Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

21
Diterima: Maret 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017 20 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Volume 2, Nomor 1, 2017, 20-40 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tamkin Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat Neneng Meli Rosyanti * , Dadang Kuswana, Ratna Dewi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email: [email protected] ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan industrialisasi di Desa Bunihayu mengenai proses perizinan adanya industri, sosialisasi industri terhadap masyarakat, dan musyawarah pihak industri dan masyarakat. Mengetahui pola kehidupan masyarakat Desa Bunihayu sebelum dan sesudah adanya industrialisasi, serta kondisi perekonomian masyarakat Desa Bunihayu sesudah adanya industri. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan jenis data kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan, analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, tafsiran, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perizinan pendirian industri di Desa Bunihayu dilakukan dengan mengikuti prosedur dari aparat pemerintah dan pedoman dalam undang-undang, sedangkan pola kehidupan masyarakat Desa Bunihayu sebelum adanya industri terlihat harmonis, masyarakat hidup rukun, dan mengemban sikap tolong- menolong. Namun setelah berdirinya industri terjadi perubahan terhadap pola kehidupan masyarakat, serta kondisi perekonomian masyarakat Bunihayu sesudah adanya industri mengalami perubahan, kehidupan masyarakat sudah mencapai kesejahteraan hidup dan masyarakat dapat berdaya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kata Kunci : Dampak Industrialisasi; Perubahan Sosial; Masyarakat ABSTRACT This paper aims to determine the process of industrialization development in Bunihayu Village about the process of licensing the existence of industry, industrial socialization to the community, and the deliberations of the industry and society. Knowing the pattern of community life of Bunihayu Village before and after the industrialization, and the economic condition of Bunihayu Village community after the industry. The research method using descriptive method using qualitative data type, data collection is done through observation, interview, and literature study, data analysis is done by data reduction, interpretation, and

Transcript of Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Page 1: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Diterima: Maret 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017 20

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Volume 2, Nomor 1, 2017, 20-40

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tamkin

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti*, Dadang Kuswana, Ratna Dewi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email: [email protected]

ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan industrialisasi di Desa Bunihayu mengenai proses perizinan adanya industri, sosialisasi industri terhadap masyarakat, dan musyawarah pihak industri dan masyarakat. Mengetahui pola kehidupan masyarakat Desa Bunihayu sebelum dan sesudah adanya industrialisasi, serta kondisi perekonomian masyarakat Desa Bunihayu sesudah adanya industri. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan jenis data kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan, analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, tafsiran, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perizinan pendirian industri di Desa Bunihayu dilakukan dengan mengikuti prosedur dari aparat pemerintah dan pedoman dalam undang-undang, sedangkan pola kehidupan masyarakat Desa Bunihayu sebelum adanya industri terlihat harmonis, masyarakat hidup rukun, dan mengemban sikap tolong-menolong. Namun setelah berdirinya industri terjadi perubahan terhadap pola kehidupan masyarakat, serta kondisi perekonomian masyarakat Bunihayu sesudah adanya industri mengalami perubahan, kehidupan masyarakat sudah mencapai kesejahteraan hidup dan masyarakat dapat berdaya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kata Kunci : Dampak Industrialisasi; Perubahan Sosial; Masyarakat

ABSTRACT This paper aims to determine the process of industrialization development in Bunihayu Village about the process of licensing the existence of industry, industrial socialization to the community, and the deliberations of the industry and society. Knowing the pattern of community life of Bunihayu Village before and after the industrialization, and the economic condition of Bunihayu Village community after the industry. The research method using descriptive method using qualitative data type, data collection is done through observation, interview, and literature study, data analysis is done by data reduction, interpretation, and

Page 2: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 21

conclusion. The result of the research shows that the permission of industrial establishment in Bunihayu Village is done by following the procedure of government apparatus and guidance in law, while the pattern of life of Bunihayu Village community before the existence of the industry looks harmonious, the society lives harmoniously, and carries out the help attitude But after the establishment of industry happened changes to the pattern of community life, as well as the economic conditions of Bunihayu community after the industry undergoes a change, people's lives have reached the welfare of life and the community can be empowered in meeting their daily needs. Keywords: Impact of Industrialization; Social change; Society

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi di suatu negara dalam periode jangka panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi negara tersebut, yaitu dari ekonomi tradisional yang dititikberatkan pada sektor pertanian ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor industri (Tambunan, 2001 : 15). Dalam tinjauan ekonomi, konsentrasi kegiatan ekonomi terutama industrialisasi akan mendorong terjadinya urbanisasi yang berkaitan erat dengan kesempatan kerja dan peningkatan masyarakat. Dari sisi sosial, industri memberi pengaruh pada perubahan struktur sosial masyarakat, dari masyarakat desa menjadi masyarakat kota. Hal ini ditandai dari perubahan mata pencaharian dari bertani menjadi buruh pabrik. Sementara dari sisi ekologi, pengaruh industri adalah pada dampak yang ditimbulkannya, yaitu terjadinya pencemaran lingkungan dan perubahan fungsi lahan (konversi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan industri dan lainnya). Perubahan fungsi lahan ini jika tidak dikendalikan akan berdampak negatif baik secara ekologis berupa ancaman kerusakan lingkungan, maupun secara ekonomis yaitu menurunnya produktivitas pertanian setempat. Akibat lain yang ditimbulkan dari keadaan ini, melahirkan masyarakat majemuk dengan aneka ragam kebudayaan dan keahlian.

Industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (Parker, 1992 : 78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses peminggiran otot dengan buah karya otak yang kemudian menghasilkan berbagai perubahan yang mengagumkan yang secara fisik melahirkan mesin-mesin. Dengan kata lain, menggunakan teknologi canggih manusia ingin mensejahterakan manusia secara fisik materil dan mental spiritual. Dalam proses industrialisasi membawa implikasi perubahan. Perubahan tersebut tidak semata-mata dengan perubahan kekuatan dari sektor pertanian ke sektor industri, tetapi juga meliputi perubahan struktur industri itu sendiri dan kesiapan sumber daya manusia (humanresources), termasuk kesiapan masyarakat setempat yang harus dibina terlebih dahulu agar siap menerima keadaan yang drastis baik fisik maupun mental.

Page 3: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

22 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

Jika dilihat dalam struktur masyarakat agraris, nilai-nilai sosial gotong royong yang sangat kuat telah berubah pada masyarakat industri menjadi adanya pembagian kerja, karena kebutuhan-kebutuhan masyarakat industri sangat komplek dan hanya dapat diselesaikan dengan pembagian tugas (Sosrodiharjo, 1991 : 45). Perkembangan dan pembangunan industri dalam masyarakat dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat baik itu perubahan dalam skala besar maupun kecil. Proses industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris, misalnya merupakan perubahan yang kan membawa pengaruh besar pada masyarakat (Soekanto, 1990: 349).

Seiring kemajuan zaman dari tahun ketahun banyak perusahaan besar dan sedang yang beroperasi secara komersial di Kabupaten Subang khususnya di Desa Bunihayu. Dari hasil pengamatan penulis dan melakukan wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat (Bapak Ade) bahwa Desa Bunihayu Kecamatan Jalancagak salah satu daerah yang terkena dampak dari proses industrialisasi. Karena mayoritas penduduk desa ini menggantungkan hidupnya dari hasil bertani padi dan nanas. Kehidupan masyarakat menunjukkan kehidupan masyarakat agraris, kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan bekerja di sawah. Keterampilan untuk bekerja di sawah merupakan keterampilan yang diperolehnya sejak kecil, karena pekerjaan pertanian merupakan warisan yang turun temurun, sehingga perasaan keterikatan dengan tanah pertanian sangat kuat. Oleh karena itu sebelum industrialisasi, pola mata pencaharian masyarakat Desa Bunihayu hampir memiliki kesamaan, yaitu sebagai petani.

Keberadaan kawasan industri menjadi pilihan terhadap pekerjaan yang beragam dan berubah. Masyarakat kebanyakan tidak lagi berada pada sektor pertanian, tetapi lebih memilih sebagai buruh pabrik atau pekerja pabrik. Bahkan perubahan pola pekerjaan telah merubah tata nilai dan kebiasaan yang dianutnya. Pekerjaan buruh pabrik mampu merubah hidupnya dari yang bersifat tradisionalis seperti hidup sederhana, apa adanya, tidak boros, tidak berpoya-poya, telah berubah menjadi pola hidup yang modernis seperti konsumtif, matrealialistis dan lainnya.

Dampak lain juga timbul dalam bidang sosial, industrialisasi akan menyebabkan terjadi struktur sosial di mana sebagian besar dari anggota masyarakat akan menggantungkan mata pencahariannya pada sektor industri. Sedangkan dari segi budaya, industrialisasi diperkirakan akan menimbulkan perubahan nilai-nilai dan pola gaya hidup masyarakat yang amat berarti pula. Kemudian dampak yang ditimbulkan pada pola kehidupan masyarakat dapat dilihat dari beberapa kegiatan masyarakat seperti kagiatan sosial melihat orang sakit, mengunjungi orang yang meninggal, bergotong royong dalam bidang keagamaan, dalam pembangunan sarana umum, dan sosial kemasyarakatan.

Berdasarkan ketentuan diatas, sebagaimana dialami masyarakat Desa Bunihayu merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Jalancagak

Page 4: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 23

Kabupaten Subang yang memiliki jumlah penduduk 6.004 jiwa, terdiri dari 1.898 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 6 Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT). Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Bunihayu adalah sebagai buruh pabrik dengan penghasilan yang cukup. Dalam bidang pendidikan mayoritas masyarakat Desa Bunihayu yaitu tamatan Sekolah Dasar (SD).

Keberadaan industri yang ada di Desa Bunihayu membawa perubahan sosial terutama dalam perubahan profesi masyarakat Bunihayu. Kehidupan masyarakat Bunihayu menunjukkan perubahan nya dengan peningkatan masyarakat yang bekerja dalam bidang industri di banding menjadi petani. Keberadaan industri di Desa Bunihayu menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya industri masyarakat mengalami kesejahteraan hidup dengan penghasilan yang menetap di banding sebelumnya yang hanya mendapat penghasilan dalam bercocok tanam yang kurang menentu pendapatannya. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan menurunnya jiwa gotong royong antar sesama yang diakibatkan banyak masyarakat yang menghabiskan waktu di tempat kerja. Kesibukan itulah yang membuat masyarakat menjadi kurang perhatian terhadap lingkungan sekitarnya yang menyebabkan melunturnya budaya gotong royong. Terjadi pencemaran lingkungan, berkurannya lahan pertanian, dan peningkatan mobilitas penduduk.

Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah dengan rumusan masalah: bagaimana proses pengembangan industrialisasi di Desa Bunihayu? Bagaimana pola kehidupan masyarakat Desa Bunihayu sebelum dan sesudah adanya industrialisasi? bagaimana kondisi perekonomian masyarakat Bunihayu sesudah adanya industri?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menganalisis hasil pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan Kepala Desa Bunihayu, para staf Desa Bunihayu (sekertaris desa, dan bidang kaurkesra), tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat di Desa Bunihayu Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang.

LANDASAN TEORITIS

Teori yang dijadikan landasan dalam penelitian adalah teori Perubahan Sosial bahwa setiap masyarakat pasti akan mengalami suatu perubahan baik itu yang berdampak luas atau sempit serta ada juga perubahan yang berjalan cepat dan lambat. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat bisa mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, serta interaksi sosial. Perubahan terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Bahkan, disebutkan bahwa kebosanan manusia merupakan penyebab dari perubahan (Jamaludin, 2015: 79).

Menurut Gillin John dan John Philip Gillin (Ranjabar, 2015 : 5)

Page 5: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

24 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

menjelaskan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat. Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

Setiap perubahan tentunya membutuhkan proses agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat, karena tidak semua masyarakat dapat menerima suatu yang baru dalam lingkungan masyarakatnya. Agar perubahan tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat ada beberapa proses yang harus dilakukan dengan cara penyesuaian masyarakat terhadap perubahan, saluran-saluran perubahan sosial, disorganisasi dan reorganisasi (Raucek &Warren, 1984: 288-296).

Perubahan yang terjadi pada setiap masyarakat tidak hanya dialami oleh masyarakat kota, namun masyarakat desa dapat mengalami perubahan terutama dalam aspek ekonomi, soisl, dan budaya. Setiap desa cepat atau lambat akan mengalami proses perubahan sosial. Sebelum mengalami perubahan, wilayah pedesaan dan masyarakatnya dikenal sebagai daerah agraris. Sebab bertani

merupakan pekerjaan sekaligus mata pencaharian pokok masyarakat desa. Perubahan sosial yang terjadi pada suatu daerah perdesaan, ada yang

masih bertahan dengan keasliannya, ada pula yang berubah secara total. Jika diklasifikasikan, ada dua macam yaitu pertama, masyarakat asli daerah setempat yang dapat dikelompokkan sebagai masyarakat yang masih kuat dengan adat tradisionalnya, mentalitasnya masih perkampungan dan perdesaan (agraris) sehingga masih kuat dalam menjalankan budayanya. Kedua, masyarakat pendatang yang diklasifikasikan sebagai masyarakat mentalitas kota bertempat tinggal rata-rata di perumahan. Mereka biasanya mengonsentrasikan bidang pekerjaannya di institusi pemerintahan dan swasta, baik sebagai pegawai, pedagang, penyedia jasa, dan sebagainya.

Sebagian besar masyarakat pedesaan bermata pencaharian sebagai petani dan peternakan. Jumlah rumahpun tidak banyak, sehingga jarak antar rumah cukup jauh. Pola hubungan sosial antara masyarakat pedesaan tergolong sangat erat dan baik dengan pola interaksi yang cenderung bersifat sosial dan tradisional. Banyaknya aktivitas yang dilakukan bersama oleh masyarakat, seperti bekerja bakti, gotong royong, pengrajin, dan pesta panen dimungkinkan karena kesamaan dalam mata pencaharian, yaitu sebagai petani, yang dijadikan landasan penguat tali silaturahmi dan rasa solidaritas yang tinggi.

Menurut Maciver bahwa masyarakat adalah salah satu sistem cara kerja dan prosedur dari otoritas dan saling membantu, meliputi kelompok dan pembagian sosial lain, sistem pengawasan tingkah laku manusia, dan kebebasan. Sistem kompleks yang selalu berubah atau jaringan sosial lain, Jadi masyarakat timbul dari kumpulan individu yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama. Dalam waktu yang cukup lama itu, kelompok manusia yang belum

Page 6: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 25

terorganisasikan mengalami proses fundamental yaitu: (a) adaptasi dan organisasi tingkah laku dari pada anggota; (b) timbulnya secara lambat, perasaan kelompok

atau l’esprit de crops (Abidin &Saebani, 2013 : 43-44). Masyarakat juga diartikan sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya

dapat saling berinteraksi (Koentjaraningrat, 2009: 116). Soejono Soekanto masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh satu rasa identitas. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem adaptif yang merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan kebutuhan untuk dapat bertahan. Kebutuhan yang diperlukan antara lain: (1) adanya populasi (2) informasi (3) energi (4) materi (5) sistem komunikasi (6) sistem produksi (7) sistem distribusi (8) sistem organisasi sosial (9) sistem pengendalian sosial (10) perlindungan warga masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang tertuju pada jiwa dan harta bendanya (Ismawati, 2012: 49).

Perubahan sosial yang terjadi ditandai dengan beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari agraris menjadi industri. Industri merupakan salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidup, salah satu tujuan dari pembangunan industri di antaranya untuk memperluas lapangan kerja, menunjang pemerataan pembangunan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Industrialisasi merupakan proses peralihan dari satu bentuk masyarakat tertentu, menuju masyarakat industrial modern, tentunya hal ini dapat menjadikan masyarakat yang sejahtera dengan peningkatan keberdayaan hidup. Menurut Rappaport pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara psikologis pengaruh kontrol terhadap keadaan sosial, kekuatan politik, dan hak-haknya menurut undang-undang (Soetomo, 2011 : 86)

Secara konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment) berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Konsep mengenai kekuasaan merupakan ide utama dalam hal pemberdayaan. Kekuasaan sendiri selalu diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur orang lain sesuai dengan yang kita inginkan. Pemberdayaan berdasarkan perspektif sosiologi adalah menampilkan peran-peran aktif dan kolaboratif antara masyarakat dan mitranya. Adanya kerja sama yang saling berkesinambungan dan melaksanakan tugasnya masing-masing. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.

Peningkatan keberdayaan hidup manusia tentunya akan ada hasil dengan kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial, yaitu tercukupinya kebutuhan material dan non-material. Dalam masyarakat Indonesia, kondisi sejahtera itu diartikan hidup aman dan bahagia karena semua kebutuhan dasar dapat terpenuhi, seperti makanan yg cukup, gizi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, pendapatan yg

Page 7: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

26 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

layak, dan perlindungan. Dalam buku Tiga Orientasi Kesejahteraan Sosial, definisi kesejahteraan sosial dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu; kesejahteraan sebagai sebuah kegiatan atau pelayanan, keadaan dan ilmu. Yang dimaksud dengan kesejahteraan sebagai sebuah keadaan adalah kesejahteraan yang meliputi jasmaniah, rohaniah dan bukan merupakan perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja (Setiawan, 2012: 349-355).

Dalam pembedayaan ada tahap-tahap yang harus dipenuhi dengan cara tahap penyadaran dan tahap pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan kapasitas diri. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan, dan tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan, keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan

kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian (Teguh, 2004: 80-

81).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Bunihayu merupakan salah satu dari 7 Desa di Wilayah Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang, yang memiliki luas wilayah seluas ± 808.145 Ha. Batas-Batas Desa Bunihayu meliputi: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Curug Agung Kecamatan Sagalaherang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Tambakan Kecamatan Jalancagak, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jalancagak Kecamatan Jalancagak, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sagalaherang Kecamatan Sagalaherang.

Desa Bunihayu memiliki empat dusun, yang seluruh jumlah penduduk 6.004 jiwa, terdiri dari 1.898 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 6 Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT). Adapun aktivitas yang dilakukan masyarakat Desa Bunihayu dalam sehari-harinya memang bervariasi, seperti petani, buruh tani, pedagang, pengrajin, pengusaha angkutan, dan sebagainya. Tetapi, aktivitas masyarakat setempat yang paling mendominasi yaitu buruh pabrik.

Dalam tatanan pendidikannya masyarakat Desa Bunihayu tentu bervariasi, tingkatan TK berjumlah 70 orang, tingkat SD berjumlah 900 orang, tingkat SMP sejumlah 110 orang, tingkat SMA sejumlah 70 orang, sedang S1 20 orang. Dari penjelasan di atas, maka tingkat pendidikan yang ada di Desa Bunihayu tersebut bisa dibilang signifikan, sebab jika ditinjau dari tingkatannya sudah mencakup masyarakat yang melek pendidikan.

Hasil penelitian ini menemukan tentang proses pengembangan industri dari proses perizinan industri, sosialisasi industri terhadap masyarakat, dan musyawarah pihak industri dan masyarakat. Pola kehidupan masyarakat sebelum dan sesudah adanya industri, dan kondisi perekonomian sesudah adanya industri

Page 8: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 27

di Desa Bunihayu.

Proses Pengembangan Industrialisasi di Desa Bunihayu Pembangunan industri yang berada di semua daerah tentunya harus memerlukan perizinan terlebih dahulu kepada aparat pemerintah setempat. Dalam proses pengembangan industrialisasi perizinan industri harus dilakukan, kemudian sosialisasi industri terhadap masyarakat pun harus dilakukan, dan diadakannya musyawarah pihak industry dan masyarakat.

Pertama, tahap perizinan perindustrian merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh setiap pendirian perusahaan di kota ataupun di desa. Melakukan proses perizinan dalam suatu pembangunan harus mengikuti prosedur baik menurut undang-undang ataupun aparat pemerintah. Untuk menghindari penyimpangan yang akan terjadi pihak perusahaan harus melakukan izin usaha dengan sebaik mungkin menurut prosedur yang sudah ada. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha atau kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Izin ialah salah satu instrument yang paling banyak di gunakan dalam hokum administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku warga (Hadjon, 1993: 2) Kawasan Bunihayu merupakan salah satu desa yang mulai menjadi kawasan industri di kabupaten Subang, hal ini terbukti dengan berdirinya perusahaan PT PRN (Perkakaks Rekadaya Nusantara) yang bergerak di bidang otomotif yang mulai beroprasi beberapa tahun silang.

Perizinan perindustrian di Bunihayu mengikuti peraturan undang-undang dan pemerintah. Sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat Bunihayu beliau mengatakan:

“PRN “mah” tergolong perusahaan keluarga yang dimiliki oleh Bapak Jhoni orang Bandung. Karena lahan perusahaan itu milik sendiri jadi dalam izin usaha tidak terlalu susah. Tapi tetap harus mengikuti peraturan

di undang-undang dan aparat pemerintah. Walaupun semena-mena

langsung mendirikan perusahaan tersebut harus ada kesepakatan bersama. (Sumber Wawancara: Bapak Ukar pada tanggal 03 Mei 2017) Hal serupa juga dikatakan oleh sekretaris desa Bunihayu mengenai

perizinan perindustrian beliau mengatakan: “Bahwa dalam perindustrian harus mengenal atau mengikuti aturan-aturan yang sudah berlaku dengan mengikuti pasal-pasal seperti yang ada dalam pasal 1 UU No.5 tahun 1984 tentang perindustrian” (Sumber wawancara: Bapak Asep Tahyudin selaku sekretaris desa Bunihayu pada tanggal 05 Mei 2017). Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa perusahaan PT PRN

melakukan izin usaha menurut undang-undang perindustrian dan perizinan dari

Page 9: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

28 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

pemerintah. Peraturan yang dikatakan oleh bapak Asep Tahyudin yang tercantum dalam pasal 1 UU No.5 tahun 1984 berisi tentang peraturan pemerintah dalam melakukan izin usaha industri dan keputusan presiden tentang pemberian izin usaha industri. Peraturan-peraturan tersebut berlaku di masyarakat dan secara turun-temurun di ikuti oleh setiap pendirian perusahaan. Namun juga ada beberapa perusahaan yang tidak mengikuti peraturan-peraturan yang sudah di tetapkan. Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Asep Tahyudin mengatakan:

“Pembangunan perindustrian disini memang ada sebagian perusahaan yang mentaati aturan perindustrian ada juga yang tidak mengikuti aturan yang ada, mungkin bisa jadi ini adalah hal yang menyimpang yang dilakukan oleh pihak tertentu tidak mengikuti aturan sebagaimana mestinya” (Sumber wawancara: Bapak Asep Tahyudin selaku sekretaris desa Bunihayu pada tanggal 05 Mei 2017) Berdasarkan hasil wawancara tersebut masih ada beberapa pihak

perindustrian yang tidak melakukan izin usaha dalam pembangunan usahanya. Hal ini merupakan bukan hal yang wajar karena dengan adanya pembangunan di suatu daerah akan ada dampak-dampak yang ditimbulkan. Dampak-dampak yang ditimbulkan bukan hanya perubahan fisik lingkungan atau letak geografis bisa juga berdampak terhadap pola hidup masyarakat. Sebagai masyarakat pedesaan seharusnya masyarakat Bunihayu semakin memperhatikan kondisi lingkungannya, apalagi pembangunan perusahaan ini hampir dekat dengan pemukiman warga. Aparat pemerintah juga jangan asal mengizinkan pembangunan suatu perusahaan, harus memikirkan kedepannya dari dampak-dampak yang akan ditimbulkan. Sehingga jangan merugikan masyarkat dan pihak perusahaan pada saat perusahaan tersebut mulai beroprasi.

Kedua, sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Dalam teori pemberdayaan masyarakat tahap sosialisasi sebuah program ada beberapa tingkatan diantaranya: sosialisasi dengan melakukan rembug warga, dalam tahap pertama ini sosialisasi dilakukan oleh pihak perusahaan menjelaskan tujuan di dirikannya perusahaan, waktu pelaksanaan atau mulai beroprasi, membuka peluang partisipasi masyarakat beserta pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten, menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap dampak-dampak yang akan di timbulkan. Kemudian pihak perusahaan melakukan diskusi terbuka dengan masyarakat, sehingga masukan-masukan dari masyarakat

Page 10: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 29

dijadikan suatu rumusan penting bagi pihak perusahaan. Menentukan skala prioritas program sesuai dengan hasil kajian dan tujuan yang ingin dicapai.

Prioritas program atau kegiatan yang disetujui oleh masyarakat merupakan suatu jawaban terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh mereka. Adanya Renstra merupakan jaminan keberlanjutan program pemberdayaan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Tim pelaksana dibentuk dari unsur masyarakat yang intinya mendorong partisipasi. Dalam tahap pelaksanaan pihak aparat pemerintah dan pihak perusahaan pada saat melakukan sosialisasi harus membentuk tim dari masyarakat dan pihak perusahaan untuk bertanggungjawab atas berdirinya perusahaan tersebut, di khawatirkan jika ada dampak atau permasalahan mereka yang bertanggungjawab. Dan monitoring dan evaluasi dalam tahap ini pihak perusahaan dan masyarakat harus melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, karena tahap ini merupakan tahap untuk menunjang keberhasilan dan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari program atau progres perusahaan yang sedang dilaksanakan. Dari tingkatan-tingkatan dalam tahap sosialisasi pihak perusahaan dan aparat pemerintah sebaiknya harus dilakukan karena melakukan suatu pekerjaan dengan mengikuti aturan hasil yang di dapat akan memuaskan.

Terjadinya pendirian industri di desa Bunihayu dimulai sejak tahun 1995 dengan industri yang bergerak pada mesin otomotif yang bekerjasama dengan pihak Toyota. Industri merupakan kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, melalui mesin (Jamaludin, 2015: 155). Alasan didirikannya perusahaan ini karena desa Bunihayu merupakan lokasi desa terpencil dan berbukit-bukit, pihak perusahaan menjamin mampu meredam dampak negatif lingkungan secara optimal. Seluruh limbah ditangani secara baik sesuai prosedur yang berlaku bagi sebuah industri berkategori ramah lingkungan.

Dengan adanya sosialisasi yang melibatkan aparatur setempat dan masyarakat, masyarakat pun mengizinkan di karenakan masyarakat memperkirakan sedikit dampak yang ditimbulkan, karena pendirian perusahaan ini jauh dari pemukiman warga dan masyarakat berkeinginan untuk mencoba bekerja diperusahaan tersebut.

Seiring kemajuan zaman satu persatu masyarakat mulai beralih profesi dikarenakan lingkungan desa Bunihayu yang berbukit-bukit banyak orang-orang asing berkeinginan membeli lahan, kebun dan sawah yang ada disana, yang menyebabkan masyarakat berpindah mata pencaharian karena mereka bukan lagi sebagai pemilik namun sebagai penggarap. Dengan adanya penjualan lahan-lahan yang dimiliki masyarakat banyak proyek-proyek yang di dirikan namun pembangunannya banyak yang belum terselesaikan.

Kemudian selain itu, di desa Bunihayu terdapat penggalian pasir yang lokasinya berdampingan dengan perusahaan pertama yang di dirikan yaitu PT

Page 11: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

30 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

Perkakas Rekadaya Nusantara. Menurut perkiraan bahwa setelah penggalian pasir tersebut habis maka, akan didirikan kembali perusahaan yang sama seperti PT Perkakas Rekadaya Nusantara. Adanya tempat penggalian pasir ini mengakibatkan jalanan banyak rusak karena banyak kendaraan yang mengangkut pasir dengan beban yang banyak, polusi udara dimana-dimana karena jika musim kemarau tiba jalanan penuh dengan polusi udara, dan jika musim hujan tiba jalanan banyak yang becek yang diakibatkan banyaknya lalu-lalang kendaraan pengangkut pasir keluar masuk.

Beragam perindustrian yang ada di desa Bunihayu tentunya adanya proses perizinan dan sosialisasi terhadap masyarakat. Dalam tahap sosialisasi ini dihadiri dengan pihak perusahaan, aparat desa, tokoh masyarakat, karang taruna, dan masyarakat yang menjadi perwakilan. Dari hasil wawancara dengan masyarakat Bapak Ukar mengatakan:

“Pada zaman dulu karena masyarakat masih banyak yang belum mengerti perpolitikan atau dunia sosial, jadi yang diutus menghadiri sosialisasi “ieu han sakeudik” hasil sosialisasi pendirian pabrik “ieu” ada masyarakat yang menolak ada juga yang setuju, namun lebih banyak yang setuju karena mereka ingin kehidupannya lebih maju dengan peningkatan ekonominnya” (Sumber: wawancara Bapak Ukar pada tanggal 03 Mei 2017) Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa ada masyarakat yang tidak

menyetujui adanya pembangunan industri, dengan alasan karena bukan hanya mengubah keadaan fisik tanah, juga akan mengubah komposisi penduduk yang ada di desa Bunihayu. Namun jika dilihat dari tujuannya bahwa sosialisasi memudahkan dalam hal yang penting dalam setiap kegiatan apapun. Terutama dalam sebuah pendirian suatu proyek atau perusahaan, karena jika tidak dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dikhawatirkan akan ada konflik atau pertengkaran, kesalahpahaman antara masyarakat dengan yang bersangkutan. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi penulis sosialisasi yang dilakukan oleh pihak industri terhadap masyarakat tidak sesuai dengan teori yang ada, maka dari itu tidak heran jika ada dampak-dampak yang banyak ditimbulkan karena prosedurnya tidak sama dengan teori. Padahal apabila sesuai dengan teori mungkin timbulnya dampak-dampak industri sedikitnya bisa teratasi dan penggunaan AMDAL-nya dilakukan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan untuk meminimalisir dampak lingkungan (Susilawati, 2009).

Ketiga, tahap musyawarah yang merupakan pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam penyelesaian suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Musyawarah merupakan membicarakan dan menyelesaikan bersama

Page 12: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 31

suatu persoalan dan maksud untuk mencapai kata mufakat atau kesepakatan. Dalam tahap musyawarah ini ada beberapa masyarakat yang menentang adanya pendirian industri, dengan alasan:

“Adapun masyarakat nolak adanya industri di khawatirkan berdampak pada kondisi lingkungannya dan banyaknya perusahaan-perusahaan yang didirikan di desa Bunihayu” (Sumber wawancara: Bapak Ukar pada tanggal 03 Mei 2017). Pertemuan musyawarah dilakukan dengan rembug warga yang melibatkan

beberapa elemen masyarakat, seperti Ketua RT, RW, Karang Taruna, dan beberapa tokoh masyarakat. Musyawarah ini bertujuan untuk adanya persetujuan dari masyarakat terhadap pembangunan industri. Karena untuk dapat menemukan hasil maka pihak industri melakukan musyawarah dengan masyarakat terkait pendirian perusahaan, hasil musyawarahnya bahwa pihak perusahaan akan merendam beberapa dampak yang akan ditimbulkan, yang dapat mengganggu pola tatanan kehidupan masyarakat terutama dalam aspek lingkungan, selain itu pihak perusahaan juga akan merekrut para karyawan walaupun hanya lulusan SD, dan masyarakat desa Bunihayu akan lebih diprioritaskan dari pada calon karyawan yang diluar desa Bunihayu. Dan jika pendirian perusahaan ini disetujui maka akan diperkiraan pada tahun 2000-an mulai beroprasi.

Berdasarkan hasil musyawarah yang dilakukan masyarakat menyetujui pembangunan industri di lingkungan sekitarnya, dengan mengemban perjanjian dengan pihak perusahaan dalam perekrutan calon karyawan, serta dapat meredam dampak-dampak yang akan ditimbulkan kepada masyarakat yang dapat merugikan masyarakat pada sistem kehidupannya seperti adanya pencemaran udara, pencemaran suara, dan sebagainya. Kegiatan musyawarah harus selalu dilakukan dalam setiap apapun, karena tanpa adanya mufakat antar individu akan tercipta ketimpangan terhadap masyarakat dan menyebabkan timbulnya konflik dilingkungan masyarakat.

Pola Kehidupan Masyarakat Desa Bunihayu sebelum dan sesudah adanya industrialisasi Dalam setiap kehidupan manusia cenderung melakukan hubungan antar sesamanya yang membentuk suatu masyarakat. Hubungan yang dimaksud tidak hanya sekedar interaksi, namun lebih mengarah kepada tujuan hidup yang mewujudkan suatu kesejahteraan hidup. Dalam mencapai kesejahteraan hidup, tentu banyak cara di antaranya adalah mengerjakan pekerjaan yang berat dengan bersama-sama anggota masyarakat. Suasana seperti ini dikenal dengan bahasa Indonesia tolong menolong dan gotong royong. Menurut Kontjaraningrat bahwa gotong royong adalah kegiatan kerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang dianggap berguna bagi kepentingan umum, sedangkan tolong menolong adalah kegiatan bersama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

Page 13: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

32 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

tertentu yang dianggap berguna bukan lagi kepentingan umum, tapi untuk kepentingan individu tertentu (Yuliati, 2003 : 29).

Dalam setiap lapisan masyarakat tentunya mengenal kehidupan gotong royong dan tolong menolong. Kegiatan gotong royong dan tolong menolong dapat di sesuaikan dengan suatu bidang pekerjaan seperti bidang ekonomi, sosial, religi, kebudayaan, dan sebagainya. Masyarakat pedesaan tentunya dapat mengemban hidup gotong royong dan tolong menolong contohnya di desa Bunihayu. Kehidupan masyarakat Bunihayu memegang kokoh perilaku gotong royong dan tolong menolong, namun seiring kemajuan zaman di desa Bunihayu mengalami penurunan dalam bergotong royong dan tolong menolong, hal ini disebabkan karena lingkungan desa tersebut sudah tersentuh oleh industri. Sebagaimana hasil wawancara dengan sekretaris desa Bunihayu bapak Asep Tahyudin sebagai berikut: pada tanggal 20 April 2017 beliau mengatakan:

“Bahwa sebelum adanya industri masyarakat Bunihayu dalam melakukan partisipasi baik dalam membangun fasilitas disekitar lingkungan Bunihayu atau melakukan tolong menolong dan gotong royong terhadap orang yang membutuhkan mereka sangat antusias melakukannya”. (Sumber: wawancara dengan Bapak Asep Tahyudin Sekretaris Desa Bunihayu pada tanggal 20 April 2017, pukul 13.30 WIB) Begitupun menurut Bapak Ade selaku penduduk di RT 16 RW 04, beliau

mengatakan: “Tradisi gotong royong sebelum adanya pabrik terjalin dengan baik, karena masyarakat lebih memegang adat dan kebiasaan mereka dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Karena tanpa adanya tradisi ini sulit menyatukan masyarakat untuk mengenal hidup gotong royong”. (Sumber: wawancara dengan penduduk Bunihayu RT 16 RW 04 pada tanggal 28 April 2017) Berdasarkan hasil wawancara tersebut, menjelaskan bahwa tatanan

kehidupan masyarakat sebelum adanya industri berlandaskan asas gotong royong. Kebanyakan masyarakat melakukan gotong royong karena sadar sebagai makhluk sosial yang tentunya tidak dapat hidup sendiri. Pola gotong royong yang dilakukan, ada yang sifatnya spontan dan ada juga yang tidak spontan. Pola gotong royong yang spontan dilakukan adalah ketika ada warga yang mendapat musibah, misalnya sakit atau meninggal. Sedangkan pola gotong royong yang dilakukan secara tidak spontan contohnya adalah pembangunan rumah, memperbaiki saluran air, syukuran, pernikahan, pernbaikan jalan, dan sebagainya. Dalam hal ini terjadi perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat Bunihayu. Perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat. (Ranjabar, 2015: 5)

Page 14: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 33

Dalam hal ini memang seharusnya pola kehidupan sebelum adanya industri dinaungi oleh kehidupan bergotong royong ataupun tolong menolong. Masyarakat yang murni belum tersentuh oleh industri, mereka cendrung erat mengemban hidup guyub. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan terjadinya perubahan sosial baik dalam bidang sosial dan ekonomi, masyarakat desa mengalami perubahan tersebut. Kenyataan ini sudah terbukti dengan kehidupan sekarang, banyak masyarakat yang beralih mata pencaharian menjadi karyawan pabrik atau mulai tersentuhnya dengan perindustrian yang berdampak terhadap kehidupan bermasyarakat mereka mengalami penurunan terutama dalam hal gotong royong dan tolong menolong.

Berdasarkan fakta ini ada beberapa macam pola kehidupan yang dilakukan masyarakat Bunihayu sebelum adanya industri diantaranya: pertamabidang pertanian, sebelum adanya industri, masyarakat Bunihayu umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Oleh sebab itu kegiatan gotong royong atau kegiatan tolong-menolong yang biasa dilakukan meliputi membajak, mencangkul, menanam padi sampai dilaksanakannya panen. Pola gotong royong seperti ini sifatnya tidak spontan karena pihak pemilik sawah atau ladang sebelumnya memberitaukan kepada orang lain untuk kegiatannya. Kedua, pembangunan rumah merupakan salah satu kegiatan sosial masyarakat. Dalam melakukan pembangunan rumah waktu yang diperlukan tidaklah sebentar. Namun jika pekerjaan ini dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong antar sesama maka pekerjaan pun akan cepat terselesaikan. Masyarakat Bunihayu merupakan masyarakat yang mengemban azas gotong royong. Namun hal ini mengalami perubahan yang diakibatkan banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi buruh pabrik. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan tokoh masyarakat Bapak Ade beliau mengatakan:

“masyarakat disini “mah” kalau ada pekerjaan seperti pembangunan rumah, memperbaiki kepentingan umum atau yang lainnya melakukan dengan kesadaran masing-masing, karena budaya gotong royongnya terjalin dengan baik dan upah yang berikan kepada para pegawai cukup makanan, minuman dan rokok saja” (Sumber wawancara: dengan Bapak Ade pada tanggal 05 Mei 2017) Berdasarkan hal tersebut sudah jelas dalam melakukan suatu pekerjaan

yang tidak bisa dilakukan sendiri masyarakat Bunihayu sangat antusis dalam membantunya karena mereka mengemban budaya partisipasi dan adat paguyuban yang kuat. Dari hasil wawancara tersebut pula dapat di simpulkan bahwa sebelum adanya industri, masyarakat yang membangun rumah melakukan gotong royong dengan mendapatkan bantuan tenaga dari tetangga sekitarnya ataupun sumbangan lainnya. Pekerjaan yang dilakukan terutama ketika membuat atap rumah sampai rumah tersebut selesai dibangun. Masyarakat secara sukarela membantu dalam pekerjaannya, seperti dalam kegiatan pertanian, pemilik rumah

Page 15: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

34 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

cukup menyediaan makan, minum, dan rokok secukupnya. Ketiga, kepentingan umum, bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat sering di istilahkan dengan gotong royong dan tolong-menolong. Pembangunan sarana umum atau kepentingan umum seperti perbaikan jalan, perbaikan atau pembuatan jembatan, pembersihan dan perbaikan saluran air, serta pembuatan bangunan dan lainnya, merupakan tugas masyarakat sekitar dalam penyelesaiannya dengan cara bersama-sama atau gotong royong. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Ade mengatakan:

“Kalau ada kerja bakti yang menyangkut orang banyak “biasana” RT “sok” mengadakan musyawarah terlebih dahulu, biasanya dilakukan disalah satu rumah warga dengan tujuan untuk membicarakan kegiatan yang mau dilakukan. Kalau ada dana yang dikeluarkan masyarakat melakukan dengan sistim iuran bagi rata per Kepala Keluarga. “Tah” waktu musyawarahnya biasanya dilakukan pada malam hari dan besoknya mau di adakan kegiatan, adapun harinya antara jumat dan minggu” (Sumber wawancara: Bapak Ade pada tanggal 05 Mei 2017) Berdasarkan hasil wawancara tersebut masyarakat disana sebelum

dilaksanakan kerja bakti, masyarakat selalu bermusyawarah terlebih dahulu untuk membicarakan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Jika sangat diperlukan, masyarakat melakukan pemungutan dana atau iuran dengan merata untuk membeli bahan bangunan yang diperlukan dan tugasnya dibagi rata antara masyarakat berdasarkan kepala keluarga. Kegiatan seperti ini masyarakat Bunihayu sering melakukannya dengan tujuan agar adanya keaktifan masyarakat dalam membangun lingkungannya dan juga akan tercipta masyarakat yang kreatif, berinovasi dan mandiri. Keempat, bidang keagamaan bertujuan untuk bersyukur kepada Allah Yang Maha Esa, memohon ampunan dan kekuatan lahir batin para warga mempererat tali silaturahmi sesama masyarakat, serta untuk memakmurkan mesjid. Dikarenakan mayoritas masyarakat Bunihayu beragama Islam, maka kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan adalah bersumber pada ajaran islam, yaitu Al-Quran dan Al-Hadist. Adapun kegiatan yang berkembang dan membudaya pada masyarakat Bunihayu adalah peringatan hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang lebih dikenal dengan sebutan muludan dan rajaban. Apabila ada acara-acara besar islam masyarakat baik dari anak-anak sampai orang tua ikut berkontribusi untuk memeriahkannya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ustad Ano:

“Kalau ada acara hari besar Islam masyarakat disini selalu antusias karena mereka ingin melihat anak-anaknya tampil di atas panggung baik untuk berpidato atau menampilkan karya seni. Masyarakat juga terutama orang tua anak-anak pengajian suka menyumbang makanan, tenaga, atau uang demi kelangsungan acara tersebut” (Sumber wawancara: Bapak Ustad Ano pada tanggal 10 Mei 2017)

Page 16: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 35

Berdasarkan hasil wawancara sebelum adanya industri, masyarakat Bunihayu sangat antusias dalam melaksanakan dan berpartisipasi aktif agar terlaksananya suatu kegiatan keagamaan. Masyarakat sangat menyambut baik dengan cara yang beragam, ada yang menyumbang uang, makanan, minuman, atau bagi yang tidak mampu dengan memberikan bantuan tenaga. Selain kegiatan seperti muludan dan rajaban, kegiatan lain yang dilaksanakan adalah tolong-menolong adalah hal takziah. Kegiatan ini selain merupakan kegiatan sosial juga menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Ketika seseorang yang berada di tengah-tengah masyarakat mengalami musibah, seperti kecelakaan atau kematian, masyarakat secara spontan melakukan sesuatu untuk membantunya. Bantuan yang diberikan, baik berupa sumbangan uang, bantuan tenaga, ataupun ucapan bela sungkawa. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan ustad Ano beliau mengatakan:

“Kalau ada orang meninggal masyarakat dengan sendirinya berdatangan mengunjungi rumah duka, ada yang ngasih uang, beras, kemudian tenaga untuk membantu dalam penguburannya. Apabila dilihat sekarang hal seperti ini masih suka dilakukan tapi ada penurunan dalam hal sumbangan bantuan” (Sumber wawancara: Bapak Ustad Ano pada tanggal 10 Mei 2017) Berdasarkan hasil wawancara tersebut pola gotong royong dan budaya

tolong-menolong dilakukan oleh masyarakat Bunihayu sebagai acuan dalam kegiatan sosial yang harus dilakukan. Karena membantu orang yang tertimpa musibah merupakan pekerjaan yang mulia yang harus dilakukan oleh setiap kalangan masyarakat untuk dapat mencari pahala dari Allah SWT serta kebaikan dan kemudahan dalam urusan kita akan berjalan dengan baik. Kelima, bidang sosial kemasyarakatan merupakan pola kegiatan yang sering dilakukan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan siklus kehidupan seperti kelahiran, khitanan perkawinan, dan kematian. Kegiatan ini berlangsung sangat baik sebelum adanya industri dan di lakukan tidak hanya oleh kerabat dekat, masyarakat Bunihayu lain yang tidak memiliki hubungan keluarga atau kerabat sangat peduli dalam pelaksanannya. Kerjasama atau gotong royong untuk melaksankan syukuran khitan dan perkawinan lebih dikenal dengan sebutan hajatan.

Dalam melaksanakan kegiatan hajatan, seseorang yang akan mempunyai hajatan, jauh sebelumnya harus menghubungi tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat pemerintah, para kerabat, dan masyarakat sekitarnya. Sehingga sebelum pelaksanaan hajatan, sohibul hajat terlebih dahulu melakukan musyawarah pembagian kerja demi terlaksananya acara hajatan tersebut. Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak ustad Ano beliau mengatakan:

“Kalau ada yang hajat baik itu khitanan atau “karian” , perkawinan, dan syukuran lainnya. Orang yang punya hajat biasanya bertanya kepada sesepuh terlebih dahulu,kemudian kepada tokoh dengan tujuan untuk

Page 17: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

36 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

dapat melancarkan hajatnya dan mendatangkan rezeki yang banyak. Kemudian mengadakan musyawarah dengan masyarakat dalam pembagian kerjanya karena dalam hal ini banyak masyarakat yang membantu demi kelangsungan hajatnya dilakukan dengan cara bersama-sama” (Sumber wawancara: dengan bapak ustad Ano pada tangga 10 Mei 2017) Berdasarkan hasil wawancara tersebut memang seharusnya hidup

bermasyarakat itu selalu melakukan hal-hal positif dengan cara hidup tolong menolong antar sesama. Dengan hidup bergotong royong melakukan pekerjaan seberat dan sesulit apapun bisa terasa ringan karena bahu-membahu masyarakat melakukan dengan bersama-sama tanpa memandang mana orang miskin ataupun orang kaya. Karena melakukan kebaikan itu tidak boleh memandang status orang lain seperti apa, yang penting dalam melakukannya harus dilandasi dengan keikhlasan tanpa pamrih dan jiwa sosial perlu ditingatkan agar terciptnya kehidupan yang aman, nyaman, dan sejahtera karena dengan gotong royong semua akan tertolong.

Sedangkan pola kehidupan masyarakat sesudah adanya industri menimbulkan damapak negatif dan positif industri terhadap masyarakat. Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak positif namun di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif. Pembangunan proyek atau pembangunan industri di desa Bunihayu dapat memberikan dampak negatif dan positif terhadap masyarakat. Dampak dapat diartikan suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi (Soemarwoto, 2014: 36).

Kondisi Perekonomian Masyarakat Bunihayu sesudah adanya industri Masyarakat pedesaan dianggap sebagai yang ideal yang mana orang-orangnya mempunyai ikatan sosial yang kuat dan erat, hidup dalam suasana harmonis dan suka tolong-menolong selain pola gotong royong yang kuat dalam sistem bermasyarakatnya. Namun, dengan adanya pengaruh industri di pedesaan maupun pembangunan yang kini sedang berlangsung, pola gotong royong ini sudah mulai memudar.

Dalam proses perubahan, khususnya kebudayaan yang ada di daerah pedesaan telah mempengaruhi pola gotong royong yang ada pada masyarakat pendukungnya. Begitu pula dengan masyarakat Bunihayu yang asalnya pola gotong royong dalam bidang pertanian dilakukan secara suka rela berubah menjadi pola upah. Hal ini yang menyebabkan pola kahidupan masyarakat mengalami perubahan dalam masyarakat Bunihayu, karena pengaruh geografis dan lingkungan hidup masyarakat. Adanya peningkatan status sosial ekonomi, masuknya pengaruh budaya luar, adanya pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain-lain. Perubahan sosial dan ekonomi masyarakat Bunihayu berdampak terhadap kualitas berdaya masyarakat, menurut Kartasasmita (dalam Reosmidi,

Page 18: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 37

2006) bahwa pemberdayaan sebagai upaya memberi daya atau kekuatan kepada yang tidak berdaya, agar mampu bergerak sendiri. Namun, dengan perubahan ini mengakibatkan masyarakat Bunihayu hidup secara individualistis, dan matrelialistis. Dalam fakta ini bapak kepala desa mengatakan:

“Sesudah adanya industri pergaulan hidup masyarakat menjadi berubah seperti adanya teknologi canggih yang semakin hari semakin banyak, kemuadian pengahsilan masyarakat meningkat, dan juga masyarakat bisa katakan jadi individualistis dan hidup boros atau royal” (Sumber wawancara: Bapak Nana sebagai kepala desa Bunihayu pada tanggal 12 Mei 2017) Berdasarkan hasil wawancara tersebut kehidupan sosial masyarakat banyak

mengalami peningkatan baik dari teknologinya, peningkatan penghasilan, kemudahan dalam bekerja, dan masyarakat banyak merasakan perubahan dalam hidupnya. Namun disamping itu masyarakat menjadi bersifat individu dalam arti lebih mengurus kepentingan pribadinya dari pada orang lain. Kehidupan sebelumnya masyarakat Bunihayu hidup atas dasar kebersamaan, yang lebih memperhitungkan kebersamaan sosial dari pada pamrih yang akan diperoleh seseorang. Akan tetapi, dengan adanya perubahan-perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat dewasa ini, banyak pola gotong royong yang sudah dimasuki rasa pamrih dari masing-masing anggota masyarakatnya. Pola gotong royong ini tidak lagi didasarkan atas kesadaran yang tulus, tetapi lebih banyak adat istiadat yang setiap warga cenderung untuk melakukannya.

Perubahan lainnya yang menonjol yaitu mulai tumbuhnya sikap individual pada sebagian warga khusunya dalam masyarakat Bunihayu. Warga yang seperti itu adalah warga yang kurang berjiwa sosial, karena terlalu mementingkan dirinya sendiri. Hal ini yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat Bunihayu adalah mengenai adanya jiwa persaingan.

Dalam hal ini perubahan pola hidup masyarakat ada keterkaitan dengan pembangunan dan globalisasi, yang telah mengalami banyak perubahan yang positif seperti tercapainya infrastruktur ekonomi yang menunjang pembangunan ekonomi sehingga memungkinkan rencana pembangunan meningkat menuju ke tahap industrialisasi. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 Mei 2017 dengan Bapak Kepala Desa, bahwa pembangunan pabrik-pabrik yang berada di daerhanya merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana bagi kepentingan rakyat. Karena dengan adanya pertumbuhan ekonomi dapat menghasilkan peningkatan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan (Tambunan, 2001: 15).

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai dampak industrialisasi terhadap kehidupan masyarakat di desa Bunihayu, maka dapat disimpulkan sebagai

Page 19: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

38 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40

berikut: Pertama: dalam melakukan perizinan pendirian industri wajib pihak perusahaan melakukan perizinan kepada aparat pemerintah. Seperti halnya tahap sosialisasi yang harus dilakukan dengan menggunakan tahap-tahap sosialisasi yang benar yang dari mulai pihak perusahaan melakukan sosialisasi kepada aparat pemerintah, tokoh masyarakat, dan masyarakat pada umumnya yang berada di sekitar desa Bunihayu. Kemudian melakukan musyawarah dengan melibatkan seluruh jajaran pihak perusahaan, aparat pemerintah, dan masyarakat untuk memperoleh mufakat secara bersama-sama agar proses pembangunan industri berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.

Kedua, pada masyarakat desa khususnya masyarakat Bunihayu pola kehidupan masyarakat sebelum adanya industri sering melakukan pekerjaan seperti dalam bidang pertanian kegiatan yang dilakukan dari membajak, mencangkul, menanam padi sampai dilaksanakannya panen. Kemudian dalam pembangunan rumah dari mulai membuat pondasi sampai rumah tersebut selesai. Kepentingan umum seperti perbaikan jalan, perbaikan atau pembuatan jembatan, pembersihan dan perbaikan saluran air, serta pembuatan bangunan dan lainnya. Bidang keagamaan seperti adanya peringatan hari-hari besar islam dan takziah orang meninggal, dan bidang sosial kemasyarakatan yang meliputi kelahiran, khitanan perkawinan, dan kematian. Sedangkan pola kehidupan masyarakat sesudah adanya industri menimbulkan dampak negatif dan positif bagi masyarakat setempat seperti intensitas waktu yang terbatas, banyaknya para pendatang (kaum urban), sedikitnya masyarakat yang peduli terhadap gotong royong, kurangnya silaturahmi pada masyarakat, dan tidak adanya siskamling atau ronda malam. Kemudian dari dampak posistifnya memudahkan masyarakat dalam mencari pekerjaan dan meningkatkan penghasilan, sehingga tercipta kesejahteraan hidup.

Ketiga, kondisi perekonomian masyarakat sesudah adanya industri mengalami perubahan selain hidup gotong royong sudah mulai pudar atau mengalami penurunan. Hal ini dialami oleh masyarakat Bunihayu yang asalnya hidup gotong royong dan tolong menolong dalam bidang pertanian, perbaikan rumah, pembangunan untuk kepentingan umum, bidang keagamaan, dan bidang sosial kemasyarakatan dilakukan secara suka rela tanpa pamrih. Hal ini berubah menjadi pola upah yang menyebabkan hidup gotong royong mengalami perubahaan dalam masyarakat Bunihayu, karena perubahan geografis dan lingkungan hidup masyarakatnya, adanya peningkatan status sosial ekonomi, masuknya pengaruh budaya luar, adanya pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain-lain, faktor yang secara langsung maupun tidak langsung merubah hidup

gotong royong pada masyarakat desa Bunihayu. Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian mengenai dampak

industrialisasi terhadap kehidupan masyarakat mengalami perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan

Page 20: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40 39

kesadaran dari masyarakat ataupun aparat pemerintah agar budaya gotong royong tidak memudar, budaya yang ada pun tidak luntur, dan terbina masyarakat yang mengemban hidup kekeluargaan. Kemudian keaktifan karang taruna sebagai himpunan dalam masyarakat untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan yang ada di masyrakat. Bagi masyarakat yang bekerja di industri sebaiknya jika ada waktu luang mereka di ikut sertakan dalam kegiatan sosial pada hari-hari libur. Serta semangat solidaritas, partisipasi, budaya gotong-royong dan tolong-menolong harus tetap dipertahankan demi tercipta masyarakat yang mempunyai integritas yang tinggi dan mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z, Y. & Saebani, A.B. (2013). Pengantar Sistem Sosial Budaya. Bandung: Pustaka Setia.

Hadjon,M.Philipus. (1993). Pengantar Hukum Perizinan. Surabaya: Yuridika Sosialisasi. Diakses https://id.m.wikipedia.org/wiki. Ismawati,E. (2012). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Ombak. Ranjabar, J. (2015). Perubahan Sosial Teori-Teori dan Proses Perubahan Sosial Serta

Teori Pembangunan. Bandung:Alfabeta. Jamaludin,N,A. (2015).Sosiologi Pedesaan. Bandung: Pustaka Setia. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Parker, R.K.S.R & Brown, J. Child, M.A. Smith. (1992). Sosiologi Industri. Jakarta:

Rineka Cipta. Ranjabar, J. (2015). Perubahan Sosial Teori-teori dan Proses Perubahan Sosial serta Teori

Pembangunan. Bandung: Alfabeta. Raucek, S & Warren, L. (1984) Sosiology an Introduction, Terj. Sahat Simamora,

Jakarta: Bina Aksara. Risyanti, R & Roesmidi. (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:Alqa. Setiawan, I,A. (2012) Dakwah Berbasis Pemberdayaan Ekonomi dan Peningkatan

Kesejahteraan Mad’u: Academic Journal for Homiletic Studies, 6 (2). 349-355. Soekanto,S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Soetomo. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sosrodiharjo, S.(1991). Transformasi Sosial: Menuju Masyarakat Industri. Yogyakarta:

Tiara Wacana. Tambunan, T. (2001). Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Ghalia

Indonesia. Teguh,S.A.(2004). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.Yogyakarta : Gava

Media. Soemarwoto,O. (2014). Analisi Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University. Yuliati, Y. (2003). Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Lapera Pustaka.

Page 21: Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Neneng Meli Rosyanti, Dadang Kuswana, Ratna Dewi

40 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 20-40