Daisy Pemicu 4 Urologi

111
Pemicu 4 Daisy R. Haryono 405100236

description

urologi

Transcript of Daisy Pemicu 4 Urologi

Pemicu 4

Pemicu 4Daisy R. Haryono4051002361st Learning ObjectiveEMBRIOGENESIS GENITALIA PRIAEmbriologiTraktus genitalia pria berasal dari birai urogenital (outer part).Bagian medial membentuk birai genital (inner part).Minggu 4-5 : terbentuk gonad primitifMinggu 6 : diferensiasi gonadpersistensi korteks : membentuk ovariumperkembangan medula : membentuk testis

Ditentukan kromosom Y atau interaksi X-YEmbriologiAkhir minggu 7 : testis intracoelomicBulan ke 3 : desensus internaltestis terletak diatas pelvisBulan ke 8-9 : desensus eksternaltestis turun ke skrotum

Struktur internal testis : berkembang pada bulan ke 3Genitalia eksterna : timbul pada minggu ke 6disebut tuberkulum genital (genital tubercles)membentuk penis pada pria dan klitoris pada wanita

Desensus TestisDesensus testis ke skrotum 3 bulan terakhir intrauterine, kebanyakan selesai saat dilahirkan4-6% : desensus testis belum selesai saat lahir20-30 % prematur dengan BB 1:4000 pria yang berusia < 25 tahunPaling banyak diderita pada anak masa pubertas (12-20 tahun)Tidak jarang sejak janin/ bayi baru lahir menderita torsio testis sehingga mengakibatkan kehilangan testis baik unilateral/ bilateral.

Pada masa janin dan neonatus lapisan parietal yang menempel pada muskulus dartos masih belum banyak jaringan penyanggahnya sehingga testis, epididimis, dan tunika vaginalis mudah sekali bergerak dan memungkinkan untuk terpluntir pada sumbu funikulus spermatikus. Terpluntirnya testis pada keadaan ini disebut torsio testis ekstravaginal.Terjadinya torsio testis pada masa remaja banyak dikaitkan dengan kelainan sistem penyanggah testis. Tunika vaginalis yang seharusnya mengelilingi sebagian dari testis pada permukaan anterior dan lateral testis, pada kelainan ini tunika mengelilingi seluruh permukaan testis sehingga mencegah insersi epididimis ke dinding skrotum. Keadaan ini menyebabkan testis dan epididimis dengan mudahnya bergerak di kantung tunika vaginalis dan menggantung pada funikulus spermatikus. Kelainan ini dikenal sebagai anomali bellclapperKeadaan ini akan memudahkan testis mengalami torsio intravaginal.

definisisuatu keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sedemikian rupa sehingga terjadi gangguan vaskulariasi dari testis dan struktur jaringan di dalam skrotum.epidemiologi1 diantara 4000 pria yang berumur kurang dari 25 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20 tahun).

Torsi testis yang sering terjadi pada lelaki dewasa muda yaitu jenis torsi yang disebut sebagai torsi funikulus spermatikus intravaginalis.

Sedangkan torsi testis yang sering terjadi pada janin atau neonatus biasanya torsi yang yang dikenal sebagai torsi funikulus spermatikus ekstravaginalisetiologiperubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotumM. KremasterSuhu testisTorsio TestiBila mengalami pergerakan berlebihan: Keadaan yang menyebabkan pergerakan berlebihan:Perubahan suhu mendadak ( berenang)KetakutanLatihan yang berlebuhanBatukCelana yang kektatDefekasiTrauma yang mengenai SkrotumTerpelintirnya funikulus spermatikus menyebabkan obstruksi aliran darah testi sehingga testis mengalami :HipoksiaEdema testisIskemiaNekrosis TestisPatogenesispatofisiologiTerdapat 2 jenis torsio testis berdasarkan patofisiologinya yaitu intravagina dan ekstravagina torsio.

Torsio intravagina terjadi di dalam tunika vaginalis dan disebabkan oleh karena abnormalitas dari tunika pada spermatic cord di dalam scrotum. Secara normal, fiksasi posterior dari epididymis dan investment yang tidak komplet dari epididymis dan testis posterior oleh tunika vaginalis memfiksasi testis pada sisi posterior dari scrotum. Kegagalan fiksasi yang tepat dari tunika ini menimbulkan gambaran bentuk bell-clapperdeformitas, dan keadaan ini menyebabkan testis mengalami rotasi pada cord sehingga potensial terjadi torsio. Torsio ini lebih sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda.

Ekstravagina torsio terjadi bila seluruh testis dan tunika terpuntir pada axis vertical sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplet atau non fiksasi dari gubernakulum terhadap dinding scrotum, sehingga menyebabkan rotasi yang bebas di dalam scrotum. Kelainan ini sering terjadi pada neonatus dan pada kondisi undesensus testis

Gambaran KlinisPasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum Sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan testis ( akut skrotum) nyeri menjalar ke daerah inguinan/ perut sebelah bawah bila tidak diwaspadai sering dikacaukan dengan apendisitis akut Pada bayi gejalanya tidak khas yakni Gelisah, rewel atau tidak mau menyusui.gejala Nyeri perut bawah Pembengkakan testis Darah pada semendiagnosisanamnesaTimbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan dalam skrotum, sakit perut hebat, kadang-kadang disertai dengan rasa mual dan muntah.Testis yang bersangkutan dan dirasakan membesar.Terjadi retraksi retraksi dari testis kearah kranial, karena funikulus spermatikus terpuntir tadi memendekPFTestis pada sisi yang terkena sering lebih tinggi jika dibandingkan dengan sisi testis yang lain.Testis umumnya sangat nyeri tekan dan elevasi tidak menghilangkan nyeri seperti sering terjadi pada epididimis akut.Funikulus menebal, kadang-kadang dapat diraba suatu simpul.Bila telah lama berlangsung maka testis menyatu dengan epididimis dan sukar dipisahkan, keduanya membengkak, timbul effusian, hiperemia, udema kulit dan subkutan

PP

Pemeriksaan fisisTestis membengkakLetak lebih tinggi dan horizontal daripada testis sisi kontralateralPada permulaan torsio testis dapat di raba lilitan atau penebalan funikuls spermatikus ( biasanya tidak di sertain demam)Pada pemeriksaan sedimen urin tidak menunjukan adanya leukosit urin Pemeriksaan darah tidak menunjukan tanda inflamasi kecuali pada torsio testis yang sudah lama.Pemeriksaan penunjang yang berguna untuk membedakan torsio testis dengan keadaan akut skrotum yang lain adalah dengan memakai: stetoskop Doppler, ultrasonografi Doppler, dan sintigrafi testis yang kesemuanya bertujuan menilai adanya aliran darah ke testis. Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis sedangkan pada keradangan akut testis, terjadi peningkatan aliran darah ke testis.Diagnosis Banding

1. Epididimitis akut2. Hernia skrotalis inkarserata3. Hidrokel terinfeksi4. Tumor testis5. Edema skrotumTERAPI

Detorsi ManualDetorsi manual adalah mengembalikan posisi testis ke asalnya Dengan jalan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio. Arah torsio biasanya ke medial maka dianjurkan untuk memutar testis ke arah lateral dahulu,Kemudian jika tidak terjadi perubahan, dicoba detorsi ke arah medial. Jika detorsi berhasil operasi harus tetap dilaksanakan.

penatalaksanaanReduksi manualpembedahan

DDEpididymio-orchitisHydroceleVaricoceleHernia incarserataTumor testisTorsio appendix testis/epididymisEdema scrotum idiopatiKomplikasi Infark testis Hilangnya testis Infeksi Infertilitas sekunder Deformitas kosmetikPrognosisDiagnosis dan koreksi dini (5-6 jam) : baikKeterlambatan intervensi : buruk, atrofi testisSPERMATOCELEdefinisiSpermatokel adalah kista retensi bagian kepala epididimis atau tubulus rete testis.

Spermatokel dapat meneruskan cahaya pada pemeriksaan transiluminasi.

Hal yang penting untuk diagnosis adalah terabanya spermatokel yang dapat dengan mudah dibedakan dengan testis.

Pada palpasi spermatokel teraba kenyal,berbentuk bulat atau lonjong dan pada umumnya tidak sakit.

Bila spermatokel masih kecil tidak memerlukan terapi khusus. Tetapi bila spermatokel membesar atau menimbulkan rasa sakit memerlukan tindakan operasi pengangkatan.

Daftar pustakaGunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elisabeth, editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI, 2007.Kasper DL, dkk. Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th edition. Mc Graw Hill, Boston. 2008.Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi 2.CV. Sagung Seto. Jakarta. 2003.Sanityoso A, Soemohardjo S, Gunawan S. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S . Infeksi Saluran Kemih. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006.Sukandar E. Nefrologi Klinik. Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK UNPAD. Bandung, 2006.Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman. Ed. 7. Jakarta: EGC, 2000.Retractile TestesRetractile testes (hypermobile) adalah testis yang turun yang dengan mudah kembali bergerak dan seterusnya antara skrotum dan pangkal paha. testis yang ditarik kembali tidak menyebabkan kanker atau komplikasi lain. Testis tersebut biasanya berhenti menarik kembali pada saat pubertas dan tidak memerlukan operasi atau pengobatan lain.

ETIOLOGIOtot cremaster adalah otot kantong seperti tipis di mana testis terletak. Ketika otot cremaster kontraksi akan menarik testis ke arah tubuh.Tujuan utama dari otot ini adalah untuk mengontrol suhu testis. Agar testis untuk mengembangkan dan berfungsi dengan baik, perlu sedikit lebih dingin dari suhu tubuh normal. Ketika suhu lingkungan hangat otot cremaster relaxKetika lingkungan dingin otot berkontraksi dan menarik testis menuju ke tubuh yg hangat.Selama masa kanak-kanak, otot cremaster mungkin sangat berlebihan. Jika refleks ini cukup kuat, dapat mengakibatkan testis ditarik, menarik keluar dari skrotum testis dan sampai ke pangkal paha.PATOFISIOLOGI Hiperaktivitas m. kremaster, terutama sewaktu ada rangsangan karena dingin / sentuhan Testis tertarik ke dalam saluran inguinal.Kadang sukar dibedakan dari kriptorkismus karena keadaan retraksi sewaktu anak menghadapi pemeriksaan. Keadaan ini bersifat sementara.

GEJALATestis dapat digerakkan dengan tangan ke dalam skrotum dan tidak akan segera "mundur" ke pangkal paha. Mungkin secara spontan "muncul" dalam skrotum dan tetap di sana selama beberapa waktu. Mungkin secara spontan "menghilang" lagi selama beberapa waktu.Pergerakan testis hampir selalu terjadi tanpa rasa sakit atau ketidaknyamanan. Oleh karena itu, retractile testis hanya diketahui ketika tidak lagi melihat atau merasakan testis dalam skrotum.Penatalaksanaan Retraktil testis kemungkinan akan turun sendiri sebelum atau selama masa pubertas.Testis retraktil dapat dibawa turun ke bawah dengan palpasi secara hati-hati pada saat anak relaksasi di dalam kamar yang panas, dan pemeriksaan skrotum dipermudah bila anak dalam posisi berjongkok.Jika mengalami retraktil testismemonitor setiap perubahan posisi testis dalam evaluasi tahunan menentukan apakah testis tetap di skrotum, retraktil testis, atau telah menjadi testis naik.Jika testis telah naik - tidak lagi bergerak dengan tangan - atau jika masih retraktil pada usia 14 pengobatan ( bedah dan hormon terapi)Tujuan pengobatan adalah untuk memiliki testis turun secara permanen, yang dapat mengurangi risiko komplikasi.Pengobatan Bedah. Sebuah prosedur pembedahan disebut orchiopexy bergerak testis secara permanen ke dalam skrotum. Melalui satu sayatan di pangkal paha dan satu lagi di skrotum, panduan ahli bedah yang testis ke posisi yang tepat dan jahitan itu ke tempatnya. Tindak lanjut ujian biasanya dianjurkan. Tanyakan dokter anak anda seberapa sering dia perlu dilihat. Hormon terapi. Karena turunnya testis sebagian diatur oleh hormon, keturunan kadang-kadang dapat didorong dengan terapi hormon menggunakan human chorionic gonadotropin (HCG) suntikan. Kemungkinan efek samping termasuk penis meningkat dan ukuran testis, pertumbuhan rambut kemaluan dan perilaku agresif.

Komplikasi Seorang anak laki-laki dengan retraktil testis mungkin rentan terhadap komplikasi ini:Kanker testisMasalah kesuburan. Torsi testis DD: CryptorchidismInguinal HerniaKeadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam canalis inguinalisCanalis inguinalisSaluran berbentuk tabung yg merupakan jalan tempat turunnya testis dari abdomen ke dlm skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan

109Inguinal HerniaPenatalaksanaan1. KonservatifReposisiTidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-anak.2. Operatif HerniotomiKantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotongHernioplastiTindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis

KonservatifReposisiReposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-anak.Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak, reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera

1101.7 Tumor Testis Keganasan terbanyak pada pria yg berusia 15-35 tahun

1-2% semua neoplasma pada priaETIOLOGIMaldensus testisTrauma testisAtrofi atau infeksi testisPengaruh hormon

Kriptorkismus faktor resiko timbulnya karsinoma testis

111KLASIFIKASI

112STADIUM TUMOR

113GAMBARAN KLINISAdanya pembesaran testis yg seringkali tidak nyeriNyeri dan terasa berat pada kantung skrotumNyeri akut pada skrotumAda massa di perut sebelah atas krn pembesaran kelenjar para aortaBenjolan pada kelenjar leherGinekomastia 114GAMBARAN KLINISPemeriksaan fisis testis:-Benjolan padat, keras, tidak nyeri pada palpasi-Tidak menunjukkan tanda transluminasi-Ada infiltrasi tumor pd funikulus atau epididimis

Perlu dicari kemungkinan adanya massa di abdomen, benjolan kelenjar supraklavikuler ataupun ginekomasti 115PENANDA TUMORBermanfaat :-Membantu diagnosis-Penentuan stadium tumor-Monitoring respons pengobatan-Sebagai indikator prognosis tumor testis

FP (Alfa Feto Protein) suatu glikoprotein yg diproduksi oleh karsinoma embrional, teratokarsinoma atau tumor yolk sac-Tidak diproduksi oleh koriokarsinoma murni dan seminoma murni-Masa paruhnya 5-7 hari

116HCG (Human Chorioconic Gonadotropin) suatu glikoprotein yg pada keadaan normal diproduksi oleh jaringan trofoblas-Meningkat pada semua pasien koriokarsinoma, 40%-60% pasien karsinoma embrional, dan 5%-10% pasien seminoma murni-Waktu paruhnya 24-36 jam

Seminoma Nonseminoma Non Chorio CaChorio CaFP- 40-70%-HCG7% 25-60% 100%117PENCITRAANPemeriksaan USGMRICT SCAN

DDHidrokelEpididimitisOrkitisInfark testisCedera 118Penatalaksanaan

119Tumor penis ETIOLOGITumor ganas di penis terdiri atas:-Karsinoma sel basal-Melanoma-Karsinoma sel skuamosa paling sering, berasal dari kulit prepusium, glans, atau shaft (batang) penis Higiene penis yang kurang bersih Iritasi megmaRangsangan lama spt (balano-) prostitis kronik pd fimosis120Stadium Menurut Jackson (1966) :

ITumor terbatas pada glans penis / prepusiumIITumor sudah mengenai batang penisIIITumor terbatas pada batang penis tetapi sudah didapatkan metastasis pd kelenjar limfe inguinalIVTumor sudah melampaui batang penis dan kelenjar limfe inguinal sudah tak dapat dioperasi / telah terjadi metastasis jauh121Gambaran klinis GAMBARAN KLINISLesi primer tumor yg kotor, berbau dan sering mengalami infeksi, ulserasi serta perdarahanPembesaran kelenjar limfe inguinal yg nyeri krn infeksi atau pembesaran kelenjar limfe subklaviaDIAGNOSISPemeriksaan sitologi dr biopsi pada lesi primerPencitraan menentukan penyebaran tumor ke organ lain

122Terapi Menghilangkan lesi primer SirkumsisiPenektomi parsialPenektomi total dan uretrostomi perinealTerapi laser dengan Nd:YAGTerapi topikal dengan kemoterapiRadiasi2. Terapi kelenjar limfe regionalAntibiotikaDiseksi kelenjar limfe inguinal bilateralSitostatika atau radiasi paliatif123SkenarioAir seniku tidak memancar lurusSeorang anak laki-laki berusia 6 bulan, dibawa ibunya ke praktik dokter umum dengan keluhan setiap kali berkemih air seninya tidak memancar lurus tetapi kebawah. Pada anamnesis didapatkan anak lahir prematur dan lahir dengan bantuan dukun di desa.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan orificium urethra externum terdapat di bawah pangkal penis dan pada skrotum kiri tidak teraba testis. Kadang- kadang pada saat menagis/ mengedan pada daerah inguinal sinistra teraba massa bulat dgn diameter 1 cm dan tidak ditemukan tanda- tanda peradangan.

Apa yang dapat dipelajari dari kasus diatas?