Dampak Jangka Panjang Pemupukan NaCI Sebagai Pengganti...
Transcript of Dampak Jangka Panjang Pemupukan NaCI Sebagai Pengganti...
Pel ita Pcrkebunan 2002, 18(1), 22-30
Dampak Jangka Panjang Pemupukan NaCI Sebagai Pengganti KCI pada Kakao Terhadap
Sifat Fisik Tanah dan Perakaran
Impact of Long Term Fertilization of NaCl to Substitute KCl on Cocoa on Soil Physical Cndition and Plant Roots
Rudy Erwiyono ' ), Ulik Kaspani 2i , Niken Sulistyaningsih3), Gatol Sukarno3i ,
dan John Bako Baon li
Ringkasan
Penelitian dampak pemupukan jangka panjang NaCI sebagai pengganti KCl pada tanaman kakao terhadap kondisi fisik tanah dan perakaran tanaman telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Kaliwining, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember. Penggunaan NaCI sebagai pupuk sampai saat ini masih menjadi perdebatal1, baik manfaatnya sebagai sumber hara maupun dampalll.ya terhadap kondisi fisik tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dampak pemakaian jangka panjang NaCl terhadap kondisi tanah dan perakaran tanaman kakao serra prospelGlya sebagai unsur pupuk. Penelitian disusun dengan rancangan acak kelompok dengan delapan kombinasi perlal.'uan pemupukan an tara NaCl dan KCL yang diulang tiga kali. I-Iasilnya menunjukkan bahwa pemupukan NaCI dengan dosis penuh (75 g NaCl/poholl/semester) tidak mengh.ambat perakaran kakao, sedang pada dC!sis setengahnya (38 g NaCI/pohon/ semester) dapat memperbaiki perakaran tallaman. Perakaran kakao paling baik didapati pada perlal.'uan pemupukan NaCi yang dikombinasikan dengan pemupukan KCl dengan dosis (berat) sarna banyak, yaitu setengah dosis penuh masing-masing pupuk (38 g NaCI + 38 g KCI). Ion Na+ mempunyai kemampnan mendispersikan agregat tanah jauh lebih kuat daripada ion K+, sehingga penggunaannya dalam jangka panjang dapat merusak: struktur tanah. Namun, dengan dosis rendah alau dikombinasikan dengan pemupukall KCI, pengaruh buruk Na + terhadap struktur tallah tidak nyata.
Summary
Observarion on the in/pace of long-term fenilizarion of NaCl co substitute KCl on cocoa on soil physical condition and plane roocs has been conducted at Kaliwining Experimental Station, indonesian Coffee and Cocoa Research
1) Penclili dan Ahli Pencliti (Researcher and Senior Researcher). Pusat Pcnclilian Kopi dan Kakao Indonesia, JI. P.B. Sudirman 90, Jcmber 68118, Indonesia.
2) Alumnus (Graduate); Universitas Jember, II. Kalimaman rull23 Jember 68121, Indonesia. 3) Dosen (Lecturer); Universitas Jember, JI. Kalimantan IIIII 23 Jember 68121, Indonesia.
Naskah dilcrima 25 Januari 2002 (Manuscript received 25 January 2002).
22
Dampak jangl::a panjang pcmupukan NaCI sChagai pengganli XCI pada Lan3man kakao tcrhadap sifal fisik [anah
Illslilute in Jember. 1he lise of NaCl as a ferlilizer al present time lULl' .I'lill been conlradictory, either ils I)CneJiI as a source 0./ nutrient or ils impaCi ON Ihe physical condition of soil. The aim of the research is /() sllldy the longterm impact 0./ NaCl applicmiol1 on soil physical condilion and the mots (!! cocoa and its prospeCl as a fertilizer. The experimelll was set up in randoJJlized complete block design ....,ith 8 combinatioll treatments (!! NaCf/KCl. replicated three tillles. NoCl application al full dosage (75 g NaCl/tree/seme.\'ler) did nol inhihit plant roots. while half dosage (38 g NaCl/trce/semester) jllst improved II,e roots. 1he hesl co/ldilio/l of II,e rools was .f{nmd at Ihe application of NoCl/KCI combination 01 Ihe same amount (!f each, thai was Iwif dosage of each (.18 g NaCI + 38 g KCI). Na+ more strongly dispersed soil aggregates titan K+ so that in the long-term application it may destroy soil stl'llcture. However, at low rale of application as used in rhis experiment or combined wilh KCI application, its negative impacI 011 Ihe soil slructU/'e lIIay be ignored.
Key words . coma roots, physical properties. salinity, dispersion. KCI, NaCI. fertilization.
meningkat dengan bertambalUlya umurPENDAHULUAN tanaman kakao. Di sisi lain, harga pupuk
Dalam budldaya tanam3.l1 perkebwlan ini yang lcrus naik dan bahan bakullya
khususnya kakao, unsur K menempali yang harus diimpor (Adiningsih, 1994). urman pertama dalam jwnJah yang diserap merupakan k.endala pengadaan pupuk K.
tanaman. Tidak sepeni Ullsur P, unsur Oleh k.arena itu, muncullah pemikiran K relatif mobil di dalam tanah, sehingga uutuk mengganti kebutuhan unsur K
unsur ini relatif mudah tercuci oleh air dengan unsur lain yang diHilai sejenis, hujan dan hilang dari daerah perakaran dan prospeknya sebagai unsur pup uk terutama pada tanah-tanah dengan maupun dampak penggunaannya terhadap kapasilas tukar kalion relatif rendah. Oleh tanaman maupun tanah dinilai baik.
karena itll, pada tanah-tanah dengan Feigin (1985) mengemukakan bahwa kandungan K rendall, pemupukan K setiap hubungall antara salinilas dan kesuburan tahun mUllak dipcrlukan. masih dijumpai konlradiksi. Toleransi
Unsur K dewasa ini dapat dlpenuhi tallaman pcrtanian terhadap salinitas
dari swnher pupuk KCI atau ZK. Namull, berbeda-beda sesuai kOl1disi kcsuburan
oleh kan.:na kebanyakall kebun kakao di tanah. Tolerausi tanaman terhadap salinitas
Indonesia terdapat di tanah relatif masam, meningkat pada kondisi kesuburan tanah
maka kebutuhan pupuk K daJam bentuk rendah dan menjadi lebih sensitif jika
KCI relatif lebih banyak dengall dipupuk cuI-cup walaupun produksi taJlanl,1ll
pertimbangan pemupukan K dalam bentuk mWlgkin meuingkat banyak. PenelitL.'U1 ym'lg ZK akan cenderung menaikkan kema lain memmjukkan toleransi terhadap salinita<;
saman tanah. Dengan pertimbangan ini meningkal pada kondisi kesubural1 yang
maka kebutuhan pupuk KCl akan terus lebih baik. Namun, toleransi lcrhadap
23
Erwiyono, Kaspari, Sulislyaningsih, Sukarno dan Baon
salinitas juga ditentukan oleh jenis
tanaman dan kondisi lingkungan.
Pada tanaman kakao telah dilakukan penelitian oleh Pujiyanto (1992) tentang toleransi bibit kakao terhadap salinitas tanah dan Baon et ai. (1994) tentang pengaruh penggantian sebagian pupuk KCI
dengan NaCI terhadap pertumbuhan
tanaman di dalam pot. Dilaporkan bahwa tanaman kakao memberikan tanggapan positif ierhadap pemupukan NaCI untuk menggantikan sebagian pupuk KCl apabila NaCI diberikan tidak terlalu banyak. Baon
el ai. (1994) melaporkan bahwa pertumbuhan dan beral kering akar bibit kakao menurun dengan meningkatnya dosis pemberian N aCI, sedang berat
kering bagian atas dan luas daun relatif tidak terpengaruh. Di samping itu, dilaporkan pula bahwa tingginya dosis NaCI yang diberikan menurunkan kandungan klorofil dalam daun yang sesuai dengan taraf gejala kahatnya. Penelitian pada tanaman tarnal menunjukkan bahwa salinitas menurunkan transpirasi, mengccilkan stomata, dan agak meningkatkan kadar asam absisat (abscisic acid) (Tal & Gavish, 1973). Pengaruh
pemupukan air laut pada tanaman karet pernah diamati dan dilaporkan oleh Manurung (1987). Disimpulkan bahwa tanaman karet dapat l1lemanfaatkan NaCI
untuk mengganti sebagian keperluan KCInya dan tidak berpengaruh negatif
(Manurung et ai., 1987).
Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari pengaruh jangka panjang pemupukall NaCI sebagai pengganti sebagian KCI pada tanaman kakao
terhadap sifat fisik tanah dan sebaran akar kakao. Diharapkan dari penclitian ini diperoleh gambaran dampak pemakaian jangka panjang NaCI terhadap kondisi tanah dan perakaran tanaman kakao serta prospeknya sebagai ullsur pupuk.
BAHAN DAN METODE
Pcnelitian dilaksanakan di KP. Kaliwining, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember, 45 m dpl.. tipe iklim D (Schmidt & Ferguson), curah hujan sekitar 1.760 mm/th, pada tanah
aluvial. Analisis tallah dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan Universitas Jember.
Pengamatan sifat fisik tanah dan sebaran akar tanaman kakao dilaksanakan setelah perlakuan pemupukan delapan kombinasi antara NaCI dan KCI diJakukan selama lima tahun sejak tahun 1995 pada pertanaman kakao klon UIT I yang ditallam pada tahun 1992. Percobaan pemupukan disusun dengan rancangan aeak kelompok dengan satu faktar pemupukan yang terdiri dari delapan aras kombinasi perlak'Uan NaCI dan KCI (Tabel I). Kandungan NaCI yang
digunakan disajikan dalam Tabel 2. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali dan semua perlakuan mendapatkan pupuk dasar nitrogen dan fosfor berupa Urea dan TSP sesuai dengan dosis baku kebun. PerJakuan pemupukan diberikan pada jarak 50-75 cm, melingkari pohon dan dibenamkan pada kedalaman ± 5 cm.
Sifat tanah yang diamati adalah perubahan s truktur tanah yang mel ipUli:
24
Dampak jangka panjang pcmupukan NaCI sebagai pengganri KCI pada ranaman kakan rerhadap sifal fisik lanah
Tabel I Pcrlakuan kombinasi pcmupukan anlara NaCI dan KCI
Table I. heatmenr combinalions of NaCI/KCI fertili:ation
Pcrlakuan Treallnenr
KCI (g/pohon/ semester)
g/rree/semesrer
NaCI (g/pohon/ semester)
g/Iree/semesrer
A 0 0
B 75 0
C 38 0
D 56 J9
E 38 38
F 19 56
G 0 38
H 0 75
Tabel 2. Komposisi hara pupuk NaCI yang digunakan (Baan el aI., 1994)
Table 2. Chemical composilion of fahle sail used in Ihe e:tperimel11 (Baon el al.. 1994)
Kmnposisi Harkal Chemical composilion Value
Na (%) 35.80
K (%) 0.66
Ca ('!o) 0.80
Mg (%) 0.40
CI (%) ()()ol
kerapatan lindak, pori total, distribusi pori, permeabilitas, dan stabilitas agregat, serta daya han tar listrik ekstrak tanah jenuh. Contoh tanah dan akar diambil pacta jarak (Iokasi) penempatan pupuk. Berat volume (bulk density) dan pori total d i tetapkan dengan metode ring sample, distribusi pori dengan metode pemberian
tekanan udara pada pressure plate apparalUS, pcrmcabilitas dengan metodc permeameter Haube ganda, stabilitas
agregat dalam hal ini berat diameter ratarata (mean weight diameter) dengan metode pengayakan basah dan kering, dan daya hantar listrik dengan metode electrical conductivity meter. Sebaran akar tanaman kakao diamati dengan metode ring dengan menghitung total panjang akar dalam ring dan kerapatan akarnya. Perakaran yang diamati adalah perakaran kakao dengan diameter < 2 mm. Panjang akar diamati dengan line intersect method menurut Tennant (1975). Kerapatan akar ditetapkan dengan membagi total panjang akar dalam ring dibagi dengan volume ring.
Data hasil pengamatan dianalisis keragamannya untuk setiap sumber keragaman yang dilanjutkan dengan uji rentang jarak rata-rata menurut Tukey pada taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Pemupukan Na/K terhadap Struktur dan Daya Hantar Listrik Tanah
Struktur tanah dalam penelitian 1m dinilai dari berat volume tanah, distribusi pori, porositas total, permeabilitas, dan stabilitas agregat. Hasil pengamatan pengaruh pemupukan jangka panjang kombinasi antara NaCI dan KCI terhadap sifat fisik tanah disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemupukan NaCI maupun kombinasinya dengan KCl meningkatkan berat volume tanah, menurunkan porositas total tanah, eenderung menurunkan permeabilitas tanah lapisan permukaan (0-20 em) tetapi
25
Erwiyono, Kaspari, Slliislyaningsih, Sllkarno dan Baon
meningkatkan permeabilitas tanah lapisan bawah (20-40 em), dan eenderung tidak mempengaruhi persen agregasi maupun berat diameter rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan NaCI maupun KCl dengan dosis yang digwlakan sesuai dengan kebutuhan unsur K pada tanah tersebut eenderung merusak struktur tanah sedemikian rupa sehingga tanah kurang porus, lebih mampat, dan kurang permeabel; namun, kerusakan struktur yang terjadi tidak sampai menyebabkan perubahan yang nyata pada distribusi ukuran agregat maupun stabilitas agregatnya. Manurung (1987) mendapati bahwa peningkatan kadar Na dalam tanah menurunkan permeabilitas tanah, sehingga
aerasi dan drainasi tanah menjadi buruk.
Hal yang sarna diamati oleh Yadav &
Girdhar (1981) di laboratorium dengan menggunakan permeameter bahwa
peningkatan sodium adsorption ratio dalam air pencucian/drainasi (leaching water) menyebabkan peningkatan derajat dispersi
dan penurunan daya han tar air tanah (hydraulic conductivity).
Ada tendensi bahwa pemupukan NaCI cenderung merusak struktur tanah lebih berat dibandingkan pemupukan KCI. Hal
ini menunjukkan bahwa unsur Na mampu mendispersi agregat tanall lebih kuat
dibandingkan unsur K. Hal ini dapat
dipahanli karena unSill Na dan K walaupwl
Tabel 3. Pengaruh jangka panjang pemllpllkan NaCI dm1 KCI terhadap beral volume (anah, pori lotal, penneabililas, dan slabilitas agregat pada lapisan lanah yang berbeda
Table 3. Effect of long-term fertilization of NaCI and KCI on hulk density, pore size distrihution, towI pores, permeahility, and aggregate stability of different soil depths
Perlakuan Treatment (g KCI +
g NaCI)
Heral volume Bulk dellSity
(g.cm')
Pori tOlal Total pores
(%v/v)
Penncabilitas Permeabiliry
(em.jam")
Persen agregasi
Aggregation percelUQge
(%)
Beral diameter rata-rata
Mean weight diameter (g. mm)
0-20 em 20-40 em 0-20 em 20-40 em 0-20 em 20-40 em 0-20 e111 0-20 em
(0+0) 1.23 a 1.22 a 53.04 a 53.23 e 0.84 a 0.29 a 37.15 a 0.16 a
(75+0) 1.28 ahc 1.30 be 47.59 a 48.77 e 0.68 a 0.98 a 37.99 a 0.16 a
(38+0) 1.32 e 1.30 be 46.55 a 46.91 be 0.32 a 0.39 a 36.33 a 0.14 a
(56+19) 1.33 c 1.34 c 46.66 a 46.74 abc 0.91 a 0.60 a 35.01 a 0.16 a
(38+38) 1.30 be 1.32 be 53.33 a 47.77 c 0.77 a 0.59 a 36.57 11 o.n a
(19+56) 1.22 a 1.27 ahc 47.79 a 45.25 ab 0.57 a 0.40 a 36.98 a 0.16 a
(0+38) 1.25ab 1.21 a 44.78 a 49.46 c 0.59 a 0.28 a 37.97 a 016 a
(0+75) 1.27 abc 1.25 ab 45.46 a 44.49 a 0.53 a 0.37 a 36.88 a 0.15 a
Keterangan (Notes) : - Angka-angka pada kolom yang sarna apabila diikllli oleh hllrllf yang sarna lidak berbeda nyata rnenllrut llji BNI pada taraf 5 % (Figures followed by the same leller in rile same column are not significantly different according 10 HSD test at 5% level).
- Tekstur tanah lennasuk geluh berdebll, 17.67% liat, 62.00 % debll, dan 20.33% pasir (Soil texture is classified as silt loam, 17.67% clay, 62.00 % silt, and 20.33% swu/j.
26
Damrak jangka ranjang remupukan NaCl sebagai penggallli KCI pada lanaman kakao lerhadap Siral fisik lanah
keduanya mempunyai satu elektron tidak stabil tetapi Na lebih elektropositif dan mempunyai kemampuan hidrasi (hydrated) lebih besar atau mengikat molekul air lebih tebal, sehingga dalam keadaan lembab atau basah ion Na+ cenderung mendispersi jauh lebih kuat dibandingkan ion K+ (Tabel 3).
Pengamatan sebaran ukuran pori tanah menunjukkan bahwa pemupukan NaCI atau KCl cenderung menurunkan secara nyata pori aerasi tanah; namun, kombinasinya tidak berpengaruh. Terdapat tendensi bahwa KCl menurunkan pori aerasi lebih besar dibandingkan NaCI. Lain halnya pada pori air tersedia, pemupukan NaCI nyata menurunkan volume pori air tersedia, sedang KCl
cenderung tidak berpengaruh nyata pada kondisi pori air tersedia. Kondisi pori air tidak tersedia cenderung tidak dipengaruhi oleh pemupukan NaCI dan atau KCI. Dari fakta-fakta kondisi sebaran pori tanah akibat pemupukan NaCI dan KCl dapat diperoleh gambaran umum sebagai berikut: 1) ion' Na+ cenderung menurunkan volume pori makro lebih sedikit dibandingkan ion K+, tetapi jauh lebih banyak menurunkan volume pori meso dibandingkan ion K+, 2) ion K+ cenderung menurunkan volume pori makro, tetapi tidak mempengaruhi volume pori meso maupun mikro (Tabel 4).
Pemupukan N aCI dan atau KCl cenderung meningkatkan daya hantar listrik tanah, tetapi ada tendensi bahwa
Tabel 4. Pengaruh jangka panjang pemupukan NaCI dan KCl terhadap pori aerasi, pori air tersedia dan pori air liuak tersedia serra daya hantar JiSlrik pada lapisan lanah yang berbeda
Table 4. Effeer of long-term ferrilization of NaCl and Kel on air-filled, available and non-available warer pores. and electrical conducrivi·ry of different soil deprhs
Perlakuan TrearmelJl (g KCI +
Pori aerasi Air-filled pores
(%v/v)
Pori air lersedia Available worer pores
(%v/v)
Pori air tidak tersedia Non-available warer pores
(%v/v)
Daya hantar listrik Eleerrical condl/ClivilY
(lllmhos)
g NaCI) 0-20 em 20-40elll 0-20 em 20-40 em 0-20 em 20-40 em 0-20 em 20~Oelll
(0+0) 9.71 a 12.30 u 14.04 b 10.96 be 27.82 ab 29.97 a 0.43 a 0.42 a
(75 +0) 6.82 a 5.91 a 14.41 b 10.83 abe 24.97 a 28.05 a 0.53 a 0.57 a
(38+0) 7.53 a 7.88 ab 11.41 ab 13.25 e 27.69 ab 25.47 a 0.61 a 0.58 a
(56+ 19) 6.96 a 6.73 a 9.46 a 10.77 abc 29.25 b 28.42 a 0.70 a 0.49 a
(38+38) 11.23 a 10.34 bed 10.91 ab 9.28 ab 27.66 ab 27.62 a 0.64 a 0.88 a
(19+56) 9.80 a 8.24 b 11.87 ab 11.92 e 29.18 ab 25.29 a 0.46 a 0.69 a
(0+38) 6.78 a 11.72 eu 11.97 ab 9.35 ab 27.99 ab 28.05 a 0.70 a 0.72 a
(0+75) 7.9l a 10.05 be 12.39 ab 8.65 a 28.88 ab 30.07 a 0.38 a 0.54 a
Ketcrangan (Noles) Angka-allgka pada kolom yang sama apabila diikuli olch hurur yang sama lidak bcrbcda nyata mcnurUI uji BNJ pada taraf 5% (Figures followed by Ibe same leller in Ihe same collllim are nor signijicalllly differem according 10 RSD lesl aJ 5% leI'e/) ,
27
Erwiyono, Kaspari, SuJistyaningsih, Sukarno dan Baon
ion K + cenderung meningkatkan daya pertumbuhan dan perkembangan akar hantar Iistrik lebih kuat dibandingkan ion kakao mcndekati pcrtumbuhan dan Na +. Peningkatan tertinggi daya hantar perkembang-an akar pada pcrlakuan
Iistrik tanah terjadi pada pemupukan pemupukan KCI dosis penuh (75 g KC1/
kombinasi sarna banyak an tara NaCl dan pohon/semester). Demikian pula
KCI (Tabel 4). Ada dugaan tendensi ini peningkatan sedikit dosis NaCI ditambah
berhubungan erat dengan sifat elektro sedikit KCI dapat meningkatkan
ncgatif kedua ion ini. pertumbuhan dan per-kembangan akar lebih baik (Gambar 1 dan 2). Pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman kakaoB. Pengaruh Pemupukan NaCl/KCl paling baik dengan pemupukan N aCI terhadap Perakaran Kakao diperoleh pada perlakuan pemupukan
Pemupukan KCI cenderung mem NaCI yang dikombinasikan dengan
perbaiki pertumbuhan dan perkembangan pemupukan KCI dengan setengah dosis
akar kakao (75 g KCI/pohon/semester, dan penuh masing-masing pupuk (38 g NaCI
38 g KCl/pohon/semester, dibandingkan + 38 g KCI per pohon per semester).
kontrol) sebaliknya pemupukan NaCI Pertumbuhan dan perkembangan akar
dcngan dosis (bcrat) yang sama, yaitu: 75 kakao pacta perlakuan tersebut sedikit di
g NaCI/pohon/semester tidak mempengaruhi bawah kondisi tcrbaik pcrakaran tanaman
pertumbuhan dan perkembangan akar kakao, yaitu kondisi perakaran pada
kakao. Namun, dengan dosis setengahnya, perlakuan hanya KCI dengan dosis
pemupukan NaCI dapat memperbaiki setengah dosis penuh KCI, tetapi lebih
90 § -c c b be~~ -I r-l I I n n d} 60 '6 50 eo 40 1 e f '"
I b:--1 b: I H ~ rc e
30 r-, b ~ on 20 ~
10 ~ 0
A (0+0) IJ (75+0) C (38+0) D (56+19) E (38+38) F (19+56) G (0+38) II (0+75)
Pcrlaku;),n rrr(!mnu!11l)
(g KCI + g N.CI)
oLapis.., (Depth) 0-20 em • Lapisan (Depth) 20-40 em
GambaI' I. Panjang akar kakao pada perlakuan pemupukan kombinasi NaCi dan KCI pada kedalaman tanah berbeda (Kolom serupa di bawah huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%).
Figure f. Root Length of cocoa fertiLized with combination of NaCl alia KCL at dif.{erem depths of soil (Similar coLumns under (he same LeNer are not significantLy different according to HSD test at 5% LeveL).
28
Dampak jangka panjang pcmupukan NaCI sebagai pcngganti KCI pada [anaman kakao lcrhadap sifal fisik lanah ...
• 025 j , ,b (0 § 0.2 ~ ;oj b b
[;. 0.15 n n n n b ~ ~
~! 0,1 a a a~~ l I ~ ~ I ~ ~ ~ c~ S{ ,-f, ab c ab b
::! ~ 0.05
o A (0+0) B (75+0) C 138+0) D (56+19) E (38+38) F (19+56) G (On8) H (0+75)
Pcrb,kuan (Treotmefll)
(g KCI + g NaCI)
o Lapisan (Depth) 0-20 ern • Lapisan ([)eflth) 20-40 em
Gambar 2. Kerapalan panjang akar kakao pacta perlakuan pemupukan kombinasi NaCI dan KCI pada kedalaman tanah berbeda (Kolom serupa di bawah huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5%).
Figure 2. Root length density of cocoa fertilized with combination of NaCl and Kel at dijJerenr depths of soil (Similar colulIlllS under rhe same letter are nor significantly dijJerenr according to HSD test al 5% level).
baik daripada kondisi perakaran kakao KESIMPULAN pada pcrlakuan hanya KCl dengan dosis penuh. Dari penelitian ini dapat ditarik
Pcngamatan sebelumnya oleh Baon el beberapa kesimpulan sebagai berikut: at. (1994) di rumah kaca menunjukkan 1. Ion Na+ rnampu mendispersikan agregat tendensi yang berbeda. Di rumah kaca, tanah jauh lcbih kuat daripada ion K +, pengaruh pemupukan NaCI tampak lebih sehingga penggunaannya dalam jangkaburuk pada pcrakaran bibit tanaman panjang dapat merusak struktur tanall. kakao. Hal ini disebabkan perlakuan di
N amun, dcngan dosis rendah atau rumah kaca menggunakan volume tanah
dikornbinasikan dengan pernupukanyang terbatas dan perakaran tallaman tidak
KCI, pengaruh buruk Na terhadapmungkin menghindar ke ternpat lain jauh
struktur tanah tidak nyata. dari lokasi penernpatan NaC!. Di samping itu, mobilitas Na ke ternpat lain dan pe 2. Pemupukan NaCI dengan dosis penuh
lindian Na dari daerah perakaran Jebih (75 g NaCI/pohon/semester) tidak
terbatas, sehingga konsentrasi Na per menghambat perakaran kakao, dan pada satuan volume tanah lebih pekat diban dosis setengahnya (38 g NaCl/pohon/ dingkan konsentrasinya di lapangan dan semester) justru .dapat mernperbaiki akibatnya berdampak meracuni tanaman. perakaran tanalnan.
29
Erwiyono, Kaspari, Sulislyaningsih, Sukarno dan Baon
3. Perakaran kakao paling baik didapati pada perlakuan pemupukan NaCI yang dikombinasikan dengan pemupukan KCl dengan dosis (berat) sama banyak, yaitu setengah dosis penuh masing-masing pupuk (38 g NaCl + 38 g KCl).
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. NurkhoJis yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, J. S. (1994). Pengelolaan Pupuk pada Sistim Usaha Tani Lahan Sawah. Makalah training uji tanah. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor. Bogor.
Baon, J.B.; S. Winarsih & Nurkholis (1994). Penggunaan garam laut sebagai pengganti sebagian pupuk K pada tanaman kakao. Pelita Perkebunan, 10,7-13
Feigin, A. (1985). Fertilization management of crops irrigated with saline water. Plant and Soil, 89,285-299.
Manurung, A. (1987). Pengaruh air laut terhadap tanaman perkebunan. Prosiding Pertemuan Karet, 27 Oktober 1987. BPP Sungei Putih, p. 45-53.
Manurung, A.; H. Sarban & H. Munthe. (1987). Pengamh penggantian parsial kalium khlorida oleh natrium khlorida terhadap pertumbuhan lilit batang karet. Bulletin Perkaretan, 5, 84-86.
Pujiyanto (1992). Toleransi bibit kakao terhadap salinitas tanah. PeUta Perkebunan, 8, 61-66.
Tal, M. & U. Gavish (1973). Salt tolerance in the wild relatives of the cultivated tomato: water balance and abscisic acid in Lycopersicon esculentum and L. peruvianum under low and high salinity. Aust. 1. Agric. Res., 24, 353-61.
Tennant, D. (1975). A test of a modified line intersect method of estimating root length. 1. Eeal., 63, 995-1001.
Yadav, J.S.P. & I.K. Girdhar (1981). The effects of different magnesium: calcium ratios and sodium adsorption ratio values of leaching water on the properties of calcareous versus noncalcareous soils. Soil Sci., 131, 194-198.
***********
30