Dampak Negative Kartu Kredit

download Dampak Negative Kartu Kredit

of 7

Transcript of Dampak Negative Kartu Kredit

Dampak negative kartu kredit pada masyarakat

AMAR ABDILLAH 10108175 TEJO SIAM 11108929 RAHMAT PURNOMO 11108545 WAHYUDI 12108025

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebelum kita membahas latar belakang dari makalah ini , marilah kita mengenal sedikit tentang kartu kredit. Definisi Kartu Kredit Secara Terminologis yaitu: kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang.

Kalau kita terjemahkan kata kredit giro ini secara langsung artinya adalah kartu pinjaman. Atau kartu yang memberikan kesempatan kepada pembawanya untuk mendapatkan pinjaman. Namun kebanyakan ortang , khususnya di Indonesia kurang memahami atau salah menafsirkan definisi dan fungsi dari kartu kredit. Kartu kredit telah dijdikan oleh masyarakat sebagai gaya hidup. Mereka yakin dengan memiliki kartu kredit, mereka merasa memiliki gaya hidup yang mewah. Selain itu ada juga yang menggunakan kartu kredit untuk memuaskan batinnya untuk melakukan konsumsi barang yang berlebihan dan tidak berguna. Mereka lupa, bahwa dibalik kenudahan dari kartu kredit menanti tagihan hutang yang terus membengkak.

Bagi orang yang kesulitan dalam pembayaran kartu kredit, maka dalam hal ini bank akan melakukan beberapa cara agar orang tersebut membayar hutangnya. Salah satu caranya yaitu dengan memerintahkan Debt Colector untuk menagih hutang dan disinilah mulai timbul banyak masalah.

1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusa nasalah dalam makalah iyalah: 1. Kemudahan dalam mendapatkan kartu kredit tanpa diimbangi kesadaran dalam penggunaanya. 2. Kurangnya sosialisasi tenang kartukredit mengakibatkan petaka bagi pemiliknya. 3. Sifat konsumerisasi yang membudaya, membuka peluang yang besar bagi bank dalam memasarkan kartu kredit. 4. Ketidaksiapan masyarakat dalam melunasi tagihan kartu kredit, khususnya mayarakat kalangan menengah kebawah.

1.3 TUJUAN Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mencegah dampak dari Sifat Konsumerisasi terhadap penggunaan kartu kredit, khususnya dikalangan masyarakat menengah kebawah.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH TUJUAN SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 2 PEMBAHASAN BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN 3.2 SARAN 3.3 DAFTAR PUSTAKA

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 KARTU KREDIT Memasarkan kartu kredit di Indonesia tergolong mudah. Banyak penawaran kartu kredit di pusat-pusat perbelanjaan dengan janji kemudahan aplikasi tanpa pertimbangan memadai dalam menilai kemampuan bayar calon nasabah. Gampangnya mendapatkan kartu kredit ini menjadi faktor penarik kedua terbanyak bagi konsumen dalam memilih berbagai tawaran kartu kredit. Memilih berdasarkan nama baik dan reputasi bank penerbit kartu masih menjadi pertimbangan utama. Kepemilikan kartu utang yang terlalu mudah dan kecenderungan meringankan penilaian kekuatan finansial calon nasabah terlihat pula dengan adanya konsumen yang tergolong kelompok ekonomi bawah, tetapi memiliki lebih dari satu kartu kredit. Ketidakcocokan latar belakang ekonomi dengan pengeluaran kartu kredit juga menyebabkan sekitar 10 persen responden pemilik kartu kredit melakukan praktik gali lubang demi menutup lubang, membayar tagihan kartu kredit satu dengan menambah utang di kartu kredit lain. Pola lain yang terungkap adalah hampir 40 persen pemilik kartu kredit di Ibu Kota memilih membayar dengan jumlah tagihan minimum tiap bulan. Padahal, pemegang kartu plastik ini biasanya dibebani bunga cukup tinggi oleh penerbit kartu kredit, mencapai 3,5 persen per bulan. Bunga ini yang menjadi sumber pendapatan penerbit kartu kredit.

Potensi pasar kredit di negeri ini akan mengundang lebih banyak pemain baru, termasuk pihak asing, ikut meraup untung. Saat ini, bank asing memegang urutan pertama dalam mengucurkan pinjaman melalui kartu kredit di Indonesia. Menurut catatan BI, bank asing telah mengalirkan 36,62 persen dari total utang yang penggunaannya melalui kartu kredit. Selain gencarnya penawaran kartu kredit, penyedia utang menggalakkan promosi kredit tanpa agunan (KTA). Cara mendapatkan kredit ini pun tergolong mudah, terutama bagi masyarakat yang sudah memiliki satu jenis kartu kredit. Namun, kemudahan kemudahan tersebut berbanding terbalik dengan dampak negatif dari penggunaan kartu kredit. Banyak orang yang terlena ketika sudah masuk dalam jerat kartu kredit. Bayangkan, bagaimana tidak diberikan kemudahan kalau anda hanya perlu menyerahkan selembar kartu dan bisa pulang membawa barang yang diinginkan, dan pembayarannnya cuma 10% dari total tagihan. Sama sekali tidak terasa beratnya. Membayar tagihan hanya dengan mengisi minimum payment. Akibat seringnya menumpuk pembayaran dengan hanya membayar minimum payment, tagihan jadi menumpuk. Terkadang mungkin anda akan membeli barang barang yang sebenarnya tidak di perlukan atau keperluan yang sebenarnya bisa ditutupi dengan cara yang lain selain menggunakan kartu kredit. Masa paling kelam adalah masa ketika saya mulai sadar telah berada dalam cengkeraman jerat kartu kredit. Beberapa bulan kesulitan membayar tagihan biasanya sudah mulai berdatangan telepon tagihan dari pihak kartu kredit. Seperti yang dibayangkan, para penagih(depkolector) biasanya tidak sopan. Mereka membentak dengan suara kasar, memaki dan bahkan mengancam. Ketika anda menolak mengangkat telepon, mereka akan mencari telepon lain yang berkaitan dengan diri anda. Akhirnya teman-teman dan keluarga yang jadi korban. Sang penagih tak mau tahu, dia tetap saja memaki dan berkata kasar pada teman-teman dan keluarga yang menerima telepon. Benar-benar situasi yang tak nyaman. Mungkin beruntung para penagih itu tidak sampai datang ke kantor atau ke rumah, mungkin karena jumlah tagihan yang tidak sampai puluhan juta rupiah. Silakan anda bayangkan sendiri bagaimana nasib mereka yang terbelit hutang kartu kredit sampai puluhan juta rupiah.

fakta-faktanya yang bisa memudahkan memakai kartu kredit berikut ini: 1. Teknologi kartu kredit lebih baik dibanding kartu debit karena sudah menggunakan chip pada kartunya, sementara kartu debit rata-rata masih menggunakan magnetic yang mudah sekali digandakan atau dibobol orang lain. Ingat kejadian maraknya pembobolan rekening beberapa waktu yang lau 2. Transaksi menggunakan kartu debit langsung memotong saldo di rekening di bank Anda, sementara traksaksi menggunakan kartu kredit ada jeda waktu satu bulan sebelum transaksi ditagihkan kepada Anda. Jika terjadi transaksi ilegal pada pemakaian kartu kredit, Anda masih punya waktu untuk menyanggah sebelum transaksi tersebut Anda bayar tagihannya, sementara pada kartu debit sebaliknya uang Anda terdebet dulu dan baru bisa dikreditkan kembali setelah Anda memberikan surat keberatan kepada pihak bank. 3. Pada kartu debit bank tertentu, saya ambil contoh bank CIMB Niaga sangat rawan untuk disalahgunakan oleh pihak lain selain pemegang kartu karena tanpa perlu PIN, tanpa perlu tanda tangan kartu bisa dipakai buat berbelanja di seluruh merchant-merchant seperti dept store dan supermarket yang menerima pembayaran dengan kartu debit. 4. Kartu debit history transaksi harus sering Anda cek sendiri secara manual, baik lewat internet bangking maupun cetak buku rekening ke bank Anda, sementara kartu kredit tidak karena selalu dilaporkan oleh pihak bank kepada Anda setiap bulan secara rutin bersamaan dengan billing Anda sehingga kartu kredit lebih mudah terkontrol kalau terjadi transaksi tak wajar dibanding kartu debit. Berdasarkan beberapa kasus transaksi pembayaran di merchant, kartu debit seringkali mempunyai tingkat masalah lebih banyak dibanding kartu kredit. Contoh kasus yang sering terjadi di dept store tempat saya bekerja, mesin EDC (Electronic data card) seringkali melakukan pendebetan dua kali ke rekening customer terhadap satu kali transaksi yang sama

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Jadi, pesan kami waspadalah kalau ingin menggunakan kartu kredit, Anda harus bisa mengontrol penggunaan kartu kredit agar tidak terjerak dalam belengguh kartu kredit.

3. 2 SARAN Sebaiknya bila ada yang menawarkan kartu kredit hendaknya dipikirkan terlebih dahulu kegunaan dari kebutuhan kita. Apakah penting untuk kebutuhan kita dari pada hanya sekedar keinginan saja

.

3. 3 DAFTAR PUSTAKA Google.co.id, Kaskus.us,

Diposkan oleh Tejo Siam Syarifudin di 11:39 Label: Artikel 1 komenta