DAFTAR CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Arkeologis Bangunan tersebut berada...
-
Upload
truongliem -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of DAFTAR CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Arkeologis Bangunan tersebut berada...
DAFTAR CAGAR BUDAYA TIDAK
BERGERAK
KABUPATEN ROKAN HULU
PROVINSI RIAU
BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA
SUMATERA BARAT
WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
1. Istana Rokan
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 01/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Istana Rokan
Alamat
Jalan Jl. Sultan Panglima Dalam
Dusun/Kampung/Jorong Rokan Koto Ruang
Desa/Kelurahan/Nagari Rokan Koto Ruang
Kecamatan IV Koto Rokan
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 64 km
Ibukota Prov. 198 km
Keletakan Geografis Situs berada dalam areal bentang lahan datar, berada di daerah aliran Sungai Rokan.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua melalui Jalan Sultan Panglima Dalam. Istana Rokan berada di depan Kantor Desa Rokan Koto Ruang.
Letak Astronomis N 00 34’ 01,1” E 100 24’ 25,5” dengan ketinggian
85 mdpl.
Deskripsi Historis Istana Rokan merupakan salah satu peninggalan
Kerajaan Rokan yang merupakan salah kerajaan Islam
yang pernah berkuasa di daerah Rokan Hulu. Istana
Rokan dibangu dengan gaya arsitektur Melayu Rokan
yang khas, dengan ukiran naga-naga yang khas, serta
berbagai ukiran bermotif tumbuhan (flora) yang
menghiasi sisi tertentu istana. Istana ini diperkirakan
dibangun pada abad ke-18 dan telah berusia ± 200
tahun. Di sekitar Istana Rokan juga terdapat
perkampungan penduduk dengan suku dan kaum
yang terdiri dari: Suku Melayu, Suku Bendang, Suku
Patapang, Suku Maeh, Suku Mandahiling, dan Suku
Caniago.
Deskripsi Arkeologis Bangunan tersebut berada pada sebidang tanah yang
dipagari dengan pagar BRC. Bentuk bangunan Istana
Rokan merupakan rumah panggung yang terlihat pada
keberadaan kandang, tiang-tiang yang tinggi dan juga
sandi yang berada di bagian bawah tiang.
Bangunan Istana Rokan, hampir mirip dengan bentuk
rumah tradisional di Minangkabau, namun
lengkungan gonjong sangat rendah bilang
dibandingkan dengan gonjong pada rumah gadang.
Dari sisi depan sangat terlihat kemegahan dari
bangunan, dengan ukuran yang cukup besar dan
dilengkapi dengan ornament yang khas, terutama
ukiran hewan naga.
Pada sisi depan terdapat 3 tangga masuk berbahan
kayu yang masing-masing berjumlah 4 anak tangga.
Pada bagian sisi dalam anak tangga dilengkapi dengan
hiasan berupa ukiran sulur-suluran.
Lantai terbuat dari papan yang memiliki ketinggian 2
meter dari tanah. Jumlah tiang penyangga bangunan
berjumlah 18 buah dengan diameter tiang 25 cm.
Tiang-tiang luar diberi hiasan tempel ukir-ukiran
berbentuk sulur-suluran. Tiang dibagian tangga pintu
masuk berjumlah 6 buah pada bagian atas tiang di
bentuk seperti kuncup bunga melati dalam 2
tingkatan. Bagian dinding bangunan tingkat bawah
dan tingkat atas bermotof polos. Hanya pada lis dasar
dinding bagian bawah diberi ukir-ukiran.
Bangunan istana bertingkat tiga yang keseluruhan
komponen bangunan terbuat dari kayu. Pintu masuk
istana terdapat pada bagian timur istana. Pada bagian
bawah pintu masuk istana terdapat ornament ukiran
berbentuk naga yang saling berhadapan dengan
dipisahkan oleh “bunga”.
Untuk masuk istana kita harus melewati tangga yang
terbuat dari kayu. Pintu satu lagi terdapat di bagian
barat istana, mempunyai tangga dari kayu juga. Lantai
pertama dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruangan
depan yang berukuran 14,9 x 4,2 meter, dan ruangan
belakang yang berukuran 4,1 x 8,9 m. Antara ruangan
depan dan ruangan belakang dihubungkan oleh
sebuah pintu. Di samping kiri kanan ruang belakang
terdapat ruangan kecil (kamar) yang berukuran
masing-masing 4,1 x 3 meter. Pada masing-masing
kamar dapat sebuah pintu. Jendela yang terdapat pada
bangunan tingkat pertama berjumlah 11 buah ,yaitu 4
buah dibagian muka, 1 buah di samping kiri, 1 buah di
samping kanan dan 5 buah di bagian belakang. Tinggi
ruangan tingkat pertama 3,1 meter.
Tingkat kedua merupakan sebuah ruangan berdenah
empat persebi panjang dengan ukuran 14,45 x 7,8
meter. Ruangan ini tanpa jendela, tanpa dinding. Pada
keempat sisi ruangan berbatasan langsung dengan
atap seng. Cahaya masuk melalui dua buah atap
asbes/plastik yang dipasang sebagai penerang
ruangan. Tinggi ruangan ini 2,25 meter
Sedangkan tingkat ketiga/paling atas merupakan
terdapat ruangan yang berukuran 3,1 x 9,2 meter.
Tinggi ruangan bagian tengah 4,11 meter, tinggi
bagian tepi ruangan 1,92 meter. Terdapat 8 jendela,
yaitu bagian muka dan belakang terdapat 3 buah
jendela dan bagian samping terdapat masing – masing
1 buah. Jenis jendela adalah kombinasi antara jendela
panin dan jendela jalusi. Pada bagian pintu terdapat
ornament berupa hewan naga yang saling berhadapan
dengan bentuk yang sedikit panjang bila dibandingkan
dengan naga pada pintu masuk Istana.
Atap bangunan terdiri dari dua tingkat yang terbuat
dari seng. Dua buah atap seng diganti dengan atap
transparan sebagai penerang ruangan tingkat kedua..
Ukuran (Luas) Situs Bangunan Panjang 15,5 m dan lebar 8,25 m
Lahan 30,5 x 44 m
Batas-Batas Situs Utara Rumah Penduduk, Sungai Rokan
Selatan Rumah Penduduk, Jalan Desa
Timur Jalan Desa
Barat Sungai Rokan
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi lama dan sekarang adalah hunian.
Pemilik Kerajaan Rokan
Pengelola Kerajaan Rokan, BPCB Sumatera Barat dan Pemda Kab. Rokan Hulu
Foto
Foto objek
Foto: Pintu gerbang istana rokan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: tampak depan Istana Rokan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Pintu masuk Istana Rokan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Bentuk jendela Istana Rokan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Tampak samping Istana Rokan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Hiasan berbentuk hewan naga di bagian bawah pintu masuk
istana (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Hiasan pada bagian pintu bagian dalam istana (Dok. BPCB
Sumbar 2017)
Foto: Tampak belakang Istana Rokan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan sekitar Istana Rokan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Lingkungan sekitar Istana Rokan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Denah Keletakan
Denah lokasi Istana Rokan (digambar : M.Yusuf,ST)
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
2. Makam Raja-Raja Rokan
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 02/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Makam Raja-raja Rokan
Alamat
Jalan Jl. Sultan Panglima Dalam
Dusun/Kampung/Jorong Rokan Koto Ruang
Desa/Kelurahan/Nagari Rokan Koto Ruang
Kecamatan IV Koto Rokan
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 64 km
Ibukota Prov. 198 km
Keletakan Geografis Situs berada dalam areal bentang lahan datar.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua. Makam berada tidak jauh dari Istana Rokan, berada dipinggir Jalan Sultan Panglima Dalam, berjarak sekitar 100 m dari Istana Rokan.
Letak Astronomis N 00 33’ 57.6” E 100 24’ 23.1” dengan ketinggian 90 mdpl.
Deskripsi Historis Keberadaan kompleks Makam Raja-Raja Rokan ini
tidak bisa dipisahkan dari eksistensi Kerajaan Rokan
pada masa lalu. Secara khusus areal ini merupakan
kompleks makam bagi raja-raja Kerajaan Rokan
keluarga kerajaan yang diperkirakan mulai
difungsikan pada sekitar awal abad ke XVIII atau
tahun 1800an.
Deskripsi Arkeologis Situs Makam berada dilaha datar yang berada tidak
jauh dari Sungai Rokan. Makam raja-raja Rokan
berada dalam kompleks pemakaman umum. Makam
berada di dalam pagar besi yang di bagian dalamnya
terdapat sekitar 6 batang pohon kelapa. Kompleks
makam dilengkapi dengan gerbang/pintu masuk
dalam berbahan bata, semen setinggi 3 m.
Dalam pagar makam setidaknya terdapat 35 makam
yang sudah bercampur antara makam kuna dan
makam baru. Makam raja-raja Rokan sendiri tidak
dapat diindetifikasi, namun dari morfologi nisan
makam diperkirakan makam Raja Rokan berjumlah
tiga (3) makam. Bangunan makam sudah dilengkapi
dengan jirat berbahan batu sungai yang direkatkan
dengan cor semen. Makam sudah dikategorisasikan
pada makam Islam, terlihat pada orientasi nisan
makam sudah Utara-Selatan. Nisan makam Raja Rokan
menggunakan bahan batu granit berwarna abu-abu
kehitaman. Pada makam raja-raja Rokan terdapat dua
bentuk nisan yaitu, bentuk nisan pertama berbetuk
bulat seperti gada dengan ukuran 64 x 18 cm,
sedangkan nisan kedua berbentuk kerucut dengan
ukuran 43 x 18 cm. Kedua bentuk nisan ini terbuat
dari batu andesit yang berbentuk gada.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan -
Lahan 15,5 m x 8,25 m
Batas-Batas Situs Utara Rumah Penduduk, Sungai Rokan
Selatan Pemukiman, Mushala As Solihin
Timur Jalan, pemukiman
Barat Sungai Rokan
Fungsi awal dan fungsi sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah pemakaman
Pemilik Kerajaan Rokan
Pengelola BPCB Sumatera Barat
Foto
Foto objek
Foto: Kompleks Makam Raja-Raja Rokan dari sisi tenggara
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Kompleks Makam Raja-Raja Rokan dari timurlaut
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Raja Rokan dari sisi selatan
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Bentuk nisan makam kuna di Kompleks Makam Raja Rokan
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan Makam Raja Rokan dari timurlaut
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Lingkungan Makam Raja Rokan dari arah baratdaya
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Denah Keletakan
Denah lokasi Makam Raja Rokan
(digambar : M.Yusuf. ST)
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
3. Makam Tengku Joman
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 03/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Makam Tengku Joman
Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong Lubuk Bendahara
Desa/Kelurahan/Nagari Lubuk Bendahara
Kecamatan IV Koto Rokan
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 66 km
Ibukota Prov. 200 km
Keletakan Geografis Situs berada di areal perkebunan sawit dengan bentang lahan datar.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan
roda empat dan dua, dapat ditempuh melalui jalan
raya lubuk bendahara, kemudian dilanjutkan dengan
melewati jembatan dan kemudian dan dari jalan aspel,
memasuki jalan cor semen melewati perkebunan
sawit masyarakat.
Letak Astronomis N 00 41’ 07,3” E 100 28’ 50,1” dengan ketinggian 68 m dpl.
Deskripsi Historis Tengku Joman merupakan salah seorang pembesar
Kerajaan Rokan, tokoh pemuka masyarakat yang
sangat disegani dan dihormati khususnya di IV Rokan
Koto. Secara umum tidak terdapat pertanggalan dan
inskripsi pada struktur makam. Diperkirakan Tengku
Joman ini hidup sekitar tahun 1800-an. Masyarakat
setempat mempercayai bahwa bentuk susunan jirat
makam yang sepintas kilas meyerupai bentuk bintang,
yang masing-masing sudutnya mengandung arti
filosofi yang melambangkan 5 buah suku yang
mendiami Desa Lubuk Bendahara. Kelima suku
tersebut antara lain Suku Mandahiling, Melayu
Chaniago, Piliang, dan Patapang. Pada puncak jirat
terdapat sebuah nisan berbentuk “pattaka” yang di
letakkan di tengah-tengah bangunan makam.
Deskripsi Arkeologis Situs Makam Tengku Joman berada dilingkungan
pemakaman umum dan perkebunan sawit milik
masyarakat. Makam berada di dalam pagar besi
dengan ukuran 17,95 m x 16,65 m. Bangunan makam
Tengku Joman tersebut dikelilingi oleh sebuah parit,
yang lebar paritnya 2m, panjang rata-rata 14 m, dan
tinggi 55 cm.
Dalam pagar makam, tidak hanya makam Tengku
Joman, namun juga setidaknya ada 6 makam lainnya
yakni 1 di bagian utara, 2 di bagian selatan, 2 bagian
barat dan 1 di bagian timur makam.
Jirat makam termasuk unik, terdiri dari 3 tingkat
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Jirat terbuat
dari susuna batu kali yang masih intact. Jirat
pertama/dasar berbentuk segiempat panjang jiratnya
5 m, jirat yang kedua berbentuk belah ketupat dengan
ukuran panjang 3,25 m, lebar 3,20 m dan tinggi 0,28
m, dan jirat ketiga yang berada paling atas dengan
bentuk segiempat mempunyai panjang 1,92 m, lebar
19,2 m dan tinggi 0,23 m. Nisan makam terbuat dari
batu granit warna abu-abu kehitaman. Nisan kepala
dan nisan kaki memiliki ukuran yang hampir sama.
Nisan berukuran tinggi 25 cm, diameter 10 cm.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan Jirat tingkat 1 : Panjang 4,9 m, lebar 4,9 m Jirat tingkat 2: Panjang 3,25 m, lebar 3,20 m Jirat tingkat 3: Panjang 1,92 m, lebar 1,92 m
Lahan 17,95 x 16,65 m
Batas-Batas Situs Utara Pemakaman, Mesjid Al-Jihad
Selatan Pemakaman, perkebunan sawit
Timur Perkebunan sawit
Barat Pemakaman
Fungsi awal dan fungsi sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah pemakaman.
Pemilik Belum diketahui
Pengelola BPCB Sumatera Barat
Foto
Foto objek
Foto: Makam Tengku Joman dari arah utara (Dok. BPCB Sumbar:
2017)
Foto: Makam Tengku Joman dari arah timur
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Tengku Joman dari arah selatan
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Tengku Joman (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Nisan Makam Tengku Joman (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Nisan Makam Tengku Joman (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan Makam Tengku Joman dari arah utara
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Lingkungan Makam Tengku Joman dari arah barat
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Denah Keletakan
Denah lokasi Makam Raja Rokan
(digambar : M.Yusuf) Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
4. Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
04/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu
Alamat
Jalan Jl. Benteng
Dusun/Kampung/Jorong Benteng
Desa/Kelurahan/Nagari Kel. Tambusai Tengah
Kecamatan Tambusai
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 33 km
Ibukota Prov. 167 km
Keletakan Geografis Situs dipinggir sungai (Batang Sosa) dengan bentang lahan datar dan dataran rendah. Areal sekitar benteng merupakan lahan/perkebunan sawit.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat digunakan kendaraan roda
empat dan dua. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda
dan roda 4 hingga lokasi Benteng.
Letak Astronomis N 01 05’ 06.4” E 100 15’ 12.2” ketinggian 55 m dpl.
Deskripsi Historis Secara umum keberadaan Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu
tidak terlepas dari sejarah “Perang Paderi” yang terjadi
diwilayah Sumatera Barat dan daerah-daerah yang
berada disekitarnya. Selain itu keberadaan benteng ini
tidak bisa dilepaskan dari ketokohan Tuanku Tambusai
dalam menentang penjajah Belanda khususnya di daerah
Tambusai (Dalu-Dalu). Pembangunan Benteng ini
diperkirakan sekitar tahun 1830an. Benteng Tujuh Lapis
Dalu-Dalu atau Kubu Aur Berduri ini merupakan benteng
yang terbuat dari tanah berupa gundukan berbentuk
tanggul setinggi ±3 m. Selain itu, disekitar benteng juga
dibangun parit-parit pertahanan. Pembangunan benteng
ini memanfaatkan kondisi lingkungan alam dan geografis
yang sangat strategis. Guna menghambat laju gerakan
musuh, dahulunya di sekitar benteng juga ditanami
dengan bambu serta pos-pos penjagaan ditiap-tiap
penjuru benteng. Pada bagian dalam benteng (tengah),
dahulunya terdapat bangunan-bangunan guna
kepentingan militer. Sebagai catatan Benteng Tujuh Lapis
Dalu-Dalu ini merupakan kubu pertahanan terakhir
“Kaum Paderi” dalam melawan penjajah Belanda yang
dipimpin oleh Tuanku Tambusai. Diperkirakan benteng
ini terakhir difungsikan sekitar tahun 1838.
Deskripsi Arkeologis Secara arkeologis, benteng ini mempunyai keunikan
arsitektur, baik dalam penggunaan teknologi bahan
bangunan maupun bentuknya (denah dasarnya). Secara
fisik, benteng ini terdiri dari tujuh lapis gundukan tanah
dengan ketinggian antara 3 s.d 5 meter. Diantara masing-
masing gundukan tanah terdapat parit dengan lebar
bervariasi antara 5 – 20 meter. Pembuatan gundukan dan
parit ini berfungsi untuk menghalangi musuh masuk.
Berdasarkan bentang alam Tambusai, benteng ini sangat
strategis letaknya. Benteng ini terletak diantara aliran
sungai dan lereng bukit. Dengan kondisi benteng seperti
ini sangat sulit bagi Belanda dapat merebut benteng
karena bentuk benteng berlapis-lapis dan ada sungai
sebagai pemisah dengan dataran di sebelah timur.
Benteng ini merupakan benteng artifisial yang dibuat
masyarakat untuk kubu pertahanan dengan luas 105.000
meter2 dengan ukuran panjang 350 meter dan lebar 300
meter.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan Panjang 350 m, lebar 300 m
Lahan 105.000 m2 (10, 5 Ha)
Batas-Batas Situs Utara Jl. Benteng
Selatan Pemukiman Penduduk
Timur Sungai
Barat Perkebunan
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Dahulu struktur digunakan sebagai tempat pertahanan, sekarang di struktur difungsikan sebagai objek wisata sejarah dan budaya serta pemanfaatan dalam bidang pendidikan (penelitian).
Pemilik Pemda dan Masyarakat Tambusai
Pengelola Pemda dan Masyarakat Tambusai
Foto
Foto objek
Foto: Benteng Dalu-Dalu lapis kelima (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Benteng Dalu-Dalu lapis kelima (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Benteng Dalu-Dalu lapis keenam ((Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan sekitar Benteng Tujuh Lapis Dalu-Dalu (Dok. BPCB
Sumbar: 2017)
Denah Keletakan
Digambar oleh : M.Yusuf, ST
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
5. Makam Kahar
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
05/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Makam Kahar
Alamat
Jalan Jl. Tuanku Tambusai-Dalu-Dalu
Dusun/Kampung/Jorong Benteng
Desa/Kelurahan/Nagari Kel. Tambusai Tengah
Kecamatan Tambusai
Kabupaten/Kota Rokan
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 33 km
Ibukota Prov. 167 km
Keletakan Geografis Situs berada dalam areal bentang lahan datar dengan kontur dataran rendah.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua, dengan menggunakan akses Jl. Tuanku Tambusai-Dalu-Dalu.
Letak Astronomis N 01 04’ 57,8” E 100 15’ 10,3” dengan ketinggian 56 mdpl.
Deskripsi Historis Kerajaan Tambusai merupakan salah satu kerajaan
Melayu di wilayah Rokan Hulu. Raja-raja Kerajaan
Tambusai ini masih memiliki tali persaudaraan dengan
Raja-raja dari Kerajaan Rambah, dimana Kerajaan
Tambusai merupakan cikal bakal Kerajaan Rambah.
Secara umum lokasi ini merupakan kompleks
pemakaman dari Raja-raja Tambusai. Dari sekian
banyaknya makam yang ada di kompleks pemakaman ini,
ketokohan yang bisa diketahui oleh masyarakat hanya
makam Tengku Kahar gelar T. H.Mohamad Sutan Ningat
T. Acman. Oleh karena penamaan kompleks makam ini
dinamai Makam Kahar/Raja Tambusai.
Deskripsi Arkeologis Makam ini berada dalam lahan yang merupakan
kompleks pemakaman umum. Pemakaman ini hingga
sekarang masih difungsikan sebagai pemakaman umum
untuk masyarakat sekitar benteng. Makam ini berbentuk
gundukan tanah setinggi kurang lebih 1,5 m. Di gundukan
tersebut terdapat 2 makam yaitu makam Raja Kahar dan
makam yang belum dapat diketahui dengan pasti
keberadaan tokoh yang dimakamkan. Makam sudah
dapat dikatakan sebagai makam Islam, terlihat dari
orientasi nisan makam yang sudah U-S, yang berarti
sudah menghadap kiblat. Luas gundukan tanah yang
menjadi jirat makam kurang lebih 4 m x 4 m. Sedangkan,
ukuran dan makam adalah 2 m x 1,5 m. Nisan makam
terbuat dari batu granit berwarna abu-abu kehitaman.
Nisan sudah mengalami pengolahan, berjenis nisan tipe
Aceh berbentuk seperti “piala” yang menandakan yang
dimakamkan berjenis kelami laki-laki. Pada nisan bagian
kepala terdapat tulisan arab melayu yang bacaannya
Kahar, yang berarti penanda bahwa tokoh yang
makamkan adalah bernama Kahar. Dalam data sejarah
nama Kahar lebih dikenal Maruhun Qahar yang
merupakan salah satu Raja Kerajaan Tambusai yang di
Dalu-Dalu pada abad ke-XVI Masehi.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 2 m x 1,5 m
Lahan 6,5 m x 5,5m
Batas-Batas Situs Utara Makam
Selatan Makam
Timur Makam
Barat Makam
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi lama dan sekarang adalah pemakaman.
Pemilik Kerajaan tambusai
Pengelola Kerajaan tambusai
Foto
Foto objek
Foto: Makam Raja Kahar dari arah selatan (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Raja Kahar dari arah barat (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Raja Kahar dari arah barat (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Raja Kahar (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Nisan Makam Raja Kahar (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan sekitar makam Raja Kahar
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Denah Keletakan
Digambar oleh : M.Yusuf, ST
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
6. Rumah Boru Namora Suri Andung Djati
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
06/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Rumah Boru Namora Suri Andung Djati
Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong Huta Haiti III
Desa/Kelurahan/Nagari Desa Rambah Tengah Barat
Kecamatan Rambah
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ±9 km
Ibukota Prov. ±143 km
Keletakan Geografis Situs berada dalam bentang lahan datar
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat dan dua.
Letak Astronomis N 00 50’ 32,0” E 100 17’ 52,5” ketinggian 73 mdpl.
Deskripsi Historis Boru Namora Suri Andung Djati merupakan raja dari
Kerajaan Padang Galugur yang berada di Tapanuli
Selatan. Perpindahan Boru Manora ke Pasir Pengaraian
disebabkan Kerajaan Padang Galugur diserang oleh
Kerajaan Siantar dibawah pimpinan Raja Pulungan.
Dalam penyerangan tersebut Kerajaan Padang Galugur
mengalami kekalahan dan Boru Namora bersama dengan
rakyatnya melarikan diri, ke daerah Tambusai sekarang.
Dari Tambusai tersebut mereka menyusuri daerah baru
yang akhirnya menetap di Pasir Pengaraian sekarang
tepatnya di Huta Haiti Kecamatan Rambah.
Peninggalan dari Boru Namora sekarang hanyalah rumah
yang pada awalnya merupakan rumah tinggal dari
keluarga Boru Namora. Perpindahan Boru Namora dari
Tapanuli Selatan ke Pasir Pengarayan diperkiraan pada
abad 16 Masehi.
Deskripsi Arkeologis Pada dasarnya bangunan ini mirip dengan rumah
tradisional suku Mandailing di Tapanuli selatan dengan
bentuk rumah berkolong dan/atau rumah panggung.
Pada bagian bawah kolong dilengkapi dengan batu sandi.
Secara umum, rumah ini terbuat dari bahan mudah lapuk
yaitu kayu, ijuk. Kerangka rumah semuanya berbahan
kayu, termasuk juga bagian dinding, pintu, jendela, lantai
dan tiang rumah. Sedangkan, pada bagian atas (atap)
menggunakan baha ijuk sebagai atap. Di sisi barat dari
Rumah Suri Andung Djati terdapat bagunan panggung
yang merupaka Istana dan juga Balai Adat. Posisi dari
bangunan ini berbentuk panggung dengah jarak dari
tanah sekitar satu meter. Bangunan ini telah mengalami
pemugaran dengan tidak merubah bentuk dan lokasi
awal bangunan tersebut berada. Perubahan yang telah
dialami hanya pada menganti bahan dari bangunan
tersebut yang sudah banyak yang rusak. Dinding
bangunan yang pada awalnya berasal dari kulit ohon
aren telah digantikan dengan papan begitu juga dengan
lantai bangunan tersebut. Ukuran dari bangunan ini
memiliki luas 96 m2 panjang 12 m dan lebar 8 m.
Pada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai tempat
tinggal yang menurut pemilik bangunan didirikan sekitan
abad 17 an. Sekarang bangunan ini hanya digunakan utuk
kegiatan-kegiatan tradisi khususnya di Huta/Desa Haiti.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 12 m x 8 m
Lahan 96 m2
Batas-Batas Situs Utara Perkebunan
Selatan Perkebunan
Timur Rumah Rarangan, Perkebunan
Barat Perkebunan
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi awal: hunian Fungsi sekarang: wisata dan pendidikan
Pemilik Masyarakat (Parlindungan Nasution)
Pengelola Parlindungan Nasution
Foto
Foto objek
Foto: Rumah Boru Namora Suri Andung Djati dari arah depan
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Rumah Boru Namora Suri Andung Djati dari arah samping
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Rumah Boru Namora Suri Andung Djati dari arah samping
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Pintu masuk Rumah Boru Namora Suri Andung Djati
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan Rumah Boru Namora Suri Andung Djati dari arah
jalan (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Lingkungan Rumah Boru Namora Suri Andung Djati dari Rumah
Rarangan (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan 11 Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
7. Makam Sultan Laut Api
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 07/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Makam Sutan Laut Api
Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong Huta Haiti III
Desa/Kelurahan/Nagari Desa Rambah Tengah Barat
Kecamatan Rambah
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ± 9 km
Ibukota Prov. ± 143 km
Keletakan Geografis Situs berada dalam bentang lahan datar
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat dan dua.
Letak Astronomis N 00 50’ 31,6” E 100 17’ 52,6” ketinggian 69 mdpl.
Deskripsi Historis Sutan Laut Api memiliki nama asli Lobih. Lobih merupakan cicit dari Sutan Perempuan, Raja Kerajaan Mandailing yang merupakan sekutu Kerajaan Rambah. Ketokohan dan kepahlawanan Lobih terlihat pada sekitar tahun 1820, ketika terjadi peperangan antara Kerajaan Rambah dengan Kerajaan Rokan IV Koto. Pada masa tersebut, karena Kerajaan Mandailing merupakan sekutu dari Kerajaan Rambah, maka oleh Kerajaan Mandailing Lobih diangkat menjadi pemimpin laskar/pasukan yang akan menghadapi serangan tentara Kerajaan Rokan IV Koto. Berkat bantuan Kerajaan Rambah dan Tambusai, akhirnya perangpun dapat dimenangkan oleh Kerajaan Rambah, Tambusai dan Mandailing. Atas jasa-jasanya dalam peperangan tersebut, Kerajaan rambah memberinya gelar “Sutan Laut Api”.
Deskripsi Arkeologis Makam ini berada di sisi tenggara dari Rumah Suri
Andung Djati dengan jarak sekitar 50 meter. Makam
ini memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 2,5 m makam
ini sudah ditembok dan diberi keramik sehingga
sudah menghilangkan keaslian dari makam ini.
Makam ini pada dasarnyan sudah masuk dalam
kategori makam Islam, karena orientasi nisan sudah
mengarah pada orientasi U-S, namun saat sekarang
lebih pada orientasi TL-BD. Makam masih menyisakan
nisan dengan bahan batu granit, bertipe Nisan Aceh.
Ukuran nisan yaitu nisan kepala tinggi 70 cm, lebar 7
s.d 17 cm, dan nisan kepala tinggi 72 cm, lebar 11 cm
s.d 15 cm.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 5,95 m x 2,5 m
Lahan 12,5 m2
Batas-Batas Situs Utara Perkebunan
Selatan Makam Suri Andung Djati
Timur Perkebunan
Barat Perkebunan
Fungsi awal dan fungsi sekarang Fungsi awal: Makam Fungsi sekarang: Wisata, Pendidikan
Pemilik Ahli waris (Parlindungan Nasution)
Pengelola Ahli waris (Parlindungan Nasution)
Foto
Foto objek
Foto: Makam Sultan Laut Api dari arah depan
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Sultan Laut Api dari arah samping (Dok. BPCB
Sumbar: 2017)
Foto: Nisan Makam Sultan Laut Api (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan sekitar Makam Sultan Laut Api (Dok. BPCB
Sumbar:2017
Denah Keletakan
Tanggal Pendataan 11 Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
8. SDN 001 Rambah (eks Hollands Inlandse School)
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
08/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya SDN 001 Rambah (eks Hollands Inlandse School)
Alamat
Jalan Jl. Diponegoro
Dusun/Kampung/Jorong Rambah
Desa/Kelurahan/Nagari Kel. Pasir Pengaraian
Kecamatan Rambah
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota Bangunan berada di pusat ibukota kabupaten (Pasir Pengaraian)
Ibukota Prov. ± 134 km
Keletakan Geografis Cagar Budaya terletak di daerah yang padat dengan pemukiman serta kantor pemerintahan dengan bentang lahan datar.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat menggunakan roda empat dan roda dua
Letak Astronomis N 00 51’ 53,4” E 100 17’ 41,8” ketinggian 33 m dpl
Deskripsi Historis Bangunan SDN 001 Rambah ini pada awalnya ini
merupakan sekolah pada zaman Kolonial Belanda yaitu
HIS (Hollands Inlandse School) yang dibangun pada tahun
1916. Secara umum HIS merupakan sekolah yang
diperuntukan untuk pribumi. Kurikulum yang dipakai
HIS adalah sesuai yang tercantum dalam Statuta 1914 No.
764, yaitu meliputi semua pelajaran ELS (Europese
Lagere School). Di HIS diajarkan membaca dan menulis
bahasa daerah dalam aksara Latin dan Melayu dalam
tulisan Arab dan Latin dan bahasa Belanda. Latar
belakang berdirinya HIS ini, tidak terlepas dari
perkembangan pendidikan di zaman kolonial Belanda
dan diberlakukannya “Politik Etis” di Indonesia. Secara
umum politik etis ini juga disebutkan sebagai “balas budi”
dari kolonial Belanda kepada daerah jajahan terkait
berbagai perlakukan terhadap daerah jajahannya.
Pengaruh “politik etis” dalam bidang pengajaran dan
pendidikan sangat berperan sekali dalam pengembangan
dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di
Hindia Belanda (Indonesia). Secara umum dasar
didirikannya HIS adalah keinginan yang kuat dari rakyat
Indonesia sendiri untuk mendapatkan pendidikan ala
Barat. Dikemudian hari, hal tersebut akan meningkatkan
taraf pemikiran pemuda-pemudi Indonesia untuk
bergerak menyongsong kemerdekaan dikemudian hari.
Bangunan ini dari dahulu sampai sekarang masih tetap
difungsikan sebagai pusat pendidikan. Sekarang
bangunan ini berada dibawah naungan Dinas Pendidikan
Kab. Rokan Hulu yang difungsikan sebagai sekolah SDN
001 Rambah. Secara umum bangunan ini masih asli
(tanpa perubahan). Sedangkan bangunan sekolah lainnya
pada sisi kiri-kanan bangunan merupakan bangunan
baru.
Deskripsi Arkeologis Bangunan ini persis berada di pinggir jalan raya Pasir
Pengaraian tepatnya depan alun-alun kota. Bangunan
sekolah ini memiliki arsitektur Melayu berbentuk rumah
panggung dengan jarak dari tanah sekitar 1 meter.
Bangunan berdenah empat persegi panjang yang dibagi
atas ruang-ruang dengan jumlah sebanyak 5 ruang.
Bangunan ini memiliki pintu sebanyak 10 buah pintu
dengan tiap ruang memiliki pintu sebanyak 2 buah yaitu
pada bagian depan dan belakang yang posisinya
bersamaan, sedangkan jendela sebanyak 20 buah jendela.
Tinggi bangunan 6 meter dengan panjang 33 m, lebar 6
meter dengan luas 198 m2. Bangunan ini berada dalam
lingkungan sekolah yang mana di samping kiri dan kanan
belakang bangunan ini telah berdiri bangunan baru.
Pada dasarnya bangunan ini belum mengalami
perubahan tapi sudah dilakukan pemugaran dengan
tidak merubah struktur asli dari bangunan ini yang di
pugar pada tahun 2005 oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Rokan Hulu.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 33 m x 6 m (198 m2)
Lahan 3.384 m2
Batas-Batas Situs Utara Perumahan Penduduk
Selatan Jalan
Timur Jalan Diponegoro
Barat Perumahan Penduduk
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Fungsi lama bangunan ini adalah sekolah (pada zaman Belanda). Sekarang bangunan masih tetap difungsikan sebagai sekolah (SDN 001 Rambah).
Pemilik Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu
Pengelola Dinas Pendidikan Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu
Foto
Foto objek
Foto: SDN 001 Rambah tampak depan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: SDN 001 Rambah samping (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Dinding samping SDN 001 Rambah (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Tampak belakang SDN 001 Rambah (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Pintu masuk SDN 001 Rambah (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Sandi bangunan sekolah SDN 001 Rambah (Dok. BPCB
Sumbar:2017)
Foto Lingkungan
Foto: SDN 001 Rambah tampak depan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Denah Keletakan
Digambar oleh : M.Yusuf,S.T
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
9. Kantor KPU Kabupaten Rokan Hulu (Kantor Controleur)
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 09/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Kantor KPU Kabupaten Rokan Hulu (Kantor Controleur)
Alamat
Jalan Jl. Imam Bonjol No. 48
Dusun/Kampung/Jorong
Desa/Kelurahan/Nagari Kel. Pasir Pengaraian
Kecamatan Rambah
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota Bangunan berada di pusat ibukota kabupaten (Pasir Pengaraian)
Ibukota Prov. 134 km
Keletakan Geografis Cagar Budaya terletak di daerah yang padat dengan pemukiman serta kantor pemerintahan dengan bentang lahan datar.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat menggunakan roda empat dan roda dua.
Letak Astronomis N 00 51’ 56,6” E 100 17’ 44,7” ketinggian 64 m dpl
Deskripsi Historis Bangunan merupakan bekas Kantor Controleur
Belanda untuk wilayah Rokan Hulu yang diperkirakan
berdiri pada tahun awal 1900an. Jabatan Controleur
merupakan salah satu jabatan terpenting pada masa
pemerintahanan/birokrasi Belanda pada masa
tersebut. Pejabat-pejabat birokrasi yang terpenting di
daerah adalah Residen, Asisten Residen, Controleur, dan
Aspirant Controleur. Inilah elite birokrasi kolonial
yang dinamakan Binnenlands Bestuur (BB).
Dalam perkembangannya bangunan pernah juga
digunakan untuk Kantor Camat Kecamatan Rambah
waktu masih bergabung dengan Kabupaten Kampar.
Sejak tahun 2005, bangunan ini digunakan sebagai
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Rokan Hulu.
Deskripsi Arkeologis Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan 20, 3
meter x 14, 3 meter dengan tinggi 5.5 meter. Pada
beberpa bagian tertentu bangunan ini sudah
mengalami perubahan terutama pada bagian dalam
yang sudah dibuat sekat-sekat untuk ruangan yang
terbuat dari bahan triplek. Selain dari itu, plafon dari
bangunan ini juga telah mengalami perubahan dari
papan ke triplek. Sekarang bangunan ini memiliki 6
ruangan yang digunakan untuk perkantoran. Atap dari
bangunan ini telah mengalami perubahan dari
genteng tanah ke seng, sedangkan dinding bangunan
ini terbuat dari kayu. Pada bagian depan tiang sudah
diganti dengan beton.Lokasi bangunan ini berada di
pemukiman penduduk dan perkantoran dengan luas
lahan 2500 m2 (50 meter x 50 meter).
Ukuran (Luas) Situs Bangunan Panjang 20, 3 m, lebar 14, 3 m
Lahan 290,29 m2
Batas-Batas Situs Utara Perumahan penduduk
Selatan Jl. Riau/Imam Bonjol
Timur Rumah Dinas Wakil Bupati Kab. Rokan Hulu
Barat Jl. Imam Bonjol
Fungsi awal dan fungsi sekarang Pada awalnya bangunan ini digunakan sebagai kantor
Controleur. Sekarang bangunan digunakan oleh KPU
Kab. Rokan Hulu. Berdasarkan hal tersebut fungsi
awal bangunan dari awal berdiri sampai sekarang
masih difungsikan sebagai pusat/kantor
pemerintahan.
Pemilik Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu
Pengelola Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu
Foto
Foto objek
Foto: Kantor KPU Kabupaten Rokan Hulu (Kantor Controleur)
tampak depan (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Kantor KPU Kabupaten Rokan Hulu (Kantor Controleur)
tampak samping (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Dinding samping bangunan Kantor KPU Kabupaten Rokan
Hulu (Kantor Controleur) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Jendela samping bangnan Kantor KPU Kabupaten Rokan Hulu
(Kantor Controleur) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan sekitar Kantor KPU Kabupaten Rokan Hulu
(Kantor Controleur) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Denah Keletakan
Digambar oleh : M.Yusuf,ST
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
10. Rumah Controleur Belanda (Rumah Dinas Wakil Bupati Kab. Rokan Hulu )
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
10/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Rumah Controleur Belanda (Rumah Dinas Wakil Bupati Kab. Rokan Hulu )
Alamat
Jalan Jl. Riau
Dusun/Kampung/Jorong -
Desa/Kelurahan/Nagari Kel. Pasir Pengaraian
Kecamatan Rambah
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota Bangunan berada di pusat ibukota kabupaten (Pasir Pengaraian).
Ibukota Prov. ±134 km
Keletakan Geografis Cagar Budaya terletak di daerah yang padat dengan
pemukiman serta kantor pemerintahan dengan bentang
lahan datar.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat menggunakan roda empat
dan roda dua.
Letak Astronomis N 00 51’ 57,9” E 100 17’ 46,6” ketinggian 64 m dpl.
Deskripsi Historis Bangunan ini pada awalnya merupakan Rumah Dinas
dari “Controleur” atau pejabat Kolonial Belanda untuk
wilayah Rokan Hulu. Bangunan ini diperkirakan didirikan
sekitar awal tahun 1900an yang berbarengan dengan
Kantor Controleur (KPU sekarang ) dan Sekolah Rakyat
(SDN 001 Rambah). Sekarang bangunan difungsikan
sebagai Rumah Dinas Wakil Bupati Kabupaten Rokan
Hulu.
Jabatan Controleur merupakan salah satu jabatan
terpenting pada masa pemerintahanan/birokrasi
Belanda pada masa tersebut. Pejabat-pejabat birokrasi
yang terpenting di daerah adalah Residen, Asisten Residen,
Controleur, dan Aspirant Controleur. Inilah elite birokrasi
kolonial yang dinamakan Binnenlands Bestuur (BB).
Deskripsi Arkeologis Bangunan ini berbentuk panggung dengan jarak dari
tanah 1 meter. Bangunan ini memiliki panjang 12 meter
dengan lebar 8 meter. Pada bagian samping kanan
terdapat bangunan tambahan yang menyatu dengan
bangunan induk dengan ukuran 30 meter x 3 meter. Pada
dasarnya bangunan ini belum mengalami perubahan.
Bangunan ini terbuat dari kayu dengan alas bawah (yang
berhubungan langsung dengan tanah terbuat dari
semen/tembok.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 8 m x 12 m (96 m2)
Lahan 1,312 m2
Batas-Batas Situs Utara Pemukiman penduduk
Selatan Kantor KP
Timur Jl. Imam Bonjol
Barat Jalan Veteran
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Dari awalnya berdirinya sampai dengan sekarang bangunan ini difungsikan sebagai rumah hunian.
Pemilik Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu
Pengelola Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu
Foto
Foto objek
Foto: Tampak depan Rumah Controleur Belanda (Rumah Dinas Wakil
Bupati Kab. Rokan Hulu ) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Bagian depan Rumah Controleur Belanda (Rumah Dinas Wakil
Bupati Kab. Rokan Hulu ) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Tampak samping Rumah Controleur Belanda (Rumah Dinas
Wakil Bupati Kab. Rokan Hulu ) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Dinding samiping bangunan Controleur Belanda (Rumah Dinas
Wakil Bupati Kab. Rokan Hulu ) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan sekitar Rumah Controleur Belanda (Rumah Dinas
Wakil Bupati Kab. Rokan Hulu ) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Lingkungan sekitar Rumah Controleur Belanda (Rumah Dinas
Wakil Bupati Kab. Rokan Hulu ) (Dok. BPCB Sumbar:2017)
Denah Keletakan
Digambar oleh : M.Yusuf,ST
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
11. Makam Raja-Raja Rambah
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya
11/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Makam Raja-Raja Rambah
Alamat
Jalan Jl. Raya Lintas Pasir Pengaraian- Dalu-Dalu
Dusun/Kampung/Jorong Parak Pisang
Desa/Kelurahan/Nagari Desa Rambah Tengah
Kecamatan Rambah
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota ±9 km
Ibukota Prov. ±143 km
Keletakan Geografis Areal sekitar Cagar Budaya merupakan lahan yang
ditumbuhi semak belukar dan pepohonan dengan
bentang lahan yang datar.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat menggunakan roda empat
dan roda dua.
Letak Astronomis N 00 55’ 27,4” E 100 17’ 46,6” dengan ketinggian 60 m dpl
Deskripsi Historis Keberadaan Kompleks makam Raja-Raja Rambah ini
tidak terlepas dari eksistensi Kerajaan Rambah. Kerajaan
Rambah merupakan salah satu dari lima Kerajaan Melayu
di daerah Rokan Hulu dengan ibukota kerajaan yang pada
awalnya berada dipinggir sungai Rokan Kanan namun
dipindahkan ke Pasir Pengaraian. Kerajaan diperkirakan
berdiri sekitar pertengahan abad ke XVII Masehi dan
sudah menganut Agama Islam. Kerajaan Rambah ini
memakai sistem Raja Empat Selo yaitu tiga anak raja, satu
anak raja-raja. Secara hierarki, Kerajaan ini masih
memiliki pertalian saudara dengan Kerajaan Tambusai.
Pendiri Kerajaan adalah Raja Muda beserta rombongan
Sutan Perempuan. Raja Muda adalah anak dari Raja
Kerajaan Tambusai, sedangkan rombongan dari Sutan
Perempuan berasal dari Penyabungan. Mereka mencari
lokasi kerajaan dengan mengikuti arus sungai ke hulu.
Mereka menemukan satu lokasi yang dianggap tepat dan
menjadikannya sebagai kerajaan. Bekas Kerajaan
Rambah saat ini telah dimekarkan menjadi 4 kecamatan
yaitu: Kecamatan Rambah, Kecamatan Rambah Samo,
Kecamatan Rambah Hilir, dan Kecamatan Bangun Purba.
Dari hasil pantauan pada salah nisan di kompleks makam
ini, terdapat angka tahun yang menunjukkan 1292 H atau
sekitar 1871 m. Dalam kompleks makam tersebut,
setidaknya ada sebelas (11) Raja Rambah yang
dimakamkan, diantataranya adalah : 1. Gapar Alam Jang
Dipertuan Muda, 2. Mangkoeta Alam Jang Dipertuan
Djumadil Alam, 3. Teonggol Kuning yang dipertuan Besar
Alam Sakti, 4. Poetra Mansyoer, 5. Soeloeng Bakar yang
Dipertuan Besar, 6. Abdoel Wahab Yang Dipertuan Besar
(Alm. Kajo), 7. Ali Domboer Jang Dipertuan Besar (Alm.
Saleh), 8. Sati Lawi Jang Dipertuan Besar (Alm. Pandjang
Janggoet), 9. Sjarif Jahja Jang Dipertuan Moeda, 10.
Ahmad Kosek Jang Dipertuan Djoemadil Alam, 11.
Muhammad Sjarif Jahja Jang Dipertuan Besar (Alm. Besar
Tangan Sebelah)
Raja-raja Rambah yang dimakamkan di lokasi ini
diantaranya adalah YDM. T. Muh. Syarif, YDM. T Jumadil
Alam. Makam ini terakhir digunakan pada tahun 1902.
Deskripsi Arkeologis Pemakaman ini merupakan kompleks pemakaman raja-
raja Rambah yang kedua. Lokasi pertama berada di
Kampung Rambahan Tanjung Beling. Secara arkeologis,
makam raja-raja rambah mengunakan nisan tipe Aceh.
Keberadaan kompleks makam ini diperkirakan mulai ada
pada awal tahun 1800-an. Kompleks pemakaman ini
dahulunya berada dalam kompleks istana Kerajaan
Rambah yang berada di pinggir sungai Rokan Kanan
dengan jarak sekitar 250 meter dari jalan raya Pasir
Pengaraian - Dalu-Dalu dengan jalan menuju lokasi
pemakaman sudah ditembok. Luas dari komplek
pemakaman Raja-Raja Rambah ini sekitar 600 m2 dengan
panjang 30 meter dan lebar 20 meter. Luas keselurahan
dari lokasi ini menurut data yang diperoleh seluas 4 ha.
Dalam areal 600 m2 tersebut terdapat 27 makam besar
dan kecil. Menurut data makam yang kecil merupakan
makam keluarga dari keluarga kerajaan.
Sekeliling dari kompleks pemakaman ini dilindungi parit
dengan lebar 2 dengan kedalaman sekitar 2 s.d 3 meter.
Lingkungan dari kompleks pemakaman ini dilindungi
oleh pohan beringin sehingga menyebabkan beberapa
makam yang berada dalam akar-akar pohon tersebut
menjadi terancam kerusakan.
Makam ini berorientasi utara-selatan dengan tipe nisan
Aceh. Selain itu makam ini juga membedakan antara laki-
laki dan perempuan. Jenis tipe nisan laki-laki berbentuk
bulat sedangkan perempuan berbentuk pipih yang tiap
makam memiliki motif yang berbeda. Tinggi dari nisan
yang masih utuh sekitar 50 s.d 100 cm. dari hasil
pantauan pada salah nisan terdapat angka tahun yang
menunjukkan 1292 H atau sekitar 1871 m.
Sekitar pemakaman tersebut terdapat sebuah kolam
yang merupakan tempat pemandian dari keluarga raja.
Kolam tersebut sampai sekarang masih ada yang terbuat
dari tanah liat. Raja Rambah yang dimakamkan di lokasi
ini diantaranya adalah YDM. T. Muh. Syarif, YDM. T
Jumadil Alam. Makam ini terakhir digunakan pada tahun
1902.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 600 m2
Lahan 600 m2
Batas-Batas Situs Utara Hutan
Selatan Hutan
Timur Hutan
Barat Hutan
Fungsi awal dan fungsi sekarang
Pemakaman
Pemilik Masyarakat dibawah koordinasi Kerajaan Rambah
Pengelola Masyarakat dibawah koordinasi Kerajaan Rambah
Foto
Foto objek
Foto: Tampak Depan Makam Raja-Raja Rambah
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Raja-Raja Rambah (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Raja-Raja Rambah (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam Raja-Raja Rambah (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Nisan tipe Aceh di Makam Raja-Raja Rambah
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan Makam Raja-Raja Rambah
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Gapura Makam Raja-Raja Rambah (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Denah Keletakan
Digambar oleh : M.Yusuf,ST
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
12. Komplek Makam Tuan Guru Koto Tangah
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 13/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Komplek Makam Tuan Guru Koto Tangah
Alamat
Jalan Jl. Syech Abdul Wahab Rokan
Dusun/Kampung/Jorong Kepenuhan Tengah
Desa/Kelurahan/Nagari Kepenuhan Tengah
Kecamatan Kepenuhan
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 32 km
Ibukota Prov. 166 km
Keletakan Geografis Situs berada dalam areal bentang lahan datar dengan
kontur dataran rendah.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda
empat dan dua. Lokasi makam berada di lingkungan
Masjid Raya At-Taqwa Koto Tengah yang berada
dipinggir jalan raya Syech Abdul Wahab Rokan. Lokasi
juga tidak jauh dari Istana Kerajaan Kepenuhan.
Letak Astronomis N 01 05’ 02.6” E 100 33’ 22.2” ketinggian 28 m dpl
Deskripsi Historis Secara umum pada areal makam terdapat 4 buah
makam. Tokoh yang bermakam di areal ini antara lain:
(1). H. Yahya Ansoruddin Bin H. Abdul Karim, (2). KH.
Abas Bin Duka, (3). Syech Mukhsin Bin KH. Abas, (4).
KH. Muda Bin KH. Abas. H. Yahya Ansyoruddin
merupakan tokoh penyebar agam Islam di Kepenuhan
umumnya dan di Koto Tengah Khususnya.
Deskripsi Arkeologis Makam ini berada diarea pemakaman umum
masyarakat Koto Tengah. Makam berada di sisi barat
dari bangunan Masjid Raya At-Taqwa Koto Tengah.
Makam dilengkapi dengan bangunan cungkup
permanen, dengan dinding bata atap seng, dan lantai
yang dilapisi dengan keramik warna putih. Dalam
bangunan cungkup terdapat 4 makam kuna yaitu 1.
Makam H. Yahya Ansoruddin Bin H. Abdul Karim, 2.
Makam KH. Abas Bin Duka, 3. Makam Syech Mukhsin
Bin KH. Abas, 4. Makam KH. Muda Bin KH. Abas.
Makam ini tidak memiliki cirri khas, hanya seperti
makam biasa. Makam ini berada dalam ruangan
dengan ukuran luas 24 meter² dengan panjang 6
meter serta lebar 4 meter yang berlokasi dalam
perkarangan masjid Koto Tangah Makam sudah
dilengkapi dengan jirat dari kayu balok. Keempat
makam kuna tidak memiliki nisan, sebagai
penggantinya dibuatkan prasasti yang berisi nama
dan tahun wafatnya. Adapula pada bagian nisan
kepala diberi kain putih dari peziarah yang dating.
Dibagian permukaan makam diberi batu kerikil warna
putih, krem dan coklat muda.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 6 m x 4 m (24 m2)
Lahan 24 m2
Batas-Batas Situs Utara Pemakaman
Selatan Pemakaman
Timur Masjid
Barat Pemakaman
Fungsi awal dan fungsi sekarang Fungsi lama: Makam Fungsi sekarang : Wisata religi, pendidikan
Pemilik Kerajaan Rokan
Pengelola Kerajaan Rokan
Foto
Foto objek
Foto: Bangunan cungkup di Komplek Makam Tuan Guru Koto
Tangah (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Makam H. Yahya Ansoruddin Bin H. Abdul Karim
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan Komplek Makam Tuan Guru Koto Tangah yang
berada di barat Mesjid Raya At-Taqwa (Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Foto: Lingkungan Komplek Makam Tuan Guru Koto Tangah
(Dok. BPCB Sumbar: 2017)
Denah Keletakan
Digambar oleh : M.Yusuf, ST
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum
13. Makam Raja Kepenuhan
KOMPONEN DATA
DATA TEKNIS
Nomor Inventaris Cagar Budaya 14/BCB-TB/B/05/2007
Nama Cagar Budaya Makam Raja Kepenuhan1
Alamat
Jalan -
Dusun/Kampung/Jorong -
Desa/Kelurahan/Nagari Kel. Kepenuhan Tengah
Kecamatan Kepenuhan
Kabupaten/Kota Rokan Hulu
Provinsi Riau
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab./Kota 32 km
Ibukota Prov. 166 km
Keletakan Geografis Situs berada dalam areal bentang lahan datar, lokasi
makam berada tidak jauh dari Sungai Rokan, berjarak
kurang lebih 20 m.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda
empat dan dua.
Letak Astronomis N 01 04’ 38,1” E 100 32’ 33,3” ketinggian 39 mdpl.
Deskripsi Historis Eksisitensi dari Kerajaan Kepenuhan ini sezaman
dengan Kerajaan Rambah, Kerajaan Tambusai serta
Kerajaan Kunto Darussalam yakni sekitar tahun
1800an. Secara umum raja-raja dari Kerajaan
Kepenuhan masih memiliki kaitan atau hubungan
saudara dengan kerajaan Rambah dan Tambusai.
Lokasi ini merupakan areal yang diperuntukan bagi
pemakaman Raja-raja Kepenuhan. Kedekatan
hubungan antara kerajaan-kerajaan tersebut diatas,
salah satunya dapat dilihat dari persamaan bentuk
nisan yang ada di kompleks Makam Raja-raja
Kepenuhan ini dengan komplek Makam Raja-raja
Tambusai dan komplek Makam Raja-raja Rambahan.
Deskripsi Arkeologis Secara umum kompleks Pemakaman Raja-Raja
Kepenuhan terletak pada areal semak belukar. Pada
umumnya makam-makam yang berada disini
gundukannya terbuat dari tanah dengan nisan yang
hampir sama dengan nisan yang ada pada pemakaman
Raja-raja Rambah. Orientasi dari makam ini utara
selatan. Dari beberapa nisan yang didata ada beberapa
nisan yang memiliki ukiran berbentuk kelopak
bunga/flora. Dari sekian banyak makam yang ada
dalam kompleks pemakaman tersebut, yang bisa
1 Nama makam yang masih teridentifikasi adalah Makam Tuanku Badarah Putih/Darah Putih
diketahui sampai sekarang hanyalah satu makam
yaitu makam Tuanku Badarah Putih yang memiliki
panjang 2,75 m dan lebar 2,5 m. Nisan hanya satu
(nisan kepala) berbahan tanah liat dengan tinggi 39
cm, diameter atas 9 cm dan diameter bawah 23 cm.
Nisan dilapisi dengan kain putih. Luas kompleks
pemakaman ini sekitar 1,5 hektar dengan panjang 150
meter dan lebar 100 m. Sekarang pemakaman ini tidak
dipakai lagi untuk kuburan. Sekeliling dari kompleks
pemakaman ini ditanami pohon sawit.
Ukuran (Luas) Situs Bangunan 2,75 x 2,5 (6,8 m2 )
Lahan 15.000 m2
Batas-Batas Situs Utara Perkebunan
Selatan Perkebunan
Timur Sungai
Barat Perkebunan
Fungsi awal dan fungsi sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah pemakaman.
Pemilik Ahli waris Kerajaan Kepenuhan
Pengelola Ahli waris Kerajaan Kepenuhan
Foto
Foto objek
Foto: Tampak depan Makam Tuanku Badarah Putih
(Dok. BPCB Sumbar:2017)
Foto: Tampak samping Makam Tuanku Badarah Putih
Foto: Makam Tuanku Badarah Putih/Darah Putih (Dok. BPCB
Sumbar:2017)
Foto Lingkungan
Foto: Lingkungan Makam Tuanku Badarah Putih/Darah Putih
(Dok. BPCB Sumbar:2017) Denah Keletakan
Digambar oleh : M.Yusuf, ST
Tanggal Pendataan Juni 2017
Pengentri Data Dodi Chandra, S.Hum