Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

28
KELOMPOK 8 Disusun Oleh : RIZQI SETYO S (12030113060029) FREDA ARI P (12030113060058) DEDI NUR R (12030113060018) BINAR SURYA F (12030113060064)

description

Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak, penghitungan pajak melalui cara lain dan memudahkan bagi kita semua.

Transcript of Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Page 1: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

KELOMPOK 8Disusun Oleh :

RIZQI SETYO S (12030113060029)FREDA ARI P (12030113060058)DEDI NUR R (12030113060018)BINAR SURYA F (12030113060064)

Page 2: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

DASAR PENGENAAN DAN CARA

MENGHITUNG PAJAK

Page 3: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Yang menjadi Dasar Pengenaan PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Besarnya Nilai Jual Objek Pajak ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan daerahnya.

Meskipun pada dasarnya penetapan nilai jual objek pajak adalah 3 (tiga) tahun sekali, namun untuk daerah tertentu yang karena perkembangan pembangunan mengakibatkan nilai jual objek pajak cukup besar, maka penetapan nilai jual ditetapkan setahun sekali. Dalam menetapkan nilai jual, Menteri Keuangan mendengar pertimbangan Gubernur serta memperhatikan asas self assessment.

Nilai jual sebagai Dasar Pengenaan PBB dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok A dan kelompok B.

Dalam hal ada objek pajak yang nilai jual per M2 nya lebih besar dari ketentuan Nilai Jual Objek Pajak, Nilai Jual Objek Pajak yang terjadi  di lapangan tersebut digunakan sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar Pengenaan PBB

Page 4: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Yang menjadi dasar penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (assessment value) atau NJKP, yaitu suatu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya. NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setinggi-tingginya 100% (seratus persen).

Besarnya persentase NJKP ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.

Dasar Penghitungan Pajak

Page 5: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Secara umum besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), atau lebih lengkapnya sebagaimana diuraikan pada rumus dibawah ini:Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOTKP)              Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak (NJOPKP)                                 

Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)                                                  

= 20% X NJOPKP (untuk NJOP < 1 Miliar); atau = 40% X NJOPKP (untuk NJOP 1 Miliar atau lebih) Besarnya PBB terutang = 0,5 % X NJKP

Dasar Penghitungan Pajak

Page 6: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Tahun Pajak, Saat, dan Tempat

Yang Menentuka

n Pajak Terutang

Page 7: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Dari ketentuan Pasal 11 UU PPN 1984 dapat disimpulkan bahwa pajak terutang:

1) pada saat penyerahan BKP atau JKP 2) pada saat impor BKP 3) pada saat dimulai pemanfaatan BKP Tidak

Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

4) pada saat pembayaran dalam hal : a) pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP atau JKP b) pembayaran dilakukan sebelum dimulai pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

5) pada saat lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Saat Pajak Terutang

Page 8: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Berdasarkan Pasal 12 UU PPN 1984 ditetapkan bahwa pajak terutang di :

1) tempat tinggal atau tempat kedudukan ; dan 2) tempat kegiatan usaha dilakukan, atau 3) tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal

Pajak ; 4) tempat BKP dimasukkan, dalam hal impor ; 5) tempat orang pribadi atau badan terdaftar sebagai

Wajib Pajak dalam hal pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean ;atau

6) satu tempat atau lebih yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai tempat pemusatan pajak terutang atas permohonan tertulis dari Pengusaha Kena Pajak.

Tempat Pajak Terutang

Page 9: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

1) Tempat pajak terutang untuk Penyerahan di dalam Daerah Pabean. Pajak terutang di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha dilakukan, yaitu di tempat pengusaha dikukuhkan atau seharusnya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Ketentuan Pasal 12 UU PPN 1984 tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000, yang menetapkan bahwa :

Page 10: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

2) Tempat pajak terutang untuk impor BKP adalah ditempat BKP dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.

3) Tempat pajak terutang untuk pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam daerah Pabean adalah di tempat orang pribadi atau badan yang memanfaatkan, terdaftar sebagai Wajib Pajak.

4) Tempat pajak terutang untuk kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak di dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan adalah di tempat bangunan didirikan.

Page 11: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

5) Tempat pajak terutang bagi PKP yang dikukuhkan di KPP Wajib Pajak Besar, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-335/PJ/2002 tanggal 1 Juli 2002 dipusatkan di KPP Wajib Pajak Besar yang menerbitkan surat pengukuhan.

6) Tempat pajak terutang ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pajak atas permintaan tertulis dari wajib pajak atau secara jabatan.

Page 12: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Pendaftaran Objek dan Subjek PBB

Page 13: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Pendaftaran objek PBB dilakukan oleh subjek pajak dengan cara mengambil dan mengisi formulir SPOP secara jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani dan dikembalikan ke Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan atau tempat yang ditunjuk untuk pengambilan dan pengembalian SPOP dengan dilampiri bukti-bukti pendukung seperti :

• sketsa/denah objek pajak; • fotokopi KTP dan NPWP; • fotokopi sertifikat tanah; • fotokopi akta jual beli; • atau bukti pendukung lainnya. Formulir SPOP disediakan dan dapat diambil gratis di

Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditunjuk atau melalui teknologi internet

Pendaftaran Objek dan Subjek PBB

Page 14: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

CONTOH SPOP

Page 15: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah Surat Keputusan Kepala KPP mengenai pajak terutang yang harus dibayar dalam 1 (satu) tahun pajak.

Hak Wajib Pajaka. Menerima SPPT PBB untuk setiap tahun pajak.b. Mendapatkan penjelasan berkaitan dengan ketetapan PBB dalam hal

Wajib Pajak meminta.c. Mengajukan keberatan dan/atau pengurangan.d. Mendapatkan Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB dari Bank/Kantor

Pos dan Giro Tempat Pembayaran PBB yang tercantum pada SPPT, ataue. Mendapatkan Resi/struk ATM/bukti pembayaran PBB lainnya (sebagai

bukti pelunasan pembayaran PBB yang sah sebagai pengganti STTS) dalam hal pembayaran PBB dilakukan melalui fasilitas ATM/fasilitas perbankan

elektronik lainnya, atau f. Mendapatkan Tanda Terima Sementara (TTS) dari petugas pemungut PBB Kelurahan/Desa yang ditunjuk resmi dalam hal pembayaran PBB dilakukan

melalui petugas pemungut PBB.

SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG

Page 16: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Kewajiban Wajib Pajak a. Mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak

(SPOP) dengan jelas, benar dan lengkap, dan menyampaikan ke KPP Pratama/KP2KP setempat, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya SPOP oleh subjek pajak.

b. Menandatangani bukti tanda terima SPPT dan mengirimkannya kembali kepada Lurah/Kepala Desa/Dinas Pendapatan Daerah/KP2KP untuk diteruskan ke KPP Pratama yang menerbitkan SPPT.

c. Melunasi PBB pada Tempat Pembayaran PBB yang telah ditentukan.

Page 17: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

a. Mengambil sendiri di Kantor Kelurahan/Kepala Desa atau di KPP Pratama/ KPPBB tempat Objek Pajak terdaftar atau tempat lain yang ditunjuk.

b. Dalam rangka pelayanan, SPPT dapat dikirim melalui Kantor Pos dan Giro atau diantarkan oleh aparat Kelurahan/Desa.

c. Wajib Pajak dapat menggunakan fasilitas Kring Pajak (500-200) yang merupakan layanan pulsa lokal dari Fixed Phone/PSTN.

Cara Mendapatkan SPPT

Page 18: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Contoh SPPT

Page 19: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

SURAT KETETAPAN PAJAK (SKP) adalah surat keputusan kepala kantor pelayanan pajak pratama yang memberitahu besarnya pajak yang terutang termasuk denda administrasi, kepada wajib pajak

SURAT KETETAPAN PAJAKPAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Page 20: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

1. surat pemberitahuan objek pajak (SPOP)◦ A. Tidak diisi dengan jelas,benar dan lengkap serta tidak

ditanda tangani wajib pajakB. Tidak disampaikan kembali dalam jangka waktu 30 hari dan setelah di tegur seara tertulis tidak disampaikan sebagaimana disampaikan dalam surat teguran

2. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh wajib pajak

Dasar Penerbitan SKP

Page 21: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

a. Jumlah pajak yang terutang dalam SKP yang disebabkan SPOP tidak diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta tidak ditandatangani oleh WP atau pengembalian SPOP lewat 30 hari setelah diterima WP, adalah sebesar pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 25% dihitung dari pokok pajak.

b. Jumlah pajak yang terutang dalam SKP yang didasarkan atas hasil pemeriksaan atau keterangan lain adalah selisih pajak yang terutang berdasarkan hasil pemeriksaan dan keterangan lain dengan pajak terutang yang dihitung berdasarkan SPOP ditambah denda administrasi sebesar 25% dari selisih pajak yang terutang

Jumlah Pajak Terutang Dalam SKP

Page 22: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Tata Cara Pembayaran dan Penagihan PBB

Page 23: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Tata Cara Pembayaran dan Penagihan PBB

Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

Page 24: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

1. Kepala Kantor Pelayanan PBB atau Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama dapat melaksanakan tindakan penagihan PBB apabila pajak yang terutang sebagaimana tercantum dalam STP PBB tidak atau kurang dibayar setelah lewat jatuh tempo pembayaran.

2. Penerbitan Surat Teguran (ST) sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dilakukan segera setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

3. Setelah lewat waktu 21 hari sejak diterbitkannya ST, jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak, Kepala KP PBB atau Kepala KPP Pratama segera menerbitkan Surat Paksa (SP)

4. Setelah lewat waktu 2x 24 jam sejak Surat Paksa (SP) diberitahukan kepada Penanggung Pajak, jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP).

Pelaksanaan Penagihan

Page 25: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

5. Setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak segera melaksanakan Pengumuman Lelang (PL).

6. Setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pengumuman lelang, apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak segera melaksanakan penjualan barang sitaan Penanggung Pajak melalui Kantor Lelang.

7. Dalam hal dilakukan Penagihan Seketika dan Sekaligus, kepada Penanggung Pajak dapat diterbitkan SP tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran atau tanpa menunggu lewat tenggang waktu 21 hari sejak ST diterbitkan.

Page 26: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Kantor Pos dan Giro Tempat Pembayaran yang tercantum pada SPPT atau;

Petugas pemungut PBB Kelurahan/Desa yang ditunjuk resmi.

Tempat Pembayaran Elektronik Bank yang menyediakan fasilitas elektronik

pembayaran pajak

Pembayaran pajak dapat dilakukan melalui :

Page 27: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

ATM dan Counter Teller Bank DKI untuk objek pajak yang berada di wilayah Propinsi DKI Jakarta.

ATM dan Counter Teller Bank Jatim untuk objek pajak yang berada di wilayah Propinsi Jawa Timur.

ATM dan Counter Teller Bank Bumiputera untuk objek pajak di seluruh Indonesia.

ATM dan Counter Teller Bank Bukopin untuk objek pajak di seluruh Indonesia.

Counter Teller Bank Nusantara Parahyangan untuk objek pajak di seluruh Indonesia.

Internet Banking, Phone Plus, ATM dan Teller BNI untuk objek pajak di seluruh Indonesia.

Internet Banking dan ATM BCA untuk objek pajak di seluruh Indonesia.

Internet Banking, SMS Banking, Phone Banking, dan ATM Mandiri, untuk objek pajak di seluruh Indonesia.

Bank yang menyediakan fasilitas elektronik adalah :

Page 28: Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak

Terima Kasih