DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe...

192
KEDELAI DAN USAHA PENGOLAHAN POLA PEMBIAYAAN

Transcript of DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe...

Page 1: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

KEDELAI

DAN USAHA PENGOLAHAN

POLA PEMBIAYAAN

Page 2: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon

Jalan Yos Sudarso No. 5 -7 Kota Cirebon 45111

Telp. (0231) 202684

Page 3: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

Pola Pembiayaan dan Usaha

PENGOLAHAN KEDELAI

Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Cirebon

2018

Page 4: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), peran

Bank Indonesia sesuai dengan kebijakan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.14/22/PBI/2012 sebagaimana diubah dengan PBI No.17/12/PBI/2015 tanggal 25

Juni 2015 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan

teknis dalam rangka Pengembangan UMKM. Terkait dengan peran tersebut pada tahun

2017 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon melakukan studi kelayakan Pola

Pembiyaan dan Usaha Pengolahan Kedelai di Kabupaten Indramayu.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi

perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan

informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan usahanya,

maka menjadi kebutuhan untuk tersedianya informasi pola pembiayaan dan pola usaha

untuk komoditi potensial tersebut. Dalam upaya menyebarluaskan lending model

tersebut kepada masyarakat maka buku pola pembiayaan ini telah dimasukan dalam

website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK) yang terintegrasi

dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses melalui internet di

alamat www.bi.go.id

Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang pola

pembiayaan dan pola usaha komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus

memperluas replikasi pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut.

Cirebon, Desember 2017

Page 5: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

ii

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN USAHA

KECIL KOMODITAS OLAHAN KEDELAI

RINGKASAN ASPEK KEUANGAN

No Unsur Uraian

1 Jenis Usaha Pegolahan Kedelai

2 Produk Tahu Tempe Kecap

3 Modal Yang Diperlukan

a. Investasi Rp 67,870,000 Rp 67,330,000 Rp 94,250,000

b. Modal Kerja Rp 29,736,800 Rp 26,056,800 Rp 66,684,800

4 Struktur Biaya

a. Modal Sendiri Rp 22,606,800 Rp 18,386,800 Rp 60,934,800

b. Modal Pinjaman Rp 75,000,000 Rp 75,000,000 Rp 100,000,000

c. Jangka Waktu KreditInvestasi

36 Bulan 36 Bulan 36 Bulan

c. Jangka Waktu Kredit Modal 24 Bulan 24 Bulan 24 Bulan

d. Suku Bunga Per Tahun 12 % Flat 13 % Flat 12 % Flat

e. Angsuran Pokok Per Bulan Rp 2,430,556 Rp 2,430,556 Rp 3,333,333

f. Angsuran Bunga Per Bulan Rp 750,000 Rp 750,000 Rp 1,000,000

5 Kapasitas Produksi

a. Produksi Per Siklus Rp 1,580,000 Rp 1,200,000 Rp 10,500,000

b. Produksi Per Bulan Rp 47,400,000 Rp 36,000,000 Rp 84,000,000

c. Produksi Per Tahun Rp 568,800,000 Rp 432,000,000 Rp1,008,000,000

6 Analisis Keuangan

a. Keuntungan Bersih perTahun

Rp 182,631,900 91,361,900 164,494,900

b. BEP Rp 217,019,448 182,684,105 603,356,192

c. BEP Produksi (unit) 723,398 30,447 40,224

d. BEP Harga 300 6,000 15,000

e. NPV Rp402,914,461.98 Rp186,908,327.98 347,303,312

f. IRR 296.2% 155.8% 195%

g. Net B/C 6.9 3.8 3.5

h. PBP 1.4 1.7 1.8

7 Pola Pembiayaan Syariah

a. Pola PembiayaanMurabahah

Margin 36% Margin 36% Margin 36%

b. Pola pembiayaanMusyarakah

Nisbah 3% bank : 97% Nasabah

Nisbah 4% bank : 96% Nasabah

Nisbah 4% bank : 96% Nasabah

C. Jangka Waktu 36 Bulan 36 Bulan 36 Bulan

d. Metode Distribusi Bagihasil Revenue Sharing Revenue Sharing Revenue Sharing

Page 6: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

iii

8 Analisis Sensitivitas

a. Perubahan Penjualan Turun 30%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

Turun 19%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

Turun 15%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

b. Perubahan Biaya Naik 48%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

Naik 26%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

Naik 19%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

c. Perubahan Penjualan danBiaya

Harga jual turun 19% dan Biaya Operasional naik 19%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

Harga jual turun 11% dan Biaya Operasional naik 11%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

Harga jual turun 9% dan Biaya Operasional naik 9%, usaha menjadi tidak layak dilaksanakan

Page 7: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

iv

TATA NIAGA PENGOLAHAN KEDELAI

Bahan baku

Proses Produksi

1. Bahan baku kedelai lokal terbatas

2. Kontiyuitas yang tidak terjamin

3. Ukuran kedelai lokal yang relatif

lebih kecil dibanding kedelai import

1. Keterbatasan alat produksi

2. Keterbatasan teknologi produksi

3. Proses yang tidak higien

1. Persaingan usaha yang ketat

2. Keterbatasan jariangan pemasaran

Produk

1. Pengemasan yang sederhana

2. Daya simpan yang singkat

3. Tidak adanya tangga kadaluarsa

(kecap)

Pemasaran

Petani

Pengolah

Penjual

Konsumen

nProduk Kualitas produk yang rendah

Aktor Proses Kendala

Page 8: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ I

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

KOMODITAS OLAHAN KEDELAI .......................................................................................II

TATA NIAGA PENGOLAHAN KEDELAI .......................................................................... IV

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. V

DAFTAR TABEL................................................................................................................. VIII

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... XI

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ XIII

1 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

2 BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN ................................................ 9

2.1 Profil Usaha ..................................................................................................................................... 9

2.2 Pembiayaan UMKM Pengolahan Kedelai di Kabupaten Indramayu ................. 11

3 BAB III ASPEK TEKNIK PRODUKSI ...................................................................... 13

3.1 Lokasi Usaha ................................................................................................................................ 13

3.2 Fasilitas Produksi Dan Peralatan ....................................................................................... 15

3.2.1 Produksi Tempe ................................................................................................................ 15

3.2.2 Produksi Tahu .................................................................................................................... 18

3.2.3 Produksi Kecap .................................................................................................................. 21

4 BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ........................................................... 25

4.1 Aspek Pasar .................................................................................................................................. 25

4.1.1 Permintaan .......................................................................................................................... 25

4.1.2 Penawaran ........................................................................................................................... 31

4.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ................................................................. 35

4.2 Aspek Pemasaran ...................................................................................................................... 40

4.2.1 Harga ...................................................................................................................................... 40

Page 9: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

vi

4.2.2 Jalur Pemasaran ................................................................................................................ 48

4.2.3 Kendala Pemasaran ......................................................................................................... 50

4.2.4 Tata Niaga ............................................................................................................................ 52

5 BAB V ASPEK KEUANGAN ....................................................................................... 55

5.1 Pemilihan Pola Usaha .............................................................................................................. 55

5.2 Kapasitas Produksi ................................................................................................................... 56

5.3 Asumsi dan Parameter ............................................................................................................ 56

5.3.1 Asumsi-asumsi Produksi .............................................................................................. 56

5.3.2 Asumsi-asumsi Pemasaran .......................................................................................... 56

5.3.3 Asumsi-asumsi Keuangan ............................................................................................ 57

5.4 Komponen dan Struktur Biaya Investasi ....................................................................... 58

5.4.1 Modal Investasi .................................................................................................................. 58

5.4.2 Modal Kerja ......................................................................................................................... 62

5.5 Komponen dan Struktur Biaya Operasional ................................................................. 62

5.6 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja ................................................................ 66

5.7 Jadwal Angsuran Pinjaman ................................................................................................... 68

5.8 Produksi dan Pendapatan ..................................................................................................... 69

5.8.1 Produksi dan Pendapatan per siklus ...................................................................... 69

5.8.2 Produksi dan Pendapatan per Bulan ...................................................................... 69

5.8.3 Produksi dan Pendapatan per Tahun ..................................................................... 70

5.9 Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) ...................................................... 70

5.9.1 Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) per Siklus ....................... 70

5.9.2 Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) per Bulan ....................... 73

5.9.3 Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) per Tahun ...................... 76

5.10 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek ................................................................ 79

5.11 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha ........................................................................ 82

5.11.1 Skenario I .............................................................................................................................. 82

5.11.2 Skenario II ............................................................................................................................ 84

5.11.3 Skenario III .......................................................................................................................... 86

5.12 Pemilihan Pola Usaha Pembiayaan Syariah Untuk Olahan Kedelai .............. 88

5.12.1 Skim Pembiayaan Murabahah .................................................................................... 89

5.12.2 Skim Pembiayaan Musyarakah .................................................................................. 93

Page 10: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

vii

6 BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN DAMPAK LINGKUNGAN ............... 97

6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial .................................................................................................... 97

6.1.1 Harga bahan baku kedelai yang tidak stabil ......................................................100

6.1.2 Ampas Tempe yang berbau busuk .........................................................................100

6.1.3 Banyaknya pesaing ........................................................................................................101

6.2 Aspek Lingkungan ...................................................................................................................101

6.2.1 Dampak Pencemaran Limbah Tahu Terhadap Lingkungan Hidup .........101

6.2.2 Dampak Pencemaran Limbah Tempe Terhadap Lingkungan Hidup .....105

7 BAB VII ASPEK RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO ........................................ 107

7.1 Pra Eksekusi ...............................................................................................................................107

7.1.1 Risiko Keuangan..............................................................................................................107

7.1.2 Risiko Produk ...................................................................................................................107

7.1.3 Risiko Pasar .......................................................................................................................108

7.1.4 Risiko Tim Bisnis ............................................................................................................108

7.2 Risiko dalam Pengolahan kedelai ...................................................................................110

7.3 Risiko Usaha dan Mitigasinya ............................................................................................111

7.4 Upaya mengatasi/menanggulangi risiko .....................................................................112

7.4.1 Penanganan Terhadap Risiko ...................................................................................112

7.4.2 Mencegah dan Mengurangi Dampak Risiko ......................................................112

8 BAB VIII POTENSI, INSENTIF DAN REGULASI DI BIDANG USAHA YANG

DITELITI ............................................................................................................................. 113

8.1 Potensi ..........................................................................................................................................113

8.2 Insentif dan Regulasi ..............................................................................................................114

9 BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 121

10 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 124

Page 11: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Jawa, Luar Jawa dan

Indonesia, 1970-2016 ..................................................................................................................... 2

Tabel 1.2 Produksi Kedelai di Wilayah Ciayumajakuning ...................................................... 6

Tabel 1.3 Luas Panen dan Jumlah Produksi Kedelai Berdasarkan Kecamatan ............ 7

Tabel 1.4 Penyaluran Pembiayaan ke Komoditas Kedelai ..................................................... 8

Tabel 2.1 Rata-rata Kebutuhan Kedelai Per Siklus ................................................................. 10

Tabel 3.1 Daftar Kecamatan Pengrajin Kedelai di Kabupaten Indramayu .................. 13

Tabel 4.1 Perkembangan Konsumsi Tahu, Tempe dan Kecap dalam Rumah Tangga

di Indonesia, 2002-2015 serta Prediksi tahun 2016 – 2018..................................... 26

Tabel 4.2 Faktor Konversi Konsumsi Bahan ............................................................................. 26

Tabel 4.3 Perkembangan Konsumsi Tahu, Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam

Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi Tahun 2016– 018

................................................................................................................................................................. 28

Tabel 4.4 Perkembangan Pengeluaran Nominal dan Riil Rumah Tangga untuk

Konsumsi Kedelai, 2011 – 2015 .............................................................................................. 30

Tabel 5.1 Asumsi-asumsi yang Digunakan untuk Analisis Keuangan............................ 57

Tabel 5.2 Komposisi Biaya Investasi untuk Jenis Olahan Tahu ........................................ 59

Tabel 5.3 Komposisi Biaya Investasi untuk Jenis Olahan Tempe..................................... 60

Tabel 5.4 Komposisi Biaya Investasi untuk Jenis Olahan Kecap ...................................... 61

Tabel 5.5 Komposisi Biaya Modal Kerja Jenis Olahan Tahu, Tempe dan .................... 62

Tabel 5.6 Komponen Biaya Operasional Tahu .......................................................................... 63

Tabel 5.7 Komponen Biaya Operasional Tempe ...................................................................... 64

Tabel 5.8 Komponen Biaya Operasional Kecap ........................................................................ 65

Tabel 5.9 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Olahan Tahu ............................. 66

Tabel 5.10 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Olahan Tempe ....................... 67

Tabel 5.11 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Olahan Kecap ........................ 67

Tabel 5.12 Perhitungan Angsuran Kredit Olahan Tahu dan Tempe ............................... 68

Tabel 5.13 Perhitungan Angsuran Kredit Produk Kecap ..................................................... 69

Tabel 5.14 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Siklus .................................................. 69

Page 12: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

ix

Tabel 5.15 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Bulan .................................................. 70

Tabel 5.16 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Tahun ................................................. 70

Tabel 5.17 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Siklus Produk Tahu ................... 71

Tabel 5.18 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Siklus Produk Tempe ............... 72

Tabel 5.19 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Siklus Produk Kecap ................. 73

Tabel 5.20 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Bulan Produk Tahu ................... 74

Tabel 5.21 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Bulan Produk Tempe................ 75

Tabel 5.22 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Tahun Produk Kecap ................ 76

Tabel 5.23 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Tahun Produk Tahu .................. 77

Tabel 5.24 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Tahun Produk Tempe .............. 78

Tabel 5.25 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Tahun Produk Kecap ................ 79

Tabel 5.26 Kelayakan Usaha Pengolahan Kedelai – Produk Tahu ................................... 80

Tabel 5.27 Kelayakan Usaha Pengolahan Kedelai – Produk Tempe ............................... 81

Tabel 5.28 Kelayakan Usaha Pengolahan Kedelai – Produk Kecap ................................. 82

Tabel 5.29 Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 29% dan 30% - Produk Tahu 83

Tabel 5.30 Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 18% dan 19% - Produk Tempe

................................................................................................................................................................. 83

Tabel 5.31 Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 14% dan 15% - Produk Kecap

................................................................................................................................................................. 84

Tabel 5.32 Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik 47% dan 48% - Produk Tahu

................................................................................................................................................................. 84

Tabel 5.33 Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik 25% dan 26% - Produk

Tempe .................................................................................................................................................. 85

Tabel 5.34 Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik 18% dan 19% - Produk

Kecap .................................................................................................................................................... 85

Tabel 5.35 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional 10% dan

Penurunan Pendapatan 18% serta kenaikan Biaya Operasional 19% dan

Penurunan Pendapatan 19% - Produk Tahu .................................................................... 86

Tabel 5.36 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional 10% dan

Penurunan Pendapatan 10% serta kenaikan Biaya Operasional 11% dan

Penurunan Pendapatan 11% - Produk Tempe ................................................................ 87

Page 13: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

x

Tabel 5.37 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional 8% dan

Penurunan Pendapatan 8% serta kenaikan Biaya Operasional 9% dan

Penurunan Pendapatan 9% - Produk Kecap ..................................................................... 88

Tabel 5.38 Rincian Perhitungan Pembiayaan Murabahah – Produk Tahu dan Tempe

................................................................................................................................................................. 92

Tabel 5.39 Rincian Perhitungan Pembiayaan Murabahah – Produk Kecap................ 92

Tabel 6.1 Tingkat Pendidikan Responden ................................................................................... 99

Tabel 7.1 Risiko pegolahan kedelai ditingkat pengumpulan bahan baku .................109

Tabel 7.2 Risiko Pada Barang ..........................................................................................................112

Tabel 8.1 Skenario Peningkatan Produksi Kedelai Nasional............................................114

Page 14: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Produksi Kedelai di Indonesia, 1970 – 2016 ..................... 1

Gambar 1.2 Kontribusi Produksi Provinsi Sentra Kedelai ..................................................... 3

Gambar 1.3 Perkembangan Konsumsi Kedelai per Kapita per Tahun,1993-2015 ... 5

Gambar 2.1 Lama Usaha Pengolahan Kedelai di Kabupaten Indramayu ........................ 9

Gambar 2.2 Sumber Permodalan Usaha Pengolahan Kedelai ........................................... 12

Gambar 2.3 Bank yang Memberikan Permodalan Usaha Pengolahan Kedelai .......... 12

Gambar 3.1 Sumber Bahan Baku Pengolahan Kedelai .......................................................... 14

Gambar 3.2 Alat-Alat Perlengkapan Pembuatan Tempe ...................................................... 16

Gambar 3.3 Proses Produksi Tempe .............................................................................................. 17

Gambar 3.4 Alat-Alat Perlengkapan Pembuatan Tahu.......................................................... 19

Gambar 3.5 Proses Produksi Tahu .................................................................................................. 20

Gambar 3.6 Alat-Alat Perlengkapan Pembuatan Kecap ....................................................... 22

Gambar 3.7 Proses Produksi Kecap Kedelai............................................................................... 24

Gambar 4.1 Perkembangan Konsumsi Total Kedelai per Kapita per tahun di

Indonesia, 2002 – 2015 dan prediksi 2016 – 2018 ....................................................... 28

Gambar 4.2 Perkembangan Pengeluaran Nominal dan Riil Rumah Tangga untuk

Konsumsi Kedelai, 2011 – 2015 .............................................................................................. 30

Gambar 4.3 Perkembangan Ketersediaan Kedelai per Kapita Beberapa ..................... 35

Gambar 4.4 Produsen Kecap di Jawa Barat ................................................................................ 36

Gambar 4.5 Impor Kecap Filipina Dari Indonesia dan Dunia Tahun 2010-2014.... 38

Gambar 4.6 Impor Kanada dari 10 Negara Utama (Nilai Rata-Rata Dalam 5 Tahun) ,

HS 210310 – Kecap (Soya Sauce), 2008 –2012 ............................................................... 39

Gambar 4.7 Perkembangan Harga Kedelai Lokal dan Impor, ............................................ 43

Gambar 4.8 Koefisien Variasi Harga Kedelai di tiap Provinsi, ........................................... 46

Gambar 4.9 Perkembangan Harga Bulanan Kedelai Dunia Bulan ................................... 47

Gambar 4.10 Jalur Pemasaran Produk Olahan Kacang Kedelai ........................................ 49

Gambar 4.11 Kendala Pemasaran ................................................................................................... 51

Gambar 4.12 Tata Niaga Pengolahan Kacang Kedelai ........................................................... 53

Gambar 5.1 Pembiayaan Bank Syariah berdasarkan Akad ................................................. 89

Page 15: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

xii

Gambar 5.2 Skema Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah ..................................... 90

Gambar 5.3 Skema Pembiayaan Murabahah bil Wakalah ................................................... 91

Gambar 5.4 Skema Pembayaran Musyarakah ........................................................................... 93

Gambar 6.1 Kegiatan Wawancara dengan Pengrajin Kedelai ............................................ 99

Gambar 6.2 Limbah Sisa Pencucian dan Perendaman Kedelai .......................................105

Gambar 8.1 Kepemilikan Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) .........117

Gambar 8.2 Contoh Label Pangan Produk Kecap...................................................................119

Page 16: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 17: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 18: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

BAB I

PENDAHULUAN

Page 19: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

Produksi kedelai Indonesia pada periode 1980–2016 berfluktuasi dan

cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,35% per tahun.

Pada periode ini, tren produksi kedelai di Jawa dan Luar Jawa juga seirama,

namun Luar Jawa lebih tinggi dari pada Jawa. Peningkatan produksi di Jawa rata-

rata sebesar 1,36% per tahun dan Luar Jawa sebesar 6,00% per tahun. Produksi

kedelai nasional lima tahun terakhir meningkat rata-rata 0,14% per tahun,

merupakan sumbangan peningkatan Luar Jawa rata-rata sebesar 5,57% per

tahun, sedangkan Pulau Jawa malah menurun rata-rata sebesar 2,44% per tahun.

Secara nasional peningkatan produksi kedelai periode ini baru terealisasi tahun

2014 sebesar 22,44% dan tahun 2015 sebesar 0,86%, sedangkan tiga tahun

sebelumnya mengalami penurunan sebesar 6,15% (2011), 0,96% (2012), dan

7,49% (2013).

Gambar 1.1 Perkembangan Produksi Kedelai di Indonesia, 1970 – 2016 Sumber : Outlook Komoditas Pertanian Sub-Sektor Tanaman Pangan : Kedelai

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN), 2016

Page 20: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

2

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Produksi kedelai di Jawa dan Luar Jawa juga diwarnai penurunan,

peningkatan produksi di Pulau Jawa hanya terjadi tahun 2012 dan 2014 masing-

masing sebesar 5,14% dan 19,20%. Untuk Luar Jawa peningkatan produksi terjadi

tiga tahun berturut-turut dari tahun 2013 hingga 2015, masing-masing sebesar

7,73%, 28,99%, dan 9,16%. Peningkatan produksi kedelai nasional cukup

signifikan terjadi tahun 2014 sebesar 22,44% menjadi 955,00 ribu ton, dari

produksi tahun 2013 sebesar 779,99 ribu ton. Produksi kedelai tahun 2016 turun

7,85% menjadi 887,54 ribu ton. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan

produksi kedelai di Pulau Jawa sebesar 12,55% dan Luar Jawa sebesar 0,10%.

Keragaman kontribusi produksi kedelai tahun 1970-2016 menunjukkan

bahwa produksi kedelai di Jawa menyumbang 66,12% terhadap produksi nasional,

sedangkan Luar Jawa sebesar 33,88%. Perkembangan lima tahun terakhir masih

menunjukkan kondisi yang sama, kontribusi produksi Pulau Jawa sebesar 65,27%

dan Luar Jawa 34,73% (Gambar 1.1,Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Luas panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, 1970-2016

Sumber : Outlook Komoditas Pertanian Sub-Sektor Tanaman Pangan : Kedelai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN), 2016

Page 21: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

3

Pendahuluan

Sentra produksi kedelai Indonesia berada di 7 (tujuh) provinsi, memberikan

kontribusi sebesar 86,34% terhadap produksi kedelai nasional selama lima tahun

terakhir, dan 27 provinsi lainnya menyumbang 13,66%. Kontribusi terbesar

diberikan oleh Provinsi Jawa Timur sebesar 38,16% (rata-rata produksi 338,01 ribu

ton), diikuti Jawa Tengah 13,95% (rata-rata produksi 123,54 ribu ton), dan Nusa

Tenggara Barat 11,25% (rata-rata produksi 99,67 ribu ton). Empat Provinsi sentra

lain berkontribusi di bawah 10%, yakni Jawa Barat 9,14% (rata-rata produksi 80,94

ribu ton), Aceh 5,22% (rata-rata produksi 46,25 ribu ton), Sulawesi Selatan 5,84%

(rata-rata produksi 51,70 ribu ton), dan DI. Yogyakarta 2,78% (rata-rata produksi

24,63 ribu ton). Rincian kontribusi dan rata-rata besaran produksi di provinsi sentra

disajikan di Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Kontribusi Produksi Provinsi Sentra Kedelai di Indonesia, 2012 - 2016

Sumber : Outlook Komoditas Pertanian Sub-Sektor Tanaman Pangan : Kedelai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN), 2016

Sebagian besar kedelai oleh masyarakat Indonesia dikonsumsi dalam

bentuk produk olahan, seperti tahu, tempe, tauco, oncom, kecap, dan susu

kedelai. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk

tempe, 40% tahu, dan 10% dalambentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan

lain-lain). Dari data Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), konsumsi

tahu di tingkat rumah tangga di Indonesia selama tahun 2002-2015 berfluktuasi.

Page 22: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

4

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Rata-rata konsumsi tahu tahun 2002-2015 adalah sebesar 7,26 kg/kapita/ tahun.

Sementara itu konsumsi tempe melebihi konsumsi tahu pada periode yang sama.

Tahun 2002-2015 rata-rata konsumsi tempe sebesar 7,48 kg/kapita/tahun. Namun

pada tahun 2015 konsumsi tempe lebih rendah sedikit dibandingkan konsumsi

tahu. Pangan lainnya dengan bahan baku kedelai adalah kecap. Konsumsi per

kapita pangan olahan kedelai ini jauh berada di bawah konsumsi tahu dan tempe.

Selama periode tahun 2002 – 2015, rata-rata konsumsi kecap sebesar 0,65

kg/kapita/tahun

Selama periode 2002–2015 konsumsi kedelai cukup fluktuatif dan

cenderung menurun, dengan laju penurunan rata-rata 2,15% per tahun. Konsumsi

kacang kedelai pada periode ini rata-rata sebesar 7,52 kg/kapita/tahun, konsumsi

tertinggi sebesar 8,63 kg/kapita/tahun terjadi pada tahun 2007. Namun satu tahun

kemudian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 11,16% sehingga

konsumsi menjadi 7,67 kg/kapita/tahun. Penurunan konsumsi pada tahun 2007-

2008 tidak terlepas dari terjadinya krisis ekonomi global dan adanya diversifikasi

olahan kedelai untuk energi alternatif, dampaknya adalah penurunan daya beli

masyarakat dunia termasuk Indonesia (Ariani. 2010). Pada periode selanjutnya,

konsumsi kedelai utamanya produk kedelai cenderung menurun hingga tahun

2015 menjadi 6,12 kg/kapita/tahun. Hal ini diduga karena terjadi pergeseran

konsumsi dari protein nabati ke protein hewani. Merujuk seiring meningkatnya

perekonomian global yang berhubungan dengan peningkatan daya beli penduduk

Indonesia (Gambar 1.3).

Page 23: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

5

Pendahuluan

Gambar 1.3 Perkembangan Konsumsi Kedelai per Kapita per Tahun,1993-2015

Sumber : Outlook Komoditas Pertanian Sub-Sektor Tanaman Pangan : Kedelai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN), 2016

Jika dikaitkan konsumsi kedelai dan produk olahannya maka Jawa Barat

merupakan salah satu wilayah dengan konsumsi tertinggi di Indonesia (jumlah

pendudukan tertinggi di Indonesia). Tingginya konsumsi kedelai dan produk

olahannya seharusnya dapat dicukupi dengan tingginya jumlah produksi kedelai

Jawa Barat. Produksi kedelai Jawa Barat seperti yang disajikan pada Gambar 2

diatas hanya mampu berkontribusi sebesar 9,14% % (rata-rata produksi 80,94 ribu

ton) terhadap produksi nasional. Berdasarkan data statistis BPS Jawa Barat

(2016) produksi kedelai utama di topang oleh wilayah priangan (Garut, Sumedang

dan Sukabumi) dan wilayah Ciayumajakuning (Kabupaten Cirebon, Indramayu,

Majalengka dan Kuningan). Produksi kedelai wilayah Ciayumajakuning selama 3

(tiga) tahun terakhir terus mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 1.2 dibawah ini.

Page 24: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

6

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 1.2 Produksi Kedelai di Wilayah Ciayumajakuning

No Wilayah Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Kuningan 1,674 851 635 534 1,828 1,117

2 Cirebon 691 1,230 315 833 1,480 389

3 Majalengka 2,865 1,978 2,317 573 2,248 5,007

4 Indramayu 3,324 3,046 803 9,759 29,295 29,102

Total 8,554 7,105 4,070 11,699 34,851 35,615

Sumber : Website Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat

Dari total produksi kedelai di wilayah Ciayumajakuning, Kabupaten

Indramayu sebagai penghasil kedelai terbesar. Sampai saat ini luas wilayah di

Kabupaten Indramayu yang dijadikan sebagai areal tanam kedelai seluas 34.000

hektar, yang berada diatas lahan milik Perhutani. Dari jumlah tersebut, hanya

3.000 hektar saja yang mampu dimanfaatkan, sedangkan sisanya 31.000 hektar

belum tergali secara maksimal. Artinya tingkat produksi masih dapat ditingkatkan

mengingat luasnya potensi areal tanam kedelai. Distribusi luas tanam dan produksi

kedelai di Kabupaten Indramayu berdasarkan wilayah penanamannya seperti

disajikan pada Tabel 1.3 dibawah ini.

Page 25: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

7

Pendahuluan

Tabel 1.3 Luas Panen dan Jumlah Produksi Kedelai Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan Luas

Panen (Ha) Produktivitas Per Hektar (Kw/Ha)

Jumlah Produksi

Kedelai (Ton)

1 Haurgeulis 1651 12.7 2.097,20

2 Gantar 3675 20.48 7.527,62

3 Kroya 11317 17.84 20.188,24

4 Gabuswetan 38 18.71 71,11

5 Terisi 4835 19.36 9.359,40

6 Tukdana 60 27 162,00

7 Sukagumiwang 81 6.48 52,45

8 Krangkeng 122 18.23 222,40

9 Kedokanbunder 132 4.24 55,97

10 Jatibarang 45 11 49,50

11 Indramayu 4 16.65 6,66

12 Lohbener 50 4.5 22,50

13 Losarang 4 3.65 1,46

TAHUN 2015 22014 18,09 39.816,51

TAHUN 2014 22.512 18,65 41.988,53

TAHUN 2013 2.33 17,45 4.077,76

Sumber : Kabupaten Indramayu Dalam Angka (2016)

Menurut data Primer Koperasi Produsen Tahu-Tempe Indonesia

(PRIMKOPTI) Kabupaten Indramayu jumlah industri pengolahan kedelai

berjumlah 400 unit. Dengan aktivitas produksi yang terus dikembangkan para

anggotanya, PRIMKOPTI Indramayu tahun 2013 telah memiliki aset hingga Rp 7,5

miliar. Produk yang dihasilkan usaha pengolahan kedelai di Kabupaten Indramayu

antara lain tempe, tahu, dan kecap.

Menurut data Kabupaten Indramayu Dalam Angka (2016), sampai akhir

tahun 2014 posisi pinjaman yang diberikan oleh Bank Umum dan BPR tercatat

sebanyak Rp 98.515.017.000. Jika dilihat dari jenis penggunaannya pinjaman

dalam bentuk rupiah digunakan untuk modal kerja 35,91%, untuk investasi 27,41%

dan sisanya sebanyak 36,65% digunakan untuk konsumsi. Dari total kredit yang

diberikan tersebut, 45,15% digunakan oleh usaha mikro, 39,52% untuk usaha kecil

dan 15,33% untuk usaha menengah. Sedangkan jika dilihat penyaluran

Page 26: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

8

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

pembiayaan ke sektor pertanian khususnya palawija kedelai nilai yang berikan

masih sangat rendah. Penyaluran pembiayaan perbankan ke komoditas kedelai

disajikan pada Tabel 1.4 dibawah ini.

Tabel 1.4 Penyaluran Pembiayaan ke Komoditas Kedelai

No Bulan/Tahun Produksi (ton)* Kredit (dalam ribuan)

1 Desember 2014 41.988 87.761

2 Desember 2015 39.816 819.539

3 Desember 2016 40.482 86.332

Sumber :Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu (2017)

Jika dianalisis lebih mendalam posisi pinjaman yang diberikan oleh

perbankan (Bank Umum dan BPR) hanya berkontribusi 5% terhadap PDRB

menurut lapangan usaha tahun 2014. Rendahnya penyaluran pembiayaan oleh

perbankan disebabkan pada variabel profil debitur-debitur usaha mikro yang

kurang atau bahkan tidak bankable atau tidak memenuhi persayaratan teknis

perbankan Kantor Bank Indonesia Palembang (2007). Hal ini menyebabkan aspek

kelayakan (feasibility) debitur dari usaha skala mikro terabaikan. Sedangkan

menurut Zain et al. (2007) mengenai skema pembiayaan perbankan daerah

terhadap UMKM di Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa : (1) Penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan

memberlakukan skim yang bersifat general terhadap UMKM, hal ini membuat

pengusaha UMKM kesulitan dalam memperoleh kredit perbankan karena alasan

persyaratan penjaminan. Dan (2) Akses permodalan oleh pengusaha UMKM pada

umumnya terkendala pada lemahnya sistem administrasi keuangan usaha dan

kurangnya jaminan yang bankable, daya saing usaha rendah dan lemahnya

integrasi pembinaan UMKM.

Page 27: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

BAB II

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Page 28: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 29: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

9

2 BAB II

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1 Profil Usaha

Penyusunan pola pembiayaan usaha pengolahan kedelai didasarkan pada

informasi yang didapatkan dari hasil survei lapangan terhadap pengusaha

pengolahan kedelai di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Berdasarkan informasi

yang diperoleh dari lapangan, jumlah usaha pengolahan kedelai yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 53 pengusaha yang terdiri atas

usaha tempe sebanyak 24 unit, tahu sebanyak 24 unit dan sisanya usaha kecap

sebanyak 5 unit. Berdasarkan karakteristik usia pemilik (pengrajin kedelai),

mayoritas telah berumur lebih dari 50 tahun atau 25 orang atau 47% responden.

Sedangkan sisanya (43%) tersebar diantara umur 25 sampai 49 tahun.

Lama usaha pengolahan kedelai yang ada di Kabupaten Indramayu

(Gambar 2.1), mayoritas telah berjalan lama. Usaha pengolahan kedelai yang

berjalan lebih dari 20 tahun sebanyak 17 unit atau 32% dan 16 – 20 tahun

sebanyak 15 unit atau 28%. Sisanya tersebar antara < 5 tahun, 5 – 10 tahun dan

11 – 15 tahun masing-masing sebanyak 4 unit (8%), 10 unit (19%) dan 7 unit

(13%). Informasi lama usaha tersebut menggambarkan bahwa usaha pengolahan

kedelai memiliki prospek bisnis (keuntungan) untuk terus dipertahankan dan

dikembangkan.

Gambar 2.1 Lama Usaha Pengolahan Kedelai di Kabupaten Indramayu Sumber : Data primer diolah (2017)

8%

19%

13%

28%

32%

<5

5-10

11-15

16-20

>20

Page 30: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

10

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Usaha pengolahan kedelai di Kabupaten Indramayu tergolong kedalam

industri rumah tangga, Hal tersebut disebabkan pelibatan tenaga kerja yang masih

tergolong kecil yaitu 5 – 19 orang. Pada usaha pembuatan tempe keterlibatan

tenaga kerja relatif lebih sedikit dibanding usaha pembuatan tahu, dan didominasi

keterlibatan tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja yang terlibat hanya 1 – 5

orang yang terbagi menjadi bagian produksi sebanyak 1 – 3 orang dan bagian

pengemasan dan penjualan sebanyak 2 orang. Sedangkan dalam proses

pembuatan tahu jumlah tenaga kerja yang terlibat antara 2 – 7 orang. Tenaga kerja

yang terlibat didominasi oleh tenaga kerja di luar keluarga. Jumlah tenaga kerja

yang terlibat dalam pengolahan tempe dan tahu bergantung pada kapasitas

produksi.

Kapasitas produksi untuk usaha tempe berkisar antara 20 – 700 kg,

sedangkan usaha tahu berkisar antara 20 – 400 kg kedelai. Dari kapasitas

produksi tersebut, umumnya pengrajin tempe dan tahu hanya mampu

memproduksi pada kisaran 100 kg. Besaran jumlah tersebut sangat dipengaruhi

oleh tingkat permintaan konsumen. Permintaan produk tempe dan tahu tertinggi

terjadi pada masa tanam padi.

Bahan baku yang digunakan dalam usaha tempe dan tahu menggunakan

kedelai putih. Kebutuhan kedelai baik putih maupun hitam disajikan pada Tabel

2.1. Kedelai yang digunakan hampir 94% berasal dari kedelai impor, baik yang

berasa dari Amerika Serikat, Brasil dan China. Hanya 6% saja kedelai lokal

Indonesia (Indramayu) yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe

dan tahu.

Tabel 2.1 Rata-rata Kebutuhan Kedelai Per Siklus

Jenis Bahan Baku

Jumlah Kebutuhan (kg/siklus)

Persentase (%)

Lokal Impor Lokal Impor

Kedelai Putih 10 166 5.68 94.32

Kedelai Hitam 51 10 83.61 16.39

Sumber : Data primer diolah (2017)

Rendahnya penyerapan kedelai lokal oleh para pengrajin disebabkan

ketersediaan bahan baku yang tidak setiap saat. Menurut para pengrajin, faktor

lainnya adalah kedelai lokal kurang baik digunakan untuk proses pembuatan

tempe karena ukuran biji kedelai yang terlalu kecil dan kandungan pati yang tinggi,

Page 31: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

11

Profil Usaha dan Pola Pembiayaan

sehingga lebih cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu. Kebutuhan

kedelai hitam untuk pembuatan kecap banyak dipasok dari kedelai lokal yaitu 255

kg/siklus atau 96.23% atau hanya 10 kg/siklus (3.77%) berasal dari impor.

Berbeda dengan usaha pembuatan tempe dan tahu, usaha pengolahan

kecap menggunakan kedelai hitam sebagai bahan baku. Kedelai hitam yang

digunakan banyak berasal dari kedelai lokal (84%) atau hanya 16% saja yang

berasa dari impor. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi dan

pengemasan berkisar antara 2 – 10 orang, bergantung pada produksi pengolahan

kecap. Kapasitas produksi untuk usaha kecap berkisar antara 15 – 600 kg. Kecap

yang dihasilkan dikemas dalam kemasan yang berbeda yaitu 250 ml dan 600 ml.

Berdasarkan identitas perizinan produk, hampir semua pengusaha kecap telah

memiliki perizinan (P-IRT dan sertifikat dari BPOM dan MUI). Kelengkapan yang

belum dipenuhi oleh para pengrajin kecap adalah adanya pecantuman kode

produksi dan tanggal kadaluarsa produk.

2.2 Pembiayaan UMKM Pengolahan Kedelai di Kabupaten Indramayu

Pengolahan kedelai di Kabupaten Indramayu telah lama dilakukan oleh

keluarganya secara turun temurun (Liat Gambar 2.1). Pada awalnya para

pengrajin kedelai memulai usaha dengan modal yang relatif kecil dan modal usaha

bersumber dari modal dalam kelurga. Persentase pengrajin yang menggunakan

modal usaha sendiri yaitu sebesar 57%, seperti disajikan pada Gambar 2.2

dibawah ini. Modal tersebut kebanyakan digunakan untuk pengadaan peralatan

produksi (modal investasi) dan pembelian bahan baku kedelai.

Dengan semakin berkembangnya usaha pengolahan kedelai, maka para

pengusaha mulai berpikir untuk meningkatkan kapasitas produksinya melalui

pengajuan pembiayaan ke beberapa lembaga keuangan. Persentase pengrajin

yang memanfaatkan pembiayaan ke perbankan sebanyak 26%. Perbankan yang

memberikan permodalan kepada usaha pengolahan kedelai didominasi (65%)

oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI). Beberapa lembaga keuangan lainnya yang

yang memberikan pembiayaan antara lain Bank Danamon, Mandiri, BNI dan Adira

Finance seperti yang disajikan pada Gambar 2.3.

Page 32: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

12

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Gambar 2.2 Sumber Permodalan Usaha Pengolahan Kedelai Sumber : Data pimer diolah (2017)

Selain ke lembaga keuangan, modal usaha juga diperoleh dari koperasi

yaitu Koperasi Simpan Pinjam Mitra Jasa (KSP Mitra Jasa). Hingga kini, KSP Mitra

Jasa melayani simpan pinjam sekitar 25.000 anggota yang tersebar di Indramayu,

Subang, dan Cirebon dengan aset hingga Rp 40 miliar lebih. Lembaga lain yang

memberikan bantuan permodalan bersumber dari BUMN melalui Penyertaan

Modal Negara. BUMN yang memberikan bantuan tersebut adalah PT. Pupuk

Kujang Tbk. Hanya 2% saja pengrajin yang mengajukan pembiayaan diluar

lembaga formal, yaitu ke tengkulak.

Sumber : Data primer diolah (2017)

26%

57%

10%5% 2%

Bank

Modal Sendiri

Koperasi

Tengkulak

PMN (BUMN)

65%

5%

10%

15% 5%

BRI

BNI

Mandiri

Danamon

Adira Finance

Gambar 2.3 Bank yang Memberikan Permodalan Usaha Pengolahan Kedelai

Page 33: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

BAB III

ASPEK TEKNIK PRODUKSI

Page 34: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 35: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

13

3 BAB III

ASPEK TEKNIK PRODUKSI

3.1 Lokasi Usaha

Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, usaha

pengolahan kedelai yang diamati terletak di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa

Barat. Dari jumlah 31 Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu, usaha

pengolahan kedelai (tempe, tahu dan kecap) tersebar di 24 kecamatan seperti

yang disajikan pada Tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Daftar Kecamatan Pengrajin Kedelai di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan No Kecamatan

1 Kandang Haur 13 Indramayu

2 Bongas 14 Lohbener

3 Gabus Wetan 15 Losarang

4 Sukagumiwang 16 Terisi

5 Kertasmaya 17 Cikedung

6 Jatibarang 18 Lelea

7 Balongan 19 Haurgelis

8 Sindang 20 Anjatan

9 Karangampel 21 Patrol

10 Sleyeg 22 Sukra

11 Kedokan 23 Widasari

12 Krangkeng 24 Tukdana

Sumber : Data primer diolah (2017)

Pengrajin cenderung tidak banyak menggunakan kedelai lokal sebagai

bahan baku pengolahan kedelai (tempe, tahu, kecap). Kedelai lokal yang

dimanfaatkan sebagai bahan baku hanya 6% dari kebutuhan total usaha

pengolahan kedelai atau 94% berasal dari kedelai impor. Pada wilayah penelitian

bahan baku kedelai impor diperoleh dari PRIMKOPTI, pasar tradisional di sekitar

Kabupaten Indramayu dan pembelian di luar wilayah Indramayu, seperti disajikan

pada Gambar 3.1. Sebagian bahan baku untuk pengolahan kedelai diperoleh dari

PRIMKOPTI (49.06%), dari pasar tradisional di sekitar Kabupaten Indramayu

seperti Pasar Patrol, Pasar Eretan, Pasar Haurgelis, Pasar Terisi dan Pasar

Page 36: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

14

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tukdana yaitu 43.40% dan sisanya dibeli dari luar Indramayu seperti Cirebon dan

Brebes sebesar 7.55%.

Gambar 3.1 Sumber Bahan Baku Pengolahan Kedelai Sumber : Data primer diolah (2017)

Selain variabel bahan baku, lokasi usaha untuk pengolahan kedelai

seyogyanya berada di lokasi yang mudah untuk memperoleh air bersih, karena

dalam proses pengolahan kedelai terdapat tahap pencucian/pembersihan kedelai.

Sebagian besar pengrajin memanfaatkan air bersih yang bersumber dari sumur

bor dan atau sumur pantek. Namun di beberapa wilayah yang berdekatan dengan

pesisir seperti di Kecamatan Losarang dan Lelea, sulit ditemukan sumber air

bersih untuk proses pencucian kedelai. Jikapun ada, air yang tersedia tidak dapat

digunakan dalam proses produksi karena berasa asin akibat intrusi air laut.

Sehingga kedua kecamatan tersebut, pengrajin kedelai harus mengeluarkan biaya

ekstra untuk mendapatkan air bersih dari PDAM.

Infrastruktur lainnya yang mendukung keberlangsungan usaha pengolahan

kedelai adalah kondisi dan akses jalan. Secara umum, kondisi jalan menuju lokasi

usaha telah beraspal dan dalam kondisi yang baik. Lokasi usaha dapat diakses

dengaan kendaraan roda empat. Hal tersebut tentunya juga mempermudah dan

mempercepat pemasaran hasil olahan kedelai untuk sampai ke tangan konsumen.

49,06%

43,40%

7,55%

PRIMKOPTI

Pasar sekitar KabIndramayu

Luar Indramayau

Page 37: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

15

Aspek Teknik Produksi

3.2 Fasilitas Produksi Dan Peralatan

Fasilitas produksi dan peralatan yang dibutuhkan untuk usaha pengolahan

kedelai ditentukan oleh teknologi proses yang digunakan serta skala usaha atau

kapasitas produksi. Untuk bangunan produksi, usaha pengolahan kedelai belum

memiliki tempat/ruang yang representatif/memadai untuk proses pengolahan.

Beberapa diantaranya masih menggabungkan tempat produksi dengan dapur

rumah. Tidak ada pembatasan antara gudang penyimpanan bahan baku dengan

tempat pencucian, tempat fermentasi dan ruang pengemasan. Semuanya

dilakukan pada satu ruangan saja. Hanya usaha pengolahan yang berkapasitas

besar saja yang telah memisahkan antara ruang produksi dengan rumah tempat

tinggal.

Selain aspek prasarana berupa bangunan produksi, berikut juga akan

disajikan proses produksi, bahan baku, peralatan produksi, tenaga kerja dan

penggunaan teknologi yang dibedakan berdasarkan produk yang dihasilkan, yaitu:

3.2.1 Produksi Tempe

Produksi tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil

(rumah tangga). Bahan baku utama yang digunakan dalam proses

produksi tempe adalah kedelai putih, sedangkan bahan baku pembantu

yang digunakan antara lain ragi (berupa bubuk yang mengandung kapang

Rhizoplus sp). Peralatan yang digunakan antara lain:

Alat penggilingan mekanik dan manual untuk proses penggilingan dan

penghalusan kedelai setelah proses perebusan

Kompor dan tabung gas

Sendok

Ember dan baskom plastik

Tong/drum untuk merendam kedelai

Rak fermentasi

Page 38: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

16

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Sumber : Dokumentasi Penelitian (2017)

Pada usaha pembuatan tempe keterlibatan tenaga kerja relatif lebih

sedikit dibanding usaha pembuatan tahu, dan didominasi keterlibatan

tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja yang terlibat hanya 1 – 5 orang

yang terbagi menjadi bagian produksi sebanyak 1 – 3 orang dan bagian

pengemasan dan penjualan sebanyak 2 orang. Mengingat tenaga kerja

merupakan anggota keluarga, maka bersifat tetap. Adapun sistem

penggajian adalah bagi hasil (keuntungan) secara proporsional yang

disesuaikan dengan beban tugas. Tidak diperlukan persyaratan

keterampilan khusus dari tenaga kerja yang digunakan, karena proses

produksi bersifat manual dan sederhana. Sedangkan tenaga kerja diluar

keluarga bersifat tidak tetap dan di upah Rp. 20.000,- (dua puluh ribu

rupiah) sampai dengan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), per hari.

Metode dalam memproduksi tempe umumnya menggunakan cara

tradisional dan sederhana. Hal tersebut dapat dilihat pada beberapa proses

produksi seperti pencucian, penambahan ragi, pencetakan tempe dan

pemotongan tempe. Pada dasarnya cara membuat tempe terdiri dari 2

bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan dengan

proses fermentasi. Berikut disajikan diagram alir proses pembuatan tempe

(Gambar 3.3).

Gambar 3.2 Alat-Alat Perlengkapan Pembuatan Tempe

Page 39: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

17

Aspek Teknik Produksi

Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembuatan tempe:

1. Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus, dilakukan

penyortiran. Caranya, tempatkan biji kedelai pada tampan, kemudian

tampi.

2. Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.

3. Biji kedelai yang sudah bersih masukan ke dalam panci berisi air,

kemudian direbus selama 30 menit atau sampai mendekati setengah

matang.

4. Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga

menghasilkan kondisi asam.

5. Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya kedelai dimasukan

kedalam air, lalu kemudian remas-remas sambil dikuliti hingga

akhirnya didapatkan keping-keping kedelai.

6. Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama seperti

mencuci beras yang hendak di tanak.

7. Keping kedelai dimasukan ke dalam dandang lalu ditanak, mirip

seperti menanak nasi.

8. Setelah matang, angkat lalu hamparkan tipis-tipis diatas tampan.

Ditunggu sampai dingin, airnya menetes habis, dan keping kedelai

mengering.

Kedelai

Perebusan

Perendaman

Penggilingan

Penghilangan

Kulit Ari

Cuci, tiriskan

Peragian, kemas

Fermentasi

Tempe Kedelai

Sortasi dan

pencucian

Gambar 3.3 Proses Produksi Tempe

Page 40: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

18

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

9. Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Pemberian ragi pada

kedelai dicampurkan sambil diaduk hingga merata. Ukurannya, 1 kg

kedelai menggunakan sekitar 1 gram ragi.

10. Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi

menggunakan daun pisang atau plastik.

11. Pemeraman bungkusan kedelai. Bila pembungkusnya berupa plastik,

pemeraman dilakuan diatas kajang-kajang bambu yang diletakan

pada rak-rak. Bila pembungkusnya berupa daun, pemeraman

dilakukan pada keranjang bambu yang ditutup goni.

12. Sesudah diperam semalaman, dilakukan penusukan dengan lidi.

Tujuannya agar udara segar dapat masuk kedalam bahan tempe.

13. Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah

jadi dan siap di konsumsi.

3.2.2 Produksi Tahu

Produksi tahu kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil

(rumah tangga). Bahan baku utama yang digunakan dalam proses

produksi tahu adalah kedelai putih, sedangkan bahan baku pembantu yang

digunakan antara lain asam cuka/larutan asam laktat/larutan CaCl2 atau

CaSO4, air dan minyak goreng (khusus untuk tahu goreng). Peralatan yang

digunakan antara lain:

Alat penggilingan mekanik untuk proses penggilingan dan penghalusan

kedelai setelah proses perebusan

Kompor dan tabung gas

Sendok

Ember dan baskom plastik

Tong/drum untuk merendam kedelai

Kain saring

Tampah/nyiru

Wajan

Papan pencetakan

Page 41: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

19

Aspek Teknik Produksi

Gambar 3.4 Alat-Alat Perlengkapan Pembuatan Tahu Sumber : Dokumentasi Penelitian (2017)

Dalam proses pembuatan tahu jumlah tenaga kerja yang terlibat

antara 2 – 18 orang. Tenaga kerja yang terlibat didominasi oleh tenaga

kerja di luar keluarga. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pengolahan

tahu bergantung pada kapasitas produksi dan permintaan produk.

Prinsip pembuatan tahu adalah penggumpulan protein kedelai.

Dipasaran terdapat bermacam-macam tahu dengan tekstur dan rasa

bervariasi. Perbedaan tersebut karena jenis penggumpal dan cara proses

yang berbeda. Salah satu keuntungan pembuatan tahu adalah

berkurangnya senyawa antitripsin (trypisn inhibitor) yang terbuang

bersama whey dan rusak selama pemanasan. Selain itu, daya cerna

protein tahu tinggi dan proses panas mengakibatkan hilangnya bau langu.

Berikut disajikan proses produksi tahu seperti yang disajikan pada Gambar

3.3 dibawah ini.

Proses pembuatan tahu pada prinsipnya dapat dibagi menjadi dua,

yaitu pembuatan susu kedelai dan penggumpalan protein. Tekstur tahu

dipengaruhi oleh jenis penggumpalnya. Pengrajin tahu tradisional biasanya

menggunakan ‘biang’ sebagai penggumpal. Biang adalah cairan yang

keluar saat pengepresan dan sudah didiamkan semalam sehingga agak

asam. Penggumpal lain yang umum digunakan pada industri tahu adalah

asam cuka, larutan asam laktat, larutan CaCl2 atau CaSO4.

Page 42: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

20

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Rendemen protein dan mutu tahu dipengaruhi antara lain oleh

varietas kedelai, cara penggilingan, jenis penggumpal dan sanitasi proses.

Penggilingan dalam kondisi panas akan meningkatkan rendemen dan mutu

tahu (tidak ada bau langu). Mutu bahan baku sangat mempengaruhi produk

akhir. Kedelai yang telah dicuci bersih, direndam selama 5-6 jam kemudian

dikupas, dicuci lagi dan digiling dalam kondisi panas (80-100ºC). Kadang-

kadang kedelai tidak dikupas, langsung digiling panas. Perendaman

bertujuan untuk melunakkan tekstur biji kedelai, sehingga pada saat

penggilingan akan memberikan hasil yang lebih baik dan menurunkan

kandungan oligosakarida (penyebab flatulensi). Kedelai yang telah

direndam juga akan memudahkan tahap pengupasan kulit ari. Namun,

perendaman yang terlampau lama akan menurunkan total padatan.

Kedelai

Pencucian dan perendaman 5-6 jam

Pengupasan

Pencucian

Penggilingan dgn air panas (80-100ºC) Kedelai:air = 1: 10

Bubur kedelai

Penyaringan

Filtrat Panas Ampas Tahu

Pengaturan suhu 70 – 80 ºC

Penggumpalan

Penyaringan

Whey Curd

Pengepresan/Pencetakan

Pemotongan

Tahu

Penambahan bahan

penggumpal (asam)

Gambar 3.5 Proses Produksi Tahu

Page 43: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

21

Aspek Teknik Produksi

Penggilingan dilakukan dalam kondisi panas untuk menginaktifkan

enzim lipoksigenase penyebab bau-bau langu, dan untuk meningkatkan

rendemen. Bubur kedelai yang diperoleh, lalu disaring dalam kondisi

panas, ampasnya dibuang. Filtrat atau susu kedelai dimasak. Pemasakan

bertujuan untuk menginaktifkan tripsin inhibitor, meningkatkan daya cerna

protein, mengurangi bau langu, mempermudah ekstraksi/penyaringan dan

meningkatkan daya simpan tahu. Selanjutnya dilakukan penambahan

penggumpal segera setelah susu kedelai masak mencapai suhu sekitar

75OC. Gumpalan protein (curd) dicetak dan di pres, kemudian di potong

potong sesuai ukuran yang diinginkan. Potongan tahu ini dimasukan dalam

air dingin beberpa jam (bisa juga satu malam). Untuk meningkatkan

keawetan, tahu direbus terlebih dahulu sebelum dipasarkan.

3.2.3 Produksi Kecap

Kecap merupakan produk fermentasi kedelai, berupa cairan kental

berwarna coklat tua. Produk ini digunakan sebagai bumbu atau penyedap

berbagai masakan. Kecap berasal dari Cina, terdapat dua macam kecap,

yaitu kecap manis yang lebih dikenal dan banyak dikonsumsi oleh

masyarkat Indonesia serta kecap asin yang lebih populer di Cina dan

Jepang.

Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi Kecap

adalah kedelai hitam, sedangkan bahan baku pembantu yang digunakan

antara lain gula merah, garam, air dan bumbu. Peralatan yang digunakan

antara lain:

Alat penggilingan mekanik untuk proses penggilingan dan penghalusan

kedelai

Botol

Kompor dan tabung gas

Sendok

Ember dan baskom plastik

Tong/drum untuk merendam kedelai

Tampah/nyiru

Wajan

Kain saring

Page 44: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

22

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Sumber : Dokumentasi Penelitian (2017)

Dalam proses pembuatan kecap jumlah tenaga kerja yang terlibat

antara 2 – 7 orang. Tenaga kerja yang terlibat didominasi oleh tenaga kerja

di luar keluarga dan bersifat sebagai pegawai tetap.

Kecap dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu fermentasi, hidrolis dan

kombinasi keduanya. Dibandingkan dengan kecap yang dibuat secara

hidrolis, kecap yang dibuat secara fermentasi biasanya mempunyai flavor

dan aroma yang lebih baik. Kemungkinan alasan ini yang menyebabkan

pembuatan kecap secara hidrolis asam jarang dijumpai.

Prinsip pembuatan kecap secara fermentasi adalah memecah

protein, lemak dan karbohidrat melalui aktivitas enzim yang berasal dari

kapang, ragi (khamir) dan bakteri menjadi fraksi-fraksi yang lebih

sederhana. Komposisi fraksi-fraksi tersebut yang menentukan rasa dan

aroma kecap.

Prinsip pembuatan kecap secara hidrolis adalah pemecahan

(hidrolis) protein menggunakan asam sehingga dihasilkan peptida-peptida

dan asam amino. Kecap jenis ini kurang lengkap komposisinya bila

dibandingkan dengan kecap hasil fermentasi. Kecap jenis ini hanya

merupakan larutan garam dan asam amino saja. Sedangkan komponen

pembentuk cita rasa seperti peptida-peptida tertentu, alkohol, ester dan

Gambar 3.6 Alat-Alat Perlengkapan Pembuatan Kecap

Page 45: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

23

Aspek Teknik Produksi

komponen lain yang terbentuk selama fermentasi tidak terdapat dalam

produk ini.

Prinsip pembuatan kecap secara kombinasi merupakan gabungan

kedua cara tersebut diatas. Pada awalnya sebagian protein dihidrolisis

menggunakan asam, kemudian dilanjutkan dengan fermentasi. Proses

pembuatan kecap yang banyak dilakukan di Indonesia, yaitu cara

fermentasi. Prinsip pembuatan kecap cara fermentasi terdiri atas dua

tahap, yaitu fermentasi kapang dan fermentasi dalam larutan garam. Tahap

fermentasikapang dapat dilakukan secara spontan atau menggunakan

biakan murni (dikenal dengan sebutan ragi).

Ragi dapat dibuat dengan cara menginokulasi biakan kapang murni

pada kedelai yang telah direndam, dimasak, didinginkan serta dicampur

dengan tepung terigu/beras/kasava yang telah disangrai. Fermentasi

dengan kapang dilakukan dengan cara sebagai berikut: kedelai yang telah

dibersihkan, di cuci dan direndam semalam, kemudian dikukus sampai

matang dan di dinginkan. Setelah kedelai dingin dilakukan inokulasi

dengan koji/ragi sebanyak 2-5% lalu diinkubasikan pada suhu kamar

selama 3-5 hari. Pada fermentasi cara spontan, kedelai yang sudah

dibersihkan, di cuci dan direbus hingga matang. Kedelai rebus

dihamparkan diatas nyiru hingga dingin, lalu di tutup menggunakan daun

pisang atau karung goni dan dibiarkan selam 3-5 hari hinga ditumbuhi

kapang.

Kedelai yang telah mengalami fermentasi diatas, kemudian

direndam dalam larutan garam 20% dan dibiarkan terfermentasi selama 3-

10 minggu. Selama fermentasi bila larutan garam berkurang bisa ditambah

lagi hingga kedelai tetap terendam.Hasil fermentasi ditambah dengan air

secukupnya lalu direbus dan disaring. Filtrat hasil penyaringan kemudian

dipasteurisasi pada susu sekitar 70 C selam 30 menit. Untuk kecap manis,

filtrat dimasak dan ditambah gula merah/gula aren dan bumbu. Sedangkan

untuk kecap asin ditambah garam, lalu disaring menjadi kecap yang siap

untuk dikemas atau dikonsumsi.

Page 46: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

24

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Berdasarkan uraian diatas, berikut disajikan diagram alir proses

produksi kecap kedelai (Gambar 3.7) dibawah ini:

Filtrat Ampas

Pasteurisasi dan perebusan

(penambahan gula, garam, dan bumbu)

Penyaringan

Kecap

Residu

Kedelai

Pencucian dan perendaman semalam

Pengukusan

Penirisan

Fermentasi spontan atau inokulasi dengan

koji/ragi (Aspergilus oryzae)

Fermentasi kapang 3-5 hari

Fermentasi garam (3-10 minggu)

Penambahan air dan perebusan

Penyaringan

Larutan Garam 20%

Gambar 3.7 Proses Produksi Kecap Kedelai

Page 47: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

BAB IV

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Page 48: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 49: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

25

4 BAB IV

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

4.1 Aspek Pasar

4.1.1 Permintaan

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka permintaan akan

konsumsi kedelai berpotensi meningkat. Di Indonesia, lebih dari 80% kedelai

digunakan untuk konsumsi bahan pangan, 10% untuk bahan baku industri olahan

bahan pangan maupun bukan makanan, 2% untuk benih, 7% tercecer dan sisanya

digunakan untuk pakan.

Cakupan data konsumsi menurut hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional

Badan Pusat Statistik (SUSENAS – BPS) yang berbahan baku kedelai antara lain

berupa tahu, tempe, tauco, oncom dan kecap. Namun pada tahun 2015 data

konsumsi hasil SUSENAS hanya ada tahu, tempe dan kecap.Dari data SUSENAS,

konsumsi tahu di tingkat rumah tangga di Indonesia selama tahun 2002-2015

berfluktuasi. Rata-rata konsumsi tahu tahun 2002-2015 adalah sebesar 7,26

kg/kapita/th. Sementara itu konsumsi tempe melebihi konsumsi tahu pada periode

yang sama. Tahun 2002-2015 rata-rata konsumsi tempe sebesar 7,48 kg/kapita/th.

Namun pada tahun 2015 konsumsi tempe lebih rendah sedikit dibandingkan

konsumsi tahu.

Pangan lainnya dengan bahan baku kedelai adalah kecap. Konsumsi per

kapita pangan olahan kedelai ini jauh berada dibawah konsumsi tahu dan tempe.

Selama periode tahun 2002 – 2015, rata-rata konsumsi kecap sebesar 0,65

kg/kapita/tahun. Konsumsi kedelai dalam wujud olahan diprediksi untuk tahun

2016 hingga 2018 dengan menggunakan metode trendtime series. Pada periode

tahun 2016 -2018 konsumsi tahu diperkirakan masih berfluktuasi namun

cenderung meningkat sedikit dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,25%. Konsumsi

tahu diprediksikan sebesar 7,44 kg/kapita pada tahun 2016 dan terus meningkat

menjadi sebesar 7,55 kg/kapita pada tahun 2018. Rata-rata konsumsi tempe

diprediksikan meningkat dibandingkan tahun 2015. Namun pada periode 2016 –

2018 konsumsi tempe relatif stabil yaitu sebesar 7,32 kg/kapita. Konsumsi kecap

Page 50: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

26

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

diprediksikan akan jauh mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015. Pada

tahun 2015 konsumsi kecap sebesar 0,85 kg/kapita dan pada tahun 2016

diprediksikan menurun menjadi 0,49 kg/kapita.

Perkembangan konsumsi olahan kedelai berupa tahu, tempe dan kecap

tahun 2002-2015 serta prediksi tahun 2016 – 2018 disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perkembangan Konsumsi Tahu, Tempe dan Kecap dalam Rumah Tangga di Indonesia, 2002-2015 serta Prediksi tahun 2016 –

2018

Tahun Konsumsi (Kg/Kapita/Tahun)

Tahu Tempe Kecap

2002 7.7171 8.2907 0.6059

2003 7.4564 8.2386 0.5694

2004 6.7264 7.3000 0.5694

2005 6.8829 7.5607 0.6643

2006 7.1957 8.7079 0.7008

2007 8.4993 7.9779 0.6789

2008 7.1436 7.2479 0.6497

2009 7.0393 7.0393 0.6205

2010 6.9871 6.9350 0.6643

2011 7.4043 7.3000 0.6716

2012 6.9871 7.0914 0.5694

2013 7.0393 7.0914 0.6205

2014 7.0679 6.9529 0.6754

2015 7.4906 6.9813 0.8502

Rata-rata 7.2598 7.4796 0.6507

2016*) 7.4422 7.3208 0.4910

2017*) 7.4955 7.3208 0.4916

2018*) 7.5489 7.3208 0.6889

Sumber : SUSENAS, : BPS

Keterangan: *) hasil prediksi Pusdatin

Konsumsi kedelai olahan dikonversi menjadi setara kedelai segar dengan

faktor konversi seperi tersaji pada Tabel 4.2. Untuk tahun 2015 konversi kedelai

olahan ke kedelai segar sebesar 35% dan tempe sebesar 50%.

Tabel 4.2 Faktor Konversi Konsumsi Bahan

No Jenis

Pangan Satuan Konversi (Gram)

Konversi ke bentuk asal

1 Tahu Kg 1000 0,35

2 Tempe Kg 1000 0,5

3 Kecap 100 ml 100 1,00

Sumber : PSKPG, IPB

Page 51: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

27

Aspek Pasar dan Pemasaran

Hasil konversi pangan berbahan baku kedelai pada komoditas tahu, tempe

dan kecap ke wujud ekuivalen kedelai, akan diperoleh konsumsi kedelai total di

Indonesia. Pada tahun 2002 – 2015, konsumsi total kedelai relatif berfluktuasi

namun cenderung mengalami penurunan sebesar 0,35%. Pada tahun 2002,

konsumsi total kedelai mencapai 7,45 kg/kapita dan menjadi 6,96 kg/kapita pada

tahun 2015.

Konsumsi kedelai segar terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 6,56

kg/kapita/tahun. Penurunan terbesar untuk konsumsi kedelai terjadi di tahun 2008

dimana konsumsi dalam rumah tangga turun sebesar 11,37% dibandingkan tahun

sebelumnya, yang disebabkan penurunan yang cukup besar pada konsumsi tahu.

Sementara peningkatan konsumsi total kedelai terbesar terjadi pada tahun 2006

sebesar 10,50% karena meningkatnya konsumsi tahu, tempe dan kecap.

Berdasarkan series data tersebut, pada tahun 2016 konsumsi kedelai

diprediksi akan mengalami penurunan 2,98% menjadi sebesar 6,76 kg/kapita dan

pada tahun 2018 diprediksi akan kembali naik menjadi sebesar 6,99 kg/kapita

(Tabel 4.3 dan Gambar 4.1).

Page 52: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

28

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 4.3 Perkembangan Konsumsi Tahu, Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta

Prediksi Tahun 2016– 018

Tahun

Konsumsi setara kedelai (Kg/kapita/tahun)

Jumlah

Tahu Tempe Kecap (Kg/Kap/th) Pertumb (%)

2002 2.7010 4.1454 0.6059 7.45 -

2003 2.6098 4.1193 0.5694 7.30 -2.06

2004 2.3543 3.6500 0.5694 6.57 -9.93

2005 2.4090 3.7804 0.6643 6.85 4.26

2006 2.5185 4.3539 0.7008 7.57 10.50

2007 2.9748 3.9889 0.6789 7.64 0.92

2008 2.5003 3.6239 0.6497 6.77 -11.37

2009 2.4638 3.5196 0.6205 6.60 -2.51

2010 2.4455 3.4675 0.6643 6.58 -0.40

2011 2.5915 3.6500 0.6716 6.91 5.11

2012 2.4455 3.5457 0.5694 6.56 -5.10

2013 2.4638 3.5457 0.6205 6.63 1.06

2014 2.4738 3.4764 0.6754 6.63 -0.07

2015 2.6217 3.4907 0.8502 6.96 5.09

Rata-rata 2.5409 3.7398 0.6507 6.93 -0.35

2016*) 2.6048 3.6604 0.4910 6.76 -2.98

2017*) 2.6234 3.6604 0.4916 6.78 0.28

2018*) 2.6421 3.6604 0.6889 6.99 3.19 Sumber : SUSENAS, BPS Keterangan: *) hasil prediksi Pusdatin

Gambar 4.1 Perkembangan Konsumsi Total Kedelai per Kapita per

tahun di Indonesia, 2002 – 2015 dan prediksi 2016 – 2018 Sumber : SUSENAS, BPS

Keterangan: *) hasil prediksi Pusdatin

Page 53: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

29

Aspek Pasar dan Pemasaran

Jika data konsumsi olahan kedelai nasional dikonversi pada permintaan

produk olahan kedelai di Kabupaten Indramayu maka dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

Konsumsi produk olahan kedelai = konsumsi per kapita x jumlah penduduk

Kebutuhan kedelai segar = konsumsi produk olahan kedelai x faktor

konsumsi

Jumlah penduduk Kabupaten Indramayu pada tahun pada tahun 2015

sebesar 1.718.495 jiwa (Kabupaten Indramayu Dalam Angka 2016), maka dapat

dihitung :

1. Tahu

Konsumsi tahu : 7.4906 kg/kapita/tahun x 1.718.495 jiwa =

12.872.558,65 kg/tahun

Kebutuhan kedelai segar untuk tahu = 12.872.558,65 kg/tahun x 0.35

= 4.505.395,53 kg/tahun

2. Tempe

Konsumsi tempe : 6.9813 kg/kapita/tahun x 1.718.495 jiwa =

11.997.329,14 kg/tahun

Kebutuhan kedelai segar untuk tempe = 11.997.329,14 kg/tahun x 0.50

= 5.998.664,57 kg/tahun

3. Kecap

Konsumsi kecap : 0.8502 kg/kapita/tahun x 1.718.495 jiwa =

1.461.064,45 kg/tahun

Kebutuhan kedelai segar untuk kecap = 1.461.064,45 kg/tahun x 1

=1.461.064,45 kg/tahun

Berdasarkan perhitungan diatas, konsumsi tahu, tempe dan kecap di

Kabupaten Indramayu per tahun masing-masing mencapai 12.872.558,65 kg;

11.997.329,14 dan 1.461.064,45. Dari konsumsi tersebut kebutuhan total bahan

baku (kedelai) mencapai 11.965.124, 55 kg/tahun. Hasil pengamatan lapangan,

hampir 94% kebutuhan kedelai bersumber dari kedelai impor.

Apabila dilihat dari besarnya pengeluaran untuk konsumsi olahan kedelai

bagi penduduk Indonesia tahun 2011 – 2015 secara nominal menunjukkan

peningkatan sebesar 8,76%, yakni dari Rp. 99.853/kapita pada tahun 2010

menjadi Rp. 139.335/kapita pada tahun 2015. Setelah dikoreksi dengan faktor

inflasi, pengeluaran untuk konsumsi olahan kedelai secara riil sebenarnya hanya

mengalami peningkatan sebesar 0,37%. Hal ini menunjukan bahwa secara

Page 54: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

30

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

kuantitas, konsumsi per kapita olahan kedelai tidak berubah signifikan namun

harga kedelai cenderung semakin tinggi.

Perkembangan pengeluaran untuk konsumsi olahan kedelai secara

nominal dan rill dalam rumah tangga di Indonesia tahun 2011 – 2015 secara rinci

tersaji pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.2

Tabel 4.4 Perkembangan Pengeluaran Nominal dan Riil Rumah Tangga untuk Konsumsi Kedelai, 2011 – 2015

No Kelompok

Barang

Tahun Pertumb (%) 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pengeluaran Nominal

99,853.57

109,760.71 124,047.86 136,221.28 139,335.50 8.76

2 IHK *) 92.9 100 111.53 123.08 127.78 8.34

3 Pengeluaran Riil

107,482.74

109,760.71 111,225.57 110,677.02 109,043.28 0.37

Sumber : BPS, diolah Pusdatim Keterangan : *) IHK Kelompok kacang-kacangan

Gambar 4.2 Perkembangan Pengeluaran Nominal dan Riil Rumah Tangga untuk Konsumsi Kedelai, 2011 – 2015

Sumber : BPS, diolah Pusdatin

Page 55: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

31

Aspek Pasar dan Pemasaran

4.1.2 Penawaran

Sampai saat ini belum ada data statistik mengenai ketersediaan atau

penawaran terhadap produk olahan kedelai, akan tetapi dapat dipastikan bahwa

penawaran terhadap produk ini selalu ada. Untuk itu, akan disampaikan

ketersediaan bahan baku yaitu kedelai. Permasalahan kedelai di Indonesia saat

ini masih mengandalkan kedelai impor untuk produksi tahu dan tempe. Produksi

kedelai di Indonesia tahun 2015 sebesar 963,10 ribu ton, sementara konsumsi

langsung sekitar 1,8 juta ton.Penyediaan total kedelai Indonesia berasal dari

produksi dalam negeri (setelah dikurangi tercecer) ditambah impor kemudian

dikurangi ekspor.Ketersediaan data produksi kedelai adalah hingga tahun 2015

(ATAP), sedangkan untuk tahun 2016 merupakan angka sasaran produksi

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.Data tercecer diasumsikan sebesar 5% dari

produksi kedelai.

Produksi kedelai di Indonesia pada periode tahun 2010 – 2013 mengalami

penurunan, namun tahun berikutnya meningkat menjadi 955,00 ribu ton dan

meningkat kembali menjadi 963,18 ribu ton pada tahun 2015. Untuk data kedelai

yang tercecer pada tahun 2011 sebesar 42,56 ribu ton dan meningkat hingga

48,15 ribu ton pada tahun 2016. Sedangkan, data ekspor dan impor tersedia

hingga tahun 2015.Untuk tahun 2016, data ekspor impor menggunakan realisasi

hingga bulan April ditambah realisasi bulan Mei – Desember tahun 2015.

Perkembangan volume ekspor dan impor kedelai di Indonesia periode

2011 - 2015 berfluktuatif namun cenderung meningkat.Volume ekspor kedelai

sangat kecil dibandingkan impornya.Pada periode tersebut, rata-rata 70% total

penyediaan kedelai berasal impor. Impor terbesar terjadi pada tahun 2015, yaitu

sebesar 2,26 juta ton dan menyebabkan penyediaan pada tahun tersebut juga

tinggi. Pada tahun berikutnya, yakni tahun 2016, total penyediaan kedelai

diprediksi akan mengalami sedikit penurunan disebabkan oleh menurunnya

volume impor. Berdasarkan data sasaran produksi Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2016, produksi kedelai diperkirakan mencapai satu juta ton.

Komponen penggunaan kedelai di Indonesia terutama adalah untuk bahan

makanan atau konsumsi langsung, benih/bibit, pakan dan industri.Penggunaan

kedelai untuk konsumsi langsung dihitung dari perkalian tingkat konsumsi kedelai

perkapita dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Tingkat

konsumsi kedelai yang digunakan pada tahun 2011 sampai dengan 2014 adalah

Page 56: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

32

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

data SUSENAS–BPS, sementara tahun 2015 dan 2016 merupakan angka

prognosa hasil olahan BKP. Kebutuhan benih diasumsikan 50 kg/ha dikalikan

dengan luas tanam kedelai pada tahun tersebut. Penggunaan kedelai untuk pakan

diasumsikan sebesar 0,34% sedangkan kebutuhan industri diasumsikan

merupakan penjumlahan ketersediaan (NBM) dengan pemakaian industri

perkapita dikurangi tingkat konsumsi.

Pada tahun 2011, penggunaan kedelai untuk konsumsi langsung

mencapai 1,67 juta ton dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2015

menjadi sebesar 1,73 juta ton. Pada tahun 2016, penggunaan kedelai untuk

konsumsi langsung diprediksikan akan meningkat menjadi sebesar 1,76 juta ton.

Penggunaan kedelai sebagai benih menurun dari tahun 2011 sampai tahun 2013,

namun tahun berikutnya mengalami peningkatan hingga tahun 2016 menjadi 50

ribu ton. Penggunaan kedelai untuk pakan dari tahun ke tahun dalam kuantitas

yang relatif kecil berkisar antara 2,6 – 5,1 ribu ton. Penggunaan kedelai untuk

industri periode 2011 – 2016 terlihat berfluktuasi antara 627,17 ribu ton sampai

dengan 1,05 juta ton. Secara rinci penyediaan dan penggunaan kedelai tahun

2011 – 2016 dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Neraca kedelai Indonesia selama periode 2011 – 2016 menunjukkan

adanya surplus pasokan kedelai.Surplus yang terjadi dikarenakan meningkatnya

produksi dalam negeri dan besarnya volume impor. Surplus kedelai ini

diasumsikan diserap untuk keperluan industri selain tahu, tempe dan kecap,

misalnya industri susu kedelai, kosmetik dan lain-lain. Pada tahun 2015, surplus

dari pasokan kedelai mencapai 533,29 ribu ton dan diperkirakan meningkat pada

tahun 2016 menjadi sebesar 886,38 ribu ton.

Page 57: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

33

Aspek Pasar dan Pemasaran

Ta

be

l 4

.5 P

en

ye

dia

an

da

n P

en

gg

un

aa

n K

ed

ela

i, 2

01

1 –

20

16

Ke

t :

Data

Pro

duksi

da

n L

uas P

an

en

ke

dela

i ta

hun

20

15

me

rup

aka

n A

TA

P s

em

en

tara

ta

hun

20

16

me

rupa

kan

ang

ka

sasa

ran

Pro

du

ksi d

an

pa

ne

n t

ah

un

20

16

DitJe

n T

ana

man

Pa

ng

an

Im

po

r K

ed

ela

i Ja

nua

ri -

Ap

ril 2

01

6 m

eru

pa

kan

da

ta r

ea

lisa

si B

PS

, M

ei -

Des d

iasum

sik

an

sa

ma

de

ng

an

data

tah

un 2

015

T

ingka

t ko

nsum

si ta

hu

n 2

01

5 &

20

16

ad

ala

h 6

,79 k

g/k

ap

/th

(S

US

EN

AS

20

15

dio

lah

BK

P)

ke

butu

han

in

du

str

i d

ideka

ti d

ari

pe

nju

mla

han

ke

ters

ed

iaan

(N

BM

) d

en

gan

pem

aka

ian

in

du

str

i

da

lam

NB

M p

er

ka

pita

di ku

ran

g t

ing

ka

t ko

nsu

msi

*) T

ah

un

20

16

pre

dik

si P

US

DA

TIN

Page 58: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

34

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Berdasarkan data dari FAO, sepuluh negara dengan peringkat

ketersediaan perkapita terbesar di dunia pada periode 2009 - 2013 adalah

Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Zambia, Kuba, Rwanda, Vietnam, Cina, Brasil

dan Kamboja. Rata-rata ketersediaan per kapita dunia sebesar 1,46

kg/kapita/tahun sedangkan kesepuluh negara terbesar tersebut jauh lebih tinggi di

atas rata-rata dunia

Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara dengan ketersediaan

kedelai per kapita terbesar di dunia, yakni dengan rata-rata sebesar 9,70

kg/kapita/tahun. Jepang menempati urutan ke-2 dengan rata-rata ketersediaan

perkapita sebesar 7,61 kg/kapita/tahun, disusul kemudian Korea Selatan dengan

rata-rata per kapita sebesar 7,40 kg/kapita/tahun. Negara dengan urutan ke-4 dan

5 adalah negara Zambia dan Kuba dengan rata-rata masing-masing ketersediaan

per kapita sebesar 5,55 dan 5,43 kg/kapita/tahun. Perkembangan ketersediaan

kedelai per kapita di dunia tahun 2009 -2013 dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Jika dilihat untuk negara-negara berikutnya yaitu urutan ke-6 sampai ke-10

rata-rata ketersediaan perkapita kurang dari 5 kg/kapita/tahun, namun masih di

atas rata-rata dunia.Perkembangan ketersediaan kedelai per kapita di beberapa

negara terbesar dunia tersaji secara rinci pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.3.

Tabel 4.6 Perkembangan Ketersediaan Kedelai per Kapita Beberapa Negara

di Dunia, 2009 – 2013

Page 59: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

35

Aspek Pasar dan Pemasaran

Gambar 4.3 Perkembangan Ketersediaan Kedelai per Kapita Beberapa

Negara di Dunia, 2009 – 2013 Sumber : Data Indonesia : NBM, BKP

4.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Persaingan bisnis diantara para pengrajin kedelai dapat terjadi dalam hal

pemasaran produk. Menurut data hasil lapangan persaingana usaha menjadi

kendala utama pemasaran produk kedelai (64%). Persaingan usaha terjadi

diantara pengrajin kedelai (khususnya tempe dan tahu di Kabupaten Indramayu)

dan dipengaruhi oleh adanya pengrajin kedelai diluar Kabupaten Indramayu yang

juga memasarkan produknya ke pasar Indramayu.Biasanya para pengrajin telah

memiliki pelanggan tetap sehingga bagi pengrajin kedelai yang baru memulai

usaha sangat sulit untuk memasarkan produknya. Jika dikaitka dengan peluang

pasar, usaha produksi tempe dan tahu masih memiliki peluang pasar yang sangat

besar karena menjadi lauk pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia sebagai

sumber protein nabati yang murah.

Dalam hal pemasaran produk kecap, produk kecap lokal Indramayu

sebaran penjualanya masih sangat terbatas.Pemasaran diluar Indramayu hanya

dipasarkan ke kabupaten terdekat, misalnya Kabupaten Subang.Kecap lokal

Indramayu menghadapi persaingan ketat dengan produk kecap yang dihasilkan

produsen besar Indonesia lainnya.Produk kecap Indramayu relatif kalah

bersaingdengan produk kecap nasional, terutama dalam hal mutu dan

Page 60: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

36

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

kemasan.Kecap dari Indramayu belum mnenyertakan label pangan yang lengkap,

khsusnya informasi tentang nilai gizi dan tanggal kadaluarsa dari produk. Ketika

permasalahan tersebut dapat diatasi, maka kecap dari Kabupaten Indramayu

memiliki peluang pasar yang besar untuk bersaing dengan kecap yang ada

dipasaran.

Berdasarkan data dari Direktori Perusahaan Industri Kementerian

Perindustrian tahun 2017, terdapat 100 industri kecap di Indonesia yang tersebar

di berbagai daerah1.Dari jumlah tersebut 21 unit industri tersebar di Jawa Barat,

seperti yang disajikan pada Gambar 4.4 dibawah ini.Kabupaten Cirebon

merupakan kabupaten dengan jumlah industri kecap tertinggi di Jawa Barat

dengan 5 unit industri, di susul Bandung dengan 4 unit.Tidak ada industri kecap di

Kabupaten Indramayu yang tercatat di Kementerian Perindustrian. Hal ini bukan

berarti tidak ada industri kecap, melainkan industri yang ada di Kabupaten

Indramayu termasuk kategori industri rumah tangga (IRT), sedangkan

Kementerian Perindustrian hanya mencatat industri yang termasuk skala sedang

dan besar saja.

Gambar 4.4 Produsen Kecap di Jawa Barat Sumber : Kementerian Perindustrian (2017) diolah

1 Website Kementerian Perindustrian RI : www.kemenperin.go.id

0 1 2 3 4 5 6

Karawang

Subang

Cimahi

Garut

Bandung

Cirebon

Majalengka

Bogor

Bekasi

Sukabumi

Jumlah industri (unit)

Page 61: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

37

Aspek Pasar dan Pemasaran

Peluang pasar tersebutselaras dengan pertumbuhan industri hotel dan

restoran,serta pertumbuhan penduduk. Jika dikaitkan dengan perkembangan

konsumsi kecap yang disajikan pada Tabel 4.1 diatas, maka peluang pasar produk

kecap setiap tahunnya mengalami perkembangan yang cerah.Selain peluang

pasar domestik (Indramayu), regional (Jawa Barat) dan nasional (Indonesia),

kecap juga berpeluang untuk di ekspor. Beberapa Negara yang menjadi tujuan

ekspor produk kecap Indonesia antara lain Filipina dan Kanada.

Menurut Laporan Atas Perdagangan KBRI-Filipina tahun 2015 tentang

Market Brief Penetrasi Pasar Produk Kecapdi Pasar Filipina. Berdasarkan data

terlampir yang diperoleh dari Badan Statistik Filipina (Philippine Statistics

Authority/PSA) berjudul ekspor impor kecap kedelai Filipina, Indonesia merupakan

salah satu negara perdagangan utama yang mengekspor kecap ke Filipina

sebesar total USD 177.099 pada tahun 2010, USD 137.261 pada tahun 2011, USD

212.780 pada tahun 2012, USD 137.281 pada tahun 2013 dan USD 238.054 pada

tahun 2014. Adapun pangsa pasar Indonesia dalam impor kecap Filipina pada

tahun 2014, Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan peroleh pangsa sebesar

5.27% dari total impor kecap Filipina.

Angka ini menunjukkan peningkatan minimal dari pangsa persentase tahun

sebelumnya yang sebesar 5,20% mengingat kenaikan kompetitif yang tercermin

dari perubahan nilai dagang ekspor Kecap sebesar 73% dari Indonesia selama

tahun 2013-2014. Data tren impor Kecap Filipina dari Indonesia dan dunia

menunjukkan bahwa pangsa Kecap Indonesia yang diimpor oleh Filipina telah

mengalami mobilitas berfluktuasi dari tahun 2010 sampai 2014, dimana 8,19%

pangsa yang tercatat pada tahun 2010, merosot menjadi 4,30% pada tahun 2011,

entah bagaimana pulih menjadi 5,66% pada tahun 2012, merosot menjadi 5,20%

pada tahun 2013, dan naik sedikit pada tahun 2014 berikutnya menjadi sebesar

5,27%. Persentase ekspor kecap Indonesia ke Filipina tercatat sebesar 18,91%

dengan pangsa persentase dibandingkan ekspor dunia ke Filipina mulai dari

4,30% menjadi 8,19%. Berikut disajikan impor kecap Filipina dari Indonesia dan

dunia,tahun 2010-2014 (Gambar 4.5).

Page 62: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

38

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Gambar 4.5 Impor Kecap Filipina Dari Indonesia dan Dunia Tahun 2010-2014

Sumber :Laporan Atase Perdagangan KBRI-Filipina tahun 2015

Ekspor kecap Indonesi ke Kanada seperti hasil laporan Market Brief ITPC

Vancouver –2013, terdapat sepuluh negara eksportir utama produk– Kecap ke

Kanada per tahun 2012 secara berturut-turut adalah United States, China, Taiwan,

Japan, Korea, Philippines, Hong Kong, Thailand, Netherland dan Indonesia seperti

yang disajikan pada Tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7 Impor Kanada Dari 10 Negara Utama (Persentase), HS 210310 – Kecap (Soya Sauce), 2008 – 2012

Indonesia berada di posisi ke-8 selama periode tersebut dengan rata-rata

nilai impor USD 142,954 atau 0.62% 0.29% dari keseluruhan impor tahunan

Kanada.

Page 63: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

39

Aspek Pasar dan Pemasaran

Sumber :Statistics Canada (2013)

Sebagaimana terlihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.6, hanya negara-

negara Amerika Serikat, Korea Selatan dan Filipina yang cenderung mengalami

kenaikan nilai impor dari tahun ke tahun. Indonesia menempati posisi ke-10 per

tahun 2012, Posisi mana pernah berada di posisi ke-8, di tahun 2009, 2010 dan

2011.Namun dalam 2 tahun berikutnya nilaiimpor produk – kecap dari negara

Thailand dan Belanda ini menjadi diatas Indonesia. Meskipun Indonesia termasuk

10 negara utama penyuplai produk– kecap bagi negara Kanada, secara

proporsional nilainya rata-rata hanya 28%-nya Filipina. Nilai impor tertinggi selama

2008 - 2012 tersebut adalah USD 204,958 di tahun 2011 dan terendah USD

93,002 di tahun 2012. Nilai impor Indonesia untuk produk– kecap secara detail

adalah USD 97,596 di tahun 2008. Kemudian naik 33.99% di tahun 2009 menjadi

senilai USD 130,771.Tahun 2010, nilai impor Indonesia kembali mengalami

peningkatan 44.10% dari tahun sebelumnya, menjadi USD188,441. Selanjutnya

meningkat kembali 8.77% atau senilai USD 204,958 di tahun 2011.Untuk tahun

2012, nilainya merupakan penurunan 54.62% nilai tahun sebelumnya sehigga ke

posisi USD 93,002.

Selain peluang ekspor, produk kecap juga menghadapi ancaman berupa

impor dari negara lain. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian tahun

2017, nilai impor produk kecap terus mengalami peningkatan atau tumbuh sebesar

4.3%, seperti yang disajikan pada Tabel 4.8 dibawah ini.

Gambar 4.6 Impor Kanada dari 10 Negara Utama (Nilai Rata-Rata Dalam 5 Tahun) , HS 210310 – Kecap (Soya

Sauce), 2008 –2012

Page 64: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

40

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 4.8 Perkembangan Impor Kecap (dalam ribuan USD)

Kode Produk

2012 2013 2014 2015 2016 Pertumb

(%)

2103100000 11.494,7 11.492,5 11.918,3 13.078,6 13.359,3 4,39

Sumber : Website Kementerian Perindustrian RI (2017)

4.2 Aspek Pemasaran

4.2.1 Harga

Sampai saat ini belum ada data statistik mengenai harga produk olahan

kedelai, akan tetapi dapat dipastikan bahwa harga terhadap produk ini selalu ada.

Harga olahan produk kedelai pada saat penelitian, yaitu tempe dengan dijual Rp

6.000, tahu kuning dijual dengan harga Rp. 350,-/potong dan kecap ukuran 600 ml

dijual Rp 15.000/botol. Harga tersebut dapat berfluktuasi karena sangat

dipengaruhi oleh harga bahan baku kedelai. Untuk itu, pembahasan tentang harga

jual produk olahan kedelai di Kabupaten Indramayu akan dikaitkan dengan harga

kedelai impor dan lokal Indonesia.Harga kedelai dunia sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan kedelai di pasar internasional. Menipisnya stok kedelai dunia sering

kali menjadi pemicu kenaikan harga kedelai di pasar internasional. Sedangkan

pada saat produksi oleh sejumlah negara penghasil kedelai mengalami

peningkatan maka harga akan turun.

Harga kedelai dunia per Desember 2011 sebesar 420,02 USD per metrik

ton dan naik 5,16 persen pada Januari 2012 menjadi 441,73 USD per metrik ton.

Harga kedelai dunia terus meningkat masing-masing 4,49 persen pada Februari

2012, 4,49 persen pada Maret 2012 dan 6,68 persen pada April 2012. Pada Mei

2012 harga kedelai dunia turun 1,60 persen jika dibandingkan dengan bulan

sebelumnya dan meningkat 0,27 persen pada Juni 2012.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga kedelai dunia pada

beberapa bulan awal 2012 karena adanya pengaruh permintaan dan penawaran

kedelai dunia.Sejak bulan April permintaan kedelai didominasi oleh China, dimana

China yang pada bulan-bulan sebelumnya membeli dari Amerika Selatan

mengalami kehabisan stok akibat kegagalan panen kedelai di Amerika Selatan

karena pengaruh cuaca panas. China sebagai importir kedelai terbesar di dunia

membeli 921.642 ton kedelai Amerika selama empat minggu dalam bulan April

Page 65: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

41

Aspek Pasar dan Pemasaran

dimana permintaan ini tiga kali lipat dibanding periode yang sama pada tahun

2011.

China juga telah memesan kedelai dari panen berikutnya untuk dikirim

sebanyak 7.121 juta ton atau naik 21 persen dibandingkan periode yang sama

tahun lalu. Di sisi lain penawaran produksi kedelai dunia turun dari tahun

sebelumnya dikarenakan output dari Amerika Selatan, Brazil, Argentina dan

Paraguay mengalami penurunan akibat cuaca yang buruk di Amerika Selatan.

Selain itu menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) seperti

dikutip Bloomberg, penurunan produksi kedelai ini disebabkan karena luas areal

tanam kedelai di negara produsen seperti Amerika Serikat setahun belakangan

menurun karena petani lebih banyak menanami jagung dan gandum sehingga luas

panen untuk kedua komoditas ini lebih besar. Berdasarkan data tersebut

kemungkinan harga kedelai masih akan meningkat seiring dengan ketatnya

persediaan dari kedelai dan akan terus bertahan sampai ada perubahan cuaca

yang mendukung pertumbuhan tanaman kedelai yang diprediksi akan

berlangsung lama. Sehingga Indonesia harus meningkatkan produksi kedelai jika

tidak mau terimbas tingginya.

4.2.1.1 Harga Kedelai Impor

Perkembangan harga kedelai untuk tingkat produsen, grosir dan eceran

pada periode tahun 2005 hingga pertengahan tahun 2012 masing-masing memiliki

tren yang fluktuatif, namun cenderung meningkat. Pada tahun 2005 harga kedelai

di tingkat produsen, grosir dan eceran masing-masing sebesar Rp 3.391/kg, Rp

4.540/kg dan Rp 4.634/kg dan terus meningkat sampai tahun 2008. Harga kedelai

mulai turun pada tahun 2009 sebesar Rp 406/kg di tingkat produsen dan Rp 270/kg

di tingkat grosir, sedangkan pada tingkat eceran harga kedelai naik sebesar Rp

798/kg dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Harga kedelai di tingkat produsen kembali meningkat pada tahun 2010

sebesar Rp 40 /kg, sedangkan harga kedelai di tingkat grosir dan eceran masing-

masing turun sebesar Rp 197 /kg dan Rp 1.442 /kg.Pada tahun 2011 harga kedelai

di tingkat produsen dan di tingkat eceran masing-masing turun sebesar Rp 932 /kg

dan Rp 277 /kg, sedangkan harga kedelai di tingkat grosir justru naik sebesar Rp

184 /kg.Pada tahun 2012 yang merupakan harga rata-rata kedelai sampai bulan

Mei, harga kedelai di setiap tingkatan masing-masing meningkat sebesar Rp 1.570

/kg ditingkat produsen, Rp 26 /kg di tingkat grosir dan Rp410/kg di tingkat eceran

Page 66: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

42

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

jika dibandingkan dengan tahun 2011. Peningkatan harga kedelai lokal pada

beberapa.

Bulan awal tahun 2012 salah satunya disebabkan oleh fluktuasi harga

kedelai internasional yang cenderung semakin mahal. Tingginya harga kedelai

impor dalam beberapa bulan belakangan dikarenakan oleh menurunnya produksi

kedelai di negara produsen besar seperti Brazil dan Argentina karena adanya

perubahan cuaca yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman kedelai. Pada

saat bersamaan, produksi kedelai lokal semakin menurun dan tidak menjanjikan,

sehingga berimbas pada semakin tidak stabilnya harga kedelai lokal. Selain itu,

mahalnya harga kedelai impor ditengarai oleh adanya permainan harga yang

dilakukan oleh para distributor (importir). Distributor ikut menjual kedelai eceran

dalam rantai tataniaga yang akan mengakitbatkan harga kedelai menjadi tidak

stabil, bisa naik bisa turun tak terkendali

Harga kedelai rata-rata di setiap tingkatan sebesar Rp 5.375 /kg di tingkat

produsen, Rp 6.004 /kg di tingkat grosir, dan Rp 6.678 /kg di tingkat eceran. Harga

kedelai tertinggi di tingkat produsen dan tingkat grosir terjadi pada tahun 2012

masing-masing sebesar Rp 6.970 /kg dan Rp 6.860 /kg, sedangkan harga kedelai

ditingkat eceran tertinggi sebesar Rp 8.929 /kg pada tahun 2009. Disparitas harga

kedelai tertinggi antara tingkat produsen dan tingkat grosir terjadi pada tahun 2011

yaitu sebesar Rp 1.434 /kg. Sedangkan disparitas harga tertinggi antara harga

kedelai di tingkat grosir dengan harga kedelai di tingkat eceran terjadi pada tahun

2009 sebesar Rp 2.082 /kg.

Menurut data FAO, harga produsen kedelai Indonesia berada pada level

tinggi jika dibandingkan lima negara penghasil kedelai terbesar dunia. Secara rata-

rata harga produsen kedelai di Indonesia pada periode tahun 2005-2009 adalah

511,6 USD/ton. Disparitas harga yang cukup jauh antara harga ditingkat produsen

dan harga internasional dapat membawa dampak rendahnya harga kedelai impor

sehingga harga kedelai dalam negeri sulit untuk bersaing. Selain itu, rantai

tataniaga kedelai dalam negeri yang panjang sering membuat harga kedelai lokal

menjadi lebih tinggi daripada kedelai impor.

Page 67: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

43

Aspek Pasar dan Pemasaran

4.2.1.1 Harga Kedelai Lokal Tahun 2014 Sampai 2015

Harga rata-rata kedelai lokal pada bulan November 2015 sebesar Rp.

11.358/kg mengalami sedikit penurunan sebesar 0,4% dibandingkan harga pada

bulan Oktober 2015 sebesar Rp 11.408/kg. Sementara, jika dibandingkan dengan

harga pada bulan November 2014 sebesar Rp 11.529/kg, terjadi penurunan

sebesar1,5%.Harga kedelai impor pada bulan November 2015 sebesar Rp

11.019/kg, mengalami sedikit penurunan sebesar 0,2% jika dibandingkan dengan

harga pada bulan Oktober 2015 sebesar Rp 11.042/kg. Jika dibandingkan dengan

harga pada bulan November 2014 sebesar Rp 11.232/kg, terjadi penurunan harga

sebesar 1,9%. Harga kedelai lokal secara nasional cukup stabil dengan koefisien

keragaman harga bulanan selama periode November 2014 – November 2015

sebesar 1,4%. Pada periode yang sama, koefisien keragaman untuk kedelai impor

lebih rendah yakni 0,9%.

Pada bulan November 2015, disparitas harga kedelai lokal di 33 kota di

Indonesia masih cukup besar, dengan koefisien keragaman harga antar wilayah

sebesar 20,2%. Disisi lain, disparitas harga kedelai impor relatif lebih kecil, dengan

koefisien keragaman sebesar 15,6%. Harga kedelai dunia pada bulan November

2015 mengalami sedikit penurunan sebesar 1,25% dibandingkan dengan harga

pada bulan Oktober 2015. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan November

2014, harga kedelai dunia mengalami penurunan sebesar 15,5%.

Gambar 4.7 Perkembangan Harga Kedelai Lokal dan Impor,

Nov 2014 – Nov 2015 (Rp/kg) Sumber : BPS dan Ditjen PDN Kemendag (November 2015)

Page 68: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

44

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Harga rata-rata kedelai lokal pada bulan November 2015 sebesar Rp.

11.358/kg mengalami sedikit penurunan sebesar 0,4% dibandingkan harga pada

bulan Oktober 2015 sebesar Rp 11.408/kg. Sementara, jika dibandingkan dengan

harga pada bulan November 2014 sebesar Rp 11.529/kg, terjadi penurunan

sebesar 1,5%.

Dalam satu tahun terakhir, harga rata-rata kedelai lokal relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan harga kedelai impor (Gambar 4.6). Harga kedelai impor

pada bulan November 2015 sebesar Rp 11.019/kg, mengalami sedikit penurunan

sebesar 0,2% jika dibandingkan dengan harga pada bulan Oktober 2015 sebesar

Rp 11.042/kg. Jika dibandingkan dengan harga pada bulan November 2014

sebesar Rp 11.232/kg, terjadi penurunan harga sebesar 1,9%. Wilayah yang harga

kedelai lokalnya relatif tinggi berada di wilayah Indonesia Timur, seperti Kendari

Manokwari, dan Gorontalo dengan harga eceran tertinggi sebesar Rp. 16.000/kg

di Gorontalo. Sementara itu, harga eceran yang relatif rendah terjadi di beberapa

kota, seperti Semarang, Surabaya dan Bengkulu dengan harga eceran terendah

sebesar Rp 7.500/kg di Bengkulu.

Harga eceran kedelai impor juga bervariasi antar wilayah.Wilayah yang

harganya relatif tinggi pada bulan November 2015 adalah Jayapura dan

Manokwari dengan harga tertinggi sebesar Rp 15.000/kg di Jayapura. Sementara

itu, beberapa kota dengan tingkat harga yang relatif rendah adalah Semarang dan

Bengkulu dengan harga terendah di Semarang sebesar Rp 7.224/kg (Tabel 4.9).

Page 69: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

45

Aspek Pasar dan Pemasaran

Tabel 4.9 Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Kedelai (Rp/kg)

Kota Ket 2014 2015 Nov - 15 (%)

Nov Okt Nov Thd Nov-14 Thd Okt-15

Jakarta Lokal 15,000 14,500 14,500 (3.3) -

Impor 13,276 12,343 12,200 (8.1) (1.2)

Semarang Lokal 8,540 8,440 8,440 (1.2) -

Impor 8,011 7,306 7,224 (9.8) (1.1)

Yogyakarta Lokal 9,500 8,849 8,952 (5.8) 1.2

Impor 9,333 9,317 9,247 (0.90) (0.7)

Denpasar Lokal 10,333 10,333 10,333 - -

Impor 11,333 11,333 11,333 - -

Makassar Lokal 9,303 10,095 10,762 15.7 6.6

Impor 11,000 12,349 12,667 15.2 2.6

Rata-rata nasional

Lokal 10,852 11,223 11,319 4.3 0.9

Impor 11,232 11,042 11,019 (1.9) (0.22)

Koefisien keragaman harga antar wilayah untuk kedelai lokal pada bulan

November 2015 sebesar 20,2%, yang berarti disparitas harga kedelai lokal antar

wilayah masih relatif besar, meskipun mengalami sedikit penurunan jika

dibandingkan dengan disparitas pada bulan-bulan sebelumnya (Gambar 4.7).

Disparitas harga yang cukup besar umumnya disebabkan oleh masalah distribusi.

Harga kedelai di wilayah Indonesia Timur relatif lebih tinggi karena lokasinya yang

cukup jauh dari sentra produksi kedelai yang mayoritas berada di wilayah

Indonesia Barat, khususnya Pulau Jawa. Sedangkan untuk perkembangan harga

rata-rata nasional untuk kedelai lokal cukup stabil, dengan koefisien keragaman

harga bulanan untuk periode November 2014 - November 2015 sebesar 1,4%.

Page 70: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

46

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Gambar 4.8 Koefisien Variasi Harga Kedelai di tiap Provinsi, Bulan November 2015

Sumber : Ditjen PDN Kemendag (November 2015)

Harga kedelai dunia pada bulan November 2015 mengalami sedikit

penurunan sebesar 1,25% dibandingkan dengan harga pada bulan Oktober 2015.

Jika dibandingkan dengan harga pada bulan November 2014, harga kedelai dunia

mengalami penurunan sebesar 15,5%. Penurunan harga kedelai dalam setahun

terakhir ini menarik turun beberapa harga komoditi lain, seperti crude palm oil.

Harga crude palm oil masih mendapatkan tekanan dari perkembangan harga

kedelai yang sedang terus melemah. Dengan harga komoditas pesaing seperti

minyak dan kedelai yang terus turun, harga sawit terpaksa harus melemah untuk

menjaga daya kompetitifnya .

Pada penetupan perdagangan kemarin, harga CPO di Bursa Malaysia

terkoreksi tipis sebesar 0,4% menjadi 2.223 ringgit per ton, sedangkan harga

minyak sawit di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia turun 0,4% menjadi Rp.

6.870 per kg.Sementara itu, pada perdagangan kemarin sampai pukul 08.0 WIB,

harga kedelai berjangka di Chicago Board of Trade turun 1,4% menjadi USD 8,45

per bushel. (Bloomberg, November 2015)

Page 71: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

47

Aspek Pasar dan Pemasaran

Gambar 4.9 Perkembangan Harga Bulanan Kedelai Dunia Bulan November 2014 – November 2015

Sumber : Chicago Board of Trade/CBOT (November 2015)

4.2.1.2 Kebijakan Proteksi Harga dan Harga Dasar Untuk melindungi produsen tanaman pangan, pemerintah menetapkan

harga dasar berbagai komoditas yaitu: beras, jagung, kedelai, kacang hijau dan

kacang tanah. Penetapan harga dasar pada komoditi kedelai memberikan jaminan

kepada petani kedelai di Indonesia sehingga para petani tidak perlu khawatir harga

jual anjlok di saat panen raya tiba. Pada saat produksi langka, harga kedelai juga

tidak meningkat melebihi batas toleransi, disebabkan oleh adanya penyaluran

kedelai impor.

Dapat dikatakan bahwa efektifitas kebijakan harga dasar ini juga terkait

dengan kebijakan proteksi harga melalui pengaturan-pengaturan impor kedelai.

Kebijakan proteksi harga bertujuan untuk mengendalikan harga kedelai dalam

negeri agar tetap lebih tinggi dan terisolasi dari fluktuasi harga kedelai di pasaran

dunia. Hal ini dilakukan melalui pengaturan volume impor dan penetapan harga

kedelai ex-impor serta pengendalian penyalurannya kepada industri pengrajin

dalam negeri.

Kebijakan harga dasar kedelai dimulai sejak tahun 1979/80 sampai akhir

tahun 1991 dan setiap tahun ditetapkan melalui Inpres pada tanggal 1 November

kecuali untuk tahun 1991 yang ditetapkan sebulan lebih awal. Harga dasar kedelai

Page 72: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

48

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

dimulai pada tingkat Rp 210 per kg dan berakhir pada tingkat Rp 500 per kg selama

kurun waktu 12 tahun tersebut. Namun, sejak tahun 1992 pemerintah tidak lagi

menetapkan harga dasar untuk komoditas kedelai. Hal ini dikarenakan penetapan

harga dasar kedelai selama ini tidak efektif. Selain itu adanya hambatan dalam

pemasaran kedelai menyebabkan BULOG kesulitan dalam melaksanakan

kebijakan harga dasar.

Dalam menetapkan harga dasar, pemerintah lebih mempertimbangkan

nilai tukar mata uang dan kurang mempertimbangkan harga kedelai dunia dalam

penetapan harga dasar. Selain itu, penentuan harga dasar kedelai dipengaruhi

oleh keputusan pemerintah tentang penentuan harga dasar gabah. Hal ini

menunjukan bahwa kebijakan harga dasar pangan dengan maksud memberi

insentif kepada petani lebih mengutamakan peningkatan produksi padi dari pada

peningkatan produksi kedelai.

Adapun hambatan pemasaran adalah (1) produksi kedelai difokuskan pada

sentra-sentra kecil dan jaraknya relatif jauh satu sama lain, (2) kontrol terhadap

kualitas kedelai sulit dilakukan, dan (3) kombinasi kegiatan-kegiatan pemasaran

kedelai bersifat musiman membuat sulit dilakukannya evaluasi ekonomi.

Akibatnya, biaya yang harus dikeluarkan untuk menetapkan harga dasar akan jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan produksi kedelai itu sendiri.

4.2.2 Jalur Pemasaran

Jalur pemasaran produk untuk kasus di wilayah studi relatif masih

sederhana. Berdasarkan identifikasi saluran pemasaran olahan kedelai yang

dihasilkan oleh kelompok UMKM dapat dikategorikan dan disusun jalur pemasaran

seperti yang disajikan pada Tabel dan Gambar 4.10 sebagai berikut :

Tabel 4.10 Jalur Pemasaran olahan Kacang Kedelai Berdasarkan Penerima

No Keterangan Persentase (%)

1 Jual disekitar unit pengolahan (warung) 58

2 Jual ke pasar tradisional (outlet/kios) milik sendiri 31

3 Jual ke pasar tradisional (dititipkan) 8

4 Jual langsung ke supermarket 0

5 Jual ke pengepul 3

Total 100

Sumber : Data primer diolah (2017)

Page 73: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

49

Aspek Pasar dan Pemasaran

Berdasarkan persentase saluran pemasaran diatas, maka jalur pemasaran

produk olahan kedelai dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber : Data primer diolah (2017)

Dari Tabel 4.10 dan Gambar 4.10 terlihat bahwa penjualan usaha olahan

kedelai yang berasal dari wilayah Indramayu lebih banyak di sekitar unit

pengolahan (warung-warung sekitar) hal ini tergambar dari data lapangan

sebanyak 58% dan dijual ke pasar tradisional baik outlet/toko milik sendiri ataupun

dititpkan ke toko milik orang lain, hal ini terlihat dari data lapangan sebanyak 31%

dijual ke pasar tradisional toko milik sendiri dan 8% dititipkan ke pasar tradisional

toko milik orang lain. Dan dari data lapangan terlihat tidak ada satupun atau 0%

olahan kacang kedelai dijual langsung ke super market, disebabkan karena

kemasan/packing dari olahan kacang kedelai yang dibuat oleh UMKM kalah

menarik dibanding packing yang di buat oleh industri olahan pemodal besar, salain

itu lengkapnya perijinan dan barcode yang harusnya tercantum di dalam kemasan

belum tersedia dan biayanya yang cukup mahal.

Namun demikian berdasar data lapangan terdapat 3% yang dijual langsung

ke pengepul.

Kios dekat unit pengolahan (warung)

2 Pengrajin olahan kedelai Kios milik orang lain di pasar tradisional

Pengepul

1

3

4

Kios milik sendiri di pasar tradisional

Konsumen

Gambar 4.10 Jalur Pemasaran Produk Olahan Kacang Kedelai

Page 74: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

50

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 4.11 Jalur Pemasaran Olahan Kedelai Berdasarkan Wilayah Pemasaran

Kode Keterangan Persentase (%)

Kota

1 Dalam Kota 95

2 Luar Kota 5

Kecamatan

1 Dalam Kecamatan 65

2 Luar Kecamatan 35

Sumber : Data primer diolah (2017)

Berdasarkan tabel 4.11 wilayah pemasaran olahan kacang kedelai

didominasi di dalam kota Indramayu yakni sebesar 95% dan hanya 5% yang

dipasarkan ke luar kota. Penjualan dalam kota sendiri didominasi di wilayah

kecamatan pengrajin kacang kedelai sebanyak 65% dan yang dijual keluar

kecamatan pengrajin kacang kedelai hanya sebesar 35%, hal ini menggambarkan

dominasi wilayah pemasaran tidak jauh dari area pengrajin olahan kacang kedelai

itu sendiri.

4.2.3 Kendala Pemasaran

Secara umum terdapat kendala pemasaran yang berarti di lokasi

penelitian, hal tersebut berhubungan dengan pemasaran. Beberapa kendala

tersebut seperti yang disajikan pada Tabel 4.13 dibawah ini. Kendala utama dalam

pemasaran produk pengolahan kedelai adalah persaingan usaha sebanyak 64%,

kemudian diikuti oleh permintaan menurun sebanyak 21% dan sisanya

dana/biaya, kenaikan bahan baku, kualitas produk dan musim tanam masing-

masing hanya 4%.

Page 75: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

51

Aspek Pasar dan Pemasaran

Gambar 4.11 Kendala Pemasaran Sumber : Data primer diolah (2017)

Persaingan usaha yang dihadapi pengrajin olahan kedelai berupa

kompetisi antar pengrajin. Dalam satu kecamatan terdapat sejumlah pengrajin

kedelai yang memasarkan produknya pada wilayah lokal kecamatan tersebut saja

(lihat Tabel 4.11). Hal tersebut menyebabkan terjadinya persaingan sempurna

antara satu pengrajin dengan yang lainnya untuk memperebutkan pasar yang

terbatas. Diperparah lagi dengan masuknya pengrajin dari luar Kabupaten

Indramayu yang memasarkan produknya di pasar yang sama. Faktor lainnya

adalah umumnya warung (kios) dan konsumen telah menjadi pelanggan setia dari

seorang pengrajin, menyebabkan pengrajin lain yang ingin memasarkan

produknya dipasar yang sama merasa kesulitan.

Kendala pemasaran olahan kecap sendiri adalah persaingan dengan

industri besar yang berskala nasional yang sudah memiliki “Brand” yang terkenal.

Tetapi masyarakat terkadang lebih memilih kecap dengan “Brand” atau merek

yang terkenal dibandingkan dari produk kecap lokal Indramayu. Hal ini dapat

dipahami karena distribusi produk yang terbatas atau tidak mudah dijumpai

dipasar atau warung sekitar tempat tinggal konsumen. Faktor lainnya adalah

kurangnya promosi dan jaminan mutu (rasa) dari industri kecap lokal.

Penurunan permintaan akan produk olahan kedelai di Kabupaten

Indramayu salah satunya disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat.

Menurut laporan Badan Pembangunan dan Penelitian Daerah Kabupaten

Indramayu tahun 2013, daya beli masyarakat Indramayu sangat dipengaruhi oleh

4%

64%

4%

21%

4%

4%

Dana/Biaya

Persaingan Usaha

Kenaikan Bahan Baku

Permintaan Menurun

Kualitas Produk

Musim Tanam

Page 76: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

52

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

sektor pertanian.Sektor pertanian Kabupaten Indramayu menjadi penopang

perekonomian daerah hal tersebut terlihat dari data PDRB Kabupaten

Indramayu.Jika produksi pertanian menurun akibat gagal panen maka dapat

dipastikan daya beli masyarakat akan menurun. Seperti dikutip dari Dinas

Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DISKOPERINDAG), terjadinya

gagal panen akibat puso berdampak pada sepinya transaksi (jual-beli) di pasar

tradisional.

Sedangkan peningkatan permintaan olahan kedelai disebabkan faktor

musim tanam padi dan periode pesta pernikahan (hajatan) atau sejenisnya yang

terjadi di Kabupaten Indramayu. Pada musim tersebut permintaan dan penjualan

produk olahan kedelai khususnya tempe dan tahu akan mengalami peningkatan

sebesar 20-30% dibandingkan periode normal (hari biasa). Misalnya, pada musim

tanam padi, umumnya petani (juragan) akan menyediakan makanan bagi buruh

tani dengan lauk pauk tempe dan tahu.

4.2.4 Tata Niaga

Jalur tata niaga pengolahan kedelai sangat tergantung kepada kedelai di

daerah dan termasuk dengan stok kedelai import, semakin banyak stok kedelai

daerah semakin banyak yang bisa diproduksi. Bahan baku kedelai lokal yang

sedikit mengakibatkan para pengrajin olahan kedelai seperti tahu dan tempe

memilih membeli kedelai import dengan berbagai alasan salah satunya adalah

harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga kedelai lokal dan

kualitas kacang kedelai import lebih baik dibandingkan kacang kdelai lokal.

Page 77: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

53

Aspek Pasar dan Pemasaran

Alur tata niaga pemasaran produk pengolahan kedelai di Kabupaten

Indramayu sebagai berikut kendalanya disajikan pada Gambar dibawah ini.

Sumber : Data primer diolah (2017)

Tata niaga pemasaran kecap melalui super market atau mini market

terkendala dengan permodalan yang harus besar karena sistem pembayaranya

dua atau tiga bulan sekali, dan seringnya barang dagang yang harus diretur karena

kadaluarsa tidak laku terjual. Selain itu, kualifikasi produk yang belum memenuhi

kualitas yang ditentukan, belum dimilikinya kode barcode serta sifat ketersediaan

barang yang berkelanjutan menjadi kendala dalam tata niaga pemasaran

pengolahan kedelai pada lingkup pasar modern.

Proses Produksi

Aktor Proses Kendala

Bahan baku

4. Bahan baku kedelai lokal terbatas

5. Kontiyuitas yang tidak terjamin

6. Ukuran kedelai lokal yang relatif

lebih kecil dibanding kedelai import

Petani

4. Keterbatasan alat produksi

5. Keterbatasan teknologi produksi

6. Proses yang tidak higien

Produk

4. Pengemasan yang sederhana

5. Daya simpan yang singkat

6. Tidak adanya tangga kadaluarsa

(kecap)

pengrajin

3. Persaingan usaha yang ketat

4. Keterbatasan jariangan pemasaran

Pemasaran Penjual

Konsumen

n Produk Kualitas produk yang rendah

Gambar 4.12 Tata Niaga Pengolahan Kacang Kedelai

Page 78: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

54

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Dari sisi konsumen, faktor higienitas (kebersihan) juga menjadi perhatian.

Persepsi konsumen terhadap produk olahan kedelai yang diolah dengan cara

tradisional masih memiliki kesan kurang bersih (higien). Ketersediaan air bersih

yang minim pada lokasi pengolahan dan sikap dari para pengrajin yang kurang

mengindahkan aspek kebersihan menjadi permasalahan yang harus mendapat

perhatian yang serius.Hal ini menyangkut keamanan pangan dari produk yang

dihasilkan.Selain itu harga jual yang lumayan mahal menjadi kendala pada saat

konsumen ingin membeli dengan skala besar.

Page 79: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

BAB V

ASPEK KEUANGAN

Page 80: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 81: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

55

5 BAB V

ASPEK KEUANGAN

Analisis aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha

dari sisi keuangan, terutama kemampuan UMKM untuk mengembalikan kredit

yang diperoleh dari bank. Analisis keuangan ini juga dapat dimanfaatkan UMKM

dalam perencanaan dan pengelolaan usaha pengolahan kedelai. Aspek keuangan

yang dikaji dalam penelitian ini terdiri atas tiga aspek usaha yaitu (1) aspek

keuangan usaha olahan kedelai produk tahu (2) aspek keuangan usaha olahan

kedelai produk tempe dan (3) aspek keuangan usaha olahan kedelai produk

kecap.

5.1 Pemilihan Pola Usaha

Pola usaha yang dipilih adalah usaha pengolahan berbahan baku kedelai

menjadi produk olahan makanan seperti tahu, tempe, dan kecap. Penentuan jenis

produk olahan sesuai kebutuhan pasar merupakan kunci keberhasilan dari

kegiatan usaha ini. UMKM pengrajin olahan kedelai di Kabupaten Indramayu dapat

mengolah kedelai hampir sepanjang tahun. Kecuali apabila bahan baku utama

yang berupa kedelai benar-benar sulit diperoleh dari pedagang kedelai di

Kabupaten Indramayu. Apabila terjadi kenaikan harga kedelai, maka para

pengrajin olahan kedelai di Kabupaten Indramayu cenderung memperkecil ukuran

produknya (tahu dan tempe).

Pola usaha pengolahan kedelai yang dipaparkan dalam kegiatan ini adalah

usaha perorangan dalamskala industri rumah tangga, dimana setiap usaha ini

rata-rata dikelola oleh perorangan dengan melibatkan seluruh anggota keluarga

atau para tetangga. Jenis teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana

dengan mengacu pada tahapan proses pengolahan dan peralatan yang

dipergunakan.

Page 82: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

56

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

5.2 Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi dapat mencerminkan besarnya skala usaha, yang terdiri

dari level skala mikro, kecil atau menengah. Dalam kegiatan usaha pengolahan

kedelai kapasitas produksi akan menentukan besarnya modal investasi dan modal

kerja. Walaupun kegiatan usaha ini dapat dimulai dari skala usaha rumah tangga

namun dalam penelitian kasus ini diambil skala usaha rata-rata dengan kapasitas

produksi sekitar ± 100 kg per siklus untuk usaha tahu dan tempe, dan ± 50 kg per

siklus untuk usaha kecap.

5.3 Asumsi dan Parameter

Asumsi yang digunakan berupa asumsi proyek, asumsi produksi, asumsi

pemasaran dan asumsi keuangan.

5.3.1 Asumsi-asumsi Produksi

Asumsi-asumsi produksi yang dipergunakan berkaitan dengan analisis

aspek keuangan adalah sesuai alur pemikiran proses produksi dari bahan baku

kedelai menjadi menjadi olahan kedelai seperti tahu, tempe, dan kecap. Asumsi-

asumsi produksi tersebut meliputi beberapa hal antara lain : 1) umur ekonomis

peralatan; 2) harga-harga pembelian bahan baku utama dan bahan baku

tambahan; 3) lama proses pembuatan ; 4) waktu kerja per hari, per bulan dan per

tahun; 5) jumlah tenaga kerja terlibat; 6) stok bahan baku dan stok barang jadi.

5.3.2 Asumsi-asumsi Pemasaran

Asumsi-asumsi dalam pemasaran antara lain meliputi : 1) kapasitas dan

daya serap pasar, diasumsikan bahwa produk olahan kedelai yang dihasilkan

selalu terserap pasar; 2) semua produk olahan kedelai dipasarkan ke pasar

tradisional atau warung-warung sekitar tempat pengolahan dengan sistem

transaksi bersifat cash; 3) harga jual olahan ditetapkan tahu Rp 300,- per potong,

tempe Rp 6.000,- per bungkus, dan Rp 15.000,- per botolukuran 600 ml tanpa

potongan dan 4) biaya pemasaran.

Page 83: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

57

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

5.3.3 Asumsi-asumsi Keuangan

Asumsi-asumsi keuangan antara lain meliputi : 1) discount rate 12% ; 2)

margin atau nisbah bagi hasil setara 12% p.a dan sistem perhitungan margin flat ;

3) kebijakan inflansi tahunan yang relatif stabil; 4) dan metode perhitungan

penyusutan menggunakan perhitungan garis lurus (straight line method); 5)

kebijakan masa angsuran dan tenor pembiayaan untuk pinjaman modal kerja 24

bulan dan untuk pinjaman investasi 36 bulan.

Tabel 5.1 Asumsi-asumsi yang Digunakan untuk Analisis Keuangan

No Asumsi – Asumsi Nilai Satuan

1 Umur Proyek 3 Tahun

2 Jam kerja per hari 8 Jam

3 Hari kerja per minggu 7 Hari

4 Jumlah bulan produktif dalam setahun 12 Bulan

5 Lama waktu pengolahan

Tempe 1 Hari

Tahu 1 Hari

Kecap 7 Hari

6 Jumlah siklus dalam sebulan

Tempe 30 Kali

Tahu 30 Kali

Kecap 4 Kali

7 Masa Angsuran Pinjaman Investasi 3 Tahun

8 Masa Angsuran Pinjaman Modal Kerja 2 Tahun

9 Bahan Baku Kedelai

a. Tempe 100 Kg/Siklus

b. Tahu 100 Kg/Siklus

c. Kecap 50 Kg/Siklus

10 Jenis Produk:

a. Tempe 40 Persen

b. Tahu 40 Persen

c. Kecap 20 Persen

11 Harga Kedelai per Kg

Putih 7.000 Rupiah

Hitam 15.000 Rupiah

12 Harga Jual Produk

a. Tempe 6.000 Rupiah/potong

b. Tahu 300 Rupiah/potong

c. Kecap 15.000 Rupiah/botol

13 Tenaga Kerja

Karyawan per orang 1.000.000 Rupiah perbulan

Page 84: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

58

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

No Asumsi – Asumsi Nilai Satuan

Pimpinan per Orang 1.700.000 Rupiah per

bulan

15 Suku Bunga Pinjaman Investasi 12% p.a flat

16 Suku Bunga Pinjaman Modal Kerja 12% p.a flat

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

5.4 Komponen dan Struktur Biaya Investasi

Untuk kesuksesan usaha diperlukan modal yang tepat jumlah, tepat waktu

ketersediaan, dan tepat penggunaannya. Komponen modal usaha dalam analisis

kelayakan usaha pengolahan kedelai dibedakan menjadi dua yaitu modal investasi

dan modal kerja. Modal investasi adalah modal yang dipergunakan untuk

pengadaan barang modal yang umur ekonomisnya lebih dari 12 bulan sedangkan

modal kerja adalah modal yang dipergunakan untuk pengadaan barang modal

yang memiliki umur ekonomis kurang dari 12 bulan. Barang-barang yang termasuk

kedalam modal kerja antara lain: peralatan dan perlengkapan yang berbahan baku

plastik atau kayu, pembelian bahan baku, bahan bakar, biaya utility dan lain-lain.

5.4.1 Modal Investasi

Modal investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha pengolahan kedelai

ini meliputi pendirian bangunan tempat usaha, pengadaan peralatan dan

perlengkapan berbahan baku metal, alat transportasi, sewa tanah lahan usaha dan

lain-lain. Secara keseluruhan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk satu unit

usaha pengolahan kedelai beserta transportasi pemasarannya adalah sebesar Rp

67,870,000,- untuk produk tahu, Rp 67.330.000,- untuk produk tempe, dan Rp

94,250,000,- untuk produk kecap.

Page 85: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

59

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.2 Komposisi Biaya Investasi untuk Jenis Olahan Tahu

No Komponen Biaya Jumlah (Rp) Persentase

(%)

1 Perizinan 400,000 0.59

2 Bangunan Semi Permanen 24,000,000 35.36

3 Sepeda Motor 20,000,000 29.47

4 Peralatan produksi dan Pengemasan

Pisau 20,000 0.03

Sendok 15,000 0.02

Mesin giling Tahu/tempe 1,500,000 2.21

Kompor Gas 700,000 1.03

Tabung gas 450,000 0.66

Panci 350,000 0.52

Baskom 175,000 0.26

Timbangan 350,000 0.52

Box Plastik 10,000 0.01

Ember 105,000 0.15

Kain saring 45,000 0.07

Tampah (Nyiru) - tahu/tempe 120,000 0.18

Sumur Bor 2,500,000 3.68

Pompa Air Jetpump 7,000,000 10.31

Sealer 600,000 0.88

Tong/Drum 450,000 0.66

Karung 10,000 0.01

Komputer 5,000,000 7.37

Printer 1,000,000 1.47

Ancak 390,000 0.57

Mesin molen 2,000,000 2.95

Bakul 140,000 0.21

Wajan 500,000 0.74

Spatula 40,000 0.06

JUMLAH 67,870,000 100

Sumber : Data primer diolah (2017)

Page 86: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

60

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 5.3 Komposisi Biaya Investasi untuk Jenis Olahan Tempe

No Komponen Biaya Jumlah (Rp) Persentase

(%)

1 Perizinan 400,000 0.59

2 Bangunan Semi Permanen 24,000,000 35.65

3 Sepeda Motor 20,000,000 29.70

4 Peralatan produksi dan Pengemasan - 0.00

Pisau 20,000 0.03

Sendok 15,000 0.02

Mesin giling Tahu/tempe 1,500,000 2.23

Kompor Gas 700,000 1.04

Tabung gas 450,000 0.67

Panci 350,000 0.52

Baskom 175,000 0.26

Timbangan 350,000 0.52

Box Plastik 10,000 0.01

Ember 105,000 0.16

Kain saring 45,000 0.07

Tampah (Nyiru) - tahu/tempe 120,000 0.18

Sumur Bor 2,500,000 3.71

Pompa Air Jetpump 7,000,000 10.40

Sealer 600,000 0.89

Tong/Drum 450,000 0.67

Karung 10,000 0.01

Komputer 5,000,000 7.43

Printer 1,000,000 1.49

Ancak 390,000 0.58

Mesin molen 2,000,000 2.97

Bakul 140,000 0.21

JUMLAH 67,330,000 100.00

Sumber : Data primer diolah (2017)

Page 87: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

61

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.4 Komposisi Biaya Investasi untuk Jenis Olahan Kecap

No Komponen Biaya Jumlah (Rp) Persentase

(%)

1 Perizinan 400,000 0.42

2 Bangunan Semi Permanen 24,000,000 25.46

3 Sepeda Motor 20,000,000 21.22

Peralatan produksi dan Pengemasan - 0.00

4 Pisau 20,000 0.02

5 Sendok 15,000 0.02

6 Mesin giling Kecap 25,000,000 26.53

7 Kompor Gas 700,000 0.74

8 Tabung gas 450,000 0.48

9 Panci 350,000 0.37

10 Baskom 175,000 0.19

11 Timbangan 350,000 0.37

12 Box Plastik 10,000 0.01

13 Ember 105,000 0.11

14 Kain saring 45,000 0.05

15 Tampah (Nyiru) – Kecap 3,000,000 3.18

16 Sumur Bor 2,500,000 2.65

17 Pompa Air Jetpump 7,000,000 7.43

18 Sealer 600,000 0.64

19 Tong/Drum 450,000 0.48

20 Karung 10,000 0.01

21 Komputer 5,000,000 5.31

22 Printer 1,000,000 1.06

23 Ancak 390,000 0.41

24 Mesin molen 2,000,000 2.12

25 Bakul 140,000 0.15

26 Wajan 500,000 0.53

27 Spatula 40,000 0.04

JUMLAH 94,250,000 100.00

Sumber : Data primer diolah (2017)

Page 88: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

62

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

5.4.2 Modal Kerja

Biaya modal kerja dalam usaha pengolahan kedelai meliputi peralatan dan

perlengkapan yang habis dipakai sebelum 1 tahun, kedelai hitam dan kedelai

putih, gula, garam, bumbu pendukung, bahan bakar, biaya tenaga kerja, dan utility.

Bahan baku adalah modal yang diperlukan untuk operasional. Walaupun kegiatan

operasional pengolahan kedelai dilakukan secara siklus harian, namun dalam

penyiapan modal kerja diperhitungkan agar kegiatan usaha dapat dimulai dan

tetap beroperasi dengan kondisi aliran kas tidak terganggu, sehingga perlu

diperhitungan modal stok bahan baku, stok barang jadi, bahan baku dalam proses

pemesanan, bahan baku sedang dalam proses produksi, barang jadi yang belum

dibayar karena sistem konsinyasi dan lain-lain. Modal kerja yang dibutuhkan untuk

kegiatan usaha pengolahan kedelai dengan rincian sebagaimana dalam Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Komposisi Biaya Modal Kerja Jenis Olahan Tahu, Tempe dan

Kecap

NO Komponen Tahu (Rp) Tempe (Rp) Kecap (Rp)

1 Bahan baku sedang dalam pemesanan

10,500,000 10,500,000 17,000,000

2 Bahan baku dalam proses 21,000,000 21,000,000 34,000,000

3 Bahan jadi sedang dipasarkan di dalam kota

28,440,000 21,600,000 50,400,000

4 Bahan jadi sedang dipasarkan di luar kota

18,960,000 14,400,000 33,600,000

5 stok bahan baku 15,750,000 15,750,000 17,000,000

6 stok bahan jadi 14,220,000 10,800,000 25,200,000

Jumlah 108,870,000 94,050,000 177,200,000

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.5 Komponen dan Struktur Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang digunakan untuk memproduksi

sejumlah hasil produksi (kedelai) dalam satuan waktu per hari/per bulan/per tahun.

Biaya operasional pengolahan kedelai terdiri dari komponen biaya tetap dan biaya

variabel.

Page 89: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

63

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Su

mb

er

: D

ata

prim

er

dio

lah (

201

7)

Ta

be

l 5

.6 K

om

po

ne

n B

iay

a O

pe

rasi

on

al

Ta

hu

Page 90: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

64

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Su

mb

er

: D

ata

prim

er

dio

lah (

201

7)

Ta

be

l 5

.7 K

om

po

ne

n B

iay

a O

pe

rasi

on

al

Te

mp

e

Page 91: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

65

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Su

mb

er

: D

ata

prim

er

dio

lah (

201

7)

Ta

be

l 5

.8 K

om

po

ne

n B

iay

a O

pe

rasi

on

al

Ke

cap

Page 92: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

66

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

5.6 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

Total kebutuhan biaya proyek (untuk investasi dan modal kerja) untuk produk

tahu adalah sebesar Rp 97.606.800,-. Diproyeksikan 77% dari biaya tersebut

sebesar Rp 75,000,000,- diperoleh dari lembaga keuangan seperti bank dan

sisanya 23% sebesar Rp 22,606,800,- dari modal sendiri. Modal pinjaman dapat

dibagi lagi menjadi pinjaman modal kerja dan pinjaman modal investasi. Pinjaman

modal investasi Rp 50,000,000,- diterima pada masa konstruksi dengan jangka

waktu pinjaman selama 3 tahun dan suku bungan 12% flat pertahun.Sedangkan

pinjaman modal kerja Rp25,000,000,- diterima bersamaan dengan pinjaman

modal investasi, namun penggunaannya dilakukan setelah fasilitas usaha selesai

dibangun atau dipersiapkan. Rincian struktur biaya modal dapat dilihat pada tabel

5.9. dibawah ini :

Tabel 5.9 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Olahan Tahu

No Komponen Biaya Modal Sendiri Pinjaman Jumlah

1 Investasi 17,870,000 50,000,000 67,870,000

26% 74% 100%

2 Modal Kerja 4,736,800 25,000,000 29,736,800

16% 84% 100%

3 Jumlah 22,606,800 75,000,000 97,606,800

23% 77% 100%

Sumber : Data primer diolah (2017)

Total kebutuhan biaya proyek (untuk investasi dan modal kerja) untuk produk

tempe adalah sebesar Rp 93.386.800,-. Diproyeksikan 80% dari biaya tersebut

sebesarRp 75,000,000,-diperoleh dari lembaga keuangan seperti bank dan

sisanya 20% sebesar Rp18.386.800,-dari modal sendiri. Modal pinjaman dapat

dibagi lagi menjadi pinjaman modal kerja dan pinjaman modal investasi. Pinjaman

modal investasi Rp 50.000.000,-diterima pada masa konstruksi dengan jangka

waktu pinjaman selama 3 tahun dan suku bungan 12% flat pertahun. Sedangkan

pinjaman modal kerja Rp 25.000.000,-diterima bersamaan dengan pinjaman

modal investasi, namun penggunaannya dilakukan setelah fasilitas usaha selesai

dibangun atau dipersiapkan. Rincian struktur biaya modal dapat dilihat pada tabel

5.10. dibawah ini :

Page 93: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

67

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.10 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Olahan Tempe

No Komponen Biaya Modal Sendiri Pinjaman Jumlah

1 Investasi 17,330,000 50,000,000 67,330,000

26% 74% 100%

2 Modal Kerja 1,056,800 25,000,000 26,056,800

4% 96% 100%

3 Jumlah 18,386,800 75,000,000 93,386,800

20% 80% 100%

Sumber : Data primer diolah (2017)

Total kebutuhan biaya proyek (untuk investasi dan modal kerja) untuk produk

kecap adalah sebesar Rp 160,934,800,-. Diproyeksikan 62% dari biaya tersebut

sebesar Rp100,000,000,-diperoleh dari lembaga keuangan seperti bank dan

sisanya 38% sebesar Rp 60,934,800,-dari modal sendiri. Modal pinjaman dapat

dibagi lagi menjadi pinjaman modal kerja dan pinjaman modal investasi. Pinjaman

modal investasi Rp 60,000,000,- diterima pada masa konstruksi dengan jangka

waktu pinjaman selama 3 tahun dan suku bungan 12% flat pertahun. Sedangkan

pinjaman modal kerja Rp 40,000,000,-diterima bersamaan dengan pinjaman

modal investasi, namun penggunaannya dilakukan setelah fasilitas usaha selesai

dibangun atau dipersiapkan. Rincian struktur biaya modal dapat dilihat pada tabel

5.11. dibawah ini :

Tabel 5.11 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja Olahan Kecap

No Komponen

Biaya Modal Sendiri Pinjaman Jumlah

1 Investasi 34,250,000 60,000,000 94,250,000

36% 64% 100%

2 Modal Kerja 26,684,800 40,000,000 66,684,800

40% 60% 100%

3 Jumlah 60,934,800 100,000,000 160,934,800

38% 62% 100%

Sumber : Data primer diolah (2017)

Page 94: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

68

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

5.7 Jadwal Angsuran Pinjaman

Kewajiban pengrajin produk tahu dan tempe dalam melakukan angsuran

pokok dan angsuran bunga dilakukan setiap bulannya sama yaitu sebesar Rp

2.722.000,- yang terdiri atas angsuran pokok Rp 2.430.556,- dan angsuran bunga

Rp 291.667,- per bulan selama jangka waktu 36 bulan. Oleh karena tenor pinjaman

investasi 36 bulan sedangkantenor pinjaman modal kerja 24 bulan, maka pada

bulan ke 25 tinggal angsuran pinjaman investasi sebesar Rp 1,555,556,- yang

terdiri atas angsuran pokok Rp 1,388,889,- dan angsuran bunga Rp 166,667,- per

bulan. Rekapitulasi jumlah angsuran kredit jenis olahan tahu dan tempe pertahun

dapat dilihat pada tabel 5.12, sedangkan perhitungan jumlah angsuran kredit

perbulan selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 7b.

Tabel 5.12 Perhitungan Angsuran Kredit Olahan Tahu dan Tempe

Tahun Angsuran

Pokok (Rp) Angsuran

Bunga (Rp)

Total Angsuran

(Rp)

Saldo Awal (Rp)

Saldo Akhir (Rp)

1 29,166,667 3,500,000 32,666,667 75,000,000 45,833,333

2 29,166,667 3,500,000 32,666,667 45,833,333 16,666,667

3 16,666,667 2,000,000 18,666,667 16,666,667 -

Sumber : Data primer diolah (2017)

Sedang Kewajiban pengrajin kecap dalam melakukan angsuran pokok dan

angsuran bunga dilakukan setiap bulan sebesar Rp 3,733,333.33,- yang terdiri

atas angsuran pokok Rp 3,333,333.33,- dan angsuran bunga Rp 400,000,- per

bulan selama jangka waktu 36 bulan. Oleh karena tenor pinjaman investasi 36

bulan sedangkan tenor pinjaman modal kerja 24 bulan, maka pada bulan ke 25

tinggal angsuran pinjaman investasi sebesar Rp 1,866,666.67,- yang terdiri atas

angsuran pokok Rp 1,666,666.67,- dan angsuran bunga Rp200,000,- per bulan.

Rekapitulasi jumlah angsuran kredit jenis olahan tahu tempe pertahun dapat dilihat

pada tabel 5.13, sedangkan perhitungan jumlah angsuran kredit perbulan

selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 7c.

Page 95: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

69

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.13 Perhitungan Angsuran Kredit Produk Kecap

Tahun Angsuran

Pokok (Rp)

Angsuran Bunga (Rp)

Total Angsuran

(Rp)

Saldo Awal (Rp)

Saldo Akhir (Rp)

1 40,000,000 4,800,000 44,800,000 100,000,000 60,000,000

2 40,000,000 4,800,000 44,800,000 60,000,000 20,000,000

3 20,000,000 2,400,000 22,400,000 20,000,000 -

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.8 Produksi dan Pendapatan

5.8.1 Produksi dan Pendapatan per siklus

Produksi olahan kedelai dan ikutannya per siklus berdasarkan jumlah bahan

baku yang dipasok masing-masing 100 kg kedelai putih untuk tahu dan tempe dan

50 kg kedelai hitam untuk kecap. Harga kedelai putih dipasaran berada pada

dikisaran harga Rp 7.000,- dan kedelai hitam Rp 15.000,-. Total hasil perhitungan

proyeksi produksi dan pendapatan produk tahu Rp1.580.000,-, produk tempe Rp

1.200.000,- dan produk kecap Rp 10,500,000,- dengan rincian sebagaimana pada

Tabel 5.14 dibawah ini:

Tabel 5.14 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Siklus

No Jenis Produk Volume /Siklus

Unit Harga Jual

(Rp)

Penjualan /Siklus

(Rp)

1 Tahu 5000 Potong 300 1.580.000

2 Tempe 200 Bungkus 6.000 1.200.000

3 Kecap 700 Botol 15.000 10.500.000

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.8.2 Produksi dan Pendapatan per Bulan

Siklus olahan kedelai dalam sebulan adalah produk tahu 30 kali, produk

tempe 30 kali, dan produk kecap 4 kali.Dengan siklus tersebut maka volume

olahan kedelai dalam sebulan adalah tahu 150.000 potong, tempe 6000 bungkus,

dan kecap 5.600 botol. Rincian nilai penjualan masing-masing produk per bulan

dapat dilihat pada Tabel 5.15 dibawah ini :

Page 96: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

70

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 5.15 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Bulan

No Jenis

Produk Volume /Siklus

Unit Harga

Jual (Rp) Penjualan/ bulan (Rp)

1 Tahu 150.000 potong 300 45.000.000

2 Tempe 6.000 bungkus 6.000 36.000.000

3 Kecap 5.600 botol 15.000 84,000,000

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.8.3 Produksi dan Pendapatan per Tahun

Dalam perhitungan produksi ini diasumsikan bulan efektif 12 bulan per

tahun, maka produksi olahan kedelai per tahun adalah tahu 1.800.000 potong,

tempe 27.000 bungkus, dan 67.200 botol. Rincian produk olahan kedelai beserta

nilainya per tahun dapat dilihat pada Tabel 5.16 dibawah ini :

Tabel 5.16 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Tahun

No Jenis

Produk Volume /Siklus

Unit Harga

Jual (Rp) Penjualan

/Siklus (Rp)

1 Tahu 1.800.000 potong 300 540.000.000

2 Tempe 27.000 bungkus 6.000 432.000.000

3 Kecap 67.200 botol 15.000 1.008.000.000

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.9 Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP)

5.9.1 Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) per Siklus

Karena usaha ini berupa produksi pengolahan yang dilakukan secara

harian dengan asumsi lama per siklus 1 hari untuk tahu dan tempe, serta 4 hari

untuk kecap, maka proyeksi laba rugi usaha pengolahan olahan kedelai secara riil

sudah dapat dilihat per siklus dengan menentukan harga jual produk yang layak di

pasar. Faktor yang memungkinkan terjadinya kerugian adalah apabila olahan

kedelai tidak laku dijual sehingga harus dijual dibawah harga pokok.

Berdasarkan perhitungan bahwa laba operasional per siklus usaha jenis

olahan tahu adalah Rp 308,778,- atau profit on sales sebesar 20% sedangkan laba

setelah pajak adalah Rp293,778,- atau net profit margin sebesar 19%. Agar usaha

ini tetap untung setiap siklus nya, maka omzet penjualan per siklus harus lebih

besar dari Rp 934,671,- dimana nilai tersebut merupakan nilai titik impas balik

modal/Break Even Point (BEP) per siklus. Nilai tersebut setara dengan produksi

Page 97: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

71

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

3.116 potong tahu. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha per hari

dapat dilihat pada tabel 5.17.

Tabel 5.17 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Siklus Produk Tahu

No Uraian Per Siklus

A Penerimaan

1 Penjualan Tahu (Rp) 1,500,000

2 Penjualan Ampas Tahu (Rp) 80,000

Total Penerimaan (Rp) 1,580,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 824,000

2 Biaya Tetap (Rp) 254,160

3 Depresiasi (Rp) 43,062.50

4 Angsuran Bunga (Rp) 150,000

Total Pengeluaran 1,271,223

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 308,778

Pajak (1% dari omset) (Rp) 15,000

Laba Setelah Pajak (Rp) 293,778

Profit on Sales 20%

Net Profit Margin 19%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 934,671

BEP Unit (Rp) 3,116

Sumber : Data primer diolah (2017)

Berdasarkan perhitungan bahwa laba operasional per siklus usaha jenis

olahan tempe adalah Rp 104,250,- atau profit on sales sebesar 9% sedangkan

laba setelah pajak adalah Rp 92,250,- atau net profit margin sebesar 8%. Agar

usaha ini tetap untung setiap siklus nya, maka omzet penjualan per siklus harus

lebih besar dari Rp 904,954,- dimana nilai tersebut merupakan nilai titik impas balik

modal/Break Even Point (BEP) per siklus. Nilai tersebut setara dengan produksi

151 potong tempe. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha per hari

dapat dilihat pada tabel 5.18.

Page 98: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

72

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 5.18 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Siklus Produk Tempe

No Uraian Per Siklus

A Penerimaan

1 Penjualan Tempe (Rp) 1,200,000

Total Penerimaan (Rp) 1,200,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 776,000

2 Biaya Tetap (Rp) 127,493

3 Depresiasi (Rp) 42,256.94

4 Angsuran Bunga (Rp) 150,000

Total Pengeluaran 1,095,750

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 104,250

Pajak (1% dari omset) (Rp) 12,000

Laba Setelah Pajak (Rp) 92,250

Profit on Sales 9%

Net Profit Margin 8%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 904,954

BEP Unit (Rp) 151

Sumber : Data primer diolah (2017)

Berdasarkan perhitungan bahwa laba operasional per siklus usaha jenis

olahan kecap adalah Rp 3,640,264,- atau profit on sales sebesar 35% sedangkan

laba setelah pajak adalah Rp 3,535,264,- atau net profit margin sebesar 34%. Agar

usaha ini tetap untung setiap siklus nya, maka omzet penjualan per siklus harus

lebih besar dari Rp 2,062,303,- dimana nilai tersebut merupakan nilai titik impas

balik modal/Break Even Point (BEP) per siklus. Nilai tersebut setara dengan

produksi 137 botol kecap. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha per

hari dapat dilihat pada tabel 5.19.

Page 99: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

73

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.19 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Siklus Produk Kecap

No Uraian Per Siklus

A Penerimaan

1 Penjualan Kecap (Rp) 10,500,000

Total Penerimaan (Rp) 10,500,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 5,970,000

2 Biaya Tetap (Rp) 630,827

3 Depresiasi (Rp) 58,909.72

4 Angsuran Bunga (Rp) 200,000

Total Pengeluaran 6,859,736

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 3,640,264

Pajak (1% dari omset) (Rp) 105,000

Laba Setelah Pajak (Rp) 3,535,264

Profit on Sales 35%

Net Profit Margin 34%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 2,062,303

BEP Unit (Rp) 137

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.9.2 Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) per Bulan

Dengan asumsi hari kerja per bulan 30 hari, maka laba operasional olahan

tahu per bulan dapat diproyeksikan sebesar Rp 15,621,325,- atau profit on sales

per bulan sebesar 33%. Sedangkan laba setelah pajak adalah Rp 15,171,325,-

atau net profit margin sebesar 32%. Nilai titik impas balik modal usaha ini per bulan

adalah Rp 15,621,325,- atau setara dengan produksi 60.398 potong tahu. Rincian

secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha per bulan dapat dilihat pada tabel

5.20.

Page 100: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

74

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 5.20 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Bulan Produk Tahu

No Uraian Per Bulan

A Penerimaan

1 Penjualan Tahu (Rp) 45,000,000

2 Penjualan Ampas Tahu (Rp) 2,400,000

Total Penerimaan (Rp) 47,400,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 22,112,000

2 Biaya Tetap (Rp) 7,624,800

3 Depresiasi (Rp) 1,291,875

4 Angsuran Bunga (Rp) 750,000

Total Pengeluaran 31,778,675

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 15,621,325

Pajak (1% dari omset) (Rp) 450,000

Laba Setelah Pajak (Rp) 15,171,325

Profit on Sales 33%

Net Profit Margin 32%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 18,119,282

BEP Unit (Rp) 60,398

Sumber : Data primer diolah (2017)

Laba operasional olahan tempe per bulan dapat diproyeksikan sebesar Rp

7,925,492,- atau profit on sales per bulan sebesar 22%. Sedangkan laba setelah

pajak adalah Rp7,565,492,- atau net profit margin sebesar 21%. Nilai titik impas

balik modal usaha ini per bulan adalah Rp15,276,750,- atau setara dengan

produksi 2,546 potong tempe. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha

per bulan dapat dilihat pada tabel 5.21.

Page 101: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

75

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.21 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Bulan Produk Tempe

No Uraian Per Bulan

A Penerimaan

1 Penjualan Tempe (Rp) 36,000,000

Total Penerimaan (Rp) 36,000,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 22,232,000

2 Biaya Tetap (Rp) 3,824,800

3 Depresiasi (Rp) 1,267,708

4 Angsuran Bunga (Rp) 750,000

Total Pengeluaran 28,074,508

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 7,925,492

Pajak (1% dari omset) (Rp) 360,000

Laba Setelah Pajak (Rp) 7,565,492

Profit on Sales 22%

Net Profit Margin 21%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 15,276,750

BEP Unit (Rp) 2,546

Sumber : Data primer diolah (2017)

Laba operasional olahan kecap per bulan dapat diproyeksikan sebesar Rp

14,547,908,- atau profit on sales per bulan sebesar 17%. Sedangkan laba setelah

pajak adalah Rp 13,707,908,- atau net profit margin sebesar 18%. Nilai titik impas

balik modal usaha ini per bulan adalah Rp 50,279,683,- atau setara dengan

produksi 3,352 botol kecap. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha

per bulan dapat dilihat pada tabel 5.22.

Page 102: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

76

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 5.22 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Tahun Produk Kecap

No Uraian Per Bulan

A Penerimaan

1 Penjualan Kecap (Rp) 84,000,000

Total Penerimaan (Rp) 84,000,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 47,760,000

2 Biaya Tetap (Rp) 18,924,800

3 Depresiasi (Rp) 1,767,292

4 Angsuran Bunga (Rp) 1,000,000

Total Pengeluaran 69,452,092

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 14,547,908

Pajak (1% dari omset) (Rp) 840,000

Laba Setelah Pajak (Rp) 13,707,908

Profit on Sales 17%

Net Profit Margin 16%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 50,279,683

BEP Unit (Rp) 3,352

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.9.3 Proyeksi Laba Rugi dan Break Event Point (BEP) per Tahun

Dalam setahun diasumsikan terdapat 12 bulan efektif, sehingga laba

operasional per tahun dapat diproyeksikan dari akumulasi laba bulanan selama 12

bulan. Laba olahan tahu sebesar Rp 188,031,900,- atau profit on sales per tahun

sebesar 33%. Sedangkan laba setelah pajak per tahun adalah Rp 182,631,900,-

atau net profit margin sebesar 32%. Titik impas balik modal usaha ini per tahun

adalah sebesar Rp 217,019,448,- nilai ini setara dengan produksi 723,398 potong

tahu. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha per tahun dapat dilihat

pada tabel 5.23.

Page 103: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

77

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.23 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Tahun Produk Tahu No Uraian Pertahun

A Penerimaan

1 Penjualan Tahu (Rp) 540,000,000

2 Penjualan Ampas Tahu (Rp) 28,800,000

Total Penerimaan (Rp) 568,800,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 264,768,000

2 Biaya Tetap (Rp) 91,497,600

3 Depresiasi (Rp) 15,502,500

4 Angsuran Bunga (Rp) 9,000,000

Total Pengeluaran 380,768,100

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 188,031,900

Pajak (1% dari omset) (Rp) 5,400,000

Laba Setelah Pajak (Rp) 182,631,900

Profit on Sales 33% Net Profit Margin 32%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 217,019,448

BEP Unit (Rp) 723,398

Sumber : Data primer diolah (2017)

Laba operasional per tahun dapat diproyeksikan dari akumulasi laba

bulanan selama 12 bulan. Laba olahan tempe sebesar Rp 95,681,900,- atau profit

on sales per tahun sebesar 22%. Sedangkan laba setelah pajak per tahun adalah

Rp91,361,900,- atau net profit margin sebesar 21%. Titik impas balik modal usaha

ini per tahun adalah sebesar Rp 182,684,105,- nilai ini setara dengan produksi

30,447 potong tempe. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha per

tahun dapat dilihat pada tabel 5.24.

Page 104: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

78

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 5.24 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Tahun Produk Tempe

No Uraian Pertahun

A Penerimaan

1 Penjualan Tempe (Rp) 432,000,000

Total Penerimaan (Rp) 432,000,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 266,208,000

2 Biaya Tetap (Rp) 45,897,600

3 Depresiasi (Rp) 15,212,500

4 Angsuran Bunga (Rp) 9,000,000

Total Pengeluaran 336,318,100

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 95,681,900

Pajak (1% dari omset) (Rp) 4,320,000 Laba Setelah Pajak (Rp) 91,361,900

Profit on Sales 22%

Net Profit Margin 21%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 182,684,105

BEP Unit (Rp) 30,447

Sumber : Data primer diolah (2017)

Laba olahan Kecap sebesar Rp 174,574,900,- atau profit on sales per tahun

sebesar 17%. Sedangkan laba setelah pajak per tahun adalah Rp 164,494,900,-

atau net profit margin sebesar 16%. Titik impas balik modal usaha ini per tahun

adalah sebesar Rp 603,356,192,- nilai ini setara dengan produksi 40,224 botol

kecap. Rincian secara lengkap perhitungan laba-rugi usaha per tahun dapat dilihat

pada tabel 5.25.

Page 105: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

79

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.25 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi per Tahun Produk Kecap

No Uraian Pertahun

A Penerimaan

1 Penjualan Kecap (Rp) 1,008,000,000 Total Penerimaan (Rp) 1,008,000,000

B Pengeluaran

1 Biaya Variabel (Rp) 573,120,000

2 Biaya Tetap (Rp) 227,097,600

3 Depresiasi (Rp) 21,207,500

4 Angsuran Bunga (Rp) 12,000,000

Total Pengeluaran 833,425,100

R/L Usaha Sebelum Pajak (Rp) 174,574,900

Pajak (1% dari omset) (Rp) 10,080,000

Laba Setelah Pajak (Rp) 164,494,900

Profit on Sales 17% Net Profit Margin 16%

C BEP:

BEP Harga (Rp) 603,356,192

BEP Unit (Rp) 40,224

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.10 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran, yaitu

arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh

dari hasil penjualan olahan kedelai selama 12 bulan. Sedangkan arus keluar

meliputi biaya investasi, biaya variable, termasuk angsuran pokok, angsuran

bunga dan pajak penghasilan.

Berdasarkan perhitungan proyeksi cashflow, bahwa usaha olahan tahu

diasumsikan memberikan pemasukan kas yang sama sejak tahun pertama hingga

tahun ketigasebesar Rp 568.800.000,- untuk produk tahu. Akan tetapi dalam

pengadaan barang investasi terdapat barang yang umurnya hanya satu tahun

sebagaimana tersaji dalam lampiran 2, sehingga setiap tahun harus dilakukan

pengadaan barang investasi tersebut (reinvestasi) sebesar Rp 780.000,- ditahun

pertam, Rp 6.055.000 ditahun kedua, dan Rp 21.970.000,- ditahun ketiga. Selain

itu juga kondisi cashflow harus dikurangi dengan pembayaran angsuran pokok

sebesar Rp 34,166,667,- angsuran bunga sebesar Rp 9.000.000,- dan

pembayaran pajak Rp 5,400,000,-. Walaupun demikian kondisi cashflow proyek

Page 106: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

80

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

setelah dikurangi beberapa kewajiban tersebut diatas masih tetap surplus sebesar

Rp 168.187733,- pada tahun pertama ini. Sampai dengan tahun ke 3 nilai proyek

harus membayar angsuran pokok dan bunga dan kondisi cashflow tetap surplus,

sehingga cummulatif cashflow sebesar Rp 271.114.442,-. Dengan discount factor

12%, maka pada tahun ke-3 nilai cumulative present value adalah sebesar Rp

402.914.461,-.

Evaluasi terhadap kelayakan usaha dilakukan dengan menilai kriteria

investasi, yaitu meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) ,

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio). Nilai NPV usaha pengolahan tahu pada

bunga pinjaman 12% adalah sebesar Rp 402.914.461,- dan IRR sebesar 296%.

Rasio pendapatan terhadap biaya pada usaha ini adalah sebesar 6.96 kali dan

lama pengembalian investasi adalah 1.37 tahun.

Tabel 5.26 Kelayakan Usaha Pengolahan Kedelai – Produk Tahu No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan

1 NPV Rp402.914.461 Layak

2 IRR 296% Bankable

3 Net B/C 6.96 Menguntungkan

4 PBP (tahun) 1.37 Tahun Kembali

Sumber : Data primer diolah (2017)

Berdasarkan perhitungan proyeksi cashflow, bahwa usaha olahan tempe

diasumsikan memberikan pemasukankas yang sama sejak tahun pertama hingga

tahun ketiga sebesar Rp 432.000.000,- untuk produk tempe. Akan tetapi dalam

pengadaan barang investasi terdapat barang yang umurnya hanya satu tahun

sebagaimana tersaji dalam lampiran 2, sehingga setiap tahun harus dilakukan

pengadaan barang investasi tersebut (reinvestasi) sebesar Rp 740.000,- ditahun

pertam, Rp 5.515.000 ditahun kedua, dan Rp 21.430.000 ditahun ketiga. Selain itu

juga kondisi cashflow harus dikurangi dengan pembayaran angsuran pokok

sebesar Rp 34,166,667,- angsuran bunga sebesar Rp 9.000.000,- dan

pembayaran pajak Rp 4.320.000. Walaupun demikian kondisi cashflow proyek

setelah dikurangi beberapa kewajiban tersebut diatas masih tetap surplus sebesar

Rp 76.667.733,- pada tahun pertama ini. Sampai dengan tahun ke 3 nilai proyek

harus membayar angsuran pokok dan bunga dan kondisi cashflow tetap surplus,

sehingga cumulative cashflow sebesar Rp119.896.334. Dengan discount factor

Page 107: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

81

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

12%, maka pada tahun ke-3 nilai cumulative present value adalah sebesar Rp

186.908.327.

Evaluasi terhadap kelayakan usaha dilakukan dengan menilai kriteria

investasi, yaitu meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) ,

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio). Nilai NPV usaha pengolahan tempe pada

bunga pinjaman 12% adalah sebesar Rp 186.908.327,- dan IRR sebesar 155%.

Rasio pendapatan terhadap biaya pada usaha ini adalah sebesar 3.78 kali dan

lama pengembalian investasi adalah 1.66 tahun.

Tabel 5.27 Kelayakan Usaha Pengolahan Kedelai – Produk Tempe No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan

1 NPV Rp 186.908.327 Layak

2 IRR 155% Bankable

3 Net B/C 3.78 Menguntungkan

4 PBP (tahun) 1.66 Tahun Kembali

Sumber : Data primer diolah (2017)

Berdasarkan perhitungan proyeksi cashflow, bahwa usaha olahan tempe

diasumsikan memberikan pemasukan kas yang sama sejak tahun pertama hingga

tahun ketiga sebesar Rp 1,008,000,000,-. Akan tetapi dalam pengadaan barang

investasi terdapat barang yang umurnya hanya satu tahun , sehingga setiap tahun

harus dilakukan pengadaan barang investasi tersebut (reinvestasi) sebesar Rp

3.660.000,- ditahun pertam, Rp8.935.000,- ditahun kedua, dan Rp24.850.000,-

ditahun ketiga. Selain itu juga kondisi cashflow harus dikurangi dengan

pembayaran angsuran pokok sebesar Rp40,000,000,- angsuran bunga sebesar

Rp4,800,000,- dan pembayaran pajak Rp 12,000,000,-. Walaupun demikian

kondisi cashflow proyek setelah dikurangi beberapa kewajiban tersebut diatas

masih tetap surplus sebesar Rp 142.042.400,- pada tahun pertama ini. Sampai

dengan tahun ke 3 nilai proyek harus membayar angsuran pokok dan bunga dan

kondisi cashflow tetap surplus, sehingga cummulatif cashflow sebesar Rp

224.266.973,- ditahun kedua. Dengan discount factor 12%, maka pada tahun ke-

3 nilai cumulative present value adalah sebesar Rp 347.303.311,-.

Page 108: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

82

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Evaluasi terhadap kelayakan usaha dilakukan dengan menilai kriteria

investasi, yaitu meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) ,

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio). Nilai NPV usaha pengolahan kedelai pada

bunga pinjaman 12% adalah sebesar Rp 347.303.311,- dan IRR sebesar 194%.

Rasio pendapatan terhadap biaya pada usaha ini adalah sebesar 4.68 kali dan

lama pengembalian investasi adalah 1,54 tahun.

Tabel 5.28 Kelayakan Usaha Pengolahan Kedelai – Produk Kecap

No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan

1 NPV Rp 347.303.311 Layak

2 IRR 194 % Bankable

3 Net B/C 4.68 Menguntungkan

4 PBP (tahun) 1,54 Tahun Kembali

Sumber : Data primer diolah (2017)

5.11 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha

Dalam analisis kelayakan suatu proyek, biaya produksi dan pendapatan

biasanya akan dijadikan patokan dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua

hal tersebut merupakan komponen inti dalam suatu kegiatan usaha, terlebih lagi

bahwa komponen biaya produksi dan pendapatan juga didasarkan pada asumsi

dan proyeksi sehingga memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi. Untuk

mengurangi resiko ini maka diperlukan analisis sensitivitas yang digunakan untuk

menguji tingkat sensitivitas proyek terhadap perubahan harga input maupun

output. Dalam pola pembiayaan ini digunakan tiga skenario sensitivitas, yaitu:

5.11.1 Skenario I

Sensitivitas penurunan pendapatan dimungkinkan karena penurunan

produk hasil olahan kedelai atau penurunan harga jual, sedangkan biaya

pengeluaran dianggap tetap/konstan. Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan

pendapatan ditampilkan pada Tabel 5.14 serta perhitungan arus kas untuk

sensitivitas ini selengkapnya pada lampiran.

Page 109: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

83

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tabel 5.29 Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 29% dan 30% - Produk Tahu

No Kriteria Pendapatan turun 29% Pendapatan turun 30%

1 NPV Rp 11,285,423.58 (Rp 2,219,026.02)

2 IRR 23% 10.6%

3 Net B/C 1.17 kali 0.97 kali

4 PBP 2.22 tahun 3.21tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario I produk tahu, pada saat

pendapatan turun sebesar 29% diperoleh NPV positif (Rp 11,285,423.58), Net B/C

Ratio lebih dari satu (1,17) dengan IRR mencapai 23% dan PBP 2,22 tahun.

Selanjutnya, analisis penurunan pendapatan sebesar 30% diperoleh NPV negatif

(Rp 2,219,026.02), Net B/C Ratio kurang dari satu (0,97) kali dengan IRR hanya

10.6% dan PBP > 3 tahun (3,21 tahun). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa penurunan penjualan lebih besar dari 29% menunjukan keragaan usaha

yang tidak layak dibiayai oleh bank.

Tabel 5.30 Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 18% dan 19% - Produk Tempe

No Kriteria Pendapatan turun 18% Pendapatan turun 19%

1 NPV Rp 2,290,535.98 (Rp 7,966,008.02)

2 IRR 15% 4.7%

3 Net B/C 1.03 kali 0.88 kali

4 PBP 2.8 tahun 3.93 tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario I produk tempe, pada saat

pendapatan turun sebesar 18% diperoleh NPV positif (Rp 2,290,535.98), Net B/C

Ratio lebih dari satu (1,03) dengan IRR mencapai 15% dan PBP 2,8 tahun.

Selanjutnya, analisis penurunan pendapatan sebesar 19% diperoleh NPV negatif

(Rp 7,966,008.02), Net B/C Ratio kurang dari satu (0,88) kali dengan IRR hanya

4.7% dan PBP > 3 tahun (3,93 tahun). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penurunan penjualan lebih besar dari 18% menunjukan keragaan usaha yang

tidak layak dibiayai oleh bank.

Page 110: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

84

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 5.31 Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 14% dan 15% - Produk Kecap

No Kriteria Pendapatan turun 14% Pendapatan turun 15%

1 NPV Rp 12,256,207.58 (Rp 11,675,728.42)

2 IRR 21% 4.6%

3 Net B/C 1.13 kali 0,88 kali

4 PBP 2.46 tahun 3.76 tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario I produk kecap, pada saat

pendapatan turun sebesar 14% diperoleh NPV positif (Rp 12,256,207.58), Net B/C

Ratio lebih dari satu (1,13) kali dengan IRR mencapai 21% dan PBP 2.46 tahun.

Selanjutnya, analisis penurunan pendapatan sebesar 15% diperoleh NPV negatif

(Rp 11,675,728.42) ,Net B/C Ratio kurang dari satu (0,88) kali dengan IRR hanya

4.6% dan PBP > 3 tahun (3,76 tahun). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penurunan pendapatan lebih besar dari 14% menunjukan keragaan usaha yang

tidak layak dibiayai oleh bank.

5.11.2 Skenario II

Sensitivitas kenaikan biaya dimungkinkan dengan melihat perkembangan

ekonomi saat ini dan kenaikan bahan pokok, dalam usaha pengolahan kedelai

pasokan bahan baku utama yang berupa kedelai dan gula merupakan komponen

biaya yang dominan, yaitu mencapai 87% dari total biaya operasional 100% dan

dari biaya variable mencapai 82%. Sedangkan pendapatan dianggap

tetap/konstan. Kenaikan biaya operasional terjadi antara lain karena bahan baku

dan bahan pembantu maupun upah tenaga kerja mengalami kenaikan.

Tabel 5.32 Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik 47% dan 48% - Produk Tahu

No Kriteria BO Naik 47% BO Naik 48%

1 NPV Rp 5,366,941.85 (Rp 3,091,516.03)

2 IRR 18,05% 9.76%

3 Net B/C 1,08 kali 0,95 kali

4 PBP 2.57 tahun 3.31 tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Page 111: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

85

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Analisis sesitivitas berdasarkan Skenario II produk tahu, pada saat biaya

operasional naik sebesar 47% diperoleh NPV positif (Rp 5,366,941.85), Net B/C

Ratio lebih dari satu (1.08) kali dengan IRR mencapai 18.05% dan PBP 2.57 tahun.

Selanjutnya, analisis kenaikan biaya operasional sebesar 48% diperoleh NPV

negatif (Rp 3,091,516.03), Net B/C Ratio kurang dari satu (0,95) kali dengan IRR

dibawah 12% (hanya 9.75%) dan PBP > 3 tahun (3,31 tahun). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kenaikan biaya operasional lebih besar dari 47%

menunjukan keragaan usaha yang tidak layak dibiayai oleh bank.

Tabel 5.33 Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik 25% dan 26% - Produk Tempe

No Kriteria BO Naik 25% BO Naik 26%

1 NPV Rp1,658,049.10 (Rp5,751,962.06)

2 IRR 14.49% 7.01%

3 Net B/C 1,02 kali 0,91 kali

4 PBP 2.86 tahun 3.62 tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario II produk tempe, pada saat

biaya operasional naik sebesar 25% diperoleh NPV positif (Rp 1,658,049.10), Net

B/C Ratio lebih dari satu (1.02) kali dengan IRR mencapai 14.49% dan PBP 2.86

tahun. Selanjutnya, analisis kenaikan biaya operasional sebesar 26% diperoleh

NPV negatif (Rp 5,751,962.06), Net B/C Ratio kurang dari satu (0,91) kali dengan

IRR dibawah 12 % (hanya 7.01%) dan PBP > 3 tahun (3,62 tahun). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan biaya operasional lebih besar dari

25% menunjukan keragaan usaha yang tidak layak dibiayai oleh bank.

Tabel 5.34 Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik 18% dan 19% - Produk Kecap

No Kriteria BO Naik 18% BO Naik 19%

1 NPV Rp 5,325,518.91 (Rp 13,673,247.34)

2 IRR 16.39% 3.12%

3 Net B/C 1.06 kali 0.85 kali

4 PBP 2.74 tahun 3.92 tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Page 112: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

86

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario II produk kecap, pada saat biaya

operasional naik sebesar 18% diperoleh NPV positif (Rp 5,325,518.91), Net B/C

Ratio lebih dari satu (1.06) kali dengan IRR mencapai 16.39% dan PBP 2,74 tahun.

Selanjutnya, analisis kenaikan biaya operasional sebesar 19% diperoleh NPV

negatif (Rp 13,673,247.34), Net B/C Ratio kurang dari satu (0,85) kali dengan IRR

dibawah 12% (hanya 3.12%) dan PBP > 3 tahun (3.92 tahun). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kenaikan biaya operasional lebih besar dari 18%

menunjukan keragaan usaha yang tidak layak dibiayai oleh bank.

5.11.3 Skenario III

Sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan sensitivitas pada

skenario I dan II, yaitu peningkatan biaya operasional dan penurunan pendapatan.

Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya operasional dan penurunan

pendapatan secara bersamaan ditampilkan pada Tabel 5.35 serta perhitungan

arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran.

Tabel 5.35 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional 10% dan Penurunan Pendapatan 18% serta kenaikan Biaya

Operasional 19% dan Penurunan Pendapatan 19% - Produk Tahu

No Kriteria Biaya Operasional Naik 18% dan Pendapatan

Turun 18%

Biaya Operasional Naik 19% dan Pendapatan

Turun 19%

1 NPV Rp7,582,127.43 (Rp14,380,780.05)

2 IRR 20.14% -2.21%

3 Net B/C 1.11 kali 0.79 kali

4 PBP 2.43 tahun 5.51 tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Analisis sensitivitas menurut Skenario III untuk produk tahu, diasumsikan

terjadi penurunan pendapatan bersamaan dengan kenaikan biaya operasional.

Pada penurunan pendapatan 18% bersamaan dengan kenaikan biaya operasional

18%, maka analisis usaha tersebut diperoleh NPV positif (Rp 7,582,127.43,-),

pada tingkat suku bunga pasar 12%, Net B/C Ratio lebih dari satu (1.11) kali, IRR

20.14% dan Net PBP 2.43 tahun. Sedangkan pada penurunan pendapatan 19%

bersamaan kenaikan biaya operasional 19%, maka analisis usaha tersebut

diperoleh NPV negatif (Rp14,380,780.05,-) tingkat suku bunga 12%, Net B/C Ratio

kurang dari satu (0.79), IRR -2.21% dan PBP > 3 tahun (5.51tahun). Dengan

Page 113: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

87

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

demikian proyek tersebut padakenaikan biaya operasional diatas 18% bersamaan

dengan penurunan pendapatan mencapai lebih besar dari 18% usaha pengolahan

kedelai produk tahu ini sudah tidak layak lagi dibiayai oleh bank.

Tabel 5.36 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional 10% dan Penurunan Pendapatan 10% serta kenaikan Biaya

Operasional 11% dan Penurunan Pendapatan 11% - Produk Tempe

No Kriteria Biaya Operasional Naik 10% dan Pendapatan

Turun 10%

Biaya Operasional Naik 11% dan Pendapatan

Turun 11%

1 NPV Rp 10,242,776.43 (Rp 7,423,778.73)

2 IRR 22.67% 5.26%

3 Net B/C 1.15 kali 0.89 kali

4 PBP 2.27 tahun 3.85 tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Analisis sensitivitas menurut Skenario III untuk produk tempe, diasumsikan

terjadi penurunan pendapatan bersamaan dengan kenaikan biaya operasional.

Pada penurunan pendapatan 10% bersamaan dengan kenaikan biaya

operasiional 10%, maka analisis usaha tersebut diperoleh NPV positif (Rp

10,242,776.43,-), pada tingkat suku bunga pasar 12%, Net B/C Ratio lebih dari

satu (1.11) kali, IRR 22.67% dan Net PBP 2.27 tahun. Sedangkan pada penurunan

pendapatan 11% bersamaan kenaikan biaya operasional 11%, maka analisis

usaha tersebut diperoleh NPV negatif (Rp 7,423,778.73,-) tingkat suku bunga

12%, Net B/C Ratio kurang dari satu (0.89), IRR 5.26% dan PBP > 3 tahun (3.85).

Dengan demikian proyek tersebut pada kenaikan biaya operasional diatas 11%

bersamaan dengan penurunan pendapatan mencapai lebih besar dari 11% usaha

pengolahan kedelai produk tempe ini sudah tidak layak lagi dibiayai oleh bank.

Page 114: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

88

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Tabel 5.37 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Operasional 8% dan Penurunan Pendapatan 8% serta kenaikan Biaya Operasional

9% dan Penurunan Pendapatan 9% - Produk Kecap

No Kriteria Biaya Operasional Naik

8% dan Pendapatan Turun 8%

Biaya Operasional Naik 9% dan Pendapatan

Turun 9%

1 NPV Rp3,857,693.51 (Rp39,073,008.75)

2 IRR 15.41% -17.53%

3 Net B/C 1.04 kali 0.59 kali

4 PBP 2.81 tahun 8.43 tahun

Sumber : Data primer diolah (2017)

Analisis sensitivitas menurut Skenario III untuk produk kecap, diasumsikan

terjadi penurunan pendapatan bersamaan dengan kenaikan biaya operasional.

Pada penurunan pendapatan 8% bersamaan dengan kenaikan biaya operasional

8%, maka analisis usaha tersebut diperoleh NPV positif (Rp 3,857,693.51,-) pada

tingkat suku bunga pasar 12%, Net B/C Ratio lebih dari satu (1.04) kali, IRR

15.41% dan Net PBP 2.81 tahun. Sedangkan pada penurunan pendapatan 9%

bersamaan kenaikan biaya operasional 9%, maka analisis usaha tersebut

diperoleh NPV negatif (Rp 39,073,008.75,-) tingkat suku bunga 12%, Net B/C

Ratio kurang dari satu (0.59), IRR -17.53% dan PBP > 3 tahun (8.43). Dengan

demikian proyek tersebut pada kenaikan biaya operasional di atas 8% bersamaan

dengan penurunan pendapatan mencapai lebih besar dari 8% usaha pengolahan

kedelai produk kecap ini sudah tidak layak lagi dibiayai oleh bank.

5.12 Pemilihan Pola Usaha Pembiayaan Syariah Untuk Olahan Kedelai

Terdapat beberapa skim pembiayaan syariah pada bank syariah yang bisa

digunakan untuk sektor pengrajin kedelai, diantaranya adalah skim jual-beli

murabahah dan skim kerja sama musyarakah. Dua skim tersebut menempati

urutan terbanyak pertama dan kedua sebagai akad pembiayaan yang paling

banyak digunakan pada bank syariah saat ini.

Page 115: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

89

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Gambar 5.1 Pembiayaan Bank Syariah berdasarkan Akad Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Sep 2017

5.12.1 Skim Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah salah satu akad muamalah dalam bentuk jual beli.

Secara etimologis, Murabahah berasal dari kata dasar ribh yang berarti

"keuntungan, laba, tambahan (margin)". Wahbah az-Zuhaili memberikan definisi

Murabahah yaitu "jual beli dengan harga perolehan ditambah keuntungan".

sedang pembiayaan murabahah adalah Penyediaan dana atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu untuk transaksi jual beli barang sebesar harga pokok

ditambah margin berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

dengan nasabah yang mewajibkan nasabah untuk melunasi

hutang/kewajibannya.

Jual beli Murabahah dalam perspektif ekonomi Islam memiliki beberapa

rukun dan syarat yang harus dipenuhi, terdiri dari:

1. Pihak yang berakad (Al-'aqidain)

a. Penjual (Bank)

b. Pembeli (Nasabah)

c. Pemasok (Supplier)

2. Obyek yang diakadkan (Mahallul 'Aqad)

a. Adanya wujud barang yang diperjualbelikan

b. Harga barang

Page 116: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

90

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

3. Tujuan Akad (Maudhu'ul Aqad)

4. Akad (Sighat al-'Aqad)

a. Serah (ijab)

b. Terima (qabul)

Skema pembiayaan murabahah untuk olahan kedelai dapat dijelaskan pada

ilustrasi berikut ini :

Penjelasan Skema :

(1) Nasabah memesan barang kepada Bank Syariah untuk kebutuhan biaya

investasi berupa pembelian mesin atau biaya modal berupa pembelian

bahan baku. Total pengajuan pembiayaan murabahah sebesar Rp

85.000.000,- untuk produk tahu dan tempe, sedang untuk olahan kecap

sebesar Rp 100.000.000,-. Jangka waktu 3 tahun dengan margin sebesar

12% per tahun.

(2) Bank Syariah membeli barang yang dipesan nasabah kepada

Suplier/pemasok

(3) Suplier/pemasok menyerahkan barang kepada bank syariah

(4) Bank syariah menjual barang kepada pembeli/nasabah dengan akad

murabahah

(5) Nasabah membayar secara tunai atau tangguh

Dalam prakteknya, Bank syariah dibolehkan untuk mewakilkan pembelian

barang yang dipesan oleh nasabah kepada pihak lain atau kepada nasabah yang

Gambar 5.2 Skema Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah

Page 117: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

91

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

memesan barang, dengan ketentuan akad murabahah baru dilaksanakan setelah

barang secara prinsip telah menjadi milik LKS, skema ini biasa disebut murabhah

dengan wakalah. Dalam Fatwa DSN MUI No 04 tahun 2000 dijelaskan:

“Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari

pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,

secara prinsip, menjadi milik bank”.

Berikut ini skema murabahah dengan wakalah:

Gambar 5.3 Skema Pembiayaan Murabahah bil Wakalah

pada Bank Syariah

Penjelasan Skema :

(1) Nasabah memesan barang kepada Bank Syariah untuk kebutuhan biaya

investasi berupa pembelian mesin atau biaya modal berupa pembelian

bahan baku. Total pengajuan pembiayaan murabahah sebesar Rp

85.000.000,- untuk produk tahu dan tempe, sedang untuk olahan kecap

sebesar Rp 100.000.000,-. Jangka waktu 3 tahun dengan margin sebesar

12% per tahun.

(2) Bank Syariah mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang

(3) Nasabah membeli barang kepada suplier atas nama bank syariah

(4) Suplier menyerahkan barang ke nasabah

(5) Nasabah melaporkan kepada bank syariah atas pembelian barang

(6) Bank syariah menjual barang kepada nasabah dengan akad murabahah

(7) Nasabah membayar secara tunai atau tangguh.

Page 118: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

92

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Berdasarkan perhitungan keuangan sebelumnya, berikut ini dibuat simulasi

perhitungan pembiayaan untuk olahan kedelai dengan skema murabahah. Karena

kabutuhan dana produk tahu dan tempe sama, maka perhitungannya juga

sama.Kebutuhan nasabah adalah untukpembelian barang investasi dan modal

kerja untuk produk tahu dan tempe masing-masing senilai Rp 75.000.000,-. Margin

keuntungan 36% dengan jangka waktu 36 bulan. Metode pembayaran

Angsuran/Flat. Berdasarkan data tersebut, maka perhitungannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 5.38 Rincian Perhitungan Pembiayaan Murabahah – Produk Tahu dan Tempe

No Komponen Produk Tahu

(Rp) Produk Tempe (Rp)

1 Harga perolehan 75.000.000 75.000.000

2 Margin keuntungan 27.000.000 27.000.000

3 Harga jual barang 102.000.000 102.000.000

4 Angsuran per bulan 2.833.333 2.833.333

5 Angsuran pokok 2.083.333 2.083.333

6 Angsuran margin 750.000 750.000

Sumber : Data primer diolah (2017)

Pengrajin kecap dapat mengajukan pembiayaan murabahah ke bank

syariah untuk keperluan pembelian barang investasi seperti mesin atau modal

kerja seperti bahan baku. Kebutuhan nasabah untuk Pembelian barang investasi

dan modal kerja prouk kecap senilai Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Margin

keuntungan disepakati 36% untuk jangka waktu 36 bulan. Metode pembayaran

secara angsuran. Berikut ini perhitungannya:

Tabel 5.39 Rincian Perhitungan Pembiayaan Murabahah – Produk Kecap

No Komponen Produk Tempe (Rp)

1 Harga perolehan 100.000.000

2 Margin keuntungan 36.000.000

3 Harga jual barang 136.000.000

4 Angsuran per bulan 3.777.777

5 Angsuran pokok 2.777.777

6 Angsuran margin 1.000.000

Sumber : Data primer diolah (2017)

Page 119: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

93

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

5.12.2 Skim Pembiayaan Musyarakah

Syirkah atau Musyarakah berasal dari akar kata dalam bahasa arab,

syirkatan(mashdar/kata dasar) dan syarika (fi'il madhi/kata kerja) yang berarti

mitra/sekutu/kongsi/serikat. Secara bahasa, syirkah berarti al-ikhtilath

(penggabungan atau pencampuran). Jadi pembiayaan musyarakah adalah

Penyediaan dana atau tagihan untuk kerja sama usaha tertentu yang masing-

masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan

akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung

sesuai dengan porsi dana masing-masing.

Skema pembiayaan musyarakah untuk olahan kedelai dapat diilustrasikan

pada gambar berikut ini :

Gambar 5.4 Skema Pembayaran Musyarakah Penjelasan skema :

1. Bank syariah dan nasabah perorangan atau perusahaan melakukan

perjanjian pembiayaan dengan akad musyarakah dalam jangka waktu 3

tahun berupa modal kerja pabrik olahan kedelai untuk bahan baku atau

berupa investasi untuk pembelian unit mesin sebagaimana yang disepakati

para pihak dengan total modal bersama musyarakah untuk olahan kedelai.

Page 120: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

94

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

2. Bank menyalurkan dana senilai porsinya dan nasabah menyetorkan

modalnya secara tunai atau senilai porsi nominal tunai jika porsi modal

nasabah berupa aset non tunai yang telah dilakukan appraisal.

3. Pembiayaan digunakan untuk modal kerja pabrik olahan kedelai atau

pembelian barang investasi berupa unit mesin pembuat olahan kedelai.

4. Operasi mesin atau kegiatan usaha pabrik olahan kedelaimenghasilkan

pendapatan sesuai dengan laporan pembukuan nasabah yang telah

diverifikasi Bank.

5. Pembagian hasil usaha olahan kedelai didistribusikan kepada bank

berdasarkan pendapatan riil usaha. Metode yang dapat digunakan untuk

distribusi bagi hasil adalah revenue sharing atau profit sharing.

6. Disamping membayar bagi hasil, nasabah setiap bulan juga membayar

angsuran pokok.

Berdasarkan perhitungan keuangan sebelumnya, berikut ini dibuat simulasi

perhitungan pembiayaan untuk olahan kedelai dengan skema muyarakah.

Kebutuhan dana yang diajukan oleh nasabah kepada bank syariah adalah untuk

modal investasi dan modal kerja. Jangka waktu pengembalian modal 3 tahu

secara angsuran, sehingga bagi hasil yang menjadi hak bank akan menurun setiap

bulannya menyesuaikan porsi modal yang berkurang seiring pengembalian modal

yang dilakukan oleh nasabah. Maka di akhir tahu ke tiga atau pada saat modal

sudah dikembalikan seluruhnya kepada bank, maka kepemilikan usaha akan

sepenuhnya menjadi milik nasabah.

Modal usaha yang diperlukan untuk usaha olahan tahu sebesar Rp

97.606.800,, dari jumlah tersebut 77% atau Rp 75.000.000,- dari modal bank

syariah, sedang sisanya 23% atau Rp 22.606.800,- berasal dari modal nasabah

sendiri. Jangka waktu perjanjian 36 bulan. Nisbah bagi hasil yang disepakati

adalah 3% untuk bank, 97% untuk nasabah. Metode distribusi bagi hasil

menggunakan revenue sharing. Pengembalian modal dilakukan secara angsuran

setiap bulan bersamaan dengan distribusi bagi hasil. Berdasarkan proyeksi

pendapatan usaha tahu sebesar Rp 568.800.000,- per tahunnya maka bagi hasil

yang menjadi hak bank syariah pada tahun ke-1 sebesar Rp 13.111.791,-, tahun

ke-2 sebesar Rp 8.741.194,-, dan tahun ke-3 sebesar Rp 4.370.597,-.

Page 121: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

95

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Modal usaha yang diperlukan untuk usaha olahan tempe sebesar Rp

93.386.800, dari jumlah tersebut 80% atau Rp 75.000.000,- dari modal bank

syariah, sedang sisanya 20% atau Rp18.386.800,- berasal dari modal nasabah

sendiri. Jangka waktu perjanjian musyarakah 36 bulan. Nisbah bagi hasil yang

disepakati adalah 4% untuk bank, 96% untuk nasabah. Metode distribusi bagi hasil

menggunakan revenue sharing. Pengembalian modal dilakukan secara angsuran

setiap bulan bersamaan dengan distribusi bagi hasil. Berdasarkan proyeksi

pendapatan usaha tempe sebesar Rp 432.000.000,- per tahunnya maka bagi hasil

yang menjadi hak bank syariah pada tahun ke-1 sebesar Rp 13.877.764,-, tahun

ke-2 sebesar Rp 8.851.842,-, dan tahun ke-3 sebesar Rp 4.425.921,-.

Modal usaha yang diperlukan untuk usaha olahan kecap sebesar Rp

160.934.800,-, dari jumlah tersebut 62% atau Rp 100.000.000,- dari modal bank

syariah, sedang sisanya 38% atau Rp 60.934.800 berasal dari modal nasabah

sendiri. Jangka waktu perjanjian musyarakah 36 bulan. Nisbah bagi hasil yang

disepakati adalah 3% untuk bank, 97% untuk nasabah. Metode distribusi bagi hasil

menggunakan revenue sharing. Pengembalian modal dilakukan secara angsuran

setiap bulan bersamaan dengan distribusi bagi hasil. Berdasarkan proyeksi

pendapatan usaha kecap sebesar Rp 1.008.000.000,- per tahunnya maka bagi

hasil yang menjadi hak bank syariah pada tahun ke-1 sebesar Rp 18.790.218,-,

tahun ke-2 sebesar Rp 12.526.812,-, dan tahun ke-3 sebesar Rp 6.263.406,-.

Page 122: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

96

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Page 123: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

BAB VI

ASPEK EKONOMI, SOSIAL,

DAN LINGKUNGAN

Page 124: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 125: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

97

6 BAB VI

ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN DAMPAK LINGKUNGAN

6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial

Berkembangnya industri yang mengelola hasil alam dan pertanian,

diharapkan dapat mendorong terbukanya lapangan ekonomi secara luas yang

akan berdampak pada perbaikan tingkat kesejahteraan dan daya beli keluarga.

Industri pengolahan hasil alam dan pertanian jika digarap serius oleh Pemerintah

Kabupaten Indramayu, dapat memicu perkembangan usaha pendukung lainya.

Tumbuhnya home industri pengolahan hasil alam dan pertanian akan menjadi

perhatian sekaligus peluang pendukung pengembangan usaha itu sendiri yakni

peluang pembiayaan disektor terkait oleh industri keuangan.

Pada satu komoditi industri pengolahan hasil pertanian kedelai saja, dari

53 pengelola home industri yang dilakukan survei, menyerap tenaga kerja

keseluruhannya sejumlah 130 orang, dengan skala rumah tangga berkapasitas

30-100 kg bahan baku kedelai per-sekali produksi. Jika pemerintah daerah serius

mengembangkan memberikan perhatian pada pengolahan hasil pertanian dan

kelautan di Kabupaten Indramayu akan terberdayakan lebih banyak masyarakat

dalam perekonomian mereka

Dalam usaha industri tempe dan tahu yang berbentuk industri rumah

tangga pada umumnya melibatkan anggota keluarga dalam memproduksi dan

memasarkan produk yang dihasilkan. Dalam proses manajemen produksi dan

pemasaran, anggota kekerabatan yang termasuk dalam kelompok keluarga yang

bersangkutan harus ada saling kerja sama. Kerjasama tersebut perlu diatur dan

diadakan pembagian tugas yang harus dilaksanakan masing-masing bagian atau

individu. Pembagian tugas,ini dilakukan oleh pemilik usaha yang melibatkan anak,

isteri dan kerabat lainnya dalam produksi dan pemasarannya. Penerapan

manajemen produksi dan pemasaran dilakukan secara terorganisir dengan

melibatkan tenaga kerja upahan dan anggota keluarganya yang mempunyai tugas

sendiri-sendiri. Pemilik usaha mengkoordinir pekerjaan, mulai dari penyediaan

modal, perekrutan tenaga kerja, pengadaan bahan baku, bahkan terlibat langsung

dalam pembuatan tempe dan tahu sampai pada pemasarannya. Selaku pemilik

Page 126: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

98

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

industri yang mengkoordinir dan terlibat dalam proses produksi hal ini dilakukan

untuk menghindari kesalahan yang dilakukan oleh pekerja yang terlibat di dalam

proses pembuatan. Karena dalam proses pembuatan tempe perlu ketelitian,

kecermatan, dan ketepatan dalam mencampur bahan-bahan yang digunakan,

disamping itu faktor kebersihan merupakan yang terpenting dalam proses

pembuatan tempe, karena apabila bahan baku berupa kedelai tidak bersih atau

terjadi kesalahan dalam pemberian ragi maka akan berakibat fatal pada proses

fermentasi dan mengakibatkan produksi tempe mengalami kegagalan.

Budaya manajemen yang diterapkan para perajin tempe tahu, pada

umumnya adalah manajemen tradisional yang bersifat kekeluargaan, sehingga

segala keputusan terletak pada pemilik usaha yang juga merupakan kepala rumah

tangga, baik pada kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, maupun pada

penggunaan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi.

Perekrutan tenaga kerja yang berasal dari kalangan keluarga atau kerabat dekat

yang telah berkecimpung dalam usaha industri ini, merupakan suatu cara yang

dianggap efektif, karena tidak lagi memerlukan pelatihan khusus untuk

melakukan tugas-tugas yang diberikan, para tenaga kerja ini sudah faham betul

dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

Perekrutan tenaga kerja dari kalangan keluarga atau kerabat terdekat

nampaknya menjadi ciri khas industri ini. Selain motivasi kerja yang tinggi,

tentunya masalah kepercayaan juga menjadi pertimbangan sehingga para

pengrajin tempe tahu lebih memilih kerabat atau anggota keluarga mereka untuk

dijadikan tenaga kerja di industri ini. Nampaknya para pengrajin tempe dimana-

mana di seluruh Indonesia, menggunakan tenaga kerja dari kalangan keluarga dan

kerabat sendiri. Seperti penelitian yang dilakukan Wijayanto (2014)2, bahwa

tenaga kerja usaha pengolahan tempe mayoritas bersumber dari dalam keluarga

dan kerabat terdekat.

Pada uraian di atas nampaknya bahwa aspek kekerabatan dalam

manajemen produksi dan pemasaran industri tempe dan tahu, dimana peranan

keluarga inti dan kerabat terdekat merupakan lingkup organisasi yang diarahkan

untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Kepercayaan terhadap tenaga kerja

2 Wijayanto C. 2014. Analisis Keuntungan Dan Skala Usaha Pengrajin Tempe Di Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang. [Skripsi]. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Page 127: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

99

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

yang direkrut dari kalangan keluarga dan kerabat terdekat menjadikan usaha ini

terorganisir dengan baik untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Tabel 6.1 Tingkat Pendidikan Responden

Sumber : Data primer yang diolah (2017)

Dari Tabel 6.1 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan tertinggi pengrajin

tempe adalah tamat SMA dan pendidikan terendah adalah tidak tamat SD. Dari

keseluruhan responden, yang tamat SMA jumlahnya terbanyak yaitu sebesar 19

orang atau 35,85%.

Gambar 6.1 Kegiatan Wawancara dengan Pengrajin Kedelai Sumber : Dokumentasi Penelitian (2017)

Secara ekonomi, tinggi rendahnya tingkat atau kegiatan pendidikan yang

telah dilakukan oleh pengrajin mempunyai peran atau pengaruh oleh pengrajin

mempunyai peran atau pengaruh terhadap pendapatan usaha. Seperti

dikatakan David C. McClelland (dalam Durika, 2004) bahwa dorongan yang

menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan modernisasi adalah cara berfikir

tertentu dan bertingkah laku secara giat untuk meraih hasil dan prestasi

melalui ide-ide, gagasan-gagasan maupun keyakinan-keyakinan. Hal ini sangat

berkaitan dengan konsep, bahwa keyakinan-keyakinan, cakrawala berfikir untuk

pemecahan masalah dipengaruhi oleh adanya kegiatan pendidikan. Dengan

Pendidikan Jumlah Prosentase

SD Tidak Tamat 5 9,43%

Tamat SD 12 22,64%

Tamat SMP 17 32,08%

Tamat SMA 19 35,85%

J u m l a h 53 100,00%

Page 128: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

100

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

demikian pendidikan mempunyai peran yang penting dalam peningkatan

pendapatan berusaha sehubungan dengan kemampuan personel pengrajin

dalam menentukan langkah-langkah atau tindakan dalam pemecahan

masalah yang timbul sebagai suatu keputusan.

Secara tidak langsung juga terjadi adanya peningkatan status sosial atau

setidaknya merupakan suatu proses menuju pada kondisi kelas sosial yang

lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan pengrajin akan menaikkan

strata pengrajin dalam kelompoknya dengan adanya peningkatan pendapatan.

Permasalahan yang di hadapi oleh pengrajin usaha tempe di wilayah

kabupaten Indramayu secara umum adalah :

6.1.1 Harga bahan baku kedelai yang tidak stabil

Jika harga sedang tinggi pastinya harga jual tempe juga akan tinggi, namun

harga yang tinggi sering kali membuat konsumen yang membeli tempe berkurang

sehingga jika tempe tidak laku maka Pengrajin usaha tempe akan mengalami

kerugian. Menurut hasil wawancara dengan pengrajin usaha tempe maka solusi

yang dilakukan adalah dengan : memperkecil ukuran tempe.

Dengan kualitas yang sama baiknya dengan memperkecil ukuran tempe

serta dengan menjualnya dengan harga yang normal diharapkan konsumen tidak

meninggalkan konsumsi Tempe. Menambahkan ampas tahu yang masih baik

pada pembuatan Tempe. Ampas sisa pembuatan Tahu yang masih baik kita

campurkan pada pembuatan tempe, sehingga tidak mengurangi penggunaan

kedelai.

6.1.2 Ampas Tempe yang berbau busuk

Ampas Tempe dalam bentuk aslinya dapat menimbulkan dampak atau

permasalahan lingkungan, karena hasil degradasinya dapat menimbulkan

senyawa yang berbau busuk jika tidak dimanfaatkan.

Menurut hasil wawancara, solusi yang dilakukan karena masalah ini adalah:

Digunakan untuk pembuatan Tempe Gembus

Dibuat menjadi makanan ternak

Page 129: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

101

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Ampas hasil ikutan pengolahan Tempe yang berasal dari bahan baku kacang

kedelai adalah berupa kupasan kulit ari kedelai dan juga air rebusan. Ampas

tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ikan / ternak.

6.1.3 Banyaknya pesaing

Konsumsi tempe yang banyak dari masyarakat tentunya membuat banyak

pula mendorong orang untuk menjadi pengusaha Tempe. Kemungkinan terburuk

bagi pengusaha Tempe adalah tidak laku karena kalah bersaing dengan produk

Tempe lainnya.

Solusi dari permasalahan ini adalah :

a. Dengan menjamin kualitas tempe tetap pada kualitas terbaik dibanding

yang lain

b. Memperluas pemasaran produk

6.2 Aspek Lingkungan

6.2.1 Dampak Pencemaran Limbah Tahu Terhadap Lingkungan Hidup

Ada beberapa hal penting yang perlu disoroti menyangkut pengendalian

dampak lingkungan hidup ini. Pertama, yang peling menarik di dalam UU 32/09

mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu penetapan

ekoregion. Dasar pemikirannya, lingkungan hidup tidak mengenal batas

administratif. Lingkungan hidup mempunyai peta wilayah yang berbeda,

berdasarkan kesamaan karekteristik bentang alam, daerah aliran sungai, iklim,

flora dan fauna, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan masyarakat, dan

infentarisasi lingkungan hidup (Pasal 7 Ayat 2). Wilayah ekoregion ini mempunyai

posisi strategi karena seluruh pengendalian dampak lingkungan hidup, termasuk

izin lingkungan yang di keluarkan oleh pejabat berwenang dibidang lingkungan

hidup, akan di dasarkan pada daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

disebuah wilayah ekoregion sejalan dengan infentarisasi lingkungan hidup

diwilayah ekoregion tersebut

Kedua, pengendalian dampak lingkungan hidup mencakup tiga aspek

penting, yaitu pencegahan, penanggulangan dan pemulihan (pasal 13). Diantara

ketiga aspek pengendalian ini, pencegahan dampak lingkungan hidup mendapat

porsi pengaturan yang paling banyak. Ada banyak sekali instrumen pencegahan

Page 130: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

102

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

yang di akomodasi dan di atur dalam undang – undang lingkungan hidup

dilakukan dengan didasarkan pada perencanaan perilindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup yang mencakup inventarisasi lingkungan hidup, penetapan

wilayah ekoregian, dan RPPLH (rencana perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup) (pasal 5), yang perlu diatur lebih lanjut di dalam peraturan

pemerintah (PP) dan Peraturan Daerah (Perda) untuk menjamin efektifitas

implementasinya.

Pencemaran limbah tahu merupakan salah satu penyebab kerusakan

lingkungan hidup dan dapat menyebabkan penyakit kepada umat manusia. Para

industri tahu selalu melakukan apapun untuk mendapatkan keuntungan yang

besar untuk kepentingan diri mereka sendiri, pabrik tahu di Indonesia cukup

banyak. Tahu merupakan makanan ringan dan mudah untuk didapatkan yang

mengadung banyak nutrisi seperti, protein, lemak, karbohidrat, dll, yang

bagus untuk kesehatan manusia, namun mempunyai dampak buruk jikalau kita

tidak mengelolahnya dengan baik dan benar.

Analisasi risiko lingkungan hidup juga merupakan perangkat pencegahan

yang baru diadopsi dalam undang – undang 32/09. Menganalisa risiko

lingkungan hidup di wajibkan bagi perusahaan “yang berpotensi menimbulkan

dampak penting terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap ekosistem dan

kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan manusia” (pasal 47 ayat 1).

Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya ke perairan macam polutan

yang di hasilkan mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan

anorganik (berbu dan berwarna).

Pemerintah menetapkan tata aturan sebagaimana di jelaskan di atas, untuk

mengendalikan pencemaran air untuk limbah industri, karena limbah dari industri

tahu mengandung polutan organik dan anorganik, maka air limbah tersebut tidak

bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu sebelum di

buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.

Dalam mengukur derajat

keasaman limbah cair dari air rebusan kedelai telah melampaui standar baku

mutu. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industi yang di buang ke

perairan akan mengubah pH air, dan dapat menggagu kehidupan organisme

air. Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan mempunyai pH berkisar

Antara 6,5 sampai 7,5. Ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila

terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh

Page 131: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

103

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

karena itu perlu diupayakan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air.

Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya

dengan tidak membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah

ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan

peraturan – peraturan yang diterapkan di lingkungan masing – masing secara

konsekuen. Limbah industri hendaknya dibuang pada wadah yang telah di

sediakan.

Air limbah tahu adalah air sisa penggumpalan tahu (whey tofu) yang

dihasilkan selama proses pembuatan tahu. Air limbah tahu masih mengandung

bahan-bahan organik seperti protein, lemak dan karbohidrat yang mudah busuk

sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap. Limbah tahu adalah limbah yang

dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai.

Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum

dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk

makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila

dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai tersebut

karena bila limbah ini mengandung bahan organik tinggi (protein yang cukup

tinggi). Dari tes laboratorium kandungan kimia limbah industri tahu pada aliran

sungai yang telah padat dengan buangan limbah cair tahu adalah sebagai berikut

: BOD 6000-7000 mg/l, COD 3600-4200 mg/l, TSS 200-500 mg/l, N-total 161,5

mg/l, P total 81.6 mg/l dan PH 3.5-5.5 .

Proses pembuatan tahu adalah proses yang paling banyak menggunakan

air dan membuang air sisa pengolahan. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal

dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu.

Setiap kuintal kedelai akan menghasilkan limbah 1,5 - 2 m3 air limbah. Pada

umumnya, limbah industri pangan tidak membahayakan kesehatan masyarakat,

karena tidak terlibat langsung dalam perpindahan penyakit. Akan tetapi bahan

organiknya yang tinggi dapat bertindak sebagai sumber makanan untuk

pertumbuhan mikroba. Dengan pasokan makanan yang berlimpah,

mikroorganisme akan berkembang biak dengan cepat dan mereduksi oksigen

terlarut yang terdapat dalam air.

Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik tahu mengandung padatan

tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati

yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya

Page 132: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

104

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang

merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air

limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau

busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila air limbah ini merembes

ke dalam tanah yang dekat dengan sumur maka air sumur itu tidak dapat

dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari

sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare,

dan penyakit lainnya.

Jenis Limbah Tahu untuk limbah cair berupa : (a) Sisa air tahu yang tidak

menggumpal, (b) Potongan tahu yang hancur pada saat proses karena kurang

sempurnanya proses penggumpalan, (c) Limbah tahu keruh dan berwarna

kuning muda keabu-abuan dan bila dibiarkan akan berwarna hitam dan berbau

busuk.

Perkiraan risiko terhadap tata guna lahan yang mungkin terjadi yaitu risiko

berasal dari buangan limbah terutama limbah cair yang mencemari air tanah dan

air permukaan. Akibat pencemaran tersebut maka warga merasa tidak nyaman

dan pindah dari lokasi sekitar pabrik, sehingga terjadi perubahan tata guna lahan.

Risiko yang muncul bersifat negatif. Bobotnya akan kecil bila pencemaran yang

terjadi tidak berdampak langsung terhadap masyarakat. Namun limbah cair yang

dibiarkan terus menerus akan mempunyai bobot yang besar karena akan terjadi

ketidak nyamanan masyarakat yang hidup disekitar pabrik

Page 133: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

105

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

6.2.2 Dampak Pencemaran Limbah Tempe Terhadap Lingkungan

Hidup

Air limbah dari proses produksi tempe yang menggagu lingkungan Limbah

industri tempe dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang cukup berat

karena mengandung polutan organic yang sangat tinggi. Dari beberapa hasil

penelitian, konsentrasi COD (Cheminal Oxygen Demand) didalam air limbah

industri tempe cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000-10.000 ppm, serta

mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi seperti ini, air

limbah industri tempe merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang

sangat potensial.

Solusi yang digunakan oleh Pengrajin usaha tempe dengan kondisi seperti

ini adalah dengan membuat bak penampung air limbah industri Tempe.

Gambar 6.2 Limbah Sisa Pencucian dan Perendaman Kedelai Sumber : Dokumentasi Penelitian (2017)

Page 134: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

106

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Page 135: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

BAB VII

ASPEK RISIKO

DAN MANAJEMEN RISIKO

Page 136: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 137: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

107

7 BAB VII

ASPEK RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO

7.1 Pra Eksekusi

Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Begitu

juga yang dialami oleh banyak usaha atau perusahaan. Baik itu merupakan

perusahaan besar maupun kecil dalam kegiatan usaha mereka selalu dibayangi

oleh risiko. Oleh karena itu manajemen risiko perlu diterapkan oleh suatu usaha

agar dapat meminimalisasi risiko yang mungkin ditanggungnya

Sebelum melakukan usaha perlu perencanaan yang matang terhadap

beberapa aspek berikut:

7.1.1 Risiko Keuangan

Usaha pengolahan Kedelai (tahu, tempe dan kecap) perlu menyusun

rencana keuangan yang matang terlebih dahulu. Di dalamnya termasuk biaya

pengeluaran, pemasukan, kebutuhan tak terduga hingga risiko keuangan lain yang

mungkin muncul. Tahap akhir tentu dengan melakukan kalkulasi semua item

keuangan tersebut. Jika memang sudah layak, baru dianggap menjalankan usaha

tersebut. Pada kondisi rilnya pengrajin kedelai, belum memiliki konsep

perencanaan keuangan yang baik, hal ini yang mengakibatkan tidak visibelnya

usaha yang di kelola, sehingga perbankan tidak dengan cepat merespon

kebutuhan modal.

7.1.2 Risiko Produk

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah meminimalisir risiko produknya.

Melakukan pengamatan awal terhadap produk yang kita tawarkan harus benar-

benar diperlukan konsumen, apakah produk olahan kedelai nantinya dapat

bersaing dengan produk sejenis dan akankah produk tersebut mempunyai peluang

pasar yang luas dan bertahan lama. Pengamatan, memang membutuhkan usaha

dan waktu tersendiri. Namun, ini menjadi langkah yang sangat penting. Ketika

sudah mempunyai perkiraan bahwa produk olahan kedelai mempunyai daya jual

dan daya saing tinggi, maka usaha olahan kedelai akan dapat dimulai dengan baik.

Page 138: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

108

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Dari sektor operasional, memiliki permasalahan dengan kegagalan proses

produksi yang disebabkan oleh faktor manusia. Pada umumnya berbagai

kesalahan yang sering terjadi yaitu kedelai yang kurang bersih dalam proses

pencucian sehingga berakibat kegagalan pada proses fermentasi, komposisi ragi

yang kurang seimbang sehingga menyebabkan proses fermentasi menjadi lebih

lama bahkan kegagalan produksi, yaitu kedelai yang tidak menjadi tempe.

7.1.3 Risiko Pasar

Berkaitan degan risiko produk, risiko selanjutnya yakni terkait potensi pasar

dari bisnis yang akan dimasuki. Konsumen dari setiap produk selalu unik dan

mempunyai pasarnya sendiri. Kemampuan bagaimana kita mengenali pasar

spesifik tersebut akan menentukan kesuksesan bisnis di masa depan.

Mengumpulkan informasi terhadap risiko dengan banyak bertanya dan melihat.

Bagaimana perilaku target pasar dan proses eksekusi awal seperti apa yang paling

tepat bagi kelompok konsumen tersebut harus diperhatikan dengan baik.

Pengrajin usaha olahan kedelai di wilayah Kabupaten Indramayu

mengalami pasang surut usaha dalam membangun pasar sehingga usaha yang

masih bertahan sampai saat ini telah berusia 8 sampai dengan 15 tahun.

7.1.4 Risiko Tim Bisnis

Bagi yang memulai bisnis non-individual alias membutuhkan tim, akan

menghadapi risiko tambahan terkait bagaimana membentuk tim bisnis yang solid

dan dapat memajukan bisnis bersama-sama. Secara teori ada banyak jenis risiko

yang digolongkan berdasarkan sifatnya, berdasarkan bisa atau tidaknya dialihkan

Kepada orang lain, dan berdasakan sumbernya yaitu eksternal dan internal,

seperti yang tejadi pada pengolahan kedelai yang dimulai dari pengumpulan

bahan baku.

Page 139: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

109

Aspek Risiko dan Manajemen Risiko

Tabel 7.1 Risiko pegolahan kedelai ditingkat pengumpulan bahan baku

Variabel Risiko Faktor Risiko

Transportasi Jalan/rute

Alat Transportasi

Pungutan Liar

Kenaikan harga bahan baku

Nilai tukar

Musim

Kualitas

Kualitas kedelai Variasi mutu kedelai

Transportasi

Penyimpanan

Musim

Kehilangan Suplayer Ketidakpercayaan

Pada tabel, risiko yang pertama adalah risiko transportasi pada saat

pengrajin melakukan pencarian bahan baku (kedelai) sendiri atau menerima

pasokan dari suplayer, biasanya risiko itu berupa pungutan liar, risiko

penggunaan alat transportasi serta jarak tempuh dan kondis jalan yang

menyebabkan biaya tranportasi menjadi tinggi, shingga apabila beban biaya

trasportasi ini dibebankan pada harga kedelai ,maka harga kedelai menjadi tinggi.

Peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat berpengaruh sekali

terhadap usaha tahu dan tempe yang dijalani, karena semua kedelai yang

digunakan berasal dari kedelai import. Maka dari itu dengan menguatnya nilai

tukar yang melambungkan harga kedelai di pasaran menjadi masalah besar bagi

hampir seluruh pengusaha tempe, karena rata-rata dari mereka menggunakan

kedelai import yang dinilai lebih baik kualitasnya karena dapat lebih mengembang.

Pada pertengahan bulan Agustus harga kedelai impor mengalami kenaikan harga

secara bertahap. Kisaran harga pada bulan Agustus ada pada Rp 7.000,00 per

kilogram. Kemudian terus mengalami kenaikan secara terus menerus hingga

mencapai harga Rp 9.500,00 per kilogram. Hal ini berakibat pada pengambilan

bahan baku kedelai yang dilakukan.

Risiko penyimpanan disebabkan oelh kuantitas pasokan bahan baku

kedelai, hal ini berhubungan erat dengan musim panen, pada saat musim panen

pasokan akan tinggi sehingga ada stok yang disimpan, sedangkan sebaliknya,

pada saat tidak musim panen tidak ada stok dan di pasaran pun tidak ada sehingga

Page 140: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

110

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

harga akan tinggi dan kedelai impor yang akan digunakan. Selanjutyna, risiko

penyimpanan juga disebabkan oleh kapasitas transportasi.

Kedelai yang di pakai oleh pengusaha tahu tempe maupaun kecap hampir

seluruhnya menggunakan kedelai impor yang didapat melalui suplayer.

Kehilangan kepercayaan suplayer yaitu risiko usaha yang berakibat ditinggalkan

oleh pihak luar pengelola yang menjadi pemasok kebutuhan usaha. Risiko ini

bisa terjadi karena keterlambatan melakukan pembayaran ke pihak supliyer dan

melanggar ketentuan perjanjian kerjasama. Akibat ditinggalkan oleh supliyer

adalah kesulitan mencari pemasok yang baik, cepat, jujur, dan sesuai dengan

kualitas perusahaan.

Risiko Menurut sifatnya yang mungkin terjadi dalam Usaha :

1. Risiko dinamis, yaitu risiko yang timbul karena perkembangan dan

kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi

2. Risiko murni, yaitu risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan

terjadinya tanpa disengaja. Misal: kebakaran, kebanjiran, bencana alam,

pencurian dsb.

3. Risiko fundamental, yaitu risiko yang penyebabnya tidak bisa dilimpahkan

kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal: banjir,

gempa bumi, gunung meletus dsb.

Kedua jenis risiko yang terakhir ini dapat dialihkan pada pihk lain jika

pengelola mengasuransikannya kepada lembaga asuransi

7.2 Risiko dalam Pengolahan kedelai

Risiko olahan kedelai yang paling mendasar adalah ketersediaannya

pasokan kacang kedelai dan harga dari kacang kedelai itu sendiri. Sering kali

harga kedelai melambung tinggi hingga banyak para pengrajin tahu tempe

menghentikan produksi mereka, atau walaupun tetap berjalan maka di siasati

dengan mengecilkan ukuran dan menaikkan harga jual. Hal ini karena

sebagian besar kacang kedelai masih di impor dari luar dan sering di

permainkan oleh para importir dan padagang kedelai besar. Risiko lain adalah

bila tahu tempe kita ada yang tersisa, tahu dan tempe tidak bisa disimpan

dalam suhu ruang dalam waktu yang lama, hanya bertahan sekitar 2-3 hari.

Banyak pengrajin yang menyiasatinya menggunakan bahan kimia pengawet

berbahaya..

Page 141: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

111

Aspek Risiko dan Manajemen Risiko

Risiko lain yang muncul dalam usaha olahan kedelai adalah sebagai

berikut :

1. Kehilangan kepercayaan konsumen karena tidak mampu memberikan

barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen.

Kepercayaan konsumen hilang akibat kesalahan membuat produk

pesanan, kesalahan jadwal pengiriman, kesalahan jumlah penagihan.

Akibat ditinggalkan oleh konsumen adalah kesulitan mencari konsumen

baru yang baik dan memiliki loyalitas terhadap produk, merek, dan kualitas.

2. Kehilangan modal apabila piutang tidak terbayarkan oleh konsumen.

3. Kehilangan karyawan / personil yang handal apabila tidak dapat

menangani dengan baik dalam bidang upah, fasilitas kerja, , tanggung

jawab, kebijakan, kesalahpahaman manajeman internal

4. Risiko Penghentian Ijin Usaha yaitu risiko usaha yang diberikan oleh

pemerintah dengan melakukan pencabutan ijin usaha. Pencabutan ijin

usaha ini dikarenakan melanggar ketentuan ijin bisnis yang ada di

pemerintah.

7.3 Risiko Usaha dan Mitigasinya

Risiko bisa terjadi akibat kekurangmampuan pengelola dalam mengambil

keputusan.Risiko yang sering terjadi adalah :

1. Biaya produksi yang tinggi (inefisien),

2. Pemakaian sumber-sumber daya yang tidak seimbang, misal terlalu

banyak tenaga kerja.

3. Sering terjadi pencurian, akibat pengawasan/penjagaan yang kurang

baik.

4. Sering terjadi kebakaran, target produksi tak tercapai, penempatan

tenaga tidak tepat/tidak sesuai, perencanaan dan desain produk salah

dsb.

Page 142: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

112

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

7.4 Upaya mengatasi/menanggulangi risiko

7.4.1 Penanganan Terhadap Risiko

Saat risiko dan penyebabnya telah diketahui, langkah selanjutnya yang

perlu dilakukan adalah upaya penanganan risiko. Dalam menangani risiko yang

sering terjadi, pengelola pabrik menanggung sepenuhnya risiko yang dihadapinya.

Sebagai contoh, saat terjadi kerusakan peralatan dan mesin pengelola melakukan

perbaikan sendiri dan membeli suku cadang (spare part) dengan biaya yang di

keluarkan sendiri. Begitu juga dengan risiko-risiko lain yang terjadi di pengelolaan

keuangan maupun risiko yang terjadi di Orang (pekerja).

7.4.2 Mencegah dan Mengurangi Dampak Risiko

Selain menangani risiko hal yang penting dan harus dilakukan oleh pengelolala

pabrik adalah mencegah dan mengurangi dampak risiko-risiko tersebut. Hal-hal

yang dapat dilakukan oleh pengelola pabrik untuk mencegah dan mengurangi

dampak risiko antara lain :

Tabel 7.2 Risiko Pada Barang Risiko Pencegahan risiko Mengurangi dampak

Risiko

Kerusakan Mesin dan peralatan

Perawatan yang baik dan rutin

Melakukan perbaikan

Kerusakan produk atau kegagalan produksi

Pemilihan bahan baku yang cermat

Bekerja dengan teliti

Memilih beroperasi di waktu yang tepat

Melakukan kegiatan penyimpanan produk yang baik

Bahan baku rusak Membangun hubungan yang baik dengan supplier

Membeli dan memilih bahan baku dengan teliti.

Meyimpan bahan baku di tempat yang tepat

Membeli bahan baku baru

Menggunakan persediaan bahan baku yang lain.

Menghubungi supplier .

Page 143: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

BAB VIII

POTENSI, INSENTIF, DAN REGULASI

DI BIDANG YANG DITELITI

Page 144: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 145: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

113

8 BAB VIII

POTENSI, INSENTIF DAN REGULASI DI BIDANG USAHA

YANG DITELITI

8.1 Potensi

Potensi usaha pengolahan kedelai di Kabupaten Indramayu memiliki

masalah dalam pengembangannya. Masalah pada industri pengolahan kedelai di

Kabupaten Indramayu secara umum adalah bahan baku lokal yang kurang

tersedia dan mutu kurang terjamin sehingga kebutuhan kedelai impor semakin

meningkat dan harga bahan baku cenderung meningkat. Masalah lainnya adalah

modal yang terbatas, volume produksi yang terbatas, teknologi yang digunakan

masih sederhana, kurangnya pengetahuan bisnis, daya tahan produk yang rendah

(kecuali industri kecap) dan sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang terampil.

Selain menghadapi masalah tersebut diatas, usaha pengolahan kedelai

juga memiliki potensi dan prospek untuk dikembangkan. Berdasarkan analisis data

di lapangan potensi pengembangan usaha pengolahan kedelai masih dapat teruss

ditingkatkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya (1) Usaha

pengolahan kedelai diproduksi sepanjang tahun, karena ketersediaan bahan baku

mudah didapatkan dan selalu ada dipasaran; (2) Olahan kedelai (tempe, tahu dan

kecap) merupakan produk yang telah dikenal oleh masyarakat dan dikonsumsi

hampir seluruh masyarakat Indonesia karena memiliki citarasa yang dapat

diterima dan harga jual yang terjangkau; (3) Produk olahan kedelai memiliki

kandungan gizi yang tinggi sehingga dapat menjadi pangan fungsional yang

dibutuhkan oleh semua masyarakat; dan (4) Peluang untuk menghasilkan produk

turunan (diversifikasi) dari pengolahan kedelai masih terbuka lebar, karena

pengrajin di Kabupaten Indramayu cenderung mengolah kedelai menjadi tempe,

tahu dan kecap saja. Sedangkan produk lainnya seperti susu kedelai dan minyak

kedelai belum banyak dihasilkan. Dibeberapa negara lain sudah mengembangkan

inovasi produk olahan tempe seperti pengalengan tempe, sosis tempe, nugget

tempe, dan lain-lain. Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa sudah

mengembangkan konsentrat dan isolat protein dari kedelai serta daging sintetik

Page 146: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

114

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

TVP (Texturized Vegetable Protein) (Santoso 2005). Dari gambaran tersebut,

peluang usaha tersebut masih cukup terbuka.

8.2 Insentif dan Regulasi

Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan insentif baik itu dari

pemerintah daerah maupun pusat. Untuk mengatasi masalah ketersediaan bahan

baku dilakukan dengan pengembangan pertanian rakyat agar terjamin mutunya

sehingga tidak lagi dilakukan impor kedelai. Pemerintah perlu memberikan insentif

kepada petani berupa pemberian sarana produksi seperti benih, pupuk dan

jaminan harga ketika panen raya. Pemerintah pusat pada tahun 2017 telah

memberikan bantuan kepada petani kedelai dari APBN 2017. Pada skala nasional

pemerintah telah membuat skenario untuk meningkatkan produksi kedelai

nasional melalui program seperti yang disajikan pada Tabel 8.1 dibawah ini.

Tabel 8.1 Skenario Peningkatan Produksi Kedelai Nasional

No Kegiatan Luas

tanam (Ha) Luas

Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha)

Produksi (Ton)

1. Intensifikasi 616,000 588,413 53.69 952,800

1.1 Penerapan teknologi PTT teknologi

306,000 293,913 17.00 499,652

1.2 Penerapan teknologi kedelai jenuh air (BJA)

10,000 9,500 21.51 20,421

1.3 Pembinaan swadaya petani

300,000 285,000 15.18 432,727

2. Ekstensifikasi 384,000 364,800 15.00 547,200

2.1 PAT Indeks Pertanaman (IP)

384,000 364,800 15.00 547,200

Total 1,000,000 953,213 68.69 1,500,000

Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (2015)3

3Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. 2015. Petunjuk Teknis

Pengelolaan Produksi Kedelai dan Bantuan Pemerintah Tahun 2016. Jakarta.

Page 147: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

115

Potensi, Insentif, dan Regulasi di bidang Usaha yang Diteliti

Untuk mengatasi masalah lainnya dilakukan pelatihan tenaga kerja agar

diperoleh tenaga kerja terampil, menggunakan teknologi yang lebih baik dengan

memberikan fasilitasi pemberian peralatan yang modern. Sedangkan masalah

pembiayaan, pemerintah telah semaksimal mungkin memberikan kemudahan

kepada para pengusah UMKM melalui pemberian insentif bunga rendah. Melalui

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1355/Kmk.05/2015

Tentang Besaran Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat. Pemerintah menetapkan

besaran subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Penyalur KUR dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk KUR Mikro sebesar 10% (sepuluh persen);

b. Untuk KUR Ritel sebesar 4,5% (empat koma lima persen);

c. Untuk KUR Penempatan TKI sebesar 12% (dua belas persen).

Selain pemberian insentif berupa subsidi bunga KUR, pemerintah juga

memberikan insentif dalam mendukung kegiatan pengembangan kedelai secara

swadaya Pemerintah telah menyediakan pembiayaan dalam bentuk skim Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) yang dikeluarkan oleh Direktorat

Pembiayaan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta Instansi

terkait lainnya. Selain itu perlu juga kerjasama dengan swasta/investor/sumber

lainnya dalam bantuan modal.

Untuk meningkatkan daya tahan produk sehingga masa pemasarannya

lebih lama, diperlukan pelatihan tentang Good Manufacturing Practices (GMP)

yang berisi tentang keamanan pangan (food safety) dan menghitung daya tahan

produk. Selama ini, pengrajin tidak mengetahui berapa lama daya tahan

produknya (khsus produk kecap), terlihat dari tidak adanya tanggal kadaluarsa

yang tercantum pada label pangan. Selain itu, pemerintah juga dapat membantu

berupa memperluas jaringan pemasaran dan promosi produk melalui media cetak

ataupun media sosial dengan memunculkan keunggulan produk kedelai

Kabupaten Indramayu dibandingkan produk yang dihasilkan daerah lainnya.

Dalam memulai sebuah usaha ternyata banyak hal yang harus disiapkan,

mulai dari jenis usahayang akan di jalankan sampai kebutuhan apa saja yang

harus disiapkan. Setelah itu semua ternyata ada beberapa hal yang harus di

Page 148: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

116

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

persiapkan dalam membuka sebuah usaha, yaitu melengkapi izin usaha atau

legalitas usaha, diantaranya adalah pembuatan pembuatan Pangan Industri

Rumah Tangga (P-IRT). Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan

Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang

Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga, bahwa

setiap industri atau unit usaha yang menghasilkan produk makanan dan minuman

wajib mengurus perizinan P-IRT.

Mengurus izin P-IRT berarti melegalkan sebuah produk dan usaha yang

dijalankan.Produk yang legal maksudnya adalah produk yang sudah mendapatkan

hak merk yang telah disahkan. Oleh sebab itu mengurus izin P-IRT merupakan hal

yang penting dilakukan. P-IRT sangat erat kaitannya dengan pemasaran. Produk

yang legal telah mendapat nomor terdaftar dengan dilengkapi lebel merk yang

sesuai. Produk yang telah terdaftar berarti telah mendapatkan izin dari Dinas

Kesehatan dengan melalui tahap-tahap seleksi dan uji laboratorium mengenai

keamanan produk sehingga aman dikonsumsi.

Berdasarkan temuan lapangan, masih ditemukan pengrajin yang diminta

sejumlah uang dalam pengurusannya oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Masih banyak ditemukan pengrajin kedelai di Kabupaten Indramayu yang belum

memiliki izin P-IRT (Gambar 8.1). Insentif lainnya yang harus pemerintah berikan

kepada pengrajin kedelai adalah tentang kemudahan perizinan P-IRT.

Kemudahan yang dimaksud adalah tidak adaya pungutan diluar ketentuan dalam

pengurusan izin tersebut.

Page 149: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

117

Potensi, Insentif, dan Regulasi di bidang Usaha yang Diteliti

Gambar 8.1 Kepemilikan Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) Usaha Pengolahan Kedelai di Kabupaten Indramayu

Sumber : Data primer diolah (2017)

Selain P-IRT, persyaratan lainnya yang harus ditaati oleh pengusaha

dibidang makanan dan minuman adalah memiliki sertifikat halal. Sertifikat Halal

adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan

kehalalan suatu produk sesuai dengan syari'at Islam. SertifikatHalal ini merupakan

syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman LABEL HALAL pada kemasan produk

dari Badan POM RI atau Balai Besar POM dimasing-masing Provinsi. Sebanyak

58.49% pengrajin kedelai juga belum memiliki sertifikat halalyang dikeluarkan oleh

BPOM-MUI. Para pengusaha makanantersebut beranggapan bahwa mereka

memproduksi atau membuat makanan sudah dengan komposisi atau bahan-

bahan yang aman. Padahal perlu mereka ketahui yang aman belum tentu

makanan tersebut halal, apalagi dari sisi keamanan pangan yang meliputi hygiene

dan sanitasi tempat produksi makanan. Apalagi label halal dan Izin edar baik P-

IRT atau POM sangat penting dicantumkan dalam kemasan atau produk makanan

mereka mengingat bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia adalah

masyarakat muslim yang sangat sensitif terhadap makanan yang haram. Regulasi

tentang jaminan produk halal seperti yang termuat dalam Undang-Undang RI

Nomor 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal.

58,49%

41,51%

Ya

Tidak

Page 150: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

118

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Peraturan tentang kewajiban pengrajin mencantumkan label pangan

seperti yang termaktub dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 1999

Tentang Label dan Iklan Pangan. Peraturan tersebut dibuat sebagai untuk

menciptakan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab. Dalam

peraturan tersebut pemerintah mengatur bahwa label pangan berisi tentang nama

produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, Nama dan alamat pihak yang

memproduksi atau memasukan pangan ke dalam wilayah Indonesia dan tanggal,

bulan, dan tahun kadaluwarsa. Untuk produk tempe, produk tidak dilengkapi

dengan label pangan karena pengemasan masih dilakukan secara sederhana.

Sedangkan kecap, keterangan label pangan wajib dicantumkan. Dari seluruh

keterangan yang harus tercantum pada label pangan, keterangan tanggal

kadaluarsa produk menjadi satu-satunya yang belum tercantum. Pengrajin kecap

belum dapat memperkirakan sampai kapan produk yang dihasilkannya aman

untuk dikonsumsi. Ketidakpahaman dan keterbasan pengetahuan menjadi

penyebab pengrajin tidak mencatummkan keterangan tanggal kadaluarsa.

Diperlukan upaya dari pemerintah dalam bentuk pengujian secara laboratorium

untuk mengukur tingkat daya simpan sehingga dapat ditentukan masa kadaluarsa

dari produk kecap. Untuk label halal ada 2 (dua) produk yang mencatumkan dan

sisanya belum mengurus sertifikat halal. Berikut disajikan contoh label pangan

pada produk kecap yang dihasilkan pengrajin di Kabupaten Indramayu (Gambar

8.2).

Page 151: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

119

Potensi, Insentif, dan Regulasi di bidang Usaha yang Diteliti

Gambar 8.2 Contoh Label Pangan Produk Kecap Sumber : Dokumentasi penelitian (2017)

Page 152: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

120

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Page 153: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

121

9 BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan Analisis lapangan, pengukuran Efektivitas, dan FGD dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Usaha pengolahan kedelai di kabupaten Indramayu memiliki potensi yang

cukup besar untuk dikembangkan terutama karena produk olahan kedelai

(tempe, tahu), telah menjadi kebutahan pokok masyarakat sehingga

berpeluang besar untuk ditingkatkan aspek pemasarannya. Pemasaran

prudk kedelai terutama temped an tahu masih terbatas pada cakupan

wilayah kecamnatan tempat pengrajin berasal. Persaingan usaha dengan

pengrajin dari kecamatan lain dan atau dari luar kabupaten Indramayu

sengatlah ketat. Diperlukan strategi pemasran yang jitu untuk

mempertahannkan dan mengbangkan penjualan produknya. Sedangkan

produk olahan kedelai berupa kecap jalur pemasarannya tidak hanya

wilayah kabupaten Indramayu, melainkan juga telah merambah ke luar

daerah, contohnya pemasaran ke kabupaten Subang.

2. Sumber permodalan usaha pengolahan kedelai mayoritas (57%) berasala

dari modal sendiri. Hanya 26 % saja yang bersumber dari perbankan hal

ini berpeluang bagi perbankan untuk berkontribusi dalam pengembangan

usaha pengolahan kedelai melalui penyaluran pembiayaan dari 20%

perbankan, yang banyak memberi pembiayaan adalah PT. Bank Rakyat

Indonesia (BRI).

3. Berdasarkan hasil analisis keuangan terhadap kelayakan usaha

pengolahan kedelai dilakukan dengan menilai kriteria investasi, yaitu

meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C

Ratio (Net Benefit-Cost Ratio). Nilai NPV usaha pengolahan kedelai produk

tahu pada bunga pinjaman 12% adalah sebesar Rp402.914.461, IRR

sebesar 296%, Rasio pendapatan terhadap biaya pada usaha ini (Net B/C)

adalah sebesar6.96 kali dan lama pengembalian investasi (PBP) adalah

1,37 tahun.Nilai NPV usaha pengolahan kedelai produk tempe pada bunga

Page 154: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

122

Kesimpulan dan Saran

pinjaman 12% adalah sebesar Rp186.908.327, IRR sebesar 155%, Rasio

pendapatan terhadap biaya pada usaha ini (Net B/C) adalah sebesar3.78

kali dan lama pengembalian investasi (PBP) adalah 1.66 tahun.

Sedangkan Nilai NPV usaha pengolahan kedelai produk kecap pada bunga

pinjaman 12% adalah sebesar Rp347.303.311, IRR sebesar 194%, Rasio

pendapatan terhadap biaya pada usaha ini (Net B/C) adalah sebesar 4.68

kali dan lama pengembalian investasi (PBP) adalah 1.54 tahun.

4. Usaha pengolahan kedelai berdasarkan analisis kelayakan usaha dapat

dikategorikan layak (feasible) danbankable.

5. Model pembiayaan syariah yang dapat direkomendasikan adalah

menggunakan pola akad murabahah dan musyarakah dengan

memperhatikan kesepakatan antara mudhorib dan shohibul maal, serta

tingkat keuntungan usaha pengrajin.

Berdasarkan temuan kajian dapat di rekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan penggunaan bahan baku lokal (kedelai Indramayu) melalui

penyediaan suplai bahan baku yang bersifat kontinyu. Untuk itu dibutuhkan

peran yang optimal antara gapoktan kedelai, dinas pertanian dan PRIM-

KOPTI untuk sama-sama menjaga stabilitas suplai dan harga kedelai lokal.

Selain itu perlu adanya peningkatan kualitas bahan baku melalui

penyediaan benih kedelai unggul.

2. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar stakeholders UMKM

seperti (PRIM-KOPTI, Dinas DISKOPERINDAG) dalam pembinaan usaha

terutama berkaitan dengan pengelolaan (manajemen usaha), pemasaran,

dan peningkatan kualitas produk. Diharapkan dengan adanya koordinasi

tersebut usaha pengolahan kedelai di kabupaten Indramayu dapat

dikembangkan lebih besarlagi.

3. Perlu adanya insentif bagi pengrajin olahan kedelai berkenaan dengan

legalitas perizinan produk terutama tentang sertifikat label Halal. Insetif

yang dapat diberikan adalah kejelasan dan kemudahan dalam pengurusan

administrasi, tanpa disertai pungutan biaya yang tidak wajar.

4. Perlunya peningkatkan sosialisasi terkait program dan produk perbankan

ke pelaku usaha pengolahan kedelai.

Page 155: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

123

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

5. Adanya insentif bagi pengrajin olahan kedelai dari perbankan berupa

penyediaan skim pembiayaan yang sesuai dengan karakteristik usaha.

Misalnya margin pembiayaan yang rendah, agunan dan angsuran yang

tidak memberatkan.

Page 156: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

124

10 DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik [BPS] Jawa Barat. 2016. Produksi Kedelai di Kota/Kabupaten di Jawa Barat. Bandung. Badan Pusat Statistik Jawa Barat.

_____________________.2016. Buletin Konsumsi Pangan Volume 7 Nomor 1 Tahun 2016. Jakarta. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Badan Pusat Statistik [BPS] Kabupaten Indramayu. 2016. Kabupaten Indramayu Dalam Angka 2016. Indramayu.Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu

Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu .2017. Penyaluran Pembiayaan ke Komoditas Kedelai. Indramayu. Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu.

KantorBankIndonesiaPalembang.2007.LaporanPerkembanganEkonomidanKeuanganDaerahPropinsiKep.BangkaBelitungTriwulanII2007.

Peranan aspek social ekonomi pengrajin Tempe terhadap pendapatan dan

partisipasinya sebagai Anggota Primkopti, Adya Hermawati. Jurnal Sains

Manajemen (JSM). Program Magister Sains Manajemen UNPAR…Volume

I, Nomor 1, September 2012.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN). 2016. Outlook Komoditas Pertanian Sub-Sektor Tanaman Pangan : Kedelai. Jakarta. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

UU No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup

Wikipedia, 2008. Kedelai. Diakses http://www.wikipwdia.com diakses tanggal 15

November 2017 pukul 16.00.

Wikipedia, 2008. Olahan Kedelai. Diakses http://www.wikipwdia.com diakses

tanggal 15 November 2017 pukul 16.00.

Zain,H.M.Y.,Fattah,S.,Djauhariah,L.,Siswadharma,B.,Mustari, B., dan Tadjibu, M.J.2007. Skema Pembiayaan Perbankan Daerah Menurut Karaketristik UMKM Pada Sektor Ekonomi Unggul andi Sulawesi Selatan. Diaksesdarihttp://www.smedec.com pada tanggal 20 Oktober 2017.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN). 2015. Outlook Komoditas Pertanian Sub-Sektor Tanaman Pangan : Kedelai. Jakarta. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 157: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

LAMPIRAN

Page 158: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi
Page 159: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

125

LAMPIRAN ANALISIS

SENSITIVITAS

PENGOLAHAN KEDELAI

TAHU

Page 160: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

126

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Periode KreditAngsuran

Tetap (Rp)Bunga (Rp) Total (Rp)

Saldo Awal

(Rp)

Saldo Akhir

(Rp)

36 Bulan 12%

Tahun 0 50,000,000 16,666,667 6,000,000 22,666,667 50,000,000 50,000,000

Bulan 1 1,388,889 500,000 1,888,889 50,000,000 48,611,111

Bulan 2 1,388,889 500,000 1,888,889 48,611,111 47,222,222

Bulan 3 1,388,889 500,000 1,888,889 47,222,222 45,833,333

Bulan 4 1,388,889 500,000 1,888,889 45,833,333 44,444,444

Bulan 5 1,388,889 500,000 1,888,889 44,444,444 43,055,556

Bulan 6 1,388,889 500,000 1,888,889 43,055,556 41,666,667

Bulan 7 1,388,889 500,000 1,888,889 41,666,667 40,277,778

Bulan 8 1,388,889 500,000 1,888,889 40,277,778 38,888,889

Bulan 9 1,388,889 500,000 1,888,889 38,888,889 37,500,000

Bulan 10 1,388,889 500,000 1,888,889 37,500,000 36,111,111

Bulan 11 1,388,889 500,000 1,888,889 36,111,111 34,722,222

Bulan 12 1,388,889 500,000 1,888,889 34,722,222 33,333,333

Tahun 1 33,333,333 16,666,667 6,000,000 22,666,667 33,333,333 33,333,333

Bulan 1 1,388,889 500,000 1,888,889 33,333,333 31,944,444

Bulan 2 1,388,889 500,000 1,888,889 31,944,444 30,555,556

Bulan 3 1,388,889 500,000 1,888,889 30,555,556 29,166,667

Bulan 4 1,388,889 500,000 1,888,889 29,166,667 27,777,778

Bulan 5 1,388,889 500,000 1,888,889 27,777,778 26,388,889

Bulan 6 1,388,889 500,000 1,888,889 26,388,889 25,000,000

Bulan 7 1,388,889 500,000 1,888,889 25,000,000 23,611,111

Bulan 8 1,388,889 500,000 1,888,889 23,611,111 22,222,222

Bulan 9 1,388,889 500,000 1,888,889 22,222,222 20,833,333

Bulan 10 1,388,889 500,000 1,888,889 20,833,333 19,444,444

Bulan 11 1,388,889 500,000 1,888,889 19,444,444 18,055,556

Bulan 12 1,388,889 500,000 1,888,889 18,055,556 16,666,667

Tahun 2 16,666,667 16,666,667 6,000,000 22,666,667 16,666,667 16,666,667

Bulan 1 1,388,889 500,000 1,888,889 16,666,667 15,277,778

Bulan 2 1,388,889 500,000 1,888,889 15,277,778 13,888,889

Bulan 3 1,388,889 500,000 1,888,889 13,888,889 12,500,000

Bulan 4 1,388,889 500,000 1,888,889 12,500,000 11,111,111

Bulan 5 1,388,889 500,000 1,888,889 11,111,111 9,722,222

Bulan 6 1,388,889 500,000 1,888,889 9,722,222 8,333,333

Bulan 7 1,388,889 500,000 1,888,889 8,333,333 6,944,444

Bulan 8 1,388,889 500,000 1,888,889 6,944,444 5,555,556

Bulan 9 1,388,889 500,000 1,888,889 5,555,556 4,166,667

Bulan 10 1,388,889 500,000 1,888,889 4,166,667 2,777,778

Bulan 11 1,388,889 500,000 1,888,889 2,777,778 1,388,889

Bulan 12 1,388,889 500,000 1,888,889 1,388,889 0

ANGSURAN KREDIT MODAL INVESTASI

Lampiran 1 Angsuran Kredit Modal Investasi - Tahu

Page 161: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

127

Lampiran

Periode KreditAngsuran

Tetap (Rp)Bunga (Rp) Total (Rp)

Saldo Awal

(Rp)

Saldo Akhir

(Rp)

24 Bulan 12%

Tahun 0 25,000,000 12,500,000 3,000,000 15,500,000 25,000,000 25,000,000

Bulan 1 1,041,667 250,000 1,291,667 25,000,000 23,958,333

Bulan 2 1,041,667 250,000 1,291,667 23,958,333 22,916,667

Bulan 3 1,041,667 250,000 1,291,667 22,916,667 21,875,000

Bulan 4 1,041,667 250,000 1,291,667 21,875,000 20,833,333

Bulan 5 1,041,667 250,000 1,291,667 20,833,333 19,791,667

Bulan 6 1,041,667 250,000 1,291,667 19,791,667 18,750,000

Bulan 7 1,041,667 250,000 1,291,667 18,750,000 17,708,333

Bulan 8 1,041,667 250,000 1,291,667 17,708,333 16,666,667

Bulan 9 1,041,667 250,000 1,291,667 16,666,667 15,625,000

Bulan 10 1,041,667 250,000 1,291,667 15,625,000 14,583,333

Bulan 11 1,041,667 250,000 1,291,667 14,583,333 13,541,667

Bulan 12 1,041,667 250,000 1,291,667 13,541,667 12,500,000

Tahun 1 12,500,000 12,500,000 3,000,000 15,500,000 12,500,000 12,500,000

Bulan 1 1,041,667 250,000 1,291,667 12,500,000 11,458,333

Bulan 2 1,041,667 250,000 1,291,667 11,458,333 10,416,667

Bulan 3 1,041,667 250,000 1,291,667 10,416,667 9,375,000

Bulan 4 1,041,667 250,000 1,291,667 9,375,000 8,333,333

Bulan 5 1,041,667 250,000 1,291,667 8,333,333 7,291,667

Bulan 6 1,041,667 250,000 1,291,667 7,291,667 6,250,000

Bulan 7 1,041,667 250,000 1,291,667 6,250,000 5,208,333

Bulan 8 1,041,667 250,000 1,291,667 5,208,333 4,166,667

Bulan 9 1,041,667 250,000 1,291,667 4,166,667 3,125,000

Bulan 10 1,041,667 250,000 1,291,667 3,125,000 2,083,333

Bulan 11 1,041,667 250,000 1,291,667 2,083,333 1,041,667

Bulan 12 1,041,667 250,000 1,291,667 1,041,667 (0)

ANGSURAN KREDIT MODAL KERJA

Lampiran 2 Angsuran Kredit Modal Kerja - Tahu

Page 162: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

128

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

La

mp

ira

n 3

Pro

ye

ksi

Aru

s K

as

- T

ah

u

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l P

en

juala

n0

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,7

06,4

00,0

00

2K

red

it In

ve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

red

it M

od

al K

erj

a25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

od

al S

en

dir

i22,6

06,8

00

22,6

06,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k97,6

06,8

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,8

04,0

06,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,7

06,4

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya In

ve

sta

si

67,8

70,0

00

67,8

70,0

00

2B

iaya R

e-i

nv

esta

si

-

780,0

00

6,0

55,0

00

21,9

70,0

00

28,8

05,0

00

3B

iaya V

ari

ab

el

-

264,7

68,0

00

264,7

68,0

00

264,7

68,0

00

794,3

04,0

00

4B

iaya T

eta

p-

91,4

97,6

00

91,4

97,6

00

91,4

97,6

00

274,4

92,8

00

5A

ng

su

ran

Po

ko

k29,1

66,6

67

29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

75,0

00,0

00

6A

ng

su

ran

Bu

ng

a9,0

00,0

00

9,0

00,0

00

6,0

00,0

00

24,0

00,0

00

7P

aja

k5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

16,2

00,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,8

70,0

00

400,6

12,2

67

405,8

87,2

67

406,3

02,2

67

1,2

80,6

71,8

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,8

70,0

00

362,4

45,6

00

367,7

20,6

00

383,6

35,6

00

1,1

81,6

71,8

00

CA

RU

S B

ER

SIH

29,7

36,8

00

168,1

87,7

33

162,9

12,7

33

162,4

97,7

33

523,3

35,0

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,8

70,0

00)

206,3

54,4

00

201,0

79,4

00

185,1

64,4

00

Dis

co

un

t F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

se

nt

Valu

e(R

p67,8

70,0

00.0

0)

Rp

184,2

53,8

43.7

6R

p154,7

30,5

98.3

0R

p131,8

00,0

19.9

2

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,8

70,0

00.0

0)

Rp

116,3

83,8

43.7

6R

p271,1

14,4

42.0

6R

p402,9

14,4

61.9

8

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p402,9

14,4

61.9

8

IRR

296.2

0%

NE

T B

/C6.9

4

Kali

PB

P1.3

7

Tah

un

NPV

  

    

   NPV > 0 : net manfaat positif, berarti usaha layak untuk dilaksanakan;

  

    

   NPV = nol, berarti manfaat hanya cukup mengembalikan costnya sehingga usaha tersebut sulit dipertimbangkan;

  

    

   NPV < 0, berarti usaha tidak layak untuk dilanjutkan, karena manfaat tidak dapat menutup biaya yang dikeluarkan.

IRR

  Apabila nilai IRR ≥ dari nilai tingkat suku bunganya maka usaha tersebut layak untuk dikerjakan.

  Apabila nilai IRR < dari tingkat suku bunganya maka usaha tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan.

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

PR

OY

EK

SI A

RU

S K

AS

Page 163: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

129

Lampiran

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l P

enju

ala

n0

403,8

48,0

00

403,8

48,0

00

403,8

48,0

00

1,2

11,5

44,0

00

2K

redit Investa

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit M

odal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

22,6

06,8

00

22,6

06,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k97,6

06,8

00

403,8

48,0

00

403,8

48,0

00

403,8

48,0

00

1,3

09,1

50,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

403,8

48,0

00

403,8

48,0

00

403,8

48,0

00

1,2

11,5

44,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya Investa

si

67,8

70,0

00

67,8

70,0

00

2B

iaya R

e-investa

si

-

780,0

00

6,0

55,0

00

21,9

70,0

00

28,8

05,0

00

2B

iaya V

ariabel

-

264,7

68,0

00

264,7

68,0

00

264,7

68,0

00

794,3

04,0

00

3B

iaya T

eta

p-

91,4

97,6

00

91,4

97,6

00

91,4

97,6

00

274,4

92,8

00

4A

ngsura

n P

okok

29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

9,0

00,0

00

9,0

00,0

00

6,0

00,0

00

24,0

00,0

00

6P

aja

k5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

16,2

00,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,8

70,0

00

400,6

12,2

67

393,3

87,2

67

406,3

02,2

67

1,2

68,1

71,8

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,8

70,0

00

362,4

45,6

00

367,7

20,6

00

383,6

35,6

00

1,1

81,6

71,8

00

CA

RU

S B

ER

SIH

29,7

36,8

00

3,2

35,7

33

10,4

60,7

33

(2,4

54,2

67)

40,9

79,0

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,8

70,0

00)

41,4

02,4

00

36,1

27,4

00

20,2

12,4

00

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,8

70,0

00.0

0)

Rp36,9

68,2

02.9

6R

p27,8

00,0

34.3

0R

p14,3

87,1

86.3

2

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,8

70,0

00.0

0)

(Rp

30,9

01,7

97.0

4)

(Rp

3,1

01,7

62.7

4)

Rp

11,2

85,4

23.5

8

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p11,2

85,4

23.5

8

IRR

23.6

%

NE

T B

/C1.1

7

Kali

PB

P2.2

2

Tahun

No

Ura

ian

PERIODE

To

tal

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

De

ng

an

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 2

9%

La

mp

ira

n 4

An

ali

sis

Se

nsi

tiv

ita

s d

en

ga

n P

en

uru

na

n P

en

jua

lan

29

% -

Ta

hu

Page 164: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

130

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

La

mp

ira

n 5

An

ali

sis

Se

nsi

tiv

ita

s d

en

ga

n P

en

uru

na

n P

en

jua

lan

30

% -

Ta

hu

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

398,1

60,0

00

398,1

60,0

00

398,1

60,0

00

1,1

94,4

80,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

22,6

06,8

00

22,6

06,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k97,6

06,8

00

398,1

60,0

00

398,1

60,0

00

398,1

60,0

00

1,2

92,0

86,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

398,1

60,0

00

398,1

60,0

00

398,1

60,0

00

1,1

94,4

80,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,8

70,0

00

67,8

70,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

780,0

00

6,0

55,0

00

21,9

70,0

00

28,8

05,0

00

2B

iaya

Variabel

-

264,7

68,0

00

264,7

68,0

00

264,7

68,0

00

794,3

04,0

00

3B

iaya

Teta

p-

91,4

97,6

00

91,4

97,6

00

91,4

97,6

00

274,4

92,8

00

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

9,0

00,0

00

6,0

00,0

00

6,0

00,0

00

21,0

00,0

00

6P

aja

k5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

16,2

00,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,8

70,0

00

400,6

12,2

67

390,3

87,2

67

406,3

02,2

67

1,2

65,1

71,8

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,8

70,0

00

362,4

45,6

00

367,7

20,6

00

383,6

35,6

00

1,1

81,6

71,8

00

CA

RU

S B

ER

SIH

29,7

36,8

00

(2,4

52,2

67)

7,7

72,7

33

(8,1

42,2

67)

26,9

15,0

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,8

70,0

00)

35,7

14,4

00

30,4

39,4

00

14,5

24,4

00

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,8

70,0

00.0

0)

Rp31,8

89,3

87.7

6R

p23,4

23,1

18.3

0R

p10,3

38,4

67.9

2

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,8

70,0

00.0

0)

(Rp

35,9

80,6

12.2

4)

(Rp

12,5

57,4

93.9

4)

(Rp

2,2

19,0

26.0

2)

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)(R

p2,2

19,0

26.0

2)

IRR

10.6

%

NE

T B

/C0.9

7

Kali

PB

P3.2

1

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

De

ng

an

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 3

0%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

Page 165: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

131

Lampiran

La

mp

ira

n 6

An

ali

sis

Se

nsi

tiv

ita

s K

en

aik

an

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 4

7%

- T

ah

u

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,7

06,4

00,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

22,6

06,8

00

22,6

06,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k97,6

06,8

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,8

04,0

06,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,7

06,4

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,8

70,0

00

67,8

70,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

780,0

00

6,0

55,0

00

21,9

70,0

00

28,8

05,0

00

2B

iaya

Variabel

-

389,2

08,9

60

389,2

08,9

60

389,2

08,9

60

1,1

67,6

26,8

80

3B

iaya

Teta

p-

134,5

01,4

72

134,5

01,4

72

134,5

01,4

72

403,5

04,4

16

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

9,0

00,0

00

6,0

00,0

00

6,0

00,0

00

21,0

00,0

00

6P

aja

k5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

16,2

00,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,8

70,0

00

568,0

57,0

99

557,8

32,0

99

573,7

47,0

99

1,7

67,5

06,2

96

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,8

70,0

00

529,8

90,4

32

535,1

65,4

32

551,0

80,4

32

1,6

84,0

06,2

96

CA

RU

S B

ER

SIH

29,7

36,8

00

742,9

01

10,9

67,9

01

(4,9

47,0

99)

36,5

00,5

04

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,8

70,0

00)

38,9

09,5

68

33,6

34,5

68

17,7

19,5

68

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,8

70,0

00.0

0)

Rp34,7

42,3

53.2

7R

p25,8

81,8

00.0

8R

p12,6

12,7

88.5

0

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,8

70,0

00.0

0)

(Rp

33,1

27,6

46.7

3)

(Rp

7,2

45,8

46.6

6)

Rp

5,3

66,9

41.8

5

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p5,3

66,9

41.8

5

IRR

18.0

5%

NE

T B

/C1.0

8

Kali

PB

P2.5

7

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

ras

ion

al 4

7%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

Page 166: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

132

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

La

mp

ira

n 7

An

ali

sis

Se

nsi

tiv

ita

s K

en

aik

an

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 4

8%

- T

ah

u

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,7

06,4

00,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

22,6

06,8

00

22,6

06,8

00

4N

ilai S

isa

-

To

tal A

rus M

asu

k97,6

06,8

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,8

04,0

06,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

568,8

00,0

00

1,7

06,4

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,8

70,0

00

67,8

70,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

780,0

00

6,0

55,0

00

21,9

70,0

00

28,8

05,0

00

2B

iaya

Variabel

-

391,8

56,6

40

391,8

56,6

40

391,8

56,6

40

1,1

75,5

69,9

20

3B

iaya

Teta

p-

135,4

16,4

48

135,4

16,4

48

135,4

16,4

48

406,2

49,3

44

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

9,0

00,0

00

6,0

00,0

00

6,0

00,0

00

21,0

00,0

00

6P

aja

k5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

16,2

00,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,8

70,0

00

571,6

19,7

55

561,3

94,7

55

577,3

09,7

55

1,7

78,1

94,2

64

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,8

70,0

00

533,4

53,0

88

538,7

28,0

88

554,6

43,0

88

1,6

94,6

94,2

64

CA

RU

S B

ER

SIH

29,7

36,8

00

(2,8

19,7

55)

7,4

05,2

45

(8,5

09,7

55)

25,8

12,5

36

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,8

70,0

00)

35,3

46,9

12

30,0

71,9

12

14,1

56,9

12

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,8

70,0

00.0

0)

Rp31,5

61,2

57.7

2R

p23,1

40,3

36.2

8R

p10,0

76,8

89.9

6

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,8

70,0

00.0

0)

(Rp

36,3

08,7

42.2

8)

(Rp

13,1

68,4

05.9

9)

(Rp

3,0

91,5

16.0

3)

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)(R

p3,0

91,5

16.0

3)

IRR

9.7

6%

NE

T B

/C0.9

5

PB

P3.3

1

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

ras

ion

al 4

8%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

Page 167: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

133

Lampiran

La

mp

ira

n 8

An

ali

sis

Se

nsi

tiv

ita

s P

en

uru

na

n P

en

jua

lan

18

% d

an

Ke

na

ika

n B

iay

a

Op

era

sio

na

l 1

8%

- T

ah

u

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

466,4

16,0

00

466,4

16,0

00

466,4

16,0

00

1,3

99,2

48,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

22,6

06,8

00

22,6

06,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k97,6

06,8

00

466,4

16,0

00

466,4

16,0

00

466,4

16,0

00

1,4

96,8

54,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

466,4

16,0

00

466,4

16,0

00

466,4

16,0

00

1,3

99,2

48,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,8

70,0

00

67,8

70,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

780,0

00

6,0

55,0

00

21,9

70,0

00

28,8

05,0

00

2B

iaya

Variabel

-

312,4

26,2

40

312,4

26,2

40

312,4

26,2

40

937,2

78,7

20

3B

iaya

Teta

p-

107,9

67,1

68

107,9

67,1

68

107,9

67,1

68

323,9

01,5

04

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

9,0

00,0

00

6,0

00,0

00

6,0

00,0

00

21,0

00,0

00

6P

aja

k5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

16,2

00,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,8

70,0

00

464,7

40,0

75

454,5

15,0

75

470,4

30,0

75

1,4

57,5

55,2

24

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,8

70,0

00

426,5

73,4

08

431,8

48,4

08

447,7

63,4

08

1,3

74,0

55,2

24

CA

RU

S B

ER

SIH

29,7

36,8

00

1,6

75,9

25

11,9

00,9

25

(4,0

14,0

75)

39,2

99,5

76

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,8

70,0

00)

39,8

42,5

92

34,5

67,5

92

18,6

52,5

92

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,8

70,0

00.0

0)

Rp35,5

75,4

50.4

0R

p26,5

99,7

62.0

4R

p13,2

76,9

14.9

9

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,8

70,0

00.0

0)

(Rp

32,2

94,5

49.6

0)

(Rp

5,6

94,7

87.5

6)

Rp

7,5

82,1

27.4

3

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p7,5

82,1

27.4

3

IRR

20.1

4%

NE

T B

/C1.1

1

PB

P2.4

3

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 1

8%

da

n K

en

aik

an

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 1

8 %

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

Page 168: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

134

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

La

mp

ira

n 9

An

ali

sis

Se

nsi

tiv

ita

s P

en

uru

na

n P

en

jua

lan

19

% d

an

Ke

na

ika

n

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 1

9%

- T

ah

u

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

460,7

28,0

00

460,7

28,0

00

460,7

28,0

00

1,3

82,1

84,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

22,6

06,8

00

22,6

06,8

00

4N

ilai S

isa

-

To

tal A

rus M

asu

k97,6

06,8

00

460,7

28,0

00

460,7

28,0

00

460,7

28,0

00

1,4

79,7

90,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

460,7

28,0

00

460,7

28,0

00

460,7

28,0

00

1,3

82,1

84,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,8

70,0

00

67,8

70,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

780,0

00

6,0

55,0

00

21,9

70,0

00

28,8

05,0

00

2B

iaya

Variabel

-

315,0

73,9

20

315,0

73,9

20

315,0

73,9

20

945,2

21,7

60

3B

iaya

Teta

p-

108,8

82,1

44

108,8

82,1

44

108,8

82,1

44

326,6

46,4

32

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

9,0

00,0

00

6,0

00,0

00

6,0

00,0

00

21,0

00,0

00

6P

aja

k5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

5,4

00,0

00

16,2

00,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,8

70,0

00

468,3

02,7

31

458,0

77,7

31

473,9

92,7

31

1,4

68,2

43,1

92

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,8

70,0

00

430,1

36,0

64

435,4

11,0

64

451,3

26,0

64

1,3

84,7

43,1

92

CA

RU

S B

ER

SIH

29,7

36,8

00

(7,5

74,7

31)

2,6

50,2

69

(13,2

64,7

31)

11,5

47,6

08

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,8

70,0

00)

30,5

91,9

36

25,3

16,9

36

9,4

01,9

36

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,8

70,0

00.0

0)

Rp27,3

15,5

39.6

5R

p19,4

81,3

82.2

5R

p6,6

92,2

98.0

4

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,8

70,0

00.0

0)

(Rp

40,5

54,4

60.3

5)

(Rp

21,0

73,0

78.0

9)

(Rp

14,3

80,7

80.0

5)

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)(R

p14,3

80,7

80.0

5)

IRR

-2.2

6%

NE

T B

/C0.7

9

PB

P5.1

5

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

P

en

uru

na

n P

en

jua

lan

19

% d

an

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

ras

ion

al 1

9%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

Page 169: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

135

LAMPIRAN ANALISIS

SENSITIVITAS

PENGOLAHAN KEDELAI

TEMPE

Page 170: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

136

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Periode KreditAngsuran

Tetap (Rp)Bunga (Rp) Total (Rp)

Saldo Awal

(Rp)

Saldo Akhir

(Rp)

36 Bulan 12%

Tahun 0 50,000,000 16,666,667 2,000,000 18,666,667 50,000,000 50,000,000

Bulan 1 1,388,889 166,667 1,555,556 50,000,000 48,611,111

Bulan 2 1,388,889 166,667 1,555,556 48,611,111 47,222,222

Bulan 3 1,388,889 166,667 1,555,556 47,222,222 45,833,333

Bulan 4 1,388,889 166,667 1,555,556 45,833,333 44,444,444

Bulan 5 1,388,889 166,667 1,555,556 44,444,444 43,055,556

Bulan 6 1,388,889 166,667 1,555,556 43,055,556 41,666,667

Bulan 7 1,388,889 166,667 1,555,556 41,666,667 40,277,778

Bulan 8 1,388,889 166,667 1,555,556 40,277,778 38,888,889

Bulan 9 1,388,889 166,667 1,555,556 38,888,889 37,500,000

Bulan 10 1,388,889 166,667 1,555,556 37,500,000 36,111,111

Bulan 11 1,388,889 166,667 1,555,556 36,111,111 34,722,222

Bulan 12 1,388,889 166,667 1,555,556 34,722,222 33,333,333

Tahun 1 33,333,333 16,666,667 2,000,000 18,666,667 33,333,333 33,333,333

Bulan 1 1,388,889 166,667 1,555,556 33,333,333 31,944,444

Bulan 2 1,388,889 166,667 1,555,556 31,944,444 30,555,556

Bulan 3 1,388,889 166,667 1,555,556 30,555,556 29,166,667

Bulan 4 1,388,889 166,667 1,555,556 29,166,667 27,777,778

Bulan 5 1,388,889 166,667 1,555,556 27,777,778 26,388,889

Bulan 6 1,388,889 166,667 1,555,556 26,388,889 25,000,000

Bulan 7 1,388,889 166,667 1,555,556 25,000,000 23,611,111

Bulan 8 1,388,889 166,667 1,555,556 23,611,111 22,222,222

Bulan 9 1,388,889 166,667 1,555,556 22,222,222 20,833,333

Bulan 10 1,388,889 166,667 1,555,556 20,833,333 19,444,444

Bulan 11 1,388,889 166,667 1,555,556 19,444,444 18,055,556

Bulan 12 1,388,889 166,667 1,555,556 18,055,556 16,666,667

Tahun 2 16,666,667 16,666,667 2,000,000 18,666,667 16,666,667 16,666,667

Bulan 1 1,388,889 166,667 1,555,556 16,666,667 15,277,778

Bulan 2 1,388,889 166,667 1,555,556 15,277,778 13,888,889

Bulan 3 1,388,889 166,667 1,555,556 13,888,889 12,500,000

Bulan 4 1,388,889 166,667 1,555,556 12,500,000 11,111,111

Bulan 5 1,388,889 166,667 1,555,556 11,111,111 9,722,222

Bulan 6 1,388,889 166,667 1,555,556 9,722,222 8,333,333

Bulan 7 1,388,889 166,667 1,555,556 8,333,333 6,944,444

Bulan 8 1,388,889 166,667 1,555,556 6,944,444 5,555,556

Bulan 9 1,388,889 166,667 1,555,556 5,555,556 4,166,667

Bulan 10 1,388,889 166,667 1,555,556 4,166,667 2,777,778

Bulan 11 1,388,889 166,667 1,555,556 2,777,778 1,388,889

Bulan 12 1,388,889 166,667 1,555,556 1,388,889 0

ANGSURAN KREDIT MODAL INVESTASI

Lampiran 10 Angsuran Kredit Modal Investasi - Tempe

Page 171: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

137

Lampiran

Periode KreditAngsuran

Tetap (Rp)Bunga (Rp) Total (Rp)

Saldo Awal

(Rp)

Saldo Akhir

(Rp)

24 Bulan 12%

Tahun 0 25,000,000 12,500,000 1,500,000 14,000,000 25,000,000 25,000,000

Bulan 1 1,041,667 125,000 1,166,667 25,000,000 23,958,333

Bulan 2 1,041,667 125,000 1,166,667 23,958,333 22,916,667

Bulan 3 1,041,667 125,000 1,166,667 22,916,667 21,875,000

Bulan 4 1,041,667 125,000 1,166,667 21,875,000 20,833,333

Bulan 5 1,041,667 125,000 1,166,667 20,833,333 19,791,667

Bulan 6 1,041,667 125,000 1,166,667 19,791,667 18,750,000

Bulan 7 1,041,667 125,000 1,166,667 18,750,000 17,708,333

Bulan 8 1,041,667 125,000 1,166,667 17,708,333 16,666,667

Bulan 9 1,041,667 125,000 1,166,667 16,666,667 15,625,000

Bulan 10 1,041,667 125,000 1,166,667 15,625,000 14,583,333

Bulan 11 1,041,667 125,000 1,166,667 14,583,333 13,541,667

Bulan 12 1,041,667 125,000 1,166,667 13,541,667 12,500,000

Tahun 1 12,500,000 12,500,000 1,500,000 14,000,000 12,500,000 12,500,000

Bulan 1 1,041,667 125,000 1,166,667 12,500,000 11,458,333

Bulan 2 1,041,667 125,000 1,166,667 11,458,333 10,416,667

Bulan 3 1,041,667 125,000 1,166,667 10,416,667 9,375,000

Bulan 4 1,041,667 125,000 1,166,667 9,375,000 8,333,333

Bulan 5 1,041,667 125,000 1,166,667 8,333,333 7,291,667

Bulan 6 1,041,667 125,000 1,166,667 7,291,667 6,250,000

Bulan 7 1,041,667 125,000 1,166,667 6,250,000 5,208,333

Bulan 8 1,041,667 125,000 1,166,667 5,208,333 4,166,667

Bulan 9 1,041,667 125,000 1,166,667 4,166,667 3,125,000

Bulan 10 1,041,667 125,000 1,166,667 3,125,000 2,083,333

Bulan 11 1,041,667 125,000 1,166,667 2,083,333 1,041,667

Bulan 12 1,041,667 125,000 1,166,667 1,041,667 (0)

ANGSURAN KREDIT MODAL KERJA

Lampiran 11 Angsuran Kredit Modal Kerja - Tempe

Page 172: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

138

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

La

mp

ira

n 1

2 P

roy

ek

si A

rus

Ka

s -

Te

mp

e

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l P

enju

ala

n0

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,2

96,0

00,0

00

2K

redit Investa

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit M

odal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

18,3

86,8

00

18,3

86,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k93,3

86,8

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,3

89,3

86,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,2

96,0

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya Investa

si

67,3

30,0

00

67,3

30,0

00

2B

iaya R

e-investa

si

-

740,0

00

5,5

15,0

00

21,4

30,0

00

27,6

85,0

00

3B

iaya V

ariabel

-

266,2

08,0

00

266,2

08,0

00

266,2

08,0

00

798,6

24,0

00

4B

iaya T

eta

p-

45,8

97,6

00

45,8

97,6

00

45,8

97,6

00

137,6

92,8

00

5A

ngsura

n P

okok

29,1

66,6

67

29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

75,0

00,0

00

6A

ngsura

n B

unga

3,5

00,0

00

3,5

00,0

00

2,0

00,0

00

9,0

00,0

00

7P

aja

k4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

12,9

60,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,3

30,0

00

349,8

32,2

67

354,6

07,2

67

356,5

22,2

67

1,1

28,2

91,8

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,3

30,0

00

317,1

65,6

00

321,9

40,6

00

337,8

55,6

00

1,0

44,2

91,8

00

CA

RU

S B

ER

SIH

26,0

56,8

00

82,1

67,7

33

77,3

92,7

33

75,4

77,7

33

261,0

95,0

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,3

30,0

00)

114,8

34,4

00

110,0

59,4

00

94,1

44,4

00

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,3

30,0

00.0

0)

Rp102,5

35,6

35.7

6R

p84,6

90,7

08.3

0R

p67,0

11,9

83.9

2

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,3

30,0

00.0

0)

Rp

35,2

05,6

35.7

6R

p119,8

96,3

44.0

6R

p186,9

08,3

27.9

8

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p186,9

08,3

27.9

8

IRR

155.8

2%

NE

T B

/C3.7

8

Kali

PB

P1.6

6

Tahun

NP

V

    

     N

PV

> 0

: n

et m

anfa

at positif, bera

rti usaha layak u

ntu

k d

ilaksanakan;

    

     N

PV

= n

ol, bera

rti m

anfa

at hanya c

ukup m

engem

balik

an c

ostn

ya s

ehin

gga u

saha ters

ebut sulit

dip

ert

imbangkan;

    

     N

PV

< 0

, bera

rti usaha tid

ak layak u

ntu

k d

ilanju

tkan, kare

na m

anfa

at tidak d

apat m

enutu

p b

iaya y

ang d

ikelu

ark

an.

IRR

  A

pabila

nila

i IR

R ≥

dari n

ilai tingkat suku b

unganya m

aka u

saha ters

ebut la

yak u

ntu

k d

ikerjakan.

  A

pabila

nila

i IR

R <

dari tin

gkat suku b

unganya m

aka u

saha ters

ebut din

yata

kan tid

ak layak u

ntu

k d

ikerjakan.

No

Ura

ian

Mu

sim

To

tal

PR

OY

EK

SI A

RU

S K

AS

Page 173: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

139

Lampiran

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l P

enju

ala

n0

354,2

40,0

00

354,2

40,0

00

354,2

40,0

00

1,0

62,7

20,0

00

2K

redit Investa

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit M

odal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

18,3

86,8

00

18,3

86,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k93,3

86,8

00

354,2

40,0

00

354,2

40,0

00

354,2

40,0

00

1,1

56,1

06,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

354,2

40,0

00

354,2

40,0

00

354,2

40,0

00

1,0

62,7

20,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya Investa

si

67,3

30,0

00

67,3

30,0

00

2B

iaya R

e-investa

si

-

740,0

00

5,5

15,0

00

21,4

30,0

00

27,6

85,0

00

2B

iaya V

ariabel

-

266,2

08,0

00

266,2

08,0

00

266,2

08,0

00

798,6

24,0

00

3B

iaya T

eta

p-

45,8

97,6

00

45,8

97,6

00

45,8

97,6

00

137,6

92,8

00

4A

ngsura

n P

okok

29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

3,5

00,0

00

2,0

00,0

00

2,0

00,0

00

7,5

00,0

00

6P

aja

k4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

12,9

60,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,3

30,0

00

349,8

32,2

67

340,6

07,2

67

356,5

22,2

67

1,1

14,2

91,8

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,3

30,0

00

317,1

65,6

00

321,9

40,6

00

337,8

55,6

00

1,0

44,2

91,8

00

CA

RU

S B

ER

SIH

26,0

56,8

00

4,4

07,7

33

13,6

32,7

33

(2,2

82,2

67)

41,8

15,0

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,3

30,0

00)

37,0

74,4

00

32,2

99,4

00

16,3

84,4

00

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,3

30,0

00.0

0)

Rp33,1

03,7

31.7

6R

p24,8

54,3

88.3

0R

p11,6

62,4

15.9

2

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,3

30,0

00.0

0)

(Rp

34,2

26,2

68.2

4)

(Rp

9,3

71,8

79.9

4)

Rp

2,2

90,5

35.9

8

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p2,2

90,5

35.9

8

IRR

15.1

%

NE

T B

/C1.0

3

Kali

PB

P2.8

0

Tahun

No

Ura

ian

Mu

sim

To

tal

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

De

ng

an

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 1

8%

La

mp

ira

n 1

3 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

de

ng

an

Pe

nu

run

an

P

en

jua

lan

18

% -

Te

mp

e

Page 174: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

140

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

La

mp

ira

n 1

4 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

de

ng

an

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 1

9%

- T

em

pe

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

349,9

20,0

00

349,9

20,0

00

349,9

20,0

00

1,0

49,7

60,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

18,3

86,8

00

18,3

86,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k93,3

86,8

00

349,9

20,0

00

349,9

20,0

00

349,9

20,0

00

1,1

43,1

46,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

349,9

20,0

00

349,9

20,0

00

349,9

20,0

00

1,0

49,7

60,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,3

30,0

00

67,3

30,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

740,0

00

5,5

15,0

00

21,4

30,0

00

27,6

85,0

00

2B

iaya

Variabel

-

266,2

08,0

00

266,2

08,0

00

266,2

08,0

00

798,6

24,0

00

3B

iaya

Teta

p-

45,8

97,6

00

45,8

97,6

00

45,8

97,6

00

137,6

92,8

00

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

3,5

00,0

00

2,0

00,0

00

2,0

00,0

00

7,5

00,0

00

6P

aja

k4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

12,9

60,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,3

30,0

00

349,8

32,2

67

340,6

07,2

67

356,5

22,2

67

1,1

14,2

91,8

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,3

30,0

00

317,1

65,6

00

321,9

40,6

00

337,8

55,6

00

1,0

44,2

91,8

00

CA

RU

S B

ER

SIH

26,0

56,8

00

87,7

33

9,3

12,7

33

(6,6

02,2

67)

28,8

55,0

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,3

30,0

00)

32,7

54,4

00

27,9

79,4

00

12,0

64,4

00

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,3

30,0

00.0

0)

Rp29,2

46,4

03.7

6R

p21,5

30,1

48.3

0R

p8,5

87,4

39.9

2

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,3

30,0

00.0

0)

(Rp

38,0

83,5

96.2

4)

(Rp

16,5

53,4

47.9

4)

(Rp

7,9

66,0

08.0

2)

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)(R

p7,9

66,0

08.0

2)

IRR

4.7

%

NE

T B

/C0.8

8

Kali

PB

P3.9

3

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

De

ng

an

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 1

9%

No

Ura

ian

Mu

sim

To

tal

Page 175: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

141

Lampiran

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,2

96,0

00,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

18,3

86,8

00

18,3

86,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k93,3

86,8

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,3

89,3

86,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,2

96,0

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,3

30,0

00

67,3

30,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

740,0

00

5,5

15,0

00

21,4

30,0

00

27,6

85,0

00

2B

iaya

Variabel

-

332,7

60,0

00

332,7

60,0

00

332,7

60,0

00

998,2

80,0

00

3B

iaya

Teta

p-

57,3

72,0

00

57,3

72,0

00

57,3

72,0

00

172,1

16,0

00

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

3,5

00,0

00

2,0

00,0

00

2,0

00,0

00

7,5

00,0

00

6P

aja

k4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

12,9

60,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,3

30,0

00

427,8

58,6

67

418,6

33,6

67

434,5

48,6

67

1,3

48,3

71,0

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,3

30,0

00

395,1

92,0

00

399,9

67,0

00

415,8

82,0

00

1,2

78,3

71,0

00

CA

RU

S B

ER

SIH

26,0

56,8

00

4,1

41,3

33

13,3

66,3

33

(2,5

48,6

67)

41,0

15,8

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,3

30,0

00)

36,8

08,0

00

32,0

33,0

00

16,1

18,0

00

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,3

30,0

00.0

0)

Rp32,8

65,8

63.2

0R

p24,6

49,3

93.5

0R

p11,4

72,7

92.4

0

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,3

30,0

00.0

0)

(Rp

34,4

64,1

36.8

0)

(Rp

9,8

14,7

43.3

0)

Rp

1,6

58,0

49.1

0

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p1,6

58,0

49.1

0

IRR

14.4

9%

NE

T B

/C1.0

2

Kali

PB

P2.8

6

Tahun

An

alisis

Se

nsit

ivit

as K

en

aik

an

Bia

ya O

pe

rasio

nal 31%

No

Ura

ian

Mu

sim

To

tal

La

mp

ira

n 1

5 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

rasi

on

al

31

% -

Te

mp

e

Page 176: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

142

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

To

tal

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,2

96,0

00,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

18,3

86,8

00

18,3

86,8

00

4N

ilai S

isa

-

To

tal A

rus M

asu

k93,3

86,8

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,3

89,3

86,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

432,0

00,0

00

1,2

96,0

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,3

30,0

00

67,3

30,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

740,0

00

5,5

15,0

00

21,4

30,0

00

27,6

85,0

00

2B

iaya

Variabel

-

335,4

22,0

80

335,4

22,0

80

335,4

22,0

80

1,0

06,2

66,2

40

3B

iaya

Teta

p-

57,8

30,9

76

57,8

30,9

76

57,8

30,9

76

173,4

92,9

28

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

3,5

00,0

00

2,0

00,0

00

2,0

00,0

00

7,5

00,0

00

6P

aja

k4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

12,9

60,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,3

30,0

00

430,9

79,7

23

421,7

54,7

23

437,6

69,7

23

1,3

57,7

34,1

68

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,3

30,0

00

398,3

13,0

56

403,0

88,0

56

419,0

03,0

56

1,2

87,7

34,1

68

CA

RU

S B

ER

SIH

26,0

56,8

00

1,0

20,2

77

10,2

45,2

77

(5,6

69,7

23)

31,6

52,6

32

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,3

30,0

00)

33,6

86,9

44

28,9

11,9

44

12,9

96,9

44

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,3

30,0

00.0

0)

Rp30,0

79,0

72.3

0R

p22,2

47,7

40.9

1R

p9,2

51,2

24.7

4

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,3

30,0

00.0

0)

(Rp

37,2

50,9

27.7

0)

(Rp

15,0

03,1

86.7

9)

(Rp

5,7

51,9

62.0

6)

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)(R

p5,7

51,9

62.0

6)

IRR

7.0

1%

NE

T B

/C0.9

1

PB

P3.6

2

Tahun

Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Operasional 32%

No

Ura

ian

Mu

sim

La

mp

ira

n 1

6 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

rasi

on

al

32

% -

Te

mp

e

Page 177: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

143

Lampiran

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

406,0

80,0

00

406,0

80,0

00

406,0

80,0

00

1,2

18,2

40,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

18,3

86,8

00

18,3

86,8

00

4N

ilai S

isa

24,9

60,0

00

To

tal A

rus M

asu

k93,3

86,8

00

406,0

80,0

00

406,0

80,0

00

406,0

80,0

00

1,3

11,6

26,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

406,0

80,0

00

406,0

80,0

00

406,0

80,0

00

1,2

18,2

40,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,3

30,0

00

67,3

30,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

740,0

00

5,5

15,0

00

21,4

30,0

00

27,6

85,0

00

2B

iaya

Variabel

-

282,1

80,4

80

282,1

80,4

80

282,1

80,4

80

846,5

41,4

40

3B

iaya

Teta

p-

48,6

51,4

56

48,6

51,4

56

48,6

51,4

56

145,9

54,3

68

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

3,5

00,0

00

2,0

00,0

00

2,0

00,0

00

7,5

00,0

00

6P

aja

k4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

12,9

60,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,3

30,0

00

368,5

58,6

03

359,3

33,6

03

375,2

48,6

03

1,1

70,4

70,8

08

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,3

30,0

00

335,8

91,9

36

340,6

66,9

36

356,5

81,9

36

1,1

00,4

70,8

08

CA

RU

S B

ER

SIH

26,0

56,8

00

37,5

21,3

97

46,7

46,3

97

30,8

31,3

97

141,1

55,9

92

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,3

30,0

00)

70,1

88,0

64

65,4

13,0

64

49,4

98,0

64

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,3

30,0

00.0

0)

Rp62,6

70,9

22.3

5R

p50,3

35,3

52.7

5R

p35,2

32,7

21.9

6

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,3

30,0

00.0

0)

(Rp

4,6

59,0

77.6

5)

Rp

45,6

76,2

75.0

9R

p80,9

08,9

97.0

5

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p80,9

08,9

97.0

5

IRR

80.5

9%

NE

T B

/C2.2

0

PB

P0.7

0

Tahun

An

alisis

Se

nsit

ivit

as P

en

uru

nan

Pe

nju

ala

n 2

% d

an

K

en

aik

an

Bia

ya O

pe

rasio

nal 2 %

No

Ura

ian

Mu

sim

To

tal

La

mp

ira

n 1

7 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 2

% d

an

K

en

aik

an

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 2

% -

Te

mp

e

Page 178: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

144

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

0

12

3

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

401,7

60,0

00

401,7

60,0

00

401,7

60,0

00

1,2

05,2

80,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

50,0

00,0

00

50,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

25,0

00,0

00

25,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

18,3

86,8

00

18,3

86,8

00

4N

ilai S

isa

-

To

tal A

rus M

asu

k93,3

86,8

00

401,7

60,0

00

401,7

60,0

00

401,7

60,0

00

1,2

98,6

66,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

401,7

60,0

00

401,7

60,0

00

401,7

60,0

00

1,2

05,2

80,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

67,3

30,0

00

67,3

30,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

740,0

00

5,5

15,0

00

21,4

30,0

00

27,6

85,0

00

2B

iaya

Variabel

-

284,8

42,5

60

284,8

42,5

60

284,8

42,5

60

854,5

27,6

80

3B

iaya

Teta

p-

49,1

10,4

32

49,1

10,4

32

49,1

10,4

32

147,3

31,2

96

4A

ngsura

n P

oko

k29,1

66,6

67

16,6

66,6

67

16,6

66,6

67

62,5

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

3,5

00,0

00

2,0

00,0

00

2,0

00,0

00

7,5

00,0

00

6P

aja

k4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

4,3

20,0

00

12,9

60,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

67,3

30,0

00

371,6

79,6

59

362,4

54,6

59

378,3

69,6

59

1,1

79,8

33,9

76

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R67,3

30,0

00

339,0

12,9

92

343,7

87,9

92

359,7

02,9

92

1,1

09,8

33,9

76

CA

RU

S B

ER

SIH

26,0

56,8

00

30,0

80,3

41

39,3

05,3

41

23,3

90,3

41

118,8

32,8

24

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(6

7,3

30,0

00)

62,7

47,0

08

57,9

72,0

08

42,0

57,0

08

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p67,3

30,0

00.0

0)

Rp56,0

26,8

03.4

4R

p44,6

09,4

60.1

6R

p29,9

36,1

78.2

9

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p67,3

30,0

00.0

0)

(Rp

11,3

03,1

96.5

6)

Rp

33,3

06,2

63.6

0R

p63,2

42,4

41.8

9

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p63,2

42,4

41.8

9

IRR

67.0

9%

NE

T B

/C1.9

4

PB

P0.8

9

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

P

en

uru

na

n P

en

jua

lan

3%

da

n K

en

aik

an

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 3

%

No

Ura

ian

Mu

sim

To

tal

La

mp

ira

n 1

8 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 3

% d

an

Ke

na

ika

n

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 3

% -

Te

mp

e

Page 179: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

145

LAMPIRAN ANALISIS

SENSITIVITAS

PENGOLAHAN KEDELAI

KECAP

Page 180: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

146

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Periode KreditAngsuran

Tetap (Rp)Bunga (Rp) Total (Rp)

Saldo Awal

(Rp)

Saldo Akhir

(Rp)

36 Bulan 12%

Tahun 0 60,000,000 20,000,000 7,200,000 27,200,000 60,000,000 60,000,000

Bulan 1 1,666,667 600,000 2,266,667 60,000,000 58,333,333

Bulan 2 1,666,667 600,000 2,266,667 58,333,333 56,666,667

Bulan 3 1,666,667 600,000 2,266,667 56,666,667 55,000,000

Bulan 4 1,666,667 600,000 2,266,667 55,000,000 53,333,333

Bulan 5 1,666,667 600,000 2,266,667 53,333,333 51,666,667

Bulan 6 1,666,667 600,000 2,266,667 51,666,667 50,000,000

Bulan 7 1,666,667 600,000 2,266,667 50,000,000 48,333,333

Bulan 8 1,666,667 600,000 2,266,667 48,333,333 46,666,667

Bulan 9 1,666,667 600,000 2,266,667 46,666,667 45,000,000

Bulan 10 1,666,667 600,000 2,266,667 45,000,000 43,333,333

Bulan 11 1,666,667 600,000 2,266,667 43,333,333 41,666,667

Bulan 12 1,666,667 600,000 2,266,667 41,666,667 40,000,000

Tahun 1 40,000,000 20,000,000 7,200,000 27,200,000 40,000,000 40,000,000

Bulan 1 1,666,667 600,000 2,266,667 40,000,000 38,333,333

Bulan 2 1,666,667 600,000 2,266,667 38,333,333 36,666,667

Bulan 3 1,666,667 600,000 2,266,667 36,666,667 35,000,000

Bulan 4 1,666,667 600,000 2,266,667 35,000,000 33,333,333

Bulan 5 1,666,667 600,000 2,266,667 33,333,333 31,666,667

Bulan 6 1,666,667 600,000 2,266,667 31,666,667 30,000,000

Bulan 7 1,666,667 600,000 2,266,667 30,000,000 28,333,333

Bulan 8 1,666,667 600,000 2,266,667 28,333,333 26,666,667

Bulan 9 1,666,667 600,000 2,266,667 26,666,667 25,000,000

Bulan 10 1,666,667 600,000 2,266,667 25,000,000 23,333,333

Bulan 11 1,666,667 600,000 2,266,667 23,333,333 21,666,667

Bulan 12 1,666,667 600,000 2,266,667 21,666,667 20,000,000

Tahun 2 20,000,000 20,000,000 7,200,000 27,200,000 20,000,000 20,000,000

Bulan 1 1,666,667 600,000 2,266,667 20,000,000 18,333,333

Bulan 2 1,666,667 600,000 2,266,667 18,333,333 16,666,667

Bulan 3 1,666,667 600,000 2,266,667 16,666,667 15,000,000

Bulan 4 1,666,667 600,000 2,266,667 15,000,000 13,333,333

Bulan 5 1,666,667 600,000 2,266,667 13,333,333 11,666,667

Bulan 6 1,666,667 600,000 2,266,667 11,666,667 10,000,000

Bulan 7 1,666,667 600,000 2,266,667 10,000,000 8,333,333

Bulan 8 1,666,667 600,000 2,266,667 8,333,333 6,666,667

Bulan 9 1,666,667 600,000 2,266,667 6,666,667 5,000,000

Bulan 10 1,666,667 600,000 2,266,667 5,000,000 3,333,333

Bulan 11 1,666,667 600,000 2,266,667 3,333,333 1,666,667

Bulan 12 1,666,667 600,000 2,266,667 1,666,667 0

ANGSURAN KREDIT MODAL INVESTASI

Lampiran 19 Angsuran Kredit Modal Investasi Kecap

Page 181: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

147

Lampiran

Periode Kredit Angsuran Tetap (Rp) Bunga (Rp) Total (Rp) Saldo Awal (Rp)Saldo Akhir (Rp)

24 Bulan 12%

Tahun 0 40,000,000 20,000,000 4,800,000 24,800,000 40,000,000 40,000,000

Bulan 1 1,666,667 400,000 2,066,667 40,000,000 38,333,333

Bulan 2 1,666,667 400,000 2,066,667 38,333,333 36,666,667

Bulan 3 1,666,667 400,000 2,066,667 36,666,667 35,000,000

Bulan 4 1,666,667 400,000 2,066,667 35,000,000 33,333,333

Bulan 5 1,666,667 400,000 2,066,667 33,333,333 31,666,667

Bulan 6 1,666,667 400,000 2,066,667 31,666,667 30,000,000

Bulan 7 1,666,667 400,000 2,066,667 30,000,000 28,333,333

Bulan 8 1,666,667 400,000 2,066,667 28,333,333 26,666,667

Bulan 9 1,666,667 400,000 2,066,667 26,666,667 25,000,000

Bulan 10 1,666,667 400,000 2,066,667 25,000,000 23,333,333

Bulan 11 1,666,667 400,000 2,066,667 23,333,333 21,666,667

Bulan 12 1,666,667 400,000 2,066,667 21,666,667 20,000,000

Tahun 1 20,000,000 20,000,000 4,800,000 24,800,000 20,000,000 20,000,000

Bulan 1 1,666,667 400,000 2,066,667 20,000,000 18,333,333

Bulan 2 1,666,667 400,000 2,066,667 18,333,333 16,666,667

Bulan 3 1,666,667 400,000 2,066,667 16,666,667 15,000,000

Bulan 4 1,666,667 400,000 2,066,667 15,000,000 13,333,333

Bulan 5 1,666,667 400,000 2,066,667 13,333,333 11,666,667

Bulan 6 1,666,667 400,000 2,066,667 11,666,667 10,000,000

Bulan 7 1,666,667 400,000 2,066,667 10,000,000 8,333,333

Bulan 8 1,666,667 400,000 2,066,667 8,333,333 6,666,667

Bulan 9 1,666,667 400,000 2,066,667 6,666,667 5,000,000

Bulan 10 1,666,667 400,000 2,066,667 5,000,000 3,333,333

Bulan 11 1,666,667 400,000 2,066,667 3,333,333 1,666,667

Bulan 12 1,666,667 400,000 2,066,667 1,666,667 (0)

ANGSURAN KREDIT MODAL KERJA

Lampiran 20 Angsuran Kredit Modal Kerja Kecap

Page 182: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

148

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,0

24,0

00,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

60,0

00,0

00

60,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

40,0

00,0

00

40,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

60,9

34,8

00

60,9

34,8

00

4N

ilai S

isa

40,5

85,0

00

To

tal A

rus M

asu

k160,9

34,8

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,1

84,9

34,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,0

24,0

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

94,2

50,0

00

94,2

50,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

3,6

60,0

00

8,9

35,0

00

24,8

50,0

00

37,4

45,0

00

3B

iaya

Variabel

-

573,1

20,0

00

573,1

20,0

00

573,1

20,0

00

1,7

19,3

60,0

00

4B

iaya

Teta

p-

227,0

97,6

00

227,0

97,6

00

227,0

97,6

00

681,2

92,8

00

5A

ngsura

n P

oko

k40,0

00,0

00

40,0

00,0

00

20,0

00,0

00

100,0

00,0

00

6A

ngsura

n B

unga

12,0

00,0

00

12,0

00,0

00

7,2

00,0

00

31,2

00,0

00

7P

aja

k10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

30,2

40,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

94,2

50,0

00

865,9

57,6

00

871,2

32,6

00

862,3

47,6

00

2,6

93,7

87,8

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R94,2

50,0

00

813,9

57,6

00

819,2

32,6

00

835,1

47,6

00

2,5

62,5

87,8

00

CA

RU

S B

ER

SIH

66,6

84,8

00

142,0

42,4

00

136,7

67,4

00

145,6

52,4

00

491,1

47,0

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(9

4,2

50,0

00)

194,0

42,4

00

188,7

67,4

00

172,8

52,4

00

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p94,2

50,0

00.0

0)

Rp173,2

60,4

58.9

6R

p145,2

56,5

14.3

0R

p123,0

36,3

38.3

2

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p94,2

50,0

00.0

0)

Rp

79,0

10,4

58.9

6R

p224,2

66,9

73.2

6R

p347,3

03,3

11.5

8

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p347,3

03,3

11.5

8

IRR

194.8

9%

NE

T B

/C4.6

8

Kali

PB

P1.5

4

Tahun

NP

V

    

     N

PV

> 0

: n

et m

anfa

at positi

f, b

era

rti u

saha la

yak

untu

k dila

ksanaka

n;

    

     N

PV

= n

ol,

bera

rti m

anfa

at hanya

cuku

p m

engem

balik

an c

ostn

ya s

ehin

gga u

saha ters

ebut sulit

dip

ert

imbangka

n;

    

     N

PV

< 0

, bera

rti u

saha tid

ak

laya

k untu

k dila

nju

tkan, ka

rena m

anfa

at tid

ak

dapat m

enutu

p b

iaya

yang d

ikelu

ark

an.

IRR

  A

pabila

nila

i IR

R ≥

dari n

ilai t

ingka

t suku

bunganya

maka

usaha ters

ebut la

yak

untu

k dik

erjaka

n.

  A

pabila

nila

i IR

R <

dari tin

gka

t suku

bunganya

maka

usaha ters

ebut din

yata

kan tid

ak

laya

k untu

k dik

erjaka

n.

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

PR

OY

EK

SI A

RU

S K

AS

La

mp

ira

n 2

1 P

roy

ek

si A

rus

Ka

s K

eca

p

Page 183: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

149

Lampiran

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l P

enju

ala

n0

866,8

80,0

00

866,8

80,0

00

866,8

80,0

00

2,6

00,6

40,0

00

2K

redit Investa

si

60,0

00,0

00

60,0

00,0

00

3K

redit M

odal K

erja

40,0

00,0

00

40,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

60,9

34,8

00

60,9

34,8

00

4N

ilai S

isa

40,5

85,0

00

To

tal A

rus M

asu

k160,9

34,8

00

866,8

80,0

00

866,8

80,0

00

866,8

80,0

00

2,7

61,5

74,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

866,8

80,0

00

866,8

80,0

00

866,8

80,0

00

2,6

00,6

40,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya Investa

si

94,2

50,0

00

94,2

50,0

00

2B

iaya R

e-investa

si

-

3,6

60,0

00

8,9

35,0

00

24,8

50,0

00

37,4

45,0

00

2B

iaya V

ariabel

-

573,1

20,0

00

573,1

20,0

00

573,1

20,0

00

1,7

19,3

60,0

00

3B

iaya T

eta

p-

227,0

97,6

00

227,0

97,6

00

227,0

97,6

00

681,2

92,8

00

4A

ngsura

n P

okok

40,0

00,0

00

20,0

00,0

00

20,0

00,0

00

80,0

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

12,0

00,0

00

7,2

00,0

00

7,2

00,0

00

26,4

00,0

00

6P

aja

k10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

30,2

40,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

94,2

50,0

00

865,9

57,6

00

846,4

32,6

00

862,3

47,6

00

2,6

68,9

87,8

00

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R94,2

50,0

00

813,9

57,6

00

819,2

32,6

00

835,1

47,6

00

2,5

62,5

87,8

00

CA

RU

S B

ER

SIH

66,6

84,8

00

922,4

00

20,4

47,4

00

4,5

32,4

00

92,5

87,0

00

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(9

4,2

50,0

00)

52,9

22,4

00

47,6

47,4

00

31,7

32,4

00

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p94,2

50,0

00.0

0)

Rp47,2

54,4

10.9

6R

p36,6

64,6

74.3

0R

p22,5

87,1

22.3

2

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p94,2

50,0

00.0

0)

(Rp

46,9

95,5

89.0

4)

(Rp

10,3

30,9

14.7

4)

Rp

12,2

56,2

07.5

8

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p12,2

56,2

07.5

8

IRR

21.0

%

NE

T B

/C1.1

3

Kali

PB

P2.4

6

Tahun

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

De

ng

an

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 1

4%

La

mp

ira

n 2

2 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

de

ng

an

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 1

4%

- K

eca

p

Page 184: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

150

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

01

23

AA

RU

S M

ASU

K

1To

tal P

en

jual

an0

856,

800,

000

85

6,80

0,00

0

85

6,80

0,00

0

2,

570,

400,

000

2K

red

it In

vest

asi

60,0

00,0

00

60

,000

,000

3K

red

it M

od

al K

erj

a40

,000

,000

40,0

00,0

00

4M

od

al S

en

dir

i60

,934

,800

60,9

34,8

00

4N

ilai

Sis

a40

,585

,000

Tota

l Aru

s M

asu

k16

0,93

4,80

0

856,

800,

000

85

6,80

0,00

0

85

6,80

0,00

0

2,

731,

334,

800

Aru

s M

asu

k IR

R-

856,

800,

000

85

6,80

0,00

0

85

6,80

0,00

0

2,

570,

400,

000

BA

RU

S K

ELU

AR

-

1B

iaya

Inve

stas

i94

,250

,000

94,2

50,0

00

2B

iaya

Re

-in

vest

asi

-

3,

660,

000

8,93

5,00

0

24,8

50,0

00

37,4

45,0

00

2B

iaya

Var

iab

el

-

57

3,12

0,00

0

573,

120,

000

573,

120,

000

1,71

9,36

0,00

0

3B

iaya

Te

tap

-

22

7,09

7,60

0

227,

097,

600

227,

097,

600

681,

292,

800

4A

ngs

ura

n P

oko

k40

,000

,000

20,0

00,0

00

20,0

00,0

00

80,0

00,0

00

5A

ngs

ura

n B

un

ga12

,000

,000

7,20

0,00

0

7,20

0,00

0

26,4

00,0

00

6P

ajak

10,0

80,0

00

10

,080

,000

10

,080

,000

30

,240

,000

Tota

l Aru

s K

elu

ar94

,250

,000

865,

957,

600

84

6,43

2,60

0

86

2,34

7,60

0

2,

668,

987,

800

Aru

s K

elu

ar U

ntu

k IR

R94

,250

,000

813,

957,

600

81

9,23

2,60

0

83

5,14

7,60

0

2,

562,

587,

800

CA

RU

S B

ERSI

H

66,6

84,8

00

(9

,157

,600

)

10

,367

,400

(5

,547

,600

)

62,3

47,0

00

DC

ASH

FLO

W U

NTU

K IR

R(9

4,25

0,00

0)

42,8

42,4

00

37

,567

,400

21

,652

,400

Dis

cou

nt

Fact

or

(12%

)1.

000

0.89

290.

7695

0.71

18

Pre

sen

t V

alu

e(R

p94

,250

,000

.00)

Rp

38,2

53,9

78.9

6R

p28

,908

,114

.30

Rp

15,4

12,1

78.3

2

EC

UM

MU

LATI

VE

PR

ESEN

T V

ALU

E(R

p94

,250

,000

.00)

(Rp

55,9

96,0

21.0

4)(R

p27

,087

,906

.74)

(Rp

11,6

75,7

28.4

2)

FA

NA

LISI

S K

ELA

YA

KA

N U

SAH

A

NP

V (

12%

)(R

p11

,675

,728

.42)

IRR

4.6%

NET

B/C

0.88

Kal

i

PB

P3.

76

Ta

hu

n

An

alis

is S

en

siti

vita

s D

en

gan

Pe

nu

run

an P

en

jual

an 1

5%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

Tota

l

La

mp

ira

n 2

3 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

de

ng

an

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n

15

% -

Ke

cap

Page 185: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

151

Lampiran

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,0

24,0

00,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

60,0

00,0

00

60,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

40,0

00,0

00

40,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

60,9

34,8

00

60,9

34,8

00

4N

ilai S

isa

40,5

85,0

00

To

tal A

rus M

asu

k160,9

34,8

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,1

84,9

34,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,0

24,0

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

94,2

50,0

00

94,2

50,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

3,6

60,0

00

8,9

35,0

00

24,8

50,0

00

37,4

45,0

00

2B

iaya

Variabel

-

676,2

81,6

00

676,2

81,6

00

676,2

81,6

00

2,0

28,8

44,8

00

3B

iaya

Teta

p-

267,9

75,1

68

267,9

75,1

68

267,9

75,1

68

803,9

25,5

04

4A

ngsura

n P

oko

k40,0

00,0

00

20,0

00,0

00

20,0

00,0

00

80,0

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

12,0

00,0

00

7,2

00,0

00

7,2

00,0

00

26,4

00,0

00

6P

aja

k10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

30,2

40,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

94,2

50,0

00

1,0

09,9

96,7

68

990,4

71,7

68

1,0

06,3

86,7

68

3,1

01,1

05,3

04

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R94,2

50,0

00

957,9

96,7

68

963,2

71,7

68

979,1

86,7

68

2,9

94,7

05,3

04

CA

RU

S B

ER

SIH

66,6

84,8

00

(1,9

96,7

68)

17,5

28,2

32

1,6

13,2

32

83,8

29,4

96

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(9

4,2

50,0

00)

50,0

03,2

32

44,7

28,2

32

28,8

13,2

32

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p94,2

50,0

00.0

0)

Rp44,6

47,8

85.8

5R

p34,4

18,3

74.5

2R

p20,5

09,2

58.5

4

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p94,2

50,0

00.0

0)

(Rp

49,6

02,1

14.1

5)

(Rp

15,1

83,7

39.6

2)

Rp

5,3

25,5

18.9

1

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p5,3

25,5

18.9

1

IRR

16.3

9%

NE

T B

/C1.0

6

Kali

PB

P2.7

4

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

ras

ion

al 1

8%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

La

mp

ira

n 2

4 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

rasi

on

al

18

% -

K

eca

p

Page 186: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

152

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,0

24,0

00,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

60,0

00,0

00

60,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

40,0

00,0

00

40,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

60,9

34,8

00

60,9

34,8

00

4N

ilai S

isa

-

To

tal A

rus M

asu

k160,9

34,8

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,1

84,9

34,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

1,0

08,0

00,0

00

3,0

24,0

00,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

94,2

50,0

00

94,2

50,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

3,6

60,0

00

8,9

35,0

00

24,8

50,0

00

37,4

45,0

00

2B

iaya

Variabel

-

682,0

12,8

00

682,0

12,8

00

682,0

12,8

00

2,0

46,0

38,4

00

3B

iaya

Teta

p-

270,2

46,1

44

270,2

46,1

44

270,2

46,1

44

810,7

38,4

32

4A

ngsura

n P

oko

k40,0

00,0

00

20,0

00,0

00

20,0

00,0

00

80,0

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

12,0

00,0

00

7,2

00,0

00

7,2

00,0

00

26,4

00,0

00

6P

aja

k10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

30,2

40,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

94,2

50,0

00

1,0

17,9

98,9

44

998,4

73,9

44

1,0

14,3

88,9

44

3,1

25,1

11,8

32

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R94,2

50,0

00

965,9

98,9

44

971,2

73,9

44

987,1

88,9

44

3,0

18,7

11,8

32

CA

RU

S B

ER

SIH

66,6

84,8

00

(9,9

98,9

44)

9,5

26,0

56

(6,3

88,9

44)

59,8

22,9

68

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(9

4,2

50,0

00)

42,0

01,0

56

36,7

26,0

56

20,8

11,0

56

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p94,2

50,0

00.0

0)

Rp37,5

02,7

42.9

0R

p28,2

60,7

00.0

9R

p14,8

13,3

09.6

6

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p94,2

50,0

00.0

0)

(Rp

56,7

47,2

57.1

0)

(Rp

28,4

86,5

57.0

1)

(Rp

13,6

73,2

47.3

4)

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)(R

p13,6

73,2

47.3

4)

IRR

3.1

2%

NE

T B

/C0.8

5

Kali

PB

P3.9

2

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

ras

ion

al 1

9%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

La

mp

ira

n 2

5 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

Ke

na

ika

n B

iay

a O

pe

rasi

on

al

19

% -

Ke

cap

Page 187: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

153

Lampiran

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

927,3

60,0

00

927,3

60,0

00

927,3

60,0

00

2,7

82,0

80,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

60,0

00,0

00

60,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

40,0

00,0

00

40,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

60,9

34,8

00

60,9

34,8

00

4N

ilai S

isa

40,5

85,0

00

To

tal A

rus M

asu

k160,9

34,8

00

927,3

60,0

00

927,3

60,0

00

927,3

60,0

00

2,9

43,0

14,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

927,3

60,0

00

927,3

60,0

00

927,3

60,0

00

2,7

82,0

80,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

94,2

50,0

00

94,2

50,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

3,6

60,0

00

8,9

35,0

00

24,8

50,0

00

37,4

45,0

00

2B

iaya

Variabel

-

618,9

69,6

00

618,9

69,6

00

618,9

69,6

00

1,8

56,9

08,8

00

3B

iaya

Teta

p-

245,2

65,4

08

245,2

65,4

08

245,2

65,4

08

735,7

96,2

24

4A

ngsura

n P

oko

k40,0

00,0

00

20,0

00,0

00

20,0

00,0

00

80,0

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

12,0

00,0

00

7,2

00,0

00

7,2

00,0

00

26,4

00,0

00

6P

aja

k10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

30,2

40,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

94,2

50,0

00

929,9

75,0

08

910,4

50,0

08

926,3

65,0

08

2,8

61,0

40,0

24

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R94,2

50,0

00

877,9

75,0

08

883,2

50,0

08

899,1

65,0

08

2,7

54,6

40,0

24

CA

RU

S B

ER

SIH

66,6

84,8

00

(2,6

15,0

08)

16,9

09,9

92

994,9

92

81,9

74,7

76

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(9

4,2

50,0

00)

49,3

84,9

92

44,1

09,9

92

28,1

94,9

92

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p94,2

50,0

00.0

0)

Rp44,0

95,8

59.3

6R

p33,9

42,6

38.8

4R

p20,0

69,1

95.3

1

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p94,2

50,0

00.0

0)

(Rp

50,1

54,1

40.6

4)

(Rp

16,2

11,5

01.8

0)

Rp

3,8

57,6

93.5

1

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)R

p3,8

57,6

93.5

1

IRR

15.4

1%

NE

T B

/C1.0

4

Kali

PB

P2.8

1

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 8

% d

an

K

en

aik

an

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 8

%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

La

mp

ira

n 2

6 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 8

% d

an

Ke

na

ika

n B

iay

a

Op

era

sio

na

l 8

% -

Ke

cap

Page 188: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

154

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

01

23

AA

RU

S M

AS

UK

1T

ota

l Penju

ala

n0

917,2

80,0

00

917,2

80,0

00

917,2

80,0

00

2,7

51,8

40,0

00

2K

redit

Inve

sta

si

60,0

00,0

00

60,0

00,0

00

3K

redit

Modal K

erja

40,0

00,0

00

40,0

00,0

00

4M

odal S

endiri

60,9

34,8

00

60,9

34,8

00

4N

ilai S

isa

-

To

tal A

rus M

asu

k160,9

34,8

00

917,2

80,0

00

917,2

80,0

00

917,2

80,0

00

2,9

12,7

74,8

00

Aru

s M

asu

k IR

R-

917,2

80,0

00

917,2

80,0

00

917,2

80,0

00

2,7

51,8

40,0

00

BA

RU

S K

EL

UA

R-

1B

iaya

Inve

sta

si

94,2

50,0

00

94,2

50,0

00

2B

iaya

Re-inve

sta

si

-

3,6

60,0

00

8,9

35,0

00

24,8

50,0

00

37,4

45,0

00

2B

iaya

Variabel

-

624,7

00,8

00

624,7

00,8

00

624,7

00,8

00

1,8

74,1

02,4

00

3B

iaya

Teta

p-

247,5

36,3

84

247,5

36,3

84

247,5

36,3

84

742,6

09,1

52

4A

ngsura

n P

oko

k40,0

00,0

00

20,0

00,0

00

20,0

00,0

00

80,0

00,0

00

5A

ngsura

n B

unga

12,0

00,0

00

7,2

00,0

00

7,2

00,0

00

26,4

00,0

00

6P

aja

k10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

10,0

80,0

00

30,2

40,0

00

To

tal A

rus K

elu

ar

94,2

50,0

00

937,9

77,1

84

918,4

52,1

84

934,3

67,1

84

2,8

85,0

46,5

52

Aru

s K

elu

ar

Un

tuk IR

R94,2

50,0

00

885,9

77,1

84

891,2

52,1

84

907,1

67,1

84

2,7

78,6

46,5

52

CA

RU

S B

ER

SIH

66,6

84,8

00

(20,6

97,1

84)

(1,1

72,1

84)

(17,0

87,1

84)

27,7

28,2

48

DC

AS

H F

LO

W U

NT

UK

IR

R(9

4,2

50,0

00)

31,3

02,8

16

26,0

27,8

16

10,1

12,8

16

Dis

count F

acto

r (1

2%

)1.0

00

0.8

929

0.7

695

0.7

118

Pre

sent V

alu

e(R

p94,2

50,0

00.0

0)

Rp27,9

50,2

84.4

1R

p20,0

28,4

04.4

1R

p7,1

98,3

02.4

3

EC

UM

MU

LA

TIV

E P

RE

SE

NT

VA

LU

E(R

p94,2

50,0

00.0

0)

(Rp

66,2

99,7

15.5

9)

(Rp

46,2

71,3

11.1

8)

(Rp

39,0

73,0

08.7

5)

FA

NA

LIS

IS K

EL

AY

AK

AN

US

AH

A

NP

V (

12%

)(R

p39,0

73,0

08.7

5)

IRR

-17.5

3%

NE

T B

/C0.5

9

Kali

PB

P8.4

3

Tahun

An

alis

is S

en

sit

ivit

as

P

en

uru

na

n P

en

jua

lan

9%

da

n K

en

aik

an

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 9

%

No

Ura

ian

PE

RIO

DE

To

tal

La

mp

ira

n 2

7 A

na

lisi

s S

en

siti

vit

as

Pe

nu

run

an

Pe

nju

ala

n 9

% d

an

K

en

aik

an

Bia

ya

Op

era

sio

na

l 9

% -

Ke

cap

Page 189: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

155

LAMPIRAN

FOTO KEGIATAN

Page 190: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

156

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Lampiran 28 Produk Olahan Kedelai (Tahu)

Page 191: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

157

Lampiran

Lampiran 29 Produk Olahan Kedelai (Tempe)

Page 192: DAN USAHA PENGOLAHAN KEDELAI - bi.go.id · 6 Analisis Keuangan a. ... 4.1.1 Permintaan ... Tempe dan Kecap Setara Kedelai dalam Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2002-2015 serta Prediksi

158

Pola Pembiayaan dan Usaha Pengolahan Kedelai

Lampiran 30 Produk Olahan Kedelai (Kecap)