Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM...

71

Transcript of Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM...

Page 1: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.
Page 2: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF

ISLAM Abd. Muntholip

Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

PRINSIP-PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM Sukardi

Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

ANALISA TINGKAT KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN FAKTOR CAMELS

Abd. Aziz Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

PERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Surono Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

SISTEM DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Hanafi Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

KHIDMAH VALUES : INTERNALISASI KARAKTER

PENGUATAN NILAI

MODERASI ISLAM DI PONDOK PESANTREN

LANGITAN TUBAN

Asnawi Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

1

13

20

46

54

37

Page 3: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

1

PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Abd. Muntholip Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

Abstrak :Perkembangan perekonomian, khususnya perkembangan di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan infomatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/atau jasa yang, ditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri. Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri.Perilaku konsumen adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi, untuk memaksimalkan kepuasanya. Prinsip Dasar Konsumsi, karunia-karunia Allah itu semua milik manusia dan suasana yang menyebabkan sebagian diantara karunia-karunia itu berada ditangan orang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan karunia-karunia itu untuk mereka sendiri, sedangkan orang lain tidak memiliki bagianya sehingga banyak diantara karunia-karunia yang diberikan Allah kepada umat manusia itu masih berhak mereka miliki walaupun mereka tidak memperolehnya. Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.

KataKunci :Perilaku konsumen, perspektif islam

A. Pendahuluan

Perkembangan perekonomian, khususnya perkembangan di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi.Di samping itu, globalisasi dan perdaganan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan infomatika telah memperluasruang gerak arus

Page 4: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

2

transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/atau jasa yang, ditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri. Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.1

Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri.Maka dalam makalah inilah kami mencoba menjabarkan semua.

B. Pembahasan Pengertian Konsumen

Dalam Ilmu Ekonomi yang dimaksud dengan konsumen adalah seseorang atau kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan konsumsi barang atau jasa. Pengertian lain tentang konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan, menggunakan dan memanfaatkan barang atau jasa. Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan tikah laku yang berbeda-beda. Di desa berbeda dengan kebiasaan yang ada di kota, tergantug pada jumlah pendapatan mereka. Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Maka konsumsi seseorang itu tergantung pada : pendapatan, pendidikan kebiasaan dan kebutuhan. Adapun pengetrian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki dan memoerbaiki sutu peroduk dan jasa mereka.Fokus dari perilaku konsumen adalah bagai mana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang.

Menurut Wikipedia, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.

Pengertian konsumen menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Hukum Perlindungan Konsumen (UUPK) yakni.“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.2

Sedangkan dalam bagian penjelasan disebutkan “Di dalam kepustakaan ekonomi dikenal konsumen akhir dan konsumen antara.

1Qory Cahya Puspita, pengertian konsumen.http://qory-

qorycahyapuspita.blogspot.com/2010/04/pengertian-konsumen.html 2Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Hukum Perlindungan

Konsumen (UUPK)

Page 5: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

3

Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Pengertian konsumen dalam undang-undang ini adalah konsumen akhir”.3

Dari ketentuan dalam undang-undang tersebut secara tersurat nampaknya hanya menitik beratkan pada pengertian konsumen sebagai konsumen akhir yang mana hal tersebut bukan merupakan objek pembahasan dalam tulisan ini.Namun secara tersirat juga mengandung pengertian konsumen dalam arti luas.Hal tersebut nampak pada penggunakan kata “pemakai”.Istilah “pemakai” dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan konsumen untuk mendukung pengertian konsumen akhir, namun sekaligus juga menunjukkan bahwa barang dan/jasaa yang dipakai tidak serta merta hasil dari suatu transaksi jual beli. Artinya sebagai konsumen tidak selalu harus memberikan prestasinya dengan cara membayar uang untuk memperoleh barang dan/jasa tersebut. Dengan kata lain dasar hubungan hukum antara konsumen dan pelaku usaha tidak perlu harus kontraktual (the privity of contract).4 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasianproduk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.5

Dalam sumber lain disebutkan, bahwa Perilaku konsumen adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi, untuk memaksimalkan kepuasanya.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai teori perilaku konsumen ini perlu difahami asumsi berikut : 1. Konsumen (individual) adalah rasional dalam memutuskan pilihan

konsumsinya. 2. Konsumen mempunyai banyak pilihan/alternative konsumsi 3. Konsumen mempunyai pilihan (preferensi) sendiri atau free choice.

Teori perilaku konsumen dalam system kapitalis sudah melampaui dua tahap.Teori pertama berkaitan dengan teori marginalis, yang berdasarkan teori tersebut pemanfaatan konsumen secara tegas dapat diukur dalam satuan-satuan pokok. Konsumen mencapai keseimbanganya ketika dia memaksimalkan pemanfaatanya sesuai dengan keterbatasan penghasilan, yakni: ketika rasio-rasio pemanfaatan-pemanfaatan marginal

3Undang-undang perlindungankonsumen 4 Pengertian Konsumen Dalam Arti Luas Dalam Pelaksanaan Perlindungan

Konsumen di Indonesia http://bimotedjolaksito.blogspot.com/2009/01/penerapan-pengertian-konsumen-dalam.html

5wikipedia

Page 6: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

4

dari berbagai komoditas sama dengan rasio-rasio harga-harga uangnya masing-masing. Tahap kedua yang lebih modern mengatur kemungkinan diukurnya dan koordinalitas pemanfaatan itu. Namun berbagai kondisi yang sekarang menjadi kesamaan antara tarif marginal substitusinya, yakni garis miring dari kurva tetap dan rasio-rasio harga uang, yakni garis miring dari keterbatasan penghasilan itu.

Para penulis muslim memandang perkembangan rasionalisasi dan teori konsumen yang ada selama ini dengan penuh kecurigaan dan menuduhnya sebagai aspek prilaku manusia yang terbatas dan berdimensi tunggal. Mereka menyatakan bahwa ia didasarkan atas “perhitungan-perhitungan cermat yang diarahkan untuk melihat kedepan dan pengawasan terhadap keberhasilan ekonomi,” sebagaimana dikemukaan oleh max weber. Tetapimereka tidak setuju dengan max weber bahwa alternative menunjuk kepada “rasionalisme ekonomi” adalah “keberadaaan petani yang sangat menderita” atau “tradisionalisme kalangan pedagang yang memiliki hak-hak istimewa”.6

Imam al-Ghozali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosialnya dalam kerangka sebuah hirarki utilitas individu dan social yang triparti meliputi: kebutuhan (dhoruriat) kesenangan atau kenyamanan (hajaat). Dan kemewahan (tahsiniyat).7 Prinsip Dasar Konsumsi

Menurut islam, karunia-karunia Allah itu semua milik manusia dan suasana yang menyebabkan sebagian diantara karunia-karunia itu berada ditangan orang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan karunia-karunia itu untuk mereka sendiri, sedangkan orang lain tidak memiliki bagianya sehingga banyak diantara karunia-karunia yang diberikan Allah kepada umat manusia itu masih berhak mereka miliki walaupun mereka tidak memperolehnya. Dalam al-Qur’an Allah SWT mengutuk dan membatalkan argumen yang dikemukakan oleh orang kaya yang kikir karena ketidak sediaan mereka memberikan bagian atau miliknya ini Allah berfirman yang Artinya: “Bila dikatakan kepada mereka, belanjakanlah sebagian rizki Allah yang diberikanNya kepada mu, orang-orang kafir itu berkata “apakah kami harus memberi makan orang-orang yang jika Allah menghendaki akan diberiNya makan?” sebenarnya kamu benar-benar tersesat.”(Qs.yasiin:47)

Konsumsi berlebih-lebihan yang merupakan cirri khas masyarakat

yang tidak mengenal Tuhan, disebut dalam islam dengan istilah israf (pemborosan) atau tabzir (menghabur-hamburkan harta tanpa guna). Tabzir berarti mempergunakan harta dengan cara yang salah, yakni untuk menuju tujuan-tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar hokum atau dengan cara yang tanpa aturan.8

6 Kahf, Monzer, Ekonomi Islam. (yogyakarta, pustaka pelajar,1995) hal.17 7 Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami,(Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada,

2007) hal.62 8 Monzer Kahf, Ekonomi Islam.hal.hal.27-28

Page 7: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

5

Consumer Behaviour

Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang

Rasionalnya konsumen akan memuaskan konsumsinya sesuai dengan kemampuan barang dan jasa yang dikonsumsi serta kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa tersebut. Dengan demikian kepuasan dan prilaku konsumen dipengaruhi oleh hal-hak sebagai berikut : 1. Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi. Kemampuan barang

dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. 2. Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa. Daya beli

dari income konsumen dan ketersediaan barang dipasar. 3. Kecenderungan Konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi

menyangkut pengalaman masa lalu, budaya, selera, serta nilai-nilai yang dianut seperti agama, adat istiadat.

Fungsi Utility Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau

kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai.Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang.Unit teoritikal untuk penjumlahan utilitas adalah util.9

Dalam ilmu ekonomi tingkat kepuasan (utility function) digambarkan oleh kurva indiferen (indifference curve).Biasanya yang digambarkan adalah utility function antara dua barang (atau jasa) yang keduanya memang disukai konsumen.

Dalam membangun teori utility function, digunakan tiga aksioma pilihan rasional. Completeness

Aksioma ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan mana yang lebih disukainya diantara dua keadaan. Bila A dan B adalah dua keadaan yang berbeda, maka individu selalu dapat menentukan secara tepat satu diantara tiga kemungkinan ini : A lebih disukai daripada B B lebih disukai daripada A A dan B sama menariknya Transitivity

aksioma ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan “A lebih disukai daripada B”, dan “B lebih disukai daripada C”, maka ia pasti

9http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-

mata-kuliah-ekonomi-manajemen

Page 8: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

6

akan mengatakan bahwa “A lebih disukai daripada C”. aksioma ini sebelumnya untuk memastikan adanya konsistensi internal didalam diri individu dalam mengambil keputusan. Continuity

Aksioma ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan “A lebih disukai dari B” maka keadaan yang mendekati A pasti juga lebih disukai daripada B.

Kombinasi Jumlah barang x Jumlah barang y A 2 Unit 3 Unit B 3 Unit 2 Unit C 5 Unit 1 Unit D 3 Unit 5 Unit E 4 Unit 4 Unit

Kombinasi titik yang berada pada kurva indifference yang sama

memberikan tingkat kepuasan yang sama, sedangkan bila berada pada kurva indifference yang berbeda maka memiliki tingkat kepuasan yang berbeda pula. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa titik A B dan C memberikan tingkat kepuasan yang sama, sedangkan titik D dan E memberikan kepuasan yang lebih tinggi daripada titik A B atau C.

Konsekuensi dari adanya aksioma konsistensi dalam pilihan konsumen, maka antara kurva indifference yang berbeda tidak boleh berpotongan.Jika kurva tersebut berpotongan berarti terjadi pelanggaran terhadap aksioma utility, yaitu tidak adanya konsistensi telah terjadi.Sebagai contoh. Perhatikan gambar dibawah ini :

Kombinasi titik S Q dan R memberikan tingkat kepuasan yang sama yaitu pada kurva indifference U . kombinasi pada titik P Q dan T memberikan tingkat kepuasan yang sama yaitu pada kurva indifference U dari kedua pernyataan diatas terlihat bahwa titik Q berada pada kurva indifference U dan U , yang berarti tidak adanya konsistensi tingkat kepuasan pada titik Q, yang berarti pula telah melanggar aksioma kedua dari utility.10 Perilaku Konsumen Musim

Berbeda dengan konsumen konvensional. Seorang muslim dalam penggunaan penghasilanya memiliki 2 sisi, yaitu pertama untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya dan sebagianya lagi untuk dibelanjakan di jalan Allah. Model Keseimbangan Konsumsi Islam

Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi islam didasarkan pada prinsip keadilan distribusi. Dalam ekonomi islam. Kepuasan konsumsi seorang Muslim bergantung pada nilai-nilai agama yang diterapkan pada rutinitas kegiatanya, tercermin pada alokasi uang yang dibelanjakanya.

10Adiwarman. Ekonomi Mikro Islami, hal,64-66

Page 9: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

7

Batasan Konsumsi dalam Syari’ah Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan

keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual.

Batasan konsumsin dalam islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-haram saja tetapi termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok, bersih, tidak menjijikan. Larangan israf dan larangan bermegah-megahan.

Begitu pula batasan konsumsi dalam syari’ah tidak hanya berlaku pada makanan dan minuman saja.Tetapi juga mencakup jenis-jenis komoditi lainya.Pelarangan atau pengharaman konsumsi untuk suatu komoditi bukan tanpa sebab.

Pengharaman untuk komoditi karena zatnya karena antara lain memiliki kaitan langsung dalam membahayakan moral dan spiritual.

C. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan sebagai suatu wakil realitias yang di sederhanakan. Model perilaku konsumen dafat didefinisikan sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan aktiviras-aktiviras konsumen. Model perilaku konsumen dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan konsumen dalam mengambil keputusan membeli.

Adapun yang mempengaruhi factor-faktor perilaku konsumen yaitu : Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, klompok anutan (small referebce grups), dan keluarga.

Sedangkan kekuatan pisikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan.

Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku konsumen sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku konsumen.

Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti keberhasilan dalam menyalami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya.

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jas demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-

Page 10: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

8

involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ketiga adalah dalam hal pemasaran social (socialmarketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.

Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen. Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Karakteristik penjual akan mempengaruhi keputusan membeli. Dalam hal ini konsumen akan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual.Apabila manajer telah memiliki informasi sejauh mana variabel-variabel perilaku tersebut berpengaruh terhadap pembelian, maka manajer dapat memilih bauran pemasaran yang tepat. Perusahaan saat ini berupaya untuk mrngembangkan berbagai variabel bauran pemasaran.

Page 11: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

9

Pertama: dari segi produk manajer terus- menerus mencari dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Kedua: dari segi harga, manajer berusaha menentukan harga yang bisa terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Ketiga: dari segi distribusi, manajer memberikan pelayanan sebaik mungkin, sehingga mudah diperoleh konsumen.

Keempat: dari segi promosi, manajer bisa menyampaikan informasi melalui iklan maupun promosi penjualan.

Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

Dua wujud konsumen: 1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang

atau jasa untuk penggunaannya sendiri. 2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu : 1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan

situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.

2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.

3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan

melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:11 1. Pengenalan masalah (problem recognition). 12 Konsumen akan membeli

suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa

11Wikipedia, perilaku konsumen...... 12Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC, Second Edition.

McGraw-Hill, Inc. Bab 5

Page 12: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

10

adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.13

2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.[1] Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).

3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.14

5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan keputusan pembelian:15 1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri

manusia untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap

stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.

3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.

4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. 5. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan

mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

D. Penutup

13ibid 14Wikipedia, Keputusan Pembelian. 15Wikipedia, Keputusan Pembelian.

Page 13: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

11

Perilaku konsumen adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi, untuk memaksimalkan kepuasanya.

Prinsip Dasar Konsumsi karunia-karunia Allah itu semua milik manusia dan suasana yang menyebabkan sebagian diantara karunia-karunia itu berada ditangan orang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan karunia-karunia itu untuk mereka sendiri, sedangkan orang lain tidak memiliki bagianya sehingga banyak diantara karunia-karunia yang diberikan Allah kepada umat manusia itu masih berhak mereka miliki walaupun mereka tidak memperolehnya.

Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.

Daftar pustaka

Qory Cahya Puspita, pengertian konsumen.http://qory-qorycahyapuspita.blogspot.com/2010/04/pengertian-konsumen.html

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Hukum Perlindungan Konsumen (UUPK)

Pengertian Konsumen Dalam Arti Luas Dalam Pelaksanaan Perlindungan Konsumen di Indonesia http://bimotedjolaksito.blogspot.com/2009/01/penerapan-pengertian-konsumen-dalam.html

Kahf, Monzer, Ekonomi Islam. (yogyakarta, pustaka pelajar,1995)

Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami,(Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada, 2007)

http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen

Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC, Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5

Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami,Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Anneahira , Perilaku Konsumen, http://www.anneahira.com/artikel-umum/perilaku-konsumen.htm

Adiwarman. Ekonomi Mikro Islami, Penerbit: Rajawali Pers, 2007

Lailyazharul, Pengertian Konsumen, http://lailyazharul.blogspot.com-/2010/03/pengertian-konsumen.html

Tom Duncan,.Principles of Advertising & IMC, Second Edition.McGraw-Hill, Inc. Bab 5. 2005

Kincaid, Judith. 2003. Customer Relationship Management: Getting it Right. Prentice-Hall, Inc.

Kahf, Monzer, Ekonomi Islam. Yogyakarta, Pustaka Pelajar,1995

Page 14: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

12

Hendrakholid, Prilaku Konsumen Dan Teori Konsumsi Dalam Islam http://hendrakholid.net/blog/2010/04/06/prilaku-konsumen-dan-teori-konsumsi-dalam-islam

UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Direktorat Perlindungan Konsumen Republik Indonesia

Monzer Kahf, Ekonomi Islam. Cet.1.-- Jakarta : Pustaka Pelajar, 2004

Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia

http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen

Wikipedia Indonesia, Konsumen. http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen

Wikipedia Indonesia, Perilaku Konsumen, http://id.wikipedia.org-/wiki/Perilaku_konsumen#cite_ref-Principles_0-12

Page 15: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

13

PRINSIP-PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM

Sukardi Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

Abstrak :Agar manusia bisa menuju falah, perilaku manusia perlu diwarnai dengan spirit dan norma ekonomi Islam, yang tercermin dalam nilai-nilai ekonomi Islam. Keberadaan prinsip dan nilai ekonomi Islam merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Implementasi prinsip ekonomi tanpa diwarnai oleh nilai ataupun nilai tanpa prinsip dapat menjauhkan manusia dari tujuan hidupnya, yaitu falah. Implementasi nilai tanpa didasarkan pada prinsip akan cenderung membawa kepada ekonomi normatif belaka, yang akan menyebabkan perekonomian yang bersangkutan terjerumus ke dalam ketidakadilan. sementara penerapan nilai tanpa prinsip akan Bangunan ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal, yakni tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah), dan ma’ad (hasil). Kelima dasar inilah yang dijadikan dasar untuk membangun teori-teori ekonomi Islam. Namun teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan ekonomi Islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak pada kehidupan ekonomi. Karena itu, dari kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal sistem ekonomi Islam.membuat rusaknya tatanan ekonomi dan menjauhkan dari tujuan ekonomi itu sendiri. Sistem ekonomi Islami hanya memastikan bahwa tidak ada transaksi ekonomi yang bertentangan dengan syari’ah. Tetapi kinerja bisnis tergantung pada man behind the gun-nya. Karena itu, pelaku ekonomi dalam kerangka ini bisa saja dipegang oleh non muslim. Perekonomian Islam baru dapat maju apabila pola pikir dan perilaku muslim sudah itqa>n (tekun) dan ihsan (profesional). Ini “mungkin” salah satu rahasia sabda nabi yang artinya “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Karena akhlak menjadi indikator baik-buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan sukses-gagalnya bisnis yang dijalankannya.

KataKunci: Prinsip dan nilai, ekonomi Islam

Pendahuluan Islam yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW adalah mata

rantai terakhir agama Allah yang diwahyukan kepada semua rasulNya. Sebagai mata rantai terakhir, Islam yang diwahyukan kepada nabi terakhir itu merupakan agama Allah yang telah disempurnakan dan ditujukan

Page 16: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

14

kepada seluruh umat manusia sepanjang zaman, hingga datangnya hari qiyamat nanti.

Sebagai agama Allah yang telah disempurnakan, Islam memberikan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan manusia, spiritual-materiil, individual-sosial, jasmani-rohani dan dunia-ukhrawi.Bidang ekonomi juga diperoleh pedoman-pedomannya dalam Islam, pada umumnya dalam bentuk garis besar, guna memberi peluang perkembangan-perkembangan kehidupan ekonomi di kemudian hari.

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang disiapkan untuk mampu mengemban amanatNya, memakmurkan kehidupan di bumi dan diberi kedudukan terhormat sebagai wakilNya (khalifah) di bumi dengan tetap memperhatikan beberapa koridor (asas, prinsip) yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan hadith.

Prinsip merupakan suatu mekanisme atau elemen pokok yang menjadi struktur atau kelengkapan suatu kegiatan atau keadaan.Sedangkan prinsip ekonomi dalam Islam merupakan kaidah-kaidah pokok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi Islam yang digali dari Al-Qur’an dan hadith.Prinsip ekonomi ini berfungsi sebagai pedoman dasar bagi setiap individu dalam berperilaku ekonomi. Namun, agar manusia bisa menuju falah, perilaku manusia perlu diwarnai dengan spirit dan norma ekonomi Islam, yang tercermin dalam nilai-nilai ekonomi Islam.

Keberadaan prinsip dan nilai ekonomi Islam merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Implementasi prinsip ekonomi tanpa diwarnai oleh nilai ataupun nilai tanpa prinsip dapat menjauhkan manusia dari tujuan hidupnya, yaitu falah. Implementasi nilai tanpa didasarkan pada prinsip akan cenderung membawa kepada ekonomi normatif belaka, yang akan menyebabkan perekonomian yang bersangkutan terjerumus ke dalam ketidakadilan. sementara penerapan nilai tanpa prinsip akan membuat rusaknya tatanan ekonomi dan menjauhkan dari tujuan ekonomi itu sendiri. Analisis dan Pembahasan Prinsip Ekonomi dalam Islam

Bangunan ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal, yakni tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah), dan ma’ad (hasil). Kelima dasar inilah yang dijadikan dasar untuk membangun teori-teori ekonomi Islam. Namun teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan ekonomi Islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak pada kehidupan ekonomi. Karena itu, dari kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal sistem ekonomi Islam.16Ketiga prinsip derivatif itu adalah multitypeownership, freedomtoact, dan socialjustice.

Semua teori ekonomi Islam dan prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam tersebut tidak lain hanyalah untuk mencapai tujuan Islam dan dakwah para nabi, yaitu akhlak. Akhlak inilah yang menjadi panduan para pelaku ekonomi ekonomi dan bisnis dalam melakukan aktivitasnya.

16Ali ‘Abd al-Rasul, al-Mabadi’ al-Iqtishadiyyah fi al-Islam, (Mesir: Dar al-Fikr

al-‘Arabi, 1980), 61-78.

Page 17: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

15

MultitypeOwnership (kepemilikan multijenis)

Nilai tauhid dan nilai keadilan melahirkan konsep MultitypeOwnership. Dalam sistem kapitalis, prinsip umum kepemilikan yang berlaku adalah kepemilikan swasta; dalam sistem sosial, kepemilikan negara; sedangkan dalam Islam, berlaku kepemilikan multijenis, yakni mengakui bermacam-macam bentuk kepemilikan, baik oleh swasta, negara maupun campuran.

Prinsip ini adalah terjemahan dari nilai tauhid: pemilik primer langit, bumi dan seisinya dalah Allah, sedangkan manusia diberi amanah untuk mengelolanya. Jadi, manusia dianggap sebagai pemilik sekunder.17Hal ini terangkum dalam QS.Al-Najm; 31:

زي الذيأن أسئوا با عملوأا ويأزي الذيأن رأض ليجأ ولله ما ف السموات وما ف الأن سأ سنوا بالأ . أحأ

Artinya: “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan

apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga)”.

Sumber daya menyangkut kepentingan umum atau yang menjadi hajat

hidup orang banyak harus menjadi milik umum.Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS.Al-Baqarah; 284, dan QS.Al-Ma>idah; 17:

لله ما ف السموات وما ف األرأض. وانأ ت بأدوأا ما ف ان أفسكمأ أوأ تأفوأه ياسبأكمأ ء قدي أر . به اهلل. ف ي غأفر لمنأ يشاء وي عذب منأ يشاء. واهلل على كل شيأ

Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa

yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah, 284).

. ء قدي أر ن هما. يألق ما يشاء. واهلل على كل شيأ ولله ملأك السموات واألرأض وما ب ي أArtinya: “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang

ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(QS. Al-Ma>idah, 17).

17Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta, 2004), 111.

Page 18: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

16

Dengan demikian, konsep kepemilikan swasta diakui.Namun untuk menjamin keadilan, yakni supaya tidak ada proses pendzaliman segolongan orang terhadap segolongan yang lain, maka cabang-cabang produksi yang penting dan yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dikuasai negara. Dengan demikian, kepemilikan negara dan nasionalisasi juga diakui.Sistem kepemilikan campuran.

Sedangkan untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah, manusia wajib tolong menolong dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi yang bertujuan ibadah kepada Allah.18Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Ma>idah, 2:

ر ي وال الأقآلئد يا أي ها الذيأن آمنوا ال تلوا شعآئر اهلل وال الشهأ دأ األرام وال الأوانا. وإذا حللأتمأ فاصأطادوأا مأ ورضأ رام ي بأت غوأن فضأال منأ رب الأب يأت الأ وال آميأ

رام أنأ ت عأ جد الأ تدوأا وت عاونوا وال يأرمنكمأ شنآن ق وأم أنأ صدوأكمأ عن الأمسأوان وات قوا اهلل.إن اهلل شديأد ثأ واألعدأ على الأب والت قأوى وال ت عاون وأا على الأ

الأعقاب.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka).Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.

Semua konsep ini berasal dari filosofi norma dan nilai-nilai Islam. Freedom to Act (Kebebasan untuk bergerak/usaha)

Penerapan nilai nubuwwah, akan melahirkan pribadi-pribadi yang profesional dalam segala bidang, termasuk dalam bidang ekonomi dan bisnis. Para pelaku ekonomi dan bisnis menjadikan nabi sebagai teladan dan model dalam melakukan aktivitasnya. Keempat nilai nubuwwah (siddiq, ama>nah, fatha>nah, dan tabligh) apabila digabungkan dengan nilai keadilan dan khilafah (goodgovernance) akan melahirkan konsep freedomtoact pada setiap muslim, khususnya pelaku bisnis dan ekonomi.

18P3EI UII Yogyakarta, Berbagai Aspek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Tiara

Wacana Yogya, 1992), 13.

Page 19: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

17

Freedomtoact bagi setiap individu akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian. Karena itu, mekanisme pasar adalah keharusan dalam Islam, dengan syarat tidak ada distorsi (proses pendzaliman) dan tidak ada kecurangan. 19

Potensi distorsi dikurangi dengan menghayati nilai keadilan. Penegakan nilai keadilan dalam ekonomi dilakukan dengan melarang semua mafsadah, riba, gharar, dan maisir.

Selain itu, dasar dari setiap usaha untuk menjadi orang kuat secara moral adalah kejujuran. Kejujuran merupakan kualitas dasar kepribadian moral. Tanpa kejujuran, keutamaan-keutamaan moral lainnya akan hilang. Menurut Prof. H. Ismail Nawawi dalam bukunya ekonomi Islam, disebutkan bahwa kejujuran dalam ekonomi Islam terwujud dalam berbagai aspek: a) Kejujuran yang terwujud dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian

dan kontrak. b) Kejujuran yang terwujud dalam penawaran barang dan jasa dengan

mutu yang baik. c) Kejujuran menyangkut hubungan kerja.20

Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang konsep kujujuran adalah QS. Al-Muthaffifi>n, 1-3:

ت وأف وأن. وإذا كالوأهمأ أوأ وزن وأهمأ تالوأا على الناس يسأ .الذيأن إذا اكأ ويأل للأمطففيأ يأسروأن.

Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu)

orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”

يار مالأ ي ت فرقا فإنأ صدقا و عن النب صلى اهلل عليه و سلم قال الأب ي عان با لأ عهما وإنأ كذبا وكتما مقتأ ب ركة ب يأعهما.ب ينا ب وأرك لما ف ب يأ

Dari nabi SAW. bersabda: Penjual dan pembeli boleh melakukan khiyar, apabila keduanya jujur dan menjelaskan cacat barangnya niscaya Allah akan menurunkan keberkahan, tetapi apabila keduanya saling berbohong dan menyembunyikan cacat barangnya, niscaya Allah akan mencabut keberkahan dari transaksi perdagangannya.21

19Akhmad Mujahidin, EkonomiIslam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2007), 26. 20H. Ismail Nawawi, Ekonomi Islam; Perspektif Konsep, Model, Paradigma,

Teori dan Aspek Hukum, (Surabaya: Vira Jaya Multi Press, 2008), 141. 21Al-Bukhari, ShahihBukha>ri, (Riyadh: Ri’asat Idarat al-Buhuth al-‘Ilmiyyah

wa al-Ifta’ wa al-Da’wah wa al-Irshad, tt). Hadith nomor 2825.

Page 20: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

18

Negara bertugas menyingkirkan atau paling tidak mengurangi distorsi pasar ini. Dengan demikian, pemerintah/negara bertindak sebagai wasit yang mengawasi interaksi pelaku-pelaku ekonomi dan bisnis dalam wilayah kekuasaannya untuk menjami tidak dilanggarnya syari’ah, dan supaya tidak ada pihak-pihak yang dzalim atau terdzalimi, sehingga tercipta iklim ekonomi dan bisnis yang sehat. SocialJustice (keadilan sosial)

Keadilan (adl) merupakan nilai paling asasi dalam ajaran Islam. Menegakkan keadilan dan memberantas kedzaliman adalah tujuan utama dari risalah para rasul-Nya. Keadilan seringkali diletakkan sederajat dengan kebajikan dan ketakwaan.

ط. وال يأرمنكمأ شنآن ق وأم لله شهداء بالأقسأ يا أيها الذيأن آمن وأا كوأن وأا ق واميأعلى أال ت عأدلوا. اعأدلوأا. هو أق أرب للت قأوى .وات قوا اهلل إن اهلل خبي أر با

ت عأملوأن.Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Ma>idah; 8)

Terminologi keadilan dalam Al-Qur’an disebutkan dalam berbagai

istilah, antara lain; ‘adl (persamaan balasan, persamaan kemanusiaan, persamaan di hadapan hukum dan undang-undang, kebenaran, proporsional), Qist (distribusi yang adil, berbuat dan bersikap adil dan proporsional), Qasd (kejujuran dan kelurusan, kesederhanaan, hemat, keberanian), Qawwam (kelurusan, kejujuran), Hiss (distribusi yang adil, kejelasan, terang), Mizan (keseimbangan, persamaan balasan), Wasat (moderat, tengah-tengah, terbaik).22

Gabungan nilai khilafah dan nilai ma’ad (kebangkitan) melahirkan prinsip keadilan sosial. Dalam Islam, pemerintah bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar (basicneeds) rakyatnya dan menciptakan keseimbangan sosial antara yang kaya dan yang miskin.

Dalam Islam, keadilan sosial terefleksikan dengan pemberian jaminan sosial kepada seluruh rakyatnya secara merata. Jaminan sosial dapat memberikan standar hidup yang layak, termasuk penyediaan pangan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya kepada setiap anggota masyarakat.Menyediakan kebutuhan hidup bagi setiap warganya

22Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), EkonomiIslam,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 60.

Page 21: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

19

adalah tugas negara.Namun demikian, bukan berarti negara-lah yang menyediakan seluruh kebutuhan tersebut untuk warganya.23

Kesimpulan

Kita telah memiliki landasan teori yang kuat serta prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam yang mantap. Namun dua hal ini belum cukup, karena teori dan sistem menuntut adanya manusia yang menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam teori dan sistem tesebut. Dengan kata lain harus ada manusia yang berperilaku dan berakhlak secara professional (ihsan dan itqa>n) dalam bidang ekonomi, terlebih lagi yang posisinya sebagai pejabat pemerintah, Karena teori yag unggul dan sistem ekonomi syari’ah sama sekali bukan merupakan jaminan bahwa perekonomian umat Islam akan secara otomatis dapat berkembang. Sistem ekonomi Islami hanya memastikan bahwa tidak ada transaksi ekonomi yang bertentangan dengan syari’ah. Tetapi kinerja bisnis tergantung pada man behind the gun-nya.

Karena itu, pelaku ekonomi dalam kerangka ini bisa saja dipegang oleh non muslim. Perekonomian Islam baru dapat maju apabila pola pikir dan perilaku muslim sudah itqa>n (tekun) dan ihsan (profesional). Ini “mungkin” salah satu rahasia sabda nabi yang artinya “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Karena akhlak menjadi indikator baik-buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan sukses-gagalnya bisnis yang dijalankannya.

DaftarPustaka

Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, 1995, jilid 4, Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf.

Al-Bukhari, ShahihBukha>ri, tt, Riyadh: Ri’asat Idarat al-Buhuth al-‘Ilmiyyah wa al-Ifta’ wa al-Da’wah wa al-Irshad.

al-Rasul, Ali ‘Abd, al-Mabadi’ al-Iqtishadiyyah fi al-Islam, 1980, Mesir: Dar al-Fikr al-‘Arabi.

Ismail Nawawi,H., M.Si., Dr. Prof.Ekonomi Islam; perspektif konsep, Model, Paradigma, Teori dan Aspek Hukum, 2008, Surabaya: Vira Jaya Multi Press.

Muhammad, Drs, M.Ag, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, 2004, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Mujahidin, Akhmad, Dr, M.Ag, EkonomiIslam, 2007, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Berbagai Aspek Ekonomi Islam, 1992, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

………………..,EkonomiIslam, 2008, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

23Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), jilid 4, 306-307.

Page 22: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

20

ANALISA TINGKAT KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN FAKTOR CAMELS

Abd. Aziz Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

Abstrak :Kesehatan bank merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam sebuah bank. Dan BI sebagai otoritas keuangan di Indonesia telah menetapkan suatu metode untuk mengetahui dan menganalisis kesehatan sebuah bank. Berdasarkan Surat Edaran BI No.6/ 23 /DPNP tanggal 31 Mei 2004, analisis kesehatan bank didasarkan pada enam indikator penilaian yaitu: Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity to Market Risk (CAMELS). Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank, maka dilakukan penghitungan terhadap faktor-faktor di atas dengan kriteria penilaian sebagai berikut: Nilai Predikat

81 – 100 Sehat

6 – < 81 Cukup Sehat

51 – < 66 Kurang Sehat

0 – < 51 Tidak Sehat

KataKunci :Kesehatan, Faktor Camels

A. Pendahuluan

Kesehatanmerupakanhal yang paling penting di dalamberbagaibidangkehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang sehat akan meningkatkan gairah kerja dan kemampuan kerja serta kemampuan lainnya. Sama seperti halnya manusia yang harus selalu menjaga kesehatannya, perbankan juga harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya. Bank yang tidak sehat, bukan hanya membahayakan dirinya sendiri, akan tetapi pihak lain. Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari maasyarakat yang dipercayakan kepada bank. Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya.

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian inibertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank

Page 23: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

21

yang sakit untuk segera mengobati penyakitnya. Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan kalau perlu dihentikan kegiatan operasinya.24

Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan pemerintah melalui Bank Indonesia.Maka Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank mengeluarkan peraturan mengenai penilaian kinerja bank yang tertuang dalam Surat Edaran BINo.6/ 23 /DPNP tanggal 31Mei2004 yang didasarkan pada enam indikator penilaian yaitu: Capital, Assets, Management, Earning, Liquiditydan Sensitivity to Market Risk(CAMELS). Pada metode CAMELS ada batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah tentang seberapa besar/prosentase kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan bank tersebut untuk dinyatakan sehat, serta tidak membahayakan/ merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam hal ini bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Dari laporan ini dipelajari dan dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi kesehatannya akan memudahkan bank itu sendiri untuk memperbaiki kesehatannya.

Penilaian kesehatan perbankan dilakukan setiap periode. Dalam setiap penilaian ditentukan kondisi suatu bank. Bagi bank yang sudah dinilai sebelumnya dapat pula dinilai apakah ada peningkatan atau penurunan kesehatannya. Bagi bank yang menurut penilaian sehat atau kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya tetap dipertahankan terus, akan tetapi bagi bank yang terus-menerus tidak sehat, maka harus mendapatkan pengarahan atau bahkan sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku

Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina perbankan dapat saja menyarankan untuk melakukan berbagai perbaikan. Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan meliputi perubahan manajemen, melakukan penggabungan seperi merger, konsolidasi, akusisi atau malah dilikuidir (dibubarkan) keberadaannya jika memang sudah parah kondisi bank tersebut. Pertimbangan untuk hal ini sangat tergantung dari kondisi yang dialami bank yang bersangkutan. Jika kondisi bank sudah sedemikian parah, namun masih memiliki beberapa potensi, maka sebaiknya dicarikan jalan keluarnya dengan model penggabungan usaha dengan bank lainnya. Sedangkan langkah likuidasi merupakan jalan keluar terakhir dalam rangka menyelamatkan uang masyarakat.

B. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitas atas

berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank

24Kasmir, ManajemenPerbankan (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2000), 259.

Page 24: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

22

melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitifitas terhadap resiko pasar.25

Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi : 1. Kemampuan menghimpun dana masyarakat dari lembaga lain dan dari

modal sendiri 2. Kemampuanmengolahdana 3. Kemampuanuntukmenyalurkandanakemasyarakat 4. Kemampuanmemenuhikewajibankepadamasyarakat, karyawan, pemilik

modal danpihak lain 5. Pemenuhanperaturanperbankan yang berlaku.

Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut di atas dilakukan melalui penilaian kuantitatif yang pada akhirnya akan menghasilkan nilai kredit tertentu, setelah diperoleh hasil kuantifikasi faktor-faktor tersebut perlu dianalisis dan diuji lebih lanjut dengan komponen-komponen lain, sehingga apabila terdapat inkonsistensi, maka perlu mempertimbangkan factor judgement yang didasarkan atas dasar materialitas dan signifikansi dari factor-faktor serta pengaruh dari factor yang lainnya seperti kondisi industry perbankan dan perekonomian nasional.26

C. Indikator Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakanhasil penilaian atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor capital(permodalan), assets (kualitas asset), management(manajemen), earning(rentabilitas),liquidity(likuiditas), dan Sensitivity to Market Risk(sensitivitas terhadap risiko pasar) yang dikenal dengan CAMELS. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan/atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

1. Aspek Permodalan (Capital)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:27 a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku.

25Pasal 12 Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April

tentang system penilaiantingkatkesehatan bank umum. 26Widjanarto, HukumdanKetentuanPerbankan di Indonesia (Jakarta: Grafiti,

2003), 129. 27 Budi Santoso, TotokdanTriandaru, Bank danLembagaKeuangan Lain

(Yogyakarta: SalembaEmpat, 2005) 53.

Page 25: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

23

b. Komposisi permodalan. c. Trend ke depan/ proyeksi KPMM. d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal

bank. e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang

berasal dari keuntungan (laba ditahan). f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha. g. Akses kepada sumber permodalan. h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan

bank.

2. AspekKualitasAset ( Asets ) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset

antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:28 a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total

aktiva produktif. b. Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total

kredit. c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah non performing assets

dibandingkan dengan aktiva produktif. d. Tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif (PPAP). e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif. f. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif. g. Dokumen aktiva produktif. h. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

3. Aspek Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:29 a. Manajemen umum. b. Penerapan sistem manajemen risiko. c. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen

kepada Bank Indonesia dan atau pihak lain.

4. Aspek Rentabilitas (Earning) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas

antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:30 a. Return On Assets (ROA). b. Return On Equity (ROE). c. Net Interest Margin (NIM). d. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional

(BOPO).

28 Budi Santoso, TotokdanTriandaru, Bank… 53. 29 Budi Santoso, TotokdanTriandaru, Bank…54. 30 Budi Santoso, TotokdanTriandaru, Bank…54.

Page 26: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

24

e. Perkembangan laba operasional. f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan. g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya h. Prospek laba operasional

5. Aspek Likuiditas (Liquidity)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:31 a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva liquid

kurang dari 1 bulan. b. 1-month maturity mismatch ratio. c. Loan to Deposit Ratio (LDR). d. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang. e. Ketergantungan pada dana antara bank dan deposan inti. f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets and Liabilities

Management/ ALMA) g. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar

modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya. h. Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK).

6. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap resiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:32 a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku

bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga.

b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar

c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar. D. Kriteria Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan penilaian terhadap faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas. Pendekatan kuantitatif diperlukan karena masing-masing faktor tersebut mengandung berbagai aspek yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya serta saling mempengaruhi.

Pelaksanaan penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan dengan cara: a. Mengkuantifikasi beberapa komponen penting dari masing-masing

faktor.

31SuratEdaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP 31 Mei 2004 (Jakarta: Bank

Indonesia, 2004), 4. 32 Budi Santoso, TotokdanTriandaru, Bank…55.

Page 27: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

25

b. Atas dasar kuantifikasi komponen-komponen penting tersebut dilakukan penilaian lebih lanjut dengan memperhatikan aspek lain yang secara materiil berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-masing faktor.

Sedangkan tata cara kuantifikasi penilaian kesehatan dilakukan dengan reward system yaitu memberikan nilai kredit 0 sampai dengan 100bagi masing-masing faktor komponen penilaian tingkat kesehatan bank beserta dengan bobotnya.

Tingkat kesehatan bank digolongkan menjadi empat kriteria,

yaitu: Nilai Predikat 81 − 100 Sehat 6 – < 81 Cukup Sehat 51 – < 66 Kurang Sehat 0 – < 51 Tidak Sehat

E. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank33

Tata cara penilaian kesehatan bank, fakto-faktor dan komponen CAMELS yang dinilai adalah sebagai berikut: Permodalan (Capital)

Modal merupakan salah satu faktor penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kemungkinan kerugian.

Permodalan yang cukup adalah berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang yang diperlukan yang mungkin timbul dari penanaman dalam aktiva produktif yang mengandung risiko serta membagi penanaman dalam benda tetap dan investasi. 1) Pengertian Modal

Menurut Hasibuan (2005:61) Dana modal Bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatanoperasionalnya. Dana bank terdiri dari dana (modal) sendiri dan dana asing.

Modal Sendiri Bank (Equity Fund) adalah sejumlah uang tunai yang telah disetorkan pemilik dan sumber-sumber lainnya yang berasal dari dalam bank itu sendiri; terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.

2) Modal Inti

Modal inti terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor: 7/15/pbi/2005 tentang jumlah modal inti minimum bank umum, bank wajib memenuhi jumlah modal inti paling kurang sebesar Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh miliar rupiah) pada tanggal 31 Desember 2007.Bank yang telah memenuhi jumlah modal inti tersebut pada tanggal 31 Desember 2007, selanjutnya wajib memenuhi jumlah modal inti paling kurang sebesar Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) pada tanggal 31 Desember 2010. Maka bagi bank yang belum memenuhi jumlah

33SuratEdaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Dan SuratKeputusanDireksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 yang diubahdengansuratkeputusanDireksi BI tanggal 19 Maret1998 .

Page 28: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

26

modal inti minimum tersebut, direksi bank wajib menyusun rencana pemenuhan modal inti minimum dengan persetujuan rapat umum pemegang saham.

Bentuk-bentuk modal inti adalah sebagai berikut : Modal disetor

Modal disetor yaitu modal yang telah disetor secara riil dan efektif oleh pemiliknya serta telah disetujui oleh Bank Indonesia.

Agio saham Agio saham yaitu selisih lebih tambahan modal yang diterima bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

Modal sumbangan Modal sumbangan yaitu modal yang telah diperoleh kembali dari sumbangan saham.

Cadangan umum Cadangan umum yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Cadangan tujuan Cadangan tujuan yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan mendapat mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Laba yang ditahan (rentained earning) Laba yang ditahan yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham diputuskan untuk tidak dibagikan.

Laba tahun lalu Laba tahun lalu yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak kecuali apabila diperkenankan untuk dikompensasi dengan kerugian sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku dan belum ditetapkan penggunaanya oleh rapat umum pemegang saham. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti sebesar 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

Laba tahun berjalan Laba tahun berjalan yaitu laba setelah diperhitungkan dengan kekurangan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif. Perhitungan taksiran utang pajak dikecualikan apabila diperkenankan untuk dikompensasi dengan kerugian sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. Modal inti tersebut diatas harus dikurangi dengan: Goodwill yang ada dalam pembukuan bank. Kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif dari

jumlah yang sebenarnya dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Page 29: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

27

3) Modal Pelengkap Modal pelengkap terdiri dari cadangan-cadangan yang dibentuk

tidak dari laba setelah pajak, serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa: Cadangan revaluasi aktiva tetap

Cadangan revaluasi aktiva tetap yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.

Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

Modal pinjaman (sebelumnya disebut modal kuasi) Modal kuasai yang menurut BIS disebut hybrid (dept/equity) capital instrument yaitu modal yang didukung oleh instrumentatau warkat yang memiliki sifat seperti modal atau utang dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan

modal dan telah dibayar penuh. tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa

persetujuan Bank Indonesia. mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah

kerugian bank melebihi laba yang ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi.

pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.

Pinjaman subordinasi Pinjaman subordinasi yaitu pinjaman yang setinggi-tingginya sebesar 50% dari modal inti, dengan persyaratan sebagai berikut: terdapat perjanjian tertulis antara BANK dengan pemberi pinjaman. mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. tidak dijamin oleh BANK yang bersangkutan dan telah dibayar

penuh, minimal berjangka waktu 5 tahun. pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari

Bank Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat.

hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal).

4) Pengertian Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Pengertian Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yaitu pos-pos aktiva yang diberikan bobot risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada golongan nasabah, peminjam atau sifat barang jaminan. Rincian bobot tersebut adalah sebagai berikut: a) 0% dikalikan dengan:

Kas

Page 30: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

28

Surat Bank Indonesia Kredit yang dijamin dengan saldo deposito berjangka dan tabungan

yang cukup milik peminjam pada bank yang bersangkutan. b) 20% dikalikan dengan:

Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan serta tagihan lainnya kepada bank lain

Kredit kepada bank lain Kredit kepada atau kredit yang dijamin oleh bank lain.

c) 50 % dikalikan dengan: Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau kredit yang dijamin oleh hipotik pertama dengan tujuan untuk dihuni.

d) 100% dikalikan dengan: Kredit kepada atau yang dijamin oleh BUMD, perorangan, koperasi,

perusahaan swasta dan lain-lain. Aktiva tetap dan investasi (nilai buku). Aktiva tetap lainnya yang tersebut diatas.

5) Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum

Perhitungan Modal Minimum bank dapat dilakukan dengan cara: a) ATMR dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal pos-pos aktiva

dengan bobot risiko masing-masing. b) ATMR dari masing-masing pos aktiva dijumlahkan. c) Jumlah kewajiban penyediaan modal minimum bank adalah 8% dari

jumlah ATMR d) Dihitung jumlah modal inti dan modal pelengkap.

Dengan membandingkan jumlah modal dengan kewajiban

penyediaan modal minimum, dapat diketahui kelebihan atau kekurangan modal bank

Adapun penentuan besarnya nilai kredit untuk penilaian permodalan ini adalah sebagai berikut: a) Pemenuhan KPMM sebesar 8 % diberi predikat “sehat” dengan nilai

sebesar 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100.

b) Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65, dan setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit 1 hingga minimum 0.

6) Penilaian Permodalan Ketentuan rasio antara modal dan ATMR biasa disebut Capital

Adequancy Ratio (CAR) atau Rasio Kecukupan Modal merupakan analisis solvabilitas untuk mendukung kegiatan bank secara efisien dan mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan serta apakah kekayaanbank semakin bertambah atau semakin berkurang. Analisis ini juga berguna untuk menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya baik berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.

Page 31: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

29

Rasio Permodalan (CAR) adalah sebagai berikut: Modal

CAR = ---------- x 100% ATMR

Adapun formulasi rasio ini menjadi nilai kredit:

Rasio CAR NK = ------------------- x 1 (maksimal 100)

0,1 Pembobotan bagi komponen ini ditetapkan sebesar 25% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS. Hasil dari penilaian faktor permodalan adalah sebagai berikut:

Kriteria Hasil Rasio Sehat ≥ 8% CukupSehat ≥ 7,9% – < 8,0% KurangSehat ≥ 6,5% − < 7,9% Tidak Sehat < 6,5%

a. Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality)

Perbankan sebagai lembaga pemberi jasa-jasa keuangan dalam lalu lintas pembayaran, maka bank memberikan berbagai fasilitas kepada nasabah, loanable funds dari bank yang terbesar diberikan dalam bentukkredit. Penilaian kualitas asset merupakan penilaian terhadap kondisi asset bank dan kemampuan manajemen dalam mengelola kredit.

1) Pengertian Aktiva Produktif

Aktiva produktif yaitu semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, sehingga kredit merupakan salah satu bentuk aktiva produktif (Susilo, 2000:30). Pengelolaan aktiva produktif adalah bagian dari asset management yang juga mengatur tentang cash reserve (liquidity assets) dan fixed assets (aktiva tetap dan inventaris). Adapun komponen dari aktiva produktif terdiri dari: a) Kredit yang diberikan, yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk: Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note

Purchase Agreement (NPA). Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

b) Surat-surat berharga, yaitu penanaman dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan saham-saham serta obligasi yang diperdagangkan di pasar modal.

c) Penanaman dana antar bank adalah penanaman dana bank pada bank lain dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito,

Page 32: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

30

kredit yang diberikan dan penanaman dana lainnya yang sejenis baik dalam negeri maupun luar negeri.

Aktiva produktif yang dimiliki bank memiliki empat golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan keadaan pembayaran kembali pokok dan bunga kredit nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainnya.

2) Pengertian Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

Aktiva Produktif yang diklasifikasikan yaitu aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian bagi bank. Adapun cara pengklasifikasian ini adalah sebagai berikut: 0% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar. 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet.

3) Pengertian Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD)

Dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian dari setiap penanaman dana yang dilakukan bank, maka bank wajib membentuk PPAP yang cukup guna menutup kerugian tersebut.

Besarnya pembentukan penyisihan sekurang-kurangnya: 0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar. 10% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah

dikurangi agunan yang dikuasai. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah

dikurangi agunan yang dikuasai. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi

agunan yang dikuasai.

4) Penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Rasio penilaian terhadap Kualitas Aktiva Produktif adalah sebagai

berikut: a) Perbandingan Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap

Total Aktiva Produktif

Aktifa Produktif yang Diklasifikasikan Rasio KAP 1 = --------------------------------------------------x100%

Total Aktiva Produktif

Dengan rasio ini maka gagalnya pengambilan kredit yang mengalami kemacetan dapat diukur. Adapun formulasi rasio ini menjadi angka kredit yaitu untuk rasio 22,5% atau lebih diberi

Page 33: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

31

kredit 0 untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 22,5% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100.

22,5% - Rasio KAP

NK = ----------------------------- (maksimal 100) 0,15

Bobot yang diberikan untuk penilaian ini adalah

sebesar 25% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS. b) Perbandingan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) yang dibentuk terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

PPAP

Rasio KAP 2 (PPAP) = ------------------------------------ x 100% PPAP yang wajib dibentuk

Rasio ini mengukur pemenuhan PPAP yang dibentuk bank terhadap PPAPWD yang ditetapkan Bank Indonesia sehubungandengan adanya kewajiban bank untuk membentuk PPAP yang cukup untuk menutup resiko kemungkinan yang timbul dari penanaman aktiva produktifnya.

Formulasi rasio ini menjadi nilai kredit ditentukan untuk rasio 0% mendapat nilai 0 dan setiap kenaikan 1% dimulai dari 0 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal nilai kredit 100.

Nilai Kredit (murni) = n Rasio x 1 Bobot yang diberikan untuk penilaian komponen ini yaitu 5% dari

keseluruhan penilaian faktor CAMELS. Hasil penilaian faktor kualitas aktiva produktif adalah sebagai berikut:

Kriteria Hasil Rasio

Rasio 1 Rasio 2

Sehat 0,00% − ≤ 10,35% ≥ 81,00% Cukup Sehat > 10,35% − ≤12,60% ≥ 66,00% − <81,00% Kurang Sehat > 12,60% − ≤14,85% ≥ 51,00% − <66,00% Tidak Sehat > 14,85% < 51%

b. Manajemen (Management)

Penilaian manajemen merupakan inti dari pengukuran masyarakat apakah sebuah bank telah berdasarkan asas-asas perbankan yang sehat (sound banking business) atau dikelola secara tidak sehat. Selain itu dengan penilaian manajemen maka ketrampilan manajerial dan profesionalisme perbankan dari pimpinan atau manajer bank yang bersangkutan dapat diukur.

Page 34: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

32

Tata cara penilaian tingkat produktif, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas, penilaian factor manajamen didasarkan pada 25 aspek yang memberikan penekanan pada manajemen umum (10 indikator yang terdiri dari penilaian strategi/sasaran, struktur, sistem, dan kepemimpinan) dengan bobot penilaian 10% dan manajemen risiko (15 indikator terdiri dari penilaian risiko likuiditas, risiko kredit, dan risiko operasional) dengan bobot penilaian 25%.

Tata cara penilaian yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan/pernyataan (sesuai aspek yang dinilai). Skala penilaian untuk setiap indikator antara 0 sampai 4 adalah sebagai berikut: Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara Nilai 4 mencerminkan kondisi baik.

Hasil penilaian faktor manajemen adalah sebagai berikut: Kriteria Manajemen Umum Manajemen Risiko Sehat 35 – 40 49 − 60 Cukup Sehat 27 − < 35 40 − < 49 Kurang Sehat 21 − < 27 31 − < 40 Tidak Sehat 0 − < 21 0 − < 31

c. Rentabilitas (Earning Ability)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio. Rasio pertama adalah rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha yang disebut dengan rasio Return on Asset (ROA). Yang dimaksud laba sebelum pajak adalahlaba yang diperoleh perusahaan 12 bulan terakhir sebelum dikurangi dengan pajak. Sedangkan rata-rata volume usaha adalah total volume usaha perusahaan dalam 12 bulan terakhir dibagi dengan 12 bulan.

Rasio kedua yang digunakan dalam penilaian faktor rentabilitas adalah rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam operasional selama 12 bulan terakhir. Sedangkan pendapatan operasional adalah pendapatan operasional perusahaan selama 12 bulan terakhir.

1) Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Total Aktiva

Laba sebelum pajak

Rasio Rentabilitas 1 (ROA) = -------------------------------- x 100% Rata-rata volume usaha

Perhitungan terhadap ROA dilakukan dengan cara rasio sebesar 0% atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100.

Rasio ROA

Nilai Kredit (NK) = ------------------------------- 0,015 (Maksimal 100)

Page 35: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

33

Bobot untuk penilaian komponen ini adalah 5% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS.

2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

Biaya Operasional

Rasio Rentabilitas 2 (BOPO) = -------------------------------- x 100% Pendapatan Operasional

Perhitungan pada rasio efisiensi BOPO dilakukan dengan cara rasio 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 sampai dengan maksimal 100.

100 – Rasio BOPO Nilai Kredit (NK) = -----------------------------

0,08 (Maksimal 100)

Bobot untuk penilaian komponen ini adalah 5% dari keseluruhan penilaian faktor CAMELS.

Hasil penilaian faktor rentabilitas adalah sebagai berikut :

Kriteria Hasil Rasio

Rasio 1 Rasio 2 Sehat > 1,215% ≤ 93,52% Cukup Sehat > 0,999% − ≤ 1,215% > 93,52% − ≤ 94,72% Kurang Sehat > 0,765% − ≤ 0,999% > 94,72% − ≤ 95,92% Tidak Sehat ≤ 0,765% > 95,92%

d. Faktor Likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar semua deposantnya, serta dapat memnuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan (Mulyono, 1995:79). Oleh karena itu bank dikatakan likuid apabila: 1) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan

digunakan untuk memenuhi likuiditasnya. 2) Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari butir satu

diatas, tetapi yang bersangkutan juga mempunyai assets lain (khususnya surat-surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya.

3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang.

Penilaian terhadap faktor likuiditas menggunakan dua rasio yang dapat ditampilkan dalam rumus sebagai berikut: 1) Perbandingan antara Alat Likuid terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio)

Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap hutang lancar yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar hutang lancarnya dengan menggunakan alat likuidnya.

Page 36: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

34

Alat Liquid Rasio Likuiditas 1 (Cash Rasio) = ---------------------- x 100%

Hutang Lancar

Yang dimaksud dengan alat likuid disini adalah kas, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan yang sudah dikurangi dengan tabungan bank lain. Hutang lancar yang dimaksud adalah kewajiban segera yaitu tabungan dan deposito berjangka. Rasio ini menunjukan kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya.

Rasio CR

Nilai Kredit (NK) = ----------------------------- 0,05 (maksimal 100)

Formulasi ini menjadi nilai kredit yaitu 0% mendapat nilai kredit 0,

dan dari setiap kenaikan 0,05 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100. Bobot untuk penilaian komponen ini ditetapkan sebesar 5% dari

keseluruhan penilaian faktor CAMELS. Perbandingan antara kredit yang diberikan terhadap dana yang

diterima oleh bank (Loan to Deposi Ratio/LDR). LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank

dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengendalikan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Kredit yang diberikan

Rasio Likuiditas 2 (LDR) = ---------------------------------- x 100% Dana yang diterima bank

Kredit yang dimaksud perhitungan ini meliputi: a) Kredit yang diberikan kepada masyarkat dikurangi dengan bagian

kredit sindikasi yang dibiayai oleh bank lain. b) Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit yang diberikan

dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan. c) Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit yang diberikan

dalam rangka kredit sindikasi. Dana yang diterima oleh bank meliputi:

a) Deposito dan tabungan masyarakat b) Pinjaman bukan dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3

bulan (di luar pinjaman subordinasi). c) Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih

dari 3 bulan. d) Modal inti. e) Modal pinjaman.

Page 37: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

35

Perhitungan terhadap rasio likuiditas 2 dilakukan dengan cara rasio sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk penurunan sebesar 1% mulai dari 115% nilai kredit ditambah 4 dengan maksimal 100.

Nilai kredit = (115 – Rasio LDR) x 4 Bobot untuk komponen ini ditetapkan sebesar 5% dari keseluruhan

faktor CAMELS.

Hasil penilaian faktor likuiditas adalah sebagai berikut:

Kriteria Hasil Rasio

Rasio 1 Rasio 2 Sehat > 4,05% ≤ 94,75% Cukup Sehat > 3,30% − ≤ 4,05% > 94,75% − ≤ 98,5% Kurang Sehat > 2,55% − ≤ 3,30% > 98,5% − ≤ 102,25% Tidak Sehat ≤ 2,55% > 102,25%

e. SensitifitasterhadapResikoPasar (Sensitivity To Market Risk).

Penilaianpendekatankuantitatifdankualitatif factor sentivitasterhadapkomponen-komponensebagaiberikut: 1) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi

sukubunga dibandingkan dengan Potential Loss sebagai akiba tfluktuasi (Adverse Movement) suku bunga.

2) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential losses bagai akibat fluktuasi (Adverse Movement) nilai tukar.

3) Kecukupan penerapan system manajemen resiko pasar.34 F. Manfaat Penilaian Kesehatan Bank

Dalam pemeriksaan bank, sebagai implikasi terhadap fungsi pengawasan oleh Bank Indonesia, dikaitkan dengan ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank ini pada prinsipnya merupakan kepentingan pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun bagi pengawas dan pembina bank.

Ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank, bank dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai: 1. Standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolan bank

telah sesuai dengan asas-asas perbankan yang sehat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2. Standar untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank secara individual maupun untuk industri perbankan secara keseluruhan.

Daftar Pustaka

Bank Indonesia, PBI No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum.

34Ibid, 55

Page 38: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

36

______________, SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004.

______________, SE BI No. 9/24/DPbStanggal 30 Oktober 2007

______________, SK DIR BI No. 26/167/KEP/DIR tentang Kualitas Aktiva Produktif dan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif.

______________, SK DIR BI No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 yang diubah dengan surat keputusan Direksi BI tanggal 19 Maret 1998.

Budi Santoso, Totok dan Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Salemba Empat, 2005.

Djinarto, Bambang. 2000. Banking Asset Liability Manajemen: Perencanaan, Strategi, Pengawasan, dan Pengelolaan Dana. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kasmir, Dasar-dasarPerbankan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2003.

Kasmir, ManajemenPerbankan. Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2000.

Widjanarto, HukumdanKetentuanPerbankan di Indonesia.Jakarta: Grafiti, 2003.

Page 39: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

37

PERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Surono Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

Abstrak :Karya Tulis ini akan membahas masalah perilaku pasar dengan mencoba melihat dari segi mekanisme pasar itu sendiri, yang mencakup di dalamnya harga dan persaingan sempurna pada pasar islami, peran pasar dalam distribusi barang dan jasa, peran pasar dalam efisiensi produksi, dan peran pasar dalam disribusi pendapatan. Dan tidak lupa pula, makalah ini akan menggali mekanisme transaksi perdagnagan yang terkadang banyak menyimpang dari ketentuan syariat Islam, seperti transaksi yang mengandung gharar, riba, ghiban, ma’dum, maysir, dan lainnya.

KataKunci :mekanisme pasar, akhlak pasar

A. Pendahuluan Perspektif teori ekonomi menyatakan bahwa pasar adalah salah satu

mekanisme yang bisa dijalankan oleh manusia untuk mengatasi problem-problem ekonomi yang terdiri atas produksi, konsumsi, dan distribusi.Alternatif solusi yang mencuat dalam sejarah peradaban untuk problem ekonomi adalah mekanisme pasar, tradisi (custom), dan ekonomi terpinpin (command ekonomic).Walaupun masing-masing memiliki berbagai kelemahan, seperti tradisi yang berifat statis dan cenderung tidak adaptif terhadap tuntutan perubahan, ataupun ekonomi terpimpin yang menjadi kewalahan ketika masyarakat menjadi semakin besar, sistem ini menghadapi limitasi karena sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan powerkepemimpinan tentunya semakin besar.

Dalam tataran teoritis normatif hukum permintaan dan penawaran di pasar sangat berperan dalam menentukan pendapatan, hal ini karena pendapatan di pasar direpresentasikan oleh harga yang berlaku senbagai alat tukar atas penggunaan jasa ataupun aneka ragam produk.Dengan demikian setiap pendapatan yang diterima berlaku sebagai insentif dari kepemilikan dan pengembangan faktor-faktor produksi.

Namun demikian, kondisi riil pasar pada saat ini menunjukkan adanya ketidak seimbangan distribusi (unfair distribution) dalam faktor produksi.Pasar gagal dalam mendistribusikan sumber daya. Mereka yang terdidik, berpengalaman, mempunyai keahlian dan modal akan menjadi pemenang kompetisi atas mereka yang terdidik, tidak berpengalaman, dan tidak punya keahlian dan modal. Hal tersebut kemudian dapat membawa perubahan pada mekanisme pasar, yang kemudian menggiring si pemenang kompetisi untuk semakin kaya (wealthy richer) dan bagi si kalah akan semakin miskin (poor and poorer).

Page 40: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

38

Untuk itu, pantas kiranya dikaji kembali mekanisme ekonomi pasar yang sesungguhnya, apa sesuai dengan ketentuan hukum Islam atau tidak. Juga perlu kiranya melihat perilaku konsumen, produsen di dalam pasar dalam bertransaksi, karena masih banyak praktik-praktik transaksi pasar yang merugikan dan tidak sesuai dengan syariat Islam

B. Mekanisme Ekonomi Pasar

Keberatan terbesar terhadap mekanisme kompetisi pasar adalah bahwa basar tidak lebih sebagai instrumen bagi kelas yang berkuasa (investor) untuk mengokohkan dominasinya terhadap kelas yang tertindas (labor).Pembagian kelas yang terjadi dalam masyarakat adalah akibat dari adanya surplus yang dihasilkan oleh proses produksi. Agar surplus bisa membesar, produksi harus berjalan secara efisien. Pasar dalam pandangan Marxian klasik, bukan hanya sekedar mekanisme produksi dan aloksi sumber daya, tetapi justru menggambarkan suatu relasi antara kekuasaan dan kepentingan.

Ajaran Islam menjelaskan bahwa selain mengupayakan mekanisme pasaryang berada dalam frame halal-haram, ajaran Islam juga menganut keyakinan adanya tanggung jawab personal terhadap kesejahteraan orang lain serta kesejahteraan yang seharusnya dinikmati pelaku pasar sesuai dengan aturan syariah

Perspektif ekonomi liberal meyakini bahwa pasar sebagai instrumen yang penuh dengan geliat komflik antara pemburu rente dan kelompok kepentingan.Menurut tradisi pandangan ekonomi klasik dan neoklasik, mekanisme pasar mengimplikasikan adanya persaingan terbuka antara pencari keuntungan. Jika persaingan berlangsung terbuka, keuntungan yang diperoleh pelaku seara individu hanya akan terjadi dalam tingkat minimal. Sebaliknya, tanpa adanya persaingan, tiap-tiap individu bisa memperoleh keuntungan yang besar (supernormal profit). Karena para pemburu rente ini berusaha memaksimalkan keuntungan ekonomi yang bisa mereka peroleh dengan cara menghindari persaingan di pasar. Oleh karena, berseberangan dengan kaum Marxian, ekonomi liberal justru berpendapat bahwa adanya persaingan yang menghasilkan distribusi yang adil.

Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif.Pasar tidak mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun, tak terkecuali Negara dengan otoritas penentuan harga atau private sektor dengan kegiatan monopolistik ataupun lainnya35.Bahkan Ibnu Khaldun mengilustrasikan dalam bukunya al-Mukaddimah bahwa sangat berbahaya bagi pemerintah mengintervensi dan memonopoli pasar yang malah mempersempit ruang industri dan perniagaan rakyatnya.

Jika pasar dapat mengakomodasi bentuk-bentuk kebebasan di atas, hal ini berarti pasar sudah berperan sebagai instrumen terstruktur untuk

35Abdul Aziz, 2008, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, Graha Ilmu,

Yogyakarta, hlm. 111

Page 41: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

39

mendistribusikan barang dan jasa, efesiensi produksi dan distribusi income. Adapun penjelasannya dari ketiga peran tersebut, sebagai berikut:36 Harga dan Persaingan Sempurna pada Pasar Islami

Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif.Pasar tidak mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun, tak terkecuali Negara dengan otoritas penentuan harga atau private sektor dengan kegiatan monopolistik ataupun lainnya.

Karena pada dasarnya pasar tidak membutuhkan kekuasaan yang besar untuk menentukan apa yang harus dikonsumsi dan diproduksi. Sebaliknya, biarkan tiap individu dibebaskan untuk memilih sendiri apa yang dibutuhkan dan bagaimana memenuhinya. Inilah pola normal dari pasar atau ‘keteraturan alami’ dalam istilah al-Ghazali terkait dengan ilustrasi dari evolusi pasar. Selanjutnya, Adam Smith menyatakan, serahkan saja pada invisible hand, dan ‘dunia akan teratur dengn sendirinya.Dasar dari pelaku ekonomi adalah voluntary, sehingga otoritas dan komando tidak lagi terlalu diperlukan. Biaya untuk mempertahankan otoritas pun diminimalkan.

Para ulama seperti Ibu Taimiyah, Ibnu Khaldun, dan Ibnu al-Qayyim sepakat bahwa harga memang dibentuk oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Mereka membantah jika kenaikan harga dizamannya ada unsur ketidak adilan pelaku pasar.Penentuan harga juga harus diserahkan kepada kekuasaan pasar.Ketidak sempurnaan pasar dan berbagai distorsi lainnya diserahkan saja pada kekuatan pasar untuk mengoreksinya sepanjang tidak mempengaruhi kesejahteraan rakyat.

Dari pemahaman itu, harga sebuah komoditas (barang dan jasa) ditentukan oleh permintaan dan penawaran, perubahan yang terjadi pada harga berlaku juga ditentukan oleh terjadinya perubahan permintaan dan perubahan penawaran. Hal ini sesuai dengan yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bahwasanya suatu hari terjadi kenaikan harga yang luar biasa pada masa Rasulullah SAW., maka sahabat meminta nabi untuk menentukan harga pada saat itu, lalu Nabi bersabda: Bahwa Allah adalah dzat yang mencabut dan memberi sesuatu, Dzat yang bemberi rezeki dan penentu harga....” (HR. Abu Daud).

Hadits tersebut menyatakan bahwa pada masa Rasulullah terjadi kenaikan harga, yang mana Rasulullah meyakini adanya penyebab tertentu yang sifatnya darurat. Oleh sebab itu, sesuatu yang bersifat darurat akan hilang seiring dengan hilangnya penyebab dari keadaan itu. Dilain pihak Rasulullah juga meyakini bahwa harga akan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Penetapan harga menurut Rasulullahmerupakan suatu tindakan yang menzalimi kepentingan para pedagang, karena para pedagang di pasar merasa terpaksa untuk menjual barangnya yang sesuai dengan patokan, yang tentunya tidak sesuai dengan keridhaanya.

36Amalia, Euis, Dkk, 2010, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi

Islam dan EkonomiKonvensional, Kencana, Jakarta, hlm. 166

Page 42: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

40

Dengan demikian, pemerintah tidak memiliki wewenang untuk melakukan intervensi terhadap harga pasar dalam kondisi normal.Ibnu Taimiyah mengatakan jika masyarakat melakukan transaksi jual beli dalam kondisi normal tanpa ada bentuk distorsi atau penganiayaan apapun dan terjadi perubahan harga karena sedikitnya penawaran atau banyaknya permintaan, maka ini merupakan kehendak Allah.

Harus diyakini nilai konsep Islam tidak memberikan ruang intervensi dari pihak manapun untuk menentukan harga, kecuali adanya kondisi darurat yang kemudian menuntut pihak-pihak tertentu untuk ambil bagian menentukan harga.

Pengertian darurat disini adalah pada dasarnya peranan pemerintah ditekan seminimal mungkin.Namun intervensi pemerintah sebagai pelaku pasar dapat dibenarkan hanyalah jika pasar tidak dalam keadaan sempurna, dalam arti ada kondisi-kondisi yang menghalangi kompetisi yang fair terjadi (market failure). Peran Pasar dalam Distribusi Barang dan Jasa

Pasar terbuka akan mengarahkan kepada distribusi barang dan jasa secara optimal semua konsumen, selama daya beli antara konsumen di pasar tidak terpaut berjauhan satu dengan yang lainnya. Dengan begitu sistem Islam mengarahkan kepada distribusi yang adil, sehingga komunitas muslim tidak terkotak-kotak dengan jenjang level kekayaan yang terpaut berjauhan antara satu jenjang dengan lainnya. Komunitas Islam harus dibentuk dalam satu kesatuan “madani” yang menjunjung persaudaraan sesama muslim.

Distribusi pendapatan atau pembagian kekayaan akan menjamin terjadinya keadilan distribusi barang dan jasa di pasar. Karena dalam pasar terbuka dan persaingan sempurna setiap individu akan selalu berfikir dan berusaha untuk mendapatkan manfaat atau utilitas tertinggi dari setiap cadangan pengeluarannya.37Hal ini serta merta akan rusak bila sistem monopolistik diterapkan di pasar, di mana para konsumen tidak mempunyai daya beli yang selevel antara satu dengan yang lainnya. hal ini disinyalir oleh Ibnu Taimiyah bahwa: “penjual dilarang apabila dengan sengaja tidak menjual sesuatu kecuali dengan harga bisa ditentukan sendiri.38

Sebagaimana Firman Allah SWT.dalam al-Quran, bahwa transaksi perdagangan harus dilakukan atas dasar “taradin” artinya dari sisi harga harus dilakukan atas dasar kerelaan antara penjual dan pembeli. penentuan harga diawal yang biasanya dilakukan oleh penjual atau justru oleh pembeli bukan sistem yang baku akan tetapi hanya untuk membentuk harga yang akan disepakati (taradin) tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. Pasar Islam tidak bisa menerima adanya kepentingan relatif hanya pada sejumlah barang tertentu, hal ini dikarenakan kekayaan dan pendapatan harus didistribusikan secara normal dan optimal antara setiap anggota komunitas, instrumen harga kemudian akan menggiring pengelompokan

37Isalahi, A.A., 1997, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah, PT. Bina Ilmu, Surabaya,

hlm. 104 38 Ibid, 105

Page 43: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

41

atau pengklasifikasian konsumen dari kemampuan belinya.39 Dari sinilah seharusnya penumpukan dan pendistribusian barang dan jasa akan dibatasi besarannya oleh instrumen harga.

Namun Abu Yusuf berpendapat lain dalam kitab al-Kharaj bahwa mahal murahnya suatu komoditas tidak bisa ditentukan secara pasti, di mana murah bukan karena melimpahnya barang tersebut dan mahal bukan hanya karena kelangkaannya. Sebagaimana pendapatnya, mahal murahnya merupakan ketentuan Allah, terkadang makanan melimpah tetapi harga mahal dan terkadang makan sedikit tetapi harga murah.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Abu Yusuf memahami adanya vareable lain yang berlaku disni, yang bukan hanya hukum permintaan dan penawaran atau dengan kata lain, peningkatan dan penurunan harga tidak selalu dikaitkan dengan penurunan dan peningkatan produksi. Bisa jadi karena adanya distorsi pada distribusi yang disengaja disengaja untuk merusak daya beli masyarakat pada kondisi pasar normal dan terbuka, seperti terjadinya penimbunan barang ataupun lainnya.dalam kondisi seperti ini negara dapat berperan sebagai pengawas atau regulator yang menjamin kebebasan, kesempurnaan dan keterbukaan pasar. Peran Pasar dalam Efisiensi Produksi

Kontrol dan pembatasan faktor-faktor produksi dalam tatanan nilai Islam dilakukan dengan memanfaatkan sekali lagi instrumen harga di pasar. Instrumen harga akan mengarahkan efisiensi bahan baku produksi dari berbagai macam produksi permintaan konsumen di pasar. Konsep ini menegaskan bahwa setiap harga produk yang dibayarkan oleh konsumen mewakili besar ongkos yang produksi yang diperlukan.

Ibnu khaldun berpendapat bahwa para produsen akan selalu memperhatikan kenaikan ataupun penurunan pendapatan. Dengan begitu harga produk akan berpengaruh kepada produktifitas. Kenaikan harga yang tinggi atau penurunan harga yang drastis akan menimbulkan efek negatif bagi produsen. Jika harga tertentu rendah, pendapatan produsen berkurang, maka kemampuan berproduksi akan menurun, dilain pihak, jika harga terlalu tinggi, distribusi barang akan terdistorsi, sebagai akibat dari kemampuan daya beli yang tidak merata. Peran Pasar dalam Distribusi Pendapatan

Hukum permintaan dan penawaran di pasar sangat berperan dalam menetukan pendapatan. Hal ini karena pendapatan di pasar direpresentasikan oleh harga (price) yang berlaku sebagai alat tukar atas penggunaan jasa ataupun aneka ragam produk. Konsep distribusi kemudian memanfaatkan instrumen harga untuk menentukan nilai barang ataupun jasa yang ditawarkan di pasar.Dengan demikian setiap pendapatan yang diterima berlaku sebagai insentif dari kepemilikan faktor-faktor produksi.

Produktivitas modal dalam menyelesailkan tingkat pengembalian tidak ditentukan secara pasti dalam nilai prosentase tertentu, akan tetapi

39Amalia, Euis, Dkk, 2010, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi

Islam dan EkonomiKonvensional, Kencana, Jakarta,

Page 44: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

42

ditentukan dari prosentase nilai keuntungan yang didapat dari produktivitas modal tersebut (bagi hasil). Dengan demikian keuntungan yang diperolehkan dalam ekonomi berbasis ajaran Islam datang dari hasil investasi permodalan dalam proses produksi.

Dengan konsep tersebut, Islam telah mewujudkan keseimbangan antara faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi. Karena dalam sistem ribawi, proses produksi lebih banyak berpihak kepada kepentingan investor yang masuk dalam proses, dimana investor dijamin bisa mengambil keuntungan tanpa harus berhadapan dengan kemungkinan kerugian.

Islam meletakkan kaidah, “al-gunmu bil gurum wa al-kharraj biddhaman (tdak ada tingkat pengembalian tanpa adanya resiko dan tidak akan ada pendapatan tanpa adanya pengeluaran).” Kaidah ini kemudian akan dibatasi melalui instrumen pasar yang dikenal dengan istilah sistem mudharabah. Bila konsep ini yang dikembangkan maka mekanisme pasar Islami tidak akan menempatkan negara sebagai tak lebih dari pelayan kepentingan pemilik modal untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dengan mengekploitasi pekerja dan rakyat negara berkembang.

C. Perilaku Ekonomi Pasar dalam Perspektif Islam40

Perdangan adalah aktivitas yang paling umum dilakukan di pasar. Agar pasar dapat berperan secara normal (alamiah) dan terjamin keberlangsungannya, di mana struktur dan mekanismenya dapat terhindar dari perilaku-perilaku negatif para pelaku pasar, maka ajaran Islam menawarkan satu paket aturan moral berbasis hukum syariah yang melindungi setiap kepentingan pelaku pasar. Aturan tersebut adalah sebagai berikut: Aspek Hukum Dalam Mekanisme Transaksi Perdagangan

Konsep halal-haram sudah jelas ketentuannya dalam mekanisme pasar. Bahkan dalam al-Qur’an disebutkan dengan jelas dalam surah An-Nisa’: 29.

نكمأ بالأباطل إال أنأ تكون تارة عنأ ت راض والكمأ ب ي أ منأكمأ يا أي ها الذين آمنوا ال تأأكلوا أمأ رحيما بكمأ كان الله إن أن أفسكمأ ت قأت لوا وال

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”

Suka sama suka yang dimaksud dalam ayat ini dimaksudkan sebagai

kontrol terhadap perniagaan yang dilakukan. Teknik, sistem dan aturan main tentang pencapaian tujuan ayat tersebut menjadi ruang ijtihad bagi

40Amalia, Euis, Dkk, 2010, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi

Islam dan Ekonomi Konvensional, Kencana, Jakarta, hlm. 173

Page 45: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

43

pakar muslim atau akademisi dalam menerjemahkan konsep dan implementasinya pada konteks pasar modern saat ini.

Selain itu, terdapat sejumlah ayat maupun hadits nabi yang memberikan batasan mekanisme mana saja yang secara khusus dan secara jelas dilarang, sehingga transaksi muamalah yang dilakuakan oleh manusia dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka dan bukan menjadi malapetaka.Prinsipnya, semua yang dilarang itu berarti haram dan jika masih dikerjakan itu dosa.

Seperti nabi melarang transaksi jual beli yang semu. Larangan tersebut merupakan koredor yang harus dilaksanakan oleh semua muslim baik individu maupun kolektif. Hadits nabi menjelaskan dengan rinci tentang hal yang dibolehkan dalam transaksi komersial yang dilakukan oleh orang Islam dalam bentuk larangan-larangan sesuai dengan kondisi yang saat itu terjadi

“Nabi melarang jual beli ikan dalam air” “Nabi melarang jual beli utang” “Nabi melarang jual beli dua jenis transaksi dalam satu akad” “Nabi melarang yang mengandung unsur tipu daya” “Nabi melarang menjual barang yang belum ada serah terima.” Para ulama kemudian menyimpulkan satu konsep fiqhiyah yang

menegaskan pelarangan bagi para pelaku pasar untuk mempraktikkan sejumlah transaksi sebagai berikut: a. Transaksi al-Ma’dum

Yaitu jenis penjualan barang dan jasa yang tidak atau belum dimiliki langsung oleh penjual.Dalam bertransaksi pasar pejual dan pembeli dapat berinovasi. Hal tersebut dikuatkan dengan hadits nabi yang memberikan keleluasaan kepada manusia dalam menentukan mekanisme transaksi dan berbisnis bahwa: Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

b. Transaksi An-najasy41 Yaitu kesepakatan penjual dengan pihak ketiga untuk melakukan penawaran palsu sehingga dapat mempengaruhi perilaku calon pembeli sebenarnya.Transaksi Najasy diharamkan karena penjual bekerja sama dengan orang lain agar memuji barangnya atau menawar barangnya dengan harga tinggi agar orang lain tertarik pula untuk membeli.42Penawar sendiri tidak bermaksud benar-benar untuk membeli barang tersebut.Ia hanya akan menipu orang lain yang hendak embeli barang tersebut yang sebelumnya terjadi kesepakatan.

c. Transaksi al-Ghaban Yaitu transaksi jual beli yang dilakukan di bawah atau di atas harga yang sebenarnya.Dalam transaksi jenis ini sangat terbuka lebar terjadinya asimetris information antar pelaku pasar.Syariah menjamin adanya

41Amalia, Euis, Dkk, 2010, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi

Islam dan EkonomiKonvensional, Kencana, Jakarta, 176 42 Euis Amalia, Dkk, 2010, Teori Milroekonomi Suatu Pandangan Ekonomi

Islam Dan Ekonomi Konvensional, Kencana JakartaHlm.282

Page 46: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

44

keterbukaan dalam informasi yang menyangkut kinerja perusahaan, sehingga penentuan harga melalui mekanisme pasar haruslah berdasarkan prediksi keuangan riil dari perusahaan tersebut.

d. Transaksi riba, Gharar, dan maysir43 Karakter kerja dan bisnis harus menghindari transaksi riba, Gharar, dan maysir, gamling, dan maysir.Transaksi gharar adalah kurangnya informasi atau pengetahuan sehingga tidak memiliki skill.Islam tidak mengenal spekulasi dan perjudian.

Larangan-larangan yang disebutkan dalam beberapa hadits nabi merupakan suatu batas koridor secara substansial harus dicarikan makna dan nilai yang terkandung di dalamnya secara filosofis.Sehingga pemaknaan hadits tersebut tidak dilakukan melalui pendekatan bentuk dan model yang terjadi saat itu, tetapi lebih dicarikan sebab dan substansi pelarangannya. Hal ini penting sehingga prinsip syariah dalam mengatur kontrak komersial

Spritualitas Transaksi Perdagangan44

Islam mengenal adanya nilai-nilai spritualitasme pada setiap materi yang dimiliki, yang menjadi sentral dari konsep moralnya adalah semua barang milik Allah SWT.dan bagaimana melakukan transaksi perdagangan yang sesuai dengan aturan syariah.

Islam mengajarkan kapan seorang muslim dapat bertransaksi, bagaimana mekanisme transaksi dan komoditas barang maupun jasa apa saja yang dapat diperjualbelikan di pasar.

Sedangkan objek yang dapat diperjualbelikan, yang menjadikan acuan adalah selama tidak berbahaya bagi dirinya maupun orang lain, maka pelaku pasar dapat memperjual belikannya. Perlu dimahami, ajaran Islam mempunyai ketegasan yang tinggi berkaitan dengan hal ini.Karena hal inilah yang menjadi landasan moral distingtif dengan konsep-konsep ekonomi lainnya.

Untuk itu, dalam ajaran Islam banyak sekali dijumpai stimulan atupun insentif (riward atau pahala di akhirat) bagi para pelaku pasar, yang dapat menerapkan bisnisnya secara halal.Tentu hal ini dilengkapi dengan perangkat bagaimana agar supaya dagangannya laku dengan aturan dagang secara Islami, penuh kejujuran, amanah, dan toleransi untuk tidak melakukan praktik-praktik negatif yang berdampak pada distorsi mekanisme pasar.

D. Penutup

Dalam pembahasan tersebut di atas, sangat jelas bahwa ekonomi Islam mengayomi kebebasan pasar untuk berfungsi sebagai penentu nilai produk-produk perekonomian. Akan tetapi harus digarisbawahi bahwa kebebasan ini tidak berlaku mutlak. Kebebasan pasar harus pula menyesuaikan dengan prinsip-prinsip yang digariskan ajararan islam dalam kerja produktif dan keragamannya yang dapat berlaku dikomunitas Islam.

43Isalahi, A.A., 1997, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah, PT. Bina Ilmu, Surabaya, hlm. 85

44Amalia, Euis, Dkk, 2010, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Kencana, Jakarta, hlm.174

Page 47: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

45

Banyak hal yang bisa diambil pelajaran, khususnya terkait dengan perlu tidaknya intervensi pemerintah dalam dunia perdagangan. Sebagian besar Ulama Islam menekankan perlunya nilai-nilai moral bagi semua pelaku bisnis di pasar.Tidak seluruh individu sadar dengan tugasnya.Dan yang sadar belum tentu melaksanakan tugasanya.

Daftar Pustaka

Aziz, Abdul, 2008, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Amalia, Euis, Dkk, 2010, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Kencana, Jakarta.

Chapra, M. Umar, 2001, The fiture of economics; an Islamic perspective, Edisi Terjemahan, SEBI Institute, Jakata.

Isalahi, A.A., 1997, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah, PT. Bina Ilmu, Surabaya.

Muhammad, 2004, Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam, BPFI-Yogyakata

Nasution, Mustafa Edwin, dkk, 2007, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Kencana, Jakarta.

SISTEM DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM

Page 48: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

46

PERSPEKTIF ISLAM

Hanafi Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

Abstrak : Dalam sirkulasi kehidupan ekonomi terdapat kegiatan-kegiatan Yang sangat pokok yaitu kegiatan produksi, kegiatan distribusi dan kegiatan konsumsi. Ketiga kegiatan ini harus dapat berjalan dengan seimbang, bila kegiatan tersebut tidak imbang maka akan ada ketidak seimbangan dalam kehidupan perekonomian masyarakat. Tiga kegiatan utama ekonomi tersebut akan terpengaruh bilamana dalam sistem distribusi pendapatan masyarakat kurang tepat. Dalam makalah ini akan dibahas system distribusi pendapatan dalam ekonomi islam. Pada dasarnya Islam memilki dua sistem distribusi utama, yakni: 1. Distribusi secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar dan 2. Distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial

masyarakat. Keindahan lain sistem distribusi Islam adalah warisan. Dengan warisan, Islam hendak memastikan bahwa aset dan kekuatan ekonomi tidak boleh terpusat pada seseorang saja betapapun kayanya dia. Sistem distribusinya pun sudah diatur secara sistematis dan kompleks dalam disiplin ilmu faraidh, yang tiada taranya dalam agama atau sistem ekonomi lain. Untuk memastikan keseimbangan famili non-famili Islam juga melengkapinya dengan wasiat yang boleh diberikan kepada non famili dengan catatan tidak lebih dari 1/3. Ini pun untuk memproteksi kepentingan ahli waris juga. Untuk khalayak ramai, Islam juga memperkenalkan instrument distribusi lain yaitu waqaf, yang bentuk dan caranya bisa sangat banyak sekali, dari mulai gedung, uang tunai, buku, tanah, bahan bangunan, kendaraan, saham serta aset-aset produktif lainnya. Berbeda dengan yang lainnya, waqaf tidak dibatasi oleh kaya miskin atau pertalian darah serta kekerabatan.

Kata Kunci : “ distribusi pendapatan yang adil”

A. Pendahuluan

Dalam sirkulasi kehidupan ekonomi terdapat kegiatan-kegiatan pokok yaitu kegiatan produksi, kegiatan distribusi dan kegiatan konsumsi. Ketiga kegiatan ini harus dapat berjalan dengan seimbang, beli kegiatan tersebut tidak imbang maka akan ada ketidak seimbangan dalam kehidupan

Page 49: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

47

perekonomian masyarakat. Semisal bila produksi berlebihan maka akan terjadi penyia-nyiaan barang produksi, bila pendistribusian tidak merata maka akan terjadi ketimpangan atau kesenjangan barang produksi diantara masyarakat dan demikian seandainya kebutuhan konsumsi yang dibutukan masyarakat lebih besar dari pada hasil produksi maka akan terjadi kekekurangan barang produksi.

Tiga kegiatan utama ekonomi tersebut akan terpengaruh bilamana dalam sistem distribusi pendapatan masyarakat kurang tepat. Dalam makalah ini akan dibahas system distribusi pendapatan dalam ekonomi islam.

B. Konsep Moral Islam dalam Distribusi Pendapatan.

Menurut paham kapitalisme, setiap individu harus memiliki kebebasan sepenuhnya agar ia dapat memproduksi kekayaan dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan kemampuan yang ia miliki sejak lahir. Paham kapitalisme juga mengakui tak terbatasnya hak individu dalam pemilikan pribadi serta menghalalkan pendistribusian yang tidak adil. Pandangan ekstrem lainnya yaitu paham komunisme menyetujui penghapusan kebebasan individu dan pemilikan pribadi secara menyeluruh, dan pada saat yang sama menginginkan pemerataan ekonomi di antara penduduk. Dengan kata lain, paham kapitalisme menekankan pada produksi kekayaan, sedangkan paham komunisme pada distribusi kekayaan, dengan tidak memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat.

Dalam konteks ini, Islam mengambil jalan tengah antara pola kapitalis dan sosialis yaitu tidak memberikan kebebasan mutlak maupun hak yang tidak terbatas dalam pemilikan kekayaan pribadi bagi individu dalam lapangan produksi, dan tidak pula mengikat individu pada sebuah sistem pemerataan ekonomi yang di bawah sistem ini ia tidak dapat memperoleh dan memiliki kekayaan secara bebas. Islam menganggap bahwa manusia adalah makhluk ciptaan yang paling sempurna, paling mulia dan bahkan manusia diberikan kepercayaan sebagai khalifah yang bertugasuntuk mengelola dunia guna mencapai kemakmuran.

Merujuk pada pesan Al-Quran dalam bidang ekonomi, dapat dipahami bahwa Islam mendorong penganutnya untuk menikmati karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Maka karunia tersebut harus didayagunakan untuk meningkatkan pertumbuhan, baik materi maupun nonmateri dengan bekerja/berjuang untuk mendapatkan materi/harta dengan berbagai cara, asalkan mengikuti aturan-aturan yang ada. Maka dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah, maka konsep produksi dalam ekonomi Islam tidak semata-mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk maksimalisasi keuntungan akhirat. Urusan dunia merupakan sarana untuk memperoleh kesejahteraan akhirat.

Islam mengarahkan mekanisme berbasis spiritual dalam pemeliharaan keadilan sosial pada setiap aktifitas ekonomi. Latar belakangnya karena ketidakseimbangan distribusi kekayaan adalah hal yang mendasari hampir semua konflik individu maupun sosial. Upaya pencapaian manusia akan kebahagiaan akan sulit dicapai tanpa adanya keyakinan pada prinsip moral dan sekaligus kedisiplinan dalam mengimplementasikan konsep moral tersebut.

Page 50: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

48

Qardhawi menjelaskan bahwa distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting yaitu: Nilai kebebasan dan Nilai keadilan 1) Nilai Kebebasan

Islam menjadikan nilai kebebasan sebagai faktor utama dalam distribusi kekayaan adalah persoalan tersebut erat kaitannya dengan keimanan kepada Allah dan mentauhidkan-Nya, dan karena keyakinanya kepada manusia.Tauhid mengandung makna bahwa semua yang ada di dunia dan alam semesta adalah berpusat pada Allah. Maka hanya kepada Allah saja setiap hamba melakukan pengabdian, Dia-lah yang menentukan rezki dan kehidupan manusia tanpa seorangpun bisa mengaturnya. Siapa saja yang mengatakan bahwa diabisa memberikan rezki pada orang lain maka berarti orang tersebut telah sombong dan melanggar otoritas Tuhan.

Sesungguhnya kebebasan yang disyari’atkan oleh Islam dalam bidang ekonomi bukanlan kebebasan mutlak yang terlepas dari setiap ikatan.Tapi ia adalah kebebasan yang terkendali, terikat dengan nilai-nilai “keadilan” yang diwajibkan oleh Allah. Hal itu karena tabiat manusia ada semacam kontradiksi yang telah diciptakan Allah padanya untuk suatu hikmah yang menjadii tuntutan pemakmuran bumi dan keberlangsungan hidup. Di antara tabi’at manusia yang lain adalah bahwa manusia senang mengumpulkan harta sehingga karena saking cintanya kadang-kadang keluar dari batas kewajaran.45

2) Nilai Keadilan

Keadilan dalam Islam bukanlah prisnip yang sekunder. Ia adalah cikal bakal dan fondasi yang kokoh yang memasuki semua ajaran dan hukum Islam berupa akidah, syari’ah dan akhlak (moral). Keadilan tidak selalu berarti persamaan. Keadilan adalah keseimbangan antara berbagai potensi individu baik moral ataupun materil. Ia adalah tawazun antara individu dan komunitas., antara suatu komunitas dengan komunitas lain. Jadi yang benar adalah keadilan yang benar dan ideal adalah yang tidak ada kezaliman terhadap seorang pun di dalamnya. Setiap orang harus diberi kesempatan dan sarana yang sama untuk mengembangkan kemampuan yang memungkinkannya untuk mendapatkakan hak dan melaksanakann kewajibannya termasuk dalam distribusi pendapatan dan kekayaan.

Dalam pemahaman sistim distribusi Islami pindapat dikemukakan 3 poin, yaitu: 1. Terjaminnya pemenuhan kebutuhan dasar semua orang 2. Kesederajatan atas pendapatan setiap personal, tetapi tidak dalam

pengertian kesamarataan 3. Mengeliminasi ketidaksamarataan yang bersifat ekstrim atas

pendapatan dan kekayaan individu

C. DistribusiPendapatan Pada dasarnya Islam memilki dua sistem distribusi utama, yakni:

45 QS:102

Page 51: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

49

1. Distribusi secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar dan 2. Distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat.

Sistem distribusi pertama berlangsung melalui proses ekonomi. Di antaranya meliputi gaji bagi para pekerja, biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya, profit atau keuntungan untuk pihak yang menjalankan usaha atau yang melakukan perdagangan melalui mekanisme mudharabah maupun musyarokah. Perbedaannya dengan sistem kapitalis adalah tidak adanya unsur interest (bunga) sebagai imbalan uang dan diganti dengan bagi hasil.

Adapun sistem yang kedua, yang lebih bernuansa sosial kemasyarakatan, Islam menciptakannya untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat. Mengingat tidak semua orang mampu terlibat dalam proses ekonomi karena yatim piatu atau jompo dan cacat tubuh, Islam memastikan distribusi ekonomi bagi mereka dalam bentuk zakat infaq dan shadaqah.

Keindahan lain sistem distribusi Islam adalah warisan. Dengan warisan, Islam hendak memastikan bahwa aset dan kekuatan ekonomi tidak boleh terpusat pada seseorang saja betapapun kayanya dia. Jika si bapak meninggal maka anak, istri, ibu, bapak, kakek, dan kerabat lainnya akan kebagian peninggalannya. Sistem distribusinya pun sudah diatur secara sistematis dan kompleks dalam disiplin ilmu faraidh, yang tiada taranya dalam agama atau sistem ekonomi lain. Untuk memastikan keseimbangan famili non-famili Islam juga melengkapinya dengan wasiat yang boleh diberikan kepada non famili dengan catatan tidak lebih dari 1/3. Ini pun untuk memproteksi kepentingan ahli waris juga.

Untuk khalayak ramai, Islam juga memperkenalkan instrument distribusi lain yaitu waqaf, yang bentuk dan caranya bisa sangat banyak sekali, dari mulai gedung, uang tunai, buku, tanah, bahan bangunan, kendaraan, saham serta aset-aset produktif lainnya. Berbeda dengan yang lainnya, waqaf tidak dibatasi oleh kaya miskin atau pertalian darah serta kekerabatan. Waqaf adalah fasilitas umum siapapun boleh menikmatinya. Subhanallah Maha Agung Allah dengan sistemnya.

D. PolaDistribusiKekayaandalamEkonomi Islam 1. Mudharabah

Mudharabah merupakan salah satu bentuk kerjasama antara pemilik modal dengan seseorang yang pakar dalam berdagang (yang oleh ulama Hijaz menyebutnya dengan qiradh. Dalam prakteknya mudharabah adalah dimana pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja (padagang) untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu menjadi milik bersama dan dibagi menurut kesepakatan bersama. Dari aspek pendistribusian harta kekayaan dapat dilihat dalam skema dimana terjadi bentuk kerja sama antara seorang yang mempunyai surplus unit dengan mitra kerjayang hanya punya skillsekaligus sebagai pihak yang deficits unit. Dengan terjadinnya kerja sama antara shahibul mal dengan mitranya dengan sendirinya menjalankan pola distribusi yang adil dan berdasarkan hubungan kemitraan.

Page 52: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

50

2. Musyarakah Syirkah atau perseroan adalah suatu bentuk transaksi antara dua

orang atau lebih, yang kedua-duanya sepakat untuk melakiukan kerjasama yang bersifat finansial dengan tujuan mencari keuntungan.

Musyarakah merupakan juga salah satu bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih dalam sebuah usaha atau modal dalam bentuk coorporate dengan bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan. Musyarakah berbeda dari mudharabah, dalam mudharabah pemilik modal tidak diberikan peran dalam menjalankan manajemen perusahaan, sedangkan dalam musyrakah juga ada bagi hasil, tapi semua pihak berhak turut serta dalam pengambilan keputusan manajerial.

3. Distribusi Pendapatan melalui Pola Mekanisme Pasar

a) PenentuanHarga Allah SWT telah memberikan hak tiap orang untuk membeli

dengan harga yang disenangi. Ibnu Majah meriwayatkan dari AbiSa’id: Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu (sahkarena) sama-sama suka”

Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Dalam konsep Islam pula, pertemuan permintaan dengan penawaran adalah terjadi secara seimbang dengan rela sama rela (antaradhin) atau tidak ada pemaksaan terhadap harga tersebut pada saat transaksi. Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan secara adil.

b) Larangan Penimbunan dan Spekulasi Penimbunan adalah orang yang mengumpulkan barang-

barang dengan menunggu waktu naiknya harga barang-barang tersebut, sehingga dapat di jual dengan harga yang tinggi. Syarat terjadinya penimbunan adalah sampainya pada suatu batas yang menyulitkan warga setempat untuk membeli barang yang tertimbun, semata karena fakta penimbunan tersebut tidak terjadi selain dalam keadaan semacam ini. Orang-orang yang menyembunyikan (menimbun) hartanya yang dikumpulkan sesungguhnya mereka telah menghambat arus industri, serta menghalangi kemajuan dan pembangunan negara. Seharusnya harta mereka digunakan untuk menghasilkan kekayaan lebih banyak keuntungan masyarakat dan kapitalis-kapitalis itu sendiri. 1. Kecelakaanlah Bagi Setiap Pengumpat Lagi Pencela, 2. Yang Mengumpulkan Harta Dan Menghitung-Hitungnya, 3. Dia Mengira Bahwa Hartanya Itu Dapat Mengekalkannya,46

Dari ayattersebut, Nampak jelas bahwa suatu peringatan diberikan kepada orang-orang yang mengurangi takaran dan timbangan. Mereka tidak dapat mempertahankan keuntungan di dunia ini dalam jangka waktu yang lama dengan perbuatan-perbuatan seperti itu. Semua bentuk perdagangan komersil yang

46Makkiyah, Qs. 104:1-3

Page 53: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

51

memungkinkan adanya penghilangan hak pihak-pihak yang terlibat (hoarding/penyembunyian barang meupun pasar gelap), itu semua dilarang.

4. Distribusi Pendapatan melalui Sistem Zakat

Zakat adalah merupakan langkah kedua yang sah yang digunakan negara untuk membagi-bagi harta di antara masyarakat. Langkah ini merupakan suatu pungutan wajib yang dikumpulkan dari orang-orang muslim yang kaya dan diserahkan kepada orang miskin. Tujuan utama zakat adalah membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang yang miskin dan melarat sehingga tidak ada seorangpun yang menderita dalam suatu negara.

Harta zakat dianggap sebagai sebagai salah satu jenis harta yang diletakkan di dalam baitul mal, yang berbedadari jenis hartalain (pajak umum), baik dari segi pemerolehannya (tidak akan dikumpulkan kecuali dari orang-orang muslim), dari segi batas waktu/kadar dikumpulkan (Syarat Batas Minimum Harta wajib Zakat (nishab)), maupun dari segi pembelanjaannya (Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat). Zakat hanya merupakan salah satu bentuk ibadat dan dianggap sebagai salah satu rukun Islam. Pengumpulan zakat tidak bisa dilaksanakan karena adanya kebutuhan negara serta maslahat jamaah (community), seperti harta-harta lain yang dikumpulkan dari ummat. Namun, zakat merupakan jenis harta khusus yang wajib diberikan kepada baitul mal, baik ada kebutuhan atau tidak.

Adapun obyek-obyek zakat dan pembelanjaannya, semuanya telah ditentukan dengan batasan yang jelas, sehingga zakat tersebut tidak akan diserahkan kepada selain delapan ashnaf, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah: 60

Menurut M.A Mannan dalam bukunya Islamic Economic: Theory and Practice, zakat mempunyai enam prinsip, yaitu: a. Prinsip keyakinan keagamaan (faith, yaitu keyakinan keagamaan

menyatakan bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga kalau orang yang bersangkutan belum menunaikannya, maka dia merasakan belum sempurna ibadahnya

b. Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan (justice), yaitu pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada umat-Nya.

c. 3.Prinsip produktivitas (productivity) dan kematangan, artinya produktivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu. Dan hasil produksi tersebut hanya dapat diambil setelah melewati batas waktu satu tahun yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil tertentu.

d. Prinsip nalar (reason), nalar dan kelima kebebasan menjelaskan bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang merasa bertanggung jawab untuk membayar zakat untuk kepentingan bersama

Page 54: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

52

e. Prinsip kebebasan (freedom) f. 6.Prinsip etik (ethic) dan kewajaran etik dan kewajaran menyatakan

bahwa zakat tidak akan diminta secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkannya.

5. Distribusi Pendapatan melalui Sistem Pewarisan dan wasiat Hukum waris dan wasiat merupakan suatu aturan yang sangat

penting dalam mengurangi ketidakadilan pembagian warisan dalam masyarakat. Tokoh-tokoh ekonomi, seperti Keynes, Taussig dan Irvings Fisher menyetujui bahwa pembagian warisan yang tidak merata merupakan penyebab utama dari ketidakadilan dalam masyarakat Menurut Taussig, warisan mempunyai dampak-dampak yang sangat besar dalam masyarakat. Hal tersebut senantiasa memperbesar jurang pemisah antara si kaya dan si miskin

Hukum waris bagi muslim merupakan alat penimbang yang sangat kuat dan efektif dalam rangka mencegah pengumpulan kekayaan di kalangan tertentu dan pengembangannya dalam kelompok-kelompok yang besar dalam masyarakat. Oleh karena itu, hukum waris mempunyai pengaruh yang cukup baik dalam pengembangan sirkulasi harta di kalangan masyarakat Hukum waris merupakan suatu aturan yang sangat penting dalam mengurangi ketidakadilan pembagian warisan dalam masyarakat. Tokoh-tokoh ekonomi, seperti Keynes, Taussig dan Irvings Fisher menyetujui bahwa pembagian warisan yang tidak merata merupakan penyebab utama dari ketidakadilan dalam masyarakat Menurut Taussig, warisan mempunyai dampak-dampak yang sangat besar dalam masyarakat. Hal tersebut senantiasa memperbesar jurang pemisah antara si kaya dan si miskin

E. Penutup

Dalam sistem ekonomi Islam terdapat beberapa instrumen yang sangat beragam dalam upaya optimalisasi proses distribusi-redistribusi pendapatan dalam konteks negara, di antaranya, melalui pola kemitraan usaha, pola hubungan perburuhan, pola mekanisme pasar, sistem zakat, dan sistem pewarisan.

Standar atau indicator kebutuhan dan batasan yang mendasari sistem distribusi pendapatan Islam adalah maqasid al-syari’ah (kebutuhan dan batasan dalam mengakomodir kebutuhan paling dasar bagi setiap muslim, yaitu; aspek agama, akal, diri/personal, keturunan, danharta). Maqashid al-syari’ah sebagai ultimated goal dari syari’ah itu sendiri harus dijadikan sebagai paradigm dan kerangka acuan dalam setiap tindakan dan aktivitas perokonomian, khususnya dalam distribusi pendapatan.

Dalam sistem ekonomi Islam pendistribusian selalu berorientasi dan mempromosikan nilai-nilai keadilan social dan moral dimana hak individu dan hak public diakui secara proporsional, tanpa ada penegasian masing-masing.

DaftarPustaka

Al-Qur’anulkarim

Page 55: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

53

Muhammad Abdul Manan, teori dan praktek ekonomi islam. Yogyakarta, PT Dana baktiwakaf, 1995

Muhammad, Paradigma, Metodologi dan Aplikasi Ekonomi Syari’ah, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008

Tim penulis MSI UII, Menjawab Keraguan Berekonomi Syari’ah, Yogyakarta, Safiris Insania Pres, 2008

YusufQardhawi, Peran nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, (Penerjemahan: Didin Hafiduddin et.al.) Jakarta: Robbani Press, 2001

YusufQardhawi, Fawaid al-bunukhiyaar-Riba al-Muharram,Mesir: Dar al-wafa

http://nofriantoagha.blogspot.com/2010/02/keadilan-distribusi-dalam-ekonomi-islam.html

http://sescipb.co.cc/index.php?option=com_content&view=article&id=53:distribusi-pendapatan&catid=39:makro&Itemid=54

Page 56: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

54

KHIDMAH VALUES : INTERNALISASI KARAKTER PENGUATAN NILAI

MODERASI ISLAM DI PONDOK PESANTREN LANGITAN TUBAN

Asnawi Dosen STAI Attanwir Bojonegoro

Abstrak : Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.

Kemanfaatannya telah banyak dirasakan oleh masyarakat Indonesia khususnya terkait

dengan kekuatan moral para alumninya. Pesantren mempunyai keunikan tersendiri dalam

mencetak kader-kader bangsa yang militan dalam moralnya. Penelitian ini ingin

mengungkap lebih jauh metode penanaman moral di pesantren Langitan Widang Tuban.

Penelitian kualitatif ini banyak menemukan metode dan cara penanaman nilai-nilai

moral,; diantaranya: qudwah sholihah atau contoh dan tealadan , Targhib wa tarhib atau

reward dan punishment , mauidzoh wan nushi atau nasehat dan petuah

Kyai sebagai tokoh sentral di pesantren memberikan tauladan dalam kehidupan sehari-

hari. Manusia mempunyai naluri untuk meniru orang lain, terutama orang yang dekat

dengan dirinya, baik dekat secara fisik, ideologi maupun dekat dalam sisi yang lain.

Kedekatan itu membawa pengaruh yang cukup signifikan, sehingga jika ingin mengetahui

jati diri dan kepribadian seseorang maka lihatlah temannya, karena teman mampu

mempengaruhi orang yang mempergaulinya. Islam menganjurkan untuk meniru perilaku

nabi, karena nabi berfungsi sebagai model yang menjadi panutan bagi umatnya.

Targhib wa tarhib (Reward and punishmet, hukuman dan ganjaran). Metode penghargaan

dan hukuman adalah metode yang selalu cocok dalam segala zaman dan tempat. Menurut

Socrates, salah satu metode untuk membentuk akhlak adalah dengan memberikan

hukuman dan sanksi. Pendapat ini di dukung oleh John Fredrich Herbert, seorang filosuf

Jerman.21 Al-Quran sudah memberi contoh model pendidikan dengan metode ini lewat

ungkapannya dengan adanya surga dan neraka. Surga dengan kenikmatannya bagi

mereka yang patuh dan neraka bagi mereka yang ingkar. Metode ini cukup ampuh karena

langsung masuk dalam sanubari anak didik.

KataKunci :Pesantren, Internalisasi, Moderasi

A. JUDUL

“Khidmah Values : Internalisasi Karakter Penguatan Nilai Moderasi Islam di Pondok

Pesantren Langitan Tuban”.

B. LATAR BELAKANG

Page 57: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

55

Nurcholis Majid menegaskan bahwa pesantren adalah artefak peradaban Indonesia

yang dibangun sebagai institusi pendidikan keagamaan bercorak tradisional, unik dan

indigenous. Sebagai artefak peradaban, pesantren tidak hanya identik dengan keislaman,

tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia. Keberadaan pesantren memiliki

keterkaitan yang kuat dengan sejarah dan budaya yang berkembang pada awal berdirinya1

Sejarah pendidikan Indonesia mencatat, bahwa pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan

pribumi tertua di Indonesia. Ada dua pendapat mengenai awal berdirinya pesantren di

Indonesia, pendapat pertama menyebutkan bahwa pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri

dan pendapat kedua mengatakan bahwa sistem pendidikan model pesantren adalah asli

Indonesia.2

Indonesia, dengan segala kondisinya yang plural dan banyak perbedaan baik suku,

golongan, ras dan agama sedang menghadapai ancaman dis-integrasi. Dis-integrasi bangsa

Indonesia banyak bersumber dari ideologi-ideologi liberal dan ekstrimis yang masuk dalam

ajaran Islam. Ideologi liberal dari barat yang menghendaki adanya kebebasan, yang

mengancam moral dan budaya ke-timuran. Akhirnya terwacanakan Islam yang liberal, bebas

dan tidak terkontrol. Sisi lain, ekstrimisme merebak di masyarakat Indonesia akibat ajaran

Islam transnasional (lintas nasional atau lintas kebangsaan).

Latar belakang pesantren yang paling penting untuk diperhatikan adalah peranannya

sebagai transformasi kultural yang menyeluruh dalam kehidupan masyarakat agamis.

Pesantren bertindak sabagai jawaban terhadap panggilan keagamaan, menegakkan ajaran dan

nilai-nilai agama melalui pendidikan keagamaan dan pengayoman serta dukungan kepada

kelompok-kelompok yang bersedia menjalankan perintah agama dan mengatur hubungan

mereka secara pelan-pelan

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

1 Nurcholis Majid, Bilik- Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:

Paramadina, 1997), 3 2Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, Pertumbuhan dan Perkembangannya (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), 8.

Page 58: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

56

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.3 Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia merupakan

lembaga pendidikan dan pengajaran Agama, umumnya dengan cara nonklasikal, seorang kiai

mengajarkan ilmu agama islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis

dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan dan para santri biasanya tinggal di pondok

(asrama) dalam pesantren tersebut.4 Kiprah pesantren di tengah masyarakat tidak diragukan

lagi. Pondok Pesantren Langitan, sebagai salah satu pesantren tua di Indonesia, telah banyak

menghasilkan lulusan. sebagian lulusannya adalah KH Muhammad Kholil Bangkalan, yang

menjadi inspirator berdirinya Nahdlotul Ulama, KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlotul

Ulama dan Pondok Pesantren Tebu ireng Jombang, KH As’ad Syamsul Arifin, Sukorejo

Pasuruan dan masih banyak lagi, mereka adalah para tokoh yang tidak hanya diakui

keilmuannya dalam bidang agama, namun juga diakui dalam dunia pergerakan dan

perjuangannya dalam kemerdekaan bangsa serta mengisi kemerdekaan ini.

Menurut data di kantor pondok Pesantren Langitan, pada tahun 2017, banyak ruang

garapan dan wilayah pengabdian terhadap masyarakat yang dilakukan oleh para alumni

pesantren langitan, di antaranya adalah menjadi wakil rakyat di DPR, baik pusat maupun

daerah, menjadi pejabat public, dosen, pengusaha, dan yang paling banyak adalah kyai atau

ulama. Oleh sebab itu penguatan nilai moderasi Islam harus benar-benar diterapkan agar

santri Pondok Pesantren Langitan Tuban dapar memberikan wawasan kepada masyarakat luas

dan menangkal radikalisasi.

Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Khidmah Values : Internalisasi Karakter Penguatan Nilai Moderasi Islam di Pondok Pesantren Langitan Tuban”.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan paparan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah Khidmah Values dalam Internalisasi Karakter Penguatan Nilai Moderasi

Islam di Pondok Pesantren Langitan Tuban?

2. Bagaimanakah internalisasi karakter penguatan nilai moderasi Islam di Pondok

Pesantren Langitan Tuban melalui Khidmah Value? 3Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2007), 12.

4 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007), 286.

Page 59: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

57

D. TUJUAN

Berdasarkan atas rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

1. Mendeskripsikan Khidmah Values dalam Internalisasi Karakter Penguatan Nilai

Moderasi Islam di Pondok Pesantren Langitan Tuban

2. Menjelaskan internalisasi karakter penguatan nilai moderasi Islam di Pondok

Pesantren Langitan Tuban melalui Khidmah Value

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kajian teoritis

a. Definisi : Khidmah adalah berasal dari bahasa Arab khodama yakhdumu khidmah

yang berarti pengabdian. Khidmah dalam dunia pesantren adalah pengabdia santri

terhadap kyai atau pesantrennya.

b. Bentuk Khidmah Values

1). Mengabdi kepada kyai atau pengasuh pesantren atau keluarganya. bentuknya bisa

bermacam- macam sesuai dengan kebutuhan yang di-khidmah-i: mencuci baju, bekerja di

sawah, menjadi sopir atau lainnya

2). Mengabdi kepada peasantren dengan cakupan khidmah dan pengabdian yang lebih

luas, menjadi pengurus pondok atau menjadi guru.

c. Internalisasi

Secara etimologis, internalisasi menunjukkan suatu proses. Dalam kaidah bahasa

Indonesia akhiran-isasi mempunyai definisi proses. Sehingga internalisasi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses. Dalam kamus besar bahasa Indonesia internalisasi

diartikan sebagai penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam yang

berlangsung melalui binaan, bimbingan dan sebagainya5 .

Proses penanaman akhlak tidak mungkin terjadi tanpa melalui pendidikan, baik

formal, non formal maupun informal,6 karena tujuan dari pendidikan islam adalah sama

5 Alwi Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 336

6Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta, berada di gedung-gedung sekolah dengan peserta didik yang usianya sesuai dengan jenjangnya dengan kurikulum yang terartur, tersistem. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diadakan pemerintah atau swasta dengan waktu yang relatif singkat seperti diklat dan kursus. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan dalam keluarga, bersifat terus menerus. Lihat Abu Ahmadi, Ilmu , 170.

Page 60: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

58

dengan tujuan pembentukan akhlak itu sendiri, yakni membangun mental pribadi

muslim yang ideal.7

Lembaga pendidikan pertama dan utama dalam proses penggemblengan moral

anak adalah keluarga. Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga berasal dari kata

“kawula” yang berarti hamba, abdi dan ” warga” yang berarti anggota. Jadi,

seseorang yang masuk dalam lingkup keluarga hendaknya menyerahkan urusannya

pada keluarganya sebagaimana seorang abdi. Namun ia sebagai warga juga berhak

untuk ikut urun rembuk dan mengurus kepentingannya.8

Agar anak dalam lingkup keluarga dapat bermoral, maka ayah dan ibu atau

orang tua sebagai pemegang kendali, hendaknya berperilaku yang baik sekaligus

membudayakannya dalam keluarga. Orang tua akan menjadi model dan panutan bagi

anak-anaknya. Jika orang tua tidak memberi contoh yang baik, maka anaknya juga

akan menjadi anak yang tidak baik juga.

Semua anak terlahir dalam keadaan fitrah, bersih, putih dan suci. Pertama kali

yang menghiasi dan mengukir jiwanya yang putih adalah nilai-nilai yang berkembang

dalam keluarganya, karena keluarga adalah lingkungan yang terdekat sekaligus yang

pertama dalam kehidupannya. Lingkungan yang tercipta dan tertata akan

mempengaruhi proses pemikirannya. Hal itu diperkuat dengan pertalian emosi yang

kuat antara anak dan orang tuanya.

Lembaga pendidikan kedua yang membentuk moral anak adalah sekolah.

Jenjang pendidikan yang ditempuh anak di lembaga sekolah mempunyai peran yang

tidak kecil seiring dengan pertambahan usia anak. Mereka yang masih duduk di bangku

sekolah dasar, tingkat kepercayaan dan loyalitas terhadap guru dan kelompok

bermainnya itu melebihi kepercayaan mereka pada orang tuanya. Apa yang dikatakan

guru dan temannya adalah menjadi kebenaran yang mutlak.9 Penataan lingkungan

sekolah yang mendukung upaya penanaman moral akan semakin mempercepat

penanaman moral pada anak, karena konstruksi lingkungan akan membentuk karakter

dan watak anak dalam baik dan buruknya.10

7Hamzah Tualeka Zn, Akhlak , 129. 8Abu Ahmadi, Ilmu, 176. 9Siti Partini Suardiman, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1987), 42. 10John W, Santrock,Educational Psychology, terj,(Jakarta: Kencana Prenada Media

Group,2008), 566.

Page 61: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

59

Lembaga pendidikan yang memproses moral seseorang selain keluarga dan

sekolah adalah masyarakat melalui norma-norma sosial budaya. Peran anggota

masyarakat dalam mengawal nilai-nilai moral mempunyai kontribusi yang penting dalam

pembentukan moral anggota masyarakat itu sendiri. Peran lembaga-lembaga yang

bergerak dalam pembentukan moral dan karakter seperti lembaga dakwah, hukum, bahasa

dan lain-lain adalah salah satu bentuk pengawalan yang dapat dilakukan.11

Ada pandangan yang mengatakan bahwa cara terbaik untuk

mengkonseptualisasikan kepribadian12

adalah bukan hanya dari segi ciri atau karakteristik

personal saja, tetapi juga dari segi situasinya.13

Hal ini semakin memperjelas bahwa

lingkungan punya pengaruh yang besar dalam pembentukan moral dan kepribadian

seseorang.

d. Karakter Penguatan Moderasi Islam

Karakter yang dalam bahasa Inggrisnya character adalah sepadan dengan makna

akhlak dan tabiat.14

Karakter adalah tabiat seseorang yang langsung di-drive oleh otak.

Munculnya tawaran istilah pendidikan karakter (character education) merupakan kritik

dan kekecewaan terhadap praktik pendidikan moral selama ini yang terkesan kurang

mendapat perhatian serius dari para praktisi pendidikan.

Etika, moral, susila, akhlak, adab dan karakter mempunyai kesamaan dalam perannya,

yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk

dinilai baik-buruknya. Semua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya tatanan

masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram secara lahir batin, dunia dan

akhirat.15

Etika, moral, susila, akhlak, adab dan karakter mempunyai sedikit perbedaan yang

terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Patokan

baik buruk dalam etika berdasarkan pendapat akal pikiran, dalam moral dan susila

berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, sedangkan dalam akhlak,

ukuran yang digunakan untuk menentukan baik buruknya adalah al-Quran dan al-hadits. 11Abu Ahmadi, Ilmu, 184. 12Kepribadian adalah pikiran, emosi dan perilaku khas yang dipakai seseorang dalam beradaptasi dengan dunianya. lihat John W. Santrock, Educational, 158. 13John W, Santrock, Educational , 159. 14Ilyas Anthobun Ilyas, al- Qamus, 429. 15Abudin Nata, Akhlak , 95.

Page 62: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

60

Sehingga dapat dikatakan bahwa etika, moral dan susila merupakan produk manusia

sedangkan akhlak merupakan produk Tuhan16

Walau terjadi perbedaan, keberadaan etika, moral, susila, adab dan karakter sangat

dibutuhkan guna menjabarkan pemaknaan akhlak yang memang bersumber dari al-Qur’an

dan hadits. Hal ini sekaligus menjelaskan posisi akhlak di antara etika, moral, adab, susila

dan karakter. Jika terjadi perbedaan anatara semuanya maka akhlak adalah yang absolute

dan universal kebenarannya sedangkan lainnya adalah subyektif.17

Metode dan cara penanaman karakter terhadap individu dan masyarakat menurut

Muhammad Munir Mursi ada 6:18

1. Qudwah sholihah / Teladan. Pemberian contoh yang baik adalah metode yang

penting dalam pembelajaran, sebab metode ini terbukti ampuh dan punya

pengaruh

yang luar biasa pada anak didik.19

Setiap manusia mempunyai naluri untuk meniru

orang lain, terutama orang yang dekat dengan dirinya, baik dekat secara fisik, ideologi

maupun dekat dalam sisi yang lain. Kedekatan itu membawa pengaruh yang cukup

signifikan, sehingga jika ingin mengetahui jati diri dan kepribadian seseorang maka

lihatlah temannya, karena teman mampu mempengaruhi orang yang mempergaulinya.20

Islam menganjurkan untuk meniru perilaku nabi, karena nabi berfungsi sebagai model

yang menjadi panutan bagi umatnya.

2. Targhib wa tarhib (Reward and punishmet, hukuman dan ganjaran). Metode

penghargaan dan hukuman adalah metode yang selalu cocok dalam segala zaman

dan tempat. Menurut Socrates, salah satu metode untuk membentuk akhlak adalah

dengan memberikan hukuman dan sanksi. Pendapat ini di dukung oleh John

Fredrich Herbert, seorang filosuf Jerman.21 Al-Quran sudah memberi contoh

model pendidikan dengan metode ini lewat ungkapannya dengan adanya surga dan

neraka. Surga dengan kenikmatannya bagi mereka yang patuh dan neraka bagi

mereka yang ingkar.

3. Mau’idzah wa nushi ( nasehat dan petuah). Metode ini cukup ampuh karena

langsung masuk dalam sanubari anak didik. Untuk mendapatkan hasil yang

maksimal, sebaiknya nasehat yang disampaikan adalah keluar dari hati, agar juga

bisa masuk 16Ibid. Baca juga Kahar Masyhur dalam Membina Moral dan Akhlak (Jakarta: Rineka

Cipta,1994), 12. 17Abudin Nata, Akhlak , 97.

Page 63: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

61

18Muhammad Munir Mursi, Al-Tarbiyyah al-Islamiyyah (Kairo: ‘Alam al- Kutub, 1997), 52-60. 19Abudin Nata, Akhlak, 163 20Shaikh al-Zarnuji, Ta’li>m, 17 21Hamzah Tualeka Zn, Akhlak, 138.

Page 64: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

62

dalam hati. Nasehat yang hanya keluar dari lisan maka akan mudah hilang dan tidak

membekas dalam sanubari pendengar

4. Iqna’ wal iqtina’ (mengkomunikasikan kepercayaan disertai alasan yang

mendasarinya). Jika kemampuan anak didik dalam berpikir cukup baik, metode ini

cukup efektif karena sesuai dengan akal dan pikiran mereka.

5. Ma’rifah al-nadzaryah ( berpikir kritis) mengkritisi sesuatu adalah anjuran islam.

Dengan daya kritis, sifat ilmu yang dinamis akan selalu berkembang. Ilmu tidak akan

mencapai titik stagnan jika daya kritis dimunculkan. Kisah Nabi Ibrahim dalam

mencari eksistensi Tuhan patut dijadikan contoh dari penggunaan metode ini

6. Mumarasah ‘Amaliyah (Pembiasaan). Pembiasaan mempunyai manfaat dan atsar

yang kuat dalam memori anak. Al-Mawardi meyakini, bahwa penempaan melalui

pembiasaan adalah cara yang paling efektif dalam pembentukan akhlak.22

Pernyataan

tersebut dapat dibuktikan kebenarannya melalui kenyataan bahwa rukun islam yang

lima, semuanya berupa tindakan yang nyata bukan hanya sekedar

ucapan.23

Pengamalan menjadi ruh dari suatu teori atau pengetahuan, sehingga Ilmu

dapat dikatakan ilmu jika diamalkan.24

Pengamalan secara terus menerus dan

berkesinambungan disebut dengan pembiasaan. Anak didik yang dibiasakan

melakukan sholat, maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan terasa berat

melakukannya.25

Dalam pembiasaan kadang-kadang dibutuhkan adanya pemaksaan

atau doktrinasi, karena kadang-kadang anak didik mau melakukan suatu aturan

kalau mereka dipaksa.26

Dengan metode pembiasaan, seseorang akan memiliki

komitmen yang hebat, sebab ia akan merasa kurang nyaman bila meninggalkan

sesuatu yang sudah menjadi kebiasaannya. Pembiasaan dalam penanaman moral

merupakan tahapan penting yang seyogyanya menyertai perkembangan setiap mata

pelajaran. Mengajari moral tanpa pembiasaan melakukannya, hanyalah bagaikan

menabur benih ke tengah lautan, karena moral bukan sekedar pengetahuan, tetapi

pembiasaan bermoral. 22Hamzah Tualeka Zn, Akhlak, 140 23Muhammad Munir Mursi, Al-Tarbiyyah al, 52-60 24Shaikh al-Zarnuji, Ta’li>m , 19 25Abudin Nata, Akhlak, 162. 26Ibid., 163.

Page 65: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

63

e. Kajian Empiris

Penelitian yang telah dilakukan oleh Tanoto Ulung: “ Penanaman nilai anti korupsi

di sekolah: Belajar dari kantin kejujuran pembelajaran moral di SMAN 3 kota Semarang”.

Penelitian ini berbicara dalam wilayah penanaman nilai-nilai kejujuran melalui jual beli di

kantin yang tidak ada penujualnya, sehingga pembeli diuji kejujurannya. Buku ini

mempunyai kesamaan dengan penelitian penulis dalam aspek penanamannya namun

berbeda dalam media dan prosesnya. Dan penanaman yang dilakukan hanya terfokus

dalam aspek kejujuran, salah satu dari beberapa indikator moral yang baik. Sedangkan

penelitian penulis, cakupan dan wilayahnya lebih luas, karena bukan membahas masalah

kejujuran saja. Di samping itu lokasi, subyek dan obyeknya juga berbeda.

Penanaman Nilai-Nilai Akhlak dalam Mengatasi Dekadensi Moral Remaja: studi

kasus di SMA Ta’miriyyah Surabaya.”27

Tulisan Alfie Zuroidah yang berupa skripsi ini

berkaitan dengan penanaman nilai-nilai akhlak dalam pembelajaran guna mengatasi

dekadensi dan kemerosotan moral. Karya tulis ini mempunyai persamaan dengan

penelitian penulis dalam penanaman nilai-nilai moralnya, namun berbeda dalam media

dan lokasinya. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan kegiatan keagamaan seperti

sholat dhuha , pengajian, pondok Ramadlan dan lain sebagainya, sebagai alat untuk

menanamkan nilai-nilai Moral.

F. KONTRIBUSI

Penelitian ini akan bermanfaat bagi :

1. Pemerintah, sebab akan membuka wawasan pemerintah bahwa lembaga pesantren

punya peran yang signifikan dalam menanggulangi deradikalisasi dan kerusakan

mental anak bangsa.

2. Masyarakat umum, sebagai alternative dalam pendidikan anak-anak mereka untuk

penguatan moderasi Islam

3. Ilmu pengetahuan sebagai bahan kajian dan penelitian lebih lanjut terhadap model

pendidikan yang dihasilkan oleh lembaga Pesantren.

27Alfie Zuroidah” Penanaman Nilai-nilai Akhlak dalam Mengatasi Dekadensi Moral Remaja”, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2005).

Page 66: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

64

G. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif (Kualitative

design) yaitu penelitian yang dilakukan dalam situasi yang alami atau dalam latar alami

(natural setting) dengan cara naturalistic dan paparan data yang kualitatif.28

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif(descriptive research). Deskriptif adalah

metode dalam meneliti sekelompok manusia, obyek, sistem, pemikiran ataupun suatu kasus

peristiwa pada masa sekarang. Bertujuan untuk membuat gambaran secara sitematis, gejala-

gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara akurat dan sistematis. Data atau informasi

yang yang telah terkumpul disusun, dijelaskan dan dianalisis.29

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan(field research), yang termasuk

dalam kategori penelitian deskriptif.30

Sesuai dengan jenisnya sebagai penelitian lapangan,

maka agar penulis mendapatkan data yang akurat, penulis berinteraksi secara langsung dengan

para sumber data. Penelitian lapangan yang juga dikenal sebagai penelitian kasus adalah

penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci

mengenai latar belakang keadaaan yang dipermasalahkan dan dikaji.31

2. Lokasi Penelitian

Pondok Pesantren Langitan secara umum menjadi lokasi penelitian, Pondok Pesantren

Langitan saat ini ( Tahun 2017 M), dihuni tidak kurang dari 3500 santri putra dan putri .

H. JADWAL PELAKSANAAN

Penelitian dengan judul Khidmah Values : Internalisasi Karakter Penguatan Nilai

Moderasi Islam di Pondok Pesantren Langitan Tuban ini, dilakukan sejak bulan Agustus

hingga bulan Desember 2018. Secara rinci kegiatan penelitian ini diuraikan dalam matrik

kegiatan sbb: 28Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

83. 29Ibid., 14. 30Ibid., 47. 31Ibid., 15.

Page 67: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

65

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan

No Nama Kegiatan

Uraian

Kegiatan Jadwal Pelaksanaan

1 Persiapan Observasi ke

lokasi penelitian Agustus Minggu I dan II

(penelitian pendahuluan),

pengumpu- 2018

lan literatur dan dokumen

terkait

Khidmah

Values

2 Pengumpulan Data Instrumen Bahan Ajar September Minggu I-IV 2018

Kewirausahaa

n ALA

berbasi

s

vocational life Skills dan

validasi

pakar

3 Pengolahan Data Mengembangkan

prototipe Bahan Oktober 2018

Ajar Kewirausahaan

ALA

berbasi

s

vocational life Skills dan

validasi

pakar

4 Penyusunan Laporan

Validasi pakar/ expert dari silabus November 2018

yang telah

direvisi

5 Pasca Pelaksanaan

Implementasi (Uji coba perorangan, Desember 2018

(Publikasi)

kelompok kecil dan kelompok

besar

dan revisi

I. PERSONALIA

Asnawi, M.Pd.I, (Ketua) Alumni S1 dan S2 IAIN Sunan Ampel Surabaya prodi

Pendidikan Agama Islam dengan kualifikasi pendidikan dan pengajaran Agama Islam.

J. BIODATA PENELITI

Nama Lengkap

Pangkat/Jabatan

Jenis Kelamin

Tempat dan Tanggal Lahir

Alamat

Agama

Page 68: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

66

No HP

: Asnawi, M.Pd.I : Asisten ahli : Laki-Laki : Bojonegoro, 17 Juli 1972 : Jl. Buyut Dali Kemamang Balen Kabupaten bojonegoro

: Islam : 085730831841

Page 69: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

67

K. ANGGARAN

No Jenis Kegiatan V F Sat Harga Jumlah

1 Pra Kegiatan

Administrasi surat menyurat 5 1 Lmbr Rp. 20.000 Rp. 100.000

Transport studi pendahuluan 2 8 OH Rp. 40.000 Rp. 640.000

Konsumsi studi pendahuluan 2 10 OH Rp. 30.000 Rp. 600.000

Penyusunan dan pencetakan

proposal 1 1 Penelitian Rp. 200.000 Rp. 200.000

Konsumsi narasumber (wawancara) 8 1 Org Rp. 80.000 Rp. 640.000

Jumlah Biaya Pra Kegiatan Rp. 2.180.000

2 Pelaksanaan

Pengumpulan data

Transport penelitian (5 bulan) 1 50 PP Rp. 50.000 Rp. 2.500.000

Konsumsi penelitian (5 bulan) 1 50 Rp 30.000 Rp. 1.500.000

Konsumsi Narasumber 5 2 Penelitian Rp. 150.000 Rp. 1.500.000

Uji instrument 2 1 Siklus Rp. 500.000 Rp. 1.000.000

Surat menyurat dan cetak instrument 50 1 Rp. 10.000 Rp. 500.000

Pengolahan data

Konsumsi peserta diskusi 5 1 Org Rp. 150.000 Rp. 750.000

Analisis data 2 2 Penelitian Rp. 500.000 Rp. 2.000.000

Penyusunan laporan

Penyusunan dan pencetakkan

Laporan 1 1 Rp. 350.000 Rp. 350.000

Konsumsi penyusunan laporan 3 2 Rp. 150.000 Rp. 900.000

Diskusi pakar 2 1 Rp. 300.000 Rp. 600.000

Pasca Pelaksanaan

Publikasi laporan 1 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000

Bahan

Tinta printer 1 5 Rp. 35.000 Rp. 175.000

Kertas 6 1 Rp. 36.000 Rp. 216.000

ATK Rim Rp. 329.000 Rp. 329.000

Rp.12.820.000

TOTAL ANGGARAN Rp.15.000.000

Page 70: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.
Page 71: Daftar Isi PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF filePERILAKU EKONOMI PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM Surono ... kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen.

Hlm. 1 – 12

L. DAFTAR PUSTAKA

Alfie Zuroidah” Penanaman Nilai-nilai Akhlak dalam Mengatasi Dekadensi Moral

Remaja”, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2005). Depag RI, Al Qur’an dan terjemahannya, Edisi Lux (Semarang: CV Al Syifa’, 1999)

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, Pertumbuhan dan

Perkembangannya (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,

2003) John W, Santrock,Educational Psychology, terj,(Jakarta: Kencana Prenada Media

Group,2008) Kahar Masyhur dalam Membina Moral dan Akhlak (Jakarta: Rineka Cipta,1994) Kepribadian adalah pikiran, emosi dan perilaku khas yang dipakai seseorang dalam

beradaptasi dengan dunianya. lihat John W. Santrock, Educational Muhammad Munir Mursi, Al-Tarbiyyah al-Islamiyyah (Kairo: ‘Alam al- Kutub, 1997) Nurcholis Majid, Bilik- Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina,

1997 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007) Siti Partini Suardiman, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1987) Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2007)