Debat Pilgub DKI Jakarta 2017 - gelora45.comgelora45.com/news/ChanCT_ReklamasiTelukJakarta.pdf ·...
Transcript of Debat Pilgub DKI Jakarta 2017 - gelora45.comgelora45.com/news/ChanCT_ReklamasiTelukJakarta.pdf ·...
1
Debat Pilgub DKI Jakarta 2017
Kebetulan semalam berhasil mendapatkan link Youtube, bisa mengikuti Debat Pilkada
DKI Jakarta Putaran ke-2, 12 April 2017, yang cukup menarik dan sangat baik. Bagi
kedua paslon siapapun yang akan berhasi menjadi Gubernur, tentu bisa menggunakan
debat Pilkada ini untuk menyempurnakan program dan misi dengan mengambil
KEUNGGULAN lawan debat, …
Sementara sebagai seorang pemerhati, saya berpendapat apa yang disampaikan Ahok
lebih realis, lebih berpihak pada warga miskin sesungguhnya ketimbang yang diajukan
Anies, sebagaimana penilaian warga Jakarta dari hasil polling Kompas memberikan nilai
terkait program kerja, Ahok-Djarot mendapat 8,04 dan Anies-Sandi mendapat 6,71:
1. Reklamasi Teluk Jakarta. Proyek BESAR yang dihadapkan pada siapapun Gubernur
yad. Selama kampanye Pilkada dimulai, untuk gempur program yang dijalankan Ahok
ini, Anies berulang-kali menyatakan Reklamasi harus DIHENTIKAN! Menuding Ahok
hanya berpihak pada Pengembang dan menelantarkan nelayan! Didalam acara debat
semalam, Ahok menanyakan ketegasan sikap Anies. Setelah Ahok menjabarkan
proyek Reklamasi Teluk Jakarta yang merupakan kepres Suharto ditahun 1995,
dengan mempekerjakan 1,2 juta tenaga kerja, dan dalam sepuluh tahun akan didapat
158 triliun dari reklamasi. Dari keuntungan ini, reklamasi dapat dimanfaatkan untuk
rakyat dan pembangunan di Jakarta. Barulah Anies terpaksa menyatakan, “Tidak
Menolak samasekali Reklamasi!”, “Akan memikirkan reklamasi Teluk Jakarta”, …
BETUUUL, menghentikan proyek Reklamasi yang sudah setengah jalan ini PASTI akan
lebih merugikan bahkan mencelakakan warga Jakarta! Alangkah baik seandainya
Gubernur DKI mendatang bisa melanjutkan proyek Reklamasi ini dengan menemukan
solusi terbaik bagi warga Jakarta, khususnya bagi nelayan, mendapatkan manfaat dan
keuntungan yang lebih BESAR.
2. ProgramTransportasi Integrasi. Baik Ahok maupun Anies juga mengajukan program
Transportasi integrasi untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Ahok lebih terpusat
dengan gunakan TransJakarta, Ahok mengungkap langkah Transjakarta menggandeng
angkot dengan upaya memperbaiki armada. Dengan harapan, armada angkot dapat
berfungsi sebagai layanan penopang Transjakarta. Dan Ahok sudah memberikan
GRATIS pada warga miskin, penghuni RUSUN. Sedang Anies cenderung mengucurkan
dana untuk menjalankan program OK Otrip dengan mengikutsertakan setiap
pengusaha yang bersedia, … yang menurut saya jauh akan lebih sulit dilaksanakan.
3. Program Perumahan Warga Miskin. Ahok tetap dengan pemikiran yang sedang
dijalankan, warga miskin TIDAK MAMPU disuruh beli rumah sendiri, harus
Pemerintah yang menunjangnya! Itulah rumah susun yang dibangun DKI dengan
2
gunakan kontribusi pengembang. Tentu kedepan masih ada yang perlu diperbaiki
pelaksanaan pembangunan RUSUN itu agar warga bisa tinggal lebih nyaman. Sedang
Anies masih ngotot mempropagandakan pembelian rumah dengan DP nol Rp, … yang
akhirnya oleh Ahok dikatakan hanyalah retorika saja!
Salam,
ChanCT
Anies dan Ahok Debat Sengit Soal Reklamasi Teluk Jakarta
https://tirto.id/anies-dan-ahok-debat-sengit-soal-reklamasi-teluk-jakarta-cmBP
Basuki Tjahaja Purnama memaparkan saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel
Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico
Reporter: Yuliana Ratnasari
12 April, 2017dibaca normal 1 menit
Anies mengungkapkan bahwa reklamasi Teluk Jakarta berbeda dengan Keppres
Perdebatan dimulai saat Ahok menanyakan pada Anies soal sikap cagub DKI Jakarta
nomor urut tiga itu terhadap reklamasi Pulau N yang sudah berjalan hingga saat ini
menyerap 1,2 juta tenaga kerja.
tirto.id - Kedua cagub DKI Jakarta Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
saling mengadu pendapat terkait persoalan reklamasi di Teluk Jakarta.
Perdebatan dimulai saat Ahok menanyakan pada Anies soal sikap cagub DKI Jakarta
nomor urut tiga itu terhadap reklamasi Pulau N yang sudah berjalan hingga saat ini
menyerap 1,2 juta tenaga kerja.
"Reklamasi yang sudah dibangun mau dibongkar atau diapakan?" tanya Ahok dalam
3
segmen tanya jawab antarcagub dalam Debat Final Pilkada DKI Jakarta putaran kedua,
di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Dari pernyataan itu, Anies mengungkapkan bahwa reklamasi Teluk Jakarta yang
dibicarakan sekarang, berbeda dengan yang diatur dalam Keppres Nomor 52 Tahun 1995.
Menurut peraturan itu, dinyatakan secara eksplisit dalam Pasal 4 bahwa wewenang dan
tanggung jawab reklamasi itu ada pada Gubernur DKI Jakarta.
"Reklamasi adalah soal keberpihakan. Jakarta diputuskan punya lahan tambahan. Lalu
lahan tambahan itu untuk siapa? Jika sebagai gubernur, saya akan memanfaatkan
otoritas itu untuk kepentingan publik," jelas Anies.
Jawaban itu membuat Ahok mengatakan agar Anies jangan berbohong. Pernyataan Ahok
ini mengacu pada ucapan Anies soal wewenang Gubernur DKI Jakarta 5 terkait
reklamasi.
Anies membenarkan pernyataan Ahok untuk tidak berbohong saat kampanye. Anies
sedikit menyindir Ahok soal kebohongan dengan menyebut persoalan di Bukit Duri.
"Warga Bukit Duri tahu persis arti kebohongan saat kampanye."
Sementara itu, Ahok tetap menekankan soal manfaat yang diperoleh Jakarta dengan
reklamasi. Menurut hitung-hitungan Ahok, dalam sepuluh tahun akan didapat 158 triliun
dari reklamasi. Dengan keuntungan ini, reklamasi dapat dimanfaatkan untuk rakyat dan
pembangunan di Jakarta. "Setiap triliun yang diinvestasikan akan menghasilkan."
Anies menangggapi, agar reklamasi jangan sampai membuat Jakarta menjadi banjir. Jika
dilihat dari keuntungan reklamasi, Anies menilai rehabilitasi Teluk Jakarta menyerap
lebih banyak pekerja. Ditambahkan Anies, hasil dari reklamasi yang memiliki bukan
nelayan melainkan pemegang kepentingan.
Anies Tidak Menolak Reklamasi
https://tirto.id/anies-tidak-menolak-reklamasi-cmBV
4
Anies Baswedan memaparkan visi saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara,
Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico
Reporter: Ahmad Khadafi
12 April, 2017dibaca normal 0:30 menit
Anies akan memikirkan reklamasi Jakarta
Anies akan memikirkan reklamasi dan tidak menyatakan untuk menolaknya sama sekali.
Anies mengklaim akan punya pendekatan yang berbeda dengan lebih berpihak untuk
rakyat banyak.
tirto.id - Calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengajukan pertanyaan
mengenai isu reklamasi kepada Cagub Anies Baswedan secara langsung pada debat
Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua, Jumat (13/4/2017).
"Ketika 13 Oktober Pak Anies jelas menolak reklamasi. 16 Desember 2016, menolak
reklamasi. Tapi begitu masuk 8 Februari, Pak Anies mengatakan mau mengalihkan
reklamasi untuk kepentingan publik," kata Ahok.
"Dari tujuh belas pulau reklamasi ada satu pulau yang sudah dimanfaatkan, itu Pulau N.
Banyak orang tidak sadar bahwa Tanjung Priok yang baru itu Pulau N. Itu sudah
beroperasi, hasil reklamasi. Pertanyaan saya, kalau menolak reklamasi, itu yang sudah
terlanjur dibangun itu mau diapakan?" tanya Ahok.
Menanggapi hal tersebut, Anies menjawab, "Saya paham, bahwa kita memang perlu
memikirkan soal reklamasi, tapi pendekatan kita berbeda. Ini soal keberpihakan. Kita
mau berpihak kepada siapa?"
Anies juga menekankan bahwa wewenang dan tanggung jawab reklamasi ada di tangan
Gubernur DKI Jakarta. "Maka itu ketika nanti saya Gubernur, saya akan memanfaatkan
otoritas ini untuk rakyat banyak, bukan untuk sekelompok orang. Jadi ketika ada sebuah
lahan baru--saya katakan--ini untuk kepentingan publik."
5
Pada poin berikutnya, Anies juga menyatakan bahwa reklamasi di dalam Keppres No. 52
Tahun 1995 sudah berubah. "Reklamasi yang sekarang dijalankan beda dengan yang ada
di dalam keppres itu. Beda sekali. Kalau Anda lihat bentuknya, di keppres itu ada
bentuknya, yang sekarang berbeda bentuknya."
share infografik
Menguji Konsep Transportasi Ahok vs Anies
https://tirto.id/menguji-konsep-transportasi-ahok-vs-anies-cmzY
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat sesi tanya jawab dengan Anies Baswedan Debat Publik Pilkada DKI
Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico
Reporter: Damianus Andreas
12 April, 2017dibaca normal 2:30 menit
Masalah transportasi akan menjadi subtema bahasan dalam debat Pilgub DKI putaran
kedua
6
Ahok dan Anies salin klaim lebih dulu bicara soal program integrasi transportasi publik
Ahok dan Anies sama-sama kerap bicara soal program integrasi transportasi massal
sebagai solusi meningkatkan pelayanan moda transportasi dan mengatasi kemacetan.
Konsep siapa yang unggul?
tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akan menggelar debat kandidat
pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) DKI Jakarta malam ini, Rabu (12/4/2017).
Debat yang akan dipandu Ira Koesno ini akan mengusung tema umum “Dari Masyarakat
untuk Jakarta” mengenai kesenjangan dan keadilan sosial, penegakan hukum, dan bonus
demografi.
Tema besar itu akan dibahas dalam subtema yang mencakup masalah transportasi publik,
tempat tinggal, reklamasi, pelayanan publik, serta UMKM. Kedua kandidat, baik pasangan
Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat maupun Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga
Uno tentunya telah menyiapkan gagasan masing-masing.
Belakangan ini, kedua kandidat sama-sama kerap menyinggung soal integrasi transportasi
massal sebagai solusi atas peningkatan pelayanan moda transportasi dan persoalan
kemacetan yang terjadi di ibu kota.
Ahok misalnya, dirinya bertekad untuk menerapkan sistem pengelolaan satu pintu agar
pelayanan bisa maksimal. Menurut Ahok, salah satu keuntungan apabila seluruh angkutan
umum di DKI Jakarta bersedia untuk gabung di bawah manajemen PT Transportasi
Jakarta (Transjakarta), maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat lebih
mudah melakukan penyesuaian tarif.
Selain itu, keuntungan lain yang diklaim Ahok bisa didapat dari upaya pengelolaan
transportasi publik di bawah satu badan adalah persaingan yang lebih sehat.
“Kami ingin ambil alih semua rute dan trayek angkutan umum yang ada di Jakarta. Jadi,
kalau pengusaha angkutan umum merasa sanggup bersaing dengan Transjakarta, silakan
bersaing. Tapi kalau tidak sanggup, silakan bergabung,” kata Ahok, pada April tahun lalu.
Sayangnya, setahun setelah pernyataan itu diucapkan Ahok, namun pengelolaan angkutan
umum seperti Kopaja, Metromini, APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus
Transjakarta), dan angkot belum sepenuhnya terintegrasi.
Adapun upaya integrasi yang telah menunjukkan perkembangan, salah satunya adanya
7
penandatangan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara PT
Transportasi Jakarta dengan salah satu operator angkot, Koperasi Wahana Kalpika
(KWK), pada 22 Maret 2017 lalu.
Dalam acara Debat Pilkada DKI Jakarta yang digelar Mata Najwa Eksklusif Babak Final
Pilkada Jakarta, pad 27 Maret lalu, Ahok mengungkapkan langkah Transjakarta
menggandeng angkot adalah sebagai upaya memperbaiki armada. Dalam konteks ini,
armada dapat berfungsi sebagai layanan penopang Transjakarta.
“Angkot ini tak bisa melaksanakan standar pelayanan minimum, makanya kerja sama kita
akan ubah sebagai bus sedang. Transjakarta membantu angkot meremajakan armada,”
kata Ahok.
Belum lama ini, Djarot pun mengklaim banyaknya transportasi umum yang tidak layak
jalan sudah berkurang jumlahnya. Pensiunnya kendaraan-kendaraan tersebut dinilai
sebagai dampak dari keberadaan Transjakarta, yang menurut Djarot, telah memiliki
fasilitas dan pelayanan yang jauh lebih baik.
“Kopaja kita integrasikan, sudah masuk dalam sistem transportasi. Kami ingin sistem
transportasi itu, organisasinya bisa satu, terkoordinasi,” kata Djarot, di Taman Ismail
Marzuki, Jakarta, Jumat (7/4/2017) lalu.
“Misalnya Transjakarta bisa terintegrasi dengan apapun, ya Metromini, Kopaja, (angkot)
KWK, termasuk ojek-ojek daring dan konvensional bisa kita ajak gabung juga,” kata
Djarot menambahkan.
Sementara itu, integrasi transportasi publik dalam rencana program kerja
Anies-Sandiaga juga menekankan pada penghubungan transportasi massal dari titik
pemukiman warga sampai ke titik tujuan. Selain menyambungkan Transjakarta dengan
semua angkutan kota dan angkutan feeder, program yang dinamakan OK Otrip tersebut
juga dikatakan hanya perlu menggunakan satu karcis seharga Rp5.000.
Anies menuturkan bahwa program OK Otrip merupakan bentuk keberpihakan kepada
rakyat kecil, agar mereka bisa menggunakan transportasi umum dengan biaya minim.
“Intinya kan [OK Otrip] agar transportasi lebih terintegrasi dan lebih murah. Banyak
daerah yang tidak dapat dijangkau Bus Transjakarta,” kata Anies, di Blok M Square,
Jakarta pada 17 Maret 2017.
8
Anies pun mengatakan integrasi lengkap di antara berbagai moda transportasi
merupakan bentuk keadilan bagi seluruh pengemudi angkutan umum.
“Semuanya ingin keadilan. Saya sampaikan kepada semua, mari duduk bersama. Kita atur
sehingga ketemu solusinya, dan pemerintah ada anggaran. Kalau untuk integrasi sistem
transportasi, pemerintah harus mengeluarkan anggaran, kita keluarkan anggaran,” kata
Anies di Kompleks DPR RI, Jakarta, pada 22 Maret lalu.
Meskipun belum memaparkan secara rinci bagaimana wujud integrasi lengkap yang
dimaksudkannya itu, namun Anies telah merencanakan MRT (mass rapid transit), LRT
(light rail transit), dan BRT (buss rapid transit) sebagai tulang punggung integrasi
transportasi publik di ibukota.
Hal senada juga diungkapkan Sandiaga. Menurut Sandiaga konsep OK Otrip dapat
berpotensi memangkas biaya pengguna transportasi di Jakarta. “Nanti kami akan
samakan semua rute Rp5.000. Karena, selama ini biaya untuk sampai ke tujuan butuh
lebih dari itu. Bisa sampai Rp15.000,” ujar Sandi di Tanah Tinggi, Jakarta pada 10 Maret
lalu.
Pada dasarnya, program integrasi transportasi publik yang dipaparkan kedua calon
kandidat yang akan bertarung pada Pilkada DKI putaran kedua 19 April mendatang
tersebut tidak jauh berbeda.
Sayangnya, wacana yang berkembang akhir-akhir ini justru lebih menitikberatkan pada
tudingan: siapa menjiplak rencana program kerja siapa, dan kedua kandidat bukan
berlomba-lomba memunculkan inovasi terbaru yang dapat memudahkan masyarakat
Jakarta, terutama soal bagaimana mengurai biang kemacetan yang terjadi di ibukota.
Jawaban Anies Saat Ahok Bertanya Rumah Tapak atau Rusun
https://tirto.id/jawaban-anies-saat-ahok-bertanya-rumah-tapak-atau-rusun-cmBW
Reporter: Suhendra
12 April, 2017dibaca normal 1 menit
9
Anies Baswedan memaparkan programnya saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel
Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico
tirto.id - Ronde kedua putaran kedua debat final Pilkada DKI Jakarta 2017 yang
dihelat di Hotel Bidakara, Rabu (11/4/2017) sempat hangat. Masing-masing paslon
mengajukan pertanyaan dan saling menyerang lawannya.
Calon Gubernur DKI Jakarta Ahok mempunyai pertanyaan pamungkas di penghujung
debat. Ia kembali menanyakan soal program DP nol rupiah yang diusung oleh Paslon
Anies-Sandi.
“Saya agak penasaran ini, mohon maaf, antara Pak Sandi dan Pak Anies kalau di berita
agak membingungkan soal nol rupiah, nol persen untuk pembelian tanah...Rumah yang mau
dibangun rumah tapak atau rusun, lalu untuk penghasilan Rp7 juta atau Rp3 juta?” tanya
Ahok sambil mengangkat tangannya.
Mendapat pertanyaan dari Ahok, Anies langsung mengklarifikasi dengan wajah yang
tetap sumringah.
“Saya nuwun sewu, agak keliru, kami tak membicarakan membangun rumah tapi soal
pembiayaannya," jawab Anies mencoba mengklarifikasi pertanyaan Ahok.
Ahok yang awalnya mengajukan pertanyaan, kini berbalik mencoba menjelaskan konsep
rumah susun yang dibangun Pemda DKI Jakarta. Konsep ini dianggap lebih konkret untuk
menjawab persoalan perumahan bagi warga miskin dengan cukup membayar biaya
pemeliharaan yang terjangkau.
“Kita nggak tega membiarkan masyarakat tak mampu membeli rumah sendiri, membeli di
gang sempit yang nggak layak. Tidak mungkin rakyat miskin di Jakarta memiliki rumah
tipe 36 kalau kita tidak menyediakan,” tegas Ahok.
10
Anies mencoba mengingatkan Ahok bahwa bila hanya mengandalkan rusun sewa maka
persoalan penyediaan hunian di Jakarta bagi masyarakat miskin tak akan ada solusi.
“41 persen warga Jakarta tidak punya rumah sendiri,” kata Anies.
Namun bagi Ahok, dengan rusun sewa yang terjangkau bisa digunakan seumur hidup
sambil menunggu anak-anak penghuni lulus kuliah hingga bisa membeli hunian sendiri.
Namun, dengan wajah menahan rasa tidak puas, Ahok harus mendengar jawaban Anies
yang dianggapnya hanya permainan kata-kata.
“Saya jujur aja dari tadi tidak menemukan jawabannya ini terlalu retorika,” kata Ahok.
share infografik
Ahok-Djarot & Anies-Sandi Janji Damaikan Jakarta Usai Pilgub
https://tirto.id/ahok-djarot-amp-anies-sandi-janji-damaikan-jakarta-usai-pilgub-cmBU
11
Djarot Saiful Hidayat bersalaman dengan Anies Baswedan saat waktu jeda Debat Publik Pilkada DKI
Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico
Reporter: Addi M Idhom
12 April, 2017dibaca normal 1 menit
Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga berjanji berusaha mengembalikan kedamaian di DKI
Jakarta usai Pilkada berlangsung
Dua kandidat di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta memungkasi acara Debat Final
Cagub DKI 2017 dengan berkomitmen akan mendamaikan ibu kota pasca pemilihan usai.
tirto.id - Dua kandidat di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta sama-sama berjanji akan
mengembalikan situasi di ibu kota kembali damai setelah pemilihan usai.
Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot
Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berkomitmen untuk meredam polemik
yang selama ini terjadi di ibu kota, khususnya konflik horizontal.
Pernyataan dua kandidat tersebut menutup acara Debat Final Cagub DKI Jakarta 2017
di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu (12/4/2017).
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat menyatakan
dirinya dan Ahok akan menelepon rivalnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno setelah
penyelenggaraan Pilkada usai.
“Apapun hasilnya, pihak pertama yang kami telepon adalam Anies dan Sandiaga,” kata
Djarot.
Dia juga mengimbuhkan akan berupaya menyerukan ke masyarakat di DKI Jakarta agar
tak berlarut lagi dalam polemik soal beda pilhan di Pilkada. “Meskipun beda pilihan,
sebenarnya kita adalah satu sebagai warga Jakarta,” ujar Djarot.
Apapun hasil Pilkada, Djarot juga mengatakan dirinya dan Ahok sudah berkomitmen akan
merangkul semua pihak, baik di kubu pendukungnya maupun lawan mereka. Dia
menegaskan bangsa Indonesia menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman dan
mendasarkan cara bernegara pada ideologi Pancasila.
“Kami akan datangi semua pihak, tokoh-tokoh masyarakat dan semua kelompok untuk
ciptakan Jakarta sejuk,” kata Djarot.
12
Adapun Anies Rasyid Baswedan mengatakan tugas untuk menjaga persatuan merupakan
kewajiban moral sebagai anak bangsa. Menurut dia komitmen ini demi melanjutkan
perjuangan para pendahulu pendiri bangsa.
“Bhinekanya sudah fakta, yang harus kami lakukan ialah menjaga persatuan di Jakarta,”
kata Anies.
Baik Anies maupun Ahok, di penghujung debat, juga menyatakan meminta maaf kepada
semua pihak yang terkait Pilkada DKI Jakarta, terutama rival masing-masing, atas
ucapan dan tindakan mereka yang menyinggung lawannya.
Baca juga artikel terkait DEBAT CAGUB DKI 2017 atau tulisan menarik lainnya Addi M
Idhom
(tirto.id - add/add)