DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

41
DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015 Rimawan Pradiptyo Deputi Penelitian, P2EB, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Transcript of DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Page 1: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Rimawan Pradiptyo Deputi Penelitian, P2EB, Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

Page 2: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

NKRI  3015  

Misi-­‐Visi  Kebangsaan  

Dasa  Wicaksana  NKRI  3015  

2  

Page 3: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Apa Kesamaan dan Perbedaan Ketiga Negara ini?

Page 4: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Pertanyaan Mendasar •  Mengapa ada negara yang tahan berdiri ratusan hingga

ribuan tahun, namun banyak negara yang terpecah setelah hanya belasan atau puluhan tahun berdiri?

•  Mengapa banyak negara terpecah setelah referendum? – Eritrea (1993) - Slovenia (1990) – Timor Timur (1999)

•  Namun banyak pula negara yang tidak dapat dipecah meski melewati referendum? –  Irlandia Utara (1973), Scotlandia (2014) – Quebec (1980, 1995)

4  

Page 5: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Tujuan NKRI Pembukaan UUD 1945 alenia 4:

1.  melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2.  memajukan kesejahteraan umum,

3.  mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

4.  ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

5  

UUD 1945

TAP MPR XI/1998

UU Tipikor & KPK

UU UN CAC

Nawa Cita

Page 6: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

TAP MPR RI XI/MPR/1998: Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN

•  Memfungsikan secara proporsional dan benar lembaga Tinggi Negara agar sesuai amanah UUD 45

•  Prasyarat fungsi dan tugas berjalan adalah penyelenggara negara harus jujur, adil, terbuka dan terpercaya dan mampu membebaskan diri dari KKN

•  Penyelenggara negara bersumpah dan bersedia diperiksa kekayaannya sebelum dan setelah menjabat

•  Pemeriksaan kekayaan dilaksanakan oleh lembaga yang dibentuk oleh Kepala Negara yang keanggotaannya terdiri dari Pemerintah dan masyarakat

•  Upaya pemberantasan korupsi dilakukan secara tegas dan konsisten dengan UU tindak pidana korupsi

•  Pemberantasan KKN dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga dan kroninya maupun pihak swasta/konglomerat termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan hak azasi manusia

6  

Page 7: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Nawa Cita 1.  Menghadirkan peran negara dalam

melindungi elemen bangsa 2.  Pemerintah tidak absen dalam

membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu dan lembaga perwakilan

3.  Membangun Indonesia dari pinggiran

4.  Menolak negara lemah dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya

5.  Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui: Indonesia pintar, Indonesia kerja dan Indonesia sejahtera serta land reform

6.  Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar international

7.  Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

8.  Revolusi karakter bangsa melalui penataan kurikulum pendidikan nasional.

9.  Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalyi kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruag dialog antarwarga.

7  

Page 8: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

x1

x2

l  x*

Fungsi  Kesejahteraan  

Fungsi  Dana  

Contours  of  objecEve  funcEon  

x1

x2

x* l 

Perilaku Konsumsi/Produksi Rasional

Page 9: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Existing Strategi: Maksimalisasi Kesejahteraan •  Persatuan Indonesia dianggap

‘given’ sebagai pre-requisite untuk mencapai maksimalisasi kesejahteraan

•  Persatuan bukan merupakan tujuan pembangunan!!

•  Konsekuensi: Fokus pembangunan di daerah dengan jumlah penduduk besar (Jakarta dan Jawa) •  Ketimpangan semakin besar antara

kota vs desa dan antara Indonesia bagian barat vs bagian timur 9  

Page 10: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Aspek Intertemporal vs Aspek Spasial Proses Pembangunan

           

Aspek  Spasial  

Aspek  Intertemporal  

Myopic Non-Myopic

Orientasi ke Jawa dan Sumatera (hanya di daerah dengan penduduk padat)

Kondisi saat ini (tidak mendukung persatuan Indonesia dan menyusahkan anak-cucu)

Meminimalisasi beban ke anak-cucu meski belum tentu kondusif untuk menjaga persatuan Indonesia

Orientasi ke Indonesia sebagai negara kepulauan yang utuh dan berdaulat

Mendukung persatuan Indonesia meski mungkin membebani anak-cucu di masa datang

Kondisi Ideal (sangat mendukung persatuan Indonesia dan tidak menyusahkan anak-cucu)

Page 11: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

NKRI 3015: Minimalisasi Resiko Perpecahan •  Tujuan pembangunan:

meminimalisasi resiko perpecahan NKRI untuk 1000 tahun mendatang

•  Implikasi: Lakukan berbagai kebijakan agar NKRI tetap utuh untuk 1000 tahun mendatang dengan prasyarat: •  Menciptakan incentive

compatiblity untuk menjadi bagian dari NKRI!!

•  Tujuan mulai RPJP, RPJM, Nawa Cita, kebijakan pusat dan daerah tidak akan tercapai selama korupsi marak di Indonesia.

Page 12: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Pertanyaan Fundamental •  Apakah cita-cita NKRI 3015 akan tercapai

jika korupsi masih marak di Indonesia? •  Jika korupsi tetap tinggi seperti sekarang,

berapa lama NKRI akan mampu bertahan sebelum beberapa wilayah melepaskan diri?

•  Jika tidak ada satu negara maju pun memiliki tingkat korupsi tinggi, mengapa tidak ada komitmen dari bangsa Indonesia untuk bersama-sama memerangi korupsi?

12  

Page 13: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Bahaya Laten Korupsi

13  

Korupsi  

Demokrasi  

Tata  Kelola  

Kesejahteraan  

Adverse  SelecEon  

Reputasi  Bangsa  

Kelembagaan  

•  Korupsi menghancurkan sendi-sendi bernegara dan berbangsa

•  Keberlangsungan NKRI terancam oleh maraknya korupsi di Indonesia

•  Tidak ada negara maju dengan tingkat korupsi tinggi

•  KPK sebagai salah satu TRISULA penanggulangan korupsi bersama-sama dengan Kepolisian dan Kejaksaan, mengemban tugas berat dalam penanggulangan korupsi (Prakarsa Bulaksumur Anti Korupsi, 10 Maret 2015, dan Deklarasi GAK Lintas Alumni Perguruan Tinggi, 29 September 2015)

Page 14: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

NKRI  3015  

Misi-­‐Visi  Kebangsaan  

Dasa  Wicaksana  NKRI  3015  

14  

Page 15: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Keterkaitan Antara Misi, Visi dan Strategi

15  

Misi:  Mengapa  kita  ada?  

Visi:  Kita  ingin  menjadi  apa/

siapa?  

Nilai-­‐nilai:  Apa  yang  kita  percayai?    

Penetapan  Tujuan:    

Pemilihan  Strategi  

Penganggaran  

Sumber:  T  Hani  Handoko  

UUD  1945  

Tap  MPR  

UU  

PP,  PerMen,  dll  

Page 16: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Pengambilan Keputusan Prospective

time

Eme  at  which  the  state-­‐of  the  world  is  revealed    

Decisions  to  be  made  here  

Rainbow  of  possible  states-­‐of-­‐the-­‐world  Ω

Only  one  realised  state-­‐of-­‐the-­‐world    ω

16  

RetrospecEve  ProspecEve  

Page 17: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Prinsip Pengambilan Strategi Ke Depan Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan di Masa Depan: 1.  Tujuan yang jelas (Clear Purpose) 2.  Fokus pada pencapaian tujuan 3.  Konsisten terhadap Fokus tersebut •  Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah organisasi besar, dimana arah

pembangunan Indonesia berdasarkan misi-visi bangsa Indonesia (Mission Driven), dan bukan ditentukan oleh figur pimpinan.

•  Kinerja organisasi ditentukan oleh sistem yang dibangun di organisasi tersebut dan bukan ditentukan oleh figur pimpinan organisasi tersebut. –  Code of conduct –  Internal control –  Manajemen resiko –  SOP

Page 18: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Revitalisasi Komitmen Anti Korupsi •  Cita-cita NKRI tidak akan

tercapai selama korupsi merajalela

•  Komitmen perlawanan terhadap korupsi (TAP MPR XI/1998, UU Pengakuan UNCAC, UU Aparat Negara Bebas KKN) perlu direvitalisasi

•  Bagaimana implementasi Nawa Cita khususnya di bidang penanggulangan korupsi??

18  

UUD 1945

TAP MPR XI/1998

UU Tipikor dan UU KPK

UU Pengakuan

UNCAC

Nawa Cita

Page 19: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Peran Negara Menurut Teori Ekonomi •  Dalam konsep teori ekonomi klasik dan neo-klasik sekalipun

(madzab liberal), peran negara sangat besar untuk mendukung mekanisme pasar. Peran negara diperlukan di: –  Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme

pasar: pengadaan barang publik (legislatif, eksekutif dan yudikatif)

–  Ketika terjadi eksternalitas negatif sebagai ekses pembangunan/aktivitas ekonomi (polusi udara, polusi air, dll)

–  Ketika terjadi distorsi pasar akibat adanya asymmetric information, praktik bisnis anti kompetisi, biaya tinggi akibat korupsi, dll.

–  Mengatur pemanfaatan sumberdaya umum (common resources) yang berpengaruh besar terhadap kesejahteraan umum, misalnya: pengelolaan hutan dan hasilnya, pengelolaan air, pengelolaan barang tambang, dll 19  

Mekanisme  Pasar  

Mekanisme  Non  Pasar  dan  InsEtusi  

Page 20: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Evaluasi Peran Negara di Indonesia Indonesia Negara Maju Kapitalis Negara Maju Sosialis

Alokasi tanah cenderung diserahkan kepada pasar

Alokasi tanah dilakukan oleh negara secara ketat

Alokasi tanah dilakukan oleh negara secara ketat

Perencanaan pembangunan berjangka ultra pendek

Perencanaan pembangunan jangka panjang

Perencanaan pembangunan jangka panjang

Pengelolaan sumberdaya umum diserahkan kepada pasar

Pengelolaan sumberdaya umum diatur ketat oleh pemerintah

Pengelolaan sumberdaya umum diatur ketat oleh pemerintah

Berbagai aspek kehidupan dibebaskan/tidak diatur

Berbagai aspek kehidupan diatur ketat oleh pemerintah

Berbagai aspek kehidupan diatur ketat oleh pemerintah

Supply barang strategis diserahkan mekanisme pasar

Kestabilan supply barang-barang strategis dilakukan oleh pemerintah

Kestabilan supply barang-barang strategis dilakukan oleh pemerintah 20  

Page 21: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Evaluasi Peran Negara (lanjutan) Indonesia Negara Maju Kapitalis Negara Maju Sosialis

Sistem yang ada mendorong orang melakukan korupsi (korupsi struktural)

Sistem yang ada meminimalisasi potensi korupsi

Sistem yang ada meminimalisasi potensi korupsi

Sistem disusun tanpa mengindahkan aspek rasionalitas dan tidak manusiawi

Sistem dibangun dengan menjunjung aspek rasionalitas dan manusiawi

Sistem dibangun dengan menjunjung aspek rasionalitas dan manusiawi

Tidak memiliki Single Identity Number (SIN)

Memiliki Single Identity Number

Memiliki Single identity Number

Sebagian besar sektor kesehatan diserahkan ke mekanisme pasar

Sektor kesehatan diatur ketat oleh pemerintah dan penggunaan asuransi intensif

Sektor kesehatan diatur dan dikelola penuh oleh pemerintah

21  

Page 22: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Anomali Kebijakan/Sistem di Indonesia

Kebijakan  tanpa  teori  

Remunerasi  Edak  rasional  

NIK  &  Peta  Tunggal  belum  berlaku  

Evidence  Based  Policy  Edak  berlaku  

Phantom  of  Indonesia  Economy  

22  

•  Terdapat anomali sistem pemerintahan, dan remunerasi di sektor publik.

•  Anomali menyebabkan: •  Kinerja perekonomian cenderung

suboptimal •  Ketimpangan pembangunan

semakin memburuk •  Korupsi tumbuh subur dan bersifat

struktural •  Institusi tidak berkembang dengan

baik

Page 23: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Korupsi Struktural

23  

•  Korupsi struktural adalah korupsi yang terjadi akibat sistem yang berlaku di suatu negara cenderung mendorong individu yang tinggal di negara tersebut untuk melakukan korupsi.

•  Dalam korupsi struktural, sistem yang berlaku memberikan insentif lebih tinggi untuk melakukan korupsi daripada insentif untuk mematuhi hukum.

•  Meski korupsi marak, namun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah ternyata tetap tinggi (anomali)

Page 24: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Aspek Institusi dan Pasar di Indonesia •  Pembangunan di Indonesia dari sejak merdeka

hingga saat ini menafikkan pembangunan kelembagaan

•  Fokus kebijakan hanya pada necessary conditions (mekanisme pasar), namun melupakan sufficient conditions (faktor institusi yang diperlukan oleh pasar)

•  Terdapat kesalahan mendasar dalam strategi pembangunan dimana terjadi pembiaran di bidang institusi, sementara mekamisne pasar justru lebih ditekankan tanpa memperhitungkan kebutuhan institusi yang diperlukan.

•  Upaya pencegahan dan penindakan korupsi adalah salah satu bagian dari pembangunan institusi di Indonesia.

24  

Pasar  Formal  

Pasar  Informal  

Aspek  InsEtusi  

Page 25: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

NKRI  3015  

Misi-­‐Visi  Kebangsaan  

Dasa  Wicaksana  NKRI  3015  

25  

Page 26: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Dasa Wicaksana NKRI 3015 •  Lakukan segala hal yang diperlukan untuk mewujudkan NKRI

3015 •  Seluruh elemen bangsa bekerja sama mewariskan Indonesia yang

sejahtera kepada anak-cucu kita •  Warisan kepada anak-cucu bukan berupa warisan finansial,

namun negara yang sejahtera tempat anak-cucu kita hidup dan berkontribusi kepada masyarakat

•  Korupsi, kolusi dan nepotisme adalah ancaman utama terhadap terwujudnya NKRI 3015 dan menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa untuk memerangi korupsi, kolusi dan nepotisme.

26  

Page 27: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

1. Kembali ke Jati Diri Bangsa Indonesia (Belajar dari Kemuliaan Batik)

27  

Page 28: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Proses Membatik Tulis dengan Pewarna Alami

Nglowong   Nembok  

Medel  Ngerok/Nggirah  

Mbironi   Nyoga  

Nglorod  BaEk  Siap  Pakai  

Diperlukan waktu 3 bulan untuk membuat batik tulis dengan pewarna alami!! •  Kesabaran, •  Keuletan (determinasi), •  Ketelitian, •  Tidak mudah menyerah (perseverance)

dan •  Fokus pada kesempurnaan (perfection)

•  Batik melambangkan keuletan budaya (ada dari Sabang-Merauke) dan tidak takut beradaptasi dengan budaya asing (batik motif belanda, batik motif cina, dll) 28  28  

Page 29: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

2. Menyamakan Misi-Visi •  Sebuah game bersifat cooperative jika struktur payoffs

antar pemain memiliki kesamaan tujuan, jika berlawanan akan menjadi non-cooperative game

•  Menyamakan misi-visi bangsa Indonesia menjadi penting agar terjadi cooperation dalam mencapai misi-visi tersebut – Negara yang terisolir dan dimusuhi banyak negara ternyata

justru mampu bertahan karena persatuan adalah KEBUTUHAN

– Kesamaan misi-visi memperlancar koordinasi dan meminimalisasi konflik yang tidak perlu. 29  

Page 30: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

3. Revitalisasi Komitmen Anti Korupsi •  Cita-cita NKRI tidak akan

tercapai selama korupsi merajalela

•  Komitmen perlawanan terhadap korupsi (TAP MPR XI/1998, UU Pengakuan UNCAC) perlu direvitalisasi

•  Bagaimana implementasi Nawa Cita khususnya di bidang penanggulangan korupsi??

30  

UUD 1945

TAP MPR XI/1998

UU Tipikor

UU Pengakuan

UNCAC

Nawa Cita

Page 31: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

4. Re-orientasi Perumusan Kebijakan

Obyek  Kebijakan   Pembuat  Kebijakan  

Pembuat  Kebijakan  

Obyek  Kebijakan   Obyek  Kebijakan  

•  Didasarkan pada hard evidence perilaku pelaku ekonomi yang menjadi target kebijakan

•  Pemahaman terhadap rasionalitas pelaku ekonomi sangat penting

•  Rumusan kebijakan didasarkan pada rasionalitas penyusun kebijakan;

•  Subyektivitas perumus kebijakan sangat domunan dalam pendekatan ini

Demand  Side  (bo^om  up)    Approach  

Supply  Side  (top  down)  Approach  

31  

Page 32: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

5. Single Identity Number (SIN/NIK) •  Tidak ada negara maju yang tidak memiliki single identity number

(SIN/NIK) •  SIN/NIK telah dibangun sejak tahun 2000 di Kemenkeu dan

dialihkan ke Kemendagri sejak 2004 •  Hingga saat ini SIN/NIK belum berlaku 100% bagi seluruh rakyat

Indonesia •  SIN/NIK adalah tulang punggung keberhasilan berbagai program:

–  BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan –  Intensifikasi penerimaan PNBP dan Pajak –  Penyaluran subsidi kepada golongan maryarakat yang berhak –  Identifikasi kepemilikan harta/kekayaan (bagian dari LHKPN), dll

32  

Page 33: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

6. Single Map Policy •  Tidak ada negara maju yang tidak menerapkan single map

policy •  Single Map Policy (SMP) mempermudah: –  Pembangunan berbasis spasial, – Evaluasi kebijakan, dan –  Pendeteksian kejahatan dan bencana – Koordinasi antar instansi terkait, dll

•  Kendala SMP adalah pada penjaminan tidak ada jeratan hukum kepada pejabat yang membuat kebijakan sebelum SMP diterapkan

33  

Page 34: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

7. Evidence-Based Policy (EBP) •  Metoda: Economic Evaluation

dan metoda lain untuk monitoring dan evaluasi suatu program pemerintah

•  Tujuan: –  Meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pembelanjaan –  Meningkatkan sistem perencanaan –  Memisahkan mitos dan realitas –  Meningkatkan transparansi and good

governance

•  Di negara maju, setiap program dialokasikan 10% dana untuk EBP

•  Pelaksana: lembaga independen (universitas dan think tank)

Hasil: •  Dipublikasikan di internet

department (terbuka untuk dikritisi publik)

•  Digunakan sebagai pembelajaran di masa datang bagi para perencana/pengambil kebijakan

Kompleksitas: •  Hasil kajian K/L masih ‘tabu’

untuk dipublikasikan •  Akademisi masih enggan

mempublikasikan hasil studi di journal ilmiah

34  

Page 35: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Anecdotal Evidence vs Hard Evidence

Anecdotal  Evidence  

Hard  Evidence  

•  Kebijakan tanpa landasan teori

•  Lebih didasarkan pada kepentingan politik sesaat

•  Cenderung bersifat ‘supply side’

•  Kebijakan ekonomi berdasarkan fakta di lapangan

•  Cenderung bersifat ‘Demand Side’ •  Lebih berpijak pada kepentingan

BANGSA •  Terbebas dari halusinasi politik

35  

Page 36: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

8. Aturan Main (Institusi) yang Rasional

•  Berbagai ketentuan/peraturan dibangun secara rasional bertujuan untuk optimalisasi kesejahteraan rakyat: – Yang bersalah pasti dihukum – Yang berjasa/bekerja keras pasti diberi insentif (materiil/

non-materiil) – Yang berbakat pasti didorong agar lebih maju – Yang lemah pasti dibantu agar mandiri – Yang malas tidak akan mendapat apapun, dll 36  

Page 37: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

9. Transparansi dan Akuntabilitas •  Di negara demokrasi, kebutuhan terhadap tranparansi dan

akuntabilitas lebih tinggi daripada negara otoriter •  Alokasi sumberdaya, yang notabene selalu terbatas, akan efektif

dan efisien dengan adanya transparansi dan akuntabilitas. •  Potensi fraud dan korupsi akan menurun drastis dengan adanya

sistem yang mendorong transparansi dan akuntabilitas. •  Transparansi dan akuntabilitas akan meningkatkan kepastian

(certainty) di dalam tata kehidupan di suatu negara

37  

Page 38: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

10. Homogenitas Sistem Remunerasi •  Di negara maju, baik yang kapitalis maupun sosialis, tidak

ada perbedaan sistem penggajian antara sektor swasta dan sektor pemerintah. –  Semua pekerja digaji dengan single salary system, setiap pekerja

menghadapi probabilitas untuk dipecat (pecatable), –  semua jenis pekerjaan job description, KPI berdasarkan

outcome measures

•  BRR, KPK, BI dan OJK menggunakan single salary system dan terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja lembaga tersebut dibandingkan K/L lain.

38  

Page 39: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Dampak Homogenitas Sistem Remunerasi

Sistem Insentif

Rasional dan Manusiawi

Tendensi Koordinasi antar K/L meningkat

Fokus Kinerja pada Outcome dan bukan pada

Output (aktivitas)

Etos Kerja (produktivitas)

Meningkat

Orientasi Kerja Cenderung Fokus

pada Social Welfare Function

39  

Page 40: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015

Mari Memikirkan Social Welfare Function

• Kepentingan Kelompok

• Redistribusi

• Maksimalisasi utilitas

• Kepentingan Parpol

• Kepentingan Pribadi

• Penyerapan Anggaran

Birokrat Politisi

Interest Group

Pemilih (voters)

Social  Welfare  FuncEon  

•  Semua elemen masyarakat akan memikirkan social welfare function ketika: •  Sistem insentif bersifat rasional,

transparan dan manusiawi •  Outcome menjadi KPI bagi

birokrat •  Pendanaan partai politik tidak

menjadi permasalahan bagi politisi

•  Asymmetric Information dapat diminimalisasi

40  

Page 41: DASA WICAKSANA (10 KEBIJAKAN) MENUJU NKRI 3015