DDP - Permainan Tradisional Jamuran

4
Permainan Tradisional Jamuran oleh Nibras Nada Nailufar, 1206250494 Jamuran adalah permainan tradisional anak-anak dengan pola bermain dan bernyanyi yang sangat populer di Yogyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya. Permainan ini tidak diketahui dengan pasti asal-usulnya, namun menurut para sumber dan dikuatkan juga dalam penelitian Dharmamulya (2005), kata Jamuran berasal dari kata “jamur” yang berarti cendawan dan mendapat akhiran –an. Dalam permainan ini, para pemain membentuk sebuah lingkaran dengan pusatnya berada di tengah. Hal tersebut memvisualisasikan tanaman jamur yang berbentuk bulat. Jumlah pemain dalam permainan tradisonal ini tidak dibatasi, namun biasanya berkisar antara 4-12 orang. Usia para pemain pun tidak mengikat, idealnya dimainkan oleh anak-anak berusia 6-13 tahun. Anak kecil juga boleh ikut serta walaupun hanya sebagai pemain pupuk bawang atau bawang kothong. Jamuran dapat dimainkan oleh anak laki-laki saja, anak perempuan saja dan campuran anak laki-laki dan perempuan. Jamuran sering dilakukan oleh anak-anak pada waktu sore dan malam hari. Ketika listrik belum masuk ke desa-desa, permainan ini menjadi hiburan bagi anak-anak pada malam hari. Terlebih ketika bulan purnama sedang bersinar. Di sekolah terkadang anak-anak juga bermain Jamuran pada waktu istirahat. Permainan ini sangat sederhana karena tidak memerlukan peralatan atau perlengkapan

description

Permainan Tradisional Indonesia Jamuran

Transcript of DDP - Permainan Tradisional Jamuran

Page 1: DDP - Permainan Tradisional Jamuran

Permainan Tradisional Jamuran

oleh Nibras Nada Nailufar, 1206250494

Jamuran adalah permainan tradisional anak-anak dengan pola bermain dan bernyanyi yang

sangat populer di Yogyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya. Permainan ini tidak diketahui

dengan pasti asal-usulnya, namun menurut para sumber dan dikuatkan juga dalam penelitian

Dharmamulya (2005), kata Jamuran berasal dari kata “jamur” yang berarti cendawan dan

mendapat akhiran –an. Dalam permainan ini, para pemain membentuk sebuah lingkaran dengan

pusatnya berada di tengah. Hal tersebut memvisualisasikan tanaman jamur yang berbentuk bulat.

Jumlah pemain dalam permainan tradisonal ini tidak dibatasi, namun biasanya berkisar antara 4-

12 orang. Usia para pemain pun tidak mengikat, idealnya dimainkan oleh anak-anak berusia 6-13

tahun. Anak kecil juga boleh ikut serta walaupun hanya sebagai pemain pupuk bawang atau

bawang kothong. Jamuran dapat dimainkan oleh anak laki-laki saja, anak perempuan saja dan

campuran anak laki-laki dan perempuan.

Jamuran sering dilakukan oleh anak-anak pada waktu sore dan malam hari. Ketika listrik belum

masuk ke desa-desa, permainan ini menjadi hiburan bagi anak-anak pada malam hari. Terlebih

ketika bulan purnama sedang bersinar. Di sekolah terkadang anak-anak juga bermain Jamuran

pada waktu istirahat. Permainan ini sangat sederhana karena tidak memerlukan peralatan atau

perlengkapan khusus apaun. Cukup sebidang tanah agak luas untuk ruang gerak anak-anak yang

bermain dan gerak-gerik tubuh pemainnya. Oleh sebab itu, Jamuran sering dilakukan di halaman

sekolah dan halaman rumah yang luas.

Permainan Jamuran dimulai dengan sebuah pengundian hompimpah atau pingsut (suit) untuk

mencari anak yang akan menjadi dadi (jadi) dan mentas. Anak yang paling kalah ketika

hompimpah, dia yang akan menjadi pemain dadi dan anak-anak lainnya menjadi mentas. Anak-

anak yang menjadi mentas akan membentuk sebuah lingkaran dan anak yang menjadi pemain

dadi berada di tengah-tengah lingkaran tersebut. Ketika permainan dimulai, anak-anak yang

menjadi mentas berjalan bergandengan mengelilingi dadi sambil menyanyikan lagu Jamuran

dengan lirik sebagai berikut:

Page 2: DDP - Permainan Tradisional Jamuran

Jamuran ya ge ge thok,

Jamuran apa, ya ge ge thok,

Jamur gajih mrecicih sak ara-ara

Sira dadi jamur apa?

Bersamaan dengan berakhirnya lagu Jamuran tersebut, mentas pun akan berhenti mengelilingi

dadi. Kemudian dadi harus memberi jawaban atas pertanyaan yang ada di bait terakhir lagu

Jamuran. Setelah pemain dadi memberikan jawabannya, mentas pun harus segera melakukan

apa yang diminta oleh dadi. Apabila terdapat salah satu pemain mentas tidak dapat memenuhi

permintaan dadi, maka pemain tersebut akan menggantikan pemain dadi untuk menjadi dadi

selanjutnya. Begitu seterusnya sampai terdapat pemain lain yang tidak bisa memenuhi

permintaan sang dadi dan sampai para pemain merasa bosan. Lirik lagu Jamuran akan terus

dinyayikan sepanjang permainan tetap dilangsungkan. Bila permainan dilakukan 10 ronde, maka

lagupun akan dinyayikan sebanyak 10 kali. Beberapa jawaban yang biasa diberikan oleh pemain

dadi, antara lain:

1. Jamur kethek menek: mentas yang mengitari pemain dadi segera berlari untuk mencari

tiang atau pohon apa saja yang bisa dipanjat sehingga kaki tidak menyentuh tanah. Anak

yang tidak mendpatkan tempat untuk memanjat akan menjadi pemain dadi. Bila semua

pemain mendapatkan tempat memanjat, pemain dadi berbuat dengan segala upaya agar

kaki mereka menyentuh tanah.

2. Jamur let uwong: mentas yang mengitari pemain dadi segera mencari teman untuk

berpelukan sambil membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari dua orang.

Pemain dadi mencari teman yang lemah pelukannya dan berusaha untuk memisahkan

kelompok tersebut. Bila pemain dadi berhasil menarik salah seorang pemain dari sebuah

kelompok, maka pemain yang berhasil ditarik tersebut menjadi pemain dadi.

3. Jamur patung: mentas yang mengitari pemain dadi segera menjadi patung; diam tidak

bergerak, tidak boleh tersenyum, tidak boleh tertawa, meskipun digoda atau diajak bicara.

Bagi yang tertawa, tersenyum, atau bergerak, akan menjadi pemain dadi.

Page 3: DDP - Permainan Tradisional Jamuran

Adapun mengenai jawaban mengenai pilihan jamur, masih banyak jamur yang dapat diajukan

sebagai jawaban seperti: jamur parut, jamur kendhil, jamur emprit mencok, jamur gagak, jamur

monyet, jamur payung, jamur lot uwong, dan juga jamur ‘buatan’ lainnya.

Permainan Jamuran bersifat rekreatif karena mementingkan unsur-unsur keceriaan dan

kegembiraan anak-anak. Permainan ini tidak mementingkan kalah-menang atau bermaksud

untuk menandingi lawan main. Jamuran berusaha melatih kemampuan berimajinasi dan daya

fantasi anak-anak, khususnya dalam menyebutkan berbagai macam jenis jamur yang kadang-

kadang di luar konteks jamur pada umumnya. Di samping itu, Jamuran berfungsi sebagai sarana

bersosialisasi atau bergaul dengan teman sebaya sehingga tercipta keakraban di antara anak-

anak.