Data (INStrumen)
-
Upload
khairun-nisa -
Category
Documents
-
view
89 -
download
3
Transcript of Data (INStrumen)
Konsep Dasar Instrumen PenelitianPosted on November 15, 2010 by yusrizalfirzal
INSTRUMEN PENELITIANOleh: Yusrizal, S.Pd.
A. Pengertian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen
merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel
secara objektif.
Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata
(2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-
pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas
atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu
secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif
dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa
untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan.
Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya
adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi
kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
B. Jenis-jenis Instrumen Penelitian
Ada beberapa jenis instrumen yang biasa digunakan dalam
penelitian, yaitu:
1. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
2. Angket atau kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia
ketahui.
3. Interviu (interview).
Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan
seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel
latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian,
sikap terhadap sesuatu.
4. Observasi.
Di dalam artian penelitian observasi adalah mengadakan
pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan
dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara.
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati.
5. Skala bertingkat (ratings).
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyektif
yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini
menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan
informasi tertentu tentang program atau orang. Instrumen
ini dapat dengan mudah memberikan gambaran
penampilan, terutama penampilan di dalam orang
menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya
sifat-sifat. Di dalam menyusun skala, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel
skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati
responden.
6. Dokumentasi.
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode
dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.
Sumber: http://blogkatte.blogspot.com/2009/12/
menentukan-instrumen-penelitian.html
C. Langkah-langkah menyusun Instrumen
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam
penyusunan instrumen penelitian, yaitu:
1.Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2.Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
3.Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan
instrumen
6. Petunjuk pengisian instrumen.
D. Validitas dan reliabilitas Instrumen
Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen
ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan
reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya
menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat
konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.
Sumadi Suryabrata (2008:60)mengemukakan bahwa
validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana
instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan
untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen
merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data
(pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang
atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan,
atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau
kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama
atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur
adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun
dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Sedangkan
reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat
ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang
beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain
dengan meter, dan sebagainya.
E. Pengujian Validitas Instrumen
Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono:
2010)
1. Pengujian Validitas konstruk
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya
akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan
terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu
disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur
efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan
pendapat ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang
aspek-aspek yang akan diukur, dengan berlandaskan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang
telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan
minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar
doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan
dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka
pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis
faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item
instrumen.
2. Pengujian Validitas Isi
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah
instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi
belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program
dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar
yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus
disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan program, maka instrumen disusun
berdasarkan program yang telah direncanakan.
Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran
yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut
tidak mempunyai validitas isi.
Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas
isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.
Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator
sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan atau
pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan
kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis.
3. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara
membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria
yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang
terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur
kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada
instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan
di lapangan (empiris) tentang kinerja yang baik. Bila telah
terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen
dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan
instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal yang
tinggi.
F. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono
(2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal.
Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test – retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal pengujian dilakukan dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik-teknik tertentu.
1. Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada
responden yang sama dengan instrumen yang sama
dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan,
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
2. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara
bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya,
berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini?
Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda
mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang
sama. Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan
antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang
dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan,
maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.
3. Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua
instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden
yang sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest
(stability) dan ekuivalen. Reliabilitas instrumen dilakukan
dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu
dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya
dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian
dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis
keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien
korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.
4. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja,
kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-
teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk
memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas
instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown (Split half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.
http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2010/11/15/konsep-dasar-instrumen-penelitian/
Metode Observasi, Wawancara, Dokumentasi
OBSERVASI
Pengertian ObservasiObservasi adalah sistem atau rencana untuk mengamati perilaku. Observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian."Observasi Langsung" adalah pengamatan dan pencataan yang dilakukan terhadap objke ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diselidiki."Observasi Tidak Langsug" adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan tidak pada saaat peristiwa berlangsung.
Teknik ObservasiTeknik Observasi dibagi menjadi dua macam yaitu :a. Observasi Terbuka bentuk observasi yang ideal dan paling dipertanggungjawabkan.b. Observasi Tertutup dilakukan secara diam-diam dan peneliti tidak mengungkapkan identitas
pribadi maupun institusinya bahkan dirahasiakan.
Tujuan Observasi Tujuan Observasi dalam kepentingan pendidikan adalah(1) mendeskripsikan proses pembelajaran, dikategorikan sebagai observasi naturalistik yaitu bertujuan mempelajari perilaku manusia dalam lingkungan keseharian tanpa mengajukan pertanyaaan atau memberikan tes kepada subjek yang diamati.(2) menyelidiki ketidakseimbangan pembelajaran untuk kelompok-kelompok anak yang berbeda, (3) untuk perbaikan pembelajaran kelas berdasarkan umpan balik dari anak secara individual atau secara umum.
Kelemahan ObservasiPada pelaksanaan pengamatan baik dari segi praktis maupun pengamatan terdapat beberapa kelemahan yaitu :
pengamatan terbatas dalam mengamati karena peranan dan keduduknnya pengamat yang berperan serta sering sukar memisahkan diri walaupun hanya sesaaat untuk membuat hasil pengamatan hasil pengamatan berupa sejumlah besar data sering sukar dan memerlukan waktu untuk menganalisisnya pengamat cenderung melakukan pengamatan secara tidak sistematis.
Instrumen ObservasiInstrumen atau alat yang dapat digunakan untuk mencatat hasil observasi adalah : catatan anekdot catatan berkala daftar cek skala nilai peralatan mekanis
WAWANCARA
Pengertian WawancaraWawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah.Interviewer adalah pewawancaraInterviewee adalah responden
Faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara tatap1. Situasi wawancara
waktu tempat kehadiran orang ke tiga sikap lingkungan sosial
2. Pewawancara karakter keterampilan motivasi rasa aman
3. Responden karakter daya tangkap daya jawab
4. Isi pertanyaan peka sulit dijawab menarik banyak
Kekuatan dan Kelamahan WawancaraBailey (1978) dalam bukunya Methods of Social Research menguraikan kekuatan dan kelemahan wawancara dalam suatu penelitian.Kekuatan1. Flexibility
2. Response rate
3. Nonverbal behavior
4. Control over environment
5. Question order
6. Spontaneity
7. Respondent alone can answer
8. Completeness
9. Time of interview
10. Greater complexity of questionnarie
Kelemahan1. Cost
2. Time
3. Interview bias
4. Inconvenience
5. Less anonymity
6. Less standardized question wording
TEKNIK DOKUMENTASI
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisi dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan ataumelaporkan dalam bentuk kutipan tentang sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap dokumen - dokumen tersebut.
Dokumentasi dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena : merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong berguna sebagai bukti untuk pengujian sifatnya alamiah, sesuai konteks, lahir dan berada dalam konteks tidak dibuat-buat relatif murah dan tidak sulit diperoleh tidak bersifat reaktif hasil content analysis akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Secara umum dokumen dibagi menjadi 2 yaitu1. Dokumen Pribadi catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan. Dokumen pribadi dapat berupa : buku harian, surat pribadi, dan otobiografi.2. Dokumen Resmi Dokumen resmi terbagi menjadi 2 yaitu: a. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, risalah rapat, Surat keterangan. b. Dokumen eksternal berisi bahan - bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga untuk dipublikasikan pada umum.
http://education-co.blogspot.com/2013/03/metode-observasi-wawancara-dokumentasi.html
Penelitian Kualitatif (Metode Pengumpulan Data)
1. A. Pendahuluan
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara
kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda
berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah
yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi
masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang
rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan
dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori
dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang
diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang
tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk
memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
1. B. Definisi Data
Kata data berasal dari datum yang berarti materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk
keperluan suatu analisa, diskusi, presentasi ilmiah, atau tes statistic (http://carapedia.com).
Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (data is the description of
things and events that we face) (http://b.domaindlx.com)
Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun secara terstruktur, dengan
kata lain bahwa “Generally, data represent a structured codification of single primary entities,
as well as of transactions involving two or more primary
entities”. (http://risyana.wordpress.com)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa data adalah sesuatu yang
diperoleh melalui suatu metode pengumpuln data yang akan dikelola dan dianalisis dengan
suatu metode tertentu. Dalam penelitian data secara garis besar terdapat dala tiga
kelompok, yaitu: Wawancara, Observasi, dan dokumentasi.
1. C. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden
adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan
kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,
yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden)
dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden).
Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah,
mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan
pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan
positif, dan kontrol emosi negatif.
Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat
dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon (Sugiyono,
2006; 138-140).
1) Wawancara Terstruktur
Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Dalam prakteknya selain membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka
pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur
dan amterial lain yang dapat membantu dalam wawancara.
2) Wawancara tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur maksudnya adalah wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Contohny:
“Bagaimaanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula
saat ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani”.
1. D. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik
terhadap pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan
dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan
observasi kelompok tidak terstruktur.
Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
1. E. . Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain
tentang subjek.
1. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian,
cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang
pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam,
yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen
pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-
lain.
Meleong (dalam Herdiansyah, 2010: 143) mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat
dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu:
1. Dokumen harian
Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan dari dokumentasi ini adalah untuk
memperoleh sudut pandang orisinal dari kejadian situai nyata. Terdapat tiga dokumentasi
pribadi yang umum digunakan, yaitu:
1) Catatan harian (diary)
Diary berisi beragam aktivitas dan kegiatan termasuk juga unsur perasaan.
2) Surat Pribadi
Surat pribadi (tertulis pada kertas), e-mail, dan obrolan dapat dijadikan sebagai materi dalam
analisis dokumen dengan syarat, peneliti mendapat izin dari orang yang bersangkutan.
3) Autobiografi
Autobiografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas gabungan tiga kata,
yaitu auto (sendiri), bios (hidup), dan grapein (menulis). Didefinisikan autobiografi adalah
tulisan atau pernyataan mengalami pengalaman hidup.
1. Dokumen Resmi
Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambar mengenai aktivitas, keterlibatan
individu pada suatu komnitas tertentu dalam setting social.
Menurut Meleong (Herdiansyah, 2010: 145-146) dokumen resmi dapat dibagi kedalam dua
bagian. Pertamadokumen internal, yaitu dapat berupa catatan, seperti memo, pengumuman,
instruksi, aturan suatu lembaga, system yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan
pimpinan, dan lain sebagainya.
Kedua, dokumentasi eksternal yaitu dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan
oleh suatu lembaga social, seperti majalah, koran, bulletin, surat pernyataan, dan lain
sebagainya.
1. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan
pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari
suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.
FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti
terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan
FGD. Pertama, jumlah FGD berkisar antara 5-10 orang. Kedua, Peserta FGD harus bersifat
FGD. Ketiga, perlunya dinamika kelompok.
Kapan FGD dilakukan? Ada beberapa kepentingan mengapa peneliti melakukan FGD,
antara lain:
Jika peneliti membutuhkan pemahaman lebih dari satu sudut pandang, Jika terjadi gap komunikasi antar kelompok, Untuk menyingkap suatu fakta secara lebih detail dan lebih kaya, Untuk keperluan verifikasi
1. F. Proses Pengumpulan Data Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data harus melalui beberapa beberapa
tahapan yang setiap tahapan tersebut saling terkait anatar satu sama lain. Secara garis
besar, terdapat lima tahapan proses pengumpulan data kualitatif.
1. Melakuakn identifikasi Subjek/ Partisipan Penelitian dan lokasi Penelitian (Site).
Creswell (dalam Herdiansyah: 2010: 152) mengatakan bahwa sebagai seorang peneliti
kualitatif, harus benar-benar matang dalam melakukan identifikasi partisipan dan lokasi
penelitian sebagai pondasi awal penelitian yang akan dilakuan.
1. Mencari dan Mendapatkan akses menuju Subjek/Partisispan Penelitian dan Lokasi Penelitian .
Kadangkala, akses menuju partisipan dan lokasi penelitian, tidak semudah yang
dibayangkan. Banyak hambatan dan kendala menuju partisipan dan lokasi penelitian
memiliki keunikan tertentu.
1. Menentukan Jenis Data yang Akan Dicari/Diperoleh
Dalam tahap ini, peneliti harus merujuk kepada focus kajian penelitian, tujuan penelitian dan
pertanyaan penelitian yang hendak dicari jawaban.
4. Mengembangkan atau Menentukan Instrumen/Metode Pengumpulan Data.
Dalam menentukan instrument metode pengumpulan data, hal yang perlu diingat adalah
bahwa dalam penelitian kualitaif lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan metode
lainnya. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti sudah menentukan satu atau lebih metode
[engumpulan data.
5. Pengumpulan Data
Terdapat beberapa hal yang perlu diingat dalam pengumpulan data untuk penelitian
kualitatif adalah.Pertama,umumnya penelitian dilakuakn lebih dari satu kali. Kedua, dalam
melakukan pengumpulan data selalu disesuaikan dengan situasi alamiah. Ketiga,
lakukan probing terhadap symbol. Probing adalah proses eksplorasi lebih dalam terhadap
suatu hal yang dirasa perlu untuk diungkap.
G. Metode Pengumpulan Data, Penelitian dengan judul : “Konsep Stress dan
mekanisme koping pada ibu yang berhasil melakukan VBAC di wilayah DKI Jakarta
(Latifah, 2009)”.
Judul tersebut di atas merupakan contoh dari penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah melalui beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
penutupan.
1. Pada tahap persiapan, pertama peneliti mengurus perijinan dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Setelah mendapat ijin, peneliti mencari data awal Rekam Medik RSCM dan RS Sint Carolus untuk mencari calon partisipan yang sesuai dengan criteria.
2. Pada tahap pelaksanaan, pertama kali peneliti memersiapkan lingkungan tempat akan dilakukannya wawancara sesuai dengan kontrak sebelumnya yaitu ruang tamu partisipan.
3. Tahap penutup, yaitu dimana peneliti pada akhir wawancara meminta partisipan untuk mengisi jurnal yang peneliti berikan mengenai pengalaman stress dan koping partisipan yang belum terungkap saat wawancara. Pada tahap ini, peneliti dapat meminta waktu lain untuk melanjutkan penelitian, bila dirasa perlu.
1. H. Kesimpulan
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa data adalah sesuatu yang
diperoleh melalui suatu metode pengumpuln data yang akan dikelola dan dianalisis dengan
suatu metode tertentu. Dalam penelitian data secara garis besar terdapat dala tiga
kelompok, yaitu: Wawancara, Observasi, dan dokumentasi.
Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth
interview).
Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa
dan aloanamnesa.
Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat
dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon (Sugiyono,
2006; 138-140).
Observasi
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan
dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan
observasi kelompok tidak terstruktur.
Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain
tentang subjek.
1. Dokumen
Meleong (dalam Herdiansyah, 2010: 143) mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat
dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu:
a) Dokumen harian
Catatan harian (diary) Surat Pribadi Autobiografi
b) Dokumen Resmi. Yaitu Pertama dokumen internal. Kedua, dokumen eksternal
1. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan
pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok.
Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan
FGD. Pertama, jumlah FGD berkisar antara 5-10 orang. Kedua, Peserta FGD harus bersifat
FGD. Ketiga, perlunya dinamika kelompok.
Ada beberapa kepentingan mengapa peneliti melakukan FGD, antara lain:
Jika peneliti membutuhkan pemahaman lebih dari satu sudut pandang, Jika terjadi gap komunikasi antar kelompok, Untuk menyingkap suatu fakta secara lebih detail dan lebih kaya, Untuk keperluan verifikasi
Proses Pengumpulan Data Kualitatif
Secara garis besar, terdapat lima tahapan proses pengumpulan data kualitatif.
Melakuakn identifikasi Subjek/ Partisipan Penelitian dan lokasi Penelitian (Site). Mencari dan Mendapatkan akses menuju Subjek/Partisispan Penelitian dan Lokasi
Penelitian . Menentukan Jenis Data yang Akan Dicari/Diperoleh Mengembangkan atau Menentukan Instrumen/Metode Pengumpulan Data.
Pengumpulan Data
Terdapat beberapa hal yang perlu diingat dalam pengumpulan data untuk penelitian
kualitatif adalah.Pertama,umumnya penelitian dilakukan lebih dari satu kali. Kedua, dalam
melakukan pengumpulan data selalu disesuaikan dengan situasi alamiah. Ketiga,
lakukan probing terhadap symbol. Probing adalah proses eksplorasi lebih dalam terhadap
suatu hal yang dirasa perlu untuk diungkap.
http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/penelitian-kualitatif-metode-
pengumpulan-data/
Teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi pada PenelitianSebelumnya kita telah melihat salah satu bentuk Contoh Instrumen Penelitian
Kualitatifyakni berupa kuesioner. Kali ini kita akan melihat 3 bentuk lain yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Contoh Observasi PenelitianObservasi adalah instrumen lain yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan.
Dalam penelitian kuantitatif, instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat
pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan wawancara. Dalam observasi ini
peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra
penglihatan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil
berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi
alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali
informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti. Untuk
memaksimalkan hasil observasi, biasanya peneliti akan menggunakan alat bantu yang
sesuai dengan kondisi lapangan. Di antara alat bantu observasi tersebut misalnya
termasuk buku catatan dan check list yang berisi objek yang perlu mendapat perhatian
lebih dalam pengamatan. Alat lain yang juga penting yaitu kamera, film proyektor, dan
sebagainya. Karena banyaknya alat bantu observasi, maka peneliti dianjurkan untuk
dapat memilih yang tepat dan dapat memaksimalkan pengambilan data di lapangan.
Dalam penelitian pendidikan teknik, pengambilan data dengan menggunakan metode
observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Observasi terbuka
Pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah
kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan
peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar.
b. Observasi tertutup
Pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya, yaitu mengambil data
dari responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan. Model observasi tertutup
ini, pada umumnya untuk mengantisipasi agar reaksi responden dapat berlangsung
secara wajar dan tidak dibuat-buat, sehingga peneliti dapat memperoleh data yang
diinginkan.
c. Observasi tidak langsung
Pada kondisi ini peneliti dapat melakukan pengambilan data dari responden walaupun
mereka tidak hadir secara langsung di tengah-tengah responden. Observasi tidak
langsung ini semakin banyak dilakukan, sesuai dengan kemajuan teknologi komunikasi
canggih, seperti penggunaan telepon, televisi jarak jauh, dan jasa satelit komunikasi
yang dapat digunakan dalam dunia penelitian.
Contoh Wawancara pada PenelitianInstrumen ketiga yang juga berfungsi untuk pengambilan data di lapangan adalah
menggunakan teknik wawancara. Pada teknik ini peneliti datang berhadapan muka
secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan
sesuatu yang telah direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi
penting dalam penelitian. Pada wawancara ini dimungkinkan peneliti dengan responden
melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja misalnya dari
peneliti saja.
Teknik wawancara ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan karena mempunyai
beberapa keunggulan yang mungkin tidak dimiliki oleh instrumen penelitian lainnya.
Beberapa keunggulan itu termasuk:
1. Penelitian memperoleh rerata jawaban yang relatif tinggi dari responden.
2. Peneliti dapat membantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami
kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidakjelasan pertanyaan.
3. Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati
reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses wawancara.
4. Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara
kuesioner ataupun observasi. Informasi tersebut misalnya, jawaban yang sifatnya
pribadi dan bukan pendapat kelompok, atau informasi alternatif (grapevine) dari suatu
kejadian penting.
Yang Perlu Diperhatikan dalam Wawancara
Jika peneliti menetapkan wawancara sebagai teknik untuk pengambilan data dari
responden, maka dianjurkan agar mereka memperhatikan hal-hal penting seperti
berikut.
1. Dalam proses wawancara dengan responden, peneliti hendaknya berpenampilan rapi.
2. Peneliti harus dapat bersikap ramah, sopan, dan dapat beradaptasi dengan cepat
terhadap kondisi responden.
3. Peneliti hendaknya menguasai materi wawancara dan familiar terhadap petunjuk
wawancara yang berisi item-item pertanyaan yang harus diajukan kepada responden.
4. Peneliti hendaknya dapat mengikuti skenario atau petunjuk wawancara secara
fleksibel dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi responden.
5. Peneliti hendaknya mampu mencatat jawaban semua responden secara tepat dan
cepat dengan tanpa mengurangi kelancaran dan kewajaran proses wawancara.
6. Peneliti hendaknya juga mampu mengulang, dan menerangkan pertanyaan yang
diajukan responden, apabila responden belum jelas atau tertarik dengan pertanyaan
yang diajukan sebelumnya.
7. Peneliti harus dalam kondisi sehat dan menjiwai terhadap situasi wawancara.
Pedoman WawancaraDilihat dari aspek pedoman (guide) wawancara dalam proses
pengambilan data, wawancara dapat dibedakan menjadi tiga macam jenis yaitu
terstruktur, bebas, dan kombinasi.
Wawancara terstruktur yaitu wawancara di mana peneliti ketika melaksanakan tatap
muka dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan lebih
dahulu. Penggunaan pedoman secara terstruktur ini penting bagi peneliti agar mereka
dapat menekankan pada hasil informasi yang telah direncanakan dalam wawancara.
Wawancara bebas atau sering pula disebut tak berstruktur, yaitu wawancara di mana
peneliti dalam menyampaikan pertanyaan pada responden tidak menggunakan
pedoman. Cara ini pada umumnya akan lebih efektif dalam memperoleh informasi yang
diinginkan. Dengan wawancara bebas ini, peneliti dapat memodifikasi jalannya
wawancara menjadi lebih santai, tidak menakutkan, dan membuat responden ramah
dalam memberikan informasi.
Dikatakan sebagai wawancara kombinasi di antara kedua jenis di atas, jika peneliti
menggabungkan kedua cara di atas dengan tujuan memperoleh informasi yang
semaksimal mungkin dari responden.
Contoh Dokumentasi dalam Penelitian
Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik
dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau
tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya.
Sumber dokumen yang ada pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
dokumentasi resmi, termasuk surat keputusan, surat instruksi, dan surat bukti kegiatan
yang dikeluarkan oleh kantor atau organisasi yang bersangkutan dan sumber
dokumentasi tidak resmi yang mungkin berupa surat nota, surat pribadi yang
memberikan informasi kuat terhadap suatu kejadian.
Di samping itu dalam penelitian pendidikan, dokumentasi yang ada juga dapat
dibedakan menjadi dokumen primer, sekunder, dan tersier yang mempunyai nilai
keaslian atau autentisitas berbeda-beda. Dokumen primer biasanya mempunyai nilai dan
bobot lebih jika dibanding dokumen sekunder. Sebaliknya dokumen sekunder juga
mempunyai nilai dan bobot lebih jika dibandingkan dengan dokumen tersier, dan
seterusnya.
Seorang peneliti sebaiknya memanfaatkan kedua sumber dokumentasi tersebut secara
intensif, agar mereka dapat memperoleh informasi secara maksimal, yang dapat
menggambarkan kondisi subjek atau objek yang diteliti dengan benar.
http://www.onlinesyariah.com/2012/12/teknik-observasi-wawancara-dan.html
Metode dan Tehnik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif
A. Pendahuluan
Penelian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan
permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan,
perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk
dilaksanakan demi kesejahteraan bersama. Menurut Sugiyono, (2008: 205) “ Masalah dalam
penelitian kualitatif bersifat sementara, tentative dan akan berkembang atau berganti setelah
peneliti berada dilapangan”.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan
ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Cresswell, 1998: 15). Bogdan dan Taylor
(Moleong,2007: 3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan
diteliti yaitu (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir penelitian sama,
sehingga judul proposal dengan judul laporan penelitian sama, (2) masalah yang dibawa peneliti
setelah memasuki penelitian berkembang yaitu diperluas/diperdalam masalah yang telah disiapkan
dan tidak terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan, (3) masalah
yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga harus diganti masalah
sebab judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya harus diganti.
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki
lapangan penelitian atau setelah selesai merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena
dipandang mampu melepaskan apa yang dipikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat
fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada
situasi sosial yang diteliti. Asumsi tentang gejala dalam penelitian kulitatif adalah bahwa gejala dari
suatu obyek itu sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan gejala tersebut peneliti dapat menentukan
variable-variabel yang akan diteliti. Gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-
pisahkan) yaitu situasi sosial yang meliputi (1) aspek tempat – place, (2) aspek pelaku – actor, (3)
aspek aktifitas – activity, yang ketiganya berinteraksi secara sinergis.
Kegiatan yang harus dilakukan pada penelitian kualitatif pada tahap pra-lapangan adalah
menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan
penelitian, studi pustaka, penentuan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan
alat penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisa data, rancangan
perlengkapan yang diperlukan dilapangan, rancangan pengecekan kebenaran data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian. Hal ini
karena tujuan utama dari penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh data. Dengan demikian,
maka tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan memperoleh data yang
memenuhi standar yang ditetapkan.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, dan berdasarkan pula
topik pembahasan, maka permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Metode apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif?
2. Tehnik apa saja yang digunakan dalam penelitian kualitatif ?
C. Tujuan penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari penulisan ini
adalah :
1. Untuk mengethui berbagai metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif
2. Untuk mengetahui berbagai tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif
D. Pembahasan
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan
analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur
dan strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain
riset.
Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara
umum dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang bersifat interaktif dan non-
interaktif. Metode interaktif meliputi interview dan observasi berperanserta, sedangkan metode
noninteraktif meliputi observasi takberperanserta, tehnik kuesioner, mencatat dokumen, dan
partisipasi tidak berperan.
Sedangkan Sugiyono (2008: 63) ada empat macam tehnik pengumpulan data, yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan /triangulasi.
1. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan
yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide)wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung
dengan tatap muka (face to face relation ship) antara si pencari informasi (interviewer atau
informan hunter) dengan sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).
Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin
(Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh
pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Interview bebas
terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah
intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal.
Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa
(wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan
keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai
dengan pertanyaan mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan
menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi,
berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
2. Teknik Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian.
Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi
interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat
dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar
pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan,
objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan observasi
adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan,
untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
a. Observasi partisipatif
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
b. Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada
sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui sejak
awal sampai akhir tentang aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus
terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti menyatakan terus terang
maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan penenlitian.
c. Observasi tak berstruktur
Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau
pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
Manfaat dari observasi ini aantara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau
menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan
peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan
sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan atau discovery.
3. Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan
pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman
sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari suatu kelompok
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan
untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap focus masalah yang
sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).
FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang
tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah
interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus
Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu
per satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk
setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok. Komunikasi hanya berlangsung antara
moderator dengan informan A, informan A ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B
ke moderator, dst. Kondisi idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator,
disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh
informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi
seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis.
4. Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan
datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan
jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,
dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket
dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden,
maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir
pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan
dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak
terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur
disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
5. Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang beratimengajar. Pengertian dari
kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua
pengertian, yaitupertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada
kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat
perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa
dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang
didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan
istilah dokumen dalam tiga pengertian,pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber,
baik sumber tertulis maupun lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber
tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat
Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen
merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis,
film, gambar(foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses
penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human
resources, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non
human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen yang dilakukan
oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai “nara sumber” yang dapat menjawab
pertanyaan; “Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar belakangnya?; Apa yang dapat dikatakan
dokumen itu kepada peneliti?; Dalam keadaan apa dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan
sebagainya.(Nasution, 2003; 86).
Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian
kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode
penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “ in most tradition
of qualitative research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person
narrative produce by an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs”.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif,
seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia,
dan siap pakai; b) penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk
mempelajarinya; c) banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan
cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; d) dapat memberikan latar belakang yang
lebih luas mengenai pokok penelitian; e) dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek
kesesuaian data; dan f) merupakan bahan utama dalam penelitian historis.
6. Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan.
Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92)
menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi yang dapat digunakan
menurut Patton meliputi: a) triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c) triangulasi metodologis; d)
triangulasi teoretis. Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir
fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap
diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
a. Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar
di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada. Teknik
triangulasi model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Wawancara Informan
Data Content Analysis Dokumen
Observasi Aktivitas
Gambar 1 Model Triangulasi Sumber
b. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai
bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi
peneliti dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang
memiliki pengetahuan yang mencukupi. Triangulasi ini dapat digambarkan kedalam bagan berikut:
Peneliti 1
Data Peneliti 2 Data
Peneliti 3
Gambar 2 Model Triangulasi Peneliti
c. Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi
menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93). Teknik triangulasi ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kuesioner
Data Wawancara Sumber Data
Observasi
Gambar 3 Model Triangulasi Metodologis
d. Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori
dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam
melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan
keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang
mantap. Teknik triangulasi model ini dapat digambarkan sebagai beikut :
Teori 1
Makna Teori 2 Konteks / Peristiwa
Teori 3
Gambar 4 Model Triangulasi Teoritis
E. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan tentang metode-
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :
1. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam
riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset. Dalam penelitian kualitatif ini
sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
2. Metode pengumpulan data dikelompokan menjadi dua, yaitumetode yang bersifat interaktif dan
non-interaktif. Metode yang bersifat interaktif meliputi teknik wawancara mendalam, observasi
berperan, dan focus group discussion. Sedangkan metode yang bersifat non-interaktif meliputi teknik
kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan. Menurut Sugiyono teknik
pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan triangulasi atau
gabungan.
3. Tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Teknik wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula dengan cirri utama berupa kontak langsung dengan
tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi (interviewer atau information
hunter) dengan sumber informasi (interviewee).
b. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakanuntuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan. Ada 3 jenis observasi yaitu observasi partisipatif, observasi
terus terang atau tersamar, observasi tak terstruktur
c. Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah
kelompok.
d. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana
peneliti tidak langsung bertanya kepada responden.
e. Teknik dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan sumber bukan manusia, non human
resources, diantaranya dokumen, dan bahan statistik.
f. Teknik triangulasi, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Ada
beberapa jenis triangulasi antara lain : triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi metodologis,
triangulasi teoritis.
http://salimafarma.blogspot.com/2011/05/metode-dan-teknik-pengumpulan-data.html
Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Labels: instrumen penelitian
Sedang mencari contoh lembar observasi aktivitas belajar siswa untuk penelitian anda? Mudah-mudahan artikel blog ptk dan model pembelajaran kali ini dapat bermanfaat buat anda.
Di bawah ini selain memberikan contoh lembar observasi aktivitas belajar siswa, kami juga akan menjelaskan bagaimana proses pembuatannya sehingga diharapkan apabila anda ingin memodifikasi lembar observasi penelitian ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan anda di lapangan, anda dapat melakukannya dengan mudah.
Langkah-Langkah Menyusun Lembar Observasi Penelitian
Lembar observasi penelitian tentang aktivitas belajar siswa ini dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan pembuatan lembar observasi, yaitu untuk merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar, dan bagaimana kualitas aktivitas belajar siswa-siswa tersebut.
2. Mengumpulkan referensi tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang sedang aktif belajar (Jika anda telah menulis proposal penelitian, maka tentunya dengan mudah dapat dicuplik dari kajian teori atau kajian pustaka proposal penelitian anda).
3. Menyusun poin-poin kunci tentang karakteristik atau ciri-ciri siswa yang sedang aktif belajar. Misalnya, setelah diekstraksi, kajian pustaka atau kajian teori tentang aktivitas belajar siswa didapatkanlah karakteristik atau ciri-ciri siswa yang aktif belajar. sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut:
ciri siswa yang aktif belajar
4. Menentukan desain atau layout lembar observasi penelitian yang diinginkan, seperti daftar ceklis, skala rating (skala penilaian), daftar pertanyaan terbuka, laporan observasi (observation report).
5. Merumuskan elemen-elemen lembar observasi penelitian, dalam hal ini judul, identitas, tujuan, petunjuk penggunaan (petunjuk pengisian), butir-butir pernyataan atau pertanyaan terkait karakteristik atau ciri-ciri siswa yang aktif belajar (ini merupakan bagian utama dari lembar observasi dan harus mengacu pada tujuan pembuatan lembar observasi yang identik dengan tujuan penelitian yang sedang dilakukan).
6. Menulis draft lembar observasi penelitian.
7. Meminta bantuan rekan seprofesi atau ahli misalnya widyaiswara atau dosen untuk mengecek validitas instrumen (lembar observasi).
8. Merevisi lembar observasi bila diperlukan.
Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Maka setelah melewati langkah-langkah tersebut di atas, maka kita telah menyusun sebuah lembar observasi penelitian, yang bentuk akhirnya berupa skala rating seperti berikut ini:
LEMBAR OBSERVASIKEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR
Sekolah / Kelas : _________________ Hari / Tanggal : _________________Nama Guru : _________________ Nama Observer : _________________
Tujuan :
1. Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar
2. Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa
Petunjuk :1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa.
2. Observer memberikan skor sesuai dengan petunjuk berikut:
Banyak siswa : 0 sampai > 20% ; 2 bila 20% sampai > 40% ; 3 bila 40% sampai > 60% skor 4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80% sampai 100% aktif.
Kualitas : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baik sekali
No. Aktivitas Belajar SiswaBanyak
Siswa yang Aktif
Kualitas Keaktifan
A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa --- ---
1. Melakukan pengamatan atau penyelidikan --- ---
2.Membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada teks)
--- ---
3.Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb)
--- ---
B.Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman)
--- ---
1.Berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep-konsep misal berlatih dengan soal-soal)
--- ---
2.Berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan)
--- ---
3.Berpikir kritis (misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau tugas)
--- ---
C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya --- ---
1. Mengemukakan pendapat --- ---
2. Menjelaskan --- ---
3. Berdiskusi --- ---
4. Mempresentasi laporan --- ---
5. Memajang hasil karya --- ---
D. Siswa berpikir reflektif --- ---
1. Mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran --- ---
2. Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran --- ---
3. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-katanya sendiri --- ---
Amuntai, ......................................
(Observer)
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/02/llembar-observasi-aktivtas-siswa.html