DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang...

108
DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI JAZIRAH ARAB TAHUN 625 M 630 M SKRIPSI Oleh: Fitria Kusumawati NIM: K 4405019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang...

Page 1: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN

ISLAM DI JAZIRAH ARAB TAHUN 625 M – 630 M

SKRIPSI

Oleh:

Fitria KusumawatiNIM: K 4405019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2009

Page 2: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

ii

DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN

ISLAM DI JAZIRAH ARAB TAHUN 625 M – 630 M

Oleh :

Fitria KusumawatiNIM: K 4405019

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2009

Page 3: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Saiful Bachri, M.PdNIP. 19520603 198503 1 001

Drs. A. Arif Musadad, M.PdNIP. 19670507 199203 1 002

Page 4: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Djono, M.Pd .....................

Sekretaris : Drs. Tri Yuniyanto, M.Hum ....……………

Anggota I : Dra. Saiful Bachri, M.Pd .....................

Anggota II : Drs. A. Arif Musadad, M.Pd ........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

v

ABSTRAK

Fitiria Kusumawati. K4405019. DAMPAK PERANG UHUD TERHADAPPERKEMBANGAN ISLAM DI JAZIRAH ARAB TAHUN 625 M-630 M.Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UniversitasSebelas Maret, Oktober 2009.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) Latar belakangterjadinya perang Uhud, (2) Dampak perang Uhud terhadap perkembangan ajaranagama Islam di Jazirah Arab, (3) Pengaruh perang Uhud dalam perkembanganbidang militer tentara Muslim, (4) Sikap Quraisy Makkah terhadap IslamMadinah seusai perang Uhud.

Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yangdigunakan adalah sumber data primer yang berupa Al Qur’an dan sumber datasekunder yang berupa buku-buku yang berkaitan dengan tema penelitian yaitusejarah Islam. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Teknikanalisis data menggunakan teknik analisis historis, yaitu analisa yangmengutamakan ketajaman dalam mengolah suatu data sejarah. Prosedur penelitiandengan melalui empat tahap kegiatan yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, danhistoriografi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Perang Uhud diawalioleh adanya keinginan kaum Quraisy untuk melakukan balas dendam terhadapNabi Muhammad SAW beserta kaum Muslimin di Madinah atas kekalahan yangdialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2) Kekalahan yang dialamikaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan pelajaran yang berhargabagi kaum Muslimin bahwa setiap perintah dan perkataan Nabi Muhammad SAWmerupakan suatu kebenaran yang harus dipatuhi, (3) Perang Uhud telah membawapengaruh yang besar dalam bidang kemiliteran tentara Muslimin. Setelahmengalami kekalahan dalam perang Uhud, strategi-strategi perang yang barumulai diterapkan dalam menghadapi kaum Quraisy. Salah satu strategi perangyang sangat terbukti mampu mengalahkan musuh adalah strategi perang parityang merupakan inisiatif dari salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yaituSalman Al-Farisi, (4) Perkembangan Islam yang semakin meningkat setelahperang Uhud membuat kaum Quraisy yang dahulunya menentang Islam, berbalikarah menyatakan untuk memeluk Islam. Akan tetapi, masih ada golongan orang-orang musyrikin yang sampai sekarang golongan ini menentang Islam. Merekaberusaha untuk menghancurkan orang-orang Islam dengan berbagai cara. KaumQuraisy sampai sekarang masih tinggal di wilayah Jazirah Arab dan merekaditakdirkan untuk menjadi golongan yang menentang Islam.

Page 6: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

vi

ABSTRACT

Fitria Kusumawati. K4405019. THE EFFECT OF UHUD WAR ON THEISLAM DEVELOPMENT IN ARAB PENINSULA DURING 625–630 AC.Thesis, Surakarta: Faculty of Education and Teacher Training. SebelasMaret University, October 2009.

The aim of this research is describing: (1) the background of the historic ofUhud war, (2) the effect of Uhud war on the Islam doctrine development in ArabPeninsula, (3) the effect of Uhud war on the Moslem soldiers’ militarydevelopment, (4) Quraysh Mecca’s attitude on Medina Moslem after Uhud war.

The research uses historical method. The data resource used in theresearch is primary data resource, such as Al-Quran, and secondary data resource,such as books related to the research theme, Islam history. The technique ofcollecting data uses literature study. The technique of data analysis uses historicalanalysis technique, analysis that majoring incisive style in processing of a historicdata. The research procedure through four steps activities: heuristic, criticism,interpretation, and historiography.

Based on the result of research, it can be concluded that: (1) Uhud warwas initiated with the Quraysh willingness to take a revenge on the ProphetMuhammad SAW as well as the Moslem in Medina for their defeat in Badar war,(2) The defeat the Moslem encountered in Uhud war had given a valuable lessonfor the Moslem that every instruction and statement from the Prophet MuhammadSAW is the truth that should be complied with, (3) The Uhud war had broughtabout big effect on the military sector of Moslem soldiers. Having defeated inUhud war, the new fighting strategies began to apply in facing the Quraysh. Oneof fighting strategies proven can defeat the enemy is the ditch strategy constitutingthe new initiative from one of Prophet Muhammad SAW’s best friends that isSalman Al-Farisi, (4) The Islam development proceeding progressively afterUhud war made the Quraysh previously resisted Islam, embraced Islam. However,there are some groups of unbelievers who still against Islam until now. They try tobeat Muslims in any way. Quraysh clan still live in Arab Peninsula until now andthey are fated to be a group who against Islam.

Page 7: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

vii

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S Al Insyirah: 6)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri

(Q. S Ar-Ra’d: 11)

Page 8: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

1. Ibu dan Bapak tercinta

2. Adikku tersayang

3. Mas Luntoro

4. Teman-teman Pendidikan Sejarah 2005

5. Almamater

Page 9: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan

Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui

permohonan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan

dan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. A. Arif Musadad, M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas amal baik kepada semua pihak yang telah

membantu di dalam menyelesaikan skripsi ini dengan mendapatkan pahala yang

setimpal.

Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan

skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan perkembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya.

Surakarta, Oktober 2009

Penulis

Page 10: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

ABSTRAK....….. ..................................................................................... v

ABSTRACT.................................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii

KATA PENGANTAR.............................................................................. ix

DAFTAR ISI............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. .. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 10

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka .................................................................. 12

1. Konflik ........................................................................ 12

a. Pengertian Konflik…………………………………… 12

b. Ciri-ciri Konflik …………………………………… . 14

c. Jenis-jenis Konflik...…………………………………. 15

d. Penyebab Terjadinya Konflik…………………........... 16

e. Akibat Konflik..........…………………………………. 17

f. Cara Penyelesaian Konflik…………………………... 18

2. Agama Islam..................................................................... 20

a. Pengertian Agama Islam………………………… . … 20

b. Dasar Pokok Agama Islam…………………………… 23

c. Sumber Ajaran Agama Islam………………………… 23

Page 11: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

xi

d. Fungsi Agama Islam......................………………….. 26

3. Strategi Militer................................................................. 27

a. Pengertian Strategi..................................................... 27

b. Konsep Militer.......................................................... 30

c. Konsep Strategi Militer............................................... 31

B. Kerangka Berfikir .............................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 36

B. Metode Penelitian .............................................................. 37

C. Sumber Data ......................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 40

E. Teknik Analisis Data ......................................................... 41

F. Prosedur Penelitian ............................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Terjadinya Perang Uhud ............................ 47

1. Madinah Sebelum Terjadinya Perang Uhud .................. 47

2. Pecahnya Perang Uhud ................................................. 65

a. Persiapan Perang Uhud............................................... 65

b. Jalannya Perang Uhud................................................ 68

c. Akhir Perang Uhud..................................................... 77

B. Dampak Perang Uhud Terhadap Perkembangan Ajaran Islam

di Jazirah Arab......................................................................... 80

C. Pengaruh Perang Uhud Dalam Perkembangan Bidang Militer

Tentara Muslim........................................................................ 83

D. Sikap Quraisy Makkah Terhadap Islam Madinah Seusai

Perang Uhud............................................................................ 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 88

B. Implikasi............................................................................. 90

1. Teoritis ........................................................................... 90

2. Praktis ............................................................................ 91

Page 12: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

xii

3. Metodologis........................................................................ 91

C. Saran .................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 93

LAMPIRAN ....... ..................................................................................... 96

Page 13: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Arab pada waktu lahirnya Islam...................................... 97

Lampiran 2. Peta kota Madinah Al-Munawwarah. ..................................... 98

Lampiran 3. Ghazwah Uhud . .................................................................... 99

Lampiran 4. Daftar nama tentara Muslim yang gugur dalam perang Uhud . 100

Lampiran 5. Peristiwa Penting Dalam Kehidupan Nabi Rasul Saw............. 103

Lampiran 6. Surat permohonan ijin menyusun skripsi. ............................... 107

Lampiran 7. Surat keputusan Dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi... 108

Page 14: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam lahir di Makkah, karena di Makkah itulah pertama kali Nabi

Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT. Akan tetapi, agama Islam

mengalami perkembangan yang pesat di Madinah (A. Syalabi, 1983: 116).

Makkah adalah lembah yang sangat tandus. Kondisi geografis negeri ini

berpengaruh besar dalam membentuk sikap dan watak masyarakatnya. Pada

umumnya penduduk Makkah bertemperamen buruk dan tidak mampu berpikir

secara mendalam. Sementara itu, Madinah merupakan wilayah pertanian yang

subur yang menghasilkan produk pertanian yang melimpah. Suhu tropisnya tidak

sepanas di Makkah. Masyarakat Madinah berhati lembut, penuh pertimbangan dan

cerdas dalam berpikir sehingga seruan Islam lebih mudah diterima pada latar

belakang masyarakat seperti Madinah daripada masyarakat yang berlatar belakang

seperti Makkah. Selain itu, Islam memperoleh landasan yang lebih cocok di

Madinah daripada di Makkah pada masa penyebarannya yang pertama. Hal ini

merupakan salah satu faktor yang mempercepat dilakukannya hijrah oleh Nabi

Muhammad SAW. Hijrah, yang mengakhiri periode Makkah dan merupakan awal

periode Madinah, merupakan suatu hal penting dalam kehidupan Nabi

Muhammad SAW. Tahun-tahun penghinaan, penganiayaan, dan kegagalan telah

berakhir, dan tahun-tahun keberhasilan telah dimulai. Nabi Muhammad SAW

telah dihina dan dilecehkan oleh kaummnya di Makkah, sedangkan di Madinah

Nabi Muhammad SAW diterima sebagai seorang pemimpin yang sangat

dihormati.

Kelas pendeta dan aristokrasi Quraisy merupakan salah satu penghalang

bagi kemajuan Islam di Makkah. Mereka menganggap bahwa keberhasilan Islam

merupakan malapetaka dan kehancuran bagi mereka. Oleh karena itu, mereka

menentang Islam dengan sangat gigih sejak masa lahirnya. Di Madinah tidak

terdapat kelompok pendeta seperti di Makkah, tidak pula terdapat suatu suku

aristokrasi agama seperti Quraisy. Oleh karena itu, menyampaikan Islam di

Page 15: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

2

Madinah lebih mudah dan lebih berhasil dibandingkan di Makkah. Di Madinah,

kekuasaan serta kedudukan Nabi Muhammad SAW semakin besar dan Islam

memperoleh landasan yang kuat dari hari ke hari. Nabi Muhammad SAW dengan

bebas dapat menyampaikan dakwahnya diantara masyarakat yang sesat, dan pada

akhirnya mereka mengikuti ajaran beliau.

Kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah disambut baik oleh

segenap kalangan masyarakat Madinah (Yatsrib) yang kemudian mengubah nama

kota ini menjadi “Madinatun Nabi”, artinya kota Nabi (K. Ali dan Andang

Affandi, 1995: 46). Hal pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di

Madinah ialah membangun sebuah masjid. Dalam membangun masjid tersebut,

Nabi Muhammad SAW bekerja sebagaimana para pekerja lainnya. Masjid yang

didirikan oleh Nabi Muhammad SAW berfungsi sebagai wadah kesatuan sosial

muslim. Di masjid inilah Nabi Muhammad SAW beserta para pengikut dan

sahabatnya melakukan shalat berjamaah, beribadah dan mengajarkan ajaran-

ajaran Islam kepada para sahabatnya serta menyelesaikan perkara-perkara yang

terjadi. Masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW mempunyai peranan

penting dan besar artinya untuk mempersatukan kaum Muslimin dan

mempertahankan jiwa mereka dalam satu kesatuan.

Setelah memantapkan diri di Madinah, Nabi Muhammad SAW

membawa keluarganya ke sana. Pada waktu kedatangan Nabi Muhammad SAW,

Madinah didiami oleh beberapa kelompok masyarakat yang berbeda. Para

pengikut setia Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan kampung

halaman mereka dan telah mengikuti Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah

dikenal dengan gelar Muhajirin atau para “Pengungsi”. Pengabdian para

Muhajirin terhadap Nabi Muhammad SAW sangat besar. Mereka bersedia

berhijrah dan memutuskan ikatan persahabatan serta kekeluargaan dengan kaum

Quraisy. Selain itu, para Muhajirin berani untuk menghadapi segala penderitaan

dan cobaan dalam usaha menegakkan Islam.

Orang Madinah yang baru masuk Islam yang telah membantu Nabi

Muhammad SAW baik dalam suka maupun duka menerima gelar Anshar atau

para “Penolong”. Dengan tangan terbuka mereka menerima Nabi Muhammad

Page 16: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

3

SAW di tengah-tengah mereka dan sesuai dengan perjanjian di Aqabah, mereka

akan tetap berada di samping beliau baik dalam suka maupu duka. Kaum Anshar

terlibat aktif dalam semua peperangan, dan pada beberapa kesempatan mereka

memberi dana keuangan bagi tujuan Islam. Mereka menyediakan rumah dan

makanan bagi para pengungsi atau para Muhajirin. Persaudaraan diantara kaum

Anshar dan Muhajirin begitu akrab sehingga mereka dapat saling mewariskan

harta kekayaan bila mereka meninggal.

Pada permulaan kedatangan Nabi Muhammad SAW, para penyembah

berhala Madinah tidak berani untuk menjalankan aktivitas sesat mereka. Hal ini

tampak jelas bahwa seluruh kelompok masyarakat, baik yang beriman maupun

yang tidak beriman, siap untuk melindungi Nabi Muhammad SAW.

Perkembangan Islam yang semakin pesat di Madinah telah mengakibatkan para

penyembah berhala iri terhadap kedudukan Nabi Muhammad SAW. Abdullah

ibnu Ubay merupakan seorang tokoh Yahudi Madinah yang menaruh benci dan iri

hati atas supremasi politik Nabi Muhammad SAW. Abdullah ibnu Ubay terkenal

licik dan mempunyai sejumlah pengikut yang terdiri dari orang-orang munafik

yang berusaha menentang Nabi Muhammad SAW secara sembunyi-sembunyi.

Abdullah ibnu Ubay ingin sekali memperoleh kekuasaan kedaulatan di Madinah.

Segalanya sudah dipersiapkan untuk memperoleh kendali kekuasaan, tetapi

kedatangan Nabi Muhammad SAW merupakan rintangan bagi semua rencananya.

Selain para penyembah berhala, ada juga kelompok yang tidak senang

pada peranan Nabi Muhammad SAW yang meluas. Akan tetapi, antusiasme yang

besar dari masyarakat Madinah terhadap ajaran Islam memaksa kelompok ini

mengakui Islam secara nominal. Kelompok ini menentang Nabi Muhammad

SAW secara rahasia. Oleh karena itu, mereka disebut kaum munafikun. Kelompok

masyarakat ini lebih berbahaya daripada musuh yang terang-terangan.

Penganut agama Yahudi di Madinah mempunyai pendirian dan sikap

yang berbeda-beda. Mereka bersama dengan masyarakat Madinah lainnya turut

menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW di Madinah. Pada mulanya, Nabi

Muhammad SAW mengakui otoritas ketuhanan agama mereka, bahkan telah

menyandarkan tuntutannya pada bukti dari kitab suci mereka. Kaum Yahudi

Page 17: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

4

menganggap bahwa mereka akan mampu membawa Nabi Muhammad SAW

berada di pihaknya. Akan tetapi, ketika mereka menyadari bahwa harapan mereka

tidak terpenuhi, sedikit demi sedikt mereka menarik dukunganya dan menjadi

musuh utama Islam.

Setelah datang di Madinah, Nabi Muhammad SAW mencurahkan

perhatiannya pada organisasi kenegaraan. Dalam perkembangannya, Nabi

Muhammad SAW menjadi penguasa yang mutlak di Madinah. Selama enam

bulan pertama di Madinah, beliau dibiarkan tidak diganggu. Akan tetapi,

kekuasaan Nabi Muhammad SAW yang terus bertambah menimbulkan

kecemburuan dan permusuhan kaum Quraisy yang cenderung ingin

membinasakan Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya. Kemarahan

kaum Quraisy menimpa pula orang Madinah yang memberi perlindungan kepada

Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya di kota Madinah. Kaum Quraisy

menyatakan umat Islam sebagai pemberontak dan mereka menginginkan untuk

menghukum Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya.

Meskipun orang Madinah menerima misi Nabi Muhammad SAW, tapi

keragu-raguan dan kecemburuan telah menguasai hati banyak orang. Mereka tidak

menerima dengan ikhlas kekuasaan Nabi Muhammad SAW di Madinah dan

mereka berusaha untuk mengusir Nabi Muhammad SAW dari negeri mereka.

Orang Musyrik Madinah yang sebelumnya memihak Nabi Muhammad SAW,

sekarang mereka bersekutu dengan Quraisy di bawah pimpinan Abdullah ibnu

Ubay yang sejak awal berharap menjadi penguasa negeri Madinah tetapi terhalang

oleh kedatangan Nabi Muhammad SAW. Kerjasama orang Musyrik Madinah

yang munafik itu mulai menambah kekuatan musuh. Kaum Yahudi secara rahasia

mulai berkomplot dengan kaum Quraisy untuk mengurangi kekuasaan Nabi

Muhammad SAW yang terus menanjak. Di samping itu, kaum Quraisy sering

melakukan penjarahan di luar kota Madinah.

Nabi Muhammad SAW mengirim suatu kelompok yang terdiri atas

sembilan orang anggota di bawah pimpinan Abdullah ibnu Jashy untuk mengintai

gerak-gerik musuh. Kelompok itu dengan tiba-tiba menyerang kafilah Quraisy di

Nakhlah, dekat Makkah, dan dalam pertempuran kecil itu mereka membunuh

Page 18: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

5

Amar bin Hazrami, seorang pemimpin Quraisy. Peristiwa Nakhlah itu

menyebabkan permusuhan semakin berkobar di antara kedua belah pihak. Pada

waktu itu, desas-desus menyebar luas bahwa Abu Sufyan diserang umat Islam

ketika ia kembali dari Syria. Karena itu, kaum Quraisy di bawah pimpinan Abu

Jahal mengirim satu pasukan besar untuk menyerang Madinah. Ketika Nabi

Muhammad SAW diberitahu tentang hal ini, beliau memanggil suatu dewan

perang dan kemudian memutuskan untuk menyerang kafilah Abu Sufyan dalam

perjalanan pulang dari Syria. Karena itu, pertempuran antara kaum Quraisy dan

pengikut Nabi Muhammad SAW tidak bisa dihindarkan lagi. Peristiwa ini

merupakan penyebab terjadinya suatu peperangan yang sangat besar antara pihak

Nabi Muhammad SAW dengan kaum Quraisy, yang terkenal dengan perang

Badar yang terjadi pada hari Jumat pagi, tanggal 17 Ramadhan 2 Hijriah atau

tanggal 13 Maret 624 Masehi (K. Ali dan Andang Affandi, 1995: 52).

Perang Badar pada dasarnya merupakan konflik antara kekuatan cahaya

dan kegelapan, antara kebenaran dan kepalsuan, cahaya atas kegelapan.

Kemenangan pasukan Islam pada peperangan Badar atas kekuatan yang

jumlahnya jauh lebih besar memberi harapan baru bagi umat Islam dan

mendorong mereka untuk keberhasilan di masa depan. Dalam perang Badar ini,

kekuatan Quraisy dihancurkan dan harga diri mereka dihinakan. Sementara itu,

pengaruh Nabi Muhammad SAW dan kekuatan Islam semakin besar dan bahkan

sampai ke luar Madinah. Perang Badar juga memberikan pengaruh yang besar

terhadap orang Yahudi, begitu pula terhadap suku bangsa Badui yang berdekatan

yang menyadari bahwa telah muncul di Arabia satu kekuatan yang tidak

terkalahkan. Sebelumnya orang Yahudi sangat meremehkan umat Islam. Akan

tetapi, sekarang mereka mulai merasakan kekuatan umat Islam. Untuk sementara

waktu, orang tidak berani berlaku sombong terhadap Nabi Muhammad SAW.

Perang Badar membantu umat Islam mengkonsolidasi kekuatan Islam di Madinah,

dan memungkinkan mereka mampu menghadapi orang jahat dari kota itu dengan

berani.

Setelah kemenangan Badar, Islam memperoleh kedudukan yang kuat di

Madinah. Kebangkitan Madinah merupakan satu hal yang tidak menggembirakan

Page 19: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

6

kaum Quraisy yang menganggapnya sebagai suatu ancaman besar bagi

kepentingan politik dan perdagangan mereka. Di samping itu, munculnya Bani

Hasyim di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW tidak menyenangkan bagi

Bani Umayah. Oleh karena itu, konflik antara kedua cabang suku Quraisy yaitu

Bani Hasyim dan Bani Umayah tidak bisa dielakkan lagi sehingga memunculkan

serentetan peperangan-peperangan yang lainnya.

Kekalahan yang diderita oleh kaum Quraisy di peperangan Badar

merupakan suatu pukulan yang hebat bagi mereka. Kaum Quraisy senantiasa

teringat atas kehancuran mereka dan derita kekalahan pada perang Badar yang

sangat memalukan mereka. Pemuka-pemuka mereka seperti Abu Jahal, Utbah,

mati terbunuh dalam perang tersebut. Kekalahan mereka dalam perang Badar

telah memunculkan rasa dendam yang besar terhadap kaum Muslimin. Dalam

waktu yang singkat mereka berhasil menyusun kekuatan di Makkah. Abu Sufyan

bersumpah bahwa ia tidak akan menyentuh perempuan sebelum kekalahan mereka

terbalas. Selanjutnya pasukan kaum Quraisy menyiagakan diri dengan

perlengkapan perang bahkan mereka mengundang suku-suku Badui bersekutu

melawan musuh mereka yakni pasukan Muslim Madinah. Selain itu, kaum

Quraisy bertekad untuk tidak membelanjakan semua harta kekayaan kafilah

perniagaan agar nantinya dapat digunakan untuk membelanjai atau membiayai

peperangan yang akan dilancarkan terhadap kaum Muslimin.

Kaum Quraisy sangat khawatir kalau kekalahannya pada perang Badar

akan terulang lagi. Untuk melancarkan perang berikutnya mereka mengadakan

persediaan yang besar. Dikumpulkanlah oleh Abu Sufyan 3000 pemanggul senjata

terdiri dari orang-orang Quraisy, Arab Tihamah, Kinanah, Bani al Harits, Bani al

Haun dan Bani al Mushtaliq. Keluarga (istri-istri) dari orang-orang besar Quraisy

pun dibawa Abu Sufyan ke medan perang supaya mereka dapat menghalangi laki-

laki yang melarikan diri dari medan perang. Membawa kaum wanita dengan

maksud demikian, telah menjadi adat kebiasaan bagi bangsa Arab.

Setelah Nabi Muhammad SAW mengetahui kesiapan balatentara

Quraisy, maka bermusyawarahlah beliau dengan para sahabat untuk

membicarakan tindakan apa yang harus diambil. Pemuda-pemuda Islam dan

Page 20: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

7

orang-orang yang dulu tidak ikut serta dalam perang Badar, mengusulkan kepada

Nabi Muhammad SAW agar kaum Muslimin ke luar kota Madinah untuk

menghadapi musuh di luar kota. Ada pula beberapa orang sahabat mengusulkan

agar kaum Muslimin jangan ke luar kota Madinah, tetapi bertahan saja dalam kota

Madinah, dan mengadakan perlawanan dan pembelaan dari rumah-rumah dan

lorong-lorong kota.

Rasulullah sendiri cenderung kepada pendapat yang kedua, tetapi

pendapat yang pertama banyak mendapat dukungan dari kaum Muslimin. Oleh

karena itu keluarlah Rasulullah bersama 1000 orang pemanggul senjata yang

terdiri dari kaum Muslimin untuk menghadapi musuh yang menyerang. Baru saja

beliau berangkat timbullah keretakan dalam barisan kaum Muslimin. Seorang

munafik bernama Abdullah ibnu Ubay mengundurkan diri dan kembali ke

Madinah membawa sekelompok kaum munafik yang terdiri ± 300 tentara. Alasan

Abdullah ibnu Ubay atas pengkhianatan yang dilakukannya ialah karena Nabi

Muhammad SAW tidak menerima usulnya, melainkan hanya menerima usul

pemuda-pemuda yang mengusulkan agar musuh dihadapi di luar kota.

Laskar tentara yang masih setia kepada Nabi Muhammad SAW terus

berangkat bersama beliau. Akhirnya Nabi Muhammad SAW beserta laskar

Muslimin sampai ke Bukit Uhud. Setelah itu Nabi mulai mengatur posisi atau

penempatan laskar-laskar tersebut. Ada 50 orang laskar pemanah di bawah

pimpinan Abdullah ibnu Jabir diletakkan oleh Nabi pada suatu tempat untuk

menutup jalan laskar berkuda Quraisy karena menurut taktik perang, laskar kaum

Quraisy dapat memutar jalannya masuk dari tempat itu untuk memukul kaum

muslimin dari belakang (A. Syalabi, 1983: 175).

Dalam pertempuran tahap pertama, pasukan Muslimin memperoleh

kemenangan demi kemenangan. Ketika pertempuran hampir selesai, para

pemanah Muslimin meninggalkan pos mereka, meskipun sebelumnya mereka

mendapat peringatan keras dari komandan mereka. Mereka berbuat demikian

untuk mengambil bagian dalam penjarahan harta rampasan perang, karena mereka

menganggap perang telah usai. Akibatnya, barisan pasukan Muslimin menjadi

tidak teratur lagi. Khalid bin Walid sebagai pemimpin tentara Quraisy yang

Page 21: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

8

menyaksikan peristiwa itu segera menyerbu pasukan Muslimin dari garis

belakang. Serangan tersebut membuat pasukan Muslimin mulai bercerai-berai dan

melarikan diri dari medan tempur. Nabi Muhammad SAW berusaha membawa

mereka kembali, tetapi gagal. Pada saat itu seorang pemuka kafir yang bernama

Ibnu Kamia, sempat melemparkan batu ke arah Nabi Muhammad SAW yang

mengakibatkan salah satu gigi depan Nabi Muhammad SAW patah. Beliau jatuh

ke tanah dan desas-desus mulai menyebar bahwa Nabi Muhammad SAW telah

terbunuh. Padahal sebenarnya Nabi Muhammad SAW hanya pingsan. Setelah

beberapa menit kemudian, beliau siuman kembali dan dipapah menuju Bukit

Uhud dimana sebagian besar anggota pasukan Muslim menunggunya.

Pasukannya sangat gembira karena mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW

masih hidup (K. Ali dan Andang Affandi, 1995: 60).

Akibat perang Uhud ini, 70 tentara Muslim gugur dalam pertempuran itu

dan dari pihak musuh terdapat 23 orang yang terbunuh. Hindun binti Utbah, istri

Abu Sufyan menyobek perut Hamzah bin Abdul Muthalib kemudian

mengeluarkan hatinya dan mengunyahnya untuk memuaskan rasa balas

dendamnya atas kematian ayahnya yang terbunuh oleh Hamzah dalam perang

Badar.

Kecakapan dan taktik militer Khalid bin Walid, hembusan angin yang

kencang, pasukan Muslim yang kurang disiplin, dan kelalaian para serdadu

Muslim terhadap tugas, merupakan faktor utama kekalahan kaum Muslim dalam

perang Uhud. Khalid bin Walid, seorang pemimpin Quraisy, menyerbu pasukan

Islam pada saat yang tepat, yaitu saat mereka meninggalkan tempat strategis yang

paling penting bagi perang. Selain itu, pasukan Muslim tidak bisa membedakan

antara kawan dan lawan karena hembusan angin yang kencang.

Peperangan Uhud ini adalah suatu peperangan yang amat besar

akibatnya. Kaum Quraisy tahu betul bahwa kemenangan mereka sangat gemilang.

Oleh karena itu, mereka hendak melanjutkan kemenangan itu sehingga dapat

menumpas kaum Muslimin sampai tidak tersisa. Suku-suku bangsa Arab yang

lain memandang bahwa nilai dan gengsi kaum Muslimin telah merosot akibat

kekalahan pada peperangan Uhud itu. Orang-orang Yahudi dengan terang-terang

Page 22: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

9

mengejek dan mencemoohkan kaum Muslimin. Kondisi demikian tidak

menyebabkan kaum Muslimin menjadi lemah dan terus berusaha dengan

sekuatnya untuk menghilangkan kesan-kesan kekalahan yang telah dialami oleh

kaum Muslimin dalam perang Uhud. Kaum Muslimin ingin memperlihatkan

kepada kaum Quraisy bahwa mereka masih unggul dan kuat.

Meskipun umat Islam dikalahkan dalam perang Uhud, namun mereka

dapat memperoleh kembali kedudukan semula, bahkan memperbaikinya pada

bulan-bulan berikutnya. Kaum Quraisy tidak dapat membanggakan diri dengan

kekuatan umat Islam Madinah yang terus bertambah. Mereka mengetahui bahwa

kekuatan umat Islam yang terus bertambah merupakan ancaman bagi kedudukan

sosial, agama, dan juga kemajuan perdagangan mereka. Setelah perang Uhud

berakhir, golongan Yahudi yakni Bani Nadzir diusir dari Madinah oleh kaum

Muslim Madinah karena pengkhianatan dan kejahatan mereka, dan sejak itu

mereka menghasut orang Quraisy dan Badui untuk melawan orang Islam.

Perang Uhud telah memberikan suatu pelajaran yang sangat berharga

bagi masyarakat Islam khususnya dan masyarakat di Jazirah Arab pada umumnya

bahwa perintah seorang Rasulullah harus ditaati karena apa yang disabdakan oleh

Rasulullah merupakan suatu petunjuk kebenaran. Selain itu, perang Uhud juga

telah membawa suatu perubahan-perubahan yang lain, misalnya perubahan dalam

strategi militer. Kekalahan pasukan Muslimin dalam perang Uhud tidak

menjadikan pasukan Muslimin lemah tetapi memberikan suatu motivasi untuk

menyusun strategi-strategi baru dalam bidang kemiliteran untuk memerangi

musuh-musuh Islam.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

mengadakan suatu penelitian dengan judul “Dampak Perang Uhud Terhadap

Perkembangan Islam di Jazirah Arab Tahun 625 M – 630 M”. Kurun waktu

yang diambil berkisar antara tahun 625 sampai 630 M. Pembatasan ini

berdasarkan pada terjadinya perang Uhud yakni tahun 625 M. Tahun 630 M

merupakan tahun kemenangan dan perkembangan agama Islam, yang ditandai

dengan adanya peristiwa Fathu Makkah.

Page 23: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

10

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis

dapat merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya perang Uhud?

2. Bagaimanakah dampak perang Uhud terhadap perkembangan ajaran agama

Islam di Jazirah Arab?

3. Bagaimanakah pengaruh perang Uhud dalam perkembangan bidang militer

tentara Muslim?

4. Bagaimanakah sikap Quraisy Makkah terhadap Islam Madinah seusai perang

Uhud?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya perang Uhud.

2. Untuk mengetahui perkembangan ajaran agama Islam di Jazirah Arab setelah

perang Uhud.

3. Untuk mengetahui pengaruh perang Uhud dalam perkembangan bidang militer

tentara Muslim.

4. Untuk mengetahui sikap Quraisy Makkah terhadap Islam Madinah seusai

perang Uhud.

D. Manfaat Penelitian

Dalam mengadakan penelitian penulis berharap dapat memberikan suatu

kemanfaatan bagi dunia pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian ini penulis

golongkan menjadi dua yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat dalam rangka

pengembangan ilmu sejarah yang berkaitan dengan Jazirah Arab terutama

sejarah Islam.

Page 24: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

11

b. Sebagai salah satu sumber bagi penelitian-penelitian selanjutnya, serta

diharapkan dapat memberikan kemanfaatan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Dapat menambah khasanah pustaka baik program Pendidikan Sejarah,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan maupun Universitas Sebelas Maret

khususnya mengenai dampak perang Uhud terhadap perkembangan Islam di

Jazirah Arab.

Page 25: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Konflik

a. Pengertian Konflik

Kata konflik berasal dari kata Latin confligere yang berarti “saling

memukul”. Dalam pengertian sosiologis, konflik dapat didefinisikan sebagai suatu

proses sosial yang terdiri dari dua orang atau kelompok yang berusaha

menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghacurkanya atau membuatnya tidak

berdaya. Jenis bentrokan yang paling sering terjadi di dalam kehidupan manusia

ialah perang dengan menggunakan senjata yang ditandai dengan dua atau lebih

dari suku bangsa yang saling bertempur dengan maksud mengahancurkan pihak

lawan (D. Hendropuspito OC, 1989: 247).

Menurut Kartini Kartono (1988: 173), definisi konflik berasal dari kata

confligere, conflictum, yang artinya semua bentuk benturan, tabrakan,

ketidaksesuaian, ketidakserasian, pertentangan, perkelahian, oposisi dan interaksi-

interaksi yang antagonistis atau bertentangan. Sedangkan menurut Clinton F. Fink

yang dikutip oleh Kartini Kartono (1988: 173), definisi konflik adalah:

1) Relasi-relasi psikologis yang antagonistis, berkaitan dengan tujuan-

tujuan yang tidak bisa disesuaikan, interest-interest eksklusif yang

tidak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan,

dan struktur nilai yang berbeda.

2) Interaksi yang antagonis, mencakup: tingkah laku lahiriah yang

tampak jelas mulai dari bentuk perlawanan yang halus, terkontrol,

tersembunyi, tidak langsung sampai pada bentuk perlawanan terbuka,

kekerasan, perjuangan tidak terkontrol, benturan latent, pemogokan,

huru-hara, makar, gerilya perang dan lain-lain.

Menurut Maswadi Rauf (2001: 2), konflik adalah gejala sosial yang

selalu terdapat di dalam setiap masyarakat dalam setiap kurun waktu tertentu.

Konflik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

Page 26: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

13

bermasyarakat karena konflik merupakan salah satu produk dari hubungan sosial

(social relations).

Konflik juga dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk pertentangan atau

perbedaan pendapat antara paling tidak dua orang atau kelompok. Konflik seperti

ini dapat dinamakan konflik lisan atau konflik non-fisik. Apabila konflik tersebut

tidak dapat diselesaikan, maka dapat berubah menjadi konflik fisik, yaitu suatu

konflik yang melibatkan benda-benda fisik dalam menyelesaikan perbedaan

pendapat diantara dua orang atau kelompok.

Menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary of the

English Language yang dikutip oleh Dean G. Pruitt dan Jeffery Z. Rubin (2004:

9), istilah “conflict” berarti suatu “perkelahian, peperangan, atau perjuangan”,

yaitu suatu bentuk konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Konflik merupakan

persepsi mengenai perbedaan kepentingan (perceived divergence of interest), atau

suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai

secara simultan, artinya sulit untuk menemukan suatu titik temu dalam

menyelaraskan aspirasi pihak yang sedang berkonflik.

Berdasarkan beberapa definisi tentang konflik, Margaret M. Poloma

(2003: 107) menyatakan bahwa:

Konflik merupakan bentuk interaksi bahwa tempat, waktu sertaintensitas dan lain sebagainya tunduk pada perubahan sebagaimanadengan isi segitiga yang berubah. Konflik dapat merupakan proses yangbersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaanstruktur sosial. Konflik dapat menetapkan dan menjaga garis batas antaradua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapatmemperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidaklebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya.

Konflik atau pertentangan masyarakat mempunyai hubungan yang erat

dengan proses integrasi. Hal ini disebabkan karena proses integrasi dapat

mengarah kepada terbentuknya suatu proses disorganisasi dan disintegrasi di

dalam masyarakat tertentu. Semakin tinggi konflik atau pertentangan intra

kelompok (intra-group conflict), maka akan semakin kecil derajat atau tingkat

integrasi kelompok. Dalam kehidupan bermasyarakat, solidaritas yang terjadi di

dalam kelompok (in-group solidarity) dan pertentangan dengan kelompok luar

Page 27: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

14

(out group conflict) juga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi.

Semakin besar permusuhan terhadap kelompok luar, maka semakin besar pula

adanya proses integrasi di dalam suatu solidaritas kelompok untuk membentuk

kekuatan dalam mengahadapi pihak lawan atau musuh (phil. Astrid S. Susanto,

1999: 103).

Konflik atau pertentangan yang terdapat di dalam masyarakat mengenal

beberapa fase, yaitu fase disorganisasi dan fase disintegrasi. Suatu kelompok

sosial yang selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial, maka pertentangan

akan berkisar pada penyesuaian diri atau penolakan dari faktor-faktor sosial

tersebut. Sebagian besar konflik muncul dalam posisi yang saling bertentangan

dalam berbagai masalah yang dihadapi oleh kelompok yang berkonflik. Masing-

masing kelompok yang terlibat dalam konflik mempunyai tujuan tertentu,

misalnya mempertahankankan atau memperluas wilayah maupun demi

kepentingan keamanan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konflik

merupakan suatu bentuk pertentangan, pertikaian dan perbedaan pendapat antara

dua orang atau kelompok yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan

sehingga mengakibatkan pihak yang satu berusaha untuk menyingkirkan pihak

yang lain dengan berbagai cara.

Konflik yang terjadi di dalam perang Uhud pada dasarnya merupakan

konflik antara Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya dengan kaum

Musyrikin Makkah atau kaum Quraisy. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh

kekalahan yang dialami oleh kaum Quraisy dalam peristiwa perang Badar. Kaum

Quraisy menderita kerugian yang besar atas kekalahan mereka dalam perang

Badar sehingga memicu keinginan untuk melakukan balas dendam terhadap kaum

Muslimin.

b. Ciri-ciri Konflik

Menurut Ted Robert Gurr yang dikutip oleh Maswadi Rauf (2001: 7)

menyebutkan paling tidak ada empat ciri konflik, yaitu:

Page 28: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

15

1) Ada dua atau lebih pihak yang terlibat, yakni melibatkan orang atau

pihak lain yang berjumlah minimal satu sehingga ada pihak lain yang

menjadi saingan.

2) Adanya keterlibatan dalam tindakan-tindakan yang saling memusuhi,

yakni bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam konflik secara terang-

terangan menunjukkan sikap yang berlawanan dengan yang lain

sehingga menimbulkan reaksi pertentangan dan permusuhan dari

pihak lain.

3) Adanya penggunaan tindakan-tindakan kekerasan yang bertujuan

untuk menghancurkan, melukai, dan mengahalangi lawannya. Pada

ciri ini didasarkan atas pandangan bahwa konflik selalu bersifat

konflik fisik.

4) Konflik merupakan sebuah tingkah laku yang nyata dan dapat

diamati. Konflik haruslah berwujud tindakan (behavior) yang

berbentuk tindakan-tindakan konkret. Oleh karena itu, pertentangan

antara dua orang yang hanya ada dalam pikiran masing-masing tidak

dapat disebut konflik.

c. Jenis-jenis Konflik

Menurut Maswadi Rauf (2001: 6), dilihat dari pihak-pihak yang terlibat

dalam konflik maka konflik dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Konflik individual, yakni konflik yang terjadi antara dua orang yang

tidak melibatkan kelompok masing-masing. Faktor penyebab konflik

ini adalah masalah pribadi sehingga yang terlibat dalam konflik

hanyalah orang-orang yang bersangkutan saja.

2) Konflik kelompok, yakni konflik yang terjadi antara dua kelompok

atau lebih. Konflik pribadi dapat dengan mudah berubah menjadi

konflik kelompok karena adanya kecenderungan yang besar dari

individu-individu yang berkonflik untuk melibatkan kelompoknya

masing-masing.

Page 29: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

16

Menurut Coser yang dikutip oleh Margaret M. Poloma (2003: 107),

konflik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1) Konflik realistis, adalah konflik yang berasal dari kekecewaan

terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terdapat di dalam hubungan

masyarakat dan kekecewaan tersebut ditujukan pada obyek yang

dianggap mengecewakan.

2) Konflik yang tidak realistis, adalah konflik yang bukan berasal dari

persaingan antara kedua belah pihak tetapi dari kebutuhan untuk

meredakan masalah, paling tidak dari salah satu pihak.

Konflik yang terjadi di dalam perang Uhud dapat digolongkan ke dalam

jenis konflik kelompok yaitu konflik yang terjadi antara kaum Quraisy dengan

kaum Muslimin. Selain itu, konflik yang terjadi antara kaum Quraisy dan kaum

Muslimin juga dapat digolongkan ke dalam konflik realistis yaitu konflik tersebut

bersumber dari kekecewaan yang dialami oleh kaum Quraisy akibat kekalahan

kaum Quraisy dalam perang Badar.

d. Penyebab Terjadinya Konflik

Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah hal-hal yang terjadi pada

tingkat individual (Maurice Duverger, 2003: 175-176). Duverger juga

menyinggung rasa frustasi sebagai penyebab terjadinya konflik. Orang frustasi

lebih mudah terlibat dalam konflik dengan pihak lain yang dianggap sebagai

penyebab frustasi tersebut.

Konflik juga bisa disebabkan karena adanya persaingan atau kompetisi

yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat. Akan tetapi, tidak sepenuhnya

konflik muncul karena adanya persaingan diantara kelompok. Konflik bisa

disebabkan karena adanya perbedaan pendirian antara kelompok termasuk tujuan

yang hendak dicapai.

Kecenderungan manusia untuk menguasai orang lain juga merupakan

penyebab terjadinya konflik. Hal ini berarti kecenderungan manusia untuk

berkuasa menjadi salah satu penyebab konflik. Manusia selalu menginginkan

orang lain menganut apa yang dianutnya karena ia berpendapat bahwa apa yang

Page 30: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

17

dianutnya adalah yang terbaik bagi semua orang, di samping alasan untuk

mendominasi. Oleh karena itu, kecenderungan manusia untuk menarik orang lain

agar menganut ideologi atau agama yang dianutnya merupakan salah satu sumber

konflik terpenting dalam masyarakat (Maswadi Rauf, 2001: 7).

Menurut Soerjono Soekanto (1986: 76-78), terdapat dua hal yang

menjadi sumber terjadinya konflik yaitu:

1) Adanya orang-orang yang menduduki posisi-posisi tertinggi,

sehingga kepentingan mereka berbeda dengan golongan yang

menduduki posisi yang lebih rendah.

2) Ada golongan-golongan tertentu yang lebih disukai daripada

golongan-golongan lain dalam kelompok tersebut.

Berkaitan dengan perang Uhud maka penyebab konflik perang Uhud

adalah karena keinginan untuk melakukan balas dendam dari pihak Quraisy

Makkah terhadap Muslim Madinah akibat kekalahan yang dialami oleh pihak

Quraisy pada saat perang Badar. Semenjak kekalahan Quraisy dalam perang

Badar, pihak Quraisy semakin membenci kaum Muslimin dan berusaha untuk

menghancurkan kaum Muslimin khususnya Nabi Muhammad SAW beserta

pengikutnya.

e. Akibat Konflik

Terlepas dari teori konflik yang menganggap konflik bernilai positif,

sejarah dan kenyataan sehari-hari membuktikan bahwa konflik fisik selalu

mendatangkan akibat negatif. Bentrokan antara individu dengan individu, kerabat

dengan kerabat, suku dengan suku, bangsa dengan bangsa, golongan agama yang

satu dengan agama yang lain, umumnya mendatangkan penderitaan bagi kedua

belah pihak yang terlibat, seperti korban jiwa, material dan spiritual serta

berkobarnya kebencian dan balas dendam.

Akibat lain ialah terputusnya kerjasama antara kedua belah pihak yang

terlibat konflik. Masa antara pecahnya konflik dan terbentuknya kerjasama

kembali disebut masa permusuhan. Dalam masa ini usaha kooperatif tidak dapat

dilakukan. Hal ini mengakibatkan proses kemajuan masyarakat mengalami

Page 31: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

18

kemacetan. Apabila konflik terjadi di suatu negara yang terdiri dari berbagai suku

bangsa dan bersifat separatif, konflik juga menghambat persatuan bangsa serta

integrasi sosial dan nasional (D. Hendropuspito OC, 1989: 249).

Konflik yang terjadi dalam perang Uhud telah memunculkan berbagai

akibat yang merugikan bagi pasukan Muslimin. Kekalahan yang dialami oleh

pasukan Muslimin dalam perang Uhud tidak hanya menyebabkan kerugian secara

materiil. Akan tetapi, juga berdampak pada melemahnya semangat pasukan

Muslimin. Meskipun pasukan Muslimin mengalami cobaan yang besar akibat

kekalahan dalam perang Uhud, namun pasukan Muslimin tidak pantang

menyerah. Setelah perang Uhud berakhir, pasukan Muslimin menghimpun

kekuatan militer dan menciptakan strategi perang yang baru dalam menghadapi

pihak musuh. Usaha pasukan Muslimin untuk membalas kekalahan dalam perang

Uhud tidak sia-sia. Hal tersebut terbukti dengan kemenangan yang diperoleh

pasukan Muslimin saat menghadapi pihak Quraisy dalam perang Ahzab dengan

menggunakan strategi perang parit.

f. Cara Penyelesaian Konflik

Menurut D. Hendropuspito OC (1989: 250-251), ada 5 cara penyelesaian

konflik yang lazim dipakai, yaitu:

1) Konsiliasi atau perdamaian (conciliatio), yaitu suatu cara untuk

mempertemukan pihak-pihak yang berselisih guna mencapai

persetujuan bersama untuk berdamai. Dalam proses ini, pihak-pihak

yang berkepentingan dapat meminta bantuan pihak ketiga. Namun

dalam hal lain, pihak ketiga tidak bertugas secara menyeluruh dan

tuntas. Ia hanya memberikan pertimbangan-pertimbangan yang

dianggapnya baik kepada kedua belah pihak yang berselisih untuk

menghentikan persengketaan.

2) Mediasi (mediatio), yaitu suatu cara menyelesaikan pertikaian

dengan menggunakan seorang perantara (mediator). Dalam hal ini,

fungsi seorang mediator hampir sama dengan seorang konsiliator.

Seorang mediator juga tidak mempunyai wewenang untuk

Page 32: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

19

memberikan keputusan yang mengikat, keputusannya hanya bersifat

konsultatif. Pihak-pihak yang bersengketa sendirilah yang harus

mengambil keputusan untuk menghentikan perselisihan.

3) Arbitrasi (arbitrium), yaitu suatu cara penyelesaian konflik melalui

pengadilan dengan seorang hakim (arbiter) sebagai pengambil

keputusan. Abitrasi berbeda dengan konsiliasi dan mediasi. Seorang

arbiter memberi keputusan yang mengikat kedua pihak yang

bersengketa, artinya keputusan seorang hakim harus ditaati.

4) Paksaan (coersion), yaitu suatu cara penyelesaian konflik atau

pertikaian dengan menggunakan paksaan fisik atau psikologis. Bila

paksaan psikologis tidak berhasil, dipakailah paksaan fisik. Pihak

yang biasa menggunakan paksaan adalah pihak yang kuat, pihak

yang merasa yakin menang, bahkan sanggup menghancurkan musuh.

Pihak inilah yang menentukan syarat-syarat untuk menyerah dan

berdamai yang harus diterima pihak yang lemah.

5) Detente, yaitu suatu cara penyelesaian konflik dengan mengurangi

hubungan ketegangan antara dua pihak yang bertikai. Cara ini hanya

merupakan persiapan untuk mengadakan pendekatan dalam rangka

pembicaraan tentang langkah-langkah mencapai perdamaian. Dalam

hal ini, belum ada penyelesaian secara definitif dan belum ada pihak

yang dinyatakan kalah atau menang.

Menurut Maswadi Rauf (2001: 10-12), ada dua cara penyelesaian

konflik, yaitu:

1) Cara persuasif (persuasive), yaitu suatu cara penyelesaian konflik

dengan menggunakan perundingan dan musyawarah untuk mencari

titik temu antara pihak-pihak yang berkonflik. Cara penyelesaian

konflik secara persuasif menghasilkan penyelesaian konflik secara

tuntas, artinya tidak ada lagi perbedaan antara pihak-pihak yang

sebelumnya berkonflik karena titik temu telah dihasilkan atas

keinginan sendiri.

Page 33: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

20

2) Penyelesaian secara koersif (coersive), yaitu suatu cara penyelesaian

konflik dengan menggunakan kekerasan fisik atau ancaman

kekerasan fisik untuk menghilangkan perbedaan pendapat antara

pihak-pihak yang terlibat konflik. Cara koersif menghasilkan

penyelesaian konflik dengan kualitas yang rendah karena konflik

sebenarnya belum selesai secara tuntas. Titik temu atau mufakat

terbentuk secara terpaksa sehingga pihak yang lebih lemah

menyetujui pendapat yang lebih kuat tidak atas dasar kesadaran dan

keinginan sendiri.

Konflik yang terjadi dalam perang Uhud diselesaikan secara koersif,

yaitu penyelesaian konflik dengan menggunakan kekerasan fisik atau ancaman

kekerasan fisik untuk menghilangkan perbedaan pendapat antara pihak-pihak

yang terlibat konflik. Hal tersebut terbukti dengan adanya sejumlah perlawanan-

perlawanan yang berasal dari kaum Muslimin maupun kaum Quraisy. Kedua

kelompok tersebut saling beradu kekuatan dengan kepentingan yang berbeda-

beda. Kaum Quraisy memiliki ambisi yang besar untuk menghancurkan Nabi

Muhammad SAW beserta pengikutnya yang telah mengalahkan mereka dalam

perang Badar. Selain itu, kaum Quraisy juga memiliki keinginan yang kuat untuk

memperluas daerah kekuasaan mereka sampai wilayah Madinah. Sementara itu,

kaum Muslimin memiliki tujuan untuk menegakkan kebenaran di atas kebathilan

dengan berusaha menyebarkan agama Islam yang merupakan wahyu dari Allah

SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Agama Islam

a. Pengertian Agama Islam

Agama bukan berasal dari bahasa Arab, sebab dalam bahasa Arab tidak

dikenal istilah “Ga”. Dalam bahasa Arab dikenal istilah “Addin” artinya

kepatuhan, kekuasaan atau kecenderungan. Menurut bahasa Sansekerta, agama

berasal dari gabungan kata “a” artinya tidak dan “gama” artinya kacau sehingga

kalau digabungkan maka agama artinya tidak kacau. Agama juga merupakan

Page 34: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

21

terjemahan dari bahasa Inggris, “religion” atau religi yang artinya kepercayaan

dan penyembahan kepada Tuhan (Aminuddin, 2002: 12-13).

Secara umum, agama dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan

yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia dan

hubungan manusia dengan lingkungannya (U. Maman Kh, 2006: 93).

Agama merupakan produk kebudayaan atau pengembangan dari

aktivitas manusia sebagai makhluk pencipta kebudayan. Menurut pandangan

sarjana sosiologi, agama bisa dianggap sebagai suatu sarana kebudayaan bagi

manusia dan dengan sarana itu dia mampu menyesuaikan diri dengan

pengalaman-pengalamannya dalam keseluruhan lingkungan hidupnya termasuk

dirinya sendiri, anggota-anggota kelompoknya, alam, dan lingkungan lain yang

dia rasakan sebagai sesuatu yang transendental (tidak terjangkau oleh penalaran

manusia) (Elizabeth K. Nottingham,1994: 9).

Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk manusia. Fungsi

dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi, dan membantu manusia

untuk mengenal dan menghargai sesuatu yang sakral lewat pengalaman beragama

(religious experience), yaitu penghayatan kepada Tuhan sehingga manusia

menjadi memiliki kesanggupan, kemampuan dan kepekaan rasa untuk mengenal

dan memahami eksistensi sang illahi.

Berpijak dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

yang disebut agama adalah kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan.

Menurut pengertian secara istilah, Islam berarti damai atau selamat,

artinya agama itu membawa kedamaian dan keselamatan bagi dunia, baik yang

menganut maupun yang tidak menganut agama Islam (Abu Su’ud, 2003: 137).

Islam merupakan agama Samawi yang diturunkan Allah SWT melalui

malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Kata Islam berasal dari bahasa

Arab, berarti berserah diri kepada Allah. Dasar dari kata Islam adalah S-L-M,

yang diucapkan silm, berarti damai, berasal dari kata aslama yang mengandung

arti telah menyerah, yakni berserah diri kepada kehendak-Nya. Islam adalah

agama yang membawa kedamaian bagi umat manusia selama mereka berserah diri

kepada Tuhan dan pasrah atas kehendak-Nya. Sesuai dengan kitab suci yang

Page 35: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

22

diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, Islam adalah satu-satunya

agama yang benar dan diakui oleh seluruh Nabi sejak Nabi Adam sampai Nabi

Muhammad SAW (Ahmad Khurshid, 1989: 3).

Hal yang sama mengenai definisi Islam diungkapkan oleh Aminuddin

(2002: 14) yang menyatakan bahwa:

Islam berasal dari kata “salima” artinya selamat sejahtera dan “aslama”artinya patuh dan taat. Ada juga yang berpendapat bahwa Islam berasaldari kata “as-salmu”, “as-silmu”, “as-salamu” dan “as-salamatu” yangberarti selamat dan bersih dari kecacatan lahir dan batin, aman dandamai, tunduk dan taat. Agama Islam dengan demikian dapat diartikansebagai agama selamat sentosa atau agama yang bersih dan selamat darikecacatan lahir dan batin, agama yang aman dan damai atau agama yangberdasar kepada tunduk dan taat.

Menurut Endang Saifuddin Anshari (1980: 23), Agama Islam adalah

agama wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk

disampaikan kepada segenap umat manusia, sepanjang masa dan di setiap tempat.

Islam merupakan suatu sistem keyakinan dan tata ketentuan yang mengatur segala

aspek kehidupan manusia dalam berbagai hubungan, baik hubungan manusia

dengan Tuhan maupun hubungan manusia dengan sesama manusia, ataupun

hubungan manusia dengan alam lainnya, yang bertujuan untuk mencari keridhaan

Allah dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Islam adalah agama kebenaran, melingkupi segala aspek kehidupan yang

diwahyukan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia agar dijadikan sebagai

tuntunan hidup. Guna menopang perkembangannya, manusia memerlukan dua hal

pokok, yaitu: (1) sumber daya untuk mencukupi kebutuhan materi bagi pribadi

dan masyarakat, (2) pengetahuan tentang prinsip-prinsip perilaku dan masyarakat

sehingga manusia dapat memenuhi keperluan sendiri serta menjaga keadilan dan

ketenangan dalam kehidupan manusia.

Ajaran Islam mendasarkan pada enam pokok kepercayaan yang dikenal

dengan istilah rukun iman. Keimanan dalam Islam menekankan pada kepercayaan

dan pengakuan kepada semua yang bersifat gaib yang bukan hanya sekedar

mengakui keberadaannya melainkan juga mengakui kebenarannya. Termasuk ke

dalamnya adalah iman terhadap (1) Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut

Page 36: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

23

disembah; (2) kitab-kitab suci yang merupakan pokok ajaran agama-agama

terdahulu, yang terdiri dari Taurat, Injil, dan Quran; (3) para malaikat, yaitu jenis

makhluk rohani yang bertugas untuk melaksanakan seluruh karsa atau kemauan

Allah dalam melaksanakan kekuasaan terhadap hamba Allah lainnya; (4)

Rasulullah, yaitu para nabi yang sekaligus bertugas untuk menyebarluaskan

agama Allah; (5) meyakini akan datangnya hari kiamat, yaitu hari kebangkitan

kembali seluruh umat manusia setelah masa kehancuran, untuk

mempertanggungjawabkan seluruh amalan dalam hidup, dan terakhir adalah

beriman terhadap adanya (6) qadla dan qadar, yaitu ketentuan atas nasib baik atau

buruk dari makhluk yang berada di tangan Allah (Abu Su’ud, 2003: 142).

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan agama Islam adalah suatu kepercayaan untuk memperoleh

keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang diwahyukan Allah

kepada manusia dengan perantaraan Rasul. Agama Islam dapat didefinisikan pula

sebagai agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang tertera dalam Al-

Qur’an dan As-Sunnah berupa perintah, larangan serta petunjuk untuk

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

b. Dasar Pokok Agama Islam

Menurut Ahmad Khurshid (1989: 17), agama Islam mempunyai dasar

pokok diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Percaya akan keesaan Allah.

2) Percaya akan kerasulan Muhammad SAW serta kepada ajaran yang

disampaikaanya.

3) Percaya akan kehidupan sesudah mati serta pertanggungjawaban di

depan Allah di hari kiamat kelak.

c. Sumber Ajaran Agama Islam

Menurut Aminuddin (2002: 44), yang dijadikan sebagai sumber agama

Islam yaitu :

Page 37: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

24

1) Al-Qur’an

Al-Qur’an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-

macam, salah satunya menurut pendapat yang lebih kuat adalah bahwa

Al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca. Al-Qur’an juga mempunyai

beberapa definisi yaitu firman Allah yang merupakan mukjizat yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat

Jibril yang disampaikan kepada kita dan diperintahkan untuk

membacanya, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat

An-Nas.

2) Hadist / Sunnah

Pengertian hadist secara luas ialah sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi Muhammad SAW atau para sahabat Nabi, baik berupa

perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) maupun sifat dan keadaannya.

3) Ijtihad

Ijtihad menurut bahasa berarti mengerjakan sesuatu dengan

penuh kesungguhan. Sedangkan menurut istilah, yang disebut ijtihad

adalah menetapkan hukum terhadap masalah-masalah baru yang

ketetapan hukumnya belum ada. Keberadaan ijtihad diakui sebagai salah

satu sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an dan Hadist.

Nabi Muhammad SAW pernah menetapkan hukum dengan

ijtihad dan memberi fatwa bukan melalui wahyu, terutama terhadap

masalah-masalah yang tidak terkait dengan halal dan haram. Dalam hal

ini, ijtihad Nabi Muhammad SAW adakalanya benar dan adakalanya

salah. Rasulullah ditegur oleh Allah SWT melalui wahyu apabila

ijtihadnya salah. Salah satu contohnya adalah kasus Khawlah binti

Tsa’labah yang telah mendapat pernyataan zhihar dari suaminya Aus ibn

Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada istrinya, “Kamu bagiku sudah

seperti punggung ibuku” dengan maksud dia tidak lagi menggauli

istrinya sebagaimana dia tidak boleh menggauli ibunya. Nabi

Muhammad SAW memberikan penjelasan bahwa zhihar sudah

merupakan talak seorang suami kepada istri. Ijitihad Nabi Muhammad

Page 38: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

25

SAW ini mendapat teguran dengan turunnya Q.S. Al-Mujadilah ayat 1-

4, yang menjelaskan bahwa zhihar itu tidak termasuk talak. Suami yang

telah mengucapkan kalimat zhihar kepada istrinya harus melakukan

kafarat atau sanksi sesuai dengan yang disebutkan oleh Q.S. Al-

Mujadilah ayat 1-4, salah satunya adalah dengan memerdekakan seorang

budak sebelum suami ingin mencampuri istrinya (Supiana dan M.

Karman, 2001: 278).

Ijtihad sebagai salah satu hukum Islam ketiga setelah Al-

Qur’an dan Hadist memiliki bebarapa bentuk, diantaranya adalah

sebagai berikut:

(1) Ijma’

Ijma’ menurut bahasa artinya berkumpul. Sedangkan menurut

istilah adalah kebulatan pendapat semua ahli ijtihad (mujtahid) dalam

menetapkan hukum suatu masalah atau kejadian yang belum ada

ketentuan hukumnya berdasarkan kepada dalil-dalil yang terdapat dalam

Al-Qur’an dan Hadist. Hukum yang ditetapkan oleh seluruh mujtahid

pada dasarnya adalah hukum yang dikehendaki umat. Oleh sebab itu,

mujtahid dijadikan sebagai wakil dari umat dalam menetapkan hukum

(Aminuddin, 2002: 65).

(2) Qiyas

Qiyas menurut bahasa berarti mengukur atau mempersamakan

sesuatu dengan sesuatu yang lain. Menurut istilah, qiyas berarti

menetapkan hukum suatu masalah atau kejadian yang belum ada

ketentuan hukumnya, berdasarkan suatu masalah yang sudah ada

ketentuan hukumnya.

Contoh dari qiyas adalah hukum tentang minuman keras.

Dalam Q.S. Al-Maidah ayat 90 telah ditegaskan bahwa hukum minuman

keras adalah haram. Kemudian ditemukan nabidz (semacam minuman

yang berasal dari perasan anggur) yang sama-sama memabukkan seperti

minuman keras sehingga ditetapkan pula bahwa hukum nabidz juga

haram (Aminuddin, 2002: 68).

Page 39: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

26

d. Fungsi Agama Islam

Menurut Faridi (2002: 18), fungsi agama Islam baik bagi perorangan

(individu) maupun bagi masyarakat (sosial) diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Menghormati akal sekaligus memfungsikannya secara baik, agar

manusia dapat berpikir cerdas tentang kejadian alam semesta serta

dapat mengambil pelajaran dari alam, bahwa kejadian terbentuknya

alam yang indah menjadi bukti nyata atas kekuasaan Allah Yang

Maha Besar, Pencipta Alam dan pengaturnya.

2) Menyinari jiwa agar tunduk kepada perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya.

3) Menyucikan hati manusia agar berakhlakul karimah sehingga ia

hidup dalam ketenangan baik jasmani maupun rohani.

4) Menjadi obor penerang agar manusia dapat menempuh jalan

kebaikan, itulah sebabnya diadakan tata cara berhubungan dengan

Allah SWT, masyarakat dan keluarga.

5) Menjamin kebaikan bagi seluruh masyarakat agar kehidupan tetap

stabil.

Sebelum Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, sebagian besar

masyarakat Madinah menganut agama Yahudi. Penganut Yahudi di Madinah

percaya akan datangnya Rasul terakhir, sebagaimana yang dikatakan dalam kitab

suci mereka sehingga kedatangan Nabi Muhammad SAW di Madinah sudah

dinantikan oleh sebagian besar masyarakat Madinah. Pada saat Nabi Muhammad

SAW tiba di Madinah, masyarakatnya terbagi dalam berbagai kelompok.

Kelompok Muhajirin yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW yang terdiri dari

orang-orang mukmin yang meninggalkan Makkah untuk ikut hijrah bersama Nabi

Muhammad SAW ke Madinah. Pengikut Nabi Muhammad SAW lainnya adalah

penduduk asli Madinah yang telah memberikan pertolongan kepada Nabi

Muhammad SAW. Mereka mendapat sebutan kaum Anshor (umat penolong).

Mereka sangat gembira menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dan

sesuai dengan perjanjian Aqobah mereka akan membantu Nabi Muhammad SAW

dalam kondisi apapun. Selain itu, di Madinah juga terdapat masyarakat yang

Page 40: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

27

masih menyembah berhala. Meskipun demikian, mereka juga menyambut dengan

baik kedatangan Nabi Muhammad SAW di Madinah.

Agama Islam dapat berkembang dengan pesat di Madinah karena

masyarakat Madinah sejak awal sudah terkondisikan untuk menyambut

kedatangan Nabi Muhammad SAW. Di Madinah, Nabi Muhammad SAW tidak

mendapatkan kesulitan dalam menyebarkan agama Islam, menyampaikan

petunjuk-petunjuk Islam kepada masyarakat yang tersesat hingga pada akhirnya

mereka memeluk agama Islam.

3. Strategi Militer

a. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategis yang diartikan sebagai

seni (the art of the general). Jauh sebelum abad ke-19 nampak bahwa

kemenangan suatu bangsa atas peperangan banyak tergantung pada adanya

panglima-panglima perang yang ulung dan bijaksana (Lemhamnas, 1980: 116).

Menurut Liddle Hart yang dikutip Lemhamnas (1980: 116), seorang

ilmuwan dari Inggris yang hidup dalam abad ke-20 dan telah mempelajari sejarah

perang secara global, mengatakan bahwa strategi adalah seni untuk

mendistribusikan dan menggunakan sarana-sarana militer untuk mencapai tujuan-

tujuan politik. Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu seni perang, khususnya

mengenai perencanaan gerakan pasukan, kapal, dan sebagainya menuju posisi

yang layak.

Menurut Ali Moertopo (1974: 4), strategi adalah hasil suatu interaksi

yang kompleks antara elemen-elemen metafisis, sosiologis, praktis maupun yang

bersifat teknis mekanistis.

Strategi adalah seluruh keputusan kondisional yang menetapkan

tindakan-tindakan yang akan dan yang harus dijalankan guna menghadapi setiap

keadaan yang mungkin terjadi di masa depan. Merumuskan suatu strategi berarti

memperhitungkan semua situasi yang mungkin dihadapi pada setiap waktu di

masa depan. Semenjak sekarang sudah menetapkan atau menyiapkan tindakan

Page 41: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

28

mana yang akan diambil atau dipilih kelak, guna menghadapi realisasi dari setiap

kemungkina tersebut (T. May Rudy, 2002: 1).

Berdasarkan beberapa pendapat tentang definisi strategi di atas, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pada dasarnya merupakan suatu

kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu rangkaian

pentahapan yang masing-masing merupakan jawaban yang optimal terhadap

tantangan-tantangan baru yang mungkin terjadi sebagai akibat dari langkah

sebelumnya dan keseluruhan proses ini terjadi dalam suatu arah tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Dalam abad modern sekarang ini, arti strategi telah meluas jauh dari

artinya semula menurut pengertian militer. Pengertian strategi tidak lagi terbatas

pada konsep ataupun seni seorang panglima di masa perang, tetapi sudah

berkembang dan menjadi tanggungjawab dari seorang pimpinan. Terdapat

beberapa rumusan tentang strategi, tetapi dari rumusan-rumusan yang ada tersebut

tetap ada persamaan pandangan bahwa strategi tidak boleh lepas dari politik dan

bahwa strategi tidak dapat berdiri sendiri.

Pada umumnya, strategi disusun atas tiga bagian yang terpisah, yaitu:

1) Sasaran yang direncanakan

Sasaran dari suatu strategi bisa bersifat ofensif maupun defensif

dan dalam banyak hal dinyatakan untuk menjamin dan mempertahankan

status quo, baik politically ataupun territorially. Oleh karena itu,

pencapaian sasaran-sasaran strategi tidak bergantung kepada

kemenangan militer.

2) Sarana-sarana yang tersedia untuk melaksanakannya

Sarana yang dikembangkan bagi realisasi atas sasaran dapat

juga memberikan refleksi pada strategi tertentu dan dapat ditambahkan

pula bahwa dalam menyediakan sarana-sarana untuk suatu strategi tidak

harus memerlukan keterlibatan aksi-aksi militer.

3) Rencana pencapaian (program) yang didasarkan pada sarana yang

tersedia

Page 42: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

29

Menyusun strategi memerlukan formulasi dari suatu program

untuk pencapaian sasaran-sasaran yang direncanakan.

(Piet Ngantung, 1975: 11)

Strategi merupakan sebuah metode yang khusus untuk mencapai suatu

tujuan yang objektif dan menemukan kebutuhan atau keinginan yang baru. Oleh

karena itu, diperlukan suatu taktik untuk mewujudkan strategi. Perbedaan antara

strategi dengan taktik sangat tipis karena taktik pada dasarnya merupakan bagian

dari strategi.

Taktik merupakan suatu proses atau sumber yang disusun oleh strategi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Taktik hanya berlaku dalam kurun waktu

yang pendek atau jangka waktu yang singkat sehingga dapat pula dikatakan

bahwa apa yang disebut strategi dalam suatu tingkat atau level tertentu adalah

merupakan taktik pada tingkat atau level yang lebih tinggi. Penyusunan taktik

sendiri berfokus pada perbuatan atau tindakan dan juga perencanaan serta

pengimplementasiannya tanpa memandang tujuan akhir yang ingin dicapai. Taktik

hanya berlaku selama kurun waktu tertentu saja sehingga seseorang yang

menyusun strategi untuk jangka waktu panjang maka ia harus pula menyusun

taktik untuk menyiasati problem-problem dan saingan-saingan yang mungkin

akan dihadapi dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Istilah strategi maupun taktik sangat identik dengan perang dan

pertempuran. Seperti halnya strategi dan taktik, antara perang dan pertempuran

juga terdapat perbedaan yang sangat tipis. Menurut Oppenheim dalam G.P.H.

Haryomataram (1994: 4), perang merupakan persengketaan antara dua negara

dengan maksud menguasai lawan dan membangun kondisi perdamaian seperti

yang diinginkan oleh pihak yang mendapatkan kemenangan. Perang juga dapat

didefinisikan sebagai suatu kondisi persengketaan bersenjata antara dua negara

atau lebih yang melibatkan semua aspek kehidupan sosial untuk mengalahkan

pihak musuh dengan tujuan untuk mewujudkan suatu perdamaian.

Biasanya di dalam perang terdapat pemaksaan syarat-syarat perdamaian

dari pihak pemenang terhadap pihak yang kalah. Apabila pihak yang kalah

bersedia menerima syarat-syarat yang telah diajukan oleh pihak yang menang,

Page 43: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

30

maka perdamaian akan mudah untuk diwujudkan. Akan tetapi, jika pihak yang

kalah tidak bersedia menerima syarat-syarat perdamaian yang diajukan oleh pihak

yang menang, maka kemungkinan besar perang sulit untuk diselesaikan bahkan

bisa terjadi peperangan yang berkepanjangan diantara kedua belak pihak yang

bertikai.

Pertempuran pada dasarnya merupakan bagian dari perang. Pertempuran

dan perang sama-sama merupakan persengketaan diantara pihak-pihak yang

saling bermusuhan dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Akan tetapi, di

dalam pertempuran tidak melibatkan semua aspek kehidupan sosial seperti yang

terjadi di dalam perang. Pertempuran hanya melibatkan kelompok-kelompok

militer dalam usaha untuk menjatuhkan pihak lawan. Ruang lingkup pertempuran

lebih kecil jika dibandingkan dengan perang. Biasanya pertempuran hanya terjadi

di dalam suatu negara tertentu dan tidak melibatkan dua negara atau lebih seperti

yang terjadi dalam perang.

Berdasarkan konsep mengenai perang dan pertempuran, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa peristiwa Uhud merupakan perang bukan pertempuran

karena di dalam perang Uhud semua aspek kehidupan sosial baik agama maupun

militer dilibatkan untuk mengalahkan kaum Quraisy.

b. Konsep Militer

Menurut Amos Perltmutter (1988: 2), militer merupakan sebuah

organisasi yang sering melayani kepentingan umum tanpa menyertakan orang-

orang yang menjadi sasaran usaha-usaha organisasi itu. Militer adalah suatu

organisasi sukarela karena setiap individu bebas memilih suatu pekerjaan di

dalamnya, namun juga bersifat memaksa karena para anggotanya tidak bebas

untuk membentuk suatu hierarki birokrasi. Suatu kekuatan militer memerlukan

pengetahuan yang mendalam untuk mampu mengorganisir, merencanakan dan

mengarahkan aktivitasnya, baik dalam keadaan perang maupun dalam keadaan

damai.

Karakteristik militer yang paling utama adalah profesionalismenya.

Tugas utama dari militer terbatas pada pelaksanaanya bukan pada perumusan

Page 44: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

31

kebijaksanaan. Pada tingkat pengambilan keputusan, biasanya militer bekerja

dalam satu kesatuan dengan para elite politik ( Louis Irving Horowitz, 1985: 8).

Birokrasi militer seringkali tampil dan berfungsi sebagai unsur penentu

yang dominan di dalam masyarakat. Selain itu, birokrasi militer juga merupakan

sebuah unsur yang menjamin otonomi suatu negara tertentu. Hal ini sangat

beralasan karena secara ekonomis elit militer lebih mungkin melepaskan diri dari

kelas dominan tertentu yang ada di dalam masyarakat daripada kaum birokrat

sipil. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya unsur kekuatan untuk

menghancurkan aliansi atau persekutuan antarkelas baik internal maupun

eksternal yang menghambat jalannya perkembangan suatu bangsa (Louis Irving

Horowitz, 1985: 221).

c. Konsep Strategi Militer

Strategi dalam istilah militer menunjukkan pemanfaatan praktis atas

semua sumber daya yang tersedia yang dimiliki oleh suatu negeri untuk mencapai

tujuannya dengan cara militer. Apabila terjadi pertentangan kepentingan maka

pertentangan tersebut dapat diselesaikan dengan jalan damai, tetapi jika pada

pihak lain kemungkinan untuk mencapai pemecahan secara damai telah hilang

maka satu-satunya pemecahan yang tersisa adalah tindakan militer (Afzalur

Rahman, 2002: 39).

Menurut Clausewitz yang dikutip oleh Afzalur Rahman (2002: 39),

terdapat lima unsur yang membentuk strategi militer, yaitu:

1) Unsur psikologi dan moral.

2) Adanya organisasi kekuatan militer.

3) Posisi dan gerakan pasukan dan hubungannya dengan rintangan dan

tujuan, misalnya situasi medan pertempuran.

4) Medan pertempuran.

5) Adanya jalur logistik.

Secara khusus, Clausewitz juga menyebutkan pentingnya kejutan,

dukungan masyarakat, dan besarnya kekuatan moral sebagai unsur pendukung

Page 45: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

32

terbentuknya suatu strategi militer. Clausewitz juga memberikan penekanan pada

pentingnya memiliki posisi yang lebih baik di medan pertempuran.

Dalam mengembangkan suatu strategi militer, perlu diperhatikan bahwa

strategi militer merupakan pernyataan yang jelas tentang semua sasaran-sasaran

militer yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan menggunakan kekuatan militer

(military power) dalam suatu jangkauan waktu yang ditentukan. Kekuatan militer

disini adalah suatu keseimbangan (balance) antara tenaga manusia (manpower)

dan peralatan (equipment) sedemikian rupa sehingga dapat disediakan suatu

“Military Force” (kekuatan militer) yang diperlukan untuk jangkauan suatu

periode strategis (Piet Ngantung, 1975: 58-59).

Kekuatan militer senantiasa terwujud sebagai hasil kombinasi yang

sesuai antara unit-unit militer dengan persenjataan dan perlengkapan militer

dihubungkan dengan keperluannya untuk mendukung strategi militer. Sedangkan

yang dimaksud dengan keseimbangan berkisar pada perbandingan dari tenaga

manusia dengan senjata dan perlengkapan yang dibutuhkan dan yang dapat

diperoleh.

Nabi Muhammad SAW dapat dikatakan sebagai guru pertama ilmu

militer dalam Islam yang membuat rencana strategi perang, membuat suatu taktik,

dan mengadakan operasi militer. Nabi Muhammad SAW membuat sendiri strategi

perangnya dan menerapkan strategi tersebut kepada pasukannya sendiri untuk

mengalahkan rencana dan taktik musuh. Nabi Muhammad SAW mampu membuat

kejutan terhadap musuhnya dengan gerakan strategisnya dalam setiap

pertempuran dan tidak pernah melakukan taktik strategi yang sama dalam dua

pertempuran. Beliau selalu melakukan serangan dengan sangat rahasia dan tidak

pernah membiarkan musuhnya mengetahui maksudnya sampai beliau benar-benar

berada di medan pertempuran (Afzalur Rahman, 2002: 47).

Prinsip dasar dari strategi perang Nabi Muhammad SAW adalah

mencapai tujuannya dengan kerugian jiwa sekecil mungkin. Pada setiap

pertempuran, beliau mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari

pertempuran dan berusaha menyelesaikan perselisihan tanpa bertempur. Beliau

baru melakukan peperangan kalau semua alternatif lain telah gagal. Musuh yang

Page 46: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

33

tidak memberikan perlawanan di medan perang tidak dibunuh, tetapi hanya

dijadikan sebagai tawanan perang. Nabi Muhammad SAW tidak pernah panik

atau memperlihatkan ketidakberdayaan di medan pertempuran. Hal tersebut dapat

dilihat pada peristiwa perang Uhud yaitu ketika pasukan panah meninggalkan

kedudukannya dan melanggar perintah yang telah diberikan oleh Nabi

Muhammad SAW, tiba-tiba musuh menyerang dari semua jurusan sehingga

pasukan Muhammad mulai mundur dalam keadaan kacau dan berantakan.

Meskipun dalam kondisi demikian, beliau tetap tenang dan penuh kepercayaan

seperti sebelumnya, memanggil prajuritnya dan memberikan semangat baru

kepada mereka dan merapatkan barisan di sekelilingnya serta bertempur dengan

gagah berani sampai musuh mengundurkan diri.

Pengaturan patroli untuk memperoleh berbagai informasi tentang musuh

dan medan peperangan untuk keamanan kota dan penduduk merupakan contoh

dari kecerdikan dan kejelian Nabi Muhammad SAW sebagai seorang komandan

militer. Nabi Muhammad SAW dapat mengumpulkan informasi penting tentang

musuh tanpa membiarkan informasi tersebut bocor atau diketahui oleh musuh

sebelum waktunya. Patroli sering dikirim ke daerah sekitar musuh untuk

mengumpulkan informasi yang tepat tentang kekuatan musuh, maksud dan

gerakannya. Biasanya Nabi Muhammad SAW mengirimkan mata-mata ke daerah

musuh untuk memperoleh beberapa informasi penting tentang musuh.

Keberhasilan sistem patroli inilah yang memungkinkan Nabi Muhammad SAW

untuk menyusun sistem pertahanan yang kuat di Madinah. Bukti lain dari

kebesaran Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin militer adalah

pembentukan unit intelijen militer dan penggunaannya yang efektif untuk

memperoleh informasi penting tentang musuh dan menurunkan moral tentara

musuh untuk kepentingan keamanan dan untuk melindungi eksistensi negara

Islam.

Sebelum detik-detik terjadinya perang Uhud, Nabi Muhammad SAW

menerima informasi dari orang kepercayaan Nabi Muhammad SAW yang berada

di Makkah yaitu Abbas tentang persiapan militer, perlengkapan dan kekuatan

Quraisy yang bersiap-siap untuk menyerang Madinah. Oleh karena itu, Nabi

Page 47: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

34

Muhammad SAW mengirim dua orang utusan yaitu Anas dan Munis untuk

memperhatikan gerak-gerik musuh. Kemudian seorang penunjuk jalan bernama

Hubab Ibn al Mundhir dikirim untuk mengukuhkan semua informasi yang telah

diterima tentang kondisi musuh. Begitu juga sebelum pertempuran Ahzab, Nabi

Muhammad SAW menerima informasi dari orang kepercayaan Nabi Muhammad

SAW tentang kondisi musuh. Akhirnya, Nabi Muhammad SAW memutuskan

untuk menggali parit atas usulan dari sahabat Nabi yaitu Salman al Farisi untuk

mempertahankan Madinah terhadap serangan musuh.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan dengan judul penelitian ini yaitu Dampak Perang Uhud

Terhadap Perkembangan Islam di Jazirah Arab Tahun 625 M – 630 M maka dapat

digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Perkembangan

Militer Muslim

Madinah

Konflik antara Quraisy

dengan Muslim

Perang Uhud

Perkembangan

Ajaran Islam Di

Jazirah Arab

Sikap Quraisy

Makkah Terhadap

Muslim Madinah

Page 48: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

35

Keterangan:

Kekalahan yang dialami oleh kaum Quraisy dalam perang Badar

menyebabkan munculnya keinginan kaum Quraisy untuk melakukan balas

dendam terhadap kaum Muslimin. Hal tersebut diwujudkan dalam suatu

peperangan yaitu perang Uhud. Dalam peperangan ini, pasukan Quraisy mampu

membuktikan strategi pertempuran yang tangguh sehingga menimbulkan

kekalahan yang besar bagi pasukan Muslimin. Penyebab kekalahan pasukan

Muslimin dikarenakan mereka tidak mendengarkan apa yang diperintahkan oleh

pemimpin mereka yaitu Nabi Muhammad SAW. Pasukan pemanah Muslimin

meninggalkan pos mereka karena mereka beranggapan bahwa pasukan Quraisy

telah menyerah. Selain itu, mereka berbuat demikian untuk mengambil bagian

dalam penjarahan harta rampasan perang karena mereka menganggap perang telah

usai. Tiba-tiba pasukan Quraisy menyerang pasukan Muslimin dari arah belakang

sehingga menimbulkan kekalahan yang besar di pihak kaum Muslimin. Kekalahan

yang dialami oleh kaum Muslimin telah memberikan suatu pelajaran yang penting

bagi kaum Muslimin, sehingga muncullah strategi-strategi militer yang baru untuk

menghadapi musuh dalam perang-perang selanjutnya. Salah satunya adalah stategi

militer pada perang Handaq. Atas dasar saran dari Salman al-Farisi, Nabi

Muhammad SAW memutuskan sistem pertahanan dengan menggali parit besar

mengintari perbatasan kota Madinah. Strategi perang parit ini terbukti mampu

mengalahkan pasukan Quraisy yang ingin menyerang pasukan Muslimin di

Madinah. Kekalahan pasukan Muslimin dalam perang Uhud telah tergantikan

dengan kemenangan yang mereka peroleh dalam peran Handaq.

Terjadinya perang Uhud juga telah membawa perubahan yang besar

dalam perkembangan Islam khusunya di Jazirah Arab. Semakin hari Islam

mengalami perkembangan yang pesat dan memperoleh kedudukan yang dominan

dalam masyarakat di Jazirah Arab. Hal ini terbukti setelah terjadinya peristiwa

Fathu Makkah, Islam semakin mengakar kuat baik di Madinah maupun di

Makkah. Kaum Quraisy pun mulai mengakui kekuatan umat Muslimin dan sedikit

demi sedikit sebagian dari kaum Quraisy mulai masuk agama Islam.

Page 49: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Suatu penelitian memerlukan tempat untuk dijadikan objek guna

memperoleh data yang diperlukan berkaitan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan. Penelitian yang berjudul “Dampak Perang Uhud Terhadap

Perkembangan Islam di Jazirah Arab Tahun 625 M – 630 M” ini dilakukan

dengan cara studi pustaka, yaitu suatu cara untuk memperoleh data atau fakta

sejarah dengan membaca buku-buku literatur, dokumen atau arsip di

perpustakaan. Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi di

perpustakaan sebagai tempat penelitian. Adapun perpustakaan yang digunakan

sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

d. Perpustakaan Daerah Kota Surakarta.

e. Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakarta.

f. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari disetujuinya judul skripsi yaitu dari

bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009. Adapun kegiatan yang

diperlukan dalam jangka waktu penelitian tersebut diantaranya adalah sebagai

berikut:

Page 50: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

37

Tabel 1 : Jadwal Penelitian

No. Jenis Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

1. Persetujuan judul

2. Proposal

3. Perijinan

4. Pengumpulan Data

5. Analisis Data

6. Laporan

B. Metode Penelitian

Keberhasilan dalam penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh metode

yang digunakan. Seorang peneliti dalam melakukan penelitian dapat

menggunakan satu macam metode yang sejalan dengan permasalahan yang

diteliti. Tujuan umum dari suatu penelitian adalah untuk memecahkan masalah,

maka langkah-langkah yang ditempuh haruslah relevan dengan masalah yang

dirumuskan. Menurut Koentjaraningrat (1986: 7), kata metode berasal dari bahasa

Yunani, methodos yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah,

maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami

obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Menurut Helius Sjamsudin

(1996: 2) yang dimaksud dengan metode adalah suatu prosedur, proses atau teknik

yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk

mendapatkan objek atau bahan-bahan yang diteliti.

Berdasarkan permasalahan yang hendak dikaji serta tujuan yang akan

dicapai, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

historis atau metode sejarah. Menurut Helius Sjamsudin dan Ismaun (1996: 60),

metode sejarah ialah rekonstruksi imajinatif gambaran masa lampau peristiwa-

peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan data

peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Menurut Louis Gottschalk

(1986: 32), metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis

Page 51: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

38

rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan pada data yang diperoleh

guna menentukan proses historiografi. Metode historis menurut Gilbert J.

Garragham dalam Dudung Abdurrahman (1999: 33) didefinisikan sebagai

seperangkat asas dan kaidah-kaidah yang sistematis, yang digunakan secara

efektif untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis dan

menyajikan suatu sintesa yang dicapai pada umumnya dalam bentuk tulisan.

Metode sejarah bertujuan untuk memastikan dan menyatakan kembali fakta-fakta

masa lampau. Menurut Hadari Nawawi (1995: 78), metode penelitian sejarah

adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau

peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang

berlangsung pada masa lalu dan terlepas dari keadaan masa sekarang.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode sejarah atau historis adalah kegiatan mengumpulkan, menguji,

menganalisis secara kritis data-data peninggalan masa lampau dan menyajikannya

sebagai hasil karya melalui historiografi. Kegiatan yang dilakukan meliputi

pengumpulan sumber-sumber sejarah, menguji data-data sejarah supaya data

tersebut valid dan reliabel kemudian menganalisisnya secara kritis untuk

menghasilkan suatu penulisan sejarah atau historiografi.

Penggunaan metode historis dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui fakta sejarah yang berkaitan dengan dampak perang Uhud terhadap

perkembangan Islam di Jazirah Arab tahun 625 M – 630 M. Pertimbangan

mendasar penggunaan metode sejarah atau historis dalam penelitian ini yaitu

karena metode ini lebih sesuai dengan data masa lampau yang telah diuji dan

dianalisis secara kritis berdasarkan sumber-sumber sejarah yang diproleh.

C. Sumber Data

Sumber sejarah seringkali disebut juga “data sejarah”. Data berasal dari

bahasa Latin “datum” yang berarti “pemberitaan” (Kuntowijoyo, 1995: 94). Data

sejarah berarti bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyeleksian dan

pengkategorian. Menurut Kartini Kartono (1990: 243) data sejarah ialah bahan

keterangan mengenai proses perkembangan historis gejala sosial dalam perurutan

Page 52: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

39

temporal (berdimensi waktu) yang memberikan stempel pembentuk, hingga

terwujud keadaan sekarang. Sumber data yang merupakan sumber sejarah adalah

bahan-bahan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa

yang terjadi pada masa lampau.

Helius Sjamsuddin (1996: 73), mengemukakan tentang pengertian

sumber sejarah yaitu:

Segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepadakita tentang suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lampau(past actuality). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (rawmaterials) sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yangtelah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitasmereka di masa lampau yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan (lisan).

Dalam penelitian ini, digunakan sumber data dari bahan-bahan tertulis.

Louis Gottschalk (1986 : 36) mengemukakan bahwa:

Sumber tertulis dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer dansumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksidengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indera yang lainatau dengan alat mekanis diktafon yakni orang atau alat yang hadir padaperistiwa yang diceritakannya. Sedangkan sumber sekunder merupakankesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi pandang mata,yakni dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yangdikisahkannya.

Dalam penelitian ini digunakan sumber tertulis sebagai sumber utama,

baik sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber data primer yang

digunakan adalah berupa terjemahan Al-Qur’an dan juga beberapa tafsir yang

berkaitan dengan tema penelitian yaitu tafsir ibnu Katsir dan tafsir ibnu Abbas.

Selain sumber primer, dalam penelitian ini juga menggunakan sumber data

sekunder untuk mendukung hasil penelitian. Adapun buku-buku literatur yang

digunakan sebagai sumber data sekunder dalam penelitian ini antara lain: (1)

Sejarah Hidup Muhammad, karangan Muhammad Husain Haekal, (2) Sejarah

Islam (Tarikh Pramodern), karangan K. Ali, (3) Muhammad SAW Rasul Terakhir,

karangan Dr. Majid Ali Khan, (4) Sirah Nabi Muhammad SAW, karangan Prof.

Page 53: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

40

Abdul Hamid Siddiqi, (5) Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer,

karangan Afzalur Rahman.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian historis merupakan kegiatan yang

penting. Dalam metode sejarah dinamakan heuristik, yang berarti suatu cara untuk

mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah dengan

menggunakan teknik tertentu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah teknik studi pustaka. Menurut Koentjaraningrat (1986: 64) studi pustaka

adalah suatu teknik yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau

fakta sejarah dengan membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip,

surat kabar atau brosur yang tersimpan dalam perpustakaan. Studi pustaka

merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan kunjungan ke

perpustakaan guna mendapatkan buku-buku sumber yang relevan dengan

penelitian yang sedang dilakukan. Oleh karena itu, salah satu hal yang perlu

dilakukan dalam persiapan penelitian ialah memanfaatkan dengan maksimal

sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia.

Kartini Kartono (1990: 33) berpendapat bahwa studi pustaka merupakan

sebuah penelitian di perpustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan data

dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan

misalnya; buku, surat kabar, dokumen dan lain-lain. Data-data tersebut berfungsi

sebagai wahana informasi terhadap materi yang akan dibahas dalam penelitian.

Ada beberapa keuntungan dalam penelitian dengan menggunakan teknik

kepustakaan, antara lain akan membantu memperoleh pengetahuan ilmiah dan

membuka kesempatan memperluas pengalaman ilmiah. Dalam teknik

kepustakaan, sumber yang didapat tidak mungkin dapat disimpan semua dalam

ingatan, maka dalam pengumpulan data atas sumber sejarah dalam telaah pustaka

diperlukan pencatatan yang sistematis.

Louis Gottschalk (1986 : 46), mengemukakan bahwa “laboratorium yang

lazim bagi seorang sejarawan adalah perpustakaan dan alat yang paling

bermanfaat disana adalah katalogus”. Katalog perpustakaan biasanya mengandung

Page 54: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

41

keterangan mengenai subjek dan judul buku maupun keterangan mengenai

pengarang. Jika peneliti mengingat beberapa kunci yang terdapat di dalam subjek

yang dibahasnya, maka peneliti dapat menemukan buku dan artikel yang

dimasukkan ke dalam katalog di bawah salah satu kata-kata kunci. Tiap subyek

sejarah mengandung beberapa indikasi mengenai orang, tempat, periode dan jenis

jabatan manusia yang bersangkutan. Peneliti dapat menghitung perangkat judul

yang dapat digunakan untuk mencari judul buku maupun pengarang yang relevan

di dalam katalog.

Kegiatan studi pustaka dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai

berikut:

1. Mengumpulkan sumber primer dan sekunder yang berupa buku-buku

literatur yang berkaitan dengan tema penelitian yaitu dampak perang

Uhud terhadap perkembangan Islam di Jazirah Arab tahun 625 M –

630 M yang tersimpan di berbagai perpustakaan. Kegiatan

mengumpulkan buku-buku leteratur dilakukan di Perpustakaan Pusat

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, Perpustakaan

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakarta, Perpustakaan

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Teknik studi pustaka ini

dilakukan dengan mencatat beberapa sumber tertentu mengenai

pengarang, judul buku, tahun terbit, dan subjek penelitian.

2. Membaca, mencatat, meminjam dan memfotokopi sumber primer

dan sumber sekunder yang berupa buku literatur yang relevan

dengan tema penelitian yang tersimpan diberbagai perpustakaan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah teknik dalam memeriksa dan menganalisa

data sehingga akan menghasilkan data yang benar dan dapat dipercaya. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data historis. Menurut

Page 55: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

42

Helius Sjamsuddin (1996: 89) teknik analisis data historis adalah analisis data

sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-

sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah. Menurut Sartono Kartodirdjo

(1992: 2), analisis sejarah ialah menyediakan suatu kerangka pemikiran atau

kerangka referensi yang mencakup berbagai konsep dan teori yang akan dipakai

dalam membuat analisis tersebut. Data yang telah diperoleh diinterpretasikan,

dianalisis isinya dan analisis data harus berpijak pada kerangka teori yang dipakai

sehingga menghasilkan fakta-fakta yang relevan dengan penelitian.

Interpretasi dilakukan karena data tidak dapat berdiri sendiri sehingga

memerlukan kemampuan khusus untuk memberitahukan interpretasi atau

penafsiran maupun analisis sejarah. Pengkajian fakta-fakta sejarah oleh sejarawan

tidak terlepas dari unsur-unsur subjektifitas sehingga diperlukan konsep-konsep

dan teori sebagai kriteria penyeleksi dengan pengklasifikasian. Oleh karena itu,

peneliti dalam menginterpretasikan fakta sejarah harus memusatkan perhatiannya

pada pos-pos tertentu yang menjadi objek penelitian. Menurut Berkhofer yang

dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999: 64), analisis sejarah bertujuan

melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah

dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu

interpretasi yang menyeluruh.

Dalam menganalisa suatu karya sejarah diperlukan adanya kritik intern

dan ekstern. Kritik intern merupakan kritik terhadap sumber data yang ditemukan.

Hal ini bertujuan untuk menguji data tersebut apakah isi, fakta, dan cerita yang

tersaji dapat dipercaya atau tidak dan dapat memberi informasi yang dibutuhkan.

Fakta merupakan bahan utama yang dijadikan sejarawan untuk menyusun suatu

cerita sejarah. Selain dari peninggalan yang tertinggal di masa lampau berupa

reruntuhan, mata uang, benda seni dan lain-lain. Fakta sejarah juga diperoleh dari

kesaksian dan karenanya merupakan fakta arti (fact of meaning), fakta-fakta

tersebut tidak dapat dilihat, dirasa, dikecap, didengar atau dicium baunya. Fakta-

fakta itu hanya terdapat dalam pikiran pengamat atau sejarawan dan karenanya

dapat disebut subjektif (Louis Gottschalk, 1986: 172).

Page 56: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

43

Bersikap objektif mungkin lebih sulit diperoleh dari data semacam itu,

namun data perlu diperlakukan dengan berbagai jaminan khusus terhadap

kemungkinan timbulnya kekeliruan, sehingga data sejarah yang dianalisis dengan

kritik dan diinterpretasikan dapat menjadi cerita sejarah yang dapat dipercaya.

Dalam penelitian itu, analisis data dilakukan setelah pengumpulan dan

pengklasifikasian data. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: (a)

menyeleksi sumber sejarah yang telah diperoleh sesuai dengan masalah yang

dikaji, (b) menafsirkan data sejarah sehingga dapat diperoleh fakta sejarah, (c)

merangkai fakta sejarah yang saling berhubungan satu dengan yang lain atas dasar

masalah yang dikaji dan yang relevan.

F. Prosedur Penelitian

Agar suatu penelitian mencapai hasil yang maksimal, maka harus sesuai

dengan prosedur atau urutan kerja yang dilalui untuk dilaksanakannya sebuah

penelitian. Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan

oleh seorang peneliti dalam rangka pembuatan laporan penelitian (Louis

Gottschalk, 1986 : 143). Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagaimana

proses sejarah sesuai dengan metode penelitiannya. Dengan menggunakan metode

sejarah maka prosedur penelitian yang harus dilewati adalah sebagai berikut:

Heuristik Kritik Interpretasi Historiografi

Fakta Sejarah

Page 57: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

44

Keterangan:

1. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani “heurishein” yang artinya memperoleh.

Menurut G. J. Renier yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999: 55),

heuristik adalah suatu teknik, suatu seni dan bukan suatu ilmu. Oleh karena itu,

heuristik tidak mempunyai peraturan-peraturan umum. Heuristik merupakan suatu

ketrampilan dalam menemukan, menangani dan memperinci atau mengklasifikasi

dan merawat catatan-catatan. Menurut pendapat Ernest Bernsheim yang dikutip

oleh Helius Sjamsudin dan Ismaun (1996: 19), heuristik adalah mencari,

menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Sidi Gazalba (1981: 15)

mengemukakan bahwa heuristik adalah kegiatan mencari bahan atau menyelidiki

sumber sejarah untuk mendapatkan hasil penelitian. Berdasarkan beberapa

pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa heuristik adalah kegiatan

pengumpulan jejak-jejak sejarah atau dengan kata lain kegiatan mencari sumber

sejarah.

Pada tahap ini diusahakan untuk menemukan sumber-sumber bagi

penelitian yang hendak diteliti dengan mengadakan klasifikasi atau penggolongan

terhadap sumber-sumber yang banyak jumlahnya. Tahap ini merupakan tahap

pertama penelitian yakni pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan teknik

studi pustaka, sehingga dalam pengumpulan data dilakukan kunjungan ke

berbagai perpustakaan, diantaranya adalah perpustakaan di lingkup Universitas

Sebelas Maret Surakarta, perpustakaan Daerah Kota Surakarta, perpustakaan

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakarta, dan perpustakaan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

2. Kritik

Setelah data terkumpul, tahap berikutnya yaitu langkah verifikasi atau

kritik guna memperoleh keabsahan sumber. Kritik yaitu kegiatan penilaian

terhadap data untuk menyelidiki apakah data yang diperoleh itu otentik dan dapat

dipercaya atau tidak sehingga mendapatkan fakta. Keabsahan sumber dicari

melalui pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan (akurasi) dari sumber itu

Page 58: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

45

(Helius Sjamsudin, 1996: 104). Dalam penelitian sejarah, kritik dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu:

a. Kritik Ekstern

Kritik ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber (otentitas) yang

berkenaan dengan keberadaan sumber apakah sumber itu dikehendaki atau tidak,

masih asli atau sudah turunan. Menurut Dudung Abdurrahman (1999: 50), uji

otentitas minimal dilakukan dengan pertanyaan: kapan buku itu ditulis, siapa yang

mengarang, tahun berapa buku itu diterbitkan, referensi apa yang dipakai oleh

pengarang buku itu. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

melihat tanggal, bulan, tahun serta siapa pengarang atau penulis sumber tersebut

dengan mengidentifikasikan sikap serta latar belakang pendidikan pengarang.

Setelah identitasnya terbukti maka diadakan kritik intern. Sebelum semua sumber-

sumber sejarah yang telah dikumpulkan oleh sejarawan dapat digunakan untuk

merekonstruksi masa lalu maka terlebih dahulu harus dilakukan penyeleksian

ketat terhadap sumber-sumber sejarah tersebut.

b. Kritik Intern

Kritik intern berhubungan dengan kredibilitas isi dari sumber sejarah.

Kritik ini bertujuan untuk menilai dan menguji mutu dan kebenaran dari sumber

sejarah apakah isi, fakta dan ceritanya dapat dipercaya sehingga dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mencari kesahihan. Dalam

penelitian ini, kritik intern dilakukan dengan memastikan kebenaran isi sumber

dengan cara membandingkan antara sumber yang satu dengan yang lain. Selain

itu, dilakukan pula proses menguji kredibilitas sumber-sumber yang diperoleh

untuk mengetahui apakah isinya relevan atau tidak dengan penulisan dan tujuan

dalam mengemukakan dampak perang Uhud terhadap perkembangan Islam di

Jazirah Arab tahun 625 M – 630 M. Apabila peneliti sudah melakukan kritik

ekstern dan kritik intern maka akan mendapatkan hasil berupa fakta sejarah.

3. Interpretasi

Setelah data terkumpul dan dianalisis lewat kegiatan kritik, maka

langkah berikutnya interpretasi data yang dilakukan dengan cara menafsirkan,

Page 59: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

46

memberi makna dan hubungan dari fakta-fakta sejarah yang diperoleh. Kegiatan

interpretasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menghubungkan dan

membandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain berdasar

pengetahuan yang dimiliki dengan teori atau konsep yang mendukung lalu

disintesiskan sehingga muncul fakta sejarah.

Fakta sejarah yang diperoleh harus dirangkai dan dihubungkan satu

dengan yang lain sehingga menjadi satu kesatuan yang selaras dan masuk akal.

Peristiwa yang satu harus dimasukkan dalam konteks peristiwa yang lain yang

melingkupinya. Proses penafsiran fakta sejarah dan proses penyusunan menjadi

suatu kisah yang integral menyangkut seleksi sejarah. Oleh karena itu, untuk

keperluan tersebut diperlukan fakta-fakta yang relevan dan menyingkirkan fakta-

fakta yang tidak relevan.

4. Historiografi

Historiografi merupakan langkah yang terakhir dalam metodologi atau

prosedur penelitian historis. Historiografi adalah cara penulisan, pemaparan atau

pelaporan hasil penelitian sejarah (Dudung Abdurrahman, 1999 : 67). Menurut

Helius Sjamsudin (1996 : 153) dalam historiografi seorang penulis tidak hanya

menggunakan keterampilan teknik, penggunaan kutipan-kutipan, dan catatan-

catatan tetapi juga menggunakan pikiran kritis dan analisis.

Pada tahap ini diperlukan suatu kemampuan dan kemahiran seorang

peneliti dalam merangkai fakta-fakta sejarah yang ditulis secara kronologis, logis

dan sistematis. Langkah terakhir dalam penelitian ini merupakan langkah menulis

jejak sejarah yang telah dikumpulkan, dianalisis dan ditafsirkan sehingga

tersusunlah suatu karya penelitian yang berjudul “Dampak Perang Uhud Terhadap

Perkembangan Islam di Jazirah Arab Tahun 625 M – 630 M".

Page 60: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Terjadinya Perang Uhud

1. Madinah Sebelum Terjadinya Perang Uhud

Madinah (Yastrib) terletak di dalam propinsi Hijaz, Kerajaan Saudi

Arabia, kira-kira 270 mil sebelah Utara kota Makkah dan 650 mil sebelah

Tenggara Damaskus. Kota Madinah berada pada ketinggian 2.050 kaki di atas

permukaan laut. Di bagian Barat kota Madinah terdapat dataran yang luas dan

subur terbentuk dari letusan gunung berapi. Sedangkan di bagian Timur dibatasi

oleh medan lava. Ketiga sisi lainnya dibatasi oleh perbukitan tandus yang

berbentuk setengah lingkaran. Puncak yang tertinggi adalah Gunung Uhud dengan

ketinggian 1.200 kaki lebih di atas oase (Majid ‘Ali Khan, 1985: 87).

Keadaan Madinah sangat berbeda dengan keadaan Makkah. Di Makkah

dan daerah sekitarnya tidak terdapat lahan pertanian, hanya ada penggembalaan

unta. Hal tersebut disebabkan karena kondisi tanah di Makkah sangat tandus.

Konsekuensinya, eksistensi kota Makkah tergantung pada perdagangan.

Sebaliknya, Madinah merupakan daerah oasis yang luasnya kira-kira 20 mil. Suhu

tropis di Madinah tidak sepanas di Makkah. Tanah di Madinah sangat subur

sehingga mampu menghasilkan pertanian yang melimpah. Penduduknya sebagian

besar bertahan hidup dengan menanam kurma dan gandum (Asghar Ali Engineer,

1999: 144).

Sejarah asal mula keberadaan kota Madinah tidak sepenuhnya diketahui

oleh banyak orang. Suku bangsa utama yang tinggal di kota Madinah adalah suku

Aus dan Khazraj. Kedua suku ini berasal dari salah satu kabilah Arab Selatan.

Sejak awal kedatangannya, suku Aus dan Khazraj telah menetap dan menguasai

daerah oase. Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj adalah

bangsa yang kuat. Ketangguhan mereka tidak diragukan lagi, seperti tampak

dalam keperkasaan mereka pada saat peperangan-peperangan yang terjadi di

antara keduanya yang tidak pernah padam. Di samping suku Aus dan Khazraj

yang merupakan suku bangsa asli, terdapat pula pemukiman-pemukiman orang-

Page 61: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

48

orang Yahudi di pinggiran kota. Orang-orang Yahudi tersebut terdiri dari Bani

Quraizhah, Bani Nadhir, dan Bani Qainuqa’. Mereka menetap di daerah Fidak,

Taima’, Wadi Al Qura, dan ada pula yang berdomisili di Khaibar. Sejarah

masuknya orang Yahudi gelombang pertama tidak diketahui dengan pasti.

Kemungkinan besar orang Yahudi telah tinggal di kota Madinah jauh sebelum

kedatangan suku Aus dan Khazraj, tetapi gelombang perpindahan mereka yang

utama terjadi akibat pengusiran oleh Kaisar Hardian (Kekaisaran Romawi) tahun

135 M. Ketika populasi suku Aus dan Khazraj semakin banyak, mereka pun mulai

dapat mengambil alih kekuasaan dari orang-orang Yahudi satu persatu. Akhirnya,

hampir seluruh wilayah kota Madinah berada dalam kekuasaan suku Aus dan

Khazraj (Hasan Ibrahim Hasan, 2002: 172).

Sampai dengan awal abad ke-7, suku Aus dan Khazraj berada dalam

posisi yang lebih kuat daripada orang-orang Yahudi. Akan tetapi, kehidupan suku

Aus dan Khazraj selalu dipenuhi dengan permusuhan yang menyebabkan sering

terjadinya perkelahian satu sama lain. Salah satu hal yang memicu terjadinya

perkelahian antara suku Aus dan Khazraj adalah ambisi mereka untuk

memperluas wilayah kekuasaan dengan cara berebut daerah oase di Madinah.

Perubahan-perubahan dari kehidupan nomaden menjadi kehidupan mapan,

menyebabkan krisis di Madinah dirasakan sangat berat daripada ketidaknyamanan

yang terdapat di Makkah. Adat kesukuan yang berjalan dengan baik di daerah

oase, sudah tidak berlaku lagi bagi suku-suku yang bermukim disekitar oase.

Semakin lama berbagai suku yang berada di Madinah terperangkap dalam siklus

kekerasan (Karen Amstrong, 2001: 195).

Madinah bukanlah suatu kota yang tertata rapi, tetapi terdiri dari

berbagai perkampungan. Selain itu, di Madinah juga terdapat banyak benteng

pertahanan. Ketika mendapat serangan dari musuh, penduduk Madinah akan

mencari tempat perlindungan di dalam benteng-benteng tersebut. Sebelum

kedatangan Nabi Muhammad SAW, di Madinah sering terjadi peperangan

berbagai kelompok. Munculnya peperangan tersebut disebabkan oleh jumlah

penduduk yang semakin bertambah sementara sumber penghidupan yang ada

sangat terbatas sehingga terjadi tindakan saling merampas tanah milik suku lain

Page 62: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

49

yang lemah. Pada mulanya, peperangan tersebut hanya terjadi diantara suku-suku

kecil kemudian semakin lama peperangan semakin meluas dan melibatkan banyak

kelompok suku di Madinah. Orang-orang Yahudi juga ikut terlibat dalam konflik

antar suku di Madinah. Yahudi menjadi sekutu diberbagai konfigurasi, baik

dengan suku Aus maupun dengan suku Khazraj. Yahudi mencoba memecah

kesatuan suku Aus dan Khazraj dan menghembuskan sikap permusuhan antara

kedua suku tersebut. Yahudi berhasil meningkatkan rasa permusuhan diantara

suku Aus dan Khazraj. Klimaksnya terjadi peperangan Bu’ath pada tahun 618 M.

Hampir semua suku-suku Arab di Madinah terlibat dalam perang tersebut,

demikian juga dengan Yahudi, semua bersekutu dengan kelompoknya masing-

masing. Perang Bu’ath tidak hanya memakan banyak korban tetapi juga

menimbulkan banyak kerusakan. Di samping sumber daya manusia, sumber daya

materi juga berkurang banyak (Asghar Ali Engineer, 1999: 145-146).

Perang Bu’ath telah memberikan kemenangan bagi suku Aus dan

Yahudi. Pada saat perang Bu’ath, suku Aus melakukan aliansi dengan Yahudi

Bani Nadhir dan Quarizhah dalam mengalahkan suku Khazraj. Akan tetapi,

kemenangan yang telah diperoleh oleh suku Aus dan Yahudi sebagai sekutunya

tidak mampu dimanfaatkan secara efektif. Suku Aus menyadari bahwa dengan

menghancurkan suku Khazraj akan menjadikan Yahudi mengontrol atau

mengambil alih kembali kekuasaan di Madinah. Alasan tersebut membuat suku

Aus mengadakan perundingan kembali dengan suku Khazraj. Pada akhirnya,

muncul suatu kesepakatan diantara suku Aus dan Khazraj untuk mengangkat

seorang laki-laki dari suku Khazraj sebagai raja di wilayah Madinah. Laki-laki

tersebut adalah ‘Abdullah ibnu Ubbay ibnu Salul yang tetap besikap netral pada

saat terjadinya perang Bu’ath. Hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa Arab

mampu mempertahankan kekuasaan dan keunggulan mereka terhadap Yahudi

setelah pertempuran Bu’ath. Kekalahan suku Khazraj dalam perang Bu’ath

menjadi penyebab bagi suku Khazraj untuk lebih siap menerima agama Islam,

sehingga suku Khazraj lebih awal menerima Islam daripada suku Aus (Asmara

Hadi Usman, 1994: 57).

Page 63: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

50

Sebelum Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, berita tentang hijrah

Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sudah tersebar luas di Madinah.

Penduduk Madinah juga telah mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW menjadi

sasaran utama orang-orang Quraisy yang berniat untuk membunuh Nabi

Muhammad SAW. Kedatangan Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya

di Madinah disambut dengan baik oleh masyarakat Madinah. Dalam rangka

menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW, maka kota Madinah diubah

namanya menjadi Madinatun Nabi (kota Nabi). Program awal yang dikerjakan

oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah adalah membangun masjid. Dalam

membangun masjid tersebut, Nabi Muhammad SAW juga ikut bekerja seperti

pekerja lainnya. Masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah

lebih dikenal dengan masjid Nabawi (Muhammad Husain Haekal, 2008: 196).

Pada saat Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, masyarakat Madinah

terbagi dalam berbagai golongan (kelompok). Pengikut Nabi Muhammad SAW

yang pertama adalah kelompok Muhajirin yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW

yang terdiri dari orang-orang mukmin yang meninggalkan tanah kelahiran mereka

dan turut berhijrah ke Madinah. Kesetiaan kaum Muhajirin terhadap perjuangan

Nabi Muhammad SAW sangat besar. Mereka bersedia berhijrah dengan

meninggalkan saudara-saudara dan keluarga yang mereka sayangi serta mereka

tabah menghadapi penderitaan dan cobaan dalam perjuangan di jalan Allah SWT

(K. Ali, 2003: 62).

Pengikut Nabi yang lainnya adalah penduduk asli Madinah yang telah

memberikan pertolongan kepada Nabi Muhammad SAW. Kelompok ini mendapat

sebutan sebagai kaum Anshar (umat penolong). Kaum Anshar menerima dengan

baik kehadiran Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah mereka dan sesuai

dengan perjanjian Aqabah maka mereka besedia membantu Nabi Muhammad

SAW dalam berbagai kondisi. Kaum Anshar berperan aktif dalam setiap program

yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW, bahkan mereka bersedia

mengorbankan harta kekayaan mereka untuk kepentingan perjuangan Islam.

Kaum Anshar tidak hanya memberikan perlindungan tempat tinggal, tetapi

memberikan perlindungan kesejahteraan hidup. Ikatan persaudaraan antara kaum

Page 64: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

51

Muslimin dan kaum Anshar semakin erat ketika Nabi Muhammad SAW

menetapkan bahwa antara kedua kelompok ini saling mewarisi harta kekayaan.

Kaum Anshar sangat besar pengaruhnya demi kesuksesan perjuangan Nabi

Muhammad SAW. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW sering

memperingatkan kepada sahabat-sahabat yang lain agar menghormati kaum

Anshar. Masyarakat Madinah penyembah berhala juga ikut menyambut

kedatangan Nabi Muhammad SAW. Seluruh masyarakat Madinah, baik yang

beriman maupun yang tidak beriman, semuanya bersedia melindungi dan

membela Nabi Muhammad SAW. Selain para penyembah berhala, ada juga

kelompok yang tidak senang pada peranan Nabi Muhammad SAW yang meluas.

Akan tetapi, antusiasme yang besar dari masyarakat Madinah terhadap ajaran

Islam memaksa kelompok ini mengakui Islam secara nominal. Kelompok ini

menentang Nabi Muhammad SAW secara rahasia. Oleh karena itu, mereka

disebut kaum munafikun. Kelompok masyarakat ini lebih berbahaya daripada

musuh yang terang-terangan (K. Ali, 2003: 63).

Meskipun Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya telah hijrah ke

Madinah, namun kaum Quraisy tidak berhenti untuk memusuhi kaum Muslimin.

Kaum Quraisy tidak bisa menerima jika popularitas Nabi Muhammad SAW

beserta kaum Muslimin semakin meningkat. Kaum Quraisy merasa iri dan benci

terhadap kemajuan yang diperoleh kaum Muslimin di Madinah. Oleh karena itu,

mereka berusaha menjatuhkan basis kekuatan dan pengaruh kaum Muslimin di

Madinah. Dalam rangka melaksanakan rencana tersebut, kaum Quraisy telah

mempunyai seorang pelaksana yang tepat di Madinah, yang tidak lain adalah

‘Abdullah bin Ubay, seorang tokoh Yahudi Madinah. Sebelum Nabi Muhammad

SAW hijrah ke Madinah, ‘Abdullah bin Ubay pernah bermimpi akan menjadi

seorang pemimpin di Madinah. Akan tetapi setelah mengetahui pengaruh Nabi

Muhammad SAW di Madinah semakin meningkat, maka timbul rasa cemburu,

benci dan iri hati atas supremasi politik Nabi Muhammad SAW. Keberadaan Nabi

Muhammad SAW di Madinah telah memudarkan rencana ‘Abdullah bin Ubay

untuk menjadi seorang penguasa mutlak di Madinah (Majid ‘Ali Khan, 1985:

100).

Page 65: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

52

Setelah tinggal di Madinah, Nabi Muhammad SAW juga harus

memecahkan beberapa masalah. Sebagaimana di Makkah, di Madinah belum ada

pemimpin dan belum terbentuk suatu birokrasi pemerintahan. Di Madinah masih

banyak suku-suku yang berdiri sendiri dengan aturan-aturan yang mereka tetapkan

sendiri sehingga antara suku yang satu dengan yang lain saling bermusuhan dan

banyak menimbulkan pertumpahan darah. Hal tersebut menimbulkan krisis di

Madinah dan membuat penduduk Madinah merasakan kebutuhan akan adanya

otoritas yang bisa dipercaya untuk menciptakan perdamaian dan ketertiban dalam

kehidupan sehari-hari (Asghar Ali Engineer, 1999: 154).

Nabi Muhammad SAW mencurahkan perhatiannya untuk

mengendalikan suasana politik masyarakat Madinah, khususnya mendamaikan

suku Aus dan Khazraj. Sementara itu, sebagian pengikut Yahudi justru

memanfaatkan permusuhan yang terjadi antara suku Aus dan Khazraj sebagai

kesempatan untuk meraih keuntungan bagi pihak Yahudi. Kebijakan politik yang

pertama kali ditempuh Nabi Muhammad SAW adalah upaya menghapuskan

jurang pemisah antar suku-suku di Madinah dan berusaha menyatukan seluruh

penduduk Madinah sebagai kesatuan masyarakat Anshar. Pada sisi lainnya, Nabi

Muhammad SAW berusaha mempererat hubungan antara kaum Anshar dengan

kaum Muhajirin melalui ikatan persaudaran di antara mereka. Nabi Muhammad

SAW menyadari bahwa dasar fondasi imperium Islam tidak akan kuat kecuali

didasari oleh kerukunan dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

Kehidupan masyarakat Madinah yang majemuk sangat memerlukan sikap

toleransi antar berbagai suku dan umat beragama. Oleh karena itu, untuk

mewujudkan semua rencana yang telah disusun, Nabi Muhammad SAW

memprakarsai penyusunan suatu perjanjian atau konsesus bersama yang dikenal

dengan sebutan “Piagam Madinah”. Tersusunnya piagam Madinah diharapkan

mampu mengakhiri permusuhan dan pertumpahan darah diantara suku-suku di

Madinah. Hak-hak dan kewajiban setiap penduduk Madinah dipertegas dalam

piagam Madinah, khususnya bagi golongan Yahudi yang tinggal di Madinah.

Pokok-pokok ketentuan yang terdapat dalam piagam Madinah antara lain sebagai

berikut:

Page 66: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

53

a) Seluruh masyarakat yang ikut menandatangani piagam Madinah harus bersatu

membentuk satu kesatuan kebangsaan.

b) Jika salah satu kelompok yang ikut menandatangani piagam Madinah diserang

oleh musuh, maka kelompok yang lain harus membelanya dengan menggalang

kekuatan golongan.

c) Tidak ada satu kelompok pun yang diperbolehkan mengadakan persekutuan

dengan kafir Quraisy atau memberikan perlindungan kepada mereka atau

membantu mereka mengadakan perlawanan terhadap masyarakat Madinah.

d) Orang Islam, Yahudi dan seluruh warga Madinah yang lain bebas memeluk

agama dan keyakinan masing-masing dan mereka dijamin kebebasannya

dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-

masing. Tidak seorang pun diperbolehkan mencampuri urusan agama lain.

e) Urusan pribadi atau perseorangan maupun perkara-perkara kecil kelompok

nonmuslim tidak harus melibatkan pihak-pihak lain secara keseluruhan.

f) Dilarang melakukan penindasan terhadap suku-suku lain.

g) Sejak ditandatangani piagam Madinah maka segala bentuk pertumpahan

darah, pembunuhan, dan penganiayaan diharamkan di seluruh Madinah.

h) Nabi Muhammad SAW ditetapkan sebagai kepala Madinah dan memegang

kekuasaan peradilan yang tertinggi.

Piagam Madinah tersebut sangat besar artinya dalam sejarah kehidupan

politik umat Islam. Piagam Madinah dipandang sebagai undang-undang dasar

tertulis yang pertama sepanjang sejarah peradaban dunia. Nabi Muhammad SAW

merupakan tokoh pertama yang menyadari arti pentingnya keterlibatan dan

dukungan rakyat dalam suatu sistem administrasi negara. Piagam Madinah juga

menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah hanya bertugas sebagai

seorang Rasul yang menyebarkan agama, tetapi sekaligus sebagai seorang

negarawan yang besar. Pasal-pasal yang dirumuskan dalam piagam Madinah

menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak hanya bermaksud memperkuat

kekuasaannya untuk menghadapi serangan kaum Musyrik Makkah, tetapi tujuan

yang utama justru untuk menggalang kerukunan bagi warga negara di kota

Madinah (K. Ali, 2003: 66-68).

Page 67: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

54

Piagam Madinah merupakan awal revolusi di Madinah untuk menuju

kehidupan yang lebih aman dan damai. Diangkatnya Nabi Muhammad SAW

sebagai pemimpin Madinah diharapkan mampu membawa perubahan yang lebih

baik bagi kehidupan Madinah. Akan tetapi, sulit bagi Nabi Muhammad SAW

untuk menjadi seorang pemimpin yang tidak tertandingi yang setiap ucapannya

selalu diikuti oleh semua orang. Setelah Nabi Muhammad SAW melakukan

konsolidasi dan mempunyai kekuasaan yang cukup besar, pendapat Nabi

Muhammad SAW tidak selalu diterima tanpa kritik, kecuali dalam persoalan

agama yang diputuskan berdasarkan wahyu dari Allah SWT. Tradisi demokrasi

suku dan masyarakat Madinah yang majemuk masih sangat kuat pada masa itu

sehingga sulit untuk menghapuskannya dalam waktu singkat. Setelah mempelajari

situasi Madinah, Nabi Muhammad SAW tidak tergesa-gesa untuk menyatakan

kepemimpinannya. Nabi Muhammad SAW memberikan otonomi penuh kepada

kelompok suku dan berbagai kelompok lainnya dengan maksud untuk tidak

merendahkan kekuasaan mereka tetapi untuk menjadikan mereka sepakat

membentuk sebuah masyarakat yang lebih besar dengan konstitusi yang mengatur

hak dan kewajiban setiap anggota. Nabi Muhammad SAW cukup puas dengan

kedudukannya sebagai pemimpin kaum Muhajirin. Piagam Madinah disusun

dengan tetap memperhatikan kondisi setempat di Madinah. Oleh karena itu, Nabi

Muhammad SAW dengan mudah dapat diterima oleh penduduk Madinah.

Pengakuan langsung penduduk Madinah terhadap kepemimpinan Nabi

Muhammad SAW meunjukkan bahwa kebutuhan akan adanya suatu birokrasi

sangat diperlukan bagi perubahan yang lebih baik bagi Madinah sehingga

persengketaan berbagai suku maupun kelompok dapat diselesaikan (Asghar Ali

Engineer, 1999: 158-159).

Setelah terbentuknya piagam Madinah, kehidupan masyarakat Madinah

mulai berjalan dengan stabil. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW masih harus

memecahkan beberapa masalah penting. Masalah mendesak yang dihadapi Nabi

Muhammad SAW di Madinah adalah masalah mengenai kaum Yahudi.

Sebagaimana orang-orang Arab, kaum Yahudi adalah bagian dari masyarakat

baru. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW berupaya untuk menjalin hubungan

Page 68: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

55

yang baik dengan kaum Yahudi agar Nabi Muhammad SAW dapat diterima

sebagai pemimpin Madinah maupun sebagai Rasulullah atau utusan Allah SWT.

Beberapa hal yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjaga

hubungan baik dengan Yahudi diantaranya adalah Nabi Muhammad SAW

bersikap toleransi terhadap perbedaan-perbedaan tradisi keagamaan yang

dilaksanakan oleh kaum Yahudi. Tradisi kaum Yahudi tersebut misalnya arah

kiblat ke Masjidil ‘Aqsha dan puasa ‘Asyura sebagai hari penebusan dosa kaum

Yahudi. Akan tetapi, orang-orang Yahudi tidak pernah bersikap baik terhadap

Nabi sehingga upaya Nabi untuk memperbaiki hubungan baik dengan kaum

Yahudi akhirnya gagal. Nabi Muhammad SAW menyadari bahwa kaum Yahudi

tidak akan pernah mau mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin baru

Madinah maupun sebagai seorang utusan Allah SWT. Oleh karena itu, Nabi

Muhammad SAW berubah haluan dan mengambil suatu tindakan baru. Salah satu

hal yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah dengan mengubah arah

kiblat ke Ka’bah. Langkah Nabi Muhammad SAW dengan mengubah arah kiblat

ke Ka’bah merupakan hal yang monumental. Nabi Muhammad SAW yakin

terhadap dirinya sendiri sebagai utusan Allah SWT. Oleh karena itu, Nabi

Muhammad SAW memutuskan hubungan dengan kaum Yahudi. Meskipun Nabi

Muhammad SAW tidak memusuhi agama kaum Yahudi, namun Nabi Muhammad

SAW menganggap bahwa kaum Yahudi telah melakukan penyimpangan terhadap

kitab suci yang telah diwahyukan dan tidak mau menjalankan ajaran yang terdapat

di dalamnya. Diubahnya arah kiblat ke Ka’bah (Makkah), Nabi Muhammad SAW

ingin menjadikan Arab khususnya Makkah sebagai pusat Islam (Asghar Ali

Engineer, 1999: 160).

Islam telah stabil di Madinah dan kaum Quraisy mengetahui bahwa

semakin hari Islam terus tumbuh berkembang, kuat dan semakin tersebar. Apabila

keadaan tetap seperti itu, maka kekuasaan kaum Quraisy akan semakin lemah.

Oleh karena itu, kaum Quraisy selalu mendorong terjadinya permusuhan dan

peperangan terhadap umat Islam. Kaum Quraisy selalu melakukan aksi teror

terhadap kaum Muslim dengan berbagai cara. Kaum Quraisy memanfaatkan

‘Abdullah bin Ubay untuk melancarkan semua rencana jahat dari orang-orang

Page 69: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

56

Quraisy. Kaum Quraisy mengetahui betul sikap permusuhan antara ‘Abdullah bin

Ubay dengan Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. Langkah awal yang

dilakukan oleh kaum Quraisy untuk melancarkan rencana yang telah disusun

adalah dengan mengirimkan sepucuk surat kepada ‘Abdullah bin Ubay yang

isinya memberikan sebuah ancaman kepada ‘Abdullah bin Ubay. Kaum Quraisy

meminta ‘Abdullah bin Ubay untuk membunuh atau mengusir Nabi Muhammad

SAW dari Madinah. Apabila ‘Abdullah bin Ubay tidak mau melaksanakan

permintaan kaum Quraisy maka ‘Abdullah bin Ubay yang akan menjadi

taruhannya. Ketika Nabi Muhammad SAW mendengar berita tentang surat

tersebut, Nabi Muhammad SAW langsung menemui ‘Abdullah bin Ubay untuk

menanyakan kebenaran dari isi surat tersebut dan menasehati ‘Abdullah bin Ubay

untuk tidak memulai peperangan dengan kaum Muslimin. ‘Abdullah bin Ubay

merasa takut akan mendapatkan perlawanan dari kaum Muslimin. Oleh karena itu,

‘Abdullah bin Ubay menahan perlawanan terbuka dengan Nabi Muhammad SAW

beserta pengikutnya. Dengan demikian, percobaan orang-orang Quraisy melalui

perantara ‘Abdullah bin Ubay mengalami kegagalan. Meskipun demikian, orang-

orang Quraisy tetap tidak mau menyerah untuk menghancurkan Nabi Muhammad

SAW beserta kaum Muslimin. Kaum Quraisy mulai mengalihkan perhatian

kepada penduduk yang tinggal antara Makkah dan Madinah. Kaum Quraisy

membujuk dan menghasut penduduk agar mau melawan kaum Muslimin (Majid

‘Ali Khan, 1985: 101).

Di Madinah, Nabi Muhammad SAW menghadapi aliansi tiga musuh

kaum Muslimin yaitu kaum Quraisy, kaum Yahudi, dan orang-orang munafik

yang dipimpin oleh ‘Abdullah bin Ubay. Kaum Muslimin berada pada kondisi

yang sangat berbahaya karena dihadang oleh musuh dari berbagai penjuru. Oleh

karena itu, kaum Muslimin meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi

kemungkinan serangan musuh yang sewaktu-waktu bisa datang dari luar dan dari

dalam kota Madinah. Ketika sudah memiliki persenjataan yang kuat dan

perlindungan semakin kokoh, maka turun wahyu dari Allah SWT yang

memperbolehkan kaum Muslimin untuk berperang dalam surat Al-Hajj ayat 39,

yang artinya adalah sebagai berikut:

Page 70: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

57

“Telah diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karenasesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka” (Depag RI, 2005: 337).

Setelah turun wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW beserta kaum

Muslimin mulai mempersiapkan diri dengan memperkuat senjata dan melakukan

pencegahan terhadap serangan dari kaum Quraisy. Rasulullah SAW mulai

mengutus saraya yaitu ekpedisi-ekspedisi militer yang terdiri dari para sahabat

tanpa disertai oleh Nabi Muhammad SAW. Selain itu, Nabi Muhammad SAW

juga mengutus duta-duta atau perwakilan kepada kabilah-kabilah di seluruh

wilayah Madinah. Kadang-kadang terjadi pertempuran kecil dalam beberapa

kesempatan. Namun hal tersebut berguna untuk mendatangkan ketakutan di hati

orang-orang Musyrik, serta mampu memperlihatkan kekuatan dan kegigihan umat

Islam. Majid ‘Ali Khan (1985: 102) menyebutkan langkah-langkah yang

ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:

a) Langkah pertama Nabi Muhammad SAW adalah mengirimkan pasukan kecil

untuk mengamati gerakan orang Quraisy di sekitar Madinah sehingga

diperoleh informasi yang lengkap dan tepat tentang rencana dari orang-orang

Quraisy. Tujuan mengirimkan mata-mata ini terlihat jelas dari surat tugas Nabi

Muhammad SAW yang diberikan kepada ‘Abdullah bin Jashy ketika ia

diperintahkan untuk memata-matai orang Quraisy yang mengancam kaum

Muslimin. Surat tugas tersebut berbunyi: “Pergilah ke lembah Nakhla (antara

Makkah dan Tha’if), sergaplah orang-orang Quraisy dan dengar apa yang

hendak mereka perbuat terhadap kita”.

b) Mengadakan hubungan baik dengan suku-suku lain di sekitar Madinah agar

suku-suku tersebut tidak berpihak kepada musuh Islam. Oleh karena itu,

dibentuk suatu perjanjian perdamaian dan ternyata banyak suku yang ikut

menandatangani perjanjian tersebut. Isi perjanjian tersebut menyerukan agar

suku-suku di sekitar Madinah mau bekerjasama dengan kaum Muslimin, siap

melawan dan mempertahankan diri apabila mendapat serangan dari musuh.

c) Mempersempit jalur perdagangan Quraisy ke Syria yang melalui Madinah

sehingga Quraisy tidak bisa membeli senjata dan amunisi untuk perang.

Page 71: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

58

Setelah Nabi Muhammad SAW menyelesaikan beberapa hal yang

berhubungan dengan keamanan di dalam kota Madinah, Nabi Muhammad SAW

mulai memperhatikan masalah penting yang berhubungan dengan orang-orang

Quraisy. Dalam hubungan ini, wajar apabila Nabi Muhammad SAW berpikir

untuk mengadakan blokade-blokade ekonomi dengan menghambat perdagangan

orang-orang Quraisy. Kekuatan utama Quraisy adalah perdagangan dengan Syria

dan Iran melalui Madinah. Sedangkan jalur perdagangan tersebut telah berada di

bawah kekuasaan Nabi Muhammad SAW. Langkah yang diambil Nabi

Muhammad SAW dengan cara memblokade jalur perdagangan kaum Quraisy

sangat tepat karena hal tersebut merupakan satu-satunya jalan untuk memaksa

Quraisy agar mau mengadakan perdamaian dengan kaum Muslimin (Majid ‘Ali

Khan, 1985: 103).

Sebelum meletus perang Badar, Nabi Muhammad SAW melakukan

ekspedisi dan pengintaian-pengintaian terhadap Quraisy. Pada bulan ke-17

sesudah hijrah, Nabi Muhammad SAW mengutus Hamzah bin Abdul Muttalib

dengan bendera putih dan 30 orang berkuda dari golongan Muhajirin menuju Laut

Merah untuk menghadang kafilah dagang suku Quraisy. Di Laut Merah ini

Hamzah bertemu dengan pasukan Quraisy di bawah pimpinan Abu Jahal yang

berjumlah 300 orang. Di Laut Merah ini tidak terjadi peperangan sehingga

pasukan Hamzah dapat kembali ke Madinah dengan selamat. Kemudian pada

bulan Dzulqa’dah, Rasulullah mengirim Sa’ad bin Abi Waqas dengan bendera

putih untuk melakukan ekspedisi ke Kharrar. Miqdad bin ‘Umru ditunjuk sebagai

pembawa bendera. Dalam pengintaian tersebut juga tidak terjadi penyerangan

terhadap kafilah dagang Quraisy. Namun pada bulan Rajab, bulan ke-17 sesudah

hijrah, terjadi pertumpahan darah untuk pertama kalinya. Nabi Muhammad SAW

mengutus ‘Abdullah bin Jashy dengan 12 orang dalam sebuah misi rahasia. Surat

yang masih tertutup diberikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada ‘Abdullah bin

Jashy dengan perintah agar membuka surat tersebut setelah dua hari perjalanan.

Ketika ‘Abdullah bin Jashy membuka surat tersebut, ‘Abdullah bin Jashy

diperintahkan untuk melanjutkan perjalanannya ke Nakhla yang terletak antara

Thaif dan Makkah. Akhirnya pasukan pimpinan ‘Abdullah bin Jashy sampai di

Page 72: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

59

Nakhla setelah menempuh perjalanan pada hari-hari terakhir bulan Rajab. Ketika

kafilah dagang suku Quraisy melewati daerah tersebut pada sore hari, mereka

diserang oleh pasukan Muslim. Salah satu dari mereka, ‘Umru bin al-Hadrami,

terbunuh dan pasukan Muslim kembali ke Madinah dengan membawa rampasan

perang serta dua tawanan perang. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rajab

padahal orang-orang Arab diharamkan untuk melakukan perang pada bulan Rajab.

Peristiwa tersebut menimbulkan banyak protes dari berbagai penduduk Madinah.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW harus bersikap hati-hati. Salah satu hal

yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah tidak menyentuh harta rampasan

perang dalam waktu beberapa saat. Tindakan kaum Muslim yang melakukan

perang pada saat bulan Rajab mendapat peringatan dari Allah SWT dengan

menurunkan wahyu berupa surat Al-Baqarah ayat 217 yang artinya adalah sebagai

berikut:

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang padabulan Haram. Katakanlah: Berperang pada bulan itu adalah (dosa) besar.Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya,(menghalangi orang masuk) Masjidil Haram, dan mengusir pendudukdari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah.Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akanberhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu,jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dariagamanya, lalu dia mati dalam kekafiran maka mereka itu sia-siaamalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,mereka kekal di dalamnya” (Depag RI, 2005: 34).

Permusuhan antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy Makkah belum

selesai. Peristiwa di Nakhla yang mengakibatkan terbunuhnya salah satu tokoh

Quraisy bernama ‘Umru bin al-Hadrami semakin membuat marah orang-orang

Quraisy Makkah. Kaum Quraisy selalu berusaha untuk memerangi Islam,

menghalangi jalan Allah SWT, dan membuat berbagai kesulitan bagi umat Islam.

Kaum Quraisy rela mengorbankan harta dan segala yang dimilikinya dalam

memerangi Islam. Pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijrah (Maret 624 M), yaitu

dua bulan sesudah peristiwa Nakhla, sebuah kafilah besar membawa barang

dagangan yang sangat banyak kembali dari Gaza menuju ke Makkah yang

dipimpin oleh Abu Sufyan. Inilah salah satu kafilah terbesar yang mengangkut

Page 73: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

60

dagangan seharga 50.000 dinar. Orang-orang dari suku Quraisy banyak yang

tertarik dengan barang niaga yang dibawa oleh kafilah yang terdiri dari 30 orang

tersebut. Keuntungan yang diperoleh kafilah Abu Sufyan tersebut akan digunakan

sepenuhnya untuk membiayai perang melawan kaum Muslim Madinah (Asghar

Ali Engineer, 1999: 166-167).

Setelah Nabi Muhammad SAW mendapat kabar bahwa kafilah Abu

Sufyan sedang dalam perjalanan menuju Makkah, Nabi Muhammad SAW

memerintahkan pasukannya untuk pergi menghadang kafilah Abu Sufyan. Nabi

Muhammad SAW tidak melakukan persiapan secara matang sebab urusan kali ini

adalah rombongan dagang, bukan orang-orang yang pergi ke medan perang. Abu

Sufyan mendengar berita tentang kepergian Nabi Muhammad SAW untuk

menghadang kafilah dagangnya. Setelah mendapatkan keuntungan yang besar dari

perdagangannya, Abu Sufyan mulai merasa khawatir akan keselamatan harta yang

telah mereka peroleh. Oleh karena itu, Abu Sufyan menyewa seseorang bernama

Damdam bin Amr al-Gifari untuk pergi ke Makkah, memberi peringatan kepada

orang Quraisy serta meminta bantuan dari kaum Quraisy. Abu Sufyan mengubah

rute perjalanannya dan kembali ke Makkah dengan menyusuri pantai Laut Merah.

Ketika sampai di Makkah, ternyata pasukan Quraisy telah bergerak menuju

Madinah. Di tengah perjalanan, pasukan Quraisy Makkah yang dipimpin Abu Jahl

menerima berita bahwa Abu Sufyan beserta kafilahnya telah sampai di Makkah.

Sebenarnya pasukan Quraisy Makkah merasa ragu untuk berperang dengan

pasukan Muslim Madinah karena sebagian besar dari pasukan Muslim Madinah

adalah keluarga dan saudara mereka sendiri yang telah memeluk Islam.

Seandainya pasukan Quraisy Makkah berperang dengan pasukan Muslim

Madinah, maka sama saja membunuh keluarga sendiri. Akan tetapi, Abu Jahl

tetap teguh pada pendiriannya untuk maju melawan kaum Muslim Madinah. Abu

Jahl terus berusaha untuk menghasut kaum Quraisy Makkah dan membangkitkan

rasa benci mereka terhaadap Islam dengan cara mengingatkan kaum Quraisy atas

peristiwa di Nakhla yang menyebabkan terbunuhnya ‘Umru bin al-Hadrami oleh

pasukan Muslim Madinah. Setelah terhasut oleh bujukan Abu Jahl, timbullah rasa

kebencian dan rasa dendam kaum Quraisy Makkah terhadap kaum Muslim

Page 74: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

61

Madinah sehingga niat untuk mengadakan perang tidak dapat dibatalkan lagi

(Majid ‘Ali Khan, 1985: 125-126).

Pasukan Muslim Madinah dan pasukan Quraisy Makkah sama-sama

bergerak menuju Badar, suatu desa yang jaraknya kira-kira 80 mil dari Madinah.

Pasukan Muslim dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW sedangkan pasukan

Quraisy dipimpin oleh Abu Jahl, musuh besar dalam Islam sekaligus merupakan

musuh Nabi Muhammad SAW. Pasukan Quraisy berkekuatan 1000 orang tentara,

300 ekor kuda dan 700 unta. Sedangkan kaum Muslimin mempunyai pasukan

yang hanya berkekuatan 313 orang tentara, 2 ekor kuda dan 70 ekor unta. Senjata

yang digunakan oleh pasukan Muslim sangat terbatas jumlahnya, tidak selengkap

senjata pasukan Quraisy. Perang mulai berkecamuk pada hari Jum’at pagi, 17

Ramadhan 2 H (Maret 642 M). Tradisi peperangan bangsa Arab sering dimulai

dengan sejumlah perang tanding. Tiga tentara Quraisy Makkah yakni Syaiba,

Utbah, dan Walid bin Utba bertanding dengan tiga pejuang Muslim yaitu

Ubaidah, Hamzah, dan Ali. Dalam waktu singkat ketiga pemuka perang Quraisy

tersebut tewas di tangan pejuang-pejuang Muslim. Setelah peperangan massal

selesai, pasukan Muslim Madinah berhasil meraih kemenangan. Banyak pasukan

Quraisy yang terbunuh dan sebagian kecil melarikan diri namun ada juga yang

dijadikan sebagai tawanan perang. Semantara itu, 14 pejuang Muslim gugur

sebagai Syahid yang terdiri dari 6 pejuang dari kaum Muhajirin dan 8 dari kaum

Anshar (K. Ali, 2003: 73).

Perang Badar merupakan peristiwa yang sangat menentukan perjalanan

sejarah Islam. Perang Badar menunjukkan bahwa pasukan Quraisy Makkah yang

jumlahnya lebih besar dapat dihancurkan oleh pasukan Muslim yang jumlahnya

sedikit dengan perlengkapan senjata yang terbatas. Setelah kemenangan kaum

Muslim pada perang Badar, kedudukan dan kepemimpinan Nabi Muhammad

SAW di Madinah semakin kuat. Perang Badar juga membawa pengaruh yang

besar bagi pengikut-pengikut Yahudi dan suku-suku Badui di sekitar Madinah.

Mereka mulai menyadari dan mengakui munculnya kekuatan Islam yang besar.

Sebelumnya orang-orang Yahudi selalu menghina dan meremehkan kekuatan

orang-orang Muslim namun setelah kemenangan yang diperoleh kaum Muslim

Page 75: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

62

pada perang Badar, Yahudi baru mengakui kehebatan kekuatan kaum Muslim.

Kemenangan perang Badar telah mendorong umat Islam untuk menyusun

kekuatan Islam yang lebih besar di Madinah dan memperkuat keberanian umat

Islam dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Kaum Quraisy merasa sangat

dipermalukan dengan kekalahan mereka dalam perang Badar. Oleh karena itu,

Quraisy merencanakan sesuatu yang baru untuk balas dendam terhadap kaum

Muslim Madinah. Kekalahan kaum Quraisy dalam perang Badar melatarbelakangi

sejumlah peperangan lainnya dengan kaum Muslim (K. Ali, 2003: 75).

Setelah perang Badar, hanya selama 7 malam Nabi Muhammad SAW

tinggal di Madinah. Kemudian beliau mendatangi Banu Sulaim untuk

menanyakan kebenaran berita tentang serangan Banu Sulaim dan suku Ghathfan.

Nabi Muhammad SAW mendengar berita tentang ekspedisi Banu Sulaim ketika

Nabi Muhammad SAW masih berada di Madinah. Sampai di tempat Banu

Sulaim, Nabi Muhammad SAW diberitahu oleh seorang penggembala bahwa ada

satu batalyon pasukan yang melarikan diri menuju pantai setelah mendengar kabar

tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW tinggal

selama 3 malam di tempat Banu Sulaim dan kembali ke Madinah dengan

membawa 500 ekor unta yang ditinggalkan oleh pihak musuh. Sampai di

Madinah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan pasukannya untuk melakukan

eksekusi terhadap Abu ‘Afak dan ‘Ashma binti Marwan. Abu ‘Afak merupakan

tokoh Yahudi yang usianya sudah tua. Abu ‘Afak selalu mengecam keberadaan

Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin. Abu ‘Afak juga sering menghasut

masyarakat Madinah agar melawan Islam. Abu ‘Afak menulis ayat-ayat yang

berisi penghinaan terhadap agama Islam. Oleh karena itu, Abu ‘Afak pantas untuk

dieksekusi. Tugas eksekusi terhadap Abu ‘Afak dilakukan oleh Salim bin ‘Umair.

Eksekusi juga dijatuhkan kepada ‘Ashma binti Marwan, seorang wanita dari suku

Aus bangsa Madinah. ‘Ashma binti Marwan mendapatkan eksekusi karena telah

menciptakan syair-syair dan juga tulisan yang berisi kecaman terhadap Nabi

Muhammad SAW dan Islam. Setelah Badar, ‘Ashma binti Marwan menulis puisi

beberapa bait yang isinya menghasut masyarakat Madinah untuk menyulut api

Page 76: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

63

peperangan melawan Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin. ‘Ashma binti

Marwan dieksekusi oleh ‘Umair bin ‘Auf (Majid ‘Ali Khan, 1985: 134-135).

Terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi setelah perang Badar.

Salah satunya adalah pengasingan atau pengusiran Bani Qainuqa’ yang terjadi

pada bulan Syawal 2 H (April 642 M). Bani Qainuqa’ adalah bagian dari kaum

Yahudi yang pertama kali merusak perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW.

Bani Qainuqa’ terdiri dari 700 prajurit dan dikenal sebagai pengrajin emas dan

saudagar kaya. Bani Qainuqa’ juga ikut serta dalam memerangi Nabi Muhammad

SAW dalam perang Badar. Selain itu, Bani Qainuqa’ juga sering menyakiti kaum

Muslimin. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW beserta pasukannya

memutuskan untuk mengepung Bani Qainuqa’ selama 15 malam. Akhirnya Bani

Qainuqa’ menyerah dan bersedia menerima hukuman yang akan diputuskan oleh

Nabi Muhammad SAW. ‘Abdullah bin Ubay, seorang pemimpin orang-orang

munafik, memohon kepada Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan Bani

Qainuqa’. Nabi Muhammad SAW mengabulkan permohonan ‘Abdullah bin Ubay

tetapi dengan persyaratan tertentu. Nabi Muhammad SAW akan memaafkan dan

membebaskan Bani Qainuqa’ dengan syarat Bani Qainuqa’ harus meninggalkan

Madinah. Kemudian Bani Qainuqa’ memutuskan untuk pergi ke negeri Syam,

untuk mencari perlindungan. Akhirnya Bani Qainuqa’ dapat keluar dari Madinah

dengan selamat setelah sebelumnya Bani Qainuqa’ merasa akan binasa karena

pelanggaran dan pemberontakan mereka (Majid ‘Ali Khan, 1985: 136).

Kekalahan pada perang Badar membuat bangsa Quraisy malu dan sedih

sehingga Quraisy sangat marah dan ingin menuntut balas atas kematian para

pemimpin Quraisy. Setelah perang Badar, Abu Sufyan dijadikan sebagai

pemimpin kaum Quraisy. Abu Sufyan bersumpah tidak akan mencampuri istrinya

sebelum membalas kekalahan kaum Quraisy pada perang Badar. Abu Sufyan

mulai menugaskan 200 orang pasukan untuk pergi ke Madinah pada bulan

Dzulhijjah 2 H, dua bulan setelah perang Badar. Secara diam-diam pasukan Abu

Sufyan merampok di ‘Uraid, kira-kira 3 mil dari Madinah pada malam hari dan

membakar kebun kurma. Pasukan Abu Sufyan juga membunuh seorang Muslim,

membakar rumah-rumah dan tumpukan rumput-rumput kering. Mendengar

Page 77: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

64

kejadian tersebut, Nabi Muhammad SAW beserta kaum Muslimin mengejar Abu

Sufyan. Akan tetapi, Abu Sufyan berhasil melarikan diri dengan meninggalkan

kantong-kantong yang berisi sawiq (roti tipis yang terbuat dari gandum) sebagai

persediaan makanan mereka. Oleh karena itu, peristiwa ini dikenal dengan Perang

Sawiq (Majid ‘Ali Khan, 1985: 137).

Sesudah perang Badar, orang Yahudi mulai menjalin persengkongkolan

yang lebih luas untuk melawan Nabi Muhammad SAW. Pihak Yahudi

mengirimkan rombongan yang terdiri dari tokoh-tokoh besar Yahudi seperti

Huyayy bin Akhthab, Sallam bin Abul Huqaiq, Abu Rafi’, al-Rabi’ bin al-Rabi’

bin Abu Huqaiq, Ka’b bin Asyraf dan Abu ‘Ammar, untuk menjalin kerjasama

dengan bangsa Quraisy, Ghathfan dan Banu Quraizhah serta menghasut mereka

agar memusuhi Nabi Muhammad SAW. Kaum Quraisy menyambut dengan baik

ajakan Yahudi untuk bekerjasama melawan Nabi Muhammad SAW beserta

pengikutnya. Pemimpin-pemimpin dan pemuka Quraisy mengadakan

musyawarah untuk memutuskan cara melakukan pembalasan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta kaum Muslimin. Tokoh-tokoh Quraisy yang hadir

dalam musyawarah tersebut diantaranya adalah Abu Sufyan bin Harb, Abdullah

bin Ra’biah, Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayyah, Jubair bin Muth’im,

Harits bin Hisyam, Huwait bin Abdul Uzza, dan Ubay bin Khalaf. Dalam

pertemuan tersebut banyak juga perempuan Quraisy yang datang diantaranya

adalah Hindun binti Utbah (istri Abu Sufyan). Setelah membahas beberapa hal

maka dari musyawarah tersebut menetapkan beberapa keputusan, yaitu:

a) Keuntungan yang diperoleh dari kafilah dagang Quraisy pimpinan Abu

Sufyan harus dikumpulkan oleh masing-masing orang dan akan digunakan

untuk membiayai peperangan melawan Nabi Muhammad SAW beserta

pengikutnya.

b) Kabilah-kabilah Tihamah, Kinanah dan kabilah-kabilah Arab lainnya yang

tinggal berdekatan dengan kota Makkah akan diikat perjanjian dengan kaum

Quraisy agar mau membantu melawan Nabi Muhammad SAW beserta kaum

Muslimin.

Page 78: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

65

c) Kaum perempuan Quraisy yang keluarga dan saudaranya tewas dalam perang

Badar, harus ikut berperang melawan Nabi Muhammad SAW beserta

pengikutnya.

(Moenawar Chalil, 2001: 99-100)

2. Pecahnya Perang Uhud

a. Persiapan Perang Uhud

Pemimpin-pemimpin kaum Quraisy mengadakan persiapan untuk perang

melawan Nabi Muhammad SAW dan pasukan Muslimin. Setelah semua tentara

Quraisy berkumpul, ternyata jumlah pasukan Quraisy lebih dari 3.000 tentara

diantaranya terdapat 200 pasukan berkuda dengan persenjataan lengkap dan 700

pasukan berkendaraan unta serta memakai baju besi. Pasukan perang kaum

Quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan. Budak-budak Quraisy disuruh oleh para

majikannya masing-masing untuk ikut serta menjadi anggota pasukan yang

dipimpin oleh Abu Amir ar-Rahib. Kaum wanita juga turut berperan aktif untuk

menyulut api peperangan, diantaranya adalah Hindun (istri Abu Sufyan), Ummu

Hakim (istri Ikrimah), Barzah binti Mas’ud (istri Shafwan bin Umayyah), Fatimah

binti Walid (istri Harits bin Hisyam), Barthah binti Munabbih (istri Amr bin Asb),

dan yang menjadi pemimpinnya adalah Hindun. Hindun mempersiapkan seorang

budak bernama Wahsyi untuk membunuh Hamzah (paman Nabi Muhammad

SAW). Apabila Wahsyi berhasil membunuh Hamzah, maka akan dimerdekakan.

Dendam Hindun kepada Hamzah sangat besar karena Hamzah telah membunuh

‘Utbah (ayah Hindun) pada saat perang Badar (Moenawar Chalil, 2001: 101).

Sementara itu, kaum Muslimin Madinah sama sekali tidak mengetahui

persiapan perang yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Nabi Muhammad SAW baru

menerima berita tentang persiapan kaum Quraisy setelah tiga hari sebelum

pasukan Quraisy Makkah tiba di Uhud. Nabi Muhammad SAW menerima berita

tersebut dari salah seorang paman beliau yang bernama ‘Abbas yang pada waktu

itu telah memeluk agama Islam namun masih tinggal di Makkah. Setelah

mendengar berita tersebut, Nabi Muhammad SAW mengirim mata-mata yaitu

Anas, Munis, dan Hubab untuk mencari informasi tentang pasukan Quraisy

Page 79: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

66

Makkah. Akhirnya diperoleh informasi bahwa pasukan Quraisy Makkah sudah

berada di dekat Uhud. Pada hari Jum’at 13 Syawwal 3 H, Nabi Muhammad SAW

mengadakan musyawarah untuk membahas situasi tersebut dengan para sahabat

beliau. Sejumlah sahabat berpendapat sebaiknya tetap bertahan dan berperang di

Madinah. Nabi Muhammad SAW lebih setuju dengan pendapat yang mengatakan

untuk tetap tinggal di Madinah karena Madinah dikelilingi oleh gunung-gunung

dan bukit yang dapat dijadikan sebagai benteng pertahanan sehingga kaum

Quraisy akan mengalami kesulitan dalam melakukan penyerangan terhadap kota

Madinah. Akan tetapi, para pemuda khususnya orang-orang yang tidak ikut serta

dalam perang Badar memiliki pendapat lain. Mereka berpendapat untuk pergi

keluar kota Madinah dan mengadakan perang terbuka dengan Quraisy Makkah.

Adanya desakan dari kelompok pemuda tersebut membuat Nabi Muhammad

SAW berubah pendirian dan mengikuti pendapat para pemuda yang

menginginkan perang terbuka di luar Madinah. Setelah memperoleh keputusan,

Nabi Muhammad SAW segera mengenakan baju perang dengan senjata lengkap.

Setelah selesai shalat Jum’at, Nabi Muhammad SAW bergerak menuju Bukit

Uhud dengan memimpin 1.000 prajurit yang gagah berani untuk menghadapi

3.000 pasukan Quraisy yang bersenjata lengkap dan yang telah merusak tanaman

dan padang rumput kaum Muslimin. Pasukan Nabi Muhammad SAW bermalam

tidak jauh dari kota Madinah agar keesokan harinya dapat melanjutkan perjalanan

menuju Uhud. Di tengah perjalanan menuju Uhud, pemimpin kaum munafik,

‘Abdullah bin Ubay melakukan desersi (membelot) dengan membawa 300

pasukan sehingga pasukan yang semula bersama Nabi Muhammad berjumlah

1.000 orang berkurang menjadi 700 orang. Tentara Muslim memang hanya

berjumlah sedikit dan kurang memiliki keahlian perang, namun pasukan Muslim

memiliki keimanan yang kuat untuk membela kebenaran. Menurut Hamka (1983:

96), pembelotan yang dilakukan oleh ‘Abdullah bin Ubay telah dijelaskan di

dalam Q.S. Ali ‘Imran ayat 122.

Ketika kaum Muslimin menyaksikan orang-orang munafik yang

merupakan sepertiga dari rombongan Nabi Muhammad SAW menarik diri dan

meninggalkan kaum Muslimin, maka timbul kemarahan dari sebagian kalangan

Page 80: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

67

kaum Muslimin. Menyikapi sikap orang-orang munafik tersebut kaum Muslimin

terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama berpendapat bahwa orang-

orang munafik tersebut harus diperangi dan dibunuh karena mereka memang

pantas untuk dibunuh. Sedangkan kelompok kedua yang mayoritas di bawah

pimpinan Nabi Muhammad SAW berpendapat bahwa kaum munafik tersebut

tidak perlu untuk diperangi. Nabi Muhammad SAW sendiri memilih untuk tidak

memerangi kaum munafik tersebut. Sikap Nabi Muhammad SAW untuk tidak

memerangi dan tidak membunuh kaum munafik merupakan sikap yang bijaksana,

cerdas dan visioner karena apabila memerangi kaum munafik pada saat situasi

yang kritis, tidak akan memberikan manfaat kepada kaum Muslimin. Situasi akan

menjadi sangat sulit apabila konsentrasi kaum Muslimin harus diarahkan untuk

memerangi kaum munafik karena hal tersebut akan semakin melemahkan

kekuatan 700 pasukan yang masih tersisa. Meskipun kaum Muslimin berhasil

mengalahkan kaum munafik, hal tersebut akan menguras tenaga pasukan

Muslimin dan membuat pasukan Muslimin lemah dalam menghadapi pasukan

Quraisy Makkah yang jumlahnya empat kali lipat jumlah pasukan Muslimin. Di

samping itu, Nabi Muhammad SAW sendiri tidak menghendaki adanya

pertumpahan darah apalagi jika pertumpahan darah tersebut terjadi di kalangan

Muslimin yang sama-sama masih memiliki ikatan darah karena kebanyakan dari

orang-orang munafik yang menarik diri dari rombongan Nabi Muhammad SAW

masih merupakan keluarga dan saudara sesama kaum Muslimin. Sikap ‘Abdullah

bin Ubay beserta orang-orang munafik yang menarik diri dari Nabi Muhammad

SAW, membawa pengaruh negatif bagi sebagian pasukan yang masih tetap berada

dalam rombongan Nabi Muhammad SAW. Sebagian dari kaum Muslimin mulai

terpengaruh dan menjadi lemah semangat perang kemudian mereka juga berpikir

untuk menarik diri dari medan peperangan. Akan tetapi kegoyahan pendirian

mereka dapat terselamatkan berkat bantuan Allah SWT serta motivasi penuh dari

Nabi Muhammad SAW sehingga membuat mereka mengurungkan niat untuk

mundur dari medan peperangan (Abu Faris, 1998: 197-199).

Page 81: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

68

b. Jalannya Perang Uhud

Setelah Nabi Muhammad SAW dan pasukan Muslimin selesai

menghadapi persoalan penarikan diri ‘Abdullah bin Ubay dan kaum munafik,

Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan menuju Uhud. Nabi Muhammad

SAW meminta ditunjukkan suatu jalan yang tidak dilalui oleh pasukan Quraisy

Makkah. Khaistamah lalu menunjukkan jalan yang dekat dan yang dikehendaki

oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah perjalanan dilanjutkan, tibalah rombongan

Nabi Muhammad SAW di suatu jalan kecil milik Marba’ bin Qaizhi yang buta

matanya. Ketika Nabi Muhammad SAW berjalan di depan rumah Marba’ bin

Qaizhi, tiba-tiba Marba’ bin Qaizhi menaburkan debu ke arah muka Nabi

Muhammad SAW sambil berkata, “Kalau engkau itu pesuruh Allah, aku tidak

menghalalkan (memperkenankan) kepadamu berjalan di jalanku ini”. Dengan

cepat, Sa’ad bin Zaid memukul Marba’ bin Qaizhi dengan senjata tajam sehingga

membuat Marba’ bin Qaizhi terluka parah. Sahabat-sahabat Nabi Muhammad

SAW hendak membunuh Marba’ bin Qaizhi, tetapi Nabi Muhammad SAW

mencegahnya (Moenawar Chalil, 2001: 110).

Perjalanan terus dilanjutkan hingga sampailah kaum Muslimin di suatu

tempat di bawah kaki Gunung Uhud. Di sinilah Nabi Muhammad SAW beserta

pasukannya berhenti karena melihat tentara musuh sudah beramai-ramai

menduduki tempat-tempat dekat Gunung Uhud. Pasukan musuh berkekuatan

empat kali lebih banyak dari pasukan kaum Muslimin dan sebagian besar dari

pasukan Muslimin sangat kurang keahliannya dalam berperang. Pasukan musuh

juga memiliki persenjataan lengkap dengan peralatan perang serba cukup dan

sebagian besar diantara pasukan Quraisy memiliki keahlian berperang. Nabi

Muhammad SAW segera mengumpulkan tentaranya lalu memilih dan menduduki

tempat yang cukup strategis letaknya dengan membelakangi bukit-bukit Uhud

agar mampu melindungi barisan tentaranya. Akan tetapi, karena tempat-tempat

yang lain sudah terlebih dahulu dikuasai pasukan musuh, tempat-tempat yang

diduduki Nabi Muhammad SAW adalah tempat yang di belakangnya terdapat

suatu jalan yang terbuka yang dapat dipergunakan oleh musuh untuk menyerang

pasukan Muslimin dari arah belakang. Walaupun demikian, sebagai seorang

Page 82: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

69

pemimpin perang yang bijaksana, Nabi Muhammad SAW menjadikan tempat-

tempat tersebut untuk menempatkan pasukan yang memiliki keahlian dalam

memanah sebanyak 50 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair. Sayap

kanan barisan berkuda dipimpin oleh Khalid bin Walid, sayap kiri barisan berkuda

dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal, dan barisan tengah dipimpin oleh Shafwan

bin Umayyah beserta pahlawan Quraisy lainnya. Semuanya telah bersiap-siap

dengan gagah berani di tempat-tempat yang tidak mudah ditempuh oleh tentara

kaum Muslimin. Bendera perang kaum Quraisy dipegang oleh Abu Thalhah

(Moenawar Chalil, 2001: 111).

Nabi Muhammad SAW juga mulai mengatur barisan pasukan Muslimin.

Nabi Muhammad SAW menempatkan Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin

Khatthab, Ali bin Abu Thalib, Zubair bin Awwam, Abu Dujanah Sammak bin

Kharsyah, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Mu’adz, Anas bin an-Nadhar,

Mush’ab bin Umair, Sa’ad bin Ubadah, Usaid bin Hudhair, dan Habbab bin al-

Mundzir di barisan pertama. Kemudian Nabi Muhammad SAW menginstruksikan

kepada pasukan Muslimin yang telah berada pada posisi mereka masing-masing

agar tidak melakukan peperangan sebelum Nabi Muhammad SAW mengijinkan

mereka untuk berperang dan memerintahkan pasukan pemanah agar tidak

meninggalkan posisi mereka dalam kondisi apapun (Abu Faris, 1998: 229).

Berkaitan dengan penempatan posisi pasukan Muslimin dan perintah Nabi kepada

pasukan pemanah, telah dijelaskan di dalam Tafsir Al-Azhar Q.S. Ali ‘Imran ayat

121 (Hamka, 1983: 95).

Setelah kedua pasukan saling berhadapan dan siap bertempur,

dimulailah dengan perang tanding. Abu Thalhah al-‘Abdari keluar dengan

membawa panji kaum Quraisy lalu menantang perang tanding beberapa kali tetapi

tidak seorang pun pasukan dari kaum Muslimin yang berani maju untuk

melawannya. Kemudian Abu Thalhah berkata kepada pasukan Muslimin:

“Wahai para sahabat Muhammad, kalian mengaku bahwa Allah akanmenyegerakan kami dengan pedang kalian ke neraka dan menyegerakan kaliandengan pedang kami ke surga, tetapi adakah diantara kalian seorang yang mampumenyegerakan aku dengan pedangnya ke neraka atau aku akan menyegerakannyadengan pedangku ke surga. Kalian dusta demi Lata dan ‘Uzza, seandainya kalian

Page 83: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

70

mengetahui hal itu benar niscaya ada orang yang keluar menyambutku” (AbuFaris, 1998: 233).

Setelah mendengar perkataan tersebut, akhirnya Ali bin Abu Thalib maju

ke medan pertempuran kemudian berhasil memukul Abu Thalhah hingga patah

kakinya dan tergeletak di tanah. Kemudian Ali bin Abu Thalib mundur kembali ke

barisan pasukan Nabi Muhammad SAW. Beberapa saat kemudian Abu Thalhah

tewas akibat pukulan Ali bin Abu Thalib. Setelah Abu Thalhah tewas, panji

perang diambil oleh saudaranya yaitu Utsman bin Abu Thalhah yang akan

berhadapan dengan Hamzah. Dengan segera Hamzah menyerang Utsman bin Abu

Thalhah sehingga berhasil menebas tangan dan pundaknya sampai ke

pinggangnya. Setelah Utsman bin Abu Thalhah tewas, panji kemudian diambil

oleh saudaranya Abu Sa’id bin Abu Thalhah yang berhadapan dengan Sa’ad bin

Abi Waqqash yang berhasil melempar Abu Sa’id dengan panah hingga tewas.

Panji kemudian diambil oleh Musafi’ bin Thalhah bin Abu Thalhah dan berhasil

dibunuh oleh ‘Ashim bin Tsabit bin Abu Aflah. Setelah Musafi’ tewas, panji

kemudian diambil oleh saudara Musafi’ yaitu Harist bin Thalhah lalu berhasil

dibunuh oleh ‘Ashim. Kemudian panji diambil oleh saudaranya Musafi’ dan

Harits yaitu Kilab bin Thalhah lalu berhasil dibunuh oleh Zubair bin Awwam.

Panji kemudian diambil oleh saudara Kilab yaitu Jallas bin Thalhah lalu berhasil

dibunuh oleh Thalhah bin Ubaidillah. Setelah Jallas bin Thalhah tewas, panji

kemudian diambil oleh Arthah bin Syurahbil bin Hasyim bin Abdi Manaf bin

Abdu Dar lalu berhasil dibunuh oleh Ali bin Abu Thalib. Kemudian panji diambil

oleh Abu Zaid Amer bin Abdi Manaf lalu berhasil dibunuh oleh Qazman. Setelah

Abu Zaid Amer tewas, panji kemudian diambil oleh Shawab, seorang budak yang

berasal dari Habasyah milik Banu Abdud Dar, lalu berhasil dibunuh oleh Ali bin

Abu Thalib. Akhirnya panji jatuh tergeletak kotor di tanah hingga diambil oleh

‘Amrah binti ‘Alqamah al-Haritsiyah lalu mengangkatnya kepada pasukan

Quraisy dan mereka pun mengerumuninya. Demikianlah para pahlawan kaum

Muslimin berhasil menumbangkan para tokoh dan pembawa panji kaum Quraisy

dan tidak ada lagi yang sanggup membawa panji tersebut hingga dipungut oleh

seorang wanita. Setelah para pembawa panji tersebut terbunuh kemudian kaum

Page 84: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

71

Quraisy terpecah belah, semangat mereka merosot dan kekuatan mereka pun

hancur. Hal seperti ini menunjukkan kepiawaian Nabi Muhammad SAW dalam

bidang militer karena mampu melemahkan kemampuan perang pasukan Quraisy

sehingga mendesak pasukan Quraisy mundur dan lari meninggalkan harta dan

wanita-wanita Quraisy (Abu Faris, 1998: 233-234).

Para pasukan pemanah menyaksikan dari atas bukit peristiwa yang

terjadi di medan pertempuran. Setelah menyaksikan pasukan Quraisy melarikan

diri dengan meninggalkan harta dan wanita-wanita, pasukan Muslimin mulai

mengumpulkan harta rampasan yang ditinggalkan oleh pasukan Quraisy.

Menyaksikan kejadian tersebut, pasukan pemanah mengira pertempuran telah

berakhir. Pasukan pemanah tertarik untuk turun dari bukit dan membantu saudara-

saudara mereka yang sedang sibuk mengumpulkan harta rampasan dan benda-

benda berharga yang melekat dalam tubuh para korban. Kemudian pasukan

pemanah menyampaikan keinginan mereka kepada pemimpin mereka yaitu

Abdullah bin Jubair agar meninggalkan bukit untuk bergabung bersama saudara-

saudara mereka yang sedang mengumpulkan harta rampasan. Akan tetapi,

Abdullah bin Jubair menolak permintaan para pasukan pemanah bahkan melarang

mereka untuk melakukan hal tersebut. Abdullah bin Jubair mengingatkan akan

perintah Nabi Muhammad SAW agar pasukan pemanah tidak meniggalkan bukit

dalam kondisi apapun. Sebagian kecil pasukan pemanah ada yang mengikuti

perintah Abdullah bin Jubair dan tetap tinggal di bukit dengan penuh waspada

mengawasi keadaan dengan ketat. Akan tetapi, sebagian besar dari pasukan

pemanah yang berjumlah 40 orang, mengabaikan perintah Nabi Muhammad SAW

dan juga tidak melaksanakan perintah Abdullah bin Jubair. Akhirnya, 40 orang

pemanah turun dari atas bukit meninggalkan 10 orang pemanah dan ikut

mengumpulkan harta rampasan dalam keadaan tidak mempedulikan pihak musuh.

Kelalaian pasukan pemanah dalam menjalankan tugas yang diperintahkan oleh

Rasulullah telah dijelaskan di dalam Tafsir Ibnu Katsir Q.S. Ali ‘Imran ayat 152-

153 (M. ‘Abdul Ghoffar, 2008: 159).

Tentara berkuda pihak Quraisy yang berada di sayap kanan yang

dipimpin oleh Khalid bin Walid mengetahui dengan jelas bahwa sebagian besar

Page 85: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

72

dari para pasukan pemanah Muslimin yang menjaga bukit Uhud sudah

meningglkan posisi mereka masing-masing. Oleh karena itu, secara diam-diam

Khalid bin Walid mengerahkan pasukan yang berada di bawah komandonya untuk

menyerang pasukan pemanah Muslimin yang hanya tinggal beberapa orang dari

arah belakang mereka. Setelah pasukan Khalid bin Walid mampu melumpuhkan

pasukan pemanah Muslimin dan berhasil menguasai posisi strategis para

pemanah, Khalid bin Walid segera memerintahkan pasukannya untuk memutar ke

arah belakang pasukan kaum Muslimin dan kemudian secara mendadak

menyerang kaum Muslimin yang sedang sibuk mengumpulkan harta rampasan.

Pasukan Muslimin dikejutkan oleh serangkaian serangan pedang dan anak panah

dari arah belakang sehingga mengakibatkan terbunuhnya sejumlah dari mereka.

Serangan secara mendadak dari pasukan Quraisy menyebabkan pasukan Muslimin

ketakutan dan terguncang sehingga banyak diantara pasukan Muslimin yang

berpencar dan tercerai-berai. Pasukan Muslimin sama sekali tidak pernah mengira

kalau pasukan Quraisy yang sudah melarikan diri dan mundur dari medan

peperangan, berbalik arah dan kembali menyerang pasukan Muslimin dari arah

belakang. Pasukan Muslimin berada dalam kondisi tidak siap siaga untuk

melawan musuh karena serangan yang datang dari pasukan Quraisy sangat

mendadak sehingga pasukan Muslimin terkepung baik dari arah depan maupun

dari arah belakang (Moenawar Chalil, 2001: 120-121).

Setelah Nabi Muhammad SAW melihat keadaan yang semakin kacau,

Nabi menyadari bahwa tentaranya sedang terancam oleh bahaya yang besar dari

pihak musuh. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW segera memilih salah satu

dari dua alternatif yaitu melindungi diri sendiri di tempat yang tersembunyi atau

maju dan berjuang di tengah medan pertempuran yang sedang berkobar dengan

hebat dan dahsyat untuk membela barisan tentara yang sedang berantakan, kalang

kabut, kocar-kacir dan terkepung oleh pihak musuh. Seketika itu juga Nabi

Muhammad SAW mengambil suatu keputusan yaitu untuk sementara Nabi

menyembunyikan diri sambil berseru dan memanggil sebagian tentaranya agar

segera berlari dan mengelilingi tempat Nabi Muhammad SAW bersembunyi.

Meskipun demikian, Nabi Muhammad SAW belum bebas dari ancaman bahaya.

Page 86: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

73

Mush’ab bin Umair, seorang pahlawan Islam yang gagah berani, yang pada saat

itu sedang memegang bendera tentara Islam, selalau melindungi Nabi Muhammad

SAW dari serangan tentara Quraisy. Ketika itu, Ibnu Qam’ah, seorang tentara

Quraisy, berteriak di depan pasukan Muslimin, “Tunjukkanlah kepadaku mana

Muhammad? Lebih baik aku celaka daripada Muhammad masih hidup”. Akan

tetapi, Ibnu Qam’ah terus dihalangi oleh Mush’ab dan kawan-kawannya yang

masih tetap mengelilingi Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut membuat Ibnu

Qam’ah tidak mampu mencapai tempat Nabi Muhammad SAW bersembunyi.

Akhirnya, Ibnu Qam’ah menikam Mush’ab hingga gugur. Ibnu Qam’ah

menyangka bahwa yang ditikam dan dibunuhnya adalah Nabi Muhammad SAW

karena Ibnu Qam’ah belum pernah melihat wajah Nabi Muhammad SAW,

sedangkan Mush’ab bin Umair memiliki wajah yang sangat mirip dengan wajah

Nabi Muhammad SAW. Ibnu Qam’ah kemudian berteriak dengan keras dan

meyakinkan semua yang terlibat dalam perang bahwa Nabi Muhammad SAW

telah terbunuh. Teriakan tersebut diulangi sampai beberapa kali sambil berlarian

di tengah medan pertempuran. Mendengar suara Ibnu Qam’ah, pasukan Muslimin

semakin bertambah kacau sehingga ada diantara mereka yang saling menyerang

saudara sendiri. Akhirnya, terjadi perpecahan diantara kaum Muslimin menjadi

tiga golongan, yaitu sebagian ada yang melarikan diri menuju tempat dekat

Madinah, tetapi tidak berani masuk dan pulang ke Madinah karena malu dan

mereka hanya menanti para kawannya sampai selesai perang. Diantara pasukan

Muslim yang melarikan diri adalah Ustman bin Affan, Walid bin Uqbah, Kharijah

bin Zaid, dan Rifa’ah bin Ma’la (Moenawar Chalil, 2001: 122).

Sebagian besar (golongan kedua) tetap bertempur dengan pantang

menyerah karena mereka telah mendengar ucapan bahwa Nabi Muhammad SAW

telah terbunuh. Salah seorang tentara Muslimin, Tsabit bin Dahdah,

memperingatkan kawan-kawannya, “Hai para kawanku Anshar! Jika benar Nabi

Muhammad SAW telah mati terbunuh, biarlah ia mati, karena hanya Allah yang

tidak mati selama-lamanya! Karena itu, berpeganglah kamu kepada agamamu

dengan kokoh kuat! Allah sendirilah yang akan menolong dan memberikan

kemenangan kepadamu!”. Peringatan tersebut sungguh besar pengaruhnya bagi

Page 87: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

74

para pasukan Muslimin yang sedang mengalami kebingungan. Setelah mendengar

ucapan Tsabit bin Dahdah, pasukan Muslimin menyerahkan diri hanya kepada

Allah dan terus berjuang tanpa rasa takut. Sebagian lagi (golongan ketiga),

sebanyak 14 orang tetap teguh mengelilingi Nabi Muhammad SAW dan mereka

berusaha dengan sekuat tenaga melindungi Nabi Muhammad SAW dari serangan

pasukan Quraisy. Mereka tidak mau melarikan diri dan tidak perlu merasa

bingung karena mereka tahu bahwa Nabi Muhammad SAW masih hidup. Mereka

terdiri dari 7 orang sahabat Muhajirin dan 7 sahabat Anshar. Diantara tentara

Muslimin yang masih bertahan mengelilingi Nabi Muhammad SAW yaitu (1) dari

golongan Muhajirin: Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar ibnu Khattab, Ali bin Abi

Athalib, Abdurrahman bin Auf, Zubair ibnu Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash,

dan Abu Ubaidah ibnu Jarrah (2) dari golongan Anshar: Abu Dujanah, al-Hubab

ibnu Mundzir, Ashim bin Tsabit, al-Harits ibnu Shammah, Sahal bin Hanif, Sa’ad

bin Muadz, dan Usaid bin Hudhair. Selain 14 orang tersebut, ada lagi beberapa

sahabat yang ikut mengelilingi Nabi Muhammad SAW untuk melindungi beliau

dari serangan musuh. Mereka ini seolah-olah menjadi benteng pertahanan Nabi

Muhammad SAW dan mereka tidak menghiraukan sama sekali desas-desus

tentang kematian Nabi Muhammad SAW. Kemudian Ka’ab bin Malik berteriak

dan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW masih hidup. Mendengar ucapan

Ka’ab bin Malik, pasukan Quraisy semakin mendesak dan berusaha menerobos

pertahanan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Terlebih lagi ketika pasukan

Quraisy mengetahui bahwa yang melindungi Nabi Muhammad SAW hanya

berjumlah 30 orang saja, mereka semakin kuat menerjang pertahanan para sahabat

yang sedang melindungi Nabi Muhammad SAW. Tentara Quraisy terus mendesak

pertahanan sahabat Nabi sambil melepaskan anak panah sedangkan 30 orang

sahabat Nabi yang sedang mengelilingi Nabi Muhammad SAW tetap bertahan dan

menangkis serangan dari pasukan Quraisy dengan sekuat-kuatnya. Terkait dengan

desas-desus kematian Nabi Muhammad SAW telah dijelaskan di dalam Tafsir Al-

Azhar Q.S. Ali ‘Imran ayat 144 (Hamka, 1983: 130).

Para sahabat Nabi telah menjadikan diri mereka sebagai benteng

pertahanan yang kokoh dan kuat untuk melindungi Nabi Muhammad SAW.

Page 88: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

75

Pasukan Quraisy terus berusaha mencari kesempatan untuk menerjang dan

menerobos pertahanan yang dibuat oleh para sahabat Nabi. Akan tetapi, pasukan

Quraisy tidak mampu merobohkan pertahanan para sahabat Nabi kerena ketatnya

penjagaan dari para sahabat Nabi Muhammad SAW. Ketika serangan musuh

kepada Nabi Muhammad SAW semakin hebat, tiba-tiba Nabi Muhammad SAW

terkena lemparan batu dari pihak musuh sehingga menyebabkan wajah Nabi

Muhammad SAW luka. Pada saat itu juga Hamzah bin Abdul Muthalib terbunuh

di tengah-tengah medan pertempuran oleh seorang tentara musuh, yaitu seorang

budak yang bernama Wahsyi dengan menggunakan tombak. Hamzah gugur

setelah mampu membunuh 31 orang dari pihak musuh. Setelah berita terbunuhnya

Hamzah terdengar oleh Nabi Muhammad SAW, beliau merasa sangat sedih

karena Hamzah adalah paman Nabi Muhammad SAW yang memiliki jasa yang

sangat besar kepada Nabi Muhammad SAW. Pasukan Quraisy merasa tidak puas

apabila belum membunuh Nabi Muhammad SAW dalam perang Uhud. Pasukan

Quraisy beranggapan bahwa dengan membunuh Nabi Muhammad SAW maka

akan menyebabkan seluruh kaum Muslimin hancur (Moenawar Chalil, 2001:

124).

Selain terkena lemparan batu dari musuh, Nabi Muhammad SAW juga

dilempari dengan beberapa potongan besi. Utbah bin Abi Waqqash melemparkan

potongan besi ke arah Nabi Muhammad SAW sehingga melukai muka dan

menyebabkan salah satu gigi depan Nabi Muhammad SAW patah. Setelah melihat

perbuatan Utbah, Hathib bin Abi Balta’ah segera mengejar dan membunuh Utbah.

Serangan terhadap Nabi Muhammad SAW belum juga reda. Abdullah bin Syihab

melemparkan batu dengan keras ke arah Nabi Muhammad SAW sehingga dahi

Nabi luka parah dan gigi Nabi yang telah pecah masuk menembus daging bibir

Nabi. Abu Qam’ah juga melemparkan dua potong besi yang berasal dari lapisan

baju besi yang dipakainya sehingga melukai pipi Nabi Muhammad SAW.

Potongan besi yang dilemparkan oleh Abu Qam’ah menembus ke bagian dalam

pipi Nabi Muhammad SAW karena kuatnya lemparan yang dilakukan oleh Abu

Qam’ah. Abu Ubaidah bin Jarrah berusaha mencabut potongan besi yang

menembus bagian dalam pipi Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan gigi.

Page 89: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

76

Potongan besi tersebut tembus sampai ke dalam gusi Nabi Muhammad SAW.

Pada saat mencabut potongan besi tersebut gigi Abu Ubaidah juga ikut tanggal.

Melihat keadaan demikian, Malik bin Sinan membersihkan darah yang mengalir

di muka Nabi Muhammad SAW. Dalam keadaan yang demikian, serangan musuh

masih terus dilancarkan dengan gencar ke arah Nabi Muhammad SAW. Pasukan

Quraisy terus berusaha melalui berbagai cara untuk menembus pertahanan yang

dibuat oleh para sahabat Nabi yang setia. Kemudian datang Ubay bin Khalaf dari

kaum Quraisy yang menjadi penentang dan musuh Nabi Muhammad SAW

dengan memakai baju besi sambil menunggangi kudanya yang bernama Ud

menuju tempat Nabi Muhammad SAW dengan niat untuk membunuh Nabi

Muhammad SAW. Ketika Ubay bin Khalaf sudah mendekati tempat Nabi

Muhammad SAW yang sedang dipertahankan oleh para sahabat Nabi, Ubay bin

Khalaf segera menyerang Nabi Muhammad SAW dengan pedangnya tetapi

ditangkis oleh para sahabat Nabi. Salah satu sahabat Nabi terbunuh oleh pedang

Ubay bin Khalaf karena tidak mampu menahan tangkisan pedang dari Ubay bin

Khalaf. Melihat kejadian tersebut, Nabi Muhammad SAW memerintahkan para

sahabatnya agar membiarkan Ubay bin Khalaf datang ke tempat Nabi Muhammad

SAW karena Nabi akan menghadapi Ubay bin Khalaf dengan tangan Nabi sendiri.

Kemudian Nabi Muhammad SAW mengambil tombak milik Harits ash-Shammah

dan dengan cepat Nabi Muhammad SAW menyerang Ubay bin Khalaf terlebih

dahulu sebelum diserang sehingga tombak tersebut menancap di sela-sela baju

Ubay bin Khalaf, menembus lehernya dan akhirnya Ubay bin Khalaf tewas

(Moenawar Chalil, 2001: 126).

Sehubungan dengan lemparan batu dari pihak musuh, Nabi Muhammad

SAW berusaha untuk menghindar. Nabi Muhammad SAW berjalan perlahan-

lahan dari tempat Nabi berada. Akan tetapi, baru saja Nabi Muhammad SAW

berjalan beberapa langkah, Nabi jatuh ke dalam sebuah lubang yang digali oleh

salah seorang dari pihak musuh, yaitu Abu Amir ar-Rahib. Abu Amir berbuat

demikian karena sengaja ingin menjebak dan mencelakai pasukan Muslim

terutama Nabi Muhammad SAW. Akibat terjatuh ke dalam lubang, kedua lutut

Nabi Muhammad SAW luka-luka. Kondisi tersebut membuat Nabi Muhammad

Page 90: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

77

SAW semakin kehilangan tenaga dan akhirnya Nabi pingsan. Melihat kondisi

Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib dan Thalhah bin Ubaidillah menolong

Nabi. Kemudian kedua sahabat Nabi tersebut mengangkat Nabi menuju tempat

yang aman. Setelah siuman, Nabi Muhammad SAW dapat berdiri tegak seperti

biasa (Moenawar Chalil, 2001: 127).

c. Akhir Perang Uhud

Semangat para sahabat yang melindungi Nabi Muhammad SAW dari

serangan musuh masih tetap menggelora. Kegigihan pasukan Muslimin

menjadikan barisan tentara Muslimin yang sudah kacau balau sedikit demi sedikit

dapat tertata rapi kembali. Pasukan Muslimin segera menduduki tempat-tempat

yang strategis untuk menangkis serangan dari musuh. Pasukan Muslimin banyak

yang mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW menderita luka-luka dan juga

banyak pahlawan Islam yang sudah terbunuh. Oleh karena itu, semangat pasukan

Muslimin kembali bergelora dan dengan serentak bergerak maju penuh

keberanian melakukan serangan balik terhadap musuh. Pasukan Muslimin

berpendirian lebih baik hancur dalam menyerang daripada hancur binasa diserang

musuh.

Pertempuran antara pasukan Muslimin dengan pasukan Quraisy

berkobar kembali. Meskipun tentara kaum Muslimin telah mengalami penderitaan

yang sangat berat namun pasukan Muslimin terus berjuang dengan penuh

keberanian dan disertai dengan keyakinan penuh bahwa kemenangan pasti akan

diraih oleh kaum Muslimin. Seorang tentara Quraisy, Utsman bin Abdullah

sedang menuju tempat Nabi Muhammad SAW berada namun dihadang oleh

Harits bin Shammah sehingga menyebabkan kuda yang ditunggangi oleh Utsman

bin Abdullah tergelincir dan jatuh ke dalam lubang yang sama dengan lubang

yang pernah mengakibatkan Nabi Muhammad SAW terperosok. Melihat Utsman

bin Abdullah terjatuh, Harits bin Shammah segera menebaskan pedangnya

sehingga kaki Utsman bin Abdullah putus. Ubaidillah bin Jabir berusaha

menolong Utsman bin Abdullah tetapi dihadapi oleh Harits bin Shammah.

Ubaidillah bin Jabir tidak sanggup menghadapi perlawanan dari Harits bin

Page 91: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

78

Shammah sehingga membuat Ubaidillah luka parah. Melihat Ubaidillah sudah

tidak berdaya, Abu Dujanah segera memenggal leher Ubaidillah.

Ummu Umarah, seorang wanita Anshar, juga ikut terlibat dalam perang

Uhud. Pada awalnya, Ummu Umarah hanya menyertai suaminya yang turut

berperang dan membantu menyediakan air bagi tentara kaum Muslimin tetapi

setelah Ummu Umarah mengetahui bahwa pasukan Muslimin semakin terdesak

oleh pasukan Quraisy, Ummu Umarah pun ikut bertempur melawan musuh

dengan gagah berani sehingga mengalami luka yang parah. Begitu pula dengan

Ummu Aiman, seorang wanita Muhajirin, yang pada saat itu juga ikut menjadi

tentara Muslimin sebagai tenaga logistik, penyedia makanan dan minuman, juga

ikut bertempur melawan musuh dan berhasil membunuh seorang tentara Quraisy

yang bernama Hubab bin Arafah.

Ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sedang beristirahat

di atas bukit sambil mengobati luka-luka, tiba-tiba Khalid bin Walid dan

pasukannya datang untuk kembali menyerang kaum Muslimin. Umar ibnu

Khatthab segera mengerahkan pasukan yang berada di bawah pimpinannya untuk

menghadang pasukan Khalid bin Walid. Melihat Umar ibnu Khatthab beserta

pasukannya akan datang menghadang, maka Khalid bin Walid mengurungkan

niatnya untuk menyerang kaum Muslimin. Khalid bin Walid memiliki pandangan

bahwa pasukan Muslimin sudah mampu mengimbangi kekuatan pasukan Quraisy

meskipun jumlah pasukan Muslimin sedikit. Dengan pertimbangan seperti itu,

Khalid bin Walid mulai mengatur pasukannya untuk mundur. Mundurnya pasukan

Khalid bin Walid menandai bahwa perang Uhud telah berakhir (Moenawar Chalil,

2001: 128-129).

Setelah pertempuran Uhud berakhir, para perempuan Quraisy yang

dipimpin oleh Hindun, istri Abu Sufyan, pergi menuju tempat bekas arena perang

Uhud. Para perempuan Quraisy memperlakukan mayat-mayat pasukan Muslimin

dengan kejam dan biadab karena para perempuan Quraisy tersebut menyimpan

dendam kepada kaum Muslimin yang belum terpuaskan. Diantara kebiadaban

yang dilakukan oleh para perempuan Quraisy tersebut adalah memotong hidung,

telinga, dan anggota tubuh lainnya dari mayat pasukan Muslimin, bahkan ada

Page 92: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

79

yang sampai merusak tubuh mayat pasukan Muslimin. Salah satu contoh dari

kebiadaban perempuan Quraisy adalah perlakuan terhadap jenazah Hamzah,

paman Nabi Muhammad SAW. Setelah jenazah Hamzah dibelah dadanya oleh

Hindun, kemudian Hindun mengambil hatinya, mengeluarkan usus dari dalam

perut Hamzah dan dikalungkan ke leher Hindun bahkan Hindun mengunyah hati

Hamzah untuk ditelannya, tetapi Hindun tidak sanggup menelannya lalu

dimuntahkan kembali.

Meskipun perang Uhud telah berakhir, tetapi Nabi Muhammad SAW

masih merasa curiga terhadap gerakan mundur dari pasukan Quraisy. Nabi

Muhammad SAW memiliki sebuah pendapat, tidak mungkin pasukan Quraisy

yang memiliki jumlah pasukan lebih banyak daripada pasukan Muslimin tiba-tiba

mengundurkan diri dan tidak mau melanjutkan peperangan dengan kaum

Muslimin. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW menyuruh Ali bin Abi Thalib

untuk menyelidiki dan mengawasi gerak-gerik pasukan Quraisy. Setelah

menerima perintah Nabi Muhammad SAW, Ali kemudian menyelidiki gerak-

gerik pasukan Quraisy dengan cara melakukan penyamaran agar tidak diketahui

oleh pasukan Quraisy. Setelah selesai melakukan penyelidikan, Ali segera

menghadap Nabi Muhammad SAW dan melaporkan hasil penyelidikan bahwa

pasukan Quraisy sedang menuju arah selatan. Berdasarkan laporan dari Ali, Nabi

Muhammad SAW yakin bahwa pasukan Quraisy akan kembali ke Makkah.

Sebelum pasukan Quraisy kembali ke Makkah, mereka terlebih dahulu

menguburkan teman-temannya yang tewas dalam perang Uhud. Setelah semuanya

selesai, pasukan Quraisy kembali ke Makkah tanpa membawa tawanan perang

seorang pun dan tidak membawa harta rampasan perang sedikit pun. Oleh karena

itu, pasukan Quraisy belum bisa dikatakan menang dalam perang Uhud.

Sementara itu, pasukan Muslimin masih tetap berada di Uhud. Setelah yakin

bahwa pasukan Quraisy mengundurkan diri meninggalkan Uhud dan kembali ke

Makkah, maka kaum Muslimin mempersiapkan diri meninggalkan Uhud untuk

kembali ke Madinah. Meskipun telah mengalami kekalahan, namun pasukan

Muslimin tidak dapat dikatakan kalah. Kekalahan pasukan Muslimin semata-mata

bukanlah karena ketidakmampuan dalam berperang tetapi karena jumlah

Page 93: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

80

persenjataan perang yang dimiliki sangat terbatas. Selain itu, kekalahan pasukan

Muslimin dikarenakan tidak menaati perintah dari Nabi Muhammad SAW sebagai

panglima perang pasukan Muslimin. Seandainya pasukan pemanah menaati

perintah Nabi Muhammad SAW, maka kemenangan pasti akan diraih oleh

pasukan Muslimin seperti pada saat perang Badar (Moenawar Chalil, 2001: 130-

132).

B. Dampak Perang Uhud Terhadap Perkembangan Ajaran Islam di

Jazirah Arab

Secara umum dapat dikatakan bahwa kaum Muslimin mengalami

kekalahan dalam perang Uhud, namun dalam waktu singkat pasukan Muslimin

telah mampu memulihkan kekuatan, bahkan lebih kuat jika dibandingkan dengan

sebelumnya. Kaum Quraisy Makkah tidak rela membiarkan kekuatan Islam

Madinah semakin berkembang sebab mereka mempunyai pandangan bahwa

kekuatan Islam yang semakin meningkat dapat menjadi penghalang kepentingan

sosial ekonomi dan politik kaum Quraisy. Oleh karena itu, kaum Quraisy selalu

berusaha untuk menghancurkan kekuatan Islam di Madinah. Setelah perang Uhud

berakhir, golongan Yahudi Bani Nadzir di usir dari Madinah karena telah

melakukan pengkhianatan dan pembelotan. Sejak saat itulah, Yahudi Bani Nadzir

bergabung dengan kaum Quraisy Makkah dan manjadi mata-mata bagi pihak

musuh. Yahudi Bani Nadzir selalu mengawasi dan mengamati kondisi umat Islam

di Madinah. Sebagian besar orang Yahudi yang diusir dari Madinah mengungsi ke

wilayah Khaybar. Di Khaybar, Yahudi menghimpun kekuatan dan bersekutu

dengan orang-orang Badui serta berencana untuk melakukan penyerangan

terhadap Madinah. Pada tahun ketujuh hijrah, benteng pertahanan Yahudi di

Khaybar dikepung oleh pasukan Muslimin hingga membuat Yahudi menyerah.

Setelah Yahudi menyerah, semua golongan Yahudi baik Bani Qainuqa’, Bani

Nadzir maupun Bani Quraizah secara total diusir dari Madinah. Semenjak saat itu,

seluruh wilayah Madinah bebas dari pengaruh Yahudi (K. Ali, 2003: 97).

Perang Uhud telah memberikan pelajaran yang penting kepada kaum

Muslimin. Pelajaran tersebut berlaku sampai dengan hari Kiamat. Allah SWT

Page 94: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

81

ingin menguji keimanan kaum Muslimin kepada Allah SWT dan Nabi

Muhammad SAW melalui kekalahan yang diperoleh oleh kaum Muslimin dalam

perang Uhud. Perang Uhud telah memberikan pelajaran yang berharga bagi kaum

Muslimin agar tidak meninggalkan perintah Nabi Muhammad SAW dalam situasi

apapun (Majid ‘Ali Khan, 1985: 153-154). Selain itu, perang Uhud juga

merupakan pembeda antara orang-orang beriman dengan orang kafir seperti yang

telah dijelaskan di dalam Tafsir Ibnu Katsir Q.S. Ali ‘Imran ayat 121 (M. ‘Abdul

Ghoffar, 2008: 125).

Setelah perang Uhud, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan berbagai

pembaharuan. Nabi Muhammad SAW berhasil membentuk suatu pemerintahan

kesatuan yang berpusat di Madinah. Bangsa-bangsa Arab pada saat itu masih

benar-benar tersesat dalam bidang keyakinan atau kepercayaan terhadap suatu

agama. Bangsa Arab masih banyak yang menyembah berhala dan meyakini segala

macam tahayul. Kesesatan yang demikian berlangsung secara terus-menerus

hingga datanglah Nabi Muhammad SAW yang berhasil menghapuskan seluruh

bentuk kesesatan yang berkembang saat itu. Bangsa Arab mulai meninggalkan

berhala dan akhirnya hanya menyembah kepada Allah SWT. Hanya dalam waktu

yang tidak terlalu lama, yakni sekitar 2 tahun, Nabi Muhammad SAW berhasil

mengubah kekafiran dan kemusyrikan bangsa Arab menjadi bangsa yang religius

sesuai dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW adalah seorang sosialis sejati. Pada saat itu, Nabi

Muhammad SAW menyaksikan praktek eksploitasi manusia untuk kepentingan

sekelompok manusia tertentu melalui praktek riba. Nabi Muhammad SAW segera

mengambil langkah dengan cara mengganti riba dengan mengembangkan prinsip-

prinsip zakat dan sedekah sehingga distribusi kekayaan tidak hanya berkisar pada

para pemilik modal saja. Nabi Muhammad SAW juga mendorong seluruh

masyarakat Arab agar mencari suatu mata pencaharian tertentu untuk menunjang

kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Upaya pembaharuan lainnya yang dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW adalah penghapusan kasta sosial. Nabi Muhammad SAW menghilangkan

jurang pemisah antara sesama anggota masyarakat yang hanya didasarkan pada

Page 95: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

82

harta kekayaan, jabatan, bahkan keturunan dan warna kulit. Nabi Muhammad

SAW memberikan suatu pelajaran bahwa kedudukan semua manusia adalah sama.

Adapun yang paling mulia diantara manusia adalah yang paling taat kepada Allah

SWT dan yang paling banyak memberikan manfaat kepada sesama manusia. Nabi

Muhammad SAW juga menghapuskan sistem perbudakan yang merupakan bagian

integral dari sistem peradaban Arab. Nabi Muhammad SAW menetapkan

sejumlah peraturan yang membantu meninggikan status para budak. Nabi

Muhammad SAW menegaskan bahwa tidak ada penghambaan diantara sesama

manusia. Penghambaan yang sesungguhnya hanyalah penghambaan antara

manusia dengan Allah SWT. Seringkali Nabi Muhammad SAW membeli budak

untuk memerdekakannya.

Aspek lain pembaharuan Nabi Muhammad SAW adalah berkaitan

dengan kedudukan sosial wanita. Sebelum Islam benar-benar tumbuh di Jazirah

Arab, tidak ada satu agama pun yang berusaha keras mengangkat derajat wanita.

Selama ini wanita selalu diperlakukan secara hina. Di seluruh penjuru dunia,

wanita hanya dijadikan sebagai pelayan bagi kaum laki-laki. Bahkan dalam

bangsa Athena (Yunani), bangsa kuno yang paling berbudaya, seorang istri

diperlakukan seperti budak. Melihat kondisi demikian, ajaran Islam mulai

menetapkan sejumlah hak dan keistimewaan bagi wanita. Al-Qur’an secara tegas

telah menyatakan bahwa wanita mempunyai hak-hak tertentu atas laki-laki

sebagaimana laki-laki hak-hak tertentu atas wanita. Dalam ajaran Islam, wanita

mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki. Dalam hal pewarisan dan

pemilikan harta perorangan, status wanita muslim jauh lebih tinggi kedudukannya

daripada wanita-wanita non muslim. Nabi Muhammad SAW berusaha mengubah

kondisi wanita yang sangat menyedihkan pada saat itu. Perlakuan yang baik dan

penghormatan terhadap wanita merupakan salah satu ajaran dasar yang

disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi berusaha memerdekakan dan

membebaskan wanita dari penjajahan kaum laki-laki dengan memberikan hak

untuk menentukan calon suami dan hak atas warisan kekayaan ayah atau suami

yang meninggal. Nabi Muhammad SAW juga berusaha menghentikan tradisi

membunuh anak perempuan sehingga kaum wanita tidak lagi menderita karena

Page 96: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

83

kesewenang-wenangan kaum laki-laki. Pada saat itu, Jazirah Arab menjadi satu

kesatuan politik di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Para

penyembah berhala berbondong-bondong mulai memeluk agama Islam sehingga

bangsa Arab semakin tinggi moralitasnya (K. Ali, 2003: 115-119).

C. Pengaruh Perang Uhud Dalam Perkembangan Bidang Militer

Tentara Muslim

Nabi Muhammad SAW adalah panglima tertinggi pasukan Islam yang

turut mengambil bagian dalam 26 atau 27 kali perang dan ekspedisi. Nabi

Muhammad SAW selalu memimpin pasukan Islam dalam semua pertempuran dan

perang yang penting seperti perang Badar, Uhud, Hunain dan penaklukan

Makkah. Sedangkan ekspedisi yang lebih kecil biasanya dipimpin oleh seorang

panglima militer yang diangkat oleh Nabi Muhammad SAW. Apabila ada

keperluan untuk mengirim ekspedisi militer, surat perintah dikeluarkan ke seluruh

suku bangsa yang bersekutu, dan umat Islam pada umumnya bersatu untuk tujuan

tersebut. Pada mulanya, pasukan Islam hanya terdiri atas beberapa kelompok kecil

tentara, tetapi selama tahun-tahun terakhir dan masa kehidupan Nabi Muhammad

SAW, pasukan Islam berubah menjadi satu pasukan yang sangat besar. Dalam

pertempuran Islam yang pertama yaitu perang Badar, pasukan Islam beranggota

hanya 313 serdadu, tetapi di perang Tabuk (perang terakhir yang dilakukan Nabi

Muhammad SAW) 30.000 serdadu turut mengambil bagian. Pasukan Islam dilatih

untuk selalu disiplin dan semuanya diharuskan menjunjung standar moralitas yang

tinggi (K. Ali dan Andang Affandi, 1995: 88-89).

Nabi Muhammad SAW tidak memulai perang dengan musuh yang mana

pun juga. Tujuan utama strategi perang Nabi Muhammad SAW adalah untuk

mempertahankan kepercayaan terhadap ajaran Islam dan menghilangkan

rintangan yang mengahalangi Nabi Muhammad SAW dalam usaha mengajarkan

Islam sehingga orang-orang yang yakin akan kebenaran ajaran Islam dapat dengan

bebas memeluk dan menjalankan ajaran Islam tanpa rasa takut. Tujuan strategi

perang Nabi Muhammad SAW bukanlah untuk membunuh atau memusnahkan

musuh Islam, tetapi menghentikan serangan musuh terhadap kaum Muslimin yang

Page 97: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

84

ingin menjalankan kepercayaan dengan bebas. Oleh karena itu, seluruh strategi

perang Nabi Muhammad SAW disusun dan direncanakan sedemikian rupa untuk

mencapai tujuan yang telah direncanakan dengan prisnsip sedikit mungkin

melibatkan gerakan militer dan dengan kerugian jiwa yang sekecil mungkin

(Afzalur Rahman, 2002: 43).

Ketika semua usaha Nabi Muhammad SAW untuk mengadakan

perdamaian gagal dan musuh mulai melancarkan serangan militer terhadap kaum

Muslimin, Nabi Muhammad SAW mulai mengerahkan semua sumber daya yang

ada serta perlengkapan yang dimiliki. Nabi Muhammad SAW mulai menerapkan

strategi perang untuk mencapai tujuan dalam mematahkan perlawanan militer

pihak musuh dengan prinsip kehilangan jiwa sedikit mungkin pada kedua belah

pihak. Strategi perang Nabi Muhammad SAW didasarkan pada penyelidikan yang

realistis atas kekuatan tentara musuh, baik dari segi pasukan maupun

perlengkapan perang, strategi dan rencana perang, faktor geografis, medan

pertempuran dan yang terpenting adalah kekuatan mental setiap pasukan. Nabi

Muhammad SAW mengirim pasukan pengintai dan pasukan tempur ke daerah

dekat kedudukan musuh sesuai dengan kebutuhan. Nabi Muhammad SAW juga

membuat suatu unit komando untuk mencapai tujuan tertentu secara rahasia tanpa

menumpahkan darah dan merusak perdamaian. Suatu unit koloni juga dibentuk

untuk menyebarkan desas-desus diantara penduduk musuh untuk menurunkan

moral musuh. Unit ini juga bekerja keras untuk mempesiapkan disiplin yang

tinggi terhadap pasukan Islam dan semangat untuk berkorban demi kepentingan

Islam (Afzalur Rahman, 2002: 44).

Nabi Muhammad SAW sangat cermat dalam memilih lokasi

pertempuran sehingga tidak saja meningkatkan efesiensi dan efektivitas militer

tetapi juga dapat mengurangi kerugian jiwa manusia. Apabila musuh berusaha

untuk melarikan diri, prajurit Muslimin diperintahkan untuk tidak mengejar

musuh karena tujuan yang ingin dicapai bukanlah untuk membunuh tetapi untuk

mematahkan perlawanan dan rintangan yang dilakukan oleh musuh kepada orang-

orang yang akan menunaikan ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW lebih suka

berdamai daripada meneruskan perang. Hal tersebut terbukti dengan kebijakan

Page 98: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

85

Nabi Muhammad SAW yang lebih cenderung untuk menerapkan strategi dengan

cara melakukan blokade ekonomi terhadap kaum Quraisy daripada melanjutkan

peperangan dengan musuh. Kesimpulannya, strategi perang Nabi Muhammad

didasarkan pada prinsip kejutan, kecepatan, keamanan, serangan, dan

pengorbanan jiwa manusia yang sekecil mungkin (Afzalur Rahman, 2002: 46).

Perang Uhud telah memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan

militer tentara Muslim. Pasukan Muslim semakin meningkatkan kedisiplinan

dalam militer. Strategi-strategi perang yang baru mulai diterapkan untuk

menghadapi musuh-musuh Islam. Hal tersebut dapat terlihat dalam berbagai

perang yang terjadi setelah perang Uhud, misalnya dalam perang Handaq. Pada

tahun 672 M, kaum Quraisy Makkah, suku-suku Badui, dan golongan Yahudi

membentuk pasukan gabungan sejumlah 10.000 pasukan tempur untuk

dikerahkan menggempur Madinah. Diantara gabungan pasukan tersebut terdapat

600 tentara berkuda yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Ketika Nabi Muhammad

SAW menyadari akan adanya ancaman serangan dari pihak musuh, Nabi

mengerahkan 3.000 pejuang muslim Madinah agar bersiap siaga menghadapi

musuh. Atas dasar saran Salman al-Farisi, Nabi Muhammad SAW memutuskan

untuk membuat sistem pertahanan dengan menggali parit besar mengintari

perbatasan kota Madinah. Nabi Muhammad SAW juga memindahkan penduduk

yang tinggal di luar kota Madinah untuk bertempat tinggal di dalam kota

Madinah. Pekerjaan menggali parit dikerjakan oleh seluruh pasukan Madinah.

Nabi Muhammad SAW juga ikut bekerja menggali parit bersama-sama dengan

yang lainnya sambil mengatur strategi pertahanan perang.

Pasukan Quraisy Makkah merasa heran ketika mengetahui strategi

pertahanan yang dipersiapkan oleh Nabi Muhammad SAW karena strategi perang

yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW belum pernah ada dalam peperangan

besar bangsa-bangsa Eropa sekalipun. Pasukan gabungan Quraisy Makkah,

Yahudi, dan suku-suku Badui mulai mengepung kota Madinah. Pasukan Quraisy

Makkah selalu mengalami kegagalan setiap kali berusaha menyerang dan

menerobos pertahanan pasukan Muslimin di dalam kota Madinah. Pasukan

Quraisy memutuskan untuk menunda penyerangan terhadap kota Madinah sambil

Page 99: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

86

memikirkan cara agar dapat menerobos masuk kota Madinah. Pasukan Quraisy

mendirikan tenda-tenda di sekitar kota Madinah. Selama berhari-hari pasukan

Quraisy tidak mendapatkan hasil dalam usaha menerobos kota Madinah dan

melakukan penyerangan terhadap pasukan Muslimin. Pada saat persediaan bekal

pasukan Quraisy mulai menipis, tiba-tiba datang serangan badai disertai hujan

deras yang merobohkan tenda-tenda pasukan Quraisy dan membuat pasukan

Quraisy tidak berdaya dalam menghadapi serangan badai padang pasir tersebut.

Dalam kondisi kritis ini, Abu Sufyan mengambil inisiatif membubarkan pasukan

gabungan agar segera kembali ke Makkah.

Perang Handaq tercatat sebagai kemenangan pasukan Muslimin setelah

kekalahan yang dialami pasukan Muslimin dalam perang Uhud. Operasi gabungan

militer kafir Quraisy beserta Yahudi dan suku-suku Badui yang berlangsung

selama berhari-hari sama sekali tidak membawa hasil. Peristiwa ini merupakan

catatan buruk bagi pihak musuh sehingga menyebabkan kedudukan militer kaum

Quraisy menjadi menurun dan menimbulkan dampak melemahnya kekuatan

militer kaum Quraisy Makkah. Kemenangan perjuangan pasukan Muslimin dalam

perang Handaq mampu membuktikan keberhasilan strategi pertahanan Nabi

Muhammad SAW dalam melemahkan serangan musuh. Setelah kemenangan

pasukan Muslimin dalam perang Handaq, kekuatan militer Islam semakin

mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Semenjak saat itulah Islam mulai

tersebar dengan pesat ke berbagai wilayah di sekitar Madinah (K. Ali, 2003: 83-

85).

D. Sikap Quraisy Makkah Terhadap Islam Madinah Seusai Perang

Uhud

Setelah perang Uhud, kaum Quraisy masih memusuhi Nabi Muhammad

SAW beserta kaum Muslimin. Kaum Quraisy juga masih sangat membenci ajaran

yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yaitu ajaran Islam. Kaum Quraisy tidak

menginginkan jika ajaran Islam semakin berkembang di wilayah Jazirah Arab.

Kebencian yang dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap ajaran Islam ini justru

mendorong Nabi Muhammad SAW untuk lebih meningkatkan dakwahnya.

Page 100: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

87

Semakin sering Nabi Muhammad SAW mendakwahkan ajaran Islam, semakin

besar permusuhan orang-orang Quraisy terhadap beliau dan para pengikutnya.

Berbagai cara ditempuh oleh orang-orang Quraisy untuk menghentikan dakwah

Nabi Muhammad SAW dan membendung pertumbuhan agama Islam, mulai dari

bujukan, ancaman bahkan penyiksaan fisik. Banyak sahabat Nabi Muhammad

SAW yang menjadi korban kebencian kaum Quraisy.

Setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah tentang

ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang

Quraisy mulai tertarik untuk mengikuti kaum Muslimin. Orang-orang Quraisy

yang tertarik terhadap ajaran Islam mulai berubah menjadi pengikut Islam.

Sebagian bangsa Arab telah memeluk Islam, meskipun tidak sedikit pula yang

menentang dan mengolok-olok Islam. Pemuka-pemuka Quraisy seperti Khalid bin

Walid dan ‘Amr bin Ash juga menyatakan diri untuk memeluk agama Islam

(Hasan Ibrahim Hasan, 2002: 248).

Pada kenyataannya masih ada sebagian masyarakat Arab yang

menentang ajaran Nabi Muhamamd SAW. Hal tersebut dikarenakan mereka

masih menganggap suci warisan agama kunonya dan mereka tidak bisa

meninggalkannya. Suatu fakta yang wajar apabila sebuah agama atau ideologi

yang sudah memainkan peran historisnya, terus dianut oleh masyarakat dengan

penuh ketundukan bahkan dengan penuh semangat. Alasan itulah yang

menjadikan kaum Quraisy Makkah banyak yang menentang ajaran Islam yang

dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Quraisy Makkah tidak

menyadari pentingnya ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang

dapat menghapus ikatan suku dan menyatukan mereka menjadi satu kesatuan.

Banyak orang-orang Quraisy yang berpura-pura mengikuti ajaran Islam kemudian

mereka berkhianat. Golongan yang berkhianat terhadap ajaran Nabi Muhammad

SAW ini termasuk golongan orang-orang Musryikin. Sampai sekarang, golongan

Musyrikin masih menentang ajaran Islam. Mereka berusaha untuk

menghancurkan orang-orang Islam dengan berbagai cara. Kaum Quraisy sampai

sekarang masih tinggal di Jazirah Arab dan mereka sudah ditakdirkan oleh Allah

untuk menjadi golongan yang menentang Islam (Asghar Ali Engineer, 1999: 130).

Page 101: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perang Uhud diawali oleh adanya keinginan kaum Quraisy untuk melakukan

balas dendam terhadap Nabi Muhammad SAW beserta kaum Muslimin di

Madinah. Kekalahan yang dialami oleh kaum Quraisy dalam perang Badar

telah menumbuhkan kebencian kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad

SAW beserta kaum Muslimin sehingga membuat kaum Quraisy benar-benar

ingin memusnahkan Islam dari muka bumi. Berbagai macam cara dilakukan

oleh kaum Quraisy untuk menghancurkan Nabi Muhammad SAW beserta

pengikutnya. Perang Uhud terjadi pada hari pada hari Sabtu tanggal 15 Syawal

tahun 3 H atau 625 M. Orang-orang Quraisy Makkah sangat berambisi untuk

membalas kekalahan yang mereka alami dalam perang Badar. Pihak Quraisy

mempersiapkan suatu pasukan besar dengan kekuatan 3000 serdadu untuk

bertempur dalam perang Uhud. Pasukan Quraisy terdiri dari 700 pasukan

infantri, 200 pasukan berkuda (kavaleri), dan 17 orang wanita. Seorang

diantara wanita yang ikut dalam perang Uhud adalah Hindun bin Utbah, istri

Abu Sufyan. Hindun ikut serta dalam perang Uhud karena ingin balas dendam

atas kematian ayahnya yaitu Utbah yang tewas dalam perang Uhud. Pasukan

Quraisy dipusatkan di suatu lembah yaitu di pegunungan Uhud, suatu

pegunungan yang terletak 2 kilometer sebelah Utara kota Madinah. Nabi

Muhammad SAW juga mulai mengatur pasukannya dengan menempatkan

beberapa pasukan pemanah di atas bukit Uhud. Nabi Muhammad SAW

memerintahkan kepada pasukan pemanah agar tidak meninggalkan posisi

mereka dalam kondisi apapun. Perang Uhud dimulai dengan perang tanding

antara pasukan Muslimin dengan pasukan Quraisy kemudian dilanjutkan

dengan pertempuran secara umum. Pasukan Muslimin bertempur dengan

penuh semangat dalam melawan pasukan Quraisy. Pasukan Muslimin yakin

Page 102: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

89

bahwa kemenangan ada di pihak mereka. Awalnya pasukan Muslimin yakin

bahwa mereka telah memperoleh kemenangan. Akan tetapi, karena kelalaian

para pasukan pemanah, maka secara tiba-tiba pasukan Muslimin mendapatkan

serangan yang mengejutkan dari pihak Quraisy yang menyerang pasukan

Muslim dari arah belakang. Akhirnya pasukan Muslimin menderita kekalahan

yang besar dalam perang Uhud. Kekalahan pasukan Muslimin dikarenakan

pasukan pemanah tidak mentaati perintah Nabi Muhammad SAW untuk tetap

berada dalam posisi mereka. Pasukan pemanah mulai meninggalkan posisi

pertahanan setelah melihat pasukan Quraisy mundur dengan meninggalkan

harta benda mereka.

2. Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah

memberikan pelajaran yang berharga bagi kaum Muslimin bahwa setiap

perintah dan perkataan Nabi Muhammad SAW merupakan suatu kebenaran

yang harus dipatuhi. Setelah perang Uhud, Nabi Muhammad SAW mulai

melakukan berbagai pembaharuan. Nabi Muhammad SAW berhasil

membentuk suatu pemerintahan kesatuan yang berpusat di Madinah. Selain

itu, Nabi Muhammad SAW juga berhasil mengubah kekafiran dan

kemusyrikan bangsa Arab menjadi bangsa yang religius sesuai dengan ajaran

Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Perang Uhud telah membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan kaum

Muslimin Madinah. Setelah mengalami kekalahan dalam perang Uhud,

pasukan Muslimin tidak kehilangan semangat untuk kembali bangkit

menghimpun kekuatan baru dalam melawan musuh. Pasukan Muslimin

semakin meningkatkan kekuatan militer mereka. Strategi-strategi perang yang

baru mulai diterapkan dalam menghadapi kaum Quraisy. Salah satu strategi

perang yang sangat terbukti mampu mengalahkan musuh adalah strategi

perang parit yang merupakan inisiatif dari salah satu sahabat Nabi Muhammad

SAW yaitu Salman Al-Farisi. Strategi parit mampu menjatuhkan kaum

Quraisy sehingga kekalahan yang dialami oleh kaum Muslimin dapat

terbalaskan oleh kemenangan kaum Muslimin dalam perang parit.

Kemenangan yang diperoleh oleh kaum Muslimin dalam perang parit

Page 103: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

90

membuat kaum Muslimin semakin percaya diri dalam menghadapi musuh-

musuh Islam.

4. Perkembangan Islam yang semakin meningkat setelah perang Uhud membuat

kaum Quraisy yang dahulunya menentang Islam, berbalik arah menyatakan

untuk memeluk Islam. Kaum Quraisy masih ada yang berpura-pura masuk

Islam dan kemudian berkhianat terhadap Nabi Muhammad SAW. Golongan

ini termasuk golongan orang-orang Musyrikin. Sampai sekarang golongan ini

selalu berusaha menentang ajaran Islam. Mereka berusaha untuk

menghancurkan orang-orang Islam dengan berbagai cara. Kaum Quraisy

sampai sekarang masih tinggal di wilayah Jazirah Arab dan mereka telah

ditakdirkan oleh Allah SWT untuk menjadi golongan yang menentang Islam.

B. Implikasi

1. Teoritis

Secara teorititis, konflik yang terjadi antara kaum Quraisy Makkah

dengan kaum Muslimin Madinah dalam perang Uhud disebabkan karena adanya

rasa ingin balas dendam dari pihak Quraisy atas kekalahan yang dialami pada saat

perang Badar. Semula kaum Muslimin hampir mendapatkan kemenangan, namun

tiba-tiba berubah menjadi kekalahan. Hal tersebut diakibatkan kerena faktor

ketidakdisplinan dari pasukan Muslimin. Meskipun telah mengalami kekalahan

dalam perang Uhud, kaum Muslimin dapat menghimpun kekuatan kembali dan

berhasil membayar kekalahan yang pernah dialami pada perang Uhud dalam

perang-perang selanjutnya, seperti perang Handaq. Sikap yang ditempuh oleh

Nabi Muhammad SAW dalam perang Uhud merupakan penyelesaian konflik

secara koersif (coercive) yaitu dengan jalan menggunakan kekerasan fisik untuk

menyelesaikan permasalahan diantara pihak-pihak yang terlibat konflik.

Kemenangan yang diperoleh kaum Muslimin setelah terjadinya perang Uhud telah

membawa pengaruh yang besar bagi perkembangan Islam di Jazirah Arab. Islam

semakin diakui kekuatannya oleh masyarakat luas dan banyak orang-orang Arab

yang menyatakan diri memeluk agama Islam meskipun pada kenyataannya masih

juga terdapat golongan-golongan tertentu yang menentang ajaran Islam.

Page 104: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

91

2. Praktis

Perang Uhud merupakan salah satu perang yang terjadi pada masa Nabi

Muhammad SAW tepatnya pada hari Sabtu tanggal 15 Syawal tahun 3 H atau 625

M. Dinamakan perang Uhud karena perang ini terjadi di suatu bukit yang bernama

Uhud, kira-kira 2 kilometer dari kota Madinah. Perang Uhud merupakan suatu

perang yang terjadi antara pasukan Quraisy Makkah melawan pasukan Muslim

Madinah. Hal yang melatarbelakangi terjadinya perang Uhud tidak lain adalah

keinginan untuk balas dendam dari pihak Quraisy terhadap kaum Muslimin

karena kekalahan yang dialami oleh pihak Quraisy pada saat perang Badar. Pada

awalnya pasukan Muslimin mulai mendapatkan kemenangan dalam perang Uhud.

Akan tetapi, kemenangan kaum Muslimin tiba-tiba berubah menjadi kekelahan.

Hal tersebut dikerenakan kelalaian dari pasukan pemanah yang berada di atas

bukit Uhud. Sebelum perang dimulai, Nabi Muhammad SAW telah

memerintahkan pasukan pemanah agar tidak meninggalkan posisi mereka dalam

kondisi apapun namun mereka melanggar perintah Nabi sehingga pasukan

Muslimin mendapat serangan mendadak dari musuh dan akhirnya membuat

pasukan Muslimin menderita kekalahan. Perang Uhud telah memberikan pelajaran

yang penting bagi kaum Muslimin bahwa sabda Nabi Muhammad SAW

merupakan suatu kebenaran dan tidak ada keraguan bagi kaum Muslimin untuk

melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Metodologis

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis.

Metode historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data

atau peninggalan masa lampau. Peneliti berusaha merekonstruksi peristiwa masa

lampau yang berkaitan dengan perang Uhud yang terjadi pada tahun 3 Hijriah atau

625 M. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data atau fakta yang

diperlukan dengan membaca buku literatur yang berkaitan dengan permasalahan

yang hendak dikaji. Dalam penelitian ini, terdapat kesulitan pada langkah

heuristik yaitu mencari dan memperoleh data terutama yang berkaitan dengan

Page 105: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

92

perang Uhud karena jumlahnya yang tidak banyak. Peneliti mengalami kesulitan

dalam menggunakan bahasa sumber yaitu bahasa Arab. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber primer tetapi hanya berupa

terjemahannya.

C. Saran

1. Bagi Mahasiswa Sejarah

Peneliti mengharapkan bagi mahasiswa sejarah hendaknya dapat

melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai sejarah perang Uhud

dalam hubungannya dengan perkembangan ajaran Islam setelah terjadinya perang

Uhud. Masih banyak tema-tema penelitian yang belum diteliti berkaitan dengan

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW,

misalnya penelitian tentang pengaruh perjanjian Hudaibiyah terhadap

perkembangan Islam di Jazirah Arab, kondisi Makkah setelah penaklukan kota

Makkah, peristiwa Haji Wada’ dan lain sebagainya. Hendaknya para mahasiswa

lebih selektif dalam memilih tema penelitian sebelum penelitian itu dibuat. Selain

itu, para mahasiswa juga disarankan untuk memperbanyak sumber data baik

primer maupun sekunder yang bisa diperoleh dengan cara mengunjungi berbagai

perpustakaan dan mengakses berbagai sumber dari internet.

2. Bagi Pemerintah dan Penerbit

Pemerintah hendaknya memberikan kemudahan dan fasilitas yang baik

bagi para mahasiswa untuk melakukan dan menulis sebuah penelitian. Misalnya,

mempermudah birokrasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah

penelitian. Dalam kaitannya dalam proses pembelajaran terutama mengenai

perkembangan Islam, hendaknya pemerintah dan penerbit buku lebih banyak

menerbitkan buku-buku tentang sejarah Islam yang berkaitan dengan segala

peristiwa penting yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, misalnya buku-

buku yang membahas tentang perang Uhud. Selain itu, hendaknya para penerbit

buku banyak menerjemahkan buku-buku berbahasa asing ke dalam bahasa

Indonesia agar lebih mudah untuk dipahami.

Page 106: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

93

DAFTAR PUSTAKA

Abu Faris. 1988. Analisis Aktual Perang Badar dan Uhud di Bawah NaunganSirah Nabawiyah. Jakarta: Robbani Press.

Abu Su’ud. 2003. Islamologi: Sejarah, Ajaran, dan Penerapannya DalamPeradaban Umat Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Afzalur Rahman. 2002. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer.Jakarta: Amzah.

Ahmad Syalabi. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid I. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Ali Moertopo. 1974. Strategi Politik Nasional. Malang: The Paragon Press.

Ali, K. 2003. Sejarah Islam (Tarikh Pramodern). Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

______ & Andang Affandi. 1995. Studi Sejarah Islam. Jakarta: Binacipta.

Aminuddin, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Armstrong, Karen. 2001. Muhammad Sang Nabi, Sebuah Biografi Kritis.Surabaya: Risalah Gusti.

Asmara Hadi Usman. 1994. Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW,Sifat dan Organisasi yang Dimilikinya. Jakarta: Media Da’wah.

Astrid S. Susanto. 1999. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung:Putra A. Bardin.

Departemen Agama RI. 2005. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro.

Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah.Yogyakarta : LogosWacana.

Duverger, Maurice. 2003. Sosiologi Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Endang Saifuddin Anshari. 1980. Agama dan Kebudayaan: Mukadimmah SejarahKebudayaan Islam. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Engineer, Asghar Ali. 1999. Asal Usul dan Perkembangan Islam. Yogyakarta:Insist & Pustaka Pelajar.

Page 107: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

94

Faridi. 2002. Agama dan Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Goffar, M. ‘Abdul. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Gottschalk, Louis.1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Gullen, M. Fethullah. 2002. Versi Terdalam: Kehidupan Rasulullah MuhammadSAW. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hadari Nawawi. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGMPress.

Hamka. 1983. Tafsir Al- Azhar Juz IV. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Haryomataram, G.P.H. 1994. Sekelumit Tentang Hukum Humaniter. Surakarta:Sebelas Maret University Press.

Hasan Ibrahim Hasan. 2002. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: KalamMulia.

Helius Sjamsuddin. 2007. Metodologi Sejarah. Jakarta: Ombak.

_______________ & Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hendropuspito OC, D. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.

Horowitz, Louis Irving. 1975. Revolusi, Militerisasi dan KosilidasiPembangunan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Kartini Kartono. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: MandarMaju.

_____________. 1988. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali.

Koentjaraningrat. 1986. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PTGramedia.

Kuntowijoyo. 1995. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: UGM Press.

Khurshid, Ahmad. 1989. Prinsip-Prinsip Pokok Islam. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Lemhamnas. 1980. Kewiraan Untuk Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia.

Majid ‘Ali Khan. 1985. Muhammad SAW Rasul Terakhir. Bandung: Pustaka.

Page 108: DAMPAK PERANG UHUD TERHADAP PERKEMBANGAN …/Dampak...dialami oleh kaum Quraisy pada saat perang Badar, (2 ) Kekalahan yang dialami kaum Muslimin dalam perang Uhud telah memberikan

95

Maman, U. 2006. Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek. Jakarta: PTRaja Grafindo.

Maswadi Rauf. 2000. Konsensus dan Konflik Politik. Jakarta: Dirjen PendidikanTinggi Depdiknas.

May Rudy, T. 2002. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem InternasionalPasca Perang Dingin. Bandung: PT Refika Aditama.

Moenawar Chalil. 2001.Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 2. Jakarta:Gema Insani Press.

Muhammad Halabi Hamdi. 2005. Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW.Yogyakarta: Nardhiyah Press.

Muhammad Husain Haekal. 2008. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: LiteraAntar Nusa.

Nottingham, Elizabeth K. 1994. Agama dan Masyarakat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Perlmutter, Amos. 1988. Militer dan Politik. Jakarta: Rajawali Press.

Piet Ngantung. 1975. Pokok-Pokok Strategi Nasional. Jakarta: DepartemenPertahanan Keamanan Nasional.

Poloma, Margaret M. 2003. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Pruitt, Dean G. & Rubin, Jeffrey Z. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah.Jakarta: Gramedia.

Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara KaryaAksara.

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Sosiologi Kelompok. Bandung: CV RemadjaKarya.