Dampak Parkir Di Badan Jalan
Click here to load reader
-
Upload
damaetumangger -
Category
Documents
-
view
14 -
download
1
Transcript of Dampak Parkir Di Badan Jalan
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
DAMPAK KEGIATAN BERPARKIR PADA BADAN JALAN
TERHADAP KINERJA RUAS JALAN
Imam Teguh Wibowo
Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman
Jln. Mayjen Sungkono Km 5,
Blater, Purbalingga
Telp: (0281) 6596801
Probo Hardini
Staf Pengajar Prodi Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman
Jln. Mayjen Sungkono Km 5,
Blater, Purbalingga
Telp: (0281) 6596801
Gathot Heri Sudibyo
Staf Pengajar Prodi Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman
Jln. Mayjen Sungkono Km 5,
Blater, Purbalingga
Telp: (0281) 6596801
Abstract
This research was conducted with the aim to determine the effect of parked vehicles at the road against the
flow characteristics of traffic at city streets with a case study in Soedirman Purbalingga street. Input data
obtained through field surveys in the form of geometric data, traffic flow data, the data side constraints, the
data travel time and vehicle condition Purbalingga city. The scenario of this study is to divide the road into
two segments. The first segment is the traffic conditions at the time the road is normal or not used for parked
activity. The second segment is the traffic conditions at the time the road is mainly used for parked activity.
Analysis of the influence of parking vehicles in traffic flow characteristics is conducted by comparing the
characteristics of traffic flow both conditions. These results indicate that the activity On-street parking can
affect the performance segment of the course, among others, raise the frequency weighted on the side barrier
of 48.02%, the reduced road capacity by 6.28%, the reduced speed of the free flow of 6.28%, raising the
value of the degree of saturation (DS) of 7.79%, reduced the real rate of 10.52% and increase vehicle travel
time by 22.22%.
Key Words: On-Street Parking, Traffic flow characteristics, Urban road
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Purbalingga merupakan bagian dari propinsi Jawa Tengah yang memiliki luas
wilayah 77.764,122 Ha / 777,64 Km2
dengan jumlah penduduk pada akhir 2009 sebanyak
901.369 jiwa (BPS Purbalingga). Perkembangan Kota Purbalingga yang dinamis menuntut
kebutuhan akan sarana transportasi menjadi semakin tinggi pula. Hal demikian terjadi pada
ruas Jalan Jenderal Soedirman yang terletak di Central Bussines District (CBD) yang
mempunyai aktivitas kegiatan masyarakat yang cukup tinggi, sehingga menuntut aktivitas
kegiatan transportasi yang cukup tinggi pula.
Permasalahan muncul akibat banyaknya aktivitas di sisi Jalan Jenderal Soedirman dan
kegiatan parkir yang menjadi sebab terjadinya hambatan samping yang mengisi badan
Jalan Jenderal Soedirman, sehingga menimbulkan dampak terhadap sistem pergerakan
terutama di depan Swalayan ABC. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja ruas
jalan, antara lain bertambahnya waktu perjalanan yang berakibat menurunkan kecepatan
kendaraan dan menurunkan kapasitas jalan yang memperbesar nilai Degree of Saturation
(DS).
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
Perumusan Masalah
Berdasarkan keberadaan ruas Jalan Jenderal Soedirman yang terletak di central bussines
district (CBD) dapat diperoleh rumusan masalah “Bagaimana dampak penggunaan badan
jalan untuk kegiatan berparkir (On-Street Parking) di ruas Jalan Jenderal Soedirman
khususnya di depan Swalayan ABC terhadap kinerja ruas jalan”.
Tujuan Penelitian
Secara spesifik tujuan yang ingin di peroleh dari penelitian ini adalah mengkaji dampak
kegiatan berparkir di badan jalan (On-Street Parking) di ruas Jalan Jenderal Soedirman
oleh para pengunjung Swalayan ABC terhadap kinerja ruas jalannya.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai dasar bagi penyedia jasa dan pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap
penyelenggaraan kegiatan berparkir di badan jalan.
b. Memberikan masukan pada pemerintah daerah dan instansi yang terkait untuk
memperbaiki sistem parkirnya guna meningkatkan kegiatan transportasi yang dapat
dinikmati oleh semua elemen masyarakat.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah studi transportasi dan
menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya yang mengkaji masalah serupa atau
memiliki tema yang terkait lainnya.
Batasan Masalah
a. Digunakan analisis pengolahan data dengan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI 1997) jalan perkotaan.
b. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada lokasi penelitian yaitu pada Jalan Jenderal
Soedirman Purbalingga, khususnya di depan Swalayan ABC yang dianggap memakan
badan jalan cukup luas untuk kegiatan berparkir (On-Street Parking).
c. Survei penelitian dilakukan saat kondisi lalu-lintas pada hari dan jam sibuk puncak
(peak time) pada saat ruas jalan normal, yaitu belum ada kegiatan berparkir (tanpa On-
Street Parking) maupun (peak time) pada saat ruas jalan di pergunakan untuk kegiatan
berparkir (On-Street Parking).
d. Dalam analisis perhitungan, jenis kendaraan yang diteliti dikonversi menjadi mobil
penumpang.
e. Survei penelitian di lakukan pada hari dan cuaca dalam keadaan cerah.
TINJAUAN PUSTAKA
Parkir di Jalan (On-Street Parking) Parkir pada tepi jalan sering disebut dengan (curb parking). Pada dasarnya parkir jenis ini
memanfaatkan sebagian ruas jalan, baik satu sisi maupun dua sisi sehingga menyebabkan
terjadinya pengurangan lebar efektif jalan yang akan mempengaruhi volume lalu-lintas
kendaraan yang dapat ditampung oleh ruas jalan tersebut. Dibeberapa negara berkembang
diberlakukan ketentuan, diantaranya : parkir di jalan dikenai tarif dan denda yang sangat
tinggi sehingga pengemudi memarkir kendaraan seperlunya saja, sebelum dikenai denda
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
karena melampaui batas waktu, atau parkir dibangunan parkir atau pergi dengan
menggunakan kendaraan umum.
Karakteristik Arus Lalu Lintas
Lalu-lintas di dalam UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan,
didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu-lintas jalan, sedang yang
dimaksud dengan ruang lalu-lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak
pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.
Karakteristik dasar lalu-lintas pada dasarnya ditunjukkan oleh parameter arus lalu-lintas
(flow), kecepatan (speed) dan kerapatan (density).
Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu-
lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang
melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan
mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan
mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas
menggunakan satuan mobil penumpang per jam atau (smp/jam). Faktor yang
mempengaruhi kapasitas jalan kota antara lain adalah lebar jalur atau lajur, ada tidaknya
pemisah/median jalan, hambatan samping (bahu/kerb) jalan, besarnya ukuran kota (jumlah
penduduk).
Rumus di wilayah perkotaan ditunjukkan dengan persamaan berikut ini :
Dimana :
C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCSP = Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah (tidak berlaku untuk jalan satu
arah)
FCSF = Faktor koreksi kapasitas akibat hambatan samping
FCCS = Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
Volume Lalu-lintas
Volume lalu-lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada
suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu. Volume lalu-lintas rata-rata adalah
jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satu satuan waktu tertentu, bisa harian yang
dikatakan sebagai Volume lalu-lintas harian rata-rata/LHR.
Volume lalu-lintas dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :
Dimana :
Q = Volume (smp/jam)
N = Jumlah Kendaraan (smp)
T = Waktu Pengamatan (jam)
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997), salah satu faktor yang
mempengaruhi karakteristik arus lalu-lintas adalah kendaraan. Pengelompokan kendaraan
biasanya dilakukan berdasarkan berat, dimensi dan karakteristik operasionalnya. Untuk
jalan perkotaan pengelompokan jenis kendaraan dibagi menjadi sebagai berikut :
a. Kendaraan Ringan/Light Vehicle (LV)
Kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0-3,0 m (mobil
penumpang, oplet, mikrobis, pick-up dan truk kecil).
b. Kendaraan Berat/Heavy Vehicle (HV)
Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda dan jarak as lebih dari 3,50 m (bis, truk 2
as, truk 3 as dan truk kombinasi).
c. Sepeda Motor/Motor Cycle (MC)
Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (sepeda motor dan kendaraan roda 3).
d. Kendaraan Tak Bermotor/Unmotoris (UM)
Kendaraan beroda yang digerakan dengan tenaga manusia atau hewan (sepeda, becak,
kereta kuda dan kereta dorong).
Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas adalah kecepatan lalu-lintas secara teoritis pada saat kepadatannya
kosong, yaitu pada saat tidak ada kendaraan. Kecepatan dan waktu tempuh adalah
pengukuran kinerja lalu-lintas dari sistem jalan eksisting, dan kecepatan adalah variabel
kunci dalam perancangan ulang atau perancangan dari fasilitas baru. Hampir semua model
analisis dan simulasi lalu-lintas memperkirakan kecepatan dan waktu tempuh sebagai
kinerja pengukuran perancangan, permintaan dan pengontrol sistem jalan
Rumus kecepatan arus bebas dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :
Dimana :
FV = Kecepatan arus bebas untuk kendaraan ringan (km/jam)
FVO = Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan (km/jam)
FVW = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat lebar jalan
FFVSF = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat kondisi hambatan samping
FFVCS = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak pada lalu-lintas yang diakibatkan oleh aktivitas di sisi
jalan, banyak aktifitas samping jalan yang sering menimbulkan konflik dan terkadang
besar pengaruhnya terhadap arus lalu-lintas. Adapun hambatan samping yang berpengaruh
pada kapasitas dan kinerja jalan perkotaan antara lain :
a. Pejalan kaki.
b. Angkutan umum dan kendaraan lain berhenti sejenak.
c. Kendaraan lambat (misalnya : becak, sepeda, kereta kuda).
d. Kendaraan masuk dan keluar dari lahan di samping jalan / lahan parkir.
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
Derajat Kejenuhan (DS)
Derajat kejenuhan adalah rasio arus lalu-lintas terhadap kapasitas jalan. Nilai derajat
kejenuhan akan menunjukkan apakah segmen jalan itu akan mempunyai suatu masalah
dalam kapasitas atau tidak.
Besarnya nilai derajat kejenuhan ditunjukkan pada rumus berikut :
Dimana :
DS = Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)
Q = Volume lalu-lintas yang melewati suatu segmen jalan per satuan waktu (smp/jam)
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
Keterangan :
DS > 0.75 → Macet
0.65 < DS < 0.75 → Kurang lancar
DS < 0.65 → Lancar
Nilai DS tidak boleh melebihi angka satu, karena jika nilai DS lebih dari satu maka akan
terjadi masalah yang serius karena pada jam puncak rencana arus lalu-lintas yang ada akan
melebihi nilai kapasitas jalan dalam menampung arus lalu-lintas. Nilai DS yang paling
ideal adalah dibawah angka 0,75.
Time Mean Speed
Kecepatan rata-rata waktu adalah kecepatan rata-rata kenderaan yang melalui satu titik
tertentu pada ruang jalan untuk suatu interval waktu tertentu.
Rumus Time Mean Speed dapat dihitung dengan persamaan ini :
Dimana :
TMS = Kecepatan rata-rata waktu (Time Mean Speed)
= Jarak perjalanan
= Banyaknya obyek yang diamati
= Waktu perjalanan
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
METODOLOGI PENELITIAN
Bagan Alir Rencana Kegiatan
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Data Geometrik Jalan
Data geometrik diperoleh melalui :
a. Pengukuran lebar ruas Jalan Jenderal Soedirman.
b. Pengukuran lebar jalan yang digunakan untuk kegiatan berparkir kendaraan.
c. Pengukuran segmen jalan sepanjang 100 meter untuk menghitung waktu tempuh
kendaraan.
d. Mengetahui kondisi jalur ruas Jalan Jenderal Soedirman.
Data Arus Lalu-lintas
Data arus lalu-lintas diambil di lokasi penelitian menggunakan survei langsung di lapangan
dengan metode pos pengamatan tetap pada saat jam sibuk puncak (peak time) pagi yaitu
(06.30-07.30 WIB), siang (12.30-13.30 WIB), dan sore (16.00-17.00 WiB). Waktu
pengamatan dilakukan selama 1 minggu pada tanggal 18 Juli 2011 sampai tanggal 24 Juli
2011.
Data Hambatan Samping
Data diperoleh dari mengidentifikasi hambatan samping yang terjadi di ruas jalan tersebut.
Hambatan samping yang mungkin terjadi antara lain : (pedestrian) yang berjalan di trotoar
dan menyeberang jalan, kendaraan-kendaraan yang berhenti sejenak, kendaraan yang
keluar dan masuk lahan samping jalan / lahan parkir dan berbagai macam arus kendaraan
yang bergerak lambat (becak, sepeda dan delman).
Data Waktu Tempuh Kendaraan
Pencatatan data waktu tempuh kendaraan dilakukan dengan menggunakan metode pos
pengamatan tetap. Pada metode ini, dibutuhkan 2 pengamat yang berada pada segmen awal
dan akhir segmen jalan sepanjang 100 meter. Pengamat mencatat waktu tempuh yang
dibutuhkan kendaraan untuk melewati segmen ruas jalan tersebut.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Hambatan Samping
Frekuensi kejadian pada kondisi existing di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi
jalan normal belum ada kegiatan parkir maksimum termasuk dalam kelas hambatan
samping sedang (M) dengan jumlah frekuensi berbobot 386,69 kejadian, sedangkan saat
kondisi jalan ada kegiatan parkir maksimum termasuk dalam kelas hambatan samping
sangat tinggi (VH) dengan jumlah frekuensi berbobot 970,90 kejadian dan saat kondisi
jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan termasuk dalam kelas hambatan samping tinggi
(H) dengan jumlah frekuensi berbobot 655,90 kejadian.
Analisis Arus lalu-lintas
Besarnya arus lalu-lintas yang diperoleh dari hasil survei di ruas Jalan Jenderal Soedirman
menyebutkan bahwa arus lalu-lintas maksimum di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir sebesar 943,56 smp/jam, sedangkan arus
lalu-lintas maksimum di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan ada kegiatan
parkir1147,89 smp/jam.
Analisis Kapasitas
Kapasitas di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada kegiatan
parkir adalah 1574,58 smp/jam, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir adalah
1373,57 smp/jam dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan adalah 1474,07
smp/jam. Kondisi ini disebabkan adanya pengurangan lebar efektif ruas jalan yang
dimanfaatkan untuk kegiatan parkir. Dari lebar efektif 16 m memanfaatkan badan jalan
untuk kegiatan parkir dengan lebar 3,6 m pada kanan dan kiri jalan, sehingga secara
keseluruhan lebar Jalan Jenderal Soedirman berkurang sebesar 7,2 m dari lebar efektif
jalan.
Analisis Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum
ada kegiatan parkir adalah 51,44 km/jam, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir
adalah 44,40 km/jam dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan adalah
47,65 km/jam.
Analisis Time Mean Speed
Kecepatan rata-rata waktu (Time Mean Speed) di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat
kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir adalah 38,75 km/jam, sedangkan saat
kondisi jalan ada kegiatan parkir adalah 23,23 km/jam.
Analisis Kinerja Jalan
Derajat Kejenuhan (DS)
Nilai derajat kejenuhan di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum
ada kegiatan parkir sebesar 0,60, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir sebesar
0,84 dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan sebesar 0,78.
Kecepatan Sesungguhnya
Kecepatan sesungguhnya kendaraan ringan (LV) pada kondisi lalu-lintas dapat dilihat pada
grafik kecepatan sebagai fungsi (DS) untuk jalan banyak-lajur dan satu arah. Kecepatan
sesungguhnya di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada
kegiatan parkir sebesar 45 km/jam, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir
sebesar 34 km/jam dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan sebesar 38
km/jam.
Waktu Tempuh Kendaraan
Waktu tempuh kendaraan di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal
belum ada kegiatan parkir sebesar 8 detik, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir
sebesar 11 detik dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan sebesar 9 detik.
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
Tabel 1 Perbandingan perhitungan kinerja ruas jalan di Jalan Jenderal Soedirman
Purbalingga setelah kegiatan berparkir dihilangkan.
No. Analisis Kondisi Existing Setelah parkir
dihilangkan
1. Kelas hambatan samping Sangat tinggi Tinggi
2. Frekuensi berbobot 970,90 655,90
3. Kapasitas (smp/jam) 1373,57 1474,07
4. Kecepatan arus bebas (km/jam) 44,40 47,65
5. Derajat Kejenuhan (DS) 0,84 0,78
6. Kecepatan sesungguhnya (km/jam) 34 38
7. Waktu tempuh kendaraan (detik) 11 9
Berdasarkan perhitungan kinerja ruas jalan di Jalan Jenderal Soedirman Purbalingga, disini
jelas terlihat bahwa adanya kegiatan berparkir pada badan jalan (On-Street Parking) dapat
mempengaruhi kinerja ruas jalannya, antara lain menaikan frekuensi berbobot pada
hambatan samping sebesar 48,02%, berkurangnya kapasitas jalan sebesar 6,28%,
berkurangnya kecepatan arus bebas sebesar 6,28%, menaikan nilai derajat kejenuhan (DS)
sebesar 7,79%, berkurangnya kecepatan sesungguhnya sebesar 10,52% dan menaikan
waktu tempuh kendaraan sebesar 22,22%.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dari data survei yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai hasil penelitian kegiatan berparkir pada badan jalan (On-Street Parking) di ruas
Jalan Jenderal Soedirman Purbalingga khususnya di depan Swalayan ABC, adalah sebagai
berikut :
a. Dari hasil analisis keberadaan kegiatan berparkir pada badan jalan (On-Street Parking)
merupakan masalah lalu-lintas yang harus dipecahkan karena secara signifikan
mempengaruhi kinerja ruas jalan, antara lain menurunkan tingkat kecepatan kendaraan
dan menurunkan kapasitas jalan yang menimbulkan kepadatan lalu-lintas dan
bertambahnya waktu perjalanan. Hal ini yang dapat memperbesar nilai derajat
kejenuhan (DS) jalan tersebut.
b. Keberadaan ruas Jalan Jenderal Soedirman yang terletak di Central Bussines District
(CBD) dan pusat kota yang cukup ramai memungkinkan adanya aktivitas kegiatan
masyarakat pada ruas jalan yang cukup tinggi pula. Hal ini yang menimbulkan adanya
hambatan samping. Pada kondisi jalan normal belum digunakan untuk kegiatan
berparkir (tanpa On-Street Parking) mempunyai jumlah frekuensi kejadian berbobot
386.69 perjam per-200 m. Pada kondisi jalan digunakan untuk kegiatan parkir (On-
Street Parking) ruas Jalan Jenderal Soedirman mempunyai jumlah frekuensi kejadian
berbobot 970.90 perjam per-200 m, sedangkan pada kondisi jalan setelah kegiatan
berparkir (On-Street Parking) dihilangkan ruas Jalan Jenderal Soedirman mempunyai
jumlah frekuensi kejadian berbobot 655,90 perjam per-200 m.
c. Ruas Jalan Jenderal Soedirman pada kondisi jalan normal belum digunakan untuk
kegiatan berparkir (tanpa On-Street Parking) mempunyai kapasitas sebesar 1574,58
smp/jam, kecepatan arus bebas sebesar 51,44 km/jam, dengan derajat kejenuhan (DS)
sebesar 0,60 dan waktu tempuh rata-rata sebesar 8 detik. Pada kondisi jalan digunakan
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
untuk kegiatan berparkir (On-Street Parking) ruas Jalan Jenderal Soedirman
mempunyai kapasitas sebesar 1373,57 smp/jam, kecepatan arus bebas sebesar 44,40
km/jam, dengan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,84 dan waktu tempuh rata-rata
sebesar 11 detik, sedangkan pada kondisi jalan setelah kegiatan berparkir (On-Street
Parking) dihilangkan ruas Jalan Jenderal Soedirman mempunyai kapasitas sebesar
1474,07 smp/jam, kecepatan arus bebas sebesar 47,65 km/jam, dengan derajat
kejenuhan (DS) sebesar 0,78 dan waktu tempuh rata-rata sebesar 9 detik.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta.
Roes, Roger P. dkk, 2004. Traffic Engineering Edition 3. Prentice Hall. Pearson Education,
Inc.
Khisty, C. Jotin and Lall, B. Kent, 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
Edward, K. Morlok, 1984. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga,
Jakarta.
Ofyar Z. Tamin, Edisi 2, 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Institut
Teknologi Bandung, Jurusan Teknik Sipil, ITB Bandung.
Wahyuni, R., 2008. Pengaruh Parkir Pada Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas Jalan
(Studi Kasus di Jalan Brigjen Katamso Sekolah Harapan Mandiri Medan). Fakultas
Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Medan.