daftar pustaka,,diare

31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI DIARE Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa- Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua. 7

description

merupakan pembahasan materi

Transcript of daftar pustaka,,diare

Page 1: daftar pustaka,,diare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI DIARE

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor

satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita

nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF

(Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa,

setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Di Indonesia,

setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare

Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam

satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang

mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi

tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat

membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua.

PENYEBAB

Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose,

lactose), memakan makanan yang asam,pedas,atau bersantan secara berlebihan,

dan kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual

dan muntah.

Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada

balita( Depkes RI, 2007),yaitu :

7

Page 2: daftar pustaka,,diare

1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan.

Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar

daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita

dehidrasi berat lebih besar.

2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan

pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan

botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan

dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah

karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare.

Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi

diare

3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan

beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan

berkembang biak.

4. Menggunakan air minum yang tercemar.

5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang

tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak

6. Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja

tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri

dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan

infeksi pada manusia.

8

Page 3: daftar pustaka,,diare

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan enam

besar, tetapi yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan

infeksi dan keracunan. Penyebab diare secara lengkap adalah sebagai berikut: (1)

infeksi yang dapat disebabkan: a) bakteri, misal: Shigella, Salmonela, E. Coli,

golongan vibrio, bacillus cereus, Clostridium perfringens, Staphyiccoccus

aureus, Campylobacter dan aeromonas; b) virus misal: Rotavirus, Norwalk dan

norwalk like agen dan adenovirus; c) parasit, misal: cacing perut, Ascaris,

Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis, protozoa, Entamoeba histolitica,

Giardia labila, Belantudium coli dan Crypto; (2) alergi, (3) malabsorbsi, (4)

keracunan yang dapat disebabkan; a) keracunan bahan kimiawi dan b) keracunan

oleh bahan yang dikandung dan diproduksi: jasat renik, ikan, buah-buahan dan

sayur-sayuran, (5) Imunodefisiensi dan (6) sebab-sebab lain (Widaya, 2004).

PATOFISIOLOGI

Istilah diare digunakan jika feses kehilangan konsistensi normalnya yang

padat. Hal ini biasanya berhubungan dengan peningkatan beratnya (pada laki-

laki>235 g/hari dan perempuan>175g/hari) dan frekuensinya (>2 perhari).

Macam-macam diare:

Diare osmotic : terjadi akibat asupan sejumlah makanan yang sukar diserap

bahkan dalam keadaan normal atau pada malabsorbsi. Termasuk dalam

kelompok pertama adalah sorbitol(ada dalam obat bebas gula dan permen serte

buah-buahan tertentu), fruktosa (jeruk, lemon, berbagai buah, madu), garam

magnesium (antasida, laktasif) serta anion. Zat yang tidak diserap bersifat aktif

9

Page 4: daftar pustaka,,diare

secara osmotic pada usus halus sehingga menarik air ke dalam lumen. Dan hal ini

tergambarkan dalam beberapa percobaan. Misalnya, asupan zat yang tidak

diserap sebesar 150 mmol dalam 250 mL air akan memulai sekresi air secara

osmitik di duodenum sehingga volumenya meningkat hingga 750 mL. Pada

malabsorbsi karbohidrat, penurunan absorbsi Na di usus halus bagian atas

menyebabkan penyerapan air menjadi berkurang . Aktivitas osmotic dari

karbohidrat yang tidak diserap juga menyebabkan sekresi air. Akan tetapi,

bakteri di dalam usus besar dapat memetabolisme karbohidrat yang tidak diserap

hingga sekitar 80 g/hari menjadi asam organic yang berguna untuk menghasilkan

energi, yang bersama-sama dengan air akan diserap di dalam kolon. Hanya gas

yang dihasilkan dalam jumlah besar yang akan memberikan bukti terjadinya

malabsorbsi karbohidrat. Namun, jika jumlah yang tidak diserap >80 g/hari atau

bakteri usus dihancurkan oleh antibiotic , akan terjadi diare.

Diare sekretorik : dalam pemahaman yang lebih sempit terjadi jika sekresi Cl

di mukosa usus halus diaktifkan. Di dalam sel mukosa , Cl secara sekunder aktif

diperkaya oleh pembawa simport Na-K-2Cl basolateral dan disekeresi melalui

kanal Cl di dalam lumen. Kanal ini akan lebih sering membuka ketika

konsentrasi cAMP intrasel meningkat. cAMP dibentuk dalam jumlah yang lebih

besar jika terdapat misal laktasif dan toksin bakteri tertentu (kolera). Toksin

kolera menyebabkan diare massif (hingga 1000mL/jan) yang dapat secara cepat

mengancam nyawa akibat kehilangan air, K dan HCO3. Pembentukan VIP

(vasoactive intestinal peptide) yang berlebihan oleh sel tumor pulau pancreas

10

Page 5: daftar pustaka,,diare

juga menyebabkan tingginya kadar cAMP di mukosa usus sehingga

mengakibatkan diare yang berlebihan dan mengancam nyawa yang biasa disebut

dengan colera pankreatik Terdapat beberapa alasan mengapa diare terjadi setelah

reaksi ileum dan sebagian kolon. Garam empedu, yang normalnya diabsorbsi di

ileum, akan mempercepat aliran yang melalui kolon (absorbsi air menurun).

Selain itu, garam empedu yang tidak diserap akan dehidroksilasi oleh bakteri

dikolon. Metabolit garam empedu yang terbentuk akan merangsang sekresi NaCl

dan H2O dikolon. Akhirnya, juga terjadi kekurangan absorbsi aktif Na pada

segmen usus yang direseksi.

GEJALA

Diare dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit,

terutama natrium dan kalium dan sering disertai dengan asidosis metabolik.

Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan

serum elektrolit. Setiap kehilangan berat badan yang melampaui 1% dalam sehari

merupakan hilangnya air dari tubuh. Kehidupan bayi jarang dapat dipertahankan

apabila defisit melampaui 15% (Soegijanto, 2002).

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi empat

kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau

lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan

muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.

Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam,

penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit

11

Page 6: daftar pustaka,,diare

perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam,

nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-

kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi (Amiruddin,

2007).Menurut Ngastisyah (2005) gejala diare yang sering ditemukan mula-mula

pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang, tinja

mungkin disertai lendir atau darah, gejala muntah dapat timbul sebelum dan

sesudah diare. Bila penderita kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi

mulai nampak, yaitu berat badan menurun, turgor berkurang, mata dan ubun-

ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak

kering.

Dehidrasi merupakan gejala yang segera terjadi akibat pengeluaran cairan

tinja yang berulang-ulang. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan elektrolit

yang melebihi pemasukannya (Suharyono, 1986). Kehilangan cairan akibat diare

menyebabkan dehidrasi yang dapat bersifat ringan, sedang atau berat.

PENULARAN

Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara

langsung, seperti :Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang

sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor. Bermain

dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan

tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat  bertahan

dipermukaan udara sampai beberapa hari.  Pengunaan sumber air yang sudah

tercemar dan tidak memasak air dengan benar mencucian dan pemakaian botol

12

Page 7: daftar pustaka,,diare

susu yang tidak bersih. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai

buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga

mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

PENCEGAHAN

Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni:

pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention) yang meliputi promosi

kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (Secondary

Prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan

pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan

terhadap cacat dan rehabilitasi (Nasry Noor, 1997).

1.Pencegahan Primer

Pencegahan primer penyakit diare dapat ditujukan pada faktor

penyebab, lingkungan dan faktor pejamu. Untuk faktor penyebab

dilakukan berbagai upaya agar mikroorganisme penyebab diare

dihilangkan. Peningkatan air bersih dan sanitasi lingkungan,

perbaikan lingkungan biologis dilakukan untuk memodifikasi

lingkungan. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari pejamu maka

dapat dilakukan peningkatan status gizi dan pemberian imunisasi.

13

Page 8: daftar pustaka,,diare

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada sianak yang

telah menderita diare atau yang terancam akan menderita yaitu

dengan menentukan diagnosa dini dan pengobatan yang cepat dan

tepat, serta untuk mencegah terjadinya akibat samping dan

komplikasi. Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi

dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare.

Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan,

bakteri, parasit, sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus

disesuaikan dengan klinis pasien. Obat diare dibagi menjadi tiga,

pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare seperti

bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan

spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak

menyenangkan. Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan

kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan obat

yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit.

Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya

diminum sesuai petunjuk dokter (Fahrial Syam, 2006).

3. Pencegahan Tertier

Pencegahan tingkat ketiga adalah penderita diare jangan

sampai mengalami kecatatan dan kematian akibat dehidrasi. Jadi pada

tahap ini penderita diare diusahakan pengembalian fungsi fisik,

14

Page 9: daftar pustaka,,diare

psikologis semaksimal mungkin. Pada tingkat ini juga dilakukan

usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari

penyakit diare. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan terus

mengkonsumsi makanan bergizi dan menjaga keseimbangan cairan.

Rehabilitasi juga dilakukan terhadap mental penderita dengan tetap

memberikan kesempatan dan ikut memberikan dukungan secara

mental kepada anak. Anak yang menderita diare selain diperhatikan

kebutuhan fisik juga kebutuhan psikologis harus dipenuhi dan

kebutuhan sosial dalam berinteraksi atau bermain dalam pergaulan

dengan teman sepermainan.

PENGOBATAN

Karena penyebab Diare akut / diare mendadak  tersering adalah Virus,  maka

tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh

dengan sendirinya setelah beberapa hari.  Maka pengobatan diare ini

ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi

atau kurang cairan.  Diare akut dapat  disembuhkan hanya dengan meneruskan

pemberian makanan seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja. Yang

perlu diingat pengobatan bukan memberi obat untuk menghentikan diare, karena

diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan

kontaminasi makanan dari usus.  Mencoba menghentikan diare dengan obat

seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik

15

Page 10: daftar pustaka,,diare

dan akan memperburuk saluran tersebut.  Oleh karena proses diare ini adalah

mekanisme pertahanan dari tubuh,  akan sembuh dengan sendirinya setelah

beberapa hari - ( 14 hari) dimana diare makin berisi - dari air ( watery) mulai

berampas, berkurang frekuensi nya dan sembuh. Yang terpenting pada diare

adalah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasi.

 

Yang terpenting diperhatikan pada kasus diare mendadak ini adalah: 

Ingat menghentikan diare virus dengan obat bukanlah jalan terbaik.  Tetapi

jangan menjadi bingung bila diare tetap ada sampai beberapa hari.  Karena

biasanya berlangsung beberapa hari-14 hari. Dan sembuh. Tergantung dari

keadaan kesehatan anak dan banyaknya cairan yang masuk.

Pengatasan diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda

Penanganan Yang dehidrasi terbaik adalah tetap memberikan makanan dan

minum (ASI) seperti biasa.  Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian

cairan anda dapat memberikan pedialyte ( oralit unutk anak2 dengan

beberapa rasa).  Kurangi makanan yang mengandung terlalu banyak gula. 

Ingat memang tidak mudah memberikan anak cairan yang agak terasa asin

ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya.  Tapi bersabarlah dan tetap

berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini.

Dan yang paling terpenting  adalah  Membuat anak kembali kemakanan

padatnya (  dan / atau susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang terbaik

untuk mengobati diarenya.  Karena sel2 usus yang dirusak oleh virus

16

Page 11: daftar pustaka,,diare

memerlukan nutrisi untuk pembentukan kembali.   Penelitian menyatakan

bahwa pemberian makanan  seperti biasanya akan memperpendek masa

waktu gejala dari diare ini.

2.2 Faktor Makanan Yang Terkontaminasi Dengan Penyakit Diare

2.2.1 Kebiasaan Jajan Sembarangan

Diare juga bisa karena enterotoksin atau racun yang dihasilkan oleh

bakteri Clostridium dan Staphylococcus yang menghasilkan endotoksin atau parasit.

Yang terbanyak adalah diare karena infeksi bakteri E. coli atau yang agak jarang

Shigella, Entamoeba hystolytica, Salmonella sp, V.eltor, V.cholerae, serta bakteri

non-patogen yang tumbuh berlebihan. Diare bakterial atau invasif terjadi kalau

bakteri dalam makanan yang terinfeksi masuk menyerbu ke dalam mukosa. Di situ

bakteri memperbanyak diri, menghasilkan toksin yang selanjutnya diserap ke dalam

darah, menimbulkan gejala yang hebat: demam tinggi, kejang, mencret berdarah dan

berlendir. Supaya tidak mengakibatkan diare yang berkepanjangan (lebih dari 14

hari), tentu harus segera diobati.

Diare yang sifatnya kronik, a.l. bisa karena penyakit-penyakit seperti kanker usus

besar, kanker pankreas, cacingan, peradangan usus besar yang berkepanjangan,

kerusakan mukosa usus, gangguan imunologik, dll.

17

Page 12: daftar pustaka,,diare

2.2.2 Kebiasaan Anak Mengempeng

Penggunaan empeng hingga lebih dari usia dua tahun juga bisa

memperparah kondisi tersebut.Karena saat mengisap empeng, rahang atas

secara refleks akan maju ke depan. Sementara rahang bawah bergerak ke arah

sebaliknya atau terdorong masuk ke mulut. Perubahan posisi gigi juga besar

kemungkinannya terjadi jika anak mengempeng.

Sementara itu, menurut Patricia Hamaguchi, penulis Childhood, Speech,

Language, and Listening Problems: What Every Parent Should Know,

kebiasaan mengisap empeng juga bisa menimbulkan masalah bahasa dan

pengucapan kata. Hal lain yang ditakutkan adalah kegiatan mengisap empeng

ini akan terus melekat, bahkan hingga anak memasuki usia sekolah. Tentunya

ini akan menjadi lebih sulit dihentikan jika sudah menjadi kebiasaan.

Banyak dampak kesehatan yang timbul pada anak dengan  kebiasaan

mengempeng. Dari badan kurus sampai diare.Anak yang menggunakan

empeng itu sering diare dan juga kurus karena kurangnya asupan gizi.

2.3Faktor Prilaku Kebiasaan Anak Dengan Penyakit Diare

2.3.1.Kebiasaan mencuci tangan

Diare merupakan salah satu penyakit yang penularannya berkaitan

dengan penerapan perilaku hidup sehat. Sebahagian besar kuman infeksius

penyebab diare ditularkan melalui jalur oral. Kuman-kuman tersebut

ditularkan dengan perantara air atau bahan yang tercemar tinja yang

18

Page 13: daftar pustaka,,diare

mengandung mikroorganisme patogen dengan melalui air minum. Pada

penularan seperti ini, tangan memegang peranan penting, karena lewat tangan

yang tidak bersih makanan atau minuman tercemar kuman penyakit masuk ke

tubuh manusia.

Pemutusan rantai penularan penyakit seperti ini sangat berhubungan dengan

penyediaan fasilitas yang dapat menghalangi pencemaran sumber perantara

oleh tinja serta menghalangi masuknya sumber perantara tersebut kedalam

tubuh melalui mulut. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun adalah perilaku

amat penting bagi upaya mencegah diare. Kebiasaan mencuci tangan

diterapkan setelah buang air besar, setelah menangani tinja anak, sebelum

makan atau memberi makan anak dan sebelum menyiapkan makanan.

Kejadian diare makanan terutama yang berhubungan langsung dengan

makanan anak seperti botol susu, cara menyimpan makanan serta tempat

keluarga membuang tinja anak (Howard & Bartram, 2003).

Hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare dikemukakan

oleh Bozkurt et al (2003) di Turki, orang tua yang tidak mempunyai

kebiasaan mencuci tangan sebelum merawat anak, anak mempunyai risiko

lebih besar terkena diare. Heller (1998) juga mendapatkan adanya hubungan

antara kebiasaan cuci tangan ibu dengan kejadian diare pada anak di Betim-

Brazil. Anak kecil juga merupakan sumber penularan penting diare. Tinja

anak, terutama yang sedang menderita diare merupakan sumber penularan

diare bagi penularan diare bagi orang lain. Tidak hanya anak yang sakit, anak

19

Page 14: daftar pustaka,,diare

sehatpun tinjanya juga dapat menjadi carrier asimptomatik yang sering

kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu cara membuang tinja anak

penting sebagai upaya mencegah terjadinya diare (Sunoto dkk, 1990).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aulia dkk., (1994) di Sumatera

Selatan, kebiasaan ibu membuang tinja anak di tempat terbuka merupakan

faktor risiko yang besar terhadap kejadian diare dibandingkan dengan

kebiasaan ibu membuang tinja anak di jamban.

2.3.2.Kebiasaan memotong kuku

Usaha pencegahan penyakit diare antara lain: menjaga

kebersihan badan, kebersihan lingkungan dengan baik,

makanan dan minuman yang baik dan bersih, memakai alas

kaki, membuang air besar di jamban (kakus), memelihara

kebersihan diri dengan baik seperti memotong kuku dan

mencuci tangan sebelum makan. Kebersihan perorangan

penting untuk pencegahan. Kuku sebaiknya selalu dipotong

pendek untuk menghindari penularan kuman dan bakteri dari

tangan ke mulut.

2.4 Faktor Pengetahuan ibu Terhadap Penyakit Diare

2.4.1 Pemberian air susu ibu (ASI)

20

Page 15: daftar pustaka,,diare

ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi komponen zat

makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan

diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga

pertumbuhan sampai umur 4-6 bulan. Untuk menyusui dengan aman dan

nyaman ibu jangan memberikan cairan tambahan seperti air, air gula atau

susu formula terutama pada awal kehidupan anak. Memberikan ASI segera

setelah bayi lahir, serta berikan ASI sesuai kebutuhan. ASI mempunyai

khasiat preventif secara imunologik dengan adanya antibodi dan zat-zat lain

yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare,

pemberian ASI kepada bayi yang baru lahir secara penuh mempunyai daya

lindung empat kali lebih besar terhadap diare dari pada pemberian ASI yang

disertai dengan susu botol. Pada bayi yang tidak diberi ASI pada enam bulan

pertama kehidupannya, risiko mendapatkan diare adalah 30 kali lebih besar

dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI (Depkes, 2000).

Bayi yang memperoleh ASI mempunyai morbiditas dan mortalitas diare lebih

rendah. Bayi dengan air susu buatan (ASB) mempunyai risiko lebih tinggi

dibandingkan dengan bayi yang selain mendapat susu tambahan juga

mendapatkan ASI, dan keduanya mempunyai risiko diare lebih tinggi

dibandingkan dengan bayi yang sepenuhnya mendapatkan ASI. Risiko relatif

ini tinggi dalam bulan-bulan pertama kehidupan (Suryono, 1988).

2.4.2 Mencuci tangan dan Peralatan Makan Anak

21

Page 16: daftar pustaka,,diare

Biasakan mencuci tangan memakai sabun dan air bersih yang mengalir

sebelum menyiapkan makanan bayi dan anak balita, sebelum memegang

bayi, setelah buang air besar, dan setelah membersihkan bayi dan anak balita

dari buang air besar.

Biasakan mencuci alat-alat makan dan minum dengan air bersih serta

membilas dengan air matang sebelum dipakai, merebus/menyeduh botol susu

bayi dan balita sebelum dipakai.Dengan cara seperti ini dapat mengurangi

resiko anak untuk terkena diare.Karena memutus perjalanan dari penyakit

tersebut.

2.5 Faktor Sanitasi Terhadap Penyakit Diare

2.5.1.Penyediaan air bersih

Air adalah salah satu kebutuhan pokok hidup manusia, bahkan hampir

70% tubuh manusia mengandung air. Air dipakai untuk keperluan makan,

minum, mandi, dan pemenuhan kebutuhan yang lain, maka untuk keperluan

tersebut WHO menetapkan kebutuhan per orang per hari untuk hidup sehat

60 liter. Selain dari peranan air sebagai kebutuhan pokok manusia, juga dapat

berperan besar dalam penularan beberapa penyakit menular termasuk diare

(Sanropie, 1984).

Sumber air yang sering digunakan oleh masyarakat adalah: air permukaan

yang merupakan air sungai, dan danau. Air tanah yang tergantung

kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam. Air

22

Page 17: daftar pustaka,,diare

angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir seperti hujan dan salju (Soemirat,

1996).

Air dapat juga menjadi sumber penularan penyakit. Peran air dalam

terjadinya penyakit menular dapat berupa, air sebagai penyebar mikroba

patogen, sarang insekta penyebar penyakit, bila jumlah air bersih tidak

mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik,

dan air sebagai sarang hospes sementara penyakit (Soemirat, 1996).

Dengan memahami daur/siklus air di alam semesta ini, maka sumber air

dapat diklasifikasikan menjadi; a) air angkasa seperti hujan dan air salju, b)

air tanah seperti air sumur, mata air dan artesis, c) air permukaan yang

meliputi sungai dan telaga. Untuk pemenuhan kebutuhan manusia akan air,

maka dari sumber air yang ada dapat dibangun bermacam-macam saran

penyediaan air bersih yang dapat berupa perpipaan, sumur gali, sumur pompa

tangan, perlindungan mata air, penampungan air hujan, dan sumur artesis

(Sanropie, 1984).

Untuk mencegah terjadinya diare maka air bersih harus diambil dari sumber

yang terlindungi atau tidak terkontaminasi. Sumber air bersih harus jauh dari

kandang ternak dan kakus paling sedikit sepuluh meter dari sumber air. Air

harus ditampung dalam wadah yang bersih dan pengambilan air dalam wadah

dengan menggunakan gayung yang bersih, dan untuk minum air harus di

masak. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air bersih mempunyai

23

Page 18: daftar pustaka,,diare

resiko menderita diare lebih kecil bila dibandingkan dengan masyarakat yang

tidak mendapatkan air besih (Andrianto, 1995).

2.6 KERANGKA KONSEP

VARIABEL

FAKTOR –FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

DIARE PADA BALITA

1.FAKTOR KEBIASAAN ANAK2.FAKTOR SANITASI3.FAKTOR PENGETAHUAN IBU

PENYAKIT DIARE

24

VARIABEL BEBAS

Page 19: daftar pustaka,,diare

25

Page 20: daftar pustaka,,diare

26