deasetilasi
Transcript of deasetilasi
5/12/2018 deasetilasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/deasetilasi 1/5
Vol. 5 (1), 2010, h. 17-21
Dapat dibaca di journal.kimiawan.org/jki
JurnalK imiaIndonesia
Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat
Deasetilasi serta Massa molekul KitosanL.O.A.N. Ramadhan,1,2 C. L. Radiman,1 D.Wahyuningrum,1
V. Suendo,1 L. O. Ahmad,2 S. Valiyaveetiil3
1 Kelompok Penelitian Kimia Fisik dan Anorganik, Institut Teknologi Bandung 2 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Haluoleo
3Material Research Laboratory, Department of Chemistry, National University of Singapore
E-mail: [email protected]
Abstrak . Polimer alam saat ini menjadi perhatian peneliti untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku
berbagai keperluan industri. Kitosan merupakan suatu senyawa poli ( N -amino-2 deoksi β-D-
glukopiranosa) yang banyak terdapat di alam. Preparasi kitosan secara bertahap telah dilakukan.
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh proses deasetilasi kitin secara
bertahap terhadap derajat deasetilasi dan massa molekul kitosan. Kitosan dikarakterisasiuntuk mengetahui gugus fungsi dan derajat deasetilasi secara spektroskopi Fourier
Transform Infrared (FTIR) dan N uclear Magnetic Resonance (NMR 1H), massa molekul
dengan kromatografi permeasi gel (GPC). Hasil analisis menunjukan bahwa kitin mengalamideasetilasi menjadi kitosan secara bertahap. Kitosan dengan derajat deasetilasi dan massa
molekul yang berbeda dihasilkan dari proses deasetilasi kitin secara bertahap. Peningkatan waktu
deasetilasi kitin selama 3 x 3 jam dengan penghilangan warna menggunakan aseton menghasilkan
kitosan dengan derajat deasetilasi (DD = 99%) dan massa molekul 407,38 kDa. Peningkatan waktu
deasetilasi kitin selama 3 x 3 jam dengan penghilangan warna menggunakan natrium hipoklorit
menghasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi (DD = 100%), namun demikian menurunkan massamolekul sebesar 161,99 kDa. Kitosan hasil deasetilasi kitin secara bertahap dari limbah kulit udang
putih ( Litopenaeus vannamei) berpotensi untuk berbagai aplikasi yang memerlukan bahan dasar
kitosan dengan derajat deasetilasi dan massa molekul yang tinggi.
Kata kunci: Kitosan, deasetilasi bertahap, derajat deasetilasi, massa molekul.
Pendahuluan
Polimer alam saat ini menjadi perhatian penelitiuntuk dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai
keperluan industri. Kitosan adalah polisakaridayang banyak terdapat di alam setelah selulosa.
Kitosan merupakan suatu senyawa poli ( N -amino-2deoksi β-D-glukopiranosa) atau glukosamin hasil
deasetilasi kitin/poli ( N -asetil-2 amino-2-deoksi β-D-glukopiranosa) yang diproduksi dalam jumlah
besar di alam, yaitu terdapat pada limbah udang
dan kepiting yang cukup banyak terdapat diIndonesia. Pemanfaatan limbah kulit udang sebagai
kitosan selain dapat mengatasi masalah lingkungan juga dapat menaikan nilai tambah bagi petani
udang.
Hasil isolasi kulit udang akan menghasilkansenyawa kitin yang merupakan polimer dariglukosamin yaitu polisakarida yang mengandung
gugus asetatamida, sedangkan kitosan merupakanhasil proses hidrolisa kitin dengan alkali sehingga
terjadi proses deasetilasi dari gugus asetamidamenjadi gugus amina. Pada prinsipnya, proses
transformasi kitin menjadi kitosan dapat melaluihidrolisis dengan asam dan basa.5 Hidrolisis dalamsuasana basa terdiri atas dua metode, secara
homogen dan heterogen. Perlakuan secara
heterogen dalam suasana basa kuat merupakanmetode yang umum dilakukan dalam proses
deasetilasi kitin menjadi kitosan dan menghasilkan
kitosan dengan derajat deasetilasi dan massamolekul yang bervariasi, namun sampai saat ini
belum ada metode baku untuk proses deasetilasikitin.
Kitosan mempunyai sifat spesifik yaitu adanyasifat bioaktif, biokompatibel, pengkelat, anti
bakteri dan dapat terbiodegrasi.2,4
Kualitas kitosandapat dilihat dari sifat intrinsiknya, yaitukemurniannya, massa molekul, dan derajat
deasetilasi. Umumnya kitosan mempunyai derajat
deasetilasi 75-100%.1
Massa molekul kitosan dan
5/12/2018 deasetilasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/deasetilasi 2/5
L.O.A.N. Ramadhan, C. L. Radiman, D. Wahyuningrum, V. Suendo, L. O. Ahmad, S. Valiyaveetiil
Jurnal Kimia Indonesia Vol. 5(1), 201018
distribusinya berpengaruh terhadap sifat-sifatfisiko-kimia polisakarida, seperti sifat reologi
kitosan, fleksibilitas rantai.1
Derajat deasetilasi danmassa molekul kitosan hasil deasetilasi kitin pada
dasarnya dipengaruhi oleh konsentrasi alkali/basa,rasio larutan terhadap padatan, suhu dan waktu
reaksi, lingkungan/kondisi reaksi selamadeasetilasi.7 Konsentrasi alkali, rasio padatan danlarutan yang tinggi dapat menfasilitasi proses
deasetilasi menghasilkan kitosan yang memilikisifat fisiko-kimia yang memenuhi syarat untuk
berbagai aplikasi.Oleh karena itu, untuk memperoleh informasi
tentang metode deasetilasi kitin menjadi kitosan,telah dilakukan studi tentang proses deasetilasi
kitin menjadi kitosan secara bertahap dan pengaruhnya terhadap derajat deasetilasi dan
massa molekul kitosan. Tujuan penelitian adalah
mendapatkan informasi yang berguna tentang pengaruh proses deasetilasi kitin secara bertahap
terhadap derajat deasetilasi dan massa molekul
kitosan hasil deasetilasi.
Metode Penelitian
Bahan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kulit udang putih
( Litopenaeus vannamei), natrium hidroksida teknis,asam klorida, asam asetat, natrium asetat, kalium bromida, deuterium oksida, asam trifluoroasetat,
dekstran standar.
Metode. Preparasi kitosan dari kulit udangdilakukan melalui beberapa proses antara lain
penghilangan protein, penghilangan mineral, dan
deasetilasi merujuk pada metode No dkk danTolaimate dkk dengan sedikit modifikasi.3,6 Kitin
diisolasi dari kulit udang ( Litopenaeus vannamei)dengan proses deproteinasi dalam NaOH 3,5%(b/v) dengan rasio massa kulit uang terhadaplarutan 1: 10 selama 2 jam pada suhu 650C,
kemudian dilanjutkan demineralisasi dengan HCl1 N (rasio 1:15 b/v) selama 1 jam pada suhu kamar.Proses deasetilasi kitin menjadi kitosan dilakukan
dengan pengerjaan secara bertahap dalam larutan
NaOH 50% tingkat spesifikasi teknik (technical
grade) rasio massa kitin dan larutan 1:20 (b/v), pada suhu 1200C, dengan variasi waktu deasetilasi
2 x 3 jam, 3 x 3 jam (penghilangan warna dengannatrium hipoklorit/NaOCl), dan 3 x 3 jam
(penghilangan warna dengan aseton).
Karakterisasi. Untuk memastikan hasiltransformasi kitin menjadi kitosan, hasil deasetilasi
dikarakterisasi melalui analisis gugus fungsi secara
spektrometri infra merah (FTIR) dan resonansimagnetik inti (RMI) atau nuclear magnetic
resonance (1H-NMR), penentuan derajatdeasetilasi (DD) dengan metode 1H-NMR, serta
penentuan massa molekul dengan KromatografiPermeasi Gel (GPC).
Analisis struktur dengan FTIR dan NMR-1H. Spektrofotometer FTIR Shimadzu 8400
digunakan untuk merekam spektra FTIR kitosanuntuk menentukan struktur kimia. Cuplikan padat berbentuk butiran diukur spektranya dengan cara
dibuat dalam bentuk pellet KBr. Pengukuranspektra 1H-NMR dilakukan dengan
spektrofotometer NMR Bruker 300 MHz untuk analisis struktur kimia dan penentuan derajat
deasetilasi kitosan.
Penentuan massa molekul polimer kitosan.Massa molekul dihitung berdasarkan data hasilanalisis dengan kromatografi permeasi gel (GPC)
dengan dekstran sebagai senyawa standar
menggunakan alat instrumentasi kromatografi cair tekanan tinggi (HPLC) 515 Water®, detektor
indeks refraktif 2414 Water®. Suhu detektor 330C,
sensitivitas 128, tekanan 1035 Psi, laju alir 1ml/menit, running time 42 menit. Kolom yangdigunakan adalah PL-Aquagel 30, PL-Aquagel 40,
PL-Aquagel 50.
Hasil dan Pembahasan
Preparasi dan Identifikasi Kitosan dariLimbah Kulit Udang. Untuk ketersediaan kitosan,
telah dilakukan isolasi kitin dan preparasi 3 (tiga)
jenis kitosan dengan sifat fisiko-kimia yang berbeda. Rerata kulit udang sebanyak 600 g
menghasilkan 95,32 g kitosan, rincian berat tiap proses dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Rincian Berat Tiap Proses Pembuatan Kitosan*
Material ProsesBerat
(gram)Rendemen
Hasil
Pengamatan
Visual
Kulit
udang
Penghilang
an Protein260,00 43,33%
Kuning
Kecoklatan
KitinPenghilang
an Mineral110,40 18,40%
Putih
Kecoklatan
Kitosan Deasetilasi 95,32 15,88%
Putih
kekuningan
(off-white)
*Berat limbah udang : 600 g
Proses transformasi kitin menjadi kitosan
dilakukan dengan proses penghilangan gugus asetil
dari kitin menjadi amina pada kitosan yang dikenaldengan proses deasetilasi. Proses ini dilakukan
dengan cara hidrolisis gugus asetoamida oleh basakuat yaitu NaOH 50% spesifikasi teknis. Kitosanyang dihasilkan mempunyai warna putih
5/12/2018 deasetilasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/deasetilasi 3/5
Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi serta Massa Molekul Kitosan
19
kekuningan (off-white). Struktur kimia kitosanterlihat pada Gambar 1.
HO
O O
OO
NHCOCH3
O HO
HOH2C
NH2CH2OHn
(a)
O
CH2OH
OH
NH2
OH
n
(b)
Gambar 1 Struktur molekul (a) kitosan terasetilasi parsial dan (b) kitosan unit pengulangan poli D-
glukosamin
Identifikasi struktur kimia kitosan dilakukan
menggunakan FTIR dan1H-NMR. Hasil
pembacaan dari kitosan tersebut ditunjukan dalamGambar 2 Spektrum infra merah kitosan
menunjukkan adanya gugus OH, NH2, C=O amida,dan CH3.
Pada spektrum FTIR dapat dilihat adanya puncak pada daerah 3000-3500 cm-1 yang
menunjukkan adanya gugus OH dan NH2. Puncak lainnya adalah CO amida yang terdapat pada 1656
cm-1 (Amida I) , vibrasi C-N-H (Amida II) pada1566 cm-1, deformasi NH2 pada 1195 cm-1, vibrasiC-O-C pada 1159 cm
-1, deformasi CH3 simetri
pada 1379 cm-1, dan vibrasi regang C-H pada 2920cm-1.
Spektrum FTIR hasil deasetilasi kitinmenunjukan perubahan selama proses deasetilasi
yang ditunjukan oleh variasi serapan inframerahkitosan. Pada daerah bilangan gelombang 1566 cm-
1 yang merupakan daerah serapan amina yangmeningkat ketika waktu proses deasetilasi
ditingkatkan.selama 3 x 3 jam. Perubahan serapan
pada bilangan gelombang 1665 cm-1 yang semakinlemah. Spektra FTIR menunjukan bahwa
deasetilasi kitosan secara bertahap dengan waktu 2
x 3 jam dan 3 x 3 jam dapat menghasilkan kitosandengan spektrum serapan infra merah yang berbeda.
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
(d)
(c)
(b)
(a)
% T
r a n s m i t a n s
Bilangan gelombang (cm-1
)
Gambar 2 Spektrum Infra Merah (a) Kitin (b) Kitosan hasil deasetilasi 3 x 3 jam penghilangan warna dengan
NaOCl, (c) Kitosan hasil deasetilasi 2 x 3 jam (d) Kitosan hasil deasetilasi 3 x 3 jam penghilangan warna dengan
aseton
5/12/2018 deasetilasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/deasetilasi 4/5
L.O.A.N. Ramadhan, C. L. Radiman, D. Wahyuningrum, V. Suendo, L. O. Ahmad, S. Valiyaveetiil
Jurnal Kimia Indonesia Vol. 5(1), 201020
Bruker
4
. 0
4
8
8
2
7
. 0
0
5
6
. 0
6
1
6
0
. 1
0
8
2
0
. 0
4
5
3
I n
t e
g
r a
l
6
. 0
8
7
5
6
. 0
2
0
6
5
. 9
5
3
2
5
. 8
8
7
5
4
. 7
6
3
3
3
. 7
9
4
2
3
. 6
0
5
7
3
. 0
8
0
3
0
. 0
1
9
5
(ppm)0.00.51.01.52.02.53.03.54.04.55.05.56.06.57.0
*** Current Data Parameters ***
NAME : ma27dp
EXPNO : 1
PROCNO : 1
*** Acquisition Parameter s ***
DATE_t : 23:53:06DATE_d : Mar 26 20 09
NS : 8
SFO1 : 3 00.1318534 M Hz
SOLVENT : D2O
*** Processing Parameters ***
SF : 300.1297360 M Hz
XDIM : 8192
*** 1D NMR Plot Parameters ***
Start : 7.50 ppm
Stop : -0.50 ppm
YScale : 100.00 %
SR : -264.47 Hz
Hz_cm : 115.44
1H NMR CS
Gambar 3 Spektrum1H-NMR Kitosan (pelarut D2O+trifluoroasetat)
Karakterisasi Kitosan dengan NMR.Sebagai pendukung hasil yang sudah ditunjukan
oleh data-data FTIR, juga dilakukan pengukuranspektra 1H-NMR Hasil karakterisasi kitosan
secara spektrometri resonansi magnetik inti proton (1H-NMR) terlihat pada Gambar 2.
Spektrum 1H-NMR menunjukkan pergeserankimia (δ) proton gugus fungsi yang terdapat
pada kitosan hasil sintesis adalah sebagai
berikut: δ = 1,9 ppm merupakan spektra asetil, δ= 3,0 ppm, spektra H-2 dari unit GlcN
(glukosamin), δ = 3,5-4,0 ppm spektra H-3,H-4,H-5,H-6 dari unit GlcN, δ = 4,8 ppm spektra
H-1 dari unit GlcN. Spektrum 1H-NMR jugadigunakan untuk menentukan derajat deasetilasi
kitosan.
Derajat Deasetilasi dan Massa molekulKitosan. Derajat deasetilasi (DD) kitosan hasilsintesa variasi waktu deasetilasi dihitung melalui
perbandingan nilai integral/jumlah proton pada
pergeseran kimia δ = 1,9 ppm (gugus asetil) danδ = 3,5-4,0 ppm spektra H-3,H-4,H-5,H-6 dari
unit glukosamin. Massa molekul kitosandianalisis menggunakan kromatografi permeasi
gel dengan larutan standar polimer dekstran.Hasil penentuan derajat deasetilasi dan massa
molekul pada waktu deasetilasi yang berbedaterlihat pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa padawaktu deasetilasi kitin yang lebih lama
dihasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi dan
massa molekul yang bervariasi. Hal inimenunjukan bahwa peningkatan waktu
deasetilasi secara bertahap berpengaruh terhadapsifat fisiko-kimia kitosan. Waktu deasetilasi
kitin selama 2 x 3 jam dengan penghilanganwarna menggunakan natrium hipoklorit
menghasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi(DD = 88 %) dan massa molekul 501,19 kDa.
Peningkatan waktu deasetilasi kitin selama 3 x 3
jam dengan penghilangan warna menggunakanaseton menghasilkan kitosan dengan derajat
deasetilasi (DD = 99%) dan massa molekul407,38 kDa. Peningkatan waktu deasetilasi kitin
selama 3 x 3 jam dengan penghilangan warnamenggunakan natrium hipoklorit menghasilkan
kitosan dengan derajat deasetilasi (DD = 100%),namun demikian menurunkan massa molekul
yang cukup berarti sebesar 161,99 kDa.Penurunan massa molekul kitosan ini diduga
disebabkan kitosan mengalami degradasi padasaat penghilangan warna dengan natrium
hipoklorit.
Dari proses deasetilasi kitin secara bertahap,faktor pendorong terjadinya peningkatan derajat
deasetilasi kitosan adalah faktor morfologi rantaikitin yang gugus asetamidanya semakin
berkurang pada saat waktu deasetilasi meningkat.Pada setiap tahap perlakuan deasetilasi, kitin
dengan gugus asetamida yang berkurangmengalami perubahan morfologi, sehingga
memungkinkan proses hidrolisis oleh basa kuat.
5/12/2018 deasetilasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/deasetilasi 5/5
Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi serta Massa Molekul Kitosan
Jurnal Kimia Indonesia Vol. 5(1), 2010 21
Selain itu, proses pencucian secara bertahapdapat mempengaruhi sifat penggembungan kitin
dengan alkali, oleh karena itu efektivitas proseshidrolisis basa terhadap gusus asetamida pada
rantai kitin semakin baik.6
Tabel 2 Derajat deasetilasi dan Massa molekulKitosan
Kode
Kitosan
Waktu
Deasetilasi
Derajat
Deasetilasi
(%DD)
Massa
molekul
(kDa)
CS-23 2x3 jam 88 501,19
CS-33 3x3 jam 100 161,99
CS-33A 3x3 jam 99 407,38
Keterangan: CS-23 dan CS33 = kitosan hasil
deasetilasi kitin dengan penghilangan warnamenggunakan NaOCl, CS-33a= kitosan hasil
deasetilasi kitin dengan penghilangan warna
menggunakan aseton
Keunggulan dari penelitian ini adalah hanya
dengan natrium hidroksida 50% spesifikasiteknis yang harganya relatif murah, dapat
menghasilkan kitosan dengan DD yang cukup
tinggi, tanpa mengalami penurunan massamolekul yang cukup berarti. Kitosan hasil
deasetilasi kitin bertahap secara heterogen dalamsuasana basah kuat dari limbah kulit udang putih
( Litopenaeus vannamei) pada penelitian ini berpotensi untuk berbagai aplikasi yang
memerlukan bahan dasar kitosan dengan derajatdeasetilasi dan massa molekul yang tinggi.
KesimpulanKitosan dengan derajat deasetilasi dan massa
molekul yang berbeda telah dihasilkan dari
proses deasetilasi kitin secara bertahap. Prosesdeasetilasi selama 2 x 3 jam menghasilkanderajat deasetilsasi sebesar 88% dan massa
molekul sebesar 501,19 kDa. Peningkatanwaktu deasetilasi kitin selama 3 x 3 jam dengan penghilangan warna menggunakan aseton
menghasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi
(DD = 99%) dan massa molekul 407,38 kDa.Peningkatan waktu deasetilasi kitin selama 3 x 3
jam dengan penghilangan warna menggunakannatrium hipoklorit menghasilkan kitosan denganderajat deasetilasi (DD = 100%), namun
demikian menurunkan massa molekul sebesar
161,99 kDa.Penghargaan. Terima kasih kepada pihak
Islamic Development Bank-Universitas
Haluoleo (IDB-UNHALU) atas beasiswa S3 danDirjen DIKTI atas dana Hibah Bersaing.
Pustaka
1. Kurita, K., Controlled Functionalization of
Polysaccharides Chitin, Progress in Polymer
Science, 2001, 26 , 1921-19715.
2. Muzzarelli, R. A. A., Chitin and Its Derivatives:
New Trends of Applied Research, Carbohydrate
Polymers, 1983, 3, 53-75.3. No, H. K., Meyers, S. P., Lee, K. S., Isolation and
Characterization of Chitin from Crawfish Shell
Waste, Journal of Agricultural and Food Chemistry, 1989, 37(3), 575-579.
4. Ravi Kumar, M. N. V., A Review of Chitin and
Chitosan Application, Reactive and Functional
Polymers, 2000, 46 , 1-27.
5. Rinaudo, M., Chitin and Chitosan: Properties and
Application, Progress in Polymer Science, 2006,
31, 603-632.
6. Tolaimate, A., Desbrieres, J., Rhazi, M., Alagui,
A., Contribution to the Preparation of Chitins and
Chitosans with Controlled Physico-chemical
Properties, Polymer , 2003, 44, 7939-7952.7. Tolamaite, A., Desbrieres, J., Rhazi, M., Alagui,
A., Vincendon, M., Vottero, P., On Influence of
Deacetilation Process on Physicochemical
Characteristics of Chitosan from Squid Chitin,
Polymer , 2000, 41, 2463-2469.