Dasar dasar perbankan
-
Upload
ade-yh -
Category
Economy & Finance
-
view
6.808 -
download
0
description
Transcript of Dasar dasar perbankan
Basic of Banking Business (Dasar-Dasar Perbankan)
POKOK BAHASAN :
I. Landasan Hukum Perbankan Indonesia
II. Kategori Bank
III. Definisi, Azas, Tujuan & Fungsi Bank di Indonesia
IV. Prinsip-Prinsip Operasional Bank
V. Organisasi Bank
VI. Manajemen Bank
VII. Lembaga Penjamin Simpanan
VIII. Kerahasiaan Bank
IX. Pengaturan dan Pengawasan Bank
X. Kewenangan Pengaturan dan Pengawasan Bank
XI. Arsitektur Perbankan Indonesia2
1 . Undang – Undang Republik Indonesia no.7 th 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang RI No. 10 tahun 1998
2 . Undang – Undang Republik Indonesia No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang No. 3 tahun 2004
3
I. Landasan Hukum Perbankan di Indonesia
II. KATEGORI BANK
4
Menurut Jenis :1. Bank Umum (Konvensional & Syariah)2. Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Kepemilikan :1. Pemerintah 2. Pemerintah Daerah 3. Swasta Nasional4. Koperasi5. Asing
Menurut Kegiatan Usaha :1. Bank Devisa2. Bank Non Devisa
Menurut Bentuk Hukum :1. Perusahaan Perseroan (Persero) 2. Perseroan Terbatas (PT)3. Perusahaan Daerah (PD)4. Koperasi
Menurut Sistim Pembayaran Jasa :1. Pembayaran Bunga2. Bagi Hasil ( Prinsip Syariah)
JUMLAH BANK
Kelompok BankPeriode
1998 1999 2000 2001 2002 2008 2009
Bank Umum: 208 164 151 145 141 128 121
- Bank BUMN 7 5 5 5 5 5 4
- BPD 27 27 26 26 26 26 26
- Bank Devisa 71 47 38 38 35 33 34
- Bank Non Devisa 59 45 43 42 41 36 31
- Eks Bank Campuran 34 30 29 24 24 17 16
- Bank Asing 10 10 10 10 10 11 10
BPR: 2262 2467 2419 2355 2141 1809* 17335
III. DEFINISI , AZAS , TUJUAN & FUNGSI BANK DI INDONESIA
6
B A N K
Adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak
( Undang – Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998)
7
Prudential Banking ( Prinsip Kehati – Hatian )
8
1. First Line of Defence : adanya sistim dan prosedur yang diyakini telah
memenuhi prinsip kehati-hatian dan memenuhi kriteria good corporate governance /GCG (tata kelola perusahaan yang baik)
2. Second Line of Defence : tersedianya sumber daya manusia yang profesional,
berintegritas tinggi sehingga dapat dijamin sistem dan prosedur dipatuhi
A Z A S :
TUJUAN :
Perbankan indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka peningkatan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak
9
10
FUNGSI BANK
B. PENYALURAN DANA
A. MENGHIMPUN DANA
SURPLUS UNIT
DEFISIT UNITFINANCIALINTERMEDIARY
C. Fungsi lain dari Bank :1. Penunjang kelancaran sistem pembayaran2. Pelaksana kebijakan moneter3. Pencapaian stabilitas sistem keuangan
1. Denomination divisibility : Menghimpun dana dari pemilik dan disalurkan
kepada yang memerlukannya
2. Maturity flexibility : Menghimpun dana dalam bentuk giro, tabungan
atau deposito yang jangka waktunya bervariasi
3. Liquidity transformation : Memelihara likuiditas
4. Risk diversification : Penyaluran dana dengan memperhatikan risiko
11
IV. PRINSIP OPERASIONAL BANK
• Bank dapat berbentuk hukum PT, koperasi atau Perusahaan Daerah• Trend integrasi bank dengan usaha finansial lainnya• Bank dapat berbentuk hukum PT, koperasi atau Perusahaan Daerah• Trend integrasi bank dengan usaha finansial lainnya
Sumber Dana
Pengguna Dana
Individu
Usaha/ Institusi
Individu
Usaha
Pemberian Kredit
Simpanan
Sektor Perbankan
Bank
Modal
Jasa keuangan (services), antara lain:- Sistem pembayaran- Export/ import (trade financing)- Perdagangan mata uang
12
13
DEBETUSES OF FUND
(Penggunaan Dana)
KREDITSOURCES OF FUND
(Sumber Dana)
DANA PIHAK I :
Equity(Saham, Cadangan, Laba)
DANA PIHAK III :Giro
TabunganDeposito
ASSETUTAMABANK
KREDIT
AKTIVA TETAP
SECONDARY RESERVESBI, Surat Berharga dll.
Neraca Bank XYZ per 31 Desember 2009
PRIMARY RESERVEReserve Requirement (RR)
Giro Wajib Minimum (GWM)
DANA PIHAK II :Obligasi, Saham, MM, BI, BA financing dll.
ASSETS ALLOCATION APPROACH
Sumber Dana Penggunaan Dana
14
PENGERTIAN RISIKO
Suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian/ kehancuran apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya.
Sebaliknya, risiko yang dikelola dengan baik akan memberikan ruang pada terciptanya peluang untuk memperoleh suatu hasil/ keuntungan yang lebih besar
15
16
BANK RISKS
1. Credit Risk Debitur tidak membayar kewajibannya
2. Market Risk Perubahan suku bunga/ nilai tukar
3. Liquidity Risk Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo
4. Operational Risk
Tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank
5. Legal Risk Kelemahan aspek yuridis yang menyebabkan adanya tuntutan hukum sebagai akibat dari ketiadaan peraturan, kelemahan perikatan, dll.
6. Reputation Risk
Publikasi/ persepsi negatif terhadap bank
7. Strategic Risk Akibat dari pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat/ kurang responsif terhadap perubahan
8. Compliance Risk
Tidak mematuhi/ melaksanakan peraturan/ perundang-undangan yang berlaku
Bank Umum melakukan kegiatan usaha konvensional; dan atau melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah; memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melakukan kegiatan usaha konvensional;atau melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah; tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
JENIS BANK
17
BENTUK HUKUM
18
u/ Bank Umum Perseroan Terbatas Koperasi Perusahaan Daerah.
u/ Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Perseroan Terbatas Koperasi Perusahaan Daerah Bentuk lain yang ditetapkan dengan PP
KEPEMILIKAN BANK UMUM
19
• Bank Umum hanya dapat didirikan o/ : WNI dan atau BHI; WNI dan atau BHI dengan WNA dan atau BHA secara kemitraan
• Unsur kemitraan dalam kepemilikan Bank tetap terdapat unsur kepemilikan Indonesia maksimum kepemilikan pihak asing 99%
• Emisi saham melalui bursa efek maksimum 99% dari jumlah saham Bank ybs pembelian saham oleh asing melalui bursa
dapat mencapai 100% dari yang tercatat di bursa
KEPEMILIKAN BPR
20
BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki :
WNI BHI yang seluruh pemiliknya WNI Pemerintah Daerah bersama di antara ketiganya
Tidak dimungkinkan adanya unsur kepemilikan asing
PERIZINAN
21
Perizinan Bank diberikan oleh BI
Hal-hal yang memerlukan izin := pendirian Bank Umum dan BPR= pembukaan KC Bank Umum dan KC BPR= pembukaan KC, KCP dan KPw dari Bank
Asing= merger, konsolidasi dan akuisisi
KEGIATAN USAHA BANK UMUM
22
• Tanpa pembatasan ketentuan BI (Ps 6) a.l :
= menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan);
= memberikan kredit;= menerbitkan surat pengakuan hutang;= membeli, menjual atau menjamin surat-surat
berharga;= melakukan transfer;= menempatkan dana pada dan atau meminjam
dana dari bank lain;= menyediakan safe deposit box.
KEGIATAN USAHA BPR
23
• Usaha BPR meliputi := menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan berupa deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan;
= memberikan kredit;= menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan prinsip Syariah;= menempatkan dana pada bank lain.
BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
24
• Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
• Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi (a.l):- menghimpun dana dalam bentuk Simpanan
(Giro,Tabungan) berdasarkan prinsip Wadi’ah- menghimpun dana dalam bentuk Investasi (Deposito,
Tabungan) berdasarkan prinsip Mudharabah- menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad
mudharabah dan Akad musyarakah.- menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna’
BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
- menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh
- menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarahmuntahiya bittamlik
- melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah
- melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah
- membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;
25
BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
• membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia
- menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah
- melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah
- menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah;
- memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah
26
BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
• melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah;
• memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan
• melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
27
KEGIATAN USAHA UNIT USAHA SYARIAH (UUS)
• menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan berdasarkan Akad wadi’ah
• menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, berdasarkan Akad mudharabah
• menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah
• menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad
murabahah, Akad salam, Akad istishna’
• menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh
• menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak
atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad
ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
28
KEGIATAN USAHA UNIT USAHA SYARIAH (UUS)
• melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad
hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
• melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah
• membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang
diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah
• membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia
• menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak
ketiga berdasarkan Prinsip Syariah 29
KEGIATAN USAHA UNIT USAHA SYARIAH (UUS)
- menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah
- memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah
- memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan
- melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
30
31
V. ORGANISASI BANK
STRUKTUR ORGANISASI BANK SECARA INDIVIDUAL TERGANTUNG BEBERAPA HAL
ANTARA LAIN :
A. Sistem dan prosedur kerjaB. Jenis bank dan lingkup kegiatannyaC. Sistem pengambilan keputusanD. Penggunaan teknologi
32
ORGANISASI BANK
ORGANISASI BANK UMUMNYA TERDIRI DARI :
1. Kantor Pusat2. Kantor Wilayah/ Inspeksi3. Kantor Cabang (Penuh)4. Kantor Cabang Pembantu5. Kantor Kas, Kios, Kas Mobil
Dewan KomisarisKomisaris Utama/ Komisaris IndependenWakil Komisaris UtamaKomisarisKomisaris IndependenKomisaris IndependenKomisaris Independen
Direktur Utama
Direktur Corporate Banking
Direktur Commercial
Banking
Direktur Micro & Retail
Banking
Direktur Treasury & International
Banking
Direktur Specialist Asset
Management
DirekturCompliance &
HumanCapital
EVP Change
Mgt Office
EVP Internal
Audit
EVP Consumer
Finance
Mandiri
Sekuritas
Corporate Banking
I
Corporate Banking
II
CorporateBanking
III
Synd. & Structured Finance
CorporateBanking
Agro-Based
Jakarta Commercial
Sales
RegionalCommerical
Sales 1
Small Business
I
Regional commercial
Sales 2
WholesaleProduk
Mgt
Bank Syariah Mandiri
Small Business
II
Jakarta
Network
Regional
Network
Micro
Business
Mass & ElectronicBanking
Wealth
Mgt
Bank Sinar Harapan
Bali
AXA Mandiri Financial S.
Consumer
Card
Consumer
Loans
International Banking &
Cap.Mkt. S.
Treasury
Mandiri Tunas
Finance
Mandiri Tunas
Finance
CreditRecovery
I
CreditRecovery
II
Asset
Mgt
Compliance
Human Capital
Services
Hum.Cap.Strategy &
Policy
LearningCenter
Direktur Risk
Magement
DirekturCorp.Sec,Legal &
Cust. Care
Direktur Technology
& Ops.EVPFinance & Strategy
Market & Operational
Risk
Credit Risk &
Policy
CorporateRisk
CommercialRisk
Retail & Consumer
Risk
IT BussinessSolution &
App.Services
ITOperations
CentralOperations
Planning Policies,
Proced. Arch.
CreditOperation
ElectronicChannel
Operation
Investor Relations
Strategy&
Performance
Accounting
Procurement &
Fixed Asset
CorporateSecretary
Legal
CustomerCare
Wakil Direktur Utama
RISK AND CAPITAL COMMITTEE INFORMATION AND TECHNOLOGY COMMITTEE PERSONNEL POLICY COMMITTEE IWHOLSESALE EXECUTIVE COMMITTEE RETAIL & SUPPORT COMMITTEE
DEWAN KOMISARIS DIREKTUR KOMITE DI BAWAH DIREKSI EVP KOORDINATOR GROUP HEAD SPECIALIST SETINGKAT GROUP HEAD ANAK PERUSAHAAN UTAMA
ORGANISASI BANK (Contoh: Bank Mandiri – sumber: Annual Report 2009)
Chief of Economist
Culture & Service
Specialist
33
Komite Teknologi Sistem informasi
Komite Kredit ALCO Komite Manajemen Risiko
Komite Pertimbangan Pegawai
Staf Ahli Outsourcing
DirekturOperasi Bank
Direktur Utama
DirekturPengembangan
Korporat
DirekturKepatuhan
DivisiPerencanaan
& Keuangan
DivisiBisnis
DivisiPengembanga
nEkonomi Rakyat
DivisiTreasury &
InternasionalDivisi
Pengem-bangan
DivisiSDM
DivisiUmum
DivisiKepatuhan& ManRisk
DivisiT I SKAI
Dept.PerencanaanPerusahaan
Dept. Akuntansi, Pajak &
Pelaporan
Dept.Pembinaan & PemantauanBisnis Cab.
Dept.Konsumer
Dept.Komersial
Dept.Kredit Khusus
Dept.Prog. PER
Dept.UMK
Dept.ALMA
Dept.Pasar Uang,
Pasar Modal, SB, Likuiditas
DivisiBisnis
Dept.Kepatuhan
Dept. Manajemen
Risiko
Dept.Pengadaan & Umum
Dept.Inventaris & Layanan
Dept.Diklat
Dept.Pengmbang
an SDM
Dept. Pemasaran Prod, Jasa &
Layanan
Dept. Penelitian & Pengmb. Org
Jaringan DepartemenPendukung
Auditor
Auditor di Ktr Cabang Kelompok
Auditor
KelompokOperasional
TI
KelompokPengembangan
T
Kelompok TISecurity & Network
QualityInsurance
KelompokTeknis
ORGANISASI BANK (Contoh: BPD Papua – sumber: Annual Report 2009)
34
35
DIREKTUR KEPATUHAN
DIREKTUR UMUM
DIREKTURUTAMA
RUPS
DEWAN KOMISARIS ALCOKMKKOMITE KREDITKOMITE RISIKOKOMITE TEKNOLOGI
KOMITE REMUNERASIDAN NOMINASIKOMITE AUDITKOMITE PEMANTAU RISIKOPENASIHAT AHLIDIREKTUR
PEMASARAN
SATUAN KERJA AUDIT
INTERNDIVISI
MANAJEMEN RISIKO DAN
KEPATUHAN
DIVISI SUMBER DAYA
MANUSIADIVISI UMUM
DIVISI AKUNTANSI
DAN LAPORAN
DIVISI TEKNOLOGI
DAN INFORMASI
DIVISI PERENCANAA
N
DIVISI PENGEMBANGAN
BISNIS DAN PEMBINAAN
CABANG
DIVISI KREDIT
DIVISI TRISURI
SKAI MRK SDM UMM AKL TI REN PBCC KRD TRI
CABANG UTAMA & CABANG-CABANG
CORPORATE SECRETARY
STAF DIREKSI
ORGANISASI BANK (Contoh: BPD Sulut – sumber: Annual Report 2009)
VI. MANAJEMEN BANK :
Manajemen perbankan merupakan perpaduan antara ilmu dan seni mengatur kegiatan pengumpulan dana, penyaluran kredit dan pelaksanaan lalu lintas pembayaran agar efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan
36
4 H
AL P
OK
OK
YA
NG
H
AR
US
D
IPER
HA
TIK
AN
O
LEH
BA
NK a. Manajemen dana
b. Manajemen perkreditanc. Manajemen lalu lintas pembayaran d. Manajemen sumber daya manusia
37
Tingkat Kesehatan Bank
PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
SE Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Lampiran 1 – Matriks Perhitungan/ Analisis Komponen FaktorLampiran 2 – Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen
Lampiran 3 – Kertas Kerja Penetapan Peringkat FaktorLampiran 4 – Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komposit
Lampiran 5 – Kertas Kerja Penetapan Peringkat
Tingkat Kesehatan Bank
Pengukuran Tingkat Kesehatan Bank di Indonesia dengan menggunakan metoda CAMEL:
bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan
bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat
selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan
38
Tingkat Kesehatan Bank
Pengukuran Tingkat Kesehatan Bank di Indonesia dengan menggunakan metoda CAMEL:
Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity)
No. Faktor CAMELBobot
Bank Umum BPR
1. 2.
3.
4.
5.
Permodalan Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas Manajemen
Rentabilitas
Likuiditas
25% 30%
25%
10%
10%
30% 30%
20%
10%
10%
39
Tingkat Kesehatan Bank
1. Capital
2. Assets Quality
3. Management Manajemen Umum ((strategi, struktur, sistem, sumber
daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja) dan Manajemen Risiko (risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus)
4. Earning
5. Liquidity 40
41
42
Laporan Keuangan Bank
Untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia No. 7/50/PBI/2005 tanggal 29 Nopember 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia No.
3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta laporan tertentu
yang disampaikan kepada Bank Indonesia, serta untuk memenuhi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.2, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-36/PM/2003 tanggal 30 September 2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala
43
44
45
46
VII. LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
1. BENTUK DAN STATUS LPS : LPS dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. LPS merupakan lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya. LPS bertanggung jawab kepada Presiden
2. FUNGSI LPS : Menjamin simpanan nasabah penyimpan. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya
47
VII. LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
3. KEPESERTAAN : Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara RI wajib menjadi
peserta Penjaminan. Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum (termasuk kantor cabang
dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan perbankan dalam wilayah RI) dan Bank Perkreditan Rakyat, baik bank konvensional maupun bank berdasarkan prinsip syariah.
Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan kegiatan perbankan di luar wilayah RI tidak termasuk dalam Penjaminan.
4. KEWAJIBAN BANK PESERTA : Membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1 % dari modal disetor bank.
Membayar premi penjaminan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Setiap periode penjaminan membayar premi sebesar 0,1 % dari rata-rata saldo bulanan total simpanan dalam setiap periode (termasuk simpanan yang berasal dari bank lain).
48
VII. LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
5. SIMPANAN YANG DIJAMIN :
Merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat, termasuk yang berasal dari bank lain meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
Nilai simpanan yang dijamin LPS mencakup saldo pada tanggal pencabutan izin usaha bank.
Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu Bank adalah hasil penjumlahan saldo seluruh rekening simpanan nasabah pada Bank tersebut, baik rekening tunggal maupun rekening gabungan (joint account).
Sejak 13 Oktober 2008, saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu bank adalah paling banyak sebesar Rp. 2 milyar (semula sebesar Rp. 100 juta).
49
VIII. KERAHASIAAN BANK
50
Definisi Rahasia Bank :
Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan (Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).
Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan Simpanan Nasabah (PBI No.2/19/PBI/2000).
Kepentingan Kerahasiaan Bank :
51
• Kepentingan perpajakan
• Penyelesaian piutang Bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang Negara & Lelang / Panitia Urusan Piutang Negara
• Kepentingan peradilan dalam perkara pidana
• Kepentingan peradilan dalam perkara perdata antara Bank dengan Nasabah
• Tukar menukar informasi antar Bank
• Permintaan atau persetujuan tertulis dari nasabah penyimpan
• Permintaan ahli waris yang sah dari nasabah penyimpan yang meninggal dunia
Harus memperoleh izin tertulis dari BI
Tidak memerlukan izin tertulis dari BI
PENGECUALIAN TERHADAP KERAHASIAAN BANK :
Kerahasiaan bank tidak berlaku untuk :
Kepentingan penyidikan/ peradilan dalam perkara Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
Kepentingan penyidikan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam perkara Tindak Pidana Korupsi
52
SANKSI MEMBUKA RAHASIA BANK TERKAIT UU PERBANKAN :
Barang siapa tanpa membawa izin tertulis dari Bank Indonesia dengan sengaja memaksa Bank untuk memberikan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanan diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 4 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 100.000.000.000,00 dan paling banyak Rp 200.000.000.000,00
Komisaris, Direksi atau pegawai Bank atau pihak terafiliasi yg dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 4 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000,00 dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00
53
SANKSI MEMBUKA RAHASIA BANK TERKAIT UU TPPU :
Direksi, pejabat atau pegawai Bank yg memberitahukan kepada pengguna jasa keuangan atau orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan cara apapun mengenai laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang sedang disusun atau telah disampaikan kepada PPATK (pasal 17A UU TPPU) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 5 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00.
(PPATK = Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan)
54
UU NO. 11/2008 TANGGAL 21-04-2008 TENTANG INFORMASI DANTRANSAKSI ELEKTRONIK
Perbuatan Yang Dilarang - Pasal 27 Ayat (3) :
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/ atau pencemaran nama baik
Ketentuan Pidana - Pasal 45 Ayat (1) :
Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
55
IX. PENGATURAN & PENGAWASAN BANK
BANK INDONESIA MENETAPKAN PERATURAN :1. Memberikan dan mencabut ijin kelembagaan/ usaha bank2. Mengawasi serta memberikan sanksi terhadap bank
56
TUJUAN :Mengoptimalkan fungsi perbankan indonesia sebagai :1. Lembaga kepercayaan ( menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat )2. Pelaksana kebijakan moneter3. Lembaga yang berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan.
PENDEKATAN YANG DILAKUKAN :1. Kebijakan memberikan keleluasaan berusaha (deregulasi)2. Kebijakan prinsip kehati–hatian ( prudential banking )3. Pengawasan bank yang mendorong bank untuk melaksanakan secara konsisten ketentuan intern yang dibuat sendiri (self regulatory banking) dalam melakukan kegiatan operasionalnya dengan tetap mengacu pada prinsip kehati - hatian
X. KEWENANGAN PENGATURAN DAN PENGAWASAN BANK
57
PEMBERIAN /PENCABUTAN IJIN BANK /
CABANG,KEPENGURUSAN,
KEPEMILIKAN,USAHA TERTENTU
MENETAPKAN DAN MEMBUAT
KETENTUAN YANGMENYANGKUT ASPEK USAHA DAN KEGIATAN
BANK
- ON SITE : PENGAWASAN
LANGSUNG (UMUM, KHUSUS) UNTUK MEMANTAU
KEPATUHAN THD KETENTUAN
- ON DESK : ATAS DASAR
LAPORAN BANK
MENJATUHKAN SANKSI SESUAI
UNDANG - UNDANGYANG BERLAKU
RIGHT TO LICENCE
RIGHT TOREGULATE
RIGHT TOCONTROL
RIGHT TOIMPOSE
SANCTION
Latar Belakang Krisis ekonomi 1997 Kebutuhan memiliki fundamental perbankan yang kuat Melanjutkan upaya penyehatan perbankan nasional
Pengertian APIKerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan
XI. ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA ( API )
58
TANTANGAN YANG DIHADAPI
• Struktur perbankan • Aset perbankan dikuasai oleh 13 bank besar
• Kapasitas pertumbuhan kredit
• Permodalan bank tidak mendukung pertumbuhan kredit yang diharapkan
• Kebutuhan masyarakat
• Akses kredit masih perlu ditingkatkan,
• Kapabilitas SDM • Risk management, GCG dan core banking skills perlu ditingkatkan
• Profitabilitas dan efisiensi
• Struktur aktiva belum optimal dan biaya operasional relatif tinggi
• Infrastruktur • Belum ada Credit Bureau
• Perlindungan nasabah
• Hak-hak nasabah belum diperhatikan
• Pengawasan • Efektivitas dan koordinasi pengawasan bank dengan lembaga lain perlu ditingkatkan
PERMASALAHAN
Tantangan ke Depan
59
ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA ( API )
60
V I S IMencapai suatu sistem perbankan yang
sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka
membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
6 (ENAM) PILAR PENUNJANG PENCAPAIAN VISI API
61
NO PILAR API SASARAN 1. Struktur Perbankan
yang sehatPenguatan permodalan dan peningkatan daya saing.
2. Sistem Pengaturan yang Efektif
Peningkatan Compliance thdp 25 Basel Core Principles For Effectiveness Bank Supervision
3. Fungsi Pengawasan Efektif
Peningkatan Koordinasi antara lembaga pengawas, penerapan Risk Based Supervision
4. Industri Perbankan yang kuat
Penerapan GCG, peningkatan kualitas manajemen risiko dan peningkatan kemampuan operasional.
5. Infrasutuktur Perbankan yang memadai
Pembentukan Credit Bereau, optimalisasi credit rating agency.
6. Perlindungan Konsumen Penyelesaian pengaduan nasabah, pembentukan lembaga mediasi perbankan dan transparansi.
62
Sasaran Kebijakan API
STRUKTUR PERBANKAN INDONESIA
63
Daerah
BPR Bank dengan kegiatan Usaha terbatas
Korporasi Ritel Lainnya
bank dengan fokus :
BankNasional
BankInternasional
PERMODALAN
Rp. 50 Trilyun
Rp. 10 – 50 Trilyun
DibawahRp. 100 Milyar
2 – 3 Bank
3 – 5 Bank
30 – 50 Bank
Rp. 100 Milyar –Rp. 10 Trilyun
ARAH KEBIJAKAN PERBANKAN
• Konsolidasi Perbankan (API)• Memperkuat kelembagaan perbankan melalui penguatan
permodalan • Modal Inti : - Minimum Rp80miliar pada akhir th
2007; dan - Minimum Rp 100miliar pada akhir th 2010
• Penerapan Basel II Accord (secara bertahap)• Sistem perhitungan kecukupan modal yang lebih berorientasi
pada risiko dengan mendasarkan pada 3 pilar: 1) Minimum Capital requirement; 2) Supervision Review Process; 3) Market Discipline
• Pengembangan Perbankan Syariah
• Pengembangan BPR dan Linkage Program BPR dengan Bank Umum/Lembaga lain
64