39: Dedi firmanto komunikasi, adopsi, dan difusi inovasi dalam

Terimakasih