DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi...

245
DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi Konsepsi Dakwah Said Nursi dan Penerapannya di Indonesia Edi Amin PENERBIT

Transcript of DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi...

Page 1: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL:

Studi Konsepsi Dakwah Said Nursi dan Penerapannya

di Indonesia

Edi Amin

PENERBIT

Page 2: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL:

Studi Konsepsi Dakwah Said Nursi dan Penerapannya

di Indonesia

Copyright © 2017

ISBN

Cetakan Pertama April 2017

Penulis

Edi Amin

Hak Cipta Dilindungi Undang – Undang

Penerbit

Page 3: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT. yang telah memudahkan

seluruh proses dari penelitian yang telah saya lakukan dengan judul;

‚Dakwah Komunitarian Ummatic Transnasional: Studi Konsepsi

Dakwah Said Nursi dan Penerapannya di Indonesia.‛ S}alawa>t dan

Sala>m semoga tercurah kepada Rasulullah, dan seluruh pengikutnya

hingga akhir zaman.

Ucapan terimakasih kepada Ayah H. Sumadji Hadisusilo (al-

marhum), dan Ibundaku Hj. Paitun Fatonah, yang telah mendoakan

dan mendidik tanpa kenal lelah. Ucapan Terimakasih juga untuk

mertuaku Abah Hasan Al-Hasni di Gorontali dan Umi Fatma Al-

Hasni. Untaian kata terimakasih teruntuk istriku Vera al-Hasni dan

buah hati cinta kami Majid Fatih Al-Jamali, Syed Ahmad Rafi,

Muhammad Rayyan Maulana, dan Jihan Sayyidah An-Nafisah.

Ucapan terima kasih yang sangat mendalam penulis ucapkan

kepada kedua Promotor Prof. Dr. M. Yunan Yusuf, MA. dan Prof.

Andi Faisal Bakti, Ph. D. yang telah memberikan do’a dan

bimbingannya yang sangat berharga selama penelitian ini. Ucapan

terimakasih kepada Direktur Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA, Ketua Prodi

S-3, Prof. Dr. Didin Saepudin, MA, dan ketua prodi S-2 Dr. J.M.

Muslimin, MA. Kepada para Dosen, Staff dan Karyawan, yang ramah,

baik dan santun.

Terimakasih tak terhingga juga penulis sampaikan kepada KH.

DR. Didin sirajuddin AR.M.A., KH. DR. Abdul Mu’thi, M.A., ustad

Dr. H. Hasbullah, Abi Hasbi Sen, M.Hum., Dr. Izza Rohman, MA., M.

Husnul Abid, S.Ag. M.A., ustad Irwandi, Lc,. ustad Jamaluddin, Lc.,

ustad Totong Ma’ruf, S.TH.I., para T}ullab al-Nu>r, Sahabat Rahmat

Semesta Center dan LEMKA Jakarta yang telah memberi do’a,

dorongan dan menjadi teman diskusi yang hanggat. Terimakasih juga

kepada Civitas Akademika IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi,

baik itu Rektor, Para Warek, Dekan dan para Wadek Fakultas

Ushuluddin IAIN Jambi yang telah memberikan semangat, do’a selama

proses perkuliahan.

Akhirnya, penulis berterimakasih kepada seluruh pihak hingga

disertasi ini dapat diselesaikan. Semoga Allah memberikan ganjaran

terbaik bagi mereka.

Jakarta, April 2017

Edi Amin

Page 4: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

Abstrak

Kesimpulan disertasi ini membuktikan bahwa pemahaman dan

kepatuhan pada nilai-nilai yang terkandung dalam teks panduan gerakan,

dapat memantapkan gerakan tersebut dalam membangun komunitas.

Komunitarianisme global menekankan pentingnya panduan moral,

keterbukaan dan partisipasi masyarakat, meskipun nilai-nilai keyakinan

satu umat sangat dominan. Said Nursi, mencoba mendialogkan dan

menawarkan etika komunitarian yang bersumber dari ajaran Islam guna

melawan sektarianisme, fanatisme, kediktatoran, penindasan dan

menjawab problematika masyarakat modern yang kompleks.

Disertasi ini menguatkan teori komunitarian dengan berbasis

komunikasi yang telah dibangun oleh Hamid Mowlana dan L.J. Wilson

(1990); Majid Tehranian (1989); Andi Faisal Bakti (2004 dan 2010);

Emanuel Adler (2005); dan Amitai Etzioni (1993 dan 2004); Peter

Mandaville (2009) tentang gerakan Islam transnasional di Asia Selatan

yang bercorak filantropis dan organisasi dakwah; Metin Karabaşoğlu

(2003), tentang adanya hubungan antara teks dan komunitas. Disertasi ini

menolak pandangan R. J. Ravault (1992) bahwa gerakan keagamaan dan

sosial yang bercorak komunitarianisme adalah sektarianisme.

Sumber penelitian adalah karya Said Nursi dalam Risale-i Nur yang terbit tahun 2013, buku, jurnal, hasil simposium, hasil musyawarah,

dokumentasi, dan seminar. Data juga digali melalui wawancara mendalam

dengan para penggurus Yayasan Nur Semesta dan murid-murid Nur

(T}ulla<b al-Nu<r) dan melalui observasi partisipan dari berbagai aktivitas

dakwah Nur. Analisis data menggunakan: 1) Analisis deskriptif, motode

ini mencakup penyelidikan terhadap apa yang dituturkan objek penelitian,

menganalisis dan mengklasifikasi data yang dikumpulkan; 2)

Etnometodologis, metode ini dijadikan sebagai pisau analisis yang

berusaha melihat dengan detail interaksi dan percakapan manusia, baik

dengan bahasa verbal maupun perilaku nonverbal. Analisis ini juga

melihat dengan detail bagaimana manusia mengatur dan mengorganisasi

peristiwa harian mereka. Peristiwa-peristiwa komunikasi tersebut

dikaitkan dengan upaya-upaya gerakan dakwah Nur dalam usahannya

membentuk komunitas Islam transnasional.

Kata Kunci: Dakwah, Komunitarian (Ummatic), Transnasional, Gerakan

Nur.

Page 5: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ii

ABSTRAK iii

TRANSLITERASI iv

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah (1)

B. Permasalahan (19)

C. Tujuan dan Pernyataan Penelitian (21)

D. Signifikansi Penelitian (21)

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan (22)

F. Teori (24)

G. Metodologi (29)

H. Sistematika Penulisan (31)

BAB II PENDEKATAN KEUMATAN (COMMUNITARIAN/ UMMATIC APPROACH), KOMUNIKASI ISLAM

(DAKWAH), COMMUNITY DEVELOPMENT, DAN

GERAKAN ISLAM TRANSNASIONAL

A. Pendekatan Keumatan dalam Membangun Masyarakat

Bermoral dan Religius. (33)

B. Komunikasi Islam (Dakwah) dan Semangat Membangun

dan Membina Komunitas. (59)

C. Kebutuhan akan Pembinaan Komunitas. (47)

D. Peran Positif Gerakan Sosial Transnasional Islam. (61)

BAB III BIOGRAFI BEDIUZZAMAN SAID NURSI

A. Periode Awal Said Nursi (1876-1925): Aktivitas Sosial,

Politik dan Upaya Pencarian Identitas. (69)

B. Periode Kedua Said Nursi (1925-1950): Spiritualitas dan

Kepribadian Kolektif Sebagai Identitas. (83)

C. Periode Ketiga Said Nursi (1950-1960): Konsolidasi

Dakwah Nur dalam Membina Umat. (96)

Page 6: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

BAB IV KONSEPSI DAKWAH KOMUNITARIAN SAID NURSI

A. Dakwah (Islamic Communication) yang Dibangun dan

Dibina Gerakan Dakwah Nur. (97)

A.1. Konsep Mura>salah sebagai Bentuk Tabli>gh. (99)

A.2. Usta>dhiyyah al-Qur’a>n sebagai Dasar Perubahan (Taghyi>r). (103)

A.3. Shah}s} Ma‘nawi> sebagai Bentuk al-Amr bi al-Ma‘ru>f wa al-Nahy ‘an al-Munkar. (106)

A.4. Al-fana>’ fi al-Ikhwa>n dalam Mewujudkan

Khairiyyah al-Ummah. (111)

B. Konsepsi Nilai-nilai Dakwah komunitarian sebagai

Gerakan Pembinaan Umat Berbasis Komunitas. (115)

B.1. Iman dan Tauhid (Faith and Monotheistic World View). (124)

B.2. Pentingnya Komunitas (Primacy of Community).

(130)

B.3. Ikhlas dan Persaudaraan (Sincerity and Brotherhood). (133)

B.4. Kemandirian (Self Reliance). (139)

B.5. Integrasi Nilai-Nilai Tradisional dan Modern

(Integration of Modernity and Tradition). (140)

B.6. Anti Kekerasan (Non-Violence). (142)

B.7. Partisipasi pada Demokrasi (Participatory Democracy). (145)

B.8. Hemat dan Sederhana (Iqtis}a>d). (149)

C. Usaha Dakwah Nur dalam Pembinaan Umat (Community Development). (153)

BAB V GERAKAN DAKWAH NUR DI INDONESIA MENUJU

KOMUNITARIAN GLOBAL

A. Yayasan Nur Semesta. (157)

A.1. Kemunculan dan Pertumbuhan. (157)

A.2. Aktivitas. (159)

B. Tokoh Gerakan Dakwah Nur di Indonesia. (161)

B.1. Tokoh Sentral. (161)

B.2. Tokoh Intelektual. (172) C. Dershane Nur sebagai Jantung Gerakan. (175)

D. Usaha Penerjemahan dan Penerbitan karya Said Nursi

Page 7: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

D.1. Penerjemahan Karya Nursi. (186)

D.2. Penerjemahan dan Penulisan Karya Tentang Said

Nursi. (190)

E. Pertemuan Lintas Negara. (195)

E.1. Musyawarah. (196)

E.2. Kegiatan Lokal, Nasional Hingga Internasional.

(197)

BAB VI PENUTUP

A.Kesimpulan (201)

B. Saran-saran (205)

C. Rekomendasi (206)

DAFTAR PUSTAKA (207)

GLOSARIUM (225)

INDEKS (233)

BIODATA PENULIS (237)

Page 8: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa
Page 9: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

1

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Samuel P. Huntington dalam bukunya The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order menyatakan

akan terjadinya benturan beberapa peradaban, di antarannya

Barat dan Islam.1 Campur tangan politik Negara adidaya Barat

atas negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, hingga

peristiwa 11 September 2001, seolah ikut menyulut benturan

Barat dan Islam. Intervensi berlebihan negara adidaya Barat

terhadap negara-negara Muslim menunjukkan hegemoni yang

kebablasan. Syafi’i Maarif menggambarkan kondisi ini dengan

menyatakan, ‚pertimbangan ekonomi dan politik kekuasaan

tampaknya telah menggantikan kedudukan agama sebagai

acuan moral tertinggi.‛2

Norma-norma moral dalam komunitas merupakan

panduan untuk dipatuhi, ketika ia ditinggalkan tentulah akan

menganggu stabilitas sosial. Inilah di antara yang

melatarbelakangi tumbuhnya gerakan komunitarian. Etzioni

ketika bertanya apakah komunitarianisme itu? Ia menjawab

pertanyaannya sendiri dengan menyatakan, ‚kami adalah

gerakan sosial yang bertujuan untuk menopang moral, sosial,

dan politik.‛3 Gerakan komunitarian adalah semangat dan

keperdulian pentingnya nilai-nilai etika dan moral pada suatu

komunitas yang dipedomani bersama. Kuntowijoyo misalnya

dengan mengutip QS. A<li ‘Imra>n (3): 110, menyatakan bahwa

perlunya keperdulian pada komunitas dalam pergulatan sejarah

dan peradaban.4

1Lihat Samuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and the

Remaking of World Order (New York: Simon & Schuster Paperbacks,

1996). 2Ahmad Syafii Maarif, Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan

Kemanusiaan, Sebuah Refleksi Sejarah (Bandung: Mizan, 2009), Cet. I,

288. 3Amitai Etzioni, The Spirit of Community, Rights,

Responsibilities, and The Communitarian Agenda (New York: Crown

Publishers, Inc., 1993), 247. 4Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam (Bandung: Mizan,

1997), 37-38. Semangat ini juga tercermin dalam buku karangan Etzioni

Page 10: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

2

Dalam QS. Al-H}ujura>t (49): 13, terdapat seruan bahwa

manusia merupakan makhluk sosial, baik berkelompok,

berbangsa-bangsa, maupun beragam suku. Dengan demikian,

maka komunikasi dan interaksi pun tidak dapat dihindari.

Begitu kompleksnya hubungan komunikasi antar manusia,

diperlukan etika yang mendasarinya, di antaranya yaitu saling

menghargai dan mengerti satu sama yang lain. Bagi Murtada

Mutahhari perbedaan suku, budaya, warna kulit, bentuk fisik,

watak atau karakter, adalah sebuah sunnatullah. Pihak yang

kuat tidak seharusnya menindas, sebab kemuliaan bukanlah

karena kekuatan, namun terletak pada ketaatan, ketakwaan dan

kesalehan individu.5

Tokoh seperti Said Nursi, berusaha menawarkan etika

komunitarian yang bersumber dari ajaran Islam untuk menjawab

problematika masyarakat modern. Modern banyak diidentikkan

dengan Westernisasi, Dawam Rahardjo menyatakan, ‛gagasan

modernisasi pada awalnya dipersepsikan sebagai westernisasi.

Persepsi itu adalah proses kemasyarakatan yang berorientasi

pada nilai-nilai kebudayaan Barat yang dianggap lebih maju.‛ 6

Rezim Mustafa Kemal Atatürk yang membawa semangat

modernisasi pada westernisasi terjebak pada sekulerisasi yang

‛kebablasan‛. Inilah yang mendorong tokoh seperti Nursi

mengobarkan spirit komunitarian yang berlandaskan ajaran

agama (Islam) hingga bisa disebut sebagai komunitarian

ummatic. Komunitarian ummatic mengacu pada proses

kemasyarakatan yang berorientasi pada nilai-nilai Islam. Cak

Nur sebagaimana diungkapkan Dawam, dengan mengutip John

Gardner, seorang cendekiawan yang menjabat sebagai Menteri

yang lain, From Empire to Community: a New Approach to International Relations (New York: Palgrave Macmillan, 2004). Etzioni memaparkan

pentingnya etika moral yang disepakati bersama sebagai acuan komunitas

global yang ia sebut sebagai etika kelangsungan hidup (survival ethics). 5Lihat Murtada Mutahhari, Society and History, terj. Mahliqa

Qara’i (tt: Departement of Translation and Publication, Islamic Culture

and Relations Organization, 1997), 9. 6M. Dawam Rahardjo, ‛Gerakan Islam Kultural Paramadina,

Fundamentalisme Agama dan Masa Depan Keislaman dan

Keindonesiaan, Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban,‛ Vol. 7, No. 2,

Januari–Juni 2015, 27.

Page 11: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

3

Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan

bahwa semua peradaban besar dunia, selalu berbasis agama.7

Dalam konteks ini, nampaknya Nursi tidak berlebihan dengan

optimismenya jika masa depan adalah milik Islam.

Said Nursi (1877-1960)8 merupakan salah satu tokoh

kunci bagi pengembangan spiritualitas di Turki era modern. M.

Sait Özervarli menyatakan:

Said Nursi is one modern scholar deeply who engaged in the revitalization of Islamic thought in modern Ottoman/Turkish society, with perhaps a greater acquaintance with social philosophy and theology compared to others. To begin with, Nursi devoted his life to the restoration of religious expression in the public sphere, aiming to re-establish Islam as a live and practiced religion in an age of criticism, positivistic scientism, and radical secularism.9 Nursi hidup dalam tiga fase penting sejarah transisi di

Turki, yaitu masa penghapusan kekhalifahan Usmani 1924,

7M. Dawam Rahardjo, ‛Gerakan Islam Kultural Paramadina,

Fundamentalisme Agama dan Masa Depan Keislaman dan

Keindonesiaan,‛ 27. 8Penulis biografi Said Nursi yang cukup otoritatif adalah Şükran

Vahide dalam karyanya Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi (Albani: State University of New

York Press, 2005), yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

oleh Sugeng Haryanto dan Sukono dalam Biografi Intelektual Bediuzzaman Said Nursi, Transformasi Dinasti Usmani Menjadi Republik Turki (Jakarta: Anatolia Prenada Media Group, 2007). Selain Vahide

penulis lainnya adalah Ibrahim M. Abu Rabi’ (Ed), dalam Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi (New

York: SUNY Press, 2003). Penulis lainnya adalah Colin Turner dan Hasan

Horkuc, Said Nursi (London: I.B. Tauris & Oxford University Press,

2009). lihat Juga, Ih}sa>n Qa>sim Al-S}a>lih}i>, Naz}rah ‘A>mmah ‘An H}aya>t Badi>‘ al-Zama>n Sa‘i>d Al-Nu>rsi>. Cairo: Sözler Publications, 2010. Bisa

dilihat pula Andrew Rippin (Ed.), The Islamic World (London:

Routledge, 2010), cet. II. 9M. Sait Özervarli, ‚The Reconstruction of Islamic Social Thought

in the Modern Period: Nursi’s Approach to Religious Discourse in a

Changing Society,‛ Asian Journal of Social Science, (Leiden: BRILL,

2010), Vol. 38, No. 4, 534.

Page 12: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

4

kemudian digantikan rezim sekuler (1925- 1950), dan pasca

1950 yang dipimpin Partai Demokrat. Tiga fase sejarah tersebut

ikut melatarbelakangi kehidupan dan pemikiran Nursi yang ia

bagi menjadi tiga fase pula: Said Nursi lama (the old Said

Nursi) (1876-1925), Said Nursi Baru (the new Said Nursi) (1926-1950) dan Said Nursi ketiga (the third Said Nursi) pasca

1950 hingga 1960.10 Saat Tumbangnya partai Republik dan

digantikan partai Demokrat tidak serta merta sekulerisme

berhenti. Sisa rezim sekuler masih terus mengawasi dan

menghantui gerakan dakwah Nur yang bertujuan

mendakwahkan ajaran Risale-i Nur yang dikarang Said Nursi di

Turki saat itu.

Masa-masa transisi Turki diungkapkan Saritoprak dan

Griffith bahwa sejak masa reformasi Ottoman (Tanzimat),

Turki diliputi masalah politik, ekonomi dan sosial-budaya.

Kaum intelektual merasa trauma dengan jatuhnya peradaban

Islam. Puluhan problematika intelektual dan kenegaraan dibahas

berulang-ulang tanpa adanya solusi yang jelas. Selain persoalan

kenegaraan, masalah keagamaan juga menjadi beban.

Kehidupan sosial-keagamaan sepertinya sudah mati dan

terkubur bersama jatuhnya peradaban Islam. Pembangunan

demokrasi Turki berjalan di atas dasar-dasar yang masih rapuh,

dengan pilihan sistem partai tunggal atau sistem multi-partai.

Konflik sektarian, konflik keagamaan, krisis ekonomi,

kemiskinan, dan setumpuk masalah lainnya semakin

memperburuk kondisi soaial.11 Situasi ini juga masih Nursi

rasakan, ketika ia datang ke Istanbul pada 1907 untuk

mengusulkan proyek pendidikannya ke sultan. Ketika dikeluarkannya maklumat perang pada tahun 1914,

Said Nursi mendaftar di dinas ketentaraan sebagai mufti

10

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi.

11Zeki Saritoprak dan Griffith, ‚Fethullah Gülen and the ‚People of

the Book‟; A Voice from Turkey for Interfaith Dialogue‛,

http://www.fethullahGülen.org/press-room/islam-in-contemporary

turkey/2012-fethullah-Gülen-and-the-people-of-the-book-a-voice-from

turkey-for-interfaith-dialogue.html, diunduh 21 Januari 2013.

Page 13: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

5

(petugas keagamaan) dan ikut mengangkat senjata.12 Nursi

menunjukkan keberaniannya dalam setiap pertempuran yang

terjadi. Sebagai da’i dan cendekiwan, ia berorasi, berdialog,

menulis dan berusaha mendirikan pendidikan yang ideal sesuai

dengan konteks zamannya.13 Sebagian besar karya Nursi ditulis

di buih dan pengasingan selama kurang lebih dua puluh lima

tahun (1925-1950). Kumpulan tulisan tersebut diberi nama

Risale-i Nur yang berisi enam ribu lembar lebih karyanya.14

Risale-i Nur merupakan tafsir kontekstual al-Qur’an. Nursi

menulis Risale-i Nur dan menjadikan al-Qur’an sebagai

pembimbingnya, sebagaimana pernyataan Nursi:

Jangan engkau mencari sesuatu yang ada dalam tungku-

tungku anggur yang lezat yang tumbuh di batang kayu

yang layu. Aku seperti batang kayu yang layu itu yang

ditumbuhi anggur yang lezat. Andai saja suaraku dapat

menjangkau ke penjuru dunia, maka akan aku katakan

dengan segala daya dan upaya, bahwa kalimat-kalimat

yang indah menawan yang merupakan sesuatu yang hakiki

adalah bukan dari diriku sendiri, semua itu merupakan

pancaran sinar kebenaran al-Qur’an. Sungguh alangkah

indahnya kebenaran-kebenaran al-Qur’an itu, akan tetapi

saya tidak dapat mengungkapkannya. Sesungguhnya

keindahan-keindahan al-Qur’an yang hakiki itulah yang

12

Said Nursi, Ta‘liqa>t ‘ala> Burha>n al-Galanbawi> fi> al-Manfi>q

(Istanbul: Sözler Yayınevi, 1993), 92. 13

Sistem pendidikan yang dimaksud adalah memadukan unsur dan

konsep tradisional, modern (Barat) dan spiritual. Dimulai 1908, Nursi

membuat petisi berupa usulan reformasi pendidikan yang menekankan

tiga aspek pendidikan yaitu: sekolah madrasah (medrese), sekolah sekuler

baru (mekteb), dan model lembaga-lembaga sufi beserta disiplin ilmunya (tekke). Integrasi ketiga sistem inilah yang inggin Nursi wujudkan dalam

kurikulum universitas yang ia gagas. Batu pertama Universitas ini

diletakkan 1914, sayang tidak lama kemudian pecah perang dunia I

melawan Rusia. Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey. 14Risa>lah al-Nu>r ditulis hingga tahun 1950 yang jumlahnya

mencapai 130 risalah. Semua risalah tersebut dikumpulkan dengan judul

Kulli>ya>t Rasa>’il al-Nu>r, yang memiliki empat seri utama, yaitu al-Kalima>t, al-Maktu>ba>t, al-Lama’a>t, dan al-Shu’a>’at. Ustad Nursi sendiri

yang mengawasi sehingga semuannya selesai tercetak.

Page 14: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

6

membuat indah perumpamaan-perumpamaan saya. Dan

tidaklah al-Qur’an itu memuji kalimat-kalimatku. Akan

tetapi kalimat-kalimatkulah yang memuji al-Qur’an.15

Sejak wafatnya Nursi (1960), upaya menyebarkan

pemikirannya terus bergulir.16 Tidak hanya di Turki, namun

sudah merambah dan mengglobal membentuk gerakan dakwah

transnasional. Sebagai gerakan Islam transnasional, gerakan

menyebarkan pemikiran Nursi membidik para akademisi, pelajar

dan mahasiswa serta masyarakat luas agar menyerap dan

mempraktikkan nilai-nilai Islam yang tertuang dalam karyanya.

Ajaran Nursi mengusung dan mempromosikan nilai-nilai Islam

yang bersifat universal, hingga gerakan dakwah Nur mudah

diterima di berbagai negara yang memiliki perbedaan suku,

budaya, dan agama.

Gerakan dakwah Nur17 merupakan gerakan civil society non-politik,18 dan salah satu gerakan yang berpengaruh bagi

15

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t rasa>’il al-Nu>r, al-Matu>ba>t, terj. dan

penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lihi> (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2013),

477. 16

Dalam penyebaran pemikiran Nursi, Syed Farid Alatas misalnya

mengusulkan pentingnya mensistematiskan dalam bentuk agenda studi

akademik yang disebut teologi sosial. Dari tujuh tema sentral pemikiran

Nursi yang diusulkan Alatas, disertasi ini dekat dengan fokus ‚the role that religion plays or should play in the future of Muslim societies…‛

Lihat Syed Farid Alatas, ‚An Agenda for Nursi Studies: Towards the

Construction of Social Theology‛, Asia Journal of Social Science, Vol.

38, No. 4, 2010, 523-531. 17

Serif Mardin menyebut gerakan tersebut dengan istilah Nurculuk

yang diambil dari dari nama pendiri dan pemimpin gerakan Bediuzzaman

Said Nursi (1876-1960), yang merupakan gerakan keagamaan modern.

Murid-murid Said Nursi di Turki dikenal sebagai Nurcu atau Nur,

pengikut Nursi, lihat Serif Mardin, ‚Nurculuk‛, dalan John. L. Esposito

(Ed.), The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World (Oxford:

University Press, 1995), 255-256. Selain istilah Nurcu, dikenal pula

istilah T>}ulla>b al-Nu>r, murid dari Risa>lah al-Nu>r, kumpulan kitab atau

buku karangan Nursi. Nur juga diyakini gerakan ini sebagai lambang

cahaya al-Qur’an, dan penulis mengunakan istilah gerakan dakwah Nur.

Lihat pula Resat Kasaba (Ed.), The Cambridge History of Turkey, Vol. 4

‚Turkey in the Modern World‛ (New York: Cambridge University Press,

2008), 384-385.

Page 15: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

7

pondasi moralitas keagamaan, khususnya di Turki sebagai awal

kemunculan gerakan ini. Pengikut gerakan di Turki ini

mencapai dua hingga enam juta, yang memiliki jaringan politik,

media dan pemberdayaan pendidikan dalam masyarakat.19

Dalam konteks ke-Indonesiaan, gerakan ini, meminjam istilah

Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF, lebih tepat sebagai

antitesis dari gerakan pro syariat dan gerakan Islam moderat,

yang diistilahkan dengan gerakan dakwah sufistik, walaupun

gerakan Nur tidak berafiliasi dengan ordo tarekat tertentu.20

Namun jika meminjam temuan Peter Mandaville, gerakan

tersebut lebih dekat kepada gerakan bercorak filantropis dan

organisasi dakwah (charitable organizations and dakwah organizatons).21 Sedangkan M. Hakan Yavuz, mencirikan

gerakan Islam seperti dershane bertipologi sebagai sebuah

gerakan ‚society-oriented Islamic movements,‛ yang mana

18

Gerakan dakwah Nur tidak berafiliasi dengan partai politik

tertentu, bahkan ada ungkapan Nursi yang dijadikan prinsip oleh

pengikutnya: ‚aku berlindung kepada Allah dari godaan Setan dan

politik‛, lihat Zeki Saritoprak, ‚Bediuzzaman Said Nursi‛, dalam Andrew

Rippin (Ed.), The Islamic, 397. 19

Resat Kasaba (Ed.), The Cambridge History of Turkey, 385. 20

Mengingat Turki merupakan Negara yang tergolong subur bagi

tumbuh kembangnya tasawuf dengan beragam ordo sufinya. Lihat

Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF, ‚Tipologi Gerakan Islam

Kontemporer di Indonesia,‛ dalam Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus

AF. (ed), Islam Negara dan Civil Society, Gerakan dan Pemikiran Islam Kontemporer (Jakarya: Paramadina, 2005), 488-490. Hal senada

diungkapkan Amin Abdullah, bahwa gerakan dakwah tersebut lebih

cocok disebut sebagai gerakan iman dan bukan organisasi sufi (tarekat),

lihat Amin Abdullah, ‚Nursi Movement and Muhammadiyah A Note On

Modern Islamic Thought in Turkey and Indonesia: Affinities and

Differences,‛ dalam Innovatio Journal for Religious Innovation Studies,

Vol. 5, No. 9, Edisi Januari-Juni 2006, 5. 21

Peter Mandaville menyimpulkan bahwa gerakan transnasional di

Asia Selatan dan Tenggara kontemporer memiliki empat bentuk: ‚sufi brotherhoods, renewalist/piestic movements, Islamist parties and groups, charitable organizations and da’wa organizations‛, lihat Peter

Mandaville, ‚Transnational Islam in Asia: Background, Typology and

Conseptual Overview,‛ dalam Transnational Islam in South and Southest Asia, Movements, Netwoks, and Conflict Dynamics (Washington: The

National Bureau of Asia Research, 2009), 2.

Page 16: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

8

peran gerakan dakwah dapat mengubah sebuah masyarakat yang

dimulai dari kesadaran individu anggota jamaah.22 Dengan kata

lain perubahan dan transformasi dimulai dan berlangsung dari

diri manusia itu sendiri.23

Pemikiran Yavuz relevan dengan perjuangan Nursi. Pada

satu kesempatan, Nursi pernah mengusulkan kepada Sultan

Abdul Hamid II pada 1909 agar mendirikan sekolah-sekolah

yang mengintegrasikan ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu

pengetahuan modern. Hal ini dimaksudkan untuk membangun

peradaban Turki yang maju. Walaupun usulan tersebut

wujudnya institusi, namun spirit yang hendak dibangun adalah

individu yang terdidik secara baik di sebuah sekolah yang

representatif. Mengenai argumentasi sintesis kreatif antara

kedua ilmu ini diungkapkan Nursi:

The religious sciences are the light of the conscience and the modern sciences are the light of the reason; the truth becomes manifest through the combining of the two. The students’ endeavor will take flight on these two wings. When they are seperated it gives rise to bigotry in the one, and wiles and scepticism in the other.24

Nursi berpandangan bahwa pendidikan merupakan titik

tolak kebangkitan umat Islam dari kemerosotan moral,

kebodohan dan ketertinggalan zaman. Ide ini memengaruhi

berbagai pihak walaupun saat itu gagasannya tidak tercapai.25

22

Lihat M. Hakan Yavus, ‚Opportunity Spaces, Identity, and

Islamic Meaning in Turkey,‛ dalam Quintan Wiktorowicz (Ed), Islamic Activism A Social Movement Theory Approach (USA: Indiana

University Press, 2004), 270-286. lihat pula Serif Mardin, Religion and Social Change in Modern Turkey: The Case of Bediüzzaman Said Nursi (Albany: SUNY Press, 1989).

23Lihat Hamid Mowlana, Masyarakat Madani, Konsep, Sejarah dan

Agenda Politik, terj. Yusuf Bafagih & Imam Ghazali (Jakarta: Shadra

Press, 2010), 267-268. 24

Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 45-46. 25

Tanpa putus asa Nursi mengajukan lagi ide pendidikannya

kepada Sultan Resad (1918), yang kemudian mengabulkan

permohonannya. Namun sayang karena terbentur perang dunia I proyek

tersebut terhenti, dan Nursi pun ikut berpartisipasi melawan Rusia, lihat

Page 17: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

9

Tokoh seperti Fethullah Gülen dengan gerakannya, yang juga

berskala transnational dengan menyelenggarakan pendidikan-

pendidikan modern yang berskala internasional, merupakan

bentuk kongkrit pengaruh pemikiran Nursi. Tidak berlebihan

jika kiranya gerakan Gülen disebut oleh M. Hakan Yavuz

sebagai The Neo-Nur Movement,26 atau post-Islamisme

menurut Yilmaz dan Heryanto.27 Lebih lanjut Heryanto

mengungkapkan, ‛gerakan pendidikan Fethullah Gülen yang

sukses selama empat dekade terakhir, yang berkembang di

seluruh benua serta mendapat sambutan hangat di Indonesia.‛28 Nursi secara tidak langsung banyak memengaruhi Gülen.

Greg Barton, ketika mengulas gerakan Gülen di Australia

menyatakan bahwa gerakan Gülen, banyak terinspirasi model

dershane gerakan Nursi yang sudah lebih dahulu memulai

gerakannya sejak 1930. Aktivitas mingguan dershane adalah

membaca karya teks sang tokoh dengan tema-tema yang

terisnpirasi dari al-Qur’an.29 Dua komunitas Nur dan Gülen,

Zeki Saritoprak, ‚Bediuzzaman Said Nursi‛, dalam Andrew Rippin (Ed.),

The Islamic World, 397. 26

M. Hakan Yavuz, Islamic Political Identity in Turkey (New

York: Oxford University Press, 2003), 179-206. Penulis lain menyebut

bahwa Gulen merupakan gerakan di antara gerakan dalam komunitas Nur,

lihat Resat Kasaba (Ed.), The Cambridge History of Turkey, 385. Hasbi

zen mengatakan bahwa gerakan Gulen mempunyai corak, metode dan

artikulasi dakwah yang berbeda dengan arus utama gerakan Nur,

wawancara dengan Hasbi Sen, salah satu pendiri Yayasan Nur Semesta

Indonesia, 5 April 2013. 27

Lihat Ariel Heryanto, Identitas dan Kenikmatan, Politik Budaya Layar Indonesia (Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2015),

63. lihat pula Ihsan Yilmaz, ‚Beyond Post-Islamism: Transformation of Turkish Islamism Toward ‘Civil Islam’ and Its Potential Influence in the Muslim World‛, European Journal of Economic and Political Studies, 4

(1), 245-280. 28

Lihat Ariel Heryanto, Identitas dan Kenikmatan, Politik Budaya Layar Indonesia, 63.

29Lihat Greg Barton, ‚How The Hizmet Works: Islam, Dialogue

and the Gülen Movement in Australia, Conference Islam In The Age of Global Challenges, Alternative Perspectives of The Gulen Movement (Washingtown DC: Georgetown University, 2008), 120. Gerakan Gülen

juga dapat dijadikan model tandingan bagi ideologi ekstrimis, melalui

Page 18: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

10

juga ikut berperan dalam menciptakan kehidupan politik yang

religius di Turki. Hal ini ditunjukkan atas dukungannya kepada

parpol AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) sebagai partai

penguasa yang telah membawa kemajuan perekonomian Turki

dengan pesat.30

Terkait ajaran yang dipromosikan gerakan dakwah Nur

yang dipandu oleh teks dalam Risale-i Nur, Andi.F. Bakti,

dalam penelitiannya di Marawi, Filipina mengungkapkan:

‚…the Resale-i Nur Institute which includes a dershane (Turkish word for learning center) operated by teachers from Turkey and local teacher trainees. Some of its teachers were trained in Turkish dershanes for a few months, but most were taught in local dershanes. Dershanes are found in Manila, Cagayan de Oro, Iligan, Zamboanga, Basilan, and Marawi City. In Marawi City the dershanes are in the Al-Moshiera Apartments, in a

pendidikan dan dialog serta diskusi antar agama, lihat Mohamed Nawab

Mohamed Osman, ‚Towards a Middle Way Islam in Southeast Asia:

Contributions of the Gülen Movement‛, Jurnal Studia Islamika, Vol. 15,

No. 3, 2008, 444. 30

Lihat Vedi R Hadiz, ‚Demokrasi dan Politik Islam‛, Kompas, 13

September 2013. Walaupun disinyalir adanya perebutan kekuasaan antara

perdana menteri Turki Tayyip Erdogan dan Fethullah Gulen terkait isu

korupsi yang melibatkan keluarga pejabat pemerintahan, lihat ‚Erdogan

Dukung Pengadilan Ulang Perwira‛, Kompas, 7 Januari 2014. Ketidak

harmonisan hubungan Gulen dan Erdogan memuncak dengan terjadinya

tragedi Kudeta pada 15 Juli 2016, yang diduga dilakukan oleh Gulenist.

Lihat https://m.tempo.co. Hasbi menyatakan bahwa kemajuan bangsa

Turki saat, memungkinkan adanya pihak yang tidak suka dan berupaya

mengadu domba Gulen dan Erdogen yang berujung kudeta, wawancara

dengan Hasbi Sen pada 5 Agustus 2016. Dalam konteks dakwah Nur

kudeta tersebut berimplikasi terhadap program yang sudah dirancang, di

antarannya adalah tertundannya hajatan akbar rutin tiga tahunan,

Symposium Internasional di Turki yang membahas tentang Bediuzzaman

Said Nursi dari berbagai prespektif. Acara tersebut seyogyamya

diselenggarakan pada bulan Desember tahun 2016. Andi Faisal Bakti,

Muhbib Abdul Wahab, dan Zaprulkhan adalah utusan dari Indonesia yang

seharusnya mempresentasikan makalah dalam acara tersebut ikut

merasakan dampak dari situasi politik Turki pasca Kudeta. Wawancara

dengan Andi Faisal Bakti 23 September 2016.

Page 19: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

11

dormitory in Mindanao State University, and in the Philippines Muslim Teaching College (PMTC). In these three dershanes, the members learn about the work of Said Nursi (a 20th-century scholar), Risale-i Nur, which espouses tolerance, moderation, respect for civilization, peace and harmony among human beings…‛31

Sebagai gerakan keagamaan transnasional yang berpusat

di Turki, ia memiliki pola-pola persamaan dan perbedaan

dengan gerakan keagamaan lainnya. Pola-pola dakwah yang

dimaksud dalam tulisan ini terkait dengan konsep komunitas

Islam yang menekankan aspek kemanusian dan spiritualitas.

Aspek komunitas yang menjadi tekanan pemikiran Nursi adalah

tauhid.32 Hal tersebut relevan dengan dakwah Nabi Muhammad

di kota Mekah. Nabi Muhammad mendakwahkan ajaran tauhid

dengan penuh suka dan duka. Sebagaimana Nabi yang

menghadapi masyarakat jahiliyah, Nursi pun mendapat

rintangan yang cukup sulit dalam dakwahnya, yakni dari rezim

sekuler saat itu.

Dalam perspektif Nursi, problem manusia modern antara

lain disebabkan lemahnya iman dan tauhid. Harta, jabatan,

popularitas, status sosial, masih menjadi tuhan-tuhan kecil

hingga menutupi Tuhan yang sebenarnya. Saat Nursi berusaha

melawan rezim sekuler (1925-1950), karena ingin menjauhkan

agama dari kehidupan masyarakat, ia melakukannya tidak

dengan mengangkat senjata, Nursi menempuh jalan dakwah

damai (jihad of the word/cihād-i mānevī). Karena pengaruhnya

31

Andi Faisal Bakti, ‚Islamic Religious Learning Groups and Civil

Society: How Do Muslims Contribute to Civil Society in Japan and the

Philippines‛? Dalam Confluences and Challenges in Building the Asian Community in The Early 21s,t, The Work of the 2008/2009 API Fellows

(The Nippon Foundation, 2009), 50. 32

Tema-tema tentang aqidah dan iman merupakan aspek penting

dalam karya-karya Nursi. Aspek pentingnya komunitas (jama>‘ah atau

ummah) dengan penekanan pada aspek iman dapat dilihat dalam

Bediuzzaman Said Nursi, Kulliya>t Rasa>il al-Nu>r, al-Mala>h}i>q Fi> fiqh Da‘wah al-Nu>r, cet. VI, (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2011), 94-95.

Dalam karya tersebut yang bersub judul ‚Zamān al-Jamā‘ah‛ ia

menekankan bahwa saat ini dan masa yang akan datang umat Islam

memerlukan solidaritas kolektif.

Page 20: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

12

yang besar, maka rezim sekuler di bawah tokoh sentralnya,

Kemal merasa takut dan terus-menerus menekan, mengisolasi,

mengasingkan, dan memenjarakannya.

Dalam menjelaskan tauhid, Nursi banyak menggunakan

alam raya beserta isinya sebagai gambaran manifestasi ke-Esaan

Sang Pencipta. Pesan tauhid merupakan bangunan sentral dari

karya-karya Nursi. Rapuhnya tauhid manusia modern dengan

menjadikan materi, jabatan, dan kekuasaan sebagai tuhan-tuhan

menjadi kerisauan Nursi. Hal tersebut disebabkan karena

pemahaman tauhidnya masih bersifat umum, belum masuk pada

hakikat yang dalam, melihat Tuhan pada setiap bentangan alam

raya dan isinya. Lebih lanjut tentang pentingnya Risale-i Nur, Nursi menulis:

Lain halnya dengan Risale-i Nur yang dianggap sebagai

mukjizat maknawi bagi al-Qur’an; Risale-i Nur adalah

penolong bagi rukun iman. Risale-i Nur tidak hanya

sebagai pemberi manfaat bagi keimanan yang murni saja,

bahkan merupakan peneguh dan yang mewujudkan serta

memelihara keimanan yang tertanam dalam hati, di

samping penyelamat iman dari berbagai syubhat dan

dugaan-dugaan kosong yang didukung oleh sejumlah dalil

argumentatif yang cukup banyak. Dengan demikian,

setiap orang yang mengkaji dengan seksama terhadap

Risale-i Nur akan berkesimpulan, bahwa Risale-i Nur merupakan kitab yang sangat urgen untuk kehidupan

dewasa ini, sama urgennya dengan makanan pokok dan

obat-obatan.33

Saat ini yayasan yang concern mengembangkan pemikiran

Nursi di Indonesia adalah Yayasan Nur Semesta yang didirikan

pada tahun 2007. Yayasan Nur Semesta memiliki beragam

aktivitas, sebagai sentral kaderisasi anggotanya terkoordinir

lewat dershane. Kegiatan rutinitas dershane adalah membaca,

menelaah dan mendiskusikan dan menerjemahkan karya sang

tokoh. Gerakan menyebarkan pemikiran Nursi berkembang

pesat tidak hanya di Turki, namun juga telah merambah Asia

33

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mala>ḥi>q Fi> fiqh Da‘wah al-Nu>r, terj. dan Penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lihi> (Al-Qa>hirah: Da>r

Su>zlar Linnashr, 2013), 104.

Page 21: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

13

dan Eropa. Di Asia, dakwah Nur juga berkembang dengan baik,

seperti di Vietnam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Thailand,

Jepang, dan juga di Filipina.

Sebagai sebuah gerakan, dakwah Nur memiliki tujuan

utama dan pola-pola gerakan terstruktur. Tujuan tersebut tidak

lain adalah semangat mengkontekstualisasikan ajaran al-Qur’an.

Dengan harapan, kontekstualisasi tersebut akan menghasilkan

umat atau komunitas yang terbaik (khair al-ummah). Konsep

komunitas dalam gerakan dakwah Nur perlu mendapat

perhatian sebagai sebuah konsep masyarakat Islam yang

diharapkan sentiasa relevan dengan kondisi zaman.34

Konsep komunitas35 di antaranya diperkenalkan oleh

sosiolog Ferdinand Tönnies (1855-1936).36 Tönnies membagi

34

Gerakan dakwah Nur disebut pula sebagai gerakan yang

berorientasi kepada teks (a text-oriented movement/ faith-based text movements), karena diantara usaha dakwah gerakan ini adalah usahanya

menerjemahkan dan mencetak karya Nursi ke berbagai bahasa. Lihat

Metin Karabaşoğlu, ‚Text and Community: An Analysis of the Risale-i Nur Movement‛, dalam Ibrahim M. Abu Rabi’ (Ed), Islam at the Crossroads: On the Life and Thoudht of Bediuzzaman Said Nursi, (Albani: SUNY Press, 2003), 286-287. lihat pula Colin Turner dan Hasan

Horkuc, Said Nursi (London: I.B. Tauris & Oxford University Press,

2009), 90. 35

Konsep komunitas yang menekankan aspek kepentingan

kelompok berbanding individu, hingga melahirkan teori komunitarian

(communitarian) pada tahun 1980 digunakan oleh kelompok Marxist

untuk mengkritik teori politik liberal. Kelompok komunitarian meyakini

bahwa liberalisme menyebabkan lahirnya sifat individual, tidak perduli

dengan orang lain dalam sebuah kelompok. Lihat Donald M. Borchert

(Ed. In Chief), Encyclopedia of Philosophy, (New York: Thomson Gale,

2006), 368. Dalam perkembangannya, communitarianisme menjadi salah

satu tipologi dalam teori normatif hubungan internasional (International relations). Tehranian mulai dari tipologi realism, liberalism, Marxism, communitarianism dan postmodern, lihat Majid Tehranian, Global Communication and World Politics, Domination, Development, and Discourse (New York: Lynne Rienner Publisher, 1999), 30-38.

36Karya Ferdinand Tönnies yang memperkenalkan bentuk-bentuk

masyarakat adalah Community and society, atau dalam bahasa asli

Jermannya Gemeinschaft und Gesellschaft. Karya dalam bahasa Inggris

diterjemahkan oleh Charles P. Loomis, (East Lansing, Mich: The

Michigan State University Press, 1957), 223-233, kemudian diterbitkan

Page 22: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

14

masyarakat dalam sistem dan budaya menjadi dua kategori yang

diistilahkannya dengan Gemeinschaft dan Gesellschaft. Gemeinschaft lebih cenderung tradisional dengan ciri adanya

kehendak sosial yang masih kental kerukunannya, seperti

gotong royong, ikatan persaudaraan atau pertemanan yang kuat,

serta masih berpegang teguh dengat adat istiadat serta agama.

Bentuk Gemeinschaft terutama terdapat dalam ikatan keluarga,

kelompok kekerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya.

Sedangkan Gesellschaft terkesan lebih modern dengan adanya

kehendak atau kontrak sosial yang cenderung pada nilai-nilai

konfensi, adanya aturan yang mengikat, dan adanya opini publik

yang berkembang. Bentuknya terdapat pada organisasi

pedagang, organisasi suatu pabrik dan lainnya.

Perbedaan di antara keduannya adalah bahwa dalam

Gemeinschaft individu tetap bersatu meskipun banyak faktor

yang memengaruhi untuk berpecah, sedangkan dalam

Gesellschaft individu pada dasarnya terpisah meskipun banyak

faktor pemersatu.37 Said Nursi melihat perpecahan dalam

masyarakat disebabkan beberapa faktor, seperti sikap

individualisme, materialisme, serta lemahnya iman. Kelebihan

konsep Gemeinschaft dan Gesellschaft, diambil dengan

pendekatan integration of modernity and tradition, mengambil

ulang yang dieditori oleh Amitai Etzioni dan Eva Etzioni-Halevy dalam

buku yang berjudul Social change, Sources, Patterns and Consequences

(USA: Basic Book, 1973), Ed. II., 54-62. Gemeinschaft juga identik

dengan paguyuban atau ikatan asosiatif berdasarkan solidaritas dan Gesellschaft cenderung identik dengan patembayan atau ikatan asosiatif

berdasarkan perjanjian atau kontrak, lihat Emanuel Adler,

Communitarian International Relations, The epistemic foundations of International Relations (New York: Routledge, 2005), 6-7.

37lihat Amitai Etzioni dan Eva Etzioni-Halevy, Social Change,

Sources, Patterns and Consequences (USA: Basic Book, 1973), Ed. II.,

61. lihat pula Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta:

Rajawali Press, 1999), Cet. XXVII, 448. lihat pula Kamanto Sunarto,

Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2004), 133. lihat pula David Jary dan Julia Jary,

Collins Dictionary of Sociology (Great Britain: Harper Collins Publisher,

1991), 98.

Page 23: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

15

yang positif dari tradisi dan menerima modernitas yang

mendukung kemajuan.

Usulan Said Nursi terkait pentingnya bentuk pendidikan

modern, pentingnya dakwah dengan kata-kata atau sebagai

jihad damai (jihad of the word/cihād-i mānevī), pentingnya

persatuan dan persaudaraan, pentingnya kemandirian,

pemerintahan yang bersih dan kokohnya iman, mengisyaratkan

bahwa ia menghendaki bentuk komunitas yang unggul.38

Komunitas yang disandarkan pada iman dan

pertanggungjawabannya dengan Tuhan. Kondisi yang mana

konsep Gemeinschaft dan Gesellschaft bersinergi dan menyatu.

Seperti konsep Nursi tentang penyatuan pendidikan modern

Barat yang cenderung sekuler dengan tanpa menghilangkan

konsep pendidikan Islam tradisional. Di Turki, para murid Nur

(T}ulla>b al-Nu>r) lebih banyak yang menempuh studi akademik di

tingkat strata satu ataupun pascasarjana pada jurusan umum,

khususnya bidang science dan teknologi.39 Dan di dershane,

mereka mendapat gemblengan spiritualitas dari membaca,

diskusi dan mengamalkan ajaran Said Nursi dalam karyanya

Risale-i Nur. Bangunan komunitas yang unggul didasarkan pada

kestabilan keamanan, dan keamanan hanya dapat terjadi

manakala penduduknya saling terjalin hubungan persaudaraan.

Semangat persaudaraan inilah yang senantiasa Nursi sampaikan.

Bahkan risalah tentang ukhuwwah dan ikhlas karangan Nursi,

menjadi bacaan wajib sekali dalam seminggu di setiap dershane.

Gerakan dakwah Nur menekankan pentingnya solidaritas dan

38

Abdulaziz Sachedina menyebutkan bahwa Islam memiliki

kelengkapan secara sosial dan agama ideal yang dapat menginspirasi

bentuk-bentuk masyarakat pluralistik, institusi demokrasi dalam

percaturan global sebagai komunitas Muslim yang terbaik di abad ke-21

ini. Sachedina mengajak agar umat Muslim dapat merestorasi sejarah

awal Islam dalam kehidupan modern. Usaha Nursi atas proposal konsep

pendidikannya tidak lain merupakan upaya restorasi komunitas (Ummah)

agar tidak terjebak pada tradisi dan merespon modernitas. Lihat

Abdulaziz Sachedina, The Islamic Roots of Democratic Pluralism (New

York: Oxford University Press, 2001), 139. 39

Lihat Thomas Riggs (Ed.), Worldmark Encyclopedia of Religious Practices (New York: Thomson Gale, 2006), Vol. III, 482.

Page 24: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

16

ukhuwwah di antara anggotannya. Konsep solidaritas atau

kohesi kelompok (as}abiah) telah digulirkan Ibn Khaldun sebagai

salah satu bentuk fundamental dalam membentuk kekuatan

sebuah negara atau komunitas. Khaldun menegaskan bahwa

gerakan keagamaan tidak akan berhasil tanpa solidaritas sosial.

Khaldun juga menegaskan bahwa pemerintah yang menerapkan

norma-norma ke-Tuhanan akan lebih unggul.40 Norma-norma

agama tersebut hendaklah bersifat inklusif, hingga dapat

memberikan kontribusi sebagaimana mestinya.41

Semanggat persaudaraan, solidaritas dan tantangan

komunitas (ummah)42 ini tentulah dimaksudkan Nursi bukan

hanya untuk jamaah Nur saja, melainkan seluruh umat.43 Pada

40

Lihat Ibn Khaldūn, The Muqaddimah, An Introduction to History, Trans. Franz Rosenthal (from Arabic), (United Kingdom:

Princeton University Press, 1989), 127. lihat pula Hamid Mowlana,

Global Communication in Transition, The End of Diversity? (California:

Sage Publications, 1996), 116. lihat pula A. Cf. Cheddadi, ‚Le Pouvoir

Selon Ibn Khadūn‛, Annales E.S.P. (Paris), 1980, 3-4, dalam Mohammed

Arkoun, terj. Rahayu S. Hidayat, Nalar Islami dan Nalar Modern: Berbagai Tantangan dan Jalan Baru (Jakarta: INIS, 1994).

41Agama (Islam) yang inklusif sebagai gambaran masyarakat Islam

di Jawa pasca 1965 yang Bambang Pranowo gambarkan dan analogikan

sebagai kue lapis yang terdiri dari beberapa lapisan warna-warni.

Betapapun dominanya warna tertentu, tapi ia bukanlah keseluruhan dari

kue lapis tersebut. Sebaliknya, jika ada warna lain yang dianggap

dominan, merah misalnya, ia merupakan bagian tidak terpisahkan dari

kue lapis yang satu. Karena itu, tegas Bambang, jangan sekali-kali

memandang lapisan tersebut sebagai bukan ‛kue lapis‛ Islam. Lihat H.M.

Bambang Pranowo, ‛Runtuhnya Dikotomi Santri-Abangan, Refleksi atas

Perkembangan Islam Islam di Jawa Pasca 1965,‛ Pidato pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Sosiologi Agama Pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2001, 34.

42Konsep tentang komunitas (ummah), melampai batas-batas

nasional dan politik. Bahkan ia juga melampaui konsep sistem negara

bangsa, ia merupakan konsep politik agama dan hanya nampak manakala

umat Islam masih memeliharanya. Lihat Hamid Mowlana, Global Communication, 148-149.

43Senada dengan ungkapan tersebut, Amitai Etzioni

mengungkapkan dalam penutup bukunya: ‚Our Communitarian concern may begin with ourselves and our families, but it rises inexorably to the long-imagined community of humankind.‛ lihat Amitai Etzioni, The

Page 25: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

17

tahun 1911, saat menyampaikan khutbah Damaskus di Masjid

Ummayyah, Nursi menyampaikan pesannya:

Melihat kondisi kawasan ini pada masa sekarang, saya

telah memetik pelajaran pada sekolah kehidupan sosial

manusia. Saya mengetahui bahwa di masa kini dan di

tempat ini terdapat enam penyakit yang membuat kita

berhenti di depan pintu abad pertengahan; saat orang-

orang asing (khuhusnya Eropa) terbang menuju masa

depan. Penyakit-penyakit tersebut adalah: Pertama,

bangkitnya rasa putus asa dan tidak berdaya dalam

kehidupan sosial; Kedua, matinya kebenaran dalam

kehidupan sosial dan politik; ketiga, cinta pada

permusuhan; keempat, tidak mengetahui adanya tali suci

yang menyatukan kaum mukmin; Kelima, despotisme

yang menyebar bagaikan penyakit yang menular; Keenam,

hanya melakukan usaha-usaha uang mendatangkan

keuntungan bagi diri sendiri.44

Poin ketiga dan keempat khutbah tersebut mengambarkan

semangat Said Nursi dalam menyemaikan persaudaraan dan

menyudahi perpecahan, permusuhan dan kerakusan. Konsep

Nursi tentang pentingnya persaudaraan masih relevan hingga

saat ini yang mana sebagian umat masih tercabik-cabik,

terpecah-pecah dan terkotak-kotak. Adapun poin keenam,

menunjukkan bahwa Nursi ingin mengikis sifat individual yang

berlebihan dan menganjurkan keperdulian kepada orang lain.

Pemikiran Nursi, sama dengan kemunculan komunitarian pada

era 1980 sebagai kritik terhadap liberalisme yang cenderung

individualistik. Komunitarian ummatic yang dibangun Nursi,

meminjam istilah Fachri Ali pada awal terbentuknya dakwah

Nur adalah the imagined communities45 sejak dini, yaitu

Spirit of Community, 266. Konsep pemikiran Nursi, mulanya juga

bersifat lokal di Turki, namun dengan berjalannya waktu menjadi

pemikiran yang menglobal, dengan ditunjang gerakan dakwah Nur itu. 44

Said Nursi, The Damascus Sermon, terj. Sukran Vahide (Istanbul:

Sozler Publications, 1996), New Edition, 26-27. 45

Istilah the imagined communities (komunitas terbayangkan)

adalah teori yang dikembangkan oleh Anderson yang menyatakan bahwa

sebelum terbentuknya sebuah bangsa, telah eksis sebuah ide yang

Page 26: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

18

kembali pada ‛kepatuhan‛ pada nilai-nilai Islam pada era

‛modernizing ideology.‛46 Jika kita lihat dampak dakwah Nur di

era modern ini, dengan semakin majunya bangsa Turki, dan

perkembangan dakwah Nur sendiri, nampaknya optimisme dan

prediksi kemajuan Islam oleh Nursi, sedikit banyaknya telah

menunjukkan hasilnya. Ustadzi Hamzah menulis bahwa

kemajuan Turki sampai saat ini salah satunya ditopang oleh

kuatnya―gagasan ideal para pemikir bangsa itu dalam

membangun mentalitas bangsanya. Menurut Serif Mardin,

visiting professor dalam bidang social sciences di berbagai

universitas di USA dan Inggris, perubahan radikal struktur

pemikiran bangsa Turki sejak merdeka dari penjajahan Eropa

adalah hadirnya pemikiran tokoh, salah satunya Bediuzzaman

Said Nursi. Penelitian Mardin yang dilakukan berpuluh tahun

yang kemudian diterbitkan dengan judul Religion and Social Change in Modern Turkey: the Case of Bediuzzaman Said Nursi telah menunjukkan hal itu.47

Pemikiran dakwah Nursi, tidak lain ingin menciptakan

tatanan komunitas yang baik. Pemikiran yang tertuang dalam

membayangkan tendensi ke arah persatuan bangsa melalui beberapa

faktor pemersatu. Lihat Benedict Anderson, Imagined Communities: Reflections On the Origin and Spread of Nationalism (London: Verso,

1992), 120. Terkait dengan hal tersebut, sejarah panjang bangsa Indonesia

hingga memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945 melalui perjuangan

yang panjang pula. Islam memberikan kontribusi yang besar, baik secara

sosial maupun kultural terwujudnya sejarah panjang tersebut. Bakti

menyatakan bahwa pembentukan Indonesia sebagai negara-bangsa

merupakan proses yang memakan waktu berabad-abad lamanya. Lihat

Andi Faisal Bakti, Nation Building, Kontribusi Komunikasi Lintas Agama dan Budaya terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia (Jakarta:

Churia Press, 2006), xiii. 46

Facry mengistilahkan the imagined communities sejak awal

untuk Cak Nur (Nurcholish Madjid) yang mampu menyesuaikan diri

dengan arus modernizing ideology. Lebih lanjut lihat Fachry Ali,

‚Hipotesis Tentang Fase Perubahan Pemikiran Nurcholish Madjid,‛ Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol. 7, No. 2, Januari – Juni 2015, 25-26.

47Ustadi Hamzah, Identitas dan Kemandirian Dalam Pemikiran

Said Nursi serta Signifikansinya bagi Kemajuan Sosial dan Ekonomi

Umat, dalam http://www.nursemesta.org, diakses pada 02/05/2016.

Page 27: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

19

karya-karyanya menjadi pedoman bagi gerakan dakwah Nur.

Risale-i Nur tidak seperti umumnya karya tulis para ulama yang

hanya sejalan dengan langkah akal bersama dalil dan teorinya.

Risale-i Nur tidak bergerak sebagaimana lazimnya yang terjadi

di kalangan para wali sufi yang hanya bertumpu pada dhauq (perasaan) hati dan pengalaman-pengalaman jiwa. Risale-i Nur tidak demikian halnya, karena ia bergerak atas dasar kerjasama

yang serasi antara akal dan hati, antara jiwa dan raga. Dengan

demikian, Risale-i Nur mampu mendaki ketinggian yang tidak

dapat dijangkau oleh teori filsafat sekalipun. Dari sukses

pendakian tersebut, terungkaplah cahaya hakikat iman dan

berhasil ditelusuri sampai pada sumbernya yang selama ini

tertutup.48

Untuk melihat gerakan dakwah Nur lebih mendalam

dalam upaya membentuk komunitas yang unggul, penulis

mengambil objek gerakannya di Indonesia. Gerakan dakwah

Nur memiliki pola-pola dakwah yang khas dan unik. Bagaimana

pola-pola dan konsepsi komunikasi dakwah Said Nursi dan

gerakan dakwah Nur dalam membangun komunitas? Serta

bagaimana perkembangan dakwah Nur di Indonesia? Menjadi

pertanyaan menarik yang akan dijawab dalam disertasi ini.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Penelitian dalam disertasi ini adalah untuk

mengetahui konsepsi komunikasi gerakan dakwah Nur

sebagai gerakan yang berorientasi pada teks dengan

pendekatan teori komunitarian, komunikasi dan gerakan

sosial. Saat ini, dunia Muslim terus dihadapkan pada isu-isu

dan pesoalan anti demokrasi, kemiskinan, keterbelakangan,

pendidikan, HAM, perang antar Muslim, teroris, politik dan

ekonomi. Diperlukan bangunan komunitas yang unggul,

untuk meminimalisir dan mengikis segala problematika

umat di tengah terpaan modernitas yang muncul begitu

derasnya. Upaya ke arah perbaikan tentulah sudah dilakukan

48

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mala>h}i>q Fi> fiqh Da‘wah al-Nu>r, 105.

Page 28: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

20

oleh berbagai pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat

(civil society), para cendekiawan, pemikir, ulama dan lain

sebagainya. Bediuzzaman Said Nursi, adalah salah seorang

ulama dan cendekiawan yang telah ikut berkontribusi bagi

perbaikan persoalan umat. Nursi mendedikasikan sepenuh

hidupnya untuk jalan dakwah hingga melahirkan karya

Risale-i Nur dengan jejaring gerakan dakwah Nur yang

semakin luas menembus seantero dunia saat ini.

Berdasarkan hal tersebut, maka berbagai pertanyaan

muncul sebagai identifikasi penelitian dalam disertasi ini, di

antarannya adalah: a. Bagaimanakah komunitas atau

masyarakat Muslim yang ideal, dan bagaimanakah pendapat

Said Nursi? b. Siapakah yang paling bertanggung jawab

dengan persoalan umat? c. Bagaimanakah masyarakat yang

ideal dalam Islam tersebut, dan bisakah ia relefan dengan

kondisi zaman, demokrasi dan konsep civil society? d. Apa

sajakah nilai-nilai yang terdapat dan dianut dalam

komunitas atau masyarakat yang ideal tersebut? e.

Bagaimanakah hubungan masyarakat Muslim dengan non

Muslim dewasa ini? f. Apakah kendala-kendala dalam

membentuk komunitas atau masyarakat Muslim khususnya

yang dialami gerakan dakwah Nur? g. Sejauhmanakah

peranan dan upaya gerakan dakwah Nur dalam menegakkan

komunitas Muslim dan sejauhmanakah ia

mengkomunikasikannya? h. Bagaimanakah respons

masyarakat terhadap gerakan Nur? Siapakah para Tokoh di

balik gerakan dakwah Nur? i. Apa saja kegiatan dan

aktivitas gerakan dakwah Nur? j. Apakah perbedaan dan

persamaan gerakan dakwah Nur dan gerakan dakwah

lainnya? k. Bagaimanakah upaya komunikasi gerakan

dakwah Nur dengan gerakan Islam lainnya dalam

membangun komunitas? l. Bagaimanakah metode dan

konsepsi gerakan dakwah Nur? m. Apakah kontribusi

gerakan dakwah Nur sebagai gerakan sosial-transnasional

Islam?

Page 29: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

21

2. Pembatasan Masalah

Gerakan dakwah Nur sebagi gerakan Islam

transnasional yang memiliki tujuan untuk membentuk

komunitas Muslim telah menjangkau Negara-negara di

berbagai belahan dunia. Dalam penelitian ini, penulis

membatasinya di Indonesia, dengan harapan dapat melihat

sejauhmana konsep komunikasi dakwah transnasional Nur

dalam membangun komunitas. Selain itu penelitian ini juga

membatasi pada pemikiran Nursi terkait konsep komunitas

dalam karyanya, dan sejauhmana penerapannya pada

gerakan dakwah Nur.

3. Perumusan Masalah

Bagaimanakah konsepsi komunikasi dakwah

komunitarian transnasional Said Nursi dalam membangun

komunitas? Bagaimanakah penerapan konsepsi dakwah

komunitarian Said Nursi di Indonesia? Apa sajakah

pembangunan komunitas (community development) yang

telah dilakukan dakwah Nur di Indonesia?

C. Tujuan dan Pernyataan Penelitian

Selain menjawab rumusan masalah, penelitian ini

diharapkan memiliki konstribusi yang tidak hanya bersifat

akademik. Dalam penelitian ini pula diharapkan dapat memiliki

implikasi yang luas untuk dijadikan rujukan bagi aktivitas

dakwah yang moderat, ramah, mengedepankan dialog dan

tindakan persuasif. Oleh karena itu, disertasi ini menyatakan

bahwa wajah Islam dengan stigma teroris, menghendaki

orientasi pencitraan dan aktualisasi dakwah yang

mengedepankan nilai-nilai spiritualitas, soft power, semangat

kasih sayang, simpatik, dan emansipatif. Konsepsi Dakwah

tersebut akan digali dalam pemikiran Said Nursi dan gerakan

dakwahnya di Indonesia. Tujuan disertasi ini adalah

pembuktikan bahwa pemahaman dan kepatuhan pada nilai-nilai

yang terkandung dalam teks panduan gerakan, dapat

memantapkan gerakan tersebut dalam membangun komunitas.

Komunitarian ummatic global menekankan panduan moral,

Page 30: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

22

keterbukaan dan partisipasi masyarakat, meskipun nilai-nilai

keyakinan satu umat sangat dominan. Said Nursi, mencoba

mendialogkan dan menawarkan etika komunitarian ummatic

yang bersumber dari ajaran Islam guna melawan sektarianisme,

fanatisme, kediktatoran, penindasan dan menjawab

problematika masyarakat modern yang kompleks.

D. Signifikansi Penelitian

1. Secara akademis, tulisan ini dapat memberikan kontribusi

mengenai konsep komunikasi global komunitarian

gerakan dakwah Nur sebagai gerakan Islam

transnasional yang mengedepankan nilai-nilai Islam

universal.

2. Dari perspektif sosial, penelitian ini dapat memberikan

informasi bahwa gerakan Islam tidak selalu ‚berbau‛

radikal, fundamental dan anarkis.

3. Dalam konteks kebijakan, dari disertasi ini, diharapkan

pengambil kebijakan dapat memetakan beragam

gerakan dakwah Islam, dan bagaimana membuat

kebijakan yang tepat.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui, sejauh

mana masalah penelitian ini pernah ditulis dan dibahas oleh

komunitas akademik lain. Kemudian akan ditinjau apa yang

akan ditulis, serta bagaimana pendekatan dan metode yang

digunakan, apakah persamaan dan perbedaan antara tulisan

sebelumnya dengan penelitian ini.

Penelitian tentang global komunitarian vs. sektarian

komunitarian, pernah ditulis Andi Faisal Bakti, dalam karya

disertasinya yang sudah dibukukan dengan judul

Communication and Family Planning in Islam in Indonesia,

Leiden-Jakarta: 2004, yang menyatakan bahwa pendekatan

komunitarian dapat berkontribusi bagi pembangunan,

komunikasi dan budaya, baik lokal, nasional, maupun global. 49

49

Bakti menekankan pentingnya global communitarian, dengan

mengutip Mowlana dan Wilson yang mengajukan sepuluh konsep definisi

pembangunan komunitas: Monotheistic world-view, ethics and an

Page 31: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

23

Selain itu adalah Emanuel Adler dalam bukunya

Communitarian International Relations, The epistemic foundations of International Relations., New York, Routledge.50

dalam karyanya itu, Adler menyatakan bahwa pendekatan

hubungan internasional komunitarian konstruktivis menekankan

interkoneksi evolusi antara konstruksi sosial pengetahuan dan

konstruksi realitas sosial. Persamaan dengan disertasi ini,

bahwa norma-norma dalam komunitas yang awalnya terdapat

dalam teks ditransformasi dalam sebuah kesadaran dan

membentuk gerakan dakwah Nur.

Penulis lain adalah Amitai Etzioni dalam bukunya From Empire to Community: a New Approach to International Relations, New York: Palgrave Macmillan.51 Etzioni

memaparkan pentingnya etika moral yang disepakati bersama

sebagai acuan komunitas global yang ia sebut sebagai etika

kelangsungan hidup (survival ethics). Posisi tulisan disertasi ini

ingin memberikan kontribusi bagi pembangunan etika

aesthetic spirituality, emancipation and elimination of oppression, value

and culture system, communication and dialogue, loyalty to the

individual/the community/ a global concept, anti-bloc position and self

reliance in local resources, integration of modernity and tradition,

populer participation, and negation of capitalism and socialism.

Tehranian, sebagaimana dikutip Andi Faisal Bakti mengusulkan delapan

poin dalam pembangunan komunitas: primacy of community, participatory

democracy; self-reliance; non violence; ecology; cultural pluralism,

social responsibility; and spiritual freedom. Persamaan dengan disertasi

ini adalah pada penekanan pemikiran Nursi yang dijadikan spirit gerakan

dakwah Nur menuju komunitarian global, yaitu aspek: monotheistic

world-view, participatory democracy, communication and dialogue,

modern-tradisional integration, self-reliance, brotherhood, and non-

violence. Lihat Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning In

Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a global Development

Program (Jakarta-Leiden: INIS, 2004). 50

Lihat Emanuel Adler Communitarian International Relations, The epistemic foundations of International Relations (New York:

Routledge, 2005) 51

Amitai Etzioni, From empire to community: a New Approach to International Relations. New York: Palgrave Macmillan, 2004.

Page 32: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

24

komunitarian global yang diterapkan dalam gerakan dakwah

Nur.

Sedangkan penulisan terkait Nursi telah ditulis

Zaprulkhan, karya Disertasi di UIN Yogyakarta yang membahas

hubungan pemikiran tasawuf Said Nursi dan dan Hamka.52

Walaupun tidak terkait dengan penelitian secara langsung,

namun penelitian Zaprul merupakan disertasi pertama di

Indonesia yang membahas pemikiran Said Nursi. Menariknya,

Zaprul membandingkan pemikiran Nursi dengan tokoh

Indonesia, Buya Hamka.

Selanjutnya adalah tulisan dengan judul: The Risale-i Nur Movement: Is It A Sufi Order, A Political Society, or A Community? Merupakan artikel yang disampaikan Ahmed

Akgunduz dalam simposium internasional di Istanbul pada

tahun 1995. Ahmed Akgunduz memaparkan gerakan dakwah

Nur dengan mengajukan pertanyaan, apakah ia sebagai gerakan

tarekat, sebuah masyarakat politis, atau sebuah jamaah.

Akgunduz menegaskan bahwa gerakan dakwah Nur (Risale-i Nur) merupakan sebuah jamaah atau komunitas, yakni jamaah

yang diikat oleh persaudaraan sesama iman antara kaum

Muslim. Akgunduz memandang bahwa Nursi menganggap Al-

Qur’an sebagai jalan terbaik, sehingga Risale-i Nur dan gerakan

dakwah menyebarkannya tidak dapat dianggap sebagai orde

sufi, tarekat, atau aliran tasawuf.53

Kemudian tulisan Metin Karabaşoğlu, ‚Text and

Community: An Analysis of the Risale-i Nur Movement‛,

dalam buku Ibrahim M. Abu Rabi’, Islam at the Crossroads: On the Life and Thoudht of Bediuzzaman Said Nursi. Karabaşoğlu

menyatakan bahwa gerakan dakwah Nur disebut sebagai

gerakan yang berorientasi kepada teks (a text-oriented movement/ faith-based text movements), karena diantara usaha

52

Lihat Zaprulkhan, Pembaharuan Tasawuf Hamka dan said Nursi,

Disertasi Pascasarjana Universitas Islam Negeri sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.

53Lihat Ahmed Akgunduz, ‚The Risale-i Nur Movement: Is It A

Sufi Order, A Political Society, Or A Community?‛ Artikel dalam

Simposium Ketiga di Istanbul 24-26 September 1995.

Page 33: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

25

dakwah gerakan ini adalah usahanya menerjemahkan dan

mencetak karya Nursi ke berbagai bahasa.54

E. Teori

Saat ini ilmu dakwah sebagaimana ilmu komunikasi,

membutuhkan ilmu-ilmu bantu lain. Penelitian ini berusaha

menyandingkan dakwah dengan komunikasi dan sosiologi. Ilmu

komunikasi adalah ilmu yang bersifat interdisipliner dan

multidisipliner.55 Di antara teori komunikasi yang digunakan

dalam penulisan ini adalah teori yang telah dibangun oleh

Harold Laswell, Lee Thayer dan Rene Jean Ravault, Majid

Tehranian, Hamid Mowlana yang kemudian dielaborasi oleh

Andi Faisal Bakti menjadi komunikasi Islam.

Kemudian teori komunikasi Islam tersebut akan penulis

kolaborasikan dengan teori pembangunan komunitas

community development, dan pembinaan umat

(communitarian ummatic approach)56. Hamid Mawlana, Wilson

54

Metin Karabaşoğlu, ‚Text and Community: An Analysis of the

Risale-i Nur Movement,‛ dalam Ibrahim M. Abu Rabi’ (Ed). Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi, New

York, Albani: SUNY Press, 2003. 55

Dikatakan interdisipliner karena ilmu komunikasi memanfaatkan

ilmu-ilmu lain yang berada dalam rumpun ilmu sosial, salah satunya

adalah sosiologi. Dikatakan multidisipliner karena ilmu komunikasi

memanfaatkan ilmu-ilmu lain yang berada tidak hanya dalam rumpun

ilmu sosial, tetapi juga rumpun ilmu eksakta (seperti biologi, fisika,

matematika) dan ilmu humaniora. Lihat Nina W. Syam, Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2012), 1. 56

Dalam perkembangannya, communitarianism menjadi salah satu

tipologi dalam teori normatif hubungan internasional (International relations). Tehranian membahas teori normative hubungan internasional

mulai dari tipologi realism, liberalism, Marxism, communitarianism dan

postmodern, lihat Majid Tehranian, Global Communication and World Politics, 30-38. Imanuel Adler membahas dengan lebih spesifik dan

filosofis teori hubungan internasional yang ia sebut sebagai

Communitarian International Relations constructivist, yang menekankan

interkoneksi evolusi antara konstruksi sosial pengetahuan dan konstruksi

realitas sosial. Lihat Emanuel Adler, Communitarian International

Page 34: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

26

dan Majid Tehranian menyebutkan bahwa komunitas ummatic

melampaui batas-batas politik (suatu negara) dan sistem negara

modern, karena konsepnya didasarkan pada politik agama

(religio political), yang mana penegakkanya ditentukan atas

nilai-nilai etika dan moral secara kolektif. Sepuluh aspek

karakteristik kommunitarian guna membangun komunitas yang

unggul menurut Hamid Mowlana dan Wilson adalah:

monotheistic world-view, ethics/aesthetic spirituality, emancipation and elimination of oppression, value and culture system, communication & dialogue, loyalty to the individual/ the community/ a global concept, anti-bloc position and self reliance in local resources, integration of modernity and traditiona, popular participation, and negation of capitalism & socialism.57

Adapun delapan aspek karakteristik pembangunan

communitarian menurut Tehranian adalah: primacy of community, participatory democracy, self-reliance, non-violence, ecology, cultural pluralism; social responsibility, and spiritual freedom.58 Bakti membahas konsep komunitarian

Tehranian, Mowlana dan Wilson dalam melihat persepsi

komunikasi masyarakat Sulawesi Selatan dalam program

Keluarga Berencana sebagai program pembangunan masyarakat

Relations, The epistemic foundations of International Relations (London

& New York: Routledge, 2005). 57

Hamid Mowlana and L. J. Wilson, “Development: A Field in

Search of Itself,” in Hamid Mowlana and L. J. Wilson, The Passing of

Modernity: Communication and The Transformation of society (White

Plains, N. Y.: Longman, 1990), 1-41. lihat pula Andi Faisal Bakti,

Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a Global Development Program (Jakarta-Leiden: INIS,

2004), 28. 58

Majid Tehranian, ‚Communication, Peace and Development: A

Comparative Perspective,” a paper presented at the Comparative Theory

Workshop of the Annual Conference of the International Communication

Association, San Fransisco, 25-29 Mei 1989. lihat F. Korzenny and S.

Douglas (eds.), International and Cultural Communication Annual

(Newbury Park: Sage Publications, 1989), Vol. 14. Lihat pula Andi Faisal

Bakti, Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a Global Development Program, 28.

Page 35: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

27

global. Konsep komunitarian tersebut akan penulis

sederhanakan menjadi delapan guna melihat gerakan dakwah

Nur di Indonesia yang mengagendakan restorasi umat dalam

membangun peradaban Islam yang maju di masa depan.

Sebagai sebuah gerakan dakwah transnasional, jamaah

Nur relevan pula dengan pola-pola gerakan sosial. Dalam

gerakan sosial dikenal teori Resource Mobilization Theory

(RMT) atau Teori Mobilisasi Sumber Daya (TMSD) yang

dibangun Quintan Wiktorowicz. Teori ini menekankan bahwa

gerakan merupakan suatu tindakan rasional yang menghendaki

suatu manifestasi tindakan kolektif yang terorganisasi.59

Lebih detail Peter Mandaville melihat bahwa gerakan

transnasional di Asia Selatan dan Tenggara kontemporer

memiliki empat bentuk: ‚sufi brotherhoods, renewalist/piestic movements, Islamist parties and groups, charitable organizations and da’wa organizations‛. 60 Gerakan Nur, jika

dilihat menggunakan kategorisasi yang disampaikan

Mandaville, maka pada prinsipnya memiliki kesamaan, namun

sekaligus memiliki titik perbedaan yang lebih lanjut akan

dielaborasi dan dianalisis pada bab empat dan lima..

F. Metodologi

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Apabila dilihat pula dari subject matternya, penelitian ini

termasuk tipologi penelitian sosial-budaya, yakni semacam

model penelitian yang memiliki konsen terhadap pemikiran-

pemikiran, nilai-nilai dan ide-ide budaya sebagai produk

berpikir manusia.61 Dengan demikian, secara umum dapat

59

Lihat Quintan Wiktorowicz (Ed), Islamic Activism A Social Movement Theory Approach (USA: Indiana University Press, 2004), 8-

13. 60

lihat Peter Mandaville, ‚Trasnational Islam in Asia: Background,

Typology and Conseptual Overview‛, dalam Transnational Islam in South and Southest Asia, Movements, Netwoks, and Conflict Dynamics

(Washington: The National Bureau of Asia Research, 2009), 2. 61

Lihat M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1992), 37.

Page 36: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

28

diidentifikasi bahwa penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif yang berupaya mengkaji ide-ide atau gagasan

pemikiran Said Nursi terkait konsep dakwah62 dan

gerakannya.

2. Sumber data

Sumber utama penelitian adalah karya Said Nursi

dalam Risale-i Nur. Selain itu, buku, jurnal, disertasi, dan

dokumentasi, seminar terkait Said Nursi. Untuk

mengetahui gerakan dakwah Nur sumber data juga digali

melalui wawancara mendalam, dan observasi partisipan.

Wawancara mendalam dilakukan dengan para T{ulla>b al-Nu>r, baik yang tinggal di dershane, seperti di Ciputat, Parung

Panjang, Depok dan Makasar, maupun tamu yang datang

dari Turki serta mereka yang mengikuti kajian. Selain itu

penulis mewawancarai ketua dan penasihat Yayasan Nur

Semesta Indonesia. Observasi partisipan dilakukan penulis

dalam kegiatan dan aktivitas gerakan dakwah Nur, baik

kegiatan mingguan yang sudah terjadwal rutin, maupun

kegiatan yang bersifat tidak rutin, seperti simposium,

seminar, musyawarah, bedah buku dan lain-lain. Dalam

bentuk etnometodologi penulis melakukan interaksi yang

akrab dan menyatu dengan pengurus, pengelola, panitia dan

pengarah simposium, musyawarah di berbagai kegiatan

seperti di Ciputat, Jakarta, filipina dan Turki.

3. Analisis data

Data-data penelitian akan dianalisis dengan

menggunakan beberapa pendekatan:

a. Deskriptif-analitis, motode ini mencakup beberapa

teknik analisa yang diantaranya ialah penyelidikan

yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi

penyelidikan dengan teknik observasi dan

wawancara. Pelaksanaan metode deskriptif ini tidak

terbatas hanya pada pengumpulan dan penyusunan

62

Mengenai eksplorasi penelitian kualitatif secara detail dengan

berbagai metodenya, lihat Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002).

Page 37: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

29

data, tapi meliputi analisa, dan interpretasi tentang

arti data itu.63 Penerapan analisis diskripsi ini akan

diarahkan untuk memperoleh gambaran umum

tentang aktivitas gerakan dakwah Nur berdasarkan

fakta-fakta data lapangan, dan upaya-upaya

konsolidasi dalam membentuk jejaring gerakan yang

bertujuan menyelamatkan iman, menyatukan umat

berdasar pada cita-cita Islam.

b. Etnometodologi,64 metode ini dijadikan sebagai

pisau analisis untuk melihat interaksi dan

percakapan manusia, baik dengan bahasa verbal

maupun perilaku nonverbal atau observasi yang

cermat akan perilaku-perilaku kecil dalam situasi-

situasi nyata.65 Dalam studi etnometodologi, akan

dilihat dengan detail bagaimana manusia mengatur

dan mengorganisasi peristiwa harian mereka.66

63

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik (Bandung: Tarsito, 1990), 139. lebih jauh analisa data kualitatif

dapat mengunakan analisa domain, analisis taksonomi, analisis

komponensial, analisis tema kultural, lihat Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Alvabeta, 2007), 102.

64Analisis teori etnometodologi pernah dilakukan oleh Andi Faisal

Bakti dalam disertasinya. Bakti menyatakan bahwa etnometodologi

digunakan untuk menghasilkan tulisan dan penelitian yang sedekat

mungkin dengan perspektif sehari-hari dari orang yang terlibat dalam

suatu komunikasi. Lebih lanjut lihat Andi Faisal Bakti, Communication

and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a

global Development Program, 221-227. Selanjutnya pendekatan ini juga

pernah dilakukan Cicourel pada 1968 mengenai kebijakan yang berkenaan

dengan perilaku menyimpang pada kejahatan yang dilakukan anak-anak.

Studi ini menunjukkan bahwa kejahatan yang dilakukan anak-anak

berhubungan erat dengan latar belakang keluarga pelaku kejahatan.

Metode tersebut juga pernah digunakan Atkinson pada 1978 mengenai

bunuh diri dengan mengamati kejadian sehari-hari yang tercatat di kantor

polisi. Lihat I.B. Wirawan, Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma,

Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial (Jakarta: Kencana,

2012), 157-158. 65

Lihat Stephen W. Littlejohn dan Karen Foss, Theories of Human Communication (New York: Thomson Wadsworth, 2005), Ed. 8, 46.

66Lihat Harold Garfinkel, Studies in Ethnomethodology (Englewood

Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1967).

Page 38: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

30

Metode ini digunakan agar pembahasan tidak

terjebak pada pendekatan yang hanya bersifat

historis empiris semata, sehingga diperoleh

gambaran yang lebih utuh mengenai aktivitas

dakwah dershane, dengan mengamati makna-makna

verbal dan non verbal.

G. Sistematika Penulisan

Disertasi ini diklasifikasikan dalam enam bab yang

disusun secara sistematis dan merupakan satu kesatuan.

Dimulai dengan Bab I yang berisi pendahuluan yang meliputi:

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

signifikansi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoretik,

metode penelitian, serta sistematika pembahasan.

Dalam bab II, penulis mengkaji landasan teoritis penulisan

disertasi terkait pendekatan pembinaan umat (communitarian approach), komunikasi Islam (dakwah), pembangunan

komunitas (community development) dan gerakan sosial

transnasional Islam yang terdiri dari empat sub bab. Sub bab

pertama membahas pendekatan pembinaan umat dalam

menbangun masyarakat yang bermoral dan religius. Sub bab

kedua membahas komunikasi Islam dan semangat membangun

komunitas. Dan sub bab ketiga mengkaji urgensi pembangunan

komunitas dan keempat mengulas gerakan sosial transnasional

Islam, berperan positif atau negatif.

Bab III membahas biografi Said Nursi, dalam pembahasan

bab ini akan dibahas tiga fase kehidupan Nursi. Pertama,

biografi periode awal Said Nursi (1876-1925), untuk melihat

sejarah kehidupannya dari mulai masa anak-anak hingga

aktivitasnya di pentas sosial dan politik. Kedua, pembahasan

biografi periode kedua Said Nursi (1925-1950), yaitu untuk

membahas kehidupan baru Nursi terkait dengan penulisan

Risale-i Nur dan kondisi spiritualitasnya sebagai identitas baru.

Ketiga, membahas periode Said Nursi akhir atau ketiga, untuk

melihat konsolidasi dakwah Nur dalam membina umat.

Bab IV membahas tiga pembahasan terkait konsepsi

dakwah komunitarian Said Nursi dan penerapannya di

Indonesia. Pertama, pembahasan mengenai konsepsi dakwah

Page 39: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

31

yang dibangun dan dibina Said Nursi dan gerakan dakwahnya.

Dakwah tersebut terkait dengan aspek tabli>gh (information), taghyi>r (change), amar makruf nahi mungkar/ al-amr bi al-ma‘ru>f wa al-nahy ‘an al-munkar (development), khairiyyah al-ummah/akhla>q (ethics) yang dilakukan gerakan dakwah Nur.

Kedua, konsepsi nilai-nilai dakwah Nur sebagai gerakan

pembinaan umat berbasis komunitas (communitarian ummatic movement). Ketiga, usaha dakwah Nur dalam pembinaan umat

(community development). Bab V membahas gerakan dakwah Nur menuju

komunitarian global yang terdiri dari lima sub bab. Pertama,

membahas Yayayasan Nur Semesta di Indonesia, yang

mencakup kemunculan, pertumbuhan dan aktivitasnya. Yayasan

Nur Semesta merupakan payung hukum pergerakan dakwah Nur

di Indonesia, hingga menjadikan pembahasan tentang pasang

surut perjalanan Yayasan dan aktivitasnya penting untuk

dibahas. Kedua, para tokoh gerakan dakwah Nur di Indonesia,

baik tokoh sentral maupun tokoh intelektual. Ketiga, dershane

Nur sebagai jantung gerakan. Keempat, penerjemahan dan

penerbitan. Usaha tersebut dimaksudkan agar karya Nursi dapat

diapresiasi oleh masyarakat luas tanpa adanya kendala bahasa.

Hasil terjemahan karya Nursi dan karya tentang Nursi akan

dibahas dengan rinci serta terkait penerbitannya. Kelima,

pembahasan mengenai pertemuan lintas negara. Pertemuan

terkait musyawarah dimaksudkan untuk membangun soliditas,

menyamakan persepsi, menyusun strategi dan mengevaluasi

serta melaporkan kerja dakwah di masing-masing negara peserta

musyawarah. Adapun pertemuan lintas negara terkait event internasional diarahkan pada kegiatan dan pertemuan ilmiah

seperti seminar dan symposium yang telah dilaksanakan

gerakan dakwah Nur di Indonesia.

Bab VI merupakan kesimpulan dan penutup. Bab terakhir

ini akan menyajikan kesimpulan berupa jawaban-jawaban

berdasarkan uraian dan temuan yang telah dipaparkan

sebelumnya serta saran-saran untuk pengembangan penelitian

lebih lanjut secara konstruktif.

Page 40: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

32

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

Pendekatan Keumatan (Communitarian Ummatic Approach)

Teori Komunikasi Islam (Dakwah), Teori Community Development dan Teori Mobilisasi Sumberdaya

Teori Komunikasi Islam

(Andi Faisal Bakti 2004)

- Tabli>gh (information)

- Taqhyi>r (Change)

- Takwi>n al-ummah/ Amar Makruf Nahi Mungkar/ Development

- Khairiyyah al-Ummah/Civil Societ/Akhlak/Ethics

Community Development (Henderson & Ilona

Vercseg, 2010

- Penguatan SDM

Observasi Partisipan

Analisis Deskriptif

Fenomenologis

PERNYATAAN PENELITIAN

- Bagaimana konsepsi komunikasi dakwah komunitarian

transnasional Said Nursi dalam membngun komunitas?

- Bagaimanakah penerapan konsepsi dakwah komunitarian Said

Nursi di Indonesia?

- Apa saja pembangunan komunitas yang telah dilakukan dakwah

nur di Indonesia

Komunitas global yang

Religious & Bermoral

Teori Resource Mobilization Theory

(Quintan Wiktorowicz, 2004)

-struktur peluang

-Framing

Struktur Mobilisasi

Pendekatan Keumatan

1. Hamid Mowlana &

L.J.Wilson (1990) 10

characteristics

2. Majid Tehranian (1989)

8 characteristics

Tabel 1.1. Dakwah Komunitarian Transnasional: Studi Konsepsi

Dakwah Said Nursi dan Penerapannya di Indonesia

KERANGKA TEORITIKAL

Page 41: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

33

BAB II

PENDEKATAN KEUMATAN (COMMUNITARIAN/ UMMATIC APPROACH), KOMUNIKASI ISLAM

(DAKWAH), COMMUNITY DEVELOPMENT, DAN

GERAKAN ISLAM TRANSNASIONAL

Dalam bab dua ini, penulis membahas empat sub bab.

Pertama, pendekatan keumatan yang digunakan untuk membaca

gerakan da‘wah Nur sebagai gerakan transnasional Islam yang

ingin menerapkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam

membangun komunitas. Kedua, pembahasan mengenai teori

komunikasi Islam (daʻwah) yang meliputi tabli>gh (information), taghyi>r (change), takwi>n al-ummah/ al-amr bi al-ma‘ru>f wa al-nahy an munkar (development), dan khairiyyah al-ummah/akhla>q (civil society/ethics). Teori komunikasi Islam

(daʻwah) digunakan untuk membaca karya-karya Imam

Bediuzzaman Said Nursi dan gerakannya, serta spirit Nursi

dalam membangun komunitas. Ketiga, membahas kebutuhan

akan pembinaan komunitas. Pembahasan ini diarahkan untuk

melihat pembinaan komunitas yang dilakukan gerakan dakwah

Nur. Keempat, penulis membahas tentang gerakan sosial

transnasional Islam. Teori gerakan sosial transnasional

digunakan untuk membaca daʻwah Nur sebagai sebuah gerakan

sosial Islam transnasional yang tentunya menggunakan

metode-metode dan strategi-strategi dalam pencapaian

kerjanya. Selain itu, untuk mengetahui posisi gerakan da‘wah

Nur dengan gerakan sosial transnasional lainnya.

A. Pendekatan Pembinaan Umat dalam Membangun

Masyarakat Bermoral dan Religius.

Kata ummah1 dalam al-Quran terulang sebanyak 64 kali,

51 dalam bentuk tunggal dan 13 kali dalam bentuk plural

1Ummah merupakan salah satu konsep masyarakat atau komunitas

dalam Islam, selain itu dikenal pula istilah Qawm, H}izb, Fawj, Asba>t} dan

Qaba>‘ il, Ahl dan A<l. Ummah merupakan identitas sosial komunitas

Muslim, ia merupakan organisme agama, sosial dan budaya sebagai satu

kesatuan. Namun, ummah juga dapat berarti komunitas di luar Islam, ia

Page 42: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

34

(jamak), yaitu umam. 47 ayat turun di Mekah dan 17 turun di

Madinah.2 Masyarakat atau komunitas (ummah) dalam konsep

Al-Quran memiliki beragam makna: mulai dari binatang yang

ada di bumi atau burung yang terbang dengan kedua sayapnya

(Q.S. al-An‘a>m/6: 38); Jin (Q.S. al-Ahq}a>f /46: 18); waktu (Q.S.

Yu>su>f /12: 45); Imam (Q.S. al-Nakhl/16: 120; Agama (Q.S. al-Anbiya> /21: 92). Sedangkan dalam arti manusia, penggunaan

kata ummah mengandung beberapa pengertian seperti: setiap

generasi yang mana Nabi diutus kepada mereka (Q.S. al-Nakhl /16: 36); Segolongan manusia yang menganut agama (Q.S. ‘A<li-‘Imra>n/3: 110); Seluruh manusia ummah yang satu (Q.S. al-Baqarah/2: 213); Masyarakat dengan tugas tertentu (Q.S. A<li-‘Imra>n/3: 104.3 Pengertian yang beragam tentang makna

ummah memiliki kesamaan dalam arti kelompok atau

komunitas yang tidak terbatas hanya yang beragama Islam

(Q.S. al-Naml /27: 83).

Shari’ati memaknai ummah sebagai kumpulan manusia

yang memiliki tujuan, visi, misi yang sama dan menuju cita-

cita bersama serta didasarkan pada kepemimpinan yang

disepakati bersama.4 Ummah pada prinsipnya merupakan

tidak ekslusif bahkan mencakup seluruh lapisan kemanusian dengan

segala perbedaannya. Lihat Ibn Manzu>r, Lisa>n al-‘Arab al-Muhi}>th,

(Beirut: Da>r Lisa>n al-‘Arab, 1970), 102. Lihat C.A.O. Van

Nieuwenhuijze, The Ummah: An Analytic Approach, Source: Studia Islamica, No. 10 (1959), 5-22, http://www.jstor.org/stable/1595124,

diakses pada 21 Agustus 2015. lihat pula George C. Decasa, SVD, The Qur‘anic Concept of Umma, and Its Function in Philippine Muslim Society (Roma: Editrice Pontificia Universita Gregoriana, 1999), 159-

168. 2Lihat Muhammad Fu a>d Abd al-Ba>qi, al-Mu jam al-Mufahras li

alfa>z} al-Qur’a>n (Beirut: Da>r al-Fikr, 1986), 80. }Lihat pula George C.

Decasa, SVD, The Qur’anic Concept of Umma, 13. lihat juga Mohsin

Afzal Dar, Social Philosophy of Allama Muhammad Iqbal: Views on

Ummah and Islamic Society, Islam and Muslim Societies: A Social science Journal, Vol. 6, No. 1, 2013, www.muslimsocieties.org. diunduh

24/08/2015. 3Lihat Asrori S. Karni, Civil Society & Ummah, Sintesa Diskursif

‚Rumah‛ Demokrasi (Jakarta: Logos, 1999), 47-54. 4Lihat Ali Shari‘ati, Ummah dan Imamah Suatu Tinjauan

Sosiologis (Bandung: Pustaka Hidayah, 1989), 50.

Page 43: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

35

masyarakat terorganisasi yang secara kuat dan kokoh

melaksanakan tugas mulia, yaitu agar manusia berbuat baik dan

mencegah mereka berbuat kejahatan. Wilayah ummah secara

teritorial tidak dibatasi oleh sekat perbatasan politik, etnis,

kultur maupun kedaerahan.5 Tugas mencegah kemungkaran dan

kejahatan bukan saja tugas individu namun juga kolektif

masyarakat atau ummah itu sendiri. Ummah diharapkan

memiliki krektivitas dan kompetensi yang diletakkan di atas

landasan etis dan moral berdasar keimanan yang kokoh kepada

Allah SWT.6

Konsep Ummah menganjurkan komunitas yang berada

di dalamnya dalam keadaan aman, damai, tanpa adanya

dominasi mayoritas atas minoritas dan adanya kesepakatan

tertulis atau undang-undang yang disepakati bersama. Ummah merupakan komunitas agama yang taat pada Tuhan dan kitab-

Nya, ia penuh keutamaan dan menjadi teladan.7 Konsep ummah

telah dibangun Nabi Muhammad sejak empat belas abad yang

lalu sebagai komunitas politik supra nasional yang saat ini telah

menjadi lima puluh bagian negara yang berdaulat.8

Ummah yang dibangun Nabi tidaklah eksklusif, ia bersifat

universal dan berlaku untuk seluruh manusia. Nabi Muhammad

SAW. menerapkan konsep ummah di Madinah dengan

disepakatinya piagam Madinah antar berbagai suku yang

5Lihat Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran

dan Praktik Politik Islam di Indonesia (Jakarta: Paramadina, 1998), 13.

lihat pula Hamid Mowlana, Global Communication in Transition The End of Diversity? (California: Sage Publications, 1996), 122.

6Lihat M. Yunan Yusuf, Tafsir Al-Quran Juz XXVIII Juz Qad

Sami’allah, Bun-ya>nun Marshu>sh, Bangunan Kokoh Rapi (Jakarta:

Lentera hati, 2014), 21. 7Lihat Frederick Mathewson Denny, ‚The Meaning of ‛Ummah‛

in the Quran,‛ Source: History of Religions, Vol. 15, No. 1 (Aug., 1975),

34-70. http://www.jstor.org/stable/1061854, akses pada tanggal 21

Agustus 2015. lihat pula M. Quraish Shihab, Haji dan Umrah bersama M. Quraish Shihab, Hukum, Hikmah, dan Panduan Meraih Haji Mabrur (Jakarta: Lentera Hati, 2012), 26-27.

8Abdul Ghafur Muslim, ‚Survival of The Islamic Ummah,‛

Pakistan Journal of History & Culture, Vol.XXVII/2, 1,

http://www.nihcr.edu.pk (2006), diunduh 27 Juli 2015.

Page 44: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

36

memiliki kepercayaan agama yang berbeda.9 Lebih jauh, dalam

analisis Watt, inisiatif Nabi Muhammad SAW. yang berusaha

mempersatukan penduduk Madinah menjadi satu umat

merupakan politik tipe baru. Watt menulis ‚…the people of Madinah were now regarded as constituting a political unit, a new type, an ummah or community.‛10

Penerapan konsep ummah yang dibangun Nabi berjalan

efektif. Semangat dan spirit ummah relevan dengan konsep

komunitarian yang berarti menekankan pentingnya aspek

komunitas dalam masyarakat.11 Pada era delapan puluhan, kritik

para komunitarian terhadap liberalisme karena cenderung

melindungi individu secara berlebihan, dan mengabaikan nilai-

nilai komunitas.12 Sandel menyimpulkan dengan singkat terkait

communitarian dengan menyatakan, ‛when politics goes well, we can know a good in common that we cannot know alone.‛13

9Ummah yang dibangun Nabi sungguh modern untuk masa itu,

sebagaimana pernyataan Bellah, ‚ remarkably modern... in the high

degree of commitment, involvement and participation expected from the

rank and file members of community‛. Lihat Robert N. Bellah, Beyond belief: Essays on Religion in a Post-Traditional World (New York:

Harper & Row, 1970), 150-151. 10

W. Montgomery Watt, Islamic Political Thought (Edinburgh:

Edinburgh University Press, 1968), 94. 11

Komunitas yang jumlahnya lebih banyak tidak seharusnya

menekan komunitas lain yang jumlahnya lebih sedikit. Lihat Amitai

Etzioni, ‚The Responsive Community: A Communitarian Perspective‛,

American Sociological Review, Vol. 61, No. 1 (Feb., 1996), 1-11,

http://www.jstor.org/stable/2096403, diunduh 24 Februari 2015.

Komunitarian berusaha untuk membangun masyarakat agar manusia

berbudi luhur dan dapat menghormati tradisi, lihat Lihat Charles Heying,

Autonomy vs. Solidarity: Liberal, Totalitarian and Communitarian

Traditions, Source: Administrative Theory & Praxis, Vol. 21, No. 1

(Mar., 1999), pp. 39-50, Published by: M.E. Sharpe, Inc.Stable URL:

http://www.jstor.org/stable/25611326, diakses: 24/02/2015. lihat pula A.

Etzioni, The responsive communitarian platform: Rights and

responsibilities dalam A. Etzioni (Ed.), The Essential Communitarian Reader, (Lanham, MD: Rowman and Littlefield, 1998), xxv-xxxvii.

12Lihat Donald M. Borchert (Ed. In Chief), Encyclopedia of

Philosophy (New York: Thomson Gale, 2006), 368. 13

Michael Sandel, Liberalism and the Limits of Justice

(Cambridge: Cambridge University Press, 1982), 183.

Page 45: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

37

Konsep komunitarian dalam hubungan internasional (lihat

tabel 2.1), menekankan aspek nilai-nilai moralitas dalam

membangun masyarakat. Di era modern, komunitas tertentu

mendedikasikan identitas kelompoknya dengan beragam

aktivitas, hingga membentuk komunitas global atau global communitarianism. global communitarianism sering

dihadapkan dengan sectarian communitarianism (lihat tabel

2.2). Semangat komunikasi global communitarianism adalah

usahannya dalam mengikis individualisme, sektarianisme, dan

menekankan kebersamaan dalam konteks global. Komunikasi

komunitas dengan berbasis sektarian menekankan pada aspek

kebersamaan dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip lama

(tradisional).

Hubungan tersebut mirip seperti yang digambarkan oleh

sosiolog Ferdinand Tönnies, jika komunitarian sektarian identik

dengan Gemeinschaft yang cenderung tradisional dengan ciri

adanya kehendak sosial yang masih kental kerukunannya,

seperti gotong royong, ikatan persaudaraan atau pertemanan

yang kuat, serta masih berpegang teguh dengat adat istiadat

serta agama. Sedangkan komunitarian global memiliki

kesamaan dengan Gesellschaft yang terkesan lebih modern

dengan adanya kehendak atau kontrak sosial yang cenderung

pada nilai-nilai konfensi, adanya aturan yang mengikat, dan

adanya opini publik yang berkembang. Bentuknya terdapat

pada organisasi pedagang, organisasi di suatu pabrik dan

lainnya.14

Gesellschaft cenderung meninggalkan etika dan tradisi hal

ini tidak ditemui pada konsep Gemeinschaft, yang cenderung

kental dengan nilai-nilai etika. Gemeinschaft mirip state of nature, yaitu suatu kumpulan individu yang belum terhimpun

14

lihat Ferdinand Tönnies, ‚From Community to Society‛, dalam

Amitai Etzioni dan Eva Etzioni-Halevy, Social change, Sources, Patterns and Consequences (USA: Basic Book, 1973), Ed. II., 61. lihat pula

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Press,

1999), Cet. XXVII, 448. lihat pula Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

2004), 133. lihat pula David Jary dan Julia Jary, Collins Dictionary of Sociology (Great Britain: Harper Collins Publisher, 1991), 98.

Page 46: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

38

seperti saat Nabi Muhammad belum menjadi Rasul. Gesellschaft adalah masyarakat yang sudah tertata karena Nabi

sudah menerima wahyu dan menjadi masyarakat Madinah yang

mapan.15 Menurut Hodgson, umat Islam memiliki kemampuan

sebagai komunitas yang paling dapat menyatukan seluruh umat

manusia di bawah visi cita-citanya.16 Islam mendorong

kemajuan material dan spiritual sekaligus, tanpa

memisahkannya. Azra menyatakan bahwa diutusnya Nabi

Muhammad mengemban misi:

mengembangkan kehidupan manusia, menyucikan moral

mereka, dan membekali mereka dengan bekal-bekal yang

diperlukan menjalani kehidupan di dunia dan akhirat

kelak. Firman Allah: ‛Dan Kami tidak mengutus kamu,

melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai

pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan‛

(QS. Saba’ (34): 28). Juga ayat berikut: ‚Dan tiadalah

kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk

(menjadi) rahmat bagi semesta alam‛ (QS. Al-Anbiya>’ (21): 107).17

Tabel 2.1 International Relations: A Typology of Normative Theories, Tehranian 1999.18

Theory Major Proposition Axial Principle

Unit of Analysis

Methodology

15

M. Dawam Rahardjo, Masyarakat Madani: Agama, Kelas Menengah dan Perubahan Sosial (Jakarta: LP3ES, 1999), 96.

16Lihat Marshall G.S. Hodgson, The Venture of Islam, (Chicago:

The University of Chicago Press, 1974), Jilid I, 71. Sebaliknya, sikap

pesimis disampaikan Tourine tentang penyatuan umat manusia, ‚there are no longer transcendent universal values that might unite all of humanity,‛ sebagaimana narasi besar tentang modernitas, lihat A.

Tauraine, The Return of the Actor (Minneapolis: University of Minnesota

Press, 1988), 136. lihat pula David Holmes, Communication Theory, Media, Technology, and Society (London: Sage Publications, 2005), 173.

17Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi di

Tengah Tantangan Milenium III (Jakarta: Kencana, 2014), 62. 18

Majid Tehranian, Global Communication and World Politics, Domination, Development, and Discours (New York: Lynne Rienner

Publisher, 1999), 34.

Page 47: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

39

Realism IR is a struggle for power and peace through balance of power in a political environment devoid of moral consensus and prone to use of force, in such an environment, national interest and strength must be the guiding stars.

Order Nation-state

Historical method

Liberalism

IR is a struggle for power, peace, and freedom through balance of power in a political environment in which increasing interdependencies have created a need for the rule of law and cooperation through IGOs.

Freedom Nation-

statte,

IGOs

Historic

al

method,

Game

theory,

Simulat

ion, etc.

Marxism IR is a class struggle for equality between those who own the means of production and those who don’t under the world capitalist system, the struggle has been waged between the bourgeoisie and the revolutionary working classes, peasantry, and intelligentsia. As the highest stage of capitalism, imperialism has transformed the struggle into a global class war that cuts across national boundaries

Equality World

system,

TNCs,

TMCs,

Revolut

ionary

and

counterr

evolutio

nary,

States

and

movem

ents

Historic

al and

dialecti

cal

material

ism

Communi-tarianism

IR is a struggle for power, peace, and community through democratic cooperation and institution building from local to global in a political environment of contesting power and moral claims that need to be negotiated

Community

Civil society TNCs TMCs NGOs IGOs States

Eclectic and multi-discipli-nary

Page 48: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

40

through global communication, adjudication, or mediation of conflicts without recourse to violence.

Postmodernism

IR is a struggle for hegemonic power through competing truth claims that need to be understood intertextually as negotiations of knowledge and power

Identity Culture Interpre-tative

Pendekatan keumatan dalam penulisan ini adalah upaya

membangun etika moral gerakan dakwah, yang mana nilai-nilai

etika komunitarian sektarian yang kental pada konsep

Gemeinschaft dan komunitarian global yang identik dengan

konsep Gesellschaft dapat dipertemukan.19 Etika tersebut digali

19

Kompromi konsep Gemeinschaft dan Gesellschaft dengan

mengambil aspek positif dari keduanya adalah sikap mencari jalan

tengah. Hal tersebut juga relevan dengan konsep ummah wasat}an, menjadi penengah atau pertengahan atas problematika masyarakat yang

muncul. Al-wasat} juga bisa berarti paling baik atau bagus (Q.S. al-Baqarah (2): 143). Upaya kompromi atas keduanya karena masing-masing

konsep memiliki kelebihan dan kekurangan hingga upaya mencari

kelebihan hendaklah dapat terealisasikan, lihat Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a global Development Program (Jakarta-Leiden: INIS,

2004), 392. Senada dengan diskursus Gemeinschaft dan Gesellschaft, konsep communitarian dan liberal pun masing masing punya kelebihan,

maka mencari kelebihan masing-masing jauh lebih baik berbanding terus

mencari titik lemah, lebih lanjut lihat Allen E. Buchanan, Assessing the

Communitarian Critique of Liberalism, Ethics, Vol. 99, No. 4 (Jul.,

1989), pp. 852-882, Published by: The University of Chicago Press Stable

URL: http://www.jstor.org/stable/2381237. diakses 02/10/2013 05:10.

Konsep perpaduan tersebut diistilahkan Yavuz dengan transformasi dari

‚a confessional Community (gemeinschaft) to a secular national society (gesellschaft)‛. Lebih lanjut Yavuz menulis, ‚these consepts constitute a map of meaning and provide strategies for dealing with modern challenges by redefining Islamic folk concepts and practices to establish new solidarity networks and everyday-life strategies for coping with new

Page 49: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

41

melalui pemikiran Bediuzzaman Said Nursi dalam karyanya

yang senantiasa dijadikan spirit dan pedoman komunitas

gerakan da‘wah Nur. Spirit komunikasi pembinaan ummah yang

dikembangkan gerakan Nur yang awalnya berasal dari Turki

kemudian menjadi gerakan sosial Islam global transnasional.

Adapun upaya-upaya komunitas gerakan Nur tersebut

diantaranya adalah, membuka dershane baru, penerjemahan

karya Nursi ke berbagai bahasa dunia, bahkan hingga ke bahasa

penduduk lokal di suatu negara, mengorganisir kegiatan-

kegiatan yang bersekala regional maupun internasional,

seminar, simposium, bedah buku, dan lain-lain.

Tabel 2.2 Various elements of Ravault’s consepts of communication and culture, which support Thayer’s position, according to Bakti.20

CULTURE COMMUNICATION Etre pense par sa culture Heriter la culture Submission Adoration of scriptures Textualist Gemeinschaft Reproduction Fundamentalism Geographical immobility Je me souviens Paganism (Idol worshipping) Imposition/Holy war/Proselytism) Nationalism/Tribalism Ortodoxy/Traditionalism Sectarian Communitarianism Cult./Lang./Competence/Inheritance Dependency/Egoim Exclusivism

Panser sa culture Acquerir la culture Egalitarian/ Emancipation Interpretation of scriptures Contextualist Gesellschaft Creation and trust in foreigners Rationalism/Secularization Geographical mobility Deracinement Monotheism (Idol destruction)/ Humanism (God created by humans) Negotiation Universalism/Internationalism Protestantism/Modernism Global Communitarianism Cult./Lang./Competence acquisition Interdependency/Solidarity Inclusivism

condition.‛ Lihat, M. Hakan Yavuz, Islamic Political Identity in Turkey

(New York: Oxford University Press, 2003), 151-152. 20

Lihat Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a Global Development Program, 128.

Page 50: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

42

Vernacular language Parochialism

Vehicular language Flexibility

Dari tabel di atas fungsi budaya dalam komunikasi adalah

upaya mengembangkan bentuk interaksi yang unik antara dua

orang atau dengan ratusan orang yang telah berlangsung ratusan

tahun.21 Sedangkan budaya sendiri merupakan kumpulan

nasehat atau petuah yang tidak jarang mengandung kekeliruan

yang telah diikuti dengan penuh kecintaan atau sebaliknya

keterpaksaan yang berasal dari peninggalan nenek moyang.

Budaya tersebut dianggap sesuatu yang bermakna. Sedangkan

komunikasi, adalah sesuatu yang dinegosiasikan dengan penuh

pertimbangan dalam masyarakat sebagai bentuk perilaku mulia

yang dapat diterima.22 Nilai kebaikan yang bersifat universal adalah produk

budaya dan merupakan konsep penopang penting bagi

peradaban manusia. Munculnya gerakan komunitarian pada era

1970, 1980, hingga 1990 di antaranya karena adanya keresahan

akademik yang mana masyarakat Amerika semakin jauh dari

nilai-nilai moral tersebut.23 Etzioni menyatakan:

…You may find some of the Communitarian ideas and ideals discussed here engaging enough to move you to explore and develop them further in conjunction with others and to lead the way by organizing Communitarian groups. If we are to enhance a richer set of values, the

21

Lihat L. Thayer, Communication and Communication systems, In Organization, Management and Interpersonal Relations (Homewood:

Richard Irwing, 1968), 48. lihat pula Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a global Development Program, 128.

22Lihat Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning In

Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a global Development Program, 128. lihat pula R. J. Ravault, ‚Down to Earth Communication:

From Space Technologies and Global Economics to Petty Humans and

Their Parochial Cultures!‛ Canadian Journal of Communication, 17, 531-

543.

23

Lihat Amitai Etzioni, The Spirit of Community, Rights, Responsibilities, and The Communitarian Agenda (New York: Crown

Publishers, Inc., 1993).

Page 51: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

43

country needs groups of people concerned with bolstering our families, schools, and neighborhoods---our communities on the local and national levels---as the main conduits of a moral revival… What America needs now is a major social movement dedicated to enhancing social responsibilities, public and private morality, and the public interest. We need you, your friends, your neighbors, and others we can reach to join with one another to forge a Communitarian movement.24

Anjuran agar masyarakat (ummah) mematuhi nilai-nilai

kebaikan moral dan menjauhi kemungkaran terdapat dalam Al-

Qur’an (Q.S. A<li ‘Imra>n (3): 104), ‛Dalam ayat tersebut da‘wah ila> al-khair didahulukan dari al-amru bi al-ma‘ru>f. Kata al-khair diartikan lebih umum daripada al-ma‘ru>f, meskipun dari

penerjemahan biasa diterjemahkan sama, yaitu ’kebaikan.’ Oleh

sebab itu al-khair bermakna kebaikan yang bersifat universal,

seperti keadilan, kejujuran, kepedulian sosial dan lain-lain.25

Sedangkan menurut Bakti, al-ma‘ru>f adalah berarti kebaikan

yang bersifat lokal yang dapat berefek nasional, regional dan

global.26

Konsep ummah dalam Islam selalu menekankan

keterterbukaan (inklusif), universal dalam ajarannya, dan

melihat manusia sebagai komunitas yang tunggal. Ummah

menghindari sebisa mungkin konflik dan menekankan

kehidupan yang harmonis.27 Dalam membangun tata

masyarakat dunia, M. Yunan menyatakan bahwa Islam

berlandaskan nilai etika dan moral seperti, menjunjung tinggi

keadilan, menghormati persamaan, hak memperoleh

24

Lihat Amitai Etzioni, The Spirit of Community, Rights, Responsibilities, 19-20.

25Lihat Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Quran Tematik: Etika

Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Bepolitik (Jakarta: Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Quran, 2012), 293-294. 26

Wawancara dengan Andi Faisal Bakti, 23 Oktober 2016. 27

Abdul Ghafur Muslim, ‚Survival of The Islamic Ummah‛, 13.

Page 52: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

44

kesempatan yang sama, menghargai kemitraan, dan mendukung

perdamaian abadi.28

Menurut Iqbal ummah hendaknya memiliki prinsip-

prinsip dasar seperti: tauhid, risalah (prophethood), dan

ukhuwah (brotherhood). Tauhid merupakan prinsip dasar dan

fundamental yang dapat menyatukan seluruh komunitas Muslim

dunia. Tauhid merupakan jalinan yang solid dan valid dari

masyarakat Muslim yang juga pernah dibangun Nabi sebagai

bukti kebenaran risalahnya. Prinsip ukhuwah (persaudaraan)

menekankan pentingnya komunikasi yang seimbang (two-way communication), penuh kesetaraan, perdamaian. Ia juga

mengajarkan cinta dan persaudaraan antarumat dan berusaha

untuk mewujudkan kehendak Tuhan dalam semua bidang

kehidupan. Ukhuwah tidak mengajarkan dominasi material dan

kebanggaan kepadanya. Ukhuwah merupakan persaudaraan

yang kuat antar Muslim yang diikat oleh iman yang merupakan

pondasi spiritual dalam Islam. 29

Warna kulit, suku, bahasa, dan bangsa boleh berbeda,

namun karena ikatan ukhuwah/ta’aruf semua bisa mencair

dengan keyakinan bahwa yang mulia di hadapan Tuhan adalah

yang terbaik amal ibadah, ketaatan dan ketakwaannya, (Q.S.

Al-H}ujura>t (49): 13). Melalui konsep ukhuwah/ta’aruf,

masyarakat diharapkan memiliki partisipasi aktif dalam

berbagai kegiatan seperti pemberdayaan masyarakat yang akan

melahirkan kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif dan

solidaritas sosial, merupakan semangat ukhuwah dalam

membangun masyarakat komunal seperti Indonesia.30

28

M. Yunan Yusuf, Tafsir Al-Quran Juz XXVII, Juz Qa>la Fama> Khathbukum, H>}ikmah al-Ba>lighah (Hikmah yang Menghujam), (Jakarta:

Lentera hati, 2015), 42. 29

Mohsin Afzal Dar, Social Philosophy, 79-80. lihat pula Syed

Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism (Kualalumpur:

International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC),

1993), 79-80. 30

Organisasi-organisi Masyarakat Sipil (OMS) memiliki peran

penting dalam masyarakat sebagai kontrol terhadap kekuasaan, namun

OMS kadang berjalan tidak sesuai yang diharapkan karena logika

pemberdayaan masyarakatnya masih menggunakan logika top-down.

Pemberdayaan hendaklah berasal dari bawah (botton-up) atau berasal dari

Page 53: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

45

Bangunan komunitas Islam tidak hanya menganjurkan

pentingnya mematuhi nilai-nilai etika, namun juga nilai-nilai

spiritualitas. Salah satu nilai spiritualitas yang paling pokok

adalah beriman kepada Allah SWT (Q.S. A<li ‘Imra>n (3): 110).

Pelaksanaan al-amr bi al-ma‘ru>f, dan al-nahy ‘an al-munkar, dan tukminu>na bi al-Allah, yang menjadi kualitas khairu ummah

hendaklah berjalan dengan sistematis, dalam segala aspek

kehidupan kaum muslim baik secara individu maupun dalam

interaksi sosial.31

Demikianlah wujud masyarakat sebagai umat yang

terbaik, memiliki integritas moral, berkemajuan secara material

dan spiritual untuk memasuki zaman yang lebih utuh.32 Menurut

pandangan Dawam, khairu al-ummah adalah kumpulan orang

yang memiliki kesamaan budaya (a group of people who share a common culture). Budaya tersebut memiliki orientasi kebajikan

(al-kair), memiliki mekanisme al-amr bi al-ma‘ru>f, dan al-nahy ‘an al-munkar, aturan, tatanan atau pemerintahan yang adil, dan

beriman kepada Allah. Dengan demikian, maka ummah yang

mengemban misi di atas dapat berbentuk negara atau civil society (masyarakat warga).33 Penerapan konsep ummah

memerlukan partisipasi yang tulus dari semua warga negara

(masyarakat) untuk ikut bertanggung jawab dan

mengembangkannya, serta dibutuhkannya komitmen moral

kemasyarakatan atau ‛civic morality.‛34

kesadaran individu. Lebih lanjut lihat Rafif Pamenang Imawan, ‛Kisah

Dua Aktor Demokrasi, Menelisik Peran Organisasi Masyarakat Sipil di

Indonesia,‛ Prisma Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi, Vol. 32, 2013,

28-37. 31

Lihat M. Yunan Yusuf, Tafsir Al-Quran Juz XXVIII Juz Qad Sami’allah, Bun-ya>nun Marshu>sh, 5. lihat pula pidato pengukuhan Guru

Besar M. Yunan Yusuf, Internalisasi Etika Islam ke dalam Etika Nasional: Agenda Pemikiran Islam Menuju Indonesia Baru, (naskah tidak

diterbitkan). 32

Nurcholish Madjid, Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia (Jakarta: Paramadina, 1997), 88.

33Lebih lanjut lihat M. Dawam Rahardjo, Masyarakat Madani:

Agama, Kelas menengah dan Perubahan Sosial, 122. 34

Lihat Nurcholish Madjid, ‛Kelangsungan dan Peningkatan

Pembangunan Bangsa dalam Era Reformasi,‛ Titik-Temu Jurnal Dialog

Page 54: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

46

Model atau konsep pembinaan umat atau komunitas

(community development) atau bisa disebut pendekatan

keumatan (communitarian approach) memiliki persyaratan

nilai-nilai tertentu yang hendakya melekat menjadi karakter

pada suatu komunitas. Bakti misalnya berpendapat bahwa salah

satu syarat dalam komunitas yang baik ada kebebasan tanpa

paksaan, karena syarat membangun komunitas secara psikologi

dan sosiologi harus dibangun dalam suasana yang harmonis dan

damai.35 Selanjutnya terdapat sepuluh aspek karakteristik

kommunitarian guna membangun komunitas yang unggul

menurut Hamid Mowlana dan Wilson, yaitu: monotheistic world-view, ethics/aesthetic spirituality, emancipation and elimination of oppression, value and culture system, communication & dialogue, loyalty to the individual/ the community/ a global concept, anti-bloc position and self reliance in local resources, integration of modernity and traditiona, popular participation, and negation of capitalism & socialism.36

Adapun delapan aspek karakteristik pembangunan

communitarian menurut Tehranian adalah: primacy of community, participatory democracy, self-reliance, non-violence, ecology, cultural pluralism; social responsibility, and spiritual freedom.37 Karakteristik konsep-konsep komunitarian

Peradaban, Vol. 6, No. 1, Juli-Desember 2013,32-33. Awal tulisan

tersebut disampaikan pada Klub Kajian Agama (KKA) Paramadina di

Jakarta pada 18 September 1998. 35

Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a global Development Program, 369.

36Hamid Mowlana and L. J. Wilson, ‚Development: A Field in

Search of Itself,‛ in Hamid Mowlana and L. J. Wilson, The Passing of Modernity: Communication and The Transformation of society (White

Plains, N. Y.: Longman), 1-41. lihat pula Andi Faisal Bakti,

Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a Global Development Program (Jakarta-Leiden: INIS,

2004), 28. 37

Majid Tehranian, ‚Communication, Peace and Development: A

Comparative Perspective,‛ a paper presented at the Comparative Theory

Workshop of the Annual Conference of the International Communication

Page 55: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

47

tersebut akan penulis sederhanakan menjadi delapan guna

melihat gerakan dakwah Nur di Indonesia yang mengagendakan

restorasi umat dalam membangun peradaban Islam yang maju di

masa depan. Konsep tersebut mencakup: Iman dan tauhid (faith and monotheistic world view); Pentingnya komunitas (primacy of community); Ikhlas dan persaudaraan (sincerity and brotherhood); Kemandirian (self reliance); Integrasi nilai-nilai

tradisional dan modern (integration of modernity and tradition); Anti kekerasan (non-violence); Partisipasi pada

demokrasi (participatory democracy); Hemat dan

kesederhanaan (iqtis}a<d).38

B. Komunikasi Islam (Dakwah) dan Semangat Membangun

Komunitas

Komunikasi merupakan keperluan dasar manusia dalam

mengaktualisasikan hidup. Salah satu bentuk aktualisasi

komunikasi tersebut adalah ketersediaan media. Dalam konteks

komunikasi, media merupakan saluran (channel) yang mana

materi pesan akan disampaikan kepada penerima pesan

(komunikan). Organisasi, gerakan sosial, dan sarana pendidikan

dapat dikategorikan sebagai saluran komunikasi. Saluran

komunikasi yang baik terkait erat dengan pengirim pesan yang

baik, demikian pula penerima pesan, hingga respon yang

dihasilkan juga baik relevan dengan pesan yang disampaikan.

Association, San Fransisco, 25-29 Mei 1989. lihat F. Korzenny and S.

Douglas (eds.), International and Cultural Communication Annual (Newbury Park: Sage Publications, 1989), Vol. 14. Lihat pula Andi Faisal

Bakti, Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a Global Development Program, 28.

38Nilai hemat dan kesederhanaan merupakan karakter yang

menonjol dalam diri Nursi, ia pun menganjurkan murid-muridnya agar

bersikap demikian. Secara spesifik, Nursi juga menulis risalah tentang

penghematan dan kesederhanaan dalam koleksi Risa>lah al-Nu>r al-Lama>‘a>t pada cahaya ke-19 Risa>lah al-Iqtis}a>d. Nursi mengkritik modernitas yang

sering identik dengan pemborosan dan pemubaziran. Oleh sebab itu

penulis menambahkan nilai tersebut dalam upaya membangun komunitas

yang baik dan unggul.

Page 56: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

48

Dakwah39 yang merupakan ajakan atau seruan, adalah

merupakan bentuk komunikasi dalam Islam. Dakwah tidak akan

efektif jika ajakannya menjadi ejekan. Dibutuhkan ketrampilan

dalam dakwah seperti halnya komunikasi, dan diperlukan pula

penguasaannya pada media. Inilah sebabnya, terdapat akademisi

yang berusaha mensejajarkan dakwah dengan atau sebagai

komunikasi Islam. Fenomena ini dapat dilihat, misalnya dengan

berdirinya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Andi Faisal Bakti adalah salah satu penggagas dakwah sebagai

Komunikasi Islam. Bakti mengungkapkan:

Adapun komunikasi Islam menitikberatkan akan adanya

unsur nilai ke-Islam-an dari komunikator kepada

komunikannya yang sesuai dengan al-Qur’an dan al-

Hadith. Dalam konteks tersebut, Tehranian (1988)

mengungkapkan bahwa dalam prespektif Islam

komunikasi haruslah dikembangkan melalui Islamic World-View yang selanjutnya menjadi asas pembentukan

teori komunikasi Islam seperti aspek bahwa kekuasaan

mutlak hanyalah milik Allah, serta peranan institusi ulama

dan masjid sebagai penyambung komunikasi dan aspek

pengawasan syariah yang menjadi penunjang kehidupan

Muslim. Hal ini juga ditopang oleh Mowlana. Kedua

tokoh tersebut (Tehranian dan Mowlana adalah dua tokoh

sarjana yang berusaha mengintegrasikan antara Islam dan

komunikasi.40

Elemen Komunikasi Islam yang disejajarkan Bakti dengan

Komunikasi Sekuler atau komunikasi konvensional adalah

39

Secara umum definisi dakwah yang dikemukakan para ahli

mengarahkan pada kegiatan yang bertujuan positif yang teraktualisasi

lewat penguatan iman, ihsan dan amal. Ia juga dipahami sebagai upaya

memberikan solusi Islami terhadap berbagai persoalan kehidupan. Lihat

Andi Faisal Bakti & Venny Eka Meidasari, ‛Trendsetter Komunikasi di

Era Digital: Tantangan dan Peluang Pendidikan Komunikasi dan

Penyiaran Islam‛, Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 02, No. 01, Juni 2012. 40

Lihat Andi Faisal Bakti dan Venny Eka Meidasari, ‛Trendsetter

Komunikasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang Pendidikan

Komunikasi dan Penyiaran Islam‛, Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 02, No.

01, Juni 2012, 4.

Page 57: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

49

Tabli>gh, Taghyi>r, al-Amr bi al-Ma‘ru>f wa al-Nahy ‘an al-Munkar, dan Akhla>q,41 sebagaimana dapat dilihat tabel 3

berikut:

Tabel 3, Teori Komunikasi Islam vis a vis Sekuler, Bakti

2010.42 Islamic

Communication

(Da‘wah)

Seculer

Communication

Note

Tabli>gh Information SMCR (Sender, Message, Channel, Receiver) - E (Effect), UG (Uses and Gratifications)– Convergence – AR (Active Reception)

Taghyi>r Change Modernization – Dependency – Multiplicity, Self-Relience

Takwi<n al-Ummah, Amar Makruf Nahi

Mungkar

(al-Amr bi al-Ma‘ru>f wa al-Nahy ‘an al-Munkar)

Development Diffusion of Innovation – Social Marketing – Participatory – Self Help & Creativity

Khairiyah Al-Ummah /Akhla>q

Civil Society/Good Governance, Ethics

State Sphere, Market Sphere, Public Sphere, Private Sphere, Wisdom

Teori informasi dalam komunikasi disejajarkan Bakti

dengan tabli>gh. Informasi merupakan elemen keempat dari

41

Lihat Andi Faisal Bakti, ‛The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective‛,

Symposium Paper di Istambul Oktober 2010. Dalam penyusunan teori

komunikasi Islam tersebut, tokoh dan akademisi seperti Majid Tehrenian

dan Hamid Mowlana ikut mempengaruhi pemikiran Bakti. 42

AF. Bakti, The Contribution of Dakwah to Communication

Studies: Risale-i Nur Collection Perspective, International Bediuzzaman Symposium, Knowledge, Faith, Morality and the Future oh Humanity,

(Istanbul: The Istanbul Foundation for Science and Culture, 2010), 196.

Page 58: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

50

fungsi komunikasi.43 Dari informasi inilah seorang pengirim

pesan (da>‘i/sender) menyampaikan pesannya kepada penerima

pesan (mad‘u>/receiver). Tradisi penyampaian pesan tersebut

telah berjalan sepanjang sejarah peradaban Islam. Dalam tradisi

pendidikan Islam misalnya, dikenal istilah h}alaqah, yang mana

seorang guru beserta peserta didiknya biasa belajar setelah salat.

Dalam sistem h}alaqah guru lebih aktif dibanding dengan murid.

Sistem h}alaqah masih dapat kita jumpai saat ini di sebagian

pesantren yang tersebar di Nusantara, bahkan di Masjid Nabawi

praktik ini masih berlangsung.

Tabli>gh tegas Mowlana, harus memainkan peranan

penting bagi kehidupan sosial. Ia pada tingkat individu dan

sosial menjadi bersifat mendasar bagi berfungsinya ummah,

karena hal itu menopang dan mendorong hubungan yang

integral dan selaras antara Tuhan, individu dan masyarakat.44

Hubungan ketiganya tidak dapat terpisahkan, karena dapat

menyebabkan kepincangan, sebagaimana firman-Nya: ‛Mereka

diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika

mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)

dengan manusia,‛ (Q.S. A>li ‘Imra>n (3): 112).

Islam sebagai agama dakwah menyampaikan pesan-pesan

agar manusia dapat mematuhi aturan yang digariskan Allah

SWT. Oleh sebab itu mencari informasi, menuntut ilmu dan

mencari kebenaran adalah hal yang dianjurkan dan memiliki

ketinggian nilai dan derajat dalam Islam. Dalam konteks ini,

Mowlana menyatakan:

43

Lihat Zulfahmi, Gerakan Damai Fethullah Gűlen Menghadapi Kemiskinan dan Kekerasan di Turki (Kudus: Paradigma Institute, 2013),

37. Pernyataan Zulfahmi didasarkan pada pemikiran L. Thayer yang

menyatakan bahwa komunikasi memiliki empat elemen dasar yang

mengacu pada fungsi dari komunikasi, keempat elemen tersebut adalah:

fungsi instruksi atau komando, fungsi memengaruhi, fungsi integrasi, dan

fungsi informasi. Lebih lanjut lihat L. Thayer, Communication and Communication System: In Organization, Management and Interpersonal Relations (Homewood III: Richard Irwin Inc., 1968), 187.

44Lihat Hamid Mowlana, ‚Theoretical Perspectives on Islam and

Communication,‛ Jurnal China Media Research, 3 (4), 2007, 27, (diunduh 22

November 2014).

Page 59: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

51

… Berkenaan dengan ‛masyarakat informasi‛ yang

diperbincangkan Barat, perlu juga ditegaskan bahwa

dalam Islam, pencarian ilmu dan peningkatan informasi

diapresiasi sebagai derajat nilai yang paling tinggi. Pada

saat yang sama, potret masyarakat sebagai sebuah

kesatuan yang terceraikan terdapat dalam model sosial

Islam, yang mana tahap revolusi-revolusi ilmu dan

informasi di Abad Pertengahan justru terarah konsisten

dalam peradaban Islam; yakni tidak berdasarkan orientasi

nasionalisme, ekonomi, politik, atau kepentingan praktis.

Dalam Islam, idealitas dan realitas---yakni politik

sosial dan informasi---tumbuh berkembang secara

bergandengan dan tidak terpisahkan, karena kedua-duanya

bukanlah kekuatan yang berlainan apalagi berlawanan dan

saling meniadakan. Aspek inilah yang absen dalam sejarah

Barat dan menjadi salah satu penafsir krisis masyarakat

dalam pemikiran abad kuno dan abad pertengahan di

dataran Eropa.45 Lebih lanjut, Bakti mengkritik sistem pembelajaran

h}alaqah yang cenderung menggunakan komunikasi satu arah,

referensi pembelajaran yang minim dan cenderung daur ulang

keilmuan. Dibutuhkan pendekatan yang berbasis ilmu

pengetahuan (science) agar transformasi pesan atau materi

(message/ma>dah) bisa kontekstual. Model komunikasi SMCR

(Sender, Message, Channel, Receiver) yang muncul setelah

perang dunia II menghendaki adanya hubungan yang linier.

Kemudian muncul komunikasi model Effect, yang mana

pengaruh pesan dianggap lebih penting dari materi atau pesan

yang disampaikan oleh pengirim pesan (sender). Model Effect dianggap masih lemah karena penerima pesan (receiver) dalam

kondisi yang pasif. Kemudian muncul model konvergensi, yang

memberi nilai kepada penerima pesan, namun inipun ternyata

masih memiliki kelemahan. Hingga muncul model komunikasi

penerimaan pesan aktif (Active Reception/AR) dalam model

Uses and Gratification untuk mengoreksi model SMCR dan

45

Hamid Mowlana, Masyarakat Madani, Konsep, Sejarah dan Agenda Politik (Jakarta: Shadra Press, 2010), 73.

Page 60: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

52

Effect. Menurut teori ini penerima pesan dalam kondisi aktif

memaknai dan mengelola pesan yang diterima. Model resepsi

aktif inilah yang perlu dikembangkan, hingga guru dan murid

bisa saja merancang berbagai penelitian hingga melahirkan

temuan baru.46

Model penerimaan pesan aktif (Active Reception/AR)

sejalan dengan konsep tabli>gh yang menyatakan bahwa sender

hanya sebagai penyampai pesan saja, bukan penentu komunikasi

(dakwah). Tradisi penyampaian pesan yang dikenal sebagai

tabli>gh (komunikasi sosial) menurut Hamid Mowlana terkait

pula dengan konsep ummah (masyarakat/komunitas Muslim).

Tabli>gh harus memainkan peranan penting bagi kehidupan

sosial. Ia pada tingkat individu dan sosial menjadi bersifat

mendasar bagi berfungsinya ummah, karena hal itu menopang

dan mendorong hubungan yang integral dan selaras antara

Tuhan, individu dan masyarakat.47

Dengan demikian komunitas Muslim bercirikan

dinamis, tidak statis. Komunitas Muslim menghendaki tatanan

masyarakat yang baik, bergerak maju pada perubahan yang

positif. Keberhasilan Nabi Muhammad dalam dakwah, karena

karena beliau bertabligh dengan cara terbaik. Itulah yang

menyebabkan Nabi di penghujung hayatnya merasa tenang,

tenteram dan siap untuk bertemu Tuhannya. Nabi adalah sosok

yang mampu mengontrol dirinya sendiri, dengan terus

melakukan instrospeksi diri dengan bertanya; ‛Apakah aku

mampu menyampaikan risalah sebagaimana seharusnya?

Apakah aku hidup untuk mewujudkan tujuan yang membuatku

diutus Allah kepada umat manusia?‛48

Tugas dakwah merupakan tanggung jawab seorang

Muslim untuk menyampaikan informasi yang terkandung dalam

46

Lihat Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective, 197-198. 47

Lihat Hamid Mowlana, ‚Theoretical Perspectives on Islam and

Communication‛, Jurnal China Media Research, 3 (4), 2007, 27, (diunduh 22

November 2014). 48

Lihat Muhammad Fethullah Gulen, Cahaya Abadi Muhammad SAW. Kebanggaan Umat Manusia, terj. Fuad Saefuddin (Jakarta:

Republika Penerbit, 2012), 58.

Page 61: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

53

Al-Qur’an dan al-Sunnah Nabi Muhammad. Sayangnya tidak

semua informasi dari al-Qur’an tersebut dapat diterima baik

oleh penerima pesan, sebagaimana diungkapkan M. Yunan:

Al-Qur’an mengulang dan menegaskan informasi tentang

hari kiamat. Suatu hari dimana seluruh makhluk dan alam

semesta dihancurkan sehancur-hancurnya. Sebuah

kehancuran total, yang bagi Allah adalah urusan kecil

saja. Tetapi sayang hari tersebut didustakan oleh orang-

orang kafir. Padahal sesudah kehancuran total alam

semesta itu terjadi, kemudian kelak manusia akan

memasuki kehidupan kedua di akhirat.49

Dakwah yang baik, manakala dapat berdampak positif

bagi perubahan individu atau komunitas. Perubahan

(change/taghyi>r) merupakan level kedua dari teori dakwah yang

digagas Bakti. Perubahan merupakan tujuan dalam dakwah.

Perubahan ke arah yang positif sesuai dengan norma dan kaedah

agama dalam membentuk umat yang unggul. Perubahan

monumental dalam konteks sejarah Islam yang dilakukan Nabi

Muhammad SAW. adalah perpindahanya (hijrah) dari kota

Mekah ke kota Madinah. Pasca hijrah Nabi Muhammad,

membangun kota Madinah sebagai pusat peradaban Islam yang

maju. Suasana yang kondusif bagi dakwah Islam pasca hijrah

tidak terlepas dari usaha Nabi dalam memimpin dan

mengkonsolidasi masyarakat Madinah saat itu. Perubahan yang terjadi pada masyarakat Islam tidak

terlepas dari spirit ajarannya. Dalam setiap perubahan tersebut

juga terdapat berbagai konsekuensi, bahkan dapat berujung

‛krisis‛.50 Krisis tersebut disebabkan karena dalam setiap

perubahan ada nilai-nilai dalam masyarakat yang terkikis.51

49

M. Yunan Yusuf, Tafsi>r Al-Qur’a>n Juz Taba>rak, Khuluqun ‘az}}i>m (Budi Pekerti Agung), (Jakarta: Lentera hati, 2013), 18.

50Lihat Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan,

Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia (Jakarta: Paramadina,

2003), Cet. II, 86-88. 51

Dalam kondisi masyarakat yang terus berubah dengan berbagai

faktornya, Amrullah menyatakan bahwa seorang da’i hendaklah perlu

memahami perubahan-perubahan yang terjadi hingga metode dakwah

dapat disesuaikan dengan masyarakat yang berubah tersebut. Lebih lanjut

Page 62: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

54

Terlebih jika nilai-nilai tersebut masih ingin dipertahankan oleh

kelompok tertentu. Seorang da’i ketika berdakwah hendaklah

menggunakan cara-cara persuasif, akomodatif dan

menggunakan pendekatan komunikasi antarbudaya agar

dakwahnya dapat diterima. Abdul Munir Mulkhan menyebut

pendekatan ini sebagai dakwah kultural.52 Lebih lanjut Mulkhan

menyatakan:

seluruh tahap perubahan sosial dari dakwah kultural

merupakan proses penyadaran batin, rasionalisasi dan

pragmatisasi. Rasionalisasi ialah pengembangan tradisi

sehingga berfungsi bagi pemecahan persoalan kehidupan

kongkret, sesuai ajaran Islam yang makbulah.

Pragmatisasi ialah fungsionalisasi tradisi dan institusi

bagi pemecahan berbagai persoalan kehidupan sosial

(pendidikan), ekonomi, budaya dan politik umat secara

pragmatis.53

Perubahan yang dikehendaki dari dakwah adalah

kesadaran diri (self buttom-up). Karena, menurut Bakti

perubahan yang banyak terjadi pada komunitas yang otoriter

termasuk beberapa komunitas Muslim masih bersifat top-down.

Pemahaman ini terkait dengan kemunculan awal teori

komunikasi terkait modernisasi (modernization) yang

merupakan akibat dominasi ilmu pengetahuan dan teknologi

Barat, sehingga bagi negara-negara dunia ketiga atau

berkembang agar mengikuti dan mengadopsi kemajuan Barat.

lihat Amrullah Ahmad (Ed.), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1985).

52Menurut Mulkan dakwah kultural merupakan strategi perubahan

sosial bertahap sesuai konteksnya dalam membangun kehidupan Islami.

Lihat Abdul Munir Mulkhan, ‛Jejak Perubahan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan,‛ (Jakarta: Kompas, 2010), 224-227.

53Lihat Abdul Munir Mulkhan, Jejak Perubahan Sosial, 225.

Dakwah kultural atau Islam kultural adalah penekanannya pada aspek

kesalehan religius dalam arti yang luas, hingga menghadirkan Islam yang

simpatik dan subtantif. Lebih lanjut lihat Bahtiar Effendy, Islam dan Negara,..., 46. lihat pula Donald K. Emmerson, ‛Islam and Regime in

Indonesia: Who’s Coopting Whom?‛, makalah disampaikan dalam

pertemuan tahunan American Political Science Association, Atlanta,

Georgia, USA, 31 Agustus 1989.

Page 63: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

55

Model ini dapat berakibat tergerusnya budaya dan kearifan

lokal karena munculnya budaya baru dari Barat. Lalu munculah

model dependensi (dependency) yang mengoreksi kelemahan

model modernisasi sebagai pendekatan dalam komunikasi. Pada

era 1970 model dependensi memacu negara-negara dunia ketiga,

khususnya negara-negara Latino dan negara-negara Muslim,

serta negara-negara dalam rumpun Melayu agar memiliki

motivasi mensejajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

Barat dengan jalan penguatan pebelajaran dan pendidikan.54

Kemudian muncul model multiplicity, yang menyatakan

bahwa perubahan bisa terjadi karena adanya aturan yang

berhubungan dengan faktor lain seperti budaya, politik, agama

dan ekonomi. Model ini menghendaki adanya komunikasi dua

arah (two-way communication), bekerjasama dengan pihak luar

memungkinkan untuk dijalin. Pada era 1980 model ini banyak

memengaruhi negara-negara rumpun Melayu dan menjalin

kerjasama dengan pihak luar dalam aspek ekonomi. Kemudian

muncul model uses and gratifications (manfaat dan kepuasan),

yang menyatakan bahwa perubahan tidaklah semata

mendatangkan manfaat dan keuntungan semata, namun juga

kepuasan. Perubahan menurut model ini bergantung pada

kesadaran dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.55

Perubahan yang bersandar pada kesadaran diri (self buttom-up) diharapkan mampu mendapatkan perubahan yang

positif yang tidak hanya berujung pada kepuasan, namun juga

kebahagiaan. Dengan kata lain taghyi>r bukan hanya bersifat

materi namun imateri. Materi tersebut dapat berupa ilmu

pengetahuan, teknologi pembangunan dan ekonomi, sedangkan

yang imateri adalah kepuasan, kebahagian dan spiritualitas.

Tidak jarang pembangunan dan pembinaan menuju

perubahan yang sejatinya berdampak positif, namun sebaliknya

berdampak negatif serta melahirkan manusia-manusia serakah,

54

Lihat Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective, 201-205. 55

Dengan mengutip QS. Al-Ra‘ad (13): 11, Bakti menegaskan

bahwa dalam komunikasi Islam perubahan dapat terjadi karena adanya

usaha dari individu dan atau masyarakat yang mau berusaha untuk

berubah. lihat , ‛The Contribution of Dakwah‛, 201-203.

Page 64: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

56

sombong dan lalai. Dalam konteks ini Gulen menyatakan bahwa

apabila masyarakat adalah masyarakat yang baik dan

hubungannya dengan Sang Pencipta kuat, orang lain akan

menghormati kita. Contohnya adalah apa yang terjadi pada

Rasul Saw. dan sahabatnya, Abu Bakar ra. saat berada di gua.

Allah menjadi yang ketiga bila kita berdua, menjadi keempat

bila kita bertiga, menjadi yang kelima bila kita berempat,

menjadi yang keenam bila kita berlima, menjadi ketujuh bila

kita berenam, dan seterusnya. Itu karena Allah Swt.

menjanjikan kemenangan bagi kaum beriman.56

Konsep komunikasi Islam tidak berhenti pada terjadinya

perubahan saja. Penting menjaga stabilitas agar perubahan yang

terjadi semakin positif. Oleh sebab itu untuk menjagannya

diperlukan konsep pembangunan (development) yang utuh.

Konsep komunikasi development disejajarkan Bakti dengan

konsep takwi>n al-ummah/ amar ma‘ruf nahi mungkar (al-amr bi al-ma‘ru>f wa al-nahy ‘an al-munkar).57 Konsep takwi>n al-ummah/ amar ma’ruf nahi munkar merupakan usaha

merealisasikan kebaikan dan usaha menjauhi kemungkaran dan

kebatilan. Prinsip ini menurut Hamid Mowlana merupakan

penegasan tentang tanggung jawab individual dan kelompok

dalam menyiapkan generasi penerus untuk menerima ajaran-

ajaran Islam dan mengambil manfaat darinya. Tanggung jawab

dan bimbingan tersebut juga terkait dengan individu dan

lembaga-lembaga dalam penyiaran dakwah Islam. Termasuk di

dalamnya adalah institusi komunikasi sosial seperti pers, radio,

dan televisi. Masjid misalnya, yang awalnya sebagai tempat

ibadah, namun dalam sejarahnya telah memberikan kontribusi

yang besar bagi dakwah Islam sebagai pusat gerakan spiritual

dan kultural. Sebagian masyarakat Islam saat ini, sistem

56

Muhammad Fethullah Gulen, Islam Rahmatan Lil‘a>lami>n, Menjawab Pertanyaan dan Kebutuhan Manusia, terj. Fauzi A. Bahreisy,

(Jakarta: Republika Penerbit, 2011), 290. 57

Dalam konteks ini Bakti merujuk ayat al-Qur’an surah A<li ‘Imra>n

(3) 104 , ‚Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan

mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang

beruntung.‛ Wawancara dengan Andi Faisal Bakti, 12 Agustus 2015.

Page 65: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

57

komunikasi masa telah terintegrasi dengan baik dalam sistem

komunikasi sosial klasik dan tradisional dari Masjid, terutama

shalat Jum’at.58 Mereka melakukan ibadah dan mengadakan

kontak, konsolidasi, dan komunikasi.

Amar makruf nahi mungkar, ungkap M. Subhi Ibrahim

berada pada wilayah praktis, teknis dan operasional, maka

pemutus akhir yang memfatwakan mana yang sejalan dengan

khair dan mana yang bertentangan dengannya adalah hati

nurani. Karena itu, umat Islam hendaklah menjaga hatinya agar

tetap bercahaya sehingga mampu memberi terang, secara

individual dan sosial.59 Jika tidak mengindahkan peran hati

nurani, maka kebodohan telah menjatuhkan pelakunya pada

kezaliman jika ia melakukan perbuatan yang terlarang. Dalam

konteks ini Cak Nur (Nurcholish Madjid) menyatakan:

Maka hati orang yang tertutup dosa tidak akan bersifat

terang atau nurani (nu>ra>ni>), melainkan telah menjadi

bersifat gelap atau zulmani (z}ulma>ni>). Karena itu, ia tidak

lagi memiliki kepekaan fitri, sehingga tidak lagi insyaf

akan kebaikan, kebenaran dan kesucian. Dalam

masyarakat sudah tentu selalu ada orang yang berhati

zulmani, sehingga selalu diperlukan adanya amar makruf

nahi mungkar. Inilah letak amat pentingnya

melaksanakan amar makruf nahi mungkar sebagai

perintah Allah dalam kitab suci al-Qur’an itu.60

Takwi<n al-ummah/ Amar ma’ruf nahi mungkar yang

disejajarkan dengan development menurut Bakti berfokus pada

proses pembangunan negara maju yang diikuti oleh negara-

negara berkembang. Proses tersebut berarti juga

58

Lihat Hamid Mowlana, Global Communication in Transition, The End of Didersity? (California: Sage Publications, 1996), 121-122.

59M. Subhi-Ibrahim, Hati Nurani Sebagai Mufti Moral, Titik-Temu

Jurnal Dialog Peradaban, Vol. 7, No. 1, Juli-Desember 2014, 79. 60

Lihat Nurcholish Madjid, ‛Dakwah Khair, Amar Makruf, Nahi

Mungkar, Sebuah Telaah atas Beberapa Pengertian Dasar Tiga Tingkat

Perintah Tuhan‛, Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol. 7, No. 1, Juli-

Desember 2014. tulisan awal tersebut berasal dari makalah yang

disampaikan pada Klub Kajian Agama (KKA) Paramadina di Jakarta

pada November 1995.

Page 66: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

58

mempromosikan komunikasi untuk pembangunan

(communication for development) atau komunikasi yang

mengsupport pembangunan (development support communication). Dimulai dengan teori penyebaran, penemuan

atau difusi teknologi (diffusion of innovation) dan diakhiri

dengan teori penerimanaan atau partisipasi aktif (active reception). Active reception menekankan pentingnya

membangun self-help dan self-sufficiency, kemandirian individu

dan bangsa, swasembada dalam semua aspek kehidupan.61

Pembangunan yang utuh hingga melahirkan

kemandirian, memerlukan konsep etika guna acuan standar

moral.62 Konsep etika (akhla>q) sebagai perwujudan khairiyah al-ummah hendaklah melandasi setiap aktivitas komunikasi.63

Komunikasi yang dilandasi akhla>q akan berdampak pada hasil

komunikasi yang baik dan positif. Akhla>q mendapat tekanan

dan prioritas penting dalam Islam. Ia hadir dalam setiap

aktivitas seorang Muslim, baik terbangun hingga saat tidur.

Akhla>q merupakan cerminan lahiriah dari iman. Bangunan

komunitas yang kokoh dan kuat dapat berlangsung dengan

praktik akhla>q yang baik. Hubungan yang harmonis dengan

ikatan akhla>q tidak hanya berlangsung dengan sesama anggota

masyarakat saja, namun diajarkan pula dengan Sang Pencipta.

61

Lihat Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective, 205-207.

lihat pula Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning In Islam, 37-49.

62Kemandirian yang berlandaskan etika diharapkan dapat

membentuk karakter kepribadian guna membangun komunitas yang

berkemajuan. Jika ada kesan bahwa ormas Islam besar seperti

Muhammadiyah atau NU menuntut jatah kekuasaan, haruslah dihindari,

sebab hal tersebut dapat merusak citra kemandiriannya. Lebih lanjut lihat

Zuly Qodir, ‛Revitalisasi Gerakan Masyarakat Sipil Kasus

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama,‛ Prisma Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi, Vol. 32, 2013, 55.

63Konsep Khairiyah al-Ummah Bakti merujuk pada ayat al-Qur’an

Surah A<li ‘Imra>n (3) 110, ‚Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang

dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang

makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.

Wawancara dengan Andi Faisal Bakti, 12 Agustus 2015.

Page 67: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

59

Jika komunikasi hanya berjalan horizontal saja sesama manusia

(h}abl min al-na>s), dan renggang dengan Tuhan, maka seorang

Muslim dianggap gagal. Hubungan selaras hendaklah terjalin

dengan keduannya.

Bakti merumuskan konsep akhla>q dalam konteks

dakwah mencakup al-mauiz{ah, al-h}ikmah, ah}san al-muja>dalah, al-kari>mah, la> fitnah, la> z}an, ta‘a>wun, musha>warah/shu>ra. Konsep ta‘a>wun ia samakan dengan sikap kooperatif diantara

anggota komunitas. Sikap persamaan dan kesejajaran dalam

memutuskan persoalan (musha>warah/shura) sejajar dengan

konsep demokrasi yang diperkenalkan Barat. Sedangkan al-h}ikmah Ia sejajarkan dengan ilmu, sains dan filsafat.64

C. Kebutuhan akan Pembinaan Komunitas (Community Development)

Kemunculan teori pembangunan komunitas (community development) disebabkan karena gagalnya Negara dalam

mengupayakan dan mensejahterkan masyakatnya (welfare state). Di Indonesia misalnya, puncak dari protes gagalnya

negara muncul pada pertengahan tahun 1997 disertai dengan

krisis moneter. Sebagai indikasi kegagalan, di antarannya

adalah pengangguran yang meningkat, khususnya di usia

produktif, ketimpangan pendapatan, meningkatnya jumlah

penduduk miskin, dan lain sebagainya.65 Usaha negara dalam

membangun kesejahteraan tentulah tidak seperti membalikkan

tangan, itulah pentingnya komunitas yang ikut berkontribusi

bagi negara pada pengembangan kesejahrteraan material bahkan

spiritual.

Upaya–upaya komunitas tersebut biasa juga disebut

sebagai gerakan civil society. Henderson dan Vercseg berpendapat bahwa pembangunan komunitas dapat menguatkan

64

Lihat Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective, 209-2012. 65

Lihat http://klik-only.blogspot.co.id/2011/01/pengertian-dasa-

community-development.html.

Page 68: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

60

eksistensi civil society.66 sinergi antara pembangunan

komunitasdan civil society diharapkan dapat membantu

kehidupan sosial masyarakat yang lebih luas.67 Salah satu hal

penting dalam pembangunan adalah ketersediaan Sumber Daya

Manusia (SDM). Dalam konteks ini Bakti menyatakan:

Pembangunan berkelanjutan akan tercipta jika para pelaku

ekonomi dapat memelihara dan mengembangkan nilai

budaya produktif secara terus menerus. Pengembangan

budaya produktif ini akan dapat dicapai jika SDM

dikelola dalam iklim yang kondusif bagi para pekrja untuk

belajar secara terus-menerus, melakukan inovasi dalam

bekerja, dan selalu berorientasi pada kekaryaan.

Dalam kaitannya dengan proses pembangunan bangsa,

SDM merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

faktor produksi (pekerja yang dapat mendukung

produktivitas) di dalam suatu sistem produksi. Dengan

mendidik SDM melalui berbagai fasilitas yang seharusnya

disediakan oleh negara, SDM dapat memacu perubahan

dan produktivitas baik bagi dirinya sendiri maupun bagi

kelompok masyarakatnya. Dengan demikian , masyarakat

dapat mendayagunakan diri dalam menolong diri sendiri

(self help) untuk meningkatkan kesejahteraan diri mereka.

Bila hal ini dapat terwujud, maka dengan sendirinya,

kesejahteraan dari level bawah tersebut akan merambat

naik hingga ke level teratas (botton-up).68

Untuk terwudnya kemandirian SDM, lanjut Bakti, ‛perlu

dibentuk manusia dan masyarakat yang memiliki nilai dan sikap

yang tanggap terhadap perubahan, memiliki semangat untuk

melakukan inovasi dalam kegiatannya sehari-hari, dan dapat

menghargai karya anak bangsa yang berutu.‛ pendekatan

66

Henderson and Ilona Vercseg, Community Development and Civil Society, Making connections in the European context (Great

Britain: The Policy Press University of Bristol, 2010), 5. 67

Henderson and Ilona Vercseg, Community Development and Civil Society, 190.

68Andi Faisal Bakti, ‚Relefansi Pemikiran Nurcholish Madjid

untuk Pembangunan Bangsa,‛ Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol.

6, No. 1, Juli-Desember 2013, 44.

Page 69: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

61

tersebut, Bakti istilahkan dengan pembangunan umat

(community development) yang relevan dengan ayat al-Qur’an,

pada Q.S. A>li ‘Imra>n (3): 104, dan Q.S. A>li ‘Imra>n (3): 110.

Intinya, tegas Bakti, ‛pembangunan manusia seutuhnya dalam

bingkai keumatan harus diarahkan kepada kualitas hidup berupa

kebaikan, keimanan, kearifan lokal, dan menjauhi kemungkaran

lokal.69

Pada prinsipnya community development dalam konteks

Islam dapat berarti ummatic community development, yang

mana Islam dan nilai-nilainya ikut berperan dalam

pembangunan dan pembinaan masyarakat. Community development dalam konteks dakwah adalah memberi kontribusi

Sumber Daya Manusia (SDM) pada aspek pembinaan mental

dan spiritual.

D. Peran Positif Gerakan Sosial Transnasional Islam

Maraknya gerakan Islam di tanah air pasca jatuhnya rezim

Orde Baru,70 mengindikasikan semakin terbukannya kran

demokrasi. Perkembangan teknologi informasi juga ikut

memicu pertumbuhan gerakan Islam. Gerakan tersebut bercorak

lokal, nasional hingga transnasional. Tujuan gerakan sosial

Islam juga beragam, ada yang menekankan aspek ibadah ritual

dan penyucian jiwa, persatuan umat dan persaudaraan, akhlak,

penegakan khilafah, peningkatan kualitas pendidikan, dan

lainnya. Dengan demikian, suatu gerakan memerlukan strategi

agar dapat diterima dan mendapat simpati dari masyarakat.

Strategi inilah yang melahirkan pola-pola mobilisasi yang

beragam di antara gerakan Islam.

Tudingan miring juga menghampiri beberapa ormas dan

gerakan Islam terutama pasca 9/11. Misalnya, Fundamentalisme

disamakan dengan terorisme yang dapat menjadi ancaman

69

Andi Faisal Bakti, ‚Relefansi Pemikiran Nurcholish Madjid

untuk Pembangunan Bangsa,‛ 44-45. 70

Tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998, rezim yang selama 32 tahun

berkuasa. Hal tersebut dipicu oleh krisis ekonomi yang melanda Asia

pada pertengahan 2007. lihat Noorhaidi Hasan, Laskar Jihad, Islam, Militancy, and the Quest for Identity in Post-New Order (New York:

Cornell Southeast Asia Program, 2006), 1.

Page 70: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

62

global. Setiap negara diharapkan dapat waspada dan

meningkatkan kontrol sosialnya. Pendekatan militeristik

terhadap aksi terorisme tidak sepenuhnya dapat menyelesaikan

masalah.71 Pendekatan militeristik tidak jarang menyisakan

duka dan trauma yang panjang. Perlu pendekatan integral-

holistik dalam penyelesaian setiap aksi terorisme.

Aksi kekerasan, hingga aksi teror yang sering dialamatkan

kepada Islam, ikut melahirkan dan menyuburkan gerakan Islam,

baik yang bercorak ‛keras‛, fundamental, moderat dan santun.

Kegagalan negara dalam memberikan layanan sosial,

pendidikan, kesehatan dan ekonomi ikut melatarbelakangi

tumbuhnya gerakan Islam. Pertanyaan pun sering dialamatkan

pada negara yang demokratis, namun tidak dapat

mensejahterakan masyarakat. 72

Dalam konteks sejarah, praktik gerakan sosial terkait

dakwah telah dilakukan Nabi Muhammad. Puncak keberhasilan

Nabi inilah model komunitas yang perlu diikuti. Saat berada di

Madinah, Nabi mulai menggalang solidaritas antar suku,

budaya, dan agama dalam sebuah ikatan bersama yang dikenal

dengan Piagam Madinah (Mi<tha>q al-Madi>nah) hingga

membentuk komunitas bangsa yang kuat. Gerakan dakwah Nabi

Muhammad, SAW. banyak menginspirasi kelompok-kelompok

gerakan Muslim dari rentang waktu yang panjang dengan corak

gerakan yang beragam. Sebut misalnya dalam teologi, mazhab,

tasawuf, dan gerakan lainnya menjadikan sosok Muhammad

sebagai inspirasi dengan interpretasi yang beragam atas

kehidupan, perlaku, sunnah dan al-Quran yang diwahyukan

kepadanya.

Gerakan Islam merupakan bentuk reaksi dari misi profetik

agama sekaligus dampak dari pengaruh kolonialisme,

sebagaimana pernyataan Carl W. Ernst:

71

Lihat Kayhan Delibas, ‚Conceptualizing Islamic Movements:

The Case of Turkey, International Political Science‛, Review/ Revue internationale de science politique, Vol. 30, No. 1 (Jan., 2009), 89-103,

http://www.jstor.org/stable/20445177, (diunduh 28-02-2015). 72

Lihat Kayhan Delibas, ‚Conceptualizing Islamic Movements, 89-

103.

Page 71: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

63

Pengaruh kolonialisme terhadap konsep Islam adalah

menata ulang prioritas dan identitas keagamaan di seluruh

dunia, karena adanya karakter kita-lawanmereka dalam

ideologikolonial. Melalui teknologi komunikasi baru yang

dihasilkan globalisasi, Islam menjadi lencana solidaritas

transnasional melawan penjajah Eropa. Pada abad ke-19,

nasionalisme menyebar sebagai konsep ‛komunitas

terbayang‛ (imagined community)73 yang dengannya

orang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari

masyarakat teoritis yang menggabungkan mereka dengan

banyak orang asing. Analog dengan itu, para pengusung

konsep transnasional Islam lebih memprioritaskan

gagasan tersebut ketimbang masyarakat lokal sungguhan,

bagaimanapun aneka ragamnya etnis, budaya, dan bahasa

masyarakat itu.74

Dakwah yang memiliki subtansi mengajak manusia agar

berjalan sesuai dengan kehendak Allah, memiliki strategi terkait

keberhasilan gerakannya. Gerakan satu kelompok komunitas

dakwah yang memiliki tujuan tersebut dalam praktiknya

berinteraksi secara sosial dengan kelompok manusia lain untuk

menyampaikan pesan. Saat berinteraksi inilah, strategi dan

problematika dakwah muncul yang disebabkan oleh berbagai

faktor. Faktor tersebut di antarannya interpretasi dalam ajaran

atau doktrin.

73Imagined Community adalah teori yang dikembangkan oleh

Anderson yang menyatakan bahwa sebelum terbentuknya sebuah bangsa,

telah eksis sebuah ide yang membayangkan tendensi ke arah persatuan

bangsa melalui beberapa faktor pemersatu. Lihat Benedict Anderson,

Imagined Communities: Reflections On the Origin and Spread of Nationalism (London: Verso, 1992), 120. lihat pula Andi Faisal Bakti,

Nation Building, Kontribusi Komunikasi Lintas Agama dan Budaya terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia (Jakarta: Churia Press, 2006),

xiii. 74

Carl W. Ernst, Pergulatan Islam di Dunia Kontemporer, terj.

Anna Farida, dll. ( Bandung: Mizan, 2016), 206. Buku tersebut

diterjemahkan dari Following Muhammad: Rethinking Islam in the Contemporary World.

Page 72: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

64

Allan G. Johnson mendefinisikan gerakan sosial (social movement) gerakan perlawanan sosial.75 Gerakan sosial menjadi

suatu keharusan manakala suatu kelompok tertentu melakukan

penyimpangan kekuasaan. Dalam konteks dakwah, gerakan

perubahan menjadi penting manakala manusia jauh dari

pencipta-Nya atau berada dalam kondisi ketimpangan sosial.

Dengan demikian ciri dari gerakan sosial adalah kritik sosial.

Mario Diani, menyebutkan bahwa ada empat karakteristik

pokok dalam gerakan sosial. Pertama, dibutuhkannya jaringan

dan komunikasi yang kuat antara anggota kelompok dengan

menjaga kontinuitas, bentuk informal dan interaksi yang tidak

terstruktur. Kedua, adanya bentuk kepercayaan dan solidaritas

antar anggota kelompok. Ketiga, dibutuhkannya bentuk aksi

kolektif untuk meredam terjadinya konflik, dengan terus-

menerus memerhatikan berbagai tuntutan dan aksi yang

cenderung tidak konstitusional. keempat, adanya

kecenderungan tidak mengikuti prosedur yang telah ada, namun

mengikuti organisasi/kelompok keagamaan atau mengikuti

struktur yang telah ada.76 Sebagai gerakan sosial Islam, dakwah

Nur memiliki kesamaan dengan empat karakteristik gerakan

sosial yang disampaikan Diani. Rinciannya akan diulas di bab

keempat.

Peter Mandaville melihat bahwa gerakan transnasional di

Asia Selatan dan Tenggara kontemporer memiliki empat

bentuk: ‚sufi brotherhoods, renewalist/piestic movements, Islamist parties and groups, charitable organizations and da’wa organizations‛. 77 Gerakan dershane, jika dilihat menggunakan

kategorisasi yang disampaikan Mandaville, maka pada

75

Allan G. Johnson, The Blackwell Dictionary of Sociology A User’s Guide to Sociological Language (Cambridge: Blackwell Publishers

Ltd, 1996), 262. 76

Mario Diani, ‚The Concept of Social Movement‛, dalam Kate

Nash, Reading in Contemporary Political Sociology (Blackwell: Oxford,

2000), 154-176. 77

lihat Peter Mandaville, ‚Trasnational Islam in Asia: Background,

Typology and Conseptual Overview‛, dalam Transnational Islam in South and Southest Asia, Movements, Netwoks, and Conflict Dynamics

(Washington: The National Bureau of Asia Research, 2009), 2.

Page 73: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

65

prinsipnya memiliki kesamaan, namun sekaligus memiliki titik

perbedaan. Rinciannya akan diulas di bab keempat. Yavuz

mengambarkan tipologi gerakan sosial Islam memiliki tujuan

vertikal dan horizontal, lihat tabel 4. Gerakan dakwah Nur

memiliki kecenderungan horizontal, yang identik dengan

dakwah kultural dan sebagai civil society.

Tabel 4. Tipology gerakan sosial Islam, Yavuz 200378

Reportoire of action (strategies and means)

Goal Legitimate Illegitimate

Vertical State-oriented; Elite vanguard; Social change from above

Reformist: Participation in the hope of controlling the state or shaping policies through forming their own Islamic party or in alliance with other parties Target: education, legal system, social welfare Outcome: accommodation

Target: the state Outcome: confrontation

Horizontal Society-oriented; Associational; identity-oriented; social change from below

Societal (everyday life-based movements) Groups using the media and communication networks to develop discursive spaces for the construction of Islamic identity; seeking to use the market to create heaven on earth; viewing Islam as a cultural capital; use of associational networks to empower community Target: media, economy, (private) education Outcome: integration

Spiritual/Inward: Withdraws from political life to promote self-purification and self-consciousness Target: religious consciousness Outcome: withdrawal

Lebih lanjut, Quintan Wiktorowicz mengemukakan teori

Resource Mobilization Theory (RMT) atau Teori Mobilisasi

Sumber Daya (TMSD) yang menekankan bahwa gerakan

78

M. Hakan Yavuz, Islamic Political Identity in Turkey (New

York: Oxford University Press), 2003, 28.

Page 74: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

66

merupakan suatu tindakan rasional yang menghendaki suatu

manifestasi tindakan kolektif yang terorganisasi.79 Dengan

menekankan aspek mobilisasi untuk menjelaskan tujuan

transformasi sebuah gerakan, maka tiga konsep utama teori

gerakan sosial menjadi sangat penting: struktur peluang politik

(political opportunity structure), pembingkaian (framing), dan

struktur mobilisasi (mobilizing structure).80 Wiktorowicz,

menekankan pentingnya membaca peluang dan kesempatan

dalam aksi gerakan sosial. Setelah membaca peluang, ia

menekankan aspek pembingkaian (framing) ‛isu‛. Terakhir,

peluang dan pembingkain memerlukan aksi mobilisasi yang

terstruktur dan rasional. Pendekatan struktur peluang politik

(political opportunity structure), pembingkaian (framing), dan

struktur mobilisasi (mobilizing structure) jika digabungkan

menjadi gerakan yang terintegrasi atau disebut sebagai

pendekatan integrasi gerakan sosial.81 Teori gerakan sosial

79

Lihat Quintan Wiktorowicz (Ed), Islamic Activism A Social Movement Theory Approach (USA: Indiana University Press, 2004), 8-

13. D iantara pendahulu teori ini adalah Mansur Olson, The Logic of Collective Action ( Cmbridge: Harvard University Press, 1965); dan

Mayer N. Zald dan John D. McCarthy, ed., Social Movements in an Organizational Society (New Brunswick: Transaction Books, 1987).

Lihat pula Noorhaidi Hassan, Islam Politik di Dunia Kontemporer, Konsep, Genealogi dan Teori (Yogyakarta: Suka-Press, 2012).

80Lihat Noorhaidi Hassan, Islam Politik di Dunia Kontemporer,

Konsep, Genealogi dan Teori, 130. 81

Lihat Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS Suara dan Syariah

(Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012), 20-23. lihat pula Agus

Salim, ‛The Rise of Hizbut-Tahrir (1982-2004): Its Political Opportunity

Structure, Resource Mobilisation, and Collective Action Frames‛, tesis

Master, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.

Page 75: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

67

tersebut akan penulis gunakan untuk melihat dakwah Nur dalam

upaya penerapan nilai-nilai pembinaan keumatan, pembangunan

komunitas dan aktivitas dakwahnya.

Page 76: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

68

Page 77: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

69

BAB III

BIOGRAFI BEDIUZZAMAN SAID NURSI

Dalam bab ketiga ini, penulis membahas tiga pembahasan.

Pertama, biografi Said Nursi lama, yaitu untuk melihat sejarah

kehidupannya dari mulai masa anak-anak, riwayat pendidikan

hingga aktivitasnya di pentas sosial dan politik. Kedua,

pembahasan biografi Said Nursi baru, yaitu membahas fase

kehidupan baru Nursi terkait dengan penulisan Risale-i Nur, konteks sosial dan politik, serta kondisi spiritualitasnya.

Ketiga, membahas Said Nursi ketiga yang terkait dengan

konsolidasi gerakan dakwah Nur.

A. Periode Awal Said Nursi (1876-1925): Aktivitas sosial,

Politik dan Upaya Pencarian Identitas.

Tentang sosok Nursi, Ibrahim M. Abu Rabi’ menyatakan

bahwa ia tampil sebagai seorang ulama dengan visi yang kuat

untuk menyatukan dunia Islam yang mulai terpecah. Kehidupan

Nursi adalah sebuah perjalanan sejarah perjuangan yang

melambangkan kehidupan, bukan hanya untuk kehidupan

bangsa Turki, melainkan kehidupan seluruh umat Islam di

zaman modern. Aktivitas, kehidupan dan karya-karya Nursi

memberikan wawasan luas dan gambaran yang mendalam

tetang masa sejarah pasca Tanzimat di Turki, keadaan sulit

yang dialami ulama tradisional, kegagalan gerakan reformasi

Islam pada abad ke–19 dan untuk memberikan solusi Islami.

Ditambah persolan westernisasi, landasan filsafat dan politik

yang memunculkan nasionalisme sekuler di Turki, penghapusan

kekhalifahan Utsmani pada tahun 1924, dan nasib agama di

Turki pada masa pemerintahan Mustafa Kemal, semakin

mempersulit gerakan dakwah.1

1Ibrahim M. Abu Rabi’ dalam Şükran Vahide, Islam in Modern

Turkey, an Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi (New

York: Albany, 2005), xii.

Page 78: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

70

Said Nursi (1877-1960) lahir di desa Nurs wilayah Turki

Timur dan meninggal di daerah Urfa.2 Ia anak ke empat dari

tujuh bersaudara, ibunya bernama Nuriye atau menurut penulis

biografi Badili bernama Nure atau Nura.3 Ayahnya bernama

Mirza, yang dikenal pula dengan sufi Mirza. Kakaknya yang

bernama Abdullah telah menginspirasi dan mendorong Nursi

giat dalam menuntut ilmu. Ia mulai mempelajari al-Quran saat

usianya sembilan tahun. Nursi kecil termotivasi dengan

keilmuan kakaknya yang dianggap berbeda dibanding pemuda

seusianya, ia merupakan guru pertama Nursi.4 Nursi membagi

masa hidupnya menjadi tiga fase, Said lama (Eski Said) dari

tahun 1876 hingga 1920, Said Baru (Yeni Said) dari 1920

hingga 1949 dan Said Ketiga dari tahun 1949 hingga

kematiannya 1960.

Nursi belajar dari madrasah (medrese) ke madrasah dan

dari guru ke guru lainnya saat usianya sepuluh tahun.5 Guru-

guru Nursi antara lain: Molla Abdullah (kakaknya), Mehmet

Emin (desa Tag), Seyyid Nur Muhammad (Syekh Naqsyabandi),

Syekh Abdurrahman Tagi (madrasah Tag), Syekh Emin Efendi

(Bitlis), Mir Hasan Wali (mukus), Syekh Muhammad Celali

(madrasah Beyazid). Di Madrasah Beyazid Nursi memperoleh

diplomanya, dan kemudian dikenal dengan sebutan Molla Said.

2Ada dua pendapat tahun kelahirannya dari berbagai sumber

tertulis, 1876 atau 1877. Salah satu penulis biografi Nursi, Sukran Vahide

menulis bahwa ia lahir pada 1877 dengan pertimbangan lebih banyak

literatur yang menggunakannya. Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, an Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, (New

York: Albany, 2005). Lihat pula Bediuzzaman Said Nursi, kulli>ya>t rasa>’ili al-Nu>r, Si>rah Dha>tiyah libadi>‘ al-Zama>n Sa‘i>d al-Nursi>, Terjemah dan

Penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{alihi> (Cairo-Egypt: Sozler Publications,

2010), 28. lihat pula Colin Turner dan Hasan Horkuc, Said Nursi (London: I.B. Tauris & Oxford University Press, 2009), 5.

3Lihat A. Badilli, Bediuzzaman Said Nursi, Mufassal Tarihce-i

hayati, (Istanbul: N.P., 1998), Ed. 2, Vol. 3, 71-72. Abdulkadir Badilli

merupakan murid langsung Nursi, dan ia yang menulis biografi gurunya. 4Lihat pula Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 4.

5Lihat Ian S. Markham dan Suendam Birinci Pirim, An

Introduction to Said Nursi, Life, Thought and Writings (Farnham

England: Ashgate, 2011), 7.

Page 79: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

71

Awal studi Nursi dimulai di madrasah Molla Mehmet

Emin Efendi di desa Tag, dua jam perjalanan dari desanya Nurs.

Ia hanya beberapa saat belajar di madrasah tersebut. Nursi

merasa tidak puas dengan sistem pendidikan yang ada hingga

selama lima tahun ia pindah dari satu madrasah ke madrasah

lainnya. Kurang lebih setahun setelah belajar pada Molla

Mehmet Emin, ia kembali mendatangi guru lainnya Sayyid Nur

Muhammad sebagai seorang Syekh Naqshbandi> di desa Pirmis.6

Ia pernah belajar di madrasah Beyazid di bawah

bimbingan Syekh Muhammad Celali yang hanya berlangsung

selama tiga bulan. Di madrasah tersebut, Nursi mendapatkan

dasar-dasar yang kelak sebagai pembuka ilmu-ilmu lainnya.

Normalnya atau pada umumnya, seorang murid berada di

madrasah tersebut hingga lima belas atau duapuluh tahun.

Selama di Beyazid, Nursi menghabiskan sebagian besar

waktunya untuk belajar. Setelah belajar tiga bulan di sekolah

ini, ia memperoleh gelar diploma dari Syekh Celali, yang

kemudian ia dijuluki Molla Said. Kondisi belajar Nursi

digambarkan Vahide:

Selama belajar di Beyazid, Said menyelesaikan pelajaran-

pelajaran yang saat itu sedang berjalan di madrasah-

madrasah. Karya-karya yang dipelajari dipenuhi komentar,

komentar terhadap komentar, dan bahkan komentar

terhadap komentar-komentar tersebut serta paparan-

paparan yang lebih lanjut, sehingga dalam keadaan normal

seorang murid pada umumnya menyelesaikan pelajaran

tersebut dalam waktu lima belas atau dua puluh tahun.

Said Memulai dengan Molla Jami (Molla Cami) tentang

sintaksis bahasa Arab, karya Nur al-Din Abd al-Rahman

Jami (1417-1492 M), dan menyelesaikan sebuah buku

dalam pelajaran tersebut secara bergantian. Nursi

melakukan ini dengan mengabaikan semua komentar dan

paparan, dan memusatkan perhatian hanya bagian tertentu

dari tiap buku.7

6Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 6-7.

7Lihat Hasbi Zen, Persatuan Kaum Muslimin dalam Pandangan

Said Nursi (11 Mei 2012), 2, naskah tidak diterbitkan. Sukran Vahide,

Islam in Modern Turkey, 10-12.

Page 80: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

72

Nursi melakukan banyak diskusi dan perdebatan ilmiah

dengan para ulama di Siirt8, Bitlis, Cizre, Mardin, bahkan di

tempat-tempat yang ia singahi lainnya. Saat di Mardin Nursi

mulai bersentuhan dengan dunia politik. Dalam sebuah karya

yang berjudul Munazarat (perdebatan-perdebatan), yang

pertama kali diterbitkan pada 1913, Ia menulis:

Enam belas tahun sebelum Revolusi (Konstitusional)

tahun 1908, di Mardin saya menemui seseorang yang

membimbing saya menuju kebenaran; dia menunjukkan

kepada saya cara yang adil dan pantas dalam politik. Juga

pada saat itu, saya disadarkan oleh mimpi Kemal yang

Mashur.9

Atas desakan gubernur Bitlis, Omer Pasya, Nursi tinggal

dua tahun di rumahnya. Selain mengajari sang gubernur, Nursi

juga mendalami ilmunya. Dengan tekun Ia mempelajari empat

puluhan buku, seperti logika dan tata bahasa serta sintaksis

bahasa Arab serta ilmu-ilmu pokok seperti tafsir al-Quran, hadis

dan fiqih. Selain itu juga buku teologi (ilmu kalam) seperti

Matali’ dan Sharh al-Mawa>qif karya Jurjani, Fiqh Hanafi dan

Mirqa>t al-Wushu>l ila ‘ilm al-Ushu>l (karya Muhammad Ibn

Feramruz, 1480 W.)10

Pada kesempatan lain, ia mendapat undangan Hasan Pasya

dari Van. Berbeda dengan Bitlis, Van tidak memiliki ulama

yang mumpuni dan banyak. Di kota Van Nursi bermukim cukup

lama, hingga lima belasan tahun. Setelah tinggal dengan Hasan

Pasya kemudian ia tinggal dengan Gubernur terpilih Iskodrali

Tahir Pasya dalam jangka waktu yang cukup lama. Ia adalah

gubernur yang sangat disegani, dan memiliki keperdulian

8Saat di Siirt reputasi Nursi semakin terbangun, ia berdebat dengan

ulama setempat. Di kota tersebut Nursi mendapat julukan Bediuzzaman

(keajaiban zaman) oleh Molla Fethullah Effendi. Lihat Sukran Vahide,

Islam in Modern Turkey, 13. 9Said Nursi, Munazarat, (Istanbul: Yaninevi, 1977), 462. Kemal

yang disebutkan di sini adalah Namik Kemal, salah satu tokoh terkemuka

dari Gerakan Usmani Muda abad ke-19 yang tujuannya tercermin dalam

karya Ru’ya yang ditemukan Said Nursi saat itu. Lihat Serif Mardin,

Genesis of Young Ottomen Thought: A Studi in the Modernization of Turkish Political Idea, (New York: Syracuse University Press, 2000).

10lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 28.

Page 81: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

73

dengan dunia pendidikan. Ia juga melihat potensi Nursi dan

terus mendukungnya hingga akhir hayatnya pada tahun 1913.

tentang perkembangan ilmunya di kota ini, Vahide menulis:

Said tidak memiliki guru untuk belajar; dia mengajari

dirinya sendiri dengan berpegang pada literatur yang

tersedia. Dia berkembang pesat, dipercepat dengan

penerapan praktik berdebatnya ke dalam bidang baru ini.

Dalam sebuah kesempatan dia berdiskusi tentang geografi

dengan seorang guru sekolah menengah. Diskusi itu

berkepanjangan, dan mereka memutuskan untuk

melanjutkan pada keesokan harinnya. Karena itulah,

dalam dua puluh empat jam, dia menghafalkan sebuah

buku geografi, dan ketika mereka bertemu lagi, dia

membungkam mulut sang guru geografi mengenai bidang

keilmuannya sendiri. Pada kesempatan kedua, dia

membungkam seorang guru kimia, setelah menguasai

prinsip-prinsip kimia anorganik dalam empat hari...

Kecepatan dan kecerdasan Molla Said yang cemerlang

tampak paling menonjol dalam bidang matematika. Dia

dapat menyelesaikan persoalan-persoalan paling sulit

secara mental dan nyaris dalam sekejap. Dia menulis

risalah mengenai persamaan aljabar, yang sayangnya

kemudian hilang saat terjadi kebakaran di Van. Tahir

pasya biasa mengadakan kontes-kontes pengetahuan dan

kompetisi-kompetisi perhitungan matematika. Apapun

kalkulasinya, Molla Said selalu bisa menemukan

penyelesaiannya pertama kali; dia selalu nomor satu

dalam kontes-kontes ini.11

Said terus berusaha menghapal buku-buku yang

didatangkan dari Eropa oleh Tahir Pasya. Sekitar sembilan

puluh buku ia berusaha menghafalnya.12 Pada suatu kesempatan

tatkala Tahir Pasya melewati kamar Nursi, ia mendengar suara

seperti orang sedang shalat dan berdoa, namun Nursi sedang

11

lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 32-33. 12

Said Nursi, Risale-i Nur Kulliyati Muellifi, Bediuzzaman Said Nursi, Hayati, Mesleki, Tercume-i Hali, (Istanbul: Sozler Yayinevi,

1976), 46.

Page 82: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

74

membaca dan menghafal buku. Bertahun-tahun kemudian ia

memberi tahu salah satu muridnya Mustafa Sungur:

Tahir Pasya memberikan satu kamar ketika aku tinggal di

kediamannya, dan setiap malam sebelum tidur aku biasa

menghabiskan sekitar tiga jam untuk mempelajari kembali

buku-buku yang telah kuhafal. Butuh waktu tiga bulan

mempelajari semuannya. Berkat rahmat Allah semua

karya itu menjadi tangga naik menuju kebenaran al-

Quran. Beberapa waktu kemudian, aku memanjat menuju

kebenaran-kebenaran tersebut dan aku melihat bahwa

setiap ayat al-Qur’an itu mencakup semesta. Maka

tidaklah perlu yang lain lagi; al-Qur’an saja sudah

mencukupi bagiku.13

Karya-karya Nursi lahir dari refleksi dan semangat Al-

Qur’an, yang ia maknai sesuai konteks zamannya. Secara tidak

langsung sebagian karyanya merupakan perlawanan dan kritik

sosial terhadap kekuasaan tiran dan otoritarian rezim sekuler

Kemal Atattruk di bawah partai yang didirikannya Republik.

Selama dua puluh lima tahun dalam penjara dan pengasingan

(1925-1950), tidak menyurutkan Nursi dalam menulis sebuah

maha karya yang saat ini terkumpul dalam koleksi Risale-i Nur dalam bahasa Turki dan sudah diterjemahkan ke limapuluh lebih

bahasa dunia.14 Ada beberapa jilid lagi yang belum terkoleksi

karena pertimbangan tertentu.15

Kembali ke kota Van, gagasan Nursi tentang pendidikan

dimulai dari kota ini. Ia berkeinginan mendirikan sekolah yang

13

Mustafa Sungur, dalam Sahiner, Said Nursi ve Nurculuk Hakkinda Aydinlar Konusuyor, (Istambul: Yeni AsyaYayinlari, 1979),

395. 14

Munculnya koleksi Risale-i Nur diawali pada tahun 1926-1929,

karya karya Nursi dalam kurun waktu tersebut diberi judul Sozler (kalimat). Berikutnya pada 1929-1932 lahir karya Mektubat (kumpulan

surat), dan pada tahun 1932-1934 Lama’at, lihat Hasbi Zen, Persatuan Kaum Muslimin dalam Pandangan Said Nursi, (11 Mei 2012), naskah

tidak diterbitkan. 15

Pertimbangan yang logis karena karya Nursi tersebut dianggap

bukan untuk konsumsi masyarakat umum, Jika dicetak seperti koleksi

Risale-i Nur dikhawatirkan akan memancing kontroversi. Wawancara dan

diskusi dalam kajian Risale-i Nur di dershane Kamis, 3 November 2013.

Page 83: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

75

merupakan pengabungan unsur-unsur agama (madrasah dan

spiritualitas) dan pendidikan umum (Barat). Sekolah tersebut

dia sebut sebagai Medretuz Zehra, diambil dari nama

Universitas al-Azhar di Kairo. Karena diharapkan bisa memiliki

spirit seperti Azhar di wilayah Islam Timur. Universitas

tersebut diharapkan tidak hanya memerangi kebodohan, namun

juga dapat berfungsi sebagai solusi untuk permasalahan-

permasalahan sosial dan politik.16

Pada bulan November 1907, Nursi berangkat ke Istanbul

dalam rangka mencari bantuan dan dukungan resmi untuk

mendirikan universitas yang akan didirikannya, Medretuz

Zehra.17 Di Istanbul Nursi tinggal di Fatih, sebagai pusat

keagamaan di Istanbul. Nursi memilih kamar di gedung besar

yang disebut dengan Sekerci Han, yang berfungsi sebagai

penginapan bagi banyak tokoh cendekiawan terkemuka. Nursi

juga tidak segan untuk mengajak berdiskusi dan debat serta

mengajukan pertanyaan kepadanya para ahli dari madrasah dan

sekolah-sekolah sekuler. Di pintu kamarya, sebagaimana dikutip

dari Vahide, dia mengantungkan tulisan besar yang bertulis:

‚Here all questions are answered, all problems solved, but no questions are asked.‛ 18

Saat salah seorang anggota utama Universitas al-Azhar di

Kairo yang pernah menjadi Mufti agung Mesir, Syekh

Muhammad Bakhit mengunjungi Istanbul. Seorang ulama

meminta Syekh Bakhit agar menemui Nursi. Lalu Syekh

bertanya padanya: ‚Apa pendapat Anda mengenai kemerdekaan

16

lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 34. 17

Pendidikan Medretuz Zehra yang dirancang Nursi merupakan

konsep pendidikan modern dengan penambahan pada keilmuan Islam

klasik dan spiritualitas. Nursi tidak pernah menentang sains modern,

bahkan Nursi berpendapat bahwa al-Quran tidak kontradiksi dengan

pengetahuan modern. Penemuan-penemuan ilmiah modern justru akan

semakin memperkuat keimanan. Lihat David Commins, ‚Religion and

Social Change in Modern Turkey: The Case of Bediuzzaman Said Nursi

by Serif Mardin‛, International Journal of Middle East Studies, Vol. 23,

No. 4 (Nov., 1991), 630-632, Published by: Cambridge University Press

Stable URL: http://www.jstor.org/stable/163892. Diakses 08/04/2014

05:37. 18

lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 39.

Page 84: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

76

dan Negara Usmani, serta peradaban Eropa?‛ lalu Nursi

menjawab, ‛negara Usmani sedang mengandung Eropa dan

suatu hariakan melahirkan negara Eropa. Sedangkan Eropa

sedang mengandung Islam dan suatu hari akan melahirkan

negara Islam.‛ Lalu Syekh Bakhit memuji jawaban ini, ia

menyatakan ‛tidak ada yang bisa membantah pemuda ini. Saya

berpendapat sama. Tetapi hanya Bediuzzaman yang bisa

mengungkapkannya dengan begitu singkat tapi jelas dan

fasih.‛19

Saat di Istanbul Nursi merasakan masih bisa merasakan

hembusan reformasi tanzimat.20 Sejarah mencatat bahwa

Tanzimat tidak dapat menyelesaikan satupun masalah

kesultanan,21 tapi telah merubah jalan sejarah Turki, terutama

hal yang terkait dengan beberapa masalah yang menyebabkan

lahirnya gerakan konstitusional, yang mana para penganjurnya

mengajukan berbagai solusi alternatif. Pemikiran yang mereka

publikasikan sebagai solusi alternatif bagi krisis kesultanan

dipusatkan pada konsep kebebasan dan pemerintah yang

konstitusional. Anggota yang paling menonjol dari kelompok

tersebut adalah Namik Kemal dan kelompok tersebut terkenal

dengan istilah Usmani Muda. Namik Kemal memainkan peran

penting dalam menyusun konstitusi pertama, yang

diproklamasikan pada tanggal 23 Desember 1876. Manuver-

manuver politik ini dihentikan oleh Sultan Abdulhamid II

19

Lihat Ih}sa>n Qa>sim al_S}a>lih}iy, Naz}rah ‘A>mmah ‘An H}aya>h Badi>‘ al-Zama>n Sa‘i>d Al-Nu>rsi>, (Cairo: Sözler Publications, 2010), 23. lihat

pula Bediuzzaman Said Nursi, kulli>ya>t rasa>’ili al-Nu>r, Si>rah Dha>tiyah libadi>‘ al-Zama>n Sa‘i>d al-Nursi>, 84.

20Tanzimat adalah nama yang diberikan untuk periode 1839-1876

saat sultan-sultan Usmani dan para menteri utamanya berada dalam

situasi di bawah tekanan dan saran Eropa, mengenalkan serangkaian

reformasi yang bertujuan mengembalikan kekuasaan kesultanan yang

merosot tajam dan menyelamatkannya dari pendudukan Eropa. Lihat

Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 33-34. 21

Sebagaimana pernyatan Harun Nasution: ‛Pembaharuan yang

diusahakan pemuka-pemuka Usmani Abad kedelapan belas tidak banyak

artinya. Usaha tersebut dilanjutkan pada abad kesembilan belas dan inilah

yang membawa kepada perubahan besar di Turki.‛ Lihat Harun Nasution,

Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya (Jakarta: UI-Press, 2002), 93.

Page 85: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

77

(1876-1909). Setelah itu perjuangan menuju konstitusionalisme

berlanjut di bawah tanah.22

Pada tahun 1907 kelompok gerakan bawah tanah

revolusioner independen di dalam kesultanan menjalin

kerjasama dengan kelompok Ahmet Riza di Paris dan

memusatkan gerakannya di Makedonia. Kedua kelompok

tersebut selanjutnya menggunakan nama Committee of Union and Progress (CUP) (Komite Persatuan dan Kemajuan) dan kuat

kedudukannya di antara perwira dan pejabat sipil inilah yang

memimpin Revolusi Konstitusional tahun 1908. Setidaknya di

sini CUP meyakini konstitusionalisme dan pemerintah

perwakilan sebagai syarat penting dalam melindungi keutuhan

kesultanan, terutama di tengah-tengah maraknya tuntutan

nasionalis.23

Awalnya Nursi berhubungan dan bekerjasama dengan

CUP. Ketika Nursi ditanya mengapa ia memisahkan diri? Maka

Nursi menjawab lewat tulisannya, ‛saya tidak memisahkan diri

darinya, sebagian anggotannyalah yang memisahkan diri. Saya

masih sejalan dengan Niyazi Bey dan Enwer bey, namun

beberapa orang memisahkan diri dari kami. Mereka

menyimpang dari jalan dan menuju rawa-rawa.‛

Mempertahankan keutuhan kesultanan adalah satu tujuan yang

membuat Nursi masih sepakat dengan CUP, dan Nursi

mengarahkan perhatian dan aktivitasnya ke arah itu.24

Nursi yang hidup sezaman dengan Sultan Abdulhamid II

di masa penghujung masa kesultanan Turki Usmani yang tidak

lama kemudian runtuh. CUP akhirnya berhasil menurunkan

Sultan Abdulhamid dan mengukuhkan Sultan Muhammad

Rashad (Mehmed Reshad) sebagai sultan dan selanjutnya

menyeret Turki Usmani dalam perang dunia I tanpa alasan

yang jelas. Hal inilah yang akhirnya memecah belah dan

menghancurkan Khilafah Usmaniyah. Para memimpin CUP

kemudian pergi ke luar negeri meninggalkan umat yang sedang

merasakan pahit getirnya akibat perang yang membuat negara-

negara Islam berada di bawah tekanan kekuatan tentara asing.

22

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 34-35. 23

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 36. 24

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 36-37.

Page 86: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

78

Sultan Muhammad Wahiduddin kemudian datang ketika negara

kalah perang. Inggris, Yunani, Italia dan Armenia telah

menguasai beberapa wilayah Turki, bahkan Istanbul sendiri

berada di bawah pendudukan Inggris.25

Pada bulan Mei atau Juni 1908, Nursi menyerahkan

sebuah petisi yang berisi konsep dan gagasan pendidikannya ke

istana. Baru sebentar berada di Istanbul Nursi sudah menarik

banyak perhatian baik yang menguntungkan maupun yang

merugikan. Berikut petisi Yang disampaikan Nursi yang dimuat

oleh koran Sark ve Kurdistan Gazetesi (Surat Kabar Kurdistan

dan Timur):

Dalam rangka menyelaraskan dengan perkembangan

saudara-saudara kami di dunia yang beradab dan zaman

yang maju serta penuh kompetisi ini, maka

diperintahkanlah pendirian dan pembangunan sekolah-

sekolah di kota-kota dan desa-desa Kurdistan---hal ini

disambut dengan rasa syukur. Tetapi, hanya anak-anak

yang bisa berbahasa Turki saja yang dapat memetik

keuntungan dari sekolah-sekolah itu. Karena anak-anak

Kurdi yang belum mengerti bahasa Turki menganggap

satu-satunya sumber menimba pengetahuan adalah

madrasah-madrasah, dan para guru di mekteb-mekteb

(sekolah-sekolah sekuler yang baru) tidak menguasai

bahasa daerah, maka anak-anak itu tetap tidak

mendapatkan pendidikan. Perilaku tidak beradab serta

ketidakteraturan mereka karena kurangnya pendidikan itu

membuat bangsa Barat bergembira melihat kemalangan

kita. Terlebih lagi, karena orang-orang itu tetap dalam

keadaan primitif, tidak beradab dan suka begitu saja

meniru, maka mereka menjadi mangsa keraguan dan

kecurigaan. Seakan-akan, ketiga hal ini sedang

mempersiapkan pukulan telak kepada bangsa Kurdi di

masa yang akan datang. Hal ini menjadi sumber

kecemasan bagi mereka yang berwawasan

25

Buku Saku, Dunia Membaca Risalah Nur, (Istanbul: Sozler

Publications, t.t.), 1-3.

Page 87: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

79

Untuk menanggulanginya: harus dibangun tiga lembaga

pendidikan di tiga tempat di Kurdistan untuk menjadi

contoh yang harus ditiru dan juga sebagai penyemangat

serta motivasi. Satu di Beritussebab, yang berada di

tengah-tengah suku Ertusi; satu lagi di tengah-tengah

suku Mutkan, Belkan dan Sasun; dan satu di Van sendiri,

yang berada di tengah-tengah suku Haydar dan Sipkan.

Sekolah-sekolah ini harus diperkenalkan dengan istilah

yang sudah akrab, yaitu madrasah, dan harus mengajarkan

ilmu-ilmu agama sekaligus ilmu-ilmu modern. Masing-

masing sekolah harus memiliki paling sedikit 50 murid,

dan sarana pendukugnya harus disediakan oleh pemerintah

yang mulia. Dan juga, revitalisasi sejumlah madrasah lain

akan menjadi cara yang efektif untuk menyelamatkan

masa depan Kurdistan---baik secara material, moral

maupun spiritual. Dengan begitu akan terbangun landasan

pendidikan, dan dengan menyerahkan pembaruan

kekuatan besar yang sedang diguncang konflik ini kepada

pemerintah, maka dari luar akan terlihat bahwa kekuatan

ini telah berkembang. Hal ini juga akan menunjukkan

bahwa mereka (bangsa Kurdi) benar-benar layak

mendapatkan keadilan dan mampu dijadikan bangsa

beradab, selain juga mampu menunjukkan kecakapan

alami mereka.26

Semangat Nursi dalam mengejar ketertinggalan umat

dalam berbagai aspek dituangkan dalam gagasannya dengan

pendirian sistem pendidikan yang kondusif dan ideal. Nursi

meyakini bahwa melalui pendidikan perubahan dapat segera

dicapai. Nursi melihat ketimpangan yang terjadi, khususnya

yang menimpa suku Kurdi saat itu, maka ia memberi solusi di

antarannya adalah melalui pendirian sekolah-sekolah di

kawasan Provinsi Turki Timur yang banyak di tempati suku

Kurdi.

Usulan Nursi tentang konsep pendidikanya mendapat

persetujuan dari sultan Mehmet Resad pada tahun 1911.

26

Bediuzzaman Said Nursi, ‚Nutuklar,‛ Asar-i Bedi’iyye, 366-

367, dalam Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 42-43.

Page 88: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

80

kemudian Nursi mengusulkan dana sembilan belas ribu lira

emas untuk membuka universitas yang dibutuhkan di wilayah

provinsi Timur. Perhonannya diterima dan dia diberi seribu lira

emas sebagai uang muka. Kemudian ia kembali ke Van, dan di

tepi Danau Van di Edremit, dia meletakkan batu pertama untuk

fondasi Medretuz Zehra. Sayangnya, sekolah ini tidak terwujud

karena perang Dunia I pecah hingga bangunan tersebut terhenti

dan tidak dilanjutkan lagi.27 Selanjutnya dikeluarkanlah surat

tertanggal 2 Agustus 1913, dari kantor perdana menteri

Kementrian Dalam Negeri, tepatnya dari Kementrian Yayasan

dan Wakaf yang berisi pemberitahuan kepada Gubernur bahwa

kementrian itu tidak mempunyai dana untuk melanjutkan

membiayai pembangunan unversitas tersebut.28

Pada tahun 1909 M. Nursi ikut merintis berdirinya

perkumpulan Ittih}a>d Muh}ammad (Persatuan Muhammad), yang

diresmikan seminggu sebelum pemberontakan militer di

Istanbul pada 31 Maret 1909. Persatuan Islam ikut mengkritik

dan melakukan pemberontakan terhadap Turki Muda dengan

tujuan membela Islam yang semakin tersudut karena pengaruh

pemikiran Barat. Pemberontakan dapat dihentikan dan Vahdeti,

salah satu pemimpinya tertangkap dan dihukum gantung pada

tanggal 19 Juli 1909 bersama dua belas orang lainnya.29 Nursi

pun sempat tertangkap dan diadili di Mahkamah Militer, dan

akhirnya dibebaskan karena Nursi tidak terbukti melakukan

pemberontakan.

Terkait aktivitas di perkumpulan Ittih}a>d Muh}ammad

(Persatuan Islam), Nursi menyatakan bahwa perkumpulan yang

mengatasnamakan Rasul hendaklah tidak dikuasai oleh

kelompok tertentu, dieksploitasi untuk tujuan-tujuan politis,

dan menjadi sumber pertikaian dan perpecahan. Sebaliknya,

ungkap Nursi, Serikat Muhammad merangkul semua orang yang

27

lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 115-117. 28

lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 108. 29

Lihat lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 71. Lihat

pula Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

1975), 123. lihat juga Serif Mardin, Religion and Social Change in Modern Turkey, the Case of Bediuzzaman Said Nursi (New York:

Albany, 1989), 89.

Page 89: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

81

beriman dan menjadi jalan untuk mengatasi perbedaan-

perbedaan yang telah berkembang di antara berbagai

perkumpulan dan partai politik pada masa pemerintahan CUP,

yang telah menyulut insiden atau pemberontakan pada 31 Maret

1909. Lebih lanjut pandangan Nursi dan harapannya pada

perkumpulan Ittih}a>d Muh}ammad, sebagaimana diungkapkan

Nursi yang dikutipVahide:

Cara serikat kita adalah cinta kepada cinta dan

permusuhan terhadap permusuhan; dengan kata lain,

menjaga cinta di antara kaum Muslim dan mengalahkan

kekuatan permusuhan... Landasan persatuan dan kemajuan

serta penguatan dan pembebasan dunia Islam adalah

pembaharuan moral, dan Nursi memandang Serikat

menjadi ujung tombak gerakan memperkuat moral

tersebut dengan cara memberi napas baru dalam

penafsiran syariat dan Sunnah Rasul. Dia menyatakan,

‛alasan kemerosotan kita dalam hal duniawi adalah

kegagalan kita menaati agama. Oleh sebab itu kita lebih

memerlukan perbaikan moral daripada reformasi

pemerintahan.30

Kritik tajam Nursi, terhadap kondisi masyarakat Muslim

yang menghambat perkembangan dunia Islam dituangkan dalam

sebuah khutbah yang dikenal dengan al-Khutbah al-Sha>miah. Dia menguraikannya sebagai berikut:

Aku telah mempelajari sejumlah pelajaran di sekolah

kehidupan sosial manusia. Aku mengetahui di masa kini

dan di tempat ini terdapat enam penyakit yang membuat

kita brerhenti di depan pintu abad pertengahan; saat

orang-orang asing (khususnya Eropa) terbang menuju

masa depan. Penyakit-penyakit tersebut adalah: Pertama,

lahirnya keputusasaan yang sebab dan faktor pemicunya

ada pada kita; Kedua, pupusnya kejujuran dalam

kehidupan sosial dan politik; Ketiga, senang bermusuhan;

Keempat, mengabaikan ikatan cahaya yang menyatukan

kaum mukmin; Kelima, despotisme atau penindasan yang

30

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 67-68. lihat pula

Bediuzzaman Said Nursi, ‚Lemean-i Hakikat‛, Volkan, Nomor 102, 12

April 1909.

Page 90: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

82

menyebar bagaikan penyakit yang menular; Keenam,

hanya melakukan usaha-usaha yang mendatangkan

keuntungan bagi diri sendiri.31 Kritik tersebut merupakan penyakit yang melanda umat

Islam, dan untuk mengobatinya, Nursi mengambilnya dari

apotik al-Qur’an yang mana ia menyerupai fakultas kedokteran

dalam kehidupan sosial kita. ‛Aku akan menjelaskannya lewat

enam kata. Sebab hanya cara itu yang kuketahui ampuh untuk

mengobati penyakit tersebut,‛32 tegas Nursi. Sebagai obat kata

pertama adalah harapan, lebih lanjut Nursi mengungkapkan:

Masa depan akan menjadi milik Islam dan hanya untuk

Islam serta kekuasaan hanya akan menjadi milik hakikat

al-Qur’an dan Iman. Karena itu, kita harus ridha dengan

takdir Ilahi serta pasrah kepada-Nya. Sebab, kita memiliki

masa depan yang cerah. Sementara bagi orang-orang asing

masa lalu yang kelam.33

Pada tahun 1914 saat diumumkan maklumat perang said

Nursi mendaftar di dinas ketentaraan sebagai mufti (petugas

keagamaan) dan ikut mengangkat senjata. Peperangan demi

peperangan terus terjadi, sampai akhirnya Nursi tertangkap

pada bulan maret 1916 oleh pasukan Rusia dan dijebloskan ke

penjara tawanan perang di provinsi Kosturma Rusia bagian

utara. Pada musim gugur 1918 Nursi mendapat kesempatan

melarikan diri, dan bisa sampai di Istanbul pada 20 Juni 1918. Ia

disambut layaknya seorang pahlawan. Nursi tidak diberi

kesempatan untuk beristirahat dengan cukup lama, karena pada

tanggal 12 Agustus 1918, Darul Hikmetil Islamiye, sebuah

dewan ahli atau akademi Islam didirikan dan Nursi ditunjuk

sebagai wakil dari dinas ketentaraan. Nursi menjadi anggota

Darul Hikmetil Islamiye selama empat tahun, karena akhirnya

31

Lihat Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi>

(Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2013), 461-462. 32

Lihat Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, 462.

33Lihat Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-

Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, 462.

Page 91: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

83

ditutup pada bulan November 1922 ketika kesultanan

dihapuskan oleh pemerintah Ankara.34

Ketika menjadi anggota Darul Hikmetil Islamiye Nursi

pernah melakukan perang urat saraf terhadap otoritas Gereja

Inggris yang memberi kuesioner pertanyaan mengenai agama

Islam. Nursi membuat pamflet yang disebut Enam Langkah,

yang menunjukkan enam cara Inggris dan Yunani menabur

perselisihan dan pertikaian di kalangan masyarakat Muslim.

Pada bagian atas tulisan Nursi, ia mengutip ayat, ‛dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan‛ (Q.S. al-

Baqarah, (2): 168). Kemudian Nursi menggambarkan bahwa

mereka telah ‛mengubah pendapat para ulama Istanbul terhadap

Inggris dan sejalan dengan gerakan Nasional.‛35

B. Periode Said Nursi Kedua (1925-1950): Spiritualitas dan

Kepribadian Kolektif sebagai Identitas.

Pada awal tahun 1925 menjadi permulaan dari duapuluh

lima tahun pemerintahan despotisme yang absolut. Bagi

Mustafa Kemal, Turki hanya bisa dibangun kembali dan

mendapatkan tempatnya dalam peradaban dunia melalui

modernisasi yang cepat. Dalam pandanngan Kemal dan dan

pengikutnya yang telah terpengaruh Barat, Islam adalah simbol

keterbelakangan dan bertanggungjawab atas kejatuhan dan

kekalahan dinasti Ustmani. Proyek sekulerisasi muncul dan

mengerus agama beserta simbol-simbolnya.

Terkait pemikiran dan aktivitas Nursi Ibrahim M. Abu-

Rabi’ menyatakan bahwa Pemikiran Nursi, sebagaimana

diabadikan dalam tulisan-tulisannya pada masa pasca-Usmani,

secara mendasar bertentangan dengan pemikiran banyak

pemikir Islam pada masa itu. Para pemikir kontemporer seperti

Muhammad Iqbal, Allama Maududi, Hassan Banna, dan Sayyid

Qutub bisa dibilang turut menyokong kebangkitan kembali

‛Islam sebagai Politik,‛ dan bukan hanya ‛Islam sebagai Iman.‛

Setelah perang dunia Dunia I, Nursi tidak lagi tertarik kepada

politik sebagai sarana untuk menjaga Islam. Dia berpikir hal itu

34

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 111-155. 35

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 150.

Page 92: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

84

mungkin dilakukan tanpa politik dan ‛orang-orang di dunia ini.‛

Dengan demikian bisa muncul argumen bahwasanya di Barat

Nursi tidak banyak menarik perhatian karena dia tidak

menyokong ‛Islam politis‛ perse. Bagaimanapun, tampaknya

ada ketertarikan baru terhadap karya Nursi, khususnya di

kalangan sarjana Barat yang tertarik dengan spiritualitas,

perbandingan agama, serta persoalan agama dan modernitas

secara umum.36

Nursi tampil sebagai tokoh yang menyerukan pentingnya

iman dan persaudaraan di tengah terpaan arus sekulerisasi yang

dihembuskan Kemal. Pada usia yang belum genap 45 tahun,

Nursi mengalami krisis spiritual, ia tidak merasa mendapat

limpahan cahaya dari ilmu pengetahuan yang digelutinya. Krisis

tersebut membuat Nursi menarik diri dari masyarakat dan

menyepi dari tempat-temat yang jauh, ia menyepi ke Yusa

Tepesi, sebuah bukit yang tinggi di sisi Asia dari Bosphorus di

dekat persimpangannya dengan laut Hitam. Selain tempat

tersebut, Nursi menempati sebuah rumah di Sariyer, di sisi

Eropa, sebuah rumah kayu tua, yang masih ada hingga saat ini.

Di tempat tersebutlah Nursi menemukan yang dicarinya. Nursi

membuka lembaran karya Abdul Qodir Jaelani, Futu>h} al-Ghaib

dan mendapat limpahan cahaya, sebagaimana pernyataan Nursi:

Wahai engkau yang malang! Sebagai anggota Darul

Hikmetil Islamiye, kamu seperti seorang dokter yang

menyembuhkan penyakit spiritual orang-orang Islam,

padahal kamulah yang sakit. Pertama-tama carilah dokter

untuk dirimu sendiri, kemudian cobalah menyembuhkan

yang lain. Maka saya berkata kepada Sheikh itu, ‛jadilah

dokter saya!‛ Dan saya angkat beliau menjadi dokter saya.

Saat membaca buku itu, seolah-olah buku tersebut

ditujukan kepada saya. Tetapi saya merasa penyakit yang

menimpa saya sungguh gawat, dan buku itu

menghancurkan kebanggaan saya dengan cara yang sangat

menakutkan. Saya mengalami operasi jiwa yang drastis.

36

Ibrahim M. Abu Rabi’ dalam Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, an Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, xiv.

Page 93: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

85

Saya tidak tahan. Setelah membaca separuh buku itu, saya

tidak punya daya untuk menyelesaikannya. Saya letakkan

buku tersebut di rak. Lalu, seminggu kemudian, rasa sakit

dari operasi sudah reda, dan rasa senang

menggantikannya. Saya buka kembali buku itu dan

membacanyahingga habis; saya mendapat banyak

keuntungan dari karya guru pertama saya itu. Saya

menyimak doa-doa dan permohonannya, dan saya

mendapat keuntungan yang berlimpah37.

Karya lain yang yang ikut mengubah Said lama ke Said

baru adalah Maktu>ba>t, yang ditulis Shaikh Ah}mad al-Fa>ru>qi> al-

Sirhindi>, yang dikenal dengan al-Ima>m al-Rabba>ni>. Setelah

membuka dan membaca karya tersebut, Nursi menyatakan

bahwa mungkin aneh, namun di seluruh buku Maktu>ba>t kata

Bediuzzaman muncul dua kali. Nursi melihat di bagian kepala

surat tertulis; Surat kepada Mirza Bediuzzaman, dan nama ayah

saya adalah Mirza. ‛Maha Suci Allah!‛ seruku, surat-surat ini

ditujukan kepadanya. Pada saat itu Said lama juga dikenal

sebagai Badiuzzaman. Selain Badiuzzaman al-Hamadha>ni> yang

hidup pada abad keempat hijriah, saya tidak mengenal orang

terkenal lainnya dalam tiga ratus tahun ini yang memiliki nama

itu. Tetapi pada zaman sang Imam, ada orang yang bernama

Badiuzzaman, dan dia menulis surat kepada sang Imam dua

surat ini. Keadaan pikirannya pasti serupa denganku, karena aku

mendapati bahwa kata-kata ini adalah obat untuk sakitku.

Hanya saja, sang Imam terus menerus menganjurkan pada

banyak suratnya apa yang ditulis di dalam kedua surat ini,

yaitu: Pilihlah satu kiblat saja!‛ Maksudnya, pilihlah satu orang

saja untuk menjadi tuanmu dan ikutilah dia; jangan serahkan

dirimu kepada orang lain.38

Nursi berpikir mendalam, terlintas bahwa yang dimaksud

kiblat yang satu adalah Al-Quran. Ia adalah panduan yang

paling mulia, saya harus memegangnya dengan erat. Kemudian

37

Lihat Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>ya>t rasa>’il al-Nu>r, al-Matu>ba>t, terj.

dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi> (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Lin}n}ashr,

2013), 445. 38

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>ya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Matu>ba>t, 445-446.

Page 94: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

86

untuk merampungkan proses transformasinya menjadi Said

Baru, melalui Maktu>ba>t karya Shaikh Ah}mad al-Sirhindi>, Nursi

memahami bahwa ia harus mengambil al-Quran sebagai satu-

satunya guru.39 Nursi pasca transformasi, metode yang

dipakainya adalah penyatuan antara pikiran dan hati.

Maksudnya melalui, bimbingan Al-Quran, Nursi menemukan

jalan menuju intisari hakikat dengan menggunakan pikiran

sekaligus hati.40 Cerminan pikiran Nursi tertuang dalam periode

awal Said Baru dalam karyanya al-Mathnawi> al-’Arabi> al-Nu>ri>, yang ia gambarkan semacam benih untuk melahirkan Risale-i Nur. al-Mathnawi> adalah persemaiannya dan Risale-i Nur adalah

tamannya.41

Said Baru telah meninggalkan aktivitas politik dan

waktunya dihabiskan untuk beribadah, dan menulis, namun

kondisi tersebut tidak menjadikan namanya tenggelam. Para

kepala suku dan para pemimpin masih berharap memperoleh

manfaat dari pengaruhnya yang besar di wilayah Tmur. Jadi, di

antara orang yang mengunjungi Nursi adalah para kepala dan

pemimpin suku, di samping juga tokoh agama, untuk bertanya

tentang berbagai persoalan yang belum ada solusinya. Pada

awal 1925 kekerasan menyebar luas, dan para kepala suku

berusaha memperoleh dukungan dari Nursi untuk melakukan

pemberontakan melawan pemerintah. Nursi meyakinkan mereka

dengan menentang pergerakan seperti itu. Sebagian pemimpin

menuruti harapannya, hingga saat pecahnya pemberontakan

pada tanggal 13 Februari 1925, ribuan nyawa terselamatkan.

Pemberontakan tersebut terkenal dengan nama Shaikh Said,

seorang Shaikh Naqshabandi>. Dampak dari pemberontakan

tersebut sangat luas, baik bagi Nursi yang nantinya dikirim ke

pengasingan, bagi daerah tersebut dan bagi masa depan bangsa

Turkisecara keseluruhan.42

39

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>ya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Matu>ba>t, 446. 40Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 167.

41Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>ya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mathnawi> al-

’Arabi> al-Nu>ri>, terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi> (Al-Qa>hirah: Da>r

Su>zlar Lin}n}ashr, 2013), 48. 42Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 80.

Page 95: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

87

Tulisan-tulisan Nursi menurut Vahide memiliki ciri

mudah dipahami oleh semua kalangan. Risale-i Nur bersifat

‛populis‛, yakni sebagaimana Said Lama telah berjuang agar

pesannya terdengar oleh rakyat biasa dan melibatkan mereka

dalam pergerakan-pergerakan besar saat itu, maka Said Baru

dalam perjuangan barunya juga berusaha mengarahkan rakyat

untuk menguatkan keimanan dan meningkatkan kesadaran

keagamaan mereka.43

Salah satu tempat pengasingan Nursi adalah Barla pada

awal tahun 1926. Di Barla Nursi menempati rumah dengan dua

kamar yang dahulunya berfungsi sebagai rumah pertemuan

warga desa. Rumah sederhana tersebut menjadi tempat tinggal

Nursi selama delapan tahun. Menurutnya tempat tersebut

adalah madrasah ‛Nur‛ yang pertama, atau awal mula gerakan

Nur.44 Nursi mempunyai sebuah anjungan atau rumah pohon

kecil yang dibuat di antara dahan-dahanya yang sangat besar.

Anjungan tersebut digunakannya pada musim semi dan musim

panas untuk bertafakur dan beribadah. Murid-murindnya dan

penduduk Barla mengatakan dia berada di sana sepanjang

malam, tidak berdiri dan juga tidak tidur. Di waktu subuh

burung-burung berterbangan dengan suara merdu kicauannya di

sekeliling pohon, seakan ditarik oleh suara permohonan dan

munajatnya.45

Sebagian besar Risale-i Nur ditulis di Barla, mula-mula ia

menulis risalah kebangkitan. Setelah itu I‘ja>z al-Qur’a>n

(Miraculousness of the Qur‘an), dan pada tahun 1929, Nursi

telah selesai memeriksa karyanya yang lain, Sözler (The Words/

al-Kalima>t). Kemudian karya Mektubat (The letters/ al-Maktu>ba>t), buku kedua dari Risa>lah al-Nu>r.46 Barla memiliki

peran sejarah yang penting bagi penulisan, pengembangan dan

penyebaran Risa>lah al-Nu>r. Keterasingan tidak memadamkan

43Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 193-194.

44Lihat Şükran Vahide, Toward an Intellectual Biography of Said

Nursi, dalam Ibrahim M. Abu-Rabi, (Ed). Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi, 20.

45Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 196.

46Lihat Colin Turner dan Hasan Horkuc, Said Nursi, 26. lihat pula

Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 204.

Page 96: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

88

semangat Nursi untuk berjuang dan berdakwah melalui karya-

karnyanya agar umat dapat terselamatkan dari arus ateisme,

sekulerisme dan komunisme yang merebak seperti penyakit saat

itu.

Terdapat ribuan murid Nur, laki-laki maupun perempuan,

tua dan muda yang mendedikasikan diri untuk menyalin

salinan-salinannya. Lebih lanjut Vahide dengan mengutip

Sahiner menyatakan:

Di antara mereka, terdapat sebagian orang yang tidak

pernah keluar dari rumahnya selama tujuh atau delapan

tahun. Bahkan di desa Sav, yang menjadi terkenal sebagai

sekolah Nur, Risale-i Nur, benar-benar digandakan oleh

seribu pena. Hal ini berlangsung selama beberapa tahun.

Mesin pengganda pertama kali digunakan secara terus-

menerus di Inebolu pada tahun 1946-1947, dan tidak

sampai tahun 1956 seluruh koleksi Risale-i Nur berhasil

dicetak dengan percetakan modern.47

Risale-i Nur menyebar sejalan dengan penulisannya yang

intensif, terutama di wilayah Isparta. Nursi meninggalkan Barla

menuju Isparta pada tahun 1934, dan tinggal di sana kurang

lebih sembilan bulan. Di Isparta ia kembali menulis, dan

Lem‘alar (The Flashes/ al-Lama‘a>t) diselesaikannya di penjara

Eskisehir. Karya tersebut merupakan karya ketiga dalam koleksi

Risale-i Nur. Nursi ditangkap dua hari setelah tanggal 25 April

1935 yang mana pada tanggal tersebut, sejumlah murid Nursi

ditangkap terlebih dahulu. Peristiwa tersebut menggambarkan

tindakan pemerintah untuk mengurangi pengaruh para tokoh

agama dan aktivitasnya agar jauh dari masyarakat. Di penjara

Eskisehir pula, Nursi mulai menulis karya keempatnya, Şu’alar (The Rays/ al-Shu’a>’a>t).48 Nursi menjalani hukumannya selama

sebelas bulan, dan dibebaskan pada bulan Maret 1936.

Dalam usia 59 tahun pasca menjalani hukumannya, Nursi

dikirim ke Kastamonu. Tahanan rumahnya di provinsi tersebut

berlangsung selama tujuh setengah tahun. Karena ketatnya

47Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 204-205. lihat pula

Sahiner, Bilinmeyen Taraflariyla Bediuzzaman Said Nursi (Istanbul: Yeni

Asya Yayinlari, 1988), 389-391. 48

Lihat Colin Turner dan Hasan Horkuc, Said Nursi, 27.

Page 97: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

89

pengawasan, gerakannya menjadi lebih terbatas daripada saat di

Barla. Nursi terus melakukan komunikasi dengan murid-

muridnya melalui surat. Surat-surat tersebut dikumpulkan

bersama-sama dan membentuk Kastamonu Lahikasi (Surat-

surat Kastamonu). Surat-surat tersebut mengungkapkan banyak

hal kepada kita tentang perkara-perkara yang menjadi

kepeduliannya saat itu. Surat-surat tersebut merupakan

pencerahan, pelajaran, dan motivasi yang besar bagi murid-

muridnya yang sekarang berpisah jauh dengannya.

Korespondensi tersebut dilakukan secara rahasia dari desa ke

desa dan dari kota ke kota oleh ‛para tukang pos Nur‛ dengan

salinan-salinan yang dibuat di tengah jalan.49

Pada tahun 1944 Nursi dipindahkan dari Kastamonu menuju

Ankara, kemudian Isparta. Di Isparta Nursi dimasukkan ke penjara, dan

tidak sampai satu bulan ia dipindahkan ke penjara Denizli untuk diadili.

Menteri kehakiman di Ankara menentukan Denizli karena di tempat

tersebut pertama kalinya dilakukan penangkapan atas murid-murid

Nursi. Nursi pun melakukan pembelaan, di antarannya sebagai berikut:

Tuan-tuan! Komite pakar Ankara telah mengukuhkan jawaban

tegas kami kepada tuduhan membentuk komunitas politik,

sebuah dalih yang Anda buat dengan begitu gigih untuk

menyatakan bahwa kami bersalah sebagaimana diputuskan. Pada

saat merasa heran dan takjub dengan kegigihan Anda pada hal

ini, terlintas pula dalam benak saya bahwa persahabatan,

masyarakat yang penuh persaudaraan, jamaah, persatuan tulus

yang mengharapkan akhirat, dan persaudaraan adalah batu

fondasi paling penting bagi kehidupan masyarakat dan tali yang

mengikat erat semua kehidupan. Sekarang sebagian orang

memberi embel-embel nama ‛masyarakat politik,‛ meski tidak

ada unsur politis dalam hal itu. Pada murid-murid Risale-i Nur yang mengajarkan kebenaran-kebenaran iman, yang paling

patut dipuji dan merupakan persahabatan yang tulus yang

dipusatkan pada pengajaran-pengajaran kebenaran Al-

Qur’an; wahana yang pasti menuju kebahagiaan di dunia

ini, dan di akhirat; dan merupakan kerja sama dan

solidaritas menghadapi hal-hal yang berbahaya bagi

49Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 227.

Page 98: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

90

negara dan bangsa. Namun demikian, mereka telah

diperdaya dengan cara yang mengerikan, tidak

berperikemanusiaan...50

Situasi yang semakin sulit bagi Nursi dan murid-muridnya

di penjara, sementara menunggu nasib atas keputusan komite

pakar di Ankara yang memeriksa Risale-i Nur. Dalam situasi

tersebut, tepatnya pada 22 April 1944, komite yang bertugas

memeriksa Risale-i Nur menyampaikan laporan kepada

Pengadilan Tinggi Pidana Ankara. Dalam laporan tersebut yang

sampai ke tangan Nursi menyebutkan bahwa 90% Risale-i Nur berisi tentang penjelasan ilmiah mengenai kebenaran iman dan

tidak ditemukan penyimpangan dari cara ilmiah dan prinsip-

prinsip agama. Nursi dan murid-murinya pun dibebaskan. Dan

beberapa waktu kemudian Nursi mendapat instruksi dari Ankara

untuk tinggal di Provinsi Afyon, yang akhirnya ia akan tinggal

di sana selama tujuh tahun, yaitu sampai Oktober 1951.51

Selama di Afyon Nursi dipenjara selama 20 bulan,

tepatnya pada Januari 1948-September 1949. Penjara ketiga ini,

seperti sebelumnya di penjara Eskisehir dan Denizli dijadikan

Nursi dan Murid-muridnya sebagai Madrasah Yusufiah

(medrese-i Yusufiye). Penjara berubah menjadi ‛madrasah,‛

menyalin Risale-i Nur,52 mengajar para napi lain meskipun

kondisinya jauh lebih kejam dari penjara sebelumnya.

Penangkapan Nursi sudah direncanakan sebelumnya, demikian

pernah disampaikan Mehmet Kayhan Kepala Penjara Afyon.

Nursi divonis penjara dengan ketetapan pengadilan pasal 163

Undang-undang pidana yaitu, ‛mengeksploitasi sentimen agama

dan menghasut orang-orang terhadap pemerintah.‛53

50Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 263-264. lihat pula

Bediuzzaman Said Nursi, From the Risale-i Nur Collection: 4, The Rays, Terj. Şükran Vahide, (Istanbul: Sözler Nesriyat, 2013) ,312-313

51Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 260-261.

52Di antara karya yang dihasilkan di penjara Afyon adalah El-

Hüccetü’z-Zehra, bagian ke-15 dari Risale-i Nur The Rays (al-Shu‘a>‘a>t), lihat Colin Turner dan Hasan Horkuc, Said Nursi, 32.

53Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey , 285-301.

Page 99: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

91

C. Periode Said Nursi ketiga (1950-1960): Konsolidasi

Dakwah Nur dalam Membina Umat

Saat umur Said Nursi semakin senja, usaha dakwah Nur

tidak semakin surut, namun sebaliknya semakin berkembang.

Upaya dakwah Nur dalam membangun dan membina umat di

antaranya diungkapkan Markham dan pirim:

The development and distribution of this way of

thinking and its implication for matters of faith

continued with the emergence of various publishing

houses, organizations, foundations, educational

institutions, press and media, publications and journals,

and academic studies. These developments included the

translation of the Risale-i Nur collection. Starting with

Arabic and English translations in 1990s, the majority

of the text has been translated into more than 35

languages including most European and Asian

languages, and African dialects.54 Kondisi sosial-politik bangsa Turki mengalami perubahan

saat kalahnya Partai Rakyat Republik dalam pemilu bulan Mei

1950 dan berkuasanya Partai Rakyat Demokrat di bawah

pimpinan Perdana Menteri Adnan Menderes.55 Berikut ucapan

surat telegram Nursi kepada presiden Baru Celal Bayar:

Kepada Celal Bayar, Presiden Republik Turki. Kami

mengucapkan selamat. Semoga Allah yang Mahakuasa

menganugerahkan keberhasilan bagi Anda selama

menjalankan bakti untuk Islam, negara dan bangsa. Atas

nama murid-murid Risa>lah al-Nu>r , sebagai salah satu di

antaranya, Said Nursi.

54

Ian S. Markham dan, Suendam Birinci Pirim, An Introduction to Said Nursi, Life, Thought and Writings (Farnham England: Ashgate,

2011), 18. 55

Pada saat kemenangan Partai Demokrat tanggal 14 Mei tahun

1950, Nursi mengirimkan telegram yang berisi ucapan selamat atas nama

seluruh murid Nur kepada Presiden baru yaitu Celal Basyar. Sang

Presiden pun memberi balasan dengan mengucapkan terima kasih kepada

Nursi. Lihat, M. Ibrahim Abu-Rabi’, Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi, 24.

Page 100: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

92

Atas surat itu dia mendapat jawaban:

Kepada Bediuzzaman Said Nursi, di Emirdag. Saya benar-

benar tersentuh atas ucapan selamat yang sangat ramah

dari Anda dan kami mengucapkan terima kasih. Celal

Bayar56

Dengan berakhirnya pemerintahan Republik yang

represif, dicabutlah pelarangan terhadap gerakan-gerakan Nursi.

Namun Nursi masih tetap menghadapi berbagai pengadilan

sebab meski pemerintahan telah berganti, birokrasi dan struktur

pemerintahan negara masih banyak dipegang para pendukung

rezim terdahulu. Dua faktor utama kegembiraan umat Islam

atas menangnya partai Demokrat adalah: Pertama, karena partai

Demokrat berhasil menggeser pemerintahan yang memusuhi

Islam. Kedua, karena partai Demokrat memberi keleluasaan

kepada Islam untuk beraktivitas dan mengembalikan azan syar’i

untuk berkumandang.57

Partai demokrat terdiri dari kelompok Islam tradisional

yang lahir sejak diberlakukan sistem politik multi partai pada

tahun 1945. Partai ini di antaranya dipelopori oleh organisasi

tarikat Naqsabandiyah dan Ti>ja>niyah yang dipimpin oleh Celal

Bayar dan Adnan Menderes. Dengan cepat partai ini mendapat

popularitas dan menjadi partai terbesar kedua setelah Partai

Republik sebelum Pemilu 1950. Pada pemilu 1946 partai ini

hanya memperoleh 61 kursi, sedangkan partai Republik

mendapat 396 kursi, namun pada pemilu 1950 partai Demokrat

mendapat 80% kursi 480 kursi dari total kursi 483. dengan

perolehan kursi sebesar itu, maka partai Demokrat bisa berperan

menentukan kebijakan negara.58

56

Lihat Bediuzzaman Said Nursi, Emirdag Lahikasi, (edisi 1959),

2: 16, sebaga dikutip Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 309. 57

Ih}sa>n Qa>sim al-S}a>lih}iy, Naz}rah ‘A>mmah ‘An H}aya>h Badi>‘ al-Zama>n Sa‘i>d Al-Nu>rsi> , 78.

58Moh. Asor Yusuf, Persinggungan Islam dan Barat, Studi

Pandangan Bediuzzaman Said Nursi (Kediri: STAIN Kediri Press, 2009),

43. Untuk informasi tentang pemberlakuan multi partai bisa dilihat pada

Feroz Ahmad, The Making of Modern Turkey (London: Routledge,

1993), 102-120.

Page 101: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

93

Pada tahun 1956, Nursi menyatakan untuk mendukung

Partai Demokrat karena pemerintah memperjuangkan Islam

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan pada tahun

1757 Nursi meminta para pengikutnya untuk memilih Dr.

Tahsin Tola, calon parlemen dari partai Demokrat yang

belakangan menjadi editor biografi Nursi.59 Dukungan Nursi ke

partai Demokrat tidak lain adalah bertujuan untuk memudahkan

akses dakwah Nur yang mana pemerintah tidak ‛alergi‛ lagi

dengan Islam.

Tentang munculnya Said Nursi ketiga dan aktivitasnya,

dituliskan Vahide:

Munculnya Said Ketiga kira-kira berbarengan dengan

kekalahan Cumhuriyet Halk Partisi (Partai Rakyat

Republik) dalam pemilu pada bulan Mei 1950 dan Mulai

berkuasannya Partai Demokrat di bawah pimpinan Adnan

Menderes, meskipun sebenarnya selama di Penjara Afyon

Nursi menulis bahwa dia sudah ‛menduga‛ bahwa ‛Said

Ketiga‛ akan muncul. Di sini, Nursi mengacu kepada

terjadinya perkembangan batin atau ‛membukanya

kuncup‛ yang membangkitkan hasratnya untuk menarik

diri sepenuhnya dari urusan duniawi dan menyerahkan

segala urusan yang berkenaan dengan Risale-i Nur kepada

murid-murid utamanya. Namun dalam praktiknya, dia

tidak bisa melakukan ini, dan dengan pengorbanan yan

amat besar dia tetap mengatur kegiatan-kegiatan yang

berkenaan dengan Risale-i Nur. Dengan berakhirnya

pemerintahan Cumhuriyet Halk Partisi (Partai Rakyat

Republik) yang represif, dicabutlah pelarangan terhadap

gerakan-gerakan Nursi dan dia melewatkan sebagian besar

dari masa ini di Emirdag dan Isparta, namun sesekali dia

berkunjung ke Istanbul, Ankara, dan tempat-tempat lain

yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan terkait dengan

Risale-i Nur.

59

Serif Mardin, Religion and Social Change in Modern Turkey the Case of Bediuzzaman Said Nursi (New York: Albany, 1989), 101.

Page 102: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

94

Pada tahun 1956, setelah pengadilan afyon mencapai

keputusan final dan mencabut segala larangan terhadap

Risale-i Nur, generasi baru murid-murid Nur yang masih

muda segera mencetak dan menerbitkan seluruh koleksi

Risale-i Nur di penerbitan-penerbitan modern dengan

aksara baru... Dengan segala perkembangan ini, gerakan

Nur pun menjadi mapan sebagai sebuah gerakan terpadu

selama masa-masa tersebut. Beberapa perubahan dalam

kehidupan Nursi diarahkan pada upaya melatih murid-

murid Nur generasi baru yang akan menyetir gerakan Nur

setelah Nursi tidak lagi bisa melakukannya.60

Setelah dibebaskan dari penjara Afyon pada 20 September

1949 Nursi tinggal di Emirdag dan berusaha mengoreksi seluruh

kumpulan Risale-i Nur. Pada bulan Oktober 1951 Nursi

berkunjung ke Eskisehir dan dilanjutkan ke Istanbul pada bulan

januari 1952 untuk menghadiri pengadilan bersama salah satu

muridnya di Universitas Istanbul, Muhsin Alew, yang telah

mencetak Genclik Rehberi (Panduan bagi Generasi Muda)

sebanyak 2000 eksemplar. Nursi dituntut Pasal 163 Hukum

Pidana Genclik Rehberi yang dianggap sebagai ‛propaganda

keagamaan yang ditulis dengan tujuan menyesuaikan sistem

negara dengan ajaran-ajaran agama yang bertentangan dengan

prinsip-prinsip sekulerisme.‛

Di Istanbul Nursi banyak didatangi tamu, di antarannya

adalah Deputi Menteri pendidikan Pakistan, Sayyid Ali akbar

Shah, yang sedang melakukan kunjungan resmi ke Turki. Dia

mengunjungi Nursi atas saran dari Menteri Pendidikan Turki,

Taufik Ileri. Pertemuan ini berlangsung pada tanggal 15 januari

1951. Sali Oscan, seorang mahasiswa yang menjadi Murid Nur

diminta Nursi untuk bertindak sebagai penerjemah karena

mereka sama-sama mengerti nahasa Arab. Lebih lanjut Vahide

menyatakan:

...Kemudian dia (Nursi) menjelaskan tentang Risale-i Nur dan metode kerjanya kepada si tamu, tetapi ketika diskusi

menjadi semakin kompleks, Salih Ozcan kesulitan

60Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 305-306.

Page 103: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

95

menerjemahkannya. ‛pada saat itulah,‛ tulisnya, ‛ ustad

bangkit berlutut (di atas kasur tempat beliau duduk) dan

mulai berbicara dalam bahasa Arab dengan fasihnya. Saya

tidak pernah mendengar bahasa Arab sefasih itu

sebelumnaya.‛61

Selama tahun 1950-an, Murid-murid Nur semakin banyak

dan tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Pakistan.

Nursi juga berkorespondensi dengan murid-murid Nur yang

berasal dari tempat-tempat yang jauh seperti Finlandia dan

Washington DC, serta sejumlah negara Islam. Beberapa Murid

Nur berusaha memperkenalkan Risale-i Nur hingga jauh dalam

membangun hubungan. Pada tahun 1954 Nursi mengirim

muridnya Muhsin Alew ke Jerman untuk mengusahakan

percetakan ‛al-Quran Huzrev‛ karena usaha mencetaknya di

Turki berulang kali tapi tidak berhasil. Muhsin Alew tetap

tinggal di Berlin sebagai perwakilan gerakan Nur.62

Nursi juga menerima kunjungan dari para sarjana serta

tokoh keagamaan dari dunia Islam. Terbentunya jaringan yang

merupakan tujuan akhirnya mulai terwujud, pembaruan dan

penguatan hubungan di antara kaum muslimin di Turki dan di

belahan dunia lainnya melalui Risale-i Nur. Atas izin Nursi,

salah seorang murid Nur Selahaddin Celebi pada tahun 1950

mengirim Risale-i Nur dengan judul Zulfikar ke imam masjid

Berlin. Dia juga mengirim ke Universitas al-Azhar Mesir, Duta

Besar Pakistan, dan Sri Paus di Roma. Sebagai balasan atas

kiriman yang terakhir, Nursi mendapat ucapan terima kasih

dari Vatikan tertanggal 22 Februari 1951.63

Spirit Nursi menyampaikan kebenaran yang diyakininya

dengan penuh konsisten telah membentuk gerakan dakwah

transnasional. Risale-i Nur dijadikan acuan teks dalam

memandu gerakan dakwah yang saat ini telah menglobal. Nursi

ingin memberi nilai-nilai pemandu atas modernitas, agar umat

tidak kebablasan. Menurut Nursi, modernitas adalah zamanya

61Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 315-316.

62Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 316.

63Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 316.

Page 104: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

96

kolektifitas (jama>‘ah) dan Risale-i Nur merupakan sebuah

kepribadian kolektif yang terbentuk dari keikhlasan dan

pengorbanan diri Nursi dan murid-muridnya.64 Tanggung jawab

terhadap umat untuk menggapai kebahagiannya tergambar pula

dalam ungkapan Nursi: Aku telah merasakan dan menyaksikan secara langsung,

bahkan aku memiliki seribu pengalaman bahwa hukum

syariah dan sunnah Nabi SAW. merupakan obat terbaik

dan paling mujarab untuk berbagai penyakit rohani,

mental dan kalbu. Terutama yang terkait dengan aspek

sosial kemasyarakatan. Masalah-masalah filsafat dan

hikmah tidak bisa menggantikan mereka. Lewat kesaksian

dan perasaan, aku nyatakan hal ini. Mereka yang

meragukan pernyataanku ini bisa menelaah kembali

bagian dari Risale-i Nur. Dengan mengikuti sunnah Nabi

SAW. Semampu mungkin, kita akan mendapatkan

keuntungan yang besar, kebahagiaan hidup yang abadi,

serta kesuksesan di dunia.65

64

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 335. 65

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, terj. dan

penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi> (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2013),

80-81.

Page 105: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

97

BAB IV

KONSEPSI DAKWAH KOMUNITARIAN

TRANSNASIONAL SAID NURSI

Dalam bab keempat ini, penulis membahas tiga

pembahasan terkait gerakan konsepsi dakwah komunitarian

Said Nursi dan penerapannya di Indonesia. Pertama,

pembahasan mengenai konsepsi dakwah yang dibangun dan

dibina gerakan dakwah Nur. Dakwah tersebut terkait dengan

aspek Mura>salah sebagai bentuk Tabli>gh, Usta>dhiyyah al-Qur’a>n sebagai dasar perubahan (Taghyi>r), Shah}s} Ma‘nawi> sebagai bentuk Takwi>n al-Ummah dan al-Amr bi al-Ma‘ru>f wa al-Nahy ‘an al-Munkar, al-fana>’ fi al-ikhwa>n dalam

mewujudkan Khairiyyah al-Ummah yang dilakukan gerakan

dakwah Nur. Kedua, konsepsi terkait nilai-nilai dakwah

komunitarian sebagai gerakan pembinaan umat berbasis

komunitas. Ketiga, membahas usaha dakwah Nur dalam

pembinaan umat (Community Development).

A. Dakwah (Islamic Communication) yang Dibangun Gerakan

Dakwah Nur

Sebagai gerakan sosial Islam, dakwah Nur mengupayakan

agar penerima dakwah (mad‘u >/receiver) dapat menyerap dan

mengaplikasikan nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam

kitab karangan Bediuzzaman Said Nursi Risale-i Nur. Nilai-

nilai tersebut hendaklah dimaknai dengan semangat dakwah

yang menghendaki keterpaduan antara hubungan horizontal dan

vertikal sekaligus. Sebagaimana diungkapkan Bakti:

Komunikasi Islam tentunya bukan hanya komunikasi

secara horizontal kepada sesama namun juga komunikasi

yang terjadi secara vertikal antara Pencipta yaitu Allah

S.W.T. dengan kita sebagai hamba-Nya. Para pemikir

Muslim telah mengembangkan berbagai teori komunikasi

yang menjadi komunikasi alternatif yang kemudian kita

Page 106: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

98

sebut sebagai komunikasi Islam yang menjunjung tinggi

nilai-nilai kemanusiaan dan fitrah penciptaan manusia.1

Dalam komunikasi Islam, tabli>gh (information) yang

disampaikan selain jelas dan positif diharapkan dapat membawa

perubahan bagi penerima pesan. Lebih jauh, tabli>gh berfungsi

sebagai transformasi sosial yang tujuannya adalah perubahan.

Perubahan yang baik memerlukan pembangunan dan pembinaan

yang berkesinambungan, kondisi yang kondusif serta upaya-

upaya kongkrit dan inovatif dalam membangun Sumber Daya

Manusia (SDM). Saat pembinaan dan pembangunan

berlangsung, umat memerlukan panduan, di sinilah fungsi etika

(akhla>q/ ethics) memainkan peran yang penting dalam menuju

masyarakat terbaik. Dalam dakwah Nur, teks panduan Risa>lah al-Nu>r dan gerakannya, dapat dilihat dari perspektif teori

dakwah, yaitu: 1. Tabli>gh; 2. Taghyi>r; 3. tawi<<<n al-ummah, al-amr bi al-ma‘ru>f wa al-nahy ‘an al-munkar; Dan al-ummah al-khairiyyah, akhla>q. Teori dakwah tersebut digunakan untuk

menggali pemikiran Said Nursi dan gerakannya di Indonesia.

Risale-i Nur karangan Said Nursi tersebut merupakan inspirasi,

acuan gerakan dan mewujud dalam perilaku para T}ulla>b al-Nu>r (pembaca dan pengamal Risale-i Nur), khususnya dalam

konteks gerakan dakwahnya di Indonesia.

Diperlukan masyarakat yang baik guna membangun

peradaban yang gemilang dengan berdasarkan pada nilai-nilai

Islam. Selain itu dibutuhkan pula kemandirian, resepsi dan

partisipasi aktif dalam menyerap, mengimplementasikan setiap

proses pembangunan. Umat harus mampu dan bisa membantu

diri mereka sendiri (self-help-strategy)2 tanpa kehilangan fungsi

kemanusiaannya sebagai hamba. Islam selalu mendorong

kemajuan pembangunan dan keterlibatan manusia dalam urusan

1Lihat Andi Faisal Bakti dan Venny Eka Meidasari, ‛Trensetter

Komunikasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang Pendidikan

Komunikasi dan Penyiaran Islam‛, Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 02, No.

01, Juni 2012, 4. 2Lihat Andi Faisal Bakti, ‛Relefansi Pemikiran Nurcholish Madjid

untuk Pembangunan Bangsa,‛ Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol.

6, No. 1, Juli-Desember 2013, 39.

Page 107: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

99

duniawi.3 Lebih lanjut, bagaimana konstruksi dakwah Nur

terkait upayanya dalam membangun komunitas yang unggul

dalam perspektif teori dakwah di atas, akan diuraikan dalam sub

bab selanjutnya.

A.1. Konsep Mura>salah sebagai bentuk tabli>gh Berawal dari kondisi masyarakat Turki yang

terpuruk dan mengenaskan dalam aspek sosial dan politik

pada masa pemerintahan rezim sekuler Mustafa Kemal

Atatürk, turut mengusik dan mendorong keterpanggilan

Said Nursi untuk memperbaiki kondisi tersebut. Spirit

memperbaiki dan membina ummah terlihat dari karya Said

Nursi dalam Risale-i Nur. Karena pentingnya Risale-i Nur untuk dipedomani umat, maka Nursi berusaha merintis,

mengembangkan dan menggalakkan gerakan dakwah

membaca Risale-i Nur melalui sistem dershane. Lebih

lanjut, Nursi tidak hanya mengiginkan karyanya dibaca,

namun lebih penting lagi jika dipedomani dan menjadi

panduan manusia modern dalam membangun komunitas

dengan semangat tabli>gh.4

Dalam kondisi dan situasi yang sulit, Nursi terus

dimata-matai dan diintimidasi setiap saat oleh rezim

Mustafa Kemal. Dalam situasi tersebut Nursi tidak pernah

surut dalam dakwah. Ia terus berkarnya dan menuangkan

3Lihat Isma’il R. Al-Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi, Atlas

Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, (Bandung:

Mizan, 1998), 217. Diterjemahkan dari The Cultural Atlas of Islam, (New

York: Macmillan Publishing Company, 1986). 4Menurut Bakti, dalam ilmu dakwah dan komunikasi dikenal

empat level kesuksesan dalam berkomunikasi, yang pertama yaitu level

menyampaikan (tabli>gh) sebuah pesan kepada orang lain, dalam hal ini

targetnya adalah pemahaman dan pemaknaan. Lihat Andi Faisal Bakti,

‚Konstruksi Dakwah Islam Universal Melalui Haji,‛ dalam Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia (Jakarta: Kementerian Agama RI Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2010), 127. lihat pula Andi

Faisal Bakti, ‚The Contribution of Dakwah to Communication Studies:

Risale-i Nur Collection Perspective‛, International Bediuzzaman Symposium, Knowledge, Faith, Morality and the Future oh Humanity

(Istanbul: The Istanbul Foundation for Science and Culture, 2010), 195-

213.

Page 108: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

100

pemikirannya. Karya dalam bentuk surat-menyurat

(mura>salah) atau korespondensi dengan para muridnya yang

berisi pesan-pesan dakwah dituangkan dalam Risale-i Nur dengan judul al-Mala>h}iq fi> fiqh da‘wah al-Nu>r. Pesan utama

dakwah dalam mura>salah tersebut adalah pentingnya iman

dan al-Qur’an untuk dapat dipedomani.5 Tema dan pesan

tersebut sejalan dengan Risale-i Nur. Lebih jauh perhatian Nursi terhadap Risale-i Nur

diungkapkan Adib Ibrahim bahwa Nursi merupakan seorang

guru agung ketika menulis pemikiran-pemikiran atau

menjelaskannya kepada orang lain di sekitarnya. Ia berguru

dan duduk berhadapan laksana seorang murid di hadapan

gurunya, menelaahnya berulang-ulang dan senantiasa

merujuk karyanya. Dan dia selalu menghimbau para

muridnya agar senantiasa berpegang teguh dan mengambil

pelajaran dari Risale-i Nur. Sebaliknya ia melarang murid-

muridnya melirik dan memuja pribadinya.6

Nursi menekankan pentingnya aspek peribadatan

individu yang dapat berdampak pada keharmonisan

hubungan sosial. Pada setiap menit, bahkan setiap waktu,

ungkap Nursi, manusia membutuhkan Allah, dengannya

pula ruh bisa bernafas.7 Aspek tersebut relevan dengan

5Lihat Ih}sa>n Qa>sim al-S}a>lih}i> pengantar penerjemah dalam

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mala>ḥi>q Fi> fiqh Da‘wah al-Nu>r, terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lihi> (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar

Linnashr, 2013), 8. 6Adib Ibrahim Dabbag, catatan pendahuluan dari Risa>lah khusus

yang dikumpulkan oleh T}ulla>b al-Nu>r Zubair Kondoz Alab yang

kemudian diberi judul Khidmah Rahbari yang kemudian diterjemahkan ke

Bahasa Arab oleh Ih}sa>n Qa>sim al-S}a>lih}i> dengan judul, Kulliya>t Rasa>il al-Nu>r, Murshid Ahl al-Qur’a>n Ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar

lin}n}ashr, 2004), 7. Saat penerjemahan ke bahasa Arab inilah, penerjemah

Ih}sa>n Qa>sim meminta Adib Ibrahim Dabbag yang berkebangsaan Irak

untuk memberi sambutan. Buku tersebut juga telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia, dengan judul Murshid Ahlu al-Qur‘a>n Ila> H}aqa>iq al-I>ma>n, terj. Hasanuddin Alimuddin, Mahkamah Mahdin & Syamsu

Alam Darwis, (Cairo: Sözler Publications, 2008). 7Bediuzzaman Said Nursi, Kulliyya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mathnawi>

al-‘Arabi> al-Nuri>. Terj. dan Penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi> (Al-

Qa>hirah: Da>r Su>zlar lin}n}ashr, 2013), 234.

Page 109: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

101

temuan Alexis Carrel sebagaimana dikutip Shari’ati bahwa

manakala doa dan tradisi beribadah mulai merosot dan

dilupakan dalam suatu masyarakat, maka bangsa dan

masyarakat itu tidak akan dapat bertahan dan akan

mengalami keruntuhan.8 Perhatian Nursi pada kemaslahatan

umat, ia kobarkan sepanjang hayatnya, untuk menjaga

keterpurukan manusia di zaman modern.

Ustad Said Nursi menekankan bahwa saat da‘i menyampaikan pesan dakwah dan membimbing umat,

hendaklah tidak menjadikan hasil sebagai tujuan. Lebih

lanjut, Nursi memberikan bimbingan:

Sebagian teman bertambah semangat dan bertambah

rindu kepada Risale-i Nur saat melihat orang-orang

memberikan respon kepadanya. Mereka pun begitu

bersemangat. Namun, ketika orang-orang tidak

meresponnya, kekuatan jiwa mereka melemah dan

api kerinduan mereka padam. Hal ini tentu tidak

dibenarkan. Nabi Muhammad SAW. sebagai seorang

guru agung, teladan, dan pemimpin tertinggi semua

manusia telang menjadikan perintah Ilahi:

‛kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan secara

jelas‛ (Q.S. An-Nu>r (24): 54), sebagai petunjuk dan

pembimbing Nabi. Karenannya, setiap kali kaum

yang lemah itu berpaling, beliau justru tambah

bersemangat dalam menyampaikan risalah. Sebab,

beliau yakin betul bahwa hidayah adalah urusan

Allah, sebagaimana ayat: ‛Sungguh, engkau

(Muhammad) tidak tidak dapat memberi petunjuk

kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah

memberi petunjuk kepada orang yang ia Dia

kehendaki‛ (Q.S. al-Qas}as} (28): 56). Oleh sebab itu,

Nabi tidak ikut campur dalam urusan Allah.9

8Ali Shari’ati, Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi, terj. M.S.

Nasrullah dan Afif Muhammad (Bandung: Mizan, 1995), 107. 9Lihat Bediuzzaman Said Nursi, From the Risale-i Nur Collection,

The Flashes, Terj. Şükran Vahide (Istanbul: Sӧzler Nesriyat, 2013), 179-180. Lihat

pula Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to Communication

Studies: Risale-i Nur Collection Perspective, International Bediuzzaman

Page 110: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

102

Informasi positif yang disampaikan pengirim pesan

kepada penerima pesan diharapkan berdampak paralel dan

simetris dengan pesan yang diinformasikan. Namun jika

pengirim pesan atau pesan yang disampaikan ’meragukan,’

maka penerima pesan hendaklah bersikap kritis dengan

melakukan tabayyun (klarifikasi), demikian ungkap Bakti

dengan mengutip ayat: ‛jika seorang yang fasik datang

kepadamu dengan membawa suatu berita (informasi), maka

telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu

kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu

menyesali perbuatanmu itu‛ (Q.S. Al-H}ujura>t (49): 6).10

Ustad Nursi senantiasa mengingatkan tugas utama

murid-murid Nur adalah berkhidmah (hizmet) pada al-

Qur’an dan iman serta menekankan pentingnya kualitas

berbanding kuantitas. Nursi menegaskan, ‛kita semua

sangat memerhatikan isi dan cara tanpa melihat banyak dan

jumlahnya.‛11 Usaha dakwah Nur di Indonesia dalam

menyampaikan pesan-pesan Risale-i Nur untuk dipahami

dan diamalkan dilakukan dengan berbagai kegiatan, seperti:

kajian harian, mingguan, seminar, simposium, bedah buku,

program baca, penerjemahan, percetakan dan penyebaran

buku, dan membuka dershane baru.

Tema-tema yang dianggap penting dan mendesak

mendapat prioritas penerjemahan dan sosialisasi, seperti

tentang keihklasan dan persaudaraan. Keikhlasan dan

persaudaraan merupakan salah satu metode dakwah penting

dalam membangun masyarakat menurut Nursi. Untuk

kepentingan tersebut, buku yang diambil dari koleksi

Risale-i Nur yang kemudian diberi judul Menanamkan Keikhlasan Merajut Persaudaraan, dibagikan secara cuma-

Symposium, Knowledge, Faith, Morality and the Future oh Humanity

(Istanbul: The Istambul Foundation for Science and Culture, 2010), 199-

200. 10

Lihat Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective,

International Bediuzzaman Symposium, 200. 11

Said Nursi, Murshid Ahl al-Qur’a>n Ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n, 80.

Page 111: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

103

cuma. Demikian pula Koleksi buku lainnya yang berjudul

Misteri Puasa, Hemat dan Syukur . Informasi tentang dakwah Nur di Indonesia juga

bisa diakses melalui www.nursemesta.org yang memuat

berbagai informasi terkait gerakah dakwah Nur. Media

lainnya guna menyebarkan pemikiran Nursi yang dilakukan

dakwah Nur adalah kajian rutin mingguan di stasiun radio

Ras FM 95.5, setiap hari Rabu, atau bagi yang tidak dapat

sinyal dapat mengakses melalui streaming di

www.rasfmjakarta.com. Selain itu, informasi dan kajian

serta diskusi dilakukan gerakan dakwah Nur dengan

menggunakan grup WhatsApp (WA). Kajian di WA

dilakukan pada malam minggu pada pukul 20.00 WIB

hingga 21.00 WIB. Anggota grup berjumlah seratus delapan

lima anggota. Kajian melalui WA telah berjalan sejak 2015

A.2. Usta>dhiyyah al-Qur’a>n sebagai dasar perubahan (Taghyi>r) Taghyi>r yang dikehendaki Nursi adalah menjadikan

Al-Quran dan Sunnah Nabi sebagai acuan etika komunitas

Muslim yang tertuang dalam karnyanya Risale-i Nur. Usta>dhiyyah al-Qur’a>n, yang bermakna al-Qur’an sebagai

guru utama, bukan berarti tidak menggunakan sunnah Nabi

Muhammad SAW. Nursi senantiasa mengajak umat untuk

menjadikan al-Qura’an sebagai acuan dan guru.

Nursi menekankan aspek tauhid dan iman sebagai

pondasi perubahan, kesadaran dan kebahagiaan. Nursi

menghendaki perubahan kearah yang positif, masyarakat

yang berkemajuan baik materi maupun spiritualitas. Nursi

terus berusaha agar umat bisa bangkit dan berubah dari

keterpurukan kehidupan sosial dan politik. Perubahan hanya

dapat terjadi dengan sikap proaktif dari masyarakat itu

sendiri. Bakti menyatakan bahwa dalam perspektif

komunikasi Islam situasi dan kondisi model transisi disebut

taghyi>r (change). Lebih lanjut Bakti mengutip al-Quran,

‛Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum

sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri‛

(Q.S. al-Ra‘d (13): 11). Dengan semangat perubahan ungkap

Page 112: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

104

bakti, diharapkan dapat memperbaiki kondisi yang terjadi,

dapat menghasilkan temuan-temuan dan inovasi dalam

berbagai bidang, khususnya ilmu pengetahuan dan

teknologi. Bakti menyatakan pentingnya semangat inovasi

bagi para pelajar guna menghasilkan temuan-temuan baru

nantinya, sebagaimana diungkapkannya:

When using this approach in teaching, students should be encouraged to gain new knowledge, but a knowledge which is beneficial and satisfactory for them. As the nafs/anfus/qalb (state of the mind of psyche or heart) is the key to change according to Islam, with freedom of choice as central for students. In the course of their studies, students are encouraged to choose by themselves topics of paper or discussion or seminar, say for example in relation to peace. Thus, students can be directed for example to explain tawhid (the concept of Creator-Creature unity with God as well as the ideas of qawm and ummah (community) in the heart of sustainable development for peace. Islamic communication scholars now call this approach the ummatic (communitarian) approach to change. Thus, the goal is really to establish a community, which is strong yet open to others, far remote from being sectarian communitarian.12 Helmi salah seorang Murid Nur menyatakan bahwa,

kehidupannya mengalami perubahan yang positif setelah

mengenal, berinteraksi, membaca dan mengamalkan Risale-i Nur. Lukman Helmi pernah tinggal di dershane selama dua

tahun 2011-2012, setelah itu ia tinggal di asrama Ma’had ‘Ali Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di

jalan Legoso, kelurahan Pisangan, kecamatan Ciputat

Timur, Tangerang Selatan, Banten. Lebih lanjut Helmi

menyatakan, ‚nilai-nilai positif ketika tinggal di dershane,

saya terapkan saat tinggal di Ma’had ‘Ali, seperti shalat

12

Lihat Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective,

International Bediuzzaman Symposium, 204.

Page 113: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

105

tepat waktu dan berjamaah, kemandirian, kebersamaan dan

hidup sederhana‛. Saya dijadikan panutan bagi teman-

teman lain di Ma’had,‛ kata Helmi yang saat itu mengambil

kuliah Jurusan Hubungan Internasional di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.13 Pengalaman serupa dialami pula

oleh penghuni dershane lainnya yang telah tinggal beberapa

tahun di sana dan kemudian tinggal dan membaur dengan

komunitas barunya.

Salah seorang peserta program baca yang mirip model

pesantren kilat dalam konteks Indonesia, Syaifuddin Zuhri

menyatakan bahwa anaknya mengalami perubahan yang

positif setelah mengikuti program tersebut. Lebih Lanjut ia

menyatakan:

Anak saya saat ini lebih tekun dalam shalat dan

berusaha tidak meninggalkannya. Ia memperoleh

pengalaman dan kesan yang mendalam saat mengikuti

program baca tersebut. Saya sangat bersyukur dengan

adanya perubahan positif yang terjadi pada anak saya

setelah mengikuti kegiatan yang diadakan Yayasan

Nur Semesta.14

Perubahan yang terjadi setelah berinteraksi dengan

dengan karya-karya Nursi merupakan bentuk nyata

bagaimana karya tersebut memiliki daya magnet bagi

pembacanya. Ustad Nursi sendiri hingga akhir hayatnya

berusaha untuk membina dan memajukan umat dalam

situasi politik yang sulit sekalipun. Ia mengiginkan agar

kondisi umat dapat terus berubah sesuai dinamika zaman.

Pada saat situasi mengancam kestabilan pemerintah dari

rongrongan yang dilakukan oposisi, Nursi pernah beberapa

kali mengusulkan agar Ayasovia kembali dibuka dan

dijadikan Masjid dan mengumumkan secara resmi bahwa

Risale-i Nur dan gerakannya tidak berbahaya dan tidak

terlarang. Usulan tersebut dimaksudkan Nursi sebagai

bentuk ketegasan pemerintah atas eksistensi Islam dan

dakwah Nur, guna membendung gelombang sekulerisme

13

Wawancara dengan Lukman Helmi pada 14 September 2015. 14

Wawancara dengan Syaifuddin Zuhri pada 26 November 2015.

Page 114: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

106

yang mengerogoti pemerintahann dan sekaligus

dimaksudkan untuk mengangkat popularitas pemerintah.

Namun, sayangnya usulan tersebut tidak dipenuhi, hingga

akhirnya pemerintahan berhasil dikudeta pada tahun 1960.15

A.3. Shah}s} ma‘nawi> sebagai bentuk Takwi>n al-Ummah dan

al-amr bi al-ma‘ru>f wa al-nahy ‘an al-munkar Takwi>n al-ummah dan al-amr bi al-ma‘ru>f wa al-

nahy ‘an al-munkar16 yang disejajarkan dengan

development atau pembangunan, dalam dakwah Nur

merupakan upaya dalam membangun komunitas unggul

yang berkemajuan dengan upaya transformasi teks Risale-i Nur ke konteks (realitas sosial). Transformasi tersebut

membutuhkan energi dan spirit yang dikenal dengan

dakwah sebagai bentuk tanggung jawab individu dan

kelompok. Upaya ustad Nursi membentuk kelompok

(jama>‘ah) atau komunitas adalah usaha kongkrit dalam

upayanya membangun dan membina umat agar tidak

tergerus dengan kondisi zaman dengan berpegang teguh

pada nilai-nilai ajaran Islam.17

Jama>‘ah yang Nursi tekankan adalah komunitas

yang memiliki kepribadian kolektif maknawi (Shah}s} ma‘nawi> ) yang diikat oleh iman, ikhlas dan persaudaraan,

serta nilai-nilai spirit Islam lainnya. Peluang dalam

menyebarkan Risale-i Nur selalu dilakukan oleh para T}ulla>b al-Nu>r sebagai upaya transformasi membangun jama>‘ah

yang bertujuan untuk pembinaan dan perubahan menuju al-ummah al-khairiyyah.

15

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 338.

16Ayat yang seringkali dirujuk ketika berbicara amar makruf nahi

mungkar adalah surat A>li ‘Imra>n ayat 104. 17

Mowlana menegaskan amar makruf nahi munkar menuntut

prinsip adanya tanggung jawab individual dan kelompok dalam

menyiapkan generasi penerus untuk menerima ajaran-ajaran Islam dan

mengambil manfaat darinya. Lihat Hamid Mowlana, Global Communication in Transition, The End of Diversity? (California: Sage

Publications, 1996), 121-122.

Page 115: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

107

Pada tahun 2002 Direktur Istanbul Foundation for Science and Culture, Paris Kaya tidak menyia-nyiakan

kesempatan saat direktur Pascasarjana M. Shirozi

menawarkan agar diutus dua orang dari Turki untuk

melanjutkan studi di program pascasarjana tersebut. Saat itu

dikirimlah dua orang, di antaranya adalah Hasbi Sen.18

Dalam perkembangannya, Hasbi menjadi salah tokoh utama

gerakan dakwah Nur di Indonesia.

Pembangunan yang hendak dicapai dalam dakwah

Nur adalah kesadaran umat atas perintah Allah melalui

Rasulnya. Kebahagiaan hanya dapat diperoleh melalui

kesadaran untuk mengikuti ajaran Islam dengan tekun dan

konsisten. Upaya mengajak orang lain ke jalan Tuhan

merupakan tanggung jawab seorang Muslim, Mowlana

menyatakan, ‛Muslims have the responsibility of guiding one another, and each generation has the responsibility of guiding the next.‛19 Semangat tanggungjawab dakwah

tersebut yang menjadi spirit murid-murid Nur untuk

menyebarkan dan membina umat di berbagai Negara. Eyup

Aluçluer misalnya, seorang Vakif (Wa<kif) yang berasal dari

Turki ketika ditanya motif ke Indonesia, jawabannya adalah

karena motivasi dan semangat untuk hizmet membantu

Hasbi Sen dalam mengembangkan dakwah Nur di

Indonesia.20

Beragam upaya dilakukan dakwah Nur di Indonesia

guna mengupayakan proses pembentukan dan pembangunan

umat. Di antara upaya tersebut adalah membuka dershane-dershane, memperluas kajian-kajian Risale-i Nur, memperkuat jaringan, merekrut jamaah kajian, mencetak

karya-karya Nursi dalam bahasa Indonesia, melakukan

kajian akademik seperti seminar, simposyum, bedah buku,

dan lain-lain. Sejak tahun 2014 Yayasan Nur Semesta juga

mengirimkan putra bangsa Indonesia yang terpilih guna

mengikuti program dua tahun menghafal al-Qur’an di Turki.

18

Wawancara dengan Hasbi Sen 5 April 2016. 19

Hamid Mowlana, Global Communication in Transition, The End of Diversity? (California: Sage Publications, 1996), 121.

20Wawancara dengan Eyup Aluçluer 14 Oktober 2016.

Page 116: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

108

Makna pembangunan yang seutuhnya selain

tercapainya kesejahteraan fisik (materi) adalah tercapainya

kebahagaiaan nonfisik (intelektual, mental, moral dan

spiritual).21 Nursi menegaskan bahwa Islam memiliki

potensi untuk menggapai kemajuan spiritual dan materiil.

Nursi optimis bahwa masa depan Islam secara fisik

(materiil) akan memimpin. ‛Sebab, di jantung sosok

maknawi dunia Islam terdapat lima kekuatan yang tidak

bisa dikalahkan. Ia begitu kuat dan kokoh.‛ Lebih lanjut

Nursi mengungkapkan lima kekuatan yang dimaksud:

Pertama, ‛hakikat Islam‛ yang merupakan guru bagi

seluruh kesempurnaan dan kemuliaan---di mana ia

menjadikan 350 juta muslim (sekarang 1,5 milyar)

laksana satu jiwa, serta menyiapkan sebuah

peradaban hakiki dan pengetahuan yang benar---

memiliki kekuatan yang tidak bisa dikalahkan oleh

kekuatan manapun. Kedua, ‛kebutuhan mendesak‛

yang merupakan guru hakiki bagi peradaban dan

industri yang dilengkapi oleh berbagai sarana dan

prinsip sempurna. Begitu pula ‛kemiskinan‛ yang

membinasakan kita. Nah kebutuhan dan kemiskinan

merupakan dua kekuatan yang tidak bisa dibungkam

dan dikalahkan. Ketiga, ‛kebebasan syar’i‛ yang

mengarahkan umat manusia kepada jalan persaingan

yang sehat menuju berbagai keluhuran dan tujuan

mulia di mana ia menghancurkan segala bentuk

tirani sekaligus menumbuhkan kesadaran mulia

dalam diri manusia; kesadaran yang berhias

sejumlah perasaan untuk bersaing, iri, bangkit secara

utuh, cenderung pada pembaruan dan kemajuan.

Kekuatan ketiga ini (kebebasan syar’i) bermakna

menghias diri dengan sejumlah derajat

kesempurnaan dan keinginan padanya sebagai hal

termulia yang paling layak dimiliki manusia.

21

Lihat Mulyadi Kartanegara, Etika: The Art of Living dalam Menembus Batas Waktu, Panorama Filsafat Islam (Bandung: Mizan,

2002), 67-84.

Page 117: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

109

Keempat, ‛heroisme Islam‛ yang disertai kasih

sayang. Maksudnya, sikap tidak rela diri ini hina di

hadapan kaum zalim dan tidak menghina pihak yang

terzalimi. Dengan kata lain, tidak menyanjung para

tirani serta tidak bersikap sombong terhadap

kalangan miskin. Ini merupakan salah satu prinsip

kebebasan syar’i yang sangat penting. Kelima,

‛kemuliaan Islam‛ yang menyuarakan penegakan

kalimat Allah. Pada masa kita sekarang, penegakan

kalimat Allah bergantung pada kemajuan materiil

dan masuk ke dalam arena peradaban hakiki. Tentu

saja, sosok maknawi dunia Islam di masa mendatang

akan memahami dan mewujudkan tuntutan iman

untuk menjaga kemuliaan Islam. Sebagaimana

kemajuan Islam di masa lalu adalah dengan

melenyapkan sikap fanatik musuh, menghancurkan

keangkuhannya, serta menangkal permusuhannya.

Semua itu terwujud dengan kekuatan senjata dan

pedang. Maka sekarang sebagai ganti dari senjata

dan pedang, musuh akan dikalahkan dan

dilumpuhkan lewat pedang maknawi dari peradaban

hakiki, kemajuan materiil, kebenaran, dan hakikat.22

Nursi melanjutkan bahwa yang dimaksudnya dengan

peradaban adalah berbagai sisi yang memberikan manfaat

dan kebaikan bagi umat manusia, bukan berbagai dosa dan

keburukannya. ‛Orang-orang yang bodoh, menganggap

keburukan tersebut sebagai sebuah kebaikan sehingga

menirunya dan merusak apa yang kita miliki,‛ tegas Nursi.

Nursi melanjutkan, ‛mereka menjadikan agama sebagai

sogokan untuk mendapatkan dunia. Namun ternyata mereka

tidak mendapatkannya dan tidak akan pernah mendapatkan

apa-apa.‛23

Pembangunan moral umat menuju peradaban yang

gemilang senantiasa menjadi fokus Nursi dalam karya-

22

Lihat Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, 369-370.

23Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au

A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, 370.

Page 118: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

110

karyanya. Hal tersebut dimaksudkan untuk membentengi

umat dari berbagai perubahan yang terus berjalan. Nursi

juga mendorong umat untuk maju secara materiil, namun

bukan menjadi materialistis. Hal tersebut nampak jelas

dalam upayanya dalam mendirikan pendidikan yang

berbasis ilmu pengetahuan dan sains modern, tanpa

meninggalkan agama.

Kondisi umat yang pekat karena agama dijauhkan

dari kehidupan masyarakat membutuhkan sosok yang berani

menyuarakan pentingnya agama dalam kehidupan

bermasyarakat. Nursi bangkit menyuarakan hakikat agama,

seraya membangunkan masyarakat yang ikut terbuai dengan

gelombang sekulerisme. Bagaimana usaha Nursi dalam

membangun peradaban, Fethullah Gülen menyatakan bahwa

Nursi memproklamirkan perang atas kebodohan,

kemiskinan, dan perpecahan. Ia mendobrak berbagai asumsi

dan ilusi yang membayangi masyarakat. Di samping

memproklamirkan perang terhadap atheisme dan

pengingkaran terhadap Tuhan, ia juga menenggelamkan

berbagai kebatilan dan khurafat serta menutup pintu

darinya. Keberanian Nursi sulit dicarikan tandingannya, ia

mendiagnosa sejumlah problem dan penyakit kronis, seraya

memberikan cara penyembuhan darinya.24

Pembangunan dan pembinaan umat yang

dimaksudkan Nursi adalah upayanya dalam melindungi dan

menumbuhkan ketahanan masyarakat dari berbagai

problematika yang muncul seiring perkembangan zaman.

Spirit karyanya dalam Risale-i Nur yang menjadi panduan,

mencerminkan usaha total Nursi dalam membangun

peradaban masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Dalam melaksanakan amar makruf nahi mungkar, ungkap

Moqsith Ghazali diperlukan pula kearifan para penegak

24

Muhammad Fethullah Gülen, ‛Taqdi>m‛, dalam Kulli>yya>t rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 11.

11.

Page 119: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

111

amar makruf nahi mungkar agar aktivitasnya tidak kian

menambah jumlah kemungkaran di tengah masyarakat.25

Pembangunan dan pembinaan umat lebih lanjut akan

dibahas dalam bab kelima, khususnya terkait kemandirian

sebagaimana diungkapkan Bakti bahwa pembangunan

memerlukan kemampuan untuk kemandirian individu dan

bangsa, swasembada dalam semua aspek kehidupan.26

A.4. Al-fana>’ fi al-ikhwa>n dalam mewujudkan khairiyyah al-

ummah

Modernitas dengan segala keunggulan dan

kekurangannya memerlukan panduan agar tidak

‘kebablasan.’ Fazlur Rahman mengusulkan suatu etika yang

bersumber dari al-Qur’an untuk memandu dan kritis

terhadap modernitas.27 Nilai-nilai kebaikan dalam usaha

mewujudkan komunitas yang unggul (khairiyyah al-ummah)

sebagaimana pernyataan Fazlur Rahman merupakan usaha

yang perlu dibangun dan dibina secara berkesinambungan.

Usaha dakwah Nur yang dipandu teks Risale-i Nur merupakan bentuk kongkrit upaya untuk mencapai

masyarakat yang ideal tersebut, yang didasarkan pada

kepribadian kolektif maknawi (al-shakhs} al-ma‘nawi >).

25

Abd. Moqsith Ghazali, Tafsir atas Amar Makruf Nahi Mungkar

dalam Islam, Titik-Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol. 7, No. 1, Juli-

Desember 2014, 57. 26

Amar ma’ruf nahi mungkar yang disejajarkan dengan

development menurut Bakti berfokus pada proses pembangunan negara

maju yang diikuti oleh negara-negara berkembang. Proses tersebut

dimulai dengan teori penyebaran, penemuan atau difusi teknologi

(diffusion of innovation) dan diakhiri dengan teori penerimanaan atau

partisipasi aktif (active reception). Active reception menekankan

pentingnya membangun self-help dan self-sufficiency, kemandirian

individu dan bangsa, swasembada dalam semua aspek kehidupan. Lebih

lanjut lihat Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to

Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective, 205-207.

lihat pula Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a global Development Program (Jakarta-Leiden: INIS, 2004), 37-49.

27Lihat Fazlur Rahman, Metode dan Alternatif Neomodernisme

Islam, terj. Taufik Adnan Amal, (Bandung: Mizan, 1994), 67.

Page 120: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

112

Ketika kepribadian kolektif dapat terbangun maka akan

muncul sikap dan sifat mementingkan orang lain, bahkan ia

dapat meleburkan dirinya pada diri orang lain (Al-fana>’ fi al-ikhwa>n).

Menurut Nursi, tersebarnya akhlak tercela karena

bersumber dari sikap meninggalkan ajaran agama (shari‘a>t). Selama kiamat yang dijanjikan kepada manusia belum tiba,

maka siapapun mengharapkan rahmat dari Zat yang Maha

Pengasih dan Penyayang. Hal tersebut dimaksudkan agar

berbagai hakikat al-Qur’an menjadi media yang bisa

menyelamatkan umat manusia dari kejatuhan ke tingkat

yang paling rendah, serta menegakkan kedamaian yang

bersifat universal dan komprehensif.28

Nursi mengajak umat untuk memedomani al-Qur’an

hingga kehidupan yang penuh makna dapat tercapai. Nursi

membimbing murid-murid Nur agar organisasi dakwah yang

penuh berkah tersebut sembilan puluh sembilan persen

bukan diarahkan kepada politik. Akan tetapi berupa

perbaikan akhlak, sikap istiqamah, serta berbagai sifat mulia

lainnya. Sebab, sejumlah perkumpulan yang mengarah

kepadannya bisa dikatakan langka padahal urgensinya

sangat jelas. Hanya satu persen dari tujuannya yang terkait

dengan politik; yaitu membimbing para politisi. Kemudian

senjata mereka berupa argumen yang kuat dan meyakinkan.

Serta manhaj mereka adalah cinta kasih dan menumbuhkan

rasa cinta yang tertanam dalam benih persaudaraan yang

terdapat di antara kaum mukmin agar kelak menjadi pohon

Tuba penuh berkah.29

Nursi mengiginkan agar dakwah Nur bersih dari

intrik politik, baik itu yang berasal dari dalam gerakan

dakwah Nur, maupun dari luar. Keinginannya tersebut tidak

lain karena Ingin menjadikan agama sebagai pembimbing

bukan pendompleng atau penjilat guna kepentingan sesaat.

Dalam dakwah Nur tidak dikenal jenjang karir organisasi.

28

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, 474.

29Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au

A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, 503.

Page 121: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

113

Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi persaingan

‛kursi‛ yang dapat menyebabkan perpecahan dan kebencian.

Totalitas dakwah diperlukan dalam pelaksanaan

amar makruf nahi munkar, sebagaimana masyarakat yang

dibangun Nabi Muhammad Saw. M. Yunan mengungkapkan

bahwa sejarah mencatat masyarakat Madinah pimpinan

Rasulullah itu adalah masyarakat plural, multietnik, bahkan

multi agama. Tradisi masyarakat egaliter dan partisipatif

tersebutlah yang dibangun oleh Nabi di kota Madinah. Nabi

sendiri turun tangan dan tampil di tengah masyarakat

dengan mengembangkan keberanian untuk memunculkan

pendapat banding terhadap kebijakan-kebijakan Nabi yang

bukan berasal dari wahyu. Bila kebijakan itu berasal dari

wahyu yang beliau terima dari Allah, mereka berkata,

‛sami‘na> wa at}a‘na> ‛ (kami dengar dan kami patuhi).

Tetapi, bila kebajikan itu berasal dari pemikiran Nabi

sendiri, mereka tanpa sungkan-sungkan, mengkritik

pendapat tersebut bila tidak sesuai dengan pertimbangan

akal sehat, dan Nabi sendiri tanpa beban apapun, menerima

pendapat banding masyarakat itu, dan kemudian

menjadikannya sebagai kebijakan baru.30

Keberhasilan Nabi dalam membangun masyarakat

Madinah didasarkan pada kebersamaan, persatuan serta

saling menghormati satu dengan lainnya. Totalitas dakwah

Nabi tercermin pula dalam upaya Nursi dalam merespon

perkembangan masyarakat Turki yang saat itu berada dalam

masa ’‛transisi,‛ politik yang berdampak pada ‛krisis‛

agama. Nursi terus mengobarkan semangat bahwa agama

harus dipegang erat. Ia mengingatkan para penulis dan

penceramah yang berdakwah lewat koran bahwa mereka

harus bersikap rendah hati serta bisa melihat kekurangan

yang ada. Mereka tidak boleh menyimpang dan menulis

sesuatu yang bertentangan dengan syiar Islam. Dari mana

mereka mendapat ijin dan dengan hak apa memperlihatkan

kekurangan agama, bahkan propaganda sesat yang

30

M. Yunan Yusuf, Tafsir Al-Qur’an Juz XXVIII Juz Qad Sami’allah, Bun-ya>nun Marshu>sh}, Bangunan Kokoh Rapi (Jakarta:

Lentera hati, 2014), 7-8.

Page 122: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

114

merugikan agama dan umat. Siapapun tidak boleh berbuat

zalim kepada orang lain, apalagi terhadap saudaranya.31

Lebih lanjut, pentingnya peranan akhlak dalam

mewujudkan umat terbaik dalam menyelamatkan kehidupan

dan lingkungan masyarakat dinyatakan M. Yunan Yusuf:

Akhlak dan moral itu pada hakikatnya adalah

kondisi jiwa yang menggerakkan seseorang untuk

meelakukan perbuatan. Perbuatan tersebut akan

lahir dalam bentuk kebajikan bila digerakkan oleh

akhlak dan moral terpuji. Sebaliknya akan lahir

perbuatan tercela bila seorang berbuat tanpa

mempertimbangkan akhlak dan moralnya. Profil

panutan untuk akhlak dan moral itu, tak lain dan tak

bukan, adalah dia yang menjadi penghulu para Nabi

dan Rasul, dan juga sebagai penutup para Nabi dan

Rasul, itulah dia Nabi Muhammad Saw. Yakni

seorang manusia pilihan yang menyandang gelar

khuluqun az}i>m. Itulah sebabnya beliau oleh Al-

Qur’an dinyatakan sebagai uswah h}asanah (teladan

yang baik).32 Senada dengan pernyataan Yunan Yusuf, Ali A.

Allawi menyatakan bahwa teks al-Qur’an tak pernah

berhenti memperingatkan dan mengingatkan manusia

bahwa ketundukannya pada perintah-perintah Tuhan harus

menjadi dasar etika kehidupan dan perilaku yang permanen,

baik etika pribadi sekaligus dasar bagi organisasi publik. Ini

adalah titik awal dari semua pengejawantahan Islam yang

otoritatif dan telah bertahan mengarungi perubahan-

perubahan ruang dan waktu.33

31

Bediuzzaman Said Nursi, Kulliyya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mathnawi> al-‘Arabi> al-Nuri>. Terj. dan Penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi> (Al-

Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2013), 186. 32

M. Yunan Yusuf, Tafsir Al-Qur’an Juz Tabarak, Khuluqun ‘Az}i>m

(Budi Pekerti Agung), 11. 33

Ali A. Allawi, Krisis Peradaban Islam, Antara Kebangkitan dan Keruntuhan Total, terj. Pilar Muhammad Mochtar (Bandung: Mizan,

2015), 38. Buku tersebut merupakan terjemahan dari The Crisis of Islamic Civilization (London: Yale University Press, 2009).

Page 123: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

115

Akhlak atau etika34 merupakan nilai-nilai yang

hendaknya menyatu dalam pribadi seorang Muslim yang

akan tergambar dan tercermin dalam perilaku moralnya.

Apabila ia memiliki akhlak yang baik, maka akan tercermin

dalam perilakunya. Komunitarianisme memandang bahwa

moral yang dibuat dan disepakati oleh sebuah komunitas

memiliki kekuatan hukum yang tertinggi berbanding aturan

pemerintah.35 Jika akhlak menjadi panduan masyarakat

maka perwujudan umat terbaik diharapkan dapat pula

terwujud.

Tentulah sumber akhlak tersebut bersumber dari

nilai-nilai ajaran agama (Islam), sebagaimana penyataan

Quraish Shihab dalam berbagai kesempatan. Interaksi dalam

pergaulan saat tinggal di dershane membuat kesan yang

positif bagi para T}ulla>b al-Nu>r. Saling bahu membahu,

saling menghormati, berempati, dan kebersamaan dapat

mereka rasakan bersama.

B. Konsepsi Nilai-nilai Dakwah Komunitarian Dakwah Nur

sebagai Gerakan Pembinaan Umat Berbasis Komunitas

Beragam pandangan masyarakat muncul, seiring

maraknya gerakan Islam transnasional. Masyarakat ada yang

curiga, menolak, dan ada pula yang menerima, simpatik.

Tentulah respons dan pandangan tersebut diperoleh melalui

kesan dan persepsi masyarakat dalam melihat sepak terjang,

34

Dalam tradisi filsafat ‚etika‛ lazim dipahami sebagai suatu teori

ilmu pengetahuan yang mendiskusikan mengenai apa yang baik dan apa

yang buruk berkenaan dengan perilaku manusia. Persoalan etika muncul

ketika moralitas seseorang atau suatu masyarakat mulai ditinjau lagi

secara kritis. Sedangkan moralitas berkenaan berkenaan dengan tingkah

laku yang kongkrit, sedangkan etika bekerja pada level teori. Lihat Paul

W. Tailor, Problems of Moral Philosophy, (California: Deckenson

Publishing Compant Inc., 1992), 3. 35In essence, moral judgements are best made at the community

lever rather than from the higher governing bodies. Lebih lanjut lihat

Karen Christensen and David Levinson, eds., ‚Communitarianism,‛

Encyclopedia of Community: From the Village to the Virtual World, Vol

1, A-D (Sage Publications, 2003), 224-228.

Page 124: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

116

perilaku dan karakter gerakan Islam transnasional.

Kecenderungan negatif masyarakat Internasional terhadap

gerakan Islam transnasional didasarkan pada fakta bahwa

gerakan tersebut membahayakan, menebar teror, radikal, rigid

dan fundamental. Karena kecurigaan tersebut, Indonesia

termasuk negara yang subur bagi tumbuhnya persemaian

terorisme dan bagi gerakan Islam transnasional.

Julukan tersebut nampaknya bukan tanpa alasan,

melainkan berdasarkan sejumlah fakta. Terjadinya tragedi bom

di beberara tempat, seperti hotel JW Marriot dan hotel Ritz

Carlton Kuningan Jakarta (2009), Kuta dan Jimbaran Bali

(2005), dan Bom bunuh diri Thamrin, Sarinah, Jakarta (2016),

seakan menguatkan tuduhan tadi. Dalam hal ini, kelompok

gerakan Islam transnasional seperti Hizbut Tahrir, Salafi, Syiah,

Ikhwanul Muslimin, Wahabi, dan Jamaah Islamiyah (JI)36

menjadi sorotan dan seolah menjadi representasi Islam radikal

dan fundamental. Tentulah tuduhan ini tidak sepenuhnya benar.

Ditambah Pasca rezim Soeharto, dengan semakin terbukanya

kran demokrasi bermunculan pula organisasi kemasyarakatan

semacam Front Pembela Islam (FPI), Forum Komunikasi Ahlus

Sunnah wal Jama’ah (FKAWJ), Majelis Mujahidin Indonesia,

dan lain-lain yang dianggap bercorak radikal. Dalam konteks

kemunculan berbagai gerakan Islam pasca Soeharto, Bahtiar

Effendi menyatakan bahwa kemunculan gerakan Islam radikal

lebih tepat disebut dengan fenomena sesaat yang dapat muncul

di mana saja ketika kran kebebasan dibuka.37

Citra Islam yang negatif juga melanda sistem pendidikan

pesantren, yang dianggap menghasilkan produk teroris. Dalam

hal ini, Pesantren Ngruki di Solo dan Zaitun di Indramayu

menjadi sorotan internasional, karena terindikasi ikut menyemai

benih-benih radikalisasi. Dalam suatu kesempatan, Atho

Muzhar menyatakan, bahwa seharusnya pemerintah berlaku

36

Lebih jauh ulasan mengenai gerakan JI, baca Umar Abduh

(penyunting), Konspirasi Intelijen & Gerakan Islam Radikal, (Jakarta:

Center for Democracy and Social Justice Studies, 2003). 37

Lihat Bahtiar Effendy, ‚Islamic Militant Movement in Indonesia:

A Preliminary Accounts for its Socio-Religious and Political Aspects,‛

Studia Islamika, Vol. 11, No. 3, 2004, 395.

Page 125: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

117

tegas jika ada pesantren yang terindikasi menyemai benih-benih

radikalisme.38 Secara tidak langsung, umat Islam dirugikan

dengan pencitraan Islam yang negatif, terlebih jika itu

menyangkut pendidikan khas Indonesia, pesantren.

Pertanyaannya kemudian, apakah semua gerakan Islam

transnasional ‚berbau‛ radikal. Jawabannya tentu tidak, karena

tidak semua gerakan Islam transnasional berkarakter seperti itu.

Gerakan Islam transnasional seperti Jamaah Tabligh (JT),

Tarekat-tarekat, dan dakwah Nur jauh dari karakter radikal,

bahkan sebaliknya penyebar kedamaian dan keharmonisan.

Gerakan dakwah Nur, mudah diterima ekspansinya karena ia

mengajarkan kebenaran dalil agama yang selaras dengan

modernitas dan bersifat universal.39 Semua manusia menyukai

kebenaran, perdamain dan kehidupan yang harmonis, jika ini

menjadi inti (core) dakwah, maka dengan sendirinya ia akan

mudah dalam beradaptatif.40

Gerakan Nur yang menjadi fokus penelitian adalah

jama’ah Okuzuler yang merupakan jama’ah tertua dalam

gerakan Nur. Tokoh utama jamaah tersebut adalah Mustafa

sunggur yang telah meninggal pada 2014 M. Ia salah seorang

murid Nursi yang dikadernya langsung. M. Hakan Yavuz

menulis menulis bahwa terdapat delapan jama’ah dengan

berbagai corak dakwah dalam dakwah Nur, seperti ditulis

Yavuz:

There are currently eight major Nur communities divided along their political positions and utilization of modernity. The scibers, Kurdog>lu Cemaati, Mehmet

38

Pernyataan tersebut disampaikan pada acara bedah buku

Pendidikan Berbasis Pesantren di Indonesia yang ditulis Arif Subhan di

hotel Millenium Tanah Abang Jakarta pada 26 Oktober 2012. 39

Sebagaimana pendapat Tibi bahwa dunia Islam telah

dipresentasikan sebagai pandangan yang dihasilkan dari universalitas

Islam seperti wahyu Tuhan yang terakhir, yang berlaku bagi seluruh

manusia. Konsep ummah dalam doktrin Islam tidak mengakui adanya

limitasi dan eksklusifitas. Lihat Bassam Tibi, Islam Kebudayaan dan Perubahan Sosial, terj. Misbah Zulfa Ellizabet dan Zainal Abbas,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), 301. 40

Wawancara, pada Agustus 2012 dengan salah seorang T}ulla>b al-Nu>r berkebangsaan Turki yang telah tinggal dan menetap di Australia.

Page 126: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

118

Kirkinci, and Mustafa Sunggur represent a conservative outlook in their interpretation of the writings of Nursi and defensive attitude Yeni Nesil, Fethullah Gülen, and Yeni Asya. The ethnic and radical group is represented by Med-Zehra.41 Tradisi khas gerakan Nur adalah upaya menyebarkan

pemikiran Said Nursi melalui karyanya Risale-i Nur dengan cara

mencetak, menerjemahkan dan membacannya di dershane.

Melihat respons masyarakat pada gerakan ini sebenarnya dapat

tercermin dari pemikiran-pemikiran Nursi dalam konsep

dakwahnya. Pemikiran-pemikiran Nursi pada prinsipnya tidak

bertentangan dengan arus mainstream, dengan prinsip

membangun peradaban umat yang terbaik. Dalam konteks ini,

gerakan Nur cenderung adaptif saat melakukan ekspansi

dakwahnya.

Gerakan dakwah Nur, berusaha memberikan motivasi

yang kuat agar manusia menyadari sepenuhnya keberadaan

Sang Pencipta yang maha Tunggal. Risalah tersebut tidak hanya

menyentuh intelek-logika akal, namun ia juga menyentuh hati

dengan bukti-bukti ayat kauniyah. Risale-i Nur, menurut

seorang motivator yang ikut mempelajari Risale-i Nur berkomentar bahwa dalam karya Nursi tersebut ada sumber

energi positif karena ia merupakan kontekstualisasi ajaran Al-

Quran.42 Terkait Nursi dan Risale-i Nur Asror Yusuf

menyatakan bahwa:

Nursi memandang bahwa jihad yang benar di masa

sekarang adalah jihad melalui tulisan atau pemikiran,

bukan secara fisik. Jihad yang relevan sekarang ini adalah

41

M. Hakan Yavuz, ‚Nur Study Cirles (Dershane) and the

Formation of New Religious Consciousness in Turkey‛, dalam, Ibrahim

M. Abu-Rabi’ (Ed), Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi (Albani: SUNY Press, 2003), 312.

42Pernyataan ini sering disampaikan oleh ustad Rahmat yang

berprofesi sebagai motivator pada berbagai kesempatan, khususnya ketika

peneliti melakukan observasi di Turki bersama beliau kurang lebih lima

belas hari dari 20 Juni 2012 hingga 5 Juli 2012 saat kunjungan napak tilas

Said Nursi di berbagai kota seperti, Istanbul, Bursa, Ankara, Konya,

Isparta. Barla, dan Kayseri.

Page 127: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

119

menevi jihad, jihad melalui tulisan. Karena itu, wajarlah

jika Nursi termasuk penulis yang produktif, dan meski

waktunya banyak dihabiskan dalam penjara, ia masih bisa

melakukan jihad dengan cara menulis. Karya Nursi,

Risale-i Nur , konon dua pertiganya ditulis dalam kurun

1925-1950, yang mana pada masa-masa ini hidup Nursi

banyak dihabiskan di penjara. Karya Risale-i Nur, sebagian besar ditulis karena keprihatinan mendalam

terhadap dekadensi moral, sikap masyarakat yang pasif,

kritik terhadap ateisme akibat pengaruh materialisme dan

imperialisme Barat yang semakin menjauhkan masyarakat

dari keimanan dan mengaleinasinya dari spiritualitas.43 Tujuan utama dakwah adalah mengajak manusia untuk

kembali pada jalan Allah SWT. Dakwah memerlukan energi,

strategi dan inovasi guna keberhasilan misinya. Dakwah Nur

merupakan salah satu gerakan yang mengupayakan

penyelamatan iman dan moral umat di tengah terpaan

modernitas. Sebagai gerakan yang bertumpu pada teks untuk

menginspirasi dan menjadi spirit gerak dakwahnya, maka karya

ustad Said Nursi merupakan sumber rujukan dan panduan serta

inspirasi dakwah Nur. Terkait keberhasilan dakwah yang

dirintis Nursi, Turner dan Horkuc menyatakan:

‛Nursi was renowned as the founder of the most powerful text-based faith movement in Turkey, with the number of Nurcu students estimated at more than one and a half million. Despite a life characterized by strife, hardship and adversity, Nursi arguably changed the face of Turkish Islam forever, leaving a body of work that continues to inspire millions of people across the Muslim world and beyond…‛44 Jutaan pengikut Nursi menjadikan Risale-i Nur sebagai

bacaan wajib setelah Al-Quran, yang mereka yakini dapat

membimbing spiritualistas dan moral. Komunitas dakwah Nur

43

Moh. Asror Yusuf, Persinggungan Islam dan Barat, Studi Pandangan Bediuzzaman Said Nursi (Kediri: STAIN Kediri Press, 2009),

168. 44

Colin Turner dan Hasan Horkuc, Said Nursi (London: I.B. Tauris

& Oxford University Press, 2009), 44.

Page 128: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

120

meyakini bahwa risalah yang dibaca dapat memberikan ilmu,

berkah dan bimbingan. Tujuan utama Nursi adalah membangun

soliditas dan integritas umat di tengah terpaan negatif dari

dampak modernitas. Nursi bukanlah hendak membangun negara

bangsa berdasarkan nilai-nilai nasionalisme atau sektarianisme

tapi berdasarkan nilai-nilai ummah (ummatic terms). Sebagai

contoh Nursi menggambarkan perjanjian Hudaibiyah yang

nampak tidak menguntungkan umat Islam, namun dibalik

peristiwa tersebut terdapat banyak hikmah. Walaupun secara

realitas persenjataan mereka telah masuk ke dalam sarungnya,

namun al-Qur’an yang mulia telah menghunus ’pedang berlian’

yang bersifat terang, membuka kalbu dan akal manusia. Sebab

dengan adanya perjanjian tersebut para kabilah itu berbaur.

Sifat keras kepala mereka itu pun lenyap oleh kemuliaan Islam

dan tirani kesukuan yang tercela hancur oleh cahaya al-Qur’an.

Sebagai contoh, ahli perang Khalid ibn al-Walid dan politikus

ulung Amru ibn al-Ash, yang tidak pernah mau menyerah,

ternyata mereka dikalahkan oleh pedang al-Qur’an yang

bersinar yang menjelma melalui perjanjian Hudaibiyah.

Sehingga kedua tokoh tersebut berjalan bersama menuju

Madinah al-Munawwarah untuk menyatakan masuk Islam,

penuh ketundukan dan kepatuhan.45

Nursi berharap kerja Risale-i Nur berdampak positif bagi ummah dengan mengacu pada teks yang berdampak pada

individu dan komunitas, teks-individu-komunitas (text-individual-community).46 Said Nursi merupakan sosok yang

memiliki perhatian pada berbagai persoalan yang menimpa

umat manusia, sekaligus memecahkannya. Terkait hal tersebut,

Gulen menyatakan:

Ia (Nursi) memberikan perhatian kepada sejumlah sebab

persoalan ekonomi dan faktor yang menyebabkan

kemiskinan. Ia mencari sejumlah solusi untuk berbagai hal

45

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, terj.

dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi> (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr,

2013), 40. 46

Lihat Ibrahim M. Abu-Rabi’, ‚History, Politics, and Charisma in

Risale-i Nur‛, dalam Spiritual Dimension of Bediuzzaman Said Nursi’s Risale-i Nur, (Albany: State University of New York Press, 2008), vii-x.

Page 129: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

121

yang menyebabkan umat terpecah berikut cara mengobati

perbedaan diantara mereka. Ia selalu menegaskan

pentingnya persatuan dan kesatuan. Ia senantiasa bersama

umat. Ia tidak pernah meninggalkan mereka sedikitpun....

Bediuzzaman melihat bahwa sumber segala keburukan

dan penyimpangan ketika itu---sama seperti sekarang---

adalah kebodohan, kemiskinan dan perpecahan.47

Mardin sebagaimana dikutip Marcia menyatakan,

‛Mardin is describing the shift in Nursi’s focus from political activism to individual transformation as a key element.‛

Transformasi ustad Nursi dari ‚old Said‛ ke ‚new Said‛

merupakan gambaran hijrahnya Nursi dari pentas politik dan

fokus pada perbaikan diri dengan penekanannya pada dakwah

kultural merupakan elemen kunci48, dalam keberhasilan

dakwahnya. Perbaikan dan transformasi diri Nursi dimaksudkan

sebagai titik awal untuk fokus pada penyelamatan peradaban

umat, melalui karyanya. Semua peradaban, ungkap Allawi,

merupakan keseimbangan antara individu dan kolektivitas

(kelompok), dan antara dunia lahir dengan dunia batin. Lebih

lanjut Allawi menyatakan, ‛pergeseran-pergeseran nilai penting

kedua hal mendasar inilah yang memberikan warna khas setiap

peradaban.‛49 Untuk membangun kembali keruntuhan

47

M. Fethullah Gulen dalam Badiuzzaman Said Nursi, Al-Mathnawi An-Nu>ri, Menyibak Misteri Keesaan Ilahi, terj. Fauzi Bahreisy

(Jakarta: Anatolia, 2012), xi-xii. 48

Lihat Marcia K. Hermansen, ‛Faith Development and Spiritual

Maturation in the Works of Said Nursi, dalam Seventh International Symposium on Bringing Faith, Meaning and Peace to Life in a Multicultural World: The Risale-i Nur’s Approach, (Istanbul: Nesil,

Oktober 2004), 344. lihat pula Serif Mardin, Religion and Social Change in Modern Turkey: The Case of Bediuzzaman Said Nursi (AlBany: SUNY

Press, 1989), 165. lihat M. Hakan Yavuz, ‚Print-Based Islamic Discourse

and Modernity: the Nur Movement‛, dalam Third International Symposium on Bediuzzaman Said Nursi, (Istanbul: Sozler Publications,

1997), 324-350. 49

Ali A. Allawi, Krisis Peradaban Islam, Antara Kebangkitan dan Keruntuhan Total, terj. Pilar Muhammad Mochtar (Bandung: Mizan,

2015), 24.

Page 130: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

122

peradaban Islam, maka sebagaimana Nursi, Allawi juga

menekankan pentingya kembali ke ajaran agama, ia

menyatakan:

Kegelisahan tentang ketidakjelasan arah perjalanan

peradaban Islam, atau ke arah mana ia sedang didorong,

menjadi dasar berbagai proyek untuk ‛mereformasi‛ atau

‛merevitalisasi‛ Islam. Semua upaya ini terus berlanjut

sejak awal abad ke-19 hingga hari ini. Semua

mengandalkan perombakan Islam melalui sekulerisasi,

liberalisasi, menumbuhkan kesadaran sejarah, atau

meradikalisasi pemahaman Muslim tentang agamanya.

Semua usaha tersebut sampai sejauh ini gagal

menghentikan erosi atas vitalitas peradaban Islam. Kita

hanya dapat berkesimpulan bahwa regenerasi individu dan

masyarakat dalam Islam telah melampaui titik di mana

tak ada jalan kembali lagi atau bahwa akar-akarnya harus

dicari di tempat lain di luar rumusan-rumusan para

reformis Islam. Apa yang gagal disadari para reformis dan

pengkritik Islam ialah bahwa dimensi spiritual Islam

mengilhami peradaban tersebut secara menyeluruh. Oleh

sebab itu, hampir pasti bahwa revitalisasi Islam harus

dimulai dari titik awal berupa koneksi umat Muslim

dengan realitas ketuhanan yang menjadi inti ajaran Islam.

Pemahaman ulang tentang pengetahuan sakral ini

merupakan syarat penting untuk hal ini.50

Relefan dengan pendapat allawi, dalam rangka revitalisasi

peradaban Islam, Nursi berusaha menuangkan ide dan

pemikirannya terkait ajaran Islam dalam Risale-i Nur. Nilai-

nilai yang ditanamkan Nursi dan karyanya Risale-i Nur yang

dijadikan acuan bagi murid-murinya dalam membangun

komunitas berdasarkan nilai-nilai keumatan (ummatic) di

antarannya adalah: Iman dan tauhid (faith and monotheistic world view); Pentingnya membangun komunitas (primacy of community); Ikhlas dan Persaudaraan (sincerity and brotherhood); Kemandirian (self reliance); Integrasi nilai-nilai

50

Ali A. Allawi, Krisis Peradaban Islam, Antara Kebangkitan dan Keruntuhan, 37.

Page 131: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

123

tradisional dan modern (integration of modernity and tradition); Anti kekerasan (non-violence); Partisipasi pada

demokrasi (participatory democracy); hemat/sederhana

(frugality).51

Sebagai gerakan yang berorientasikan pada teks, maka

ideologi gerakan didasarkan pada spirit teks yang dijadikan

acuan gerakan. Teks Risale-i Nur, menjadi bacaan rutin murid-

murid Nur (T{ulla>b Al-Nu>r). Ia dibaca dan dikaji setiap waktu di

dershane-dershane. Buah dari membaca Risale-i Nur adalah

pengamalan dari pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.52

Risalah tentang ukhuwah dan ikhlas menjadi bacaan wajib,

paling tidak satu kali dalam dua pekan di dershane. Risalah

tersebut dianggap penting dan berfungsi sebagai pedoman dan

panduan dalam gerakan dakwah Nur.53

Ukhuwwah yang bermakna persaudaraan adalah pengikat

persatuan dan kekompakan sesama T{ulla>b Al-Nu>r. Persatuan

dan kekompakan tersebut hendaklah didasari keikhlasan.

Dengan membaca risalah tersebut, maka T{ulla>b Al-Nu>r

51

Tujuh konsep tersebut disarikan dari Majid Tehranian, Hamid

Mowlana dan Wilson, dan Andi Faisal Bakti, dan ditambah satu lagi,

hingga delapan. Konsep kedelapan yaitu hemat/sederhana (frugality).

Para ulama dan intelektual Muslim tidak selamanya memiliki pendapat

yang sama tentang konsep operasional dari nilai-nilai atau konsep-konsep

dasar dalam aspek kemasyarakatan. Masykuri Abdillah misalnya

mengusulkan nilai-nilai dasar etika-moral kemasyarakatan mencakup:

keadilan (al-‘ada>lah), kepercayaan dan akuntabilitas (al-ama>nah),

Persaudaraan (al-ukhuwwah) dan kemajemukan (al-ta‘addudiyyah),

persamaan (al-musa>wah), pemusyawaratan (al-shu>ra>), perdamaian (al-silm). Lihat Masykuri Abdillah, Islam dan Dinamika Sosial, Politik di Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia, 2011), xvxviii.

52Di Turki program baca Risale-i Nur juga diadakan pada akhir

pekan dan hari libur, tidak sedikit vila-vila di puncak-puncak pegunungan

dijadikan tempat program tersebut. 53

Dakwah Nur menekankan kesadaran individu untuk merubah

masyarakat, menghadirkan Islam yang kontekstual dan sesuai dengan

kehidupan modern. Lihat M. Hakan Yavuz, ‚Towards an Islamic

Liberalism?: The Nurcu Movement and Fethullah Gülen,‛ Source: Middle East Journal, Vol. 53, No. 4 (Autumn, 1999), pp. 584-605, Published by:

Middle East InstituteStable URL: http://www.jstor.org/stable/4329392,

diakses 08/04/2014 05:34.

Page 132: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

124

diingatkan kembali agar berpegang teguh pada nilai-nilai yang

terkandung dalam risalah tersebut. Teks menjadi sesuatu yang

penting dalam gerakan, ia menginspirasi setiap gerak dan

langkah T{ulla>b Al-Nu>r setiap waktu.54 Said Nursi sebagai

pengarang Risale-i Nur sendiri mengaku sebagai T{ulla>b Al-Nu>r, dalam arti iapun membaca dan berusaha mengamalkan nilai-

nilai yang terkandung di dalamnya. Nursi dalam berbagai

kesempatan menyatakan bahwa membaca Risale-i Nur lebih

baik dan lebih penting dari pada bertemu dengannya secara

fisik.

B.1. Iman dan tauhid (faith and monotheistic world view)

Risale-i Nur karya Nursi sebagian besar berisi tentang

ajakan beriman dan bertauhid yaitu kesadaran manusia pada

ke-Esaan Sang Pencipta. Nursi menyatakan bahwa Risale-i Nur tidak hanya merehabilitasi satu sisi dari kehancuran

total dan tidak pula sekedar memperbaiki rumah kecil yang

tinggal puing-puing saja. Risale-i Nur tidak hanya

mengobati hati dan luka segelintir orang dan tidak pula

hanya meluruskan pemikiran sekelompok orang yang

tersesat. Risale-i Nur memiliki efektifitas dalam mengobati

mental masyarakat luas yang cenderung menyimpang

karena dasar-dasar ajaran Islam yang telah diabaikan, oleh

karena syiar Islam yang telah memudar. Risale-i Nur benar-

benar dengan gigih berjuang untuk mengobati luka parah

dengan obat berupa mukjizat al-Qur’an dan iman.55

Tauhid merupakan pondasi penting bagi tegaknya

iman. Pondasi tauhid akan keropos, jika tidak dijaga dan

terus disibukkan dengan hiruk pikuknya dunia modern. Iman

54

Penulis saat observasi tahun 2012 di Turki melihat bagaimana

antusias Murid-murid Nur (T{ullla>b Al-Nu>r) dalam membaca dan

menelaah Risale-i Nur. Pada hari terakhir berada di Turki, tepatnya saat

akan meninggalkan kota Istanbul, seorang Murid Nur yang berprofesi

sebagai dokter dan menjadi manajer di sebuah rumah sakit

menyempatkan diri untuk menjamu rombongan makan pagi di ruangan

kerjanya. Ia menyampaikan pengalaman dan manfaat dalam membaca dan

mengamalkan Risale-i Nur yang sudah dijalaninya puluhan tahun. 55

Ihsa>n Qa>sim S}a>lih, Said Nursi, Pemikir dan Sufi Besar Abad 20, Membebaskan Agama dari Dogmatisme dan Sekularisme, terj. Nabilah

Lubis, (Jakarta: Murai Kencana, 2003), 232.

Page 133: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

125

dan tauhid merupakan salah satu fokus karya Nursi.56

Osman Bakar menyatakan, ‛menurut Islam, inti agama

adalah penerimaan doktrin dan pengamalan nyata tauhid

dalam semua domain kehidupan dan pemikiran manusia‛.57

Uraian tentang tauhid dipaparkannya secara panjang oleh

Nursi dalam karyanya Al-Mathnawi an-Nu>ri. Dalam

karyanya tersebut, Nursi membuka penjelasannya tentang

tauhid merujuk pada Al-Quran Surat al-Zuma>r: 62-63;

Ya>si>n: 83; Hu>d: 56.

Nursi membagi tauhid menjadi dua: pertama, tauhid

yang bersifat umum yaitu dengan berkata, ‚tiada sekutu

bagi-Nya. Alam ini bukan milik selain-Nya.‛ Dalam hal ini

kelalaian dan kesesatan masih bisa bercampur ke dalam

pemilik tauhid tersebut. Kedua, tauhid hakiki yaitu dengan

berkata, ‚dia adalah Allah semata. Kerajaan, alam, dan

segala sesuatu adalah miliknya.‛ Ia melihat berbagai tanda

kekuasaan-Nya pada segala sesuatu. Tauhid ini jauh dari

kesesatan manakala dapat menghayatinya dengan penuh

56

Sebagaimana diungkapkan Vahide, ‛belief or faith (ima>n) is the central theme of the Risale-i Nur, and the renewal and strengthening of belief its purpose and primary function. Nursi state this explicitly in many places in the work. For example: ‚The Risale-i Nur’s function is to strengthen and save belief. We are charged with serving (the cause of) belief‛. Lihat Şükran Vahide, ‚A Survey of The Main Spiritual Themes

of The Risale-i Nur‛, dalam Ibrahim M. Abu Rabi‘ (Ed.), Spiritual Dimensions of Bediuzzaman Said Nursi’s Risale-i Nur (New York: State

University of New York Press, Albany, 2008), 3. Lihat pula pernyataan

M. Sait Özervarli, …This was done in two major efforts: strengthening Islamic beliefs and thought against the challenges of materialistic thought; and secondly, addressing common people in order to create a social public resistane against the marginalization of religion in Turkish and Muslim society. Lihat M. Sait Özervarli The Reconstruction of

Islamic Social Thought in the Modern Period: Nursi’s Approach to

Religious Discourse in a Changing Society, Asian Journal of Social Science, (Leiden: BRILL, 2010), Vol. 38, No. 4, 534.

57Osman Bakar, Tauhid dan Sains: Perspektif Islam tentang Agama

dan Sains (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008), 30.

Page 134: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

126

iman.58 kekuasaan dan keagungan Allah mengharuskan

adanya sebab akibat yang terlihat secara kasat mata atau

bentuk lahir agar akal bisa melihat sentuhan tangan

kekuasaan-Nya terhadap berbagai problematika. Namun

demikian, tauhid dan kemuliaan-Nya tidak bisa dipengaruhi

oleh sebab akibat.59

Dengan kesadaran bahwa manusia ada penciptanya,

yaitu Tuhan Yang Maha Esa maka tentulah Ia menghendaki

tujuan penciptaan tersebut, pengabdian dan kepasrahan

(Islam). Inilah risalah yang dibawa mulai Nabi Adam,

hingga Nabi Muhammad SAW. Ia tidak menghendaki

persekutuan (perserikatan). Sikap tauhid akan melahirkan

kesadaran bahwa hidup memiliki tujuan yang tidak terbatas

hanya di dunia ini. Ismail Raji Al-Faruqi menegaskan bahwa

tidaklah mungkin ada dua Tuhan dengan mengutip Al-

Qur’an surat Al-Anbiya>’: 22. Islam mengenal konsep tiada

tuhan selain Allah (there is no god but God).60

Konsekuensi dalam bertauhid, manusia diberi fasilitas

Tuhan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan

sesamannya. Dalam konteks tersebut manusia hendaklah

menjalankan aktifitas komunikasinnya berdasarkan nilai-

nilai kebajikan moral, hal tersebut sebagaimana firman-Nya

dalam al Quran, Surat al-‘Imra>n: 104: ‚dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.‛ Pengingkaran pada nilai-nilai moral pada

hakekatnya adalah merusak tatanan umat.61

58

Bediuzzaman Said Nursi, Kulliyya>t Rasa>il al-Nu>r, Al-Mathnawy> al-‘Araby> Al-Nu>ry>>, terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi> (Al-

Qa>hirah: Da>r Su>zlar linnashr, 2013), 56. 59

Bediuzzaman Said Nursi, Al-Mathnawy> al-‘Araby> Al-Nu>ry>, Kulliya>t Rasa>il al-Nu>r, al-Mathnawi> al-‘Arabi> al-Nuri>, 56.

60Ismail Raji Al Faruqi, Al Tawhid: Its Implications for Thought

and Life (United States of America: International Institute of Islamic

Thought, 1982), 3. 61

Lihat Ismail Raji Al Faruqi, Al Tawhid: Its Implications for Thought and Life, 3.

Page 135: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

127

Menurut Fazlur Rahman, ajaran Al-Quran yang paling

mendasar adalah doktrin tentang monoteisme (tauhid).

Tanpa memahami monoteisme, kita sama sekali tidak akan

pernah bisa berlaku adil kepada al-Quran dan kepada Islam. Al-Quran juga telah menggunakan tiga istilah kunci yang,

jika kita renungkan, akan terlihat memiliki arti yang hampir

identik. Istilah ima>n,--- dari akar kata a-m-n--- yang

memiliki arti pokok ‛keamanan, bebas dari bahaya, dan

damai.‛ Terma isla>m---yang akar katanya adalah s-l-m---

juga memiliki pengertian yang sama: ‛aman dan integral,

terlindung dari disintegrasi, dan kehancuran.‛ Terma ketiga,

taqwa, yang sangat mendasar bagi al-Quran di samping

kedua istilah di atas, memiliki akar kata w-q-y yang juga

berarti ‛melindungi dari bahaya, menjaga dari kemusnahan,

tersia-siakan atau disintegrasi.‛ Suatu refleksi dan analisis

terhadap ketiga istilah kunci ini, secara langsung

mengarahkan kita ke dalam ‛bawah sadar al-Quran‛

sebagaimana adanya. Ia memberikan kepada kita suatu

intipan ke dalam lapisan-lapisan makna terdalam, elan dasar

al-Quran. Spirit dasar al-Quran pada dasarnya ditujukan

untuk melindugi dan mengembangkan integritas para

individu dan kolektif. Hal apa saja yang akan membawa ke

arah yang kondusif bagi integritas tersebut akan dinilai

sebagai kebaikan; dan apa saja yang menghalangi integritas

dan membawa ke arah disintegrasi serta kemusnahan, akan

dinilai sebagai keburukan.62 Iman, dan tauhid laksana pondasi bagi sebuah

bangunan, jika pondasinya kuat, maka akan kuat sebuah

bangunan. Lebih lanjut Nursi menegaskan bahwa manusia

memiliki fakultas-fakultas intrinsik yang bersemayam

dalam kalbu, jiwa dan inteleknya yang diberikan Tuhan atas

karya agung-Nya, yaitu manusia. Potensi tersebut

hendaklah digunakan untuk untuk kebaikan manusia, jika

sebaliknya digunakan untuk orientasi yang sempit, material

semata, maka niscaya potensi-potensi tersebut akan rusak.

62

Lihat Fazlur Rahman, Metode dan Alternatif Neomodernisme Islam, Terj. Taufik Adnan Amal, (Bandung: Mizan, 1994), 65-66.

Page 136: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

128

Pada setiap ciptaan terdapat tanda yang secara khusus

menunjuk kepada Zat Pencipta segala sesuatu, lebih lanjut

Nursi menyatakan:

Lihatlah kehidupan, bagaimana sesuatu menjadi

segala sesuatu dan segala sesuatu menjadi sesuatu.

Ya, air yang diminum dengan izin Allah berubah

menjadi organ dan perangkat makhluk hidup sehingga

dengan perintah Allah sesuatu berubah menjadi segala

sesuatu. Demikian pula dengan berbagai jenis

makanan. Dengan ijin Allah, ia berubah menjadi

tubuh, daging, dan organ lainnya. Dengan demikian,

segala sesuatu berubah menjadi sesuatu dengan

perintah Allah. Organ yang memiliki akal, perasaan,

dan kalbu akan memahami bahwa proses membuat

sesuatu menjadi segala sesuatu dan sebaliknya

merupakan tanda khusus Zat Pencipta segala sesuatu,

Allah SWT.63

Saat kunjungan Faris Kaya, direktur Istanbul Foundation for Science and Culture dan menyampaikan

Kajian Umum, ia menyatakan bahwa memperbaiki iman dan

moral individu dalam suatu masyarakat jauh lebih penting

dari berburu ‚kekuasaan,‛ bahkan kekuasaan tidak jarang

berubah menjadi racun, jika berada di tangan orang yang

tidak baik. ‛Jika suatu saat kekuasaan dapat diperoleh, saya

lebih memilih berada di luar kekuasaan,‛ tegas Faris Kaya.64

Peryataan tersebut merupakan jawaban singkat atas

pertanyaan dalam sesi diskusi yang mempertanyakan

tentang gerakan Nur dan hubungannya dengan politik

praktis yang dilontarkan ustad Mahfud. Jawaban tersebut

menegaskan bahwa tugas utama T}ulla>b al-Nu>r adalah

dakwah dalam memperbaiki kondisi umat dengan penguatan

aspek tauhid iman dan moral.65

63

Bediuzzaman Said Nursi, Kulliyya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mathnawi> al-‘Arabi> al-Nuri>, 56-57.

64Kajian tersebut dilaksanakan pada 10 September 2015 di Asrama

Mahasiswa Kalimantan Selatan, Ciputat. 65

Dakwah Nur menggunakan tiga fase konsep dalam membangun

komunitas yang kuat dan unggul. Fase pertama adalah penyelamatan

Page 137: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

129

Guna menjaga dan memperkuat iman dan tauhid, serta

spiritualitas, murid-murid Nur selain membaca Risale-i Nur, dianjurkan pula untuk memperbanyak bacaan zikir,

khususnya setelah shalat fardhu (wajib). Kumpulan zikir

setelah shalat dikarang dan disusun langsung oleh ustad

Nursi dengan judul Tasbi>ha>t. Selain zikir setelah shalat,

murid-murid Nur juga dianjurkan untuk membaca zikir

(wirid) karangan Ustad Nursi lainnya, H}isb al-Haqa>’iq al-Nu>riyyah.66

Untuk percepatan penguasaan terhadap Risale-i Nur dan penguatan iman, tauhid dan spiritualitas, Yayasan Nur

Semesta mengadakan kegiatan rutin yang disebut Program

Baca. Kegiatan tersebut dilaksanakan tiga hingga tujuh

hari. Kegiatan Program Baca yaitu membaca,

mendiskusikan Risale-i Nur secara intensif, zikir dan shalat

malam (qiya>m al-lail). Haris Ali Ma’ruf menyatakan bahwa

Program Baca memberinya banyak manfaat, di antarannya

adalah semakin terbukannya wawasan dalam mempelajari

Islam dari kitab Risale-i Nur.67

Agung juga merasakan manfaat dari Program Baca,

iman, tauhid dan spiritualitasnya semakin mantap dengan

intensifnya jadwal, terutama dalam jadwal pelaksanaan

shalat malam. Agung merasakan imannya semakin baik

iman (inqadh al-i>ma>n) yang tahqi>qi> (teruji) dengan menjelaskan

kerancuan filsafat materialis yang menyebar di tengah umat. Fase kedua

revitalisasi dan penguatan simbol-simbol dan syiar-syiar Islam sebagai

identitas umat. Fase ketiga penerapan syariah dalam ranah publik. 66

Di dalamnya terdiri dari tujuh kategori: 1. Ayat-ayat pilihan; 2.

Jausan al-Kabi>r, bacaan doa, munajat, zikir dan wirid para wali dan Nabi;

3. Aura>d al-Qudsiyyah, kumpulan zikir dan wirid yang biasa diamalkan

oleh tarekat Naqsabandi dan pendiri tarekat tersebut Syeikh Naqsabandi,

terkait dengan bacaan tersebut Nursi menyatakan, ‛talaqqa>ha> darsan min al-rasu>l fi> ‘a>lam al-ma‘na‛; 4.Tah}midiyyah, berisi pujian dan zikir; 5.

Muna>ja>t al-Qur’a>n ; 6. Dala>’il al-Nu>r, berisi shalawat pada Nabi, doa dan

zikir; 7. khula>sah al-khula>sah, tentang zikir dan tafakur alam yang biasa

dibaca Nursi 2 jam sebelum shalat subuh. Lihat Bediuzzaman Said Nursi,

H}isb al-Haqa>’iq al-Nu>riyyah, (Istanbul: Sözler, 2007). 67

Wawancara dengan Haris Ali Ma’ruf pada 24 Oktober 2016.

Page 138: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

130

setelah mengikuti program tersebut.68 Antusias juga nampak

dari para peserta Program Baca yang dilaksanakan di

penghujung tahun 2016, tepatnya tanggal 10 hingga 12

Desember di daerah puncak Malino, Makassar. Peserta yang

hadir dalam acara tersebut adalah para pimpinan-pimpinan

cabang Bakti Huria Grup, yang dihadiri pula oleh direktur

Bakti Huria Andi Amri. Nampak peserta dengan antusianya

menanyakan dan berdiskusi dalam kajian Risale-i Nur saat

mengikuti Program Baca.69

B.2. Pentingnya komunitas (primacy of community)

Nursi menekankan pentingnya bangunan komunitas

berdasarkan nilai-nilai Islam. Komunitas yang baik akan

berdampak positif bagi terjalinnya komunikasi dengan

komunitas lainnya. Atau dengan kata lain, peradaban yang

baik akan terwujud mulai dari komunitas kecil yang terus

mengembangkan diri. Gerakan dakwah Nur sendiri tidak

menekankan aspek kuantitas anggotannya, namun lebih

pada aspek kualitas. Kualitas komunitas atau umat dalam

Al-Qur’an dinyatakan dengan ungkapan khair ummah, dengan menjadikan iman sebagai kata kunci dan tolak ukur

aktivitas, sepak terjang, acuan moral, hingga peribadatan.

Sebaliknya, ungkap Jonathan Wolff, dengan menolak

pentingnya komunitas, berarti kita berjalan pada garis edar

yang akan menuju alienasi individual, dan pada akhirnya

dapat melepaskan diri dari masyarakat. Lebih lanjut Wolff

menyatakan:

Untuk mengatasi bahaya tersebut kita harus mengakui

pentingnya moralitas adat---sebuah ikatan yang

mengikat masyarakat secara bersama-sama. Kita harus

mengakui bahwa tidak seorangpun yang berharap

68

Agung adalah penghuni dershane putra di Ciputat yang termuda

saat ini (2016) dan masih duduk di bangku Madrasah Aliyah di Yayasan

Khazanah Kebajikan. Wawancara dengan Agung pada 5 September 2016. 69

Hal tersebut disampaikan oleh Ali Aydögan saat mengikuti

Program Baca di Malino. Ali merupakan seorang Wa>kif yang berasal dari

Turki yang saat ini sedang berhidmah di Malaysia. Wawancara dengan

Ali Aydögan pada 12 Desember 2016.

Page 139: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

131

diberi hak untuk melakukan hal-hal yang dapat

merusak moralitas tersebut. Tentunya, kita tidak perlu

melihat moralitas adat sebagai sesuatu yang statis dan

tidak berubah---sebenarnya terdapat banyak

perdebatan mengenai hal ini. Namun demikian, ruang

bagi reformasi moral tersebut dibatasi oleh adat dan

tradisi masyarakat.70

Dalam Islam reformasi moral telah berjalan efektif

sejak Nabi Muhammad mendirikan komunitas di Madinah.

Sebagaimana reformasi yang dilakukan Nabi, dan generasi

penerusnya, maka komunitas yang berkualitas yang

berdasarkan iman menjadi tema sentral karya-karya Nursi,

bahkan dilakukannya tidak hanya sebatas wacana. Usulan

model pendidikan yang maju pernah digagasnya. Walau

hingga akhir hayatnya universitas yang Nursi impikan tidak

terwujud, namun keberadaan dershane dan murid-murid Nur

merupakan senilai dengan universitas tersebut. Lewat

dershane, komunitas yang unggul berdasarkan nilai-nilai

Islam diharapkan dapat tumbuh. Jika komunitas baik, maka

harapannya dengan sendirinya peradaban yang gemilang pun

lebih mudah tercapai.

Komunitas unggul dengan tujuan ‚persaudaraan dalam

iman‛, itulah diantara tujuan Risale-i Nur.71 Dengan

komunitas yang unggul sekali lagi peradaban yang unggul

pun dapat dengan sendirinya terwujud. Tidak ada pilihan

lain, ungkap Nursi bahwa modernitas menuntut kerja

kolektif, kebersamaan dan saling bahu membahu. Risale-i Nur hendaklah dijadikan panduan untuk tegaknya

kolektifitas. Dalam konteks ini Bakti menyatakan bahwa

Risale-i Nur menjadikan al-Qur’an sebagai sumber

utamanya, di samping hadits dan sunnah Nabi SAW. Salah

70

Lihat Jonathan Wolff, Pengantar Filsafat Politik, terj. M. Nur

Prabowo Setyabudi (Bandung: Nusa Media, 2013), 212. Diterjemahkan

dari An Introduction to Political Philosophy (New York: Oxford

University Press, 2009). 71

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi (New York: State University,

2005), 368.

Page 140: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

132

satu tujuannya adalah mempertahankan kebenaran Islam

dan menjaga ajarannya agar tidak terkontaminasi dengan

unsur kemusyrikan. Terutama sekali agar umat Islam tidak

terpengaruh dengan kilau dan gemerlap materi tanpa nafas

tauhid. Karena itu kitab tafsir ini meletakkan pondasi dan

menegakkan bangunan komunitas Islam (ummah al-Isla>m).72

Nursi mengajak dan mendorong Murid-murid Nur

untuk bersikap mementingkan orang lain dan komunitas,

serta mengajarkan agar ada transformasi diri dengan

merubah ‛Ana>‛ (Saya) menjadi ‛Nah}nu‛ (Kita). Artinya

Nursi mendorong untuk meninggalkan sifat dan sikap ego

dan masuk dalam lingkaran sosok pribadi maknawi yang

terdapat dalam jama>‘ah (komunitas). Nursi memberikan

ilustrasi sebagaimana selamatnya ahli tarekat dari riya

dengan menggunakan perantara yang dapat menundukkan

nafsu amarah dan berpegang teguh pada kaidah: Pertama,

al-fana>’ fi> al-shaikh, artinya tidak memikirkan diri sendiri,

bahkan lupa diri dalam masalah manfaat duniawi dan rela

berkorban apa saja demi shaikh. Kedua, al-fana>’ fi al-rasu>l, artinya tidak memikirkan diri sendiri bahkan lupa diri dalam

masalah manfaat duniawi dan rela berkurban demi

mewujudkan cinta Rasul. Ketiga, al-fana>’ fi al-ikhwa>n, artinya tidak memikirkan diri sendiri, bahkan lupa diri

dalam masalah manfaat duniawi dan rela berkurban demi

persaudaraan dan dan jama>‘ah (komunitas).73

Nursi berusaha untuk memberikan teladan kepada

murid-muridnya, bahwa kepentingan orang lain harus

diutamakan sebagaimana diajarkan Risale-i Nur. Kepribadian kolektif yang dicapai melalui keikhlasan

merupakan kunci keberhasilan dakwah Nur. Vahide menulis

72

Lihat Andi Faisal Bakti, Pengantar Edisi Bahasa Indonesia,

dalam Bediuzzaman Said Nursi, Dari Koleksi Risa>lah al-Nur Al-Mathnawi An-Nu>ri Minyibak Misteri Keesaan Ilahi, Terj. Fauzi Bahreisy,

(Jakarta: Anatolia, 2012), xxxvi. 73

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, Murshid Ahl al-Qur’a>n ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n, terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lih}i> (Al-Qa>hirah:

Da>r Su>zlar Linnashr, 2013), 138-139.

Page 141: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

133

bahwa kesadaran akan kepribadian kolektif (shakhs} ma‘nawy>/collective personality) ini adalah salah satu ciri

khas Risale-i Nur dan murid-muridnya. Nursi sendiri

memberi contoh yang paling bagus dalam keikhlasannya

dan sikapnya yang mementingkan orang lain, selalu

mengedepankan kepribadian kolektifnya.74

Untuk menguatkan jama>‘ah (komunitas), dakwah Nur

mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat rutin maupun

temporal. Kegiatan rutin adalah kajian mingguan Risale-i Nur dalam bahasa Arab dan Indonesia, serta kajian harian

bagi yang tinggal di dershane. Adapun yang temporal adalah

kunjungan ke berbagai sekolah, pondok pesantren-pondok

pesantren, yayasan dan ormas-ormas Islam, program baca

(pesantren kilat), serta bedah buku, seminar dan simposium.

Pada prinsipnya semua program kerja Yayasan Nur Semesta

bertujuan untuk mengembangkan komunitas yang baik yang

didasarkan pada

B.3. Ikhlas dan persaudaraan (sincerity and brotherhood)

Bangunan komunitas yang unggul dapat diindikasikan

dengan adanya kestabilan keamanan. Keamanan dapat

terlaksana dan berjalan, manakala dalam masyarakat saling

terjalin hubungan persaudaraan dan saling menghargai.

Berbagai masalah yang terjadi di tengah masyarakat, jika

tidak disikapi dengan ketahanan dapat menyebabkan

perpecahan dan kerusuhan bahkan dapat berujung

kekerasan, peperangan dan pengusiran. Ketahanan tersebut

dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya adalah

pengamalan nilai-nilai agama, kearifan lokal (local wisdom),

nilai-nilai perekat budaya, kebersamaan dan saling

menghargai satu dengan lainnya dalam sebuah masyarakat.

Gerakan dakwah Nur menawarkan resep guna

meperkuat persaudaraan yang didasarkan pada iman dan

keikhlasan. Semangat persaudaraan senantiasa Nursi

sampaikan dalam meminimalisir terjadinya permusuhan dan

perpecahan umat. Risalah ukhuwwah dan ikhlas merupakan

74

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, 240.

Page 142: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

134

bacaan wajib sekali seminggu di setiap dershane. Gerakan

Nur menekankan pentingnya solidaritas dan ukhuwwah

(persaudaraan), khususnya di antara anggotannya.

Semanggat persaudaraan dan menjaga keikhlasan dan

solidaritas tentulah bukan hanya untuk jamaah Nur saja

melainkan seluruh umat. Taufik Abdullah

mengistilahkannya dengan integrasi umat atau keutuhan

sosial yang dibangun berdasar pada ketaatan religius yang

benar.75 Pada tahun 1911, saat menyampaikan ‚Khotbah

Damaskus‛ di Masjid Ummayyah, Nursi menyampaikan

pesannya:

Aku telah mempelajari sejumlah pelajaran di sekolah

kehidupan sosial manusi. Aku mengetahui bahwa di

masa kini dan di tempat ini terdapat enam penyakit

yang membuat kita berhenti di depan abad

pertengahan, saat orang-orang asing (khususnya

Eropa) terbang menuju masa depan. Penyakit-penyakit

tersebut adalah: Pertama, hidup dan bangkitnya rasa

putus asa dan tidak berdaya dalam kehidupan sosial;

Kedua, pupusnya kebenaran dalam kehidupan sosial

dan politik; ketiga, senang pada permusuhan;

keempat, mengabaikan sejumlah ikatan cahaya yang

menyatukan antar orang beriman; Kelima, despotisme

(penindasan) yang menyebar bagaikan penyakit yang

menular; Keenam, perhatian yang hanya tertuju pada

kepentingan pribadi.76

Poin ketiga dan keempat khutbah tersebut jelas

mengambarkan semangat Nursi dalam mengkritisi

kehidupan sosial yang penuh dengan permusuhan dan

mengabaikan ikatan agama. Nursi merumuskan bahwa obat

dari sikap permusuhan adalah cinta. Nursi mengungkapkan

bahwa tabiat cinta, yang menjadi jaminan kehidupan sosial

manusia serta yang menjadi faktor terwujudnya kebahagiaa,

75

Taufik Abdullah, Islam dan Masyarakat, Pantulan Sejarah Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1987), 244.

76Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au

A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m. Terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lihi> (Al-

Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2013), 461.

Page 143: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

135

lebih layak dicintai. Sebaliknya tabiat permusuhan dan

kebencian yang menjadi perusak kehidupan sosial

merupakan sifat buruk dan berbahaya. Kasih sayang,

kecintaan dan persaudaraan merupakan tabiat dan ikatan

agama Islam. Orang yang hatinya senantiasa membawa

sikap permusushan lebih menyerupai seorang anak berwatak

buruk yang selalu menangis hanya karena hal sepele. Bisa

jadi sesuatu yang lebih kecil dari sayap lalat dapat

menyebabkan ia menangis. Atau, ia lebih menyerupai

seorang lelaki pesimis yang tidak akan berprasangka baik

selama masih bisa berprasangka buruk. Akhirnya ia

menutupi sepuluh kebaikan seseorang dengan satu

kebaikannya. Seperti diketahui bahwa hal ini sangat

menyalahi etika Islam yang menghendaki sikap adil dan

prasangka baik.77

Jika diamati, konsep Nursi tentang pentingnya

persaudaraan masih relefan hingga saat ini, yang mana

masih ditemukan konflik berdarah-darah yang disebabkan

karena perpecahan dan rakus akan kekuasaan. Persaudaraan

yang didasari keihklasan merupakan kunci keberhasilan,

khususnya dalam dakwah Nur. Resistensi Risale-i Nur yang

berhasil melawan begitu banyak orang kafir yang

menakutkan dan keras kepala timbul dari misteri keikhlasan

dan karena tidak menjadi alat untuk apapun selain

pengabdian kepada iman. Murid-murid tidak ikut campur

dalam urusan apapun di luar tugas-tugas mereka sendiri.

Mereka bekerja dengan keikhlasan sempurna dan murni

dengan mengatakan bahwa tugas kami adalah mengabdi.

Murid-murid sejati Risale-i Nur memandang pengabdian

kepada keimanan melebihi segala-galanya, bahkan

seandainya murid-murid Nur diberi jabatan spiritual, karena

keikhlasan, mereka lebih menyukai jabatan pengabdian.78

Dalam konsep dakwah Nur, persaudaraan dan

keikhlasan dapat melahirkan kepribadian kolektif

77

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, 479.

78Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual

Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 243-244.

Page 144: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

136

(collective personality /shakhs} ma‘nawy>) yang dibutuhkan

dalam membangun komunitas atau umat yang kuat. Risale-i Nur, ungkap Vahide, merupakan media dalam membentuk

kepribadian kolektif yang tergambar dari kuatnya

keikhlasan pengorbanan diri Nursi dan murid-muridnya.

Nursi sendiri mengambarkan dirinya sebagai sebutir benih

yang kemudian ditumbuhkan Tuhan yang maha pengasih

menjadi pohon Risale-i Nur yang berbuah dan sangat

bermanfaat. ‛Dahulu, saya hanyalah sebutir benir, saya

masih terpendam dan belum kelihatan. Semua nilai sesuai

dengan Risale-i Nur, yaitu tafsir al-Qur’an yang benar dan

tidak menyimpang, dan dialah makna dari al-Qur’an.‛79

Secara khusus Nursi juga menulis risalah tentang

ikhlas. Dalam risalah tersebut Nursi berpesan kepada T}ulla>b al-Nu>r dan pelayan al-Qur’an:

Kita semua merupakan bagian-bagian dan organ-organ

dalam satu tubuh yang layak disebut dengan insan

kamil (manusia sempurna). Kita semua berposisi

sebagai gerigi dan roda pabrik yang sedang merancang

kebahagiaan abadi di kehidupan yang kekal nanti. Kita

adalah para pelayan dan pekerja dalam sebuah perahu

Rabbani yang membawa umat Muhammad Saw ke

pantai keselamatan. Yaitu tempat kedamaian. Kalau

begitu, kita sangat membutuhkan adanya persatuan,

kerja sama, dan rahasia keikhlasan yang mengantarkan

pada kekuatan jiwa senilai seribu seratus sebelas

(1111) sebagai hasil kerja empat orang. Ya, jika tiga

huruf alif tidak bersatu, nilainya hanya tiga saja.

Tetapi manakala bersatu dan bekerjasama, nilainya

akan menjadi seratus sebelas (111). Demikianlah pula

dengan angka empat. Kalau masing-masing angka

empat ditulis secara terpisah, totalnya hanya

berjumlah enambelas (16). Tetapi jika angka-angka

tersebut menyatu lewat rahasia persaudaraan, serta

tujuan dan misi yang sama dalam satu baris, ia akan

79

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 337.

Page 145: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

137

senilai empat ribu empat ratus empat puluh empat

(4444).80

Saat permulaan membahas tentang persaudaraan,

Nursi mengutip beberapa ayat al-Qur’an, seperti surat al-H}ujura>t (49): 10, Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah kedua saudaramu (yang sedang berselisih); surat Fus}s}ilat (41): 34, Tolaklah (perbuatan buruk) dengan perbuatan yang lebih baik sehingga orang yang ada permusuhan antara kamu dan dia akan menjadi teman yang setia. Setelah itu Nursi

mengkritik penyebab pertikaian dan perpecahan dengan

mengungkapkan bahwa fanatisme, keras kepala, dan

kedengkian yang menyebabkan perpecahan, kebencian dan

permusuhan di antara orang-orang yang beriman adalah

suatu keburukan dan kezaliman. Sifat-sifat itu tidak dapat

dibenarkan dalam pandangan hakikat, hikmah, dan agama

Islam, yang merupakan representasi dari spirit kemanusiaan

yang agung. Di samping itu, sifat-sifat permusuhan bisa

menghancurkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, dan

mental manusia. Bahkan, itu merupakan racun mematikan

bagi kehidupan seluruh umat manusia.81

Ajakan Nursi agar umat bisa bersatu terus ia

sampaikan. Nursi juga selalu berusaha mengokohkan

persaudaraan di antara para murid-murid Nur dan umat

Islam dan menjauhi perpecahan. Nursi menganjurkan agar

T}ulla>b al-Nu>r bisa menggunakan wasilah-wasilah yang

dapat membunuh nafsu amarah dan berpegang pada

beberapa tingkatan kaidah. Puncak dari tingkatan wasilah

kaidah itu adalah al-fana>’ fi> al-ikhwa>n, yang maknanya

adalah tidak memikirkan diri sendiri bahkan lupa diri dalam

masalah manfaat duniawi dan rela berkurban demi

80

Lihat Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lih}i> (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr,

2013), 223. 81

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Matu>ba>t, terj.

dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lihi> (Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr,

2013), 324-325 .

Page 146: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

138

persaudaraan dan jama’ah.82 Saat Nursi memuji para

jamaahnya, ia menyatakan bahwa Imam Ali r.a. dan Syeikh

Abdul Qadir al-Jailani dengan karamahnya telah memuji

murid-murid Nur berdasarkan rahasia keikhlasan. Jika

murid-murid Nur ingin agar para pahlawan maknawi seperti

mereka selalu menjadi penolong dan juga ustad, maka

milikilah sikap ikhlas yang sempurna melalui rahasia yang

sempurna pula dengan rahasia ayat al-Quran: ‛Mereka lebih

mengutamakan orang lain ketimbang diri mereka sendiri.‛

(QS. Al-H}asr (59): 9). Dengan kata lain, kalian harus

mengutamakan saudara-saudara kalian daripada diri kalian

sendiri dalam hal tingkatan, kedudukan, penghormatan,

perhatian, serta dalam hal materi yang nafsu manusia

biasannya tamak dan senang kepadanya.83

Rahasia keberhasilan dakwah Nur di antarannya

karena mengedepankan ikhlas dan persaudaraan. Ungkapan

demikian pernah disampaikan oleh Ustad Ih}sa>n Qa>sim al-

S}alihi> saat menjawab pertanyaan Kang Abik sapaan akrab

Habiburrahman El-Shirazy pada kajian umum Risale-i Nur pada sepuluh September 2015. Dengan demikian ikhlas dan

persaudaraan merupakan salah satu kekuatan dalam

membentuk komunitas yang solid. Sistem perjalanan

dakwah Nur adalah persaudaraan, sehingga seseorang tidak

menganggap dirinya lebih tinggi dari yang lain dan tidak

berperilaku seperti seorang mursyid. Maqam persaudaraan

adalah sangat luas, tidak ada jalan di dalamnya saling iri,

dan jika memang diperlukan maka seseorang itu hendaklah

menjadi penolong terhadap saudarannya, menyempurnakan

kerja saudarannya, dan sebagai teman seperjuangannya.84

82

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, Murshid Ahl al-Qur’a>n ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n, 139.

83Lihat Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t,

224-225. 84

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, Murshid Ahl al-Qur’a>n ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n,106.

Page 147: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

139

B.4. Kemandirian (self reliance)

Kepercayaan diri, merupakan kunci awal kesuksesan.

Jika bangsa Turki mampu bangkit dari keterpurukan

ekonomi dalam sepuluh tahun terakhir, maka faktor

kepercayaan diri merupakan salah satu sebab utamanya.

Keputusasaan sebagai lawan dari kepercayaan diri dalam

perspektif doktrin Islam merupakan hal yang terlarang.

Namun Nursi sendiri menyaksikan bahwa sebagian umat

masih mengikuti jalan keputusasaan tersebut. Kemandirian

komunitas ungkap Bakti, dapat terwujud dengan adanya

pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga

masyarakat dapat menolong dirinya sendiri (self-help) untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka.85 Kualitas SDM

dengan kata lain, ikut berkontribusi dan memainkan peran

penting bagi kesejahteraan suatu bangsa.

Kemandirian komunitas dapat terwujud dengan proses

pembangunan manusia seutuhnya yang berorientasi pada

pencapaian kebahagiaan dan kesejahteraan. Nursi

menekankan bahwa kemandirian akan lahir dari pemahaman

agama Islam yang benar. Islam, ungkap Nursi mendorong

kemajuan maknawi (spiritual) dan mendorong kemajuan

fisik (materiil).86

Saat berpesan dalam khutbah Syamiyah (damascus seremon) 1911, Nursi mengutip ayat: ‚janganlah kalian

berputus asa dari rahmat Allah,‛ (QS. Al-Zumar (39): 53).

Poin dari pesan tersebut adalah tentang harapan dan

kepercayaan diri dan pentingnya kemandirian (self reliance).

Putus asa merupakan penyakit kronis bagi seluruh umat dan

bangsa. Ia seperti kanker. Putus asa juga merupakan

penghalang untuk bisa mencapai kesempurnaan dan

bertentangan dengan spirit hadith qudsi, ‛Aku (perlakukan

hambaku) sesuai dengan prasangka-nya terhadap-Ku.‛ (H.R.

85

Andi Faisal Bakti, ‚Relefansi Pemikiran Nurcholish Madjid

untuk Pembangunan Bangsa‛, Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol.

6, No. 1, Juli-Desember 2013, 44. 86

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi> (Al-

Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2013), 469.

Page 148: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

140

Buhka>ri> dan Muslim). Putus asa adalah sikap para pengecut,

orang-orang bodoh, kaum papa. Ia bukan merupakan

kemuliaan Islam serta bukan watak bangsa Arab yang

dikenal memiliki sifat-sifat terpuji. Dunia Islam telah

banyak belajar dari keteguhan bangsa Arab. Harapan yang

besar agar bangsa Arab terbebas dari putus asa serta dapat

menjalin kerjasama dengan bangsa Turki untuk bersama-

sama meninggikan panji Al-Qur’an agar tetap berkibar di

seluruh penjuru negeri.87

Nursi berusaha ‛mendobrak‛ pintu putus asa dan

sebagai gantinya ia buka pintu kemandirian dan

kepercayaan diri guna membangun kemajuan umat.

Singkatnya kemandirian adalah pintu untuk meraih

kesuksesan di masa yang akan datang. Terkait dengan

kemandirian atau kepercayaan diri Michael Vatikiotis,

seorang wartawan internasional pernah menulis:

Gelombang baru kepercayaan diri sedang bergerak di

tengah mayoritas umat Islam Indonesia. Berseminya

keyakinan keagamaan telah terlihat di kalangan

generasi muda selama beberapa tahun belakangan,

bahkan tren-tren baru yang muncul mencakup

meningkatnya keberuntungan dan aktivita politik

umat Islam.88

B.5. Integrasi nilai-nilai tradisional dan modern (integration of modernity and tradition)

Agama (Islam) dipandang oleh penganut paham

sekulerisme sebagai penghambat pembangunan dan

kemajuan bangsa. Sebagai penghambat maka agama beserta

simbolnya dilarang tampil di ruang publik. Ide sekuler

tersebut di antaranya dianut oleh Mustafa Kemal.

Sebaliknya, Nursi berusaha meyakinkan semua orang bahwa

Islam adalah agama yang tidak bertentangan dengan

modernitas apalagi menghambat pembangunan suatu

87

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m, 475.

88Lihat Michael Vatikiotis, ‚Faith Wihout Fanatics‛, dalam Far

Eastern Economic Review, 14 Juni, 25.

Page 149: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

141

bangsa. Islam tidak hanya mendukung modernitas, namun

juga memandunya agar tidak ’kebablasan’. Serif Mardin

menyatakan: ‛...the point that his ideas try to meet is the endeavour of modern Muslims to find direction for themselves in modern society.‛89

Pembangunan masyarakat yang tidak mendasarkan

pada nilai-nilai budaya, tidaklah dapat bertahan dengan

mulus, dibutuhkan interaksi, dialog dan karifan budaya yang

berkesinambungan. Azra mengungkapkan bahwa

perkembangan Islam di Indonesia juga tidak pernah terlepas

dari dinamika Islam di tempat-tempat lain, khususnya di

Timur Tengah.90 Hal saling memengaruhi tersebut,

senantiasa diperhatikan Nursi. Rancangan konsep

pendidikan Nursi tentang perpaduan antara yang modern

dan tradisional tampak jelas dalam sistem pendidikan yang

ia gagas. Hal tersebut ia maksudkan agar umat Islam bisa

mengikuti perkembangan zaman, khususnya perkembangan

ilmu pengetahuan dan sains modern Barat yang telah lebih

dahulu maju dengan pesat. Ia mengkritik sistem pendidikan

yang ada saat itu karena belum mencerminkan perpaduan

tersebut. Melalui perjalanan intelektualnya yang panjang,

Nursi berusaha mengintegrasikan sistem pendidikan

tradisional yang bercorak madrasah dengan sistem

pengajaran kitab-kitab klasik, dengan sistem pengajaran

tradisi kaum sufi (tekke) yang menekankan aspek

spiritualitas dan pengajaran ilmu pengetahuan modern

Barat. Nursi tidak mengecam jenis-jenis dari sistem belajar

tersebut. Nursi berusaha memajukan umat dari berbagai

ketertinggalan dengan mengedepankan pentingnya aspek

pendidikan yang tepat. Pengintegrasian ketiga sistem

89

Serif Mardin, ‛The Collective Memory and Consciousness‛,

dalam International Symposium The Reconstruction of Islamic Thought in The Twentieth Century and Bediuzzaman Said Nursi, (Istanbul: Sozler

Publications, 1992) 90

Azyumardi Azra, ‚Pengantar: Santri-Abangan Revisited‛, dalam

Bambang Pranowo, Memahami Islam Jawa (Jakarta: Pustaka Alvabet,

2009), XIV.

Page 150: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

142

tersebut bertujuan untuk menjadikan pendidikan yang

unggul guna kemajuan peradaban umat.

Proyek pendidikan Nursi ia komunikasikan dengan

pemerintah pada tahun 1907, saat ia berkunjung ke Istanbul.

Umurnya pada waktu itu 30 tahun, umur yang relatif masih

muda untuk sebuah ide yang besar. Pada bulan Mei 1908,

Nursi menyerahkan sebuah petisi yang menjelaskan

gagasan-gagasan reformasi pendidikannya ke Istana.

Walaupun pendidikan yang Nursi harapkan tidak

dapat terwujud, namun keberadaan dershane dianggap

sebagai representasi pendidikan yang ia gagas. Sistem

dershane yang dikembangkan di Turki maupun di Indonesia

adalah usaha membentengi moral umat dari berbagai hiruk

pikuk modernitas beserta segala problematikannya. Para

T}ulla>b al-Nu>r yang tinggal di dershane memiliki latar

belakang pendidikan yang beragam, dershane merupakan

wadah guna mengkader mereka agar dapat menyerap nilai-

nilai moral dalam Risale-i Nur.

B.6. Anti kekerasan (non-violence)

Sikap anarkis dan kekerasan adalah hal paling

dihindari Nursi. Ia senantiasan berpesan bahwa kekerasan

tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Walaupun ia

memiliki murid yang tersebar luas di Turki, ia tidak pernah

memobilisasi untuk melawan pemerintah. Bahkan ketika ia

dipenjara, dianiaya dan dalam persidangan sekalipun, ia

tidak pernah berupaya unjuk kekuatan memobilisasi masa

apalagi menganjurkan kekerasan. Nursi menekankan hidup

harmonis dapat terjalin di tengah masyarakat. Saat

menghadapi orang-orang ateis atau menyikapi permusuhan

Nursi menyatakan bahwa janganlah menghadapi mereka

dengan keras. T}ulla>b al-Nu>r seharusnya memikirkan untuk

membela diri saja, dengan memperlihatkan semangat

perdamaian, dan menjawab dengan jelas titik-titik

sanggahan, karena sifat ego di zaman sekarang semakin

mengila. Dari sinilah muncul pertikaian dan permusuhan di

Page 151: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

143

kalangan ahlul haq dan yang sangat diinginkan ahlul batil

dan kesesatan.91

Sikap teror dan kekerasan adalah musuh agama yang

menjunjung tinggi kemanusiaan. Juwono menyatakan

bahwa terdapat banyak orang-orang yang tidak berdosa

terbunuh karena kekejaman para teroris. Karena itu, tindak

kekerasan dan terorisme adalah musuh kemanusiaan dan

musuh semua umat beragama.92 Pada saat terjadi

pemberontakan pada 31 Maret 1909 terhadap rezim

penguasa oleh kelompok yang menamakan dirinya CUP

(committee of Union and Progress)93, Nursi tidak turut

ambil bagian dalam pemberontakan tersebut.

Untuk mengentikan kekerasan dan aksi-aksi terorisme

Bambang Pranowo mengajak seluruh komponen masyarakat

harus bekerjasama tidak hanya melakukan pencegahan, tapi

juga pendekatan persuasif dan dialog.94 Nursi tidak pernah

menggunakan cara-cara kekerasan dalam dakwah.

Konsistensi Nursi bahwa jihad yang terbaik menurutnya

adalah menevi jihad, jihad dengan kata-kata atau tulisan.

Saat Nursi diajak turut berpartisipasi dalam pemberontakan

oleh syaikh Said Naqsabandi terhadap rezim sekuler

Mustafa Kemal, Said Nursi menolaknya. Dalam suratnya,

dia menulis:

Sesungguhnya pemberontakan itu hanya menimbulkan

saling membunuh diantara saudara sesama Muslim

dan tidak jelas tujuannya. Umat Turki telah

menegakkan bendera Islam. Beribu-ribu, bahkan

berjuta-juta shuha>da>’ telah mengorbankan dirinya

91

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t rasa>’il al-Nu>r, Murshid Ahl al-Qur’a>n ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n, terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lihi> (Al-Qa>hirah:

Da>r Su>zlar Linnashr, 2013), 212-213. 92

Juwono Sudarsono, ‚Kata Pengantar: Terorisme, Musuh Bersama

Umat Manusia‛, dalam M. Bambang Pranowo, Orang Jawa Jadi Teroris

(Jakarta: Pustaka Alvabet, 2011), XIV. 93

Kelompok ini telah mendesak Sultan Abdul Hamid diberhentikan

pada tanggal 27 April 1909, lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 75-85.

94Bambang Pranowo, Orang Jawa Jadi Teroris (Jakarta: Pustaka

Alvabet, 2011), VI-VII.

Page 152: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

144

demi agama Islam. Oleh karena itu janganlah

menghunus pedang untuk melawan pejuang-pejuang

Muslim sendiri. Dan saya juga tidak akan berbuat

demikian.95

Dakwah Nur pun demikian, selalu mengedepankan

sikap-sikap moderat sebagaimana pesan-pesan dalam

Risale-i Nur. Dakwah merupakan ajakan, maka sikap keras

justru akan kontraproduktif. Ia hendaklah mengedepankan

sikap empatik dan persuasif sebagaimana yang telah

dilakukan para Tulla>b al-Nu>r. Karena mengedepankan

sikap-sikap kelembutan tersebut, maka dakwah Nur menjadi

mudah beradaptasi dalam mengembangkan dakwahnya

diberbagai negara, bahkan di 2016 ini telah mencapai

seratus negara.96 Nursi mengecam kejahatan dan

permusuhan serta membandingkannya dengan kebaikan dan

cinta. dalam ungkapannya:

Dalam pandangan hakikat, kejahatan-kejahatan yang

menjadi sebab timbulnya permusuhan dan kebencian

bersifat padat, seperti tanah dan kejahan itu sendiri.

Benda padat tidak berpindah dan tidak memantul pada

yang lain, kecuali kejahatan yang ditiru seseorang dari

orang lain. Sedangkan kebaikan yang menjadi sebab

timbulnya rasa cinta bersifat halus, seperti cahaya dan

cinta itu sendiri. Dalam hal ini, cahaya dapat

berpindah dan memantul pada yang lain. Dari sinilah

terlahir suatu pepatah, ‛sahabat dari seorang sahabat

juga merupakan sahabat.‛ sebagaimana banyak orang

95

Surat ini disimpan dalam dokumen kemerdekaan Negara, arsip

Syaikh Said, Lihat Ihsan Qasim Shalih, Lumh}a>t min Haya>t Badiuzzaman

Said Nursi, 3, makalah disampaikan dalam Seminar Internasional Tentang Pemikiran Said Nursi, 16 Agustus, 2000, di IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Lebih lanjut tentang pemberontakan tersebut lihat

pula Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 180-182.

96Pernyataan ini disampaikan Hasbi Sen pada kajian Ramadhan

dan buka bersama di dershane Ciputat pada 17 Juni 2016.

Page 153: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

145

sering mendengung-dengungkan, ‛karena kebaikan

satu orang, seribu orang dimuliakan.‛.97

Gerakan dakwah Nur, bergerak berdasarkan upaya dan

usaha yang positif serta menghindari terjadinya

permusuhan, kerusuhan serta kekerasan. Berbeda dengan

banyak kelompok dan orang-orang tertentu yang salah

kaprah berjuang demi mencapai cita-cita Islam dengan cara

‛negatif‛ murid-murid Nur mengikuti metode ‛positif‛.

Karena itulah, pemerintahan Demokrat bersikap lunak

terhadap mereka, serta mengizinkan penerbitan Risale-i Nur secara terbuka setelah karya tersebut dinyatakan bersih oleh

pengadilan Afyon pada tahun 1956 dan tidak menekan

gerakan tersebut. Berdasarkan hal tersebut Nursi terus

mendukung partai Demokrat, khususnya Perdana Menteri

Adnan Menderes, selama sepuluh tahun mereka berkuasa. 98

B.7. Partisipasi pada demokrasi (participatory democracy)

Sistem demokrasi merupakan keniscayaan negara

modern, yang mana keikutsertaan, keterlibatan dan

partisipasi masyarakat untuk menentukan para pimpinan

dan keterwakilannya di suatu negara. ‛Tak ada demokrasi

tanpa pemimpin, sebab demokrasi memang meniscayakan

berlangsungnya pertandingan kepemimpinan tanpa jeda

kapan pun,‛ ungkap M. Pabottingi.99 Sistem tersebut ikut

melahirkan negara-negara maju di Barat. Sebagian negara-

negara yang berpenduduk mayoritas Muslim pun ikut

mengadopsi sistem ini dengan beragam karakter dan

keunikannya. Di Indonesia dikenal dengan sistem demokrasi

Pancasila, yaitu demokrasi yang mendasarkan pada nilai-

nilai sila dalam pancasila. Di Barat muncul demokrasi

97

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Matu>ba>t, 327. 98

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 324.

99Mokhtar Pabottingi, Kepemimpinan dan Demokrasi Kita, Akar-

akar Kebangkrutan Kepemimpinan di Era Reformasi dan Jalan Menuju

Kebangkitan, Prisma Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi, Vol. 32, 2013,

3-4.

Page 154: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

146

deliberatif yang memungkinkan agama diperhitungkan

dalam politik.100

Nursi sendiri bukanlah seorang yang anti demokrasi,

sebagai sebuah sistem modern ia tidak pernah mengritik

demokrasi. Kritik Nursi dialamatkan pada penguasa yang

tiran, di mana nilai-nilai agama yang seharusnya menjadi

nafas demokrasi justru dijauhkan atas nama pembangunan

bangsa Turki oleh rezim sekuler Mustafa Kemal Atatürk

(1925-1950).

Nursi menekankan aspek kestabilan keamanan dalam

masyarakat dengan selalu berpedoman pada jalan Tuhan.

Bagi komunitas atau partai, Nursi memberikan pesan:

Jika berkelompok atau berpartai demi kebenaran atas

nama Allah SWT., bisa saja menjadi tempat

berlindung untuk ahli haq, namun perpecahan yang

sering kita saksikan dilatar belakangi oleh

100

Ide demokrasi deliberatif muncul pada tahun 1980-an oleh

sejumlah pemikir seperti Bernard Manin, Joshua Cohen, dan Bruce

Achermann. Mereka mengembangkan demokrasi deliberatif itu

berdasarkan teori kritis dan teori tindakan komunikatif Habermas.

Habermas sendiri merekonstruksi demokrasi deliberatif ini dalam rangka

melengkapi kelemahan komplementer dalam sistem demokrasi yang

menganut leberalisme dan republikanisme/komunitarianisme. Liberalisme

mementingkan hak-hak asasi manusia, kebebasan individu, menempatkan

individu lebih utama, sehingga negara hanya berlaku sebagai ’polisi’

semata. Sementara republikanisme/komunitarianisme mengutamakan

kedaulatan rakyat, menganggap komunitas sebagai dasar keberadaan

individu, memprioritaskan kesamaan (equqlity), sehingga negara

cenderung menerima suara mayoritas rakyat sebagai basis legitimasinya.

Teori diskursus (deliberatif) Habermasmengambil elemen-elemen penting

dari kedua tradisi tersebut dan mengintegrasikan mereka ke dalam suatu

konsep prosedur deliberasi dan proses pembuatan keputusan. Demokrasi

deliberatif Habermas ingin menegaskan pentingnya prosedur komunikasi untuk meraih legitiasi hukum dalam masyarakat modern yang kompleks

dan plural dewasa ini, setelah cara-cara legitimasi tradisional dianggap

tidak lagi memadai. Lihat Jürgen Habermas, Between Naturalism and Religion (Cambridge: Polity Press, 2008), 286. lihat pula Gusti A.B.

Menoh, Agama dalam Ruang Publik, Hubungan antara Agama dan Negara dalam Masyarakat Postsekuler Menurut Jurgen Habermas

(Yogyakarta: Kanisius, 2015).

Page 155: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

147

kepentingan-kepentingan pribadi dan hawa nafsu

amarah. Sehingga ia menjadi tempat perlindungan

orang-orang yang mempunyai niat jahat, bahkan

sebagai markas orang-orang zhalim. Kezhaliman itu

sangat jelas dalam tingkah laku mereka, sekiranya

setan mendatangi salah seorang dari mereka untuk

membantu dan mendukung pendapatnya maka kamu

dapat melihat orang tersebut menyanjung dan

mengasihi setan itu, pada waktu yang sama jika

kelompok yang lain terdapat manusia seperti malaikat

maka kamu akan melihat orang tersebut melaknat dan

mencaci manusia yang seperti malaikat tadi, karena

berseberangan kelompok atau partai.101

Pada saat pemilihan umum bulan Oktober 1957 yang

sekali lagi dimenangkan partai demokrat, Nursi memberikan

dukungan dan menghimbau murid-murid Nur agar memilih

partai tersebut. Partai demokrat dianggap Nursi telah

memberikan ruang bagi agama, khusus perjuangan Risalah

Nur. Hal ini pun pernah ia sampaikan pada pemilihan umum

sebelumnya pada 1950.102 Nursi berpandangan bahwa ia

mendukung sepenuhnya pemerintah manakala dapat

menyerap aspirasi umat. Menang tipisnya partai demokrat

pada pemilu 1957 tersebut memancing reaksi yang keras

dari lawan politiknya Partai Republik yang didirikan Kemal

Atattruk pada gerakan dakwah Nur. Bahkan menurut

laporan, yang mengalahkannya adalah Nurcu (murid-murid

Nur).103

101

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t rasa>’il al-Nu>r, Murshid Ahl al-Qur’a>n ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n, 210.

102Pasca kemenangan partai Demokrat, gerakan Nur mendapat

kemudahan dan situasi yang kondusif bagi konsolidasi dakwahnya. Para

murid Nur telah berkoalisi dalam sebuah gerakan dan kekuatan yang

signifikan di Turki. Lihat B. Toprak, ‛The Religious Right,‛ dalam

Khoury Hourani dan Wilson, Modern Midle East, 637-638. lihat pula

Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 193.

103N. Sahiner, Son Sahitler Bediuzzaman Said Nursi’yi Anlatiyor,

(Istanbul: Yeni Asya Yayinlari, 1992), Vol. 5, 112.

Page 156: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

148

Nursi tidak hanya mendukung demokrasi, namun ia

berusaha ikut memainkan peran yang signifikan dalam

kemajuan bangsanya. Namun, pikiran Nursi terkadang

disalahpahami oleh kelompok tertentu, karena pertimbangan

yang cenderung politis. Terkait hal tersebut, Recep Tayyib

Erdogan menyatakan bahwa ide Said Nursi tentang politik

adalah kritik terhadap politik itu sendiri. Said Nursi melihat

praktik politik yang kotor, jauh dari nilai-nilai moral, agama

dan sosial. Dalam situasi seperti itu, dibutuhkan sebuah

‛lompatan‛ berfikir yang kritis. Kondisi tersebut hanya bisa

diobati dengan iman, fikir dan ilmu pengetahuan.104

Hingga saat ini, murid-murid Nur dianjurkan untuk

ikut berpartisipasi pada proses demokrasi di Turki,

khususnya saat pemilu. Tradisi mereka akan memberikan

suara pada calon yang memiliki kepemimpinan yang baik,

dan komitment pada ajaran agama serta memiliki moral

yang baik pula. Para murid-murid Nur, sebagaimana Nursi

menginginkan pemimpin yang memiliki kepribadian al-

Qur’an, tanpa menyoal bentuk pemerintahan, sehingga

rakyatpun bisa menyontohnya. Vahide menyatakan bahwa

Nursi tidak bekerja melawan pemerintahdan tatanan yang

sudah mantap. Sebaliknya, dia melindungi stabilitas dan

tatanan sosial menghadapi dua aliran atau ‛malapetaka‛

luar yang sedang menghancurkan tatanan publik,

menghancurkan negara, dan menciptakan anarki. Nursi

ungkap Vahide, telah menulis sejumlah surat dan petisi

terbuka kepada para pejabat pemerintah dan departemen-

departemen pemerintah untuk memperingatkan pemerintah

akan bahaya tersebut. Salah satu surat tersebut ditujukan

kepada Hilmi Uran, Menteri Dalam Negeri yang menjabat

hingga Oktober 1946, lalu Sekretaris Jenderal Cumhuriyet Halk Partisi (Partai Rakyat Republik). Dalam surat tersebut,

104

Recep Tayyib Erdogan, ‚A Treasury Yet To Be Discovered:

Said Nursi‛, dalam Third International Symposium on Bediuzzaman Said Nursi, The Reconstruction of Islamic Thought in The Twentieth Century and Bediuzzaman Said Nursi (Istanbul: Sözler Publications, 24-26

September 1995), 20.

Page 157: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

149

Nursi mengambarkan dua aliran tersebut, menunjukkan sifat

Islam yang tidak terpisahkan dengan bangsa Turki. 105

Gerakan dakwah Nur yang dimotori Nursi merupakan

dakwah kultural non politis. Menurut Nursi dakwah tersebut

dapat berjalan efektif dengan semangat pengorbanan yang

didasarkan pada keikhlasan dan persaudaraan. Vahide

menyatakan, ‛Nursi menekankan bahwa persatuan Islam

yang bersifat non politis itu akan menjadi sumber kekuatan

bangsa Turki, khususnya untuk melawan komunisme dan

ateisme.‛106

B.8. Hemat/sederhana (frugality)

Lawan dari pemborosan adalah hemat. Dari kata

hemat dikenal pula istilah, hemat pangkal kaya. Sebuah

ungkapan sederhana yang jika direnungkan benar adanya.

Pemborosan dapat berimplikasi pada kehidupan sosial yang

luas. Sikap pemborosan dapat menyebabkan keserakahan,

bangsa yang kuat mengeksploitasi bangsa yang lemah, yang

kuat menindas yang lemah dan seterusnya.

Pemborosan dan berlebihan mendapat apresiasi yang

mendalam dalam ajaran Islam, Ustad Nursi ketika

membahas risalah tentang hidup hemat denga mengutip

ayat: Makanlah, minumlah, dan jangan berlebihan. (QS. Al-A‘ra>f (7): 31). Nursi membahas risalah tersebut menjadi

tujuh nuktah. Pertama, menurut Nursi hidup boros

bertentangan dengan sikap syukur, serta meremehkan

nikmat yang diberikan Allah. Hidup hemat adalah wujud

rasa syukur dan bersifat maknawiyah. Ia merupakan

penghormatan terhadap rahmat Tuhan yang tersimpan

dalam karunia dan kebaikan-Nya. Sikap hemat merupakan

penyebab keberkahan dan ditambahkannya nikmat, sumber

kesehatan jasmani layaknya diet, sarana kehormatan yang

menyelamatkan manusia dari kehinaan meminta-minta,

sarana utama agar bisa merasakan kelezatan yang terdapat

dalam berbagai nikmat, serta menjadi perantara agar bisa

105

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 278-279.

106Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual

Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 325.

Page 158: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

150

mencicipi segala kenikmatan yang tersembunyi dalam

karunia yang tampaknya tidak nikmat. Karena hidup boros

dan berlebihan berlawanan dengan hikmah-hikmah di atas,

maka ia memberikan dampak-dampak yang sebaliknya.107

Dalam nuktah pertama tersebut mengambarkan

hubungan hemat, syukur dan sikap hina meminta-minta

karena boros. Dalam pembahasan nuktah kedua, Nursi

menulis:

Hidup hemat dan qana’ah adalah dua hal yang sangat

sejalan dengan hikmah Ilahi. Keduanya menempatkan

alat pengecap di atas laksana petugas penjaga,

memposisikannya secara wajar, serta memberi upah

kepadanya sesuai dengan tugas yang ada. Adapun

hidup boros dan berlebihan bertentangan dengan

hikmah Ilahi. Karena itu orang yang boros akan cepat

mendapat penyakit. Sebab, perut akan berisi dengan

berbagai campuran berbahaya yang bisa

menghilangkan selera makan sebenarnya. Ia pun

makan dengan selera palsu yang muncul dari berbagai

jenis makanan yang menyebabkan kesulitan

pencernaan.108

Dalam nuktah kedua Nursi menghubungkan hemat,

sikap boros dan dampaknya bagi kesehatan. Jika sikap boros

tekait dengan konsumsi makanan yang berlebih, maka dapat

mendatangkan penyakit. Tidak dapat disangkal bahwa

untuk hidup kita perlu makan, tetapi bukan untuk makan

kita hidup. Agama tidak membenarkan untuk mengurangi

asupan makanan yang bergizi, karena itu dapat menghambat

fungsi biologis dan kewajiban ibadah kepada-Nya, tetapi itu

tidak berarti berlebih-lebihan dalam kadar dan ragam

makanan.109

107

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 193-

194. 108

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>ya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 194-

195. 109

M. Quraish Shihab, Menjemput Maut, Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT. (Jakarta: Lentera Hati, 2008), 87.

Page 159: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

151

Dalam nuktah ketiga Nursi menghubungkan indera

pengecap tidak sekedar menjadi sensor melindungi tubuh

secara fisik, namun lebih dari itu ia juga bertugas

melindungi dan memelihara kalbu, jiwa dan akal. ‛Dengan

kata lain, kita bisa mempergunakan lisan ini untuk

bersyukur karena ia bisa memilah-milah di antara berbagai

makanan yang nikmat dan lezat‛, tulis Nursi.110

Dalam nuktah keempat Nursi mengungkapkan bahwa

orang yang hidup hemat tidak akan ditimpa oleh kemiskinan

dan kelaparan. Nursi membagi rezeki menjadi dua, pertama,

rezeki hakiki yang menjadi ketergantungan hidup seseorang.

Rezeki tersebut dijamin oleh Allah sesusi dengan ayat QS.

Al-Dha>riya>t (51): 58) dan QS. Hu>d (11): 6. Nursi

menyatakan bahwasetiap orang bisa memperoleh rezeki

tersebut jika ikhtiar buruk manusia tidak ikut campur, tidak

sampai mengorbankan agamanya, serta tidak menggadaikan

kehormatan dan kemuliaannya. Kedua, rezeki metaforis,

yaitu dengan menyalahgunakan berbagai kebutuhan yang

sebenarnya tidak penting tetapi kemudian berubah menjadi

kebutuhan pokok baginya, kemudian menjadi pecandu

akibat sifat taklid dan tidak bisa melepaskan diri darinya.

Rezeki ini berada diluar jaminan Tuhan, maka harga yang

harus dikeluarkan untuk memperoleh rezeki ini sangat

mahal, apalagi pada zaman kita sekarang ini. Harta tersebut

seringkali diperoleh dengan cara menggadaikan

kehormatannya. Bahkan meskipun dengan mencium kaki

orang. Lebih dari itu kadangkala harta yang buruk tersebut

harus dibayar dengan mengorbankan kesucian agamanya

padahal ia merupakan cahaya hidupnya yang kekal.111

Dalam nuktah kelima dan keenam Nursi menekankan

bahwa hemat tidaklah sama dengan pelit. Pelit ungkap

Nursi merupakan gabungan dari kerendahan, kebakhilan dan

110

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>ya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 195-

196. 111

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 196-

188.

Page 160: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

152

ketamakan.112 Dalam nuktah ketujuh, sikap boros dan

berlebihan menimbulkan ketamakan, sementara ketamakan

akan melahirkan tiga hal: pertama, tidak pernah merasa

cukup, yang menyebabkan orang malas beramal dan

berusaha, seta membuatnya senantiasa mengeluh tidak mau

bersyukur. Kedua, malang dan merugi, sebab orang yang

tamak tidak akan pernah mencapai maksudnya, selalu

merasa sulit, tidak pernah merasa ditolong dan dibantu.

Ketiga, ketamakan merusak keikhlasan dan mengotori amal

ukhrawi.113

Saat menutup risalah ini, Nursi menyatakan bahwa

kondisi umat manusia pasca perang dunia kedua,

masyarakat dalam kondisi kelaparan, kerusakan dan

berbagai bentuk pemborosan di seluruh dunia. Kondisi

tersebut tentu saja maengharuskan mereka untuk hemat dan

hidup sederhana.114 Anjuran Nursi untuk hidup hemat dan

sederhana tidak lain agar umat manusia dapat menopang

hidunya dengan mandiri tanpa harus mengantungkan pada

orang atau bangsa lain. Himbauan Nursi juga mengandung

pesan, agar bangsa yang rakus serta kuat tidak

mencengkeram dan mengeksploitasi bangsa yang miskin

dan lemah. Dershane yang dikembangkan dakwah Nur pun

mengajarkan hidup hemat, terutama pada pola makan dan

sikap hidup yang konsumtif. Sikap hemat sebagai prinsip

hidup mengajarkan sikap qanaah yang merupakan modal

manusia agar bersikap sederhana dan tidak meminta-minta

sebagaimana ajaran Nursi. Sebagaimana pengalaman yang

dialami Haris Ali Ma’ruf bahwa pola hidup sederhana

sangat membantu kehidupannya sebagai seorang

mahasiswa. Bediuzzaman Said Nursi dan karyanya dan

112

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 199-

201. 113

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 202-

205. 114

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 205.

Page 161: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

153

nilai-nilai positif yang didapatnya di dershane menginspirasi

Haris betapa pentingnya hidup hemat.115

C. Usaha Dakwah Nur dalam Pembinaan Umat (Community Development)

Pembangunan atau pembinaan umat merupakan agenda

sentral dalam dakwah Nur. Semangat dakwah Nur dalam

menyebarkan pemikiran Nursi melalui karyanya Risale-i Nur memiliki peran yang positif bagi pembinaan umat. Sebagaimana

dikutip Vahide, Nursi menunjukkan bahwa Islam telah

memainkan peran yang fundamental dan penting dalam

pembangunan peradaban modern. Lebih jauh sebagaimana

diungkapkan Nursi:

Saya tidak memungkiri bahwasanya ada banyak kebajikan

dalam peradaban (modern), tetapi hal tersebut bukanlah

milik agama Kristen atau milik Eropa, atau karya dari

abad ini. Sebaliknya, kebajikan-kebajikan itu adalah milik

bersama. Mereka adalah produk dari pemikiran umat

manusia yang digabungkan, hukum-hukum dari agama

wahyu, kebutuhan bawaan dan terutama produk dari

revolusi Islam yang dibawa oleh syariat Nabi

Muhammad.116

Risale-i Nur, di antarannya berisi penyelamatan umat dari

terpaan zaman modern, khususnya dalam aspek aqidah. Nursi

menyebut sebagai penyelamatan iman (inqa>dh al-i>ma>n).

Singkatnya, komunitas yang kuat membutuhkan pondasi iman

yang kuat pula. Jika pondasinya lemah, maka niscaya komunitas

tersebut akan lemah pula. Nursi pernah menolak berbagai

tawaran jabatan yang diberikan Kemal pada masa awal

115

Wawancara dengan Haris Ali Ma’ruf, Mahasiswa semester tiga

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta

yang sudah tinggal di dershane sejak semester satu, pada 24 Oktober

2016. 116

lihat lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 158; lihat pula

Bediuzzaman Said Nursi, From the Risale-i Nur Collection, The Words, On the Nature and Purposes of Man, Life and All Things, Terj. Şükran Vahide

(Istanbul: Sӧzler Nesriyat, 2013), 748.

Page 162: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

154

pemerintahannya, karena ingin fokus pada penyelamatan iman

umat. Vahide menulis bahwa alasan penolakan Nursi utamanya

adalah bahwa ia sudah tahu jalan yang akan ditempuhnya dan ia

menyadari tidak akan bisa bekerja sama dengan rezim Mustafa

Kemal, yang kemudian terbukti sekuler. Sebagaimana

pernyataannya, ‛maka saya terpaksa meninggalkan jabatan-

jabatan yang sangat penting itu. Dengan anggapan bahwa tidak

ada yang bisa didapatkan dengan bekerjasama atau menanggapi

orang-orang itu, saya meninggalkan dunia, politik, serta

kehidupan sosial dan menghabiskan hidup untuk

menyelamatkan iman.‛117

Dalam peningkatan iman tersebut, murid-murid Nur

membentuk berbagai program kegiatan dakwah, di antarannya

adalah program baca, mirip dengan pesantren kilat di Indonesia.

Program baca merupakan media efektif guna mengintensifkan

menelaah Risale-i Nur dengan harapan pesan-pesan yang ada di

dalamnya dapat ditransformasikan, diaktualisasikan, dan

dipraktikkan. Yayasan Nur Semesta, mengadakan program baca

pada saat liburan semester atau saat libur panjang. Menginggat

peserta program baca sebagian besar adalah mahasiswa. Dalam

tahun ini misalnya, pada tanggal dua puluh lima hingga dua

puluh tujuh Maret 2016 diselenggarakan program baca di

kawasan Bogor, tepatnya di Pesantren An-Nah}l, Leuwiliyang

Pemijahan, kec. Cibatok.

Dalam upaya pembinaan umat, Yayasan Nur Semesta juga

mendorong dan memfasilitasi beberapa T}ulla>b al-Nu>r dari

Indonesia untuk melanjutkan studi pada universitas

pascasarjana di Turki. Mereka adalah, Afifullah dan Ridho

mengenyam pendidikan S2 di universitas Erciyes di provinsi

Kayseri, Labib dan Abdul Ghafur di universitas Selcuk provinsi

Konya, dan M. Badri Habibi di universitas Fatih, Istanbul.

Abdul Ghafur yang telah lulus saat ini telah menjadi Dosen

tetap di Universitas Islam Negeri Malang.118

Sejak tahun 2014 Yayasan Nur Semesta juga

mengirimkan pelajar ke Turki untuk mengikuti program dua

117

Bediuzzaman Said Nursi, From the Risale-i Nur Collection, The Rays. Terj. Şükran Vahide (Istanbul: Sӧzler Nesriyat, 2013), 381-382.

118Wawancara dengan Hasbi Sen pada 9 Juni 2016.

Page 163: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

155

tahun menghafal al-Qur’an. Seluruh kegiatan dakwah Nur,

terutama yang tersentral di dershane pada prinsipnya adalah

upaya kongkrit guna menumbuhkan aspek kebersamaan,

penguatan iman dan tauhid, kemandirian dan nilai-nilai

kabajikan lainnya. Aspek kebersamaan (jama>‘ah) merupakan hal

yang senantiasa dipesankan ustadz Nursi, sebagaimana

peryataannya, bahwa masa kini adalah masanya kebersamaan

(jama>‘ah). Sosok maknawiyah yang merupakan ruh jama>‘ah lebih kuat dan lebih kokoh daripada sosok pribadi. Sosok

maknawiyah memantulkan ruh bersama (jama>‘ah). Jika ia lurus,

sinarnya akan lebih terang dan lebih cemerlang daripada sosok

pribadi. Namun jika rusak, kerusakannya akan menyebar lebih

dari itu. Kebaikan ataupun keburukan terbatas jika pada pribadi,

namun tidak akan terbatas dalam jama>‘ah. Ungkapan yang menyatakan ‛bersama kita bisa‛

nampaknya bukan hal yang mustahil dalam konsep dakwah Nur.

Bersama kita bisa dijadikan pedoman kegiatan dan ruh dakwah

Nur yang dalam ungkapan Nursi disebut sebagai kepribadian

kolektif (collective personality/ shakhs} al-ma‘nawi>). Konsep

kepribadian kolektif (shakhs} al-ma‘nawi>), adalah upaya untuk

mengikis ego pribadi dan lebur (mencair) dalam kebersamaan

(jama>‘ah). Misteri dari tercapainya kepribadian kolektif (shakhs} al-ma‘nawi>) terletak pada keikhlasan para Murid-murid Nur

dalam menjalankan aktivitas dakwahnya. Kepribadian kolektif

adalah upaya untuk membangun jamaah atau komunitas

berdasar nilai-nilai Islam.119 Lebih jauh tentang upaya

pembinaan umat akan dibahas lebih dalam dalam bab

selanjutnya.

119

Wawancara dengan Mahkamah Mahdin salah seorang T}ulla>b al-Nu>r dan kandidat Doktor di Universitas Al-azhar Kairo Mesir pada 18

November 2016. Ia juga sahabat dekat Ustadz Hasanuddin Alimuddin

salah seorang tokoh gerakan dakwah Nur di Indonesia. Kedatangannya ke

Indonesia sebagai pendamping dan juru bicara Shaikh Amr Al-Wardani

direktur Da>r al-Ifta> al-Mis}riyyah_(Lembaga Fatwa Mesir) yang

seyogyanya menjadi saksi ahli bagi tersangka Ahok dalam kasus

penistaan agama yang dialamatkan ke Basuki Cahaya Purnama (Ahok).

Page 164: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

156

Page 165: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

157

BAB V

GERAKAN DAKWAH NUR DI INDONESIA MENUJU

KOMUNITARIAN GLOBAL

Dalam bab kelima ini penulis akan membahas tiga

pembahasan. Pembahasan pertama mengenai Yayayasan Nur

Semesta di Indonesia, yang mencakup kemunculan,

pertumbuhan dan aktivitasnya. Yayasan Nur Semesta

merupakan payung hukum pergerakan dakwah Nur di Indonesia,

hingga menjadikan pembahasan tentang pasang surut perjalanan

Yayasan dan aktivitasnya penting untuk dibahas. Kedua, para

tokoh gerakan dakwah Nur di Indonesia, baik tokoh sentral

maupun tokoh intelektual. Ketiga, dershane Nur sebagai

jantung gerakan. Keempat, penerjemahan dan penerbitan. Usaha

tersebut dimaksudkan agar karya Nursi dapat diapresiasi oleh

masyarakat luas tanpa adanya kendala bahasa. Hasil terjemahan

karya Nursi dan karya tentang Nursi akan dibahas dengan rinci

serta terkait penerbitannya. Kelima, pembahasan mengenai

pertemuan lintas negara. Pertemuan terkait musyawarah

dimaksudkan untuk membangun soliditas, menyamakan

persepsi, menyusun strategi dan mengevaluasi serta melaporkan

kerja dakwah di masing-masing negara peserta musyawarah.

Adapun pertemuan lintas negara terkait event internasional

diarahkan pada kegiatan dan pertemuan ilmiah seperti seminar

dan symposium yang telah dilaksanakan gerakan dakwah Nur di

Indonesia. Kelima pembahasan tersebut akan dielaborasi dengan

pendekatan teori Resource Mobilization Theory (RMT) atau

Teori Mobilisasi Sumber Daya (TMSD) yang menekankan

bahwa gerakan merupakan suatu tindakan rasional yang

menghendaki suatu manifestasi tindakan kolektif yang

terorganisasi.1

1Lihat Quintan Wiktorowicz (Ed), Islamic Activism A Social

Movement Theory Approach (USA: Indiana University Press, 2004), 8-

13. D iantara pendahulu teori ini adalah Mansur Olson, The Logic of Collective Action ( Cmbridge: Harvard University Press, 1965); dan

Mayer N. Zald dan John D. McCarthy, ed., Social Movements in an Organizational Society (New Brunswick: Transaction Books, 1987).

Page 166: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

158

A. Yayasan Nur Semesta

A.1. Kemunculan dan pertumbuhan

Yayasan Nur Semesta didirikan resmi pada dua

puluh sembilan Agustus 2007.2 Yayasan tersebut merupakan

wadah untuk mengembangkan pemikiran dan dakwah

Bediuzzaman Said Nursi di Indonesia. Berdirinya Yayasan

secara resmi menjadikan gerakan dakwah Nur memiliki

payung hukum guna pengembangkan dakwah yang lebih

efektif, krektif dan inovatif. Adapaun kepengurusan awal

Yayasan terdiri dari pembina, yaitu Prof. Dr. Sirozi, ketua

Drs. Muhbib Abdul Wahab, MA. Sebagai sekretaris Iis

Ishaq Soleh dan sekretaris Dhessy Erlisa, A.Md. Terakhir

dalam kepengurusan adalah pengawas, yaitu Dr. Nur

Rofi’ah. Setelah Yayasan berjalan selama lima tahun untuk

penyegaran kepengurusan, akta pendirian diperbaharui

dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Yayasan Nur

Semesta, No. 02, tanggal 04 April 2012 dengan Notaris

Syaifuddin Zuhri, SH. MKN. Kepenggurusan yang baru

tersebut terdiri dari, pembina yang diketuai Prof. Dr.

Muhammad Sirozi, dengan anggota pembina Prof. Andi

Faisal Bakti dan Hasbi Sen, M. Hum. Sebagai ketua tidak

berubah Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA. Adapun sekretaris

umum M. Labib Syauqi dan sekretaris Ishak Soleh. Sebagai

bendahara umum Abdul Harits Habibullah, dan bendahara

Dhessy Erlisa. Untuk pengawas masih sama Dr. Nur

Rofi’ah.

Untuk penyegaran kembali kepengurusan, pada

tahun 2016, berdasarkan akta No. 5, 10 Juni 2016 tentang

Akta Pernyataan Keputusan Pembina Yayasan Nur

Semesta, dirubahlah beberapa anggota kepenggurusan.

Pembina Yayasan Nur semesta, baik ketua maupun

anggotannya masih sama. Untuk ketua masih sama, Dr.

Muhbib Abdul Wahab, MA., dan ditambah wakil ketua,

Lihat pula Noorhaidi Hassan, Islam Politik di Dunia Kontemporer, Konsep, Genealogi dan Teori (Yogyakarta: Suka-Press, 2012).

2Sesuai dengan Akta Pendiran Yayasan “Yayasan Nur semesta”

oleh Notaris H. Syafruddin Roswan, S.H. No. 10.

Page 167: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

159

Jamaluddin. Sekretaris Totong Makruf. Bendahara umum

Irwandi dan bendahara Dhessi Erlisa, dan sebagai pengawas

Syaifuddin Zuhri.

Dalam prespektif teori gerakan sosial, pendirian

yayasan atau lembaga lainnya yang berpayung hukum

merupakan bentuk framing budaya3 dan struktur peluang

(politik).4 Suatu gerakan memerlukan kelenturan dan

fleksibelitas agar bisa beradaptasi dengan budaya baru di

mana ia akan tumbuh, merekrut anggota guna eksistensinya.

Berdirinya Yayasan adalah bentuk kongkrit bagaimana

strategi memanfaatkan peluang yang mana gerakan dan

mobilisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Perombakan kepengurusan yang terjadi juga menunjukkan

dinamisasi dan upaya agar gerakan dakwah Nur semakin

efektif dalam mengembangkan dakwahnya.

Pendekatan struktur peluang politik (political opportunity structure), pembingkaian (framing), dan

struktur mobilisasi (mobilizing structure) jika digabungkan

3David Snow dan Robert Benford sebagaimana dikutip Wictorowicz

mengidentifikasi tiga fungsi utama pembingkaian gerakan-gerakan sosial.

Pertama, gerakan sosial membangun bingkai-bingkai yang mendiagnosia

kondisi sebuah persoalan yang perlu ditangani. Kedua, gerakan memberikan

pemecahan terhadap persoalan tersebut, termasuk taktik dan strategi tertentu.

Ketiga, gerakan memberikan alasan-alasan dasar untuk memotivasi

tumbuhnya dukungan dan tindakan kolektif. Lihat Quintan Wiktorowicz,

(Ed.), Islamic Activism A Social Movement Theory Approach (USA:

Indiana University Press, 2004), 15-17. 4Yaitu bagaimana gerakan mengambil strategi atau keuntungan dari

sebuah perubahan struktur yang terjadi, guna memudahkan gerak dan

mobilisasi. Lihat Glenn E. Robinson, Hamas as Social Movement, dalam

Quintan Wiktorowicz (Ed.), Islamic Activism A Social Movement Theory Approach, 115. Perubahan strategi dakwah dengan mendirikan yayasan

dilakukan Hasbi dengan memperhitungkan dan mempersepsi segala

kemungkinan strategi gerakan dakwah Nur yang lebih efektif. Konsep

‚struktur peluang politik‛ menjelaskan bahwa kemunculan gerakan social

seringkali dipicu oleh perubahan besar yang terjadi dalam struktur politik.

Perubahan drastis semacam ini membuka banyak peluang yang menyediakan

keuntungan-keuntungan bagi aktor sosial untuk memprakarsai fase-fase

baru... Lebih lanjut lihat Noorhaidi Hasan, Islam Politik di Dunia Kontemporer, Konsep, Geneologi dan Teori (Yogyakarta: Suka Press UIN

Sunan Kalijaga, 2012), 130-131.

Page 168: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

160

menjadi gerakan yang terintegrasi atau disebut sebagai

pendekatan integrasi gerakan sosial.5 Berdasarkan perspektif

integrasi gerakan sosial tersebut, maka gerakan dakwah Nur

menunjukkan pola-pola sebagai berikut: Pertama, muncul

dari adanya kesempatan ekspansi dakwah dan terbukannya

peluang; Kedua, gerakan dakwah Nur menggunakan

pembingkaian dengan terus mengembangkan sayapnya

dengan menggunakan nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan

serta gagasan-gagasan yang bisa diterima oleh anggota atau

jamaahnya; Ketiga, berusaha memanfaatkan kesempatan

dan nilai-nilai tersebut untuk memobilisasi sumber daya dan

merekrut anggota, serta memperkuat sumber-sumber

jejaring organisasinya dalam mendukung keberlangsungan

gerakan dakwah tersebut

Jaringan dan keanggotaan adalah hal yang penting

dalam gerakan sosial. Terlebih, dakwah Nur yang terbilang

sebagai gerakan transnasional Islam. Yayasan Nur Semesta

berafiliasi dan bekerjasama dengan berbagai yayasan dan

organisasi baik di Indonesia, negara-negara di kawasan Asia

pasifik dan khususnya dari Turki. Di antara yayasan

tersebut bernama Sayyid Burhanuddin yang berpusat di kota

Kayseri. Yayasan tersebut merupakan pendonor dana

terbesar bagi Yayasan Nur Semesta.6 Dana tersebut

digunakan untuk operasional yayasan dan insentif bagi

kebutuhan hidup para wa>kif 7 serta untuk kegiatan sosial

lainnya. Saat ini yayasan beralamat tetap di Komplek

Perumahan Grand Cirendeu Ciputat, Tangerang Selatan,

5Lihat Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS Suara dan Syariah (Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2012), 20-23. lihat pula Agus Salim, ‛The

Rise of Hizbut-Tahrir (1982-2004): Its Political Opportunity Structure,

Resource Mobilisation, and Collective Action Frames,‛ tesis Master, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. 6Sayyid Burhanuddin merupakan tokoh spiritual Turki dan guru dari

Jalaluddin Rumi. Wawancara dengan Hasbi Sen pada tanggal 19 Januari

2016. 7Istilah wa>kif (vakif) digunakan gerakan dakwah Nur sebagai murid

nur yang mendedikasikan diri untuk mengabdikan diri, pelayanan umat atau

berkurban (hizmet). Wa>kif berperan sebagai kakak atau bapak asrama

dershane, yang bertanggung jawab pada kegiatan harian.

Page 169: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

161

Banten yang juga berfungsi sebagai dershane8 putra.

Dershane tersebut merupakan pusat dan sebagai koordinasi

bagi dershane lainnya.

Berdirinya Yayasan Nur Semesta adalah inisiatif

dari Hasbi Zen, motor dan penanggung jawab yayasan. Ia

merangkul kalangan akademisi seperti Prof. Andi Faisal

Bakti, Ph.D., Prof. M. Sirozi, Ph.D., Dr. Muhbib Abdul

Wahab, Prof. Dr. Nabilah Lubis, dan Prof. Dr. Amani Lubis

untuk bergabung dan mendukung di Yayasan Nur Semesta.

Para akademisi tersebut ikut mendukung berbagai kegiatan,

khususnya dalam kegiatan ilmiah baik yang berskala

nasional hingga internasional.

Pada tahun 2012 Yayasan Nur Semesta membentuk

penerbitan Risalah Nur Press yang bertujuan untuk

efektifitas dan akselerasi penerbitan karya-karya terjemahan

Risale-i Nur ke dalam bahasa Indonesia. Setelah berdirinya

penerbitan, karya-karya Nursi dalam bahasa Indonesia

semakin meningkat jumlahnya. Melalui berbagai even

seperti pameran buku, bedah buku, seminar, dan simposium

karya-karya Nursi disebarkan dan dibaca secara lebih luas.

A.2. Aktivitas

Dakwah yang bertujuan mengajak manusia pada

jalan Tuhan, tentulah memiliki beragam cara. Cara atau

metode tersebut terkait dengan strategi dan aktivitas

dakwah agar mendapat respons yang baik dari penerima

dakwah (mad’u). Yayasan yang bergerak dalam dakwah ini

memiliki beragam aktivitas. Tujuan dari berbagai aktvitas

tersebuat adalah membentengi umat dari krisis iman dan

moral yang banyak menimpa masyarakat modern dengan

pendekatan teks.

8Umumnya dershane di Turki didirikan di sekitar kampus-kampus

guna mengisi spiritualitas para pelajar khususnya mahasiswa. Namun

demikian dershane juga tidak dibatasi anggotannya hanya dari kalangan

kampus atau mahasiswa, bahkan peserta kajian Risale-i Nur dihadiri oleh

para pensiunan, pekerja kantor dan lain-lain. Wawancara dengan Hasbi Zen,

15 April 2015.

Page 170: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

162

Aktivitas harian Yayasan tersentral di dershane

dengan beragam kegiatan dan aktivitas. Kegiatan dimulai

setelah bangun pagi, dengan melaksanakan shalat subuh

berjamaah yang dilanjutkan dengan zikir tasbih}a>t dan pembacaan Risale-i Nur. Kurang lebih pukul tujuh pagi para T{ulla>b Al-Nu>r makan pagi atau bersarapan. Makan pagi dan

makan malam dibuat dan disajikan oleh T{ulla>b Al-Nu>r dengan sistem piket harian. Untuk makan siang, karena

sebagian besar adalah mahasiswa yang beraktivitas di

kampus, maka tidak diadakan makan bersama, kecuali di

hari libur. Menu yang disajikan sederhana namun beragam

dan cukup memenuhi kebutuhan gizi. Dana untuk konsumsi

tersebut diambilkan dari iuran bulanan penghuni dershane.

Dana iuran tersebut juga dipergunakan untuk pembayaran

listrik dan keamanan dan kebersihan lingkungan perumahan

Grand Cirendeu, Ciputat.

Kegiatan mulai efektif kembali saat shalat maghrib

yang dilanjutkan zikir tasbih}a>t pembacaan Risale-i Nur dan

makam malam. Setelah shalat isya, dilanjutkan zikir

tasbih}a>t dan pembacaan Risale-i Nur. Pada pukul sembilan

malam hingga pukul sepuluh para T{ulla>b Al-Nu>r diwajibkan membaca dan mengkaji Risale-i Nur sendiri-

sendiri.

Aktivitas mingguan dershane adalah kajian Risale-i Nur dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Kajian

Risale-i Nur dalam bahasa Indonesia dilaksanakan setelah

shalat isya di hari Kamis dan bahasa Arab di hari Senin.

Kajian tersebut tidak hanya dihadiri para T{ulla>b Al-Nu>r yang tinggal di dershane, namun dari berbagai kalangan dan

masyarakat umum, kajian diakhiri dengan diskusi, ramah

tamah yang ditemani teh ala Turki sebagai ciri khasnya.

Ketersediaan teh menjadi saksi kehanggatan peserta kajian

saat saling berinteraksi. Teh yang dituang di gelas ala Turki,

menjadi semakin khas, dan tidak jarang peserta kajian

menambah. Terlebih ramuan teh yang disajikan unik dengan

dua teko tersusun dua yang berisi seduan teh dan air putih

yang panas mendidih.

Page 171: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

163

Yayasan juga memiliki agenda rutin program baca

(pesantren kilat). Program baca biasanya diselenggarakan di

luar dershane guna mencari suasana yang lebih baru untuk

mengintefsifkan program baca. Beberapa kali program

tersebut diadakan di kawasan puncak Bogor. Program baca

diikuti oleh para T{ulla>b Al-Nu>r yang tinggal di dershane

maupun mereka yang aktif kajian. Program baca

dimaksudkan untuk mendalami pemikiran Nursi serta

menghayati perjuangannya agar dapat dihayati dan diikuti

atau diamalkan oleh para T{ulla>b Al-Nu>r. Penerjemahan dan penerbitan Risale-i Nur

merupakan salah satu program penting Yayasan Nur

Semesta. Program tersebut bertujuan guna sosialisasi Risale-i Nur agar tidak terkendala bahasa. Umumnya

penerjemahan dilakukan dari Risale-i Nur yang berbahasa

Arab. Untuk menghasilkan karya terjemahan yang baik,

triangulasi penerjemahan dilakukan dengan bahasa Turki

untuk proses editing yang dilakukan oleh Hasbi Sen. Editing

tersebut dimaksudkan untuk pengecekan kembali hasil

terjemahan dari bahasa Arab untuk merujuk bahasa asal

(Turki) agar makna terjemahan semakin akurat dan tidak

keluar dari makna teksnya. Ustad Irwandi juga ikut

membantu mengedit terjemahan dari bahasa Arab.

B. Tokoh Gerakan Dakwah Nur di Indonesia

Para tokoh dalam gerakan dakwah Nur di Indonesia

adalah mereka yang memiliki kontribusi bagi pengembangan

dakwah menyebarkan pemikiran ustad Bediuzzaman Said Nursi

dalam karyanya Risale-i Nur. Tokoh-tokoh tersebut terbagi

menjadi dua sub pembahasan, yaitu tokoh pergerakan atau

tokoh sentral dan tokoh intelektual. Pembahasan lebih lanjut

akan diuraikan dalam pembahasan selanjutnya.

B.1. Tokoh Sentral

Tradisi Islam mengenal sosok pemimpin sebagai

rujukan dan sandaran dalam berbagai problematika

kemasyarakatan. Mulai dari Nabi Muhammad hingga para

khalifah dijadikan sebagai pemimpin umat dan tokoh sentral

di jazirah Arab ketika itu. Sebagai tokoh sentral, ia

Page 172: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

164

memiliki peran dan tanggung jawab dalam keberhasilan

dakwahnya. Dalam dakwah Nur, tokoh sentral pergerakan di

Indonesia adalah ustad Hasbi Sen yang datang ke Indonesia

sejak tahun 2002. Hasbi Sen berasal dari Turki, tepatnya

dari kota Kayseri. Melalui perjuangan dan kerja keras

dakwahnya, perkembangan dakwah Nur di Indonesia

berkembang dengan baik.9

Hasbi mengenal Risale-i Nur ketika masih di bangku

sekolah SMA pada tahun 1992. SMA Negeri tempat Hasbi

bersekolah memiliki sistem Asrama (boarding school), di

sanalah ia banyak berinterksi dan mengenal Risale-i Nur di

bawah bimbingan seorang Abi.10 Hasbi lahir tahun 16

Maret 1977. Setamat SMA tahun 1994, ia melanjutkan

kuliah di kota Kayseri dengan mengambil jurusan Ekonomi.

Saat menempuh kuliah SI tersebut, Hasbi tinggal di

dershane dan berinteraksi dengan Risale-i Nur dengan lebih

intensif. Selesai SI pada tahun 1999 hasbi mengabdi tinggal

di dershane selama satu tahun, pada tahun 2000.11

Pada tahun 2002 di bulan Januari, ketika diadakan

seminar Internasional tentang Pemikiran Said Nursi di

Pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang, terbukalah

sebuah kesempatan bagi Hasbi untuk melanjutkan kuliah S2

di Pascasarjana IAIN tersebut.12 Hasbi datang ke Palembang

9Dari aspek penerjemahan misalnya, kualitas penerjemahan Risale-

i Nur ke dalam bahasa Indonesia menurut Jaehun lebih baik dari

penerjemahan ke dalam bahasa Malaysia dan digunakan dalam kajian di

dershane Malaysia. ‛Terjemahan Risale-i Nur dalam bahasa Indonesia

lebih mudah dipahami,‛ ungkapnya. Wawancara dengan Jaehun 3 Maret

2016. Jaehun berasal dari Turki adalah seorang Isna>f yang aktif dalam

bisnis, ia juga sering membantu Hasbi dalam dakwah Nur di Indonesia. 10

Istilah Abi dalam bahasa Turki berarti pembimbing/mentor

senior. 11

Wawancara dengan Hasbi Sen pada tanggal 19 Januari 2016. 12

Kesempatan tersebut terbuka ketika M. Sirozi, yang saat itu

menjadi salah satu pembicara pada seminar dan sekaligus direktur

Pascasarjana IAIN Raden Fattah Palembang membuka kesempatan

kepada Faris kaya (direktur Istanbul Foundation for Science and Culture)

agar mengirimkan dua T{ullab al-Nu>r untuk studi S2 di kampus tersebut

dan sekaligus dapat mensosialisasikan pemikiran Nursi.

Page 173: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

165

tahun 2002 bersama M. Fatih, kemudian mengambil kursus

bahasa Indonesia. Hasbi memulai studi S2 pada tahun 2003

dengan mengambil jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

yang ia selesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2005 Hasbi

menikah dengan wanita yang dikenalnya di kampus IAIN

Raden Fatah.13

Saat di Palembang Hasbi menempati rumah dinas

dosen yang kosong, dan menjadikannya sebagai dershane.

Tempat tinggal tersebut bersebelahan dengan rumah

Direktur Pascasarjana saat itu, Dr. M. Shirozi, yang

terkadang juga mengikuti kajian Risale-i Nur. Terkait M.

Shirozi Hasbi menyatakan: ‛beliau memiliki perhatian yang

besar bagi pengembangan dakwah menyebarkan karya Said

Nursi Risale-i Nur, ia tidak segan-segan membantu

penyediaan tempat kegiatan dan lain-lain jika kami

mengadakan kegiatan terkait Risale-i Nur.‛ 14 Hasbi sangat

terkesan kepada M. Shirozi, atas kebaikan dan perhatiannya,

terutama atas kebijakannya membebaskan biaya studi Hasbi

selama kuliah S2.

Untuk pertimbangan efektifitas dakwah dan setelah

terbukannya peluang,15 Hasbi memulai hijrah dari

Palembang ke Ciputat pada tahun 2006. Setibanya di

Jakarta Hasbi menemui Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof.

Dr. Amsal Bachtiar, MA. Untuk bekerjasama membuka

Turkish Corner. Hasbi mulai mengembangkan kajian Risale-i Nur dan membuat beberapa kegiatan seperti kursus bahasa

Turki, dan bedah buku saat berada di Turkish Corner pada

fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saat bertugas di Turkish Corner inilah Hasbi

berkenalan dengan Dosen Tarbiyah, DR. Muhbib Abdul

Wahab sebagai Dosen pada Fakultas Tarbiyah UIN Syarif

Hidayatullah. Hasbi juga bertemu dengan Guru Besar

13

Wawancara dengan Hasbi Sen pada tanggal 19 Januari 2016. 14

Wawancara dengan Hasbi Sen pada tanggal 19 Januari 2016. 15

Peluang tersebut terbuka ketika seorang jurnalis

menginformasikan bahwa Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah, Amsal Bakhtiar bermaksud membuka Turkish Corner, dan

membutuhkan Sumber Daya Manusia yang tepat.

Page 174: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

166

Komunikasi Andi Faisal Bakti yang saat itu menemuinya

guna mencari literatur tentang Turki dan Bediuzzaman Said

Nursi, serta karyanya Risale-i Nur. Literatur tersebut akan

dipergunakan Prof. Dr. Andi Faisal Bakti untuk menulis

makalah sebagai syarat keikutsertaan dalam simposium

internasional di Turki pada 2007.16 Untuk lebih

mengefektifkan dan mengembangkan Risale-i Nur Hasbi

pada tahun 2007 menginisiasi dan membidani berdirinnya

Yayasan Nur Semesta.17 Berdirinya Yayasan guna

kepentingan memudahkan gerak dan pengembangan

dakwah, baik dari sisi administratif maupun payung hukum.

Pada tahun 2013 Hasbi menggagas berdirinya

penerbitan Risalah Nur Press dan toko buku. Karya-karya

Said Nursi dalam bentuk terjemahan, atau dalam bahasa

Arab dan Inggris dapat ditemukan dan dibeli di toko

tersebut. Selain itu, Hasbi juga memediasi berbagai

kegiatan seperti seminar nasional, internasional, khususnya

jika melibatkan pembicara dari Turki dan Istanbul Foundation For Science and Culture. Tidak jarang Hasbi

juga menjadi narasumber memperkenalkan pemikiran

Bediuzzaman Said Nursi kepada berbagai ormas, organisasi

masyarakat, sekolah-sekolah, pesantren-pesantren, dan lain-

lain. Pada tahun 2016 ini Hasbi juga menjadi narasumber di

radio Ras FM setiap pukul sembilan hingga sepuluh pagi

secara live.18 Hasbi juga rutin mengikuti berbagai kajian.

Pada setiap hari Minggu siang setelah shalat dhuhur

bersama komunitas orang-orang Turki yang tinggal di

Indonesia. Kajian Risale-i Nur dua minggu sekali dipandu

Hasbi di kantor pusat PUI (Persatuan Umat Islam) di

Pancoran. Segala kemajuan dakwah Nur di Indonesia tidak

16

Makalah Andi Faisal Bakti yang diterima panitia simposium

setelah melalui proses seleksi berjudul ”Justice and Human Relations in

Said Nursi’s Work As Seen From A Communication Perspective,” yang

dilaksanakan pada 18-20 November 2007 di Istanbul. 17

Wawancara dengan Hasbi Sen pada tanggal 19 Januari 2016. 18

Peluang untuk dakwah menyebarkan pemikiran Said Nursi

melalui radio diberikan oleh K.H. Abdul Rasyid yang merupakan adik dari

Tuti Alawiyah.

Page 175: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

167

terlepas dari upaya dakwah yang dilakukan Hasbi dengan

penuh kegigihan tanpa mengenal lelah.

Tokoh sentral selanjutnya adalah ustad Hasanuddin

Alimuddin atau biasa disapa ustad Hasan. Ia berasal dari

Sulawesi Selatan, lahir pada 1 Juni 1975. Pada tahun 1987

Ia masuk pesantren Yasrib, dan selesai pada tahun 1993,

setelah lulus dari Madrasah Aliyah di Pesantren Yasrib,

Sopeng, Sulawesi Selatan ustad Hasan melanjutkan kuliah

di Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir pada tahun 1993. Di

Kairo ia mulai mengenal dan aktif mengikuti kajian Risale-i Nur pada tahun 2002. Waktu yang cukup panjang untuk

mengenal Risale-i Nur sejak kedatangannya di Mesir.19

Kajian Risale-i Nur yang bersifat kolektif telah

membuka peluang bagi ustad Hasan untuk mengajak

mahasiswa lain, khususnya yang berasal dari Sulawesi

Selatan untuk bergabung mengikuti kajian Risale-i Nur. ustad Hasan juga membuka tempat pembelajaran dan

pengkaderan yang ia sebut sebagai Kelompok Belajar (KB).

ustad Hasan membuka KB setiap malam dan diakhiri hingga

pukul dua belas malam atau jam satu. dalam forum KB

tidak hanya Risale-i Nur yang dipelajari, namun juga

Bahasa Arab, Tafsir, Hadis dan lain-lain. Lewat KB inilah,

telah lahir kader-kader dakwah Nur.20

Pada tahun 2007 ustad Hasan pulang ke Indonesia.

Keinginannya kuat mendirikan pesantren dapat terlaksana

pada tahun 2012 yang diberi nama pesantren Nusantara

Beriman. Sebuah nama yang cukup unik, ketika ditanya

alasan pemberian nama pesantren, ia menyatakan bahwa

‛semangat dari nama pesantren Nusantara Beriman adalah

agar umat tidak terkotak-kotak dan saling terpecah.‛ Ustad

Hasan menyadari bahwa perpecahan adalah ancaman umat

dan membuatnya menjadi lemah. Nursi sendiri menekankan

pentingnya merajut ukhuwah (persaudaraan) dan

menanamkan keikhlasan dalam setiap hubungan. Inilah yang

19

Wawancara dengan ustad Hasanuddin Alimuddin pada tanggal 28

Januari 2016. 20

Wawancara dengan ustad Hasanuddin Alimuddin pada tanggal 28

Januari 2016.

Page 176: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

168

nampaknya mendasari ustad Hasan untuk mendirikan

Pesantren Nusantara Beriman di sebuah lokasi yang dulunya

dianggap tempat yang ‛angker,‛ oleh masyarakat.21

Selain di pesantren, ustad Hasan juga mengajarkan

Risale-i Nur dengan berbahasa Arab di Masjid Raya

Ikhwanus Sofa kecamatan Poliang, Kab. Bombana,

Sulawesi Tenggara setiap pagi selesai shalat subuh.22 Selain

itu ustad Hasan juga aktif berdakwah di masyarakat hingga

ke daerah pedalaman dan tidak jarang harus menyeberang

sungai dan pulau. Saat berdakwah inilah ustad Hasan juga

memperkenalkan Risale-i Nur dan materi-materi

dakwahnya juga bersumber darinya.23

Menurut ustad Hasan dakwah Nur merupakan

dakwah yang relefan dengan konteks kekinian. Pada tahun

2004, saat itu ia masih tinggal di Mesir, ustad Hasan

menjadi pembimbing jamaah haji sebagai bagian dari usaha

yang ia lakukan. Ia pun berusaha memperkenalkan Risale-i Nur ke para jamaah haji asal Indonesia. Tanggapannya

positif sembari berpesan agar ustad Hasan dapat pula

memperkenalkannya di Indonesia yang memiliki beragam

corak keislamannya. Jamaah berpesan kepada ustad Hasan

agar Risale-i Nur dapat memperkuat persatuan Islam

Nusantara di tengah perpecahan yang dipacu munculnya

beragam kelompok Islam yang dianggap radikal.24

Kontekstualisasi dakwah Nur lainnya menurut ustad Hasan

adalah karena Risale-i Nur memadukan antara hati dan

akal. Ia menegaskan ‛tarekat yang berkembang saat ini pada

umumnya hanya bermuara pada hati, dan ini sudah tidak

21

Wawancara dengan ustad Hasanuddin Alimuddin pada tanggal 28

Januari 2016. 22

Kajian Risale-i Nur setelah shalat subuh setiap hari dimulai sejak

2012. Sebelumnya kajian dilaksanakan diantara shalat maghrib dan Isya

sejak 2009. Perpindahan waktu tersebut disebabkan karena ustad Hasan

semakin sibuk dan ingin fokus pada pembinaan peasantren. Wawancara

dengan ustad Hasanuddin Alimuddin pada tanggal 28 Januari 2016. 23

Wawancara dengan ustad Hasanuddin Alimuddin pada tanggal 28

Januari 2016. 24

Wawancara dengan ustad Hasanuddin Alimuddin pada tanggal 28

Januari 2016.

Page 177: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

169

relefan dengan zaman. Risale-i Nur mengajarkan tarekat

yang memadukan hati dan akal.‛ Pertemuan ustad Hasan

dengan Risale-i Nur telah mengakhiri petualangannnya

dalam mencari tarekat.25

Salah seorang anak ustad Hasan yang lahir di Kairo

21 Februari 2000, Raudhah Alifiah pada tahun 2015

mendapatkan beasiswa dari Turki, yaitu dari yayasan Mekke Education Foundation di kota Isparta yang bekerjasama

dengan Yayasan Nur Semesta untuk menghafal Al-Quran.

Alifiah berangkat dengan tiga orang teman lainnya.26 Hal ini

menunjukkan bahwa, komunikasi antara murid-murid Nur

terjalin dengan baik. Komunikasi tersebut juga berfungsi

sebagai bagian dari memperkuat jejaring dakwah dan

pembinaan umat yang berkesinambungan.

Ustad Irwandi menjadi tokoh sentral selanjutnya.

Perkenalannya dengan Risale-i Nur ketika ia melanjutkan

jenjang studi S1 di Universitas Al-Azhar Mesir (2006-

2011). Ketika pertama tiba di Mesir, ia singgah di rumah

ustad Hasan. Ketika Irwandi dikonfirmasi hubungan dengan

ustad Hasan, ia menyatakan, "bahwa kami memiliki

hubungan emosional karena pesantren tempat kami

menimba ilmu didirikan oleh dua yang memiliki kedekatan

sebagai sahabat.‛27 A.G.H.M. Daud Ismail sebagai pendiri

pesantren Yatsrib dan A.G. Abdul Rahman Ambok Dalle

sebagai pendiri pesantren al-Irsyad DDI‛. Pesantren Irwandi

25

Sebelumnya ustad Hasan aktif sebagai pengamal tarekat aliran

Ba’lawi dan Syadziliyah. Wawancara dengan ustad Hasanuddin

Alimuddin pada tanggal 28 Januari 2016. 26

Dua diantarannya Alfan Abdurrahman dan Alfin Abdurrahim,

dan seorang perempuan yang bernama Miftah. Pad 2016 diberangkatkan

pula lima orang untuk program menghafal al-Qur’an (tah}fi>z}), yang salah

satunya adalah lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama) pesantren

ustad Hasan Nusantara Beriman. 27

Keduanya pernah menjadi murid A.G.H.M. As’ad di Madrasah

Arabiyah Islamiah (MAI) di Sengkang Wajo. Lebih lanjut lihat Andi

Faisal Bakti dan Tomang Malonggi, Bugis dan Islam: Kontribusi DDI

dalam Pengembangan Islam di Nusantara, dalam Andi Faisal Bakti (Ed),

Diaspora Bugis di Alam Melayu Nusantara (Makassar: Ininnawa, 2010),

296-297.

Page 178: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

170

dikenal dengan nama pesantren Al-Irsyad DDI (Dewan

Dakwah Wa al-Irshad) Pattojo Kab. Sopeng, sedangkan

ustad Hasan alumni pesantren Yatsrib di kabupaten yang

sama.28

Peran Irwandi menjadi penting karena ia direkrut

menjadi Vakif (Wa>kif)29 di dershane putra Ciputat sejak

pulang dari Mesir 2012. Pengalamannya tinggal di dershane

Mesir dan kemampuan bahasa Arabnya, menjadikan Irwandi

sebagai salah satu mentor kajian Risale-i Nur dalam bahasa

Arab yang diadakan setiap hari senin setelah shalat Isya.

Irwandi, bersama ustad Jamal menjadi mentor kajian Risale-i Nur dalam bahasa Arab sejak 2012. Kemampuan bahasa

Arab Irwandi diakuinya tidak semata-mata diperoleh dari

bangku kuliah, namun juga dari proses belajar atau

’gemblengan’ ustad Hasan di Kelomok Belajar (KB) yang

pernah didirikannya di Mesir.30

Irwandi juga memiliki kemampuan berbahasa Turki

aktif, hal ini dapat memediasi dan berkomunikasi dengan

tamu dan murid-murid Nur yang berasal dari Turki. Tidak

jarang Irwandi juga membantu mengedit terjemahan Risale-i Nur dari bahasa Arab ke Bahasa Indonesia. Pada tahun

2015 bulan November Irwandi juga tercatat sebagai peserta

dalam forum internasional yang diadakan Istanbul Foundation For Science and Culture untuk para penerjemah

dan editor Risale-i Nur dari berbagai negara. Forum

tersebut digunakan untuk konsolidasi, persamaan persepsi

dan memperdalam teknis penerjemahan Risale-i Nur. Irwandi juga aktif sebagai mentor kajian Risale-i

Nur di Serpong sejak 2014. Kajian Risale-i Nur di Serpong

(BSD) saat ini bertempat di Mushala al-Ma’ruf yang diikuti

oleh para mahasiswa dari Perguruan Tinggi As-Sukriah dan

Universitas Suriah. Dalam dakwah Nur Irwandi menyatakan

bahwa keberadaan anggota jamaah adalah penting, namun

jangan sampai, anggota jamaah merasa terpaksa dalam

mengikuti setiap kegiatan. ‛Aktivitas apapun harus

28

Wawancara dengan Irwandi tanggal 15 Oktober 2015. 29

Seorang yang mendedikasikan diri dalam dakwah Nur. 30

Wawancara dengan Irwandi tanggal 15 Oktober 2015.

Page 179: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

171

dilakukan dengan tulus, tanpa keterpaksaan,‛ ungkapnya.

Lebih lanjut ia menyatakan:

Kontribusi dakwah Nur sangat besar manfaatnya

bagi umat dalam pembinaan ruhani (ibadah), mental

dan akhlak, selama Risale-i Nur dibaca dan

dipedomani. Oleh sebab itu Risale-i Nur hendaklah

dibaca dan terus dibaca, bahkan Ustad Nursi pun

terus membaca karyanya sendiri dan menyatakan

bahwa dirinya adalah Murid dari Risale-i Nur.31

Tokoh sentral selanjutnya adalah ustad Jamaluddin

dan istrinya Nur Hasanah. Jamal lahir di Jambi 5 Mei 1986

merupakan keturunan Bugis yang lahir di provinsi Jambi.

Diusia sembilan tahun ia hijrah ke Makassar menimba ilmu

di Pondok Pesantren Yasrib, Kabupaten Sopeng. Selama

tujuh tahun di pesantren, ia menamatkan pendidikannya dan

melanjutkan ke Universitas Al-Azhar Kairo setelah lulus tes

beasiswa. Ia adalah Alumni Universitas Al-Azhar Kairo

jurusan Tafsir dan Ulumul Qur’an. Jamal aktif mengikuti

kajian Risa>lah al-Nu>r sejak menjadi mahasiswa di Mesir. Ia

tinggal selama sepuluh tahun di dershane di Mesir. Selama

di Mesir, ustad Jamal mempelajari Risale-i Nur metode

dakwahnya bersama ustad Abdul karim Baybara,32 dan

ustad Ahmad Mustafa Ates.33

Sepulang dari Mesir 2013, ia direkrut sebagai salah

seorang motor gerakan Nur yang kemudian menikahi Nur

Hasanah pada tahun 2013.34 Nur Hasanah merupakan

31

Wawancara dengan Irwandi tanggal 12 April 2016. 32

Ia merupakan penanggung Jawab gerakan Nur di Mesir dan

direktur penerbit Sozler Publications di Mesir. ia telah mengabdi pada

dakwah Nur kurang lebih selama 25 tahun di Mesir. Wawancara dengan

ustad Jamaluddin, 21 Januari 2016. 33

Selain Abdul Karim, ustad Ahmad juga penanggung jawab

dakwah internal seperti pembina kegiatan dan aktivitas dershane,

termasuk pembukaan dan pengkaderan pembina (Wa>kif) dershane di

Mesir. Wawancara dengan ustad Jamaluddin, 21 Januari 2016. 34

Memutuskan menikah dengan Nurhasanah (Nura), karena Jamal

meyakini bahwa ia bersama Nura dapat berdakwah dalam satu misi yang

sama. Pernikahan tersebut juga merupakan jawaban atas do’a yang Jamal

panjatkan di Baitullah saat melaksanakan ibadah haji pada tahun 2009

Page 180: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

172

penanggung jawab dershane putri sejak 2011 hingga saat ini

2016. Ustad Jamal pulang ke tanah air karena ingin

memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dakwah Nur di

Indonesia. Berbekal pengalamannya tinggal di dershane

Mesir selama sepuluh tahun, Ustad Jamal dengan tekun

berpartisipasi dan aktif dalam mengembangkan dakwah

Nur.

Tidak lama setelah kedatangannya di tanah air,

bersama Hasbi dan Irwandi membentuk penerbitan Risalah

Nur Press yang berpusat di Ciputat, dan ia aktif

dipengeditan dan pemasaran karya Nursi Risale-i Nur baik

dalam bahasa Turki, Arab, Inggris, maupun hasil

penerjemahan ke bahasa Indonesia. Pada tahun 2015 ustad

Jamaluddin, difokuskan untuk pengembangan dan

pembinaan dershane, khususnya di Depok. Ia juga aktif

berdakwah di berbagai pesantren dengan mengkaji Risale-i Nur bersama para santri seperti di pesantren An-Nur35 di

desa Babakan, Ciseeng Bogor.

Istri ustad Jamal, Nurhasanah (Nura) mendalami dan

mempelajari metode dakwah Risale-i Nur di dershane Turki

selama satu tahun pada tahun 2009-2010. sepulang dari

Turki Nura dipercaya untuk menjadi pembina dan

pembimbing (Wa>kifah) di dershane putri pertama di

Indonesia yang berpusat di Ciputat. Nura lahir di Makasar

pada 9 Mei 1987. Ia mengenal Risale-i Nur berawal ketika

selesai Madrasah Aliyah di Pesantren Yasrib Soppeng

Makasar pada tahun 2005. Nura aktif mengajar di Sekolah

Dasar Islam Terpadu dan Taman Kanak-kanak saat tinggal

di Karawang Jawa Barat. Setelah tiga tahun mengajar, pada

tahun 2009 ia diberangkatkan ke Turki yang dimediasi

Hasbi Sen karena semangatnya dalam mempelajari Risale-i Nur.36

Selama lima tahun membina dershane putri di

Ciputat, kemudian melebarkan sayap di kampung

agar dipertemukan dengan jodoh yang memiliki visi dan misi yang sama

dalam dakwah. wawancara dengan ustad Jamaluddin, 21 Januari 2016. 35

Pesantren tersebut dipimpin oleh KH. Sobri Lubis. 36

Wawancara dengan Nurhasanah pada tanggal 21 Januari 2016.

Page 181: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

173

halamannya, Makassar, dibukalah dershane putri baru,

tepatnya di Kabupaten Gowa pada tahun 2015. Nura ikut

aktif membina dershane di Gowa dengan pembina putri

(Waki>fah) Purwaningsih. Sebagai pembina yang sudah

menikah, bersama suaminya ustad Jamal, Nura juga aktif

mengadakan pemembinaan dan penyebaran Risale-i Nur di

luar dershane dan kunjungan-kunjungan ke pesantren-

pesantren, lembaga-lembaga pendidikan, majlis taklim, dan

lain sebagainya.37

Tokoh sentral lainnya adalah ustad Totong Ma’ruf

yang lahir 1990 di kota batik Pekalongan. Ma’ruf direkrut

menjadi salah satu motor gerakan dakwah Nur pada tahun

2013. Ia merupakan alumni Perbandingan Agama Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun

2013. Pada tahun 2013, bersama Irwandi ia memperdalam

Risale-i Nur dan metodenya di kota Kayseri, Turki. Awal

permulaan Ma’ruf mengenal Risale-i Nur pada tahun 2010

dan terus aktif mengikuti kajian. Pada tahun 2012 Ma’ruf

tinggal di dershane putra Ciputat.

Sepulang dari Turki, 2013 Ma’ruf dipercaya untuk

membuka dershane di kampung Ciparai, Parung Panjang,

Kabupaten Bogor. Ma’ruf juga membidani berdirinya TPQ

(Taman Pendidikan al-Quran) di kampung tersebut yang

sampai saat ini masih terus berjalan.38 Saat di TPQ ini,

Alfan dan Alfin mengasistensinya mengajar anak-anak, baru

setelah selesai mereka berdua belajar al-Qur’an dengan

Ma’ruf. Pada tahun 2015 Alfan dan Alfin selepas SMP

berkesempatan mendapatkan beasiswa menghapal Al-Quran

di Turki dari yayasan Mekke Education Foundation,

tepatnya di kota Isparta.39

37

Ia dikader di dershane putri di Ciputat selama tiga bulan sebelum

menjadi pembina (Wa>kifah) di dershane putri Makassar. Wawancara

dengan Nurhasanah pada tanggal 21 Januari 2016. 38

Saat ditinggal Ma’ruf pada tahun 2014, pengajaran TPQ

dilanjutkan oleh keluarga Alfan dan Alfin beserta kakak serta kedua

orang tuanya, Pak Jumantoro dan Isterinya. 39

Wawancara dengan Totong Ma’ruf, 18 April 2016.

Page 182: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

174

Pada tahun 2014 ustad Ma’ruf dipercaya untuk

membuka dershane di Depok, dekat Universitas Indonesia.

Awal membuka dershane di Depok, ia dengan semangat

dakwahnya, terus mencari anggota kajian Risale-i Nur. Setelah menikah pada tahun 2015, Ma’ruf berkonsenterasi

di Penerbitan Risalah Nur Press dan tetap rutin sebagai

pemandu kajian di Parung Panjang. Sejak 2014 kajian di

parung Panjang dipusatkan di rumah pak Jumantoro ayah

dari Alfan dan Alfin yang ia tempuh dengan kereta api

hingga stasiun Parung Panjang. Ketika ditanya tentang

efektivitas dakwah Nur, Ma’ruf menyatakan:

Dakwah Nur bisa dan mudah diterima oleh berbagai

kelompok karena berisikan ajaran Islam yang moderat.

Tidak ada kelompok yang merasa digurui apalagi

tersaingi dengan kehadiran dakwah Nur. Ia bisa

membaur seperti aliran air yang mencari tempat yang

lebih rendah. Di Indonesia dakwah Nur menjadi lebih

efektif dengan mengunakan instrumen media seperti

adanya IBF (Islamic Book Fair), kampus atau melalui

pendidikan, dan Masjid-masjid.40

B.2. Tokoh Intelektual

Tokoh Intelektual dalam dakwah Nur adalah mereka

yang berkontribusi dalam pengembangan menyebarkan

pemikiran Said Nursi, khususnya dalam lingkup akademisi.

Tokoh-tokoh tersebut antara lain: Andi Faisal bakti, guru

besar fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta; Nabilah Lubis, Dosen dan guru besar

pada fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta; Muhbib Abdul Wahab, Dosen

Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amani

Lubis, Dosen dan Guru besar fakultas Syariah UIN Syarif

Hiayatullah Jakarta, dan M. Sirozi, Dosen dan guru besar

besar Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fattah Palembang.

Tokoh-tokoh tersebut memiliki peran strategis

dalam mengembangkan pemikiran Nursi dalam lingkup

40

Wawancara dengan Totong Ma’ruf, 18 April 2016.

Page 183: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

175

akademis. Andi Faisal Bakti misalnya, ia telah menulis

beberapa artikel dan menjadi pembicara dalam konferensi,

symposium dan seminar mulai tingkat lokal, nasional

hingga internasional. Bakti berinteraksi dan mengenal

Risale-i Nur pada tahun 2007, tepatnya ketika Fauzan Saleh

Dosen IAIN Kediri, memberinya informasi tentang kegiatan

simposium interternasional di Turki terkait pemikiran

Bediuzzaman Said Nursi. Saat pencarian data terkait

kegiatan tersebut, Bakti bertemu dengan Hasbi Sen yang

saat itu aktif mengelola Turkish Corner di Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada tahun yang sama 2007, setelah melalui proses

seleksi, makalah Bakti yang berjudul Justice and Human Relations in Said Nursi’s Works as Seen From A Communication Perspective, terpilih sebagai salah seorang

nara sumber dalam symposium tersebut. Bakti kembali

mengikuti symposium Internasional di Turki pada tahun

2010 dengan judul tulisan, The Contribution of Dakwah to Communication: Risale-i Nur Collection Perspective.

Makalah di tahun 2010 ini juga menjadi salah satu teori

yang digunakan penulis dalam disertasi ini terkait Islamic communication and secular perspectives. Sebagai bentuk

kontribusi dan partisipasi pada gerakan dakwah Nur, Bakti

memfasilitasi ruko yang dimilikinya di bilangan Ciputat

Mall untuk kajian mingguan Risale-i Nur pada tahun 2007-

2008. Tidak jarang Bakti juga mengikuti kajian Risale-i Nur. Bakti inilah yang awal mula memperkenalkan penulis

dengan Hasbi Sen pada tahun 2007.

Saat symposium internasional di Turki pada tahun

2013, Bakti juga berpartisipasi sebagai salah seorang

pembicara. Saat itu ia diberi fasilitas untuk mengajak

koleganya, maka Bakti mengajak keponakannya Andi Amri

Bakti. Saat pulang dari Turki, Amri terinspirasi model

dershane yang dikunjunginnya saat berada di Turki. Setelah

komunikasi intensif terjalin antara Amri dan Hasbi, maka

didirikanlah dershane putra pertama di Makasar pada tahun

2014 awal, yang kemudian disusul dershane untuk wanita

kurang lebih satu tahun kemudian (2016). Setelah

Page 184: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

176

pergulatannya dengan pemikiran ustad Nursi, Bakti

meyakini bahwa Risale-i Nur dapat membantu

mempersatukan dan mendamaikan umat Islam di muka

bumi.41 Hingga saat ini Bakti juga menjadi salah satu

pembina Yayasan Nur Semesta.

Tokoh selanjutnya Adalah Guru Besar Fakultas

Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Nabilah Lubis, dan puterinya yang

juga Guru Besar pada Fakultas Syariah dan Hukum, Amani

Lubis. Saat diadakan seminar di IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tahun 2001, Nabilah berkenalan dengan para

tokoh pergerakan Risa>lah al-Nu>r seperti Prof. Dr. Faris

Kaya (Direktur Istanbul Foundation for Science and Culture), Ustad Ih}sa>n Qa>sim Al-S}alihi> (Penerjemah Risale-i Nur dari bahasa Turki ke bahasa Arab). Melalui perkenalan

tersebut, terjalinlah komunikasi di antara mereka, hingga

pada tahun 2002, Nabilah sudah aktif sebagai pembicara di

beberapa seminar nasional maupun internasional. Ia pun

mendapat amanat untuk menerjemahkan biografi

Bediuzzaman Said Nursi yang dikarang Ihsan Qasim dari

bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Terjemahan tersebut

diselesaikannya pada tahun 2003 dan diterbitkan oleh Murai

Kencana, Rajawali Group, Jakarta.42

Tokoh Intelektual selanjutnya adalah, Muhbib

Abdul Wahab, dosen pada Fakultas Tarbiyah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Sejak berdirinnya Yayasan Nur

Semesta pada tahun 2007, Muhbib dipercaya sebagai ketua

Yayasan. Pada tahun 2013 dan 2016 makalah beliau

diterima sebagai salah satu pembicara pada symposium

Internasional di Istanbul Turki. Sebagaimana Bakti, Muhbib

juga meyakini bahwa Risale-i Nur dan para T}ulla>b al-Nu>r ikut memainkan peranan yang penting bagi pengembagan

spiritualitas dan kemajuan bangsa Turki saat ini. Muhbib

41

Hal ini disampaikan Bakti pada saat membuka kegiatan

Musyawarah T}ullab al-Nu>r se-Asia Pasifik pada 30 Januari 2016. 42

Lihat Ih}sa>n Qa>sin Al-S{alihi>, Said Nursi Pemikir dan Sufi Besar

Abad 20, Membebaskan Agama dari Dogmatisme dan Sekulerisme, terj. Nabilah Lubis (Jakarta: Kencana, 2003).

Page 185: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

177

juga berharap Risale-i Nur dapat menjadi inspirasi dan

kekuatan bangsa Indonesia yang lebih berkemajuan di masa-

masa yang akan datang.43 Saat memberikan komentar dalam

buku saku Dunia Membaca Risalah Nur, Muhbib

menyatakan:

Said Nursi yang saya kenal dan baca sebagian

karyanya adalah tokoh spiritual dan pembaharu yang

fenomenal. Ia tidak hanya menjadi aset bagi

bangsanya Turki, melainkan juga bagi dunia Islam

dan dunia internasional. Pemikiran Islamnya sangat

mendalam, filosofis, inspiratif, dan moderat. Karya

master piece-nya, Risalah Nur, kini tidak hanya

menjadi buku referensi, melainkan mampu menjadi

magnet studi Islam bertaraf internasional yang patut

diapresiasi dan diteladani.44

Tokoh intelektual selanjutnya adalah Muhammad

Sirozi. Ia banyak memberikan dukungan dan fasilitas bagi

gerakan dakwah Nur di Indonesia. Sirozi merupakan tokoh

kunci masuknya dakwah Nur di Indonesia. Ia memfasilitasi

dan memberikan beasiswa kepada Hasbi Sen saat beliau

menjadi Direktur Pascasarjana di IAIN Raden Fatah

Palembang pada tahun 2001. Saat ini (2016), Sirozi

menjabat sebagai Rektor IAIN Raden Fatah Palembang.

Para T}ulla>b al-Nu>r meyakini bahwa keberhasilan Sirozi

hingga menjabat Rektor merupakan bagian dari keberkahan

Risale-i Nur. Hasbi Sen sendiri akhirnya menjadi motor

dalam mengembangkan dakwah Nur di Indonesia hingga

saat ini.

C. Dershane Nur Sebagai Jantung Gerakan

Dershane merupakan asrama sebagai pusat kaderisasi

dakwah Nur. Murid-murid Nur yang tinggal di dershane diikat

dengan nilai-nilai kekeluargaan, persaudaraan dan spiritualitas

43

Pernyataan Muhbib disampaikan saat memberikan sambutan

sebagai ketua Yayasan Nur Semesta pada musyawarah se-Asia Pasifik

para T}ulla>b al-Nu>r di Jakarta pada 30 Januari 2016. 44

Pernyataan Muhbib pada Dunia Membaca Risalah Nur (Istanbul:

Sözler Publications, nn), 44.

Page 186: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

178

berdasar pada panduan dari kitab karya Said Nursi Risale-i Nur. Dalam konteks ini Karabaşoğlu menyatakan:

Dershanes are the independent houses in which followers of the movement gather and read the Risale-i. They also serve as residences for some members of the movement, that is, students, single people, and persons who have devoted themselves to the service of belief. In my opinion, basically the Nur community has been formed in the ‘house’, that is, family milieu, not in the dershane. Although dershanes have great importance in the movement, Nursi’s writings demonstrate that, in his view, the family milieu takes precedence over them.45 Peter Mandaville melihat bahwa gerakan transnasional di

Asia Selatan dan Tenggara kontemporer memiliki empat

bentuk: ‚sufi brotherhoods, renewalist/piestic movements, Islamist parties and groups, charitable organizations and da’wa organizations.‛46 Gerakan dakwah Nur memalui sistem

dershane, jika dilihat menggunakan kategorisasi yang

disampaikan Mandaville, maka pada prinsipnya memiliki

kesamaan, namun sekaligus memiliki perbedaan. Pada kategori

pertama sufi brotherhoods, renewalist/piestic movements,

misalnya gerakan dershane menekankan aspek kesalehan

spiritual seperti yang ditekankan pada doktrin sufistik, namun

bukanlah merupakan sekte atau ordo sufi. Gerakan ini juga

menekankan pendekatan damai dalam menyampaikan pesan-

pesan dakwahnya.47 Pada kategori kedua Islamist parties and

45

Lihat Metin Karabaşoğlu, ‚Text and Community: An Analysis of

the Risale-i Nur Movement‛, dalam Ibrahim M. Abu Rabi’ (Ed). Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi, (New York, Albani: SUNY Press, 2003), 294.

46lihat Peter Mandaville, ‚Trasnational Islam in Asia: Background,

Typology and Conseptual Overview‛, dalam Transnational Islam in South and Southest Asia, Movements, Netwoks, and Conflict Dynamics

(Washington: The National Bureau of Asia Research, 2009), 2. 47

Sikap moderat dan damai gerakan dakwah Nur, relefan dengan

tulisan Azra yang menyatakan bahwa di Indonesia dan Asia Tenggara

Islam memiliki kekhasan dengan tidak memiliki masalah dengan

modernitas, demokrasi, hak asasi manusia, kesetaraan jender dan isu-isu

lain pada masa modern kontemporer. Lihat Azyumardi Azra, ‚Revisitasi

Page 187: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

179

groups, gerakan ini memang menekankan gerakan mobilisasi

kelompok atau jamaah, namun perbedaannya bukanlah gerakan

yang menekankan aspek politik.48 Pada kategori ketiga dan

keempat charitable organizations and da’wa organizations, gerakan dakwah Nur merupakan organisasi dakwah dan

organisasi filantropis. Dari bentuk dakwah Nur, maka ia bisa

dikategorikan sebagai gerakan sosial Islam transnasional yang

mendorong perbaikan moral dan spiritual dan mengedepankan

ukhuwwah dan jalan damai.

Yavuz mengambarkan tipologi gerakan sosial Islam

memiliki kecenderungan vertikal dan horizontal.49 Gerakan

dakwah Nur, dengan menjadikan dershane sebagai pusat

kaderisasi memiliki kecenderungan horizontal dan merupakan

dakwah kultural. Lebih lanjut kondisi tentang dakwah Nur dan

kondisi dershane diungkapkan Markham dan Pirim:

The Nur community is a text-based formation with a strong emphasis on community. Nursi advised his students to construct study circles to read, learn, and have discussions of the Risale. Simultaneous to the composition stage of the Risale, numerous study circles and discussion groups were formed by scribs, readers, and students of this text… Bringing people from different professions and backgrounds together, a typical community is composed of men and women of every age,

Islam Politik dan Islam Kultural di Indonesia,‛ Jurnal Indo-Islamika, Vol.

I, No. 2, 2012, 233-244. 48

Pada umumnya semua gerakan sosial membutuhkan mobilisasi

guna memperoleh anggota guna menyatukan pandangan, visi, dan tujuan

yang sama. Kebersamaan tersebut diistilahkan oleh Bayat sebagai

‚imagined solidarities‛, yaitu solidaritas terbayangkan, yang mana berada

bersama untuk mencapai kepentingan bersama. lihat Asef Bayat,

‚Islamism and Social Movement Theory‛, Source: Third World Quarterly, Vol. 26, No. 6 (2005), pp. 891-908, Published by: Taylor &

Francis, Ltd. Stable URL: http://www.jstor.org/stable/4017816. diakses

08/04/2014. 49

M. Hakan Yavuz, Islamic Political Identity in Turkey (New

York: Oxford University Press), 2003, 28.

Page 188: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

180

including elderly and children, all of whom actively participate in various ways.50

Semua gerakan sosial membutuhkan tempat sebagai

kegiatan aktivitasnya guna aktualisasi, sosialisasi, dan

pengkaderan anggotannya. Dakwah Nur menjadikan dershane,51

awal mulanya sebagai tempat pengajaran Risale-i Nur untuk

menghindari pantauan polisi sebagai perpanjangan tangan

pemerintah yang represif. Dershane tidak ubahnya seperti

rumah, hingga tidak mengundang kecurigaan saat itu. Dershane

menjadi tempat yang tepat saat itu untuk pengajaran Risale-i Nur, dan sistem tersebut masih dianggap relefan hingga saat ini.

Terdapat ribuan dershane yang tersebar di penjuru Turki saat

ini. Di sekeliling kampus dershane dijadikan asrama mahasiswa,

sekaligus tempat kajian Risale-i Nur. Mahasiswa di Turki yang

mengambil kuliah pada jurusan umum, mendapat bekal spiritual

di dershane. positif yang diperoleh saat pengkaderan di

dershane diharapkan dapat menerapkannya di berbagai

lingkungan atau komunitas nantinya. Nilai-nilai kekeluargaan

dan persaudaraan yang kental diperoleh di dershane memiliki

nilai keunikan tersendiri untuk diterapkan dilingkungan luar

dershane yang penuh hiruk pikuk dan segala dampak negatifnya

dari modernitas. Dengan kata lain, nilai-nilai dershane memiliki

ketahanan guna membimbing moral di tengah terpaan

50

Ian S. Markham dan, Suendam Birinci Pirim, An Introduction to Said Nursi, Life, Thought and Writings (Farnham England: Ashgate,

2011), 17. 51Dershane berasal dari bahasa Turki yang terdiri dari dua kata

yaitu ders yang berarti kajian dan hane yang berarti tempat, jadi dershane

berarti tempat kajian. Di Indonesia maknanya dekat dengan majlis taklim.

Di Turki dershane tersebut berupa flat-flat yang disewa dalam apartemen

yang lengkap dengan isinya, sehingga sewaktu-waktu siap untuk

menerima tamu dari daerah atau luar negeri. Lihat Percikan Cahaya,

Buletin Dwi Bulanan, Edisi Perdana, Oktober 2011. Awal mula model

dershane dibangun Nursi di Barla, tempat pengasingan pertamanya oleh

rezim Kemal Atatürk. Ustad Mahkamah sering pula menyebut dershane dengan madrasah nuriyah. Ustad Mahkamah Mahdin merupakan sahabat

ustad Hasanuddin Alimuddin yang memiliki kontribusi besar bagi sumber

daya Manusia (SDM) gerakan dakwah Nur di Indonesia yang akan

dipaparkan lanjut di bab kelima.

Page 189: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

181

modernitas dan segala problematikannya. Etzioni menyatakan

bahwa membina moralitas masyarakat dimulai dari komunitas

yang terkecil, yaitu keluarga. Sebagaimana pernyataannya:

To shore up the moral foundations of our society, we start with the family. The family was always entrusted with laying the foundations of moral educations. In the renewed communities we envision, raising children is a job not for mothers alone, but for both parents. There is no contradiction between treting women and men as equals and calling for greater attention to, investment in, and, above all, a higher valuation of children. 52

Nursi sendiri menyatakan bahwa berkomunikasi dengan

putra-putri di rumah merupakan sebuah kenikmatan yang

melebihi ratusan kenikmatan bioskop.53 Seorang Suami harus

mencintai istrinya dengan penuh kasih sayang. Semua itu agar

cintanya tetap bersemi meskipun seorang istri akan menjadi

lemah dan sedikit demi sedikit akan beruban. Suami istri

bukanlah hanya pasangan hidup di dunia semata, melainkan

merupakan pasangan di kehidupan akhirat yang kekal. Oleh

sebab itu suami-istri harus saling mencintai dengan hormat.

Keluarga yang dibina dalam lingkungan peradaban modern

sangat rentan dan mudah rusak karena hubungan yang ada

dibangun di atas persahabatan yang bersifat sementara dan

untuk kemudian berpisah selamanya.54

Ikatan kekeluargaan merupakan sarana efektif untuk

mengembangkan gerakan sosial. Bagaimana hubungan

kekerabatan (kinship) saling memengaruhi satu anggota dengan

angota lainnya. Saat ini ikatan kekeluargaan (family networks)

merupakan modal sosial. Inilah di antara keberhasilan dakwah

Muhammadiyah lebih pesat di Kota Gede dibandingkan

52

Lihat Amitai Etzioni, The Spirit of Community, Rights, Responsibilities, and The Communitarian Agenda (New York: Crown

Publishers, Inc., 1993), 248. 53

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 286. 54

Bediuzzaman Said Nursi, Kulli>yya>t rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t, 283.

Page 190: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

182

Syarikat Islam, Budi Utomo, dan sebagainya.55 Sistem dershane

yang kental dengan nilai-nilai kekeluargaan merupakan modal

sosial penting bagi gerakan dakwah Nur. Di usianya yang semakin senja saat itu, ustad Nursi juga

menyempatkan mengunjungi undangan murid-muridnya ke

berbagai dershane yang tersebar di penjuru Turki, seperti

Angkara, Konya dan Istanbul. Saat itu usianya mencapai 83

tahun, yaitu pada tahun 1959.56 Dershane merupakan bentuk

framing gerakan guna memudahkan dakwah Nur dalam

mengaktualisasikan gagasan, ide dan pemikiran ustad Nursi

yang tertuang dalam karyanya Risale-i Nur. Dalam konteks

Indonesia, dershane seperti layaknya pesantren, ada kitab

kuning, ustad atau kiai, dan santri.

Dershane pusat saat ini beralamat di perumahan Grand

Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Dershane

tersebut sudah menjadi milik tetap Yayasan sejak 2012, dengan

bantuan dana dari Yayasan dari kota Kayseri dan Istanbul.

Sebagai Abi atau kakak asrama adalah ustad Irwandi. Sebagai

dershane pusat, berfungsi pula sebagai pusat koordinasi antar

dershane dan sebagai rumah transit tamu baik yang datang dari

berbagai daerah dalam negeri maupun tamu dari luar negeri.

Kebanyakan tamu yang datang dari luar negeri berasal dari

Turki, baik T}ulla>b al-Nu>r yang menjadi Vakif (Wa>kif) maupun

T}ulla>b al-Nu>r dari kalangan pengusaha yang menjadi pendonor

dana (Isna>f). Ustad Said Inan, salah seorang Vakif yang datang

dari kota Kayseri, menyatakan bahwa kedatangan para Vakif dan Isna>f ke Indonesia adalah untuk melihat langsung dan

memonitoring kegiatan dakwah Nur. ‛Hal ini penting dilakukan

untuk merasakan langsung bentuk kegiatan dakwah Nur yang

sedang berlangsung‛, katan ustad Inan.57

55

Lihat Hilman Latief, Menelaah Gerakan Modernis-Reformis

Islam melalui Kota Gede: Pembacaan Seorang Antropolog Jepang, (Book

Review), Studia Islamika, Vol. 20, No. 2, 2013, 386. 56

Colin Turner dan Hasan Horkuc, Said Nursi, (London: I.B. Tauris

and Oxford University Press, 2009), 38-39. 57

Observasi dan wawancara dengan Said Inan pada 21 April 2016

di dershane putra Ciputat. Ustad Inan datang bersama bersama Isna>f

Page 191: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

183

Dershane untuk wanita menempati perumahan yang

disewa tahunan. Pada tanggal 7 Mei 2016, dershane pindah ke

rumah Prof. Nabilah Lubis di lantai dua di belakang SD

Pembangunan Ciputat. Pada tahun 2011 didirikan PUSKARIN

(Pusat Kajian Risalah Nur) untuk mengintensifkan program-

program di dershane wanita. Peresmian PUSKARIN dilakukan

oleh Prof. Dr. Nabilah Lubis pada 6 Maret 2011 yang

merupakan bagian dari Yayasan Nur Semesta, hadir pada acara

tersebut putri dari Nabilah, Prof. Dr. Amani Lubis yang

memaparkan tentang perkembangan dershane di Turki dan

optimisme beliau tentang perkembangan dershane di Indonesia

di masa mendatang.58

Kajian dalam bahasa Arab dilaksanakan setiap hari setiap

hari senin, yaitu setelah shalat Isya. Kajian dalam bahasa Arab

dipandu oleh Irwandi Abi dan Jamal Abi, yang merupakan

alumni dari Universitas Al-Azhar Mesir. Mereka berdua yang

telah mempelajari Risale-i Nur dalam bahasa Arab di dershane

ketika studinya di Mesir dalam kurun 2007-2011. Risale-i Nur dalam bahasa Arab memiliki karakteristik kebahasaan yang

unik, diantarannya karena susunan bahasa yang tidak lazim.

Menurut penuturan Irwandi, dalam karya Isha>rah al-I’ja>z, Nursi

menulisnya langsung dari bahasa Arab, dan menggunakan

tatabahasa Arab yang baik dan tidak mudah untuk dipahami

karena ketinggian bahasanya.59 Dalam kajian bahasa Arab, pada

umumnya risalah yang dibaca adalah karya-karya Nursi yang

belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Kajian umum Risale-i Nur dalam bahasa Indonesia

diadakan setiap malam Jumat yang dipandu atau dimentori oleh

Hasbi Sen. Berbeda dengan dershane pusat Ciputat, di dershane

Depok, kajian diadakan setiap malam Rabu. Selain mengkaji

karya Nursi, hubungan yang erat dan hangat antar T{ulla>b al-Nu>r terjalin saat kajian, dan kajian ditutup dengan meminum teh

turki. Dalam kajian, selalu dibuka sesi pertanyaan atau diskusi

guna mempertajam tema maupun untuk mendalami pemikiran

pengusaha makanan kwaci yang bernama Bunyamin dan Isna>f Ismail

yang merupakan penguasa makanan sejenis dodol yaitu lokum. 58

Percikan Cahaya, Buletin Dwi Bulanan, Edisi Oktober 2011. 59

Wawancara dengan Irwandi pada 23 Oktober 2012.

Page 192: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

184

Ustad Nursi. Sebagian besar yang mengikuti kajian adalah

mahasiswa dan terkadang dihadiri pula oleh ketua Yayasan Nur

Semesta, Muhbib Abdul Wahab dan pembinan Yayasan guru

besar komunikasi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Andi

Faisal Bakti, dengan kehadiran mereka maka diskusi semakin

intens dan hangat. Selain mendalami pemikiran Nursi, tidak

jarang diskusi melebar ke tema-tema lain terkait studi Islam dan

isu-isu kontemporer.

Latar belakang peserta kajian atau T}ulla>b al-Nu>r datang

dari berbagai aktivitas yang beragam, namun semuanya mencair

dalam suasana kajian. Kajian Risale-i Nur bersifat terbuka,

tidak dibatasi usia dan latar belakang sosial, hal tersebut relevan

dengan semangat Risale-i Nur untuk kontekstualisasi ajaran

Islam (al-Qur’an) yang sesuai dengan zamannya. Ada

pengacara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), mahasiswa dari

berbagai perguruan tinggi, masyarakat umum, aktivis LSM,

motivator, ustad dan lain sebagainya yang hadir saat kajian.

Beberapa mahasiswa tinggal di dershane sebagai motor

dan kader gerakan dakwah Nur yang dipandu oleh seorang

kakak asrama, atau biasa disebut Abi dalam bahasa Turki.

Dershane juga berfungsi sebagai rumah singgah atau transit,

tidak jarang para tamu yang datang dari Turki, Mesir, Australia,

Filipina, Saudi Arabia, Malaysia dan lainnya yang singgah

beberapa saat di dershane untuk tujuan konsolidasi dakwah

Nur.

Setelah dershane Ciputat untuk putra dan putri, dershane

lainnya adalah di kampung Ciparai, Parung Panjang, Kabupaten

Bogor. Dershane tersebut dibuka pada tahun 2013, dan yang

bertanggung jawab saat itu adalah ustad Totong Ma’ruf. Saat

awal dibuka, kajian dershane Parung Panjang dipusatkan di

rumah yang disewa, namun setelah tahun 2014 ketika Ma’ruf

bertugas membuka dershane baru di Depok Kajian dipindahkan

di rumah Pak Jumantoro. Pak Jumantoro sebelumnya telah aktif

mengikuti kajian bersama kedua anak kembarnya Alfan dan

Alfin.60

60

Wawancara dengan Totong Ma’ruf, 27 April 2016.

Page 193: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

185

Letak rumah Pak Jumantoro cukup strategis karena bisa

dicapai beberapa menit dengan berjalan kaki dari stasiun kereta

api Parung Panjang. Awal berdirinya dershane Parung Panjang

diinisiasi oleh Zulfahmi yang terinspirasi setelah kunjungannya

ke Turki pada 2012 untuk mengadakan research tesis masternya

di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.61 Saat

di Turki Zulfahmi mengunjunggi berbagai kota dan pindah dari

satu dershane ke dershane lainnya untuk melakukan penelitian.

Hal inilah yang cukup memotivasinya untuk ikut berkontribusi

dan berpartisipasi membuka dershane di Parung Panjang, dekat

dengan tempat tinggalnya.

Dershane keempat yang dibuka berlokasi di Depok Jawa

Barat, dekat kampus Universitas Indonesia pada tahun 2014.

Sebagai Abi dan penaggungjawab dershane adalah ustad Totong

Ma’ruf. Sama seperti awal membuka dershane di Parung

Panjang, Ma’ruf mencari anggota baru untuk mengikuti kajian

Risale-i Nur. Beberapa mahasiswa yang tinggal di dershane

tersebut berasal Universitas Indonesia. Sejak tahun 2015

sebagai Abi dan penanggung jawab dershane depok

diserahtugaskan kepada ustad Jamal.62

Dershane kelima yang dibuka adalah dershane putra di

Makassar Sulawesi Selatan tahun 2014 awal, tepatnya di jalan

Shaikh Yusuf dekat dengan kampus Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin, Universitas Negeri Hasanuddin (UNHAS),

Universitas Islam Timur (UIT) Universitas Muslim Indonesia

(UMI), dan Universitas Muhammadiyah (UNISMU) Makassar.

Sebagai Abi atau kakak asrama dan penanggungjawab dershane

adalah Ustad Alwis yang dibantu Mahasiswa UNHAS Fahrul.

Saat kuliah S1 di Mesir Alwis di tahun yang sama dengan

Irwandi menyelesaikan kuliahnya pada tahun 2011. Saat di

Mesir Alwis mengenal Risale-i Nur dan aktif di kelompok

belajar yang digagas ustad Hasanuddin Alimuddin.63 Di bulan

November 2016 dikirim Muhammad Agung ke dershane pusat

61

Judul dari Tesis Master Zulfahmi kemudian dijadikan buku

dengan Judul Fethullah Gülen, Sang Inspirator Gerakan Damai Masyarakat Sipil di Turki.

62Wawancara dengan Totong Ma’ruf, 27 April 2016.

63Wawancara dengan Irwandi, 20 April 2016.

Page 194: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

186

di Ciputat untuk tinggal kurang lebih satu bulan guna dikader

untuk menggantikan ustad Alwis sebagai Abi. Fahrul salah satu

penghuni senior yang tadinya diproyeksikan menjadi Abi ditarik

ke Pesantren Nusantara Beriman di Sulawesi Tenggara milik

ustad Hasanuddin Alimuddin. Fahrul dan Muhammad Agung

Salmisake keduanya menggenal Risale-i Nur dari ustad

Hasanuddin dan aktif mengikuti kajian di kecamatan Poliang

Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara, sebelum melanjutkan

kuliah ke Makassar.64

Berdirinya dershane Makassar diawali oleh Andi Amri

Bakti (keponakan Andi Faisal Bakti), yang tertarik untuk

membuka dershane setelah terkesan atas kunjungannya pada

tahun 2013 bersama Andi faisal Bakti. Gayung bersambut,

setelah bertemu dengan Fahrul, Mahasiswa UNHAS yang

berkeingginan pula tinggal di dershane. Menginggat Fahrul

sudah mengenal Risale-i Nur dan sistem pengajarannya dari

ustad Hasan sebelum melanjutkan kuliah. Di Tahun 2015 Fahrul

sempat memperdalam Risale-i Nur dan metode dakwahnya di

Turki selama beberapa bulan dan cuti dari kuliahnya.65

Setahun kemudian pada 2015 berdiri dershane putri di

Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Gowa. Sebagai Abla

atau kakak asrama putri adalah Waki>fah Purwaningsih.

Nurhasanah (Nura) sebagai Abla di dershane putri Ciputat ikut

aktif membina dershane di Gowa. Keberadaan dershane putri di

Gowa menunjukkan bahwa Sulawesi, khususnya Sulawesi

Selatan memiliki peran yang penting dalam dalam dakwah Nur.

D. Usaha Penerjemahan, Penerbitan karya Said Nursi dan Karya

Tentang Nursi.

Usaha strategis yang dilakukan gerakan dakwah Nur

adalah penerjemahan dan penerbitan karya-karya Nursi.

Penerjemahan dimaksudkan akan Risale-i Nur dapat dibaca

oleh kalangan luas tanpa terkendala bahasa. Pada tahun 1950

Risale-i Nur telah selesai penulisannya. Nursi sendiri

memandang penting usaha penerjemahan, baik dari bahasa

64

Wawancara dengan Muhammad Agung Salmisake, 11 November

2016. 65

Wawancara dengan Irwandi, 20 April 2016.

Page 195: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

187

Turki ke bahasa Arab, guna penyebarannya kepada dunia Islam,

maupun penerjemahan bagian-bagian bahasa ke bahasa Turki.

Nursi sendiri menerjemahkan al-Khutbah al-Sha>miyah dari

bahasa Arab ke bahasa Turki pada tahun 1951.66 Saat ini Risale-i Nur telah diterjemahkan kelima puluh

bahasa dunia lebih. Di Indonesia Usaha publikasi buku-buku

Nursi juga dilakukan, mulai dari mendirikan penerbitan hingga

toko dan pemeran buku seperti di Islamic Book Fair (IBF).

Usaha-usaha tersebut menjadikan Risalah Nur semakin dikenal

oleh masyarakat luas. Risale-i Nur terdiri dari empat belas jilid

yang terdiri dari kuranga lebih 6000 lembar. Berikut bagian

Risale-i Nur karya Said Nursi adalah: No. Judul Buku Tahun Penulisan &

Penyebaran

Bahasa

yang

Digunakan

1. Sözler 1926-1929 Turki

2. Mektubat 1929-1932 Turki

3. Lem’alar 1921-1932-1934 Turki

4. S}u’alar 1936-1940 Turki

5. Isha>ratul I‘ja>z 1916-1918 Arab

6. Al-Mathnawi> al-‘Arabi> al-Nu>ri>

1922-1923 Arab dan

Turki

7. Barla Lahikasi 1925-1930 Turki

8. Emirdag Lahikasi 1944-1949 Turki

9 Kastamonu Lahikasi 1936-19 Turki

10. Tarihce-I Hayati 1948-1950 Turki

11. Asa-yi Musa - Turki

12. Iman ve Kufur Munavazeleri

1948-1950 Turki

13. Sikke-i Tasdik-i Gaybi 1948-1950 Turki

14. Muhakemat 1911 Turki

15. Qizil I>ja>z 1899 Arab

16 Ta‘liqa>t 1899 Arab

17 Sunuhat 1920 Turki

66

Lihat Şükran Vahide, Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi, 323. Terdapat dua karya Nursi

yang ia tulis dalam bahasa Arab, al-Mathnawi> al-‘Arabi> al-Nu>ri>, dan

Isha>ra>t al-I‘ja>z, inilah yang dianggap penting untuk diterjemahkan ke

bahasa Turki saat itu.

Page 196: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

188

18 Munazarat 1911 Turki

19 Divan-i harbi örfi 1909-1911 Turki

20 Al-Khutbah al-Sha>miyah 1911 Arab

21 Hutuvat-i sitte 1920 Turki

D.1. Penerjemahan Karya Nursi

Karya terjemahan ustad Bediuzzaman Said Nursi,

Risale-i Nur ke bahasa Indonesia memiliki peran yang

penting untuk menyebarkan gagasan dan pemikirannya.

Saat diadakan Islamic Book Fair di Bandung (2011-2016),

di Jakarta (2012-2016), karya-karya terjemahan merupakan

karya andalan untuk disosialisasikan, dipajang dan

diperperjualbelikan. Lewat even tersebut karya-karya Nursi

semakin tersebar luas di Masyarakat. Untuk memperluas

ketersebaran buku, tidak jarang Yayasan berusaha

membagikan karya-karya terjemahan tertentu dalam bahasa

Indonesia karya Nursi secara cuma-cuma.

Penerjeman karya-karya Nursi menemukan

momentumnya melalui peran besar dua orang, yaitu ustad

Ih}sa>n Qa>sim al-S}a>lih}i> yang menerjemahkan karya Nursi

kedalam bahasa Arab dan Şükran Vahide/ Mary Weild yang

menerjemahkan ke bahasa Inggris. Dari karya kedua orang

tersebut, Risale-i Nur telah diterjemahkan ke berbagai

bahasa dunia, termasuk Indonesia. Dengan tersebarnya

karya terjemahan, maka semakin terbukalah berbagai

kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium dan muktamar

di berbagai perguruan tinggi dan lembaga budaya di

berbagai penjuru dunia, di antarannya seperti di Yordania,

Mesir, Aljazair, India, Maroko, Chad, Yaman, Malaysia,

Indonesia, Filipina, Bosnia, Australia, Inggris, Argentina,

Jerman dan Amerika.67

Di antara penerjemah karya-karya Nursi dari bahasa

Arab ke Indonesia adalah Fauzi Faisal Bahreisy, Hasanuddin

Alimuddin, Zaprulkhan, Harun, Mahkamah Mahdin dan

Syamsu Alam Darwis. Sedangkan penerjemahan Risale-i

67

Lihat ‛Pendahuluan‛ dalam Bediuzzaman Said Nursi, Menanam Keikhlasan Merajut Persaudaraan, terj. Fauzi Faishal Bahreysi dan

Mahkamah Mahdin (Jakarta: Yayasan Nur Semesta, 2012), 20-21.

Page 197: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

189

Nur dari bahasa Inggris oleh Sugeng Haryanto, Sukono

Mukidi, Moh. Rudi Atmoko dan Joko Prayitno.

Penghargaan kepada para penerjemah Risale-i Nur, diberikan Istanbul Foundation For Science and Culture dengan mengundang para penerjemah untuk menghadiri

conferensi yang diadakan tahunan. Pada 2012 hadir pada

acara tersebut Fauzi Faishal Bahreysi yang didampingi oleh

Hasbi Sen. Pertemuan membahas tentang problematikan

dan metode penerjemahan Risale-i Nur. Fauzi Faihal Bahreysi merupakan penerjemah

produktif Risale-i Nur dari bahasa Arab ke bahasa

Indonesia. Ia menyatakan bahwa menerjemahkan Risale-i Nur memiliki keunikan tersendiri. ‛Pertama adalah aspek

kebahasaan atau gaya bahasa yang memerlukan adaptasi‛,

ungkapnya. ‛Kedua adalah isi dari Risale-i Nur yang

memiliki kedalaman makna dalam mengupas pembahasan,

hingga dibutuhkan dasar-dasar dan wawasan keislaman

yang luas. Ketiga penggunaan must}alah}a>t (istilah-istilah)

yang memerlukan penelaahan literatur maupun bertanya

tentang istilah.‛68

Yayasan Nur Semesta yang dimotori Hasbi Sen

terus melakukan upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan

dakwah, penerjemahan Risale-i Nur merupakan salah satu

prioritas program. Puluhan buku terjemahan telah

dihasilkan, mulai dari buku-buku ukuran kecil, tipis atau

saku hingga yang tebal. Di antara buku terjemahan karya

Nursi yang berukuran kecil tipis atau saku adalah:

68

Pertemuan tiap minggu membahas progres dan konsultasi sering

diadakan antara Hasbi Sen dan Fauzi. Fauzi juga tidak segan-segan

bertanya, jika ada istilah-istilah baru kepada Hasbi. Hasbi akan merujuk

kitab asli yang berbahasa Turki untuk menjawab dan mengedit

terjemahan, hingga makna terjemahan semakin akurat. Wawancara

dengan Fauzi Faishal Bahreisy 30 Januari 2016.

Page 198: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

190

No Judul Buku Penerbit & Tahun

Penerbitan

Penerjemah

1 Mengokohkan Akidah

Menggairahkan Ibadah

Jakarta, Robbani

Press

Fauzi Faishal

Bahreisy

2 Risa>lah Bala>: Ila> Kulli

Mari>d wa Mubtala

Jakarta, Anatolia

(Prenada Media

Group),

2007

Hasanuddin

Alimuddin &

Harun

3 Murshid Ahlul Quran

Ila> Haqa>iqil I<man

Kairo, Sozler

Publications, 2008

Hasanuddin

Alimuddin,

Mahkamah

Mahdin &

Syamsu Alam

Darwis

4 Al-Ayat Al-Kubra

Menemukan Tuhan

Pada Wajah Alam

Semesta

Jakarta, Anatolia

(Prenada Media

Group),

2009

Zaprulkhan

(editor)

5 Al-Ayat Al-Kubra

Menemukan Tuhan

Pada Wajah Alam

Semesta

Jakarta, Anatolia

(Prenada Media

Group),

2009

Fauzi Faishal

Bahreisy

6 Risalah Mi’raj,

Urgensi, Hakikat,

Hikmah dan Buahnya

Jakarta, Anatolia

(Prenada Media

Group),

2010 dan dicetak

ulang pada 2016

Oleh Risalah Nur

Press

Fauzi Faishal

Bahreisy

7 Risalah Kebangkitan,

Pengumpulan Makhluk

di Padang Makhsar

Jakarta, Anatolia

(Prenada Media

Group), 2011

Fauzi Faishal

Bahreisy

8 Menanam Keikhlasan

Merajut Persaudaraan

Yayasan Nur

Semesta, 2012

Fauzi Faishal

Bahreisy

9 Risalah Ramadhan Jakarta, Risalah

Nur Press, 2013

Fauzi Faishal

Bahreisy

10 Iman Kunci

Kesempurnaan

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2013

Fauzi Faishal

Bahreisy

11 Khutbah Syamiyah

Manifesto Kebangkitan

Umat Islam

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2014

Fauzi Faishal

Bahreisy

12 Kumpulan Mukjizat Jakarta, Risalah Fauzi Faishal

Page 199: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

191

Nabi Muhammad SAW Nur Press, 2014

Bahreisy

13 Nasihat Spiritual:

Mengokohkan Akidah

Mengairahkan Ibadah

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2014

Fauzi Faishal

Bahreisy

14 Mukjizat Al-Quran:

Ditinjau dari 40 Aspek

Kemukjizatan

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2014

Fauzi Faishal

Bahreisy

15 Tuntunan Bagi

Perempuan

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2014

Fauzi Faishal

Bahreisy

16 Tuntunan Generasi

Muda

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2014

Fauzi Faishal

Bahreisy

17 Terapi Maknawi

dengan Resep Qur’ani

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2014

Fauzi Faishal

Bahreisy

18 Risalah Kebangkitan Jakarta, Risalah

Nur Press, 2015

Fauzi Faishal

Bahreisy

19 Sunnah Nabi, Pedoman

Hidup Muslim Sejati

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2016

Fauzi Faishal

Bahreisy

20 Misteri Puasa, Hemat

dan Syukur

Jakarta, Risalah

Nur Press, 2016

Fauzi Faishal

Bahreisy

Adapun buku terjemahan yang tebal atau karya utuh

sesuai Judul-judul Risa>lah al-Nu>r adalah:

No Judul Buku Tahun

Penerbitan&

Penerbit

Penerjemah

1 Al-Kalimat Jilid I 2011

Anatolia

(Prenada Media

Group)

Fauzi Faishal

Bahreisy

Page 200: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

192

2 a. Sinar yang

Mengungkap Sang

Cahaya

b. Al-Matsnawi An-Nuri

Menyibak Misteri

Keesaan Ilahi

Jakarta, PT. Raja

Grafindo

Persada, 2003

Jakarta,

Anatolia

(Prenada Media

Group), 2012

Sugeng

Hariyanto,

Sukono

Mukidi, &

Moh. Rudi

Atmoko.

Fauzi Faishal

Bahreisy

3 a. Menikmati Takdir

Langit (Lama’at)

b.Al-Lama’at: Menikmati

Hidangan Langit

c.Al-Lama’at:

Membumikan Inspirasi

Ilahi

Jakarta, PT. Raja

Grafindo

Persada, 2003

Jakarta, Robbani

Press, 2010

Jakarta

Risalah Nur

Press, 2014

Fauzi Faishal

Bahreisy &

Joko Prayitno

Fauzi Faishal

Bahreisy &

Joko Prayitno

Fauzi Faishal

Bahreisy &

Joko Prayitno

D.2. Penerjemahan dan Penulisan Karya Tentang Said Nursi

Penerjemahan karya tentang Nursi dari bahasa asing

ke bahasa Indonesia, misalnya karya tentang biografi Nursi

yang ditulis Şükran Vahide. Penerjemahan ini juga

dimaksudkan agar pemikiran Nursi mudah dikenal dan

disosialisasikan di Indonesia. Sedangkan Penulisan karya

tentang Said Nursi dibatasi oleh para penulis dari Indonesia

yang menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan

Arab dalam menulis tentang Said Nursi dari berbagai

perspektif. Karya tersebut berupa disertasi, tesis, buku,

artikel maupun Novel.

Karya-karya tersebut ikut memiliki kontribusi bagi

pengembangan dakwah Nur di Indonesia dalam

memperkenalkan ajaran-ajaran Nursi dalam Risale-i Nur. Karya novel yang ditulis Habiburrahman El Shirazi

Page 201: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

193

misalnya, Api Tauhid telah terbit sebanyak sepuluh kali di

tahun 2015. Tentu hal tersebut berdampak pada para

pembacanya dalam mengenal Risale-i Nur dari akarnya,

serta prinsip-prinsip hidup Bediuzzaman Said Nursi.

Habiburrahman menulis dalam pendahuluan novelnya:

Pemikiran Al-‘Alla>mah Bediuzzaman Said Nursi

tentang tafsir al-Qur’an, tentang kaidah memahami

hadits, tentang penyakit umat dan obatnya, tentang

fikih dakwah, dan bahkan tentang peradaban

Qur’ani, menjadi pembahasan para guru besar di Al-

Azhar University. Tokoh yang begitu disiplin

menjaga diri dari yang syubhat. Yang sejak kecil

hingga tua sangat tsabat dan teguh menjaga

pandangan matanya dari yang tidak halal. Tokoh

yang sangat sayang kepada makhluk Allah, bahkan

kepada semut, kecoa, dan tikus sekalipun. Tokoh

yang sangat teguh memperjuangkan agama-Nya

dengan cara yang indah, penuh cinta, dan damai.

Yaitu jalan-jalan cahaya yang tidak memberikan

paksaan sama sekali. Tetapi cahaya, sekecil apapun,

akan tetap mampu menyibak kegelapan.69

Dari Novel tersebut, sosialisasi memperkenalkan

pemikiran Bediuzzaman Said Nursi semakin luas di

Indonesia. Sayyid misalnya, seorang peserta kajian Risale-i Nur menyatakan bahwa ia mengenal Bediuzzaman Said

Nursi dari novel Api Tauhid, Cahaya Cinta Sang Mujaddid yang dikarang Habiburrahman El Shirazy.

Sayyid tertarik untuk mengetahui lebih jauh sosok Said

Nursi dan lewat pencarian tersebut ia kemudian

menemukan Yayasan Nur Semesta dan aktif dalam

mengikuti kajian. Saat ditanya tentang kesan dari novel

tersebut, Sayyid menjawab bahwa cara dakwah

Bediuzzaman begitu mengesankan. Said Nursi berdakwah

dengan cara yang santun, jauh dari sikap keras dan

arogan.70

69

Lihat Habiburrahman El Shirazy, Api Tauhid, Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid (Jakarta: Republika, 2015), xv-xvi.

70Wawancara dengan Sayyid pada 13 Oktober 2016.

Page 202: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

194

Di antara karya terjemahan dan karya tentang Nursi

adalah sebagai berikut:

No Judul Karya Penerbit/Penyeleng

gara dan tahun

Penulis/penerj

emah

1 Said Nursi, Pemikir dan

Sufi Besar Abad 20,

Membebaskan Agama

dari Dogmatisme dan

Sekulerisme

Jakarta, Kencana,

PT. Raja Grafindio

Persada, 2003

Ihsan Qasim

Salih/ Nabilah

Lubis

2 Understanding Muslim

Internal Conflicts:

Some Inspirations from

Bediuzzaman Said

Nursi

IAIN Palembang,

International

symposium, 25 Juli

2004.

Muhammad

Sirozi

3 Said Nursi’s Thought

on Community

Development

Istanbul, The

Istanbul

Foundation for

Science and

Culture, 2004

(seventh

International

Symposium on

Bediuzzaman Said

Nursi)

Jurfri Suyuthi

Pulungan

4 Bediuzzaman Said

Nursi and The Sufi

Tradition

Al-Ja>mi‘ah, Vol.

43, No. 1, 2005

Machasin

5 ‚Nursi Movement and

Muhammadiyah A

Note On Modern

Islamic Thought in

Turkey and Indonesia:

Affinities and

Differences‛

Jambi, Innovatio Journal for Religious Innovation Studies, Vol. 5,

No. 9, Edisi

Januari-Juni 2006

Amin

Abdullah

6 Biografi Intelektual

Bediuzzaman Said

Nursi, Transformasi

Dinasti Usmani

Menjadi Republik

Turki

Jakarta,

Anatolia

(Prenada Media

Group), 2007

Sukran

Vahide/

Sugeng

Haryanto

dan Sukono

Page 203: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

195

7 Modernisasi Bukan

Westernisasi, dalam

pendahuluan buku

Biografi Intelektual

Bediuzzaman Said

Nursi, Transformasi

Dinasti Usmani

Menjadi Republik

Turki

Jakarta, Anatolia

(Prenada Media

Group), 2007

Nur Rofiah

7 Persinggungan Islam

dan Barat, Studi

Pandangan

Bediuzzaman Said

Nursi

Kediri, STAIN

Kediri Press, 2009

Moh. Asror

Yusuf

8 Justice and Human Relations in Said Nursi’s Work As Seen From A Communication Perspective

Istanbul, The

Istanbul

Foundation for

Science and

Culture, 2007

Andi Faisal

Bakti

9 The Contribution of Dakwah to Communication Studies: Risale-i Nur Collection Perspective

Istanbul, The

Istanbul

Foundation for

Science and

Culture, 2010

Andi Faisal

Bakti

10 Prophetic Communication Strategies: Risale-I Nur Perspective

Istanbul, The

Istanbul

Foundation for

Science and

Culture, 2013

Andi Faisal

Bakti

11 Pengantar Edisi Bahasa

Indonesia buku

terjemahan karya Said

Nursi yang berjudul Al-

Matsnawi An-Nuri,

Menyibak Misteri

Keesaan Ilahi

Jakarta, Anatolia

(Prenada Media

Group), 2011

Andi Faisal

Bakti

12 Reorientasi Hidup

Bermakna Menurut

Rasa<’il al-Nu<r, pendahuluan dalam

karya Nursi yang

diterjemahkan dengan

judul Al-Kalimat

Jakarta, Anatolia

(Prenada Media

Group), 2011

Muhbib Abdul

Wahab

Page 204: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

196

13 Komparasi

Pembaharuan Tasawuf

Hamka dan Said Nursi

Yogyakarta,

Disertasi UIN

Sunan Kalijaga,

2011

Zaprulkhan

14 Pendidikan Akhlak

Menurut Said Nursi

Cirebon, Tesis S2

IAIN Syekh

Nurjati, 2012

Hisyam Nur

15 Perkembangan

Kepribadian Secara

Spiritual

dalam Perspektif

Bediuzzaman Said

Nursi

Gorontalo, Farabi,

Jurnal Pemikiran

Konstruktif Bidang

Filsafat dan

Dakwah, IAIN

Sultan Amai

Gorontalo,

2015

Zaprulkhan

16 Api Tauhid Cet I-X

2015

Habiburrahma

n El Shirazy

17 Peace Building in

Multicultural World:

Said Nursi’s

Perspective in Risale-I

Nur

Jakarta,

symposium di

Universitas

Pancasila 2015.

www.nursemesta.o

rg

Hasbi sen, M.

Hum.

18 Significance of The

Practices of the Prophet

(Sunna) for Modern

People Study of The

Thought of

BAdiuzzaman Said

Nursi

Istanbul, The

Istanbul

Foundation for

Science and

Culture, 2016.

Zaprulkhan

19 Love, Sincerity, and

Brotherhood: Etika

Relasi Antar Agama

dalam Islam untuk

Menciptakan

Perdamaian Menurut

Said Nursi

www.nursemesta.o

rg

2016

Ustadzi

Hamzah

20 Harfi Logic: Metode

Tafsir al-Quran dalam

Risalah Nur

www.nursemesta.o

rg

2016

Ustadzi

Hamzah

21 Badiuzzaman Said

Nursi dan gagasan

Pembaruan Pemikiran

www.nursemesta.o

rg

2016

Ustadzi

Hamzah

Page 205: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

197

Islam

E. Pertemuan Lintas Negara

Untuk keberhasilan gerakan dakwah, berbagai usaha

dilakukan, selain penerjemahan dan kajian Risale-i Nur, hal lain

yang dilakukan gerakan dakwah Nur adalah Musyawarah

tahunan, baik yang bersekup regional maupun internasional;

serta berbagai kegiatan yang bersekup nasional hingga

internasional. Musyawarah adalah ajang pertemuan rutin guna

menyamakan misi, visi, strategi gerakan, mengevaluasi dan

melaporkan perkembangan gerakan dakwah Nur di masing-

masing daerah dan negara. Musyawarah juga dimaksudkan

untuk menjaga kesinambungan gerakan dakwah serta

merancang agenda strategi gerakan dakwah Nur ke depan.

Kajian-kajian serta pertemuan-pertemuan ilmiah dan

musyawarah diarahkan untuk konsolidasi, memperdalam dan

mensolidkan komunitas jamaah Nur. Jamaah Nur senantiasa

menjadikan teks Risale-i Nur sebagai acuan, standar dan

inspirasi gerakan. Untuk membedakan gerakan dakwah Nur dan

gerakan Islam transnasional lainnya dapat pula dilihat dan dikaji

dari spirit teks masing-masing gerakan. Komunitas jamaah Nur

memiliki keunikan tersendiri berbanding gerakan Islam

transnasional lainnya, baik seperti Jamaah Tabligh, tarekat,

dakwah Salafi, dan Hizbut Tahrir.71

71

Komunitas-komunitas yang mengusung pendirian ‛kesunyian

apolitis‛ di antaranya adalah gerakan dakwah salaf al-s}a>lih (para

pendahulu yang saleh). Mereka mirip dengan yang disebut Oliver Roy

sebagai neofundamentalisme, yang ia definisikan sebagai gerakan Islam

nonrevolusioner yang berupaya mengislamkan lagi masyarakat di tingkat

bawah tanpa harus dalam bentuk negara Islam. Noorhaidi dengan

mengutip Roy lebih lanjut menyatakan: ‛dalam analisisnya, ia

menganggap bahwa fenomena ini muncul dari kegagalan Islamisme, suatu

gerakan Islam politik modern yang mengaku menciptakan kembali

masyarakat Muslim sejati dengan menciptakan suatu tatanan Islam baru

melalui aksi politik yang militan dan revolusioner.‛ Lihat Oliver Roy,

The Failure of Political Islam, terj. Carol Volk (Cambridge: MA.:

Harvard University Press, 1996), 25. lebih lanjut lihat Noorhaidi Hasan,

Page 206: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

198

E.1. Musyawarah

Musyawarah guna melakukan konsolidasi,

penguatan visi dan misi gerakan dakwah Nur senantiasa

diadakan secara rutin setiap satu tahun. Negara

penyelenggara musyawarah bergantian. Sejak berdirinya

yayasan Nursemesta pada 2007, telah dua kali

diselenggarakan musyawarah se-Asia pasifik di Indonesia,

yaitu pada 2011 dan 2016. Pada Musyawarah se-Asia

pasifik pada tahun 2016 yang diadakan di Indonesia pada 30

Januari hingga 1 Februari, bertempat di gedung pusat TIK

nasional, kementrian Kominfo Ciputat Tangerang Selatan,

Banten. Pada acara tersebut dihadiri oleh 63 utusan dari

berbagai negara, antara lain: Turki, Australia, Vietnam,

Filipina, Jepang, Malaysia, dan Thailand. Sedangkan utusan

dari Indonesia adalah para penggiat dakwah Nur, seperti:

Hasbi Sen (penanggung jawab), Irwandi, Jamaluddin,

Totong Ma’ruf, Hasanuddin Alimuddin (Sulawesi

Tenggara), Taslim (Sulawesi Selatan), Alwis (Sulawesi

Selatan), Safaruddin (Jambi), dan Romi (Jambi).

Peserta musyawarah dari masing-masing negara

mempresentasikan dan melaporkan perkembangan di

masing-masing negara mereka dengan segala capaian,

tantangan dan keunikan dakwahnya. Di Indonesia tentu

medan dan peta dakwahnya berbeda dengan negara lain,

seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Singgapura, Jepang,

ataupun Australia. Mereka dalam forum musyawarah saling

bertukar pikiran dengan pengalamannya masing-masing.

M. Riza dari Filipina misalnya, telah melakukan

langkah-langkah strategis penyebaran dakwah Nur dengan

melakukan kerjasama penerjemahkan Risale-i Nur ke salah

satu bahasa daerah masyarakat Filipina. Dalam pendahuluan

penenerjemahan Risale-i Nur dengan judul al-Kalima>t (The Words) ke bahasa Maranao ditulis:

Laskar Jihad, Islam, Militansi, dan pencarian Identitas di Indonesia Pasca-Orde Baru (Jakarta: LP3ES & KITLV, 2008), 31-32.

Page 207: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

199

This book is the translation of 22nd Words, which is about existence and Unity of Allah and many others issues on true faith, certainty of belief and namesof Allah from Risale-i Nur Collection by Bediuzzaman Said Nursi, translated by Alim Alinor Guro UMPARA from Arabic to the language of Maranou People in Mindanao, Philippines and edited by Dr. Noralin Mangondatu Shareif-Ador.72

Peta dakwah di Filipina mempunyai tantangan

tersendiri, selain mayoritas penduduknya non Muslim,

gerakan Islam menyuarakan kemerdekaannya di kepulauan

Mindanau juga ikut menjadi warna dakwah tersendiri bagi

dakwah Nur. Di Filipina, citra Islam sebagai agama yang

keras dan pemberontak lebih dominan dari wajah Islam yang

teduh dan damai. Dakwah Nur menawarkan Islam yang

teduh dan damai sesuai dengan misi profetiknya yang rah}mah li al-‘a>lami>n .

Musyawarah selain guna menyatukan misi dan visi,

laporan kerja dakwah di masing-masing negara, adalah

merupakan forum silaturrahmi guna memotivasi dakwah

Nur agar lebih inovatif, kreaktif, dan konstruktif di masa

mendatang. Gerakan dakwah Nur terus berupaya agar

Risale-i Nur dapat tersebar luas guna pembangunan

spiritualitas sebagai modal kemajuan peradaban Islam.

Langkah-langkah strategis terus diupayakan dalam usaha

tersebut, di antarannya adalah melalui forum musyawarah

yang berjalan rutin setiap tahun.

E.2. Kegiatan Lokal, Nasional, Hingga Internasional

Kegiatan untuk menyebarkan pemikiran Said Nursi

digelar dalam berbagai program. Baik dalam konteks lokal

hingga global di Indonesia. Kegiatan yang bersifat lokal

memiliki jangkauan terbatas, seperti kajian-kajian rutin

Risale-i Nur, bedah buku, dan pameran buku. Adapun

72

lihat Bediuzzaman Said Nursi, Ped Ko Kuliyat Risale-i Nur, So Kathoro A Ikadowapolo Ago Dowa (Giyankai a Kathoro na Osayan Makapantag ko Dowa a Pangkatan), terj. Alinor Guro Umpara (Cagayan

De Oro City, Philippines: Risale-I Nur Institute, 2009).

Page 208: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

200

kegiatan dalam konteks nasional merupakan kegiatan dalam

bentuk seminar dan musyawarah serta kegiatan-kegiatan

lainnya yang memiliki jangkauan nasional. Kegiatan

internasional yang dimaksud karena memiliki jangkauan

atau melibatkan partisipasi peserta dan pembicara dari luar

negeri. Kegiatan tersebut berupa simposium, seminar,

musyawarah dan lain-lain. Konferensi internasional pernah dilakukan pada

tahun 2002 di IAIN Raden Fatah pada 11 Desember yang

bertema Modern Islamic Thought: Exploring The Thought of Bediuzzaman Said Nursi and His Counterparts in Indonesia. Salah satu narasumbernya adalah Amin Abdullah

yang mempresentasikan paper yang berjudul Nursi Movement and Muhammadiyah a Note on Modern Islamic Thought.73 Di tahun 2001, IAIN Syarif Hidayatullah juga

menggelar seminar internasional yang dihadiri oleh para

tokoh Turki yang aktif dalam gerakan Nur, seperti Direktur

Istanbul Foundation For Science and Culture Prof. Faris

Kaya, Muhammad Ali dan Ihsan Qasim, penerjemah Risale-i Nur ke dalam bahasa Arab .

Untuk mengembangkan pemikiran Said Nursi,

gerakan Nur menyelenggarakan berbagai konferensi atau

symposium, seminar dan bedah buku serta kegiatan

akademis lainnya. Dalam penyelenggaraan konferensi

Yayasan Nur Semesta bekerjasama dengan Universitas

tertentu dan Yayasan Istanbul Foundation For Science and Culture yang berkedudukan di Istanbul. Kegiatan tersebut

mulai sejak tahun 2001.

Pada tahun 2001 diadakan symposium Internasional di

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada 11-12 Agustus

dengan tema Modern Islamic Thought and the Views of Said Nursi. Kemudian pada tahun 2002, 8-9 Januari

diadakan symposium 3 di IAIN Sunan Ampel Surabaya,

dengan tema Modern Islamic Thought: Said Nursi's Views and His Indonesian Contemporaries. Pada tahun 2004

73

Tulisan tersebut dipublikasikan pula pada jurnal Innovatio,

Journal for Religious Innovation Studies, Vol. 5, No. 9, Edisi Januari-Juni

2006.

Page 209: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

201

diadakan lagi Symposium Internasional di IAIN Palembang

pada 25 Juli dengan tema Faith, Peace, and Globalization: The Risale-i Nur's Perspective

Yayasan Nur semesta pada tahun 2009

menyelenggarakan pula konferensi internasional di

Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 23 Juli 2009

dengan tema Peace in Islam: Said Nursi's Thoughts on Social Harmony, Education Revivalism. Kemudian

diselenggarakan pula di STAIN Syaikh Abdurrahman

Siddik Bangka Belitung pada 26 Juli di tahun yang sama.

Para Nara Sumber yang hadir seperti Prof. Faris Kaya, dari

Istanbul Foundatioan for Science and Culture, dan Prof.

Bilal Kuspinar Insititute of Islamic Studies at McGill

University, Canada, hadir dalam kedua acara tersebut.74

Selanjutnya pada 2012 bulan Desember diadakan pula dua

simposium Internasional di IAIN Palembang dan UIN

Bandung.

Pada tahun 2014, tepatnya 17 April diselenggarakan

pula simposium internasional yang dibuka oleh salah satu

kandidat wakil presiden saat itu Yusuf Kalla. Simposium

tersebut diselenggarakan atas kerjasama Istanbul Foundation For Sciene and Culture, Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Pancasila, ICMI, Asosiadi Dosen

Indonesia (ADI) dan Kementrian Agama RI. Kegiatan

tersebut diselenggarakan di ruang auditorium wisma

Syahida Inn, Jl. Kertamukti no. 5 Ciputat Tanggerang

Selatan Banten dengan tema The Attainment of Justice, Prosperity, and Peace in Pluralism for Revitalization of Civilization: The Risale-i Nur Perspective. Dalam kegiatan

simposium tersebut, tentunya memiliki dampak yang luas

bagi pengembangan dakwah Nur.

Kegiatan beskala internasional kembali

diselenggarakan pada 18 November 2016 yaitu seminar

internasional yang diselenggarakan oleh LIPI (Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia) dengan tema Indonesia and Turkey: Science, Secularism and Contemporary Politics.

74

Lihat http://www.nursistudies.com, diakses pada 2 Juni 2013.

Page 210: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

202

Hadir dua pembicara dari Turki, Faris Kaya dan Yunus Ali

Çengel. Pemikiran Nursi menarik dikaji, ungkap Najib

Burhani yang menjadi moderator di acara tersebut.

Pemikiran Nursi kuat dari aspek sains, tapi juga religius.

Yang menarik pula Nursi menampilkan religiusitas di

negara sekuler.75

Kegiatan berangkai seminar internasional

diselenggarakan pula di Kampus Universitas Al-Azhar

Indonesia (UAI) yang bekerjasama dengan ICMI dan

Istanbul Foundation for Science and Culture di Jakarta pada

19 November 2016. Tema yang diusung relevan dengan

kondisi menjelang pilkada, khususnya di DKI, yaitu

Wisdom in Leadership Risalah Nur Perspective. Rektor UAI

berharap agar dalam seminar tersebut memiliki kontribusi

bagi ide untuk menciptakan lingkungan yang kondusif

untuk tercapainya kesatuan umat dan masyarakat global di

seluruh dunia.76

Selain kegiatan-kegiatan yang berskala besar

tersebut, diskusi, bedah buku, serta memperkenalkan tokoh

Said Nursi juga Sering digelar. Kegiatan seminar,

simposium juga banyak melibatkan kalangan akademisi dari

berbagai kalangan dan latar belakang keilmuan yang

beragam. Dalam konteks ini, Risale-i Nur diperkenalkan

dan dibahas secara ilmiah oleh para akademisi dengan

harapan dapat menjadi agen sosial perubahan umat. Hal ini

juga bisa dipahami bahwa gerakan Nur menghendaki peran

penting pendidikan sebagai gerbang membangun peradaban

Islam masa depan yang gemilang.

75

Lihat “LIPI Membaca Wajah Lain Turki”, Kompas 19 November

2016. lihat pula https//www.pressreader.com, diakses 28 November 2016. 76

Lihat ”ICMI-UAI Selenggarakan Seminar International tentang

”Wisdom in Leadhersip”. Lebih lanjut lihat www.icmi.or.id.

Page 211: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

203

Page 212: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

203

BAB VI

PENUTUP

Pada bab penutup yang merupakan rangkaian bab akhir,

penulis akan menyimpulkan pembahasan-pembahasan

sebelumnya. Dalam kesimpulan, penulis berusaha menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan

masalah. Selain kesimpulan, penulis juga memberikan saran-

saran dan rekomendasi terkait gerakan dakwah komunitarian

transnasional.

A. Kesimpulan

Setelah membahas kajian dakwah komunitarian

transnasional dengan konsepsi dakwah Said Nursi dan gerakan

dakwah Nur di Indonesia, maka gerakan tersebut menjadikan

teks Risale-i Nur sebagai acuan dan panduan dakwahnya.

Semakin patuh pada nilai-nilai kebajikan yang terkandung

dalam teks panduan gerakan, maka semakin baik gerakan

tersebut dalam membangun komunitas. Adapun kesimpulan

rinciannya sebagai berikut:

A.1. Konsepsi dakwah komunitarian Said Nursi dan

penerapannya di Indonesia mencakup aspek: a.

Konsep Mura>salah sebagai bentuk Tabli>gh (Information) yang menekankan pentingya informasi

sebagai pesan dakwah dimaknai gerakan ini sebagai

upaya menyebarkan dan menyosialisasikan Risale-i Nur ke berbagai lapisan masyarakat. Mura>salah dilakukan Said Nursi dalam usaha pemahaman Risale-i Nur di tengah rezim yang represif saat itu. Usaha

dakwah Nur di Indonesia dalam menyampaikan pesan-

pesan dilakukan dengan berbagai kegiatan, seperti:

kajian mingguan, seminar, symposium, bedar buku,

program baca (pesantren kilat), penerjemahan,

partisipan pada pameran buku dan juga Islamic Book Fair (IBF), dakwah melalui radio, percetakan dan

penyebaran buku, dan membuka dershane-dershane; b.

Konsep Usta>dhiyyah al-Qur’a>n sebagai dasar

perubahan (Taghyi>r), yaitu usaha dakwah agar terjadi

Page 213: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

204

perubahan ke arah yang positif setelah menerima

informasi berdasarkan spirit Al-Qur’an dan Sunnah.

Siapapun yang mendapat informasi dan menelaah

Risale-i Nur, khususnya para Murid Nur (T}ulla>b al-Nu>r) diharapkan dapat berubah dan bertransformasi

diri. T}ulla>b al-Nu>r yang tinggal di dershane pusat di

Ciputat dan dershane-dershane lainnya berusaha

menerapkan etika al-Qur’an sebagaimana yang

dipesankan dalam tafsir Risale-i Nur dan membentuk

pribadi yang mandiri, tekun dalam beribadah, kompak

dalam kebersamaan, dan lain-lain; c. Shah}s} Ma‘nawi> sebagai bentuk Takwi>n al-Ummah dan al-Amr bi al-Ma‘ru>f wa al-Nahy ‘an al-Munkar (Development), yaitu usaha dakwah Nur dalam membangun

komunitas unggul yang berkemajuan dengan upaya

transformasi teks Risale-i Nur ke konteks (realitas

sosial). Pembangunan yang hendak dicapai dalam

dakwah Nur adalah kesadaran umat atas perintah

Allah melalui Rasulnya. Dalam mengupayakan

Takwi>n al-Ummah, rutinitas kajian Risale-i Nur diadakan setiap hari bagi mereka yang tinggal di

dershane. Kajian mingguan bak dalam bahasa Arab

maupun bahasa Indonesia. Selain itu Yayasan Nur

Semesta juga menjalin kerjasama dengan berbagai

pihak dalam upaya Takwi<n al-Ummah; d. Konsep al-Khairiyyah al-Ummah/ masyarakat madani/ Civil Society, Akhla>q (Ethics) baik merupakan syarat

tercapainya Khairiyyah al-Ummah. Dalam konteks

tersebut dakwah Nur di Indonesia mengajak umat

untuk memedomani sumber ajaran al-Qur’an dan

tafsirnya Risale-i Nur hingga kehidupan yang penuh

makna dapat tercapai. Pengkaderan dengan sistem

dershane merupakan cara yang tepat dalam upaya

membentuk pribadi yang berakhlak mulia.

Adapun nilai-nilai dakwah komunitarian yang dibina

gerakan dakwah Nur di Indonesia, mencakup: a. Iman

dan tauhid (Faith and Monotheistic World View).

Iman dan tauhid merupakan salah satu fokus karya

Page 214: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

205

Nursi. Usaha dalam menjaga dan memperkuat iman

dan tauhid, serta spiritualitas, murid-murid Nur di

Indonesia selain membaca Risale-i Nur, dianjurkan

pula untuk memperbanyak bacaan zikir Tasbi>ha>t dan H}isb al-Haqa>’iq al-Nu>riyyah. Untuk percepatan

penguasaan terhadap Risale-i Nur dan penguatan

iman, tauhid dan spiritualitas Yayasan Nursemesta

mengadakan kegiatan rutin yang disebut Program

Baca; b. Pentingnya komunitas (Primacy of Community). Kesadaran akan kepribadian kolektif

(Shakhs} Ma‘nawy>/Collective Personality) merupakan

salah satu ciri khas Risale-i Nur dan murid-muridnya.

Untuk menguatkan jama>‘ah (komunitas), dakwah Nur

mengadakan berbagai kegiatan kajian Risale-i Nur yang bersifat rutin maupun temporal, menjalin

kerjasama dengan berbagai ormas, kampus, masjid,

sekolah, dan lain-lain; c. Ikhlas dan Persaudaraan

(Sincerity and Brotherhood). Dalam konsep dakwah

Nur, keikhlasan dapat melahirkan kepribadian kolektif

(Collective Personality/ Shakhs} Ma‘nawy>) yang

dibutuhkan dalam membangun komunitas atau umat

yang unggul. Risalah ukhuwwah dan ikhlas

merupakan bacaan wajib sekali seminggu di setiap

dershane. Para T{ulla>b al-Nu>r dikader untuk memiliki

sikap hizmet/ khidmah/ pelayanan dan pengabdian

guna menjadi kader dakwah yang senantiasa tertanam

dalam hatinya sifat ikhlas dan menjauhi permusuhan;

d. Kemandirian (Self Reliance). Kemandirian

komunitas dapat terwujud dengan proses

pembangunan manusia seutuhnya yang berorientasi

pada pencapaian kebahagiaan dan kesejahteraan.

Nilai-nilai kemandirian diajarkan di dershane dengan

beragam aktivitas harian, mulai dari piket harian

berupa masak, mencuci pakaian, kebersihan asrama,

dan lain-lain; e. Integrasi nilai-nilai tradisional dan

modern (Integration of Modernity and Tradition).

Konsep Nursi tentang perpaduan antara yang modern

dan tradisional tampak jelas dalam sistem pendidikan

Page 215: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

206

yang ia gagas. Walaupun pendidikan yang Nursi

harapkan tidak dapat terwujud, namun keberadaan

dershane dianggap sebagai representasi pendidikan

yang digagasnya. Para T}ulla>b al-Nu>r yang tinggal di

dershane memiliki latar belakang pendidikan yang

beragam, baik jurusan agama maupun umum. Ada

pula yang masih duduk di bangku Madrasah aliyah.

Mereka berbaur dalam kebersamaan tanpa

mendikotomikan keilmuanya masing-masing, bahkan

mereka bisa sharing dan saling belajar dan bertukar

pengalaman satu dengan yang lain; f. Anti kekerasan

(Non-Violence). Tindakan anarkis dan kekerasan

adalah hal paling dihindari dakwah Nur. Nursi

menekankan hidup harmonis dapat terjalin di tengah

masyarakat. Dakwah Nur selalu mengedepankan

sikap-sikap moderat, sebagaimana pesan-pesan dalam

Risale-i Nur. Hasbi Sen selalu menginggatkan bahwa

pentingnya menjaga keharmonisan dengan

meminimalisir berita-berita provokatif yang beredar di

grup whatsapp; g. Partisipasi pada demokrasi

(Participatory Democracy). Nursi bukanlah seorang

yang anti demokrasi, sebagai sebuah sistem modern ia

tidak pernah mengritik demokrasi. Kritik Nursi

dialamatkan pada penguasa yang tiran, di mana nilai-

nilai agama yang seharusnya menjadi nafas demokrasi

justru dijauhkan atas nama pembangunan bangsa.

Dalam konteks Indonesia komunitas Nur senantiasa

berpartisipasi dan pro aktif dalam merespons sikap

pemerintah; h. Hemat/kesederhanaan (Frugality).

Pemborosan dapat berimplikasi pada kehidupan sosial

yang luas. Sikap pemborosan dapat menyebabkan

keserakahan, hingga bangsa yang kuat

mengeksploitasi bangsa yang lemah, yang kuat

menindas yang lemah dan seterusnya. Anjuran Nursi

untuk hidup hemat dan sederhana tidak lain agar umat

manusia dapat menopang hidupnya dengan mandiri

tanpa harus menggantungkan pada orang atau bangsa

Page 216: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

207

lain. Nilai-nilai tersebut, juga tergambar dalam diri

para T{ullab al-Nu<r dan perilaku kesehariannya.

A.2. Dakwah Nur sebagai gerakan sosial Islam

menggunakan pola-pola mobilisasi gerakan sosial

yang mencakup: a. Pendekatan struktur peluang atau

kesempatan politik (Political Opportunity Structure),

mulai dari kedatangan Hasbi ke Indonesia untuk

melanjutkan kuliah S2, hingga pendirian Yayasan Nur

Semesta. Peluang tersebut dimanfaatkan gerakan

dakwah dengan baik; b. Pembingkaian (Framing).

Konsep-konsep seperti hizmet (pengabdian), Vakif

(wakif), iman, ukhuwwah, ikhlas, dan sebagainya

merupakan framing agar dakwah Nur dapat dapat

diterima, beradaptasi dan memobilisasi anggota; c.

Struktur mobilisasi (Mobilizing Structure).

Keberadaan tokoh sentral dan intelektual, dana,

mendukung dakwah Nur ddengan sistem pengkaderan

dershane dan kegiatan-kegiatan dakwah lainnya.

A.3. Pembangunan atau pembinaan umat merupakan agenda

sentral dalam dakwah Nur. Seluruh kegiatan dakwah

Nur, terutama yang tersentral di dershane pada

prinsipnya adalah upaya kongkrit guna menumbuhkan

aspek kebersamaan, penguatan iman dan tauhid,

kemandirian dan nilai-nilai kabajikan lainnya. Dalam

upaya pembinaan umat, Yayasan Nur Semesta juga

memfasilitasi beberapa T}ulla>b al-Nu>r dari Indonesia

untuk melanjutkan studi pada universitas pascasarjana

di Turki dan mengirimkan para pelajar untuk

mengikuti program menghafal Al-Qur’an.

B. Saran-Saran

Penelitian Disertasi ini masih menyisakan beberapa hal

yang perlu diteliti dengan mendalam tentang dakwah

komunitarian ummatic transnasional. Dakwah dengan mengacu

pada teks sebagai inspirasi, motivasi dan panduan perlu

mendapat apresiasi dan respon yang luas, mengingat tantangan

dakwah yang semakin kompleks. Jika teks yang menjadi acuan

baik, maka tentulah akan berdampak positif, namun sebaliknya

Page 217: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

208

jika teks yang menjadi acuan tidak baik hasilnya pun dapat

berdampak negatif.

Dakwah yang efektif bukanlah dakwah yang

mengedepankan kekerasan, paksaan atau propaganda yang

kontraproduktif. Semangat dakwah hendaklah dilandaskan pada

upaya pemberdayaan umat dalam meraih prestasi, menciptakan

inovasi yang tidak mengesampingkan nilai etis.

C. Rekomendasi

Dakwah sebagai komunikasi yang tidak mengenal batas

adalah upaya membangun peradaban yang berkemajuan, baik

pada aspek material maupun spiritual. Dakwah yang konstruktif

dapat memberikan kontribusi bagi perdamaian masyarakat

dunia untuk saling menghargai, menghormati, bersinergi, dan

bertransformasi dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan

universal. Akhirnya, peneliti merekomendasikan penelitian-

penelitian terkait upaya dakwah yang rahmatan lil’alamin guna

memberikan kontribusi bagi pengembangan dan pembangunan

citra Islam yang positif, damai, inovatif dan konstruktif di mata

dunia.

Page 218: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

209

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdillah, Masykuri. Islam dan Dinamika Sosial, Politik di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia, 2011.

Abduh, Umar (penyunting). Konspirasi Intelijen & Gerakan Islam Radikal. Jakarta: Center for Democracy and

Social Justice Studies, 2003.

Abdullah, Taufik. Islam dan Masyarakat, Pantulan Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES, 1987.

Abu-Rabi’, Ibrahim M., (Ed). Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi. Albani:

SUNY Press, 2003.

-------. ‚History, Politics, and Charisma in Risale-i Nur,‛ dalam

Spiritual Dimension of Bediuzzaman Said Nursi’s Risale-i Nur, Albany: State University of New York

Press, 2008.

Adler, Emanuel. Communitarian International Relations, The epistemic foundations of International Relations. New

York: Routledge, 2005.

Allawi, Ali A. Krisis Peradaban Islam, Antara Kebangkitan dan Keruntuhan Total. Terj. Pilar Muhammad Mochtar.

Bandung: Mizan, 2015.

Anderson, Benedict. Imagined Communities: Reflections On the Origin and Spread of Nationalism. London: Verso,

1992.

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Islam and Secularism.

Kualalumpur: International Institute of Islamic Thought

and Civilization (ISTAC), 1993.

Arkoun, Mohammed. Terj. Rahayu S. Hidayat. Nalar Islami dan Nalar Modern: Berbagai Tantangan dan Jalan Baru.

Jakarta: INIS.

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III. Jakarta: Kencana,

2014.

-------. ‚Pengantar: Santri-Abangan Revisited‛, dalam Bambang

Pranowo, Memahami Islam Jawa. Jakarta: Pustaka

Alvabet, 2009.

Page 219: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

210

Bakar, Osman. Tauhid dan Sains: Perspektif Islam tentang Agama dan Sains. Bandung: Pustaka Hidayah, 2008.

Bakti, Andi Faisal. ‚Islamic Religious Learning Groups and

Civil Society: How Do Muslims Contribute to Civil

Society in Japan and the Philippines‛? Confluences and Challenges in Building the Asian Community in The Early 21s,t. The Work of the 2008/2009 API Fellows,

The Nippon Foundation, 2009.

--------. The Contribution of Dakwah to Communication

Studies: Risale-i Nur Collection Perspective,

International Bediuzzaman Symposium, Knowledge, Faith, Morality and the Future of Humanity, Istanbul:

The Istanbul Foundation for Science and Culture, 2010.

--------. Communication and Family Planning In Islam, South Sulawesi Muslim Perseptions of a global Development Program. Jakarta-Leiden: INIS, 2004.

--------. Nation Building, Kontribusi Komunikasi Lintas Agama dan Budaya terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia. Jakarta: Churia Press, 2006.

-------. Konstruksi Dakwah Islam Universal Melalui Haji, dalam

Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia. Jakarta:

Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2010.

-------. ‛Pengantar Edisi Bahasa Indonesia,‛ dalam Bediuzzaman

Said Nursi, Dari Koleksi Risa>lah al-Nur Al-Mathnawi An-Nu>ri Minyibak Misteri Keesaan Ilahi, Terj. Fauzi

Bahreisy. Jakarta: Anatolia, 2012.

------- dan Mallongi, Tomang, “Bugis dan Islam: Kontribusi

DDI dalam Pengembangan Islam di Nusantara,” dalam

Andi Faisal Bakti (Ed), Diaspora Bugis di Alam Melayu

Nusantara. Makassar: Ininnawa, 2010.

Al-Ba>qi, Muhammad Fu a>d Abd. al-Mu‘jam al-Mufahras Li al-Fa>z} al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr, 1986.

Barton, Greg. ‚How The Hizmet Works: Islam, Dialogue and

the Gülen Movement in Australia, Conference Islam In The Age lof Global Challenges, Alternative Perspectives of The Gulen Movement. Washingtown

DC: Georgetown University, 2008.

Page 220: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

211

Bellah, Robert N. Beyond belief: Essays on Religion in a Post-Traditional World. New York: Harper & Row, 1970.

Borchert, Donald M., Ed. In Chief. Encyclopedia of Philosophy.

New York: Thomson Gale, 2006.

Canard, M. ‚Da’wa‛. Encyclopedia of Islam, Leyden: E.J. Brill,

1965, Edisi baru.

Christensen and David Levinson, eds. ‚Communitarianism,‛

Encyclopedia of Community: From the Village to the Virtual World, Vol 1, A-D. Sage Publications, 2003.

Dabbag, Adib Ibrahim. Pendahuluan dalam Bediuzzaman Said

Nursi. Kulliya>t Rasa>’il al-Nu>r, Murshid Ahl al-Qur’an Ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n. Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar lin}n}ashr,

2004.

Decasa, George C., SVD. The Qur’anic Concept of Umma, and Its Function in Philippine Muslim Society. Roma:

Editrice Pontificia Universita Gregoriana, 1999.

Effendy, Bahtiar. Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia. Jakarta:

Paramadina, 1998.

Eickelman, Dale F. dan Piscatori, James. Ekspresi Politik Muslim. Terj. Rofik Suhud, Bandung: Mizan, 1998.

Etzioni, Amitai dan Etzioni-Halevy, Eva. Social change, Sources, Patterns and Consequences. USA: Basic Book,

1973, Ed. II.

Etzioni, Amitai, The Spirit of Community, Rights, Responsibilities, and The Communitarian Agenda. New

York: Crown Publishers, Inc., 1993.

--------, From empire to community: a New Approach to International Relations. New York: Palgrave

Macmillan, 2004.

Al-Faruqi, Isma’il R. dan Lois Lamya Al-Faruqi. Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang.

Bandung: Mizan, 1998.

Al-Faruqi, Isma’il R. Al Tawhid: Its Implications for Thought and Life. United States of America: International

Institute of Islamic Thought, 1982.

Page 221: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

212

Gülen, Muhammad Fethullah. ‚sekapur Sirih‛, terj. Fauzi

Bahreisy. Al-Matsnawi An-Nuri, Menyibak Misteri Keesaan Ilahi. Jakarta: Anatolia, tt.

-------. ‛Taqdi>m‛, dalam Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t. Terj.

dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{ha>lihi>. Al-Qa>hirah: Da>r

Su>zlar Linnashr, 2013.

-------. Cahaya Abadi Muhammad SAW. Kebanggaan Umat Manusia. Terj. Fuad Saefuddin. Jakarta: Republika

Penerbit, 2012.

-------. Islam Rah}matan Lil‘a>lami>n, Menjawab Pertanyaan dan Kebutuhan Manusia. Terj. Fauzi A. Bahreisy. Jakarta:

Republika Penerbit, 2011.

Habermas, Jürgen, Between Naturalism and Religion.

Cambridge: Polity Press, 2008.

Hasan, Noorhaidi. Islam Politik di dunia Kontemporer, Konsep, Genealogi, dan Teori. Yogyakarta: SUKA-Press UIN

Sunan Kalijaga, 2012.

-------. Laskar Jihad, Islam, Militancy, and the Quest for Identity in Post-New Order. New York: Cornell

Southeast Asia Program, 2006.

-------. Laskar Jihad, Islam, Militansi, dan pencarian Identitas di Indonesia Pasca-Orde Baru. Jakarta: LP3ES & KITLV,

2008.

Henderson dan Vercseg, Ilona. Community Development and Civil Society, Making connections in the European context. Great Britain: The Policy Press University of

Bristol, 2010.

Hermansen, Marcia K. ‛Faith Development and Spiritual

Maturation in the Works of Said Nursi, dalam Seventh

International Symposium on Bringing Faith, Meaning and Peace to Life in a Multicultural World: The Risale-i Nur’s Approach. Istanbul: Nesil, Oktober 2004.

Heryanto, Ariel. Identitas dan Kenikmatan, Politik Budaya Layar Indonesia. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer

Gramedia), 2015.

Hidayat, Komaruddin dan AF, Ahmad Gaus. (ed). Islam Negara dan Civil Society, Gerakan dan Pemikiran Islam Kontemporer. Jakarya: Paramadina, 2005.

Page 222: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

213

Hodgson, Marshall G.S. The Venture of Islam. Chicago: The

University of Chicago Press, 1974, Jilid I.

Holmes, David. Communication Theory, Media, Technology, and Society. London: Sage Publications, 2005.

Jary, David dan Jary, Julia. Collins Dictionary of Sociology.

Great Britain: Harper Collins Publisher, 1991.

Johnson, Allan G. The Blackwell Dictionary of Sociology A User’s Guide to Sociological Language. Cambridge:

Blackwell Publishers Ltd, 1996.

Karabaşoğlu, Metin. ‚Text and Community: An Analysis of the

Risale-i Nur Movement‛, dalam Ibrahim M. Abu Rabi’

(Ed). Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi, New York, Albani: SUNY

Press, 2003.

Kartanegara, Mulyadi. Etika: The Art of Living dalam

Menembus Batas Waktu, Panorama Filsafat Islam. Bandung: Mizan, 2002.

Kasaba, Resat (Ed.). The Cambridge History of Turkey. Vol. 4

‚Turkey in the Modern World‛. New York: Cambridge

University Press, 2008.

Kementrian Agama RI, Tafsir Al-Quran Tematik: Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Bepolitik. Jakarta:

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2012.

Khadūn, Ibn. The Muqaddimah, An Introduction to Hostory.

Trans. Franz Rosenthal (from Arabic). London:

Princeton University Press, 1989, IX.

Kuntowijoyo. Identitas Politik Umat Islam. Bandung: Mizan,

1997.

Littlejohn, Stephen W. & Foss, Karen A. Theories of Human Communication. New York: Thomson Wadsworth,

2005, Ed. 8.

Maarif, Ahmad Syafii. Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan, Sebuah Refleksi Sejarah. Bandung:

Mizan, 2009.

Madjid, Nurcholish. Islam Agama Kemanusiaan, Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia. Jakarta:

Paramadina, 2003.

Page 223: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

214

Madjid, Nurcholish. Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Paramadina, 1997.

Mah}fu>z}, Shaikh ‘Ali>. Hida>yah al-Murshidi>n ila> T}uru>q al-Wa‘az} wa al-Khit}aba>h. Beirut: Da>r al-Ma‘arif, tt.

Manzu>r, Ibn. Lisa>n al-ʻArab al-Muhi}>t}. Beirut: Da>r Lisa>n al-

ʻArab, 1970.

Mardin, Serif. ‚Nurculuk‛, dalan John. L. Esposito (Ed.), The

Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World.

Oxford: University Press, 1995.

-------. ‛The Collective Memory and Consciousness‛, dalam

International Symposium The Reconstruction of Islamic Thought in The Twentieth Century and Bediuzzaman Said Nursi. Istanbul: Sozler Publications, 1992.

-------. Religion and Social Change in Modern Turkey the Case of Bediuzzaman Said Nursi. New York: Albany, 1989.

Markham, Ian S. dan Pirim, Suendam Birinci. An Introduction to Said Nursi, Life, Thought and Writings. Farnham

England: Ashgate, 2011.

Menoh, Gusti A.B. Agama dalam Ruang Publik, Hubungan antara Agama dan Negara dalam Masyarakat Postsekuler Menurut Jurgen Habermas. Yogyakarta:

Kanisius, 2015.

Mowlana, Hamid. Masyarakat Madani, Konsep, Sejarah dan Agenda Politik. Jakarta: Shadra Press, 2010.

--------. Global Communication in Transition, The End of Diversity?. California: Sage Publications, 1996.

Mowlana, Hamid and L. J. Wilson. “Development: A Field in

Search of Itself,” in Hamid Mowlana and L. J. Wilson,

The Passing of Modernity: Communication and The

Transformation of society. White Plains, N. Y.:

Longman, 1989.

Mubarok, Achmad. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Firdaus,

2001.

Mudzhar, M. Atho. Pendekatan Studi Islam Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1992.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002.

Page 224: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

215

Muhtadi, Burhanuddin. Dilema PKS Suara dan Syariah. Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2012.

Mutahhari, Murtada, Society and History. Terj. Mahliqa Qara’i.

tt: Departement of Translation and Publication, Islamic

Culture and Relations Organization, 1997.

Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI-Press, 2002.

Nursi, Bediuzzaman Said. From the Risale-i Nur Collection, The Words, On the Nature and Purposes of Man, Life and All Things. Terj. Şükran Vahide. Istanbul: Sӧzler Nesriyat, 2013.

--------. From the Risale-i Nur Collection, Letters 1928-1932. Terj.

Şükran Vahide, Ed. II. Istanbul: Sӧzler Nesriyat, 1997.

--------. From the Risale-i Nur Collection, The Flashes. Terj.

Şükran Vahide, New Edition. Istanbul: Sӧzler Nesriyat, 2013.

-------. From the Risale-i Nur Collection: 4, The Rays. Terj.

Şükran Vahide. Istanbul: Sӧzler Nesriyat, 2013.

--------. Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mala>ḥi>q Fi> fiqh Da‘wah al-Nu>r. Terj. dan Penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lihi>. Al-Qa>hirah:

Da>r Su>zlar Linnashr, 2013.

-------. Ta’liqa>t ‘ala> Burha >n al-Galanbawi> fi> al-Manfi>q. Istanbul:

Sözler Yayınevi, 1993.

-------. Kulliyya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Mathnawi> al-‘Arabi> al-Nuri>. Terj. dan Penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lih}i>. Al-Qa>hirah:

Da>r Su>zlar Linnashr, 2013.

-------. The Damascus Sermon. Terj. Şükran Vahide. Istanbul:

Sozler Publications, 1996, New Edition.

-------. Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, Si>rah Dha>tiyah libadi> al-Zama>n Sa i>d al-Nursi>. Terj. dan Penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-

S{a>lih}i>. Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2013.

-------. Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Matu>ba>t. Terj. dan penyunting

Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lih}i>. Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr,

2013.

-------. Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, al-Lama‘a>t. Terj. dan penyunting

Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lih}i>. Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr,

2013.

-------. Kulliyya>t Rasa>il al-Nu>r, Murshid Ahl al-Qur‘an Ila> H}aqa>’iq al-I>ma>n. Al-Qa>hirah: Da>r Su>zlar lin}n}ashr, 2004.

Page 225: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

216

-------. Kulli>yya>t Rasa>’il al-Nu>r, S}aiqal al-Islam au A>tha>r Sa‘i>d al-Qadi>m. Terj. dan penyunting Ih}sa>n Qa>sim al-S{a>lih}i>. Al-

Qa>hirah: Da>r Su>zlar Linnashr, 2013.

-------. H}isb al-Haqa>’iq al-Nu>riyyah. Istanbul: Sözler, 2007.

-------. Ped Ko Kuliyat Risale-i Nur, So Kathoro A Ikadowapolo Ago Dowa (Giyankai a Kathoro na Osayan Makapantag ko Dowa a Pangkatan). Terj. Alinor Guro Umpara.

Cagayan De Oro City, Philippines: Risale-i Nur

Institute, 2009.

-------. Menanam Keikhlasan Merajut Persaudaraan. Terj. Fauzi

Faishal Bahreysi dan Mahkamah Mahdi. Jakarta:

Yayasan Nur Semesta, 2012.

Pranowo, Bambang. Orang Jawa Jadi Teroris. Jakarta: Pustaka

Alvabet, 2011. VI-VII.

Al-Qaht}awi, Sa‘i>d bin Musfir bin Mufrih}. Al-Da‘wah Ila Al-Alla>h. Makkah Al-Mukarramah: Da>r T}aybah Al-

Khadra>u, 1423 H.

Rahardjo, M. Dawam. Masyarakat Madani: Agama, Kelas Menengah dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3ES, 1999.

Rahman, Fazlur. Metode dan Alternatif Neomodernisme Islam.

Terj. Taufik Adnan Amal. Bandung: Mizan, 1994.

Riggs, Thomas (Ed.). Worldmark Encyclopedia of Religious Practices. USA: Thomson Gale, 2006, Vol. III.

Rippin, Andrew (Ed.). The Islamic World. London: Routledge,

2010, Cet. II.

Robinson, Glenn E. Hamas as Social Movement, dalam

Quintan Wiktorowicz (Ed.), Islamic Activism A Social Movement Theory Approach. USA: Indiana University

Press, 2004.

Roy, Oliver. The Failure of Political Islam. Terj. Carol Volk.

Cambridge: MA.: Harvard University Press, 1996.

Sachedina, Abdulaziz. The Islamic Roots of Democratic Pluralism. New York: Oxford University Press, 2001.

Sandel, Michael. Liberalism and the Limits of Justice. Cambridge: Cambridge University Press, 1982.

Salim, Agus, ‛The Rise of Hizbut-Tahrir (1982-2004): Its

Political Opportunity Structure, Resource Mobilisation,

Page 226: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

217

and Collective action Frames‛, tesis Master, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2006.

Saritoprak, Zeki. Bediuzzaman Said Nursi, dalam The Islamic World. Andrew Rippin (Ed.). London and New York:

Routledge, 2010.

Sözler Publications. Dunia Membaca Risalah Nur. Istanbul:

Sözler Publications, nn.

El Shirazy, Habiburrahman Api Tauhid, Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid. Jakarta: Republika, 2015.

Al-S}a>lih}i>, Ih}sa>n Qa>sim. Naz}rah ‘A>mmah ‘An H}aya>h Badi>‘ al-Zama>n Sa‘i>d Al-Nu>rsi>. Cairo: Sözler Publications, 2010.

-------. Said Nursi, Pemikir dan Sufi Besar Abad 20, Membebaskan Agama dari Dogmatisme dan Sekularisme. Terj. Nabilah Lubis. Jakarta: Murai

Kencana, 2003.

Shihab, M. Quraish. Haji dan Umrah bersama M. Quraish Shihab, Hukum, Hikmah, dan Panduan Meraih Haji Mabrur. Jakarta: Lentera Hati, 2012.

-------. Menjemput Maut, Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT. Jakarta: Lentera Hati, 2008.

Spradley, James P. Metode Etnografi, terj. Misbah Zulfa

Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997, Cet. I.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:

Rajawali Press, 1999, Cet. XXVII

Sudarsono, Juwono. ‚Kata Pengantar: Terorisme, Musuh

Bersama Umat Manusia‛, dalam M. Bambang Pranowo,

Orang Jawa Jadi Teroris. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2011.

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV

Alvabeta, 2007.

Sungur, Mustafa. Dalam Sahiner, Said Nursi ve Nurculuk Hakkinda Aydinlar Konusuyor. Istambul: Yeni Asya

Yayinlari, 1979.

Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito, 1990.

Sutopo. Pengantar Penelitian Kualitataif. Surakarta: Pusat

Penelitan Sebelas Maret, tt.

Page 227: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

218

Syam, Nina W. Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012.

Tailor, Paul W. Problems of Moral Philosophy. California:

Deckenson Publishing Compant Inc., 1992.

Tauraine, A. The Return of the Actor. Minneapolis: University

of Minnesota Press, 1988.

Tehranian, Majid. Global Communication and World Politics, Domination, Development, and Discourse. New York:

Lynne Rienner Publisher, 1999.

Thayer, L. Communication and Communication systems, In Organization, Management and Interpersonal Relations. Homewood: Richard Irwing, 1968.

Tibi, Bassam. Islam Kebudayaan dan Perubahan Sosial. Terj.

Misbah Zulfa Ellizabet dan Zainal Abbas. Yogyakarta:

Tiara Wacana, 1999.

Toennies, Ferdinand. ‚From Community to Society‛, dalam

Amitai Etzioni dan Eva Etzioni-Halevy, Social change, Sources, Patterns and Consequences (USA: Basic Book,

1973), Ed. II., 61.

Turner, Colin dan Horkuc, Hasan. Said Nursi. London: I.B.

Tauris & Oxford University Press, 2009.

Vahide, Şükran. Islam in Modern Turkey, An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi. New York: State

University, 2005.

-------. A Survey of The Main Spiritual Themes of The Risale-I

Nur, dalam Ibrahim M. Abu Rabi‘ (Ed.), Spiritual Dimensions of Bediuzzaman Said Nursi’s Risale-i Nur. New York: State University of New York Press,

Albany, 2008.

Watt, W. Montgomery. Islamic Political Thought. Edinburgh:

Edinburgh University Press, 1968.

West, Richard & Turner, Lynn H. Terj. Maria Natalia

Damayanti Maer. Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi, Introducing Communication Theory: Analysis and Application. Jakarta: Salemba Humanika,

2008.

Page 228: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

219

Wiktorowicz, Quintan (Ed.). Islamic Activism A Social Movement Theory Approach. USA: Indiana University

Press, 2004.

Wirawan, I.B. Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma,

Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial.

Jakarta: Kencana, 2012.

Wolff, Jonathan. Pengantar Filsafat Politik. Terj. M. Nur

Prabowo Setyabudi. Bandung: Nusa Media, 2013.

Yavuz, M. Hakan. Islamic Political Identity in Turkey. New

York: Oxford University Press, 2003.

-------. ‚Opportunity Spaces, Identity, and Islamic Meaning in

Turkey‛. Dalam Quintan Wiktorowicz (Ed), Islamic Activism A Social Movement Theory Approach. New

York: Indiana University Press, 2004.

-------. Nur Study Cirles (Dershanes) and the Formation of New

Religious Consciousness in Turkey, dalam Ibrahim M.

Abu-Rabi’ (Ed). Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi. Albani:

SUNY Press, 2003.

Yusuf, M. Tafsir Al-Qur’an Juz Tabarak, Khuluqun ‘azhim (Budi Pekerti Agung). Jakarta: Lentera hati, 2013.

-------. Tafsir Al-Quran Juz XXVIII Juz Qad Sami’allah, Bun-ya>nun Mars}u>sh, Bangunan Kokoh Rapi. Jakarta: Lentera

hati, 2014.

-------. M. Yunan. Tafsir Al-Quran Juz XXVII, Juz Qa>la Fama> Khathbukum, H}ikmatun Ba>lighah (Hikmah yang Menghujam). Jakarta: Lentera hati, 2015.

Yusuf, Moh. Asror. Persinggungan Islam dan Barat, Studi Pandangan Bediuzzaman Said Nursi. Kediri: STAIN

Kediri Press, 2009.

Al-Zuh}ayli>>, Wahbah. Tafsi>r al-Muni>r, fi> al- Aqi>dah wa al-Shari>‘ah wa al-Manha>j. Damaskus: Da>r al-Fikr, 2010.

Page 229: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

220

Artikel dan Jurnal

Ali, Fachry. ‚Hipotesis Tentang Fase Perubahan Pemikiran

Nurcholish Madjid, Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban.‛

Vol. 7, No. 2, Januari – Juni 2015.

Amin Abdullah. ‚Nursi Movement and Muhammadiyah A Note

On Modern Islamic Thought in Turkey and Indonesia:

Affinities and Differences‛, dalam Innovatio Journal for Religious Innovation Studies, Vol. 5, No. 9, Edisi Januari-

Juni 2006, 5.

Amitai, Etzioni. ‚The responsive communitarian platform:

Rights and responsibilities dalam A. Etzioni (Ed.), The Essential Communitarian Reader.‛ Lanham, MD:

Rowman and Littlefield, 1998. xxv-xxxvii.

Amitai Etzioni, ‚The Responsive Community: A

Communitarian Perspective‛, American Sociological Review, Vol. 61, No. 1 (Feb., 1996), 1-11,

http://www.jstor.org/stable/2096403, (diunduh 24

Februari 2015).

Akgunduz, Ahmed, ‚The Risale-i Nur Movement: is it A Sufi

Order, A Political Society, or A Community?‛, Artikel

dalam Simposium Ketiga di Istanbul 24-26 September

1995.

Alatas, Syed Farid. ‚An Agenda for Nursi Studies: Towards the

Construction of Social Theology.‛ Asian Journal of Social Science, Leiden: BRILL, 2010, Vol. 38, No. 4, 523-531.

Azra, Azyumardi. ‚Revisitasi Islam Politik dan Islam Kultural

di Indonesia.‛ Jurnal Indo-Islamika, Vol. I, No. 2, 2012,

233-244.

Bakti, Andi Faisal & Venny Eka Meidasari. ‛Trensetter

Komunikasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang

Pendidikan Komunikasi dan Penyiaran Islam.‛ Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 02, No. 01, Juni 2012.

-------. Relevansi Pemikiran Nurcholish Madjid untuk

Pembangunan Bangsa. Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol. 6, No. 1, Juli-Desember 2013.

Page 230: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

221

-------. ‛The Contribution of Dakwah to Communication

Studies: Risale-i Nur Collection Perspective.‛ Symposium Paper di Istanbul Oktober 2010.

-------. ‚Islamic Religious Learning Groups and Civil Society:

How Do Muslims Contribute to Civil Society in Japan

and the Philippines?‛ Dalam Confluences and Challenges in Building the Asian Community in The Early 21s,t, The

Work of the 2008/2009 API Fellows (The Nippon

Foundation, 2009), 50.

Bayat, Asef. ‚Islamism and Social Movement Theory.‛ Source:

Third World Quarterly, Vol. 26, No. 6 (2005), pp. 891-

908, Published by: Taylor & Francis, Ltd.Stable URL:

http://www.jstor.org/stable/4017816 (diakses 08 April

2014)

Barton, Greg. ‚How The Hizmet Works: Islam, Dialogue and

the Gülen Movement in Australia, Conference Islam In The Age of Global Challenges, Alternative Perspectives of The Gulen Movement.‛ Washingtown DC: Georgetown

University, 2008, 120.

Buchanan, Allen E., ‚Assessing the Communitarian Critique of

Liberalism.‛ Ethics, Vol. 99, No. 4 (Jul., 1989), pp. 852-

882, Published by: The University of Chicago Press Stable

URL: http://www.jstor.org/stable/2381237 (diakses

02/10/2013)

Delibas, Kayhan. ‚Conceptualizing Islamic Movements: The

Case of Turkey, International Political Science.‛ Review/ Revue internationale de science politique, Vol. 30, No. 1

(Jan., 2009), 89-103,

http://www.jstor.org/stable/20445177, (diakses 28

Februari 2015).

Denny, Frederick Mathewson. ‚The Meaning of ‛Ummah.‛ In

the Quran, Source: History of Religions.‛ Vol. 15, No. 1

(Aug., 1975), 34-70. http://www.jstor.org/stable/1061854

(diakses 21 Agustus 2015).

Effendy, Bahtiar. ‚Islamic Militant Movement in Indonesia: A

Preliminary Accounts for its Socio-Religious and

Political Aspects.‛ Studia Islamika, Vol. 11, No. 3,

2004.

Page 231: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

222

Ghazali, Abd. Moqsith. ‚Tafsir atas Amar Makruf Nahi

Mungkar dalam Islam.‛ Titik-Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol. 7, No. 1, Juli-Desember 2014.

Hadiz, Vedi R. ‚Demokrasi dan Politik Islam‛. Kompas, 13

September 2013.

Hamzah, Ustadi. ‚Identitas dan Kemandirian Dalam Pemikiran

Said Nursi serta Signifikansinya bagi Kemajuan Sosial

dan Ekonomi Umat.‛ Dalam http://www.nursemesta.org

(diakses 02 Mei 2016).

Heying, Charles. ‚Autonomy vs. Solidarity: Liberal,

Totalitarian and Communitarian Traditions.‛ Source:

Administrative Theory & Praxis.‛ Vol. 21, No. 1 (Mar.,

1999), pp. 39-50, Published by: M.E. Sharpe, Inc.Stable

URL: http://www.jstor.org/stable/25611326 (diakses 24

Februari 2015).

Imawan, Rafif Pamenang. ‛Kisah Dua Aktor Demokrasi,

Menelisik Peran Organisasi Masyarakat Sipil di

Indonesia.‛ Prisma Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi, Vol. 32, 2013, 28-37.

Latief, Lihat Hilman. Menelaah Gerakan Modernis-Reformis

Islam melalui Kota Gede: Pembacaan Seorang Antropolog

Jepang. (Book Review). Studia Islamika, Vol. 20, No. 2,

2013, 386.

Lotz, Jim. ‚Introduction: Is Community Development

Necessary?‛ Source: Anthropologica, New Series, Vol. 9,

No. 2, Développement Communautaire au Canada

(Dévelopement socio-économique)/ Community

Development in Canada (Socio-Economic Development)

(1967), pp. 3-14 Published by: Canadian Anthropology

Society Stable URL:

http://www.jstor.org/stable/25604740 (diakses 27 Januari

2016).

Madjid, Nurcholish. ‚Kelangsungan dan Peningkatan

Pembangunan Bangsa dalam Era Reformasi.‛ Titik-Temu Jurnal Dialog Peradaban, Vol. 6, No. 1, Juli-Desember

2013. Awal tulisan disampaikan pada Klub Kajian Agama

(KKA) Paramadina di Jakarta pada 18 September 1998.

Page 232: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

223

Mandaville, Peter. ‚Transnational Islam in Asia: Background,

Typology and Conseptual Overview.‛ Dalam

Transnational Islam in South and Southest Asia, Movements, Netwoks, and Conflict Dynamics.

Washington: The National Bureau of Asia Research,

2009, 2.

Muslim, Abdul Ghafur. ‚Survival of The Islamic Ummah.‛

Pakistan Journal of History & Culture, Vol.XXVII/2, 1,

http://www.nihcr.edu.pk (2006) (diakses 27 Juli 2015).

Mowlana, Hamid. ‚Theoretical Perspectives on Islam and

Communication‛, Jurnal China Media Research, 3 (4), 2007,

27 (diakses 22 November 2014).

Nieuwenhuijze, C.A.O. Van. ‚The Ummah: An Analytic

Approach.‛ Source: Studia Islamica, No. 10 (1959), 5-22,

http://www.jstor.org/stable/1595124 (diakses pada 21

Agustus 2015).

Osman, Mohamed Nawab Mohamed. ‚Towards a Middle Way

Islam in Southeast Asia: Contributions of the Gülen

Movement.‛ Jurnal Studia Islamika. Vol. 15, No. 3,

2008, 444.

Özervarli, M. Sait. ‚The Reconstruction of Islamic Social

Thought in the Modern Period: Nursi’s Approach to

Religious Discourse in a Changing Society.‛ Asian Journal of Social Science, Leiden: BRILL, 2010, Vol. 38,

No. 4, 534.

Pabottingi, Mokhtar. ‚Kepemimpinan dan Demokrasi Kita,

Akar-akar Kebangkrutan Kepemimpinan di Era Reformasi

dan Jalan Menuju Kebangkitan.‛ Prisma Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi, Vol. 32, 2013.

Pranowo H.M. Bambang. ‚Runtuhnya Dikotomi Santri-

Abangan, Refleksi atas Perkembangan Islam Islam di

Jawa Pasca 1965.‛ Pidato pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Sosiologi Agama Pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2001.

Qodir, Zuly. ‛Revitalisasi Gerakan Masyarakat Sipil Kasus

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.‛ Prisma Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi. Vol. 32, 2013, 55.

Page 233: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

224

Rahardjo, M. Dawam. ‛Gerakan Islam Kultural Paramadina,

Fundamentalisme Agama dan Masa Depan Keislaman dan

Keindonesiaan.‛ Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban.

Vol. 7, No. 2, Januari – Juni 2015.

Ravault, R. J., ‚Down to Earth Communication: From Space

Technologies and Global Economics to Petty Humans and

Their Parochial Cultures!‛ Canadian Journal of Communication, 1992, 17, 531-543.

Thohari, Hajriyanto Y. ‛Ayyam Al-A’rab Abad XXI.‛

Republika, 19 Februari 2016.

Saritoprak, Zeki. ‚Bediuzzaman Said Nursi‛, dalam Rippin,

Andrew (Ed.). The Islamic World. London: Routledge,

2010.

-------. Saritoprak dan Griffith. ‚Fethullah Gülen and the

‚People of the Book‟; A Voice from Turkey for Interfaith

Dialogue‛, http://www.fethullahGülen.org/press-

room/islam-in-contemporary turkey/2012-fethullah-

Gülen-and-the-people-of-the-book-a-voice-from-turkey-

for-interfaith-dialogue.html (diakses 21 Januari 2013).

S}a>lih}i>, Ih}sa>n Qa>sim, ‚Lumh}a>t min H}aya>t Badiuzzaman Said

Nursi.‛ Makalah disampaikan dalam Seminar Internasional Tentang Pemikiran Said Nursi, 16 Agustus,

2000, di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Subhi-Ibrahim M. ‚Hati Nurani Sebagai Mufti Moral.‛ Titik-Temu Jurnal Dialog Peradaban.‛ Vol. 7, No. 1, Juli-

Desember 2014.

Vatikiotis, Michael. ‚Faith Wihout Fanatics.‛ Dalam Far Eastern Economic Review, 14 Juni, 25-30.

Yavuz, M. Hakan. ‚Towards an Islamic Liberalism?: The Nurcu

Movement and Fethullah Gülen.‛ Source: Middle East Journal, Vol. 53, No. 4 (Autumn, 1999), pp. 584-605,

Published by: Middle East InstituteStable URL:

http://www.jstor.org/stable/4329392 (diakses 08 April

2014)

Yilmaz, Ihsan. ‚Beyond Post-Islamism: Transformation of

Turkish Islamism Toward ‘Civil Islam’ and Its Potential

Influence in the Muslim World.‛ European Journal of Economic and Political Studies, 4 (1), 245-280

Page 234: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

225

WAWANCARA

Wawancara dengan Hasbi Sen pada 5 April 2013.

Wawancara dengan Lukman Helmi pada 14 Januari 2014.

Wawancara dengan Habiburrahman El Shirazy, 14 Maret 2014.

Wawancara dengan Agung, 5 September 2015.

Wawancara dengan Hasbi Sen pada 5 Agustus 2016.

Wawancara dengan Irwandi tanggal 15 Oktober 2015.

Wawancara dengan Hasbi Sen pada 9 Juni 2016. Wawancara dengan Hasbi Sen pada tanggal 19 Januari 2016.

Wawancara dengan Andi Faisal Bakti, 23 Oktober 2016.

Wawancara dengan Andi Faisal Bakti, 12 Agustus 2015. Wawancara dengan Hasanuddin Alimuddin, 28 Januari 2016.

Wawancara dengan Fauzi Faishal Bahreisy, 30 Januari 2016.

Wawancara dengan Sayyid pada 13 Oktober 2016.

Wawancara dengan Haris Ali Ma’ruf, 24 Oktober 2016.

Wawancara dengan Mahkamah Mahdin pada 18 November

2016.

Wawancara dengan Muhammad Agung Salmisake, 18

November 2016.

Wawancara dengan Irwandi tanggal 12 April 2016.

Wawancara dengan Nurhasanah pada tanggal 21 Januari 2016.

Wawancara dengan Jamaluddin, 21 Januari 2016.

Wawancara dengan Jaehun 3 Maret 2016. Wawancara dengan Totong Ma’ruf, 27 April 2016.

Wawancara dengan Said Inan pada 21 April 2016. Wawancara dengan Eyup Aluçluer 14 Oktober 2016

Wawancara dengan Ali Aydögan pada 12 Desember 2016.

Page 235: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

226

Page 236: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

227

GLOSARIUM

Active- reception : Teori penerimaan pesan aktif merupakan

koreksi atas teori SMCR, Effect, Modernism, dependency, diffusion of innovation, dan social marketing. Menurut teori ini penerima pesan dalam

kondisi aktif memaknai dan mengelola

pesan yang diterima.

Akhlak : Tingkah laku, perangai atau tabiat yang

didasarkan pada nilai-nilai agama

(Islam).

Etnometodologi : diperkenalkan pertama kali oleh Harold

Garfinkel (1967). Etnometodologi

mempelajari realitas sosial atas interaksi

yang berlangsung sehari-hari.

Fenomenologi : Memandang objek ilmu tidak terbatas

pada tingkat empirik semata, akan tetapi

mencakup pula fenomena yang meliputi

persepsi, pemikiran, kemauan dan

keyakinan subjek tentang sesuatu di luar

subjek (transenden).

Civil Society : Masyarakat Sipil yang turut menyokong

kemajuan peradaban. Sering pula

diistilahkan masyarakat madani, dapat

berwujud ormas yang brdimendi budaya

jika berhubungan dengan nilai-nilai

keberadaban. Ia juga biasa disebut

masyarakat madani.

Community Development : Pembangunan komunitas dari berbagai

aspeknya seperti kesejahteraan, baik oleh

negara maupun ormas atau civil society melalui perbagai program dan tahapan.

Dershane : Tempat untuk mengkaji Risa<lah al-Nu<r. Tempat tersebut biasannya sekaligus

sebagai asrama baik pelajar maupun

Page 237: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

228

mahasiswa yang dimonitoring oleh

kakak asrama.

Etika : Lazim dipahami sebagai suatu teori ilmu

pengetahuan yang mendiskusikan

mengenai apa yang baik dan apa yang

buruk berkenaan dengan perilaku

manusia. Persoalan etika muncul ketika

moralitas seseorang atau suatu

masyarakat mulai ditinjau lagi secara

kritis.

Da<‘i : Orang yang melakukan kegiatan, ajakan

atau seruan dakwah.

Dakwah : Merupakan komunikasi Islam, yaitu

ajakan atau seruan kepada Islam.

Dershane : Berasal dari bahasa Turki yang terdiri

dari dua kata yaitu ders yang berarti

kajian dan hane yang berarti tempat,

jadi dershane berarti tempat kajian. Di

Indonesia maknanya dekat dengan

majlis taklim. Di Turki dershane

tersebut berupa flat-flat yang disewa

dalam apartemen yang lengkap dengan

isinya, sehingga sewaktu-waktu siap

untuk menerima tamu dari daerah atau

luar negeri. H}alaqah : Sistem mengajar yang mana murid tanpa

menggunakan kursi dan meja yang

biasannya disampaikan setelah shalat.

Hizmet : Dedikasi diri sebagai bentuk perjuangan,

kesetiaan, pelayanan dan pengabdian

pada agama dan bangsa.

Isna>f : Istilah yang digunakan Komunitas Nur

untuk merujuk pada pendonor dana

dalam dakwah Nur.

Khairiyyah al-Ummah : Umat terbaik karena telah menjalankan

nilai-nilai dan ajaran-ajaran agama

(Islam).

Page 238: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

229

Komunitarian : Komunitas yang memiliki perhatian

terhadap kebajikan moral dan menolak

otonomi individu yang berlebihan.

Mad‘u > : Mitra atau sasaran atau penerima

dakwah. Dalam konteks komunikasi

mad‘u adalah receiver penerima pesan.

Metodologi : Cara yang digunakan untuk memperoleh

kebenaran menggunakan penelusuran

dengan tata cara tertentu ilmiah,

tergantung realitas yang dikaji.

Moralitas : Berkenaan berkenaan dengan tingkah

laku yang kongkrit, sedangkan etika

bekerja pada level teori.

Persuasif : Pendekatan dakwah yang memperhatikan

aspek psikologi, sosial dan kultural

masyarakat.

Tabli<gh : Salah satu bagian dari dakwah yang

menekankan aspek penyampaian

(informasi) kerisalah ajaran Islam,

targetnya adalah pemahaman.

Taghyi<r : Perubahan yang terjadi setelah menerima

seruan dakwah. Perubahan tersebut

bersifat positif.

Takwi<n al-Ummah : Upaya pembangunan komunitas yang

inovatif dan kreaktif dengan spirit nilai-

nilai agama (Islam).

Tasbih}a>t : Zikir setelah melaksanakan shalat-shalat

wajib. Istilah tasbih}a>t merujuk pada

buku saku karangan Said Nursi yang

diamalkan oleh jamaah Nur setelah

shalat. Dimulai dari zikir untuk shalat

subuh dan diakhiri dengan zikir pada

shalat isya. Masing-masing bacaan zikir

memiliki perbedaan dan persamaan

dalam setiap shalat.

T}ullab al-Nu>r : Para pengkaji, murid, dan pengamal

karya Bediuzzaman Said Nursi, Risa>lah al-Nu>r

Page 239: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

230

Transnasional : Lintas negara

Ummah : Umat, manusia, hewan, komunitas yang

beriman, dan organisasi.

Ummatic : Teori tetang nilai-nilai positif keumatan

Vakif : bahasa Turki, bahasa Arabnya wa>kif

adalah istilah dalam gerakan Nur untuk

merujuk orang yang mendedikasikan diri

dalam pengorbanan, perjuangan,

kesetiaan, pelayanan dan pengabdian

pada pengembangan dakwah

menyebarkan Risale-i Nur karangan

Bediuzzaman Said Nursi. Vakif tinggal

di dershane dan tidak menikah dengan

motif pengabdian total.

Yayasan

Nur Semesta : Yayasan yang menjadi payung hukum

gerakan dakwah Nur untuk menyebarkan

pemikiran ulama Turki Bediuzzaman

Said Nursi (1876-1960) yang berdiri

pada tahun 2007.

Page 240: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

231

INDEKS

Abla, 202

Abdillah, Masykuri, 122

Abu Rabi’, Ibrahim M., 3,

15, 28, 75, 76, 92, 193

Amitai Etzioni, 1, 16, 17,

19, 27, 40, 42, 47, 48,

196

Atatürk, Mustafa Kemal ,

3

Azra, Azyumardi, 43,

153, 193

Bakti, Andi Faisal, 12, 13,

21, 26, 29, 30, 45, 46,

47, 48, 51, 52, 53, 54,

58, 61, 62, 64, 65, 67,

70, 106, 107, 108, 110,

111, 113, 120, 133, 143,

151, 171, 174, 179, 183,

189, 199, 201, 212, 213

Barat, 1, 2, 5, 18, 56, 61,

65, 81, 85, 87, 91, 101,

129, 153, 158, 187, 200,

212

Barla, 95, 96, 97, 128,

195, 203

Civil society, 8, 23, 37,

51, 66, 71

Community, 1, 2, 13, 15,

16, 19, 27, 28, 40, 42,

44, 45, 47, 48, 65, 66,

67, 69, 125, 165, 193,

196, 211

Community development, 67

Cumhuriyet Halk Partisi, 102, 161

Da‘i, 110

Dakwah, 37

Demokrasi, 12, 38, 50,

158, 227

Dershane, 9, 11, 12, 15,

18, 32, 33, 35, 45, 71,

81, 108, 111, 113, 116,

125, 128, 133, 141, 142,

144, 145, 154, 156, 165,

167, 170, 174, 175, 176,

177, 178, 184, 185, 186,

187, 188, 190, 192, 193,

194, 195, 197, 198, 199,

200, 201, 202, 224, 226,

228

Diffusion of innovation,

64

Eropa, 15, 20, 21, 57, 69,

80, 82, 83, 89, 92, 145,

166

Framing, 227

Gemeinschaft, 16, 17, 18,

41, 42, 45, 46

Gesellschaft, 16, 17, 18,

41, 42, 45, 46

Global communitarianism, 41

Gülen, Fethullah, 5, 10,

11, 62, 119, 127, 134,

200

hizmet, 111, 116, 174,

226, 227

Huntington, Samuel P., 1

Hidayat, Komaruddin, 8

Ikhlas, 52, 133, 144, 225

Page 241: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

232

Islam, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13, 15, 17,

18, 19, 21, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 37, 38, 39,

42, 43, 45, 46, 47, 48,

49, 50, 51, 52, 53, 54,

55, 56, 58, 59, 60, 61,

62, 63, 64, 65, 67, 68,

69, 70, 71, 72, 73, 75,

76, 77, 78, 79, 80, 81,

82, 83, 84, 85, 86, 87,

88, 89, 90, 91, 92, 94,

95, 96, 97, 98, 99, 100,

101, 103, 104, 105, 106,

107, 108, 109, 112, 113,

115, 116, 117, 118, 119,

120, 121, 122, 123, 124,

125, 126, 127, 129, 130,

132, 133, 134, 135, 136,

137, 138, 139, 140, 141,

142, 143, 144, 145, 146,

147, 149, 150, 151, 152,

153, 155, 156, 157, 160,

161, 162, 166, 167, 168,

171, 172, 173, 177, 178,

180, 182, 183, 187, 188,

190, 192, 193, 194, 197,

199, 201, 202, 207, 212,

214, 215, 217, 219, 227,

229

Istanbul, 5, 20, 28, 55, 76,

78, 80, 82, 83, 85, 87,

90, 91, 96, 98, 102, 103,

108, 110, 116, 128, 131,

134, 139, 140, 153, 154,

160, 166, 167, 178, 179,

180, 184, 190, 191, 192,

197, 205, 211, 212, 214,

218, 219, 220

Jama>‘ah, 225

Khairiyyah al-ummah, 37,

224

Khidmah, 109, 226

Komunikasi, 21, 29, 41,

53, 54, 55, 65, 70, 106,

126, 179, 183, 189, 220

Komunitarian, 1, 3, 20,

25, 40

Kuntowijoyo, 2

Maarif, Ahmad Syafii, 1

Menevi jihad, 128, 155

Mobilizing structure, 73,

173, 227

Modern, 2, 4, 5, 8, 9, 10,

13, 14, 16, 17, 21, 25,

26, 30, 40, 41, 45, 52,

75, 82, 86, 96, 103, 108,

109, 119, 133, 134, 135,

152, 153, 157, 158, 166,

175, 193, 196, 215, 226

Moral, 1, 63, 124

Muhammadiyah, 9, 64,

165, 197, 201, 211, 218,

219

Muslim, 1, 7, 11, 12, 17,

23, 24, 26, 28, 30, 37,

38, 40, 45, 46, 47, 49,

51, 52, 54, 58, 59, 60,

65, 69, 88, 90, 106, 112,

116, 120, 124, 129, 132,

133, 136, 151, 156, 158,

201, 207, 211, 215, 217

Kemal Ataturk, 108, 159

Nursi, Bediuzzaman Said,

2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,

Page 242: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

233

12, 13, 14, 15, 17 18,

22, 24, 25, 32, 34, 75,

76, 77, 78, 80, 81, 91,

95, 96, 97, 99, 100, 102,

105, 107, 108, 110, 111,

128, 129, 130, 131, 134,

135, 155, 156, 160, 166,

178, 179, 180, 189, 191,

192, 195, 197, 202, 203,

208, 209, 210, 211, 212,

213, 214, 218, 219, 221,

223

Peradaban, 3, 21, 51, 63,

64, 67, 107, 120, 124,

132, 151, 166, 178

Persaudaraan, 111, 133,

144, 147, 205, 207, 225

Political opportunity structure, 227

Al-Quran, 6, 28, 48, 59,

81, 98, 122, 124, 137,

141, 151, 228

Rahadjo, Dawam, 2

Ravault, Rene Jean, 29

Resource Mobilization Theory, 31, 72, 170

Risale-i Nur, 4, 6, 13, 14,

15, 18, 22, 23, 28, 32,

34, 54, 55, 58, 61, 64,

65, 75, 80, 81, 94, 95,

96, 98, 99, 100, 102,

103, 104, 105, 106, 107,

108, 110, 111, 112, 113,

114, 115, 120, 121, 128,

129, 130, 131, 133, 134,

135, 140, 141, 142, 144,

147, 150, 154, 156, 157,

165, 166, 167, 174, 175,

176, 177, 178, 179, 180,

181, 182, 183, 184, 185,

186, 187, 188, 189, 190,

191, 192, 193, 195, 197,

198, 199, 200, 201, 202,

204, 205, 206, 209, 210,

212, 215, 216, 217, 218,

219, 220, 221, 223, 224,

225

Sectarian Communitarianism, 46

Sekuler, 54, 55

Self reliance, 26, 30, 51,

52, 133, 150, 151, 226

Al-Shakhs} al-ma‘nawi, 121

Self-help, 64, 107, 120,

150

T{ulla>b Al-Nu>r, 133, 134,

175, 176

Tabli>gh, 37, 54, 55, 56,

58, 107, 108, 223

Taghyi>r, 34, 37, 59, 62,

106, 112, 224

Tasbi>ha>t, 140, 225

Tauhid, 49, 135, 136, 209,

210, 214, 225

Tradisional, 152

Transnasional, 68, 126

Turki, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11,

12, 13, 15, 18, 19, 21,

32, 45, 55, 75, 76, 81,

83, 84, 85, 87, 91, 100,

103, 104, 108, 116, 117,

123, 127, 128, 134, 141,

150, 151, 154, 156, 159,

160, 161, 167, 173, 174,

176, 177, 179, 180, 183,

Page 243: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

234

184, 186, 187, 189, 190,

191, 195, 197, 198, 199,

200, 202, 203, 204, 205,

211, 212, 216, 218, 220,

228

Ukhuwwah, 18, 133, 145,

225, 227

Ummah, 13, 15, 19, 35,

37, 38, 39, 40, 45, 48,

49, 50, 56, 58, 62, 64,

65, 106, 107, 108, 113,

115, 121, 123, 127, 130,

141, 143, 224

Ummatic, 3, 125

Vahide, Sükran, 3, 4, 6,

10, 76, 77, 79, 80, 82,

83, 84, 86, 87, 88, 90,

91, 92, 94, 95, 96, 97,

98, 99, 100, 103, 104,

105, 110, 115, 135, 142,

144, 147, 155, 156, 157,

160, 161, 166, 167, 202,

204, 208

Yayasan Nur Semesta, 11,

15, 32, 35, 114, 116,

140, 144, 167, 170, 171,

172, 173, 174, 176, 179,

183, 190, 191, 198, 199,

205, 206, 207, 210, 218,

224, 227, 228

Yavuz, M. Hakan, 9, 10,

45, 72, 127, 131, 134,

194

Yusuf, M. Yunan, 39, 49,

50, 59, 122, 123, 124

Page 244: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

235

BIODATA

Nama : Edi Amin, S.Ag. MA.

Tempat tanggal lahir : Pringsewu, 08 September 1976.

Status Perkawinan : Kawin

Email : [email protected].

Telp/fax : Hp. 08128017335

Pekerjaan : Dosen tetap Dakwah dan Komunikasi IAIN Sulthan

Thaha Syaifuddin Jambi Fakultas Ushuluddin.

Pendidikan

1. SDN Pringkumpul

2. MTS Pondok Modern Assalam Solo

3. MAPK (Madrasah Aliyah Program Khusus) Tanjungkarang, Bandar

Lampung.

4. SI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

fakultas Bahasa dan Sastra Arab.

5. S2 Pascasarjana, UIN Syarif Hudayatullah Jakarta Konsentrasi Dakwah

dan Komunikasi 2000-2004

6. S3 Pascasarjana, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Konsentrasi Dakwah dan

Komunikasi (2011-sekarang)

Karya Seni/Buku/Artikel

1. Kaligrafi Masjid Agung “Baiturrahim” Gorontalo (TIM) (2000)

2. Kaligrafi Masjid Pesantren Hubullah Gorontalo (2002)

3. Kaligrafi Masjid Al-Mizan, Kejati Gorontalo (2005)

4. Kaligrafi Masjid Departemen koperasi Kuningan (1999)

5. Kaligrafi pada Masjid Ramadhan Perum Pinang Merah Kota Jambi (2010)

6. Kaligrafi Masjid PT. WKS, Jambi (2011)

7. Kaligrafi Langgar Rahmat, Lorong Murni Kota Jambi (2011)

8. Mushala Bapak Rahmat Gobel (mantan Menteri Perdagangan/Presdir

Panasonic Gobel) di Kalibata (2015)

9. Kaligrafi Masjid PT Nasional Panasonic Gobel “healtt care” kawasan

industri Cibitung (2015), dll.

10. Pameran Lukisan Kaligrafi di Bait Al-Quran TMII Jakarta (2011)

11. Pameran Lukisan Kaligrafi di Bank Mega Mampang Jakarta (2007)

12. Pameran Lukisan Kaligrafi pada International Seminar on “Islamic Law In

Southeast Asia: Opportunity and Challange”, UIN Jakarta (2007)

13. Dekorasi dan Kaligrafi Stand IAIN Sulthan Thaha Syaifuddin Pada Jambi

Expo (2011)

Page 245: DAKWAH KOMUNITARIAN UMMATIC TRANSNASIONAL: Studi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49981/2/Edi Ami… · Kebudayaan dalam Kabinet John F. Kennedy menyatakan bahwa

236

14. Kontributor Buku Metode Dakwah, Prenada Media Jakarta (2003)

15. Kontributor Buku Deradikalisasi Pemahaman Al-Quran dan Hadis,

Prenada Media (2012)

16. penelitian “perubahan sosial dan Perlindungan Napi Anak di Jambi” Puslit

IAIN STS Jambi (2010)

17. Penelitian “Media dan Dakwah, Analisis Semiotik Film Sang Pencerah”

(2010), Puslit IAIN STS Jambi

18. Penelitian “Jamaah Tabligh dan Dakwah Rahmatan lil’alamin di kota

Jambi”, Puslit IAIN STS Jambi (2011)

Aktivitas/Prestasi:

1. Juara II Tingkat Nasional pada MTQ Cab. Kaligrafi Dekorasi di

Kalimantan tengah/ Palngkaraya (2003).

2. Pengajar di Lembaga Kaligrafi Al Quran (LEMKA) Jakarta dan Pesantren

Kaligrafi Sukabumi (1999-sekarang).

3. Narasumber “Khazanah Islami Jambi TV”, (2010-2016).

4. Nominasi Lomba Pemahaman Al Quran tiga Bahasa Tingkat Nasional

(Arab, Inggris & Indonesia), RCTI-Gontor Ponorogo organizer (1995)

5. Bendahara Rahmat Semesta Center

6. Bendahara pada PRM Pondok Cabe Ilir dan Penggurus PDM Tangsel

7. penulis Artikel/opini/resensi di harian nasional dan daerah

8. Penggurus IPQAH (Ikatan Persaudaraan Qori-Qoriah Hafidz Hafidzah)

kota Jambi (2010-Sekarang)

9. Dewan Hakim Cabang Kaligrafi pada MTQ Tingkat Kota Jambi 2011-

Sekarang.

10. Dewan Hakim pada Adab Expo di UIN Jakarta 2013

11. Pembicara pada International Graduate Conference on Nursi Studies, di

Istanbul Turki, sponsor Istanbul Foundation for Science and Culture

2012.

12. Pembicara pada International Symposium on Civilitation di Jakarta “The

Attainment of Justice, Prosperity, and Peace in Pluralism for

Revitalization of Civilization: The Risale-i Nur Communication

Perspective” Jakarta, (2014).