dasar teori bpdp 3
-
Upload
eki-f-amarrulloh -
Category
Documents
-
view
361 -
download
0
Transcript of dasar teori bpdp 3
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 1/13
1. Dasar Teori
Bahan pangan hewani merupakan bahan-bahan makanan yang berasal dari hewan
atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan. Bahan pangan hewani meliputi
susu, telur, daging dan ikan serta produk-produk olahannya yang bahan dasarnya
berasal dari hasil hewani. Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang
membedakan dengan bahan pangan nabati. Beberapa diantaranya adalah:
a. Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek
daripada bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur).
Pendeknya daya simpan ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani
dimana bahan pangan hewani tidak memiliki jaringan pelindung yang kuat
dan kokoh sebagaimana pada hasil tanaman.b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah
terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
c. Karakteristik masing-masing bahan pangan hewani sangat spesifik sehingga
tidak bisa digeneralisasi. Sifat pada daging sangatlah berbeda dengan sifat
telur. Berbeda dengan pangan nabati yang memiliki kesamaan dalam hal
jaringan-jaringan atau komponen-komponen penyusunnya. Pada bahan
pangan hewani, lemak pada daging terletak pada jaringan lemak, pada susu
terletak pada globula-globula lemak dan pada telur terdapat pada kuning
telur.
d. Bahan pangan hewani pada umumnya merupakan sumber protein dan lemak
dan bahan pangan nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral,
lemak dan protein.
Berdasarkan hal di atas maka pengolahan menjadi penting. Pengolahan penting
karena dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkandaya tahan, meningkatkan
kualitas, nilai tambah dan sebagai sarana diversifikasi produk. Dengan demikian
maka suatu roduk menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih setelah mendapat
sentuhan teknologi pengolahan (Suharyanto, 2011).
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 2/13
1.1. Susu
Air susu adalah hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar susu hewan mamalia,
yang berperan sebagai makanan bagi anak hewan tersebut selama alat
pencernaannya belum mampu menyerap protein asing. Kebutuhan gizi tiap jenis
hewan berbeda, sehingga komposisi air susu juga berbeda pada tiap jenis hewan
mamalia (Tjahjadi, 2011).
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Nilai
gizinya yang tinggi juga menyebabkan susu merupakan medium yang sangat
disukai oleh mikrooganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehinggadalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak
ditangani secara benar (Saleh, 2004).
Banyak jenis bahan makanan yang dapat dibuat dari bahan baku susu.
Antara lain jenis produk susu yang sudah dikenal dikalangan masyarakat adalah
es krim, susu bubuk, susu kental, mentega, yoghurt yang dihasilkan melalui
proses homogenisasi, sterilisasi, pasteurisasi dan fermentasi
Berbagai produk berasal dari susu telah banyak dipasarkan dan dikonsumsi
sebagai sumber gizi prima. Tabel 1.1 berikut menunjukkan produk-produk susu
yang umum kini tersedia bagi para konsumen (Blakely, 1991).
Tabel 1.1 Produk-produk Susu
Produk Susu Cair Produk Padat
Susu homogenisasi (lemak > 3,25%)
Susu lemak rendah (lemak 1 atau 2%)
Susu skim (lemak < lemak 0,5%)
Half and half (lemak 10,5%)
Whipping cream (lemak 32%)
Produk susu dengan aroma susu coklat
(lemak 3,25%)
Minuman coklat (lemak <3,25%)
Eggnog (lemak 6%)
Produk susu fermentasi
Buttermilk
Yoghurt
Sour cream
Sour half and half
• Susu skim kering
• Mentega
• Keju
- Cheddar - Swiss
- Italia
- Brick
- Limburger
- Blue
- Cottage
• Dessert Beku
- Es krim (lemak> 10%)
- Sherberts
- Susu es (2-7%)
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 3/13
1.1.1. Susu Pasteurisasi
Produk olahan ini adalah susu yang telah mengalami proses
pasteurisasi. Proses pasteurisasi termasuk proses pemanasan yang dapat
didefenisikan sebagai berikut: pasteurisasi adalah proses pemanasan setiap
komponen (partikel) dalam susu pada suhu 62o C selama 30 menit, atau
pemanasan pada suhu 72o
C selama 15 detik, yang segera diikuti dengan
proses pendinginan.
Ada dua macam cara pasteurisasi yaitu:
Pasteurisasi lama (LTLT= Low Temperature Long Time) dengan
suhu 62o C- 65o C selama 30 menit
Pasteurisasi sekejap (HTST= High Temperature Short Time) dengansuhu 85o C – 95o C selama 1-2 menit
Perlakuan panas dapat mempengaruhi kandungan lysin dalam susu
pasteurisasi, seperti yang tertera pada Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2 Pengaruh Perlakuan Panas terhadap Kehilangan Lysin
Perlakuan panasRata-rata kehilangan lysine (mean
losses (%) of available lysine)
- Susu pasteurisasi
- UHT langsung
- UHT tidak langsung
- Sterilisasi dalam polyethylene
- Sterilisasi dalam gelas (kaca)
1,8
3,8
5,7
8,9
11,3
Sedangkan pengaruh suhu terhadap vitamin yang terlarut dalam air
pada susu dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut:
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 4/13
Tabel 1.3 Pengaruh Suhu Pengolahan terhadap Vitamin yang Larut
dalam Air pada Susu
1.1.2. Susu Steril
Susu steril yang banyak dijual orang adalah susu ultra. Proses
sterilisasi juga termasuk pemanasan. Apabila pasteurisasi hanya
bertujuan membunuh bakteri-bakteri pathogen maka sterilisasi bertujuan
untuk membunuh semua bakteri baik pathogen maupun non pathogen.
Suhu yang digunakan lebih tinggi dari suhu pasteurisasi yaitu sekitar
104-140o
C. dengan yang sangat pendek kurang lebih 1-4 detik saja. Alat
yang digunakan untuk sterilisasi misalnya autokclav (kapasitas kecil) dan
retrot (kapasitas besar).
Metode yang digunakan dalam proses sterilisasi ada 3 yaitu:
One stage (autoclave) dengan suhu 110-120oC selama 10-40 menit
Two stage (UHT) dengan suhu 135-155oC selama 2-5 detik
Sterilisasi continuous, yaitu dengan melakukan kedua metoda
diatas.
1.1.3. Susu Bubuk
Prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan sebanyak
mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan (pengeringan).
Tahap-tahap pembuatan susu bubuk adalah perlakuan pendahuluan,
pemanasan pendahuluan, pengeringan dan pengepakan.
Perlakuan panas
Kehilangan (%)
Vit B12 Asam folat Vitamin C
- Susu pasteurisasi
- UHT langsung
- UHT tidak langsung
- Sterilisasi dalam polyethylene
- Sterilisasi dalam gelas (kaca)
4,6
16,8
30,1
36,5
39,0
7,3
19,6
35,2
45,6
54,8
12,8
17,7
31,6
50,0
66,5
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 5/13
Pada perlakuan pendahuluan yang harus dikerjakan adalah
penyaringan, separasi dan standarisasi. Penyaringan bertujuan
memisahkan benda-benda asing misalnya debu, pasir, bulu, dan
sebagainya yang terdapat dalam susu. Separasi bertujuan untuk
memisahkan krim dan susu skim. Terutama dikerjakan apabila ingin
dibuat bubuk krim atau bubuk skim.
Tujuan pemanasan pendahuluan adalah menguapkan sebagian air
yang terkandung oleh susu, sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50%
saja. Alat yang digunakan untuk pemanasan pendahuluan adalah
evaporator. Untuk memanaskan digunakan udara yang bersuhu antara 65-
177o C tergantung jenis produk yang dibuat.
Standarisasi adalah membuat susu menjadi sama komposisinya.
Hasil susu dari peternak yang berbeda komposisinya dicampur sampai
homogen yaitu dengan cara mengaduk ataupun dengan menuang susu
dari wadah yang satu ke wadah yang lainnya.
Macam-macam susu bubuk:
Susu penuh yaitu susu bubuk yang dibuat dari susu segar yang
tidak mengalami separasi
Kadar lemaknya 26%
Kadar airnya 5%
Bubuk susu skim yaitu susu bubuk yang dibuat dari susu skim.
Susu ini banyak mengandung protein, kadar airnya 5%
Bubuk krim atau bubuk susu mentega. Dibuat dari krim yang
mengandung banyak lemak.
Bubuk whey, bubuk susu coklat, bubuk susu instant dan lain-lain.
1.1.4. Susu Kental
Susu kental diperoleh dengan cara mengurangi (menguapkan)
kandungan air susu sampai kandungan airnya tinggi sekitar 40%. Dengan
kadar air yang rendah ini susu dapat tahan disimpan lama dalam keadaan
baik. Apabila akan diminum, susu kental harus diencerkan lagi dengan
air panas atau air hangat.
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 6/13
Beberapa contoh jenis susu kental adalah: susu kental tidak manis,
susu kental manis, susu skim kental dan krim kental. Beda susu kental
manis dengan susu kental tidak manis adalah penambahan gula sehingga
terasa manis.
1.1.5. Susu Homogen
Susu homogen adalah susu yang telah mengalami homogenisasi.
Proses homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan besarnya globula-
globula lemak susu. Apabila setelah proses homogenisasi dilakukan
penyimpanan pada suhu 10-15 °C selama 48 jam tidak akan terjadi
pemisahan krim pada susu. Didalam susu yang belum dihomogenisasi,
globula-globula lemak ini besarnya tidak seragam yaitu antara 2-10
mikrometer. Alat untuk menyeragamkan globula-globula lemak tersebut
disebut homogenizer. Ketidakhomogenan didalam pembuatan produk-
produk olahan susu tertentu, salah satu misalnya es krim, karena hasilnya
tidak akan terasa halus, tetapi kerugian susu homogen adalah mudah
mengalami creaming yaitu memisahnya kepala susu (krim) dibagian atas
terpisah dari serum yang terletak dibagian bawah. Homogenisasi dapat
meningkatkan viscositas (viscosity) + 10 %.
Tahapan proses homogenisasi dapat dilakukan dengan:
Single stage homogenization, digunakan untuk homogenisasi:
Produk dengan kandungan lemak rendah
Produk yang memerlukan homogenisasi berat (heavy)
Produk yang memerlukan viskositas tinggi
Two stage homogenization, digunakan untuk:
Produk dengan kandungan lemak tinggi
Produk dengan kandungan bahan kering (konsentrasi susu)
tinggi
Produk dengan viskositas rendah.
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 7/13
1.1.6. Krim dan Susu Skim
Krim adalah bagian susu yang banyak mengandung lemak yang
timbul ke bagian atas dari susu pada waktu didiamkan atau dipisahkan
dengan alat pemisah. Ada pula yang menyebutnya „kepala susu‟. Susu
skim adalah bagian susu yang banyak mengandung protein, sering
disebut „serum susu‟. Susu skim mengandung semua zat makanan dari
susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Krim
dan susu skim dapat dipisahkan dengan alat yang disebut separator . Alat
ini bekerja berdasarkan gaya sentrifuge. Pemisahan krim dan susu skim
dapat terjadi karena kedua bahan tersebut mempunyai berat jenis yang
berbeda. Krim mempunyai berat jenis yang rendah karena banyak
mengandung lemak. Susu skim mempunyai berat jenis yang tinggi
karena banyak mengandung protein, sehingga dalam sentrifugasi akan
berada dibagian dalam.
Susu skim dapat digunakan oleh orang yang menginginkan nilai
kalori rendah di dalam makanannya, karena susu skim hanya
mengandung 55% dari seluruh energi susu, dan susu skim juga
digunakan dalam pembuatan keju dengan lemak rendah dan yoghurt.
Susu skim seharusnya tidak digunakan untuk makanan bayi tanpa adanya
pengawasan gizi karena tidak adanya lemak dan vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak.
Ada enam macam krim, yaitu:
a. Half and half cream
Yaitu yang hanya mengandung lemak 10,5-16%. Krim ini
biasanya diperoleh dari mencampur krim yang kandunganlemaknya tinggi dengan susu segar sehingga tercapai kadar lemak
tersebut diatas.
b. Light cream
Yaitu krim yang mempunyai kadar lemak 18-22%. Biasanya
telah mengalami homogenisasi.
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 8/13
c. Light whipping cream
Yaitu krim yang mempunyai kandungan lemak 30-34%. Krim
ini tidak dihomogenisasi sebab perlakuan homogeniasi akan
menyebabkan krim mempunyai daya mengembang yang kecil.
d. Heavy whipping cream
Yaitu krim yang mempunyai kandungan lemak lebih besar dari
pada 34%. Krim ini juga tidak dihomogenisasi.
e. Sour cream (krim asam)
Yaitu krim yang kadar lemaknya tidak kurang daripada 18%.
Yang diperam dengan bakteri asam laktat. Krim dipasteurisasi.
f. Whips
Yaitu krim pasteurisasi yang mengandung gula. Bahan-bahan
pemberi cita rasa dan zat penstabil.
1.2. Telur
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling bergizi dan dapat
disiapkan dalam berbagai bentuk olahan. Telur dikatakan pula sebagai bahan
pangan yang sempurna. Karena telur mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan
oleh suatu makhluk hidup seperti protein, lemak, vitamin dan mineral dalam
jumlah yang cukup. Disamping itu protein telur merupakan protein yang
bermutu tinggi dan memiliki susunan asam amino essensial yang lengkap.
Sehingga protein telur sering dijadikan patokan dalam menentukan mutu
protein dari berbagai bahan pangan lainnya.
Telur ayam mengandung 11% kulit, 31% kuning telur dan 55% putih
telur. Isi telur tanpa kulit terbagi atas 65% putih dan 35% kuning telur. Yolk atau kuning telur mengandung 50% padatan yang terdiri dari 1/3 bagian protein
dan 2/3 bagian lemak. Yolk bila disentrifuse akan terpisah menjadi 3 fraksi,
yaitu livetin, komponen glanular, dan lipovitelenin. Lipovitelin dan
lipovitelenin adalah campuran komplek lipoprotein yang apabila lipidanya
diekstrak dengan 80% alkohol akan meninggalkan phosphoprotein, vitelin dan
vitelenin.
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 9/13
Putih telur cair mengandung 12% protein. Ada 4 lapisan putih telur, yaitu
bagian luar cairan (lapisan tipis), bagian viscous cairan (lapisan tebal), bagian
dalam cairan (lapisan tipis), dan bagian lapisan kecil padat mengelilingi
membran vitelin kuning telur disebut “chalaza” untuk mempertahankan posisi
yolk.
Disamping nilai gizinya yang tinggi dan sifat-sifat fungsionalnya yang
dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam pengolahan pangan, telur
merupakan bahan pangan yang mudah atau cepat rusak sehingga tidak tahan
lama disimpan tanpa perlakuan apa-apa. Umumnya telur yang masih segar
yaitu yang baru keluar dari ayam adalah steril, akan tetapi segera setelah itu
kulit telur dapat terkontaminasi oleh kotoran ayam ( fecal matter ), air cucian
(bila telur itu dicuci), penanganan dan mugkin dari bahan pengepak.
Untuk menjaga dan mempertahankan kualitas telur, telur hendaknya
disimpan pada tempat yang dingin yang jauh dari bau-bauan yang dapat
diserap melalui pori-pori kulit. Telur segar dapat disimpan sampai 2 minggu
dalam refrigerator. Untuk hasil yang baik sebelum digunakan keluarkan
setengah jam sebelumnya.
1.3. Daging
Daging dan produk daging mencakup jaringan/otot yang melekat pada
kerangka sapi, babi, biri-biri dan jenis-jenis ternak lain serta organ-organ
hewan tersebut meliputi lidah, hati, jantung, ginjal, otak, dan lain-lain
(Tjahjadi, 2011). Istilah daging umumnya dibedakan dari karkas. Perbedaanya
terletak pada kandungan tulangnya. Daging biasanya tidak mengandung tulang,
sedangkan karkas adalah daging yang belum dipisahkan dari tulang / kerangkanya. Daging didefinisikan sebagai urat daging (otot) yang melekat
pada kerangka, kecuali urat daging pada bagian bibir, hidung, dan telinga, yang
berasal dari hewan sehat sewaktu dipotong.
Daging sangat penting dalam konsumsi manusia, karena daging
merupakan salah satu pemasok utama protein, vitamin dan mineral. Selain
pertimbangan gizi, daging mempunyai pengetian sosio-ekonomis tertentu.
Mengkonsumsi daging memberikan nilai sosial yang tinggi dalam masyarakat.
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 10/13
Daging secara organoleptik memberikan penampilan (appearance), rasa
(flavor), dan sifat-sifat yang berkaitan dengan rasa yang dikehendaki oleh
manusia.
Jaringan tubuh yang terdapat dalam daging yaitu jaringan otot, jaringan
lemak, dan jaringan ikat. Jaringan otot merupakan jaringan yang paling banyak
terdapat dalam daging yaitu 35-65% dari berat karkas. Jaringan otot terdiri dari
jaringa otot bergaris melintang, jaringan otot licin, dan jaringan otot spesial,
jaringan otot berserat melintang, umumnya melekat pada tulang, seperti
terdapat pada otot lengan, kaki dan dada. Jaringan otot licin, merupakan otot
pada dinding alat-alat jeroan, sedangkan otot spesial pada organ jantung.
Jaringan lemak terdapat pada daging dibedakan menurut lokasinya, yaitu lemak
subkutan, lemak intermuskular, intramuskular dan lemak intraselular. Jaringan
subkutan terdapat pada permukaan luar jaringan otot, langsung dibawah
permukaan kulit. Jaringan lemak intermuskular terletak diantara jaringan otot.
Jaringan intramuskular terdapat di dalam otot, di antara serabut-serabut otot,
sedangkan intersalular terdapat di dalam jaringan sel. Jaringan ikat memiliki
fungsi sebagai pengikat bagian-bagian daging serta mempertautkannya ke
tulang. Jaringan ikat yang penting adalah serabut kolagen, elastin, dan retikulin
(Hartoko, 2008).
1.3.1. Curing Daging
Curing daging adalah cara mengolah daging dengan menambahkan
beberapa bahan seperti garam (NaCl, natrium nitrit, dan natrium nitrat),
gula (dekstrosa, sukrosa, atau pati hidrolisis), serta bumbu. Curing
bertujuan untuk mendapatkan warna daging yang stabil, aroma, tekstur,dan kelezatan yang baik. Selain itu, curing juga untuk mengurangi
pengerutan daging selama diolah dan memperpanjang masa simpan
produk daging (Anonim 2005).
Garam nitrat dan nitrit pada umumnya sering digunakan pada
proses curing daging guna mendapatkan warna yang baik dan mencegah
pertumbuhan mikrobia. Mekanisme curing menurut Winarno (2002)
adalah nitrit bereaksi dengan gugus sulfhidril dan membentuk senyawa
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 11/13
yang tidak dapat dimetabolisasi oleh mikroba dalam kondisi anaerob.
Pada daging, nitrit membentuk nitroksida yang dengan pigmen daging
akan membentuk nitrosomioglobin yang berwarna merah cerah.
Pembentukan nitrooksida dapat terlalu banyak jika hanya menggunakan
garam nitrit, oleh sebab itu biasanya digunakan campuran garam nitrat
dan garam nitrit. Garam nitrat akan tereduksi oleh bakteri nitrat
menghasilkan nitrit. Peranan garam nitrat sendiri sebagai bahan pengawet
masih dipertanyakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
didapat bahwa nitrat tidak dapat mencegah kebusukan, bahkan akan
mempercepat kebusukan dalam keadaan aerobik. Fungsi dari nitrit adalah
menstabilkan warna dari jaringan untuk mengkontribusi karakter dari
daging curing untuk menghambat pertumbuhan dari racun makanan dan
mikroorganisme pembusuk , menghambat ketengikan.
Penggunaan nitrit dan nitrat dalam makanan (terutama produk
daging) dibatasi karena ada efek meracuni dari zat tersebut. Akan tetapi,
dari kedua senyawa tersebut, nitrit yang lebih beracun dibandingkan
nitrat. Nitrit akan bereaksi dengan amino sekunder/tersier membentuk
senyawa N-nitrosamin yang bersifat mutagen dan karsinogen,
selanjutnya nitrosamine menunjukkan aktifitas karsinogenik. Residu
nitrit yang tertinggal dalam produk akhir akan menimbulkan kematian
bila melebihi 15-20 mg/kg bobot badan yang mengkonsumsi. Nitrosamin
adalah suatu kelompok senyawa yang terbentuk dari interaksi antara nitrit
dengan senyawa amin sekunder atau tersier (Soeparno 1998)
R2NH + N2O3 → R2N2.NO + HNO2
(Amin sekunder misal: pirolidina) Nitrosoamina (karsinogenik)
1.4. Ikan
Ikan biasanya mengandung sekitar 40-60% BDD (berat pangan yang
dapat dimakan). Pada bagian lateral badan ikan terdapat jaringan otot berwarna
merah coklat. Sekitar 10% dari total jaringan tubuh mengandung hemoprotein.
Protein jaringan otot ikan dapat diklasifikasikan menjdi sarcoplasma,
miofibrier, dan protein jaringan ikat. Jaringan otot ikan banyak kesamaannya
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 12/13
dengan jaringan otot mamalia. Jaringan otot ikan mudah rusak karena
degradasi, denaturasi, dan koagulasi.
Komposisi kimia ikan sangat bervariasi tergantung pada jenis, atau
lingkungan dimana ikan itu hidup. Kandungan lemak ikan bervariasi antara 1 –
25 %. Protein ikan memiliki nilai gizi yang tinggi, mudah dicerna serta lengkap
jenis dan jumlah asam-asam amino yang terkandung di dalamnya. Minyak dan
lemak ikan sebagian besar terdiri dari asam-asam tidak jenuh. Kadar protein
ikan sekitar 20%. Mineral ikan sebesar 1,5 % dan sebagian besar ikan
mengandung iodium yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Daging ikan mempunyai susunan struktur daging yang sangat halus,
sehingga ikan sangat cepat menjadi busuk. Apabila ikan disimpan dalam
keadaan dingin ternyata dapat memiliki daya simpan yang terbatas dalam arti
daging ikan masih tetap segar dan baik karena struktur daging yang halus itu
bakteri mudah masuk dan berkembang biak. Tingginya kecepatan pembusukan
yang terjadi pada ikan disebabkan adanya enzim alami yang terdapat dalam
daging ikan sangat tinggi keaktifannya, karena itu ikan sebaiknya disimpan
ditempat yang dingin atau dibekukan.
Ikan lebih cepat membusuk daripada daging terutama karena adanya
kotoran-kotoran pada isi perut yang menjadi sumber mikroba pembusuk.
Mikroba pembusuk pada ikan tergolong dalam mikroba psikrofilik sehingga
penyimpanan pada suhu rendah dapat memberi kondisi yang optimum terhadap
mikroba pembusuk tersebut. Ikan yang disimpan pada suhu 0-4o
C dalam
waktu 5 hari telah mulai mengeluarkan bau sebagai tanda dimulainya
pembusukan. Oleh karena itu untuk menyimpan ikan dianjurkan untuk
menggunakan cara pembekuan seperti halnya pada daging, demikian juga padawaktu penjualan (Hartoko, 2008).
5/14/2018 dasar teori bpdp 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/dasar-teori-bpdp-3 13/13
Sumber:
http://hartoko.wordpress.com/gizi/pengetahuan-bahan-pangan-hewani
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.
Anonimus, 2005. Produksi daging, telur dan olahannya. Kumpulan Standar Mutu,
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Direktorat
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen
Pertanian.
Soeparno, 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tjahjadi, C. 2011. Pengantar Teknologi Pangan Vol. II. Jatinangor: Jurusan
Teknologi Industri Pangan FTIP Unpad.
http://animalscience-info.blogspot.com/2011/02/bahan-pangan-hewani-dan-
perlunya.html
Saleh, E. 2008. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Olahan Ternak. Medan:
Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara