Debian Server32w

92
1 ADMINISTRASI SERVER Chrisna Bayu Aji

description

eee

Transcript of Debian Server32w

Page 1: Debian Server32w

1

ADMINISTRASI

SERVER

Chrisna Bayu Aji

Page 2: Debian Server32w

2 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

ADMINISTRASI SERVER DEBIAN 6 SQUEEZE

Chrisna Bayu Aji

Lisensi Dokumen :

Sebagian dan/atau seluruh isi buku ini bebas untuk disalin, dicetak, dan disebarluaskan dalam bentuk apapun untuk tujuan

bukan komersial. Dengan syarat tidak mengubah artikel dan wajib untuk mencantumkan nama penulis dan/atau tidak

menghapus atau merubah atribut penulis. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin

terlebih dahulu dari penulis.

Page 3: Debian Server32w

3 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

PRAKATA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta dengan segala rahmat-Nya yang telah diberikan

kepada kita semua. Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan safaatnya di yaumul kiamah nanti.

Segala puji bagi Allah, yang telah mengijinkan untuk menyelesaikan sebuah modul yang berisi tentang

bagaimana mengadministrasi server Debian 6 Squeeze ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada orang tua, guru-guru, rekan-rekan seperjuangan dan pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga ilmu yang ada di dalam modul ini barakah, bermanfaat bagi kita semua dan pembaca sekalian bisa menularkannya kepada orang lain.

Modul ini berisikan materi dasar untuk membangun sebuah server dengan menggunakan sistem operasi

Debian 6 Squeeze. Modul ini cocok digunakan dikalangan pendidikan, terutama pada pendidikan kejuruan teknik komputer dan jaringan. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk digunakan secara umum.

Jika dalam pematerian modul ini tidak sesuai dengan yang diharapkan, seperti kesalahan konfigurasi atau

terdapat kata-kata yang kurang tepat, tentunya penulis minta maaf. Karena penulis menyadari kalau modul yang telah dibuat ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian selalu penulis tunggu.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Magelang, Oktober 2012

Penulis

Page 4: Debian Server32w

4 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

DAFTAR ISI

PRAKATA ..................................................................................................................................................... 3

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. 4

INTRODUCTIONS ........................................................................................................................................ 5

INSTALASI .................................................................................................................................................... 9

KONFIGURASI NIC ...................................................................................................................................... 26

KONFIGURASI VIRTUALISASI IP ................................................................................................................ 29

KONFIGURASI DNS ..................................................................................................................................... 32

KONFIGURASI HTTP (WEB) SERVER ....................................................................................................... 36

KONFIGURASI FTP ...................................................................................................................................... 40

KONFIGURASI DHCP .................................................................................................................................. 44

KONFIGURASI MAIL & WEBMAIL .............................................................................................................. 47

KONFIGURASI NTP ...................................................................................................................................... 57

KONFIGURASI SAMBA ................................................................................................................................ 61

KONFIGURASI ROUTER ............................................................................................................................. 66

KONFIGURASI SSH ..................................................................................................................................... 71

KONFIGURASI PROXY ................................................................................................................................ 75

KONFIGURASI FIREWALL .......................................................................................................................... 84

KONFIGURASI VPN ...................................................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................................... 92

Page 5: Debian Server32w

5 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

INTRODUCTIONS

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 6: Debian Server32w

6 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

INTRODUCTIONS

APA ITU DEBIAN ? Debian adalah sistem operasi bebas yang dikembangkan secara terbuka oleh banyak programer

sukarela(pengembang Debian) yang tergabung dalam Proyek Debian. Sistem operasi Debian adalah gabungan dari perangkat lunak yang dikembangkan dengan lisensi GNU, dan utamanya menggunakan kernel Linux, sehingga populer dengan nama Debian GNU/Linux. Sistem operasi Debian yang menggunakan kernel Linux merupakan salah satu distro Linux yang populer dengan kestabilannya. Dengan memperhitungkan distro berbasis Debian, seperti Ubuntu, Xubuntu, Knoppix, Mint, dan sebagainya, maka Debian merupakan distro Linux yang paling banyak digunakan di dunia.

SEJARAH DEBIAN Debian pertama kali diperkenalkan oleh Ian Murdock, seorang mahasiswa dari Universitas Purdue, Amerika

Serikat, pada tanggal 16 Agustus 1993. Nama Debian berasal dari kombinasi nama Ian dengan mantan-kekasihnya Debra Lynn: Deb dan Ian.

Pada awalnya, Ian memulainya dengan memodifikasi distribusi SLS (Softlanding Linux System). Namun, ia

tidak puas dengan SLS yang telah dimodifikasi olehnya sehingga ia berpendapat bahwa lebih baik membangun sistem (distribusi Linux) dari nol (Dalam hal ini, Patrick Volkerding juga berusaha memodifikasi SLS. Ia berhasil dan distribusinya dikenal sebagai "Slackware").

Proyek Debian tumbuh lambat pada awalnya dan merilis versi 0.9x pada tahun 1994 dan 1995. Pengalihan

arsitektur ke selain i386 dimulai ditahun 1995. Versi 1.x dimulai tahun 1996. Ditahun 1996, Bruce Perens menggantikan Ian Murdoch sebagai Pemimpin Proyek. Dalam tahun yang sama

pengembang debian Ean Schuessler, berinisiatif untuk membentuk Debian Social Contract dan Debian Free Software Guidelines, memberikan standar dasar komitmen untuk pengembangan distribusi debian. Dia juga membentuk organisasi "Software in Public Interest" untuk menaungi debian secara legal dan hukum.

Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan managemen rilis. Serta pada

tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan workshop tahunan "debconf". Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode "Etch". Rilis versi terbaru Debian, 2009, diberi

nama kode "Lenny". deb adalah perpanjangan dari paket perangkat lunak Debian format dan nama yang paling sering digunakan untuk paket-paket binari seperti itu.

Paket debian adalah standar Unix pada arsip yang mencakup dua gzip, tar bzipped atau lzmaed arsip: salah

satu yang memegang kendali informasi dan lain yang berisi data. Program kanonik untuk menangani paket-paket tersebut adalah dpkg, paling sering melalui apt/aptitude.

Beberapa paket Debian inti tersedia sebagai udebs ("mikro deb"), dan biasanya hanya digunakan untuk

bootstrap instalasi Linux Debian. Meskipun file tersebut menggunakan ekstensi nama file udeb, mereka mematuhi spesifikasi struktur yang sama seperti biasa deb. Namun, tidak seperti rekan-rekan mereka deb, hanya berisi paket-paket udeb fungsional penting file. Secara khusus, file dokumentasi biasanya dihilangkan. udeb paket tidak dapat diinstal pada sistem Debian standar.

Paket debian juga digunakan dalam distribusi berbasis pada Debian, seperti Ubuntu dan lain-lain. Saat ini telah

terdapat puluhan distribusi Linux yang berbasis kepada debian, salah satu yang paling menonjol dan menjadi fenomena adalah Ubuntu.

Page 7: Debian Server32w

7 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

RILIS DEBIAN Pada Februari 2011, versi rilis stabil terakhir adalah versi 6.0, dengan kode nama squeeze. Saat versi baru

dirilis, versi stabil sebelumnya yaitu versi 5.0 dengan kode nama lenny menjadi oldstable Sebagai tambahan, rilis stabil dengan pemutakhiran minor (disebut sebagai titik rilis). Skema penomoran untk

titik rilis hingga Debian 4.0 adalah termasuk huruf r (untuk rilis) setelah nomor versi utama (misal: 4.0) diikuti dengan nomor titik rilis; sebagai contoh, titik rilis terakhir dari versi 4.0 (etch) 8 Desember 2010 adalah 4.0.r9. Dari Debian 5.0 (lenny), skema penomoran dari titik rilis telah berubah dan mengikuti standar penomoran versi GNU; jadi, sebagai contoh, titik rilis pertama dari Debian 5.0 adalah 5.0.1 (bukan 5.0r1).

Tim keamanan Debian merilis pemutakhiran keamanan untuk rilis mayor stabil terakhir, sama seperti dengan

versi stabil sebelumnya, selama satu tahun. Versi 4.0 dirilis pada 8 April 2007, dan tim keamanan mendukung versi 3.1 hingga 31 Maret 2008. Untuk penggunaan pada umumnya, sangat direkomendasikan untuk menjalankan sistem yang menerima pemutakhiran keamanan. Distribusi testing juga menerima pemutakhiran keamanan, namun waktunya tidak se-teratur seperti versi stabil.

Untuk Debian 6.0 (squueze) diumumkan seubah kebijakan pengembangan berbasiskan waktu yaitu

membekukan siklus dua tahun. Pembekuan berdasarkan waktu dimaksudkan agar proyek Debian dapat mengakomodasi rilis berdasarkan waktu dengan rilis berdasarkan fitur. Kebijakan pembekuan ini bertujuan agar rilis dapat diprediksikan lebih baik oleh pengguna distribusi Debian, dan memungkinkan pengembang Debian melakukan perencanaan jangka panjang yang lebih baik. Pengembang Debian mengharapkan rilis setiap dua tahun akan memberikan waktu yang lebih banyak untuk perubahan yang besar, mengurangi ketidaknyamanan bagi para pengguna. Dengan memiliki waktu beku yang dapat diprediksi diharapkan dapat mengurangi waktu beku secara keseluruhan. Siklus squeeze dibuat pendek dengan tujuan untuk masuk ke siklus baru. Namun siklus beku pendek ini diacuhkan.

Kode nama rilis Debian merupakan nama karakter dari film Toy Story. Distribusi unstable diberikan nama Sid,

sesuai dengan karakter emosinya yang tidak stabil, tetangga sebelah rumah yang secara teratur menghancurkan mainan. Rilis setelah squeeze akan dinamakan wheezy, nama pinguin mainan karet dalam Toy Story 2.

Warna Arti

Merah Rilis lama; tidak didukung lagi

Kuning Rilis lama; masih didukung

Hijau Rilis sekarang

Biru Rilis mendatang

Versi Nama

Sandi Tanggal Rilis

Arsitektur

Komputer Paket Dukungan Catatan

1.1 buzz 17 Juni 1996 1 474 1996 dpkg, ELF transition, Linux 2.0

1.2 rex 12 Desember 1996 1 848 1996 -

1.3 bo 5 Juni 1997 1 974 1997 -

2.0 hamm 24 Juli 1998 2 ~ 1500 1998 glibc transition, arsitektur baru: m68k

2.1 slink 9 Maret 1999 4 ~ 2250 2000-12 APT, arsitektur baru: alpha, sparc

2.2 potato 15 Agustus 2000 6 ~ 3900 2003-04 Arsitektur baru: arm, powerpc

Page 8: Debian Server32w

8 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3.0 woody 19 Juli 2002 11 ~ 8500 2006-08 Arsitektur baru: hppa, ia64, mips, mipsel,

s390

3.1 sarge 6 Juni 2005 11 ~ 15400 2008-04. Modular installer, semi-official amd64

support

4.0 etch 8 April 2007 11 ~ 18000 2009-4Q

Graphical installer, udev transition,

modular X.Org transition, arsitektur baru:

amd64, dropped architecture: m68k. Last

update 4.0r5 was released 2008-10-23

5.0[23] lenny[24] 14 Februari 2009[25] 12[26] ≈ 23,000[26] Ditentukan

kemudian

Arsitektur 32-bit SPARC ditinggalkan.

Arsitektur baru (really binary ABI): armel.

Dukungan penuh untuk Eee PC.

6.0[30] squeeze[31] 14 Februari 2009 9+2 ≈ 29,000 Ditentukan

kemudian -

Sumber : id.wikipedia.org

Page 9: Debian Server32w

9 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

INSTALASI DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 10: Debian Server32w

10 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

INSTALASI DEBIAN 6 SQUEEZE

Pada dasarnya instalasi debian 6 ini sama dengan instalasi debian-debian sebelumnya. Ya mungkin ada

perbedaan sedikit dalam urutannya. Bagi pembaca yang pertama kali menginstall linux di komputernya, tidak usah

khawatir karena pada dasarnya penginstalan system operasi itu sama semua. Bisa dikatakan semudah install Microsoft

Windows 7.

Dalam Debian Squezze 6 terdapat 8 dvd yang disediakan oleh http://www.debian.org. Mungkin yang pertama

kali mengenal debian berkata

"wuih banyak banget boss, dvd sebanyak gini mau diinstall semua 8 x 4 GB ...?".

Haha... tenang saja kedelapan dvd itu berisi system yang sama tapi ada yang mempunyai paket software yang berbeda

di setiap dvdnya.

Oke sekarang kita mulai untuk menginstall OS Debian 6 (saya sarankan untuk menggunakan DVD-1).

1. Siapkan Personal Computer (spesifikasi silakan cari sendiri) dan BIOS setting 1st boot on DVD drive

(maksudnya booting pertama yaitu DVD, gitu lho mas mbak.....), DVD Debian 6, dan perangkat pendukung

lainnya.

2. Pada halaman pertama kalian akan disuguhi beberapa pilihan. Langsung tekan "enter" karena kita akan

mengkonfigurasi server jadi GAK BUTUH tampilan desktop.

Pilih “Install” yang nantinya tidak akan

menginstall secara GUI karena kita

disini menitikberatkan kepada

konfigurasi server, bukan sebagai

client. Jadi disini lebih mengutamakan

kinerja daripada tampilan.

Page 11: Debian Server32w

11 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3. Pemilihan bahasa penginstallan.

4. Pemilihan lokasi tempat tinggal anda saat ini. Karena kita di Indonesia, dan Indonesia itu di Asia, nah kita

langsung saja setting sesuai tempat tinggal kita sekarang.

Pilih “English”, karena bahasa yang

paling umum digunakan sebagai bahasa

pengantar dalam penginstallan

operating system.

Karena tidak ada di dalam list kita pilih

“other”

Pilih “Asia” karena Indonesia berada di

kawasan Asia

Page 12: Debian Server32w

12 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

5. Pemilihan lokasi standar penginstallan Debian.

6. Pemilihan Keyboard Layout

Pilih “Indonesia”

Pilih “United States”

Pilih “American English”

Page 13: Debian Server32w

13 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

7. Pendeteksian Hardware yang terpasang.

8. Pendeteksian komponen tambahan.

9. Pendeteksian Network Hardware

Page 14: Debian Server32w

14 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

10. Konfigurasi NIC.

Tekan “cancel” karena komputer kita

tidak diberi dhcp oleh komputer lain.

kita akan mengkonfigurasinya secara

manual.

Pilih “no”.

Pilih “configure network manualy” . kita akan mengkonfigurasi NIC kita secara

manual.

Page 15: Debian Server32w

15 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Kita isikan ip untuk pc kita.(192.168.1.1)

Kita isikan netmask yang sesuai dengan

ip kita. Jika menggunakan netmask

default kita langsung “continue”

Isikan Gateway jaringan anda.

(192.168.1.254).

Page 16: Debian Server32w

16 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Karena komputer ini digunakan sebagai

server DNS maka IP yang di isi adalah 192.168.1.1

Isi nama komputer (hostname) kita kita

isi dengan “server”. Anda boleh

mengisinya dengan yang lain.

Masukkan nama domain yang akan kita

gunakan. Kali ini saya menggunakan

“myschool.sch.id”

Page 17: Debian Server32w

17 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

11. Setting user.

Masukkan password untuk “super user”

atau “root”

Verifikasi password untuk “root”

Membuat user baru untuk komputer kita.

Page 18: Debian Server32w

18 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Verifikasi password untuk user baru

kita.

Setting password untuk user baru kita.

Masukkan nama lengkap untuk user

baru kita.

Page 19: Debian Server32w

19 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

12. Pilih lokasi untuk mengkonfigurasi jam.

13. Deteksi disk dan perangkat keras yang lain.

14. Memuat komponen tambahan.

Karena kita berada di wilayah WIB maka

kita pilih “Jakarta”.

Page 20: Debian Server32w

20 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

15. Mempartisi hardisk.

Persiapan untuk mempartisi hardisk.

Pemilihan cara mempartisi dalam linux.

Disini kita menggunakan “Guide – Use

entire hardisk” karena kita sebagai

pemula. Jika anda ingin mempartisi

secara manual maka pilihlah “Manual”

Pilih hardisk yang akan dipartisi.

Karena kita disini menggunakan 1

hardisk maka kita bisa langsung

memilihnya.

Page 21: Debian Server32w

21 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Kita pilih bagaimana kita mempartisi

hardisk kita. Saya rekomendasikan

untuk memilih pilihan pertama. Tapi disini saya memlih pilihan kedua agar

folder home tidak menjadi satu dengan

system, tapi menjadi partisi baru. Tapi

soal partisi ini terserah anda sekalian.

Persiapan untuk membagi partisi.

Komputer akan mengkalkulasi /

menghitung hardisk yang akan dipartisi.

Hasil penghitungan partisi yang telah

dilakukan. Kita pilih “Finish portitioning

and write changes to disk”

Page 22: Debian Server32w

22 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

16. Instalasi sistem dasar ke hardisk.

Apakah kita akan menulis perubahan partisi ke hardisk. Kita pilih “yes”.

Memformat partisi hardisk.

Page 23: Debian Server32w

23 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

17. Mengkonfigurasi apt.

18. Mengkonfigurasi package manager.

Di sini muncul pertanyaan “apakah kita akan memindai cd atau dvd debian yang

lain”. Kita pilih “no” karena kita bisa

melakukannya nanti, karena proses ini

memakan waktu.

“Apakah kita akan menggunakan mirror

?”, kita pilih saja “no”. Mirror ini

nantinya digunakan untuk menginstall

ataupun mengupdate paket yang

dibutuhkan melalui server yang sudah

disediakan ataupun melalui internet.

Page 24: Debian Server32w

24 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

19. Memilih paket dan software yang akan kita install.

“Apakah anda pada paket yang digunakan untuk survey”. Kita pilih

“no”.

Pemilihan paket yang akan diinstal di

server kita. Kita beri tanda hanya pada

“Standart system utilities”. Karena kita

akan menginstal dan

mengkonfigurasinya nanti. Dan kita

tidak butuh desktop inviroment karena

pc server mengutamakan performa buka grafis.

Page 25: Debian Server32w

25 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

20. Menginstall GRUB boot loader.

21. Finish the installation.

22. Setelah proses instalasi selesai kita coba untuk login dengan user “root” dan password yang telah kita tentukan

tadi.

Kita pilih “yes” pada “Install the GRUB

boot loader on hard disk”

Kita pilih “continue” untuk mengakhiri

instalasi dan kita ambil DVD kita.

Page 26: Debian Server32w

26 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI NIC (Network Interfaces Card)

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 27: Debian Server32w

27 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI NIC

(NETWORK INTERFACE CARD)

Tujuan kita dalam mengkonfigurasi NIC adalah untuk menentukan alamat IP, Netmask, Network, Broadcast, dan

lain-lain dalam komputer kita. Jika di Windows kita mengkonfigurasinya di Control Panel Internet Connection.

1. Silakan editing file “interfaces”

root@myschool:~# nano /etc/network/interfaces

2. Kita setting file “resolv.conf”

root@myschool:~# nano /etc/resolv.conf

Kita ganti kata “allow-

hotplug” dengan

“auto”. Kemudian kita

setting ip yang diperlukan. Settelah

itu kita simpan

dengan menekan

Ctrl+X. kemudian

tekan Y kemudian

enter.

Sesuaikann dengan

settingan kita tadi.

Jika connect dengan

ISP silakan masukkan

DNS yang diberikan

oleh ISP

Page 28: Debian Server32w

28 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3. Setting file “hosts”

root@myschool:~# nano /etc/hosts

4. Kita rubah hostname kita dengan perintah.

root@myschool:~# echo server.myschool.sch.id > /etc/hostname

root@myschool:~# /bin/hostname –F /etc/hostname

5. Kemudian kita restart NIC kita.

root@myschool:~# /etc/init.d/networking restart

Sesuaikan dengan IP,

hostname, dan user

yang digunakan.

Page 29: Debian Server32w

29 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI VIRTUALISASI IP

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 30: Debian Server32w

30 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI VIRTUALISASI IP

Pernahkah anda sekalian mensetting sebuah NIC yang memilki 2 IP? Jika di Microsoft Windows dapat kita setting dengan membuka Local Area Connection properties Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) properties advanced add tambahkan ip. Nah peristiwa yang saya contohkan tadi adalah virtualisasi IP. Jadi virtualisasi IP yaitu dimana ketika kita menggunakan 2 atau lebih IP yang berbeda dalam sebuah NIC (Network Interface Card), dan IP yang kita tambahkan itu disebut IP Virtual. Nah kalo di debian gimana caranya? Kita langsung praktek saja.

Konfigurasi Virtualisasi IP 1. Sebagai catatan untuk menambahkan IP Virtual kita menambahkan subnomor di belakang interfaces yang asli.

Sebagai contoh yaitu eth0:0 eth0:1 eth1:0 dan seterusnya. 2. Di sini ada 2 cara untuk menambahkan IP Virtual yaitu :

Versi 1 auto ethA:B (A=urutan NIC, B=subnomor) iface ethA:B inet static address xxx.xxx.xxx.xxx netmask xxx.xxx.xxx.xxx network xxx.xxx.xxx.xxx broadcast xxx.xxx.xxx.xxx

Versi 2 up ip addr add xxx.xxx.xxx.xxx/yy brd xxx.xxx.xxx.xxx dev ethA label ethA:B

3. Oke kita coba dua-duanya. Kita buka lagi file “interfaces” yang ada di “/etc/network/interfaces” root@myschool:~# nano /etc/network/interfaces

4. Kemudian kita restart aplikasinya. root@myschool:~# /etc/init.d/networking restart

Versi 1

Versi 2

Page 31: Debian Server32w

31 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

5. Untuk mengecek apakah konfigurasi kita berhasil silakan ketik perintah berikut. root@myschool:~# ifconfig

6. Kita uji coba dengan melakukan ping dari server debian kita. root@myschool:~# ping 192.168.1.2

root@myschool:~# ping 192.168.1.3

Nah sekarang kita punya beberapa IP Virtual. IP ini nantinya bisa kita gunakan untuk WEB (HTTP) atau DNS.

eth0:0

eth0:1

Page 32: Debian Server32w

32 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI DNS (Domain Name System)

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 33: Debian Server32w

33 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI DNS

(DOMAIN NAME SYSTEM)

Secara sederhana sebuah DNS yaitu suatu sistem penamaan domain yang memudahkan kita dalam

mengingat suatu host atau komputer tersebut. DNS sendiri memiliki fungsi forward (mengubah alamat IP ke Domain)

dan reverse (mengubah Domain ke alamat IP). Contohnya saja kita tidak perlu susah susah menghapal IP dengan

alamat 173.194.38.145, dengan DNS kita dapat dengan mudahnya mengakses host tersebut dengan

http://www.google.com .

Berikut adalah cara untuk mengkonfigurasi DNS server di Debian 6 Squeeze :

1. Sebuah aplikasi yang kita perlukan untuk setting menjadi DNS server adalah bind9, maka kita install dulu

aplikasi bind9.

root@myschool:~# apt-get install bind9

2. Kita edit file “named.conf.local” kemudian kita buat zone forward dan reverse.

root@myschool:~# nano /etc/bind/named.conf.local

Tambahkan script

seperti di samping,

untuk membuat zone forward

(myschool.sch.id) dan

zone reverse

(1.168.192.in-

addr.arpa)

forward

reverse

Page 34: Debian Server32w

34 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3. Menyalin file db.local dan db.127.

root@myschool:~# cd /etc/bind

root@myschool:/etc/bind/# cp db.local db.for

root@myschool:/etc/bind/# cp db.127 db.rev

“db.for” merupakan file zona forward, dan “db.rev” merupakan file zona reverse

4. Editing file db.for (mengubah IP ke Domain)

root@myschool:/etc/bind/# nano db.for

5. Editing file db.for (mengubah Domain ke IP)

root@myschool:/etc/bind/# nano db.rev

Ganti “localhost”.

Hilangkan tanda @.

Dan tambahkan script

seperti di samping. Angka 1 merupakan

angka terakhir dari ip

192.168.1.1

Ganti “localhost”

dengan domain anda dan sesuaikan dengan

gambar di samping.

Page 35: Debian Server32w

35 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

6. Kita restart aplikasi bind9.

root@myschool:~# /etc/init.d/bind9 restart

7. Kita uji DNS yang telah dikonfigurasi dengan perintah

root@myschool:~# nslookup atau

root@myschool:~# nslookup “IP/Domain”

Jika terjadi error

atau failed waktu

merestart silakan

lihat lagi settingan file

“named.conf.local”

Jika salah di DNS

coba cek file “db.for” jika salah di IP cek

kembali file “db.rev”.

atau mungkin juga

“named.conf.local”

Page 36: Debian Server32w

36 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI HTTP (WEB) SERVER DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 37: Debian Server32w

37 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

SETTING HTTP (WEB) SERVER (HYPER TEXT TRANSFER PROTOCOL)

1. Aplikasi yang dibutuhkan untuk mengkonfigurasi web server adalah apache2 (web server), php5, links (web

browser). root@myschool:~# apt-get install apache2 php5 links

2. Kita buat web kita dengan meng-copy-kan file di “/etc/apache2/sites-available/” root@myschool:~# cd /etc/apache2/sites-available/

root@myschool:/etc/apache2/sites-available# cp default website

3. Editting file yang telah kita copy tadi.

root@myschool:/etc/apache2/sites-available# nano website

Ini adalah keadaan file

“website” sebelum proses editing.

Page 38: Debian Server32w

38 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

4. Mengaktifkan website kita (1), mendissable default (2), dan mengaktifkan agar bisa dua website dalam 1 server (3). root@myschool:~# cd /etc/apache2/sites-enabled

root@myschool:/etc/apache2/sites-enabled# a2ensite website (1)

root@myschool:/etc/apache2/sites-enabled# a2dissite default (2)

root@myschool:/etc/apache2/sites-enabled# a2enmod userdir (3)

5. Membuat direktori untuk menempatkan website kita. (pada waktu menyetting file “website” letak direktori berada di “/home/website”). root@myschool:~# mkdir /home/website

6. Membuat file halaman website (index.html) di “/home/website”

root@myschool:~# cd /home/website

root@myschool:/home/website # nano index.html

Kita tambahkan

“Name Virtual Host

IP:Port”. Kita isikan IP

kita.

Kita tentukan

“webmaster” atau

admin server ini. Dan Nama dari website

kita.

Tentukan di direktori

mana website kita

berada.

Page 39: Debian Server32w

39 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

7. Restart web server. root@myschool:/home/website # /etc/init.d/apache2 restart

8. Kita coba buka website yang telah kita buat dengan web browser “links” root@myschool:~# links www.myschool.sch.id

root@myschool:~# links 192.168.1.1

9. Kita coba di client windows. Kita setting dulu network yang ada di windows.

10. Kita coba dengan web browser yang ada di client windows

IP : optional

Netmask : default

Gateway : GW server

DNS : DNS server

Page 40: Debian Server32w

40 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI FTP

(FILE TRANSFER PROTOCOL)

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 41: Debian Server32w

41 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

SETTING FTP (FILE TRANSFER PROTOCOL)

File Transfer Protocol adalah sebuah protokol Internet yang berjalan di dalam applications layer (OSI Layer) yang

merupakan standar aplikasi untuk pengiriman file komputer antar mesin dalam sebuah jaringan komputer. FTP merupakan salah satu protokol Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini

untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) file. Konfigurasi FTP server :

1. Kita install aplikasi “proftpd” terlebih dahulu.

root@myschool:~# apt-get install proftpd

2. Kita buat user baru untuk bisa mengakses ftp server. root@myschool:~# adduser userftp1

3. Mengubah hak access direktori user yang kita buat. root@myschool:~# chmod 777 /home/userftp1

Pilih “standalone” karena komputer

yang kita gunakan ini

sebagai komputer

server yang berdiri

sendiri

Page 42: Debian Server32w

42 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

4. Merestart layanan “proftpd”

root@myschool:~# /etc/init.d/proftpd restart

5. Kita uji di client windows dengan command prompt

6. Kita masuk melalui browser di client windows dengan mengetikkan di address bar ftp://192.168.1.1 atau ftp.myschool.sch.id

Membuat direktori

“testing” di ftp kita.

Page 43: Debian Server32w

43 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

7. Uji ftp dengan windows explorer. Kita masukkan ftp://192.168.1.1 di address bar explorer. Maka akan muncul

jendela login. Jika login berhasil maka akan muncul direktori yang telah kita buat tadi. Silakan kalian coba untuk transfer file ke ftp server debian anda.

.

Page 44: Debian Server32w

44 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI DHCP (DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL)

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 45: Debian Server32w

45 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

SETTING DHCP SERVER (DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL)

Dynamic Host Configuration Protocol adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk

memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual.

Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Sumber : id.wikipedia.org

Konfigurasi dhcp server : 1. Installasi package yang kita butuhkan untuk membuat dhcp server. Aplikasi yang kita gunakan yaitu “dhcp3-

server” root@myschool:~# apt-get install dhcp3-server

2. Kita edit file “dhcpd.conf “ yang berada di “/etc/dhcp/dhcpd.conf ”

root@myschool:~# nano /etc/dhcp/dhcpd.conf

Ada peringatan

“failed”, tidak usah

khawatir, hal ini

dikarenakan kita

belum menyetting file

konfigurasinya

Cari kata “A slighty…”

kemudian edit file.

Hilangkan tanda #

dan edit seperti

disamping

Page 46: Debian Server32w

46 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3. Editing file “isc-dhcp-server” di direktori “/etc/default/isc-dhcp-server”. Tujuannya untuk mensetting NIC yang

kita gunakan untuk memberi dhcp. root@myschool:~# nano /etc/default/isc-dhcp-server

4. Kita restart layanan “isc-dhcp-server” root@myschool:~# /etc/init.d/isc-dhcp-server restart

5. Uji coba client windows. Kita setting NIC windows menjadi obtain.

Kita juga bisa menyetingnya dengan menggunakan command prompt dengan mengetik perintah : ipconfig

ipconfig /release melepas IP

ipconfig /renew meminta IP

Page 47: Debian Server32w

47 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI MAIL & WEBMAIL

SERVER DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 48: Debian Server32w

48 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

SETTING MAIL & WEBMAIL SERVER

Mail server pada umumnya digunakan sebagai sarana mengirim surat secara elektronik melalui jaringan komputer. Untuk membuat sebuah mail server dibutuhkan SMTP dan POP3 untuk mengirim dan menerima e-mail. Biasanya pengguna menggunakan Microsoft Outlook untuk mengirim dan menerima e-mail.

Sedangkan untuk webmail server adalah sebuah aplikasi pengiriman e-mail berbasiskan web, seperti yang kita ketahui seperti gmail, yahoo, hotmail dan lain-lain.

Konfigurasai mail dan webmail server : 1. Install package yang kita butuhkan “courier-imap, courier-pop, postfix(mail), squirrelmail(webmail)”, karena

package di atas tidak ada di DVD-1 maka kita masukkan DVD-2. Kemudian kita install package di atas. root@myschool:~# apt-cdrom add

root@myschool:~# apt-get install courier-imap courier-pop postfix

squirrelmail

Page 49: Debian Server32w

49 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Pilih “ok” untuk

melanjutkan instalasi.

Pilih “Internet Site”

kemudian klik ok.

Isikan “system mail

name” anda. Yaitu

nama dibelakang @

seperti myschool.sch.id

Page 50: Debian Server32w

50 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

2. Mengkonfigurasi file main.cf di “/etc/postfix/main.cf” root@myschool:~# nano /etc/postfix/main.cf

Masukkan DVD-2

untuk melanjutkan

proses instalasi.

Apapkah kita ingin membuat direktori

untuk web-based

administration? Kita

pilih “yes”.

Kita setting seperti

gambar di samping.

Page 51: Debian Server32w

51 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3. Mengkonfigurasi squirrelmail yaitu di “/etc/squirrelmail/conf.pl”

root@myschool:~# /etc/squirrelmail/conf.pl

Kita pilih “2” untuk menyeting server.

Kita pilih “1” untuk

menseting domain kemudian kita isikan

nama domain kita

“myschool.sch.id”

Kita pilih “r” untuk

kembali ke menu

sebelumnya.

Page 52: Debian Server32w

52 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

4. Membuat direktori untuk menyimpan email yang digunakan oleh setiap user. Perhatikan kita harus menulisnya

dengan “Maildir”. root@myschool:~# maildirmake /etc/skel/Maildir

5. Membuat symlinks untuk alamat emai secara otomatis.

root@myschool:~# ln –s /etc/squirrelmail/apache.conf

/etc/apache2/conf.d/squirrelmail.conf

Kita pilih “D” untuk menyeting IMAP

server kita.

Kita ketik “courier”

untuk menyeting

server IMAP kita.

kemudian tekan enter

untuk melanjutkan

tekan sembarang

tombol.

Kita pilih “s” untuk

menyimpan

konfigurasi yang telah

kita buat tadi. Kita

tekan sembarang

tombol.

Page 53: Debian Server32w

53 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

6. Editting file “squirrelmail.conf “ di “/etc/apache2/conf.d/squirrelmail.conf ”

root@myschool:~# nano /etc/apache2/conf.d/squirrelmail.conf

7. Restart layanan untuk mail dan webmail server.

root@myschool:~# /etc/init.d/courier-imap restart

root@myschool:~# /etc/init.d/courier-pop restart

root@myschool:~# /etc/init.d/postfix restart

root@myschool:~# /etc/init.d/apache2 restart

8. Karena user yang telah dibuat sebelum membuat maildirectory maka user tersebut tidak bisa login ke webmail

server. Oleh karena itu maka kita buat user baru.’ root@myschool:~# adduser usermail1

Kita dapat mengakses

webmail kita dengan

http://www.myschool

.com/webmail

Page 54: Debian Server32w

54 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

root@myschool:~# adduser usermail2

9. Testing mail dan webmail server kita dengan client windows. Kita gunakan Mozilla (usermail1) dan Internet

Explorer (usermail2) untuk uji coba

Mozilla (usermail1) Internet Explorer(usermail2)

Kemudian kita coba untuk mengirim email dengan mengklik “compose”.

Mengirim email dari [email protected] ke [email protected] dan sebaliknya.

Hasil email dari [email protected] ke [email protected] dan sebaliknya.

Page 55: Debian Server32w

55 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

10. Kita uji coba dengan Microsoft Outlook yang telah kita setting sebelumnya.

11. Jika kita menggunakan www.myschool.sch.id/webmail maka alamat kita terlalu panjang. Kita singkat menjadi mail.myschool.sch.id tapi sebelumnya kita buat dulu sub domain “mail” di DNS kita. root@myschool:~# nano /etc/bind/db.for

12. Kemudian kita edit “squirrelmail.conf” di “/etc/apache2/conf.d/squirrelmail.conf”. root@myschool:~# nano /etc/apache2/conf.d/squirrelmail.conf

Page 56: Debian Server32w

56 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

13. Kita restart seluruh layanan mail dan webmail server kita.

root@myschool:~# /etc/init.d/courier-imap restart

root@myschool:~# /etc/init.d/courier-pop restart

root@myschool:~# /etc/init.d/postfix restart

root@myschool:~# /etc/init.d/apache2 restart

14. Uji coba di client windows dengan menggunakan Mozilla. Kita isi address bar kita dengan http://mail.myschool.sch.id

Page 57: Debian Server32w

57 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI NTP (Network Time Protocol)

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 58: Debian Server32w

58 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

SETTING NTP (NETWORK TIME PROTOCOL)

NTP atau Network Time Protocol berfungsi untuk menyamakan atau mensingkronkan waktu yang berada di komputer client agar sama dengan waktu di komputer server. Dalam menyamakan waktu, waktu yang ada di client akan sama persis dengan waktu yang berada di komputer server. Jika kita punya banyak komputer dalam sebuah jaringan, NTP sangat penting untuk menyamakan waktu yang berjalan secara serentak dalam setiap komputer di jaringan anda.

Konfigurasi NTP server : 1. Install layanan “ntp” sebagai ntp server dan “ntpdate” sebagai ntp client.

root@myschool:~# apt-get install ntp ntpdate

2. Setting file “ntp.conf” yang berada di “/etc/ntp.conf” untuk mengkonfigurasi ntp server kita. root@myschool:~# nano /etc/ntp.conf

Kita beri tanda # agar

script yang

selanjutnya tidak bekerja. Kemudian

kita tambahkan

server localhost.

Page 59: Debian Server32w

59 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3. Kita tambahkan subdomain “ntp.myschool.sch.id” di db.for root@myschool:~# nano /etc/bind/db.for

4. Restart layanan ntp dan dns. root@myschool:~# /etc/init.d/bind9 restart

root@myschool:~# /etc/init.d/ntp restart

5. Kita cek di server kita. Jika pada jitter tidak berilai 0.000 maka sudah benar. Jika tidak periksa kembali setingan anda. root@myschool:~# ntpq -p

Kita tambahkan script

seperti di samping.

Untuk menambahkan

jaringan yang akan

mengakses ntp.

Page 60: Debian Server32w

60 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

6. Kita uji ntp server kita di server.

root@myschool:~# ntpdate –u 127.0.0.1

Jika terdapat tulisan “no server suitable for synchronization found” silakan tunggu 5-10 menit.

7. Uji coba di client windows dengan membuka pengaturan jam pada taskbar. Date and time Internet time change setting isi server dengan “ntp.myschool.sch.id” atau ip update now

Page 61: Debian Server32w

61 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI SAMBA SERVER

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 62: Debian Server32w

62 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI SAMBA SERVER

Fungsi samba server disini adalah sebagai media untuk melakukan sharing file ataupun printer antara client dan server. Di sini samba server dapat melakukan sharing dalam sebuah jaringan walaupun menggunakan sistem operasi yang berbeda dalam sebuah jaringan. Di sini saya menggunakan server Debian 6 Squeeze dan client Windows 7. Samba server dapat melakukan sharing file dan printer tanpa harus menyesuaikan dengan sistem operasi yang lain pada client. Konfigurasi samba server :

1. Installasi package yang dibutuhkan. root@myschool:~# apt-get install samba smbclient

Kita tentukan

workgroup kita.

Sebagai catatan

workgroup windows

harus sama dengan

workgroup server.

Page 63: Debian Server32w

63 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

2. Membuat folder yang digunakan untuk menshare data. root@myschool:~# mkdir /datashare

3. Membuat user yang akan mengakses direktori. Dan mengkonfigurasinya agar bisa mengakses samba. root@myschool:~# adduser usersamba

root@myschool:~# smbpasswd –a usersamba

4. Mengubah attribut folder “/datashare” agar bisa diakses untuk user “usersamba” root@myschool:~# chmod 777 /datashare

root@myschool:~# chown usersamba /datashare

root@myschool:~# chgrp usersamba /datashare

Menambah user dalam layanan samba.

Page 64: Debian Server32w

64 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

5. Konfigurasi file “smb.conf” di “/etc/samba/smb.conf”

root@myschool:~# nano /etc/samba/smb.conf

6. Restart layanan samba.

7. Kita uji joba di client windows dengan membuka “run” kemudian ketik \\ipsamba

8. Masukkan username dan password yang sudah kita buat tadi.

Silakan tambahkan

script seperti di

samping untuk

mengkonfigurasi

direktori yang akan di

share.

Page 65: Debian Server32w

65 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

9. Kita coba masuk ke folder “/datashare” dan kita coba untuk mengkopi file.

Page 66: Debian Server32w

66 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI ROUTER DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 67: Debian Server32w

67 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

SETTING ROUTER

Router secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk menghubungkan 2 atau lebih NID yang berbeda untuk bertukar paket data. Dapat juga disebut sebagai pihak ketiga di mana pihak pertama dan kedua saling terhubung tetapi melalui perantara pihak ketiga (router).

Dalam hal ini sebuah router setidaknya memiliki 2 NIC (Network Interfaces Card) baik itu onboard atau card , dimana keduanya memiliki NID yang berbeda.

Konfigurasi Router : 1. Editing file interfaces di “/etc/network/interfaces” untuk mensettting NIC yang satunya (eth1).

root@myschool:~# nano /etc/network/interfaces

2. Restart NIC kita. Kemudian kita cek apakah konfigurasi kita berhasil. root@myschool:~# /etc/init.d/networking restart

root@myschool:~# ifconfig

3. Menambah gateway. root@myschool:~# route add gw 192.168.2.1

Page 68: Debian Server32w

68 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

4. Konfigurasi “ip_forward” di “/proc/sys/net/ipv4/ip_forward”

root@myschool:~# echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

5. Konfigurasi file sysctl.conf yang berada di “/etc/sysctl.conf”

root@myschool:~# nano /etc/sysctl.conf

6. Konfigurasi IPTABLES agar jaringan privat bisa menggunakan akses internet. root@myschool:~# iptables –t nat –A POSTROUTING –j MASQUERADE

root@myschool:~# iptables-save > /etc/network/iptables.conf

root@myschool:~# cd /etc/network/if-up.d/

root@myschool:/etc/network/if-up.d/iptables# nano iptables

Rubah attribute file “iptables”

root@myschool:/etc/network/if-up.d/iptables# chmod +x iptables

Kita cari kata

“net.ipv4.ip_forward=

1” dan kita hilangkan

tanda # di depannya.

Page 69: Debian Server32w

69 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

7. Editing file “interfaces” di “/etc/network/interfaces”

root@myschool:~# nano /etc/network/interfaces

8. Kita edit file “rc.local” di “/etc/rc.local” untuk mengkonfigurasiya supaya pada waktu direstart kita tidak perlu mengkonfigurasi lagi. File “rc.local” bisa kita sebut file startup debian. root@myschool:~# nano /etc/rc.local

9. Kita restart komputer kita. Biasanya konfigurasi berhasil bila kita restart karena kita menggunakan lebih dari 1 NIC. root@myschool:~# reboot

Kita tambahkan “up

command iptables-

restore <

/etc/network/iptables

.conf”

Kita setting seperti

disamping agar pada

waktu komputer reboot

tidak perlu kita setting

lagi.

Page 70: Debian Server32w

70 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

10. Kita sekarang uji coba untuk client windows. Kita setting NIC yang berada di windows.

11. Kita pastikan apakah routing kita berhasil dengan melakukan ping ke 192.168.1.1 dan 192.168.2.1 dari client windows. Jika “reply” maka konfigurasi kita berhasil.

IP : optional

Netmask : default

Gateway : 192.168.2.1 (eth1)

DNS : 192.168.2.1 (eth1)

Page 71: Debian Server32w

71 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI SSH (Secure Shell)

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 72: Debian Server32w

72 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI SSH (SECURE SHELL)

Ssh adalah salah satu dari sekian banyak layanan yang digunakan untuk mengakses suatu system melalui

media lain. Jadi, singkatnya kita bisa mengakses server kita dimanapun kita berada. Hanya saja kita memiliki authentication untuk masuk ke server kita. Selain SSH masih ada lagi layanan untuk meremote system antara lain telnet, raw, VNC, Radmin dan lain-lain.

Konfigurasi SSH : 1. Instalasi ssh di debian server

root@myschool:~# apt-get install ssh

2. Konfigurasi file “sshd_config” di “/etc/ssh/sshd_config” root@myschool:~# nano /etc/ssh/sshd_config

Pada bagian port

menggunakan port

default yaitu 22. Jika anda ingin

menggunakan port

yang lain silakan isi

sendiri.

Page 73: Debian Server32w

73 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3. Restart layanan ssh. root@myschool:~# /etc/init.d/ssh restart

4. Kita coba mengakses server kita dengan ssh melalui software putty

Pada

“PermitRootLogin”

silakan pilih yes/no.

Jika “no” maka tidak

bisa login sebagai

“root” apabila kita

mengaksesnya melalui

ssh.

Page 74: Debian Server32w

74 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

5. Jika berhasil kita akan diminta untuk login. Lalu kita coba login sebagai root.

Dengan begitu kita bisa mengakses komputer server kita dimanapun tanpa harus berada langsung di depannya.

Page 75: Debian Server32w

75 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI PROXY DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 76: Debian Server32w

76 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI PROXY

Proxy yang akan kita gunakan disini berfungsi sebagai penyimpan halaman yang pernah kita kunjungi dimana layanan ini berfungsi sebagai cache sebagai contoh jika kita ingin mengunjungi sebuah situs yang pernah dikunjungi dan akan kita ingin panggil lagi maka akan diambilkan informasi dari proxy dan jika belum maka akan langsung diteruskan ke servernya langsung. Proxy yang akan kita gunakan disini juga berfungsi sebagai pemfilter pengguna dan pemfilter situs. Sebenarnya masih banyak lagi tapi kita coba yang di atas terlebih dahulu.

Konfigurasi Proxy : 1. Instalasi package squid yang akan kita gunakan sebagai proxy.

root@myschool:~# apt-get install squid

2. Menghentikan layanan squid sebelum kita mengkonfigurasinya. root@myschool:~# /etc/init.d/squid stop

3. Edit file “squid.conf” yang berada di “/etc/squid/squid.conf” root@myschool:~# nano /etc/squid/squid.conf

Cari kata “auth_param

basic program” dengan

menggunakan ctrl+w.

Kemudian edit seperti

gambar di samping.

Page 77: Debian Server32w

77 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Keterangan : acl url dstdomain "/etc/squid/url" blok situs yang daftarnya ada di “/etc/squid/url” acl key url_regex –i "/etc/squid/key" blok kata-kata yang daftarnya ada di “/etc/squid/key” acl ex dstdomain "/etc/squid/ex" membuka kata-kata yang telah diblok di “acl key ……” acl ncsa_users proxy_auth REQUIRED memfilter user yang boleh mengakses internet acl lan src 192.168.1.0/24 memfilter jaringan yang boleh mengakses internet. no_cache deny key no_cache deny url http_access deny url http_access deny key http_access allow ncsa_users http_access allow ex http_access allow lan http_access allow all

Cari kata “acl connect” dengan menggunakan

ctrl+w. Kemudian edit

seperti gambar di

samping.

Cari kata “http_access deny all” dengan

menggunakan ctrl+w.

Kemudian beri tanda #

didepannya.

Supaya alamat web yang diblok tidak disimpan di direktori proxy

Pengaturan dari acl-acl yang dideklarasi sebelumnya. Jika deny

maka akses akan ditutup dan jika allow akses akan dibuka

Page 78: Debian Server32w

78 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Setting “transparent” adalah setting dimana proxy kita dengan mode auto-detect.

Cari kata “http_port

3128” dengan

menggunakan ctrl+w.

Port default proxy adalah 3128, jika mau

menggunakan port lain

silakan saja. Dan kita

disini menyetting proxy

yang transparent,

Cari kata

“cache_mem” dengan

menggunakan ctrl+w.

Biasanya kapasitas

cache_mem adalah ¼ dari RAM kita.

Cari kata “cache_dir

ufs……….” dengan

menggunakan ctrl+w.

Ini digunakan untuk

menyimpan header

dari web yang telah

diakses. Untuk angka 1000 itu adalah

kapasitas, silakan

sesuaikan dengan

hardisk anda.

Page 79: Debian Server32w

79 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Cari kata

“cache_swap….”

dengan menggunakan

ctrl+w. Hilangkan

tanda # sehingga

menjadi gambar di samping.

Cari kata “cache_log…”

dengan menggunakan

ctrl+w. Hilangkan

tanda # di depan cache_log dan

cache_store_log.

Cari kata

“dns_nameservers”

dengan menggunakan

ctrl+w. Kemudian

tambahkan DNS kita.

anda bisa sesuaikan dengan yang ada di file

“resolv.conf”

Page 80: Debian Server32w

80 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

4. Membuat file “url” di “/etc/squid/url” untuk membuat daftar situs yang akan kita blok. root@myschool:~# nano /etc/squid/url

5. Membuat file “key” di “/etc/squid/key” untuk membuat daftar kata yang akan kita blok. root@myschool:~# nano /etc/squid/key

Cari kata “ipcache”

dengan menggunakan

ctrl+w. Hilangkan

tanda # didepan kata

ipcache seperti

disamping.

Page 81: Debian Server32w

81 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

6. Membuat file “key” di “/etc/squid/ex” untuk membuat daftar kata pengecualian yang diblok oleh acl key. root@myschool:~# nano /etc/squid/ex

7. Membuat user khusus yang boleh mengakses internet. root@myschool:~# mkdir /usr/etc

root@myschool:~# htpasswd –c /usr/etc/passwd admin

root@myschool:~# htpasswd /usr/etc/passwd guest

8. Membuat direktori di ruang swap. root@myschool:~# squid –z

9. Menjalankan dan merestart layanan squid. root@myschool:~# /etc/init.d/squid start

root@myschool:~# /etc/init.d/squid restart

10. Membelokkan akses dari port 80 ke port 3128 atau dari port http ke port proxy. root@myschool:~# iptables –t nat –A PREROUTING –s 192.168.1.0/24 –p

tcp –dports 80 –j REDIRECT –-to-ports 3128

11. Menyimpan konfigurasi iptables

root@myschool:~# iptables-save > /etc/nework/iptables.conf

Page 82: Debian Server32w

82 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

12. Mengedit “rc.local” agar pada waktu komputer restart kita tidak perlu mensetting lagi.

root@myschool:~# nano /etc/rc.local

13. Merefresh layanan squid setelah kita konfigurasi. root@myschool:~# squid –k reconfigure

14. Merestart layanan squid.

root@myschool:~# /etc/init.d/squid restart

15. Uji coba di client windows. Kita buka Mozilla Firefox kita dan kita setting manual proxy-nya. Tools options network setting manual proxy.

Kita tambahkan

“iptables –t nat –A

PREROUTING –s 192.168.1.0/24 –p tcp –

dports 80 –j REDIRECT

–-to-ports 3128”

Page 83: Debian Server32w

83 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

16. Karena kita tadi menggunakan proxy authentication maka sekarang Mozilla meminta authentication siapakah

yang boleh mengakses internet. Kita masukkan user dan password yang telah kita buat tadi.

Dan apabila kita salah atau tidak melakukan authentication maka akan muncul peringatan.

17. Sekarang kita coba untuk melakukan akses ke situs yang sudah kita blok tadi. http://www.facebook.com

Page 84: Debian Server32w

84 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI FIREWALL

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 85: Debian Server32w

85 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI FIREWALL

Firewall secara umum digunakan sebagai filter paket data yang masuk ke jaringan yang sebelumnya melewati dirinya. Paket paket data yang difilter dapat berupa paket data yang berasal dari jaringan LAN atau dari internet. Layanan firewall ini sangat berpengaruh dalam sistem keamanan jaringan komputer anda. Untuk pengertian lebih dalamnya bisa googling sendiri. Di dalam debian yang akan kita gunakan ini terdapat layanan firewall diantaranya adalah shorewall dan iptables. Kali ini kita akan gunakan iptables untuk mengkonfigurasi firewall. Konfigurasi Firewall :

1. Pilihan yang berada di bawah tidak perlu anda tulis semua. Silakan sesuaikan dengan kebutuhan firewall yang akan anda gunakan. Berikut adalah beberapa konfigurasi iptables yang akan digunakan sebagai firewall.

a. Blok Ip yang Masuk, iptables –A INPUT –s 192.168.2.1 –j DROP

b. Blok Subnet yang Masuk, iptables –A INPUT –s 192.168.2.0/24 –j DROP

c. Blok Interface yang Masuk, iptables –A INPUT –i eth0 –j DROP

d. Blok Ip yang Keluar

iptables –A OUTPUT –d 192.168.2.1 –j DROP

e. Blok Port

Dalam sistem komputer terdapat lebih dari 35.000 port (pintu) yang digunakan oleh protocol-protocol komputer. Berikut berberapa port yang digunakan oleh beberapa protocol di sistem komputer yang rawan oleh serangan dari luar.

1. FTP (21) 2. SSH (22) 3. TELNET (23) 4. SMTP (25) 5. DNS (53) 6. TFTP (69) 7. HTTP (80) 8. POP3 (110) 9. IMAP (143) 10. HTTPS (443)

Sebagai contoh kita akan memblok port ssh agar tidak bisa diakses Blok Port yang Masuk, iptables –A INPUT -p tcp --dport 22 –j DROP

Blok dari Subnet tertentu, iptables –A INPUT -s 192.168.2.0/24 –p tcp --dport 22 –j DROP

f. Allow Specified Port Only (mengijinkan ip tertentu yang boleh mengakses protocol tertentu). Ijinkan Ip tertentu, iptables –A INPUT –s 192.168.2.77 –j ACCEPT

Ijinkan Interface tertentu untuk mengakses ssh, iptables –A INPUT –i eth1 –p tcp --dport 22 –j ACCEPT

Page 86: Debian Server32w

86 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

2. Membuat log file untuk memonitoring kerja iptables. iptables –A INPUT –m limit –-limit 5/min –j LOG –-log-prefix “PORT

22 DROP: “ –-log-level 7

Untuk melihat semua konfigurasi yang telah kita buat, gunakan perintah root@myschool:~# iptables –t nat –n –L

3. Karena konfigurasi iptables ini jika komputer kita direstart maka akan hilang semua. Maka kita harus membuat

sebuah startup. root@myschool:~# iptables-save > /etc/network/iptables.conf

root@myschool:~# nano /etc/rc.local

Kita menambahkan script “iptables-restore < /etc/network/iptables.conf”

Page 87: Debian Server32w

87 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI VPN (Virtual Private Network)

DEBIAN 6 SQUEEZE

Page 88: Debian Server32w

88 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

KONFIGURASI VPN VIRTUAL PRIVATE NETWORK

VPN (Virtual Private Network), yaitu sebuah koneksi private melalui jaringan publik (dalam hal ini internet). Terdapat

pengertian yang harus dipahami. virtual network, yang berarti jaringan yang terjadi hanya bersifat virtual. Tidak ada koneksi jaringan secara riil antara 2 titik yang akan berhubungan. private, jaringan yang terbentuk bersifat private dimana tidak semua orang bisa mengaksesnya. Data yang dikirimkan terenkripsi sehingga tetap rahasia meskipun melalui jaringan publik. Dengan VPN ini kita seolah-olah membuat jaringan didalam jaringan atau biasa disebut tunnel (terowongan).

Tunneling adalah suatu cara membuat jalur privat dengan menggunakan infrastruktur pihak ketiga. VPN menggunakan salah satu dari tiga teknologi tunneling yang ada yaitu: PPTP, L2TP dan standar terbaru, Internet Protocol Security (biasa disingkat menjadi IPSec). VPN merupakan perpaduan antara teknologi tunneling dan enkripsi.

Vpn server membutuhkan minimal dua interface Ethernet. Satu mengarah ke jaringan Lokal, dan yang lain mengarah ke jaringan Internet. Untuk jaringan Internet, vpn serverpun harus menggunakan Ip Public, agar bisa diakses dari mana saja.

Konfigurasi VPN (Virtual Private Network) : 1. Instalasi paket yang dibutuhkan yaitu “pptpd” di mana paket ini berada di dalam DVD-2.

root@myschool:~# apt-get install pptpd

2. Edit file “pptpd.conf” yang berada di “/etc/pptpd.conf” root@myschool:~# apt-get install pptpd

Masukkan DVD-2 untuk menginstal dan setelah

itu ketika komputer

meminta DVD-1 silakan

masukkan DVD-1.

IP untuk VPN server.

Range IP untuk VPN

client.

Page 89: Debian Server32w

89 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

3. Membuat user dan password untuk VPN Client, agar bisa terkoneksi ke VPN server. Dengan mengedit file

“chap-secret” yang berada di “/etc/ppp/chap-secrets”. root@myschool:~# nano /etc/ppp/chap-secrets

4. Merestart layanan pptpd. root@myschool:~# /etc/init.d/pptpd restart

5. Uji coba untuk client windows. Buka network and sharing centre setup new connections or network connect to a workplace

Pilih “Use my Internet

connection (VPN)”

Page 90: Debian Server32w

90 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Silakan masukkan ip

VPN server. Jika VPN

server punya ip public silakan isi dengan ip

public VPN server.

Masukkan username

dan password yang

sudah dibuat diawal.

Page 91: Debian Server32w

91 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

Page 92: Debian Server32w

92 Debian Linux 6 Squeeze | The Universal Operating System

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org http://forum.linux.or.id http://itnetworkingsupport2012.blogspot.com http://www.youtube.com 1 Purwosari, SMK Negeri, Modul Debian 5.0 – Konfigurasi Server Debian 5.0 Mansyurin, Pudja. Konfigurasi Debian Server Dariyan, Ofani. LAPORAN DEBIAN 5.0 Bayu Aji, Chrisna. Laporan Debian 5.0 Hertzog, Raphael. Ronland Mas. The Debian Administrator’s Handbook