Dasar Teori(1)

8
DASAR TEORI 1.ANION Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron.Anion atau ion negatif terletak pada golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik itu garam perak, garam kalsium, garam barium, ataupun garam zink Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll. Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Anion-anion dapat dipisahkan kedalam golongan utama, tergantung pada kelarutan garam perak, garam kalsium atau garam barium, dan garam zink. Proses yang dilakukan dibagi menjadi: a. Proses yang melibatkan identifikasi zat mudah menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam: 1. Gas dilepaskan kedalam HCl encer atau H2SO4 encer; karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan sianat. 2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 pekat. Meliputi zat-zat dari (I) ditambah zat yang berikut : flourida, heksaflourosulfat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat (bahaya), perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat, heksasianofenat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat dan sitrat. b. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. 1.

description

hhhh

Transcript of Dasar Teori(1)

Page 1: Dasar Teori(1)

DASAR TEORI

1.ANION

Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron.Anion atau ion negatif terletak pada golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik itu garam perak, garam kalsium, garam barium, ataupun garam zink Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll. Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Anion-anion dapat dipisahkan kedalam golongan utama, tergantung pada kelarutan garam perak, garam kalsium atau garam barium, dan garam zink. Proses yang dilakukan dibagi menjadi: a. Proses yang melibatkan identifikasi zat mudah menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam: 1. Gas dilepaskan kedalam HCl encer atau H2SO4 encer; karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan sianat.

2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 pekat. Meliputi zat-zat dari (I) ditambah zat yang berikut : flourida, heksaflourosulfat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat (bahaya), perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat, heksasianofenat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat dan sitrat. b. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. 1. Reaksi pengendapan yaitu sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silika, heksaflourosilikat, salisilat, benzoate dan suksinat. 2. Reaksi oksidasi dan reduksi dalam larutan yaitu manganat, permanganate, kromat, dan dikromat.

2. Golongan Anion

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: a. golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,AsO43- b. golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2- c. golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-. Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4, Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan. penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.

Page 2: Dasar Teori(1)

Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam). Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan diatas kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam).

Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung beberapa kation maka uji pendahuluan diatas tidak cukup untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion. Karena itu. setelah pengujian pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan uji spesifik untuk tiap anion.

3.Reaksi Penentuan Anion

a. Reaksi pengendapan yaitu sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silika, heksaflourosilikat, salisilat, benzoate dan suksinat. b. Reaksi oksidasi dan reduksi dalam larutan yaitu manganat, permanganate, kromat, dan dikromat. Cara pengenalan anion tidak begitu sistematik seperti pada pengenalan kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilteath dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kelarutan, garam alkali, dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan peraknya sedangkan Vogel menggolongkan anion didasarkan pada proses yang digunakan pemiriksaan anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Pemeriksaan anion yang menguap bila diolah dengan HCl encer atau H2S04 encer, dan anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 pekat. Demikian pula pememriksaaan berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diperiksa dengan reaksi redoksnya. Pemeriksaan anion meliputi lanjutan analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari analisis pendahuluan (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tidak ada dalam larutan cuplikan . Beberapa kelarutan garam-garam dan anion-anion dengan di identifikasi sebagai berikut:

1.Ion klorida (Cl-) Garan-garam yang mengandung ion klorida umumnya larut dalam larut dalam air dan asam kuat encer, kecuali AgCl (berwarna putih). Hg2Cl2 ( berwarna putih) dan PbCl2 (berwarna putih), khusus PbCl2 mudah larut dalam air panas. Sedangkan AgCl larut dalam amonia encer. 2. Ion bromida (Br-) Garam-garam yang mengandung ion bromida kebanyakan mudah larut dalam air dan asam kuat encer. Kecuali AgBr (berwarna kuning ), HgBr2 (berwarna putih) dan PbBr2 (berwarna putih) khusus PbBr2 mudah larut dalam air panas. 3. Ion iodida (I-) Garam- garam yang mengandung ion iodida

Page 3: Dasar Teori(1)

umunya larut dalam air dan asam kuat encer, kecuali AgI (berwarna kuningg muda ), Hg2I2 ( berwarna kuning) PbI2 ( berwarna kuning) dan HgI2 (berwarna merah). khusus PbI2 larut dalam air panas. 4. Ion sulfat (SO4 2-) Garam-garam yang mengandung ion sulfat umunya larut dalam air dan asam kuat encer kecuali CaSO4, SrSO4, BaSO4, dan PbSO4 dengan semuanya berwarna putih. Dalam larutan BaCl2 membentuk endapan putih. BaSO4 yang larut dalam HCl encer panas, asam nitrat encer, larut dalam HCl pekat panas. Ion sulfat merupakan sejenis anion poliatom dengan rumus empiris SO42- dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom; ia terdiri dari atom pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron. Ion sulfat bermuatan cas dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat (bisulfat), HSO4-, yaitu bes konjugat asam sulfat, H2SO4. Terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat yang merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2, dan merupakan ester asam sulfat.

Ciri-ciri : Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air. Kecuali dalam kalsium sulfat, stronsium sulfat dan barium sulfat, yang tak larut. Barium sulfat sangat berguna dalam analisis gravimetri sulfat: penambahan barium klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat menunjukkan adanya anion sulfat. Ion sulfat bisa menjadi satu ligan menghubungkan mana-mana satu dengan oksigen (monodentat) atau dua oksigen sebagai kelat atau jembatan. Contoh ialah molekul logam netral kompleks PtSO4P(C6H5)32, di mana ion sulfat berperan sebagai ligan bidentat. Ikatan oksigen-logam dalam molekul sulfat kompleks mempunyai ciri kovalen. Pengaruh terhadap alam sekitar : Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) hasil dari pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. Apa yang dihasilkan menambah keasaman atmosfer dan mengakibatkan hujan asam. 5. Ion Sulfit (SO3 2-) Garam-garam yang mengandung ion sulfit umunya sukar larut dalam air kecuali garam yang berpasangan dengan kation Na+, K+, dan NH+ endapan dengan berbentuk berwarna putih. Hanya sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalam air; sulfit dari logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hydrogen sulfit dari logam alkali larut dalam air; hydrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalam larutan. 6. Ion nitrat (NO3-) Garam-garam yang mengandung ion nitrat semuanya mudah larut dalam asam kuat encer. identifikaasi dapat dilakukan dengan tes cincin coklat. 7. Ion nitrit (NO2-) Garam-garam yang mengandung ion nitrit. Semuanya larut dalam air kecuali perak nitrit yang sedikit larut dalam air.

Macam-macam anion

-Karbonat CO3 Kelarutan semua karbonat normal, dengan perkecualian karbonat dari logam-logam alkali serta amonium , tidak larut dalam air.Hidrogen karbonat atau bikarbonat dari kalsium, stront, Barium, Magnesium dan mungkin dari besi ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat , entah dalam larutanair atau suspensi dan akan terurai dalam pendidihan larutan. CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3- Hidrogen Karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air tetapi kurang larut dibanding karbonat lainnya. Beberapa karbon

Page 4: Dasar Teori(1)

alam seperti magnesium, MgCO3, Siderit, FeCO3 dan Dolomit, (Ca, Mg)CO3, tidak bereaksi dengan berarti dalam keadaan dingin. Zat-zat ini harus dihancurkan menjadi bubuk halus, campuran yang bereaksi dipanaskan. Uji air kapur atau air barit dilakukan dengan cara, zat padat itru ditaruh di tabung uji atau suling kecil (kapasiatas 10 sampai 20 ml), asam klorida encer ditambahkan dan tutup gabus segera disumbat kembali. Gas yang dipanaskan (mungkin perlu dipanaskan) dialirkan ke dalam air kapur atau air barit yang terdapat pada tabung uji, kekeruhan yang terjadi menunjukkan adanya karbonat Beberapa karbon alam seperti magnesium, MgCO3, Siderit, FeCO3 dan Dolomit, (Ca, Mg)CO3, tidak bereaksi dengan berarti dalam keadaan dingin. Zat-zat ini harus dihancurkan menjadi bubuk halus, campuran yang bereaksi dipanaskan. Uji air kapur atau air barit dilakukan dengan cara, zat padat itru ditaruh di tabung uji atau suling kecil (kapasiatas 10 sampai 20 ml), asam klorida encer ditambahkan dan tutup gabus segera disumbat kembali. Gas yang dipanaskan (mungkin perlu dipanaskan) dialirkan ke dalam air kapur atau air barit yang terdapat pada tabung uji.Kelarutan semua karbonat normal, dengan perkecualian karbonat dari logam-logam alkali serta amonium , tidak larut dalam air.Hidrogen Karbonat atau bikarbonat dari kalsium, stront, Barium, Magnesium dan mungkin dari besi ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat , entah dalam larutan air atau suspensi dan akan terurai dalam pendidihan larutan. - Asam klorida pekat

Semua permanganat pada pendidihan dengan asam klorida pekat melepaskan kalor. 2 MnO4-+ 16HCl è 5Cl2 + 2Mn2+ + 6Cl- + 8H2O -Asam sulfat pekat Permanganat larut dalam reagansia ini dengan menghasilkan larutan hijau, yang mengandung mangan heptoksida (anhidrat permanganat (Mn2O7)), larutan ini bisa meledak pada suhu biasa, dan ledakan yang sangat hebat mungkin terjadi pada pemanasan. 2 KMnO4 + H2SO4 è Mn2O7 + 2K+ + SO42- + H2O - Larutan natrium hidroksida Dengan memanaskan larutan pekat kalium permanganat dengan larutan pekat natrium hidroksida, dihasilkan suatu larutan kalium permanganat yang hijau dan dilepaskan oksigen. Bila larutan manganat ini dituangkan ke dalam air yang besar volumenya, atau diasamkan dengan asam sulfat encer, warna ungu dari kalium permanganat puylih kembali, dan mangan dioksida mengendap. 4 MnO4- + 4 OH- è 4 MnO42- + O2 + 2 H2O 3 MnO4- + 2 H2O è 4 MnO42- + MnO2 + 4 OH- Reaksi yang terakhir sebenarnya adalah suatu reaksi disproporsionasi, dimana mangan(VI) sebagian dioksidasikan menjadi mangan(VII) dan sebagian direduksi menjadi mangan(IV).

Reaksi-reaksi

* Mangan disulfida dan asam sulfat pekat Jika klorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan yang sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran dipanaskan perlahan-lahan, klor akan terlepas dan dapat dididentifikasi dari baunya yang menyesakkan nafas, warnanya yang hijau-kekuningan, sifatnya yang memutihkan kertas

Page 5: Dasar Teori(1)

lakmus basah, dan mengubah kertas kalium iodida-kanji menjadi biru. Hydrogen klorida yang mula-mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor. *Karbonat dengan kehadiran sulfit Bila diolah dengan asam sulfat encer, membebaskan belerang dioksida yang menyebabkan kekeruhan dengan air kapur ataupun air barit. Namun uji dikromat untuk sulfit tidak dipengaruhi oleh hadirnya karbonat. Untuk mendeteksi karbonat dalam kehadiran sulfit, dapat dilakukan dengan mengolah campuran padat dengan asam sulfat encer dan mengalirkan gas yang dibebaskan lewat sebuah botolcuci kecil atau tabung didih yang mengandung larutan kalium dikromat dan asam sulfat encer. Larutan akan diubah menjadi hijau, dan pada waktu yang bersamaan belerang dioksida akan dihilangkan dengan lengkap, gas sisa kemudian diuji dengan air kapur menurut cara biasa *Nitrat dalam kehadiran nitrit Nitrit mudah diidentiofikasi dalam kehadiran nitrat dengan mengolahnya dengan asam mineral encer, kalium iodida dan pasta kanji, atau dengan uji tiourea. Namun nitrat tak dapat dieteksi dalam kehadiran nitrit karena nitrit akan positif dalam uji cincin coklat dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat encer. Oleh karena itu nitrit diuraikan terlebih dahulu oleh salah satu metode berikut : 1.mendidihkan dengan larutan ammonia klorida sampai gelegak berhenti 2.menghangatkan dengan urea dan asam sulfat encer sampai pembebasan gas berhenti 3.menambahkan sedikit asam sulfamat pada larutan. Untuk metode yang terakhir merupakan metode yang paling sederhana dan paling efisien untuk menyingkirkan nitrit dalam larutan asam. Kemudian uji cincin coklat untuk nitrat dapat diterapkan * Nitrat dalam kehadiran bromida atau iodida Uji cincin coklat untuk nitrat tak dapat diterapkan dengan kehadiran bromida dan iodida karena halogen bebas yang dibebaskan dengan asam sulfat pekat akan

mengaburkan cincin coklat yang disebabkan oleh nitrat. Oleh karena itu, larutan dididihkan dengan larutan natrium hidroksida sampai garam ammonium (jika ada) terurai seluruhnya, dan kemudian larutan didinginkan di bawah air keran. Aliase Devarda yang dibubuk (bubuk alumunium atau bubuk zink) kemudian ditambahkan dan campuran yang terjadi dihangatkan dengan lembut. Pembebasan amonia (yang dideteksi dari baunya) dengan kerjanya terhadap kertas lakmus merah dan terhadap kertas merkurium(I) nitrat menyatakan adanya nitrat. Suatu metode lain adalah menghilangkan halida dengan pengendapan dengan larutan perak sulfat (bebas nitrat) yang hampir jenuh dan kelebihan perak diendapkan dengan larutan natrium k

mengaburkan cincin coklat yang disebabkan oleh nitrat. Oleh karena itu, larutan dididihkan dengan larutan natrium hidroksida sampai garam ammonium (jika ada) terurai seluruhnya, dan kemudian larutan didinginkan di bawah air keran. Aliase Devarda yang dibubuk (bubuk alumunium atau bubuk zink) kemudian ditambahkan dan campuran yang terjadi dihangatkan dengan lembut. Pembebasan amonia (yang dideteksi dari baunya) dengan kerjanya terhadap kertas lakmus merah dan terhadap kertas merkurium(I) nitrat menyatakan adanya nitrat. Suatu metode lain adalah menghilangkan halida dengan pengendapan dengan larutan perak sulfat (bebas nitrat) yang hampir jenuh dan kelebihan perak diendapkan dengan larutan natrium karonat, kemudian nitrat diuji dengan cara biasa dalam filtrat.

Page 6: Dasar Teori(1)

http://www.academia.edu/5707022/Journl_ANION jjn