Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga...

12
FGD INSTRUMEN BERBASIS PASAR (IBP) DAN STUDI OPSI IBP PENGEMBANGAN SKEMA PEMANTAUAN PELAPORAN DAN VERIFIKASI EMISI GRK (MRV) Pelatihan Penghitungan Emisi GRK Serta Penyusunan Baseline Emisi di Sektor Industri Kunjungan Lapangan Sektor Pembangkit Kunjungan Lapangan Sektor Industri PENYUSUNAN PROFIL EMISI GAS RUMAH KACA Dalam edisi ini : PMR Project Management Unit (PMU) Menara Ravindo Jl. Kebon Sirih Raya No. 75, lantai 12 Jakarta Pusat T. +62 21 39831804 F. +62 21 3908598 www.pmr-indonesia.org Kantor kami :

Transcript of Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga...

Page 1: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

FGD INSTRUMEN BERBASIS PASAR (IBP) DAN STUDI OPSI IBP

PENGEMBANGAN SKEMA PEMANTAUAN PELAPORAN DAN VERIFIKASI EMISI GRK (MRV) 

Pelatihan Penghitungan Emisi GRK Serta Penyusunan Baseline Emisi di Sektor IndustriKunjungan Lapangan Sektor Pembangkit  Kunjungan Lapangan Sektor Industri  

PENYUSUNAN PROFIL EMISI GAS RUMAH KACA

Dalam edisi ini :

PMR Project Management Unit (PMU) Menara Ravindo  Jl. Kebon Sirih Raya No. 75, lantai 12  Jakarta Pusat T. +62 21 39831804 F. +62 21 3908598 www.pmr-indonesia.org

Kantor kami :

Page 2: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

1

PENYUSUNAN PROFIL EMISI GAS RUMAH KACA

Bapak Teddy C. Sianturi selaku Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup (Kapusbang. IHLH),

Kementerian Perindustrian : Integrasi system online GRK dengan SIINAS

diharapkan dapat mendukung pihak industri dalam penyusunan profil

emisi grk maupun pelaporan data emisi industrinya kepada pemerintah.

Dr. Ir. Lintong Sopandi Hutahaean, M. Che, selaku Direktur Industri

Bahan Galian Non Logam : Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini

adalah untuk memantapkan dan updating data dalam rangka

mempersiapkan industri untuk kegiatan MRV. Pertemuan ini diharapkan

dapat memberikan masukan mengenai hal-hal yang dapat dikembangkan

khususnya mengenai pengembangan instrument berbasis pasar (IBP)

untuk industri di Indonesia. Hasil kajian ini akan dijadikan dasar dalam

penyelenggaraan kegiatan MRV, dimana pilot project MRV akan

diujicobakan pada industri yang telah siap yaitu industri, pupuk, semen,

pulp and paper, serta mempersiapkan gambaran pasar yang dapat

dikembangkan untuk industri di Indonesia.

Bapak Dida Gardera selaku Asisten Deputi Pelestarian Lingkungan Hidup,

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian : Beberapa industri telah

lebih maju dalam hal penyelenggaraan kegiatan inventarisasi emisi GRK

seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan

kesiapan tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi industri

lainnya.

PMR Indonesia bersama dengan Kementerian Perindustrian sedang melaksanakan kajian pengembangan profil dan baseline emisi GRK untuk 8 sub sektor industri lahap energi. Beberapa pertemuan dengan industri dan asosiasi industri untuk sub sektor Pupuk, Tekstil dan Semen dilaksanakan pada Januari - Februari 2018 lalu.

Inventarisasi emisi GRK merupakan salah satu basis data utama dalam penyusunan profil emisi. Oleh karenanya diperlukan pemahaman tentang tatacara penghitungan emisi GRK yang benar melalui kegiatan pelatihan penghitungan emisi diharapkan dapat memberikan peningkatan kapasitas kepada industri tentang tatacara penghitungan emisi GRK yang nantinya akan dilaporkan melalui SIINAS, dimana sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.

SIINAS sendiri merupakan Sistem Informasi Industri Nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian yang difungsikan sebagai kanal pelaporan data kepada pemerintah dalam skala nasional. Selain itu, Kementerian Perindustrian juga mengembangkan sistem informasi monitoring Emisi GRK Nasional (SIM-Online), yang kini telah terintegrasi dengan SIINAS.

Kajian pengembangan profil tersebut diharapkan selesai pada Mei 2018, dan dapat memberikan data dan informasi terkait estimasi potensi penurunan emisi GRK serta biayanya di masing-masing sub-sektor. Kajian profil dan penurunan emisi GRK dapat memberikan manfaat untuk sektor industri termasuk 1) Identifikasi pilihan teknologi dengan return of investment yang cepat dengan penghematan biaya yang diperoleh, 2) Membantu industri dalam pemenuhan persyaratan Industri Hijau dan PROPER, serta 3) Peluang untuk memberikan rekomendasi terhadap kebijakan pemerintah mendatang.

Beberapa pertemuan telah dilaksanakan dengan turut melibatkan beberapa direktorat dalam Kemenperin (direktorat teknis sebagai Pembina industri, Puslitbang IHLH, serta Pusat Data dan Informasi) asosiasi industri termasuk Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan industri serta Balai Besar Industri. Untuk sub sektor pupuk dan semen, telah dilakukan update data inventarisasi emisi GRK untuk tahun 2015 dan 2016 serta 2017 (pupuk), dan penghitungan baseline emisi GRK telah tersusun. Untuk sub sektor industri tekstil, pengumpulan data masih dilakukan.

PMR Indonesia Mendukung Pemerintah Indonesia Dalam Penyusunan Baseline Emisi GRK Sektor Industri

Page 3: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

2

Sumber Emisi GRK dan Penghitungannya

Sumber emisi GRK pada sub sektor industri pupuk (produksi amoniak dan urea) terbagi menjadi 2 yaitu sumber emisi energi dan IPPU. Emisi dari limbah dapat diabaikan karena emisi dari limbah yang dihasilkan tidak signifikan jumlahnya. Sumber emisi yang dihitung ditinjau dari energi (energi langsung contoh gas alam, batu bara dan ADO; serta tidak langsung seperti contoh import steam, import listrik) dan IPPU (tidak termasuk minyak pelumas, karena jumlah pemakaiannya tidak terlalu signifikan). Jumlah industri pupuk yang diperhitungkan dalam kajian adalah industri yang telah beroperasi sejak sebelum tahun dasar baseline sampai dengan rencana pengembangan industri pupuk sampai tahun 2030. Pengumpulan data telah dilakukan dengan meng- update data untuk tahun 2016-2017, serta data aktivitas mitigasi dan rencana jangka panjang perusahaan sampai 2030.

Pada sub sektor industri tekstil, sumber emisi GRK yang akan dihitung antara lain emisi dari sektor energi, proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor tekstil akan menggunakan metode sesuai pedoman IPCC 2006 dengan tingkat ketelitian Tier 1. Industri tekstil mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan, dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian. Untuk penghitungan akan difokuskan kepada industri spinning dan weaving (termasuk integrated). Penghitungan profil emisi masih disusun, dimana masih dilakukan pengumpulan data melalui kuesioner dan beberapa pertemuan dengan industri baik itu melalui pelatihan maupun kunjungan lapangan.

Pada sub sektor industri semen, dilakukan kaji ulang inventarisasi emisi GRK serta baseline emisi yang sebelumnya telah tersusun di tahun 2015. Penghitungan baseline kini telah memperhitungkan kondisi pada tahun 2016, dari 13 perusahaan semen di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa sumber emisi GRK terkait yang akan dihitung yaitu emisi dari sektor energi dan proses (IPPU) dimana dalam proses penghitungannya menggunakan metode sesuai pedoman WBCSD (The World Business Council for Sustainable Development) dengan tingkat ketelitian Tier 1 untuk sumber emisi energi dan tier 3 untuk sumber emisi IPPU. Metode penghitungan emisi sesuai dengan Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi CO2 industri semen yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian pada tahun 2014.

Dari serangkaian pertemuan yang sudah dilaksanakan, PMR kembali akan menggelar pertemuan lanjutan untuk mendapatkan kesepakatan perhitungan baseline serta kurva pengurangan biaya marjinal, dan juga pertukaran informasi terkait opsi instrumen berbasis pasar yang dapat diusulkan untuk dikembangkan di sektor industri.

Sumber Emisi GRK Sektor Industri

Profil Emisi GRK Sektor Industri

Emisi GRK dari sektor industri bersumber dari tiga kategori yaitu:

1) Energi, 2) Limbah, dan 3) Industrial Process and Product Use

(IPPU). Emisi yang bersumber dari kategori energi meliputi emisi

langsung (direct) dari pembakaran bahan bakar fosil dan emisi

tidak langsung dari penggunaan listrik (indirect). Emisi yang

bersumber dari kategori limbah meliputi emisi yang bersumber dari

pengolahan air limbah (Water Treatment Plant - WTP), pengolahan

lumpur, dan limbah padat. Adapun emisi yang bersumber dari

IPPU mencakup emisi dari proses industri dan pemanfaatan

produk. Ilustrasi dari sumber emisi sektor industri dapat dilihat

pada gambar berikut.

Sektor Industri Inventori emisi GRK nasional periode 2000-2014

diestimasi menggunakan metodologi yang merujuk pada

Pedoman IPCC 2006. Tingkat ketelitian (Tier) yang digunakan

untuk mengestimasi emisi GRK di masing-masing sektor

menggunakan pendekatan yang berbeda, di sektor energi

menggunakan Tier 1, IPPU sebagian besar menggunakan Tier 1,

sementara beberapa industri menggunakan Tier 2. Adapun di

sektor limbah sebagian besar menggunakan Tier 1.

Ringkasan Inventarisasi Emisi GRK Nasional Tahun 2000 dan 2014 (Gg CO2e) dari 3 Sumber Emisi

Bpk Willem Petrus selaku Kepala Pusat Data dan Informasi

(Pusdatin) Kementerian Perindustrian : Pentingnya

keterlibatan pihak industri dalam penyusunan profil emisi

GRK sub sektor industri , sebagaimana tertera pada UU

No. 3/2014 tentang perindustrian, disebutkan 4 jenis data

yang industri yang perlu disampaikan kepada kementerian,

diantaranya data industri, data kawasan industri, data

perkembangan dan peluang pasar, dan data

perkembangan teknologi industri.

Page 4: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

3

Kunjungan Lapangan PT. Pupuk Sriwijaya Palembang

(Plant PUSRI 2B)

Kunjungan Lapangan ke PT. Sritex Sukoharjo

Kunjungan Tim Kelompok Kerja Industri ke Beberapa Sektor Industri

Perwakilan Kementerian Perindustrian bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Asosiasi sektor industri terkait, Tim Tenaga Ahli serta PMR Indonesia melakukan kunjungan lapangan ke beberapa sub sektor industri seperti pupuk, baja dan tekstil pada Januari - Februari 2018 lalu.

Kunjungan lapangan dilaksanakan dalam rangka kajian penyusunan profil emisi GRK dan identifikasi aksi mitigasi penurunan emisi GRK untuk sektor industri tersebut.

PT Sri Rejeki Isman (Sritex), Pabrik Sukoharjo

Kunjungan dilaksanakan pada 8 Februari 2018. PT. Sritex merupakan salah satu perusahaan terintegrasi untuk jenis industri tekstil, dimana kegiatan industri ini pada produksinya melakukan spinning, weaving, printing dan dyeing, garment hingga saat ini sedang dikembangkan kegiatan pembuatan kapas rayon. Hingga saat ini, terdapat 23 anak perusahaan (PT) yang berada dibawah pengelolaan Sritex Group. Disampaikan juga bahwa, sejak tahun 2015 perusahaan tersebut telah melaksanakan kegiatan Energy Management system (EnMS) yang didalamnya terdapat dua kegiatan utama penerapan praktek manajemen serta pembaharuan teknologi.

Untuk kegiatan pembaharuan teknologi kegiatan yang telah dilakukan PT. Sritex antara lain: Meningkatkan kualitas daya dan membuat energi listrik semakin efisien; penggunaan VSD (Variable Speed Drive) dan atau servo motor pada unit yang sering mengalami kenaikan beban berulang – ulang; Penggunaan tenaga motor sesuai dengan kebutuhan; Meminimalkan hilangnya energi thermal dari boiler dan oil heater; Mengganti motor – motor lama dengan motor yang baru yang lebih efisien.; serta bereksplorasi mencari teknologi baru dan energi terbarukan untuk kemajuan EnMS.

Peninjauan dilakukan pada plant Finishing dan plant Spinning 1 dan 3. Upaya mitigasi yang telah dilakukan adalah dengan menggunakan jenis atap plant finishing dimana pada beberapa bagian atap pabrik diganti menggunakan atap semi transparan guna mendapatkan pencahayaan sinar matahari sehingga dapat menurunkan penggunaan listrik. Sedangkan pada plant spinning 3, telah dilakukan upaya efisiensi energi dimana sebelumnya plant ini menggunakan mesin chiller, saat ini digantikan dengan penggunaan ice block yang dapat mereduksi penggunaan energi yang cukup signifikan.

PT Pupuk Sriwijaya, plant PUSRI 2B, Palembang

Kunjungan lapangan dilaksanakan pada 11 Januari 2018. Selain dalam rangka melihat mitigasi yang telah dilakukan oleh Pusri, juga untuk melihat skema monitoring dan pelaporan terkair emisi GRK secara internal plant. Secara global, berdasarkan kegiatan mitigasi yang telah dilakukan di PUSRI, telah diperoleh reduksi emisi sebesar 7,6 Juta ton CO2 di tahun 2015 menjadi 6,6 Juta CO2 ton di tahun 2017, (3-4% penurunan). Penurunan ini disebabkan diantaranya oleh adanya subtitusi penggunaan bahan bakar, pemanfaatan tail gas sebagai gas bakar serta optimalisasi kondisi operasi di Primary Reformer, revitalisasi plant (45,8 MMBTU / Ton Amoniak menjadi 31,49 MMBTU / Ton Amoniak).

Page 5: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

4

Untuk skema pelaporan emisi GRK secara internal, pelaporan dilakukan secara manual (paper-based) dari setiap plant (1B, 2B, 3, dan 4) kepada divisi K3LH untuk selanjutnya diproses oleh divisi K3LH.

Mulai beroperasi November 2016 dengan menggunakan teknologi proses ACES 21 (Advance Process Cost and Energy Saving), plant 2B sendiri merupakan revitalisasi dari plant II menjadi IIB dengan kapasitas terpasang untuk ammonia sebesar 660.000 ton/tahun dan urea 907.500 ton/tahun (terbesar dari seluruh plant PT Pusri). Pada kunjungan ke control room plant 2B, terlihat bahwa ruang tersebut menjadi ruang pengendali utama seluruh siklus proses produksi. Plant PUSRI 2B seluruhnya sudah dikendalikan secara otomatis/online melalui control room. Seluruh komponen proses produksi teridentifikasi real time dan data tersimpan dengan baik secara online.

PT Krakatau Steel, Cilegon

Kegiatan site visit PT. Krakatau Steel (KS) dilaksanakan pada 26 Februari 2018 dan dilaksanakan sebagai salah satu identifikasi awal untuk melihat sumber emisi serta identifikasi mitigasi sub sektor industri besi dan baja.

Profil Industri Baja terpadu merupakan industri lahap energi (>6000 TOE/tahun) dengan Proses steel making, rolling mill dan iron making merupakan penggunaan listrik tertinggi dalam industri ini. Sedangkan pemakain gas alam tertinggi digunakan pada proses iron making sebagai feed reformer dan sebagian kecil digunakan dalam kegiatan rolling mill dan steel making.

Emisi GRK di industri besi dan baja PT KS terbagi menjadi emisi langsung dan emisi tidak langsung untuk sumber emisi energi, serta IPPU. Pada PT KS, emisi GRK mengalami penurunan dibandingkan dengan emisi pada tahun 2010 dikarenakan adanya penghentian pengoperasian pada beberapa bagian produksi. Berdasarkan hasil penghitungan emisi GRK yang telah dilakukan oleh PT. KS, dapat diidentifikasi bahwa sumber emisi GRK sumber energi berasal dari emisi langsung 27% dan emisi tidak langsung 73% dari total keseluruhan penggunaan energi di PT. KS.

PT KS telah melakukan beberapa upaya terkait mitigasi, seperti penerapan manajemen energi, diversifikasi energi, konservasi energi seperti penggunaan waste heat recovery pada iron making, steel making dan rolling, direct hot charging, dan process improvement, substitusi material. Efisiensi energi telah dilakukan pada Power Plant, seperti penggantian bahan bakar BBM dengan BBG yang menghasilkan 29% efisiensi, combined fuel (BBG dan Coal) menghasilkan 43% efisiensi, dan kedepannya akan dikembangkan PLTU-CCP (Coal dan BBG) dengan memanfatkan COG hasil proses blast furnace.

Kunjungan Lapangan Krakatau Steel

Page 6: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

5

Kunjungan Lapangan PLTU Jawa Tengah 2 Adipala,

Cilacap

Kunjungan Lapangan PLTU Lestari Banten Energi

Melihat Langsung Mitigasi Emisi GRK Sektor Pembangkit

PMR Indonesia melaksanakan kunjungan lapangan ke sektor pembangkitbersama dengan perwakilan DJK-Kementerian ESDM serta konsultan pelaksanakajian.

Kunjungan dilaksanakan dalam rangka kajian penyusunan profil emisi GRK danidentifikasi aksi penurunan emisi GRK untuk sektor pembangkit. Kunjunganlapangan dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai upaya-upayamitigasi penurunan emisi yang sudah dilakukan, serta potensi aksi mitigasilainnya yang mungkin dilaksanakan oleh unit pembangkit.

Beberapa Unit Pembangkit yang dikunjungi pada kurun waktu Januari - Februari2018, yaitu : PLTU Lestari Banten Energi, PLTU Adipala, PLTU Cirebon PowerElectric, PLTGU Tanjung Priok dan PLTDG Pasanggaran Bali. Pada setiapkunjungan lapangan, pihak perusahaan memaparkan upaya yang dilakukanperusahaannya dalam mendukung mitigasi pengurangan emisi, menyampaikanjuga potensi-potensi mitigasi yang mungkin akan dilakukan oleh perusahaannyakedepannya.

PLTU Lestari Banten Energi Kunjungan lapangan dilaksanakan pada 30 Januari 2018. Dari hasil kunjungandan pejelasan dari pengelola, PLTU LBE belum banyak melakukan upayakonservasi energi karena usianya PLTU sendiri masih relatif baru, namundemikian motor-motor berukuran kecil di PLTU LBE telah dilengkapi dengan VFDuntuk mengurangi konsumsi energi. Beberapa improvement juga telah dilakukan,diantaranya adalah tuning di ESP dan coal milling saat kondisi beban kerjamenurun. Meskipun demikian, hasil penghematan energi dari improvementtersebut belum terdokumentasi dan belum melakukan pelaporan manajemenenergi sebagaimana yang telah diwajibkan oleh PP No. 70 tahun 2009. Hinggasaat ini belum ada kalkulasi emisi GRK di PLTU LBE. Meskipun begitu, PLTU LBEsecara kontinu melakukan monitoring emisi menggunakan CEMS. Parameteremisi dari CEMS adalah SOx, NO, CO, O2, Gas dan opacity. Laporan RKL danRPL menggunakan data dari CEMS tersebut.

PLTU Jawa Tengah 2 Adipala, Cilacap Kegiatan kunjungan lapangan dilaksanakan pada 07 Februari 2018. Peninjauandilakukan pada stack, control room, dan unit pembangkitan PLTU Adipalamenjadi orientasi utama pada kunjungan lapangan ini. Sebagaimana yangdisampaikan oleh perwakilan PLTU Adipala, perusahaannya (1 x 660 MW)merupakan pembangkit berteknologi Super Critical pertama milik PLN denganproduksi maksimum 645 MW (gross) dan mulai beroperasi pada September 2016. Efisiensi pembangkit pada rata-rata beban operasional tahun 2017 (615 MW -nett) sebesar 36,03%. Beberapa improvement untuk menurunkan konsumsienergi juga telah dilaksanakan, diantaranya adalah manajemen bebanoperasional CWP dan coal milling saat kondisi beban kerjanya menurun.

PLTU Cirebon Power Elektrik Hasil kunjungan lapangan dan informasi yang disampaikan oleh manajemenPLTU CPE diketahui bahwa PLTU CPE (1 x 660 MW) merupakan pembangkitberteknologi Super Critical milik PLN dengan produksi maksimum 698 MW(gross) dan mulai beroperasi pada Juli 2012.

Pada tahun 2017 PLTU CPE telah melakukan efisiensi pembangkit pada rata-ratabeban operasional (660 MW - nett) sebesar 37%. Beberapa improvement untukmenurunkan konsumsi energi yang dilakukan oleh PLTU CPE diantaranya adalahpergantian motor-motor dan rencana upgrade turbin. Improvement telahdilaporkan namun belum dikuantifikasi, baik dalam satuan energi, biaya maupunemisi.

Kunjungan Lapangan PLTU Cirebon Power Eelktrik

Page 7: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

6

Kunjungan Lapangan PLTDG Pasanggaran Bali

PLTGU Tanjung Priok Kunjungan lapangan dilaksanakan pada pada 12 Februari 2018, dari paparan yang disampaikan oleh perusahaan ini, diketahui bahwa PLTGU Tanjung Priok telah melakukan upaya efisiensi energi, diantaranya : 1) Pemeliharaan rutin hot gas per 3 tahun dan rotor per 200.000 jam; 2) Pekerjaan Abradable Sealing Steam Turbin 1.4 PLTGU Blok I & II; 3) Penggantian Blade tingkat 1 Steam Turbin 1.4 PLTGU Priok; 4) Optimalisasi Proses Start Up unit PLTGU Blok I, II dengan metode Direct Combine Cycle (DCC); 5) Optimalisasi pengaturan deaerator pressure control valve untuk menurunkan temperature gas buang; 6) Inisiasi pemanfaatan limbah air blow-down HRSG untuk pendingin ruangan (AC) dengan metode Absorption Chiller area engineering dan pemeliharaan (Detail Engineering desain); 7) Edukasi Penghematan Energi dan Antisipasi Pemanasan Global: Program Efisiensi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat; 8) Pemanfaatan Solar cell untuk penerangan area Sabisa farm dan Srengseng Sawah.

PLTDG Pasanggaran Bali Kunjungan lapangan ini dilaksanakan pada 27 Februari 2018. Perwakilan dari PLTDG Pasanggaran Bali menyampaikan profil perusahaannya. Unit Pembangkitan (UP) Bali mengoperasikan 12 unit Pusat Listrik Tenaga Diesel & Gas (PLTDG) berlokasi di Pesanggaran, Denpasar, Bali. Selain itu, UP Bali juga memiliki Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang terletak di 3 sub unit, yaitu Pesanggaran, Pemaron & Gilimanuk. UP Bali memiliki total kapasitas terpasang sebesar 557 MW.

PLTDG Pasanggaran Bali telah melakukan beberapa kegiatan dalam mendukung mitigasi pengurangan emisi GRK, diantaranya: 1) konversi BBM ke Gas dengan fasilitas mini LNG di Pasanggaran yang telah dilakukan sejak tahun 2016; 2) Menggunakan energi terbarukan pada salah satu gedung di perusahaannya menggunakan panel surya; 3) Mengganti lampu penerangan (TL) dengan lampu (LED); 4) Optimasi Turning Gear dan Pompa Gas Turbin 3 dan 4 Westing house pasanggaran. Demikian disampaikan oleh Bapak Ngurah Wiadnyana (bagian efisiensi energi).

Sedangkan kegiatan yang merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, beberapa diantaranya adalah : 1) Pengolahan sampah organik menjadi Pelet sebagai bahan bakar (gas metan) skala rumah tangga; 2) Produksi Biogas menggunakan kotoran sapi; 3) Pengolahan kayu waste sebagai alternatif bahan bakar. Namun demikian hasil reduksi emisi yang dihasilkan belum dihitung, imbuh Bapak I Wayan Sukerena (bagian K3 dan lingkungan).

Kunjungan Lapangan PLTGU Tanjung Priok

Kunjungan Lapangan PLTGU PT. Cikarang Listrindo

Page 8: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

7

Bapak Teddy C. Sianturi selaku Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup (Kapusbang.

IHLH), Kementerian Perindustrian menyampaikan mengenai pentingnya

MRV, dimana selain sebagai media pemenuh kewajiban kepada dunia

internasional, juga terlebih untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan

data dan informasi serta meningkatkan kredibilitas pelaporan emisi.

Dr. Ir. Lintong Sopandi Hutahaean, M. Che, selaku Direktur Industri

Bahan Galian Non Logam, Kementerian Perindustrian menyampaikan,

pengembangan sistem MRV emisi GRK merupakan salah satu fokus

sentral untuk mengawal pencapaian komitmen pemerintah dalam

menurunkan emisi gas rumah kaca.

PENGEMBANGAN SKEMA DAN PEDOMAN MRV EMISI GRK DI SEKTOR PEMBANGKIT DAN INDUSTRI

Kegiatan PMR di Indonesia meliputi pengembangan profil emisi; pengembangan sistem dan uji coba pemantauan pelaporan-verifikasi (MRV) di sektor pembangkit listrik dan sektor industri; serta pengembangan dan uji coba kerangka kerja untuk instrument berbasis pasar (IBP). Sektor pembangkit listrik dan industri dipilih mengingat jumlah emisi GRK-nya yang besar dan signifikan dalam bauran emisi nasional serta kebutuhan untuk adanya suatu skema insentif bagi kedua sektor tersebut.

Sistem MRV yang handal merupakan prasyarat untuk mengembangkan opsi kebijakan berbasis-pasar yang efektif dan kebijakan mitigasi perubahan iklim lainnya. Oleh karena itu, kegiatan di dalam PMR bertujuan untuk mendukung pembangunan sistem yang kuat yang memungkinkan Indonesia untuk memperoleh data terukur, dapat dipantau, dilaporkan dan diverifikasi dari pembangkitan listrik dan industri.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Teddy C. Sianturi selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup, Kementerian Perindustrian pada beberapa pertemuan mengenai pentingnya MRV, dimana selain sebagai media pemenuh kewajiban kepada dunia internasional, juga terlebih untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan data dan informasi serta meningkatkan kredibilitas pelaporan emisi.

Dr. Ir. Lintong Sopandi Hutahaean, M. Che, selaku Direktur Industri Bahan Galian Non Logam, Kementerian Perindustrian menyampaikan bahwa pengembangan sistem MRV emisi GRK merupakan salah satu fokus sentral untuk mengawal pencapaian komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi GRK. Pengukuran dan pemantauan diperlukan untuk mengidentifikasi tren emisi, menentukan dimana upaya-upaya pengurangan emisi harus difokuskan, serta memantau penghitungan dan perkembangannya. Pelaporan dan verifikasi menjadi penting untuk memastikan keterbukaan, , hasil yang kredibel, akuntabel, dan memastikan data yang dilaporkan dapat dipertanggung jawabkan sesuai ketentuan yang sudah diakui di skala nasional maupun internasional.

Pengembangan Pedoman MRV di Sektor Industri

Penyusunan pedoman MRV didukung oleh tenaga ahli nasional dari PMR Indonesia tengah dilakukan oleh Kementerian Perindustrian untuk sub sektor pupuk. Diskusi awal telah dilakukan dengan industri dan asosiasi pada Desember 2017 dan Januari 2018 lalu, sekaligus membahas poin kesepakatan didalam Petunjuk teknis (Juknis) Perhitungan Emisi GRK Industri Pupuk yang telah dipublikasikan Kemenperin di tahun 2017.

Pedoman MRV yang saat ini disusun dianggap sebagai media pemenuhan kewajiban kepada dunia internasional. Hal tersebut juga sebagai salah satu milestone untuk meningkatkan kredibilitas pelaporan emisi.

Pedoman MRV nantinya akan mengacu kepada pedoman petunjuk teknis (Juknis) penghitungan, dimana mekanisme penghitungan emisi GRK telah disampaikan dalam Juknis tersebut. Diusulkan untuk pelaksanaan uji coba skema MRV nantinya dilakukan di setidaknya dua plant ammoniak/urea, untuk memastikan skema yang disusun dalam pedoman sesuai dan dapat diimplementasikan dengan baik nantinya. Diharapkan pedoman MRV industri pupuk dapat tersedia pada akhir 2018.

Page 9: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

8

Pengembangan Pedoman Inventarisasi Emisi GRK Sektor Pembangkit

Dalam rangka pengembangan faktor emisi GRK jaringan interkoneksi, perusahaan pembangkit telah mengumpulkan data terkait emisi GRK ke DJK KESDM sejak tahun 2009. Berdasarkan data tersebut, DJK KESDM melakukan penghitungan jumlah emisi GRK dari masing-masing pembangkit listrik dan menetapkan faktor emisi jaringan interkoneksi secara konsensus. Sampai dengan saat ini, telah ditetapkan 48 faktor emisi jaringan interkoneksi di seluruh Indonesia.

Sebagai langkah penyempurnaan, DJK KESDM dengan dukungan program PMR berencana mewajibkan perusahaan pembangkit untuk menghitung dan melaporkan emisi GRK dari unit-unit pembangkitan yang dioperasikannya. Untuk dapat menyeragamkan hasil perhitungan emisi GRK dan sebagai panduan dalam perhitungan dan pelaporan, DJK KESDM mengembangkan pedoman perhitungan dan pelaporan emisi GRK sub sektor pembangkitan listrik. Pedoman yang akan difinalisasi berisi tentang lingkup inventarisasi, metode dan perhitungan emisi GRK, format pelaporan dan pengendalian dan penjaminan kualitas. Pelaporan nantinya akan dilakukan melalui sistem online yang sedang dikembangkan.

Bapak Munir Ahmad, Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM menyampaikan, sistem pedoman inventarisasi emisi GRK penting untuk meningkatkan keakuratan dalam perumusan dan kebijakan perubahan iklim yang efektif''. Sementara Bapak Benhur L. Tobing, Kepala Sub Direktorat Perlindungan Lingkungan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM pada rangkaian pertemuan Pengembangan Pedoman Inventarisasi Emisi GRK mengatakan 'Perhitungan baseline masih sangat beragam menjadi tantangan utama, dan untuk itu kerjasama dan koordinasi antar pemangku kepentingan sangat penting, agar terbangun sistem yang terintegrasi yang handal dan kredibel.

Bapak Munir Ahmad, Direktur Teknik dan Lingkungan

Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan,

Kementerian ESDM pada rangkaian pertemuan Pengembangan

Pedoman Inventarisasi Emisi GRK menyampaikan, sistem pedoman

inventarisasi emisi GRK penting untuk meningkatkan keakuratan

dalam perumusan dan kebijakan perubahan iklim yang efektif.

Bapak Benhur L. Tobing, Kepala Sub Direktorat Perlindungan

Lingkungan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM pada rangkaian

pertemuan Pengembangan Pedoman Inventarisasi Emisi GRK :

Perhitungan baseline masih sangat beragam menjadi tantangan

utama, dan untuk itu kerjasama dan koordinasi antar pemangku

kepentingan sangat penting, agar terbangun sistem yang terintegrasi

yang handal dan kredibel.

Page 10: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

9

PMR Indonesia telah mendistribusikan Survei Persepsi mengenai Pasar Karbon untuk Perubahan Iklim secara online yang disebarluaskan melalui media sosial.

Survei yang digelar dalam kurun waktu 3 bulan (Jan-Mar. 2018), mendapatkan 116 responden dengan berbagai latar belakang, baik dari pemerintah pusat, pemerintah lokal, swasta (industri ataupun perusahaan jasa), akademisi, dan sebagainya. Hasil dari survei tersebut telah memberikan beberapa kesimpulan, diantaranya :

SURVEI PERSEPSI :

PASAR KARBON UNTUK PERUBAHAN IKLIM

Persepsi Non Praktisi

Latar Belakang Survei

Persepsi Praktisi

Beberapa Kesimpulan

Pasar karbon / Carbon Pricing belum dikenal di Indonesia. Diperlukan lebih banyak sosialisasi, lebih efektif menggunakan media sosial.Responden yang pernah mendengar pasar karbon tetapi tidak pernah terlibat di dalamnya berpikir bahwa pasar karbon adalah menjual carbon credit ke luar negeri. Para praktisi berpikir bahwa carbon credit harus dapat diakses oleh siapa saja tetapi lebih memprioritaskan untuk masuk dalam pasar karbon internasional.

Responden Praktisi berpendapat, 3 hal yang

dapat dilakukan pemerintah :

Membangun pasar karbon secara bilateral/multilateralMembuat kebijakan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca yang bersifat wajibMembangun kapasitas pemangku kepentingan

Page 11: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

10

Bapak Dida Gardera, Asisten Deputi Pelestarian

Lingkungan Hidup, Kemenko. Perekonomian, mengatakan

bahwa IBP adalah salah satu alternatif bentuk instrumen

yang dapat mendukung Indonesia dalam mencapai target

Paris Agreement untuk penurunan emisi sebesar 29% pada

2030.

INSTRUMEN BERBASIS PASAR (IBP) SEBAGAI OPSI KEBIJAKAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM BERBASIS PASAR

POKJA Instrumen Berbasis Pasar Selenggarakan FGD Dalam Rangka Kajian Opsi Kebijakan Berbasis Pasar

Jakarta_PMR Indonesia dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian, sedang melaksanakan kajian opsi kebijakan mitigasi perubahan iklim berbasis pasar bersama dengan Kelompok Kerja Instrumen Berbasis Pasar (Pokja IBP) – PMR. Tujuan pelaksanaan kajian ini adalah untuk menyediakan masukan bagi proses pengambilan keputusan terkait implementasi instrumen berbasis pasar untuk meningkatkan aksi mitigasi nasional. Adapun yang akan menjadi keluaran dari kajian ini adalah:

- informasi komprehensif tentang opsi-opsi IBP di dunia; - opsi-opsi IBP yang mungkin diterapkan di Indonesia dan perkiraan dampak sosio-ekonominya; dan - peta jalan pengembangan skenario IBP terpilih.

Sebagai upaya sinergi para pihak terkait pelaksanaan kajian opsi kebijakan mitigasi perubahan iklim berbasis pasar ini, maka pertemuan kick-off yang telah dilaksanakan pada 15 Desember 2017 lalu. Sebagai langkah tindak lanjutnya, pertemuan kelompok kerja IBP - PMR dengan tim konsultan hari ini dilaksanakan dengan tujuan pembahasan kondisi skenario IBP yang sesuai untuk indonesia serta rencana tindak lanjut pelaksanaan kajian.

Bapak Dida Gardera, selaku Asisten Deputi Pelestarian Lingkungan Hidup, Kementerian Koordinator Perekonomian, menyampaikan bahwa instrumen berbasis pasar adalah salah satu opsi yang dapat digunakan untuk mendukung kebijakan mitigasi perubahan iklim di Indonesia dalam mencapai target penurunan emisi sebesar 29% pada 2030 seperti yang tercantum di dokumen NDC Indonesia.

Vladislav Arnaoudov, dari Deloitte Tohmatsu sekaligus selaku Team Leader kegiatan kajian, juga memaparkan pengalaman penerapan instrumen berbasis pasar di berbagai negara, guna memberikan gambaran detail tentang pengembangannya kepada pemangku kepentingan di Indonesia.

Diskusi pada pertemuan kelompok kerja IBP telah berlangsung dengan sangat interaktif. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan terkait rencana kerja konsultan, dimana dalam mengembangkan opsi IBP perlu adanya keterlibatan berupa saran dan arahan dari Pokja IBP-PMR Indonesia. Harapannya opsi IBP yang disampaikan oleh konsultan nantinya lebih memungkinkan untuk diterapkan sesuai dengan kondisi sosial ekonomi di Indonesia.

Page 12: Dalam edisi ini - pmr-indonesia.org · seperti industri Semen, Pupuk, Pulp and Paper, sehingga diharapkan ... proses (IPPU), serta limbah cair industri. Penghitungan emisi GRK sektor

11

Diakhir acara, anggota kelompok kerja telah menyepakati sembilan opsi-opsi IBP yang dapat dianalisis lebih lanjut oleh Tim Konsultan dan selanjutnya dapat menjadi input mengenai kesesuaian dan tantangan IBP serupa jika di terapkan di Indonesia. Opsi-opsi tersebut yaitu European Union Emission Trading System (EU ETS); Kazakhstan ETS; British Columbia Greenhouse Gas Industrial Reporting and Control Act (GGIRCA); China ETS; Tokyo Metropolitan ETS; Chile Carbon Tax; Australia Emissions Reduction Fund; EU Renewable Energy Certificate; dan India Perfom Achieve and Trade (India-PAT).

Pertemuan ini dihadiri oleh kelompok kerja Instrumen Berbasis Pasar (Pokja IBP) yang terdiri dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PPI-KLHK), Pusat Kebijakan Strategis-KLHK (PUSJAKSTRA-KLHK), Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim-KLHK (P3SEKPI-KLHK), Direktorat Lingkungan Hidup-BAPPENAS, Badan Kebijakan Fiskal (BKF-Kementerian Keuangan), Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi-Kementerian ESDM (Ditjen EBTKE-ESDM), APKI (Asosiasi Pengelola Karbon Indonesia) dengan koordinator Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional, KLHK.

Mitra Kerja