DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS...

13
HARMONISASI HUKUM PERSAINGAN USAHA DALAM MEWUJUDKAN EFISIENSI EKONOMI, PERLINDUI\GAN KONSUMEI\ DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS DEMOKRASI EKONOMI INDONESIA OIeh : IJj. Lzizah Dosen Tetap pada FH. Univ. Islam Ogan Komering Ilir (Uniski) Kayuagung Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak - .:,ult1 persaingan usaha yang sehat berbasis demokrasi ekonomi sebagaimana dikehendaki ke- - - . ian Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, tetap menjadi keuta-maan -: :31 mensejahterakan konsumen dan pelaku usaha. Dalam upaya mewujudkan hukum persaingan - :::.3 )'&Dg sehat tersebut, diperlukan hannonisasi agar tercapai efisiensi ekonomi dan perlindungan , .r sumen. i',:ta Kunci: demokrasi ekonomi, efisiensi ekonomi, perlindungan konsumen Abstruct . 'lw offair business competition based on economic deruocracy as required by Article 33 of the ' ;:irution of the Republic of Indonesia Year I915, remains a prioriQ in the welfare of consumers :'trsiness actors. In order to realize the law of ./'air bttsiness competition, it is necessary to '. ,tttize in order to achieve economic fficiencv and consumer protection. i -a.rt'ords: economic democracy, economic efficiency, consaNner protection ,, Pendahuluan Pembangunan Hukum ekonomi tidak ter- :,: dari kerangka pembangunan hukum na- ",l Nilai dasar pembangunan hukum nasio- - -=rs-Undang Dasar (UUD) 1945. Di dalam : : - :ukaan tersebut terdapat pendirian asasi - -: secara singkat berhubungan dengan soal- , 1 kemerdekaan bangsa, 2. penjajahan, 3. , --l::ranan, 4. Kebebasan dan 5. Pemerinta- Pendirian asasi tersebut di dalam penjela- - - L'D 1945 diberikan uraian ringkas dengan . - -.:l Pokok-Pokok pikiran dalam Pernbuka- -,kok-pokok pikiran yang dimaksud, terda- - - -',am penjelasan UUD 1945 dan merupakan lstrlah pokok-pokok pikiran yang dipergu- - , dalam pembukaan UUD 1945 menunjuk- kan kepada jiwa yang mewujudkan cita hukum (Rechts i dee). Cita hukum adalah pengertian atau konsep hukum. Cita hukum negara Indonesia kalau diikuti dengan seksama, maka bunyi pen- jelasan dari ULID 1945 telah ditentukan oleh filsafat hukum negara Indonesia yang dasarnya adalah Pancasila. Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat negara lndonesia, pada hakikatnya merupakan suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber dari se- gala sumber hukum secara objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita hukum serta cita moral yang luhur yang meliputi sua- sana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dipa- datkan dan diabstraksikan oleh para pendiri ne- gara menjadi lima sila dan ditetapkan secara yu- ridis formal menjadi dasar falsafah negara Indo- 525

Transcript of DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS...

Page 1: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

HARMONISASI HUKUM PERSAINGAN USAHA DALAM MEWUJUDKANEFISIENSI EKONOMI, PERLINDUI\GAN KONSUMEI\ DAN

PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS DEMOKRASI EKONOMIINDONESIA

OIeh : IJj. LzizahDosen Tetap pada FH. Univ. Islam Ogan Komering Ilir (Uniski) Kayuagung

Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com

Abstrak- .:,ult1 persaingan usaha yang sehat berbasis demokrasi ekonomi sebagaimana dikehendaki ke-- - . ian Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, tetap menjadi keuta-maan-: :31 mensejahterakan konsumen dan pelaku usaha. Dalam upaya mewujudkan hukum persaingan- :::.3 )'&Dg sehat tersebut, diperlukan hannonisasi agar tercapai efisiensi ekonomi dan perlindungan, .r sumen.

i',:ta Kunci: demokrasi ekonomi, efisiensi ekonomi, perlindungan konsumen

Abstruct. 'lw offair business competition based on economic deruocracy as required by Article 33 of the' ;:irution of the Republic of Indonesia Year I915, remains a prioriQ in the welfare of consumers

:'trsiness actors. In order to realize the law of ./'air bttsiness competition, it is necessary to'. ,tttize in order to achieve economic fficiencv and consumer protection.

i -a.rt'ords: economic democracy, economic efficiency, consaNner protection

,, PendahuluanPembangunan Hukum ekonomi tidak ter-

:,: dari kerangka pembangunan hukum na-",l Nilai dasar pembangunan hukum nasio-

- -=rs-Undang Dasar (UUD) 1945. Di dalam: : - :ukaan tersebut terdapat pendirian asasi

- -: secara singkat berhubungan dengan soal-, 1 kemerdekaan bangsa, 2. penjajahan, 3.

, --l::ranan, 4. Kebebasan dan 5. Pemerinta-Pendirian asasi tersebut di dalam penjela-

- - L'D 1945 diberikan uraian ringkas dengan. - -.:l Pokok-Pokok pikiran dalam Pernbuka-

-,kok-pokok pikiran yang dimaksud, terda-- - -',am penjelasan UUD 1945 dan merupakan

lstrlah pokok-pokok pikiran yang dipergu-- , dalam pembukaan UUD 1945 menunjuk-

kan kepada jiwa yang mewujudkan cita hukum(Rechts i dee). Cita hukum adalah pengertian ataukonsep hukum. Cita hukum negara Indonesiakalau diikuti dengan seksama, maka bunyi pen-jelasan dari ULID 1945 telah ditentukan olehfilsafat hukum negara Indonesia yang dasarnyaadalah Pancasila.

Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafatnegara lndonesia, pada hakikatnya merupakansuatu sumber dari segala sumber hukum dalamnegara Indonesia. Sebagai suatu sumber dari se-gala sumber hukum secara objektif merupakansuatu pandangan hidup, kesadaran, cita hukumserta cita moral yang luhur yang meliputi sua-sana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia,yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dipa-datkan dan diabstraksikan oleh para pendiri ne-gara menjadi lima sila dan ditetapkan secara yu-ridis formal menjadi dasar falsafah negara Indo-

525

Page 2: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

Jurnal Lex Librum, VoL III, No.

nesia.lDalam kegiatan ekonomi, tidak terlepas

dari terjadinya persaingan antara pelaku usaha,

hal mana merupakan persyaratan bagi terse-lenggaranya ekonomi pasar, terlebih lagi dalamera global yang menuntut sistem ekonomi pasar

bebas, sehingga persaingan antar pelaku usahaakan lebih terbuka. Adakalanya persaingan usa-ha tersebut merupakan persaingan yang sehat(fair competition), namun dapatjuga terjadi pe-laku usaha demi untuk mendapatkan keuntu-ngan sebesar-be sarnya melakukan persaingan ti-dak sehat (unfair competition).

Eksistensi dan orientasi dari undang-un-dang Antimonopoli adalah untuk menciptakanpersaingan usaha yang sehat dengan cara men-cegah monopoli dan persaingan usaha yang ti-dak sehat, serta menciptakan ekonomi pasaryang efektif dan efisien untuk peningkatan kese-jahteraan rakyat.

Untuk mencegah timbulnya persainganusaha yang tidak sehat, maka Undang-UndangNomor 5 Tahun 1999 mengatur secara jelas danterstruktur tentang perjanjian yang dilarang, ke-giatan yang dilarang dan posisi dominan. Se-

hubungan dengan 3 (tiga) hal tersebut, maka se-

cara substansial berpotensi membuka peluangbesar untuk terjadinya praktik monopoli danpersaingan usaha yang tidak sehat, apalagi seba-gian besar transaksi bisnis memang berdasarkanperj anj ian antar a pelaku usaha.

Menurut Boediono, monopoli dapat diarti-kan sebagai suatu keadaan di mana di dalam pa-sar hanya ada satu penjual, sehingga tidak adapihak lain yang menyainginya. Secara termino-logi, monopoli2 adalah sisi lain dari theoriticalcoin dat'r kompetisi yang sempurna, sebagaima-na yang dikemukakan oleh Ernest Gellhorn danWilliam E. Kovocic, yaitu:

"In general terms, private monopolly is

the other side of the critical coin of per-pect competition. A seller with monopolypower restricts her output in order to rai-se her price and maximize her profits. Notonly does this transfer wealth from con-sumers to producers, but it also reduces

2, Juni 2017, hal. 525 - 538

output and may relieve the producer ofpressure to innovate or othet'wise be ffi-. ,, lctenl .'

Yuichi Shionoya dalam bukunya Economyand Morality, menyatakan bahwa persainganmerupakan sebuah gambaran dari suafu per-mainan, sepeti yang dikemukakannya bahwa:

"Competition in markets is often compa-red to games to the rules of the game.Sosial acitivities can be conceived as ga-mes that competing participants play un-der certain rules. This ilustrates the use ofa metaphor in economic discourse. Meta-phors make problems intelligible by ,"fe-rence to simpler and more familier prob-, tt 4tem

Pembangunan materi hukum/legal subs-tance di Indonesia hingga kini terus berlangsung(never ending process). Hal ini dikarenakan pe-raturan perundang-undangan merupakan salahsatu sendi utama dari sistem hukum nasional.Oleh karena itu, salah satu prioritas yang harusdilakukan dalam rangka pembangunan hukumnasional adalah melakukan harmonisasi peratu-ran perundang-undangan. s

Pengharmonisasian perafuran perundang-undangan adalah sebagai upaya untuk menyela-raskan, menyesuaikan, memantapkan dan mem-bulatkan konsepsi suatu rancangafi peraturanperundang-undangan dengan peraturan perun-dang-undangan lain, baik yang lebih tinggi, se-

derajat, maupun yang lebih rendah, dan hal-hallain selain peraturan perundang-undangan, se-

hingga tersusun secara sistematis, tidak salingbertentangan atau tumpang tindih loverlaping.Hal ini merupakan konsekuensi dari adanya hi-rarki peraturan perundang-undangan. 6

3 Ernest Gellhorn dan William E. Kovacic, 1994, AntitrustLaw and Economics in a Nutshell, West Publishing Co.USA., hlm. 58.o Yuichi Shionoya, 2005, Economy and Morality: ThePhilosophy of The Welfare State, Edward Elgar Publis-hing Inc., USA., hlm. 148.5 Ahmad M. Ramli, Koordinasi dan Harmonisasi Pera-turan Perundang-undangan, (http:/lj@ pdii.go.id/ad-min/jwnaU2}S 120, diakses tanggal 4 April 20 I 7), hlm. 1.6 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Ke-menterian Hukum dan Hak Asasi Manusia, (hlqlhry.utdjpp.depkumham. go.id/kegiatan-umum/49-ke giatan-

I Kaelan, 2010, Pendidikanyakafta, hlm. 11.r Boediono, 2010, Ekonotnihlm. 125.

526

P ancas i la, Paradigma, Yog-

Mikro, BPFE, Yogyakarta,

Page 3: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

\rcer ofb, nffi-

conomysaingan,ru per-1\\'a:

compa-I game.

I as ga-tlqv ttn-e use of'. Meta-b.v refe-'r prob-

rti subs-mgsungkan pe-n salahasional.s harushukumperatu-

rndang-enyela-n mem-lraturanpemn-

ggi, se-

hal-hallan) se-

: saling.!aping.

rny'a hi-

.7ntitrusthing Co.

,.i;n,: Ther Publis-

t;i Pera-go id/ad-t. hlm.1.rgan Ke-D: WWW.

alt-

:';rmonisasi Hukum Persaingan Usaha Dalam Mewujudkan .,.

Thomas Hobbes pernah menyatakan bah-, suatu masyarakat tidak mungkin hidup tanpa

- -lnva suatu unsur yang berdaulat. Pemegang;:aulatan itu tugasnya mengeluarkan perintah-

:;:rntah yang merupakan hukum. Pada tahap-:idupan pra-hukum atau pra-sosial atau awal-

- ; manusia saling menghancurkan. Untuk* :'rghentikan keadaan demikian, maka diperlu-, .:. dua syarat. Syarat pertama berfungsinya hu-, -.::. vang menurut beliau berintikan pada pene-

-::..1r keterliban dan syarat kedua berkaitan de--.:n prasyarat struktural atau institusional ek-

,.:nsi hukum, yakni adanya kedaulatan politik: _J Serag&fl1 dan terpusatkan. Thontas Hobbes

- -:sidentikkan keadaan tanpa hukum dengan*:si tanpa keterliban, oleh karena itu diperlu-

trr edanya lembaga-lembaga tertentu. Lembaga,:: dimaksudkan oleh beliau seringkali digam-

-.:ian oleh Malinowski sebagai kekuasaan ter--i.ukan, kitab undang-undang, pengadiian dan

-:: abat penegak hukum.TPengerlian kekuasaan di sini harus diberi

-.:..1a yang netral, dalam ar-ti, tidak secara d-,i dinilai baik atau jelek, melainkan selalu

- - -lntung pada penerapannya. Kekuasaan ha-'-, ;iberi arli sebagai suatu kapasitas, kapabili--: ltau kemampuan untuk mempengaruhi, me-,f..rkan, mengendalikan, menguasai dan me-

- ::.rt&h orang lain. Kapasitas demikian erat hu-'- :3nnya dengan wewenang, hak dan kekuasa-- -.sik.S Untuk menjamin pelaksanaan wewe-

' --. tersebut, diperlukan sistem penghubung,:a pemimpin dengan warga yang dipimpin-' : \lat penghubung yang teratur itu disebut' .,rasi yakni organisasi yang bersifat hirarkis

. -,:a t'asional.qDalam suasana pembangunan, konsepsi

-, -rl sebagai perangkat sikap tindak atau peri-- - adalah bennanfaat bila dihubungkan de-

Hj. Azizah

ngan bidang-bidang pergaulan hidup.10Di Indonesia, undang-undang anti mono-

poli telah ditunggu sekian lama. Dengan terbit-nya undang-undang ini, akan ada angin segaratau sebalil*yu, setidaknya akan merubah sua-sana atau kondisi bisnis di Indonesia, undang-undang ini diharapkan akan memberikan jami-nan kepastian hukum untuk mendorong perce-patan pembangunan ekonomi dalam upaya pe-ningkatan kesejahteraan umum serta sebagai im-plementasi dari semangat danjiwa dari Undang-Undang Dasar 1945 (UUD lg45).11

Terdapat beberapa contoh kasus terkaitdengan kerangka harmonisasi hukum persai-ngan usaha. Misalnya dengan terbitnya peratu-ran dibidang industri Migas di Indonesia, yalgditandai dengan disahkannya Undang-UndangNomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan GasBumi (MIGAS) untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971. Salah satu ke-tentuan yang diatur dalam Undang-Undang No-mor 22 Tahun 2001 tentang Migas, adalah di-mungkinkannya perafi serta swasta secara terbu-ka dalam mengelola industri migas, serta beru-bahnya peran serta/intervensi Pertamina sebagaisatu-satunya pelaku usaha tunggal (monopoli)pada industri migas di tanah air. Terbukanya pe-luang bagi pelaku usaha dalam industri migasini semata-mata untuk mendorong timbulnyapersaingan usaha yang sehat (dengan menyedia-kan banyak pilihan, pelayanan dan harga yangte{ angkau), meningkatkan efisiensi, serta upayamemaksimalkan pengelolaan migas yang dapatmemberikan kontribusi bagi kesejahteraan dankemakmuran masyara kat.r2

Contoh lain dapat dikemukakan tentangkemungkinan adanya persaingan usaha antaratoko modern dengan pasar tradisional maupun

:, .:.tr-harmonisasi.html. diakses tanggal 4 ApriliI-l- hlm.1.Srijono Soekanto & Otje Salman (penyunting), 1987,

rylin Hukum Dan Disiplin Sosial, RajaWali Press, Ja-na- hlm.35-36.lbhtar Affandi, 197 l, Ilmu-Ilmu Kene gar aaz, Alumni,

-lr*g, h1m.50-55.ipbrial Syarbani dkk,2002, Sosiologi dan Politik, Gha-r Monesia, Jakarta, hlm. 53

10 Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekamto, 1983, Me-nelusuri Sosiologi Hukun !'[egartt, CV Rajawaii, Jakarla,hlm 9.rr Marwah M. Diah dan Joni Emirzon, 2003, Aspek-AspekHttkum Persaingan Bisnis Indonesia (Perjanjian yang Di-larang, Perbuatan Bisnis yang Dilarang, dan Posisi Do-minan yang Dilarang), Universita Sriwijaya, Palembang,hlm.29.12 Lucianus Budi Kagramanto, Harmonisasi Kebijakandan Huknm Persaingan {Jsaha (http:llgagasanhukum.wordpress.com/2009/06/ I 8/harmonisasi-kebij akan-dan-hukum-persaingan-usaha-bagian-ii/, diakses tanggal 1

April 20 I 1), hlm. 1 .

-

527

Page 4: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

Jurnal Lex Librum, VoL III, No, 2, Juni 2017, hal 525 - 538

toko dan warung tradisional. Dalam hal ini, fe-nomena munculnya toko modern seperti mini-market, supermarket dianggap rentan memati-kan pasar tradisional atau usaha kecil dan me-nengah (UKM) yang ada. Oleh karena itu, perluada-attran agar kondisi ini tidak terjadi.13 Selainitu, keberadaan toko modem menjadi dilema ba-gi pemerintah kabupaten/kota. Hal ini dikarena-kan toko modem di satu pihak menghambatper-tumbuhan pasar dan toko tradisional, di lain pi-hak justru menjadi indikator kemajuan suatudaerah.la Selain itu, juga dapat menimbulkanpersaingan bagi pelaku usaha minimarket 1o-

kal.15

Fenomena menjamurnya keberadaan mi-nimarket dan hypermarket atau supermarket ter-sebut telah menyita perhatian Komisi PengawasPersaingan Usaha (KPPU) dan dari sisi ekono-mi, fenomena ini dapat menimbulkan efek mo-nopoli dan persaingan usaha. Salah satu contohputusan KPPU terdapat dalam putusan nomor03/KPPU-L-112000 tanggal4 Juli 2007, memu-tuskan bahwa Menyatakan bahwa Terlapor da-lam pengembangan usahanya kurang memper-hatikan prinsip keseimbangan sesuai asas de-mokrasi ekonomi dalam menumbuhkan persai-ngan sehat antara kepentingan pelaku usaha de-ngan kepentingan umum; Memerintahkan kepa-da Terlapor untuk menghentikan ekspansinya dipasar-pasar tradisional yang berhadapan lang-sung dengan pengecer kecil dalam rangka me-wujudkan keseimbangan persaingan arfiar pela-ku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pe-laku usaha kecil; Menyatakan bahwa Terlapordalam mengembangkan usahanya untuk meli-batkan masyarakat setempat diantararrya denganmemperbesar porsi kegiatan waralaba; Mereko-mendasikan kepada Pemerintah untuk segera

menyempurnakan dan mengefektifkan pelaksa-naan peraturart dan langkah-langkah kebijakanyang meliputi antara lain dan tidak terbatas padakebijakan lokasi dan tata ruarrg, perijinan, jambuka, dan lingkungan sosial; merekomendasikankepada Pemerintah segera melakukan pembina-an dan pemberdayaan usaha kecil menengah

ri Sumatera Ekspress, l7 Desember 2009, hlm. 10.la Republika, Pasar Modern Dilema Pemda, 12 Mei,2009.

" Sriwi.laya Post, 1i9 cabang lndomaret Incar Palem-bang, 12 Januari 2010.

528

atau pengecer kecil agar memiliki daya saing le-bih tinggi dan dapat berusaha secara berdam-pingan dengan usaha-usaha menengah atau be-sar.

Pasca Perubahan keempat UUD 1945,Bab XIV berubah menjadi "Perekonomian Na-sional dan Kesejahteraan Sosial", dan pasal 33

ditambah 2 ayat, sehingga pasal 33 UtlD 1945

berisikan 5 ayat. Pasal 33 ayat (4) UUD 1945

menyatakan bahwa: "Perekonomian nasional di-selenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomidengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadi-lan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, ke-mandirian serta dengan menjaga keseimbangankemajuan dan kesatuan ekonomi nasional".

Hal mendasar yang perlu diperhatikan da-lam penerapan prinsip demokrasi ekonomi, yai-tu prinsip kebersamaan dan efisiensi berkeadi-lan. Hal mana kedua prinsip ini sangat berkaitanlangsung dengan keberadaan pelaku usaha (pe-laku usaha kecil, mikro, menengah dan besar)dalam menjalankan dan mengembangkan usa-hanya ditengah-tengah perkembangan pereko-nomian saat ini.

B. PermasalahanBerdasarkan latar belakang pemikiran ter-

sebut, maka permasalahan hukum dalam persai-ngan usaha adalah: Bagaimana Konsep Harmo-nisasi Hukum Persaingan Usaha dalam UpayaMewujudkan Efisiensi Ekonomi, PerlindunganKonsumen dan Persaingan Usaha yang SehatBerbasis Demokrasi Ekonomi Indonesia.

C. Pembahasan

1. Demokrasi Ekonomi Indonesia sebagaiBasis Filosofis Ilarmonisasi Hukum Per-saingan Usaha Indonesia.

Harmonisasi berasal dari kata "harmoni",yang berarti "keselarasan, kecocokan dan kese-rasian".16 Dalam arti filsafat, diartikan sebagaikerjasama antara berbagai faktor yang sedemi-kian rupa, sehingga faktor-faktor tersebut meng-hasilkan kesatuan yang luhur.

Badan Pembinaan Hukum Nasional(BPHN) Departemen Kehakiman sebagaimanayang dikutip oleh Moch. Hasan Wargakusumah,

t6 M. Dahlan Al Berry, 1995,done s ia, Arkola, Yo gyakarta,

Kamtts Modern Bahasa In-hlm. 185.

Page 5: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

ing 1e-

:rdam-au be-

t945,ln Na-ISA1 JJ) 1945) 1945,na1 di-:onomirkeadiran, ke-langan

lan da-ri. yai-rkeadi-rkaitanra (pe-besar)

m usa-lereko-

- :.monisasi Hukum Persaingan Usaha Dalam Mewujuilkan ...

- :lberi pengertian harmonisasi hukum sebagai.:iatan ilmiah untuk menuju proses penghar-

-'-'nisasian hukum tertulis yang mengacu baik:,la nilai-nilai filosofls, sosiologis, ekonomis

-,r ruridis. Pengkajian terhadap rancangan per-i:..rran perundang-undangan, dalam berbagai-,:ek apakah telah mencerminkan keselarasan

-:r kesesuaian dengan peraturan perundang-un-

-::.3311 yang lain, hukum tidak tertulis yang hi-- -: dalam masyarakat, konvensi-konvensi dan:. anjian-perjanjian intemasional baik bilateral-, jp?_n multilateral yang telah diratifikasi Indo-

:. l.

Bertolak dari pengertian di atas, dapat di---:rl kesimpuian bahwa harmonisasi hukum-:,-ah upaya atau proses yang hendak menga-:: batasan-batasan perbedaan, hai-hal yang-:l.ntangan dan kejanggalan dalam hukum.:'"a atau proses untuk merealisasi keselara-

--. keserasian, kecocokan, keseimbangan dian---: :rorma-norma hukum didalam peraturan pe-

--- r.ln_q-undangan sebagai sistem hukum dalam- - kesatuan kerangka sistem hukum nasio-:

Fenomena diatas telah berkembang dan- :-Nung oleh adanya hubungan yang terkait- - :rr pengambil keputusan dengan para pelaku,,:a. baik secara langsung maupun tidak lang-- _- sehingga lebih memperburuk keadaan da-

--. penyelenggaraan ekonomi nasional. Selan-- -'" a Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun- -'r tentang Larangan Larangan Plaktek Mo-

' -:1i dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, me-- :.:kan bahwa: "pelaku usaha di Indonesia da-

-'.- lenjalankan kegiatan usahanya berasaskan- : :-.--krasi ekonomi dengan memperhatikan ke-: :'.3&r1g&11 antara kepentingan pelaku usaha

-. rf peltingan umum".\Ionopoli secara alamiah dapat te4'adi, ka-

.-:, Akibat dari suatu "superior skill", yang

salah satunya dapat terwujud dari pem-berian hak paten secara ekslusif oleh ne-gara, berdasarkan pada peraturan perun-dang-undangan yang berlaku kepada pe-

.:r. Hasan Wargakusumah dalam Kusnu Goesnia-- ,,-t6. Harmonisasi Hukum dalam Persfektif Perun-

.-:,,:.langan (Lex Specialis Suatu Masalah), JP.' r.. Surabaya. hlm. 71.. -, -u Goesniadhie, Ibid.. hlm.l 1 -1 2.

H] Azizah

laku usaha tertentu atas hasil riset danpengembangan atas teknologi tertenfu.Selain itu ada juga dikenal dengan istilah"trade secret", yang meskipun tidakmemperoleh eksklusifitas "pengakuan"oleh negara, namun dengan teknologi"rahasia" nya mampu membuat suatuproduk superior.

b. Monopoli terjadi karena pemberian ne-gara. Di Indonesia, hal ini sangat jelasdapat dilihat dari pelaksanaan ketentuanpasal 33 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3)UUD 1945 yang dikutip kembali oleh

.pasal51 UU. Nomor 5 Tahun 1999., c. Monopoli merupakan suatu "historical

accident". Dikatakan "historical acci-dent", oleh karena monopoli tersebut ter-jadi karena tidak sengaja dan berlang-sung karena proses alarniah, yang diten-tukan oleh berbagai faktor terkait di ma-na monopoli tersebut terjadi. Dalam halini penilaian mengenai pasar bersangku-tan yang memungkinkan terjadinya mo-nopoli menjadi sangat relevan.le

Pengertian mengenai pasar yang bersang-kutan menjadi sangat penting artinya dalam me-nenfukan ada tidaknya monopolisasi, meskipunpenenfuan dari pasar bersangkutan bersifat sa-ngat relatif. Pasar dalam hal ini diartikan seba-gai pasar yang berkaitan denganjangkauan ataudaerah pemasaran tertentu oleh pelaku usahaatasbarang dan atau jasa yang sama atau sejenisatau substitusi dari barang dan atau jasa terse-but.20

Sebagaimana diketahui bahwa sistem pa-sar akan bekerja dengan sendirinya, namun da-lam sistem perdagangan yang bebas dan terbu-ka, dimana setiap orang dapat menentukan se-cara bebas (baik secara sendiri-sendiri maupunbersama-sama) akan suafu tindakan yang akandiambilnya. Untuk keperluan tersebut, mekanis-me pengaturan persaingan usaha sangat diperlu-kan Gelhorn menyatakan bahwa tujuan utamadalam hukum persaingan usaha adalah untukmengurangi jarak antara persaingan usaha yang

le Ahmad Yani dan Gunawan Wijaya, 1999, Laranganpraktek Monopoli, PT. RajaGrafindo Persada, lakarta,hlm. 13-14.20 Ahmad Yani dan Gunar.van Wi.jaya, Ibic!,hlm. 15.

:;n ter-persai-{armo-Upaya

dungan: Sehat

;ebagaim Per-

moni",n kese-sebagai

;edemi-:meng-

asionalaimana[iumah,

;)iasa In-

-

529

Page 6: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

Jurnal Lex Librum, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal 525 - 538

ideal (secara teoritis) dengan kenyataan duniausaha yang bersumber dari pelaksanaan hak-hakindividu dalam praktek kegiatan usaha.2l Se-dangkan George Gilder berpendapat bahwa se-

bagai penyebab dari perdagalgan bebas, makaakan menimbulkan konsekuensi suatu ekonomiyang bebas, yang berakhir dengan "winners andt ,r22losers

Peluang-peluang usaha yang tercipta sela-ma tiga dasa warsa yang lalu dalam kenyataan-nya belum membuat seluruh masyarakat mampudan dapat berpartisipasi pembangunan di berba-gai sektor ekonomi. Perkembangan usaha swas-ta selama periode tersebut disatu sisi diwarnaioleh berbagai bentuk kebijakan pemerintah yangkurang tepat sehingga pasar menjadi terdistorsi.Disisi lain perkembangan usaha swasta dalamkenyataanya sebagian besar merupakan perwu-judan dari kondisi persaingan usaha yang tidaksehat yang mengacu kepada amanat pasal 33UtlD 1945 serta cenderung menunjukkan corakyang sangat monopolistik.

Para pengusaha yang dekat dengan elit ke-kuasaan mendapatkan kemudahan-kemudahanyang berlebihan sehingga berdampak kepadakesenjangan sosial. Munculnya konglomerasidan sekelompok kecil pengusaha kuat yang ti-dak didukung oleh semangat kewirausahawansejati merupakan salah satu faktor yang menga-kibatkan ketahanan ekonomi menjadi sangat ra-puh dan tidak mampu bersaing.

Apabila dikaji lebih lanjut, terlihat bahwaundang-undang nomor 5 tahun 1999 ini terlihatselaras dengan UUD 1945, yaitu guna terwujud-nya struktur ekonomi sebagaima+3 yang dike-hendaki oleh pasal 33 UUD 1945."

Apabila diperhatikan lebih lanjut tentangpasal 33 UUD 1945 tersebut, terlihat jelas ten-tang jiwa dan cita-cita dari perjuangan pergera-kan kemerdekaan Indonesia, yaitu:

a. Bahwa dalam pasal 33 UUD 1945 ter-cantum dasar demokrasi ekonomi, pro-duksi dikerjakan oleh semua, untuk se-

2r Ernest Gelhorn, 1986, Larangan praktektrtrst Lav, andEconomic' -in anut Shell, West Publishing co, Op-cii.,hlm.45.tt Thomas Sowell, 1995. Gooct Ortter (Right Answers toContemporary Questions), Simon and Schuster. USA,Op.cit.. hlm. 158.2r Suy'ud Margono, 2009, Hukum Larangan praktek mo-nopoli, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.21 .

s30

mua dibawah pimpinan atau pemilikananggota-anggota masyarakat. Kemakmu-ran masyarakatlah yang diutamakan, bu-kan kemakmuran orang perorangan.Oleh sebab itu, perekonomian disusunsebagai usaha bersama berdasarkan atasusaha kekeluargaan.

b. Perekonomian berdasarkan atas demok-rasi ekonomi. Oleh sebab itu, cabang-ca-bang produksi yang penting bagi negaradan yang menguasai hidup orang banyakharus dikuasai oleh negara.Jika tidak,tampak produksi jatuh ketangan seorangyang berkuasa dan rakyat yang banyakditindasnya. Dengan kata lain, perusaha-aL yang tidak menguasai hajat hiduporang banyak, boleh berada ditanganpe.seorangan.24

Menurut Bung Hatta dalam btsku Demok-rasi untuk Indonesia yang dikutip oleh ZuffikriSulaeman, menyatakan bahwa demokrasi yanglebih sempurna bagi bangsa Indonesia, demok-rasi yang utuh, yaitu demokrasi dibidang politikdan ekonomi yang tidak mengandung fahamindividualisme. Hatta bahkan amat yakin, de-mokrasi yang dibayangkannya tersebut akanbisa terwujud karena kesesuaiannya dengan tra-disi masyarakat Indonesia, yaitu kebersamaamdan kekeluargaaan.

Pengaturan tentang prinsip demokrasiekonomi di Indonesiaterdapat dalam pasal 33UUD 1945. Didalam amandemen keempat, pe-ngaturan pasal 33 ditambah 2 ayat, dimana padapasal 33 ayat (4) UUD 1945, berbunyi: "pere-konomian nasional diselenggarakan berdasaratas demokrasi ekonomi dengan prinsip keber-samaan, efisinesi berkeadilan, berwawasan ling-kungan, kemandirian serta dengan menjaga ke-seimbangan kemajuan dan kesatuan ekonominasional".

Tujuan untuk memajukan kesejahteraanumum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,ditambah prinsip keadilan sosial dalam rumusanpancasila dan alinea IV pembukaan UUD 1945serta pasal 33 ayat (4) UUD L945, dipandangmerupakan dasar yang sangat erat berkaitan de-ngan kebijakan ekonomi. Meskipun tidak diru-

2a Sumantoro, 2008, Httktrm Ekononti., Universitas Indo-nesia Press, Jakarta, hlm. 263.

Page 7: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

niiikanrakmu-an. bu-rangan.

Jrsusunan atas

lemok-ang-ca-

negarabanyak

tidak,ieorangbanyakrusaha-

hiduprtangan

)emok-Zifikrisr yangJemok-politiktaham

:in, de-lt akantan tra-amaam

nokrasi,asal 33

lat. pe-ra pada

"pere-

'erdasarkeber-

ln ling-aga ke-konomi

hteraanbangsa,

umusanD 1945randang

tan de-rk diru-

ns Indo-

Jamtonisasi Hukum Persaingan Usaha Dalam Mewajudkan ,..

* lskan sebagai nonna yang dapat ditegakkan-:Lalui proses peradilan, mmusan pembukaanI:D 1945 maupun pasal 33 ayat (4) UUD 1945

.:sebut harus menjadi acuan dan dasar berprjak

-,lam penyusunan peraturan pemndang-unda-- _:an dibidang perekonomian.2s

Demokrasi ekonomi Indonesia sering di-, -:rakan dengan "ekonomi kerakyatan",26 Seba-:,. rujukan untuk perekonomian yang dikerja-.: oleh masyarakat kecil. Ekonomi kerakyatan

-,:at diarlikan sebagai sistem perekonomian

':s melembagakan kedaulatan ekonomi rak-,: Tujuannya adalah untuk mengoreksi struk-

--: ekonomi kolonial dan memuliakan kemak--" -:an masyarakat di atas kemakmuran perora--:.n. Secara empiris, pengembangan ekonomi:::kr.atan dipicu oleh realitas bahwa sebagain

:..:r pelaku ekonomi Indonesia bergerak pada

- r:na yang berskala kecil.27Reformasi menuju ekonomi kerakyatan

:::lei dalam reformasi kebijakan jangka pen-

- - .: berupa Llpaya-upaya mengatasi dampak so-. irisis ekonomi dan keuangan, dan pen).usu-.. strategi pembangunan jangka panjang serta

: ::-.bangunan jangka pendek.Prinsip dasar dari program-program pem-

-: 1.1\'aan ekonomi rakyat yang benar adalah" ,,ih mungkin mengurangi intervensi pemerin--- ran aparat pemerintah, dan sebanyak mung-- :nelibatkan partisipasi masyarakat sejak dari

- :-3:1C311&On program sampai pela_ksanaan dan-:-'.lnlaatnnya.28 Hal ini berar:ti bahwa, prog-"---rrogram pemberdayaan ekonomi rakyat se-

- -: n.rungkin dihilangkan sifatnya sebagai pro--.. pemerintah dan diubah menjadi program

- i masyarakat sendiri.Pendapat Hatta tentang demokrasi untuk

- : resia yaitu demokrasi kerakyatan yang ti--.-, lengandung paham individualisme dan me-'

- - "::'nakan unsur kebersamaan atau kekeluar-. - rr atau kolektivisme, juga sejalan dengan

-.:n demokrasi ekonomi yang tertuang dalam

--r Asshiddiqie, 2010, Konstitusi Ekonomi, PT.- :.s \{edia Nusantara, Jakarta, hlm. 248-249.: : :Sord Baswir, 2070, Ekonomi Keralqtatanys. Neo-

.- :nle, Delokomotif, Jakarta, hlm. 7.- ---,d Erani Yustika, 2002, PembangLtnan dan Krisis,

- -;:.ott Perekonomian Indonesia, PT. Gramedia Wi-- r:::.a Indonesia, Jakarta, hlm. 58.: . S'-remardjan (editor), 2A00, l,[enuju Tata Indonesia- ll GramediaPustakaUtama, Jakarla. hlm.6.

Hj. Azizth

Pasal 33 UUD 1945. Makna kebersamaan antarapelaku usaha untuk membina kerukunan dapatmenjadi tolak ukur dalam berusaha secara sehat.

Johnny Ibrahim menyatakan bahwa de-mokrasi ekonomi Indonesia dibangun berdasar-kan konsep sosialisme pasar2e (Ciri-ciri sistemsosialisme pasar atau market socialism adalahkepemilikan faktor produksi oleh negara dan/atau kepemilikan secara kolektif oleh publik)yang berbeda dengan sistem ekonomi kapitalisdengan neoliberalisme, dan tetap bertumpu padaPasal33 ayat (1) UUD Tg45.3o

Fungsi dan peranan harmonisasi hukumpersaingan usaha sangat penting untuk mening-katkan keberadaan atau eksistensi persainganusaha dalarn kegiatan perekonomian negara.

Harmonisasi aturan hukum merupakan halyang sangat penting dan sebagai dasar untukdapat melakukan kegiatan dalam bidang per-saingan usaha. Hal ini sangat terkait dengan ma-salah kepastian hukum, perlindungan hukumserta prinsip-prinsip good corporate governon-ce. Oleh sebab itu, ke depan, langkah pertamaadalah melaksanakan harmonisasi aturan hu-kum, jika aturan hukum semua baik dan kom-prehensif, maka yang lain akan mengikuti.3l

Bertolak dari uraian di atas, maka demok-rasi ekonomi Indonesia yang berjiwa kerakyatantetap menjadi basis dalam perkembangan p€re-konomian yang dituangkan dalam peraturan per-undang-undangan, sehingga tidak ada alasanbahwa pertumbuhan dan perkembangan pereko-nomian Indonesia kehilangan jiwa dan asasyang mendasari kehidupan perekonomian yangmenjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Merujuk beberapa pendapat tentang de-mokrasi ekonomi Indonesia di atas, maka penu-lis berpendapat bahwa demokrasi ekonomi In-donesia dihubungkan dengan Undang-UndangNomor 5 Tahun 1999 mempunyai konsep "ko-lektivisme pasar", dalam arti bahwa bangun de-

'n Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, 2009, Hu-kum Ekonomi Sebagai Panglima, Masmedia Buana Pus-taka, Sidoarjo, hlm. 35.

'o Johory Ibrahim, 2009, Pendekatan Ekonomi Terhadapllukum, Teori dan Implikasi Penerapannya dalam Pene-gakan Hukum, CY. Putra Media Nusantara, dan ITSPress. Surabaya. hlm. 95

'' Joni Emirzon, 2007, Hukum Llsaha Jasa Penilai dariPerspektif Good Corporate Governarce, disertasi, Uni-versitas Diponegoro, Semarang, hlm. 704.

--

531

Page 8: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

Jurnal Lex Librum, VoL III, No. 2, Juni 2017, hal 525 - 538

mokrasi ekonomi yang merupakan bagian darisistem ekonomi nasional yang disusun sebagaiusaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan,di mana produksi dikerjakan oleh semua,untuksemua, di bawah pimpinan atau penilikan ang-gota-anggota masyarakat yalg bertujuan untukmeningkatkan kemampuan masyarakat (rakyat)dalam mengendalikan jalannya roda perekono-mian. Selain ifu, makna kolektivisme tersebutsejalan dengan prinsip kebersamaan yang di-maksud dalam pasal 33 ayat (4) UUD 1945yang berbeda dengan prinsip individualime da-lam ekonomi kapitalis. Pasar yang hendak dica-pai dalam hal ini merupakan pasar yang sehatberbasis demokrasi ekonomi kolektivisme, di-mana pelaku usaha bersama-sama membangunkebersamaan dan menjaga keseimbangan ke-pentingan masyarakat.

2. Efisiensi Ekonomi bedasarkan DemokrasiEkonomi Indonesia dalam Undang-Un-dang Nomor 5 Tahun 1999

Tujuan pembentukan undang-undang No-mor 5 Tahun 1999 seperti yang tertuang dalampasal 3 adalah untuk terciptanya efektifitas danefisiensi dalam kegiatan usaha.

Mengutip pendapat Posner bahwa peratu-ran hukum ekonomi perlu dianalisis dari per-spektif efisiensi ekonomi dengan kriteria paretofficiency, yaitu: "..that a situation is fficiency-enhancing if at least one person can be madebetter off without making anyone else worseoff", yang maknanya bahwa suatu situasi, yangdidalamnya terdapat efisiensi, jika paling tidakseseorang dapat dijadikan lebih baik, tanpamenjadikan seseorang lainnya lebih buruk. Ke-dua, pareto improvement, yaitu "A legal changeis fficiency-enltancing f the gains to the win-ners exceed the losses to the loser, and tltus, thewinners could, hypothetically, compensate thelosers for their losses and still be a better off',yang artinya perubahan hukum akan meningkat-kan efisiensi, jika keuntungan bagi pihak yangmenang melebihi kerugian bagi pihak yang ka-lah, dan kemudian pihak yang menang dapatmemberikan kompensasi kerugian kepada pihakyang kalah, sehingga pihak yang kalah tetapmenjadi lebih baik.

Efisiensi ekonomi mengandung tiga di-mensi, yaifu efisiensi statis, efisiensi pendapatan

532

dan efisiensi dinamis. Efisiensi statis tidak se-mata-mata tergantung pada mekanisme pasarbebas. Dalam hal ini, keputusan produksi ataukeputusan investasi tergantung pada kondisi tek-nis, sehingga ketiga dimensi dalam efisiensiekonomi di atas saling berkaitan.32

Efisiensi statis meliputi efisiensi produk-si, yaifu efisiensi opersional yang teknis dan nonteknis bersama biaya transaksi dan penghematanbiaya efisiensi dan efisiensi alokasi, yaitu alo-kasi produk melalui sistem harga dengan carapaling optimal yang diperlukan untuk memenu-hi kepentingan konsumen. Efisiensi dinamis ke-mungkinan besar merupakan efek persainganyang paling menguntungkan, dalam arti bahwapersaingan usaha memberikan intensif untukmelakukan penelitian dan pengembangan sertamemperkenalkan metode produksi dan distri-busi, produk dan jasa yang baru serta mendiri-kan atau masuk pasar baru untuk terus menerusdapat mendahului pesaingnya. 33

Salah satu cara yang dilakukan pemerin-tah untuk mempertinggi efisiensi kegiatan eko-nomi adalah membuat peraturan perundang-un-dangan yang disusun bersama pihak legislalatordan mengupayakan agar tidak terjadi pemburu-an rente ekonomi (rent seeking) oleh pelakuusaha.3a

Dalam situasi persaingan antara pelakuusaha, maka disatu sisi akan menguntungkankonsumen. Dalam situasi ini, konsumen berke-sempatan menggunakan haknya untuk memilihhasil produksi yang dipasarkan oleh pelaku usa-ha, Oleh karena itu, dalam persaingan antarape-laku usaha, maka pelaku usaha akan meng-efektifkan produktivitas dan bersaing dalamharga untuk menarik perhatian dan daya belikonsumen. Upaya pelaku usaha untuk meng-efektifkan produktivitas tersebut akan berkaitandengan efisiensi ekonomi secara umum.

Efisiensi ekonomi dalam hal ini tidak ter-

tt Sritua Arief, 1996, Pembangunanisme dan Ekononti ht-donesia, Pemberdoyaan Ralqtat dalam Arus Globalisasi.Zanan. Jakarra, hlm. 55.33 Knud Hansen, Peter W. Heermann, Wolfgang Kartte.Hans. W. Micklitz, Wolfgang Pfletschinger, Frean s Jur-gen Sacker dan Herbeft Sauter, 2002, Undang-UndangLarangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Ti-dak Sehat. GTZ dan PT. Katalis Mitra Plaosan, Jakarta.hlm. 121.tt Johnny Ibrahim, op-c:it, hlrr..81 .

I

Page 9: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

dak se-

3 pasarrsr atau

lisi tek-:tisiensi

produk-ian nonrematan

rru alo-.an cafaemenu-mis ke-saingan

bahwaI untukan sertar distri-nendiri-nenerus

emerin-an eko-ang-un-isialator:mburu-

pelaku

pelakurungkanr berke-memilihr},u usa-rtara pe-

meng-dalam

rr a beli: meng-erkaitan

idak ter-

t,,tomi In-''talisasi,

rg Kartte,r:n s Jur-

z-L'ndang'- saha Ti-r, -Iakar1a,

Harmonisasi Hukum Persaingan Usaha Dulum Mewujudkan ..,

:ras dari cita hukum yang terkandung dalam::mbukaan UUD 1945 yang dijadikan asas hu-..-m ekonomi nasional, yaitu memajukan kese-:rteraan umum dan mengutamakan kemakmu--.r rakyat Indonesia. Selain itu, efisiensi berke-,:rlan sebagaimana termuat dalam pasal 33

-LD 1945 juga merupakan basis dari demok--.si ekonomi Indonesia yang sekaligus menjadi: .srs perekonomian nasional.

-1. Perlindungan Konsumen Berbasis De-mokrasi Ekonomi Indonesia dalam Un-dang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Perlin---rgan Konsumen (UUPK) Nomor 8 Tahun-q9 menyatakan bahwa:

"Pelaku usaha adalah setiap perseoranganatau badan usaha baik yang berbentuk ba-dan hukum maupun bukan badan hukumyang didirikan dan berkedudukan ataumelakukan kegiatan dalam wilayah hu-kum negara Republik Indonesia, baik sen-diri maupun bersama-sama melalui per-janjian menyelenggarakan kegiatan usahadalam berbagai bidang ekonomi".

Sedangkan pengertian pelaku usaha terda--- -r-rga dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun

- -; Tentang Larangan Praktek Monopoli danr::>lingan Usaha Tidak Sehat, yaitu:

"Setiap orang perorangan atau badan usa-ha. baik badan hukum atau bukan badanhukum yang didirikan dan berkedudukanatau melakukan kegiatan dalam rvilayahhukum Negara Republik Indonesia, baiksendiri maupun bersama-sama melaluiperjanjian menyelenggarakan kegiatanusaha dalam bidang ekonomi".35

Pasal 6 UUPK juga mengaatur tentang

, Hak untuk menerima pembayaran yangsesuai dengan kesepakatan mengenaikondisi dan nilai tukar barang danlataur asa yang diperdagangkan.

: Hak untuk mendapat perlindungan hu-kum dari tindakan pelaku usaha yang

)e$ir.ano Wibowo dan Harjan Sinega. 2005, Hukumvt Persaingan Usaha, PT. Raja Grafindo Persada,tr-m- hlm.13.

Hj. Aziruh

beritikad tidak baik.c. Hak untuk melakukan pembelaan diri se-

patutnya di dalam penyelesaian hukumsengketa pelaku usaha.

d. Hak untuk rehabilitasi namabaik apabilaterbukti secara hukum bahwa kerugianpelaku usaha tidak diakibatkan oleh ba-rang danl atau j asa yang diperdagangkan.

e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuanperaturan perundang-undangan lainnya.

Pasal 7 UUPK juga mengatur tentang ke-wajiban pelaku usaha, berupa:

a. Beritikad baik dalam melakukan kegia-tan usahanya.

b. Memberikan informasi yang benar, jelasdan jujur mengenai kondisi dan jaminanbarang dan/ataujasa serta memberi pen-jelasan penggunaan, perbaikan dan pe-meliharaan.

c. Memperlakukan ata.u melayani pelakuusaha secara benar dan jujur serta tidakdiskriminatif.

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasayang diproduksi dan/atau diperdagang-kan berdasarkan ketenfuan standar mutubarang danlatau jasa yang berlaku.

e. Memberi kesempatan kepada pelakuusaha untuk menguji, danlatau mencobabarang danlataujasa tertenfu serta mem-beri jaminan dan/atau garansi atas ba-rang yang dibuat danlatau yang diper-dagangkan.

f. Memberi kompensasi, glaranganpraktekrugi dan/atau pengglararrgal praktekanatas kerugian akibat penggunaan, pema-kaian dan pemanfaatan barang dan4atauj asa yang diperdagangkan.

g. Memberi kompensasi, glarangan praktekrugi dan/atau pengglarangan praktekanapabila barang dan/ataujasa yang diteri-ma atau dimanfaatkan tidak sesuai de-ngan perjanjian.

Dari ketentuan di atas, jelas terlihat bahwaUUPK telah memberi sandaran yang tegas ten-tang tanggung jawab dari pelaku usaha.

Melalui prinsip kebersamaan antar pelakuusaha sebagaimana yafig diamanatkan pasal 33angka (4) tlllD 1945, maka akan berimplikasi

-

533

Page 10: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

Jurnal Lex Librum, VoL III, No. 2, Juni 2017, haL 525 - 538

terhadap konsumen yang dalam hal ini sebagai

konsumen akhir yang menikmati hasil produksidari pelaku usaha.

Apabila kita melihat ketentuan pasal 3Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 bahwa

salah satu tujuan pembentukan Undang-UndangNomor 5 Tahun T999 adalahuntuk menjaga ke-pentingan umum dalam vpaya meningkatkankesejahteraan rakyat. Sedangkan konsekuensi

terakhir berupa penyediaan barqyg dan jasa

yang optimal bagi para konsumen.'oDari ketentuan ini jelas tergambar bahwa

tujuan akhir dari keberadaan undang-undang iniadalah untuk melindungi konsumen. Melaluipersaingan sehat yang dilakukan oleh pelaku

usaha, maka konsumen diuntungkan dari sisi

kuantitas, kualitas dan kenanekaragaman pro-duk. Oleh karena itu, konsumen sebagai pema-

kai barang danlatw,tjasa perlu dijamin perlindu-ngannya dalam bentuk peraturan perundang-un-

dangan yang dibuat oleh pemerintah.

4. Persaingan Usaha yang Sehat BerbasisDemokrasi Ekonomi Indonesia dalamUndang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Eksistensi dan orientasi dari undang-un-dang Antimonopoli adalah untuk menciptakanpersaingan usaha yang sehat dengan cara men-

cegah monopoli dan persaingan usaha yatg ti-dak sehat, serta untuk menciptakan ekonomi pa-

sar yang efektif dan efisien demi peningkatankesejahteraanrukyat.

Persaingan usaha yang sehat merupakansalah satu kunci sukses bagi sistem ekonomi pa-

sar yang wajar. Dalam implementasinya, hal ter-sebut diwujudkan dalam dua ha1, yaitt, melaluipenegakan hukum persaingan usaha dan melaluikebijakan persaingan yang kondusif terhadap

perkembangan sektor ekonomi.''Untuk mencegah timbulnya persaingan

usaha yang tidak sehat, maka Undang-UndangNomor 5 Tahun 1999 mengatur secara jelas dan

terstruktur tentang perjanjian yang dilarang, ke-giatan yang dilarang dan posisi dominan. Sehu-

i6 Knud Hansen, Peter W. Heermann, Wolfgang Kartte,Hans. W. Micklitz, Wolfgang Pfletschinger, Frean s Jur-

gen Sacker dan Herbert Sauter, op-cil,hlm 120.37 Hermansyah, 2009, Pokok-Pokok Hukum PersainganUsaha di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Ja-

karta, 2009, hlm. 15.

s34

bungan dengan 3 hal tersebut, maka secara sub-

stansial berpotensi untuk membuka peluang be-sar untuk terjadinya praktik monopoli dan per-

saingan usaha yang tidak sehat, apalagi sebagian

besar transaksi bisnis memang berdasarkan per-j anj ian antar a pelaku usaha.

Dalam konsideran menimbang huruf (b)

dan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun7999, diatur bahwa persaingan usaha yang sehat

di Indonesiatetap harus memperhatikan konsep

demokrasi Indonesia sebagaimana yang dike-hendaki pasal33 UUD 1945.

Jika diteliti lebih lanjut ketentuan tersebut,

maka belum tergambar secara jelas prinsip de-

mokrasi ekonomi yang dikehendaki pasal 33

UUD 1945. Ketentuan pasal2 Undang-UndangNomor 5 Tahun 1999 hatya mengatur tentangperlunya memperhatikan keseimbangan antara

kepentingan pelaku usaha dan kepentinganumum. Dari uraian di atas, maka Konsep har-

monisasi hukum persaingan usaha dalam hubu-ngannya dengan demokrasi Indonesia, tergam-bar berikut ini:

Page 11: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

UUD 1945PASAL 33Asas-asas:

1. Kekeluargaan2. Kemanfaatan3. Demokrasi Ekonomi4. Kepastian

UU NOMOR 5 TAHUN 1999

\egara hukum:

- .:-landung::ll0D-: Lngan- r:Lrrsional

-- :=:a kekuasaan-::lla.

..::asian hub,r--sip, .:,., elesaian.. . :ieta dan

, ..:linbangan::. ian

. : ,.:tiban tidak::-:mbar dgn: :S

Demokrasi:Belum tergambarsecarajelas,prinsipkerakyatanygterkandung dlmmaknademokrasi hanyabentuk prosesperlindungan &pengaturan bagipelaku usaha

HAM:Telahtergarnbar dlmkonsideranmenimbanghuruf(b) yaitunegaramemberikankesempatanberusaha bgsetiap peiakuusaha tanpamembedakansatu sama lain

KeadilanMaknakeseimbanganarfiatakepentinganpelaku usahadankepentinganumumygtergambar dlmpasal 3 dptberimplikasidan bemruarapd keadilan

GlobalisasiKeberadaanUUinimerupakanjawabantantangan bagiIndonesia diera globalisasiutkmempercepatpembangunanperekonomiansecara nasional

:3 sub-ng be-n per-r,rgianr: per-

-:,monisasi Hukum Persaingan Usaha Dalam Mewujudkan ...

Konsep Harmonisasi Hukum Persaingan UsahaDalam }fubungannya dengan Demokrasi Ekonomi (Perspektif Ius Constifutum)

Prinsip HukumPersaingan Usaha:

1 . Kesej ahtera an r aky at2. Demokrasi ekonomi3. Kesempatan yg sama

utk berusaha4. Hukum mengendalikan

sbrrktur perekonomian

Hj. Azizah

-.-: rb i

Tahunr sehat

i rnsepdike-

isebut,;rp de-,ial 33

. ndangentangantara

rtlngan:p har-hubu-

3rgam-

Terwujudnya Hukum PersainganUsaha yang Harmonis:

l. Efisiensi Ekonomi2. Perlindungan Konsumen3. Persaingan yarg Sehat Berbasis

Demokrasi Ekonomi Indonesia

535

Page 12: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

Jurnal Lex Libram, Vol. III, No. 2, Juni 2017, hal, 525 - 538

D. PenutupDari uraian di atas, maka dapat disimpulkan:1. Salah satu cara yang dilakukan pemerin-

tah untuk mempertinggi efisiensi kegia-tan ekonomi adalah melakukan kebija-kan peraturan dalam bentuk aturan per-undang-undangan. Efisiensi ekonomi da-lam hal ini tidak terlepas dari cita hukumyang terkandung dalam pembukaanUUD 1945, yang dijadikan asas hukumekonomi nasional, yaitu memajukan ke-sejahteraan umum dan mengutamakankemakmuran rakyat lndonesia. Selainitu, efisiensi berkeadilan sebagaimanatermuat dalam pasal 33 UUD 1945 jugamerupakan basis dari demokrasi ekono-mi Indonesiayang sekaligus menjadi ba-sis perekonomian nasional.

2. Dari ketentuan Pasal 3 Undang-UndangNomor 5 Tahun 1999 tergambar bahwa

tujuan akhir dari keberadaan undang-un-dang ini adalahuntuk melindungi konsu-men. Melalui persaingan sehat yang dila-kukan oleh pelaku usaha, maka konsu-men diuntungkan dari sisi kuantitas, kua-litas dan kenanekaragaman produk.Oleh karena itu, konsumen sebagai pe-

makai barang danlataujasa perlu dijaminperlindunganfiya dalam bentuk pemn-dang-undangan yang dibuat oleh peme-rintah.

3. Persaingan usaha yang sehat di Indone-sia tetap harus memperhatikan konsepdemokrasi lndonesia (konsideran me-nimbang huruf (b) dan Pasal2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun L999), walau-pun konsep demokrasi ekonomi yang di-maksud dalam undang-undang ini belumtergambar secara jelas.

Daftar Pustaka

Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, 2009, Hukum Ekonomi Sebagai Panglima, MasmediaBuana Pustaka, Sidoarjo.

Ahmad M. Ramli, Koordinasi dan Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan, ( lljumalpdii. go. idladmin/jurnall 208120, diakses tanggal 4 April 2017 ).

Ahmad Erani Yustika, 2002, Pembangunan dan Krisis, Memetakan Perekonomian Indonesia, PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, J akafia.

Ahmad Yani dan Gunawan Wrjuya 1999, Larangan praktek Monopoli, PT. RajaGrafindo Persada,

Jakarta.Boediono, 2010, Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.Destivano Wibowo dan Harjan Sinega. 2005, Hukum Acara Persaingan Usaha, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manu-

sia,(http ://www. djpp. depkumham. go.id/ke giatan-umum/49-kegiatan-direktorat-harmoni sasi.html, diakse s tanggal 4 April 20 17 ).

Ernest Gellhorn dan William E. Kovacic,1994, Antitrust Lau and Economics in a Nutshel/, WestPublishing Co. USA.

Hermansyah,2009, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia,Kencana Prenada MediaGroup, J akarta, 2009 .l 5

Jimly Asshiddiqie, 2010, Konstitusi Ekonomi, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta.Joni Emirzon,2007, Hukum Usaha Jasa Penilai dari Perspehif Good Corporate Governance,

disertasi, Universitas Diponegoro, Semarang.Johnny Ibrahim, 2009, Pendekatan Ekonomi Terhadap Hukum, Teori dan Implikasi Penerapannya

dalam Penegakan Hukum, CV. Putra Media Nusantara, dan ITS Press, Surabaya.Kaelan, 20 I 0, P en di dikan P an c as il a, Paradigma, Yo gyakarta.

536

Page 13: DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT BERBASIS …stihpada.ac.id/system/App/Post/files/000/000/124/original/061705.pdf · Alamat e-mail : aazizahS9 5 (d,gmail.com Abstrak- ...

mg-un-konsu-rg dila-konsu-r-s. kua-rroduk.rai pe-iiiaminperun-peme-

ndone-konsepn me-ndang-rr'alau-

ang di-belum

Harmonisasi Hukum Persaingan Usaha Dalam Mewujudkan ,.. H] Azizah

inud Hansen, Peter W. Heermann, Wolfgang Kartte, Hans. W. Micklitz, Wolfgang Pfletschinger,Frean S. Jurgen Sacker dan Herbert Sauter, 2002, Undang-(lndang Larangan Praktek Mo-nopoli dan Persaingan ()saha Tidak Sehat, GTZ dan PT. Katalis Mitra Plaosan, Jakarta.

rrsnu Goesniadhre,2006, Harmonisasi Hukum dalam Persfektif Perundang-undangan (Lex Spe-cialis Suatu Masalah), JP.BOOKS, Surabaya.

,,larwah M. Diah dan Joni Emirzon, 2003, Aspek-Aspek Hukum Persaingan Bisnis Indonesia (Per-janjian yang Dilarang, Perbuatan Bisnis yang Dilarang, dan Posisi Dominan yang Dila-rang), Universita Sriwij aya, Palembang.

--cianus Budi Kagramanto, Harmonisasi Kebijakan dan Hukum Persaingan (Jsaha (http:llgaga-sanhukum.wordpress.com/2009/06/1 8/harmonisasi-kebijakan-dan-hukum-persaingan-usaha-bagian-ril, diakses tanggal 7 April2011).

"1 Dahlan Al Berry, 1995, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Arkola, Yogyakarta.1 -rc htar Affan di, 197 l, I lmu - I I mu Ken e gar a an, Alumni, B an dung.

: rnadi Purbacaraka & Soerjono Soekamto, 1983, Menelusuri Sosiologi Hukum Negara, CYRajawali, .Jakarta.

: :,, risond Baswir, 2A10, Ekonomi Keralqtatan vs. Neoliberalisme, Delokomotif, Jakarta.::.o Soemardjan (editor),2000, Menuju Tata Indonesia Baru, PT. Gramedia PustakalJtama, Ja-

karta.!.'e1ono Soekanto & Otje Salman (penyunting), 1987, Disiplin Hulanm Dan Disiplin Sosial, Raja

Wali Press, Jakarta, 1987 .

:. :ua Arief, 1996, Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia, Pemberdayaan Ralqtat dalarn ArusG I o b al i s as i, Zaman, J akarta.

: -nantoro, 2008, Hukum Ekonomi, Universitas Indonesia Press, Jakarta.: -'.ud Margono, 2009, Hukum Larangan praktekmonopoli, Sinar Grafika, Jakarta.: :nrial Syarbani dkk, 2002, Sosiologi dan Politik, Ghalia Indonesia, Jakarta.--,rmas Sowell, 1995, Good Order (Right Answers to Contemporaty Questions), Simon and

Schuster, USA.--;hi Shionoya, 2005, Economy and Morality: The Philosophy of The Welfare State, Edward

Elgar Publishing Inc., USA., hlm. 148.

"'Isss Media:: -::atera Ekspress, 17 Desemb er 2009.: .:rblika, Pasar Modern Dilema Pemda,12 Mei, 2009.: - ,. ijaya Post, 119 cabang Indomaret Incar Palembang, 12 Januari2010.

smedia

jurnal

;.r. PT.

:rsada,

:tlndo

\ianu-

'. West

\ledia

537

liotlce)

lJnnya