DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

52
PAPER ILMU LINGKUNGAN DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN DI SEPANJANG ALIRAN SUNGAI BENDUNG KELURAHAN 8 ILIR DISUSUN OLEH : AHMAD FAJRI (03053110071) NYAYU MARYAM (03053110074) DANI HARDIANSYAH (03053110087) BEDI YANHADE (03053110095) NANDA ARNIKA LASTIN (03053110119)

description

tugas ilmu lingkungan

Transcript of DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Page 1: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

PAPER

ILMU LINGKUNGAN

DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

DI SEPANJANG ALIRAN SUNGAI BENDUNG

KELURAHAN 8 ILIR

DISUSUN OLEH :

AHMAD FAJRI (03053110071)

NYAYU MARYAM (03053110074)

DANI HARDIANSYAH (03053110087)

BEDI YANHADE (03053110095)

NANDA ARNIKA LASTIN (03053110119)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2005

Page 2: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunianyalah kami dapat menyelesaikan paper Ilmu Lingkungan mengenai

“Dampak Kerusakan Lingkungan di Sepanjang Aliran Sungai Bendung” dari

Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir Palembang.

Paper ini kami susun agar dapat dipergunakan sebagai bantuan dalam

pembelajaran, khususnya untuk pelajaran Ilmu Lingkungan dan Pengetahuan

Umum. Selain itu juga Paper ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam

melakukan penelitian mengenai daerah survei.

Paper Ilmu lingkungan “Dampak Kerusakan Lingkungan di Sepanjang

Aliran Sungai Bendung” dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahan 8

Ilir Palembang ini ditulis untuk memenuhi tugas pelajaran Ilmu Lingkungan, dan

tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ari Siswanto

selaku dosen pengasuh dan Bapak Wirawan Jatmiko selaku dosen pembimbing

karena telah membina penulis menyelesaikan paper ini, serta pihak lain yang tidak

dapat disebutkan satu - persatu dalam kesempatan ini.

Penulis sadar, dalam penulisan paper ini masih banyak terdapat kekurangan

ataupun kesalahan yang mungkin dapat terjadi. Penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik dari pembaca, sehubungan dengan hal tersebut demi

kesempurnaan paper ini.

Palembang, Desember 2005

Penulis

2

Page 3: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi..................................................................................................................3

Abstrak....................................................................................................................5

Daftar Lampiran......................................................................................................6

Daftar Gambar.........................................................................................................7

Daftar Tabel………………………………………………………………………8

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………9

1.2 Tinjauan Pustaka……………………………………….………...10

1.3 Tujuan……………………………………………………………11

1.4 Ruang Lingkup……………………………………………….….11

Bab 2. Data / Gambaran Wilayah

2.1 Geografis……………………………………...………………….12

2.2 Penduduk…………………………………………...…………….12

2.3 Pemukiman…………………………………………….………....13

2.4 Kondisi Lingkungan……………………………………………...14

Bab 3. Permasalahan

3.1 Kependudukan……………………………………………………16

3.2 Lokasi Pemukiman……………………………………………….16

3.3 Infrastruktur

3.3.1 Jalan ……………………………………………………...17

3.3.2 Drainase…………………………………………………..18

3.3.3 MCK……………………………………………………. .19

3.4 Sampah……………………………………………………….…..20

3.5 Penimbunan Rawa………………………………………………..22

3

Page 4: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

3.6 Program Pemerintah

3.6.1 Kanalisasi………………………………………………...23

3.6.2 Pembangunan Jembatan………………………………… 24

3.7 Peran Serta Masyarakat………………………………………… 24

3.8 Sepanjang aliran sungai Bendung………………………………..25

Bab 4. Analisa Pembahasan

4.1 Kependudukan…………………………………………….……..26

4.2 Lokasi Pemukiman……………………………………………….27

4.3 Infrastruktur

4.3.1 Jalan………………………………………………………28

4.3.2 Drainase…………………………………………………..29

4.3.3 MCK……………………………………………………..30

4.4 Sampah dan TPS……………………………………………..…..30

4.5 Penimbunan Rawa………………………………………………..31

4.6 Program Pemerintah

4.6.1 Kanalisasi…………………………………………….…..31

4.6.2 Pembangunan Jembatan………………………………….32

4.7 Peran Serta Masyarakat………………………………………….32

4.8 Sepanjang aliran sungai Bendung……………………….……….33

4.9 Teori………………………………………………………….…..33

Bab 5. Penutup

5.1 Kesimpulan………………………………………………………34

5.2 Saran……………………………………………………………...34

Daftar Pustaka……………………………………………………………………36

4

Page 5: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

ABSTRAK

Kelurahan 8 Ilir terletak di Kecamatan Ilir Timur II, kelurahan ini

mempunyai daerah yang cukup luas. Dilihat dari keadaan demografinya kelurahan

ini berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur I di sebelah timur dan Kecamatan

Seberang Ulu II di sebelah selatan. Selain itu juga berbatasan pada Kecamatan

Sako dan Sukarame di sebelah utara. Kemudian di sebelah barat berbatasan

dengan Kecamatan Ilir Barat I dan Ilir Barat II.

Kelurahan 8 Ilir ini terdiri dari beberapa daerah yang memiliki keadaan

yang berbeda satu sama lain, baik bila dilihat dari segi ekonomi, sosial, maupun

kesehatan, termasuk di dalamnya pemukiman padat di sepanjang aliran Sungai

Bendung dari Jalan R. Sukamto sampai Jalan Gersik.

Daerah ini merupakan pemukiman kumuh yang terdiri dari rumah-

rumah panggung non permanen yang tidak mempunyai persyaratan cukup sebagai

rumah yang sehat dan layak huni, serta jarak antar rumah terlalu dekat. Kemudian,

infrastruktur (jalan, sistem drainase, MCK, dan air bersih) di pemukiman padat

sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R Sukamto sampai Jalan Gersik ini

tidak berjalan dengan baik Serta TPS - TPS yang ada pada kawasan ini masih

belum cukup memadai untuk menampung sampah - sampah dari tiap rumah

masyarakat.

Program pemerintah dalam rangka menanggulangi permasalahan-

permasalahan lingkungan yang terdapat pada pemukiman padat di sepanjang

aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik kurang

mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat.

Dengan adanya penelitian pada pemukiman padat di sepanjang aliran

Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahaan 8 Ilir

diharapkan agar dapat mengidentifikasi dampak kerusakan lingkungan yang

terjadi pada daerah tersebut.

5

Page 6: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar Peta Kecamatan Ilir Timur II

2. Tata Guna Lahan Kota Palembang

3. Gambar Peta Kelurahan 8 Ilir Palembang

4. Kartu Asistensi

5. Surat Bukti Tugas

6

Page 7: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

GAMBAR

Halaman

1. Gambar 1……………………………………………………………………..14

2. Gambar 2……………………………………………………………………..14

3. Gambar 3……………………………………………………………………..18

4. Gambar 4……………………………………………………………………..19

5. Gambar 5……………………………………………………………………..20

6. Gambar 6……………………………………………………………………..21

7. Gambar 7……………………………………………………………………..21

8. Gambar 8……………………………………………………………………..22

9. Gambar 9……………………………………………………………………..23

10. Gambar 10……………………………………………………………………24

7

Page 8: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

TABEL

Halaman

1. Tabel 1……………………………………………………………………….12

2. Tabel 2……………………………………………………………………….13

3. Tabel 3……………………………………………………………………….26

8

Page 9: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini penduduk Indonesia telah berjumlah hingga 200 juta jiwa, dan ini

berarti akan semakin banyak masalah yang timbul seiring dengan laju

pertambahan penduduk di negara ini, khususnya mengenai lingkungan negara

Indonesia telah banyak menemukan permasalahan – permasalahan yang sudah

sepatutnya mendapatkan penanganan serius dari berbagai aspek kehidupan.

Khususnya di Sumatera Selatan yang memiliki kepadatan penduduknya

mencapai hingga 13 juta jiwa. Kepadatan penduduk ini juga berdampak pada

permasalahan lingkungan.

Selanjutnya kepadatan penduduk di salah satu kota di Sumatera Selatan,

yaitu Palembang berjumlah 1,5 juta penduduk. Hal ini jugalah yang menyebabkan

kerusakan lingkungan di kota ini yang mengakibatkan Kota Palembang dijadikan

salah satu dari lima kota terkotor di Indonesia.

Palembang mempunyai banyak kecamatan yang salah satu kecamatan

yang harus mendapatkan perhatian khusus adalah Kecamatan Ilir Timur II.

Penduduk yang berdomisili di kawasan ini berjumlah 213.453 penduduk. Dengan

adanya jumlah penduduk yang banyak namun tidak sebanding dengan dengan luas

wilayah maka dapat menimbulkan kerusakan lingkungan pada daerah ini juga.

Permasalahan tersebut juga terjadi di kawasan Kelurahan 8 Ilir, terutama

di pemukiman padat sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto

sampai Jalan Gersik. Permasalahan - permasalahan yang terjadi di daerah ini

sebagian besar merupakan hasil dari perbuatan masyarakat di daerah 8 Ilir ini

sendiri.

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang lingkungan ini sangat

berdampak pada rusaknya lingkungan di daerah tersebut. Program pemerintah

yang ada di daerah ini seolah-olah hanya merupakan angin lalu bagi masyarakat

9

Page 10: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

setempat. Pemukiman penduduk di kawasan ini tetap saja menjadi masalah

lingkungan yang serius untuk diperhatikan. Oleh karena itu perlu adanya

kesadaran dari berbagai aspek masyarakat, untuk menunjang program pemerintah

pada Kelurahan 8 Ilir ini.

1.2 Tinjauan Pustaka

Dalam kaitannya dengan pemukiman kumuh, beberapa ahli memberikan

pengertian permukiman kumuh sebagai berikut :

“Pemukiman kumuh adalah berupa kampung dan pemukiman liar yang

ditempati oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan kepadatan

penduduk dan kepadatan bangunan tinggi, selain itu kondisi rumah dan

lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan dengan pola yang tidak teratur.” 1)

“Pemukiman kumuh adalah kawasan yang proses pembentukannya

karena keterbatasan kota dalam menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan

kawasan pemukiman berkepadatan tinggi merupakan embrio pemukiman

kumuh. Selain itu juga pemukiman kumuh adalah kawasan yang lokasi

penyebarannya secara geografis terdesak perkembangan kota yang semula

baik, lambat laun menjadi kumuh. Yang menjadi penyebabnya adalah

mobilitas sosial ekonomi yang mandek.” 2)

“Rumah adalah suatu bangunan dimana manusia tinggal dan

melangsungkan kehidupannya. Di samping itu, rumah juga merupakan tempat

dimana berlangsung proses sosialisasi pada saat seorang individu

diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu

masyarakat. Maka tidaklah mengherankan apabila masalah pemukiman

menjadi masalah yang sangat penting bagi setiap individu. Dan karena

individu akan selalu tinggal dalam suatu masyarakat, maka dalam setiap

masyarakat akan terdapat rumah-rumah yang menampung kebutuhan

manusia.” 3)

___________________

1) Siswono Yudohusodo, ” Rumah Untuk Seluruh Rakyat”, 1991, hal.313)

2)Jhon Silas, ” Kampung Surabaya Menuju Metropolitan”. 1996, hal.512)

3) Sarlito Wirawan Sarwono, “ Sejumlah Masalah Pemukiman Kota”. 1992, hal 146)

10

Page 11: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

1.3 Tujuan

Masalah lingkungan merupakan masalah yang tidak bisa lagi dipandang

sebagai masalah kecil yang hanya dipandang dengan sebelah mata. Masalah

lingkungan merupakan masalah yang begitu rumit dan kompleks. Dalam hal

mengatasi permasalahan lingkungan diperlukan kerja keras dari pemerintah dan

dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Oleh karena itu penulis

mempunyai pandangan bahwa masalah lingkungan sangat perlu untuk diamati dan

dibahas.

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan

lingkungan yang ada pada pemukiman padat di sepanjang aliran Sungai Bendung

dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir Palembang, serta dapat

memberikan pandangan dalam mencari solusi yang terbaik dalam melihat

permasalahan lingkungan hidup yang terdapat dikawasan tersebut. Dengan

demikian kita dapat mengetahui sebab - akibat, faktor - faktor yang berpengaruh,

serta peran serta masyarakat terhadap lingkungan di sepanjang aliran Sungai

Bendung dari Jalan R. Sukamto sampai Jalan Gersik.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam penulisan paper ini yang dibahas adalah permasalahan yang

berkaitan dengan lingkungan. Mengingat luasnya cakupan masalah tentang

lingkungan maka kami hanya membatasi tentang dampak kerusakan lingkungan

di pemukiman kumuh yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Bendung dari

Jalan R.Sukamto hingga Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir, wilayah Kecamatan Ilir

Timur II Palembang. Termasuk pula didalamnya kegiatan atau hal - hal yang

dilakukan warga yang kurang memperhatikan lingkungan.

11

Page 12: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB II

DATA DAN GAMBAR WILAYAH

2.1 Geografis

Kawasan 8 Ilir merupakan sebuah kawasan yang mempunyai luas berkisar

375 ha, dan termasuk kawasan yang cukup besar dalam Kecamatan Ilir Timur II.

Kelurahan ini memiliki ketinggian 0,5 – 2 m dari permukaan air laut, dan terletak

antara 15 – 20 Lintang Selatan, serta 101 – 105 Bujur Timur.

Kelurahan 8 Ilir Palembang ini memiliki perbatasan langsung dengan :

1. Utara : Kelurahan Sukamaju.

2. Selatan: Kelurahan Duku.

3. Timur : Kelurahan Bukit Sangkal.

4. Barat : Kelurahan Pipa Reja.

2.2 Penduduk

Terdapat beberapa kriteria yang membagi data kependudukan di Kelurahan

8 Ilir Palembang ini :

1. Penduduk menurut Agama

Penduduk kawasan 8 Ilir mempunyai berbagai macam agama antara lain

sebagai berikut :

Tabel Statistik Penduduk Berdasarkan Agama

Kecamatan Ilir Timur II Kelurahan 8 Ilir

Jenis

Kelamin

Islam Kristen Katolik Hindu Budha Lain-

Lain

Total

Laki - Laki 11442 486 296 53 656 0 25034

Perempuan 10733 441 285 33 608 1

Jumlah 22175 927 581 86 1264 1

2. Penduduk menurut pendidikan

12

Page 13: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Dari tabel statistik penduduk berdasarkan kelompok pendidikan dibawah ini

dapat diketahui jumlah penduduk yang berada di Kelurahan 8 Ilir Palembang.

Statistik Penduduk Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Jenis

Kelamin

Tidak

Sekolah SD SLTP SLTA

Aka

demi

Univer

sitas

Pasca

Sarjana

Total

Laki - Laki 2288 3027 1920 3879 297 1393 129 25034

Perempuan 2027 3509 1947 3184 329 1032 73 25034

Jumlah 4315 6536 3867 7063 626 2425 202 25034

2.3 Pemukiman

Sebagian daerah di Kelurahan 8 Ilir telah dipadati oleh perumahan

permanen, ruko - ruko, serta PTC mall dan sebagian lagi masih berupa rumah

panggung yang terbuat dari kayu. Hal ini disebabkan disekitar daerah 8 Ilir masih

memiliki kontur tanah yang cenderung berawa, karena daerah ini merupakan

dataran yang lebih rendah dari daerah Ulu, dan terkadang tergenang banjir. Oleh

karena itu, dengan tata rumah yang berbentuk panggung, warga terhindar dari

bencana banjir.

Posisi rumah di daerah ini pun tidak beraturan, jarak antara rumah yang

satu dengan rumah yang lainnya terlalu rapat, sehingga menimbulkan kesan

kumuh. Struktur bangunannya pun terlihat tidak memiliki standar bangunan yang

baik, ditambah lagi bahan baku rumah di daerah tersebut tidak memadai lagi

untuk sebuah rumah.

Setiap rumah memiliki fasilitas yang kurang memadai. Misalnya sebagian

besar warga membuat jamban atau MCK disembarang tempat dan disekitar

jamban atau MCK tersebut banyak sampah tergenang.

13

Page 14: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Gambar 1. Pemukiman penduduk

Gambar 2. Salah satu rumah penduduk

2.4 Kondisi Lingkungan

14

Page 15: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Lingkungan di pemukiman padat sepanjang aliran sungai Bendung dari

Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir hampir sebagian besar

penduduk bertempat tinggal di rumah panggung, seluruh aktivitas dilakukan di

rumah tersebut.

Dalam kehidupan sehari-harinya mereka menggunakan karung sebagai

tempat pembuangan sampah di bawah kolong rumah mereka dan tentunya hal

tersebut akan berdampak buruk bagi lingkungan dan juga kesehatan mereka.

Masyarakat di daerah ini tampaknya kurang peduli dengan dampak yang akan

terjadi pada mereka dan orang lain akibat perbuatan mereka.

Masalah ini akan menimbulkan berbagai macam permasalahan seperti

penyakit - penyakit, bau yang tidak sedap (polusi udara) yang tentunya merugikan

masyarakat itu sendiri.

Program pemerintah mengenai Program Kali Bersih (PROKASIH)

tampaknya sudah berjalan lancar, Namun hal tersebut kurang didukung peran

serta masyarakat dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

keadaan lingkungan yang bersih untuk kesehatan. Banyak akibat yang dapat

terjadi bila keadaan disekitar pemukiman tersebut dipenuhi dengan sampah.

Misalnya, anak - anak dapat terkena diare, penyakit kulit dan lain - lain. Karena

aliran Sungai Bendung tersebut sering digunakan oleh masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari.

15

Page 16: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB III

PERMASALAHAN

3.1 Kependudukan

Jumlah Penduduk yang terlalu padat dan banyaknya pembangunan ruko-

ruko serta mall yang tidak sesuai dengan persyaratan izin pendirian bangunan dari

pemerintah pada suatu perkotaan akan menciptakan berbagai permasalahan,

seperti masalah kependudukan dan kurangnya lokasi pemukiman bagi masyarakat

di kota tersebut, sehingga pada lokasi tersebut akan bermunculan daerah-daerah

pemukiman kumuh (slum area) yang menciptakan kesan kotor pada kota tersebut.

Di tambah lagi dengan kurangnya peran pemerintah terhadap penataan area di

pemukiman kumuh tersebut dan kesejahteraan masyarakat di pemukiman kumuh

tersebut, maka permasalahan kependudukan tersebut akan semakin rumit.

3.2 Lokasi Pemukiman

Pemukiman padat yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Bendung

Kelurahan 8 Ilir sebagian besar masyarakatnya bertempat tinggal di atas rumah

panggung yang jarak antar rumah tidak teratur, sehingga menimbulkan kesan

kumuh pada daerah itu. Dengan keadaan yang seperti itu akan menimbulkan

permasalahan - permasalahan lingkungan tentunya. Kesadaran masyarakat

mengenai dampak dari jarak antara rumah yang terlau dekat tersebut masih

sangat rendah, sehingga menyebabkan lingkungan mereka menjadi rusak dan

tidak sehat. Seiring dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat

setiap tahun maka peluang bertambahnya bangunan rumah - rumah yang jaraknya

semakin tidak teratur akan semakin tinggi.

16

Page 17: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Sedangkan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan membuang

sampah di bawah rumah panggung itu sendiri dapat menyebabkan timbulnya

bermacam – macam jenis penyakit yang akan menyerang masyarakat dan

merugikan diri mereka sendiri. Walaupun telah tersedia tempat pembuangan

sampah di daerah Kebun Semai namun masyarakat enggan membuang sampah di

tempat pembuangan tersebut, mereka tetap saja membuang sampah di bawah

rumah dengan menggunakan karung. Masalah itu juga dapat menyebabkan polusi

pada udara di daerah tersebut karena bau yang tidak enak dari smpah yang berada

di bawah rumah panggung mereka itu.

Selanjutnya program pemerintah mengenai masalah PROKASIH (Program

Kali Bersih) nampaknya sudah berjalan cukup baik, aliran anak Sungai Bendung

yang terdapat di pemukiman padat tersebut juga terlihat cukup bersih dari sampah.

Walaupun banyak sampah yang terdapat di bawah rumah mereka namun

masyarakat di kawasan di pemukiman padat tersebut tidak membuang sampah ke

dalam aliran anak Sungai Bendung itu, sehingga aliran air yang terdapat pada

Sungai Bendung tersebut dapat berjalan lancar.

3.3 Infrastruktur

3.3.1 Jalan

Jalan merupakan bagian yang amat vital bagi kehidupan manusia, karena

jalan berfungsi sebagai sarana perhubungan darat yang paling efisien dan efektif,

sebagian daerah di Kelurahan 8 Ilir Palembang ini telah memiliki kondisi yang

baik, namun demikian masih terdapat beberapa ruas daerah yang tak mampu

dilewati oleh kendaraan bermotor dengan baik. Sebut saja pada pemukiman padat

di sekitar Sungai Bendung, disana masih terdapat banyak ruas jalan yang terlalu

sempit dan becek.

17

Page 18: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Gambar 3. Jalan becek dipinggir anak sungai bendung

3.3.2 Drainase

Sistem Perairan merupakan hal yang amat penting di kawasan kelurahan

ini, karena dilihat dari segi Geografis Kelurahan 8 Ilir yang terletak di Kecamatan

Ilir Timur II ini berada di daerah ilir serta hanya memiliki ketinggian 0,5 – 2 m

dari permukaan air laut, dan ini berarti kelurahan ini berada pada daerah rendah

yang rentan dengan banjir, sehingga suatu sistem drainase yang baik sangatlah

dibutuhkan untuk menghindari banjir di daerah ini.

Pemerintah telah membuat suatu sistem drainase dikawasan ini. Hal ini

dapat dilihat dari terdapatnya beberapa kolam retensi, dan saluran-saluran air yang

terdapat di beberapa tempat di sekitar dan di daerah Kelurahan 8 Ilir itu sendiri.

Namun demikian laju pertumbuhan pembangunan di daerah ini terlalu pesat dan

tak dapat terimbangi dengan pembangunan sistem drainase yang dilakukan oleh

pemerintah. Sehingga ruang terbuka di kawasan tersebut lama - kelamaan menjadi

semakin sedikit, dan membuat saluran-saluran air tersebut tak dapat menampung

aliran air sehingga banjir masih sering terjadi.

18

Page 19: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

3.3.3 MCK

Berdasarkan hasil pengamatan, sarana MCK yang terdapat di daerah

pemukiman padat di sepanjang aliran Sungai Bendung sebagian besar tidak

memiliki persyaratan sebagai prasarana MCK yang baik, struktur bangunan sarana

MCK tersebut hanya terbuat dari seng - seng dan kayu - kayu bekas. Sarana MCK

tersebut tidak memiliki safitank dan kotoran yang mereka buang langsung

tertampung di bawah petak 1,5 x 1,5 tersebut, sehingga pada saat penulis melewati

sarana MCK tersebut tercium bau yang sangat tidak sedap yang berasal dari

sampah yang bercampur dengan air comberan dan kotoran - kotoran manusia yang

berada dibawah sarana MCK tersebut.

Gambar 4. MCK dipinggiran Sungai Bendung

Aliran Sungai Bendung yang terlihat kotor itu masih saja dimanfaatkan

oleh beberapa warga untuk mencuci pakaian, ketika survei penulis sempat melihat

seseorang ibu sedang mencuci pakaian di aliran Sungai Bendung dan di air

comberan sekitar kawasan kumuh tersebut, tentunya Sungai Bendung yang telah

19

Page 20: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

kotor dan tercemar tersebut akan semakin tercemar oleh deterjen yang sangat sulit

untuk diuraikan.

Gambar 5. Seorang ibu yang sedang mencuci pakaian

3.4 Sampah dan TPS

Sampah adalah penyebab kerusakan lingkungan nomor satu di Kelurahan

8 Ilir ini. Menurut pengamatan penulis, sampah hampir terdapat disetiap pelosok

daerah di kawasan kelurahan ini.

Terutama dikawasan pemukiman padat di daerah sepanjang aliran Sungai

Bendung. Sampah-sampah baik itu yang terbuat dari hasil olahan pabrik maupun

terbuat dari hasil alam terlihat nampak bertumpuk dibawah kolong rumah

penduduk. Dari sana terlihat jelas kesadaran dan peran serta masyarakat dalam

menunjang program pemerintah guna menjaga kebersihan lingkungan sangatlah

kurang.

Sistem Drainase terganggu karena saluran air tertutup oleh sampah,

padahal masyarakat setempat mengetahui benar dampak yang akan timbul akibat

dari kurangnya perhatian mereka tersebut kepada lingkungan.

20

Page 21: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Gambar 6. Gambar sampah di bawah rumah penduduk

Gambar 7. Tumpukan sampah

Peranan TPS dikelurahan ini tampaknya belum optimal, hal ini dapat

dilihat dari banyaknya sampah yang berserakan daerah ini, penulis melihat

banyaknya tumpukan sampah di sudut - sudut jalan padahal tak jauh dari tempat

21

Page 22: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

tersebut terdapat TPS. Bahkan, TPS - TPS tersebut banyak yang kurang layak

untuk dipakai karena umurnya yang sudah terlalu tua.

Gambar 8. Salah satu TPS dikelurahan 8 Ilir Palembang

3.5 Penimbunan Rawa

Penimbunan rawa yang tidak teratur merupakan suatu permasalahan yang

telah biasa di Kota Palembang ini, hal ini disebabkan oleh hampir 60 %

permukaan Kota Palembang merupakan rawa. Namun seiring jalannya waktu dan

besarnya kebutuhan masyarakat akan pembangunan infrastruktur daerah

mengakibatkan perlu adanya penambahan areal pembangunan dan hal ini

mengakibatkan perlu diadakannya penimbunan rawa yang menjadi tempat

mengendapnya air di kota ini. Akibatnya daerah - daerah rendah di kota ini

menjadi semakin sedikit dan pembangunan sistem drainase di kota ini tidak dapat

mengiringi laju pertumbuhan pembangunan yang pesat tersebut.

Khususnya di Kelurahan 8 Ilir yang merupakan daerah rendah di kota ini,

pembangunan di daerah ini sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya ruko-

ruko dan mall di daerah ini. Akibatnya banjir masih sering terjadi di kawasan ini.

22

Page 23: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

3.6 Program Pemerintah

3.6.1 Kanalisasi

Kanalisasi merupakan salah satu program yang diperuntukkan untuk

membuat suatu batas antara sisi aliran Sungai Bendung agar terlihat teratur, dan

sama. Namun, hal tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi

lingkungan di daerah aliran air Sungai Bendung tersebut. Debit air yang dapat

ditampung di aliran tersebut menjadi sedikit yang dampaknya akan menyebabkan

banjir. Akan tetapi, hal tersebut tidak pernah diperdulikan bahkan pembuatan

kanalisasi tersebut tidak seimbang dengan penggantian lahan yang cukup untuk

membuat daerah resapan air (kolam retensi).

Gambar 9. Program kanalisasi pemerintan di Kelurahan 8 Ilir.

23

Page 24: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Gambar 10. Gambar saluran air.

3.6.2 Pembuatan Jembatan Penghubung

Dalam program pemerintah mengenai pembuatan jembatan penghubung

yang melintasi aliran Sungai Bendung tersebut terlihat sangat menguntungkan,

karena akan membuat jarak yang relatif dekat antar kawasan yang berada di aliran

Sungai Bendung tersebut. Namun, pembangunan jembatan yang tidak sesuai

dengan dengan ketentuan yang ada akan membuat masalah yang merugikan

lingkungan. Apabila terjadi air pasang atau hujan yang maka akan menjadikan

kawasan tersebut tergenang oleh air yang berasal dari aliran Sungai Bendung

tersebut.

3.7 Peran Serta Masyarakat

Masyarakat yang berada di kawasan aliran Sungai Bendung umumnya

kurang peka terhadap dampak kerusakan lingkungan yang terjadi dikawasan

tersebut. Padahal kerusakan lingkungan yang terjadi tersebut tentunya akan

merugikan mereka sendiri. Seharusnya masyarakat mendukung program -

24

Page 25: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

program pemerintah yang telah ditetapkan. Akan tetapi, masyarakat di lingkungan

ini belum sepenuhnya mendukung program – program yang dilakukan oleh

pemerintah ini. Masyarakat masih saja mendirikan bangunan yang tidak layak

bangun di pinggir aliran Sungai Bendung tersebut.

3.8 Sepanjang aliran Sungai Bendung

Di sepanjang aliran Sungai Bendung telah banyak ditemui permasalahan dan

kerusakan yang terjadi di daerah ini. Selain dari dampak dari kanalisasi dan

pembangunan jembatan penghubung, kesadaran masyarakat yang rendah menjadi

faktor yang sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi. Oleh

sebab itu diperlukan adanya kerja sama dan partisipasi dari pemerintah Kelurahan

8 Ilir dan masyarakat dalam rangka menaggulangi permasalahan – permasalahan

yang terjadi di kawasan ini. Masyarakat seharusnya mematuhi peraturan yang

telah ditetapkan oleh pemerintah, dan pemerintah memberikan penyuluhan

mengenai dampak dari kerusakan lingkungan, sehingga terjadi kesinambungan

dan membuat kawasan sepanjang aliran Sungai Bendung Kelurahan 8 Ilir ini

menjadi lebih baik.

25

Page 26: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB IV

ANALISA PEMBAHASAN

4.1 Kependudukan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kecamatan Ilir Timur II Palembang,

periode September 2005, keadaan penduduk Kelurahan 8 Ilir dapat dilihat dari

tabel dibawah ini :

No Jenis Klasifikasi Pembagian Jumlah (jiwa)

1 Klasifikasi umum Jenis Kelamin

- Laki-laki

- Perempuan

Kewarganegaraan

- WNI

- WNA

12933

12101

25034

0

2 Menurut Agama Islam

Protestan

Khatolik

Hindu

Budha

Dan lain – lain

22175

927

581

86

1264

1

3 Mata Pencaharian PNS

Pegawai Swasta

Wiraswasta

Kepolisian

TNI

Pensiunan

Pedagang

Buruh

1040

2531

1326

55

202

228

224

1372

26

Page 27: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Dokter/Tenaga Medis 86

Sumber data Kecamatan, 2005

Sebagian kecil penduduk di kawasan Kelurahan 8 Ilir Palembang

bermukim di perumahan padat (kumuh) yang berbentuk rumah panggung yang

terletak di sekitar Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai ke Jalan Gersik,

dan dapat kita lihat dari data di bawah ini :

Jumlah Keluarga : 4673 KK

Pekerjaan Rata-rata : - Pegawai Negeri

- Pedagang

- Pegawai Swasta

Daerah pemukiman kumuh terjadi karena terlalu padatnya penduduk dan

banyaknya dibangun ruko - ruko dan mall, sehingga tergusurnya masyarakat yang

kurang mampu di daerah Kelurahan 8 Ilir tersebut.

Dengan terdapatnya pemukiman padat ini menimbulkan beberapa masalah

yang terjadi terhadap kondisi penduduk. Seperti terjadinya kemiskinan karena

sulitnya mencari lapangan pekerjaan, kesehatan masyarakat yang sangat buruk

karena masyarakat membuang sampah di sembarang tempat, memakai aliran

anak sungai yang kotor untuk kegiatan sehari - hari dan lain - lain, yang membuat

penduduk kurang menyadari pentingnya kesehatan.

4.2 Lokasi Pemukiman

Dalam menanggulangi masalah jarak rumah yang terlalu dekat antar satu

rumah dengan rumah yang lain. Maka seharusnya pemerintah di Kelurahan 8 Ilir

tersebut mengadakan penyuluhan dan membuat aturan - aturan mengenai

pembangunan rumah sehingga jarak rumah tidak terlalu dekat, dan penduduk

harus memperhatikan juga letak rumah mereka agar tidak merusak lingkungan

yang ada. Dalam menyukseskan program pemerintah ini juga diperlukan

kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk merespon program tersebut.

Sehingga nantinya kelestarian lingkungan mereka tetap terjaga. Dengan

lingkungan yang tetap terjaga maka lingkungan mereka dapat menjadi sehat dan

teratur.

27

Page 28: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Kemudian untuk syarat letak rumah telah ditekankan ke dalam Garis

Sembadan Bangunan dengan aturan-aturan antara lain ; untuk jarak rumah ke

jalan adalah separuh lebar jalan di tambah satu dan jarak antar rumah adalah dua

kali lebar jalan di tambah dua. Contohnya : Apabila jarak lebar jalan 1 meter maka

jarak antar rumah adalah 4 meter, sedangkan jarak antar rumah ke jalan

seharusnya 1,5 meter. Namun, persyaratan yang telah ada tersebut lebih banyak

tidak diperhatikan oleh masyarakat sehingga keadaan lingkungan tetap tidak

teratur dan sangat terkesan kumuh.

Seharusnya rumah tempat tinggal yang ditempati oleh masyarakat di

pemukiman tersebut harus memenuhi syarat rumah yang sehat, seperti rumah

yang memiliki pengairan air (Drainase) yang baik serta memiliki saluran untuk

pembuangan limbah manusia sehingga tidak mencemari aliran Sungai Bendung.

Dalam Program Pemerintah mengenai Program Kali Bersih hendaknya selalu

didukung dan dikembangkan oleh masyarakat sehingga kebersihan kali yang

sudah cukup bersih itu tetap terjaga dan terawat dengan baik. Dengan demikian,

maka masyarakat akan peduli akan pentingnya lingkungan yang bersih.

Selanjutnya ketua RT setempat harus memberikan penyuluhan dengan cara

mengadakan kegiatan gotong royong setiap minggu secara berkelanjutan untuk

membersihkan sampah yang berada di bawah rumah panggung mereka. Sehingga

sampah yang ada di bawah rumah tersebut lambat laun akan berkurang, dan

lingkungan mereka menjadi bersih

4.3 Infrastruktur

4.3.1 Jalan

Jalan adalah merupakan sarana perhubungan darat yang dipergunakan

untuk berbagai jenis kendaraan, contohnya sepeda motor, mobil, bus, truck, dan

lain – lain.

Jalan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Jalan Golongan A : - Jalan Golongan A merupakan jalan yang

diperuntukkan berada di dalam pemukiman penduduk,

jalan ini tidak dirancang khusus untuk untuk menahan

28

Page 29: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

beban berat, dan tidak memiliki struktur jalan yang

lebar, sehingga beberapa kendaraan bermotor yang

memiliki beban yang terlalu berat dan besar seperti

tronton, dan isotank tidak dapat melewati jalan ini.

2. Jalan Golongan B : - Jalan Golongan B merupakan jalan yang

diperuntukkan pada jalan besar di perkotaan, jalan ini

dirancang dengan kelebaran dan ketebalan yang dapat

menahan beban cukup berat untuk menahan beban berat

seperti truck.

3. Jalan Golongan C : - Jalan Golongan C merupakan jalan yang

diperuntukkan pada jalan perhubungan antar propinsi

dan antar daerah dalam propinsi, Jalan ini dirancang

khusus untuk dapat menahan beban berat seperti tronton

dan isotank.

Daerah-daerah di kawasan Kelurahan 8 Ilir ini telah memiliki sarana

perhubungan berupa jalan yang cukup baik, namun demikian masih terdapat

beberapa daerah jalan yang tidak meiliki prasarana yang baik, contohnya didaerah

padat disepanjang aliran anak sungai sekip bendung masih banyak terdapat jalan

yang tidak dapat dilewati dengan baik oleh kendaraan bermotor karena becek dan

terlalu sempit.

Untuk memperlancar terwujudnya pembangunan yang merata perlu

adanya kerjasama antara pihak pemerintah, swasta dan swadaya masyarakat.

4.3.2 Drainase

Drainase merupakan suatu sistem perairan yang dibangun guna

meminimalisir banjir disuatu kawasan tetentu. Di lokasi dan sekitar kelurahan ini

terdapat beberapa kolam retensi dan saluran - saluran air yang cukup besar untuk

meminimalisir banjir didaerah ini namun demikian laju pertumbuhan

pembangunan di kawasan ini terlalu pesat untuk diimbangi dengan sistem

drainase yang ada, sehingga banjir masih sering terjadi.

29

Page 30: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Untuk meminimalisir terjadinya banjir pemerintah perlu menambah

anggaran belanja untuk membangun beberapa kolam retensi yang disekitarnya

perlu ditanami dengan pepohonan sebagai penghijauan dan saluran - saluran air

kembali didaerah dan di sekitar Kelurahan 8 Ilir ini.

4.3.3 MCK

MCK merupakan suatu sarana atau tempat dimana penduduk akan

melakukan kegiatan mandi, mencuci, dan membuang kotoran, sehingga sarana ini

perlu dan penting pada kehidupan sehari - hari masyarakat.

Sarana MCK yang tak sehat akan berdampak buruk pada kesehatan, dan

kebersihan sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai aspek

kehidupan baik pemerintah maupun masyarakat.

Untuk mengurangi pencemaran yang dapat terjadi karena penyalah-gunaan

sarana ini maka dirasakan perlu bagi pemerintah untuk membuat suatu peraturan

mengenai pencemaran lingkungan di sepanjang aliran sungai dan perlu adanya

tindakan tegas kepada siapapun yang melakukan pelanggaran.

4.4 Sampah dan TPS

Sampah merupakan suatu zat yang tak dapat digunakan lagi yang menjadi

sisa pemakaian dari suatu produk.

Sampah dibedakan menjadi 2 macam :

1. Sampah organik : - Sampah yang berasal dari makhluk hidup atau

dengan kata lain sampah berasal dari alam.

2. Sampah anorganik : - Sampah yang berasal dari olahan lebih lanjut

yang

dibuat oleh manusia dan dengan kata lain

sampah

yang berasal bukan dari alam.

Untuk mengurangi masalah pencemaran lingkungan oleh sampah perlu

adanya kerjasama antara pihak pemerintah dan masyarakat setempat. Karena

tanpa adanya peran serta masyarakat program pemerintah tidak akan berjalan

30

Page 31: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

dengan baik. Pemerintah perlu mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dan

melakukan kerja bakti pembersihan lingkungan bersama. Dan seharusnya

pemerintah mengeluarkan sanksi – sanksi yang berifat tegas terhadap para

masyarakat yang melanggar peraturan.

4.5 Penimbunan Rawa

Masalah penimbunan rawa pada kelurahan ini sudah sepatutnya

mendapatkan penangan yang serius dari pemerintah, upaya pemerintah tersebut

telah dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan peraturan tentang izin

pendirian bangunan yang melarang penimbunan areal tanah secara keseluruhan,

maksudnya para pengusaha harus menyediakan setengah ruang terbuka yang telah

diambil tanahnya untuk ditimbunkan kesebelah areal lainnya untuk dijadikan

sebagai daerah penahan air, namun demikian hal tersebut masih belum dapat

terlaksana dengan baik hal ini disebabkan karena para pengusaha lebih sering

melakukan pelanggaran terhadap PERDA dengan jalan melakukan kerja sama

dengan aparat pemerintahan. Untuk mengurangi pelanggaran tersebut perlu

adanya tindak tegas dari pemerintah dengan jalan pemberian sanksi yang seberat -

beratnya bagi setiap pengusaha yang melakukan pelanggaran tersebut.

4.6 Program pemerintah

4.6.1 Kanalisasi

Di dalam BAB III telah tertulis dengan jelas bahwa permasalahan yang

muncul karena adanya kanalisasi dapat menyebabkan daerah tersebut tergenang

oleh air (banjir) di setiap musim hujan maupun air pasang. Dalam permasalahan

ini, dahulunya aliran Sungai Bendung tersebut besarnya berkisar 10 – 15 meter.

Namun dengan adanya program Kanalisasi besarnya aliran sungai menjadi 4

meter. Hal inilah yang meyebabkan debit air yang tertampung didaerah tersebut

menjadi berkurang, dan air hujan ataupun air pasang yang tidak dapat tertampung

tersebut meluap hingga ke rumah – rumah penduduk, hingga di sampai ke Jalan

R.Sukamto. Seharusnya pemerintah menyiapakan suatu lahan yang sesuai untuk

menjadi daerah resapan air di sekitar aliran Sungai Bendung dan memberikan

31

Page 32: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

penyuluhan langsung kepada masyarakat untuk membangun bangunan sesuai

dengan peraturan pemerintah.

4.6.2 Pembangunan Jembatan

Permasalahan yang telah muncul akibat dari pembangunan jembatan

penghubung yang tidak sesuai aturan ini menyebabkan, air pada aliran Sungai

Bendung tersebut sulit mengalir karena tinggi daripada jembatan penghubung

tersebut tidak dipertimbangkan apabila terjadinya hujan ataupun air pasang.

Namun, pembangunan jembatan penghubung ini sangat menguntungkan bagi

aktifitas masyarakat selama daerah resapan air yang ada di daerah aliran Sungai

Bendung ini tercukupi.

4.7 Peran Serta Masyarakat

Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai dampak kerusakan

lingkungan yang terjadi akibat perbuatan mereka sendiri sebenarnya akan

merugikan diri mereka karena merekalah yang bermukim di kawasan tersebut.

Pembangunan rumah yang tidak teratur karena jarak antara rumah terlalu dekat.

Selanjutnya, pembangunan rumah masyarakat setempat di pinggir aliran Sungai

Bendung yang seharusnya daerah tersebut menjadi tempat peresapan air hujan.

Namun, masyarakat tidak pernah memperdulikan tentang hal tersebut sehingga

kerusakan – kerusakan lingkungan terus terjadi di daerah pemukiman sepanjang

aliran Sungai Bendung Kelurahan 8 Ilir ini terus terjadi.

4.8 Sepanjang aliran sungai

Di sepanjang aliran Sungai Bendung telah banyak ditemui permasalahan

dankerusakan yang terjadi di daerah ini. Selain dari dampak dari kanalisasi dan

pembangunan jembatan penghubung, kesadaran masyarakat yang rendah menjadi

faktor yang sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi. Oleh

sebab itu diperlukan adanya kerja sama dan partisipasi dari pemerintah Kelurahan

8 Ilir dan masyarakat dalam rangka menaggulangi permasalahan – permasalahan

yang terjadi di kawasan ini. Masyarakat seharusnya mematuhi peraturan yang

32

Page 33: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

telah ditetapkan oleh pemerintah, dan pemerintah memberikan penyuluhan

mengenai dampak dari kerusakan lingkungan, sehingga terjadinya

kesinambungan dan membuat kawasan sepanjang aliran Sungai Bendung

Kelurahan 8 Ilir ini menjadi lebih baik.

4.9 Teori

Setelah melihat data hasil survei, maka dapat dikatakan bahwa pemukiman

di daerah Kelurahan 8 Ilir masih banyak yang tidak memenuhi syarat layak huni

atau tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan masih

minimnya pengetahuan masyarakat tersebut akan syarat suatu pemukiman yang

baik dan sehat. Selain itu hal tersebut juga disebabkan oleh rendahnya penghasilan

masyarakat setempat.

33

Page 34: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Penimbunan rawa merupakan masalah yang sangat penting untuk

diselesaikan oleh pemerintah kota Palembang, hal ini disebabkan oleh

karena hampir 60 % permukaan daerah di kota Palembang merupakan

rawa. Sehingga apabila rawa - rawa yang menjadi tempat mengendapnya

air tersebut ditimbun tanpa adanya tempat pengganti bagi mengendapnya

air di daerah tersebut, maka banjir akan terjadi.

2. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap

bersih dari sampah dan limbah rumah tangga lainnya disepanjang aliran

sungai bendung masih sangat kurang hal ini dapat dilihat dari banyaknya

sampah di sudut-sudut jalan, dibawah kolong rumah, dan di aliran sungai.

Maka hal ini sudah sepatutnya mendapatkan penanganan serius dari pihak

pemerintah setempat.

3. Daerah padat di kawasan Kelurahan 8 Ilir Palembang ini terletak

dipinggiran Sungai Bendung yang menjadi daerah perbatasan dengan

Kecamatan Ilir Timur I.

4. Sebagai dampak dari pembuangan sampah sembarangan yaitu kurang

seimbangnya lingkungan dan terjadinya pencemaran udara yang

merupakan sarana penting bagi masyarakat sekitar.

5.

5.2 Saran

1. Masyarakat harus ikut ambil bagian dalam hal menjaga kebersihan

lingkungan dalam rangka menunjang program pemerintah sehingga dapat

mencegah kerusakan pada lingkungan.

34

Page 35: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

2. Sarana dan prasarana kebersihan harus segera diperbaiki agar kegiatan

pengangkutan sampah dapat berjalan dengan baik.

3. Seiring dengan pesatnya pembangunan di Kelurahan 8 Ilir ini, Pemerintah

perlu membuat suatu program dalam upaya meminimalisir banjir di daerah

ini, dengan jalan pengadaan penambahan lahan untuk dijadikan kolam

retensi dan saluran-saluran air .

35

Page 36: DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, Eko. 1998. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. PT Alumni ;

Bandung.

Salim, Emil. 1996. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Mutiara ; Jakarta.

Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan. Grasindo ; Jakarta.

.....-, 1994, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Departemen

Lingkungan ,Jakarta.

....-, 2005, Kecamatan Ilir Timur II Kelurahan 8 Ilir Palembang dalam Angka.

BPS, Palembang.

36