Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

31
1 DANA TALANGAN HAJI, PROBLEM DAN HUKUMNYA Oleh : Mahasiswa Pendidikan Ulama‟ Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Putra, Yogyakarta I. PENDAHULUAN Ibadah Haji adalah perjalanan rohani menuju rahmat dan karunia Allah swt, ia merupakan salah satu dari kelima pilar penyangga tegaknya agama islam di muka bumi yang disyariatkan oleh Allah swt kepada hamba-hambanya. Kita sebagai umat islam tentu harus tetap menjaga supaya ibadah haji ini menjadi pilar yang semakin memperkokoh pondasi islam, bukan sebaliknya. Yaitu dengan cara mengamalkan sesuai dengan rukun, syarat, dan ketentuan-ketentuan yang ada. Ibadah haji juga sebagai penyempurna dari Rukun Islam. Bahkan as-Sayyid as-Sabiq mengatakan sekiranya ada orang yang mengingkari kewajibannya maka sungguh dia telah kafir dan keluar dari agama Islam (as-Sabiq: 2001: 460) Allah swt telah berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 196 : ح ن       ة  ح   حا و   ح ا ا  أ و ن  ح         ي ح   حا غ   ح     ح     و ء ر ا     ح و ي ح   حا      ح    ح ا     ح ح    ح أ ح و أ     ح    ح      ح     ح    ح   أ ا ذ   ك    ح و أ     ح و أ م    ح       ح       ح أ ر ح   ى ذ أ   ح   ح ح     ي ح   حا      ح    ح ا       حا إ ة  ح   ح  ح  أ ح     ح ح    ك  ذ     ة   ك ح  ح ح  ر ا ذ إ  ح   و   حا م    أ     م  ا ا و ما   حا    ح  حا ي          ا   ب    حا   ش   ا ن أ ا     ح ا و .  Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari)  yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang

Transcript of Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

Page 1: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 1/31

 

1

DANA TALANGAN HAJI, PROBLEM DAN HUKUMNYA

Oleh : Mahasiswa Pendidikan Ulama‟ Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Putra, Yogyakarta

I.  PENDAHULUAN

Ibadah Haji adalah perjalanan rohani menuju rahmat dan karunia Allah swt, ia

merupakan salah satu dari kelima pilar penyangga tegaknya agama islam di muka bumi yang

disyariatkan oleh Allah swt kepada hamba-hambanya. Kita sebagai umat islam tentu harus

tetap menjaga supaya ibadah haji ini menjadi pilar yang semakin memperkokoh pondasi

islam, bukan sebaliknya. Yaitu dengan cara mengamalkan sesuai dengan rukun, syarat, dan

ketentuan-ketentuan yang ada. Ibadah haji juga sebagai penyempurna dari Rukun Islam.

Bahkan as-Sayyid as-Sabiq mengatakan sekiranya ada orang yang mengingkarikewajibannya maka sungguh dia telah kafir dan keluar dari agama Islam (as-Sabiq: 2001:

460)

Allah swt telah berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 196 :

 نح    ة ح  حاو  حا ا  أو ن    ح    ي اح ح غ  ح    ح   ا رءو  ح و ي اح ح     ح  حا      أوحأح  حح  ح  ح

      ح ا أ ح  ح ذ  ك   أوح    أوح م    ح      ح  حأر أذى  ح   ح  ح   ح ي اح ح     ح  حا     حا إ ة ح  ح 

أح     ح ح   ح ك 

ذ   

  ة   ك ح 

ذا ر ح  ح

إ

  ح و  حا

أ  م

    م  

 ا  او

اح ام

 

 ح  حا ي

      

ا

 ب   حا  ش  ا نأ ا    حاو.

 Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. jika kamu terkepung (terhalang

oleh musuh atau karena sakit), Maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan

kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di

antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah

atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah

(merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalambulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak 

menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam

masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari)

 yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang

Page 2: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 2/31

 

2

keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk 

kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras

siksaan-Nya. (Q.S. Al Baqarah (2): 196

Atas dasar inilah orang-orang Muslim berusaha untuk menunaikan ibadah haji guna

menyempurnakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji termasuk ibadah yang membutuhkan

biaya relatif tinggi, setidaknya untuk muslim Indonesia. Kurang lebih untuk saat ini harta

senilai tiga puluh juta harus dipersiapkan untuk pembiayaan ibadah haji. Dana yang sebesar

itu tentu bukanlah jumlah yang sedikit, sehingga tidak semua orang bisa melaksanakannya,

hanya orang-orang tertentu yang sudah dikatakan berkemampuan, ironisnya pula bagi

sebagian masyarakat di Indonesia masih ada anggapan bahwa berhaji akan menaikan status

sosial seseorang. Faktor-faktor ini mendorong tingginya animo masyarakat untuk berusaha

melaksanakan ibadah haji dalam keadaan dan kondisi apapun tanpa melihat lagi beberapapertimbangan yang menjadi syarat wajib dan sahnya haji.

Dalam pada itu, perkembangan zaman yang menjalar ke seluruh lini kehidupan, tak

terkecuali dalam dunia perbankan syari‟ah, membawa kemajuan yang sangat signifikan.

Sehingga menuntut para ekonom syari‟ah untuk terus berpikir kreatif dan inovatif dalam

merespon kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Salah satu inovasi dunia

perbankan syariah baru-baru ini adalah mengeluarkan produk pembiayaan talangan haji yang

bagi sebagian besar orang merupakan terobosan positif yang menawarkan kemudahan untuk

membantu masyarakat muslim mewujudkan cita-cita mulianya dalam menegakkan salah

satu pilar islam, yaitu ibadah haji. Dalam perkembangannya, masyarakat selama ini antusias

dengan datangnya produk ini, bahkan secara nasional produk ini mengalami peningkatan

yang sangat signifikan.

Pembiayaan talangan haji sebagai hasil dari pemikiran dan peradaban manusia

tentu perlu kita kaji dengan seksama untuk kemudian kita sebagai umat Islam bisa

menentukan sikap terhadap keberadaan dana talangan haji.Untuk dapat menyikapi dan menentukan pilihan mengenai permasalahan tersebut,

kami akan memaparkan secara singkat mengenai dana talangan haji, baik secara teoritis

maupun secara praktis.

Page 3: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 3/31

 

3

II.  PENGERTIAN DAN KEWAJIBAN HAJI

Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Kata haji

mempunyai arti qashd  yaitu tujuan, maksud dan menyengaja. Sedangkan menurut istilah

syara‟, haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan

amalan-amalan ibadah tertentu pada waktu tertentu ( az-Zuhaily: 2006: 2064). Secara rinci

as-Sayyid as-Sabiq mendefinisikan haji adalah menuju ke Makkah untuk melaksanakan

ibadah thawaf, sa‟i, wukuf di arafah dan semua manasik haji guna mengharapkan ridha

Allah swt. (as-Sabiq: 2001:II: 460).

Wajibnya ibadah haji merupakan perkara yang benar-benar telah diketahui dalam

agama Islam (ةرلب يدلا يه مولا) (Âlu Bassâm, 2002: II: 409) dan merupakan salah satudari rukun Islam yang lima (ash-Shanâniy, 2006: 189). Jika ada diantara umat Islam yang

mengingkari wajibnya haji, maka ia dihukumi murtad dari agama Islam (as-Sayyid as-Sâbiq,

2001: 460).

Ibadah haji telah absah berdasarkan al-Qur‟an, as-Sunnah, dan Ijma‟ umat Islam (Âlu

Bassâm, 2002: 409). Masing-masing dalil tersebut adalah sebagai berikut.

1)  al-Qur‟an 

“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah)

 yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Di sana

terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrâhim. Barang siapa memasukinya

(Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah melaksanakan

Page 4: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 4/31

 

4

ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke

sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah banwa Allah Maha Kaya

(tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”. (Âli Imrân (3): 96-97)

Menurut Jumhur Ulama, inilah ayat yang menunjukkan wajibnya haji (Ibnu Katsír, 2008:348).

2)  as-Sunnah

( ا ءاورإ9/8:2 )  " ام خ : شدة أن إ إ ا وأن ا رل ا وإم اة واء-27ب ازة

ق ) ا و نر مو ةزا  

“ Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan

 Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa ramadhan, dan

berhaji ke baitullah”. (H.R. Muttafaq „Alaih). 

أ ل و ا ا لر ل ة أ ور ل ا ا ض ا نإ سا

أ م رل ا ل رل ا ا و و ا ث لئ ذرو روا أ و وا  

 Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah saw berkhutbah kepada kami, lalu ia

bersabda”: “Wahai umat manusia, sungguh Allah telah mewajibkan haji kepada kalian,

maka berhajilah”. Lalu ada seorang laki-laki yang bertanya: “A pakah setiap tahun, wahai

 Rasulullah ?” Rasul diam (belum menjawab) hingga laki-laki tersebut mengulangi

 pertanyaannya sebanyak tiga kali. Setelah itu Rasulullah menjawab: “sekiranya aku berkata

„ya‟ maka ia akan diwajibkan (setiap tahun) dan kalian pasti tidak mampu

(melaksanakannya)”. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Ambillah apa yang aku 

tinggalkan kepada kalian”. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan an-Nasâi dan

dishahihkan oleh al-Albâniy).

Page 5: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 5/31

 

5

Dalam riwayat lain dikatakan

( ئا و 7/;; ) 

( ئا )  أ ل يرا ا أ ا ل أ ل

ا نإ ل م و ا ا لر نأ س ا ؤا ن أ بش ا

اذإ ث ل ا لر م ا عا ل ان و ن 

و واة . ا ق : 

:7;7( ،أ داود ) ، 7:3-7;1ارواء ) )

Dalil-dalil di atas secara jelas menggambarkan wajibnya ibadah haji dan secara pasti telah

menjadi kesepakatan umat Islam (Âlu Bassâm, 2008: 631)

Ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup. Hal ini telah disepakati, sebagaimana

yang dikatakan oleh imam an-Nawawiy, al-Hâfidz, dan ulama lainnya (asy-Syaukâniy, 1973:

3). Ini merupakan pendapat Jumhur Ulama. Mereka beralasan bahwa di dalam ayat tersebut

(Âli Imrân (3): 97) tidak terdapat qarínah yang menunjukkan perintah untuk melakukan haji

berkali-kali (tikrâr ) (ash-Shâbuniy, 2007: 296). Selain itu, secara eksplisit, kedua hadits di

atas menunjukkan haji hanya diwajibkan sekali. Kaidah ushul fikih mengatakan :

ن ا ا ب, ن أر اب أوا ل ذك…

… Karena hukum  pokok dari perintah adalah wajib. Jika yang dimaksud dari perintah

tersebut adalah anjuran (an-nadb) atau kebolehan (al-ibâhah), maka harus ada qarínah

 yang menunjukkan pada hal tersebut (Ibnu Najâr, 1997: 19).

Page 6: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 6/31

 

6

III.  SEPUTAR DANA TALANGAN HAJI

A.  PENGERTIAN

Sebelum kita melangkah pada analisis dan pengambilan hukum, maka sebaiknya

kita mengetahui dana talangan haji itu sendiri. Sebagaimana yang ditulis dalam website

bank Syariah Mandiri, bahwa Pembiayaan talangan haji adalah pinjaman (Qardh) dari

bank Syariah kepada nasabah untuk menutupi kekurangan dana guna memperoleh kursi

(seat ) haji pada saat pelunasan BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji). Dana talangan ini

dijamin dengan deposit yang dimiliki nasabah. Nasabah kemudian wajib mengembalikan

sejumlah uang yang dipinjam itu dalam jangka waktu tertentu. Atas jasa peminjaman

dana talangan ini, bank Syariah memperoleh imbalan ( fee/ujrah) yang besarnya tak

didasarkan pada jumlah dana yang dipinjamkan.

B.  DASAR HUKUM.

Pihak perbankan mendasarkan produk ini kepada fatwa DSN (Dewan Syariah

Nasional) MUI Nomor No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tanggal 26 Juni 2002 tentang

pembiayaan pengurusan haji oleh LKS (Lembaga Keuangan Syariah). Di dalam fatwa

tersebut DSN MUI mengemukakan dalil-dalil umum mengenai kebolehan akad al-qardh dan al-ijārah sebagai akad yang menjadi komponen produk ini.

Serta menyertakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1.  Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah)

dengan menggunakan prinsip al-Ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSN-

MUI/IV/2000.

2.  Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah

dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-

MUI/IV/2001.

3.  Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan

pemberian talangan haji.

4.  Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-

Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah (FATWA DEWAN SYARI'AH

Page 7: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 7/31

 

7

NASIONAL NO: 29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang PEMBIAYAAN PENGURUSAN

HAJI LEMBAGA KEUANGAN SYARI‟AH)

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai prinsip dan ketentuan akad al-qard dan al-

Ijarah :

a.  Prinsip al-Qard

Ketentuan Umum al-Qardh

1.  Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang

memerlukan.

2.  Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada

waktu yang telah disepakati bersama.

3.  Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah (FATWA DEWAN SYARI'AH

NASIONAL NO: 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang AL-QARDH) b.  Prinsip Ijarah

1.  Rukun dan Syarat Ijarah:

1)  Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah

pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk

lain.

2)  Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan

penyewa/pengguna jasa.3)  Obyek akad ijarah adalah :

a.  manfaat barang dan sewa; atau

b. manfaat jasa dan upah.

2)  Ketentuan Obyek Ijarah:

1.  Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.

2.  Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan

dalam kontrak.

3.  Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak

diharamkan).

4.  Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan

syari‟ah.

Page 8: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 8/31

 

8

5.  Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk

menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan

sengketa.

6.  Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka

waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

7.  Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah

kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan

harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam ijarah.

8.  Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari

 jenis yang sama dengan obyek kontrak.

9.  Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat

diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.3)  Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah :

1.  Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa:

a)  Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan

b)  Menanggung biaya pemeliharaan barang.

c)  Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.

2.  Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa:

a)  Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjagakeutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak.

b)  Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak

materiil).

c)  Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari

penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak

penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab

atas kerusakan tersebut (FATWA DSN MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000

Tentang PEMBIAYAAN IJARAH) 

C.  AKAD AL-QARD DAN IJARAH

1.  AL-QARD

 Al-Qardh secara etimologis merupakan bentuk masdar dari ,  –   قض الشئ

yang berarti qata‟a memutus. Dengan demikian al-qardh adalah sesuatu yang

Page 9: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 9/31

 

9

diberikan oleh pemilik untuk dibayar. (al-Bahuti : tt : 298) As-Sayyid as-Sabiq

mendefinisikan al-qardh sebagai berikut :

إ ر إ د ض ضا يا لا ضا

“Harta yang diberikan seseorang pemberi hutang kepada orang   yang dihutangiuntuk kemudian dia memberikan yang semisal/sepadan setelah mampu”. (as-Sabiq :

tt : XII : 166). Pada perkembangannya. Para Ulama‟ memberikan defenisi al-Qardh dengan

defenisi yang berbeda :

Ulama Hanafi menjelaskan bahwa al-Qardh adalah harta al-misliyat 1  yang

dipinjamkan dan kemudian dikembalikan dengan barang yang serupa. Sehingga

dalam al-Qardh ini disyaratkan harta tersebut berjenis misliyat, dimana harta tersebut

tidak memiliki perbedaan dalam hal nilainya (Ali Fikri: tt: 344)

Imam Malik juga memberikan defenisi yang hampir sama, yaitu pembayaran

seseorang kepada orang lain dengan benda yang sama dengan harta yang diambilnya

dengan ketentuan tidak boleh adanya tambahan (bunga) pada bayaran asal dan harta

yang menjadi bayaran tidak boleh berbeda dalam hal nilainya.

Imam Syafi‟i mendasari pengertian al-Qardh dengan firman Allah swt

Artinya : Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik 

(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan

 pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan

dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan (al-Baqarah: 245)

Berdasarkan ayat diatas, imam syafi‟i memberikan kriteria, bahwa al-Qardh

disini adalah pinjaman yang baik, sama dengan as-Salf 2, yaitu kepemilikan terhadap

1harta yang mempunyai persamaan atau padanan dengan tidak mempertimbangkan adanya perbedaan antara

satu dengan lainnya dalam kesatuan jenisnya Biasanya berupa harta benda yang dapat ditimbang, ditakar, diukur

atau dihitung kuantitasnya.2

Pinjaman tanpa bunga

Page 10: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 10/31

 

10

suatu benda sebagai pinjaman untuk kemudian dikembalikan dengan semisal harta

tersebut berdasarkan kebiasaan pada masa itu3 (Ali Fikri: tt: 345)

Imam Ahmad bin Hambal menerangkan bahwa. Al-Qardh merupakan salah

satu jenis pinjaman yang tidak ada bunga didalamnya dalam rangka membantu orang

yang meminjam untuk mengambil manfaat dari barang yang ia pinjam (Ali Fikri: tt:

346)

Dari definisi di atas, jelaslah bahwa akad qardh merupakan bentuk muamalah

bercorak ta‟awun (tolong menolong) semata, dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan pihak lain yang kekurangan. Jadi tidak ada imbalan tertentu yang

dipersyaratkan.

2.  DASAR HUKUM QARDH

a). al-Quran

ض ح  ي ا اذ  ح  ن ح  ح إو   ح و   ح   او ة      حأ              ح   ا

“ siapakah yang mau member pinjaman kepada allah pinjaman yang baik 

(menafkahkan harta di jalan allah), maka allah akan melipatgandakan pembayaran

kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (surat al-baqarah : 245) 

b). hadits

Ibnu Majah meriwayatkan hadits yang bersumber dari ibnu masud radhiyallahu „anh

dari nabi s.a.w., beliau bersabda :

ض إ ن ة

"tidakkah seorang muslim memberi pinjaman kepada orang muslim yang lain dua

kali melainkan pinjaman itu (berkedudukan) seperti  sedekah satu kali.” (riwayat

ibnu majah) Dan masih banyak lagi dalil serupa, baik dari al-quran maupun hadits.

3.  HUKUM QARDH

Hukum qardh mengikuti hukum taklifi ; terkadang boleh terkadang makruh,

wajib dan haram semua itu sesuai dengan cara mempraktekkannya karena hukum

wasilah itu meliputi hukum tujuan.

Jika orang yang berhutang adalah orang yang mendesak sedangkan orang

yang dihutangi orang kaya, maka orang kaya itu wajib memberi hutang. Jika

3Jika pada masa sekarang, maka seseorang bisa membayar suatu benda dengan memakai uang.

Page 11: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 11/31

 

11

pemberi hutang mengetahui bahwa yang menghutang akan berbuat maksiat dengan

barang yang dihutangi, maka haram bagi si pemberi hutang untuk memberikan

hutang dan lain sebagainya berdasarkan kondisi-kondisi yang bisa merubah

hukumnya. (Ath-Thayyar : 2009 : 157).

Ada dua hal yang perlu diketahui menyangkut hukum al-qard dalam konteks

pembahasan dana talangan haji yaitu syarat tempo dan tambahan dalam qard.

Untuk yang pertama pendapat yang shahih menyatakan kebolehan persyaratan

tempo. Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Malik, Ibnu Taimiyah, Ibnu al-

Qayyim, al-Utsaimin dan Shalih Fauzan (Ath-Thayyar, 2009 : 165-166).

Menyangkut tambahan dalam qard, maka tergantung apakah penambahan

tersebut dipersyaratkan atau tidak. Jika penambahan tersebut disyaratkan, maka

berdasarkan ijma ulama hukumnya haram karena adanya riba terselubung. Praktekmemberikan hutang untuk mendapatkan manfaat juga termasuk yang diharamkan.

Pengharaman ini berdasarkan sabda Rasulullah saw:

    ص ح  حةز ح،   حأرا  ح  ح ،ح ةر   ا  ح حا،ل : ح     ،ل  :ل ل را

  ا    و: ضح     ح     ر

 Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Hamzah, telah

mencertiakan kepada kami Syawar bin Mus‟ab dari Imarah al-Hamdaniy, dia

berkata : aku mendengar Ali ra berkata, Rasulullah saw bersabda : setiap qard 

 yang menarik manfaat adalah riba. (HR. Baihaqi, Thabrani)

Jenis penambahan yang kedua adalah penambahan yang diberikan ketika

pembayaran dan tidak dipersyaratkan. Tambahan seperti ini tidaklah diharamkan dan

bahkan temasuk perbuatan yang baik berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan

Muslim (Ath-Thayyar : 2009 : 169).4.  RUKUN DAN SYARAT

Dalam aqad Qardh ini, terdapat ketentuan-ketentuan yang menjadi syarat:

1.  Syarat aqidain (orang yang memberi pinjaman dan yang dipinjami), yaitu kedua

belah pihak adalah orang yang mampu mentasarufkan hartanya sendiri secara mutlak

Page 12: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 12/31

 

12

dan bertanggung jawab atau dengan istilah ahliyatul at-Tabarru. Juga kedua belah

pihak melakukannya karena terpaksa

2.  Syarat muqtarad  (barang yang menjadi objek Qardh) adalah harus barang yang

bermanfaat dan dapat dipergunakan.

3.  Syarat shighat, ijab qabul menunjukkan kesepakatan kedua belah pihak, dan Qardh

tidak boleh mendatangkan manfaat bagi muqridh (yang meminjami). Demikian juga

shighat tidak mensyaratkan Qardh bagi aqad lain (multi aqad) (Affandi : 2009 : 183)

5.  AL-IJARAH

Al-Ijarah adalah bentuk musytaq (derivasi) dari al-ajru yaitu al-„audu (pengganti).

Secara istilah adalah akad pengambilan manfaat dengan menggganti (as-Sabiq : tt :

144)

Ulama Hanafiyah menjelaskan bahwa al-Ijarah adalah aqad yang berakibatpemindahan kepemilikan terhadap manfaat benda yang diketahui oleh pemilik barang

dengan maksud mendapatkan imbalan lebih (sewa menyewa). Sedangkan Ulama

Malikiyah hanya menyamakan dengan al kiraa‟4 (Ali Fikri: tt: 85).

Ulama Syafi‟iyah pun juga memberikan defenisi yang hampir sama, dengan

kebolehan adanya tambahan yang disepakati dalam aqad, sehingga bagi ulama

Syafi‟iyah ijab dan qabul sangatlah penting dan harus memakai lafazh (Ali Fikri: tt:

87).Sementara Ulama Hambali, memberikan defenisi yang lebih terperinci dengan

menyatakan adanya kesepakatan waktu dalam aqad, dan tambahan dari sewa juga

sesuatu yang disepakati (Ali Fikri: tt:89 )

Landasan Syari‟ah transaksi al-Ijarah adalah :

1.  Al-Qur‟an 

ح   ور ح    ح   ح ا ة  حا   ح    ح         ح  ح ك ر  حر ن   ح      أ ح ت رد  ح   ح

ن   ح    ح  ك ر  حرو    ح    ح     ح “ Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan

antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah

meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar 

4Sewa menyewa

Page 13: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 13/31

 

13

sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu

lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (Q.S. Az Zukhruf (43): 32).  ر أ        ح  ح حرأ  نح

“ Jika mereka telah menyusukan anakmu maka berilah upah mereka” (Q.S. Ath-Thalaq (65): 6) 

    ها  حإ    ح اح ي  حا تح ح  حا    ح  ن إ ح ح  حا  أ

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang

 yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu

ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya . (Q.S.

Al-Qashash (28): 26)

2.  Al-Hadits

نأ أ ا اأ : ل و ا ا نأ ا ىورو

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, bahwa Nabi saw bersabda : “berikanlah upah pada

buruh sebelum keringatnya kering” 

) و ىرا اور( .أ ما أو ا : ل و ا ا نأ س ا و

Dari Ibnu Abbas, Nabi saw bersabda : “berbekamlah engkau, lalu berikanlah upah pada orang yang membekam”. ( HR. Bukhari Muslim)

6.  SYARAT DAN KETENTUAN IJARAH

Dalam aqad Ijarah, juga ditentukan beberapa syarat:

1.  Kedua belah pihak telah mumayyiz, dan tidak ada paksaan ketika melakukan aqad

2.  Objek sewa bisa diserah terimakan dengan ketentuan bahwa barang tersebut milik

sah orang yang menyewakan (mu'jir )

3.  Mempunyai nilai manfaat menurut syara'4.  Upah diketahui kedua belah pihak

5.  Objek Ijarah tidak cacat

6.  Objek adalah sesuatu yang dihalalkan syara'

7.  Objek bukan kewajiban penyewa, misalnya menyewa orang untuk melakukan

shalat

Page 14: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 14/31

 

14

8.  Syarat ijab qabul sama dengan syarat aqad muawwadat lainnya seperti jual beli,

kecuali dalam Ijarah disyaratkan adanya waktu tertentu yang ditentukan (Affandi,

2009 : 183).

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa akad al-Qardh dan al-

Ijarah adalah akad yang diperbolehkan oleh syari‟at Islam, tetapi yang jadi masalah

disini adalah jika kedua akad itu digabungkan menjadi satu yaitu akad al-Qard wal

Ijarah yang digunakan oleh Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) sebagai dasar 

legalitas Dana Talangan Haji yang merupakan salah satu produk mereka.

IV.  PERMASALAHAN YANG MUNCUL

A.  Mengenai Akad

Berdasarkan pengumuman Dewan Pengawas Syariah (DPS) Indonesia bahwa

semua lembaga keuangan syariah melakukan praktek pembiayaan talangan haji sesuaidengan fatwa MUI yang telah kami paparkan di atas. Namun pada prakteknya, bank-

bank memilki ketentuan yang berbeda-beda, utamanya dalam hal akad.

Hasil wawancara kami pada empat bank yang berbeda pada tanggal 15 Februari

2012, yaitu BSM (Bank Syariah Mandiri), BRI Syariah, BPD Syariah, dan Bank

Muamalat, diperoleh informasi adanya praktek talangan haji sebagai berikut :

1.  BPD Syariah melaksanakan program talangan haji dengan akad Multi ijarah semata.Dalam prakteknya pelunasan dilakukan dengan dana angsuran perbulan. Bank

tersebut membatasi masa pelunasan sampai 4 tahun dengan ketentuan marginnya 7,2

%. Artinya pembayaran harus lunas sebelum berangkat haji, jika si peminjam tidak

bisa melunasinya tepat sesuai dengan waktu yang telah disepakati, maka kursi (seat)

akan dibatalkan dan uang pinjaman akan dikembalikan pada bank, sedangkan

angsuran akan dikembalikan kepada nasabah dipotong biaya administrasi yang

dibayarkan dimuka sebesar Rp 250.000. (hasil wawancara  pada BPD Syari‟ah Jln.

Cik Ditiro dengan costumer service saudari Rini)

2.  Bank Muamalat Indonesia, melaksanakan program talangan haji dengan akad qardh,

namun sebagai administrasi memakai aqad ijarah. Batas pembayaran selama satu

tahun, tanpa adanya tambahan dari jumlah pokok pinjaman. Sesuai dengan aqad

qardh yang dipakai, jika tidak bisa melunasi tepat pada waktunya, maka akan diberi

Page 15: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 15/31

 

15

waktu maksimal 6 bulan. Jika dalam masa tambahan tersebut belum juga bisa

melunasi, maka dana talangan akan ditarik, kursi akan dibatalkan dan angsuran

nasabah dikembalikan dipotong biaya adminsitrasi yang dibayar dimuka sebesar Rp

2.500.000. (hasil wawancara pada Bank Muammalat jln. Mangkubumi dengan

costumer service saudari Gita)

3.  Bank Syariah Mandiri, pembiayaan talangan haji yang dilakukan menggunakan akad

al-qardh wa al-ijarah mengacu pada fatwa MUI di atas. Ketentuannya yaitu dengan

membayar ujrah dimuka sebesar Rp 2.000.000. Masa pelunasan maksimal 3 tahun,

dengan tambahan waktu 6 bulan jika dalam masa 3 tahun tersebut belum bisa

melunasi. Pelunasan tidak menggunakan system angsuran per bulan, dalam artian

tidak ada jumlah tertentu yang harus dibayarkan per bulannya. Peminjam diberikan

kebebasan membayar berapapun, yang penting ketika jatuh tempo sudah lunas. Uangpinjaman yang nantinya dikembalikan hanyalah jumlah pokok pinjaman, tanpa ada

tambahan.

4.  Bank Rakyat Indonesia Syari‟ah, sebatas informasi yang kami terima dari costumer 

service bank tersebut, menunjukkan bahwa ketentuan pembiayaan talangan haji

hampir sama dengan BSM yaitu dengan akad al-qardh wa al-ijarah. Perbedaannya

hanya pada ketentuan teknis talangan haji dan besar talangan yang diberikan pada

nasabah, misalnya untuk jangka waktu pengembalian pinjaman pada BSM jangkawaktunya 3 tahun sedangkan untuk BRI Syari‟ah 5 tahun dan untuk besar talangan

haji pada BSM sebesar 5 – 25juta sedangkan pada BRI Syari‟ah 10-23juta.

Hasil wawancara ini menunjukan bahwa bank melaksanakan program talangan haji

dengan beberapa akad, diantaranya : al-qardh, al-ijarah multi jasa, dan al-qardh wal

ijarah. Berangkat dari praktek akad talangan haji ini, kami akan mencoba untuk

menganalisisnya.

1.  Al-qardh wa al-ijarahPada umumnya mereka yang mengharamkan praktik ini berargumen bahwa

dalam praktik semacam ini ada unsur riba terselubung yaitu uang sewa (ujrah)

yang diterima oleh kreditur. Mereka juga berdalih bahwa menggabungkan dua

akad dalam satu transaksi itu tidak diperbolehkan dalam syari‟ah. Namun jika

kita kembali cermati contoh transaksi di atas maka sama sekali tidak terkandung

Page 16: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 16/31

 

16

adanya unsur riba. Contoh di atas jelas menunjukkan bahwa akad qardh dalam

transaksi tersebut tidak mensyaratkan imbalan tambahan, nasabah hanya

mengembalikan jumlah pokok pinjaman yang ia terima. Sedangkan biaya

administrasi/ujrah yang dibebankan kepada nasabah hanyalah imbalan atas jasa

pengurusan haji, sebagaimana diketahui bahwa al-ijarah ada dua jenis; yaitu

ijarah al-maal (sewa barang) dan ijarah al-„amal (sewa jasa). Jadi secara akad,

baik qardh maupun ijarah dalam praktik ini tidak ada masalah, karena sudah

sesuai dengan prinsip qardh dan ijarah di atas.

Dari sini kemudian muncul persoalan baru, bukankah yang demikian berarti

menggabungkan dua akad dalam satu transaksi atau yang sekarang lebih populer

dengan istilah hybrid contract (multi akad) ?. Memang ada yang menyanggah

bahwa ini bukanlah menggabungkan dua akad, dengan beralasan bahwa dua

akad tersebut adalah untuk dua jenis obyek yang berbeda, yaitu uang dan jasa.

Pertama, akad al-qard (pinjaman) dengan obyek uang, di sini nasabah hanya

mengembalikan sejumlah yang dipinjam. Kedua, akad ijarah al `amal (sewa

 jasa), yaitu jasa pengurusan haji. Namun menurut penulis, argument tersebut

tidak bisa menunjukkan bahwa praktik ini bukanlah menggabungkan dua akad.

Karena yang dimaksud dengan menggabungkan dua akad adalah

menggabungkan dua akad dalam satu transaksi. Jadi, meskipun dengan dua

objek yang berbeda, praktik ini tetap dikatakan menggabungkan dua akad.

Karena masih dalam lingkup satu transaksi pembiayaan talangan haji.

Karenanya, penulis akan membahas tentang bagaimana pendapat di kalangan

 para ulama‟ tentang multi akad ini.

Ada tiga buah hadits Nabi Saw yang menunjukkan larangan penggunaan hybrid 

contract . Ketiga hadits itu berisi tiga larangan :

Pertama, larangan bay‟ dan salaf, (Imam Malik:tt: II:657).

 وواارلان

Kedua, larangan bai‟ataini fi bai‟atin (at-Tirmidzi: 1999: III: 533). 

Page 17: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 17/31

 

17

أةل:لرااو

Ketiga, larangan shafqataini fi shafqatin (al-Bashri: 1998: V: 384) 

  ل را   ا ح    وح   ح   ح   حKetiga hadits itulah yang selalu dijadikan rujukan para konsultan dan

banker syariah tentang larangan two in one. Namun harus dicatat, larangan itu

hanya berlaku kepada dua kasus, karena maksud hadits kedua dan ketiga sama,

walaupun redaksinya berbeda.

Buku-buku teks fikih muamalah kontemporer, menyebut istilah hybrid 

contract dengan istilah yang beragam, seperti al-‟uqûd  al-murakkabah, al-‟uqûd  al-muta‟addidah , al-‟uqûd al -mutaqâbilah,al-‟uqûd al -mujtami‟ah, dan

al-‟Ukud al -Mukhtalitah, Namun istilah yang paling populer ada dua macam ,

yaitu al-ukud al-murakkabah dan al-ukud al mujtami‟ah. 

Al-“Imrani dalam buku  Al-Ukud al-Maliyah al-Murakkabah 

mendefinisikan hybrid contract  yaitu “Kesepakatan dua pihak untuk 

melaksanakan suatu akad yang mengandung dua akad atau lebih  – seperti jual

 beli dengan sewa menyewa, hibah, wakalah, qardh, muzara‟ah, sahraf (penukaran mata uang), syirkah, mudharabah … dst.–  sehingga semua akibat

hukum akad-akad yang terhimpun tersebut, serta semua hak dan kewajiban yang

ditimbulkannya dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-

 pisahkan, sebagaimana akibat hukum dari satu akad.” 

Ada beberapa pandangan di kalangan ulama‟ mengenai multi akad : 

1.  Mayoritas ulama Hanafiyah, sebagian pendapat ulama Malikiyah, ulamaSyafi‟iyah, dan Hanbali berpendapat bahwa hukum hybrid contract adalah

sah dan diperbolehkan menurut syariat Islam. Ulama yang membolehkan

beralasan bahwa hukum asal dari akad adalah boleh dan sah, tidak

diharamkan dan dibatalkan selama tidak ada dalil hukum yang

Page 18: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 18/31

 

18

mengharamkan atau membatalkannya (al-„Imrani: tt: 69) Kecuali

menggabungkan dua akad yang menimbulkan riba atau menyerupai riba,

seperti menggabungkan qardh dengan akad yang lain, karena adanya

larangan hadits me\nggabungkan jual beli dan qardh. Demikian pula

menggabungkan jual beli cicilan dan jual beli cash dalam satu transaksi.

2.  Menurut Ibn Taimiyah, hukum asal dari segala muamalat di dunia adalah

boleh kecuali yang diharamkan Allah dan Rasulnya, tiada yang haram

kecuali yang diharamkan Allah, dan tidak ada agama kecuali yang

disyariatkan(Ibnu Taimiyah: 1989: II: 317)

3.  Nazih Hammad dalam buku al-‟Uqûd al -Murakkabah fi al-Fiqh al-

 Islâmy menuliskan, ”Hukum dasar dalam syara‟ adalah bolehnya

melakukan transaksi hybrid contract , selama setiap akad yangmembangunnya ketika dilakukan sendiri-sendiri hukumnya boleh dan tidak

ada dalil yang melarangnya. Ketika ada dalil yang melarang, maka dalil itu

tidak diberlakukan secara umum, tetapi mengecualikan pada kasus yang

diharamkan menurut dalil itu. Karena itu, kasus itu dikatakan sebagai

pengecualian atas kaidah umum yang berlaku yaitu mengenai kebebasan

melakukan akad dan menjalankan perjanjian yang telah disepakati.

4.  Demikian pula dengan Ibn al-Qayyim, ia berpendapat bahwa hukum asaldari akad dan syarat adalah sah, kecuali yang dibatalkan atau dilarang oleh

agama (al-Qayyim: tt: 344)

Al-Syâtiby menjelaskan perbedaan antara hukum asal dari ibadat dan

muamalat. Menurutnya, hukum asal dari ibadat adalah melaksanakan (ta‟abbud )

apa yang diperintahkan dan tidak melakukan penafsiran hukum. Sedangkan

hukum asal dari muamalat adalah mendasarkan substansinya bukan terletak pada

praktiknya (iltifât ila ma‟âny). Dalam hal ibadah tidak bisa dilakukan penemuanatau perubahan atas apa yang telah ditentukan, sementara dalam bidang

muamalat terbuka lebar kesempatan untuk melakukan perubahan dan penemuan

yang baru, karena prinsip dasarnya adalah diperbolehkan (al-idzn) bukan

melaksanakan (ta‟abbud ) (asy-Syatibi: 2000: 284)

Page 19: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 19/31

 

19

Dari pandangan ulama-ulama di atas, dapat diketahui bahwa multi aqad

pada dasarnya dibolehkan karena penggabungan akad pada masa sekarang

merupakan sebuah kensicayaan. Akan tetapi, yang harus diperhatikan bahwa

penggabungan aqad tersebut tidak menimbulkan riba.

Kemudian, jika kita melihat aqad yang digabungkan dalam praktek

talangan haji adalah aqad tabarru‟at  yaitu qardh dan aqad muawwadat  yaitu

ijarah. Kedua jenis aqad ini memiliki orientasi yang sangat berbeda. Aqad

tabarru‟at merupakan aqad sosial, tidak bertujuan untuk mencari keuntungan.

Sementara aqad mu‟awwadat merupakan aqad komersil, aqad yang digunakan

untuk mendapatkan keuntungan. Jika keduanya digabungkan maka berpotensi

menimbulkan riba karena merusak masing-masing tujuan dari kedua aqad

tersebut.Sehingga penggabungan dua aqad dalam dana talangan haji ini, sudah

masuk dalam wilayah pelarangan hadits Nabi saw, sebagaimana yang telah

dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah:

 ح  ع   و   حا  ح ن   إ ع   ا ك  ذ ن ؛ ع  و  و    ح   ح أنح  حا     

  حأ ج    ح ض    ح    أ       ا اذ  ض  حا  زحءا  ح     ؛    ح  ر ض حأ  ح ن  ؛       ح  ح 

    ازائ      إ ضا ح  ح ضح  ح  ح   ئ   حخ يو     ح    و  حرد  حأضح  ي ح  ح  حاو ؛   ح  

   ازائ    ا ك  ذ ل     ح  ح  ا   و  ح    ح  ا     ؛     حا   ا  ح اح  ح إ

“Kesimpulan dari hadits ini menegaskan bahwa : Tidak dibenarkan

menggabungkan antara aqad komersial dengan aqad sosial. Yang demikian itu

karena keduanya(orang yang beraqad) menjalin aqad sosial karena adanya

aqad komersial antara mereka. Dengan demikian aqad sosial itu tidak 

sepenuhnya sosial. bahkan aqad sosial secara tidak langsung menjadi bagian

dari nilai transaksi dalam aqad komersial." (Ibnu Taimiyah, 1987 : 39). 

Dari kesimpulan yang ditetapkan oleh ibnu Taimiyah, kita dapat

mengetahui bahwa yang menjadi  Illat larangan Rasulullah menggabungkan dua

aqad, ialah adanya perbedaan asas aqad tersebut yaitu asas komersial dan asas

Page 20: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 20/31

 

20

sosial. Hal ini disebabkan karena penggabungan itu menyebabkan motif 

sosialnya tidak murni lagi tapi menjadi mencari keuntungan, dan keuntungan

itulah yang rentan menjadi riba‟, sehingga selama illat ini ada maka hukum

hadits diatas bisa diterapkan bagi aqad yang lain, semisal penggabungan aqad

Qardh dan Ijarah dalam praktek talangan haji, hal ini berdasarkan kaidah ushul

fiqih:

و ر ودا وأا

“ Hukum itu berlaku berdasarkan ada tidak adanya illat ” 

2.  Al-Qardh Semata

Sesuai yang telah kami jelaskan pada hukum al-qardh, bahwa al-qardh

mengikuti hukum taklifi yang bisa berubah, mulai dari dianjurkan hingga

dilarang. Perubahan tersebut didasarkan pada praktek aqad yang dilakukan. Pada

Bank Muamalat yang mendasarkan aqadnya dengan al-qardh ternyata pada

prakteknya masih menggabungkan aqad al-qardh dengan ijarah meskipun tidak

dipaparkan secara tertulis. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara kami, bahwa

Bank Muamalat Indonesia masih menarik biaya administrasi sebesar 2,5 juta

sebagai jasa kepengurusan haji tanpa memperinci biaya administrasinya.

Bahkan costumer service bank tersebut memberikan keterangan bahwa

administrasi ini didasarkan pada aqad ijarah. Oleh karena itu, meski secara

tertulis aqadnya al-qardh tapi pada prakteknya masih menggabungkan dengan

aqad ijarah, sedangkan penggabungan dua aqad ini tidak diperbolehkan

sebagaimana yang kami paparkan diatas.

3.  Ijarah (multi jasa)

Pada bank yang menggunakan aqad ini, seperti BPD Syari‟ah ,

sebenarnya tidak murni ijarah. Karena bank tersebut tetap meminjamkan uang

kepada nasabah dengan adanya tambahan (margin sebesar 7,2 persen). Banktersebut tidak mengakui bahwa pinjaman tersebut sebagai al-Qardh tetapi

sebagai jasa bantuan bagi orang yang ingin melaksanakan ibadah haji agar

mendapatkan seat (kursi) lebih cepat. Sepintas praktek seperti ini tidak ada

masalah, apalagi dengan niat membantu orang, tetapi menurut penulis praktek

seperti ini tidak dibenarkan karena pada dasarnya jasa uang dalam konteks ini

Page 21: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 21/31

 

21

harusnya memakai prinsip al-Qardh sebab bertujuan untuk membantu orang lain

(aqad sosial/muawwad) yang tidak boleh menetapkan biaya tambahan. Jika

terdapat biaya tambahan maka akan menimbulkan larangan sesuai qaidah fiqh

yang disampaikan Ibnu Qudamah di dalam al-Mughni:

ضطشنأزمف

“Setiap pinjaman yang mensyaratkan tambahan hukumnya haram tanpa

ada perbedaan pendapat ”. (Qudamah tt : 432 ).

B.  Mengenai ke-Istitho’an seseorang 

Dalil yang menjadi dasar hukum kewajiban ibadah haji adalah surat ali imran ayat 97 :

 حا    ح  حا   سا       و   آ ن    د و ح  ا حإ م   ت    ت  آ  ن     و ح     ح  إ ع   ا

     حا    

 “  padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim, barang

siapa memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah

kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi  orang yang sanggup mengadakan

 perjalanan ke Baitullah , barang siapa mengingkari (kewajiban haji) maka

 sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” 

Ayat diatas dalam ilmu ushul fiqh termasuk dalam pembahasan takhsis, yaitu

mengecualikan sebagian dari lafadz umum. Pada mulanya dalam ayat tersebut

disebutkan bahwa haji diwajibkan bagi seluruh umat islam, tapi di akhir lafadz adapengecualian dengan bentuk badal   س    لإ ع ط   سا ي  ه, yakni bagi yang sudah mampu.

Dari sinilah kemudian muncul pendapat- pendapat dalam memahami maksud istitha‟ah

dalam ayat tersebut.

Page 22: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 22/31

 

22

Dimaksudkan dengan ististha‟ah dalam firman- Nya “man istathaa‟a ilaihi sabiilan”

ialah mempunyai bekal dan mampu dalam perjalanan, sebagaimana disebutkan dalam

suatu hadis;

. ) روا اار ح   اا و دازا : ل  ؟  ح  ا   ا لح ر     ح  : ل   ح  ا  ر  أ،ا و ا8:73)

 “Dari Anas r.a. ia berkata: Rasululullah SAW ditanya; „Hai Rasulullah, apakah yang 

dimaksudkan dengan as- sabil (jalan)?‟ Beliau menjawab; „bekal dan perjalanan‟.” 

(Ditakhrijkan oleh ad-Daruqutniy, dan dinilai sahih oleh al-Hakim; as-San‟aniy, 1960,

Subulus Salam, II : 179).

Dari hadis tersebut jumhur „ulama berpendapat, bahwa yang dimaksudkan dengan

„istitha‟ah‟ ialah mampu dalam perjalanan dan perbelanjaan, atau bekal. Uang belanja

cukup bagi dirinya dan bagi keluarga yang ditinggalkan, aman dalam perjalanan, dan

dirinya dalam keadaan sehat. (as-San‟aniy, 1960: II : 179). 

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh al-Hakim, dan beliau juga

mensahihkannya (Asy-Syaukani, Nailul Authar , Juz V:13). Dijelaskan pula bahwa yang

dimaksud dengan bekal oleh kebanyakan ulama adalah bekal untuk dirinya dan

keluarganya sampai ia pulang dari tanah suci (menunaikan ibadah haji).

Ibnu zubair, atha, ikrimah dan malik berpendapat bahwa al istitha‟ah adalah kesehatan,bukan yg lainnya

Selain pendapat-pendapat di atas, kiranya kita pun perlu menyimak perkataan

imam Al-Jashāsh. Beliau menjelaskan “makna isthithā‟ah tidak hanya terbatas pada

bekal dan kendaraan. Sebab, seseorang yang sedang sakit keras, orang tua yang tidak

mampu lagi menempuh perjalanan ( تحالا ث خشلا), az-zamin, dan semua orang

yang kesulitan melakukan ibadah haji haji termasuk dalam kategori orang yang tidak

mempunyai isthithā‟ah, meskipun ia memiliki bekal dan kendaraan”. Sehingga, bekal

dan kendaraan bukan merupakan syarat mutlak tanpa mempertimbangkan hal-hal

lainnya.

Mengenai makna  Istithā‟ah ini para pengikut madzhab yang empat juga

berpendapat :

Page 23: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 23/31

 

23

Hanafiyah berpendapat bahwa  Istithā‟ah itu ada tiga, yaitu memiliki badan

(tubuh) yang sehat, memiliki bekal dan biaya perjalanan, dan memiliki jaminan

keamanan (az-Zuhaily: 2006: 2082).

Malikiyah berpendapat bahwa  Istithā‟ah adalah memungkinkannya seseorang

sampai di Makkah, baik dengan berjalan atau dengan berkendara. Pengikut Imam Malik

(Malikiyah) juga mensyaratkan  Istithā‟ah dengan terpenuhinya tiga hal, yaitu memiliki

badan yang kuat, adanya bekal yang dimampui oleh seseorang, dan banyaknya jalan

yang bisa dilalui untuk pergi ke Makkah, baik melalui darat, laut maupun udara (az-

Zuhaily: 2006: III: 2050).

Mengenai  Istithā‟ah ini Syafi‟iyah sependapat dengan Malikiyah, yaitu memiliki

badan yang mampu (sehat), memiliki harta, baik bekal dan biaya perjalanan, dan adanya

kendaraan untuk melakukan perjalanan (az-Zuhaily: 2006: III: 2087)Hanabilah (pengikut Imam Ahmad ibn Hambal) berpendapat bahwa  Istithā‟ah itu

hanya disyaratkan memiliki bekal dan biaya perjalanan (az-Zuhaily: 2006: III: 2089)

Dari semua pendapat di atas, maka dapat kita rangkum makna istitha‟ah ke dalam 3

cakupan makna :

 Pertama, Kesehatan jasmani, berdasarkan hadits Abdullah Ibnu Abbas r.a :

ف   ت  ال ح ج ش  خ  ك   ا   س  ط  ع أى  س  ىى اه أة ه ي خ ث  ن ق ل  4رس ل ال  إى أب ي أدرك   أ

  ن  ج حأ فأ  ت  حالا   ؟  ن   ج ح4ل ق

 “ Bahwasanya seorang wanita dari Khats‟am berkata: „Wahai Rasulullah   ,

sesungguhnya ayahku telah diwajibkan untuk melaksanakan ibadah  haji disaat dia telah

tua renta, dia tidak mampu untuk tetap bertahan diatas kendaraan, apakah aku

melaksanakan haji untuk mewakilinya? “ (al-Baihaqy: 1991: VII: 14)

 Kedua, Memiliki bekal yang cukup untuk pergi dan kembali, serta mencukupi segala

hajat atau kebutuhanya dan kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya

dalam hal nafkah. Hal ini berdasarkan hadits nabi saw :

 د  ه ا و  ،نأي ا  صه اه     ول ق":   ء    ث إنأع      ت   "

Page 24: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 24/31

 

24

"Dari Abdullah bin Umar, Nabi saw bersabda : Cukuplah dosa bagi seseorang (tatkala)

dia menyia-nyiakan orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya" ( Abu Dawud: ttb:

II: 59).

 Ketiga, Keamanan dalam perjalanan, hal ini disebabkan karena mewajibkan ibadah haji

yang tidak disertai dengan jaminan keamanan selama perjalanan merupakan sesuatu

yang berbahaya (dharar), padahal menurut ketentuan syari‟at bahwa (sesuatuالر زال

yang berbahaya harus dihindari). Jika ketiga syarat diatas telah terpenuhi maka telah

wajib bagi seseorang untuk melaksanakan ibadah haji bagi laki-laki maupun perempuan.

Mengingat bahwa haji sebagai sebuah kewajiban (rukun Islam yang kelima),

maka hendaknya setiap orang Islam yang diberi keluasan rizki bercita-cita dan berusaha

untuk dapat menunaikan ibadah haji dengan terlebih dahulu berupaya untuk dapat

memiliki bekalnya sebagai sarana dapat dilakukan ibadah haji itu. Dalam qaidah

ushuliyah ditegaskan:

   حا  ح      ئ

Artinya : “Hukum bagi sarana sama dengan hukum tujuannya.” 

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan ibadah haji dapat dikatakan bahwa bagi

orang Islam yang diberi keluasan rizki wajib untuk berusaha agar memiliki bekal guna

dapat menunaikan ibadah haji. Oleh karena itu, menabung dan mengikrarkan untuk

biaya perjalanan ibadah haji (BPIH), merupakan perbuatan bijak dan terpuji.

Penabungnya dapat dikatakan sebagai hamba Allah yang sungguh-sungguh berupaya

untuk dapat melaksanakan ibadah haji. Uang tabungan haji ini hendaknya dijaga

sedemikian rupa agar tidak digunakan untuk keperluan lain, sehingga maksud dari

menabung dapat menjadi kenyataan. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak memiliki

tabungan tapi berkeinginan menunaikan ibadah haji. Dari sinilah muncul salah satuproduk Lembaga Keuangan Syariah yang disebut dengan Dana Talangan Haji guna

membantu mereka yang berkeinginan menunaikan ibadah haji tapi mempunyai kendala

keuangan. Sepintas tujuan dari adanya dana talangan haji ini baik, tapi ternyata dengan

adanya program tersebut menimbulkan banyak permasalahan, baik dari tinjauan status

hukum dan manfaatnya secara syar‟i. untuk lebih rincinya akan dibahas dalam

Page 25: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 25/31

 

25

pembahasan mengenai manfaat dan mudharat program dana talangan haji pada

penjelasan dibawah ini.

C.  Manfaat dan mudharat dari program dana talangan haji

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah produk tentu memiliki sisi positif dan

negatif. Manfaat utama dari produk ini adalah memberikan bantuan kepada masyarakat

untuk melaksanakan salah rukun Islam yakni berhaji ke Baitullah. Sehingga ia bisa saja

dianggap sebagai bagian dari  fath al-dzari‟ah. Di samping itu produk ini memiliki

peminat yang cukup banyak sehingga berpotensi memajukan Lembaga Keuangan

Syari‟ah sebagai instrument ekonomi umat Islam. 

Namun demikian ada banyak mudarat yang timbul dari praktek dana talangan haji

ini, baik ditinjau dari aspek syariah yakni keabsahan akadnya yang sangat riskan

menjatuhkan kepada riba tersembunyi, karena dalam akad ini terjadi penggabunganantara akad al-qardh dan al-ijarah dengan mensyaratkan adanya tambahan imbalan

sebagai jasa, bahkan tambahan tersebut besarnya tergantung pada masa pinjaman (Riba

an- Nasi‟ah), sebagaimana firman Allah swt : 

 “Orang -orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan

mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat),

Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual

beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari

Page 26: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 26/31

 

26

Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mereka kekal di dalamnya” (al-Baqarah : 275 ).

Juga hadist :

أ ردإ ا . ا ا لر ل ل ة أ يا  

) أ ا نأ أ . ن ا ( : و ا

 “Menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa‟id, menceritakan kepada kami Abdullah

bin Idris dari Abi Ma‟syar dari Sa‟id al -Muqbiri dari Abi Hurairah berkata. bersabda

 Rasulullah saw: “Riba ada tujuh puluh dosa, yang paling ringan adalah (sama dengan)dosa orang yang berzina dengan ibunya.” ( HR. Ibnu Majah)

ا ا لر " ل ا ر و ا آ و  و اور "ءا لو شو

 “ Dari Jabir Radliyallaahu „anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu „alaihi wa Sallam

melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda: “Mereka itu sama.” ( HR. Muslim, Subulus Salam, Juz 3, hal. 36)

Hal ini tidak diperbolehkan, karena selain hukum dari riba itu sendiri haram juga setiap

qardh (pinjaman) yang mensyaratkan tambahan termasuk riba, meski besarnya tak

didasarkan pada jumlah dana yang dipinjamkan.

Jika dilihat dari aspek sosial, sebuah media lokal yakni Kabar Cirebon pada hari

Rabu, 05 Oktober 2011 menurunkan berita berjudul “Dana Talangan Haji Harus

Dihentikan”, yang intinya menyatakan bahwa adanya dana talangan haji menyebabkan

berbondong-bondongnya masyarakat untuk mendaftarkan diri guna mendapatkan seat 

haji dengan bantuan dari dana talangan haji meskipun sebenarnya mereka belum

sanggup membayarnya. Hal ini menyebabkan membengkaknya peserta tunggu sehingga

 banyak orang yang sebenarnya sudah mampu namun “diserobot” antriannya oleh

mereka yang memakai jasa talangan haji dan antriannya mundur bahkan sampai tahun

Page 27: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 27/31

 

27

2017. Jika berita itu dimuat pada tahun 2011, maka kita dapat membayangkan apa yang

terjadi jika produk ini tetap dijalankan oleh LKS pada tahun-tahun yang akan datang. Di

media lain yakni situs Media Islam (www.media-islam.or.id) ada pengunjung situs

tersebut yang mengeluhkan tentang orang tuanya yang tidak mendapatkan lagi jatah seat 

hingga bertahun-tahun yang akan datang padahal orang tuanya itu sudah tergolong

mampu, penyebabnya adalah membludaknya pendaftar sebab banyak orang yang

memakai dana talangan haji. Kedua fakta ini bisa saja merupakan fenomena gunung es,

yang muncul dipermukaan hanya beberapa kasus padahal di lapangan hal ini telah

terjadi cukup banyak. Dalam ushul fikih kita mengenal kaidah yang berbunyi ;

اماأدر

Artinya : menolak kemudaratan lebih diutamakan dari pada mencari kemaslahatan.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

1.  Dana talangan haji dibolehkan oleh DSN atas dasar kebolehan akad qardh dan ijarah yang

menjadi komponen akadnya.

2.  Status akad gabungan qardh dan ijarah dalam produk ini sangat rentan terjatuh pada

praktek riba terselubung. Padahal riba sangat dicela oleh agama, atau setidaknya masih

berupa hal syubhat yang diperintahkan oleh Rasulullah untuk dijauhi dalam sabdanya :

ث دد    د  ه ا     ي  ا د  ا:  ث د ي  أ:  ث د ء    ز ي   شا ن  ا  ش  ،ل ق:

ه    ل      ل ره ال   :ى أ ون  اه    ص  إه  ذأ«نإل ا  نإ وما ا       و

ت    ش           ، سا    ات   شاأ    اه  د  ،ه ض و وع قوي ت   شاع قوي 

، ما ا

Artinya : Sesungguhnya perkara yang halal telah jelas dan yang harampun telah jelas.

 Diantara keduanya terdapat perkara-perkara mutasyabihat yang tidak diketahui

sebagian besar manusia. Maka barang siapa yang berhati-hati terhadap perkara-

 perkara mutasyabihat maka ia sugguh telah menjaga agama serta kehormatannya. Dan

Page 28: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 28/31

 

28

barang siapa yang terjatuh ke dalam perkara yang syubhat, maka ia telah terjatuh ke

dalam hal yang haram. (HR. Muslim).

3.  Jika melihat pengertian isthita'ah yang merupakan syarat kewajiban haji, sebenarnya

orang yang memakai jasa talangan haji belum bisa dikatakan memenuhi syarat tersebut,

sehingga ia belum dikenai kewajiban berhaji. Justru jika ia memaksakan diri dengan

berhutang kepada LKS, maka ada kemungkinan ia akan menyusahkan dirinya sendiri

padahal Allah sendiri memberikan beban (taklif ) kepada hamba-Nya sesuai kesanggupan

hamba tersebut, Allah swt berfirman :

     ا  ح إ   حو

 

Artinya : “ Allah tidak membebani seseorang kecuali yang sesuai kemampuannya” (Al-

Baqarah : 268).

4.  Meskipun memiliki manfaat bagi sebagian umat Islam, dana talangan haji ternyata

mengandung mudarat yang tidak sedikit, baik ditinjau dari aspek syar‟i maupun dari

aspek kemaslahatan sosial. Maka dalam keadaan seperti ini mencegah kemudaratan harus

diutamakan dari pada mendatangkan kemanfaatan sesuai dengan kaidah :

ا م ااردArtinya : menolak kemudaratan lebih diutamakan dari pada mencari kemaslahatan.

5.  Lebih jauh lagi, dengan memakai metode sadd al-dzari‟ah dana talangan haji sangat

mungkin diharamkan untuk mencegah kemudaratan yang dikandungnya.

6.  Jika kita menerima argument mereka yang membolehkannya, tetap saja pendapat ulama-

ulama yang melarang praktek ini tidak bisa diabaikan, sehingga dapat dikatakan bahwa

telah terjadi ikhtilaf seputar hukum talangan haji ini. Maka yang perlu dilakukan adalah

mecari khuruj (jalan keluar) dari perselisihan ini, sesuai kaidah :

فخاجوخا

Artinya : keluar dari suatu perselisihan pendapat itu disukai.

Page 29: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 29/31

 

29

7.  Jika ada pendapat yang membolehkan namun yang lain mengharamkan, maka jalan

keluar yang paling aman dan menentramkan adalah mengikuti pendapat yang

melarangnya. Dalam kitab al-Asybah wa an-Nazhair  al-Sayuti menyebutkan sebuah

kaidah fikih :

إذااعالواامغاام

Artinya :  jika berkumpul haram dan halal, maka keharaman dimenangkan.(al-Sayuti,

1983 : 209).

As-Sayuti juga menukil perkataan para Imam :

هكحبموذأوهن

أان

إو:ةئالق

Artinya :  para Imam berkata : mengharamkan lebih disukai dari membolehkan, karena

 pada pengharaman kita meninggalkan yang mubah untuk menjauhi yang haram dan itu

lebih utama daripada melakukan hal yang sebaliknya. (al-Sayuti, 1983 : 209).

8.  Bagi umat Islam untuk memenuhi perintah Allah swt kepada kita yakni melaksanakan

ibadah haji, selain dana talangan haji ini kita masih bisa menabung untuk haji. Dengan

cara seperti itu hati lebih tentram dan ketika melaksanakannya, juga kita memang telahtermasuk hamba-Nya yang mampu.

VI.  PENUTUP

Demikianlah paparan singkat seputar permasalahan dana talangan haji yang akhir-

akhir ini sedang menjadi trend dan marak dilakukan oleh banyak kalangan. Dari pemaparan

diatas kami berpendapat bahwa dana talangan haji tidak boleh digunakan karena beberapa

pertimbangan yang telah dipaparkan diatas.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya ada banyak kesalahan dan kekurangan.

Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca, ustadz dan para guru sangat diperlukan

guna membantu memperbaiki dan memperkaya khazanah keilmuan dalam studi ini.

Page 30: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 30/31

 

30

DAFTAR PUSTAKA

----------, 2002, Taisîr al-„Allâm Syarh „Umdah al -Ahkâm, Iskandaria: Dâr al-Aqîdah.

------------, 2003, al-dur al-mantsur fi al-tafsir bi al-ma‟tsur , Darul Hijr, Mesir

„Imrâni al, tt, Al-‟uqûd al -Mâliyah al-Murakkabah, ttbAbdurrahman,Asjmuni, 1976, Qaedah-qaedah Fiqh (Qawa‟idul Fiqhiyah), Bulan Bintang,

Jakarta

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Departemen Agama, Thn 2002. 

Âlu Bassâm, „Abdullah bin „Abd ar -Rahmân, 2008, Taudlîh al-Ahkâm Min Bulûgh al-Marâm,

kairo: Jannah al-Afkâr al-Qâhirah.

Ash-Shâbuniy, Muhammad „Ali, 2007, Rawâ‟I al -Bayân Tafsîr âyât al-Ahkâm, Kairo: Dâr Ash-

Shâbuniy.

Ash-Shan‟âniy, 2006, Subul as-Salâm, Lebanon: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah. 

As-Syaukani, 2000, Nailul Author, Lebanon : Darul Hadits: Beirut

Bahri al, 1998, Musnad al-Bazzar,ttb

Fikri. Ali, tt, Al- Muāmalah al -Madiyah al- adabiyah, Al-Mathbah al-Musthafa al-Bany , Mesir

Gufron A. Mas‟adi, 2002, Fiqh Muamalah Kontekstual, cet.1, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ibn al-Qayyim,tt,  I‟lâm al - Muwaqqi‟în, ttb 

Ibn Taimiyah, 1989, Jâmi‟ al -Rasâil, ttb

Ibnu Katsir, 2008, Tafsîr Ibnu Katsîr, Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah. 

Ibnu Najâr, 1997, Syarh al-Kaukab al-Munîr, (Al-Maktabah Asy-Syâmilah)

Page 31: Dana Talangan Haji by; PUTM Putra

5/16/2018 Dana Talangan Haji by; PUTM Putra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dana-talangan-haji-by-putm-putra 31/31

 

31

Ibnu Taimiyah, Taqy al-Din, 1987, al-Fatawa al-Kubra, Dar al-Kutub al-Ilmiyah : Beirut

Malik, 2005, al- Muwatto‟,Dar al-Ghad al-Jadid: Kairo 

Munawir, A.W, 1997, Kamus al-Munawir , Pustaka Progresif: Surabaya

Sâbiq, As-Sayyid, 2001, Fiqh As-Sunnah, Kairo: Dâr al-Fath li „Ilâm al-„Arabiy. 

Sayuthi al, 1983, al-asybah wa al-nadhoir , dar al-kutub al-ilmiyyah, Lebanon

Syâtiby al, 2000, al-Muwâfaqât fii Ushul asy-Syari‟ah, Darul Fikr: Damaskus

Tanya jawab Agama PP Tarjih Muhammadiyah, 2003, Suara Muhammadiyah, Yogyakarta

Tirmidzi at, 1999, Sunan at-Tirmidzi, Dar Ihya al-Turots al-„arabi: Mesir  

Zuhaily, Wahbah, 2006, Fiqh Islam wa adillatuhu, Darul Fikr: Damaskus