Dasar Teori KLT

download Dasar Teori KLT

of 7

description

dasar teori percobaan KLT dapat digunakan sebagai refrensi :)

Transcript of Dasar Teori KLT

Dasar teori Pengertian Kromatografi Lapis TipisKromatografi lapis tipis (KLT) atau Thin Layer Chromatography (TLC) dalah salah satu jenis kromatografi cair-cair dan berdasarkan mekanisme pemisahannya termasuk kromatografi adsorpsi serta jika ditinjau dari konfigurasinya termasuk kromatografi planar. Dasar pemisahan pada KLT adalah perbedaan kecepatan migrasi di antara fasa diam yang berupa padatan dan fasa gerak yang merupakan campuran solvent (eluen) yang juga dikenal dengan istilah pelarut pengembang campur.Kromatografi lapis tipis atau KLT pada prinsipnya sama dengan kromatografi kertas, hanya saja sebagai fasa diam digunakan lapisan tipis absorben yang disalutkan pada sebuah pelat dari kaca atau aluminium foil tebal atau plastik. Pelat KLT perlu dipanaskan dalam oven pada suhu 110o sebelum digunakan untuk menghilangkan molekul-molekul air yang terikat dan mengaktifkan absorben. Karena air yang terikat kuat pada absorben dapat menghambat terjadinya kesetimbangan dengan molekul-molekul analit.Analisis dengan KLT diawali dengan pemilihan pelarut pengembang (eluen) yang digunakan. Pemilihan pelarut pengembang tergantung pada jenis analit yang akan dipisahkan. Untuk hidrokarbon digunakan campuran heksana atau petroleum eter dengan toluena atau eter pada berbagai perbandingan. Campuran pelarut ini memiliki kepolaran sedang dan untuk sampel polar dapat digunakan campuran pelarut etil asetat, aseton, atau metanol.Pelarut yang menyebabkan semua noda merambat naik berarti terlalu polar. Sebaliknya jika noda yang ditotolkan sama sekali tidak bergerak, berarti pelarut tersebut kurang polar. Cara termudah untuk memilih jenis eluen yang tepat adalah dengan menggunakan metode cincin terkonsentrasi

Pelaksanaan kromatografi lapis tipis1. Persiapan pelatUntuk pengujian cincin terkonsentrasi, pelat diberi tanda titik dengan pensil untuk tempat menotolkan noda dan tiap titik memiliki jarak yang sama panjangnya satu sama lain. Dan untuk penentuan Rf, pelat diberi tanda garis sebagai dengan pensil yang berjarak 1 cm dari bagian bawah dan 0,5 cm dari bagian atas. Pada pemberian tanda dan garis ini tidak menggunakan tinta melainkan menggunkan pensil karena jika menggunakan tinta nanti tintanya bisa ikut berpendar atau memancarkan warna sebab tinta terdiri dari berbagai macam warna.

2. Pemilihan pelarut pengembang (eluen)Pemilihan eluen tergantung pada jenis analit yang akan dipisahkan. Eluen yang menyebabkan seluruh noda yang ditotolkan pada pelat naik sampai batas atas pelat (solvent front) tanpa mengalami pemisahan berarti eluen terlalu polar. Sebaliknya jika noda yang ditotolkan sama sekali tidak bergerak berarti eluen kurang polar. Untuk menguji kesesuain eluen dengan analit digunakan metode cincin terkonsentrasi yang memberikan gambar sebagai beriku

3. Persiapan ChamberChamber yang digunakan dapat berupa bejana, gelas, atau botol dari kaca dengan dasar rata. Bagian dalam chamber dilapisi dengan kertas saring sampai seluruh dinding chamber tertutup oleh kertas saring tetapi bagian atas chamber tidak tertutup kertas saring sekitar 23 cm. Kemudian eluen yang digunakan dimasukkan kedalam chamber sebanyak 5 mL untuk menjenuhi kertas saring dengan uap eluen tersebut dan selama proses penjenuhan chamber harus ditutup dengan pelat kaca sampai kertas saring basah seluruhnya. Kertas saring tidak boleh melebihi tinggi gelas karena uapnya dapat keluar melalui kertas saring yang berada di luar gelas sehingga chamber tidak jenuh lagi dan noda tidak naik. Jika kertas saring terlalu kecil maka chamber tidak akan jenuh semuanya sehingga noda sulit naik atau berkembang.

4. Tahap penotolan dan tahap pengembanganUntuk pengujian cincin terkonsentrasi, pada sebuah pelat ditotolkan beberapa noda sampel yang sama kemudian setiap noda ditotolkan eluen yang berbeda. Sedangkan untuk penentuan Rf, pada sebuah pelat ditotolkan beberapa noda yang sama di batas bawah pelat. Kemudian pelat dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan. Penempatan pelat dilakukan dengan hati-hati sehingga lapisan tipis fasa diam pelat tidak bersentuhan dengan kertas saring di dalam chamber dan noda yang ditotolkan tidak terkena pelarut. Setelah pelat diletakkan dengan benar, chamber ditutup dan dibiarkan eluen merambat naik secara kapiler. Setelah eluen mencapai batas atas pelat, maka pelat segera diangkat dan noda yang terbentuk ditandai dengan pensil, Untuk lebih jelasnya, berikut gambar proses KLT:

Kemudian noda-noda tersebut kemudian diukur dan dihitung faktor retardasinya (Rf) dengan rumus berikut:

Rf = Setiap komponen memiliki harga Rf yang tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan Rf senyawa standar. Jika noda tidak tampak, maka dapat disemprot dengan pereaksi penimbul warna seperti ditizon, ninhidrin, kalium kromat, ammonium sulfida dan sebagainya. Cara lain adalah dengan menyinari pelat tersebut dengan lampu ultraviolet atau menjenuhkan kertas tersebut dengan uap iodium.

Daftar pustaka

Anonim. 2012. Kromatografi Lapis Tipis (KLT). http://www.ilmukimia.org/2013/05/kromatografi-lapis-tipis-klt.html. diakses pada 12 Maret 2014 pukul: 12.44 WIB.Clark, Jim. 2007. Kromatografi Kertas. (www.chem-is-try.org, diakses 3 Mei 2013)Day, R. A., Underwood, A. L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. New York: Prentice-Hall.Sianita B, Maria Monica. 2006.Buku Ajar Mahasiswa Kromatografi. Surabaya: Unipress Unesa.

Jawaban Pertanyaan1. Apakah yang terjadi jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT terlalu polar atau kurang polar? Mengapa?Jawab: Jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT terlalu polar maka seluruh noda yang ditotolkan pada pelat naik sampai batas atas pelat (solvent front) tanpa mengalami pemisahan. Jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT kurang polar maka noda yang ditotolkan sama sekali tidak bergerak.

2. Apa fungsi kertas saring pada percobaan penentuan Rf?Jawab:Fungsi kertas saring pada percobaan penentuan Rf digunakan agar atmosfer dalam gelas (chamber) terjenuhkan dengan uap pelarut (menjenuhkan chamber).

3. Mengapa permukaan pelat KLT tidak boleh rusak?Jawab:Permukaan pelat KLT tidak boleh rusak karena dapat mempengaruhi hasil pemisahan noda atau pengembangan noda.

4. Mengapa pelat KLT yang harus digunakan harus dikeringkan dulu dalam oven?Jawab :Pelat KLT yang digunakan harus dikeringkan dulu dalam oven pada suhu 110o sebelum digunakan untuk menghilangkan molekul-molekul air yang terikat dan mengaktifkan absorben. Karena air yang terikat kuat pada absorben dapat menghambat terjadinya kesetimbangan dengan molekul-molekul analit.

5. Mengapa batas atas dan batas bawah pelat harus diberi tanda dengan pensil?Jawab :Batas atas dan batas bawah pelat harus diberi tanda dengan pensil karena jika menggunakan bolpoin maka noda bolpoin akan ikut terelusi atau mengembang dan akan menghasilkan hasil yang kurang akurat.