Dampak Sinar X

download Dampak Sinar X

of 17

description

Radiasi adalah suatu pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton). Disekitar kita sangat banyak sumber radiasi yang kita kenal, seperti televisi, lampu penerangan, komputer dan lain sebagainya. Radiasi dibagi dalam beberapa jenis dan setiap jenis memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel, sedangkan jika ditinjau dari muatan listriknya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion (radiasi atom atau radiasi nuklir) dan radiasi non-pengion. Salah satu contoh dari beberapa jenis gelombang radiasi yang ada yaitu sinar X.

Transcript of Dampak Sinar X

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangRadiasi adalah suatu pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton). Disekitar kita sangat banyak sumber radiasi yang kita kenal, seperti televisi, lampu penerangan, komputer dan lain sebagainya. Radiasi dibagi dalam beberapa jenis dan setiap jenis memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel, sedangkan jika ditinjau dari muatan listriknya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion (radiasi atom atau radiasi nuklir) dan radiasi non-pengion. Salah satu contoh dari beberapa jenis gelombang radiasi yang ada yaitu sinar X.Sinar X adalah salah satu bentuk dariradiasi elektromagnetikdan radiasi pengion dengan panjang gelombang yang sangat pendek berkisar antara 10 nanometersampai 100 pikometer(sama dengan frekuensi dalam rentang 30petahertz- 30exahertz) dan memiliki energi dalam rentang 100eV 100 Kev. Sinar ini memiliki gelombang yang lebih pendek dari sinar UV dan lebih lama dari sinar gamma, serta memiliki daya tembus yang cukup tinggi. Perkembangan sinar X ini dimulai oleh William Congrat Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3 tahun kemudian, penemuan sinar-X ini telah menimbulkan demam penggunaan radiasi pada masyarakat. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi radiasi dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia terutama di dunia kedokteran dan perindustrian.Pemanfaatan radiasi ini meliputi tindakan radiodiagnostik, radioterapi, kedokteran nuklir, serta bidang industri. Berbagai jenis bidang ini mempunyai sumber-sumber radiasi yang spesifikasi fisiknya berbeda dengan faktor risiko yang berbeda pula. Semua tindakan pemakaian radiasi, baik untuk diagnostik, terapi, kedokteran nuklir, maupun bidang industri harus selalu melalui proses justifikasi, limitasi dan optimasi agar pasien, petugas dan lingkungan di sekitar mendapatkan keuntungan sebesar mungkin dengan resiko sekecil mungkin. Pemanfaatan radiasi dilakukan secara tepat dan hati-hati demi keselamatan, keamanan, ketentraman, kesehatan pekerja, maupun pasien. Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion yang selanjutnya disebut keselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi yang sedemikian rupa agar efek radiasi pengion terhadap manusia dan lingkungan tidak melampaui nilai batas yang di tentukan.Selain beberapa manfaaat diatas, sinar X ini juga dapat menimbulkan efek yang negatif bagi tubuh manusia. Sinar X sendiri yang termasuk dalam jenis radiasi pengion, dapat menimbulkan ionisasi pada suatu bahan yang dilewati. Karena itu dapat menimbulkan beberapa efek seperti kematian sel atau perubahan sel. Dampak negatif yang paling sering terjadi pada manusia yaitu kerusakan organ reproduksi (sterilitas), selain itu paparan sinar X diluar batas juga dapat meningkatkan kemungkinan kerusakan molekul atau DNA sehingga menimbulkan suatu penyakit keganasan, kerusakan kulit, kerontokan rambut, maupun kecacatan pada janin.

1.2 TujuanPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dampak sinar X bagi manusia, baik dampak negatif maupun dampak positif, khususnya bagi orang yang rentan terpapar sinar X contohnya seperti radiologis dan fotografernya yang bekerja di rumah sakit maupun klinik-klinik kesehatan, serta pasien pasien yang menggunakan radioterapi. Selain mengetahui dampak negatif dan positif dari sinar X, makalah ini juga bertujuan mengetahui bagaimana pencegahan paparan sinar X sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari sinar ini.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah dan Definisi Sinar XWilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg, Jerman, pertama kali menemukan sinar roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Penemuan roentgen ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat di periksa bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara pemeriksaan konvensional.1Setahun setelah Roentgen menemukan sinar-X, maka Henri Becquerel, di Perancis, pada tahun 1896 menemukan unsur uranium yang mempunyai sifat yang hampir sama. Penemuannya diumumkan dalam kongres Akademi Ilmu Pengetahuan Paris pada tahun itu juga. Tidak lama kemudian, Marie dan Pierre Curie menemukan unsur thorium pada awal tahun 1896, sedangkan pada akhir tahun yang sama pasangan suami-istri tersebut menemukan unsur ketiga yang dinamakan polonium sebagai penghormatan kepada negara asal mereka, Polandia. Tidak lama sesudah itu mereka menemukan unsur radium yang merencanakan radiasi kira-kira 2 juta kali lebih banyak daripada uranium.2Sinar X merupakan suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang berkisar antara 0,01 hingga 10 nanometer dan memiliki frekuensi antara 1016 hingga 1021 Hz. Panjang gelombang sinar ini lebih pendek daripada sinar UV dan lebih lama daripada sinar gamma.3

2.2.Fungsi Sinar XDalam dunia medis sinar X atau juga disebut sebagai radiasi rontgen ini digunakan untuk membantu dokter untuk melihat bagian dalam tubuh tanpa harus melakukan pembedahan. Berbagai alasan yang mengharuskan seseorang untuk melakukan tes dengan sinar X, antara lain:1. Untuk memastikan bagian dalam tubuh yang mengalami sakit,2. Untuk memantau perkembangan suatu jenis penyakit, misalnya osteoporosis, radang sendi, penyumbatan pembuluh darah, kanker tulang, tumor payudara, gangguan pencernaan, pembesaran jantung, berbagai jenis infeksi, kerusaka gigi, dan lain sebagainya.3. Untuk dapat melihat efek dari pengobatan medis yang telah dilakukan.2

2.3 Sifat sinar-XSinar-X adalah gelombang elektromagnet dengan sifat-sifat utama sebagai berikut:1. Sinar-X tidak dapat dilihat dengan mata.2. Seperti gelombang elektromagnetik lainnya, sinar-X dapat merambat seperti halnya laju cahaya.3. Sinar-X tidak dapat dideflesikan dengan lensa atau prisma dapat didefleksikan dengan kristal.4. Sinar-X juga mengalami serapan selama proses transmisi di dalam bahan sehingga daya tembus sinar-X bergantung pada jenis materi dan energinya.5. Sinar-X merupakan radiasi pengion sehingga mampu menghasilkan elektronelektron bebas di dalam materi.6. Sinar-X dapat merubah jaringan tubuh.3,4

2.3 Proses Terjadinya Sinar-X dalam alat RongtenTahapan proses terjadinya sinar-X sebagai berikut:1. Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 20.000C sampai menyala) dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.2. Karena panas elektron - elektron dari katoda (filamen) terlepas.3. Sewaktu panas dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electron-elektron akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup).4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi.5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuk panas (>99% dan sinar X (< 1%)).6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar-X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.7. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan oleh radiator pendingin.1

Faktor yang mempengaruhi gambaran pada Sinar-X1. Pengaruh Milliampere (mA)Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-x, dan penurunan mA akan mengurangi intensitas. Sehingga semua intensitas sinar-x atau derajat terang/brightness akan bertambah sesuai dengan peningkatan intensitas radiasi sinar-x di titik fokus. Oleh sebab itu, derajat terang dapat diatur dengan mengubah mA. Perlu juga dipahami bahwa intensitas sinar-x yang bervariasi akan terus membawa hubungan yang sama antara satu dengan yang lainnya.2. Pengaruh JarakSekali lagi, intensitas sinar-x dari suatu pola bisa diatur menjadi sama dengan cara merubah semua hal, bukan dalam hal-hal yang menyangkut kelistrikan, tapi dengan menggerakkan tabung mendekati atau menjauhi objek. Dengan kata lain, jarak tabung ke objek mempengaruhi intensitas gambaran.Hal ini dapat dibuktikan dengan demontrasi yang sederhana. Tanpa penerangan lain dalam ruangan, pindahkan lampu yang menyala mendekati kertas bercetak. Anda akan melihat bahwa semakin dekat cahaya ke buku, makin terang halaman itu terkena cahaya. Hal yang samajuga berlaku pada sinar-x: pada saat jarak objek ke sumber radiasi dikurangi, intensitas sinar-x pada objek meningkat; pada saat jaraknya ditambah intensitas radiasi pada objek berkurang. Semua ini merupakan kesimpulan dari faktor bahwa sinar-x dan cahaya merambat dalam pancaran garis lurus yang melebar.Perubahan jarak hampir sama dengan perubahan mA dalam hal efeknya terhadap semua intensitas gambaran. Terhadap banyaknya perubahan intensitas gambaran keseluruhan bila mA atau jarak diubah adalah merupakan suatu kaidah hitungan aritmetika sederhana.3. Pengaruh Kilovolt (kV)Perubahan kV menyebabkan beberapa pengaruh. Pertama, perubahan kV menghasilkan perubahan pada daya tembus sinar-x dan juga total intensitas berkas sinar-x akan berubah. Hal ini terjadi dengan tanpa perubahan pada arus tabung.5

2.4 Dampak Positif (Manfaat) Sinar XSinar X memberikan kontribusi penting pada berbagai bidang, seperti :a. Bidang KesehatanDigunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf.Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bagian yang lebih tumpat seperti tulang.Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengetahui kecacatan tulang, megetahui tulang yang patah dan melihat keadaan organ-organ dalam badan.Sinar-X juga digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker ini dikenal sebagai radioterapi. Akan tetapi semua jenis tes kesehatan, Sinar-X sebaiknya hanya dilakukan untuk membantu dalam diagnosis medis seseorang, agar tidak menimbulkan resiko yang justru membahayakan bagi kesehatan.2Beberapa manfaat lain Sinar X dalam dunia kesehatan, antara lain:1. Sinar-X digunakan sebagai alat untuk menyelidiki penyebab dan gejala pada penyakit pasien / mendiagnosa suatu penyakit.2. Dapat membantu mengkonfirmasi ada atau tidaknya suatu penyakit atau cedera pada seorang pasien.3. Sebagai radioterapi untuk membunuh sel-sel tumor dan kanker.4. Mensterilkan peralatan medis.

b. Bidang PerindustrianSinar X juga dapat digunakan untuk menunjang kegiatan-kegiatan industri, seperti:1. Membantu untuk melacak kerusakan-kerusakan seperti retak dan aus dalam komponen mesin-mesin industri yang mungkin tidak terdeteksi.2. Sebagai alat mesin mikroskopis.3. Memperbaiki retakan / kerusakan pada mesin-mesin industri.4. Menghilangkan bakteri berbahaya dari produk kalengan makanan laut dan produk lainnya.5. Untuk memantau kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah industri.c. Bidang Keamanan/SecuritySinar X digunakan untuk membantu mendeteksi ada atau tidaknya sebuah ancaman bahaya di suatu tempat. Misalnya di Bandara, sinar X dapat membantu melihat ada atau tidaknya barang-barang berbahaya bawaan calon penumpang pesawat.d. Bidang Riset Alamiah/Ilmu PendidikanSinar X dapat digunakan untuk mempelajari struktur yang terdapat pada sebuah senyawa/benda.e. Bidang PertanianDalam bidang pertanian, sinar X digunakan untuk menciptakan bibit unggul yang berkualitas. Selain itu juga dapat digunakan untuk membantu pemupukan.6

2.5. Dampak Negatif (Bahaya) Sinar X Penelitian terbaru mengungkap dampak negatif sinar X atau CT Scan pada anak-anak. Ternyata radiasi alat-alat tersebut dalam waktu lama bisa meningkatkan risiko terserang penyakit leukemia.Sebenarnya telah lama timbul kekhawatiran pada masyarakat akan efek negatif radiasi elektromagnetik terhadap kesehatan, terutama bagi anak-anak. Yang terbaru, para peneliti melaporkan bahwa paparan terhadap tiga kali atau lebih sinar X di masa kanak-kanak akan meningkatkan kemungkinan seorang anak menderita penyakit leukemia sebanyak dua kali lipat, meskipun risiko secara keseluruhan masih kecil.6 Foton sinar X memiliki energi yang relatif tinggi sehingga bisa memutus rantai molekul atau DNA. Kerusakan molekul ini bisa memicu sel kanker dan kerusakan gen. Dengan penggunaan gelombang sinar x, maka sel-sel tubuh akan rusak sehingga berdampak pada kesehatan manusia. sinar X yang "ditembakkan" untuk memotret bagian dalam organ tubuh harusnya benar-benar dalam komposisi yang tepat. Sebab, jika tidak, teknologi ini justru bisa memicu kanker. Hal ini dikuatkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Wake Forest University di Carolina Utara. Mereka meneliti sebuah rumah sakit di Amerika Serikat yang menangani pasien trauma. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa pemberian dosis radiasi sangat memengaruhi risiko munculnya kanker. James Winslow dari tim peneliti tersebut menyebutkan bahwa rata-rata orang yang tinggal di AS mendapatkan sinar radiasi sebanyak 3 millisievert. Sedangkan pasien trauma mendapatkan sinar radiasi sebanyak 40 millisievert. Dan, hal inilah yang meningkatkan risiko kanker pada pasien-pasien itu. Karena itu, ia menganjurkan, "Para dokter seharusnya memikirkan risiko jangka panjang dan keuntungan memeriksa pasien dengan menggunakan radiasi pada level tinggi baik untuk memeriksa kepala, leher, dada, rongga perut dan tulang panggul. Untuk meminimalisir risiko, James Winslow dan tim peneliti menyebut agar para dokter mengurangi dosis radiasi saat mengambil gambar atau menggunakan metode pengambilan gambar lainnya, seperti ultrasound (dengan gelombang suara) dan resonansi magnetik.6 Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa. Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena bayi tersebut sedang mengalami pembelahan sel-sel secara cepat untuk menjadi jaringan dan organ.6

2.6 Pencegahan Terhadap Paparan Sinar Xa. Proteksi Radiasi Terhadap pasien1. Pembatasan penggunaan kekuatan aliran listrikPembatasan penggunaan kekuatan aliran listrikialah adanya kekuatan aliran listrik pada setiap pesawat rontgen dengan pembatasan dari 50 k Vp sampai 90 k Vp atau 100 k Vp.72. Pemakaian filterTujuan filter adalah untuk menghentikan komponen-komponen radiasi lemah yang tidak dapat mencapai film dan membentuk bayangan. Pemasangan filter yang memadai akan memperkecil penyinaran yang tidak perlu pada jaringan, tanpa memperpanjang waktu penyinaran yang tidak pada tempatnya. Apabila pemasangan filter ditambahkan melampaui batas optimumnya, maka waktu penyinaran terpaksa diperpanjang yang sebenarnya tidak perlu.8Dengan adanya filter maka kekuatan sinar radiasi langsung dikurangi sejak keluar dalam pesawat roentgen biasanya setelah melewati filter, kekuatan atau daya tembus sinar radiasi hanya separuhnya. Filtrasi ini disebut atau mempunyai nilai paruh, atau half value layer. Jenis filter yang biasa digunakan; aluminium yang berupa lempengan pipih, tebalnya tergantung kekuatan sinar radiasi yang dihasilkan di dalam pesawat. Logam-logam lain dipakai juga tetapi sebagai penera adalah lapisan lempeng logam alumunium.9,103. KolimasiKolimasi memperkecil luas daerah dan volume penyinaran pada kulit dan jaringan dibawahnya, karena itu mengurangi dosis yang diterima oleh sebagian besar organ, dosis integral, dosis gonad dan dosis yang diterima operator. Melindungi pasien dengan menggunakan kolimasi optimum, berarti memperkecil jumlah radiasi sekunder yang berasal dari jaringan di sekitarnya untuk mencapai pemilihan waktu penyinaran.8Apabila suatu daerah akan diperiksa, tipe film yang digunakan dan kombinasi tegangan, arus serta filter yang digunakan harus sudah ditentukan. Waktu penyinaran harus sedemikian rupa sehingga film yang diproses pada kondisi standar seperti dianjurkan pabriknya akan menghasilkan film dengan kerapatan yang baik, faktor pemprosesan film 50%. Kolimasi mempunyai ukuran diameter berbeda-beda, sesuai dengan pemotretan yang tentunya dimaksudkan untuk mengurangi pancaran sinar radiasi.104. Memakai baju timah (apron)Celemek pelindung dan penahan radiasi dipakai untuk melindungi pasien dan operator terhadap radiasi sebar. Radiasi ini tidak mempunyai fungsi untuk pembentukan bayangan tetapi menaikkan tingkat dosis. Harus diperhitungkan adanya proteksi terhadap individu yang berada dikamar yang bersebelahan dengan daerah penyinaran.7,10Celemek pelindung untuk pasien harus mengandung bahan yang ekivalen dengan timbal setebal 0,25 mm atau lebih, ketebalan yang dimaksud tergantung pada apakah usaha itu dilakukan untuk menyerap kebocoran radiasi primer. Oleh karena perlindungan terhadap pasien didasarkan pada efek genetik yang mungkin mempengaruhi generasi yang akan datang maka celemek pelindung jelas harus melindungi gonad pasien. Kecuali apabila penyinaran gigi perlu diberikan atau sebelumnya pernah menerima penyinaran tinggi, maka penggunaan celemek pelindung tidak diperlukan bagi mereka diluar reproduksi.9

Terdapat beberapa jenis baju pelindung timah (apron) antara lain:1. Pelindung timah (apron) untuk seluruh tubuh (whole body), apron ini melindungi tubuh dari bahu sampai tungkai bawah. Apron ini digunakan baik operator maupun penderita.2. Apron untuk kelenjar tiroid ialah untuk melindungi kelenjar tiroid disebut tiroid shield, berguna untk mengurangi daya tembus sinar radiasi ke arah kelenjar tiroid.3. Apron untuk kelenjar gonad merupakan apron untuk melindungikelenjar gonad ini disebut sebagai gonad opron, berbentuk seperti bawahan tukang masak yang hanya melindungi perut bagian bawah.10

b. Proteksi Radiasi Pada Dokter (Operator)1. JarakSelain memantau keselamatan kerja radiasi bagi petugas dan memantaupajanan radiasi yang diterima ruangan tempat penyinaran, juga diperhatikan pengendalian bahaya di tempat kerja. Pemajanan radiasi di lingkungan kerja dapat dikendalikan dengan cara pekerja berada jauh dari sumber radiassi dan hanya pasien yang berada didalam ruangan penyinaran. Cara ini efektif karena intensitas radiasi dipengaruhi oleh hukum kuadrat terbalik.5,10

2. WaktuPemaparan dapat diatur dengan waktu melalui berbagai jalan, yaitu:1. Membatasi waktu generator dihidupkan.2. Pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang tertentu.3. Pembatasan waktu ruang dipakai.5

3. PerisaiPerisai ini dibuat dari timbal atau beton. Terdapat 2 jenis perisai yaitu:1. Perisai primer, memberi proteksi terhadap radiasi primer (berkas sinar guna). Tempat tabung sinar -X dan kaca timbal pada bibir tabir fluoroskopi merupakan perisai primer.2. Perisai sekunder, memberi proteksi terhadap radiasi sekunder (sinar bocor dan hambur). Tabir serat timbal pada tabir fluoroskopi, pakaian proteksi, kursi fluoroskopi dan perisai yang dapat dipindahpindahkan, merupakan perisai sekunder.5,9

4. Film BadgeMenurut Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang keselamatan kerja terhadap radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif, menyebutkan keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Untuk memenuhi Peraturan Pemerintah tersebut diwajibkan memakai peralatan pemonitoran personil saat bekerja, dapat berupa dosimeter saku atau film badge.6Untuk pencatatan radiasi yang menegenai seluruh permukaan tubuh. Cukup film badge dicekatkan pada pinggir saku baju atau pada pinggir kancing baju di dada. Bila tenyata setelah beberapa bulan, film dikeluarkan dari badge, kemudian dicuci/diproses di kamar gelap dan terdapat gambaran warna hitam dari film, derajat warna hitam ini diukur dengan penetrometer, sehingga diketahui kira-kira beberapa dosis radiasi yang diterimanya.8Bila derajat kehitaman film tersebut telah atau pada batas bahaya makaorang tersebut harus bebas radiasi atau istirahat dari terkena radisi.Menurutperaturan pemerintah, bebas radiasi minimal 6 bulan. Derajat kehitaman gambar pada film mempunyai nilai yaitu 1,2,3 dan 4 nilai tertinggi adalah batas dosis maksimal yang telah diterima.105. Posisi operator selama penyinaranOperator selama penyinaran berdiri sekurang-kurangnya 2 m dari pasien dan sumber radiasi. Posisi yang dianjurkan adalah suatu daerah antara 900 dan 1350 dari arah berkas radiasi primer.9 Apabila penyinaran dilakukan dari bagian depan pada wajah, operator dapat berdiri pada sisi yang lain dari pasien, pada posisi yang telah digambarkan. Apabla penyinaran dibuat dari samping muka, operator harus berdiri sedikit di belakang pasien.Gambar dibawah ini menunjukkan posisi yang sebenarnya di mana operator harus berdiri. Operator juga harus berdiri pada tempat yang telah dirancang aman pada sisi ruang radiasi (bila didesain ideal).9,106. Tata tertib penggunaan pada proteksi personilPesonil dianjurkan memakai film badge secara terus menerus. Selain itu ruang pesawat sinar-X diagnostik:1. Personil diharuskan menggunakan perisai dan pakaian proteksi yang tersedia.2. Personil tidak boleh memegang pasien selama penyinaran.3. Bila memakai pesawat Sinar-X dental atau Mobil X-ray unit (tanpa perisai pelindung). Petugas personil harus berdiri diluar berkas sinar gunadan sejauh mungkin dari pasien.5

BAB IIIPENYELESAIAN MASALAH

Sinar X adalah salah satu bentuk dariradiasi elektromagnetikdan radiasi pengion dengan panjang gelombang yang sangat pendek Sinar ini memiliki gelombang yang lebih pendek dari sinar UV dan lebih lama dari sinar gamma, serta memiliki daya tembus yang cukup tinggi.Sinar-X berkonstribusi dalam bidang kesehatan, perindustrian, keamanan, riset alamiah atau ilmu pendidikan, hingga bidang pertanian. Dalam bidang kesehatan, sinar-X digunakan untuk memastikan bagian dalam tubuh yang mengalami sakit, untuk memantau perkembangan suatu jenis penyakit, untuk pengobatan beberapa penyakit, untuk melihat perkembangan dari perawatan medis yang telah dilakukan, dan sebagai standar baku (gold standard) untuk penegakan diagnosis pasti sebuah penyakit.Panjang gelombang pada sinar-x sangat pendek berkisar antara 10 nanometersampai 100 pikometerdan memiliki energi dalam rentang 100eV 100 Kev. Sinar-x aman digunakan selama paparan tidak berlebihan. Apabila seseorang terpapar radiasi sinar-x terus-menerus dan berlebihan, maka akan menimbulkan dampak negatif pada kesehatan.Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh sinar-x pada kesehatan seperti dijelaskan pada penelitian terbaru yang melaporkan bahwa paparan terhadap tiga kali atau lebih sinar-X pada anak-anak akan meningkatkan kemungkinan seorang anak menderita penyakit leukemia sebanyak dua kali lipat. Selain itu, sinar-x dapat memutus rantai molekul atau DNA sehingga dapat memicu sel kanker dan kerusakan gen. Pada wanita hamil, paparan sinar-x yang berlebihan dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa.Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, maka sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan memproteksi diri. Proteksi yang dilakukan untuk mencegah dampak negatif harus dilakukan pada pasien dan operator.Proteksi yang dapat dilakukan pada pasien adalah dengan pembatasan penggunaan kekuatan aliran listrik, pemakaian filter, kolimasi (memperkecil luas daerah dan volume penyinaran), dan memakai baju timah (apron). Sedangkan proteksi yang dapat dilakukan pada operator adalah mengatur jarak antara operator dan paparan sinar-x, mengatur waktu pemaparan, membuat perisai dari timbal atau beton (ruangan), film Badge, mengatur posisi operator selama penyinaran, dibuatnya tata tertib penggunaan pada proteksi personil.

BAB IVKESIMPULAN

Sinar-x merupakan salah satu radiasi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan, terutama pada bidang kesehatan karena dapat membantu dalam mengetahui lokasi penyakit, penegakan diagnosis penyakit, mengetahui perjalanan dan perkembangan penyakit, serta pengobatan dan perkembangan pengobatan medis yang telah dilakukan. Radiasi sinar-x aman bagi kesehatan selama digunakan tidak berlebihan. Paparan sinar-x yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan, seperti peningkatan kemungkinan terjadinya leukemia pada anak-anak, memicu sel kanker dan kerusakan sel, serta pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran. Jadi, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, maka harus dilakukan proteksi pada pasien dan operator.

DAFTAR PUSTAKA1. Mariyanto,Djoko,Solichin,Abidin Zainal. Analsis Keselamata Kerja Radiasi Pesawat Sinar-X Di Unit Radiologi RSU Kota Yogyakarta. Seminar Nasional IV SDM teknologi Nuklir,2008:679-690.2. Suyatno Ferry. Aplikasi Radiasi Sinar-X Di Bidang Kedokteran Untuk Menunjang Kesehatan Masyarakat.Seminar Nasional IV sdm Teknologi Nuklir;2008:503-509.3. Lukman D.Dasar-dasar Radiologi Dalam Ilmu Kedokteran Gigi.Jakarta Widya Medika;1995.4. Rudi,Pratiwi,Susilo.Pengukuran Paparan Radiasi Perawat Sinar-X DiInstalasi Radiodiagnostik Untuk Proteksi Radiasi.J.Unnes Physis;2012:19-24.5. Rasad Esjahriar.Buku Radiologi Diagnostik.Jakarta;2005:(15-7)- (25-9).6. Anonim. 2011. Resiko bahaya radiasi dari perangkat medis. http://www.smallcrab.com/kesehatan/728-resiko-bahaya-radiasi-dari-perangkat-medis.7. Lukman D. Dasar-dasar Radiologi Dalam Ilmu Kedokteran Gigi. Jakarta Widya Medika; 1995. 12. Kusumawati Dwi Dyah, Yuliati Helfi. Terimaan Dosis Radiasi Foto Thorak Oleh Pasien Anak; 2006.8. Misjuherlina, Pervitasari Dian. Pajanan Radiasi Terhadap Keterpajanan Radiografer Ruangan Penyinaran Instalasi Radioterapi RSUPN Ciptomangunkusomo Jakarta.Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 5 No 3.Desember 2006: 478-485. 14. Trikasjono Toto,Supriyanti Elisabeth, Budiyono Hendarto. Studi Penerimaan Dosis Eksterna Pada Pekerja Radiasi Di Kawasan Batan Yogyakarta. Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta; 2008: 25-26. 15. Akhadi Mukhlis. Buku Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. Jakarta; 2000: 134-143.9. Al Mustafa. Sinar-X Dan CT Scan Picu Leukimia [Internet] Available From: https://mustafawordpress.wordpress.com/sinr-x-dan-ct-scan/ [Accsesd at 09 juli 2014].10. Alatas Zubaidah. Risiko Radiasi Dai Computed Temografphy Pada Anak. Seminar Nasional IX SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta; 2013.

1

17