dari alumni

8
Sedulur Bulaksumur Edisi November 2014 ACARA KITA Suasana Hangat 'Alumni Gathering' Rangkaian 'Alumni Gathering' ini memang dilakukan sebagai ajang silaturahmi, semakin pas, mengingat momen yang diambil bertepatan dengan bulan Syawal. Lebih dari dua ratus alumni Fisipol UGM yang bekerja di Jakarta memenuhi sebuah kafe di kawasan Senayan Jakarta Selatan. Tak terkecuali Iqbal Zaky, alumni HI angkatan 2010 juga ikut berpartisipasi. Bahkan secara spontan Iqbal ditunjuk oleh teman- temannya untuk memimpin menyanyikan beberapa lagu pembukaan acara. Dalam setiap pertemuan alumni, beberapa lagu memang selalu dinyanyikan untuk menambah kecintaan baik terhadap bangsa maupun almamater. Seluruh peserta 'Alumni Gathering' yang hadir sangat bersemangat dan bersungguh-sungguh ketika bersama-sama menyanyikan dua lagu yang cukup sakral, yaitu lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada. Namun suasana menjadi berbeda ketika lagu Mars Fisipol mulai dinyanyikan. Sedikit tawa dan senyum dimunculkan oleh beberapa alumni yang hadir pada malam itu. Bagaimana tidak, selain beberapa alumni yang tidak hafal Mars Fisipol, ada juga yang tidak yakin dengan nada lagu. Beberapa alumni senior pun kemudian mengeraskan suaranya agar dapat diikuti oleh seluruh alumni yang hadir. Tidak hanya Iqbal, rekan-rekan alumni yang masih muda sangat merasa senang dengan bantuan beberapa alumni senior yang memang tahu betul lagu-lagu almamater seperti Mars Fisipol. Rangkaian 'Alumni Gathering' ini memang dilakukan sebagai ajang silaturahmi. Semakin pas, mengingat momen yang diambil bertepatan dengan bulan Syawal, sehingga 'Alumni Gathering' juga ditujukan sebagai rangkaian syawalan Fisipol UGM. Melalui unit Social Political Alumni and Career Engagement (Space) mewakili Fisipol UGM, kepanitian dibentuk untuk menyiapkan seluruh rangkaian acara 'Alumni Gathering' ini. Selain berbagai macam hiburan, seperti pertunjukan band yang disediakan oleh kafe, acara ini juga mengundang beberapa alumni sekaligus narasumber dalam talkshow yang mengangkat tema 'Strategi Akselerasi Karir Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN'. Tidak ketinggalah pojok dengan berbagai aksesoris juga disiapkan untuk para alumni yang ingin mengabadikan diri dalam momen ini. Rangkaian acara 'Alumni Gathering' kemudian ditutup dengan saling berjabat tangan oleh seluruh peserta yang hadir pada malam tersebut. (Fathur) Para alumni Fisipol UGM yang berbahagia, Pada bulan ini, Warta Alumni hadir lagi di hadapan para alumni sekalian. Tidak terasa, pada tanggal 19 September 2014 lalu, Fisipol UGM memasuki usianya yang ke-59. Tanggal berdirinya Fisipol UGM tersebut telah dicanangkan oleh Rektor UGM sebagai awal dimulainya Bulan Dies Fisipol. Sesuai agenda, puncak acara dies natalis akan dirayakan pada tanggal 6 Desember 2014. Seperti pada perayaan-perayaan yang telah diselenggarakan sebelumnya, Bulan Dies akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti: family gathering, pekan olahraga, Kampung Sospol, dan juga malam reuni. Setiap memperingati hari kelahirannya, kita semua, keluarga besar Fisipol UGM, baik yang di Bulaksumur maupun para alumni yang tersebar di seluruh tanah air, memiliki kesempatan untuk merefleksikan kembali janji yang sudah ditunaikan Fisipol UGM untuk ikut membantu memajukan bangsa Indonesia. Dari Bulaksumur, dengan bangga dan rasa haru, kami juga ingin menyampaikan selamat atas terpilihnya dua alumni terbaik Fisipol UGM : Prof. Pratikno dan Retno Marsudi, masing-masing menjadi Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Luar Negeri, dalam Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Jokowi. Ucapan yang sama juga kami sampaikan kepada para alumni yang mendapatkan amanah untuk duduk di DPR/DPD maupun DPRD di seluruh tanah air. Insya Allah, seperti selalu kita kumandangkan waktu menyanyikan Himne Gadjah Mada, amanah yang diberikan kepada para alumni terbaik Fisipol UGM tersebut akan memberi kontribusi nyata dalam mewujudkan kejayaan Indonesia. Kami berharap prestasi yang dicapai oleh para alumni terbaik Fisipol UGM tersebut akan mampu memberikan inspirasi bagi para mahasiswa dan juga para alumni lainnya untuk dapat mengukir prestasi lebih tinggi di masa yang akan datang. Pada akhirnya, kami ucapkan selamat membaca Warta Alumni ini. Doa sukses kami untuk para alumni di seluruh tanah air. Salam hangat dari Bulaksumur, Erwan Agus Purwanto SAPA DARI BULAKSUMUR

Transcript of dari alumni

Page 1: dari alumni

Sedulur Bulaksumur

Edisi November 2014

ACARA KITA

Suasana Hangat 'Alumni Gathering'Rangkaian 'Alumni Gathering' ini memang dilakukan sebagai ajang silaturahmi, semakin pas, mengingat momen yang diambil bertepatan dengan bulan Syawal.

Lebih dari dua ratus alumni Fisipol UGM yang bekerja di Jakarta memenuhi sebuah kafe di kawasan Senayan Jakarta Selatan. Tak terkecuali Iqbal Zaky, alumni HI angkatan 2010 juga ikut berpartisipasi. Bahkan secara spontan Iqbal ditunjuk oleh teman-temannya untuk memimpin menyanyikan beberapa lagu pembukaan acara. Dalam setiap pertemuan alumni, beberapa lagu memang selalu dinyanyikan untuk menambah kecintaan baik terhadap bangsa maupun almamater.

Seluruh peserta 'Alumni Gathering' yang hadir sangat bersemangat dan bersungguh-sungguh ketika bersama-sama menyanyikan dua lagu yang cukup sakral, yaitu lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada. Namun suasana menjadi berbeda ketika lagu Mars Fisipol mulai dinyanyikan. Sedikit tawa dan senyum dimunculkan oleh beberapa alumni yang hadir pada malam itu. Bagaimana tidak, selain beberapa alumni yang tidak hafal Mars Fisipol, ada juga yang tidak yakin dengan nada lagu. Beberapa alumni senior pun kemudian mengeraskan suaranya agar dapat diikuti oleh seluruh alumni yang hadir. Tidak hanya Iqbal, rekan-rekan alumni yang masih muda sangat merasa senang dengan bantuan beberapa alumni senior yang memang tahu betul lagu-lagu almamater seperti Mars Fisipol.

Rangkaian 'Alumni Gathering' ini memang dilakukan sebagai ajang silaturahmi. Semakin pas, mengingat momen yang diambil bertepatan dengan bulan Syawal, sehingga 'Alumni Gathering' juga ditujukan sebagai rangkaian syawalan Fisipol UGM. Melalui unit Social Political Alumni and Career Engagement (Space) mewakili Fisipol UGM, kepanitian dibentuk untuk menyiapkan seluruh rangkaian acara 'Alumni Gathering' ini. Selain berbagai macam hiburan, seperti pertunjukan band yang disediakan oleh kafe, acara ini juga mengundang beberapa alumni sekaligus narasumber dalam talkshow yang mengangkat tema 'Strategi Akselerasi Karir Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN'. Tidak ketinggalah pojok dengan berbagai aksesoris juga disiapkan untuk para alumni yang ingin mengabadikan diri dalam momen ini. Rangkaian acara 'Alumni Gathering' kemudian ditutup dengan saling berjabat tangan oleh seluruh peserta yang hadir pada malam tersebut. (Fathur)

Para alumni Fisipol UGM yang berbahagia,

Pada bulan ini, Warta Alumni hadir lagi di hadapan para alumni sekalian. Tidak terasa, pada tanggal 19 September 2014 lalu, Fisipol UGM memasuki usianya yang ke-59. Tanggal berdirinya Fisipol UGM tersebut telah dicanangkan oleh Rektor UGM sebagai awal dimulainya Bulan Dies Fisipol. Sesuai agenda, puncak acara dies natalis akan dirayakan pada tanggal 6 Desember 2014.

Seperti pada perayaan-perayaan yang telah diselenggarakan sebelumnya, Bulan Dies akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti: family gathering, pekan olahraga, Kampung Sospol, dan juga malam reuni. Setiap memperingati hari kelahirannya, kita semua, keluarga besar Fisipol UGM, baik yang di Bulaksumur maupun para alumni yang tersebar di seluruh tanah air, memiliki kesempatan untuk merefleksikan kembali janji yang sudah ditunaikan Fisipol UGM untuk ikut membantu memajukan bangsa Indonesia.

Dari Bulaksumur, dengan bangga dan rasa haru, kami juga ingin menyampaikan selamat atas terpilihnya dua alumni terbaik Fisipol UGM : Prof. Pratikno dan Retno Marsudi, masing-masing menjadi Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Luar Negeri, dalam Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Jokowi. Ucapan yang sama juga kami sampaikan kepada para alumni yang mendapatkan amanah untuk duduk di DPR/DPD maupun DPRD di seluruh tanah air. Insya Allah, seperti selalu kita kumandangkan waktu menyanyikan Himne Gadjah Mada, amanah yang diberikan kepada para alumni terbaik Fisipol UGM tersebut akan memberi kontribusi nyata dalam mewujudkan kejayaan Indonesia.

Kami berharap prestasi yang dicapai oleh para alumni terbaik Fisipol UGM tersebut akan mampu memberikan inspirasi bagi para mahasiswa dan juga para alumni lainnya untuk dapat mengukir prestasi lebih tinggi di masa yang akan datang.

Pada akhirnya, kami ucapkan selamat membaca Warta Alumni ini. Doa sukses kami untuk para alumni di seluruh tanah air.

Salam hangat dari Bulaksumur,Erwan Agus Purwanto

SAPA DARI BULAKSUMUR

Page 2: dari alumni

02 | warta alumni

Jurusan Hubungan Internasional Akan Menjadi Tuan Rumah KAA ke-60

WA RTA J U R U S A N

KILAS FISIPOL

Jumat (26/9) lalu, digelar Temu Alumni Hubungan Internasional (HI) Fisipol UGM yang bertempat di Jakarta. Temu alumni yang diinisiasi oleh Jurusan HI serta difasilitasi oleh Institute of International Studies (IIS) pada teknis pelaksanaannya ini berhasil mempertemukan alumni HI empat generasi, angkatan tahun 1970 hingga 2000. Meski animo para alumni untuk hadir dalam acara cukup besar, acara ini terbatas dengan hanya menyediakan 100 kursi.

Menariknya, temu alumni yang digelar kali ini tak hanya sekadar mempertemukan para alumni saja, tetapi juga dikemas dengan talkshow yang mengundang lulusan HI UGM yang memiliki nama besar, seperti Prof. Ichlasul Amal serta

Prof. Mohtar Mas'oed. Tidak ketinggalan pula acara ini dibuka dan disambut oleh Rektor UGM yaitu Prof. Dr. Pratikno dan Dekan Fisipol UGM Dr. Erwan Agus Purwanto.

Berbagai pembahasan dalam Talkshow muncul wacana studi di Jurusan HI itu sendiri dari masa ke masa. Sharing keilmuan HI dari angkatan Ichlasul Amal, Mohtar Mashud, hingga wacana studi saat ini. Selain itu, dalam temu alumni, jurusan HI juga menginformasikan acara besar yang akan dilaksanakan termasuk sosialisasi kepada alumni tentang Konferensi 60 Tahun KAA yang akan digelar Jurusan HI UGM bekerjasama dengan Queensland University, tahun 2015 mendatang. Melalui sosialisasi ini, alumni yang telah terjun dalam profesi level internasional dapat memberikan masukan serta dukungan demi kelancaran acara tersebut.

Acara temu alumni tersebut menghasilkan output berupa terjalinnya hubungan antara alumni dengan jurusan. Dengan demikian terbangun koneksivitas yang akan mempermudah pendistribusian serta sinkronisasi informasi antara alumni dengan Jurusan HI. Di samping itu, melalui acara ini alumni dapat mengetahui agenda-agenda terkini Jurusan HI yang kemudian memungkinkan alumni dapat turut berpartisipasi. (Fitria)

Selain bentuk silaturahmi Jurusan Hubungan Internasional, pertemuan ini juga ditujukan untuk menyosialisasikan kepada alumni mengenai Konferensi 60 Tahun KAA yang akan digelar jurusan HI UGM dengan Queensland University tahun 2015 mendatang

'SPACE' Rangkum Hasil Tracer Study Fisipol UGM 2014 Fakultas Isipol melalui unit Social Political Alumni and Career Engagement Office (SPACE) telah menyelenggarakan kegiatan tracer study Fisipol 2014. Rampungnya kegiatan ini telah menghasilkan sebuah laporan lengkap yang menggambarkan berbagai aspek keberhasilan lulusan Fisipol UGM. Data keberhasilan ini menunjukkan berbagai presentase persebaran lulusan Fisipol UGM dalam dunia kerja. Baik presentase tempat bekerja hingga profesi-profesi yang banyak dipilih oleh lulusan Fisipol UGM. Data ini tidak hanya dipakai oleh pihak fakultas sebagai bahan pertimbangan untuk engembangan kampus, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh para alumni Fisipol UGM yang membutuhkannya.

Fisipol UGM Adakan 'HRD Gathering’Fisipol UGM sangat memahami pentingnya menjalin kerja sama dalam berbagai bidang. Tentu bukan hanya kerja sama di bidang akademik dengan perguruan tinggi terkemuka dunia, tetapi juga kerja sama dengan berbagai perusahaan besar yang menjadi calon employer bagi lulusan Fisipol UGM di masa depan. Melalui unit 'SPACE', Fisipol UGM mencoba merangkul perusahaan-perusahaan melalui acara 'Human Resource Development (HRD) Gathering' yang dilaksanakan bulan Agustus 2014 di Jakarta. Apresiasi dan sambutan baik pun diterima oleh berbagai perusahaan yang hadir dalam acara tersebut seperti Kompas Gramedia Group, BPJS, Fortune PR, Bio Farma, Nutricia Danone, dan 50 perusahaan lainnya.

Jelang MEA 2015, Indonesia Harus Memimpin ASEANSaat membuka acara 'International Conference on ASEAN Studies' (ICONAS) yang diselenggarakan oleh ASEAN Studies Center (ASC) Fisipol UGM, Erwan Agus Purwanto, selaku Dekan Fisipol UGM, menyampaikan beberapa poin penting. Bagi Indonesia Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus membawa manfaat dengan mengoptimalkan peluang-peluang yang ada. Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai kalangan, baik akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, hingga LSM-LSM se-Asia Tenggara. Konferensi ini juga membahas tiga isu penting lain yang berhubungan dengan Masyarakat Ekonomi Asean, yaitu politik dan keamanan, serta ekonomi dan sosial budaya. (Fathur)

Page 3: dari alumni

Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK/Sosiatri) Gelar “5ONGKE7”

ACARA KITA

Rangkaian agenda puncak “5ONGKE7” (dibaca Songket, -

Red) yang diselenggarakan sejak hari Kamis (11/9)—Sabtu

(13/9) ditutup dengan acara Temu Kangen Alumni

Sosiatri/PSdK, bertempat di Hall Selasar Barat Fisipol UGM.

“5ONGKE7” yang merupakan kependekan dari songsong

kesejahteraan adalah tema besar yang diangkat dalam

peringatan ke-57 Jurusan Sosiatri (kini PSdK, -Red). Menurut

Galih Prabaningrum, Ketua Panitia “5ONGKE7”, tema ini

sengaja diambil guna merefleksikan perjalanan Jurusan Sosiatri

dalam memberikan kontribusi pada kesejahteraan sosial di

Indonesia.

Adapun agenda “5ONGKE7” sebelumnya telah dimulai dari

bulan Agustus 2014, di antaranya Lomba Mading 3D, Lomba

Fotografi, dan Foto Selfie yang tentunya bertemakan

kesejahteraan sosial. Pelaksanaan agenda puncak pun terdiri

atas beragam kegiatan yaitu Senam Semangat (11/9),

pembentukan Asosiasi Pembangunan Sosial (12/9), Seminar

Nasional “Refleksi Kritis Realitas Pembangunan Sosial di

Indonesia” (13/9), musyawarah alumni dan pembentukan

Keluarga Alumni Sosiatri/PSdK serta temu kangen alumni

yang diselenggarakan pada malam harinya. Selain itu, area

Fisipol UGM Bulaksumur juga dimanfaatkan sebagai arena

pameran bagi karya-karya yang dilombakan.

Temu Kangen Alumni menjadi acara penutup yang meriah

sekaligus momentum reuni akbar pertama bagi alumni Jurusan

Sosiatri. Tercatat dalam acara ini, hadir alumni dari periode

1970, 1980, 1990, hingga 2000-an. Tak pelak, keseruan muncul

dari para alumni yang memanfaatkan photo booth sebagai tempat

foto bersama, baik dengan kakak angkatan maupun dosen.

Danang Arif Darmawan, S.Sos, M.Si., dosen sekaligus

koordinator acara, berbagi kisah di tengah suasana temu alumni.

“Memang temu alumni menjadi acara puncak, setelah dari

beberapa hari kemarin kita disibukkan dengan agenda serius,

kali ini seru-seru lah,” ungkap Danang. (Hamada )

'5ONGKE7' adalah sebuah tema yang diangkat oleh Jurusan PSdK

dalam acara reuni alumni dan memiliki arti songsong kesejahteraan.

Setelah 30 Tahun, Komunikasi '84 Silahturahmi ke Kampus

“Ini pertama kalinya

kita reuni setelah 30

tahun lulus, memang di

Jakarta sesekali kami

kumpul tapi tidak

sebanyak ini. Kumpul

di kampus sendiri

seperti ini, atmosfernya

beda,” ungkap Rizal.

03 | warta alumni

Sabtu (1/11) lalu menjadi hari istimewa bagi alumni Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM angkatan 1984. Dengan mengenakan kemeja putih sebagai dresscode acara, mereka berjalan memasuki area taman Fisipol UGM. Sambil terengah-engah, mereka terlihat kaget sekaligus kagum dengan penampakan gedung-gedung baru di Fisipol UGM. Sembari terus berjalan, Prof. Dr. Y.A Nunung Prajarto, M.A., Ph.D mendampingi dan menjelaskan peruntukan masing-masing gedung. Tercatat ada sejumlah 34 orang dalam acara Alumni Gathering Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 1984 ini. Kebanyakan berasal dari luar kota dan sengaja menyempatkan akhir pekannya untuk berkumpul bersama di Yogyakarta. Usai berkeliling area taman, mereka memasuki Lantai 4 Gedung BA untuk melihat ruang perkuliahan dan

kantor Jurusan Ilmu Komunikasi. Sekilas, mereka tampak mengenang quotations yang terpampang di tembok diselingi dengan guyonan segar.Rizal Mallarangeng juga tampak hadir dan menambah keseruan acara siang itu. Pria yang akrab disapa Chelly ini menyampaikan rasa senangnya atas penyelenggaraan reuni kecil-kecilan ini. “Ini pertama kalinya kita reuni setelah 30 tahun lulus. Memang di Jakarta sesekali kami kumpul tapi tidak sebanyak ini. Kumpul di kampus sendiri seperti ini, atmosfernya beda,” ungkap Rizal.Dalam forum tersebut, banyak alumni yang sebenarnya ingin berbagi ilmu dan pengalamannya kepada adik-adik mahasiswa. “Sayangnya kami tidak tahu bagaimana pintu masuknya. Tentunya akan lebih baik jika mahasiswa mengenal dunia praktisi sejak semester awal perkuliahan,” lanjut Rizal. Layaknya gayung bersambut, Sulhan didampingi Ian Agisti Dewi Rani selaku Kepala Hubungan Alumni Fisipol UGM menjelaskan mekanisme kuliah praktisi yang bisa diisi oleh mereka. Selain temu kangen, alumni gathering seperti ini sekaligus menjalin komitmen para alumni untuk berkontribusi lebih kepada almamaternya. (Hamada)

Page 4: dari alumni

Luki Aulia Mas'oed (Sosiologi 1994)

Wartawan Harian Kompas

Ahmad Wira Kusuma (Ilmu Hubungan Internasional 1994)

PNS di Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan

Afar Alzubaid Mbai (Sosiologi 1993)

Senior Operation Manager Samudra Energy

Agung Wiharto (Pupung), (Ilmu Komunikasi 1987)

Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

DARI ALUMNI

04 | warta alumni

Masa kuliah merupakan salah satu perjalanan hidup yang berkesan. Begitu juga yang dirasakan oleh para alumni Fisipol UGM. Mari

kita simak penuturan kisah para alumni tentang pengalaman menarik dan harapan mereka untuk Fisipol UGM di usia 59 tahun.

Pengalaman paling berkesan selama kuliah di Fisipol adalah kekompakan teman-teman kuliah dari semua jurusan, terutama

yang satu angkatan hingga dua tahun sebelum dan sesudahnya. Kekompakan tersebut muncul karena banyaknya aktivitas di

luar kegiatan kuliah. Hubungan antara dosen dengan mahasiswanya juga sangat dekat. Hal ini berdampak positif,

menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih intensif dan efektif.

Di usianya yang ke-59 tahun, saya berharap Fisipol menjadi kampus yang lebih humanis (keakraban yang lebih baik

antarmahasiswa dan juga mahasiswa dengan dosen) dan menjadi green campus atau kampus dengan tata ruang hijau, agar

lebih sejuk dan nyaman.

Di sosiologi saya termasuk yang jarang kuliah karena kebetulan juga kuliah di salah satu jurusan teknik di tempat lain alias kuliah dobel.

Walaupun saya jarang kuliah tapi saya termasuk yang paling cepat lulus di angkatan 1993 sehingga awal 1998 saya sudah menyelesaikan studi di

Fisipol UGM. Dulu oleh dosen pembimbing sekaligus juga Ketua Jurusan Sosiologi Drs. Suprapto, SU, pernah ditawari menjadi staf pengajar.

Namun karena masih harus menyelesaikan kuliah di tempat lain, saya belum bisa memenuhi amanah tersebut. Namun saat ini, kalaupun

diperbolehkan, saya masih punya keinginan untuk bisa membagi pengalaman dan ilmu kepada adik-adik mahasiswa di Sosiologi. Ilmu Sosiologi

yang saya pelajari sangat bermanfaat bagi saya dalam menekuni dunia Industri Oil and Gas baik yang berhubungan dengan

internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.

Harapan saya, Fisipol UGM bisa menjadi kawah candradimuka bagi praktisi maupun akademisi di bidang keilmuan

sosial dan politik, dengan catatan fasilitas perkuliahan seperti library, laboratorium, metode pengajaran, kualitas pengajar

dan sistem perkuliahan harus ditingkatkan kualitasnya.

Belajar dan diajar oleh orang-orang 'penting' negara ini, seperti Pak Amal (Ichlasul Amal), Mohtar Mas'oed, Pak Amien

(Amien Rais), Pak Ishadi (Ishadi SK), Pak Affan (Affan Gaffar), Pak Riswanda (Riswanda Imawan), Pak Joseph (Joseph

Riwu Kaho). Sharing pengalaman dari para pengajar tersebut menjadi nilai tambah yang penting bagi mahasiswa, selain ilmu

yang diajarkan. Pelajaran berdemokrasi di Fisipol bisa menjadi miniatur dari kehidupan kampus, bahkan kalau bisa dapat

mewarnai ke kehidupan bernegara (hahaha lebay dot com). Setelah era Pak Amal cs mewarnai negara Indonesia tahun

1990-2000an, 'orang Fisipol' baru muncul lagi saat ini melalui Pak Pratikno, which is ada lag sekitar 10-15 tahunan. Mungkin

perlu introspeksi ke dalam SDM di Fisipol, dengan harapan setiap tahun atau periode tertentu yang lebih pendek, ada orang

Fisipol yang memberikan sumbangsih dan memberi warna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pengalaman berkesan ada pada suasana kampus Fisipol. Adem ayem karena banyak pohon. Betah berlama-lama di kampus. Dulu,

nongkrong di kampus entah itu duduk di Plaza (entah sekarang masih ada atau tidak), duduk di kantin makan mendoan (masih adakah?),

atau di sekitar lapangan kecil di tengah kampus (semoga masih ada :D) itu rasanya nyaman. Mungkin karena jumlah mahasiswanya juga

belum terlalu banyak, satu sama lain masih saling kenal. Harapan untuk Fisipol di usia ke 59? Pertanyaannya gampang tapi

jawabannya susah hehehe. Karena biasanya akan terjebak ke nostalgia masa lalu. Saya juga tidak tahu bagaimana kondisi

di Fisipol sekarang. Mahasiswanya pasti sekarang lebih sibuk dengan media sosial dan gaul di lingkungan kehidupan

Jogja yang semakin menjadi seperti Jakarta :). Jadi, tantangannya pasti lebih berat. Untuk membaca buku saja, barangkali

banyak mahasiswa sudah enggan. Meskipun begitu, harapan saya mahasiswa harus tetap dipaksa mau membaca buku,

riset di lapangan, dan mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus ke masyakarat terdekat. Bekal yang didapat

di kampus, percayalah, sangat membantu di kehidupan nyata setelah kita lulus terutama buat saya.

Seharusnya diperkuat.

Page 5: dari alumni

05 | warta alumni

A N J A N G S A N A

Ichlasul Amal: Tekad Mengabdi Pada Mahasiswa

“Saya jelas menolak. Kasihan sama mahasiswa. Nanti mereka bagai anak ayam kehilangan induknya,”

Siang itu, tim Warta Alumni

berkesempatan untuk mewawancarai

Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA, mantan

Rektor UGM periode 1998-2002. Pria

kelahiran Jember, 72 tahun silam ini

masih bugar dan aktif mengajar. “Mau

saya buatkan kopi Mbak?” tawarnya

ramah sembari membukakan pintu

ruangannya. Ichlasul Amal atau akrab

disapa Amal, mengaku tidak memiliki

cita-cita spesifik saat kecil. “Mengalir

sajalah. Saya dulu sudah diterima di

Hukum UNAIR, tetapi karena ajakan

teman saya iseng saja ikut-ikutan daftar

HI UGM. Saya juga enggak tahu HI itu

belajar apa,” ungkapnya sambil tertawa.

Amal mengenang semasa mahasiswa ia

kerap berdemo di Gedung DPRD

menuntut turunnya Soekarno. “Akhirnya

saya enggak lulus-lulus mata kuliah

Pancasila, entah berapa kali saya

mengulang. Sampai mata kuliah itu

dihapuskan tahun 1965, baru saya lulus,”

cerita mantan aktivis Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) ini.

Ichlasul Amal mulai mengajar di UGM

sejak tahun 1967. Setelah lulus dari

program sarjana Ilmu Hubungan

Internasional, dosen seniornya menawari

Amal untuk mengajar karena saat itu

banyak dosen yang terlibat G-30S/PKI.

“Dulu gaji awal saya hanya 600 rupiah,

sementara sewa rumah itu 750 rupiah.

Kalau dipikir-pikir enggak cukup,”

kenangnya. Meskipun demikian, Amal

tetap bertekad untuk mengabdi kepada

mahasiswa. Pasca menyelesaikan studi

doktoralnya di Monash University,

Australia tahun 1984, empat tahun

kemudian ia terpilih menjadi Dekan

Fisipol hingga tahun 1995. “Menurut

saya, mahasiswa harus banyak

beraktivitas, entah itu di kampus atau

bukan. Dulu zaman saya jadi dekan, Rizal

Mallarangeng itu saya biarkan bikin

mimbar bebas di taman, saya kasih

lumpsump juga” katanya. Ia juga dikenal

sebagai dekan yang demokratis di UGM.

Tidak terbersit keinginan seorang

Ichlasul Amal untuk menjadi rektor

UGM kala itu. Akan tetapi berkat

dukungan banyak mahasiswa dan rekan-

rekan dosen, ia pun maju dalam

pemilihan rektor dan terpilih. Menjadi

rektor di periode penuh gejolak,

bukanlah hal yang mudah. “Pasca

pelantikan, saya langsung menghadapi

demonstran sendirian. Waktu itu kalau

tidak salah demo menuntut turunnya

menteri pendidikan. Saya berkomitmen

untuk melindungi semua mahasiswa yang

berdemo selama masih di dalam

kampus,” ungkap Amal.

Saat menjadi rektor, hampir setiap hari ia

ke kantor polisi untuk membebaskan

mahasiswa yang ditahan. Ada juga yang

kakinya ditembak dan memerlukan

penanganan khusus. “Peristiwa paling

berkesan saat itu ada intel yang

menyusup saat demo dan digebuki

massa. Saya bilang sama intel itu, pura-

pura semaput saja dan saya masukkan ke

ambulance. Tahunya ambulance itu

dirobohkan mahasiswa juga,”ungkapnya

sambil terkekeh.

Saat menjadi rektor (Periode Habibie, -

red), ia ditawari untuk menjadi menteri

pendidikan. “Saya jelas menolak.

Kasihan sama mahasiswa. Nanti mereka

bagai anak ayam kehilangan induknya,”

ungkapnya. Menurut Amal, ia terpilih

menjadi rektor juga berkat dukungan dari

mahasiswa dan ia merasa lebih

bermanfaat ketika menjadi rektor. Saat

kepemimpinan Megawati dan Gus Dur,

ia kembali ditawari posisi menteri, yakni

menteri pertahanan. Ichlasul Amal masih

menolak dengan jawaban yang sama.

Suami dari Ery Heriati ini berkomitmen

untuk terus mengabdi kepada

mahasiswa. “Zaman dulu, mahasiswa

yang rebutan tampil di muka (depan

kelas), sekarang malah rebutan di

belakang. Dulu mahasiswa yang

menunggu dosen, sekarang dosen yang

menunggu mahasiswa,” kata Amal.

Namun demikian, ia juga tidak

menyalahkan mahasiswa sepenuhnya.

Saat ini materi perkuliahan sudah bisa

diakses lewat internet, materi dosen yang

tiap tahun selalu sama juga bisa menjadi

faktornya. Pria yang memiliki hobi

berolahraga ini mengisi waktu luangnya

untuk bermain tenis. Sesekali Amal juga

bercocok tanam di rumahnya, daerah

Pandensari, Condongcatur, Yogyakarta.

(Hamada)

Page 6: dari alumni

KILAS TESIS & DISERTASIPERILAKU POLITIK ETNIS

TIONGHOA PASCA ORDE BARU

UPCOMING EVENT

06 | warta alumni

Salah satu disertasi mahasiswa doktoral di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada rubrik kali ini

berjudul 'Bisnis, Kekuasaan, dan Identitas (Studi

terhadap Perilaku Politik Etnis Tionghoa di Bangka

Belitung Pasca Orde Baru)'. Judul yang diangkat oleh

Ibrahim, S.Fil, M.Si. merupakan mahasiswa program

doktor ilmu politik pada tahun 2013.

Ibrahim membahas tentang perubahan arah dan sikap

politik etnis Tionghoa pasca era orde baru. Etnis

Tionghoa menjadi fenomenal dalam dunia politik

elektoral sejak reformasi bergulir. Situasi tersebut

mengisyaratkan terjadi perubahan perilaku politik

dalam tubuh etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa yang

selama ini cenderung apolitis, sekarang justru masuk

dalam situasi yang berbeda. Meski demikian, sejauh

mana perubahan itu terjadi menjadi pertanyaan

menarik, semenarik pertanyaan bagaimana perilaku

politik sebelumnya mengalami adaptasi dan

kontinuasi. Disertasi yang memfokuskan pada

perilaku politik etnis Tionghoa ini mengambil sampel

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (Fathur)

Page 7: dari alumni

07 | warta alumni

Saat bekerja, kita juga harus mampu menjadi ‘common interest’ di mata perusahaan.

Abdul Latif Algaff Berperan Membangun BPJS Ketenagakerjaan

Amalia PrabowoMENENTUKAN KESUKSESAN

INSPIRING ALUMNI

Indonesia haruslah bangga memiliki sosok seperti Amalia Prabowo. Alumni jurusan Sosiatri (kini Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan-red) ini menjadi satu-satunya CEO perempuan di perusahaan multinasional. Bertempat di Ruang Seminar Fisipol UGM, Amalia membagi tips dan pengalaman berkarir.

Setelah lulus dari Fisipol UGM, Ia melanjutkan kuliah master di 'IPM Internasional Business School'. Amalia juga sempat merasakan proses pendidikan singkat di Wharton, University of Pennsylvania melalui program Management Strategic Course hingga akhirnya menjadi CEO di Havas Worldwide Jakarta.

“Untuk menjadi CEO, bisa dimulai dari sekarang ketika menjadi mahasiswa,” ungkap Amalia. Persiapan tersebut dapat dimulai dari hal-hal kecil, attitude, karakter, dan pola pikir. Saat bekerja, kita juga harus mampu menjadi common interest di mata perusahaan. Seseorang haruslah menunjukkan dan menjual kelebihannya. “Saya jadi CEO karena saya mengerti pasar Indonesia. Market share ditentukan oleh perempuan. Saya perempuan, orang yang senang berbelanja adalah perempuan,” terang perempuan yang kini juga menjadi pengajar di Universitas Indonesia ini.

Perempuan berhijab ini mulanya mengaku kurang memedulikan kemampuan bahasa Inggris. “Bisa sampai posisi saat ini, kata kuncinya adalah passion,” jelasnya. Ia menekankan kepada mahasiswa untuk mengikuti passion, karena passion mampu menuntun produktivitas kerja yang baik. (Vindi)

Sembilan belas tahun berkecimpung di bidang jaminan sosial tenaga kerja membuat Abdul Latif Algaff, alumni Jurusan Adminstrasi Negara angkatan 1985 ini kerap kali menemui tantangan. Tantangan tidak hanya muncul dari segi tenaga kerja itu sendiri, tetapi juga muncul dari sisi kebijakan politik ekonomi melalui akumulasi dana yang sangat besar. Hal ini bukan menjadi masalah besar bagi Latif, sapaan akrabnya, yang semasa kuliah telah membiasakan aktif di lingkungan organisasi kampus. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Mahasiswa Jurusan, Ketua Senat Mahasiswa, serta Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Adiminstrasi Negara Indonesia. Pada masa itu, Latif merasakan manfaat yang luar biasa. “Kita lebih siap pakai. Terbiasa dalam merumuskan serta memecahkan masalah,” tuturnya.

Suksesnya transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan tak bisa lepas dari peran Latif. Menjabat sebagai Kepala Bagian Urusan Kelembagaan Biro Rencana dan Pembangunan pada masa itu, membuat Latif terlibat dalam perumusan undang-undang jaminan sosial. Latif banyak melakukan kontak dengan lembaga-lembaga asosiasi jaminan sosial serta pihak-pihak terkait lainnya. Ia banyak melakukan advokasi kepada DPR, tokoh-tokoh pekerja, serta lembaga-lembaga lain yang menjalin hubungan baik dengan dirinya. Ditambah lagi, tesis Latif mengenai jaminan sosial membuat dirinya turut pula memberi sumbangsih pada sisi akademik. Ketiga hal ini menjadi menarik karena kemudian tercipta sinergi dalam perumusan jaminan sosial.

“Kadang pendapat saya pribadi tidak sama dengan pendapat perusahaan. Namun itu menarik. Artinya, senang bisa konstitusi ke suatu regulasi, undang-undang yang memang akan memberikan pengaruh besar bagi kesejahteraan rakyat. Itu bagian dari aplikasi sila kelima Pancasila,” ujar Latif yang kini menjabat sebagai Kepala Biro SDM BPJS Ketenagakerjaan. (Fitria)

DARI SEKARANG

Aktif ikut organisasi di masa kuliah sangat membantu saya dalam menangani banyak permasalahan di dunia kerja.

Page 8: dari alumni

Edisi November 2014FISIPOL UNIVERSITAS GADJAH MADA

Kepada:

Acara Kita & Sapa dari Bulaksumur

Warta Jurusan & Kilas Fisipol

Acara Kita

Dari Alumni

Anjangsana

Upcoming Event & Kilas Tesis dan Disertasi

Inspiring Alumni

1

2

3

4

5

6

7

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jl. Sosio-Justisia, Bulaksumur

Kirimkan surat, kritik dan saran kepada kami.

Anda dapat juga mengirimkan foto, artikel dan opini

seputar kegiatan alumni.

HUBUNGI KAMI

08 | warta alumni

Pemred

Editor : M. Fathurrohman

Layout : Sasongko

Reporter

Redaksi

Yogyakarta 55281

+62 274 563362 ext 464 +62 274 563362 ext 222

74ED0AA7

[email protected] 081 126 31 100

www.alumni.fisipol.ugm.ac.id

Scan QR Code berikutuntuk mengunduh Warta Alumni dalam bentuk PDF.

HUBUNGI KAMI DAFTAR ISI

Selamat atas dilantiknya:

Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc

sebagai Menteri Sekretaris Negara

alumni Jurusan Politik Pemerintahan ‘80

Retno L.P Marsudi

sebagai Menteri Luar Negeri

Alumni Hubungan International ‘81

Ganjar Pranowo

sebagai Ketua Umum KAGAMA periode 2014-2019

Drs. Dwi Wahyu Atmaji

sebagai Sekretaris Menteri Pemberdayaan

Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi

Alumni MKP ‘98

: Ian Agisti Dewi Rani

: Hamada Azani, Vindiasari Putri, Fitria Farisa