DAMPAK NEGATIF TERFIADAP DAN UPAYA …bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Dampak Negatif Sampah...
Transcript of DAMPAK NEGATIF TERFIADAP DAN UPAYA …bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Dampak Negatif Sampah...
DAMPAK NEGATIF SAMPAH TERFIADAP LINGKUNGANDAN UPAYA MENGATASINYA
Dosen ?:f; tr; fj:?::[H'iil,ili ff i,"*.n"
PENDAHT]LUAN
Menurut uu No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pengertian
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat atau semi padat berupa zat organikatau anorganik bersifat dapat terurai atau
tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke
lingkungan. Berkaitan dengan pengertian tersebu! maka sampah tidak lain
merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga).
sampah dapat berasal dari beberapa tempa! yakni pemukiman penduduk
dan sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan. sampah dari pemukiman
penduduk pada suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh suatu keluarga yang
tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya
cenderung organrlg seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basalr" kering
abu plastilg dan lainnya. sementara itu, sampah dari tempattempat umum dan
perdagangan mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah
termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar karena di tempat-{tempat tersebut dimungkinkan banyak orang berkumpur dan melakukan kegiatan.
Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,sayuran busulq
sampah kering, abu, plastilq kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.
bio.unsoed.ac.id
't
Berbagai macam sampah yang telah disebutkan di atas hanyalah sebagian
kecil saja dari sumber-sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah
lepas dari sampaho terutama penumpukan sampah yang terjadi di tempat-tempat
umum seperti di pasar-Pasar.
Implikasi dari peningkatan jumlah penduduk di suatu wilayah Negar4
tingkat aktivitas, pola kehidupan, dan tingkat kemajuan sosial ekonomi akan
menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa juga semakin
meningkat. Kondisi tersebut menyebabkan timbulnya masalah-masalah dalam
kehidupan masyarakat, salah satunya adalah masalah sampah. Peningkatan jumlah
sampah hasil konsumsi yang tidak diimbangi dengan kemampuan untuk mengolah
sampah tersebut, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan
masyarakat akibat penumpukan sampah tersebut.
Salah satu faktor penyebab rusaknya lingkungan yang hingga saat ini
masih tetap menjadi permasalahan besar bangsa Indonesia adalah faklor
pembuangan sampah. Masih banyak sampah yang diproduksi masyarakat baik
yang organik maupun anorganik yang mencemari lingkungan karena berwarn4
berasa dan berbau" dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
DAMPAK SAMPAH TERHADAP LINGKI.JNGAN
< Ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan, kesehatan, keamanan dan
pencemar,m, apabila sampah tidak dikelola dengan baik menurut Hadiwiyoto
(1983) dapat menimbulkan berbagai gangguan antan lain: 1) Sampah dapat
menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-gas yang terjadi dan
rombakan sampatr bau yang tidak sedap, daerah becek dan kadang-kadangbio.unsoed.ac.id
3
berlumpur terutama apabila musim penghujan datang; 2) Sampah yang
bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik daa kimia yang
tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat mengganggu kehidupan di
lingkungan sekitarnya; 3) Di sekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi
kekurangan oksigen. Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan
sampah menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang diambil
dari udara di sekitamya. Karena kekurangan oksigen dapat menyebabkan
kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak; 4) Gas-gas yang dihasilkan selama
degradasi (pembusukan) sampah dapat membahayakan kesehatan karena kadang-
kadang proses pembusukan ada mengeluarkan gas beracun; 5) Dapat
menimbulkan berbagai penyakif terutama yang dapat ditularkan oleh lalat atau
seranngga lainya, binatang-binatang seperrti tikus dan anjing; dan 6) Secara
estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang nyaman
untuk dinikmati.
Dampak Sampah Terhadap Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan
sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif
sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaaq rekreasi, dan lain-lain.
Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan
terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan
kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan
gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat
berpotensi menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama
1.
bio.unsoed.ac.id
4
akibat bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Proses dekomposisi sampah
di TPA secara kontinu akan berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan
berbagai gas seperti CO, COz, CFI+, HzS, dan lain-lain yang secara langsung
akan mengganggu komposisi gas alamiah di udara" mendorong terjadinya
pemanasan global, disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan
manusia di sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi
pengolahan berpotensi menimbulkan gangguan bau. Disamping itujuga sangat
mungkin terjadi pencemaran berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi
yang tidak memenuhi syarat teknis. Seperti halnya perkembangan populasi
lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang tidak
dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat
terbakarnya tumpukan sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi
gas metan yang cukup besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit
dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan sangat mengganggu daerah
sekitarnya.
Dampak Sampah Terhadap Pencemaran Air
Sarana dan prasarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial
menghasilkan lindi teruamapada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau
tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi
pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup
besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup
potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitamya.
bio.unsoed.ac.id
5
Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan
sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di
bawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringano kecepatan aliran air tanah
akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur
penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah'
Rendahnya tingkat pelayanan umum terhadap sampah dapat
menyebabkan pencemaran udara dan air meningkat. Hanya 40% sampah
penduduk yang dapat dilayani, sisanya dibakar/dibuang di badan air atau lahan
terbuka. Sampah yang dibuang di badan air dapat menyebabkan penyumbatan
aliran air sehingga jika terjadi hujan akan banjir (Surtikanti, 2009)'
Menurut penelitian yang dilakukan Marsaulina (2012\ bahwa
tumpukan sampah dapat mengganggu/mencemari dikarenakan adanya air
sampah (lindi), menimbulkan bau dan estetika. Air yang berasal dari sampah
merupakan bahan pencemar yang berpotensial mengganggu lingkungan dan
kesehatan manusia. Air dapat merembes ke dalam tanah ataupun mengalir di
permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Jadi air lindi
merupakan hasil sampingan dari pengolahan sampah yang berupa rembesan
dari timbunan sampah yang banyak di TPA, sehingga air lindi perlu
pengelolaan terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan/sungai dan
., menyebabkan pencemaftm yang berdampak buruk pada maktrluk hidup.
3. Dampak Sampah Terhadap Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di
lahan kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan
menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknyabio.unsoed.ac.id
4.
6
sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahar Buangan Berbahaya
(B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai
sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan
setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan
lingkungan sekitamya.
Dampak Sampah Terhadap Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan
pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan
sekitamya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga
lahan pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan
sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan
tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan
lingkungan. Demikian pula dengan ceceftm sampah dari kendaraan
pengangkut sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup
yang memadai.
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran
yang tertiup angin atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran
sampah di dalam area pengolahan maupun ceceftn sampah dari truk
pengangkut akan mengurangi estetika lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA
umurnnya didominasi oleh ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang
kurang baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang
dioperasikan. Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi
masyarakat yang melintasi ltnggal berdekatan dengan lokasi tersebut.
5. Dampak Sampah Terhadap Kemacetan Lalu lintasbio.unsoed.ac.id
7
Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang
biasanya berdekatan dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan
lain-lain serta kegiatan bongkar muat sampah berpotensi menimbulkan
gangguan terhadap arus lalu lintas. Arus lalu lintas angkutan sampah terutama
pada lokasi tertentu seperti transfer station atau TPA berpotensi menjadi
gerakan kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain; terutama bila
tidak dilakukan upaya-upaya khusus untuk mengantisipasinya. Arus
kendaraan pengangkut sampah masuk dan keluar dari lokasi pengolahan akan
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas di sekitamya terutama
berupa kemacetan pada jam-jam kedatangan.
DAMPAK SOSIAL EKONOMI
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya
pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya
tidak jarang menimbulkan sikap menentang dari masyarakat dan munculnya
keresahan. Sikap menentang ini secara rasional akan terus meningkat seiring
dengan peningkatan pendidikan dantanf hidup merek4 sehingga sangat penting
untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkahJangkah aktif
untuk menghindarinya.
Dampak sampah terhadap kondisi sosial ekonomi adalah sebagai berikut:
1) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang
buruk Karena sampah bertebaran dimana-mana; 2) Memberikan dampak negatif
terhadap kepariwisataan; 3) Pengelolaan sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalahbio.unsoed.ac.id
I
meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerjq rendahnya produktivitas);
4) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembata4
drainase, dan lain-lain; 5) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh
pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan
untuk pengelolaan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atu tidak efisien,
orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan
jalan perlu lebih sering dibersihkan atau diperbaiki (Gilbet dkk; 1996)
DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkonfol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan aqiing yang dapat
menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: l)
Penyakit diare, koler4 tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum; 2) Penyakit
demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di
daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai; 3) Penyakit jamur dapat
jtrga menyebar (misalnya jamur kulit); 4) Penyakit yang dapat menyebar melalui
rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dliangkitkan
oleh cacing pita (taema). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan
binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanar/sampah; 5)
Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orangbio.unsoed.ac.id
9
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
Dengan perkataan lain, dampak sampah terhadap kesehatan antam lain : l)
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat
perkembangbiakan vektor penyakit seperti lalat dan tikus; 2) Insidesnsi penyakit
demam berdarah akan meningkat karena vektor penyakit hidup dan berkembang
biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi air hujan; 3) Terjadinya
kecelakaan akibat pembuangan sampah sembarangan, misalnya luka akibat benda
tajam seperti besi, kaca, dan sebagainya; dan 4) Gangguan psikosomasis misalnya
sesak nafas, insomni4 stres dan lainnya.
I'PAYA MENGATASI MASAT AH SAMPAH
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu
dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landlill yang diharapkan
dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampall justru memberikan
permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air tanah, dan air
permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan
kesehatan masyarakat khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Gambaran yang
paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill)
adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume
sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota
yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannyu
lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan
dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniterbio.unsoed.ac.id
10
sangatlah tidak sesuai. Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan
bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah
teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep
utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume
secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut
adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan
menggunakan insinerator. Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang
lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa (ly ash dan
hottom ash) dibandingkan dengan volume sampah semula. Temyata pelaksanaan
teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa
gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furar1 dan logam berat yang
dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan. Selain itu proses insinerator
menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya
kankero sistem kekebalaA reproduksi, dan masalah pertumbuhan. Global Anti'
Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan
sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat
kuat yang mengganggu sistem motorilc, sistem panca indera dan kerja sistem
kesadaran. Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka
paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat
dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah. Produksi Bersih (Clean
Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri
yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping
bio.unsoed.ac.id
11yang b€rbahay4 menguangi porusi secara keseruruhan, dan menciptakan produk_produk dan limbah-limbahnya yang aman daram kerangka sikrus ekorogis.prinsip'prinsip produksi Bersih adarah prinsip-prinsip ,*n dapxditerapkan daram keseharian, misarnya" dengan menerapkan prinsip 4\ yaitu:1' Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin rakukan minimarisasi barang atau
materiar yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan materiar,semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2' Re-use (Memakai kembari); sebisa mungkin pirihrah barang-barang yang bisadipakai embari' Hindari pemakaian barang-barang yang disposabre (sekaripakai' buang). Har ini dapat memperpanjang wakfu pemakaian barangsebelum barang tersebut menjadi sampah.
3' Recyete (Mendaur urang); sebisa mungkin, barang_barang yg sudah tidakberguna ragi' bisa didaur urang. Tidak semua barang bisa didaur urang namunsaat ini sudah banyak indushi non-formar dan indushi rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnyabagi sampah prastik' sampah kacq dan sampah rogam, merupakan suatujawaban atas upaya memaksimarkan materiar seterah menjadi sampah, untukdikembarikan lagi dalam sikrus daur urang materiar tersebut.
4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilahbarang barang yanghanyabisa dipakai sekarai dengan barang yang rebih tahanIaria' Juga terit'ah agar kitahanya memakai barang-barang yang lebih ramahlingkungan, Misarnya" ganti kantong keresek kita dnegan keranjang b'aberberaqi4 dan jangan pergunakan sfrofoam karena kedua bahan ini tidakbisa didegradasi secara alami.
bio.unsoed.ac.id
)
11
yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-
produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah prinsip'prinsip yang dapat
diterapkan dalam keseharian, misalny4 dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu:
L. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau
material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa
dipakai embali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali
pakai, buang). Hal ini dapat memperpaqiang waktu pemakaian barang
sebelum barang tersebut menjadi sampah.
Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun
saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya
bagi sampah plastilq sampah kacq dan sampah logam, merupakan suatu
jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk
dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.
Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah
barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan
lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan, Misalny4 ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak
bisa didegradasi secara alami.
J.
4.
bio.unsoed.ac.id
t2
Selain itu, untuk melaksanakan penanganan yang berkelanjutan, saat ini
mulai dikembangkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat
mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dari segi harga juga mahal.
penggunaan kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas unsur hara
tanah, meningkatkan waktu air dalam tanah, serta mampu memelihara
mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses penyefapan humus
oleh tanaman.
Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga
harus diikuti dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif
bagi para petani yang hendak mengaplikasikan pertanian organik dengan
menggunakan pupuk kompos, akan mendorong petani lainnya untuk menjalankan
sistem pertanian organik. Kelangkaan dan makin membubungnya harga pupuk
kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk
mengembangkan sistem pertanian organik.
sistem pengelolaan sampah yang baik akan mengurangi kerusakan
lingkungan. Karena sampah dapat merugikan kesehatan, keamanan, pencemaxan
dan merupakan sesuatu yang tidak dipergunakan lagi dan harus dibuang, maka
sampah dikelola dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa sehingga hal-hal
negatife bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Agar sampah dapat dikelola dengan
<baik maka sebelumnya harus diketahui atau diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Untuk menanggulanginya maka ditentukan cara pengolahan yang baik
agar jangan sampai terjadi dampak terhadap kesehatan manusia dan pencemaran
terhadap lingkungan. Syarat utama untuk menghindari dampak dari sampah danbio.unsoed.ac.id
13
sekaligus menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih sampah dapat terangkut
seluruhnya dari TPs (Tempat Pembuangan Sementara) ke TpA (Tempat
Pembuangan Akhir) setiap harinya.
Pengelolaan sampah yang baik bukan untuk kepentingan kesehatan saj4
tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud dengan pengelolaan
sampah disini adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan
pemusnahan atau pengelolaan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak
menjadi ganguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Pengelolaan sampah yang baik bukan berarti menghilangkan sampah dari
pendangan mat4 dari lingkungan di mana sampah berada tetapi lebih dari itu
yang diinginkan dari pengelolaan sampah yang memenuhi kesehatan lingkungan
seperti: 1) Terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman; z) Tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap; 3) Tidak mencemari permukaan tanah, ah
maupun udara; dan 4) Tidak meqjadi tepat berkembangbiaknya vector penyakit
C AIIA-C AITA PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggungiawab dari masing-
masing rumah tangga atau instansi yang menghasilkan sampah. oleh sebab
itu, mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus unfuk
mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-msing tempat pengumpulan
sampah tersebut harus diangkut ke tempat pembuangan sementara dan
selanjutnya ketampat pembuangan sampah akhir. Mekanisme pengangkutan
untuk daerah perkotaan adalah tanggungjawab pemerintah daerah setempat
uang didukung oleh partisipasi masyarakat.bio.unsoed.ac.id
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah
Pemusnahan dan pengelolaan sampah ini dapat dilakukan dengan
melalui berbagai carc yaifi4 a) Ditanam, yaitu pemusnahan sampah dengan
membuat lubang ditanah ksmudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan
tanah; b) Dibakar, yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di
dalam tungku pembakaran; dan 3) Dijadikan pupuk yaitu pengolahan sampah
menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa
makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Apabila setiap rumah
tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan non organik
kemudian sampah organik dioleh menjadi pupuk tanaman dapat dijual atau
dipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik dibuang dan akan segera
dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian maka masalah sampah akan
berkurang (Wijadmoko, 2003).
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelatr
berakhirnya suatu proses. Sampah dapat berada pada setiap fase materi:
padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan
terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Dampak
pencemaran sampah berpengaruh pada kesehatan, lingkungan, ekonomi,
sosial, dan pemanasan global.
Dalam kehidupan manusi4 sampah dalam jumlah besar datang dari
aktivitas industri maupun rumah tangga. Upaya yang dilakukan
pemerintah dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat inibio.unsoed.ac.id
15
mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat harus kita dukung
dan laksanakan guna terwujudnya Indonesia yang bersih.
c. hinsip-prinsip produksi bersih yang meliputi 4R (reduce, re-use, recycle,
dan re-place) dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dalam upaya
mengatasi samPah.
2. SARAN
cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan
dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat
untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada
mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan
karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber
daya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Suprihatin; Dwi Prihanto; Michel Gelbert. 1996. Pengelolaan Sampah.
Malang : PPPGT / VEDC Malang.
Apriadji, Wied Harry.1994. Memproses Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Biro Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. 1998. Laporan Neraca
Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Biro BinaLingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Jakarta
Bowlang staf litbang hamit. 2008. Pemanfaatan Sampah sebagai Upaya
Mengurangi Pemanasan Global.(htp ://hmit.wordpres s. com/2 00 8/0 2 I I 8 / pemanfaatan- sampah-sebagai-
upaya-mengurangi-pemanasan-global/, diakses pada 1 0 November 2009).
Djuwendah, E., A. Anwaro J. Winoto, K. Mudikdjo. 1998. Analisis Keragaman
Ekonomi dan Kelembagaan Penanganan Sampah Perkotaan, Kasus diKotamadya DT II Bandung Provinsi Jawa Barat. Tesis Program
Pascasarjana IPB. Tidak diterbitkan.bio.unsoed.ac.id
t6
Hadiwijotq s. 1983. Penanganan dan peman faatan sampah. penerbit yayasanIdayu. Jakarta
Marsaulina. (2012). Pengaruh Air Lindi rerhadap pembuangan Akhir sampah.Repository usu. [onrine].fttpttr repository.usu.ac.id [/ Mer 20]2J
Pranowo, Galih. 2009. pencemaran Terhadap Lingkungan. Jurusan MatematikaIlmu Komputer, Fakultas Ilmu sains dan Terapan, Institut sains danTeknologi Akprind, yogyakarta"
Sejati, Kuncoro.2009. Peqgolahan sampah Terpadu. yogyakarta: Kanisius.
1995. Wiraswasta Sampah. Surabaya: Bina llmu.
surtikanti, Hertien K. (2009). Biologi Linghmgan. cetakan pertama. prisma pressProdaktama. Bandung
Tim Penulis. 2008. Penanganan dan peneolahan samapah. Jakarta: penebarSwadaya.
bio.unsoed.ac.id