DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I … PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 Wadja...
Transcript of DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I … PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 Wadja...
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 5
A. Latar Belakang ......................................................................... 5
B. Dasar Hukum Pembentukan dan Tugas Pokok........................ 5
C. Struktur Organisasi .................................................................. 7
D. Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Daerah Tahun
2014 ..............................................................
11
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 14
A. Visi ............................................................................................ 14
B. Misi ........................................................................................... 15
C. Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2014 ........................... 16
D. Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2014 .............................................................................
17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................. 25
A. Capaian Atas Kinerja Makro .................................................... 26
B. Capaian Sasaran Organisasi ................................................... 34
C. Akuntabilitas Keuangan............................................................ 93
BAB IV PENUTUP ........................................................................... 99
A. Simpulan .................................................................................. 99
B. Strategi Peningkatan Kinerja .................................................... 100
Lampiran 1 Pernyataan Hasil Review
Lampiran 2 Pernyataan Penetapan Kinerja
Lampiran 3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Lampiran 4 Pengukuran Kinerja
Lampiran 5 Perbandingan Kinerja
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 2
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2014
merupakan laporan kinerja tahun keempat dari pelaksanaan Peraturan Daerah
Nomor 02 Tahun 2011 tanggal 1 Februari 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 – 2015 dan telah disempurnakan Review
dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0647/KUM/2012
Tanggal 28 Desember 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2014 ini disusun menindaklanjuti Peraturan Presiden RI
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Laporan ini menyajikan informasi yang relevan menyangkut
keberhasilan dan/atau kekurangan yang terjadi pada periode tahun keempat.
Perkembangan Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja pada seluruh jajaran
organisasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah
menunjukkan peningkatan kinerja sebagaimana tertuang dalam laporan hasil
evaluasi AKIP oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi
Birokrasi, yaitu: menunjukkan nilai yang terus meningkat dari tahun ke tahun,
terakhir evaluasi AKIP tahun 2014 dengan nilai 66,75 atau meningkat dari tahun
2013 dengan nilai 65,18.
Kinerja utama yang diukur melalui 8 indikator bersifat makro yang
merepresentasi tingkat kesejahteraan masyarakat, yaitu Pertumbuhan ekonomi,
PDRB per kapita, Laju inflasi, Indeks Gini, Tingkat Pengangguran, Tingkat
Kemiskinan, dan Indeks Pembangunan Manusia, serta Tingkat Pertumbuhan
Penduduk. Menurut angka absolut, pada tahun 2014 ini secara umum menunjukkan
adanya peningkatan kinerja dari tahun 2013.
Capaian Kinerja Makro 2014
No Indikator Satuan Realisasi
2012 Realisasi
2013 Target 2014
Realisasi 2014
Persentasi capaian
Target RPJMD
1 Pertumbuhan Ekonomi
% 5,73 5,36 6,00 4,85* 80,83 6,0-6,9
2 Pdrb Per Kapita (Adhk)
Rupiah 9.081.408 9.409.137 9.200.000 9.674.468* 105,16 9,2-10,6
3 Laju Inflasi % 5,96 5,98 7,00 7,16** 97,77 5,0-7,0
4 Indeks GINI Indeks 0,35 0,36 0,22 0,326 67,48 0,22-0,18
5 Tingkat Pengangguran Terbuka
% 4,32 3,84 6,50 4,03 161,29 6,62-6,50
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 3
No Indikator Satuan Realisasi
2012 Realisasi
2013 Target 2014
Realisasi 2014
Persentasi capaian
Target RPJMD
6 Tingkat Kemiskinan
% 5,01 4,77 4,25 4,81 88,36 4,25-3,99
7 Indeks Pembangunan Manusia
% 71,08 71,74 74,00 71,74**** 96,95 70-74
8 Tingkat Pertumbuhan Penduduk
% 2,57 1,84 1,60 1,77 90,40 1,60-1,40
Rata-Rata Capaian 98,53
Sumber : BPS Kalimantan Selatan
****) PDRB Tahun Dasar lama (2010)
****) data kumulatif sampai Desember 2014
****) data 2014 belum ada (data yang digunakan data tahun 2013)
Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2014 tumbuh sebesar 4,85 %
dengan pertumbuhan tertinggi di sektor Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan
Gas sebesar 15,51 %, diikuti oleh Informasi Dan Komunikasi sebesar 9,78 % dan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Daur Ulang sebesar 9,11 %.
Serta pertumbuhan terendah di sektor pertambangan sebesar 2,60 %.
Pertambangan menjadi sektor terendah disebabkan melemahnya perekonomian
dunia yang berimbas ke seluruh Negara di dunia terutama Indonesia.
Nilai PDRB atas dasar harga konstan (Adhk) Kalimantan Selatan pada Tahun
2014 sesuai dengan data BPS Provinsi Kalimantan Selatan tercapai sebesar
9.674.468 Rupiah. Semua komponen PDRB penggunaan mengalami pertumbuhan
positif pada tahun 2014 kecuali komponen pertambangan dan penggalian 0,44 %.
Besaran PDRB Kalimantan Selatan selama tahun 2014 atas dasar harga berlaku
(Adhb) mencapai Rp. 91,74 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (Adhk)
mencapai Rp. 37,95 triliun.
Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun
2014 mencapai 4,03 %, meningkat sebesar 0,19 % dibandingkan Tingkat
Pengangguran Terbuka tahun 2013 (3,84 %). Peningkatan pengangguran terbuka
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Adanya peningkatan jumlah angkatan kerja pada tahun 2014 sebanyak
2.017.754 dengan selisih sebanyak 80.261 orang dibanding tahun lalu dan
jumlah penganguran tersisa sebanyak 81.274 orang. Jumlah ini tidak sebanding
dengan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia sehingga menyebabkan
usaha penurunan penganguran terbuka sedikit terhambat.
2. Harga komoditas perkebunan secara umum termasuk karet yang banyak
menyerap tenaga kerja lagi turun, sehingga menyebabkan masyarakat kurang
tertarik bekerja di sektor perkebunan
3. Produksi pertambangan lagi melandai menyusul lemahnya permintaan dunia
4. Aktivitas sektor konstruksi turut melemah akibat kurang baiknya kinerja
pertambangan, sehingga buruh yg bekerja di sektor konstruksi juga berkurang.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 4
Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan dari data Badan Pusat
Statistik pada tahun 2014 yaitu 4,81% sedikit mengalami peningkatan dibanding
tahun 2013 yaitu 4,77 % tetapi masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
angka kemiskinan secara nasional tahun 2014 yaitu 10,96 %. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Meskipun pengangguran meningkat dan pertumbuhan ekonomi melemah,
namun sektor pertanian, yang notabene menjadi tumpuan masyarakat miskin,
mengalami pertumbuhan positif (sebesar 3,72%).
2. Inflasi tahun 2014 secara umum lebih rendah dibanding tahun 2013, sehingga
beban pengeluaran masyarakat miskin juga tidak terlalu besar.
Secara Nasional dilihat dari Persentase Penduduk Miskin, Provinsi
Kalimantan Selatan menduduki posisi ke-3 (tiga) terendah Persentase
Penduduk Miskin dari seluruh Provinsi di Indonesia setelah DKI Jakarta dan
Bali. Dari jumlah penduduk miskin yang ada secara regional Kalimantan, Provinsi
Kalimantan Selatan berada di atas Provinsi Kalimantan Timur dilihat dari sedikitnya
jumlah penduduk miskin.
Untuk Indikator Indeks GINI dan Indeks Pembangunan Manusia
menggunakan data capaian sementera dikarenakan BPS belum mengeluarkan data
resmi, dengan penggunaan data sementara untuk Indeks GINI sebesar 0,326 dan
untuk Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan adalah 71,74
berada di bawah Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, sedangkan jika
dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia secara keseluruhan di
Indonesia yang mencapai 73,81 dapat dikatakan Indeks Pembangunan Manusia di
Provinsi Kalimantan Selatan masih harus terus mengalami perbaikan.
Indikator Indeks GINI ratio Kalimantan Selatan tahun 2014 ditargetkan dalam
RPJM 0,20 dengan meningkatkan akses UMKM dapat direalisasikan 0,36 dengan
upaya mendorong pertumbuhan sektor produksi yaitu pertanian dan industri yang
menyerap lebih banyak tenaga kerja disektor formal dapat direalisasikan 0,36 untuk
mengatasi ketidakmerataan pendapatan daerah.
Hasil pengukuran secara mandiri (self assessment) menginformasikan
secara ringkas tingkat capaian kinerja atas 15 ( Lima belas) sasaran strategis dan
87 indikator kinerja utama adalah 127,27 % dengan kategori Sangat Berhasil,
yang dapat dirincikan bahwa 9 (sembilan) sasaran dengan tingkat capaian kinerja
berkategori Sangat Berhasil, 2 (dua) sasaran dengan tingkat capaian kinerja
berkategori Berhasil, 2 (dua) sasaran dengan tingkat capaian kinerja berkategori
Cukup Berhasil, dan 2 (dua) sasaran dengan tingkat capaian kinerja berkategori
Kurang Berhasil.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 5
Rata rata capaian kinerja dari hasil pengukuran kinerja masih terlihat adanya
kekurangberhasilan yang ditunjukkan dengan capaian indikator sasaran di bawah
seratus persen. Hal tersebut akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan dalam upaya memperbaiki pelaksanaan kerja di masa
mendatang.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
menetapkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib melaksanakan
Akuntabilitas Kinerja untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja diwujudkan melalui Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dimana tahap akhir dari siklus sistem
tersebut adalah menyusun laporan hasil kinerja sebagai pertanggung jawaban
kinerja organisasi kepada instansi yang lebih tinggi.
Terbitnya Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah menjadi acuan disusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2014, sebagai pertanggungjawaban atas
pelaksanaan pencapaian kinerja sebagaimana disepakati dalam dokumen
Penetapan Kinerja Tahun 2014. Penetapan kinerja dimaksud telah
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan dana baik dari APBD
maupun sumber dana lainnya serta mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah
Daerah tahun 2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2011-2015.
B. Dasar Hukum Pembentukan dan Tugas Pokok Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1956, juncto Undang-Undang Nomor 21 tahun 1958
tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain
mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106). Saat ini Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh Gubernur Drs. H. Rudy Ariffin, MM
dengan Wakil Gubernur Drs. H. Rudy Resnawan, MBA
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 7
Sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
menjalankan otonominya, didukung dengan Organisasi Perangkat Daerah yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan dan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 8
Tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas dan Badan Provinsi Kalimantan Selatan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan urusan yang
menjadi kewenangan daerah yang terdiri urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib adalah urusan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic service) bagi masyarakat
sedangkan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan yang
diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk diselenggarakan yang terkait
dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (Core Competence) yang
menjadi kekhasan daerah.
Urusan wajib yang dimiliki meliputi :
a. Pendidikan ;
b. Kesehatan ;
c. Lingkungan Hidup ;
d. Pekerjaan umum ;
e. Penataan ruang ;
f. Perencanaan Pembangunan ;
g. Perumahan ;
h. Kepemudaan dan Olah raga ;
i. Penanaman modal ;
j. Koperasi, usaha kecil dan menengah ;
k. Kependudukan dan catatan sipil ;
l. Ketenagakerjaan ;
m. Ketahanan pangan ;
n. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak ;
o. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera ;
p. Perhubungan ;
q. Komunikasi dan informatika ;
r. Pertanahan ;
s. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri ;
t. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian ;
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 8
u. Pemberdayaan masyarakat dan desa ;
v. Sosial ;
w. Kebudayaan ;
x. Statistik ;
y. Kearsipan ; dan
z. Perpustakaan.
Selain menjalankan urusan wajib, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga
menyelenggarakan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat antara lain :
a. Kelautan dan perikanan;
b. Pertanian ;
c. Energi dan sumber daya meneral ;
d. Pariwisata ;
e. Industri ;
f. Perdagangan ; dan
g. Ketransmigrasian.
C. Struktur Organisasi Penyelenggaraan urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebagai berikut :
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
A Sekretariat Daerah, yang membawahi :
1 Asisten Pemerintahan, mengoordinasikan
a Biro Pemerintahan
b Biro Hukum
c Biro Organisasi
2 Asisten Pembangunan, mengoordinasikan
a Biro Perekonomian
b Biro Kesejahteraan Rakyat
c Biro Humas
3 Asisten Administrasi Umum, mengoordinasikan
a Biro Umum
b Biro Perlengkapan
c Biro Keuangan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 9
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
B Sekretariat DPRD
C Dinas Daerah terdiri atas :
1 Dinas Pendidikan ;
2 Dinas Kesehatan ;
3 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ;
4 Dinas Pekerjaan Umum ;
5 Dinas Sosial ;
6 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ;
7 Dinas Perindustrian dan Perdagangan ;
8 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ;
9 Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata ;
10 Dinas Kehutanan ;
11 Dinas Perkebunan ;
12 Dinas Peternakan ;
13 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Horticultura ;
14 Dinas Perikanan dan Kelautan ;
15 Dinas Pertambangan dan Energi ; dan
16 Dinas Pendapatan Daerah ;
D Lembaga Teknis Daerah terdiri atas :
1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ;
2 Inspektorat ( BAWASDA ) ;
3 Badan Kepegawaian Daerah ;
4 Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah ;
5 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
6 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa ;
7 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ;
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah ;
9 Badan Lingkungan Hidup Daerah ;
10 Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah ;
11 Badan Perpustakaan Daerah ;
12 Badan Ketahanan Pangan ;
13 Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin ;
14 Rumah Sakit dr.H. Moch. Ansari Saleh ;
15 Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum ; dan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 10
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
16 Rumah Sakit Gigi dan Mulut
17 Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Jakarta.
E Lembaga lainnya
1 Satuan Polisi Pamong Praja ;
2 Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi ;
3 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu ;
4 Badan Penanggulangan Bencana Daerah`;
5 Sekretariat DPP Korpri Provinsi ;
6 Sekretariat KPID Prov Kalsel ;
F Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan terdiri atas :
Dinas Pendidikan
1 Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina ;
2 Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Pendidikan Non Formal dan Informal ;
3 Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan ; dan
4 SMA Banua Kalimantan Selatan.
Dinas Kesehatan
5 Balai Pelatihan Kesehatan ;
6 Laboratorium Kesehatan ;
7 Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat ;
8 Instalasi Gudang Farmasi dan Perlengkapan Kesehatan ; dan
9 Unit Kewaspadaan dan Penanganan Krisis Kesehatan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
10 Balai Pelayanan Kemetrologian ;
11 Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang ; dan
12 Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam.
Dinas Sosial
13 Panti Sosial Bina Netra ” Fajar Harapan ” ;
14 Panti Sosial Asuhan Anak ”Budi Mulia” ;
15 Panti Sosial Bina Remaja ”Budi Satria” ;
16 Panti Sosial Bina Wanita ”Panti Melati” ; dan
17 Panti Sosial Tresna Werdha ”Budi Sejahtera” .
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
18 Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja ;
19 Balai Latihan Kerja ; dan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 11
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
20 Balai Produktivitas Ketenagakerjaan.
Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
21 Taman Budaya ; dan
22 Museum Lambung Mangkurat ;
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
23 Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura ;
24 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura ;
25 Balai Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura ; dan
26 Balai Alat dan Mesin Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura.
Dinas Peternakan
27 Balai Inseminasi Buatan ; dan
28 Sekolah Pertanian Pembangunan.
Dinas Perikanan dan Kelautan
29 Laboaratorium Pengujian dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Banjarbaru ;
30 Balai Benih dan Induk Air Tawar Karang Intan ;
31 Pelabuhan Perikanan Banjarmasin ;
32 Pelabuhan Perikanan Muara Kintap ; dan
33 Balain Benih Ikan Pantai Kota Baru.
Dinas Kehutanan
34 Balai Taman Hutan Raya Sultan Adam ; dan
35 Unit Pelayanan Penatausahaan Hasil Hutan Barito Muara.
Dinas Perhubungan
36 Balai Penimbangan Kendaraan Bermotor.
Dinas Koperasi , Usaha Kecil dan Menengah
37 Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
Dinas Pertambangan dan Energi
38 Unit Pelayanan Jasa Sumberdaya Mineral dan Energi.
Dinas Pekerjaan Umum
39 Balai Pengembangan Teknologi dan Konstruksi
Dinas Perkebunan
40 Balai Sertifikasi Benih dan Percontohan Perkebunan Tungkap.
Dinas Pendapatan Daerah
41 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Banjarmasin ;
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 12
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
42 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Banjarbaru ;
43 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Martapura ;
44 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Rantau ;
45 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kandangan ;
46 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Barabai ;
47 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Paringin ;
48 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Amuntai ;
49 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Tanjung ;
50 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Pelaihari ;
51 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Batulicin ;
52 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kotabaru ; dan
53 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Marabahan ;
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
54 Balai Pengembangan Pertanian Terpadu ; dan
55 Kebun Raya Banua ;
D. Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Daerah Tahun 2014
Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yang dituangkan dalam
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014 menghadapi permasalahan
dalam beberapa bidang. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Kalimantan
Selatan dalam bidang Sosial Budaya yaitu :
1. Belum memadainya sarana dan prasarana umum, olah raga, dan rumah
ibadah serta belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan daerah;
2. Belum optimalnya pembangunan bidang pariwisata daerah yang
ditunjukkan dengan belum banyak investasi jasa pariwisata yang dilakukan
oleh investor;
3. Adanya ancaman terhadap masyarakat, terutama masyarakat kalangan
bawah, terhadap peredaran narkoba yang terus bertambah.
Selanjutnya permasalahan pada bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia
yang dihadapi oleh Kalimantan Selatan yaitu :
1. Belum meratanya distribusi penduduk dan kegiatan ekonomi yang masih
terpusat di sekitar kota Banjarmasin;
2. Angka Indeks Pembangunan manusia (IPM) Kalimantan Selatan yang
masih menduduki posisi ke-26 secara nasional dan masih dibawah IPM
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 13
Indonesia yang disebabkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) yang masih cukup besar akibat derajat kesehatan ibu dan anak
masih rendah serta pelayanan kesehatan terhadap masyarakat belum
optimal.
Permasalahan mendasar yang dihadapi Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah yaitu :
1. Mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitasnya
dengan mendukung berkembangnya dunia usaha selain juga berupaya
pencegahan inflasi yang semakin kompleks;
2. Masih rendahnya daya saing menghadapi implementasi kesepakatan
perdagangan bebas;
3. Terjadinya alih fungsi lahan pangan ke non pertanian, degradasi lahan
pertanian dan lahan tambak, keterbatasan sarana dan prasarana produksi
pertanian dan perikanan, serta dampak negatif dari fenomena perubahan
iklim, juga akan menjadi permasalahan lain yang akan mengurangi
kemampuan produksi bahan pangan dalam lima tahun ke depan.
Dalam bidang infrastruktur tahun 2014 masih terdapat beberapa permasalahan
yaitu :
1. Peningkatan volume lalu lintas jalan, laut dan udara seiring dengan
meningkatnya perekonomian Nasional dan Kalsel. Pergerakan manusia dan
barang akan terus meningkat, baik lokal, nasional maupun internasional;
2. Peningkatan kebutuhan produk pertanian dan tanaman pangan
memerlukan sistem pengairan yang mantap didukung dengan infrastruktur
yang baik;
3. Peristiwa bencana banjir maupun longsor masih akan terus terjadi pada
masa mendatang;
4. Kawasan perkotaan yang bersih, indah dan nyaman dengan tingkat layanan
infrastruktur perkotaan yang mudah dijangkau oleh masyarakat serta tingkat
pelayanan yang tingi;
5. Kebutuhan air bersih yang semakin tinggi serta tingkat layanan yang terus
ditingkatkan;
6. Belum termanfaatkannya sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat secara optimal.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup pada
Tahun 2014 adalah :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 14
1. Kalimantan Selatan yang mempunyai titik panas terbanyak di Indonesia,
sehingga menyumbang emisi yang besar;
2. Penerapan Good Mining Practise, pencegahan illegal logging, dan illegal
fishing belum optimal;
3. Frekuensi dan kualitas kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau
dan banjir pada saat musim hujan cenderung meningkat;
4. Masih belum adanya keseimbangan antara pemberian izin, terutama
pertambangan, dengan perbaikan lingkungannya;
5. Dampak pertambangan yang mengakibatkan turunnya air permukaan serta
menjadi masalah dalam budidaya perikanan dan pertanian belum ditangani
serius;
6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kontribusi lingkungan
bagi kesejahteraan;
7. Peningkatan curah hujan dan peningkatan air laut mengancam infrastruktur
jalan nasional.
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintahan
Daerah pada Tahun 2014 antara lain :
1. Belum optimalnya sinergitas Pemerintahan Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
2. Adanya tuntutan dan harapan masyarakat yang besar terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang transparan, akuntabel,
adanya kepastian hukum, rasa keadilan serta peningkatan partisipasi
masyarakat dalam berbagai kebijakan pembangunan;
3. Penegakan Peraturan Daerah masih belum optimal dilakukan.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 15
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2011-2015, sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2011 adalah merupakan tahapan kedua dari pelaksanaan RPJP
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 dan penyusunannya telah
diselaraskan dengan RPJM Nasional seperti yang ditetapkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 5 Tahun 2010 dan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan telah
disempurnakan dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor :
188.44/0647/KUM/2012 tanggal 28 Desember 2012.
RPJM Provinsi Kalimantan Selatan ini telah menjadi acuan dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis SKPD.
Adapun visi dan misi diuraikan sebagai berikut.
A. VISI
Visi dari Gubernur terpilih sebagaimana tercantum pada RPJMD 2011-2015
adalah:
“ TERWUJUDNYA KALIMANTAN SELATAN YANG BERKEMBANG, MAJU,
UNGGUL, NYAMAN, SEJAHTERA DAN DAMAI (BERMUNAJAD) TAHUN 2015“
Penjabaran makna dari visi Kalimantan Selatan “Bermunajad” adalah sebagai
berikut :
Berkembang mengandung makna:
bahwa semua lapisan masyarakat berkembang dengan kemampuan dan fondasi
ekonomi, sosial dan budaya yang kokoh serta mandiri dengan jati diri yang kuat
untuk dapat bertahan dari segala terpaan krisis yang melanda baik bersifat lokal,
nasional maupun global.
Maju mengandung makna:
bahwa masyarakat pada semua lapisan masyarakat maju dalam aspek pendidikan
dan ilmu pengetahuan, kehidupan ekonomi, kemandirian bekerja dan berusaha
untuk mencapai kehidupan yang sejahtera.
Unggul mengandung makna:
bahwa kokohnya ketahanan pilar-pilar pembangunan dan daya saing yang tinggi
baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik, maupun kualitas
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 16
sumberdaya manusia agar tercipta manusia yang kreatif dan mampu berinovasi
dalam meningkatkan produktivitas yang kompetitif dalam persaingan global
Nyaman mengandung makna:
bahwa terciptanya kondisi keamanan yang kondusif sebagai hasil peran serta
seluruh lapisan masyarakat sehingga menciptakan kenyamanan dalam bekerja dan
berusaha dalam tataran kehidupan masyarakat yang toleran dan religius.
Sejahtera mengandung makna:
bahwa masyarakat sudah dapat menikmati hasil hasil pembangunan secara adil
dan merata baik lahir maupun bathin (material dan spiritual).
Damai mengandung makna:
bahwa terbentuk tatanan masyarakat baik secara individual dan kolektif, serta
secara kelembagaan menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai warga
masyarakat, secara sadar mematuhi peraturan dan norma yang berlaku, baik yang
bersumber dari norma agama, dan norma sosial, maupun peraturan perundang-
undangan sesuai dengan posisi dan peran sosialnya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, visi
di atas selaras dengan visi pembangunan nasional tahun 2010 – 2014 yaitu:
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman,
bersatu, rukun dan damai;
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi
hukum, kesetaraan, dan hak asasi manusia; serta
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja
dan penghidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi
pembangunan yang berkelanjutan.
B. MISI
Dalam rangka pencapaian visi tersebut diatas telah ditetapkan 5 (lima) misi
yang harus dilaksanakan yaitu:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, Sosial dan Budaya;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya
saing ;
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 17
3. Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah berbasis lingkungan dan
masyarakat, dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan posisi
geografis;
4. Meningkatkan Ketersediaan Kuantitas dan Kualitas serta aksesibilitas
infrastrukur wilayah ;
5. Meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah yang baik dan benar.
Misi di atas juga telah selaras dengan misi pembangunan nasional tahun 2010 –
2014 yaitu:
1. Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai
2. Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis
3. Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera
Terhadap Visi yang hendak dicapai dan 5 (lima) Misi yang akan dilaksanakan
tersebut diatas, lebih lanjut ditetapkan 15 (lima belas) sasaran termasuk program-
program prioritas yang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran. Rumusan
tujuan, sasaran, dan program serta keterkaitan masing-masing unsur rencana
strategis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2014
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah diwujudkan secara bertahap
melalui pembangunan tahunan dengan target kinerja utama yang akan diukur
melalui 8 indikator bersifat makro mempresentasikan tingkat kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan yang akan dicapai.
Rencana pembangunan tahun 2014 dituangkan dalam RKPD tahun 2014 yang
ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 043 Tahun 2012
tanggal 29 Juni 2012. RKPD tersebut memuat sasaran yang hendak dicapai pada
tahun 2014 disertai program-program yang akan dilaksanakan dalam rangka
mencapai sasaran.
Prioritas pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam RKPD tahun 2014 sebagai
berikut :
1. Pembangunan kehidupan sosial dan budaya diproritaskan, pada aspek
peningkatan kualitas pembangunan manusia yaitu :
a. Peningkatan kualitas kehidupan beragama.
b. Memfasilitasi penanganan kemiskinan dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS).
c. Memfasilitasi kegiatan dan olahraga, perempuan dan anak.
d. Memfasilitasi pengembangan budaya daerah.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 18
2. Pembangunan sumber daya manusia diprioritaskan pada peningkatan kualitas
pembangunan manusia terkait dengan aspek pendidikan dan kesehatan :
a. Menurunkan angka buta huruf.
b. Meningkatkan angka rata-rata lama sekolah.
c. Mendidik tenaga kerja yang siap pakai di dunia kerja.
d. Menaikkan Usia Harapan Hidup, khususnya pada penurunan Angka
Kematian Ibu Melahirkan dan Angka Kematian Bayi.
e. Meningkatkan akses masyarakat miskin pada pelayanan pendidikan dan
kesehatan.
f. Meningkatkan dan memanfaatkan BLK berstandar internasional, untuk
menumbuhkembangkan wirausaha pekerjaan terampil.
3. Peningkatan Perekonomian diprioritaskan pada :
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
b. Meningkatkan penguatan argo industri (struktur ekonomi).
c. Meningkatkan daya beli masyarakat.
d. Memantapkan ketahanan pangan.
e. Menurunkan dan mengendalikan inflasi.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup diprioritaskan pada :
Mendorong dan memfasilitasi penurunan tingkat degradasi kuantitas dan
kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
5. Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur diprioritaskan pada :
a. Memfasilitasi pembangunan kapasitas dan kualitas Infrastruktur utama
(skala regional kalsel).
b. Meningkatkan dan mengembangkan kuantitas dan kualitas infrastruktur
dasar.
c. Meningkatkan dan mengembangkan kuantitas dan kualitas fasilitas publik
lainnya.
6. Melaksanakan Pemerintahan yang Baik difokuskan pada :
a. Mendorong peningkatan kualitas peningkatan publik.
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi kinerja pemerintahan daerah.
c. Mengakomodasi pengawasan publik terhadap kinerja pemerintahan daerah.
Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2014
Sebagai dasar acuan bagi SKPD dalam pelaksanaan program-program kinerja
Pemerintah Daerah pada tahun 2014 maka ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 19
Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2012 tentang Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, dalam rangka mencapai target kinerja
menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan maka pada
tahun 2014 ditetapkan target kinerja tahunan yang telah di tandatangani oleh
Gubernur Kalimantan Selatan pada bulan Maret 2014, sebagai berikut :
Target Kinerja Makro 2014
No Indikator Satuan 2014 Target s.d 2015
1 Pertumbuhan ekonomi % 6,00 6,0 – 6,9
2 PDRB Per Kapita (Adhk)
Rupiah 9.200.000 9,2 - 10,6
3 Laju Inflasi % 7,00 5,0 – 7,0
4 Indeks GINI Indeks 0,22 0,22 – 0,18
5 Tingkat pengangguran terbuka
% 6,50 6,62 – 6,50
6 Tingkat Kemiskinan % 4,25 4,25 - 3,99
7 Indeks Pembangunan Manusia
% 74,00 70 – 74
8 Tingkat pertumbuhan penduduk
% 1,60 1,60 - 1,40
Sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang ditetapkan pada tahun 2014
disajikan per kelompok sasaran adalah sebagai berikut:
Sasaran 1:
Meningkatkan toleransi antar umat beragama
No. Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
Jawab
1 Persentase Pengaduan Gangguan melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti
% 100,00 Biro Kesra
2 Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK)
Buah 3 Badan Kesbangpol
3 Sekretariat bersama antar umat beragama yang aktif
Buah 1 Biro Kesra
4 Persentase peningkatan lembaga sosial keagamaan
% 8,20 Biro Kesra
5 Peningkatan lembaga pendidikan keagamaan
% 80,00 Biro Kesra
6 Frekuensi pertemuan antar umat beragama
Kali 2 Biro Kesra
7 Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti
% 100,00 Biro Kesra
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 20
Sasaran 2
Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat
No. Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
Jawab
1 Persentase menurunnya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial
% 0,52 Dinas Sosial
2 Persentase jumlah rumah singgah/rumah panti dalam keadaan baik
% 6,00 Dinas Sosial
3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti
Nilai 75,00 Dinas Sosial
4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga
Buah 3
Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Pariwisata
5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100,00
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
6 Persentase meningkatnya peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana
% 50,00 Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
7 Persentase Remaja keluarga miskin yang sekolah
% 2,00 Dinas Sosial
8 Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa
% 4,00 Dinas Sosial
9 Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti
% 1,20 Dinas Sosial
10 Persentase Fakir miskin penyandang cacat yang tertangani
% 0,40 Dinas Sosial
11 Jumlah panti dengan sarana prasarana memenuhi standar
Unit 5 Dinas Sosial
12 Persentase penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti
% 75,00 Dinas Sosial
Sasaran 3
Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya
daerah.
No. Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung Jawab
1 Persentase peningkatan Event Budaya Daerah
% 10,00 Dinas Pemuda, Olahraga,
Budaya dan Pariwisata
2 Persentase peningkatan kunjungan WISMAN
% 2,30 Dinas Pemuda, Olahraga,
Budaya dan Pariwisata
3 Persentase peningkatan kunjungan
% 3,50 Dinas Pemuda, Olahraga,
Budaya dan Pariwisata
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 21
WISNUS
4 Lama Kunjungan WISMAN
Hari 3 Dinas Pemuda, Olahraga,
Budaya dan Pariwisata
5 Lama Kunjungan WISNUS
Hari 3 Dinas Pemuda, Olahraga,
Budaya dan Pariwisata
6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke Museum setiap tahun
% 12,00 Dinas Pemuda, Olahraga,
Budaya dan Pariwisata
Sasaran 4
Meningkatkan Pembangunan Manusia Berkualitas pada Semua Jalur dan
Jenjang Pendidikan
No. Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung Jawab
1 Angka melek huruf % 97,20 Dinas Pendidikan
2 Angka rata-rata lama sekolah
Tahun 9 Dinas Pendidikan
3 Angka Partisipasi Murni SD/MI
% 99,60 Dinas Pendidikan
4 APK SLTP/MTs % 98,70 Dinas Pendidikan
5 APK SLTA/MA/SMK % 85,00 Dinas Pendidikan
Sasaran 5
Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkeadilan
No. Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
jawab
1 Angka Harapan Hidup Tahun 70
Dinas Kesehatan
2 Angka Kematian Bayi Kasus per 1000 Kh
32 Dinas
Kesehatan 3 Angka kematian ibu
Kasus 140 Dinas
Kesehatan 4 Persentase penduduk miskin
memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
% 100,00 Dinas
Kesehatan
5 Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat
% 100,00 Dinas
Kesehatan
Sasaran 6
Meningkatkan masyarakat yang produktif dan berdaya saing
No. Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
jawab
1 Persentase kelulusan BLK yang bekerja
% 32,00 Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
2 Persentase Jumlah Penduduk yang bekerja
% 93,34 Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
3 Persentase pengangguran terbuka
% 6,65 Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 22
4 Persentase peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja
% 72,43 Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
Sasaran 7
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
No Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung Jawab
Pertumbuhan PDRB Sektor :
Pertanian
1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Produksi Padi Ton 2.200.000 Dinas Pertanian
Produksi Jagung Ton 121.282 Dinas Pertanian
Produksi Jeruk Ton 17.829 Dinas Pertanian
Produksi Sayuran Ton 58.423 Dinas Pertanian
2 Perkebunan
Produksi Karet Ton 140.318 Dinas Perkebunan
Produksi Sawit Ton 685.082 Dinas Perkebunan
3 Peternakan
Produksi daging Ton/Th 68.225 Dinas Peternakan
4 Pertambangan % 5,00
Dinas Pertambangan
5 Industri pengolahan % 3,00
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
6 Perdagangan % 5,00
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
7 Jumlah pungutan PSDH dan DR
Rp US $
4.000.000.000 600.000
Dinas Kehutanan
Sasaran 8
Meningkatnya sinergi dalam penyiapan pengembangan industri dan
perdagangan berbasis agroindustri
No Indikator Kinerja Satuan Target Penangung Jawab
1 Persentase industri yang berbasis agroindustri
% 3,00 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2 Persentase Peningkatan Realisasi Nilai Ekspor Non Migas
% 12,00 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 23
Sasaran 9
Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan Perbaikan Kualitas
Lingkungan Hidup
No Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
jawab
1 Bertambahnya Luasan Tanaman Baru dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)
Ha 990 Dinas
Kehutanan
2 Jumlah Lahan Kritis yang berkurang karena rehabilitasi Hutan dan Lahan
Ha 465 Dinas
Kehutanan
3 Persentase kasus gangguan keamanan hutan dan hasil hutan yang diselesaikan
% 100,00 Dinas
Kehutanan
4 Jumlah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di kalsel yang terbentuk telah direalisasikan
Jumlah 11 Dinas
Kehutanan
5 Persentase kasus IUU yang diselesaikan % 100,00
Dinas Perikanan dan
Kelautan
6 Rasio pertanian pangan berkelanjutan
% 16,28 Dinas Pertanian
7 Persentase hasil uji polusi udara pada sumbernya % 30,00
Badan Lingkungan
Hidup 8 Persentase hasil uji limbah
padat pada sumbernya % 10,00 Badan
Lingkungan Hidup
Sasaran 10
Meningkatkan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan berkualitas
serta meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang
dan jasa
No
Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung jawab
1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap
% 75,00 Dinas Pekerjaan
Umum
2 Persentase jembatan dalam kondisi baik
% 80,00 Dinas Pekerjaan
Umum
3 Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu lintas
% 12,12 Dishubkominfo
4 Kecepatan tempuh rata-rata
KM/JAM 65 Dishubkominfo
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 24
Sasaran 11
Meningkatkan infrastruktur sumberdaya air untuk mendukung upaya
konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian daya
rusak air.
No Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
jawab
1 Persentase terbangunnya jaringan irigasi rawa
% 20,00 Dinas PU
2 Persentase panjang pantai yang bebas abrasi
% 20,00 Dinas PU
3 Persentase panjang tebing yang tertangani
% 20,00 Dinas PU
4 Persentase tersedianya air baku % 27,27 Dinas PU
5 Persentase lahan pertanian yang bebas intrusi air laut
% 100,00 Dinas
Pertanian
6 Persentase air yang bebas intrusi air laut
% 100,00 Dinas
Pertanian
Sasaran 12
Meningkatnya akses masyarakat terhadap insfratuktur dasar permukiman
yang mencakup air bersih dan sanitasi.
No Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
Jawab
1 Cakupan pelayanan persampahan % 34,00 Dinas Pekerjaan
Umum
2 Persentasi Luas areal pemukiman yang bebas genangan
% 34,00 Dinas Pekerjaan
Umum
3 Persentase rumah tangga yang terlayani jaringan air bersih
% 49,00 Dinas Pekerjaan
Umum
Sasaran 13
Meningkatnya infrastruktur publik dan aparatur.
No Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung jawab
1 Jumlah bangunan gedung yang memenuhi standar HSBGN
Unit 12 Dinas Pekerjaan Umum
2 Tingkat kesesuaian perencanaan pembangunan tata ruang infrastruktur dengan ketaatan terhadap RT/RW
% 85,00 Dinas Pekerjaan Umum
3 Persentase Pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran PEMDA
% 20,00 Dinas Pekerjaan Umum
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 25
Sasaran 14.
Tata kelola pemerintahan daerah yang akuntabel dan transparan
No Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
Jawab
1 Persentase instansi pelayanan publik yang melaksanakan pelayanan sesuai SOP
% 48,00 Biro Organisasi
2 Opini atas Laporan Keuangan
Nilai WTP Biro Keuangan
3 Hasil Evaluasi penerapan SAKIP
Nilai B Inspektorat
4 Persentase SKPD dengan hasil evaluasi minimal BAIK
% 70 Inspektorat
5 Persentase peningkatan pengunjung Website
% 20,00 Biro Hubungan
Masyarakat
6 Persentase Responden pengguna Website yang tingkat kepuasan cukup
% 89,75 Biro Hubungan
Masyarakat
Sasaran 15
Terwujudnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat
oleh seluruh lapisan masyarakat.
No Indikator Kinerja Satuan Target Penanggung
Jawab
1 IKM pada instansi Pelayanan Publik
Nilai 80,00 Biro Organisasi
2 Prosentase Pelayanan Publik yang mendapat ISO
% 20,00 Biro Organisasi
3 Persentase Pelayanan Publik yang mendapatkan penghargaan Pelayanan Prima
% 18,75 Biro Organisasi
4 Persentase pengaduan masyarakat ditangani secara tuntas
% 100,00 Inspektorat
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 26
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dibuat
sesuai ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dalam
penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, disamping itu juga memperhatikan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2014 merupakan
Laporan Kinerja Tahun Keempat dari RPJMD 2011-2015. Laporan ini
mengungkapkan capaian kinerja sasaran terhadap target yang ditetapkan pada
setiap misi dalam RPJMD, disertai pembandingan dengan realisasi tahun
sebelumnya dan penjelasan atas keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian
sasaran. Untuk keutuhan informasi, pada laporan ini juga terlampir Penetapan
Kinerja Tahun 2014 dan Pengukuran Kinerja 2014.
Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terletak pada seberapa
jauh capaian masing-masing indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan, yaitu
perbandingan antara realisasi tahun berjalan versus realisasi n-1, realisasi tahun
berjalan versus target di Renstra, % capaian versus standar yang berlaku, termasuk
dengan standar nasional yang terkait. Hasil pengukuran kinerja disajikan menurut
kelompok Kinerja Utama yang bersifat makro dan capaian sasaran organisasi
secara keseluruhan.
Dalam rangka memberikan kesimpulan pengukuran kinerjanya, Provinsi Kalimantan
Selatan menetapkan kategorisasi pencapaian kinerja berdasarkan capaian rata-rata
atas indikator kinerja menjadi empat kategori sebagai berikut :
Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian
I Lebih dari 100 % Sangat Berhasil
II Diatas 90 % sampai dengan 100 % Berhasil
III Diatas 80 % sampai dengan 90 % Cukup Berhasil
IV Sampai dengan 80 % Kurang Berhasil
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 27
Hasil pengukuran secara mandiri (self assessment) terhadap 15 (Lima belas)
sasaran strategis mencakup 87 indikator kinerja utama menunjukan bahwa
sebagian besar capaian kinerja sasaran Sangat Berhasil yaitu 127,27 %,
sedangkan 8 Indikator Utama menunjukan bahwa sebagian besar capaian kinerja
Berhasil yaitu 98,53 %. Capaian ini adalah tidak terlepas dari kontribusi dan
komitmen seluruh komponen dan perangkat daerah yang dimiliki oleh Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan
Pengungkapan capaian kinerja sasaran dilakukan secara berurutan seperti urutan
pada RPJMD dan RKPD, yaitu mulai dari misi, tujuan, sasaran, dan program
prioritas.
A. Capaian Atas Kinerja Makro
Keberhasilan pencapaian Kinerja utama tahun 2014 diukur melalui 8 (delapan)
indikator makro yang tertuang dalam sasaran “Meningkatnya Kesejahteraan
Masyarakat”, dengan rincian target dan realisasi indikator makro sebagaimana pada
tabel 1.
Tabel 1
Capaian Kinerja Makro 2014
No Indikator Satuan Target 2014 Realisasi
2014 %
Capaian
1 Pertumbuhan ekonomi % 6,00 4,85* 80,83
2 PDRB Per Kapita (Adhk) Rupiah 9.200.000 9.674.468,00* 105,16
3 Laju Inflasi % 7,00 7,16** 97,77
4 Indeks GINI Indeks 0,22 0,326 67,48
5 Tingkat pengangguran terbuka % 6,50 4,03 161,29
6 Tingkat Kemiskinan % 4,25 4,81 88,36
7 Indeks Pembangunan Manusia % 74,00 71,74*** 96,95
8 Tingkat pertumbuhan penduduk % 1,60 1,77 90,40
Rata-rata capaian 98,53
Sumber : BPS Kalimantan Selatan
****) PDRB Tahun Dasar lama (2010)
****) data kumulatif sampai Desember 2014
****) data 2014 belum ada (data yang digunakan data tahun 2013)
Kinerja utama yang diukur melalui 8 indikator bersifat makro telah
merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan penghitungan
menurut angka absolut secara umum menunjukkan adanya peningkatan kinerja
pada tahun 2014 di beberapa indikator dan penurunan kinerja di beberapa indikator
sebagaimana tertuang dalam tabel 2.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 28
Perbandingan realisasi Indikator kinerja makro sejak tahun 2011 sampai dengan
tahun 2014 serta perbandingannya dengan target RPJMD disajikan pada Tabel 2
sebagai berikut :
Tabel 2
Realisasi Indikator Kinerja Makro tahun 2011-2014
No Indikator Realisasi
2011 Realisasi
2012 Realisasi
2013 Realisasi
2014
Target RPJMD
2014 2015
1 Pertumbuhan ekonomi 6,12 5,73 5,36 4,85* 6,00 6,0-6,9
2 PDRB Per Kapita (Adhk)
8.801.291 9.081.408 9.409.137 9.674.468* 9,60 9,2-10,6
3 Laju Inflasi 3,98 5,96 5,98 7,16** 6,50 5,0-7,0
4 Indeks GINI 0,35 0,35 0,36 0,326 0,20 0,22-0,18
5 Tingkat pengangguran terbuka
5,62 4,32 3,84 4,03 6,60 6,62-6,50
6 Tingkat Kemiskinan 5,35 5,01 4,77 4,81 4,00 4,25-3,99
7 Indeks Pembangunan Manusia
70,44 71,08 71,74 71,74*** 72,12 70-74
8 Tingkat pertumbuhan penduduk
1,89 2,57 1,84 1,77 1,60 1,60-1,40
Sumber : BPS Kalimantan Selatan
***) PDRB Tahun Dasar lama (2010)
***) data kumulatif sampai Desember 2014
***) data 2014 belum ada (data yang digunakan data tahun 2013)
Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2014 tumbuh sebesar 4,85 %. Dari sisi
produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik
dan Gas sebesar 15,51 %, diikuti oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 9,78 %
dan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 9,11 %.
Perekonomian Kalimantan Selatan Tahun 2014 melambat jika dibandingkan dengan
tahun 2013 sebesar 5,36 %.
Struktur perekonomian Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha tahun 2014
masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertambangan dan
Penggalian (27,03 %); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (14,32 %) dan Industri
Pengolahan (13,15 %). Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Selatan tahun 2014, Pertambangan dan Penggalian memiliki sumber
pertumbuhan tertinggi sebesar 0,76 %, diikuti Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,64 %; dan Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan sebesar 0,54 %.
Secara umum melemahnya perekonomian Kalimantan Selatan Tahun 2014 dipicu
oleh lemahnya kinerja sektor pertambangan serta beberapa sektor lain, yaitu :
1. Tren pelemahan permintaan komoditas batubara masih berlanjut. Sementara
stok di pasaran semakin melimpah. Akibatnya, harga batubara di tingkat dunia
semakin jatuh. Hal tersebut tentu menjadi sentimen negatif bagi pelaku usaha
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 29
tambang. Kendati demikian, upaya perusahaan untuk tetap berproduksi dalam
rangka menjaga margin, mampu membuat sektor pertambangan secara umum
tetap tumbuh positif.
2. Komoditas kelapa sawit masih menjadi andalan untuk menggerakkan subsektor
perkebunan di Kalimantan Selatan. Kendati insentif harga di pasar global masih
rendah, namun tingginya permintaan domestik lagi-lagi mampu menjaga
komoditas tersebut untuk tetap berada pada tren peningkatan di tengah lesunya
permintaan dunia akibat melimpahnya stok minyak nabati.
3. Mandatori penggunaan biodiesel memberi harapan bagi industri CPO untuk
tetap berproduksi ditengah penurunan harga dunia.
Target Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Tahun 2014 ditetapkan sama
dengan target 2013 dilatarbelakangi dengan keadaan perekonomian dunia yang
masih belum terlalu stabil, sehingga berimbas ke seluruh negara di dunia terutama
Indonesia. Dengan kondisi seperti itu, mempertahankan pencapaian pertumbuhan
ekonomi agar tetap stabil sudah merupakan suatu hal yang bagus.
Nilai PDRB atas dasar harga konstan (Adhk) Kalimantan Selatan pada Tahun 2014
sesuai dengan data BPS Provinsi Kalimantan Selatan tercapai sebesar 9.674.468
Rupiah. Capaian tersebut menggunakan perhitungan tahun dasar 2000. BPS
Kalimantan Selatan pada tahun 2014 telah melaksanakan perubahan dari tahun
dasar 2000 menjadi tahun dasar 2010 sehingga pada tahun 2014 ada dua data
PDRB Adhk yang bisa diacu sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 3
PDRB (Adhk) Kalsel Berdasarkan Tahun Dasar 2000 dan Tahun Dasar 2010
No Indikator Satuan Realisasi
2011 Realisasi
2012 Realisasi
2013 Realisasi
2014
1 PDRB Per Kapita (Adhk) Tahun Dasar 2000
Rupiah
8.801.291,00 9.081.408,00 9.409.137,00 9.674.468,00
2 PDRB Per Kapita (Adhk) Tahun Dasar 2010
24.567.786,37 25.547.645,62 26.431.282,62 27.230.732,75
Dari yang terlihat pada tabel di atas, data PDRB Adhk yang paling mutakhir adalah
data PDRB Adhk Tahun Dasar 2010 sebesar 27.230.732,75. Akan tetapi untuk
menjawab target RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, maka
realisasi yang digunakan akan tetap menggunakan PDRB Adhk Tahun Dasar 2000,
karena target RPJMD Tahun 2011-2015 menggunakan Tahun Dasar 2000. Untuk
kelengkapan data, Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan
terus menampilkan data capaian PDRB Adhk Tahun Dasar 2000 dilengkapi PDRB
Adhk Tahun Dasar 2010 sampai Tahun terakhir RPJMD 2011-2015. Semua
komponen PDRB Adhk mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2014 kecuali
komponen Pertambangan dan Penggalian yang menurun dari sebesar 1,54 %
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 30
tahun 2013 menjadi 0,44 % pada tahun 2014, sehingga terjadi penurunan sebanyak
1,10 %. Hal ini merupakan dampak menurunnya harga batubara dunia yang
menyebabkan kontribusi sektor pertambangan semakin melemah. Besaran PDRB
Kalimantan Selatan pada tahun 2014 atas dasar harga berlaku (Adhb) mencapai
Rp. 91,74 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp. 37,95 triliun.
Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2014
mencapai 4,03 %, meningkat sebesar 0,19 % dibandingkan Tingkat Pengangguran
Terbuka tahun 2013 sebesar 3,84 %. Peningkatan pengangguran terbuka ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Adanya peningkatan jumlah angkatan kerja dari 1.937.493 orang pada tahun
2013 menjadi sebanyak 2.017.754 orang pada tahun 2014. Selisih jumlah
angkatan kerja tersebut sebanyak 80.261 orang, sedangkan jumlah
pengangguran pada tahun 2014 masih tersisa sebanyak 81.274 orang.
Peningkatan angkatan kerja ini masih belum sebanding dengan jumlah
lowongan pekerjaan yang tersedia sehingga menyebabkan usaha penurunan
pengangguran terbuka sedikit terhambat.
2. Harga komoditas perkebunan secara umum termasuk karet yang banyak
menyerap tenaga kerja lagi turun, sehingga menyebabkan masyarakat kurang
tertarik bekerja di sektor perkebunan.
3. Produksi pertambangan sedang melandai menyusul lemahnya permintaan
dunia.
4. Aktivitas sektor konstruksi turut melemah akibat kurang baiknya kinerja
pertambangan, sehingga buruh yg bekerja di sektor konstruksi juga berkurang.
Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan dari data Badan Pusat Statistik
pada posisi September 2014 yaitu 4,81 %, sedikit meningkat jika dibanding tahun
2013 yaitu 4,77 %, akan tetapi masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
angka kemiskinan secara nasional tahun 2014 yaitu 10,96 %, yang secara bertahap
terus mengalami kemajuan dalam pemberantasan kemiskinan. Hal ini sesuai
dengan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tidak ingin secara
instans melakukan penurunan angka kemiskinan, karena dikhawatirkan nantinya
ada masyarakat miskin di Provinsi Kalimantan Selatan yang termarginalkan atau
terpinggirkan. Adapun strategi penurunan jumlah penduduk miskin melalui program
pengentasan kemiskinan daerah yang telah disusun dan dijalankan oleh sebagian
pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimatan Selatan. Apabila dilihat dari
peningkatan persentase penduduk miskin yang relatif kecil serta posisi Persentase
Penduduk Miskin yang mencapai 4,68 % per Maret 2014, bisa dikatakan proses
pemberantasan kemiskinan pada tahun 2014 sudah cukup berhasil meskipun belum
mencapai target. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
1. Meskipun tingkat pengangguran terbuka meningkat dan pertumbuhan ekonomi
melemah dibandingkan tahun 2013, namun sektor pertanian, yang notabene
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 31
menjadi tumpuan masyarakat miskin, mengalami pertumbuhan positif (sebesar
3,72 %).
2. Inflasi tahun 2014 secara umum lebih rendah dibanding tahun 2013, sehingga
beban pengeluaran masyarakat miskin juga tidak terlalu besar.
Untuk Indikator Indeks Gini dan Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan
Tahun 2014 masih menggunakan data capaian tahun 2013 karena BPS belum
mengeluarkan data resmi, sehingga data sementara untuk Indeks GINI sebesar
0,359 dan untuk Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan adalah
71,74.
Indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi
pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan
kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai
1. Nilai 0 menunjukkan distribusi yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki
jumlah penghasilan atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi
yang timpang sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua orang lain
tidak memiliki apa-apa.
Perkembangan indikator makro tahun 2011-2014 dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Pada tahun pertama RPJMD 2011-2015, Kalimantan Selatan sudah berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 5,58 (2010) menjadi 6,12 (2011), akan
tetapi sejak itu pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan relatif terus menurun dari
tahun 2011 sampai tahun 2014.
2010 2011 2012 2013 2014
Pertumbuhan Ekonomi 5,58 6,12 5,73 5,36 4,85
0
2
4
6
8
Pe
rse
nta
se
Pertumbuhan Ekonomi
2010 2011 2012 2013 2014
PDRB Per Kapita (Adhk) 8.400.000 8.801.291 9.081.408 9.409.137 9.674.468
7.500.000
8.000.000
8.500.000
9.000.000
9.500.000
10.000.000
Ru
pia
h
PDRB Per Kapita (Adhk)
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 32
Perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan
(PDRB Adhk) Kalimantan Selatan sejak Tahun 2010 selalu mengalami kenaikan
yang positif. Meskipun terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan
penurunan sektor pertambangan, tidak menyebabkan pertumbuhan PDRB
menurun, karena perkembangan lapangan usaha terus meningkat dari tahun ke
tahun.
Laju inflasi Kalimantan Selatan pada tahun 2010 mencapai 9,06 % kemudian
menurun menjadi 3,98 % pada tahun 2011. Sejak 2011 terus terjadi kenaikan laju
inflasi sampai tahun 2014, meskipun laju inflasi yang terjadi masih tergolong inflasi
ringan.
Indeks GINI Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2010 mencapai 0,24, serta
terus terjadi peningkatan Indeks GINI. Hal ini perlu segera ditindaklanjuti karena
peningkatan indeks GINI menunjukkan semakin besarnya ketidakmerataan
pendapatan di kalangan masyarakat Kalimantan Selatan.
2010 2011 2012 2013 2014
Laju Inflasi 9,06 3,98 5,96 5,98 7,16
0
2
4
6
8
10
Pe
rse
nta
se
Laju Inflasi
2010 2011 2012 2013 2014
Indeks GINI 0,24 0,35 0,35 0,36 0,359
0
0,1
0,2
0,3
0,4
Ind
eks
Indeks GINI
2010 2011 2012 2013 2014
Tingkat Pengangguran Terbuka
6,75 5,62 4,32 3,84 4,03
0
2
4
6
8
Pe
rse
nta
se
Tingkat Pengangguran Terbuka
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 33
Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan sejak tahun 2010
mengalami penurunan yang berkesinambungan, hal ini sejalan dengan program
pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dengan cara memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. Pada tahun
2014 terjadi peningkatan Pengangguran Terbuka, antara lain disebabkan oleh
peningkatan angkatan kerja cukup besar sehingga lapangan kerja yang tersedia
tidak bisa menyerap tenaga kerja cukup cepat.
Tingkat Kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan mengalami penurunan yang
signifikan dari tahun ke tahun, meskipun pada tahun 2011 serta 2014 mengalami
kenaikan, namun masih dalam jumlah yang sangat kecil. Selain itu Tingkat
Kemiskinan ini juga dipengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup besar
sehingga jumlah penduduk miskin yang akan dientaskan selalu bertambah setiap
tahunnya.
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan terus meningkat dari
tahun 2010 sampai tahun 2014. Hal ini menunjukkan dimensi umur panjang dan
sehat (Angka Harapan Hidup), dimensi pengetahuan (Angka Melek Huruf dan Rata-
rata Lama Sekolah) dan dimensi kehidupan yang layak (Pendapatan Per Kapita Riil)
mengalami pertumbuhan yang positif.
2010 2011 2012 2013 2014
Tingkat Kemiskinan 5,21 5,35 5,01 4,77 4,81
4,4
4,6
4,8
5
5,2
5,4
Pe
rse
nta
se
Tingkat Kemiskinan
2010 2011 2012 2013 2014
Indeks Pembangunan Manusia
69,3 70,44 71,08 71,74 71,74
68
69
70
71
72
Ind
eks
Indeks Pembangunan Manusia
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 34
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kalimantan Selatan relatif stabil sejak tahun 2010
sampai tahun 2014, sebagaimana ditunjukkan dalam grafik. Sejak 2010
pertumbuhan tertinggi berada di tahun 2012 sebanyak 2,57 % dan pertumbuhan
terendah pada tahun 2014 sebesar 1,77 %. Untuk mencapai target RPJMD maka
perlu ada usaha ekstra untuk mencapai pertumbuhan penduduk minimal 1,60 %
pada tahun 2015.
Dalam usaha mencapai capaian kinerja yang optimal, perlu adanya perbandingan
realisasi antara realisasi Kalimantan Selatan dibandingkan dengan realisasi secara
Regional Kalimantan dan realisasi capaian nasional untuk mengukur dimana posisi
Kalimantan Selatan dalam pencapaian kinerja makro pada level regional maupun
nasional. Perbandingan tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4
Capaian Kinerja Terhadap Capaian Regional dan Target Nasional
No. Provinsi Pertumbuhan
Ekonomi (2014)
Indeks GINI
(2013)
Tingkat Pengangguran
Terbuka (2013)
Persentase Kemiskinan
(2014)
IPM (2013)
1. Kalimantan Selatan 4,85 0,359 3,79 4,81 71,74
2. Kalimantan Tengah 6,21 0,350 3,09 6,07 75,68
3. Kalimantan Barat 5,02 0,396 4,03 8,07 70,93
4. Kalimantan Timur 2,02 0,371 8,04 6,31 77,33
5. Kalimantan Utara - - - - 74,72
6. Indonesia 5,02 0,413 6,25 10,96 73,81
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2014 mencapai 4,85 %, apabila
dilihat secara regional Kalimantan, Kalsel menduduki posisi ke-3 setelah Kalteng
dan Kalbar, dan masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Kaltim dan Kaltara.
Secara Nasional, pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah pertumbuhan
ekonomi Indonesia (5,02 %), dan menduduki posisi ke-27 dari seluruh Provinsi di
Indonesia.
Secara regional Indeks GINI Kalsel menduduki posisi ke-2 setelah Kalteng, serta
berada di atas Kaltim dan Kalbar. Secara Nasional, Provinsi Kalimantan Selatan
mempunyai Indeks GINI yang lebih bagus dari pada Indeks GINI Indonesia (0,413).
2010 2011 2012 2013 2014
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
1,98 1,89 2,57 1,84 1,77
0
1
2
3 P
ers
en
tase
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 35
Tingkat Pengangguran Terbuka Kalsel pada tahun 2013 mencapai 3,79 %, secara
regional merupakan Provinsi dengan jumlah Pengangguran Terbuka ke-2 terendah
setelah Kalteng. Secara nasional, Kalsel menduduki posisi ke-8 dari seluruh
Provinsi yang ada di Indonesia, serta jauh lebih rendah dari tingkat Pengangguran
Terbuka secara nasional (6,25 %)
Dilihat dari Persentase Kemiskinan tahun 2014, jumlah penduduk miskin Kalsel
masih lebih banyak daripada Kalteng, tapi lebih sedikit dibandingkan Kaltim dan
Kalbar. Secara Nasional dilihat dari Persentase Penduduk Miskin, Provinsi
Kalimantan Selatan menduduki posisi ke-3 (tiga) terendah Persentase Penduduk
Miskin dari seluruh Provinsi di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Bali. Dilihat dari
jumlah penduduk miskin keseluruhan, penduduk miskin Kalsel (189.500 orang)
hanya sebesar 0,68 % dari total jumlah penduduk miskin di Indonesia (27.727.780
orang).
Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2013, Kalsel (71,74) berada di posisi ke-
4 di bawah Kaltim (77,33), Kalteng (75,68) dan Kaltara (74,72), serta masih berada
di atas Kalbar (70,93). Apabila dibandingkan dengan Indeks Pembangunan
Manusia Indonesia yang mencapai 73,81 dapat dikatakan Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Kalimantan Selatan masih harus terus mengalami perbaikan.
Indikator Indeks Gini Kalimantan Selatan tahun 2013 ditargetkan dalam RPJM 0,20
dengan meningkatkan akses UMKM dapat direalisasikan 0,36 dengan upaya
mendorong pertumbuhan sektor produksi yaitu pertanian dan industri yang
menyerap lebih banyak tenaga kerja disektor formal dapat direalisasikan 0,36 untuk
mengatasi ketidak merataan pendapatan daerah.
Capaian atas indikator kinerja makro sebagaimana tercantum pada tabel diatas
secara umum menunjukan adanya peningkatan kinerja dari tahun ke tahun.
Penjelasan secara lengkap menyangkut capaian kinerja secara keseluruhan
terhadap sasaran-sasaran organisasi di jelaskan lebih lanjut pada point B berikut ini.
B. Capaian Sasaran Organisasi
MISI PEMBANGUNAN DAERAH
A. MISI I : Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial dan
Budaya
Untuk Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial dan Budaya
masyarakat Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga sasaran, yaitu
sasaran pertama adalah “Meningkatkan toleransi antar umat beragama”;
sasaran kedua adalah “Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 36
masyarakat”; dan sasaran ketiga adalah “Berkembangnya wisata daerah
yang berbasis budaya dan sumber daya daerah”.
1. Sasaran : Meningkatkan toleransi antar umat beragama
Dalam konteks ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memaknai
perkembangan dan pertumbuhan pemeluk agama maupun
ketersediaan sarana prasarana serta kegiatan sosial keagamaan tidak
sekadar mewujudkan kenyamanan pemeluk dalam menjalankan
ibadahnya, tetapi menjadikan ranah agama sebagai pemahaman
penyeimbang dampak buruk dari gerusan budaya-budaya global yang
destruktif dan demokrasi yang semakin menggeliat.
Keberhasilan capaian kinerja tahun 2014 atas sasaran ”Meningkatkan
toleransi antar umat beragama” diukur melalui 7 indikator dengan
target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :
Tabel 5
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian
1 Persentase Pengaduan Gangguan melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti
% 100,00 N/A N/A
2 Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK)
Buah 3 4 133,33
3 Sekretariat bersama antar umat beragama yang aktif
Buah 1 1 100,00
4 Persentase peningkatan lembaga sosial keagamaan
% 8,20 75,00 914,63
5 Peningkatan lembaga pendidikan keagamaan
% 80,00 70,00 87,50
6 Frekuensi pertemuan antar umat beragama Kali 2 4 200,00
7 Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti
% 100,00 100,00 100,00
Rata-rata capaian 255,91
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Meningkatkan toleransi antar umat beragama” adalah
sebesar 255,91 % yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat
Berhasil.
Indikator Persentase Pengaduan Gangguan Melaksanakan Kegiatan
Keagamaan Yang Ditindaklanjuti pada tahun 2014 ditargetkan 100 %.
Akan tetapi pada tahun 2014, pengaduan tentang gangguan
melaksanakan kegiatan keagamaan di Kalimantan Selatan tidak ada
sama sekali, sehingga apabila dikaitkan dengan indikator tersebut,
realisasinya menjadi tidak dapat dihitung (N/A).
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 37
Indikator Jumlah Forum pembauran antar etnis, golongan, suku dan
umat beragama yang aktif di Kalimantan Selatan tahun 2014 terealisasi
sebanyak 4 (empat) forum dari terget sebanyak 3 (tiga) buah dengan
capaian kinerja 133,33 %. Forum yang aktif tersebut yaitu Ikatan
Kerukunan Antar Suku Bangsa (IKASBA), Forum Pembauran
Kebangsaan (FPK), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan
Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA) yang dibentuk atas fasilitasi
Badan Kesbangpol Provinsi Kalsel.
Indikator Sekretariat Bersama antar umat beragama terealisasi
sebanyak 1 buah dari target 1 buah dengan capaian kinerja 100,00 %.
Sekretariat Bersama yang berdiri sendiri adalah Sekretariat FKUB
Provinsi Kalsel di Jl. Petai Banjarbaru, sedangkan Sekretariat IKASBA,
FPK dan FPLA belum berdiri sendiri tetapi masih difasilitasi oleh Badan
Kesbangpol Provinsi Kalsel.
Indikator Persentase Peningkatan Lembaga Sosial Keagamaan pada
tahun 2014 terealisasi sebesar 75% dari target sebesar 8,20 % dengan
capaian kinerja 914,63 %. Lembaga Sosial di Kalimantan Selatan
Tahun 2014 cukup meningkat dengan bermunculannya Majelis-Majelis
Ta’lim dan Kelompok-Kelompok Perkumpulan Maulid. Perkembangan
tersebut dibarengi dengan pembinaan untuk meningkatkan kualitas
lembaga-lembaga sosial keagamaan.
Indikator Persentase Peningkatan Lembaga Pendidikan Keagamaan di
Kalimantan Selatan Tahun 2014 terealisasi sebanyak 70,00 % dari
target 80,00 % dengan capaian kinerja 87,50 %. Lembaga Pendidikan
Keagamaan mengalami perkembangan yang cukup signifikan terutama
bidang pendidikan menghafal Al Qur’an. Perkembangan yang cukup
menonjol adalah telah diberikannya penghargaan kepada 99 orang
Tahfizdul Qur’an (Penghapal Al-Quran) dari Pondok Pesantren/Rumah
Tahfizd.
Indikator Frekuensi Pertemuan Antar Umat Beragama di Kalimantan
Selatan tahun 2014 terealisasi sebanyak 4 Kali dari target sebanyak 2
Kali dengan capaian kinerja 200,00 %. Pertemuan antar umat
beragama secara konsisten terus dilaksanakan dengan rutin, baik yang
dilaksanakan sendiri oleh Biro Kesra maupun memfasilitasi kegiatan
bersama FKUB dan FPLA. Pertemuan FKUB dilaksanakan secara rutin
setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan melibatkan semua Majelis Agama
seperti; Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghocho serta para
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 38
pembina Kerukunan dari unsur Pemerintah seperti Badan Kesbangpol
Provinsi, Kanwil Kementerian Agama Provinsi, dan Biro Kesra Setda
Prov. Kalsel.
Indikator Persentase Kesepatakan Hasil Pertemuan Antar Umat
Beragama Yang Ditindaklanjuti pada tahun 2014 terealisasi sebesar
100,00 % dari target 100,00 % dengan capaian kinerja 100,00 %.
Kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama selalu
ditindaklanjuti oleh semua Majelis agama di Kalimantan Selatan, kondisi
ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi terciptanya toleransi,
kedamaian dan harmonisasi kehidupan umat beragama di Kalimantan
Selatan.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan
utama :
1. Pembinaan pengawasan/Pengendalian dan monitoring tenaga
orang asing di Kalsel.
2. Gelar budaya dalam rangka peningkatan wawasan kebangsaan
antar etnis dan suku bangsa se-Kalimantan Selatan.
3. Fasilitasi dan koordinasi ketahanan bangsa antar etnis
golongan, suku dan umat beragama se-Kalsel.
b. Program Pemeliharaan Kantrantib-masyarakat dalam pencegahan
tindak kriminal dengan kegiatan utama :
1. Tim pelaksana koordinasi komunitas intelijen daerah (Kominda)
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Peningkatan kemampuan aparatur dalam mendeteksi dini
terhadap ancaman keamanan dan ketentraman di daerah.
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014 dengan
tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Persentase Pengaduan Gangguan melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti
% 100 N/A Tetap
2 Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK)
Buah 4 4 Tetap
3 Sekretariat bersama antar umat beragama yang aktif
Buah 1 1 Tetap
4 Persentase peningkatan lembaga sosial keagamaan
% 75,00 75,00 Tetap
5 Peningkatan lembaga pendidikan keagamaan
% 80,00 70,00 Turun
6 Frekuensi pertemuan antar umat beragama
kali 6 4 Turun
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 39
7 Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti
% 100,00 100,00 Naik
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 7
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014
Target RPJMD
2014 2015
1 Persentase Pengaduan Gangguan melaksanakan Kegiatan Keagamaan yang ditindaklanjuti
% 100 100 100 N/A 100 100
2
Jumlah forkom Pembauran Antar Etnis, Golongan, Suku dan Umat Beragama yang aktif (FPK)
Buah 1 1 4 4 1 NA
3 Sekretariat bersama antar umat beragama yang aktif
Buah 1 1 1 1 1 1
4
Persentase peningkatan lembaga sosial keagamaan
% 60 60 75 75,00 60 100
5 Peningkatan lembaga pendidikan keagamaan
% 4,7 NA 80 70,00 70,3 85
6 Frekuensi pertemuan antar umat beragama
Kali 1 1 6 4 2 8
7
Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti
% 60 60 100 100 100 100
2. Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial
masyarakat
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya kualitas
pelayanan kehidupan sosial masyarakat” diukur melalui 12 indikator
dengan target, realisasi dan capaiannya sebagaimana pada tabel 6
sebagai berikut :
Tabel 8
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian
1 Persentase menurunnya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial % 0,52 3,33 640,38
2 Persentase jumlah rumah singgah/rumah panti dalam keadaan baik
% 6,00 11,36 189,33
3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti Nilai 75,00 76,75 102,33
4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga Buah 3 4 133,33
5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100,00 100,00 100,00
6 Persentase meningkatnya peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana
% 50 48,69 97,38
7 Persentase Remaja keluarga miskin yang sekolah
% 2,00 2,23 111,50
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 40
8 Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa
% 4,00 5,11 127,75
9 Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti
% 1,20 0,61 50,83
10 Persentase Fakir miskin penyandang cacat yang tertangani
% 0,40 0,84 210,00
11 Jumlah panti dengan sarana prasarana memenuhi standar
Unit 5 5 100,00
12 Tingkat Kepuasan penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti
Nilai 75,00 76,75 102,33
Rata-rata capaian 163,77
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial
masyarakat” adalah sebesar 163,77 % yang berarti masuk dalam
kategori capaian Sangat Berhasil.
Untuk indikator Persentase Menurunnya Remaja Keluarga Fakir Miskin
Penyandang Masalah Sosial pada tahun 2014 terealisasi sebanyak
3,33 %, dari target yang ditetapkan sebanyak 0,52 % dengan capaian
kinerja 640,38 %. Penurunan remaja keluarga fakir miskin penyandang
masalah sosial pada tahun 2014 ditargetkan turun sebanyak 13.078
orang. Realisasi yang dicapai oleh Dinas Sosial yaitu dapat
menurunkan sebanyak 380 orang dengan rincian :
a. Luar Panti : 30 orang
b. PSAA : 100 orang
c. PSBR : 250 orang
Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa pelayanan sosial melalui
luar panti dan dalam panti sebagai berikut :
a. Luar Panti :
Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja (PBK) bagi anak
terlantar sebanyak 30 orang
b. Dalam Panti :
1. Pelayanan sosial bagi anak terlantar dalam panti sebanyak 100
orang
2. Pelayanan sosial bagi remaja terlantar putus sekolah sebanyak
250 orang.
Untuk Indikator Persentase Jumlah Rumah Singgah/Rumah Panti
Dalam Kondisi Baik pada tahun 2014 terealisasi sebanyak 11,36 % dari
target yang ditetapkan sebanyak 6,00 % dengan capaian kinerja
189,33%. Realisasi tersebut didapatkan dari 10 organisasi sosial
(orsos) yang diberikan bantuan dan pemberdayaan sosial. Adapun
kegiatan yang dilaksanakan adalah pemberian bantuan bagi organisasi
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 41
sosial melalui Kegiatan Pemberdayaan Sosial Bagi Organisasi Sosial
sebanyak 10 orsos.
Untuk Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Panti serta
Indikator Tingkat Kepuasan Penghuni Panti yang Puas terhadap
Pelayanan Panti setelah ditelaah lebih lanjut memiliki inti permasalahan
yang sama. Sehingga untuk dua indikator tersebut menggunakan
perhitungan yang sama, yaitu perhitungan pada indikator Tingkat
Kepuasan Penghuni Panti yang Puas terhadap Pelayanan Panti tahun
2014 dengan realisasi nilai 76,75 dari target nilai 75,00 dengan capaian
kinerja 102,33 %. Pada Tahun 2014 seluruh Panti Sosial sudah
melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap penghuni panti
dengan nilai capaian sebagai berikut :
a. PSBR Budi Satria : 76,74
b. PSTW Budi Sejahtera : 73,05
c. PSBN Fajar Harapan : 74,23
d. PSAA Budi Mulia : 83,31
e. PSBW Melati : 76,42
Indikator Persentase Tertanganinya Korban Bencana terealisasi
sebesar 100 % dari target sebesar 100 %. Pencapaian ini telah dicapai
dengan telah dikerahkannya Tim Reaksi Cepat (TRC) pada setiap
kejadian untuk melaksanakan kaji cepat terhadap korban, kerusakan
dan kerugian dalam tanggap darurat bencana.. Target tersebut telah
diwujudkan dengan tertanganinya korban bencana 1x24 jam, yang
diwujudkan dengan :
a. Penanganan bencana selama 2014 yang terdiri dari :
1. Bencana alam 47 kejadian, terdiri atas banjir 15 kali, ROB 2
kali, tanah longsor 4 kali, angin ribut 17 kali, orang tenggelam 7
kali dan kekeringan 2 kali.
Jumlah korban 8.973 KK (98.290 jiwa), mengungsi 618 jiwa,
meninggal 8 orang dan luka 0 orang.
Kerusakan rumah: 1 rusak total, 15 rusak berat, 56 rusak
sedang dan 115 rusak ringan.
2. Bencana sosial 709 kejadian, terdiri atas kebakaran 709 kali.
Jumlah korban 936 KK (2.452 jiwa), mengungsi 56 jiwa,
meninggal 11 orang, dan luka 6 orang.
Kerusakan rumah: 502 rusak total, 218 rusak berat, 28 rusak
sedang, 94 rusak ringan.
Indikator Persentase Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Dalam
Penanggulangan Bencana pada tahun 2014 terealisasi sebesar 48,69%
dari target sebesar 50 % dengan capaian kinerja 97,38 %. Data
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 42
tersebut didapatkan BPBD Provinsi Kalsel dengan melaksanakan
Survei Peran Serta Masyarakat bekerjasama dengan Program Pasca
Sarjana Pengetahuan Sosial Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin. Hasil survei tersebut yaitu 51,69 % peran serta
masyarakat dalam Prabencana, 40,92 % peran serta masyarakat dalam
Tanggap Darurat dan 56,54 % peran serta masyarakat dalam Pasca
Bencana, sehingga rata-rata dari ketiga nilai tersebut berjumlah
48,69%. Program yang menunjang pencapaian realisasi tersebut antara
lain :
a. Kegiatan Pelatihan Incident Commander (Komando
Penanggulangan Bencana) di Provinsi Riau.
b. Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan di Kabupaten
HST dan Tanah Laut dengan peserta aparat kabupaten sampai
tingkat desa sebanyak 25 orang per Kabupaten.
c. Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam
dengan menyebarkan 3000 brosur ke 13 Kabupaten/Kota,
pembuatan 7 banner informasi kebencanaan dan pemasangan
running text bekerjasama dengan Duta TV dan Banjar TV.
d. Kegiatan Sosialisasi Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana.
Indikator Persentase Remaja Keluarga Miskin Yang Sekolah dan
Indikator Persentase Anak Keluarga Kurang Mampu Yang
Memanfaatkan Bantuan Beasiswa pada tahun sebelumnya belum bisa
diperoleh datanya, akan tetapi pada tahun 2014 sudah bisa dihitung.
Persentase Remaja Keluarga Miskin yang Sekolah pada tahun 2014
terealisasi sebanyak 2,23 % dari target sebanyak 2,00 % dengan
capaian kinerja 111,50 %. Data ini didapatkan dari dibantunya 8.733
anak dari total 392.211 anak miskin se-Kalsel.
Kemudian Indikator Persentase Anak Keluarga Kurang Mampu Yang
Memanfaatkan Bantuan Beasiswa terealisasi sebanyak 5,11 % dari
target sebanyak 4,00 %. Data ini didapatkan dari dibantunya 20.053
anak dari total 392.211 anak miskin se-Kalsel.
Peningkatan capaian kinerja untuk dua indikator di atas didapat dengan
adanya peningkatan target sasaran Keluarga Sangat Miskin (KSM)
yang diberi bantuan tunai langsung bersyarat melalui Program Keluarga
Harapan (PKH) yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial RI. Data
indikator Remaja Keluarga Miskin Yang Sekolah diperoleh dari KSM
yang menjadi sasaran PKH dimana setiap KSM yang mempunyai anak
bersekolah SLTP mendapat bantuan sebanyak Rp. 1.000.000/bulan
sedangkan data indikator Persentase Anak Keluarga Kurang Mampu
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 43
Yang Memanfaatkan Bantuan Beasiswa diperoleh dari KSM yang
menjadi sasaran PKH dimana setiap KSM yang mempunyai anak
bersekolah SD mendapat bantuan sebanyak Rp. 500.000/bulan.
Indikator Persentase Lansia Terlantar Yang Dapat Ditampung Panti
tahun 2014 terealisasi sebesar 0,61 % dari target yang ditetapkan
sebesar 1,20 % dengan capaian kinerja 50,83 %. Data tersebut dihitung
dari 170 lansia terlantar yang ditampung panti dari total 27.826 lansia
terlantar. Adapun kegiatan yang menunjang capaian tersebut adalah
pelayanan sosial melalui Panti Sosial Tresna Werdha kepada 170 orang
per tahun.
Indikator Persentase Fakir Miskin Penyandang Cacat Yang Tertangani
terealisasi sebesar 0,84 % dari target sebesar 0,40 % dengan capaian
kinerja sebesar 210,00 %, serta terdapat peningkatan dari capaian
tahun 2013 sebanyak 0,13 %. Data tersebut didapatkan dari total 148
penyandang cacat yang ditangani dari total 17.617 penyandang cacat
se-Kalsel. Kegiatan utama di tahun 2014 yang dilaksanakan untuk
mencapai indikator tersebut berupa pelayanan sosial melalui :
a. Luar Panti :
1. Pelatihan keterampilan bagi penyandang cacat sebanyak 20
orang.
2. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi penyandang cacat berat
sebanyak 58 orang.
b. Dalam Panti :
Pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas netra
sebanyak 70 orang.
Indikator Persentase Jumlah Panti Dengan Sarana Dan Prasarana
Memenuhi Standar tahun 2014 terealisasi sebanyak 5 panti dari 5 panti
yang dimiliki Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, sesuai dengan
target yang ditetapkan sebanyak 5 panti yaitu PSAA Budi Mulia, PSBR
Budi Satria, PSBN Fajar Harapan, PSBW Melati dan PSTW Budi
Sejahtera. Capaian kinerja pada indikator ini sebenarnya sudah
terpenuhi dari tahun 2013, akan tetapi pada tahun 2014 terdapat
penambahan daya tampung untuk PSBW “Melati” yang semula 100
orang/tahun menjadi 130 orang/tahun. Program / kegiatan yang
menunjang capaian kinerja adalah pelayanan sosial melalui :
a. PSAA Budi Mulia, memberikan pelayanan sosial bagi anak
terlantar sebanyak 100 orang.
b. PSBR Budi Satria, memberikan pelayanan sosial bagi remaja
putus sekolah terlantar, sebanyak 250 orang.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 44
c. PSBN Fajar Harapan, memberikan pelayanan sosial dan
rehabilitasi bagi penyandang disabilitas netra sebnayak 70 orang.
d. PSBW Melati, memberikan pelayanan sosial dan rehabilitasi bagi
wanita rawan sosial ekonomi sebanyak 130 orang.
e. PSTW Budi Sejahtera, memberikan pelayanan sosial bagi lanjut
usia terlantar sebanyak 170 orang.
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun
2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Persentase menurunnya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial
% 2,62 3,33 Naik
2 Prosentase jumlah rumah singgah/rumah panti dalam keadaan baik
% 7,5 11,36 Naik
3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti Nilai 75,00 76,75 Naik 4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga Buah 3 4 Naik 5 Persentase tertanganinya korban bencana % 100,00 100,00 Tetap 6 Persentase meningkatnya peran serta
masyarakat dalam penanggulangan bencana
% 41,33 48,69 Naik
7 Persentase Remaja keluarga miskin yang sekolah
% 1,49 2,23 Naik
8 Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa
% 3,95 5,11 Naik
9 Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti
% 0,56 0,61 Naik
10 Persentase Fakir miskin penyandang cacat yang tertangani
% 0,71 0,84 Naik
11 Jumlah panti dengan sarana prasarana memenuhi standar
Unit 5 5 Tetap
12 Persentase penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti
% 75,45 76,75 Naik
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 10
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014
Target RPJMD
2013 2015
1 Persentase menurunnya remaja keluarga fakir miskin penyandang masalah sosial
% 1,5 1,5 2,62 3,33 0,39 0,65
2 Prosentase jumlah rumah singgah/rumah panti dalam keadaan baik
% 30,00 8,89 7,5 11,36 NA NA
3 Indeks Kepuasan Masyarakat Panti
Nilai 95,00 95,00 75,00 76,75 95,00 95,00
4 Bertambahnya Fasilitas Olahraga
Buah 3 3 3 4 1 3
5 Persentase tertanganinya korban bencana
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 45
6 Persentase meningkatnya peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana
% 28 28 41,33 48,69 40,00 60,00
7 Persentase Remaja keluarga miskin yang sekolah
% NA NA 1,49 2,23 NA NA
8 Persentase anak keluarga kurang mampu yang memanfaatkan bantuan beasiswa
% NA NA 3,95 5,11 NA NA
9 Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung panti
% 0,56 0,56 0,56 0,61 1,20 2,00
10 Persentase Fakir miskin penyandang cacat yang tertangani
% 3,15 2,78 0,71 0,84 0,30 0,50
11 Jumlah panti dengan sarana prasarana memenuhi standar
Unit 5 5 5 5 NA NA
12 Persentase penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti
% 97,93 97,93 75,45 76,75 NA NA
3. Sasaran : Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya
dan sumber daya daerah
Kalimantan Selatan yang dihuni oleh mayoritas etnis Banjar dan
sebagian etnis Bakumpai dan Dayak sebagai entitas etnis asli memiliki
keragaman seni dan budaya yang saling terintegrasi baik nilai-nilai,
pelaku maupun lokasi/wilayah kebudayaan (tujuan wisata). Seni dan
budaya di Kalimantan Selatan sebagaimana di daerah lain mengalami
perkembangan pasang surut dan pemangku seni budaya dikonstruksi
oleh tiga pilar yakni, (1) Pilar nilai-nilai seni budaya yang berlaku di
masyarakat (2) Pilar Kegiatan yang dilakukan dan kokohkan para
pemangku seni budaya (adat) dan (3) Pilar Peran dan fasilitasi
pemerintah daerah.
Adalah hal yang menarik ketika terbentuknya Lembaga Adat dan
Kekerabatan Kesultanan Banjar (LAKKB) sebagai pilar yang ke-empat
(4) guna membangun interaksi seni-budaya Banjar dengan keraton
sebagaimana kokohnya kesenian dan kebudayaan di Jawa dan
Sumatera sebagai bagian dari upaya pemerintah bersama stakeholder
memangku seni dan adat daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini
untuk menegaskan dan meletakkan dasar bahwa kesenian dan
kebudayaan Banjar Kalimantan Selatan tidak sekadar sebuah event
atau kegiatan tetapi juga menjadi sebuah bagian dari urat nadi
kehidupan yang didukung oleh institusi keraton sebagai mitra
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 46
pemerintah. Itulah sebabnya program pemerintah provinsi dalam rangka
mendirikan replika Keraton bagian dari upaya mengintegrasikan
kebudayaan Banjar.
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Berkembangnya wisata
daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah” diukur melalui
6 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :
Tabel 11
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian
1 Persentase peningkatan Event Budaya Daerah
% 10,00 - 13,46 0
2 Persentase peningkatan kunjungan WISMAN
% 2,30 2,98 129,57
3 Persentase peningkatan kunjungan WISNUS
% 3,50 8,14 232,57
4 Lama Kunjungan WISMAN Hari 3 3 100,00
5 Lama Kunjungan WISNUS Hari 3 3 100,00
6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke Museum setiap tahun
% 12,00 12,28 102,33
Rata-rata Capaian 110,74
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ” Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya
dan sumber daya daerah” adalah sebesar 110,74 % yang berarti
masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil.
Indikator Kinerja Persentase Peningkatan Event Budaya Daerah pada
tahun 2014 mengalami penurunan jumlah event budaya sehingga
realisasinya bernilai minus (-) yaitu sebesar -13,46% dari target sebesar
10,00 % dengan capaian kinerja 0 %. Data tersebut didapatkan dari
rumus berikut :
Sehingga persentase realisasi indikator ini sebesar 13,46 %. Pada
tahun 2014 terlaksana 45 event sedangkan pada tahun 2013 terlaksana
52 event. Dengan demikian meskipun telah terlaksana sejumlah event
budaya daerah selama tahun 2014 sebanyak 45 event, apabila
dibandingkan dengan jumlah event budaya pada tahun 2013 terjadi
penurunan sebanyak 7 event, sehingga target untuk meningkatkan
realisasi kinerja 2 event per tahun belum tercapai. Program atau
kegiatan yang menunjang capaian kinerja tersebut antara lain :
a. Pergelaran/pertunjukkan seni budaya daerah.
b. Penyelenggaraan Festival seni budaya daerah.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 47
c. Penyelenggaraan Perlombaan seni budaya daerah.
d. Penyelenggaraan Pameran seni budaya daerah.
Indikator Prosentase Kunjungan Wisatawan Mancanegara (WISMAN)
terealisasi sebesar 2,98 % dari target sebesar 2,30 % dengan capaian
kinerja 129,57 %. Persentase tersebut didapatkan dengan rumus :
Sehingga dengan data total kunjungan Wisman pada tahun 2014
sebanyak 26.395 orang dan total kunjungan Wisman tahun 2013
sebanyak 25.632 orang, maka berdasarkan rumus tersebut didapatkan
realisasi sebesar 2,98 %. Wisatawan mancanegara yang sering
berkunjung ke Kalimantan Selatan berasal dari kawasan Eropa dan
kawasan Asia, sedangkan kawasan Timur Tengah masih sangat
terbatas berkunjung ke Kalimantan Selatan. Data kunjungan wisman
didapat dari pengumpulan data dari BPS, monitoring pengumpulan data
dari kabupaten/kota, data wisman yang menginap dihotel, data dari
imigrasi, dan bandara.
Indikator Prosentase Kunjungan Wisatawan Nusantara (WISNUS)
terealisasi sebesar 8,14 % dari target sebesar 3,50 % dengan capaian
kinerja 232,57 %. Persentase tersebut didapatkan dengan rumus :
Sehingga dengan data total kunjungan Wisnus pada tahun 2014
sebanyak 597.324 orang dan total kunjungan Wisnus tahun 2013
sebanyak 552.350 orang maka berdasarkan rumus tersebut didapatkan
realisasi sebesar 8,14 %. Wisnus yang sering berkunjung ke
Kalimantan Selatan antara lain dari DKI Jakarta, disusul Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Indikator Lama Kunjungan Wisman dan Lama Kunjungan Wisnus pada
tahun 2014 terealisasi sebanyak 3 hari dari target 3 hari dengan
capaian kinerja 100,00 %. Kegiatan yang menunjang peningkatan
kunjungan Wisman dan Wisnus serta lama kunjungan wisman dan
wisnus di atas yaitu melalui Kegiatan Analisa Pasar Untuk Promosi dan
Pemasaran Objek Pariwisata.
Untuk Indikator Persentase Peningkatan Pengunjung Ke Museum pada
tahun 2014 terealisasi sebesar 12,28 % dari target 12,00 % dengan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 48
capaian kinerja sebesar 102,33 %. Persentase tersebut didapatkan
dengan rumus :
Sehingga dengan data total kunjungan ke musem pada tahun 2014
sebanyak 75.670 orang dan total kunjungan ke museum tahun 2013
sebanyak 67.392 orang maka berdasarkan rumus tersebut didapatkan
realisasi sebesar 12,28 %.
Untuk bidang kebudayaan dan kesenian, masih fokus pada upaya
pengembangan dan pelestarian serta terpeliharanya seni dan budaya
daerah, terlebih seni dan budaya yang hampir punah. Upaya ini
dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain : aktualisasi, fasilitasi
dan pergelaran seni rupa, lukis, tari, lagu, wayang dan kegiatan lainnya.
Untuk bidang Pariwisata, terus berupaya meningkatkan kunjungan
wisatawan dengan melalui penyelenggaraan event-event pariwisata,
peningkatan pelayanan dan pengelolaan destinasi wisata, serta
peningkatan sadar wisata bagi masyarakat di daerah wisata dan
dukungan pembangunan pariwisata.
Pada tahun 2013 telah selesai dilaksanakan pembangunan Toilet
Wisata di Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Takisung
Kabupaten Tanah Laut, selesainya pembangunan Screen House
Anggrek di Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, selesainya
penyusunan Grand Design Wisata Berbasis Sungai di Kawasan Jalan
Jafri Zam-Zam Banjarmasin, penyusunan Grand Design Kampung
Budaya Banjar di Kawasan Banua Anyar Banjarmasin, Rehab Ruang
Kantor, Toilet dan Taman pada Museum Waja Sampai Kaputing, serta
pembenahan dan rehab Penginapan Graha Wisata Amandit di Loksado
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, penginapan ini akan menjadi
percontohan dalam pengelolaannya yang berdasarkan standar Sapta
Pesona.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program Pengembangan Nilai-Nilai Budaya dengan kegiatan
utama:
1. Kegiatan Pemberian dukungan penghargaan dan kerjasama
dibidang budaya (pemberian penghargaan bidang budaya).
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 49
2. Festival kesenian daerah (mamanda, wayang kulit banjar,
bepandung).
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 12
Realisasi Kinerja Tahun 2013 dan 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Persentase peningkatan Event Budaya Daerah
% 188,89 - 13,46 Turun
2 Persentase peningkatan kunjungan WISMAN
% - 0,89 2,98 Naik
3 Persentase peningkatan kunjungan WISNUS
% 5,80 8,14 Naik
4 Lama Kunjungan WISMAN Hari 3 3 Tetap
5 Lama Kunjungan WISNUS Hari 3 3 Tetap
6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke Museum setiap tahun
% - 5,88 12,28 Naik
Secara keseluruhan selama 2 (dua) tahun terakhir sejak tahun 2012
sampai dengan 2014, peningkatan peran wisata dan budaya dalam
pembangunan daerah cukup signifikan, namun perlu pengembangan
berkelanjutan atas pariwisata dan budaya yang berbasis budaya dan
sumber daya daerah sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap
pembangunan daerah.
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 13
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014
Target RPJMD
2014 2015
1 Persentase peningkatan Event Budaya Daerah
% 25,00 20,00 188,89 -13,46 10,00 50,00
2 Persentase peningkatan kunjungan WISMAN
% 6,22 3,99 -0,89 2,98 2,30 11,5
3 Persentase peningkatan kunjungan WISNUS
% 19,98 3,99 5,80 8,14 3,00 16,00
4 Lama Kunjungan WISMAN
Hari 3 3 3 3 NA NA
5 Lama Kunjungan WISNUS
Hari 2 2 3 3 NA NA
6 Persentase Peningkatan Kunjungan ke Museum setiap tahun
% 21,36 0,37 -5,88 12,28 12,00 60,00
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 50
B. MISI II : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Produktif
dan Berdaya Saing
Untuk Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Produktif dan
Berdaya Saing masyarakat Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga
sasaran, yaitu Sasaran pertama adalah Meningkatkan Pembangunan
Manusia Berkualitas pada Semua Jalur dan Jenjang Pendidikan; Sasaran
kedua adalah Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan; dan Sasaran ketiga Meningkatkan
masyarakat yang produktif dan berdaya saing
1. Sasaran: Meningkatkan Pembangunan Manusia Berkualitas pada
Semua Jalur dan Jenjang Pendidikan
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatkan
pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang
pendidikan” diukur melalui 5 indikator dengan target, realisasi dan
capaiannya sebagai berikut :
Tabel 14
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian
1 Angka melek huruf % 97,20 97,50 100,31
2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 9,00 8,13 90,33
3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,60 99,38 99,78
4 APK SLTP/MTs % 98,70 97,81 99,10
5 APK SLTA/MA/SMK % 85,00 78,46 92,31
Rata-rata Capaian 96,37
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ” Meningkatkan pembangunan manusia berkualitas pada
semua jalur dan jenjang pendidikan” adalah sebesar 96,37 % yang
berarti masuk dalam kategori capaian Berhasil.
Indikator kinerja utama Angka Melek Huruf terealisasi sebesar 97,50%
dari target 97,20 % dengan capaian kinerja 100,31 %. Data tersebut
didapatkan dari data Angka Buta Aksara pada akhir tahun 2014 yaitu
sebanyak 63.700 orang dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
sebanyak 2.542.237 orang, sehingga untuk Angka Melek Huruf dapat
dihitung sebagai berikut :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 51
Penyebab buta aksara di Kalimantan selatan cukup beragam. Untuk
penduduk yang masih usia sekolah, penyebabnya karena putus sekolah
namun saat berhenti belum pandai membaca dan menulis. Sedangkan
untuk usia lanjut, rata-rata karena mereka tidak pernah mengenyam
bangku pendidikan, seperti warga yang berdomisili di daerah pelosok
dan pulau-pulau terpencil. Upaya yang dilakukan Pemprov Kalsel yakni
dengan mengoptimalkan program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) pada daerah-daerah yang masih banyak terdapat penyandang
buta aksara. Peningkatan kualitas pendidikan juga diarahkan untuk
menurunkan jumlah penduduk buta huruf usia 15-59 tahun dengan
menamatkan pendidikan dalam berbagai jenjang. Peningkatan kualitas
pendidikan juga dilaksanakan melalui manajemen berbasis sekolah.
Indikator Angka Rata-Rata Lama Sekolah terealisasi sebesar 8,13
Tahun dari target 9 Tahun dengan capaian kinerja 90,33 %. Data
realisasi Angka Rata-Rata Lama Sekolah didapatkan dari data BPS,
sedangkan data tahun 2014 belum di rilis oleh BPS karena masih dalam
tahap pengumpulan data lapangan. Karena belum tersedia data Angka
Rata-Rata Lama Sekolah Kalimantan Selatan Tahun 2014, maka untuk
penyajian keadaan Angka Rata-Rata Lama Sekolah dalam laporan ini,
Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan melakukan estimasi
dengan memperhitungkan rata-rata peningkatan Angka Rata-Rata
Lama Sekolah setiap tahun sebagai berikut :
TahunRata-rata Lama
Sekolah (Tahun)
Peningkatan per
Tahun
2010 7,65
2011 7,68 0,03
2012 7,89 0,21
2013 8,01 0,12
0,12Rata-rata Peningkatan per tahun
Berdasarkan estimasi tersebut diatas, perkiraan Angka Rata-Rata Lama
Sekolah Kalimantan Selatan pada tahun 2014 adalah sebesar 9,13
tahun dari target sebesar 9 tahun dengan capaian kinerja sebesar
90,33%.
Indikator APM SD/MI tahun 2014 terealisasi sebesar 99,38 % dari target
sebesar 99,60 % dengan capaian kinerja 99,78 %. Realisasi APM
SD/MI diperoleh dari rumus :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 52
Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terus dilakukan
dengan berbagai cara, karena masih ada orang tua dan siswa yang
masih memandang sekolah itu tidak penting. Ini ditemukan di daerah-
daerah perbatasan yang siswanya lebih memilih ke kebun/sawah
daripada ke sekolah. Disamping itu juga pemahaman pentingnya
pendidikan belum mengakar sampai ketingkat bawah diperkampungan.
Menjelang remaja anak-anak langsung dihadapkan pada permasalahan
mencari uang, pergi ke kebun atau berdagang.
Indikator APK SMP/MTs pada tahun 2014 terealisasi sebesar 97,81 %
dari target sebesar 98,70 % dengan capaian kinerja 99,10 %. Realisasi
APK SMP/MTs diperoleh dari rumus :
Hasil di atas menunjukkan masih terdapat 2,19 % penduduk usia 13-15
tahun yang belum terlayani atau masih rendahnya partisipasi
masyarakat untuk jenjang pendidikan SMP/MTs serta masih perlu
diupayakan peningkatan pemerataan pendidikan.
Untuk indikator APK SMA/SMK/MA pada tahun 2014 terealisasi
sebesar 78,46 % dari target sebesar 85,00% dengan capaian kinerja
sebesar 92,31 %. Realisasi APK SMA/SMK diperoleh dari rumus
berikut:
Hasil di atas menunjukkan masih terdapat 21,54% anak usia SMA yang
tidak melanjutkan pendidikan atau masih ada pelajar yang drop out
(DO) sewaktu di SMA dan sebagian lagi ada yang tidak melanjutkan
pendidikan sejak lulus SMP. Ada beberapa faktor penyebab antara lain
masih banyaknya pelajar yang berhenti sekolah seperti budaya di
masyarakat yang belum menganggap penting masalah pendidikan
kemudian masalah akses warga ke sekolah yang masih jauh. Salah
satu upaya peningkatan pemerataan pendidikan, Dinas Pendidikan
Provinsi Kalsel sudah memprogramkan pemberian beasiswa bagi
pelajar SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang berprestasi sejak tahun
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 53
2012, dimana melalui program ini diharapkan siswa yang telah lulus
dapat meneruskan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program Pendidikan Dasar 9 Tahun.
1. Peningkatan dan Pengembangan sarana dan prasarana
pembelajaran SMP Model.
2. Peningkatan sarana belajar buku perpustakaan siswa Non
UASBN SD, SDLB dan MI Negeri dan Swasta se-Kalsel.
b. Program Pendidikan Menengah.
a. Pembinaan siswa berprestasi.
b. Lomba Anak Berkebutuhan Khusus tingkat menengah.
c. Pembinaan dan Pengembangan Mutu Lulusan SMA sederajat.
c. Program Non Formal
1. Pengembangan Pendidikan Keaksaraan.
2. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender bidang
pendidikan.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 15
Realisasi Kinerja Tahun 2013 dan 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Angka melek huruf % 96,95 97,50 Naik
2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 7,90 8,13 Naik
3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,48 99,38 Turun
4 APK SLTP/MTs % 98,80 97,81 Turun
5 APK SLTA/MA/SMK % 79,19 78,46 Turun
Dari 5 indikator kinerja diatas tercermin adanya peningkatan
pembangunan manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang
pendidikan.
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 16
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014
Target RPJMD
2014 2015
1 Angka melek huruf % 96,73 96,84 96,95 97,50 96,50 97,8
2 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 7,72 7,80 7,90 8,13 8,00 10,0
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 54
3 Angka Partisipasi Murni SD/MI % 99,28 99,38 99,48 99,38 99,00 100,0
4 APK SLTP/MTs % 97,54 98,17 98,80 97,81 99,00 99,02
5 APK SLTA/MA/SMK % 78,25 78,72 79,19 78,46 79,00 90,0
Seluruh indikator yang mencerminkan peningkatkan pembangunan
manusia berkualitas pada semua jalur dan jenjang terlihat meningkat
jika dibandingkan dengan capaian Tahun 2013, menunjukan keseriusan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di bidang pendidikan.
Pencapaian hasil yang sangat baik ini merupakan hasil kerja optimal
dari jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana
dituangkan dalam tabel realisasi di atas. Di sisi lain, komitmen pimpinan
daerah (Gubernur Kalimantan Selatan) dalam mendukung peningkatan
kualitas pendidikan di wilayah Kalimantan Selatan yang diwujudkan
dalam Nota Kesepakatan dengan Menteri Pendidikan Nasional dan
Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Kalimantan Selatan yang
substansinya adalah penuntasan wajib belajar 9 (sembilan) tahun,
peningkatan mutu pendidikan, pemberantasan buta huruf dan
rehabilitasi gedung pendidikan telah memenuhi sasaran.
Keberhasilan pembangunan pendidikan salah satu indikatornya adalah
jumlah penduduk yang melek huruf, oleh sebab itu Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan
Selatan gencar melaksanakan program pemberantasan buta huruf,
dalam hal ini persentase buta huruf banyak ditemukan pada usia tua,
sedangkan penduduk usia muda sangat jarang ditemukan penduduk
yang buta huruf, dapat kita lihat dari tabel diatas terjadi peningkatan
Angka Melek Huruf 0,11%, di tahun 2012 96,84% sedangkan ditahun
2013 mencapai 96,95%.
Apresiasi atas pencapaian pembangunan di Provinsi Kalsel khususnya
bidang pendidikan kembali berikan pada awal 2013. Gubernur Kalsel H
Rudy Ariffin menerima penghargaan Apresiasi Pendidikan Islam (API)
Tahun 2012. Penghargaan API tahun 2012 Kategori Pemerintah
Daerah tersebut diserahkan langsung Menteri Agama RI H.
Suryadhama Ali kepada Gubernur Kalsel H. Rudy Ariffin pada acara
Peringatan Hari Amal Bhakti ke-67 Kementerian Agama RI di
Auditorium KH M Rasyidi Kementerian Agama RI di Jakarta.
Penghargaan tersebut merupakan yang pertama kalinya diterima oleh
Kalsel. Hal ini tak lepas dari keberhasilan Kalsel memacu pendidikan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 55
berbasis Agama Islam dengan adanya Perda Nomor 3 Tahun 2009
tentang Pendidikan Al-Qur'an.
Menyertai Perda tersebut Pemprov Kalsel memberikan perlakuan yang
sama bagi semua sekolah termasuk sekolah yang dibawah binaan
Kementerian Agama, baik pembinaan kompetensi guru Al-Qur'an,
sarana prasarana dan media belajar penunjang tingkat SD dan MI, SMP
dan MTs, serta SMA/SMK dan MA.
Penghargaan tingkat nasional kembali diraih pada 18 November 2013
lalu. Penghargaan yang baru saja diterima adalah Inclusive Education
Award yang diserahkan dalam acara Gebyar Multi Talenta PKLK Diknas
di GOR Lila Buana, Denpasar, Bali, 18 November 2013 kemarin.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Hamid Muhammad, PhD yang
merupakan Direktur Jenderal Dikdas Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Sebagai penerima adalah Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin
yang mewakili masyarakat Kalsel. Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin
menerima Penghargaan bergengsi ini melalui penilaian kinerja dan
komitmen dalam pelaksanaan pendidikan iklusif. Setelah Tahun 2012
Kalsel ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai Pelopor
penyelenggaraan pendidikan Inklusif, seluruh jajaran terus bekerja
keras sehingga Gubernur Kalsel menjadi yang pertama menerima
penghargaan ini.
Apresiasi terhadap sejumlah prestasi bidang pendidikan Kalsel
sebenarnya sudah mulai diberikan pada 2012 lalu. Diawali dengan
penghargaan Pasiad Education Award untuk Kategori Birokrat yang
diberikan kepada Gubernur Kalsel H. Rudy Ariffin, penghargaan
diberikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi RI Azwar Abubakar pada akhir November 2012 di Sasono
Mulyo, Hotel Le Meridien, Sudirman Jakarta. Pasiad Education Award
2012 adalah penghargaan yang diberikan kepada tokoh masyarakat,
birokrat dan akademisi yang telah menginspirasi dan memiliki
sumbangsih dalam usaha peningkatan dunia pendidikan Indonesia.
Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin adalah sosok penting dibalik berdirinya
SMA Banua Kalsel Bilingual Boarding School. SMA milik Pemprov
Kalsel yang bekerjasama dengan Yayasan Pasiad Turki tersebut kini
telah banyak mengukir prestasi baik di leveI Nasional maupun
Internasional.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 56
Pada tahun yang sama, Kalsel juga kembali meraih prestasi Inclusive
Award dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang diberikan kepada
Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Ariffin. Gubernur menerima
penghargaan karena memiliki perhatian dan kepeduliannya terhadap
anak, berkebutuhan khusus. Penghargaan Inclusive Award kepada
Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin diserahkan Dirjen Pendidikan Dasar
(Dikdas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Suyanto, PhD,
di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin pada akhir Desember 2012.
Penyerahan penghargaan sebagai rangkaian Rapat Koordinasi (Rakor)
pengembangan Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan
Klitistis (PLK) Wilayah Tengah dan sekaligus pencanangan Provinsi
Kalsel sebagai Pelopor Penyelenggara Pendidikan Inklusif.
Adapun dukungan dana dalam rangka menunjang capaian kinerja 2013
bersumber dari dana APBD Provinsi Kalimantan dan dana APBN.
Anggaran Belanja Daerah untuk Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2013 tersedia Rp. 536.764.736.040 dengan realisasi
sebesar Rp 515.155.585.525 atau 95,97%. Sedangkan dukungan
dana/anggaran dari APBN 2013 senilai Rp. 13.960.166.000 dan
terealisasi sebesar Rp 10.874.892.866 atau 77,90%.
Pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di bidang
Pendidikan apabila dibandingkan dengan target Nasional bidang
Pendidikan sudah berhasil mencapai bahkan melampaui target yang
ditetapkan. Berikut perbandingan dengan pencapaian kinerja bidang
Pendidikan dengan Standar Nasional bidang Pendidikan :
Tabel 17
Capaian Kinerja Terhadap Standar Nasional
No. Indikator Kalimantan Selatan Standar Nasional
1. Angka melek huruf 97,50 92,95
2. Angka Buta Aksara 2,50 5,00
3. Angka rata-rata lama sekolah 8,13 7,72
4. Angka Partisipasi Murni SD/MI 99,38 95,00
5. APK SLTP/MTs 97,81 95,00
6. APK SLTA/MA/SMK 78,46 69,34
Secara umum realisasi capaian kinerja bidang pendidikan di Provinsi
Kalimantan Selatan sudah melampaui Standar Nasional yang tercantum
di dalam RPJMN bidang Pendidikan.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 57
2. Sasaran: Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatkan
Pembangunan Manusia, serta Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan” diukur melalui 5 indikator dengan target, realisasi dan
capaiannya sebagai berikut :
Tabel 18
Capaian Kinerja Terhadap Target Tahun 2014
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian
1 Angka Harapan Hidup Tahun 70 65,20 93,14
2 Angka Kematian Bayi Kasus per 1000 Kh
32 44 72,73
3 Angka kematian ibu Kasus per 1000 Kh
140 88 159,10
4 Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
% 100,00 67,00 67,00
5 Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat
% 100,00 100,00 100,00
Rata-rata Capaian 98,39
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Meningkatkan Pembangunan Manusia, serta Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” adalah sebesar 98,39% yang
berarti masuk dalam kategori capaian Berhasil.
Untuk Indikator Angka Harapan Hidup di tahun 2014 adalah sebesar
65,20 % dari target sebesar 70,00 % dengan capaian kinerja sebesar
93,14 %. Berdasarkan surat Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nomor
63521.039 tanggal 5 Desember 2014 perihal Jawaban Permintaan Data
dijelaskan bahwa Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi dihasilkan dari sensus dan survey yang dirancang
khusus untuk menghasilkan variable demografi. Sensus Penduduk
dilaksanakan setiap 10 tahun sekali pada tahun yang berakhiran nol.
Demikian pula dengan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
dilaksanakan setiap 10 tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka
5. Sedangkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.
Untuk memenuhi kebutuhan data mengenai Umur Harapan Hidup
setiap tahun, BPS menghasilkan indikator makro bidang kesehatan
Umur Harapan Hidup Kalimantan Selatan Tahun 2011 tercatat sebesar
64.17 tahun, tahun 2012 sebesar 64,52 dan tahun 2013 sebesar 64,82
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 58
tahun. Sementara kondisi Umur Harapan Hidup tahun 2014 belum
tersedia karena masih dalam tahap pengumpulan data lapangan.
Karena belum tersedia data Umur Harapan Hidup Kalimantan Selatan
Tahun 2014, maka untuk penyajian keadaan Umur Harapan Hidup
dalam laporan ini, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
melakukan estimasi dengan memperhitungkan rata-rata peningkatan
Umur Harapan Hidup setiap tahun sebagai berikut :
TahunUmur Harapan Hidup
(Tahun)
Peningkatan per
Tahun
2007 62,6
2008 63,1 0,50
2009 63,45 0,35
2010 63,81 0,36
2011 64,17 0,36
2012 64,52 0,35
2013 64,82 0,3
0,37Rata-rata Peningkatan per tahun
Berdasarkan estimasi tersebut diatas, perkiraan Umur Harapan Hidup
Kalimantan Selatan pada tahun 2014 adalah sebesar 65.20 tahun dari
target sebesar 68.3 tahun dengan capaian kinerja sebesar 95.46 %.
Belum tercapainya target kinerja indikator ini pada tahun 2014 antara
lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Meski terus mengalami penurunan, Angka Kematian Bayi dan
Angka Kematian Ibu Melahirkan di Kalimantan Selatan masih cukup
tinggi.
2. Status gizi masyarakat yang masih rendah terutama pada kelompok
rentan seperti ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita. Hal ini
berdampak pada munculnya kasus-kasus komplikasi kehamilan dan
persalinan serta berisiko lahirnya bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
3. Adanya pengaruh sosial budaya dalam peristiwa persalinan yang
menyebabkan sering terjadi keterlambatan dalam pengambilan
keputusan tentang penanganan persalinan dengan penyulit.
Masyarakat sering memaksakan bahwa proses persalinan di rumah
saja meskipun sudah dijelaskan ada penyulit dalam prosesnya.
Keputusan atau persetujuan untuk dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan biasanya baru diambil ketika kondisi ibu sudah semakian
memburuk, hal ini mengakibatkan terlambatnya ibu melahirkan
memperoleh pertolongan oleh tenaga kesehatan.
Untuk Indikator Angka Harapan Hidup pada tahun 2014 belum
mencapai target, akan tetapi berdasarkan hasil analisis Badan Pusat
Statistik, Provinsi Kalimantan Selatan bersama dengan Provinsi
NTB, Maluku Utara, Gorontalo dan Papua Barat termasuk dalam 5
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 59
(lima) Provinsi di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan Angka
Harapan Hidup yang tinggi. Rata-rata pertumbuhan Umur Harapan
Hidup di Kalimantan Selatan adalah sebesar pada tahun 2011 adalah
0.56%, jauh diatas rata-rata nasional yang hanya sebesar 0.31%.
Indikator Angka Kematian Bayi di tahun 2014 terealisasi sebesar 44 per
1000 kelahiran hidup dari target sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup
dengan capaian kinerja 72,73 %. Data terakhir yang dapat diperoleh
adalah perhitungan sementara berdasarkan hasil SDKI Tahun 2013
sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup. Karena sampai saat ini data
terbaru tidak tersedia di BPS, maka dalam pengukuran Angka Kematian
Bayi Tahun 2014 ini kami asumsikan masih sama seperti kondisi tahun
2013 sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup. angka diatas
menggambarkan tidak tercapainya indikator ini disebabkan oleh kondisi-
kondisi sebagai berikut:
1. Meskipun setiap tahun Kementerian Kesehatan mengangkat tenaga
Bidan di Desa sebagai tenaga PTT untuk ditempatkan di desa-desa
terpencil/sangat terpencil dan adanya perpanjangan masa bakti
Bidan PTT Daerah, sampai saat ini di Kalimantan Selatan masih
terdapat 228 desa yang belum memiliki tenaga Bidan, sehingga
persalinan masih ditolong oleh bukan tenaga kesehatan (Dukun
Kampung).
2. Dari 228 Puskesmas yang ada, hanya ada 51 Puskesmas yang
merupakan Puskesmas Perawatan yang memungkinkan untuk
melakukan pertolongan persalinandan penanganan neonatus dan
35 Puskesmas yang memiliki kemampuan Penanganan Obstetri
dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Indikator Angka Kematian Ibu pada tahun 2014 dilaporkan terjadi 88
kasus kematian ibu bersalin dari target setinggi-tingginya 165 kasus
dengan capaian kinerja sebesar 159,10 %. Untuk pengukuran kinerja
indikator ini, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan hanya
mencatat jumlah absolut kematian ibu melahirkan pada tahun 2014
yang diperoleh berdasarkan laporan yang dihimpun dari seluruh
Kabupaten/Kota. Yang perlu diperhatikan, data ini adalah facility based
data atau data yang tercatat berdasarkan peristiwa persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan atau di fasilitas pelayanan kesehatan
saja. Peristiwa persalinan yang ditolong oleh bukan tenaga kesehatan
(Dukun Kampung) tidak termasuk dalam pencatatan ini karena tidak
ada laporan.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 60
Tercapainya target kinerja indikator ini pada tahun 2014 didukung oleh :
a. Kebijakan penempatan bidan PTT Pusat dan Daerah untuk mengisi
desa-desa yang belum memiliki tenaga bidan, sehingga akes
masyarakat terhadap pelayanan kebidanan semakin meningkat.
Pada tahun 2014 Kementerian Kesehatan telah mengangkat
sebanyak 33 orang bidan PTT yang ditempatkan pada desa
terpencil dan sangat terpencil yang belum memiliki tenaga bidan.
Sementara sebanyak 71 orang tenaga bidan PTT Daerah telah
memperpanjang masa baktinya sebagai Bidan di Desa.
b. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan proses persalinan yang
aman berdampak pada semakin meningkatnya pelayanan
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan). Dengan
demikian proses persalinan dapat dilaksanakan sesuai standar dan
setiap kasus kegawatdaruratan kebidanan dapat segera mendapat
pertolongan, sehingga mengurangi risiko kematian bayi.
c. Semakin meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan (bidan)
dalam penanganan kasus-kasus persalinan normal maupun dengan
komplikasi sebagai dampak dari kegiatan pelatihan dan pembinaan
yang telah dilakukan.
d. Adanya peningkatan kemitraan antara bidan dengan dukun bayi,
sehingga pertolongan persalinan oleh dukun bayi tetap dibawah
pembinaan bidan di desa. Dengan demikian kualitas pelayanan
persalinan dapat ditingkatkan. Pada tahun 2014, telah dilakukan
pembinaan kemitraan antara bidan dan dukun bayi dengan
anggaran APBD Provinsi Kalimantan Selatan.
Indikator Persentase Penduduk Miskin Memiliki Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan berdasarkan data tahun 2014 terealisasi sebesar 67,00 %
dari target 100 % dengan capaian kinerja sebesar 67,00 %. Tidak
tercapainya indikator ini disebabkan masih belum semua masyarakat
mengikuti jaminan kesehatan. Sebagian masyarakat di antaranya
masyarakat miskin, PNS, TNI, POLRI dan sebagian tenaga kerja sudah
mendapatkan Jaminan Kesehatan melalui ASKES, ASABRI maupun
Jamsostek yang terangkum dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dengan penyelenggarnya BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggaran
Jaminan Sosial Kesehatan).
Indikator Cakupan Pelayanan Peserta Jaminan Pemelihara Kesehatan
Masyarakat terealisasi 100,00 % dari target sebesar 100,00 % dengan
capaian kinerja 100,00 %. Tercapainya indikator ini didukung oleh
adanya kebijakan Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan Provinsi yang dalam pelaksanaannya ada 2 (dua)
mekanisme :
1. Bagi masyarakat miskin dijamin oleh Jaminan Kesehatan Daerah
(Kabupaten/Kota) yang dirujuk ke rumah sakit provinsi maka
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 61
pembiayaan sesuai MoU antara Pemerintah Provinsi dengan
Pemerintah Kabupaten/ Kota akan dibiayai melalui sharing dengan
pola 60% dijamin oleh Jamkesprov dan 40% oleh Jamkesda.
2. Bagi Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di
rumah sakit provinsi tapi tidak memiliki jaminan sama sekali, maka
sepenuhnya akan dibiayai oleh Jaminan Kesehatan Provinsi,
dengan demikian seluruh masyarakat miskin di Kalimantan Selatan
yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat terlayani melalui
Jaminan Kesehatan Daerah dan Jaminan Kesehatan Provinsi.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan utama :
1. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas dan jaringannya.
2. Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat
generik esensial.
3. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah
kesehatan.
4. Penilaian kinerja Puskesmas Kab/Kota se-Kalsel.
5. Pemetaan Upaya Pelayanan Kesehatan Pengembangan dan
Rujukan.
b. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dengan
kegiatan utama :
1. Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu.
2. Peningkatan Pembinaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Provinsi.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dengan tahun 2014
adalah sebagai berikut :
Tabel 19
Realisasi Kinerja Tahun 2013 dan 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Angka Harapan Hidup Tahun 64,82 65,20 Naik
2 Angka Kematian Bayi Kasus per 1000 Kh
44 44 Turun
3 Angka kematian ibu Kasus 88 88 Naik
4 Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
% 66 67,00 Naik
5 Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat
% 100 100,00 Tetap
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 62
Tabel 20
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014
Target RPJMD
2014 2015
1 Angka Harapan Hidup Tahun 64,17 64,52 64,82 65,20 67 71
2 Angka Kematian Bayi Kasus per 1000 Kh
34 34 44 44 33,5 31
3 Angka kematian ibu Kasus 91 90 88 88 165 118
4 Persentase penduduk miskin memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
% 60 65 66 67 100 100
5
Cakupan pelayanan peserta jaminan pemelihara kesehatan masyarakat
% 100 100 100 100 100 100
3. Sasaran : Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya
saing
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Terwujudnya masyarakat
yang produktif dan berdaya saing” diukur melalui 4 indikator dengan
target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :
Tabel 21
Capaian Kinerja Tahun 2014
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian
1 Persentase Kelulusan BLK yang Bekerja
% 32,00 56,25 175,78
2 Persentase Jumlah Penduduk Yang Bekerja
% 93,34 95,97 102,82
3 Persentase Pengangguran Terbuka % 6,65 4,03 165,01
4 Persentase Peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja
% 72,43 72,95 100,72
Rata-rata capaian 136,08
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Terwujudnya masyarakat yang produktif dan berdaya
saing” adalah sebesar 136,08 % yang berarti masuk dalam kategori
capaian Sangat Berhasil.
Indikator Persentase Kelulusan BLK Yang Bekerja pada tahun 2014
terealisasi sebesar 56,25 % dari target sebesar 32,00 % sehingga
capaian indikator tersebut mencapai 175,78 %. Data indikator tersebut
didapatkan dari rumus berikut :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 63
Indikator Persentase Jumlah Penduduk Yang Bekerja terealisasi
sebesar 95,97 % dari target sebesar 93,34 % dengan capaian sebesar
102,82 %. Realisasi ini dihitung dari perbandingan :
Indikator Persentase Pengangguran Terbuka tahun 2014 terealisasi
sebesar 4,03 % dari target sebesar 6,65 % dengan capaian kinerja
sebesar 165,01 %. Data tersebut didapatkan dari :
Dalam Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur, indikator yang digunakan
yaitu Indikator Persentase Pengurangan Pengangguran Terbuka. Untuk
mendapatkan realisasi dari indikator ini, dapat menggunakan
perhitungan :
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa realisasi Pengurangan
Pengangguran Terbuka pada tahun 2014 memiliki nilai minus (-) yang
berarti terjadi peningkatan pengangguran terbuka alih-alih penurunan.
Target yang ingin dicapai pada indikator ini adalah Persentase
Pengangguran terbuka selalu menurun dari tahun ke tahun. Akan tetapi
pada tahun 2014 Persentase Pengangguran Terbuka malah lebih tinggi
dibandingkan dengan Persentase Pengangguran Terbuka pada tahun
2013. Adanya peningkatan Persentase Pengangguran Terbuka
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Adanya peningkatan jumlah angkatan kerja dari 1.937.493 orang
pada tahun 2013 menjadi sebanyak 2.017.754 orang pada tahun
2014. Selisih jumlah angkatan kerja tersebut sebanyak 80.261
orang, sedangkan jumlah pengangguran pada tahun 2014 masih
tersisa sebanyak 81.274 orang. Peningkatan angkatan kerja ini
masih belum sebanding dengan jumlah lowongan pekerjaan yang
tersedia sehingga menyebabkan usaha penurunan pengangguran
terbuka sedikit terhambat.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 64
2. Harga komoditas perkebunan secara umum termasuk karet yang
banyak menyerap tenaga kerja lagi turun, sehingga menyebabkan
masyarakat kurang tertarik bekerja di sektor perkebunan.
3. Produksi pertambangan sedang melandai menyusul lemahnya
permintaan dunia.
4. Aktivitas sektor konstruksi turut melemah akibat kurang baiknya
kinerja pertambangan, sehingga buruh yg bekerja di sektor
konstruksi juga berkurang.
Untuk Indikator Persentase Peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja
telah berhasil terealisasi sebesar 72,95 % dari target sebesar 72,43 %
dengan capaian kinerja sebesar 100,72 %. Data ini didapatkan dari
rumus :
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program penempatan dan perluasan kesempatan kerja dengan
kegiatan utama :
1. Monitoring lembaga latihan swasta.
2. Pemasaran Lulusan BLK.
3. Pemagangan dalam negeri berbasis pengguna.
4. Penyelenggaraan Kegiatan Padat Karya Produktif.
5. Pengembangan Informasi Pasar Kerja.
6. Pengembangan Bursa Kerja.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dengan tahun 2014
adalah sebagai berikut :
Tabel 22
Realisasi Kinerja Tahun 2013 dan 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Persentase kelulusan BLK yang bekerja
% 10,00 56,25 Naik
2 Persentase Jumlah Penduduk yang bekerja
% 96,10 95,97 Turun
3 Persentase pengangguran terbuka % 3,90 4,03 Turun
4 Persentase peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja
% 71,90 72,95 Naik
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 65
Tabel 23
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No. Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014
Target RPJMD
2014 2015
1 Persentase kelulusan BLK yang bekerja
% 26,8 29.8 10,00 56,25 30 35,00
2 Persentase Jumlah Penduduk yang bekerja % 49,39 49,29 96,10 95,97 93,30 93,38
3 Persentase pengurangan pengangguran terbuka
% 5,62 4,32 3,90 4,03 6,67 6,62
4 Persentase peningkatan Partisipasi Angkatan Kerja % 70,68 71,24 71,90 72,95 71,76 73,03
C. MISI III : Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah berbasis
lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal
dan posisi geografis.
Untuk mengembangkan daya saing ekonomi daerah berbasis lingkungan
dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi
geografis di Provinsi Kalimantan Selatan, maka di tetapkan tiga sasaran,
yaitu Sasaran pertama adalah Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas; sasaran kedua adalah Berkembangnya sektor industri berbasis
agroindustri; dan sasaran ketiga adalah Meningkatnya pengelolaan SDA
yang berkelanjutan dan perbaikan kualitas lingkungan hidup.
1. Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas” diukur melalui 7 indikator
dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :
Tabel 24
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian
Pertumbuhan PDRB Sektor :
Pertanian
1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Produksi Padi Ton 2.200.000 2.107.028 95,77
Produksi Jagung Ton 121.282 121.321 100,03
Produksi Jeruk Ton 17.829 102.106 572,70
Produksi Sayuran Ton 58.423 47.883 81,96
2 Perkebunan
Produksi Karet Ton 140.318 182.091 129,77
Produksi Sawit Ton 685.082 908.077 132,55
3 Peternakan
Produksi daging Ton/Th 68.225 76.114 111,56
4 Pertambangan % 5,00 0,44 8,80
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 66
5 Industri pengolahan % 3,00 4,43 147,67
6 Perdagangan % 5,00 8,38 167,60
7 Jumlah pungutan PSDH dan DR
Rp US $
4.000.000.000 600.000
4.060.966.704,49 585.807,69
101,52 97,63
Rata-rata capaian 145,63
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas”
adalah sebesar 145,63 % yang berarti masuk dalam kategori capaian
Sangat Berhasil.
Produksi Padi di tahun 2014 terealisasi sebesar 2.107.028 ton dari
target sebesar 2.134.171 ton dengan capaian kinerja 98,73 %. Capaian
kinerja tersebut masih kurang 1,27 % dibanding target tahun 2014, akan
tetapi mengalami peningkatan sebesar 3,74 % dibanding pencapaian
pada tahun 2013. Peningkatan produksi padi ini disebabkan oleh
peningkatan luas tanam dan luas panen yang diakibatkan peningkatan
luas tanam padi sawah dan padi gogo oleh faktor musim yang
mendukung, sehingga lahan lebak dapat optimal ditanami. Selain itu
peningkatan produktivitas juga diakibatkan oleh peningkatan
penggunaan benih unggul, ketersediaan pupuk secara tepat, dan
penggunaan teknologi budidaya seperti jajar legowo. Program dan
kegiatan yang mendukung dalam realisasi tanaman padi ini antara lain
kegiatan pengembangan tanaman padi lahan irigasi seluas 300 ha,
pengembangan padi lahan sawah pasang surut 1.200 ha,
pengembangan padi sawah tadah hujan 1.000 ha, pengembangan padi
lahan lebak 400 ha, pengembangan padi lahan kering 800 ha,
pengawalan organisme pengganggu tanaman oleh UPTD BPTPH,
penyediaan benih padi baik melalui seksi perbenihan dan perlindungan
tanaman maupun oleh Balai Benih serta pengawalan benih bersertifikat
oleh BPSBTPH.
Untuk Produksi Jagung pada tahun 2014 mengalami kenaikan dengan
realisasi sebesar 121.321 ton dari target sebesar 121.282 ton dengan
capaian kinerja 100,03 %. Capaian kinerja tersebut telah melebihi target
sebesar 0,03 % dibanding target tahun 2014, dan mengalami
peningkatan sebesar 13,34 % dibanding pencapaian pada tahun 2013.
Peningkatan produksi ini disebabkan oleh peningkatan luas panen yaitu
di daerah lebak yang biasanya dipanen muda pada tahun ini lebih
banyak dipanen tua, oleh karena faktor harga yang cukup baik. Selain
itu juga dipengaruhi oleh peningkatan produktivitas yang diakibatkan
penggunaan benih unggul, penggunaan saprodi yang lebih optimal dan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 67
perbaikan sistem budidaya jagung. Program dan kegiatan yang
mendukung dalam realisasi tanaman padi ini antara lain kegiatan
pengembangan Jagung hibrida seluas 450 Ha di Kabupaten Kotabaru,
Batola, HST, dan Tapin, pengawalan organisme pengganggu tanaman
oleh UPTD BPTPH, penyediaan benih jagung oleh Balai Benih serta
pengawalan benih bersertifikat oleh BPSBTPH.
Indikator Produksi Jeruk pada tahun 2014 terealisasi 102.106 ton dari
yang target sebesar 113.292 Ton dengan capaian kinerja sebesar
90,13%. Capaian kinerja tersebut masih kurang dari target sebesar
9,87% dibanding target tahun 2014, serta mengalami penurunan
sebesar 11,80 % dibanding pencapaian pada tahun 2013. Penurunan
capaian kinerja jeruk dibanding tahun lalu disebabkan oleh penurunan
luas panen, yang diakibatkan oleh pada waktu pembungaan jeruk hujan
masih sering turun sehingga pembuahan tidak optimal. Langkah yang
perlu diambil yaitu dengan menerapkan teknologi budidaya of season/
Panen diluar musim. Kegagalan pelaksanaan pengembangan jeruk ini
adalah karena program pengembangan produksi benih jeruk terkendala
oleh faktor cuaca.
Indikator Produksi Sayuran pada tahun 2014 terealisasi 47.883 ton dari
yang target sebesar 57.222 Ton dengan capaian kinerja sebesar 83,68
%. Capaian kinerja tersebut masih kurang dari target sebesar 16,32 %
dibanding target tahun 2014, dan mengalami peningkatan sebesar
0,01% dibanding pencapaian pada tahun 2013. Peningkatan produksi
sayuran ini disebabkan oleh peningkatan produktivitas, sedang luas
tanam dan luas panen menurun. Hal ini diakibatkan adanya
pengembangan sayuran terutama cabe merah yang menggunakan bibit
kemasan yang berlabel dan produktivitas tinggi. Untuk kegiatan
pengembangan sayuran pada tahun berikutnya diarahkan untuk
pengembangan cabe merah dan bawang merah yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi sehingga petani mau melaksanakan dan akan
meningkatkan luas tanam, luas panen serta produktivitas. Peningkatan
produktivitas sayuran ini disebabkan karena adanya program kegiatan
pengembangan sayuran dan aneka tanaman di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan, Tapin, Banjarbaru, dukungan benih unggul bermutu, serta
pengawalan OPT yang optimal.
Indikator Produksi Karet tahun 2014 terealisasi sebesar 182.091 Ton
dari target sebesar 140.318 Ton dengan capaian kinerja sebesar
129,77 %.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 68
Indikator Produksi Sawit tahun 2014 terealisasi sebesar 908.077 Ton
dari target sebesar 685.082 Ton dengan capaian kinerja sebesar
132,55 %.
Indikator Produksi Daging tahun 2014 terealisasi sebesar 66.114 Ton
dari target sebesar 68.225 Ton dengan persentase capaian kinerja
sebesar 111,56 %.
Untuk Indikator Dari Sektor Pertambangan ditahun 2014 terealisasi
sebesar 0,44% dari target sebesar 5,00% dengan persentase capaian
kinerja sebesar 8,80 %. Penurunan realisasi ini masih disebabkan
adanya penurunan permintaan batubara dunia yang menyebabkan
jumlah batubara yang di ekspor menjadi turun drastis. Hal ini sudah
terjadi sejak akhir tahun 2012 dan terus berlangsung sampai saat
laporan ini disusun.
Untuk Indikator dari sektor industri pengolahan pada tahun 2014
terealisasi sebesar 4,43 % dari target sebesar 3,00 % dengan capaian
kinerja 147,67 %.
Indikator Jumlah Pungutan PSDH terealisasi sebesar Rp.
4.060.966.704,49 dari target sebesar Rp. 4.000.000.000,00 dengan
capaian kinerja sebesar 101,52 %. Sedangkan Jumlah Pungutan DR
terealisasi sebesar US$ 585,807.69 dari target sebesar US$ 600,000.00
dengan capaian kinerja 97,63 %. Pungutan DR tidak dapat mencapai
target yang telah ditetapkan akibat realisasi penebangan sangat
tergantung dari permintaan pasar, sedangkan pungutan PSDH tidak
mengalami hambatan sehingga realisasi dapat melebihi target. Dalam
melaksanakan kegiatan yang mendukung indikator ini telah dilakukan
koordisnas vertikal dengan Kementerian Kehutanan, Pemerintah dan
Instansi Kabupaten/Kota yang menangani urusan kehutanan. Program
yang mendukung indikator ini antara lain Program Pembinaan dan
Penertiban Industri Hasil Hutan dan Program Pemanfaatan Potensi
Sumber Daya Hutan.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dengan
kegiatan utama :
1. Fasilitasi kemudahan perizinan pengembangan usaha
2. Pengembangan pasar dan distribusi barang produsen
3. Fasilitasi pemasaran produk dalam negeri
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 69
b. Program peningkatan pengelolaan lahan dan perluasan areal
pertanian dengan kegiatan utama :
1. Pengembangan pengelolaan lahan dan perluasan areal
pertanian.
2. Pengembangan sarana produksi dan kelembagaan pertanian.
3. Penetapan dan perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan cadangan lahan pertanian berkelanjutan.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 25
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
Pertumbuhan PDRB Sektor :
Pertanian
1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Produksi Padi Ton 1.990.787 2.107.028 Naik
Produksi Jagung Ton 104.401 121.321 Naik
Produksi Jeruk Ton 102.106 102.106 Tetap
Produksi Sayuran Ton 47.883 47.883 Tetap
2 Perkebunan
Produksi Karet Ton 169.128 182.091 Naik
Produksi Sawit Ton 894.482 908.077 Naik
3 Peternakan
Produksi daging Ton/Th 65.651 76.114 Naik
Pertambangan % 1,67 0,44 Turun
Industri pengolahan % 4,11 4,43 Naik
Perdagangan % 11,50 8,38 Turun
Jumlah pungutan PSDH dan DR
Rp
US $
3.013.323.182,63
505,695.39
4.060.966.704,49
585.807,69 Naik
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 26
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2014 2015
Pertumbuhan PDRB Sektor :
Pertanian
1 Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Produksi Padi Ton 2.025.298 2.056.532 1.990.787 2.107.028 NA 2.191.042
Produksi Jagung
Ton 110.006 111.476 104.401 121.321 NA 127.346
Produksi Jeruk Ton 114.600 115.764 102.106 102.106 NA 122.421 Produksi
Sayuran Ton 47.126 47.878 47.883 47.883 NA 59.650
2 Perkebunan
Produksi Karet Ton 141.797 158.193 169.128 182.091 NA NA
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 70
Produksi Sawit Ton 757.808 803.171 894.482 908.077 NA NA 3 Peternakan
Produksi daging
Ton/Th 55.877 63.417 65.651 76.114 68.225 73.342
Pertambangan % 6,53 2,14 1,54 0,44 NA 5,10 Industri
pengolahan % 3,91 4,02 4,11 4,43 NA 9,50
Perdagangan % 8,21 11,17 11,50 8,38 5 7,48
Jumlah pungutan PSDH dan DR
Milyar IDR
3
3,519 3,013 5,942 4
20
Ratusan Ribu USD
6 7,73 5,05 10,18 6 30
Pertumbuhan di sektor pertambangan melambat akibat terjadinya
pasokan batubara yang berlebihan ke pasar internasional sejak awal
September 2012. Hal ini merupakan imbas dari krisis global yang
dialami Benua Eropa, sehingga mengakibatkan negara Cina dan India
sebagai pengguna batubara dari Indonesia mengurangi konsumsi
batubara. Pengurangan konsumsi batubara tersebut menyebabkan
terjadinya kelebihan stok batubara di Cina, selain itu Cina juga mulai
menambang sendiri batubara miliknya dengan kapasitas 750 juta ton
per tahun. Selain Cina, Amerika yang telah menemukan gas serpih
(shell gas) yang lebih murah dari batubara menyebabkan Amerika bisa
menghemat batubaranya 180 juta ton per tahun dan mengakibatkan
stok batubara yang sudah tereksploitasi menjadi tidak terpakai. Stok tak
terpakai ini membuat Amerika menjual murah batubaranya dan merebut
sebagian pasaran di Cina dan Jepang. Dengan harga batubara yang
pernah mencapai 130 dolar per ton membuat banyak penambang
batubara menggenjot produksinya habis-habisan sampai suplai
melimpah ruah, sehingga ketika permintaan turun harga batubara pun
anjlok.
Dalam pencapaian beberapa indikator pada sasaran ini, terutama pada
indikator sektor pertanian, perbandingan dengan pencapaian beberapa
Provinsi lain dan target nasional dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 27
Capaian Kinerja Terhadap Capaian Regional dan Target Nasional
No. Provinsi Produksi (Ton)
Padi Jagung
1. Kalimantan Selatan 2.107.028 121.321
2. Kalimantan Barat 1.467.352 148.559
3. Kalimantan Tengah 853.029 6.539
4. Kalimantan Timur 424.577 7.952
5. Nasional 70.589.561 19.226.715
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 71
Untuk produksi padi di Pulau Kalimantan, Kalimantan Selatan menjadi
penyumbang produksi terbesar se-Kalimantan, dan menyumbangkan
±2,98 % produksi padi se-Indonesia.
Sedangkan untuk produksi jagung di Pulau Kalimantan, Kalimantan
Selatan menjadi penyumbang produksi terbesar kedua setelah
Kalimantan Barat, dan menyumbangkan ±0,63 % produksi jagung se-
Indonesia.
2. Sasaran: Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Berkembangnya sektor
industri berbasis agroindustri” diukur melalui 2 indikator dengan
target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :
Tabel 28
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
1 Persentase industri yang berbasis agroindustri
% 3 4,68 156,00
2 Persentase Peningkatan Realisasi Nilai Ekspor Non Migas
% 12 -7,53 0
Rata-rata capaian 78,00
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri”
adalah sebesar 78,00 % yang berarti masuk dalam kategori capaian
Kurang Berhasil.
Indikator Persentase industri yang berbasis agroindustri di Tahun 2014
terealisasi sebesar 4,68 % dari target sebesar 3,00 % dengan capaian
kinerja sebesar 156,00 %. Pada Tahun 2014 terjadi peningkatan unit
usaha industri dari tahun 2013 sebanyak 66.912 unit menjadi 70.043
unit (penambahan sebanyak 3.131 unit). Pertumbuhan industri ini
banyak dipengaruhi oleh iklim usaha yang semakin kondusif dan
pergerakan investasi di sektor usaha mikro dan kecil yang mulai
membaik, di sisi lain eksploitasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Terbarukan (buatan) semakin terkendali dan terarah untuk
menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat.
Indikator Persentase Peningkatan Realisasi Nilai Ekspor Non Migas
pada tahun 2014 terealisasi -7,53 % (mengalami penurunan nilai
ekspor) dari target sebesar 12,00 % dengan capaian kinerja 0 %. Hal ini
disebabkan terjadi penurunan nilai ekspor dari tahun 2013 sebesar US$
9.501.524.515,31 menjadi US$ 8.785.937.214,12 (mengalami
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 72
penurunan sebesar US$ 715.587.301,19 atau 7,53 %), dimana
penurunan yang sangat signifikan terjadi pada produk tambang.
Penurunan ini disebabkan menurunnya jumlah ekspor batubara sebesar
4,30%. Penurunan ekspor batubara ini sangat mempengaruhi nilai total
ekspor karena peran ekspor batubara terhadap nilai total ekspor sangat
dominan yaitu sekitar 80%. Meskipun ekspor kelompok diluar tambang
hampir semaunya mengalami peningkatan yang signifikan, namun
peningkatannya belum dapat menutupi penurunan batubara.
Penyebabnya tidak lain masih belum pulihnya krisis keuangan yang
menimpa AS dan Eropa yang kemudian mengglobal menjadi krisis
dunia.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program pengembangan industri kecil dan menengah dengan
kegiatan utama :
1. Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat
jaringan cluster industri
2. Pengembangan sistem pendataan IKM bagi aparatur
3. Sertifikasi Halal
b. Program peningkatan kemampuan teknologi industri dengan
kegiatan utama :
1. Pembinaan kemampuan teknologi industri.
2. Pengembangan dan pelayanan teknologi industri.
3. Penguatan Inovasi Produk Industri.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 29
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1. Persentase industri yang berbasis agroindustri
% 3,96 4,68 Naik
2. Persentase Peningkatan Realisasi Nilai Ekspor Non Migas
% -11,75 -7,53 Turun
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 30
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 73
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2014 2015
1. Persentase industri yang berbasis agroindustri
% NA 3,87 3,96 4,68 3 10
2. Persentase Peningkatan Realisasi Nilai Ekspor Non Migas
% 15,53 19,06 -11,75 -7,53 12 60
3. Sasaran: Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan
Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya
pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan perbaikan kualitas
lingkungan hidup” diukur melalui 8 indikator dengan target, realisasi
dan capaiannya sebagai berikut :
Tabel 31
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %Capaian
1 Bertambahnya Luasan Tanaman Baru dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)
Ha 990 590 59,60
2 Jumlah Lahan Kritis yang berkurang karena rehabilitasi Hutan dan Lahan
Ha 465 65 13,98
3 Persentase kasus gangguan keamanan hutan dan hasil hutan yang diselesaikan
% 100,00 100,00 100,00
4 Jumlah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di Kalsel yang terbentuk telah direalisasikan
Jumlah 11 11 100,00
5 Persentase kasus IUU yang diselesaikan
% 100,00 100,00 100,00
6 Rasio pertanian pangan berkelanjutan % 16,28 16,28 100,00
7 Persentase hasil uji polusi udara pada sumbernya
% 30 30 100,00
8 Persentase hasil uji limbah padat pada sumbernya
% 10 10 100,00
Rata-rata capaian 84,20
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan
perbaikan kualitas lingkungan hidup” adalah sebesar 84,20 % yang
berarti masuk dalam kategori capaian Cukup Berhasil.
Indikator Bertambahnya Luasan Tanaman Baru Dalam Rangka
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan (RHL) tahun 2014 terealisasi sebesar
590 ha dari target 990 ha dengan capaian kinerja sebesar 59,60 %.
Indikator Jumlah Lahan Kritis Yang Berkurang Karena Rehabilitasi
Hutan Dan Lahan pada Tahun 2014 terealisasi sebesar 65 ha dari
target sebesar 465 ha dengan capaian kinerja 13,98 %.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 74
Kedua indikator di atas mengalami kegagalan disebabkan penanaman
tanaman baru pada lahan kritis seluas 400 ha tidak dapat dilaksanakan
karena kegagalan pengadaan bibit tanaman.
Persentase Kasus Gangguan Keamanan Hutan Dan Hasil Hutan Yang
Diselesaikan untuk tahun 2014 terealisasi sebesar 100,00 % dari target
100,00 % dengan capaian kinerja 100,00 %. Kasus-kasus gangguan
keamanan hutan tersebut dapat diselesaikan sampai dengan
pemberkasan perkaranya. Keberhasilan pencapaian target ini dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
1. Program-program yang telah dilakukan merupakan program
perlindungan dan konservasi SDH, program perlindungan dan
konservasi SDA, serta program pengendalian kebakaran hutan.
2. Dalam penanggulangan gangguan keamanan hutan dilakukan
koordinasi sampai dengan pelaksanaan operasi gabungan dengan
kepolisian.
Untuk Indikator Jumlah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Di Kalsel
Yang Terbentuk telah terealisasi sebanyak 11 Unit dari target sebanyak
11 Unit dengan capaian kinerja 100,00 %. Pemenuhan capaian target
ini dilaksanakan melalui Penyusunan Rancang Bangun KPH, update
data, Penyusunan Draft Action Plan Pembangunan KPH, Penyusunan
Draft Formulasi Kebijakan SDM KPH, Lokalatih Personil KPH Dan
Sosialisasi Pembangunan KPH pada seluruh Kabupaten/Kota. Program
yang mendukung indikator ini antara lain yaitu Program Perencanaan
Tata Ruang, Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Program
Ruang Terbuka Hijau, Program Peningkatan Kualitas dan Akses
Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Serta Program
Perencanaan dan Pengembangan Hutan.
Indikator Persentase Kasus IUU Yg Diselesaikan terealisasi sebesar
100,00 % dari target 100,00 % dengan capaian kinerja 100,00 %. Pada
tahun 2014 terjadi 45 kejadian pelanggaran, akan tetapi yang dapat
dibawa ke meja hijau hanya 22 kejadian/kasus sedangkan 23 kejadian
yang lainnya tidak dapat dimejahijaukan sebab kurangnya syarat untuk
dijadikan kasus (21 pelaku melarikan diri, 2 pelaku meninggal, serta
beberapa kejadian tidak ada barang bukti akibat barang bukti dibuang
atau ditenggelamkan). Dari 22 kasus yang terjadi, terdiri dari 19 kasus
Inkracht, 2 dalam tahap sidang dan 1 dalam tahan P-19. Kegiatan yang
mendukung pencapaian indikator ini yaitu Sosialisasi Peraturan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 75
Perundang-undangan, Razia/Patroli Terpadu dan Pembinaan Kelompok
Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).
Indikator Persentase Hasil Uji Polusi Udara Pada Sumbernya pada
tahun 2014 terealisasi sebesar 30,00 % dari target 30,00 % dengan
capaian kinerja 100,00 %. Sedangkan Persentase Hasil Uji Limbah
Padat Pada Sumbernya pada tahun 2014 terealisasi sebesar 10,00 %
dari target 10,00 % dengan capaian kinerja 100,00 %. Perhitungan
kedua indikator ini didapatkan dari sejumlah parameter yang diukur
dibandingkan dengan baku mutu, selanjutnya dibandingkan antara
jumlah parameter yang melebihi baku mutu dengan jumlah seluruh
parameter. Uji Polusi udara dilaksanakan di 11 Kabupaten/Kota yaitu
Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Tabalong,
Banjarmasin, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai
Selatan, Banjar, Balangan dan Tapin. Uji limbah padat pada sumbernya
dilaksanakan 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Laut, Hulu Sungai
Tengah, Hulu Sungai Utara dan Tabalong.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program pembinaan Dan Penertiban Industri Hasil Hutan Dengan
Kegiatan Utama :
1. Peningkatan Tertib Pengolahan Hasil Hutan Kayu
2. Monitoring Dan Pengawasan Penatausahaan Hasil Hutan
b. Program Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan
Hidup Dengan Kegiatan Utama :
1. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura.
2. Pengelolaan B3 Dan Limbah B3.
3. Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Akibat
Penambangan Rakyat
c. Program Rehabilitasi Dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Dengan Kegiatan Utama :
1. Perencanaan Dan Penyusunan Program Pembangunan
Pengendalian Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup
d. Program Peningkatan Pengendalian Polusi Dengan Kegiatan
Utama :
1. Pengujian Emisi/Polusi Udara Akibat Aktifitas Industri
2. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat Dan Cair
e. Program Pengawasan Dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan
Dan Perikanan :
1. Pengendalian Dan Pengawasan Pemanfaatan SDA, Perikanan
Dan Kelautan.
2. Pengembangan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 76
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 32
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Bertambahnya Luasan Tanaman Baru dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)
ha 2.972 590 Turun
2 Jumlah Lahan Kritis yang berkurang karena rehabilitasi Hutan dan Lahan
Ha 1.352 65 Turun
3 Persentase kasus gangguan keamanan hutan dan hasil hutan yang diselesaikan
% 100 100 Tetap
4 Jumlah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di Kalsel yang terbentuk telah direalisasikan
Jumlah 11 11 Tetap
5 Persentase kasus IUU yang diselesaikan % 100,00 100,00 Tetap
6 Rasio pertanian pangan berkelanjutan % 15,84 16,28 Naik
7 Persentase hasil uji polusi udara pada sumbernya
% 35 30 Naik/Turun
8 Persentase hasil uji limbah padat pada sumbernya
% 15 10 Naik/Turun
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 33
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2014 2015
1 Bertambahnya Luasan Tanaman Baru dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)
ha 370 564,88 2.972 590 2.745 5500
2 Jumlah Lahan Kritis yang berkurang karena rehabilitasi Hutan dan Lahan
Ha 310 238 1.352 65 1125 2500
3 Persentase kasus gangguan keamanan hutan dan hasil hutan yang diselesaikan
% 100 100 100 100 100 100
4 Jumlah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di Kalsel yang terbentuk telah direalisasikan
Jumlah 11 11 11 11 11 11
5 Persentase kasus IUU yang diselesaikan
% NA NA 100,00 100 NA NA
6 Rasio pertanian pangan berkelanjutan
% 15,63 15,84 15,84 16,28 NA 16,50
7 Persentase hasil uji polusi udara pada sumbernya
% 40 40 35 30 35 25
8 Persentase hasil uji limbah padat pada sumbernya
% 20 20 15 10 15 5
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 77
D. MISI IV : Meningkatkan Ketersediaan Kuantitas dan Kualitas serta
Aksesibilitas Infrastruktur Wilayah
Untuk meningkatkan ketersediaan kuantitas dan kualitas serta aksesibilitas
infrastruktur wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan, maka di tetapkan
empat sasaran, yaitu Sasaran pertama adalah Meningkatkan infrastruktur
transportasi yang terintegrasi dan berkualitas serta meningkatnya
pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa; sasaran
kedua adalah Meningkatkan infrastruktur sumberdaya air untuk
mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air, serta
pengendalian daya rusak air; sasaran ketiga adalah Meningkatnya akses
masyarakat terhadap infrastruktur dasar permukiman yang mencakup air
bersih dan sanitasi; dan sasaran keempat adalah Meningkatnnya
infrastruktur publik dan aparatur.
1. Sasaran : Meningkatkan infrastruktur transportasi yang
terintegrasi dan berkualitas serta meningkatnya pelayanan untuk
mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan
penyediaan prasarana dan sarana transportasi yang lebih baik dan
memadai, peruntukan lahan untuk kawasan permukiman yang
terencana (RTRWK) serta upaya peningkatan keterlibatan dunia usaha,
swasta dan masyarakat dalam penyediaan perumahan dan fasilitas
pendukungnya. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga berpacu
untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) tahun
2015.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan pertumbuhan
pelayanan yang harus didukung oleh infrastruktur yang memadai
seperti infrastruktur jalan, bandara, terminal dan pelabuhan laut. Disisi
lain kondisi infrastruktur dimaksud sangat terbatas, sehingga akan
mengganggu pergerakan manusia dan barang, yang pada gilirannya
akan mengganggu perekonomian daerah, untuk itu diperlukan
percepatan pembangunan infrastruktur agar segera dilaksanakan agar
tidak terjadi stagnan.
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Tersedianya infrastruktur
transportasi yang terintegrasi dan berkualitas serta meningkatnya
pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa
diukur melalui 4 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya
sebagai berikut :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 78
Tabel 34
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian
1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap
% 75,00 92,78 123,71
2 Persentase jembatan dalam kondisi baik % 80,00 82,44 103,05
3 Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu lintas
% 12,12 - 54,80 0
4 Kecepatan tempuh rata-rata
KM/JAM 65,00 67,00 103,08
Rata-rata Capaian 82,46
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Tersedianya infrastruktur transportasi yang terintegrasi
dan berkualitas serta meningkatnya pelayanan untuk mendukung
pergerakan orang, barang dan jasa” adalah sebesar 82,46 % yang
berarti masuk dalam kategori capaian Cukup Berhasil.
Indikator Persentase Jalan Provinsi Dalam Kondisi Mantap pada tahun
2014 teralisasi sebesar 92,78 % dari target sebesar 75 % dengan
capaian kinerja 123,71 %. Sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Bina
Marga No. 77 Tahun 1990, jaringan jalan dibagi dalam 2 (dua) bagian
yaitu :
1. Jalan dengan kondisi yang mantap (stabil) adalah jalan yang selalu
dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun,
terutama yang kondisinya sudah baik/sedang yang hanya
memerlukan pemeliharaan.
2. Jalan dengan kondisi tidak mantap adalah jalan yang tidak dapat
diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun,
terutama kondisinya rusak/rusak berat yang memerlukan pekerjaan
berat (rehabilitasi, perbaikan, konstruksi) termasuk jalan tanah yang
saat ini tidak dapat dilewati kendaraan roda 4.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jalan dalam
kondisi mantap yaitu jalan dalam kondisi baik atau sedang, sehingga
jalan dalam kondisi mantap terealisasi sebanyak 790,41 km dari total
851,91 km Jalan Provinsi. Di akhir tahun 2014, pasca berakhirnya
seluruh kegiatan pembangunan di lingkup ke-PU-an, kecuali yang
bersifat multiyears, ruas-ruas jalan tersebut pada umumnya dalam
kondisi baik, seperti tabel berikut :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 79
NAMA JALAN (Status)
KONDISI JALAN
JUMLAH Baik Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
Jalan Provinsi
731.20 km 59.21 km 57.50 km 4.00 km 851.91 km
Sedangkan untuk indikator Persentase Jembatan Dalam Kondisi Baik
pada tahun 2014 terealisasi sebesar 82,44 % dari target sebesar 80,00
% dengan capaian kinerja sebesar 103,05 %. Jumlah jembatan dalam
kondisi baik dapat dilihat dari tabel berikut :
Nama Jembatan (Status)
Satuan Kondisi Jembatan
Jumlah Baik Sedang Rusak
Jembatan Provinsi
Jumlah 742 Buah 68 Buah 90 Buah 900 Buah
Persentase 82,44 % 7,56 % 10 % 100 %
Dari tabel di atas terlihat bahwa jembatan dalam kondisi baik terealisasi
sebanyak 742 buah dari total 900 buah Jembatan Provinsi. Jembatan
tersebut dapat terpelihara dengan baik dan masih dimanfaatkan.
Sejak awal tahun dilakukan kegiatan pembangunan/ peningkatan dan
rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan pada saat itu hampir seluruh
panjang jalan Provinsi sudah dalam kondisi baik dan sebagian dalam
kondisi sedang, namun kemudian, karena jalan dimanfaatkan pengguna
jalan dan pengaruh dari alam (banjir, longsor dsb) serta adanya
kendara dengan muatan melebihan kemampuan jalan juga turut
mempercepat aus dan menurunkan mutu/ kondisi jalan hingga terjadi
kerusakan. Akan tetapi kondisi jalan Provinsi Kalimantan Selatan masih
dalam kategori mantap dimana masih dapat dilalui pengguna jalan
dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 antara lain :
a. Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan Provinsi Kalsel.
b. Program Rehabilitasi Atau Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan.
Indikator Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang
dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu
lintas diharapkan terjadi penurunan pelanggaran angkutan hasil
tambang dan perkebunan, namun pada tahun 2014 terjadi peningkatan
pelanggaran sebanyak 54,80 % dari target penurunan pelanggaran
sebanyak 12,12 %, dengan capaian kinerja 0 %. Pada tahun 2014
terjadi peningkatan pelanggaran sebanyak 73 pelanggaran, sedangkan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 80
target untuk indikator ini adalah menurunkan 40 pelanggaran, sehingga
capaian kinerja sama sekali tidak mencapai target atau 0 %. Hal ini
disebabkan masih kurang sadarnya supir dan pengusaha
pertambangan dan perkebunan terhadap Perda Nomor 3 Tahun 2008,
walaupun pengawasan dan pengendalian dilakukan setiap hari dan
dilakukan gabungan antara Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Provinsi Kalimantan Selatan, Kepolisian Daerah Kalimantan
Selatan, serta gabungan instansi terkait di Kabupaten/Kota.
Untuk indikator Waktu Tempuh Rata-Rata pada tahun 2014 teralisasi
sebesar 67 km/jam dari target 65 km/jam dengan capaian kinerja
103,07 %. Kondisi tersebut didapatkan dengan cara melaksanakan
survey kecepatan di semua ruas jalan Provinsi di Kalimantan Selatan
dengan hasil survey didapat kecepatan rata-rata 67 Km/jam sehingga
dengan meningkatnya kecepatan rata-rata maka waktu tempuh ke
tempat tujuan juga lebih pendek.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 35
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap % 82,39 92,78 Naik
2 Persentase jembatan dalam kondisi baik % 81,00 82,44 Naik
3 Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu lintas
% - 213,69% - 54,80 Tetap
4 Waktu tempuh rata-rata KM/JAM 40 67,00 Naik
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 36
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2013 2015
1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap
% 81 81 82,39 92,78 NA NA
2 Persentase jembatan dalam kondisi baik
% 88,46 87 81,00 82,44 NA NA
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 81
3 Persentase penurunan pelanggaran angkutan hasil tambang dan hasil perkebunan terhadap pengendalian dan pengamanan lalu lintas
%
Naiknya pelanggaran >100%
atau terjadi 241 pelanggar
an
Naiknya pelanggar
an > 100% atau terjadi 352 pelanggar
an
- 213,69% - 54,80
Turunnya Pelanggaran 22% atau 73
pelanggaran
Turunnya Pelangga
ran menjadi
25 pelangga
ran
4 Waktu tempuh rata-rata
KM/JAM 35 40 40 67,00 NA NA
2. Sasaran: Meningkatkan infrastruktur sumberdaya air untuk
mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya
air, serta pengendalian daya rusak air
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya
infrastruktur sumber daya air untuk mendukung upaya konservasi
dan pendayagunaan sumber daya air, serta pengendalian daya
rusak air” diukur melalui 6 indikator dengan target, realisasi dan
capaiannya sebagai berikut :
Tabel 37
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian
1 Persentase terbangunnya jaringan irigasi rawa % 20,00 19,84 99,20
2 Persentase panjang pantai yang bebas abrasi
% 20,00 8,00 40,00
3 Persentase panjang tebing yang tertangani % 20,00 90,00 450,00
4 Persentase tersedianya air baku
% 27,27 27,27 100,00
5 Persentase lahan pertanian yang bebas intrusi air laut
% 100 100 100
6 Persentase air yang bebas intrusi air laut
% 100 100 100
Rata-Rata Capaian 148,20
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Meningkatnya infrastruktur sumber daya air untuk
mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya
air, serta pengendalian daya rusak air” adalah sebesar 148,20 %
yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil.
Untuk Indikator Persentase Terbangunnya Jaringan Irigasi Rawa pada
tahun 2014 terealisasi sebesar 19,84 % dari yang ditargetkan sebesar
20% dengan capaian kinerja 99,20 %. Data tersebut didapatkan dari
terbangunnya jaringan irigasi rawa terealisasi sebanyak 6.943 ha dari
target tahunan sebanyak 7.000 ha untuk tahun 2014, sedangkan untuk
pengolahan data ke dalam persentase dihitung dengan membagi
realisasi dengan target keseluruhan selama lima tahun yaitu 35.000 ha.
Program yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 82
Indikator Persentase Panjang Pantai Yang Bebas Abrasi terealisasi
sebesar 8,00 % dari target sebesar 20,00 % dengan capaian kinerja
40,00 %. Data tersebut didapatkan dari realisasi panjang pantai yang
bebas abrasi pada tahun 2014 sebesar 2 km dari target tahun 5 km
panjang pantai yang bebas abrasi, sedangkan untuk pengolahan data
ke dalam persentase dihitung dengan membagi realisasi dengan target
keseluruhan selama lima tahun yaitu 25 km.
Capaian kinerja pengamanan pantai yang tidak mencapai target
disebabkan ketersediaan plafon alokasi dana yang diterima harus
dibagi menjadi kegiatan prioritas yaitu untuk rehabilitasi daerah irigasi
dan daerah rawa untuk mendukung ketahanan pangan dan surplus
10.000 Ton beras di tahun 2014 yang telah dicanangkan oleh Presiden.
Selain itu biaya konstruksi per meter untuk pelaksanaan pengamanan
pantai cukup besar sehingga outputnya tidak mencapai target.
Indikator Persentase Panjang Tebing Yang Tertangani terealisasi
sebesar 90,00 % dari target sebesar 20,00 % dengan capaian kinerja
450,00 %. Data tersebut didapatkan dari realisasi panjang tebing yang
tertangani pada tahun 2014 sebesar 9 km dari target tahun 2 km,
sedangkan untuk pengolahan data ke dalam persentase dihitung
dengan membagi realisasi dengan target keseluruhan selama lima
tahun yaitu 10 km.
Indikator Persentase tersedianya air baku tahun 2014 terealisasi
sebesar 27,27 % dari target sebesar 27,27 % dengan capaian kinerja
100,00 %. Dari seluruh Kabupaten/Kota se-Kalsel ditargetkan 11
Kabupaten/Kota terpenuhi di tahun 2015 karena di tahun 2010 sudah
ada 2 Kabupaten/Kota yang terpenuhi air bersih. Pada tahun 2014
terealisasi sebanyak 3 Kabupaten/Kota dalam pemenuhan ketersediaan
air bersihnya.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa Program Pengembangan Dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainya
dengan kegiatan utama :
a. Operasi dan pemeliharaan daerah irigasi dan rawa Provinsi
Kalimantan Selatan.
b. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 83
Untuk Indikator Jumlah Lahan Pertanian Yang Bebas Intrusi Air Laut
dan Jumlah Air Yang Bebas Intrusi Air Laut pada tahun 2014 terealisasi
sebesar 100,00 % dari target sebesar 100,00 % dengan capaian kinerja
100,00 %.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2013 dengan tahun 2014
adalah sebagai berikut :
Tabel 38
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Persentase terbangunnya jaringan irigasi rawa % 56,08 19,84 Turun
2 Persentase panjang pantai yang bebas abrasi
% 10,00 8,00 Turun
3 Persentase panjang tebing yang tertangani % 1,65 90,00 Naik
4 Persentase tersedianya air bersih
% 18,18 27,27 Naik
5 Jumlah lahan pertanian yang bebas intrusi air laut
% NA 100 Naik
6 Jumlah air yang bebas intrusi air laut
% NA 100 Naik
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 39
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2013 2015
1 Persentase terbangunnya jaringan irigasi rawa
% 32,24 15,00 56,08 19,84 20 100
2 Persentase panjang pantai yang bebas abrasi
% 4,00 13,80 10,00 8,00 20 100
3 Persentase panjang tebing yang tertangani
% 10,23 20,20 1,65 90,00 20 100
4 Persentase tersedianya air bersih
% 18,18 18,18 18,18 27,27 27.27 100
5 Jumlah lahan pertanian yang bebas intrusi air laut
% NA NA NA 100 NA NA
6 Jumlah air yang bebas intrusi air laut
% NA NA NA 100 NA NA
3. Sasaran: Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur
dasar permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya akses
masyarakat terhadap infrastruktur dasar permukiman yang
mencakup air bersih dan sanitasi” diukur melalui 3 indikator dengan
target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 84
Tabel 40
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
1 Cakupan pelayanan persampahan % 34 57,54 169,24
2 Persentasi Luas areal pemukiman yang bebas genangan
% 34 57,54 169,24
3 Persentase rumah tangga yang terlayani jaringan air bersih
% 49 62,07 126,67
Rata-rata capaian 155,05
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur
dasar permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi” adalah
sebesar 155,04% yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat
Berhasil.
Dalam mewujudkan peningkatan akses masyarakat terhadap
infrastruktur dasar permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi
yang menitikberatkan pada ketersediaanya infrastruktur yang mantap,
handal dan berwawasan lingkungan, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan terus berupaya meningkatkan cakupan pelayanan penyehatan
lingkungan permukiman, hal ini dapat kita lihat capaian kinerja di tahun
2014 atas indikator diatas telah melampaui target.
Indikator Cakupan Pelayanan Persampahan terealisasi 57,54 % dari
target tahun 2014 sebesar 34,00 % dengan capaian kinerja sebesar
169,23 %.
Indikator Persentasi Luas Areal Pemukiman Yang Bebas Genangan
terealisasi 57,54 % dari target tahun 2014 sebesar 34,00 % dengan
capaian kinerja sebesar 169,23 %.
Indikator Persentase Rumah Tangga Yang Terlayani Jaringan Air
Bersih terealisasi sebesar 62,07 % dari target tahun 2014 sebesar
49,00 %, dengan capaian kinerja 126,67 %.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Air
Limbah dengan kegiatan utama :
1. Dukungan kinerja pembangunan air minum dan penyehatan
lingkungan (sanitasi Provinsi Kalimantan Selatan).
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 85
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 41
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Cakupan pelayanan persampahan % 51,25 57,54 Naik
2 Persentasi Luas areal pemukiman yang bebas genangan
% 51,25 57,54 Naik
3 Persentase rumah tangga yang terlayani jaringan air bersih
% 46,20 62,07 Naik
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 42
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No
Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2013 2015
1 Cakupan pelayanan persampahan
% 29,9 48.38 51,25 57,54 33 35
2 Persentasi Luas areal pemukiman yang bebas genangan
% 21,14 48.38 51,25 57,54 33 35
3 Persentase rumah tangga yang terlayani jaringan air bersih
% 44,55 49.86 46,20 62,07 48 50
4. Sasaran: Meningkatnya Infrastruktur Publik dan Aparatur
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya
Infrastruktur Publik dan Aparatur” diukur melalui 3 indikator dengan
target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :
Tabel 43
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
1 Jumlah bangunan gedung yang memenuhi standar Harga Satuan Bangunan Gedung Negara
Unit 12 1 8,33
2 Tingkat kesesuaian perencanaan pembangunan tata ruang infrastruktur dengan ketaatan terhadap RT/RW
% 85,00 85,00 100,00
3 Persentase Pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran Pemda % 20,00 8,00 40,00
Rata-rata capaian 49,44
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur
dasar permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi” adalah
sebesar 49,44 % yang berarti masuk dalam kategori capaian Kurang
Berhasil.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 86
Indikator Jumlah Bangunan Gedung Yang Memenuhi Standar Harga
Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) pada tahun 2014
terealisasi sebanyak 1 bangunan dari target 12 bangunan publik
dengan capaian kinerja 8,33 %.
Indikator Tingkat Kesesuaian Perencanaan Pembangunan Tata Ruang
Infrastruktur Dengan Ketaatan Terhadap RT/RW terealisasi sebesar
85,00 % dari target 85,00 % dengan capaian kinerja 100,00%.
Indikator Persentase Pemenuhan Sarana Dan Prasarana Perkantoran
Pemda terealisasi sebesar 8,00 % dari target sebesar 20,00 % dengan
capaian kinerja sebesar 40,00 %. Data tersebut diperoleh dari
terbangunnya 2 bangunan kantor, sedangkan target pada tahun 2014
adalah terbangunnya 5 bangunan kantor.
Capaian kinerja pada indikator di atas tidak mencapai target diakibatkan
karena ketersediaan plafon alokasi dana yang terbatas.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Publik dengan
kegiatan utama :
1. Pembangunan Perluasan Mesjid Raya Sabilal Muhtadin.
2. Pembangunan Gedung Pendidikan Panglima Batur Tahap II di
Banjarbaru.
3. Pembangunan Gedung dan Landscape Kantor/Dinas/Lembaga/
Badan Pemprov. Kalsel (Dinas PU) Tahap III di Bjb dan
Workshop.
c. Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas dengan
kegiatan utama :
1. Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ.
d. Program pengendalian pemanfaatan ruang dengan kegiatan utama:
1. Pengkajian pemanfaatan ruang/kawasan.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 44
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Jumlah bangunan gedung yang memenuhi standar HSBGN
Unit 6 1 Turun
2 Tingkat kesesuaian perencanaan pembangunan tata ruang infrastruktur dengan ketaatan terhadap RT/RW
% 10,00 85,00 Naik
3 Persentase Pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran PEMDA
% 16,00 8,00 Turun
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 87
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 45
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2013 2015
1 Jumlah bangunan gedung yang memenuhi standar HSBGN
Unit 9 9 6 1 12 60
2 Tingkat kesesuaian perencanaan pembangunan tata ruang infrastruktur dengan ketaatan terhadap RT/RW
% NA NA 10 85,00 NA NA
3 Persentase Pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran PEMDA
% 12,00 36,00 16,00 8,00 20,00 100,00
E. MISI V : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Daerah Yang Baik dan
Bersih
Untuk Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Daerah Yang Baik dan Bersih di
Provinsi Kalimantan Selatan, maka di tetapkan dua sasaran, yaitu Sasaran
pertama adalah Terwujudnya tata kelola pemerintahan daerah yang
akuntabel dan transparan ; dan sasaran kedua adalah Terwujudnya
pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh
lapisan masyarakat.
1. Sasaran: Terwujudnya tata kelola pemerintahan daerah yang
akuntabel dan transparan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam rangka meningkatan
akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintah daerah
melaksanakan kebijakan melalui peningkatan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah, mengembangkan
sistem informasi dan komunikasi pembangunan, meningkatkan kualitas
pelaksanaan perencanaan, perumusan, implementasi dan evaluasi
pembangunan, serta meningkatkan akuntabilitas, transparansi
kebijakan dan kinerja pemerintah daerah.
Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang
akuntabel dan transparan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
terus melakukan peningkatan kualitas aparatur di daerah, melalui
penataan dan peningkatan kapasitas aparatur, agar lebih profesional,
sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan
publik yang terbaik bagi masyarakat dan untuk meningkatkan kapasitas
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, meningkatkan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 88
kesejahteraan aparatur di daerah, Peningkatan kesejahteraan aparatur
dan keluarga melalui perbaikan tunjangan dan diharapkan berdampak
positif terhadap kinerja aparatur.
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Terwujudnya tata kelola
pemerintahan daerah yang akuntabel dan transparan” diukur
melalui 6 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai
berikut :
Tabel 46
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
1 Persentase instansi pelayanan publik yang melaksanakan pelayanan sesuai SOP
% 48,00 64,06 133,45
2 Opini atas Laporan Keuangan Nilai WTP WTP 100,00
3 Hasil Evaluasi penerapan SAKIP Nilai B B 100,00
4 Persentase SKPD dengan hasil evaluasi minimal BAIK
% 70 66,67 95,24
5 Persentase peningkatan pengunjung Website
% 20,00 42,70 213,50
6 Persentase Responden pengguna Website yang tingkat kepuasan cukup
% 89,75 52,41 57,94
Rata-rata capaian 116,69
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Terwujudnya tata kelola pemerintahan daerah yang
akuntabel dan transparan” adalah sebesar 116,69 % yang berarti
masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil.
Indikator Persentase instansi pelayanan publik yang melaksanakan
pelayanan sesuai SOP pada tahun 2014 terealisasi sebesar 64,06 %
dari target 48,00 % dengan capaian kinerja sebesar 133,45 %. Dari
indikator Instansi Pelayanan Publik Yang Melaksanakan Pelayanan
Sesuai SOP yang telah disusun secara sederhana sebenarnya sudah
terealisasi sebanyak 100%, namun yang telah distandarkan sesuai
aturan dari 64 Unit Pelayanan Publik (55 UPTD, 4 Rumah Sakit, KP2T,
KPID, Kantor Perwakilkan, Bapustarda dan Bandiklatda Provinsi Kalsel)
telah tersusun SOP sebanyak 63,93 % atau sebanyak 41 Instansi
Pelayanan Publik dan diharapkan akan terus meningkat dari tahun ke
tahun.
Untuk Indikator Persentase SKPD dengan hasil evaluasi minimal BAIK
terealisasi sebesar 66,67 % dari target sebesar 70,00 % dengan
capaian kinerja 95,24 %. Hal ini menunjukkan SKPD dengan hasil
evaluasi minimal baik (Nilai B ke atas) telah melebihi setengah dari
keseluruhan SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 89
Selatan. Dari 45 SKPD (17 Dinas, 14 Badan, 9 Biro, 3 Rumah Sakit,
dan 2 Sekretariat) yang di evaluasi dengan rincian SKPD yang
mendapat kriteria A sebanyak 7 SKPD atau 15,56 %, SKPD yang
mendapat kriteria B sebanyak 23 SKPD atau 51,11 %, SKPD yang
mendapat kriteria CC sebanyak 14 SKPD atau 31,11 %, SKPD yang
mendapat kriteria C sebanyak 1 SKPD atau 2,22 %.
Indikator Persentase Peningkatan Pengunjung Website pada tahun
2014 terealisasi sebesar 42,70 % dari target sebesar 20,00 %,
persentase hasil capaian kinerja sebesar 213,50 %. Target Tahunan
indikator ini sebanyak 100.000 pengunjung atau 20,00 % pertahun dan
ditargetkan sebanyak 500.000 pengunjung atau 100,00 % di tahun
2015. Pada tahun 2014 sebanyak 213.521 pengunjung mengunjungi
website Resmi Provinsi Kalimantan Selatan di alamat
www.kalselprov.go.id.
Indikator Persentase Responden pengguna Website yang tingkat
kepuasan cukup tahun 2014 didasarkan pada Pengunjung Unik dengan
Nomor IP yang sama terekam mengunjungi website Provinsi
Kalimantan Selatan beberapa kali. Pengunjung yang datang berulang
kali diasumsikan merasa puas dengan website, sehingga pada tahun
2014 terealisasi 52,41 % dari target sebesar 89,75 % dengan capaian
kinerja 57,94 %. Realisasi tersebut dihitung dengan rumus :
Sehingga didapatkan realisasi sebesar 52,41 % pengunjung yang puas
dengan website resmi Provinsi Kalimantan Selatan.
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan dengan
kegiatan utama :
1. Monitoring penyusunan formasi jabatan fungsional pemerintah
kabupaten/kota se Kalimantan Selatan.
2. Pembinaan dan fasilitasi analisis jabatan Kabupaten/Kota.
3. Fasilitasi Standar Operasional Prosedur melalui asistensi
pengembangan SOP-AP Provinsi Kalsel.
b. Program Pembinaan dan Pengembangan kapasitas kelembagaan
dan ketatalaksanaan dengan kegiatan utama :
1. Bimtek SAKIP.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 90
2. Asistensi penerapan SAKIP dalam rangka penguatan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi.
3. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Provinsi
Kalsel.
4. Penyusunan LAKIP Provinsi Tahun 2014.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 47
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 Kinerja
Naik/Turun
1 Persentase instansi pelayanan publik yang melaksanakan pelayanan sesuai SOP
% 63,93 64,06 Naik
2 Opini atas Laporan Keuangan Nilai WTP WTP Tetap
3 Hasil Evaluasi penerapan SAKIP Nilai B B Tetap
4 Persentase SKPD dengan hasil evaluasi minimal BAIK
% 71,74 66,67 Turun
5 Persentase peningkatan pengunjung Website
% 30,67 42,70 Naik
6 Persentase Responden pengguna Website yang tingkat kepuasan cukup
% 89,75 52,41 Turun
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 48
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2013 2015
1 Persentase instansi pelayanan publiK yang melaksanakan pelayanan sesuai SOP
% 35 47 63,93 64,06 NA 72
2 Opini atas Laporan Keuangan
Nilai WDP WDP WTP WTP WDP WTP
3 Hasil Evaluasi penerapan SAKIP
Nilai CC B B B NA B
4 Persentase SKPD dengan hasil evaluasi minimal BAIK
% 14,9 72,34 71,74 66,67 NA 60
5 Persentase peningkatan pengunjung Website
% 96,79 103,20 30,67 42,70 NA NA
6 Persentase Responden pengguna Website yang tingkat kepuasan cukup
% 95 95 89,75 52,41 NA NA
2. Sasaran: Terwujudnya pelayanan publik yang dapat diakses
dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat
Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Terwujudnya pelayanan
publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh
lapisan masyarakat” diukur melalui 4 indikator dengan target, realisasi
dan capaiannya sebagai berikut :
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 91
Tabel 49
Capaian Kinerja Terhadap Target 2014
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
1 IKM pada instansi Pelayanan Publik Nilai 80,00 75,38 94,23
2 Prosentase Pelayanan Publik yang mendapat ISO % 20,00 30,00 150,00
3 Persentase Pelayanan Publik yang mendapatkan penghargaan Pelayanan Prima
% 18,75 76,56 408,32
4 Persentase pengaduan masyarakat ditangani secara tuntas % 100 100 100,00
Rata-rata capaian 188,14
Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran ”Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Terwujudnya
pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat
oleh seluruh lapisan masyarakat” adalah sebesar 188,14 % yang
berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil.
Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat pada tahun 2014 terealisasi
sebesar 75,38 dari target sebesar 80,00 dengan capaian kinerja
94,23%. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan secara menyeluruh termasuk kategori Baik yang
mana dilakukan survei terhadap Unit Pelayanan Publik Daerah di
Provinsi Kalimantan Selatan yaitu :
1. RSUD Ulin : 74,85
2. RSJ Sambang Lihum : 78,17
3. KP2T : 81,79
4. PSBR Budi Satria : 76,74
5. PSTW Budi Sejahtera : 73,05
6. PSBN Fajar Harapan : 74,23
7. PSAA Budi Mulia : 83,31
8. PSBW Melati : 76,42
9. Bapustarda : 75,75
10. UPPD Samsat BJM : 76,27
11. UPPD Samsat BJB : 72,78
12. UPPD Samsat Tapin : 78,16
13. UPPD Samsat Tala : 76,60
14. UPPD Samsat Tanbu : 74,93
15. UPPD Samsat Tabalong : 72,05
16. UPPD Samsat Kotabaru : 75,06
17. UPPD Samsat HSU : 62,00
18. UPPD Samsat HST : 72,60
19. UPPD Samsat HSS : 75,32
20. UPPD Samsat Batola : 80,05
21. UPPD Samsat Banjar : 64,45
22. UPPD Samsat Balangan : 76,75
23. UPTD BPSBTPH : 79,06
24. UPTD BPSMB : 78,61
Dari hasil Survei Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Publik di atas
didapatkan nilai rata-rata SKM sebesar 75,38.
Prosentase Pelayanan Publik yang mendapat ISO pada tahun 2014
terealisasi sebesar 30,00 % dari target 20,00 % dengan capaian kinerja
150,00 %. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki total 64
Unit Pelayan Publik termasuk pelayanan utama, yaitu 55 UPTD, 4
Rumah Sakit, KP2T, KPID, Kantor Perwakilkan, Bapustarda dan
Bandiklatda Provinsi Kalsel. Dari 64 Unit tersebut Pemerintah Provinsi
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 91
Kalimantan Selatan menargetkan 18 Unit Pelayanan Publik
mendapatkan ISO di Tahun 2015, sehingga target tahunan yang harus
dicapai adalah 4 Unit atau 20,00 % Pelayanan Publik yang
mendapatkan ISO. Untuk tahun 2014 Indikator Prosentase Pelayanan
Publik yang mendapat ISO terealisasi sebesar 30,00 % atau 6 Unit
Pelayanan Publik yaitu :
a. Balai Latihan Kerja.
b. Laboratorium Kesehatan.
c. Sekolah Pertanian Pembangunan.
d. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang.
e. Laboratorium Pengujian dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
Banjarbaru
f. Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Kalsel.
Sehingga total ada 14 Unit Pelayanan Publik yang telah mendapatkan
ISO sampai dengan tahun 2014.
Persentase Pelayan Publik yang mendapat penghargaan Pelayanan
PRIMA mencapai 76,56 % dari target 18,75 % dengan capaian kinerja
sebesar 408,32 %. Di tahun 2014 Ombudsman Republik Indonesia
melaksanakan Observasi kepada Unit Pelayanan Publik dan
memberikan penghargaan kepada sejumlah SKPD di tiap Pemerintah
Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota). Kalimantan Selatan menerima
Penghargaan sebagai Provinsi dengan jumlah SKPD terbanyak ke-2
yang mendapatkan Zona Hijau (Nilai di atas 800), yaitu sebanyak 18
SKPD. SKPD tersebut merupakan perwakilan dari 49 Unit Pelayanan
yang dinilai oleh Ombudsman dari total 64 Unit Pelayanan Publik di
Kalimantan Selatan.
Persentase Pengaduan Ditangani Secara Tuntas pada tahun 2014
terealisasi sebesar 100,00 % dari target 100,00 % dengan capaian
kinerja 100,00 %. Selama 2014 pengaduan yang disampaikan oleh
masyarakat sebanyak 3 kasus serta semua pengaduan tersebut
ditangani secara tuntas oleh SKPD/Unit yang bersangkutan. Persentase
pengaduan ditangani secara tuntas dilakukan dengan merespon
pengaduan dari masyarakat terhadap pelayan publik diakomodir 1x24
Jam terselesaikan oleh seluruh Unit Pelayanan Publik, hal ini dapat di
persentasekan dengan semakin sedikitnya pengaduan masyarakat
yang diterima oleh setiap unit pelayanan publik terhadap tugas dan
fungsinya karena adanya Peningkatan Pelayanan Publik di seluruh Unit
Pelayanan Publik Provinsi Kalimantan Selatan.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 92
Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari
dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan
selama tahun 2014 yaitu berupa :
a. Program peningkatan kualitas pelayanan publik dengan kegiatan
utama :
1. Pembinaan dan pemilihan unit pelayanan publik dan daerah
yang memiliki kinerja terbaik se Kalimantan Selatan.
2. Bimtek Standar Pelayanan Publik (SOP, IKM, SP) bagi instansi
yang memberikan layanan langsung pada masyarakat.
Adapun perbandingan realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 51
Realisasi Kinerja 2013 dan 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2012 2013 Kinerja
Naik/Turun
1 IKM pada instansi Pelayanan Publik Nilai 78,68 75,38 Turun
2 Prosentase Pelayanan Publik yang mendapat ISO % 10,00 30,00 Naik
3 Persentase Pelayanan Publik yang mendapatkan penghargaan Pelayanan Prima % 9,83 76,56 Naik
4 Persentase pengaduan masyarakat ditangani secara tuntas % 100 100 Tetap
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun
maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 52
Realisasi Kinerja dari tahun 2011 s.d 2014
No Indikator Kinerja Satuan 2011 2012 2013 2014 Target RPJMD
2013 2015
1 IKM pada instansi Pelayanan Publik
Nilai 78 80 78,68 75,38 62,51-81,25
81,26-100,00
2 Prosentase Pelayanan Publik yang mendapat ISO
% 10,00 20,00 10,00 30,00 NA NA
3 Persentase Pelayanan Publik yang mendapatkan penghargaan Pelayanan Prima
% 4,91 6,55 9,83 76,56 NA NA
4 Persentase pengaduan masyarakat ditangani secara tuntas
% 100 100 100 100 NA NA
Meskipun indikator 2 s.d 4 tersebut tidak termuat didalam RPJMD dari
tahun ke tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus
memberikan perhatian khusus dalam mewujudkan pelayanan publik
yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan
masyarakat serta perbaikan yang berkesinambungan.
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 93
AKUNTABILITAS KEUANGAN
1. Anggaran dan Realisasi APBD 2014
Perhitungan APBD tahun 2014 sebelum Audit BPK menunjukan bahwa
pendapatan daerah tercapai 100,51%, sedangkan belanja daerah terealisasikan
sebesar 89,24%, dan terdapat defisit anggaran sebesar Rp.696.401.809.564,00
serta SILPA senilai Rp.621.381.310.429,93.
Pencapaian target pendapatan daerah telah memenuhi target yaitu 100,51 %
menunjukan Kinerja yang bagus dari seluruh SKPD yang memiliki sumber-
sumber bagi penerimaan daerah. Di lain pihak realisasi belanja sebesar
89,24%. Selengkapnya anggaran dan realisasi APBD 2014 disajikan pada tabel
berikut :
No. Uraian Jumlah
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Sisa Anggaran (Rp)
%
1. PENDAPATAN DAERAH 4.814.594.276.500,00 4.838.950.680.246,53 (24.356.403.746,53) 100,51 %
1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 2.920.893.545.000,00 2.944.491.003.710,53 (23.597.458.710,53) 100,81 %
1.1.1. Pajak Daerah 2.555.490.000.000,00 2.395.925.506.280,50 159.564.493.719,50 93,76 %
1.1.2. Retribusi Daerah 18.327.228.000,00 20.001.837.517,25 (1.674.609.517,25) 109,14 %
1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 45.752.592.000,00 46.901.875.689,64 (1.149.283.689,64) 102,51 %
1.1.4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 301.323.725.000,00 481.661.784.223,14 (180.338.059.223,14) 159,85 %
1.2. DANA PERIMBANGAN 1.531.315.476.000,00 1.523.714.615.711,00 7.600.860.289,00 99,50 %
1.2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 775.400.000.000,00 767.799.139.711,00 7.600.860.289,00 99,02 %
1.2.2. Dana Alokasi Umum 701.725.536.000,00 701.725.536.000,00 - 100,00 %
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 54.189.940.000,00 54.189.940.000,00 - 100,00 %
1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 362.385.255.500,00 370.745.060.825,00 (8.359.805.325,00) 102,31 %
1.3.1. Pendapatan Hibah 27.740.240.000,00 36.100.045.325,00 (8.359.805.325,00) 130,14 %
1.3.2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 334.645.015.500,00 334.645.015.500,00 - 100,00 %
JUMLAH 4.814.594.276.500,00 4.838.950.680.246,53 (24.356.403.746,53) 100,51 %
2. BELANJA 5.510.996.086.064,00 4.917.827.639.754,28 593.168.446.309,72 89,24 %
2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.535.891.623.238,00 2.242.236.095.933,00 293.655.527.305,00 88,42 %
2.1.1. Belanja Pegawai 728.982.731.175,00 592.656.846.401,00 136.325.884.774,00 81,30 %
2.1.2. Belanja Hibah 425.552.572.500,00 412.026.385.950,00 13.526.186.550,00 96,82 %
2.1.3. Belanja Bantuan Sosial 1.330.000.000,00 1.325.000.000,00 5.000.000,00 99,62 %
2.1.4. Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemdes 1.332.831.410.000,00 1.195.304.364.064,00 137.527.045.936,00 89,68 %
2.1.5. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemdes 38.514.909.563,00 38.419.518.917,00 95.390.646,00 99,75 %
2.1.6. Belanja Tidak Terduga 8.680.000.000,00 2.503.980.601,00 6.176.019.399,00 28,85 %
2.2. BELANJA LANGSUNG 2.975.104.462.826,00 2.675.591.543.821,28 299.512.919.004,72 89,93 %
2.2.1. Belanja Pegawai 147.722.244.000,00 141.220.680.024,00 6.501.563.976,00 95,60 %
2.2.2. Belanja Barang dan Jasa 1.428.183.741.497,00 1.267.486.875.282,28 160.696.866.214,72 88,75 %
2.2.3. Belanja Modal 1.399.198.477.329,00 1.266.883.988.515,00 132.314.488.814,00 90,54 %
JUMLAH 5.510.996.086.064,00 4.917.827.639.754,28 593.168.446.309,72 89,24 %
SURPLUS/DEFISIT (696.401.809.564,00) (78.876.959.507,75) (617.524.850.056,25) 11,33 %
3. PEMBIAYAAN 696.401.809.564,00 700.258.269.937,68 (3.856.460.373,68) 100,55 % 3.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 836.531.809.564,00 817.629.269.937,68 18.902.539.626,32 97,74 % 3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah
Tahun Sebelumnya 611.531.809.564,00 611.531.809.563,68 0,32 100,00 %
3.1.2. Penerimaan Kembali Dana Talangan 40.000.000.000,00 17.832.727.270,00 22.167.272.730,00 44,58 %
3.1.3. Bagian Laba Atas Penyertaan Modal - 3.264.733.104,00 (3.264.733.104,00) 100,00 %
JUMLAH PEMBIAYAAN PENERIMAAN 836.531.809.564,00 817.629.269.937,68 18.902.539.626,32 97,74 %
3.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 140.130.000.000,00 117.371.000.000,00 22.759.000.000,00 83,76 %
3.2.1. Pembentukan Dana Cadangan 50.000.000.000,00 50.000.000.000,00 - 100,00 %
3.2.2. Penyertaan Modal (investasi) Pemda 50.130.000.000,00 50.130.000.000,00 - 100,00 %
3.2.3. Dana Talangan 40.000.000.000,00 17.241.000.000,00 22.759.000.000,00 43,10 %
JUMLAH PEMBIAYAAN PENGELUARAN 140.130.000.000,00 117.371.000.000,00 22.759.000.000,00 83,76 %
4 SILPA - 621.381.310.429,93 (621.381.310.429,93) 100,00 %
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 94
2. Anggaran dan Realisasi menurut Sasaran dan Program
Misi 1: Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial dan Budaya
No. Sasaran Strategis
PROGRAM PRIORITAS
URAIAN ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
Rp Rp %
1 Meningkatkan toleransi antar umat beragama
Program Peningkatan dan Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan
825,000,000.00 661,471,700.00 80,18 %
Program Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama
826,500,000.00 634,920,892.00 76,82 %
2 Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat.
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
1,799,711,500.00 1,716,120,900.00 95,36 %
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
8,449,361,000.00 4,091,897,913.00 48,43 %
Program Pasca Bencana
560,000,000.00 169,921,716.00 30,34 %
3 Berkembangnya wisata daerah yang berbasis budaya dan sumber daya daerah
Program Pengembangan Nilai- Nilai Budaya
912,150,000.00 576,465,900.00 63,20 %
Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Produktif dan Berdaya
Saing
No. Sasaran Strategis
PROGRAM PRIORITAS
URAIAN ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
Rp Rp %
1 Meningkatkan Pembangunan Manusia, berkualitas pada semua jalur dan jenjang pendidikan
Program Pendidikan Dasar 9 Tahun
3,110,050,000.00 2,853,758,200.00 91,76 %
Program Pendidikan Menengah
5,225,112,500.00 3,814,751,269.00 73,01 %
2 Meningkatkan pembangunan manusia, serta masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
35,059,206,000.00 29,746,001,800.00 84,85 %
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
37,642,055,000.00 29,788,508,573.00 79,14 %
3 Meningkatkan masyarakat yang produktif dan berdaya saing
Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
1,926,203,000.00 1,792,643,089.00 93,07 %
Misi 3 : Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah berbasis lingkungan dan
masyarakat, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal dan posisi geografis
No SASARAN STRATEGIS
PROGRAM PRIORITAS
URAIAN ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
Rp Rp %
1
Meningkatnya Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
132,670,000.00 103,584,200.00 78,08 %
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
20.268.340.000,00 18.257.077.200,00 90,08 %
2
Berkembangnya sektor industri berbasis agroindustri
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
1,795,000,000.00 1,637,538,827.00 91,23 %
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
1,468,093,800.00 1,359,489,150.00 92,60 %
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 95
3
Meningkatnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam
164.712.500,00 125.019.400,00 75,90 %
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1,000,000,000.00 464,184,800.00 46,42 %
Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam
231,030,000.00 220,060,300.00 95,25 %
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
90,088,000.00 60,496,000.00 67,15 %
Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
573,020,000.00 555,073,100.00 96,87 %
Misi 4 : Meningkatkan Ketersediaan Kuantitas dan Kualitas serta Aksesibilitas
Infrastruktur Wilayah
No Sasaran Strategis
PROGRAM PRIORITAS
URAIAN ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
Rp Rp %
1
Tersedianya infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan berkualitas serta meningkatnya pelayanan untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa.
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
648,242,089,000.00 629,953,596,144.00 97,18 %
Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
1,200,000,000.00 1,101,140,693.00 91,76 %
Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan
200,000,000.00 151,813,300.00 75,91 %
2 Meningkatkan infrastruktur Sumber Daya Air untuk mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian daya rusak air
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
31,731,000,000.00 26,482,056,978.00 83,46 %
3 Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar permukiman yang mencakup air bersih dan sanitasi.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
300,000,000.00 223,932,380.00 74,64 %
4 Meningkatnya infrastruktur publik dan aparatur.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Publik
30,588,736,558.00 28,515,942,421.00 93,22 %
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
208,250,000.00 165,100,000.00 79,28 %
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
555,185,000.00 536,436,100.00 96,62 %
Misi 5 : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Daerah Yang Baik dan Bersih
No Sasaran Strategis
PROGRAM PRIORITAS
URAIAN ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
Rp Rp %
1
Tata Kelola pemerintahan daerah yang akuntabel dan
Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
1,018,085,000.00 817,657,600.00 80,31 %
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 96
Transparan
Program Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
888,515,000.00 598,335,900.00 67,34 %
2 Peningkatan pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
285,000,000.00 227,698,400.00 79,89 %
3. Anggaran dan Realisasi menurut Organisasi (SKPD)
TOTAL ANGGARAN REALISASI %
NO UNIT KERJA
1 Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel 48.486.122.604,00 31.269.042.211,00 64,50
2 Biro Pemerintahan 3.218.230.000,00 2.553.903.288,00 79,36
3 Biro Hukum 3.392.261.000,00 2.581.260.450,00 76,10
4 Biro Organisasi 3.292.880.000,00 2.504.275.700,00 76,05
5 Biro Perekonomian 2.920.854.500,00 2.537.042.609,00 86,86
6 Biro Kesejahteraan Rakyat 13.417.500.000,00 9.496.574.300,00 70,78
7 Biro Hubungan Masyarakat 10.160.000.000,00 6.440.767.802,00 63,40
8 Biro Umum 4.522.500.000,00 3.330.371.320,00 73,64
9 Biro Perlengkapan 46.746.638.898,00 30.548.583.650,00 65,35
10 Biro Keuangan 11.770.000.000,00 9.962.165.023,00 84,64
11 Sekretariat DPRD 71.594.041.736,00 40.534.273.172,00 56,62
12 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI 2.650.939.000,00 2.127.819.595,00 80,27
13 Dinas Pendidikan 391.347.878.463,00 377.351.236.710,00 96,42
14 Dinas Kesehatan 192.542.047.000,00 173.811.306.443,00 90,27
15 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
20.512.608.600,00 16.642.657.669,00 81,13
16 Dinas Pekerjaan Umum 772.663.230.566,00 735.898.006.666,00 95,24
17 Dinas Sosial 10.014.656.800,00 9.636.181.216,00 96.22
18 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5.593.988.000,00 5.291.847.603,00 94,60
19 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 9.244.557.180,00 7.685.163.451,00 83,13
20 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 8.884.861.247,00 7.835.460.889,00 88,19
21 Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
25.947.076.500,00 19.168.731.184,00 73,88
22 Dinas Kehutanan 17.347.447.000,00 12.707.633.935,00 73,25
23 Dinas Perkebunan 26.386.470.000,00 21.937.235.606,00 83,14
24 Dinas Peternakan 34.058.552.175,00 15.675.327.209,00 46,02
25 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikutura
29.523.860.000,00 26.017.508.501,00 88,13
26 Dinas Perikanan dan Kelautan 33.427.730.750,00 24.615.179.489,00 73,64
27 Dinas Pertambangan dan Energi 17.155.270.000,00 14.110.621.603,00 82,25
28 Dinas Pendapatan Daerah 43.645.662.500,00 30.578.931.429,00 70,06
29 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 15.103.250.000,00 12.535.225.916,00 83,00
30 INSPEKTORAT 10.706.156.600,00 9.594.092.833,00 89,61
31 Badan Kepegawaian Daerah 10.478.134.000,00 8.530.119.037,00 81,41
32 Badan Pendidikan dan Pelatihan 16.010.405.000,00 12.219.572.209,00 76,32
33 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 8.923.800.000,00 8.071.280.351,00 90,45
34 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
7.248.673.000,00 6.349.736.373,00 87,60
35 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
3.481.000.000,00 3.142.034.019,00 90,26
36 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 6.120.445.820,00 5.577.335.310,00 91,12
37 Badan Lingkungan Hidup Daerah 14.544.000.000,00 11.994.740.950,00 82,47
38 Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah 7.359.037.000,00 5.944.463.978,00 80,78
39 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 15.614.880.000,00 14.494.348.422,00 92,82
40 Badan Ketahanan Pangan 8.123.758.600,00 6.777.783.570,00 83,43
41 RSUD ULIN B.MASIN 238.366.195.045,00 201.105.603.006,00 84,37
42 RS. ANSARI SALEH 177.264.113.437,00 154.895.210.065,00 87,38
43 RSJ SAMBANG LIHUM 39.337.676.734,00 33.974.187.072,00 86,37
44 RSGM Hasan Aman 15.500.000.000,00 3.234.449.743,00 20,87
45 KANTOR PERWAKILAN PEMERINTAH 4.281.140.000,00 4.023.467.784,00 93,98
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 97
TOTAL ANGGARAN REALISASI %
NO UNIT KERJA
PROVINSI KALSEL
46 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 1.525.770.000,00 1.397.721.167,00 91,61
47 Komisi Penyiaran Indonesia Daerah 2.413.550.000,00 1.969.383.674,00 81,60
48 Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi
10.745.475.000,00 9.961.073.414,00 92,70
49 SATPOL PP 6.758.570.000,00 4.438.784.341,00 65,68
50 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 9.018.000.000,00 5.622.548.617,00 62,35
51 SLB-C Negeri Pembina 6.815.782.000,00 6.783.479.235,00 99,53
52 SMA Banua Kalimantan Selatan 16.055.920.000,00 14.551.544.302,00 90,63
53 Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Pendidikan Non Formal dan Informal
5.140.880.000,00 4.901.594.486,00 95,34
54 Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
21.319.690.000,00 19.645.480.955,00 92,15
55 Balai Pelatihan Kesehatan 22.440.591.314,00 18.892.811.277,00 84,19
56 Laboratorium Kesehatan 9.899.290.000,00 9.037.283.437,00 91,29
57 Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat 1.926.904.193,00 1.642.722.572,00 85,25
58 Instalasi Gudang Farmasi dan Perlengkapan Kesehatan
4.081.590.000,00 3.200.083.813,00 78,40
59 Unit Kewaspadaan dan Penanganan Krisis Kesehatan
1.206.351.000,00 978.205.090,00 81,09
60 Balai Pelayanan Kemetrologian 3.051.739.250,00 2.958.158.240,00 96,93
61 Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang 2.113.453.000,00 1.942.701.601,00 91,92
62 Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam
2.000.000.000,00 1.971.598.117,00 98,58
63 Panti Sosial Bina Netra Fajar Harapan 3.423.015.000,00 3.340.070.667,00 97,58
64 Panti Sosial Asuhan Anak Budi Mulia 4.678.345.000,00 4.597.613.973,00 98,27
65 Panti Sosial Bina Remaja Budi Satria 5.691.168.200,00 5.629.103.369,00 98,91
66 Panti Sosial Bina Wanita Melati 5.112.377.500,00 4.790.561.222,00 93,71
67 Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera 6.160.391.000,00 6.043.281.131,00 98,10
68 Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja 2.732.329.762,00 2.667.945.678,00 97,64
69 Balai Latihan Kerja 11.397.802.514,00 10.741.812.894,00 94,24
70 Balai Produktivitas Ketenagakerjaan 1.621.200.000,00 1.570.461.900,00 96,87
71 Taman Budaya 2.808.085.552,00 2.655.841.468,00 94,58
72 Museum Lambung Mangkurat 7.316.581.186,00 5.752.404.936,00 78,62
73 Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
5.861.700.000,00 5.499.114.300,00 93,81
74 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
2.510.011.000,00 2.300.422.630,00 91,65
75 Balai BenihTanaman Pangan dan Hortikultura 7.942.294.850,00 7.515.466.146,00 94,63
76 Balai Alat dan Mesin Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
2.409.700.000,00 2.293.886.727,00 95,19
77 Balai Inseminasi Buatan 5.969.636.150,00 5.197.465.760,00 87,07
78 Sekolah Pertanian Pembangunan 5.000.000.000,00 4.035.173.947,00 80,70
79 Laboratorium Pengujian dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
2.590.336.950,00 2.514.251.729,00 97,06
80 Balai Benih dan Induk IAT Karang Intan 3.196.146.400,00 3.026.733.177,00 94,70
81 Pelabuhan Perikanan Banjarmasin 2.258.690.000,00 2.035.887.333,00 90,14
82 Pelabuhan Perikanan Muara Kintap 2.452.529.000,00 2.318.390.142,00 94,53
83 Balai Benih Ikan Pantai Kotabaru 2.497.200.000,00 2.435.277.603,00 97,52
84 Taman Hutan Raya Sultan Adam 7.204.317.000,00
6.888.778.600,00 95,62
85 Balai Pelayanan Penatausahaan Hasil Hutan Barito Muara
1.790.050.000,00 1.557.934.988,00 87,03
86 Balai Penimbangan Kendaraan Bermotor 1.949.090.000,00 1.686.164.201,00 86,51
87 Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
2.000.000.000,00 1.841.165.961,00 92,06
88 Unit Pelayanan Jasa Sumberdaya Mineral dan Energi
5.404.094.250,00 4.213.865.425,00 77,98
89 Balai Pengembangan Teknologi dan Konstruksi
2.828.900.000,00 2.499.389.479,00 88,35
90 Balai Pengembangan Kebun Induk dan Percontohan Tungkap
2.859.670.000,00 2.440.438.227,00 85,34
91 Balai Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Terpadu
2.852.225.000,00 2.706.072.350,00 94,88
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 98
TOTAL ANGGARAN REALISASI %
NO UNIT KERJA
92 Kebun Raya Banua 2.822.266.000,00 2.334.008.541,00 82,70
93 BLUD RSUD Ulin 170.268.690.000,00 204.183.403.241,00 119,92
94 BLUD RSJ Sambang Lihum 25.852.347.000,00 24.783.515.078,00 95,87
95 BLUD RS Ansari Saleh 70.199.188.000,00 78.287.707.299,00 111,52
Jumlah 2.975.104.462.826,00 2.675.591.543.821,00 89,93
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 99
BAB IV
P E N U T U P
A. Simpulan
Gambaran tentang kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan selama
tahun 2014 telah tergambar pada Bab III Akuntabilitas Kinerja. Laporan Kinerja
Tahun 2014 ini adalah tahun keempat pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2011 tanggal 1 Februari 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2011-2015. Penyusunan
Laporan Kinerja ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian
tujuan dan sasaran strategis melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang
dilaksanakan pada tahun 2014 dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.
Tingkat capaian kinerja yang harus dipertanggungjawabkan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui indikator kinerja sebagaimana
ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014 adalah 15 (lima
belas) sasaran strategis dan 87 indikator kinerja utama yaitu 127,27 % dengan
kategori Sangat Berhasil, yang dapat dirincikan bahwa 9 (sembilan) sasaran
dengan tingkat capaian kinerja berkategori Sangat Berhasil, 2 (dua) sasaran
dengan tingkat capaian kinerja berkategori Berhasil, 2 (dua) sasaran dengan
tingkat capaian kinerja berkategori Cukup Berhasil, dan 2 (dua) sasaran dengan
tingkat capaian kinerja berkategori Kurang Berhasil.
Terlepas dari pencapaian kinerja yang terus membaik, apabila dilakukan
pembandingan dengan Angka Nasional maupun Angka Provinsi lain yang ada di
Indonesia, Pembangunan Manusia di Kalimantan Selatan masih akan terus
ditingkatkan dan menjadi fokus pembangunan pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah 2011-2015 sebagaimana ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tanggal 1 Februari 2011, Pembangunan
Manusia menjadi isu strategis yang pertama disusul dengan Daya Saing
Perekonomian Daerah, Kemiskinan, Pengangguran dan Ketenagakerjaan,
Degradasi Kuantitas dan Kualitas Sumberdaya Alam dan Kualitas Lingkungan
Hidup, serta Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah dan Kualitas Pelayanan
Publik.
Terkait dengan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja, kekurangan yang
terjadi dalam periode 2011-2015 telah dicatat dan akan dievaluasi sebagai
bahan untuk menyusun kebijakan operasional guna memperbaiki kinerja tahun-
tahun mendatang. Sasaran organisasi yang belum tercapai seratus persen akan
LAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
Wadja Sampai Kaputing 100
dievaluasi agar kendala yang dihadapi dapat dicari solusinya sedini mungkin,
sehingga seluruh sasaran organisasi pada masa selanjutnya dapat dicapai
dengan lebih baik.
Hambatan-hambatan yang mempengaruhi kelancaran implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja sampai saat ini sebagai berikut :
1. Mekanisme pengumpulan data kinerja belum sepenuhnya dapat diandalkan
sehingga dukungan data faktual kurang lengkap guna memenuhi target
indikator sasaran organisasi yang pada gilirannya berakibat pengukuran
kinerja kurang maksimal.
2. Keterbatasan SDM evaluator kinerja yang memahami dengan baik tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja.
B. Strategi Peningkatan Kinerja
Strategi yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki sistem pengumpulan data kinerja dalam rangka meningkatkan
kualitas data kinerja dalam sistem pelaporan secara berkala dengan
mengolah, menganalisis, dan mengukur data kinerja yang telah
disampaikan selanjutnya melakukan perekapan, pemantauan dan reviu
terhadap pertanggungjawaban kinerja SKPD, serta meningkatkan kualitas
reviu atas laporan kinerja Pemda maupun SKPD.
2. Menyelenggarakan pelatihan dan asistensi bagi SDM aparatur tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja, untuk mempercepat terwujudnya
pemerintahan yang berkinerja titanggi dan akuntabel, serta meningkatkan
kapasitas evaluator dalam melaksanakan evaluasi kinerja atas program
pembangunan.
3. Menyempurnakan kualitas rumusan sasaran strategis dan indikator kinerja
terkait dalam sasaran strategis organisai dengan membangun dari bawah
indikator kinerja yang akan di evaluasi