Danau Winata Jalani PKPU -...

1
Bisnis Indonesia, 28 Juli 2017

Transcript of Danau Winata Jalani PKPU -...

Page 1: Danau Winata Jalani PKPU - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/3250/00d39e3d_Jun17...milik PT Danau Winata Indah meminta debitur untuk memaksimalkan proses re-strukturisasi.

11Jumat, 28 Juli 2017

PENYELESAIAN UTANG

Danau Winata Jalani PKPUJAKARTA — Pengembang properti mewah di Bali PT Danau Winata Indah harus memaksimalkan proses

restrukturisasi utang lewat pengadilan niaga. Opsi yang disarankan kreditur adalah dengan mencari investor.

Deliana Pradhita [email protected]

PT Danau Winata Indah masuk masa penundaan kewajiban pembayaran utang(PKPU) dalam perkara No. 92/Pdt.Sus-PKPU/PN.Jkt.Pst/2017, yang diketok padaKamis (27/7).

Anak usaha dari Graha Cemerlang Group ini terbukti memiliki utang yang jatuh tempodan dapat ditagih kepada Adhi Nugrahadan Agus Priadi. Keduanya adalah pembeli unit kondotel PT Danau Winata yang ke-mudian mengajukan permohonan PKPU.

Ketua Majelis Hakim Abdul Kohar yangmembacakan putusan menyatakan permo-honan PKPU telah memenuhi syarat untukdikabulkan. Dia menimbang, termohon PKPU memiliki utang kepada pemohon Isenilai Rp1,6 miliar dan pemohon II Rp1,7 miliar atas pembelian unit kondotel Avanidi Nusa Dua, Bali.

Kohar juga menimbang bahwa majelis hakim berhak memeriksa perkara PKPUNo. 93 ini meskipun kubu PT Danau Winata bersikeras masalah itu semestinyadiselesaikan lewat Badan Arbitrase NasionalIndonesi (BANI).

Menurut majelis hakim, hal itu telah sesuai dengan Pasal 303 UU No. 37/2004tentang Kepailitan dan PKPU. Pasal 303 berbunyi pengadilan tetap berwenang me-meriksa dan menyelesaikan permohonan pernyataan pailit dari pihak yang terikatperjanjian, yang memuat klausul arbitrase.

“Dalam pokok perkara, mengabulkan permohonan para pemohon PKPU untukseluruhnya,” katanya membacakan amar putusan.

Majelis hakim menyatakan termohon berada dalam masa PKPU sementara maksi-mal 43 hari. Majelis mengangkat AgustinusSetya Wahyu sebagai hakim pengawas.

Majelis juga menetapkan empat pengurus

PKPU yang terdiri dari Verry Sitorus, An-dromeda Simanjuntak, Januardo Sihombing,dan Bontor Tobing.

Atas putusan ini, kubu PT Danau Winatamenyatakan keberatan karena Pasal 303 yang digunakan terkait dengan permohonanpernyataan pailit, bukan permohonan PKPU.

Meskipun begitu, tidak ada opsi lain bagi debitur sehingga proses restrukturisasi tetap harus dijalani. Pasalnya, putusanPKPU tidak terbuka untuk dikoreksi lewat kasasi ke Mahkamah Agung.

“Kami menilai putusan hakim terlalu dipaksakan dalam perkara ini,” kata kuasahukum PT Danau Winata, Eroiko Ridwanusai persidangan. Dia menyakini kasus iniseharusnya diselesaikan lewat arbitrase.

Dia menyebutkan salah satu klausul perjanjian jual beli kondotel memuat apa-bila terdapat perselisihan antara penjualdan pembeli maka diselesaikan di ranahBANI. Dengan begitu majelis hakim tidakberwenang memeriksa perkara ini.

Sementara itu, pihak pembeli unit kondotel milik PT Danau Winata Indah meminta debitur untuk memaksimalkan proses re-strukturisasi. Kuasa hukum kedua pemohon Jimmy Simanjuntak berujar agar debiturmampu mendatangkan investor. Dengan begitu, seluruh kewajiban debitur dapat terlaksana.

TATA NIAGA BERAS

Rekomendasi DiajukanJAKARTA — Setelah duduk ber-

sama dengan pemangku kepenting-an industri beras, Komisi Pengawas Persaingan Usaha memapaparkansedikitnya lima poin rekomendasiguna mendorong perbaikan tata niaga beras.

Ketua KPPU Syarkawi Rauf menga-takan poin-poin rekomendasi akandisampaikan kepada Kementerian Perdagangan, ataupun lembaga lainyang memiliki peranan dalam peng-ambilan kebijakan.

Pertama, mengusulkan kepada Ke-menterian Perdagangan menerapkan kebijakan penetapan harga ecerantertinggi (HET) beras kelas mene-ngah-bawah. Menurutnya, penetapan HET menengah-bawah diperlukan karena sebagian besar mengonsumsiberas kelas ini.

“Kalau yang menengah-atas nantikita cari mekanismenya dengan kon-sep supply-demand,” kata Syarkawi, Kamis (27/7).

Kedua, sepakat mendorong peme-rintah untuk memperkuat perananPerum Bulog. Jika selama ini hanyamenyerap beras produksi nasional kira-kira 10%, ke depannya diharapkandapat menyerap paling tidak 20%.

Ketiga, mendorong revisi SNI khu-sus untuk beras menengah-atas, dari sebelumnya yang bersifat voluntarymenjadi mandatory.

Keempat, memperjelas kategori atau item produk dalam pengajuan SNI,agar perbedaan beras setiap kelas terlihat jelas. “Kalau yang mene-ngah-bawah juga diimplementasikan sepertinya akan rumit, dan tentu juga mempertimbangkan kesanggupanpelaku industri,” katanya.

Kelima, mendorong pemangkasanjalur distribusi dengan mekanisme pasar lelang.

Syarkawi menambahkan untukindustri beras, HET menjadi acuan, tetapi di sisi lain tidak ada ketentuanpidana yang menyebutkan jika haltersebut dilarang.

Pada kesempatan yang sama,Sekretaris Jenderal Dewan Beras Nasional Maxdeyul Sola mendukungpeningkatan standardisasi harga be-ras yang jelas. “Kita juga sudah punya SNI di sektor ini, alangkah lebih baik kalau standarnya lebih diperjelas dalam hal penetapan har-ga,” ujarnya.

Poin-poin di atas lahir dari diskusidengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey, Bareskrim Polri, PT Food StationTjipinang Jaya, Kadin, Dewan Padi Nasional, Perpadi, dan Perum Bulog. Selain itu, perwakilan produsen PT Buyung Poetra Sembada Tbk., serta PT Padi Unggul Indonesia.(David Eka Issetiabudi)

H U K U M B I S N I S

Bisnis Indonesia, 28 Juli 2017