Daftar ProblemAtika pendidikan biologi

8
MAKALAH I PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI INDONESIA MASA KINI DAN MASA MENDATANG Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problematika Pembelajaran Biologi Yang Dibina Oleh Prof. Dr. Yusuf Abdurrazak Oleh : Khairul Umam Al Maududy 120341540934

description

tugas makalah pembuka...

Transcript of Daftar ProblemAtika pendidikan biologi

MAKALAH I

PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI INDONESIAMASA KINI DAN MASA MENDATANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problematika Pembelajaran BiologiYang Dibina Oleh Prof. Dr. Yusuf Abdurrazak

Oleh :

Khairul Umam Al Maududy

120341540934

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI

FEBRUARI 2013

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dirasakan sangat memprihatinkan. Ini

dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat

pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa

indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia,

Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109

(1999).

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas

pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia

berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia

(2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37

dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama

Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53

negara di dunia.

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang

(2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang

mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918

SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia

dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh

sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah

efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah

pendidikan di Indonesia pada umumnya. Secara khusus dan terperinci permasalahan dalam

dunia pendidikan yaitu:

1. Rendahnya sarana fisik,

2. Rendahnya kualitas pendidik,

3. Rendahnya kesejahteraan pendidik,

4. Rendahnya prestasi siswa,

5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

7. Mahalnya biaya pendidikan

Adapun beberapa permasalahan terkait pelaksanaan pembelajaran biologi di Indonesia yang

saya amati saya kelompokkan dalam tiga aspek permasalahan:

a. Tenaga Pendidik

Sebesar apapun permasalahan yang dialami dalam kegiatan pendidikan, pendidik

yang baik akan mampu mencari jalan dalam menanggapi permasalahan tersebut,

segalanya akan dikembalikan lagi kepada peran pendidik dalam melaksanakan

kegiatan pendidikan sebaik mungkin meskipun dalam kondisi penuh permasalahan

di lapang. Adapun faktor tenaga pendidik yang menjadi kendala dalam keefektifan

pembelajaran biologi dikelas meliputi.

Perekrutan tenaga pendidik (PNS) yang kurang selektif dan transparan

sehingga menyebabkan lolosnya tenaga pendidik yang belum memenuhi atau

tidak terkualifikasi.

Perekrutan tenaga pengajar dimana jumlah ketersediaannya terbatas,

menyebabkan pembelajaran biologi atau sains pada daerah yang minim tenaga

lulusan terkualifikasi pada bidang biologi digantikan oleh tenaga lulusan dari

kualifikasi keilmuan yang berbeda.

Pendidik yang kurang memahami metode, strategi atau pendekatan sehingga

pendidik kurang mampu berinovasi dalam pembelajaran di kelas untuk

membuat model-model pembelajaran sebagaimana mestinya, sehingga

pembelajaran di kelas cenderung monoton dan konvensional.

Pendidik kurang memiliki kepekaan dan penguasaan dalam bidang teknologi

dan bahasa asing.

Komunikasi yang digunakan belum sesuai dengan komunikasi yang diperlukan

leh siswa dalam menangkap konsep atu esensi dari materi.

Pembelajaran yang dilakukan kurang mengarah kepada esensi kontekstual

sehingga pemahaman mengenai konsep materi masih mengambang.

Kurang mampunya pendidik mengarahkan siswa dalam menciptakan

pemahaman atau mengkonstruksi pemikiran siswa dalam membangun konsep

dari esensi materi pelajaran secara mandiri.

Kurang mampunya pendidik dalam menanamkan serta mengintegrasikan

esensi-esensi budi pekerti pada setiap subjek materi biologi yang disajikan di

kelas. Pendidik cenderung menekankan pada pencapaian kognitif yang

mengacu pada kelulusan standar nilai, sehingga esensi pendidikan yang

sebenarnya belum tercapai meskipun esensi pembelajaran mungkin sudah

terwakilkan oleh nilai yang diperoleh.

Pembelajaran biologi yang masih belum mengarahkan siswa ke arah

penggunaan sains dalam menyelesaikan permasalahan secara aplikatif di

lingkungan sekitarnya, baik terkait permasalahan lingkungan, ataupun

menjawab fenomena alam yang terjadi. Akan lebih baik jika pendidik

mengajak siswa dalam mengerjakan proyek bersama.

Sumber belajar yang digunakan hanya berorientasi pada buku teks.

Pendidik jarang membrikan refleksi pada kegiatan akhir pembelajaran.

Kegiatan remedial yang masih dilaksanakan kurang baik, dan anya

menekankan pada perolehan nilai yang lebih baik dari sebelumnya.

Standar penilaian yang digunakan pendidik masih kurang baik dan

diperhitungkan dengan matang. Seperti Pekerjaan rumah, Tugas terstrukur,

atau Tugas kelompok.

b. Siswa

Permasalahan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan pendidikan di

kelas, merupakan hasil atau ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru. Namun faktor pribadi siswa juga menentukan dalam

pencapaian dari hasil yang diinginkan dalam kurikulum.

Faktor pribadi siswa ini meliputi :

Kurangnya kemampuan siswa dalam memanajemen waktu dengan baik untuk

belajar dan bermain

Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas

Siswa masih berorientasi pada pencapaian nilai daripada pemahaman konsep,

sehingga siswa akan menggunakan banyak cara dalam pemenuhan nilai yang

diinginkan. Dengan cara yang terglong positif maupun negtif.

Teknolgi komunikasi digital yang mempengaruhi siswa dalam membentuk

kepribadian dan menyita waktu untuk kegiatan lainnya yang lebih positif dan

sosial.

Permasalahan keluarga dan pribadi yang mempengaruhi perhatian siswa dalam

mengikuti pembelajaran di kelas

Keterbatsan fisik siswa dalam menunjang proses pembelajaran

c. Kurikulum

Penyusunan dan pengimplementasian kurikulum oleh sekolah masih kurang

mengakomodasi kebutuhan siswa.

Dalam pengimplementasian kurikulum oleh tenaga pendidik cenderung

menuntut hasil akhir, bukan menekankan pada proses.

Dalam penyusunan agenda akademik dan alokasi waktu pembelajaran yang

kurang maksimal, sehingga waktu pembelajaran yang terlampau padat

mengakibatkan beban tersendiri bagi siswa

Kurikulum hendaknya tidak hanya mempertimbangkan pembelajaran yang akan

dilaksanakan secara efektif tapi juga menyenangkan.

d. Faktor penunjang lainnya

Kurangnya sarana-prasarana fisik penunjang pembelajaran seperti laboratorium

dan perpustakaan yang dirasa sudah memadai dalam menunjang pembelajaran

teori di kelas.

Buku teks dan sumber belajar yang tidak up to date atau kekinian.

Kurang tersedianya media pembelajaran seperti poster, peta konsep, torso,

model, video, software pembelajaran serta media pembelajaran inovatiflainnya.

kurang tersedianya fasilitas penunjang pembelajaran seperti lcd, komputer atau

laptop di sekolah, terutama pada seklah yang berlokasi di daerah pedalaman dan

terencil dari pusat pmerintahan.

Kurangnya perhatian pemerintah dalam alkoasi dana untuk pendidikan maupun

partisipasi lainnya.

Kurangnya perhatian dari stake holder, komite sekolah, orang tua siswa dalam

menunjang pembelajaran biologi di sekolah.

Pihak-pihak yang berkaitan dengan keilmuan biologi (LSM, Perhutani, Balai

penelitian, dll) secara langsung agar mampu dilibatkan dalam membantu proses

pembelajaran biologi.

Gaji Pendidik yang masih tergolong kecil, kesejahteraan pendidik dapat

mempengaruhi keterlaksanan pembelajaran di kelas secara tidak langsung.