Dasar Kamera

download Dasar Kamera

of 26

Transcript of Dasar Kamera

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    1/26

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    2/26

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    3/26

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    4/26

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    5/26

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    6/26

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    7/26

    Pada contoh gambar di atas, karena saya menggunakan kamera 12 Megapixel

    (gambar 1.1), ketika saya melakukan crop (gambar 1.2), saya masih memiliki

    foto dengan resolusi 2 Megapixel, sehingga saya masih bisa melakukan

    pencetakan sebesar 10 cm x 15 cm.

    Jadi, bila Anda bukan lah pengguna yang sering melakukan cetak besar atau

    sering melakukan cropping, kamera dengan 6 Megapixel sudah lebih dari cukup.

    Image Stabilizer

    Tiap merk kamera menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk fitur yang satu

    ini. Ada Image Stabilizer, Vibrate Reduction, Anti Shake, Steady Shot, OpticalImage Stabilizer(OIS), Vibrate Compensation, dan lain sebagainya. Itu semua

    fungsinya sama, yaitu untuk menyetabilkan goncangan tangan kita.

    Sering terjadi salah kaprah di dalam pengertian tentang fitur yang satu ini. Salah

    kaprah yang sering terjadi adalah tertukarnya pengertian antara Shutter Speed

    dan Image Stabilizer. Ketika kita memfoto anak-anak yang sedang berlari-lari,

    kalau kita ingin agar anak yang kita foto itu tetap terlihat tajam (tidak blur), kita

    harus menggunakan Shutter Speed yang cepat, dan tidak ada hubungannya

    dengan Image Stabilizer. Shutter Speed yang cepat berguna untuk membekukan

    Objek yang kita foto, sedangkan Image Stabilizer berguna untuk menyetabilkan

    goncangan dari Subjek yang memfoto.

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    8/26

    Jadi Image Stabilizer ini akan berguna ketika :

    - Tangan kita sulit untuk tidak bergerak ketika melakukan pengambilan foto atau

    tangan kita tremor

    - Melakukan pemotretan dengan Shutter Speed yang rendah (indoor, malam

    hari, efek-efek cahaya bergerak, foto air terjun, dsb)

    - Melakukan foto-foto dengan lensa tele (jarak jauh) misalnya 200 mm

    - Melakukan foto-foto macro (jarak yang sangat dekat)

    Cara kerja fitur ini adalah dengan menempatkan sensor pada lensa atau pada

    sensor (masing-masing produsen berbeda-beda). Sensor ini berfungsi untuk

    mendeteksi gerakan lensa atau kamera. Misal pada Image Stabilizer yg

    diletakkan di lensa, ketika kamera kita bergerak ke atas, sensor ini akanmenggerakan lensa nya ke bawah, ketika kamera kita bergerak ke kiri, sensor ini

    akan menggerakan lensanya ke kanan, dan demikian seterusnya sehingga

    gambar yang kita buat akan selalu diusahakn stabil dan bebas goncangan.

    Nah setelah mengetahui pengertian dari Image Stabilizer ini, kita juga dapat

    mengetahui tentang produsen-produsen yang nakal, yang dengan sengaja

    memanfaatkan kesalahkaprahan konsumen akan pengertian ini untuk menarik

    keuntungan.Ada beberapa produsen yang jelas-jelas tidak memiliki teknologi Image Stabilizer

    ini, tapi berani mencantumkan Slogan yang serupa dan bahkan mempromosikan

    fitur ini melalui brosur-brosur dan sarana marketing mereka.

    Atau ada juga yang sudah memiliki teknologi ini, tapi karena untuk dipasangkan

    pada kamera-kamera yang low end tidak akan memungkinkan dari segi harga,

    akhirnya mereka menciptakan istilah-istilah yang mirip tapi sebetulnya adalah

    tipuan, seperti misalnya Anti Shake DSP, New Anti Shake AE, dll.

    Ada juga yang memang memiliki teknologi ini dan sudah memasangkan pada

    kameranya, tapi karena pesaing mereka mencoba membodohi konsumen, maka

    mereka pun ikut-ikutan juga membodohi konsumen dengan istilah-istilah yang

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    9/26

    lebih keren seperti misalnya Double Anti Blur, 4x Image Stabilization, Dual IS,

    dsb.

    Image Stabilizer-image stabilizer palsu ini cara kerjanya adalah hanya

    menaikkan settingan ISO pada kamera saja. Sehingga otomatis Shutter Speed

    yang kita dapatkan akan lebih cepat dan karena itu dapat juga mengurangi

    goncangan (objek dan subjek sekaligus).

    Tapi untuk fasilitas ini ada harga yang harus dibayar, yaitu kualitas gambar yang

    akan sangat berkurang. Karena ISO semakin tinggi maka kualitas foto akan

    semakin noise, banyak terdapat bintik-bintik warna-warni, tidak tajam dan

    sebagainya, intinya gambar akan terlihat lebih kasar.

    Selain itu ada juga kelemahan lainnya, kita jadi tidak bisa melakukan pemotretan

    dimana kita ingin menggunakan speed yang rendah, seperti misalnya foto air

    terjun sehingga airnya bisa jadi seperti kapas. Dan masih ada kekurangan-

    kekurangan lainnya. Tetapi sebetulnya, yang paling konyol dari image stabilizer

    palsu ini adalah, hampir semua kamera bisa melakukan hal itu, tinggal dinaikkan

    aja ISOnya. Sungguh menggelikan.

    Pada istilah-istilah seperti Double Anti Blur, 4x Image Stabilization, Dual IS, dan

    sebagainya maksudnya adalah bahwa mereka menggunakan Image stabilizer

    betulan dan sekaligus Image stabilizer tipuan. Sehingga dengan istilah-istilah itu

    produk mereka akan terlihat lebih mampu menahan goncangan. Untungnya

    paling tidak sampai saat ini saya masih belum melihat ada yang menggunakan

    istilah Double atau Dual yang ternyata isinya tidak ada Image Stabilizer asli

    sama sekali. Mungkin sebentar lagi.

    Jadi kita mesti hati-hati, kalau melihat ada fitur seperti ini, harus dibaca dulu bukumanualnya atau cari tau dari internet atau dari teman yang sudah tau, apakah

    image stabilizernya asli menyetabilkan gerakan pada lensa atau pada kamera,

    atau hanya menaikkan ISO saja.

    Mengenal Kamera Digital (III): Memahami Dasar Fotografi

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    10/26

    Sebelum Anda memutuskan memilih suatu kamera digital, sangat penting untuk

    mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas kamera dan juga

    beberapa fitur-fitur yang ada. Selain itu Anda juga perlu untuk mengerti tentang

    dasar-dasar fotografi. Pengertian ini akan sangat membantu Anda dalam

    menjatuhkan pilihan sebuah kamera digital.

    Dalam melakukan pemotretan, satu hal yang paling penting adalah masalah

    pencahayaan. Tentunya Anda mengharapkan hasil foto dengan pencahayaan

    yang pas (correct exposure), maksudnya tidak terlalu terang (Over-Exposure)

    ataupun terlalu gelap (Under-Exposure), seperti pada gambar 1.

    Ada tiga faktor penting yang akan mempengaruhi pencahayaan (exposure), yaitu

    ISO, Diafragma, dan Shutter Speed.

    ISO

    ISO adalah banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera akan direkam oleh

    Sensor (misalnya CMOS atau CCD), sehingga akan menghasilkan gambar. ISO

    adalah kepekaan dari Sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO nya,

    semakin peka sensornya, sehingga gambarnya akan semakin terang.

    Yang sering terdapat di dalam kamera digital saat ini adalah ISO 100, ISO 200,ISO 400, ISO 800, IS00 1600, ISO 3200. Jadi misalnya ketika Anda

    menggunakan ISO 200, maka hasil foto tadi akan lebih gelap dibanding saat

    menggunakan ISO 1600, semua diasumsikan settingan lain tidak ada yang kita

    ubah sama sekali dan kondisi cahaya di sekitar objek sama.

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    11/26

    Tetapi ISO yang tinggi memiliki kelemahan. Yaitu, semakin tinggi ISO yang

    digunakan, maka hasil gambarnya akan semakin kasar (istilah yang dipakai

    adalah NOISE), perhatikan pada gambar 2. Jadi kesimpulannya, selama kondisi

    cahayanya memungkinkan, gunakan selalu ISO serendah mungkin.

    Semakin besar ukuran sensor kamera, noise yang dihasilkan semakin minim

    (baca komputek edisi 585). Semakin besar resolusinya (megapixel), semakin

    tinggin noisenya, dengan asumsi ukuran sensor dan teknologi kameranya sama

    (baca komputek edisi 586), teknologi dari sensor juga mempengaruhi tingkat

    Noise (CMOS lebih bebas noise dibandingkan dengan CCD).

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    12/26

    Di hampir semua kamera digital juga sudah menyertakan fasilitas Noise

    reduction untuk mengurangi noise,hanya saja kadar keefektifan dari noise

    reduction tiap merk kamera juga berbeda-beda.

    Sehingga customer tidaklah mungkin untuk mengetahui kadar noise dari suatu

    kamera kalau belum pernah mencoba dan membandingkan tiap-tiap merk yang

    berbeda. Untuk kamera-kamera saku (pocket camera), saat ini yang memiliki

    tingkat noise paling rendah adalah Canon dan Fuji, sedangkan untuk kamera-

    kamera DSLR, setahun yang lalu Canon-lah yang merajai.

    Tapi sekarang sudah mulai dikejar oleh merk-merk lain seperti Nikon dan Sony,

    salah satu alasan kenapa Nikon dan Sony sudah bisa mengejar adalah karena

    mereka sekarang juga menggunakan teknologi sensor CMOS, bukan CCD lagi

    seperti dulu.

    Diafragma (Aperture)

    Didalam lensa terdapat istilah bukaan Diafragma (gambar 3) yang berguna untuk

    mengatur jumlah cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera.

    Bukaanya semakin diperbesar, maka cahaya yang masuk akan semakin banyakdan hasil foto akan semakin terang, dan tentunya bila bukaannya semakin

    diperkecil, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit dan hasil foto akan

    semakin gelap.

    Satuan dari diafragma ini dilambangkan dengan F-Stop. Misalnya F1.4, F2,

    F2.8, F4, F5.6, F8, dan sebagainya (Gambar 4). Semakin besar F-Stopnya akan

    semakin Kecil bukaannya, dan semakin kecil F-Stopnya akan semakin Besar

    bukaannya. Jadi semakin besar F-Stopnya, cahaya yang masuk akan semakin

    sedikit, dan hasil foto akan semakin gelap. Karena satuannya terbalik, maka

    banyak pemula yang kebingungan waktu pertama kali belajar.

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    13/26

    EXPOSURE

    Sudah tidak asing lagi, di dunia photography kita mengenal istilah exposure.

    Exposure atau pencahayaan termasuk bagian yang sangat mendasar didunia

    photography. Karena tanpa cahaya, munkin tidak ada photography.. mengingat

    definisinya sendiri adalah menggambar dengan cahaya.

    Di beberapa kamera canggih seperti DSLR atau kamera pocket umumnya

    mempunyai kemampuan pengaturan otomatis untuk pencahayaan. Dan hasilnya

    pun cukup istimewa. Dalam beberapa kasus, jika kita mengambil sebuah objek

    dengan background yang terlalu gelap atau terlalu terang akan perpengaruh

    pada objek yang sesungguhnya ingin kita ambil. Bisa jadi akan menjadi terlalu

    gelap atau terlalu terang, tapi kalo itu yang kita butuhkan kenapa tidak ?

    Namun bagaimana jika hasilnya dari mode program pada DSLR atau mode

    auto pada pocket tersebut memberikan hasil yang tidak kita inginkan? Jika mode

    tersebut tidak membrikan hasil yang memuaskan, kita bisa merubah mode nya

    menjadi manual mode kamera DSLR dan juga pada kamera pocket (perlu di

    ingat bahwa tidak semua kamera pocket mempunya fitur manual, berupa

    mengaturan speed dan diafragma).

    Berikuta adalah hal hal yang mempengaruhi cahaya yang masuk kedala kamera.

    1. Banyaknya pantulan cahaya dari objek yang sedang kita shoot

    2. shutter speed, yaitu cepat tidaknya sebuah lensa akan terbuka dalam

    pengambilan gambar. Semakin lama waktu yang kita atur maka semakin

    banyak cahaya yang akan masuk kedalam kamera.3. aperture setting, yaitu besar kecilnya lubang diafragma yang kita atur.

    Semakin kecil angka diafragma yang kita gunakan artinya akan semakin

    besar lubang diafragma akan terbuka. Semakin lubang diafragma terbuka

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    14/26

    artinya semakin banyak cahaya yang akan masuk kedalam kamera dan

    begitu sebaliknya.

    4. iso setting, yaitu sensitivitas dari sensor yang ada pada kamera.

    Kita membutuhkan settingan manual untuk menjaga agar diafragma dan

    speed tidak berubah walaupun kita menggeser focus dan kita dapat mengatur

    posisi cahaya normal pada bagian tertentu dari objek, sebagai penyeimbang

    balance keduanya, sehingga objek objek yang gelap akan tetap jelas, dan objek

    yang terlalu terang tidak akan kelebihan cahaya pada gambar.

    Tekniknya adalah atur speed standart yaitu 250 atau 125 pada objek yang

    diam, atau di besarkan lagi jika objek adalah berupa objek yang bergerak. atur

    posisi focus yang kita inginkan sehingga light meter akan menunjukkan posisi

    exposurenya, selanjutnya kita bisa mainkan diafragmanya, jika light meter

    berada pada posisi + (positif) kita bisa membesarkan angka diafragma sampai

    ligh meter menunjukkan poisi 0, dan atau jika berada pada posisi (minus) kita

    bisa mengecilkan angka diafragma sampai mencapai titik 0. baru kemudian kita

    bisa pencet shutter nya.

    Kamera digital pada saat ini bisa diperoleh dengan mudah di pasaran, dari harga

    yang di bawah Rp 1 juta sampai yang berharga puluhan juta rupiah. Seiring

    semakin murahnya alat fotografi ini, mengakibatkan sebagian orang

    menjadikannya sebagai bagian dari kebutuhan hidup. Mulai dari untuk keperluan

    pribadi untuk membuat dokumentasi pada kegiatan-kegiatan individu, acara-

    acara keluarga, sampai pada kebutuhan profesional.

    Artikel pertama yang saya tulis pada blog ini akan membahas salah satu setting

    pada kamera digital, yaitu ISO. Tulisan-tulisan yang akan mewarnai blog ini

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    15/26

    jangan diartikan bahwa saya telah menguasai hal-hal tersebut pada tingkatan

    pakar, namun hanyalah sebagai ungkapan rasa ingin berbagi.

    Sebelum membahas tentang ISO, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu

    apa itu fotografi? Fotografi secara bebas bisa didefinisikan sebagai ilmu melukis

    dengan cahaya. Kata kunci di sini adalah cahaya. Artinya, tanpa cahaya kita

    tidak bisa melukis. Dalam hal ini yang dimaksud adalah menghasilkan sebuah

    gambar foto. Jadi, tugas utama dari kamera adalah merekam cahaya yang ada

    dan menulisnya pada sebuah media. Pada kamera analog, media yang

    dimaksud adalah film. Sedang pada kamera digital, medianya adalah sensor

    kamera yang dilanjutkan dengan menyimpan pada memory card (CF, SD, xD,

    dsb). Tanpa ada cahaya, tidak akan ada gambar yang dihasilkan. Itulahsebabnya, para fotografer profesional seringkali memanfaatkan sumber cahaya

    buatan (flash) untuk mendapatkan cahaya yang mencukupi agar dapat

    menghasilkan foto yang bagus.

    Apa yang mesti kita lakukan jika ternyata sumber cahaya yang ada tidak

    memadai? Misalnya memotret di dalam ruangan yang cahaya lampunya tidak

    terlalu terang. Pada kondisi seperti ini-lah kita akan bermain dengan setting ISO

    pada kamera digital yang kita miliki.

    Setting ISO pada kamera digital akan menentukan seberapa tinggi tingkat

    sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya yang ada. Semakin tinggi nilai

    sensitivitas tersebut maka akan semakin sedikit jumlah cahaya yang diperlukan

    untuk menghasilkan gambar. Secara sederhana: semakin kurang cahaya yang

    ada (baca: semakin redup) maka semakin tinggi nilai ISO yang mesti kita setting

    pada kamera.

    Pada semua kamera digital akan terdapat setting AUTO ISO. Setting yang akan

    secara otomatis menentukan nilai ISO yang sesuai dengan kondisi cahaya yang

    ada pada saat itu. Namun demikian, pada saat melakukan fotografi kreatif

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    16/26

    (setting manual pada pilihan Av, Sv / Tv atau bahkan M akan dibahas terpisah),

    setting ISO harus dilakukan secara manual.

    Bergantung pada merek dan tipe kameranya nilai ISO terendah bisa bernilai

    antara 50-80; tapi ada juga yang dimulai dengan 100. Berikutnya secara

    berturut-turut adalah IS0 200, ISO 400; pada kamera jenis prosumer dan DSLR

    bisa berlanjut ke ISO 800, ISO 1600 atau bahkan ISO 3200.

    Kunci yang harus diingat sewaktu hendak menggunakan kamera adalah selalu

    gunakan ISO yang terendah yang dimiliki oleh kamera. ISO yang tinggi akan

    mengakibatkan noise pada gambar yang dihasilkan. Sehingga, jika tidak

    terpaksa karena sumber cahaya yang kurang memadai jangan menaikkan

    angka ISO pada setting kamera. Jika hasil rekaman cahaya (gambar foto)

    kurang memuaskan, bisa dicoba untuk menaikkan nilai ISO secara bertahap.

    Jadi, dalam keadaan normal, misalnya fotografi outdoor dalam cuaca yang

    cerah, kita bisa gunakan ISO 100 (jika ini yang terendah yang ada di kamera

    yang kita miliki). Kita gunakan ISO 1600 (jika ini yang tertinggi) pada waktu

    mengabadikan sebuah konser di dalam gedung teater yang gelap dan tidak

    mengijinkan penggunaan flash pada kamera.

    Salam, saya adalah seorang yang baru saja memulai untuk belajar foto dan kali

    ini saya akan coba untuk share mengenai info dasar mengenai kamera digital

    SLR atau yang sering kita sebut DSLR. Info ini saya dapatkan pada saat

    browsing ke forum kaskus dari seorang member dengan id rakasara .

    Kamera DSLR (digital single-lens reflex) adalah kamera digital yang

    menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk

    meneruskan cahaya dari lensa menuju viewfinder optikal yang beradadibelakang kamera.

    Cara kerja DSLR adalah sebagai berikut: untuk tujuan melihat objek, cermin

    akan memantulkan cahaya yang datang dari lensa menuju keatas dengan sudut

    sekitar 90 derajat. Kemudian cahaya dipantulkan oleh pentaprisma ke mata

    http://www.kaskus.us/member.php?u=1533170http://www.kaskus.us/member.php?u=1533170
  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    17/26

    fotografer. Selama proses pengambilan foto, cermin akan bergerak membuka

    keatas dan jendela rana membuka yang memungkinkan lensa memproyeksikan

    cahaya menuju ke sensor.

    Karakter utama DSLR adalah:

    1.Apa yang kita lihat adalah apa yang lensa lihat. what you see is what you get.

    2.Lensa dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan.

    3.Biasanya memiliki ukuran sensor yang besar yang akan menghasilkan gambar

    lebih baik.

    4.Jeda waktu (lag time) jauh lebih singkat dibandingkan kamera biasa.

    Komponen Utama Kamera DSLR

    Komponen Utama DSLR:

    1.Sensor

    Jika dalam kamera analog kita mengenal film sebagai media perekam data,maka dalam kamera digital kita menyebutnya sensor. Sensor berfungsi

    menangkap signal cahaya yang berasal dari lensa ketika tombol shutter ditekan.

    Ada berbagai macam sensor yg ada di pasaran, antara lain CMOS, CCD, dan

    LIVEMOS.

    http://i44.tinypic.com/11m8hfs.jpg
  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    18/26

    2.Shutter

    Shutter adalah alat dalam komponen kamera yang berfungsi sebagai penentu

    ketajaman pada sebuah foto. Alat ini bekerja dengan cara membuka dan

    menutup signal cahaya yang datang dari lensa. Saat kita memotret sebuah objek

    pada siang hari yang terik maka kita membutuhkan shutter cepat guna

    membatasi cahaya yang masuk ke sensor sebab pada siang hari cahaya sangat

    berlimpah. Lain halnya jika di malam hari, shutter akan bergerak lambat karena

    signal cahaya sangat lemah.

    Kecepatan normal shutter adalah 1/125detik.

    3.Lensa

    Dalam sebuah kamera, lensa ibarat mata bagi manusia. Dalam sebuah lensaterdapat berbagai macam optik. Masing masing optik memiliki kinerja yang

    saling berhubungan. Diafragma tertanam di dalam lensa. dan bertugas mengatur

    ruang tajam ( Depth Of Field ) sebuah foto.

    4.Viewfinder

    Viewfinder adalah jendela untuk membidik sebuah objek, di dalamnya berisi

    informasi setting dan parameter kamera.

    5.Penyimpan data

    Setelah foto direkam oleh sensor maka sensor akan memproses foto itu dan

    kemudian akan di simpan dalam media penyimpan data. Media penyimpan data

    dalam DSLR adalah kartu memori, yang biasa dipakai adalah model CF card dan

    SD card.

    Setelah kita tahu komponen utama dalam DSLR maka kita juga akan belajar

    cara mengatur fungsi kerja kamera DSLR. Memotret dengan kamera DSLRtidaklah semudah memotret dengan kamera saku digital, sebab DSLR memiliki

    berbagai settingan yang rumit. Antara lain:

    1.White Balance ( WB )

    Adalah keseimbangan cahaya yang mempengaruhi pencahayaan dalam sebuah

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    19/26

    foto. White balance disesuaikan dengan kondisi pencahayaan disekitar objek.

    Macam- macam white balance adalah daylight, shadow, tungsten, cloudly, dan

    auto. Jika memotret dengan bantuan pencahayaan sinar matahari, kita dapat

    menyettingnya menjadi daylight. Kesalahan dalam menentukan white balance

    berakibat warna dalam sebuah foto tampak tidak realistis.

    2.ISO sensitivity

    Bertugas mengatur kepekaan penerima cahaya. Tidak membuat agar sensornya

    menjadi lebih peka tetapi mengatur penguatan signal cahaya. Akibatnya noise

    juga ikut meningkat bila menggunakan ISO tinggi, dan akan mengurangi detail

    pada foto. Rentang ISO dalam DSLR berbeda beda antara 80 6400.

    Semakin rendah ISO yang digunakan maka semakin halus gambar yangdiciptakan tetapi ISO rendah hanya memungkinkan dipakai apabila pencahayaan

    dalam keadaan baik yaitu pada siang hari dengan cahaya matahari terik.

    Sebaliknya jika menggunakan ISO tinggi maka gambar yang dihasilkan akan

    terlihat kasar. ISO tinggi hanya dipakai apabila memotret dalam cahaya yang

    sangat minimal dan hanya dipakai untuk memotret objek yang bergerak cepat.

    3.Shutter speed

    Shutter speed adalah kunci utama dalam menangkap objek dalam sebuah foto.Tanpa shutter speed yang memadai maka hasil foto tidak akan sesuai dengan

    apa yang kita harapkan. Bereksperimen dengan shutter speed dapat

    menjelaskan apa yang ada dalam sebuah foto yang kita ambil.

    Ada beberapa tehnik dalam fotografi yang bermain dengan shutter speed:

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    20/26

    Menantang gelap : foto ini seharusnya lebih gelap karena diambil pada malam

    hari, tapi karena menggunakan shutter speed 1/25detik maka hasilnya akan

    demikian.

    Motion : foto ini akan terlihat datar bila menggunakan shutter speed normal, tapi

    dengan kecepatan 1/30detik foto ini terasa memiliki motion.

    http://i44.tinypic.com/fy0bhk.pnghttp://i41.tinypic.com/2hpkaxy.jpghttp://i39.tinypic.com/168tlau.png
  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    21/26

    Ruang gerak flash : karena cahaya pada siang hari terlalu kontras maka

    gunakan saja kecepatan 1/60detik dan flash untuk mengatasi kontras cahaya.

    1/60detik adalah kecepatan yang ideal antara shutter speed dan Flash.

    Freeze! : momen seperti ini merupakan tantangan bagi fotografer,karena semua

    berlangsung sangat cepat.

    4.Aperture/diafragma

    Aperture atau yang sering disebut diafragma berada dalam sebuah lensa.

    Diafragma ini bertugas mengatur ruang tajam ( Depth Of Field ) dalam sebuah

    foto. DSLR dapat mengatur diafragma secara manual sesuai dengan kebutuhanpemotretan.

    DOF Luas f/22 : memotret arsitektur bangunan membutuhkan DOF luas untuk

    menajamkan seluruh karakter dari bangunan tersebut.

    http://i43.tinypic.com/ea1rvs.jpghttp://i44.tinypic.com/ezohi0.png
  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    22/26

    DOF Sempit f/5,6 : dalam foto ini antara foreground dan background akan

    terpisah yaitu dengan menggunakan DOF sempit maka kita dapat

    mengkaburkan bagian foto yang tidak kita perlukan dan hanya tajam pada

    bagian yang menjadi titik fokus pada foto.

    Cara Menilai Kualitas Lensa Kamera DSLR

    Banyak sekali mereka yang ingin tahu bagaimana caranya menilai kualitas lensa

    dari kamera DSLR. Hal ini memang wajar mengingat lensa yang

    berkualitas adalah jaminan hasil foto yang maksimal dan akan

    semakin penting bila foto yang anda hasilkan adalah untuk

    dikomersilkan. Bila anda memulai dunia DSLR dengan kamera pluslensa kit, bisa jadi anda merasa penasaran untuk mencari lensa lain

    yang kualitasnya lebih baik. Masalahnya, ternyata bukan hal yang

    mudah untuk mendapatkan lensa yang kita idamkan. Begitu banyak

    pilihan, ditambah berbagai istilah yang membingungkan, hingga

    deviasi harga yang sangat lebar, membuat niat mencari lensa idaman

    bisa menjadi ciut. Tapi jangan kuatir, kami hadirkan artikel ini untuk

    membantu anda mengenali cara untuk menilai kualitas lensa.

    Teknologi digital dalam fotografi membuahkan generasi kamera baru

    dengan sensor beresolusi tinggi. Saat ini kamera dengan resolusi

    sensor 10 juta piksel pun bisa dianggap ketinggalan jaman, bahkan

    peningkatan resolusi di kamera DSLR khususnya jenis sensor full-

    http://www.facebook.com/topic.php?uid=328788669889&topic=18318http://i40.tinypic.com/212enus.jpghttp://www.facebook.com/topic.php?uid=328788669889&topic=18318
  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    23/26

    frame sudah mendekati resolusi sensor kamera medium format

    dengan resolusi diatas 20 juta piksel. Dibutuhkan lensa yang mampu

    mengimbangi tingginya resolusi sensor sehingga syarat utama lensa

    berkualitas adalah ketajaman lensa. Di atas kertas, di lab pengujian,

    kita mengenal adanya MTF chart alias grafik kontras dan ketajaman

    lensa menurut versi si produsen. Penjelasan yang rumit mengenai

    MTF ini bakal membuat kening kita berkerut sehingga kita

    sederhanakan saja bahwa grafik MTF dibuat untuk mewakili karakter

    optik lensa secara umum dan lensa yang tajam semakin diperlukan

    untuk mengimbangi tingginya resolusi kamera digital masa kini.

    Contoh pengujian lensa (credit : bobatkins.com)

    Contoh pengujian lensa (credit : bobatkins.com)

    Untuk menilai kualitas lensa, kami asumsikan anda sudah mengetahui

    jenis lensa apa yang akan dinilai, misalnya dari jenis lensa yaitu lensa

    fix atau lensa zoom, dan dari desain diafragma lensa yaitu lensa cepat

    (bukaan besar) dan lensa lambat (bukaan kecil). Anda juga kami

    anggap sudah mengerti akan fokal lensa yang akan dinilai, apakah itulensa wide, lensa normal, lensa tele, zoom wide, zoom normal, zoom

    tele atau all-round zoom. Baiklah, kita lanjut saja.

    Penilaian dasar lensa secara umum bisa saja disederhanakan pada

    unsur :

    * bukaan diafragma (semakin besar semakin bagus/cepat)

    * rentang fokal (semakin lebar semakin bagus/useful)

    * banyaknya fitur (stabilizer, motor mikro dsb)

    * elemen optik tambahan (lensa ED, coating khusus dsb)

    * material lensa (plastik/logam, weather sealed atau tidak dsb)

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    24/26

    Meskipun untuk menilai lebih jauh mengenai lensa kita perlu meninjau

    sedikit lebih dalam dari setiap lensa yang kita idamkan, diantaranya :

    * bagaimana kinerja auto fokus (akurasi, kecepatan dan kehalusan)

    * bagaimana rasanya saat lensa zoom diputar

    * bagaimana desain ring manual fokus dan akurasinya

    * bagaimana indikator posisi zoom dan fokus tampak jelas dan mudah

    dibaca

    * apakah bagian depan lensa ikut berputar saat mencari fokus

    * bagaimana kemampuan makronya, dan jarak fokus terdekatnya

    Dan pada akhirnya, kualitas optiklah yang menjadi faktor penentubagus tidaknya lensa DSLR yang kita nilai. Berikut adalah faktor

    penting untuk menilai kualitas optik sebuah lensa :

    * lensa yang baik punya ketajaman yang seragam di tengah dan di

    tepi (sebaliknya lensa jelek akan blur di bagian pojok/corner softness)

    * lensa yang baik juga mampu menjaga ketajaman saat dipakai di

    posisi fokal berapa pun, dan bukaan diafragma berapa pun (kecualisaat memasuki batas difraksi lensa/bukaan sangat kecil)

    * lensa yang baik juga punya tingkat keterangan yang sama baik di

    tengah atau di tepi (sebaliknya lensa jelek akan mengalami fall-off

    yang nyata/pojokan menjadi gelap)

    * lensa yang baik sanggup mengatasi purple fringing dengan baik

    (chromatic aberration) dan lensa jelek akan kedodoran saat dipakai di

    area dengan perbedaan kontras tinggi, sehingga muncul

    penyimpangan warna keunguan

    * lensa yang baik sanggup mengontrol distorsi dengan baik, garis

    tidak tampak melengkung kedalam atau keluar

    * lensa yang baik punya kontras yang tinggi, hasil foto tidak pucat

    * lensa yang baik bisa mengatasi flare dengan baik, yang terjadi saat

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    25/26

    lensa diarahkan ke cahaya terang

    * lensa yang baik tidak merubah warna, biasanya lensa jelek punya

    coating yang menggeser warna ke arah merah atau biru

    * lensa yang baik punya bokeh yang menawan, creamy dan out-of-

    focus pada background

    Nah, ternyata bukan hal mudah untuk mencari lensa idaman apalagi

    semakin mendekati ideal maka harga lensa akan semakin sangat

    mahal. Untuk itu diperlukan pembatasan akan kriteria lensa yang akan

    dibeli, semisal rentang fokal, harga (budget), jenis diafragma lensa

    dan sebagainya. Tidak ada lensa ideal, semua lensa tentu ada

    kompromi. Contoh :

    * Lensa 18-55mm f/3.5-5.6 dan 17-55mm f/2.8 punya rentang fokal

    yang hampir sama tapi harganya bisa berbeda 12 kali lipat. Hal ini

    karena kemampuan lensa 17-55mm f/2.8 dalam memasukkan cahaya

    jauh lebih besar dan konstan di seluruh panjang fokal. Komprominya

    tentu adalah harga dan bobot/ukuran lensa itu sendiri. Contoh serupa

    terjadi untuk lensa 55-200mm f/4-5.6 dan lensa 70-200mm f/2.8* Lensa 18-200mm f/3.5-5.6 tampak sanggup mengakomodir semua

    kebutuhan fokal fotografi umum dari wide hingga landscape, tapi

    komprominya adalah tidak mungkin didesain lensa seperti ini dengan

    bukaan konstan f/2.8 dan kalaupun bisa maka ukurannya bisa

    sebesar termos :)

    * Lensa prime menawarkan ukuran yang ringkas, sekaligus bukaan

    diafragma yang besar dengan harga yang relatif murah. Namun bagi

    yang terbiasa memakai lensa zoom, maka memotret dengan lensa

    prime akan membuat repot karena fokal lensanya yang fix di posisi

    tertentu.

    * Lensa wide punya keistimewaan sendiri dalam menampilkan

    perspektif berkesan luas, namun lensa wide perlu desain lensa yang

  • 8/8/2019 Dasar Kamera

    26/26

    rumit dengan resiko mengalami fall-off dan purple fringing, belum lagi

    distrosi yang pasti tidak bisa dihindari sehingga lensa wide tidak cocok

    untuk potret wajah.

    * Lensa yang didesain khusus untuk sensor APS-C (Nikon DX atau

    Canon EF-S) punya diameter lebih kecil, ringkas dan kompak. Namun

    bila lensa ini dipasang di bodi full frame akan muncul vignetting.

    Membeli lensa full frame untuk bodi APS-C bisa jadi lebih aman

    meski memang jadi menambah biaya dan belum tentu lensanya

    tersedia.

    Itulah sajian kami kali ini. Meski tidak mudah, tapi setidaknya

    diharapkan kita bisa mengetahui bagaimana menilai bagus tidaknyasebuah lensa. Bila pada akhirnya kita dihadapkan pada lensa yang

    biasa-biasa saja, kita masih bisa mengupayaakan untuk membuat foto

    yang luar biasa. Bila ingin tajam, gunakan f/8 dan lensa apapun akan

    memberi ketajaman maksimal. Pengujian dari pabrik, fitur yang

    lengkap, spesifikasi tinggi dan kualitas optik yang tinggi juga tidak

    akan menolong bila dasar fotografi yang kita kuasai belum matang,

    semisal kendali eksposur, bermain komposisi dan kejelian mencarimomen yang tepat.