DAFTAR RIWAYAT HIDUP IPAS IBI 18... · •Kamar tunggal •Pasien tetap di kamar •Kebersihan...
Transcript of DAFTAR RIWAYAT HIDUP IPAS IBI 18... · •Kamar tunggal •Pasien tetap di kamar •Kebersihan...
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
• Nama :Prof .Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed
• Jabatan :Guru Besar, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI
• Pendidikan• Dokter Umum, FK UNPAD, 1981• Dokter Spesialis Anak, FK UI, 1992• Master of Tropical Pediatrics, School of Tropical Medicine, Liverpool University, UK, 1995• Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis, Kolegium IDAI, 2002• Doktor dalam Bidang Ilmu Kedokteran, FKUI, 2012
• Organisasi• Ketua, Pokja Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI), KemKes RI: 2017-sekarang• Ketua, Pengurus Pusat Perkumpulan Pengendalian Infeksi (Perdalin): 2017- sekarang• Ketua, Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, KemKes RI: 2015 – sekarang• Ketua, Komite Ahli Campak, KemKes RI: 2016-sekarang• Standing Committee, International Society of Tropical Pediatrics: 2015 – sekarang• Anggauta, South-East Asia Regional Verification Committee on Measles Elimination and Rubella/CRS
control, WHO: 2015-sekarang• Anggota, Pakar Teknologi Alat Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,BNPB, 2020-
sekarang
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA
PRAKTIK MANDIRI BIDAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
REPRODUKSI PADA MASA PANDEMI COVID-19
Hindra Irawan SatariKetua Perkumpulan Pengendalian Infeksi (Perdalin)
• Strategi PPI pada masa pandemi COVID-19
• Pertanyaan dan jawaban terkait COVID-19 untuk masa kehamilan, persalinan, danmenyusui
• Kesimpulan
AGENDA
Strategi-strategi PPI apa yang dianjurkan oleh WHO untuk COVID-19?
WHO menganjurkan strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penyebaran
COVID-19 Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempatlayanan kesehatan termasuk:
1. Menjalankan langkah-langkah kewaspadaan standar untuk semua pasien.
2. Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan pengendaliansumber.
3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas kasus-kasus suspek infeksi COVID-19.
4. Menerapkan pengendalian administrasi.
5. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.
Rekomendasi 1.
Menjalankan langkah- langkah Kewaspadaan Standaruntuk semua pasien
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan lukadengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasiendengan aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
1.Kebersihan tangan
• Cara terbaik mencegahpenyebaran kuman di tempatlayanan kesehatan dan ditengah masyarakat
• Tangan adalah alat utama bagipekerjaan tenaga kesehatan –dan tangan menjadi matarantai kunci dalam rantaipenularan
Gagang pintu
PonselPemberi perawatan
Jabat tanganMedication
Peralatan
2.Mengapa kebersihan pernapasan penting?
• Kebersihan pernapasan/etika batuk yang baik
dapat mengurangi penyebaran
mikroorganisme (kuman) penyebab infeksi
pernapasan (batuk pilek, flu).
3. APD sesuai risiko
APD di tempat layanan kesehatan untuk COVID-19
Masker Masker N95 Pelindungwajah
Pelindungmata
BadanBadan Tangan Kepala +
rambut
Hidung + mulut Hidung + mulut Mata + hidung + mulut
Mata
Jubah Celemek Sarung tangan Penutup kepala
JENIS APD
I. Gaun isolasi bedah (area A, B & C merupakan area kritikal tingkat tinggi)II. Gaun bedah (area A & B merupakan area kritikal tingkat tinggi)(Sumber CDC, 2020)
COVID-19 adalah penyakitpernapasan yang berbeda dari
Penyakit virus Ebola (EVD), yang ditularkan melalui cairan tubuhterinfeksi. Oleh karena terdapatperbedaan dalam hal transmisi,
persyaratan APD untuk COVID-19 berbeda dari yang diperlukan untuk
EVD. Secara spesifik, coverall (kadangdisebut APD Ebola) tidak
dipersyaratkan saat mengelola pasienCOVID-19.
WHO:Rational use of personal protective equipment (PPE) for COVID-19
ASUHAN PASCA KEGUGURAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
PENGGUNAAN APD4 unsur yang harus dipatuhi :
1. Tetapkan indikasi penggunaan APD dgn mempertimbangkan :
• APD digunakan oleh yg berisiko terpajan dgnpasien / material infeksius
• Seperti; nakes, petugas kebersihan, petugasinstalasi sterilisasi, petugas laundry & petugasambulans di Fasyankes
Risikoterpapar
1.Transmisi penularan COVID-19 : droplet & kontak
2.Transmisi airbone bisa digunakan padatindakan yg memicu terjadinya aerosol
- intubasi trakea, ventilasi non invasive, trakeostomi, resusitasi jantung paru, ventilasimanual sebeulm intubasi, nebulasi & broskopi, pemerikasaan gigi seperti scaler ultrasonic & high & high-speed air driven, pemeriksaan hdung & tenggorokan, pengambilan swab
Dinamikatransmisi
1. APD yang digunakan antara lain :a) Gaun/gown,b) Sarung tangan,c) Masker N95/bedah,d) Pelindungkepalae) Pelindungmata(goggles)f) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan penggunaanpelindung wajah (face shield)
2. APD yang digunakan antara lain: a) Gaun/gown,b) Sarung tangan, c) Masker N95,d) Pelindungkepala,e) Pelindungmata(goggles)f) Pelindung wajah (face shield)g) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah denganpenggunaan apron
APD perawatan pasien bersalin
Penggunaan APD pada saat merawat pasiensuspek atau konfirmasi COVID-19
Sumber: www.cdc.gov/coronavirus
PENGGUNAAN APD4 unsur yang harus dipatuhi :
2. Cara “memakai” dengan benar (di ruang bersih)
3. Cara “ melepaskan” dengan benar (di ruang kotor)
4. Cara mengumpulkan (disposal) setelah dipakaiAPD yang dipakai untuk merawat pasien terduga atau terkonfirmasi Covid- 19 harus dikategorikan sebagai material infeksius. Tidak diperlukan prosedur khusus dan penanganannya sama dengan linen infeksius yang lain. Semua APD baik disposable atau reuseable harus dikemas secara terpisah (dimasukkan ke dalam kantong plastik infeksius atautempat tertutup) yang diberi label dan anti bocor.
Hindari melakukan hal-hal di bawah ini : 1.Meletakkan APD di lantai atau di permukaan benda lain (misal di atas loker atau di atas meja). 2.Membongkar kembali APD yang sudah dimasukkan ke kantong plastik infeksius atau tempat tertutup. 3.Mengisi kantong plastik infeksius atau tempat tertutup berisikan APD terlalu penuh.
CARA PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD
✓Menggunakan baju kerja (scrub suit)✓ lepaskan seluruh perhiasan / aksesoris ygdigunakan✓ Melakukan kebersihan tangan sebelumdan sesudah menggunakan APD✓ Gunakan APD mulai dari antero room danmelepas APD di antero room✓Mandi setelah selesai menggunakan APD
contoh Scrub Suit atau baju kerja
4. Tujuh langkah menuju suntikan aman
1 Tempat kerja bersih
2 Kebersihan tangan
3 Jarum suntik aman yang steril
4 Wadah steril untuk obat dan pelarut
5 Pembersihan dan antisepsis kulit
6 Pengambilan benda tajam sebagaimana mestinya
7 Pembuangan limbah yang sesuai
5. Apa itu dekontaminasi?
Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen
dari benda-benda sehingga aman dipegang, untukdiproses lebih lanjut, digunakan atau dibuang.
Pembersihan SterilisasiDisinfeksi
Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical
devices for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari:
https://www.who.int/infection-prevention/publications/decontamination/en/
6. Pembersihan lingkungan di ruang/area isolasi
• Tingkatkan frekuensi pembersihan oleh petugas kebersihan di area perawatanpasien
• Area isolasi harus diberi persediaan pembersihannya sendiri yang terpisah dariarea perawatan pasien bersih
• Semua limbah dari area isolasi dianggap terkontaminasi dan harus dibuang sesuaimetode limbah terkontaminasi di fasilitas Anda
• Petugas kebersihan harus memastikan bahwa APD yang sesuai sudah dikenakanketika membersihkan ruang atau area isolasi
• Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan digunakan hanya di area/ruang isolasi
Kebersihan lingkungan
• Dibersihkan dengan air dan detergen, di RS disinfektan yang dipakaibiasanya sodium hypochlorite
7. Mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal
• Kenakan APD sesuai risiko ketika menangani linen terpakai atau kotor
• Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal mungkin untukmenghindari kontaminasi
• Tempatkan linen kotor di kantong/wadah di tempat perawatan
• Jika linen sangat kotor• bersihkan kotoran (seperti feses, muntahan) dengan sarung tangan serta
menggunakan benda yang datar dan keras
• buang material padat ke toilet siram dan buang alat lap ke tempat sampah
• tempatkan linen kotor ke wadah antibocor yang diberi label jelas (sepertikantong dan wadah tertutup) di area perawatan pasien.
Mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal
• Cara penataan dan pemindahan linen bersih harus menghindarkankontaminasi (misal, dalam wadah tertutup)
• Linen di bangsal perawatan pasien harus disimpan di area khusus (misal,di lemari atau ruangan) atau wadah tertutup yang jauh dari jangkauanpublik.
8. Pengelolaan limbah
Mengelola limbah kegiatan perawatan dengan aman adalah tanggung jawabsemua staf
Rekomendasi 2. Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal,
dan pengendalian sumber
Tatalaksana pasien sakit yang meminta pertolongan
Triase danpengendalianinfeksi yang tepat waktudan efektif
Masukkan pasien ke
area khusus
Kasuskhusus dan
protokoltatalaksana
klinis
Pemindahandan
pemulangansecara aman
Penggunaan triase klinis
di fasilitas layanan
kesehatan untuk tujuan
identifikasi dini pasien
yang mengalami infeksi
pernapasan akut (ARI)
untuk mencegah transmisi
patogen ke tenaga
kesehatan dan pasienlain.
Layanan rawat Jalan
Prinsip-prinsip PPI dasar dan langkah-langkah pencegahan
standar harus diterapkan di semua fasilitas layanan
kesehatan, termasuk layanan rawat jalan dan layananprimer
Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah berikut perludiambil:
• Triase dan identifikasi awal;
• Skrining dilakukan di klinik;
• Penekanan pada kebersihan tangan, kebersihan
pernapasan dan masker medis digunakan oleh
pasien bergejala pernapasan (pertimbangkanpenggunaan tanda-tanda petunjuk);
Layanan rawat Jalan
Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah berikut perlu diambil
(lanjutan):
• Tempatkan pasien di ruangan terpisah atau jauh dari pasien lain
di ruang tunggu, dan kenakan masker, sarung tangan dan gown
jika mungkin saat menemui pasien di klinik (sebanyak mungkin
langkah pencegahan kontak dan percikan)
• Saat pasien bergejala harus menunggu, pastikan area
tunggunya terpisah (terpisah jarak 1 m);
• Perawatan pasien bergejala diprioritaskan;
• Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang identifikasi awal
atas gejala-gejala, langkah-langkah pencegahan dasar yang
akan digunakan dan fasilitas layanan kesehatan mana yang
harus dirujuk.
Rekomendasi 3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan untuk
kasus-kasus COVID-19
Langkah-langkah pencegahan kontak
• Kamar tunggal• Pasien tetap di kamar
• Kebersihan tangan• 5 moment
• APD yang sesuai:• gown + sarung tangan
• Pembersihan peralatan (dekontaminasi)• Pencucian, disinfeksi, dan sterilisasi yang sesuai
• Pembersihan lingkungan disempurnakan• Jangan mengkontaminasi permukaan yang tidak termasuk dalam
perawatan pasien langsung (seperti gagang pintu, tombol lampu,ponsel)
Langkah-langkah pencegahan percikan
• Kamar tunggal• jika ruangan tunggal tidak tersedia, pisahkan pasien dari
pasien lain setidaknya dengan jarak 1 m
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD sesuai:• Masker medis
• Perlindungan mata (kacamata atau pelindung wajah)
• Jubah
• Pasien harus tetap tinggal di kamar (gerakan terbatas)• Jika harus dipindahkan/bergerak, pasien wajib
mengenakan masker medis dan menggunakan ruteperpindahan yang sudah ditentukan sebelumnya untukmeminimalisasi paparan untuk staf, pasien lain danpengunjung.
Langkah pencegahan transmisi udara (dalam konteks COVID-19)
Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan HANYA untuk prosedur yang menyebabkan aerosol
seperti:
- bronkoskopi, intubasi trakea, trakeostomi, inhalasi, resusitasi jantung paru dapat menyebabkan
dihasilkannya aerosol
Hal-hal berikut ini diperyaratkan:
• Ruangan tunggal dengan ventilasi yang memadai: ventilasi alami dengan aliran udara setidaknya
160L/s per pasien
• atau di ruangan bertekanan negatif dengan setidaknya 12 pergantian udara per jam dan arah
aliran udara yang terkendali saat ventilasi mekanis digunakan
• APD: kontak + percikan
• Ganti masker medis dengan masker efisiensi tinggi di ruangan (N-95, atau FFP2 atau masker
setara)
TATALAKSANA PERSALINAN TERSANGKA COVID
Pencegahan kewaspadaan transmisi selama persalinan
• Sediakan kamar bagi pasien tersangka atau konfirmasi COVID-19
• Kewaspadaan droplet• Tidak dibutuhkan ruang bertekanan negatif
• Bila pasien tersangka atau covid-19 positif, gunakan minimum masker N95 dan APD droplet pada kala dua persalinan
• Batasi nakes diruang persalinan
PERAWATAN DI RUMAH Strategi PPI apa yang dianjurkan WHO untuk COVID-19?
Perawatan di Rumah (Home Care) – untukTenaga Kesehatan
Pasien dengan penyakit pernapasan ringan kemungkinanmemerlukan perawatan di rumah.
WHO menganjurkan agar pasien terus berkomunikasi dengan
pemberi layanan kesehatan atau pihak kesehatan masyarakat
selama periode perawatan di rumah – hingga gejala-gejalasembuh
Perawatan di Rumah (Home Care) – untukTenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan harus:
• Mengenakan masker dan menjalankan kebersihan
tangan dengan baik, saat merawat
• Jelaskan kepada pasien cara membatasi paparan kepada
keluarganya. Ajarkan juga etika pernapasan dan
kebersihan tangan (tutup mulut dan hidung saat batuk
atau bersin).
• Jelaskan kepada pemberi perawatan tentang cara
merawat dengan benar anggota keluarga yang sakit
seaman mungkin; dan berikan dukungan, penjelasan dan
pemantauan terus- menerus kepada pasien dan keluarga
Perawatan di Rumah – oleh pemberi perawatan
Pemberi perawatan dan anggota keluarga harus (jikamemungkinkan):
• Diberi tahu jenis perawatan yang harus diberikan dan
penggunaan perlindungan yang tersedia untuk menutupi hidung
dan mulut
• Jika tidak memberikan perawatan, pastikan pemisahan fisik
(pisahkan di ruang lain atau setidaknya 1 meter) dari orang
lain di rumah
• Ingatkan kepada pasien untuk mengenakan masker ketika adaanggota keluarga lain (jika memungkinkan)
• Pertanyaan dan jawaban terkait COVID-19 untuk masa kehamilan, persalinan, dan menyusui
Bagaimana ibu hamil dapat melindungi diri dariCOVID-19?
• Ibu hamil harus melakukan langkah pencegahan yang sama seperti orang lain untuk menghindari infeksi COVID-19. Anda dapat
melindungi diri dengan cara:
• Rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
• Menjaga jarak dengan orang lain, setidaknya 1 meter, terutama dengan orang yang sedang batuk atau bersin.
• Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.
• Jaga kebersihan pernapasan. Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan siku yang terlipat atau tisu. Lalu segera
buang tisu bekas tersebut ke dalam tempat sampah tertutup.
Bagaimana ibu hamil dapat melindungi diridari COVID-19?
• Ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan – termasuk mereka yang terjangkit COVID-19 – harus
menjalani perawatan kesehatan rutin seperti biasanya.
Segera mencari pertolongan medis jika demam, batuk, atau kesulitan bernapas.Hubungi via telepon sebelum pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan, dan ikuti arahan dari dinas kesehatan setempat.
Haruskah ibu hamil menjalani pemeriksaanCOVID-19?
• Protokol dan kelayakan pemeriksaan dapat berbeda, tergantung dari
daerah.
• WHO merekomendasikan bahwa ibu hamil dengan gejala COVID-19
harus diprioritaskan untuk menjalani pemeriksaan. Jika mereka
terjangkit COVID-19
• mungkin membutuhkan perawatan khusus.
Apakah COVID-19 dapat ditularkan dari ibu ke bayiyang belum lahir atau bayi yang baru lahir?
• Belum diketahui apakahseorang ibu hamil yang
terjangkit COVID-19 dapatmenularkan virus tersebut ke
janin atau bayi selamakehamilan atau persalinan.
Sampai saat ini, virus ini belumditemukan di dalam sampel
cairan amniotik/ketuban atauASI.
Perawatan apa saja yang harus tersedia selamakehamilan dan persalinan?
• • Diperlakukan dengan hormat dan bermartabat;• Memiliki pendamping pilihan selama persalinan;• Komunikasi yang jelas oleh staf kebidanan;• Strategi penghilang nyeri yang tepat;• Mobilitas dalam persalinan jika memungkinkan, dan posisi lahiranpilihan
Jika terkonfirmasi atau dicurigai terjangkit COVID-19, tenagakesehatan harus melakukan tindakan pencegahan yang tepat, termasuk penggunaan pakaian pelindung yang tepat, untukmengurangi risiko infeksi bagi mereka dan orang lain.
Apakah ibu hamil yang terkonfirmasi terjangkit atau dicurigaiterjangkit COVID-19, perlu melahirkan lewat operasi caesar?
• Tidak. • WHO menyarankan untuk hanya melakukan operasi caesar ketika dibenarkan
secara medis. Cara persalinan seharusnya dilakukan secara per individu danberdasarkan keinginan ibu hamil serta indikasi kebidanan.
Apakah ibu yang terjangkit COVID-19 dapat menyusui?
• Ya. • Ibu yang terjangkit COVID-19
dapat menyusui jika mereka inginmelakukannya. Mereka harus:• Menerapkan kebersihanpernapasan selama menyusui, mengenakan masker bila ada;• Mencuci tangan sebelum dansesudah menyentuh bayi;• Rutin mencuci danmembersihkan permukaan-permukaan yang disentuh.
Apakah saya dapat menyentuh dan memegang bayisaya jika saya terjangkit COVID-19?
• Ya.
• Kontak erat dan pemberian ASI eksklusif sejak dini membantu bayi untuk berkembang.
Anda harus didukung untuk:
• Menyusui dengan aman, dengan menerapkan kebersihan pernapasan;
• Memegang bayi baru lahir secara kontak kulit (skin to skin), dan
• Berada dalam satu kamar dengan bayi.
Anda harus mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi Anda, dan
memastikan semua permukaan bersih.
Saya terjangkit COVID-19 dan kondisi saya sangat tidak sehatuntuk menyusui secara langsung. Apa yang dapat saya lakukan?
• Jika Anda berada dalam kondisi yang sangat tidak sehat untuk menyusui
bayi Anda karena terjangkit COVID-19 atau adanya komplikasi lain, maka
Anda harus didukung untuk memberikan ASI kepada bayi Anda dengan
aman melalui suatu cara yang memungkinkan, yang tersedia, dan yang
dapat diterima oleh Anda sendiri. Hal ini termasuk:
• Memerah ASI;
• Relaktasi/Menyusui kembali;
• Donor ASI.
Apakah ibu hamil lebih berisiko terjangkit COVID-19?
• Saat ini masih dilakukan penelitian untuk memahami dampak infeksi COVID-19
pada ibu hamil. Data yang tersedia masih terbatas, namun saat ini masih belumada bukti yang menyatakan bahwa ibu hamil lebih berisiko terkenapenyakit parah dibandingkan populasi umum.Namun, karena adanya perubahan pada tubuh dan sistem imunitas ibu hamil, mereka dapat mengalami dampak yang cukup parah karena beberapa penyakitinfeksi saluran pernapasan. Sehingga penting bagi ibu hamil untuk melakukanlangkah pencegahan demi melindungi diri mereka dari COVID-19, dan melaporkangejala yang mungkin timbul (termasuk demam, batuk, atau kesulitan bernapas) kepenyedia layanan kesehatan.
• WHO akan terus mengkaji dan memperbarui informasi dan saran seiringtersedianya bukti-bukti.
Face shields bagi bayi dan bayi baru lahir
• • Tidak direkomendasikan• Meningkatkan risiko suddent infant
death syndrome
• Dapat menyebabkan kesulitanbernafas dan mati lemas
• Hidung dan mulut tersumbatplastik atau komponen busa face shield
• Gerakan babi menyebabkanperubahan posisi face shield, menyebabkan jeratan tali.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI PADA PRAKTIK MANDIRI BIDAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN
REPRODUKSI TERMASUK ASUHAN
PASCA KEGUGURAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19 ADALAH
MENJALANKAN KEWASPADAAN
STANDAR
KESIMPULAN
TERIMA KASIH