Debita Radio

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kemajuan teknologi alat diagnostik yang pesat saat ini sudah sangat dirasakan manfaatnya dalam mendiagnosis adanya gangguan strutur morfologis organ tubuh. Dalam mendiagnosis struktur morfologi organ tubuh sangat diperlukan modelitas radiologi sesuai dengan kemampuan alat dan karakteristik organ yang akan dinilai. Modalitas yang digunakan dalam bidang radiologi seperti radiologi konvensional (foto rontgen/sinar – X ), computed tomografi scanning (CT - Scan), magnetic resonansi imaging (MRI), ultrasonography (USG) 2D, 3D, 4D dan pencitraan nuklir. Semuanya berkembang pesat. Pemanfaatan radiasi yang sudah begitu meluas dalam berbagai bidang pemanfaatan yaitu kesehatan, industri, penelitian dan pendidikan dan bervariasinya aktivitas yang digunakan yang disesuaikan dengan tujuan pemanfaatan. Resiko yang berhubungan dengan penggunaan sumber radiasi yang terencana umumnya telah dapat diprediksi sehingga persyaratan keselamatan telah dapat ditentukan. Walaupun begitu kecelakaan masih juga terjadi dan bahkan terjadi juga kecelakaan yang serius dan mematikan. Oleh karena itu perhatian dari masyarakat proteksi radiasi mengupayakan pada usaha untuk pencegahan daripada melakukan penanggulangannya. Salah satu cara yaitu dengan dilakukan pengenalan terhadap

Transcript of Debita Radio

Page 1: Debita Radio

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Kemajuan teknologi alat diagnostik yang pesat saat ini sudah sangat dirasakan

manfaatnya dalam mendiagnosis adanya gangguan strutur morfologis organ tubuh.

Dalam mendiagnosis struktur morfologi organ tubuh sangat diperlukan modelitas

radiologi sesuai dengan kemampuan alat dan karakteristik organ yang akan dinilai.

Modalitas yang digunakan dalam bidang radiologi seperti radiologi konvensional (foto

rontgen/sinar – X ), computed tomografi scanning (CT - Scan), magnetic resonansi

imaging (MRI), ultrasonography (USG) 2D, 3D, 4D dan pencitraan nuklir. Semuanya

berkembang pesat.

Pemanfaatan radiasi yang sudah begitu meluas dalam berbagai bidang

pemanfaatan yaitu kesehatan, industri, penelitian dan pendidikan dan bervariasinya

aktivitas yang digunakan yang disesuaikan dengan tujuan pemanfaatan. Resiko yang

berhubungan dengan penggunaan sumber radiasi yang terencana umumnya telah dapat

diprediksi sehingga persyaratan keselamatan telah dapat ditentukan. Walaupun begitu

kecelakaan masih juga terjadi dan bahkan terjadi juga kecelakaan yang serius dan

mematikan. Oleh karena itu perhatian dari masyarakat proteksi radiasi mengupayakan

pada usaha untuk pencegahan daripada melakukan penanggulangannya. Salah satu cara

yaitu dengan dilakukan pengenalan terhadap peralatan yang menggunakan sumber radiasi

dan zat radioaktif tersebut.

Obyekpengawasan dalam bidang FR-ZR dalam bidang kesehatan dan industri

dicoba disajikan dalam makalah ini yang meliputi jenis dan gambaran fisik peralatan,

kegunaan serta prinsip kerja/ prosedur pengoperasian, aspek keselamatan dan potensi

bahaya dalam pengoperasiannya.

1.2. Tujuan Instruksional Umum

Mengetahui tentang jenis peralatan sumber radiasi yang digunakan dalam

pemanfaatan bidang kesehatan dan industri, prinsip kerja dan sistem serta aspek

keselamatan peralatan dalam pengoperasiannya.

Page 2: Debita Radio

Tujuan Instruksional Khusus

1. Mengetahui tentang jenis dan gambaran fisik peralatan yang digunakan dalam

pemanfaatan di bidang kesehatan dan industri

2. Mengetahui tentang prinsip kerja dan sistem keselamatan peralatan sumber

3. Memahami potensi bahaya yang ada bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan

1.3. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode pustaka yaitu penulis

mencari dan mengkaji dari buku sebagai referensi.

Page 3: Debita Radio

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sinar-X

Sinar –x adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang

10-8 -10-12 m dan frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz.sinar ini dapat menembus benda-

benda lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras

seperti tulang,gigi,dan logam.Sinar x sering di gunakan di berbagai bidang seperti bidang

kedokteran, fisika, kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi.

Sinar x di temukan secara tidak sengaja oleh Wilhelm Conrad Rontgen (1845-

1923).Ilmuwan Jerman pada November 1895.Pada waktu itu,Rontgen sedang

mempelajari pancaran electron dari tabung katode.Lempeng logam yang letaknya di

dekat tbung katode memencarkan sinar flueresens selama electron di alirkan.Oleh sebab

itu,Rontgen menyimpulkan bahwa sinar tersebut di sebabkan oleh radiasi dari suatu

atom.karena tidak di kenal dalm ilmu,maka Rontgen memberikan nama dengan sebutan

sinar-X.

Penggunaan pesawat sinar-X secara tepat yang meliputi perancangan dan

pemasangan, prosedur pengoperasian secara benar dengan memperhatikan norma

keselamatan radiasi dan penahan radiasi perlu mendapat perhatian dengan seksama.

Rumah tabung sinar-X harus mempunyai penahan radiasi dan mekanisme pengontrol

berkas yang bekerja dengan baik. Persyaratan ruang dan keselamatan dari fasilitas radiasi

harus diperhatikan sejak awal sebelum instalasi pesawat didirikan.

2.1.1. Wadah tabung sinar-X

Setiap tabung sinar-X harus ditempatkan dalam wadah atau perisai pelindung lain.

Di dalam wadah juga terdapat alat pendingin seperti minyak. Wadah tabung biasanya

terdiri dari timbal atau uranium susut kadar yang dilapisi logam. Celah atau lubang pada

wadah tabung tidak boleh lebih besar dari yang diperlukan untuk menghasilkan berkas

sinar dengan ukuran maksimum.

Page 4: Debita Radio

Gambar I.1. Bagian-bagian tabung pesawat sinar-X

Gambar I.2. Tabung sinar-X

2.1.2. Proses pembentukan sinar-X pada pesawat sinar-X adalah sebagai berikut :

a. Arus listrik akan memanaskan filamen pada katoda sehingga akan terjadi awan

elektron disekitar filamen (proses emisi termionik).

b. Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan menyebabkan

elektron-elektron bergerak ke arah anoda.

c. Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan elektron-elektron

(berkas elektron) menuju target.

d. Ketika berkas elektron menubruk target akan terjadi proses eksitasi pada atom-atom

target, sehingga akan dipancarkan sinar-X karakteristik, dan proses pembelokan

(pengereman) elektron sehingga akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung.

Page 5: Debita Radio

e. Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan bremstrahlung,

dipancarkan keluar tabung melalui jendela.

f. Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian besar energi kinetik

elektron pada saat menumbuk target akan berubah menjadi panas.

Adapun jenis pesawat yang digunakan adalah :

1. Pesawat sinar-X

a. konvensional

Pesawat sinar-X harus memiliki sistem diafragma atau kolimator pengatur berkas radiasi,

sehingga apabila diafragma tertutup rapat maka laju kebocoran radiasinya tidak melebihi

batas yang diizinkan.

Gambar II.1. Pesawat sinar-X yang tetap (fix)

Page 6: Debita Radio

Gambar II.2. Pesawat sinar-X mobile

Tabel II.1. Tingkat kebocoran radiasi pesawat sinar-X

Pemeriksa

an

Laju kebocoran yang

diizinkan

Diagnostik

≤ 100 mR/jam pada jarak 1 m

dari fokus dalam kondisi

maksimum

Filtrasi permanen minimal untuk diagnostik ditetapkan seperti dalam tabel II.2. Nilai

filter permanen tersebut harus dinyatakan secara tertulis pada wadah tabung sinar-X.

Ukuran titik focus (focal spot), tempat terjadinya sinar-X, biasanya antara 0,22 mm s/d 2

mm.

Tabel II.2. Filtrasi Permanen

Total

filtrasi

minimal

Tegangan tabung

maksimum

1,5 mmAl s/d. 70 kV

2,0 mmAl 70 – 100 kV

2,5 mmAl Di atas 100 kV

Aspek keselamatan dalam Pengaturan dan pembatasan waktu penyinaran

1. Harus ada penunjukan tegangan tabung, arus tabung dan waktu penyinaran yang

dipilih; penunjukan jumlah muatan listrik (mAs) dapat dipakai sebagai pengganti

penunjukan arus tabung dan waktu penyinaran secara terpisah.

2. Untuk pengatur penyinaran otomatis cukup ada penunjukan tegangan tabung; untuk

tegangan tabung dan arus tabung dengan nilai tetap perlu ada penunjukan pada panel

pengatur dan dijelaskan dalam dokumen penyerta.

Page 7: Debita Radio

3. Jika pembangkit sinar-X ini juga dapat digunakan untuk fluoroskopi, harus ada suatu

cara untuk menjaga agar arus tabung berada dalam + 25 % dari nilai yang ditetapkan

sebelumnya.

4. Rangkaian penyinaran yang ditetapkan sebelumnya harus diperlihatkan dengan jelas

dalam sebuah tabel dalam dokumen penyerta; faktor-faktor penyinaran ini hendaknya

tersedia dekat atau pada panel pangatur.

5. Sakelar penyinaran harus terpasang sedemikian, sehingga dapat dijalankan dari tempat

yang aman (2m dari susunan tabung dan dari pasien).

a. di belakang bangunan pelindung atau

b. di dalam ruangan dengan menggunakan apron pelindung dan jika perlu sarung

tangan

memegang film pada pasien anak kecil).

6. Untuk memperkecil radiasi pada pasien dan radiasi hambur dalam kamar sinar-X

ukuran berkas radiasi harus dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan

diagnostik dari pemeriksaan tersebut.

7. Waktu penyinaran biasanya sangat pendek dengan maksud untuk memperkecil

kemungkinan kaburnya bayangan akibat gerakan bagian yang difoto.

8. Pesawat harus dilengkapi dengan peralatan untuk membatasi berkas Sinar Guna

(misalnya dengan diafragma berkas cahaya yang dapat diatur dan kerucut yang dapat

diganti-ganti).

b. Fluoroskopi

Untuk keselamatan radiasi pada pesawat fluoroskopi untuk pekerja radiasi, pesawat

harus dilapisi kaca Pb dengan ketebalan setara dengan:

1) 1,5 mm Pb untuk tegangan s/d 70 kV;

2) 2,0 mm Pb untuk tegangan 70 – 100 kV; dan

3) tambahan 0,1 mm Pb / kV untuk tegangan di atas 100 kV

Page 8: Debita Radio

Gambar II.3. Pesawat Fluoroskopi

Pengaturan dan pembatasan waktu penyinaran :

1) Sakelar penyinaran dari jenis tekan terus (clep presroom)

2) Sakelar memberikan peringatan yang berbunyi sebelum akhir selang waktu dan

secara otomatik mematikan alat sesudah beberapa menit.

3) Sakelar penyinaran harus terletak sedemikian rupa, sehingga :

a. dapat diatur oleh dokter ahli yang melakukan fluoroskopi

b. terlindung terhadap kemungkinan tertekan/terputar tanpa sengaja

c. kedua tangan dan lengan bagian depan berada dalam daerah yang terlindung

terhadap radiasi hambur

4) Waktu kumulatif tidak boleh lebih dari 10 menit

Prinsip Kerja Peralatan Fluoroskopi adalah seperti pada gambar di bawah ini :

Pembatasan ukuran berkas radiasi

1) Usahakan ukuran berkas radiasi sekecil mungkin, ukuran berkas mempengaruhi

penerimaan radiasi pada pasien.

2) Berkas yang sempit juga memperbaiki kualitas bayangan, karena mengurangi

radiasi hamburan pada tabir fluoroskopi.

3) Untuk proteksi radiasi hamburan di bawah tabir fluoroskopi ketebalan tabir setara

dengan 0,5 – 1,0 mm Pb; ukurannya tidak boleh kurang dari 45 x 45 cm.

4) Diafragma harus diatur sedemikian, sehingga tidak dapat dibuka sampai luas

tertentu yang dapat menyebabkan berkas langsung melebihi batas tabir.

Page 9: Debita Radio

Prosedur Pengoperasian

1) Hanya petugas yang diperlukan boleh berada dalam kamar penyinaran.

2) Mereka harus menggunakan apron pelindung dan jika perlu sarung tangan

pelindung, sebaik mungkin pemanfaatan penahan radiasi tetap yang tersedia di

tempat itu.

3) Untuk fluoroskopi konvensional penting dilakukan adaptasi keadaan gelap selama

20 menit, arus listrik yang dipakai tidak boleh melebihi 4 mA pada tegangan 100

kV.

4) Fluoroskopi dapat dianggap sebagai alat radiografi murni.

5) Untuk diingat pada tegangan (kVp) yang sama, penyinaran radiografi dengan 60

mAs adalah sama dengan fluoroskopi pada 1 mA untuk jangka waktu 1 menit.

Alat Keselamatan

1) Tanda yang sederhana pada pintu (lampu merah menyala) dan kunci untuk

mencegah dibukanya pintu selama fluoroskopi.

2) Dosimeter untuk pasien yang dapat memberikan peringatan dengan bunyi terhadap

kombinasi waktu, ukuran berkas dan output.

3) Penguat bayangan yang dipasang secara benar dan digunakan hati-hati dapat

memperkecil keluaran sinar-X yang dibutuhkan sampai dengan faktor 10.

4) Penguat bayangan juga memungkinkan fluoroskopi dilakukan dengan cahaya

ruangan.

5) Dengan penguat bayangan arus listrik tidak boleh melebihi 1 mA pada 100kV.

Pemilihan Alat Fluoroskopi

1) Pesawat harus mempunyai jarak folus-kulit yang panjang (minimum 40 cm).

2) Kesetaraan aluminium untuk filter total (filter inheren + filter tambahan) yang

secara permanen terdapat dalam berkas Sinar Guna harus mempunyai nilai

minimum seperti tertera dalam Tabel II.2.

c. Mamografi

Page 10: Debita Radio

Untuk sistem pesawat sinar-X yang didesain hanya untuk mamografi, transmisi

dari radiasi primer melalui alat penyangga penerima bayangan harus dibatasi sedemikian

rupa sehingga penyinaran pada jarak 5 cm dari permukaan yang dapat dicapai setelah

melalui alat penyangga penerima bayangan tidak lebih besar dari 0,1 Gy untuk tiap kali

tabung diaktifkan. Pengukuran penyinaran dilaksanakan dengan mengoperasikan sistim

pada jarak sumber-bayangan (SID) minimum sesuai desain. Kepatuhan terhadap

peraturan ditentukan dengan memasang beda tegangan pada tabung dan perkalian antara

arus tabung dan waktu pada nilai maksimum dan merupakan hasil pengukuran rata-rata

pada daerah seluas 100 cm persegi dengan dimensi linier yang tidak lebih besar dari 20

cm.

Gambar II.6. Susunan Pesawat Mamografi

Pesawat untuk mammografi yang beroperasi pada tegangan di bawah 50 kV harus

memiliki filter permanen minimal 0,5 mm Al.

d. Pesawat sinar-X untuk Gigi

Pada pesawat sinar-X untuk pemeriksaan mulut, gigi dan rahang, berlaku semua

ketentuan yang berhubungan dengan pesawat sinar-X diagnostik, meskipun tegangan

tabung lebih rendah. Karena jarak fokus-kulit yang lebih pendek, dosis yang diterima

pada kulit akan lebih tinggi. Apron pelindung harus tersedia untuk menutupi pasien dari

bagian leher ke bawah selama penyinaran berlangsung. Peralatan ini harus mempunyai

kerucut pengaman yang baik. Ada 2 jenis kerucut : kerucut plastik runcing dan kerucut

ujung terbuka. Kerucut plastik runcing harus dilengkapi dengan kolimator yang efektif

Page 11: Debita Radio

dengan sebuah diafragma logam dan tabung logam yang berada dalam kerucut. Untuk

tegangan kurang dari 70 kV saringan (filter) total pada pesawat setara 1,5 mm Al. Untuk

tegangan di atas 70 kV saringan total pada pesawat setara dengan 2,5 mm Al.

Gambar II.7. Pesawat sinar-X untuk gigi dengan kerucut ujung terbuka

Gambar II.8. Pesawat sinar-X untuk gigi dengan kerucut plastik runcing

Ketentuan tambahanKetentuan tambahan untuk keperluan radiografi dental

1) Untuk pemotretan gigi umum

a) Rangkaian listrik pengendalian khusus untuk pemotretan gigi, harus dibuat

sedemikian rupa, sehingga pesawat tidak dapat dipakai untuk fluoroskopi.

b) Sakelar penyinaran sebaiknya jenis tekan terus; pemotretan ulang tidak mungkin

dilakukan tanpa melepaskan tekanan jari pada sakelar dan mengembalikan

pengatur waktu penyinaran ke kedudukan semula.

Page 12: Debita Radio

c) Operator yang berada di kamar yang sama dengan pasien harus :

a. berdiri pada jarak lebih dari 2 m dari pas

b. berdiri di belakang tabir Pb yang tebalnya tidak kurang dari 0,5 mm

(sebaiknya tabir dilengkapi kaca intip kaca Pb setara dengan 0,5 mm Pb)

2) Untuk pemotretan gigi dengan film dalam mulut

a) Penyinaran harus dikendalikan dengan sakelar tekan terus

b) Pengatur waktu penyinaran harus dapat menghentikan penyinaran secara

otomatis setelah selang waktu dan lamanya tidak boleh kurang dari 5 detik.

c) Harus dilengkapi dengan kerucut dental untuk menjamin jarak minimum

fokus-kulit seperti yang dikehendaki diafragma permanen berukuran tetap :

a. untuk penggunaan kerucut dental yang dapat ditukar harus dijamin

diafragma selalu berada di tempatnya dan membatasi ukuran berkas sinar

guna, sehingga tidak melampaui ukuran maksimum yang diperkenankan.

b. di luar berkas sinar guna, diafragma harus memberikan tingkat

perlindungan yang sama seperti yang diharuskan untuk susunan tabung

Sinar-X

c. diameter berkas sinar guna pada ujung bawah kerucut dental harus tidak

lebih dari 7,5 cm dan sebaiknya tidak lebih dari 6 cm.

d. untuk kerucut yang silindris dan divergen dengan/tanpa ujung terbuka,

ukuran maksimum berkas sinar guna harus sesuai dengan luas kerucut

dental pada ujung kerucut.

e. tempat kedudukan fokus dan arah sumbu berkas sinar guna harus

diketahui dengan mudah.

f. jarak minimum fokus-kulit harus terjamin oleh kerucut dental dengan

ukuran diameter di atas seperti ditentukan dalam tabel berikut :

Pesawat untuk tomografi dental panoramik lapangan

1) Pengaturan dan pembatasan penyinaran

Page 13: Debita Radio

a) Selama penyinaran jarak minimum fokus-kulit harus 15 cm; dalam segala hal

diusahakan agar jarak fokus-kulit minimal 20 cm.

b) Penyinaran harus dikendalikan dengan sakelar tekan-terus.

c) Di luar berkas sinar guna, diafragma celah yang dipasang tetap pada susunan

tabung sinar–X harus memberikan pelindung yang sama tingkatnya seperti

yang dikehendaki untuk susunan tabung sinar-X.

Gambar II.9. Pesawat X-ray panoramic tomografi

e. Pesawat Sinar-X Intervensional

Peralatan sinar-X yang biasa digunakan dalam Intervensional adalah peralatan

fluoroskopi dan CT-Scan. Hasil foto sinar-X digunakan untuk pedoman dalam

penempatan kateter, stents, dll dalam pembuluh darah dan organ tubuh untuk tujuan

perbaikan atau pengobatan pada kondisi khusus/tertentu.

Untuk melihat pembuluh darah digunakan media yang kontras, teknik yang

digunakan adalah digital subtraction angiography (DSA). Fluoroskopi pada

interventional radiology biasanyamembutuhkan waktu lebih lama dengan daerah paparan

radiasi yang lebih luas. Sehingga dosis radiasi yang diterima pasien, dokter dan petugas

proteksi radiasi menjadi tinggi.Karena paparan radiasi yang diterima pasien cukup tinggi

maka peralatan fluoroskopi yang digunakan perlu ditambahkan alat yang dapat mengukur

dosis yang diterima pasien secara kontinyu (seperti alat dose-area product meter), alat

tersebut harus menunjukan waktu selama fluoroskopi dilakukan dan dilengkapi dengan

Page 14: Debita Radio

alarm peringatan untuk dokter pada interval waktu tertentu, lebih baik jika lama

penyinaran tidak lebih dari 5 menit.

Gambar II.10 DAP (Dose Area Product meter)

f. CT-Scan (Computed Tomography)

CT-Scan (computed tomography) pertama kali digunakan untuk diagnosa

kedokteran pada awal tahun 1970-an. Teknik diagnosa ini dilakukan dengan melewatkan

seberkas sinar-X terkolimasi (lebar ±2 mm) pada tubuh pasien dan berkas radiasi yang

diteruskan ditangkap oleh suatu sistem detektor. Sumber sinar-X berikut detektor

bergerak di suatu bidang mengitari tubuh pasien. Berdasarkan perbedaan respon detektor

pada berbagai posisi penyinaran kemudian dibuat suatu rekonstruksi ulang untuk

mendapatkan gambar bidang tomografi dari objek (pasien) yang disinari.

Page 15: Debita Radio

Gambar II.11. Prinsip pencitraan akuisisi pada alat CT-Scan

Peralatan CT-Scan terdiri dari :

a. Meja tempat pasien

b. Gantry scanning yang berisi sumber sinar-X terkolimasi dan susunan detector

c. Perangkat elektronik untuk akuisisi data

d. Generator sinar-X

e. Komputer, TV-monitor berikut panel kontrol

Gambar II.12. Peralatan pesawat CT-Scan

Meja pasien dan gantry scanning harus dapat menempatkan posisi pasien pada

posisi yang tepat, akurat dan nyaman, sehingga dari proses rekonstruksi akan didapatkan

hasil tomografi yang benar. Tegangan sinar-X yang digunakan bervariasi dari 50-150 kV

dengan kuat arus antara 0-600 mA. Gambar bidang tomografi yang ditampilkan pada

layar monitor komputer selanjutnya dapat dibuatkan film fotografi (seperti pada

diagnostik konvensional), dicetak pada printer ataupun disimpan dalam disket (floppy

disk).

Penggunaan

CT-scan ini paling banyak digunakan untuk melihat potongan penampang lintang dari

susunan syaraf pusat (otak) manusia. Pasien yang akan diperiksa harus tidur di meja

Page 16: Debita Radio

pasien. Setelah didapatkan posisi yang dikehendaki, kemudian dilakukan pengambilan

data yang diatur dari panel kontrol. Panel kontrol ini harus terletak di ruang pemeriksaan.

Pengambilan data ini bisa memakan waktu beberapa menit, tergantung dari jenis

pemeriksaan dan tipe pesawat CT-scan yang digunakan.

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan proses rekonstruksi untuk mendapatkan

gambar. Proses rekonstruksi ini merupakan suatupekerjaan yang sangat komplek dan

hanya dilakukan dengan komputer, sehingga teknik diagnosa ini dikenal computerized

tomography atau computed tomography.

Seperti halnya pada diagnostik sinar-X konvensional, CT-scan ini juga kurang baik untuk

pemeriksaan bagian/organ tubuh yang bergerak. Sehingga sampai saat ini CT-scan lebih

banyak digunakan untuk pemeriksaan bagian kepala.

Aspek Proteksi Radiasi

Untuk setiap pemeriksaan, seorang bisa menerima dosis radiasi sampai dengan 10 mSv (1

rem) pada bagian tubuh yang sangat sempit. Karena dapat memberikan dosis cukup

tinggi, maka pesawat CT-scan harus ditempatkan pada ruang khusus yang berpenahan

radiasi cukup. Selama pengambilan data, operator/radiografer tidak diperkenankan berada

di dalam ruang pemeriksaan. Ruangan perlu diberikan tanda-tanda/lampu ketika

pemeriksaan sedang berlangsung. Disain dinding penahan radiasi adalah seperti halnya

pada pesawat sinar-X konvensional.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. PEMANFAATAN DALAM BIDANG KESEHATAN

A. DIAGNOSTIK

Dalam pemberian paparan radiologi diagnostik harus dipastikan bahwa :

1. Para praktisi medik yang meminta atau melaksanakan diagnosis radiologi :

a. Menggunakan peralatan yang sesuai

Page 17: Debita Radio

b. Mengusahakan paparan sekecil mungkin pada pasien dengan tetap memperhitungkan

norma kualitas citra yang ditetapkan oleh organisasi profesi dan batas pengendalian

paparan medik; dan

c. Memperhatikan informasi hasil pemeriksaan sebelumnya guna menghindari

pemeriksaan berulang yang tidak diperlukan;

2 Praktisi medik, teknisi dan staf pencitraan lainnya memilih parameter sedemikian rupa

sehingga kombinasinya memberikan paparan sekecil mungkin pada pasien dengan

kualitas citra dan tujuan pemeriksaan tetap tercapai, untuk radiologi anak dan

intervensional radiologi, pemilihan parameter berikut harus lebih diperhatikan, yakni :

3. Area yang diperiksa, jumlah dan ukuran proyeksi penyinaran (misal jumlah film atau

potongan Tomografi) dan waktu pemeriksaan (misal waktu fluoroskopi);

a. Jenis penerima citra (misal film kecepatan rendah atau tinggi);

b. Penggunaan grid anti hamburan;

c. Kolimasi berkas utama sinar-X untuk memperkecil volume jaringan yang terirradiasi

dan memperbesar kualitas bayangan;

d. Nilai-nilai parameter operasional (misal tegangan tabung; arus dan waktu atau hasil

kalinya);

e. Teknik-teknik penyimpanan citra dalam pencitraan dinamis (misal jumlah citra per

detik); dan

f. Faktor-faktor pengolah citra (misal suhu developer dan algoritma rekonstruksi citra);

4. Peralatan mobile radiology digunakan hanya untuk pemeriksaan khusus atau bilamana

pasien tidak mungkin dibawa ke ruang pesawat sinar-X stasioner dan ini dilakukan

dengan memperhatikan nilai-nilai proteksi radiasi.

5. Pemeriksaan radiologi yang mengakibatkan paparan pada perut atau panggul wanita hamil

atau yang diduga hamil harus dihindari, kecuali adanya alasan klinis yang sangat kuat.

6. Setiap pemeriksaan radiologi pada daerah perut atau panggul wanita usia subur harus

direncanakan sehingga memberikan dosis minimal pada janin yang mungkin ada.

7. Bilamana mungkin, disediakan pelindung organ yang peka terhadap radiasi seperti gonad,

lensa mata, payudara dan tiroid.

Page 18: Debita Radio

Dari pembahasan di atas terlihat bahwa sinar-X yang dihasilkan oleh pesawat sinar-X

terdiri atas sinar-X karakteristik yang memiliki spektrum energi ”diskrit” dan sinar-X

bremstrahlung yang memiliki spektrum energi kontinyu.

Terdapat dua pengaturan pada pesawat sinar-X yaitu pengaturan arus berkas elektron

(mA) yaitu dengan pengatur arus filamen dan pengaturan tegangan di antara anoda dan

katoda (kV). Pengaturan arus filamen akan menyebabkan perubahan jumlah elektron yang

dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron (mA) sehingga mempengaruhi intensitas

sinar-X. Semakin besar mA akan menghasilkan sinar-X yang semakin besar. Pengaturan

tegangan kV akan menyebabkan perubahan ”gaya tarik” anoda terhadap elektron sehingga

kecepatan elektron menuju (menumbuk) target akan berubah.

Hal ini menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang dihasilkan akan

mengalami perubahan. Semakin besar kV akan menghasilkan energi dan intensitas sinar-X

yang semakin besar pula.

Page 19: Debita Radio

KARYA ILMIAH

PENGGUNAAN SINAR-X DALAM MENDETEKSI

BERBAGAI PENYAKIT

OLEH

NAMA : DEBRINA O. TASEKEB

Page 20: Debita Radio

NIM : 0601060041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2011