Dataran banjir

13
Dataran banjir (Flood Plain) Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur. Dataran banjir merupakan bagian terendah dari floodplain. Ukuran dan bentuk dari dataran banjir ini sangat tergantung dari sejarah perkembangan banji, tetapi umumnya berbentuk memanjang (elongate). Endapan dataran banjir (floodplain) biasanya terbentuk selama proses penggenangan (inundations). Umumnya Endapan dataran banjir ini didominasi oleh endapan suspensi seperti lanau dan lumpur, meskipun kadang-kadang muncul batupasir halus yang terendapkan oleh arus yang lebih kuat pada saat puncak banjir. Kecepatan pengendapannya pada umumnya sangat rendah, berkisar antara 1 dan 2 cm lapisan lanau-lempung per periode banjir (Reineck dan Singh, 1980). Endapannya mengisi daerah relatif datar pada sisi luar sungai dan kadang-kadang mengandung sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh organisme-organisme. Di Indonesia, dapat ditemukan di Kecamatan kretek Kab. Bantul, yang merupakan dataran banjir dari Sungai Opak.

Transcript of Dataran banjir

Page 1: Dataran banjir

Dataran banjir (Flood Plain)Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur. Dataran banjir merupakan bagian terendah dari floodplain. Ukuran dan bentuk dari dataran banjir ini sangat tergantung dari sejarah perkembangan banji, tetapi umumnya berbentuk memanjang (elongate). Endapan dataran banjir (floodplain) biasanya terbentuk selama proses penggenangan (inundations).

Umumnya Endapan dataran banjir ini didominasi oleh endapan suspensi seperti lanau dan lumpur, meskipun kadang-kadang muncul batupasir halus yang terendapkan oleh arus yang lebih kuat pada saat puncak banjir. Kecepatan pengendapannya pada umumnya sangat rendah, berkisar antara 1 dan 2 cm lapisan lanau-lempung per periode banjir (Reineck dan Singh, 1980). Endapannya mengisi daerah relatif datar pada sisi luar sungai dan kadang-kadang mengandung sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh organisme-organisme. Di Indonesia, dapat ditemukan di Kecamatan kretek Kab. Bantul, yang merupakan dataran banjir dari Sungai Opak.

Page 2: Dataran banjir

MEANDER

Meander, merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan.

Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume

airnya kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari

penghalang dan mencari jalan yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum

terjadi pengendapan.

Pada bagian tengah, yang wilayahnya datar maka aliran airnya lambat, sehingga membentuk

meander. Proses meander terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di

bagian sungai yang aliranya cepat, akan terjadi pengikisan, sedangkan bagian tepi sungai yang

lamban alirannya, akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus

akan membentuk meander.

Meander terbentuk dari proses ini yang berlangsung secara . Di Indonesia kenampakan tombolo

dan tanjung dapat dijumpai di Pulau Bali.

Page 3: Dataran banjir

Oxbow lake

Oxbow lake biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, sebab pengikisan dan pengendapan

terjadi secara terus-menerus. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan

menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehingga terbentuk

oxbow lake, atau disebut juga sungai mati.

Sungai oxbow ini terletak pada DANAU SIPIN JAMBI

Page 4: Dataran banjir

Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air). Berdasarkan pengertian dari definisi tersebut maka DAS merupakan suatu wilayah daratan atau lahan yang mempunyai komponen topografi, batuan, tanah, vegetasi, air, sungai, iklim, hewan, manusia dan aktivitasnya yang berada pada, di bawah, dan di atas tanah.

DAS prioritas mulai ditetapkan pertama kali pada tahun 1984 berdasarkan Surat

Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kehutanan dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 19/1984, KH. 059/KPTS-II/1984 dan PU.124/KPTS/1984 Tahun 1984 tanggal 4 April

1984 tentang PENANGANAN KONSERVASI TANAH DALAM RANGKA PENGAMANAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI PRIORITAS. Dasar pertimbangan SKB tersebut adalah bahwa

upaya penyelamatan hutan tanah dan sumber-sumber air adalah tanggung jawab bersama baik

masyarakat pada umumnyamaupun instansi Pemerintah pada khususnya agar hutan, tanah dan

sumber-sumber air dapat diselamatkan secara terarah, terpadu, terorganisir dan saling

mendukung.Kegiatan konservasi tanah, baik yang berupa kegiatan pengendalian erosi banjir,

pengaturan pemanfaatan air, peningkatan daya guna, lahan produksi dan pendapatan petani,

peningkatan peran serta masyarakat harus terpadu dan mendukung serta mengamankan

pembangunan prasarana dan bangunan- bangunan pengairan. Selanjutnya dalam Lampiran I

SKB tersebut ditetapkan 22 DAS Prioritas di Indonesia.

1. DAS Brantas

2. DAS Sampean

3. DAS Solo (Bengawan Solo)

4. DAS Jratunseluna (Jragung-Tuntang-Serang-Lusi-Juana)

5. DAS Serayu-Luk Ulo (Kedu Selatan-Serayu)

6. DAS Pemali

7. DAS Ci Manuk

Page 5: Dataran banjir

8. DAS Ci Tarum

9. DAS Citanduy-Ci Sanggarung

10. DAS Comal

11. DAS Ci Liwung-Ci Sadane

12. DAS Ci Ujung-Teluk Lada

13. DAS Way Sekampung-Way Seputih-Way Rarem

14. Sei Ular

16. DAS Jeneberang

17. DAS Saddang

18. DAS Bila Wolanae (Danau Tempe)

19. DAS Riam Kanan

20. DAS Asahan Berumun

21. DAS Indragiri-Rokan (Batang Kuantan)

22. DAS Palu (Gumbosia)

Bentuk DAS ada empat jenis, yaitu:1. Bentuk memanjang/ bulu burung

Biasanya induk sungainya akan memanjang dengan anak anak sungai langsung mengalir ke induk sungai kadang kadang berbentuk seperti bulu burung. Bentuk ini biasanya akan menyebabkan besar aliran banjir relatif lebih kecil karena perjalanan banjir dari anak sungai itu berbeda beda, dan banjir berlangsung agak lama. Bentuk dari DAS ini ditunjukkan pada gambar 2.3.

2. Bentuk radial Bentuk DAS ini seolah olah memusat pada satu titik sehingga menggambarkan adanya bentuk radial, kadang kadang gambaran tersebut memberi bentuk kipas atau lingkaran. Sebagai akibat dari bentuk tersebut maka waktu yang diperlukan aliran yang datang dari segala penjuru anak sungai memerlukan waktu yang hampir bersamaan. Sebagai contoh DAS Bengawan Solo seperti pada gambar 2.4.

3. Bentuk paralel DAS ini dibentuk oleh dua jalur DAS yang bersatu dibagian hilir. Apabila terjadi banjir di daerah hilir biasanya terjadi setelah dibawah titik pertemuan. Sebagai contoh adalah banjir di Batang Hari dibawah pertemuan Batang Tembesi seperti pada gambar 2.5.

4. Bentuk komplek DASBentuk komplek merupakan bentuk kejadian gabungan dari beberapa bentuk DAS yang dijelaskan diatas, sebagai contoh pada gambar 2.6.

Page 6: Dataran banjir

1.  Pola Aliran Dendritik Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya.  Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang).  Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai.  Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.

2.  Pola Aliran Radial Sentifugal

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.

3.  Pola Aliran Rectangular 

Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati

Page 7: Dataran banjir

seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.

4.  Pola Aliran Trellis 

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.

5.  Pola Aliran Radial Sentripetal   Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran

Page 8: Dataran banjir

sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola aliran sentripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, di mana pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.

6.  Pola Aliran Annular  Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.

7.  Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)   Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.

Page 9: Dataran banjir

Contorted 

Pola pengaliran dimana arah alirannya berbalik / berbalik arah. Kontrol struktur yang bekerja berupa pola lipatan yang tidak beraturan yang memungkinkan terbentuknya suatu tikungan atau belokan pada lapisan sedimen yang ada.

Pola Aliran Contorted

Page 10: Dataran banjir