Ddh

7
1 Catatan ii 09-135 FKUA DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH juga diistilahkan sebagai Developmental Displasia of the hip. Dahulu, lebih populer dengan nama CDH (Congenital Dislocation of the Hip) atau yang dalam bahasa Indonesia adalah Dislokasi Panggul Kongenital. Jadi, DDH merupakan kelainan kongenital berupa dislokasi pada panggul karena acetabulum dan caput femur tidak berada pada tempat seharusnya. Epidemiologi Bilateral > uniteral Perempuan > laki-laki = 8 : 1 Kejadian meningkat pada: Ada riwayat keluarga Kebiasaan membedung bayi

Transcript of Ddh

Page 1: Ddh

1 Catatan ii 09-135 FKUA

DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH juga diistilahkan sebagai Developmental Displasia of

the hip. Dahulu, lebih populer dengan nama CDH

(Congenital Dislocation of the Hip) atau yang dalam bahasa

Indonesia adalah Dislokasi Panggul Kongenital.

Jadi, DDH merupakan kelainan kongenital berupa dislokasi

pada panggul karena acetabulum dan caput femur tidak

berada pada tempat seharusnya.

Epidemiologi

Bilateral > uniteral

Perempuan > laki-laki = 8 : 1

Kejadian meningkat pada:

Ada riwayat keluarga

Kebiasaan membedung bayi

Page 2: Ddh

2 Catatan ii 09-135 FKUA

Sertaan dari kelainan kongenital lain: Congenital

Muskular Torticolis & Metatarsus Adductus.

Etiologi

Etiologi pasti idiopatik (belum diketahui)

Faktor resiko :

Genetik kelemahan ligamen

Lingkungan

o Intrauterin

Desakan : kembar, oligohidramnion

Desakan dapat mengakibatkan caput femur

janin yang masih belum terfiksasi dengan baik

lepas dari acetabulum.

Hormon : Relaksin

Relaksin merupakan hormon yang muncul saat

partus untuk melemaskan tulang panggul

o Partus

Kesalahan dalam penolongan partus

Bayi dengan interpretasi bokong

o Pasca partus

Kebiasaan membedung

Page 3: Ddh

3 Catatan ii 09-135 FKUA

Bedung dengan sangat erat sampai membuat

kaki anak yang seharusnya fleksi menjadi

ekstensi membuat kemungkinan timbulnya

DDH menjadi tinggi.

Manifestasi klinis

Kaki bayi panjang sebelah

Terdapat lipatan paha yang asimetris

Kalau sudah bisa berjalan, jalannya tidak seimbang

Diagnosis

Anamnesa usia, faktor resiko, onset gejala.

PF

Tes Barlow => suatu manuver yang bertujuan untuk

menguji DDH dengan usaha mengeluarkan kaput

femur dari acetabulum dengan melakukan adduksi

kaki bayi dan ibu jari pemeriksa diletakkan

dilipatan paha.

Positif bila saat mengeluarkan kaput femur, teraba

kaputnya oleh ibu jari pemeriksa & ada bunyi klik

Tes Ortolani ==> suatu manuver uji DDH dengan

memasukkan kaput femur ke acetabulum dengan

melakukan abduksi pada kaki bayi (gerakkan ke

Page 4: Ddh

4 Catatan ii 09-135 FKUA

lateral).

Positif bila

ada bunyi klik saat trokanter mayor ditekan ke

dalam dan terasa caput yang tadi keluar saat tes

Barlow kembali masuk ke acetbulum.

sudut abduksi < 60 derajat (suspek DDH).

Normalnya, sudut abduksi = 65 sampai 80

derajat

Bunyi ‘klik’ pada barlow dan ortolani tidak

semua orang yang bisa mendengar, bahkan

othopaedis sekalipun.

Tanda Galeazzi Fleksikan femur, dekatkan antra

kiri dan kanan, lihat apakah lututnya sama panjang

atau tidak. Bila tidak sama panjang +.

Tes tradelenberg anak disuruh berdiri 1 kaki

secara bergantian. Saat berdiri pada kaki yang DDH

(+), akan terlihat :

Otot panggul abduktor (menjauhi garis tubuh).

Normalnya, otot panggul akan

mempertahankan posisinya tetap lurus.

Page 5: Ddh

5 Catatan ii 09-135 FKUA

Pemeriksaan Penunjang

USG digunakan untuk usia < 6 bulan karena

penulangan belum sempurna (tulang masih dalam

bentuk tulang rawan), jadi kalau diperiksa dengan

rontgen hasilnya akan radiolucent.

Rontgen untuk usia > 6 bulan. Digunakan untuk

mendiagnosis dislokasi dan selanjutnya untuk

pemantauan pengobatan.

Tatalaksana

Dibagi berdasar usia. Semakin muda usia anak, semakin

mudah tatalaksana.

0-3 bln

Pemakaian popok double untuk menyangga femur

tetap fleksi

Penggunaan Pavlik harness.

Setalah 3-4 bulan, cek radiologi

dan PF. Kalau membaik,

penggunaan popok double dan

Pavlik Harness dapat dihentikan.

Page 6: Ddh

6 Catatan ii 09-135 FKUA

3-8 bln

Dilakukan traksi beberapa minggu

Subcutaneus adduktor tenotomy

Setelah itu cek radiografi untuk melihat posisi, bila

sudah pas, maka fiksasi dengan spica (diganti setiap

2 bulan) sampai hasil radiografi baik.

8 bln- 5thn

Dilakukan subcutaneus adductor tenotomy

Open reduksi fiksasi dengan spica

> 5tahun

Operasi penggantian sendi (merupakan jenis

tatalaksana prostesis). Tidak dilakukan lagi

perbaikan karena dislokasi sudah terlalu lama dan

posisinya sudah jauh dari seharusnya. Kalau

dilakukan penarikan paksa ligamen dan otot,

takutnya akan merusak pembuluh darah dan saraf

(pembuluh darah dan saraf tidak dapat ditarik).

Prognosis

Semakin muda usia bayi saat ditatalaksana, semakin baik

prognosisnya.

Page 7: Ddh

7 Catatan ii 09-135 FKUA

Pola pikir

Bila terdapat bayi dengan kaki panjang sebelah atau lipatan

paha asimetris anamnesis dan lakukan tes BOGT

(Barlow, Ortolani, Galezzi, Tradelenberg) bila +, maka

lakukan PP bila terbukti dislokasi, maka tatalaksana.

Sumber :

Apley, A. Graham dkk. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan

Fraktur Sistem Apley. Jakarta : Widya Medika.

Rasjad, Chairuddin Prof, MD, Ph.D. 2006. Pengantar Ilmu

Bedah Ortopedi. Jakarta : Yarsif Watampone

Salter, Robert Bruce. 1970. Textbook of Disorder and

Injuries of the Muskuloskeletal System. Maryland :

Lippincott Williams & Wilkins

Gambar (c) google