Data Manben Kelompok 2A
-
Upload
si-sari-wisholic -
Category
Documents
-
view
240 -
download
3
description
Transcript of Data Manben Kelompok 2A
PROGRAM 1: MANAJEMEN BENCANA KEKERINGAN DI LINGKUNGAN
PALINGGIAN DESA ANTIROGO
Program : Meminimalisir penggunaan sumur untuk kebutuhan dasar dan Pembuatan
penampung air disetiap titik sumber untuk penanggulangan bencana kekeringan
Penjelasan singkat : Lingkungan palinggian adalah daerah yang setiap tahunnya dilanda
kekeringan. Hujan tidak turun sekitar 7 bulan, sumur-sumur mengering hanya beberapa
sumur yang dapat digunakan, air minum berkurang dan susah didapatkan, masyarakat banyak
melakukan aktivitas minum, mandi, dan cuci disumber yang tersebar dibeberapa titik. Untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Kualitas air kotor karena tidak disaring, air sumber
mengalir dari sumber tertinggi ke rendah sehingga resiko air bercampur dengan limbah dan
kotoran sangat besar. Oleh karena itu, dibuat program kerja :
1. Gerakan hemat penggunaan air sumur
Masyarakat diarahkan untuk menggunakan air sumur untuk minum saja, kegiatan
mandi, cuci dilakukan disumber. Air minum harus dimasak sebelum dikonsumsi.
2. Pembuatan penampung air disetiap titik sumber untuk penanggulangan bencana
kekeringan.
Penampung dibuat dengan beberapa teknik penyaringan untuk mendapatkan air bersih yang
dapat digunakan untuk mandi dan cuci. Air akan ditampung didalam tendon yang disediakan,
tendon disambung dengan kran yang dapat dibuka dan ditutup. Kemudian dari tendon akan
disambung pipa yang menuju titik sumberlain sehingga air yang dialirkan merupakan air
bersih bukan air sisa dari sumber teratas. Air sisa penggunaan dari setiap sumber akan
dialirkan kesawah.
Respon masyarakat : Masyarakat antusias mengenai pembuatan penampung air dietiap titik
sumber, karena masyarakat menduga mahasiswa yang akan membuat untuk masyarakat.
Namun tidak ada tindak lanjut dari program yang ditawarkan.
PROGRAM 2. KEGAWATDARURATAN KERACUNAN PESTISIDA
DILINGKUNGAN PALINGGIAN
PROGRAM : PENGENALAN PESTISIDA NABATI SEBAGAI ALTERNATIF
PENGGANTI PESTISIDA KIMIA DAN PENGENALAN ALAT PELINDUNG DIRI
Penjelasan : Gambaran masalah yang didapat dari hasil pengkajian 30 responden
1. Dari 30 responden, seluruhnya mengetahui tentang bagaimana penggunaan pestisida
yang tepat.
2. Sebagian besar masyarakat menggunakan pestisida kimia.
3. Dari 30 responden, sebanyak 7 responden atau 23.3% menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) saat penyemprotan pestisida.. Sedangkan 23 responden atau sekitar 76.7%
tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat penyemprotan pestisida. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) saat penyemprotan pestisida. 4. Dari 30 responden, sebanyak 8 responden atau sekitar 26,7% menangani kasus
keracunan dengan menggunakan bahan-bahan alami. Sedangkan 10 responden atau
33,3% menangani kasus keracunan dengan menggunakan obat-obatan warung.
Dari masalah diatas maka dilakukan pengenalan pestisida nabati sebagai pengganti pestisida
kimia. Pestisida nabati berasal dari bahan-bahan organic seperti daun tembakau dan papaya.
Daun tembakau dicincang kecil, dan dimasukkan kedalam air 300 liter air, didamkan 3-4 hari
kemudian masukkan deterjen, diamkan 15 menit kemudian air disaring dan dapat digunakan
sebagai pengganti pestisida kimia. Untuk mencegah kejadian keracunan terjadi maka
dilakukan demontrasi pengenalan alat pelindung diri saat melakukan kegiatan penyemprotan.
Alat tersebut yaitu terdiri dari topi, kaca mata, masker, baju lengan panjang, celana panjang
sepatu dan sarung tangan.
Respon masyarakat :
1. Masyarakat mengatakan mengetahui alat-alat pelindung diri yang diperkenalkan
namun tidak sempat dan ribet saat hendak menggunakan.
2. Masyarakat menanyakan bahan lain untuk pembuatan pestisida nabati.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
1. Dokumentasi Kegiatan Sesi 1
2. Dokumentasi Kegiatan Sesi 2