Dalam Panji Yang Terlepas

1
Baru saja terjadi sebuah peristiwa yang mampu menyatukan dua anonim. Tangisan kegembiraan dan senyuman perpisahan. Tangisan yang membuat semua bergembira karena dia telah tersemat dalam sanubari setiap keluarga; namun disusul dengan senyum perpisahan karena pada akhirnya semua seolah akan berhenti seperti itu saja. Bagi sebagian, dia hanya seperti angin sepoi saja, yang duka dan nikmatnya hanya sesaat. Tetapi bagi sebagian lain, ia adalah bagian yang telah menancap kokoh dalam sukma. Dia adalah alasan mengapa tawa begitu meledak, mengapa senyum mampu tersungging sangat lebar, mengapa punggung terasa berat, mengapa otak terasa mendidih, mengapa air mata mengalir deras sekali. Adalah kesalahan jika masih ada yang beranggapan bahwa dia akan berakhir. Segala sesuatu memiliki pola, bahkan hal-hal abstrak sekalipun. Mungkin saja dia sedang berada pada titik terbawahnya. Mungkin saja dia sedang beristirahat, sembari menunggu para pejuangnya kembali. Mungkin saja dia sedang tertidur, sembari menunggu ada yang membangunkannya. Dengan berbagai kemungkinan tersebut, ada suatu kepastian tentang kenyataan bahwa dia akan kembali ke titik puncaknya, bahwa dia akan kembali beraktifitas, bahwa dia akan terbangun. Menuju tak terbatas dan melampauinya. Terlalu picik jika seorang pembual sepertiku mengatakan "Aku Mencintainya". Tetapi, jika ada frase lain yang lebih pantas untuk diucapkan, maka aku akan menggunakannya. Aku mencintainya. Dia yang menjadikan jamak menjadi tunggal. Dia yang menjadikan banyak menjadi satu. Dia yang menjadikan kami berafiliasi, berpartisipasi, dan berkontribusi. Dia yang memberikan kekuatan diksi serta keberanian beraksi. Dalam panji yang terlepas, ketahuilah bahwa kami tak akan benar-benar melepasmu, seperti engkau yang tak akan pernah melepaskan kami.

description

gigiuvvucvyu

Transcript of Dalam Panji Yang Terlepas

Baru saja terjadi sebuah peristiwa yang mampu menyatukan dua anonim. Tangisan kegembiraan dan senyuman perpisahan. Tangisan yang membuat semua bergembira karena dia telah tersemat dalam sanubari setiap keluarga; namun disusul dengan senyum perpisahan karena pada akhirnya semua seolah akan berhenti seperti itu saja. Bagi sebagian, dia hanya seperti angin sepoi saja, yang duka dan nikmatnya hanya sesaat. Tetapi bagi sebagian lain, ia adalah bagian yang telah menancap kokoh dalam sukma. Dia adalah alasan mengapa tawa begitu meledak, mengapa senyum mampu tersungging sangat lebar, mengapa punggung terasa berat, mengapa otak terasa mendidih, mengapa air mata mengalir deras sekali.Adalah kesalahan jika masih ada yang beranggapan bahwa dia akan berakhir. Segala sesuatu memiliki pola, bahkan hal-hal abstrak sekalipun. Mungkin saja dia sedang berada pada titik terbawahnya. Mungkin saja dia sedang beristirahat, sembari menunggu para pejuangnya kembali. Mungkin saja dia sedang tertidur, sembari menunggu ada yang membangunkannya. Dengan berbagai kemungkinan tersebut, ada suatu kepastian tentang kenyataan bahwa dia akan kembali ke titik puncaknya, bahwa dia akan kembali beraktifitas, bahwa dia akan terbangun. Menuju tak terbatas dan melampauinya.Terlalu picik jika seorang pembual sepertiku mengatakan "Aku Mencintainya". Tetapi, jika ada frase lain yang lebih pantas untuk diucapkan, maka aku akan menggunakannya.Aku mencintainya. Dia yang menjadikan jamak menjadi tunggal. Dia yang menjadikan banyak menjadi satu. Dia yang menjadikan kami berafiliasi, berpartisipasi, dan berkontribusi. Dia yang memberikan kekuatan diksi serta keberanian beraksi.Dalam panji yang terlepas, ketahuilah bahwa kami tak akan benar-benar melepasmu, seperti engkau yang tak akan pernah melepaskan kami.