DAFTAR ISI - Lumajangkab · 34. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 7 Tahun 2013 tentang...
Transcript of DAFTAR ISI - Lumajangkab · 34. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 7 Tahun 2013 tentang...
i
DAFTAR ISI able of Contents DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... I-1 1.1. Latar Belakang .................................................................................. I-1 1.2. Maksud dan Tujuan .......................................................................... I-2
1.3. Landasan Hukum ............................................................................. I-2 1.4. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya .............. I-5
1.5. Sistematika ....................................................................................... I-8 II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KABUPATEN LUMAJANG ......... II-1
2.1. Aspek Geografi dan Demografi ......................................................... II-1
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ..................................................... II-6 2.3. Aspek Pelayanan Umum. ............................................................... II-15 2.4. Aspek Daya Saing Daerah .............................................................. II-57
III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN .......................................................................................... III-1
3.1.Kinerja Keuangan Masa Lalu ............................................................ III-1 3.2.Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu .................................. III-12 3.3.Kerangka Pendanaan ..................................................................... III-17
IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH ................................................................................................ IV-1
4.1. Isu-Isu Strategis Pembangunan Daerah .......................................... IV-1 4.2. Permasalahan Kontekstual dan Potensi Daerah .............................. IV-3 4.3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis ................................................. IV-5
V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG ....................................................................... V-1 5.1. Visi .................................................................................................. V-1
5.2. Misi ................................................................................................. V-1 5.3. Tujuan dan Sasaran ........................................................................ V-2
VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ...................................................... VI-1 6.1. Berorientasi Pada Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui
Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar Bidang
Pendidikan dan Bidang Kesehatan .................................................. VI-1 6.2. Pemberdayaan Mitra Kerja dan Dukungan Komunitas Lokal ........... VI-1
6.3. Berorientasi Pada Pemberdayaan .................................................... VI-2 6.4. Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Miskin ................................... VI-2
VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN ......................... VII-1
Misi 1 ................................................................................................... VII-1 Misi 2 ................................................................................................... VII-4 Misi 3 ................................................................................................. VII-11
VIII.INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS ...................................... VIII-1 IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ....................................... IX-1
9.1. Penentuan Indikator Kinerja ........................................................... IX-1 9.2. Indikator dan Target Kinerja ........................................................... IX-2
X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN.............................. X-1
10.1. Pedoman Transisi ........................................................................... X-1 10.2. Kaidah Pelaksanaan ....................................................................... X-2
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
I-1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019 yang merupakan
penjabaran dari Visi “Terwujudnya Masyarakat Lumajang yang Sejahtera dan
Bermartabat”, dijabarkan dalam 3 (tiga) misi yaitu : a. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang agamis, cerdas, kreatif,
inovatif dan bermoral melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan,
kesehatan dan pembinaan keagamaan; b. meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat
berbasis pertanian, pemberdayaan UMKM dan jasa pariwisata serta usaha pendukungnya;
c. mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih, dan demokratis melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang professional, aspiratif, partisipatif dan transparan serta mendorong terciptanya ketenteraman dan ketertiban
dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. dan telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2015-2019. Dalam perjalanannya, terjadi dinamika lingkungan strategis baik
internal maupun eksternal yang berpengaruh terhadap capaian kinerja dalam
pelaksanaan RPJMD Kabupaten Lumajang. Perubahan tersebut sedikitnya mencakup :
a. perubahan kewenangan di bidang pemerintahan, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota karena pemberlakuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah; b. perubahan pada organisasi perangkat daerah secara tugas dan fungsi
pasca ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Kabupaten Lumajang menyikapi ketentuan Pasal 3 ayat (1) dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Hal ini mengakibatkan perubahan jumlah perangkat daerah serta terjadinya perubahan program-program pembangunan berikut indikatornya;
c. penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 membawa konsekuensi
bagi daerah untuk segera menyesuaikan dengan Nawacita serta melakukan harmonisasi dokumen perencanaannya dengan Pemerintah Pusat.
Sebagaimana dimuat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 Pasal 282, bahwa perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dapat dilakukan jika terjadi perubahan yang mendasar. Perubahan mendasar mencakup berbagai hal, antara lain adanya
perubahan kebijakan nasional. Disamping pada sisi kebijakan, juga terjadi perubahan yang disebabkan
oleh faktor eksternal, diantaranya pengaruh kondisi ekonomi global, dimana terjadi perlambatan ekonomi dunia yang berdampak terjadinya perlambatan perekonomian secara nasional maupun regional, termasuk Kabupaten
Lumajang. Perubahan metodologi penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga berdampak pada pencapaian target yang telah ditetapkan.
Dengan mempertimbangkan kondisi diatas, maka Pemerintah Kabupaten Lumajang berupaya responsif dan adaptif dengan melakukan Perubahan terhadap dokumen RPJMD.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
I-2
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud disusunnya Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Periode
Tahun 2015-2019 ini adalah untuk memberikan landasan bagi para penyelenggara pemerintahan dan para pelaku pembangunan (stakeholders) di
Kabupaten Lumajang dalam menyusun rencana, program dan kegiatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Adapun tujuannya adalah untuk :
1. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Lumajang dan DPRD Kabupaten Lumajang dalam menentukan prioritas
program dan kegiatan tahunan dan lima tahunan yang akan dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lumajang, APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN maupun sumber pendanaan lainnya
yang sah; 2. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi
kinerja tahunan dan lima tahunan bagi setiap OPD;
3. Memberikan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memberikan pemahaman arah
dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih yang telah ditetapkan sebelumnya;
4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang dan DPRD Kabupaten Lumajang dalam mencapai tujuan dengan
cara menyusun strategi, arah kebijakan, program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur;
5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten
Lumajang dan DPRD Kabupaten Lumajang untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahun.
1.3. LANDASAN HUKUM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang Tahun 2015 – 2019 ini disusun atas dasar landasan idiil Pancasila dan landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, sedangkan landasan operasionalnya meliputi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan nasional, yaitu :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah–
Daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2730); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851 );
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
I-3
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6041); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4693); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
I-4
20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
24. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor : 28 Tahun 2010; Nomor : 0199/M
PPN/04/2010; Nomor : PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2006 Nomor 2 Seri E); 28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2005-2025; 29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031;
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur
2014-2019; 31. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang Tahun 2010 –
2030; 32. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 – 2029.
33. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 02 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lumajang Tahun 2012 – 2032;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 – 2018;
35. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jember Tahun 2016 – 2021;
36. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Malang Tahun 2016 – 2021.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
I-5
1.4. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA 1.4.1. Hubungan RPJMD Kabupaten Lumajang dengan RPJMN dan
RPJMD Provinsi Jawa Timur Secara substansi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengatur bahwa sebagai sebuah sistem, perencanaan pembangunan di Indonesia saling terkait dan menuntut adanya keselarasan dokumen perencanaan dalam skala lokal, regional
maupun nasional serta dokumen lainnya yang mendukung keberhasilan pembangunan.
RPJM Nasional Tahun 2015-2019 yang memiliki visi “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan gotong-royong, dengan misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara
kepulauan; 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demoktratis
berandaskan Negara hukum; 3. Mewujudkan politik luar negeri yang bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional,
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Keterkaitan antara RPJMD Kabupaten Lumajang dengan RPJMN dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
I-6
Tabel 1.1 Keterkaitan RPJMD Kabupaten Lumajang dengan RPJM Nasional 2015-2019
KETERKAITAN MISI RPJM NASIONAL 2015-2019
MISI RPJMD KAB. LUMAJANG
TAHUN 2015-2019
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berandaskan Negara hukum
3. Mewujudkan politik luar negeri yang bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
1. Meningkatkan Kualitas SDM yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan
2. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya
3. Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis
melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
I-7
Agenda prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan yaitu Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, 2) Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya, 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, 4) Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya, 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia, 6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektorsektor strategis ekonomi domestik, 8) Melakukan revolusi karakter bangsa, 9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi social Indonesia. Sembilan agenda prioritas pembangunan pemerintahan tersebut,
lebih dikenal dengan ‘Nawa Cita’. Kabupaten Lumajang berupaya untuk mengoperasionalisasikan secara
harmonis Nawa Cita dimaksud dalam perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019.
Selanjutnya sebagai salah satu Kabupaten dalam wilayah Provinsi Jawa
Timur maka Kabupaten Lumajang bersama kabupaten/kota lainnya merupakan satu sistem yang juga harus membangun perencanaan yang terintegrasi.
Provinsi Jawa Timur pada periode RPJMD tahun 2014-2019 memiliki visi “Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan
Berakhlak”, cita-cita tersebut ingin diwujudkan melalui misi : 1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan; 2. Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan berdaya
saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi; 3. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang; 4. Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik;
5. Meningkatkan Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial. Substansi RPJMD Provinsi Jawa Timur turut menjadi acuan dalam
perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang.
1.4.2. Hubungan RPJMD Kabupaten Lumajang dengan Rencana Tata
Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang
Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2013 sangat terkait dengan pembangunan di Kabupaten Lumajang, dimana dalam rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya
yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) salah satunya ditetapkan adalah Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku Tengger di Kabupaten
Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo.
Sedangkan KSP dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam/kepentingan teknologi tinggi memasukkan Tiris (Gunung Lamongan) di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo sebagai kawasan
pengembangan potensial panas bumi. Penetapan KSP tersebut telah menjadi bagian integral dalam RTRW Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032, dimana
KSP juga menjadi kawasan strategis kabupaten. Arahan pemanfaatan ruang tentunya menjadi hal yang diperhatikan
dalam penyusunan program dan kegiatan indikatif dalam perubahan RPJMD
Kabupaten Lumajang.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
I-8
1.5. SISTEMATIKA Adapun sistematika penyusunan RPJMD Kabupaten Lumajang ini
adalah sebagai berikut : ❑ BAB I ❑ PENDAHULUAN, berisi latar belakang penyusunan
RPJMD, landasan hukum, hubungan antar dokumen perencanaan, penjelasan maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.
❑ BAB II ❑ GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, memuat gambaran umum kondisi daerah ditinjau dari: aspek
geografi dan demografi, aspek kesejahtreraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
❑ BAB III ❑ GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN, yang memuat gambaran kinerja keuangan masa lalu, kebijakan
pengelolaan keuangan masa lalu, dan kerangka pendanaan.
❑ BAB IV ❑ ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS, berisi gambaran permasalahan pembangunan di Kabupaten Lumajang yang menjadi dasar penentuan isu-isu strategis serta
dasar utama visi dan misi pembangunan jangka menengah.
❑ BAB V ❑ PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ❑ BAB VI ❑ STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN, berisi strategi
yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta
arah kebijakan dari setiap strategi terpilih. ❑ BAB VII ❑ KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH, berisi hubungan antara kebijakan umum
yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target indikator capaian
kinerja serta hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja terpilih.
❑ BAB VIII ❑ INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN, berisi hubungan
urusan pemerintah dengan OPD terkait beserta indikasi rencana program prioritas disertai dengan kebutuhan pendanaan yang menjadi tanggungjawab
OPD. ❑ BAB IX ❑ PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH, berisi
akumulasi pencapaian indikator outcome sasaran
pembangunan daerah ksetiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga
dapat menunjukkan gambaran kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD.
❑ BAB X ❑ PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-1
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
KABUPATEN LUMAJANG
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri atau Permendagri Nomor 54 tahun 2010, pada bagian gambaran umum kondisi daerah ini diuraikan
tentang kondisi geografi dan demografi serta capaian indikator catatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan kabupaten Lumajang. Indikator capaian
kinerja dimaksud meliputi 3 (tiga) aspek yaitu; (a). Aspek kesejahteraan masyarakat; (b). Aspek pelayanan umum dan (c). Aspek daya saing. Analisis gambaran umum kondisi daerah memberikan pemahaman tentang data awal
tentang kondisi wilayah dan keberhasilan pembangunan yang selama ini telah dicapai oleh kabupaten Lumajang. Basis data dan kinerja yang telah berhasil dicapai selama ini selanjutnya digunakan sebagai pijakan dalam merumuskan
program pembangunan yang dirancang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Sebagaimana dipahami bahwa Kabupaten Lumajang merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi sumber daya alam dan potensi sosial-ekonomi yang dapat dikembangkan dan dimanfatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Segala bentuk kekayaan alam dan potensi yang dimiliki Kabupaten Lumajang di masa yang akan datang sangat
penting untuk dikelola dan dimanfatkan secara optimal, agar kesejahteraan masyarakat dapat direalisasikan.
Sangat disadari bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
sesungguhnya bukan merupakan sesuatu hal yang mudah. Sebagaimana dipahami bahwa pembangunan di wilayah kabupaten Lumajang masih dihadapkan pada sejumlah situasi problematik seperti; masih adanya
penduduk atau keluarga miskin, kualitas sumber daya manusia yang relatif belum terlampau tinggi, adanya wilayah yang relatif terisolasi, dan ditambah
lagi posisi geografis wilayah,terdapat wilayah relatif jauh dari akses jalan poros pusat pertumbuhan ekonomi serta sejumlah problematika yang lain. Menyadari kondisi ini oleh karenanya sangat dipahami jika upaya
pengembangan potensi sumber daya alam dan potensi sosial-ekonomi yang dimiliki selama ini masih belum dapat dilakukan secara optimal. Selanjutnya,
agar upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat dan membangun Kabupaten Lumajang dapat dilakukan secara optimal dan lebih terarah sesuai dengan potensi yang ada, maka pada bagian ini dideskripsikan kondisi dan
potensi, sumber daya yang dimiliki serta profil kabupaten Lumajang sekaligus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan program pembangunan dalam kurun 5 tahun ke depan.
2.1. Aspek Geografi dan Demografi Analisis aspek geografis perlu dilakukan dalam upaya memperoleh
gambaran tentang karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah dan kerentanan wilayah terhadap kondisi bencana yang mungkin dihadapi. Sementara itu analisis tentang kondisi demografis wilayah
kabupaten Lumajang perlu dilakukan dalam rangka menyampaikan perubahan penduduk, komposisi dan distribusi penduduk secara keseluruhan di wilayah kabupaten Lumajang.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-2
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kondisi geografis terdiri dari informasi tentang luas wilayah dan letak geografis wilayah, topografi, hidrologi, klimatologi, luas dan sebaran kawasan
budidaya, kawasan lindung dan kawasan rawan bencana. Berbagai informasi ini perlu mendapatkan perhatian dalam perencanaan pembangunan daerah. Dengan pertimbangan kondisi geografis kabupaten Lumajang, terutama
topografi, hidrologi atau klimatologi memiliki arti yang penting di masa-masa mendatang.
2.1.1. 1. Letak dan Kondisi Geografis Secara geografis, Pemerintah Kabupaten Lumajang terletak antara 112o
50’-113o 22’ Bujur Timur dan 7o 52’ – 8o 23’ Lintang Selatan. Kabupaten
Lumajang terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan, yaitu: Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Rowokangkung, Tekung, Lumajang, Sumbersuko, Sukodono, Senduro, Pasrujambe, Padang,
Gucialit, Jatiroto, Randuagung, Kedungjajang, Klakah dan Ranuyoso. Adapun batas – batas administrasi Kabupaten Lumajang sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo;
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember;
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang;
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Lumajang
Tabel 2.1.
Tabel Luas dan Prosentase Luasan Perkecamatan Kab. Lumajang
NO KECAMATAN LUAS (Km2)
PROSENTASE ( % )
1 Tempursari 101.36 5.66
2 Pronojiwo 38.74 2.16
3 Candipuro 144.93 8.09
4 Pasirian 183.91 10.27
5 Tempeh 88.05 4.92
6 Lumajang 30.26 1.69
7 Sumbersuko 26.54 1.48
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-3
NO KECAMATAN LUAS (Km2)
PROSENTASE ( % )
8 Tekung 30.40 1.70
9 Kunir 50.18 2.80
10 Yosowilangun 81.30 4.54
11 Rowokangkung 77.95 4.35
12 Jatiroto 77.06 4.30
13 Randuagung 103.41 5.77
14 Sukodono 30.79 1.72
15 Padang 52.79 2.95
16 Pasrujambe 97.30 5.43
17 Senduro 228.68 12.77
18 Gucialit 72.83 4.07
19 Kedungjajang 92.33 5.16
20 Klakah 83.67 4.67
21 Ranuyoso 98.42 5.50
JUMLAH 1,790.90 100.00 Sumber : BPS Kabupaten Lumajang Tahun 2015
2.1.1.2. Klimatologi dan Hidrologi Lokasi Kabupaten Lumajang yang berada di sekitar garis khatulistiwa
menyebabkan daerah ini mempunyai perubahan iklim dua jenis setiap tahun,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Untuk musim kemarau berkisar pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga April. Daerah Lumajang mempunyai 3 tipe iklim yaitu agak
basah, sedang dan agak kering. Untuk tipe basah jumlah bulan kering rata-rata 3 bulan setahun yang mencakup daerah Gucialit, Senduro, sebagian Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, dan gunung Semeru. Untuk daerah dengan
kategori sedang mencakup daerah Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Sukodono, Lumajang, Jatiroto dan Rowokangkung dengan rata-rata bulan
kering 3-4 bulan pertahunnya. Sedang daerah dengan iklim agak kering meliputi Tekung, Kunir dan Yosowilangun.
Pemantauan yang dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Air
Wilayah Sungai Bondoyudo-Mayang di Lumajang dalam kurun waktu setahun ini rata-rata hari hujan berkisar antara 1 sampai dengan 27 hari tiap
bulannya. Sedangkan rata-rata intensitas curah hujan berkisar antara 0 – 273,50 mm3.
2.1.1.3. Penggunaan Lahan dan Kawasan Budidaya Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung di Kabupaten Lumajang meliputi Hutan Lindung dan Taman Nasional dengan total seluas
35.067,05 Ha atau sekitar 19,58 %, sedangkan kawasan budidaya seluas 144.022,95 Ha atau sekitar 80,42 % meliputi Hutan Produksi, Hutan Rakyat,
Permukiman, Lahan Pertanian, Lahan Perkebunan Perikanan darat (tambak, kolam, empang) serta sungai dan perairan.
Peruntukan Luas Ha)
Kawasan Hutan Lindung 11.527,60
Taman Nasional 23.539,45
Kawasan Hutan Produksi 22.735,00
Kawasan Hutan Rakyat 56.436,00
Total Luasan Hutan : 114.238,05
Penggunaan lain : 64.851,95
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-4
Peruntukan Luas Ha)
- Permukiman 15.927,00
- Lahan pertanian 35.993,00
- Lahan Perkebunan 9.921,00
- Perikanan (tambak,kolam,empang) 127,00
- Sungai dan perairan 2.883,95
Sumber : RTRW Kab. Lumajang Tahun 2012-2032
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Lumajang merupakan wilayah dengan karakter wilayah
relatif cukup beragam. Dengan karakter wilayah cukup beragam maka wilayah kabupatan Lumajang ditandai oleh wilayah pertanian, perkebunan, wilayah hutan, perikanan dan sebagainya. Berbagai jenis karakter wilayah tersebut
pada gilirannya menghasilkan berbagai jenis produk baik di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, hasil hutan, dan sebagainya. Selain itu dengan
potensi dan kondisi wilayah yang ada maka ke depan beberapa wilayah perlu memperoleh perhatian untuk dikembangkan agar produk yang dihasilkan oleh wilayah bersangkutan dapat dicapai secara optimal sesuai dengan potensi
yang dimilikinya. Dalam penggunaan lahannya, Kabupaten didominasi oleh guna lahan
kawasan hutan meliputi hutan lindung, taman nasional. Hutan produksi dan
hutan rakyat dengan luas 114.238,05 Ha atau sekitar 63,79% dari total luas Kabupaten Lumajang. Sedangkan untuk pemanfaatan lainnya yaitubudidaya
pertanian, budidaya perikanan, budidaya perkebunan, permukiman, perindustrian, rawa/waduk dan sebagainya. Komposisi pemanfaatan ruang terkecil adalah pemanfaatan ruang untuk perikanan (tambak, kolam, empang)
yaitu 127 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa ruang di Kabupaten Lumajang masih didominasi oleh lahan tidak terbangun sehingga pengalokasian
ketersediaan lahan skala kabupaten sangat dapat diaplikasikan dengan dikembangkannya kawasan budidaya antara lain :
• Kawasan Perdagangan dan Jasa Peruntukkan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dikembangkan
di seluruh Kecamatan di Kabupaten Lumajang mencakup pengembangan
skala wilayah meliputi Kecamatan Lumajang, Sukodono, Pasirian, Senduro, Klakah dan Yosowilangun. Sedangkan untuk kecamatan yang lain dikembangkan perdagangan skala lokal.
• Kawasan Permukiman Pengembangan kawasan permukiman dibedakan atas permukiman
perkotaan dan permukiman pedesaan dimana dikembangkan di seluruh kecamatan Kabupaten Lumajang.
• Kawasan Pendidikan Pengembangan kawasan pendidikan diarahkan menyebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten Lumajang.
• Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran Pengembangan kawasan Pemerintahan dan Perkantoran diarahkan
menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Lumajang.
• Kawasan Industri Berdasarkan rencana tata ruang, Kabupaten Lumajang tidak direncanakan sebagai kawasan industri, namun dikembangkan sebagai kawasan
peruntukkan industri dimana dibedakan menjadi tiga yaitu : o Kawasan Peruntukkan Industri Besar di Kecamatan Pasirian, Tempeh,
Sumbersuko, Kunir, Jatiroto, Kedungjajang dan Klakah
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-5
o Kawasan Peruntukkan Industri Menengah dikembangkan di Kecamatan Candipuro, Tekung, Yosowilangun, Sukodono, Rowokangkung,
Randuagung dan Ranuyoso o Kawasan Peruntukkan Industri Kecil dan/atau Mikro, dikembangkan di
seluruh wilayah kecamatan.
• Kawasan Pariwisata Pengembangan kawasan pariwisata dibagi atas dua jenis yaitu : o Pengembangan Daya Tarik Wisata, meliputi :
- Pariwisata alam :
a. taman wisata b. taman wisata ranu c. taman wisata goa
d. taman wisata air terjun e. wisata pantai
f. wisata pemandian alam - Pariwisata budaya - Pariwisata buatan
o Pengembangan jalur koridor wisata diarahkan pada Kecamatan Senduro, Ranuyoso, Tempursari dan Candipuro.
• Kawasan Pertanian Pengembangan kawasan pertanian diarahkan pada pelestarian dan
pengendalian alih fungsi lahan sawah menjadi terbangun melalui penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Lumajang.
• Kawasan Pertambangan Kawasan pertambangan tidak diarahkan pada pengembangan
koridor/wilayah, melainkan diarahkan pada pengembangan budidaya potensi bahan galian yaitu pada Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh, Kunir, Yosowilangun, Pronojiowo, Pasrujambe, Senduro, Candipuro,
Sumbersuko dan Ranuyoso.
2.1.3. Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Lumajang tahun 2015 sebanyak
1.104.856 jiwa, terdiri dari laki-laki sebesar 554.790 jiwa dan perempuan sebanyak 550.066 jiwa. Dari sisi kepadatan penduduk, Kabupaten Lumajang
tingkat kepadatan penduduk rata-rata adalah 617 jiwa/km2. Apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk per kecamatan, kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Lumajang (2.866 jiwa/ km2),
diikuti dengan Kecamatan Sukodono (1.711 jiwa/km2) dan Kecamatan Sumbersuko (1.310 jiwa/km2). Sex ratio merupakan perbandingan jumlah
penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan dikalikan 100. Pada tahun 2015 setiap 100 penduduk perempuan di Indonesia terdapat 99 penduduk laki-laki. Dalam kurun waktu tahun 2014 sampai tahun 2015 pertumbuhan
penduduk Kabupaten Lumajang tahun 2015 mengalami perubahan sebesar 16.227 jiwa atau 1 persen.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Lumajang Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan
dan Rasio Seks Tahun 2015
N0 Kecamatan Luas
(Km2)
Jenis Kelamin
Jumlah Kepa datan
Sex Rasio laki-laki
Perem puan
1 Tempursasri 101,36 16.511 16.357 32.868 324 101
2 Pronojiwo 38,74 18.877 18.667 37.544 969 101
3 Candipuro 144,93 36.637 36.444 73.081 504 101
4 Pasirian 183,91 45.195 45.540 90.735 493 99
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-6
N0 Kecamatan Luas
(Km2)
Jenis Kelamin
Jumlah Kepa datan
Sex Rasio laki-laki
Perem puan
5 Tempeh 88,05 42.641 42.596 85.597 972 99
6 Lumajang 30,26 43.175 43.537 86.712 2.866 99
7 Sumbersuko 26,54 17.249 17.515 34.764 1.310 98
8 Tekung 30,40 17.301 17.543 34.844 1.146 99
9 Kunir 50,18 27.297 28.195 55.492 1.106 97
10 Yosowilangun 81,30 31.126 31.330 62.456 768 99
11 Rowokangkung 77,95 18.846 19.005 37.851 486 99
12 Jatiroto 77,06 24.510 24.660 49.170 638 99
13 Randuagung 103,41 33.424 33.740 67.164 649 99
14 Sukodono 30,79 26.296 26.372 52.668 1.711 100
15 Padang 52,79 18.488 18.481 36.669 695 98
16 Pasrujambe 97,30 20.472 20.197 40.669 418 101
17 Senduro 228,68 23.888 23.763 47.651 208 101
18 Gucialit 72,83 12.563 12.954 25.517 350 97
19 Kedungjajang 92,33 21.988 22.887 44.875 486 96
20 Klakah 83,67 29.749 30.009 59.758 714 99
21 Ranuyoso 98,42 24.133 24.638 48.771 496 98 Jumlah 1.790,90 550.066 554.790 1.104.856 617 99
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2016
Sebagai ibukota kabupaten, maka gejala urban bias tidak dapat dihindari di Kabupaten Lumajang. Pembangunan fisik dengan segala
fasilitasnya tak terhindarkan lebih banyak bermunculan di Kecamatan Lumajang, dan beberapa tempat di Kecamatan Sukodono, sebagai tempat pemekaran keramaian di kota Lumajang.
Bagi kalangan swasta di mana seluruh aktivitasnya lebih banyak yang berorientasi ekonomi, maka berbagai investasi yang ditanam memilih lokasi-
lokasi yang menguntungkan, paling tidak memiliki potensi agar aktivitas usaha yang ditekuni dapat berjalan lancar dan mencapai kesuksesan. Kalangan pemodal akan mempertimbangkan lokasi-lokasi yang dinilai telah
memiliki atau berpotensi untuk dilakukan pembangunan sarana dan prasarana memadai guna mendukung usahanya. Kecamatan Lumajang sebagai ibukota kabupaten tentu lebih memberikan peluang dan menawarkan
sejumlah fasilitas sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan ekonomi para investor dan pelaku ekonomi. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh para pemodal dan investor yang terpusat di ibukota kecamatan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke Kecamatan Lumajang.
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pemerintah kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Rencana kerja tahunan yang dilaksanakan oleh
seluruh satuan kerja akan diukur efektivitasnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. IPM merupakan indeks komposit dari 3 (tiga) jenis
indeks yang mengukur tingkat kesehatan, pendidikan, dan pendapatan masyarakat yang diukur melalui tingkat daya beli masyarakat. Pengukuran IPM Kabupaten Lumajang berdasarkan data BPS tahun 2014 yang telah
dihitung oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menunjukkan angka 62,33. Capaian IPM
tersebut diperoleh dari Indeks Kesehatan 0,75, Indeks Pendidikan sebesar 0,51 dan Indeks Daya Beli sebesar 0,63. Adapun perkembangan variabel angka-angka IPM tersebut adalah sebagai berikut:
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-7
Tabel 2.3. Perkembangan Variabel IPM Kabupaten Lumajang Tahun 2011-2015
Tahun Index
Kesehatan Index
Pendidikan Index Daya
Beli IPM
2011 0,75 0,49 0,61 60,72
2012 0,75 0,49 0,62 61,31
2013 0,75 0,50 0,63 61,87
2014 0,75 0,51 0,63 62,33
2015 0,76 0,52 0,63 63,02 Sumber : Analisa Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Lumajang, BPS
Dari tabel diatas, terlihat bahwa dari tahun 2010 sampai 2015 angka IPM Kabupaten Lumajang terus naik, begitu juga nilai pendukungnya yaitu
indeks kesehatan, indeks pendidikan serta indeks daya beli cenderung relatif naik sampai Tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi mampu menaikkan kesejahteraan
masyarakat yang diwakili oleh angka IPM tersebut. Selain pendidikan, aspek kesehatan juga mempengaruhi kesejahteraan
manusia. Untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan yang telah dinikmati
oleh masyarakat menggunakan indeks kesehatan. Indeks ini sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UNDP (United Nation Development Program) yang
diukur berdasarkan capaian usia harapan hidup masyarakat. Usia harapan hidup masyarakat merupakan ukuran untuk menilai umur maksimal rata-
rata masyarakat di suatu daerah. Berdasarkan tolok ukur ini diasumsikan bahwa semakin tinggi usia harapan hidup suatu wilayah, semakin baik pula pemenuhan pelayanan kesehatannya. Usia harapan hidup masyarakat
Lumajang sebesar 69,07 tahun pada tahun 2014. Angka ini naik dari 68,71 pada tahun 2010, dan kondisi di tahun 2015 menjadi 69,27. Hal ini menunjukkan sekin baiknya tingkat kesehatan di Kabupaten Lumajang.
Semakin meningkatnya usia harapan hidup dan angka melek huruf ini menunjukkan bahwa program pelayanan kesehatan dan program pelayanan
pendidikan telah berjalan dengan baik meskipun diakui tidak terjadi lompatan prestasi yang dihasilkan. Pada masa yang akan datang masih diperlukan kerja keras dari seluruh aparat yang menangani bidang ini.
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Perekonomian daerah dapat dilihat dari gambaran Produk Domistik Regional Bruto baik berdasarkan harga konstan maupun harga berlaku.
Selain itu perekonomian daerah dapat dilihat dari tingkat inflasi, investasi, pajak dan retribusi, pinjaman daerah, dana perimbangan, atau sumber
penerimaan daerah lainnya. Data perekonomian daerah dapat menjadi sumber untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan ekonominya.
2.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan (nilai barang dan jasa akhir dikurangi biaya untuk menghasilkannya) oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka
waktu satu tahun. Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan ke dalam 17 (tujuh belas) sektor, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan
dan penggalian, industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, kontruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan
makan minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, real estat, jasa
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-8
perusahaan, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, jasa lainnya.
Besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 24.456.800.000.000,- mengalami peningkatan dari Rp.
21.983.200.000.000,- dari tahun 2014. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2011 menunjukkan besarnya kenaikan produksi di suatu daerah. Besaran nilai PDRB atas dasar harga konstan 2011 yang tercipta pada tahun 2015
sebesar Rp. 18.677.700.000.000,- mengalami peningkatan mencapai Rp. 825.600.000.000,- dari tahun 2014 yang mencapai Rp. 17.852.100.000.000,-.
Grafik 2.1. Perkembangan Angka PDRB Kabupaten Lumajang
Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang (BPS) 2015
2.2.1.1.1. PERTUMBUHAN PDRB PERKAPITA Salah satu indikator ekonomi yang penting untuk menggambarkan
kemakmuran masyarakat secara makro adalah bila dilhat perkapita
penduduk, semakin tinggi nilainya semakin baik kesejahteraan di suatu wilayah yang bersangkutan. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Lumajang terus mengalami peningkatan yang signifikan selama periode 2011-
2015. Pendapatan perkapita ADHB di Kabupaten Lumajang pada tahun 2011 mencapai Rp. 15.890.000,- meningkat pada tahun berikutnya sebesar 10.07 %
menjadi Rp 17.490.000,- dan akhirnya pada Tahun 2015 menjadi Rp. 23.740.000,-. Pada tahun 2013 merupakan kenaikan pendapatan perkapita terendah selama periode 2011-2015, yaitu sebesar 9,66 %. Diperlukan
indikator tingkat pemerataan distribusi pendapatan untuk meningkaan keakuratan dalamevaluasi kesejahteraan masyarakat. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.4.
Pendapatan Perkapita Kabupaten Lumajang dan Pertumbuhannya
Tahun Harga Berlaku
(Rp) Pertumbuhan
(%)
2011 15.890.000
2012 17.490.000 10,07
2013 19.180.000 9,66
2014*) 21.420.000 11,68
2015**) 23.740.000 10,83 *) Angka diperbaiki
**) Angka sementara
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-9
2.2.1.1.2 PERTUMBUHAN PDRB PER SEKTOR Berdasarkan kontribusi persektor PDRB terlihat bahwa perekonomian
Kabupaten Lumajang sebagian besar ditunjang sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, diikuti sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa struktur/pola perekonomian masyarakat Kabupaten Lumajang mengalami pergeseran meskipun belum cukup signifikan namun
terjadi secara keseluruhan berdampak positif pada levelling besaran PDRB. Pergeseran yang terjadi dari sektor pertanian/agraris ke sektor industri ataupun perdagangan yang merupakan ciri spesifik dari daerah perkotaan,
penjelasan pertumbuhan potensi unggulan dari tahun 2013 ke tahun 2015 sebagaimana grafik berikut :
Selang beberapa tahun kemudian ada beberapa sektor yang meningkat jumlahnya, yaitu di bidang perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini terjadi dari sektor pertanian/agraris ke sektor perdagangan ataupun industri yang
merupakan ciri spesifik dari daerah perkotaan, walaupun sektor pertanian masih mendominasi.
Hal ini menunjukkan juga bahwa bidang perdagangan mulai menjadi mata pencaharian penduduk, dan pariwisata Kabupaten Lumajang mulai berperan dalam mempengaruhi PDRB. Penjelasan pertumbuhan potensi
unggulan dari tahun 2013 ke tahun 2015 sebagaimana grafik berikut
Grafik 2.2
Pergeseran Pertumbuhan Potensi Unggulan Kabupaten Lumajang Tahun 2013-2015
Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang (BPS) 2015
Berdasarkan kontribusi per sektor PDRB terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Lumajang sebagian besar ditunjang sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan, diikuti sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Hal
tersebut memberikan gambaran bahwa struktur/pola perekonomian masyarakat Kabupaten Lumajang mengalami pergeseran meskipun belum cukup signifikan namun terjadi secara keseluruhan berdampak positif pada
levelling besaran PDRB. Pergeseran yang terjadi dari sektor pertanian/agraris ke sektor industri ataupun perdagangan yang merupakan ciri spesifik dari
daerah perkotaan.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-10
Grafik 2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi PDRB
Kabupaten Lumajang Tahun 2011-2015
Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang (BPS) 2015
Tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah menggambarkan tingkat
produktifitas penduduk di dalam menghasilkan barang dan jasa di daerah tersebut pada suatu periode. Secara makro pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang dapat dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010. Penggunaan atas dasar harga konstan ini, karena pengaruh harga telah dikeluarkan sehingga hasil yang
diperoleh hanya mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa. Hingga akhir tahun 2015 perekonomian Kabupaten Lumajang tumbuh
sebesar 5,47 persen atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,07 point
dibandingkan dengan tahun 2014. Trend laju inflasi mengalami penurunan cukup signifikan jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2011. Pada tahun
2011 laju inflasi mencapai 6,17 persen dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama seluruh pelaku penggerak perekonomian sampai dengan akhir tahun 2015 laju inflasi dapat
ditekan menjadi 5,92 persen. Di samping kondisi tersebut dipengaruhi oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian yang berdampak positif pada dunia usaha.
2.2.1.1.3. Penanaman Modal/Investasi
Investasi oleh sektor swasta mempunyai daya dorong/multiplayer efek yang lebih besar daripada pengeluaran pemerintah(APBD). Untuk itu iklim investasi perlu ditingkatkan di Kabupaten Lumajang. Adapun perkembangan
investasi adalah seperti terlihat pada grafik berikut:
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-11
Grafik 2.4. Pengaruh Peningkatan Nilai Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Tahun 2012-2015
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lumajang Tahun 2015 (data diolah)
Dari grafik diatas terlihat bahwa grafik investasi dari tahun 2012 sampai
2015 cenderung naik, dari 114.632.373 menjadi 243.920.495. Hal ini diikuti oleh naiknya penyerapan tenaga kerja dari 49,654% di tahun 2012 menjadi
55,314% di tahun 2015. Hal ini menunjukkan efek positif dari kenaikan investasi daerah, ternyata mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi, terutama di bidang industri dan perdagangan.
2.2.1.1.4.Perbandingan Tingkat PDRB ADHB tiap Kecamatan
Berikut disajikan data PDRB atas dasar Harga Berlaku tiap Kecamatan se Kabupaten Lumajang
Tabel 2.5.
Perbandingan Nilai PDRB ADHB tiap Kecamatan di Kabupaten Lumajang Tahun 2010-2015
Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tempursari 357,616.88 401,691.50 446,550.18 495.473.86 725,967.67 801,880.79
Pronojiwo 372,060.58 412,850.28 454,520.33 503,008.97 584,882.36 642,132.22
Candipuro 771,695.24 870,402.06 975,834.30 1,101,085.70 1,227,360.03 1,360,970.49
Pasirian 1,220,137.99 1,373,057.00 1,547,279.77 1,764,375.74 2,352,064.29 2,645,529.99
Tempeh 1,226,206.52 1,386,779.96 1,567,270.71 1,798,569.33 2,128,327.66 2,384,133.34
Lumajang 1,433,781.39 1,625,041.47 1,863,526.50 2,164,225.15 2,137,961.15 2,424,879.18
Sumbersuko 539,500.44 604,644.51 676,917.07 763,842.76 859,895.25 954,061.33
Tekung 399,006.56 443,652.20 490,234.10 546,898.94 555,565.48 610,178.81
Kunir 620,644.71 701,720.99 791,556.64 901,353.60 954,874.33 1,068,003.95
Yosowilangun 760,623.43 856,302.50 964,774.68 1,094,154.29 1,200,779.77 1,336,400.04
Rawakangkung 437,213.27 484,835.57 535,449.67 594,465.93 548,891.73 603,924.04
Jatiroto 853,926.52 954,243.76 1,062,099.51 1,188,112.20 1,405,249.87 1,568,292.95
Randuagung 750,220.04 839,366.23 934,407.10 1,049,812.90 990,065.77 1,103,140.89
Sukodono 568,722.42 642,289.57 725,630.39 822,950.84 911,036.50 1,013,419.58
Padang 345,558.03 382,898.00 419,150.31 461,278.35 481,318.94 525,637.62
Pasrujambe 694,565.86 762,760.13 837,297.87 923,598.30 1,123,868.82 1,235,063.36
Senduro 411,320.08 459,936.66 509,167.29 568,543.28 738,484.99 817,154.62
Gucialit 356,231.37 397,032.21 439,029.44 486,615.92 549,329.85 604,558.84
Kedungjajang 559,439.51 626,595.01 698,942.62 781,397.35 856,302.18 945,039.43
Klakah 723,476.26 814,035.11 915,040.64 1,033,780.89 967,225.04 1,069,764.72
Ranuyoso 484,475.85 543,285.45 606,799.15 683,179.96 670,110.91 742,630.59
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang Tahun 2015
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-12
Dari tabel terlihat bahwa Kecamatan Lumajang mempunyai PDRB paling besar diantara Kecamatan-kecamatan lain. Hal ini dikarenakan Kecamatan
Lumajang sebagai pusat pemerintahan, juga sebagai pusat perdagangan dan pusat kegiatan ekonomi. Di tahun 2010 nilai PDRB di Kecamatan Lumajang
sebesar Rp. 1,433,781.39,- dan meningkat di tahun 2015 sebesar Rp. 2,424,879.18,-. Nilai paling rendah adalah Kecamatan Padang yang bernilai Rp 345,558.03,- di tahun 2010 walaupun ada kenaikan di tahun 2015 sebesar Rp
525,637.62,- akan tetapi, nilainya tetap paling rendah diantara kecamatan-kecamatan lainnya.
2.2.1.1.5. Tingkat Kemiskinan Kabupaten Lumajang
Grafik 2.5. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Lumajang
Tahun 2003 - 2015
Sumber : BPS Kab. Lumajang Tahun 2015
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah penduduk miskin dan tingkat prosentase penduduk miskin Kabupaten Lumajang dari Tahun 2007-2015 mengalami penurunan. Di akhir tahun 2015 jumlah penduduk miskin
Kabupaten Lumajang mencapai 115.910 jiwa dengan prosentase sekitar 11,52%. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen Kabupaten Lumajang dalam
usaha menurunkan angka kemiskinan berhasil dan hal ini sejalan dengan usaha Propinsi Jawa Timur dalam usaha menekan angka kemiskinan. Akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi kemiskinan suatu daerah, sehingga
perlu analisa lebih jauh dengan komponen pendukung lainnya.
2.2.1.2. Laju Inflasi Hingga akhir tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang
mencapai 5,47 persen atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,07 point dibanding tahun 2014. Selanjutnya secara agregat inflasi dengan system point to point, laju inflasi PDRB mengalami penurunan pada tahun 2012 laju inflasi PDRB sebesar 6,00 persen, turun sebesar 0,20 point dari tahun 2011. Laju
pertumbuhan ekonomi dan Inflasi selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 2.3. diatas.
2015
12.36 12.09 11.75 11.52
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-13
2.2.1.3 RASIO PENDUDUK YANG BEKERJA Jumlah penduduk yang bekerja di suatu wilayah menunjukkan berhasil
tidaknya Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menekan jumlah pengangguran.
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi, penduduk usia produktif (15-45 tahun) di Kabupaten Lumajang pada tahun 2014 sebanyak 498.039 orang dengan 97,94% nya bekerja. Dan pada tahun 2015 jumlah
penduduk usia produktif mencapai 532.005 orang dan 97,40% nya dalam status bekerja. Selain itu Angka Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami
peningkatan di tahun 2015 sekitar 97,40 dari tahun 2014 yang nilainya 97,17. Seperti dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.6. Prosentase Penduduk Yang Bekerja Di Kabupaten Lumajang Tahun 2014-2015
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lumajang Tahun 2016
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial Analisis kinerja atas kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator yang berkaitan dengan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan
maupun ketenagakerjaan. Secara rinci fokus kesejahteraan sosial berisikan data tentang angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi
murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, jumlah penduduk yang bekerja dan sebagainya.
Berdasarkan data yang ada pada LKPJ AMJ Kabupaten Lumajang, beberapa capaian indikator pendidikan sebagai berikut :
Tabel 2.7.
Capaian Indikator Pembangunan Bidang Pendidikan Tahun 2010-2015
Indikator Capaian
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Angka Melek Huruf 97,60 97,66 97,76 97,79 97,90 98,74
• Angka Partisipasi Kasar SD/MI
• Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs
• Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA
107,70 105,36 51,53
107,35 106,58 53,23
106,67 106,88 56,11
106,76 106,91 59,01
106,92 106,98 63,79
107,10 107,05 68,58
• Angka Partisipasi Murni SD/MI
• Angka Partisipasi Murni SMP/MTs
• Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA
99,73 99,10 48,67
99,75 99,18 49,33
99,77 99,27 52,04
99,80 99,39 54,73
99,86 99,56 55,03
99,92 99,73 59,66
• Angka Putus Sekolah SD/MI
• Angka Putus Sekolah SMP/MTs
• Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA
0,10 0,58
0,74
0,09 0,52
0,67
0,08 0,31
0,47
0,07 0,29
0,41
0,05 0,24
0,33
0,04 0,19
0,16
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Selanjutnya dalam bidang kesehatan, situasi derajat kesehatan
masyarakat digambarkan dengan angka mortalitas (angka kematian ibu, kematian bayi dan balita) serta status gizi. Angka mortalitas akan meningkat dan status gizi menurun apabila upaya promotif, preventif, kuartif dan
rehabilitatif tidak dilaksanakan secara optimal. Dimana beberapa upaya tersebut diukur melalui beberapa indikator yang antara lain meliputi indikator
dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan penanggulangan
INDIKATOR 2014 2015
Jumlah Angkatan Kerja 508.491 orang 532.005 orang
Jml Penduduk Bekerja 498.039 orang 518.184 orang
% Penduduk Bekerja 97,94% 97,40%
TPAK 97,17 97,40
TPT 2.01 2,60
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-14
penyakit, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, gizi, kesehatan lingkungan srta pemberdayaan masyarakat. Capaian keberhasilan beberapa indikator
tersebut menggambarkan pengendalian angka mortalitas dan status gizi.
Tabel 2.8. Perbandingan Perkembangan Pencapaian Angka Mortalitas
Tahun 2011-2015
NO ANGKA MORTALITAS CAPAIAN
2013 2014 2015
1 Angka Kematian Ibu 143,59 110,08 155,73
2 Angka Kematian Bayi 14,86 13,23 12,39
3 Angka Kematian Balita 15,48 14,08 13,43
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Trend balita gizi buruk atau di Bawah Gari Merah (BGM) pada tahun 2015 menunjukkan penurunan dibanding tahun 2014. Berdasarkan bulan intensifikasi penimbangan tahun 2015, jumlah balita gizi buruk sebanyak 389
balita atau 0,52% dari 73.551 balita yang ditimbang. Sedangkan data tahun 2014, balita gizi buruk sebanyak 830 balita atau sebesar 1,14% dari 72.649
balita yang ditimbang.
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga Menurut catatan yang ada sampai dengan tahun 2015 ternyata
Kabupaten Lumajang memiliki sejumlah kesenian yang banyak tersebar di
berbagai wilayah. Jenis kesenian yang sampai saat ini masih cukup eksis di Kabupaten Lumajang antara lain; jaran kencak, jaran slining dan sebagainya. Berbagai jenis kesenian ini sekaligus menunjukkan bahwa di kabupaten
Lumajang memiliki berbagai jenis kesenian tidak hanya seni tari, melainkan juga seni lukis, musik, seni drama dan sebagainya. Salah satu andalan Kabupaten Lumajang adalah batik Lumajang yang semakin hari banyak
dikenal masyarakat, beserta pisang Agung dan Kirana sebagai komoditas pangannya.
Ragam budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat Kabupaten Lumajang pada hakikatnya merupakan identitas khas (local genius) dan mengandung tatanan nilai dari kelompok masyarakat pada suatu wilayah
tertentu yang berfungsi menjadi semacam perekat bagi kebersamaan, perkauman, kekerabatan. Ragam budaya ini seyogyanya terus dipelihara dan
dikembangkan dalam kerangka pembangunan manusia seutuhnya sehingga masyarakat tidak tercerabut dari akar budayanya.
Untuk menjaga kekayaan seni dan budaya, selain pemeliharaan
terhadap cagar budaya Pemerintah Kabupaten Lumajang terus mendorong dan melakukan berbagai upaya pelestarian dan pengembangan terhadap nilai-
nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat diantaranya yaitu dengan mendukung tetap lestarinya beberapa perayaan tradisional. Di samping itu juga digelar Pentas Seni Tradisi serta atraksi kesenian para pelajar SMP/MTs,
SMA/SMK/MA, sanggar-sanggar tari dan kelompok-kelompok seni yang dikemas dalam peringatan hari-hari besar dan diselenggarakan secara rutin pada peringatan Hari Jadi Lumajang (HARJALU).
2.3. Aspek Pelayanan Umum
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-15
2.3.1. Aspek Pendidikan Kendati masyarakat Kabupaten Lumajang, sudah mulai maju, tetapi,
kesadaran tentang arti penting sekolah nampaknya masih belum tumbuh
dengan maksimal. Dalam satu dekade terakhir, nyaris tidak terjadi perubahan yang benar-benar signifikan tentang apresiasi masyarakat terhadap arti penting pendidikan, khususnya fungsi sekolah.
Secara teori, pendidikan sebetulnya adalah hak sekaligus semacam tiket untuk meraih masa depan yang lebih baik. Tetapi, bagi anak-anak dari
keluarga yang secara ekonomis tak berkecukupan, pendidikan seringkali menjadi barang mahal karena mereka tidak memiliki kemampuan dan akses yang cukup untuk bisa melangsungkan pendidikan sampai jenjang yang
maksimal. Sudah banyak kajian membuktikan, bahwa faktor utama penyebab anak putus sekolah adalah kesulitan ekonomi atau karena orang tua tidak
mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak-anaknya. Di samping itu, tidak jarang terjadi orang tua meminta anaknya berhenti sekolah karena mereka membutuhkan tenaga anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua.
Di Kabupaten Lumajang, terutama di daerah pedesaan yang terpelosok dan kepulauan, anak-anak di bawah usia terkadang terpaksa bekerja di rumah membantu orang tuanya di sawah, bekerja di sektor pertanian,
perkebunan, industri kecil, dan sebagainya untuk membantu ekonomi orang tua. Jam kerja yang panjang, kelelahan fisik, dan sejenisnya ditambah lagi
pengaruh lingkungan teman seusia yang rata-rata memang kurang perhatian kepada kegiatan belajar adalah faktor gabungan yang menyebabkan anak-anak usia sekolah di Kabupaten Lumajang terpaksa bekerja acapkali prestasi
belajarnya di sekolah relatif kurang berkembang, dan bahkan DO (Drop Out) sebelum waktunya.
Tabel 2.9. Pencapaian Beberapa Indikator Pendidikan Kabupaten Lumajang
Tahun 2010-2015
URAIAN CAPAIAN
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Banyaknya Tenaga
Pendidik (orang)
• TK/RA/PAUD
• SD/MI
• SMP/MTs
• SMA/SMK
3.426
7.487
3.475
1.826
3.429
7.527
3.484
1.877
3.517
7.030
3.058
1.440
3.530
7.045
3.063
1.455
3.595
7.070
3.095
1.489
3.660
7.095
3.121
1.523
Banyaknya Sekolah (unit)
a. TK/RA
b. SD/MI
c. SMP/MTs
d. SMA/SMK
440
742
165
63
511
748
175
68
531
749
177
74
545
752
180
77
549
754
183
79
552
754
187
80
Banyaknya Kelas
(ruang)
• TK/RA
• SD/MI
• SMP/MTs
• SMA/SMK
997
5.987
1.231
602
1.122
6.023
1.261
617
1.142
6.025
1.292
741
1.176
6.029
1.308
752
1.187
6.035
1.315
770
1.195
6.042
1.320
785
Banyaknya Siswa (anak)
• TK/RA
• SD/MI
• SMP/MTs
• SMA/SMK
36.415
110.971
46.568
24.373
37.442
108.991
46.799
25.266
37.627
109.877
47.335
26.420
39.325
109.967
47.353
27.790
42.765
110.145
47.192
29.985
46.205
110.323
47.231
32.180
Rasio Murid : Guru (negeri dan swasta)
• TK/RA
• SD/MI
11
15
12
15
13
15
14
15
15
15
15
15
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-16
URAIAN CAPAIAN
2010 2011 2012 2013 2014 2015
• SMP/MTs
• SMA/SMK
13
13
14
13
15
13
15
14
15
14
15
14
Rasio Murid : Sekolah
(negeri dan swasta)
• TK/RA
• SD/MI
• SMP/MTs
• SMA/SMK
20
25 40
44
20
25 32
40
20
25 32
40
20
25 32
40
20
25 32
40
20
25 32
40
Pendidikan Luar
Sekolah
• PBHKF
• Kejar Paket A
Setara SD
• Kejar Paket B
Setara SMP
• Kejar Paket C
Setara SMU
9.600
112
840
275
6.100
345
1.766
1.249
8.380
390
1.294
1.009
9.030
225
667
570
7.150
409
1.501
1.519
8.480
670
1.520
1.250
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Dari data di atas terlihat bahwa jumlah murid tingkat sekolah dasar
tahun 2014/2015 cenderung mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, begitu pula dengan jumlah siswa SMP atau SMA sederajat
terus mengalami kenaikan. Dari data tersebut, tentu saja akan mempengaruhi banyaknya sekolah yang ada. Menurut data jumlah SD, SMP, SMA sederajat terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Kecenderungan seperti ini merupakan fakta positif bagi perhatian Pemerintah Kabupaten Lumajang terhadap kemajuan di bidang pendidikan.
Ketika jumlah anak usia sekolah kian bertambah maka peningkatan sarana dan prasarana juga dilakukan, sementara itu ketika jumlah murid mengalami penurunan maka penyediaan sarana dan prasarana pendidikan tidak
dilakukan penambahan berarti. Persoalannya sekarang adalah bagaimana cara melakukan peningkatan
dalam aspek kualitas pendidikannya. Sebab meski secara kuantitatif jumlah
murid dan fasilitas sarana prasarana pendidikan mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi dengan kualitasnya niscaya mutu lulusan dan SDM
yang ada di kabupaten Lumajang juga akan mengkhawatirkan perkembangannya. Oleh sebab itu ke depan dalam sektor pendidikan Pemerintah Daerah perlu segera bersikap konsisten dengan mengalokasikan
sekitar 20% dana APBD untuk pembangunan bidang pendidikan, dan merancang serta melaksanakan program pembangunan bidang pendidikan yang benar-benar terfokus dan berpihak kepada peserta didik. Sebab dengan
sumber daya manusia yang tidak berkualitas tentu cukup sulit bagi Kabupaten Lumajang untuk dapat segera keluar dari tekanan kemiskinan dan
keterbelakangan yang dialami oleh sebagian masyarakat.
2.3.2. Aspek Kesehatan Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan berikut
sumberdaya manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sangat diperlukan. Fasilitas dan sumber daya kesehatan yang ada di Kabupaten Lumajang sampai dengan tahun 2015
meliputi 4 Rumah Sakit (swasta dan DKT), 1 Rumah Sakit Umum Daerah, 25 Puskesmas dan 51 Puskesmas Pembantu, 637 Posyandu Purnama, 105
Posyandu Mandiri, 51 Puskesmas Keliling, 34 Apotek, 17 Balai Pengobatan, ditambah dengan 133 praktek dokter umum, 39 tenaga dokter spesialis dan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-17
tenaga dokter gigi 51 orang sedangkan untuk bidan sebanyak 528 orang dan perawat sebanyak 723 orang, data ini adalah yang terdaftar dan memiliki ijin.
Penyediaan Puskesmas yang merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan kegiatan Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB), Perbaikan Gizi, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dan Pengobatan. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Lumajang
sebanyak 25 buah. Dengan demikian, rasio Puskesmas terhadap penduduk pada tahun 2015 adalah 25 : 1.030.193 penduduk, atau rata-rata tiap Puskesmas melayani 41.208 penduduk.
2.3.3. Aspek Pekerjaan Umum Jalan dan Jembatan
Panjang jalan raya di kabupaten Lumajang pada tahun 2015 mencapai 1.051.987 km, yang terdiri dari 520,217 km jalan hot mix, 509,945km
merupakan jalan aspal, 16,640 km permukaan jalan kerikil dan 5,185 km merupakan jalan tanah. Dilihat dari kondisi jalan, maka sepanjang 792,970
km dalam keadaan baik, 96,818 km dalam keadaan sedang dan 61,773 km dalam keadaan rusak serta 100,426 Km dalam keadaan rusak berat.
Dalam berjalannya program kegiatan ini selama lima tahun, terjadi
peningkatan yang sangat signifikan untuk jalan perkerasan Hotmix mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 396,96 km atau meningkat sebesar
322,05% dari tahun 2011 sepanjang 123,26 Km, untuk kondisi perkerasan jalan aspal mengalami penurunan sebesar 42,23% dari panjang jalan aspal 882,71 Km di tahun 2011 menjadi 509,945 Km di tahun 2015. Sedangkan
untuk kondisi jalan kerikil dan tanah tentunya akan menurun. Gambaran mengenai perkembangan kualitas jaringan jalan sebagaimana berikut
Tabel 2.10. Data Keadaan Jalan Di Kabupaten Lumajang Tahun 2011 – 2015
Jenis
Perkerasan
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Hot Mix 123,26 207,243 134,725 424,820 520,217
Aspal 882,71 804,254 885,562 604,617 509,945
Kerikil 31,47 29,04 20,950 16,640 16,640
Tanah 14,55 11,45 10,750 5,910 5,185
Jumlah 1.051,99 1.051,99 1.051,99 1.051,99 1.051,99
Sumber data : LKPJ Tahun 2011-2015
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa kondisi jaringan jalan
aspal baik lapen maupun Hotmix mengalami peningkatan 2,30% dari 95,63% di tahun 2011 menjadi 97,93% di tahun 2015. Sedangkan kondisi jaringan tanah dan/atau kerikil mengalami penurunan menjadi 2,07% di tahun 2015.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-18
Grafik 2.6. Perkembangan Kondisi Perkerasan Jalan
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lumajang Tahun 2016
Capaian indikator jembatan dalam kondisi baik, untuk prasarana jembatan di Kabupaten Lumajang pada tahun 2015 tercatat sebanyak 179 buah, mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebanyak 173 buah. Sekitar
92,746 % jembatan di Kabupaten Lumajang dalam kondisi baik di tahun 2015 dimana ketersediaan terhadap kebutuhan jembatan sudah sangat menunjang
kegiatan perekonomian dan mobilitas penduduk. Air Limbah
Praktik BAB (buang air besar) di tempat yang tidak aman adalah salah satu faktor risiko bagi turunnya status kesehatan masyarakat. Selain
mencemari tanah (field), praktik semacam itu dapat mencemari sumber air minum warga. Yang dimaksud dengan tempat yang tidak aman bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka, seperti di sungai/ kali/ got/ kebun, tetapi juga
penggunaan sarana jamban di rumah yang mungkin dianggap nyaman, namun sarana penampungan dan pengolahan tinjanya tidak memadai, misalnya yang tidak kedap air dan berjarak terlalu dekat dengan sumber air
minum. Berdasarkan Dokumen Environment Health and Rapid Assesment
(EHRA), sebagian besar masyarakat Kabupaten Lumajang sudah mengelola buangan akhir kotorannya secara baik yaitu di tangki septik sebanyak 22,4% atau 1.387 responden. Yang menyalurkan pembuangan di cubluk sebanyak
55.3% responden. Tetapi masih ada sebagian kecil yang belum mengelola buangan akhir tinjanya dengan baik yaitu dengan dibuang di saluran
drainase, pipa sewer, sungai, kolam kebun, dan lainnya serta yang tidak tahu tempat penyalurannya. Kemudian terkait tentang pembuangan air limbah domestik adalah sebagai berikut:
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-19
Grafik 2.7. Tempat BAB Anggota Keluarga Yang Sudah Dewasa
Sumber : Hasil Studi EHRA Tahun 2016
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa kondisi umum di Kabupaten Lumajang masyarakatnya sudah membuang kotorannya di jamban pribadi,
namun masih ada sebagian kecil yang BAB di tempat terbuka seperti di WC helikopter di empang/kolam, sungai, kebun maupun parit.
Drainase Drainase lingkungan merupakan sarana yang penting dalam sanitasi.
Selain itu darinase berfungsi juga mengalirkan limbah cair dari rumah rangga seperti dapur, kamar mandi, tempat cucian dan juga wastafel. Drainase yang buruk akan menimbulkan banjir pada waktu hujan, selain itu juga akan
membuat genangan air dari limbah cair rumah tangga. Bila kondisinya demikian akan menjadi tempat perindukan nyamuk yang bisa menularkan
berbagai penyakit seperti demam berdarah, chikungunya, juga filariasis. Berdasarkan dokumen EHRA, terdapat gambaran rumah tangga yang
mempunyai drainase di Kabupaten Lumajang sebanyak sebesar 64 % dan
rumah tangga yang tidak mempunyai SPAL sebanyak atau sebesar 36%. Grafik di atas juga menunjukkan hasil pengamatan bahwa akibat yang ditimbulkan dari tidak adanya SPAL salah satunya adalah muncul genangan
air di beberapa tempat sebagaimana sebagaimana grafik berikut
Grafik 2.8. Kepemilikan saluran pembuangan air limbah rumah tangga
Sumber : Hasil Studi EHRA Tahun 2016
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-20
Persampahan Untuk pelayanan persampahan, Kabupaten Lumajang dilakukan
dengan dua cara yaitu pengelolaan sampah terpusat dan pengelolaan sampah setempat. Pengelolaan sampah setempat dilakukan dengan dua cara yaitu
tradisional dan petugas. Pengelolaan sampah setempat oleh petugas dikumpulkan dari tempat sampah hunian ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Berikut jumlah TPS Kabupaten Lumajang
Tabel 2.12.
Jenis Fasilitas Pengolahan Sampah Setempat
No Jenis Fasilitas Jumlah Volume
(m3/unit)
1 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) • Terbuka 31 12
• Tertutup
• Dengan pemisahan sesuai jenis sampah
3 0
12 0
2 Fasilitas Pengolahan Sampah (TPA) 1 85.500
3 TPS3R
• TPS3R Dawuhan Lor
• TPS3R Yosowilangun
1 1
4 Bank Sampah Induk Kalpataru 1 Sumber : Profil Adipura Kab. Lumajang, 2016
Pengumpulan sampah oleh petugas didukung oleh peralatan atau kendaraan angkut dimana terdapat gerobak sampah, dump truck, Arm Roll Truk, motor sampah dll, berikut adalah jumlah kendaraan angkut sampah
sebagai pendukung kinerja pengelolaan sampah Kabupaten Lumajang Tahun 2015.
Tabel 2.13. Jumlah Kendaraan Angkut Sampah Kabupaten Lumajang
No Alat Angkut Jumlah Kapasitas/unit
(m3) Ritasi
Operasi
Ya Tidak
1 Gerobak sampah 124 0,8 2 x ✓
2 Dump Truk 5 6 5 x ✓
3 Arm Roll truk 6 6 5 x ✓
4 Motor Sampah 11 2 ✓
Jumlah 146 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Dalam Peningkatan Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana
Persampahan berupa belanja obat-obatan, uji lab 4 sampel, sewa lata berat 200 jam, pemeliharaan kontainer sampah 10 unit, tanah urug 3500 m3,
penutup bak mobil monitoring 1 unit, pembangunan sarana dan prasarana TPA (Kali Pancing) 1 paket, pembangunan jalan TPA, pembelian mesin
pencacah kompos 2 unit dan pemasangan jaringan listrik TPA 1 paket, Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan berupa tong sampah portable (untuk hibah) 33 buah, Pengelolaan persampahan pada
fasilitas umum berupa 1 paket tong pilah sampah, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Jalan dan saluran berupa sapu lidi 5.200 buah, keranjang sampah bambu 6.840, cangkul garpu, sabit cangkul masing-masing 70 buah, obat
rumput 48 kg, pemeliharaan jalan 1 paket, pengadaan penutup saluran air 30 buah dan tangki semprot rumput 2 buah, Pengadaan sarana dan Prasarana
Pengangkut sampah berupa dump truck 3 unit, amroll truck 3 unit, truck tangki air 1 unit, kontainer sampah 10 unit, gerobak sampah 35 unit dan becak sampah 39 unit, Pelayanan Kebersihan Persampahan, Pengembangan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-21
dan Operasional TPST berupa bahan baku praktek 28 item, mesin bor 1 unit, alat penyimpanan 1 unit dan pembangunan tempat pengolahan sampah
plastik 1 paket. Hasil dari program dan kegiatan ini mampu meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah kepada masyarakat dan program ini terealisasi
sebesar 93 %.
2.3.4. Aspek Perumahan
Saat ini sektor perumahan merupakan salah satu sektor prioritas
nasional dikarenakan masuk dalam isu strategis pengembangan baik nasional maupun di daerah, adapun salah satu isu strategisnya adalah meningkatnya backlog perumahan. Backlog perumahan merupakan jumlah kebutuhan/
kekurangan rumah. Nilai backlog didapatkan dari selisih antara jumlah rumah tangga dengan jumlah rumah yang ada. Berdasarkan asumsi tersebut, maka
perhitungan backlog dapat dilakukan pada tahun terakhir, yaitu tahun 2015. Jumlah bangunan rumah di Kabupaten Lumajang tahun 2015 sebesar
279.829 unit, sedangkan jumlah rumah tangga di Kabupaten Lumajang
sebanyak 290.593 KK/RT. Kondisi tersebut terkait dengan keberadaan data terakhir mengenai jumlah rumah tangga dan jumlah/ ketersediaan rumah yang ada. Berikut analisa perhitungan proyeksi kebutuhan rumah/ backlog
rumah tahun 2015 sebagaimana berikut.
Tabel 2.14. Analisa Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Rumah/ Backlog Rumah
Tahun 2015
No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga
Jumlah
Rumah
Backlog
Rumah
Rumah Tidak
Layak Huni
1 Sukodono 14.567 14.331 236 4.218
2 Randuagung 17.700 17.447 253 4.186
3 Yosowilangun 16.283 15.766 517 6.246
4 Kunir 14.868 15.053 (185) 8.021
5 Gucialit 7.023 6.877 146 3.658
6 Tempusari 8.941 8.169 772 3.866
7 Kedungjajang 12.553 11.255 1.298 2.187
8 Candipuro 18.953 17.188 1.765 3.719
9 Senduro 13.253 12.156 1.097 3.847
10 Sumbersuko 9.764 9.651 113 2.750
11 Pronojiwo 9.483 8.992 491 2.693
12 Ranuyoso 12.025 11.790 235 6.442
13 Lumajang 22.229 22.078 151 8.195
14 Pasrujambe 10.536 10.286 250 4.501
15 Pasirian 23.947 23.400 547 10.740
16 Jatiroto 11.967 12.265 (298) 2.872
17 Rowokangkung 9.837 9.820 17 5.368
18 Padang 10.167 8.206 1.961 4.443
19 Tempeh 22.834 22.863 (29) 11.155
20 Klakah 14.095 13.046 1.049 4.288
21 Tekung 9.568 9.190 378 7.526
290.593 279.829 10.764 110.921 Sumber : Lumajang Dalam Angka BPS Th. 2016 dan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lumajang
Berdasarkan tersebut diatas, diketahui bahwa kebutuhan rumah pada
wilayah perencanaan mencapai 10.764 unit. Seluruh wilayah kecamatan mengalami kekurangan/kebutuhan rumah dengan jumlah yang bervariasi. Wilayah yang memiliki nilai backlog tertinggi ialah Kecamatan Lumajang yaitu
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-22
mencapai 1.961 unit sedangkan nilai backlog terendah pada Kecamatan Gucialit yaitu -298 unit. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa jumlah
rumah tiak layak huni sebesar 110.921 unit. Isu permasalahan lain dalam sektor perumahan adalah tumbuhnya
kawasan kumuh, Kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi memiliki kecenderungan membentuk kawasan permukiman kumuh, khususnya pada kawasan permukiman di sekitar sempadan sungai dan kawasan permukiman
pada jalan kecil atau gang. Kondisi tersebut terjadi pada kawasan permukiman swadaya yang berkembang secara organis/alami.
2.3.5. Aspek Perhubungan
Pada tahun 2008, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 13.875 unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak
125.741 unit. Pada tahun 2009, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 10.875 unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 125.741 unit. Pada tahun 2010, jumlah mobil (bus, truk, station
wagon, sedan, pick up) yaitu 12.311 unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 145.880 unit. Pada tahun 2011, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 13.037 unit, jumlah sepeda motor dan
motor gerobak sebanyak 173.449 unit. Pada tahun 2012 jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 13.720 unit, jumlah sepeda motor
dan motor gerobak sebanyak 186.886 unit. Hal ini menunjukkan tren peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di Kabupaten Lumajang. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor paling banyak terjadi
pada kendaraan sepeda motor, bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 125.741 unit, terjadi peningkatan sebesar 48,63 % menjadi
sebanyak 186.886 unit pada tahun 2012.
Tabel 2.15.
Target dan Realisasi Capaian Indikator Urusan Perhubungan Tahun 2011 – 2015
No Uraian Tahun
Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Angkutan umum 550 515 506 753 353 Unit
2 Angkutan Barang 11.821 9.172 9.331 14.836 11.168 Unit
3 Angka kecelakaan lalu lintas
402 429 379 351 369 Kasus
4 Angka pelanggaran lalu lintas
128 116 525 8.248 15.445 Kasus
5 Jumlah kendaraan wajib uji
17.828 19.564 20.638 31.890 23.460 Unit
6 Jumlah kendaraan sudah melakukan uji kelayakan
13.037 13.720 14.857 31.576 31.790 Unit
Sumber data : Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Untuk jumlah angkutan umum di Kabupaten Lumajang pada tahun 2015 sejumlah 353 unit dimana mengalami penurunan dari sejumlah 550 unit
di tahun 2011, kemudian jumlah penumpang angkutan umum pada tahun 2015 sebesar 230.091 orang yang mengalami peningkatan dari tahun 2014
yaitu 210.447 orang. Rasio ijin trayek angkutan umum sebanyak 58 ijin dengan jumlah terminal sebanyak 4 unit di tahun 2015. Jumlah kepemilikan Kir angkutan umum pada tahun 2015 sebanyak 5826 dengan lama uji kir
selama 29 menit.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-23
Tabel 2.17. Capaian Pelayanan Perhubungan Kabupaten Lumajang Tahun 2011-2015
INDIKATOR UTAMA
REALISASI
SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Penumpang Angkutan Umum Orang
200.034 201.567 224,364 210,447 230,091
2 Rasio Ijin Trayek Unit 43 42 42 49 58
3
Jumlah Uji KIR Angkutan
Umum Unit 5.961 6.042 6495 6323 5826
4 Jumlah Terminal Unit 5 5 5 5 4
5 Jumlah Angkutan Darat Unit 14.466 14.541 15.601 15.842 15.367
6
Jumlah Kepemilikan KIR
Angkutan Umum Unit 5.973 6.022 6495 6323 5826
7 Lama Pengujian Menit 30 30 29 29 29
8 Biaya Pengujian
*Uji Berkala,
Mutasi/Numpang Uji
Masuk/Keluar
- Pendaftaran Nilai/Rp. 3.000 10.000 10.000 10.000 10.000
- Sejenis Station Nilai/Rp. 15.000 20.000 20.000 20.000 20.000
- Denda Nilai/Rp. 75.000 20.000 20.000 20.000 20.000
-
Bus Truck dan Mobil
Barang Nilai/Rp. 25.000 30.000 30.000 30.000 30.000
- Denda Nilai/Rp. 137.000 30.000 30.000 30.000 30.000
- Tonton Nilai/Rp. 30.000 35.000 35.000 35.000 35.000
- Denda Nilai/Rp. 30.000 35.000 35.000 35.000 35.000
- Biaya STUK (Buku Uji) Nilai/Rp. 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
- Biaya Buku Uji Hilang Nilai/Rp. 50.000 150.000 150.000 150.000 150.000
- Biaya Plat Tanda Uji Nilai/Rp. 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
9 Pemasangan Rambu
Rambu Lalu Lintas Unit 100 100 291 137 238
Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Lumajang, 2016
Terminal Menak Koncar merupakan terminal Type B di Kabupaten Lumajang yang didukung dengan empat terminal type C lainnya yaitu Terminal Klakah, Terminal Lumajang, Terminal Pasirian, Terminal Pronojiwo.
Tercatat bahwa MPU yang masuk keluar terminal mengalami penurunan dari 15.842 unit tahun 2014, menjadi 15.367 unit di tahun 2015.
2.3.6. Aspek Ketenagakerjaan
Secara umum, penyelenggaraan urusan ini selama tahun 2014-2015
relatif berhasil dengan baik yang tampak dari indikator-indikator sebagaimana diuraikan berikut ini :
a. Persentase Pencari Kerja yang ditempatkan Angka pengangguran terbuka merupakan indikator yang
menggambarkan keberhasilan dalam mengendalikan pengangguran. Jumlah
pengangguran terbuka tahun 2014 adalah 14.562 orang dan terserap sebanyak 600 orang atau 4,12% sedangkan jumlah pengangguran terbuka
tahun 2015 adalah 13.821 orang dan terserap sebanyak 480 orang atau 3,47% Untuk tingkat pengangguran terbuka dapat dilihat dari grafik di
bawah, terlihat penurunan persentase tingkat pengangguran terbuka dari
tahun 2014 sebesar 2,83 persen menjadi 2,5 persen di tahun 2015
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-24
Grafik : 2.9. Trend Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Sumber : BPS & Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lumajang Tahun 2016
Perluasan lapangan kerja dilaksanakan melalui program pelayanan penempatan pencari kerja terdaftar (AKAL, AKAD, dan AKAN) dengan dukungan peran sektor swasta dan masyarakat sebagaimana terlihat pada
tabel berikut : Tabel 2.17.
Penempatan Tenaga Kerja Tahun 2010-2015
No. Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 AKL 119 173 5.823 2.320 1.879 336
2 AKAD 202 202 11 - 61 -
3 AKAN 206 189 152 180 186 405
JUMLAH 527 564 5.986 2.500 2.126 741 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Tabel 2.18. Jumlah Angkatan Kerja Tahun 2013-2015
No Uraian Tahun
2013 2014 2015
1 Jumlah Angkatan Kerja 522.842 514.666 532.005 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lumajang Tahun 2016
b. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja juga terus
dilakukan melalui perbaikan upah kerja dengan menaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK), pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.120.000 mengalami
kenaikan 28,3 persen menjadi Rp. 1.437.000 pada tahun 2015. Selanjutnya dalam rangka menangani permasalahan pengangguran
dan menciptakan kesempatan kerja serta mendorong pertumbuhan usaha
baru, maka ke depan perlu diupayakan untuk memberdayakan para sarjana untuk menjadi wirausaha yang tangguh dan mandiri serta berdaya saing.
Untuk menjadi wirausaha yang tangguh, mandiri dan berdaya saing salah satu upaya pemerintah Kabupaten Lumajang yang perlu dilakukan dengan menciptakan usaha baru (wirausaha baru) yakni dalam bentuk program
pertumbuhan wirausaha baru bagi sarjana melalui pelatihan/pembinaan teknik kewirausahaan, pelatihan kewirausahaan, pengembangan pusat pustakan enterprenuer dan bantuan permodalan dengan bunga lunak yang
ditujukan bagi wirausaha baru atau sarjana baru.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-25
2.3.7. Aspek Pariwisata dan Budaya Kabupaten Lumajang memiliki potensi wisata relatif cukup banyak. Obyek wisata yang ada di Kabupaten Lumajangdapat dikelompokkan menjadi
enam yaitu: wisata alam, wisata sejarah dan ziarah, wisata bahari, wisata konservasi, wisata budaya, wisata minat khusus. Obyek pariwisata tersebut selain banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik juga dikunjungi oleh
wisatawan asing. Selanjutnya kawasan pengembangan masing-masing jenis wisata yang ada di Kabupaten Lumajang antara lain;
Tabel 2.19.
Daftar Kawasan Pariwisata di Kabupaten Lumajang
No Nama Obyek Jenis Wisata
Lokasi
Desa Kecamatan
1. Pemandian Tirtosari Alam Desa Penanggal Kec. Candipuro
2. Pemandian Tirtowono Alam Desa Jarit Kec. Candipuro
3. Puncak Gunung Sawur Alam Desa Penanggal Kec. Candipuro
4. Hutan Bambu Alam Desa Sumbermujur Kec. Candipuro
5. Candi Putri Budaya Desa Candipuro Kec. Candipuro
6. Air Terjun Semingkir Alam Desa Gucialit Kec. Gucialit
7. Air Terjun Goa Pawon Alam Desa Kertowono Kec. Gucialit
8. Wisata Agro Kebun Teh Alam Desa Gucialit Kec. Gucialit
9. Coban Pawon Alam Desa Kertowono Kec. Gucialit
10. Wisata Agro Pabrik Gula Alam Desa Jatiroto Kec. Jatiroto
11. Water Park Buatan Desa Wonorejo Kec. Kedungjajang
12. Rowo Damungan Alam Desa Wonorejo Kec. Kedungjajang
13. Ranu Klakah Alam Desa Tegalrandu Kec. Klakah
14. Ranu Pakis Alam Desa Ranu Pakis Kec. Klakah
15. Ranu Lading Alam Desa Sumber Weringin Kec. Klakah
16. Puncak Gunung Lamongan Alam Desa Papringan Kec. Klakah
17. Gunung Fuji/Padepokan Sinyoruri (Mbah Citro)
Religi Desa Papringan Kec. Klakah
18. Pantai Parupa Alam Desa Jatimulyo Kec. Kunir
19. Taman Kota Alun-alun Buatan Pusat Kota Lumajang Kec. Lumajang
20. Kolam Renang Veteran Buatan Jl. Veteran 98 Lumajang
Kec. Lumajang
21. Pemandian Surojoyo Buatan Desa Citrodiwangsan Kec. Lumajang
22. Rowo Kancu Alam Desa Padang Kec. Padang
23. Pemandian Telaga Semeru Alam Desa Sememu Kec. Pasirian
24. Pantai Watu Pecak Alam Desa Selok awar-awar Kec. Pasirian
25. Pantai Bambang Alam Desa Bago Kec. Pasirian
26. Pantai Dampar Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
27. Pantai Ciut Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
28. Pantai Tlepuk Alam Desa Gondoruso Kec. Pasirian
29. Panorama Gunung Tambuh Alam Desa Bago Kec. Pasirian
30. Goa Bima Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
31. Goa Lowo Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
32. Goa Terowongan Alam Desa Dampar Kec. Pasirian
33. P. Tirta Rahman Ade Putra Buatan Kec. Pasirian
34. Pemandian Mina Sari Buatan Desa Sememu Kec. Pasirian
35. Loji Tawon songo Alam Desa Tawon songo Kec. Pasrujambe
36. Watu Klosot Religi Desa Pasrujambe Kec. Pasrujambe
37. Arca Lembu Andiini Budaya Dsn Tesirejo - Kertosari Kec. Pasrujambe
38. Agro Royal Family Buatan Pasrujambe Kec. Pasrujambe
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-26
No Nama Obyek Jenis
Wisata
Lokasi
Desa Kecamatan
39. Piket Nol Alam Desa Sumberwuluh Kec. Pronojiwo
40. Goa Tetes Alam Desa Sidomulyo Kec. Pronojiwo
41. Ranu Glebeg Alam Desa Ranuworong Kec. Randuagung
42. Candi Agung Budaya Desa Ledok Tempuro Kec. Randuagung
43. Ranu Bedali Alam Desa Ranu Bedali Kec. Rannuyoso
44. Pemandian Batu Kambang Buatan Desa Sidorejo Kec. Rowokangkug
45. Ranu Pane Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro
46. Ranu Kumbolo Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro
47. Ranu Regulo Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro
48. Puncak Gunung Semeru Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro
49. Puncak B-29 Argosari Alam Desa Argosari Kec. Senduro
50. Air Terjun Manggis Alam Desa Kandangan Kec. Senduro
51. Air Terjun Antrukan Alam Desa Sari Kemuning Kec. Senduro
52. Pura Mandaragiri S. Agung Religi Desa Sendur Kec. Senduro
53. Pura Rondo Kuning Religi Desa Ranu Pane Kec. Senduro
54. Coban Sobyok Alam Desa Burno Kec. Senduro
55. Makam Minak Koncar Religi Desa Kutoreneon Kec. Sukodono
56. Situs Biting Budaya Desa Kutoreneon Kec. Sukodono
57. P. A. Selokambang Alam Desa Petahunan Kec. Sumbersuko
58. Rowo Sumo Alam Desa Tukum Kec. Tekung
59. Pantai Translog Alam Desa Pandan Wangi Kec. Tempeh
60. Pemandian Kayu Batu Buatan Desa Pulo Kec. Tempeh
61. Pemandian Joyokarto Buatan Ds. Jokarto Kec. Tempeh
62. Pemandian Umbulan Alam Desa Tegalrejo Kec. Tempursari
63. Pantai Watu Gedheg Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
64. Pantai Watu Godheg Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
65. Pantai TPI Permai Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
66. Pantai Bantengan Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
67. Pantai Bulu Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari
68. Pantai Wot Galih (maleman) Alam Desa Wot Galih Kec. Yosowilangun
69. Pemandian Al - Kautsar Buatan Desa Kalipepe Kec. Yosowilangun
70. Makam Mbah Drajid Religi Desa Wot Galih Kec. Yosowilangun
Sumber : RTRW Kabupaten Lumajang Tahun 2012- 2032
Dalam upaya meningkatkan pariwisata Kabupaten Lumajang maka
aktivitas diarahkan pada pengembangan pemasaran, penataan wilayah, jalan dan jembatan, serta kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian upaya yang dilakukan dimaksudkan untuk mengoptimalkan sumberdaya yang ada
baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Pemasaran untuk wisatawan domestik selama ini telah cukup besar, hal ini dapat dilihat dari
jumlah kunjungan wisatawan domestik. Namun untuk wisatawan asing masih belum maksimal. Oleh sebab itu ke depan perlu adanya peningkatan pemasaran untuk pasar luar negeri. Sektor kepariwisataan perlu
dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki potensi wisata. Obyek-obyek yang sudah ada dipertahankan, serta perlu adanya perluasan untuk kawasan wisata alam. Sementara itu kawasan budaya/sejarah tetap dipertahankan
sebagai bagian dari kekayaan budaya kabupaten Lumajang.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-27
2.3.8. Aspek Tata Guna Lahan
Dalam proses perencanaan suatu daerah, aspek tata guna tanah merupakan aspek penting untuk ditinjau sehingga dapat ditelaah jenis
penggunaan lahan dan pola struktur ruang yang ada. Struktur penggunaan tanah secara umum di Kabupaten Lumajang adalah kawasan hutan dan penggunaan lainnya yang meliputi permukiman, lahan pertanian, perkebunan,
perikanan dan perairan darat. Secara keseluruhan penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang didominasi oleh tanah kawasan lindung dan pertanian.
Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang meliputi kawasan hutan seluas 114.238,05 Ha (63,79%) yang meliputi kawasan hutan lindung, taman nasional, hutan produksi dan hutan rakyat dan penggunaan lainnya
meliputi permukiman, lahan pertanian dan perkebunan, tambak serta sungai dan perikanan seluas 64.851,95 Ha (36,21%). Berikut rincian penggunaan
lahan Kabupaten Lumajang :
Tabel 2.20.
Penggunaan Lahan Kabupaten Lumajang Tahun 2012
Peruntukan Luas Ha)
Kawasan Hutan Lindung 11.527,60
Taman Nasional 23.539,45
Kawasan Hutan Produksi 22.735,00
Kawasan Hutan Rakyat 56.436,00
Total Luasan Hutan : 114.238,05
Penggunaan lain : 64.851,95
- Permukiman 15.927,00
- Lahan pertanian 35.993,00
- Lahan Perkebunan 9.921,00
- Perikanan (tambak,kolam,empang)
127,00
- Sungai dan perairan 2.883,95 Sumber : RTRW Kab. Lumajang
Rencana Sistem Dan Fungsi Perwilayahan
Penentuan struktur kegiatan tata ruang/hirarki kota-kota di Kabupaten Lumajang didasarkan pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi dan Dengan demikian struktur kegiatan tata ruang
diarahkan pada tujuan keseimbangan pembangunan antar wilayah. Rencana pengembangan fungsi wilayah Kabupaten Lumajang adalah : a) Sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendukung
perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura; b) Mengendalikan kawasan hutan lindung dengan tetap mempertahankan
fungsi lindungnya; c) Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi
kawasan permukiman dan perkotaan;
d) Mengembangkan pusat sentra agribis/hortikultura serta mengembangkan aksesnya menuju titik distribusi wilayah;
e) Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (urban sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) melalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota;
f) Meningkatkan aksesbilitas Kota Pasuruan – Probolinggo (Pasuruan – Malang, Pasuruan – Gempol, Pasuruan – Problinggo, Probolinggo – Leces –
Lumajang, Probolinggo – Situbondo) dengan meningkatkan prasarana jalan;
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-28
g) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, energi, telekomunikasi, drainase) sesuai standar
nasional.
Sistem Perkotaan Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Arahan pengembangan sistem pusat perkotaan meliputi arahan
terhadap fungsi pusat kegiatan dan arahan terhadap penataan struktur ruang pusat-pusat perkotaan. Perkotaan merupakan pusat dari distribusi barang
dan jasa dari hasil-hasil produksi di kawasan perdesaan, serta pusat pelayanan bagi penduduk perkotaan dan wilayah pengaruhnya.
Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran
masing-masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan dan jasa,
pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta transportasi dan sebagainya.Penetapan pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten Lumajang ditentukan juga oleh analisis indeks sentralitas untuk menentukan pusat
kegiatan dan wilayah pelayanan dalam skala regional dan lokal yang secara langsung mempengaruhi sistem perkotaan di Kabupaten Lumajang.
Kecamatan Lumajang sebagai ibukota Kabupaten memiliki kesiapan dan kelengkapan sarana fasilitas sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Perkotaan Kabupaten Lumajang dengan wilayah Kecamatan Sukodono sebagai wilayah pelayananannya karena karakter Kecamatan Sukodono merupakan kawasan perkotaan yang berdekatan langsung dengan Kecamatan Lumajang. Kecamatan-kecamatan lain yang berada dalam klasifikasi I (selain Kecamatan Lumajang) merupakan kecamatan yang memiliki potensi untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) bagi Kabupaten Lumajang, yaitu kecamatan Candipuro, Pasirian, Tempeh, Lumajang, Yosowilangun, Randuagung dan Klakah. PKL promosi adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk ditetapkan di kemudian hari. Namun berdasarkan pertimbangan penentuan SSWP dalam kebijakan RTRW Kabupaten Lumajang periode sebelumnya dan juga berdasarkan kondisi eksisting potensi masing-masing kecamatan, maka PKLp yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Lumajang 2011-2030/2031 ada sejumlah 4 PKLp Perkotaan, yaitu PKLp Perkotaan Pasirian, Klakah, Yosowilangun dan Senduro. Selanjutnya kecamatan yang termasuk klasifikasi II dan III merupakan kecamatan yang akan menjadi PPK Perkotaan yaitu menjadi daerah pelayanan bagi PKL Perkotaan dan PKLp Perkotaan.
Tabel 2.21.
Penentuan Pusat Kegiatan Lokal Kabupaten Lumajang
No Pusat Kegiatan Fungsi eksisting Arahan fungsi yang akan
dikembangkan
1 PKL Perkotaan
Lumajang (PKL)
Permukiman
Pendidikan
Kesehatan Perdagangan dan
jasa
Industri
Pusat kegiatan sosial dan pelayanan
umum (pemerintahan kabupaten,
pendidikan skala kabupaten,pelayanan kesehatan skala kabupaten)
Perdagangandan jasa primer(pusat
perbelanjaan dan niaga kawasan)
Pengembangan industri kecil dan
menengah
2 PKLp Perkotaan Pasirian (PKLp 1)
Pertambangan Perkebunan
Perikanan
Industri
Pariwisata
Pengembangan kawasan pertambangan Pengembangan kawasan perkebunan
Pengembangan kawasan perikanan
Pengembangan industri kecil dan
menengah
Pengembangan kegiatan kehutanan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-29
No Pusat Kegiatan Fungsi eksisting Arahan fungsi yang akan
dikembangkan
Pengembangan pariwisata
3 PKLp Perkotaan
Klakah (PKLp 2)
Pariwisata
Pertanian Perikanan air tawar
Kehutanan
Pengembangan kawasan pariwisata
Pengembangan pertanian Pengembangan perikanan budidaya
Pengembangan kegiatan kehutanan
Pengembangan industrikecil dan
menengah
4 PKLp Perkotaan
Yosowilangun (PKLp 3)
Pertambangan
Pertanian Perikanan
Pariwisata
Pengembangan kawasan pertambangan
Pengembangan pertanian Pengembangan. kawasan perikanan
budidaya dan tangkap
Pengembangan wisata bahari
5 PKLp Perkotaan
Senduro (PKLp
4)
Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Pariwisata Kehutanan
Industri
Pengembangan pertanian (tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan)
Pengembangan kegiatan agropolitan
(kegiatan produksi, pengolahan serta pemasaran produk-produk pertanian)
Pengembangan kawasan peternakan
Pengembangan kawasan pariwisata
Pengembangan kegiatan kehutanan
Pengembangan industri agribisnis Kawasan strategis sosial budaya
Kawasan strategis ekonomi agropolitan
(pertanian tanaman pangan, perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan perikanan)
Sumber : RTRW Kabupaten Lumajang
2.3.9. Aspek Koperasi dan UMKM Pemberdayaan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
diharapkan mampu memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas UMKM itu sendiri. Di masa yang akan datang diharapkan usaha mikro yang ada dan tersebar di kabupaten Lumajang mampu meningkat menjadi usaha
kecil dan pada gilirannya usaha kecil juga dapat berkembang menjadi usaha dengan skala menengah. Salah satu upaya pemerintah daerah untuk
memberdayakan UMKM dalam menghadapi pasar bebas (globalisasi) adalah dengan mendorong UMKM melalui peningkatan produktivitas antara lain; dengan meningkatkan akses pasar, standar kualitas, desain, kontinuitas
produski dan sebagainya. Untuk mengembangkannya tentu sangat dibutuhkan dukungan dan perkuatan dalam rangka menjamin terwujudnya akselerasi bagi peningkatan UMKM sebagaimana diamatkan oleh Undang-
Undang 17 tahun 2005 tentang RPJP dan Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM.
Untuk mengembangkan UMKM yang banyak tersebar di berbagai wilayah di kabupaten Lumajang sangat dibutuhkan dukungan dan peran pemerintah Kabupaten Lumajang. Peran pemerintah baik di tingkat pusat
maupun tingkat daerah agar UMKM dapat tumbuh dan berkembang secara positif dapat dilakukan melalui berbagai aspek atau kegiatan antara lain; (a).
Pendanaan; (b). Fasilitas sarana dan prasarana, (c). Informasi usaha; (d). Kemitraan; (e). Perijinan usaha; (f). Kesempatan berusaha; (g). Promosi dagang serta dukungan kelembagaan. UMKM sendiri sesungguhnya merupakan
kegiatan usaha yang mampu memperluas dan menciptakan peluang serta lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat. Selain itu melalui peningkatan UMKM sangat dimungkinkan
terwujudnya pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lumajang.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-30
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lumajang memperlihatkan telah tersedianya lembaga ekonomi
yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Lumajang dari wilayah kecamatan sampai pada tingkat desa/kelurahan. Menurut catatan yang ada di
Kabupaten Lumajang terdapat beberapa jenis lembaga ekonomi yang berkaitan dengan usaha kecil dan menengah yaitu; (a). Pengembangan usaha nasional dalam bentuk koperasi, pengusaha di luar
pedagang dan penyerapan tenaga kerja; (b). Lembaga keuangan dan (c). Lembaga non perbankan.
Peningkatan jumlah lembaga koperasi berkualitas merupakan indikator yang menunjukkan banyaknya lembaga koperasi yang terbentuk berdasarkan
klasifikasi yang ada. Grafik 2.10.
Perkembangan Jumlah Koperasi di Kabupaten Lumajang
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Koperasi
Jumlah Anggota Koperasi
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah Koperasi 553 564 569 572 572
2. Jumlah Anggota Koperasi
112.991 124.028 124.276 113.156 116.480
Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang dan Dinas Koperasi dan UKM Tahun 2016
Peningkatan kuantitas lembaga koperasi dan UKM merupakan indikator yang menunjukkan perkembangan jumlah lembaga koperasi dan UKM tahun
2011 sebanyak 25.356 UKM; 2012 sebanyak 25.431 UKM; tahun 2013 sebanyak 25.558 UKM; tahun 2014 sebanyak 25.685 UKM.
Grafik 2.11.
Perkembangan Jumlah UKM di Kabupaten Lumajang Tahun 2009-2014
24600
24800
25000
25200
25400
25600
25800
2009 2010 2011 2012 2013 2014
UKM
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
UKM 25.056 25.206 25.356 25.431 25.558 25.685
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kab. Lumajang Tahun 2015
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-31
2.3.10. Aspek Ketertiban, Ketentraman dan Keamanan Daerah
Pelaksanaan pembangunan diarahkan untuk pencapaian meningkatnya kondusifitas Daerah, dengan indikator antara lain penurunan
pelanggaran masyarakat terhadap Perda, peningkatan wawasan masyarakat memahami hukum dan HAM, peningkatan pelayanan kepada masyarakat naik, peningkatan partisipasi masyarakat pada keamanan dan ketertiban
lingkungan dan peningkatan masyarakat berbudaya politik.
Tabel 2.22. Pelanggaran Terhadap Perda
Uraian Tahun Ket.
2014 2015
Pelanggaran masyarakat terhadap Perda
430 Kasus 408 Kasus Turun
Sumber : LKPJ Kabupaten Lumajang Tahun 2015
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kasus-kasus pelanggaran terhadap Perda di tahun 2015 sebesar mengalami penurunan
sebanyak 22 kasus atau 5 persen, hal tersebut disebabkan karena kesadaran masyarakat saat ini dinilai bertambah untuk mematuhi segala aturan yang berlaku. Penurunan pelanggaran bukan dikarenakan adanya indikasi
kebocoran informasi sebelum dilakukan razia. Penertiban tidak hanya pada merazia PKL liar tetapi juga melakukan operasi penertiban, utamanya pada pamflet yang berupa spanduk, baliho, rontek,dan aksi vandalisme.
Berdasarkan sejumlah kasus pelanggaran terhadap yang terjadi pada tahun 2015 yang sudah tertangani sebanyak 397 kasus dan sebanyak 11 kasus
dalam proses. Dari sebanyak 15 kasus merupakan pengaduan dari masyarakat dan 393 kasus adalah hasil pemantauan dan pengamanan di lapangan. Dari 15 kasus pengaduan itu terkait dengan Pedagang Kaki Lima
(PKL) 3 kasus. Selanjutnya pada permasalahan kasus keamanan dan ketertiban
masyarakat, sebagaimana tergambar melalui tabel berikut :
Tabel 2.23.
Data Perkembangan Kasus Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Tahun 2014 - 2015
No Jenis Kasus Tahun 2014
Tahun 2015
Naik/ (Turun)
(%)
1 Sosial Politik / masalah Kades 19 26 36,8
2 Sosial Budaya 8 30 275
3 Sosial Ekonomi / PHK 18 27 50
4 Tanah / Sengketa Tanah 4 0 (100)
5 Kejahatan Kriminal 435 426 (2,07) Sumber : LKPJ Kabupaten Lumajang Tahun 2015
Sepanjang tahun 2015 angka kriminalitas mengalami penurunan
sebesar 2,07 persen dibanding tahun 2014, untuk tahun 2015 terjadi 426 kasus, sedangkan tahun 2014 terjadi sebanyak 435 kasus hal ini dikarenakan
adanya kemajuan tekhnologi dan informasi yang diterima masyarakat, sehingga masyarakat lebih pandai khususnya pelajar dan mahasiswa. Sementara itu dari angka indeks kriminalitas dari 426 kasus menonjol yang
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-32
kerap terjadi di Kabupaten Lumajang antara lain : kasus Perjudian 44 kali, kasus Curat 46 kali.
2.3.11. Aspek Perkembangan Otonomi Daerah Sejak kebijakan otonomi daerah dicanangkan, sebetulnya berbagai
upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk memperbaiki
kinerja pemerintahan dan birokrasi, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan membangun good governance. Kehadiran UU No. 22 Tahun 1999 dan UU
No. 25 Tahun 1999 —yang merupakan tonggak awal (bench mark) pelaksanaan desentralisasi dan dekonsentrasi— bukan saja mendorong Pemerintah
Kabupaten Lumajang untuk mencoba lebih peka pada kebutuhan lokal, tetapi juga dapat bekerja lebih efisien dan efektif, khususnya dalam upaya memberikan pelayanan kebutuhan dasar kepada warga masyarakat yang
sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah diitetapkan. Disadari bahwa hakekat otonomi, pada dasarnya bukan sekadar pengalihan otoritas
dari pusat ke daerah, tetapi yang terpenting adalah: apa implikasi dari pengalihan otoritas itu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Reformasi di bidang politik harus diikuti dengan reformasiReformasi
birokrasi publik, sistem kelembagaan atau reformasi birokrasi harus menghasilkan perbaikan kualitas pelayanan publik. Kendati sejak reformasi kadar keberdayaan masyarakat telah makin meningkat, hubungan eksekutif-
legislatif juga makin berimbang dan demokrasi pada batas-batas tertentu juga telah mulai menemukan bentuknya. Tetapi, tanpa dibarengi dengan perbaikan
kinerja birokrasi, maka dampak yang bisa langsung dirasakan masyarakat sesungguhnya masih menjadi tanda tanya.
Di Kabupaten Lumajang sendiri, meski telah dilakukan langkah-langkah
perbaikan, tetapi diakui atau tidak hingga saat ini masih cukup warga masyarakat yang belum memperoleh pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, kependudukan dan berbagai bentuk pelayanan publik lain secara
maksimal. Situasi krisis yang tak kunjung usai dan masa transisi pasca reformasi bagaimana pun tidak serta merta melahirkan perubahan seperti
yang diharapkan. Di tengah keterbatasan dana pembangunan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di jajaran birokrasi yang masih belum merata bahkan sebagian masih belum lepas sama sekali dari pola yang lama di masa
Orde Baru, maka upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik dan membangun good governance seringkali masih tersendat-sendat. Belum
dimilikinya standar pelayanan minimal yang bisa dijadikan acuan yang pasti, dan juga karena belum didukung oleh penataan aparat birokrasi yang efisien dan efektif, adalah beberapa faktor yang ditengarai mempengaruhi kualitas
pelayanan publik sebagaimana diharapkan. Di Kabupaten Lumajang, menurut data dari Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Lumajang diketahui jumlah PNS sekitar 9.845 orang. Secara keseluruhan jumlah PNS ini lebih sedikit bila dibandingkan jumlah PNS pada tahun sebelumnya. Perlu kita sadari bersama, bahwa untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik, kinerja dan akuntabilitas birokrasi pemerintahan, prasyarat utama yang dibutuhkan, tak pelak adalah kualitas pendidikan aparatur yang memadai, komitmen untuk melakukan reformasi birokrasi,
penataan kepegawaian yang transparan dan profesional, serta dukungan sistem jaringan kerjasama antar lembaga yang solid. Sebuah tata
pemerintahan yang baik (good governance), niscaya tidak akan dapat tercipta jika tidak didukung oleh kualitas SDM yang mumpuni dan tatanan birokrasi yang profesional dan peka pada lingkungan di sekitarnya.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-33
Di era otonomi daerah seperti sekarang ini, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penataan birokrasi dan perbaikan kualitas
pelayanan publik di jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Lumajang, yaitu: penemuan kembali jati diri (reorientasi), penyusunan kembali struktur
(restrukturisasi) dan upaya penyatuan sistem kerja yang menghasilkan sinergi kinerja (aliansi). Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan
membangun good governance, niscaya akan banyak bertali-temali dengan faktor-faktor lain, sehingga penanganan yang dilakukan tentu tidak akan bisa secara parsial, tetapi harus benar-benar komprehensif. Secara garis besar,
beberapa kendala yang menghambat upaya membangun good governance di Kabupaten Lumajang adalah:
Pertama, masih belum berkembangnya code of conduct yang benar-benar kuat yang menjadi spirit atau roh bagi seluruh aparat birokrasi dalam
menjalankan tugas-tugas mereka melayani masyarakat. Di masa pemerintahan yang termasuk masih transisional yakni dari model awal yang semula serba sentralistik dan top-down, kemudian diharuskan berubah ke
pola baru yang lebih terdesentralistik dan bottom-up, harus diakui terkadang masih timbul kegamangan, sehingga respon birokrasi terhadap tuntutan
perkembangan masyarakat terkadang agak lamban. Bahkan,yang memprihatinkan tidak mustahil di tingkat pelaksanaan, terkadang muncul individu birokrat yang bersikap overacting dan melampui wilayah
kewenangannya (beyond the scope of their authority). Kedua, sekali pun disadari bahwa tugas utama birokrasi adalah
melayani kepentingan publik, tetapi harus diakui masih sering terjadi akuntabilitas birorkasi kepada publik belum berkembang maksimal. Dalam
banyak kasus kinerja birokrasi di berbagai daerah masih terjebak pada ruang diskresi yang luas: banyak aparat birokrasi yang merasa lebih perlu bertanggungjawab kepada atasan dan pihak legislatif daripada
bertanggungjawab kepada publik. Di sisi lain, tidak jarang pula bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan lebih pada soal-soal administratif, sedangkan bagaimana hasil riil kerja mereka di lapangan masih kurang
memperoleh perhatian. Ketiga, sekali pun sudah dirinci tugas dan kewenangan masing-masing
dinas, badan atau lembaga sesuai tupoksi-nya, tetapi koordinasi dan jaringan kerjasama antar lembaga yang ada umumnya masih belum berkembang secara maksimal. Bahkan, tidak jarang masih berkembang ego sektoral yang
kuat, sehingga kinerja birokrasi secara keseluruhan menjadi kurang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Keempat, fokus dan prioritas jenis pelayanan publik yang dikembangkan jajaran birokrasi di Kabupaten Lumajang harus diakui masih belum tertata dengan baik, sehingga masing-masing dinas atau lembaga yang ada seolah-
olah belum memiliki acuan yang sama tentang arah yang hendak dituju. Orientasi dinas atau lembaga, dalam banyak hal lebih melayani kepentingan birokrasi itu sendiri, dan bahkan dalam beberapa kasus justru
mengembangkan sikap yang meminta dilayani dengan berbagai fasilitas atau keistimewaan daripada melayani masyarakat.
Kedepan, untuk memperbaiki kinerja birokrasi dan membangun tata pemerintahan yang lebih baik, perlu disadari bersama bahwa yang namanya birokrasi sesungguhnya bukan hanya sebuah lembaga pemerintah yang
berfungsi melayani kebutuhan masyarakat atau sekadar perpanjangan tangan negara untuk melaksanakan program-program pembangunan. Lebih dari itu, birokrasi adalah sebuah komunitas, kumpulan orang-orang yang memiliki
tugas dan peran untuk merencanakan program pembangunan, melaksanakan, mengevaluasi, dan sekaligus memfasilitasi upaya pemberdayaan masyarakat
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-34
miskin agar dapat merespon program-program pembangunan dengan memadai.
Secara teoritis, birokrasi pemerintah setidaknya memiliki tiga tugas pokok (Rashid: 2000). Pertama, memberikan pelayanan umum (service) yang
bersifat rutin kepada masyarakat, seperti memberikan pelayanan perijinan, pembuatan dokumen, perlindungan, pemeliharaan fasilitas umum, pemeliharaan kesehatan, dan menyediakan jaminan keamanan bagi
penduduk. Kedua, melakukan pemberdayaan (empowerment) terhadap masyarakat untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan yang lebih baik,
seperti melakukan pembimbingan, pendampingan, konsultasi, menyediakan modal dan fasilitas usaha, serta melaksanakan pendidikan. Ketiga, menyelenggarakan pembangunan (development) di tengah masyarakat, seperti
membangun infrastruktur perhubungan, telekomunikasi, perdagangan dan sebagainya.
Agar aparatur birokrasi di Kabupaten Lumajang dapat menjalankan tugas dengan baik, selain tetap menjaga akuntabilitasnya kepada publik, yang tak kalah penting adalah bagaimana birokrasi tidak hanya bekerja di bawah
garis komando atau instruksi-instruksi yang sifatnya top-down. Kreativitas, sikap inovatif dan kepekaan pada persoalan di tingkat lokal adalah modal awal
yang dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja birokrasi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Birokrasi yang bekerja hanya atas dasar proyek dan kepentingan pribadi, niscaya akan selalu lambat merespon situasi
terbaru, dan ujung-ujungnya jangan heran jika mereka pelan-pelan menjadi usang, bahkan mengalami krisis dalam dirinya sendiri. Birokrasi yang usang,
mereka bukan saja akan menghambat pembangunan, tetapi mereka juga akan menjadi sumber kegagalan pembangunan itu sendiri.
2.3.12. Aspek Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial
Selain permasalahan kesejahteraan ekonomi masyarakat di kabupaten
Lumajang ternyata juga dihadapkan pada fakta tentang banyaknya permasalahan sosial yang ada. Di luar soal kemiskinan, salah satu persoalan yang juga membutuhkan perhatian serius di Kabupaten Lumajang adalah
keberadaan kelompok PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). Permasalahan sosial dimaksud antara lain; anak terlantar, gelandangan dan
pengemis, wanita tuna susila, korban bencana alam, wanita rawan sosial ekonomi dan sebagainya. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tahun 2015 sebanyak 104.257 jiwa dari total jumlah penduduk
1.104.856 jiwa. Jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2012 dimana jumlah PMKS sebanyak 78.739 jiwamaka secara absolut jumlah PMKS pada tahun 2015 meningkat sebanyak 25.518 jiwa. Hal ini menjadi tantangan
sekaligus perhatian Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam merencanakan program/kegiatan pembangunan menyangkut penanggulangan/pengentasan
PMKS. Sebagaimana banyak ditemukan di berbagai wilayah fenomena
merebaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) mengalami
perkembangan pasang surut seolah tanpa henti. Di Kabupaten Lumajang, eksistensi kelompok masyarakat yang terkategori sebagai penyandang
masalah kesejahteraan sosial ternyata mengalami perkembangan berseiring dengan ritme denyut nadi perkembangan wilayah. Kian lama wilayah berkembang pada saat yang bersamaan seolah problematika PMKS senantiasa
melengkapi dan menyertai perkembangan itu. Sejauh ini memang ada sinyalemen bahwa ketika suatu wilayah berkembang dengan pesat baik dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun kelengkapan fasilitas, sarana dan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-35
prasarana pendukung maka pada saat yang bersamaan ternyata fenomena PMKS juga memperlihatkan eksistensinya.
Tabel 2.24.
Perkembangan Jumlah Lembaga Swadaya Sosial Masyarakat Tahun 2010-2015
No Jenis Organisasi Sosial Masyarakat
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Orsosmas Panti Sosial
1. Yayasan Panti Asuhan 42 46 50 53 53 53 2. Yayasan Panti Sosial
Non Panti
11 11 3 6 5 5
2. Karang Taruna & Aktif
1. Karang Taruna
Kabupaten
1Katar 1Katar 1Katar 1Katar 1Katar 1Katar
2. Karang Taruna
Kecamatan
21 Katar 21 Katar 21 Katar 21 Katar 21 Katar 21 Katar
3. Karang Taruna
Desa/Kel
205 Katar 205 Katar 205 Katar 205
Katar
205 Katar 205 Katar
3. Karang Werda
- Karang Werda
Desa/Kel
12 Krg
Werda
12 Krg
Werda
12 Krg
Werda
12 Krg
Werda
12 Krg
Werda
12 Krg
Werda 4. Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM)
1. Forum Komunikasi
Pekerja
Sosial Masyarakat (FK- PSM) Kabupaten
2. FK PSM Kecamatan
1 FK PSM
21 FK
PSM
1 FK PSM
21 FK
PSM
1 FK PSM
21 FK
PSM
1 FK PSM
21 FK
PSM
1 FK PSM
21 FK
PSM
1 FK PSM
21 FK
PSM
3. PSM Kecamatan 63 Orang 63 Orang 63 Orang 63
Orang
63 Orang 21 orang
4. PSM Desa/Kelurahan 410
Orang
410
Orang
410
Orang
410
Orang
410
Orang
205
Orang
Sumber: Kantor Sosial Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Jumlah sarana sosial berupa panti sosial non panti pada tahun 2015
mengalami penurunan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena
adanya penutupan panti oleh pengelolanya, sedangkan Pemerintah Kabupaten Lumajang secara relatif belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menyelenggarakan panti sosial.
Hasil kajian yang pernah dilakukan, misalnya menangkap adanya sinyalemen bahwa meningkatnya jumlah PMKS tidak lepas dari beberapa
kondisi antara lain; (a). adanya situasi yang dinilai cukup menjanjikan di daerah pusat kota terutama dalam konteks ekonomi. Meski tidak menutup kemungkinan adanya motif lain tetapi faktor ekonomi nampaknya paling
banyak diungkap sebagai motif seseorang untuk datang ke pusat kota sebagaimana banyak disinggung dalam teori perkembangan dan
pembangunan. Apalagi jika jarak daerah asal dengan tujuan (pusat kota) tidak terlampau jauh, sarana trasportasi mudah diakses/ dijangkau, dan berbagai bentuk kemudahan yang lainnya. (b). keterbatasan pemerintah untuk
menyediakan fasilitas publik dan lapangan kerja tak urung juga memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap kian merebaknya penduduk kelas bawah dan kaum migran dalam mengembangkan katup penyelamat kehidupan
mereka. Akibatnya tidak sedikit orang yang mengembangkan sektor informal yang ilegal sekalipun dengan kondisi kehidupan seadanya sebagai strategi
untuk dapat menjaga kelangsungan hidup mereka selama di pusat kota. Tragisnya tidak jarang mereka memanfaatkan lahan-lahan kosong yang dianggap tidak bermasalah sebagai tempat tinggal. Selain tidak memiliki
pekerjaan yang layak mereka juga banyak yang tinggal di bantaran/ pinggiran
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-36
atau stren kali, kolong jembatan, pemukiman liar, di trotoir, dan sebagainya; (c). Kondisi struktural di luar kemampuan masyarakat seperti; adanya
pemutusan hubungan kerja, kesempatan kerja yang terbatas, ketidaaan modal dan keterbatasan akses terhadap informasi berkaitan dengan pekerjaan
tidak saja mengakibatkan orang menjadi jatuh miskin tetapi orang-orang yang dekat dengan kemiskinan justru kian terpuruk dan mendapatkan gelar baru yakni sebagai kelompok masyarakat miskin. Satu hal yang patut dicatat
bahwa akibat situasi kenaikan BBM bukan tidak mungkin justru melahirkan pengangguran dan kemiskinanbagi penduduk. Nampaknya sampai saat ini situasi tersebut masih belum terselesaikan secara tuntas dan memberikan
implikasi ketenagakerjaan yang luar biasa yakni banyaknya jumlah pengangguran dan angka kemiskinan masih bertahan pada angka relatif
tinggi.; (d). Masih dalam tataran konsep strukturalis bahwa kondisi kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di tengah masyarakat juga tidak lepas oleh adanya investasi atau penanaman modal serta kekuatan komersial
yang memiliki daya untuk menggeser kepemilikan aset produksi dan proses marginalisasi penduduk di wilayah pedesaan. Pembagian keuntungan yang
kurang adil, lemahnya posisi bargaining penduduk desa terhadap kekuatan modal besar serta berbagai bentuk eksploitasi dalam banyak hal masih mewarnai aktivitas ekonomi di berbagai daerah. Akibatnya kemiskinan dan
pengangguran serta keterpurukan banyak ditemukan.(e). Selain terbatasnya lapangan pekerjaan yang ada di daerah pedesaan, faktor perbedaan besar penghasilan atau upah antara desa dan kota juga memicu timbulnya
fenomena urbanisasi ke pusat kota. Ketika lapangan kerja di desa sulit karena proses komersialisasi dan modernisasi di sektor pertanian, penghasilan atau
upah di desa rendah maka kota menjadi harapan satu-satunya bagi mereka untuk mendapatkan income yang lebih tinggi.
2.3.13. Aspek Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lumajang memiliki potensi perairan umum dengan luas
areal ± 888,434 Ha yang diakses oleh masyarakat yang tersebar hampir diseluruh wilayah Kabupaten Lumajang. Dalam rangka mengoptimalkan
pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Kontribusi yang telah diberikan oleh
pembangunan urusan kelautan dan perikanan pada upaya peningkatan produksi kelautan dan perikanan yang menunjang pelestarian lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Produksi perikanan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2014, yaitu dari produksi sebesar 7.834,31 ton meningkat menjadi 8.171,51 ton pada tahun 2015, atau sebesar 4,3 persen;
2) Volume ekspor mengalami kenaikan sebesar 7.5 ton yaitu dari 1.196,83 ton pada tahun 2014 menjadi 1.204,35 ton pada tahun 2015 dan nilai ekspor
juga mengalami kenaikan, yaitu dari Rp. 30.926.702.394 pada tahun 2014 naik menjadi Rp. 31.267.410.574. pada tahun 2015 atau naik sebesar 1.05 persen;
3) Jumlah nelayan dan pembudidaya ikan pada tahun 2015 mencapai 3.362 orang meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 2.950 orang, atau
meningkat sebesar 13,9 persen.
Secara umum, produksi perikanan baik budidaya maupun tangkap
pada periode 2013, 2014, 2015 menunjukkan peningkatan sebesar 14,52 persen, sebagaimana tabel berikut :
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-37
Tabel : 2.25. Perkembangan Produksi Perikanan Tahun 2013-2015
URAIAN PRODUKSI (dalam Ton)
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Penangkapan :
- Laut 4.083,94 4.303,82 4.555,77
- Perairan umum 577,39 613,98 642,01
Jumlah 4.661,33 4.917,8 5.168,46
Budidaya :
- Tambak 697,36 858,12 866,70
- Inbudkan/kolam 806,47 955,32 1.003,08
- Karamba 970,06 1.103,07 1.133,27
Jumlah 2.473,89 2.916,51 3.003,05
TOTAL 7.135,22 7.834,31 8.171,51 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Pada sisi produksi perikanan menunjukkan kecenderungan semakin naik dan hal tersebut tentunya berdampak cukup signifikan terhadap
peningkatan jumlah tenaga kerja perikanan dan pendapatan petani ikan, sebagaimana dijelaskan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik : 2.12. Peningkatan Produksi Perikanan dari Tahun 2013-2015
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Secara lebih terinci pengaruh peningkatan produksi perikanan terhadap pendapatan sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel : 2.26. Perkembangan RTP Sektor Perikanan dan Kelautan
No. URAIAN SATUAN TAHUN
2013 2014 2015
1 Tenaga Kerja
a. Nelayan RTP 1.287 1.329 1.342
b. Pembudidaya Ikan
RTP 1.564 1.621 2.020
2 Pendapatan
a. Nelayan Rp. 13.440.566 15.716.930 20.500.978
b. Pembudidaya
Ikan :
- Intensif Rp. 32.873.180 40.746.480 48.909.290
- Semi Intensif Rp. 9.356.911 9.568.604 9.665.399
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
-
3,00
6,00
9,00
12,00
15,00
18,00
21,00
Penangkapan (ton) 4.661 5.168
Budidaya (ton) 2.473 3.023,
% Peningkatan Pendapatan per Tahun
8,58
17.75
2013 2014 2015
4.917
2.916
18.61
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-38
Peningkatan tenaga kerja disebabkan karena usaha sektor kelautan dan perikanan terbukti tahan terhadap krisis moneter dan cukup
menguntungkan, sehingga pada tahun ini semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk melakukan usaha kelautan dan perikanan. Peningkatan tenaga
kerja ini diikuti pula oleh peningkatan pendapatan. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya produksi perikanan yang menyebabkan semakin banyaknya permintaan pasar akan produk-produk perikanan dan kelautan.
Lebih lanjut dapat disampaikan bahwa pada tahun 2015 juga tercatat pencapaian indikator hasil pembangunan lainnya, seperti konsumsi ikan masyarakat mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 21,50
kg/kapita/tahun pada tahun 2014 meningkat menjadi 22,32 kg/kapita/tahun pada tahun 2015. Perkembangan konsumsi perikanan secara keseluruhan
meningkat, sebagaimana nampak dalam tabel berikut :
Tabel : 2.27.
Konsumsi Ikan Tahun 2014 - 2015
URAIAN Satuan Tahun 2014 Tahun 2015
Target Realisasi Target Realisasi Konsumsi ikan Kg/kap/th 20,81 20,86 21,44 21,50
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Konsumsi ikan mengalami peningkatan disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein
hewani ikan. Hal ini juga tidak lepas dari intensifnya pembinaan gemar makan ikan dan meningkatnya produksi perikanan.
Perikanan laut merupakan salah satu potensi unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lumajang. Jumlah sarana penangkapan ikan di laut yang berupa kapal dan perahu penangkap ikan sebanyak 627 unit yang
terdiri dari kapal motor dan perahu jukung tempel, serta jukung tidak bermotor dengan berbagai macam alat tangkap. Seperti Gillnet, trammel net, bubu, pole and line. Jumlah tempat pendaratan ikan (TPI) / Pangkalan
pendaratan ikan (PPI) sebanyak 5 unit yaitu : TPI Bulurejo, Tegalrejo (Kec. Tempursari), Dampar, Selok Awar-awar (Kec. Pasirian), Wotgalih
(Kec.Yosowilangun). Hasil tangkapan perikanan laut selama tahun 2015 sebanyak 4.521,82 ton.
2.3.14. Aspek Pertanian Dilihat dari sisi pendapatan secara umum pendapatan petani pada 17
komoditas tercatat mengalami peningkatan pada tahun 2015 dibandingkan
dengan tahun 2014, peningkatan tersebut dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut :
Tabel : 2.28.
Peningkatan Pendapatan Petani
No. Pendapatan Petani Tahun
2014 (Rp.) 2015 (Rp.)
1 Padi Sawah (Ha/musim) 14.599.000 16.820.000
2 Padi Ladang (Ha/musim) 8.157.500 8.867.500
3 Jagung Sawah (Ha/musim) 4.882.500 5.695.000
4 Jagung Ladang (Ha/musim) 3.640.000 4.907.500
5 Kedele Sawah (Ha/musim) 5.735.000 5.785.000
6 Kedele Ladang (Ha/musim) 4.457.000 4.757.000
7 Kacang Hijau Sawah (Ha/musim) 18.040.000 27.040.000
8 Kacang Hijau Ladang (Ha/musim) 20.375.000 32.875.000
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-39
9 Kentang (Ha/musim) 47.620.000 47.820.000
10 Kubis (Ha/musim) 14.296.000 18.621.000
11 Bawang Daun (Ha/musim) 17.296.000 17.350.000
12 Pisang mas kirana (Ha/musim) 28.955.000 35.766.000
13 Jeruk (Ha/musim) 84.050.000 85.055.500
14 Tomat 36.009.000 36.500.500
15 Alpukat 13.779.000 14.780.000
16 Salak 24.961.000 27.850.250
17 Cabe besar (Ha/musim) 60.701.500 92.372.500
18 Cabe rawit (Ha/musim) 83.178.500 95.978.500 Sumber : Dinas Pertanian Kab. Lumajang Tahun 2016
Selanjutnya untuk pendapatan pada tanaman semusim khususnya petani tebu pada tahun 2014 sebesar Rp. 28.910.000,- mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp. 29.520.000,- tahun, hal ini
disebabkan karena peningkatan produksi ditunjang penambahan areal dan peningkatan produktifitas seiring mulai banyak tanaman tebu yang dibongkar ratoon.
Tabel : 2.29. Peningkatan Pendapatan Petani Pekebun Tahun 2014 - 2015
No. Pendapatan Petani Tahun
2014 (Rp.) 2015 (Rp.)
A. Tanaman semusim
1 Tebu (ha/musim) 28.910.000 29.520.000
2 Tembakau (ha/musim) 19.197.000 19.040.000
3 Nilam (ha/musim) - -
B. Tanaman tahunan
1 Kopi (ha/musim) 11.880.000 11.925.000
2. Kelapa (ha/Th)) 16.800.000 18.000.000
3 Cengkeh (ha/musim) 37.620.000 36.450.000
4 Kakao (ha/musim) 11.845.000 10.560.000
5 Pinang (ha/musim) 4.800.000 5.297.000
Sumber : Kantor Perkebunan Kab. Lumajang 2016
Jumlah produksi dan produktivitas tanaman pangan secara terinci
tersaji dalam informasi dinamis sebagaimana tabel berikut :
Tabel : 2.30. Jumlah produksi dan produktivitas dalam tahun 2014 dan 2015
No URAIAN
Tahun 2014 Tahun 2015
Luas
panen Produksi
Produk-
tivitas
Luas
panen Produksi
Produk-
tivitas
(Ha) (Kw) (Kw/Ha) (Ha) (Kw) (Kw/Ha)
1 Padi 75.535 4.603.321 60,94 78.899 4.884.272 61,40
2 Jagung 30.293 1.518.310 50,12 31.523 1.631.072 51,74
3 Kedelai 2.444 38.688 15,83 2.202 37.977 17,25
4 Kacang
tanah 3.365 44.265 13,15 1.950 26.400 13,54
5 Ubi kayu 2.398 571.296 238,24 2.252 538.421 239,09
Total 114.035 6.775.880 59,42 116.826 7.118.142 60,93
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Lumajang Tahun 2016
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-40
Realisasi produktivitas tanaman pangan padi tahun 2015 sebesar 61,40 kw/hektar, terjadi peningkatan sebesar 0,46 kw/hektar 0,75 %
dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 60,94 kw/hektar. Hal ini disebabkan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tahun 2015
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014, dan adanya perbaikan teknologi yang dilakukan petani serta cuaca yang menunjang, sehingga produktivitas dan produksi tanaman padi di Kabupaten Lumajang mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Secara keseluruhan produksi tanaman pangan mengalami peningkatan yaitu tanaman padi dan jagung, sedangkan kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, dan ubi jalar mengalami
penurunan, karena sebagian tanamannya beralih ke tanaman padi dan jagung atau tanaman lainya. Namun demikian penurunan karena berkurangnya luas
panen masih dapat didukung dengan meningkatnya produktivitas semua jenis tanaman pangan.
Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pisang, dan
rambutan cukup baik, sedangkan tanaman manggis, durian, apokad, nangka dan jeruk siam mengalami penurunan baik produktivitas maupun
produksinya mengingat tanaman sangat peka sekali terhadap perubahan iklim yang terjadi pada tahun 2015 yaitu berkurangnya jumlah hari dan curah hujan. Secara rinci luas panen, produksi dan produktivitas dapat dilihat pada
di bawah ini : Tabel : 2.31.
Prosentase Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura
Khususnya Buah-buahan Dominan
No. URAIAN
Tahun 2014 Tahun 2015
Luas
panen Produksi
Produk-
tivitas
Luas
panen Produksi
Produkti-
vitas
(Ha) (Kw) (Kw/Ha) (Ha) (Kw) (Kw/Ha)
1. Pisang 5.407 1.102.888 203,95 4.696 1.104.733 235,22
2. Manggis 230 16.926 75,51 189 12.486 66,22
3. Durian 333 34.013 101,97 369 30.006 81,35
4. Rambutan 985 54.423 55,23 1.172 71.592 61,07
5. Apokad 304 21.682 71,32 343 22.374 65,30
6. Nangka 526 38.821 73,71 438 28.983 66,14
7. Jeruk Siam 554 189.697 342,24 611 190.550 312,09
TOTAL: 8.339 1.458.450 174,89 7.817 1.460.724 187,87
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Lumajang Tahun 2016
Selanjutnya untuk produksi dan produktivitas tanaman sayuran
khususnya tanaman cabe mengalami penurunan baik yang menyangkut areal, prodiktivitas maupun produksinya hal ini dikarenakan terjadi cuaca ekstrim bulan kering lebih panjang di banding bulan basah tetapi harga cabe
mengalami kenaikan hal ini masih menguntungkan petani cabe dan tanaman ini masih diusahakan oleh petani secara profesional mengingat cabe sangat
dibutuhkan sehari-hari oleh masyarakat serta sering kali memberikan peruntungan yang cukup tinggi bagi petani yang mengusahakannya. Kelompoktani Sri Lestari di Kecamatan Pasirian yang mengusahakan tanaman
sayuran yang juga tanaman cabe dalam memantapkan usahanya mengadakan kerjasama dengan PT. Heinz ABC Indonesia dalam upaya aksebilitas pasar yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, dalam kerjasama
ini petani memperoleh kepastian pasar dan harga cabe sesuai kesepakatan yang saling menguntungkan. Pengusahaan sayuran yang dominan di
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-41
Kabupaten Lumajang yang menyangkut areal, produksi dan produktivitas disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel : 2.32.
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura Tahun 2014 - 2015
No. URAIAN
Tahun 2014 Tahun 2015
Luas
panen Produksi
Produk-
tivitas
Luas
panen Produksi
Produk-
tivitas
(Ha) (Kw) (Kw/Ha) (Ha) (Kw) (Kw/Ha)
1. Kentang 649 81.500 125,58 704 88.000 125,00
2. Bawang Daun 1.272 152.640 120,00 1.272 152.640 120,00
3. Kubis 462 116.930 253,10 460 116.148 202,50
4. Cabe Rawit 2.138 234.042 109,47 2.063 206.603 100,15
TOTAL: 4.521 585.112 129,42 4.499 563.391 125,23
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Secara kumulatif produksi dan produktivitas tanaman pangan dan
hortikultura dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel : 2.33. Prosentase Peningkatan Produksi dan Produktivitas
Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2014 - 2015
No. URAIAN
Tahun 2014 Tahun 2015
Luas panen
Produksi Produk-tivitas
Luas panen
Produksi Produk-tivitas
(Ha) (Kw) (Kw/Ha) (Ha) (Kw) (Kw/Ha)
1. Pangan 114.626 6.897.706 60,18 115.595 7.232.182 62,56
2. Buah2an 8.339 1.458.450 174,89 7.817 1.460.724 187,87
3. Sayuran 4.521 585.112 129,42 4.499 563.391 125,23
TOTAL: 131.079 127.486 8.941.268 70,13 572.989 540
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Produktivitas tanaman pangan dan hortikultura secara keluruhan pada
tahun 2015 sebesar 72,37 kw/ha sehingga terjadi peningkatan sebesar 2,23 kw/ha atau 3,17 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 70,13 kw/ha. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dilaksanakannya program
pertanian baik menyangkut penyediaan sarana/prasarana, penerapan teknologi yang tepat guna, penggunaan pupuk serta adanya aksi gerakan penggunaan pupuk organik dan benih unggul bersertifikat (Sigarpun Bulat)
dapat meningkatkan produktivitas serta dengan adanya peningkatan mutu produksi dapat meningkatkan minat pasar terhadap produksi pertanian dari
Kabupaten Lumajang yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani / kelompok tani yang mengusahakannya.
Bila dilihat dari jumlah penduduk Kabupaten Lumajang dan produksi
pertanian dari masyarakat tani Lumajang, maka Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kabupaten penyedia pangan nasional dan sebagaimana
diketahui bahwa kebutuhan beras untuk masyarakat Lumajang sebesar 87.769 ton dan beras yang tersedia sebanyak 308.587 ton sehingga Kabupaten Lumajang pada tahun 2015 surplus beras sebanyak 220.818 ton.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-42
Perbandingan target dan realisasi jumlah produksi dan produktivitas tanaman perkebunan di Kabupaten Lumajang pada tahun 2014 dan 2015,
sebagaimana tabel berikut : Perbandingan target dan realisasi jumlah produksi dan produktivitas
tanaman perkebunan di Kabupaten Lumajang pada tahun 2014 dan 2015, sebagaimana tabel berikut :
Tabel : 2.34.
Produksi dan Produktivitas Perkebunan Tahun 2014 - 2015
No URAIAN
Tahun 2014 Tahun 2015
Luas
panen Produksi
Produk
tivitas
Luas
panen Produksi
Produkti
vitas
(Ha) (ton) (Kg/Ha) (Ha) (ton) (Kg/Ha)
A. Tanaman semusim
1 Tebu 12.550 10.366.630 826,00 12.425 10.269.263 826,50
2 Tembakau 1.617 13.047 8,07 1.045 8.465 8,10
JUMLAH: 14.167 10.379.677 834,07 13.474 10.277.728 834,6
B. Tanaman tahunan
1 Kopi 3.497 18.819 5,38 3.560 19.224 5,40
2. Kelapa 7.073 80.960 11,45 7.180 82.211 11,45
3 Cengkeh 850 2.423 2,85 863 2.503 2,90
4 Kakao 144 755 5,24 200 1.050 5,25
5 Pinang 352 2.816 8,00 394 3.191 8,10
TOTAL 11.880 11.916 105.773 32,92 12.197 108.179
Sumber : Kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Selanjutnya pada urusan pertanian sub urusan peternakan, potensi sumber daya lahan di Kabupaten Lumajang dapat menampung ± 405.389 satuan ternak atau setara dengan 274.202 ekor ternak besar, 198.764 ekor
ternak kecil dan 17.596.659 ekor ternak unggas. Sementara dari populasi yang ada relatif masih mungkin untuk dikembangkan. Atas dasar kondisi,
peluang dan tantangan tersebut, untuk pemenuhan terhadap komoditi hasil ternak khususnya daging sapi masih dapat terus dipotimalkan melalui berbagai implementasi program/kegiatan pada urusan pertanian sub urusan
peternakan. Perbandingan realisasi jumlah populasi hewan ternak yang telah
dihasilkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 sebagai berikut : Tabel : 2.35.
Perbandingan Populasi Ternak Tahun 2014 – 2015
JENIS 2014 2015 Naik/turun
Ekor Ekor %
a. Ternak besar : 177.163 187.569 5,87
1. Sapi potong 172.920 182.993 5.82
2. Sapi perah 4.243 4.576 7.84
b. Ternak kecil : 130.306 135.618 4,07
1. Kambing 93.585 97.225 3.88
2. Domba 36.721 38.393 4.55
c. Unggas : 3.713.870 3.816.810 2.77
1. Ayam buras 1.012.812 1.023.943 1.09
2. Ayam ras petelur 509.144 520.877 2.30
3. Ayam ras pedaging 1.888.273 1.962.208 3.91
4. Itik 303.641 309.782 2.02 Sumber: Kantor Peternakan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-43
Selanjutnya untuk realisasi produksi daging, telur dan susu tahun 2014 dan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel : 2.36. Perbandingan Realisasi Produksi Daging, Telur & Susu
Tahun 2014 - 2015
JENIS 2014 2015 Naik(turun)
Kg/Liter Kg/Liter %
1. Daging 17.358.458 18.080.205 4.15
2. Telur 7.920.880 8.083.143 2.04
3. Susu 7.327.569 8.726.094 19.08 Sumber: Kantor Peternakan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Pendapatan peternak pada tahun 2015 mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan tahun 2014, seperti tercantum dalam tabel di bawah ini
Tabel : 2.37. Perkembangan Jumlah Petani Peternak dan Pendapatan
Tahun 2014 - 2015
N0 URAIAN Tahun 2014
Tahun 2015
Naik/ Turun(%)
1. Jumlah RT Petani Peternak
147.968 167.186 12.99
2. Jumlah Petani Peternak
• Pemilik Ternak 70.285 77.575 10.37
• Buruh Ternak 80.710 90.260 11.83
3. Pendapatan
Rata2/Bulan
• Pemilik Ternak 975.000 1.035.000 6.15
• Buruh Ternak 525.000 560.000 6.66 Sumber : Kantor Peternakan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Dalam rangka mendukung pemberdayaan kelompok tani dan untuk
meningkatkan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan, telah dilakukan penguatan modal bagi kelompok tani. Secara rinci perkembangan
kelompok tani penerima dana penguatan modal dan dana penguatan modal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel : 2.38.
Perkembangan Jumlah Kelompok Tani Penerima Dana KUR dan KKP-E Tahun 2014 – 2015
NO KECAMATAN
Jml Kelompok Ternak Penerima KUR dan KKP-E Tahun
2014 2015 Jumlah
1 Tempursari
2 Pronojiwo
3 Candipuro 1 1
4 Pasirian 1 1
5 Tempeh 3 3 6
6 Lumajang 1 1
7 Sumbersuko
8 Tekung 2 2
9 Kunir
10 Yosowilangun
11 Rowokangkung
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-44
NO KECAMATAN
Jml Kelompok Ternak Penerima KUR dan
KKP-E Tahun
2014 2015 Jumlah
12 Jatiroto
13 Randuagung
14 Sukodono
15 Padang 2 2
16 Pasrujambe 1 2 3
17 Senduro 4 4
18 Gucialit
19 Kedungjajang
20 Klakah
21 Ranuyoso
Jumlah 4 16 20 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang Tahun 2016
2.3.15. Aspek Kehutanan Untuk mengurangi tingkat kerusakan lahan di Kabupaten Lumajang
selama tahun 2015 telah diadakan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan, baik untuk hutan rakyat atau pengkayaan tanaman seluas 17.116,32 hektar yang terdiri dari penambahan hutan rakyat seluas 427,91 hektar,
pengkayaan dan pemeliharaan hutan rakyat 455,00 hektar, penghijauan untuk penyelamatan sumber mata air 35,00 hektar, reboisasi dalam
kawasan hutan Perum Perhutani 19 hektar, penghijauan untuk penggantian tebangan 6.903,24 hektar dan penghijauan lingkungan seluas 9.276,17 hektar (data s.d. tanggal 15 Desember 2015) meliputi tanaman mahoni,
sengon, jati, jabon, duren, eucalyptus dan lain-lain termasuk beberapa jenis tanaman langka yang ditanam di fasilitas umum (kanan kiri jalan) yaitu ulin, eboni, merbau, panggal buaya, tanjung, cemara laut dan tabebuia.
Dalam hal penataan hasil hutan di Kabupaten Lumajang telah dilaksanakan dengan baik. Namun, dalam rangka pelaksanaan amanat
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sebelumnya diperoleh dari sumbangan pihak ke III berupa pelayanan SKSKB-KR, FAKO dan Surat Ijin Penebangan
Pohon (SIPP) tidak dianggarkan dalam DPA SKPD Dinas Kehutanan Kabupaten Lumajang Tahun 2015. Selain itu, berdasarkan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-II/2012 tentang Penatausahaan Hasil hutan yang berasal dari hutan hak, sudah tidak diperlukan lagi dokumen Surat Keterangan Sahnya Kayu Bulat Kayu Rakyat (SKSKB-KR)
dan surat ijin penebangan pohon. Sedangkan kewenangan untuk menerbitkan Surat Keterangan Asal Usul Kayu (SKAU) diberikan kepada pihak Kepala Desa.
Meskipun sudah tidak ditargetkan adanya PAD, namun sumbangan Pihak ke-3 tetap diterima melalui rekening Kas Daerah. PAD yang berasal
dari bagi hasil Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) sebesar Rp. 305.543.908,- (Tiga ratus juta lima ratus empat puluh tiga ribu sembilan ratus delapan rupiah) atau sebesar 67,02% dari target Rp. 455.898.000,-.
Hasil implementasi program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 mampu mendukung hasil produksi kehutanan mengingat luas
daratan Kabupaten Lumajang sekitar 179.090 hektar memiliki potensi sumberdaya hutan rakyat seluas 66.936,69 hektar (hasil inventarisasi tegakan hutan rakyat tahun 2009). Dari berbagai upaya yang dilakukan
dalam pembangunan hutan rakyat baik melalui sumber dana pemerintah (APBN dan APBD Kabupaten) maupun swadaya masyarakat yang bertujuan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-45
sebagai upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, hutan rakyat di Kabupaten
Lumajang pada tahun 2015 seluas 58.112,91 hektar dengan rata-rata kenaikan luasan hutan rakyat per tahun sebesar 0,7 persen (dari data
perkembangan hutan rakyat Tahun 2010 s/d tahun 2015). Tabel : 2.39.
Perbandingan perkembangan luas hutan rakyat Tahun
2014 - 2015 Berdasarkan lokasi/kecamatan
No Lokasi Jumlah (Ha)
Th. 2014 Th. 2015
1 Tempursari 2.787,52 2.850,38
2 Pronojiwo 3.138,10 3.275,57
3 Candipuro 4.647,35 4.665,23
4 Pasirian 4.445,60 4.456,23
5 Tempeh 4.442,80 4.453,60
6 Lumajang 282,53 282,53
7 Sumbersuko 1.106,33 1.106,33
8 Tekung 484,15 484,15
9 Kunir 2.239,75 2.243,56
10 Yosowilangun 535,78 558,95
11 Rowokangkung 475,76 475,76
12 Jatiroto 355,47 355,47
13 Randuagung 3.279,97 3.325,78
14 Sukodono 143,50 143,50
15 Padang 3.302,50 3.302,50
16 Pasrujambe 3.092,74 3.092,74
17 Senduro 4.102,72 4.115,43
18 Gucialit 4.435,25 4.439,19
19 Kedungjajang 3.406,57 3.407,31
20 Klakah 4.483,96 4.498,66
21 Ranuyoso 6.496,65 6.579,91
JUMLAH 57.685,00 58.112,91 Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Lumajang Tahun 2016
Realisasi produksi hasil hutan rakyat yang berhasil dicapai pada tahun
2015 sebanyak 690.323,80 m³ kayu hutan atau turun sebesar 183 persen dari target tahun 2014 sebesar 762.638,87 m³ yang dominasi oleh tanaman sengon
sebesar 643.278,78 m³, produksi dari kayu hutan jenis rimba campur sebesar 28.531,95 m³, mahoni sebesar 6.315,25 m³, Jati sebesar 4.168,14 m³, Kembang sebesar 3.999,59 m³, Damar sebesar 908,58 m³, Bendo sebesar
1.879,38 m³, Nyampo sebesar 660,77 m³, Sono sebesar 414,34 m³ dan Pinus sebesar 167,02 m³.
Dibandingkan dengan tahun 2014, produksi hasil hutan rakyat
mengalami penurunan sebesar 9,48 persen atau sebanyak 72.315,07 m³. Penurunan ini disebabkan karena ketersediaan tanaman/pohon yang cukup
tebang menurun. Taksiran tebangan maksimum yang menjamin kelestarian hutan tahun 2015 di Kabupaten Lumajang adalah sebesar 751.186,54 m³/tahun, yang berarti produksi di tahun 2015 tidak melebihi batas ambang
lestari.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-46
Tabel : 2.40. Peningkatan Produksi Hutan Tahun 2013 – 2015
Jenis Kayu Volume (m3)
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Jati 3.037,90 4.201,973 4.168,14
Mahoni 3.671,33 7.362,087 6.315,25
Sono 206,30 416,101 414,34
Damar 1.607,27 942,523 908,58
Pinus 33,86 108,678 167,02
Kembang 2.371,92 5.494,604 3.999,59
Bendo 424,87 2.472,089 1.879,38
Nyampo 294,68 786,421 660,77
Rimba campur 9.027,81 45.701,585 28.531,95
Sengon 1.031.676,31 695.152,805 643.278,78
Jumlah 1.052.352,23 762.638,87 690.323,80
Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Lumajang Tahun 2016
Potensi hutan rakyat yang cukup besar dari segi populasi pohon
maupun jumlah rumah tangga yang mengusahakannya ternyata mampu
menyediakan bahan baku industri kehutanan. Perkiraan potensi dan luas hutan rakyat yang dihimpun sampai dengan tahun 2014 mencapai 7.691.333 m3 dengan luas 57.685 ha. Jumlah pohon yang ada mencapai 23.074.000
batang, dengan jumlah pohon siap tebang sebanyak 3.050.556 batang. Perbandingan jumlah RT Petani Kehutanan tahun 2014 - 2015, sebagaimana
tabel berikut : Tabel : 2.41.
Perbandingan Jumlah RT Petani Kehutanan
Tahun 2014 – 2015 No. Uraian Th. 2014 Th. 2015 % Naik/Turun
1. Jml. RT Petani Kehutanan 11.593 11.593 0
2. Jml. Kelompok Tani Kehutanan 136 136 0
Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Lumajang Tahun 2016
Untuk jumlah pengusaha kehutanan sampai dengan tahun 2015 dapat dibandingkan sebagaimana tabel berikut :
Tabel : 2.42. Perbandingan Jumlah Pengusaha Kehutanan
Tahun 2014 – 2015 No. Uraian Th. 2014 Th. 2015 % Naik/Turun
1. Jumlah Pengusaha Pengolahan Hasil Hutan yang terdaftar
92 111 20,65
2. Jml. Penangkar Bibit Swadaya 123 123 0
Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Lumajang Tahun 2016
Penanganan lahan kritis selama tahun 2015 berupa penambahan
luasan hutan rakyat dan reboisasi sebesar 446,91 ha sehingga luas total
penanganan lahan kritis dari tahun 2013 s.d. 2015 seluas 1.493,71. Dari penanganan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013- 2015 ditaksir nantinya dapat mengurangi jumlah luasan areal lahan kritis sebanyak 896,23
ha atau 6,13 persen dari luas lahan kritis hasil inventarisasi tahun 2012 yaitu 14.627,40 ha. Luas lahan kritis yang belum tertangani di akhir tahun 2015
sebesar 13.133,69 ha yang terdiri dari lahan kritis dalam kawasan hutan seluas 6.405,38 ha dan di luar kawasan seluas 6.728,51 ha. Keberhasilan ini disebabkan karena berhasilnya kegiatan penghijauan dan reboisasi pada
lahan-lahan kritis, baik yang dilaksanakan melalui kegiatan Dinas Kehutanan, Perum Perhutani, dan TNBTS Kabupaten Lumajang maupun swadaya
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-47
masyarakat. Sebagai gambaran terhadap upaya dimaksud, dapat dijelaskan melalui tabel berikut :
Tabel : 2.43. Perbandingan Jumlah Penanganan Luasan Hutan dan Sumber Mata Air
Tahun 2014 – 2015 No. Uraian Th. 2014 Th.2015 % Naik/ Turun
1. Jml. Luasan Hutan Negara (Ha.) 59.462 59.462 0
2. Jml. Kerusakan Hutan Negara yang belum dilakukan reboisasi(Ha.)
6.424,38 6.405,38 -0,3
3. Kerusakan Kawasan Hutan Negara (%)
10,80 10,77 -0,27
4. Jml. Luasan Hutan Negara Yang Tertangani (Ha)
256,40 19 -92,6
5. Jml Keseluruhan Sumber Mataair 327 327 0
6. Jumlah sumber mata air yang dilakukan penghijauan (buah)
10 10 0
Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Lumajang Tahun 2016
Tabel : 2.44. Penghijauan Catchment Area Tahun 2015
No. Kecamatan Desa Luas (ha)
1. Candipuro Tambahrejo 5
2. Kedungjajang Tempursari 5
3. Pronojiwo Pronojiwo 5
Oro-oro Ombo 5
4. Pasrujambe Pagowan 5
5. Gucialit Jeruk 5
6. Tempeh Jatisari 5 Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Lumajang Tahun 2016
Tabel : 2.45. Penghijauan Jalan Tahun 2015
No. Kecamatan Desa Jenis
Tanaman Volume
1. Kedungjajang Pandansari Tanjung 400 batang
2. Kunir Sukosari Tanjung 400 batang
Sukorejo Tanjung 400 batang
3. Pronojiwo Sidomulyo Ulin 50 batang
Eboni 50 batang
Merbau 75 batang
Panggal
buaya 100 batang
4. Tempursari Tempurejo Cemara laut 200 batang
Bulurejo Cemara laut 200 batang
5. Yosowilangun Munder Tanjung 400 batang
6. Gucialit Kenongo Tabebuia 400 batang
7. Senduro Argosari Euclyptus 2.000 batang Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Lumajang Tahun 2016
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-48
Tabel : 2.46. Penghijauan lahan kritis luar kawasan Hutan Tahun 2015
No. Kecamatan Jenis
Tanaman Luas (Ha)
1. Tempursari Sengon 62,86
2. Pronojiwo Sengon 137,47
3. Candipuro Sengon 17,88
4. Pasirian Sengon 10,76
5. Tempeh Sengon 10,80
6. Kunir Sengon 3,81
7. Yosowilangun Sengon 23,17
8. Randuagung Sengon 45,81
9. Senduro Sengon 12,71
10. Gucialit Sengon 3,94
11. Kedungjajang Sengon 0,74
12. Klakah Sengon 14,70
13. Ranuyoso Sengon 83,26 Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Lumajang Tahun 2016
2.3.16. Aspek ESDM Pemanfaatan energi listrik sampai dengan tahun 2015 dari
keseluruhan jumlah Desa dan Kelurahan sebanyak 205 Desa dan Kelurahan yang telah teraliri jaringan listrik sebanyak 2015 Desa dan Kelurahan.
Sepanjang tahun 2015 terealisasi jaringan listrik pada 1 desa. Secara keseluruhan Desa dan Kelurahan di Kabupaten Lumajang telah teraliri listrik.
Untuk tingkat dusun masih ada dusun yang belum memperoleh aliran listrik dan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada wilayah-wilayah yang belum teraliri listrik akan dilaksanakan pemenuhannya secara bertahap.
Di samping upaya penyediaan energi listrik yang berasal dari PLN, Pemerintah Kabupaten Lumajang juga berupaya untuk menyediakan listrik untuk masyarakat yang tidak terjangkau layanan listrik PLN, yaitu dengan
menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang merupakan alternatif dengan
menggunakan teknologi sederhana untuk menghasilkan sumber energi dengan kemampuan output di bawah 500 KW dan pemanfaatan energi biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi. Sampai tahun 2015 jumlah dusun yang
telah memanfaatkan PLTMH di Kabupaten Lumajang sebanyak 3 dusun, dan memanfaatan biogas sejumlah 153 unit yang tersebar di 68 Desa.
2.3.17. Aspek Pariwisata Pelaksanaan pembangunan urusan pariwisata yang melekat dalam
seluruh aspek kehidupan dan mempunyai daya ungkit strategis dalam
memacu pertumbuhan daerah. Pembangunan urusan pariwisata diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran prioritas pembangunan Kabupaten Lumajang dengan indikator peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
Adapun capaian dari indikator tersebut selama tahun 2015 sebagaimana penjelasan dalam tabel berikut :
Tabel : 2.47.
Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisatawan Per Obyek Wisata Tahun 2014 - 2015
No Nama Obyek Tahun 2014 Tahun 2015 % Naik/ Turun Wisnu Wisman Wisnu Wisman
1 Selokambang 245.378 42 169.920 0 T -30.76
2 Waterpark 147.636 7 61.343 0 T -58.45
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-49
No Nama Obyek Tahun 2014 Tahun 2015 % Naik/
Turun Wisnu Wisman Wisnu Wisman
3 Segitiga Ranu 17.329 88 18.190 0 N 4.98
4 Pantai Bambang 109.225 0 125.901 70 N 15.33
5 Pantai Watu Pecak 19.187 0 54.329 0 N. 100
6 Pantai Meleman 23.974 0 N 183.16
7 Pantai Wotgalih 24.668 0 35.873 0 N 45.42
8 Pantu Watu Godeg 20.836 6 48.710 0 N 133.71
9 Pantai TPI Permai 26.615 4 9.547 0 T -64.13
10 Goa Tetes 7.992 0 8.956 0 N 12.06
11 Hutan Bambu 3.516 12 16.780 0 N 375.62
12 Situs Biting 2.923 0 2.275 0 T -22.17
13 Candi Randu Agung 3.446 0 4.574 0 N 32.73
14 Candi Gedung Putri 3.010 0 3.454 0 N 14.75
15 Pure Mandara Giri 79.606 1.087 100.762 265 N 25.20
16 Telaga Semeru 19.186 0 21.816 0 N 13.71
17 Kayu Batu 20.132 0 24.480 0 N 21.60
18 Al Kautsar 19.717 0 17.676 0 T -10.65
19 Joyokarto 19620 5 24.679 0 N 25.75
20 Gunung Fuji 12.969 0 12.593 0 T -2.90
21 Ranu Pani 22.735 1.051 38.177 1.667 N 67.51
22 Piket Nol 12.253 0 22.378 0 N 82.63
23 Agro Royal Family 4.661 35 7.851 0 N 67.18
24 Puncak B29 27.709 499 41.230 453 N 47.77
JUMLAH 870.259 895.468 2.455 N .284
873.095 897.923
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Lumajang Tahun 2016
Berdasarkan tabel kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lumajang
pada tahun 2015 dapat diketahui bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung adalah sebanyak 897.923 orang yang terdiri dari wisnu 895.468 orang dan
wisatawan manca negara (wisman) internasional mencapai jumlah 2.455 orang. Pertumbuhan jumlah wisatawan pada tahun 2015 mengalami Kenaikan sebesar 2,84 persen atau sebesar 24.828 orang dari tahun
sebelumnya yang sebesar 870.259 orang wisatawan nusantara dan 2.836 orang wisatawan mancanegara. Sedangkan pertumbuhan penerimaan dari
sektor pariwisata secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp. 129.371.500,- atau 5,7 persen dari tahun 2014
Tabel 2.48. Kontribusi Pendapatan Pariwisata Tahun 2014 – 2015
No. Nama Obyek Tahun 2014 Tahun 2015 % Naik/ Turun
Kontribusi (Rp).
Kontribusi (Rp).
1 Selokambang 1.415.871.000 1.462.788.000 N 3.3
2 Waterpark 709.563.500 718.013.500 N 1.2
3 Pantai Bambang 30.000.000 60.000.000 N 100
4 Pantai Watu Pecak 0 0 0
5 Pantai Wotgalih 7.500.000 7.500.000 0
6 Pantai TPI Permai 25.296.000 26.096.000 N 3.2
7 Goa Tetes 7.556.500 26.322.000 N 248
8 Segitiga Ranu 60.621.000 97.060.000 N 60.1
9 Restribusi T Kek. Daerah 12.000.000 0 0
JUMLAH 2.268.408.000 2.397.779.500 N 5.7 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Lumajang Tahun 2016
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-50
Prospek usaha penunjang sektor pariwisata di Kabupaten Lumajang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari stabilnya tingkat Pendapatan Asli
Daerah dari tahun per tahun dalam hal ini pendapatan dari sektor obyek wisata. Berikut dengan adanya program Bupati Lumajang ”satu kecamatan
satu desa wisata” banyak bermunculan obyek-obyek wisata yang masih terbilang baru kini mulai tereksplor utamanya dari masyarakat sekitar obyek wisata, berikut obyek wisata yang mulai dikenal dari berbagai lapisan
masyarakat diantaranya: Air Terjun Tumpak Sewu, Air Terjun Kapas Biru, dan masih banyak obyek-obyek wisata lainnya. Maka dalam hal ini dampak dengan semakin berkembangnya obyek wisata yang ada di Kabupaten
Lumajang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat utamanya masyarakat sekitar obyek wisata.
2.3.18. Aspek Industri Arah pelaksanaan pembangunan urusan industri pada tahun
anggaran 2015 bertumpu pada pencapaian sasaran meningkatnya produk
sektor industri dengan indikator pertumbuhan industri dan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2015 nilai produksi mengalami kenaikan, hal ini ditunjukkan dengan realisasi omset nilai produksi tahun
2014 sebesar Rp. 1.985.619.598.000,- naik menjadi Rp. 2.207.393.890.000,- pada tahun 2015, dengan tingkat kenaikan sebesar 11,17 persen. Jika
dibandingkan dengan target pada tahun 2015 yaitu nilai produksinya sebesar Rp. 1.351.478.760.799,-, maka tingkat capaiannya sebesar 163,33 persen yang berarti telah melampaui target.
Tabel : 2.49.
Perkembangan Industri di Kabupaten Lumajang Tahun 2013 – 2015
No Th. Katagori Unit
Usaha
Nilai Investasi
(Rp. 000,-)
Nilai Produksi
(Rp.000,-)
Tenaga
Kerja 1. 2013 Industri Besar 0 0 0 0
Indst. Menengah & Kecil
578
105.967.734
1.129.895.610
16.588
Non Formal
12.904
15.427.159
601.569.878
33.928
Jumlah 13.482 121.394.893 1.731.465.488 50.516
2. 2014 Industri Besar 0 0 0 0
Indst. Menengah & Kecil 613 177.856.257 1.311.096.974 18.494
Non Formal 12.991 15.947.658 674.522.624 34.182
Jumlah 13.369 114.632.373 13.604 193.803.915
3. 2015 Industri Besar 0 0 0 0
Indst. Menengah & Kecil 692 227.554.673 1.454.434.840 20.944
Non Formal 13.066 16.365.822 752.959.050 34.370
Jumlah 13.758 243.920.495 2.207.393.890 55.314
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
Pembangunan urusan industri yang dilakukan selama tahun 2015 telah mampu mendorong peningkatan pertumbuhan unit industri, baik
industri besar, menengah dan kecil maupun industri kerajinan rakyat. Industri menengah tahun 2014 sebanyak 613 usaha dan tahun 2015
mengalami kenaikan sebanyak 692 usaha, sedangkan industri informal (usaha mikro dan kerajinan rumah tangga) tahun 2014 sebanyak 12.991 usaha dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebanyak 13.066 usaha. Pertumbuhan
industri informal dipicu adanya peluang untuk membuka usaha baru utamanya makanan olahan, karena tersedia bahan baku yang melimpah, seperti buah pisang, ubi-ubian, salak dan nangka. Sedangkan jumlah tenaga
kerja yang terserap di urusan industri (formal maupun non formal) mengalami
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-51
kenaikan yaitu tahun 2014 sebanyak 52.676 orang menjadi 55.314 orang pada tahun 2015, hal ini disebabkan adanya kenaikan investasi.
Pada sisi produktivitas urusan industri memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Kabupaten
Lumajang. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2015 untuk sektor Industri pengolahan sebesar Rp. 3.687.100 juta atau memberikan peranan 19,85 persen terhadap total PDRB Kabupaten
sebesar Rp. 18.831.900 juta. Hal ini memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Di samping itu juga, pembangunan industri ke depan
diarahkan dalam rangka mewujudkan industri yang tangguh dan mandiri yang dapat bersaing di era globalisasi dan di kancah Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA). Selanjutnya peningkatan nilai produksi tahun 2014 – 2015 dari 21
kecamatan sebagaimana tabel berikut :
Tabel : 2.50. Peningkatan Nilai Produksi IKM Formal di Kabupaten Lumajang
Tahun 2014 – 2015
Kecamatan Nilai Produksi (Rp.000) %
Naik/Turun Tahun 2014 Tahun 2015
1. Tempursari 3.755.385 4.204.253 11,95 %
2. Pronojiwo 27.638.435 30.434.227 10,12 %
3. Candipuro 70.742.734 78.255.604 10,62 %
4. Pasirian 77.986.324 86.395.082 10,78 %
5. Tempeh 516.068.913 563.307.362 9,15 %
6. Lumajang 86.480.011 95.778.052 10,75 %
7. Tekung 8.470.837 9.419.874 11,20 %
8. Kunir 13.647.928 16.352.464 19,82 %
9. Yosowilangun 15.409.875 17.182.958 11,51 %
10. Rowokangkung 2.358.250 2.608.473 10,61 %
11. Jatiroto 8.365.025 9.263.438 10,74 %
12. Randuagung 5.232.757 6.134.525 17,23 %
13. Sukodono 25.478.064 28.237.806 10,83 %
14. Senduro 22.125.638 24.668.475 11,49 %
15. Gucialit 1.015.898 1.114.483 9,70 %
16. Kedungjajang 13.064.085 15.197.028 16,33 %
17. Klakah 184.706.402 206.742.082 11,93 %
18. Ranuyoso 6.263.452 7.083.315 13,09 %
19. Pasrujambe 64.805.573 72.258.214 11,50 %
20. Padang 10.848.793 11.983.508 10,46 %
21. Sumbersuko 146.632.595 167.813.617 14,44 %
Jumlah 1.311.096.974 1.454.434.840 10,93 % Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
Untuk peningkatan sentra-sentra usaha yang berbasis teknologi dan
barang / produk yang berhasil memperoleh pengakuan pemenuhan standar/
kualifikasi mutu/ atau yang berstandar SNI secara rinci perkembangan industri dapat dilihat pada tabel berikut :
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-52
Tabel 2.51. Peningkatan Sentra- Sentra Usaha
di Kabupaten Lumajang Tahun 2014 – 2015
No URAIAN Tahun 2014
Tahun 2015
% Naik/Turun
1. Jumlah sentra usaha berbasis teknologi (ber GKM dan yg tidak)
118 118 -
2. Jumlah sentra usaha berbasis teknologi yang ber GKM.
17 17 -
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
Tabel : 2.52.
Peningkatan Produk Ber- SNI di Kabupaten Lumajang Tahun 2014 – 2015
No URAIAN Th. 2014 Th. 2015 %
Naik/Turun
1. Jumlah Jenis Produk Yang Diperdagangkan
201 270 0.34
2. Jumlah Produk Yang Ber-SNI
35 36 0.03
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
2.3.19. Aspek Perdagangan Perkembangan nilai perdagangan tahun 2014 - 2015 sebagaimana
tabel berikut :
Tabel : 2.53. Perkembangan Jumlah Eksportir, Volume dan Nilai Ekspor
Tahun 2014 – 2015
No. Uraian 2014 2015
1 Jumlah eksportir 16 18
2 Volume (Kg) 105.407.241 99.040.790
3 Nilai (Rp) 648.532.031.933 700.161.212.049 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
Untuk perkembangan nilai ekspor berdasarkan komoditi adalah
sebagai berikut : Tabel : 2.54.
Perkembangan Nilai Ekspor Kabupaten Lumajang
Tahun 2014 – 2015
Komoditi Tahun 2014 Tahun 2015 Perkem-
bangan %
1. Kayu olahan 449.710.377.305 553.037.902.006 18,68
2. Sumpit bambu 0 0 0
3. Mebel kayu 0 0 0
4. Kerajinan perak 78.340.593.000 82.257.622.650 4,76
5. Garment 0 0 0
6. Tembakau 29.427.093.258 16.242.737.800 -81,17
7. Teh 0 0 0
8. Kakao 0 0 0
9. Plastik Bekas 38.846.544.370 25.928.601.967 -49,82
10 Udang windu 0 0 0
11 Udang Lokal 0 0 0
12 Udang Vannamae 50.769.000.000 21.978.262.964 -131,00
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-53
Komoditi Tahun 2014 Tahun 2015 Perkem-
bangan %
13 Udang Baron 475.000.000 186.705.202 -154,41
14 Ikan Kakap 154.149.000 52.382.669 -194,27
15 Ikan Kerapu 32.289.000 11.864.198 -174,68
16 Ikan cucut 0 0 0
17 Ikan Layur 428.986.000 226.972.593 -89
18 Ikan Lele 0 0 0
19 Bekicot 347.700.000 238.160.000 -45,99
JUMLAH 648.532.031.933 700.161.212.049 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
Perkembangan nilai perdagangan tahun 2014 - 2015 sebagaimana
berikut : Tabel : 2.55.
Perkembangan Nilai Perdagangan Kabupaten Lumajang
Tahun 2014 – 2015
Uraian
Nilai ekspor
(Rp.)
Nilai perdagangan daerah
(Rp.)
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun 2014 244.442.407.000 648.532.031.933 1.624.042.000.000 2.594.827.466.250
Tahun 2015 677.955.449.700 700.161.212.049 2.685.646.427.569 2.883.211.685.320
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
Perkembangan produk unggulan daerah tahun 2014 - 2015 sebagaimana tabel berikut:
Tabel : 2.56. Perkembangan Produk Unggulan Daerah
Tahun 2014 – 2015
No Jenis
Komoditi Thn
Unit
Usaha
Tenaga
Kerja
Kapa
sitas Satuan Pemasaran
1 Industri Kecil Perhiasan Perak 2015 386 1.738 7.684
Kg
Lokal, Nasional, Regional dan Luar Negri (Belanda, Jerman, AS, , Australia)
2014 381 1.704 6.856
2 Industri Kecil Gula Kelapa
2015 2.029 4.907 14.053 Ton
Lokal, Nasional, Regional
2014 2.002 4.851 13.776
3 Industri Kecil Kripik Pisang
2015 241 857 1.041 Ton
Lokal, Nasional, Regional dan Luar Negri
2014 232 844 978
4 Industri Kayu Olahan 2015 34 12.704 255.761
M3
Jepang, Hongkong, Singapura, Australia, Belanda, Jerman
2014 27 10.747 245.099
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
Untuk melihat meningkatnya dinamika perkembangan usaha baik industri maupun perdagangan dilihat melalui jumlah industri dan usaha
perdagangan yang memiliki perijinan, sebagaimana tabel berikut : Tabel : 2.57.
Industri dan Usaha Perdagangan Yang Berijin
Tahun 2014 – 2015
No URAIAN Th. 2014 Th. 2015 % Naik/Turun
1. Jumlah keseluruhan Industri 13.604 13.758 1,13
2. Jumlah Industri Yang Telah
Terdaftar (kumulatif) 613 692 12,89
3. Jumlah keseluruhan Usaha 49.150 55.046 12
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-54
No URAIAN Th. 2014 Th. 2015 % Naik/Turun
Perdagangan
4. Jumlah Usaha Perdagangan Yang Telah Mendapat Tanda Daftar
(Kumulatif)
14.747 15.481 4,98
5. Jumlah Usaha Perdagangan
Berijin 16.125 17.295 7,26
6. Jumlah Keseluruhan Gudang 352 415 19,90
7. Jumlah Gudang Yang Telah Mendapatkan Tanda Daftar
423 486 14,89
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Lumajang Tahun 2016
Jumlah pasar di Kabupaten Lumajang tahun 2013 sebanyak 48 buah,
yang terdiri dari pasar daerah dan pasar swasta, dan di tahun 2014 dan tahun 2015 hanya ada pasar daerah dengan rincian sebagaimana tabel berikut:
Tabel : 2.57.
Jumlah Pasar di Kabupaten Lumajang Tahun 2015
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Perkembangan peningkatan kapasitas pedagang pasar di Kabupaten
Lumajang tahun 2013 - 2014 sebagaimana tabel berikut :
Tabel : 2.59. Peningkatan Kapasitas Pedagang
No Uraian Tahun 2013
Tahun 2014
% Naik / Turun
1. Jumlah Pedagang Pasar Daerah 6.773 6.717 Turun
2. Jumlah Pedagang Yang Tertampung
di Pasar Seluruhnya
6.773 6.717 Turun
3. Perkiraan Jumlah Pedagang Yang
Telah Tertampung dan Yang Belum Tertampung di Seluruh Pasar
6.773 6.717 Turun
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Lumajang Tahun 2015
Daya tampung pasar di Kabupaten Lumajang tahun 2015 sebagaimana
tabel berikut : Tabel : 2.60.
Daya Tampung Pasar di Kabupaten Lumajang Tahun 2015
No Uraian Tahun 2015
1. Luas Seluruh Pasar Daerah (m2) 174.544 m2
2. Luas Seluruh Pasar Swasta (m2) 8.500 m2
3. Luas Seluruh Pasar Yang Belum Dikelola / Tumbuh (m2) 4.000 m2
4. Luas Pasar (1+2+3) seluruhnya (m2) 187.044 m2
5. Perkiraan Kebutuhan Luas Pasar Bagi Pedagang Yang Telah Tertampung dan Yang Belum Tertampung di Seluruh Pasar (m2)
10.000 m2
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Lumajang Tahun 2016
No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1. Jumlah Pasar Daerah 29 29 30
2. Jumlah Pasar Swasta 19 - -
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-55
Perkembangan peningkatan kelayakan pasar di Kabupaten Lumajang tahun 2014 - 2015 sebagaimana tabel berikut :
Tabel : 2.61. Peningkatan Kelayakan Pasar
No Uraian Tahun 2014
Tahun 2015
% Naik / Turun
1. Jumlah Pasar Daerah 29 30 NAIK
2. Jumlah Pasar Daerah Kondisi Baik (21% - 0% Bangunan Rusak)
7 11 NAIK
3. Jumlah Pasar Daerah Kondisi Sedang (49% - 20% Bangunan Rusak)
12 8 TURUN
4. Jumlah Pasar Daerah Kondisi Rusak Berat (80% - 50% Bangunan Rusak)
10 11 NAIK
5. Jumlah Seluruh Pasar Daerah Kondisi Rusak
22 20 TURUN
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Lumajang Tahun 2016
Jumlah Pasar Daerah dalam kondisi rusak berat meningkat
dikarenakan dana anggaran tahun 2014 dan 2015 tidak mencukupi dalam kegiatan pemeliharaan seluruh pasar daerah, sehingga penanganannya diprioritaskan pada pasar dengan kondisi rusak berat terlebih dahulu.
Perkembangan peningkatan kapasitas tenaga kerja pengelola pasar di Kabupaten Lumajang tahun 2014 - 2015 sebagaimana tabel berikut :
Tabel : 2.62.
Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja Pengelola Pasar
No Uraian Tahun 2014
Tahun 2015
% Naik / Turun
1. Jumlah Tenaga Kerja Pasar Umum Daerah 153 153 TETAP
2. Jumlah Tenaga Kerja Pasar Hewan - - -
3. Jumlah Tenaga Kerja Pasar Daerah + Hewan (1+2)
153 153 TETAP
4. Jumlah Pasar Umum Daerah 25 25 TETAP
5. Jumlah Pasar Hewan 4 4 TETAP
6. Jumlah Pasar Daerah + Pasar Hewan (4+5)
29 29 TETAP
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Lumajang Tahun 2016
2.3.20. Aspek Transmigrasi Dengan bertambahnya wawasan, pemahaman dan persepsi
masyarakat tentang ketransmigrasian diharapkan minat masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi juga meningkat. Pada tahun 2015 telah diberangkatkan sebanyak 10 KK dari target sebanyak 40 KK atau 25 persen.
Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan pembatasan jumlah penerimaan transmigran di daerah tujuan.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-56
Tabel : 2.63. Target dan Realisasi Pemberangkatan Transmigran
Kabupaten Lumajang Tahun 2014
No. Target (KK)
Realisasi (KK)
Asal Transmigran Daerah Penempatan
1 10 1 Kel. Jogotrunan Kec. Lumajang UPT. Awanua Kec. Toari, Kab. Kolaka, Provinsi Sulawesi Utara 1 Desa Klanting, Kec. Lumajang
1 Desa Krai, Kec. Yosowilangun
1 Desa Besuk, Kec. Tempeh
1 Desa Oro-oro Ombo, Kec. Pronojiwo
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lumajang Tahun 2015
Tabel 2.64.
Target dan Realisasi Pemberangkatan Transmigran Kabupaten Lumajang Tahun 2015
No. Target (KK)
Realisasi (KK)
Asal Transmigran Daerah Penempatan
1 40 10 Kab. Lumajang UPT. Tanjung Buka Kab. Bulungan Prov. Kalimantan Utara.
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lumajang Tahun 2016
Tabel : 2.65. Perkembangan Jumlah Transmigran Kabupaten Lumajang Berdasarkan
Provinsi Penerima Transmigran Tahun 2009 – 2015
NO PROVINSI TAHUN (KK)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Sumatra Utara - - - - - - -
2 Sulawesi Tengah 10 15 15 10 - - -
3 Bengkulu 10 10 15 10 - - -
4 Kalimantan Utara - - - - - - 10
5 Kalimantan Timur - 10 - - 10 - -
6 Sulawesi Selatan - - - - - - -
7 Sulawesi Tenggara - - - - 5 5 -
8 Jambi 10 - - - - - -
9 Maluku Utara - - - 10 - - -
JUMLAH 30 35 30 30 15 5 10
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lumajang Tahun 2016
Untuk meningkatkan kerjasama antar wilayah, antar pelaku, dan antar
sektor dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi,
1. Pada tahun 2014 telah direalisasikan perjanjian kerjasama lokasi transmigrasi dengan Pemerintah Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi
Tenggara lokasi penempatan untuk 5 KK calon transmigran dengan lokasi penempatan Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.
2. Pada tahun 2015 telah direalisasikan perjanjian kerjasama lokasi
transmigrasi dengan Pemerintah Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Utara, lokasi penempatan untuk 10 KK calon transmigran dengan lokasi penempatan UPT Tanjung Buka Kabupaten Bulungan.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-57
2.4. Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat klesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan dengan wilayah lain yang berdekatan maupun secaranasional dan internasional. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim
berinvestasi dan sumber daya manusia. Analisis terhadap aspek daya saing daerah dapat dilakukan melalui
beberapa indikator antara lain; peningkatan PAD, investasi aset pemerintah, kondisi jalan penghubungan, angkutan darat, jumlah pelabuhan laut/terminal, meningkatnya pola pangan harapan, pengeluaran konsumsi
rumah tangga, produktivitas total daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, penataan ruang, ketaatan terhadap RTRW, luas lahan produktif dan
sebagainya. Selanjutnya berdasarkan sektor pertanian kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB sebesar 2.801.689,24 juta rupiah dan kontribusi sektor
kehutanan terhadap PDRB sebesar 67.214,62 juta rupiah. Di sektor peternakan pada tahun 2010 populasi sapi potong sebanyak 200.577 ekor; kambing 82.972 ekor; domba 33.458 ekor; ayam buras sebanyak 970.907
ekor; ayam ras petelur 431.036 ekor dan ayam ras pedaging sebesar 1.512.496 ekor dan itik sebanyak 288.531 ekor. Di sektor kelautan produksi ikan tahun
2011 tercatat sebanyak 7.027.216, dari peraiaran umum sebanyak 1.038.078 dan budidaya sebanyak 2.545.738.
Dalam hal keamanan jumlah linmas diperkirakan sebanyak 12.537 orang di desa 37 orang di linmas kabupaten 21 orang di seluruh Kecamatan se-Kabupaten Lumajang. Selanjutnya dari sisi sumberdaya manusia yang ada khususnya berkaitan dengan ketenagakerjaan terlihat menurut BPS tahun 2011 di kabupaten Lumajang menunjukkan angka pencari kerja sebanyak 3.868 orang dengan tingkat pendidikan yang bervariasi. Dilihat dari tingkat pendidikan terbanyak berasal dari jenjang SLTA, yaitu mencapai sebesar 1.355 orang. Sebaliknya paling rendah berasal dari SD, yaitu hanya sebesar 193 orang. Sementara itu masih cukup banyak penduduk yang terkategori sebagai pencari kerja berpendidikan SD bahkan tidak tamat SD. Menurut catatan yang ada sebanyak 934 orang pencari kerja dengan pendidikan sekolah menengah dan sebanyak 624 pencari kerja dengan pendidikan tamat akademi dan 762 orang dengan pendidikan sarjana. Ke depannya sangat dibutuhkan komitmen dan sikap konsisten dari berbagai pihak untuk senantiasa memberikan dukungan pembangunan terutama di bidang pendidikan agar terwujud cita-cita bagi pengembangan sumber daya manusia yang benar-benar bekualitas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh aktivitas masyarakat bergantung pada moda pergerakan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pergerakan dalam kota dan mempermudah akses antar daerah di Kabupaten Lumajang perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari angkutan kota yang ada. Dalam pengaturan rute angkutan dalam Kabupaten Lumajang ditekankan rute tersebut mampu memberikan pelayanan semaksimal mungkin untuk pergerakan penduduk dari kawasan permukiman ke kawasan pusat pelayanan ataupun dengan kawasan permukiman lainnya. Dengan demikian diharapkan setiap kawasan yang ada di Kabupaten Lumajang memilki akses mudah dengan kawasan-kawasan lainnya.
Besarnya tingkat pergerakan penduduk harus ditunjang dengan oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Salah satu sarana utama penunjang untuk menunjang pergerakan penduduk adalah kendaraan penunpang umum. Dalam perencanaan angkutan umum ini harus ada keterpaduan rute angkutan umum sehingga tidak terjadi tumpang tindih rute dan jangkauan pelayanan dapat menjadi lebih luas dan berkembang. Sedangkan rute angkutan umum antar kota direncanakan dapat melayani
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
II-58
pergerakan penumpang dengan tujuan antar kota. Adapun arahan sarana angkutan umum adalah rencana pengembangan rute angkutan umum dengan rute :
a. Senduro - Gucialit – Sukodono , b. Rute Pasrujambe – Tempeh, c. Rute Yosowilangun – Tempeh, d. Rute Candipuro – Pasrujambe, e. Rute Pasirian –Tempursari, f. Rute Tempursari – Pronojiwo.
Rencana jaringan jalan Kabupaten Lumajang terdiri dari pengembangan
jaringan jalan baru dan peningkatan jalan yang ada. Pengembangan jaringan jalan baru meliputi Jalan Lintas Selatan (JLS) sebagai bagian dari jalan strategis nasional serta jalan bypass barat perkotaan yang melalui ruas Sukodono – Kedungjajang. Sedangkan untuk peningkatan jaringan jalan meliputi :
a. Jalan nasional kolektor primer 2 meliputi 10 ruas; b. Jalan provinsi kolektor primer 3 meliputi 6 ruas; c. Jalan strategis provinsi meliputi 3 ruas; d. Jalan kabupaten kolektor primer 4 meliputi 15 ruas; e. Jalan kabupaten local primer meliputi 22 ruas; f. Jalan strategis kabupaten meliputi Jalur Lingkar Timur Perkotaan dan
Jalur Lingkar Luar Kabupaten; g. Jalan local primer antara PKL dengan PKLing meliputi 109 ruas; dan h. Jalan lingkungan primer tersebar di seluruh wilayah kabupaten.
Salah satu pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Lumajang adalah
Jalan Lintas Selatan yang merupakan Jalan Strategis Nasional yang meliputi wilayah Kecamatan Yosowilangun, Kunir, Tempeh dan Pasirian.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-1
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan keuangan daerah merupakan keseluruhan kegiatan
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan dalam penyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Mekanisme dan proses pengelolaan keuangan daerah secara umum mengacu pada paket reformasi keuangan negara, yang dituangkan dalam beberapa peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Berdasarkan UU No 33 Tahun 2004, telah ditegaskan bahwa keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan, keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Oleh karenanya pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dengan pendekatan kinerja yang berorientasi pada output dengan menggunakan
konsep bugdet serta prinsip tata pemerintahan yang baik. Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Lumajang
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini
telah dijabarkan secara lebih rinci dan teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 39
disebutkan bahwa pendekatan anggaran kinerja adalah suatu sistem anggaran
yang mengutamakan pencapaian hasil kinerja dari perencanaan alokasi biaya yang telah ditetapkan. Kinerja mencerminkan efisiensi dan efektifitas
pelayanan publik dan harus berpihak pada kepentingan publik, yang artinya memaksimalkan penggunaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). Agar dapat memperoleh gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan maka dilakukan analisis terhadap APBD dan LKPD lima tahun
sebelumnya. Analisis tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan pendanaan di masa yang akan datang, dengan mempertimbangkan peluang dan hambatan yang dihadapi.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-2
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Uraian tentang kinerja keuangan masa lalu digunakan sebagai bahan
untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa datang dalam rangka meningkatkan kapasitas pendanaan pembangunan
daerah. 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Azas umum pengelolaan keuangan daerah telah menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten Lumajang adalah pengelolaan keuangan daerah yang dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif,
efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan
keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi, diwujudkan dalam APBD yang setiap tahunnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
APBD mempunyai fungsi sebagai alokasi, distribusi dan stabilisasi
dalam pengelolaan perekonomian daerah. Selain itu APBD juga merupakan instrumen yang menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan
keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah. Agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar, maka landasan administratif dalam pengelolaan anggaran daerah yang mengatur
antara lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat azas.
1. Pendapatan Daerah Realisasi penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Lumajang dari
tahun ke tahun secara umum mengalami kenaikan. Peningkatan pendapatan daerah masih didominasi dari Dana Perimbangan, baik Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Bagi Hasil Pajak maupun Bagi Hasil
Bukan Pajak. Dalam kurun waktu tahun 2008-2015, realisasi pendapatan daerah di
Kabupaten Lumajang secara umum meningkat. Jika pada tahun 2008 sebesar
Rp 719.975.701.114,58 maka pada tahun 2015 naik menjadi Rp 1.707.539.550.203,63. Dukungan terbesar pendapatan daerah Kabupaten
Lumajang, berasal dari Dana Perimbangan. Pada tahun 2008, realisasi dana perimbangan Kabupaten Lumajang sebesar Rp 632.047.464.995,00 sedangkan pada tahun 2015 naik menjadi sebesar Rp 1.067.949.312.205,00.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-3
Tabel 3.1 Anggaran Pendapatan APBD Kabupaten Lumajang
Tahun 2008-2015 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PAD 55.304.944.400,00 59.041.163.236,51 69.698.986.800,00 84.886.744.000,00 85.446.999.000,00 107.282.152.250,00 153.882.022.300,00 172.021.275.400,00
DANA PERIMBANGAN
625.843.935.999,17 646.377.008.794,00 662.630.323.182,00 719.382.237.664,00 841.468.626.225,00 946.512.820.225,00 1.021.866.601.936,00 1.095.239.935.000,00
LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG SAH
34.040.108.000,00 37.823.896.000,00 115.137.778.000,00 213.819.531.720,00 193.850.727.000,00 238.808.201.336,00 297.924.087.281,00 426.488.263.677,00
JUMLAH 715.188.988.399,17 743.242.068.030,51 847.467.087.982,00 1.018.088.513.384,00 1.120.766.352.225,00 1.292.603.173.811,00 1.473.672.711.517,00 1.693.749.474.077,00
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Tabel 3.2 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2015
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PAD 54.974.535.912,05 65.341.361.835,39 77.540.295.110,76 84.336.944.496,24 101.173.801.934,62 112.406.824.133,37 194.076.104.164,10 212.585.093.435,63
DANA
PERIMBANGAN 632.047.464.995,00 646.457.541.776,00 671.389.191.303,00 710.230.674.177,00 851.611.896.796,00 933.471.353.007,00 1.015.127.007.111,00 1.067.949.312.205,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN
YANG SAH 32.953.700.207,53 57.392.722.644,00 122.890.726.135,00 223.180.421.233,00 192.384.991.568,00 253.440.720.249,00 336.415.288.478,96 427.005.144.563,00
JUMLAH 719.975.701.114,58 769.191.626.255,39 871.820.212.548,76 1.017.748.039.906,24 1.145.170.690.298,62 1.299.318.897.389,37 1.545.618.399.754,06 1.707.539.550.203,63
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-4
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang semakin meningkat
setiap tahunnya, namun secara umum jumlahnya belum terlalu besar. PAD menyumbang rata-rata 8-9 persen dari total pendapatan yang diperoleh. Pada
tahun 2015, realisasi PAD Kabupaten Lumajang sebesar Rp 212.585.093.435,63, naik hampir empat kali lipat bila dibandingkan PAD tahun 2008 yang sebesar Rp 54.974.535.912,05. Hal tersebut menunjukkan
keberhasilan Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam upaya intensifikasi/ekstensifikasi, termasuk pembenahan dalam aspek sistem pengendalian intern pengelolaan PAD.
Ditinjau dari komponennya proporsi penerimaan PAD dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat bahwa proporsi terbesar penerimaan
PAD adalah dari Retribusi dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.3
Anggaran dan Realisasi Kumulatif PAD Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2015
PAD ANGGARAN REALISASI %
Pendapatan Pajak Daerah 146.520.764.000,00 166.616.168.538,72 113,72
Pendapatan Retribusi
Daerah 212.004.820.760,00 217.752.361.134,75 102,71
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
37.326.627.987,00 24.655.003.958,45 66,05
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
391.712.074.640,00 493.486.953.328,18 125,98
Total PAD tahun 2008 s.d.
2015 787.564.287.387,00 902.510.486.960,10 114,60
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Perkembangan setiap komponen PAD selama periode tahun 2008-2015 adalah sebagai berikut:
Pajak Daerah
Realisasi Pendapatan Pajak Daerah setiap tahun melampaui target/anggaran yang ditetapkan dalam APBD dan mengalami kenaikan dibandingkan realisasi tahun sebelumnya, walaupun pada tahun 2011 realisasi pajak daerah tidak
memenuhi target APBD, namun secara keseluruhan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sebagaimana digambarkan pada Grafik berikut:
Grafik 3.1
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008 – 2015 (Rp)
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-5
Retribusi Daerah Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah setiap tahun, telah melampaui
target/anggaran yang ditetapkan dalam APBD sebagaimana digambarkan pada Grafik berikut:
Grafik 3.2 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah
Kabupaten Lumajang tahun 2008 – 2015 (Rp)
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Pada grafik diatas tampak bahwa terjadi penurunan target dan realisasi dari
tahun 2009 ke tahun 2010, hal ini disebabkan adanya perubahan/pemindahan komponen pada retribusi daerah dipindah pada komponen Lain-lain Pendapatan Asli Daerah lainnya. Namun ditinjau
perbandingan realisasi terhadap target, menunjukkan keberhasilan pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang dalam meningkatakan pendapatan
dari sektor Retribusi.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Realisasi Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan setiap tahun, telah melampaui target/anggaran yang ditetapkan dalam APBD sebagaimana digambarkan pada Grafik berikut:
Grafik 3.3 Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Kabupaten Lumajang tahun 2008 – 2015 (Rp)
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-6
Realisasi pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dari tahun 2008 s.d. tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp.
767.748.406,70 atau kurang lebih mencapai 35,61%.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Realisasi Pendapatan Hasil Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah setiap tahun, telah melampaui target/anggaran yang ditetapkan dalam APBD
sebagaimana digambarkan pada Grafik berikut: Grafik 3.4
Anggaran dan Realisasi Hasil Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Kabupaten Lumajang tahun 2008 – 2015 (Rp)
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Grafik di atas menunjukkan bahwa realisasi pendapatan komponen lain lain
PAD yang sah tiap tahun mengalami peningkatan dan selalu melampaui dari target yang telah ditetapkan, terutama pada tahun 2015 mencapai penerimaan 133,32% dari target (Rp. 109.632.900.040,00). Hal ini menunjukkan
keseriusan dan prestasi pemerintah dalam upaya mengoptimalkan pendapatan pada sektor ini.
Dana Perimbangan
Bagian Dana Perimbangan ini adalah perimbangan keuangan dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, yang diatur berdasarkan pembagian kewenangan, tugas dan tanggung jawab. Dana Perimbangan
merupakan Pendapatan Negara yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah. Pendapatan Daerah dari Bagian Dana Perimbangan ini bersumber dari pendapatan Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA, Bagi Hasil Cukai dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Selain pendapatan tersebut
di atas, juga Daerah mendapat Dana Perimbangan berupa Dana Alokasi Umum, dimana pengaturan yang lebih teknis ditetapkan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan. Realisasi penerimaan Dana Perimbangan selama tahun 2008-2015
seluruhnya berjumlah Rp. 6.528.284.441.370,00 dengan rincian per tahun
seperti pada Tabel berikut:
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-7
Tabel 3.4 Anggaran dan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan
Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012
Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
2008 625.843.935.999,17 632.047.464.995,00
2009 646.377.008.794,00 646.457.541.776,00
2010 662.630.323.182,00 671.389.191.303,00
2011 719.382.237.664,00 710.230.674.177,00
2012 841.468.626.225,00 851.611.896.796,00
2013 946.512.820.225,00 933.471.353.007,00
2014 1.021.866.601.936,00 1.015.127.007.111,00
2015 1.095.239.935.000,00 1.067.949.312.205,00
TOTAL 6.559.321.489.025,17 6.528.284.441.370,00 Sumber : DPKD Kabupaten Lumajang (Diolah)
Uraian terperinci mengenai komponen-komponen penerimaan dana perimbangan disajikan sebagaimana berikut.
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Pendapatan Bagi Hasil Pajak terdiri dari bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan serta bagi hasil Pajak Penghasilan sedangkan pendapatan Bagi Hasil Bukan
Pajak merupakan bagi hasil atas penerimaan negara dari pengelolaan hutan/hasil hutan, perikanan, pertanian, dan migas.
Secara total, realisasi penerimaan Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak selama tahun 2008-2015 adalah sebesar Rp. 450.241.169.320,00 atau melampaui sebesar 8,65% dari target sebesar Rp. 414.400.717.025,17. Ditinjau per tahun
anggaran, realisasi penerimaan menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun berikutnya seperti tampak pada Tabel berikut:
Tabel 3.5
Anggaran dan Realisasi Penerimaan Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2015
Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
2008 32.123.859.999,17 38.327.388.995,00
2009 41.262.308.794,00 41.352.411.776,00
2010 43.706.390.182,00 52.465.258.303,00
2011 48.369.063.664,00 55.535.800.177,00
2012 56.321.087.225,00 66.464.357.796,00
2013 59.320.712.225,00 60.946.140.007,00
2014 54.391.144.936,00 64.966.007.061,00
2015 78.906.150.000,00 70.183.805.205,00
TOTAL 414.400.717.025,17 450.241.169.320,00 Sumber : DPKD Kabupaten Lumajang (Diolah)
Dana Alokasi Umum (DAU)
Realisasi penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) selama tahun 2008- 2015 berjumlah Rp 5.621.549.642.000,00 atau 86,11% dari total realisasi kumulatif penerimaan Dana Perimbangan pada periode yang sama sebesar Rp
6.528.284.441.370,00. Serta sebesar 61,94% dari akumulasi pendapatan daerah selama tahun 2008-2015 sebesar Rp 9.076.383.117.470,65. Dengan
demikian, peranan DAU dalam struktur keuangan Kabupaten Lumajang sangat dominan. Hal ini menuntut Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang untuk lebih mengoptimalkan kembali sumber-sumber potensi pendapatan
yang ada terutama Pendapatan Asli Daerah. Berikut disajikan realisasi penerimaan DAU Kabupaten Lumajang tahun 2008-2015.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-8
Tabel 3.6 Anggaran dan Realisasi Penerimaan DAU
Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2015
Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
2008 537.879.076.000,00 537.879.076.000,00
2009 534.217.700.000,00 534.208.130.000,00
2010 557.172.733.000,00 557.172.733.000,00
2011 605.781.974.000,00 605.781.974.000,00
2012 736.273.179.000,00 736.273.179.000,00
2013 828.524.528.000,00 828.524.528.000,00
2014 898.217.627.000,00 898.217.627.000,00
2015 923.492.395.000,00 923.492.395.000,00
TOTAL 5.621.559.212.000,00 5.621.549.642.000,00
Sumber : DPKD Kabupaten Lumajang (Diolah)
Dana Alokasi Khusus (DAK) Realisasi penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) selama tahun 2008- 2015
mencapai Rp 456.493.630.000,00 atau 6,99% dari total realisasi kumulatif penerimaan Dana Perimbangan pada periode yang sama sebesar Rp 6.528.284.441.370,00 seperti tampak pada tabel berikut :
Tabel 3.7 Anggaran dan Realisasi Penerimaan DAK
Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2015
Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
2008 55.841.000.000,00 55.841.000.000,00
2009 70.897.000.000,00 70.897.000.000,00
2010 61.751.200.000,00 61.751.200.000,00
2011 65.231.200.000,00 48.912.900.000,00
2012 48.874.360.000,00 48.874.360.000,00
2013 58.667.580.000,00 44.000.685.000,00
2014 69.257.830.000,00 51.943.373.000,00
2015 92.841.390.000,00 74.273.112.000,00
TOTAL 523.361.560.000,00 456.493.630.000,00
Sumber : DPKD Kabupaten Lumajang (Diolah)
Lain-lain Pendapatan yang sah Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam periode tahun
2008-2015 terdiri dari Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak Dari Propinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian, Bantuan Keuangan Dari Propinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya dan Pendapatan lainnya dengan
jumlah akumulatif sebesar Rp. 1.645.663.715.078,49 atau sebesar 18,13% dari total akumulasi realisasi pendapatan selama tahun 2008-2015 yaitu sebesar Rp. 9.076.383.117.470,65.
Perbandingan Anggaran dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah tersaji dalam tabel berikut.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-9
Tabel 3.8 Anggaran dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2015
Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
2008 34.040.108.000,00 32.953.700.207,53
2009 37.823.896.000,00 57.392.722.644,00
2010 115.137.778.000,00 122.890.726.135,00
2011 213.819.531.720,00 223.180.421.233,00
2012 193.850.727.000,00 192.426.209.498,00
2013 238.808.201.336,00 253.440.720.249,00
2014 297.924.087.281,00 336.415.288.478,96
2015 426.488.263.677,00 427.005.144.563,00
TOTAL 1.557.892.593.014,00 1.645.663.715.078,49
Sumber : DPKD Kabupaten Lumajang (Diolah)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan realisasi pendapatan serta telah melampaui dari target yang telah ditetapkan.
Perbandingan dari tahun 2015 terhadap tahun 2008 menunjukkan terjadi peningkatan hampir mencapai 12 kali lipat. Total realisasi penerimaan lain-lain pendapatan yang sah telah melebihi target sebesar 5,63% dari target yang
dianggarkan sebesar Rp 1.557.892.593.014,00.
2. Belanja Daerah Belanja Daerah secara umum diprioritaskan untuk penyelenggaraan
urusan wajib dalam rangka melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat sebagai upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan
sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib
pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggaran dan Realisasi Total Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten
Lumajang tahun 2008 – 2015 adalah sebagaimana tabel berikut:
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-10
Tabel 3.9 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Lumajang Tahun 2008 – 2015 (Rp)
TAHUN
ANGGARAN REALISASI
BELANJA TIDAK
LANGSUNG BELANJA LANGSUNG JUMLAH
BELANJA TIDAK
LANGSUNG BELANJA LANGSUNG JUMLAH
2008 521.213.108.393,73 282.118.905.150,00 803.332.013.543,73 467.286.987.633,39 259.724.279.742,00 727.011.267.375,39
2009 599.716.531.434,26 224.825.064.555,00 824.541.595.989,26 564.893.181.807,00 204.804.278.069,00 769.697.459.876,00
2010 672.645.568.542,14 255.839.650.354,00 928.485.218.896,14 639.071.281.088,55 207.487.241.785,00 846.558.522.873,55
2011 714.877.718.573,35 407.209.389.975,00 1.122.087.108.548,35 685.699.939.122,80 309.331.227.864,00 995.031.166.986,80
2012 798.913.093.312,18 423.181.589.997,61 1.222.094.683.309,79 762.252.649.414,80 338.376.205.624,47 1.100.628.855.039,27
2013 938.314.033.421,46 506.996.678.849,68 1.445.310.712.271,14 849.985.499.478,47 387.265.364.625,00 1.237.250.864.103,47
2014 1.033.319.790.753,00 662.767.894.090,46 1.696.087.684.843,46 928.529.445.834,87 544.065.893.224,00 1.472.595.339.058,87
2015 1.185.974.730.199,55 773.205.112.982,00 1.959.179.843.181,65 1.066.407.870.724,46 594.057.252.014,83 1.660.465.122.739,29
TOTAL 6.464.974.574.629,67 3.536.144.285.953,75 10.001.118.860.583,50 5.964.126.855.104,34 2.845.111.742.948,30 8.809.238.598.052,64
Sumber : DPKD Kabupaten Lumajang (Diolah)
TAHUN ANGGARAN REALISASI Prosentase
2008 803.332.013.543,73 727.011.267.375,39 90,50
2009 824.541.595.989,26 769.697.459.876,00 93,35
2010 928.485.218.896,14 846.558.522.873,55 91,18
2011 1.122.087.108.548,35 995.031.166.986,80 88,68
2012 1.222.094.683.309,79 1.100.628.855.039,27 90,06
2013 1.445.310.712.271,14 1.237.250.864.103,47 85,60
2014 1.696.087.684.843,46 1.472.595.339.058,87 86,82
2015 1.959.179.843.181,65 1.660.465.122.739,29 84,75
TOTAL 10.001.118.860.583,50 8.809.238.598.052,64 88,08
Sumber : DPKD Kabupaten Lumajang (Diolah)
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-11
3.1.2. Neraca Daerah Menurut data yang ada per 31 Desember 2015, jumlah aset lancar di
Kabupaten Lumajang sebesar Rp 414.178.300.721,92, lebih besar dibandingkan jumlah aset lancar per 31 Desember 2014 yang sebesar Rp
352.502.125.063,47. Sebagian besar aset lancar daerah akhir tahun 2015 ada di kas daerah, yaitu sebesar Rp 278.190.333.654,79. Untuk investasi daerah, di Kabupaten Lumajang sebagian besar
investasi berbentuk investasi permanen. Per 31 Desember 2015 jumlah investasi permanen daerah tercatat sebesar Rp 22.974.465.900,73, sedikit menurun bila dibandingkan investasi permanen di tahun 2014 yang hanya Rp
22.041.971.178,15. Secara keseluruhan, jumlah aset tetap yang dimiliki Kabupaten
Lumajang per 31 Desember 2015 sebesar Rp 1.416.517.066.369,28, mengalami naik bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar Rp 2.125.736.573.325,00. Sebagian besar aset tetap yang dimiliki Kabupaten
Lumajang berupa tanah, jalan, irigasi dan jaringan, serta peralatan dan mesin. Aset lain yang dimiliki Kabupaten Lumajang berupa tuntutan ganti-rugi,
aset tak berwujud dan aset lainnya per 31 Desember 2015 tercatat sejumlah Rp 106.028.728.565,80. Untuk dana cadangan, di Kabupaten Lumajang per 31 Desember 2015
tercatat sebesar Rp 28.267.000.000,00. Sedangkan pada tahun 2014 tidak ada dana cadangan.
Rincian Perbandingan Neraca Kabupaten Lumajang per 31 Desember
2015 dan 2014 tersaji dalam tabel berikut. Tabel 3.10
Neraca Daerah Kabupaten Lumajang Per 31 Desember 2015 dan 2014
URAIAN 31 Desember
2015
31 Desember
2014 ASET
ASET LANCAR
Kas Kas di kas daerah
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di bendahara penerimaan
Kas di BLUD
Kas lainnya
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Piutang pajak
Piutang retribusi Biaya dibayar di muka
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Persediaan
278.190.333.654,79
0,00
3.167.000,00
34.621.722.979,20
1.267.069.014,03
0,00
44.696.274.100,00
1.504.348.995,50 249.952.500,00
46.946.467.304,00
(38.352.901.182,90)
45.051.866.357,30
273.632.043.352,97
8.470.016,00
0,00
23.562.673.010,16
0,00
0,00
51.319.672.983,00
1.326.369.877,50 0,00
18.214.464.983,68
(36.809.893.463,98)
21.248.324.304,14
Jumlah Aset Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Pinjaman kepada Perusahaan
Daerah
Investasi nonpermanen lainnya
0,00
0,00
0,00
0,00
Jumlah Investasi Nonpermanen 0,00 0,00
Investasi Permanen Penyertaan modal Pemerintah
Daerah
Investasi Permanen lainnya
22.294.465.900,73
0,00
22.041.971.178,15
0,00
Jumlah Investasi Permanen 22.294.465.900,00 22.041.971.178,15
Jumlah Investasi Jangka Panjang 22.294.465.900,00 22.041.971.178,15
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-12
URAIAN 31 Desember
2015
31 Desember
2014 ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan mesin Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi dan jaringan
Aset tetap lainnya
Konstruksi dalam pengerjaan
Akumulasi penyusutan
344.920.482.735,00
385.996.917.861,00 780.791.170.426,00
826.045.749.021,00
59.687.346.986,00
16.475.460.384,00
(884.821.004.747,51)
338.997.345.920,00
314.559.010.404,00 678.621.047.433,00
736.442.928.865,00
54.723.365.893,00
2.392.874.720,00
0,00
Jumlah Aset Tetap
DANA CADANGAN Dana cadangan
28.267.000.000,00
0,00
Jumlah dana cadangan 28.267.000.000,00 0,00
ASET LAINNYA
Tagihan penjualan angsuran
Tuntutan perbendaharaan
Tuntutan ganti rugi
Kemitraan dengan pihak ketiga
Aset tak berwujud Akumulasi amortisasi aset tak
berwujud
Aset lain-lain
0,00
0,00
15.022.901,00
0,00
9.984.506.514,00 (4.611.138.501,00)
100.640.337.651,80,00
0,00
0,00
17.172.901,00
0,00
6.987.104.314,00 0,00
101.024.121.184,00
Jumlah Aset lainnya
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang perhitungan pihak ketiga (PFK) Pendapatan diterima di muka
0,00 3.242.152.558,33
1.933.220,00 0,00
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 3.242.152.558,33 1.933.220,00
UTANG BELANJA
Utang belanja
10.183.316.203,00
748.260.329,20
Jumlah Utang Belanja 10.183.316.203,00 748.260.329,20
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat
0,00
0,00
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
EKUITAS DANA INVESTASI EKUITAS DANA CADANGAN
0,00
0,00 0,00
351.751.931.514,27
2.255.806.942.812,15 0,00
Jumlah Ekuitas Dana
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
DANA
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Kebijakan Pendapatan A. Kebijakan Pendapatan Asli Daerah
Secara umum kebijakan Pendapatan Asli Daerah dilakukan dengan meningkatkan sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang diprediksi akan memberikan sumbangan yang berarti pada perolehan
pendapatan. Kebijakan tersebut dilakukan melalui : (1). Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dan sumber daya alam dalam
rangka meningkatkan daya dukung pembiayaan daerah dan pertumbuhan ekonomi.
(2). Penyesuaian tarif baru dengan didasarkan pada tingkat
perekonomian masyarakat, diikuti dengan meningkatkan pelayanan baik dalam pemungutan maupun pengelolaannya.
(3). Melakukan intensifikasi terhadap sumber-sumber PAD yang sudah ada melalui peningkatan kualitas kemampuan sumber daya aparatur dalam mengoptimalkan pemungutan sumber-sumber PAD serta
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-13
perbaikan manajemen dengan menggunakan sistem informasi penerimaan daerah yang lebih dapat diandalkan. Sistem informasi
diharapkan dapat menyediakan data menyeluruh yang mencakup jumlah dan potensi terhadap data obyek PAD.
(4). Melakukan ekstensifikasi dengan mencari dan menggali potensi sumber-sumber PAD yang baru dalam batas ketentuan perundang-undangan dengan tidak menghambat kinerja perekonomian yang ada
baik di pusat maupun daerah. Untuk itu dalam merencanakan sumber penerimaan baru tersebut, Pemerintah Kabupaten Lumajang akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi agar kebijakan tersebut tidak memiliki dampak yang kontraproduktif terhadap perekonomian masyarakat maupun
nasional. (5). Meminimalkan kebocoran pemungutan PAD dengan
mengimplementasikan sistem pengendalian intern yang memadai
terhadap PAD dengan cara meningkatkan efisiensi pemungutan dan administrasi serta perbaikan kontrol terhadap petugas
pemungutan. Meningkatkan efisiensi pemungutan dan administrasi dilakukan melalui peningkatan sistem pemungutan. Implementasi kebijakan pemungutan PAD akan berhasil atau gagal tergantung
kepada kualitas administrasi pemerintah daerah dan seberapa realitas kebijakan itu diformulasikan berdasarkan sumber-sumber yang tersedia. Kualitas administrasi pemerintah daerah dapat
ditingkatkan melalui pembekalan-pembekalan yang diberikan kepada aparatur pemungut PAD melalui pelatihan-pelatihan agar
lebih mampu menerjemahkan kebijakan-kebijakan sendiri dan menilai dampaknya terhadap perekonomian serta responsive terhadap tuntutan masyarakat. Perbaikan kontrol terhadap petugas
pemungut PAD dilakukan dengan meningkatkan sistem pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi, serta peningkatan
kesejahteraan pegawai melalui pemberian insentif biaya pemungutan.
(6). Meningkatkan peran Perusahaan Daerah melalui perbaikan dan peningkatan manajemen dengan harapan Perusahaan Daerah dapat dikelola secara profesional, efektif dan efisien serta dikelola
berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang sehat sehingga mampu memberikan kontribusi PAD dalam bentuk bagian
laba kepada Pemerintah Daerah. (7). Menerapkan manajemen kas pada saat terjadi kelebihan kas (idle
cash) dengan cara melakukan investasi jangka pendek dengan
periode kurang dari 3 (tiga) bulan dengan memilih instrumen investasi jangka pendek yang bebas resiko dan menguntungkan, sehingga saat diperlukan dapat dengan mudah dicairkan. Kebijakan
ini dapat dilakukan pada saat kas daerah belum diperlukan untuk membiayai program dan kegiatan dan biasanya terjadi di awal tahun
anggaran. Dengan adanya manajemen kas di harapkan perolehan PAD dapat meningkat melalui peningkatan pendapatan hasil investasi berupa pendapatan bunga.
B. Kebijakan Dana Perimbangan
Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan dana perimbangan sebagai berikut : (1). Pemerintah daerah ikut secara aktif dalam melakukan pembinaan
dan pemantauan di bidang perpajakan, khususnya pajak pusat seperti PPh dan PBB. Kebijakan ini dapat diimplementasikan dalam
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-14
bentuk pembinaan dan pemantauan bersama antara pemerintah daerah dan Kantor Pelayanan Pajak terhadap para bendahara selaku
wajib pungut dan dunia usaha termasuk rekanan pemerintah daerah, serta pendataan terhadap wajib pajak bumi dan bangunan,
dengan harapan semakin besar kontribusi pajak pusat yang dipungut di Kabupaten Lumajang, maka dana perimbangan dalam bentuk dana bagi hasil pajak yang diterima akan semakin
meningkat. (2). Menyampaikan laporan keuangan dan menyediakan data dasar
untuk kebutuhan perhitungan dana perimbangan secara tepat
waktu serta melakukan analisis untuk menilai akurasi perhitungan terhadap formula dana perimbangan dan melakukan peran aktif
berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, sehingga alokasi dana perimbangan yang diterima sesuai dengan kontribusi yang diberikan atau sesuai dengan kebutuhan yang akan direncanakan.
C. Kebijakan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari selain PAD dan dana perimbangan seperti pendapatan hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari propinsi dan
pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian serta bantuan keuangan dari pemerintah propinsi dan pemerintah daerah lainnya. Seperti halnya komponen dana perimbangan, lain-lain pendapatan daerah
yang sah, juga tidak dapat dipengaruhi secara langsung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan semua kebijakan yang
berhubungan dengan lain-lain pendapatan yang sah sebagian ditentukan oleh kebijakan pemerintah pusat/propinsi serta pihak lainnya seperti pendapatan hibah, dana darurat, dana penyesuaian dan bantuan
keuangan. Dalam rangka meningkatkan dana bagi hasil pajak dari pemerintah propinsi seperti bagi hasil pajak kendaraan bermotor, bea balik nama
kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak pemanfaatan air bawah tanah/air permukaan dan bagi hasil lainnya,
kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah daerah adalah senantiasa meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Pemerintah Propinsi dengan harapan dana bagi hasil pajak maupun bantuan keuangan dari
Pemerintah Propinsi dapat meningkat sesuai dengan yang direncanakan.
Kebijakan Belanja Belanja daerah diarahkan untuk melaksanakan program/kegiatan prioritas hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dengan
menerapkan fungsi alokasi dan distribusi pengeluaraan anggaran yang tepat, melalui kebijakan : a. Merasionalkan pengeluaraan atau belanja secara adil dan dapat dinikmati
hasilnya secara proporsional oleh masyarakat luas; b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas Anggaran kegiatan dengan
menetapkan pencapaian tujuan dan sasaran secara jelas; c. Anggaran disusun dengan menggunakan sistem anggaran berbasis kinerja; d. Menerapkan Disiplin Anggaran yang didasarkan atas skala prioritas yang
telah ditetapkan, terutama program yang ditujukan pada upaya peningkatan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan dan pendidikan;
dan e. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran melalui
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi kegiatan secara
terbuka baik teknis maupun ekonomi kepada pihak legislatif dan masyarakat.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-15
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja Kabupaten
Lumajang tiga tahun terakhir (tahun 2010-2015) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.11 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah
Tahun 2010 - 2015
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
A Belanja Tidak Langsung
95,01 95,92 97,81 90,59 89,86 89,92
1 Belanja Pegawai 96,16 96,41 96,58 92,24 89,91 89,41
2 Belanja Bunga 100,00 100,00 100,00 99,77 100,00 0,00
3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Belanja Hibah 91,63 96,07 128,14 79,02 93,71 91,18
5 Belanja Bantuan
Sosial 83,06 81,04 91,80 91,79 79,66 82,68
6 Belanja Bagi Hasil 0,00 0,00 0,00 74,59 0,00 82,88
7 Belanja Bantuan Keuangan
94,59 96,43 91,27 90,68 92,17 93,51
8 Belanja Tidak Terduga
65,27 45,21 44,67 42,79 9,10 1,51
B Belanja Langsung 81,10 75,96 75,41 76,38 82,09 76,83
1 Belanja Pegawai 91,11 88,50 92,82 89,98 95,06 76,85
2 Belanja Barang dan
Jasa 89,86 92,91 79,93 82,60 84,21 79,70
3 Belanja Modal 69,16 58,18 67,89 68,10 77,30 73,77
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Belanja Tidak Langsung merupakan unsur belanja daerah yang realisasi
penyerapan anggarannya paling besar terutama komponen Belanja Pegawai. Selama kurun waktu lima tahun, kontribusi realisasi Belanja Pegawai mencapai rata-rata diatas 50,00% dari realisasi Belanja Daerah sebagaimana
tabel berikut. Tabel 3.12
Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai dan Belanja Daerah Tahun 2008 - 2015
Tahun Realisasi Belanja
Daerah Realisasi Belanja
Pegawai %
2008 727.011.267.376,39 351.555.403.415,85 48,36
2009 769.697.459.876,00 428.018.925.682,00 55,61
2010 846.558.522.873,55 521.233.379.737,15 61,57
2011 995.031.166.986,80 564.690.116.994,00 56,75
2012 1.100.512.111.173,27 643.254.494.425,00 58,45
2013 1.237.250.864.103,47 744.657.040.994,00 60,19
2014 1.472.595.339.058,87 821.757.416.522,00 55,80
2015 1.660.465.122.739,29 864.868.967.576,00 52,09
Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
Naiknya belanja pegawai setiap tahun antara lain disebabkan adanya
kenaikan gaji. Besarnya porsi Belanja pegawai berpengaruh kepada Belanja
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-16
Langsung karena anggaran yang tersedia banyak terserap pada pos belanja pegawai.
Selama periode tahun 2008-2015, Belanja Langsung yang merupakan belanja program dan kegiatan realisasinya rata-rata sekitar 32,00% terhadap
Belanja Daerah sebagaimana terlihat di tabel berikut ini. Tabel 3.13
Realisasi Belanja Daerah dan Belanja Langsung
Tahun 2008-2015
Tahun Realisasi Belanja
Daerah Realisasi Belanja
Langsung %
2008 727.011.267.376,39 259.724.279.742,00 35,72
2009 769.697.459.876,00 204.804.278.069,00 26,61
2010 846.558.522.873,55 207.487.241.785,00 24,51
2011 995.031.166.986,80 309.331.227.864,00 31,09
2012 1.100.512.111.173,27 319.101.908.148,47 29,00
2013 1.237.250.864.103,47 387.265.364.625,00 31,30
2014 1.472.595.339.058,87 544.065.893.224,00 39,65
2015 1.660.465.122.739,29 594.057.252.014,83 35,78 Sumber: DPKD Kabupaten Lumajang (diolah)
3.2.2. Analisis Pembiayaan Total realisasi Pembiayaan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Lumajang yang bersumber dari Penerimaan Daerah pada periode tahun 2008-2015 adalah sebesar Rp. 1.185.616.650.890,26 sedangkan yang bersumber dari Pengeluaran Daerah sebesar Rp. 76.524.087.425,00
sebagaimana terperinci dalam tabel berikut. Tabel 3.14
Realisasi Pembiayaan APBD
Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2015
Tahun Penerimaan
Pembiayaan Daerah
Pengeluaran
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Netto
2008 93.389.596.069,56 4.871.750.925,00 88.517.845.144,56
2009 82.872.466.383,75 1.387.750.924,00 81.484.715.459,75
2010 81.267.907.339,14 1.348.250.925,00 79.919.656.414,14
2011 106.210.460.089,35 2.661.250.924,00 103.549.209.165,35
2012 127.330.125.084,79 26.242.751.000,00 101.087.374.084,79
2013 166.797.759.405,56 2.146.145.215,00 164.651.614.190,56
2014 229.334.126.486,46 5.192.773.650,00 224.141.352.836,46
2015 298.414.210.031,65 32.673.413.862,00 265.740.796.169,65
TOTAL 1.185.616.650.890,26 76.524.087.425,00 1.109.092.563.465,26 Sumber : DPKD Kabupaten Lumajang (Diolah)
Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi sumber pembiayaan adalah
sebagai berikut: a. Sumber Penerimaan Daerah
1) Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2008-2015 sumber
Penerimaan Daerah hanya diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) total lalu sebesar Rp. 1.154.887.243.043,67.
2) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Masyarakat sebesar Rp.
8.583.666.500,00. 3) Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp. 22.145.744.346,59.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-17
b. Sumber Pengeluaran Daerah Untuk sasaran pengeluaran yang terjadi pada pembiayaan, pada
perhitungan APBD tahun anggaran 2008-2015, Adapun realisasi pengeluaran tersebut terdiri :
1) Penyertaan Dana Cadangan sebesar Rp. 20.000.000.000,00. 2) Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah (Investasi Non
Permanen) sebesar Rp. 13.608.000.000,00.
3) Pembayaran Pokok Hutang Rp. 4.295.130.163,00. 4) Pemberian Pinjaman Daerah Rp. 5.085.000.000,00. 5) Pembayaran Utang Belanja Rp. 5.268.957.262,00.
Secara umum permasalahan pembiayaan yang terjadi di daerah adalah
kesulitan dalam mencari sumber pembiayaan guna menutup defisit anggaran. Apabila SiLPA tahun lalu tidak dapat menutup defisit yang terjadi, maka daerah dapat melakukan pencairan dana cadangan, menjual kekayaan daerah
yang dipisahkan maupun melakukan pinjaman daerah. Di Kabupaten Lumajang, defisit yang terjadi dapat ditutup melalui SiLPA tahun lalu,
sehingga secara garis besar Pemerintah Kabupaten Lumajang tidak mempunyai permasalahan dalam menentukan sumber pembiayaan daerah.
3.3. Kerangka Pendanaan Belanja Daerah atau pengeluaran pemerintah daerah dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu faktor
pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam upaya pengelolaan belanja daerah, ada dua permasalahan
mendasar yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk dapat memastikan pengelolaan belanja daerah yang sesuai dengan visi-misi yang telah ditetapkan.
Pertama, masih dominannya Belanja Tidak Langsung dibandingkan Belanja Langsung dalam komposisi belanja daerah. Sehingga, belanja langsung yang digunakan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
pemenuhan hak layanan dasar bagi masyarakat masih belum optimal. Kedua, pertumbuhan pendapatan daerah lebih lambat dibandingkan
intensitas kebutuhan anggaran untuk layanan publik, sehingga dengan keterbatasan relatif kapabilitas pendapatan menyulitkan perencanaan alokasi belanja untuk layanan publik.
Namun demikian Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang berkomitmen untuk berusaha sekuat tenaga dengan segala keterbatasan dana
yang dimiliki tetap fokus dan memprioritaskan belanja daerah pada program-program pembangunan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat dan program yang mampu menimbulkan daya ungkit yang nyata
bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3.3.1. Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Anggaran daerah sebagai salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat seluruh tahapan dan proses
penyusunannya harus mengacu kepada norma dan prinsip anggaran sebagai berikut:
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran, yaitu APBD harus dapat
memberikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari masing-masing program atau
proyek serta penggunaan dana harus dapat dipertanggungjawabkan. 2. Disiplin Anggaran, yaitu penyusunan APBD yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat tanpa mengabaikan keseimbangan antara
Pembiayaan Penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-18
pelayanan masyarakat. Anggaran yang dipergunakan harus memperhatikan asas efisiensi, tepat guna dan tepat waktu.
3. Keadilan Anggaran, yaitu berkaitan dengan Pembiayaan Pemerintah Daerah dengan melaksanakan mekanisme pajak dan retribusi yang
ditanggung oleh masyarakat, maka penggunaannya harus adil dan dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat.
4. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran, yaitu pemanfaatan dana sebaik-
baiknya untuk meningkatkan pelayanan serta kesejahteraan masyarakat secara optimal dan maksimal.
5. Format Anggaran, yaitu berdasarkan Format Anggaran Defisit. Selisih
antara pendapatan dan belanja mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Apabila terjadi surplus, daerah dapat membentuk Dana
Cadangan sedangkan jika defisit dapat ditutupi dengan Sumber Pembiayaan Pinjaman atau Penerbitan Obligasi Daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Arah kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah yang dikembangkan dalam
kurun waktu Lima Tahun ke depan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan APBD yang efisien dan efektif baik Belanja Aparatur
maupun Belanja Pelayanan Publik.
2. Transparansi penyusunan dan pemanfaatan APBD yang berbasis pada kebutuhan masyarakat.
3. Orientasi APBD yang benar-benar pro poor dan bermanfaat untuk
mengurangi kesenjangan sosial. 4. Revitalisasi asset-asset Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang.
5. Penurunan dan pencegahan terjadinya kebocoran dan penyimpangan Pengelolaan Keuangan Daerah.
6. Kerjasama pembangunan baik antar Pemerintah Daerah dan antar
negara dengan masyarakat dan swasta maupun dengan lembaga-lembaga donor.
7. Penerapan Analisis Standar Belanja (ASB) secara bertahap. 8. Optimalisasi pemanfaatan dana perimbangan dan dekonsentrasi serta
Sumber Dana lain dari Pemerintah Pusat.
9. Meningkatkan efektivitas kebijakan belanja daerah melalui penciptaan kerja sama yang harmonis antara eksekutif, legislatif, serta partisipasi masyarakat dalam pembahasan dan penetapan anggaran belanja
daerah.
Dalam membuat kebijakan peningkatan penerimaan pendapatan, Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang senantiasa mempertimbangkan manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, keberkelanjutan
pembangunan yang dijalankan untuk tahun-tahun berikutnya, serta kelangsungan dan kepentingan tumbuh-kembangnya dunia usaha.
Pemerintah, masyarakat dan dunia swasta adalah tiga pelaku utama pembangunan yang masing-masing memiliki peran strategis, termasuk dalam upaya memenuhi kebutuhan dana pembangunan daerah.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana pembangunan, dalam kurun waktu lima tahun ke depan Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang akan terus berusaha menggali potensi pendapatan, melakukan efisiensi belanja,
serta berusaha mengembangkan sumber-sumber pembiayaan alternatif yang potensial. Meskipun selama ini, kelangsungan program pembangunan di
Kabupaten Lumajang sebagian besar telah dipenuhi lewat Dana Alokasi Umum. Tetapi, disamping itu tetap perlu mencari sumber-sumber pembiayaan alternatif dan juga terus bertekad untuk memperbesar PAD tanpa harus
membebani masyarakat secara keseluruhan.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-19
3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, diperkirakan kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah Kabupaten Lumajang akan terus berkembang seiring dengan kemajuan dan keberhasilan pembangunan yang telah dicapai
pada tahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan setiap tahun rata-rata kenaikan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah meningkat sekitar 10%. Sepanjang tidak terjadi perubahan kondisi perekonomian nasional yang
drastis, diperkirakan proyeksi kemampuan riil keuangan daerah akan terus berkembang sesuai potensi yang ada. Namun demikian, tetap disadari dibandingkan besaran masalah yang timbul di masyarakat, sesungguhnya
besarnya kemampuan APBD Kabupaten Lumajang masih jauh dari mencukupi. Untuk memastikan tercapainya tingkat kesejahteraan masyarakat
yang merata dan berkeadilan, selain dibutuhkan program intervensi yang benar-benar efektif, di saat yang sama juga membutuhkan dukungan dana pembangunan daerah yang memadai.
Secara garis besar, tentang alokasi dan rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kabupaten Lumajang selama kurun waktu
lima tahun ke depan dapat dilihat pada tabel berikut :
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-20
Tabel 3.15 Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015 – 2019
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 1 PENDAPATAN
1 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
139,716,625,821.20 153,181,093,453.95 166,645,561,086.70 180,128,028,719.45 193,574,496,351.30
1 1 1 Pendapatan Pajak Daerah 28,178,377,941.52 29,856,755,883.03 31,535,133,824.55 33,231,511,766.06 34,891,889,707.58
1 1 2 Pendapatan Retribusi Daerah
24,460,584,831.00 25,500,139,204.50 26,539,693,578.00 27,579,247,951.50 28,618,802,325.00
1 1 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
4,562,961,884.06 4,827,040,277.02 5,091,118,669.98 5,355,197,062.94 5,619,275,455.00
1 1 4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
82,514,701,164.62 92,997,158,089.40 103,479,615,014.17 113,962,071,938.95 124,444,528,863.72
1 2 DANA PERIMBANGAN 1,141,282,538,186.71 1,250,803,471,105.70 1,370,294,632,039.45 1,500,754,086,656.51 1,643,276,808,193.23
1 2 1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
62,493,661,733.20 66,643,863,781.70 70,794,065,830.20 74,944,267,878.70 79,094,469,927.20
1 2 2 Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau
10,908,326,478.60 11,751,694,469.20 12,595,062,459.80 13,438,430,450.40 14,281,798,441.00
1 2 3 Dana Alokasi Umum 988,039,389,700.00 1,086,843,328,670.00 1,195,527,661,537.00 1,315,080,427,690.00 1,446,588,470,460.00
1 2 4 Dana Alokasi Khusus 79,841,160,274.91 85,564,584,184.80 91,377,842,212.45 97,290,942,637.41 103,312,069,365.03
1 3 LAIN - LAIN PENDAPATAN 264,349,363,318.92 288,544,751,217.84 314,727,132,454.68 343,095,206,363.50 373,867,542,211.10
1 3 1 Dana Darurat - - - - -
1 3 2 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
51,212,491,824.89 53,939,983,649.78 56,667,475,474.68 59,394,967,299.57 62,122,459,124.46
1 3 3 Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus
198,699,333,800.00 218,569,267,180.00 240,426,193,898.00 264,468,813,287.80 290,915,694,616.58
1 3 4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
14,437,537,694.03 16,035,500,388.06 17,633,463,082.00 19,231,425,776.13 20,829,388,470.06
JUMLAH PENDAPATAN 1,545,348,527,326.83 1,692,529,315,777.49 1,851,667,325,580.83 2,023,977,303,739.46 2,210,718,846,755.63
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-21
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN
2015 2016 2017 2018 2019
2 BELANJA DAERAH
2 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
1,037,338,890,085.80 1,065,755,443,022.28 1,096,485,608,105.70 1,147,329,543,327.24 1,147,160,119,367.29
2 1 1 Belanja Pegawai 870,173,418,044.66 897,771,818,927.50 926,871,115,721.90 955,468,388,931.90 972,584,326,251.50
2 1 2 Belanja Bunga - - - - -
2 1 3 Belanja Subsidi - - - - -
2 1 4 Belanja Hibah 68,005,940,000.00 66,645,821,200.00 65,312,904,776.00 64,006,646,680.00 62,726,513,747.00
2 1 5 Belanja Sosial 12,568,221,750.00 9,426,166,312.50 7,069,624,734.38 5,302,218,550.78 3,976,663,913.09
2 1 6 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota Dan Pemerintah Desa
84,591,310,291.14 89,911,636,582.28 95,231,962,873.42 100,552,289,164.56 105,872,615,455.70
2 1 7 Belanja Tidak Terduga 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00
2 2 BELANJA LANGSUNG 647,290,514,079.60 700,745,867,952.24 806,395,919,330.50 977,304,171,860.29 1,114,763,631,967.77
2 2 1 Belanja Pegawai 52,750,004,553.91 58,316,587,494.23 61,162,334,297.16 78,433,888,101.71 92,542,950,279.07
2 2 2 Belanja Barang dan Jasa 295,441,743,287.73 305,516,392,867.43 361,876,671,748.83 434,252,006,098.60 477,677,206,708.46
2 2 3 Belanja Modal Tanah 2,315,360,606.12 2,099,859,506.14 1,501,391,822.03 2,764,395,748.82 4,775,001,404.65
2 2 4 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
51,813,319,770.52 59,271,291,913.85 74,932,341,179.26 94,290,854,718.83 115,300,526,685.23
2 2 5 Belanja Modal gedung dan Bangunan
92,164,306,126.52 107,352,746,396.63 122,937,977,222.03 147,525,572,666.44 169,654,408,566.40
2 2 6 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
145,233,450,000.00 159,756,795,000.00 175,732,474,500.00 210,878,969,400.00 242,510,814,810.00
2 2 7 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
4,941,091,513.25 5,245,496,362.51 5,128,528,135.94 5,641,380,949.58 7,203,708,590.02
2 2 8 Belanja Modal Aset Lainnya 2,631,238,221.55 3,186,698,411.45 3,124,200,425.25 3,517,104,176.31 5,099,014,923.94
JUMLAH BELANJA 1,684,629,404,165.40 1,766,501,310,974.52 1,902,881,527,436.20 2,124,633,715,187.53 2,261,923,751,335.06
SURPLUS/(DEFISIT) (139,280,876,838.57) (73,971,995,197.03) (51,214,201,855.37) (100,656,411,448.07) (51,204,904,579.43)
3 PEMBIAYAAN
3 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
141,167,476,838.57 95,975,045,197.03 73,333,701,855.37 102,775,911,448.07 53,440,854,579.43
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-22
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN
2015 2016 2017 2018 2019
3 1 1 SILPA TA Sebelumnya 140,023,905,838.57 94,795,969,947.03 72,119,122,355.37 61,525,827,698.07 52,155,266,579.43
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan - - - 40,000,000,000.00 -
3 1 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
- - - - -
3 1 4 Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah
- - - - -
3 1 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
1,143,571,000.00 1,179,075,250.00 1,214,579,500.00 1,250,083,750.00 1,285,588,000.00
3 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
1,886,600,000.00 22,003,050,000.00 22,119,500,000.00 2,119,500,000.00 2,235,950,000.00
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
- 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 - -
3 2 2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
- - - - -
3 2 3 Pembayaran Pokok Hutang - - - - -
3 2 4 Pemberian Pinjaman Daerah 1,886,600,000.00 2,003,050,000.00 2,119,500,000.00 2,119,500,000.00 2,235,950,000.00
PEMBIAYAAN NETTO 139,280,876,838.57 73,971,995,197.03 51,214,201,855.37 100,656,411,448.07 51,204,904,579.43
3 3 SILPA ANGGARAN TAHUN BERKENAAN
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
III-23
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
IV-1
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Untuk lebih menjamin efektivitas dan manfaat dari berbagai program pembangunan yang dirumuskan tahun 2015-2019, salah satu langkah
antisipatif yang dibutuhkan adalah mengidentifikasi isu-isu strategis pembangunan jangka menengah yang dihadapi Kabupaten Lumajang di masa lima tahun ke depan. Sebagai daerah yang sedang membangun, dan
merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur yang tidak mungkin lepas dari pengaruh dinamika lingkungan eksternal, baik di tingkat nasional maupun
internasional, perlu dipahami bahwa Kabupaten Lumajang tidak mungkin bersikap eksklusif dan sekadar hanya mempertimbangkan dinamika internal lingkungan sosialnya. Apa yang terjadi di tingkat nasional dan bahkan dunia
internasional, sedikit-banyak niscaya akan mempengaruhi perkembangan dan efektivitas proses pembangunan yang dikembangkan dalam lima tahun ke
depan. Perkembangan ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi nasional, peningkatan harga bahan bakar minyak untuk mengurangi beban subsidi
pada APBN , kebijakan politik yang ditetapkan pemerintah pusat, dan juga berbagai kebijakan dan program pembangunan yang dikembangkan Provinsi Jawa Timur, niscaya akan mempengaruhi dinamika dan perkembangan
masyarakat Kabupaten Lumajang. Bab ini, secara rinci mencoba memetakan dan mengidentifikasi isu-isu strategis pembangunan daerah yang dihadapi
Kabupaten Lumajang lima tahun ke depan. Isu-isu strategis yang dirumuskan diperoleh dari hasil FGD (Focussed Group Discussion) yang melibatkan sejumlah pakar, tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparatur birokrasi di
Kabupaten Lumajang.
4.1. Isu-Isu Strategis Pembangunan Daerah Sejak awal, semua pihak sepakat bahwa mewujudkan visi pembangunan daerah, yakni ”Terwujudnya Masyarakat Lumajang yang Sejahtera dan
Bermartabat” sungguh bukanlah hal yang mudah. Mengingat di tingkat nasional faktor yang mempengaruhi efektivitas program pembangunan di Kabupaten Lumajang, bukan saja berasal dari implementasi dan arah
kebijakan pembangunan yang dikembangkan pemerintah pusat, tetapi juga dinamika perekonomian nasional secara keseluruhan. Kebijakan pemerintah
tentang harga BBM, tarif dasar listrik, Kebijakan Investasi, tentu akan sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian dan kondisi masyarakat di Kabupaten Lumajang.
Isu strategis lain yang kemungkinan akan ikut mempengaruhi dinamika pembangunan dan perkembangan masyarakat di Kabupaten Lumajang
menyangkut cara pandang dan pemahaman para perencana pembangunan terhadap akar masalah dan problema di tingkat lokal. Pengalaman selama ini telah banyak mengajarkan bahwa persoalan kesejahteraan sosial masyarakat
sesungguhnya adalah masalah sosial yang jauh lebih kompleks dari sekadar persoalan kekurangan pendapatan atau tidak dimilikinya asset produksi untuk mengembangkan sebuah usaha. Kemiskinan yang masih membelenggu
sebagian masyarakat Kabupaten Lumajang, dan proses pendalaman kemiskinan yang terjadi di sebagian masyarakat, selain berkaitan dengan
ketidakmampuan sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, juga menyangkut kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasian dan kelemahan jasmani.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
IV-2
Dewasa ini, ada kecenderungan kesejahteraan sosial masyarakat makin sulit diwujudkan dengan segera, selain karena keterbatasan dana
pembangunan yang ada, juga karena seringkali dipersulit oleh adanya kesenjangan sosial yang terlampau lebar dan bahkan dalam sejumlah kasus
diperparah karena adanya perubahan di tingkat nasional dan bahkan di tingkat internasional yang kontra-produktif. Banyak kajian telah membuktikan, bahwa kelemahan dari berbagai program pembangunan untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat adalah bermula dari kebijakan pembangunan nasional yang lebih banyak berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro, cenderung sentralistik atau terpusat, sehingga tidak peka
pada kebutuhan lokal. Di sisi lain, berbagai program peningkatan kesejahteraan yang digulirkan juga acapkali bersifat populis-karitatif, dan
cenderung hanya memposisikan masyarakat sebagai objek, sehingga cepat atau lambat justru hanya mematikan potensi swakarsa dan kemampuan self-help masyarakat untuk menolong dirinya sendiri. Dengan memandang
persoalan kesejahteraan sosial hanya dari aspek ekonomi saja, maka yang terjadi kemudian permasalahan kemiskinan di berbagai komunitas seringkali
dianggap serba sama (uniform) dan diyakini akan dapat dipecahkan semata-mata hanya dengan mengandalkan pemberian bantuan hibah dan bantuan
modal usaha. Dengan berkaca pada pengalaman dan didukung tekad serta komitmen
Kepala Daerah terpilih sebagaimana dinyatakan dalam visi-misi pembangunan
daerah Kabupaten Lumajang, dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar program-program pembangunan yang dirancang dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di lapangan dapat memberikan hasil yang nyata, tak pelak
yang perlu dilakukan adalah bagaimana menggempur akar-akar kemiskinan hingga tuntas (attacking the roots of poverty), dan sekaligus memastikan semua
program benar-benar dilaksanakan dengan transparan dan berkeadilan. Di Kabupaten Lumajang, agar perkembangan jumlah penduduk miskin bisa dikurangi dan upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dapat
dipercepat, maka yang dibutuhkan ke depan adalah model dan upaya-upaya baru yang terfokus pada proses pemberdayaan ekonomi kerakyatan,
pengakuan pada potensi lokal, pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya alam untuk kepentingan rakyat, manajemen program yang benar-benar solid dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang transparan, serta
keberpihakan yang nyata kepada masyarakat di daerah yang tertinggal. Hal lain yang dewasa ini menjadi isu adalah pengarusutamaan gender
sebagai strategi pembangunan yang dilakukan dengan jalan mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan kepentingan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh
kebijakan, program dan kegiatan di bidang pembangunan. Pembangunan manusia yang memperhatikan disparitas gender
menjadi salah satu prioritas Nasional. Hal ini sejalan dengan penetapan 17
indikator Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun 2015 yang menempatkan Pencapaian Kesetaraan Gender Dan Pemberdayaan Perempuan
Dan Anak Perempuan menjadi tujuan kelima. Strategi Pengarus Utamaan Gender (PUG) terus digiatkan.
Pengarusutamaan gender merupakan proses memasukkan analisis
gender ke dalam program dan kegiatan di instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Bahwa pengarusutamaan gender adalah dalam rangka
mencapai kesetaran dan keadilan gender secara terfokus, efektif, sistematik, terukur dan berkelanjutan harus diawali pada pembentukan mindset aparatur pemerintah sehingga dapat terinternalisasi secara baik dalam setiap proses
pembangunan.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
IV-3
Salah satu cara untuk mengukur adanya ketimpangan pembangunan antara perempuan dan laki-laki, yaitu dengan menggunakan Indeks
Pembangunan Gender (IPG) atau Gender Development Index (GDI) yang menjadi salah satu indikator dalam pelaksanaan pembangunan.
Implementasi otonomi desa yang semakin kuat pasca terbitnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka penguatan desa baik sebagai komunitas maupun sebagai organisasi pemerintahan menjadi
tantangan pembangunan ke depan. Penguatan kelembagaan dari sisi organisasi perengakat desa, sistem perencanaan dan penganggaran maupun
penguatan sumberdaya perangkat dan kelompok masyarakat lain yang ada menjadi keharusan.
4.2. Permasalahan Kontekstual dan Potensi Daerah Kalau dicoba dirinci satu per satu sudah barang tentu ada banyak
masalah pembangunan yang seharusnya menjadi fokus perhatian Pemerintah
Daerah Kabupaten Lumajang. Untuk itu perlu pemahaman terhadap isu atau permasalahan strategis daerah yang perlu mendapat perhatian serius
Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang. Sebagai daerah yang sedang dalam taraf membangun dan berkembang, harus diakui ada banyak persoalan yang harus dihadapi Kabupaten Lumajang
untuk meningkatkan dan mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat yang berkelanjutan. Secara lebih rinci, beberapa permasalahan yang perlu dihadapi
dan ditangani Pemerintah Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lumajang, antara
lain disebabkan oleh:
a. Angka transisi atau angka siswa lulusan SMP yang melanjutkan ke jenjang SLTA dan APM tingkat SMA cukup rendah
b. Angka Pendidikan yang ditamatkan masih rendah
c. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita masih cenderung naik.
2. Masih perlunya peningkatan cakupan layanan dan mutu pelayanan kepada masyarakat.
3. Belum optimalnya pertumbuhan sektor pertanian.
4. Harga produk pertanian sering tidak menguntungkan petani. 5. Potensi hutan rakyat masih perlu dioptimalkan. 6. Potensi wisata yang masih perlu dioptimalkan.
7. Optimalisasi pembinaan Koperasi dan UKM/UMKM. 8. Perlu peningkatan akses sumber-sumber produksi dan permodalan yang
memadai 9. Ruang Terbuka Hijau belum memadai. 10. Potensi sumber daya alam masih perlu dioptimalkan, khususnya bidang
pertambangan dan energi. 11. Belum memadainya jaringan infrastruktur dasar masyarakat meliputi
jalan, irigasi, sanitasi dan air bersih. 12. Efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan
penegakan hukum belum berjalan optimal.
Mengacu pada permasalahan diatas, prioritas pembangunan daerah adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas
a. Meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA dan Angka melanjutkan siswa SMP ke SMA
b. Menuntaskan penanganan buta huruf khususnya untuk usia yang masih produktif
c. Melanjutkan BOS Madrasah Diniyah (Madin)
d. Meningkatkan kesejahteraan Guru Non NIP dan Pesuruh Sekolah
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
IV-4
e. Memfasilitasi Perguruan Tinggi Negeri di Lumajang f. Menciptakan 1 (satu) Kecamatan 1 (satu) Sekolah Dasar Unggulan dan
sekolah inklusi. 2. Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas
a. Melanjutkan Program 1 (satu) Desa 1 (satu) Ambulance b. Mengembangkan Rumah Sakit Umum Daerah di Kecamatan Pasirian c. Penggratisan biaya kesehatan bagi masyarakat Lumajang di Puskesmas
dan Kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah bagi yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan Nasional
d. Memantapkan GERBANGMAS SIAGA
e. Memberikan fasilitas Ambulance Ponkestren f. Meningkatkan semua Puskesmas menjadi Rawat Inap
3. Revitalisasi pertanian dan peningkatan ketahanan pangan berbasis pemberdayaan masyarakat a. Meningkatkan penggunaan Pupuk Organik khususnya produk pupuk
organik lokal b. Menciptakan pengamanan Harga Gabah yang menguntungkan petani
melalui penyediaan 1 (satu) Desa 1 (satu) Lumbung Pangan c. Melakukan pemberdayaan semua Kelompok Tani (Poktan) d. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian
e. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan dalam rangka mengembangkan perekonomian masyarakat dengan berbasis pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan.
4. Pembentukan daerah tujuan wisata yang kompetitif melalui pengembangan budaya daerah
a. Mengembangkan tujan/tempat pariwisata dan seni budaya lokal b. Mengembangkan 1 (satu) kecamatan 1 (satu) desa wisata.
5. Pengembangan ekonomi berbasis kelompok dalam rangka mewujudkan
kemandirian dan daya saing daerah a. Melanjutkan pemberian pinjaman dana bergulir tanpa bunga bagi
kelompok usaha masyarakat dan menyediakan tempat bagi PKL sesuai
dengan kawasan perdagangan dan jasa pada Perda Tata Ruang b. Mengembangkan 1 (satu) kecamatan 1 (satu) sentra batik Lumajang dan
produk unggulan lainnya c. Meningkatkan pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.
6. Intensifikasi, eksplorasi dan pendayagunaan potensi-potensi Sumber Daya
Alam dan pemanfaatan sumber energi dengan memperhatikan keberlanjutan serta kelestarian lingkungan hidup
a. Memaksimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan
b. Melanjutkan program semua desa sudah dialiri listrik.
7. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana dasar yang berkelanjutan a. Meningkatkan konstruksi seluruh ruas jalan kabupaten dari aspal
menjadi hotmix b. Pemeliharaan dan peningkatan jalan-jalan desa/lingkungan, jembatan,
dan lain-lain c. Mengentaskan pemenuhan kebutuhan dasar kawasan padat, kumuh
dan miskin
d. Perluasan Penerangan Jalan Umum (PJU). 8. Peningkatan tata kelola Pemerintahan Daerah dan pelayanan publik
a. Memantapkan dan Mengimplementasi 3 Dimensi Dimensi Ketuhanan Dimensi Kepemimpinan
Dimensi Kedisiplinan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
IV-5
b. Meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintahan dan perangkat desa c. Menaikkan honorarium RT/RW dan meningkatkan kualitas SDM-nya
d. Mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan pada unit-unit pelayanan, salah satunya dengan menetapkan Zona Pakta Integritas
(Wilayah Pelayanan Bebas Pungli). 9. Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial
masyarakat
a. Memberikan bantuan sosial santunan uang duka bagi warga miskin yang meninggal
b. Merehabilitasi rumah tidak layak huni bagi masyarakat
c. Meningkatkan kesejahteraan Guru Ngaji d. Meningkatkan pengelolaan distribusi raskin dari titik distribusi ke lokasi
masyarakat penerima (RT/RW/Dusun).
4.3 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Berdasarkan hasil kajian kondisi dan situasi pengelolaan Lingkungan Hidup dan potensi maupun isu stategis yang ada di Kabupaten Lumajang
dapat dirumuskan ada 5 (lima) isu pokok yang wajib mendapatkan perhatian bersama, yaitu : 1. Pengelolaan Hutan, Lahan dan Sumber Air
Luas wilayah Kabupaten Lumajang adalah 179.090 ha terbagi dalam 21 wilayah kecamatan. Menurut penggunaannya, lahan utama di Kabupaten LumajangSecara garis besar penggunaan lahan yang terbesar
berupa lahan kering sebesar 32,45% dari luas wilayah Kabupaten Lumajang atau seluas 58.114 ha. Kemudian diikuti penggunaan sebagai
lahan non pertanian sebesar 20,24%, areal persawahan sebesar 20,09%, areal hutan sebesar 16,11%, areal perkebunaan 8,84% dan yang terkecil adalah pemanfaatan areal untuk penggunaan lainnya sebesar 2,27%, yaitu
seluas 4.072 ha. Berdasarkan penggunaannya sebagaimana tersebut diatas yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah arel hutan karena sebagai ekosistem yang diantaranya memiliki tujuan menjaga kelestarian
alam dan pemelihara kelangsungan fungsi hidrologis daerah aliran sungai (DAS). Sebagai fungsi menjaga kelestarian alam dimana salah satunya
sebagai tempat konservasi keanekaragaman hayati, dari hasil inventarisasi di kabupaten Lumajang terdapat 103 spesies yakni 25 flora dan 78 fauna dimana 24 diantaranya merupakan spesies dalam kategori dilindungi
karena terancam/hampir punah. Sebagai fungsi hidrologis, hutan memiliki peran penting untuk menjaga ketersedian sumber air di lima daerah aliran
sungai (DAS) yaitu DAS Bondoyudo, Glidik, Mujur Rawaan dan Rejali, dimana dalam wilayah ini terdapat 40 sungai, 10 Danau/Ranu dan 8 Rawa.
Disamping hutan, keberadaan Lahan kritis dikabupaten lumajang
perlu mendapatkan pengelolaan yang memadai. Dari hasil inventarisasi Dinas Kehutanan Lumajang tahun 2012, luas lahan kritis mencapai 13.608 Ha atau 7,6 % dari Luas Kabupaten Lumajang.
2. Permasalahan Wilayah Pesisir dan Laut
Keberadaan wilayah pesisir dengan keanekaragaman sumber daya dan potensinya diperlukan pengelolaan yang bersinergi baik dari pemerintah, masyarakat maupun pelaku usaha. Adapun Sumber daya dan
potensi pesisir yang dimiliki kabupaten Lumajang meliputi sumberdaya hayati yaitu keberadaan terumbu karang dan hutan mangrove serta
sumber daya non hayati berupa bahan galian mineral pasir besi. Seiring terus meningkatnya aktivitas manusia, tekanan pada
kawasan pesisir terus meningkat pula, ini dapat dilihat dari banyaknya
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
IV-6
lahan-lahan di sempadan pantai yang berlubang-lubang akibat kegiatan pertambangan yang dilakukan usaha tambang dan masyarakat.
3. Permasalahan Pencemaran Air, Tanah dan Udara
Fungsi lingkungan akan dapat terjaga dengan baik apabila perlindungan dan pengelolaan daya dukung dan tampung lingkungan dapat terwujud. Upaya perlindungan dan Pengelolaan tidak akan terlepas
dari media lingkungan yaitu air, tanah dan udara. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai yang ada dikabupaten Lumajang pada tahun 2015 diperoleh data bahwa beberapa titik pantau sungai kualitasnya
tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan dengan kategori cemar ringan hingga sedang. Tekanan pada kualitas air sungai disebakan semakin
meningkatnya pemanfaatan air sungai sebagai media pembuangan limbah cair oleh kegiatan industri maupun domestik. Tekanan lain terjadi pula pada media udara. Pencemaran udara di Kabupaten Lumajang berdasarkan
hasil pemantauan, terjadi peningkatan parameter debu dan kebisingan di beberapa lokasi-lokasi fasilitas umum maupun kegiatan industri,
peningkatan ini disebabkan karena pesatnya peningkatan sektor transportasi dan belum patuhnya pelaku usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan. Tidak kalah penting dan perlu mendapatkan
perhatian, upaya perlindungan dan pengelolan media tanah dari pencemaran limbah khususnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Meskipun belum pernah ada data terpublikasi mengenai pencemaran
tanah akibat limbah B3 di Kabupaten Lumajang, upaya pencegahan diperlukan karena potensi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di
Kabupaten Lumajang dari tahun ketahun meningkat seiring tumbuhnya sektor industri yang menghasilkan limbah B3.
4. Permasalahan Lingkungan Perkotaan Permasalahan lingkungan di wilayah perkotaan di kabupaten
Lumajang adalah masalah pengelolaan sampah dan menurunnya kualitas
udara ambien di beberapa titik pemantauan. Sebagaimana data yang dihimpun, produksi/timbulan sampah di wilayah perkotaan pada tahun
2015 mencapai 669,36 m3/hari sedangkan sampah yang mampu di tangani dengan sarana dan prasaran pendukung yang tersedia yaitu 354,5 m3/hari, sehinga lebih dari 47,04 % sampah belum dapat dilakukan
pengeloaan. Sedangkan penurunan kualitas udara ambien terjadi akibat meningkatnya kadar debu dan kebisingan yang perkiraan disebabkan
meningkatnya kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat.
5. Perubahan Iklim
Peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global yang berdampak menimbulkan masalah pemanas global. Adanya peningkatan
suhu global ini akan mempengaruhi proses fisik dan kimia yang ada baik di bumi maupun atmosfer dan pada akhirnya berakibat pada perubahan
Iklim. Berdarkan hasil hasil inventarisasi diperkirakan konsentrasi gas rumah kaca di Kabupaten Lumajang 219.239.806,49 ton CO2e/tahun dari sektor pertanian, peternakan dan energi. Besarnya kosentrasi gas rumah
kaca di kabupaten Lumajang secara langsung akan berpengaruh pada peningkatan konsentrasi GRK secara global.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
V-1
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN LUMAJANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD), namun sampai saat Perubahan RPJMD ini disusun RPJPD masih dalam taraf pembahasan ulang sehingga secara formal belum bisa menjadi acuan, pada tahap lima tahunan ini diperlukan perhatian
lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga mengantisipasi perubahan yang muncul dimasa mendatang.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu menjadi perhatian dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat.
Dalam menanganinya, diperlukan kebersamaan yang bersifat mutualism oleh penyelenggara pemerintahan daerah dan segenap komponen dunia usaha
dan masyarakat. Dengan memperhatikan isu-isu strategis yang telah dibahas dalam bab senelumnya, maka visi dan misi dalam membangun Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 sebagaimana dirumuskan dari visi Bupati dan
Wakil Bupati terpilih dapat dijabarkan sebagaimana berikut. A. Visi
Visi pembangunan Kabupaten Lumajang adalah: “Terwujudnya Masyarakat Lumajang yang Sejahtera dan Bermartabat”
Pernyataan visi tersebut dilandasi pada nilai-nilai yang melekat didalam perilaku kehidupan keseharian masyarakat Kabupaten Lumajang. Masyarakat Kabupaten Lumajang merupakan masyarakat yang agamis,
senantiasa mendasari perikehidupan sehari-hari dengan tuntunan agama untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berkembangnya akhlak mulia untuk mengukuhkan
landasan spiritual, moral dan etika yang berdampak terhadap ethos kerja. Budaya masyarakat Kabupaten Lumajang sebagai perwujudan cipta, rasa,
karsa dan karya masyarakat Kabupaten Lumajang yang dilandasi nilai-nilai luhur Pancasila, diupayakan menjiwai perilaku masyarakat dan pelaksana pembangunan serta membangkitkan sikap suka membangun kebersamaan.
Secara filosofis visi tersebut mengandung makna yaitu: Terwujudnya, terkandung di dalamnya terciptanya semangat, peran serta
upaya untuk menjadikan Lumajang yang sejahtera dan bermartabat; Masyarakat Lumajang, nilai kebersamaan dalam kehidupan menjadikan hal penting dalam membangun dan mengembangkan kehidupan yang
didukung dengan pengelolaan dengan segala potensi dan sumber daya dalam sistem Pemerintahan di wilayah Kabupaten Lumajang; Sejahtera, adalah kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang
terpenuhi kebutuhan lahir dan batin; Bermartabat, adalah merupakan suatu nilai tertinggi dalam kehidupan
secara lahiriah dan batiniah. Sendi-sendi moral dalam kehidupan telah menjadi nilai luhur dalam bermasyarakat, bernegara dan berbangsa;
B. Misi Untuk mewujudkan Visi tersebut dirumuskan Misi Prioritas Pembangunan
yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar tujuan pembangunan dapat tercapai. Secara garis besar Misi Prioritas Pembangunan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
V-2
a. Meningkatkan Kualitas SDM yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan
dan Pembinaan Keagamaan; b. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat
Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya;
c. Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat.
Pada dasarnya visi dan misi pembangunan tersebut di atas, merupakan
kerangka strategis pembangunan yang ditetapkan sebagai acuan dalam mengejar ketertinggalan Kabupaten Lumajang sekaligus merupakan tujuan yang ingin dicapai selama masa waktu lima tahun yang akan datang.
Substansi Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019 adalah peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
pemerataan pembangunan, khususnya pada wilayah terpencil, dan pemberdayaan kegiatan ekonomi kerakyatan yang nyata dan berpihak pada rakyat, serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lumajang ditempatkan
sebagai tujuan yang utama dari seluruh program pembangunan daerah, sehingga harus mendapatkan perhatian yang optimal, termasuk akses pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan aktualisasi kemandiriannya.
C. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan arsitektur
kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang
diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dengan menjawab isu
strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara kualitatif maupun kuantitatif, spesifik, mudah dicapai, rasional dan dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun (Lampiran III Permendagri 54 Tahun 2010). Dengan demikian dapat ditarik benang merah: sasaran
menjelaskan tujuan, tujuan diturunkan secara operasional dari misi dan misi merupakan penjabaran visi. Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Lumajang 2014-2019, sebagai berikut:
Misi 1. Meningkatkan Kualitas SDM yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif
dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan. Misi tersebut diturunkan dalam tujuan:
1.1. Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan, pembinaan keagamaan serta pengembangan dan pelestarian budaya. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran:
1.1.1. Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan 1.1.2. Meningkatnya minat baca masyarakat
1.1.3. Terpeliharanya budaya daerah 1.1.4. Meningkatnya Kualitas Pembinaan Keagamaan.
1.2. Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat.
Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran:
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
V-3
1.2.1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 1.2.2. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk.
1.3. Meningkatnya kualitas SDM perempuan, pemuda dan anak. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran:
1.3.1. Meningkatnya peran serta perempuan dalam pembangunan
1.3.2. Meningkatnya prestasi olahraga daerah.
Misi 2. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan
Masyarakat Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa
Pariwisata serta Usaha Pendukungnya Misi tersebut diturunkan dalam tujuan:
2.1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran:
2.1.1. Meningkatnya usaha perdagangan 2.1.2. Meningkatnya sektor industri
2.1.3. Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha mikro 2.1.4. Meningkatnya investasi di daerah 2.1.5. Menurunnya jumlah kecelakaan lalu lintas
2.1.6. Peningkatan daya saing tenaga kerja 2.1.7. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sektor pertanian
dalam PDRB
2.1.8. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sektor perikanan dalam PDRB
2.1.9. Meningkatnya kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup
2.1.10. Meningkatnya wisatawan
2.1.11. Meningkatnya kualitas infrastruktur daerah 2.1.12. Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai tata
ruang
2.2. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan dasar lainnya. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan sasaran:
2.2.1. Meningkatnya ketahanan pangan 2.2.2. Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa 2.2.3. Meningkatnya kualitas sarana dasar permukiman
2.2.4. Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial
Misi 3. Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya
Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat. Misi tersebut dijabarkan kedalam tujuan sebagai capaian jangka
menengah yaitu: 3.1. Meningkatnya pelayanan publik yang profesional dan
transparan. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam sasaran sebagai capaian jangka pendek atau tahunan yaitu:
3.1.1. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
3.1.2. Meningkatnya keterbukaan komunikasi dan informasi 3.1.3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik 3.1.4. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
aset daerah
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
V-4
3.2. Meningkatnya kehidupan masyarakat yang demokratis, tertib dan aman.
Tujuan tesebut dijabarkan menjadi sasaran sebagai berikut: 3.2.1. Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat
3.2.2. Meningkatnya penanganan penanggulangan bencana
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-1
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah pada dasarnya
adalah cara dipilih secara hati-hati, dengan melakukan analisis yang
mendalam terhadap isu strategis, permasalahan dan sebab suatu permasalahan, serta potensi yang dapat dikembangkan agar diperoleh cara yang tepat dan menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, serta menjadi payung atau acuan dalam proses perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi yang
telah ditetapkan. Untuk kurun waktu 2015 – 2019, Pemerintah Daerah Kabupaten
Lumajang harus menetapkan strategi dan arah kebijakan yang akan
dikembangkan sebagai langkah taktis dan efektif untuk menjamin hasil yang maksimal dari pelaksanaan berbagai strategi pembangunan yang telah
dirumuskan dan akan dilaksanakan di lapangan adalah bersifat terpadu. Artinya strategi yang akan dikembangkan bukanlah strategi tunggal yang sifatnya parsial, melainkan strategi terpadu yang melibatkan dukungan dan
komitmen seluruh stakeholder dan OPD yang ada. Adapun pendekatan dalam menetukan strategi pembangunan dan arah kebijakan dalam kurun waktu
2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
6.1. Berorientasi pada pengembangan sumberdaya manusia melalui
pemerataan dan peningkatan kualitas pelayanan dasar bidang pendidikan dan bidang kesehatan Pengalaman menunjukkan suatu negara menjadi maju tidak hanya
karena dimanja oleh ketersediaan sumberdaya alam tetapi sebaliknya dapat dipastikan karena human resources yang menjadi faktor utama baik
karena kualitas pendidikan atupun karakter atau etos sumber daya manusianya. Lingkaran Kemiskinan akibat ketidakberdayaan seseorang atas sumber
daya ekonomi juga akibat kualitas sumber daya rendah/pendidikan rendah, untuk itu strategi pemerataan dan peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia melalui pendidikan merupakan prioritas utama di Lumajang dan didorong tidak hanya mencapai tuntas program wajib belajar 9 tahun, tetapi harus disiapkan tuntas program wajib belajar 12
tahun. Juga ke depan perlu disiapkan tersedianya jenjang pendidikan tinggi yang
diharapkan dapat menyiapkan tenaga-tenaga terdidik dan terlatih untuk siap bekerja sesuai dengan kebutuhan atau kesempatan kerja yang tersedia.
Strategi peningkatan human resources tentunya akan gagal bila kesehatan keluarga, ibu, anak, balita maupun lingkungan keluarga tidak disiapkan, sebaliknya peningkatan pelayanan dasar di bidang pendidikan
dan dibidang kesehatan harus berjalan beriringan dan saling bersinergi.
6.2. Pemberdayaaan Mitra Kerja dan Dukungan Komunitas Lokal Mengingat keterbatasan dana dan kemampuan yang dimiliki Pemerintah
Kabupaten Lumajang, maka pada tahun 2015 – 2019 strategi dan arah
kebijakan pembangunan daerah yang dikembangkan akan lebih berorientasi pada pemberdayaan mitra kerja dan pengembangan
dukungan dan potensi-potensi yang ada di tingkat komunitas (community support system), khususnya dukungan dari kalangan pengusaha, pondok pesantren, LSM, lembaga sosial-politik dan seluruh stakeholders yang
ada.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-2
Disadari bahwa peran Anggaran Belanja Pemerintah Daerah Lumajang dalam menciptakan multiplier efek yang tidak sebesar kalangan swasta
melalui investasinya dalm mendorong pertumbuhan ekonomi, keberadaan dan peran kalangan swasta/pengusaha dibutuhkan dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga berbagai lembaga lokal perlu diberdayakan sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan publik kepada
masyarakat. 6.3. Berorientasi Pada Pemberdayaan
Kedepan dikembangkan adalah strategi pembangunan yang lebih berorientasi pada pemberdayaan. Hasil akhir dari proses pemberdayaan
adalah beralihnya fungsi individu yang semula obyek menjadi subyek (yang baru). Pemberdayaan berarti meningkatkan kesadaran dan kekuatan kelompok yang lemah serta memperbesar akses mereka
terhadap proses dan hasil pembangunan. Substansi pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan
bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.
6.4 Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Miskin Untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan, maka dalam pelaksanaan strategi nanti, seluruh aspek harus bersama-sama
diarahkan kepada sasaran penduduk miskin, mulai aspek pendidikan, kesehatan dan keluarga beencana, pemberdayaan ekonomi, baik berupa
strtegi jangka pendek berupa bantuan kebutuhan dasar, maupun bantuan dan pembinaan yang bersifat strategis untuk pemberdayaan .
Adapun strategi dan arah kebijakan lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-3
VISI :
TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
MISI I : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Agamis, Cerdas,
Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan.
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Meningkatnya aksesibilitas
dan mutu pendidikan,
pembinaan keagamaan serta
pengembangan dan pelestarian
budaya
Meningkatnya aksesibilitas
dan kualitas pendidikan
1. Mewujudkan pelayanan
pendidikan yang berkualitas dan
murah, serta gratis bagi warga miskin
2. Meningkatkan pendekatan by name dan by
address terhadap anak
potensi putus sekolah SMP dan potensi
tidak melanjutkan ke
SMA 3. Melakukan
kerjasama
dengan Pemerintah Pusat dan pihak
swasta untuk mendirikan
Perguruan Tinggi Negeri
4. Membentuk
sekolah unggulan untuk
setiap Kecamatan
5. Optimalisasi
pelaksanaan Kejar Paket
6. Penerapan
pengembangan kurikulum
1. Menuntaskan sukses
pendidikan 12 tahun
2. Meningkatkan kualitas pendidikan
Meningkatnya
minat baca masyarakat
1. Meningkatkan
pelayanan dengan kemudahan
melalui sistem informasi
Meningkatkan
jumlah pengunjung perpustakaan
khususnya pelajar
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-4
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Terpeliharanya budaya daerah
1. Mengembangkan Museum Daerah
2. Melindungi
kekayaan budaya lokal
Melestarikan dan mengembangkan keragaman
kekayaan budaya dengan
meningkatkan apresiasi dan peran serta
komunitas budaya lokal
Meningkatnya kualitas
pembinaan keagamaan
1. Memfasilitasi bantuan
terhadap lembaga
keagamaan dan tempat ibadah
2. Meningkatkan
pembinaan pendidikan keagamaan
Meningkatkan kualitas
pemahaman, penghayatan,
pengamalan ajaran agama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Meningkatnya
aksesibilitas dan derajat
kesehatan masyarakat
Meningkatnya
derajat kesehatan
masyarakat
1. Meningkatkan
sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan ditunjang
dengan SDM dan institusi yang memadai
2. Meningkatkan dan menguatkan
revitalisasi pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan 3. Meningkatkan
cakupan pelayanan jaminan
kesehatan masyarakat miskin
4. Meningkatkan kualitas
kesehatan lingkungan
Meningkatkan
akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar sampai ke pelosok desa dan rujukan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-5
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Terkendalinya laju pertumbuhan
penduduk
1. Mengendalikan angka kelahiran
2. Melakukan
sosialisasi, promosi dan
menggerakan masyarakat
3. Revitalisasi
Program Keluarga Berencana
Mengendalikan pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kualitas keluarga
Meningkatnya
kualitas SDM perempuan,
pemuda dan anak
Meningkatnya
peran serta perempuan
dalam pembangunan
1. Meningkatkan
penanganan tindak
kekerasan terhadap perempuan dan
anak 2. Meningkatkan
partisipasi
perempuan dalam
pembangunan
Meningkatkan
perlindungan perempuan dan
anak serta meningkatkan partisipasi
perempuan dalam pembangunan
Meningkatnya prestasi olahraga
daerah
1. Meningkatkan peran serta kepemudaan
2. Meningkatkan prestasi serta sarana dan
prasarana olahraga
Meningkatkan kualitas pemuda dan prestasi olah
raga daerah
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-6
VISI :
TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
MISI II :
Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat secara Merata Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa
Pariwisata serta Usaha Pendukungnya.
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
masyarakat
Meningkatnya
usaha perdagangan
1. Mengembangkan
sistem pemasaran melalui jaringan informasi utamanya
produk unggulan 2. Melakukan
pemetaan potensi sumberdaya, penyebaran profil -
profil peluang usaha, promosi dan iklim usaha.
Meningkatkan
volume perdagangan
Meningkatnya
sektor industri
1. Mengembangkan
IKM dengan pembentukan
klaster industri, peningkatan SDM, penciptaan iklim
usaha yang kondusif dan terjalinnya hubungan
kemitraan 2. Meningkatkan daya
saing IKM, pemanfaatan dan alih teknologi
Meningkatkan
produksi sektor industri
Meningkatnya
kualitas koperasi dan usaha mikro
1. Revitalisasi
kelembagaan dan usaha koperasi melalui pembinaan
intensif 2. Mengembangkan
Koperasi dan UMKM melalui bantuan permodalan.
Menciptakan
iklim Usaha Mikro (UM) dan koperasi yang
kondusif
Meningkatnya
investasi di daerah
1. Meningkatkan iklim
investasi di daerah melalui kemudahan perijinan,
2. Mengembangkan kawasan industri
dan infrastruktur
Meningkatkan
nilai investasi di daerah
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-7
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Menurunnya jumlah kecelakaan
lalu lintas
1. Meningkatkan sistem transportasi yang terintegrasi
dan handal 2. Meningkatkan
kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana lalu lintas
3. Meningkatkan kelaikan pegoperasian
kendaraan bermotor
Meningkatkan kelancaran angkutan orang,
barang dan jasa serta
peningkatan keselamatan lalu lintas jalan
Peningkatan daya saing
tenaga kerja
1. Menyiapkan calon tenaga kerja yang
berkualitas 2. Meningkatkan
kemitraan dengan
sektor swasta 3. Melaksanakan
pembinaan dan
pengawasan, serta penegakan
perundangan ketenaga-kerjaan
1. Memperluas kesempatan
kerja serta peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja
2. Meningkatkan
jaminan kesejahteraan
dan perlindungan bagi tenaga
kerja
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
sektor pertanian
dalam PDRB
1. Meningkatkan kesuburan lahan pertanian dengan
penggunaan pupuk berimbang dan
penggunaan pupuk organik
2. Meningkatkan
penggunaan benih unggul bersertifikat
3. Mempertahankan dan melestarikan penggunaan lahan
pertanian berkelanjutan
4. Pemberdayaan
masyarakat petani dalam pembangun
jaringan irigasi pedesaan dan infrastruktur
pertanian lainnya yang mendukung
kegiatan produksi dan produktivitas pertanian
1. Optimalisasi pengelolaan lahan
pertanian 2. Menjaga
stabilitas harga produk tanaman
pangan dan hortikultura
3. Meningkatkan produksi dan mutu hasil
perkebunan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-8
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
5. Melakukan pelatihan/ peningkatan SDM
Penyuluh dan mengajukan
tambahan Penyuluh Pertanian melalui perekrutan Tenaga
Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
(THTL-TBPP) secara proporsional
6. Mengalokasikan anggaran untuk operasional
kelompok tani 7. Melakukan
kerjasama dengan perbankan dalam pengembangan
klaster usaha pertanian
8. Melakukan
kerjasama para pelaku usaha
pertanian dalam pemasaran hasil pertanian
9. Peningkatan penggunaan
teknologi pertanian 10. Mengembangkan
komoditas
perkebunan, melalui kimbun (kawasan industri masyarakat
perkebunan)
Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi sektor perikanan
dalam PDRB
1. Meningkatkan produksi perikanan
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap perairan
umum, kolam, laut dan tambak
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil produksi perikanan
Meningkatnya kualitas
sumber daya alam dan
lingkungan hidup
1. Meningkatkan pembinaan atas
usaha/kegiatan yang berpotensi
mengakibatkan pencemaran pada tanah, air, dan
udara
Meningkatkan kualitas
lingkungan hidup
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-9
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
2. Menyediakan luasan Ruang Terbuka Hijau publik sesuai
dengan standar pelayanan minimal
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau
Meningkatnya wisatawan
1. Membentuk satu desa pariwisata tiap
kecamatan
2. Meningkatakan promosi dan kemitraan
3. Meningkatkan sarana prasarana pariwisata
4. Mengembangkan daya tarik wisata
Mengembangkan produk-
produk wisata dan
meningkatkan promosi
Meningkatnya
kualitas infrastruktur daerah
1. Meningkatkan jalan
Kabupaten yang ber-Hotmix
2. Meningkatkan
kondisi jalan Kabupaten yang mantap
3. Meningkatkan percepatan dalam
mendukung pembangunan JLS
4. Meningkatkan
sarana infrastruktur perdesaan
5. Meningkatkan pelayanan pengendalian banjir
6. Meningkatkan baku sawah
7. Meningkatkan
kondisi jaringan irigasi
1. Meningkatkan
kualitas dan kuantitas jalan dan
jembatan 2. Mengurangi
daerah
genangan dan banjir
Meningkatnya
penataan kawasan daerah sesuai
tata ruang
1. Melakukan kajian
dan penyusunan rencana detail tata ruang kawasan dan
peraturan zonasi sesuai dengan RTRW
Meningkatkan &
mengefektifkan pengendalian tata ruang
daerah melalui dok. tata ruang & penegakaan
penerapannya
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-10
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Lainnya
Meningkatnya ketahanan pangan
1. Melakukan optimalisasi pemanfaatan
pekarangan, pengembangan
kawasan rumah pangan lestari dan melakukan
sosialisasi pengembangan diversifikasi pangan
melalui kegiatan pendampingan
masyarakat di tingkat kelompok
2. Membantu dan
memfasilitasi pengembangan
produk kelompok melalui peningkatan mutu produk dan
pengembangan pemasaran hasil
3. Melakukan
sosialisasi dan penyuluhan kepada
masyarakat tentang mutu dan kualitas bahan pangan,
kandungan gizi dari bahan pangan serta
keamanan pangan 4. Melakukan
peningkatan
pengembangan kapasitas (capacity building) dan
jaringan usaha kelompok lumbung
pangan desa 5. Membangun
jaringan kerjasama
perluasan pemasaran
komoditas pangan olahan melalui Pengembangan Desa
Mandiri Pangan 6. Melaksanakan
pembinaan secara
intensif terhadap Lembaga Pembeli
Gabah dan pemantauan harga secara rutin dan
1. Memanfaat-kan keterse-diaan sumber
daya lokal dan keanekaragam
an sumber daya alam, sumber daya
manusia maupun ketersediaan
teknologi spesifik lokal
guna optimali-sasi lahan pekarangan &
pengembang-an rumah
pangan lestari 2. Mengembang-
kan secara
serius industri pengolahan pangan skala
kecil dan menengah
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam memahami
pola konsumsi pangan, mutu dan keamanan
pangan serta kewaspadaan pangan dan
gizi 4. Meningkat-
kan keterjang-kauan masya-rakat terhadap
bahan pangan baik secara
fisik dan eko-nomi melalui peningkatan
efisiensi eko-nomi dan memperhati-
kan keunggul-an kompetitif
dan kompara-tif wilayah
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-11
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
berkala harian, mingguan dan bulanan
7. Melaksanakan Pertemuan
Koordinasi Kelembagaan Dewan Ketahanan Pangan
8. Membuat rumusan hasil pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program ketahanan
pangan
5. Membentuk jejaring dan menumbuh-
kembangkan kerjasama
perluasan jaringan pemasaran
produk di beberapa toko, outlet,
minimarket, supermarket
serta memfasilitasi terbentuknya
pusat oleh-oleh khas kota
Lumajang di setiap lokasi daerah tujuan
wisata 6. Melaksanakan
secara benar
dan intensif Inpres No. 3
Tahun 2012 tentang Pengendalian
Harga Gabah dan
Melaksanakan Pemantauan Harga Pangan
Pokok 7. Mengembang-
kan jaringan
dan koordi-nasi lintas
sektor, lintas wilayah, lintas waktu dan
pelaku guna menyelaras-
kan dan mensinergikan kebijakan
Program dan Kegiatan Pembangunan
Ketahanan Pangan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-12
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Meningkatnya keberdayaan masyarakat
dan desa
1. Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat
perdesaan 2. Meningkatkan
pembangunan wilayah pedesaan melalui peningkatan
partispasi masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk berpartisipasi
dalam pembangunan serta
menumbuhkan peningkatan swadaya
masyarakat dalam
pembangunan desa
Meningkatnya kualitas
sarana dasar permukiman
1. Meningkatkan fasilitas dan utilitas
permukiman 2. Meningkatkan
pemenuhan
kebutuhan rumah layak huni
3. Meningkatkan sarana prasarana dasar permukiman
(sanitasi/air bersih)
1. Meningkatkan rumah tangga
bersanitasi dan memiliki akses air
bersih 2. Mengurangi
kawasan permukiman kumuh
Meningkatnya kualitas dan jangkauan
pelayanan sosial
1. Meningkatkan kemandirian usaha melalui
peningkatakan pelatihan
ketrampilan bagi PMKS
2. Meningkatkan
bantuan dasar kesejahteraan sosial
yang akuntabel dan berdaya guna
Meningkatkan kualitas hidup bagi PMKS
dengan peningkatan
rehabilitasi dan bantuan dasar kesejahteraan
sosial
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-13
VISI :
TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
MISI III :
Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif,
Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat.
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Meningkatnya pelayanan
publik yang profesional
dan transparan
Meningkatnya kualitas
pelayanan administrasi
kependudukan
1. Meningkatkan sarana
prasarana administrasi
kependudukan 2. Meningkatkan
kualitas SDM
Meningkatkan pelayanan
kependudukan
Meningkatnya
keterbukaan komunikasi dan informasi
1. Meningkatkan
pengelolaan informasi berbasis
Teknologi Informasi (TI)
Penyelenggaraan
pemerintahan yang transparan
Meningkatnya
tata kelola pemerintahan
yang baik
1. Meningkatkan
kompetensi, independensi
dan kecermatan profesional pengawas
2. Meningkatkan sarana dan
prasarana pengawasan
3. Meningkatkan
efektivitas prosedur dan sistem
pengawasan 4. Meningkatkan
sosialisasi peraturan, prosedur dan
mekanisme pengawasan
5. Meningkatkan
pengelolaan sistem
pemerintahan yang baik
Meningkatkan
mutu dan hasil pengawasan
melalui peningkatan profesionalisme
aparatur pengawasan dan
monitoring tindak lanjut serta meningkatkan
akuntabilitas pengelolaan pemerintahan
yang profesional
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VI-14
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah
1. Melaksanakan pengelolaan keuangan dan
asset daerah yang transparan
dan akuntabel 2. Meningkatkan
penerimaan
daerah melalui intensifikasi, ekstensifikasi
dan peningkatan sumberdaya
penerimaan daerah
Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan asset daerah
Meningkatnya kehidupan
masyarakat yang demokratis,
tertib dan aman
Meningkatnya ketentraman
dan ketertiban masyarakat
1. Meningkatkan fasilitasi
pembinaan politik dan hankam kepada
masyarakat 2. Mengembangkan
media informasi politik dan hankam
Meningkatkan rasa aman,
nyaman, santun dan saling menghormati
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Meningkatnya
penanganan penanggulangan bencana
1. Meningkatkan
kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan
dalam menghadapi
bencana.
2. Terselesaikan
penanganan kedaruratan di
wilayah pasca bencana secara cepat, tepat,
efektif dan terpadu.
Meningkatkan
upaya penanggulangan bencana,
peningkatan sumber daya
penanganan kedaruratan dan bantuan
kemanusiaan, serta percepatan
pemulihan wilayah yang terkena dampak
bencana.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-1
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Kebijakan umum pembangunan pada dasarnya adalah salah satu rujukan penting dalam proses perencanaan pembangunan daerah yang bermanfaat untuk mempercepat dan menjamin tercapainya visi-misi
pembangunan sebagaimana telah dirumuskan. Strategi pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan melalui kebijakan umum dan program pembangunan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana
pemerintah daerah mampu mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan adanya rumusan kebijakan umum yang tepat,
maka pelaksanaan program pembangunan di Kabupaten Lumajang dalam lima tahun ke depan diharapkan akan memiliki fokus yang jelas dan terarah. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan tujuan dan sasaran,
serta kebijakan umum sebagaimana berikut:
Misi 1 Tujuan 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan, Pembinaan Keagamaan serta Pengembangan dan Pelestarian Seni Budaya.
Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam sasaran : 1.1. Meningkatnya Aksesibilitas Dan Kualitas Pendidikan.
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.1.1. Menuntaskan Sukses Pendidikan 12 tahun 1.1.2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program-program fungsional sebagai berikut: 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 3 Pendidikan Menengah 4 Pendidikan Non Formal 5 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan 6
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pendidikan In Formal
1.2 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.2.1 Meningkatkan Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Khususnya Pelajar. Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program fungsional 1 Program Pengembangan Budaya Baca 2 Program Pembinaan Perpustakaan
3 Program Peningkatan Layanan Perpustakaan 4 Program Kerjasama Pengembangan Perpustakaan
1.3 Terpeliharanya Budaya Daerah
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah:
1.3.1 Melestarikan dan Mengembangkan Keragaman
Kekayaan Budaya dengan Meningkatkan Apresiasi dan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-2
Peran Serta Komunitas Budaya Lokal.
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program fungsional sebagai berikut:
1 Program Pengembangan Nilai Budaya
2 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
3 Program Pengelolaan Keragaman Budaya
1.4 Meningkatnya Kualitas Pembinaan Keagamaan
1.4.1 Persentase Lembaga Keagamaan yang Dibantu dan Difasilitasi
1 Program Fasilitasi Kegiatan Keagamaan
2 Program Fasilitasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial
3 Program Fasilitasi Kegiatan Pendidikan dan Kebudayaan
1.4.2 Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Dasar dengan
Nilai Pendidikan Agama diatas 75 1 Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1.4.3 Persentase Siswa Beragama Islam Jenjang Pendidikan Dasar yang Sudah Bisa Membaca Iqro’ 1 sampai 6
1 Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Tujuan 2 : Meningkatnya Aksesibilitas dan Derajat Kesehatan Masyarakat
Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam sasaran : 2.1 Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat.
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 2.1.1 Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Dasar sampai ke Pelosok Desa dan Rujukan Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program-program (fungsional) sebagai berikut: 1 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 2 Perbaikan Gizi Masyarakat 3 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 4 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 5 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan
Jaringannya 6 Program Pengawasan Keamanan dan Kesehatan
Makanan 7 Program Pengawasan Obat dan Bahan Makanan 8 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak 9 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat 10 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 11 Program Upaya Peningkatan Kesehatan Lansia 12 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular 13 Program Peningkatan Manajemen Pelayanan
Kesehatan 14 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata 15 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-3
BLUD
16 Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan Kesehatan BLUD
17 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Paru-paru/Rumah Sakit Mata 18
19 20 21
22
Program Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Program Pembinaan Pelayanan Publik Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita
Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
2.2 Pengendalian laju pertumbuhan penduduk Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 2.2.1 Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk dan
Meningkatkan Kualitas Keluarga Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program fungsional sebagai berikut: 1 Program Pelayanan Kontrasepsi 2 Program Pengelolaan Data dan Informasi KB/KS
3 Program Peningkatan Peran Intuisi Masyarakat Pedesaan dan Lini Lapangan melalui Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi
4 Program Generasi Berencana
5 Program Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
6 Program Pengolahan dan Pemanfaatan Data KB/KS
Tujuan 3 : Meningkatnya Kualitas SDM Perempuan, Pemuda dan Anak
Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam sasaran : 3.1 Meningkatnya Indeks Development Gender
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 3.1.1 Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak
serta Meningkatkan Partisipasi Perempuan Dalam Pembangunan Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program-program sebagai berikut: 1 Program Peningkatan Pemberdayaan Perempuan
2 Program Peningkatan Perlindungan Perempuan dan Anak
3.2 Meningkatnya Peran Pemuda dan Prestasi Olah Raga Daerah
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 3.2.1 Meningkatkan Kualitas Pemuda dan Prestasi Olah
Raga Daerah Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan
Pemuda 2 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 3 Program Peningkatan Upaya Penumbuhan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-4
Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda 4 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 5 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Olahraga
6 Program Pembinaan dan Permasyarakatan Olahraga Prestasi
7 Program Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Prestasi
Misi 2
Tujuan 1 : Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat
Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam sasaran : 1.1 Meningkatnya Usaha Perdagangan
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 1.1.1 Meningkatkan Volume Perdagangan
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 2 Program Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal 3 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan 4 Program Peningkatan Efesiensi Perdagangan Dalam
Negeri 5 Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan
Asongan 6 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar
Daerah
1.2 Meningkatnya Sektor Industri
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.2.1 Meningkatkan Produksi Sektor Industri
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah 2 Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri
Potensial 3 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi
Industri 4 Program Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal 5 Program Pembinaan Industri 6 Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
1.3 Meningkatnya Kualitas Koperasi dan Usaha Mikro (UM)
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.3.1 Menciptakan Iklim Usaha Mikro dan Koperasi yang
Kondusif Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pengembangan Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah 2 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-5
Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah 3 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Koperasi 4 Program Penciptaan Iklim Usaha UKM Yang
Kondusif
1.4 Meningkatnya Investasi di Daerah
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.4.1 Meningkatkan Nilai Investasi di Daerah
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program-program sebagai berikut: 1 Program Peningkatan Promosi dan Kerja Sama
Investasi 2 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi 3 Program Penyiapan Potensi Sumberdaya dan
Prasarana 4 Program Optimalisasi Pelayanan Perizinan 5 Program Optimalisasi Kebijakan Perizinan 6 Program Peningkatan Pembinaan dan Sosialisasi
Perizinan
1.5 Menurunnya jumlah kecelakaan lalu lintas
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 1.5.1 Meningkatkan Kelancaran Angkutan Orang, Barang
dan Jasa serta Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas
Jalan. Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan 2 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu
Lintas 3 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana
Perhubungan 4 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ 5 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
6 Program Pemeliharaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan
1.6 Peningkatan daya saing tenaga kerja
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.6.1 Memperluas Kesempatan Kerja Serta Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program-program sebagai berikut: 1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja 2 Program Peningkatan Kesempatan Kerja 3 Program Perlindungan dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-6
1.7 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sektor pertanian dalam
PDRB Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.7.1 Optimalisasi Pengelolaan Lahan Pertanian 1.7.2 Menjaga Stabilitas Harga Produk Tanaman Pangan dan
Hortikultura Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Peningkatan Produksi Pertanian/
Perkebunan 2 Program Pengendalian Distribusi Pupuk 3 Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
4 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
5 Program Peningkatan Produksi, Nilai Tambah Peternakan dan Kesehatan Hewan Ternak
6 Program Peningkatan Produksi, Produktifitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
7 Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah
Holtikultura 8 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Pertanian 9 Program Peningkatan SDM dan Informasi
Pertanian
10 Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Hasil Tanaman Perkebunan
1.8 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sektor perikanan dalam
PDRB Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 1.8.1 Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Hasil Produksi
Perikanan Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pesisir 2 Program Pemberdayaaan Masyarakat dalam
Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan
3 Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan
Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut 4 Program Peningkatan Budaya Kelautan dan
Maritim Kepada Masyarakat 5 Program Pengembangan Budidaya Perikanan 6 Program Pengembangan Perikanan Tangkap 7 Program Pengembangan Sistem Penyuluhan
Perikanan 8 Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran
Produksi Perikanan 9 Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut,
Air Payau dan Air Tawar
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-7
1.9 Meningkatnya Kualitas Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.9.1 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup 2 Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya
Alam 3 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 4 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan
5 Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
1.10 Pengembangan pariwisata
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 1.10.1 Mengembangkan Produk-Produk Wisata dan
Meningkatkan Promosi Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 2 Program Pengembangan Kemitraan 3 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 4 Program Peningkatan Pengembangan Ekonomi
Kreatif
1.11 Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Daerah
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 1.11.1 Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Jalan dan
Jembatan 1.11.2 Mengurangi Daerah Genangan dan Banjir
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pembangunan Sistem Informasi/Data
Base Jalan dan Jembatan 2 Program Pembinaan Jasa Konstruksi 3 Program Pengembangan Kinerja dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
4 Program Pengendalian Banjir 5 Program Penyelenggaraan Jalan 6 Program Penyelenggaraan Jembatan 7 Program Peningkatan dan Pengembangan
Infrastruktur Dasar Permukiman
1.12 Meningkatnya Penataan Kawasan Daerah Sesuai Tata Ruang
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 1.12.1 Meningkatkan dan Mengefektifkan Pengendalian Tata
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-8
Ruang Daerah melalui Dokumen Tata Ruang dan Penegakan Penerapannya Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Penyelenggaraan Tata Ruang
Tujuan 2 : Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Dasar Lainnya
Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam sasaran : 2.1 Meningkatnya Ketersediaan Pangan Utama Masyarakat
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 2.1.1 Memanfaatkan Ketersediaan Sumber Daya Lokal dan
Keanekaragaman Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia Maupun Ketersediaan Teknologi Spesifik Lokal Guna Optimalisasi Lahan Pekarangan dan
Pengembangan Rumah Pangan Lestari 2.1.2 Mengembangkan Secara Serius Industri Pengolahan
Pangan Skala Kecil Dan Menengah 2.1.3 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam
Memahami Pola Konsumsi Pangan, Mutu dan
Keamanan Pangan Serta Kewaspadaan Pangan dan Gizi 2.1.4 Meningkatkan Keterjangkauan Masyarakat Terhadap
Bahan Pangan Baik Secara Fisik dan Ekonomi Melalui Peningkatan Efisiensi Ekonomi dan Memperhatikan Keunggulan Kompetitif dan Komparatif Wilayah
2.1.5 Membentuk Jejaring dan Menumbuhkembangkan Kerjasama Perluasan Jaringan Pemasaran Produk di Beberapa Toko, Outlet, Minimarket, Supermarket serta
Memfasilitasi Terbentuknya Pusat Oleh-Oleh Khas Kota Lumajang di Setiap Lokasi Daerah Tujuan Wisata
2.1.6 Melaksanakan secara benar dan intensif INPRES No. 3 Tahun 2012 tentang Pengendalian Harga Gabah dan Melaksanakan Pemantauan Harga Pangan Pokok
2.1.7 Mengembangkan Jaringan Dan Koordinasi Lintas Sektor, Lintas Wilayah, Lintas Waktu dan Pelaku Guna Menyelaraskan dan Mensinergikan Kebijakan Program
dan Kegiatan Pembangunan Ketahanan Pangan Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program : 1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan) 2 Program Peningkatan Diversifikasi dan Konsumsi
Pangan (Pertanian/Perkebunan) 2.2 Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat dan Desa
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 2.2.1 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk
Berpartisipasi dalam Pembangunan serta Menumbuhkan Peningkatan Swadaya Masyarakat dalam Pembangunan Desa Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 2 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Pedesaan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-9
3 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Dalam Pembangunan Desa 4 Program Peningkatan Peran Perempuan di
Pedesaan 5 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa 6 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa 7 Program Peningkatan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa 8 Program Pengembangan Potensi Desa
2.3 Meningkatnya Kualitas Sarana Dasar Permukiman
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 2.3.1 Meningkatkan Rumah Tangga Bersanitasi dan Memiliki
Akses Air Bersih 2.3.2 Mengurangi Kawasan Permukiman Kumuh
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program-program sebagai berikut: 1 Program Lingkungan Sehat Perumahan 2 Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan 3 Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan
Bahaya Kebakaran 4 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh 5 Program Pengembangan Perumahan 6 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
2.4 Meningkatnya Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Sosial
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 2.4.1 Meningkatkan Kualitas Hidup Bagi PMKS dengan
Peningkatan Rehabilitasi dan Bantuan Dasar Kesejahteraan Sosial Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial 2 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan
Eks Trauma 3 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit
Sosial (Eks Napi, PSK, Narkoba dan Penyakit
Sosial Lainnya) 4 Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo 5 Program Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial 6 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas
Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalahn
esejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 7 Program Fasilitas Kegiatan Sosial Keagamaan
8 Program Fasilitasi Kegiatan Keagamaan
9 Program Fasilitasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial
10 Program Fasilitasi Kegiatan Pendidikan dan Kebudayaan
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-10
11 Program Pembinaan Lingkungan Sosial 12 Program Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sosial
13 Program Pembinaan Anak Terlantar
Misi 3
Tujuan 1 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Profesional dan Transparan 1.1 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.1.1 Meningkatkan Pelayanan Kependudukan
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program Penataan Administrasi Kependudukan
1.2 Meningkatnya Keterbukaan Komunikasi dan Informasi
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah: 1.2.1 Penyelenggaraan Pemerintahan yang Transparan
Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program-program sebagai berikut: 1 Program Penyebarluasan Informasi Pembangunan
Daerah 2 Program Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai 3 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi 4 Program Pengamanan Informasi Pemerintah
Daerah 5 Program Pengembangan Data/Informasi
1.3 Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 1.3.1 Meningkatkan Pengelolaan Sistem Pemerintahan yang
Baik Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
2 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
3 Program Penataan Dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
4 Program Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah 5 Program Peningkatan Percepatan Pemberantasan
Korupsi
6 Progam Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Umum
7 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat
1.4 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 1.4.1 Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Asset Daerah
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-11
Pencapaian sasaran diatas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut: 1 Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah 2 Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Barang Daerah 3 Program Peningkatan dan Pengembangan
Penyusunan Perencanaan Anggaran Pemerintah Daerah
4 Program Peningkatan dan Pengembangan
Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Pemerintah Daerah
5 Program Peningkatan dan Pengembangan Pelaksanaan Sistem dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
6 Program Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Daerah
7 Program Peningkatan dan Pengembangan Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Daerah
Tujuan 2 : Meningkatkan Kehidupan Masyarakat yang Demokratis,Tertib dan Aman
2.1 Meningkatnya Ketrentaman dan Ketertiban Masyarakat Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran
tersebut adalah: 2.1.1 Meningkatkan Rasa Aman, Nyaman, Santun dan Saling
Menghormati dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui
program-program sebagai berikut: 1 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 2 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan 3 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan
Kebangsaan 4 Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Menjaga Ketertiban dan Keamanan 5 Program Pendidikan Politik Masyarakat 6 Program Pemberantasan Penyakit Masyarakat
(Pekat) 7 Program Peningkatan Stabilitas Keamanan dan
Ketertiban 8 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan.
2.2 Meningkatnya Penanganan Penanggulangan Bencana
Kebijakan umum yang diambil untuk mencapai sasaran tersebut adalah:
2.2.1 Meningkatkan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
dan Tanggap Bencana Pencapaian sasaran di atas dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut:
1 Program Pencegahan Dini Penanggulangan Korban Bencana
2 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VII-12
3 Program Penanganan Tanggap Darurat dan Pemulihan Pasca Bencana
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
VIII-1
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Indikasi rencana program prioritas Kabupaten Lumajang berisikan program-program baik untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
maupun untuk pemenuhan layanan OPD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan. Sedangkan pagu indikatif yang merupakan kebutuhan pendanaan adalah indikasi jumlah dana yang tersedia untuk pelaksanaan
program. Program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Lumajang dalam Perubahan RPJMD tahun 2015 – 2019 terdiri dari program dan kegiatan pada
setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dikelompokkan pada masing-masing urusan, yang meliputi program dan kegiatan dalam kerangka regulasi dan kegiatan dalam rencana kerja anggaran.
Rencana kerja regulasi adalah kegiatan pemerintah yang bersifat pengaturan, memfasilitasi dan mendorong agar kegiatan masyarakat
senantiasa dapat tumbuh berkembang serta berpartisipasi dalam pembangunan. Rencana kerja anggaran adalah kegiatan pemerintah dalam rangka penyediaan barang dan jasa sesuai dengan kewajiban pemerintah yang
tidak dapat dihasilkan oleh masyarakat sendiri. Disamping itu, program dan kegiatan dalam dua kerangka tersebut meliputi Prioritas Wajib, Prioritas Utama dan Prioritas Pendukung. Adapun program prioritas utama dan
pendukung yang melekat pada masing-masing OPD yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan penganggaran meliputi:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
5. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Daerah 7. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Barang Daerah.
Selanjutnya untuk program-program prioritas yang telah disertai dengan kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif dijadikan sebagai acuan bagi OPD dalam penyusunan Rencana Strategis OPD, dan penjabarannya ke dalam
kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya. Indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan Kabupaten Lumajang
berdasarkan sasaran dan urusan pemerintahan selama kurun waktu lima tahun ke depan dapat dilihat pada tabel 8.1 dibawah ini.
Pencapaian target kinerja di masing-masing urusan sesungguhnya tidak
hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Lumajang, tetapi juga oleh sumber pendanaan lainnya (APBN, APBD Provinsi Jawa Timur, dan sumber-sumber pendanaan lainnya). Namun demikian,
pencantuman pendanaan dalam tabel 8.1 hanya program fungsional yang bersumber dari APBD Kabupaten Lumajang.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
IX-1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator kinerja daerah adalah indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan Pemerintahan. Indikator kinerja dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian visi dan misi yang telah dicanangkan oleh Bupati dan Wakil Bupati Lumajang pada akhir periode masa jabatan. Indikator ini merupakan gambaran dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. 9.1. Penentuan Indikator Kinerja
Indikator kinerja daerah dibuat untuk menjadi panduan bagi kinerja OPD dalam menjalankan program-programnya. Dengan demikian indikator kinerja daerah tidak lain merupakan akumulasi kinerja OPD. Indikator kinerja daerah ini merupakan target Bupati dan Wakil Bupati Lumajang yang harus dicapi dan didukung OPD. Indikator kinerja daerah merupakan target selama lima tahun yang dicapai secara bertahap setiap tahunnya, dan target ditetapkan untuk setiap tahun pencapaiannya. Oleh karena itu indikator kinerja daerah untuk RPJMD ini memiliki karakter yang berbeda sesuai aspek, fokus dan urusannya. Indikator kinerja daerah sebagian bersifat dampak langsung, tetapi sebagian lainnya bersifat dampak tidak langsung dari program-program yang dilaksanakan OPD. Karakter indikator yang berbeda tersebut menjadikan sejumlah indikator memiliki tingkat validitas yang berbeda pula sesuai dengan tingkat kedekatan indikator kinerja tersebut dengan tujuannya. Tingkat validitas indikator kinerja dimaksud terdiri dari indikator-indikator: a. Exact: ukuran yang (secara langsung) ideal untuk mengukur hasil
pencapaian sasaran strategis yang diharapkan. b. Proxy: indikator yang mengukur hasil tidak secara langsung, tetapi
sesuatu yang mewakili hasil tersebut. c. Activity: indikator kinerja yang mengukur jumlah, biaya, dan waktu
dari kegiatan-kegiatan yang berdampak pada sasaran strategis yang bersangkutan.
Sebagian besar indikator kinerja daerah untuk RPJMD merupakan indikator exact dan proxy. Sementara indikator activity lebih banyak dipakai untuk mengukur kinerja OPD. Namun pada aspek, fokus dan urusan tertentu, indikator kinerja OPD langsung dijadikan indikator RPJMD. Disadari bahwa penentuan indikator kinerja RPJMD dengan sejumlah target tertentu bukanlah hal yang mudah. Karena hal ini dipengaruhi capaian kegiatan atau program tertentu dengan sasaran tertentu pula, yang dilaksanakan OPD maupun lintas OPD. Indikator kinerja RPJMD ini dibuat sebagai acuan indikator kinerja OPD, meski demikian penyusunannya bersifat timbal balik. Dengan kata lain meski menjadi acuan OPD, tetapi penentuan indikator kinerja RPJMD juga memperhatikan kemampuan OPD. Indikator kinerja RPJMD pada dasarnya merupakan kompromi antara apa yang dinginkan Bupati dan Wakil Bupati Lumajang dengan kemampuan dan kesanggupan OPD. Indikator kinerja ini memperhatikan kemampuan SDM, ketersediaan anggaran, dukungan/partisipasi masyarakat serta memperhatikan tantangan dan hambatan yang ada. Salah satu rujukan ukuran kemampuan daerah adalah melihat kondisi eksisting pencapaian indikator kepemimpinan sebelumnya. Pertimbangan demikian perlu dilakukan karena bagaimanapun juga apa yan diinginkan oleh Bupati
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
IX-2
dan Wakil Bupati itu tidak akan terlaksana secara baik tanpa dukungan kemampuan OPD, partisipasi masyarakat serta potensi yang dimiliki oleh daerah. Dengan kondisi yang ada kepemimpinan yang baru tertantang untuk berbuat lebih baik daripada sebelumnya. Karenanya kepemimpinan yang baru membutuhkan semangat dan loyalitas aparatnya. Semangat dan loyalitas ini salah satunya tercermin dari komitmen bersama antara pimpinan dan birokrasi dalam menentukan indikator kinerja. Indikator kinerja ini membutuhkan dukungan pula dari masyarakat serta DPRD secara secara objektif dan rasional. Oleh karena itu keseluruhan tahapan penyusunan RPJMD termasuk penentuan indikator kinerjanya telah diupayakan memenuhi aspek politik dan aspek formal yang disyaratkan. Aspek politik menyangkut proses yang melibatkan partisipasi masyarakat yang diwujudkan dalam konsultasi publik dan Musrenbang penyusunan RPJMD. Aspek formal meliputi pemenuhan atas prosedur, tahapan, dan administratif sesuai ketentuan yang ada.
9.2. Indikator dan Target Kinerja Terintegrasi
Untuk menjamin aspek akuntabilitas pencapaian kinerja RPJMD sekaligus sebagai acuan penyusunan Renstra dan Renja OPD, indikator dan target kinerja dinyatakan dengan jelas pada RPJMD ini. Indikator kinerja RPJMD ditampilkan dengan menggambarkan kondisi awal dan target tahunan selama periode 2008 sampai 2013. Sebagai referensi digambarkan pula kondisi lima tahun sebelumnya, sebagai pembanding. Sebisa mungkin target kinerja mencoba menggambarkan secara langsung pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah secara spesifik sesuai urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Lumajang dengan kriteria : terukur karena memiliki angka pencapaian tertentu, terjangkau karena telah memperhitungkan kemampuan dan kondisi daerah, relevan karena telah berusahan menyesuaikan aspirasi dan dinamika masyarakat dan terikat waktu karena memiliki batasan periode tahun 2015 - 2019 serta target tahunannya serta peningkatan yang berkelanjutan karena berusaha melakukan peningkatan secara terus menerus dan bertahap setiap tahunnya. Penetapan indikator kinerja daerah selanjutnya disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel IX.1 Indikator Kinerja Makro Perubahan RPJMD Tahun 2015 – 2019
No. Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
1 Indeks Pendidikan 52,00 52,93 54,79 55,72 56,65
2 Indeks Kesehatan 76,00 76,20 76,40 76,60 76,80
3 Indeks Pembangunan Gender
88,15 88,40 88,65 88,90 89,15
4 Pertumbuhan Ekonomi 4,62 4,70 4,86 4,95 5,10
5 Tingkat Kemiskinan 11,52 11,22 10,87 10,45 9,95
6 Indeks GINI 0,20-0,35
0,20-0,35
0,20-0,35
0,20-0,35
0,20-0,35
7 Indeks Reformasi Birokrasi
NA 60 70 80 90
8 Indeks Kepuasan Masyarakat
78,14 78,87 80 82 85
9 Indeks Rasa Aman
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
X-1
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang tahun 2015 – 2019 ini merupakan dokumen perencanaan, yang berkaitan dengan arah kebijakan dan
program-program yang hendak diimplementasikan selama lima tahun ke depan. Termasuk di dalamnya adalah berisi target-target yang hendak dicapai dan berbagai langkah untuk mencapai program-program itu.
Sebagai bagian dari upaya untuk merealisasi visi misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Perubahan RPJMD ini juga berisikan rencana untuk mencapai
program-program prioritas. Bupati dan Wakil Bupati terpilih telah menetapkan 9 (sembilan) prioritas pembangunan pada saat kampanye. Program prioritas adalah :
1) Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas; 2) Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas;
3) Revitalisasi pertanian dan peningkatan ketahanan pangan berbasis pemberdayaan masyarakat;
4) Pembentukan daerah tujuan wisata yang kompetitif melalui pengembangan
budaya daerah; 5) Pengembangan ekonomi berbasis kelompok dalam rangka mewujudkan
kemandirian dan daya saing daerah;
6) Intensifikasi, eksplorasi dan pendayagunaan potensi-potensi Sumber Daya Alam dan pemanfaatan sumber energi dengan memperhatikan
keberlanjutan serta kelestarian lingkungan hidup 7) Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan; 8) Peningkatan tata kelola Pemerintahan Daerah dan pelayanan publik;
9) Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.
Program-program prioritas ini disinergikan dengan program-program lain, guna mencapai visi besar, yaitu: “Terwujudnya Masyarakat Lumajang
yang Sejahtera dan Bermartabat”. 10.1. Pedoman Transisi
Proses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. Perubahan
RPJMD Kabupaten Lumajang 2015 – 2019 memiliki titik sambung dengan program-program pembangunan pemerintahan sebelumnya. Demikian pula halnya, Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang 2015 –
2019 akan memiliki kesinambungan dengan RPJMD periode selanjutnya. Karena itu, di akhir Perubahan RPJMD ini juga membuka
ruang adanya periode transisi untuk berjalannya program-program pembangunan pemerintahan selanjutnya. Ruang transisi semacam itu dimaksudkan agar tidak terdapat ruang kosong dan diskontinuitas bagi
proses pembangunan di Kabupaten Lumajang. Melalui adanya RPJMD transisi, bisa berfungsi sebagai dokumen perencanaan pembangunan guna mengisi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah.
RPJMD transisi akan berfungsi sebagai menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Lumajang pada tahun transisi, juga sebagai acuan bagi seluruh pemangku pembangunan daerah (stakeholders) untuk mewujudkan tujuan bersama. RPJMD transisi semacam itu juga bisa berfungsi
sebagai pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Lumajang dan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam tahun transisi.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019______________________________________________________
X-2
10.2. Kaidah Pelaksanaan Betapapun baiknya sebuah RPJMD, tidak akan memiliki makna yang
berarti tanpa diimplementasikan secara baik. Agar terlaksana secara baik, terdapat sejumlah kaidah-kaidah, seperti berikut:
1) Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015 – 2019 sebagai bahan penjabaran Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang dilaksanakan pada setiap tahun;
2) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berkewajiban untuk menyusun Perubahan RENSTRA OPD yang memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi
OPD yang berpedoman pada Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang tahun 2015 – 2019;
3) OPD berkewajiban menjamin konsistensinya antara Perubahan RPJMD Kabupaten Lumajang tahun 2015 – 2019 dengan Perubahan Renstra OPD dan Rencana Kerja (RENJA) OPD.
BUPATI LUMAJANG
Drs. H. AS’AT, M.Ag
TABEL 8.1 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN TAHUN 2015 - 2019
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
AURUSAN WAJIB PELAYANAN
DASAR
40.543.702.750 45.971.803.955 41.112.909.900 60.462.183.600 66.508.401.960
1 Pendidikan Anak Usia Dini
(Paud)
Prosentase angka partisipasi
PAUD, pendidikan non formal,
pendidikan in formal
1.360.500.000 54,45% 1.437.750.000 56,55% 1.579.360.000 58,65% 1.791.706.000 60,75% 1.970.876.600 Dinas Pendidikan
2 Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun
Ratio ketersediaan sekolah
SD/MI
28.820.502.750 99,03% 32.731.473.355 99,06% 26.325.462.300 99,09% 42.288.446.900 99,12% 46.517.291.590 Dinas Pendidikan
3 Pendidikan Menengah Prosentase angka partisipasi
PAUD, pendidikan non formal,
pendidikan in formal
210.000.000 60.65% 287.712.600 62,77% 316.483.800 64,89% 730.000.000 66% 803.000.000 Dinas Pendidikan
4 Pendidikan Non Formal Prosentase angka partisipasi
PAUD, pendidikan non formal,
pendidikan in formal
1.209.900.000 66,00% 1.297.728.000 69,00% 1.381.593.000 72,00% 1.445.804.500 75,00% 1.590.384.950 Dinas Pendidikan
5 Program Peningkatan Mutu
Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan
Rasio guru dibanding siswa
smp/mts
8.872.800.000 75,00% 10.142.140.000 80,00% 11.430.010.800 85,00% 14.122.276.200 90,00% 15.534.503.820 Dinas Pendidikan
6 Program Manajemen
Pelayanan Pendidikan
Prosentase peningkatan
kualitas pelayanan tata kelola
pendidikan
70.000.000 80,00% 75.000.000 85,00% 80.000.000 90,00% 83.950.000 95,00% 92.345.000 Dinas Pendidikan
7 Program Pendidikan In Formal Prosentase angka partisipasi
PAUD, pendidikan non formal,
pendidikan in formal
31.500.000 35.430.000.000 37.156.000 40.000.000 44.000.000 Dinas Pendidikan
Prosentase Desa/Kelurahan
Universal Child Immunisation
802.432.700 100% 1.349.361.038 100% 728.700.000 100% 2.991.446.500 100% 3.290.591.150
Prosentase calon jemaah haji
yang layak berangkat berdasar
aspek kesehatan
prosentase orang dengan TB
mendapatkan pelayanan TB
sesuai standar
Prosentase orang beresiko
terinfeksi HIV mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai
standar
Prevalensi Kusta
Prevalensi DBD
2. Urusan Kesehatan
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
1. Urusan Pendidikan
1 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Dinas Kesehatan
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
Prevalensi gizi buruk 572.734.336 100% 736.844.288 100% 743.662.000 100% 729.168.000 100% 802.082.600
Cakupan gizi buruk mendapat
perawatan
Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak
usia 6-24 bulan dari keluarga
miskin
3 Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
Prosentase Puskesmas dengan
manajemen sumber daya
kesehatan baik
5.076.962.730 100% 7.979.682.360 100% 11.511.045.312 100% 100% Dinas Kesehatan
Prosentase puskesmas
terakreditasi
1.226.990.000 3.878.680.000 4.266.548.000
prosentase RS terakreditasi
5 Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Pustu dan
Jaringannya
Cakupan pemeliharaan/rehab
fisik puskesmas, puskesmas
pembantu dan poskesdes
13.303.265.015 72% 34.665.132.812 74% 30.332.153.132 75% 53.147.880.899 79% 58.462.668.989 Dinas Kesehatan
6 Program Pengawasan
Keamanan dan Pengendalian
Kesehatan Makanan
Prosentase Puskesmas dengan
manajemen sumber daya
kesehatan baik
46.522.000 100% 71.126.800 100% 75.312.000 100% 100% Dinas Kesehatan
7 Program Pengawasan Obat
dan Bahan Makanan
Prosentase Puskesmas dengan
manajemen sumber daya
kesehatan baik
17.215.000 0% 129.757.000 0% 72.062.000 0% 0% Dinas Kesehatan
8 Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
Cakupan Ibu hamil dengan
komplikasi yang ditangani
434.504.000 100% 795.320.000 100% 701.339.000 100% 100% Dinas Kesehatan
9 Program Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan
Masyarakat
Prosentase desa/kelurahan
siaga aktif
937.180.000 12 1.664.612.500 12 1.462.307.300 12 2.855.263.200 12 3.140.789.520 Dinas Kesehatan
29.678.514.337 40.236.689.403 68.412.370.090 62.340.973.467 68.575.070.814 Dinas Kesehatan
4.642.949.800 75,00% 0 75,00% 0 75,00% 0 75,00% 0 RSUD dr Haryoto
0 73% 73% 6.581.800.000 75% 8.227.250.000 80% 9.049.975.000 RSUD Pasirian
11 Program Upaya Peningkatan
Kesehatan Lansia
Cakupan pelayanan
kesehatan pada Lansia
48.475.000 74% 131.600.000 76% 75.470.000 76% 80% Dinas Kesehatan
Prosentase penderita
hipertensi mendapat
pelayanan kesehatan sesuai
standar
120.528.800 2.136.249.000 2.349.873.900
Prosentase penyandang DM
yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Dinas Kesehatan
10 Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Visite Rate
2 Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
12 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular
Dinas Kesehatan
4 Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
Prosentase ODGJ barat yang
mendapatkan pelayanan
kesehatan jiwa sesuai standar
Prosentase warga negara usia
15-59 tahun mendapatkan
skrining kesehatan sesuai
standar13 Program Peningkatan
Manajemen Pelayanan
Kesehatan
Tersusunya revisi SOP
penanganan kesehatan
315.982.000 55% 272.754.400 58% 611.569.000 70% 12.689.274.500 90% 14.394.699.000 Dinas Kesehatan
Prosentase pemenuhan sarana
prasarana termasuk alat
kedokteran
3.565.911.600 5% 2.927.222.856 5% 0 5% 0 5% 0 RSUD dr Haryoto
Tingkat Kesehatan Rumah
Sakit
0 0 7.357.342.400 9.196.677.989 10.116.345.788 RSUD Pasirian
Prosentase pengadaan,
peningkatan dan perbaikan
sarana dan prasarana rumah
sakit
13.709.009.699 4.257.449.000 Dinas Kesehatan
Bed Occupational Rate (BOR)
/ Angka Pemanfaatan Tempat
Tidur
65.449.651.929 75,00% 100.846.362.536 108.720.460.400 75,00% 107.500.000.000 75,00% 110.000.000.000
BTO
TOI
ALOS
GDR
NDR
Prosentase sarana dan
prasarana rumah sakit
diadakan
1.184.573.151 Dinas Kesehatan
16 Program Peningkatan
Pelayanan Pendidikan
Kesehatan BLUD
Prosentase lulusan D3
keperawatan
3.432.005.464 75,00% 4.592.806.873 75,00% 7.741.601.722 75,00% 75,00% Dinas Kesehatan
17 Program Pemeliharaan Sarana
Prasarana Rumah Sakit / RSJ
/RS.Paru-Paru/ RS. Mata
Bed Occupational Rate (BOR)
/ Angka Pemanfaatan Tempat
Tidur
0 75,00% 0 75,00% 234.100.000 75,00% 292.625.000 75,00% 321.887.500 RSUD Pasirian
18 Program Peningkatan Akses
dan Mutu Pelayanan
Kesehatan pada Masyarakat
Prosentase puskesmas
terakreditasi
100,00% 479.000.000 Dinas Kesehatan
Prosentase ibu hamil
mendapatkan pelayanan ibu
hamil
2.521.591.000 2.773.750.100 Dinas Kesehatan
Prosentase ibu bersalin
mendapatkan pelayanan
persalinan
Dinas Kesehatan
20 Program Pembinaan
Pelayanan Publik
Prosentase pelayanan publik 96.097.200 98.097.200 Dinas Kesehatan
19 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Ibu
15
Program Pengadaan,
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-
paru/Rumah Sakit Mata
Program Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan BLUD
14
75,00% RSUD dr Haryoto
12 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular
Dinas Kesehatan
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
Prosentase bayi baru lahir
mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir
266.750.000 293.425.000 Dinas Kesehatan
Prosentase anak usia 0-59
bulan yang mendapatkan
pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
Dinas Kesehatan
22 Program Peningkatan Sumber
Daya Kesehatan
Prosentase Puskesmas dengan
manajemen sumber daya
kesehatan baik
Dinas Kesehatan
1 Program Pembangunan Sistem
Informasi/Data Base Jalan
Dan Jembatan
tersedianya data kondisi jalan
dan jembatan secara akurat
100.000.000 100.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 DPU dan TR
2 Program Pembinaan Jasa
Konstruksi dan Pelayanan
Teknis
Prosentase penyedia jasa
kontruksi yang puas terhadap
proses penerbitan SIUJK
1.175.000.000 1.725.000.000 2.255.000.000 2.730.000.000 4.030.000.000 DPU dan TR
3 Program Pengembangan
Kinerja Dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa Dan
Jaringan Pengairan Lainnya
Panjang saluran irigasi dalam
kondisi baik
14.500.000.000 13.150.000.000 14.475.000.000 17.730.000.000 18.565.000.000 DPU dan TR
4 Program Pengendalian Banjir Menurunnya luas daerah
genangan
400.000.000 775.000.000 2.250.000.000 3.050.000.000 3.275.000.000 DPU dan TR
5 Program Penyelenggaraan
Jalan
Panjang jalan kualitas baik 118.050.000.000 140.400.000.000 118.500.000.000 129.600.000.000 145.950.000.000 DPU dan TR
6 Program Penyelenggaraan
Jembatan
Unit jembatan kualitas baik 10.550.000.000 7.640.000.000 5.200.000.000 19.400.000.000 25.800.000.000 DPU dan TR
7 Program Peningkatan dan
Pengembangan Infrastruktur
dasar Permukiman
Jumlah rumah tangga
terlayani infrastruktur air
minum
6.650.000.000 8.225.000.000 11.450.000.000 12.900.000.000 15.750.000.000 DPU dan TR
Urusan Penataan Ruang
1 Program Penyelenggaraan Tata
Ruang
Luas wilayah yang
pemanfaatannya sesuai
dengan rencana tata ruang.,
tata bangunan dan peraturan
penataan ruang
100.000.000 200.000.000 1.255.000.000 1.855.000.000 2.055.000.000 Dinas PU & PR
0 0 1.316.675.000 26.280.000.000 27.600.000.000
21 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Balita
4. Urusan Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman
3. Urusan Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
1 Dinas Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
Program Lingkungan Sehat
Perumahan
Berkurangnya luasan
permukiman kumuh di
kawasan perkotaan
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
2 Program Pemberdayaan
Komunitas Perumahan
Terbangunnya prasarana dan
sarana dasar permukiman
berbasis masyarakat
117.482.500 500.000.000 1.000.000.000 Dinas Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
0 0 948.424.400 1.200.000.000 1.000.000.000
5 Program Pengembangan
Perumahan
Cakupan ketersediaan rumah
layak huni
100.000.000 450.000.000 950.000.000 Dinas Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
30.000.000 30.000.000 33.000.000 RSUD Pasirian
294.904.000 305.517.490 1.300.277.500 2.525.973.200 2.778.570.520
Prosentase tpm yang
memenuhi syarat
Prosentase puskesmas dengan
pelayanan kesehatan
lingkunganProsentase puskesmas yang
melaksanakan evaluasi dan
pelaporan program kesling
prosentase puskesmas yang
melaksanakan upaya
kesehatan dasarProsentase puskesmas yang
melaksanakan upaya
kesehatan olah raga
1.235.355.000 1.102.675.000 1.723.859.000
242.445.000 243.000.000 346.000.000 475.000.000 550.000.000 Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik70.000.000 2.099.999.586 Dinas Sosial
483.790.000 349.770.000 296.880.000 570.000.000 695.000.000 Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik
0 0 498.591.000 548.450.100 603.295.110 Kecamatan dan
Kelurahan
750.000.000 Program Peningkatan
Kesiagaan Dan Pencegahan
Bahaya Kebakaran
Satpol PP
Bagian Adm
Kesra
Meningkatnya penanganan
bahaya kebakaran
Dinas Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
Prosentase desa ODF
5. Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta
Perlindungan Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat
3 771.417.000 3.023.558.700
9 10
4 Program Pengembangan
Wilayah Strategis Dan Cepat
Tumbuh
Berkurangnya luasan
permukiman kumuh di
kawasan perkotaan
2 Program Peningkatan
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
Prosentase keamanan dalam
mewujudkan stabilitas di
Kabupaten Lumajang
87,20% 88,84%
6 Program Pengembangan
Lingkungan Sehat Dinas Kesehatan
1 Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan
Prosentase peningkatan
pengembangan wawasan
kebangsaan
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
3 Program Kemitraan
Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Prosentase peningkatan
kemitraan dalam rangka
pengembangan wawasan
kebangsaan
242.445.000 3 243.000.000 3 346.000.000 475.000.000 550.000.000 Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik
Prosentase pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban keamanan
20.000.000 67,40% 35.000.000 70,50% 30.250.000 Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik
Meningkatnya perlindungan
masyarakat
38.600.000 735.500.000 42.600.000 Satpol PP
Prosentase Peningkatan
pemahaman berpolitik yang
santun
287.500.000 78,60% 335.000.000 80,50% 282.580.000 190.000.000 415.000.000 Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik
500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
0 0 32.500.000 17.000.000 50.000.000
7 Program Peningkatan
Stabilitas Keamanan Dan
Ketertiban Umum
Menurunnya gangguan
tramtibum
1.444.200.000 1.596.360.000 1.740.626.000 2.088.181.200 2.291.493.000 Satuan Polisi
Pamong Praja
8 Program Pencegahan Dini
Penanggulangan Korban
Bencana
Presentase korban bencana
skala kabupaten yang
menerima bantuan sosial
selama masa tanggap darurat
1.805.580.000 8.513.754.000 2.521.400.000 2.773.540.000 3.050.894.000 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
9 Program Peningkatan
Kemanan dan Kenyamanan
Lingkungan
Meningkatnya perlindungan
masyarakat
510.100.000 5.745.000.000 2.892.500.000 Satpol PP
10 Program Pencegahan dan
Kesiapsiagaan
Penanggulangan Bencana
Prosentase capaian kapasitas
daerah bidang pencegahan
dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana
3.870.000.000 3.970.000.000 4.185.000.000 4.850.000.000 5.575.000.000 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
11 Program Penanganan Tanggap
Darurat dan Pemulihan Pasca
Bencana
Prosentase capaian kapasitas
daerah bidang tanggap
darurat dan pemulihan pasca
bencana
9.150.000.000 7.974.000.000 11.275.000.000 11.450.000.000 12.000.000.000 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
1 Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Jumlah PMKS yang telah
mendapatkan pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan
sosial
732.468.500 131.667 317.320.500 135.000 953.475.600 140.000 1.225.774.100 145.000 2.573.415.764 Dinas Sosial
2 Program Pembinaan para
Penyandang Cacat dan Eks
Trauma
Jumlah penyandang cacat dan
eks trauma yang telah
mendapatkan pelayanan
penanganan sosial
156.099.400 293 160.415.000 310 134.617.500 320 180.000.000 330 539.999.890 Dinas Sosial
4 Program Pemberdayaan
Masyarakat untuk Menjaga
Ketertiban dan Keamanan
Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik
6 Program Pemberantasan
Penyakit Masyarakat (Pekat)
Prosentase peningkatan
pemberantasan penyakit
masyarakat
6. Urusan Sosial
5 Pendidikan Politik Masyarakat
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
3 Program Pembinaan Eks
Penyandang Penyakit Sosial
(Eks Napi, PSK, Narkoba dan
Penyakit Sosial Lainnya)
Jumlah eks penyandang
penyakit sosial yang
mendapatkan pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan
sosial
56.842.500 50 84.757.500 55 79.970.000 60 70.000.000 65 20.999.970 Dinas Sosial
4 Program pembinaan Panti
Asuhan/Panti Jompo
Jumlah panti asuhan/jompo
yang mendapatkan pelayanan
dan rehabilitasi sosial
226.064.000 65 249.427.675 70 340.602.000 75 1.010.000.000 80 1.359.999.890 Dinas Sosial
5 Program pemberdayaan
kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
Meningkatnya peran aktif dan
dunia usaha
119.571.100 110 144.571.100 120 294.575.000 125 370.000.000 130 1.109.996.400 Dinas Sosial
106.203.000 91.726.200 97.955.600 150.000.000 165.000.000 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi1.116.098.300 884.478.000 483.199.000 1.386.192.500 4.158.573.090 Dinas Sosial
85.813.000 94.394.300 103.833.730 Kecamatan dan
Kelurahan
1.075.906.500 1.830.193.000 2.551.693.000 Bagian Adm
Kesra
1.075.906.500 1.489.443.000 253.004.500 278.304.950 306.135.445 Kecamatan dan
Kelurahan
8 Program Fasilitasi Kegiatan
Keagamaan
Prosentase fasilitasi kegiatan
keagamaan
3.012.672.300 3.313.939.530 3.313.939.530 Bagian Adm
Kesra
9 Program Fasilitasi Kegiatan
Kesejahteraan Sosial
Persentase fasilitasi kegiatan
kesejahteraan sosial
0 0 0 1.550.000.000 1.705.000.000 Bagian Adm
Kesra
10 Program Fasilitasi Kegiatan
Pendidikan dan Kebudayaan
Persentase fasilitasi kegiatan
pendidikan dan kebudayaan
0 0 0 468.500.000 515.350.000 Bagian Adm
Kesra
443.017.000 582.000.000 582.000.000 582.000.000 580.800.000 Dinas
Pedagangan
0 1.626.262.548 1.000.000.000 1.000.000.000 1.100.000.000 Dinas Kesehatan
0 9.442.138.673 7.279.539.600 11.000.000.000 11.000.000.000 RSUD dr Haryoto
0 0 2.000.000.000 2.200.000.000 2.420.000.000 RSUD Pasirian
0 80.000.000 100.000.000 0 0 Dinas Pertanian
12 Program Pengelolaan Sarana
dan Prasarana Sosial
Jumlah sarana dan prasarana
sosial yang telah dikelola
109.592.560 1 103.342.100 1 153.773.400 1 140.000.000 1 419.999.996 Dinas Sosial
13 Program Pembinaan Anak
Terlantar
73.964.500 81.360.950 89.497.045 Dinas Sosial
BURUSAN WAJIB PELAYANAN
NON DASAR
1 Program Peningkatan kualitas
dan produktivitas tenaga kerja
persentase pencari kerja
terlatih/bersertifikat
3.625.000.000 340 2.425.000.000 380 3.025.000.000 420 510.000.000 280 60.000.000 Dinas Tenaga
Kerja
2 Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
persentase pencari Kerja yang
ditempatkan
1.500.000.000 1.000 1.840.000.000 1.850.000.000 1.140.000.000 1.950.000.000 Dinas Tenaga
Kerja
6 Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) Dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
Prosentase Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) skala kabupaten yang
memperoleh bantuan sosial
untuk pemenuhan
kebutuhan dasar
131.667 135.000 140.000 145.000
7 Program Fasilitasi Kegiatan
Sosial Keagamaan
Prosentase fasilitasi kegiatan
sosial keagamaan
11 Program Pembinaan
Lingkungan Sosial
Terselenggaranya pembinaan
lingkungan sosial
12
1. Urusan Ketenagakerjaan
12 1212
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
3 Program Perlindungan dan
pengembangan lembaga
ketenagakerjaan
jumlah kasus perselisihan
yang diselesaikan dengan
Perjanjian Bersama
160.000.000 10 170.000.000 10 230.000.000 10 200.000.000 10 280.000.000 Dinas Tenaga
Kerja
1 Program Peningkatan
Pemberdayaan Perempuan
Meningkatnya kemandirian
perempuan terhadap
kesetaraan gender
0 0 0 203.933.000 224.326.300 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB
dan PP
2 Program Peningkatan
Perlindungan Perempuan dan
Anak
Tertanganinya semua
pengaduan kasus kekerasan
pada perempuan dan anak
0 0 0 256.305.000 281.935.500 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB
dan PP
1 Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
jumlah ketersediaan pangan
utama
879.302.750 1.177.021.950 1.783.250.165 491.900.000 541.090.000 Dinas Ketahanan
Pangan
2 Program Peningkatan
Diversifikasi dan Konsumsi
Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
jumlah laporan pola pangan
harapan
0 0 0 497.450.000 547.195.000 Dinas Ketahanan
Pangan
1 Program Pengembangan
Wilayah Perbatasan
Terpasangnya patok
perbatasan
200.000.000 450.000.000 300.000.000 650.000.000 785.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
2 Program Penataan
Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan Dan Pemanfaatan
Tanah
Pensertifikatan tanah untuk
keluarga miskin
98.600.000 220.000.000 126.800.000 235.000.000 335.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
3 Program Penyelesaian Konflik-
Konflik Pertanahan
Tingkat penyelesaian
perselisihan masalah tanah
30.000.000 73.100.000 142.600.000 100.000.000 155.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
1 Program Pengendalian
Pencemaran Dan Kerusakan
Lingkungan Hidup
prosentase titik pantau
dengan kualitas udara baik
786.132.800 78,06% 1.218.186.998 78,56% 3.845.975.700 79,06% 9.431.000.000 79,56% 10.374.100.000 Dinas
Lingkungan
Hidup
2 Program Perlindungan Dan
Konservasi Sumberdaya Alam
Prosentase peningkatan
perlindungan sumber air
97.840.000 78,06% 360.653.000 78,56% 139.412.500 79,06% 1.680.000.000 79,56% 1.848.000.000 Dinas
Lingkungan
Hidup
5 Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau
Prosentase ruang terbuka
hijau
2.923.096.515 6,23% 9.203.499.100 6,73% 9.848.713.700 7,23% 25.100.000.000 7,73% 27.610.000.000 Dinas
Lingkungan
Hidup
Prosentase sampah terangkut 3.551.290.225 78,00% 7.316.530.883 80,00% 8.501.849.101 82,00% 13.131.039.635 84,00% 14.433.143.588
Prosentase jumlah sampah
yang tertangani
8 Program Peningkatan
Peranserta Masyarakat dalam
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Prosentase peningkatan
kelompok masyarakat di
bidang pelestarian
lingkungan
721.500.000 793.650.000 Dinas
Lingkungan
Hidup
7 Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Dinas
Lingkungan
Hidup
2. Urusan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan
4. Urusan Pertanahan
3. Urusan Pangan
5. Urusan Lingkungan Hidup
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
Cakupan Penduduk yang
wajib KTP memiliki KTP
109.451.000 95 117.202.750 100 2.290.929.000 100 2.312.108.900 100 2.335.405.690 Dispenduk Capil
Cakupan Penduduk Memiliki
Akta Kelahiran
0 89 0 90 848.520.000 90 933.372.000 90 1.026.709.200 Kecamatan dan
Kelurahan
915.222.000 609.655.000 1.704.780.000 2.381.500.000 1.060.000.000 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
- - 1.835.697.250 2.019.266.975 2.221.193.673 Kecamatan dan
Kelurahan
2 Program Pengembangan
Lembaga Ekonomi Pedesaan
Prosentase desa yang memiliki
BUMDes
90.000.000 12 209.200.000 33 423.980.000 96 994.265.000 198 1.015.000.000 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
527.890.000 693.822.700 264.775.000 279.290.000 1.387.000.000 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
0 0 391.754.450 430.929.895 474.022.885 Kecamatan/
Kelurahan
580.000.000 579.999.400 983.450.000 1.000.000.000 1.000.000.000 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
0 0 617.277.500 679.005.250 746.905.775 Kecamatan/
Kelurahan
170.902.000 291.214.000 590.997.000 725.000.000 825.000.000 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
2.778.814.500 3.707.601.100 3.994.259.600 4.393.685.560 4.833.054.116 Kecamatan dan
Kelurahan
260.506.950 173.440.000 1.000.230.000 1.100.000.000 1.500.000.000 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
0 0 89.110.600 98.021.660 107.823.826 Kecamatan/
Kelurahan
151.643.000 177.487.500 584.865.000 1.050.000.000 1.125.000.000 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
0 0 166.800.000 475.000.000 475.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
- - 97.255.000 106.980.500 117.678.550 Kecamatan dan
Kelurahan
8 Program Pengembangan
Potensi Desa
Prosentase desa yang
pengelolaan aset / kekayaan
desa sesuai ketentuan
0 30 0 35 184.717.000 40 500.000.000 45 550.000.000 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
6. Urusan Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
7. Urusan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
1 Program Penataan
Administrasi Kependudukan
1 Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan
Prosentase lembaga
kemasyarakatan desa yang
aktif
100% 100% 100% 100%
3 Program Peningkatan
Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Desa
Prosentase jumlah swadaya
masyarakat terhadap program
pemberdayaan masyarakat
5% 10% 15% 20%
4 Program Peningkatan Peran
Perempuan Di Pedesaan
Prosentase kader PKK yang
aktif
42.199 45.600 48.284 50.966
5 Program Pembinaan dan
Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa
Prosentase desa yang telah
menyusun laporan
pelaksanaan APBDes tepat
waktu
100% 100% 100% 100%
6 Program Peningkatan
Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa
Prosentase aparatur
pemerintah desa yang telah
mengikuti bimbingan teknis /
pembinaan / sosialisasi
5 55 60 65
7 Program Peningkatan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
Prosentase desa yang tata
kelola administrasinya sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku
35 40 45 50
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
1 Program Pelayanan
Kontrasepsi
Tercapainya target cakupan
akseptor semua metode
76,75% 333.628.000 77,00% 366.990.800 Dinas
Pengendalian
Penduduk KB
dan PP
2 Program Pengelolaan Data
Dan Informasi KB/KS
Terlaksananya pengolahan
dan pemanfaatan data
informasi yang tepat, cepat
dan akurat
49.141.500 92% 49.141.500 95% 61.635.400 98% 0 100% 0 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB
dan PP
3 Program Peningkatan Peran
Institusi Masyarakat Pedesaan
dan Lini Lapangan melalui
Advokasi dan Komunikasi
Informasi Edukasi
Meningkatnya peran serta
institusi masyarakat pedesaan
dan petugas lini lapangan
melalui advokasi dan
komunikasi informasi edukasi
1.700.322.000 1.870.354.200 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB
dan PP
4 Program Generasi Berencana Meningkatnya median usia
kawin pertama wanita menjadi
21 tahun
108.884.000 119.772.400 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB
dan PP
5 Program Peningkatan
Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga
Tercapainya target cakupan
akseptor semua metode
90.967.000 100.063.700 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB
dan PP
6 Program Pengolahan dan
Pemanfaatan Data KB / KS
Terlaksananya pengolahan
dan pemanfaatan data
informasi yang tepat, cepat
dan akurat
53.043.000 58.347.300 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB
dan PP
1 Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
Prosentase rekayasa lalu
lintas yang dibutuhkan
50.000.000 68,00% 50.000.000 74,00% 50.000.000 80,00% 25.000.000 85,00% 25.000.000 Dinas
Perhubungan
2 Program Pengendalian dan
Pengamanan Lalu Lintas
Penurunan angka kecelakaan 2.269.250.000 65,00% 1.900.740.000 70,00% 22.150.750.000 76,00% 927.000.000 82,00% 894.000.000 Dinas
Perhubungan
3 Program Pembangunan
Sarana Dan Prasarana
Perhubungan
Persentase meningkatnya
prasarana perhubungan
50.000.000 40,00% 50.000.000 60,00% 50.000.000 65,00% 25.000.000 85,00% 25.000.000 Dinas
Perhubungan
4 Program
Rehabilitasi/Pemeliharaan
Prasarana Dan Fasilitas LLAJ
Persentase peningkatan
kualitas prasarana dan
fasilitas LLAJ
1.175.500.000 80,00% 1.207.500.000 85,00% 3.712.900.000.000 88,00% 0 90,00% 0 Dinas
Perhubungan
5 Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan
persentase peningkatan
angkutan umum yang
memadai
372.000.000 80,00% 537.000.000 84,00% 1.908.000.000 87,00% 1.106.000.000 91,00% 1.108.000.000 Dinas
Perhubungan
6 Program Pemeliharaan dan
Pengembangan Sarana dan
Prasarana Perhubungan
Prosentase ketersediaan
sarana dan prasarana
perhubungan
0 0 0 13.333.900.000 34.380.150.000 Dinas
Perhubungan
9. Urusan Perhubungan
8. Urusan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga
Berencana
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
2 Program Sosialisasi Ketentuan
di Bidang Cukai
Jumlah penyebarluasan
informasi ketentuan di bidang
cukai
0 0 600.000.000 435.750.000 479.325.000 Dinas
Komunikasi dan
Informatika
3 Program Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Jumlah penyebarluasan
informasi melalui pengelolaan
TIK
20.400.000 14.400.000 492.880.000 962.280.000 1.147.692.000 Dinas
Komunikasi dan
Informatika
4 Program Pengamanan
Informasi Pemerintah Daerah
jumlah penyebarluasan
informasi yang bersandi
145.420.000 218.130.000 327.195.000 Dinas
Komunikasi dan
Informatika
5 Program Pengembangan
Data/Informasi
Prosentase pengembangan
data/informasi yang dapat
dimanfaatkan
155.000.000 140.000.000 290.000.000 870.000.000 1.090.000.000 Bappeda
6 Program Pengelolaan
Informasi dan Media Massa
Jumlah penyebarluasan
informasi melalui pengelolaan
informasi dan media massa
705.495.000 1.379.800.000 1.352.542.000 1.467.305.000 1.924.957.500 Dinas
Komunikasi dan
Informatika
7 Program Optimalisasi
Pengelolaan Komunikasi
Publik
Jumlah penyebarluasan
informasi melalui pengelolaan
komunikasi publik
127.060.000 95.400.000 540.594.700 649.917.000 979.900.400 Dinas
Komunikasi dan
Informatika
96.558.500 2,74% 197.368.500 4,00% 307.055.000 2,56% 381.130.000 3,75% 388.000.000 Dinas Koperasi
dan UM
Badan Pajak dan
Retribusi Daerah
2 Program Pengembangan
Sistem Pendukung Usaha Bagi
Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah
Jumlah usaha mikro yang
difasilitasi pemerintah daerah
untuk permodalan
58.095.000 2,94% 136.191.000 2,86% 664.421.000 4,17% 599.986.000 2,67% 720.000.000 Dinas Koperasi
dan UM
3 Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi
Prosentase koperasi aktif 98.905.500 2,74% 347.982.850 4,00% 865.637.000 2,56% 973.302.000 3,75% 1.160.000.000 Dinas Koperasi
dan UM
4 Program Penciptaan Iklim
Usaha UKM Yang Kondusif
Meningkatnya jumlah usaha
mikro
0,00% 2,67% 201.075.000 3,90% 102.870.000 3,75% 110.000.000 Dinas Koperasi
dan UM
1
484.800.000 533.280.000 Bagian Humas
dan Protokol
173.900.000 96.525.000 484.800.000
10. Urusan Komunikasi dan
11. Urusan Koperasi dan UKM
1 Program Penyebarluasan
Informasi Pembangunan
Daerah
Pelaksanaan Diseminasi dan
Pendistribusian Informasi
Nasional melalui koran,
majalah, televisi dan website
(media online),
Program Pengembangan
Kewirausahaan Dan
Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Meningkatnya jumlah usaha
mikro
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
303.597.600 630.940.820 696.234.092 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
100.000.000 300.000.000 Dinas
Perdagangan
43.540.000 300.987.500 125.392.500 0 0 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
126,46 146,46 53.390.000 146,46 165.000.000 156,46 181.500.000 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
15.000.000 Dinas
Perdagangan
0 0 0 358.690.700 365.000.000 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
3 Program Penyiapan Potensi
Sumberdaya dan Prasarana
Daerah
Peningkatan sumberdaya dan
prasarana darah
0 5 0 5 59.833.000 5 65.816.300 5 72.397.930 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
4 Program Optimalisasi
Kebijakan Perijinan
Penyederhanaan persyaratan
perizinan
18.000.000 20.000.000 57.450.000 63.195.000 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
5 Program Optimalisasi
Pelayanan Perijinan
Percepatan penyelesaian
Perizinan
123.207.150 128.100.000 350.641.100 412.250.000 453.475.000 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
6 Program Peningkatan
Pembinaan dan Sosialisasi
Perijinan
Terselenggaranya sosialisasi
pembinaan persaratan
perijinan
58.175.000 2 55.000.000 2 39.245.000 2 68.160.000 2 74.976.000 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
1 Program Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan Pemuda
Terlaksananya pengembangan
dan keserasian kebijakan
20.000.000 110 20.000.000 120 40.070.000 130 74.400.000 140 78.120.000 Dinas Pemuda
dan Olahraga
484.950.000 575.000.000 1.151.520.000 1.610.420.000 1.690.941.000 Dinas Pemuda
dan Olahraga
0 0 #REF! #REF! #REF! Kecamatan dan
Kelurahan
3 Program Peningkatan Upaya
Penumbuhan Kewirausahaan
dan Kecakapan Hidup
Pemuda
Terlaksananya peningkatan
upaya penumbuhan
kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda
30.050.000 40 30.000.000 40 39.900.000 40 189.886.000 40 199.380.300 Dinas Pemuda
dan Olahraga
1.363.200.000 2.120.000.000 1.602.270.000 589.000.000 618.450.000 Dinas Pemuda
dan Olahraga
84.600.000 109.425.000 106.400.000 Dinas Kesehatan
801.030.000 1.975.000.000 1.890.920.000 6.810.261.000 7.150.774.050 Dinas Pemuda
dan Olahraga
202.980.000 33.746.250 254.250.000 Dinas Kesehatan
146,46 146,46
12. Urusan Penanaman Modal
1 Program Peningkatan Promosi
Dan Kerja Sama Investasi
156,46
2 Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi
Investasi
Nilai Investasi Baru
13. Urusan Kepemudaan dan
Pengendalian inflasi daerah di
Kabupaten Lumajang sesuai
dengan kebijakan
126,46
385
4 Program Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olahraga
Terlaksananya pembinaan dan
permasyarakatan olahraga
70 73 75
5 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Olahraga
Terlaksananya pembinaan dan
permasyarakatan olahraga
18
62
19 20 24
350 360 3702 Program Peningkatan Peran
Serta Kepemudaan
Terlaksananya peningkatan
peran serta kepemudaan
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
6 Program Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olahraga
Prestasi
Terlaksananya pembinaan dan
pemasyarakatan olahraga
prestasi
0 0 0 908.480.000 953.904.000 Dinas Pemuda
dan Olahraga
7 Pembinaan dan
Pengembangan Olahraga
Rekreasi
Terlaksananya pembinaan dan
pengembangan olahraga
kreasi
0 0 0 220.000.000 231.000.000 Dinas Pemuda
dan Olahraga
182.540.000 273.810.000 301.191.000 Dinas Infokom
39.708.000 58.625.000 48.100.600 0 0 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
N I h I l
1 Program Pengembangan Nilai
Budaya
Prosentase ritual adat budaya
yang diilestarikan
264.970.000 7 546.025.000 22 2.030.049.600 23 1.300.000.000 24 1.642.300.000 Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
4 4 4 4
75 82 83 84
Prosentase kesenian yang
dilestarikan
3.277.720.000 7 4.496.542.000 12 2.448.945.600 14 4.126.600.000 16 4.345.000.000
Prosentase alat kesenian yang
dipelihara
60.000.000 65.000.000
1 Program Pengembangan
Budaya Baca dan pembinaan
Perpustakaan
Jumlah Pengunjung
Perpustakaan
768.026.500 187.163 824.532.900 194.694 3.808.145.500 202.434 1.214.500.000 210.533 1.378.000.000 Dinas
Perpustakaan
dan Arsip
2 Program Pembinaan
Perpustakaan
Jumlah semua jenis
perpustakaan
Dinas
Perpustakaan
dan Arsip
3 Program Peningkatan Layanan
Perpustakaan
Jumlah koleksi perpustakaan Dinas
Perpustakaan
dan Arsip
4 Program Kerjasama
Pengembangan Perpustakaan
Jumlah Aktifitas kerjasama
perpustakaan
Dinas
Perpustakaan
dan Arsip
1 Program Perbaikan Sistem
Administrasi Kearsipan
Cakupan SKPD yang telah
menerapkan arsip secara
baku
43.697.500 72 26.292.000 62 185.170.000 62 137.500.000 62 144.000.000
2 Program Penyelamatan dan
Pelestarian Dokumen/Arsip
Daerah
Cakupan SKPD yang telah
menerapkan arsip secara
baku
73.325.000 72 164.312.500 62 161.250.000 62 88.000.000 62 95.000.000
4 Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi
Bimtek Peningkatan SDM
pengelola kearsipan
SKPD/Desa
22.995.500 275 26.837.000 372 26.837.000 387 173.000.000 437 315.000.000 Dinas
Perpustakaan
dan Arsip
Program Pengembangan
Data/Informasi/Statistik
Daerah
Jumlah penyebarluasan
informasi melalui pengelolaan
data statistik daerah
1
Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
17. Urusan Perpustakaan
18. Urusan Kearsipan
1 1 1
15. Urusan Persandian
16. Urusan Kebudayaan
2 Program Pengelolaan
Kekayaan Budaya
1.768.300.000 1.747.000.000727.900.000 1.313.890.000
14. Urusan Statistik
Dinas
Perpustakaan
dan Arsip
Prosentase Situs dan
peninggalan sejarah
purbakala yang dilestarikan
910.624.000
1
3 Program Pengelolaan
Keragaman Budaya
Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
5 Peningkatan SDM Pengelola
Arsip
Jumlah arsip yang dikelola
LKD
Dinas
Perpustakaan
dan Arsip
6 Peningkatan Sarana dan
Prasarana Kearsipan
Jumlah arsip yang dikelola
LKD
Dinas
Perpustakaan
dan Arsip
C URUSAN PILIHAN
1 Program pemberdayaan
Ekonomi masyarakat pesisir
Peningkatan jumlah produksi
perikanan tangkap di laut
434.800.000 3 658.000.000 3 15.000.000 3 675.000.000 3 625.000.000 Dinas Perikanan
2 Program Pemberdayaaan
masyarakat dalam
Pengawasan dan Pengendalian
Sumberdaya Kelautan
Peningkatan produksi
perikanan tangkap di laut dan
perairan umum
496.900.000 40 304.000.000 40 337.567.000 60 530.000.000 70 580.000.000 Dinas Perikanan
3 Program peningkatan
kesadaran dan penegakan
Hukum dalam
Pendayagunaan sumberdaya
laut
peningkatan produksi
perikanan tangkap di laut
20.000.000 30 20.000.000 40 15.000.000 50 20.000.000 60 25.000.000 Dinas Perikanan
4 Program peningkatan budaya
kelautan dan wawasan
maritim kepada masyarakat
peningkatan produksi
perikanan tangkap di laut
1.603.499.900 30 863.210.000 40 930.000.000 50 1.773.000.000 60 1.885.000.000 Dinas Perikanan
5 Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
Peningkatan produksi
perikanan budidaya di kolam,
karamba dan tambak
1.593.499.900 3 843.210.000 3 915.000.000 3 1.758.000.000 3 1.860.000.000 Dinas Perikanan
6 Program pengembangan
perikanan tangkap
Peningkatan produksi
perikanan tangkap di laut
33.511.100 3 10.000.000 3 20.000.000 3 70.000.000 3 70.000.000 Dinas Perikanan
7 Program Pengembangan
Sistem Penyuluhan Perikanan
Peningkatan konsumsi ikan
masyarakat
99.413.900 3 115.000.000 3 15.000.000 3 0 3 100.000.000 Dinas Perikanan
8 Program Optimalisasi
Pengolahan dan Pemasaran
Produksi Perikanan
Peningkatan konsumsi ikan
masyarakat dan nilai tambah
produk hasil perikanan
1.053.234.000 0,5 453.443.000 0,5 647.900.000 0,5 745.000.000 0,5 410.000.000 Dinas Perikanan
9 Program Pengembangan
Kawasan Budidaya air Laut,
Payau dan Air Tawar
Peningkatan produksi
perikanan budidaya di kolam,
karamba dan tambak
0 0 0 0 0 40 0 75 500.000.000 Dinas Perikanan
1 Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Jumlah potensi
kepariwisataan yang
dipasarkan
1.674.410.000 924.750 2.478.947.500 1.200.000 2.292.232.500 1.260.000 4.131.000.000 1.329.300 3.816.600.000 Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
2 Program Pengembangan
Kemitraan
Jumlah kerjasama/kemitraan 271.500.000 2 298.650.000 3 318.395.000 3 675.000.000 4 692.500.000 Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
1. Urusan Kelautan dan
2. Urusan Pariwisata
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah ODTW yang bisa
dikunjungi
11.099.334.000 4 39.946.171.900 4 8.655.301.000 5 91.501.402.000 5 98.850.000.000
Prosentase jumlah usaha jasa
pariwisata yang terdaftar
TDUP
29.150.000 207.195.600 600.000.000 260.000.000
4 Program Peningkatan
Pengembangan Ekonomi
Kreatif
Jumlah jenis sub sektor ekraf
yang berkembang
0 0 0 4 564.087.000 7 1.682.900.000 9 1.851.190.000 Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
Jumlah Produktivitas
Tanaman Perkebunan
1.390.000.000 1.420 1.552.000.000 1.500 1.615.000.000 2.100.000.000 2.295.000.000
Luas areal tanaman
perkebunan
Jumlah kelahiran ternak 965.474.050 4,36 1.038.826.000 4,66 3.786.956.500 4,70 1.980.000.000 4,80 2.460.943.200
Jumlah pemasukan ternak
jumlah kematian ternak
Jumlah pengeluaran ternak
Jumlah pemotongan ternak
Jumlah produktifitas tanaman
pangan
0 0 0 2.300.000.000 2.505.000.000
Luas panen tanaman pangan
Jumlah produktifitas tanaman
holtikultura
502.860.250 2.435.235.150 3.251.717.000 6.850.000.000 7.505.000.000
Luas panen tanaman
holtikultura
6 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Pertanian
Prosentase sarana dan
prasarana pertanian yang
memadai
27.075.343.550 22.527.836.200 8.723.406.550 12.047.124.050 10.820.131.000 Dinas Pertanian
Prosentase peningkatan kelas
kelompok tani
1.448.182.000 2.381.040.000 2.159.803.500 2.586.225.000 3.194.847.500 Dinas Pertanian
Jumlah data informasi
pertanian yang dipublikasikan
Dinas Pertanian
Jumlah Produktivitas
Tanaman Perkebunan
179.870.000 687.450.000 695.260.000 1.663.905.000 1.967.795.500
Luas areal tanaman
perkebunan
MENJADI URUSAN
PEMERINTAH PROVINSI
1 Pemanfaatan Potensi
Sumberdaya Hutan
175.700.000 150.000.000 0 0 0 Dinas Kehutanan
2 Rehabilitasi Hutan dan Lahan 1.746.346.200 1.566.580.000 0 0
Dinas Pertanian
3 Program Peningkatan
Produksi, Nilai Tambah
Peternakan dan Kesehatan
Hewan Ternak
Dinas Pertanian
5
2 Program Peningkatan Kualitas
Bahan Baku
Dinas Pertanian
Program Peningkatan
Produksi, Produktifitas dan
Mutu Hasil Tanaman Pangan
59.958.500
Dinas Pertanian
Bagian Adm SDA
dan
Perekonomian
Dinas Pertanian
8
4. Urusan Kehutanan
7 Program Peningkatan SDM
dan Informasi Pertanian
Terpenuhinya koordinasi,
pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan pendistribusian
pupuk bersubsidi Kabupaten
Program Pengendalian
Distribusi Pupuk
Program Peningkatan
Produksi dan Nilai Tambah
Holtikultura
Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan
Mutu Hasil Tanaman
Perkebunan
4
1
3. Urusan Pertanian
3 Program Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
3 Perlindungan dan Konservasi
Sumberdaya Hutan
110.000.000 120.000.000 0 0 0
4 Pembinaan dan Penertiban
Industri hasil Hutan
85.000.000 177.000.000 0 0 0
5 Pemanfaatan kawasan hutan
industri
26.150.000 35.000.000 0 0 0
6 Perencanaan dan
Pengembangan Hutan
5.000.000 5.000.000 0 0 0
7 Pemberdayaan Penyuluh
Kehutanan
60.000.000 530.000.000 0 0 0
1 Program Pembinaan Dan
Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
pelaksanaan kegiatan
koordinasi pengembangan
bidang ketenagalistrikan
38.007.500 4 0 6 6.116.000 8 - 10 - Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
2 Program Pembangunan Dan
Peningkatan Energi Perdesaan
pelaksanaan pembangunan
instalasi biogas, PLTS, dan
PLTMH
2.204.270.000 99,20 1.185.458.978 0 0 0 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
3 Program Pembinaan dan
Pengawasan Bidang
Pertambangan
persentase pedoman
pelaksanaan bidang
perekonomian dibandingkan
dengan kebutuhan
14.600.000 1 0 1 15.039.400 1 0 1 0 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
4 Program Pengawasan dan
Penertiban Kegiatan Rakyat
yang berpotensi merusak
Lingkungan
Terselenggaranya pengawasan
lingkungan pertambangan
10.715.000 2 17.700.000 2 0 2 0 2 0 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
1 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor
Nilai dan volume ekspor 0 55.000.000 118.250.000 120.000.000 132.000.000 Dinas
Perdagangan
2 Program Pemberantasan
Barang Kena Cukai Illegal
Persentase Pelanggaran Tertib
Niaga Barang Kena Cukai
60.000.000 132.000.000 120.000.000 90.000.000 99.000.000 Dinas
Perdagangan
675.130.000 137.000.000 1.016.367.475 1.185.000.000 1.353.500.000 Dinas
Perdagangan
15.000.000 0 0 0 0 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi610.000.000 890.895.000 1.455.313.000 1.540.000.000 1.694.000.000 Dinas
Perdagangan
15.000.000 15.000.000 0 942.381.400 960.000.000 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
5 Program Pembinaan Pedagang
Kaki Lima dan Asongan
Jumlah PKL dan Asongan
yang dibina
13.000.000 45.000.000 719.551.000 820.000.000 902.000.000 Dinas
Perdagangan
6 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Pasar Daerah
Jumlah sarana dan prasarana
Pasar daerah
20.229.559.000 5.790.000.000 6.369.000.000 Dinas
Pasar/Dinas
Perdagangan
6. Urusan Perdagangan
4 Program Peningkatan
Efesiensi Perdagangan Dalam
Negeri
Meningkatnya Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri
5. Urusan Energi dan Sumber
Daya Mineral
Program Perlindungan
konsumen dan Pengamanan
perdagangan
3 Persentase peningkatan
pelaku usaha yang tertib
niaga
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
200.000.000 410.645.000 395.299.700 495.000.000 1.034.500.000 Dinas
Pedagangan
0 0 101.488.000 0 0 Bagian Adm
Energi SDA dan
Ekonomi
2 Program Pengembangan
Sentra-Sentra Industri
Potensial
Peningkatan jumlah sentra
industri potensial
0 20.629.300 30.000.000 63.000.000 Dinas
Pedagangan
3 Program Peningkatan
Kemampuan Teknologi
Industri
Persentase peningkatan
jumlah produksi
1.247.900.000 249.235.800 268.424.275 230.000.000 253.000.000 Dinas
Pedagangan
4 Program Pemerantasan
Barang Kena Cukai Ilegal
Persentase Pelanggaran Tertib
Niaga Barang Kena Cukai
60.000.000 132.000.000 120.000.000 90.000.000 99.000.000 Dinas
Pedagangan
5 Program Pembinaan Industri 196.983.000 286.000.000 150.000.000 150.000.000 165.000.000 Dinas
Pedagangan
1 Program Pengembangan
wilayah transmigrasi
Persentase calon transmigrasi
yang diberangkatkan
90.000.000 20 195.000.000 20 200.000.000 20 250.000.000 20 380.000.000 Dinas Tenaga
Kerja
D URUSAN PEMERINTAHAN
FUNGSI PENUNJANG
228.000.000 248.000.000 781.000.000 1.535.000.000 1.160.000.000 Bappeda
0 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
0 0 183.693.500 202.062.850 222.269.135 Kecamatan dan
Kelurahan
2 Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
Prosentase dokumen
perencanaan pembangunan
ekonomi yang dimanfaatkan
OPD
125.000.000 100.000.000 433.078.800 610.000.000 150.000.000 Bappeda
3 Program Perencanaan
Pembangunan Sosial Budaya
Prosentase dokumen
perencanaan Sosbud yang
dimanfaatkan OPD
10.000.000 10.000.000 260.000.000 175.000.000 195.000.000 Bappeda
4 Program Perencanaan
Prasarana Wilayah dan SDA
Prosentase dokumen
perencanaan FISPRA yang
dimanfaatkan OPD
1.570.000.000 2.670.000.000 1.820.000.000 1.415.000.000 1.415.000.000 Bappeda
5 Program Penelitian dan
Pengembangan Wilayah
Prosentase hasil
penelitian/kajian yang
menjadi acuan kebijakan
200.000.000 200.000.000 Bappeda
6 Program Fasilitasi dan
Koordinasi Prasarana Wilayah
dan SDA
Prosentase hasil dokumen
fasilitasi dan koordinasi
FISPRA yang dimanfaatkan
OPD
115.000.000 475.000.000 435.000.000 735.000.200 570.000.200 Bappeda
7 Program Fasilitasi dan
Koordinasi Ekonomi
Prosentase hasil dokumen
fasilitasi dan koordinasi
pembangunan ekonomi yang
dimanfaatkan OPD
85.000.000 210.000.000 186.657.200 130.000.000 195.000.000 Bappeda
8 Program Fasilitasi dan
Koordinasi Sosial dan Budaya
Prosentasi hasil dokumen
fasilitasi dan koordinasi yang
dimanfaatkan OPD
125.000.000 110.000.000 200.000.000 392.500.000 368.000.000 Bappeda
7. Urusan Perindustrian1 Program Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah
Persentase peningkatan nilai
penjualan IKM
8. Urusan Transmigrasi
1. Urusan Perencanaan Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
Prosentase kesesuaian
dokumen perencanaan
pembangunan daerah
1
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
1 Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal Dan
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah
Persentase jumlah
rekomendasi hasil
pengawasan Inspektorat yang
selesai ditindaklanjuti
650.000.000 675.000.000 675.000.000 680.000.000 748.000.000 Inspektorat
2 Program Peningkatan
Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa Dan Aparatur
Pengawasan
Persentase peningkatan
jumlah tenaga pemeriksa dan
aparatur
125.000.000 125.000.000 125.000.000 125.000.000 137.500.000 Inspektorat
3 Program Penataan Dan
Penyempurnaan Kebijakan
Sistem Dan Prosedur
Pengawasan
Persentase jumlah
rekomendasi hasil
pengawasan Inspektorat yang
selesai ditindaklanjuti
35.000.000 40.000.000 40.000.000 35.000.000 38.500.000 Inspektorat
4 Program Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
Penurunan jumlah
rekomendasi hasil
pemeriksaan
110.000.000 115.000.000 125.000.000 125.000.000 137.500.000 Inspektorat
5 Program Peningkatan
Percepatan Pemberantasan
Korupsi
Persentase penurunan kasus
korupsi
75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 82.500.000 Inspektorat
1.411.172.500 1.780.738.100 2.050.000.000 2.255.000.000 2.480.500.000 Bagian Hukum
0 0 108.150.000 91.000.000 150.000.000 Bakesbangpol
0 0 5.550.000 7.135.000 7.848.500 Dinas Ketahanan
Pangan
0 1.252.000 6.418.000 3.521.800 3.873.980 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
0 0 14.530.000 25.000.000 27.500.000 Dinas Pertanian
0 0 22.564.400 22.564.400 22.564.400 Bagian Keuangan
dan Kepegawaian
15.245.000 15.845.000 17.945.000 17.945.000 20.636.000 Sekretariat DPRD
0 0 8.666.196.000 0 0 Badan Pengelola
Pajak dan
Retribusi Daerah
22.994.000 22.994.000 23.500.000 23.750.000 24.000.000 Badan
Kepegawaian
Daerah0 0 129.978.600 142.976.460 157.274.106 Kecamatan/
Kelurahan
351.989.000290.900.000 319.990.00039.680.000 114.586.000 Dinas Kesehatan
2. Urusan Otoda, Adm. Keuda,
Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian
6 Program Pengembangan dan
Penyempurnaan Produk
Hukum
Prosentase pengembangan
produk hukum yang berlaku
7 Program Peningkatan Dan
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Persentase SKPD yang sdh
baik manajemen keuangannya
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
8 Program Peningkatan dan
Pengembangan Penyusunan
Perencanaan Anggaran
Pemerintah Daerah
1.458.015.000 1.500.872.500 1.885.149.600 1.826.169.600 2.038.000.000 Badan Pengelola
Keuangan Daerah
9 Program Peningkatan dan
Pengembangan Pelaksanaan
Penatausahaan Keuangan
Pemerintah Daerah
545.905.000 1.099.135.350 1.236.155.550 1.114.795.550 1.560.000.000 Badan Pengelola
Keuangan Daerah
10 Program Peningkatan dan
Pengembangan Pelaksanaan
Sistem Dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah
1.492.719.765 1.512.621.475 1.529.302.675 1.535.951.875 1.842.000.000 Badan Pengelola
Keuangan Daerah
11 Program Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Daerah
296.131.500 1.060.001.000 993.724.950 501.567.850 1.388.000.000 Badan Pengelola
Keuangan Daerah
12 Program Pengelolaan Pajak
Daerah
Persentase peningkatan
pendapatan pajak daerah
0 0 0 5.982.400.000 54.626.300.000 Badan Pengelola
Pajak dan
Retribusi Daerah13 Program Pengelolaan Data
Pajak Daerah
persentase penerapan sistem
pengendalian pemungutan
pajak daerah
0 0 0 1.053.500.000 1.158.850.000 Badan Pengelola
Pajak dan
Retribusi Daerah
14 Program Peningkatan
Pengembangan Pengelolaan
Pajak Daerah
Persentase peningkatan
penerapan sistem
pengendalian pemungutan
pajak daerah
0 0 0 4.135.051.000 4.548.556.100 Badan Pengelola
Pajak dan
Retribusi Daerah
15 Program Pembinaan Fasilitasi
Pengelolaan Pajak dan
Retribusi Daerah
Persentase peningkatan
penerapan sistem
pengendalian pemungutan
pajak daerah
0 0 0 325.620.000 0 Badan Pengelola
Pajak dan
Retribusi Daerah
0 0 530.000.000 583.000.000 641.300.000 Bagain
Administrasi
Pembangunan
17 Program Peningkatan Dan
Pengembangan Pelaksanaan
Penatausahaan Barang Milik
Daerah
730.835.000 962.279.400 870.189.000 1.420.939.000 1.313.296.350 Badan Pengelola
Keuangan Daerah
11.998.810.000 9.318.406.440 4.500.000.000 4.950.000.000 5.445.000.000 Dinas
Perhubunngan
1.135.010.000 898.931.743 1.254.397.808 980.000.000 200.000.000 Bagian Umum
19 Program Peningkatan
Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah
Persentase peningkatan
kapasitas lembaga perwakilan
rakyat daerah
10.553.673.000 14.239.303.000 15.860.180.000 15.860.180.000 17.563.755.000 Sekretariat
Dewan
20 Program Peningkatan Serap
Aspirasi, Penyebaran
Informasi dan Publikasi DPRD
Persentase peningkatan serap
aspirasi, penyebaran
informasi dan publikasi
kegiatan DPRD
23.500.000 11.750.000 146.950.000 146.950.000 170.462.000 Sekretariat
Dewan
Persentase Penyajian Laporan
BMD - OPD secara benar
280.500.000 Dinas Pendidikan225.000.000 235.000.000 245.000.000 255.000.000
Persentase SP2D Perangkat
Daerah yang sesuai ketentuan
Persentase RKA- OPD yang di
analisa dan dievaluasi
16 Proses Peningkatan Dan
Pengembangan Pengelolaan
Barang Daerah
Persentase SKPD yang sdh
baik manajemen assetnya
18 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Pelayanan
Umum
Peningkatan jumlah sarana
dan prasarana pelayanan
umum
Persentase Laporan
Keuangan yang
dikonsolidasi dan
direkonsiliasi
Persentase Jumlah Kegiatan
Pengelolaan Keuangan yang
terfasilitasi
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
Rasio pejabat struktural yang
telah mengikuti diklatpim
sesuai jenjangnya
80,00% 85,00% 90,00% 95,00%
Persenatse peningkatan
pegawai yang melanjutkan
pendidikan formalnya
70,00% 75,00% 80,00% 85,00%
22 Persentase peningkatan
kehadiran pegawai
1.101.237.700 85,00% 1.338.829.000 90,00% 661.226.000 95,00% 1.370.697.100 97,00% 1.474.713.600 Badan
Kepegawaian
Daerah
97.857.000 97.857.000 97.857.000 Bagian Keuangan
dan Kepegawaian
80.000.000 234.464.400 100.000.000 107.000.000 250.000.000 Bagian
Organisasi
23 Program Pelayanan
Administrasi Kepegawaian
Persentase penerbitan SK
Kenaikan pangkat, SK
Kenaikan gaji berkala tepat
waktu
234.148.400 90,00% 237.416.900 94,00% 327.449.000 96,00% 347.779.000 98,00% 361.279.500
24 Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Persentase peningkatan
pegawai yang melanjutkan
pendidikan formalnya
53.867.500 71.500.000 87.000.000 95.000.000 98.800.000
328.500.000 457.036.000 475.000.000 800.000.000 645.000.000 Bagian
Organisasi
0 0 11.900.000 13.090.000 14.399.000 Kecamatan/
Kelurahan
185.000.000 2 308.823.800 2 400.000.000 2 430.000.000 2 455.000.000 Bagian
Organisasi
0 0 10.000.000 11.000.000 12.100.000 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
240.540.000 Kecamatan/
Kelurahan
74.382.145.000 75.946.216.000 33.868.486.000 122.144.445.150 134.358.889.665 Dinas Pendidikan
27 Program Peningkatan
Kapasitas Kinerja
Kelembagaan
Terlaksananya Peningkatan
Kapasitas Kinerja
Kelembagaan
195.000.000 1 275.464.400 1 600.000.000 1 200.000.000 1 300.000.000 Bagian
Organisasi
21 21 228.700.000 21 348.000.000 21 400.000.000 Bakesbangpol
235.000.000 225.000.000 578.100.000 525.000.000 647.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
72.012.000 226.906.000 160.000.000 Bagian Humas
dan Protokol
0 0 37.167.750 40.884.525 44.972.978 Kecamatan/
Kelurahan
302.160.000 100 119.862.500 100 1.703.064.700 100 1.300.000.000 100 1.500.000.000 Bagian Umum
0 414.340.000 299.920.000 200.000.000 375.000.000 Bagian Humas
dan Protokol
300.000.000 300.000.000 300.000.000 350.000.000 350.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
10,00% 5,00%
142.500.00021 Program Pendidikan
Kedinasan
10.613.500 62.548.900 77.500.000 142.500.000 Badan
Kepegawaian
Daerah
Program Pembinaan dan
Pengembangan Aparatur
Persentase penurunan
pengenaan sanksi kepada
pegawai
20,00% 15,00%
29
Badan
Kepegawaian
Daerah
100% 100% 100% 100%
28 Program Peningkatan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Umum
Prosentase penyelenggaraan
pemerintahan umum
25 Program Penataan
Kelembagaan dan Ketata
Laksanaan Serta Peningkatan
Kapasitas Kelembagan
Terlaksananya Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan serta
Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan
26 Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Masyarakat
Terlaksananya Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Masyarakat
Tercukupinya bahan makanan
dan minuman tamu dinas
Program Peningkatan
Pelayanan Kedinasan Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah.
Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 3 4 5 6 7 8
Bidang Urusan Pemerintahan dan
Program Prioritas Pembangunan
1
Indikator Kinerja Program
TAHUNSKPD
Penanggungjawab2015 2016 2017 2018 2019
30 Program Pelayanan Kedinasan Terpenuhinya kebutuhan
tamu Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
1.473.600.000 100 2.163.473.600 100 699.000.000 100 1.850.000.000 100 2.150.000.000 Bagian Umum
31 Program Kerjasama
Pembangunan
Persentase peningkatan
jumlah kerjasama
pembangunan
125.000.000 200.000.000 340.000.000 150.000.000 300.000.000 Bagian Adm
Pemerintahan
32 Program Peningkatan
Pengetahuan Hukum
Masyarakat
Bagian Hukum
33 Program Pembinaan dan
Perlindungan Hukum bagi
Aparatur
Bagian Hukum
34 Program Penegakan Produk
Hukum Daerah
Prosentase penyelesaian
pelanggaran perda/perkada
38.445.000 42.200.000 Satpol PP
: TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
:
Tujuan 1 : Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan, pembinaan keagamaan serta pengembangan dan pelestarian budaya
Indikator Kinerja Tujuan :
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 50,99 52,00 52,93 54,79 55,72 56,65
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Angka Melanjutkan (AM)
dari SD/MI ke SMP/MTs
% 96 97 98 99 100 100 100
2 Angka Melanjutkan (AM)
dari SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA
% 66 69 72 75 78 81 84
3 Angka Kelulusan (AL)
SD/MI
% 100 100 100 100 100 100 100
4 Angka Kelulusan (AL)
SMP/MTs
% 99,95 99,96 99,97 99,98 99,99 100 100
3 Terpeliharanya Budaya
Daerah
1 Persentase Budaya Daerah
yang dilestarikan
% 39,79 42,41 43,98 64,4 84,82 91,1 97,91 Kebudayaan 1 Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
1 Bagian Kesra
2 Badan Kesbangpol
2 Nilai Pendidikan
Keagamaan
Nilai 74 75 76 77 78 79 80 Pendidikan 1 Dinas Pendidikan
Sosial4 Meningkatnya Kualitas
Pembinaan Keagamaan
1 Persentase Fasilitasi
Pembinaan Keagamaan
% 64 64 64 64 64 64 64
Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan
2 Meningkatnya Minat Baca
Masyarakat
1 Indeks Pembangunan
Literasi
% - - - 0,46 0,56 0,62 0,70 Perpustakaan 1
TargetUrusan SKPD Pelaksana
Uraian Indikator Kinerja
Realisasi
1 Meningkatnya Aksesibilitas
dan Kualitas Pendidikan
Pendidikan 1 Dinas Pendidikan
Indeks Pendidikan indeks
SasaranSatuan
Tahun
Dasar
Satuan
V I S I
M I S I 1 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan
Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
MATRIK PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015 - 2019
: TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
:
Tujuan 2 : Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakatIndikator Kinerja Tujuan :
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 75,49 76,00 76,20 76,40 76,60 76,80
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Dinas Kesehatan
2 RSUD dr.
Haryoto
3 RSUD Pasirian
2 Terkendalinya Laju
Pertumbuhan Penduduk
1 Total Fertility
Rate (TFR)
% 1,93 1,93 1,85 1,85 1,85 1,84 1,84 Pengendalian
Penduduk dan
Keluarga
Berencana
1 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB
dan
Pemberdayaan
Perempuan
69,64 Kesehatan69,02 69,07 69,27 69,36 69,45 69,551 Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
1 Angka Harapan
Hidup
Tahun
Target
Urusan SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
Realisasi
Indeks Kesehatan indeks
Sasaran
Satuan
Tahun
Dasar
(2013)
Satuan
V I S I
M I S I 1 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan
Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
MATRIK PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
TAHUN 2015 - 2019
: TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
:
Tujuan 3 : Meningkatnya kualitas SDM perempuan, pemuda dan anak
:
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 89,08 88,15 88,40 88,65 88,90 89,15
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Dinas
Pengendalian
Penduduk, KB dan
Pemberdayaan
Perempuan
1 Dinas Pemuda dan
Olahraga
2 Dinas Kesehatan
2 Meningkatnya Prestasi
Olahraga Daerah
1 Jumlah Cabor
Berprestasi
Cabor
Prestasi
9 9 12 Kepemudaan
dan Olahraga
13 14 15 16
87,18
TargetUrusan
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan
Anak
89,08 88,15 88,40 88,65 88,90 89,15
SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
Realisasi
1 Meningkatnya Peran Serta
Perempuan dalam
Pembangunan
1 Persentase
Indeks
Pembangunan
Gender
%
Indeks Pembangunan Gender (IPG) indeks
SasaranSatuan
Tahun
Dasar
(2013)
Satuan
V I S I
M I S I 1 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas
Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan
Indikator Kinerja Tujuan
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
MATRIK PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015 - 2019
: TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
:
Tujuan 1 : Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakatIndikator Kinerja Tujuan :
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pertumbuhan Ekonomi 5,32 4,62 4,70 4,86 4,95 5,10
2014 2015 2016 2017 2018 2019
2.287.300.000.000 6,873 14,152 22,319 29,903 38,216 47,339 1 Dinas
Perdagangan
2 Bagian Adm.
ESDA dan
Perekonomian
1 Dinas
Perdagangan
2 Bagian Adm.
ESDA dan
Perekonomian
1 Persentase
Koperasi Sehat
dan Cukup Sehat
% 60,70 60,70 64,86 70,61 71,69 92,07 93,04
2 Pertumbuhan
Usaha Mikro
% 24.689 - 0,52 1,02 1,53 2,04 2,54
1 Dinas
Penanaman
Modal dan PTSP
2 Dinas
Perdagangan
3 Bagian Adm.
ESDA dan
Perekonomian
5 Meningkatnya kualitas
infrastruktur
transportasi
1 Indeks Angka
Kecelakaan Lalu
Lintas
angka 37,11 34,37 36,13 38,69 37,13 35,10 33,58 Perhubungan 1 Dinas
Perhubungan
4 Meningkatnya
Investasi di Daerah
1 Persentase
Kenaikan Nilai
PMDN
% 68.518.572.230,00 16,87 36,2 15,94 7,91 7,33 6,83 Penanaman
Modal
3 Meningkatnya Kualitas
Koperasi dan Usaha
Mikro
Koperasi dan
Usaha Mikro
1 Dinas Koperasi
dan Usaha
Mikro
2 Meningkatnya Sektor
Industri
1 Persentase
Pertumbuhan
PDRB Sektor
Perindustrian
% 3.219.300.000.000 7,306 13,084 19,753 25,980 32,657 39,820 Perindustrian
Urusan SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
1 Meningkatnya Usaha
Perdagangan
1 Persentase
Pertumbuhan
PDRB Sektor
Perdagangan
% Perdagangan
SasaranSatuan Tahun Dasar (2013)
Realisasi Target
V I S I
M I S I 2 Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat secara Merata Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata
serta Usaha Pendukungnya
Satuan
%
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
MATRIK PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019Urusan SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
1 Meningkatnya Usaha
Perdagangan
1 Persentase
Pertumbuhan
PDRB Sektor
Perdagangan
% Perdagangan
SasaranSatuan Tahun Dasar (2013)
Realisasi Target
6 Peningkatan Daya
Saing Tenaga Kerja
1 Tingkat
Pengangguran
Terbuka (TPT)
% 2,01 2,83 2,60 2,60 2,40 2,31 2,22 Ketenagakerjaa
n
1 Dinas Tenaga
Kerja
7 Meningkatnya
Pertumbuhan Ekonomi
Sektor Pertanian
Dalam PDRB
1 Pertumbuhan
PDRB Sektor
Pertanian
Rp.
(milyar)
5,952.40 6,130.97 6,314.90 6,504.35 6,699.48 6,900.46 7,107.48 Pertanian 1 Dinas Pertanian
8 Meningkatnya
Pertumbuhan Ekonomi
Sektor Perikanan
dalam PDRB
1 PDRB Sektor
Perikanan
Rp.
(milyar)
398,7 422,5 442,6 458,7 467,8 477,2 486,7 Kelautan dan
Perikanan
1 Dinas
Perikanan
1 Dinas
Lingkungan
Hidup
10 Meningkatnya
Wisatawan
1 persentase
peningkatan
jumlah
kunjungan
wisatawan
% 858.489 1,7 2,8 4,2 31,4 10,0 13,5 Pariwisata 1 Dinas
Pariwisata dan
Kebudayaan
11 Meningkatnya Kualitas
Infrastruktur Daerah
1 Indeks Kualitas
Layanan
Infrastruktur
% 0,1250 0,7180 1,9840 4,6910 5,3350 6,9710 8,1520 Pekerjaan
Umum dan
Penataan
Ruang
1 Dinas PU dan
Tata Ruang
1 Dinas PU dan
Tata Ruang
Lingkungan
Hidup
12 Meningkatnya
Penataan Kawasan
Daerah Sesuai Tata
Ruang
1 Jumlah Dokumen
Tata Ruang yang
Diperdakan
Dokumen 1 1 1 1 1 1 2 Pekerjaan
Umum dan
Penataan
Ruang
9 Meningkatnya Kualitas
Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
1 Indeks Kualitas
Lingkungan
Hidup (IKLH)
Dalam
Nilai
76,38 77,21 77,56 78,06 78,56 79,06 79,56
: TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
:
Tujuan 2 : Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Dasar Lainnya
:
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Tingkat Kemiskinan 11,75 11,52 11,22 10,87 10,45 9,95
2 Indeks GINI 0,20 - 0,35 0,20 - 0,35 0,20 - 0,35 0,20 - 0,35 0,20 - 0,35 0,20 - 0,35
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Dinas Ketahanan
Pangan
2 Dinas Pertanian
3 Dinas Perikanan
1 Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Desa
2 Dinas PU dan Tata
Ruang
3 Badan Kesbangpol
4 Dinas Ketahanan
Pangan5 Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
6 Badan Pengelola
Keuangan Daerah
7 Bag Adm.
Pemerintahan
8 Kecamatan
Urusan
V I S I
M I S I 2 Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat secara Merata Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha
Pendukungnya
Satuan
%
Indeks
Indikator Kinerja Tujuan
Pangan
SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
1 Meningkatnya Ketahanan
Pangan
1 Persentase
Peningkatan Pola
Pangan Harapan
(PPH)
Skor - 87,16
SasaranSatuan
Tahun
Dasar
Realisasi Target
88,77 89,1 90,9 92,2 93,5
2 Meningkatnya
Keberdayaan Masyarakat
dan Desa
1 Penurunan Jumlah
Desa Tertinggal (DT)
dan Desa Sangat
Tertinggal (DST)
Berdasarkan Indeks
Desa Membangun
Desa - - - - 5 5 5 Pemberdayaan
Masyarakat dan
Desa
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
MATRIK PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
2014 2015 2016 2017 2018 2019Urusan
Pangan
SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
1 Meningkatnya Ketahanan
Pangan
1 Persentase
Peningkatan Pola
Pangan Harapan
(PPH)
Skor - 87,16
SasaranSatuan
Tahun
Dasar
Realisasi Target
88,77 89,1 90,9 92,2 93,51 Dinas Perumahan
dan Kawasan
Permukiman
2 Dinas PU dan Tata
Ruang
3 Dinas Kesehatan
1 Dinas Sosial
2 Bagian Adm. ESDA
dan Perekonomian
3 Dinas Tenaga Kerja
4 Dinas Perdagangan
5 Dinas Kesehatan
7 Dinas Pertanian
8 Kecamatan
62,183 Meningkatnya Kualitas
Sarana Dasar
Permukiman
1 Persentase Rumah
Tangga yang
Terlayani
Infrastruktur Dasar
%
Sosial
62,28 Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
Permukiman
4 Meningkatnya Kualitas
dan Jangkauan
Pelayanan Sosial
1 Persentase PMKS
Skala Kabupaten
yang Memperoleh
Bantuan Sosial
Untuk Pemenuhan
Kebutuhan Dasar
% 3,22 3,19
61,35 61,45 61,71 61,97 62,08
6,98 26,60 26,73 26,77 26,75
: TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
:
Tujuan 1 : Meningkatnya pelayanan publik yang profesional dan transparanIndikator Kinerja Tujuan :
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 NA NA 60 70 80 90
2 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) NA 78,14 78,87 80 82 85
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Administrasi
Kependudukan
1 Persentase Penduduk
yang Terlayani Adminduk
% 68% 70% 75% 80% 85% 90% 95% Administrasi
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil
1 Dinas
Kependudukan
dan Pencatatan
Sipil
1 Dinas Komunikasi
dan Informatika
2 Bagian Humas
dan Protokol
1 Persentase OPD dengan
Predikat Wilayah Bebas
Korupsi (WBK)
% 3,1 3,1 3,1 3,1 15 46,8 73,4 1 Inspektorat
2 Nilai Maturitas SPIP Skor NA NA NA 2 3 3 3 1 Inspektorat
3 Nilai LPPD Kategori Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
1 Bagian Adm.
Pemerintahan
1 Bagian Organisasi
2 Bappeda
3 Inspektorat
Satuan
Indek Reformasi Birokrasi indeks
indeks
SasaranSatuan
Tahun
Dasar
Realisasi TargetUrusan SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
2
V I S I
M I S I 3 Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif
dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat
3 Meningkatnya Tata
Kelola Pemerintahan
yang Baik
4 Nilai SAKIP Kabupaten
Meningkatnya
Keterbukaan Komunikasi
dan Informasi
1
Pemerintah
Fungsi
Penunjang
B B BBKategori
Penyebarluasan Informasi
Melalui Media Publik
Media 294 301 Komunikasi
dan
Informatika
CC CC CC CC
200 214 239 259 273
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
MATRIK PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
2014 2015 2016 2017 2018 2019Sasaran
SatuanTahun
Dasar
Realisasi TargetUrusan SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
5 Persentase Kompetensi
ASN
% 60 65 70 75 80 85 90 1 Badan
Kepegawaian
Daerah
6 Prosentase Prolegda yang
Ditetapkan Menjadi Perda
% 56 100 100 100 100 100 100 1 Bagian Hukum
7 Hasil Audit Kearsipan
Pemerintah Kabupaten
- - - - 65 70 75 1 Dinas Kearsipan &
Perpustakaan
1 Bagian Organisasi
2 Bagian Umum
3 Sekretariat Dewan
4 OPD
Penyelenggara
Pelayanan Publik
5 Kecamatan
1 Badan Pengelola
Keuangan Daerah
2 Badan Pajak dan
Retribusi Daerah
3 Bagian Keuangan
dan Kepegawaian
4 Bagian
Administrasi
Pembangunan
5 OPD Penghasil
Retribusi
4 Meningkatnya
Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah
1 Opini BPK
3 Meningkatnya Tata
Kelola Pemerintahan
yang Baik
8 Indeks Kepuasan
Masyarakat
WTPWDP WTP WTP WTPOpini
Pemerintah
Fungsi
Penunjang
80 85Nilai
WTP Pemerintah
Fungsi
Penunjang
WDP
- - - - -
: TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT
:
Tujuan 2 : Meningkatnya Kehidupan Masyarakat yang Demokratis, Tertib dan Aman
:
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Bakesbangpol
2 Satpol PP
231 219 207,90 196,35 184,80 173,25 161,70
(tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi)
V I S I
M I S I 3 Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif,
Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan
Bermasyarakat
Satuan
Indeks Rasa Aman indeks
Indikator Kinerja Tujuan
SKPD PelaksanaUraian Indikator Kinerja
1 Meningkatnya
Ketentraman dan
Ketertiban masyarakat
1 Persentase
Pencegahan
Gangguan
Ketentraman dan
Ketertiban Umum
% 43,77
SasaranSatuan
Tahun
Dasar
Realisasi TargetUrusan
1 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
2 Meningkatnya
Penanganan
Penanggulangan Bencana
2 Indeks Risiko
Bencana
skor
Ketentraman,
Ketertiban
Umum dan
Perlindungan
Masyarakat
46,53 53,42 62,12 67,46 82,73 90,55
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
MATRIK PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015 - 2019