Debat Pilgub DKI Jakarta 2017 - gelora45.comgelora45.com/news/ChanCT_ReklamasiTelukJakarta.pdf ·...

12
1 Debat Pilgub DKI Jakarta 2017 Kebetulan semalam berhasil mendapatkan link Youtube, bisa mengikuti Debat Pilkada DKI Jakarta Putaran ke-2 , 12 April 2017, yang cukup menarik dan sangat baik. Bagi kedua paslon siapapun yang akan berhasi menjadi Gubernur, tentu bisa menggunakan debat Pilkada ini untuk menyempurnakan program dan misi dengan mengambil KEUNGGULAN lawan debat, … Sementara sebagai seorang pemerhati, saya berpendapat apa yang disampaikan Ahok lebih realis, lebih berpihak pada warga miskin sesungguhnya ketimbang yang diajukan Anies, sebagaimana penilaian warga Jakarta dari hasil polling Kompas memberikan nilai terkait program kerja, Ahok-Djarot mendapat 8,04 dan Anies-Sandi mendapat 6,71: 1. Reklamasi Teluk Jakarta. Proyek BESAR yang dihadapkan pada siapapun Gubernur yad. Selama kampanye Pilkada dimulai, untuk gempur program yang dijalankan Ahok ini, Anies berulang-kali menyatakan Reklamasi harus DIHENTIKAN! Menuding Ahok hanya berpihak pada Pengembang dan menelantarkan nelayan! Didalam acara debat semalam, Ahok menanyakan ketegasan sikap Anies. Setelah Ahok menjabarkan proyek Reklamasi Teluk Jakarta yang merupakan kepres Suharto ditahun 1995, dengan mempekerjakan 1,2 juta tenaga kerja, dan dalam sepuluh tahun akan didapat 158 triliun dari reklamasi. Dari keuntungan ini, reklamasi dapat dimanfaatkan untuk rakyat dan pembangunan di Jakarta. Barulah Anies terpaksa menyatakan, “Tidak Menolak samasekali Reklamasi!”, “Akan memikirkan reklamasi Teluk Jakarta”, … BETUUUL, menghentikan proyek Reklamasi yang sudah setengah jalan ini PASTI akan lebih merugikan bahkan mencelakakan warga Jakarta! Alangkah baik seandainya Gubernur DKI mendatang bisa melanjutkan proyek Reklamasi ini dengan menemukan solusi terbaik bagi warga Jakarta, khususnya bagi nelayan, mendapatkan manfaat dan keuntungan yang lebih BESAR. 2. ProgramTransportasi Integrasi. Baik Ahok maupun Anies juga mengajukan program Transportasi integrasi untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Ahok lebih terpusat dengan gunakan TransJakarta, Ahok mengungkap langkah Transjakarta menggandeng angkot dengan upaya memperbaiki armada. Dengan harapan, armada angkot dapat berfungsi sebagai layanan penopang Transjakarta. Dan Ahok sudah memberikan GRATIS pada warga miskin, penghuni RUSUN. Sedang Anies cenderung mengucurkan dana untuk menjalankan program OK Otrip dengan mengikutsertakan setiap pengusaha yang bersedia, … yang menurut saya jauh akan lebih sulit dilaksanakan. 3. Program Perumahan Warga Miskin. Ahok tetap dengan pemikiran yang sedang dijalankan, warga miskin TIDAK MAMPU disuruh beli rumah sendiri, harus Pemerintah yang menunjangnya! Itulah rumah susun yang dibangun DKI dengan

Transcript of Debat Pilgub DKI Jakarta 2017 - gelora45.comgelora45.com/news/ChanCT_ReklamasiTelukJakarta.pdf ·...

1

Debat Pilgub DKI Jakarta 2017

Kebetulan semalam berhasil mendapatkan link Youtube, bisa mengikuti Debat Pilkada

DKI Jakarta Putaran ke-2, 12 April 2017, yang cukup menarik dan sangat baik. Bagi

kedua paslon siapapun yang akan berhasi menjadi Gubernur, tentu bisa menggunakan

debat Pilkada ini untuk menyempurnakan program dan misi dengan mengambil

KEUNGGULAN lawan debat, …

Sementara sebagai seorang pemerhati, saya berpendapat apa yang disampaikan Ahok

lebih realis, lebih berpihak pada warga miskin sesungguhnya ketimbang yang diajukan

Anies, sebagaimana penilaian warga Jakarta dari hasil polling Kompas memberikan nilai

terkait program kerja, Ahok-Djarot mendapat 8,04 dan Anies-Sandi mendapat 6,71:

1. Reklamasi Teluk Jakarta. Proyek BESAR yang dihadapkan pada siapapun Gubernur

yad. Selama kampanye Pilkada dimulai, untuk gempur program yang dijalankan Ahok

ini, Anies berulang-kali menyatakan Reklamasi harus DIHENTIKAN! Menuding Ahok

hanya berpihak pada Pengembang dan menelantarkan nelayan! Didalam acara debat

semalam, Ahok menanyakan ketegasan sikap Anies. Setelah Ahok menjabarkan

proyek Reklamasi Teluk Jakarta yang merupakan kepres Suharto ditahun 1995,

dengan mempekerjakan 1,2 juta tenaga kerja, dan dalam sepuluh tahun akan didapat

158 triliun dari reklamasi. Dari keuntungan ini, reklamasi dapat dimanfaatkan untuk

rakyat dan pembangunan di Jakarta. Barulah Anies terpaksa menyatakan, “Tidak

Menolak samasekali Reklamasi!”, “Akan memikirkan reklamasi Teluk Jakarta”, …

BETUUUL, menghentikan proyek Reklamasi yang sudah setengah jalan ini PASTI akan

lebih merugikan bahkan mencelakakan warga Jakarta! Alangkah baik seandainya

Gubernur DKI mendatang bisa melanjutkan proyek Reklamasi ini dengan menemukan

solusi terbaik bagi warga Jakarta, khususnya bagi nelayan, mendapatkan manfaat dan

keuntungan yang lebih BESAR.

2. ProgramTransportasi Integrasi. Baik Ahok maupun Anies juga mengajukan program

Transportasi integrasi untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Ahok lebih terpusat

dengan gunakan TransJakarta, Ahok mengungkap langkah Transjakarta menggandeng

angkot dengan upaya memperbaiki armada. Dengan harapan, armada angkot dapat

berfungsi sebagai layanan penopang Transjakarta. Dan Ahok sudah memberikan

GRATIS pada warga miskin, penghuni RUSUN. Sedang Anies cenderung mengucurkan

dana untuk menjalankan program OK Otrip dengan mengikutsertakan setiap

pengusaha yang bersedia, … yang menurut saya jauh akan lebih sulit dilaksanakan.

3. Program Perumahan Warga Miskin. Ahok tetap dengan pemikiran yang sedang

dijalankan, warga miskin TIDAK MAMPU disuruh beli rumah sendiri, harus

Pemerintah yang menunjangnya! Itulah rumah susun yang dibangun DKI dengan

2

gunakan kontribusi pengembang. Tentu kedepan masih ada yang perlu diperbaiki

pelaksanaan pembangunan RUSUN itu agar warga bisa tinggal lebih nyaman. Sedang

Anies masih ngotot mempropagandakan pembelian rumah dengan DP nol Rp, … yang

akhirnya oleh Ahok dikatakan hanyalah retorika saja!

Salam,

ChanCT

Anies dan Ahok Debat Sengit Soal Reklamasi Teluk Jakarta

https://tirto.id/anies-dan-ahok-debat-sengit-soal-reklamasi-teluk-jakarta-cmBP

Basuki Tjahaja Purnama memaparkan saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel

Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico

Reporter: Yuliana Ratnasari

12 April, 2017dibaca normal 1 menit

Anies mengungkapkan bahwa reklamasi Teluk Jakarta berbeda dengan Keppres

Perdebatan dimulai saat Ahok menanyakan pada Anies soal sikap cagub DKI Jakarta

nomor urut tiga itu terhadap reklamasi Pulau N yang sudah berjalan hingga saat ini

menyerap 1,2 juta tenaga kerja.

tirto.id - Kedua cagub DKI Jakarta Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

saling mengadu pendapat terkait persoalan reklamasi di Teluk Jakarta.

Perdebatan dimulai saat Ahok menanyakan pada Anies soal sikap cagub DKI Jakarta

nomor urut tiga itu terhadap reklamasi Pulau N yang sudah berjalan hingga saat ini

menyerap 1,2 juta tenaga kerja.

"Reklamasi yang sudah dibangun mau dibongkar atau diapakan?" tanya Ahok dalam

3

segmen tanya jawab antarcagub dalam Debat Final Pilkada DKI Jakarta putaran kedua,

di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Dari pernyataan itu, Anies mengungkapkan bahwa reklamasi Teluk Jakarta yang

dibicarakan sekarang, berbeda dengan yang diatur dalam Keppres Nomor 52 Tahun 1995.

Menurut peraturan itu, dinyatakan secara eksplisit dalam Pasal 4 bahwa wewenang dan

tanggung jawab reklamasi itu ada pada Gubernur DKI Jakarta.

"Reklamasi adalah soal keberpihakan. Jakarta diputuskan punya lahan tambahan. Lalu

lahan tambahan itu untuk siapa? Jika sebagai gubernur, saya akan memanfaatkan

otoritas itu untuk kepentingan publik," jelas Anies.

Jawaban itu membuat Ahok mengatakan agar Anies jangan berbohong. Pernyataan Ahok

ini mengacu pada ucapan Anies soal wewenang Gubernur DKI Jakarta 5 terkait

reklamasi.

Anies membenarkan pernyataan Ahok untuk tidak berbohong saat kampanye. Anies

sedikit menyindir Ahok soal kebohongan dengan menyebut persoalan di Bukit Duri.

"Warga Bukit Duri tahu persis arti kebohongan saat kampanye."

Sementara itu, Ahok tetap menekankan soal manfaat yang diperoleh Jakarta dengan

reklamasi. Menurut hitung-hitungan Ahok, dalam sepuluh tahun akan didapat 158 triliun

dari reklamasi. Dengan keuntungan ini, reklamasi dapat dimanfaatkan untuk rakyat dan

pembangunan di Jakarta. "Setiap triliun yang diinvestasikan akan menghasilkan."

Anies menangggapi, agar reklamasi jangan sampai membuat Jakarta menjadi banjir. Jika

dilihat dari keuntungan reklamasi, Anies menilai rehabilitasi Teluk Jakarta menyerap

lebih banyak pekerja. Ditambahkan Anies, hasil dari reklamasi yang memiliki bukan

nelayan melainkan pemegang kepentingan.

Anies Tidak Menolak Reklamasi

https://tirto.id/anies-tidak-menolak-reklamasi-cmBV

4

Anies Baswedan memaparkan visi saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara,

Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico

Reporter: Ahmad Khadafi

12 April, 2017dibaca normal 0:30 menit

Anies akan memikirkan reklamasi Jakarta

Anies akan memikirkan reklamasi dan tidak menyatakan untuk menolaknya sama sekali.

Anies mengklaim akan punya pendekatan yang berbeda dengan lebih berpihak untuk

rakyat banyak.

tirto.id - Calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengajukan pertanyaan

mengenai isu reklamasi kepada Cagub Anies Baswedan secara langsung pada debat

Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua, Jumat (13/4/2017).

"Ketika 13 Oktober Pak Anies jelas menolak reklamasi. 16 Desember 2016, menolak

reklamasi. Tapi begitu masuk 8 Februari, Pak Anies mengatakan mau mengalihkan

reklamasi untuk kepentingan publik," kata Ahok.

"Dari tujuh belas pulau reklamasi ada satu pulau yang sudah dimanfaatkan, itu Pulau N.

Banyak orang tidak sadar bahwa Tanjung Priok yang baru itu Pulau N. Itu sudah

beroperasi, hasil reklamasi. Pertanyaan saya, kalau menolak reklamasi, itu yang sudah

terlanjur dibangun itu mau diapakan?" tanya Ahok.

Menanggapi hal tersebut, Anies menjawab, "Saya paham, bahwa kita memang perlu

memikirkan soal reklamasi, tapi pendekatan kita berbeda. Ini soal keberpihakan. Kita

mau berpihak kepada siapa?"

Anies juga menekankan bahwa wewenang dan tanggung jawab reklamasi ada di tangan

Gubernur DKI Jakarta. "Maka itu ketika nanti saya Gubernur, saya akan memanfaatkan

otoritas ini untuk rakyat banyak, bukan untuk sekelompok orang. Jadi ketika ada sebuah

lahan baru--saya katakan--ini untuk kepentingan publik."

5

Pada poin berikutnya, Anies juga menyatakan bahwa reklamasi di dalam Keppres No. 52

Tahun 1995 sudah berubah. "Reklamasi yang sekarang dijalankan beda dengan yang ada

di dalam keppres itu. Beda sekali. Kalau Anda lihat bentuknya, di keppres itu ada

bentuknya, yang sekarang berbeda bentuknya."

share infografik

Menguji Konsep Transportasi Ahok vs Anies

https://tirto.id/menguji-konsep-transportasi-ahok-vs-anies-cmzY

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat sesi tanya jawab dengan Anies Baswedan Debat Publik Pilkada DKI

Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico

Reporter: Damianus Andreas

12 April, 2017dibaca normal 2:30 menit

Masalah transportasi akan menjadi subtema bahasan dalam debat Pilgub DKI putaran

kedua

6

Ahok dan Anies salin klaim lebih dulu bicara soal program integrasi transportasi publik

Ahok dan Anies sama-sama kerap bicara soal program integrasi transportasi massal

sebagai solusi meningkatkan pelayanan moda transportasi dan mengatasi kemacetan.

Konsep siapa yang unggul?

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akan menggelar debat kandidat

pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) DKI Jakarta malam ini, Rabu (12/4/2017).

Debat yang akan dipandu Ira Koesno ini akan mengusung tema umum “Dari Masyarakat

untuk Jakarta” mengenai kesenjangan dan keadilan sosial, penegakan hukum, dan bonus

demografi.

Tema besar itu akan dibahas dalam subtema yang mencakup masalah transportasi publik,

tempat tinggal, reklamasi, pelayanan publik, serta UMKM. Kedua kandidat, baik pasangan

Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat maupun Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga

Uno tentunya telah menyiapkan gagasan masing-masing.

Belakangan ini, kedua kandidat sama-sama kerap menyinggung soal integrasi transportasi

massal sebagai solusi atas peningkatan pelayanan moda transportasi dan persoalan

kemacetan yang terjadi di ibu kota.

Ahok misalnya, dirinya bertekad untuk menerapkan sistem pengelolaan satu pintu agar

pelayanan bisa maksimal. Menurut Ahok, salah satu keuntungan apabila seluruh angkutan

umum di DKI Jakarta bersedia untuk gabung di bawah manajemen PT Transportasi

Jakarta (Transjakarta), maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat lebih

mudah melakukan penyesuaian tarif.

Selain itu, keuntungan lain yang diklaim Ahok bisa didapat dari upaya pengelolaan

transportasi publik di bawah satu badan adalah persaingan yang lebih sehat.

“Kami ingin ambil alih semua rute dan trayek angkutan umum yang ada di Jakarta. Jadi,

kalau pengusaha angkutan umum merasa sanggup bersaing dengan Transjakarta, silakan

bersaing. Tapi kalau tidak sanggup, silakan bergabung,” kata Ahok, pada April tahun lalu.

Sayangnya, setahun setelah pernyataan itu diucapkan Ahok, namun pengelolaan angkutan

umum seperti Kopaja, Metromini, APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus

Transjakarta), dan angkot belum sepenuhnya terintegrasi.

Adapun upaya integrasi yang telah menunjukkan perkembangan, salah satunya adanya

7

penandatangan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara PT

Transportasi Jakarta dengan salah satu operator angkot, Koperasi Wahana Kalpika

(KWK), pada 22 Maret 2017 lalu.

Dalam acara Debat Pilkada DKI Jakarta yang digelar Mata Najwa Eksklusif Babak Final

Pilkada Jakarta, pad 27 Maret lalu, Ahok mengungkapkan langkah Transjakarta

menggandeng angkot adalah sebagai upaya memperbaiki armada. Dalam konteks ini,

armada dapat berfungsi sebagai layanan penopang Transjakarta.

“Angkot ini tak bisa melaksanakan standar pelayanan minimum, makanya kerja sama kita

akan ubah sebagai bus sedang. Transjakarta membantu angkot meremajakan armada,”

kata Ahok.

Belum lama ini, Djarot pun mengklaim banyaknya transportasi umum yang tidak layak

jalan sudah berkurang jumlahnya. Pensiunnya kendaraan-kendaraan tersebut dinilai

sebagai dampak dari keberadaan Transjakarta, yang menurut Djarot, telah memiliki

fasilitas dan pelayanan yang jauh lebih baik.

“Kopaja kita integrasikan, sudah masuk dalam sistem transportasi. Kami ingin sistem

transportasi itu, organisasinya bisa satu, terkoordinasi,” kata Djarot, di Taman Ismail

Marzuki, Jakarta, Jumat (7/4/2017) lalu.

“Misalnya Transjakarta bisa terintegrasi dengan apapun, ya Metromini, Kopaja, (angkot)

KWK, termasuk ojek-ojek daring dan konvensional bisa kita ajak gabung juga,” kata

Djarot menambahkan.

Sementara itu, integrasi transportasi publik dalam rencana program kerja

Anies-Sandiaga juga menekankan pada penghubungan transportasi massal dari titik

pemukiman warga sampai ke titik tujuan. Selain menyambungkan Transjakarta dengan

semua angkutan kota dan angkutan feeder, program yang dinamakan OK Otrip tersebut

juga dikatakan hanya perlu menggunakan satu karcis seharga Rp5.000.

Anies menuturkan bahwa program OK Otrip merupakan bentuk keberpihakan kepada

rakyat kecil, agar mereka bisa menggunakan transportasi umum dengan biaya minim.

“Intinya kan [OK Otrip] agar transportasi lebih terintegrasi dan lebih murah. Banyak

daerah yang tidak dapat dijangkau Bus Transjakarta,” kata Anies, di Blok M Square,

Jakarta pada 17 Maret 2017.

8

Anies pun mengatakan integrasi lengkap di antara berbagai moda transportasi

merupakan bentuk keadilan bagi seluruh pengemudi angkutan umum.

“Semuanya ingin keadilan. Saya sampaikan kepada semua, mari duduk bersama. Kita atur

sehingga ketemu solusinya, dan pemerintah ada anggaran. Kalau untuk integrasi sistem

transportasi, pemerintah harus mengeluarkan anggaran, kita keluarkan anggaran,” kata

Anies di Kompleks DPR RI, Jakarta, pada 22 Maret lalu.

Meskipun belum memaparkan secara rinci bagaimana wujud integrasi lengkap yang

dimaksudkannya itu, namun Anies telah merencanakan MRT (mass rapid transit), LRT

(light rail transit), dan BRT (buss rapid transit) sebagai tulang punggung integrasi

transportasi publik di ibukota.

Hal senada juga diungkapkan Sandiaga. Menurut Sandiaga konsep OK Otrip dapat

berpotensi memangkas biaya pengguna transportasi di Jakarta. “Nanti kami akan

samakan semua rute Rp5.000. Karena, selama ini biaya untuk sampai ke tujuan butuh

lebih dari itu. Bisa sampai Rp15.000,” ujar Sandi di Tanah Tinggi, Jakarta pada 10 Maret

lalu.

Pada dasarnya, program integrasi transportasi publik yang dipaparkan kedua calon

kandidat yang akan bertarung pada Pilkada DKI putaran kedua 19 April mendatang

tersebut tidak jauh berbeda.

Sayangnya, wacana yang berkembang akhir-akhir ini justru lebih menitikberatkan pada

tudingan: siapa menjiplak rencana program kerja siapa, dan kedua kandidat bukan

berlomba-lomba memunculkan inovasi terbaru yang dapat memudahkan masyarakat

Jakarta, terutama soal bagaimana mengurai biang kemacetan yang terjadi di ibukota.

Jawaban Anies Saat Ahok Bertanya Rumah Tapak atau Rusun

https://tirto.id/jawaban-anies-saat-ahok-bertanya-rumah-tapak-atau-rusun-cmBW

Reporter: Suhendra

12 April, 2017dibaca normal 1 menit

9

Anies Baswedan memaparkan programnya saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel

Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Ronde kedua putaran kedua debat final Pilkada DKI Jakarta 2017 yang

dihelat di Hotel Bidakara, Rabu (11/4/2017) sempat hangat. Masing-masing paslon

mengajukan pertanyaan dan saling menyerang lawannya.

Calon Gubernur DKI Jakarta Ahok mempunyai pertanyaan pamungkas di penghujung

debat. Ia kembali menanyakan soal program DP nol rupiah yang diusung oleh Paslon

Anies-Sandi.

“Saya agak penasaran ini, mohon maaf, antara Pak Sandi dan Pak Anies kalau di berita

agak membingungkan soal nol rupiah, nol persen untuk pembelian tanah...Rumah yang mau

dibangun rumah tapak atau rusun, lalu untuk penghasilan Rp7 juta atau Rp3 juta?” tanya

Ahok sambil mengangkat tangannya.

Mendapat pertanyaan dari Ahok, Anies langsung mengklarifikasi dengan wajah yang

tetap sumringah.

“Saya nuwun sewu, agak keliru, kami tak membicarakan membangun rumah tapi soal

pembiayaannya," jawab Anies mencoba mengklarifikasi pertanyaan Ahok.

Ahok yang awalnya mengajukan pertanyaan, kini berbalik mencoba menjelaskan konsep

rumah susun yang dibangun Pemda DKI Jakarta. Konsep ini dianggap lebih konkret untuk

menjawab persoalan perumahan bagi warga miskin dengan cukup membayar biaya

pemeliharaan yang terjangkau.

“Kita nggak tega membiarkan masyarakat tak mampu membeli rumah sendiri, membeli di

gang sempit yang nggak layak. Tidak mungkin rakyat miskin di Jakarta memiliki rumah

tipe 36 kalau kita tidak menyediakan,” tegas Ahok.

10

Anies mencoba mengingatkan Ahok bahwa bila hanya mengandalkan rusun sewa maka

persoalan penyediaan hunian di Jakarta bagi masyarakat miskin tak akan ada solusi.

“41 persen warga Jakarta tidak punya rumah sendiri,” kata Anies.

Namun bagi Ahok, dengan rusun sewa yang terjangkau bisa digunakan seumur hidup

sambil menunggu anak-anak penghuni lulus kuliah hingga bisa membeli hunian sendiri.

Namun, dengan wajah menahan rasa tidak puas, Ahok harus mendengar jawaban Anies

yang dianggapnya hanya permainan kata-kata.

“Saya jujur aja dari tadi tidak menemukan jawabannya ini terlalu retorika,” kata Ahok.

share infografik

Ahok-Djarot & Anies-Sandi Janji Damaikan Jakarta Usai Pilgub

https://tirto.id/ahok-djarot-amp-anies-sandi-janji-damaikan-jakarta-usai-pilgub-cmBU

11

Djarot Saiful Hidayat bersalaman dengan Anies Baswedan saat waktu jeda Debat Publik Pilkada DKI

Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). Tirto.id/Andrey Gromico

Reporter: Addi M Idhom

12 April, 2017dibaca normal 1 menit

Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga berjanji berusaha mengembalikan kedamaian di DKI

Jakarta usai Pilkada berlangsung

Dua kandidat di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta memungkasi acara Debat Final

Cagub DKI 2017 dengan berkomitmen akan mendamaikan ibu kota pasca pemilihan usai.

tirto.id - Dua kandidat di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta sama-sama berjanji akan

mengembalikan situasi di ibu kota kembali damai setelah pemilihan usai.

Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot

Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berkomitmen untuk meredam polemik

yang selama ini terjadi di ibu kota, khususnya konflik horizontal.

Pernyataan dua kandidat tersebut menutup acara Debat Final Cagub DKI Jakarta 2017

di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu (12/4/2017).

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat menyatakan

dirinya dan Ahok akan menelepon rivalnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno setelah

penyelenggaraan Pilkada usai.

“Apapun hasilnya, pihak pertama yang kami telepon adalam Anies dan Sandiaga,” kata

Djarot.

Dia juga mengimbuhkan akan berupaya menyerukan ke masyarakat di DKI Jakarta agar

tak berlarut lagi dalam polemik soal beda pilhan di Pilkada. “Meskipun beda pilihan,

sebenarnya kita adalah satu sebagai warga Jakarta,” ujar Djarot.

Apapun hasil Pilkada, Djarot juga mengatakan dirinya dan Ahok sudah berkomitmen akan

merangkul semua pihak, baik di kubu pendukungnya maupun lawan mereka. Dia

menegaskan bangsa Indonesia menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman dan

mendasarkan cara bernegara pada ideologi Pancasila.

“Kami akan datangi semua pihak, tokoh-tokoh masyarakat dan semua kelompok untuk

ciptakan Jakarta sejuk,” kata Djarot.

12

Adapun Anies Rasyid Baswedan mengatakan tugas untuk menjaga persatuan merupakan

kewajiban moral sebagai anak bangsa. Menurut dia komitmen ini demi melanjutkan

perjuangan para pendahulu pendiri bangsa.

“Bhinekanya sudah fakta, yang harus kami lakukan ialah menjaga persatuan di Jakarta,”

kata Anies.

Baik Anies maupun Ahok, di penghujung debat, juga menyatakan meminta maaf kepada

semua pihak yang terkait Pilkada DKI Jakarta, terutama rival masing-masing, atas

ucapan dan tindakan mereka yang menyinggung lawannya.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAGUB DKI 2017 atau tulisan menarik lainnya Addi M

Idhom

(tirto.id - add/add)