Dampak Inflasi Uni Eropa

download Dampak Inflasi Uni Eropa

of 5

description

TEORI EKONOMI MONETER

Transcript of Dampak Inflasi Uni Eropa

Dampak Inflasi Uni Eropa terhadap mata uang dunia

Dampak Inflasi Uni Eropa terhadap mata uang dunia

By

Fauziah Ahmad

Friday is a Gold!. Ya, hari itu para stockholders berimajinasi dan mengeluarkan segenap kemampuan menganalisanya. Mengapa? Biasanya negara-negara adikuasa seperti Amerika, Inggris dan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa mengeluarkan data-data yang mempengaruhi fundamental perekonomian dunia. Tentu saja imbasnya akan mempengaruhi semua mata uang dunia termasuk Rupiah.

Biasanya Central Bank setiap negara mengeluarkan data suku bunga dan inflasi pada minggu pertama setiap bulan, yang pengaruhnya sangat besar bagi mata uang lainnya. Katakanlah Bank of England (BoE), Federal Reserve Districts (FED) oleh Amerika, Bank of Japan (BoJ), maupun Euro Central bank (ECB) misalnya. Data yang di keluarkan oleh selalu menjadi tolak ukur dalam menganalisa dan memprediksi harga hingga penutupan perdagangan di pasar global. Di samping itu, kebijakan moneter yang di ambil oleh pemimpin negara-negara adikuasa itu mampu menghempaskan maupun mendongkrak mata uang negara yang bersangkutan. Tentu saja juga akan menjungkir balikkan mata uang negara lain.

Salah satu data yang bisa di gunakan sebagai patokan dalam menganalisa harga adalah isu yg dilontarkan oleh pemerintah. Misalnya kemarin Steinbrueck (menteri keuangan jerman) mengeluarkan isu akan menaikkan suku bunga tepat sebelum dikeluarkannya data real oleh ECB, yang ternyata suku bunga tetap stagnant. Dampaknya? Euro tiba-tiba menguat tajam terhadap mata uang lain seperti Dollar Amerika, Poundsterling dan Yen. Harga Euro pada akhir perdagangan di tutup pada level harga tinggi, yaitu 1,3040, kurang 1 poin dari harga tertinggi 1,3041 dollar per Euro.

Setiap pelaku pasar ataupun investor yang akan melakukan transaksi, sangat di sarankan untuk meningkatkan kejelian dan kesabaran mereka dalam menganalisa market. Mereka sebaiknya senantiasa membuka pikiran dari kemungkinan yang terjadi dari setiap berita ekonomi maupun politik terutama dari negara adidaya. Kebijakan Amerika mengenai invasi ke Irak waktu lalu misalnya, berdampak rebound nya mata uang tersebut terhadap Euro, Sterling, Yen. Namun setelah adanya pernyataan dari pemerintah Amerika yang mendukung kebijakan otoritas moneter jepang untuk tidak melakukan intervensi dalam menanggulangi tekanan terhadap yen membuat dollar menguat terhadap Sterling maupun Yen.

Selain kebijakan dan isu politik maupun ekonomi, tingkat pengangguran (unemployment rate), jobless claim, non farm payroll, juga sangat mempengaruhi trend up-down nya mata uang. Misalnya jobless claim dan unemployment yang dikeluarkan oleh negara Uncle Sam kemarin mempengaruhi kenaikan dollar terhadap swiss, sterling dan yen. Biasanya data ini akan di umumkan setiap bulan oleh negara tersebut, yang tentunya berpengaruh dalam memprediksi harga bagi pelaku pasar. Demikian pula bila terjadi koreksi terhadap Dollar. Kemungkinan yang terjadi pada saat itu adalah munculnya isu moneter, kebijakan politik ekonomi maupun pernyataan oleh kepala negara yang sangat berimbas bagi penguatan mata uang suatu negara melawan dollar, atau sebaliknya.

Tidak selamanya mata uang suatu negara akan menguat/melemah dalam jangka waktu yang lama. Ada saat saat tertentu dimana mata uang, katakanlah dollar, bisa di spekulasi. Ibaratnya terjadi perdagangan yang fair bagi mata uang lain. Dollar, sebagai mata uang yang paling banyak di transaksikan di dunia, juga dapat melemah tergantung dari kepentingannya. Apabila jumlah ekspor lebih kecil dari impor pada negara Jepang misalnya, maka mereka akan mengeluarkan data yang mendukung kenaikan produksi ekspor ke negara tersebut. Data tersebut bisa membuat yen terkoreksi beberapa poin karena jumlah import dari negara Amerika membengkak, yang menyebabkan sejumlah Yen akan terkuras untuk membeli produksi dari Amerika. Biasanya pada hari berikutnya, Jepang melakukan revenge guna meredam lemahnya yen dengan cara juga mengeluarkan isu2 politik atau ekonomi tertentu.

Contoh lain yang bisa diprediksi adalah sentimen negatif pasar terhadap isu politik yang di lontarkan oleh George Bush Jr. mengenai Irak, atau pernyataan dari Presiden FED mengenai kenaikan interest rate. Pelaku pasar akan segera memanfaatkan momen tersebut untuk meningkatkan produksinya. Seiring dengan itu, jumlah produksi bertambah dan tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi juga akan semakin bertambah. Akibatnya ekspor bertambah dan jumlah pengangguran menurun, sehingga devisa yang masuk ke Negara tersebut semakin menguatkan dollar terhadap mata uang lain. Demikian pula sebaliknya, bila suku bunga menurun, produksi industri akan berkurang karena produsen akan membatasi kerugian. Apabila jumlah produksi berkurang, maka akan melemahkan mata uang tersebut. Demikian pula yang terjadi di Negara lain seperti Uni Eropa, Inggris, Jepang dan lainnya. Kebijakan politik dan ekonomi serta data-data yang mendukung lainnya seperti bertambahnya jumlah pengangguran atau naik turunnya suku bunga, akan sangat berpengaruh bagi Negara lainnya.

Indonesia sebagai negara berkembang, mungkin ada baiknya belajar dari negara adikuasa dalam menentukan kebijakannya. Perekonomian dan politik di Indonesia yang makin stabil menyebabkan sedikit menguatnya mata uang rupiah hingga awal tahun lalu. Serta perlu dipikirkan mengenai kebijakan ekonomi dalam negeri seperti penambahan produksi yang secara kebetulan akan mengurangi jumlah pengangguran. Rupiah kemungkinan akan terselamatkan dengan munculnya kebijakan kebijakan baru oleh menteri keuangan maupun terbitnya data ekonomi lain dari Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia.

Selain dari kebijakan maupun isu politik ekonomi setiap minggu, prediksi harga juga bisa dilakukan dengan memperhatikan gejala-gejala alam dan musim. Biasanya gejala ini mempengaruhi index saham ataupun harga minyak dunia. Misalnya Cuaca dingin yang menyelimuti Timur Laut AS mendorong harga minyak dari level terendah dalam 20 bulan terakhir di 49,90 dollar AS per barel yang dicatat pada 18 Januari lalu, diperkirakan akan terus berlangsung sampai paling tidak 21 Februari, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration. Contoh paling konkrit yang bisa terlihat, misalnya di Indonesia. Banjir yang melanda pusat Indonesia, Jakarta, menyebabkan saham Telkom, PLN dan sejumlah bank Swasta ataupun instansi pemerintah lainnya anjlok akibat besarnya kerugian. Imbasnya? Harga IHSG juga menurun di bandingkan bulan lalu yang sempat menduduki peringkat ke 3 dunia, sebagai index saham yang paling banyak di minati di pasar global.

Penentuan menguatnya dollar, Euro serta melemahnya Poundsterling dan Yen, dan Rupiah akan di pertaruhkan pada hari ini. Hasil pertemuan G7 akhir minggu ini, serta data inflasi Eropa menjadi tolak ukur prediksi harga mata uang dunia malam ini. Semoga investor maupun pelaku pasar melakukan analisa yang lebih hati-hati lagi serta tindakan yang lebih bijaksana dalam melakukan transaksi guna mendapatkan profit yang besar pada perdagangan hari ini. Choose a job you love and you will never have to work a day in your life Confucius (551-477 BC), Chinese philosopher.