DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

130
DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG HULU TERHADAP DEBIT SUNGAI GUNG KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Khamid Wijaya NIM 3250404038 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Transcript of DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

Page 1: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

DI DAS GUNG HULU TERHADAP DEBIT

SUNGAI GUNG KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Khamid Wijaya

NIM 3250404038

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

Page 2: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

2

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari : Senin

Tanggal : 23 Mei 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Purwadi Suhandini, SU. Rahma Hayati, S.Si, M.Si.

NIP. 194711031975011001 NIP. 197206241998032003

Mengetahui:

Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si.

NIP. 196209041989011001

ii

Page 3: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

3

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial , Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Senin

Tanggal : 30 Mei 2011

Penguji Skripsi

Dr. Dewi Liesnoor, M.Si.

NIP. 196208111988032001

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Purwadi Suhandini, SU. Rahma Hayati, S.Si, M.Si.

NIP. 194711031975011001 NIP.197206241998032003

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Subagyo, M.Pd.

NIP. 195108081980031003

iii

Page 4: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

4

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang , 23 Mei 2011

Khamid Wijaya

NIM. 3250404038

iv

Page 5: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling

menasihati supaya menaati kebenaran dan menetapi kesabaran" (Q.S. Al Ashr).

“Saya belajar selama saya hidup. Batu nisan akan menjadi ijazah saya. I am

learning all the time. The tombstone will be my diploma” (Eartha Kitt).

PERSEMBAHAN

1. Emak dan Bapak yang selalu mendidik dan

mendoakanku.

2. Adik-adikku yang selalu mendukungku dan

selalu kurindukan.

3. Semua teman yang telah membantuku.

4. Sahabat-sahabat di Geo 2004 dan UNNES.

5. Guru-guruku.

v

Page 6: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

6

PRAKATA

Segala Puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala rahmat dan

hidayah-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS

GUNG HULU TERHADAP DEBIT SUNGAI GUNG KABUPATEN

TEGAL”.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan

dapat terselesaikan tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan

segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Purwadi Suhandini, SU., Dosen pembimbing I yang dengan penuh

tanggung jawab dan kesabaran memberikan arahan dan bimbingannya.

4. Rahma Hayati, S.Si, M.Si., Dosen pembimbing II yang dengan penuh

tanggung jawab dan kesabaran memberikan arahan dan bimbingannya.

5. Dr. Dewi Liesnoor, M.Si., Dosen Penguji Skripsi, terimakasih atas arahan dan

bimbingannya.

6. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang penuh perhatian memberikan motivasi dan

semangat.

vi

Page 7: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

7

7. Staf pengajar di Jurusan Geografi, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan

selama ini.

8. Karyawan dan Staf Tata Usaha Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang, terimakasih atas kerjasamanya.

9. BAPPEDA Kabupaten Tegal, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

10. Teman-teman Jurusan Geografi angkatan 2004

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sampaikan satu per satu, terimakasih

atas bantuan dan dukungannya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kelemahan dan kekurangan, walaupun demikian penulis berharap kritik dan saran,

agar hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi masyarakat.

Semarang, 23 Mei 2011

Penulis

vii

Page 8: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

8

SARI

Wijaya, Khamid. 2011. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan di DAS Gung

Hulu Terhadap Debit Sungai Gung Kabupaten Tegal. Skipsi, Jurusan Geografi,

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Kata Kunci : dampak perubahan penggunaan lahan, debit aliran.

DAS Gung Hulu merupakan bagian dari DAS Gung, DAS terbesar di

Kabupaten Tegal. DAS Gung Hulu memiliki luas 119,82 km2. Areal lahan di

DAS Gung Hulu memiliki peranan yang sangat besar terhadap sistem tata air

untuk keperluan hidup masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Tegal. Lokasi

penelitian berada di daerah aliran sungai Gung Hulu. Obyek penelitian berupa

Daerah Aliran Sungai (DAS), dimana kajian meliputi penggunaan lahan yang

menjadi salah satu parameter penentu keberadaan rasio debit pada DAS Gung

Hulu. Berdasarkan sudut pandang hidrologi, perubahan penggunaan dapat

mempengaruhi debit suatu sungai. Kegiatan tata guna lahan yang bersifat

merubah tipe atau jenis penutup lahan dalam suatu DAS sering kali dapat

memperbesar atau memperkecil hasil air (water yield). Data debit atau aliran

sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelolaan sumber daya

air. Debit rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumber daya air

yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai.

Berdasarkan permasalahan di atas, permasalahan dalam penelitian ini

adalah berapa besar pengaruh perubahan penggunaan lahan (vegetasi alami dan

buatan menjadi terbangun) di DAS Gung Hulu terhadap debit Sungai Gung di

Kabupaten Tegal selama 11 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui luas perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi kawasan

terbangun di DAS Gung Hulu, perubahan rasio debit yang terjadi pada DAS Gung

Hulu, dan dampak antara perubahan penggunaan lahan dengan debit Sungai

Gung. Variabel dalam penelitian ini adalah luas penggunaan lahan, dengan

indikator luas penggunaan lahan tahun 1996 dan luas penggunaan lahan tahun

2007, debit aliran sungai, variabel dampak ditambah variabel curah hujan. Metode

yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu metode dokumentasi, metode

observasi, metode wawancara. Metode untuk menganalisis menggunakan metode

analisa SIG dengan menggunakan teknik tumpang susun (overley) peta, dan

metode rasio debit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan lahan DAS Gung hulu

tahun 1996 dan 2007 mengalami alih fungsi lahan sebanyak 38 macam dengan

luas mencapai 2528,118 Ha atau 25,28 Km2

(21,10 %) dari total luas DAS. Jenis

penggunaan lahan yang mengalami perubahan terbesar adalah sawah, berkurang

viii

Page 9: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

9

449,688 Ha. Sedangkan untuk perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi

menjadi terbangun, terjadi perubahan sebesar 351,547 Ha atau 3,51 Km², bentuk

perubahan sawah menjadi pemukiman merupakan perubahan yang paling besar,

mencapai 168,705 Ha. Dari hasil analisis rasio debit, nilai KRS berfluktuasi antara

4,75 sampai 39,18 termasuk dalam keadaan baik. Dalam 11 tahun nilai KRS

sebesar 47,71 menandakan mendekati angka kritis.

Simpulan yang didapat adalah luas perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi kawasan terbangun atau pemukiman di DAS Gung Hulu mencapai 351,547 Ha atau 3,51 Km² (13,91 %) dari total luas perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu. Rasio debit tiap tahun berfluktuasai, nilai KRS antara 4,75 sampai 39,18. Secara hidrologis DAS gung Hulu masih dalam keadaan baik, tetapi statusnya mendekati tingkat kritis. Perubahan penggunaan lahan tidak menyebabkan peningkatan debit sungai, dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit tidak terlalu signifikan. Saran yang dikemukakan adalah perlunya merapatkan jumlah vegetasi di sekitar permukiman penduduk, meningkatkan fungsi lahan kosong dan lahan miring sebagai kawasan konservasi dengan menambah jumlah vegetasi di DAS Gung Hulu, peningkatan perhatian dari pemda maupun dinas terkait yang berkaitan dengan bidang hidrologi, perlunya penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan DAS.

ix

Page 10: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN. ...........................................................................iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................v

PRAKATA. .........................................................................................................vi

SARI ....................................................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................x

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR. .........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................5

C. Penegasan Istilah .....................................................................................5

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................9

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................9

F. Sitematika Skripsi ...................................................................................9

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Ekosistem DAS .......................................................................................11

B. Daur Hidrologi ........................................................................................13

x

Page 11: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

11

C. Penggunaan Lahan ..................................................................................16

D. Debit Aliran .............................................................................................18

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian. ....................................................................................21

B. Variabel Penelitian. .................................................................................21

C. Jenis-jenis Data .......................................................................................22

D. Metode Pengumpulan Data .....................................................................23

E. Alat dan Bahan. .......................................................................................24

F. Teknik Analisis Data. ..............................................................................25

G. Langkah-langkah Penelitian. ...................................................................27

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................31

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian. .....................................................31

a. Letak dan Luas Daerah DAS Gung Hulu. .....................................31

b. Hidrologi . ......................................................................................33

c. Topografi. ......................................................................................36

d. Tanah. ............................................................................................38

e. Iklim. ..............................................................................................46

f. Geomorfologi. ................................................................................51

g. Kondisi Penduduk. .........................................................................58

2. Perubahan Penggunaan Lahan ............................................................60

a. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 .........................60

b. Penggunaan Lahan DAS gung Hulu Tahun 2007 ..........................64

c. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu ...........................68

3. Rasio Debit .........................................................................................75

4. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit… ...............77

B. Pembahasan ............................................................................................79

xi

Page 12: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

12

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan. ................................................................................................83

B. Saran. .......................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................85

LAMPIRAN ....................................................................................................... 87

xii

Page 13: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

13

DAFTAR TABEL

3.1. Klasifikasi Nilai KRS..................................................................................26

4.1. Penentuan Tipe Iklim Indonesia Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan

Ferguson ...................................................................................................... 46

4.2. Curah Hujan Stasiun Kemaron DAS Gung Hulu 1996 - 2007 .................... 47

4.3. Curah Hujan Stasiun Bumijawa DAS Gung Hulu 1996 – 2007 .................. 48

4.4. Curah Hujan Stasiun Bojong DAS Gung Hulu 1996 – 2007.. .................... 48

4.5. Curah Hujan Stasiun Danawarih DAS Gung Hulu 1996 – 2007................. 49

4.6. Rata-rata Curah Hujan Wilayah DAS Gung Hulu Tahun 1996–2007 ........ 49

4.7. Jumlah Penduduk di DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007 ..................... 58

4.8. Kepadatan Penduduk DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007.. ................. 59

4.9. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996............ ........................... 60

4.10. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 2007 ....................................... 68

4.11. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007 ..... 69

4.12. Bentuk Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan

2007 ............................................................................................................. 72

4.13. Klasifikasi Nilai KRS ................................................................................... 75

4.14. Nilai KRS Sungai Gung Hulu tahun 1994 – 2008....................................... 76

xiii

Page 14: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

14

DAFTAR GAMBAR

2.1. Daur Hidrologi ............................................................................................. 14

3.1. Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 30

4.1. Peta Administrasi DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal ................................ 32

4.2 Peta Pola Aliran DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal ................................... 35

4.3. Peta Kemiringan Lereng DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal ...................... 37

4.4. Peta Jenis Tanah DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal .................................. 41

4.5 Peta Polygon Thiesen DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal. ......................... 50

4.6. Peta Geomorfologi DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal .............................. 56

4.7. Peta Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996.. ............................. 61

4.8. Peta Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 2007 ............................... 67

4.9. Peta Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu ................................. 73

xiv

Page 15: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Debit Bendung Danawarih Tahun 1996 - 2007......................88

Lampiran 2. Perhitungan Nilai Q Rata-rata pada 4 Stasiun Hujan .....................100

Lampiran 3. Uji Ketelitian Interpretasi Penggunaan Lahan................................101

Lampiran 4. Foto-foto Daerah Penelitian............................................................105

Lampiran 5. Rasio Debit Sungai Gung Hulu tahun 1990 - 2008........................110

Lampiran 6. Analisis Regresi Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Rasio

Debit dengan Metode Enter Program SPSS for Windows Version

16.0..................................................................................................111

xv

Page 16: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melangsungkan kegiatan kehidupan dan penghidupannya,

manusia pada hakekatnya merupakan bagian dari alam. Manusia tidak dapat

melepaskan diri dari alam dan akan selalu tergantung pada lingkungan

alamnya. Dengan dasar pembangunan mandiri dan keterbatasan sumber dana

dari pusat, maka setiap kabupaten atau kota akan berusaha untuk menaikkan

PADnya, dengan memanfaatkan sumber daya alamnya. Dari fakta yang ada,

tampak sumber daya air masih belum mendapat perlindungan yang maksimal

untuk menghindari terjadinya kekurangan air. Terjadinya pencemaran

beberapa sumber air, penggundulan yang menyebabkan erosi tanah, banjir

serta terganggunya fungsi penyerapan air, kegiatan pertanian yang

mengabaikan kelestarian lingkungan, berubahnya fungsi tangkapan air, serta

distribusi air yang tidak merata menunjukkan bahwa perhatian terhadap

pelestarian sumber daya ini perlu secara total ditingkatkan (Kodoatie dan

Sugiyanto, 2002:50).

Kegiatan tata guna lahan yang bersifat merubah tipe atau jenis

penutup lahan dalam suatu DAS sering kali dapat memperbesar atau

memperkecil hasil air (water yield). Pada batas-batas tertentu, kegiatan ini

juga dapat mempengaruhi status kualitas air. Perubahan dari satu jenis

vegetasi ke jenis vegetasi yang lain adalah umum dalam pengelolaan DAS

1

Page 17: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

2

atau pengelolaan sumber daya alam. Terjadinya perubahan tata guna lahan

dan jenis vegetasi tersebut, dalam skala besar dan bersifat permanen, dapat

mempengaruhi besar kecilnya hasil air (Asdak, 2002:429). Data debit atau

aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelolaan

sumber daya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang

bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan

untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam

keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Debit rata-rata tahunan

dapat memberikan gambaran potensi sumber daya air yang dapat

dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai (Asdak, 2002:190).

Kabupaten Tegal dalam bidang ekonomi mengandalkan tiga sektor

untuk meningkatkan PAD, yaitu PERTIWI (pertanian, industri dan

pariwisata). Sektor pertanian, terutama padi maupun kebun sayur dan buah

terpusat di Kecamatan Bojong dan Bumijawa, yang merupakan bagian dari

DAS Gung Hulu. Obyek Wisata Guci, merupakan obyek wisata di Kabupaten

Tegal yang paling ramai di kunjungi wisatawan juga terdapat di wilayah DAS

Gung Hulu. Dengan semakin bertambahnya jumlah hasil pertanian dan

semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisata di OW Guci, akan diikuti

dengan berubahnya fungsi lahan di daerah tersebut untuk pengembangan.

Dari lima sungai besar di Kabupaten Tegal yakni Gung, Pah,

Maribaya, Pekijingan dan Rambut, dua diantaranya di kategorikan berbahaya.

Karena DASnya kritis dan rawan luapan. Dua sungai itu adalah Sungai Gung

dan Rambut. Sungai Gung misalnya, DAS antara Desa Kajen, Kecamatan

Page 18: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

3

Lebaksiu hingga Kelurahan Procot, Kecamatan Slawi dimasukkan sebagai

daerah bergaris merah oleh DLHKP. Artinya kerusakan akibat arusnya sudah

sangat parah. Sungai Gung paling rawan banjir karena daerah alirannya cukup

panjang dan lebar serta kedalaman diatas sungai yang lain (Radar Tegal, 28

Februari 2008). DAS Gung Hulu termasuk bagian dari DAS Gung yang

merupakan DAS terluas di Kabupaten Tegal, dengan luas wilayah 119,82

Km2. Areal lahan di DAS Gung Hulu memiliki peranan yang sangat besar

terhadap sistem tata air yang ada, yang mana sistem tata air ini memegang

peranan vital bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. DAS Gung Hulu

secara administratif berada di wilayah Kabupaten Tegal. Desa yang masuk

dalam wilayah DAS Gung Hulu sebanyak 29 desa di 4 kecamatan. Jumlah

penduduk yang bermukim di daerah aliran sungai Gung Hulu selama tahun

1996 – 2007 mengalami peningkatan sebanyak 18.461 jiwa.

Keadaan fisik maupun sosial DAS juga berpengaruh terhadap

kuantitas dan kualitas air sungai. Pengaruh fisik DAS adalah pengaruh antara

faktor penutup lahan, jenis tanah, kemiringan lereng dan bentuk DAS.

Pengaruh sosial dalam hal ini adalah kondisi penduduk. Kondisi penduduk

merupakan salah satu faktor yang ikut memegang peranan terhadap kondisi

suatu DAS. Tekanan penduduk memberikan pengaruh terhadap lahan,

terutama didalam hal jenis-jenis penutup lahan didaerah tersebut seiring

dengan semakin meningkatnya kebutuhan penduduk. Kondisi ini pada

gilirannya akan turut mempengaruhi kondisi hidrologis di suatu daerah aliran

sungai (Widianto, 1999:4).

Page 19: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

4

Akhir-akhir ini pemukiman dan penggundulan hutan makin meluas.

Pengembangan perumahan terjadi di Desa Bojong dan Desa Bumijawa yang

merupakan ibu kota kecamatan. Pengermbangan sektor wisata juga

meningkat, terutama di kawasan objek wisata Guci. Banyak villa baru

didirikan, hotel melati maupun penginapan bertambah. Bahkan pada tahun

2008 sudah didirikan wahana outbond, yang tentunya telah mengorbankan

lahan bervegetasi. Penggundulan hutan terjadi di Desa Guci Kecamatan

Bumijawa dan Desa Cikura Kecamatan Bojong, Kecamatan Jatinegara juga

tak luput dari praktek penggundulan hutan.

Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh

seluruh faktor yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah

(topografi), tanah dan manusia. Apabila fungsi dari suatu DAS terganggu,

maka sistem hidrologis akan terganggu, penangkapan curah hujan, resapan

dan penyimpanan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem penyalurannya

menjadi boros. Kejadian tersebut akan menyebabkan melimpahnya air pada

musim hujan dan sebaliknya sangat minimumnya air pada musim kemarau.

Hal ini membuat fluktuasi debit sungai antara musim kemarau dan musim

hujan berbeda tajam. Jadi jika fluktuasi debit sungai sangat tajam, berarti

bahwa fungsi DAS tidak bekeja dengan baik, apabila hal ini terjadi berarti

bahwa kualitas DAS tersebut adalah rendah (Suripin, 2004:186).

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini diberi judul

“Dampak Perubahan Penggunaan Lahan di DAS Gung Hulu Terhadap

Debit Sungai Gung Kabupaten Tegal” dengan alasan perlunya informasi

Page 20: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

5

tentang dampak berubahnya penggunaan lahan terhadap perubahan debit

aliran di DAS Gung Hulu.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Berapa besar dampak

perubahan penggunaan lahan (vegetasi alami dan buatan menjadi terbangun)

di DAS Gung Hulu terhadap debit aliran Sungai Gung di Kabupaten Tegal

selama 11 tahun?”.

C. Penegasan Istilah

1. Dampak

Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik

positif maupun negatif (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:234). Arti

dampak dalam penelitian ini adalah akibat yang di timbulkan dari bentuk

perubahan penggunaan lahan terhadap debit sungai di DAS Gung Hulu.

2. Perubahan

Perubahan adalah proses transformasi suatu benda, wilayah atau

sesuatu hal yang diakibatkan oleh sesuatu hal (Poerwadarminta,

1991:116). Perubahan dalam penelitian ini adalah perubahan debit Sungai

Gung oleh karena perubahan penggunaan lahan di DAS Gung Hulu.

3. Penggunaan Lahan

Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim,

relief, tanah, air, flora, fauna dan bentukan-bentukan hasil budaya

Page 21: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

6

manusia. Dalam hal ini lahan mempunyai arti ruang atau tempat (Jamulya

dan Sunarto dalam Purnomo, 2000:1)

Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk

intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya baik materiil maupun spiritual.

Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar

yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian

(Arsyad,1989:207).

Perubahan penggunaan lahan merupakan proses berubahnya

penggunaan lahan dari pertanian ke penggunaan lahan non pertanian atau

perkotaan. Perubahan penggunaan lahan dapat bersifat sementara. Jika

lahan sawah beririgasi teknis berubah menjadi kawasan permukiman atau

industri, maka perubahan penggunaan ini bersifat permanen. Akan tetapi,

jika sawah tersebut berubah menjadi perkebunan tebu, maka perubahan

penggunaan lahan tersebut bersifat sementara, karena pada tahun-tahun

berikutnya dapat dijadikan sawah kembali. Perubahan penggunaan lahan

permanen biasanya lebih besar dampaknya dari pada perubahan

penggunaan lahan sementara (Zilkifli dalam Anam, 2008:5).

4. Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi

punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah

Page 22: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

7

tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan dialirkan

melalui sungai-sungai kecil (Asdak, 1995:4).

Menurut kamus Webster, DAS adalah suatu daerah yang dibatasi

oleh pemisah topografi, yang menerima hujan, menampung, menyimpan

dan mengalirkan ke sungai dan seterusnya ke danau atau ke laut. DAS

merupakan suatu ekosistem dimana didalamnya terjadi suatu proses

interaksi antara faktor-faktor biotik, non biotik dan manusia. Sebagai suatu

ekosistem, maka setiap ada masukan (input) ke dalamnya, proses yang

terjadi dan berlangsung didalamnya dapat di evaluasi berdasarkan keluaran

(output) dari ekosistem tersebut. Komponen masukan dalam ekosistem

DAS adalah curah hujan, sedangkan keluaran terdiri dari debit air, muatan

sedimen dan unsur hara. Komponen-komponen DAS yang berupa

vegetasi, tanah dan saluran/sungai dalam hal ini bertindak sebagai

prosessor (Supirin, 2004:183).

5. Debit

Debit adalah volume air yang mengalir lewat suatu penampang

melintang dalam alur (channel), pipa, akuifer, ambang dan sebagainya, per

satuan waktu (Soemarto, 1999:51). Jenis debit sangat beragam, diantara

pengertian debit yang lain, yaitu: Debit puncak atau debit banjir (qp,

Qmaks) adalah besarnya volume air maksimum yang mengalir melalui

suatu penampang melintang suatu sungai per satuan waktu, dalam satuan

m³/detik. Debit minimum (Qmin) adalah besarnya volume air minimum

yang mengalir melalui suatu penampang melintang suatu sungai per satuan

Page 23: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

8

waktu, dalam satuan m³/detik (Dephut, 2009:4). Rasio debit merupakan

perbandingan antara debit maksimum dan minimum atau dikenal dengan

(KRS) koefisien regim sungai (Dephut, 2009:17). Pengertian debit juga

dapat dibagi menjadi debit harian, debit bulanan dan debit tahunan. Debit

tahunan adalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata debit suatu sungai

dalam jangka waktu satu tahun dalam satuan (m³/dt) (Asdak, 2002:195),

begitu juga dengan pengertian debit bulanan dan debit tahunan. Dalam

penelitian ini debit yang dihitung adalah rasio debit.

6. Sungai

Sungai adalah air yang besar, buatan alam, bermuara ke laut atau

danau dan biasanya anak-anak sungai bermuara di sepanjang alirannya.

Ada 3 tipe sungai berdasarkan konstansi alirannya :

a. Mengalir sepanjang waktu (perennial).

b. Mengalir hampir sepanjang waktu, kecuali pada musim kering luar

biasa, penguapan/peresapan melampaui aliran yang diperlukan

(intermitten, terputus-putus).

c. Mengalir dalam waktu singkat, yakni hanya pada waktu turun hujan

atau periode hancur salju (ephemeral). (Mustofa dan Sektiyawan, 2007

: 426)

Dalam penelitian ini sungai yang dimaksud adalah Sungai Gung

dan berdasarkan konstansinya termasuk sungai yang mengalir sepanjang

waktu atau perennial.

Page 24: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

9

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi kawasan

terbangun di DAS Gung Hulu dari tahun 1996 sampai 2007.

2. Rasio debit Sungai Gung tahun 1996 sampai 2007 pada DAS Gung Hulu.

3. Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit Sungai Gung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Hidrologi dan

Konservasi Tanah dan Air.

2. Sebagai pertimbangan pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Tegal

dalam kebijakan penentuan arah pembangunan daerah.

F. Sistematika Skripsi

Hasil penelitian ini disusun dengan menggunakan sistematika skripsi

yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi dan

bagian akhir skripsi.

Bagian awal skripsi, meliputi sampul, lembar judul, lembar

persetujuan pembimbing, lembar pengesahan penguji, lembar pernyataan,

lembar motto dan persembahan, sari, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, dan daftar lampiran.

Page 25: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

10

Bagian isi skripsi terdiri atas lima bagian yang dapat diperinci

sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang, rumusan masalah,

penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

skripsi.

BAB II. LANDASAN TEORI. Berisi kajian secara teoritis mengenai masalah

yang dibahas dalam penelitian meliputi pengertian ekosistem DAS, daur

hidrologi, penggunaan lahan, dan debit aliran.

BAB III. METODE PENELITIAN. Memuat metode dalam penelitian,

meliputi; obyek penelitian, variabel penelitian, jenis-jenis data, metode, alat

dan bahan, teknik analisis data serta langkah-langkah penelitian.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Memuat penjelasan

mengenai kondisi umum daerah penelitian, meliputi; letak dan luas, hidrologi,

topografi, tanah, iklim, geomorfologi, penduduk. Penggunaan lahan, meliputi;

penggunaan lahan tahun 1996, penggunaan lahan tahun 2007 dan perubahan

penggunaan lahan. Rasio debit dan dampak antara perubahan penggunaan

lahan terhadap debit serta pembahasannya.

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN, berisi tentang simpulan dan saran dari

hasil penelitian.

Bagian akhir skripsi, meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 26: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ekosistem DAS

Ekosistem DAS merupakan bagian yang penting karena mempunyai

fungsi perlindungan terhadap DAS. Aktifitas dalam DAS yang menyebabkan

perubahan ekosistem, misalnya perubahan tata guna lahan, khususnya di

daerah hulu dapat memberikan dampak pada daerah hilir berupa perubahan

fluktuasi debit air dan kandungan sedimen serta material terlarut lainnya.

Adanya keterkaitan antara masukan dan keluaran pada suatu DAS ini dapat

dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis dampak suatu tindakan atau

aktifitas pembangunan di dalam DAS terhadap lingkungannya, khususnya

hidrologi.

Nilai tingkat kualitas suatu DAS atau sub-DAS, dapat diukur dari

dua parameter yang secara teoritis dan praktis dapat dianalisa untuk

digunakan. Parameter tersebut adalah tingkat erosi yang alami, dalam hal ini

sedimen, dan fluktuasi debit sungai yang mengalir dalam beberapa kodisi

curah hujan yang berbeda. Kedua perameter diatas, merupakan gambaran dari

ekosistem dan karakteristik suatu DAS. Ekosistem dalam hal ini adalah suatu

interaksi antara faktor-faktor sumber daya biotik, nonbiotik dan sumber daya

manusia dalam DAS (Suripin, 2004:185).

Suatu DAS adalah daerah yang dianggap sebagai wilayah dari suatu

titik tertentu pada suatu sungai dan dipisahkan dari DAS-DAS di sebelahnya

11

Page 27: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

12

oleh pembagi (divide) atau punggung bukit/gunung dapat di telusuri pada peta

topografi (Linsley dan Franzini, 1994:10).

Manusia adalah salah satu komponen yang penting. Sebagai

komponen yang dinamis, manusia dalam menjalankan aktifitasnya seringkali

mengabaikan dampak pada salah satu komponen lingkungannya dan dengan

demikian, mempengaruhi ekosistem secara keseluruhan.

Dalam mempelajari ekosistem DAS, daerah aliran sungai biasanya di

bagi menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Secara biogeofisik, daerah hulu

DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut; merupakan daerah konservasi,

mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan daerah dengan

kemiringan lereng besar (lebih besar dari 15%), bukan merupakan daerah

banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis

vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan. Ekosistem DAS hulu

merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan

terhadap seluruh bagian DAS. Perlindungan ini antara lain dari segi tata air.

Perubahan lanskap termasuk perubahan tata guna lahan dan/atau

pembuatan bangunan konservasi yang dilaksanakan di daerah hulu DAS tidak

hanya akan memberikan dampak di daerah dimana kegiatan tersebut

berlangsung (hulu DAS), tetapi juga akan menimbulkan dampak didaerah

hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit dan transpor sedimen serta

material terlarut dalam sistem aliran air lainnya (Asdak, 2002:12).

Page 28: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

13

B. Daur Hidrologi

Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari

masa ke masa. Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian

peristiwa yang berlangsung terus-menerus, dimana kita tidak tahu kapan dan

dari mana berawalnya dan kapan pula akan berakhir. Serangkaian peristiwa

tersebut dinamakan siklus hidrologi (hydrolic cycle) (Supirin, 2004:134).

Persediaan air segar dunia hampir seluruhnya didapatkan dalam

bentuk hujan sebagai hasil dari penguapan air laut. Proses-proses yang

tercakup dalam peralihan uap lengas dari laut ke daratan dan kembali ke laut

lagi membentuk apa yang dinamakan daur hidrologi (Linsley dan Franzini,

1994:9). Daur atau siklus hidrologi adalah gerakan air ke udara, kemudian

jatuh kepermukaan tanah, dan akhirnya mengalir ke laut kembali (Soemarto,

1999:2).

Daur hidrologi secara alamiah dapat di tunjukkan seperti terlihat

pada gambar 2.1, yaitu menunjukkan gerakan air dipermukaan bumi. Selama

berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke

atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak

pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai,

danau/waduk dan dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia

atau makhluk hidup lainnya.

Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor-faktor iklim

lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi

dan tanah, di laut atau badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses

Page 29: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

14

evaporasi akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang bergunung maupun

datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian dari uap air

tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai hujan.

Gambar 2.1. Daur Hidrologi (Sumber: Asdak, 2002:9)

Sebelum mencapai permukaan tanah air hujan tersebut akan tertahan

oleh tajuk vegetasi. Sebagian dari air hujan tersebut akan tersimpan di

permukaan tajuk/daun selama proses pembasahan tajuk, dan sebagian lainnya

akan jatuh ke atas permukaan tanah melalui sela-sela daun (troughfall) atau

mengalir ke bawah permukaan batang pohon (stemflow). Sebagian air hujan

tidak akan pernah sampai dipermukaan tanah, melainkan terevaporasi

kembali ke atmosfer (dari tajuk dan batang) selama dan setelah

berlangsungnya hujan (interception loss).

Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan

masuk (terserap) kedalam tanah (infiltration). Sedangkan air hujan yang tidak

terserap kedalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-

Page 30: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

15

cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir

diatas permukaan tanah ketempat yang lebih rendah (run off), untuk

selanjutnya masuk kedalam sungai. Air infiltrasi akan tertahan didalam tanah

oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah.

Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang

baru masuk ke dalam tanah akan bergerak vertikal ke tanah yang lebih dalam

dan menjadi bagian dari air tanah (ground water). Air tanah tersebut,

terutama pada musim kemarau, akan mengalir pelan-pelan ke sungai, danau

atau tempat penampungan air alamiah lainnya (baseflow).

Tidak semua air infiltrasi (air tanah) mengalir ke sungai atau

tampungan air lainnya, melainkan ada sebagian air infiltrasi yang tetap

tinggal dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) untuk kemudian diuapkan

kembali ke atmosfer melalui permukaan tanah (soil evaporation) dan melalui

permukaan tajuk vegetasi (transpiration).

Dengan menelaah konsep daur hidrologi secara lebih luas, maka

pengertian istilah daur lalu dapat digunakan sebagai konsep kerja untuk

analisis dari berbagai permasalahan, misalnya dalam perencanaan dan

evaluasi pengelolaan DAS.

Gabungan evaporasi uap air hasil proses transpirasi dan intersepsi

dinamakan evapotranspirasi. Sedang air larian dan air infiltrasi akan mengalir

ke sungai sebagai debit aliran (discharge) (Asdak, 2002:191).

Page 31: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

16

C. Penggunaan Lahan

Lahan menurut FAO diartikan sebagai suatu wilayah permukaan

bumi yang mempunyai sifat-sifat biosfer secara vertikal diatas maupun di

bawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah, geologi, geomorfologi,

hidrologi, vegetasi, dan binatang, serta hasil aktifitas manusia dimasa lampau

maupun masa sekarang dan perluasan sifat-sifatnya tersebut mempunyai

pengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia disaat sekarang maupun

dimasa yang akan datang (Arsyad, 1989:207).

Lahan adalah suatu daerah di permukaan bumi dengan sifat-sifat

tertentu seperti iklim, struktur batuan, bentuk-bentuk lahan, proses

pembentukkan lahan, tanah, air, vegetasi dan penggunaan lahan

(Mangunsukarjo dalam Purnomo, 2000:1). Penggunaan lahan (land use)

diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap

lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil maupun

spiritual (Arsyad, 1989:207).

Penggunaan lahan merupakan elemen daerah aliran sungai (DAS)

yang sangat menentukan besar aliran dari curah hujan yang menyebabkan

banjir. Kondisi penggunaan lahan dalam daerah pengaliran akan

mempengaruhi hidrograf sungainya. Daerah hutan yang ditutupi hutan lebat

sulit menghasilkan limpasan permukaan karena kemampuan infiltrasinya

sangat besar. Jika daerah hutan ini dijadikan kawasan pembangunan dan

dikosongkan terlebih dahulu dengan menebang hutan, maka kapasitas

infiltrasi akan turun disebabkan kemampatan tanah pada permukaan tanah.

Page 32: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

17

Dengan demikian aliran hujan akan mudah terkumpul kehilir sungai-sungai

yang akhirnya dapat menyebabkan banjir yang tidak terjadi pada keadaan

sebelumnya (Liesnoor, 1995:25).

Penggunaan lahan menurut Arsyad, dapat dikelompokkan ke dalam

dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan

bukan pertanian. Penggunaan lahan pertanian dibedakan dalam garis besar

kedalam macam penggunaan lahan berdasarkan atas penyediaan air dan

komoditi yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan

tersebut. Berdasarkan hal ini dikenal macam penggunaan lahan seperti

tegalan, sawah, perkebunan, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung,

padang alang-alang, dan sebagainya. Sedangkan penggunaan lahan non

pertanian dapat dibedakan ke dalam penggunaan kota atau desa

(permukiman), industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya (Arsyad,

1989:207).

Badan Pusat Statistik menggolongkan penggunaan lahan yaitu:

sawah, pemukiman, tegalan, perkebunan, hutan dan lain-lain (BPS dalam

Sinukaban, 2005:2). Sedangkan penggolongan penggunaan lahan menurut

Mallingreau terdiri dari: tanah terbuka, semak, jalan aspal/jalan tanah/jalan

batu/jalan tegalan tanpa teras, tegalan dengan teras, sawah tadah hujan, kebun

campuran, belukar, sawah irigasi, permukiman, hutan, perkebunan.

Pengenalan penggunaan lahan dilakukan atas dasar penggolongan jenis

penggunaan lahan tertentu seperti uraian diatas, dalam hal ini digunakan

penggolongan penggunaan lahan dari Mallingreau terdiri dari 7 golongan,

Page 33: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

18

yaitu: tanah terbuka, semak dan belukar, tegalan tanpa teras dan tegalan

dengan teras, sawah tadah hujan dan sawah irigasi, permukiman dan jalan

aspal/jalan tanah/jalan batu/jalan, hutan, perkebunan dan kebun campuran.

Memahami hubungan antara penggunaan lahan dan aliran air ke

daerah hilir memiliki arti yang sangat penting karena permintaan air bagi

produksi pertanian, industri dan kebutuhan domestik terus meningkat,

sementara suplai tetap. Dalam banyak kasus, kekhawatiran akan dampak

penggundulan hutan pada kualitas, kuantitas dan keteraturan aliran air dari

hulu, merupakan dasar diterapkannya aturan penggunaan lahan. Suatu aturan

penggunaan lahan seringkali mengakibatkan makin terbatasnya kesempatan

masyarakat hulu untuk hidup sesuai dengan cara yang mereka inginkan atau

anggap cocok.

D. Debit Aliran

Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang

melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem

satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik perdetik

(m³/dt). Dalam laporan-laporan teknis debit aliran biasanya ditunjukkan

dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit

sebagai respon adanya perubahan karakteristik perubahan biogeofisik yang

berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan

atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal (Asdak,

2002:191).

Page 34: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

19

Debit sungai akan selalu berubah setiap saat sehingga untuk

mengkuantitatifkannya diperlukan angka tertentu. Angka debit sekian

m³/detik menunjukkan debit sesaat pada suatu pos pengukur debit. Angka

yang bervariasi tersebut dapat di sajikan secara grafik yang disebut

hidrograf. Hidrograf adalah penyajian secara grafik variasi atau keragaman

debit menurut waktu. Dari hidrograf tersebut kita dapat mengetahui berapa

besar volume air yang melalui pos pengukur debit dalam satuan waktu

tertentu (Soemarto, 1999:52).

Debit tahunan adalah suatu angka yang menunjukkan rata-rata debit

suatu sungai dalam jangka waktu satu tahun dalam satuan (m³/dt). Nilai ini

diperoleh dari hasil bagi antara debit bulanan dalam waktu satu tahun di bagi

jumlah bulan dalam satu tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi

jumlah debit dalam satu tahun selama jangka waktu yang lama sangat

beragam. Diantaranya; curah hujan, perubahan tata guna lahan dan penutup

lahan di DAS yang bersangkutan, faktor fisik tanah dan batuan disekitar

sungai, banyaknya vegetasi penutup terutama hutan, bentuk dan kemiringan

DAS, panjang sungai, luasan DAS, serta yang tidak kalah penting adalah

faktor manusia dan aktivitasnya di DAS tersebut. Semuanya ini sangat

berpengaruh dalam ekosistem DAS.

Teknik pengukuran debit aliran langsung dilapangan pada dasarnya

dapat dilakukan melalui empat kategori (Gordon et al., 1992):

Page 35: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

20

1) Pengukuran volume air sungai.

2) Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan

luas penampang melintang sungai.

3) Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang

dialirkan dalam aliran sungai (substance tracing method).

4) Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit seperti weir

(aliran air lambat) atau flume (aliran air cepat).

Pengukuran debit yang umum dan paling banyak dipraktekkan pada

aliran sungai menggunakan kategori kedua, yaitu dengan bantuan current

meter atau sering dikenal sebagai pengukuran debit melalui pendekatan

velocity-area method. Besarnya debit dihitung dengan menggunakan

persamaan :

Q = A.V

Keterangan

Q = Debit aliran

A = Luas penampang melintang (m²)

V = Kecepatan aliran (m/dt)

Hal yang agak memerlukan perhatian adalah menentukan angka

kecepatan aliran sungai rata-rata. Lebar sungai, kedalaman, kemiringan dan

geseran tepi dan dasar sungai adalah faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan. Geseran tepi dan dasar sungai akan menurunkan kecepatan

aliran terbesar pada bagian tengah dan terkecil pada bagian dasar sungai

(Asdak, 2002:195).

Page 36: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian berupa Daerah Aliran Sungai (DAS), dimana

kajian meliputi kondisi penggunaan lahan yang menjadi parameter fluktuasi

debit aliran sungai pada DAS Gung Hulu.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Perubahan penggunaan lahan, yaitu penggunaan lahan tahun 1996 dan

tahun 2007. Pengelompokan unit-unit penggunaan lahan yang digunakan

disini adalah dari Mallingreau dan Rosalia yang terdiri dari; laut, danau,

tambak, sungai, irigasi, pertanian, hutan, perkebunan, semak, lahan kritis,

lahan pantai, singkapan batuan, lava lahar, gosong pantai,

permukiman/kota,kampung/desa,bandara,jaringantransportasi/komunikasi,

rekreasi. Dalam penelitian ini lebih di persempit lagi menjadi tujuh jenis

penggunaan lahan, yaitu: hutan, kebun campuran, sawah, tegalan, tanah

kosong, semak/belukar dan permukiman. Untuk menentukan jenis-jenis

penggunaan lahan ditentukan dengan cara interpretasi citra melalui unsur-

unsur interpretasi citra. Penggunaan lahan didapat dengan cara interpretasi

dan digitasi citra Landsat TM 7, citra Quickbird serta peta Rupa Bumi

Indonesia.

21

Page 37: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

22

2. Debit, dalam penelitian ini ditekankan pada nilai rasio debit maksimum

dan minimum dalam satu tahun (KRS). Dalam penelitian ini debit yang

dianalisis adalah debit selama 11 tahun, dari tahun 1996 sampai 2007.

3. Curah hujan, curah hujan yang dimaksud adalah rata-rata curah hujan

tahunan di empat stasiun hujan. Empat curah hujan tersebut yaitu:

Danawarih, Bojong, Bumijawa dan Kemaron. Dalam penelitian ini curah

hujan yang dianalisis adalah curah hujan selama 11 tahun.

4. Dampak, adalah akibat yang ditimbulkan dari suatu kegiatan atau

peristiwa. Dampak perubahan penggunaan lahan dalam penelitian ini

antara lain terhadap debit aliran sungai maupun faktor lain yang berkaitan

dengan ekosistem DAS.

C. Jenis-jenis Data

1. Data Primer

Data primer terdiri dari data penggunaan lahan diperoleh dari

interpretasi citra meliputi data macam-macam penggunaan lahan.

2. Data Sekunder

Data sekunder terdiri dari data debit maksimum dan minimum

tahunan dari catatan AWLR di Bendung Danawarih yang diperoleh dari

PSDA Pemali-Comal, data rata-rata curah hujan tahunan masing-masing

stasiun yang terdapat di DAS Gung dari DPU Kabupaten Tegal bagian

hidrologi, data fisik DAS, meliputi; bentuk DAS, luasan (Km²) dan

panjang sungai utama dari PSDA Jawa Tengah bagian Hidrologi. Juga

Page 38: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

23

data penduduk di DAS Gung Hulu dari BPS, peta rupa bumi Indonesia,

meliputi lembar; Bumijawa, Sirampog, Balapulang dan Lebaksiu skala 1 :

25.000 dari outlet Bakosurtanal serta citra satelit dari LAPAN.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh informasi untuk mengorientasi dan

menganalisis data, penelitian ini memakai tiga jenis metode, yaitu:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder

yang berupa catatan resmi dari suatu instansi-instansi tertentu yang

dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu: BPS untuk mencari data

kependudukan dan administrasi wilayah, BAPPEDA untuk izin penelitian,

DPU Bagian Pengairan untuk mencari data curah hujan, PSDA untuk

mencari data debit maksimum dan minimum tahun 1996 – 2007. Peta rupa

bumi Indonesia lembar Bumijawa, Sirampog, Balapulang dan Lebaksiu

tahun 2001 skala 1 : 25.000 digunakan sebagai acuan dalam penentuan

lokasi obyek dan pembuatan peta penggunaan lahan, Citra Landsat TM 7

tahun 1996 dan Quickbird tahun 2007 digunakan untuk pembuatan peta

perubahan penggunaan lahan.

2. Metode Observasi

Dalam penelitian ini metode observasi yang digunakan adalah

observasi tidak langsung. Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan

data dengan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau

Page 39: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

24

fenomena yang ada pada objek penelitian. Sedangkan observasi tidak

langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat

berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau obyek yang diteliti

(Tika, 2005:45). Waktu observasi dalam penelitian ini, awal tahun 2009

dengan kajian selama 11 tahun, antara tahun 1996 sampai dengan tahun

2007. Semua data diperoleh melalui kajian pustaka, pengamatan langsung

di lapangan, data dari instansi terkait dan tidak dilakukan eksperimen

secara langsung.

3. Metode Wawancara

Wawancara (interview) adalah salah satu bentuk komunikasi

antara dua orang atau lebih. Wawancara merupakan metode pengumpulan

data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan

berlandaskan pada tujuan penelitian pada umumnya. Informasi tentang

dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit juga diperoleh

dengan metode ini. Informan atau narasumber diambil dari orang-orang

yang berkaitan langsung dengan keberadaan DAS Gung Hulu, baik dari

instansi pemerintah maupun dari penduduk sekitar.

E. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data:

1. Seperangkat alat komputer dan perangkat lunak SIG untuk pengolahan,

manipulasi, tumpangsusun, klasifikasi, analisis serta penampilan data dan

informasi. Berupa software ER Mapper 7.0 dan Arc View 3.3.

Page 40: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

25

2. Alat tulis dan gambar

3. Kamera untuk keperluan dokumentasi.

Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data meliputi:

1. Data rekaman hujan daerah penelitian tahun 1996 – 2007.

2. Data rekaman debit maksimum dan minimum Sungai Gung tahun 1996 –

2007.

3. Citra Landsat TM 7 tahun 1996 dan Citra Quickbird tahun 2007.

4. Peta rupa bumi Indonesia lembar Bumijawa, Sirampog, Balapulang dan

Lebaksiu skala 1 : 25.000.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis SIG

Analis SIG dalam penelitian ini menggunakan teknik overlay, jenis

peta yang di overlay adalah peta penggunaan lahan tahun 1996 dan peta

penggunaan lahan tahun 2007 yang kemudian diperoleh peta perubahan

penggunaan lahan.

Langkah awal dalam pembuatan peta adalah persiapkan peta yang

diperlukan yaitu peta penggunaan lahan tahun 1996 dan tahun 2007 yang

didapat dari citra Landsat TM 7 tahun 1996 dan citra Quickbird tahun

2007, setelah peta yang diperlukan siap kemudian panggil program

ArcView dengan cara pilih start menu, buat theme baru, kemudian

masukkan koordinat peta yang akan didigitasi, langkah berikutnya adalah

melakukan digitasi. Setelah langkah digitasi selesai selanjutnya peta

Page 41: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

26

penggunaan lahan tahun 1996 dan tahun 2007 tersebut di overlay, hasil

dari overlay digunakan untuk memperoleh data perubahan penggunaan

lahan yang terjadi antara tahun 1996 sampai tahun 2007.

2. Analisis Rasio Debit

Kondisi DAS dapat dievaluasi secara makro dengan nisbah debit

maksimum-minimum (Qmax/Qmin) atau yang lebih dikenal dengan Rasio

Debit. Rasio debit merupakan perbandingan antara debit maksimum dan

minimum (KRS). DAS dengan kondisi baik bila rasio debitnya kecil,

artinya rasio antara debit di musim hujan dengan di musim kemarau kecil.

Tabel 3.1. Klasifikasi Nilai KRS

No Nilai KRS Kelas Skor

1 < 50 Baik 1

2 50 – 120 Sedang 3

3 > 120 Jelek 5

Sumber: Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS Dephut, 2009

Apabila rasio debit DAS besar, bisa dikatakan DAS tersebut kritis.

DAS dikatakan baik bila nilai KRS (Koefisien Regim Sungai) kurang dari

50, antara 50 sampai 120 DAS dalam keadaan kritis, lebih dari 120 DAS

tergolong sangat kritis. Hal ini disebabakan pada saat musim hujan, air

hujan yang jatuh ke bumi sedikit sekali yang masuk ke tanah atau

terinfiltrasi, langsung menjadi aliran air permukaan, sehingga cadangan air

tanah berkurang dan debit sungai menjadi besar. Sebaliknya, pada saat

musim kemarau, debit sungai kecil. Karena sedikit sekali air yang

Page 42: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

27

mengalir melalui tubuh sungai baik dari hujan, mata air maupun limpasan

dari air tanah.

3. Analisis Deskriptif

Analisis data secara deskriptif penting untuk menjelaskan data

yang bersifat kualitatif, baik dalam bidang Geografi Sosial maupun

Geografi Fisik. Penggambaran tentang suatu dampak alih fungsi lahan

dimaksudkan untuk mengetahui implikasi perubahan penggunaan lahan di

DAS Gung Hulu terhadap jumlah debit sungai, fluktuasi debit, rasio debit

tiap tahun, maupun dampak sosialnya.

G. Langkah-langkah Penelitian

1. Langkah Pertama

a. Studi kepustakaan tentang literatur-literatur, buku-buku, surat

kabar/majalah/buletin serta dari jurnal dan internet yang ada kaitannya

dengan obyek dan daerah penelitian.

b. Menyiapkan surat-surat perijinan untuk penelitian.

c. Menyiapkan data acuan yang berupa peta-peta yang dipergunakan

sebagai acuan.

d. Penyiapan data peta dasar dan citra penginderaan jauh, berupa citra

Landsat TM 7 tahun 1996 dan Quickbird 2007 lokasi penelitian.

e. Penyiapan peralatan yang digunakan untuk pemrosesan data dan

analisis yang meliputi hardware dan software, yaitu seperangkat

komputer dan program Arc View 3.3 dan ER Mapper 7.0.

Page 43: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

28

2. Langkah Kedua

a. Membuat peta dasar berdasarkan peta rupa bumi Indonesia lembar

Bumijawa, Sirampog, Balapulang dan Lebaksiu Skala 1 : 25.000.

b. Interpretasi citra Landsat TM 7 Tahun 1996.

Sebelum interpretasi dilakukan, untuk citra Landsat TM 7 dilakukan

beberapa prosedur, yaitu.

1) Koreksi Geometrik

Langkah ini bertujuan untuk perbaikan geometrik citra yang belum

terkoreksi yang sudah memiliki titik-titik referensi (rektifikasi) citra

agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis.

2) Cropping Data (Pemotongan Citra)

Langkah ini dilakukan untuk membatasi daerah mana yang akan

dipetakan tidak mengalami pergeseran saat dilakukan digitasi.

3) Penajaman Citra

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kontras warna dan

cahaya dari suatu citra sehingga memudahkan untuk interpretasi

dengan menggunakan RGB.

Kemudian, interpretasi citra Landsat TM 7 dapat dilakukan

dengan memperhatikan unsur-unsur interpretasi yaitu rona dan warna,

bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situ serta asosiasi. Dari hasil

interpretasi citra Landsat TM 7 diperoleh peta penggunaan lahan tahun

1996 DAS Gung Hulu.

Page 44: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

29

c. Interpretasi citra Quickbird tahun 2007

Langkah awal yang dilakukan dalam interpretasi citra

Quickbird tahun 2007 adalah pemotongan citra (Cropping Data),

dengan tujuan untuk membatasi daerah yang akan dipetakan. Langkah

selanjutnya sama seperti langkah citra Landsat TM 7 Hasil dari

interpretasi ini adalah peta penggunaan lahan 2007 DAS Gung Hulu.

3. Langkah Ketiga

a. Cek lapangan untuk mengetahui macam-macam penggunaan lahan

b. Uji ketelitian interpretasi peta awal dengan menggunakan data yang

diperoleh dari cek lapangan

4. Langkah Keempat

a. Overlay peta penggunaan lahan tahun 1996 dan tahun 2007 yang

menghasilkan peta penggunaan lahan tahun 1996 dan 2007.

b. Pengolahan data debit Sungai Gung tahun 1996 dan 2007.

5. Langkah Kelima

Langkah kelima adalah analisis dari data peta perubahan

penggunaan lahan vegetasi menjadi kawasan terbangun dan data

perubahan debit aliran Sungai Gung untuk mencari hubungannya dengan

memakai program SPSS serta mengecek silang data curah hujan.

6. Langkah Keenam

Langkah keenam adalah penyajian hasil penelitian.

Page 45: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

30

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Citra

Quickbird

2007

Citra

Landsat TM

7 1996

Peta Rupa Bumi Indonesia,

Peta Kemiringan Lereng, Peta

Tanah, Peta Geomorfologi

Data Debit

Sungai Tahun

Digitasi Interpretasi Interpretasi

Peta Administrasi DAS Gung

Hulu, Peta Pola aliran DAS,

Peta Kemiringan Lereng, Peta

Jenis Tanah, Peta Polygon

Thiesen, Peta Geomorfologi

Peta

Penggunaan

Lahan

Tahun 1996

Peta

Penggunaan

Lahan

Tahun 2007

Cek Lapangan

Rasio debit

Overlay

Peta Perubahan Penggunaan

Lahan Tahun 1996-2007

Perubahan Debit Aliran

Tahun 1996-2007

Analisis

Dampak Perubahan Penggunaan Lahan

Terhadap

Page 46: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil dalam kegiatan penelitian ini meliputi keadaan umum daerah

penelitian, yaitu fisik (letak dan luas DAS Gung Hulu, topografi, tanah,

geomorfologi, iklim, hidrologi) dan sosial (jumlah penduduk dan kepadatan

penduduk), penggunaan lahan tahun 1996, penggunaan lahan tahun 2007,

perubahan penggunaan lahan lahan antara tahun 1996 sampai tahun 2007, dan

perubahan debit Sungai Gung Hulu.

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian

a. Letak dan Luas DAS Gung Hulu.

Letak DAS Gung Hulu secara administratif berada di

Kabupaten Tegal meliputi Kecamatan Bumijawa, Kecamatan Bojong,

Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Balapulang. DAS Gung Hulu bagian

dari wilayah DAS Gung di Jawa Tengah, merupakan DAS terbesar di

Kabupaten Tegal.

Secara geografis DAS Gung Hulu dibatasi oleh;

1) Utara : DAS Gung hilir, DAS Cacaban

2) Barat : DAS Pemali,

3) Selatan : DAS Serayu,

4) Timur : DAS Rambut, DAS Comal.

31

Page 47: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

32

Gambar 4.1. Peta Administrasi DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal

Page 48: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

33

Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Balapulang,

Lebaksiu, Sirampog dan Bumijawa Skala 1 : 25.000, secara astronomis

DAS Gung Hulu terletak antara 109°07’05” BT - 109°12’48” BT dan

07°04’02” LS - 07°14’59” LS. Terletak di lereng utara Gunung Slamet

dengan luas 11.982,559 ha atau 119,82 km2 dari total luas DAS Gung

sebesar 139,90 km2. DAS Gung hulu melintasi 29 desa di 4 kecamatan,

antara lain Kecamatan Balapulang (Karangjambu, Cilongok,

Tembongwah, Danareja, Sangkanjaya, Kalibakung, Pagerwangi, dan

Danawarih), Kecamatan Jatinegara (Mokaha, Kedungwungu,

Penyalahan dan Argatawang), Kecamatan Bojong (Tuwel, Rembul,

Dukuhtengah, Kedawung, Suniarsih, Bojong, Lengkong, Batunyana,

Karangmulya, Buniwah, Danasari dan Cikura) serta Kecamatan

Bumijawa (Guci, Bumijawa, Sokatengah, Sokasari dan Sumbaga).

b. Hidrologi

Kegiatan erosi dan tektonik menghasilkan bentuk-bentuk

lembah sebagai tempat pengaliran air, selanjutnya akan membentuk

pola-pola tertentu yang disebut sebagai pola aliran. Pola aliran ini

sangat berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi erosi

dan sejarah bentuk bumi. Sistem pengaliran yang berkembang pada

permukaan bumi secara regional dikontrol oleh kemiringan lereng, jenis

dan ketebalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan kerapatan

vegetasi serta kondisi iklim.

Page 49: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

34

Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau

foto udara, terutama pada skala yang besar. Percabangan-percabangan

erosi yang kecil pada permukaan bumi akan tampak dengan jelas,

sedangkan pada skala menengah akan menunjukkan pola yang

menyeluruh sebagai cerminan jenis batuan, struktur geologi dan erosi.

Pola pengaliran pada batuan yang berlapis sangat tergantung pada jenis,

sebaran, ketebalan dan bidang perlapisan batuan serta geologi struktur

seperti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan.

Secara fisik DAS Gung Hulu merupakan bagian wilayah DAS

Gung. Panjang dari sungai utamanya adalah 72,57 km, sedangkan

panjang Sungai Gung Hulu 24,591 km. Secara umum pola aliran DAS

Gung Hulu adalah Pararel, degan bentuk modifikasi Pinnate. Pada

umumnya menunjukkan daerah yang berlereng sedang sampai agak

curam dan dapat ditemukan pula pada daerah bentuk lahan perbukitan

yang memanjang. Sering terjadi pola peralihan antara pola dendritik

dengan pola paralel atau trellis. Bentuk lahan perbukitan yang

memanjang dengan pola pengaliran paralel mencerminkan perbukitan

tersebut dipengaruhi oleh perlipatan.yang biasanya di temui pada

daerah dengan kemiringan lereng curam pada daerah pegunungan.

Bentuk DAS Gung Hulu memanjang dengan luas daerah pengaliran

119,82 km2, hal ini menyebabkan debit sungai menjadi kecil dan

menunjukkan jika turun hujan, air hujan untuk terkumpul dalam sistem

sungainya diperlukan waktu yang agak lama, demikian juga waktu yang

Page 50: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

35

Gambar 4.2. Peta Pola Aliran DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal

Page 51: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

36

dibutuhkan air untuk dapat mencapai outlet DAS relatif lama

dibandingkan dengan DAS yang berbentuk bulat. Anak-anak Sungai

Gung antara lain Sungai Erang, Sungai Blembeng, Sungai Longkrang,

Sungai Ontong, Sungai Luwu, Sungai Wuluh, Sungai Lumpang, Sungai

Blombong dan Sungai Ranggem.

c. Topografi

DAS Gung Hulu mempunyai kenampakan topografi yang

bervariasi dari lereng datar, landai, miring, terjal hingga sangat terjal.

Topografi datar berada di ujung bagian utara atau di outlet DAS,

topografi landai berada di bagian utara dan tengah, topografi miring

berada di barat dan timur DAS, topografi terjal terdapat merata di

lereng gunung maupun bukit dan sangat terjal berada di sebelah selatan.

Dalam penelitian ini kemiringan lereng dibagi menjadi 5 kelas

kemiringan lereng, yaitu: datar (0 – 2%), landai (3 – 5%), miring (6 –

10%), terjal (11 – 30%) dan sangat terjal (31 – 45%).

Berdasarkan pembagian kelas kemiringan lereng diketahui

bahwa lereng datar (0 – 2 %) yang ketinggiannya 250 – 350 meter dari

permukaan air laut berada di Kecamatan Balapulang (Pagerwangi,

Danawarih, Kalibakung, Sangkanjaya, Cilongok, Karangjambu).

Lereng landai (3 – 5%), berketinggian 250 – 1050 meter tersebar di

Kecamatan Jatinegara (Mokaha, Kedungwungu, Penyalahan dan

Argatawang), Kecamatan Balapulang (Cilongok, Karangjambu,

Kalibakung), Kecamatan Bojong (Tuwel, Rembul, Bojong, Lengkong,

Page 52: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

37

Gambar 4.3. Peta Kemiringan Lereng DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal

Page 53: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

38

Karangmulya, Batunyana, Buniwah). Miring (6 – 10%), dengan tinggi

350 sampai 1150 meter menempati wilayah Kecamatan Balapulang

(Tembongwah, Cilongok, Karangjambu, Kalibakung), serta Kecamatan

Bojong (Buniwah, Bojong, Batunyana, Lengkong, Karangmulya,

Suniarsih, Danasari, Cikura, Tuwel, Rembul, Dukuhtengah,

Kedawung), Kecamatan Bumijawa (Sokasari, Sokatengah, Sumbaga,

Bumijawa, Guci). Terjal (11 – 30%) dengan tinggi 450 – 1650 meter

terdapat di Kecamatan Balapulang (Kalibakung, Karangjambu,

Pagerwangi, Danareja), Kecamatan Jatinegara (Kedungwungu,

Argatawang), Kecamatan Bojong (Batunyana, Tembongwah, Danasari,

Rembul) serta Bumijawa (Guci, Sokasari, Sokatengah). Sangat terjal

(31 – 45%) dan tingginya dari 500 – 3400 meter berada di Kecamatan

Balapulang (Danareja), Kecamatan Jatinegara (Kedungwungu,

Argatawang), Kecamatan Bumijawa (Bumijawa, Guci) dan Kecamatan

Bojong (Tuwel, Rembul, Dukuhtengah, Kedawung).

d. Tanah

Jenis tanah di daerah penelitian terdiri dari atas 10 jenis tanah

yaitu: Typic Distrudepts, Aquic Hapludands, Typic Udorthents, Typic

Epiaquepts, Oxiaquic Eutrudepts, Chromic Hapluderts, Typic

Eutrudepts, Vertic Eutrudept, Lhitic Dystrudepts dan Typic

Hapludands. Berikut penjelasannya:

Page 54: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

39

1) Typic Distrudepts

Typic distrudepts merupakan tanah dengan golongan (ordo)

inceptisol. Typic distrudepts adalah tanah permulaan yang tidak

mempunyai bahan sulfidik pada kedalaman kurang dari 50 cm dari

permukaan tanah mineral dan pada salah satu subhorison atau lebih.

Terletak pada kedalaman antara 20 dan 50 cm dari permukaan tanah

mineral, mempunyai nilai N 0,7 atau kurang. Mengandung liat

kurang dari 8% pada salah satu sub horison dan mempunyai salah

satu atau lebih sifat-sifat tidak subur, kejenuhan basa rendah dan

terdapat di daerah lembab. Tanah ini mempunyai kedalaman tanah

yang sangat dalam, drainase baik, tekstur tanah halus, struktur tanah

gumpal, dengan pH masam (<4,5 – 5,5).

2) Typic Hapludands

Tanah dengan golongan (ordo) inceptisol, mempunyai

kedalaman tanah sangat dalam. Typic hapludands adalah tanah

hitam, baik tertimbun (buried) atau tidak yang mempunyai horison

dengan sifat andik setebal 35 cm atau lebih (kumulatif) pada

kedalaman 60 cm pada bagian paling atas dari tanah mineral atau

sampai permukaan lapisan organik yang mempunyai syarat sifat

tanah andik, dipilih yang lebih dangkal, mempunyai regim

kelembapan udik. Tanah ini mempunyai drainase baik, tekstur tanah

sedang, stuktur remah, dengan pH tanah masam(<4,5 – 5,5).

Page 55: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

40

3) Typic Udorthents

Typic Udorthents merupakan subgroup tanah yang terdiri

dari great group Udhorthent, sub ordo Orthent, dan ordo Entisol.

Typic Udhorthents adalah tanah mineral yang tidak mempunyai

horizon pedogen yang jelas di dalam satu meter permukaan tanah.

Tanah ini juga merupakan tanah yang baru berkembang, walaupun

demikian tanah ini tidak hanya berupa bahan asal atau bahan induk

tanah saja, tetapi sudah terjadi proses pembentukan tanah yang

menghasilkan epipedon okhrik. Akumulasi garam, besi oksida dan

lain lain, tapi pada kedalaman lebih dari satu meter. Pada tanah ini

juga ditemukan epipedon antropik, horizon albik dan agrik. Tanah

ini merupakan tanah yang bertekstur lebih halus dari pasir halus

berlempung, sruktur tanah gumpal dengan drainase lebih baik dari

Aquent, bahan organik menurun teratur dengan kedalaman. Tanah

ini terdapat didaerah humid atau lembab dan kondisinya aquik,

dengan regim kedalaman udik.

Terdapat bahan sulfidik sampai kedalaman mencapai 50 cm

dari permukaan tanah mineral, selalu jenuh air dan matriksnya

tereduksi pada semua horison di kedalaman 25 cm dari permukaan

mineral. Memiliki kedalaman tanah yang dangkal, drainase

terhambat, pH alkalis (7,5 - U8,5).

Page 56: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

41

Gambar 4.4. Peta Jenis Tanah DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal

Page 57: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

42

4) Typic Epiaquepts

Tanah dengan orde Inceptisol yaitu golongan tanah yang

baru berkembang dan belum matang dengan perkembangan profil

tanah yang masih lemah dibandingkan tanah yang matang,

mempunyai kelembapan aquik. Serta memiliki sifat-sifat tanah yang

masih seperti pada bahan induknya seperti sifat berikut: epipedon

histik, horison sulfirik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 50 cm

dari permukaan tanah mineral. Terdapat epipedon okrik dan

epipedon umbrik atau molik yang terletak langsung diatas suatu

horison (atau suatu horison tersebut terletak pada kedalaman kurang

dari 50 cm dari permukaan tanah) di dominasi oleh warna lembab

dan sedikit bercak. Tanah ini mempunyai kedalaman sangat dalam,

darainase terhambat, tekstur agak halus, struktur tanah granuler

dengan gumpalan-gumpalan, pH tanah masam (<4,5 – 5,5).

5) Oxiaquic Eutrudepts

Tanah dengan golongan Inceptisol yaitu golongan tanah

yang baru berkembang dan belum matang dengan perkembangan

profil tanah yang masih lemah dibandingkan tanah yang matang,

serta memiliki sifat-sifat tanah yang masih seperti pada bahan

induknya. Tanah ini mempunyai kedalaman tanah sangat dalam,

drainase terhambat, tekstur agak halus, struktur tanah lemah dengan

pH tanah netral (6,5 – 7,5).

Page 58: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

43

6) Chromic Hapluderts

Tanah dengan golongan (ordo) Vertisol. Vertisol

merupakan tanah lempungan yang berat dengan kadar lempung

diatas 30% disemua horison, ditandai dengan adanya jenis

montmorilonit dan smektite. Adanya mineral lempung menyebabkan

tanah memiliki daya kembang kerut yang kuat sesuai dengan kondisi

kadar air atau menuruti keadaan basah kering. Pada kondisi basah

bersifat sangat liat dan lekat, sedang pada kondisi kering bersifat

sangat keras dan retak-retak, bahkan dapat membuat retakan sedalam

0 – 50 cm. Chromic Hapludetrs mempunyai kedalaman tanah yang

sangat dalam, drainase sedang, teksturnya halus, struktur gumpal,

dangan pH tanah netral (6,5 – 7,5).

7) Typic Eutrudepts

Typic Eutrudepts merupakan sub group tanah yang terdiri

dari great group Eutrudepts, sub group udets dan ordo inseptisol.

Typic eutrudepts adalah tanah sangat dalam yang tidak memiliki

bahan sulfidik pada kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan

tanah mineral dan pada salah satu sub horizon atau lebih terletak

pada kedalaman antara 20 cm dan 50 cm dari permukaan tanah

mineral, mempunyai nilai N 0,7 atau kurang, mengandung liat

kurang dari 8% pada satu sub horizon dan mempunyai salah satu

atau lebih sifat: epipedon umbrik, mollik, histik atau plaggen,

horizon kambik, mempunyai fragipan. Tanah ini mempunyai sifat

Page 59: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

44

hummid (lembab) karena terdapat di daerah lembab dan juga eutr,

yang menunjukkan bahwa tanah ini subur dan kejenuhan basa tinggi.

Tanah ini mempunyai drainase baik, tekstur tanah halus, struktur

tanah granuler, dengan pH agak masam (5,5 – 6,5).

8) Vertic Eutrudepts

Vertic Eutrudepts merupakan sub group tanah yang terdiri

dari great group Eutrudepts, sub group udets dan ordo inseptisol.

Tanah yang baru berkembang ini adalah tanah permulaan yang tidak

mempunyai bahan sulfidik pada kedalaman kurang dari 50 cm dari

permukaan tanah mineral dan pada salah satu subhorison atau lebih.

Mempunyai regim temperatur tanah termik, mesik atau frigid,

mempunyai retakan–retakan yang terbuka dan sedikit bercak.

Mengandung liat kurang dari 8% pada salah satu sub horison dan

mempunyai salah satu atau lebih sifat-sifat tidak subur, kejenuhan

basa rendah dan terdapat di daerah lembab. Tanah ini mempunyai

kedalaman tanah yang sangat dalam, drainase baik tekstur tanah

halus, struktur tanah gumpal, dengan pH masam (<4,5 – 5,5).

9) Aquic Hapludands

Aquic Hapludands merupakan sub group tanah yang terdiri

dari great group udands, sub group udets dan ordo andisol. Aquic

Hapludands merupakan jenis tanah yang telah berkembang,

berpenampang sedang yaitu berkisar antara 50 – 90 cm, tekstur

halus, berkerikil, drainase baik, permeabilitas sedang berkisar 2,0 –

Page 60: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

45

6,25 cm/jam. Tanah ini menempati bagian dari pinggir daerah plato

yang umumnya telah tererosi dengan bentuk wilayah bergelombang

dan terbentuk dari breksi dan batu pasir kandungan unsur haranya

cukup baik. Aquic Hapludands berstruktur halus, tanah agak dalam

dengan tekstur liat, drainase sedang, warna kecoklatan, pHnya netral.

Tanah ini berkembang pada daerah tropis dengan rezim temperatur

(isohipertermik) perbedaan suhu antara musim kemarau dan musim

penghujan kurang dari 5°C.

10) Lhitic Dystrudepts

Lhitic Dystrudepts merupakan sub group tanah yang terdiri

dari great group Dystrudepts, sub group udepts dan ordo inseptisol.

Lhitic Dystrudepts merupakan jenis tanah dengan golongan yang

baru berkembang dan belum matang dengan perkembangan profil

tanah yang masih lemah dibanding tanah yang matang, serta

memiliki sifat-sifat tanah yang masih seperti bahan induknya. Lhitic

Dystrudepts memiliki ketebalan solum yang tebal dan kedalaman

tanah yang dalam yaitu lebih dari 90 cm, drainase baik,

permeabilitas sedang berkisar 2,0 – 6,25 cm/jam, warna kecoklatan,

dan cukup masam. Bahan induknya dari abu dan tuf vulkan, tekstur

lempung berdebu, struktur halus sampai gumpal agak bersudut,

dengan konsistensi agak lekat dan agak plastis.

Page 61: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

46

e. Iklim

Secara umum kondisi iklim di daerah penelitian beriklim tropis

dengan dua musim bergantian sepanjang tahun yaitu penghujan dan

kemarau. Temperatur udara rata-rata pada satu bulan, minimum terjadi

pada bulan Agustus yaitu 14,3°C dan maksimum pada bulan Mei yaitu

32,5°C.

Tipe iklim DAS Gung Hulu ditentukan dengan metode

Schmidt dan Ferguson, yaitu berdasarkan pada tipe curah hujan di

daerah penelitian serta membandingkan variasi jumlah bulan kering

(BK) dengan jumlah bulan basah (BB), yang dinyatakan dalam Q dan

dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut.

Q = BasahBulan Jumlah

KeringBulan Jumlah

Berdasarkan nilai Q, Schmidt dan Ferguson menentukan iklim

di Indonesia menjadi delapan tipe/golongan iklim sebagai berikut.

Tabel 4.1. Penentuan Tipe Iklim Indonesia Berdasarkan Klasifikasi

Schmidt dan Ferguson

Klasifikasi Nilai Q Tipe Iklim

A 0 ≤ Q U 0,143 Sangat Basah

B 0,143 ≤ Q < 0,333 Basah

C 0,333 ≤ Q < 0,600 Agak Basah

D 0,600 ≤ Q < 1,000 Sedang

E 1,000 ≤ Q < 1,670 Agak Kering

F 1,670 ≤ Q < 3,000 Kering

G 3,000 ≤ Q < 7,000 Sangat Kering

H 7,000 ≥ Q Luar Biasa Kering

Sumber : Schmidt dan Ferguson dalam Anam, 2008: 38

Makin kecil nilai Q makin basah suatu tempat dan makin besar nilai Q

maka makin kering suatu tempat. Perhitungan bulan basah (BB), serta

Page 62: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

47

bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dapat dilihat pada lampiran.

Dalam penentuan bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) Schmidt dan

Ferguson menggunakan dasar karakteristik dari Mohr yaitu:

1) Bulan basah (BB) adalah bulan yang memiliki curah hujan lebih dari

100 mm.

2) Bulan kering (BK) adalah bulan yang memiliki curah hujan kurang

dari 60 mm.

3) Bulan lembab (BL) adalah bulan yang memiliki curah hujan antara

60 – 100 mm.

Data pada stasiun hujan di DAS Gung Hulu adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Curah Hujan Stasiun Kemaron DAS Gung Hulu 1996 – 2007

Stasiun : Kemaron (dalam mm)

Sumber: DPU Bid. Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007.

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah

hujan

tahunan 1996 1015 816 1314 457 126 41 47 139 60 555 1259 609 6438 1997 1241 438 230 1196 196 47 3 0 0 3 76 369 3799 1998 282 278 290 257 34 66 211 59 65 230 333 262 2367 1999 649 631 260 91 547 78 44 30 11 45 833 721 3940 2000 921 525 346 597 190 91 8 8 26 259 444 165 3579 2001 290 772 668 677 203 464 53 0 224 415 890 92 4748 2002 517 1307 654 111 122 20 0 0 26 67 464 731 4019 2003 702 1537 1267 408 362 31 0 2 0 10 406 671 5394 2004 858 1078 584 326 377 43 143 0 23 171 729 1060 5392 2005 963 530 916 430 110 247 279 18 227 534 443 487 5184 2006 715 447 323 320 312 7 4 0 0 11 245 1102 3486 2007 211 621 457 519 249 106 21 7 3 34 157 426 2811 Rata-

rata 697 748 609 449 236 103 68 22 55 195 523 558 4263

Page 63: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

48

Tabel 4.3. Curah Hujan Stasiun Bumijawa DAS Gung Hulu 1996 – 2007

Stasiun : Bumijawa (dalam mm)

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah hujan

tahunan 1996 807 886 985 532 113 107 111 187 43 400 385 398 4954 1997 1327 843 405 608 302 18 6 0 0 44 155 543 4251 1998 646 816 674 488 217 149 267 141 140 464 241 206 4449 1999 698 1163 398 223 280 65 11 69 22 495 295 467 4286 2000 660 868 660 358 277 112 21 57 98 168 531 152 3962 2001 570 327 661 399 145 318 82 0 222 398 546 150 3818 2002 342 772 739 310 152 29 0 0 42 125 430 584 3525 2003 808 589 731 317 187 21 9 0 0 83 409 433 3587 2004 589 453 463 218 194 15 173 0 176 156 358 617 3412 2005 520 640 555 244 109 114 95 62 140 220 322 342 3363 2006 898 646 423 549 267 20 6 0 0 56 330 526 3721 2007 287 1229 374 462 289 160 37 14 4 121 332 699 4008 Rata-

rata 679 769 589 392 211 94 68 44 74 228 361 426 3945

Sumber: DPU Bid. Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007.

Tabel 4.4. Curah Hujan Stasiun Bojong DAS Gung Hulu 1996 – 2007

Stasiun : Bojong (dalam mm)

Sumber: DPU Bid. Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007.

Keterangan: XX = Alat rusak

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah hujan

tahunan 1996 932 981 902 385 117 33 47 139 72 410 629 369 5017 1997 814 249 214 690 160 49 0 0 0 15 73 364 2628 1998 285 246 259 265 XX XX 204 45 68 213 373 257 2215 1999 634 597 251 79 251 55 29 21 44 87 546 664 3258 2000 959 308 654 242 131 137 51 46 81 279 428 168 3482 2001 290 239 536 240 103 201 122 0 105 411 516 100 2863 2002 604 953 280 198 43 36 0 0 43 73 291 587 3108 2003 730 695 907 311 255 70 6 0 0 5 52 340 3371 2004 700 344 216 115 262 65 127 0 36 108 698 1046 3712 2005 724 428 776 332 73 213 251 14 185 501 404 440 4341 2006 836 616 424 441 257 0 5 0 0 0 256 1068 3903 2007 392 593 427 337 192 128 113 4 0 123 141 587 3037 Rata-

rata 658 521 487 303 154 82 80 22 53 185 367 499 3411

Page 64: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

49

Tabel 4.5. Curah Hujan Stasiun Danawarih DAS Gung Hulu 1996 – 2007

Stasiun : Danawarih (dalam mm)

Sumber: DPU Bidang Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007.

Data rata-rata curah hujan selama 12 tahun sejak tahun 1996

sampai 2007 pada tiap-tiap stasiun hujan bisa dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Rata-rata Curah Hujan Wilayah DAS Gung Hulu Tahun 1996 – 2007(mm)

Bulan Tahun

Jumlah Rerata 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Jan 852 994 434 673 774 420 462 714 696 654 802 265 7740 645

Feb 881 471 455 762 626 398 962 752 563 500 560 782 7712 642,66

Mar 894 338 438 285 551 573 547 817 433 687 395 399 6357 529,75

Apr 415 728 320 124 355 367 199 358 249 354 392 424 4285 357,08

Mei 104 227 186 375 209 148 119 248 243 106 266 246 2477 206,41

Jun 64 46 105 62 141 295 26 35 39 152 9 146 1120 93,33

Jul 96 4 199 42 35 85 0 8 133 185 4 64 855 71,25

Agu 156 0 87 42 35 0 0 4 0 33 0 6 363 30,25

Sep 44 0 95 398 54 174 32 0 79 152 0 2 1030 85,83

Okt 398 26 294 251 229 350 102 35 116 331 17 89 2238 186,5

Nop 634 114 300 487 417 593 337 259 548 308 272 205 4474 372,83

Des 442 394 239 557 194 118 542 430 803 408 768 520 5415 451,25

BB 9 7 10 9 9 10 8 7 9 11 7 8 104 8,67

BK 1 5 - 2 3 1 4 5 2 1 5 2 31 2,58

BL 2 - 2 1 - 1 - - 1 - - 2 9 0.75

Sumber: Hasil pengolahan data DPU Bid. Pengairan Kab. Tegal, 1996 – 2007.

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jumlah hujan

tahunan 1996 656 841 376 287 59 75 180 160 0 229 263 391 3517 1997 595 354 503 417 249 48 6 0 0 41 154 302 2669 1998 522 482 531 269 307 99 114 104 109 268 253 233 3291 1999 711 659 233 103 421 49 86 48 35 191 276 378 3190 2000 438 802 543 224 238 226 59 28 11 210 265 293 3337 2001 532 254 428 223 143 199 84 0 145 175 421 131 2735 2002 386 817 516 177 158 21 0 1 17 142 163 267 2665 2003 651 187 362 397 188 17 19 13 0 41 169 276 2320 2004 639 377 471 336 138 32 89 0 83 30 409 488 3092 2005 408 403 500 410 131 176 116 37 58 70 63 362 2734 2006 758 533 411 257 228 10 0 0 0 0 258 378 2833 2007 171 686 338 378 256 189 86 0 0 79 192 370 2745 Rata-

rata 539 533 434 290 210 95 70 33 38 123 240 322 2927

Page 65: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

50

Gambar 4.5. Peta Polygon Thiesen DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal

Page 66: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

51

Hasil perhitungan bulan basah, bulan kering dan bulan lembab

(Tabel 4.2, 4.3, 4.4 dan 4.5) digunakan untuk menentukan nilai Q,

dengan menggunakan rumus diatas.

Pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hujan bulanan rata-rata

Daerah Aliran Sungai Gung Hulu yang terbesar terjadi pada bulan

Januari sebesar 645 mm dan yang paling kecil terjadi pada bulan

Agustus sebesar 30,25 mm. Rata-rata curah hujan bulanan di DAS

Gung Hulu selama 11 tahun (1996 – 2007) yaitu jumlah total rerata

curah hujan bulanan 2848,06 di bagi 12 adalah sebesar 237,34 mm.

Data dari 4 stasiun hujan yaitu: Stasiun Danawarih, Bojong, Bumijawa

dan Kemaron tahun 1996 – 2007, pada DAS Gung Hulu rata-rata

jumlah Bulan Kering (BK) sebesar 31 dan rata-rata jumlah Bulan Basah

(BB) sebesar 104. Berdasarkan perhitungan rumus Q, maka jumlah

bulan kering yaitu 31 dibagi jumlah bulan basah yaitu 104 hasilnya

terdapat nilai Q sebesar 0,298. Dengan demikian berdasarkan

klasifikasi Schmidt dan Ferguson, maka tipe iklim di DAS Gung Hulu

mempunyai tipe iklim B yaitu tipe iklim basah dimana jumlah curah

hujan melampaui penguapan.

f. Geomorfologi

DAS Gung Hulu dapat dibedakan menjadi 11 satuan bentuk

lahan yaitu aliran lava, dataran vulkan, lereng vulkan, perbukitan

vulkan, kipas aluvial vulkan, bagian atas kipas aluvial vulkan, dataran

Page 67: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

52

aluvial, dataran banjir sungai braiding, dataran banjir sungai meander,

dataran struktural dan perbukitan struktural.

1. Aliran lava (V1)

Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal vulkanis, yang

terjadi akibat keluarnya magma dan secara gravitasi turun kebawah

membentuk aliran lava. Material atau batuan penyusunnya berupa

batuan vulkanis jenis andesit. Karakteristik dari bentuk lahan ini

adalah memiliki relief berbukit dan bergelombang. Kemiringan

lereng terjal (>15%) dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl.

Bentuk lahan ini berda pada Kecamatan Bojong dan Bumijawa.

2. Dataran Vulkan (V2)

Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal vulkanis.

Material atau batuan penyusunnya berupa batuan breksi,

karakteristik dari bentuk lahan ini memiliki relief berombak dan

bergelombang, kemiringan lereng miring (8 – 15%) dengan

ketinggian tempat antara 300 – 700 mdpl. Bentuk lahan ini tersebar

pada Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Balapulang dan

Kecamatan Bojong.

3. Lungur Vulkan (V3)

Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal vulkanik.

Merupakan lereng pada gunung api yang tersusun atas lapisan-

lapisan endapan lahar. Karakteristik dari bentuk lahan ini adalah

memiliki relief bergelombang, kemiringan lereng landai (3 – 8%)

Page 68: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

53

dengan ketinggian antara 800 – 1000 mdpl. Bentuk lahan ini

tersebar di Kecamatan Bojong, Bumijawa dan Jatinegara.

4. Perbukitan Vulkan (V4)

Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal proses Vulkanis.

Material atau batuan penyusunnya berupa batuan breksi.

Karakteristik lahan ini memiliki relief berbukit, kemiringan lereng

terjal (15 – 45%) dengan ketinggian 300 – 700 mdpl. Bentuk lahan

ini terdapat di Kecamatan Balapulang dan Bumijawa.

5. Kipas Aluvial Vulkan (V6)

Merupakan kipas aluvial yang terjadi pada kaki-kaki

gunung api dengan kenampakan berbentuk khas seperti kerucut

rendah dari akumulasi sedimen berukuran bongkah (terbentuk

seperti kipas dari endapan aluvial) pada suatu mulut lembah

didaerah pegunungan yang penyebarannya memasuki wilayah

daratan. Dari mulut suatu lembah tersebut endapan kemudian

menyebar luas dengan sudut kemiringan landai. Karakteristik dari

bentuk lahan ini memiliki relief datar, kemiringan lereng landai (3

– 8%) dengan ketinggian 250 – 400 mdpl.

6. Bagian Atas Kipas Aluvial Vulkan (V7)

Bentuk lahan ini termasuk bentukan asal vulkanik.

Material atau batuan penyusunnya yaitu aluvio-kolovium.

Karakteristik bentuk lahan ini memiliki relief agak datar dengan

Page 69: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

54

kemiringan lereng datar (<3%) dan ketinggian tempat 300 – 500

mdpl. Bentuk lahan ini terdapat di Kecamatan Balapulang.

7. Dataran Aluvial (F1)

Bentuk lahan ini merupakan bentukan asal proses fluvial,

yaitu berhubungan erat dengan daerah-daerah penimbunan

(sedimentasi). Endapan ini terjadi akibat adanya luapan air sungai

yang membawa sedimen saat banjir. Dengan demikian maka

struktur endapan pada dataran aluvial adalah berlapis horizontal.

Karakteristik wilayah ini memiliki relief datar, kemiringan lereng

landai sampai datar dengan ketinggian 250 – 350 mdpl. Bentuk

lahan ini terdapat di Kecamatan Balapulang.

8. Dataran Banjir Sungai Braiding (F2)

Bentuk lahan ini merupakan bentukan asal proses fluvial,

yaitu berhubungan erat dengan daerah-daerah penimbunan

(sedimentasi). Secara periodik bentuk lahan ini digenangi oleh

banjir luapan sungai di dekatnya atau diakumulasi aliran

permukaan bebas maupun hujan lokal. Karakteristik bentuk lahan

ini memiliki relief berombak dengan kemiringen lereng landai (3 –

8%), ketinggian 300 – 450 mdpl. Bentuk lahan ini terdapat di

Kecamatan Balapulang dan Kecamatan Bojong.

9. Dataran Banjir Sungai Meander (F3)

Bentuk lahan ini merupakan bentukan asal proses fluvial,

yaitu berhubungan erat dengan daerah-daerah penimbunan

Page 70: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

55

(sedimentasi), berupa sungai bermeander yang mengalir diatas

bentuk dataran banjir yang rata dan lebar dari sungai peringkat

dewasa. Karakteristik bentuk lahan ini yaitu memiliki relief agak

datar, dengan kemiringan lereng datar, dan ketinggian 250 – 400

mdpl. Bentuk lahan ini tersebar di Kecamatan Balapulang dan

Kecamatan Jatinegara.

10. Perbukitan Struktural (S1)

Merupakan bentuk lahan asal struktural yaitu bentuk lahan

yang terbentuk karena adanya proses endogen (tenaganya berasal

dari dalam bumi). Bentuk lahan ini merupakan perkembangan dari

deformasi perlapisan sedimen. Material penyusunnya berupa

batuan napal (batu pasir). Karakteristik bentuk lahan ini

mempunyai relief berbukit, kemiringan lereng terjal (25 – 40%),

dengan ketinggian 300 – 600 mdpl. Bentuk lahan ini tersebar di

Kecamatan Balapulang, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan

Jatinegara.

11. Dataran Struktural (S3)

Dataran struktural merupakan bentuk lahan proses asal

struktural, material penyusunnya berupa batu pasir, karakteristik

bentuk lahan ini memiliki relief berombak dan bergelombang

dengan kemiringan lereng miring (8 – 15%) dan ketinggian 350 –

600 mdpl. Bentuk lahan ini terdapat di Kecamatan Bumijawa dan

Bojong.

Page 71: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

56

Gambar 4.6. Peta Geomorfologi DAS Gung Hulu Kabupaten Tegal

Page 72: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

57

12. Teras Sungai (F14)

Teras sungai merupakan bentuk lahan asal proses fluvial,

dibatasi oleh daerah berlereng curam di satu sisi dan lereng

landai/datar di sisi lain. Material penyusunnya batuan endapan

aluvium. Pada dasar lembah yang lebar terjadi suatu pemotongan

ke bawah (downcutting) oleh sungai atau degradasi, pada saat yang

sama terjadi pula pemotongan kesamping sehingga terjadi

perrpindahan (shiftted) alur sungai kearah lateral pada dataran

banjirnya secara berulang-ulang, sehingga terjadilah suatu pasang

teras. Teras sungai terdapat di Kecamatan Bojong dan Kecamatan

Balapulang.

13. Kepala Kipas (D11)

Bentuk lahan ini merupakan bentuk lahan asal proses

denudasional. Mempunyai topografi berbentuk kerucut/kipas

dengan lereng curam. Material atau batuan penyusunnya yaitu

aluvio-koluvium. Secara individu fragmen batuan bervariasi dari

ukuran pasir hingga blok, tergantung pada besarnya cliff dan

batuan yang hancur. Fragmen berukuran kecil terendapkan pada

bagian atas kerucut (apex), sedangkan fragmen yang kasar karena

beratnya akan mudah meluncur kebawah dan terendapkan dibagian

bawah kerucut talut. Bentuk lahan ini mempunyai relief

bergelombang dan berlereng curam (45%), terdapat di Kecamatan

Balapulang (Desa Danawarih dan Desa Kalibakung).

Page 73: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

58

g. Kondisi Penduduk

Kondisi penduduk berpengaruh juga terhadap perubahan

penggunaan lahan yang terjadi. Pertumbuhan penduduk yang pesat

mengakibatkan kebutuhan lahan untuk pemukiman dan kebutuhan

ekonomi lainnya dapat mengurangi resapan air hujan. Dalam 11 tahun

terjadi penambahan jumlah penduduk sebanyak 17.468 jiwa. Perbedaan

jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.7. Jumlah Penduduk di DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007

No Nama Desa Jumlah penduduk

Pertambahan

Penduduk

Pertumbuhan

(%) 1996 2007

1 Danawarih 6.040 6.726 686 1,03

2 Sangkanjaya 1.059 1.133 74 0,64

3 Danareja 2.552 2.965 413 1,47

4 Kedungwungu 2.605 2.638 33 0,12

5 Mokaha 2.101 2.739 638 2,76

6 Cikura 3.217 3.940 723 2,04

7 Danasari 3.947 4.833 886 2,04

8 Tembongwah 3.449 4.063 614 1,62

9 Cilongok 2.380 2.619 239 0.91

10 Kalibakung 2.618 2.826 208 0,72

11 Karangjambu 4.873 5.393 520 0,97

12 Sokatengah 3.969 4.847 878 2,01

13 Sokasari 3.922 5.076 1.154 2,67

14 Buniwah 2.748 3.275 527 1,74

15 Bojong 6.319 7.935 1.616 2,32

16 Lengkong 3.871 4.474 603 1,42

17 Batunyana 1.378 1.759 381 2,51

18 Bumijawa 9.143 11.835 2.692 2,68

19 Guci 2.698 3.515 817 2,75

20 Rembul 6.270 7.195 925 1,34

21 Dukuhtengah 2.166 2.526 360 1,51

22 Kedawung 2.148 2.529 381 1,61

23 Suniarsih 1.854 2.272 418 2,05

24 Tuwel 7.113 8.074 961 1,23

25 Karangmulya 4.200 5.150 950 2,06

26 Pagerwangi 1.180 1.348 168 1,29

27 Sumbaga 3.792 4.941 1.149 2,75

28 Penyalahan 3.480 4.197 717 1,87

29 Argatawang 2.038 2.314 276 1,23

Jumlah 103.130 121.591 18.461 1,63

Sumber: Hasil pengolahan data BPS, 1996 – 2007.

Page 74: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

59

Sesuai dengan tabel di atas, pertambahan penduduk terbanyak

terdapat di Desa Bumijawa dan pertambahan penduduk terkecil terdapat

di Desa Kedungwungu. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan

luas wilayah yang tetap, otomatis kepadatan penduduk meningkat.

Berikut ini tabel kepadatan penduduk tahun 1996 dan 2007.

Tabel 4.8. Kepadatan Penduduk DAS Gung Hulu Tahun 1996 dan 2007

No Nama Desa Luas

wilayah

Kepadatan penduduk Pertambahan

Kepadatan 1996 2007

1 Danawarih 2,98 2.027 2.257 230

2 Sangkanjaya 2,86 370 396 26

3 Danareja 5,25 486 565 79

4 Kedungwungu 7,21 1.692 1.713 21

5 Mokaha 3,96 1.420 1.851 431

6 Cikura 2,04 1.132 1.387 255

7 Danasari 4,50 686 841 155

8 Tembongwah 3,11 1.109 1.306 197

9 Cilongok 2,66 895 985 90

10 Kalibakung 3,01 592 639 47

11 Karangjambu 3,17 1.537 1.701 164

12 Sokatengah 3,94 1.007 1.230 223

13 Sokasari 3,97 989 1.279 290

14 Buniwah 1,66 1.655 1.973 318

15 Bojong 2,58 2.449 3.076 627

16 Lengkong 2,27 1.705 1.971 266

17 Batunyana 1,59 830 1.060 230

18 Bumijawa 5,89 1.514 1.959 445

19 Guci 10,34 1.084 1.412 328

20 Rembul 5,89 1.064 1.222 158

21 Dukuhtengah 8,31 404 472 68

22 Kedawung 5,35 258 304 48

23 Suniarsih 3,30 562 688 128

24 Tuwel 5,58 1.274 1.447 173

25 Karangmulya 3,43 1.224 1.501 277

26 Pagerwangi 2,39 493 564 71

27 Sumbaga 3,96 958 1.248 290

28 Penyalahan 7,72 443 544 101

29 Argatawang 3,16 645 732 87

Jumlah 139,88 30.779 36.323 5.544

Sumber: BPS, 1996 – 2007.

Bertambahnya penduduk akan diikuti oleh alih fungsi hutan

atau tutupan lahan hijau lainnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup,

Page 75: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

60

seperti perluasan pemukiman, lahan sawah dan tegalan, maupun jenis

perkebunan. Semakin sedikit vegetasi yang menutupi lahan maka

kemampuan air dalam melimpas semakin tinggi, cadangan air tanah

berkurang, sehingga debit air tanah berkurang dan persediaan air tanah

menipis.

2. Perubahan Penggunaan Lahan

Daerah Aliran Sungai (DAS) Gung Hulu yang luasnya

11.982,559 ha atau 119,82 km2, memiliki bentuk penggunaan lahan

yang beranekaragam dalam hal jenis, luasan dan sebarannya.

Keanekaragaman penggunaan lahan dalam penelitian ini dibedakan atas

tujuh jenis, yaitu penggunaan lahan untuk hutan, kebun campuran,

permukiman, tanah kosong, tegalan, sawah dan semak/belukar.

a. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996

Berdasarkan interpretasi citra Landsat TM 7 tahun 1996

maka dapat diketahui jenis-jenis penggunaan lahan yang terdapat di

DAS Gung Hulu (Gambar 4.7 dan Tabel 4.9).

Tabel 4.9. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996

No Penggunaan Lahan Luas

ha km² %

1 Hutan 2.991,120 29,91 24,96

2 Kebun Campuran 2.052,015 20,52 17,12

3 Permukiman 910,745 9,10 7,60

4 Sawah 3.841,002 38,41 32,06

5 Tanah Kosong 18,621 0,18 0,16

6 Tegalan 1.748,483 17,48 14,59

7 Semak/Belukar 420,247 4,20 3,51

Jumlah Total 11.982,559 119,82 100

Sumber: Hasil penghitungan digitasi citra Landsat TM 7 tahun 1996.

Page 76: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

61

Gambar 4.7. Peta Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 1996

Page 77: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

62

Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu

tahun 1996 dan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa jenis penggunaan

lahan di DAS Gung Hulu terdiri dari hutan, kebun campuran,

permukiman, sawah, tanah kosong, tegalan dan semak/belukar.

Dengan penggunaan lahan terbesar adalah sawah dengan luas 38,41

km2 atau 32,06%, dari tabel diatas maka dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Hutan

Secara umum hutan yang beraada di DAS Gung Hulu

terdiri dari hutan heterogen yang merupakan hutan lindung dan

hutan homogen yang umumnya untuk produksi. Hutan banyak

dijumpai di daerah selatan dan sebagian utara daerah pengaliran

sungai, hutan menempati lahan seluas 29,91 km2 (24,96%).

Kondisi hutan mempunyai tajuk yang baik, dan berfungsi sebagai

daerah resapan air. Jenis tanaman di DAS Gung Hulu didominasi

oleh pinus, sonokeling, dan puspa, dan sebagian kecil tanaman

jati.

2) Kebun Campuran

Kebun campuran merupakan areal tanaman holtikultura

dan tanaman tahunan/keras yang dimiliki oleh penduduk atau

perusahaan negara/swasta dengan komoditas cengkeh, sayur-

sayuran, teh dan buah-buahan. Luas penggunaan lahan kebun

campuran ini merupakan jenis penggunaan terluas ketiga di DAS

Page 78: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

63

Gung Hulu pada tahun 1996 yang mencapai 20,52 km2 (17,12%)

dan menyebar diseluruh daerah pengaliran. Tanaman perkebunan

mempunyai kerapatan cukup memadai, dan tajuk tanaman telah

saling bersinggungan sehingga baik untuk melindungi tanah dari

erosi dan limpasan langsung.

3) Permukiman

Permukiman menempati lahan seluas 9,10 km2 atau

7,60% dari total luas DAS Gung Hulu. Permukiman meliputi

perumahan, perkantoran, bangunan gedung untuk industri, pusat

pelayanan, dan sebagainya.

4) Sawah

Sawah tersebar di sepanjang aliran sungai dengan luas

lahan 38,41 km2

atau 32,06% dan sebagian besar merupakan

sawah irigasi dengan pola penanaman padi dua sampai tiga kali,

dua kali yang diselingi dengan tanaman palawija dan lainnya

berupa sawah dengan irigasi sederhana atau tadah hujan yang

hanya sekali panen dalam satu tahun. Sawah merupakan penutup

lahan terbesar di DAS Gung Hulu pada tahun 1996.

5) Tanah Kosong

Tanah kosong berupa lahan kosong yang tidak di

manfaatkan, umumnya dijumpai pada daerah peralihan antara

perbukitan dengan daerah aluvial. Luas lahan kosong ini

menempati lahan seluas 0,18 km2 atau 0,16%. Keberadaan tanah

Page 79: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

64

kosong ini dapat menyebabkan jumlah aliran permukaan

bertambah besar.

6) Tegalan

Jenis penggunaan lahan tegalan di DAS Gung Hulu pada

tahun 1996 menempati wilayah seluas 17,48 km2 atau 14,59%,

jenis pengunaan lahan tegalan meliputi jagung, ketela pohon, dan

umbi-umbian lainnya.

7) Semak/Belukar

Penggunaan lahan jenis Semak/Belukar terdiri dari

rerumputan ilalang dan tumbuhan perdu. Punggunaan lahan ini

biasanya ada di balik bukit atau lereng gunung bekas kebakaran

hutan ataupun perladangan yang dilakukan oleh penduduk sekitar.

Pada tahun 1996, luas semak/belukar di DAS Gung Hulu ada 4,20

km² atau 3,51%, merupakan pengunaan lahan terkecil kedua

setelah tanah kosong.

b. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 2007

Berdasarkan interpretasi citra Quickbird tahun 2007 maka

dapat diketahui jenis-jenis penggunaan lahan yang terdapat di DAS

Gung Hulu . Jenis penggunaan lahan di DAS Gung Hulu terdiri dari

hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, tanah kosong,

semak/belukar dan tegalan (Gambar 4.8 dan Tabel 4.10) dengan

penggunaan lahan terbesar adalah sawah dengan luas 33,91 km2

atau

28,30 % berikut penjelasannya:

Page 80: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

65

1) Hutan

Hutan banyak dijumpai di daerah hulu bagian selatan

(lereng Gunung Slamet) dan sebagian di sebelah utara (Perbukitan

Sipencrit) daerah pengaliran sungai, hutan menempati lahan

seluas 23,34 km2 (19,48%). Kondisi hutan mempunyai tajuk yang

baik, dan berfungsi sebagi hutan produksi maupun hutan lindung

atau konservasi. Jenis hutan produksi di hulu DAS Gung

didominasi oleh pinus, sonokeling, mahoni dan albasia, serta

sebagian kecil berupa tanaman jati.

2) Kebun Campuran

Kebun campuran merupakan areal tanaman

tahunan/keras yang dimiliki oleh penduduk atau perusahaan

Negara/swasta dengan komoditas utama cengkeh, teh, vanili, kopi

dan buah-buahan serta sayur-sayuran. Luas penggunaan lahan

kebun campuran ini merupakan jenis penggunaan terluas kedua di

DAS Gung pada tahun 2007 yang mencapai 25,08 km2 (20,94%)

dan menyebar diseluruh wilayah penelitian. Tanaman perkebunan

mempunyai kerapatan cukup memadai, dan tajuk tanaman telah

saling bersinggungan sehingga baik untuk melindungi tanah dari

erosi dan limpasan langsung.

3) Permukiman

Permukiman merupakan jenis penggunaan lahan yang

mengalami penambahan, menempati lahan seluas 12,62 km2 atau

Page 81: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

66

10,54% dari total luas DAS Gung Hulu. Permukiman meliputi

perumahan, perkantoran, bangunan gedung untuk industri,

bangunan pada kawasan wisata, pusat pelayanan, dan pendidikan.

Pada tahun 2007 permukiman di DAS Gung Hulu didominasi

dengan permukiman bersifat permanen dengan halaman

diperkeras dengan beton.

4) Sawah

Sawah menempati lahan seluas 33,91 km2

atau 28,30%

dan sebagian besar merupakan sawah tadah hujan dengan pola

penanaman padi satu sampai dua kali dan biasanya diselingi

dengan tanaman palawija.

5) Tanah Kosong

Tanah kosong ini menempati lahan seluas 1,52 km2 atau

1,28%. Keberadaan tanah kosong ini dapat menyebabkan jumlah

aliran permukaan bertambah besar. Lapangan sepakbola atau

lapangan olahraga tanah liat lain termasuk dalam golongan ini.

6) Tegalan

Jenis penggunaan lahan tegalan di DAS Gung Hulu pada

tahun 2007 menempati wilayah seluas 20,69 km2 atau 17,27%,

jenis penggunaan lahan tegalan paling banyak dari jenis palawija,

meliputi; jagung, ketela pohon, bawang putih, kacang-kacangan

dan umbi-umbian.

Page 82: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

67

Gambar 4.8. Peta Penggunaan Lahan DAs Gung Hulu Tahun 2007

Page 83: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

68

7) Semak/Belukar

Penggunaan lahan jenis Semak/Belukar terdiri dari

rerumputan ilalang dan tumbuhan perdu. Pada tahun 2007, luas

semak/belukar di DAS Gung Hulu ada 2,62 km² atau 2,19%.

Semak belukar bayak terdapat di lereng bukit dan disekitar

puncak Gunung Slamet.

Tabel 4.10. Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu Tahun 2007

No Penggunaan Lahan Luas

ha km² %

1 Hutan 2.334,583 23,34 19,48

2 Kebun Campuran 2.508,842 25,08 20,94

3 Permukiman 1.262,392 12,62 10,54

4 Sawah 3.391,314 33,91 28,30

5 Tanah Kosong 152,872 1,52 1,28

6 Tegalan 2.069,917 20,69 17,27

7 Semak/Belukar 262,639 2,62 2,19

Jumlah Total 11.982,559 119,82 100

Sumber: Hasil penghitungan digitasi citra Quickbird 2007

c. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu

Hasil tumpang susun/overlay antara peta penggunaan lahan

tahun 1996 dan peta penggunaan lahan tahun 2007 (Gambar 4.9),

menunjukkan selama rentang waktu tahun 1996 – 2007 telah terjadi

perubahan penggunaan lahan di DAS Gung Hulu seluas 2.528,118

ha atau 21,10% dari total luas DAS Gung Hulu, dengan rincian

sebagaimana dalam gambar 4.9 dan tabel 4.11. Jenis dan luasan

perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu 1996 dan 2007

sebagai berikut.

Page 84: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

69

Tabel 4.11. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu

Tahun 1996 dan 2007

No Penggunaan

Lahan

Luas Luas Perubahan

1996 2007 ha %

1 Hutan 2.991,346 2.334,583 -656,763 -5,48

2 Kebun Campuran 2.052,015 2.508,842 +456,827 +3,81

3 Permukiman 910,845 1.262,392 +351,547 +2,94

4 Sawah 3.841,002 3.391,314 -449,688 -3,75

5 Tanah Kosong 18,621 152,872 +134,251 +1,12

6 Tegalan 1.748,483 2.069,917 +321,434 +2,68

7 Semak/Belukar 420,247 262,639 -157,608 -1,32

Jumlah Total 11.982,559 11.982,559 2.528,118 21,10

Sumber : Hasil penghitungan overlay peta tahun 1996 dan tahun 2007

Perubahan lahan terbesar terjadi pada berkurangnya hutan

hingga mencapai 656,763 ha atau 5,48% dari total luas perubahan

penggunaan lahan, sedangkan sawah dan semak belukar berkurang

masing-masing sebesar 499,688 ha (3,75%) dan 157,608 (1,32%).

Penggunaan lahan kebun campuran bertambah 456,827 ha atau 3,81

%, begitu juga dengan pemukiman, tanah kosong dan tegalan yang

mengalami penambahan, masing-masing 351,547 ha (2,94%),

134,251 ha (1,12%) dan 321,434 ha (2,68%) dari total luas DAS

Gung Hulu.

Hutan yang dijumpai pada daerah DAS Gung Hulu selama

kurun waktu 11 tahun luasnya telah berkurang 656,763 ha atau 6,56

km² (5,48%) dari 2.991,346 ha di tahun 1996 menjadi 2.334,583 ha

pada tahun 2007. Pada periode yang sama, luas kebun campuran di

DAS Gung Hulu bertambah 456,827 ha atau 4,56 km² (3,81%) dari

2.052,015 ha pada tahun 1996 menjadi 2.508,842 ha pada tahun

Page 85: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

70

2007. Perubahan lahan terkecil terjadi pada bertambahnya tanah

kosong yang mencapai 134,251 ha atau 1,34 km² (1,12%), semula

18,621 ha pada tahun 1996 menjadi 152,872 ha pada tahun 2007 dari

total luas DAS Gung Hulu.

Perubahan penggunaan lahan selalu mengikuti prinsip

kesimbangan, artinya jika pada bagian dari wilayah DAS terjadi

penambahan luas untuk penggunaan lahan tertentu, maka di bagian

lain mengalami pengurangan untuk penggunaan lahan lain yang

luasnya sama dengan luas penambahannya. Tabel 4.11 dan peta

perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu tahun 1996 – 2007

(Gambar 4.9), menjelaskan bahwa selama rentang waktu tahun 1996

– 2007 di Daerah Aliran Sungai Gung Hulu telah terjadi arah

perubahan penggunaan lahan hingga 38 bentuk perubahan.

Arah perubahan terbesar terjadi pada hutan menjadi kebun

campuran yang luasnya mencapai 363,682 ha dari total luas DAS

Gung Hulu. Arah perubahan penggunaan lahan terbesar berikutnya

terjadi pada lahan kebun campuran menjadi tegalan seluas 299,606

ha, disusul arah perubahan kebun campuran menjadi sawah 196,118

ha. Arah perubahan lahan terkecil terjadi pada arah perubahan kebun

campuran menjadi tanah kosong, luasnya hanya 0,051 ha dari total

perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu 2528,118 ha atau

25,28 km² (21,10 %) dari luas DAS.

Page 86: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

71

Pemukiman, yang merupakan penggunaan lahan

penyumbang limpasan permukaan terbesar bertambah luas.

Kawasan bervegetasi dan tanah kosong yang berubah menjadi

kawasan terbangun selama 11 tahun mengalami kenaikan 214,371

ha. Sedangkan penggunaan lahan pemukiman mengalami

peningkatan 351,547 ha dari sebelumya 910,845 ha menjadi

1.262,392 ha.

Jenis perubahan penggunaan lahan yang mengalami

pengurangan terbesar adalah hutan. Hutan dalam daerah penelitian

terdiri dari hutan negara dan hutan rakyat yang pengelolaannya

diatur bersama antara pemerintah dengan warga masyarakat. Hutan

yang mengalami perubahan lahan kebanyakan berada di area hutan

rakyat, yang merupakan hutan yang sengaja di tanam oleh rakyat

untuk konservasi. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup dan

kurangnya kepedulian pemerintah, hutan yang merupakan daerah

resapan air dan pengendali banjir serta pengatur ketersediaan air

tanah dikorbankan untuk dijadikan pemukiman atau penggunaan

lahan lain yang bisa memperbesar air larian (surface run off).

Page 87: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

72

Tabel 4.12. Bentuk Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu

Tahun 1996 dan 2007

No Arah Perubahan Penggunaan Lahan Luas

Ha 100%

1 Hutan – Kebun Campuran 363,682 14,38548

2 Hutan – Pemukiman 0,154 0,00609

3 Hutan – Sawah 40,607 1,60621

4 Hutan – Semak/Belukar 40,138 1,58766

5 Hutan – Tanah Kosong 1,787 0,07068

6 Hutan – Tegalan 66,181 2,61779

7 Kebun Campuran – Hutan 110,497 4,37072

8 Kebun Campuran – Pemukiman 30,681 1,21359

9 Kebun Campuran – Sawah 196,118 7,75747

10 Kebun Campuran – Semak/Belukar 128,056 5,06527

11 Kebun Campuran – Tanah Kosong 0,051 0,00202

12 Kebun Campuran – Tegalan 299,606 11,85095

13 Pemukiman – Tanah Kosong 36,375 1,43878

14 Pemukiman – Semak/Belukar 53,737 2,12557

15 Sawah – Hutan 35,162 1,39085

16 Sawah – Kebun Campuran 44,504 1,76036

17 Sawah – Pemukiman 168,705 6,67315

18 Sawah – Semak/Belukar 37,597 1,48715

19 Sawah – Tegalan 73,977 2,92617

20 Sawah – Tanah Kosong 113,686 4,49686

21 Semak/Belukar – Hutan 40,591 1,60558

22 Semak/Belukar – Kebun Campuran 32,321 1,27846

23 Semak/Belukar – Pemukiman 0,128 0,00506

24 Semak/Belukar – Sawah 8,379 0,33143

25 Semak/Belukar – Tanah Kosong 0,402 0,01590

26 Semak/Belukar – Tegalan 28,388 1,12289

27 Tanah Kosong – Hutan 7,340 0,29033

28 Tanah Kosong – Kebun Campuran 65,159 2,57737

29 Tanah Kosong – Pemukiman 3,751 0,14837

30 Tanah Kosong – Sawah 14,924 0,59032

31 Tanah Kosong – Semak/Belukar 25,715 1,01706

32 Tanah Kosong – Tegalan 29,307 1,15924

33 Tegalan – Hutan 101,805 4,02691

34 Tegalan – Kebun Campuran 108,858 4,30589

35 Tegalan – Pemukiman 10,952 0,43321

36 Tegalan – Sawah 177,298 7,01304

37 Tegalan – Semak/Belukar 28,925 1,14413

38 Tegalan – Tanah Kosong 2,480 0,09809

Total 2528,118 100

Sumber : Hasil Analisis Peta Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung

Hulu Tahun 1996 – 2007.

Page 88: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

73

Gambar 4.9. Peta Perubahan Penggunaan Lahan DAS Gung Hulu

Page 89: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

74

Kawasan bervegetasi yang berubah menjadi kawasan

terbangun (pemukiman) luasnya 351,547 ha atau 3,51 km² (13,91%)

dari total luas perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu. Sawah

merupakan kawasan dengan vegetasi yang mengalami perubahan

terbesar, yaitu 168,705 ha (6,67%) yang merata di seluruh desa,

terutama banyak terdapat di Desa Bojong, Desa Tuwel, Desa

Karangjambu, Desa Mokaha dan Desa Bumijawa. Urutan kedua

yaitu kebun campuran menjadi pemukiman 30,681 ha (1,21%)

banyak terdapat di Desa Karangmulya, urutan selanjutnya tegalan

menjadi pemukiman 10,952 ha (0,43%) lazim ditemukan Desa Guci

dan tanah kosong menjadi pemukiman 3,751 ha (0,15%) mayoritas

di Desa Sokasari dan Desa Pagerwangi. Hutan menjadi pemukiman

dan semak belukar menjadi pemukiman merupakan bentuk

perubahan terkecil dari lahan bervegetasi menjadi kawasan

terbangun, dengan luas kurang dari 1 ha.

Dengan bertambahnya penduduk di DAS Gung Hulu

selama 11 tahun yaitu dari tahun 1996 – 2007 sebanyak 18.461 jiwa.

Maka untuk memenuhi kebutuhannya manusia memanfaatkan lahan

yang ada disekitarnya, terutama kebutuhan akan tempat tinggal, yang

mengakibatkan pertambahan kepadatan sebesar 5,544 jiwa/km².

Karena jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Oleh karena itu

Page 90: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

75

penggunaan lahan pemukiman pada tahun 2007 bertambah,

mencapai luas 351,547 ha atau 3,51 km2.

3. Rasio Debit

Analisis rasio debit merupakan salah satu parameter yang

digunakan untuk mengetahui kualitas debit suatu DAS. Angka yang

menunjukkan rasio debit dinamakan Koefisien Regim Sungai (KRS).

Koefisien Regim Sungai (KRS) adalah bilangan yang menunjukkan

perbandingan antara nilai debit maksimum (Qmaks) dengan nilai debit

minimum (Qmin) pada suatu DAS/Sub DAS. Klasifikasi nilai KRS

untuk menunjukkan karakteristik tata air DAS disajikan pada Tabel

berikut.

Tabel 4.13. Klasifikasi Nilai KRS

No Nilai KRS Kelas Skor

1 < 50 Baik 1

2 50 – 120 Sedang 3

3 > 120 Jelek 5

Sumber: Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS Dephut, 2009.

Nilai KRS yang tinggi menunjukkan kisaran nilai Q maks dan

Q min sangat besar, atau dapat dikatakan bahwa kisaran nilai limpasan

pada musim penghujan (air banjir) yang terjadi besar, sedang pada

musim kemarau aliran air yang terjadi sangat kecil atau menunjukkan

kekeringan. Secara tidak langsung kondisi ini menunjukkan bahwa daya

resap lahan di DAS/Sub DAS kurang mampu menahan dan menyimpan

Page 91: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

76

air hujan yang jatuh dan air limpasannya banyak yang terus masuk ke

sungai dan terbuang ke laut sehingga ketersediaan air di DAS/Sub DAS

saat musim kemarau sedikit.

Tabel 4.14. Nilai KRS Gung Hulu tahun 1994 – 2008

No Tahun Debit Maksimum

(m³/dtk)

Debit Minimum

(m³/dtk) KRS

1 1994 6,02 0,48 12,54

2 1995 6,55 0,15 43,67

3 1996 5,32 0,33 16,12

4 1997 6,66 0,17 39,18

5 1998 6,39 0,72 8,88

6 1999 5,68 0,25 22,72

7 2000 5,54 0,54 10,26

8 2001 5,03 0,18 27,94

9 2002 4,26 0,81 5,26

10 2003 4,80 1,01 4,75

11 2004 4,80 0,54 8,89

12 2005 5,26 0,76 6,92

13 2006 4,30 0,90 4,78

14 2007 8,11 0,76 10,67

15 2008 5,54 0,54 10,26

Rerata 15,52

Sumber: Hasil Penghitungan, 2011

Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa DAS

Gung Hulu secara hidrologis masih dalam keadaan baik. Selama 14

tahun nilai KRS tidak lebih dari 50 m³/dtk, debit maksimum 8,11

m³/dtk (tahun 2007) dan debit minimum 0,15 m³/dtk (tahun 1995).

Rasio debit secara keseluruhan sebesar 54,07 melewati angka 50, yang

bararti DAS dalam keadaan kritis. Rasio debit terbesar terjadi pada

tahun 1997 dan rasio debit terkecil terjadi pada tahun 2003. Pada

Page 92: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

77

musim hujan debit aliran sungai meningkat cukup tajam, sedangkan

pada musim kemarau debit aliran sungai kecil. Setiap datang musim

hujan Sungai Gung selalu meluap dan menggenangi kawasan hilir DAS

Gung.

3. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit

Dalam perkembangannya perubahan penggunaan lahan

bervegetasi menjadi lahan terbangun (pemukiman) yang terjadi di DAS

Gung Hulu tidak mengakibatkan bertambahnya jumlah debit Sungai

Gung dari tahun ketahun. Hal ini bisa di tunjukkan pada lampiran

(halaman 110) dari tahun 1990 sampai tahun 2008, debit Sungai Gung

mengalami peningkatan dan penurunan. Fluktuasinya relatif stabil,

tidak terjadi lonjakan maupun penurunan debit yang besar.

Kejadian banjir sering terjadi di bagian tengah dan hulu DAS,

seperti yang di ceritakan penduduk sekitar. Diantaranya Bapak

Fathuddin yang mengatakan bahwa banjir besar pernah terjadi pada

tahun 70an, airnya meluap sampai melewati tanggung sungai. Banjir

tahunan biasanya terjadi pada bulan Desember sampai Januari. Selisih

tinggi muka air antara debit minimum dan maksimum di Desa

Dukuhsalam Kecamatan Slawi antara 1 meter sampai 3 meter, tidak

terjadi erosi tepian sungai. Kejadian terbaru banjir di Sungai Gung

terjadi pada tanggal 8 Januari 2011 di Kelurahan Kejambon, Kecamatan

Tegal Timur yang menyebabkan tanggul Sungai Gung ambrol.

Page 93: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

78

Diantara dampak yang lain, yaitu semakin luas gosong yang

terdapat di sebelah selatan bendung akibat sedimentasi, sehingga luas

tanah yang di manfaatkan petani untuk bercocok tanam meluas. Faktor

yang menyumbang besar kecilnya debit DAS diantaranya penggunaan

lahan, curah hujan, kerapatan vegetasi, kemiringan lereng, pola aliran

sungai, jenis tanah dan lain-lain.

Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan

lahan kawasan terbangun yang tidak terkendali tanpa memperhatikan

kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali mengarah pada

kondisi yang kurang diinginkan, yaitu peningkatan erosi dan

sedimentasi, penurunan produktivitas lahan, dan percepatan degradasi

lahan. Hasil akhir perubahan ini tidak hanya berdampak nyata secara

biofisik berupa peningkatan luas lahan kritis dan penurunan daya

dukung lahan, namun juga secara sosial ekonomi menyebabkan

masyarakat menjadi semakin kehilangan kemampuan untuk berusaha di

lahannya. Oleh karena itu, peningkatan fungsi kawasan terbangun

memerlukan perencanaan terpadu agar beberapa tujuan dan sasaran

pengelolaan DAS tercapai, seperti: hasil air optimal dan produktivitas

dan daya dukung lahan terjaga. Dengan demikian degradasi lahan dapat

terkendali dan kesejahteraan masyarakat dapat terjamin.

Page 94: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

79

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan lahan di DAS Gung Hulu

terdiri dari hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, tanah kosong,

semak/belukar dan tegalan. Pada tahun 1996 didominasi jenis penggunaan

lahan sawah dengan luas 3.841,002 ha atau 38,41 km2 (32,06%) dan jenis

penggunaan lahan terkecil adalah tanah kosong 18,621 ha atau 0,18 km²

(0,16%). Pada tahun 2007 keadaan penggunaan lahan masih sama, penggunaan

lahan sawah mendominasi sebesar 3.391,314 ha atau 33,91 km² (28,30%) dan

tanah kosong merupakan penggunaan lahan terkecil, yaitu 152,872 ha atau 1,52

km² (1,28%). Sawah mengalami pengurangan dan tanah kosong mengalami

penambahan luas. Penggunaan lahan yang mengalami perubahan besarnya

2.528,118 ha atau 21,10% dari total luas DAS Gung Hulu. Terdapat 38 macam

bentuk perubabahan penggunaan lahan. Sedangkan kawasan bervegetasi yang

berubah menjadi kawasan terbangun (pemukiman) luasnya 351,547 ha atau

3,51 km² (13,91%) dari total luas perubahan penggunaan lahan DAS Gung

Hulu. Perubahan sawah menjadi pemukiman merupakan bentuk alih fungsi

yang mengalami perubahan terbesar, yaitu 168,705 ha (6,67%) yang merata di

seluruh desa, terutama banyak terdapat di Desa Bojong, Desa Tuwel, Desa

Karangjambu, Desa Mokaha dan Desa Bumijawa. Disusul perubahan kebun

campuran menjadi pemukiman, tegalan menjadi pemukiman dan tanah kosong

menjadi pemukiman. Penyusutan luas lahan sawah diakibatkan kerena

pertumbuhan penduduk yang tinggi, selama 11 tahun wilayah DAS Gung Hulu

telah mengalami penambahan jumlah penduduk sebanyak 17.468 jiwa dari

Page 95: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

80

sebelumnya pada tahun 1996 berjumlah 103.130 jiwa menjadi 121.591 jiwa

pada tahun 2007. Desa Bumijawa dan Desa Bojong merupakan desa dengan

pertumbuhan penduduk tertinggi, pada tahun 2007 penduduk Desa Bumijawa

bertambah 2.692 jiwa dan penduduk Desa Bojong bertambah 1.616 jiwa.

Pertambahan jumlah penduduk tentu akan diikuti pertambahan jumlah

pemukiman. Hutan menjadi pemukiman dan semak belukar menjadi

pemukiman merupakan bentuk perubahan terkecil dari lahan bervegetasi

menjadi kawasan terbangun, dengan luas kurang dari 1 ha.

Hasil perhitungan rasio debit diketahui bahwa selama tahun 1996

sampai tahun 2007, nilai KRS mengalami penurunan sebesar 5,45 dari

sebelumnya 16,12 menjadi 10,67. Tetapi dari data yang ada (lampiran hal. 110)

nilai KRS mengalami peningkatan sebesar 5,28. Perubahan debit Sungai Gung

bersifat fluktuatif, nilai KRS mengalami kenaikan dan penurunan sepanjang

tahun dan nilainya tidak ada yang lebih dari 50, berarti DAS Gung Hulu masih

dalam keadaan baik, walaupun statusnya mendekati kritis. Rasio debit tertinggi

terjadi pada tahun 1995 sebesar 43,67 dan rasio debit terendah pada tahun

2003, yaitu 4,75. Hal ini dikarenakan banyaknya lahan yang berubah dalam

penggunaan lahan yang semula daerah tangkapan air hujan untuk infiltrasi

menjadi daerah yang tertutup oleh pemukiman.

Perubahan penggunaan lahan setiap tahun yang mengakibatkan

pengurangan lahan bervegetasi tidak menyebabkan peningkatan debit sungai,

maupun nilai KRS (Koefisien Regim Sungai) suatu DAS. Semua bentuk

Page 96: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

81

perubahan penggunaan lahan secara individu tidak ada yang berdampak

terhadap debit. Debit aliran sungai dipengaruhi oleh banyak faktor. Dampak

perubahan penggunaan lahan terhadap debit tidak terlalu signifikan atau tidak

terlalu kuat, nilai KRS tiap tahun selisihnya tidak terlalu besar. Kawasan

terbangun tiap tahun luasnya bertambah, vegetasi penutup lahan berkurang

luasnya, tetapi rasio debit nilainya tidak ikut serta bertambah mengikuti arah

pertambahan kawasan terbangun. Debit sungai relatif konstan, cenderung

berfluktuasi mengikuti musim. Jika musim penghujan, debit sungai meningkat

dan jika musim kemarau tiba debit mengalami penurunan.

Dari hasil wawancara terhadap penduduk di sekitar DAS Gung bagian

hulu maupun hilir, kejadian banjir pernah terjadi 2 kali selama rentang 11

tahun. Yaitu pada tahun 1996 dan tahun 2004, seperti yang dituturkan oleh

Uspuri, 26 tahun, warga Desa Danawarih. Hal senada diungkapkan oleh Bapak

Mudochi, petugas pemantau atau mantri Bendung Danawarih. Dia

menambahkan bahwa sejak tahun 2009 alat AWLR sudah rusak dan tidak

terurus. Djahidin, warga Desa Kalimati Kecamatan Adiwerna yang berada di

bagian tengah DAS Gung mengatakan bahwa debit Sungai Gung relatif tenang,

kecuali pada musim penghujan. Banjir jarang terjadi, pernah terjadi tahun 1992

dan erosi tepi yang menggerus sempadan sungai relatif kecil. Di Bendung

Danawarih terdapat saluran irigasi, yang berguna untuk mengaliri sawah,

sekaligus menyalurkan sebagian air sungai keluar dari alurnya untuk

menghindari banjir. Jika debit berkurang petani rugi, karena pasokan air untuk

sawah ataupun ladangnya tidak mencukupi.

Page 97: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

82

Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi debit sungai dalam

lingkup pengelolaan daerah aliran sungai adalah curah hujan. Jika curah hujan

besar, otomatis debit ikut besar, begitu juga sebaliknya. Faktor lain berasal dari

kerapatan vegetasi, jenis dan sifat tanah, bentuk DAS, kerapatan aliran,

kemiliringan lereng maupun jumlah penduduk suatu DAS. DAS dengan tingkat

kekritisan lahan yang berat umumnya terkait dengan beban tingkat kepadatan

penduduk yang tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alam yang intensif dan

berlebih. Sehingga terdapat indikasi bahwa kondisi DAS semakin menurun.

Tanda adanya penurunan daya dukung DAS adalah peningkatan kejadian tanah

longsor, erosi dan sedimentasi, serta banjir dan kekeringan.

Upaya perlindungan ekosistem DAS Gung harus segera lanjutkan,

demi keseimbangan alam. Penghijauan yang dilakukan oleh pemerintah

kabupaten dan LSM perlu ditingkatkan. Penyadaran akan pentingnya

lingkungan DAS diberikan pada penduduk sekitar maupun di dunia

pendidikan.

Page 98: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

83

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut.

1. Luas perubahan penggunaan lahan kawasan vegetasi menjadi kawasan

terbangun atau pemukiman di DAS Gung Hulu mencapai 13,91% dari

total luas perubahan penggunaan lahan DAS Gung Hulu.

2. Rasio debit tiap tahun, dari tahun 1996 – 2007 di DAS Gung Hulu

berfluktuasai. Debit Sungai Gung mengalami kenaikan dan penurunan.

Nilai KRS antara 4,75 sampai 39,18, termasuk kriteria DAS baik.

3. Perubahan penggunaan lahan tidak menyebabkan peningkatan debit

sungai. Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap debit tidak terlalu

signifikan. Besar kecilnya debit Sungai Gung, selain disebabkan oleh

perubahan penggunaan lahan juga terutama disebabkan oleh curah hujan.

Ditambah faktor kondisi kerapatan dan jenis vegetasi, jenis dan sifat tanah,

kerapatan aliran sungai, kemiringan lereng dan jumlah penduduk.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa saran yang

bisa diajukan adalah sebagai berikut.

83

Page 99: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

84

1. Meningkatnya rasio debit pada DAS Gung Hulu disebabkan oleh

berkurangnya lahan kawasan vegetasi. Oleh sebab itu perlu

memperbanyak dan merapatkan jumlah tanaman, terutama di sekitar

permukiman penduduk.

2. Meningkatkan fungsi lahan kosong dan lahan miring sebagai kawasan

konservasi dengan menambah jumlah vegetasi.

3. Peningkatan perhatian dari pemda maupun dinas terkait yang berkaitan

dengan bidang hidrologi, seperti pendidikan lingkungan hidup di

masyarakat maupun pemeliharaan alat-alat pencatat data hidrologis.

4. Perlunya penelitian lebih lanjut dan pembatasan usaha untuk pengembang

perumahan tentang kesesuaian daerah permukiman di kawasan tangkapan

air.

Page 100: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

85

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Choirul. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Di Daerah

Aliran Sungai Kreo Terhadap Debit Sub DAS Kreo Kaligarang Semarang

(Skripsi). Semarang : Fakultas Ilmu Sosial. UNNES.

Anonim. 1996. Kecamatan Balapulang Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal.

----------. 1996. Kecamatan Bojong Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal.

----------. 1996. Kecamatan Bumijawa Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal.

----------. 1996. Kecamatan Jatinegara Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal.

----------. 2007. Kecamatan Balapulang Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal.

----------. 2007. Kecamatan Bojong Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal.

----------. 2007. Kecamatan Bumijawa Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal.

----------. 2007. Kecamatan Jatinegara Dalam Angka. BPS Kabupaten Tegal.

----------. 2009. Publikasi Data Hujan. Slawi: DPU, Bagian Hidrologi Kabupaten

Tegal.

----------. 2009. Publikasi Data Debit Sungai Gung. Tegal: PSDA Pemali –

Comal.

Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press

Asdak, Chay. 2004. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Sungai. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Dephut. 2009. Pedoman Monitoring dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai. SK

Dirjen RLPS. http://kelembagaandas.wordpress.com/kelembagaan-

pengelolaan-das/sk-dirjen-rlps-1/.(7 Agustus 2011).

Farida dkk. 2006. Penilaian Cepat Hidrologis : Pendekatan Terpadu Dalam

Menilai Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS). Jakarta : LP3ES.

Harjowigeno, Sarwono. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta :

Akademika Pressindo.

Jayadinata, T. Jayadinata. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan

Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB.

85

Page 101: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

86

Juhadi dan Dewi Liesnoor. 2001. Desain dan Komposisi Peta Tematik. Semarang:

UNNES.

Kartasapoetra dkk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka

Cipta.

Kodoatie dan Sugiyanto. 2002. Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode

Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Liesnoor, Dewi. 1996. Analisa Ketersediaan Air, Studi Kasus Sub Daerah Aliran

Sungai Ngunut Bengawan Solo Hulu (Tesis). Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada.

Linsley dan Franzini. 1994. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Erlangga.

Mahendratomo, Adhi. 2008. Pemanfaatan Citra Satelit SPOT 4 Untuk Pemetaan

Penutup Lahan Di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan (Tugas

Akhir). Semarang : Fakultas Ilmu Sosial. UNNES.

Mustofa dan Sektiyawan. 2007. Kamus Lengkap Geografi. Yogyakarta: Panji

Pustaka.

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Prahasta, Eddy. 2007. Tutorial Arc View. Bandung: Informatika.

Priyatno, Duwi. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate.

Yogyakarta: Gava Media.

Radar Tegal. 2008. Gung dan Rambut Berbahaya. 28 Februari 2008. Hal. 4.

Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik. Jakarta : Erlangga.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta : Andi.

Tika, Moh. Pabundu. 2005. Metode penelitian Geografi. Jakarta. Bhumi Aksara.

Widianto, Andri. 1999. Evaluasi Kondisi Aliran Dan Tebal Hujan Daerah Aliran

Sungai Progo Propinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta

(Skripsi). Yogyakarta : Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada.

Page 102: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

87

LAMPIRAN

Page 103: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

88

Lampiran 1

Data Debit Bendung Danawarih Tahun 1996 - 2007 (m³/dtk)

- Debit bendung 1996

Tanggal Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 3,24 4,60 0,00 1,38 1,04 2,21 2,19 1,67 1,30 0,00 2,19 1,93

2 5,32 3,69 0,00 1,13 1,67 2,21 2,62 1,42 1,17 0,00 1,93 1,68

3 4,33 3,69 0,00 1,13 1,92 2,74 2,40 1,18 1,17 0,00 1,68 1,93

4 2,82 2,50 0,00 1,13 1,67 2,21 1,93 1,18 1,17 0,00 2,34 1,93

5 2,68 2,21 0,00 1,13 1,42 1,93 1,93 1,18 1,17 0,00 2,59 2,77

6 2,56 2,98 0,00 0,83 1,42 1,93 1,93 1,18 1,17 0,00 2,19 3,33

7 2,51 2,50 0,00 0,66 1,84 1,80 1,67 1,18 1,17 0,00 2,81 3,00

8 1,94 2,66 0,96 0,66 2,26 1,80 1,67 1,18 1,17 0,00 2,62 3,33

9 1,43 2,98 2,95 0,66 2,26 1,80 1,67 2,29 1,37 0,00 3,00 3,00

10 0,79 2,74 0,96 0,66 2,26 2,21 1,42 2,19 1,57 0,00 2,19 2,62

11 1,36 2,21 2,21 0,66 2,26 1,93 1,13 2,34 1,57 0,00 2,40 2,81

12 1,80 1,93 2,50 1,11 2,26 1,93 2,41 1,09 1,37 0,00 2,40 3,14

13 1,56 2,66 2,21 1,37 2,26 1,93 2,36 0,92 1,37 0,00 2,40 3,33

14 1,67 3,19 1,56 1,37 2,26 1,93 1,42 0,92 1,37 0,00 2,15 3,00

15 2,43 2,21 0,96 1,37 2,60 2,21 0,66 0,92 1,37 0,00 2,15 2,40

16 1,42 2,50 1,93 1,57 2,75 1,93 0,66 0,92 1,17 1,59 2,15 2,81

17 2,56 2,21 1,56 0,78 3,00 1,93 0,66 0,92 1,17 1,67 2,62 3,11

18 2,69 2,21 1,56 0,92 3,00 1,80 0,66 0,81 1,37 2,73 2,81 3,11

19 2,43 2,50 1,44 0,33 3,00 1,80 0,66 0,81 1,17 1,92 2,81 2,59

20 2,09 2,21 1,39 0,33 2,62 1,80 0,66 0,66 1,17 2,09 2,62 2,40

21 1,67 2,21 1,39 1,29 2,81 1,80 1,29 0,81 1,17 2,09 2,19 1,93

22 1,42 1,93 1,39 0,66 2,40 1,62 2,09 0,81 1,17 2,26 2,40 1,68

23 1,37 2,50 1,39 0,80 2,40 1,37 2,09 0,66 1,94 2,26 2,15 1,42

24 1,17 2,50 1,39 0,66 2,40 1,57 2,40 0,66 1,57 2,26 1,93 1,17

25 0,91 1,25 1,48 0,66 2,40 1,55 2,40 0,66 1,57 0,00 2,51 1,75

26 1,37 2,50 1,13 0,92 2,40 2,05 2,62 0,92 1,57 1,92 2,59 2,19

27 1,17 0,00 0,83 1,37 2,40 2,25 2,62 2,09 1,17 1,67 2,19 2,75

28 1,37 0,00 0,83 0,91 2,40 2,43 1,93 1,92 0,92 1,67 1,68 2,08

29 1,17 0,00 0,96 0,65 2,40 2,80 1,93 1,42 0,92 1,92 1,68 0,33

30 1,69 1,13 0,65 2,34 2,62 1,93 1,42 0,92 2,26 1,68 0,59

31 1,81 0,83 2,34 1,92 1,42 2,26 0,78

Maximum 5,3 4,6 3,0 1,6 3,0 2,8 2,6 2,3 1,9 2,7 3,0 3,3

Rerata

bulanan 2,0 2,3 1,1 0,9 2,3 2,0 1,7 1,2 1,3 1,0 2,3 2,3

Minimum 0,8 0,0 0,0 0,3 1,0 1,4 0,7 0,7 0,9 0,0 1,7 0,3

Rerata

(1-15) 2,4 2,9 1,0 1,0 2,0 2,1 1,8 1,4 1,3 0,0 2,3 2,7

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 1,6 1,8 1,3 0,8 2,6 2,0 1,7 1,1 1,3 1,9 2,3 1,9

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 104: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

89

- Debit bendung 1997

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 0,51 0,00 0,00 3,00 3,00 0,41 1,37 1,17 0,66 0,64 0,41 3,29

2 1,02 0,56 0,00 2,81 3,22 0,41 1,82 1,03 0,66 0,64 0,41 3,87

3 0,81 0,18 0,00 3,00 3,00 0,53 2,28 0,88 0,66 0,74 0,41 3,29

4 0,93 0,00 0,00 3,19 2,79 0,64 2,30 0,88 0,66 0,74 0,41 3,29

5 0,33 0,00 1,19 2,40 2,40 0,95 2,30 1,03 0,66 0,74 0,41 2,66

6 1,75 0,00 1,06 2,27 2,02 1,40 2,21 0,88 0,66 0,74 0,21 2,11

7 1,02 0,00 0,85 2,02 1,90 1,73 2,03 0,81 0,66 0,74 0,00 0,00

8 0,46 0,74 0,85 2,02 2,02 2,09 1,74 0,87 0,66 0,74 0,98 0,74

9 0,51 0,64 0,62 1,86 1,90 2,43 1,62 1,07 0,66 0,74 1,01 2,62

10 1,28 0,41 0,29 1,69 1,97 2,26 1,62 0,87 0,54 0,74 1,01 3,36

11 0,77 0,62 0,00 2,56 2,65 1,67 1,62 0,87 0,53 0,74 1,07 4,82

12 1,28 0,25 0,00 3,06 2,34 2,09 1,18 0,87 0,53 0,74 1,01 3,93

13 0,82 0,00 0,00 1,64 2,17 1,92 1,18 0,87 0,53 0,74 1,27 5,63

14 0,66 0,00 0,00 3,06 2,48 1,67 1,18 0,87 0,53 0,74 1,41 5,63

15 0,66 0,00 0,00 2,44 1,97 1,67 1,18 1,07 0,53 0,53 1,96 2,23

16 0,62 0,00 0,25 2,86 1,54 1,92 1,26 0,87 0,53 0,00 1,27 4,66

17 0,62 0,00 0,50 2,27 1,74 2,09 1,18 1,07 0,53 0,00 1,29 5,42

18 0,36 0,00 0,72 3,03 1,57 1,67 1,18 0,87 0,53 0,00 1,86 3,53

19 0,00 0,00 0,72 3,03 1,74 1,67 1,18 0,87 0,53 0,00 2,99 4,11

20 0,17 0,00 0,00 2,69 1,74 1,67 1,01 0,79 0,53 0,00 2,31 6,66

21 0,00 0,00 0,00 2,52 1,57 1,81 0,93 0,79 0,53 0,00 3,22 6,66

22 0,00 0,00 0,87 2,52 2,05 2,19 0,96 0,79 0,53 0,00 2,69 4,02

23 0,00 0,00 1,26 2,79 1,49 2,19 0,99 0,79 0,53 0,00 1,79 3,76

24 0,00 0,00 1,39 2,40 1,42 1,83 0,99 0,79 0,53 0,00 2,28 4,33

25 0,00 0,00 1,64 3,00 1,42 1,20 0,99 0,73 0,53 0,00 2,26 3,73

26 0,42 0,00 1,52 2,40 1,42 1,23 1,18 0,81 0,53 0,00 2,47 3,73

27 0,84 0,00 2,15 3,00 1,49 1,55 0,97 0,66 0,53 0,00 3,09 4,49

28 0,84 0,00 2,52 2,40 1,57 2,08 0,88 0,66 0,53 0,00 3,65 3,73

29 0,18 3,00 3,00 1,17 2,08 0,88 0,66 0,55 0,00 2,28 3,73

30 0,00 2,02 2,79 1,17 1,57 1,17 0,66 0,53 0,00 3,77 4,87

31 0,00 3,22 1,17 1,03 0,66 0,00 3,73

Maximum 1,7 0,7 3,2 3,2 3,2 2,4 2,3 1,2 0,7 0,7 3,8 6,7

Rerata

bulanan 0,5 0,1 0,9 2,6 1,9 1,6 1,4 0,9 0,6 0,3 1,6 3,8

Minimum 0,0 0,0 0,0 1,6 1,2 0,4 0,9 0,7 0,5 0,0 0,0 0,0

Rerata

(1-15) 0,9 0,2 0,3 2,5 2,4 1,5 1,7 0,9 0,6 0,7 0,8 3,2

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 0,3 0,0 1,4 2,7 1,5 1,8 1,0 0,8 0,5 0,0 2,5 4,4

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 105: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

90

- Debit bendung 1998

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 4,87 1,28 2,21 1,74 1,37 1,57 1,41 1,24 2,07 2,19 0,00 1,93

2 4,66 2,82 2,81 1,57 1,37 1,74 1,26 1,42 2,07 1,93 0,00 2,21

3 4,46 2,89 1,44 1,88 1,37 1,57 1,26 1,65 2,64 1,68 0,00 2,59

4 3,53 2,78 0,00 1,37 1,37 1,60 1,58 1,74 2,45 1,93 0,00 2,43

5 4,49 1,22 0,00 1,37 1,43 1,93 3,05 1,57 2,19 1,65 0,00 2,43

6 4,87 1,56 0,00 1,37 1,74 2,44 2,74 1,92 1,93 3,59 0,00 2,19

7 4,73 1,22 0,00 1,37 2,80 2,40 2,05 1,37 1,93 3,40 0,00 2,19

8 5,63 1,22 0,00 1,37 2,07 1,93 1,58 1,53 1,88 2,74 0,00 1,93

9 4,87 1,56 0,00 1,26 2,43 1,65 1,90 1,67 2,26 2,74 0,00 1,68

10 5,63 1,56 2,62 1,09 1,37 1,65 2,05 1,67 2,24 2,95 0,00 1,65

11 5,63 1,56 2,74 2,63 2,27 1,88 2,05 1,40 2,07 2,95 0,00 1,65

12 6,39 1,56 2,10 1,74 3,89 1,65 2,05 1,55 1,73 2,48 0,00 2,24

13 4,49 3,41 2,78 1,74 3,12 1,65 2,40 1,55 1,36 2,19 0,00 2,07

14 3,73 2,21 2,50 1,74 2,78 2,63 3,01 2,79 1,09 1,93 0,00 1,88

15 4,87 1,67 2,21 1,74 3,69 1,93 2,98 2,26 1,09 2,19 0,00 1,88

16 3,73 2,50 1,67 1,74 2,78 2,19 3,15 1,55 1,09 2,19 0,72 2,07

17 4,87 2,81 2,09 1,37 2,74 2,40 2,81 1,55 1,09 2,40 0,98 2,74

18 4,87 1,88 1,92 1,41 2,21 1,93 2,98 1,73 1,09 3,23 0,99 3,35

19 5,63 2,78 2,81 1,57 2,60 1,67 2,81 1,36 1,09 2,59 1,26 3,59

20 4,87 2,19 3,12 1,57 2,40 1,67 2,11 1,36 2,60 1,68 0,99 3,19

21 5,63 2,19 2,81 1,74 1,93 2,15 2,36 1,36 2,07 1,68 0,99 3,19

22 4,49 1,93 2,76 2,63 1,42 2,59 3,55 1,36 1,65 2,19 0,72 3,19

23 5,63 2,44 2,65 1,37 1,42 2,40 2,50 1,40 1,57 1,68 0,99 2,74

24 4,49 1,93 1,93 2,12 1,65 1,93 2,11 1,40 3,11 1,93 0,99 2,50

25 4,87 1,46 2,40 1,40 1,42 1,88 3,26 1,93 3,40 1,79 1,88 2,50

26 2,44 0,96 3,16 1,40 1,57 1,65 2,36 2,75 0,00 1,73 3,58 2,43

27 2,67 3,09 1,09 1,26 1,57 1,37 3,55 3,30 2,21 1,87 3,19 3,38

28 1,67 3,66 1,57 1,36 1,57 2,27 2,11 3,77 1,93 1,73 2,21 3,19

29 2,44 1,37 1,74 2,09 1,88 2,07 2,74 2,19 1,73 1,93 2,95

30 1,38 1,57 1,57 1,37 1,65 1,65 2,74 2,19 1,73 2,98 2,50

31 1,38 2,43 1,37 1,42 2,50 1,68 2,50

Maximum 6,4 3,7 3,2 2,6 3,9 2,6 3,6 3,8 3,4 3,6 3,6 3,6

Rerata

bulanan 4,3 2,1 1,8 1,6 2,0 1,9 2,3 1,9 1,9 2,2 0,8 2,5

Minimum 1,4 1,0 0,0 1,1 1,4 1,4 1,3 1,2 0,0 1,7 0,0 1,7

Rerata

(1-15) 4,9 1,9 1,4 1,6 2,2 1,9 2,1 1,7 1,9 2,4 0,0 2,1

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 3,8 2,3 2,2 1,6 1,9 2,0 2,6 2,0 1,8 2,0 1,6 2,9

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 106: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

91

- Debit bendung 1999

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 0,93 0,00 0,51 0,00 4,29 3,38 2,53 2,17 1,69 1,94 1,17 3,09

2 0,93 0,00 0,51 0,00 3,10 3,38 2,53 2,17 1,69 1,94 1,99 3,54

3 0,95 0,00 0,89 0,00 3,10 3,72 2,53 2,17 1,38 1,94 2,37 4,26

4 1,07 0,00 1,53 0,00 3,10 4,01 1,86 2,17 1,38 2,28 4,01 3,04

5 1,61 0,00 1,55 0,00 3,72 3,38 1,69 2,17 1,38 1,94 4,55 4,29

6 2,07 0,00 1,69 0,00 3,04 3,04 2,45 2,17 1,38 1,94 3,38 4,29

7 2,07 0,00 2,81 0,00 1,26 3,04 3,04 1,97 1,38 1,94 2,78 4,29

8 1,45 1,52 2,74 0,00 1,76 3,38 2,79 1,97 1,38 1,94 2,81 4,29

9 1,09 1,52 1,65 0,00 1,01 3,72 2,79 1,97 1,38 2,53 2,83 4,29

10 0,53 1,94 3,19 0,00 2,53 4,55 2,79 1,97 1,38 1,94 3,41 4,01

11 0,63 2,21 3,37 0,00 2,53 3,37 2,53 4,24 1,38 2,53 4,01 4,01

12 0,63 3,25 3,00 0,00 2,44 4,01 2,63 3,38 1,38 3,00 3,72 4,01

13 0,63 2,36 2,05 0,00 2,25 4,01 2,94 2,81 1,38 3,10 4,01 4,29

14 0,63 1,69 3,00 0,00 2,02 3,72 3,10 2,50 1,38 2,81 4,01 4,29

15 0,63 1,52 2,79 0,00 2,02 3,72 2,81 2,67 1,38 2,81 4,26 4,29

16 1,26 2,36 3,00 0,00 1,26 1,26 2,81 3,34 1,41 0,00 3,70 3,36

17 1,17 2,67 3,41 0,00 3,30 3,38 2,53 3,10 1,41 0,00 4,01 3,38

18 2,07 3,38 0,00 0,00 2,86 3,04 2,81 2,28 1,41 0,00 4,01 3,04

19 1,40 3,04 3,00 0,00 2,48 3,10 2,81 2,25 1,41 0,00 3,76 3,04

20 1,40 5,68 2,53 0,00 2,25 3,10 2,81 2,02 1,05 0,00 3,72 3,38

21 3,19 1,09 2,28 0,00 2,67 3,41 2,81 1,73 1,55 0,00 3,72 3,72

22 3,19 0,25 2,28 0,00 2,25 3,67 2,45 1,77 1,55 0,00 4,01 4,26

23 4,13 0,56 3,22 0,00 2,17 3,10 2,25 1,69 1,53 0,00 4,26 4,29

24 2,80 0,52 2,53 0,00 2,32 2,79 2,25 1,86 1,41 0,00 4,29 4,55

25 2,50 0,52 3,11 0,00 2,67 2,54 2,25 2,00 3,17 0,00 3,41 4,01

26 1,87 0,52 3,77 0,00 3,03 2,79 2,25 2,00 2,23 0,00 4,29 4,29

27 0,63 0,52 3,41 0,00 3,08 2,79 2,48 2,00 1,67 0,00 4,29 4,01

28 0,00 0,51 1,55 0,00 4,01 2,79 2,48 2,00 2,28 0,00 4,01 3,76

29 0,00 2,96 0,00 3,72 2,53 2,25 2,00 2,28 0,00 4,01 3,29

30 0,00 2,53 0,00 3,72 2,53 2,25 1,83 2,28 0,00 3,56 3,22

31 0,00 2,43 3,72 2,02 1,69 0,00 3,22

Maximum 4,1 5,7 3,8 0,0 4,3 4,5 3,1 4,2 3,2 3,1 4,5 4,5

Rerata

bulanan 1,3 1,3 2,4 0,0 2,7 3,2 2,5 2,3 1,6 1,1 3,6 3,8

Minimum 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 1,3 1,7 1,7 1,0 0,0 1,2 3,0

Rerata

(1-15) 1,1 1,1 2,1 0,0 2,5 3,6 2,6 2,4 1,4 2,3 3,3 4,0

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 1,6 1,7 2,6 0,0 2,8 2,9 2,5 2,1 1,8 0,0 3,9 3,7

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 107: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

92

- Debit bendung 2000

Tanggal Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 3,54 0,92 0,94 2,15 3,72 4,19 3,19 3,19 2,81 2,25 1,86 1,51

2 3,54 0,93 1,89 2,53 3,72 4,19 3,19 3,19 2,53 2,48 1,86 2,12

3 2,81 0,61 2,02 1,52 2,27 3,43 3,19 3,19 2,79 2,52 2,48 3,22

4 2,53 0,61 2,48 1,26 2,27 2,56 3,19 2,81 2,53 2,48 2,02 3,04

5 2,75 1,53 3,10 2,49 2,44 2,27 3,19 2,81 3,10 2,56 1,94 3,41

6 3,54 1,01 1,69 3,72 3,40 2,86 3,19 2,81 2,53 2,79 1,86 3,66

7 4,26 1,14 2,90 3,72 3,72 2,81 3,19 2,81 2,53 2,79 2,48 3,72

8 2,28 1,37 3,72 3,46 2,27 3,10 3,19 2,28 2,02 2,28 4,01 3,72

9 3,41 1,70 1,73 3,46 2,87 2,81 2,86 2,48 2,02 2,28 3,07 4,01

10 3,22 2,52 2,02 3,10 3,72 2,53 2,53 2,48 1,86 2,28 3,10 4,01

11 2,75 2,48 1,73 2,02 4,01 3,74 2,53 2,52 2,00 2,28 3,55 4,01

12 2,85 2,68 1,73 2,28 4,29 4,96 2,53 2,25 1,52 2,94 3,58 3,46

13 3,22 2,67 1,03 2,30 4,80 4,21 2,53 2,02 2,27 3,35 3,41 2,81

14 3,76 2,02 1,14 3,10 4,29 4,20 2,53 2,17 1,83 4,32 3,72 3,34

15 3,72 2,80 0,54 3,34 4,01 4,19 2,81 2,17 1,52 3,46 3,72 3,34

16 4,26 3,36 0,54 3,34 4,01 3,72 2,53 2,17 2,00 0,00 3,72 3,79

17 4,01 3,72 0,54 2,53 4,01 4,01 2,53 2,17 2,36 0,00 2,79 3,34

18 4,01 4,57 1,03 3,12 5,01 3,72 3,10 2,17 1,77 0,00 2,48 3,10

19 4,55 3,38 1,52 3,46 4,67 4,01 2,53 2,17 1,77 0,00 2,48 3,10

20 3,34 1,29 2,18 3,72 4,34 3,46 2,53 2,54 1,96 0,00 2,63 2,81

21 3,34 1,29 1,60 3,46 4,29 3,72 3,10 2,17 2,67 0,00 2,81 3,05

22 3,10 1,66 1,14 3,34 4,29 3,72 2,53 1,77 2,15 0,00 2,81 3,58

23 3,03 1,66 1,77 3,58 4,63 3,72 2,53 1,77 3,10 0,00 1,86 3,10

24 3,16 1,53 1,24 3,65 5,54 4,29 2,28 1,77 3,10 0,00 1,69 2,53

25 4,01 1,13 1,05 3,72 2,56 0,00 2,25 2,17 2,81 0,00 2,31 2,52

26 4,55 1,75 1,01 3,20 3,10 3,72 2,03 2,17 2,53 0,00 1,13 2,48

27 4,01 2,02 1,02 2,93 3,72 3,46 3,10 1,77 2,53 0,00 1,59 2,48

28 3,04 1,64 2,59 3,72 4,34 3,46 3,46 1,77 2,28 0,00 2,47 2,48

29 3,66 2,31 3,04 2,87 4,34 3,19 3,72 1,77 2,02 0,00 2,52 2,48

30 1,86 2,53 3,72 4,34 3,19 3,72 2,17 2,02 0,00 1,52 2,48

31 2,54 2,53 4,34 3,72 3,58 0,00 2,48

Maximum 4,5 4,6 3,7 3,7 5,5 5,0 3,7 3,6 3,1 4,3 4,0 4,0

Rerata

bulanan 3,4 1,9 1,7 3,0 3,8 3,4 2,9 2,4 2,3 1,3 2,6 3,1

Minimum 1,9 0,6 0,5 1,3 2,3 0,0 2,0 1,8 1,5 0,0 1,1 1,5

Rerata

(1-15) 3,2 1,7 1,9 2,7 3,5 3,5 2,9 2,6 2,3 2,7 2,8 3,3

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 3,5 2,2 1,6 3,4 4,2 3,4 2,9 2,1 2,3 0,0 2,3 2,9

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 108: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

93

- Debit bendung 2001

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 2,25 3,10 2,48 2,81 3,72 4,29 3,04 2,81 1,96 2,25 1,86 2,02

2 2,02 3,10 2,48 2,53 3,72 4,29 2,91 2,53 1,96 2,48 2,39 1,56

3 2,85 2,53 1,07 2,53 3,34 4,55 2,79 2,53 1,96 2,52 2,52 1,97

4 2,02 2,28 2,14 2,53 2,48 4,01 2,79 2,53 1,96 2,48 2,52 3,29

5 2,02 2,80 1,52 1,86 4,03 4,01 2,79 2,53 1,96 2,56 2,86 3,38

6 1,69 3,10 1,83 1,52 4,96 3,53 2,79 2,53 1,96 2,79 2,52 3,04

7 1,52 2,81 1,77 2,31 4,34 4,29 2,79 2,15 2,15 2,79 2,27 3,04

8 2,31 2,13 3,01 2,53 4,29 4,29 2,68 2,02 2,45 2,28 2,52 2,78

9 3,10 2,15 3,58 2,16 4,29 3,72 2,53 2,02 2,15 2,28 2,52 2,53

10 3,34 2,27 2,53 2,53 4,29 3,72 2,53 2,02 1,96 2,28 2,69 2,53

11 3,79 2,15 2,53 4,41 4,78 3,72 3,94 2,02 1,77 2,28 2,52 2,82

12 3,34 3,22 3,55 4,96 5,03 3,72 3,00 1,96 2,35 2,94 2,52 3,10

13 3,58 3,72 3,79 4,05 4,55 3,66 2,79 1,77 2,15 3,35 4,29 2,81

14 3,34 3,72 3,58 3,55 4,29 4,29 3,72 1,77 2,15 4,32 3,72 2,56

15 3,10 3,72 3,58 2,48 4,29 4,29 3,72 1,77 2,15 3,46 3,10 2,53

16 3,58 3,72 3,79 2,84 4,29 4,29 3,72 1,77 2,15 1,94 3,10 2,53

17 3,93 3,72 3,79 2,86 4,29 3,72 3,04 1,77 2,67 3,00 2,87 2,52

18 4,80 3,72 4,00 2,79 4,29 4,01 3,04 1,77 2,54 3,60 2,02 2,02

19 4,29 0,82 4,00 3,95 4,29 4,29 3,04 1,77 2,35 1,61 2,44 2,81

20 4,01 0,82 4,00 4,29 3,72 3,72 3,04 1,77 2,35 1,61 2,86 3,10

21 3,72 2,11 3,58 4,63 4,26 3,72 3,72 1,77 2,15 1,56 2,69 3,10

22 1,13 3,10 2,53 4,83 4,29 4,01 4,01 1,77 1,96 1,28 2,69 2,81

23 1,58 2,53 3,10 4,83 4,29 3,38 4,29 1,96 1,77 1,05 2,69 2,81

24 1,89 2,53 2,53 4,83 4,29 3,38 3,72 1,77 1,77 1,26 2,52 2,81

25 2,48 2,02 2,81 4,96 4,29 3,72 3,72 1,77 3,41 1,26 2,02 2,81

26 2,02 2,86 2,53 4,01 4,29 3,72 3,72 1,96 3,41 1,53 2,16 3,10

27 1,90 2,86 2,03 3,72 4,29 3,72 3,38 1,77 2,79 1,26 2,69 3,34

28 0,18 3,60 2,05 3,72 4,55 3,72 3,38 1,77 3,58 2,00 2,52 3,10

29 2,44 2,06 4,29 4,01 3,38 3,38 1,77 3,00 2,15 2,27 3,10

30 3,58 2,48 3,72 3,72 3,04 3,10 1,77 2,28 2,52 2,02 3,10

31 3,34 3,16 3,72 3,10 1,77 2,86 3,58

Maximum 4,8 3,7 4,0 5,0 5,0 4,5 4,3 2,8 3,6 4,3 4,3 3,6

Rerata

bulanan 2,7 2,8 2,8 3,4 4,2 3,9 3,2 2,0 2,3 2,3 2,6 2,8

Minimum 0,2 0,8 1,1 1,5 2,5 3,0 2,5 1,8 1,8 1,1 1,9 1,6

Rerata

(1-15) 2,7 2,9 2,6 2,8 4,2 4,0 3,0 2,2 2,1 2,7 2,7 2,7

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 2,8 2,6 3,0 4,0 4,2 3,7 3,5 1,8 2,5 1,9 2,5 2,9

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 109: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

94

- Debit bendung 2002

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 3,58 2,53 2,77 4,26 3,38 3,38 2,02 2,02 1,26 1,46 1,26 2,02

2 2,81 2,81 2,03 3,72 3,04 3,04 2,27 2,02 1,52 1,60 1,41 2,27

3 2,75 1,23 2,28 4,01 3,04 3,38 2,02 1,90 1,52 1,28 1,41 2,27

4 1,47 2,27 2,03 3,72 3,38 3,72 2,02 1,77 1,52 1,83 1,26 2,02

5 1,06 2,02 2,28 3,37 3,72 3,72 2,02 1,77 1,52 1,60 1,72 2,69

6 0,90 1,98 2,93 3,72 2,93 3,72 2,02 1,77 1,52 1,73 2,17 2,69

7 1,71 2,53 3,10 2,78 3,72 3,04 2,02 1,77 1,26 2,27 2,36 2,69

8 2,02 2,53 2,81 2,81 3,72 3,72 2,02 1,77 1,26 2,27 2,17 2,52

9 2,44 2,79 2,79 3,10 3,38 3,04 2,02 1,77 1,26 2,02 1,77 2,52

10 2,52 2,53 1,26 2,61 3,04 3,04 1,73 2,17 1,26 2,36 1,97 2,52

11 0,81 2,28 2,51 2,52 2,93 3,04 2,02 2,17 1,41 2,28 1,97 2,27

12 1,52 2,28 2,86 2,61 3,38 3,04 2,27 1,97 1,41 1,61 2,15 2,02

13 1,86 2,75 2,05 3,10 3,04 3,04 2,27 1,77 1,26 1,94 2,52 2,02

14 1,56 2,79 2,52 2,53 3,38 3,04 2,27 1,97 1,41 2,79 2,69 2,02

15 1,19 2,53 2,02 2,44 3,04 3,04 2,27 1,97 1,41 1,94 3,03 2,69

16 2,51 2,53 2,02 2,81 3,04 2,76 2,27 1,96 1,41 1,94 2,69 2,02

17 2,52 2,28 1,01 3,58 3,04 2,53 2,27 1,77 1,26 3,00 2,27 2,02

18 1,52 2,53 1,56 3,10 3,04 2,53 2,27 1,77 1,41 3,60 2,69 1,63

19 2,06 2,79 2,27 2,81 2,59 2,53 2,27 1,77 1,41 1,61 3,03 1,77

20 2,53 2,79 2,27 2,68 2,93 2,53 2,27 1,77 1,26 1,61 3,03 1,77

21 2,53 2,79 2,06 1,16 3,72 2,53 2,27 1,77 1,26 1,56 3,35 2,69

22 2,81 2,28 2,53 2,09 3,04 2,53 2,02 1,64 1,41 1,28 3,03 3,03

23 2,32 2,28 2,27 1,16 3,04 2,14 2,52 1,52 1,26 1,05 2,86 3,10

24 3,04 2,53 2,27 3,05 3,04 2,79 2,52 1,52 1,26 1,26 2,69 3,79

25 3,72 2,79 2,52 3,58 3,04 2,02 2,27 1,52 1,41 1,26 2,69 3,16

26 3,72 2,53 1,89 3,79 3,04 2,02 2,27 1,57 1,14 1,53 3,36 4,04

27 3,72 3,42 2,27 3,72 2,59 2,27 2,27 1,57 1,01 1,26 2,52 4,00

28 3,72 2,53 2,44 3,38 3,04 2,27 2,02 1,83 1,01 2,00 2,52 4,00

29 3,38 2,53 3,38 3,04 2,02 2,02 1,52 1,01 2,15 2,27 3,34

30 3,38 2,75 3,72 3,04 2,02 2,02 1,52 1,01 2,52 2,02 3,10

31 2,49 3,92 3,38 2,02 1,52 2,86 2,65

Maximum 3,7 3,4 3,9 4,3 3,7 3,7 2,5 2,2 1,5 3,6 3,4 4,0

Rerata

bulanan 2,4 2,5 2,3 3,0 3,2 2,8 2,2 1,8 1,3 1,9 2,4 2,6

Minimum 0,8 1,2 1,0 1,2 2,6 2,0 1,7 1,5 1,0 1,1 1,3 1,6

Rerata

(1-15) 1,9 2,4 2,4 3,2 3,3 3,3 2,1 1,9 1,4 1,9 2,0 2,4

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 2,9 2,6 2,3 2,9 3,0 2,4 2,2 1,7 1,2 1,9 2,7 2,9

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 110: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

95

- Debit bendung 2003

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 3,27 3,04 2,15 3,10 3,72 2,53 2,02 1,69 1,26 1,46 2,69 3,34

2 3,27 2,59 2,15 2,53 3,72 2,28 1,90 1,69 1,86 1,60 2,52 2,81

3 3,38 2,78 2,59 2,81 3,72 2,27 1,97 1,69 1,52 1,28 2,27 3,10

4 3,38 2,53 2,15 3,10 3,38 2,27 1,97 1,52 1,69 1,83 2,27 3,10

5 3,38 1,62 2,53 2,81 3,04 2,02 1,97 1,52 2,00 1,60 2,52 4,29

6 3,66 2,16 3,72 2,81 3,04 2,86 1,77 1,52 1,26 1,73 2,52 3,72

7 3,72 2,53 3,72 2,53 3,04 2,69 1,77 1,52 1,52 2,27 2,52 3,72

8 3,04 2,16 3,72 3,10 3,04 2,69 1,77 1,52 1,10 2,27 2,52 3,72

9 3,04 2,53 3,72 3,10 3,04 2,86 1,77 1,26 1,10 2,02 2,86 3,03

10 2,59 2,16 3,04 3,10 3,66 2,69 1,77 1,26 1,14 2,36 2,02 3,03

11 2,26 2,53 3,04 3,58 4,29 2,52 1,77 1,26 1,01 2,28 2,52 3,03

12 2,28 1,79 3,04 3,10 4,80 2,27 1,77 1,55 1,13 1,61 2,27 3,03

13 2,28 2,78 2,59 3,10 4,80 3,34 1,77 1,26 1,13 1,94 1,52 3,03

14 2,15 3,41 3,04 2,81 4,29 3,10 1,77 1,26 1,13 2,79 1,52 3,03

15 2,02 3,72 3,04 3,10 4,29 2,53 1,77 1,41 1,13 1,94 1,52 2,53

16 3,38 3,72 3,04 2,53 4,01 2,81 1,77 1,26 1,55 1,94 1,86 2,53

17 4,01 3,04 3,04 2,53 3,72 2,52 1,66 1,26 1,83 3,00 4,55 2,53

18 3,04 3,38 3,04 2,53 4,01 2,27 1,52 1,26 2,00 3,60 3,03 2,53

19 2,59 2,53 2,15 2,53 3,72 3,03 1,52 1,55 1,86 1,61 3,72 3,10

20 2,28 4,29 2,15 2,52 3,72 3,35 1,52 1,55 1,86 1,61 3,03 4,55

21 2,28 4,29 2,81 3,41 3,72 3,03 1,29 1,55 1,86 1,56 3,03 3,72

22 3,66 3,38 2,53 4,29 3,72 3,35 1,29 2,69 1,69 1,28 2,78 3,38

23 3,38 4,01 2,53 3,72 2,88 3,35 1,29 1,86 1,05 1,05 3,66 3,03

24 3,38 3,72 2,16 3,72 3,04 2,84 1,52 1,69 1,05 1,26 3,72 3,03

25 2,86 3,38 2,53 3,72 3,04 2,53 2,00 1,52 1,05 1,26 4,55 4,29

26 3,72 3,04 3,10 3,72 3,04 2,70 2,15 1,69 1,05 1,53 3,72 3,72

27 3,04 3,04 2,53 4,29 3,04 2,53 2,00 1,69 1,28 1,26 3,03 3,72

28 3,04 3,04 3,10 4,01 3,04 2,53 2,00 1,39 1,05 2,00 3,03 3,72

29 2,86 2,53 4,01 3,10 2,28 1,69 1,69 1,05 2,15 2,78 2,16

30 3,04 2,53 3,72 2,81 2,28 1,69 1,52 1,05 2,52 2,53 1,83

31 2,04 3,10 2,53 1,69 1,39 2,86 1,69

Maximum 4,0 4,3 3,7 4,3 4,8 3,4 2,1 2,7 2,0 3,6 4,5 4,5

Rerata

bulanan 3,0 3,0 2,8 3,2 3,5 2,7 1,7 1,5 1,4 1,9 2,8 3,2

Minimum 2,0 1,6 2,1 2,5 2,5 2,0 1,3 1,3 1,0 1,1 1,5 1,7

Rerata

(1-15) 2,9 2,6 2,9 3,0 3,7 2,6 1,8 1,5 1,3 1,9 2,3 3,2

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 3,0 3,4 2,7 3,4 3,3 2,8 1,7 1,6 1,4 1,9 3,3 3,1

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 111: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

96

- Debit bendung 2004

Tanggal Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 1,52 2,52 2,86 3,38 3,10 2,90 0,00 1,52 1,26 1,52 2,53 2,86

2 1,52 2,52 2,86 3,03 3,10 2,78 0,72 1,52 1,43 1,52 2,02 2,52

3 1,52 2,52 2,86 3,03 3,10 2,78 0,00 1,52 2,15 1,40 1,98 2,02

4 2,27 2,52 2,86 2,86 3,10 2,66 0,00 1,52 1,96 1,40 1,77 2,02

5 2,36 2,52 3,20 2,86 3,10 2,53 3,10 1,52 1,77 1,53 1,77 2,86

6 2,67 2,52 3,20 2,86 3,10 2,40 2,53 1,69 1,77 1,26 1,77 2,86

7 2,15 2,02 2,86 3,58 3,10 2,53 2,28 1,52 1,51 1,53 1,96 2,86

8 1,52 2,02 2,52 4,29 3,10 2,79 2,79 1,52 1,29 1,26 2,35 2,69

9 1,52 2,02 2,52 3,38 3,10 2,79 2,28 1,52 1,29 1,53 2,35 2,52

10 1,52 2,52 2,52 4,01 2,53 3,22 2,15 2,15 1,52 1,86 2,54 2,27

11 1,41 2,52 2,86 3,03 2,53 3,22 2,02 1,86 1,69 1,86 2,35 2,69

12 1,72 2,52 2,52 4,01 2,53 4,01 2,52 1,52 1,69 1,07 2,15 4,29

13 2,02 2,02 2,44 3,72 1,43 3,72 2,52 1,52 2,27 1,52 3,34 3,72

14 2,27 2,27 2,52 4,01 1,07 3,72 2,96 1,86 2,02 1,29 2,53 4,80

15 2,02 2,02 2,52 3,72 1,07 3,04 3,04 1,69 3,03 1,07 2,16 4,29

16 1,52 2,02 2,02 3,72 1,07 3,04 3,04 1,52 2,52 0,00 2,02 3,72

17 2,86 3,03 2,02 4,26 0,54 3,04 3,04 1,52 2,52 0,00 2,02 4,55

18 2,02 2,52 2,27 4,80 0,00 3,04 3,38 1,69 2,27 0,00 2,69 4,01

19 1,73 2,27 1,78 4,56 0,00 2,91 3,04 1,52 2,02 0,00 2,27 4,01

20 1,52 2,02 1,73 4,80 1,86 2,78 3,04 1,52 2,27 0,00 2,81 3,72

21 1,57 2,27 1,73 4,29 3,72 2,78 2,53 1,52 2,52 0,00 2,53 3,72

22 1,62 2,52 1,43 4,29 0,72 2,53 2,53 1,26 2,02 0,00 2,53 3,72

23 1,52 2,02 2,32 3,72 1,62 2,40 2,53 1,52 2,02 0,00 3,10 3,72

24 3,03 2,86 3,73 4,55 3,03 2,28 2,53 1,69 2,02 1,52 2,53 4,01

25 1,57 2,86 4,29 2,78 3,04 2,28 2,53 1,69 2,02 1,29 2,53 3,72

26 1,62 2,86 3,72 2,53 3,04 2,28 2,02 1,29 1,51 1,08 3,72 4,29

27 2,15 2,86 3,72 3,10 0,72 2,28 2,27 1,39 1,29 1,26 3,38 4,80

28 2,52 2,02 3,72 3,10 1,88 2,28 2,02 1,26 1,26 0,00 2,54 4,55

29 2,27 2,02 3,72 3,10 0,72 2,15 2,02 1,42 1,56 0,00 3,04 3,72

30 2,02 4,29 3,10 3,03 2,02 2,02 1,42 1,86 0,00 2,86 3,72

31 2,02 4,29 3,03 2,02 1,26 0,00 3,72

Maximum 3,0 3,0 4,3 4,8 3,7 4,0 3,4 2,1 3,0 1,9 3,7 4,8

Rerata

bulanan 1,9 2,4 2,8 3,6 2,2 2,8 2,2 1,5 1,9 0,9 2,5 3,5

Minimum 1,4 2,0 1,4 2,5 0,0 2,0 0,0 1,3 1,3 0,0 1,8 2,0

Rerata

(1-15) 1,9 2,3 2,7 3,5 2,6 3,0 1,9 1,6 1,8 1,4 2,2 3,0

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 2,0 2,4 2,9 3,8 1,8 2,5 2,5 1,5 2,0 0,3 2,7 4,0

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 112: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

97

- Debit bendung 2005

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 4,29 3,72 2,53 0,76 0,00 3,04 3,04 1,52 1,53 2,53 0,00 3,34

2 3,72 4,29 2,53 0,76 0,00 3,04 3,04 3,38 1,53 2,53 2,52 3,10

3 3,72 3,72 2,53 0,76 0,00 3,72 3,04 2,53 1,53 1,73 2,52 3,10

4 3,72 3,72 3,10 0,76 2,52 3,72 3,04 2,53 1,53 1,73 3,20 3,10

5 3,72 3,72 3,72 0,76 3,04 3,04 2,59 2,02 1,53 2,02 3,03 2,53

6 3,72 4,29 3,04 0,76 3,72 3,04 3,04 2,02 1,26 2,02 2,86 2,81

7 3,72 5,26 3,04 0,76 3,72 3,72 3,04 2,02 1,53 2,02 2,86 2,53

8 3,72 5,26 3,72 2,53 3,04 3,72 3,04 1,52 1,40 2,02 2,86 2,53

9 3,72 3,72 3,04 2,53 2,53 3,72 3,04 1,69 1,26 1,70 2,52 3,10

10 3,72 4,29 4,29 3,10 3,10 3,04 2,59 2,15 1,53 1,70 2,02 3,10

11 4,80 3,72 3,72 3,10 3,10 3,04 2,59 1,69 1,53 1,53 2,27 2,81

12 4,29 3,72 3,04 3,10 3,72 3,04 3,10 1,69 1,53 1,53 2,02 2,53

13 3,72 3,72 3,04 3,10 3,72 3,04 3,10 1,86 1,53 2,52 2,02 2,53

14 4,80 3,72 3,04 3,10 3,72 3,72 3,10 1,86 1,53 2,52 2,02 2,81

15 4,29 3,72 3,04 2,52 3,72 3,72 3,10 1,52 2,70 2,52 2,02 2,53

16 3,72 3,72 3,04 2,52 3,72 3,72 3,72 1,52 2,02 0,00 1,73 2,53

17 4,29 3,72 3,04 2,52 3,04 3,04 3,72 1,52 2,02 0,00 1,07 2,81

18 3,72 3,72 2,53 2,02 3,04 3,04 3,72 1,86 2,52 0,00 1,07 3,72

19 4,80 3,72 2,53 0,76 3,04 3,04 3,72 1,86 4,49 0,00 3,58 3,72

20 4,29 4,80 2,53 2,02 3,04 0,00 3,04 1,86 3,04 0,00 3,58 3,04

21 3,72 4,29 2,53 1,52 3,04 0,00 2,81 1,86 3,04 0,00 3,10 4,29

22 3,72 2,53 2,53 1,52 3,72 0,00 2,81 1,86 2,53 0,00 3,10 3,72

23 3,72 3,72 1,07 1,52 3,72 0,00 2,53 1,86 2,53 0,00 2,81 3,72

24 3,04 3,72 1,07 1,86 3,72 0,00 2,53 1,86 2,53 0,00 2,53 3,38

25 3,04 3,72 1,07 3,10 3,04 3,04 2,53 1,52 3,10 0,00 3,10 3,38

26 4,29 3,72 0,76 3,10 3,04 3,04 2,02 1,52 3,79 0,00 2,53 3,04

27 4,80 3,72 0,76 3,58 3,04 3,04 2,02 1,52 3,34 0,00 2,53 3,04

28 3,72 2,53 0,76 0,00 3,04 3,04 2,02 1,26 3,10 0,00 2,81 3,04

29 3,72 0,76 0,00 3,04 3,04 2,02 1,39 2,81 0,00 3,34 3,04

30 4,80 0,76 0,00 3,04 3,04 1,69 1,52 3,10 0,00 3,34 3,04

31 3,72 0,76 3,04 1,69 1,53 0,00 3,72

Maximum 4,8 5,3 4,3 3,6 3,7 3,7 3,7 3,4 4,5 2,5 3,6 4,3

Rerata

bulanan 4,0 3,9 2,4 1,8 2,9 2,7 2,8 1,8 2,2 1,0 2,5 3,1

Minimum 3,0 2,5 0,8 0,0 0,0 0,0 1,7 1,3 1,3 0,0 0,0 2,5

Rerata

(1-15) 4,0 4,0 3,2 1,9 2,6 3,4 3,0 2,0 1,6 2,0 2,3 2,8

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 3,9 3,7 1,7 1,7 3,2 2,1 2,7 1,6 2,9 0,0 2,7 3,3

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 113: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

98

- Debit bendung 2006

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 3,72 1,73 1,07 1,79 3,72 4,29 1,73 1,86 1,40 1,01 1,01 3,04

2 3,72 2,35 1,29 1,79 3,04 4,29 1,73 1,86 1,66 1,01 1,01 2,59

3 3,04 3,10 1,55 2,99 3,04 4,29 2,02 1,52 1,26 1,01 1,01 2,53

4 3,04 2,53 1,55 2,86 3,04 4,01 1,73 1,52 1,26 1,13 1,34 2,53

5 4,30 2,02 2,02 3,04 3,04 3,72 2,02 1,52 1,26 1,24 1,01 3,10

6 4,30 1,73 2,50 2,58 3,04 3,72 1,73 1,52 1,26 1,24 1,01 3,58

7 4,01 2,53 2,53 2,02 3,38 3,00 2,02 1,52 1,40 1,34 1,28 3,75

8 3,72 3,10 1,79 3,16 3,72 3,04 2,02 1,86 1,40 1,01 2,00 3,04

9 3,72 2,81 1,79 2,02 3,72 3,04 2,02 1,69 1,40 1,01 2,70 3,38

10 3,72 2,50 2,44 1,73 3,04 3,04 2,02 1,52 1,53 1,24 2,02 3,38

11 3,72 2,02 2,53 2,86 3,04 3,04 2,02 1,52 1,40 1,13 2,02 3,38

12 3,72 2,02 1,52 3,72 3,04 3,04 2,02 1,86 1,40 1,01 2,02 3,04

13 3,04 2,02 2,90 2,86 3,04 3,04 2,02 1,52 1,26 1,01 2,02 3,04

14 3,04 2,02 1,55 2,02 3,04 3,04 2,02 1,52 1,26 1,01 2,52 3,72

15 3,04 1,43 2,02 3,16 3,04 3,10 2,02 1,69 1,40 1,01 2,02 3,38

16 3,04 2,02 2,32 3,10 3,04 2,53 2,02 1,69 1,26 0,00 1,73 3,04

17 2,53 1,73 2,02 3,10 3,04 2,81 2,02 1,86 1,26 0,00 1,52 3,04

18 1,52 2,02 2,02 2,53 3,04 2,53 2,02 1,52 1,26 0,00 1,52 3,38

19 1,77 2,02 1,07 2,53 3,04 2,53 2,02 1,69 1,26 0,00 1,52 3,04

20 2,02 2,02 2,94 2,53 3,22 2,53 2,02 1,86 1,26 0,00 1,52 3,04

21 2,02 2,02 2,87 3,10 3,72 2,53 2,02 2,00 1,01 0,00 2,86 3,38

22 1,52 2,02 3,04 3,34 4,29 2,53 2,02 1,69 1,13 0,00 2,27 3,72

23 1,55 2,15 1,71 3,58 3,16 2,53 2,02 1,52 1,24 0,00 3,04 3,04

24 1,98 2,52 2,16 3,58 3,72 2,53 2,02 1,69 1,13 0,00 3,73 3,91

25 1,73 2,52 1,07 3,04 3,04 2,28 1,73 1,69 1,01 0,00 3,72 3,04

26 1,73 2,52 0,90 3,72 3,04 2,02 1,69 1,69 1,01 0,00 3,04 3,22

27 1,43 2,86 2,59 3,72 3,04 2,02 1,69 1,52 1,01 0,00 3,38 4,29

28 1,43 2,52 3,72 3,72 3,04 1,73 1,69 1,29 1,01 0,00 3,04 4,29

29 1,43 3,12 3,72 3,22 1,73 1,86 1,29 1,01 0,00 3,04 2,93

30 2,02 2,53 3,72 4,29 1,73 1,69 1,26 1,01 0,00 3,04 3,04

31 2,02 2,53 4,29 1,86 1,40 0,00 3,04

Maximum 4,3 3,1 3,7 3,7 4,3 4,3 2,0 2,0 1,7 1,3 3,7 4,3

Rerata

bulanan 2,7 2,2 2,1 2,9 3,3 2,9 1,9 1,6 1,2 0,5 2,1 3,3

Minimum 1,4 1,4 0,9 1,7 3,0 1,7 1,7 1,3 1,0 0,0 1,0 2,5

Rerata (1-

15) 3,6 2,3 1,9 2,6 3,2 3,4 1,9 1,6 1,4 1,1 1,7 3,2

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata

(16-31) 1,9 2,2 2,3 3,3 3,4 2,3 1,9 1,6 1,1 0,0 2,6 3,3

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 114: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

99

- Debit bendung 2007

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 4,01 2,02 1,67 1,73 2,56 2,02 2,86 2,15 1,86 1,40 2,13 2,02

2 4,01 8,11 1,52 1,98 2,32 3,03 2,52 2,15 1,69 1,66 3,20 2,02

3 4,01 1,26 1,69 2,27 2,02 2,69 2,52 2,15 1,52 1,53 2,28 2,02

4 3,72 1,52 1,52 2,27 2,02 2,27 2,52 1,95 1,52 1,53 2,52 2,19

5 3,72 1,14 1,69 2,27 2,29 2,27 2,52 2,00 1,52 1,53 2,52 2,69

6 3,04 1,40 1,86 1,07 2,02 2,02 2,52 1,86 1,69 1,66 2,52 2,69

7 3,04 1,15 1,69 1,07 2,29 1,98 2,52 2,00 1,52 1,79 2,52 2,27

8 2,59 1,26 1,69 1,29 2,02 2,86 2,52 1,86 1,69 2,17 2,52 2,52

9 2,15 0,76 2,00 1,61 2,02 2,27 2,52 1,86 1,86 1,77 3,35 2,52

10 3,38 1,14 2,15 2,27 1,43 2,02 2,27 1,86 1,86 2,17 3,03 2,27

11 2,15 0,76 1,86 2,02 2,56 2,27 2,02 1,86 1,52 1,77 1,52 2,86

12 2,28 1,01 1,69 1,73 2,02 1,73 2,02 1,86 1,52 2,17 1,83 2,86

13 2,53 1,26 1,86 2,02 2,02 1,43 2,02 1,86 1,52 2,17 1,69 3,20

14 2,16 1,29 1,32 2,02 2,02 1,73 2,52 2,15 1,52 1,97 2,30 3,20

15 2,02 1,69 1,71 2,02 1,73 1,43 2,52 1,69 1,52 1,77 2,27 3,20

16 2,02 1,47 1,47 2,27 1,43 1,73 2,52 1,69 1,52 0,00 2,27 2,53

17 2,02 1,69 1,71 2,27 1,43 2,02 2,52 1,69 1,52 0,00 2,15 2,53

18 2,02 0,76 1,56 2,69 1,83 2,02 2,52 1,52 1,52 0,00 2,52 3,05

19 2,02 1,14 1,32 3,03 1,52 2,02 2,52 1,52 1,52 0,00 2,69 2,36

20 2,02 1,86 1,47 2,86 1,69 2,02 2,52 1,86 1,52 0,00 2,52 2,27

21 2,02 1,69 2,00 2,86 2,00 2,24 2,27 2,15 1,52 1,26 2,52 2,27

22 2,02 1,69 1,60 2,86 1,86 2,02 2,02 2,15 1,52 1,26 2,27 2,19

23 4,01 1,86 1,86 3,03 2,12 2,52 2,02 2,15 1,39 1,26 2,02 2,19

24 2,76 4,26 1,86 2,86 2,00 2,52 2,27 2,15 1,26 1,86 2,02 2,86

25 3,72 1,29 1,52 2,52 1,69 2,27 2,02 2,00 1,26 1,52 2,02 1,52

26 2,93 1,47 1,96 2,56 1,96 2,02 2,02 2,00 1,26 1,52 2,02 1,12

27 3,72 1,69 2,26 1,83 2,15 2,02 1,73 1,69 1,26 1,52 2,27 2,86

28 2,87 1,69 2,52 2,02 2,63 2,44 1,86 1,52 1,26 1,52 2,86 1,52

29 4,01 2,52 1,43 2,02 2,52 1,69 1,52 1,26 1,52 2,86 2,19

30 2,27 2,27 2,00 2,02 2,52 2,15 1,52 1,26 1,86 2,86 2,86

31 3,12 2,02 2,02 2,15 1,69 2,43 2,86

Maximum 4,0 8,1 2,5 3,0 2,6 3,0 2,9 2,1 1,9 2,4 3,4 3,2

Rerata

bulanan 2,9 1,7 1,8 2,2 2,0 2,2 2,3 1,9 1,5 1,4 2,4 2,4

Minimum 2,0 0,8 1,3 1,1 1,4 1,4 1,7 1,5 1,3 0,0 1,5 1,1

Rerata

(1-15) 3,0 1,7 1,7 1,8 2,1 2,1 2,4 2,0 1,6 1,8 2,4 2,6

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata (16-

31) 2,7 1,7 1,9 2,5 1,9 2,2 2,2 1,8 1,4 1,1 2,4 2,3

Jml.data

kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 115: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

100

Lampiran 2

Perhitungan Nilai Q Rata-rata pada 4 Stasiun Hujan

Tabel. Jumlah Bulan Basah, Lembab dan Kering 4 Stasiun Hujan DAS Gung

Hulu 1996 - 2007

Tahun Kategori

Bulan Basah Bulan Lembab Bulan Kering

1996 9 1 2

1997 7 5 -

1998 10 - 2

1999 9 2 1

2000 9 3 -

2001 10 1 1

2002 8 4 -

2003 7 5 -

2004 9 2 1

2005 11 1 -

2006 7 5 -

2007 8 2 2

Jumlah 104 9 31

Sumber: Hasil pengolahan data DPU Bid. Pengairan, 1996 – 2007

Jumlah Bulan Kering

Jumlah Bulan Basah

Jumlah Bulan Kering = 29

Jumlah Bulan Basah = 91

Maka,

31

104

0,298

Jadi, Nilai Q daerah penelitian adalah 0,298

Q =

=

Q =

Q =

Page 116: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

101

Lampiran 3.

Uji Ketelitian Interpretasi Penggunaan Lahan

A. Data hasil cek lapangan Penggunaan lahan

No Koordinat

Hasil Interpretasi Cek Lapangan Tingkat

Kebenaran X Y

1 292673 9219956 Pemukiman Pemukiman Benar

2 292589 9217806 Sawah Sawah Benar

3 299983 9202431 Hutan Hutan Benar

4 291894 9209547 Sawah Sawah Benar

5 293205 9217906 Pemukiman Pemukiman Benar

6 294013 9204055 Kebun Campuran Kebun Campuran Benar

7 293571 9210853 Sawah Tanah kosong Salah

8 294184 9202563 Tegalan Tegalan Benar

9 298548 9217526 Kebun campuran Kebun campuran Benar

10 294992 9210097 Tanah kosong Tanah kosong Benar

11 300126 9217429 Sawah Sawah Benar

12 294032 9202483 Tanah kosong Tanah kosong Benar

13 297763 9210792 Tegalan Tegalan Benar

14 292510 9210078 Sawah Sawah Benar

15 292523 9214561 Semak/belukar Semak/belukar Benar

16 292508 9208514 Pemukiman Pemukiman Benar

17 292097 9216987 Pemukiman Pemukiman Benar

18 299156 9213765 Hutan Hutan Benar

19 300027 9204733 Pemukiman Pemukiman Benar

20 293137 9219233 Sawah Sawah Benar

21 295594 9204996 Semak/belukar Kebun campuran Salah

22 292502 9217220 Tanah kosong Tanah kosong Benar

23 292468 9213263 Tegalan Tegalan Benar

24 300814 9217512 Hutan Hutan Benar

25 291143 9219848 Tegalan Tegalan Benar

Page 117: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

102

26 292518 9205717 Pemukiman Pemukiman Benar

27 298659 9204981 Tanah kosong Sawah Salah

28 299918 9216609 Pemukiman Pemukiman Benar

29 293567 9211694 Sawah Sawah Benar

30 293502 9210313 Tegalan Tegalan Benar

31 297693 9209315 Sawah Sawah Benar

32 292687 9215986 Hutan Hutan Benar

33 292402 9212269 Kebun campuran Kebun campuran Benar

34 294087 9209384 Kebun campuran Hutan Salah

35 292421 9210018 Pemukiman Pemukiman Benar

36 296243 9216503 Sawah Tanah kosong Salah

37 295057 9203291 Sawah Sawah Benar

38 292969 9211057 Semak/belukar Semak/belukar Benar

39 292584 9213129 Tanah kosong Tanah kosong Benar

40 293518 9212261 Tegalan Tegalan Benar

41 291835 9210906 Pemukiman Pemukiman Benar

42 292436 9210875 Kebun campuran Hutan Salah

43 296289 9213472 Tegalan Tegalan Benar

44 297014 9213984 Hutan Hutan Benar

45 296997 9210013 Sawah Sawah Benar

46 298429 9204643 Pemukiman Pemukiman Benar

47 299114 9216719 Pemukiman Pemukiman Benar

48 292599 9216986 Kebun campuran Kebun campuran Benar

49 293206 9205956 Tegalan Semak belukar Salah

50 292998 9214517 Sawah Sawah Benar

Page 118: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

B. Matriks Uji Hasil Ketelitian Interpretasi Penggunaan Lahan

Kategori hasil

interpretasi

Kategori lapangan Jumlah Omisi Komisi Ketelitian interpretasi

Pmk Htn KC Tgl Swh TK S/B

Pmk 11 11 (0/11) x 100% = 0 (0/11) x 100% = 0 11

11+0+0

Htn 5 2 5 (0/5) x 100% = 0 (2/5) x 100 % = 40% 5

5+0+2

KC 4 6 (3/6) x 100% = 50% (0/6) x 100 % = 0 6

6+3+0

Tgl 7 1 8 (0/8) x 100% = 0 (1/8) x 100% = 12,5% 8

8+0+1

Swh 10 2 12 (1/12) x 100% = 8,33% (2/12) x 100% = 16,66% 12

12+1+2

TK 1 4 5 (2/5) x 100% = 40 % (1/5) x 100% = 20% 5

5+2+1

S/B 1 2 3 (1/3) x 100% = 33,33% (1/3) x 100% = 33,33% 3

3+1+1

Jumlah 11 5 7 7 11 6 3 50

x 100% = 100%

x 100% = 60%

x 100% = 62,5%

x 100% = 80%

x 100% = 88,89%

x 100% = 66,67%

x 100% = 71,42%

103

Page 119: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

104

Keterangan

Pmk : Pemukiman

Htn : Hutan

KC : Kebun Campuran

Tgl : Tegalan

Swh : Sawah

TK : Tanah Kosong

S/B : Semak/Belukar

Jumlah Omisi : Jumlah hasil interpretasi obyek bukan A yang setelah cek lapangan masuk dalam obyek A

Jumlah Komisi : Jumlah hasil interpretasi obyek A yang setelah cek lapangan masuk dalam obyek A

Jumlah obyek yang benar

Ketelitian interpretasi setiap kelas = X 100 %

Jumlah obyek yang benar + jumlah omisi + jumlah komisi

11 + 5 + 4 + 7 + 10 + 4 + 2

Ketelitian Keselurahan Hasil Interpretasi = X 100 %

50

43

= X 100 %

50

= 86 %

104

Page 120: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

Lampiran 4.

Foto-foto Daerah Penelitian

Gambar 1. Perubahan lahan tegalan menjadi sawah

Gambar 2. Perubahan lahan sawah menjadi pemukiman

105

Page 121: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

106

Gambar 3. Perubahan lahan hutan menjadi kebun campuran

Gambar 4. Perubahan lahan kebun campuran menjadi pemukiman

Page 122: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

107

Gambar 5. Perubahan lahan hutan menjadi tanah kosong

Gambar 6. Perubahan lahan pemukiman menjadi tanah kosong

Page 123: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

108

Gambar 7. Penggunaan lahan tanah kosong yang direboisasi menjadi hutan

Gambar 8. Penggunaan lahan sawah yang tidak mengalami perubahan

Page 124: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

109

Gambar 9. Ombrometer stasiun hujan Danawarih

Gambar 10. Papan duga di Bendung Danawarih

Page 125: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

110

Lampiran 5.

Tabel. Rasio Debit Sungai Gung Hulu tahun 1990 – 2008

No Tahun Debit Maksimum

(m³/dtk)

Debit Minimum

(m³/dtk) KRS

1 1990 5,71 1,06 5,39

2 1991 5,91 0,79 7,48

3 1992 5,20 0,76 6,84

4 1993 5,68 1,16 4,90

5 1994 6,02 0,48 12,54

6 1995 6,55 0,15 43,67

7 1996 5,32 0,33 16,12

8 1997 6,66 0,17 39,18

9 1998 6,39 0,72 8,88

10 1999 5,68 0,25 22,72

11 2000 5,54 0,54 10,26

12 2001 5,03 0,18 27,94

13 2002 4,26 0,81 5,26

14 2003 4,80 1,01 4,75

15 2004 4,80 0,54 8,89

16 2005 5,26 0,76 6,92

17 2006 4,30 0,90 4,78

18 2007 8,11 0,76 10,67

19 2008 5,54 0,54 10,26

Jumlah 257,45

Rerata 21,45

Page 126: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

111

Lampiran 6.

- Analisis Regresi Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Rasio Debit dengan

Metode Enter Program SPSS for Windows Version 16.0.

REGRESSION /MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT RasioDebit

/METHOD=ENTER Hutan KebunCmpran Pemukiman Sawah SemakBlkr TanahKosong T

egalan

/SCATTERPLOT=(*ZRESID ,*ZPRED)

/RESIDUALS DURBIN NORM(ZRESID).

[DataSet0]

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Tegalan, Sawah, TanahKosonga . Enter

a. Tolerance = ,000 limits reached.

b. Dependent Variable: RasioDebit

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .622a .387 .157 9.91516 2.924

a. Predictors: (Constant), Tegalan, Sawah, TanahKosong

b. Dependent Variable: RasioDebit

Analisis koefisien determinasi(R²) digunakan untuk mengetahui seberapa

besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak

terhadap variabel dependen. Dari tabel diatas diketahui nilai R² (Adjusted R

Square) adalah 0,157. Jadi sumbangan dampak dari variabel penggunaan lahan

terhadap debit yaitu 15,7 %, sumbangan terbesar terutama dari bentuk

penggunaan lahan tegalan, sawah dan tanah kosong. Sisanya sebesar 84,3 %

dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 127: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

112

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Rasio Debit (Y) .283 12 .009 .814 12 .013

Hutan (X1) .089 12 .200* .967 12 .876

Kebun Campuran (X2) .089 12 .200* .968 12 .884

Tegalan (X3) .089 12 .200* .967 12 .876

Semak Belukar (X4) .089 12 .200* .967 12 .877

Sawah (X5) .126 12 .200* .961 12 .797

Tanah Kosong (X6) .105 12 .200* .946 12 .575

Pemukiman (X7) .089 12 .200* .967 12 .876

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 128: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

113

Dari tabel diatas diketahui signifikansi bernilai 0,200. Karena signifikansi

lebih dari 0,05 jadi data dinyatakan berdistribusi normal, kecuali rasio debit yang

bernilai 0,009. Begitu juga pengujian normal probability dan uji

heteroskedastisitas. Model regresi memenuhi asumsi normalitas dan model regresi

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Seperti ditunjukkan gambar.

Page 129: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

114

Page 130: DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS GUNG ...

115

2009

Yth. Kepala Bappeda Kabupaten Tegal

di Slawi

Khamid Wijaya

3250404038

X (Sepuluh)

PENGARUH PERUBAHAN PENUTUP LAHAN DI DAS GUNG HULU

TERHADAP DEBIT SUNGAI GUNG KABUPATEN TEGAL

September 2009 - Selesai