DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No...

29

Transcript of DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No...

Page 1: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com
Page 2: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com
Page 3: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. ii

SUSUNAN ACARA ……………………………………………………………………………. viii

ABSTRAK

PERSPEKTIF KRITIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN 1% PADA UMKM …. 1

Yuyung Rizka Aneswari

I Nyoman Darmayasa

Elana Era Yusdita

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN

DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) PADA DINAS PENDAPATAN

DAERAH KABUPATEN SERANG …………………………………………………………… 2

Ayu Noorida Soerono

Nana Nofianti

Dwi Septa Mulyani

JERUJI GIJZELINGNOBODY WANTS TO PAY TAXES Versus ORANG

BIJAK TAAT PAJAK(STUDI PADA PERILAKU WAJIB PAJAK

DI KOTA SURABAYA) ……………………………………………………………………….. 3

Erlina Diamastuti

Dewi Prastiwi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

PENGGUNAAN E-FILLING DALAM PELAPORAN SPT

OLEH WAJIB PAJAK BADAN ……………………………………………………………… 4

Indra Pahala

Tresno Eka Jaya

Linda Setyorini

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN TERHADAP

PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DENGAN

PENAGIHAN PAJAK SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(PADA KPP PRATAMA CILANDAK JAKARTA SELATAN) …………………………... 5

Diera Darmayani

Eva Herianti

Page 4: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

iii

PREDIKSI MINAT PERILAKU MENGGUNAKAN JASA PAJAK ELEKTRONIK:

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI ………………………………………………….. 6

Jullie J. Sondakh

KESALAHAN MEKANISME PEMUNGUTAN PPN ………………………………….. 7

Sri Hanggana

LABA KOMPREHENSIP DAN DEFERRED TAX SEBAGAI PREDIKTOR

SANKSI DAN DENDA PAJAK ………………………………………………………….. 8

Tresno Eka Jaya

PENGARUH PENINGKATAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP),

KEMUDAHAN PEMBUATAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP),

PEMBEBASAN FISKAL BAGI PEMILIK NPWP, DAN PELAPORAN PAJAK

PENGHASILAN MENGGUNAKAN E-SPT/E-FILING TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI(STUDI EMPIRIS

WAJIB PAJAK PRIBADI DI WILAYAH KPP TAMANSARI DUA,

JAKARTA BARAT) ………………………………………………………………………… 9

Yuwono

Sugeng Riyadi

PENGARUH KOMPENSASI MANAJEMEN, FASILITAS PERPAJAKAN,

DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 …………………… 10

Indra Pahala

Ratna Anggraini

Ita Wulandari

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM, SURAT TAGIHAN PAJAK,

DAN RESTITUSI PPN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI …………………………………………………………………. 11

Indra Pahala

Santi Susanti

Anieng Pratiwi

PENGGUNAAN E-SYSTEM DAN PERILAKU KEPATUHAN PERSPEKTIF

WAJIB PAJAK KARYAWAN ........................................................................................... 12

Meiliana Wikarsa

Stephanie Febriana Y

Pricillia Lanrence B

MENELISIK PAJAK PENGHASILAN ATAS BISNIS ONLINE SHOP ………………. 13

Elisabeth Ria Viana

Paulina Margareth

Serly

Page 5: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

iv

PERSPEKTIF MAHASISWA STIE PERBANAS SURABAYA

ATAS TAX EVASION ……………………………………………………………………… 14

Supriyati

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN

PERPAJAKAN WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

(UMKM) DI SURAKARTA DENGAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN

SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI …………………………………………………… 15

RizkyAkbarAnwar

MuhammadSyafiqurrahman

PENGARUHORGAN-ORGAN PENDUKUNG GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP TAX AVOIDANCE ………………………………………………………… 16

RafikaPutriUtami

MuhammadSyafiqurrahman

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG NIAT MAHASISWA DIPLOMA III

AKUNTANSI MEMILIH KARIR MENJADI PEGAWAI DIREKTORAT

JENDERAL PAJAK ………………………………………………………………….. 17

Yanto Darmawan

Yudi Santara Setyapurnama

MENINGKATKAN KEPATUHAN DAN PENERIMAAN PAJAK MELALUI

WITHHOLDING TAX SYSTEM ……………………………………………………… 18

I Nyoman Darmayasa

Yuyung Rizka Aneswari

Elana Era Yusdita

PENGARUH KESADARAN MEMBAYAR PAJAK, PENGETAHUAN DAN

PEMAHAMAN PERATURAN PAJAK, PERSEPSI ATAS EFEKTIFITAS SISTEM

PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN, DAN SANKSI PERPAJAKAN

TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA PULOGADUNG …………………… 19

Tresno Eka Jaya R

Margian Utami

Yunika Murdayanti

PENGARUH PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN INFORMASI TREN MEDIA

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(STUDI KASUS KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA) ………… 20

Devy Yekti Palupi

Eva Herianti

Page 6: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

v

DETERMINAN TINDAKAN TAX EVASION

(STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SEMARANG CANDISARI) ………………. 21

Prabowo Yudo Jayanto

PENGARUH SOSIALISASI, PELAYANAN FISKUS, DAN PENGETAHUAN

PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM

MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN

PERKOTAAN (PBB-P2) DI KABUPATEN PONOROGO …………………………… 22

Denty Arista

Ihyaul Ulum

Dhaniel Syam

PENGARUH KUALITAS LAYANAN ACCOUNT REPRESENTATIVE TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KEPUASAN WAJIB PAJAK

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING(STUDI PADA WAJIB

PAJAKORANG PRIBADI YANG TERDAFTAR DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANGPILANG) ………………. 23

Novi Khoiriawati

Lintang Venusita

ANALISIS TINGKAT KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM

PENGAMBILALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN

DAN PERKOTAAN (PBB-P2)

(STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KOTA PEKANBARU) …………………….. 24

Hesty Wulandari

ANALISIS DAMPAK PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK

PENGHASILAN UMKM DI WILAYAH SOLO DAN SEKITARNYA ……………… 25

Maria Nirmala Putri

Eko Madyo Sutanto

Titiek Puji Astuti

TAX COMPLIANCE DITINJAU DARITHEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB):

STUDI EMPIRIS PADA WAJIP PAJAK ORANG PRIBADI DAN

BADAN YANG TERDAFTAR PADA KPP DI KOTA PALEMBANG ……………….. 26

Desy Lesmana

Delfi Panjaitan

Mutiara Maimunah

PENGARUH ETNISITAS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

UMKM DI INDONESIA DENGAN VARIABEL INTERVENING

KEPERCAYAAN …………………………………………………………………………… 27

Evans Sembada Sugiarto

Ari Kuncara Widagdo

Page 7: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

vi

PENGARUH PENERAPAN E-SPT PPN, E-SPT PPH 21 TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PENERIMAAN PAJAK ................................ 28

Toyiba

Hamilah

PENGARUH PENAGIHAN AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN

DAN SURAT PAKSA TERHADAP PELUNASAN TUNGGAKAN PAJAK ……………. 29

Surya Trisna Dani Syam

Soeprijadi

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK UMKM TENTANG PP. NO.46

TAHUN 2013 TERHADAP KEMAUAN WAJIB PAJAK DALAM

MEMBAYAR PAJAK: STUDI PADA WP UMKM DI KOTA PALEMBANG ………… 30

Delfi Panjaitan

Desy Lesmana

Mutiara Maimunah

EFEKTIVITAS PELAYANAN PELAPORAN SPT MASA BAGI WAJIP

PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN MELALUI LAYANANDRIVE THRU

(STUDI PADA KPP PRATAMASINGOSARI) ..……………………………………….. 31

Maya ZukhrifatilJinan

Bambang Haryadi

Gita Arasy Harwida

CORPORATE GOVERNANCE, TAXAVOIDANCE, AUDIT DELAY DAN NILAI PERUSAHAAN

(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI PERIODE 2010-2014

……………………………………………………………………….. 32

RonaldTehupuring

PENGARUH LIKUIDITAS SAHAMPERBANKANDANPROFITABILITAS

TERHADAPEFISIENSI PEMBAYARANPAJAK ……………………………………… 33

RonaldTehupuring

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013:

REALITAS SEMU BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

DI KABUPATEN BANGKALAN ………………………………………………………… 34

Dachliyati

Nurhayati

Rahmat Zuhdi

PANDANGAN TERHADAP TAX AMNESTY: SEBUAH TEMUAN AWAL ……….. 35

Nur Sayidah

Page 8: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

vii

PENGARUH MINAT INVESTOR ASING TERHADAP PENGHINDARAN

PAJAK DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR BEI 2011-2014 ………… 36

Muhammad Gibran Nadhir

Christine Tjen

PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK DAN TRANSPARANSI TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN

SAHAM TERDAFTAR TAHUN 2011-2014 ………………………………………….. 37

Raisa Dewita Theresia Silalahi

Christine Tjen

PENGARUH PERSEPSI PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 46 TAHUN 2013 DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN

FORMAL BAGI WAJIB PAJAK UMKM DI BLITAR ……………………………… 38

Moh. Chairul Umam

Heru Tjaraka

PENGARUH PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN

TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN LIABILITAS PAJAK

TANGGUHAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Periode 2008 – 2010) ……………. 39

Galih Rhendra Putra

Heru Tjaraka

PERAN AKADEMISI DALAM PERPAJAKAN ……………………………………… 40

Christin Septina Basani

Page 9: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

xiv

6. PANEL VI (Rita Yuliana, SE, Msi, Ak, CA)

No Pemakalah Makalah Instansi

1 Diera Darmayani

Eva Herianti

[email protected]

Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan

Pajak Penghasilan Dengan Penagihan

Pajak Sebagai Variabel Moderating

(Pada Kpp Pratama Cilandak Jakarta

Selatan)

Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Jakarta

2 Devy Yekti Palupi

Eva Herianti

[email protected]

Pengaruh Pemeriksaan Dan Penagihan

Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Dengan Informasi Tren Media Sebagai

Variabel Moderating

(Studi Kasus Kpp Pratama Jakarta

Kebayoran Baru Tiga)

Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Jakarta

3 Tresno Eka Jaya R

Margian Utami

Yunika Murdayanti

Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak,

Pengetahuan Dan Pemahaman Peraturan

Pajak, Persepsi Atas Efektifitas Sistem

Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Dan

Sanksi Perpajakan Terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Pulogadung

Universitas Negeri Jakarta

SESI II

4 Tresno Eka Jaya

[email protected]

Laba Komprehensip Dan Deferred Tax

Sebagai Prediktor Sanksi Dan Denda

Pajak

Universitas Negeri Jakarta

5 Ronald Tehupuring

[email protected]

Corporate Governance, Audit Delay Dan

Nilai Perusahaan

(Studi Empiris Pada Perusahaan

Perbankan Di Bei

Periode 2010-2014)

Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

6 Ronald Tehupuring

[email protected]

Pengaruh Likuiditas Saham Perbankan

Dan Profitabilitas

Terhadap Efisiensi Pembayaran Pajak

Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

Page 10: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

1

Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Pajak, Persepsi atas Efektifitas Sistem Perpajakan, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pulogadung

Tresno Eka Jaya R

Margian Utami

Yunika Murdayanti

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA [email protected]

Abstract : This study aims to show the influence of tax paying awarness, knowledge and understanding of tax laws, perception of effective tax system, the quality of service, and tax penalties to the level of tax payer compliance in Jakarta Pulogadung Tax Office. This study is classified as quantitative research. Respondents of this study was obtained from individual tax payers in Jakarta Pulogadung Tax Office. Data analysis for hypothesis was done with Multiple Regression. This study indicates that tax paying awarness, knowledge and understanding of tax laws, perception of effective tax system, and the quality of service have positive effect significantly to the level of tax payer compliance, but tax penalties have negative effect significantly to the level of tax payer compliance.

Keyword : Tax Paying Awarness, Knowledge and Understanding of Tax Laws, Perception of Effective Tax

System, The Quality of Service, Tax Payer Compliance

Page 11: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

2

I. Pendahuluan

Negara memiliki banyak sumber pendanaan, salah satunya adalah pajak. Di Indonesia, pajak merupakan

sumber pendanaan terbesar. Pajak digunakan untuk pembangunan nasional, pelaksanaan pemerintahan

maupun meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak menghimbau bagi

seluruh rakyat Indonesia untuk tertib membayar pajak. Namun di beberapa wilayah di Indonesia masih

banyak Wajib Pajak yang mangkir untuk membayar pajak.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia terbilang masih

rendah. Dari semua pemilik NPWP, hanya 10,8 juta yang menyampaikan surat pemberitahuan tahunan

(SPT) pajak. Dari jumlah itu, hanya 1,7 juta orang yang membayar pajak (tempo.co).

Banyak cara yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak. Salah satunya dengan menerapakan sistem pemungutan pajak self assesments

systems. Sistem ini memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk membayar pajak. Karena sistem ini

memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan serta membayarkan

sendiri pajak terutangnya serta melaporkan secara teratur jumlah pajak yang terutang. Walaupun sudah

diberikan kemudahan dalam membayar pajak, kesadaran Wajib Pajak masih rendah karena tingkat

penerimaan negara dari pajak belum maksimal.

Selain itu Direktorat Jendral Pajak menerapkan sistem administrasi perpajakan modern di Kantor

Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar (Large Tax Office), dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Beberapa

sasaran dari penerapan sistem administrasi perpajakan modern adalah tercapainya kepatuhan sukarela yang

tinggi, tercapainya tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap administrasi perpajakan, dan

tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Hasil survei lembaga independen internasional AC

Nielsen, memperkuat penilaian bahwa sistem administrasi perpajakan modern (atau dikenal dengan KPP

modern) sudah efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas serta fungsinya. Rilis hasil survei itu

menyatakan bahwa indeks kepuasan Wajib Pajak (eQ Index) adalah 81.(Purwono, 2010)

Namun banyak Wajib Pajak yang menganggap sistem perpajakan modern ini kurang efektif. Dilihat

dari fenomena yang ada di masyarakat, pelaksanaan sistem perpajakan modern seperti e-SPT kurang efektif

Page 12: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

3

karena sering terjadi eror dalam penggunaan e-SPT yang menyebabkan banyak Wajib Pajak yang enggan

menggunakan e-SPT dalam melaporkan pajaknya. Kurangnya sosialisasi atas sistem perpajakan modern

juga menyebabkan Wajib Pajak enggan menggunakan e-SPT karena mereka berfikir sistem ini akan

mempersulit mereka dalam melaporkan dan membayarkan pajaknya.

Modernisasi perpajakan di Indonesia dimaksudkan agar pembaharuan berbasis good & clean

government tidak hanya menyentuh internal Direktorat Jendral Pajak serta seluruh elemen masyarakat

Wajib Pajak. Hal ini ditandai dengan kembali diamandemennya paket undang-undang perpajakan. Dua

undang-undang yang berhasil disahkan dan diberlakukan adalah Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007

tanggal 17 Juli 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang mulai diberlakukan tanggal 1 Januari 2008, dan Undang-

undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang –undang Nomor 7 Tahun 1983

tentang Pajak Penghasilan yang mulai diberlakukan tanggal 1 Januari 2009. (Purwono, 2010)

Namun masih banyak Wajib Pajak yang belum mengerti tentang peraturan perpajakan yang baru.

Seperti fenomena yang terjadi di masyarakat, banyak Wajib Pajak yang kurang paham tentang peraturan

perpajakan yang ada di Indonesia. Banyak Wajib Pajak yang kurang paham bagaimana tata cara perpajakan

yang benar sehingga Wajib Pajak tidak membayar pajaknya dengan baik, terkadang telat dalam

membayarkan pajaknya yang menyebabkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang rendah.

Kualitas pelayanan fiskuspun sangat diperhatikan agar Wajib Pajak mendapatkan pelayanan terbaik.

Sehingga ditetapkan Kode Etik Pegawai dalam Peraturan Menteri Keuangan No 1/PMK.3./2007 tanggal 23

Juli 2007 tentang 9 kewajiban pegawai dan 8 larangan pegawai baik kepada masyarakat Wajib Pajak,

sesama pegawai, atau pihak lain dengan sanksi setinggi-tingginya pemberhentian dengan tidak hormat dan

serendah-rendahnya pernyataan tidak puas secara tertulis.(Purwono, 2010)

Namun masih banyak fiskus yang memberikan pelayanan yang kurang maksimal. Dilihat dari

fenomena yang ada di masyarakan menyatakan bahwa Wajib Pajak merasa tidak nyaman bila datang ke

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bangkalan. Wajib Pajak yang datang ke Kantor Pelayanan Pajak

memang dilayani, tetapi wajah fiskus tidak menyenangkan dan sambil mengobrol sendiri dengan rekan

kerjanya. (Permatasari, 2013)

Page 13: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

4

Agar masyarakat Wajib Pajak menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan baik, maka dibuatlah

ketentuan sanksi perpajakan, termasuk yang berkaitan dengan sanksi bagi Wajib Pajak (PKP) Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN-BM). Sanksi-sanksi dalm

perpajakan terdiri atas sanksi administrasi yang berupa denda, sanksi berupa bunga, sanksi berupa kenaikan,

serta sanksi pidana perpajakan yang meliputi sanksi yang bersifat pelanggaran, dan sanksi pidana yang

bersifat kejahatan.(Sutedi, 2011)

Namun kenyataan yang ada, sanksi perpajakan yang ada di Indonesia kurang tegas terhadap Wajib

Pajak yang melanggar. Seperti kasus tunggakan pajak Asian Agri dan Grup Bakrie yang penyelesaiannya

kurang maksimal dan kurang tegas memberikan dampak negatif di masyarakat. Masyarakat banyak yang

tidak patuh membayar pajak karena menganggap sanksi yang diberikan tidak akan diberikan kepada mereka.

Ardyanto, Nanik (2014) meneliti tentang pengaruh sanksi pajak dan pelayanan aparat pajak terhadap

kepatuhan wajib pajak dengan preferensi risiko sebagai variabel moderasi. Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa sanksi pajak berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan wajib pajak.Sedangkan

pelayanan aparat pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Sulaiman, Raisa (2014) meneliti tentang pengaruh persepsi wajib pajak tentang pelayanan fiskus dan

komunikasi fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menyetorkan dan melaporkan SPT

di KPP Pratama Palembang Seberang Ulu. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa pelayanan fiskus

dan signifikan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi dalam menyetorkan SPT di KPP Pratama Palembang Seberang Ulu dengan tingkat presentase

sebesar 10,069%.

Utami, Andi, Ayu (2012) meneliti tentang pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa kesadaran pembayaran pajak memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat

kepatuhan. Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak berpengaruh dan signifikan terhadap tingkat

kepatuhan. Persepsi atas efektifitas system perpajakan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat kepatuhan. Dan terakhir kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat

Page 14: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

5

kepatuhan. Penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh kualitas pelayanan terhadap tingkat

kepatuhan.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Pajak

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1, dalam buku Herry Purnowo

(2010:7) pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut P.J.A. Adriani dalam buku Herry Purnowo (2010:7) Pajak adalah iuran kepada Negara

(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa

mendapat prestasi-kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran umum terkait dengan tugas Negara dalam menyelenggarakan pemerintahan.”

Menurut Rochmat Soemitro dalam buku Herry Purnowo (2010:7) Pajak adalah iuran rakyat kepada

kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-jasa

timbal (kontra-prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.”

Menurut Herry Purnowo (2010:12-13) Sistem pemungutan pajak ada 3 yaitu :

a. Official Assesment Sytem

Melalui system ini besarnya pajak ditentukan oleh fiskus dengan mengeluarkan Surat Ketetapan

Pajak (SKP Rampung).Jadi, dapat dikatakan bahwa Wajib Pajak bersifat Pasif. Tahapan-tahapan

dalam menghitung dan memperhitungkan pajak yang terutang ditetapkan oleh fiskus yang tertuang

dalam SKP. Selanjutnya Wajib Pajak baru aktif ketika melakukan penyetoran pajak terutang

berdasarkan ketetapan SKP tersebut.

b. Self Assesment System

Sistem ini mulai diaplikasikan bersamaan dengan reformasi perpajakan tahun 1983 setelah

terbitnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1983. Dalam memori penjelasan undang-

undang tersebut dinyatakan bahwa anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk

melaksanakan kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, dan

membayar sendiri pajak yang terutang (self assessment), sehingga melalui sistem ini administrasi

perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah

dipahami oleh anggota masyarakat Wajib Pajak. Selain itu, Wajib Pajak juga diwajibkan untuk

melaporkan secara teratur jumlah pajak yang terutang dan yang telah dibayar sebagaimana

ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.Pemerintah, dalam hal ini aparat

Page 15: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

6

perpajakan, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian, dan

pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak berdasarkan ketentuan yang

digariskan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

c. Withholding Tax System

Dengan sistem ini pemungutan dan pemotongan pajak dilakukan melalui pihak ketiga.Untuk waktu

sekarang, sistem ini tercermin pada pelaksanaan pengenaan Pajak Penghasilan dan Pajak

Pertambahan Nilai.

2.2 Teori Gaya Pikul

Menurut Adrian Sutedi (2011 : 32-33) teori ini mengusulkan supaya dalam hal pemungutan

pajak pemerintah memperhatikan gaya pikul wajib pajak. Teori ini menganut bahwa dasar keadilan

pemungutan pajak terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara pada warganya, yaitu

perlindungan atas jiwa dan harta bendanya.

Untuk keperluan ini diperlukan biaya-biaya, biaya ini dipikul oleh yang menikmati

perlindungan itu, berupa pajak. Pokok pangkal teori ini adalah asas keadilan, yaitu tekanan pajak

haruslah sama beratnya untuk setiap orang. Pajak harus dipikul menurut gaya pikulnya dan sebagai

ukurannya, dapat dipergunakan selain besarnya penghasilan dan kekayaan juga pengeluaran atau

pembelanjaan seseorang. Teori ini sampai kini masih dipertahankan.

2.3 Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Simon James et al yang dikutip oleh Gunadi (2005) dalam (Wahyu Santoso 2008)

kepatuhan pajak (tax compliance) adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban

pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama,

peringatan, atau pun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi.

Dalam Practice Note tentang Compliance Measurement yang diterbitkan oleh OECD (2001) yang

dikutip oleh Wahyu Santoso (2008) kepatuhan dibagi menjadi dua ketegori, yaitu :

1. Kepatuhan administratif (administrative compliance)

2. Kepatuhan teknis (technical compliance)

Kepatuhan administratif mencakup kepatuhan pelaporan dan kepatuhan prosedural. Sedangkan

kepatuhan teknis mencakup kepatuhan dalam perhitungan jumlah pajak yang akan dibayar oleh wajib

pajak.

Menurut Safri Nurmantu (2005:148) kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu

keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya. Menurut pengamatan ada dua macam kepatuhan yakni kepatuhan formal dan kepatuhan

material. Yang dimaksud dengan kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak

memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

Page 16: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

7

perpajakan. Selanjutnya, yang dimaksud dengan kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana

Wajib Pajak secara substantif / hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai

isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat meliputi juga kepatuhan formal.

2.4 Kesadaran Membayar Pajak

Menurut Widayati dan Nurlis (2010) Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami

realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki oleh

manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Jadi

kesadaran membayar pajak yaitu kesadaran yang dimiliki oleh manusia untuk membayar pajaknya.

Widiyati dan Nurlis (2010) menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang

mendorong wajib pajak untuk membayar pajak. Terdapat tiga bentuk kesadaran utama terkait

pembayaran pajak. Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang

pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, Wajib Pajak mau membayar pajak karena merasa

tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan

negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara. Kedua, kesadaran bahwa penundaan

pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar

pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak

pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

Ketiga, kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dandapat dipaksakan. Wajib pajak

akan membayar karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan

kewajiban mutlak setiap warga negara.

Utami, Andi, Ayu (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kesadaran pembayaran pajak

memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat kepatuhan. Dalam penetian Nisa, Andri (2014)

kesadaran perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini berarti

semakin tinggi tingkat kesadaran perpajakan Wajib Pajak maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan

Wajib Pajak. Yang dapat diartikan bahwa wajib pajak sadar dengan membayar pajak akan menjadi

salah satu sumber yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan Negara. Berdasarkan penjelasan

yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

H1 : Kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

2.5 Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak

Menurut Mcleod, George (2008 : 103) pengetahuan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, baik itu

melalui mata kuliah formal ataupun melalui upaya sendiri membaca dan mengamati. Menurut Steven

Scott (2007 : 290) pemahaman adalah pengetahuan tentang cara untuk membedakan antara informasi

yang benar serta praktis dan yang tidak. Pemahaman menempatkan nilai yang besar pada kebenaran dan

Page 17: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

8

penerapan konkret kebenaran. Jadi pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak adalah sesuatu

yang dapat dipelajari dan dapat membedakan antara informasi yang benar tentang peraturan pajak.

Menurut Widayati dan Nurlis (2010) Terdapat beberapa indikator bahwa wajib pajak mengetahui dan

memahami peraturan perpajakan. Pertama, kepemilikan NPWP. Setiap wajib pajak yang memiliki

penghasilan wajib untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai salah satu sarana untuk

pengadministrasian pajak. Kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai

wajib pajak. Apabila wajib pajak telah mengetahui dan memahami kewajibannya sebagai Wajib Pajak,

maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah membayar pajak. Ketiga, pengetahuan dan

pemahaman mengenai sanksi perpajakan. Semakin tahu dan peham wajib pajak terhadap peraturan

perpajakan, maka semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila

melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentu akan mendorong setiap wajib pajak yang taat

akan menjalankan kewajibannnya dengan baik. Keempat, pengetahuan dan pemahaman mengenai

PTKP,PKP dan tarif pajak. Dengan mengetahui dan memahami mengenai tarif pajak yang berlaku,

maka akan dapat mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajak sendiri secara benar.

Kelima dalah Wajib Pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang

dilakukan oleh KPP dan yang keenam bahwa wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak

melalui training perpajakan yang mereka ikuti.

Menurut Utami et al (2012) Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak berpengaruh dan

signifikan terhadap tingkat kepatuhan. Hasil penelitian inipun sejalan dengan penelitian Nisa, Andri

(2014) yaitu pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan

Wajib Pajak. Hal ini menujukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman Wajib Pajak tentang peraturan

pajak dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak itu sendiri. Sehingga sosialisasi tentang

peraturan perpajakan bagi Wajib Pajak harus dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak agar tingkat

kepatuhan Wajib Pajak dapat meningkat. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas, maka

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

H2 : Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan

wajib pajak

2.6 Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan

Menurut Widayati dan Nurlis (2010) persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses

pengorganisasian, pengintepretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga

merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Sedangkan

efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target ( kualitas,

kuantitas dan waktu ) telah tercapai. Jadi persepsi atas efektifits sistem perpajakan adalah suatu proses

penginterpretasian atas kualitas sistem perpajakan.

Page 18: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

9

Menurut Widayati dan Nurlis (2010) hal – hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan

yang saat ini dapat dirasakan oleh Wajib Pajak antara lain pertama, adanya sistem pelaporan melalui e-

SPT dan e-Filling. Wajib Pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat. Kedua,

pembayaran melalui e-Banking yang memudahkan wajib pajak dapat melakukan pembayaran dimana

saja dan kapan saja. Ketiga, penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai

tempat, tidak harus di KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Keempat adalah bahwa peraturan perpajakan

dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menungguadanya pemberitahuan dari KPP

tempat Wajib Pajak terdatar.Dan yang kelima, adalah pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara

online melalui e-register dari website pajak. Hal ini akan memudahkan wajib pajak untuk memperoleh

NPWP secara lebih cepat. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis

dalam penelitian ini sebagai berikut :

H3 : Persepsi atas efektifitas perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

2.7 Kualitas pelayanan

Menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan (2005 : 208) pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan kualitas menurut Goetsch & Davis, 1994 dalam

Hessel Nogi S. Tangkilisan (2005 : 209) merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan produk,

jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Jadi kualitas pelayanan

adalah suatu kondisi dinamis dimana proses pemenuhan kebutuhan produk, dan jasa sudah memenuhi

harapan atau melebihi harapan.

Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry dalam Hessel Nogi S. Tangkilan (2005 : 19) pengukuran

kinerja pelayanan dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen kinerja pelayanan. Menurut

Zeithaml, Parasuraman, dan Berry dalam Ratminto, 1999 yang dikutip oleh Hessel Nogi S. Tangkilan

(2005 : 219) ada sebelas indikator kinerja pelayanan, yaitu :

a. Kenampakan fisik (Tangible)

b. Reliabilitas (Reliability)

c. Responsivitas (Responsiveness)

d. Kompetensi (Competence)

e. Kesopanan (Courtesy)

f. Kredibilitas (Credibility)

g. Keamanan (Security)

h. Akses (Access)

i. Komunikasi (Communication)

j. Pengertian (Understanding the customer)

k. Akuntabilitas (Accountability)

Page 19: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

10

Menurut Atep Adya Barata (2003 : 36-37) kualitas pelayanan ukurannya bukan hanya ditentukan

oleh pihak yang melayani saja tetapi lebih banyak ditentukan oleh pihak yang dilayani, karena

merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan-

harapan mereka dalam memenuhi kepuasannya. Ada 2 Kualitas pelayanan yaitu :

1. Kualitas layanan internal

Kualitas pelayanan internal berkaitan dengan interaksi jajaran pegawai organisasi/ perusahaan

dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal,

antara lain :

a. Pola manajemen umum organisasi/ perusahaan

b. Penyedia fasilitas pendukung

c. Pengembangan sumberdaya manusia

d. Iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja

e. Pola insentif

2. Kualitas layanan eksternal

Mengenai kualitas layanan kepada pelanggan eksternal, kualitas layanan ditentukan oleh beberapa

faktor, antara lain :

a. Yang berkaitan dengan penyedia jasa

1. Pola layanan dan tata cara penyediaan/ pembentukan jasa tertentu

2. Pola layanan distribusi jasa

3. Pola layanan penjualan jasa

b. Yang berkaitan dengan penyediaan barang

1. Pola layanan dan pembuatan barang berkualitas atau penyediaan barang berkualitas

2. Pola layanan pendistribusian barang

3. Pola layanan penjualan barang

4. Pola layanan purna jual

Keempat jenis layanan di atas dapat kita sebutkan sebagai kinerja pelayanan (service performance).

Menurut (Tjiptono, 2007) yang dikutip oleh Utami et al 2012 Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis

yang berpengaruh dengan produk, jasa,manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

langsungantara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan

pelangggan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha

melayanikebutuhan orang lain. Melayani adalah membantu menyiapakan (mengurus) apa yang

diperlukanseseorang.

Lovelock and Wirtz(2004) dalam (Albari, 2009) yang dikutip dari (Utami et al 2012) mendefinisikan

layanan sebagai tindakan atau perbuatan yangditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang dapat

Page 20: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

11

menciptakan nilai dan memberikanmanfaat kepada pelanggan pada waktu dan tempat tertentu dengan

menimbulkan perubahankeinginan atau kepentingan penerima layanan.

Menurut (Caro & Garcia, 2007) dalam Monica (2013) indikator kualitas pelayanan ditentukan oleh

tiga faktor yaitu :

1. Kualitas interaksi, yaitu bagaimana cara fiskus dalam mengkomunikasikan pelayanan pajak kepada

Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak puas terhadap pelayanannya.

2. Kualitas lingkungan fisik, yaiutu bagaimana peranan kualitas lingkungan dari kantor pajak sendiri

dalam melayani wajib pajak

3. Hasil kualitas pelayanan, yaitu apabila pelayanan dari fiskus dapat memberikan kepuasan terhadap

Wajib Pajak maka persepsi Wajib Pajak terhadap fiskus akan baik sehingga dapat meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak.

Tjiptono (2007) dalam (Utami et al 2012) menyimpulkan bahwa citra kualitas pelayanan yang baik

bukanlah berdasarkan sudut pandang/ persepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang/

persepsi konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumenlah yang mengkonsumsi serta yang menikmati

jasa layanan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa. Persepsi konsumen

terhadap kualitas jasa merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap keunggulan suatu jasa layanan.

Penelitian Utami et al (2012) menujukkan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif dan

signifikan dengan tingkat kepatuhan.Penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh kualitas

pelayanan terhadap tingkat kepatuhan. Apabila kualitas pelayanan semakin baik maka akan cenderung

meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak. Sejalan dengan penelitian Utami et al (2012), Pratiwi,

Putu (2014) menujukkan bahwa Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan

Wajib Pajak reklame di Dinas Pendapatan Kota Denpasar. Mutu pelayanan terbaik yang diterima oleh

Wajib Pajak dari petugas pajak akan membuat Wajib Pajak cenderung patuh untuk membayar

kewajiban perpajakannya. Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan yang

diberikan kepada Wajib Pajak dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan untuk membayar pajak. Sehingga

diharapkan Wajib Pajak mendapat kualitas pelayanan yang sangat baik. Berdasarkan penjelasan yang

telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

H4 : Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

2.8 Sanksi Perpajakan

Menurut Prof. Dr. Mardiasmo, MBA. Ak. (2003 : 39-40) Sanksi perpajakan merupakan jaminan

bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ( norma perpajakan) akan

dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah

(preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Dalam undang-undang perpajakan

dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran

Page 21: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

12

suatu norma perpajakan ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, dan ada pula yang diancam

dengan sanksi administrasi dan sanksi pidana.

Perbedaan sanksi administrasi dan sanksi pidana menurut undang-undang perpajakan adalah :

a. Sanksi administrasi

Merupakan pembayaran kerugian kepada Negara, khususnya yang berupa bunga dan kenaikan.

b. Sanksi pidana

Merupakan siksaan atau penderitaan. Merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang

digunakan fiskus ada norma perpajakan dipatuhi.

Penelitian Utami, Kardinal (2012) menujukkan bahwa Sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi. Sejalan dengan penelitian Utami, Kardinal (2012), (Ardyanto, Nanik 2014)

menunjukkan sanksi pajak berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak

menilai bahwa sanksi pajak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam memenuhi

kewajiban pajaknya. Hal ini menujukkan bahwa sanksi pajak dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan

Wajib Pajak. Sanksi pajak membuat Wajib Pajak patuh membayar pajaknya tetap waktu. Karena saat

Wajib Pajak tidak membayarkan pajaknya tepat waktu maka sanksi pajak akan berlaku sehingga yang

mengakibatkan bertambahnya nilai pajak yang harus dibayarkan. Berdasarkan penjelasan yang telah

dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

H5 : Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

III. OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Jakarta Pulogadung. Jumlah minimal sampel ditentukan peneliti menggunakan rumus

Slovin (Burhan Bugin, 2008 dalam (Utami, Ayu, dan Andi 2012)) sebagai berikut :

� =�

1 + ���

Keterangan:

n = Sampel

N = Populasi

e = Taraf kesalahan atau nilai kritis

3.1 Definisi Operasional Variabel

1. Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Drs. Safri Nurmantu, M.Si (2005:148) kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai

suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya. Kepatuhan Wajib Pajak diukur dengan menggunakan indikator yang diperkenalkan oleh

Page 22: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

13

(Novak, 1989) dalam Kiryanto (2000) yaitu wajib Pajak paham dan berusaha memahami UU

perpajakan, mengisi formulir pajak dengan benar, menghitung pajak dengan jumlah yang benar, dan

membayar pajak tepat pada waktunya. Diukur menggunakan skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak

setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.

2. Kesadaran Membayar Pajak

Menurut Widayati dan Nurlis (2010) Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami

realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki oleh

manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Jadi

kesadaran membayar pajak yaitu kesadaran yang dimiliki oleh manusia untuk membayar pajaknya.

Kesadaran membayar pajak dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator empirik dalam

Widayati, Nurlis (2010) yaitu pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan

Negara, penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan Negara, pajak

ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan, dan membayar pajak tidak sesuai dengan yang

seharusnya dibayar akan merugikan Negara. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5

poin untuk 4 pertanyaan.

3. Pengetahuan Dan Pemahaman Peraturan Pajak

Menurut Mcleod, George (2008 : 103) pengetahuan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, baik itu

melalui mata kuliah formal ataupun melalui upaya sendiri membaca dan mengamati. Menurut Steven

Scott (2007 : 290) pemahaman adalah pengetahuan tentang cara untuk membedakan antara informasi

yang benar serta praktis dan yang tidak. Pemahaman menempatkan nilai yang besar pada kebenaran dan

penerapan konkret kebenaran. Jadi pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak adalah sesuatu

yang dapat dipelajari dan dapat membedakan antara informasi yang benar tentang peraturan pajak.

Variabel ini diukur dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator empirik dalam Widayati,

Nurlis (2010) yaitu pendaftaran NPWP bagi setiap Wajib Pajak yang memiliki penghasilan,

pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban perpajakan, pengetahuan dan pemahaman

tentang sanksi jika melakukan pelanggaran perpajakan , pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP,

PKP dan tarif pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak melalui sosialisasi, dan pengetahuan

dan pemahaman peraturan pajak melalui training. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert

5 poin untuk 6 pertanyaan.

4. Persepsi Atas Efektifitas Sistem Perpajakan

Menurut Widayati dan Nurlis (2010) Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses

pengorganisasian, pengintepretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga

merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Sedangkan

efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (

Page 23: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

14

kualitas,kuantitas dan waktu ) telah tercapai. Jadi persepsi atas efektifits sistem perpajakan adalah suatu

proses penginterpretasian atas kualitas sistem perpajakan.

Variabel ini diukur dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator empirik dalam Widayati,

Nurlis (2010) yaitu pembayaran pajak melalui e-Banking, penyampaian SPT melalui e-SPT dan e-

Filling, penyampaian SPT melalui drop box, update peraturan pajak terbaru secara online melalui

internet, dan pendaftaran NPWP melalui e-register. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala

likert 5 poin untuk 5 pertanyaan.

5. Kualitas Pelayanan

Menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan (2005 : 208) pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan kualitas menurut Goetsch & Davis, 1994 dalam

Hessel Nogi S. Tangkilisan (2005 : 209) merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan produk,

jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Jadi kualitas pelayanan

adalah suatu kondisi dinamis dimana proses pemenuhan kebutuhan produk, dan jasa sudah memenuhi

harapan atau melebihi harapan.

Menurut Caro & Garcia (2007) dalam Monica (2013) indikator kualitas pelayanan ditentukan oleh :

a. Kualitas interaksi

Dalam kualitas interaksi diukur menggunakan Indikator pelayanan fiskus adalah kuesioner

penelitian Lewa (2009) dalam (Fikriningrum, Muchamad 2012) dengan indikatornya yaitu:

fiskus (aparat pajak) bekerja secara transparan, fiskus sukarela membantu kesulitan Wajib Pajak

(bersedia memberikan penyuluhan), fiskus senantiasa menjaga kerapian dalam berpenampilan,

menjaga tutur katanya dengan baik dan bersikap sopan, dan fiskus memberikan pelayanan

dengan cepat dan tangkas untuk membantu kesulitan Wajib Pajak.

b. Kualitas lingkungan fisik

Kualitas lingkungan fisik diukur menggunakan indikator dari Hardiningsih, Nila (2011) yaitu:

perluasan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), dan TPT dapat memudahkan pengawasan terhadap

proses pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak

c. Hasil kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan diukur menggunakan indikator dari Hardiningsih, Nila (2011) yaitu:

fiskus diharapkan memiliki kompetensi Skill, Knowledge, Experience dalam hal kebijakan

perpajakan, administrasi pajak, dan perundang-undangan, fiskus memiliki motivasi tinggi

sebagai pelayan publik, dan sistem informasi perpajakan dan sistem administrasi perpajakan

merupakan sistem layanan prima kepada Wajib Pajak menjadi semakin nyata. Variabel ini

diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin untuk 12 pernyataan.

6. Sanksi perpajakan

Menurut Prof. Dr. Mardiasmo, MBA. Ak. (2003 : 39-40) Sanksi perpajakan merupakan jaminan

bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ( norma perpajakan) akan

Page 24: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

15

dituruti/ditaati/dipatuhi. Variabel ini diukur menggunakan indikator Munari (2005) yaitu sanksi pajak

sangat diperlukan agar tercipta kedisiplinan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan,

pengenaan sanksi harus dilaksanakan dengan tegas kepada semua Wajib Pajak yang melakukan

pelanggaran, sanksi yang diberikan kepada Wajib Pajak harus sesuai dengan pelanggaran yang sudah

dilakukan, dan penerapan sanksi harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Variabel ini diukur

dengan menggunakan skala likert 5 poin untuk 4 pertanyaan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui angket

(kuesioner) guna mendapatkan data primer, dan untuk mendapatkan data berupa gambaran umum

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pulogadung dilakukan melalui wawancara langsung kepada

narasumber. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah teknik desain pengambilan sampel area. Teknik ini dilakukan dengan

cara mengambil sampel data yang termasuk di wilayah populasi yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Pulogadung.

3.3 Teknik Analisa Data

Analisis dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda, sebelumnya data terlebih dahulu diuji

dengan uji validitas dan uji reliabilitas untuk menguji kualitas data, jika data tersebut sudah valid dan

andal maka akan dilanjutkan menguji menggunakan asumsi klasik. Dalam penelitian ini peneliti

menguji asumsi klasik kemudian analisis regresi berganda.

IV. PEMBAHASAN

Dari hasil analisis dengan menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda dapat dijelaskan faktor-

faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

validitas dan reliabilitas variabel.

4.1 Kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

Dalam uji statistik T, Thitungyang didapati peneliti adalah sebesar 4.518, lebih besar dari Ttabel

yang sebesar 1.97783. Sedangkan nilai signifikansinya dibawah 0.05 yakni 0.000. Dengan kata lain,

maka hipotesis pertama dapat diterima, sebab kesadaran membayar pajak memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kesadaran pajak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal ini

menjelaskan bahwa jika seseorang wajib pajak sudah sadar untuk membayarkan pajaknya maka wajib

pajak tersebut akan patuh untuk membayarkan pajaknya tepat waktu sehingga penerimaan negarapun

meningkat. Dengan demikian hipotesis kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak dapat diterima.

Page 25: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

16

4.2 Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

Dalam uji statistik T, Ttabel sebesar 1.97783 lebih kecil dari Thitung 3.205. Sedangkan nilai

signifikansinya dibawah 0.05 yaitu 0.02. Dengan kata lain maka hipotesis kedua dapat diterima, sebab

pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan pemahaman

peraturan pajak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Jika seseorang

memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak maka semakin mengerti tentang pajak

dan akan patuh untuk membayar pajaknya. Dengan demikian hipotesis pengetahuan dan pemahaman

peraturan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dapat diterima.

4.3 Persepsi atas efektifitas perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

Dalam uji statistik T, Thitung yang didapati peneliti adalah sebesar 3.404, lebih besar dari Ttabel

yang sebesar 1.97783. Sedangkan nilai signifikansinya dibawah 0.05 yakni 0.001. Dengan kata lain,

maka hipotesis ketiga dapat diterima, sebab persepsi atas efektifitas sistem perpajakan memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak. Jika persepsi masyarakat sudah baik terhadap sistem perpajakan

sehingga wajib pajak dapat lebih patuh dan penerimaan negara bertambah. Dengan demikian hipotesis

persepsi atas efektifitas peraturan perpajakan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

dapat diterima.

4.4.Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

Dalam uji statistik T, Thitung yang didapati peneliti adalah sebesar 20.371, lebih besar dari Ttabel

yang sebesar 1.97783. Sedangkan nilai signifikansinya dibawah 0.05 yakni 0.001. Dengan kata lain,

maka hipotesis keempat dapat diterima, sebab kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kepatuhanwajib pajak. Jika kualitas pelayanan petugas

pajak lebih baik maka wajib pajak akan membayar pajaknya dengan baik sehingga tingkat kepatuhan

wajib pajaknya lebih tinggi sehingga penerimaan negara juga meningkat. Dengan demikian hipotesis

kualitas pelayanan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dapat diterima.

Page 26: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

17

4.5 Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

Dalam uji statistik T, Thitung yang didapati peneliti adalah sebesar -7.636, lebih besar negatif dari

Ttabel yang sebesar 1.97783. Sedangkan nilai signifikansinya dibawah 0.05 yakni 0.000. Dengan kata

lain, maka hipotesis kelima diterima, sebab sanksi perpajakan memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa sanksi

perpajakan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Jika sanksi

yang diberikan tidak berat maka wajib pajak akan patuh terhadap pembayaran pajak sehingga tingkat

kepatuhan pajak meningkat Ini bisa dilihat dari pernyataan yang pertama bahwa sebagian besar

responden setuju bahwa sanksi pajak sangat diperlukan agar terciptanya kedisiplinan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang bisa diperoleh adalah :

Variabel kesadaran membayar pajak berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

dengan signifikansi sebesar yaitu 0.000, nilai signifikansi lebih kecil dari 5%. Pengetahuan dan pemahaman

peraturan pajak berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dengan signifikansi

sebesar yaitu 0.002, nilai signifikansi lebih kecil dari 5%. Persepsi atas efektifitas sistem perpajakan

berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dengan signifikansi sebesar yaitu 0.001,

nilai signifikansi lebih kecil dari 5%. Kualitas pelayanan berpengaruh secara parsial terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak dengan signifikansi sebesar yaitu 0.000, nilai signifikansi lebih kecil dari 5%. Sanksi

perpajakan berpengaruh secara parsial terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dengan signifikansi sebesar

yaitu 0.000, nilai signifikansi lebih kecil dari 5%.

Seluruh variabel independen dalam penelitian ini, yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan

pemahaman peraturan pajak, persepsi atas efektifitas sistem perpajakan, kualitas pelayanan, dan sanksi

perpajakan secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Jika

kesadaran membayar pajak dalam hal ini tercermin dari teraturnya wajib pajak dalam membayarkan

pajaknya, pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak yang baik, persepsi atas efektifitas sistem

perpajakan yang baik pula,kualitas pelayanan yang diberikan pegawai fiskuspun baik, serta sanksi

perpajakan tegas, maka tingkat kepatuhan wajib pajak akan meningkat.

5.2 Implikasi

Page 27: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

18

Hasil penelitian ini mengenai pengaruh antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman

peraturan pajak, persepsi atas efektifitas peraturan pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak.

Atas hal tersebut diharapkan Direktorat Jendral Pajak (DJP) lebih baik lagi dalam memberikan sosialisasi

dan training kepada wajib pajak. Sosialisasi dan training yang sering dapat meningkatkan kesadaran

membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak, dan persepsi atas efektifitas peraturan

pajak. DJP pun selaku pemegang otoritas perpajakanpun dapat mengevaluasi mengenai nilai dari sanksi

perpajakan agar tidak menyusahkan wajib pajak dengan ekonomi menengah ke bawah sehingga mereka

dapat lebih patuh dalam membayar pajak dan pendapatan negarapun semakin bertambah. Selain itu DJP pun

dapat mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan pegawai pajak kepada wajib pajak sehingga wajib

pajak senang dalam membayar pajak, dan pendapatan negarapun meningkat.

Paling utama adalah meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya. Jika wajib pajak

sudah semakin patuh dalam membayarkan pajaknya maka pendapatan negara yang didapatkan dari pajakpun

akan meningkat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dibuat, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Memasukkan variabel lain seperti kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko sebagai variabel

moderasi pada penelitian selanjutnya.

2. Mengganti objek penelitian menjadi badan pada penelitian selanjutnya sehingga terlihat apakah

variabel-variabel independen berpengaruh juga terhadap variabel dependen.

3. Pegawai pajak dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga wajib pajak dapat lebih nyaman

dalam membayarkan pajaknya.

4. Perlu diadakannya sosialisasi dan training tentang pajak dan pelaksanannya sehingga masyarakat lebih

paham dalam melaporkan dan membayarkan pajaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 28: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

19

Ardyanto, Arif Angga dan Nanik Sri Utaminingsih. “Pengaruh Sanksi Pajak Dan Pelayanan Aparat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderasi”, Accounting Analysis Journal, 2014.

Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima: Persiapan Membangun Budaya Pelayanan Prima

Untuk Meningkatkan Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan.Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2003.

Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2006. Beritasatu. Empat Kasus Pajak Besar : Grup Bakrie. 2010. http://www.beritasatu.com/ekonomi/10707-

empat-kasus-pajak-besar-grup-bakrie.html ( Diakses tg 13/3/15 jam 7.43) Fikriningrum, Winda Kurnia dan Muchamad Syafruddin.”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak”, Diponegoro Journal Of Accounting.2012.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, 2001. Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar

Pajak”, Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol 3 No 1.November 2011, hal. 126-142. Kiryanto, “Analisis Pengaruh Penerapan Struktur Pengendalian InternTerhadap Kepatuhan Wajib Pajak

bada Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilannya,” EKOBIS, Vol. 1 No. 1. 2000, hal 41 – 52.

KPP Pratama Jakarta Pulogadung.Jumlah Wajib Pajak Yang Wajib SPT Tahunan PPH.2015. Mardiasmo. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset, 2003. McLeod Raymond, Jr dan George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Jakarta: Salemba

Empat, 2008. Monica, Nadia. “Pengaruh Kondisi Keuangan Wajib Pajak Terhadap Hubungan Antara Persepsi Wajib

Pajak Tentang Kualitas Pelayanan Fiskus Dengan Kepatuhan Wajib Pajak”, Artikel Universitas Negeri Padang, 2013.http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/download/695/452(Diakses tanggal 21/2/15 jam 21.15)

Munari. “Pengaruh Wajib Pajak Faktor Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Penghasilan : Studi Kasus

KPP Batu, Malang”, Eksekutif : Jurnal Bisnis Manajemen Nasional, 2005. Nisa, Ana Choirun dan Andri Wakita Aji. “Pengaruh Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional,

Pengetahuan Peraturan Perpajakan, Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Daerah Istimewa Yogyakarta”, Jurnal Akuntansi Vol 2.Juni 2014, 1, hal. 11-23.

Nurmantu, Safri. Pengantar Perpajakan. Jakarta : Granit, 2005. Ortax. Peraturan Menteri Keuangan – 1/PM.3/2007, 23 Jul 2007. 2007.

http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=12784&hlm= (Diakses tgl 21/2/15 jam 14.43)

Page 29: DAFTAR ISI - sipeg.unj.ac.idsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/pengaruh_kesadaran_m... · No Pemakalah Makalah Instansi 1 Diera Darmayani Eva Herianti Heriantieva@Gmail.Com

20

Ortax. Peraturan Menteri Keuangan – 62/PMK.01/2009, 1 Apr 2009. 2009. http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13823 (Diakses tgl 21/2/15 jam 14.24)

Permatasari, Farinda Siska. “Makna Pelayanan Fiskus Menurut Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bangkalan Ditinjau Dari Prinsip Pelayanan”, Buku FE Akuntansi Trunojoyo, 2013. Pratiwi, I G.A.M. Agung Mas Andriani dan Putu Ery Setiawan. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas

Pelayanan, Kondisi Keuangan Perusahaan, Dan Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Reklame Di Dinas Pendapatan Kota Denpasar”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.1. 2014, hal. 139-153.

Purwono, Herry. Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak. Jakarta :Penerbit Erlangga, 2010. Santoso, Wahyu . “Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan

Wajib Pajak (Penelitian Terhadap Wajib Pajak Badan Di Indonesia)”, Jurnal Keuangan Publik. Oktober 2008,1, hal. 85-137.

Scott, Steven K. Rahasia Kesuksesan, Kemakmuran, dan Kebahagiaan Raja Sulaiman. Terjemahan Ati

Cahayani. Jakarta: Ramala Books, 2007. Sekaran, Uma. Research Methods For Business (Metodologi Penelitian Bisnis).Jakarta : Penerbit

Salemba Empat,2006. Sutedi, Adrian. Hukum Pajak. Jakarta : Sinar Grafika, 2011. Tangkilisan, Hessel Nogi S. Manajemen Publik. Jakarta : PT Grasindo, 2005. Tempo. Ada 300 Penunggak Pajak Dicegah ke Luar Negeri. 2015.

http://www.tempo.co/read/news/2015/01/27/087638038/Ada-300-Penunggak Pajak- Dicegah-ke-Luar-Negeri (Diakses tgl 12/2/15 jam 7.41)

Utami Sri Rizki., Andi., dan Ayu Noorida Soerono. “Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak Di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang”, SNA-15 Profesi Akuntansi dan Perpajakan, 2012.

Utami, Thia Dwi dan Kardinal. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu”, STIE MDP, 2012.

Widayati dan Nurlis. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak

Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada KPP Pratama Gambir Tiga)”, SNA-13 Purwokerto, 2010.