Data (INStrumen)

42
Konsep Dasar Instrumen Penelitian Posted on November 15, 2010 by yusrizalfirzal INSTRUMEN PENELITIAN Oleh: Yusrizal, S.Pd. A. Pengertian Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut- atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan.

Transcript of Data (INStrumen)

Konsep Dasar Instrumen PenelitianPosted on November 15, 2010 by yusrizalfirzal

INSTRUMEN PENELITIANOleh: Yusrizal, S.Pd.

 

A. Pengertian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.

Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen

merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel

secara objektif.

Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata

(2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-

pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas

atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu

secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif

dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa

untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan.

Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya

adalah pernyataan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi

kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

B. Jenis-jenis Instrumen Penelitian

Ada beberapa jenis instrumen yang biasa digunakan dalam

penelitian, yaitu:

1. Tes

Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat

lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok.

2. Angket atau kuesioner.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia

ketahui.

3. Interviu (interview).

Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan

seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel

latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian,

sikap terhadap sesuatu.

4. Observasi.

Di dalam artian penelitian observasi adalah mengadakan

pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan

dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara.

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan

yang mungkin timbul dan akan diamati.

5. Skala bertingkat (ratings).

Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyektif

yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini

menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan

informasi tertentu tentang program atau orang. Instrumen

ini dapat dengan mudah memberikan gambaran

penampilan, terutama penampilan di dalam orang

menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya

sifat-sifat. Di dalam menyusun skala, yang perlu

diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel

skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati

responden.

6. Dokumentasi.

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode

dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis

seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.

Sumber: http://blogkatte.blogspot.com/2009/12/

menentukan-instrumen-penelitian.html

 

C. Langkah-langkah menyusun Instrumen

Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam

penyusunan instrumen penelitian, yaitu:

1.Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.

2.Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi

3.Mencari indikator dari setiap dimensi.

4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen

5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan

instrumen

6. Petunjuk pengisian instrumen.

 

D. Validitas dan reliabilitas Instrumen

Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen

ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan

reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya

menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat

konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.

Sumadi Suryabrata (2008:60)mengemukakan bahwa

validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana

instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan

untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen

merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data

(pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang

atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan,

atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau

kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama

atau dalam waktu yang berlainan.

Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur

adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun

dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Sedangkan

reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat

ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang

beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain

dengan meter, dan sebagainya.

 

E. Pengujian Validitas Instrumen

Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono:

2010)

1. Pengujian Validitas konstruk

Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya

akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan

terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu

disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur

efektivitas kerja sesuai dengan definisi.

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan

pendapat ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang

aspek-aspek yang akan diukur, dengan berlandaskan teori

tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang

telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan

minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar

doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.

Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan

dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka

pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis

faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item

instrumen.

2. Pengujian Validitas Isi

Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah

instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi

belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program

dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar

yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus

disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui

pelaksanaan program, maka instrumen disusun

berdasarkan program yang telah direncanakan.

Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian

validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan

antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran

yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut

tidak mempunyai validitas isi.

Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas

isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.

Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator

sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan atau

pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan

kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat

dilakukan dengan mudah dan sistematis.

3. Pengujian Validitas Eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara

membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria

yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang

terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur

kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada

instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan

di lapangan (empiris) tentang kinerja yang baik. Bila telah

terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen

dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan

instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal yang

tinggi.

 

F. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono

(2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal.

Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test – retest

(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara

internal pengujian dilakukan dengan menganalisis

konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan

teknik-teknik tertentu.

1. Test retest

Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada

responden yang sama dengan instrumen yang sama

dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari

koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang

berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan,

maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.

2. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara

bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya,

berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini?

Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda

mulai bekerja di lembaga ini?

Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi

instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang

sama. Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan

antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang

dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan,

maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.

3. Gabungan

Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua

instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden

yang sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest

(stability) dan ekuivalen. Reliabilitas instrumen dilakukan

dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu

dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya

dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian

dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis

keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien

korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat

dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.

4. Internal Consistency

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,

dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja,

kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-

teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas

instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari

Spearman Brown (Split half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.

http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2010/11/15/konsep-dasar-instrumen-penelitian/

Metode Observasi, Wawancara, Dokumentasi

OBSERVASI

Pengertian ObservasiObservasi adalah sistem atau rencana untuk mengamati perilaku. Observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian."Observasi Langsung" adalah pengamatan dan pencataan yang dilakukan terhadap objke ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diselidiki."Observasi Tidak Langsug" adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan tidak pada saaat peristiwa berlangsung.

Teknik ObservasiTeknik Observasi dibagi menjadi dua macam yaitu :a. Observasi Terbuka    bentuk observasi yang ideal dan paling dipertanggungjawabkan.b. Observasi Tertutup    dilakukan secara diam-diam dan peneliti tidak mengungkapkan identitas

pribadi maupun institusinya bahkan dirahasiakan.

Tujuan Observasi Tujuan Observasi dalam kepentingan pendidikan adalah(1) mendeskripsikan proses pembelajaran, dikategorikan sebagai observasi naturalistik yaitu bertujuan mempelajari perilaku manusia dalam lingkungan keseharian tanpa mengajukan pertanyaaan atau memberikan tes kepada subjek yang diamati.(2) menyelidiki ketidakseimbangan pembelajaran untuk kelompok-kelompok anak yang berbeda, (3) untuk perbaikan pembelajaran kelas berdasarkan umpan balik dari anak secara individual atau secara umum. 

Kelemahan ObservasiPada pelaksanaan pengamatan baik dari segi praktis maupun pengamatan terdapat beberapa kelemahan yaitu :

pengamatan terbatas dalam mengamati karena peranan dan keduduknnya  pengamat yang berperan serta sering sukar memisahkan diri walaupun hanya sesaaat untuk membuat hasil pengamatan hasil pengamatan berupa sejumlah besar data sering sukar dan memerlukan waktu untuk menganalisisnya pengamat cenderung melakukan pengamatan secara tidak sistematis.

Instrumen ObservasiInstrumen atau alat yang dapat digunakan untuk mencatat hasil observasi adalah : catatan anekdot catatan berkala daftar cek skala nilai peralatan mekanis

WAWANCARA

Pengertian WawancaraWawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah.Interviewer adalah pewawancaraInterviewee adalah responden

Faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara tatap1. Situasi wawancara

waktu tempat kehadiran orang ke tiga sikap lingkungan sosial

2. Pewawancara karakter keterampilan motivasi rasa aman

3. Responden karakter daya tangkap daya jawab

4. Isi pertanyaan peka sulit dijawab menarik banyak

Kekuatan dan Kelamahan WawancaraBailey (1978) dalam bukunya Methods of Social Research menguraikan kekuatan dan kelemahan wawancara dalam suatu penelitian.Kekuatan1. Flexibility

2. Response rate

3. Nonverbal behavior

4. Control over environment

5. Question order

6. Spontaneity

7. Respondent alone can answer

8. Completeness

9. Time of interview

10. Greater complexity of questionnarie

Kelemahan1. Cost

2. Time

3. Interview bias

4. Inconvenience

5. Less anonymity

6. Less standardized question wording

TEKNIK DOKUMENTASI

         Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisi dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan ataumelaporkan dalam bentuk kutipan tentang sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap dokumen - dokumen tersebut.

Dokumentasi dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena : merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong berguna sebagai bukti untuk pengujian  sifatnya alamiah, sesuai konteks, lahir dan berada dalam konteks tidak dibuat-buat relatif murah dan tidak sulit diperoleh tidak bersifat reaktif hasil content analysis akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

 Secara umum dokumen dibagi menjadi 2 yaitu1. Dokumen Pribadi    catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.    Dokumen pribadi dapat berupa : buku harian, surat pribadi, dan otobiografi.2. Dokumen Resmi    Dokumen resmi terbagi menjadi 2 yaitu:    a. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, risalah rapat, Surat keterangan.    b. Dokumen eksternal berisi bahan - bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga untuk         dipublikasikan pada umum.

http://education-co.blogspot.com/2013/03/metode-observasi-wawancara-dokumentasi.html

Penelitian Kualitatif (Metode Pengumpulan Data)

 

1. A.  Pendahuluan

Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara

kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda

berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah

yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi

masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang

rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan

pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada

pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan

terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan

dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori

dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang

diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang

tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk

memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

 1. B.  Definisi Data

Kata data berasal dari datum yang berarti materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk

keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, atau tes statistic (http://carapedia.com).

Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (data is the description of

things and events that we face) (http://b.domaindlx.com)

Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun secara terstruktur, dengan

kata lain bahwa “Generally, data represent a structured codification of single primary entities,

as well as of transactions involving two or more primary

entities”. (http://risyana.wordpress.com)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa data adalah sesuatu yang

diperoleh melalui suatu metode pengumpuln data yang akan dikelola dan dianalisis dengan

suatu metode tertentu. Dalam penelitian data secara garis besar terdapat dala tiga

kelompok, yaitu: Wawancara, Observasi, dan dokumentasi.

 1. C.  Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth

interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden

adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan

kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,

yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden)

dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden).

Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah,

mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan

pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan

positif, dan kontrol emosi negatif.

Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat

dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon (Sugiyono,

2006; 138-140).

1)  Wawancara Terstruktur

Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Dalam prakteknya selain membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka

pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur

dan amterial lain yang dapat membantu dalam wawancara.

 

2)  Wawancara tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur maksudnya adalah wawancara yang bebas di mana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Contohny:

“Bagaimaanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula

saat ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani”.

 

1. D.  Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,

kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti

melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,

untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk

evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik

terhadap pengukuran tersebut.

Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan

dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan

observasi kelompok tidak terstruktur.

Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.

Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

 1. E.  . Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau

menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain

tentang subjek.

1. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian,

cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada

ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang

pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam,

yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen

pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-

lain.

Meleong (dalam Herdiansyah, 2010: 143) mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat

dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu:

 

1. Dokumen  harian

Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang

tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan dari dokumentasi ini adalah untuk

memperoleh sudut pandang orisinal dari kejadian situai nyata. Terdapat tiga dokumentasi

pribadi yang umum digunakan, yaitu:

1)  Catatan harian (diary)

Diary berisi beragam aktivitas dan kegiatan termasuk juga unsur perasaan.

2)  Surat Pribadi

Surat pribadi (tertulis pada kertas), e-mail, dan obrolan dapat dijadikan sebagai materi dalam

analisis dokumen dengan syarat, peneliti mendapat izin dari orang yang bersangkutan.

 

3)  Autobiografi

Autobiografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas gabungan tiga kata,

yaitu auto (sendiri), bios (hidup), dan grapein (menulis). Didefinisikan autobiografi adalah

tulisan atau pernyataan mengalami pengalaman hidup.

 

1. Dokumen Resmi

Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambar mengenai aktivitas, keterlibatan

individu pada suatu komnitas tertentu dalam setting social.

Menurut Meleong (Herdiansyah, 2010: 145-146) dokumen resmi dapat dibagi kedalam dua

bagian. Pertamadokumen internal, yaitu dapat berupa catatan, seperti memo, pengumuman,

instruksi, aturan suatu lembaga, system yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan

pimpinan, dan lain sebagainya.

Kedua, dokumentasi eksternal yaitu dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan

oleh suatu lembaga social, seperti majalah, koran, bulletin, surat pernyataan, dan lain

sebagainya.

 

1. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan

pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut

pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari

suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.

FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti

terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan

FGD. Pertama, jumlah FGD berkisar antara 5-10 orang. Kedua, Peserta FGD harus bersifat

FGD. Ketiga, perlunya dinamika kelompok.

Kapan FGD dilakukan? Ada beberapa kepentingan mengapa peneliti melakukan FGD,

antara lain:

Jika peneliti membutuhkan pemahaman lebih dari satu sudut pandang, Jika terjadi gap komunikasi antar kelompok, Untuk menyingkap suatu fakta secara lebih detail dan lebih kaya, Untuk keperluan verifikasi

 1. F.   Proses Pengumpulan Data Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data harus melalui beberapa beberapa

tahapan yang setiap tahapan tersebut saling terkait anatar satu sama lain. Secara garis

besar, terdapat lima tahapan proses pengumpulan data kualitatif.

 

1. Melakuakn identifikasi Subjek/ Partisipan Penelitian dan lokasi Penelitian (Site).

Creswell (dalam Herdiansyah: 2010: 152) mengatakan bahwa sebagai seorang peneliti

kualitatif, harus benar-benar matang dalam melakukan identifikasi partisipan dan lokasi

penelitian sebagai pondasi awal penelitian yang akan dilakuan.

 

1. Mencari dan Mendapatkan akses menuju Subjek/Partisispan Penelitian dan Lokasi Penelitian .

Kadangkala, akses menuju partisipan dan lokasi penelitian, tidak semudah yang

dibayangkan. Banyak hambatan dan kendala menuju partisipan dan lokasi penelitian

memiliki keunikan tertentu.

 

1. Menentukan Jenis Data yang Akan Dicari/Diperoleh

Dalam tahap ini, peneliti harus merujuk kepada focus kajian penelitian, tujuan penelitian dan

pertanyaan penelitian yang hendak dicari jawaban.

 

4. Mengembangkan atau Menentukan Instrumen/Metode Pengumpulan Data.

Dalam menentukan instrument metode pengumpulan data, hal yang perlu diingat adalah

bahwa dalam penelitian kualitaif lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan metode

lainnya. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti sudah menentukan satu atau lebih metode

[engumpulan data.

 

5. Pengumpulan Data

Terdapat beberapa hal yang perlu diingat dalam pengumpulan data untuk penelitian

kualitatif adalah.Pertama,umumnya penelitian dilakuakn lebih dari satu kali. Kedua, dalam

melakukan pengumpulan data selalu disesuaikan dengan situasi alamiah. Ketiga,

lakukan probing terhadap symbol. Probing adalah proses eksplorasi lebih dalam terhadap

suatu hal yang dirasa perlu untuk diungkap.

 

G. Metode Pengumpulan Data, Penelitian dengan judul : “Konsep Stress dan

mekanisme koping pada ibu yang berhasil melakukan VBAC di wilayah DKI Jakarta

(Latifah, 2009)”.

Judul tersebut di atas merupakan contoh dari penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah melalui beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan

penutupan.

1. Pada tahap persiapan, pertama peneliti mengurus perijinan dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Setelah mendapat ijin, peneliti mencari data awal Rekam Medik RSCM dan RS Sint Carolus untuk mencari calon partisipan yang sesuai dengan criteria.

2. Pada tahap pelaksanaan, pertama kali peneliti memersiapkan lingkungan tempat akan dilakukannya wawancara sesuai dengan kontrak sebelumnya yaitu ruang tamu partisipan.

3. Tahap penutup, yaitu dimana peneliti pada akhir wawancara meminta partisipan untuk mengisi jurnal yang peneliti berikan mengenai pengalaman stress dan koping partisipan yang belum terungkap saat wawancara. Pada tahap ini, peneliti dapat meminta waktu lain untuk melanjutkan penelitian, bila dirasa perlu.

 

1. H.  Kesimpulan

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa data adalah sesuatu yang

diperoleh melalui suatu metode pengumpuln data yang akan dikelola dan dianalisis dengan

suatu metode tertentu. Dalam penelitian data secara garis besar terdapat dala tiga

kelompok, yaitu: Wawancara, Observasi, dan dokumentasi.

Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth

interview).

Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa 

dan aloanamnesa.

Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat

dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon (Sugiyono,

2006; 138-140).

 

Observasi

Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan

dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan

observasi kelompok tidak terstruktur.

 

Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau

menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain

tentang subjek.

1. Dokumen

Meleong (dalam Herdiansyah, 2010: 143) mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat

dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu:

 

 

a)     Dokumen  harian

Catatan harian (diary) Surat Pribadi Autobiografi

 

b)       Dokumen Resmi. Yaitu Pertama dokumen internal. Kedua, dokumen eksternal

 

1. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan

pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut

pemahaman sebuah kelompok.

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan

FGD. Pertama, jumlah FGD berkisar antara 5-10 orang. Kedua, Peserta FGD harus bersifat

FGD. Ketiga, perlunya dinamika kelompok.

Ada beberapa kepentingan mengapa peneliti melakukan FGD, antara lain:

Jika peneliti membutuhkan pemahaman lebih dari satu sudut pandang, Jika terjadi gap komunikasi antar kelompok, Untuk menyingkap suatu fakta secara lebih detail dan lebih kaya, Untuk keperluan verifikasi

 

Proses Pengumpulan Data Kualitatif

Secara garis besar, terdapat lima tahapan proses pengumpulan data kualitatif.

Melakuakn identifikasi Subjek/ Partisipan Penelitian dan lokasi Penelitian (Site). Mencari dan Mendapatkan akses menuju Subjek/Partisispan Penelitian dan Lokasi

Penelitian . Menentukan Jenis Data yang Akan Dicari/Diperoleh Mengembangkan atau Menentukan Instrumen/Metode Pengumpulan Data.

 

Pengumpulan Data

Terdapat beberapa hal yang perlu diingat dalam pengumpulan data untuk penelitian

kualitatif adalah.Pertama,umumnya penelitian dilakukan lebih dari satu kali. Kedua, dalam

melakukan pengumpulan data selalu disesuaikan dengan situasi alamiah. Ketiga,

lakukan probing terhadap symbol. Probing adalah proses eksplorasi lebih dalam terhadap

suatu hal yang dirasa perlu untuk diungkap.

http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/penelitian-kualitatif-metode-

pengumpulan-data/

Teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi pada PenelitianSebelumnya kita telah melihat salah satu bentuk Contoh Instrumen Penelitian

Kualitatifyakni berupa kuesioner. Kali ini kita akan melihat 3 bentuk lain yaitu

observasi, wawancara dan dokumentasi. 

Contoh Observasi PenelitianObservasi adalah instrumen lain yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan.

Dalam penelitian kuantitatif, instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat

pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan wawancara. Dalam observasi ini

peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra

penglihatan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil

berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi

alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali

informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti. Untuk

memaksimalkan hasil observasi, biasanya peneliti akan menggunakan alat bantu yang

sesuai dengan kondisi lapangan. Di antara alat bantu observasi tersebut misalnya

termasuk buku catatan dan check list yang berisi objek yang perlu mendapat perhatian

lebih dalam pengamatan. Alat lain yang juga penting yaitu kamera, film proyektor, dan

sebagainya. Karena banyaknya alat bantu observasi, maka peneliti dianjurkan untuk

dapat memilih yang tepat dan dapat memaksimalkan pengambilan data di lapangan.

Dalam penelitian pendidikan teknik, pengambilan data dengan menggunakan metode

observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

a. Observasi terbuka

Pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah

kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan

peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar.

b. Observasi tertutup

Pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya, yaitu mengambil data

dari responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan. Model observasi tertutup

ini, pada umumnya untuk mengantisipasi agar reaksi responden dapat berlangsung

secara wajar dan tidak dibuat-buat, sehingga peneliti dapat memperoleh data yang

diinginkan.

c. Observasi tidak langsung

Pada kondisi ini peneliti dapat melakukan pengambilan data dari responden walaupun

mereka tidak hadir secara langsung di tengah-tengah responden. Observasi tidak

langsung ini semakin banyak dilakukan, sesuai dengan kemajuan teknologi komunikasi

canggih, seperti penggunaan telepon, televisi jarak jauh, dan jasa satelit komunikasi

yang dapat digunakan dalam dunia penelitian.

Contoh Wawancara pada PenelitianInstrumen ketiga yang juga berfungsi untuk pengambilan data di lapangan adalah

menggunakan teknik wawancara. Pada teknik ini peneliti datang berhadapan muka

secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan

sesuatu yang telah direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi

penting dalam penelitian. Pada wawancara ini dimungkinkan peneliti dengan responden

melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja misalnya dari

peneliti saja.

Teknik wawancara ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan karena mempunyai

beberapa keunggulan yang mungkin tidak dimiliki oleh instrumen penelitian lainnya.

Beberapa keunggulan itu termasuk:

1. Penelitian memperoleh rerata jawaban yang relatif tinggi dari responden.

2. Peneliti dapat membantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami

kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidakjelasan pertanyaan.

3. Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati

reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses wawancara.

4. Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara

kuesioner ataupun observasi. Informasi tersebut misalnya, jawaban yang sifatnya

pribadi dan bukan pendapat kelompok, atau informasi alternatif (grapevine) dari suatu

kejadian penting.

Yang Perlu Diperhatikan dalam Wawancara

Jika peneliti menetapkan wawancara sebagai teknik untuk pengambilan data dari

responden, maka dianjurkan agar mereka memperhatikan hal-hal penting seperti

berikut.

1. Dalam proses wawancara dengan responden, peneliti hendaknya berpenampilan rapi.

2. Peneliti harus dapat bersikap ramah, sopan, dan dapat beradaptasi dengan cepat

terhadap kondisi responden.

3. Peneliti hendaknya menguasai materi wawancara dan familiar terhadap petunjuk

wawancara yang berisi item-item pertanyaan yang harus diajukan kepada responden.

4. Peneliti hendaknya dapat mengikuti skenario atau petunjuk wawancara secara

fleksibel dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi responden.

5. Peneliti hendaknya mampu mencatat jawaban semua responden secara tepat dan

cepat dengan tanpa mengurangi kelancaran dan kewajaran proses wawancara.

6. Peneliti hendaknya juga mampu mengulang, dan menerangkan pertanyaan yang

diajukan responden, apabila responden belum jelas atau tertarik dengan pertanyaan

yang diajukan sebelumnya.

7. Peneliti harus dalam kondisi sehat dan menjiwai terhadap situasi wawancara.

 

Pedoman WawancaraDilihat dari aspek pedoman (guide) wawancara dalam proses

pengambilan data, wawancara dapat dibedakan menjadi tiga macam jenis yaitu

terstruktur, bebas, dan kombinasi.

Wawancara terstruktur yaitu wawancara di mana peneliti ketika melaksanakan tatap

muka dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan lebih

dahulu. Penggunaan pedoman secara terstruktur ini penting bagi peneliti agar mereka

dapat menekankan pada hasil informasi yang telah direncanakan dalam wawancara.

Wawancara bebas atau sering pula disebut tak berstruktur, yaitu wawancara di mana

peneliti dalam menyampaikan pertanyaan pada responden tidak menggunakan

pedoman. Cara ini pada umumnya akan lebih efektif dalam memperoleh informasi yang

diinginkan. Dengan wawancara bebas ini, peneliti dapat memodifikasi jalannya

wawancara menjadi lebih santai, tidak menakutkan, dan membuat responden ramah

dalam memberikan informasi.

Dikatakan sebagai wawancara kombinasi di antara kedua jenis di atas, jika peneliti

menggabungkan kedua cara di atas dengan tujuan memperoleh informasi yang

semaksimal mungkin dari responden.

 

Contoh Dokumentasi dalam Penelitian 

Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik

dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari

bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau

tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya.

Sumber dokumen yang ada pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

dokumentasi resmi, termasuk surat keputusan, surat instruksi, dan surat bukti kegiatan

yang dikeluarkan oleh kantor atau organisasi yang bersangkutan dan sumber

dokumentasi tidak resmi yang mungkin berupa surat nota, surat pribadi yang

memberikan informasi kuat terhadap suatu kejadian.

Di samping itu dalam penelitian pendidikan, dokumentasi yang ada juga dapat

dibedakan menjadi dokumen primer, sekunder, dan tersier yang mempunyai nilai

keaslian atau autentisitas berbeda-beda. Dokumen primer biasanya mempunyai nilai dan

bobot lebih jika dibanding dokumen sekunder. Sebaliknya dokumen sekunder juga

mempunyai nilai dan bobot lebih jika dibandingkan dengan dokumen tersier, dan

seterusnya.

Seorang peneliti sebaiknya memanfaatkan kedua sumber dokumentasi tersebut secara

intensif, agar mereka dapat memperoleh informasi secara maksimal, yang dapat

menggambarkan kondisi subjek atau objek yang diteliti dengan benar.

http://www.onlinesyariah.com/2012/12/teknik-observasi-wawancara-dan.html

Metode dan Tehnik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif

A.      Pendahuluan

Penelian  kualitatif  merupakan  sebuah penelitian  yang   digunakan untuk  mengungkapkan 

permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, 

perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk 

dilaksanakan   demi   kesejahteraan   bersama.   Menurut   Sugiyono,   (2008:   205)   “   Masalah   dalam 

penelitian   kualitatif   bersifat   sementara,   tentative   dan   akan   berkembang   atau   berganti   setelah 

peneliti berada dilapangan”.

Pendekatan  kualitatif  adalah  suatu  proses  penelitian  dan pemahaman yang  berdasarkan 

pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan 

ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan 

responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Cresswell, 1998: 15). Bogdan dan Taylor 

(Moleong,2007:   3)  mengemukakan  bahwa  metodologi   kualitatif  merupakan  prosedur   penelitian 

yang menghasilkan data deskriptif  berupa kata-  kata tertulis  maupun lisan dari  orang-orang dan 

perilaku yang diamati.

Dalam  penelitian   kualitatif   akan   terjadi   tiga   kemungkinan   terhadap  masalah   yang   akan 

diteliti yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir penelitian sama, 

sehingga judul  proposal dengan judul  laporan penelitian sama, (2) masalah yang dibawa peneliti 

setelah memasuki penelitian berkembang yaitu diperluas/diperdalam masalah yang telah disiapkan 

dan tidak terlalu banyak perubahan sehingga judul  penelitian cukup disempurnakan,  (3) masalah 

yang  dibawa peneliti   setelah  memasuki   lapangan  berubah   total   sehingga  harus  diganti masalah 

sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya harus diganti.

Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki 

lapangan   penelitian   atau   setelah   selesai  merupakan   peneliti   kualitatif   yang   lebih   baik,   karena 

dipandang mampu melepaskan apa yang dipikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat 

fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada 

situasi sosial yang diteliti. Asumsi tentang gejala dalam penelitian kulitatif adalah bahwa gejala dari 

suatu obyek itu sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan gejala tersebut peneliti dapat menentukan 

variable-variabel  yang  akan  diteliti.  Gejala   itu  bersifat  holistik   (menyeluruh,  tidak  dapat  dipisah-

pisahkan) yaitu situasi sosial yang meliputi (1) aspek tempat – place, (2) aspek pelaku – actor, (3) 

aspek aktifitas – activity, yang ketiganya berinteraksi secara sinergis.

Kegiatan yang harus   dilakukan pada penelitian kualitatif pada tahap pra-lapangan adalah 

menyusun   rancangan   penelitian   yang  memuat   latar   belakang  masalah   dan   alasan   pelaksanaan 

penelitian, studi pustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan 

alat   penelitian,   rancangan   pengumpulan   data,   rancangan   prosedur   analisa   data,   rancangan 

perlengkapan yang diperlukan dilapangan, rancangan pengecekan kebenaran data.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian. Hal ini 

karena tujuan utama dari penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh data. Dengan demikian, 

maka tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan memperoleh data yang 

memenuhi standar yang ditetapkan.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, dan berdasarkan pula 

topik pembahasan, maka permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1.        Metode apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif?

2.        Tehnik apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif ?

C. Tujuan penulisan

Sesuai dengan perumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari penulisan ini 

adalah :

1.        Untuk mengethui berbagai metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif

2.        Untuk mengetahui berbagai tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif

D. Pembahasan

Metode   penelitian   kualitatif   ini   sering   disebut   metode   penelitian   naturalistik   karena 

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan 

analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur 

dan strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain 

riset. 

Menurut   Sutopo   (2006: 9), metode pengumpulan   data   dalam   penelitian   kualitatif   secara 

umum  dikelompokkan   ke   dalam   dua   jenis   cara,   yaitu   teknik   yang   bersifat   interaktif   dan   non-

interaktif. Metode   interaktif  meliputi   interview  dan  observasi  berperanserta,   sedangkan  metode 

noninteraktif   meliputi   observasi   takberperanserta,   tehnik   kuesioner, mencatat   dokumen,   dan 

partisipasi tidak berperan.

Sedangkan   Sugiyono   (2008:   63)   ada   empat   macam   tehnik   pengumpulan   data,   yaitu 

observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan /triangulasi.

1. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan 

yang   diperoleh   sebelumnya.   Teknik   wawancara   yang   digunakan   dalam   penelitian   kualitatif 

adalah wawancara   mendalam.   Wawancara   mendalam (in-depth interview) adalah   proses 

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka 

antara   pewawancara   dengan   informan   atau   orang   yang   diwawancarai,   dengan   atau   tanpa 

menggunakan  pedoman (guide)wawancara,   di  mana   pewawancara   dan   informan   terlibat   dalam 

kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).

Interview adalah  usaha  mengumpulkan   informasi  dengan  mengajukan  sejumlah  pertanyaan 

secara   lisan  untuk-dijawab   secara   lisan  pula.   Ciri   utama  dari   interview  adalah   kontak   langsung 

dengan   tatap  muka   (face to face relation ship)   antara   si   pencari   informasi   (interviewer   atau 

informan hunter) dengan sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).

Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin 

(Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga 

mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh 

pewawancara  dengan  membawa  sederetan  pertanyaan   lengkap  dan   terperinci.   Interview  bebas 

terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah 

intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. 

Dalam   mencari   informasi,   peneliti   melakukan   dua   jenis   wawancara,   yaitu   autoanamnesa 

(wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan 

keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai 

dengan   pertanyaan  mudah,  mulai   dengan   informasi   fakta,   hindari   pertanyaan  multiple,   jangan 

menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, 

berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

2. Teknik Observasi

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. 

Teknik   ini   sangat   relevan   digunakan   dalam  penelitian   kelas   yang  meliputi   pengamatan   kondisi 

interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat 

dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar 

pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, 

objek,  perbuatan,   kejadian  atau  peristiwa,  waktu,  perasan.  Alasan  peneliti  melakukan  observasi 

adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, 

untuk  membantu  mengerti   perilaku  manusia,   dan   untuk   evaluasi   yaitu  melakukan   pengukuran 

terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

a.       Observasi partisipatif

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan 

dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.

b.      Observasi terus terang atau tersamar

Dalam   hal   ini,   peneliti   dalam  melakukan   pengumpulan   data  menyatakan   terus   terang   kepada 

sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui sejak 

awal  sampai  akhir  tentang aktivitas  si  peneliti.  Tetapi  dalam suatu saat peneliti  juga tidak terus 

terang  atau   tersamar  dalam  observasi,   hal   ini   untuk  menghindari   kalau   suatu  data   yang  dicari 

merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti menyatakan terus terang 

maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan penenlitian.

c.       Observasi tak berstruktur

Observasi  yang dilakukan tanpa menggunakan guide  observasi.  Pada observasi   ini  peneliti  atau 

pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

Manfaat dari observasi ini aantara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data 

dalam   keseluruhan   situasi   sosial,   jadi   akan   dapat   diperoleh   pandangan   yang   holistik   atau 

menyeluruh,   dengan   observasi   akan   diperoleh   pengalaman   langsung,   sehingga  memungkinkan 

peneliti  menggunakan  pendekatan   induktif,   jadi  tidak  dipengaruhi  oleh  konsep  atau  pandangan 

sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan atau  discovery.

3. Focus Group Discussion

    Focus Group Discussion (FGD)  adalah   teknik  pengumpulan  data  yang  umumnya  dilakukan 

pada penelitian kualitatif  dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut  pemahaman 

sebuah   kelompok.   Teknik   ini   digunakan   untuk  mengungkap   permaknaan   dari   suatu   kelompok 

berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan 

untuk  menghindari   permaknaan   yang   salah  dari   seorang  peneliti   terhadap   focus  masalah   yang 

sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).

FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang 

tidak dimiliki  oleh metode riset  kualitatif   lainnya (wawancara mendalam   atau observasi)  adalah 

interaksi.   Tanpa   sebuah  FGD berubah  wujud  menjadi   kelompok  wawancara   terfokus   (FGI-Focus

Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu 

per satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk 

setiap   topik,   sehingga  tidak   terjadi   dinamika   kelompok.   Komunikasi   hanya   berlangsung   antara 

moderator dengan informan A, informan A ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B 

ke  moderator,   dst.   Kondisi   idealnya,   informan  A  merespon   topik   yang  dilemparkan  moderator, 

disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh 

informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali.  Diskusi 

seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis.

4. Teknik Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak  langsung 

(peneliti  tidak   langsung  bertanya   jawab  dengan   responden).   Instrumen  atau  alat   pengumpulan 

datanya   juga   disebut   angket   berisi   sejumlah   pertanyaan-pertanyaan   yang   harus   dijawab   atau 

direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan 

jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.

Kuesioner   (angket)   merupakan   teknik   pengumpulan   data   yang   dilakukan   dengan   cara 

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, 

dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket 

dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, 

maka   dalam  menyusun   angket   perlu   diperhatikan   beberapa   hal.   Pertama,   sebelum   butir-butir 

pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan 

dirumuskan   secara   jelas  menggunakan   kata-kata   yang   lazim  digunakan   (popular),   kalimat   tidak 

terlalu   panjang.  Dan   ketiga,   untuk   setiap  pertanyaan   atau  pernyataan   terbuka  dan  berstruktur 

disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.

5. Teknik Dokumen

Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang beratimengajar. Pengertian dari 

kata   dokumen  menurut   Louis   Gottschalk   (1986:   38)   seringkali   digunakan   para   ahli   dalam   dua 

pengertian, yaitupertama, berarti sumber tertulis  bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada 

kesaksian   lisan,   artefak,   peninggalan-peninggalan   terlukis,   dan   petilasan-petilasan   arkeologis. 

Pengertian kedua,   diperuntukan   bagi   surat-surat   resmi   dan   surat-surat   negara   seperti   surat 

perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa 

dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang 

didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

G.J.  Renier,  sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan 

istilah dokumen dalam tiga pengertian,pertama  dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, 

baik  sumber tertulis  maupun lisan;   kedua dalam arti sempit,  yaitu yang meliputi semua sumber 

tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat 

Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.

Dari  berbagai  pengertian  diatas,  maka  dapat  ditarik  benang  merahnya  bahwa  dokumen 

merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, 

film,  gambar(foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses 

penelitian.

Data  dalam penelitian kualitatif  kebanyakan diperoleh  dari   sumber  manusia  atau human

resources, melalui  observasi  dan   wawancara.  Akan   tetapi  ada  pula   sumber  bukan  manusia, non

human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen yang dilakukan 

oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai “nara sumber” yang dapat menjawab 

pertanyaan; “Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar belakangnya?; Apa yang dapat dikatakan 

dokumen   itu   kepada   peneliti?;   Dalam   keadaan   apa   dokumen   itu   ditulis?;   Untuk   siapa?;   dan 

sebagainya.(Nasution, 2003; 86).

Menurut   Sugiyono   (2008;   83)   studi   dokumen   merupakan   pelengkap   dari   penggunaan 

metode obsevasi  dan wawancara  dalam penelitian  kualitatif.  Bahkan kredibilitas  hasil  penelitian 

kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode 

penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “ in most tradition

of qualitative research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person

narrative produce by an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs”.

Ada   beberapa   keuntungan   dari   penggunaan   studi   dokumen   dalam  penelitian   kualitatif, 

seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, 

dan siap pakai;  b)  penggunaan bahan  ini  tidak meminta biaya,  hanya memerlukan waktu untuk 

mempelajarinya; c) banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan 

cermat,  yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; d) dapat memberikan latar belakang yang 

lebih   luas   mengenai   pokok   penelitian;   e)   dapat   dijadikan   bahan   triangulasi   untuk   mengecek 

kesesuaian data; dan f) merupakan bahan utama dalam penelitian historis.

6. Teknik Triangulasi

Triangulasi  merupakan  cara  pemeriksaan  keabsahan  data  yang  paling  umum digunakan. 

Cara   ini  dilakukan  dengan  memanfaatkan  sesuatu  yang   lain  diluar  data  untuk  pengecekan  atau 

sebagai   pembanding   terhadap   data   itu.   Dalam   kaitan   ini   Patton   (dalam   Sutopo,   2006:   92) 

menjelaskan   teknik   triangulasi   yang   dapat   digunakan.   Teknik   triangulasi   yang   dapat   digunakan 

menurut Patton meliputi: a) triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c) triangulasi metodologis; d) 

triangulasi   teoretis.   Pada   dasarnya   triangulasi   merupakan   teknik   yang   didasari   pola   pikir 

fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap 

diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.

Dalam  teknik  pengumpulan  data,   triangulasi  diartikan   sebagai   teknik  pengumpulan  data 

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah 

ada.   Bila   peneliti  melakukan   pengumpulan   data   dengan   triangulasi,  maka   sebenarnya   peneliti 

mengumpulkan data sekaligus menguji  kredibilitas  data, yaitu mengecek kredibilitas  data dengan 

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

a. Triangulasi Data

             Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar 

di   dalam  mengumpulkan   data,   ia   berusaha  menggunakan   berbagai   sumber   yang   ada.   Teknik 

triangulasi model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Wawancara                               Informan

     Data                                    Content Analysis                      Dokumen

                                                Observasi                                  Aktivitas

Gambar  1  Model Triangulasi Sumber

b. Triangulasi Peneliti

Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai 

bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi 

peneliti  dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang 

memiliki pengetahuan yang mencukupi. Triangulasi ini dapat digambarkan kedalam bagan berikut:

                                                      Peneliti 1

                                       

Data                      Peneliti 2                        Data

                                                      Peneliti 3

                                    Gambar  2 Model Triangulasi Peneliti

c. Triangulasi Metodologis

Teknik   triangulasi   metode   digunakan   dengan   cara   mengumpulkan   data   sejenis   tetapi 

menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93). Teknik triangulasi ini dapat 

digambarkan sebagai berikut:

                                                  Kuesioner     

Data                  Wawancara                       Sumber Data                      

                                                  Observasi                             

Gambar  3 Model Triangulasi Metodologis

d. Triangulasi Teoretis

Triangulasi   jenis  ini  dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif  lebih dari  satu teori 

dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam 

melakukan   jenis   triangulasi   ini,   peneliti   harus   memahami   teori-teori   yang   digunakan   dan 

keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang 

mantap. Teknik triangulasi model ini dapat digambarkan sebagai beikut :

                                                 Teori 1

                                    Makna                  Teori 2                 Konteks / Peristiwa

                                                                                        

                                                      Teori 3

                                    Gambar  4 Model Triangulasi Teoritis

E. Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan tentang metode-

metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :

1.      Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam 

riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset. Dalam penelitian kualitatif   ini 

sering  disebut  metode  penelitian  naturalistik   karena  penelitiannya  dilakukan  pada   kondisi   yang 

alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

2.      Metode pengumpulan  data  dikelompokan menjadi  dua,  yaitumetode yang  bersifat   interaktif  dan 

non-interaktif. Metode yang   bersifat   interaktif  meliputi   teknik  wawancara  mendalam,   observasi 

berperan, dan focus group discussion. Sedangkan metode yang bersifat non-interaktif meliputi teknik 

kuesioner,   mencatat   dokumen,   dan   partisipasi   tidak   berperan.   Menurut   Sugiyono   teknik 

pengumpulan  data  meliputi  observasi,  wawancara  mendalam,  dokumentasi  dan   triangulasi  atau 

gabungan.

3.    Tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Teknik wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan 

secara  lisan untuk-dijawab secara  lisan pula dengan cirri  utama berupa kontak  langsung dengan 

tatap  muka   (face to face relationship) antara   si  pencari   informasi   (interviewer  atau   information 

hunter) dengan sumber informasi (interviewee).

b. Observasi   adalah  metode  pengumpulan  data  yang  digunakanuntuk  menghimpun  data  penelitian 

melalui pengamatan dan pengindraan. Ada 3 jenis observasi yaitu observasi partisipatif, observasi 

terus terang atau tersamar, observasi tak terstruktur

c.   Focus Group Discussion (FGD)   adalah   teknik   pengumpulan  data   yang  umumnya  dilakukan  pada 

penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah 

kelompok.

d. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan 

seperangkat   pertanyaan   atau  pernyataan   tertulis   kepada   responden  untuk   dijawabnya,   dimana 

peneliti tidak langsung bertanya kepada responden.

e. Teknik dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan sumber bukan manusia, non human

resources, diantaranya dokumen, dan bahan statistik.

f.   Teknik   triangulasi,   triangulasi   diartikan   sebagai   teknik   pengumpulan   data   yang   bersifat 

menggabungkan  dari  berbagai   teknik  pengumpulan  data  dan   sumber  data   yang   telah   ada. Ada 

beberapa jenis triangulasi antara lain : triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi metodologis, 

triangulasi teoritis.

http://salimafarma.blogspot.com/2011/05/metode-dan-teknik-pengumpulan-data.html

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Labels: instrumen penelitian

Sedang mencari contoh lembar observasi aktivitas belajar siswa untuk penelitian anda? Mudah-mudahan artikel blog ptk dan model pembelajaran kali ini dapat bermanfaat buat anda.

Di bawah ini selain memberikan contoh lembar observasi aktivitas belajar siswa, kami juga akan menjelaskan bagaimana proses pembuatannya sehingga diharapkan apabila anda ingin memodifikasi lembar observasi penelitian ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan anda di lapangan, anda dapat melakukannya dengan mudah.

Langkah-Langkah Menyusun Lembar Observasi Penelitian

Lembar observasi penelitian tentang aktivitas belajar siswa ini dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pembuatan lembar observasi, yaitu untuk merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar, dan bagaimana kualitas aktivitas belajar siswa-siswa tersebut.

2. Mengumpulkan referensi tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang sedang aktif belajar (Jika anda telah menulis proposal penelitian, maka tentunya dengan mudah dapat dicuplik dari kajian teori atau kajian pustaka proposal penelitian anda).

3. Menyusun poin-poin kunci tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang sedang aktif belajar. Misalnya, setelah diekstraksi, kajian pustaka atau kajian teori tentang aktivitas belajar siswa didapatkanlah karakteristik atau ciri-ciri siswa yang aktif belajar. sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut:

ciri siswa yang aktif belajar

4. Menentukan desain atau layout lembar observasi penelitian yang diinginkan, seperti daftar ceklis, skala rating (skala penilaian), daftar pertanyaan terbuka, laporan observasi (observation report).

5. Merumuskan elemen-elemen lembar observasi penelitian, dalam hal ini judul, identitas, tujuan, petunjuk penggunaan (petunjuk pengisian), butir-butir pernyataan atau pertanyaan terkait karakteristik atau ciri-ciri siswa yang aktif belajar (ini merupakan bagian utama dari lembar observasi dan harus mengacu pada tujuan pembuatan lembar observasi yang identik dengan tujuan penelitian yang sedang dilakukan).

6. Menulis draft lembar observasi penelitian.

7. Meminta bantuan rekan seprofesi atau ahli misalnya widyaiswara atau dosen untuk mengecek validitas instrumen (lembar observasi).

8. Merevisi lembar observasi bila diperlukan.

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Maka setelah melewati langkah-langkah tersebut di atas, maka kita telah menyusun sebuah lembar observasi penelitian, yang bentuk akhirnya berupa skala rating seperti berikut ini:

LEMBAR OBSERVASIKEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR

Sekolah / Kelas : _________________ Hari / Tanggal : _________________Nama Guru : _________________ Nama Observer : _________________

Tujuan :

1. Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar

2. Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa

Petunjuk :1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa.

2. Observer memberikan skor sesuai dengan petunjuk berikut:

Banyak siswa : 0 sampai > 20% ; 2 bila 20% sampai > 40% ; 3 bila 40% sampai > 60% skor 4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80% sampai 100% aktif.

Kualitas : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baik sekali

No. Aktivitas Belajar SiswaBanyak

Siswa yang Aktif

Kualitas Keaktifan

A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa --- ---

1. Melakukan pengamatan atau penyelidikan --- ---

2.Membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada teks)

--- ---

3.Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb)

--- ---

B.Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman)

--- ---

1.Berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep-konsep misal berlatih dengan soal-soal)

--- ---

2.Berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan)

--- ---

3.Berpikir kritis (misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau tugas)

--- ---

C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya --- ---

1. Mengemukakan pendapat --- ---

2. Menjelaskan --- ---

3. Berdiskusi --- ---

4. Mempresentasi laporan --- ---

5. Memajang hasil karya --- ---

D. Siswa berpikir reflektif --- ---

1. Mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran --- ---

2. Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran --- ---

3. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-katanya sendiri --- ---

Amuntai, ......................................

(Observer)

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/02/llembar-observasi-aktivtas-siswa.html