DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN,...

26
Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja dan Pendapatan Petani 149 DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN PETANI Agricultural Investment Impacts on Agriculture Gross Domestic Product, Employment, and Farmers’ Income Prajogo U. Hadi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 ABSTRACT To accelerate national economic growth, Indonesian government has been attempting to foster both domestic and foreign investments through setting some policies and regulations. This study aims to: (i) measure development of total and structure of agricultural investment; (ii) analyze factors affecting agricultural investment; and (iii) analyze impacts of agricultural investment on agricultural GDP, labor absorption, and farmers’ income. Results of the study show that: (i) In the 1990-1998 period, the realized domestic investment (PMDN) and foreign investment (PMA) fluctuated, with PMDN was much larger than that of PMA on average annually; (ii) Investment per sample of farmer-household was new plantation opening for oil palm 1.67 ha, or rubber 1.10 ha, or cocoa 0.91 ha, or purchase of 3 heads of beef cow, or 4 heads of dairy cow, or water pump 1 unit, or hand tractor 1 unit; (iii) The prime factors encouraging investment include the promising market of output and land availability; (iv) The major factors hampering investment were the large amount of required fund to commence or expansion of business of both large companies and smallholders, in addition to regional autonomy especially for large companies; (v) Agricultural investment carried out by large company (PMDN and PMA) positively affected agricultural GDP and new labor absorption and at national level PMDN investment contributed more to increasing agricultural GDP, while PMA investment had larger contribution to new labor absorption; and (vi) Investment conducted by farmer-households also positively influenced income and labor absorption with its IRR value of larger than commercial annual interest of 18%. It is recommended that: (i) Agricultural investment activity carried out by large companies (PMDN and PMA) and smallholder needs to be encouraged by creating more conducive climate with focusing more on PMDN investment; and (ii) The government needs to assist smallholders in accessing formal capital sources through providing subsidized credit such as KKP-E, KUR, KUPS, etc., as well as to provide water pumps in rain-fed areas. Key words : agricultural investment, GDP, labor absorption and farmer’s income ABSTRAK Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mendorong investasi pengusaha dalam negeri dan asing dengan berbagai kebijakan dan regulasi. Terkait dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk: (i) Mengetahui perkembangan jumlah dan struktur investasi pertanian; (ii) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi pertanian; dan (iii) Menganalisis dampak investasi pertanian

Transcript of DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN,...

Page 1: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

149

DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN,KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN PETANI

Agricultural Investment Impacts on Agriculture Gross DomesticProduct, Employment, and Farmers’ Income

Prajogo U. Hadi

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianJl. A. Yani No. 70 Bogor 16161

ABSTRACT

To accelerate national economic growth, Indonesian government has beenattempting to foster both domestic and foreign investments through setting some policiesand regulations. This study aims to: (i) measure development of total and structure ofagricultural investment; (ii) analyze factors affecting agricultural investment; and (iii) analyzeimpacts of agricultural investment on agricultural GDP, labor absorption, and farmers’income. Results of the study show that: (i) In the 1990-1998 period, the realized domesticinvestment (PMDN) and foreign investment (PMA) fluctuated, with PMDN was much largerthan that of PMA on average annually; (ii) Investment per sample of farmer-household wasnew plantation opening for oil palm 1.67 ha, or rubber 1.10 ha, or cocoa 0.91 ha, orpurchase of 3 heads of beef cow, or 4 heads of dairy cow, or water pump 1 unit, or handtractor 1 unit; (iii) The prime factors encouraging investment include the promising market ofoutput and land availability; (iv) The major factors hampering investment were the largeamount of required fund to commence or expansion of business of both large companiesand smallholders, in addition to regional autonomy especially for large companies; (v)Agricultural investment carried out by large company (PMDN and PMA) positively affectedagricultural GDP and new labor absorption and at national level PMDN investmentcontributed more to increasing agricultural GDP, while PMA investment had largercontribution to new labor absorption; and (vi) Investment conducted by farmer-householdsalso positively influenced income and labor absorption with its IRR value of larger thancommercial annual interest of 18%. It is recommended that: (i) Agricultural investmentactivity carried out by large companies (PMDN and PMA) and smallholder needs to beencouraged by creating more conducive climate with focusing more on PMDN investment;and (ii) The government needs to assist smallholders in accessing formal capital sourcesthrough providing subsidized credit such as KKP-E, KUR, KUPS, etc., as well as to providewater pumps in rain-fed areas.

Key words : agricultural investment, GDP, labor absorption and farmer’s income

ABSTRAK

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, Pemerintah Indonesia telahberupaya untuk mendorong investasi pengusaha dalam negeri dan asing dengan berbagaikebijakan dan regulasi. Terkait dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk: (i) Mengetahuiperkembangan jumlah dan struktur investasi pertanian; (ii) Menganalisis faktor-faktor yangmempengaruhi investasi pertanian; dan (iii) Menganalisis dampak investasi pertanian

Page 2: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

150

terhadap PDB pertanian, penyerapan tenaga kerja dan pendapatan petani. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa: (i) Selama 1990-1998, realisasi investasi PMDN dan PMAberfluktuasi, dengan rata-rata realisasi investasi per tahun PMDN jauh lebih besar dibandingPMA; (ii) Investasi per rumah tangga petani responden berupa pembukaan kebun kelapasawit 1,67 ha, atau karet 1,10 ha, atau kakao 0,91 ha, atau pembelian induk sapi potong 3ekor, atau induk sapi perah 4 ekor, atau pompa air 1 unit, atau traktor tangan 1 unit; (iii)Faktor pendorong utama investasi adalah prospek pasar output komoditas yang makin baikdan tersedianya lahan; (iv) Faktor penghambat utama investasi adalah kebutuhan modalyang besar untuk memulai atau perluasan usaha, baik perusahaan besar maupun petani,disamping otonomi daerah khususnya untuk perusahaan besar; (v) Investasi pertanian olehperusahaan besar (PMDN dan PMA) berdampak positif pada PDB pertanian danpenyerapan tenaga kerja baru, dimana secara agregat nasional, investasi PMDNmemberikan kontribusi lebih besar dalam peningkatan PDB sektor pertanian, tetapi PMAmemberikan kontribusi lebih besar dalam penyerapan tenaga kerja baru; dan (vi) Investasipertanian oleh rumah tangga petani juga berdampak positif pada pendapatan danpenyerapan tenaga kerja dengan nilai IRR lebih dari suku bunga bank komersial 18%/tahun.Disarankan agar: (i) Kegiatan investasi pertanian oleh perusahaan besar (PMDN dan PMA)dan rakyat perlu ditingkatkan dengan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif,namun perlu lebih konsentrasi pada investasi PMDN; dan (ii) Pemerintah perlu membantupetani dalam permodalan melalui penyediaan kredit program seperti KKP-E, KUR, KUPS,dan lain-lain, dan memberi bantuan pompa air di wilayah lahan tadah hujan.

Kata kunci : investasi pertanian, PDB, kesempatan kerja dan pendapatan petani

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Investasi adalah bagian sangat penting dalam pembangunan ekonominasional, termasuk sektor pertanian. Dalam perspektif jangka panjang ekonomimakro, investasi meningkatkan stok kapital, yang selanjutnya meningkatkankapasitas produksi masyarakat yang berdampak mempercepat laju pertumbuhanekonomi nasional (van der Eng, 2009). Pemerintah Indonesia telah berupaya untukmendorong investasi pengusaha dalam negeri dan asing dengan berbagaikebijakan dan regulasi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,pemerintah akan lebih mengandalkan pertumbuhan investasi.

KTT Ketahanan Pangan Dunia bulan November 2009 menghasilkankomitmen untuk meningkatkan investasi di sektor pertanian dan mengeliminasimasalah kelaparan lebih cepat dari yang telah ditargetkan semula. Dua komitmenyang berkaitan dengan investasi pertanian adalah: (1) Mencegah kecenderunganturunnya pendanaan domestik dan asing untuk pertanian, ketahanan pangan danpembangunan perdesaan di negara sedang berkembang dan meningkatkanbantuan pembangunan publik secara signifikan; dan (2) Meningkatkan investasibaru untuk produksi dan produktivitas pertanian di negara sedang berkembangguna mengurangi kemiskinan dan mencapai ketahanan pangan untuk masyarakat.

Peningkatan investasi di bidang pertanian diharapkan mempunyai dampakpositif terhadap kinerja sektor pertanian, yang menjadi tanggungjawab

Page 3: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

151

Kementerian Pertanian. Dengan meningkatnya produksi pertanian, makaketahanan pangan nasional menjadi makin kuat, pendapatan petani akanmeningkat, kesempatan kerja perdesaan akan makin luas, jumlah penduduk miskindi perdesaan akan berkurang, devisa negara akan makin besar dan PDB sektorpertanian juga akan meningkat.

Ada tiga pertanyaan fundamental yang perlu dijawab dalam kaitannyadengan investasi pertanian di Indonesia, yaitu: (1) Bagaimanakah perkembanganjumlah dan struktur investasi pertanian, baik menurut sumber dana investasimaupun bidang investasi; (2) Faktor-faktor penting apa sajakah yang dapatmempengaruhi investasi pertanian; dan (3) Bagaimanakah dampak investasipertanian terhadap kinerja sektor pertanian.

Dengan diketahuinya perkembangan jumlah dan struktur investasi, baikmenurut sumber dana investasi maupun bidang investasi, maka pemerintah dapatmengidentifikasi peranan masing-masing pihak yang melakukan investasi danbidang-bidang investasi yang diminati. Demikian pula, dengan adanya informasitentang faktor-faktor yang mempengaruhi investasi pertanian, maka pemerintahdapat menetapkan kebijakan yang lebih spesifik untuk mendorong investasipertanian. Selanjutnya, dengan diketahuinya dampak investasi pertanian, makapemerintah dapat mempertahankan kebijakannya yang sudah sesuai ataumemperbaiki kebijakannya yang kurang kondusif. Beberapa penelitian yangpernah dilakukan di Indonesia, misalnya BPS (1997) dan van der Eng (2009), tidaksecara spesifik menganalisis investasi di sektor pertanian. World Bank (2009) jugamenganalisis investasi sektor pertanian, tetapi hanya untuk pengeluaranpemerintah, dan tidak mencakup investasi perusahaan dan rumah tangga.

Tujuan dan Keluaran Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak investasipertanian terhadap kinerja sektor pertanian. Lebih spesifik, tujuan penelitian iniadalah: (1) Mengetahui perkembangan jumlah dan struktur investasi pertanian; (2)Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi pertanian; dan (3)Menganalisis dampak investasi pertanian terhadap PDB pertanian, penyerapantenaga kerja dan pendapatan petani.

METODE PENELITIAN

Pengertian Investasi Pertanian

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan investasi pertanian adalahinvestasi bisnis oleh perusahaan yang bergerak di bidang pertanian termasukpengolahan tingkat primer. Batasan seperti ini perlu dibuat karena investasi olehperusahaan biasanya mencakup kegiatan produksi komoditas pertanian danpengolahan primer.

Page 4: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

152

Investasi dalam pengertian umum terdiri dari investasi usaha dan investasipublik. Investasi usaha pertanian dilakukan oleh pelaku usaha, baik perusahaanberbadan hukum maupun rumah tangga. Bentuk investasi pertanian adalahpembelian barang modal yang mempunyai masa pakai (umur ekonomi) lebih darisatu tahun (BPS, 1997; Van der Eng, 2009). Sebagai contoh adalah pembelianindukan ternak pembibitan (breeding cattle), pembelian ternak penghasil susu(dairy cattle), pembukaan/pembelian lahan usaha pertanian, pendirian/pembelianbangunan pertanian (bangunan pengairan, kandang ternak) dan pembelianalsintan (baru atau bekas). Nilai neto barang-barang tersebut disebut stok kapitalpertanian. Biaya untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, peralatan, upah tenagakerja dan lain-lain yang habis dipakai dalam waktu setahun atau kurang tidaktermasuk ke dalam investasi.

Lokasi Penelitian dan Responden

Penelitian ini dilakukan di Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Utara.Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi pangan, dimana irigasi sawahmenggunakan sistem gravitasi dan pompa air sehingga tingkat kepadatan alsintan(pompa air dan traktor) juga tinggi. Provinsi ini juga merupakan salah satu sentrausaha pembiakan sapi potong dan terdapat perkebunan kakao rakyat yanghasilnya difermentasi. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Tuban untuk pembiakansapi potong, Nganjuk untuk alsintan dan Blitar untuk kakao.

Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi beras dan susu sapi.Karena itu, tingkat kepadatan alsintan (pompa air dan traktor) dan sapi perah jugatinggi. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Subang untuk alsintan dan KabupatenBandung Utara untuk sapi perah. Sementara itu, Sumatera Utara merupakan salahsatu sentra produksi kelapa sawit dan karet, baik milik perusahaan besar maupunrakyat. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Langkat.

Komposisi responden pelaku investasi di masing-masing provinsi terpilihdan stratifikasi lokasi berdasarkan bidang investasi diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Responden Investasi Pertanian di Lokasi Penelitian

Provinsi Kabupaten Komoditas Jenis Responden Jumlah

JawaTimur

Nganjuk Traktor RT petani pemilik traktor 10Pompa air RT petani pemilik pompa air 10

Blitar Kakao rakyat fermentasi RT petani 10Tuban Pembibitan sapi potong RTpeternak 10

JawaBarat

Subang Traktor RT petani pemilik traktor 10Pompa air RT petani pemilik pompa air 10

Bandung Utara Sapi perah RT peternak 10

SumateraUtara

Langkat Kelapa sawit

PBSN 1PBSA 1PTPN 1RT petani 10

Langkat Karet

PBSN 1PBSA 1PTPN 1RT petani 10

Page 5: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

153

Data dan Metode Analisis

Data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder untuk analisis tingkatmakro dan data primer untuk analisis tingkat mikro. Data sekunder mencakupjumlah investasi menurut pelaku dan bidang investasi, PDB Sektor Pertanian danpenyerapan tenaga kerja. Sumber data sekunder adalah BKPM, BPS,Kementerian Pertanian, dan FAO. Sementara itu, data primer terdiri dari investasimenurut jenisnya, biaya dan pendapatan usahatani, dan lain-lain. Sumber dataprimer adalah pelaku usaha, yaitu perusahaan besar negara (PTPN), perusahaanbesar swasta nasional, perusahaan besar swasta asing, dan rumah tangga petanidi masing-masing lokasi penelitian.

Metode analisis di tingkat makro nasional mengenai jumlah dan strukturinvestasi perusahaan menggunakan trend dan pangsa berdasarkan nilai investasidari perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (PenanamanModal Asing) di sektor pertanian. Sementara itu, analisis faktor-faktor yangmempengaruhi investasi dilakukan dengan menginventarisasi jawaban kualitatifmasing-masing responden tentang faktor-faktor yang mendukung dan faktor-faktoryang menghambat kegiatan investasi pertanian. Analisis kuantitatif tidak dapatdilakukan karena terbatasnya data pendukung. Selanjutnya, analisis dampakinvestasi di tingkat makro nasional menggunakan metode kuantitatif (ekonometrik)dengan persamaan (1) untuk dampak investasi pertanian terhadap PDB pertanian,dan persamaan (2) dan (3) untuk dampak investasi pertanian terhadappenyerapan tenaga kerja.

ttt PMAPMDNPDB lnlnln 210 ........................................ (1)

tPMDNt PMDNTK lnln 10 ............................................................ (2)

tPMAt PMATK lnln 10 .................................................................. (3)

dimana:

PDB = PDB sektor pertanian

PMDN = Investasi PMDN

PMA = Investasi PMA

TK = Jumlah tenaga kerja

Analisis dampak investasi terhadap PDB Sektor Pertanian dilakukan untukmasing-masing subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan dan Perkebunan danSubsektor Peternakan, sesuai dengan pengelompokan data di BKPM. Sesudah itudilakukan analisis untuk agregat Sektor Pertanian. Untuk analisis dampak investasiterhadap penyerapan tenaga kerja dilakukan untuk masing-masing subsektor, baikPMDN maupun PMA.

Untuk analisis di tingkat mikro pelaku investasi, analisis kelayakan finansialinvestasi hanya dilakukan untuk tingkat rumah tangga petani denganmenggunakan rumus (4) dan pendekatan ex-ante yaitu sebagai berikut:

Page 6: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

154

)()( CPVBPVNPV

n

t

tt rBBPV

1

)1/()(

n

t

tt rCCPV

1

)1/()(

)(/)( CPVBPVBCR

dimana:

NPV = Net Present Value

PV(B) = Present value dari total penerimaan kotor

PV(C) = Present value dari total biaya

Bt = Total penerimaan pada tahun t (Rp)

Ct = Total biaya pada tahun t (Rp)

BCR = Benefit-Cost Ratio

r = Suku bunga bank

1/(1+r)t = Deflator

Selain itu juga digunakan criteria IRR (Internal Rate of Return) yang dihitungdengan menggunakan formula analisis finansial yang sudah ada dalam programkomputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Investasi Pertanian

Investasi Perusahaan Besar

(1) Persetujuan Investasi

Untuk investasi PMDN, perkembangan nilai investasi di sektor pertanianyang disetujui pemerintah selama 1999-2007 diperlihatkan pada Gambar 1. Nilaiinvestasi per tahun selama 1999-2006 tidak pernah melebihi angka Rp 5 triliun,bahkan pada tahun 1999 dan 2001-2004 selalu dibawah Rp 1 triliun. Namun padatahun 2007, nilai investasi yang disetujui melonjak sangat drastis sekitar 378% dariposisi tahun 2006.

Jika dilihat dari struktur investasi PMDN, sektor perindustrian menempatipangsa investasi terbesar dan sektor pertanian menempati posisi kedua yaitumasing-masing 76,6% dan 6,3% pada periode 1999-2003. Pada periode 2003-2007, pangsa investasi sektor perindustrian turun, sedangkan pangsa sektor

…......................................................... (4)

Page 7: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

155

pertanian naik, yaitu masing-masing menjadi 73,9% dan 9,8%, dan sektorpertanian tetap menempati posisi kedua. Ini menunjukkan bahwa sektor pertaniantidak kalah menarik bagi investor domestik.

Perkembangan rataan total nilai investasi yang disetujui seluruh sektor pertahun selama 1999-2003 dan 2004-2007 diperlihatkan pada Tabel 2. Beberapasektor perekonomian mengalami pertumbuhan positif dan lainnya negatif. Sektorpertanian meningkat tercepat kedua setelah sektor listrik, gas dan air.

Tabel 2. Rata-rata Nilai Investasi PMDN Seluruh Sektor yang Disetujui Tahun 1999-2003dan Tahun 2004-2007

Sektor Ekonomi1999-2003 2004-2007 Pertum-

buhan(%)

Rp’ m/tahun % Rp’ m/

tahun %

1.Pertanian, Kehutanan, Perikanan 1.594 6,62 7.097 9,94 345,2a. Pertanian 1.276 5.30 6.979 9,78 447,0b. Kehutanan 134 0.55 108 0,15 -19,6c. Perikanan 185 0.77 11 0,01 -94,2

2.Pertambangan dan Penggalian 420 1.74 950 1,33 126,23.Perindustrian 18.437 76.55 52.721 73,85 186,04.Listrik, Gas dan Air 150 0.62 6.864 9,61 4.490,95.Konstruksi 949 3.94 498 0,70 -47,56.Perdagangan Bsr dan Eceran, Restoran,

Hotel 540 2.24 847 1,19 56,87.Transpor, Pergudangan, Perhubungan 1.075 4.46 1.215 1,70 13,18.Lembaga Keu, Asuransi, Real Estat, Jasa

Perush 419 1.74 54 0,08 -87,19.Jasa Masyarakat. Sosial dan

Perseorangan 476 1.98 1.146 1,60 140,7Total 24.086 100.00 71.391 100,00 196,4

Sumber: Hadi et al., 2010

Sumber : Hadi et al., 2010

Gambar 1. Investasi PMDN yang Disetujui, 1999-2007 (Rp’m)

Page 8: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

156

Untuk investasi PMA. perkembangan nilai investasi sektor pertanian primeryang disetujui pemerintah selama 1999-2007 diperlihatkan pada Gambar 2. Nilaiinvestasi rata-rata per tahun selama 1999-2006 umumnya di bawah USD 200milyar. kecuali pada tahun 2001 yang mencapai USD 281 milyar. Bahkan selama2002-2005 kurang dari USD 100 milyar. Namun pada tahun 2007, nilai investasiyang disetujui melonjak sangat drastis sekiar 650% dari posisi tahun 2006. UUNomor 25/2007 tentang investasi. yang lebih mengutamakan investasi asing.tampaknya telah mendorong minat investasi PMA di bidang pertanian.

Perkembangan rata-rata nilai investasi PMA yang disetujui seluruh sektorper tahun selama periode 1999-2003 dan periode 2004-2007 diperlihatkan padaTabel 3. Dari tabel ini dapat diketahui bahwa hampir semua sektor mengalamipertumbuhan positif dan pada umumnya sangat cepat. Sektor pertanianmengalami pertumbuhan 180 persen, dan menempati peringkat kelima sesudahsektor pertambangan, sektor konstruksi, sektor listrik, gas dan air, dan sektorperikanan.

Jika dilihat dari struktur investasi PMA yang disetujui, maka sektorperindustrian menempati pangsa investasi terbesar dan sektor pertanianmenempati posisi kelima yaitu masing-masing 62,6 persen dan 2,4 persen padaperiode 1999-2003. Pada periode 2003-2007, pangsa investasi kedua sektortersebut naik. yaitu menjadi 65,9 persen untuk sektor perindustrian dan 2,9 persenuntuk sektor ertanian. Investasi di sektor-sektor lain yang mempunyai pangsa lebihbesar dari sektor pertanian adalah sektor transpor, pergudangan danperhubungan, sektor konstruksi, serta sektor perdagangan besar dan eceran,restoran dan hotel.

Sumber : Hadi et al., 2010

Gambar 2. Investasi PMA yang Disetujui. 1999-2007 (USD’m)

Page 9: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

157

Tabel 3. Rata-rata Nilai Investasi PMA Seluruh Sektor yang Disetujui, Tahun 1999-2003dan Tahun 2004-2007

Sektor Ekonomi1999-2003 2004-2007 Pertum-

buhan(%)

USD’jt/tahun % USD’jt/

tahun %

1. Pertanian 131,2 2,35 367,2 2,88 179,92. Kehutanan 31,0 0,56 36,0 0,28 16,33. Perikanan 23,1 0,41 69,6 0,55 201,54. Pertambangan dan Penggalian 35,7 0,64 358,4 2,81 904,05. Perindustrian 3.488,3 62,57 8.386,0 65,85 140,46. Listrik. Gas dan Air 89,1 1,60 317,4 2,49 256,17. Konstruksi 115,7 2,08 819,2 6,43 608,18. Perdagangan Bsr dan Eceran, Rest, Hotel 488,3 8,76 592,8 4,66 21,49. Transpor, Pergudangan dan Perhubungan 779,1 13,97 1,409,4 11,07 80,910.Lbg Keu, Asuransi, Real Estat, Jasa Perush 74,4 1,33 190,4 1,50 155,911.Jasa Masyarakat, Sosial dan Perseorangan 319,2 5,72 188,0 1,48 -41,1

Total 5.575,0 100 1.734,5 100 128,4Sumber: Hadi et al., 2010

(2) Realisasi Investasi

Tidak seluruh investasi PMDN dan PMA di sektor pertanian yang telahdisetujui tersebut di atas dapat direalisasikan. Sebagai contoh, pada tahun 2005.realisasi mencapai 96,12 persen, dan pada tahun 2006 turun menjadi 85.90persen (Tabel 4). Pada tahun 2007, realisasi bahkan hanya mencapai 18.56persen. Kenaikan nilai persetujuan investasi yang sangat drastis pada tahun 2007sebagian besar tidak dapat direalisasikan. Sebagian besar realisasi investasiPMDN di sektor pertanian lebih banyak terjadi pada subsektor tanaman pangandan perkebunan yang merupakan sekitar 96 persen, sedangkan sisanya adalahsubsektor peternakan.

Tabel 4. Realisasi Investasi PMDN dan PMA di Sektor Pertanian, 2005-2007

Sektor Investasi (Rp’ milyar) Pertumbuhan (%)2005 2006 2007 2006 2007

PMDN:Pangan & Kebun 3.070,6 3.442,9 3.528,8 12,12 2,49Peternakan 108,3 115,6 145,2 6,74 25,61Total 3.178,9

(96,12)3,558,5(85,90)

3,674,0(18,56)

11,94 3,25

PMA:Pangan & Kebun 171,50 351,90 219,10 105,19 -37,74Peternakan 52,80 18,80 45,70 -64,39 143,09Total 224,30

(240,4)370.70(239,5)

264.80(22,8)

65.27 -28.57

Sumber: BKPM. diolah.Keterangan: ( ): Persentase realisasi terhadap persetujuan

Realisasi investasi PMA di sektor pertanian pada tahun 2005 dan 2006jauh melebihi nilai yang telah disetujui. Pada tahun 2005, realisasi mencapai 240,4persen dan pada tahun 2006 mencapai 239,5 persen. Namun pada tahun 2007,

Page 10: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

158

realisasi hanya mencapai 22,8 persen. Kenaikan nilai persetujuan investasi PMAyang sangat drastis pada tahun 2007 sebagian besar tidak dapat direalisasikan.Seperti halnya pada investasi PMDN, sebagian besar (80%) realisasi investasiPMA di sektor pertanian lebih banyak terjadi pada subsektor tanaman pangan danperkebunan sedangkan sisanya adalah subsektor peternakan. Pada tahun 2006realisasi nilai investasi PMA di sektor pertanian meningkat cepat, tetapi pada tahun2007 menurun cukup cepat karena penurunan yang cukup cepat pada investasisubsektor tanaman pangan dan perkebunan.

Realisasi investasi PMDN dan PMA selama 19 tahun terakhir (1990-2008)diperlihatkan pada Tabel 5. Investasi berfluktuasi, baik PMDN maupun PMA.dengan beberapa tahun tidak ada investasi PMA. Secara rata-rata total investasiPMDN jauh lebih lebih besar (90,8%) dibanding PMA (9,2%). dan investasi disubsektor tanaman pangan dan perkebunan lebih besar (91,4%) dibandingsubsektor peternakan (8,6%). Investasi subsektor tanaman pangan danperkebunan sangat dominan baik di PMDN maupun PMA dengan pangsa masing-masing 91,8 dan 87,2 persen.

Tabel 5. Realisasi Nilai Investasi PMDN dan PMA 1990-2008 (USD’000)

TahunPMDN PMA Total

Pertanian(USD’000)

Pangan& Kebun Ternak Total Pangan

& Kebun Ternak Total

1990 168.393 41.705 210.098 6.806 17.363 24.169 234.2671991 79.956 37.189 117.145 1.080 0 1.080 118.2251992 29.716 77.633 107.349 27.796 0 27.796 135.1451993 31.527 13.564 45.091 0 0 0 45.0911994 233.311 88.890 322.201 56.184 3.482 59.666 381.8671995 79.463 75.255 154.718 129.673 5.532 135.205 289.9231996 532.011 35.229 567.240 72.094 3.984 76.078 643.3181997 913.733 94.318 1.008.051 2.365 3.490 5.855 1.013.9061998 755.693 136.769 892.462 28.604 23.232 51.836 944.2981999 1.843.564 88.591 1.932.155 45.272 35.311 80.583 2.012.7382000 1.176.496 151.289 1.327.785 68.592 13.486 82.078 1.409.8632001 708.285 210.593 918.878 64.071 4.355 68.426 987.3042002 263.577 123.664 387.241 8.956 8.044 17.000 404.2412003 77.537 29.946 107.483 219.177 1.090 220.267 327.7502004 507.406 19.576 526.982 160.964 20.235 181.199 708.1812005 3.070.613 108.280 3.178.893 171.558 52.763 224.321 3.403.2142006 3.442.975 115.580 3.558.555 351.918 18.753 370.671 3.929.2262007 3.528.762 145.168 3.673.930 219.080 44.651 263.731 3.937.6612008 1.034.294 50.430 1.084.724 132.253 4.542 136.795 1.221.519

Rataan/th 972.490 86.509 1.058.999 92.971 13.701 106.671 1.165.670Sumber: Hadi et al., 2010

Investasi Rumah Tangga Petani

(1) Perkebunan

Investasi pada komoditas perkebunan adalah pembukaan kebun. Untukkelapa sawit, pembukaan kebun kelapa sawit oleh petani contoh di SumateraUtara dilakukan selama 1980-2008, tetapi tidak dilakukan secara kontinyu setiap

Page 11: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

159

tahun. Setelah tahun 1980, baru ada petani yang membuka kebun pada tahun1997. Pada umumnya. pembukaan kebun dilakukan sejak tahun 1997, kemudian1999, 2000, 2001, 2005 dan 2008. Mulainya pembukaan kebun lagi 17 tahunkemudian setelah 1980 yang didorong oleh meningkatnya harga minyak sawitsecara tajam pada tahun 1997 sebagai akibat krisis ekonomi yang melandaIndonesia yang menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh. Rata-rata pembukaan kebunkelapa sawit per petani selama 1980-2008 adalah 1,67 ha dengan jumlah tegakan(tanaman) 210 pohon atau rata-rata 126 pohon/ha. Investasi dilakukan denganmodal sendiri.

Untuk karet, pembukaan kebun yang dilakukan petani contoh di SumateraUtara terjadi selama 1997-2008. Pembukaan kebun dimulai sejak tahun 1997 yangdirangsang oleh tingginya harga karet sebagai akibat krisis ekonomi. Selama2009-2010 tidak ada pembukaan kebun lagi. Rata-rata luas pembukaan kebun perpetani selama 1997-2008 adalah 1,10 ha dengan jumlah tegakan (tanaman) 137pohon atau rata-rata 125 pohon/ha. Investasi dilakukan dengan modal sendiri.

Untuk kakao, pembukaan kebun oleh petani di Jawa Timur berlangsungselama 1997-2010. Pembukaan kebun dimulai sejak tahun 1997 karena tingginyaharga kakao sebagai akibat krisis ekonomi. Pada tahun 2009 tidak adapembukaan kebun, tetapi pada tahun 2010 ada pembukaan lagi. Rata-rata luaspembukaan kebun per petani selama 1997-2010 adalah 0,91 ha dengan jumlahtegakan (tanaman) 1.016 pohon atau rata-rata 1.115 pohon/ha. Investasi dilakukandengan modal sendiri namun bibit dibantu oleh pemerintah.

(2) Peternakan

Pembiakan Sapi Potong

Di lokasi penelitian Jawa Timur, usaha peternakan sapi potong dilakukansecara berkelompok. Salah satu kelompok yang bergerak di bidang peternakansapi potong adalah Kelompok Bumi Peternakan Waluyo Utomo (KBPWU), yangpernah mendapatkan penghargaan sebagai Kelompok Peternak Terbaik olehMenteri Pertanian pada tahun 2009. Kelompok ini beranggotakan 33 orang danmembina sekitar 800 peternak lain di kabupaten-kabupaten sekitarnya.

Kegiatan investasi pada usaha pembiakan sapi potong di tingkat rumahtangga umumnya dibiayai dengan modal sendiri karena mereka menemui kesulitandalam mendapatkan modal dari pihak perbankan. Modal awal untuk membeli induksapi umumnya diperoleh dari tabungan keluarga sendiri, dan setelah setahunkemudian bisa menjual anak sapi jantan. Hasil penjualan anak sapi tersebutkemudian dibelikan induk sapi betina.

Menurut peternak anggota kelompok, keberadaan Kelompok Peternaksangat membantu mereka, dimana inspirasi atau dorongan utama untuk berusahadi usaha pembiakan sapi potong berawal dari mengikuti pelatihan di KBPWU.Pelatihan dengan materi pembuatan pakan, tehnik IB dan pengetahuan memilihinduk sapi yang baik, sangat mempengaruhi usaha pembiakan sapi yang telahdijalankannya. Disamping itu hingga saat ini seluruh limbah yang dihasilkan dapat

Page 12: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

160

dimanfaatkan secara maksimal berdasarkan pengetahuan mengenai caramembuat pupuk organik. Limbah kotoran sapi tersebut banyak digunakan untukmemupuk tanaman di kebun. Kegiatan pelatihan memberikan pengetahuanmengenai cara menghemat biaya operasional, yaitu yang sebelumnya peternakharus membeli konsentrat, saat ini mereka mampu menyediakan pakan sendiridengan biaya pakan yang lebih murah.

Sebagai peternak yang baru memulai usahanya, investasi yang dilakukanadalah pembelian induk sapi betina dan pembuatan kandang. Dari peternakcontoh yang diwawancara, investasi dimulai pada tahun 2007. Rata-rata jumlahsapi induk per peternak adalah 3 ekor dengan nilai Rp 21,2 juta dan nilai kandangRp 9,9 juta atau Rp 31,1 juta seluruhnya.

Sapi Perah

Usaha peternakan sapi perah di lokasi penelitian Jawa Baratdilakukan secara berkelompok, namun pengelolaan usaha tetap dilakukan olehmasing-masing rumah tangga peternak. Peternak sapi perah dibina oleh KoperasiSusu Bandung Utara (KSBU), dimana para peternak menjadi anggotanya.

Kegiatan investasi pada usaha peternakan sapi perah di tingkat rumahtangga umumnya dibiayai dengan modal sendiri karena mereka kurang aksesterhadap modal perbankan. Modal awal untuk membeli induk sapi umumnyadiperoleh dari tabungan keluarga sendiri, dan setelah setahun kemudian bisamenjual anak sapi. Hasil penjualan susu dan anak sapi tersebut kemudiandibelikan induk sapi betina lagi. Sebagian petani memelihara anak sapi betinayang lahir sebagai calon induk sapi perah.

Sebagai peternak yang baru memulai usahanya, investasi yang dilakukanadalah pembelian induk sapi betina dan pembuatan kandang. Dari peternakcontoh yang diwawancara, sapi induk yang masih ada hingga penelitian inidilakukan pada tahun 2010 dibeli mulai tahun 2000. Disamping itu, peternak jugamembangun kebun rumput yang sebagian besar memanfaatkan lahan kehutananyang tanaman pokoknya masih muda dengan cara menyewa dengan harga Rp250.000 per hektare per tahun. Pembangunan kebun rumput gajah di lahantersebut dilakukan oleh peternak sendiri.

Rata-rata jumlah sapi induk per peternak adalah 3,7 ekor dengan nilai Rp22,7 juta. Nilai kandang dan kebun rumput masing-masing adalah Rp 3,9 juta danRp 3,1 juta, sehingga total nilai investasi seluruhnya adalah Rp 29,7 juta.

(3) Alat dan Mesin Pertanian

Jenis alat dan mesin pertanian yang diteliti adalah pompa air dan traktortangan. Pompa air di Jawa Timur dibedakan atas pompa sumur dalam (PSD) danpompa sumur pantek (PSP). PSD mempunyai kedalaman lebih dari 200 meter danmampu mengairi 25 hektare sawah dan dikelola oleh kelompok tani. Jumlahpompa jenis ini tidak banyak. Sementara PSP berukuran kecil-kecil, jumlahnyasangat banyak dan dimiliki oleh petani secara individual. Pompa air lebih banyakditemui di daerah-daerah yang lahan sawahnya adalah tadah hujan.

Page 13: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

161

Tujuan utama investasi pada pompa air adalah untuk mencukupikebutuhan air bagi tanaman padi di lahan sendiri, sehingga musim tanam bisatepat waktu dan hasilnya terjamin. Pompa sangat diperlukan terutama pada saatpenyebaran benih sampai dengan tanam karena kebutuhan akan air yang sangattinggi, yaitu pada bulan November – Desember di musim hujan. Pada musimkemarau, pompa air mutlak diperlukan karena ketersediaan air berkurang. Namunjika sudah selesai untuk mengairi lahan sendiri, pompa tersebut disewakan kepadapetani lain yang tidak memiliki pompa air dengan biaya sebesar Rp 10.000 per jam(tidak termasuk bahan bakar minyak). Namun kegiatan menyewakan pompa airakhir-akhir ini cenderung menurun karena makin banyak petani yang sudahmemiliki pompa air sendiri.

Petani pemilik pompa air pada umumnya menjadi anggota HIPPA(Himpunan Petani Pemakai Air). Untuk pembelian pompa air pada umumnyapetani menggunakan modal sendiri. Karena modal petani yang terbatas, merkdagang pompa air yang banyak dipakai petani adalah Dongfeng (buatan China)yang harganya jauh lebih murah dibanding merk lain (Yanmar), namun mutunyakurang baik disamping kebutuhan bahan bakar minyaknya lebih boros yaitu 1 literper jam. Sementara itu, pompa air yang bermerk Yanmar harganya lebih mahal (3kali harga pompa Dongfeng) tetapi pemakaian bahan bakar lebih hemat yaitu 0,5liter per jam.

Untuk traktor tangan, tipe alsin ini di lokasi penelitian Jawa Timur danJawa Barat dibedakan menjadi “rotary” dan “singkal”. Traktor rotary banyakdigunakan di lahan padi, sedangkan traktor singkal banyak digunakan padatanaman padi – palawija – bawang merah. Traktor yang digunakan sebagian besarbertipe singkal dan merk dagang yang banyak dipilih petani adalah Yanmar(buatan Jepang). Hampir seluruh petani menggunakan modalnya sendiri untukmembeli traktor.

Tujuan utama investasi pada traktor tangan sebenarnya adalah untukmengolah lahan sendiri, agar jadual tanam tepat waktu dan tidak tergantung padatraktor orang lain, dimana pemilik traktor pada umumnya adalah petani luas.Namun apabila pengolahan lahan sendiri sudah selesai, maka traktor tersebutkemudian disewakan kepada petani lain yang tidak memiliki traktor dengan biayasewa Rp 750.000 per ha. Untuk pengoperasian traktor diperlukan tenaga operatordengan sistim upah bagi hasil yaitu 60 persen untuk pemilik traktor dan 40 persenuntuk operator (bahan bakar ditanggung pemilik traktor).

Pembelian pompa air dan traktor tangan oleh petani contoh terjadi selama1990-2010. Untuk pompa air, jumlah pembelian jenis alsin ini berfluktuasi daritahun ketahun. Bahkan selama 1992-1995, 1999, 2006, 2008 dan 2010 terjadikekosongan investasi. Rata-rata jumlah pemilikan pompa air per petani yang masihada pada tahun 2010 adalah 1 unit per petani dengan nilai Rp 3,3 juta, sedangkanuntuk traktor adalah 0,8 unit dengan harga Rp 7,1 juta, atau Rp 10,4 juta secarakeseluruhan. Semua pemilik traktor memiliki pompa air, tetapi tidak semua pemilikpompa air memiliki traktor.

Page 14: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

162

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Pertanian

Investasi Perusahaan Besar

Dari jawaban responden perusahaan besar dapat diketahui faktor-faktoryang mempengaruhi investasi perusahaan besar di sektor pertanian, baik yangmendorong maupun yang menghambat investasi. Faktor-faktor yang mendorongantara lain adalah ketersediaan lahan, peluang pasar, dukungan lembagapenelitian, dan dukungan asosiasi bisnis. Ketersediaan lahan pada umumnya tidakmenjadi masalah karena perusahaan dapat memperolehnya dengan status HakGuna Usaha (HGU) selama 30 tahun dan dapat diperpanjang jika masaberlakunya sudah habis. Untuk PTPN, lahan HGU-nya bahkan telah diperolehsejak jaman penjajahan Belanda. Peluang pasar untuk komoditas kelapa sawit,karet dan kakao masih cukup terbuka, baik pasar ekspor maupun domestik. Dayatarik industri dan daya saing komoditas-komoditas tersebut masih tinggi. DukunganPusat Penelitian Komoditas seperti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PusatPenelitian Perkebunan (Puslitbun) Karet dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao(Puslit Koka) juga sangat positif dalam membantu mengatasi berbagai kendalakultur teknis dan lain-lain. Undang-undang Perkebunan yang ada juga memberidukungan positif terhadap eksistensi investasi di bidang perkebunan.

Peranan asosiasi bisnis juga positif dalam mendukung perkembanganbisnis perusahaan baik untuk kelapa sawit, karet maupun kakao. Organisasi inisangat besar peranannya dalam memperjuangkan eksistensi bisnis ketigakomoditas perkebunan utama tersebut di Indonesia, yang terkait dengan teknisbudidaya, teknologi pengolahan, ekonomi, bisnis, ekspor/impor, perbankan dansebagainya. Secara rutin ada agenda pertemuan internal organisasi, seminar danlokakarya nasional dan internasional.

Relasi perusahaan dengan masyarakat sekitar dan CSR (Corporate SocialResponsibility) yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain PTPN XII di JawaTimur cukup baik. Bentuk relasi tersebut adalah menjalin hubungan yang baikdengan masyarakat sekitar, baik secara formal (dengan pejabat pemerintah)maupun informal (dengan tokoh masyarakat/ulama/kiai) dalam rangka mendukungeksistensi perusahaan serta peranan perusahaan dalam penyediaan lapangankerja bagi masyarakat sekitar. Dalam program CSR, PTPN XII secara rutinmenyalurkan dana PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) berupa hibahuntuk pembangunan fasilitas umum serta dana bergulir bagi karyawan danmasyarakat di sekitar lokasi kebun perusahaan.

Selain faktor-faktor yang mendorong kemajuan tersebut, terdapat jugafaktor-faktor yang menghambat, antara lain sebagai berikut. Modal yang diperlukanuntuk pembangunan kebun dengan luasan ribuan hektare sangat besar.Hama/penyakit masih merupakan sumber risiko besar, utamanya pada`kakao yaitupenggerek buah kakao (PBK) dan akhir-akhir ini muncul penyakit busuk buahkakao (Phytophthora) dan penyakit VSD yang sampai saat ini belum diketemukantehnologi pengendalian yang efektif dan efisien. Tekanan finansial menjadi lebihberat dengan makin mahalnya harga insektisida, tingginya UMK (Upah MinimumKabupaten) dan rendahnya produktifitas tenaga kerja. Produktifitas tanaman jugabelum optimal, kesuburan tanah menurun, mikroklimat sekitar kebun tidak

Page 15: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

163

mendukung, dan potensi sumber daya air berkurang terutama pada musimkemarau. Otonomi Daerah menimbulkan hambatan birokrasi dan tingginya biayaretribusi untuk operasional bisnis. Masih adanya gangguan keamanan hasil danpenyerobotan lahan oleh penduduk sekitar juga merupakan hambatan. Fasilitaspemerintah untuk mendorong investasi spesifik komoditas masih sangat terbatasatau bahkan belum ada.

Di Indonesia, kondisi iklim investasi mempengaruhi kegiatan investasi.Menurut Tambunan (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ikliminvestasi adalah: (1) Stabilitas politik, sosial dan ekonomi; (2) Kondisi infrastrukturdasar (listrik, telekomunikasi dan prasarana jalan dan pelabuhan); (3) Efektifitasfungsi sektor pembiayaan dan pasar tenaga kerja (termasuk sistem perburuhan);(4) Regulasi dan perpajakan; (5) Birokrasi (menyangkut waktu dan biaya); (6)Masalah good governance termasuk korupsi, konsistensi dan kepastian dalamkebijakan pemerintah yang langsung dan tidak langsung mempengaruhikeuntungan neto jangka panjang dari kegiatan investasi; dan (7) Hak milik mulaidari tanah sampai dengan kontrak.

Menurut World Bank (2005), empat faktor di antaranya yang palingberpengaruh adalah stabilitas ekonomi makro, tingkat korupsi, birokrasi dankepastian kebijakan ekonomi. WEF (2005) mengkonfirmasi bahwa birokrasi yangtidak efisien, infrastruktur yang buruk dan regulasi perpajakan yang kurangkondusif merupakan faktor penghambat utama bisnis di Indonesia. Menurut Jetro(dikutip Kompas 2006), masalah utama dalam investasi di Indonesia adalah: (1)Upah yang makin mahal; (2) Sistem perpajakan yang sulit dan rumit; (3) Kebijakanyang tidak jelas dan tidak pasti; (4) Sulit dan rumitnya prosedur perdagangan; (5)Kondisi infrastruktur yang buruk; dan (6) Isu tenaga kerja/buruh (misalnyademonstrasi, dll)

Kurang terjaminnya keamanan, tidak adanya kepastian hukum, kondisiinfrastruktur yang buruk dan sistem perburuhan yang makin kurang kondusifmerupakan faktor penghambat kegiatan investasi terutama investasi PMA. Selamapemerintahan Orde Baru, PMA merupakan faktor pendorong sangat krusial untukmencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Selama periodepemerintahan tersebut, sumber perkembangan teknologi. perubahan struktural,diversifikasi produk dan pertumbuhan ekspor Indonesia sebagian besar adalahkarena kehadiran PMA. Masuknya PMA didukung oleh iklim usaha yang kondusif,yaitu kondisi yang menyebabkan biaya dan risiko investasi serendah-rendahnyatetapi menghasilkan keuntungan jangka panjang yang setinggi-tingginya (Stern,2002).

Di negara-negara lain, hasil studi di India antara lain Aghion et al. (2003),Ahluwalia (2002), Rodrik and Subramanian (2004) dan World Bank (2005) dan diChina antara lain Chen and Wang (2001), Qian (2003), Young (2000) dan WorldBank (2005) menunjukkan bahwa perbaikan iklim investasi pada dekade 1980andan 1990an yang menurunkan biaya dan risiko investasi secara signifikan telahdapat meningkatkan investasi swasta sekitar 200 persen. Sebaliknya, di Indonesia,otonomi daerah dan lemahnya koordinasi antar institusi pemerintah jugamerupakan kendala besar. Para pengusaha Australia misalnya, menganggap

Page 16: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

164

bahwa pemerintah Indonesia tidak konsisten dalam menarik investor (TempoInteraktif 9 Agustus 2006).

Pada tahun 2007, pemerintah Indonesia menerbitkan UU Nomor 25tentang Penanaman Modal, yang intinya memberikan insentif untuk investasi.Menurut UU tersebut pemerintah memberikan fasilitas dan insentif kepadaperusahaan besar, utamanya PMA, dan memberikan perangsang pajak berupapajak pendapatan, pajak untuk modal, mesin atau peralatan, bebas pajak untukbahan mentah, pajak pertambahan nilai, percepatan amortisasi dan pajak properti.Ijin penggunaan lahan (HGU) bagi investor asing sangat mudah dan masa HGUdapat diperpanjang dari 30 tahun menjadi 95 tahun.

Negara-negara donor multilateral seperti Word Bank, Asian DevelopmentBank dan negara-negara maju seperti Jepang dan AS memberikan dukunganterhadap UU tersebut. Sebelum UU tersebut diberlakukan, pihak World Bankmenyatakan bahwa pemerintah Indonesia perlu memberikan paket kebijakan ikliminvestasi yang mencakup lima aspek, yaitu: kebijakan investasi, tarif, pajak,regulasi ketenagakerjaan, dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Bagian pentingyang juga perlu dicatat dari UU tersebut adalah pembatalan Perda-Perda yangmenghambat kegiatan bisnis, dan telah diterapkannya pedoman pengembangansatu pintu (one-stop shop) oleh Pemda sesuai dengan paket reformasi ikliminvestasi.

Investasi Rumah Tangga Petani

(1) Perkebunan

Faktor utama yang mempengaruhi investasi berupa pembukaan kebununtuk kelapa sawit dan karet di Kabupaten Langkat (Sumatera Utara) dan kakao diKabupaten Blitar (Jawa Timur) adalah pemilikan lahan dan harga komoditas yangbersangkutan. Di Sumatera Utara, petani pada umumnya mempunyai lahanwarisan orang tua yang belum diusahakan, sedangkan di Jawa Timur adalah milikpetani sendiri. Faktor harga sangat berpengaruh, dimana harga ketiga komoditasperkebunan tersebut sangat atraktif bagi petani, utamanya setelah tahun 1997.Posisi ketiga ditempati biaya pembuatan lahan. Ketersediaan kredit perbankantidak berpengaruh karena petani tidak pernah berhubungan dengan perbankan.Demikian pula, ketersediaan kredit informal berikut bunganya tidak banyakberpengaruh karena petani mempunyai sumber pembiayaan dari hasil usahasendiri.

(2) Peternakan

Dalam melakukan investasi pada usaha pembiakan sapi potong diKabupaten Tuban (Jawa Timur), ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktorutama yang berpengaruh menurut pengakuan peternak adalah harga sapi induk,biaya pemeliharaan sapi dan ketersediaan pakan hijauan. Posisi kedua ditempatioleh biaya pembuatan kandang dan harga anak sapi. Ketersediaan kreditperbankan termasuk grace period pembayaran bunganya menempati urutan

Page 17: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

165

ketiga. Sementara itu, ketersediaan kredit informal berikut bunganya tidak banyakberpengaruh karena untuk usaha peternakan sapi potong membutuhkan biayacukup besar sehingga jika dengan bunga sangat tinggi sebagaimana yangdikenakan oleh pemberi pinjaman maka petani tidak tertarik untukmemanfaatkannya.

Untuk investasi peternakan sapi perah di Kabupaten Bandung Utara (JawaBarat), faktor utama yang berpengaruh adalah harga sapi induk, biayapembangunan kandang, harga susu segar, dan biaya pemeliharaan sapi.Sementara itu, ketersediaan kredit informal berikut bunganya, serta grace periodbunga dan cicilan pokok pinjaman bank tidak berpengaruh terhadap investasipeternakan sapi perah dengan alasan yang sama seperti pada usaha pembiakansapi potong.

(3) Alat dan Mesin Pertanian

Dalam melakukan investasi pada usaha alat/mesin pertanian (traktor danpompa air) di Kabupaten Nganjuk (Jawa Timur) dan Kabupaten Subang (JawaBarat), ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut pengakuan pemilikalsintan, faktor utama yang berpengaruh adalah harga alsintan itu sendiri, hargabahan bakar minyak, pasokan dan kebutuhan air pada lahan sawah (khususnyapompa air), serta jumlah traktor yang sudah ada dan kebutuhan traktor pada lahansawah. Posisi kedua ditempati oleh ketersediaan kredit perbankan.

Dampak Investasi Pertanian

Investasi Perusahaan Besar

Investasi oleh perusahaan besar dilakukan oleh perusahaan dalam negeri(PMDN) dan asing (PMA). Data yang ada di BKM membagi sektor pertanian hanyamenjadi dua kelompok yaitu: (1) Tanaman pangan dan perkebunan; dan (2)Peternakan. Dalam penelitian ini, dampak penanaman modal tersebut dilihat darisegi pembentukan PDB sektor pertanian dan penyerapan tenaga kerja pertanian.

(1) Dampak terhadap PDB Sektor Pertanian

Investasi oleh perusahaan besar PMDN dan PMA mempunyai dampakpositif terhadap PDB Sektor Pertanian. Dalam analisis ini pertama-tama dipisahkanlebih dahulu untuk masing-masing subsektor yaitu subsektor tanaman pangan danperkebunan dan subsektor peternakan, kemudian digabung untuk sektorpertanian. Hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel tersebut memperlihatkan bahwa PDB subsektor tanaman danperkebunan lebih dipengaruhi oleh Investasi PMDN, sedangkan investasi PMAberdampak positif tetapi secara statistik tidak siginifikan. PDB subsektorpeternakan secara positif dan signifikan dipengaruhi oleh investasi PMA danPMDN, tetapi pengaruh investasi PMA lebih besar dibanding PMDN. Untuk total

Page 18: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

166

sektor pertanian, investasi PMDN dan PMA sama-sama berpengaruh positif, tetapiinvestasi PMDN mempunyai pengaruh siginifkan, sedangkan investasi PMA tidaksignifikan secara statistik.

Tabel 6. Dampak Investasi PMDN dan PMA terhadap PDB Sektor Pertanian

Subsektor Intersep Parameter Adj. R2

PMDN PMAPangan & Kebun 7,29757 0,61911 0,09161 0,96

(29,09) (8,35) (1,31)Ternak 5,61561 0,18126 0,74488 0,99

(30,94) (2,78) (10,73)Total Pertanian 6,92178 0,72410 0,16333 0,96

(22,13) (5,62) (1,21)Sumber: Hadi et al., 2010 dan BPS. diolah; Keterangan: ( ) = t-ratio

(2) Dampak terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pertanian

Investasi perusahaan besar di sektor pertanian. baik PMDN maupun PMA.mempunyai dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Untuk PMDN,setiap kenaikan USD 1 milyar investasi di subsektor tanaman pangan danperkebunan menyerap tenaga kerja baru sebanyak 14 orang, sedangkan disubsektor peternakan hanya menyerap kurang dari 1 orang, atau 14 orang diseluruh sektor pertanian (Tabel 7). Untuk PMA, setiap kenaikan USD 1 milyarinvestasi di subsektor tanaman pangan dan perkebunan dapat menyerap lebihbanyak tenaga kerja baru yaitu 94 orang, sedangkan di subsektor peternakanmenyerap 47 orang tenaga kerja baru atau 89 orang di seluruh sektor pertanian.

Tabel 7. Dampak Investasi PMDN dan PMA pada Penyerapan Tenaga Kerja – Model Linier

Subsektor PMDN PMAIntersep Parameter Adj R2 Intersep Parameter Adj R2

Pangan & Kebun 61,293 14,47 0,92 20,894 94,38 0,92(7,41) (13,97) (4,13) (14,46)

Ternak 2,379 0,053 0,90 -229 46,74 0,92(3,46) (12,89) (-0,57) (14,54)

Total Pertanian 62,738 14,06 0,92 19,739 88,75 0,94(7,35) (14,63) (4,14) (16,74)

Sumber: Hadi et al., 2010

Jika dilihat elastisitasnya, setiap kenaikan investasi PMDN sebesar 10persen pada subsektor tanaman pangan dan perkebunan, jumlah tenaga kerjabaru yang terserap di subsektor tersebut naik 5,1 persen (Tabel 8). Untuksubsektor peternakan, setiap kenaikan investasi PMDN di subsektor tersebutsebesar 10 persen, jumlah tenaga kerja baru yang terserap naik 7,3 persen, dansetiap kenaikan investasi PMDN sebesar 10 persen di sektor prtanian. jumlahtenaga kerja baru yang terserap di sektor tersebut naik 5,5 persen.

Page 19: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

167

Untuk PMA, setiap kenaikan investasi sebesar 10 persen pada subsektortanaman pangan dan perkebunan. jumlah tenaga kerja baru yang terserap disubsektor tersebut naik 8,8 persen. Sementara itu, setiap kenaikan investasi PMAsebesar 10 persen pada subsektor peternakan, jumlah tenaga kerja baru yangterserap di subsektor tersebut naik 8,6 persen, dan setiap kenaikan investasi PMAsebesar 10 persen pada sektor pertanian, jumlah tenaga kerja baru yang terserapdi sektor tersebut naik 9,7 persen.

Tabel 8. Dampak Investasi PMDN dan PMA pada Penyerapan Tenaga Kerja – ModelLogaritma Ganda

Subsektor PMDN PMAIntersep Parameter Adj R2 Intersep Parameter Adj R2

Pangan & Kebun 7,59548 0,51451 0,96 5,74919 0,88009 0,98(39,11) (21,07) (38,22) (33,75)

Ternak 4,39944 0,73446 0,95 4,44441 0,85603 0,95(17,95) (19,01) (21,96) (18,03)

Total Pertanian 7,28904 0,54778 0,97 5,09500 0,96505 0,97(37,57) (23,01) (20,56) (23,32)

Sumber: Hadi et al., 2010

Investasi Rumah Tangga Petani

(1) Perkebunan

Komoditas perkebunan rakyat yang diteliti adalah kelapa sawit, karet dankakao. Hasil analisis menunjukkan bahwa investasi pada tiga jenis komoditastersebut secara finansial dapat dijustifikasikan (Tabel 9). Nilai IRR lebih tinggidibanding suku bunga bank komersial 18 persen per tahun, yang berarti investasitersebut sangat atraktif bagi petani, apalagi jika suku bunga bank disubsidipemerintah hingga menjadi 14 persen per tahun. Jika suku bunga bank turun dari18 persen menjadi 14 persen, maka NPV yang diperoleh dari investasi per hektarenaik dari Rp 16,8 juta menjadi Rp 43,7 juta untuk kelapa sawit, dari Rp 6,9 jutamenjadi Rp 24,0 juta untuk karet dan dari Rp 2,4 juta menjadi Rp 15,7 juta untukkakao.

Tabel 9. Kelayakan Finansial Investasi Usahatani Kelapa Sawit, Karet dan Kakao perHektare di Lokasi Penelitian (25 tahun)

Komoditas &Bunga (%/th)

Nilai (Rp’000) BCR IRR (%)PV(B) PV(C) NPVKelapa Sawit:

14 112.639 68.910 43.730 1,63 22,2218 75.359 58.584 16.775 1,29Karet:

14 84.434 60.391 24.043 1,40 20,4118 58.835 51.901 6.935 1,13Kakao:

14 96.870 81.195 15.675 1,19 19,0218 66.967 64.599 2.368 1,04Sumber: Data primer diolah.

Page 20: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

168

Di antara investasi tiga komoditas perkebunan tersebut, investasi padakelapa sawit mempunyai kelayakan tertinggi, baik dari NPV, BCR maupun IRR.Sementara itu, investasi pada tanaman karet menempati urutan kedua, dan kakaourutan ketiga. Tingkat kelayakan yang paling tinggi pada investasi kelapa sawittersebut membuat petani di wilayah Sumatera Utara mengganti sebagian tanamankaret atau kakaonya dengan kelapa sawit. Penggantian sebagian tanaman karetdan kakao dengan kelapa sawit juga terjadi pada perusahaan perkebunan negara(PTPN) dan perusahaan perkebunan swasta. Namun penggantian tidak terjadiseluruhnya dengan tujuan untuk diversifikasi usaha guna mengurangi risikofinansial sehingga jika salah satu komoditas harganya jatuh, komoditas lainnyabisa mengkompensasi.

Selain memberikan keuntungan usahatani yang cukup baik kepada petani,usahatani kelapa sawit, karet dan kakao juga memberikan lapangan kerja yangcukup banyak, yaitu sekitar 3.700 HOK untuk kelapa sawit, 3.900 HOK untuk karetdan 3.200 HOK untuk kakao per hectare selama 25 tahun umur tanamanperkebunan tersebut.

(2) Peternakan

Investasi pada usaha peternakan pembibitan sapi potong rakyat diKabupaten Tuban (Jawa Timur) dan sapi perah di Kabupaten Bandung Utara(Jawa Barat), secara finansial sangat layak dengan IRR masing-masing 22,82persen dan 27,37 persen (Tabel 10). Nilai IRR tersebut jauh diatas suku bungakomersial 18 persen per tahun. Tingkat kelayakan tersebut akan lebih tinggi jikasuku bunga bank mendapat subsidi sehingga menjadi 14 persen per tahun,dimana NPV akan meningkat dari Rp 2,4 juta menjadi Rp 5,1 juta untuk usahapembiakan sapi potong dan dari Rp 26,7 juta menjadi Rp 45,3 juta untuk usahasapi perah. Lebih rendahnya kelayakan usaha pembiakan sapi potong dibandingsapi perah karena pendapatan yang diperoleh dari pembiakan sapi potong hanyaberupa anak sapi, kotoran sapi dan induk sapi afkir, dimana harga sapi hidupbelum tinggi. Sementara itu, sapi perah disamping menghasilkan anak, kotorandan induk afkir seperti pada pembiakan sapi potong, juga menghasilkan sususetiap hari selama periode laktasi, dan harga susu segar cukup tinggi.

Selain memberikan keuntungan usahatani yang cukup baik kepadapeternak, investasi pembiakan sapi potong dan sapi perah juga menyerap cukupbanyak tenaga kerja untuk perawatan ternak, pemberian pakan, pembersihankandang dan pemerahan susu (khusus sapi perah). Jumlah tenaga kerja yangterserap untuk pembiakan sapi potong adalah 2.430 HOK, sedangkan untuk sapiperah adalah 3.855 HOK per peternak selama 10 tahun siklus hidup kedua jenisternak tersebut.

Page 21: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

169

Tabel 10. Kelayakan Finansial Investasi Usaha Pembiakan Sapi Potong dan Usaha SapiPerah per Peternak di Lokasi Penelitian (10 tahun)

Komoditas &Bunga (%/th)

Nilai (Rp’000)BCR IRR (%)

PV(B) PV(C) NPV

Sapi Potong:

14 118.096 113.041 5.055 1,04 22,8218 102.193 99.775 2.418 1,02

Sapi Perah:

14 175.537 130.190 45.347 1,35 27,3718 140.986 114.271 26.715 1,23

Sumber: Data primer diolah

(3) Alat dan Mesin Pertanian

Alat dan mesin pertanian yang dikaji adalah pompa air dan traktor tangan.Di lokasi penelitian Kabupaten Nganjuk (Jawa Timur) dan Kabupaten Subang(Jawa Barat), kehadiran pompa air dapat merubah sawah yang semula airnyasangat tergantung pada hujan (tadah hujan) menjadi sawah berpengairan.Dampak positif dari kehadiran pompa air di daerah sawah tadah hujan adalahsebagai berikut.

Pertama, meningkatnya intensitas pertanaman (IP) yang semula hanya100 persen yaitu “Padi – Bera” menjadi 200 persen yaitu “Padi – Padi – Bera”. Dibeberapa desa di Kabupaten Nganjuk, IP bahkan bisa mencapi 400 persendengan pola tanam “Padi – Kedelai – Bawang Merah – Bawang Merah”. IP yangtinggi ini dimungkinkan karena penggunaan jenis tanaman non-padi pada musimkemarau yang umurnya pendek. Sementara di lokasi penelitian KabupatenSubang, dalam kondisi normal, kehadiran pompa air juga meningkatkan IP dari100 persen (Padi – Bera) menjadi 200 persen (Padi – Padi) atau bahkan menjadi300 persen (Padi – Padi – Palawija), namun pada umumnya adalah 200 persen.

Kedua, meningkatnya produktivitas tanaman padi (varietas Ciherang) yaitudari sekitar 2 ton menjadi sekitar 9-10 ton GKP per hektare untuk musim hujan diKabupaten Nganjuk. Untuk musim kemarau, yang semula tidak ada produksikarena bera menjadi 10-11 ton GKP per hektare, dan bahkan ada petani dikabupaten tersebut yang mendapatkan hasil kedelai dan bawang merah. Di lokasipenelitian Kabupaten Subang, kehadiran pompa air juga meningkatkanproduktivitas padi dari 2 ton menjadi 4-5 ton GKP/ha/musim.

Dengan meningkatnya IP, maka penyerapan tenaga kerja menjadi lebihbanyak. Meningkatnya IP dan produktivitas berarti juga meningkatkan produksiberas dan pendapatan petani per tahun. Petani responden telah merasakan bahwatingkat kesejahteraannya sekarang lebih baik dibanding sebelum ada pompa air.

Kehadiran pompa air di lokasi penelitian Kabupaten Nganjuk yang mampumeningkatkan IP dari 100 persen menjadi 200-400 persen dan di Kabupaten

Page 22: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

170

Subang 100 persen menjadi 200 persen, telah meningkatkan kebutuhan traktoruntuk mengolah tanah. Untuk tanaman padi saja, kebutuhan akan traktormeningkat 100 persen. Dengan demikian, maka kehadiran traktor juga sangatdibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pengolahan tanah sehingga jadualtanam masing-masing jenis tanaman pada masing-masing musim tanam selamasetahun menjadi tepat waktu.

Investasi pada usaha pompa air dan traktor tangan secara finansial dapatdijustifikasikan. Investasi pompa air stationer dengan merk Domfeng berkapasitas12 PK yang umur ekonominya 15 tahun di Kabupaten Nganjuk dan KabupatenSubang mempunyai IRR sedikit diatas 18 persen. Sementara itu, investasi padatraktor tangan merk Yanmar berkapasitas 8,5 PK dengan umur ekonomi yangsama di kedua kabupaten tersebut mempunyai IRR lebih tinggi yaitu diatas 30persen, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Kelayakan Finansial Investasi Usaha Pompa Air per Unit (12 PK) dan TraktorTangan per Unit di Lokasi Penelitian (15 tahun)

Lokasi Jenis Alsin &Bunga (%/th)

Nilai (Rp’000)BCR IRR

(%)PV(B) PV(C) NPVJawa Timur Pompa Air:

14 60.710 58.781 1.930 1,03 18,0218 50.277 50.269 8 1,00

Traktor:

14 53.924 43.028 10.895 1,25 31,3118 44.488 37.667 6.821 1,18

Jawa Barat Pompa Air

14 65.532 63.450 2.082 1,03 18,1818 54.274 54.200 75 1,00

Traktor:

14 58.195 47.142 11.052 1,23 31,0018 48.013 41.135 6.878 1,17

Sumber: Data primer. diolah.

Jika suku bunga disubsidi pemerintah sehingga turun dari 18 persenmenjadi 14 persen per tahun, maka NPV investasi pompa air di KabupatenNganjuk akan meningkat dari Rp 8.000 menjadi Rp 1.9 juta, sedangkan diKabupaten Subang akan naik dari Rp 75 ribu menjadi Rp 2,1 juta. Untuk traktortangan, NPV akan naik dari Rp 6,8 juta menjadi Rp 10,9 juta di KabupatenNganjuk dan dari Rp 6,9 juta menjadi Rp 11,1 juta di Kabupaten Subang. Nilai IRRyang hanya 18,02 persen di Kabupaten Nganjuk dan 18,18 persen di KabupatenSubang pada investasi pompa air menunjukkan bahwa investasi tersebutmempunyai tingkat kelayakan yang terbatas, utamanya jika suku bunga bankmencapai 18 persen per tahun atau lebih.

Page 23: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

171

Selain memberikan keuntungan usahatani yang cukup baik kepadaoperator, kehadiran pompa air dan traktor tangan juga meningkatkan penyerapantenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang terserap untuk menjalankan pompa airadalah 1.231 HOK per unit di Kabupaten Nganjuk dan 1.329 HOK di KabuputenSubang, sedangkan untuk traktor tangan adalah 1.080 HOK per unit di KabupatenNganjuk dan 1.164 HOK di Kabupapen Subang selama 15 tahun siklus ekonomikedua jenis alsintan tersebut.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Kesimpulan

Perkembangan Jumlah dan Struktur Investasi Pertanian

(1) Investasi di Sektor Pertanian dilakukan oleh perusahaan besar (PMDN danPMA) dan rumah tangga petani. Investasi PMDN dan PMA di sektor pertanianmenempati urutan kedua setelah sektor manufaktur. Ini berarti investasi disektor pertanian cukup menarik bagi investor. Selama 1990-1998, realisasiinvestasi PMDN dan PMA berfluktuasi. Rata-rata realisasi investasi per tahunPMDN jauh lebih besar dibanding PMA. Pada subsektor tanaman pangan danperkebunan, investasi PMDN lebih besar dibanding PMA, sedangkan padasubsektor peternakan adalah sebaliknya yaitu investasi PMA lebih besardaripada PMDN.

(2) Investasi oleh rumah tangga petani di bidang perkebunan adalah berupapembukaan kebun baru dengan rata-rata 1,67 ha untuk kelapa sawit, 1,10 hauntuk karet dan 0,91 ha untuk kakao per petani, yang umumnya dilakukanpada tahun 1997, yang didorong oleh harga komoditas yang tinggi sebagaiakibat krisis ekonomi yang menyebabkan nilai tukar dolar AS terhadap rupiahmelonjak tajam. Investasi untuk peternakan berupa pembelian sapi induk,pembangunan kandang dan kebun rumput, dengan rata-rata 3 ekor untukusaha pembiakan sapi potong dan 4 ekor untuk usaha sapi perah per petani.Sementara itu, investasi untuk pompa air dan traktor tangan masing-masingadalah 1 unit.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Pertanian

(3) Faktor pendorong utama investasi adalah prospek pasar komoditas yangmakin baik (harga cukup tinggi) dan tersedianya lahan untuk kelapa sawit,karet dan kakao, baik oleh perusahaan besar maupun petani. Untukpembiakan sapi potong adalah adanya bimbingan Kelompok Tani dantersedianya pakan, sedangkan untuk sapi perah adalah harga susu yangcukup baik dan bimbingan Koperasi Susu Bandung Utara (KPSBU). Untukpompa air. faktor pendorong utama adalah kebutuhan akan air untuk mengairisawah tadah hujan yang dapat meningkatkan intensitas panen danproduktivitas padi sawah dan harga yang cukup murah pompa (buatan

Page 24: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

172

China). Untuk traktor adalah meningkatnya permintaan akan jasa pengolahantanah dan perolehan pendapatan yang cukup memadai.

(4) Faktor penghambat utama investasi adalah kebutuhan modal yang besaruntuk memulai atau perluasan usaha, baik perusahaan besar maupun petani.Meningkatnya harga input, upah tenaga kerja serta kondisi lingkungan daniklim yang kurang kondusif, menghambat perkembangan usaha. Bagiperusahaan besar, otonomi daerah cukup menambah beban finansial dalambentuk pembayaran retribusi yang terlalu besar. Untuk investasi pembiakansapi potong, faktor penghambat utama adalah rendahnya harga jual sapihidup (termasuk anak sapi) pada saat penelitian ini dilakukan.

Dampak Investasi Pertanian

(5) Investasi pertanian oleh perusahaan besar (PMDN dan PMA) berdampakpositif pada PDB pertanian dan penyerapan tenaga kerja baru. PMDN lebihbanyak kontribusinya dalam peningkatan PDB dan penyerapan tenaga kerjasubsektor tanaman pangan dan perkebunan, sedangkan PMA lebih banyakkontribusinya dalam peningkatan PDB dan penyerapan tenaga kerjasubsektor peternakan. Secara agregat nasional, investasi PMDN memberikankontribusi lebih besar dalam peningkatan PDB sektor pertanian, tetapi PMAmemberikan kontribusi lebih besar dalam penyerapan tenaga kerja baru.

(6) Investasi pertanian oleh rumah tangga petani juga berdampak positif padapendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Nilai IRR investasi perkebunankelapa sawit, karet dan kakao, usaha peternakan pembiakan sapi potong danusaha peternakan sapi perah, serta pompa air dan traktor tangan, cukuptinggi yaitu diatas 18 persen, yang berarti lebih besar dari suku bungakomersial 18 persen per tahun. Pendapatan petani akan lebih besar lagi jikasuku bunga disubsidi pemerintah, misalnya turun menjadi 14 persen pertahun.

(7) Investasi oleh rumah tangga petani juga dapat meningkatkan populasi sapipotong pada usaha pembiakan, meningkatkan produksi susu segar lokal padausaha peternakan sapi perah yang berarti mengurangi impor susu segar,meningkatkan luas panen dan produktivitas pertanian (padi, kedelai dansayuran) pada pompa air di sawah tadah hujan sehingga produksi pertaniandan kesempatan kerja juga meningkat, serta menurunkan biaya sekaligusmempercepat waktu pengolahan lahan pada traktor.

Implikasi Kebijakan

(8) Kegiatan investasi pertanian, baik oleh perusahaan besar (PMDN dan PMA)maupun rakyat, perlu ditingkatkan dalam upaya meningkatkan PDB sektorpertanian, penyediaan kesempatan kerja, dan peningkatan produksi. Namundalam melaksanakan UU Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal,pemerintah jangan lebih mengutamakan investasi PMA tanpa diimbangidengan investasi PMDN dan rakyat yang memadai, khususnya investasi yang

Page 25: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Dampak Investasi Pertanian tehadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja danPendapatan Petani

173

bersifat land base seperti perkebunan. Hal ini perlu ditekankan jangan sampailebih banyak sumberdaya alam (lahan) yang dikuasai oleh pengusaha asingsehingga pengusaha nasional dan rakyat/petani kehilangan kesempatanuntuk berusaha di negeri sendiri.

(9) Pemerintah perlu membantu petani dalam pemecahaan berbagai masalah.Untuk perkebunan kakao rakyat, masalah hama dan penyakit perlu segeradicarikan cara pengendaliannya. Pada pembiakan sapi potong, harga jualsapi hidup perlu ditingkatkan. Dalam jangka pendek. kelebihan stok sapipotong asal impor perlu diatasi melalui pengurangan impor sapi bakalan dariAustralia sampai harga sapi hidup menjadi normal kembali seiring denganperkembangan harga daging sapi. Selain itu, penyediaan modal KKP-E(Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) dan KUPS (Kredit Usaha PembibitanSapi Potong) perlu ditingkatkan lagi sehingga makin banyak peternak yangmendapatkan kesempatan untuk berusaha dalam pembibitan sapi potong.Untuk peternakan sapi perah, subsidi harga susu impor sebaiknya dihapussehingga harga susu di tingkat peternak dapat dinaikkan dalam upaya untukmeningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah di dalam negeri.

(10) Di wilayah-wilayah sawah tadah hujan, pemerintah perlu lebih banyakmemberikan bantuan berupa pompa air berikut perlengkapannya, baik yangberukuran besar yang dikelola oleh kelompok tani maupun yang berukurankecil yang dimiliki dan dikelola oleh petani secara individual. Kehadiranpompa air telah berhasil meningkatkan produksi tanaman (melaluipeningkatan intensitas tanam dan produktivitas), pendapatan petani dankesempatan kerja perdesaan.

(11) Pemerintah harus menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif melaluiberbagai kebijakan dan regulasi karena peluang investasi di sektor pertanianke depan masih cukup besar yang ditandai oleh: (a) Ketersediaansumberdaya alam (lahan, air dan iklim) dan sumberdaya manusia yang masihbesar; (b) Permintaan domestik terhadap produk pertanian yang akan terusmeningkat karena meningkatnya penduduk yang jumlahnya sudah besar, danmeningkatnya pendapatan masyarakat; (c) Permintaan dunia terhadapproduksi pertanian Indonesia juga akan terus meningkat karena negara inimerupakan produsen utama beberapa komoditas pertanian yang dibutuhkandunia, utamanya minyak sawit, karet dan kakao (termauk juga kopi, lada,pala, panili dan kayu manis); dan (d) Naiknya harga pangan dan komoditaspertanian lainnya di pasar dunia akhir-akhir ini memberikan kesempatan lebihbesar kepada pelaku usaha untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggidan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Aghion. P.. R. Burgess. S. Redding dan F. Zilibotti. 2003. The Unequal Effects ofLiberalization: Theory and Evidence from India. Research Paper. Center forEconomic Policy Research. London.

Page 26: DAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB … fileDAMPAK INVESTASI PERTANIAN TERHADAP PDB PERTANIAN, ... Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan ... Investasi adalah bagian sangat penting

Prajogo U. Hadi

174

Ahluwalia. M. 2002. Economic Reforms in India Since 1991: Has Gradualism Worked?Journal of Economic Perspective 16(3): 67-88.

BPN. 1957. Model Pembangunan Ekonomi dalam Indonesia. Ekonomi dan KeuanganIndonesia 10:483-526.

BPS. 1997. Estimation of Capital Stock and Investment Matrix in Indonesia. BackgroundPaper. Capital Stock Conference. Jakarta. March, 1997.

Chen. S.. and Y. Wang. 2001. China’s Growth and Poverty Reduction: Trends between1990 and 1999. World Bank Policy Research Working Paper Series 2651. WorldBank. Washington DC. USA.

Hadi, P.U., P. Simatupang, H.J. Purba, J. Situmorang, T.S. Wahyudi, Wahida dan S.Nuryanti. 2010. Analisis Dampak Investasi Pertanian terhadap Kinerja SektorPertanian. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan KebijakanPertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. KementerianPertanian. Bogor.

Qian. Y. 2003. How Reform Worked in China in D. Rodrik (ed): “In Search of Prosperity:Analytic Narratives on Economic Growth”. Princeton University Press. Princeton.New Jersey.

Rodrik. D., A. Subramanian. and F. Trebbi. 2002. Institutions Rule: The Peimacy ofInstitutions over Geography and Integration in Economic Development. HarvardUniversity Press. Cambridge. Masachusset.

Stern, N.H. 2002. A Strategy for Development. World Bank. Washington DC. USA.

Tambunan. T. 2006. Iklim Investasi di Indonesia: Masalah. Tantangan dan Potensi. KamarDagang Indonesia – Jetro. Jakarta.

Van der Eng. P. 2009. Capital Formation and Capital Stock in Indonesia, 1950-2008. BIES45(3): 345-371.

WFF. 2005. The Global Competitiveness Report 2005-2006. World Economic Forum.Geneva.

World Bank. 2005. Iklim Investasi yang Lebih Baik Bagi Setiap Orang. LaporanPembangunan Dunia 2005. The World Bank. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

World Bank. 2009. Agriculture Public Spending and Growth in Indonesia. Policy Notes.Indonesia Agriculture Public Expenditure Review. September 2009. World Bank.

Young, A. 2000. Gold Into Base Metals: Productivity Growth in the People’s Republic ofChina During the Reform Period. Journal of Political Economy 111(6):45-61.