Daya 3 fasa

17
PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : HARNOVI NIM : 03081002013 DAYA LISTRIK ARUS BOLAK BALIK DASAR TEORI Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai. Listrik Arus bolak-balik (listrik AC -- alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan listrik arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah- ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave). Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi- aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

Transcript of Daya 3 fasa

Page 1: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

DAYA LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

DASAR TEORI

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam

rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir

dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti

mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas

(seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik

(motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit

listrik atau penyimpan energi seperti baterai.

Listrik Arus bolak-balik (listrik AC -- alternating current) adalah arus

listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik.

Berbeda dengan listrik arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-

ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya

berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran

energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain,

bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga

(triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).

Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari

sumbernya (misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk.

Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan

melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-

aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang

termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

Page 2: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

A. Arus listrik

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap

satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar

listrik lainnya.

Pada zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran

muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan

dari aliran electron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya. Satuan SI

untuk arus listrik adalah ampere (A).

Sistem pengapian kondensator

Sistem pengapian kondensator (kapasitor) atau CDI (Capacitor

Discharge Ignition) merupakan salah satu jenis sistem pengapian pada

kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge

current) dari kondensator, guna mencatudaya Kumparan pengapian (ignition

coil).

Pada Sistem pengapian magneto terdapat beberapa kekurangan, yaitu:

1. Kumparan pengapian yang dipakai haruslah mempunyai nilai Induktansi

yang besar, sehingga unjuk kerjanya di putaran tinggi mesin kurang

memuaskan.

2. Bentuk fisik kumparan pengapian yang dipakai relatif besar.

3. Pemakaian kontak pemutus (breaker contact) menuntut perawatan dan

penggantian komponen tersendiri.

4. Membutuhkan Pencatu daya yang mempunyai keluaran dengan Beda

potensial listrik yang relatif rendah dan Kuat arus listrik yang relatif besar. Hal

ini menuntut pemakaian komponen penghubung yang mempunyai nilai

Resistansi serendah mungkin.

Walaupun pada nantinya dikembangkan Sistem pengapian

transistor atau TSI (Transistorized Switching Ignition) atau TCI (Transistor

Page 3: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

Controlled Ignition) yang menggunakan transistor untuk menggantikan kontak

pemutus, perlahan-lahan kurang diminati seiring dengan kemajuan teknologi.

Awalnya sebuah pencatu daya akan mengisi muatan pada

kondensator dalam bentuk Arus listrik searah sampai mencapai beberapa ratus

volt. Selanjutnya sebuah pemicu akan diaktifkan untuk menghentikan proses

pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan

muatan kondensator untuk mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah

Saklar elektronik.

Karena bekerja dengan secara elektronik, sebagian besar

komponennya merupakan komponen-komponen elektronik yang ditempatkan

pada Papan rangkaian tercetak atau Printed Circuit Board (PCB), lalu dibungkus

dengan bahan khusus agar terlindungi dari kotoran, uap, cairan maupun panas.

Banyak orang yang menyebutnya modul CDI (CDI module), kotak CDI (CDI

box), atau "CDI" saja.

Berdasarkan pencatu dayanya, sistem pengapian CDI terbagi

menjadi dua jenis, yaitu: Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari

sistem pengapian CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber Arus listrik

bolak-balik (dinamo AC/alternator).

Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari sumber arus

listrik searah (misalnya dinamo DC, Batere, maupun Aki).

Ada banyak ragam modul CDI dibuat, pada dasarnya harus

memenuhi kebutuhan yang diminta kumparan pengapian dan secara tidak

langsung harus menunjang pembakaran seoptimal mungkin, dengan cara

mengatur besarnya arus, tegangan dan durasi dari proses pengisian dan

pengosongan muatan kondensator. Hal ini menentukan besarnya pasokan daya

untuk kumparan pengapian dan juga Pewaktuan pengapian (ignition timing).

Page 4: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

B. Pengertian Faktor Daya / Faktor Kerja

Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif

(watt) dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif

dan daya semu/daya total (lihat gambar 1). Daya reaktif yang tinggi akan

meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih

rendah. Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu.

Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh

perusahaan listrik memiliki faktor daya satu, maka daya maksimum yang

ditransfer setara dengan kapasitas sistim pendistribusian. Sehingga, dengan

beban yang terinduksi dan jika faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,5, maka

kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi tertekan. Jadi, daya reaktif (VAR)

harus serendah mungkin untuk keluaran kW yang sama dalam rangka

meminimalkan kebutuhan daya total (VA).

Faktor Daya / Faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya

aktif dan daya semu. Faktor daya yang rendah merugikan karena

mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya ini menggunakan

kapasitor.

Kapasitor untuk Memperbaiki Faktor Daya

Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor

pengkoreksi faktor daya pada sistim distribusi listrik/instalasi listrik di

pabrik/industri. Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh

karenanya akan mengurangi jumlah daya reaktif, juga daya semu yang

dihasilkan oleh bagian utilitas.

C. Metoda Pemasangan Instalasi Kapasitor

Cara pemasangan instalasi kapasitor dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Global compensation

Page 5: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

Dengan metode ini kapasitor dipasang di induk panel ( MDP ). Arus

yang turun dari pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel MDP

dan transformator. Sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun

dengan demikian rugi akibat disipasi panas pada penghantar setelah MDP

tidak terpengaruh. Terlebih instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup

panjang Delta Voltagenya masih cukup besar.

2. Sectoral Compensation

Dengan metoda ini kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor

dipasang dipanel SDP. Cara ini cocok diterapkan pada industri dengan

kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan kva dan terlebih jarak antara

panel MDP dan SDP cukup berjauhan.

3. Individual Compensation

Dengan metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing masing

beban khususnya yang mempunyai daya yang besar. Cara ini sebenarnya lebih

efektif dan lebih baik dari segi teknisnya. Namun ada kekurangan nya yaitu

harus menyediakan ruang atau tempat khusus untuk meletakkan kapasitor

tersebut sehingga mengurangi nilai estetika. Disamping itu jika mesin yang

dipasang sampai ratusan buah berarti total cost yang di perlukan lebih besar

dari metode diatas

Komponen-komponen utama yang terdapat pada panel kapasitor antara

lain:

1. Main switch / load Break switch

Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada

pemeliharaan panel. Sedangkan untuk pengaman kabel / instalasi sudah

tersedia disisi atasnya (dari) MDP.Mains switch atau lebih dikenal load break

switch adalah peralatan pemutus dan penyambung yang sifatnya on load yakni

dapat diputus dan disambung dalam keadaan berbeban, berbeda dengan on-off

switch model knife yang hanya dioperasikan pada saat tidak berbeban .

Page 6: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

2. Kapasitor Breaker.

Kapasitor Breaker digunkakan untuk mengamankan instalasi kabel dari

breaker ke Kapasitor bank dan juga kapasitor itu sendiri. Kapasitas breaker

yang digunakan sebesar 1,5 kali dari arus nominal dengan I m = 10 x Ir.

Untuk menghitung besarnya arus dapat digunakan rumus

I n = Qc / 3 . VL

3. Magnetic Contactor

Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol.Beban

kapasitor mempunyai arus puncak yang tinggi , lebih tinggi dari beban motor.

Untuk pemilihan magnetic contactor minimal 10 % lebih tinggi dari arus

nominal ( pada AC 3 dengan beban induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic

dengan range ampere lebih tinggi akan lebih baik sehingga umur pemakaian

magnetic contactor lebih lama.

5. Kapasitor Bank

Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat

kapasitif..yang akan berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif. Kapasitas

kapasitor dari ukuran 5 KVar sampai 60 Kvar. Dari tegangan kerja 230 V

sampai 525 Volt atau Kapasitor.

6. Reactive Power Regulator

Peralatan ini berfungsi untuk mengatur kerja kontaktor agar daya

reaktif yang akan disupply ke jaringan/ system dapat bekerja sesuai kapasitas

yang dibutuhkan. Dengan acuan pembacaan besaran arus dan tegangan pada

sisi utama Breaker maka daya reaktif yang dibutuhkan dapat terbaca dan

regulator inilah yang akan mengatur kapan dan berapa daya reaktif yang

Page 7: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

diperlukan. Peralatan ini mempunyai bermacam macam steps dari 6 steps , 12

steps sampai 18 steps.

D. Keuntungan Perbaikan Faktor Daya dengan Penambahan Kapasitor

1. Bagi Konsumen, khususnya perusahaan atau industri:

• Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan

kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.

• Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, sebab:

(a) daya reaktif (kVAR) tidak lagi dipasok oleh perusahaan utilitas sehingga

kebutuhan total(kVA) berkurang dan

(b) nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada faktor daya rendah dapat

dihindarkan.

• Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam jaringan/instalasi pabrik.

• Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan

kinerja motor.

2. Bagi utilitas pemasok listrik

• Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistim ujung akhir

berkurang.

• Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistim berkurang karena penurunan arus.

• Kemampuan kapasitas jaringan distribusi listrik meningkat, mengurangi

kebutuhan untuk memasang kapasitas tambahan.

E. Perumusan Daya Listrik Arus Bolak Balik

Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang

dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu:

• Daya semu (S, VA, Volt Amper)

Page 8: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

• Daya aktif (P, W, Watt)

• Daya reaktif (Q, VAR, Volt Amper Reaktif)

Untuk rangkaian listrik AC, bentuk gelombang tegangan dan arus

sinusoida, besarnya daya setiap saat tidak sama. Maka daya yang merupakan

daya rata-rata diukur dengan satuan Watt,Daya ini membentuk energi aktif

persatuan waktu dan dapat diukur dengan kwh meter dan juga merupakan daya

nyata atau daya aktif (daya poros, daya yang sebenarnya) yang digunakan oleh

beban untuk melakukan tugas tertentu.

Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt-Ampere

(disingkat, VA), menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera

pada peralatan generator dan transformator. Pada suatu instalasi, khususnya di

pabrik/industri juga terdapat beban tertentu seperti motor listrik, yang

memerlukan bentuk lain dari daya, yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat

medan magnet atau dengan kata lain daya reaktif adalah daya yang terpakai

sebagai energi pembangkitan flux magnetik sehingga timbul magnetisasi dan

daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi elektromagnetik itu

sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban (kebutuhan) pada suatu

sistim tenaga listrik.

Pada sistem arus bolak-balik, daya listrik tidak sesederhana pada

sistem arus searah. Pada arus bolak-balik terdapat tiga jenis daya, yaitu daya

semu, daya aktiv, dan daya reaktif, secara matematis

S = P +jQ

Dimana daya semu(S) merupakan hasil penjumlahan daya aktiv (P)

dengan daya reaktif (jQ) secara vektoris.

Daya semu merupakan hasil perkalian langsung antara tegangan kerja dengan

Arus konsumsi peralatan listrik yang terpasang

S = V x i

Page 9: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

1. Dalam rangkaian listrik

Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P dalam

persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung

menggunakan Hukum Joule, sesuai nama fisikawan Britania James Joule, yang

pertama kali menunjukkan bahwa energi listrik dapat berubah menjadi energi

mekanik, dan sebaliknya.

Dimana

P adalah daya (watt atau W)

I adalah arus (ampere atau A)

V adalah perbedaan potensial (volt atau V)

2. Dalam ruang

Daya listrik mengalir di manapun medan listrik dan magnet berada di

tempat yang sama. Dalam kasus umum persamaan P = VI harus diganti dengan

perhitungan yang lebih rumit, yaitu integral hasil kali vektor medan listrik dan

medan magnet dalam ruang tertentu:

Hasilnya adalah skalar, karena ini adalah integral permukaan dari vektor

Poynting

Page 10: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

LAMPIRAN

Gambar (i) Segitiga Daya.

Gambar (ii) Simbol arus bolak balik

Page 11: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

DATA PERCOBAAN

Jenis Lampu: Philips

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

No.Daya Aktiv Tertera

Dalam Satuan Watt

Tegangan Kerja (V)

Dalam Satauan Volt

Konsumsi Arus (i)

Dalam Satuan Ampere

1. 15 watt 225 0.05

2. 40 watt 225 0.17

3. 75 watt 225 0.32

4. 100 watt 225 0.44

5. 150 watt 225 0.65

6. 175 watt 225 0.76

7. 190 watt 225 0.83

8. 250 watt 225 0.98

PENGOLAHAN DATA

Pada sistem arus bolak-balik, daya listrik tidak sesederhana pada sistem

arus searah. Pada arus bolak-balik terdapat tiga jenis daya, yaitu daya semu, daya

aktiv, dan daya reaktif, secara matematis

S = P +jQ ..................................................................................................... (5.1)

Dimana daya semu(S) merupakan hasil penjumlahan daya aktiv (P)

dengan daya reaktif (jQ) secara vektoris.

Page 12: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

Daya semu merupakan hasil perkalian langsung antara tegangan kerja

dengan Arus konsumsi peralatan listrik yang terpasang

S = V x i .......................................................................................................... (5.2)

Daya aktif, merupakan daya yang digunakan oleh peralatan, sedangkan daya

reaktif daya yang ditimbulkan oleh komponen reaktif induktor yang bersifat rugi-

rugi sistem jaringan listrik.

Karena penjumlahan daya aktiv dengan daya reaktif secara vektoris maka

besarnya perbandingan antara daya aktiv terhadap daya semu merupakan fungsi

cosinus.

S

PCos ........................................................................................................ (5.3)

Dimana Cos , menunjukan tingkat keefektian sistem daya listrik bolak-balik.

Tabel. Perhitungan Daya Semu (S) dan Nilai Daya Aktif

No

Daya Semu S

(hasil perkalian V dan i )

Dalam Satuan VA

Daya Aktiv P

Dalam Satuan Watt

1. 11.25 15 watt

2. 38.25 40 watt

3. 72 75 watt

4. 99 100 watt

5. 146.25 150 watt

6. 171 175 watt

7. 186.75 190 watt

8. 220.5 250 watt

Page 13: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

Tabel 3. Pengolahan Data

No. S P S2 P2 S.P

1. 11.25 15 126.5625 225 168.75

2. 38.25 40 1463.0625 1600 1530

3. 72 75 5184 5625 5400

4. 99 100 9801 10000 9900

5. 146.25 150 21389.0625 22500 21937.5

6. 171 175 29241 30625 29925

7. 186.75 190 34875.5625 36100 35482.5

8. 220.5 250 48620.25 62500 55125

150700.5 169175 159468.75

Linieritas Data.

Gardien garis (m) dalam perasamaan grafik adalah Cos yaitu:

m = S.P /S2

= 159468.75/150700.5

= 1.058

Page 14: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

Grafik 1. P terhadap S Data dan linieritas hasil percobaan

Dari data kedua garis diatas ( Data pecobaan dan Linertisanya) maka koefisien

korelasinya adalah :

r = S. P /(S2.P2)1/2

= 159468.75/(150700.5 . 169175)1/2

= 159468.75/159670.78

= 0.99

Page 15: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

Dan besaranya standar keasalahan yang terjadi dalam percobaan ini adalah

Sn = (((1-(0.99)2) . 169175)/((8-1) . 150700.5))1/2

= ((0.01 . 169175)/ (7 . 150700))1/2

= (0.03)1/2

= 0.056

Nilai hambatan Cos =m = 1.058 /m

Kesalahan absolute (KA) = Cos = 1.058

Kesalahan Relatif (KR) = Sn/ Cos x 100% = 5.3 %

Nilai Terbaik hasil pengukuran = Cos Sn = 1.058 0.056

Page 16: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

ANALISA

Didapat bahwa nilai kuat arus listrik untuk lampu 15 watt yaitu 0.05,

lampu 40 watt yaitu 0.17, lampu 75 watt yaitu 0.32, dan seterusnya sampai lampu

250 watt yaitu 0.98 amper. Ini menumjukkan bahwa arus listrik yang digunakan

semakin besar daya aktif pada lampu maka kuat arus yang digunakan semakin

besar pula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar daya aktif yang

digunakan maka kuat arus yang digunakan juga semakin besar pula.

Didapat bahwa arus untuk lampu merek sakura 15 watt sebesar 0.02 amper

dan kuat arus untuk lampu philips 15 watt sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan

bahwa arus yang digunakan pada lampu philips 15 watt lebih besar dari pada

lampu sakura 15 watt. Ini menunjukkan bahwa daya yang digunakan pada lampu

philips lebih besar dari pada lampu sakura, sehingga dapat diatakan lampu sakura

lebih hemat daripada lampu philips. Jadi dapat disimpulkan bahwa lampu sakura

lebih hemat daripada lampu sakura.

Didapat bahwa arus yang digunakan oleh lampu philips 15 watt yaitu 0.05

lebih besar dari pada lampu sakura 15 watt yaitu 0.02, hal ini disebabkan oleh

adanya kapasitor pada lampu dimana semakin banyak kapasitor pada lampu maka

arus/daya yang digunakan semakin sedikit atau semakin hemat. Pada lampu

sakura jumlah kapasitornya lebih banyak daripada pada lampu sakura. Jadi dapat

disimpulkan bahwa lampu akan lebih hemat jika pada lampu dipasang kapasitor

dan semakin banyak kapasitor yang digunakan maka arusnya juga semakin hemat.

Didapat bahwa tingkat kesalahan untuk pecobaan ini yaitu sebesar 5.3 %.

hal ini menunjukkan bahwa masih adanya kesalahan dalam percobaan baik

kesalahan pada alat yang digunakan atau kesalahan dari praktikan itu sendiri baik

kesalahan melihat alat ataupun kesalahan dalam perhitungan, akan tetapi dapat

dikatakan bahwa percobaan ini cukup berhasil dengan dasar tingkat kesalahan

yang didapat cukup kecil. Jadi dapat disimpulkan bahwa percobaan ini cukup

berhasil.

Page 17: Daya 3 fasa

PERSATUAN MAHASISWA PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

NAMA : HARNOVINIM : 03081002013

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Semakin besar daya aktif yang digunakan maka arus yang digunakan

semakin besar pula.

2. Lampu sakura lebih hemat dari pada lampu philips

3. Lampu sakura lebih hemat arena adanya kapasitor pada lampu tersebut

4. Percobaan ini cukup berhasil.