Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

27
DAMPAK KORUPSI BAGI BANGSA Jefry Harysandy, Muhammad Raf Sanjani Nasution, Pebriani Hardiyanti, Reza Dias Primadana, Sukindar Ari Santoso [email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected] ; [email protected] Kelas VII A, Prodip IV Akuntansi Khusus, STAN, Tangerang Selatan Abstrak – Korupsi, sebuah kejahatan yang sungguh luar bisa kompleks. Hal tersebut dirasa tepat untuk konteks Indonesia, mengingat tingginya daya rusak yang diakibatkannya, menyentuh berbagai bidang dan tatanan kehidupan manusia. Korupsi yang telah berurat akar kini batangnya semakin besar, cabang dan rantingnya pun semakin banyak, menjalar dan merambati area yang semakin luas, pun memunculkan tunas-tunas baru yang mewarisi sifat-sifat sang induk. Dan entah sampai kapan dan sebesar apa perkembangannya nanti. Mengetahui kekuatan musuh adalah salah satu strategi kemenangan. Mempelajai motifnya, modus dan caranya, dan efek yang dihasilkannya. Dengan mengetahui itu semua, maka kita akan bisa merencanakan persiapan seperti apa yang dibutuhkan, kemampuan, teknik dan peralatan yang harus terus diasah, dan pertahanan yang kokoh dalam menghadapi berbagai macam serangan. Ya, korupsi tidak bisa dibiarkan, harus kita lawan! Kata Kunci: dampak, kejahatan, korupsi, masif 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan kecenderungan yang dapat dengan mudah ditemui di negara-negara berkembang. Secara etimologis dan terminologis, korupsi dapat dipahami dalam tiga level. Pertama, korupsi dalam pengertian tindakan pengkhianatan terhadap kepercayaan (betrayal of trust) yang ada pada setiap orang. Kedua, korupsi dalam pengertian semua tindakan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) walaupun pelakunya tidak mendapatkan keuntungan material. Ketiga, korupsi dalam 1

description

korupsi dan dampaknya

Transcript of Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

Page 1: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

DAMPAK KORUPSI BAGI BANGSA

Jefry Harysandy, Muhammad Raf Sanjani Nasution, Pebriani Hardiyanti,

Reza Dias Primadana, Sukindar Ari Santoso

[email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected]

Kelas VII A, Prodip IV Akuntansi Khusus, STAN, Tangerang Selatan

Abstrak – Korupsi, sebuah kejahatan yang sungguh luar bisa kompleks. Hal tersebut dirasa tepat untuk konteks

Indonesia, mengingat tingginya daya rusak yang diakibatkannya, menyentuh berbagai bidang dan tatanan

kehidupan manusia. Korupsi yang telah berurat akar kini batangnya semakin besar, cabang dan rantingnya pun

semakin banyak, menjalar dan merambati area yang semakin luas, pun memunculkan tunas-tunas baru yang

mewarisi sifat-sifat sang induk. Dan entah sampai kapan dan sebesar apa perkembangannya nanti.

Mengetahui kekuatan musuh adalah salah satu strategi kemenangan. Mempelajai motifnya, modus dan caranya,

dan efek yang dihasilkannya. Dengan mengetahui itu semua, maka kita akan bisa merencanakan persiapan

seperti apa yang dibutuhkan, kemampuan, teknik dan peralatan yang harus terus diasah, dan pertahanan yang

kokoh dalam menghadapi berbagai macam serangan. Ya, korupsi tidak bisa dibiarkan, harus kita lawan!

Kata Kunci: dampak, kejahatan, korupsi, masif

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Korupsi merupakan kecenderungan yang

dapat dengan mudah ditemui di negara-negara

berkembang. Secara etimologis dan terminologis,

korupsi dapat dipahami dalam tiga level.

Pertama, korupsi dalam pengertian tindakan

pengkhianatan terhadap kepercayaan (betrayal of

trust) yang ada pada setiap orang. Kedua, korupsi

dalam pengertian semua tindakan

penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power)

walaupun pelakunya tidak mendapatkan

keuntungan material. Ketiga, korupsi dalam

pengertian semua bentuk tindakan

penyalahgunaan kekuasaan untuk mendapatkan

keuntungan material (material benefit) yang

bukan haknya. [1]

Saat ini korupsi telah merambah wilayah

birokrasi sipil, sistem sosial, dan politik yang

berlaku, seiring dengan pertumbuhan kota yang

semakin maju. Ini mengandung arti bahwa

korupsi tidak saja terjadi dalam lingkup

pemerintahan, melainkan juga mencakup sektor

swasta. [2]

Korupsi berdampak pada berbagai lintas

sendi kehidupan negara seperti efek domino yang

berantai. Semakin tingginya praktik korupsi di

suatu negara maka akan secara instan maupun

bertahap akan memperburuk kondisi

perekonomian, pelayanan terhadap masyarakat,

hingga kepercayaan kerjasama dan bantuan pihak

asing yang semakin rendah.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya tulisan ini adalah untuk

memenuhi tugas mata kuliah pendidikan anti

korupsi dan penulis ingin memberikan informasi

mengenai tindakan korupsi dalam suatu bangsa

akan berdampak luas pada segala bidang yang

1

Page 2: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

berlangsung dan eksis dalam hidup bernegara.

Dampak tersebut tidak hanya muncul akibat kasus

korupsi yang terjadi pada akhir-akhir ini tetapi

juga sebagai akibat dari perbuatan korupsi di

masa lampau. Diharapkan setelah membaca

tulisan ini, pembaca dapat memperoleh

pemahaman dan pandangan yang lebih

komprehensif mengenai dampak masif korupsi.

1.3. Perumusan Masalah

Mengingat dampak korupsi yang sangat luas

pada berbagai sendi kehidupan negara, kami

membatasi untuk membahas dampak korupsi

terhadap ekonomi, sosial, demokrasi, akhlak dan

moral, hukum, kode etik profesi, budaya, pajak,

sumber daya manusia, dan politik di Indonesia.

2. LANDASAN TEORI

Sebelum membahas lebih jauh mengenai

dampak masif korupsi bagi eksistensi suatu

negara, ada baiknya kita mengetahui terlebih

dahulu mengenai pengertian negara dan

eksistensinya serta bagaimana seharusnya negara

maupun warga negara seharusnya bersikap. Hal ini

penting kita pahami untuk melihat bagaimana

dampak korupsi itu dapat menggerogoti bahkan

menghilangkan hak-hak dan kewajiban masyarakat

sebagai warga negara.

Negara persatuan menurut pengertian bangsa

Indonesia yaitu sesuai dengan Pokok Pikiran

Pertama (dari penjelasan UUD 1945). Negara

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas

persatuan dengan mewujudkan suatu keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tujuan negara bernegara Republik Indonesia

yang sekaligus tugas negara, yaitu:

a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah Indonesia.

b. Memajukan kesejahteraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial.

Hubungan antara negara dengan warga

negaranya dapat diibaratkan dengan negara

sebagai lembaga dan warga negara sebagai

penghuninya. Lembaga harus mempunyai

hubungan baik dengan penghuninya dan begitu

pula sebaliknya. Negara wajib melindungi seluruh

kepentingan rakyat, tanpa terkecuali. Kewajiban

negara terhadap terhadap warga negaranya dalam

UUD 1945 adalah pemberian jaminan pada setiap

warga negaranya dalam menjalankan agama,

memberikan pendidikan, memajukan kebudayaan

nasional, kesejahteraan sosial terjamin,

memelihara fakir miskin dan anak – anak

terlantar, serta menyelenggarakan pertahanan

nasional negara Republik Indonesia.

Adapun beberapa fungsi dari suatu negara

adalah:

a. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat.

Negara yang sukses dan maju adalah negara

yang bisa membuat masyarakat bahagia

secara umum dari sisi ekonomi dan sosial

kemasyarakatan.

b. Melaksanakan ketertiban. Untuk

menciptakan suasana dan lingkungan yang

kondusif dan damai diperlukan pemeliharaan

ketertiban umum yang didukung penuh oleh

masyarakat.

c. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa

memberi rasa aman serta menjaga dari segala

macam gangguan dan ancaman yang datang

dari dalam maupun dari luar.

d. Menegakkan keadilan. Negara membentuk

lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat

warganya meminta keadilan di segala bidang

kehidupan.

2

Page 3: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

Hak dan kewajiban warga negara diatur

dalam UUD 1945 yang meliputi:

a. Hak dan kewajiban dalam bidang politik

b. Hak dan kewajiban dalam bidang sosial

budaya.

c. Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam

d. Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi

Dengan melihat pada hak dan kewajiban

negara kepada warga negaranya serta sebaliknya,

dapat kita pahami bahwa korupsi membuat hak

dan kewajiban tersebut tidak terpenuhi satu sama

lain. Korupsi akan berdampak masif pada seluruh

sendi-sendi kehidupan bernegara, yaitu pada

bidang ekonomi, sosial, demokrasi, akhlak dan

moral, hukum, kode etik profesi, budaya, pajak,

sumber daya manusia, dan politik. Untuk itu,

penulis memberikan gambaran mengenai

pengertian sendi kehidupan bernegara tersebut

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun

menurut pendapat para ahli.

Ekonomi adalah ilmu tentang produksi,

distribusi, dan konsumsi barang, serta berbagai

masalah yang bersangkutan dengan itu, seperti

tenaga kerja, pembiayaan, dan keuangan. Atau

ilmu pengetahuan tentang kegiatan sosial manusia

dl memenuhi kebutuhan hidupnya yang diperoleh

dari lingkungannya.

Sosial adalah ilmu tentang perilaku

kehidupan manusia sebagai makhluk hidup yang

bermasyarakat.

Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu

demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein

yang berarti pemerintahan sehingga dapat

diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang

lebih kita kenai sebagai pemerintahan dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat. Koentjoro

Poerbopranoto berpendapat bahwa demokrasi

adalah negara yang pemerintahannya dipegang

oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem di mana

rakyat diikut sertakan dalam pemerintahan

negara.

Moral adalah (ajaran tentang) baik buruk yg

diterima umum mengenai perbuatan, sikap,

kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila.

Moral adalah istilah yang digunakan oleh

manusia untuk menyebut manusia atau orang

lainnya yang melakukan tindakan yang bernilai

positif. Moral berhubungan erat dengan proses

sosialisasi, karena tanpa moral individu tidak

akan dapat melakukan proses sosialisasi tersebut.

Akhlak adalah budi pekerti; kelakuan. Tiga

pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al

Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa

akhlak adalah perangai yang melekat pada diri

seseorang yang dapat memunculkan perbuatan

baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih

dahulu

Hukum adalah peraturan atau adat yang

secara resmi dianggap mengikat, yang

dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.

Hukum berfungsi melindungi kepentingan

masyarakat, sebagai alat untuk mengatur

ketertiban dan keteraturan, serta menjamin

terwujudnya keadilan sosial dalam masyarakat.

Hukum memiliki peranan penting dalam tatanan

kehidupan masyarakat mengingat fungsi dari

hukum itu sendiri. Penegakan hukum yang lemah

tidak akan efektif dalam mewujudkan keteraturan

dan keadilan sosial dalam masyarakat.

Kode etik profesi merupakan suatu tatanan

etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok

masyarakat tertentu. Kode etik umumnya

termasuk dalam norma sosial, namun bila ada

kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat,

maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode

Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata

cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu

kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan

pola aturan atau tata cara sebagai pedoman

3

Page 4: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

berperilaku. Tujuan kode etik adalah agar

profesional memberikan jasa sebaik-baiknya

kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode

etik akan melindungi perbuatan yang tidak

profesional.

Kebudayaan menurut William H. Haviland

adalah seperangkat peraturan dan norma yang

dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat,

yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan

melahirkan perilaku yang dipandang layak dan

dapat di tarima ole semua masyarakat.

Pajak diartikan sebagai pungutan wajib,

biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh

penduduk sebagai sumbangan wajib kepada

negara atau pemerintah sehubungan dengan

pendapatan, pemilikan, harga beli barang dan

sebagainya. Menurut Rochmat Soemitro, pajak

adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal

(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan

dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum, dengan penjelasan sebagai

berikut: “Dapat dipaksakan” artinya: bila utang

pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih

dengan menggunakan kekerasan, seperti surat

paksa dan sita, dan juga penyanderaan; terhadap

pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa-

timbal-balik tertentu, seperti halnya dengan

retribusi.

Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang

berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan

warga negara, dari bahasa Inggris; politic (adj):

bijaksana, beradab, berakal, yg dipikirkan ; polite

(adj) : sopan, halus, beradab, sopan santun,

terpilih, yg halus budi bahasanya ; policy (noun):

kebijaksanaan, haluan negara , bahasa Jerman ;

politisch : diplomatic, politic, calculating,

designing, wise, clever, smart, prudent, intelligent

, bahasa Russia ; Политика, politika : reasonable,

prudent, wise, sensible, discreet, clever, deft,

deliberate, considered, advised, measured,

discerning, penetrating, shrewd, astute,

perspicacious, calculating, prudent, tactical,

forehanded, provident, bahasa Jepang ; 政

治 ,Seiji : polite, courteous, conscientious, close,

diplomatic, politic), adalah proses pembentukan

dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

yang antara lain berwujud proses pembuatan

keputusan, khususnya dalam negara. Dalam arti

harfiahnya politik memiliki arti yang baik dalam

bentuk kata “sopan”, “halus”, “bijak”, “cermat”,

dan lain-lain. Namun dalam kenyataannya proses

pembentukan kekuasaan dalam negara

(berpolitik) tidaklah seindah artinya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Dampak Korupsi Terhadap Perekonomian

 

3.1.1. Dampak Kualitatif Korupsi pada

Perekonomian

a. Korupsi mengurangi pendapatan dari sektor

publik dan meningkatkan pembelanjaan

pemerintah untuk sektor publik. Korupsi juga

memberikan kontribusi pada nilai defisit

fiskal yang besar, meningkatkan income

inequality, dikarenakan korupsi membedakan

kesempatan individu dalam posisi tertentu

untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas

pemerintah pada biaya yang sesungguhnya

ditanggung oleh masyarakat. Ada indikasi

yang kuat, bahwa meningkatnya perubahan

pada distribusi pendapatan terutama di negara

negara yang sebelumnya memakai sistem

ekonomi terpusat disebabkan oleh korupsi,

terutama pada proses privatisasi perusahaan

negara.

b. Korupsi mengurangi kemampuan pemerintah

untuk melakukan perbaikan dalam bentuk

4

Page 5: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

peraturan dan kontrol akibat kegagalan pasar

(market failure). Ketika kebijakan dilakukan

dalam pengaruh korupsi yang kuat maka

pengenaan peraturan dan kebijakan,

misalnya, pada perbankan, pendidikan,

distribusi makanan dan sebagainya, malah

akan mendorong terjadinya inefisiensi.

c. Korupsi mendistorsi insentif seseorang, dan

seharusnya melakukan kegiatan yang

produktif menjadi keinginan untuk

merealisasikan peluang korupsi dan pada

akhimya menyumbangkan negatif value

added.

d. Korupsi menjadi bagian dari welfare cost

memperbesar biaya produksi, dan selanjutnya

memperbesar biaya yang harus dibayar oleh

konsumen dan masyarakat (dalam kasus

pajak), sehingga secara keseluruhan

berakibat pada kesejahteraan masyarakat

yang turun.

e. Korupsi mereduksi peran fundamental

pemerintah (misalnya pada penerapan dan

pembuatan kontrak, proteksi, pemberian

property rights dsb). Pada akhirnya hal ini

akan memberikan pengaruh negatif pada

pertumbuhan ekonomi yang dicapai.

f. Korupsi mengurangi legitimasi dari peran

pasar pada perekonomian, dan juga proses

demokrasi. Kasus seperti ini sangat terlihat

pada negara yang sedang mengalami masa

transisi, baik dari tipe perekonomian yang

sentralistik ke perekonomian yang lebih

terbuka atau pemerintahan otoriter ke

pemerintahan yang lebih demokratis,

sebagaimana terjadi dalam kasus Indonesia.

g. Korupsi memperbesar angka kemiskinan. Ini

sangat wajar, selain dikarenakan program-

program pemerintah sebagaimana disebut di

atas tidak mencapai sasaran, korupsi juga

mengurangi potensi pendapatan yang

mungkin diterima oleh si miskin. Menurut

Tanzi (2002), perusahaan-perusahaan kecil

adalah pihak yang paling sering menjadi

sasaran korupsi dalam bentuk pungutan tak

resmi (pungutan liar). Bahkan, pungutan tak

resmi ini bisa mencapai hampir dua puluh

persen dari total biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan ini amat

mengkhawatirkan, dikarenakan pada negara

negara berkembang seperti Indonesia,

perusahaan kecil (UKM adalah mesin

pertumbuhan karena perannya yang banyak

menyerap tenaga kerja).

3.1.2. Dampak Korupsi pada

Perekonomian Analisa Ekonometrika

Beberapa tahun terakhir, banyak dilakukan

penelitian dengan menggunakan angka indeks

korupsi untuk melihat hasilnya pada variabel-

variabel ekonomi yang lain. Beberapa hasil

penelitian tersebut adalah:

a. Korupsi Mengurangi Nilai Investasi

Korupsi membuat sejumlah investor kurang

percaya untuk menanamkan modalnya di

Indonesia dan lebih memilih

menginvestasikannya ke negara-negara yang

lebih aman seperti Cina dan India. Sebagai

konsekuensinya, mengurangi pencapaian

actual growth dari nilai potential growth

yang lebih tinggi. Berkurangnya nilai

investasi ini diduga berasal dari tingginya

biaya yang harus dikeluarkan dari yang

seharusnya. Hal ini berdampak pada

menurunnya growth yang dicapai.

b. Korupsi Mengurangi Pengeluaran pada

Bidang Pendidikan dan Kesehatan. Akibat

korupsi pendapatan pemerintah akan

terpangkas sehingga dasar porsi 20% APBN

tidak sebesar apabila tanpa korupsi.

5

Page 6: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

c. Korupsi mengurangi pengeluaran untuk biaya

operasi dan perawatan dari infrastruktur

Korupsi menurunkan produktivitas dari

investasi publik dan infrastruktur suatu

negara.

3.2. Dampak Korupsi Terhadap Kehidupan

Sosial

Dalam konteks sosial, dampak korupsi

menimbulkan problem yang besar. Deviasi

pembangunan fasilitas yang berkaitan dengan

pelayanan pendidikan dan kesehatan

menyebabkan masyarakat rentan terhadap

berbagai penyakit dan menurunkan tingkat

kompetensinya.

Masyarakat juga menjadi kian permisif pada

tindak korupsi. Korupsi dianggap sebagai suatu

kelaziman dan bahkan menjadi pelumas bagi

proses ekonomi dan politik. 

Sikap dan perilaku kolusif dan koruptif itu

pada akhirnya akan meniadakan etos kompetisi

secara sehat. Memperkuat anggapan bahwa siapa

yang berkuasa dan mempunyai uang bisa

mengatur segalanya, kesenjangan antarkelompok

sosial kian melebar sehingga menciptakan

kerawanan sosial.

3.3. Dampak Korupsi Terhadap DemokrasiDemokrasi adalah suatu sistem pemerintahan

dimana kedaulatan berada di tangan rakyat.

Indonesia menganut sistem Demokrasi Pancasila,

dengan ciri-ciri:

a) Dalam demokrasi Pancasila, sistem

pengorganisasian negara dilakukan oleh

rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.

b) Dalam demokrasi Pancasila kebebasan

individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus

diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.

c) Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan

cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-

cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh

semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada

dominasi mayoritas atau minoritas.

Sistem demokrasi juga mensyaratkan adanya

transparansi dalam penyelenggaraan negara dan

pemerintahan. Kebijakan-kebijakan yang

dijalankan pemerintah harus diketahui dan

dilaporkan kepada rakyat. Dalam hal ini, Pers

yang bebas juga berperan dalam pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan, dimana Pers

memberitakan apa yang dilakukan pemerintah,

juga menginformasikan tentang perkembangan

dan keinginan masyarakat. Ketidakpuasan rakyat

bisa tersampaikan melalui Pers ataupun melalui

Dewan Perwakilan.

Pemilihan Umum juga merupakan salah

satu ciri dari sistem demokrasi. Rakyatlah yang

memilih para perwakilannya dan juga pemimpin

negara. Dengan adanya Pemilu akan terjadi

rotasi pemerintahan, maka berkuasanya suatu

pihak secara terus-menerus dapat dicegah.

Karena kekuasaan yang terus-menerus pada satu

pihak akan memiliki kecenderungan korupsi

yang lebih luas dan sistematis.

Dari berbagai ulasan di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa demokrasi sangat bertolak

belakang dengan korupsi. Maka, harusnya

semakin demokratis suatu negara, semakin kecil

tingkat korupsinya.

Sistem pemerintahan Negara Indonesia

adalah demokrasi, namun bagaimanakah dengan

tingkat korupsinya? Menurut data dari sebuah

organisasi global “Transparency International”

yang membuat Corruption Performance Index

(CPI), di tahun 2013, Indonesia menempati

urutan 114 dari 177 negara berdasarkan tingkat

korupsinya, dimana urutan terbawah

menandakan tingkat korupsi yang paling tinggi.

Lantas bagaimana pelaksanaan demokrasi di

Indonesia yang seharusnya menjadi faktor yang

sangat bertentangan dengan korupsi?

6

Page 7: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

Jawabannya adalah tentang kualitas

demokrasinya.

Aspek-aspek prosedural tentang

demokrasi terkait dengan terselengaranya Pemilu

di Indonesia memang sudah berjalan,

namun penegakan hukum, transparansi,

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan

tertib, yang merupakan substansi dari demokrasi

itu sendiri yang belum terwujud. Pelaksanaan

demokrasi yang berkualitas seharusnya mampu

menjadi tumpuan dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi.

Biaya kekuasaan yang mahal memicu

merebaknya korupsi di ranah politik. Dalam

Pemilu Kepala Daerah, Pemilu Legislatif,

ataupun Pemilu Presiden, seorang kandidat

setidaknya harus menyiapkan dana yang tidak

sedikit untuk pencalonan dirinya melalui partai

politik, belanja iklan, menyewa konsultan

politik, bahkan mungkin untuk money politic.

Demokrasi yang semestinya berlandaskan

kedaulatan rakyat dan kepentingan umum

menjadi bias hanya dalam bentuk prosedural

untuk kepentingan elit politik, dan mengabaikan

substansinya.

Pola demokrasi yang seperti ini, proses

perolehan kekuasaan dengan biaya tinggi yang

memicu praktik korupsi sebelum ataupun

setelahnya, justru yang akan melemahkan

demokrasi. Tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap sistem demokrasi menjadi rendah, dan

hal ini akan menjalar ke penurunan kepercayaan

masyarakat terhadap kredibilitas institusi-

institusi pemerintah dan penyelenggaraan negara.

3.4. Dampak Korupsi Terhadap Akhlak dan

Moral

Korupsi yang semakin banyak

terjadi di pemerintahan akan menurunkan tingkat

hormat dan kepercayaan masyarakat,

memunculkan antipati dan resistensi terhadap

pemerintahan. Hal ini kemudian yang akan

menimbulkan demoralisasi di kalangan

masyarakat. Pemimpin yang harusnya menjadi

panutan malah memberikan contoh yang buruk.

Perilaku koruptif yang terlihat diantara para elit

pemerintahan turut menyebabkan

berkembangnya korupsi di kalangan masyarakat.

Lama kelamaan masyarakat akan

menganggapnya sebagai suatu hal biasa yang

akhirnya dapat merubah mental dan moral

masyarakat. Masyarakatpun akhirnya bisa

menjadi bagian dari korupsi tersebut.

Selain meningkatkan ketamakan terhadap

harta kekayaan dan kekuasaan, korupsi juga akan

menyebabkan hilangnya rasa kepedulian terhadap

sesama. Pelaku korupsi hanya mementingkan

dirinya sendiri, mengambil sesuatu yang bukan

haknya, menjadi acuh tak acuh terhadap

kepentingan umum dan masyarakat. Dan apabila

korupsi telah meluas dan menjadi hal yang biasa,

maka rasa saling percaya antar individu lama-

lama bisa menghilang. Rasa saling curiga,

perasaan yang tak aman akan menggelayuti

kehidupan bermasyarakat.

Perilaku korupsi juga melemahkan tingkat

moral dan akhlak si pelaku itu sendiri. Dengan

melakukan tindakan korupsi, maka ia akan

mencari atau menciptakan kebohongan-

kebohongan lain untuk menutupi perilakunya

tersebut. Mengajak pihak-pihak lain untuk

bersekongkol dan bekerjasama untuk melakukan

korupsi, atau untuk menjaga agar tindak korupsi

tidak terbongkar. Nilai-nilai kejujuran dan

integritas jelas menghilang. Mental pencuri dan

pembohong berkembang.

3.5. Dampak Korupsi terhadap Penegakan Hukum

7

Page 8: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

Hukum dan korupsi adalah dua hal yang sulit

dipisahkan. Bahkan saat ini di Indonesia lembaga

penegak hukum justru menjadi sorotan karena ada

banyak oknum penegak hukum yang seharusnya

menegakkan hukum, justru melakukan

pelanggaran hukum. Mereka melakukan korupsi

dalam skala yang sangat luas dan merugikan

negara dalam jumlah yang sangat besar. Tidak

sedikit oknum penegak hukum di Indonesia yang

pernah terjerat kasus korupsi. Mereka berasal dari

institusi Kejaksaan, Pengadilan hingga

Kepolisian. Bukan hanya di level bawah, perilaku

korupsi juga dilakukan sampai pucuk pimpinan

dalam institusi tersebut.

Korupsi mempersulit proses penegakan

hukum oleh institusi hukum yang berwenang.

Adapun dampak-dampak korupsi terhadap

penegakan hukum antara lain sebagai berikut:

a. Pelemahan Terhadap Institusi Penegak

Hukum

Hukum pada dasarnya dibuat sebagai

pedoman dan aturan yang berfungsi

melindungi kepentingan masyarakat dan

sebagai alat untuk mengatur ketertiban dan

keteraturan, serta menjamin terwujudnya

keadilan sosial dalam masyarakat. Namun,

adanya kepentingan-kepentingan pribadi dari

para pemegang kekuasaan sering kali hukum

yang dibuat tidak sebenar-benarnya untuk

mewujudkan keadilan sosial dalam

masyarakat.

Salah satu fungsi Pemerintah adalah

membuat Undang-Undang dan peraturan-

peraturan lainnya. Pelaksanaan terhadap

fungsi tersebut dapat disalahgunakan oleh

oknum-oknum pembuat kebijakan yang

memiliki kepentingan untuk melemahkan

institusi penegak hukum. Bukan tidak

mungkin sebuah pemerintahan yang korup

membentuk suatu aturan hukum yang lemah,

sehingga saat dia melakukan pelanggaran

bisa lepas dari jeratan hukum dengan mudah.

b. Merusak Moral Aparatur Penegak Hukum

Aparatur penegak hukum adalah ujung

tombak dalam mewujudkan masyarakat yang

berkeadilan. Dalam melaksanakan tugas-

tugasnya aparatur penegak hukum harus

bertindak adil dan sepenuh hati menjunjung

tinggi penegakan keadilan dalam masyarakat.

Perilaku korup yang mencemari institusi

hukum dapat merusak moral para aparatur

penegak hukum. Hal ini tentu saja

berpengaruh besar terhadap proses

penegakan hukum secara menyeluruh.

Adanya tebang pilih dalam proses peradilan,

dan suap menyuap dalam menentukan

tuntutan hukum maupun putusan hakim

hanya sebagian hal yang mungkin terjadi

apabila moral penegak hukum sudah dirusak

oleh perilaku korup. Apabila penyelenggara

hukum dapat disuap, maka akan menyebakan

suatu ketidakadilan yang akan menyebabkan

proses hukum menjadi tidak adil. Hal ini

dapat memberi akibat yang buruk terhadap

hukum di negara tersebut. Penegakan hukum

di negara tersebut akan dinilai lemah karena

dapat diintervensi oleh pihak ketiga.

Hal tersebut tentu saja menjadikan

hukum bagaikan harimau tanpa taring, yang

tidak dapat melakukan tugasnya menghukum

para pelaku kejahatan sebagaimana

ditetapkan dalam peraturan yang ada. Sebaik

apapun undang-undang dan peraturan yang

dibuat, jika aparatur yang melaksanakannya

tidak memiliki moral dan kompetensi yang

baik maka sistem peradilan tidak akan

berjalan optimal.

c. Masyarakat Kehilangan Kepercayaan

Terhadap Institusi Hukum.

8

Page 9: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

Dampak utama korupsi yang terjadi dalam

penegakan hukum adalah hilangnya

kepercayaan masyarakat terhadap sistem dan

institusi penegakan hukum, yang

dikhawatirkan dengan meningkatnya korupsi

maka angka kejahatan yang terjadi juga

meningkat karena masyarakat sudah tidak

percaya terhadap kemampuan institusi

penegak hukum dalam melakukan tugas-

tugas mereka.

Fungsi hukum sebagai pelindung

kepentingan masyarakat, mengatur ketertiban

dan keteraturan, serta menjamin terwujudnya

keadilan sosial yang tidak dapat

direalisasikan oleh Pemerintah, membuat

masyarakat kecewa dan tidak lagi percaya

terhadap proses hukum dan institusi hukum

yang menjalankannya. Hal ini berdampak

sangat buruk terhadap kestabilan ketertiban

dan keteraturan dalam masyarakat.

Lemahnya sistem hukum dalam masyarakat

akan memancing setiap orang untuk ikut

melanggar aturan, karena mereka

menganggap hukuman-hukuman yang

diberikan sangat ringan apabila dibandingkan

dengan keuntungan yang mereka peroleh

apabila mereka melanggar hukum.

3.6. Dampak Korupsi Terhadap Kode Etik

Profesi

Fungsi kode etik profesi adalah:

a. Memberikan pedoman bagi setiap anggota

profesi tentang prinsip profesionalitas yang

digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode

etik profesi, pelaksana profesi mampu

mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan

dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Menjadi sarana kontrol sosial bagi

masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

Maksudnya bahwa etika profesi dapat

memberikan suatu pengetahuan kepada

masyarakat agar juga dapat memahami arti

pentingnya suatu profesi, sehingga

memungkinkan pengontrolan terhadap para

pelaksana di lapangan kerja (kalangan

sosial).

c. Mencegah campur tangan pihak di luar

organisasi profesi tentang hubungan etika

dalam keanggotaan profesi. Artinya, bahwa

para pelaksana profesi pada suatu instansi

atau perusahaan yang lain tidak boleh

mencampuri pelaksanaan profesi di lain

instansi atau perusahaan.

Tuntutan profesional sangat erat

berhubungan dengan kode etik profesi. Kode etik

tersebut berkaitan dengan prinsip etika tertentu.

Paling tidak ada empat prinsip etika profesi yang

berlaku untuk semua profesi pada umumnya,

yaitu:

a. Prinsip tanggung jawab

Tanggung jawab adalah salah satu prinsip

pokok bagi kaum profesional, orang yang

profesional adalah orang yang bertanggung

jawab terhadap profesinya. Bertanggung

jawab terhadap pekerjaannya dan terhadap

hasil kerjanya.

b. Prinsip keadilan

Prinsip ini menuntut orang yang profesional

agar dalam menjalankan profesinya tidak

merugikan hak dan kepentingan pihak

tertentu, khusunya orang-orang yang

dilayaninya dalam rangka profesinya

tersebut. Prinsip ini menuntut agar dalam

menjalankan profesinya orang yang

profesional tidak boleh melakukan

diskriminasi terhadap siapapun, termasuk

orang yang mungkin tidak memberi imbal

balik yang tidak sebesar orang lainnya. Jadi,

kadar mutu pelayanan yang diberikan harus

sama terhadap semua pengguna layanan.

9

Page 10: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

c. Prinsip otonomi

Prinsip otonomi merupakan prinsip yang

dituntut oleh kalangan profesional terhadap

dunia luar agar mereka diberikan kebebasan

dalam menjalankan profesinya. Ini

merupakan konsekuensi dari hakikat profesi

itu sendiri, hanya kaum profesional yang ahli

dan terampil dalam bidang profesinya, tidak

boleh ada pihak luar yang ikut campur tangan

dalam pelaksanaan profesi tersebut.

d. Prinsip integritas moral

Prinsip ini merupakan tuntutan kaum

profesional atas dirinya sendiri bahwa dalam

menjalankan tugas profesinya dia tidak akan

sampai merusak nama baiknya serta citra dan

martabat profesinya.

Implementasi terhadap prinsip-prinsip kode

etik profesi tersebut dapat menjamin terciptanya

kaum profesional yang benar-benar dapat

mendorong pertumbuhan masyarakat ke arah

yang lebih baik.

Namun, banyak oknum profesional saat ini

telah menyimpang dalam melaksanakan

profesinya. Korupsi merupakan salah satu faktor

penyebab terjadinya hal tersebut. Perilaku

korupsi jelas memiliki dampak buruk terhadap

implementasi kode etik profesi pada setiap jenis

bidang profesi dalam masyarakat. Dampak buruk

korupsi terhadap kode etik profesi mengakibatkan

para profesional tidak berpegang pada prinsip-

prinsip kode etik yang seharusnya menjadi

pedoman dalam melakukan tugas-tugasnya,

sehingga fungsi dari kode etik profesi itu sendiri

tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Pelanggaran terhadap kode etik profesi

merupakan titik awal terbentuknya perilaku

korupsi. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh

profesional pasti diawali dengan melanggar kode

etik profesinya. Pelanggaran terhadap kode etik

profesi tersebut pada akhirnya akan diteruskan

menjadi pelanggaran kriminal, yaitu tindakan

korupsi tersebut.

Perilaku korup yang dilakukan profesional

tersebut merusak tatanan kode etik profesi dalam

bidang kerjanya. Perilaku korup mendorong para

profesional untuk mencari keuntungan besar

dengan cara-cara yang tidak dibenarkan, hal

tersebut membuat kode etik profesi tidak lagi

menjadi pedoman dalam melakukan tugas dan

profesi mereka. Adanya oknum profesional yang

melakukan hal tersebut dikhawatirkan akan dapat

menularkan perilaku buruk tersebut kepada rekan-

rekan dalam bidang profesinya. Hal tersebut akan

menyulitkan kita dalam mencari orang-orang

yang benar-benar profesional dan sepenuh hati

melakukan pekerjaannya.

3.7. Dampak Korupsi Terhadap Budaya

Batasan pada bagian ini yaitu akibat korupsi

dilihat dari sudut pandang budaya Indonesia yang

terjadi di masyarakat:

a. Tumbuh dan Meluasnya Golongan

Masyarakat Permisif Korupsi

Secara bertahap ataupun instan, korupsi yang

telah lama terjadi di Indonesia menjadikan

masyarakat menerima hal tersebut sebagai

suatu hal yang wajar sehingga terjadilah

budaya korupsi. Semakin lama, kontrol sosial

terhadap upaya mementingkan pribadi diatas

kepentingan publik semakin lemah.

b. Kecenderungan Sifat Hedonis dan

Materialistis

Salah satu penyebab perilaku korupsi adalah

akibat gaya hidup yang konsumtif sehingga

mengakibatkan masyarakat menjadi tidak

puas dengan yang dimiliki saat ini.

Kemudahan memperoleh kekayaan dengan

cara instan menyebabkan masyarakat juga

mudah untuk menghabiskan uang untuk gaya

10

Page 11: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan

yang sebenarnya.

c. Memudarkan etos kompetisi secara sehat

dalam masyarakat. Dampak ini memperkuat

anggapan bahwa siapa yang berkuasa dan

mempunyai uang bisa mengatur segalanya

dan kesenjangan antarkelompok kian

melebar. Masyarakat jujur tetapi tidak

memiliki kekuasaan cenderung kalah

bersaing dengan masyarakat korupsi dan

memiliki kekuasaan dalam mendapatkan

sesuatu.

d. Korupsi memperburuk citra suatu negara.

Tingginya kasus korupsi suatu negara dan

tidak disertai dengan kemampuan untuk

menangani dan memberantas kasus korupsi

tersebut mennimbulkan imej buruk di mata

internasional sehingga menimbulkan

ketidakpercayaan kerjasama antar negara dan

lembaga-lembaga internasional.

3.8. Dampak Korupsi Terhadap Pajak

Sebagai warga negara, masyarakat dikenakan

pajak untuk sumber dana pemerintah membiayai

pengeluaran negara agar pemerintahan tetap

berjalan sebagaimana yang telah direncanakan

dalam APBN. Masyarakat pun sadar bahwa

setoran pajak yang mereka bayarkan, meskipun

dipaksa, akan menjadi penerimaan prioritas

negara. Oleh karena itu masyarakat concern atas

korupsi yang dilakukan oleh aparat negara dengan

menggunakan uang yang seharusnya untuk

pembiayaan negara yang optimal. Batasan pada

bagian ini yaitu dampak-dampak korupsi yang

dilakukan oleh aparat negara (tidak hanya dari

institusi perpajakan) yang menimbulkan dampak

pada perpajakan di Indonesia, yaitu:

a. Penurunan Penerimaan Negara

Korupsi yang dilakukan oleh pegawai DJP

dengan Wajib Pajak akan mengurangi

penerimaan negara sebesar uang yang

seharusnya disetor oleh Wajib Pajak ke

negara. Hal ini akan mengakibatkan

kemungkinan tidak tercapainya target

penerimaan pajak untuk pembiayaan APBN.

b. Reduksi Kepercayaan Wajib Pajak kepada

Negara

Pengungkapan kasus korupsi (oleh aparat

pajak maupun bukan) secara terbuka di

media menimbulkan pesimisme dan

pemikiran dari masyarakat yang taat

membayar dan melaporkan pajak terhadap

kegunaan membayar pajak yang telah

dilakukan sedangkan uang pajak yang

terkumpul akan disalahgunakan oleh aparat

negara. Rasa ketidakpercayaan dan sakit hati

ini disebabkan karena pajak yang dibayarkan

bersifat pemaksaan yang merupakan

kewajiban sebagai warga negara kepada

negaranya, tetapi korupsi menyebabkan

penggunaan atau pemanfaatan pajak menjadi

tidak optimal.

c. Proteksi terhadap Wajib Pajak Tertentu

Pemungutan pajak telah diatur dalam

undang-undang perpajakan dimana atas

subjek, objek, pelanggaran hingga

penyelesaian pelanggaran telah diatur.

Dengan adanya korupsi (suap) antara

pegawai DJP dengan Wajib Pajak, tidak

semua Wajib Pajak menerima perlakuan

perpajakan yang sama sesuai dengan undang-

undang perpajakan.

d. Kualitas, Profesionalisme, dan Integritas

Pegawai DJP Dipertanyakan

Generalisasi pegawai DJP yang melakukan

korupsi oleh masyarakat menimbulkan sikap

apatis dan rasa malu sebagai pegawai DJP.

Rasa malu sebagai pegawai DJP menjadi

salah satu alasan untuk resign dari status

pegawai DJP, padahal pegawai-pegawai

11

Page 12: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

tersebut merupakan SDM-SDM terbaik di

bidangnya.

e. Penurunan produktivitas pegawai DJP

Pegawai DJP menjadi malas bekerja karena

geram hasil kerja kerasnya untuk

mengumpulkan pajak dikorupsi oleh aparat

negara lainnya. Iklan pajak dan seruan pajak

yang digunakan untuk kesejahteraan

masyarakat menjadi tidak berarti dan kalah

gema dengan pemberitaan korupsi aparat

negara.

f. Asas Keadilan dalam Pemungutan Pajak

Tidak Dirasakan Oleh Semua Pihak

Meskipun tarif pajak ada yang bersifat

progresif, korupsi atas mata rantai produksi

barang/jasa yang seharusnya dapat diperoleh

dengan murah bahkan gratis menjadi tidak

berjalan dengan semestinya. Biaya menjadi

lebih mahal, subsidi tidak tepat sasaran

sehingga masyarakat miskin akan

menanggung pajak yang terasa lebih berat.

3.9. Dampak Korupsi Terhadap Kualitas SDM

Ditinjau dari keanekaragaman kekayaan

sumber daya alamnya, Indonesia merupakan salah

satu negara terkaya di dunia, tetapi ironisnya,

negara tercinta ini sering tertinggal dibandingkan

dengan negara lain yang baik dalam hal luas

wilayah dan kandungan kekayaan alamnya lebih

kecil.

Kemajuan suatu negara sangat ditentukan

oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam

melaksanakan pembangunan. Pembangunan

sebagai suatu proses perubahan yang

direncanakan mencakup semua aspek kehidupan

masyarakat. Efektivitas dan keberhasilan

pembangunan terutama ditentukan oleh dua

faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-

orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai

pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua

faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor

manusianya.

Bentuk-bentuk korupsi yang berkaitan

dengan sumber daya manusia diantaranya adalah:

a. Penyuapan (bribery)

b. Pemalsuan (fraud)

d. Pemerasan (exortion)

e. Kolusi dan Nepotisme

Perilaku korupsi mempunyai dampak yang

negatif terhadap sumber daya manusia di

Indonesia, antara lain sebagai berikut:

a. Kualitas Sumber Daya Manusia Rendah

Dampak perilaku koruptif para oknum dalam

jangka panjang adalah menurunnya kualitas

SDM Indonesia.

b. Korupsi Memperbesar Jumlah Masyarakat

Miskin Dan Terbelakang

Dari kemiskinan tersebut dapat muncul suatu

kondisi yang dianalogikan sebagai lingkaran

kemiskinan yaitu miskin karena bodoh dan

bodoh karena miskin.

c. Individualis dan Degradasi Moral

Setiap diri dalam masyarakat akan

mengutamakan kepentingan sendiri daripada

kepentingan bersama. Tidak ada kerjasama

yang dilandasi ketulusan sehingga berujung

kepada degradasi moral.

d. Kecenderungan Ikut Melaksanakan Korupsi.

Kebiasaan lingkungan kerja yang permisif

pada korupsi dapat menyebabkan seorang

yang idealis tidak sadar melakukan korupsi.

e. Pelayanan Kepada Masyarakat Yang Tidak

Maksimal

Kesalahan penempatan SDM pada suatu

posisi menyebabkan pelayanan tidak

maksimal.

3.10. Dampak Korupsi dalam Bidang Politik

Kekuasaan politik di Indonesia tidak terpusat

pada satu tangan melainkan dibagi ke tiga

12

Page 13: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

lembaga negara yang independen dan dalam

tingkat yang sejajar yaitu Eksekutif, Legislatif,

dan Yudikatif. Kekuasaan yang tidak terpusat

bertujuan agar terdapat sistem saling kontrol dan

tidak ada pihak yang mendominasi di antara

pemegang kekuasaan. Penyalahgunaan

kekuasaan, yang menjadi salah satu pangkal dari

korupsi, akan dapat segera terlihat dan bisa

diminimalisir.

Eksekutif menyelenggarakan negara,

Legislatif mengawasi penyelenggaraan negara,

dan Yudikatif menegakkan hukum. dan

kekuasaan kehakiman.

Marak kita jumpai dari ketiga lembaga

tersebut terlibat atau diduga terlibat dalam tindak

pidana korupsi. Tindakan korupsi yang

menggurita hingga melibatkan ketiga kekuasaan

tersebut menimbulkan dampak yang merugikan

dalam bidang politik bernegara.

Dampak tersebut oleh Indonesia Corruption

Watch dijelaskan sebagai berikut:

a. Kinerja Sistem Terganggu

Isu korupsi sering bersifat personal karena

pertanggungjawabannya bersifat personal

(personal liability), tapi dampaknya bisa

organisasional, bahkan sosial. Organisasional

kalau korupsi berdampak pada kinerja

lembaga (tempat oknum ada/bekerja). Sosial

kalau dampaknya meluas kepada masyarakat.

Dampak sosial sering implisit,

ketimbang dampak organisasional, yang

nyata dan eksplisit. Kasus tipikor anggota

DPR adalah kisah yang nyata. Di satu sisi,

anggota DPR memangku jabatan untuk

sebuah menjadi bagian lembaga yang

mengatasnamakan rakyat, yang artinya

dituntut tanggung jawab dan komitmen yang

utuh dan serius. Di sisi lain, anggota DPR

yang tersandung dugaan korupsi berpotensi

menyita perhatian dan menguras energi, baik

sebagai pribadi maupun sebagai anggota

dewan legislatif. Belum lagi kalau kita

berbicara tentang kemungkinan faksionalisasi

di tubuh DPR antara yang pro dan yang

kontra terhadap tipikor yang menjerat rekan

seprofesi mereka. Singkat kata, kasus seperti

ini berpotensi menjadi kendala bagi kinerja

lembaga/sistem, sehingga solusi yang paling

bijaksana adalah menonaktifkan anggota

DPR yang terjerat tipikor sampai proses

hukum selesai.

Dalam konteks politik, terjadi distorsi

kepentingan pada lembaga politik tempat

proses legislasi berlangsung. Karena wakil

rakyat yang dipilih melalui proses pemilu

yang tidak sepenuhnya jujur, adil dan sikap

koruptif menjadi bagian tak terpisahkan di

dalamnya. Karena itu, elite dan lembaga

politik punya kecenderungan mengabaikan

aspirasi rakyat dan konstituennya.

b. Citra dan Kredibilitas Sistem/Lembaga di

Mata Publik Merosot

Untuk lembaga bergengsi seperti DPR yang,

tuduhan korupsi pada salah satu anggotanya

tentu berdampak pada bagaimana masyarakat

politik memandang DPR sebagai sebuah

lembaga publik yang mengatasnamakan

rakyat. Maka, kalau mau bersikap sebagai

negarawan sejati, selayaknyalah pemimpin

yang memangku jabatan publik mundur dari

jabatannya ketika tersandung dugaan pidana.

Ini juga bagian dari etika jabatan.

c. Lembaga/sistem diperalat untuk kepentingan

diri

Kita tentu tahu bahwa tuduhan yang paling

sering dilontarkan oleh kalangan

antineoliberalis adalah bahwa lembaga

multinasional seperti PBB, IMF, dan Bank

Dunia adalah perpanjangan kepentingan

kaum kapitalis global dan para hegemon

13

Page 14: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

global yang ingin mencaplok politik dunia di

satu tangan raksasa. Tuduhan seperti ini

sangat mungkin terjadi pada pejabat publik

yang memperalat lembaga untuk kepentingan

diri. Dalam kasus seperti ini, hanya

masyarakat sipil yang berdaya dan supremasi

hukum yang kuat yang bisa menyelamatkan

kepentingan umum.

4. KESIMPULAN DAN SOLUSI

4.1 Kesimpulan

Korupsi berdampak pada berbagai lintas

sendi kehidupan negara seperti efek domino yang

berantai. Semakin tingginya praktik korupsi di

suatu negara akan secara instan maupun bertahap

melemahkan kondisi keuangan negara,

penyelenggaraan negara, dan kondisi sosial

masyarakat.

Dampak korupsi terhadap kondisi keuangan negara

disumbangkan dari dampak langsungnya pada

bidang perpajakan dan ekonomi. Adapun dampak

korupsi terhadap penyelenggaraan negara adalah

akumulasi dari dampak langsung korupsi dalam

bidang politik, demokrasi, dan hukum. Sedangkan

dampak korupsi terhadap kondisi sosial

masyarakat adalah wujud dari dampak langsung

korupsi dalam bidang akhlak dan moral, sosial,

budaya, kode etik, dan sumber daya manusia

4.2 Saran

Setelah mengetahui jenis perbuatan korupsi

dan dampak masifnya dalam berbagai aspek

kehidupan bernegara, sebaiknya kita melakukan

tindakan pencegahan sebagai berikut:

1. Memerangi korupsi terhadap keuangan

negara:

a. Direktorat Jenderal Pajak bekerjasama dengan

Komisi Pemberantasan Korupsi memperketat

pengawasan terhadap pegawai Direktorat

Jenderal Pajak dan Wajib Pajak, yang

bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan

terhadap pemungutan dan pembayaran pajak.

b. Modernisasi sistem pelaporan dan

restrukturisasi Direktorat Jenderal Pajak. Ada

komitmen dari Direktorat Jenderal Pajak

untuk memperkuat fungsi pengawasan internal

dan sistem pengungkapan kasus

(whistlebowing system).

c. Memperkecil kesempatan fiskus dan Wajib

Pajak untuk berkompromi.

d. Meningkatkan pengawasan terhadap

penggunaan anggaran.

2. Memerangi Korupsi terhadap

Penyelenggaraan Negara

a. Cermat dalam memanfaatkan hak pilih.

Hak pilih dapat digunakan dalam berbagai

hal, dalam skala masif seperti Pemilu yang

menentukan nasib masa depan bangsa dalam

5 tahun ke depan hendaknya pemilih

menggunakan hak pilihnya untuk pemilihan

legislatif dan eksekutif yang bersih dan

kompeten berdasarkan kualitas calon, bukan

dari apa yang calon tersebut tawarkan dalam

jangka pendek seperti uang atau janji yang

tidak masuk akal.

b. Mengikuti perkembangan dunia politik

Dengan mengaktualisasi diri pada kondisi

politik bangsa maka diharapkan pada Pemilu

selanjutnya kita dapat menyingkirkan pelaku

politik kotor dari daftar kandidat pilihan kita.

c. Memastikan keterwakilan kita pada lembaga

legislatif.

Lembaga Legislatif adalah perwujudan

perwakilan rakyat sehingga kita harus

memastikan orang-orang yang mewakili kita

benar-benar mewakili rakyat, bukan untuk

kepentingan legislator sendiri.

d. Menambah kesadaran politik

14

Page 15: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

Seiring bertambahnya pengetahuan kita

dalam hal politik maka makin sempit ruang

gerak politikus korup dalam melancarkan

aksinya. Peningkatan pengetahuan ini

diharapkan dapat meningkatkan partisipasi

dan rakyat mengetahui hak dan kewajibannya

dalam berpolitik.

e. Transparansi dana kampanye.

Melalui Pemilu kita berharap dapat

menghasilkan pimpinan yang berintegritas

maka harus didorong dengan pengelolaan

dana kampanye yang transparan dan

akuntabel.

f. Meningkatkan perhatian pada penegakan

hukum

Pada era pers yang bebas, masyarakat dapat

mengetahui kondisi terkini terhadap suatu

kasus, maka dengan perhatian yang ekstra

kita dapat mengawal suatu proses hukum

agar tidak terjadi jual beli putusan hukum.

3. Memerangi Korupsi dalam Kondisi

Kehidupan Sosial

a. Bersyukur atas hal yang kita miliki

Dengan bersyukur kita tidak akan mudah

tergoda dengan usaha penyuapan dari

berbagai pihak yang berkepentingan.

b. Pengadaan sistem pengendalian internal yang

baik

Sistem pengendalian dan pengawasan

internal yang baik dapat mengidentifikasi

kesalahan dan penyimpangan dalam suatu

proses yang saling berkaitan.

c. Bersikap objektif

Dengan sikap objektif kita akan dapat

melihat orang dari kualifikasi yang dia miliki

dibanding dari siapa orang tersebut dan

hubungannya dengan suatu pihak.

d. Meningkatkan mutu pendidikan khususnya

pendidikan anti korupsi dan moral

Dengan meningkatnya mutu pendidikan

diharapkan kualitas SDM meningkat

sehingga korupsi menurun.

DAFTAR REFERENSI

[1] [2] Azra, Azyumardi, 2011, Pendidikan Anti

Korupsi di Perguruan Tinggi, Center for the

Study of Religion and Culture UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Cut Azyya, Sosial Budaya dan Korupsi,

http://sosialbudayakorupsi.blogspot.com/2012/10/

sosialbudaya-dan-korupsi.html#!/2012/10/

sosialbudaya-dan-korupsi.html, Diakses pada 15

April 2014.

15

Page 16: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

Daftar Negara Menurut Luas Wilayah,

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menur

ut_luas_wilayah, Diakses pada 18 April 2014

Dampak Korupsi Bagi Kehidupan Sosial,

http://agungyulianto31.blogspot.com/2013/06/da

mpak-korupsi-bagi-kehidupan-sosial.html,

Diakses pada 19 April 2014.

Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli,

http://mediabacaan.blogspot.com/2011/03/definisi

-kebudayaan-menurut-para-ahli.html, Diakses

pada 19 April 2014.

Hanan, Djayadi, Korupsi dalam Demokrasi,

http://budisansblog.blogspot.com/korupsi-dalam-

demokrasi.html, Diakses pada 18 April 2014

Hasibuan , DR. H. Fauzie Y, SH, MH, Etika

Profesi Perspektif Hukum dan Penegakan

Hukum, http://www.esaunggul.ac.id/epaper/etika-

profesi-perspektif-hukum-dan-penegakan-hukum-

dr-h-fauzie-y-hasibuan-sh-mh-wakil-ketum-dpp-

ikatan-advokat-indonesia/, Diakses pada 18 April

2014

Inilah Dampak Buruk Korupsi Bagi Bangsa,

http://newindonesiaonline.wordpress.com/2013/1

0/30/inilah-dampak-buruk-korupsi-bagi-bangsa/,

Diakses pada 19 April 2014.

Internet Center for Curroption Research,

http://www.icgg.org/corruption.research.html,

Diakses pada 18 April 2014.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

http://kbbi.web.id/ilmu, Diakses pada 18 April

2014.

Korupsi dan Kinerja Sistem Politik,

http://www.antikorupsi.org/id/content/korupsi-

dan-kinerja-sistem-politik, Diakses pada 18 April

2014.

Negara dengan Penduduk Terbanyak di Dunia,

http://finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/

2517461/4/negara-dengan-penduduk-terbanyak-

di-dunia-ri-masuk-4-besar, Diakses pada 18 April

2014.

Pemerasan,http://pakarhukum.site90.net/

pemerasan.php, Diakses pada 18 April 2014.

Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli,

http://www.pengertianahli.com/2013/05/pengertia

n-demokrasi-menurut-para-ahli.html, Diakses

pada 19 April 2014

Pengertian Etika,Kode Etik dan Fungsi Kode Etik

Profes

i,http://cyberlawncrime.blogspot.com/2013/03/pe

ngertian-etika-kode-etik-dan-fungsi.html, Diakses

pada 18 April 2014.

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli,

http://mediabacaan.blogspot.com/2011/03/definisi

-kebudayaan-menurut-para-ahli.html, Diakses

pada 18 April 2014.

Pengertian Pajak Menurut Pakar,

http://www.referensimakalah.com/2013/07/penge

rtian-pajak-menurut-pakar.html, Diakses pada 19

April 2014.

Perbedaan Demokrasi Pancasila dan Demokrasi

Libera

l,http://nengastri31.wordpress.com/2011/06/29/pe

rbedaan-demokrasi-pancasila-dan-demokrasi-

liberal/, Diakses pada 18 April 2014.

Perbedaan Kolusi Korupsi dan Nepotisme,

http://bas-life.blogspot.com/2010/09/perbedaan-

kolusi-korupsi-dan-nepotisme.html, Diakses pada

18 April 2014.

Politik,http://id.wikipedia.org/wiki/Politik,

Diakses pada 18 April 2014.

Prinsip-Prinsip Etika Profesi, http://prinsip-

prinsipetikaprofesi.blogspot.com/, Diakses pada

18 April 2014.

Satu Dekade Reformasi Pajak Dan Dukungan

Masyarakat, http://www.pajak.go.id/content/satu-

dekade-reformasi-pajak-dan-dukungan-

masyarakat?lang=en, Diakses pada 19 April 2014.

Sosial Budaya Dan Korupsi,

http://sosialbudayakorupsi.blogspot.com/2012/10/

16

Page 17: Dampak Masif Korupsi Terhadap Bangsa

sosialbudaya-dan-korupsi.html, Diakses pada 18

April 2014.

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Wikipedia Indonesia,

http://id.wikipedia.org/wiki/Kode_etik_profesi,

Diakses pada 18 April 2014.

Yulianto, H. Agung, Dampak Korupsi Bagi

Kehidupan Sosial Masyarakat,

http://agungyulianto31.blogspot.com/2013/06/da

mpak-korupsi-bagi-kehidupan-sosial.html,

Diakses pada 15 April 2014.

17