Dakwah melalui radio

8
[Type the document title] Dakwah Melalui Radio Berbasis Budaya Lokal (Studi Kasus Budaya dan Bahasa Sunda) Dosen: Rofi’ah S.Sos.I M.Si Disusun oleh: Bahrum Subagia NPM: 11214310875 Komunikasi Penyiaran Islam

description

 

Transcript of Dakwah melalui radio

Page 1: Dakwah melalui radio

[Type the document title]

Dakwah Melalui Radio Berbasis Budaya Lokal

(Studi Kasus Budaya dan Bahasa Sunda)

Dosen:

Rofi’ah S.Sos.I M.Si

Disusun oleh:Bahrum Subagia

NPM: 11214310875

Komunikasi Penyiaran IslamFakultas Agama Islam, Universitas Ibn Khaldun

Bogor 2013 M

Page 2: Dakwah melalui radio

1. Pendahuluan

Pelaku dakwah saat ini memiliki tantangan yang kompleks. Bagaimana seorang dai dituntut menguasai teknologi agar memberikan pencerahan kepada umat dengan berbagai media yang berkembang (salah satunya radio). Seorang dai juga dituntut untuk bisa mengembangkan budaya-budaya lokal yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, sebagai proteksi dari budaya-budaya asing yang merusak generasi bangsa.

Salah satu media komunikasi yang perlu dikuasai oleh seorang dai adalah radio. Seorang dai perlu menguasai radio untuk berdakwah. Dalam buku Dakwah Dan Perubahan Sosial dijelaskan bahwa seorang misionaris bernama Luis Patau giat menyebarkan pesan-pesan injil kepada jutaan khalayak di lebih dari delapan puluh empat negara melalui radio dan televisi. Dalam suatu program yang dikenal dengan strategi media asia’86, ia ia menjelaskan pesan gospel melalui radio dari singapura dan diterjemahkan ke dalam delapan bahasa utama asia dan dipancarkan ke seluruh benua tersebut.1

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai dakwah melalui radio berbasis budaya lokal. Dan budaya yang akan dibahas adalah budaya sunda dengan menyoroti bahasanya. Di mana bahasa ini dituturkan oleh setidaknya 38 juta orang dan merupakan bahasa Ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat dan Banten, melebar hingga wilayah barat Jawa Tengah mulai dari Kali Brebes (Sungai Cipamali) di wilayah Kabupaten Brebes dan Kali Serayu (Sungai Ciserayu) di Kabupaten Cilacap, di sebagian kawasan Jakarta, serta di seluruh provinsi di Indonesia dan luar negeri yang menjadi daerah urbanisasi Suku Sunda.

2. Pengertian-pengertian

Sebelum membahas lebih dalam bagaimana dakwah melalui radio dengan berbasis budaya lokal, lebih baik kita mengetahui pengertian dari dakwah, radio, dan budaya.

Dakwah menurut bahasa berarti panggilan, seruan, ajakan, dan undangan.2 Secara pengertian, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa dakwah adalah mengajak (manusia) kepada keimanan dengan-Nya, dan mengimani dengan apa yang di bawa oleh para Rasul-Nya, membenarkan apa yang para Rasul kabarkan serta mentaati semua yang di perintahkannya.3

1 Fariza Md dkk, 2000, Dakwah Dan Perubahan Sosial, Kuala Lumpur: Perpustakaan Negara Malaysia, hal:25.

2 Pengertian ini bisa kita lihat di buku Da’wah Dan Teknik Berkutbah karya Syamsuri Siddiq, Pengantar Ilmu Dakwah karya wahidin Saputra, Mujahid Dakwah karya Isa Anshary dll.

3 Maj'mu Fatawa Ibnu Taimiyyah 15/157

Page 3: Dakwah melalui radio

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Radio juga merupakan salah satu media yang bisa digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan keislaman.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.4

Berbicara tentang dakwah dan radio, maka harus dibedakan antara “radio dakwah” dan “dakwah radio”. Radio dakwah adalah sebuah stasiun radio yang visi, misi, dan semua program dan materi siarannya tentang dakwah (syiar Islam). Sedangkan dakwah radio itu aktivitas dakwah di media radio.5

Dari penjelasan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dakwah melalui radio berbasis lokal dalah usaha seorang dai mengajak manusia kepada keimanan (iman kepada Allah), dan mengimani dengan apa yang dibawa oleh para Rasul-Nya melalui media radio dengan berbasis budaya lokal yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.

3. Budaya dan Bahasa Sunda

Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda.

a. Etos budaya

Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan "sembuh" (waras), baik, sehat (kuat), dan cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu di lestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional Sunda hampir sebagian besar masyarakat Sunda beragama Islam.

b. Nilai-nilai budaya

4 Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi, http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya, 10/10/2013: 6:26

5 ASM. Romli, Antara Radio Dakwah dan Dakwah Radio, www.hidayatullah.com/16/09/2011

Page 4: Dakwah melalui radio

Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil.

c. Bahasa

Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh setidaknya 38 juta orang dan merupakan bahasa Ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa.

4. Konsep Dakwah Berbasis Budaya Lokal di Radio

Dr. Abdul Karim Zaidan mengatakan bahwa sumber metode dakwah itu ada lima: Al-Qur'an, sunnah rasul, sejarah hidup para sahabat, pendapat para fukoha, dan pengalaman.6

Dakwah yang berbasis budaya lokal, khususnya budaya dan bahasa Sunda dapat dikategorikan sebagai metode dakwah yang bersumber dari pengalaman. Pengalaman ini bisa berasal dari suatu budaya, suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tentunya, nilai-nilai budaya yang akan menjadi materi dakwah tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam.

Nilai-nilai moril budaya Sunda yang mesti dikembangkan dalam dakwah adalah sopan santun, periang, ramah-tamah (soméah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua yang itulah sebagai cerminan budaya masyarakat Sunda.

Nilai lainnya yang perlu dikembangkan yaitu silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Di mana nilai-nilai budaya yang tidak bertentangan dengan syariat dan bahkan selaras dengan syariat Islam harus

6 Abdul Karim Zaidan, Ushul Ad-Da’wah (Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2), Media Dakwah: 1980, hlm. 169-173

Page 5: Dakwah melalui radio

dilestarikan dan disiarkan. Selain itu juga agar masyarakat mengetahui, memahami, dan mengamalkannya.

Mengenai bahasa Sunda, maka cara yang paling efektif digunakan dalam berdakwah adalah menyiarkan ceramah-ceramah keagamaan dengan menggunakan bahasa Sunda. Bisa juga pengisi suara terjemahan Al-Qur'an dalam murotal menggunakan bahasa sunda. Hal ini penting karena setidaknya ada 38 juta orang berbicara bahasa Sunda dan terbanyak kedua di Indonesia. Apalagi, banyak masyarakat kampung yang hanya bisa berbahasa Sunda, tidak mengerti bahasa Indonesia.

5. Kesimpulan

a. Perlunya seorang dai menguasai teknologi, khususnya radio untuk memudahkan penyebaran dakwah ke penjuru dunia.

b. Budaya Sunda adalah budaya yang memiliki banyak nilai-nilai, ada yang selaras dengan syariat Islam dan ada yang bertentangan. Yang diambil dan dikembangkan dalam dakwah berbasis lokal adalah nilai-nilai yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.

c. Radio merupakan media penyebaran dakwah Islam. Di mana visi, misi, dan semua program dan materi siarannya berisi tentang dakwah (syiar Islam). Yang salah satunya mengangkat siaran budaya lokal yang selaras dengan syariat Islam.

d. Konsep dakwah berbasis budaya (khususnya budaya Sunda) adalah dengan mengangkat dan menyiarkan nilai-nilai baik dalam budaya tersebut agar masyarakat mengetahui, memahami, dan mengamalkannya.

Referensi

1. Abdul Karim Zaidan, Ushul Ad-Da’wah (Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2), Media Dakwah: 1980.

2. Asa Briggs & Peter Burke, 2006, Sejarah sosial media, dari gutenberg sampai internet, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

3. Fariza Md dkk, 2000, Dakwah dan perubahan sosial, Kuala Lumpur: Perpustakaan Negara Malaysia

4. Maj'mu Fatawa Ibnu Taimiyyah 15/1575. Syamsuri Siddiq, Da’wah Dan Teknik Berkutbah, 6. Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2007

Sumber internet:

wikipedia.org

www.hidayatullah.

- Mengapa orang2 sunda tidak mau merantau? Mengapa?- Budaya sunda yang mana yang dapat dimasukan dalam dakwah?

Page 6: Dakwah melalui radio

- Budaya sunda dipengaruhi banyak budaya. - Budaya Islam itu tidak nampak dalam budaya Sunda.

Lingkungan, tidak ada persaingan,

Catatan ulasan: isi makalah harus 10 lembar broooooo.....!!!!

Implementasinya belum. Gimana? Contohnya, menyapa, “kumaha daman sadayana?” ini nilai kesopanan. Bisa cari sendiri.