DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS...

227
DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia 2016

Transcript of DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS...

Page 1: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAMKementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

2016

Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kementerian Hukum dan HAM tidak berarti tugas pokok dan fungsi sudah berjalan sepenuhnya, karena perlu dilihat implikasi terhadap efektifitas dari pelaksanaannya.

Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui dan menganilisis dampak restrukturisasi organisasi di Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka pencapaian tujuan yang hendak dicapai, namun terlihat perubahan yang signifikan dari apa yang sebenarnya, diharapkan dengan anggaran yang lebih sedikit pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang semakin efektif dan efisien. sungguh kami sadari bahwa pengkajian ini masih jauh dari sempurna, namun demikian hasil pengkajian ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja keras tim peneliti, sehingga laporan pengkajian ini selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

9 786026 952264

ISBN 602695226-8

ISBN 978-602-6952-26-4

Page 2: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan
Page 3: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Page 4: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan
Page 5: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014TENTANG HAK CIPTA

Pasal 1(1) Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 6: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAMKementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

2016

Page 7: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

copyright©BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RIJl. HR Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan, Jakarta Selatan

Website: www.balitbangham.go.id

Tim Peneliti:Y. Ambeg Paramarta, S.H., M.Si

Djoko Pudjiraharjo, S.H., M.Hum Edward James Sinaga, S.Si., M.H

Ahmad Sanusi, S.H., M.HTrisapto Wahyudi Agung Nugroho. SS., M.Si

Last Sariyanti, A.Md.IP., S.H., M.HHaryono, S.Sos., M.H

Ir. I Gusti Putu Agung, M.SiGunawan, S.h., M.H

Dade Zulaecha, A.Md

Cetakan Pertama – Desember 2016

Penata Letak: PanjibudiDesain Sampul: Panjibudi

ISBN: 978-602-6952-26-4

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang.Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta.

Pracetak oleh:Tim Pohon Cahaya

Dicetak oleh:Percetakan Pohon Cahaya

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Page 8: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

ABSTRAK

Birokrasi merupakan lini terdepan pelayanan terhadap masyarakat. Untuk memperbaiki kinerja pelayanan terhadap publik birokrasi harus merumuskan misinya dengan jelas. Hal ini sekaligus juga untuk menata kembali struktur pemerintah dan birokrasi. Dengan memperjelas misi setiap organisasi, maka budaya birokrasi yang melakukan kegiatan di luar misi tersebut dapat dihindari. Pengembangan birokrasi yang berorientasi pada misi ini akan berdampak optimal dalam memperbaiki pelayanan publik jika diikuti dengan restrukturisasi birokrasi. RPJMN 2015-2019 menjadi pedoman bagi Kementerian/ Lembaga (K/L) untuk melaksanakan program dan kegiatannya yang dirumuskan dalam Rancangan Rencana Strategis (Renstra) K/L Tahun 2o15-2019. Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional tersebut Kemenkumham dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menyusun program dan kegiatan, seperti halnya program dan kegiatan Kemenkumham pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014. Program dan kegiatan Kemenkumham pada RPJMN 2009-2014 belum sepenuhnya disusun dengan pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK), sehingga

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

v

Page 9: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

pada RPJMN 2015-2019 perlu dilakukan restrukturisasi program dan kegiatan. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melakukan upaya melaksanakan fungsi perencanaan, pengawasan, pelaporan, dan akuntansi walaupun belum memiliki satuan kerja secara entitas. Divisi Pemasyarakatan, Divisi Keimigrasian, serta Divisi Pelayanan Hukum dan HAM secara fungsi telah menyelenggarakan pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan dukungan teknis, namun belum ada pendelegasian fungsi kepada unit/struktur secara entitas sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

vi

Page 10: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

KATA SAMBUTAN

Salah satu karakteristik organisasi adalah struktur organisasi. Suatu struktur organisasi yang baik memiliki pembagian dan tugas yang jelas arah koordinasinya atau jelas hubungan pekerjaan tertentu diantara bermacam- macam komponen atau unsur dari keseluruhan organisasi. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah suatu organisasi yang dinamis, oleh karenanya perubahan struktur organisasi dan nomenklatur di Kementerian Hukum dan HAM adalah suatu keniscayaan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 menjadi pedoman bagi Kementerian Hukum dan HAM untuk melaksanakan program dan kegiatannya yang dirumuskan dalam rancangan strategis (RENSTRA) Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2014 -2019. Oleh karena itu setiap Unit Utama perlu melakukan penyelarasan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

vii

Page 11: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Hukum dan HAM dengan RPJMN 2014-2019, sehingga program dan kegiatan yang akan dilakukan dapat lebih terukur dan menghasilkan outcomes sesuai dengan target dan waktu yang telah ditetapkan.

Menindaklanjuti Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Hukum dan HAM melakukan restrukturisasi organisasi pusat melalui Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM yang pada prinsipnya memberikan arahan dan pedoman yang jelas kepada Kementerian Hukum dan HAM dalam menata organisasi yang efisien, efektif dan rasional sesuai dengan kebutuhan serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan.

Permasalahannya apakah restrukturisasi organisasi yang dibentuk itu berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pada setiap unit atau satuan kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dan dapat mendukung terhadap outcomes program dan kegiatan. Demikian pula hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan fungsi perencanaan dan anggaran, pengawasan, pelaporan serta akuntansi. Pengkajian ini berupaya untuk mengetahui signifikasi perubahan yang ditimbulkan setelah restrukturisasi organisasi terhadap efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Hukum

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

viii

Page 12: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dan HAM. Akhirnya, kami mengharapkan pengkajian ini dapat berguna bagi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Jakarta, Desember 2016Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM,

Y. Ambeg Paramarta, SH., M.Si.NIP. 19650322 198703 1 002

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

ix

Page 13: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

x Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Page 14: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat allah SWT, karena rahmat dan izin-Nya lah pelaksanaan pengkajian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pengkajian ini berdasarkan surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: PPH-62.LT.02.02 Tahun 2016 Tentang Pembentuakn Tim Pelaksanaan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan ”Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM”

Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kementerian Hukum dan HAM tidak berarti tugas pokok dan fungsi sudah berjalan sepenuhnya, karena perlu dilihat implikasi terhadap efektifitas dari pelaksanaannya.

Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui dan menganilisis dampak restrukturisasi organisasi di Kementerian

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

xi

Page 15: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Hukum dan HAM dalam rangka pencapaian tujuan yang hendak dicapai, namun terlihat perubahan yang signifikan dari apa yang sebenarnya, diharapkan dengan anggaran yang lebih sedikit pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang semakin efektif dan efisien. sungguh kami sadari bahwa pengkajian ini masih jauh dari sempurna, namun demikian hasil pengkajian ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja keras tim peneliti, sehingga laporan pengkajian ini selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Pada akhirnya kami berharap bahwa pengkajian ini dapat berguna bagi Kementerian Hukum dan HAM serta kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas kerja sama yang baik kepada Bapak/Ibu yang telah membantu dalam pelaksanaan pengkajian ini.

Jakarta, Desember 2016Kepala Pusat

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

Djoko Pudjirahardjo, S.H., M.HumNIP. 19620926 198903 1 001

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

xii

Page 16: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................vKATA SAMBUTAN ........................................................................... viiKATA PENGANTAR .......................................................................... xiDAFTAR ISI ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1A. Latar Belakang ............................................................... 1B. Rumusan Masalah ....................................................... 13C. Tujuan Penelitian ......................................................... 13D. Manfaat Penelitian ...................................................... 13E. Personil Tim Pelaksana ............................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................15A. Organisasi .................................................................... 15B. Restrukturisasi Organisasi ..........................................32C. Restrukturisasi Program dan Kegiatan ...................... 39D. Penganggaran Berbasis Kinerja .................................. 46E. Konsep Birokrasi .......................................................... 51F. Restrukturisasi Pemerintah Menuju Efektivitas

Organisasi ................................................................... 56

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

xiii

Page 17: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

G. Kerangka Pikir ............................................................. 68H. Hipotesis ..................................................................... 70

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................... 73A. Jenis Penelitian.............................................................73B. Populasi Dan Sampel ...................................................74C. Jenis Dan Sumber Data ................................................77D. Variabel Penelitian ...................................................... 78E. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 79F. Instrumen Penelitian .................................................. 80G. Teknik Analisis Data ................................................... 80H. Definisi Konsep ........................................................... 92I. Definisi Operasional ................................................... 94J. Proses Penelitian ......................................................... 98

BAB IV GAMBARAN UMUM ................................................. 101A. Kondisi Umum Kemenkumham ............................... 103B. Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi Dan

Kerangka Kelembagaan .............................................109C. Target Kinerja Dan Kerangka Pendanaan .................114

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................. 117A. Pelaksanaan Restrukturisasi Organisasi ................... 117B. Pelaksanaan Restrukturisasi Program

Dan Kegiatan .............................................................. 130C. Dampak Restrukturisasi Terhadap Tatalaksana

Kementerian Hukum Dan HAM................................153D. Dampak Restrukturisasi Terhadap Efektivitas

Tugas Pokok Dan Fungsi Kementerian Hukum Dan HAM ................................................................... 162

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

xiv

Page 18: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

E. Kendala Restrukturisasi Program Dan Kegiatan ..... 189F. Upaya Yang Perlu Dilakukan Kemenkumham ......... 190

BAB VI PENUTUP ................................................................ 199A. Kesimpulan ................................................................199B. Saran ........................................................................... 201

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................203

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

xv

Page 19: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

xvi Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Page 20: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan keinginan dan kebutuhan manusia semakin bertambah. Keinginan dan kebutuhan manusia yang demikian banyak dan kompleks tidak mungkin dapat dipenuhi dengan berusaha sendiri. Oleh karena itu manusia membentuk suatu wadah yaitu organisasi yang merupakan suatu lembaga tempat berkumpulnya sejumlah manusia yang mempunyai rangkaian proses kerja sama yang terikat dalam suatu hubungan formil guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

Organisasi mempunyai beberapa tujuan antara lain memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa yang akan datang yang senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh organisasi tersebut. Tujuan organisasi berfungsi sebagai patokan yang dapat di pergunakan oleh anggota organisasi maupun kalangan luar untuk menilai

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

1

Page 21: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

keberhasilan organisasi. Misalnya mengenai efektivitas mau-pun efisiensi.1

Tujuan dari organisasi dapat berupa laba, pemberian pendidikan, pemberian pelayanan, penegakan hukum, perlindungan HAM dan sebagainya. Meskipun tujuan dari setiap organisasi itu berbeda-berbeda namun ciri-ciri organisasi itu tetaplah sama, yaitu perilakunya terarah pada tujuan dalam arti organisasi itu mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama.

Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur pokok dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan dalam perencanaan. Secara sederhana efektivitas dapat di artikan sebagai suatu bentuk penyelesaian yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Steers ada 4 faktor yang mempengaruhi efektivitas yaitu ciri organisasi, ciri lingkungan, ciri bekerja, serta kebijakan dan praktek manajemen.2

Salah satu karakteristik organisasi adalah struktur organisasi. Dengan demikian agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif, maka suatu organisasi dapat menyusun suatu struktur atau hubungan pekerjaan tertentu diantara bermacam-macam komponen dari kesatuan secara keseluruhan. Dalam hal ini struktur organisasi merupakan

1 Etzioni, Amitai, Organisasi-organisasi Modern. Universitas Indonesia, Jakarta, 1985, hlm.7.

2 Steers, Richard M, Organization Effectiveness, terjemahan Magdalena Jamin, Efektivitas Organisasi, Seri Manajemen No. 47, Erlangga, LPPM, Jakarta. 1985, hlm. 209.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

2

Page 22: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

suatu kerangka yang mempolakan hubungan diantara orang-orang maupun bidang-bidang kerja dalam organisasi tersebut sehingga kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan yang teratur dan jelas.

Pfiffner dkk menyebutkan: ”Organization structure is the relationship of workers and their activities to another and the whole, the parts being the tasks, jobs, or functions and the respective of the personnel who perform them.”3 Struktur organisasi adalah hubungan antara para pegawai dan aktivitas satu sama lain serta terhadap keseluruhan, bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan dan fungsi dari masing-masing anggota kelompok pegawai yang melaksanakannya. Dengan demikian struktur organisasi dapat dianggap sebagai suatu kerangka yang merupakan titik pusat bagi manusia agar dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik, sehingga efektivitas dapat tercapai.

Birokrasi merupakan lini terdepan pelayanan terhadap masyarakat. Untuk memperbaiki kinerja pelayanan terhadap publik birokrasi harus merumuskan misinya dengan jelas. Hal ini sekaligus juga untuk menata kembali struktur pemerintah dan birokrasi. Dengan memperjelas misi setiap organisasi, maka budaya birokrasi yang yang melakukan kegiatan di luar misi tersebut dapat dihindari. Pengembangan birokrasi yang berorientasi pada misi ini akan berdampak optimal dalam memperbaiki pelayanan publik jika diikuti dengan

3 Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2006, hlm. 41.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

3

Page 23: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

restrukturisasi birokrasi. Bromley menilai bahwa Birokrasi dalam menggarap proses kerjanya selama ini masih belum mampu melaksanakan proses kerja yang tepat dan memadai, terutama untuk memaksimalkan hasil pekerjaannya karena disebabkan oleh kendala-kendala eksogen (exogeneous constraints).4

Permasalahan nomenklatur atau sebutan jabatan yang tidak jelas fungsinya, satu organisasi yang tidak seimbang fungsinya ditempatkan pada jenjang yang sama, satuan organisasi dengan fungsi menyeluruh hanya ditempatkan di bawah satuan lain secara sah, penamaan suatu fungsi yang tidak jelas dan ketidaktepatan dalam menempatkan fungsi yang penting masih saja dirasakan dalam birokrasi pemerintahan. Sedarmayanti menjelaskan bahwa ”penataan kelembagaan penyelenggaraan pemerintah hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.5 Perubahan dan penataan kelembagaan terkenal dengan istilah reinvention yaitu transformasi dasar sistem pemerintahan dan organisasi pemerintahan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kemampuan beradaptasi dan berinovasi, sehingga tidak hanya memperbaiki efektivitas yang ada, namun juga menciptakan

4 Hariyoso.S., Pembaruan Birokrasi dan Kebijaksanaan Publik, Peradaban, Bandung, 2006, hlm. 215.

5 Sedarmayanti. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan. Bandung: Refika Aditama. 2010, hlm. 323.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

4

Page 24: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

kelembagaan yang mampu memperbaiki efektivitas bila lingkungannya berubah.”

Dari uraian di atas, jelas menunjukkan bahwa dalam penataan kelembagaan yakni organisasi pemerintahan struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik seperti yang dijelaskan oleh Agung Kurniawan: apabila komponen-komponen struktur organisasi yang mendukung disusun dengan baik antara pembagian kerja atau spesialisasi disusun sesuai dengan kebutuhan, dapat saling menunjang, jelas wewenang tugas dan tanggung jawabnya, tidak tumpang tindih, sebaran dan tingkatan dalam organisasi memungkinkan dilakukannya pengawasan yang efektif.6 Dengan demikian akan memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian kualitas pelayanan. Akan tetapi apabila struktur organisasi tidak disusun dengan baik maka akan dapat menghambat kualitas pelayanan puplik yang baik. sedangkan ketidakjelasan visi dan misi akan memberi peluang intervensi kepentingan lain di luar organisasi, serta mengancam netralitas dan menghambat tercapainya birokrasi egalitarian yang memihak kepentingan rakyat.

Untuk mewujudkan salah satu visi pembangunan nasional yaitu kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia perlu melaksanakan misi sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak asasi manusia

6 Kurniawan, Agung, Transformasi Birokrasi. Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 2009, hlm.79.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

5

Page 25: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

berlandaskan keadilan dan kebenaran. Organisasi sebagai ujung tombak dalam melaksanakan visi dan misi pembangunan nasional di bidang hukum dan HAM diamanatkan kepada Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Untuk itu dibentuklah struktur organisasi Kemenkumham, baik pada unit pusat maupun di wilayah.

Kemenkumham merupakan organisasi yang dinamis. Perubahan Nomenklatur dan struktur organisasi Kemenkumham merupakan suatu keniscayaan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan terakhir dilakukan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional tersebut Kemenkumham dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menyusun program dan kegiatan, seperti halnya program dan kegiatan Kemenkumham pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014. Program dan kegiatan Kemenkumham pada RPJMN 2009-2014 belum sepenuhnya disusun dengan pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK), sehingga pada RPJMN 2015-2019 perlu dilakukan restrukturisasi program dan kegiatan.

RPJMN 2015-2019 menjadi pedoman bagi Kementerian/ Lembaga (K/L) untuk melaksanakan program dan kegiatannya yang dirumuskan dalam Rancangan Rencana Strategis (Renstra) K/L Tahun 2105-2019. Hal ini menjadi pendukung dalam melaksanakan visi, misi dan program Presiden dalam agenda pembangunan nasional (Nawa Cita). RPJMN 2015-2019 yang merupakan cerminan dari Nawa Cita tidak terlepas dari

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

6

Page 26: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.

Untuk menyikapi hal ini Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna H. Laoly, pada kesempatan resmi sosialisasi RPJMN Tahun 2015-2019 dan Program Prioritas Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyatakan bahwa, para Pimpinan Unit Eselon I agar segera melakukan penyelarasan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkumham dengan RPJMN.7 Sehingga program dan kegiatan yang akan kita lakukan dapat lebih terukur dan menghasilkan outcomes sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Begitu juga yang disampaikan Kepala Badan Litbang Kemenkumham Y. Ambeg Paramarta yang pada saat itu kapasitasnya sebagai Sekretaris Jenderal: ”ada perbedaan target yang telah ditetapkan dalam rancangan Renstra Kemenkumham dengan target yang ditetapkan di dalam RPJMN”. Oleh karena itu, diperlukan sinkronisasi dan penyesuaian atas dokumen Renstra dengan RPJMN 2015-2019. Sehingga dengan adanya penyesuaian tersebut, dokumen Renstra yang akan ditetapkan dapat menjadi acuan dalam pencapaian target kegiatan pada masing-masing program pada Kemenkumham.

Restrukturisasi program dan kegiatan dilakukan disusun dengan kerangka Logic Model. Penyusunan dimulai dengan penetapan outcome masing-masing Unit Kerja Eselon (UKE)

7 Sosialisasi: Selaraskan Program dan Kegiatan Renstra Kemenkumham dengan RPJMN Tahun 2015-2019, 11 Maret 2015, kemenkumham.go.id.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

7

Page 27: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

I. Outcome merupakan tujuan yang akan dicapai dari UKE I dan rumusan outcome mencerminkan suatu kondisi dari berjalannya program UKE I. Selain itu, rumusan outcome dari UKE I juga disusun selaras dengan sasaran prioritas pembangunan yang ditetapkan oleh Bappenas, dan Sasaran prioritas pembangunan dapat diakomodir dalam bentuk Indikator Kinerja Utama (IKU) maupu Indikator Kinerja Kegiatan (IKK).

Restrukturisasi program dan kegiatan dimaksudkan juga untuk menata Unit Pelaksana Teknis (UPT). UPT tidak lagi menjalankan program dukungan manajemen sebagaimana pada RPJM 2009-2014, namun menjalankan program teknis, karena UPT akan melaksanakan kegiatan dalam rangka pencapaian outcome dari program teknis.

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Kementerian Hukum dan HAM selama kurun waktu 2009-2014 bahwa penetapan program dan kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009 mengenai Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran, dalam pelaksanaannya masih ditemukan beberapa kelemahan dan kendala. Seperti: keluaran (output) dari suatu kegiatan belum memberikan kontribusi secara langsung terhadap pencapaian sasaran program, hasil (outcome) masing-masing program pada Satuan Kerja (Satker)/Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM belum inline dengan program yang diemban oleh unit eselon I terkait, dan capaian kinerja Satker/UPT tidak

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

8

Page 28: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

mendukung capaian program pada unit eselon I terkait. Selain itu alokasi anggaran pada satker teknis belum berada pada program yang diemban eselon I terkait, sehingga capaian kinerja satker belum menjadi capaian program secara utuh.

Untuk itu pada kurun waktu tahun 2015-2019, Kementerian Hukum dan HAM melakukan perubahan struktur perencanaan dan penganggaran. Guna merealisasikan perencanaan dan penganggaran pada satker Kantor Wilayah dan UPT yang in-line dengan eselon I terkait, maka alokasi anggaran pada masing-masing satuan kerja pada program unit eselon I pengemban program yang bersesuaian pada Satker Kanwil. Alokasi anggaran yang in-line pada Satker Kanwil berada pada 11 program yang merupakan representasi dari 10 unit eselon I terkait. Misalnya pada satker UPT Kantor Imigrasi (Kanim), Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), dan Perwakilan Imigrasi di Luar Negeri, alokasi anggaran berada pada program peningkatan pelayanan dan pengawasan Keimigrasian yang merupakan program yang diemban oleh unit eselon I Ditjen Imigrasi. Begitu juga pada satker UPT Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara (Rutan), Cabang Rumah Tahanan Negara (Cabrutan), Balai Pemasyarakatan (Bapas), Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan), Rumah Sakit Pengayoman, alokasi anggaran berada pada program pembinaan dan penyelenggaraan Pemasyarakatan yang merupakan program yang diemban oleh unit eselon I Ditjen Pemasyarakatan.

Selain merealisasikan perencanaan dan penganggaran pada Satker Kantor Wilayah dan UPT yang in-line dengan eselon I terkait, juga untuk penyesuaian indikator kinerja program dan indikator kinerja kegiatan, penyesuaian model/

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

9

Page 29: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

postur dan komposisi RKA-K/L. Outcome yang dihasilkan masing-masing program pada Satker di wilayah dan UPT disesuaikan (in-line) dengan program yang diemban eselon I terkait, sehingga dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) Kementerian Hukum dan HAM menjadi lebih tepat, efektif, efisien, dan akuntabel. Guna penyusunan Renja dan RKA-K/L perlu dilakukan penyesuaian program dan kegiatan pada aplikasi Rencana Kinerja (Renja) dan aplikasi RKA-K/L.

Untuk mewujudkan restrukturisasi program dan kegiatan agar laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) Kementerian Hukum dan HAM menjadi lebih tepat, efektif, efisien, dan akuntabel, dilakukan restrukturisasi organisasi Unit eselon I Kemenkumham sebagai amanat dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Menindaklanjuti Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015, maka Menkumham melakukan restrukturisasi organisasi pusat melalui Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kementerian Hukum dan HAM. Sementara tahun sebelumnya, yaitu tahun 2014 untuk menyesuaikan dengan restrukturisasi program dan kegiatan Menkumham telah menerbitkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

Pada Unit Eselon I (Unit Utama), tidak terdapat penambahan maupun pengurangan jumlah struktur dari struktur organisasi

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

10

Page 30: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

sebelumnya, namun terdapat perubahan nomenklatur yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan HAM (Balibang HAM) menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM (Balitbang Hukum dan HAM) dan Direktorat Jenderal Hak Kekeyaan Intelektual (Ditjen HKI) menjadi Direktorat Jenderal Kekeyaan Intelektual (Ditjen KI).

Dari Organisasi dan Tata Kerja unit pusat ini, di level unit eselon II terjadi penyesuaian dan perubahan. Baik perubahan struktur, penggabungan, peningkatan eselonering, maupun perubahan nomenklatur. Misalnya antara lain: Pusjianbang Setjen dan Puslitbang BPHN bergabung ke dalam Balitbang Hukum dan HAM. Puslitbang di BPHN berubah nomenklatur menjadi Pusat Analisa dan Evaluasi. Perubahan unit di Setjen, Bidang pengelolaan dan pendayagunaan telematika Biro Perencanaan (eselon III) naik level menjadi Pusdatin (Eselon II). Biro Humas dan luar negeri berubah Nomenklatur menjadi Biro Humas, Hukum dan kerja sama. Sementara Biro Perlengkapan berubah Nomenklatur menjadi Biro Pengelolaan BMN di Setjen. Pada level unit eselon III pada biro perencanaan yaitu bidang penegelolaan dan pendayagunaan telematika berubah Nomenklatur menjadi bidang reformasi birokrasi. Selain itu, pada Ditjen PP terjadi penambahan unit eselon II dari 5 unit eselon II menjadi 6 unit eselon II.

Sementara, penerbitan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 tahun 2014 tentang orta Kanwil Kementerian Hukum dan HAM masih merujuk pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Peraturan Menteri Hukum Dan HAM R.I Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum Dan HAM Republik

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

11

Page 31: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Indonesia. Dengan adanya struktur organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang baru terdapat struktur yang belum ada pengampuannya pada pelaksanaan tugas dan fungsi pada unit eslon I. Untuk mengantisipasi hal ini pada tahun 2015 dilakukan restrukturisasi unit Eselon I melalui Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 29 Tahun 2015.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 29 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum Dan HAM pada prinsipnya memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada Kementerian Hukum dan HAM dalam menata organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan. Kendati pun restrukturisasi tersebut telah dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang hendak dicapai, namun belum terlihat perubahan yang signifikan dari apa yang sebenarnya diharapkan yakni pelaksanaan tugas dan fungsi yang semakin efektif dan efisien dengan anggaran yang lebih sedikit.

Dari fakta dan fenomena yang ada pada restrukturisasi organisasi yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM berdampak pada penyusunan program dan kegiatan, serta efektivitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Terkait dengan itu, perlu dilakukan penelitian untuk melihat dampak restrukturisasi organisasi Kementerian Hukum dan HAM dalam terhadap efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

12

Page 32: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana pelaksanaan restrukturisasi yang dilakukan

oleh Kementerian Hukum dan HAM dalam mencapai tujuannya?

2. Apa dampak restrukturisasi terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM?

3. Apa kendala dan upaya yang dihadapi dalam restrukturisasi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui pelaksanaan restrukturisasi yang

dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM.2. Untuk menganalisis dampak restrukturisasi terhadap

efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM.

3. Untuk menemukan kendala dan upaya yang dihadapi dalam restrukturisasi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang hukum dan HAM, serta manajemen, karena dalam pelaksanaan program dan kegiatan hukum dan HAM saat ini proses restrukturisasi yang diungkapkan dan diteliti oleh penulis, akan sering ditemukan di lapangan. Oleh karena itu dengan penelitian ini

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

13

Page 33: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

penulis berharap dapat menambah kajian tentang fenomena strukturisasi organisasi yang telah ada sehingga menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang Hukum dan HAM, serta manajemen. Dengan penelitian ini penulis juga berharap dapat memberikan pandangan tentang penyusunan program dan kegiatan serta penyusunan organisasi pemerintahan yang lebih efektif dan efisien. Namun yang lebih penting kajian ini dapat dijadikan dasar pembanding bagi Pimpinan Kementerian Hukum dan HAM dalam menyusun ORTA selanjutnya.

E. Personil Tim Pelaksana

Personil Tim Pelaksana Penelitian ”Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian Hukum dan HAM RI:

Pengarah : Y. Ambeg Paramarta, S.H., M.Si.Penanggung Jawab : Djoko Pudjiraharjo, S.H., M.Hum.Ketua/Anggota Tim : Edward James Sinaga, S.Si., M.H.Sekretaris/Anggota Tim : Tri Sapto Wahyu Agung Nugroho,

S.S., M.Si.Anggota : 1. Ahmad Sanusi

2. Last Sariyanti, A.Md.IP., S.H., M.H.

3. Haryono, S.Sos.Sekretariat : 1. Ir. I Gusti Agung, M. Si.

2. Gunawan, S.H., M.H.3. Dade Zulaecha, A.Md.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

14

Page 34: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Dalam memberikan pengertian atau defenisi tentang organisasi oleh para ahli manajemen, terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan serta pemikiran yang berlainan mengenai persoalan organisasi. Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebagai berikut: Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu ikatan hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.8 Menurut Manullang, organisasi adalah sekelompok orang yang

8 Kartini, Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 7.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

15

Page 35: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu.9 Sementara, Organisasi menurut D. Mooney ”Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose”. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.10 Dari defenisi ini organisasi diartikan sebagai badan atau lembaga yang merupakan sekumpulan orang untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan defenisi ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi unsur dari suatu organisasi, yaitu:a) Adanya sekelompok orang;b) Antar hubungan terjadi dalam suatu kerja sama yang

harmonis; danc) Kerja sama didasarkan atas hak, kewajiban dan

tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian definisi organisasi yang telah disebutkan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:a) Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok

orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu.

b) Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan-

9 Manullang, M., Dasar-dasar Manajemen, cetakan 16, Gadjah Mada Press University, Yogyakarta, 2002, hlm. 59.

10 Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 120.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

16

Page 36: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

hubungan, kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan.

c) Dalam organisasi selalu terdapat atasan dan bawahan atau rangkaian hierarki yang bersifat dinamis dalam arti orang-orang yang menduduki suatu jabatan dapat digantikan setiap saat diperlukan.

Pada dasarnya organisasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling kait mengkait dan merupakan satu kesatuan. Di sini organisasi merupakan suatu wadah setiap kegiatan kerja sama, tempat menjalin kerja di antara pelaksananya atau juga sebagai suatu sistem kerjasama, sistem hubungan dan sistem sosial. Dalam defenisi organisasi di atas terdapat kata sistem, yang berarti kesatuan berbagai faktor manusia yang membentuk organisasi tersebut maupun faktor pendukung seperti kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan kemampuan untuk melaksanakan asas-asas organisasi. Berbagai faktor yang terdapat dalam definisi organisasi yang disebutkan di atas tidak dapat saling lepas (berdiri sendiri) melainkan saling terkait dan merupakan suatu kebulatan.

2. Pengertian Struktur Organisasi

Suatu struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

17

Page 37: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

kelompok. Struktur ini apabila dilukiskan berupa sebuah gambar ”bagan” atau diagram yang memperlihatkan garis-garis. Besar hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi di dalam usaha, dan arus tanggung jawab dan wewenang. Di dalam pengertian yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu tergantung kepada tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dan kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dengan bagan organisasi dimaksudkan sebagai gambaran struktur yang berbentuk kotak atau bentuk lainnya yang dihubungkan dengan garis satu sama lain, sesuai dengan arah dan tingkat hubungan antar unit yang satu dengan yang lain. Garis hubungan itu dapat merupakan hubungan perintah, koordinasi laporan, ataupun fungsi lainnya. Menurut pendapat Richard dkk tentang struktur organisasi: ”Structure is the relationship of the various function or activities in a organization”.11 Struktur adalah hubungan antar macam-macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi. Sedangkan menurut Stonner: ”Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian-bagian komponen dan Posisi dalam suatu perusahaan/organisasi”.12

11 Sutarto, Dasar-dasar Organisasi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2006, hlm. 18.

12 Stoner, James A.F, R.E Freeman, Manajemen, Cetakan kelima, Jilid Kesatu, Intermedia, Jakarta. 2000, 316.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

18

Page 38: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

3. Bentuk Organisasi

Bentuk organisasi ada bermacam-macam yang didasarkan pada wewenang, tanggung jawab serta kedudukan masing-masing dalam organisasi sebagai satu kesatuan. Bentuk-bentuk organisasi yang dikemukakan oleh Sutarto sebagai berikut:

a. Organisasi Garis (Line Organization)

Organisasi garis merupakan tipe organisasi yang sangat sederhana bila dibandingkan dengan tipe organisasi yang lain. Dalam tipe organisasi ini, kekuasan berjalan secara langsung dari atasan ke bawahan dan perintah berasal dari atasan ke bawahan dalam garis lansung. Dalam organisasi ini, bawahan hanya mengenal satu pimpinan/atasan sebagai sumber yang memberikan perintah. Dengan demikian dalam orgnisasi garis ini ketegasan dalam perintah serta kedisiplinan lebih terjamin. Organisasi ini sering juga disebut dengan organisasi militer. Karena meliter yang mempopulerkan oraganisasi ini. Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah:1) Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya dan

koordinasi relatif mudah dilaksanakan.2) Proses pengambilan keputusan dan instruksi-

instruksi berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih mutlak.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

19

Page 39: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

3) Garis pimpinan tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangsiuran karena atasan langsung berhubungan dengan karyawan.

Di samping itu organisasi garis juga memiliki kelemahan/keburukan, antara lain:1) Tujuan pribadi pucuk pimpinan seringkali tidak

dapat dibedakan dengan tujuan organisasi.2) Kecenderungan pimpinan untuk bertindak secara

otokrasi cukup besar.3) Organisai secara keseluruhan terlalu bergantung

pada satu orang, sehingga kalau pimpinan tidak mampu, maka seluruh organisasi akan terancam hancur.

4) Kesempatan para bawahan untuk berkembang terbatas.

Sedangkan ciri-ciri dari struktur organisasi garis adalah sebagai berikut:1) Tujuan organisasi masih sederhana.2) Organisasi kecil.3) Jumlah karyawan sedikit sehingga pimpinan dan

karyawan bersifat langsung.

b. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)

Organisasi garis dan staf merupakan gabungan kedua bentuk organisasi, yaitu organisasi dan staf. Ini mengurangi kelemahan-kelemahan organisasi garis

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

20

Page 40: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

yang antara lain kurang memanfaatkan tenaga-tenaga ahli dan mengurangi kelemahan-kelemahan organisasi garis yang antara lain kurang memanfaatkan tenaga-tenaga ahli dan mengurangi kelemahan organisasi fungsional yang antara lain kurangnya ketegasan dalam perintah dan kedisiplinan. Staf dalam organisasi garis dan staf bertugas terutama memberi nasihat sesuai dengan keahliannya, baik diminta atau tidak. Dengan demikian dibentuklah staf untuk membantu pejabat garis sehingga ia dapat bekerja lebih efisien dan efektif. Sehingga tersedia lebih banyak waktu untuk memperhatikan hal-hal penting dan kebijakasanaan serta tugasnya menjadi lebih ringan. Para pimpinan staf yang diperlukan pada organisasi garis bermaksud untuk meperlancar kegiatan organisasi garis agar lebih baik. Tipe organisasi garis dan staf ini pada umumnya digunakan untuk organisasi yang besar, wilayah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit.

Kebaikan organisasi garis dan staf adalah:1) Adanya pembagian tugas yang jelas antara

pimpinan, staf dan pelaksana.2) Dapat diterapkan pada organisasi garis besar/

kecil, organisasi pemerintah/swasta karena fleksibel.

3) Azas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan berada dalam satu tangan.

4) Adanya kerja sama yang baik.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

21

Page 41: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Sedangkan keburukan-keburukannya adalah:1) Kekaburan antara tugas lini dan staf.2) Kurang baiknya koordinasi dan dapat pula

merupakan hambatan dalam pelaksanaan tugas.3) Hubungan antara atasan dan bawahan tidak lagi

semuanya bersifat langsung.4) Pimpinan, begitu pula sesama karyawan tidak lagi

semuanya saling mengenal.

c. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilakukan sesuai dengan kepentingan organisasi. Tiap-tiap fungsi/kegiatan seolah-olah terpisah berdasarkan bidang keahliannya. Tetapi meskipun terpisah-pisah, tiap-tiap fungsi tidak dapat berdiri sendiri, karena fungsi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Tipe fungsional ini mencoba memanfaatkan tenaga ahli dalam bidang khusus semaksimal mungkin. Dengan demikian seorang pekerja dapat saja mempunyai lebih dari satu pimpinan yang masing-masing pimpinan tersebut dapat memerintah sesuai dengan keahliannya dan bertanggung jawab sepenuhnya pada bidang tugasnya.

Adapun kebaikan dari pada organisasi fungsional ini adalah:1) Adanya pembagian pekerjaan bagi pegawainya

untuk berkembang.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

22

Page 42: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

2) Adanya kesempatan bagi pegawainya untuk berkembang.

3) Ikut serta dalam pengambilan pengambilan keputusan dan adanya kerja sama yang baik diantara pegawai.

Sedangkan keburukan adalah sebagai berikut:1) Para karyawan terlalu memspesialisasikan diri

pada satu bidang saja.2) Sukar untuk melakukan tour of duty atau tour of

area tanpa melalui pendidikan yang intensif.3) Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar

dilaksanakan karena karyawan mementingkan bidangnya saja.

Ciri-ciri dari organisasi ini adalah:1) Membidangi tugas secara jelas dan tugas dapat

dibedakan.2) Dalam melaksanakan tugas tidak banyak

memerlukan koordinasi karena bidang tugasnya sudah jelas. Koordinasi dititikberatkan pada esselon atas.

3) Pembagian unit-unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas.

d. Organisasi Garis, Staf, dan Fungsional (Line, Functional and Staff Organization)

Organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi ”garis, fungsional dan staf, serta fungsional

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

23

Page 43: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang benar dan kompleks.

e. Organisasi Komite (Committee Organization)

Organisasi komite adalah arganisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasai komite mengutamakan pimpinan artinya dalam organisasi terdapat pimpinan ”collectif/presidium/plural/executif” dan komite ini bersifat manajerial. Organisasi komite ini ada yang bersifat ”sementara”. Ciri-ciri organisasi komite adalah:1) Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.2) Wewenang semua anggota sama besanya.3) Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan

mempunyai tanggung jawab secara kolektif.4) Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/

komisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus-gugus.

5) Keputusan merupakan keputusan semua anggota.

4. Pengertian Efektivitas

Dilihat dari segi keberhasilan bahwa organisasi yang berhasil mencapai tujuannya, namun belum tentu terlaksana dengan efektivitas kerja yang baik. Efektivitas

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

24

Page 44: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

menurut Partanto dalam Kamus Ilmiah Populer disebut dengan istilah ”Efektivitas”, yang berasal dari kata dasar ”efek”, yang mempunyai arti ”akibat” atau ”hasil”.13 Jadi kalau melakukan sesuatu usaha itu harus diharapkan akan ada atau menghasilkan suatu akibat tertentu, dan akibat yang diharapkan itu tercapai, berati usaha tersebut efektif.

Untuk lebih jelasnya pengertian mengenai efektivitas, akan dijelaskan berdasarkan rumusan dari para ahli. Adapun rumusan tersebut akan diuraikan seperti berikut ini. Siagian mengatakan: ”Efektivitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, apakah pelaksanaan itu diselesaikan dan tidak serta menjawab pertanyaan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.”14 Dari pendapat Siagian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan masalah waktu. Satu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut berhasil sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau dengan kata lain tepat waktu. Suatu kegiatan tidak efektif apabila kegiatan tersebut tidak diselesaikan pada waktunya. Kemudian Widjaja memberikan definisi ”efektif” adalah berhasil guna, atau tepat guna. ”Efektivitas adalah pencapaian sasaran menurut perhitungan terbaik mengenai suasana dagang

13 Partanto A, Pius dan Trisno Yuwono, Kamus Kecil Bahasa Indonesia, Arkola, Surabaya, 1994, hlm. 128.

14 Siagian, Sondang, P, Organisasi Kepemimpinan Dan Prilaku Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1983, hlm. 151.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

25

Page 45: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dan kemungkinan membuat laba atau keuntungan.”15 Sementara Handayaningrat mengatakan: ”Efectiveness is a measuring in term of stataining prescribed goals or objectives” (efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya).16 Selanjutnya perlu pula diperhatikan pendapat dari Sarwoto tentang efektivitas yaitu: ”Efektif atau berhasil guna adalah pelayanan yang baik, corak maupun mutunya, dan kegunaannya benar sesuai dengan kebutuhan lini dalam mencapai tujuan organisasi”.17 Untuk melengkapi pengertian efektivitas secara mendasar Mochdarsyah Sinungan menjelaskan konsep efektivitas berdasarkan pendapat para ahli dalam empat kelompok yaitu18:1) Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara teori-

teori organisasi.2) Menganggap efektivitas sebagai perbandingan/

tingkatannya dimana sasaran yang dikemukakan dapat dianggap tercapai.

3) Untuk memahami efektivitas adalah ”efektivitas eksternal” output dan evaluasi satu unit input, konsep

15 Widjaja, A. W., Kelembagaan Dan Organisasi, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1987, hlm. 79.

16 Handayaningrat, Soewarno, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, Gunung Agung, Jakarta, 1983, hlm 16.

17 Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta. 1987, hlm. 95.

18 Mochdarsyah, Sinungah, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, hlm. 15.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

26

Page 46: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

ini pada prinsipnya tidak berbeda dengan pendekatan yang disebutkan pertama.

4) Kemampuan sistem untuk tetap berlansung, teradapatasi dan berkembang tanpa memperdulikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai.

Berdasarkan pendapat para sarjana di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa efektivitas berhubungan dengan hasil yang dicapai dalam suatu rencana yang telah ditentukan terlebih dahulu. Oleh karenanya, tindakan yang efektif dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dengan tidak memperhatikan bagaimana cara yang ditempuh. Dengan demikian dalam melaksanakan kegiatan di dalam suatu organisasi hendaknya efektivitas harus benar-benar diperhatikan sebagai hasil dari suatu pekerjaan agar dapat diperoleh hasil pekerjaan secara maksimal. Di dalam hal ini kegiatan memberikan pelayanan hukum dan HAM kepada masyarakat dapat dilihat dari:1) Pencapaian Tujuan2) Ketepatan Waktu3) Manfaat

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan efektivitas hukum dan HAM adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Adanya ketentuan waktu dalam memberikan pelayanan serta adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pelayanan hukum dan HAM.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

27

Page 47: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

5. Konsep Tugas dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu instansi secara rutin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan program kerja yang telah dibuat berdasarkan tujuan, visi dan misi suatu organisasi.

Setiap pegawai seharusnya melaksanakan kegiatan yang lebih rinci yang dilaksanakan secara jelas dalam setiap bagian atau unit. Rincian tugas-tugas tersebut digolongkan ke dalam satuan praktis dan konkrit sesuai dengan kemampuan dan tuntutan masyarakat.

Tugas pokok dan fungsi merupakan suatu kesatuan yang saling terkait antara melakukan Tugas Pokok dan melakukan Fungsi. Dalam Peraturan perundang-undangan pun sering disebutkan bahwa suatu organisasi menyelenggarakan fungsi-fungsi dalam rangka melaksanakan sebuah tugas pokok.

a. Tugas Pokok

Tugas pokok dimana pengertian tugas itu sendiri telah dijelaskan sebelumnya adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang merupakan tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau mela-kukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan.

Adapun definisi tugas menurut para ahli, yaitu Dale Yoder:”The Term Task is frequently used to describe one portion or element in a job” (Tugas digunakan untuk

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

28

Page 48: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

mengembangkan satu bagian atau satu unsur dalam suatu jabatan).19 Sementara Stone, mengemukakan bahwa ”A task is a specific work activity carried out to achieve a specific purpose” (Suatu tugas merupakan suatu kegiatan pekerjaan khusus yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu).20

Definisi lainnya yang menilai bahwa tugas merupakan suatu kegiatan spesifik yang dijalankan dalam organisasi yaitu menurut John & Mary Miner menyatakan bahwa ”Tugas adalah kegiatan pekerjaan tertentu yang dilakukan untuk suatu tujuan khusus”. Sedangkan menurut Moekijat, ”Tugas adalah suatu bagian atau satu unsur atau satu komponen dari suatu jabatan. Tugas adalah gabungan dari dua unsur (elemen) atau lebih sehingga menjadi suatu kegiatan yang lengkap”.21

Berdasarkan definisi tugas di atas, dapat kita simpulkan bahwa tugas pokok adalah kesatuan pekerjaan atau kegiatan yang paling utama dan rutin dilakukan oleh para pegawai dalam sebuah organisasi yang memberikan gambaran tentang ruang lingkup atau kompleksitas jabatan atau organisasi demi men-capai tujuan tertentu.

19 Moekijat, Analisis Jabatan, Mandar Maju, Bandung, 1998, hlm. 9.20 Ibid hlm. 10.21 Ibid hlm. 11.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

29

Page 49: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

b. Fungsi

Pengertian fungsi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia merupakan kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan. Adapun menurut para ahli, definisi fungsi yaitu menurut The Liang Gie dalam Nining Haslinda Zainal (Skripsi: ”Analisis Kesesuaian Tugas Pokok dan Fungsi dengan Kompetensi Pegawai Pada Sekretariat Pemerintah Kota Makassar”, 2008), Fungsi merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan lainnya. Definisi tersebut memiliki persepsi yang sama dengan definisi fungsi menurut Sutarto yaitu Fungsi adalah rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pegawai tertentu yang masing-masing berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya.22 Sedangkan pengertian singkat dari definisi fungsi menurut Moekijat, yaitu fungsi adalah sebagai suatu aspek khusus dari suatu tugas tertentu.23

Berdasarkan pengertian masing-masing dari kata tugas pokok dan fungsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi tugas pokok dan fungsi tersebut adalah kesatuan pekerjaan atau kegiatan yang

22 Nining Hislinda Zainal, Analisis Kesesuaian Tugas Pokok dan Fungsi dengan Kompetensi Pegawai Pada Sekretariat Pemerintahan Kota Makasar, 2008, hlm. 22.

23 Ibid.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

30

Page 50: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dilaksanakan oleh para pegawai yang memiliki aspek khusus serta saling berkaitan satu sama lain menurut sifat atau pelaksanaannya untuk mencapai tujuan tertentu dalam sebuah organisasi.

David F. Smith menjelaskan mengenai hubungan antara pekerjaan pegawai, yang dalam hal ini berupa tugas pokok dan fungsi dengan efektivitas pegawai, bahwa:24

”Selain masalah praktis dalam hubungan dengan desain pekerjaan, yaitu berkaitan dengan keefektifan dalam istilah ekonomi, politik, dan moneter, akan tetapi pengaruh yang terbesar berkaitan dengan keefektifan sosial dan psikologis pegawai. Pekerjaan dapat menjadi sumber tekanan psikologis dan bahkan gangguan mental dan fisik terhadap seorang pegawai selain sisi positif dari pekerjaan yaitu dapat menghasilkan pendapatan, pengalaman hidup yang berarti, harga diri, penghargaan dari orang lain, hidup yang teratur dan hubungan dengan orang lain”.

24 Gibson, James L, John M Ivancevich dan James H. Donnely Jr, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses (terjemahan), Edisi Delapan, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 37.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

31

Page 51: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Penjelasan tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa pekerjaan ataupun tupoksi yang ditetapkan untuk suatu jabatan sangat berpengaruh secara langsung terhadap efektivitas pegawai. Efektivitas pegawai dapat dinilai melalui pelaksanaan tugas-tugasnya secara benar dan konsisten. Tugas pokok dan fungsi pegawai merupakan jabaran langsung dari tugas dan fungsi organisasi kedalam jabatan yang dianalisis. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan tugas pokok dan fungsi yang tepat dan jelas demi meningkatkan efektivitas pegawai dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, upaya awal yang harus dilakukan yaitu melaksanakan proses analisis pekerjaan, yaitu proses pengumpulan data organisasi mengenai berhubungan dengan pekerjaan.

B. Restrukturisasi Organisasi

Dikaitkan dengan perkembangan ilmu manajemen seperti dikemukakan Savage, tuntutan restrukturisasi dapat dikatakan sebagai pengenjawantahan dari generasi kelima manajemen, yaitu manajemen yang berbasis kepada dynamic teaming, knowledge networking, cross border atau out of board, serta virtual enterprises.25 Kesemuanya itu mengarah kepada suatu kesepakatan bahwa mengelola orgnisasi pada zaman modern

25 Sedarmayanti, Restruktur dan Pemberdayaan organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Esensial dan Aktual, Mandar Maju, Bandung, 1999.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

32

Page 52: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

seperti sekarang ini tidak mungkin lagi hanya mengandalkan kepada teknik konvensional seperti struktur mekanistik maupun jalur perintah yang berbelit-belit. Sebaliknya organisasi harus diperlakukan secara luwes dan fleksibel, memperbesar pendelagasian wewenang, memacu peran dan tanggung jawab staf fungsional, serta memiliki rentang kendali (spend of control) yang tidak terlalu panjang.

Ada dua makna yang berkaitan dengan restrukturisasi yaitu: Terdapat political will yang positif dari pemerintah untuk selalu menciptakan pemerintahan yang sehat dan khususnya mampu memberikan kontribusi bagi pembiayaan pembangunan. Restrukturisasi tidak hanya menyangkut perubahan dalam struktur organisasi tapi juga meliputi aspek yang lebih luas seperti perubahan status hukum, organisasi dan keuangan.

Obolensky menjelaskan bahwa restrukturisasi merupakan aktivitas yang dilakukan organisasi untuk merubah proses dan kendali internalnya dari suatu hierarki vertikal fungsional yang tradisional, menjadi struktur pipih yang horizontal, lintas fungsional dengan belandaskan kerjasama tim yang berfokus pada proses dapat membuat organisasi lebih nyaman.26 Dalam hal ini organisasi ditata kembali agar menjadi organisasi yang open manajement, yaitu organisasi yang responsif dan adaptif terhadap perubahan, maupun menunjang kelancaran

26 Obolensky, Nick., Practical Business Re-Enginering, Elex Media Komputindo, Jakarta. 1996, p. 19.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

33

Page 53: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

operasional, memiliki fleksibilitas yang tinggi, mampu melaksanakan pengendalian dan meningkatkan akuntabilitas.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mencapai keunggulan atau efektivitas organisasi, salah satu cara yang dapat digunakan adalah membuat kerangka kerja analisis. Ada 7 (tujuh) unsur yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas organisasi yaitu: Struktur, Strategi, Sistem, Gaya, Staf, Keterampilan, Tujuan sub ordinat. Model ini disebut 7-S dari Kinsei yaitu: structure, strategy, system, style, staff, skill, dan sub ordinat goals.27

Setelah diungkap serba terbatas masalah kepemimpinan, sistem dan kelembagaan dalam membangun administrasi publik dikaitkan dengan optimalisasi dalam mempersiapkan sumber daya aparatur yang dalam implementasinya akan melahirkan kebijakan publik sebagai sarana untuk mengatur dinamika pemerintahan dan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sistem ini diharapkan mampu membangun pemerintahan yang demokrratis dimana proses politik dan proses pemerintahan akan berjalan secara efektif karena sumber daya aparat yang disiapkan berorientasi pada kapabilitas dan profesionalisme dalam mencapai kualitas pelayanan pada masyarakat.

Berbagai perubahan telah terjadi sebagai konsekuensi dari tuntutan masyarakat dan globalisasi akan mendorong terjadinya pergeseran nilai dalam organisasi pemerintah.

27 Sedarmayanti, Restruktur dan Pemberdayaan organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Esensial dan Aktual, Mandar Maju, Bandung, 1999, hlm. 10.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

34

Page 54: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Karenanya Pemerintah di masa yang akan datang akan memiliki warna baru yang antara lain dicirikan oleh diterapkannya pemerintahan yang bercorak wirausaha (entrepreneurial government) yang berarti akan memanfaatkan komponen sumber daya pemerintah, swasta dan LSM.

Pemerintah saat ini harus memiliki akuntabilitas publik. Urgensi akuntabilitas publik ini makin terasa dalam era re-formasi saat ini, dimana tuntutan adanya pertanggungjawaban pengelolaan kinerja pemerintah yang makin ramai dibicarakan. Penerapan akuntabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aparatur mampu mengemban visi dan misinya.

Untuk menghadapi perubahan yang begitu cepat aparatur pemerintah harus profesional baik dari segi teknis, administratif, maupun manajerial. Beberapa keterampilan harus dimiliki oleh aparatur, seperti keterampilan mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah sebagai perantara strategis.

Beberapa hal yang harus dibenahi dalam menyiapkan SDM adalah: pola rekrutmen, pemahaman atas komitmen profesional, promosi, kesejahteraan dan etika birokrasi (etika legislatif, yudikatif dan eksekutif) sehingga pengembangan SDM aparatur pemerintah diarahkan pada terciptanya aparatur yang mampu bersaing dalam era globalisasi.

Pemerintah yang bercirikan good government, yaitu pengelolaan pemerintahan yang dilakukan secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pertanyaan yang perlu dijawab sekarang adalah apa sebenarnya yang melatarbelakangi perlunya resrtukturisasi. Di samping itu, pertanyaan lain yang cukup mendasar adalah apakah restrukturisasi ini memang merupakan instrumen yang

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

35

Page 55: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

paling ampuh jika tidak dikatakan satu-satunya dalam upaya menguatkan organisasi atau dengan perkatan lain, apakah menerapkan strategi restrukturisasi akan memperoleh keuntungan besar.

Mengenai latar belakang perlunya restrukturisasi, dapat dilacak dari sifat dasar organisasi modern baik pada sektor publik maupun sektor bisnis yang merupakan sistem terbuka (open system). Konsekuensi dari sistem terbuka menurut Daft, agar organisasi dapat tetap eksis, maka ia harus mampu berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan, serta secara kontinyu melakukan perubahan sejalan dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya.28 Secara lebih rinci Daft menganjurkan kepada setiap organisasi untuk dapat menghadapi lingkungan yang bergejolak (disturbances atau turbulences) dan tidak dapat dipastikan (uncertainty), yakni dengan melakukan empat cara yaitu: 1) menemukan dan menentukan kebutuhan akan sumber daya (find and obtain needed resources), 2) menafsirkan dan menentukan sikap terhadap perubahan lingkungan (interpret and-act on environment changes), 3) memacu pencapaian hasil atau produk (dispose of outputs), dan 4) meningkatkan pengawasan dan koordinasi kegiatan internal (control and coordinate internal activities).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa selain terdapat dinamika pada lingkup internal, suatu organisasi juga tidak bisa melepaskan diri dari kondisi eksternal yang sering

28 Daft, Richard L., Manajemen, Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta: Erlangga, 2002, hlm. 9.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

36

Page 56: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

membawa dampak kurang menguntungkan bagi organisasi yang bersangkutan. Artinya, kemampuan organisasi dalam mewujudkan tujuannya, akan sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan strategis yang terjadi di luar organisasi.

Menurut Steiner, terdapat empat faktor lingkungan strategis yang harus diantisipasi oleh suatu organisasi agar dapat mempertahankan kinerja atau produktivitasnya. Keempat faktor tersebut adalah: lingkungan politik, ekonomi, teknologi dan sosial.29 Beberapa contoh perubahan lingkungan strategis ini misalnya terjadinya pergolakan politik, munculnya negara industri baru, pertumbuhan penduduk dunia yang pesat dan membutuhkan pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik, pergeseran struktur perekonomian dari masyarakat agraris kepada masyarakat industri dan sebagainya.

Perubahan yang terjadi begitu cepat akhirnya menyadarkan para pemimpin organisasi bahwa mereka berhadapan dengan tantangan yang membingungkan dan terus menerus terjadi. Untuk menghadapi tantangan tersebut dengan sukses harus membutuhkan metode baru, keterampilan baru, struktur baru, atau dengan kata lain organisasi baru. Oleh karena itu untuk menjamin kelangsungan hidup dan usahanya, suatu organisasi perlu melakukan penyesuaian, reformasi dan atau peninjauan kembali terhadap aspek organisasinya, sehingga dapat selalu mengakomodasi setiap perubahan yang terjadi sekaligus memanfaatkannya untuk kepentingan organisasi.

29 Lipsey, Richard, G. dan Steiner, Peter, O., Pengantar Ilmu Ekonomi I Edisi Keenam, Rineka Cipta, Jakarta. 1991. Hlm. 530.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

37

Page 57: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Kendala internal organisasi serta dampak perubahan eksternal yang sulit diantisipasi, pada waktunya nanti akan membawa perusahaan atau organisasi berada pada titik kritis yang tidak menunjukkan kinerja secara optimal dan tidak mampu memberikan pelayanan yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Untuk itulah maka suatu organisasi perlu menumbuhkan suatu energi baru dengan melakukan restrukturisasi sehingga organisasi dapat terus maju dan tetap bertahan (survive) pada masa yang akan datang.

Strategi restrukturisasi, di Indonesia secara yuridis formal telah memiliki landasan yang kuat yakni dengan telah dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 740/KMK.00/1998 tentang Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Keputusan ini menjelaskan bahwa yang disebut dengan restrukturisasi adalah tindakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi melalui perubahan status hukum, organisasi dan pemilikan saham. Dalam Bab II pasal 2, dinyatakan pula bahwa: 1) peningkatan efektivitas dan produktivitas BUMN di lakukan melalui restrukturisasi organisasi. 2) restrukturisasi organisasi meliputi (a) perubahan status hukum BUMN yang lebih menunjang pencapaian maksud dan tujuan organisasi. (b) kerjasama operasi atau kontak manajemen dengan pihak ketiga. (c) konsolidasi atau merger. (d) pemecahan badan usaha. (e) penjualan saham melalui pasar modal. (f) penjualan saham secara langsung (direct placement). (g) pembentukan organisasi patungan.

Dari ketentuan surat keputusan Menteri Keuangan tersebut mengandung dua faktor utama yang merupakan titik

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

38

Page 58: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

sentral dari tindakan organisasi yang harus dilakukan, yaitu efisiensi dan produktivitas. Dalam kaitan ini efisiensi meliputi berbagai upaya yang dilakukan oleh manajemen dalam suatu organisasi yang bertujuan merealisasikan masukan dan atau biaya seminimal mungkin untuk mencapai suatu hasil atau keluaran yang telah ditargetkan oleh organisasi. Faktor lainnya, yaitu produktivitas yang lebih menekankan kepada berbagai upaya manajemen dalam suatu organisasi untuk mengoptimalkan keluaran semaksimal mungkin dengan menggunakan sumber daya yang sudah ditentukan. Dengan demikian dapat dikaitkan bahwa upaya restrukturisasi yang dilakukan oleh suatu organisasi merupakan reaksi yang wajar dalam menghadapi berbagai tantangan dan kendala sebagai akibat pengaruh perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal yang pesat dan abadi. Restrukturisasi dilakukan dengan tujuan agar produktivitas organisasi terus meningkat, sehingga dapat dipertahankan.

C. Restrukturisasi Program dan Kegiatan

Tujuan restrukturisasi program dan kegiatan adalah agar penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu dapat dioptimalkan. Untuk itu diperlukan suatu upaya untuk menata kembali struktur program dan kegiatan Kementerian/Lembaga. Restrukturisasi program dan kegiatan bertujuan untuk mewujudkan perencanaan yang berorientasi kepada hasil (outcome) dan keluaran (output) sebagai dasar, penerapan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

39

Page 59: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

akuntabilitas Kabinet, dan penerapan akuntabilitas kinerja Kementerian/Lembaga.30

Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh K/L. Adapun jenis program yang akan dilaksanakan adalah:1) Program Teknis, yaitu program yang menghasilkan

pelayanan kepada sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal). Contoh: Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan .

2) Program Generik, yaitu program yang digunakan oleh beberapa unit Eselon IA yang memiliki karakteristik sejenis untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Contoh: Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Aparatur Kementerian Agama.

Terdapat keterkaitan yang jelas antara Tupoksi Organisasi (Struktur Organisasi) dengan struktur program dan kegiatan (Struktur Anggaran), sebagai berikut:

30 Restrukturisasi Program dan Kegiatan, Paparan BAPPENAS, disampaikan pada Bimbingan Teknis Penyusunan LAKIP IPDN, di Subang tanggal 31 Maret 2010.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

40

Page 60: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

1. Struktur Organisasi: a) Organisasi pemerintahan terdiri dari 4 (empat)

karakteristik K/L, yaitu: Lembaga Tinggi Negara, Kementerian, Kementerian Negara dan Kementerian Koordinator, dan Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) dan Lembaga Non-Struktural.

b) Secara struktural masing-masing organisasi tersebut terdiri dari pejabat Eselon 1, 2, 3, dan 4. Berkaitan dengan kegiatan restrukturisasi program, secara umum tingkat Eselon 1A akan bertanggung jawab pada pelaksanaan program dan tingkat Eselon 2 akan bertanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan.

2. Struktur Anggaran: Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, struktur anggaran belanja negara dirinci menurut: Fungsi (Sub-fungsi), Organisasi, Program, Kegiatan, dan Jenis Belanja.

Selain itu, dalam undang-undang tersebut juga diama-natkan adanya transparansi dan akuntabilitas keuangan negara yang diwujudkan melalui penjabaran prestasi kerja dari setiap K/L. Laporan Realisasi Anggaran masing-masing K/L selain menyajikan realisasi pendapatan dan belanja, juga menjelaskan prestasi kerja K/L. Implikasi dari pelaksanaan UU Nomor 17 tahun 2003 dalam restrukturisasi program dan kegiatan adalah perlunya disyaratkan pengelolaan dan pelaksanaan anggaran yang berbasis kinerja. Dalam restrukturisasi program dan kegiatan, seluruh program dan kegiatan dilengkapi dengan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

41

Page 61: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

indikator kinerja beserta anggarannya, untuk digunakan sebagai alat ukur pencapaian tujuan pembangunan yang efektif dan efisien secara teknis operasional serta dalam pengalokasian sumber dayanya.

Dalam restrukturisasi program dan kegiatan, perlu mem-perhatikan Struktur Perencanaan Kebijakan dan Struktur Manajemen Kinerja. Struktur Perencanaan Kebijakan (policy planning) terdiri dari; a) Prioritas, yaitu merupakan arah kebijakan untuk

memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran pembangunan. Sasaran pembangunan tersebut merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden terpilih.

b) Fokus prioritas, yaitu merupakan bagian dari prioritas untuk mencapai sasaran strategis yang dapat bersifat lintas K/L.

c) Kegiatan prioritas, yaitu merupakan kegiatan pokok (kegiatan yang mutlak harus ada) untuk mendapatkan keluaran (output) dalam rangka mencapai hasil (outcome) dari fokus prioritas.

Pendekatan Perencanaan Kebijakan merupakan alat dalam menerjemahkan visi dan misi (platform) Presiden terpilih. Dalam restrukturisasi program dan kegiatan, perencanaan kebijakan (tingkat Kabinet) akan diterjemahkan dalam bentuk prioritas, fokus prioritas dan kegiatan prioritas yang kemudian dilaksanakan oleh masing-masing K/L. Jika dikaitkan dengan struktur manajemen kinerja, maka prioritas akan terkait

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

42

Page 62: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dengan pencapaian sasaran pokok (impact), fokus prioritas terkait dengan pencapaian outcome dan kegiatan prioritas terkait dengan pencapaian output. Setingkat dengan program namun dapat bersifat lintas K/L dan/atau lintas K/L - SKPD.

Pada tingkat K/L, prioritas dan fokus prioritas diterjemahkan melalui program dan kegiatan. Program dalam struktur policy planning berfungsi untuk memberikan rumah bagi kegiatan prioritas pada tingkat K/L, dalam artian setiap kegiatan prioritas selain akan mendukung pencapaian prioritas dan fokus prioritas tertentu juga sekaligus akan mendukung pencapaian sasaran program dalam K/L. Pencapaian fokus prioritas dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan prioritas, dengan masing-masing kegiatan prioritas dalam rangka pencapaian fokus prioritas tersebut dapat berada dalam beberapa program-program yang berbeda di tingkat K/L. Dengan demikian, keberadaan fokus prioritas sekaligus berperan sebagai instrumen koordinasi antara K/L.

Struktur Manajemen Kinerja, terdiri dari:a) Pendekatan manajemen kinerja yang akan diterapkan

terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu: (i) Kinerja pada tingkat Kabinet dan (ii) Kinerja pada tingkat K/L.

b) Kerangka penyusunannya dimulai dari: ”apa yang ingin diubah” (impact), yang memerlukan indikator ”apa yang akan dicapai” (outcome) guna mewujudkan perubahan yang diinginkan, untuk mencapai outcome diperlukan informasi tentang ”apa yang dihasilkan” (output), dan Untuk menghasilkan output tersebut diperlukan ”apa yang akan digunakan” (input).

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

43

Page 63: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Akuntabilitas pada tingkat perencanaan kebijakan (tingkat kabinet/pemerintah), memuat informasi kinerja yaitu: (1) Impact untuk menilai sasaran pokok yang merupakan kinerja dari prioritas; (2) Outcome untuk menilai fokus prioritas yang merupakan kinerja dari fokus prioritas, (3) Output untuk menilai kegiatan prioritas yang merupakan kinerja dari kegiatan prioritas; dan (4) Outcome, fokus prioritas merupakan kinerja hasil yang harus dicapai oleh satu atau beberapa K/L yang terkait dengan pencapaian kinerja prioritas.

Akuntabilitas pada tingkat organisasi K/L, memuat informasi kinerja yaitu: (1) Impact untuk menilai misi/sasaran K/L yang merupakan kinerja yang ingin dicapai K/L; (2) Outcome untuk menilai kinerja program yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi K/L setingkat Eselon 1A; (3) Output untuk menilai kinerja kegiatan yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi K/L setingkat Eselon 2; dan (4) Pencapaian misi/sasaran K/L (impact) dipengaruhi oleh pencapaian kinerja program-program (outcome) yang ada di dalam K/L, dan pencapaian kinerja program (outcome) dipengaruhi oleh pencapaian dari kinerja kegiatan-kegiatannya (output).

Dalam penyusunanannya, indikator kinerja perlu untuk mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:a) Relevant: indikator terkait secara logis dan langsung

dengan tugas institusi, serta realisasi tujuan dan sasaran strategis institusi;

b) Well-defined: definisi indikator jelas dan tidak bermakna ganda sehingga mudah untuk dimengerti dan digunakan;

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

44

Page 64: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

c) Measurable: indikator yang digunakan diukur dengan skala penilaian tertentu yang disepakati, dapat berupa pengukuran secara kuantitas, kualitas atau harga.

Indikator Kuantitas diukur dengan satuan angka dan unit. Contoh Indikator Kuantitas: Jumlah penumpang internasional yang masuk melalui pelabuhan udara dan pelabuhan laut. Indikator Kualitas menggambarkan kondisi atau keadaan tertentu yang ingin dicapai (melalui penambahan informasi tentang skala/tingkat pelayanan yang dihasilkan). Contoh Indikator Kualitas: Proporsi kedatangan penumpang internasional yang diproses melalui imigrasi dalam waktu 30 menit. Indikator Harga mencerminkan kelayakan biaya yang diperlukan untuk mencapai sasaran kinerja. Contoh Indikator Harga: Biaya pemrosesan imigrasi per penumpang.

d) Appropriate: pemilihan indikator yang sesuai dengan upaya peningkatan pelayanan/kinerja

e) Reliable: indikator yang digunakan akurat dan dapat mengikuti perubahan tingkatan kinerja;

f) Verifiable: memungkinkan proses validasi dalam sistem yang digunakan untuk menghasilkan indikator;

g) Cost-effective: kegunaan indikator sebanding dengan biaya pengumpulan data.

Target indikator kinerja disusun setelah indikator kinerja

ditetapkan. Target indikator kinerja menunjukkan sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh K/L, program, dan kegiatan dalam periode waktu yang telah ditetapkan. Dalam menetapkan target indikator kinerja perlu diperhatikan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

45

Page 65: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

standar kinerja yang dapat diterima (benchmarking). Salah satu cara menentukan standar kinerja adalah dengan mengacu kepada tingkat kinerja institusi/negara lain yang sejenis sebagai perwujudan best practices. Standar kinerja dan target indikator kinerja dinyatakan dengan jelas pada awal siklus perencanaan (dapat dilakukan pada tahap perencanaan strategis atau awal tahun anggaran). Hal ini untuk menjamin aspek akuntabilitas pencapaian kinerja.

Kriteria dalam menentukan target indikator kinerja menggunakan pendekatan ”SMART”, yaitu:a) Specific: sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi

dengan jelas;b) Measurable: target kinerja dinyatakan dengan jelas dan

terukur baik bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya;

c) Achievable: target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber daya yang ada;

d) Relevant: mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalam rangka mencapai target impact yang ditetapkan; dan

e) Time Bond: waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.

D. Penganggaran Berbasis Kinerja

Tujuan penganggaran berbasis kinerja adalah untuk menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan dicapai (directly linkages between performance and budget), meningkatkan efisiensi dan transparansi

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

46

Page 66: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dalam penganggaran (operational efficiency), meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).

Landasan Konseptual penganggaran berbasis kinerja adalah alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented), fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages), alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi Unit Kerja yang dilekatkan pada stuktur organisasi (Money follow function).

Syarat penganggaran Berbasis Kinerja perlu Indikator Kinerja, Standar Biaya dan Evaluasi Kinerja. Standar biaya berupa SBU dan SBK. SBU adalah satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang digunakan untuk menyusun biaya komponen masukan kegiatan, yang ditetapkan sebagai biaya masukan. SBK adalah besaran biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah kegiatan yang merupakan akumulasi biaya komponen masukan kegiatan, yang ditetapkan sebagai biaya keluaran.

Terkait penyusunan RKA-KL, terdapat pengelompokan tingkatan/level cakupan dalam penyusunan anggaran, meliputi pengelompokan:a) Program: berada pada level Eselon I, nomenklatur yang

merupakan refleksi tugas dan fungsi eselon I, menghasilkan outcome.

b) Kegiatan: berada pada level Eselon II/Satuan Kerja, nomenklatur yang merupakan refleksi tugas dan fungsi Eselon II/Satuan Kerja, menghasilkan output.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

47

Page 67: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

c) Output: berada pada level Eselon II/Satker, keluaran yang harus dicapai oleh Eselon II/Satker, capaian keberhasilannya diukur dengan indikator kinerja kegiatan.

d) Komponen input: merupakan pembentuk output, strukturnya tergantung pada masing-masing unit kerja, berisikan detail kegiatan.

Fungsi Standar Biaya Khusus adalah untuk efisiensi dan efektifitas alokasi anggaran dalam pencapaian keluaran kegiatan. Adapun manfaat Standar Biaya Khusus, antara lain:a) Mempercepat penyusunan dan penelaahan RKAKL,

khususnya untuk kegiatan kementerian negara / lembaga yang keluarannya bersifat terus menerus;

b) Menyederhanakan proses penyusunan RKAKL tahun berikutnya. Dengan ditetapkannya SBK, kementerian negara/lembaga tidak perlu lagi melakukan proses penyusunan RKAKL dari awal, namun cukup dengan melakukan penyesuaian yang diperlukan;

c) Mempermudah pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas anggaran yang telah dialokasikan.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Standar Biaya Khusus, sebagai berikut:a) Standar Biaya Khusus disusun pada tataran keluaran

(output) kegiatan;b) Kegiatan tersebut di atas adalah kegiatan yang telah

ditetapkan dari hasil restrukturisasi program dan kegiatan; c) Standar Biaya Khusus disusun untuk jenis keluaran

(output) kegiatan yang bersifat terus menerus dari tahun ke

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

48

Page 68: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

tahun (on going), mempunyai komponen masukan, dan jenis keluaran maupun satuan ukur yang jelas.

d) Standar Biaya Khusus dapat disusun dengan 2 (dua) cara:• Indeks Biaya Keluaran, bercirikan: berupa Satuan

biaya, fleksibilitas komponen masukan/tahapan dan fleksibilitas volume keluaran. SBK sebagai Indeks Biaya Keluaran, maksudnya sebuah kegiatan mempunyai beberapa keluaran (output).

Sebagai salah satu keluaran kegiatan adalah bea siswa, dengan volume sebanyak 2000 siswa. Besaran untuk keluaran Rp 1 miliar. Biaya untuk keluaran tersebut di atas, merupakan gabungan dari biaya komponen masukan ( misalnya, workshop, penyusunan juklak, pengolahan data, verifikasi data, bantuan beasiswa). Jadi Indeks biaya keluaran Rp 500.000 per siswa.

• Total Biaya Keluaran, bercirikan: besaran biaya sebuah keluaran, standarisasi komponen masukan, standarisasi volume keluaran. SBK sebagai Total Biaya Keluaran, maksudnya sebuah kegiatan mempunyai beberapa keluaran (output). Salah satu keluaran kegiatan tersebut biayanya dapat distandarkan menjadi SBK. Keluaran tersebut mempunyai beberapa sub keluaran dan setiap sub keluaran terdiri dari beberapa komponen masukan (input). Contoh:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

49

Page 69: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Kegiatan : Pengembangan Sistem Penganggaran.

Keluaran (output) : 4 (empat) peraturan Bidang Sistem Penganggaran

Sub Keluaran : 1 PMK SBU, 1 PMK SBK, 1 PMK Revisi, PMK Juknis RKAKL

Biaya Keluaran : Rp 1. 200.000.000 ( 4 PMK)

Ada pun tata cara atau langkah-langkah dalam penyusunan Standar Biaya Khusus:a) Mengidentifikasi/Menentukan keluaran (output) kegiatan

yang biayanya akan diusulkan menjadi SBK. Keluaran (output) dimaksud adalah keluaran (output) dari kegiatan yang merupakan hasil restrukturisasi program dan kegiatan;

b) Menyusun KAK/TOR, sesuai format yang ditetapkan;c) Membuat RAB sesuai format yang ditetapkan, dengan

menerapkan satuan biaya mengacu SBU dan di luar SBU (bilamana tidak diatur di SBU menggunakan SPTJM).

d) Menetapkan SBK sebagai Indeks atau Total Biaya Keluaran.

Menandatangani usulan dan rekapitulasi usulan SBK sesuai format, untuk selanjutnya diajukan oleh kementerian negara/lembaga c.q. Kepala Biro Perencanaan atau pejabat lain yang berwenang kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran dilengkapi dengan TOR, RAB, data pendukung lainnya serta backup data Aplikasi SBK ;

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

50

Page 70: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Format dan data dukung yang perlu dilengkapi dalam penyusunan Standar Biaya Khusus, yaitu: a) Kerangka Acuan Kegiatan atau Term Of reference (TOR),

merupakan dokumen yang menginformasikan gambaran umum dan penjelasan singkat mengenai keluaran kegiatan yang akan dilaksanakan/dicapai sesuai dengan tugas fungsi kementerian negara/lembaga yang memuat latar belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian serta biaya yang diperlukan.

b) Rincian Anggaran Biaya (RAB), merupakan dokumen yang berisi tahapan pelaksanaan, rincian komponen masukan (input) dan biaya masing-masing komponen masukan (input) suatu keluaran kegiatan.

c) Rekapitulasi Usulan SBK, merupakan daftar yang memuat usulan SBK pada setiap kementerian negara/lembaga.

d) Rekapitulasi Persetujuan SBK adalah berupa daftar yang memuat SBK yang telah disetujui pada setiap kementerian negara/lembaga.

Catatan Penelaahan, merupakan dokumen yang memuat hasil penelaahan SBK yang telah disepakati.

E. Konsep Birokrasi

Ditinjau dari segi bahasa, birokrasi berasal dari bahasa Yunani, kratein yang berarti mengatur. Dalam bahasa Prancis, kata birokrasi disinonimkan dengan kata bureau yang berarti kantor. Azhari mengungkapkan bahwa birokrasi adalah sistem administrasi dan pelaksanaan tugas keseharian yang

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

51

Page 71: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

terstruktur, dalam sistem hierarki yang jelas, dilakukan dengan aturan tertulis, dan dijalankan oleh bagian tertentu yang terpisah dengan bagian lainnya.31

Menurut pandangan Thoha ”birokrasi menurut Hegel seharusnya menjadi kelompok penengah di antara kelompok partikular, dan negara berada pada posisi yang netral.”32 Birokrasi adalah jembatan yang menjadi penghubung antara Negara (pemerintah) dan masyarakatnya. Karl Marx memiliki pandangan yang berbeda dengan Hegel. Karl Marx mengatakan bahwa ”birokrasi adalah negara atau pemerintah itu sendiri dan birokrasi merupakan instrumen yang dipergunakan oleh kelas yang dominan untuk melaksanakan kekuasaan dominasinya atas kelas-kelas sosial lainnya.”33 Hal ini menegaskan bahwa antara pendapat Hegel dan Marx pada prinsipnya menempatkan posisi birokrasi sebagai satu kelompok kepentingan tersendiri, hanya perbedaan di antara keduanya adalah Hegel menekankan bahwa kepentingan birokrasi adalah menjadi penengah antara kepentingan particular dan kepentingan umum yang diwakili Negara, sementara Marx menekankan bahwa birokrasi juga adalah satu kelas tersendiri yang tidak mungkin netral tetapi berpihak pada kelas yang berkuasa.

Berbeda dengan yang diuraikan oleh Hegelian dan Karl Max, Weber menunjukkan konsep birokrasi pada model struktur organisasi pemerintah yang mampu menanggapi

31 Azhari, Mereformasi Birokrasi Publik Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, hlm. 59.

32 Ibid, hlm.61.33 Ibid hlm. 63.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

52

Page 72: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

luasnya permasalahan. Menurut Weber ”struktur birokrasi adalah struktur yang lebih unggul dari segala bentuk yang lain dalam hal ketepatan, stabilitas, keketatan dalam hal kedisiplinannya dan kehandalannya.”34

Birokrasi menurut Weber adalah organisasi yang dapat digunakan sebagai pendekatan efektif untuk mengontrol pekerjaan manusia, sehingga dapat mencapai sasarannya, karena organisasi birokrasi punya struktur yang jelas tentang kekuasaan dan orang yang mempunyai kekuasaan mempunyai pengaruh sehingga dapat memberi perintah untuk mendistribusikan tugas kepada orang lain. ”Weber juga menjelaskan, tipe ideal birokrasi yang rasional itu dilakukan dalam cara-cara sebagai berikut:1) Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi

dibatasi oleh jabatannya pada saat dia menjalankan tugas atau kepentingan individual dalam jabatannya. Pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan pribadinya termasuk keluarganya.

2) Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarki dari atas ke bawah dan ke samping. Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan, dan ada pula yang menyandang kekuasaan lebih besar dan ada yang kecil.

3) Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarki itu secara spesifik berbeda satu sama lainnya.

4) Setiap pejabat memiliki kontrak jabatan, yang harus dijalankan. Uraian tugas (job description) masing-masing

34 Ibid hlm. 64.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

53

Page 73: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

pejabat merupakan domain yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai dengan kontrak.

5) Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi personalitasnya, idealnya hal tersebut melalui ujian yang kompetitif.

6) Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk me-nerima pensiun sesuai dengan tingkatan hierarki jabatan yang disandangnya. Setiap pejabat bisa memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan keinginan dan kontraknya bisa diakhiri dalam keadaan tertentu.

7) Terdapat struktur pengembangan karir yang jelas dengan promosi berdasarkan senioritas sesuai dengan pertimbangan yang objektif.

8) Setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menggunakan jabatannya dan resources instansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarga.

9) Setiap pejabat berada di bawah suatu pengendalian dan pengawasan suatu sistem yang dijalankan secara disiplin”.35

Weber memperhitungkan tiga elemen pokok dalam konsep birokrasinya, antara lain: Pertama, birokrasi dipandang sebagai instrumen teknis (technical instrument); Kedua, birokrasi dipandang sebagai kekuatan yang independen dalam masyarakat, sepanjang birokrasi mempunyai kecendrungan

35 Ibid, hlm.66.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

54

Page 74: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

yang melekat (inherent tendency) pada penerapan instrumen teknis tersebut; Ketiga, pengembangan dari sikap ini karena para birokrat tidak mampu memisahkan prilaku mereka dari kepentingannya sebagai suatu kelompok masyarakat yang particular.

Dari berbagai pengertian birokrasi tersebut dapat disim-pulkan bahwas birokrasi merupakan sebuah lembaga/organisasi yang legal rational, dimana dalam birokrasi harus memiliki aturan yang jelas yang mengatur hubungan kerja secara Impersonal. Birokrasi juga merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dan urgen dalam satu organisasi untuk mewujudkan pembagian kerja dengan memberikan wewenang dan tanggung jawab tertentu. Dengan kata lain bahwa birokrasi adalah pengorganisasian untuk menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam mewujudkan kerja sama sejumlah orang yang bermaksud mencapai tujuannya. Dalam penelitian ini, birokrasi yang dimaksud adalah organisasi birokrasi pemerintah yang merupakan sekumpulan tugas dan jabatan yang terorganisasi secara formal, dimana sistem pelaksanaan kerjanya berisi wewenang dan tanggung jawab, serta setiap unit satuan kerja saling berpengaruh dan menentukan dalam pelaksanaan pekerjaan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi tersebut.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

55

Page 75: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

F. Restrukturisasi Pemerintah Menuju Efektivitas Organisasi

Organisasi merupakan unsur penting dalam sebuah pemerintahan. Semakin kuat organisasi pemerintahan tersebut maka akan semakin maksimal tugas pokok dan fungsinya dijalankan, akan memberikan pelayanan yang maksimal juga pada masyarakat dan pembangunan. Menurut Louis A. Allen ”organisasi sebagai proses penentuan dan pengelompokan pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan.”36

Organisasi biasanya berada pada sumber daya terbatas, lingkungan yang berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, perubahan tersebut akan mempengaruhi efektivitas organisasi. Dalam lingkungan demikian organisasi harus tanggap dan pandai mengantisipasi perubahan agar organisasi tersebut tetap dapat mempertahankan keberadaannya (exist) dan dapat berfungsi (functional). Agar organisasi dapat mempertahankan keberadaannya dan dapat berfungsi, maka organisasi itu haruslah efektif.

Hasibuan memiliki pendapat sendiri tentang organisasi, menurutnya ”organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekolompok orang

36 Hasibuan, Malayu, S.P., Organisasi dan Motivasi. Bumi aksara, Jakarta, 2007, Hlm. 24.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

56

Page 76: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.37 Organisasi hanya alat dan wadah saja.” Hasibuan juga menjelaskan bahwa ”organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.” Lebih lanjut Hasibuan menegaskan bahwa struktur organisasi memiliki ciri sebagai berikut38:1) Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai.2) Adanya sistem kerjasama yang terstruktur dari sekelompok

orang.3) Adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara

sesama karyawan.4) Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan yang

terintegrasi.5) Adanya keterikatan formal dan tata tertib yang harus

dipatuhi.6) Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-

tugas.7) Adanya unsur-unsur dan alat-alat organisasi.8) Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan

pekerjaan.

Dari penjelasan sarjana di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kesatuan susunan yang terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang

37 Ibid.38 Ibid, hlm. 26.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

57

Page 77: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dapat dicapai secara efektif dan efisien melalui tindakan yang dilakukan secara bersama, dimana dalam melakukan tindakan itu ada pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab bagi tiap-tiap personal yang terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Namun yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya? Apa yang mempengaruhi keberhasilan sebuah organisasi tersebut? Weisbord memberikan model untuk mendiagnosa organisasi yang sering dikenal dengan enam kotak Weisbord yang terdiri dari tujuan, struktur, sistem penghargaan, mekanisme tata kerja, tata hubungan dan kepemimpinan.39 Hal ini secara tidak langsung menyebutkan bahwa keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh keenam unsur di atas. Adapun unsur–unsur dalam suatu organisasi yang diuraikan oleh Hasibuan adalah sebagai berikut40: 1) Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika

ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pimpinan dan ada yang dipimpin (bawahan).

2) Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya.

3) Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.

4) Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.

39 Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 98.

40 Ibid, hlm. 27.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

58

Page 78: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

5) Struktur, artinya organisasi baru ada jika ada hubungan dan kerjasama antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

6) Teknologi, artinya organisasi baru ada jika terdapat unsur teknis.

7) Lingkungan (Environment external social system), artinya organisasi baru ada jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerjasama sosial.

Keberhasilan organisasi juga dapat diukur melalui efektivitas dari organisasi tersebut. Konsep efektivitas memiliki arti yang berbeda-beda oleh para ahli. Menurut Steers, pada umumnya efektivitas hanya dikaitkan dengan tujuan organisasi, yaitu laba yang cenderung mengabaikan aspek terpenting dari keseluruhan prosesnya, yaitu sumber daya manusia.41 Steers mengatakan bahwa yang terbaik dalam meneliti efektivitas adalah memperhatikan tiga konsep yang saling berkaitan, yakni: optimalisasi tujuan-tujuan, perspektif sistem dan tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi. Pertama, Dalam optimalisasi tujuan, keberhasilan yang tercapai oleh suatu organisasi tergantung dari kemampuannya untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam usaha mengejar tujuan operasi dan kegiatan. Organisasi harus mengatasi hambatan-hambatan yang dapat menghalangi tercapainya tujuan dan mencari alternatif terbaik

41 Sutrisno, Edy. Budaya Organisasi. Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hlm. 123.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

59

Page 79: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

guna mencapai tujuan organisasi secara optimal. Kedua, dalam perspektif sistem, organisasi terdiri berbagai unsur yang saling mendukung dan saling melengkapi. Unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap proses pencapaian tujuan suatu organisasi. Ketiga, dalam prilaku manusia, tingkah laku individu dan kelompok, menentukan kelancaran tercapainya tujuan suatu organisasi.

Steers juga mengemukakan ada empat kelompok variabel yang berpengaruh terhadap efektivitas organisasi, yaitu:1) Karakteristik Organisasi, termasuk struktur dan teknologi.2) Karakteristik lingkungan, termasuk lingkungan ekstern

dan lingkungan intern.3) Karakteristik karyawan, yang meliputi keterikatan pada

organisasi dan prestasi kerja.4) Kebijakan praktek manajemen.42

Edy Sutrisno memiliki pemikiran yang lebih sederhana tentang indikator efektivitas organisasi. Adapun indikator efektivitas organisasi yang diuraikan oleh Edy Sutrisno yaitu sebagai berikut 43:

1) Produksi (production). Produksi barang maupun jasa menggambarkan

kemampuan organisasi untuk memproduksi barang atau pun jasa yang sesuai dengan permintaan lingkungannya.

42 Ibid, hlm. 148.43 Ibid, hlm.149.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

60

Page 80: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

2) Efisiensi ( efficiency). Agar organisasi bisa survival perlu memperhatikan

efisiensi. Efisiensi diartikan sebagai perbandingan (ratio) antara keluaran dengan masukan.

3) Kepuasan (satisfaction). Banyak manajer berorientasi pada sikap untuk dapat

menunjukkan sampai berapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan para karyawannya, sehingga mereka merasakan kepuasaannya dalam bekerja.

4) Adaptasi (adaptiveness). Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh

organisasi mampu menterjemahkan perubahan-perubahan intern dan ektern yang ada, kemudian akan ditanggapi oleh organisasi yang bersangkutan.

5) Perkembangan (development). Perkembangan merupakan suatu fase setelah kelangsungan

hidup terus (survive) dalam jangka panjang. Untuk itu organisasi harus mampu memperluas kemampuannya, sehingga mampu berkembang dengan baik dan sekaligus akan dapat melewati fase kelangsungan hidupnya.

Menurut Sedarmayanti dimensi untuk mengukur efektivitas sebuah organisasi dapat dilihat dari44:

44 Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan, Refika Aditama Bandung, 2010, hlm. 82.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

61

Page 81: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

1) Kemampuan organisasi memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh berbagai jenis sumber langka dan bernilai tinggi.

2) Kemampuan pengambil keputusan dalam organisasi untuk menginterpretasikan sifat lingkungan secara tepat.

3) Kemampuan organisasi menghasilkan keluaran tertentu dengan sumber yang diperoleh.

4) Kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan operational sehari- hari.

Untuk mengukur kinerja organisasi, bagaimana sebuah organisasi tersebut menjalankan tugas dan fungsinya dapat dilihat dari efektif atau tidaknya organisasi tersebut. Sementara, untuk menilai apakah organisasi itu efektif atau tidak, banyak pendapat yang mengatakan bahwa suatu organisasi dikatakan efektif atau tidak, secara keseluruhan ditentukan oleh apakah tujuan organisasi tersebut tercapai atau sebaliknya. Adam Indrawijaya menjelaskan bahwa ”pada dasarnya sangat sulit melihat atau mempersamakan efektivitas organisasi dengan tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Hal ini disebabkan selain karena selalu ada penyesuaian dalam target yang akan dicapai, juga dalam proses pencapaiannya sering sekali ada tekanan dari keadaan sekeliling. Kenyataan tersebut selanjutnya menyebabkan bahwa jarang sekali target dapat tercapai secara keseluruhan.”45

45 Adam Indra Wijaya, Perilaku Organisasi, Sinar Baru Algesindo, Jakarta, 2000, hlm. 227.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

62

Page 82: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Tidak jauh berbeda dengan Indrawijaya, Dydiet Hardjito dalam bukunya Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian mengemukakan bahwa ”keberhasilan organisasi mencapai tujuannya dipengaruhi oleh komponen-komponen organisasi meliputi struktur, tujuan, manusia, hukum, prosedur pengoperasian yang berlaku (Standard Operating Procedure), teknologi, lingkungan, kompleksitas, spesialisasi, kewenangan dan pembagian tugas.”46 Oleh karena itu, untuk memperbaiki sistem organisasi yang merupakan bagian dari sebuah birokrasi serta untuk menciptakan efektivitas organisasi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi, maka perlu ada organisasi pemerintahan yang kuat dan kokoh. Untuk itu perlu pembaruan dalam sebuah organisasi tersebut, salah satunya dengan jalan melakukan restrukturisasi organisasi yang diharapkan mampu menjadi jalan keluar/solusi yang terbaik untuk permasalahan ini.

Restrukturisasi birokrasi dapat diartikan sebagai sebuah proses redesain atau penataan ulang terhadap tatanan birokrasi yang telah ada. Ketika terjadi dinamika pada lingkungan baik internal maupun eksternal maka birokrasi juga harus mengadaptasi dinamika tersebut agar dapat bertahan. Pada hakekatnya restrukturisasi atau penataan ulang organisasi birokrasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan organisasi birokrasi yang akan diberikan bidang kerja, tugas dan fungsi tertentu.

46 Hardjito, Dydiet, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Edisi: I, RajaGrafindo, Jakarta, 1997, hlm. 65.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

63

Page 83: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Pada dasarnya ada beberapa prinsip penataan kelembagaan sturktur, antara lain: Pertama, pembentukan perangkat harus berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan masing-masing, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Kedua, organisasi sifatnya dinamis karena aturannya cukup sederhana. Ketiga, menata organisasi perangkat sesuai dengan pinsip-prinsip organisasi, pelembagaan yang tegas antara fungsi staf, fungsi lini, fungsi pendukung, fungsi pengawas dan fungsi perencanaan serta fungsi pelayanan administratif sehingga tidak ada tarik menarik kewenangan.

Keempat, Besaran organisasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, di samping kebutuhan dan kemampuan serta karakteristik masing-masing lembaga berpegang pada azas efisiensi, efektivitas, rasional, dan proposional, termasuk jumlah susunan organisasi harus berdasarkan analisis beban kerja yang akan dilaksanakan sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan. Kelima, Arahan perumpunan untuk standardisasi numenklatur dan keseragaman apabila terjadi penggabungan beberapa urusan pemerintahan. Dan keenam, Pengembangan jabatan fungsional agar segera dapat terealisasi perlu dukungan para pejabat Pembina jurusan fungsional dengan membuat kebijakan impassing dan pendelegasian wewenang pembinaan dan pengembangan dari pembina jabatan fungsional di pusat kepada pembina kepegawaian di wilayah.

Pentingnya struktur organisasi dikemukakan oleh Ancok dalam Jurnal Pamong Praja bahwa ”keunggulan kompetitif organisasi antara lain ditentukan oleh struktur yang ramping ”lean dan mean” atau dalam bahasa lain disebut miskin struktur

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

64

Page 84: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

kaya fungsi.”47 Hal ini sejalan dengan perspektif Osborne dan Geabler yaitu dengan adanya pergeseran peran pemerintah dari ”rowing” mendayung ke ”steering” mengarahkan maka organisasi birokrasi pemerintah juga harus mampu mengadopsi hal tersebut, oleh karena itu restrukturisasi birokrasi haruslah mampu menghasilkan sebuah struktur yang ramping, fleksibel, responsif dan efisien.

Husen dalam Jurnal Pamong Praja menjelaskan bahwa ”keberhasilan penataan organisasi tergantung pada 2 (dua) hal yaitu penetapan kebijakan perubahan struktur di masa depan, dan partisipasi seluruh anggota organisasi, kemampuan mengubah tingkah laku mereka, keterampilan dan sikap.”48 Menurut pendapat Robbins yang dikutip dalam Jurnal Pamong Praja menjelaskan bahwa ”struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang diikuti.”49 Oleh karena itu, struktur organisasi sangat penting bagi suatu organisasi agar mekanisme kerja dapat berjalan dengan baik. Menurut Siagian ”Penyusunan struktur organisasi harus memperhatikan50:1) Struktur organisasi harus sesuai dengan tugas untuk

menghilangkan kesan bahwa organisasi terlalu besar dan

47 Yousa, Amri. Penataan Organisasi Perangkat Daerah (Kajian Penataan Organisasi Kabupaten Bungo). Jurnal Pamong Praja, 2008, hlm. 78.

48 Ibid.49 Ibid.50 Siagian, Sondang, P. Manajemen Abad 21, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

hlm. 62.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

65

Page 85: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

rumit. Struktur organisasi dikaitkan dengan misi yang harus diemban, strategi yang ditetapkan, uraian tugas institusional dan personal, tersedianya tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang spesialistik, dukungan anggaran, serta tersedianya saranan dan prasarana kerja.

2) Pengurangan jarak kekuasaan. Mengurangi jarak kekuasaan berarti penciptaan organisasi yang datar, peningkatan intensitas dan frekuensi komunikasi langsung antara atasan dan bawahan, pemberdayaan para bawahan, terutama dalam kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan, penyeliaan yang simpatik dan sistem penilaian kinerja bawahan yang objektif.

3) Kemungkinan penggunaan tipe-tipe organisasi lain. Seperti diketahui, berbagai tipe organisasi yang dapat digunakan ialah organisasi fungsional, organisasi matriks dan kepanitiaan atau adhocracy. Dengan menggunakan salah satu tipe organisasi tersebut, kinerjanya akan memuaskan, tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitasnya tinggi, mampu memberikan pelayanan dengan cepat dan kepuasan kliennya terjamin.

4) Desentralisasi dalam pengambilan keputusan. Salah satu prinsip organisasi yang harus dipahami dan diterapkan adalah keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab. Hal ini berarti struktur apapun yang digunakan harus menjalin keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab yang mencerminkan kebijakan pimpinan dalam menerapkan pola desentralisasi untuk pengambilan keputusan.”

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

66

Page 86: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Sementara Yousa yang menjelaskan bahwa ”dalam suatu proses penataan organisasi harus memperhatikan jenis-jenis organisasi yang cocok dalam memberikan pelayanan.”51 Idealnya penataan organisasi harus dapat menghasilkan perangkat pemerintah yang mampu mengedepankan pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan struktur dan fungsi yang efektif, efisien dan rasional sesuai dengan kemampuan wilayah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan wilayah. Seperti yang dijelaskan oleh Siagian dan Amri Yousa di atas bahwanya penataan organisasi tidak boleh lepas dari struktur organisasi yang ramping, jarak kekuasaan yang relatif lebih singkat dari sebelumnya, keseimbangan antara hak dan kewajiban serta tanggung jawab perorangan birokrasi serta organisasi yang berorientasi pelayanan kepada masyarakat. Semua hal tersebut tujuannya adalah untuk menciptakan organisasi yang baik dalam rangka meningkatkan efektivitas organisasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya agar dapat mencapai tujuan organisasi.

Retrukturisasi organisasi yang dilakukan oleh pemerintah, haruslah mampu menciptakan sebuah organisasi pemerintah yang tampil dengan performa yang baru. Tampilan organisasi pemerintah haruslah tidak seperti sebelumnya, yaitu sebuah organiasi yang besar. Organisasi pemerintah harus memiliki kelembagaan yang kuat sebagai kemampuan atau kewenangan

51 Yousa, Amri. Penataan Organisasi Perangkat Daerah (Kajian Penataan Organisasi Kabupaten Bungo). Jurnal Pamong Praja, 2008, hlm. 79.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

67

Page 87: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

yang dimiliki oleh organisasi tersebut untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Dari beberapa pendapat dan teori tentang restrukturisasi yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengambil dan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Siagian di antaranya adalah struktur organisasi yang ramping namun kaya fungsi dan pengurangan jarak kekuasaan. Efektivitas organisasi pemerintahan diharapkan salah satunya dapat tercipta melalui restrukturisasi yang dilakukan oleh pemerintah dengan melihat pada indikator yang mengacu kepada pendapat Steers tentang efektivitas organisasi diantaranya adalah optimalisasi tujuan-tujuan organisasi dan pendapat Edy Sutrisno yakni efisiensi dan adaptif terhadap perubahan-perubahan organisasi yang terjadi, baik disebabkan oleh proses restrukturisasi maupun perubahan yang disebabkan oleh faktor tuntutan kerja dan lingkungan organisasi itu sendiri. Sama halnya dengan restrukturisasi organisasi di atas, bahwa tidak semua teori efektivitas organisasi yang diungkapkan oleh Steers dan Edy Sutrisno yang digunakan oleh penulis menjadi indikator dalam penelitian ini, indikator tersebut dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian serta ada yang ditambahkan dan dielaborasi oleh penulis diantaranya penulis menambahkan tingkat kinerja pelayanan kepada masyarakat dalam indikator penelitian ini.

G. Kerangka Pikir

Melihat penyelenggaraan pemerintahan saat ini, birokrasi berada pada posisi yang sangat dominan. Ketika birokrasi

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

68

Page 88: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

yang dalam hal ini adalah pemerintah ditempatkan dalam kedudukan yang berhadapan dengan masyarakat, maka posisi masyarakat relatif sangat lemah dan tidak berdaya. Struktur birokrasi dibangun ke segala arah sehingga kehidupan masyarakat tidak pernah bisa lepas dari intervensi birokrasi. Kondisi ini menciptakan ketidakberdayaan masyarakat dan menyebabkan ketergantungan masyarakat terhadap birokrasi.

Bergesernya pemerintahan dengan datangnya rezim reformasi, ada keinginan untuk merubah pola yang selama ini ada ke pola yang lebih memberdayakan masyarakat. Hal ini menguatkan dan mencerminkan demokrasi. Demokrasi menuntut keikutsertaan masyarakat secara lebih jauh dan hal ini memberikan penguatan pada posisi masyarakat sendiri. Semua ini memungkinkan masyarakat menentukan nasibnya sendiri, memiliki akses yang lebih luas untuk masuk dan terlibat dalam proses pengambilan kebijakan publik.

Restrukturisasi harus mampu mewujudkan good governance sebagai arah penyelenggaraan pemerintahan saat ini. Restrukturisasi yang dilakukan oleh pemerintah harus mampu menciptakan sebuah birokrasi pemerintahan yang tampil dengan performa baru, yakni birokrasi pemerintah yang ramping namun kaya fungsi. Dalam konteks restrukturisasi organisasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah, organisasi birokrasi harus memiliki kompetensi baik dari sisi kelembagaan maupun dari sisi personil. Kompetensi kelembagaan merupakan kemampuan atau kewenangan yang dimiliki oleh lembaga/organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Kompetensi kelembagaan mengandung makna bahwa organisasi yang dibentuk benar-benar memiliki

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

69

Page 89: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

kewenangan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efektif dan efisien. Kompetensi ini harus menghindari adanya tumpang tindih pelaksanaan tugas (overlap) antar lembaga yang ada di pemerintahan tersebut. Tidak adanya tumpang tindih fungsi dan kewenangan tersebut akan mencerminkan organisasi birokrasi yang ramping. Sedangkan kompetensi personil diartikan sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki personil berupa pengetahuan dan keterampilan yang dijadikan dasar dalam penempatan/promosi pada jabatan-jabatan yang tersedia dalam jajaran organisasi birokrasi hasil proses restrukturisasi.

Dari kerangka di atas, maka dapat digambarkan kerangka pikir penelitian ini seperti dibawah ini:

H. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis yang ingin dibuktikan kebenarannya adalah sebagai berikut:H0 = Tidak terdapat pengaruh antara

restrukturisasi organisasi yang dilakukan dengan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi pada Kementerian Hukum dan HAM RI.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

70

Page 90: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

H1 = Terdapat pengaruh antara restrukturisasi organisasi yang dilakukan dengan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi pada Kementerian Hukum dan HAM RI.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

71

Page 91: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

72 Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Page 92: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mixed methods, yaitu menggunakan metode campuran kuantitatif dan metode kualitatif untuk menjawab pertanyaan tentang hubungan dan pengaruh/dampak antara variabel bebas dan variabel terikat yang terdiri-dari restrukturisasi organisasi dengan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Penelitian kuantitatif ditujukan untuk menjawab pertanyaan tentang hubungan dan pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat yang terdiri dari restrukturisasi organisasi dengan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

73

Page 93: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

partisipan.52 Ruang lingkup dan lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah Kementerian Hukum dan HAM RI.

B. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti, atau dengan kata lain populasi merupakan obyek atau subyek yang menunjukkan keseluruhan wilayah atau grup dari orang-orang atau peristiwa yang mempunyai kaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Populasi penelitian ini adalah Kantor wilayah (Kanwil) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI yang berjumlah 33 Kanwil. Dilakukannya penelitian di Kementerian Hukum dan HAM RI didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:1) Pasca restrukturisasi yang dilakukan di lingkungan

Kementerian Hukum dan HAM RI adanya penambahan struktur dan perubahan nomenklatur pada unit Kementerian Hukum dan HAM. Untuk itulah penulis ingin mengukur sejauh mana restrukturisasi organisasi yang dilakukan dapat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM tersebut mengingat banyaknya fungsi yang diemban oleh unit tersebut.

2) Selain itu Kementerian Hukum dan HAM juga telah melakukan restrukturisasi program dan kegiatan sehingga penulis ingin mengatahui dampak yang terjadi terhadap

52 Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2008, hlm. 14.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

74

Page 94: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

penyusunan penganggaran di Unit Eselon I dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

3) Alasan lainnya adalah bahwa Kementerian Hukum dan HAM RI merupakan suatu organisasi pemerintah yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat karena berhubungan dengan hukum dan HAM, sehingga perlu dilihat apakah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sudah efektif atau belum.

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah mengatakan bahwa ”sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.”53 Sejalan dengan itu Arikunto juga menjelaskan bahwa ”sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”54 Ridwan memberikan pengertian bahwa ”sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”55 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempuyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Teknik penarikan sampel untuk menentukan sampel dari 33 Kanwil tersebut dilakukan dengan cara sampel acak berlapis (Stratified Sampling) kemudian untuk menentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakukan dengan cara pemilihan

53 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasinya, PT RAJA GRAFINDO PERSADA, Jakarta, 2005, hlm.119.

54 Arikunto, S., Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm.174.

55 Ridwan, Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta, Alfabeta, Bandung. 2004, hlm.56.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

75

Page 95: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

sampel secara sengaja (purpossive judgment sampling). Pemilihan sampel dengan sengaja tersebut dengan menetapkan keterwakilan UPT Pemasyarakatan dan UPT Keimigrasian.

Dalam stratified sampling data sebelumnya dikelompokan ke dalam tingkatan-tingkatan tertentu, seperti tingkatan tinggi, sedang, rendah, dan sebagainya. Kemudian sampel diambil dari tiap tingkatan tertentu. Dari 33 kantor wilayah terlebih dahulu dilakukan stratifikasi berdasarkan banyaknya jumlah UPT, kemudian dibuat menjadi 3 strata. Setelah menjadi 3 strata, kemudian dipilih lima kantor wilayah yang mewakili ketiga strata tersebut. Lokasi yang terpilih: D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kepulauan Riau (KEPRI), Jawa Tengah (JATENG) dan DKI Jakarta. Seperti pada tabel berikut:

STRATA KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM BERDASARKAN BANYAKNYA JUMLAH UPT

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

76

Page 96: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Setelah menemukan lima kanwil terpilih, kemudian dilakukan pemilihan UPT dengan cara mengambil sampel secara sengaja (purpossive judgment sampling). UPT yang di pilih dengan purpossive judgment sampling yaitu dengan pertimbangan perwakilan dari UPT Pemasyarakatan dan UPT Keimigrasian. Responden pada Kantor Wilayah dan UPT terpilih adalah para Kakanwil, para Kepala UPT dan para Kadiv dan pejabat Sruktural serta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menangani program dan penganggaran.

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun data yang dikumpulkan dalam menunjang penelitian ini terdiri-dari dua jenis, yaitu:a. Data Primer Data primer adalah yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari lapangan, yaitu data yang diambil dari responden. Data ini merupakan jawaban dari kuesioner yang dibagikan kepada responden dan wawancara.

b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bukan berasal dari

sumber pertamanya, dimana data ini dapat diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

77

Page 97: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

2. Sumber Data

Menurut Arikunto ”yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.”56 Mengingat penelitian ini difokuskan pada pegaruh restrukturisasi organisasi yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi maka sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Unit-unit eselon I Kementerian Hukum dan HAM.

D. Variabel Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah:1) Variabel bebas/independen (X) adalah variabel yang

tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah restrukturisasi Organisasi Kementerian Hukum dan HAM. Penelitian ini melihat perubahan struktur berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM.

56 Arikunto, S., Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm.172.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

78

Page 98: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

2) Variabel terikat/dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Efektivitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kementerian Hukum dan HAM. Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Prosedur pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden yaitu jajaran pimpinan kantor wilayah untuk diisi jawabannya sesuai pertanyaan dalam rangka mendapatkan data yang dibutuhkan. Sebelum kuesioner tersebut dibagikan, responden diberikan arahan dan petunjuk untuk pengisian instrumen. Responden dapat menjawab langsung kuesioner yang telah dibagikan menurut pengetahuan dan pemahaman, kemudian mengembalikan kuesioner itu kembali kepada peneliti.

Kuesioner yang dibagikan memuat pertanyaan tentang hal-hal yang terkait dengan sistem dan tata kerja, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dan tingkat pencapaian tujuan organisasi melalui program-program kegiatan yang dilaksanakan. Data sekunder dapat dikumpulkan oleh peneliti sendiri melalui catatan ataupun permintaan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian kepada unit-unit eselon I yang menjadi objek penelitian.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

79

Page 99: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah merupakan alat ukur yang dikembangkan yang mengacu pada karakteristik variabel penelitian yang diukur. Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah melalui angket atau kuesioner dan pedoman wawancara. Angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket bersruktur yang terdiri dari pertanyaan dengan jawaban berupa pilihan ganda (multiplychoice) yang terdiri dari tiga pilihan jawaban dan responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai dan tepat. Sistem penilaian kuesioner dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban, yakni 3 (tiga) untuk pilihan jawaban a, 2 (dua) untuk pilihan jawaban b, dan 1 (satu) untuk pilihan jawaban c. Sistem penilaian kuesioner ini diolah oleh penulis sendiri.

G. Teknik Analisis Data

Dari data yang telah terkumpul kemudian dilakukan analisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam melakukan analisis dilakukan beberapa tahapan yakni:1) Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan untuk menentukan tingkat

kesahihan dan kehandalan instrumen yang sudah disusun dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas.

2) Pengujian persyaratan Pengujian persyaratan dilakukan dengan tujuan sebagai

tahapan untuk dapat melakukan pengujian hipotesis yakni dengan melakukan uji normalitas dan uni linearitas.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

80

Page 100: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Sebelum mencari hubungan antara kedua variabel, maka perlu diilihat terlebih dahulu data tersebut normal dan linier.

3) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan mencari koofisien

determinasi dan melakukan Uji F, Uji T serta melakukan analisis regresi sederhana untuk menjelaskan hubungan antara kedua variabel yang diuji.

Kegiatan penghitungan statistik memakai program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 22,0 for Windows, di samping itu dapat diperoleh perhitungan statistik deskriptif seperti mean, deviasi standar, skor minimum, skor maksimum dan distribusi frekuensinya. Untuk mengetahui apakah hasil uji tersebut bermakna atau tidak, maka dilanjutkan dengan uji signifikansi.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, setelah data penelitian ini dikumpulkan, data tersebut diolah dengan teknik dan tahap-tahap berikut ini.

1. Uji Coba Instrumen

Untuk menentukan tingkat kesahihan dan kehandal-an Instrumen yang sudah disusun, maka dilakukan uji coba instrument. Prosedur uji coba dilakukan dengan cara sebagai berikut:a) Menentukan Responden Uji Coba. Sebelum uji coba dilakukan, terlebih dahulu harus

ditentukan responden uji coba. Menurut Sugiyono

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

81

Page 101: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

”Instrumen dicobakan kepada sampel dari populasi yang diambil yakni sekitar 30 orang.”57 Hal ini ditujukan agar hasil uji coba semakin baik karena telah memenuhi syarat sebagai uji coba.

b) Pelaksanaan Uji Coba. Ujicoba ini dilaksanakan pada staf dan unsur pimpinan

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS). Teknis pelaksanaannya adalah dengan memberikan langsung angket/kuesioner kepada staf dan pimpinan pada Unit Ditjen PAS sebagai responden ujicoba.

c) Analisis Uji Coba. Data hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui

kesahihan (validitas) dan kehandalan (reliable) instrumen, dengan menggunakan komputer program SPSS for windows versi 22.00.

1.1. Pemeriksaan Kesahihan Instrumen (validitas)

Dari hasil analisis diperoleh butir yang valid untuk variabel Restrukturisasi Organisasi sebanyak 39, dengan 4 butir yang gugur yaitu butir nomor 15, 21, 27 dan 38. Untuk variabel Efektivitas Organisasi, butir yang valid sebanyak 17 butir dengan 2 butir yang gu-gur, masing-masing butir nomor 7 dan 8. Keseluruhan butir dikatakan gugur karena memperoleh corrected Item-Total correlation lebih kecil dari rtabel = 0.361.

57 Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2008, hlm. 177.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

82

Page 102: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

1.2. Uji Keterandalan Instrumen (Reliabilitas)

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Menurut Sugiyono kriteria pengujian analisis ini adalah jika nilai koefisien korelasi (r alpha) lebih besar dan sama dengan nilai r tabel pada taraf signifikan (α=0,05), maka instrumen dinyatakan reliabel, dan jika nilai kooefisien korelasi (r alpha) lebih kecil dari nilai r tabel pada taraf signifikan (α = 0,05) maka instrumen dikatakan tidak reliabel.58 Rangkuman analisis reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Dari hasil uji coba terhadap instrumen penelitian, sebagaimana terlihat dalam tabel 3.3 di atas, terlihat bahwa semua variabel mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,364. Ini berarti variabel restrukturisasi organisasi maupun variabel efektivitas

58 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2005, hlm.233.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

83

Page 103: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

organisasi dapat dikatakan Reliabel atau handal. Sehingga semua variabel tersebut layak untuk dilakukan pengujian hipotesisnya.

2. Perhitungan Tingkat Kemampuan dan Pencapaian Person

Berdasarkan skor masing-masing variabel yang diperoleh oleh unit kerja/person, maka dapat diketahui tingkat kemampuan dan pencapaian person dengan

memakai rumus Sudjana yaitu:59

59 Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 1992, hlm.89.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

84

Page 104: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

3. Uji

3.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Untuk itu tahap selanjutnya dilakukan uji normalitas terhadap variabel dependen (Y) dengan rumus Lilliefors sebagai berikut:

dimana: Zi = Nilai uji normalitasnya. xi = Variabel yang diuji. x = Jumlah data observasi. s = konstanta uji normalitas.

Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal. Dengan kata lain, bila data yang dianalisis tidak berasal dari data yang berdistribusi normal, maka analisis regresi tidak dapat terpenuhi.

Menurut Santoso, distribusi jawaban responden dikatakan normal dengan mendeteksi penyebaran

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

85

Page 105: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.60 Dasar pengambilan keputusan adalah:a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka distribusi jawaban responden tersebut memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis normal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka distribusi jawaban responden tidak memenuhi asumsi normalitas.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk uji normalitas, yang merupakan persyaratan penting yang harus terpenuhi dalama nalisis regresi, dimana bila data yang dianalisis tidak berasal dari data yang berdistribusi normal, maka analisis regresi tidak dapat terpenuhi. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik Uji Kolmogorov-Smirnov (UjiK-S) dan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan normal tidaknya distribusi data ditetapkan pada taraf signifikan alpha 0,05.

Hipotesis yang akan diuji adalah:Ho : Data populasi berdistribusi normal.Hi : Data populasi tidak berdistribusi normal.

60 Santoso, Singgih, Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Alex Media Komputindo. Jakarta, 2001, hlm.214.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

86

Page 106: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Dengan ketentuan penolakan dan penerimaan hipotesis sebagai berikut:1) Ho di terima : jika signifikansi probabiliti > taraf

alpha 0,05.2) Ho di tolak: jika signifikansi probabiliti < taraf

alpha 0,05.

3.2. Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi membentuk garis linear. Pengujian linearitas garis regresi dilakukan dengan teknik One Way Anova.

4. Pengujian Hipotesis

4.1. Koefisien Determinasi

Rumus dari koefisien determinasi dari setiap

variabel tersebut adalah sebagai berikut:

R = (r)2

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

87

Page 107: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Keterangan mengenai keeratan hubungan linear antara variabel X dan variabel Y di atas, akan lebih valid bila digunakan koefisien determinasi. Koefisien determinasi menurut Supranto diartikan sebagai ”besarnya sumbangan Variabel X terhadap variasi atau naik turunnya Y”.61 Dengan kata lain koefisien determinasi adalah bilangan yang menyatakan proporsi variabel Y yang dapat diterangkan oleh X melalui hubungan linear.

4.2. Uji F

Untuk menguji hipotesis digunakan uji nilai F untuk membuktikan tingkat keberartian variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut bermakna atau tidak maka dilakukan uji signifikan dengan cara mengkonsultasikan pada Ftabel.

Ketentuan uji signifikan ini bila Fhitung Ftabel maka koefisien regresi sederhana yang diuji adalah signifikan dan sebaliknya bila Fhitung < Ftabel maka koefisien regresi sederhana yang diuji tidak signifikan. Uji F yang digunakan adalah :

61 Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Cetakan Pertama. PT Rineka Cipta, Jakarta. 1997, hlm. 211.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

88

Page 108: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dimana: Fhitung = Hasil uji nilai F.

R2 = Koefisien determinasi.

k = Banyaknya variabel bebas.

n = Banyaknya sampel.

R = Koefisien korelasi berganda (Sudjana: 1992:70).

Distribusi F dengan kebebasan pembilang k dan derajat kebebasan penyebut adalah (n-k-1). Hipotesis yang akan diuji dengan nilai F kriterianya adalah:- Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak : secara

bersama-sama variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.

- Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho di terima: secara bersama-sama variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat.

4.3. Uji T

Untuk menguji variabel independen secara parsial, maka diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan uji t, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

89

Page 109: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Thitung = bi/Sbi

dimana: bi = Koefisien regresi Xi. Sbi = Standar error atas kesalahan baku koefisien regresi Xi (standard error of coefficient regression).

a. H0: β1=0H0: β1≠0

b. H0: β2=0

H0: β2≠0

Setelah membandingkan nilai t tersebut, ditemukan tingkat kepercayaan (1-α) derajat kebebasan (Degree of freedom : n-k-1) untuk menentukan nilai kritis. Untuk pengujian ini dengan membandingkan thitung dengan tabel masing-masing, sehingga dapat ditentukan apakah hipotesis yang telah dibuat signifikan atau tidak signifikan. Jika nilai thitung > ttabel, maka disebut signifikan, artinya antara variabel independen yang bersangkutan dengan variabel dependen terdapat pengaruh sehingga analisis bisa dilanjutkan ketahap berikutnya.

4.4. Analisis Regresi

Analisis Regresi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen atau berapa

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

90

Page 110: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

besar perubahan variabel Y, apabila variabel X juga berubah dalam satu satuan. Dengan analisis regresi didapatkan persamaan regresi baik regresi sederhana maupun regresi ganda. Sejalan dengan itu menurut Mochtar (1994:199), dengan menggunakan persamaan regresi, dapat dilakukan prediksi besarnya nilai variabel Y bila variabel X telah diketahui. Besarnya perubahan itu ditunjukkan oleh koefisien regresi, yang diberi simbol ”b”.

Bila hanya satu variabel bebas, garis regresi untuk garis lurus mengikuti persamaan garis lurus atau persamaan regresi sederhana yaitu:

Dimana :

Untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut :

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

91

Page 111: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

4.5. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan terhadap data hasil wawancara untuk melengkapi hasil yang telah di peroleh data secara kuantitatif. Analisis kualitatif difokuskan pada aspek peraturan perundang-undangan dan dampak yang diakibatkan oleh retsrukturisasi organisasi dan restrukturisasi program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI.

H.DefinisiKonsep

Definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah masalah variabel, yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Konsep ini digunakan untuk menggambarkan mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian.62 Konsep dibentuk

62 Singarimbun, Masri. Metode Penelititan Survei, LP3S, Jakarta, 1995, hlm.33.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

92

Page 112: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dengan kebutuhan untuk menguji hipotesis dan menyusun teori yang masuk akal, serta dapat diuji regularitasnya.63

Pemberian defenisi konsep disini adalah untuk membantu memperjelas fenomena pengamatan yang akan diteliti sebagai berikut:1. Bennis and Mische mendefinisikan ”restrukturisasi

organisasi sebagai rekayasa ulang yaitu menata organisasi dengan menata ulang doktrin, praktek dan aktivitas yang ada kemudian secara inovatif menyebarkan kembali modal dan sumber daya manusia”.64 Rekayasa ulang adalah proses yang mengubah budaya organisasi dan menciptakan proses sistem, struktur dan cara baru untuk mengukur kinerja dan keberhasilan.

2. Efektivitas pelaksanaan adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan waktu serta adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi yang diberikan kepadanya.

Uraian di atas dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

63 Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosia lainnya, Kencana Prenama Media Group, Jakarta, 2010, hlm.58.

64 Bennis,Warren dan Mische, Michael, Organisasi Abad 21 (Reinventing melalui Reengineering), Terjemahan ; Irma Andriani Rachmayanti, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. 1995, hlm.13.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

93

Page 113: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

I. Definisi OperasionalPenelitian ini akan melihat keterkaitan satu variabel bebas

yaitu restrukturisasi organisasi (X) dengan variabel terikat yaitu efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (Y). Untuk lebih jelas mengenai variabel penelitian yang digunakan, berikut ini dijelaskan defenisi operasional masing-masing variabel:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

94

Page 114: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

1. Restrukturisasi Organisasi

Merujuk kepada pendapat Siagian, maka dapat diambil indikator dari restrukturisasi organisasi adalah sebagai berikut65:

a. Struktur organisasi yang ramping namun kaya fungsi.Struktur organisasi yang ramping namun kaya

fungsi ini meliputi penyusunan organisasi yang sesuai dengan standar ketentuan yang berlaku untuk sebuah organisasi yakni terdiri dari 1 (satu) sekretariat dengan 3 (tiga) subbagian serta 4 (empat) bidang dengan 3 (tiga) seksi di bawahnya, penyusunan organisasi yang sesuai dengan tugas yang diemban masing- masing bidang, seimbang dengan misi untuk mencapai tujuan, penyusunan struktur menguraikan tugas institusional dan personal.

b. Pengurangan jarak kekuasaanPengurangan jarak kekuasaan meliputi

penciptaan organisasi yang datar (tidak terkotak-kotak), komunikasi antara atasan dan bawahan, pengambilan keputusan yang bersifat desentralisasi, keterlibatan staf dalam pengambilan keputusan/kebijakan serta penilaian kinerja bawahan yang objektif.

65 Siagian, Sondang P., Manajemen Abad 21, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm. 213.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

95

Page 115: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

c. Pembentukan organisasi didasarkan pada kewenangan yang jelas.

Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab ini meliputi adanya kejelasan wewenang dan tanggung jawab staf dan pimpinan, masing-masing bidang memiliki kewenangan dan tugas masing-masing, kewenangan unit jelas dan spesifik serta evaluasi pelaksanaan program.

d. Organisasi bersifat jejaring dan koordinatif.Organisasi bersifat jejaring dan koordinatif

menyangkut hubungan kerjasama Unit eselon I Kementerian Hukum dan HAM dengan kantor wilayah maupun Unit Pelaksana Teknis, serta dengan masyarakat.

e. Sinergitas organisasiSinergitas organisasi berkaitan dengan kemam-

puan Kementerian Hukum dan HAM men jalankan tugas dan fungsi secara berkelanjutan, keterkaitan pelaksanaan tugas dengan masyarakat, kesesuaian program dengan instansi tingkat provinsi maupun instansi vertikal serta berkaitan dengan kualitas SDM yang ada di Kementerian Hukum dan HAM.

f. Organisasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip organisasi dan kebutuhan serta kemampuan masing-masing kantor wilayah.

Organisasi yang disesuaikan dengan prinsip organisasi dan kebutuhan serta kemampuan masing-masing kantor wilayah meliputi tujuan organisasi yang jelas untuk dicapai, sistem kerja, sesuai

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

96

Page 116: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dengan kebutuhan dan kemampuan dalam rangka pembangunan, serta pemenuhan kebutuhan terhadap pelayanan kepada masyarakat.

2. Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Memperhatikan beberapa teori tentang efektivitas, diantaranya seperti yang diungkapkan oleh Sterrs dalam Edy Sutrisno, dapat disusun indikator dari efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi adalah66:a) Optimalisasi tujuan-tujuan organisasi.

Optimalisasi tujuan-tujuan organisasi ini meliputi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi secara maksimal, pelaksanaan program kerja, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, tujuan dan pelayanan kepada masyarakat.

b) EfisiensiEfisiensi berkaitan dengan pelaksanaan

pengelolaan keuangan, kontrol terhadap pengelolaan keuangan, biaya operasional dan pegawai serta penataan program.

c) Tingkat kinerja pelayanan kepada masyarakat.Tingkat kinerja pelayanan kepada masyarakat

meliputi tupoksi yang berorientasi pada masyarakat, program peningkatan pelayanan hukum dan HAM

66 Sutrisno, Edy, Budaya Organisasi, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2010, hlm.171.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

97

Page 117: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

terhadap masyarakat, keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan dan tingkat pelayanan dan pembinaan unit/kanwil terhadap masyarakat.

d) Adaptif terhadap perubahan organisasi.Adaptif terhadap perubahan organisasi meliputi

kefleksibelan unit terhadap perubahan kepemimpinan, kemampuan organisasi untu survive terhadap perubahan kebijakan, kesesuaian dengan instansi yang lebih tinggi, orientasi terhadap tugas dalam berbagai kondisi dan kesiapan menerima perubahan.

J. Proses Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur penelitian kuantitatif. Berkenaan dengan ini peneliti menyadari bahwa keterbatasan antara lain disebabkan oleh :

Pertama, keseriusan dan kejujuran responden dalam mengisi yang diberikan. Semua ini dapat diperhatikan dari sikap responden yang takut dalam mengisi instrumen ini. Hal ini mempengaruhi obyektivitas responden dalam proses pengisian instrumen. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan ada responden yang menjawab kurang objektif, dan tidak sesuai dengan keadaan atau kenyataan sebenarnya. Hal ini dapat saja mencemari nilai realita temuan.

Kedua, penelitian kuantitatif tidak mampu mengungkap secara keseluruhan dari gejala-gejala sosial yang terjadi, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi hasil penelitian ini.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

98

Page 118: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang ditemui di lapangan, untuk mengurangi kelemahan dan keterbatasan tersebut, peneliti telah menjelaskan secara detail bagaimana teknik dan cara menjawab kuesioner yang telah dibuat dengan benar, serta membuka dan memberi kesempatan kepada responden untuk bertanya tentang instrumen atau beberapa hal yang tidak mereka ketahui yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis juga sudah berusaha mengkaji secara maksimal pengaruh restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, namun masih banyak gejala-gejala lain yang juga ikut mempengaruhi efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

99

Page 119: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

100 Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Page 120: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

BAB IVGAMBARAN UMUM

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang-undangan, administrasi hukum umum, pemasyarakatan, keimigrasian, kekayaan intelektual, dan hak asasi manusia.

b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

101

Page 121: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah.

f. Pelaksanaan pembinaan hukum nasional.g. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

hukum dan hak asasi manusia.h. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di

bidang hukum dan hak asasi manusia.i. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.j. Pelaksanaan tugas pokok sampai ke daerah.k. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada

seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas: Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia, Inspektorat Jenderal, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

102

Page 122: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

A. Kondisi Umum Kementerian Hukum dan HAM

Kementerian Hukum dan HAM dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu membuat rencana strategis (Renstra), seperti halnya renstra tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Hukum dan HAM tahun 2015-2019 adalah penjabaran RPJMN ke-3 yang ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Dalam mendukung prioritas Presiden, program dan kegiatan Kementerian Hukum dan HAM ditujukan untuk menciptakan supremasi hukum; memberdayakan masyarakat untuk sadar hukum dan hak asasi manusia; memperkuat manajemen dan kelembagaan secara nasional; dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Program dan kegiatan tersebut dijadikan kerangka dasar dan arah pelaksanaan kebijakan dan kegiatan prioritas pembangunan di Kementerian Hukum dan HAM.

Kementerian Hukum dan HAM adalah salah satu Kementerian yang mempunyai peran sangat strategis antara lain sebagai:1) Satu-satunya kementerian yang memegang fungsi utama

penyusunan dokumen perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan di lingkungan Pemerintah dan melaksanakan penyelarasan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

103

Page 123: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

2) Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta standarisasi teknis di bidang Peraturan Perundang-undangan.

3) Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksana ke-bijakan dan standarisasi teknis di bidang pemasyarakatan.

4) Penjaga pintu gerbang terdepan negara melalui fungsi keimigrasian terkait penegakan hukum terhadap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta penga-wasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.

5) Penanggung jawab dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang administrasi hukum umum.

6) Penanggungjawab dalam perumusan dan pelaksana kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan intelektual.

7) Penanggung jawab dalam merumuskan pemajuan HAM agar aparatur pemerintah dapat menerapkan norma dan standar HAM dengan melibatkan peran dan partisipasi masyarakat.

8) Penanggungjawab pelaksanaan bantuan hukum kepada orang atau kelompok masyarakat miskin.

1. Visi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Untuk merumuskan kondisi masa depan yang ingin dicapai oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, disusun Visi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Penyusunan Visi dimaksudkan untuk: Mencerminkan apa

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

104

Page 124: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

yang ingin dicapai oleh organisasi, Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, Menjadi perekat dan menyatukan gagasan strategis yang terdapat pada organisasi, Memiliki orientasi kepada masa depan, Mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran organisasi, Menjamin kesi-nambungan kepemimpinan organisasi.

Berdasarkan identifikasi dan analisa lingkungan strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, maka Visi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah: ”Masyarakat memperoleh Kepastian Hukum.”

Visi ini lebih menekankan pada orientasi masa depan Kementerian Hukum dan HAM dengan mengacu kepada kompetensi inti (core bussines) Kementerian Hukum dan HAM yakni fungsi Pembentukan Hukum, Fungsi Pelayanan Hukum, Fungsi Penegakan Hukum dan Fungsi Pemenuhan Hak Asasi Manusia yang dikaitkan dengan Visi Pemerintah yakni menuju Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

2. Misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Pada dasarnya misi merupakan sesuatu yang harus diemban oleh organisasi dalam hal ini Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai suatu uraian untuk memperjelas dan menjabarkan visi yang telah ditetapkan. Pernyataan misi ini menjawab kebutuhan penerima layanan yang harus dipenuhi oleh organisasi sesuai dengan karakteristik dan kompetensi inti organisasi.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

105

Page 125: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Oleh sebab itu berdasarkan analisa strategis dikaitkan dengan visi operasional organisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia maka Misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah:a) Mewujudkan peraturan Perundang-Undangan yang

berkualitas.b) Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas.c) Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas.d) Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan

perlindungan HAM.e) Mewujudkan layanan manajemen administrasi

Kementerian Hukum dan HAM. f) Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM

yang profesional dan berintegritas.

3. Nilai dan Tujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Untuk memandu pencapaian visi dan misi serta untuk mewujudkan tujuan dan sasaran diperlukan nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman bagi seluruh insan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Nilai ini mendukung dan memandu disaat tugas dan tanggung jawab sedang dikerjakan. Adapun nilai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah:

a. Profesional

Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

106

Page 126: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.

b. Akuntabel

Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.

c. Sinergi

Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.

d. Transparan

Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.

e. Inovatif

Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

107

Page 127: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

4. Sasaran Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang dicapai dengan menyusun kebijakan, program serta kegiatan. Sasaran merupakan serangkaian proses dan hasil yang akan dicapai oleh masing-masing unit kerja dalam rumusan yang lebih terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Agar sasaran dapat tercapai maka fokus pengerahan seluruh sumber daya kementerian yang mendukung pencapaian sasaran harus dilaksanakan sesuai skala prioritas perencanaan.1) Kesesuaian arah politik legislasi dengan arah

pembangunan hukum nasional pada tahap pra legislasi, legislasi dan pasca legislasi.

2) Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap layanan administrasi hukum dan layanan jasa hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

3) Efektifitas penyelenggaraan forum mahkumjakpol baik ditingkat nasional, propinsi maupun di kabupaten kota.

4) Berkurangnya pelanggaran hukum di bidang keimigrasian dan HKI.

5) Efektifitas peran central authority dalam mendukung kerjasama hukum timbal balik.

6) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelaksanaan sistem pemasyarakatan.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

108

Page 128: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

7) Terwujudnya masyarakat yang sadar dan cerdas hukum dan memperluas akses keadilan bagi masyarakat miskin.

8) Terimplimentasikannya kebijakan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM sesuai rencana aksi nasional hak asasi manusia (RAN HAM).

9) Manajemen organisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang transparan dan akuntabel berdasarkan semangat reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

10) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia.

B. Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi Dan Kerangka Kelembagaan

1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Dalam rangka memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, Pemerintah telah menetapkan dua program prioritas yakni:a) Peningkatan Penegakan Hukum Yang Berkeadilan.b) Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Berdasarkan kedua program prioritas nasional di bidang hukum tersebut maka ditentukan sasaran, arah kebijakan dan strategi sebagai berikut:a) Peningkatan Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

109

Page 129: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Meningkatnya kualitas penegakan hukum dalam rangka penanganan berbagai tindak pidana, mewujudkan sistem hukum pidana dan perdata yang efisien dan efektif, transparan, dan akuntabel bagi pencari keadilan dan kelompok rentan, dengan didukung oleh aparat penegak hukum yang profesional dan berintegritas.

b) Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menurunnya tingkat korupsi serta meningkatnya

efektifitas pencegahan dan pemberantasan korupsi.

2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

a) Penyelarasan Kebijakan Politik legislasi dengan arah pembangunan nasional dan peningkatan kualitas pembentukan peraturan perundang-undangan.

b) Peningkatan kualitas pelayanan hukum oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Strategi.

c) Peningkatan Peran Kementerian dalam rangka Penegakan Hukum Strategi

d) Terimplementasikannya kebijakan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia.

e) Peningkatan peran manajemen organisasi mulai tahap perencanaan pengendalian dan pengawasan Strategi.

3. Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi merupakan proses perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi,

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

110

Page 130: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggaraan Negara dalam mencapai tujuan bernegara.Kerangka regulasi bertujuan untuk mengarahkan proses pembangunan, mendukung prioritas pembangunan dan efisiensi pengalokasian anggaran.

4. Kerangka Kelembagaan

Kerangka Kelembagaan merupakan perangkat Kementerian/Lembaga yang mencakup struktur organisasi, ketatalaksanaan, pengelolaan aparatur sipil Negara, yang digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional.

Tujuan dari Kerangka kelembagaan adalah meningkatkan keterkaitan dan koordinasi pelaksanaan antar bidang, mempertajam arah kebijakan dan strategi sesuai kapasitas organisasi dan dukungan sumber daya aparatur, membangun struktur organisasi yang tepat fungsi dan ukuran, memperjelas ketatalaksanaan dan meningkatkan professionalitas sumber daya aparatur.

Kementerian Hukum dan HAM memiliki empat fungsi utama dan dua fungsi pendukung. Empat fungsi utama tersebut adalah:a) Fungsi Pembentukan Hukum yang dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan dan Badan Pembinaan Hukum.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

111

Page 131: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

b) Fungsi Pelayanan Hukum yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Peraturan perundang-Undangan, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia.

c) Fungsi Penegakan Hukum dan Pemajuan HAM diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal AHU, Direktorat Jenderal Imigrasi dan Direktorat Jenderal KI, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM.

d) Fungsi Dukungan Sumber Daya diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

e) Fungsi Pengawasan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal.

Mekanisme penataan kelembagaan di Kementerian Hukum dan HAM diarahkan untuk memperbaiki terjadinya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM, oleh sebab itu dilakukan restrukturisasi kelembagaan yang fokus kepada penguatan unit kerja melalui restrukturisasi organisasi, tata laksana internal termasuk dukungan penguatan untuk penyelenggaraan bidang pengembangan kepegawaian.

Berdasarkan hasil analisa kelembagaan dan hasil audit kelembagan Kementerian Hukum dan HAM maka ada beberapa arah perubahan kerangka kelembagaan:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

112

Page 132: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

a) Penataan tugas dan fungsi kesekretariatan serta proses bisnis termasuk keseragaman nomenklatur untuk eselon III dan IV pada setiap unit kerja eselon I.

b) Dilakukan pengintegrasian biro-biro yang tugas dan fungsinya berada dibawah Sekretariat Jenderal agar tidak terdapat duplikasi pekerjaan.

c) Dibentuk fungsi baru yang menangani teknologi informasi secara terpusat setingkat eselon II yang khusus menangani teknologi informasi yang berada dibawah Sekretariat Jenderal.

d) Penataan kembali dan pengintegrasian secara terpadu fungsi Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM kedalam satu unit kerja eselon I agar tidak terdapat tumpang tindih dan duplikasi pekerjaan sehingga diusulkan menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM.

e) Efektifitas Pengelolaan tugas Bantuan Hukum yang berada di bawah Badan Pembinaan Hukum Nasional sesuai UU Nomor 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.

f) Penguatan peran dan pembinaan perancang Peraturan Perundang-Undangan pada Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan dan Kantor Wilayah.

g) Terkait pengembangan Sumber Daya Manusia ditegaskan posisi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai pelaksana pendidikan, pelatihan dan penguatan kapasitas seluruh pegawai Kementerian Hukum dan HAM sehingga tidak terjadi

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

113

Page 133: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

duplikasi penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan pengembangan pegawai pada unit eselon I lain.

h) Pembentukan Divisi Khusus setara eselon II untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi pengelolaan Nusakambangan yang berada di bawah Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

i) Penempatan Auditor di Kantor wilayah Hukum dan HAM dalam rangka mengefektifkan fungsi pengawasan Inspektorat.

j) Penataan kembali dan pengintegrasian efektifitas dan efisiensi organisasi sesuai dengan beban kerja ke dalam satu unit eselon II yaitu Pusat Pengembangan Teknis dan Pusat Pengembangan Kepemimpinan dan Manajemen menjadi Pusat Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kepemimpinan dan dibentuknya nomenklatur Pusat Assessmen dan Perencanaan Pengembangan SDM yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan Assessmen,Perencanaan dan Analisa Pengembangan SDM serta Pengelolaan Teknologi Informasi Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi.

C. Target Kinerja Dan Kerangka Pendanaan

Indikator kinerja dalam hal ini diartikan sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu program atau kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

114

Page 134: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran.

Setiap indikator kinerja sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran di-upayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.

Proses penetapan indikator kinerja merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi.Penetapan indikator kinerja program/sasaran dan kegiatan didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus diorganisir. Indikator kinerja dimaksud adalah: (1) spesifik dan jelas, (2) dapat diukur secara obyektif, (3) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (4) tidak bias.1) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya.2) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas

Aparatur Kementerian Hukum dan HAM. 3) Program Administrasi Hukum Umum.4) Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan.5) Program Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum

Keimigrasian.6) Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Kekayaan

Intelektual.7) Program Pembentukan Hukum.8) Program Pemajuan HAM.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

115

Page 135: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

9) Program Pembinaan Hukum Nasional.10) Progam Penelitiandan Pengembangan Kementerian

Hukum dan HAM.11) Program Pengembangan Kompetensi Sumber Daya

Manusia Hukum dan HAM.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

116

Page 136: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

BAB VHASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Restrukturisasi Organisasi

1. Pelaksanaan Restrukturisasi Organisasi Unit Pusat Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham)

Sebelum terbitnya Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM, keberadaan Kementerian Hukum dan HAM diatur dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010. Peraturan menteri Nomor 29 Tahun 2015 tersebut menetapkan susunan organisasi Kementerian Hukum dan HAM terdiri dari: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas: Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia, Inspektorat Jenderal, Badan Pembinaan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

117

Page 137: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Hukum Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Jika dilihat pada tataran unit eselon I, jumlah unit eselon I tidak mengalami perubahan, tidak mengalami pengurangan maupun penambahan unit eselon I. Akan tetapi terjadi perubahan nomenklatur, yaitu Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan Badan Litbang HAM berubah menjadi Badan Litbang Hukum dan HAM. Perubahan Nomenklatur pada kedua unit eselon I tersebut dikuti perubahan nomenklatur di level eselon II, eselon III, dan eselon IV. Demikian juga pada unit eselon II pada Kementerian Hukum dan HAM hanya terjadi penambahan unit eselon II pada unit Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan yaitu Direktorat Harmonisasi II. Selebihnya unit eselon II hanya mengalami perubahan nomenklatur.

Namun khusus Unit eselon I Balitbang Hukum dan HAM, selain perubahan nomenklatur, Balitbang Hukum dan HAM merupakan penggabungan unit-unit penelitian pada Kementerian Hukum dan HAM yang sebelumnya berada pada unit berbeda. Pusat Litbang Hukum yang berada pada BPHN dan Pusjianbang yang berada pada Setjen bergabung ke dalam Balitbang Hukum dan HAM. Sehingga pada Balitbang Hukum dan HAM terjadi perubahan komposisi unit eselon II yaitu Sekretariat Badan, Puslit Hukum, Puslit HAM, Pusjianbang, dan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

118

Page 138: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Pusdatin. Hal ini berakibat pada sumber daya Peneliti otomatis berada pada Balitbang Hukum dan HAM.

Bergabungnya Puslit Hukum pada BPHN ke dalam Balitbang Hukum dan HAM mengakibatkan unit eselon II sebelumnya disesuaikan. Sehingga pada BPHN unit eselon II berganti nomenklatur dari Puslit Hukum menjadi Pusat Analisa dan Evaluasi Hukum Nasional. Demikian juga halnya pada Setjen bergabungnya Pusjianbang ke Balitbang Hukum dan HAM mengakibatkan unit eselon II Pusjianbang berubah nomenklatur menjadi Pusdatin.

Berkaitan dengan bergabungnya Puslitbang Hukum dari BPHN ke Balibang Hukum dan HAM mengakibatkan para peneliti yang ada di BPHN secara otomatis berpindah ke Balitbang Hukum dan HAM, sehingga berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsi BPHN yang berkaitan dengan pembentukan peraturan Perundang-undangan. Pembentukan Peraturan berdasarkan UU Nomor 12 tahun 2011 Tentang peraturan Perundang-undangan. Dalam UU tersebut pada pasal 98 disebutkan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus melibatkan perancang, peneliti, dan tenaga ahli.

Secara tugas dan fungsi pembentukan peraturan perundang-undangan yang berasal dari pemerintah dilakukan penyiapan Naskah Akademis oleh Pusat Analisa dan Evaluasi Hukum Nasional BPHN. Sebelum perubahan struktur organisasi pembuatan Naskah Akademis dapat dilakukan oleh BPHN yang memiliki peneliti yang melakukan kerja sama dan koordinasi dengan Ditjen PP yang memiliki perancang dalam pembuatan Naskah

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

119

Page 139: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Akademis, serta bekerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki tenaga ahli, sehingga dapat memenuhi keterlibatan peneliti, perancang, dan tenaga ahli sesuai perintah Undang-Undang No. 12 tahun 2011.

Setelah perubahan struktur organisasi, BPHN sekarang tidak memiliki peneliti, sehingga tugas dan fungsi BPHN dalam pembentukan peraturan bekerja sama dengan Ditjen PP harus melibatkan peneliti sehinggga harus bekerja sama dengan Balitbang Hukum dan HAM serta Perguruan Tinggi untuk melibatkan Tenaga Ahli.

Begitu juga halnya dengan pusjianbang. Dengan bergabungnya Pusjianbang ke dalam Balitbang Hukum dan HAM hanya sebatas satu atap untuk para peneliti, namun dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Menteri Hukum dan HAM melalui Sekjen mengalami kesulitan untuk melakukan kajian-kajian strategis terkait issue aktual. Untuk melakukan kejian-kajian tersebut harus melalui birokrasi yang lebih panjang. Dibanding dengan Pusjianbang di bawah Setjen sebelum restrukturisasi, Sekjen dapat dengan cepat melakukan kajian-kajian internal yang dibutuhkan Kementerian Hukum dan HAM untuk menguatkan argumen-argumen Pimpinan.

Untuk Ditjen PP penambahan unit eselon II dimaksudkan untuk lebih memfokuskan pelaksanaan tugas dan fungsi pada pembagian bidang. Sebelum resturkturisasi Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang harmonisasi peraturan perundang-

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

120

Page 140: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

undangan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan. Artinya melakukan harmonisasi di di semua bidang sehingga volume pekerjaan sangat besar. Sehingga Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan dikembangkan menjadi Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I dan Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II.

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang politik, pertahanan dan keamanan, hukum, hak asasi manusia, kelembagaan, dan kesejahteraan rakyat sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Sementara itu, Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan

kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang perekonomian sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Perubahan Struktur Organisasi Kementerian Hukum dan HAM sampai dengan eselon II seperti pada gambar

berikut:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

121

Page 141: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

OR

GA

NIS

ASI

KEM

ENTE

RIA

N H

UK

UM

DA

N H

AM

SEB

ELU

M R

ESTR

UK

TUR

ISA

SI

122

Page 142: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

OR

GA

NIS

ASI

KEM

ENTE

RIA

N H

UK

UM

DA

N H

AM

SET

ELA

H R

ESTR

UK

TUR

ISA

SI

123

Page 143: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Jika dilihat dari jumlah unit utama (Unit eselon I) tidak ada penambahan, namun terdapat penambahan dan pengurangan pada unit eselon II. Seperti pada Ditjen PP terdapat penambahan Direktorat Harmonisasi II, pada BPSDM pengurangan eselon II, pada Setjen, BPHN, dan Balitbang terjadi penggabungan dan perubahan nomenklatur.

2. Restrukturisasi Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.01.PR.07.10 -10 Tahun 2005 tanggal 01 Maret 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM, dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM secara jumlah tidak ada pengurangan maupun penambahan struktur. Hanya terdapat perubahan nomenklatur serta perubahan tugas dan fungsi. Ini dimaksudkan agar struktur pada kantor wilayah dapat mengampu program yang ada pada unit eselon I Kementerian Hukum dan HAM. Perubahan tugas dan fungsi terlihat jelas pada pada level Divisi seperti berikut:

a) Divisi Administrasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.01.PR.07.10 -10 Tahun 2005 tanggal 01 Maret 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

124

Page 144: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM disebutkan bahwa Divisi Administrasi Mempunyai tugas membantu Kepala Kantor Wilayah dalam melaksanakan pembinaan administrasi dan pelaksanaan teknis di wilayah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal. Sementara berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, disebutkan bahwa Divisi administrasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kantor Wilayah di bidang pembinaan dan dukungan administrasi di lingkungan Kantor Wilayah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh sekretaris jenderal.

b) Divisi Pemasyarakatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.01.PR.07.10 -10 Tahun 2005 tanggal 01 Maret 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM dise-butkan bahwa divisi Pemasyarakatan Mempunyai tugas membantu Kepala Kantor Wilayah dalam pelak-sanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di bidang pemasyarakatan berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

125

Page 145: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Sementara Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM disebutkan bahwa Divisi pemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

c) Divisi Keimigrasian

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.01.PR.07.10 -10 Tahun 2005 tanggal 01 Maret 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM disebutkan bahwa Divisi Keimigrasian mempunyai tugas membantu Kepala Kantor Wilayah dalam melaksanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di Bidang Keimigrasian berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Imigrasi. Sementara dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM disebutkan bahwa Divisi keimigrasian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas direktorat Jenderal Imigrasi di Wilayah.

d) Divisi Pelayanan Hukum Dan Hak Asasi Manusia

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.01.PR.07.10-10 Tahun 2005 tanggal 01 Maret 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

126

Page 146: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

disebutkan bahwa Divisi Pelayanan Hukum dan HAM mempunyai tugas membantu Kepala Kantor Wilayah dalam melaksanakan sebagian tugas Kantor Wilayah di bidang Pelayanan Hukum dan HAM berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal / Kepala badan terkait. Sementara dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM disebutkan bahwa Divisi Pelayanan Hukum dan HAM mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas direktorat jenderal dan badan terkait di wilayah. Secara rinci perubahan nomenklatur Struktur Organisasi Kementerian Hukum dan HAM seperti pada gambar berikut:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

127

Page 147: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

OR

GA

NIS

ASI

KA

NTO

R W

ILAY

AH

KEM

ENK

UM

HA

M S

EBEL

UM

RES

TRU

KTU

RIS

ASI

128

Page 148: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

OR

GA

NIS

ASI

KA

NTO

R W

ILAY

AH

KEM

ENK

UM

HA

M S

ETEL

AH

RES

TRU

KTU

RIS

ASI

129

Page 149: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Pada restrukturisasi kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM jika dilihat dari jumlah jabatan struktural tidak ada penambahan kotak pada struktur, hanya saja ter dapat perubahan nomenklatur dan perubahan fungsi disesuaikan dengan perubahan nomenklatur.

B. Pelaksanaan Restrukturisasi Program Dan Kegiatan

Dasar Kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan yaitu Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Kementerian Hukum dan HAM RI. Seperti yang terdapat pada Bab III pasal 52 disebutkan dalam ayat 1 dan 2 terkait dengan instansi vertikal, yaitu: (1) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah, dibentuk Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di provinsi.

(2) Tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kantor Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.

Kemudian pada Bab VII pasal 65 disebutkan: Pembinaan unit organisasi di lingkungan Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis yang menangani tugas dan fungsi yang bersesuaian dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal,

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

130

Page 150: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

pembinaannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal yang bersangkutan.

Dalam melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019 yang dilaksanakan di tahun 2015, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia telah melakukan upaya menata kembali atau restrukturisasi program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan maksud agar penyerapan anggaran berbasis kinerja dapat dioptimalkan, serta mewujudkan perencanaan yang berorientasi kepada hasil atau outcome dan keluaran atau output pada masing-masing satuan kerja.

Restrukturisasi Program dan Kegiatan pada Kementerian Hukum dan HAM adalah perubahan strukturi perencanaan dan penganggaran pada masing-masing satuan kerja yang berada pada unit eselon I sebagai pengemban program sehingga diperlukan penyesuaian postur anggaran sampai level subkomponen pada Kantor Wilayah dan Unit Pelaksana Teknis. Pada satuan kerja Kantor Wilayah alokasi anggaran berada pada 11 Program yang merupakan representasi dari 11 unit eselon I terkait.

Pelaksanaan restrukturisasi organisasi Kementerian Hukum dan HAM tidak terlepas dari peran strategis Kementerian Hukum dan HAM, yaitu: Pembentukan peraturan perundang-undangan dan harmonisasi naskah akademik RUU, Fasilitator penyusunan Peraturan tingkat Pusat dan Daerah, Penanggung jawab bidang Pemasyarakatan, Penanggung jawab fungsi Keimigrasian, Penanggung jawab bidang ijin usaha, fidusia, kenotariatan, dan harta peninggalan, Penanggung jawab bidang HKI, Pemajuan HAM, dan Penanggung jawab bantuan hukum.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

131

Page 151: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan kegiatan yang strategis tersebut, maka Kementerian Hukum dan HAM membuat program-program, antara lain:1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas

Aparatur.4. Program Administrasi Hukum Umum.5. Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan.6. Program Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum

Keimigrasian.7. Program Pembinaan / Penyelenggaraan HKI.8. Program Pembentukan Hukum.9. Program Pemajuan HAM.10. Program Pembinaan Hukum Nasional.11. Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Hukum dan HAM.12. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian

Hukum dan HAM.

Program-ptrogram tersebut tentu saja dilakukan di tingkat pusat dan wilayah. Untuk menjamin pelaksanaan di wilayah yang dalam hal ini dilakukan oleh kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM, harus menyusun struktur penganggaran, sehingga dapat terlaksana. Struktur penganggaran yang disusun Kementerian Hukum dan HAM mencakup seluruh Unit eselon I (selain Itjen), diturunkan ke Kantor Wilayah dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mempunyai kode yang sama.

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

132

Page 152: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Adapun Struktur Anggaran Unit Eselon I yang diturunkan ke Kantor Wilayah dan UPT seperti pada tabel berikut:

Struktur Penganggaran Unit Eselon I yang diturunkan ke Kantor Wilayah dan UPT

133

Page 153: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

1. Program dan Kegiatan Kementerian Hukum dan HAM

Mengacu pada sasaran dan arah kebijakan yang akan dicapai dalam pembangunan bidang hukum dan HAM, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2015-2019 adalah:a. Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kegiatan-kegiatan pokok meliputi: perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dalam rangka pengeluaran jangka menengah dan berbasis kinerja, pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran, pengelolaan dan pembinaan kepegawaian, pengelolaan barang milik negara, hubungan masyarakat dan hubungan luar negeri, pelayanan ketatausahaan dan kerumahtanggaan, pengkajian dan pengembangan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

134

Page 154: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

kebijakan, pengelolaan pelayanan daktiloskopi, pengembangan dan pendayagunaan telematika, pengelolaan administrasi, pelayanan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan antara lain meliputi: pembangunan, pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana Sekretariat Jenderal dan Kantor Wilayah serta kantor Satuan Kerja.

c. Program Peningkatan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah pengawasan kinerja inspektur wilayah, dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

d. Program Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Kegiatan pokok yang akan dilakukan meliputi penelitian, evaluasi dan pengembangan hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi dan sosbud, pelanggaran hak asasi manusia berat, hak-hak kelompok rentan, dukungan manajemen dan teknis lainnya.

e. Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilakukan meliputi penyelenggaraan diklat kepemimpinan dan manajemen, diklat teknis, diklat

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

135

Page 155: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

fungsional hak asasi manusia, dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya;

f. Program Pembentukan Hukum. Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain:

perancangan peraturan perundang- undangan, harmonisasi peraturan perundang-undangan, publikasi, kerjasama dan pengundangan peraturan perundang-undangan, litigasi peraturan perundang- undangan, dan fasilitasi perancangan peraturan daerah, dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

g. Program Administrasi Hukum Umum. Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain administrasi

hukum perdata, pidana, tatanegara, internasional, badan hukum, dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

h. Program Pembinaan Pemasyarakatan. Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain

penyelenggaraan keamanan dan ketertiban, perawatan, pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara, registrasi dan informasi, bimkemas dan anak, pelayanan tahanan dan pembinaan napi, dukungan teknis dan administrasi.

i. Program Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Keimigrasian.

Kegiatan pokok dilakukan meliputi pelayanan dokumen perjalanan, visa dan fasilitas keimigrasian, perumusan kebijakan teknis dokumen perjalanan, visa,

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

136

Page 156: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

ijin masuk, izin bertolak, dan fasilitas keimigrasian, persetujuan izin tinggal dan status keimigrasian, perumusan kebijakan teknis izin tinggal, alih status keimigrasian, status keimigrasian dan surat keterangan keimigrasian serta izin tinggal khusus/darurat, pendeteksian pelanggaran atau kejahatan keimigrasian, perumusan rancangan kebijakan teknis intelejen keimigrasian, penyidikan dan penindakan pelaku tindak pidana keimigrasian, penyajian data jegah tangkal, perumusan kebijakan teknis penyidikan dan penindakan keimigrasian, kerjasama luar negeri keimigrasian , perumusan kebijakan teknis lintas batas dan kerjasama keimigrasian antar negara dan organisasi internasional, aplikasi on line 24 jam, perumusan kebijakan teknis sistim informnasi keimigrasian, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan.

j. Program Pembinaan/Penyelenggaraan Hak Kekayan Intelektual

Kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan meliputi: penyelenggaraan penyidikan HKI, penyelenggaraan sistem hak cipta, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang, penyelenggaraan sistem paten, penyelenggaraan sistem merek dan indikasi geografis, penyelenggaraan kerjasama dan pengembangan HKI, penyelenggaraan sistem teknologi informasi HKI, dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

137

Page 157: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

k. Program Pemajuan Hak Asasi Manusia. Kegiatan pokok yang akan dilakukan antara lain:

desiminasi hak asasi manusia, penguatan hak asasi manusia, teknologi informasi hak asasi manusia, harmonisasi dan kerjasama hak asasi manusia, pelayanan komunikasi hak asasi manusia, dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

l. Program Pembinaan Hukum Nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain

penyelenggaraan pelayanan teknis, pengkajian, penelitian, pertemuan ilmiah dalam rangka pengembangan sistem hukum nasional, perencanaan pembangunan hukum, analisa dan evaluasi, penyusunan naskah akademis peraturan perundang-undangan, kerjasama bidang hukum, publikasi dan pengolahan data, pengembangan penyuluhan hukum, dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

Terkait restrukturisasi organisasi, responden dari Kantor wilayah menyatakan terjadinya restrukturisasi organisasi yang dikuti dengan restrukturisasi program dan kegiatan menjadikan pelaksanaan kegiatan semakin jelas. Seperti yang disampaikan Kakanwil DKI Jakarta bahwa setelah restrukturisasi Kanwil semakin lebih jelas untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, namun harus dilakukan secara konsisten. Pimpinan Unit Eselon I sebagai penanggung jawab, pengawas dan pengevaluasi program, sementara pelaksana program pada unit eselon

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

138

Page 158: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

II. Di unit pusat dilaksanakan oleh Direktur dan Kepala Pusat, sedangkan pada kantor wilayah pelaksana program adalah Kepala Divisi. Sementara Kepala Kantor Wilayah selaku Kooordintor kegiatan program, bukan penanggung jawab program. Di sisi lain Kepala kantor wilayah bukan berarti kewenangannya berkurang, namun harus dipahami bahwa Kepala kantor wilayah adalah perpanjangan tangan menteri yang ditempatkan di daerah.

Restrukturisasi tidak menyentuh kewenangan eselon I berkaitan dengan pengangkatan dan pemindahan pegawai di lingkungan kerja yang dipimpinnya. Seperti Direktur Jenderal tidak dapat mengangkat dan memindahkan pegawai pada direktorat jenderal yang dipimpinnya, harus melalui Sekretariat Jenderal. Sementara di kantor wilayah Kakanwil mempunyai kewenangan merotasi pegawai di lingkungan kantor wilayah masing-masing. Selain itu Kakanwil dapat mengangkat pejabat struktural eselon 5.

2. Kesepakatan Bersama Antara Ditjen Dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM.

Dalam menyikapi perubahan program penganggaran kegiatan, unit eselon I segera melakukan rapat koordinasi kebijakan dengan kantor wilayah. Kemudian untuk menindaklanjuti hasil rapat koordinasi Kebijakan, Perencanaan dan Penganggaran Kementerian Hukum dan HAM tersebut maka Unit Eselon I bersinergi menyelenggarakan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Penyusunan Anggaran dengan Kantor Wilayah, khususnya

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

139

Page 159: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

pada level Divisi, yaitu Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Divisi Pemasyarakatan, Divisi Imigrasi, dan Divisi Administrasi.

Seperti yang telah dilakukan oleh Ditjen KI, Ditjen PP, serta Balitbang Hukum dan HAM dengan Kantor Wilayah. Ditjen KI, Ditjen PP, serta Balitbang Hukum dan HAM telah melakukan Kesepakatan Bersama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM melalui rapat koordinasi kebijakan dan rapat koordinasi teknis. Hasil kesepakatan bersama antara Ditjen KI, Ditjen PP, serta Balitbang Hukum dan HAM dengan Kantor-kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM antara lain:

a. Kesepakatan Umum

1) Kegiatan yang dilaksanakan di kantor wilayah tidak hanya berbasis output, namun juga harus berbasis pada outcome.

2) Kegiatan yang diusulkan harus sesuai dengan postur yang telah ditetapkan oleh masing-masing unit eselon I.

3) Harga satuan kegiatan disusun berdasarkan harga satuan kesepakatan Divisi Yankum dan HAM, namun apabila belum diatur, dapat menggunakan harga satuan yang diatur pada standar biaya masukan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan.

4) Untuk kegiatan tahun anggaran 2015 agar segera dilaksanakan guna pencapaian realisasi anggaran Kementerian Hukum dan HAM yang maksimal.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

140

Page 160: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

b. Kesepakatan Khusus

1) Bidang Pelayanan Hukum. Dalam rangka keseragaman perencanaan

kegiatan, rincian biaya dalam rencana kerja anggaran Kementerian dan Lembaga RKA/KL, sesuai dengan standar biaya yang bersifat generik secara proporsional.

Melakukan penjadwalan pelaksanaan kegiatan dalam rangka percepatan pencapaian output kegiatan dan percepatan pelaksanaan anggaran.

Kegiatan-kegiatan yang diusulkan pada setiap program mengacu pada postur kegiatan yang telah ditentukan, jika ada kegiatan unggulan atau prioritas dapat dimasukkan kedalam usulan kegiatan dengan tetap mengacu pada sasaran target dan output yang telah ditetapkan.

Dalam rangka pencapaian target pada masing-masing program, khususnya dalam rangka penegakkan hukum dibidang Kekayaan Intelektual perlu diprogramkan kegiatan penambahan dan peningkatan kompetensi dan kualitas SDM Penyidik PPNS KI di Kanwil Kementerian Hukum dan HAM.

Pengiriman laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 13 (tiga belas) setiap bulannya.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

141

Page 161: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

2) Bidang Hukum. Perencanaan kegiatan fasilitasi pembentukan

produk hukum daerah, disusun berdasarkan postur anggaran yang telah disepakati sesuai kegiatan yang prioritas dengan memperhatikan efisiensi biaya.

Bidang hukum akan lebih meningkatkan sinergi antar divisi pada kantor wilayah dalam rangka percepatan, pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.

Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi SDM dibidang hukum dan melakukan penguatan kerjasama dengan stakeholder atau mitra kerja di daerah, atau Pemda dalam rangka fasilitasi pembentukan produk hukum daerah.

Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan, penyerapan anggaran dan capaian kinerja secara tepat waktu kepada unit eselon I, pemangku program dan Sekretariat Jenderal.

3) Bidang Hak Asasi Manusia. Kegiatan Badan Litbang HAM di kantor wilayah

disepakati: Menghasilkan output kegiatan dan outcome

sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah dalam Penyusunan Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan sebagai masukan dalam merumuskan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

142

Page 162: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

kebijakan pemerintah daerah atau rancangan peraturan daerah.

Hasil kegiatan kajian permasalahan HAM, sebagai bahan masukan badan Litbang HAM untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, melalui forum komunikasi Kelitbang-an guna melakukan interfensi lanjutan terhadap kebijakan pemerintah, baik ditingkat pusat maupun daerah, juga sebagai bahan masukan untuk penelitian lanjutan yang dilakukan Badan litbang HAM.

Hasil penelitian yang dilakukan Badan litbang HAM, perlu di sosialisasikan kepada pemerintah daerah dan masyarakat, guna menginformasikan permasalahan-permasalahan HAM yang terjadi di daerah tersebut.

Hasil kajian permasalahan HAM yang dilakukan oleh kantor wilayah perlu dipresentasikan kepada pemerintah daerah dan masyarakat guna menginformasikan permasalahan-permasalahan HAM yang terjadi di daerah tersebut.

Kegiatan-kegiatan yang diusulkan oleh Kanwil disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di daerah dan dinilai oleh Badan Litbang berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya, sehingga alokasi anggaran yang

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

143

Page 163: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan di daerah.

Isu-isu aktual HAM, yang terjadi di daerah perlu diangkat sebagai bahan kajian dan penelitian.(Humas DJKI-Juni 2015).

3. Koordinasi Penyusunan Anggaran Dan Program Kantor Wilayah dan Unit Pelaksana Teknis.

Untuk mewujudkan pelaksanaan restrukturisasi maka pada semua level unit dan satuan kerja Kementerian Hukum dan HAM melakukan koordinasi penyusunan anggaran dan program. Unit Eselon I melakukan Koordinasi penyusunan anggaran dan program dengan Kantor Wilayah. Begitu juga halnya Kantor Wilayah melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di lingkungan Kantor Wilayah masing-masing. Koordinasi Penyusunan Program dan Anggaran (Pagu Indikatif) tahun berikutnya dilakukan dalam upaya menyamakan persepsi tentang perencanaan anggaran dan penyusunan program berdasarkan kebijakan-kebijakan terbaru yang bertujuan untuk:a) Mendorong efektivitas, efisiensi, responsibilitas,

transparansi, dan akuntabilitas kinerja di ling-kungan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM.

b) Mengembangkan system pertanggungjawaban atas keberhasilan / kegagalan kinerja pencapaian sasaran dan tujuan strategik yang telah ditetapkan.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

144

Page 164: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

c) Menciptakan panduan bagi seluruh satuan kerja dalam melaksanakan evaluasi kegiatan.

d) Mendorong peningkatan atas system kinerja unit secara terencana dan berorientasi pada output sekaligus meminimalisir anggaran kegiatan yang tidak terserap.

e) Meminimalisir kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan/berlebihan anggaran dan tidak tercapainya target capaian suatu kegiatan.

f) Menghindari menumpuknya realisasi keuangan di setiap akhir tahun anggaran.

Misalnya untuk pelaksanaan program anggaran tahun 2017 tahun yang akan datang telah dilakukan koordinasi antar UPT di lingkungan kantor Wilayah. Dalam rangka pemantapan Pelaksanaan Program Anggaran Tahun 2017 tersebut koordinasi penyusunan program dan anggaran diharapkan seluruh satker di lingkungan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM dapat melaksanakan seluruh kegiatan secara optimal. Setiap kegiatan yang tercantum dalam Penyusunan Program dan Anggaran agar dilakukan penjadwalan sehingga penyerapan keuangan menjadi terencana sehingga penumpukan penyerapan anggaran di akhir tahun tidak terjadi. Namun penjadwalan tersebut dapat dengan disiplin untuk ditaati dan jika ada jadwal penyerapan yang tidak sesuai segera dikomunikasikan antara PPK dan pelaksana kegiatan. Dengan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

145

Page 165: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2017 lebih matang dalam tatanan perencanaannya sehingga kegiatan akan berjalan sesuai dengan harapan, dimana prinsip-prinsip efektif dan efisien akan terwujud didalam pengelolaan anggaran yang tersedia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, salah satu pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Dokumen Anggaran adalah pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). Keterkaitan antara anggaran dan kinerja ibarat dua sisi mata uang, dimana satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan, sehingga dalam penyusunan RKA-K/L antara anggaran yang tersedia harus menghasilkan kinerja yang optimal. Selanjutnya agar RKA-K/L menjadi dokumen yang lengkap dalam arti mampu menyerap kebutuhan kinerja sehingga revisi dapat diminimalisir, maka langkah untuk menentukan kebutuhan kinerja tersebut harus dilakukan analisis kebutuhan kinerja sehingga skala prioritas kebutuhan kinerja akan terlihat jelas. Artinya kebutuhan tersebut tidak sekedar hanya berdasarkan intuisi belakat tetapi berdasarkan analisis yang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun tujuan dari pelaksanaan Rapat Koordinasi ini yaitu untuk memberi pembekalan terhadap para peserta

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

146

Page 166: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dalam menyusun anggaran tahun 2017 dengan sasarannya adalah tersusunnya anggaran tahun 2017 yang efektif, efisien dan berbasis kinerja serta dapat dipertanggungjawabkan dengan akurat.

Alokasi anggaran selanjutnya akan lebih diutamakan pada prioritas untuk program pem-bangunan nasional, bukan menurut fungsi dan kementeriannya. Artinya, kementerian yang memiliki program prioritas pembangunan akan mendapatkan alokasi anggaran yang diutamakan dan lebih besar dibandingkan dengan kementerian lain meskipun fungsinya lebih penting. Lebih difokuskan pada perencanaan program pembangunan nasional agar tidak hanya sekadar menentukan anggaran belanja saja.

Sehingga dalam penyusunan RKAKL tahun 2017 senantiasa mengacu pada kebijakan strategis Kementerian Hukum dan HAM RI. Untuk itu diharapkan agar seluruh perencana dan penyususun anggaran dalam melakukan penyusunan anggaran yang akan dituangkan dalam RKAKL senantiasa mengacu kepada Visi Pemerintahan Republik Indonesia yaitu terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, saat berita ini diturunkan kegiatan penyusunan anggaran masih berlangsung.

Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) dan RKA K/L Kementerian Hukum dan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

147

Page 167: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

HAM secara terus menerus perlu dilakukan. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk menyamakan pemahaman dalam perencanaan penganggaran dan penyusunan rencana kerja yang berorientasi pada prioritas program pembangunan nasional. Rapat koordinasi dimaksudkan untuk menyusun DIPA dan RKA K/L mencakup Program, Kegiatan, Output, Komponen, Sub Komponen serta jenis belanja kegiatan yang meliputi belanja mengikat dan belanja rutin.

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

148

Page 168: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Alu

r Per

enca

naan

Pas

ca R

estr

uktu

risa

si P

rogr

am d

an K

egia

tan

149

Page 169: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Alur Perencanaan dan Penganggaran Unit Pelaksana Teknis pada gambar di atas dapat dijelaskan seperti berikut:1) Setiap UPT mengusulkan Anggaran ke Divisi

Teknis selanjutnya Divisi Teknis melakukan penelitian terhadap usulan yang diajukan;

2) Setelah dilakukan penelitian dan penyesuaian, Divisi Teknis mengirimkan usulan kepada Divisi Administrasi untuk dilakukan penelitian bersama terhadap usulan RKA-K/L yang dikirimkan oleh Divisi Teknis;

3) Divisi Administrasi membuat laporan kepada Kepala Kantor Wilayah serta membuat usulan RKA-K/L melalui Surat Kepala Kantor Wilayah yang ditujukan Kepada Pimpinan Unit Teknis Utama dengan tembusan ke Sekretariat Jenderal;

4) Unit Teknis Utama melakukan penyesuaian, sinkronisasi, dan penelitian terhadap usulan RKA-K/L Kanwil, selanjutnya Unit Teknis Utama mengajukan usulan Ke Sekretariat Jenderal;

5) Sekretariat Jenderal melakukan koordinasi dengan Unit Teknis Utama serta melakukan penyesuaian usulan berdasarkan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran;

6) Terkait dengan Permintaan Data/pengiriman surat sehubungan dengan kebijakan untuk UPT mekanisme yang dilakukan adalah Unit Teknis Utama bersurat kepada Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Wilayah melalui Divisi Teknis

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

150

Page 170: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

akan melanjutkan ke setiap UPT dengan tembusan ke Sekretariat Jenderal.

Divisi melaksanakan sebagian tugas Unit Eselon I. Program perencanaan dan penganggaran Unit Eselon I di pusat diemban oleh empat divisi yang ada di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Program pada unit Eselon I memiliki kode program yang sama (in-line) dengan divisi. Dalam perencanaan penganggaran sering sekali satker bingung Botom-up atau top down. Yang jelas Unit Eselon I pemilik program dan Pimpinan Unit Eselon I sebagai penanggung jawab program. Dikatakan Botom-up namun tidak jarang program dan penganggaran telah ditentukan dari atas (pemilik program), namun dikatakan top down perencanaan dan penyusunan program dan penganggarannya diajukan dari bawah (satker).

Berikut Program yang sama (in-line) antara Unit Eselon I Kementerian Hukum dan HAM dengan divisi di Kantor Wilayah setelah restrukturisasi program dan kegiatan:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

151

Page 171: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Program (in-line) Antara Unit Eselon I Dengan Divisi

Misalnya Ditjen PAS menurunkan program ke divisi PAS kemudian diturunkan ke satker-satker yaitu UPT PAS yang mempunyai kode in-line. Selama ini yang terjadi Ditjen membuat postur anggaran dan kemudian memberikan postur anggaran tersebut kepada satker-satker di wilayah. Selanjutnya satker-satker membuat perencanaan program dan penyusunan anggaran, kemudian mengirim ke Ditjen melalui Divisi Pemasyarakatan(Bottom-up). Namun,

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

152

Page 172: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

setelah perencanaan program dan penyusunan anggaran diterima oleh ditjen PAS, program dan anggaran yang disetujui tidak sesuai dengan yang diajukan. Program dan anggaran yang disetujui sama dengan program dan anggaran tahun sebelumnya. Hal ini terkesan anggaran sudah ditentukan oleh Ditjen PAS (Top-down) atau program dan anggaran yang disetujui hanya disamakan dengan anggaran tahun sebelumnya (copy-paste).

Para perencana dan penyusun anggaran pada satker merasa perencanaan dan penyusunan anggaran yang dilakukan di satker tidak ada gunanya, karena program dan anggaran yang defenitif tidak sesuai dengan yang diajukan, masih akan tetap sama dengan tahun sebelumnya. Akibatnya satker dalam mengajukan program dan anggaran dilakukan copy-paste tahun sebelumnya, kecuali satker tersebut ‘siap mengawal’ program dan anggaran tersebut.

C. Dampak Restrukturisasi Terhadap Tatalaksana Kementerian Hukum Dan HAM

1. Dampak Restrukturisasi Terhadap Tatalaksana Ditjen, Divisi dan UPT Pemasyarakatan

Sebelum Restrukturisasi dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M-01.PR. 07.10 Tahun 2005 Pasal 57 disebutkan bahwa Kepala Unit Pelaksana Teknis bertanggung jawab dan wajib menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor Wilayah.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

153

Page 173: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Sementara Setelah Restrukturisasi, dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 28 Tahun 2014 Pasal 57 disebutkan bahwa: (1) Unit Pelaksana Teknis merupakan unit yang melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; (2) Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang kepala; (3) Kepala Unit Pelaksana Teknis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal atau Kepala Badan melalui Kepala Divisi terkait.

Dampak dari restrukturisasi itu menimbulkan pola hubungan kerja baru yang berkaitan dengan administrasi dan teknis seperti bagan berikut:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

154

Page 174: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Bag

an P

ola

Hub

unga

n K

erja

Ditj

en, D

ivis

i Dan

UP

T Pe

mas

yara

kata

n

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

155

Page 175: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

2. Dampak Restrukturisasi Terhadap Tatalaksana Ditjen, Divisi dan UPT Keimigrasian

Demikian halnya pada tata laksana di unit Ditjen Keimigrasian. Sebelum Restrukturisasi dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M-01.PR. 07.10 Tahun 2005 Pasal 57 disebutkan bahwa Kepala Unit Pelaksana Teknis bertanggung jawab dan wajib menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor Wilayah.

Sementara Setelah Restrukturisasi, dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 28 Tahun 2014 Pasal 57 disebutkan bahwa: (1) Unit Pelaksana Teknis merupakan unit yang melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; (2) Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang kepala; (3) Kepala Unit Pelaksana Teknis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal atau Kepala Badan melalui Kepala Divisi terkait.

Dampak dari restrukturisasi itu menimbulkan pola hubungan kerja baru yang berkaitan dengan admisnistrasi dan teknis seperti bagan berikut:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

156

Page 176: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Bag

an P

ola

Hub

unga

n K

erja

Dit

jen,

Div

isi,

Dan

UP

T K

eim

igra

sian

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

157

Page 177: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Pola hubungan tersebut menggambarkan penurunan program dan kegiatan, khususnya dari Direktorat Jenderal kepada Kepantor Wilayah melalui Divisi. Sebagai contoh Seperti pada Direktorat Pemasyarakatan yang memiliki tujuh unit eselon II yang terdiri dari satu sekkretaris Ditjen dan enam direktorat teknis, secara in-line program dan anggaran diturunkan ke kantor wilayah.

Sementara jika dilihat Struktur Kantor Wilayah, khususnya pada divisi pemasyarakatan, memiliki dua bidang yaitu bidang keamanan, keamanan, kesehatan, perawatan dan pegelolaan baran basan dan bidang pembinaan bimbingan PAS, Pengentasan Anak, dan Infokom.

Jika dilihat dari substansi bidang pada divisi pemasyarakatan sebenarnya sudah mengampu kegiatan teknis yang terdapat pada direktorat teknis di Ditjen PAS, yaitu: Direktorat Pengelolaan basan baran, Keamanan, kesehatan, dan perawatan, serta Kamtib sudah diampu pada pada bidang keamanan, keamanan, kesehatan, perawatan dan pegelolaan baran basan, dan Direktorat Binapiyantah, infokom, dan Bimkemas diampu bidang pembinaan bimbingan PAS, Pengentasan Anak, dan Infokom. Pengampuan secara substansi pada Ditjen Pemasyarakatan terlihat pada bagan berikut.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

158

Page 178: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Peng

ampu

an s

ecar

a su

bsta

nsi p

ada

Dit

jen

Pem

asya

raka

tan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

159

Page 179: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Seperti yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM 28 Tahun 2014 pasala 17: Divisi pemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Ditjen PAS di wilayah. Dan untuk melaksanakan tugasnya divisi Pas menyelenggarakan fungsi (c) penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan divisi pemasyarakatan. (d) pengkoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, saran dan prasarana, serta administrasi keuangan di lingkungan unit pelaksana teknis pemasyarakatan berkoordinasi dengan Divisi Administrasi.

Fungsi Divisi Pemasyarakatan terkait dengan penyusunan rencana, program dan anggaran di lingkungn Divisi Pemasyarakatan dan pengoordinasian perencanaan dan pengelolaan SDM, sarpras serta administrasi keuangan belum diampu pada struktur Divisi Pemasyarakaan. Akibatnya pelaksanaan fungsi tersebut belum dapat dilaksanakan sesuai dengan konsep baik. Demikian juga jika dihubungkan dengan dengan penjabaran tugas dan fungsi Ditjen PAS yang terdapat pada PERPRES Nomor 44 Tahun 2015, pelaksanaan tugas sesdit belum dapat dilaksanakan di wilayah. Seperti terlihat pada skema di bawah ini:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

160

Page 180: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Hub

unga

n Tu

gas

Dan

Fun

gsi D

irek

tora

t Jen

dera

l Pem

asya

raka

tan

D

an D

ivis

i Pem

asya

raka

tan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

161

Page 181: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Sementara dampak dari restrukturisasi pada satker Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yaitu Kanwil akan menjalankan program dukungan manajemen dan program teknis. Hal tersebut terjadi karena satker Kanwil Kemenkumham merupakan representasi Kemenkumham di Wilayah. Dalam rangka perencanaan dan penganggaran, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham menyampaikan usul kebutuhan anggaran kepada Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal Teknis.

D. Dampak Restrukturisasi Terhadap Efektivitas Tugas Pokok Dan Fungsi Kementerian Hukum Dan HAM

Penataan kelembagaan yakni struktur organisasi Kementerian Hukum dan HAM mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam melakukan pelayanan publik. Seperti yang dijelaskan oleh Agung Kurniawan (2009:79) ”apabila komponen-komponen struktur organisasi yang mendukung disusun dengan baik antara pembagian kerja atau spesialisasi disusun sesuai dengan kebutuhan, dapat saling menunjang, jelas wewenang tugas dan tanggung jawabnya, tidak tumpang tindih, sebaran dan tingkatan dalam organisasi memungkinkan dilakukannya pengawasan yang efektif. Dengan demkian akan memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian kualitas pelayanan. Akan tetapi apabila struktur organisas tidak disusun dengan baik maka akan dapat menghambat pelaksanaan tugas yang baik.”

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

162

Page 182: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Gerloff dalam Hariyoso (2006:195) juga telah menganjurkan konsep penyusunan struktur yang konsisten (structural consistency) sebagai prinsip atau pemandu disain organisasi agar tidak terjadi gejala disfungsional, mengingat bahwa jati diri/esensi birokrasi mempunyai tujuan yang berwawasan publik. Hal ini berarti dalam proses restrukturisasi organisasi Kementerian Hukum dan HAM, penyusunan struktur yang konsisten sangat dibutuhkan agar semua organisasi yang terbentuk dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

Pembentukan organisasi pusat Kementerian Hukum dan HAM ditetapkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM dan pembentukan organisasi Kanwil Kementerian Hukum dan HAM ditetapkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 28 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Kementerian Hukum dan HAM. Peraturan Menteri ini pada prinsipnya memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada Kanwil dalam menata organisasi yang efisien, efektif dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Kanwil masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan Kanwil.

Restrukturisasi organisasi telah dilakukan oleh Menkumham tahun 2010 tentang ORTA Kementerian Hukum dan HAM dan tahun 2005 tentang ORTA Kanwil Kementerian Hukum dan HAM untuk mengotimalkan tujuan. Kendatipun restrukturisasi tersebut telah dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang hendak dicapai seperti yang telah dijelaskan di atas, namun belum terlihat perubahan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

163

Page 183: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

yang signifikan dari apa yang sebenarnya diharapkan yakni pelaksanaan tugas yang semakin efektif dan efisien dengan anggaran yang lebih sedikit. Untuk itulah restrukturisasi organisasi tersebut kembali dilakukan pada tahun 2014 tentang ORTA Kanwil Kementerian Hukum dan HAM dan tahun 2015 tentang ORTA Kementerian Hukum dan HAM.

Dalam faktanya ada fenomena yang menarik sepanjang restrukturisasi organisasi yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM. Yakni proses restrukturisasi ini telah menggabungkan tiga buah unit penelitian yang dulunya berdiri sendiri menjadi satu unit di bawah Balitbang hukum dan ham. Tiga unit litbang yang bergabung tersebut adalah Puslit BPHN, Pusjianbang, dan Balitbang HAM. Secara tidak langsung tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dari Balitbang menjadi semakin luas. Hal ini tentu mempengaruhi efektivitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Terkait dengan itu, penelitian ini melihat pentingnya restrukturisasi organisasi Kementerian Hukum dan HAM dalam mempengaruhi efektivitas pelaksanaan tugas Kementerian Hukum dan HAM.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Kanwil Kementerian Hukum dan HAM telah melakukan restrukturisasi organisasi 2 (dua) kali dalam kurun waktu 2005 dan 2014, begitu juga halnya dengan unit utama Kementerian Hukum dan HAM telah dilakukan restrukturisasi pada tahun 2010 dan tahun 2015. Restrukturisasi organisasi yang dilakukan adalah dengan menggabungkan beberapa buah unit yang ada, mengubah nomenklatur, dan mengubah tugas dan fungsi. Dalam restrukturisasi yang dilakukan pada tahun 2015, Kementerian Hukum dan HAM yang ada saat ini merupakan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

164

Page 184: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

organisasi yang berdiri sendiri, memiliki bidang kerja masing-masing dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Pasca restrukturisasi terlihat bahwa rentang kendali semakin dekat, pengawasan terhadap tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang menjadi lebih intensif karena jarak kekuasaan yang semakin kecil, sehingga memungkinkan besarnya kesempatan untuk bertukar pikiran dan pengambilan keputusan yang bersifat desentralisasi. Masing-masing bidang juga lebih jelas tugas dan kewenangannya, karena semakin diperkecil dan dipersempit. Sehingga unit tersebut menjadi lebih efektif.

1. Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Hukum dan HAM

Dalam gambaran umum, setelah organisasi tersebut direstrukturisasi maka pelaksanaan tugas akan semakin jelas, karena selama ini yang terlihat dengan organisasi yang terlalu gemuk, banyak terjadi tumpah tindih pelaksanaan tugas pokok dan fungsi antara satu dinas/instansi dengan dinas/ instansi lainnya. Padahal apabila diselusuri lebih jauh tugas dan kewenangan yang diembannya adalah sama.

Pasca restrukturisasi dilakukan, tujuan-tujuan organisasi menjadi semakin matang. Salah satunya disebabkan karena tugas dan kewenagan unit tersebut semakin jelas. Dengan kewenangan dan tugas yang jelas dan terbagi rata pada masing-masing bidang dalam dinas tersebut, maka tujuan-tujuan organisasi akan dapat tercapai secara optimal. Berkaitan dengan anggaran, secara garis besar dapat dikurangi karena berkurangnya dinas,

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

165

Page 185: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

namun secara khusus di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM tentu akan bertambah pada bagian-bagian tertentu, misalnya gaji pegawai dan kegiatan lainnya akibat pengabungan tersebut.

Tingkat pelayanan kepada masyarakat pun lebih meningkat, karena semua bidang, lini tugas berada pada satu rumpun kewenangan yang sama, sehingga masyarakat pun lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan dalam bidang apa pun. Sehingga organisasi tersebut menjadi lebih efektif.

Responden diambil sebanyak 54 orang yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Kanwil Kementerian Hukum dan HAM yang dapat dikelompokkan seperti tabel berikut ini:

a) Jabatan

Tabel 5.1 Jabatan

Eselon 2 Eselon 3 Eselon 4 JFU Jumlah

10 Orang 16 Orang 15 Orang 13 Orang 54 Orang

b) Deskripsi Data

Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian terhadap kedua variabel bebas, yaitu Pengaruh Restrukturisasi Organisasi (X) Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Hukum dan HAM (Y), yang diperoleh melalui

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

166

Page 186: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

instrument yang telah disebarkan kepada 59 orang responden, dapat penulis deskripsikan antara lain: 1) Skor tertinggi, 2) Skor terendah, 3) Nilai rata-rata, 4) Simpangan baku, 5) Nilai tengah, 6) Angka yang sering muncul, 7) Skor total yang diperoleh masing-masing variabel. Untuk lebih jelasnya deskripsi data dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2 Deskripsi Data Penelitian

RestrukturisasiOrganisasi (X)

EfektivitasOrganisasi (Y)

Nilai Rata-rata 99,37 46,24

Nilai Tengah 100,50 47,00

Angka yang sering Muncul 108 47

Simpangan Baku 8,519 3,711

Nilai Terendah 74 35

Nilai Tertinggi 115 51

Sumber: Diolah dari data penelitian

Dari data tabel 5.2 di atas dapat dipaparkan gambaran masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Restrukturisasi Organisasi (X)Berdasarkan instrument Restrukturisasi

Organisasi (X) Terhadap Efektivitas Pelaksanaan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

167

Page 187: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Hukum dan HAM (Y), yang butir-butirnya berjumlah 39 butir, maka dari jawaban responden diperoleh skor terendah variabel X adalah 74 dan skor tertinggi 115, nilai tengah (median) sebesar 100,50 angka yang sering muncul (modus) 108 dan simpangan baku (standar deviation) diperoleh sebesar 8,519.

Untuk melihat tingkat capaian respon variabel Restrukturisasi Organisasi (X) yaitu nilai rata-rata berbanding dengan nilai skor maksimal kemudian dikalikan dengan 100% maka diperoleh nilai 86,40 %. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi skor variabel Restrukturisasi Organisasi (X) dapat dilihat dari hasil pada tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3 Distribusi Frekwensi Skor Restrukturisasi Organisasi (X)

Kelas IntervalFrekwensi

Absolut (fo)Frekwensi

Relatif (% fo)Frekwensi Kumulatif

74 – 88 7 13,00 13,00

89 – 10327 50,00 63,00

104 – 118 20 40,00 100,00

54 100,00

Sumber: Diolah dari data penelitian

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

168

Page 188: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa skor restrukturisasi organisasi (X) yang berada di atas nilai rata-rata 53,70 % ( 29 orang), dan yang berada di bawah nilai rata-rata sebanyak 46,29 % (25 orang). Disamping itu dari tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi berada pada interval 89-103 dan terendah pada kelas interval 74-88.

Berikut dapat dilihat bentuk histogram distribusi frekuensi variabel Rekstruktur Organisasi berdasarkan tabel 5.3 seperti yang terlihat pada gambar 1.1 berikut ini:

2) Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi (Y)

Berdasarkan instrumen efektivitas pelak-sanaan tugas pokok dan fungsi organisasi (Y) yang butir-butirnya berjumlah 17 butir, maka dari jawaban responden diperoleh skor terendah 35 dan skor tertinggi 51, nilai tengah (median) sebesar 47, angka yang sering muncul (modus) 47 dan simpangan baku diperoleh (standar deviation) sebesar 3,711.

Untuk pencapaian skor rata-rata, di mana nilai rata-rata tentang Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi berbanding dengan nilai skor maksimal kemudian dikalikan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

169

Page 189: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dengan 100% maka diperoleh nilai adalah 90,66 %. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi skor variabel Efektivitas Organisasi (Y) dapat dilihat dari hasil pada tabel 5.4 berikut ini.

Tabel 5.4 Distribusi Frekwensi Skor Efektivitas Pelaksanaan

Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi (Y)

Kelas IntervalFrekwensi

Absolut (fo)Frekwensi

Relatif (% fo)Frekwensi Kumulatif

35 – 40 5 9,3 9,3

41 – 46 21 38,8 48,1

47 – 52 28 51,9 100,00

Total 54 100

Sumber: Diolah dari data penelitian

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa skor efektivitas organisasi (Y) yang berada di atas nilai rata-rata 51,85 % (28 orang), dan yang berada di bawah nilai rata-rata sebanyak 48,14 % (26 orang). Di samping itu dari tabel 5.4 di

atas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi berada pada interval 47-52 dan terendah pada interval 35-40.

Jika dilihat sebaran skor Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokook dan Fungsi Organisasi

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

170

Page 190: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

(Y), skor tersebut dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu kelompok yang memperoleh skor tinggi, kelompok yang memperoleh skor sedang dan kelompok yang memperoleh skor rendah. Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 51,9 % (28 orang) termasuk kelompok yang memperoleh skor tinggi, 38,8 % (21 orang) termasuk kelompok yang memperoleh skor sedang dan 9,3 % (5 orang) termasuk kelompok yang memperoleh skor rendah.

c) Pengujian Persyaratan

Dalam penelitian ini, untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis person (product moment correlation). Untuk itu, sebelum melakukan analisis hubungan tersebut dilakukan uji normalitas, dan uji lineritas.

1) Uji NormalitasVariabel yang akan diuji normalitasnya adalah

Restrukturisasi Organisasi (X) dan Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi (Y). Sebagai dasar normal atau tidak normal suatu distribusi data pada setiap variabel digunakan taraf signifikasi 5% (α = 0,05), dengan kriteria jika probabilitas hitung besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

171

Page 191: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Hasil perhitungan uji normalitas dapat terlihat rangkumannya pada Tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5 Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov

Terhadap Variabel X dan Y

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

X .109 54 .156

Y .104 54 .200*

Sumber: Diolah dari data penelitian

Dari tabel 5.5 tersebut terlihat bahwa, nilai keberartian signifikansi data dari masing-masing variabel penelitian ini ternyata berdistribusi normal, karena nilai probabilitas hitung dari masing-masing variabel > dari taraf keberartian alpha sebesar 0,05.

2) Uji LinieritasUji linieritas adalah uji yang dilakukakan

untuk melihat apakah data variabel Restrukturi-sasi Organisasi cenderung membentuk distribusi garis linier terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi. Hipotesis yang dibentuk untuk persyaratan uji linieritas ini adalah:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

172

Page 192: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Ho = Sebaran data variabel bebas membentuk garis linier tehadap variabel terikat.

H1 = Sebaran data variabel bebas tidak mem-bentuk garis linier terhadap varibel terikat.

Dasar pengambilan keputusan:

Ho diterima = Jika nilai signifikansi probabilitas (simpangan linier) > nilai α = 0,05.

Ho ditolak = Jika nilai signifikansi probabilitas (simpangan linier) < nilai α = 0,05.

Hasil uji linieritas dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.6 Hasil Uji Linieritas Variabel X dengan variabel Y

Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

Y * X Between Groups

(Combined) 586.254 23 25.489 5.324 .000

Linearity 469.025 1 469.025 97.974 .000

Deviation from Linearity

117.229 22 5.329 1.113 .387

Within Groups 143.617 30 4.787

Total 729.870 53

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

173

Page 193: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bah-wa nilai masing-masing signifikansi sebesar 0,387 yang lebih besar dari nilai α = 0,05 dari dasar pengambilan keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1 ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan penerimaan hipotesis Ho dapat disimpulkan bahwa data pada variabel restrukturisasi organisasi membentuk garis linier terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.

d) Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ” terdapat kaitan yang positf dan signifikan antara restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi”. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana antara restrukturisasi organisasi (X) terhadap efektivitas organisai (Y).

Tabel 5.7 Rangkuman Hasil Analisis

Koefisien Determinasi

Model R R Square Sig.

1 .802a .643 .000a

Sumber: Diolah dari data penelitian

a. Predictors: (Constant), restrukturisasib. Dependent Variable: efektivitas organisasi

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

174

Page 194: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas organisasi adalah positif. Hal ini terlihat pada koefisien korelasinya (rxy) sebesar 0,802 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 dan kecil dari signifikansi 0,05 dapat di simpulkan bahwa restrukturisasi organisasi berkaitan signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa restrukturisasi organisasi mempunyai sumbangan positif terhadap efektivitas organisasi sebesar

0,643, kemudian sumbangan yang terjadi antara restrukturisasi organisasi mempunyai sumbangan positif terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi diperoleh sebesar 64,3 % yang berarti semakin tepat restrukturisasi organisasi yang dilakukan maka semakin efektif suatu organisasi tersebut dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Tabel 5.8 Uji F Tingkat Keberartian Regresi

Model Sum of Squares df F Sig.

1 Regression 469.025 1 93.501 .000a

Residual 260.846 52

Total 729.870 53

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

175

Page 195: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

a. Predictors: (Constant), restrukturisasib. Dependent Variable: efektivitas organisasi

Sebagaimana terlihat pada Tabel 5. 8 nilai statistik signifikansi pada uji F sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari nilai signifikansi alpha yang dianut sebesar 0,05 atau pada taraf kepercayaan 95 %. Menurut Ridwan (2004:146) ”jika F hitung ≥ F tabel maka H0 artinya signifikan dan jika F hitung ≤ F tabel maka H0 artinya tidak signifikasn.” Nilai F hitung = 93,501 > F tabel = 0,000, maka signifikan dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa, persamaan garis regresi yang terbentuk sebagai alat prediksi untuk melihat adanya gejala kaitan efektivitas organisasi (X) terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi berbentuk garis lurus.

Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan garis regresi ini dapat dilihat berdasarkan analisis uji t yang sekaligus untuk membuktikan apakah koefisien persamaan garis regresi yang terdapat pada variabel restrukturisasi organisasi (X) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk mengindikasikan gejala terjadi, seperti gejala pengaruh restrukturisasi organisasi (X) terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Hasil uji t yang dimaksudkan dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

176

Page 196: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Tabel 5.9 Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X dengan Y (Uji t)

Coefficientsa

Model

B

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Std.

Error Beta

1 (Constant) 11.542 3.601 3.205 .002

X = restrukturisasi .349 .036 .802 9.670 .000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 konstanta yang terbentuk 11,542 sedangkan koefisien persamaan garis regresi yang didapat sebesar 0,349, jika dibandingkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 pada tabel di atas jauh di bawah nilai signifikansi alpha 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,349 dapat dijadikan sebagai sebagai alat prediksi untuk ikut menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel restrukturisasi organisasi (X) baik berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-data variabel restrukturisasi organisasi (X). Ini berarti, jika tidak ada restrukturisasi organisasi (X), maka efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi yang diperoleh sebesar 11,542. Namun, jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel restrukrisasi organisasi

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

177

Page 197: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

(X), maka efektivitas akan meningkat menjadi 11,542+ 0,349 x 1 = 11,891.

Dari penjelasan di atas diperoleh persamaan regresi sederhana Ŷ= a + b X dimana a = 11,542dan b = 0,349 sehingga persamaan garis regresinya adalah: Ŷ= 11,542 + 0,349 X

Daya prediksi model regresi yang ditemukan di atas ditentukan oleh koefisien arah sebesar 0,349, ini berarti setiap peningkatan restrukturisasi organisasi (X) sebesar 1 skala akan terdapat kaitan terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi (Y) sebesar 11,891 skala tanpa rekstrukturisasi organisasi. Sebagai contoh, seorang memiliki skor rekstrukturisasi organisasi sebesar 100 skala, maka efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi dapat diprediksi sebesar 100 x 0,349 + 11,542= 46,442.

Seperti dijelaskan secara grafik berikut ini:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

178

Page 198: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Ŷ= 11,542 + 0,349 X

Dari serangkaian analisis yang telah disajikan, ternyata faktor rekstrukturisasi organisasi terdapat pengaruh yang signifikan dengan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.

e) Analisis Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas pelaksanaan Tugas dan fungsi

Menurut pendapat Gibson, et.al bahwa struktur organisasi suatu instansi apabila disusun dengan baik pembagian kerjanya serta saling mendukung, maka tujuan organisasi akan tercapai. Demikian juga menurut Franklin G. More bahwa dalam mendelegasikan pekerjaan harus tepat dan jelas karena akan berpengaruh pada tugas yang dikerjakan.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

179

Page 199: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, sehingga dengan demikian struktur organisasi juga sangat berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

Apabila komponen-komponen struktur organisasi yang mendukung disusun dengan baik antara pembagian kerja atau spesialisasi disusun sesuai dengan kebutuhan, dapat saling menunjang, jelas wewenang tugas dan tanggung jawabnya, tidak tumpang tindih, sebaran dan tingkatan dalam organisasi memungkinkan dilakukannya pengawasan yang efektif. Struktur organisasi memungkinkan untuk diadakannya penyesesuaian atau fleksibilitas dan letak pengambilan keputusan disusun dengan mempertimbangkan untung dan rugi dari pelaksanaan kegiatan.

Berkaitan dengan struktur organisasi dapat disimpulkan beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik ini adalah:a) Tingkat pembagian tugas pokok dan fungsi.b) Kejelasan pelaksanaan tugas antar instansi.c) Tingkat hubungan antara atasan dan bawahan.

Berikut akan dijelaskan pengaruh struktur organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan Tugas dan fungsi. Menurut Steers (1985: 71) ada enam faktor yang

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

180

Page 200: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

mempergaruhi efektivitas organisasi. Keenam faktor tersebut serta uraiannya adalah:1. Tingkat Desentralisasi Yang dimaksud dengan desentralisasi adalah batas

perluasan bagi jenis kekuasaan dan wewenang dari atas ke bawah dalam hierki organisasi. Dengan demikian pengertian desentralisasi berhubungan erat dengan konsep partisipasi dalam pengambilan keputusan. Makin luas desentralisasi oragnisasi sebuah oraganisasi makin luas ruang lingkup para pekerja. Bawahan dapat turut serta dalam memikul tanggung jawab atas keputusan-keputusan mengenai. Pekerjaan meraka dan kegiatan mendatang dari organisasinya

2. Spesialisasi Tugas Spesialisasi mengakibatkan peningkatan

efektivitas, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian dibidang tertentu sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan.

3. Formalisasi Formalisasi biasanya menunjukan batas

penentuan atau pengaturan kegiatan pekerja para pegawai melalui prosedur dan peraturan yang resmi. Jadi bila formalisasi telah diterapkan dalam kehidupan para pegawai, maka efektivitas akan tercapai.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

181

Page 201: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

4. Rentang Kendali Rentang kendali menyatakan jumlah rata-rata

bawahan dari tiap penyelia. Dengan jumlah dari masing-masing bawahan dapat dilakukan rentang kendali sehingga memungkinkan untuk meningkatkan efektivitas.

5. Ukuran (Besarnya) Organisasi Telah banyak perhatian dicurahkan pada masalah

bagaimana besarnya ukuran organisasi dapat mempengaruhi berbagai aspek dari keberhasilan organisasi. Bertambah besarnya ukuran organisasi tampaknya mempunyai hubungan positif dengan peningkatan efesiensi. Factor-faktor seperti pengertian pempinan yang teratur, berkurangnya biaya tenaga kerja dan pengenalan llingkungan dianggap sebagai aspek yang mempengaruhi efetivitas pelaksanaan Tugas dan fungsi.

6. Ukuran (Besarnya) Unit Kerja Berdasarkan unit kerja juga mempengaruhi

efektivitas, karena diantara para pekerja saling mengenal lebih baik akan membina persahabatan dan membangun persatuan kelompok dengan erat.

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa aspek struktur organisasi dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas organisasi. Struktur organisasi yang disusun untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal ini bidang hukum

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

182

Page 202: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

dan HAM akan tercipta dengan baik bila disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi untuk menjalankan mekanisme pelayanan dengan efisien dan efektif. Dengan demikian, struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam hal pemberian pelayanan hukum dan HAM kepada masyarakat. Karena struktur oragnisasi yang jelas akan mempermudah setiap organisasi untuk memahami posisinya. Pihak/bagian mana yang akan membantu dalam melaksanakan tugas, dan kepada siapa harus memberikan pertanggungjawaban atas tugas yang jelas serta didukung dengan tenaga ahli dan terampil. Peraturan juga memegang peranan utama serta jumlah pegawai yang memadai akan menambah terciptanya efektivitas kerja yang diharapkan.

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya. Dengan demikian diyakini bahwa restrukturisasi organisasi memiliki kaitan, pengaruh dan sumbangan terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.

Analisis data menunjukkan bahwa restrukturisasi organisasi (X) mempengaruhi atau memiliki hubungan terhadap efektivitas organisasi (Y) adalah sebesar 64,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel bebas terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi sebesar 64,3%, sedangkan sisanya sebesar 35,7 % merupakan kontribusi/

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

183

Page 203: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

pengaruh variabel-variabel lain terhadap efektivitas organisasi. Variabel-variabel tersebut antara lain adalah kepemimpinan, motivasi dan kemampuan personal. Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Achmad Rofai tahun 2006, ketiga faktor di atas memberikan pengaruh yang cukup besar dalam efektivitas organisasi yang dijalankan. Dari penelitiannya tercatat bahwa motivasi memberikan pengaruh sebesar 47,5 % terhadap efektivitas organisasi, kepemimpinan berpengaruh 38,3% terhadap efektivitas organisasi dan 36,5 % adalah kemampuan personal dalam organisasi tersebut.

Hasil analisis deskriptif mengungkapkan bahwa restrukturisasi organisasi berada pada katagori baik, dengan tingkat pencapaian 86,40 % dari skor ideal. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa variabel restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengaruh diantara keduanya. Apabila restrukturisasi dilaksanakan secara tepat dan baik maka efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi unit/organisasi juga akan terwujud demikian juga sebaliknya.

Pada variabel restrukturisasi organisasi (X) baik berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-data variabel restrukturisasi organisasi (X). Ini berarti, jika tidak ada restrukturisasi organisasi (X), maka efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi yang diperoleh sebesar 11,542. Namun, jika

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

184

Page 204: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel restrukrisasi organisasi (X), maka efektivitas organisasi akan meningkat menjadi 11,542 + 0,349 x 1= 11,891.

Koefisien determinasi (r2) sebesar 0,643 menunjukkan bahwa restrukturisasi organisasi berperan sebagai penentu dalam meningkatkan efektivitas organisasi sebesar 64,3%, artinya semakin tepat restrukturisasi organisasi yang dilakukan maka akan semakin meningkat efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi, demikian pula sebaliknya, jika restrukturisasi organisasi yang tepat tidak dilakukan maka akan mengakibatkan menurunnya efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

Temuan ini sejalan dengan beberapa pendapat para ahli yang telah di ungkapkan dalam bab II salah satunya adalah Dudiet Hardjito (1997) bahwa keberhasilan organisasi mencapai tujuannya atau dapat dikatakan efektif apabila dipengaruhi oleh komponen-komponen organisasi, antara lain meliputi struktur organisasi, tujuan organisasi, manusia, peraturan, prosedur pengoperasian yang berlaku, teknologi, lingkungan, kompleksitas, spesialisasi, kewenangan dan pembagian tugas dalam masing-masing instansi pemerintahan tersebut. Faktanya dalam mewujudkan organisasi yang efektif dan menjadikan sebuah organisasi tersebut berhasil perlu beberapa hal yang mendukung prosesnya seperti yang diuraikan di atas.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

185

Page 205: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Begitu juga halnya dengan Kementerian Hukum dan HAM, dibutuhkan struktur organisasi yang baik (dalam arti miskin struktur namun memiliki fungsi yang besar sesuai dengan tujuan organisasi yang telah dirumuskan secara tepat), sumber daya manusia dan lainnya yang saling mendukung satu sama lain. Kesemua hal tersebut memberikan pengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas itu sendiri, kendati pun yang diuji dalam penelitian ini hanyalah restrukturisasi organisasi yang dilakukan.

Jelas hal tersebut bermuara pada pelaksanaan restrukturisasi yang tepat sehingga dapat menghasilkan komponen-komponen organisasi yang diharapkan agar mampu menciptakan efektivitas dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi itu sendiri.

Pelaksanaan restrukturisasi organisasi merupakan sebuah proses penataan ulang sebuah organisasi yang harus disusun dan dilaksanakan secara tepat agar dapat mencapai tujuan organisasi dan mewujudkan efektivitas organisasi. Oleh karena itu penataan kelembagaan yang tepat sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di lapangan memberikan pengaruh dan sumbangan yang sangat berarti dalam proses perwujudan keefektifan pelaksanaan tugas dan fungsi sebuah organisasi pemerintahan.

Untuk itu proses restrukturisasi harus dilakukan dengan perencanaan yang matang sehingga tepat sasaran, hal ini sesuai dengan konsep penataan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

186

Page 206: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

kelembagaan suatu organisasi yang disusun berdasarkan visi, misi dan strategi yang jelas. Dengan demikian akan tercipta organisasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mampu menyeimbangkan antara kemampuan organisasi dengan kebutuhan masyarakat yang merupakan tujuan utama dari organisasi tersebut.

Efektivitas organisasi merupakan tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran. Efektivitas merupakan konsep penting dalam suatu organisasi, karena mampu memberikan gambaran keberhasilan organisasi untuk mencapai sasarannya. Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi, antara lain adalah pemimpin yang berkompeten, kepemimpinan yang efektif, sumberdaya manusia dalam organisasi, program kerja, lingkungan organisasi yang kondusif, pembagian kewenangan dan restrukturisasi organisasi yang dilakukan dengan tepat.

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas juga telah terlihat bahwasanya restrukturisasi organisasi memberikan pengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi sebesar 64,3%. Sementara 35,7% lainnya di pengaruhi oleh faktor lain di antaranya seperti yang tersebut di atas yakni motivasi, kepemimpinan, kemampuan personil, dan pembagian kewenangan. Dari penelitian yang telah dilakukan juga terlihat bahwasanya penggabungan be-

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

187

Page 207: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

berapa lini fungsi suatu organisasi seperti yang terjadi dalam Kementerian Hukum dan HAM tempat peneliti melakukan penelitian yakni penggabungan unit penelitian yang dulunya berada di instansi/organisasi yang terpisah, tidak menimbulkan kendala yang berarti dalam mewujudkan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi tersebut. Dengan syarat penggabungan atau restrukturisasi organisasi (penataan organisasi) yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM tersebut dilakukan secara tepat secara rumpun kewenangan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasterdapat pengaruh restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di Kementerian Hukum dan HAM. Namun terdapat faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi tercipta dan terwujudnya efektivitas organisasi antara lain adalah kepemimpinan, motivasi dan kemampuan personal.

Oleh karenanya, maka perlu diupayakan pelaksanaan restrukturisasi dengan seksama yakni terdiri dari restrukturisasi organisasi tersebut maupun restrukturisasi pemerintahannya sendiri agar tercipta organisasi yang benar-benar mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan lebih efektif dan efisien, baik itu organisasinya maupun sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Dengan catatan, restrukturisasi yang dilakukan haruslah tepat.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

188

Page 208: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

E. Kendala Restrukturisasi Program Dan Kegiatan

Dalam restrukturisasi Program Dan Kegiatan menghadapi kendala. Beberapa kendala yang ditemukan di lapangan oleh peneliti seperti berikut:

1. Bidang Perencanaan dan Penganggaran

Kendala yang dihadapi oleh bidang perencanaan dan penganggaran, antara lain:a) Masih adanya Ego Sektoral divisi dalam Pengelolaan

Perencanaan penganggaran dan kegiatan.b) Kesepakatan Bersama Penyusunan Rencana kerja dan

Anggaran di Tahun 2015 yang disetujui oleh seluruh Pimpinan Unit Eselon I belum dilaksanakan secara Optimal.

c) Koordinasi Unit Eselon I terkait Penyusunan, Pengelolaan anggaran serta Laporan Perencanaan Anggaran belum terstruktur.

d) Penggunaan Standarisasi Output dalam hal pengadaan barang dan jasa (pengadaan BMN) khususnya pada Kantor Wilayah belum seragam penggunaannya.

e) Petunjuk Teknis (SOP) Penyusunan Anggaran yang tidak seragam.

2. Bidang Pengelolaan Keuangan

Kendala yang dihadapi oleh bidang Pengelolaan Keuangan, antara lain:

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

189

Page 209: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

a) Mekanisme Rekon SAI dan Simak BMN belum terstruktur.

b) Fungsi Divisi Administrasi sebagai Koordinator pengelolaan Perencanaan dan Pelaksanaan serta laporan keuangan dan BMN belum Optimal.

c) Jumlah orang dalam pengelolaan keuangan khususnya di Kantor Wilayah dan UPT tidak seragam.

3. Bidang Pengelolaan BMN

Kendala yang dihadapi oleh bidang Pengelolaan BMN, antara lain: Pengalokasian biaya pemeliharaan dan pengelolaan BMN yang telah dihasilkan oleh beberapa program di satker Kantor Wilayah perlu diberikan beberapa penegasan.

F. Upaya Yang Perlu Dilakukan Kementerian Hukum dan HAM

1. Upaya Penguatan Organisasi

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi harus organisasi Kementerian Hukum dan HAM seharusnya memiliki unit yang lengkap dan satuan kerja-satuan kerja harus memiliki penugasan secara khusus. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut melakukan upaya sebagai berikut:• Satuan kerja harus memiliki unit-unit yang lengkap

sebagai suatu entitas (unit yang melaksanakan fungsi perencanaan, pengawasan, pelaporan, dan akuntansi)

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

190

Page 210: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011.

• Satuan kerja harus memiliki penugasan secara khusus dari Penggunan Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran eselon I satuan kerja yang bersangkutan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011.

• Divisi Pemasyarakatan, Divisi Keimigrasian, serta Divisi Pelayanan Hukum dan HAM secara fungsi telah menyelenggarakan pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan dukungan teknis, namun belum ada pendelegasian fungsi kepada unit/struktur secara entitas sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014. Sehingga perlu Dibentuk Struktur Organisasi Tata Usaha Pada Divisi Pemasyarakatan, Divisi Keimigrasian, Dan Divisi Pelayanan Hukum dan HAM.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

191

Page 211: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

192

Page 212: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

193

Page 213: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

194

Page 214: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 28 Tahun 2014 pada pasal 17 disebutkan Divisi pemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Ditjen pemasyarakatan di wilayah, pasal 28 disebutkan Divisi keimigrasian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Ditjen Imigrasi di wilayah. Dan pasal 39 disebutkan Divisi pelayanan hukum dan hak asasi manusia mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Ditjen atau badan terkait di wilayah. Pasal ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap rentang kendali pelaksanaan tugas Ditjen Pas di wilayah.

Begitu juga dengan fungsi divisi-divisi pada kanwil, misalnya Divisi PAS seperti yang terdapat pada pasal 18 Peraturan Menteri Hukum dan HAM 28 tahun 2014 mempunyai 4 (empat) fungsi. Fungsi terakhir yaitu fungsi pada poin d disebutkan pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusdia, sarana, dan prasarana, serta administrasi keuangan di lingkungan unit pelaksana teknis pemasyarakatan berkoordinasi dengan divisi administrasi. Diharapkan fungsi tersebut menjadi strategi Ditjen PAS dalam pengelolaan bidang dukungan teknis yang meliputi Divisi PAS dan UPT PAS sesuai kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan (in-line). Keberadaan sub bagian tata usaha sangat dibutuhkan. Jika sub tata usaha ada, sehingga yang terkait dengan administrasi dan keuangan akan lebih baik. Non teknis yg ada pada divisi perlu Sumber Daya Manusia yang cukup dan mempunyai kompetensi baik untuk menangani administrasi, keuangan, BMN, dan SIMAK.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

195

Page 215: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Harapan Restrukturisasi Program dan Kegiatan pada Pemasyarakatan Ditjen Pas dan Ditjen Keimigrasian yaitu memiliki Kode Program yang sama (in-line) dengan Divisi dan UPT serta Divisi mengemban program unit eselon I di wilayah. Sedangkan keluaran (output) kegiatan berkontribusi secara langsung terhadap pencapaian sasaran program, dan hasil (outcome) program Satker di lingkungan kanwil in line dengan program yang di emban oleh unit eselon I. Sementara capaian kinerja Satker/UPT mendukung capaian Program pada unit eselon I serta alokasi anggaran Teknis satker berada pada program yang diemban eselon I terkait, sehingga capaian kinerja satker menjadi capaian program secara utuh.

2. Upaya Pada Program Dan Kegiatan

a. Bidang Perencanaan dan Penganggaran

Penguatan peran Kepala Kantor Wilayah dalam meng harmonisasikan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam posisinya selaku Kuasa Pengguna Anggaran;1) Diperlukan Konsistensi setiap Pimpinan dan

jajaran Unit Eselon I, untuk mensosialisasikan dan mengimplementasikan;

2) Setiap hal Administratif dan Fasilitatif Unit Eselon I dikoordinasikan melalui Kepala Kantor Wilayah cq. Kepala Divisi Administrasi;

3) Perlu di sepakati penggunaan Standarisasi Output dikaitkan dengan belanja pemeliharaan dan fungsi

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

196

Page 216: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

administratif serta fasilitatif dalam Kelompok Komisi Kepala Kantor Wilayah;

4) Klausul SOP Penyusunan Anggaran dimasukan ke dalam Kesepakatan Bersama.

b. Bidang Pengelolaan Keuangan

1) Membuat Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM terkait dengan penyusunan, pelaksanaan anggaran;

2) Terkait fungsi Administratif dan Fasilitatif, setiap Unit Eselon I harus berkoordinasi melalui Kepala Kantor Wilayah cq. Kepala Divisi Administrasi;

3) Perlu diatur jumlah yang pasti dan dimasukan dalam Kesepakatan Bersama.

c. Bidang Pengelolaan BMN

Perlu diatur pengalokasian biaya pemeliharaan dan pengelolaan BMN yang telah dihasilkan oleh beberapa program di satker Kantor Wilayah.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

197

Page 217: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

198 Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Page 218: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

BAB VIPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada Bab V dapat simpulkan restrukturisasi program dan kegiatan berpengaruh positif terhadap pelaksanaa tugas pokok dan fungsi pada unit/satker di Kementerian Hukum dan HAM dan dirasakan dapat mendukung tehadap outcome program dan kegiatan yang inline. Begitu juga dengan restrukturisasi organisasi Kementerian Hukum dan HAM memberikan dukungan yang baik terhadap pelaksanaan program dan kegiatan. Namun restrukturisasi organisasi yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan masih perlu penyempurnaan, seperti pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balitbang Hukum dan HAM, Ditjen PP, dan BPHN yang berkaitan dengan UU No.12 Tahun 2011 dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Sementara tugas pokok dan fungsi Pusjianbang tidak maksimal untuk melakukan pengkajian issue aktual karena melalui koordinasi yang panjang. Begitu juga dengan struktur masing-masing divisi teknis yang berkaitan dengan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

199

Page 219: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011 dalam pelaksanaan fungsi perencanaan, pengawasan, pelaporan, dan akuntansi.

Dari hasil analisis kuantitaif dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan restrukturisasi berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM sebasar 64,3 %, sedangkan sisanya sebesar 35,7% merupakan pengaruh variabel-variabel lain. Variabel lain yang mempengaruhi itu adalah kepemimpinan, motivasi dan kemampuan personil. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Ŷ= 11,542 + 0,349 X ; Ini berarti, jika tidak ada restrukturisasi organisasi (X), maka efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi yang diperoleh sebesar 11,542. Namun, jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel restrukrisasi organisasi (X), maka efektivitas akan meningkat menjadi 11,542+ 0,349 x 1 = 11,891.

Beberapa kendala yang ditemukan pelaksanaan restrukturisasi antara lain masih adanya ego sektoral divisi dalam Pengelolaan Perencanaan penganggaran dan kegiatan; Koordinasi Unit Eselon I terkait penyusunan, pengelolaan anggaran serta laporan perencanaan anggaran belum terstruktur; Penggunaan standarisasi output dalam hal pengadaan barang dan jasa (pengadaan BMN) khususnya pada Kantor Wilayah belum seragam; Petunjuk teknis (SOP) penyusunan anggaran yang tidak seragam. Kendala lain yang menjadi ujung tombak pengelolaan keuangan yaitu, antara lain mekanisme rekon SAI dan Simak BMN belum terstruktur; Fungsi Divisi Administrasi sebagai Koordinator pengelolaan Perencanaan dan Pelaksanaan serta laporan keuangan dan

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

200

Page 220: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

BMN belum Optimal; Jumlah orang dalam pengelolaan keuangan khususnya di Kantor Wilayah dan UPT tidak seragam; Dan struktur divisi teknis belum optimal dalam mendukung pengelolaan yang berkaitan dengan perencanaan penganggaran, pengelolaan keuangan dan BMN karena tidak memiliki struktur administratif yang menangani tugas pokok dan fungsi tersebut.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut melakukan upaya melaksanakan fungsi perencanaan, pengawasan, pelaporan, dan akuntansi walaupun belum memiliki satuan kerja secara entitas. Divisi Pemasyarakatan, Divisi Keimigrasian, serta Divisi Pelayanan Hukum dan HAM secara fungsi telah menyelenggarakan pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan dukungan teknis, namun belum ada pendelegasian fungsi kepada unit/struktur secara entitas sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian pengaruh restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi direkomendasikan: 1. Meningkatkan pembinaan dan evaluasi untuk peningkatan

efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya melalui penilaian kinerja bidang dan bagian dari satker masing-masing.

2. Restrukturisasi organisasi pada Unit/Satker/badan/ perlu dilakukan dengan menitikberatkan kepada kinerja

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

201

Page 221: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

organisasi dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan Kementerian Hukum dan HAM. Untuk itu Perlu dilakukan pengkajian terhadap struktur organisasi Kantor Wilayah, struktur UPT PAS, dan struktur UPT Imigrasi agar dapat mendukung kebijakan restrukturisasi program dan kegiatan (in-line).

3. Untuk pelaksanaan restrukturisasi program dan kegiatan di Kanwil perlu penguatan organisasi terutama pada divisi teknis, yaitu masing-masing divisi teknis harus memiliki fungsi dukungan teknis yang dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berkoordinasi dengan divisi administrasi sehingga tugas-tugas dan pertanggungjawaban anggaran dapat lebih mendukung pelaksanaan tugas-tugas teknis.

4. Perlu diterbitkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM untuk mengatur pola hubungan dan mekanisme kerja dalam bentuk SOP tentang restrukturisasi program kegiatan untuk meningkatkan koordinasi dalam kegiatan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban anggaran mulai dari UPT, Kantor Wilayah, Ditjen/Badan, Inspektorat Jenderal, dan Sekretariat Jenderal.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

202

Page 222: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adam Indra Wijaya, Perilaku Organisasi, Sinar Baru Algesindo, Jakarta, 2000.

Arikunto, S., Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010.

Azhari. Mereformasi Birokrasi Publik Indonesia. Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2011.

Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasinya, PT RAJA GRAFINDO PERSADA, Jakarta, 2005.

Bennis,Warren dan Mische, Michael, Organisasi Abad 21 (Reinventing melalui Reengineering), Terjemahan ; Irma Andriani Rachmayanti, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. 1995.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosia lainnya, Kencana Prenama Media Group, Jakarta, 2010.

Daft, Richard L., Manajemen, Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta : Erlangga, 2002.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

203

Page 223: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Etzioni, Amitai, Organisasi-organisasi Modern. Universitas Indonesia, Jakarta, 1985.

Gibson, James L, John M Ivancevich dan James H. Donnely Jr, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses (terjemahan), Edisi Delapan, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996.

Handayaningrat, Soewarno, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, Gunung Agung, Jakarta, 1983

Hardjito, Dydiet, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Edisi: I, RajaGrafindo, Jakarta, 1997.

Hariyoso.S., Pembaruan Birokrasi dan Kebijaksanaan Publik, Peradaban, Bandung, 2006.

Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta, 2006.

Kartini, Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Kurniawan, Agung, Transformasi Birokrasi. Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 2009.

Lipsey, Richard, G. dan Steiner, Peter, O., Pengantar Ilmu Ekonomi I Edisi Keenam, Rineka Cipta, Jakarta. 1991.

Manullang, M., Dasar-dasar Manajemen, cetakan 16, Gadjah Mada Press University, Yogyakarta, 2002.

Mochdarsyah, Sinungah, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Bumi Aksara, Jakarta, 1992.

Moekijat, Analisis Jabatan, Mandar Maju, Bandung, 1998.Nining Hislinda Zainal, Analisis Kesesuaian Tugas Pokok

dan Fungsi dengan Kompetensi Pegawai Pada Sekretariat Pemerintahan Kota Makasar, 2008.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

204

Page 224: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Obolensky, Nick., Practical Business Re-Enginering, Elex Media Komputindo, Jakarta. 1996.

Partanto A, Pius dan Trisno Yuwono, Kamus Kecil Bahasa Indonesia, Arkola, Surabaya, 1994.

Restrukturisasi Program dan Kegiatan, Paparan BAPPENAS, disampaikan pada Bimbingan Teknis Penyusunan LAKIP IPDN, di Subang tanggal 31 Maret 2010

Ridwan, Statistika Untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah/Swasta, Alfabeta, Bandung. 2004.

Santoso, Singgih, Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Alex Media Komputindo. Jakarta, 2001.

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta. 1987.

Sedarmayanti, Restruktur dan Pemberdayaan organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Esensial dan Aktual, Mandar Maju, Bandung, 1999

Sedarmayanti. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan. Bandung: Refika Aditama. 2010.

Siagian, Sondang, P. Manajemen Abad 21, Bumi Aksara, Jakarta, 2004.

Siagian, Sondang, P, Organisasi Kepemimpinan Dan Prilaku Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1983.

Singarimbun, Masri. Metode Penelititan Survei, LP3S, Jakarta, 1995.

Sosialisasi Menyelaraskan Program dan Kegiatan Renstra Kemenkumham dengan RPJMN Tahun 2015-2019, 11 Maret 2015, kemenkumham.go.id.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

205

Page 225: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Steers, Richard M, Organization Effectiveness, terjemahan Magdalena Jamin, Efektivitas Organisasi, Seri Manajemen No. 47, Erlangga, LPPM, Jakarta. 1985.

Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2005.

Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Cetakan Pertama. PT Rineka Cipta, Jakarta. 1997.

Sutarto, Dasar-dasar Organisasi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2006.

Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 1992.Stoner, James A.F, R.E Freeman, Manajemen, Cetakan kelima,

Jilid Kesatu, Intermedia, Jakarta. 2000.Sutrisno, Edy, Budaya Organisasi. Kencana Prenada Media

Group, Jakarta, 2010. Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Grafindo Persada, Jakarta, 2000.

Widjaja, A. W., Kelembagaan Dan Organisasi, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1987.

Yousa, Amri. Penataan Organisasi Perangkat Daerah (Kajian Penataan Organisasi Kabupaten Bungo). Jurnal Pamong Praja. 2008.

Peraturan Perundang-Undangan

UU Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara.UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

206

Page 226: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 tahun 2014 Tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 740/KMK.00/1998 tentang Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009 mengenai Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kemenkumham.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kantor Wilayah Kemenkumham.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Peraturan Menteri Hukum Dan HAM R.I Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum Dan HAM Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM No : M-01.PR.07.10 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kantor Wilayah Depkumham.

Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM

207

Page 227: DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS ...jdihn.bphn.go.id/penelusuran/www/storage/document/2016_A14.pdfdampak restrukturisasi organisasi terhadap efektivitas pelaksanaan

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAMKementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

2016

Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja (ORTA) Kementerian Hukum dan HAM tidak berarti tugas pokok dan fungsi sudah berjalan sepenuhnya, karena perlu dilihat implikasi terhadap efektifitas dari pelaksanaannya.

Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui dan menganilisis dampak restrukturisasi organisasi di Kementerian Hukum dan HAM dalam rangka pencapaian tujuan yang hendak dicapai, namun terlihat perubahan yang signifikan dari apa yang sebenarnya, diharapkan dengan anggaran yang lebih sedikit pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang semakin efektif dan efisien. sungguh kami sadari bahwa pengkajian ini masih jauh dari sempurna, namun demikian hasil pengkajian ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja keras tim peneliti, sehingga laporan pengkajian ini selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.

DAMPAK RESTRUKTURISASI ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

9 786026 952264

ISBN 602695226-8

ISBN 978-602-6952-26-4